BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film Sebagai Media ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film Sebagai Media ...
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Proses pengirimian pesan dari komunikator disampaikan kepada
komunikan ialah pengertian sederhana ketika setiap orang berbincang
mengenai arti komunikasi. Manusia bertahan berkat adanya komunikasi,
dan terus berkembang berkat komunikasi. Dengan komunikasi, manusia
melakukan penyesuaian diri yang diperlukan. Dan memenuhi berbagai
kebutuhan dan tuntutan yang ada sehingga masyarakat tidak bercerai berai.
Proses penyampaian komunikasi oleh komunikator kepada komunikan
tidak sebatas memberikan informasi kepada khalayak tanpa adanya tujuan
tertentu yang ingin dicapai oleh komunikator. Akan tetapi pada sampai
gerakan perubahan sikap dari seorang komunikan untuk melakukan apa
yang diharakan oleh komunikator.
Media massa adalah salah satu sarana yang paling efektif untuk
melakukan proses komunikasi tersebut. Karena melalui kemasan
pemberitaan yang disampaikan kepada khalayak dapat mengubah sikap
dan opini masyarakan luas melalui informasi yang disajikan setiap hari.
Hal ini terjadi dalam pemilukada, bagaimana khalayak akansering
membicarakan seorang kandidat, manakala kandidat tersebut setiap hari
muncul di media dengan iklan-iklan politik yang mereka sampaikan.
Komunikasi massa mempunyai banyak definisi yang telah
dikemukakan para ahli komunikasi. Menurut Josep A Devito, pertama,
8
komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan pada massa, kepada
khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah
kominikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau
visual (Marhaeni, 2008:225). Definisi komunikasi massa selanjutnya,
menurut Deddy Mulyana (2007:83-84) bahwa komunikasi massa adalah
komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat
kabar,majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal,
yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang
ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat,
anonim, dan heterogen. Pesan –pesannya bersifat umum, disampaikan
secara cepat, serentak, dan selintas.
Jadi komunikasi massa merupakan sebuah proses penyampaian
dengan komunikan yang berjumlah besar. Film dikatakan sebagai bagian
dari suatu media komunikasi massa karena di dalam sebuah film juga
terdapat unsur pendukung yaitu komunikator, dan pesan. Dengan
demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi massa yang bisa
menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audien yang luas dan
heterogen (Nurudin, 2003:6-7).
Proses penyampaian pesan melalui media massa memiliki tujuan
tersendiri. Media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak
secara luas dan menyeluruh. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan
suatu bentuk komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya
menggunakan teknologi media massa sepert surat kabar, majalah, radio
dan televise. Little Jhon menawarkan definisi yang barangkali lebih
9
memadai mengenai komunikasi massa dengan menyatakan bahwa
komunikasi massa merupakan proses dimana organisasi-organisasi media
memproduksi dan menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak dan
proses dimana pesan-pesan dicari, digunakan, dipahami dan dipengaruhi
oleh khalayak.(Pawito,2007).
Pada dasarnya, film merupakan bagian dari media komunikasi
massa, karena di dalam sebuah film terdapat unsur-unsur pendukung yaitu
komunikator, pesan, dan media komunikasi massa. Dalam perspektif
komunikasi massa, film dimaknai sebagai pesan yang disampaikan dalam
komunikasi, yang memahami hakikat, fungsi, dan efeknya. Disamping itu
dengan meletakan film pada konteks sosial, politik, dan budaya dimana
proses komunikasi itu berlangsung sama artinya dengan memahami
preferensi penonton yang pada giliranya menciptakan citra penonton film
(Irwanto,1999:11). Fungsi media massa bagi masyarakat menurut Effendy
dalam buku Elvinaro (2007) ,yaitu:
a. Fungsi Informasi
Fungsi informasi ini diartikan bahwa media massa adalah
penyebar informasi bagi pembaca,pendenga, atau pemirsa.
Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayakmedia massa
yang bersangkutan sesuai dengan kepentinganya
10
b. Fungsi Pendidikan
Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa
adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan- aturan yang
berlaku kepada pemirsa atau pembaca.
c. Fungsi Memengaruhi
Fungsi mempengaruhi dari media massa adalah khalayak
terpengaruh oleh pesan – pesan dalam tulisan tersebut sehingga
tanpa sadar khalayak melakukan tindakan sesuai dengan yang
diinginkan oleh media tersebut.
Dalam sebuah film akan ada pesan yang disampaikan kepada
penontonnya melalui sebuah perantara dalam penyampaiannya. Cara
menyampaikan komunikasi pada film bisa melalui cara bertutur, cerita,
yang pada akhirnya bisa mengkomunikasikan sebuah pesan. Film
dianggap berhasil dalam berkomunikatif secara baik jika mampu
menyampaikan pesan yang berkesan. Apabila penyampaian pesan dalam
film berhasi, maka akan menghasilkan dampak pada penontonnya.
Pengaruhnya dapat berupa perubahan sifat, sikap, maupu pemikiran dari
penontonnya (McQuail,2011:37).
Film sangat berbeda dengan seni sastra, seni rupa, seni suara, seni
musik, dan arsitektur yang muncul sebelumnya. Seni film menganndalkan
teknologi, baik sebagai bahan baku produksi maupun dalam hal
penyampaian terhadap penontonya. Film merupakan penjelmaan terpadu
antara berbagai unsur yakni sastra, teater, seni rupa, dengan teknologi
11
canggih dan modern serta sarana publikasi (Baksin 2003:3). Menurut
Baksin, pesan-pesan komunikasi film juga dikelompokkan dalam proses
pembuatan dan penyampainnya, yang biasa disebut dengan genre.
