BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
43
BAB III
ANALISA DAN DESAIN SISTEM
3.1 Deskripsi Sistem
Webmap yang akan dibuat pada penelitian ini merupakan webmap untuk
mengetahui peruntukan lahan permukiman di Kabupaten Gresik. Dengan adanya
webmap ini diharapkan mampu dalam membantu badan pemerintahan maupun
developer perumahan untuk menentukan lahan permukiman yang cocok. Sistem ini
dirancang berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditentukan oleh pihak badan
pemerintahan, sehingga penyusunan sistem ini dibuat berdasarkan acuan dan
pedoman yang real dari badan pemerintahan.
Secara garis besar, sistem ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu peta dasar dan peta
analisa.
1. Peta Dasar
Pada interface awal, webmap akan menyajikan peta dasar Kabupaten Gresik
dengan menampilkan layer sebagai berikut :
a. Batas Administrasi Desa
b. Tanah
c. Kelerengan
d. Permukiman
e. Industri
f. Sungai
44
g. JalanSarana Pendidikan (Sekolah SD, SMP, SMA, Universitas, dan
Perpustakaan)
h. Sarana Kesehatan (Rumah Sakit dan Puskesmas)
Pada bagian ini, pengguna bisa secara bebas menentukan layer mana saja
yang ingin ditampilkan atau disembunyikan.
2. Peta Analisis
Kemudian pada layer sungai, jalan, sarana pendidikan, dan sarana kesehatan
juga memiliki layer tambahan, dimana layer tambahan ini merupakan layer hasil
buffer yang akan menampilkan batasan – batasan lokasi nya, layer inilah yang nanti
nya akan diperhitungkan bobot nya berdasarkan batasannya.
Peta analisis ini dibagi menjadi beberapa bagian berikut :
a. Peta analisis tanah
Peta analisis tanah ini menjelaskan beberapa jenis tanah di berbagai wilayah.
Tabel 3.1 Bobot Jenis Tanah
Jenis Tanah Bobot
Aluvial kelabu tua dengan endapan tanah liat 5
Aluvial hidromof dengan endapan tanah liat 4
Aluvial kelabu dengan endapan tanah liat 3
Mediteran coklat merah san litosol dengan bahan induk batu kapur 2
Grumusol kelabu tua dengan endapan tanah liat 1
45
b. Peta analisis kelerengan
Peta kelerengan yang didapat ini berdasarkan digitasi ulang dari layer kontur
yang kemudian dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi peta kelerengan,
berikut ini tingkat pembobotan peta analisis kelerengan :
Tabel 3.2 Bobot Kelerengan
Tingkat kemiringan Bobot
0 – 8 % 5
8 – 15 % 4
15 – 25 % 3
25 – 45 % 2
> 45 % 1
c. Peta analisis akses jalan
Peta analisis akses jalan ini menunjukkan wilayah mana yang dekat dengan
akses jalan dan wilayah mana yang tidak tersentuh akses jalan raya, berikut
table pembobotannya :
Tabel 3.3 Bobot Jarak Jalan Raya
Jarak dari jalan raya Bobot
0 – 500 m 5
500 m – 1 km 3
> 1 km 1
d. Peta analisis jangkauan industri
Peta ini menunjukkan jangkauan industri, dimana semakin dekat dengan
industri, akan semakin buruk. Berikut tabel bobot nya :
46
Tabel 3.4 Bobot Jarak dari Industri
Jarak dari industri Bobot
0 – 500 m 3
> 500 m 1
e. Peta analisis jarak sungai
Peta ini menunjukkan jarak sekeliling sungai, dimana lebih dekat dari sungai,
maka nilah bobot nya juga semakin tinggi.
Tabel 3.5 Bobot Jarak dari Sungai
Jarak dari sungai Bobot
0 – 1 km 5
1 – 2 km 3
> 2 km 1
f. Peta analisis jangkauan sarana kesehatan
Peta ini menunjukkan wilayah mana yang dekat dengan jangkauan sarana
kesehatan, semakin dekat dengan wilayah sarana kesehatan, maka bobot nya
juga semakin tinggi. Berikut datanya :
Tabel 3.6 Bobot Jarak dari Sarana Kesehatan
Jarak dari sarana kesehatan Bobot
0 – 1,5 km 5
1,5 – 2,5 km 3
> 2,5 km 1
47
g. Peta analisis jangkauan sarana pendidikan
Peta ini menunjukkan wilayah mana yang dekat dan jauh dari daerah sarana
pendididkan, berikut tabel analisis nya :
Tabel 3.7 Bobot Jarak dari Sarana Pendidikan
Jarak dari sarana pendidikan Bobot
0 – 2 km 5
2 km – 4 km 3
> 4 km 1
Disamping itu, pengguna juga bisa melihat lokasi – lokasi persebaran
permukiman, industri, sarana kesehatan, sarana pendidikan, dan sebagainya di
Kabupaten Gresik ini. Pada tahap selanjutnya, pengguna bisa melihat data apa saja
yang terdapat di masing – masing layer. Misalkan pengguna ingin mengetahui data
lengkap suatu wilayah yang bernama Desa Driyorejo, maka sistem akan
menampilkan keseluruhan data yang terdapat pada wilayah tersebut.
