BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film Sebagai Media ...

35
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film Sebagai Media Komunikasi Massa Proses pengirimian pesan dari komunikator disampaikan kepada komunikan ialah pengertian sederhana ketika setiap orang berbincang mengenai arti komunikasi. Manusia bertahan berkat adanya komunikasi, dan terus berkembang berkat komunikasi. Dengan komunikasi, manusia melakukan penyesuaian diri yang diperlukan. Dan memenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan yang ada sehingga masyarakat tidak bercerai berai. Proses penyampaian komunikasi oleh komunikator kepada komunikan tidak sebatas memberikan informasi kepada khalayak tanpa adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh komunikator. Akan tetapi pada sampai gerakan perubahan sikap dari seorang komunikan untuk melakukan apa yang diharakan oleh komunikator. Media massa adalah salah satu sarana yang paling efektif untuk melakukan proses komunikasi tersebut. Karena melalui kemasan pemberitaan yang disampaikan kepada khalayak dapat mengubah sikap dan opini masyarakan luas melalui informasi yang disajikan setiap hari. Hal ini terjadi dalam pemilukada, bagaimana khalayak akansering membicarakan seorang kandidat, manakala kandidat tersebut setiap hari muncul di media dengan iklan-iklan politik yang mereka sampaikan. Komunikasi massa mempunyai banyak definisi yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Menurut Josep A Devito, pertama,

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film Sebagai Media ...

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Film Sebagai Media Komunikasi Massa

Proses pengirimian pesan dari komunikator disampaikan kepada

komunikan ialah pengertian sederhana ketika setiap orang berbincang

mengenai arti komunikasi. Manusia bertahan berkat adanya komunikasi,

dan terus berkembang berkat komunikasi. Dengan komunikasi, manusia

melakukan penyesuaian diri yang diperlukan. Dan memenuhi berbagai

kebutuhan dan tuntutan yang ada sehingga masyarakat tidak bercerai berai.

Proses penyampaian komunikasi oleh komunikator kepada komunikan

tidak sebatas memberikan informasi kepada khalayak tanpa adanya tujuan

tertentu yang ingin dicapai oleh komunikator. Akan tetapi pada sampai

gerakan perubahan sikap dari seorang komunikan untuk melakukan apa

yang diharakan oleh komunikator.

Media massa adalah salah satu sarana yang paling efektif untuk

melakukan proses komunikasi tersebut. Karena melalui kemasan

pemberitaan yang disampaikan kepada khalayak dapat mengubah sikap

dan opini masyarakan luas melalui informasi yang disajikan setiap hari.

Hal ini terjadi dalam pemilukada, bagaimana khalayak akansering

membicarakan seorang kandidat, manakala kandidat tersebut setiap hari

muncul di media dengan iklan-iklan politik yang mereka sampaikan.

Komunikasi massa mempunyai banyak definisi yang telah

dikemukakan para ahli komunikasi. Menurut Josep A Devito, pertama,

8

komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan pada massa, kepada

khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah

kominikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau

visual (Marhaeni, 2008:225). Definisi komunikasi massa selanjutnya,

menurut Deddy Mulyana (2007:83-84) bahwa komunikasi massa adalah

komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat

kabar,majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal,

yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang

ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat,

anonim, dan heterogen. Pesan –pesannya bersifat umum, disampaikan

secara cepat, serentak, dan selintas.

Jadi komunikasi massa merupakan sebuah proses penyampaian

dengan komunikan yang berjumlah besar. Film dikatakan sebagai bagian

dari suatu media komunikasi massa karena di dalam sebuah film juga

terdapat unsur pendukung yaitu komunikator, dan pesan. Dengan

demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi massa yang bisa

menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audien yang luas dan

heterogen (Nurudin, 2003:6-7).

Proses penyampaian pesan melalui media massa memiliki tujuan

tersendiri. Media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak

secara luas dan menyeluruh. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan

suatu bentuk komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya

menggunakan teknologi media massa sepert surat kabar, majalah, radio

dan televise. Little Jhon menawarkan definisi yang barangkali lebih

9

memadai mengenai komunikasi massa dengan menyatakan bahwa

komunikasi massa merupakan proses dimana organisasi-organisasi media

memproduksi dan menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak dan

proses dimana pesan-pesan dicari, digunakan, dipahami dan dipengaruhi

oleh khalayak.(Pawito,2007).

Pada dasarnya, film merupakan bagian dari media komunikasi

massa, karena di dalam sebuah film terdapat unsur-unsur pendukung yaitu

komunikator, pesan, dan media komunikasi massa. Dalam perspektif

komunikasi massa, film dimaknai sebagai pesan yang disampaikan dalam

komunikasi, yang memahami hakikat, fungsi, dan efeknya. Disamping itu

dengan meletakan film pada konteks sosial, politik, dan budaya dimana

proses komunikasi itu berlangsung sama artinya dengan memahami

preferensi penonton yang pada giliranya menciptakan citra penonton film

(Irwanto,1999:11). Fungsi media massa bagi masyarakat menurut Effendy

dalam buku Elvinaro (2007) ,yaitu:

a. Fungsi Informasi

Fungsi informasi ini diartikan bahwa media massa adalah

penyebar informasi bagi pembaca,pendenga, atau pemirsa.

Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayakmedia massa

yang bersangkutan sesuai dengan kepentinganya

10

b. Fungsi Pendidikan

Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa

adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan- aturan yang

berlaku kepada pemirsa atau pembaca.

c. Fungsi Memengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa adalah khalayak

terpengaruh oleh pesan – pesan dalam tulisan tersebut sehingga

tanpa sadar khalayak melakukan tindakan sesuai dengan yang

diinginkan oleh media tersebut.