Film dalam media komunikasi massa dapat membentuk sebuah
pandangan tertentu diantara para penontonnya. Film dengan demikian
menjadi objek yang potensial untuk dikaji, terutama yang berkaitan
dengan komunikasi massa yang akan menjadi muatan pesan, baik yang
tersirat (nampak) maupun tersurat (tidak nampak secara langsung).
Dengan menggunakan komunikasi massa film memiliki keuntungan yang
dapat menjangkau penonton secara luas.
2.2 Pesan Dalam Film
Pesan yang disampaikan dalam sebuah film dapat bersifat
mempengaruhi, atau menimbulkan efek dengan tujuan tertentu. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Irawanto bahwa pada dasarnya studi media
massa mencakup pencarian pesan dan makna yang terdapat didalamnya
(Irwanto,1999:27). Dalam penyampaian pesan yang efektif, sebaiknya
pesan yang disampaikan komunikator dapat mengengena pada
khalayaknya, maka harus memiliki syarat- syarat sebagai berikut:
a. Umum
Berisi hal- hal yang umumdipahami oleh audience atau
komunikan,bukan soal- soal yang Cuma berarti atau dipahami oleh
seseorang atau kelompok tertentu.
12
b. Jelas dan Gamblang
Pesan harus jelas dan gamblang, tidak samar-samar. Jika
mengambil perumpamaan hendaklah perumpamaan yang senyata
mungkin. Untuk tidak ditafsirkan berbeda dari makhsud komunikator,
maka pesan tersebut harus benar- benar jelas.
c. Bahasa yang jelas
Sejauh mungkin tidak menggunakan istilah- istilah yang idak
dipahami audience atau khalayak. Penggunaan bahasa jelas dan cocok
dengan komunikan, situasi daerah, dan kondisi dimana pesan akan
disampaikan. Begitupula dengan istilah asing lebih baik dihindari dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
d. Positif
Secara kodrat manusia selalu tidakingin melihat hal- hal yang tidak
menyenangkan. Oleh karena itu setiap pesan agar diutarakan dalam
bentuk positif. Kemukakan pesan untuk lebih mendapatkan simpati
dan menarik.
Pesan yang disampaikan dalam film seharusnya dapat
menimbulkan dampak–dampak yang dapat mempengaruhi dan
menimbulkan pengaruh tertentu. Dalam sebuah media massa termasuk
juga media film, semua pesan yang terkandung dapat ditangkap dan
dipahami dengan cara menganalisanya. Pada dasarnya studi media massa
mencakup pencarian pesan dan makna yang terdapat didalamnya. Baik
pesan yang sifatnya tersirat (tampak) dan tersurat (tidak tampak secara
langsung).
13
2.3 Pesan Sosial
Sosial (social) pada ilmu sosial menunjuk pada obyeknya, yaitu
masyarakat. Sedangkan sosialisme adalah suatu ideologi yang berpokok
pada prinsip pemilihan umum (Soekanto, 1987:11). Etika secara sosial
merupakan hal yang menyangkut hubungan manusia, baik secara langsung
maupun bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara) sikap kritis
terhadap pandangan-pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun
kewajiban/tanggung jawab sebagai anggota umat manusia terhadap
lingkungan hidup (Suseno, 1997:7). Identitas merupakan ciri-ciri atau
tanda-tanda yang melekat pada diri seorang individu yang menjadi ciri
khasnya. Identitas juga dapat dipahami sebagai ungkapan nilai-nilai
budaya yang dimiliki suatu komunitas, kelomnpok, atau bangsa yang
bersifat khas dan membedakannya dengan kelompok atau bangsa lain.
Obyek sosial adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar
manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam
masyarakat. Adapun unsur masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah manusia. Dalam ilmu sosial tidak ada
ukuran yang mutlak ataupun menentukan jumlah manusia.
Secara teoritis, angka minimumnya adalah dua orang
manusia yang hidup bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan
manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda mati. Oleh
karenanya berkumpulnya manusia, akan memunculkan
manusia-manusia baru. Sehingga timbullah sistem
14
komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.
3. Mereka sadar bahwa mereka suatu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem
hidup bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena itu
setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu sama
lain (Soekanto, 1987:51)
2.4 Pesan Sosial Dalam Film
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan(tema) yang sebenarnya
menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengungkap sikap dan tingkah
laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai
segi,namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan
akhir tersebut (Widjaja,1988:32). Pesan sosial adalah sebuah nilai akan
perwujudan dari konsep nilai baik dan tidak baik yang bersifat tersirat
(Putra, 2014:67). Pesan sosial juga bisa diartikan sebagai amanat yang
disampaikan lewat orang lain yang suka memperhatikan kepentingan umum
(KBBI, edisi 21991).
Pesan mempunyai tiga komponen yang meliputi makna, simbol
digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.
Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan
obyek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan (percakapan,
wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya). Pesan juga dapat
dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota
15
tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatap muka, dan
sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, film, dan
sebagainya.
Penyampaian pesan dapat melalui lisan, tatap muka, langsung atau
menggunakan media/saluran. Adapun bentuk-bentuk pesan itu sendiri
diantaranya bersifat:
a. Informatif
Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian dapat
mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan
informatif lebih berhasil dari pada pesan persuasif.
b. Persuasif
Berisi bujukan, rayuan yakni membangkitkan pengertian dan
kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan
memberikan perubahan sikap tetapi perubahan ini atas
kehendak sendiri.
c. Koersif
Yaitu memaksa dengan menggunakan saksi, bentuk yang
terkenal dari penyampaian pesan koersif adalah agitasi, yakni
dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan penekanan
batin dan ketakutan diantara sesame kalangan publik. Koersif
dapat berbentuk perintah, intruksi dan sebagainya.
