BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN ...

25
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Tuna Ganda Tuna ganda adalah seseorang yang memiliki kerusakan, kekhususan dan ketidakmampuan dalam beberapa hal sekaligus. Sebagai contoh, anak yang tunarungu sekaligus tunanetra, anak tunadaksa sekaligus tuna wicara Pandji (2013:21). Tuna Ganda adalah (1) mereka memiliki ketunaan yang berat dan parah. (2) mereka membutuhkan program pendidikan dengan sumber yang lebih besar daripada program biasa (3) mereka memerlukan program dan focus pada keterampilan dalam fungsi kemandirian dan pemenuhan diri. Dollar dan Brooks (dalam snell, 1983). Tuna ganda adalah anak yang kebutuhan dasar pendidikannya memerlukan pemantapan dan pengembangan keterampilan dasar dalam bidang social, bantu diri dan komunikasi yang merepresentasikan potensi anak untuk bertahan dalam dunianya. (Sontag, Smith dan Sailor (dalam Kirk Galagher.1986). Tuna ganda merupakan anak yang menderita dua / lebih kelainan dalam segi jasmani, keindraan, mental, social dan emosi sehingga untuk mencapai perkembangan kemampuan yang optimal diperlukan pelayanan khusus dalam pendidikan, medis dan sebagainya. DNIKS dan BP3K (dalam Mangunsong, dkk. 1998). Melalui berbagai definisi yang telah disebut di atas, dapat disimpulkan bahwa anak tuna ganda merupakan bagian dari kelompok anak berkebutuhan khusus yang biasa untuk mencapai perkembangan yang optimal.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN ...

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Tuna Ganda

Tuna ganda adalah seseorang yang memiliki kerusakan,

kekhususan dan ketidakmampuan dalam beberapa hal sekaligus. Sebagai

contoh, anak yang tunarungu sekaligus tunanetra, anak tunadaksa

sekaligus tuna wicara Pandji (2013:21). Tuna Ganda adalah (1) mereka

memiliki ketunaan yang berat dan parah. (2) mereka membutuhkan

program pendidikan dengan sumber yang lebih besar daripada program

biasa (3) mereka memerlukan program dan focus pada keterampilan dalam

fungsi kemandirian dan pemenuhan diri. Dollar dan Brooks (dalam snell,

1983).

Tuna ganda adalah anak yang kebutuhan dasar pendidikannya

memerlukan pemantapan dan pengembangan keterampilan dasar dalam

bidang social, bantu diri dan komunikasi yang merepresentasikan potensi

anak untuk bertahan dalam dunianya. (Sontag, Smith dan Sailor (dalam

Kirk Galagher.1986). Tuna ganda merupakan anak yang menderita dua /

lebih kelainan dalam segi jasmani, keindraan, mental, social dan emosi

sehingga untuk mencapai perkembangan kemampuan yang optimal

diperlukan pelayanan khusus dalam pendidikan, medis dan sebagainya.

DNIKS dan BP3K (dalam Mangunsong, dkk. 1998).

Melalui berbagai definisi yang telah disebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa anak tuna ganda merupakan bagian dari kelompok

anak berkebutuhan khusus yang biasa untuk mencapai perkembangan yang

optimal.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7

a. Jenis Tunaganda dalam Penelitian ini

Pada penelitian ini, tunaganda yang dialami subyek adalah (a)

tunadaksa dan low vision; (b) autis dan tuna grahita; (c) tuna daksa dan

tuna wicara. Berikut dijelaskan kajian tentang masing-masing ketunaan

yang dialami subyek penelitian.

1) Tuna daksa

a) Pengertian Tuna Daksa

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, (2016). Secara etimologis, gambaran

seseorang yang diidentifikasi mengalami ketunadaksaan, yaitu

seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi

anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan

yang salah bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk melakukan

gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan

Secara definitif, pengertian kelainan fungsi anggota tubuh

(tuna daksa) adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk

melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya

kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara

normal, akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak

sempurna sehingga untuk kepentingan pembelajarannya perlu

layanan secara khusus Suroyo dan Kneedler dalam Efendi(2006).

Menurut Pandji, (2013:18). Tuna Daksa adalah individu

yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh beragam hal

seperti di antaranya kelainan neuromuscular dan struktur tulang

yang bersifat bawaan, sakit seperti infeksi di masa kehamilan,

plasenta yang tidak mencukupi, kelahiran premature, cerebral

palsy, trauma fisik, penyakit kronis serta faktor-faktor terkait

lainnya yang dapat membahayakan setelah kelahiran.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8

b) Karakteristik Tuna Daksa

a) Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam

b) Terdapat bagian anggota gerak yang tidak

lengkap/sempurna/lebih kecil dari biasa

c) Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak

terkendali, bergetar)

d) Terdapat cacat pada anggota gerak

e) Anggota gerak layu, kaku, lemah/lumpuh

( Choiri dan Yusuf, 2009:14.)

c) Klasifikasi Tuna Daksa

Kerusakan yang dibawa sejak lahir atau kerusakan yang

merupakan keturunan. Kerusakan tersebut meliputi: Club-foot

(kaki seperti tongkat), Club hand (tangan seperti tongkat),

Polydactylism (jari yang lebih dari lima pada masing-masing

tangan atau kaki), Syndactylism (jari-jari yang berselaput atau

menempel satu dengan yang lainnya), Torticollis (gangguan pada

leher sehingga kepala terkulai ke muka), Spina bifida (sebagian

dari sumsum tulang belakang tidak tertutup).