Dalam sebuah film akan ada pesan yang disampaikan kepada

penontonnya melalui sebuah perantara dalam penyampaiannya. Cara

menyampaikan komunikasi pada film bisa melalui cara bertutur, cerita,

yang pada akhirnya bisa mengkomunikasikan sebuah pesan. Film

dianggap berhasil dalam berkomunikatif secara baik jika mampu

menyampaikan pesan yang berkesan. Apabila penyampaian pesan dalam

film berhasi, maka akan menghasilkan dampak pada penontonnya.

Pengaruhnya dapat berupa perubahan sifat, sikap, maupu pemikiran dari

penontonnya (McQuail,2011:37).

Film sangat berbeda dengan seni sastra, seni rupa, seni suara, seni

musik, dan arsitektur yang muncul sebelumnya. Seni film menganndalkan

teknologi, baik sebagai bahan baku produksi maupun dalam hal

penyampaian terhadap penontonya. Film merupakan penjelmaan terpadu

antara berbagai unsur yakni sastra, teater, seni rupa, dengan teknologi

11

canggih dan modern serta sarana publikasi (Baksin 2003:3). Menurut

Baksin, pesan-pesan komunikasi film juga dikelompokkan dalam proses

pembuatan dan penyampainnya, yang biasa disebut dengan genre.

Film dalam media komunikasi massa dapat membentuk sebuah

pandangan tertentu diantara para penontonnya. Film dengan demikian

menjadi objek yang potensial untuk dikaji, terutama yang berkaitan

dengan komunikasi massa yang akan menjadi muatan pesan, baik yang

tersirat (nampak) maupun tersurat (tidak nampak secara langsung).

Dengan menggunakan komunikasi massa film memiliki keuntungan yang

dapat menjangkau penonton secara luas.

2.2 Pesan Dalam Film

Pesan yang disampaikan dalam sebuah film dapat bersifat

mempengaruhi, atau menimbulkan efek dengan tujuan tertentu. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Irawanto bahwa pada dasarnya studi media

massa mencakup pencarian pesan dan makna yang terdapat didalamnya

(Irwanto,1999:27). Dalam penyampaian pesan yang efektif, sebaiknya

pesan yang disampaikan komunikator dapat mengengena pada

khalayaknya, maka harus memiliki syarat- syarat sebagai berikut:

a. Umum

Berisi hal- hal yang umumdipahami oleh audience atau

komunikan,bukan soal- soal yang Cuma berarti atau dipahami oleh

seseorang atau kelompok tertentu.

12

b. Jelas dan Gamblang

Pesan harus jelas dan gamblang, tidak samar-samar. Jika

mengambil perumpamaan hendaklah perumpamaan yang senyata

mungkin. Untuk tidak ditafsirkan berbeda dari makhsud komunikator,

maka pesan tersebut harus benar- benar jelas.

c. Bahasa yang jelas

Sejauh mungkin tidak menggunakan istilah- istilah yang idak

dipahami audience atau khalayak. Penggunaan bahasa jelas dan cocok

dengan komunikan, situasi daerah, dan kondisi dimana pesan akan

disampaikan. Begitupula dengan istilah asing lebih baik dihindari dan

menggunakan bahasa yang baik dan benar.

d. Positif

Secara kodrat manusia selalu tidakingin melihat hal- hal yang tidak

menyenangkan. Oleh karena itu setiap pesan agar diutarakan dalam

bentuk positif. Kemukakan pesan untuk lebih mendapatkan simpati

dan menarik.

Pesan yang disampaikan dalam film seharusnya dapat

menimbulkan dampak–dampak yang dapat mempengaruhi dan

menimbulkan pengaruh tertentu. Dalam sebuah media massa termasuk

juga media film, semua pesan yang terkandung dapat ditangkap dan

dipahami dengan cara menganalisanya. Pada dasarnya studi media massa

mencakup pencarian pesan dan makna yang terdapat didalamnya. Baik

pesan yang sifatnya tersirat (tampak) dan tersurat (tidak tampak secara

langsung).

13

2.3 Pesan Sosial

Sosial (social) pada ilmu sosial menunjuk pada obyeknya, yaitu

masyarakat. Sedangkan sosialisme adalah suatu ideologi yang berpokok

pada prinsip pemilihan umum (Soekanto, 1987:11). Etika secara sosial

merupakan hal yang menyangkut hubungan manusia, baik secara langsung

maupun bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara) sikap kritis

terhadap pandangan-pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun

kewajiban/tanggung jawab sebagai anggota umat manusia terhadap

lingkungan hidup (Suseno, 1997:7). Identitas merupakan ciri-ciri atau

tanda-tanda yang melekat pada diri seorang individu yang menjadi ciri

khasnya. Identitas juga dapat dipahami sebagai ungkapan nilai-nilai

budaya yang dimiliki suatu komunitas, kelomnpok, atau bangsa yang

bersifat khas dan membedakannya dengan kelompok atau bangsa lain.

Obyek sosial adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar

manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam

masyarakat. Adapun unsur masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Menentukan jumlah manusia. Dalam ilmu sosial tidak ada

ukuran yang mutlak ataupun menentukan jumlah manusia.

Secara teoritis, angka minimumnya adalah dua orang

manusia yang hidup bersama.

2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan

manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda mati. Oleh

karenanya berkumpulnya manusia, akan memunculkan

manusia-manusia baru. Sehingga timbullah sistem

14

komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur

hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.

3. Mereka sadar bahwa mereka suatu kesatuan.

4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem

hidup bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena itu

setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu sama

lain (Soekanto, 1987:51)

2.4 Pesan Sosial Dalam Film

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh

komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan(tema) yang sebenarnya

menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengungkap sikap dan tingkah

laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai

segi,namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan

akhir tersebut (Widjaja,1988:32). Pesan sosial adalah sebuah nilai akan

perwujudan dari konsep nilai baik dan tidak baik yang bersifat tersirat

(Putra, 2014:67). Pesan sosial juga bisa diartikan sebagai amanat yang

disampaikan lewat orang lain yang suka memperhatikan kepentingan umum

(KBBI, edisi 21991).