Pesan merupakan unsur komunikasi yang perlu dibahas dalam
penelitian ini. Dimana dalam penyampaian pesan merupakan salah
16
satu indikator bagi keberhasilan komunikasi itu sendiri. Dalam
perspektif komunikasi massa film dimaknai sebagai pesan-pesan yang
disampaikan dalam komunikasi film yang memahami hakekat, fungsi
dan efeknya. Dalam hal ini film dijadikan sebagai media untuk
menyampaikan pesan yang diharapkan nanti pengaruhnya dalam
pembentukan pola pikir, sikap, dan tingkah laku disamping menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan masyarakat bisa terpenuhi.
Film merupakan suatu penciptaan yang mempunyai nilai karya
seni, dan mampu menciptakaan suatu realitasrrekaan yang
menggambarkan sebuah realitas. Menurut Susanto (1982:60) film
sebagai suatu media komunikasi, merupakan suatu kombinasi antara
usaha penyampaian pesan melalui gambar yang bergerak, pemanfaatan
teknologi kamera, warna dan suara. Unsur-unsur tersebut
dilatarbelakangi oleh suatu cerita yang mengandung suatu pesan yang
ingin disampaikan oleh sutradara kepada khalayak film. Banyak pesan
yang dapat terkandung dalam film seperti, pesan pendidikan,
keagamaan, bahkan pesan – pesan kemanusiaan yang memberi banyak
pelajaran yang dapat diambil oleh para penikmat film.
Sosial merupakan segala sesuatu perilaku manusia yang
menggambarkan hubungan nonindividual. Sosial merujuk hubungan-
hubungan manusia dalam kemasyarakatan, hubungan antar manusia,
hubungan manusia dengan kelompok, serta hubungan manusai dengan
organisasi. Istilah sosial (social) pada ilmu sosial menunjuk pada
17
obyeknya, yaitu masyarakat. Sedangkan sosialisme adalah suatu
ideologi yang berpokok pada prinsip pemilihan umum (Soekanto,
1987:11). Etika secara sosial merupakan hal yang menyangkut
hubungan manusia, baik secara langsung maupun bentuk kelembagaan
(keluarga, masyarakat, negara) sikap kritis terhadap pandangan-
pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun kewajiban/tanggung
jawab sebagai anggota umat manusia terhadap lingkungan hidup
(Suseno, 1997:7). Identitas sosial merupakan ciri-ciri atau tanda-tanda
yang melekat pada diri seorang individu yang menjadi ciri khasnya.
Identitas juga dapat dipahami sebagai ungkapan nilai-nilai budaya
yang dimiliki suatu komunitas, kelomnpok, atau bangsa yang bersifat
khas dan membedakannya dengan kelompok atau bangsa lain. Obyek
sosial adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar
manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam
masyarakat. Adapun unsur masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah manusia. Dalam ilmu sosial tidak ada
ukuran yang mutlak ataupun menentukan jumlah manusia.
Secara teoritis, angka minimumnya adalah dua orang manusia
yang hidup bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan manusia
tidaklah sama dengan kumpulan benda mati. Oleh karenanya
berkumpulnya manusia, akan memunculkan manusia-manusia
baru. Sehingga timbullah sistem komunikasi dan peraturan-
18
peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam
kelompok tersebut.
3. Mereka sadar bahwa mereka suatu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem hidup
bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena itu setiap
anggota kelompok merasa dirinya terikat satu sama lain
(Soekanto, 1987:51)
2.5 Film
2.5.1 Pengertian Film
Film adalah suatu karya cipta seni dan budaya yang merupakan
media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas
sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, dan atau
bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan
ukuran, melalui proses kimiawi, proses elektronika, atau proses lainnya
dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan
dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainnya (Baksin,
2003:6).
Film merupakan realitas imajiner yang menawarkan rasa
keindahan, renungan atau sekedar hiburan. Film dalam arti sempit adalah
penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi pengertian yang lebih luas film
bisa juga termasuk tayangan televisi. Film dengan kemampuan daya
visualnya yang didukung dengan audio yang khas, sangat efektif dijadikan
sebagai media hiburan dan juga sebagai media pendidikan maupun
19
penyuluhan. Film bisa diputar berulang kali pada tempat dan khalayak
yang berbeda (Cangara,2008). Film mengekalkan apa yang telah dilakukan
manusia sejak lama, yaitu menyampaikan kisah tentang kehidupan.
Dibandingkan dengan media lain, film mempunyai kemampuan untuk
meniru kenyataan sedekat mungkin.
Kita mengetahui bahwa film merupakan sebuah alat untuk
menyampaikan pesan yang efektif dalam mempengaruhi khalayak dengan
pesan-pesan yang disampaikan. Pada pembuatan film akan ada sebuah ide
cerita yang dimunculkan oleh penulis skenario. Ide-ide yang diangkat
didalam film menghasilkan sebuah nilai yang biasanya didapatkan dalam
sebuah pencarian yang panjang tentang pengalaman hidup, realitas sosial,
serta daya karya imajinatif dari pembuatnya dengan tujuan dalam rangka
memasuki ruang kosong khalayak tentang sesuatu yang belum
diketahuinya sama sekali sehingga tujuan yang ingin dicapainyapun sangat
tergantung pada seberapa antusias khalayak terhadap ide-ide yang
diangkat didalam film tersebut. Ide yang diangkat biasanya tidak lepas dari
masalah yang memang selama ini telah menjadi sebuah relita didalam
kehidupan seperti cerita cinta, keluarga, perjalanan hidup serta hal-hal
yang memang selama ini menjadi daya kreatif, imajinatif pembuat film.