Kerusakan pada waktu kelahiran. Kerusakan tersebut

meliputi; Erb’s palsy (kerusakan pada syaraf lengan akibat tertekan

atau tertarik waktu kelahiran), dan Fragilitas osium (tulang yang

rapuh dan mudah patah)

Infeksi Kerusakan tersebut meliputi; Tuberculosis tulang

(menyerang sendi paha sehingga menjadi kaku), Osteomyelitis

(radang didalam dan di sekeliling sumsum tulang karena bakteri),

Poliomyelitis (infeksi virus yang mungkin menyebabkan

kelumpuhan). Dan adapun kerusakan Pott’s disease (tuberculosis

sumsum tulang belakang), Still’s disease (radang pada tulang yang

menyebabkan kerusakan permanen pada tulang), dan Tuberculosis

pada lutut atau pada sendi lain.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9

Kondisi traumatik atau kerusakan traumatik. Kerusakan

tersebut meliputi; amputasi (anggota tubuh dibuang akibat

kecelakaan), kecelakaan akibat luka bakar, dan patah tulang.

Tumor. Kerusakan tersebut meliputi; Oxostosis (tumor tulang) dan

Osteosis fibrosa cystica (kista atau kantang yang berisi cairan

didalam tulang).

Kondisi-kondisi lainnya. Kerusakan tersebut meliputi;

Flatfeet (telapak kaki yang rata, tidak berteluk), Kyphosis (bagian

belakang sumsum tulang belakang yang cekung), Lordosis (bagian

muka sumsum tulang yang cekung). Dan kerusakan Perthe’s

disease (sendi paha yang rusak atau mengalami kelainan), Rickets

(tulang yang lunak karena nutrisi, menyebabkan kerusakan tulang

dan sendi), Scilosis (tulang belakang yang berputar, bahu, dan paha

yang miring). (Fatin, 2017)

d) Penyebab Tuna Daksa

Sebab-sebab yang timbul sebelum kelahiran; faktor

keturunan, trauma dan infeksi pada waktu kehamilan, usia ibu yang

sudah lanjut pada waktu melahirkan anak, pendarahan pada waktu

kehamilan, dan keguguran yang dialami ibu.

Sebab-sebab yang timbul pada waktu kelahiran;

pengggunaan alat-alat pembantu kelahiran (seperti ting, tabung,

vacuum, dan lain-lain) yang tidak lancar, penggunaan obat bius

pada waktu kelahiran.

Sebab-sebab sesudah kelahiran; infeksi, trauma, tumor dan

kondisi-kondisi lainnya. (Fatin, 2017)

e) Hambatan Tuna Daksa

a) Ringan, yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan

aktivitas fisik, tetapi masih dapat ditingkatkan melalui terapi.

b) Sedang, yaitu memiliki keterbatasan motorik dan mengalami

gangguan koordinasi sensorik.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10

c) Berat, yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik

dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.

( Pandji, 2013:18 )

f) Dampak Tuna Daksa

Ditinjau dari aspek psikologis, anak tunadaksa cenderung merasa

malu, rendah diri dan sensitif, memisahkan diri dari lingkungan.

(Karyana, Widati. 2013)

2) Low Vision / tuna netra

a) Pengertian

Menurut Choiri dan Yusuf, (2009:9). Anak yang

mengalami gangguan daya penglihatan sedemikian rupa, sehingga

membutuhkan layanan khusus dalam pendidikan maupun

kehidupannya.

Menurut Pandji, (2013:4). Setiap gangguan atau kelainan

yang terjadi pada indera penglihatan seseorang sehingga

mengalami kendala dalam beraktivitas dan buntutnya, merekapun

memerlukan alat khusus yang dapat membantu penglihatan atau

menggantikan fungsi matanya.

b) Karakteristik Low Vision

Menurut Choiri dan Yusuf, (2009:10).

(1) Keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru.

(2) Keterbatasan dalam berinteraksi dalam lingkungan.

(3) Keterbatasan dalam mobilitas.

c) Klasifikasi Low Vision

Menurut The International Classification of Disease, 9 th

Revision, Clinical Modifiication (ICD-9-CM)

(1) Moderate visual impairment. Tajam penglihatan yang paling

baik dapat dikoreksi kurang dari 20/60 sampai 20/ Severe

visual impairment. Tajam penglihatan yang paling baik dapat

dikoreksi kurang dari 20/160 sampai 20/400 atau diameter

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11

lapang pandangan adalah 20 0 atau kurang ( diameter terbesar

dari isopter Goldmann adalah III4e, 3/100, objek putih)

(2) Profound visual impairment.Tajam penglihatan yang paling

baik dapat dikoreksi kurang dari 20/400 sampai 20/1000, atau

diameter lapang pandangan adalah 100 atau kurang.