Pesan mempunyai tiga komponen yang meliputi makna, simbol

digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.

Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan

obyek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan (percakapan,

wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya). Pesan juga dapat

dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota

15

tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatap muka, dan

sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, film, dan

sebagainya.

Penyampaian pesan dapat melalui lisan, tatap muka, langsung atau

menggunakan media/saluran. Adapun bentuk-bentuk pesan itu sendiri

diantaranya bersifat:

a. Informatif

Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian dapat

mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan

informatif lebih berhasil dari pada pesan persuasif.

b. Persuasif

Berisi bujukan, rayuan yakni membangkitkan pengertian dan

kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan

memberikan perubahan sikap tetapi perubahan ini atas

kehendak sendiri.

c. Koersif

Yaitu memaksa dengan menggunakan saksi, bentuk yang

terkenal dari penyampaian pesan koersif adalah agitasi, yakni

dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan penekanan

batin dan ketakutan diantara sesame kalangan publik. Koersif

dapat berbentuk perintah, intruksi dan sebagainya.

Pesan merupakan unsur komunikasi yang perlu dibahas dalam

penelitian ini. Dimana dalam penyampaian pesan merupakan salah

16

satu indikator bagi keberhasilan komunikasi itu sendiri. Dalam

perspektif komunikasi massa film dimaknai sebagai pesan-pesan yang

disampaikan dalam komunikasi film yang memahami hakekat, fungsi

dan efeknya. Dalam hal ini film dijadikan sebagai media untuk

menyampaikan pesan yang diharapkan nanti pengaruhnya dalam

pembentukan pola pikir, sikap, dan tingkah laku disamping menambah

pengetahuan dan memperluas wawasan masyarakat bisa terpenuhi.

Film merupakan suatu penciptaan yang mempunyai nilai karya

seni, dan mampu menciptakaan suatu realitasrrekaan yang

menggambarkan sebuah realitas. Menurut Susanto (1982:60) film

sebagai suatu media komunikasi, merupakan suatu kombinasi antara

usaha penyampaian pesan melalui gambar yang bergerak, pemanfaatan

teknologi kamera, warna dan suara. Unsur-unsur tersebut

dilatarbelakangi oleh suatu cerita yang mengandung suatu pesan yang

ingin disampaikan oleh sutradara kepada khalayak film. Banyak pesan

yang dapat terkandung dalam film seperti, pesan pendidikan,

keagamaan, bahkan pesan – pesan kemanusiaan yang memberi banyak

pelajaran yang dapat diambil oleh para penikmat film.

Sosial merupakan segala sesuatu perilaku manusia yang

menggambarkan hubungan nonindividual. Sosial merujuk hubungan-

hubungan manusia dalam kemasyarakatan, hubungan antar manusia,

hubungan manusia dengan kelompok, serta hubungan manusai dengan

organisasi. Istilah sosial (social) pada ilmu sosial menunjuk pada

17

obyeknya, yaitu masyarakat. Sedangkan sosialisme adalah suatu

ideologi yang berpokok pada prinsip pemilihan umum (Soekanto,

1987:11). Etika secara sosial merupakan hal yang menyangkut

hubungan manusia, baik secara langsung maupun bentuk kelembagaan

(keluarga, masyarakat, negara) sikap kritis terhadap pandangan-

pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun kewajiban/tanggung

jawab sebagai anggota umat manusia terhadap lingkungan hidup

(Suseno, 1997:7). Identitas sosial merupakan ciri-ciri atau tanda-tanda

yang melekat pada diri seorang individu yang menjadi ciri khasnya.

Identitas juga dapat dipahami sebagai ungkapan nilai-nilai budaya

yang dimiliki suatu komunitas, kelomnpok, atau bangsa yang bersifat

khas dan membedakannya dengan kelompok atau bangsa lain. Obyek

sosial adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar

manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam

masyarakat. Adapun unsur masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Menentukan jumlah manusia. Dalam ilmu sosial tidak ada

ukuran yang mutlak ataupun menentukan jumlah manusia.

Secara teoritis, angka minimumnya adalah dua orang manusia

yang hidup bersama.

2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan manusia

tidaklah sama dengan kumpulan benda mati. Oleh karenanya

berkumpulnya manusia, akan memunculkan manusia-manusia

baru. Sehingga timbullah sistem komunikasi dan peraturan-

18

peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam

kelompok tersebut.

3. Mereka sadar bahwa mereka suatu kesatuan.

4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem hidup

bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena itu setiap

anggota kelompok merasa dirinya terikat satu sama lain

(Soekanto, 1987:51)

2.5 Film

2.5.1 Pengertian Film

Film adalah suatu karya cipta seni dan budaya yang merupakan

media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas

sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, dan atau

bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan

ukuran, melalui proses kimiawi, proses elektronika, atau proses lainnya

dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan

dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainnya (Baksin,

2003:6).

Film merupakan realitas imajiner yang menawarkan rasa

keindahan, renungan atau sekedar hiburan. Film dalam arti sempit adalah

penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi pengertian yang lebih luas film

bisa juga termasuk tayangan televisi. Film dengan kemampuan daya

visualnya yang didukung dengan audio yang khas, sangat efektif dijadikan

sebagai media hiburan dan juga sebagai media pendidikan maupun

19

penyuluhan. Film bisa diputar berulang kali pada tempat dan khalayak

yang berbeda (Cangara,2008). Film mengekalkan apa yang telah dilakukan

manusia sejak lama, yaitu menyampaikan kisah tentang kehidupan.

Dibandingkan dengan media lain, film mempunyai kemampuan untuk

meniru kenyataan sedekat mungkin.