Film umumnya dibangun dengan banyak tanda, tanda-tanda ini termasuk
berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam upaya
mencapai efek yang diharapkan. Yang paling penting didalam film adalah
gambar dan suara; kata yang diucapkan ditambah dengan suara-suara lain
yang serentak mengiringi gambar-gambar dan musik film.
20
2.5.2 Unsur-unsur Pembentuk Film
Film, secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni,
unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling
berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk
sebuah film. Masing-masing unsur tersebut tidak akan dapat
membentuk film jika hanya terdiri sendiri. Bisa kita katakan bahwa
unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan di olah, sementara
unsur sinematika adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. Dalam
sebuah film cerita, unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita
filmnya. Sementara unsur sinematik atau juga sering diistilahkan gaya
sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentukan film
(Himawan, 2008:1).
Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film.
Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif. Setiap cerita
pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi,
waktu, serta lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur
naratif secara keseluruhan. Elemen-elemen tersebut saling berinteraksi
serta berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah
jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan. Seluruh jalinan
peristiwa tersebut terikat oleh sebuah aturan yakni, hukum kausalitas
(logika sebab-akibat). Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan
waktu adalah elemen-elemen pokok pembentuk naratif.
Unsur senematik merupakan aspek-aspek teknis dalam
produksi sebuah film. Mise-en-scene adalah segalah hal yang berada di
21
depan kamera. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok yakni,
setting atau latar, tata cahaya, kostum dan make-up, serta akting dan
pergerakan pemain. Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera
dan film serta hubungan kamera dengan obyek yang diambil. Editing
adalah transisi sebuah gambar (shot) ke gambar lainnya. Sedangkan
suara adalah segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui
indera pendengaran. Seluruh unsur senematik tersebut saling terkait,
mengisi, serta berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk
unsur sinematik secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, sebuah
film bisa saja tanpa menggunakan unsur suara sama sekali seperti
dalam film era bisu, namun hal seperti ini lebih disebabkan oleh
keterbatasan teknologi dan bukan akibat penyelesaian sinematik
(kesenjangan). Beberapa film juga terbukti telah mampu sangat minim
atau bahkan meniadakan teknik editing namun jumlahnya masih sangat
terbatas. Film seperti halnya karya literatur lainnya, mempunyai
struktur fisik, adapun struktur tersebut meliputi:
1. Shot
Shot merupakan proses perekaman gambar sejak kamera diaktifkan
(on) sampai dihentikan (off), atau sering diistilahkan sebagai satu kali
take (pengambilan gambar).
22
2. Scene (adegan)
Scene merupakan satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang
memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang,
waktu, isi cerita, tema, karakter, atau motif. Secara sederhana bisa
diartikan sebagai sekumpulan beberapa shot.
3. Squence
Sequence merupakan satu segmen besar yang memperlihatkan satu
rangkaian peristiwa utuh. Satu squence terdiri dari beberapa scene
yang saling berhubungan.
2.5.3 Jenis-jenis Film
Komunikator penting untuk mengetahui jenis- jenis film agar dapat
memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Menurut
Elvinaro (2007:148-149) film dapat dikelompokan pada jenis berikut ini :
a. Film Cerita
Film cerita (story film ) adalah jenis film yang mengandung suatu
cerita yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di
gedung – kedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini
didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat menjadi
topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang
dimodifikasi, sehingga ada unsur yang menarik, dari jalan ceritanya
maupun dari segi gambarnya.
23
b. Film Berita
Film berita atau newreel adalah film mengenai fakta, peristiwa
yang benar terjadi. Karena sifatnya berita maka film yang disajikan
kepada publik harus mengandung nilai berita atau news value. Kriteria
berita itu adalah penting dan menarik. Jadi berita juga harus penting
atau menarik atau penting sekaligu menarik.
c. Film Dokumenter
Film dokumenter didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai karya
ciptaan mengenai kenyataan. Film dokumenter merupakan hasil
intepretasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut.
d. Film Kartun
Film kartun dibuat untuk konsumsi anak-anak. Sebagian besar film
kartun, sepanjang film itu diputar akan membuat kita tertawa karena
kelucuan para tokohnya. Namun ada juga film kartun yang membuat
iba penontonnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, film kartun
bisa juga mengandung unur pendidikan. Minimal akan terekam bahwa
ada tokoh jahat dan baik, maka pada akhirnya tokoh baiklah yang
selalu menang.
2.5.4 Klasifikasi Film
Genre film merupakan metode yang paling mudah dan sering
digunakan untuk mengklasifikasikan film. Fungsi genre menurut Himawan
Pratista (2008:10) adalah untuk memudahkan klasifikasi sebuah film
sesuai dengan spesifikasinya. Lebih lanjut menurut Himawan (2008:13)
Genre juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian,diantaraya :
24
1. Genre Induk Primer
Genre ini merupakan genre induk primer yang telah ada dan
populer sejak awal perkembangan tahun 1900-an hingga 1930-an.