Setelah pengguna melihat – lihat data yang telah disajikan, pengguna bisa
membuka satu layer khusus dimana layer ini merupakan hasil dari perhitungan dan
penggabungan dari semua layer. Layer ini menampilkan lokasi – lokasi / wilayah
mana saja yang cocok dan tidak cocok untuk permukiman. Didalam layer ini terbagi
menjadi 5 kelas, yaitu :
1. Kelas bernilai 5 (hijau tua) yang menandakan sangat cocok
2. Kelas bernilai 4 (hijau muda) yang menandakan cocok
3. Kelas bernilai 3 (kuning) yang menandakan sedang
4. Kelas bernilai 2 (orange) yang menandakan tidak cocok
48
5. Kelas bernilai 1 (merah) yang menandakan sangat tidak cocok
Dari pewarnaan kelas inilah, pengguna bisa mendapatkan informasi lokasi
atau wilayah mana saja yang berpotensi untuk dijadikan lokasi / wilayah
permukiman dan lokasi / wilayah mana saja yang sangat tidak cocok untuk
permukiman. Pada pilihan terakhir, pengguna juga bisa mengetahui lokasi
permukiman mana yang saat ini berpotensi dan telah sesuai dengan rekomendasi
dari badan pemerintahan, dan lokasi permukiman mana yang tidak berpotensi.
3.2 Entitas Luar
Pada webmap ini terdapat entitas luar yang saling berhubungan dan
memiliki peran masing – masing. Peran dari entitas tersebut akan diuraikan sebagai
berikut :
1. Webmap Peruntukan Lahan Permukiman Kabupaten Gresik.
Webmap ini akan memberikan informasi tentang persebaran permukiman,
persebaran industri, posisi sungai, letak jalan, jenis tanah di tiap – tiap wilayah,
dll. Dari informasi tersebut, bisa diketahui lokasi / wilayah mana yang cocok
untuk permukiman.
2. Pengguna (Investor / Developer Perumahan)
Pengguna disini berperan sebagai investor atau developer perumahan yang bisa
memanfaatkan webmap untuk mengetahui wilayah peruntukan permukiman
yang berpotensi.
49
3. Administrator
Administrator yang dimaksud disini ialah Badan Perencanaan, Penelitian dan
pembangunan Daerah yang bertugas untuk mengupdate data pada sistem
webmap, sehingga ketika ada data baru akan segera diupdate dan digenerate
ulang untuk mendapatkan hasil yang optimal.
3.3 Pelaku Sistem
Pelaku sistem dalam Webmap untuk mengetahui peruntukan lahan
permukiman di Kab. Gresik ini adalah Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pembangunan Daerah di Kabupaten Gresik yang bertugas sebagai administrator
Webmap.
3.4 Kebutuhan Data
Dalam membuat Sistem Informasi Geografis ini membutuhan data – data
yang valid dan real, dimana data ini hanya berupa shapefile yang didapatkan dari
Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah.
Data tersebut antara lain :
1. Shapefile batas administrasi desa (Polygon)
2. Shapefile sungai (Polyline)
3. Shapefile jalan (Polyline)
4. Shapefile kontur (Polyline)
5. Shapefile jenis tanah (Polygon)
6. Shapefile eksisting lahan (Polygon)
50
Dari ke 6 file tersebut, kemudian di digitasi ulang dan diambil data data pokok yang
dibutuhkan. Sebagai contoh file eksisting lahan yang terdapat banyak data yang
tidak dibutuhkan, maka pada file ini di ekstrak data yang penting saja. Begitu juga
data kelerengan didapatkan setelah proses digitasi ulang file kontur.
Kemudian untuk data lainnya seperti sarana kesehatan (Point) dan sarana
pendidikan (Point) didapatkan dari website infogresik.com yang kemudian di
digitasi ulang, agar data yang didapatkan bisa di korelasikan dengan data yang
lainnya.
3.5 Model Proses
Dalam perancangan aplikasi sistem informasi geografis ini diperlukan
analisa terlebih dahulu terhadap data – data yang ada, sehingga dengan adanya
analisa dan proses yang benar akan menghasilkan sebuah sistem pendukung
keputusan yang mampu menjelaskan logika dan mentransformasikan dari data
masukan menjadi data keluaran. Berikut ini prosedur dan proses dalam menentukan
kesesuaian lahan permukiman
3.5.1 Prosedur dan Proses
Prosedur dan Proses ini bertujuan untuk memperjelas dan menunjukkan
sebuah proses dalam alur dan cara kerja sebuah sistem. Dengan adanya prosedur
dan proses ini, diharapkan sistem yang akan dibuat akan berjalan sesuai dengan
prosedur. Berikut ini prosedur dan proses yang disusun dalam bentuk diagram
berjenjang.