(3) Near-total vision loss. Tajam penglihatan yang paling baik

dapat dikoreksi 20/1250 atau kurang.

(4) Total blindness. No light perception. (3,4,8,9,10)

d) Penyebab Low Vision

Menurut Solider (2014),Low vision dapat terjadi pada setiap

jenjang usia, dari bayi hingga lanjut usia, dari bayi hingga lanjut

usia. Penyebab umum dari low vision, terutama dengan orang

dewasa yang lebih tua, termasuk degenerasi macula, glaucoma,

retinopati diabetic, dan katarak, serta karena penyakit langka

stargrand. Pengobatan dan penanganan dini dapat lebih efektif dan

memungkinkan orang mempertahankan penglihatan atau visi.Low

vision juga bisa terjadi akibat tumor, infeksi, cedera, fibroplasias,

retrolental, diabetes, gangguan pembuluh darah, atau miopi.Namun

demikian low vision juga dapat terjadi pada bayi baru lahir atau

pada anak-anak, dengan istilah lain kelainan congenital.Demikian

pula dapat diakibatkan oleh virus rubella maupun diabetes yang

diderita oleh ibunya saat mengandung, serta albino.

e) Hambatan Low Vision

Menurut Choiri dan Yusuf, (2009:10).

(1) Keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru.

(2) Keterbatasan dalam berinteraksi dalam lingkungan.

(3) Keterbatasan dalam mobilitas.

f) Dampak Low Vision

(1) Masalah penglihatan buram, gelap mengakibatkan minimnya

orientasi mobilitas (Nafian, 2017)

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12

(2) Menurut Tjahjono, (2018) menambahkan, kecelakaan pada

retina mata, glaukoma, dan diabetes, merupakan salah satu

penyebab dari terjadinya low vision yang bisa berujung

kebutaan, contohnya kalau orang tersebut matanya

kecelakaan, korneanya robek dan jadi katarak, hal itu yang

menyebabkan indra penglihatannya lama-lama akan turun,

kemudian jika tidak ditambah alat bantu akan menyebabkan

kebutaan.

3) Tuna grahita

a) Pengertian Tuna Grahita

Menurut pendapat Salim, dan Yusuf, (2009:12). Pengertian

dari tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata

mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental

intelektual.

b) Karakteristik Tunagrahita

Menurut pendapat Salim, dan Yusuf, (2009:13).

(1) Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu

kecil/besar

(2) Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia

(3) Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan

(4) Kordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)

c) Klasifikasi Tunagrahita

Menurut pendapat Salim dan Yusuf, (2009:12)

(1) Tunagrahita ringan memiliki IQ 50 – 70

(2) Tunagrahita sedang memiliki IQ 25 – 50

(3) Tunagrahita berat memiliki IQ di bawah 25

d) Penyebab Tuna Grahita

Menurut Grossman (dalam Delphie, 2006) tunagrahita

dapat disebabkan oleh beberapa faktor, berikut ini penjelasannya

(1) Genetik

(a). Kerusakan / kelainan / biokimiawi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13

(b). Abnormalitas (chromosomal abnormalities)

(c). Anak tunagrahita yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada

umumnya adalah Sindroma Down atau sindrom mongol

(mongolism) dengan IQ antara 20-60 dan rata-rata memiliki IQ

30-50

(2) Prenatal ( masa sebelum kelahiran)

(1). Infeksi rubella (cacar)

(2). Faktor rhesus (Rh)

(3) Perinatal ( saat kelahiran)

Retardasi mental atau tunagrahita yang disebabkan oleh kejadian

yang terjadi pada saat kelahiran adalah luka-luka pada saat

kelahiran, asphysia, dan lahir prematur

(4) Post natal ( setelah lahir )

Penyakit-penyakit akibat infeksi misalnya meningitis

(peradangan pada selaput otak) dan problema nutrisi yaitu

kekurangan gizi misalnya kekurangan protein yang diderita bayi

dan awal masa kanak-kanak dapat menyebabkan tunagrahita

(5) Gangguan metabolisme/nutrisi lain

(a). Phenylketonuria adalah gangguan pada metabolism asam

amino, yaitu gangguan pada enzym Phenylketonuria

(b). Gargoylisme adalah gangguan metabolism dalam hati, limpa

kecil.

(c). Cretinisme adalah gangguan pada hormon tiroid yang

dikenal karena defisiensi yodium.

e) Hambatan Tuna Grahita

(1) Keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah

rata-rata.

(2) Ketidakmampuan dalam prilaku social atau adaptif

(3) Hambatan prilaku social/adaptif terjadi pada usia perkembangan

yaitu sampai dengan usia 18 tahun.

( Pandji, 2013:18 )

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14

f) Dampak Tuna Grahita

Menurut Kaplan (1997) dampak dari tunagrahita adalah

(1). Gangguan neurologis, berdasarkan berbagai hasil penelitian

dan kajian menyatakan bahwa resiko untuk psikopatologi

meningkat dalam berbagai kondisi neurologis, seperti gangguan

kejang.