Kita mengetahui bahwa film merupakan sebuah alat untuk

menyampaikan pesan yang efektif dalam mempengaruhi khalayak dengan

pesan-pesan yang disampaikan. Pada pembuatan film akan ada sebuah ide

cerita yang dimunculkan oleh penulis skenario. Ide-ide yang diangkat

didalam film menghasilkan sebuah nilai yang biasanya didapatkan dalam

sebuah pencarian yang panjang tentang pengalaman hidup, realitas sosial,

serta daya karya imajinatif dari pembuatnya dengan tujuan dalam rangka

memasuki ruang kosong khalayak tentang sesuatu yang belum

diketahuinya sama sekali sehingga tujuan yang ingin dicapainyapun sangat

tergantung pada seberapa antusias khalayak terhadap ide-ide yang

diangkat didalam film tersebut. Ide yang diangkat biasanya tidak lepas dari

masalah yang memang selama ini telah menjadi sebuah relita didalam

kehidupan seperti cerita cinta, keluarga, perjalanan hidup serta hal-hal

yang memang selama ini menjadi daya kreatif, imajinatif pembuat film.

Film umumnya dibangun dengan banyak tanda, tanda-tanda ini termasuk

berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam upaya

mencapai efek yang diharapkan. Yang paling penting didalam film adalah

gambar dan suara; kata yang diucapkan ditambah dengan suara-suara lain

yang serentak mengiringi gambar-gambar dan musik film.

20

2.5.2 Unsur-unsur Pembentuk Film

Film, secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni,

unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling

berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk

sebuah film. Masing-masing unsur tersebut tidak akan dapat

membentuk film jika hanya terdiri sendiri. Bisa kita katakan bahwa

unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan di olah, sementara

unsur sinematika adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. Dalam

sebuah film cerita, unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita

filmnya. Sementara unsur sinematik atau juga sering diistilahkan gaya

sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentukan film

(Himawan, 2008:1).

Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film.

Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif. Setiap cerita

pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi,

waktu, serta lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur

naratif secara keseluruhan. Elemen-elemen tersebut saling berinteraksi

serta berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah

jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan. Seluruh jalinan

peristiwa tersebut terikat oleh sebuah aturan yakni, hukum kausalitas

(logika sebab-akibat). Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan

waktu adalah elemen-elemen pokok pembentuk naratif.

Unsur senematik merupakan aspek-aspek teknis dalam

produksi sebuah film. Mise-en-scene adalah segalah hal yang berada di

21

depan kamera. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok yakni,

setting atau latar, tata cahaya, kostum dan make-up, serta akting dan

pergerakan pemain. Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera

dan film serta hubungan kamera dengan obyek yang diambil. Editing

adalah transisi sebuah gambar (shot) ke gambar lainnya. Sedangkan

suara adalah segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui

indera pendengaran. Seluruh unsur senematik tersebut saling terkait,

mengisi, serta berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk

unsur sinematik secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, sebuah

film bisa saja tanpa menggunakan unsur suara sama sekali seperti

dalam film era bisu, namun hal seperti ini lebih disebabkan oleh

keterbatasan teknologi dan bukan akibat penyelesaian sinematik

(kesenjangan). Beberapa film juga terbukti telah mampu sangat minim

atau bahkan meniadakan teknik editing namun jumlahnya masih sangat

terbatas. Film seperti halnya karya literatur lainnya, mempunyai

struktur fisik, adapun struktur tersebut meliputi:

1. Shot

Shot merupakan proses perekaman gambar sejak kamera diaktifkan

(on) sampai dihentikan (off), atau sering diistilahkan sebagai satu kali

take (pengambilan gambar).

22

2. Scene (adegan)

Scene merupakan satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang

memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang,

waktu, isi cerita, tema, karakter, atau motif. Secara sederhana bisa

diartikan sebagai sekumpulan beberapa shot.

3. Squence

Sequence merupakan satu segmen besar yang memperlihatkan satu

rangkaian peristiwa utuh. Satu squence terdiri dari beberapa scene

yang saling berhubungan.

2.5.3 Jenis-jenis Film

Komunikator penting untuk mengetahui jenis- jenis film agar dapat

memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Menurut

Elvinaro (2007:148-149) film dapat dikelompokan pada jenis berikut ini :

a. Film Cerita

Film cerita (story film ) adalah jenis film yang mengandung suatu

cerita yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di

gedung – kedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini

didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat menjadi

topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang

dimodifikasi, sehingga ada unsur yang menarik, dari jalan ceritanya

maupun dari segi gambarnya.

23

b. Film Berita

Film berita atau newreel adalah film mengenai fakta, peristiwa

yang benar terjadi. Karena sifatnya berita maka film yang disajikan

kepada publik harus mengandung nilai berita atau news value. Kriteria

berita itu adalah penting dan menarik. Jadi berita juga harus penting

atau menarik atau penting sekaligu menarik.

c. Film Dokumenter

Film dokumenter didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai karya

ciptaan mengenai kenyataan. Film dokumenter merupakan hasil

intepretasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut.

d. Film Kartun

Film kartun dibuat untuk konsumsi anak-anak. Sebagian besar film

kartun, sepanjang film itu diputar akan membuat kita tertawa karena

kelucuan para tokohnya. Namun ada juga film kartun yang membuat

iba penontonnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, film kartun

bisa juga mengandung unur pendidikan. Minimal akan terekam bahwa

ada tokoh jahat dan baik, maka pada akhirnya tokoh baiklah yang

selalu menang.