51
Gambar 3.1 Diagram Berjenjang
Pada proses pada diagram diatas adalah proses yang terjadi pada Webmap
untuk mengetahui peruntukan permukiman di Gresik. Di dalam diagram ini
digambarkan sistem utama memiliki 3 jenis proses, yaitu Manajemen Data, Analisa
kesesuaian lahan, dan Laporan analisa data. Masing – masing proses memiliki sub
proses lagi, diantaranya :
1. Manajemen data memiliki sub proses data spasial dan data atribut. Data ini
diperoleh dari Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah.
2. Kemudian proses Analisa kesesuaian lahan memiliki sub proses analisa potensi
lahan dan analisa kesesuaian permukiman. Data inilah yang saya olah
sedemikian rupa sehingga mendapatkan suatu keputusan untuk mengetahui
lahan permukiman yang berpotensi di Gresik.
Webmap untuk mengetahui
peruntukan lahan
permukiman di Kab. Gresik
Manajemen
Data
Analisa
Kesesuaian Lahan
Laporan
Analisa Data
Analisa Potensi
Lahan
Analisa Kesesuaian
Permukiman
1
1.1 1.2 1.3
1.2.1 1.2.2
52
3. Sedangkan proses laporan analisa data hanya memiliki satu sub proses, yaitu
laporan hasil analisa. Laporan ini yang diperlukan Badan Perencanaan,
Penelitian dan Pembangunan Daerah. Yang kemudian Badan pemerintahan ini
menggunakan laporan itu untuk menentukan persebaran permukiman. Selain
itu para developer perumahan juga bisa mengajukan izin atau meminta
informasi ke badan pemerintahan tentang lahan permukiman yang berpotensi
terletak di wilayah mana.
3.5.2 Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) adalah Alat yang digunakan pada metodelogi
pengembangan sistem terstruktur (Struktur Analys And Design). Fungsi DFD
untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem yang baru akan
dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana
data tersebut mengalir dan data tersebut akan disimpan. Selain dapat
menggambarkan arus data dalam sistem dengan terstruktur, DFD juga merupakan
dokumentasi dari sistem yang baik.
Proses Analis merupakan perangkat dari power designer yang
memungkinkan user untuk mempresentasikan proses di dalam sistem informasinya
Context Diagram untuk Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan
Permukiman di Kabupaten Gresik.
DFD pada Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman di
Kabupaten Gresik ini tediri dari proses Context Diagram, DFD Level 1 hingga
DFD level 2.
53
a. Context Diagram
Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman di Kabupaten
Gresik. Pada context diagram ini menunjukkan semua proses dalam satu proses
tunggal (proses 0). Yang dapat dilihat pada gambar External Entity yang
menerima informasi dari atau memberikan informasi ke sistem ada dua.
Gambar 3.2 Diagram Konteks
Pada DFD Context diagram diatas menjelaskan bahwa Badan Perencanaan,
Penelitian, dan Pembangunan Daerah memberikan / menginput data Industri,
permukiman, administrasi desa, sarana kesehatan, sarana pendidikan, kelerengan,
tanah, jalan, dan sungai. Kemudian sistem melakukan perhitungan analisa terhadap
Data Sungai
Data Jalan
Data Tanah
Data Kelerengan
Data Sarana
Pendidikan
Data Sarana Kesehatan
Data Administrasi
Desa
Data Permukiman
Data Industri
Badan
Perencanaan,
Penelitian dan
Pembangunan
Daerah
Badan
Pemerintahan
dan Investor
1
GIS Peruntukan
Permukiman
Data potensi lahan
permukiman
Data Kondisi
Permukiman
Informasi potensi
lahan permukiman
Informasi Kondisi
Permukiman
Laporan peruntukan
lahan permukiman
Laporan kondisi
permukiman
54
data tersebut. Setelah itu Badan pemerintahan, developer perumahan dan investor
bisa melakukan permintaan ke sistem untuk menampilkan informasi lahan
permukiman yang berpotensi. Kemudian untuk yang terakhir, sistem memberikan
sebuah laporan kepada BPPD tentang hasil analisa data, dimana hasil analisa data
itu merupakan penentuan kesesuaian lahan permukiman yang berpotensi.
b. Data Flow Diagram Level 1
Gambar 3.3 Diagram Level 1
Data Permukiman
Data Sungai
Data Jalan
Data Tanah
Data Sarana
Pendidikan
Data Sarana Kesehatan
Data KelerenganData Hasil Analisa
Badan
Pemerintahan
dan Investor
Badan
Perencanaan,
Penelitian dan
Pembangunan
Daerah
1.1
Manajemen Data
1.3
Laporan
Analisis Data
1.2
Analisa
Kesesuaian
Lahan
Hasil Analisa
Jalan
Sungai
Permukiman
Industri
Administrasi Desa
Kelerengan
Sarana pendidikan
Sarana Kesehatan
Data Potensi Lahan
Permukiman
Data Kondisi
Permukiman
Tanah
Data Hasil Analisa
Industri Permukiman Sungai
Jalan
Tanah
Administrasi Desa
Kelerengan
Sarana Pendidikan
Sarana Kesehatan
Informasi kondisi
permukiman
Informasi potensi
lahan permukiman
Laporan peruntukan
lahan permukiman
Laporan Kondisi
permukiman
Data Industri
Data IndustriData Permukiman
Data Sungai
Data Jalan
Data Tanah
Data Administrasi
Desa
Data Kelerengan
Data Sarana
Pendidikan
Data Sarana Kesehatan
55
Pada DFD level 1 ini merupakan sub proses dari Diagram context. Terdapat
tiga proses dalam level 1 ini, yaitu Manajemen data, Analisis kesesuaian lahan, dan
Laporan analisis data. Kemudian terdapat juga dua entitas luar, yaitu Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah dan Badan Pemerintah dan
Investor maupun developer perumahan. Selain itu juga terdapat 10 buah tabel pada
geodatabase, yaitu tabel Industri, tabel permukiman, tabel sungai, tabel akses jalan,
tabel jenis tanah, tabel batas administrasi desa, tabel kelerengan, tabel sarana
pendidikan, tabel sarana kesehatan, dan tabel hasil analisis.