(2). Sindroma genetic, adanya gangguan deficit

atensi/hiperaktivitas yang sangat tinggi; gangguan autistik.

(3). Faktor Psikososial, citra diri yang negatif dan harga diri yang

buruk (harga diri rendah) sering ditemukan pada individu

tunagrahita ringan dan sedang. Tidak sedikit dari mereka yang

merasa berbeda dari orang lain. Mereka mengalami kegagalan dan

kekecewaan berulang karena tidak memenuhi harapan orang tuanya

dan masyarakat secara progresif tertinggal di belakang teman

sebayanya dan bahkan oleh sanak saudaranya yang lebih kecil atau

lebih muda darinya. Kesulitan komunikasi semakin meningkatkan

kerentanan mereka terhadap kecanggungan terhadap orang-orang di

sekelilingnya. Perilaku yang tidak sesuai, seperti menarik diri,

biasanya sering terjadi. Perasaan isolasi dan ketidakberdayaan yang

terus menerus sangat berhubungan dengan perasaan kecemasan,

disforia, dan depresi.

4) Tuna Wicara

a) Pengertian Tuna Wicara

Menurut Pandji, (2013:20). Setiap gangguan bicara yang

dialami seseorang dan berpotensi menghambat komunikasi verbal

yang efektif disebut tuna wicara.

b) Karakteristik Tuna Wicara

Menurut Pandji, (2013:20). Karakteristik khusus pada anak

tunawicara :

(1) Terjadi pada anak-anak yang lahir prematur

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15

(2) Kemungkinannya empat kali lipat pada anak yang belum

berjalan pada usia 18 bulan

(3) Belum bisa berbicara dalam bentuk kalimat pada usia dua tahun

(4) Memiliki gangguan penglihatan

(5) Sering dikategorikan sebagai anak yang kikuk oleh gurunya

(6) Dari segi perilaku kurang bisa menyesuaikan diri

(7) Sulit membaca

(8) Banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan

c) Klasifikasi Tuna Wicara

Menurut Mudjito, Praptono, dan Jiehad. Hal 7. Mengalami

kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal,

sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti orang lain.

d) Penyebab Tuna Wicara

Menurut Mudjito, Praptono, dan Jiehad. Hal 7. Disebabkan

karena ketunarunguan dan organic yang memang disebabkan

adanya ketidaksempurnaan organ wicara maupun adanya gangguan

pada organ motoris yang berkaitan dengan wicara

e) Hambatan Tuna Wicara

Menurut Pandji, (2013:20). Gangguan bicara dapat muncul

dalam berbagai bentuk:

a) Terlambat bicara

b) Artikulasi yang aneh dan tidak sesuai

c) Gagap

d) Tidak mampu menggunakan kata-kata yang tepat sesuai konteks

e) Penggunaan bahasa yang aneh atau sedikit sekali berbicara

f) Dampak Tuna Wicara

Menurut Pandji, (2013:20).

a) Orang yang memiliki gangguan ini memiliki kesulitan

memahami bahasa lisan yang didengarnya ataupun tidak bisa

mengekspresikan pikiran secara verbal akibat gagal menemukan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16

kata yang sesuai. Penderitanya sendiri seringkali tidak

menyadari terlebih orang-orang di lingkungannya.

b) Merasa sangat frustasi akibat ketidakmampuan berbicara secara

wajar selayaknya orang-orang.

5) Autis

a) Pengertian Autis

Menurut Choiri dan Yusuf, (2009:21). Autis dari kata auto,

yang berarti sendiri, dengan demikian dapat diartikan seorang anak

yang hidup dalam dunianya. Anak autis cenderung mengalami

hambatan dalam interaksi, komunikasi, perilaku social.

Menurut Pandji, (2013:4). Autism yaitu penarikan diri yang

ekstrem dari lingkungan sosialnya, gangguan dalam

berkomunikasi, serta tingkah laku yang terbatas dan berulang yang

muncul sebelum usia 3 tahun.

b) Karakteristik Autis

Menurut pendapat Mudjito, Praptono, dan Asep Jiehad. Hal 46.

(1) Tidak ada kontak mata atau terbatas

(2) Sulit menerima perubahan.

(3) Gangguan kognisi.

(4) Menyukai kegiatan rutin

(5) Lebih berminat kepada benda daripada orang.

(6) Hambatan motorik.

(7) Kurang imajinasi.

(8) Kurang berminat bermain dengan teman.

(9) Kurang mengerti peraturan social.

(10) Suka bermain sendiri.

c) Klasifikasi Autis

Menurut Mudjito, Praptono, dan Jiehad. Hal 52

(1) Pervasive Developmental Disordet-Not Otherwis Specified

(PDD-NOS). Autis ringan, juga memperlihatkan gejala

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17

gangguan perkembangan dalam bidang komunikasi interaksi

dan perilaku

(2) Aspetger’s Syndtome

Bicaranya tepat waktu dan cukup lancar meskipun ada juga

yang bicaranya agak lambat. Meskipun mereka pandai bicara,

mereka kurang bisa berkomunikasi timbal balik

(3) Autistic Syndrome(autis).