2.5.4 Klasifikasi Film

Genre film merupakan metode yang paling mudah dan sering

digunakan untuk mengklasifikasikan film. Fungsi genre menurut Himawan

Pratista (2008:10) adalah untuk memudahkan klasifikasi sebuah film

sesuai dengan spesifikasinya. Lebih lanjut menurut Himawan (2008:13)

Genre juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian,diantaraya :

24

1. Genre Induk Primer

Genre ini merupakan genre induk primer yang telah ada dan

populer sejak awal perkembangan tahun 1900-an hingga 1930-an.

Setiap film pasti mengandung kurang leih satu jenis genre

induk,namun bisa juga pada satu film bisa kombinasi beberapa genre

induk sekaligus.

a. Aksi

Film aksi berhubungan dengan adegan-adegan aksi fisik

yang seru, menegangkan, berbahaya, dengan tempo cerita yang

cepat. Umumnya berisi adegan aksi kejar-mengejar,

perkelahian, tembak-menembak, balapan, ledakan, serta aksi

lainnya.

b. Drama

Film drama berhubungan dengan tema, cerita, setting,

karakter, serta suasana yang memotret kehidupan nyata.

Penceritaanya menggugah emosi dan mampu menguras air

mata.

c. Epik Sejarah

Film epik sejarah merupakan film yang menggunakan tema

periode masa silam (sejarah) dengan latar sebuah kerajaan,

peristiwa atau tokoh besar yang menjadi mitos dan legenda.

25

d. Fantasi

Film fantasi berhubungan dengan tempat, peristiwa, serta

karakter yang tidak nyata. Terdapat unsur magis, mitos, negeri

dongeng, imajinasi, halusinasi serta alam mimpi.

e. Fiksi ilmiah

Film fiksi ilmiah berhubungan dengan masa depan,

perjalanan angkasa luar, penjelajah waktu, invasi atau

kehancuran bumi. Menceritakan teknologi serta kekuatan yang

berada di luar jangkauan teknologi masa kini. Biasanya

berhubungan dengan karakter non-manusia.

f. Horor

Film horror memiliki tujuan utama memberikan rasa takut,

kejutan, serta teror yang mendalam bagi penontonnya.

Menggunakan karakter-karakter antagonis non-manusia yang

berwujud fisik menyeramkan.

g. Komedi

Film komedi memiliki tujuan utama memancing tawa

penontonnya. Biasanya berupa drama ringan yang melebih-

lebihkan aksi, situasi, bahasa, hingga karakternya.

h. Kriminal dan Gangster

Film kriminal dan gangster berhubungan dengan aksi-aksi

kriminal seperti perampokan bank, pencurian, pemerasan,

perjudian, pembunuhan, persaingan antar kelompok, serta aksi

26

kelompok bawah tanah yang bekerja di luar sistem hukum.

Sering menampilkan adegan aksi kekerasan yang tidak

manusiawi (sadis).

i. Musikal

Film musikal mengkombinasi unsur musik, lagu, tari

(dansa) , serta gerak (koreografi). Lagu- lagu dan tarian

mendominasi sepanjang film dan biasanya menyatu dengan

cerita

j. Petualangan

Film petualangan menceritakan tentang perjalanan,

eksplorasi atau ekspedisi ke suatu wilayah asing yang belum

pernah tersentuh. Biasanya menyajikan panorama alam eksotis

seperti hutan rimba, pegunungan, gurun pasir, lautan serta

pulau terpencil.

k. Perang

Film perang mengangkat tema kengerian serta teror yang

ditimbulkan oleh aksi perang. Umumnya menampilkan adegan

pertempuran, baik di darat, laut dan udara.

2. Genre Induk Sekunder

Genre induk sekunder merupakan pengembangan atau turunan dari

genre induk primer. Genre induk sekunder memiliki ciri-ciri karakter

yang lebih khusus dibandingkan dengan genre induk primer.

27

a. Bencana (Disaster)

Film bencana berhubungan dengan tragedi atau musibah,

baik skala besar maupun kecil yang mengancam jiwa banyak

manusia.

b. Biografi

Film biografi menceritakan penggalan kisah nyata atau

kisah hidup seorang tokoh berpengaruh di masa lalu maupun

kini. Merupakan pengembangan dari genre drama dan epik

sejarah.

c. Detektif

Film detektif pada umumnya meceritakan tentang sebuah

kasus kriminal yang belum terselesaikan. Alur ceritanya sulit

diduga dan penuh dengan misteri. Merupakan pengembangan

dari genre kriminal dan gengster.

d. Film Noir

Film noir bermakna gelap atau suram,merupakan turunan

genre kriminal dan gangster yang selalu berhubungan dengan

tindakan seperipembunuhan, pencurian , serta pemerasan.

e. Melodrama

Film melodrama mampu menggugah emosi penonton

secara mendalam dengan dukungan unsur ‘melodi’ (ilustrasi

musik). Merupakan pengembangan dari genre drama.

28

f. Olahraga

Film olahraga mengambil kisah aktivitas olahraga, baik

atlet, pelatih, agen maupun ajang kompetisi. Biasanya

diadaptasi dari kisah nyata baik biografi maupun sebuah

peristiwa olahraga besar.

g. Perjalanan

Genre perjalanan sering diistilahkan sebagai road film, film

perjalanan sering bersinggungan dengan genre aksi,

drama,serta petualangan.

h. Roman

Film roman lebih memusatkan cerita pada masalah cinta,

baik kisah percintaan maupun pencarian cinta sebagai tujuan

utamanya. Merupakan pengembangan dari genre drama.

i. Superhero

Film superhero berhubungan dengan kisah klasik

perseteruan antara sisi baik dan sisi jahat, yakni kisah

kepahlawanan tokoh super dalam membasmi kekuatan jahat.

Merupakan perpaduan antara genre fiksi-ilmiah, aksi dan

fantasi.

j. Supranatural

Film supranatural berhubungan dengan makhluk-makhluk

gaib, seperti hantu, roh halus, keajaiban, serta kekuatan mental

seperti membaca pikiran, masa depan, masa lalu, dan lainnya.