Pada proses manajemen data, berfungsi untuk menginput data spasial kedalam
sistem yang kemudian disimpan kedalam geodatabase. Setelah itu proses Analis is
kesesuaian lahan memanggil data dari geodatabase untuk di analisa, dan dari hasil
analisa tersebut diinput kedalam tabel Hasil analisa. Kemudian hasil analisa
diproses oleh sistem laporan.
Entitas luar BPPD bertugas untuk menginputkan data, sedangkan Badan
pemerintahan dan investor meminta informasi mengenai lahan yang berpotensi
untuk permukiman. Entitas badan pemerintahan dan investor menginput data ke
proses analisis guna mencari informasi tentang lahan yang potensial, kemudian
proses analisis menerusan ke tabel hasil analisis, setelah itu proses laporan
mengambil data analisis yang kemudian memberikan informasi lahan kepada kedua
entitas luar, yaitu BPPD dan Badan pemerintahan serta Investor.
56
c. Data Flow Diagram Level 2
Gambar 3.4 Diagram Level 2
DFD level 2 ini menjelaskan tentang proses Analisa Kesesuaian Lahan yang
memiliki dua sub proses yaitu Analisa potensi lahan dan analisis kesesuaian
permukiman. Proses analisa potensi lahan berfungsi untuk menentukan wilayah
mana yang berpotensi untuk dijadikan permukiman, sedangkan proses analis is
kesesuaian permukiman berfungsi untuk menunjukkan permukiman mana yang
sudah sesuai dan wilayah permukiman mana yang tidak sesuai.
Proses analisa potensi lahan mengambil data dari geodatabase yang
kemudian di analisa untuk diambil kesimpulan wilayah yang berpotensi dan yang
tidak berpotensi, kemudian hasil analisa tersebut diinput kedalam tabel hasil
Data Sungai
Informasi kondisi
permukiman
Badan
Pemerintahan
dan Investor
1.2.1
Analisa
Potensi Lahan
1.2.2
Analisis
kesesuaian
permukiman
Informasi potensi
lahan permukiman
Data jalan
Data tanah
Data kelerengan
Data sarana
pendidikan
Data sarana kesehatan
Data Industri
Industri
Permukiman
Sungai
Jalan
Tanah
Sarana Pendidikan
Sarana Kesehatan
Kelerengan
Hasil Analisa
Data permukiman
Data analisa potensi
lahan
Data analisa potensi
lahan
57
analisa. Kemudian proses analisa potensi lahan mengirim informasi kepada Badan
pemerintahan atau Investor.
Sedangkan untuk proses analisis kesesuaian lahan mengambil data dari tabel
hasil analisa dan tabel permukiman, kemudian data hasil analisa dan data
permukiman dianalisis untuk mendapatkan informasi permukiman mana yang
sudah sesuai penempatan wilayahnya dan permukiman mana yang tidak sesuai.
3.6 Model Data
Data pada Webmap ini berisi komponen-komponen himpunan entitas dari
himpunan relasi yang masing-masing mempunyai atribut. Entitas yang terlibat
antara lain : entitas Administrasi desa, entitas tanah, entitas kelerengan, entitas
jalan, entitas sungai, entitas industri, entitas permukiman, entitas sarana pendidikan,
dan entitas sarana kesehatan.
3.6.1 Conceptual Data Model
Masing-masing ernal entity pada Webmap ini dilengkapi dengan atribut
yang mempresentasikan seluruh fakta dari database yang dibangun. Tampilan
CDM (Conceptual Data Mo48del) pada Webmap untuk Mengetahui Peruntukan
Lahan Permukiman ini dapat dilihat pada:
58
Gambar 3.5 Conceptual Data Model
Entitas pada CDM diatas adalah admin desa, kelerengan, jalan, sarana
kesehatan, data permukiman, data peruntukan lahan permukiman, data kesesuaian
lahan permukiman, data sarana pendidikan, data tanah, dan data sungai. Khusus
untuk tabel peruntukan lahan permukiman dan kesesuaian lahan permukiman
merupakan tabel hasil analisis yang disimpan di tabel ini. Keseluruhan tabel ini
otomatis terbentuk ketika pembuatan geodatabase yang dibuat di ArcMap,
kemudian mengintegrasikan dengan Microsoft SQL Server 2008 R2.