Setiap film pasti mengandung kurang leih satu jenis genre
induk,namun bisa juga pada satu film bisa kombinasi beberapa genre
induk sekaligus.
a. Aksi
Film aksi berhubungan dengan adegan-adegan aksi fisik
yang seru, menegangkan, berbahaya, dengan tempo cerita yang
cepat. Umumnya berisi adegan aksi kejar-mengejar,
perkelahian, tembak-menembak, balapan, ledakan, serta aksi
lainnya.
b. Drama
Film drama berhubungan dengan tema, cerita, setting,
karakter, serta suasana yang memotret kehidupan nyata.
Penceritaanya menggugah emosi dan mampu menguras air
mata.
c. Epik Sejarah
Film epik sejarah merupakan film yang menggunakan tema
periode masa silam (sejarah) dengan latar sebuah kerajaan,
peristiwa atau tokoh besar yang menjadi mitos dan legenda.
25
d. Fantasi
Film fantasi berhubungan dengan tempat, peristiwa, serta
karakter yang tidak nyata. Terdapat unsur magis, mitos, negeri
dongeng, imajinasi, halusinasi serta alam mimpi.
e. Fiksi ilmiah
Film fiksi ilmiah berhubungan dengan masa depan,
perjalanan angkasa luar, penjelajah waktu, invasi atau
kehancuran bumi. Menceritakan teknologi serta kekuatan yang
berada di luar jangkauan teknologi masa kini. Biasanya
berhubungan dengan karakter non-manusia.
f. Horor
Film horror memiliki tujuan utama memberikan rasa takut,
kejutan, serta teror yang mendalam bagi penontonnya.
Menggunakan karakter-karakter antagonis non-manusia yang
berwujud fisik menyeramkan.
g. Komedi
Film komedi memiliki tujuan utama memancing tawa
penontonnya. Biasanya berupa drama ringan yang melebih-
lebihkan aksi, situasi, bahasa, hingga karakternya.
h. Kriminal dan Gangster
Film kriminal dan gangster berhubungan dengan aksi-aksi
kriminal seperti perampokan bank, pencurian, pemerasan,
perjudian, pembunuhan, persaingan antar kelompok, serta aksi
26
kelompok bawah tanah yang bekerja di luar sistem hukum.
Sering menampilkan adegan aksi kekerasan yang tidak
manusiawi (sadis).
i. Musikal
Film musikal mengkombinasi unsur musik, lagu, tari
(dansa) , serta gerak (koreografi). Lagu- lagu dan tarian
mendominasi sepanjang film dan biasanya menyatu dengan
cerita
j. Petualangan
Film petualangan menceritakan tentang perjalanan,
eksplorasi atau ekspedisi ke suatu wilayah asing yang belum
pernah tersentuh. Biasanya menyajikan panorama alam eksotis
seperti hutan rimba, pegunungan, gurun pasir, lautan serta
pulau terpencil.
k. Perang
Film perang mengangkat tema kengerian serta teror yang
ditimbulkan oleh aksi perang. Umumnya menampilkan adegan
pertempuran, baik di darat, laut dan udara.
2. Genre Induk Sekunder
Genre induk sekunder merupakan pengembangan atau turunan dari
genre induk primer. Genre induk sekunder memiliki ciri-ciri karakter
yang lebih khusus dibandingkan dengan genre induk primer.
27
a. Bencana (Disaster)
Film bencana berhubungan dengan tragedi atau musibah,
baik skala besar maupun kecil yang mengancam jiwa banyak
manusia.
b. Biografi
Film biografi menceritakan penggalan kisah nyata atau
kisah hidup seorang tokoh berpengaruh di masa lalu maupun
kini. Merupakan pengembangan dari genre drama dan epik
sejarah.
c. Detektif
Film detektif pada umumnya meceritakan tentang sebuah
kasus kriminal yang belum terselesaikan. Alur ceritanya sulit
diduga dan penuh dengan misteri. Merupakan pengembangan
dari genre kriminal dan gengster.
d. Film Noir
Film noir bermakna gelap atau suram,merupakan turunan
genre kriminal dan gangster yang selalu berhubungan dengan
tindakan seperipembunuhan, pencurian , serta pemerasan.
e. Melodrama
Film melodrama mampu menggugah emosi penonton
secara mendalam dengan dukungan unsur ‘melodi’ (ilustrasi
musik). Merupakan pengembangan dari genre drama.
28
f. Olahraga
Film olahraga mengambil kisah aktivitas olahraga, baik
atlet, pelatih, agen maupun ajang kompetisi. Biasanya
diadaptasi dari kisah nyata baik biografi maupun sebuah
peristiwa olahraga besar.
g. Perjalanan
Genre perjalanan sering diistilahkan sebagai road film, film
perjalanan sering bersinggungan dengan genre aksi,
drama,serta petualangan.
h. Roman
Film roman lebih memusatkan cerita pada masalah cinta,
baik kisah percintaan maupun pencarian cinta sebagai tujuan
utamanya. Merupakan pengembangan dari genre drama.
i. Superhero
Film superhero berhubungan dengan kisah klasik
perseteruan antara sisi baik dan sisi jahat, yakni kisah
kepahlawanan tokoh super dalam membasmi kekuatan jahat.
Merupakan perpaduan antara genre fiksi-ilmiah, aksi dan
fantasi.
j. Supranatural
Film supranatural berhubungan dengan makhluk-makhluk
gaib, seperti hantu, roh halus, keajaiban, serta kekuatan mental
seperti membaca pikiran, masa depan, masa lalu, dan lainnya.