Suatu ketidakmampuan perkembangan anak yang sangat

mempengaruhi komunikasi verbal dan non verbal dan interaksi

sosial.

d) Penyebab Autis

Menurut Mudjito, Praptono, dan Jiehad. Hal 35

(1) Teori Psikososial

Pengaruh psikogenik sebagai penyebab autis dimana orangtua

yang emosional, kaku dan obsesif yang mengasuh anak mereka

dalam suatu keluarga, maka secara tidak langsung akan

mempengaruhi terhadap perkembangan emosi anak. Anak

menjadi tidak hangat dan selalu dingin.

(2) Teori Biologis

Adanya hubungan yang erat dengan retardasi mental (75-80%),

perbandingan laki-laki : Perempuan = 4:1, meningkatnya

insiden gangguan kejang. Berbagai kondisi yang

mempengaruhi sisi saraf pusat meliputi :

(a). Faktor genetik

Penelitian pada keluarga dan anak kembar menunjukkan

adanya faktor genetik yang berperan dalam perkembangan autis

(b). Faktor prenatal

Komplikasi yang paling sering dilaporkan adanya

pendarahan setelah tri semester pertama dan adanya kotoran

janin, cairan amnion yang merupakan tanda bawaan dari janin

(fetal distress)

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18

(c). Model Neuroanatomi

Adanya kesamaan perilaku autistic dan perilaku abnormal

pada orang dewasa yang diketahui mempunyai lesi (perlukaan)

di otak, dijadikan dasar dari beberapa teori penyebab autis.

(d). Hipotesis Neurokimia

Adanya kenaikan kadar serotonin di dalam darah pada

sepertiga anak autis.

e) Hambatan Autis

(1) Mengalami hambatan di dalam bahasa

(2) Kesulitan dalam mengenal dan merespon emosi dengan isyarat

sosial.

(3) Kekakuan dan miskin dalam mengekspresikan perasaan.

(4) Kurang memiliki perasaan dan empati

(5) Sering berperilaku di luar kontrol dan meledak-ledak.

(6) Secara menyeluruh mengalami masalah dalam perilaku.

(7) Kurang memahami akan keberadaan dirinya sendiri

(8) Keterbatasan dalam mengekspresikan diri

(9) Berprilaku monoton dan mengalami kesulitan untuk

beradaptasi dengan lingkungan.

f) Dampak Autis

Menurut Mudjito, Praptono, jiehad : hal 12-14

(1) Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari

(2) Masalah penyesuaian diri

(3) Masalah penyaluran ke tempat kerja

(4) Masalah kesulitan belajar

(5) Masalah gangguan kepribadian dan emosi

(6) Masalah pemanfaatan waktu luang

b. Kajian tentang Keterampilan Bermain Musik Angklung

1) Pengertian Keterampilan Bermain Musik Angklung

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19

a) Permainan Musik Angklung

Menurut Azhari dan Andarini, Angklung merupakan alat musik

tradisional yang berkembang di masyarakat Indonesia, khususnya Jawa

Barat. Tidak diketahui kapan angklung pertama kali dibuat dan digunakan.

Alat musik ini sangat berkaitan erat dengan bamboo, dimana sejak dahulu

bamboo memang akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Bambu

sering digunakan untuk membuat rumah, perabot rumah tangga, dan

kerajinan. Begitu pula dengan alat musik bambu, dimana berbagai daerah

di Indonesia pada umumnya memiliki alat musik yang terbuat dari

bamboo, seperti suling, kolintang, calung dan sebagainya. Angklung yang

digunakan umumnya hanya terdiri atas lima nada (pentatonis) seperti

salendro, pelog dan madenda.

b). Pengertian Keterampilan

Menurut Desy Anwar, (2003). Terampil adalah cakap dalam

menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Sedangkan Keterampilan

adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Kata keterampilan identik

dengan kata kecekatan. Orang yang dikatakan terampil adalah orang yang

dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya secara cepat dan

benar. Akan tetapi, apabila orang tersebut mengerjakan atau

menyelesaikan pekerjaanya dengan cepat akan tetapi hasilnya tidak sesuai

atau salah maka orang tersebut bukanlah orang yang disebut dengan

terampil. Begitupun sebaliknya, jika orang tersebut menyelesaikan

pekerjaanya dengan benar tetapi lambat dalam menyelesaikannya, maka

orang tersebut juga tidak dapat dikatakan terampil.

Pengertian keterampilan menurut para ahli

Gordon (1994) Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam

mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Pendapat tentang

keterampilan ini lebih mengarah pada aktivitas yang bersifat psikomotorik

Dunette (1976) Keterampilan merupakan pengetahuan yang

didapatkan dan dikembangkan melalui latihan atau training dan

pengalaman dengan melakukan berbagai tugas.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20

Nadler (1986) Keterampilan harus dilakukan dengan praktek

sebagai pengembangan aktivitas.