geometry_column
id
f_table_catalog
f_table_name
f_geometry_column
g_table_name
geometry_type
coord_dimension
srid
Admin Desa
OID1
nama
kecamatan
kepadatan
jumlah_pdd
luas
shape
Industri
OID2
keterangan
area
shape
Jalan
OID3
nama_jalan
shape
Kesesuaian Lahan Permukiman
OID6
kelas
shape
Kelerengan
OID4
bobot
shape
Sarana_Kesehatan
OID5
nama
shape
Peruntukan Lahan Permukiman
OID9
kelas
nama
kecamatan
kepadatan
jumlah_pdd
luas
shape
Permukiman
OID8
area
shape
Sarana Pendidikan
OID7
nama
shape
Sungai
OID10
nama
length
shape
Tanah
OID11
area
perimeter
nama
shape
data admin desadata industri
data jalan
data kelerengan
data sarana kesehatan
data kesesuaian lahan permukiman
data sarana pendidikan
data permukiman
data tanah
data sungai
data peruntukan lahan permukiman
59
3.6.2 Physical Data Model
Physical data model ini merupakan ERD hasil generate dari CDM yang
bertujuan untuk menganalisa tabel – tabel yang dibutuhkan pada Webmap untuk
mengetahui peruntukan permukiman di Kabupaten Gresik. Berikut PDM hasil
transformasi dari CDM :
Gambar 3.6 Physical Data Model
Entitas industri, permukiman, sungai, jalan, kelerengan, tanah, sarana
kesehatan, sarana pendidikan, admin desa, kesesuaian lahan permukiman, dan
peruntukan lahan permukiman pada Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan
geometry_column
id
OID9
OID1
OID6
f_table_catalog
f_table_name
f_geometry_column
g_table_name
geometry_type
coord_dimension
srid
integer
integer
integer
integer
varchar(15)
varchar(15)
varchar(15)
varchar(15)
integer
integer
integer
<pk>
<fk2>
<fk1>
<fk3>
Admin Desa
OID1
nama
kecamatan
kepadatan
jumlah_pdd
luas
shape
integer
varchar(30)
varchar(20)
float
float
float
varchar(100)
<pk>
Industri
OID2
id
keterangan
area
shape
integer
integer
varchar(25)
float
varchar(100)
<pk>
<fk>
Jalan
OID3
id
nama_jalan
shape
integer
integer
varchar(30)
varchar(100)
<pk>
<fk>
Kesesuaian Lahan Permukiman
OID6
kelas
shape
integer
smallint
varchar(100)
<pk>
Kelerengan
OID4
id
bobot
shape
integer
integer
smallint
varchar(100)
<pk>
<fk>
Sarana_Kesehatan
OID5
id
nama
shape
integer
integer
varchar(30)
varchar(100)
<pk>
<fk>
Peruntukan Lahan Permukiman
OID9
kelas
nama
kecamatan
kepadatan
jumlah_pdd
luas
shape
integer
smallint
varchar(30)
varchar(20)
float
float
float
varchar(100)
<pk>
Permukiman
OID8
id
area
shape
integer
integer
float
varchar(100)
<pk>
<fk>
Sarana Pendidikan
OID7
id
nama
shape
integer
integer
varchar(30)
varchar(100)
<pk>
<fk>
Sungai
OID10
id
nama
length
shape
integer
integer
varchar(30)
float
varchar(100)
<pk>
<fk>
Tanah
OID11
id
area
perimeter
nama
shape
integer
integer
float
float
varchar(30)
varchar(100)
<pk>
<fk>
OID 1 = OID
OID 2 = OID
OID 3 = OID OID 4 = OID
OID 5= OID
OID 7 = OID OID 8 = OID
OID 11 = OID
OID10 = OID
OID = OID 9
OID = OID6
60
Permukiman di Kabupaten Gresik. Semua layer terhubung dengan entitas geometry
column sehingga tampak oid menjadi foreign key dari masing-masing entitas.
3.6.3 Kamus Data
Berikut ini adalah indeks tabel yang digunakan pada Webmap untuk
Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman di Kabupaten Gresik, berikut ini
adalah detail kamus datanya :
a. Nama tabel : Tabel Admin desa
Fungsi tabel untuk menyimpan data administrasi desa di Gresik. Tabel ini
berisi nama desa, kecamatan, kepadatan penduduk, jumlah penduduk, luas
wilayah desa, dan shape
Tabel 3.8 Administrasi Desa
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 OID1 Integer Geometry ID
2 Nama Varchar 30 Nama desa
3 Kecamatan Varchar 20 Nama kecamatan
4 Kepadatan Float Total kepadatan
5 Jumlah_pdd Float Jumlah penduduk
6 Luas Float Luas wilayah
7 Shape Varchar 100 Data geometry
Pada tabel diatas merupakan tabel administrasi desa, dimana tabel ini hanya
sebagai informasi letak dan wilayah pada peta. Selain itu, tabel ini tidak
mempengaruhi proses pengambilan keputusan / analisa data.
61
b. Nama tabel : Tabel Industri
Fungsi tabel industri adalah menyimpan data geometry industri. Tabel ini berisi
data keterangan industri, area dan shape.