29

Merupakan perpaduan antara genre horor, fantasi, drama dan

fiksi-ilmiah.

k. Spionase

Spionase adalah genre kombinasi antara genre aksi,

petualangan, thriller,serta politik, dengan karakter utama

seorang mata- mata atau agen rahasia.

l. Thriller

Film thriller memiliki tujuan utama memberi rasa

ketegangan, penasara, ketidakpastian dan ketakutan pada

penonton. Alur cerita sering berbentuk aksi nonstop, penuh

misteri, kejutan, serta mampu mempertahakan intensitas

ketegangan hingga klimaks.Genre Induk Primer.

Genre induk primer dapat dikombinasikan dengan genre sekunder

sesuai konteks cerita film. Misalnya genre drama dapat dipecah menjadi

genre. Bisa dikatakan, satu genre film dapat menghasilkan puluhan,

bahkan ratusan judul film. Sampai kapanpun genre akan terus berkembang

secara dinamis dan tidak akan berhenti, sejalan dengan perkembangan

sinema.

2.6 Analisis Isi Film

Analisis isi film merupakan sebuah analisa yang digunakan oleh

seperangkat kategori – kategori konseptual yang berhubungan dengan isi

film dan secara kuantitatif menghitung ada atau tidaknya kategori yang

dimaksud dengan tingkat kesulitan yang berbeda – beda. pendekatan dasar

untuk menerapkan teknik menurut Rachmat (2007:89) adalah:

30

a. Perumusan masalah

Perumusan masalah adalah menuliskan secara singkat pertanyaan

yang biasanya terletak di awal laporan atau proposal dan biasanya

terletak setelah latar belakang.

b. Perumusan hipotesis

Perumusan hipotesis adalah membuat sebuah kesimpulan yang

ditarik sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.

c. Penarikan sampel

Penarikan sampel adalah kegiatan melakukan pengelompokan kecil

yang diambil atau yang diamati dari populasi.

d. Pembuatan alat ukur (Koding),

Membuat alat ukur penelitian dengan alat untuk mengukur sesuatu

masalah yang ada pada sebuah penelitian dengan skala pengukuran

(nominal,ordinal,interval atau rasio).

e. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan aktivitas mendapatkan informasi

yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

f. Analisis data

Analisis data merupakan cara mengolah data dari sumbernya

menjadi informasi, agar data lebih mudah dipahami dan memberikan

solusi untuk permasalahan yang berkaitan dengan penelitian.

Analisis isi dapat dikarakterisasikan sebagai metode penelitian

simbolik pesan – pesan. Dalam sebuah analisis isi, tujuan atau target harus

dinyatakan secara jelas. Dalam pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan

31

analisis terhadap media film dalam rangka mengetahui kandungan isi apa

yang ingin disampaikan melalui film tersebut maupun kemunculan akan

tema tertentu dalam film yang di analisis.

2.7 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu telah ada penelitian yang serupa

denganpenelitian ini dan sudah dilakukan sebelumnya. Berikut ini adalah

beberapadiantaranya:

Penelitian Evi Purwanti (2009), yang meneliti Pesan Sosial Dalam

Film (Sebuah Analisis Isi pada Film Me vs High Heels Kerya Pingkan

Utari). Berdasarkan hasil analisa, didapatkan frekuensi kemunculan pesan

sosial dalam film Me vs High Heels sebesar 32 scene pada keseluruhan

scene yang ada pada film Me vs High Heels. Dari jumlah total

kemunculan scene yang menggambarkan pesan sosial dalam Film Me vs

High Heels ini mengindikasikan bahwa film ini tidak sarat akan pesan

sosial. Diharapkan bagi para sineas untuk lebih memperhatikan lagi pesan

yang akan disampaikan melalui film, sehingga tepat pada sasaran.

Penelitian oleh Imam Machfudi (2009), yang meneliti tentang

Analisis Isi Pesan Sosial Dalam Film A Beautiful Mind Karya Ron Hoard.

Hasil penelitian dapat diketahui dari 69 scene dalam film A Beautiful

Mind Karya Ron Hoard. Hasil penelitian dapat diketahui dari 69 scene

dalam film A Beautiful Mind, dilakukan pengodingan ke dalam tiga

kategori, yaitu Persahabatan, Kehormatan, Keharmonisan.

Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa, dari 69 keseluruhan scene dal

am film A Beautiful Mind, terdapat 65 scene yang mengandung pesan

32

sosial dalam film A Beautiful Mind atau 94.20% dari keseluruhan scene,

dengan kategori terbanyak adalah keharmonisan, dengan frekuensi kemun

culan sebanyak 23 scene atau 35.35%. Jadi, hampir keseluruhan scene yan

g terdapat pada film A Beautiful Mind, banyak terdapat kandungan pesan

sosial.

Penelitian Alani Farida (2009), yang meneliti Analisis Isi Pesan

Moral dan Pesan Sosial Dalam Film Green Street Holitgan Karya Lexy

Alexander. Hasul penelitian dapat diketahui pesan sosial sering muncul

adalah kategori persahbatan dengan frekuensi sebanyak 42 scene

(51,85%), kemudian diposisikan kedua pada kategori kehormatan dengan

frekuensi sebanyak 23 scene (28,39%), kemudian diposisi terakhir

ditempati oleh kategori keharmonisan dengan frekuensi sebenyak 16 scene

(19,75%), sedangkan pesan moral kategori kepercayaan diri dengan

bentuk akting maupun dialog yang mempunyai frekuensi sebanyak 21

scene(41,17%)kemudian di posisi kedua ditempati oleh kategori kebijaksa

naan yang mempunyai frekuensi sebanyak 18 scene (35 ,28%)dan p

ossi ketiga di tempati oleh kategoripengendalian diri yaitu mempunyai fr

ekuensi sebanyak 12 scene (12,23%) dari data diatas dapat diketahui bahw

a dalam Film Green Street Holiganpesan sosial lebih sering muncul dari p

ada pesan moral.