Menurut Robbin (2000) Keterampilan dibagi menjadi 4 Kategori

sebagai berikut:

(1) Basic Literacy Skill adalah suatu keahlian dasar yang dimiliki oleh

setiap orang seperti menulis, membaca, mendengarkan, maupun

kemampuan dalam berhitung

(2) Technical Skill adalah suatu keahlian yang didapat melalui

pembelajaran dalam bidang teknik seperti menggunakan computer,

memperbaiki handphone, dan lain sebagainya

(3) Interpersonal Skill yaitu keahlian setiap orang dalam melakukan

komunikasi antar sesama, seperti mengemukakan pendapat dan

bekerja secara dalam tim

(4) Problem Solving yaitu keahlian seseorang dalam memecahkan

masalahnya dengan menggunakan logika

Secara umum keterampilan adalah suatu kemampuan dalam

mempergunakan akal, ide, serta kreatifitas dalam mengerjakan, membuat

ataupun mengubah sesuatu menjadi yang lebih bermakna sehingga dapat

menghasilkan sebuah nilai tambah dari hasil yang dikerjakan tersebut.

c) Keterampilan Bermain Musik Angklung

(1) Pengertian bermain

Menurut Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, (2003:380).

Main adalah perbuatan untuk menyenangkan hati yang dilakukan dengan

alat-alat kesenangan, melakukan perbuatan untuk menyenangkan hati.

Menurut Desy Anwar, (2003). Bermain merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh setiap anak, bahkan dikatakan anak mengisi sebagian

besar dari kehidupannya dengan bermain. Dalam kamus besar bahasa

Indonesia (2003:697) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bermain

adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan alat tertentu

atau tidak). Dengan bermain disebabkan karena adanya sisa kekuatan di

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21

dalam dirinya yang sedang berkembang dan tumbuh. Produksi kekuatan

dalam diri anak itu melebihi apa yang dibutuhkan lahir dan batin.

(2) Pengertian Musik

Musik berasal dari bahasa Yunani, mousai, yakni sembilan dewi

yang menguasai seni-seni murni dan ilmu pengetahuan. Kesembilan dewi

itu adalah puteri-puteri Zeus dan Mnemosyne. Adapun nama-nama Dewi

itu adalah Clio, Thalia, Melpomene, Terpischore, Erato, Polyhymnia,

Calliope, Urania, dan Euterpe. Dalam sejarah Yunani, musik menduduki

tempat istimewa sebagai perwujudan pikiran dan perasaan. Kebudayaan

Eropa sepenuhnya bersumber dari kebudayaan Yunani.

Menurut Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, (2003:403).

Musik adalah bunyi-bunyian yang berirama.

Menurut Wikipedia Ensiklopedia pengertian dari musik adalah

suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu,

nada, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat

yang dapat menghasilkan irama [1] Walaupun musik adalah sejenis

fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan

mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik

adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik

yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.

(3) Pengertian bermain musik

Bermain musik adalah aktivitas musik yang dilakukan manusia.

Dalam prosesnya, permainan musik dapat dilakukan secara perorangan

atau tunggal (solo) atau kelompok.

(4) Pengertian Keterampilan bermain musik angklung

Menurut Azhari dan Andarini (2012), angklung adalah instrument

yang mudah dimainkan oleh semua orang termasuk yang tidak mengenal

seni musik. Hanya dengan membunyikan angklung secara bergantian

sesuai dengan notasi, sebuah lagu dapat diperdengarkan dengan baik.

Namun untuk menyempurnakan kemampuan bermain angklung agar

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22

terdengar lebih menarik dan bernilai seni tinggi ada teknik-teknik

permainan yang harus dikuasai

Di dalam belajar memainkan angklung, seorang anak yang sedang

memegang angklung akan berperanan sebagai sesuatu nada dalam satu

tangga nada. Kita ambil sebuah contoh susunan nada satu oktaf :

1 = C : 1 2 3 4 5 6 7 1

C D E F G A B C

a) Belajar Tingkat Permulaan

Yang perlu dipersiapkan dalam tarap permulaan ini ialah :

(1). Pelatih atau guru hendaklah menyiapkan lebih dahulu sebuah

tangga nada pada papan tulis atau sehelai kertas yang jelas dilihat dari

jarak kurang lebih 5 meter : 1 2 3 4 5 6 7 1’

(2). Pelatih mengatur cara memegang angklung. Cara anak

membunyikan angklungnya. Siapa yang akan membunyikannya.

Kapan seorang anak memulai / membunyikan dan kapan pula ia harus

memberhentikan bunyi angklungnya

(3). Pelatih membimbing cara dasar dalam membunyikan angklung yaitu

dengan tiga cara kurulung, tengkep dan centok.

(a). Kurulung adalah teknik dasar memainkan angklung dengan cara

menggetarkan tabung suara. Kurulung dilakukan dengan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23

menggoyangkan angklung ke kiri dan ke kanan secara cepat dan

rapat

(b). Centok adalah teknik dasar memainkan angklung dengan cara

memukul tabung horizontal pada bagian dasar angklung oleh

telapak tangan

(c). Tengkep adalah teknik dasar memainkan angklung dengan cara

menggetarkan tabung besar saja.