Tabel 3.9 Industri
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 OID2 Integer Geometry ID
2 Keterangan Varchar 25 Keterangan industri
3 Area Float Luas area industri
4 Shape Varchar 100 Data geometry
c. Nama tabel : Tabel Jalan
Fungsi tabel untuk menyimpan data jalan di Gresik. Tabel ini berisi nama jalan
dan shape
Tabel 3.10 Jalan
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 OID3 Integer Geometry ID
2 Nama_jalan Varchar 30 Nama jalan
3 Shape Varchar 100 Data geometry
d. Nama tabel : Tabel Kelerengan
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data kelerengan di Gresik.
Tabel 3.11 Kelerengan
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 OID4 Integer Geometry ID
502 Bobot Smallint Nilai bobot
3 Shape Varchar 100 Data geometry
62
e. Nama tabel : Tabel Sarana_kesehatan
Tabel ini berfungsi menyimpan data point sarana kesehatan di Gresik.
Tabel 3.12 Sarana Kesehatan
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 OID5 Integer Geometry ID
2 Nama Varchar 30 Nama sarana kesehatan
3 Shape Varchar 100 Data geometry
f. Nama tabel : Tabel Kesesuaian_lahan_permukiman
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan hasil analisa kesesuaian lahan
permukiman, apakah wilayah permukiman termasuk kelas yang berpotensi atau
kelas yang buruk
Tabel 3.13 Kesesuaian Lahan Permukiman
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 OID6 Integer Geometry ID
2 Kelas Smallint Nilai kelas
3 Shape Varchar 100 Data geometry
g. Nama tabel : Tabel Sarana_pendidikan
Tabel ini berfungsi menyimpan point sarana pendidikan di Gresik.
Tabel 3.14 Sarana Pendidikan
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 OID7 Integer Geometry ID
2 Nama Varchar 30 Nama sarana pendidikan
3 Shape Varchar 100 Data geometry
63
h. Nama tabel : Tabel Peruntukan_lahan_permukiman
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data hasil dari analisa peruntukan lahan
permukiman, dimana tabel ini merupakan pengambilan keputusan daerah mana
yang baik dan mana yang buruk untuk dijadikan permukiman.
Tabel 3.15 Peruntukan Lahan Permukiman
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 OID9 Integer Geometry ID
2 Kelas Smallint Nilai bobot
3 Nama Varchar 30 Nama desa
4 Kecamatan Varchar 20 Nama kecamatan
5 Kepadatan Float Kepadatan desa
6 Jumlah_pdd Float Jumlah penduduk
7 Luas Float Luas wilayah
8 Shape Varchar 100 Data geometry
i. Nama tabel : Tabel Sungai
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data sungai di Gresik. Tabel ini terdiri
dari field nama, length, dan shape.
Tabel 3.16 Sungai
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 OID10 Integer Geometry ID
2 Nama Varchar 30 Nama sungai
3 Length Float Panjang sungai
4 Shape Varchar 100 Data geometry
64
j. Nama tabel : Tabel Permukiman
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data sebaran permukiman di Gresik.
Tabel ini terdiri dari field area dan shape
Tabel 3.17 Permukiman
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 OID8 Integer Geometry ID
2 Area Float Luas area
3 Shape Varchar 100 Data geometry
Tabel permukiman diatas hanya menyediakan informasi tentang letak dan
wilayah permukiman yang ada di Gresik. Tabel ini juga tidak mempengaruhi
jalannya proses perhitungan pengambilan keputusan / analisa data.
k. Nama tabel : Tabel Tanah
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data tanah di Gresik. Tabel ini terdiri
area, perimeter, nama, dan shape
Tabel 3.18 Tanah
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 OID11 Integer Geometry ID
2 Area Float Luas wilayah tanah
3 Perimeter Float Keliling wilayah
4 Nama Vharcar 30 Nama jenis tanah
5 Shape Varchar 100 Data geometry
Tabel tanah ini merupakan tabel yang sangat berpengaruh terhadap wilayah
permukiman, karena tanah yang bagus untuk permukiman adalah tanah yang padat
dan kering.
65
3.7 Algoritma Proses
Algoritma pada Webmap untuk mengetahui peruntukan lahan permukiman
di Kabupaten Gresik ini adalah sebagai berikut :
3.7.1 Formulasi Kesesuaian Lahan
Berikut ini adalah algoritma dalam menentukan wilayah peruntukan
permukiman. Dalam membantu pembuatan Sistem Pendukung Keputusan untuk
menentukan lahan permukiman menggunakan metode MAUT (Multi Attribute
Utility Theory). Berikut ini adalah Flowchart penyusunan dari berbagai layer yang
kemudian dihitung nilai bobot nya, sehingga memperoleh hasil akhir dari
penggabungan semua layer.
Dalam analisa data ini dibutuhkan beberapa layer yang memiliki nilai
analisa, yaitu : layer jarak industri, layer jarak sungai, layer jarak akses jalan raya,
layer jenis tanah, layer jarak sarana pendidikan, layer sarana kesehatan, dan layer
kelerengan.