Namun perbedaan yang paling mendasar antara penelitian ini

dengan penelitian – penelitian sebelumnya adalah pada obyek penelitian

yang diambil oleh masing – masing peneliti, dan perbedaan peneliti dalam

memilih kategorisasi untuk meneliti film yang akan diteliti, serta ada juga

33

yang berbeda pada metode penelitian yang digunakan peneliti. Sementara

persamaannya antara penelitian ini dengan penelitian – penelitian

sebelumnya adalah pada jenis obyek yang diteliti yaitu film.

2.8 Definisi Konseptual

Menurut Hamidi (2007:141), definisi konseptual merupakan

batasan tentang pengertian yang diberikan peneliti terhadap variabel-

variabel (konsep) yang akan diukur, diteliti dan digali.

2.8.1 Pesan Sosial

Sosial (social) pada ilmu sosial menunjuk pada obyeknya, yaitu

masyarakat. Sedangkan sosialisme adalah suatu ideologi yang berpokok

pada prinsip pemilihan umum (Soekanto, 1987:11). Etika secara sosial

merupakan hal yang menyangkut hubungan manusia, baik secara langsung

maupun bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara) sikap kritis

terhadap pandangan-pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun

kewajiban/tanggung jawab sebagai anggota umat manusia terhadap

lingkungan hidup (Suseno, 1997:7). Identitas sosial merupakan ciri-ciri

atau tanda-tanda yang melekat pada diri seorang individu yang menjadi

ciri khasnya. Identitas juga dapat dipahami sebagai ungkapan nilai-nilai

budaya yang dimiliki suatu komunitas, kelomnpok, atau bangsa yang

bersifat khas dan membedakannya dengan kelompok atau bangsa lain.

Obyek sosial adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar

manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam

masyarakat. Adapun unsur masyarakat adalah sebagai berikut :

34

1. Menentukan jumlah manusia. Dalam ilmu sosial tidak ada ukuran yang

mutlak ataupun menentukan jumlah manusia. Secara teoritis, angka

minimumnya adalah dua orang manusia yang hidup bersama.

2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan manusia tidaklah

sama dengan kumpulan benda mati. Oleh karenanya berkumpulnya

manusia, akan memunculkan manusia-manusia baru. Sehingga

timbullah sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur

hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.

3. Mereka sadar bahwa mereka suatu kesatuan.

4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem hidup bersama

menimbulkan kebudayaan, oleh karena itu setiap anggota kelompok

merasa dirinya terikat satu sama lain (Soekanto, 1987:51).

Dari pengertian pesan sosial dan beberapa contoh penelitian

terdahulu, yang dapat dijadikan dalam kategori pesan sosial adalah sebagai

berikut:

1. Persahabatan

Manusia merindukan persahabatan agar ia memperoleh

individu-individu yang mendukungnya, meringankan kesulitan-

kesulitannya serta untuk berbagi suka dan duka. Para sahabat

seharusnya saling mengekspresikan ungkapan kasih sayang dan

persaudaraan agar hubungan persahabatan mereka semakin

kokoh. Jika kecenderungan seperti itu memudar, maka

hubungan persahabatan akan melemah (Mahdi, 2003:125).

Menurut Mahdi, persahabatan lebih menekankan pada fungsi

35

hubungan antara individu tersebut dan persahabatan akan

melemah jika fungsinya ikut memudar.

Sedangkan menurut Gandhi (1988), persahabatan memiliki

makna yang lebih dalam antar individu untuk saling memberi

kebaikan dan mengingatkan dalam kesalahan. Persahabatan

yang sejati ialah saling mengenal jiwa, sesuatu yang jarang

terdapat di dunia ini. Dan hanya antar watak-watak yang sama

dapat menjalin persahabatan dan bertahan lama. Dalam

persahabatan orang saling memberi sambutan. Jadi

persahabatan adalah hubungan antara satu individu dengan

individu lainnya yang merupakan sel-sel pembentukan suatu

masyarakat dalam menyatukan berbagai kepentingan, rasa

bersatu dan solidaritas untuk mengikat satu dengan yang lain.

2. Kehormatan

Kehormatan merupakan ukuran bagi seorang atau

kelompok untuk menduduki lapisan tertinggi dalam

masyarakat. Orang yang paling disegani dan dihormati akan

mendapatkan tempat yang teratas, mereka biasanya adalah

golongan yang pernah berjasa besar bagi kehidupan

masyarakat. Dalam kehiduupan sosial, seseorang yang sangat

dihormati akan memperoleh kedudukan didalam masyarakat.

Kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam

masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam artian

36

pergaulannya, prestasinya, hak-hak serta kewajibannnya

(Soekanto, 1987:215-216).

Sedangkan menurut Nawawi lebih menekankan bahwa

kehormatan merupakan hak asasi berupa harkat dan

kehormatan individu sebagai pribadi tidak ada jika manusia

tidak hidup bermasyarakat. Hak asasi itu justru duperlukan

karena manusia hidup bersama yang saling berinteraksi dan

saling membutuhkan satu dengan yang lain. Nawawi

menjelaskan bahwa kehormatan mutlak dimiliki oleh individu

didalam masyarakat terkait dengan keberadaan dan eksistensi

serta partisipasinya yang harus dihormati, dihargai dan diakui.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehormatan

adalah ukuran bagi seseorang atau kelompok untuk menduduki

lapisan dalam masyarakat berkat jasanya dan merupakan harkat

individu sebagai anggota masyarakat.

3. Keharmonisan

Keharmonisan secara etimologi berasal dari “harmoni”

yang bermakna keselarasan yang terdapat dalam diri seseorang

dan dari keberadaan individu sebagai bagian dari masyarakat.