Menurut Azhari dan Andarini, (2012)

(4). Pelatih membimbing not – not nada dasar yang akan dibunyikan.

b. Aspek-aspek bermain musik angklung

Menurut Azhari dan Andarini (2012:48). Keterampilan dalam

memahami detailnya musik, antara lain.

1) Tempo

Tempo adalah cepat lambatnya ketukan pada lagu. Tempo akan

mempengaruhi seberapa cepat pemain harus mengakhiri nada yang

dimainkan. Lagu riang dan gembira, biasanya memiliki tempo yang

cepat dan pergerakan nada yang lebih progresif. Sementara lagu-lagu

mellow dan mendayu akan memiliki tempo lebih lambat

2) Dinamika

Dinamika merupakan istilah untuk menggambarkan bagaimana

volume angklung yang harus dihasilkan oleh pemain, apakah pelan,

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24

kencang, lembut, semakin lama semakin besar, semakin lama semakin

kecil.

3) Suara

Teori musik menjelaskan bagaimana suara tersebut bisa ditangkap

dalam benak pendengaran. Dalam musik gelombang suara bisa

dibahas tidak dalam panjang gelombang maupun periodenya,

melainkan dalam frekuensinya. Aspek dasar suara dalam musik

dijelaskan pada tala, durasi, intensitas dan timbre

4) Nada

Suara dapat dibagi dalam nada yang memiliki tinggi nada atau

frekuensi dan jarak nada atau amplitude. Perbedaan antara dua nada

disebut dengan interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang

berbeda-beda

5) Ritme

Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan

pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tangga birama

menunjukkan jumlah hitungan dalam ketukan.

6) Notasi

Notasi merupakan gambaran tertulis atas musik baik angka

maupun symbol

7) Melodi

Melodi adalah rangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut

dibunyikan secara individual. Melodi adalah rentetan nada nada yang

disusun secara ritmis dengan ketinggian masing-masing

8) Harmoni

Harmoni adalah sebuah kejadian dua atau lebih yang tinggi

nadanya berbeda dibunyikan bersamaan dan hasilnya enak di dengar.

Harmoni dalam seni musik adalah keserasian, keselarasan, kesesuaian

bunyi dari setiap instrument dalam kelompok musik yang tampil

sebagai suatu bentuk yang utuh enak di dengar dan memenuhi isyarat

karya musik dinamik dalam seni musik adalah volume bunyi yang

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25

kuat lembut dan perubahan berangsur angsur dari lemah kekuat dan

sebaliknya.

9) Tangga Nada

Susunan nada yang diatur menurut tinggi rendahnya sesuai jarak

tertentu

a) Mayor berawal dari nada do dan berpola interval (jarak); 1 - 1 - ½

- 1 - 1 - 1 - ½

b) Minor berawal dari nada la dan berpola interval (jarak);;1 - ½ - 1 -

1 - ½ - 1 – 1

c. Bagian-bagian dari angklung terdiri atas beberapa bagian :

1) Tabung sora (tabung suara) yang terdiri atas 2 – 4 tabung,

merupakan bagian terpenting yang dapat menghasilkan nada.

a) Tabung kecil (tabung anak) terletak di sebelah kiri.

b) Tabung besar (tabung indung) yang berada di sebelah kanan

2) Ancak yaitu bagian rangka angklung yang dibagi menjadi beberapa

bagian.

a) Jejer (rangka angklung)

b) Tabung dasar (bawah)

c) Palang gantung sebagai penyangga tabung sora

( Ajimufti Azhari & Asri Andarini, 2012)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan bermain musik

angklung

Daeng Sutigna memberikan lima kata kunci (5M) bagi alat musik

angklung :

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26

1) Mudah

Cara memainkan angklung sangat mudah, tidak perlu

keahlian khusus seperti piano atau biola. Siapapun bisa

memainkannya, termasuk anak-anak.

2) Murah

Satu set/unit besar angklung dapat dipakai untuk kelompok

beramai-ramai, tidak seperti halnya alat musik piano atau biola

yang diperlukan per pemain dengan harga satuan lebih mahal

3) Menarik

Selain keunikan bentuk dan karakteristik alat musik

angklung ini, cara memainkan alat musik angklung yang

berkelompok dan nada tersebar beserta suaranya menjadi hal yang

menarik.

4) Massal

Alat musik angklung umumnya dimainkan secara

berkelompok sehingga memberikan kesan bersama dan missal

5) Mendidik

Melalui cara permainan secara berkelompok, alat musik

angklung mendidik para pemainnya untuk disiplin, bekerja sama

dan bertenggang rasa sehingga membangun karakter positif

kelompok (character building).