Berikut ini adalah analisa dalam menentukan wilayah peruntukan
permukiman yang berpotensi. Dalam membantu pembuatan Sistem Pendukung
Keputusan untuk menentukan lahan permukiman menggunakan metode MAUT
(Multi Attribute Utility Theory). Berikut ini adalah Flowchart penyusunan dari
berbagai layer yang kemudian dihitung nilai bobot nya, sehingga memperoleh hasil
akhir dari penggabungan semua layer.
66
Gambar 3.7 Proses Analisa Kesesuaian Lahan
Keterangan :
: Buffer : Hasil Buffer
: Overlay : Hasil Overlay
: Dissolve : Hasil Dissolve
: Layer
Pendidikan
Kesehatan
Sungai
Industri
Jalan
Kelerengan
Tanah
B
B
B
B
B
HB
HB
HB
HB
HB
O HO
O
O
HO
O
HO
O
O
HO
HO
D
HD
B
O
HB
D
HO
HD
67
Proses analisa diatas menjelaskan analisa data dari data awal hingga
memperoleh suatu keputusan. Mula – mula layer pendidikan, sarana kesehatan,
sarana pendidikan, sungai, industri, dan jalan di buatkan peta buffer nya terlebih
dahulu, setelah itu hasil buffer dari layer sarana pendidikan dan sarana kesehatan di
overlay kan, begitu juga dengan sungai dan industri juga dioverlay. Kemudian hasil
dari kedua overlay di overlay lagi, sehingga nanti akan tergabung ke empat layer.
Sedangkan layer jalan di buatkan peta buffer nya dan kemudian di overlay kan
dengan hasil overlay yang awal tadi, dari sini sudah terbentuk 5 layer peta yang
tergabung. Setelah itu hasil akhir tadi dioverlay kan lagi dengan layer kelerengan
dan layer tanah. Dari sini sudah terbentuk hasil analisa data dari ke 7 layer. Untuk
sentuhan akhir, hasil akhir dari overlay tadi di dissolve untuk mengelompokkan
masing – masing attribut yang memiliki kesamaan.
Setelah terbentuk nilai – nilai bobot pada setiap field yang mewakili dari
setiap layer, langkah selanjut nya ialah menganalisa dari nilai pembobotannya
dengan menggunakan metode MAUT. Untuk melihat nilai bobot setiap layer, bisa
merujuk ke tabel 3.1.1 hingga 3.1.7. Setelah mengetahui nilai nya, kemudian
dihitung nilainya menggunakan metode MAUT.
Pertama prioritas parameternya ditentukan terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk
mempermudah penulis untuk melihat kriteria – kriteria khusus yang akan dianalisa
lanjut. Kemudian tentukan bobot pada masing – masing layer. Nilai keseluruhan
dari bobot ialah bernilai 1. Berikut ini pemilihan prioritas parameter penentu nya :
68
Tabel 3.19 Prioritas Parameter
Layer Nilai Prioritas Jumlah Nilai
Tanah 0,3 5
Kemiringan Lereng 0,24 5
Jalan 0,17 3
Industri 0,12 2
Sungai 0,09 3
Sarana kesehatan 0,06 3
Sarana pendidikan 0,02 3
Tabel diatas adalah kriteria khusus sebagai bahan analisa dalam mengetahui
peruntukan lahan permukiman di Kabupaten Gresik. Setelah mengetahui nilai
prioritas nya, kemudian menghitung menggunakan formulasi sebagai berikut :
Berdasarkan F.2.1[Hal. 42]
y = ((Tanah / 5) * 0,3) + ((Kemiringan Lereng / 5) * 0,3) + ((Jalan / 3) * 0,17) +
((Industri / 2) * 0,12) + ((Sungai / 3) * 0,09) + ((Sarana Kesehatan / 3) * 0,06) +
((Sarana Pendidikan / 3) * 0,02)
Setelah dianalisa berdasarkan rumus diatas, akan muncul nilai akhir di
masing – masing bagian kecil pada peta layer. Kemudian menentukan nilai terkecil
dan terbesar dari seluruh perhitungan tersebut. Penilaian potensi lahannya sebagai
berikut :
Nilai minimum = 0 dan Nilai maksimum = 14
69
Kemudian proses pengklasifikasian berdasarkan nilai minimum dan maksimum
tersebut, dibagi menjadi beberapa kelas berikut :
1. Nilai 0 – 2,8 = kelas 1 Sangat tidak cocok (Merah)
2. Nilai 2,8 – 5,6 = kelas 2 Tidak cocok (Orange)
3. Nilai 5,6 – 8,4 = kelas 3 Sedang / Cukup (Kuning)
4. Nilai 8,4 – 11,2 = kelas 4 Cocok (Hijau muda)
5. Nilai 11,2 – 14 = kelas 5 Sangat cocok (Hijau tua)
3.7.2 Proses Penggunaan Webmap
Gambar 3.8 Flowchart Penggunaan Webmap
Start
Pilih
data
Memilih
Melihat
Data potensi lahan
permukiman
Data kondisi
permukiman Menggunakan
fitur webmap
Gunakan Fitur
End
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
70
Mula – mula pengguna disajikan oleh webmap, kemudian pengguna bisa
dengan bebas memilik layer mana saja yang ingin ditampilkan maupuin di
sembunyikan. Setelah itu pengguna bisa melihat data yang ada pada setiap layer.