Ciri masyarakat harmonis dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama, menunjukkan persamaan atas hak masing-masing

individu, akan tetapi pada sisi lain sampai pada batas tertentu,

menghilangkan atau mengurangi hak-hak sebagai individu. Ini

berarti bahwa untuk menciptakan masyarakat yang harmonis,

37

individu harus merelakan sebagian kepentingannya, Kedua,

adanya tanggung jawab bersama dari peran dan fungsi masing-

masing anggota sesuai dengan kemampuannya untuk menjalin

hubungan yang saling menguntungkan. Ketiga, adanya

keterbukaan untuk menerima keberadaan anggota masyarakat

lainnya, baik kekurangan maupun kelebihan. Dalam

kehidupannya harus ditandai sikap yang saling menghormati,

menghargai, memahami, mengerti dan mengasihi. Keempat,

adanya keadilan yang dimaknai upaya memberikan kepada

semua yang berhak atas haknya, baik pemilik hak itu sebagai

individu atau kelompok, tanpa melebihi atau mengurangi.

Kelima, mencerminkan kebebasan yang menunjukkan bahwa

kehidupan harus bebas dari tekanan, intimidasi, kediktatora,

manipulasi, dan segala bentuk penjajahan (Subardi, 2001:40-

41).

Keharmonisan dapat tercipta jika dilandasi oleh rasa kasih

sayang, seperti yang dijelaskan bahwa manusia dalam menjalin

hubungan antara yang satu dengan yang lain, terwujud jika

saling mengerti dan menghormati. Dengan kata lain manusia

hanya berhasil mewujudkan kehidupan bersama secara

harmonis dalam suasana yang saling mengasihi dan

menyayangi. Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa keharmonisan adalah yang terdapat pada diri seseorang

38

sebagai individu maupun keberadaan individu yang selaras

dengan orang lain sebagai bagian dari anggota masyarakat.

2.8.2 Film

Menurut Undang-undang republik Indonesia nomor 33 tahun 2009

tentang perfilman, pada bab I pasal 1 disebutkan bahwa film adalah karya

seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa

yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan

dapat dipertunjukan. Para teoritikus menyatakan bahwa film dewasa ini

merupakan perkembangan produksi film yang dianggap sebagai kerja

kolaboratif, yaitu melibatkan sejumlah tenaga kreatif seperti sutradara,

penulis skenario, penata kamera, penyunting, penata artistik dan pemeran.

Unsur-unsur kreatif ini saling mendukung dan mengisi untuk membentuk

totalitas film (Sumarno, 1996:107). Film merupakan realitas imajiner yang

menawarkan rasa keindahan, renungan atau sekedar hiburan.

2.9 Struktur Kategorisasi

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa kategorisasi untuk

mengetahui penggambaran pesan sosial dalam film Cek Toko

Sebelah. Tahapan penting pengukuran dalam analisis isi adalah

menyusun kategori (Eriyanto, 2011). Dalam memudahkan proses

analisis data dalam fim Cek Toko Sebelah, maka peneliti menetukan

unit analisis berupa scene yang meliputi adegan ataupun dialog.

Kategorisasi ini kemudian akan dimasukan dalam coding sheet untuk

39

dianalisis. Dari pengertian tersebut maka dapat disusun kategorisasi

yang sesuai dengan isi fim yang diteliti yaitu sebagai berikut:

a. Persahabatan

Persahabatan, yaitu suatu hubungan antar pribadi yang

akrab atau intim, yang melibatkan setiap individu sebagai suatu

kesatuan.

A.1 Curhat, yaitu tempat berkeluh kesah atau saling mencurahkan

suatu masalah. Saling memberi nasehat, saran, dan anjuran kepada

sahabat.

A.2 Solidaritas, yaitu sifat satu rasa, perasaan setia kawan, dan

rasa senasip sepenanggungan. Saling menolong bilang salah satu

diantarannya membutuhkan pertolongan.

b. Kehormatan

Kehormatan, yaitu tindakan penghargaan dan pernyataan

hormat kepada orang atau pihak lain atas nama baik dan harga diri

yang lebih tinggi.

Sub Kategori:

B1 Sanjungan, yaitu memberi perkataan untuk menyatakan

kebaikan secara berlebihan kepada orang yang sangat disegani.

B2 Mengabdi, yaitu sikap dan salam penghormatan pada seserang

yang sangat dihormati karena statusnya yang lebih tinggi.

40

c. Keharmonisan

Keharmonisan adalah yang terdapat pada diri seseorang

sebagai individu maupun keberadaan individu yang selaras

dengan orang lain sebagai bagian dari anggota masyarakat.

Sub Kategori:

C.1 Simpati, yaitu perasaan terhadap orang lain yang berpatokan

pada diri kita sendiri, dan saling bertegur sapa dalam kehidupan

sehari-hari.

C.2 Kerjasama, yaitumenjaga sopan santun untuk

mempertahankan kerukunan bermasyarakat, serta untuk mencapai

tujuan yang menguntungan bersama.

2.10 Identitas Koder

a. Identitas Koder 1 :

Nama : Edwin Dewanto

Tempat, Tanggal, Lahir : Malang, 1 November 1992

Alamat : Jalan Arif Margono, Malang

Pendidikan Terakhir : D1 Broadcasting, STT RRI Malang

Profesi : Video Editing Velox Creative.co

41

b. Identitas Koder 2

Nama : Ahmad Shofirin

Tempat,Tanggal, Lahir : Jepara, 29 Desember 1992

Alamat : Dukuh Mentawar,RT.04, RW.01,

Ujungwatu, Kec. Donorojo, Jepara

Pendidikan Terakhir : D3 Broadcasting, STT RRI Malang

Profesi : Editing Video Pemberitaan RRI, Jakarta