29
Merupakan perpaduan antara genre horor, fantasi, drama dan
fiksi-ilmiah.
k. Spionase
Spionase adalah genre kombinasi antara genre aksi,
petualangan, thriller,serta politik, dengan karakter utama
seorang mata- mata atau agen rahasia.
l. Thriller
Film thriller memiliki tujuan utama memberi rasa
ketegangan, penasara, ketidakpastian dan ketakutan pada
penonton. Alur cerita sering berbentuk aksi nonstop, penuh
misteri, kejutan, serta mampu mempertahakan intensitas
ketegangan hingga klimaks.Genre Induk Primer.
Genre induk primer dapat dikombinasikan dengan genre sekunder
sesuai konteks cerita film. Misalnya genre drama dapat dipecah menjadi
genre. Bisa dikatakan, satu genre film dapat menghasilkan puluhan,
bahkan ratusan judul film. Sampai kapanpun genre akan terus berkembang
secara dinamis dan tidak akan berhenti, sejalan dengan perkembangan
sinema.
2.6 Analisis Isi Film
Analisis isi film merupakan sebuah analisa yang digunakan oleh
seperangkat kategori – kategori konseptual yang berhubungan dengan isi
film dan secara kuantitatif menghitung ada atau tidaknya kategori yang
dimaksud dengan tingkat kesulitan yang berbeda – beda. pendekatan dasar
untuk menerapkan teknik menurut Rachmat (2007:89) adalah:
30
a. Perumusan masalah
Perumusan masalah adalah menuliskan secara singkat pertanyaan
yang biasanya terletak di awal laporan atau proposal dan biasanya
terletak setelah latar belakang.
b. Perumusan hipotesis
Perumusan hipotesis adalah membuat sebuah kesimpulan yang
ditarik sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
c. Penarikan sampel
Penarikan sampel adalah kegiatan melakukan pengelompokan kecil
yang diambil atau yang diamati dari populasi.
d. Pembuatan alat ukur (Koding),
Membuat alat ukur penelitian dengan alat untuk mengukur sesuatu
masalah yang ada pada sebuah penelitian dengan skala pengukuran
(nominal,ordinal,interval atau rasio).
e. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan aktivitas mendapatkan informasi
yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
f. Analisis data
Analisis data merupakan cara mengolah data dari sumbernya
menjadi informasi, agar data lebih mudah dipahami dan memberikan
solusi untuk permasalahan yang berkaitan dengan penelitian.
Analisis isi dapat dikarakterisasikan sebagai metode penelitian
simbolik pesan – pesan. Dalam sebuah analisis isi, tujuan atau target harus
dinyatakan secara jelas. Dalam pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan
31
analisis terhadap media film dalam rangka mengetahui kandungan isi apa
yang ingin disampaikan melalui film tersebut maupun kemunculan akan
tema tertentu dalam film yang di analisis.
2.7 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu telah ada penelitian yang serupa
denganpenelitian ini dan sudah dilakukan sebelumnya. Berikut ini adalah
beberapadiantaranya:
Penelitian Evi Purwanti (2009), yang meneliti Pesan Sosial Dalam
Film (Sebuah Analisis Isi pada Film Me vs High Heels Kerya Pingkan
Utari). Berdasarkan hasil analisa, didapatkan frekuensi kemunculan pesan
sosial dalam film Me vs High Heels sebesar 32 scene pada keseluruhan
scene yang ada pada film Me vs High Heels. Dari jumlah total
kemunculan scene yang menggambarkan pesan sosial dalam Film Me vs
High Heels ini mengindikasikan bahwa film ini tidak sarat akan pesan
sosial. Diharapkan bagi para sineas untuk lebih memperhatikan lagi pesan
yang akan disampaikan melalui film, sehingga tepat pada sasaran.
Penelitian oleh Imam Machfudi (2009), yang meneliti tentang
Analisis Isi Pesan Sosial Dalam Film A Beautiful Mind Karya Ron Hoard.
Hasil penelitian dapat diketahui dari 69 scene dalam film A Beautiful
Mind Karya Ron Hoard. Hasil penelitian dapat diketahui dari 69 scene
dalam film A Beautiful Mind, dilakukan pengodingan ke dalam tiga
kategori, yaitu Persahabatan, Kehormatan, Keharmonisan.
Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa, dari 69 keseluruhan scene dal
am film A Beautiful Mind, terdapat 65 scene yang mengandung pesan
32
sosial dalam film A Beautiful Mind atau 94.20% dari keseluruhan scene,
dengan kategori terbanyak adalah keharmonisan, dengan frekuensi kemun
culan sebanyak 23 scene atau 35.35%. Jadi, hampir keseluruhan scene yan
g terdapat pada film A Beautiful Mind, banyak terdapat kandungan pesan
sosial.
Penelitian Alani Farida (2009), yang meneliti Analisis Isi Pesan
Moral dan Pesan Sosial Dalam Film Green Street Holitgan Karya Lexy
Alexander. Hasul penelitian dapat diketahui pesan sosial sering muncul
adalah kategori persahbatan dengan frekuensi sebanyak 42 scene
(51,85%), kemudian diposisikan kedua pada kategori kehormatan dengan
frekuensi sebanyak 23 scene (28,39%), kemudian diposisi terakhir
ditempati oleh kategori keharmonisan dengan frekuensi sebenyak 16 scene
(19,75%), sedangkan pesan moral kategori kepercayaan diri dengan
bentuk akting maupun dialog yang mempunyai frekuensi sebanyak 21
scene(41,17%)kemudian di posisi kedua ditempati oleh kategori kebijaksa
naan yang mempunyai frekuensi sebanyak 18 scene (35 ,28%)dan p
ossi ketiga di tempati oleh kategoripengendalian diri yaitu mempunyai fr
ekuensi sebanyak 12 scene (12,23%) dari data diatas dapat diketahui bahw
a dalam Film Green Street Holiganpesan sosial lebih sering muncul dari p
ada pesan moral.