6) Tujuan Bermain Musik Angklung

Menurut Sunaryo,BA,(1983). Apabila kita tinjau dari segi

manfaat bermain angklung ternyata besar juga pengaruhnya dalam

segi kejiwaan. Lebih-lebih bagi seorang pendidik akan merupakan

alat pembantu untuk melihat jiwa pada anak didik khususnya, serta

menunjang untuk menuju ke pembangunan mental Pancasila pada

umumnya. Adapun kegunaan segi-segi mental bagi seorang anak

yang bermain angklung antara lain :

a) Memupuk pertumbuhan dan perkembangan seni

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27

b) Melatih kecerdasan serta kecekatan berpikir

c) Melatih dan mengembangkan sikap disiplin

d) Memupuk dan mempertebal rasa tanggungjawab dan harga diri

yang penuh kebijaksanaan

e) Memupuk jiwa dan semangat bergotong royong

f) Memupuk jiwa toleransi yang sehat

g) Berjiwa : dinamis, kreatif dan ideal

3. Kajian Tentang Metode Drill

a Pengertian Metode Drill

Menurut Djamarah dan Aswan Zain (1996:108) mengatakan

bahwa “Metode drill / latihan atau disebut juga metode training merupakan

suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan

tertentu dalam proses belajar mengajar, metode ini dapat juga digunakan

memperoleh suatu ketangkasan, ketetapan dan ketrampilan serta

kecakapan”.

Menurut Fachrudin (1985:204) mengatakan bahwa “Metode drill

(latihan) merupakan suatu pola mengajar yang membentuk atau membina

pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui kegiatan melakukan /

mengerjakan sesuatu dengan berulang-ulang hingga tercapai suatu

assosiasi yang mengkondisi (conditioning) antara stimulus dengan respon

tertentu dan bersifat permanen. Jelas sekali metode ini menekankan upaya

pembentukan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada proses

pengulangan kegiatan atau perbuatan tertentu”.

Roestiyah (2001:125) mengatakan bahwa “Metode drill dapat

diartikan sebagai suatu cara mengajar yang mana siswa melaksanakan

kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan dan

ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari”. Latihan-latihan

yang dilakukan diharapkan dapat membuat siswa selalu siap siaga pada

saat untuk menggunakan pengetahuan itu dalam menghadapi masalah”.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28

b Prosedur Metode Drill

Metode ini umumnya dilaksanakan oleh para pengajar dengan

berpedoman pada pola kegiatan sebagai berikut:

1) Merumuskan spesifikasi kerja (job specification) yang akan dan harus

dibina serta dihadapi para peserta latihan di kemudian hari (di

lapangan).

2) Menjabarkan pekerjaan/ ketrampilan yang sudah di spesifikasi tersebut

ke dalam stimulus dan respon tertentu untuk kepentingan proses belajar

mengajar.

3) Stimulus dan respon yang sudah dibakukan (stimulus respon bond)

disampaikan kepada para siswa.

4) Siswa merespon berkali-kali stimulus yang sama sehingga siswa

terbiasa dengan merespon untuk stimulus tertentu.

5) Pengulangan dan pembakuan stimulus respon tertentu merupakan inti

kegiatan yang harus diberi peluang yang secukupnya oleh guru.

c. Manfaat Metode Drill

Roestiyah juga menguraikan tentang fungsi manfaat metode drill

sebagai berikut: Metode mengajar latihan ini biasanya digunakan

untuk tujuan agar siswa :

1) Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafalkan kata-

kata, menulis, menggunakan alat/membuat suatu benda,

melaksanakan gerak dalam olah raga.

2) Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,

menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung

mencongak. Mengenal benda / bentuk dalam pelajaran matematika,

ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.

3) Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan

dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan di depan, maka dapat

disusun kerangka pemikiran sebagai berikut : Siswa tuna ganda memiliki prestasi

belajar yang rendah dalam pembelajaran musik angklung hal ini disebabkan

karena kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran yang membutuhkan

penguasaan kemampuan memainkan alat musik karena minimnya latihan.

Dengan berlatar belakang permasalahan yang dihadapi siswa tuna ganda

tersebut, maka salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan bermain musik

angklung siswa tuna ganda adalah dengan menerapkan metode drill. Sehingga

dalam pembelajaran ini siswa tuna ganda akan lebih aktif dalam pembelajaran dan

akan membuat pengalaman yang lebih berkesan dan terkonsep dalam ingatan

siswa.Pemberian latihan, bagi siswa dalam pembelajaran keterampilan bermain

musik angklung diharapkan dapat meningkat sehingga tujuan penggunaan metode

mengajar dapat tercapai. Pengetahuan siswa akan lebih berkembang ditunjang

dengan adanya media pembelajaran yang mendukung guru dalam menyajikan

materi belajar keterampilan bermain musik angklung.

Bertolak dari dasar pemikiran di atas, maka hubungan antara variabel-variabel

dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis

Menurut Sasmoko (2011), Hipotesis adalah jawaban sementara

atau deduksi teori. Menurut Nasution (2003), Hipotesis adalah tiap

pernyataan tentang suatu hal yang bersifat sementara yang belum

dibuktikan kebenarannya secara empiris. Hipotesis adalah kesimpulan

yang bersifat sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah: “Ada pengaruh penggunaan metode drill untuk

meningkatkan keterampilan bermain musik angklung pada siswa kelas X

SMALB Bhakti Luhur Kota Madiun tahun ajaran 2019 – 2020”.

Belum terampil memainkan alat musik tradisi angklung

Pemberian metode Drill

Meningkatkan keterampilan bermain musik angklung Tunaganda