Pengguna juga bisa melihat data potensi lahan permukiman dan data kondisi
permukiman saat ini. Di lain pilihan, pengguna juga bisa menggunakan fitur fitur
lain yang ada di Webmap ini, salah satu contohnya ialah fitur mengukur jarak antara
titik A sampai titik B, dll.
3.8 Formulir dan Laporan
Rancangan formulir dan laporan untuk Webmap untuk mengetahui
peruntukan lahan permukiman di Kabupaten Gresik bertujuan untuk member ikan
gambaran rancangan sistem yang akan dibuat.
3.8.1 Formulir
Pada bagian ini akan dibahas mengenai tampilan pada layar yang dapat
didahului oleh struktur menu dan berikut penjelasannya.
Gambar 3.9 Tampilan Dasar / Awal Webmap
Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman
Menu Legend
Tampilan Peta
Fitur Webmap
71
Gambar 3.9 merupakan tampilan awal. Pada bagian panel atas adalah
header dengan judul Webmap untuk mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman.
Kemudian panel sebelah kiri merupakan kumpulan layer dan map legend. Pada
main webmap merupakan tempat dimana peta ditampilkan, setelah itu disebelah
kanan atas main webmap, terdapat kotak kecil yang merupakan fitur – fitur yang
bisa dipakai dalam webmap ini.
Pengguna bisa memilih layer peta pada bagian kiri webmap, yaitu pada
menu legend. Di panel kiri ini terdapat berbagai jenis layer, dari layer dasar, layer
hasil analisis, dan layer parameter penentu potensi lahan permukiman. Fitur
webmap bisa dipakai untuk mengukur jarak dari point awal ke point kedua, dan
seterusnya.
3.8.2 Laporan
Laporan hasil analisa disini hanya menampilkan gambaran analisa
klasifikasi pada peta dan tidak ada data tertulis dalam laporan ini. Untuk
memanfaatkan fitur cetak laporan ini, mula mula pengguna harus mencentang layer
mana saja yang ingin ditampilkan pada laporan dan hilangkan layer yang tidak ingin
ditampilkan pada laporan. Kemudian pengguna juga bisa menentukan judul laporan
dan menentukan layout / template laporan. Kemudian pengguna bisa klik button
Print, hasil laporan adalah gambaran peta kesesuaian lahan permukiman.
72
Berikut rancangan antarmuka pada laporan webmap.
Gambar 3.10 Tampilan laporan pada Webmap
Untuk membuat laporan peta hasil analisa, pengguna bisa melirik ke bagian
kanan atas (fitur Webmap), kemudian pilih menu “Print”. Setelah itu isikan data
yang ingin ditampilkan dalam peta, serta inputkan besar skala peta yang ingin di
cetak. Kemudian pengguna akan diinformasikan untuk memilik model / style
laporan yang ingin dicetak. Setelah itu pengguna bisa klik tombol Print untuk proses
pencetakan laporan.
3.9 Pengguna DBMS
Pada hak akses ini dipergunakan untuk menentukan kendali dari masing-
masing user yang berhak mengakses Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan
Permukiman di Kabupaten Gresik.
Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman
Menu Legend
Tampilan Peta
Print Preview : Webmap untuk mengetahui peruntukan permukiman
Tampilan Peta
73
User yang terlibat dalam Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan
Permukiman di Kabupaten Gresik adalah BPPD (admin), Badan Pemerintahan dan
Investor atau developer perumahan.
Hak akses untuk aplikasi Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan
Permukiman di Kabupaten Gresik adalah :
a. Hak akses Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pembangunan Daerah
Tabel 3.20 Hak akses BPPD
No
Pilihan
Hak Akses
C R U D
1 Peta Dasar √ √ √ √
2 Peta Analisa √ √ √ √
3 Laporan √ √ √ √
4 Data Spasial √ √ √ √
Pada data hak akses diatas, pihak BPPD mempunyai hak penuh terhadap
pengembangan dan proses aplikasi webmap. Pihak BPPD bebas mengupdate
data, menganalisis dan generate peta, bebas membuat laporan dan bebas
menambah maupun mengurangi data spasial. Hak akses penuh ini diperlukan
admin (Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah) untuk
memanipulasi data yang ada pada webmap, sehingga dengan adanya hak akses
penuh ini, pihak admin akan mudah dalam mengupdata data.
74
b. Hak akses Badan Pemerintahan dan Investor maupun Developer perumahan.
Tabel 3.21 Hak akses Badan Pemerintahan dan Investor
No
Pilihan
Hak Akses
C R U D
1 Peta Dasar - √ - -
2 Peta Analisa - √ - -
3 Laporan √ √ - -
4 Data Spasial - √ - -
Pada tabel hak akses diatas, pihak Badan Pemerintahan selain BPPD dan
investor hanya bisa membaca / mendapatkan informasi dasar dari segala aspek,
dan pihak – pihak ini bebas mencetak laporan berupa gambar peta.