Namun perbedaan yang paling mendasar antara penelitian ini
dengan penelitian – penelitian sebelumnya adalah pada obyek penelitian
yang diambil oleh masing – masing peneliti, dan perbedaan peneliti dalam
memilih kategorisasi untuk meneliti film yang akan diteliti, serta ada juga
33
yang berbeda pada metode penelitian yang digunakan peneliti. Sementara
persamaannya antara penelitian ini dengan penelitian – penelitian
sebelumnya adalah pada jenis obyek yang diteliti yaitu film.
2.8 Definisi Konseptual
Menurut Hamidi (2007:141), definisi konseptual merupakan
batasan tentang pengertian yang diberikan peneliti terhadap variabel-
variabel (konsep) yang akan diukur, diteliti dan digali.
2.8.1 Pesan Sosial
Sosial (social) pada ilmu sosial menunjuk pada obyeknya, yaitu
masyarakat. Sedangkan sosialisme adalah suatu ideologi yang berpokok
pada prinsip pemilihan umum (Soekanto, 1987:11). Etika secara sosial
merupakan hal yang menyangkut hubungan manusia, baik secara langsung
maupun bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara) sikap kritis
terhadap pandangan-pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun
kewajiban/tanggung jawab sebagai anggota umat manusia terhadap
lingkungan hidup (Suseno, 1997:7). Identitas sosial merupakan ciri-ciri
atau tanda-tanda yang melekat pada diri seorang individu yang menjadi
ciri khasnya. Identitas juga dapat dipahami sebagai ungkapan nilai-nilai
budaya yang dimiliki suatu komunitas, kelomnpok, atau bangsa yang
bersifat khas dan membedakannya dengan kelompok atau bangsa lain.
Obyek sosial adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar
manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam
masyarakat. Adapun unsur masyarakat adalah sebagai berikut :
34
1. Menentukan jumlah manusia. Dalam ilmu sosial tidak ada ukuran yang
mutlak ataupun menentukan jumlah manusia. Secara teoritis, angka
minimumnya adalah dua orang manusia yang hidup bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan manusia tidaklah
sama dengan kumpulan benda mati. Oleh karenanya berkumpulnya
manusia, akan memunculkan manusia-manusia baru. Sehingga
timbullah sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.
3. Mereka sadar bahwa mereka suatu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem hidup bersama
menimbulkan kebudayaan, oleh karena itu setiap anggota kelompok
merasa dirinya terikat satu sama lain (Soekanto, 1987:51).
Dari pengertian pesan sosial dan beberapa contoh penelitian
terdahulu, yang dapat dijadikan dalam kategori pesan sosial adalah sebagai
berikut:
1. Persahabatan
Manusia merindukan persahabatan agar ia memperoleh
individu-individu yang mendukungnya, meringankan kesulitan-
kesulitannya serta untuk berbagi suka dan duka. Para sahabat
seharusnya saling mengekspresikan ungkapan kasih sayang dan
persaudaraan agar hubungan persahabatan mereka semakin
kokoh. Jika kecenderungan seperti itu memudar, maka
hubungan persahabatan akan melemah (Mahdi, 2003:125).
Menurut Mahdi, persahabatan lebih menekankan pada fungsi
35
hubungan antara individu tersebut dan persahabatan akan
melemah jika fungsinya ikut memudar.
Sedangkan menurut Gandhi (1988), persahabatan memiliki
makna yang lebih dalam antar individu untuk saling memberi
kebaikan dan mengingatkan dalam kesalahan. Persahabatan
yang sejati ialah saling mengenal jiwa, sesuatu yang jarang
terdapat di dunia ini. Dan hanya antar watak-watak yang sama
dapat menjalin persahabatan dan bertahan lama. Dalam
persahabatan orang saling memberi sambutan. Jadi
persahabatan adalah hubungan antara satu individu dengan
individu lainnya yang merupakan sel-sel pembentukan suatu
masyarakat dalam menyatukan berbagai kepentingan, rasa
bersatu dan solidaritas untuk mengikat satu dengan yang lain.
2. Kehormatan
Kehormatan merupakan ukuran bagi seorang atau
kelompok untuk menduduki lapisan tertinggi dalam
masyarakat. Orang yang paling disegani dan dihormati akan
mendapatkan tempat yang teratas, mereka biasanya adalah
golongan yang pernah berjasa besar bagi kehidupan
masyarakat. Dalam kehiduupan sosial, seseorang yang sangat
dihormati akan memperoleh kedudukan didalam masyarakat.
Kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam
masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam artian
36
pergaulannya, prestasinya, hak-hak serta kewajibannnya
(Soekanto, 1987:215-216).
Sedangkan menurut Nawawi lebih menekankan bahwa
kehormatan merupakan hak asasi berupa harkat dan
kehormatan individu sebagai pribadi tidak ada jika manusia
tidak hidup bermasyarakat. Hak asasi itu justru duperlukan
karena manusia hidup bersama yang saling berinteraksi dan
saling membutuhkan satu dengan yang lain. Nawawi
menjelaskan bahwa kehormatan mutlak dimiliki oleh individu
didalam masyarakat terkait dengan keberadaan dan eksistensi
serta partisipasinya yang harus dihormati, dihargai dan diakui.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehormatan
adalah ukuran bagi seseorang atau kelompok untuk menduduki
lapisan dalam masyarakat berkat jasanya dan merupakan harkat
individu sebagai anggota masyarakat.
3. Keharmonisan
Keharmonisan secara etimologi berasal dari “harmoni”
yang bermakna keselarasan yang terdapat dalam diri seseorang
dan dari keberadaan individu sebagai bagian dari masyarakat.
Ciri masyarakat harmonis dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertama, menunjukkan persamaan atas hak masing-masing
individu, akan tetapi pada sisi lain sampai pada batas tertentu,
menghilangkan atau mengurangi hak-hak sebagai individu. Ini
berarti bahwa untuk menciptakan masyarakat yang harmonis,
37
individu harus merelakan sebagian kepentingannya, Kedua,
adanya tanggung jawab bersama dari peran dan fungsi masing-
masing anggota sesuai dengan kemampuannya untuk menjalin
hubungan yang saling menguntungkan. Ketiga, adanya
keterbukaan untuk menerima keberadaan anggota masyarakat
lainnya, baik kekurangan maupun kelebihan. Dalam
kehidupannya harus ditandai sikap yang saling menghormati,
menghargai, memahami, mengerti dan mengasihi. Keempat,
adanya keadilan yang dimaknai upaya memberikan kepada
semua yang berhak atas haknya, baik pemilik hak itu sebagai
individu atau kelompok, tanpa melebihi atau mengurangi.
Kelima, mencerminkan kebebasan yang menunjukkan bahwa
kehidupan harus bebas dari tekanan, intimidasi, kediktatora,
manipulasi, dan segala bentuk penjajahan (Subardi, 2001:40-
41).
Keharmonisan dapat tercipta jika dilandasi oleh rasa kasih
sayang, seperti yang dijelaskan bahwa manusia dalam menjalin
hubungan antara yang satu dengan yang lain, terwujud jika
saling mengerti dan menghormati. Dengan kata lain manusia
hanya berhasil mewujudkan kehidupan bersama secara
harmonis dalam suasana yang saling mengasihi dan
menyayangi. Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa keharmonisan adalah yang terdapat pada diri seseorang
38
sebagai individu maupun keberadaan individu yang selaras
dengan orang lain sebagai bagian dari anggota masyarakat.
2.8.2 Film
Menurut Undang-undang republik Indonesia nomor 33 tahun 2009
tentang perfilman, pada bab I pasal 1 disebutkan bahwa film adalah karya
seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa
yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan
dapat dipertunjukan. Para teoritikus menyatakan bahwa film dewasa ini
merupakan perkembangan produksi film yang dianggap sebagai kerja
kolaboratif, yaitu melibatkan sejumlah tenaga kreatif seperti sutradara,
penulis skenario, penata kamera, penyunting, penata artistik dan pemeran.
Unsur-unsur kreatif ini saling mendukung dan mengisi untuk membentuk
totalitas film (Sumarno, 1996:107). Film merupakan realitas imajiner yang
menawarkan rasa keindahan, renungan atau sekedar hiburan.
2.9 Struktur Kategorisasi
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa kategorisasi untuk
mengetahui penggambaran pesan sosial dalam film Cek Toko
Sebelah. Tahapan penting pengukuran dalam analisis isi adalah
menyusun kategori (Eriyanto, 2011). Dalam memudahkan proses
analisis data dalam fim Cek Toko Sebelah, maka peneliti menetukan
unit analisis berupa scene yang meliputi adegan ataupun dialog.
Kategorisasi ini kemudian akan dimasukan dalam coding sheet untuk
39
dianalisis. Dari pengertian tersebut maka dapat disusun kategorisasi
yang sesuai dengan isi fim yang diteliti yaitu sebagai berikut:
a. Persahabatan
Persahabatan, yaitu suatu hubungan antar pribadi yang
akrab atau intim, yang melibatkan setiap individu sebagai suatu
kesatuan.
A.1 Curhat, yaitu tempat berkeluh kesah atau saling mencurahkan
suatu masalah. Saling memberi nasehat, saran, dan anjuran kepada
sahabat.
A.2 Solidaritas, yaitu sifat satu rasa, perasaan setia kawan, dan
rasa senasip sepenanggungan. Saling menolong bilang salah satu
diantarannya membutuhkan pertolongan.
b. Kehormatan
Kehormatan, yaitu tindakan penghargaan dan pernyataan
hormat kepada orang atau pihak lain atas nama baik dan harga diri
yang lebih tinggi.
Sub Kategori:
B1 Sanjungan, yaitu memberi perkataan untuk menyatakan
kebaikan secara berlebihan kepada orang yang sangat disegani.
B2 Mengabdi, yaitu sikap dan salam penghormatan pada seserang
yang sangat dihormati karena statusnya yang lebih tinggi.
40
c. Keharmonisan
Keharmonisan adalah yang terdapat pada diri seseorang
sebagai individu maupun keberadaan individu yang selaras
dengan orang lain sebagai bagian dari anggota masyarakat.
Sub Kategori:
C.1 Simpati, yaitu perasaan terhadap orang lain yang berpatokan
pada diri kita sendiri, dan saling bertegur sapa dalam kehidupan
sehari-hari.
C.2 Kerjasama, yaitumenjaga sopan santun untuk
mempertahankan kerukunan bermasyarakat, serta untuk mencapai
tujuan yang menguntungan bersama.
2.10 Identitas Koder
a. Identitas Koder 1 :
Nama : Edwin Dewanto
Tempat, Tanggal, Lahir : Malang, 1 November 1992
Alamat : Jalan Arif Margono, Malang
Pendidikan Terakhir : D1 Broadcasting, STT RRI Malang
Profesi : Video Editing Velox Creative.co