BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN ...
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Tuna Ganda
Tuna ganda adalah seseorang yang memiliki kerusakan,
kekhususan dan ketidakmampuan dalam beberapa hal sekaligus. Sebagai
contoh, anak yang tunarungu sekaligus tunanetra, anak tunadaksa
sekaligus tuna wicara Pandji (2013:21). Tuna Ganda adalah (1) mereka
memiliki ketunaan yang berat dan parah. (2) mereka membutuhkan
program pendidikan dengan sumber yang lebih besar daripada program
biasa (3) mereka memerlukan program dan focus pada keterampilan dalam
fungsi kemandirian dan pemenuhan diri. Dollar dan Brooks (dalam snell,
1983).
Tuna ganda adalah anak yang kebutuhan dasar pendidikannya
memerlukan pemantapan dan pengembangan keterampilan dasar dalam
bidang social, bantu diri dan komunikasi yang merepresentasikan potensi
anak untuk bertahan dalam dunianya. (Sontag, Smith dan Sailor (dalam
Kirk Galagher.1986). Tuna ganda merupakan anak yang menderita dua /
lebih kelainan dalam segi jasmani, keindraan, mental, social dan emosi
sehingga untuk mencapai perkembangan kemampuan yang optimal
diperlukan pelayanan khusus dalam pendidikan, medis dan sebagainya.
DNIKS dan BP3K (dalam Mangunsong, dkk. 1998).
Melalui berbagai definisi yang telah disebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa anak tuna ganda merupakan bagian dari kelompok
anak berkebutuhan khusus yang biasa untuk mencapai perkembangan yang
optimal.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7
a. Jenis Tunaganda dalam Penelitian ini
Pada penelitian ini, tunaganda yang dialami subyek adalah (a)
tunadaksa dan low vision; (b) autis dan tuna grahita; (c) tuna daksa dan
tuna wicara. Berikut dijelaskan kajian tentang masing-masing ketunaan
yang dialami subyek penelitian.
1) Tuna daksa
a) Pengertian Tuna Daksa
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, (2016). Secara etimologis, gambaran
seseorang yang diidentifikasi mengalami ketunadaksaan, yaitu
seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi
anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan
yang salah bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk melakukan
gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan
Secara definitif, pengertian kelainan fungsi anggota tubuh
(tuna daksa) adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk
melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya
kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara
normal, akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak
sempurna sehingga untuk kepentingan pembelajarannya perlu
layanan secara khusus Suroyo dan Kneedler dalam Efendi(2006).
Menurut Pandji, (2013:18). Tuna Daksa adalah individu
yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh beragam hal
seperti di antaranya kelainan neuromuscular dan struktur tulang
yang bersifat bawaan, sakit seperti infeksi di masa kehamilan,
plasenta yang tidak mencukupi, kelahiran premature, cerebral
palsy, trauma fisik, penyakit kronis serta faktor-faktor terkait
lainnya yang dapat membahayakan setelah kelahiran.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8
b) Karakteristik Tuna Daksa
a) Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
b) Terdapat bagian anggota gerak yang tidak
lengkap/sempurna/lebih kecil dari biasa
c) Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak
terkendali, bergetar)
d) Terdapat cacat pada anggota gerak
e) Anggota gerak layu, kaku, lemah/lumpuh
( Choiri dan Yusuf, 2009:14.)
c) Klasifikasi Tuna Daksa
Kerusakan yang dibawa sejak lahir atau kerusakan yang
merupakan keturunan. Kerusakan tersebut meliputi: Club-foot
(kaki seperti tongkat), Club hand (tangan seperti tongkat),
Polydactylism (jari yang lebih dari lima pada masing-masing
tangan atau kaki), Syndactylism (jari-jari yang berselaput atau
menempel satu dengan yang lainnya), Torticollis (gangguan pada
leher sehingga kepala terkulai ke muka), Spina bifida (sebagian
dari sumsum tulang belakang tidak tertutup).
Kerusakan pada waktu kelahiran. Kerusakan tersebut
meliputi; Erb’s palsy (kerusakan pada syaraf lengan akibat tertekan
atau tertarik waktu kelahiran), dan Fragilitas osium (tulang yang
rapuh dan mudah patah)
Infeksi Kerusakan tersebut meliputi; Tuberculosis tulang
(menyerang sendi paha sehingga menjadi kaku), Osteomyelitis
(radang didalam dan di sekeliling sumsum tulang karena bakteri),
Poliomyelitis (infeksi virus yang mungkin menyebabkan
kelumpuhan). Dan adapun kerusakan Pott’s disease (tuberculosis
sumsum tulang belakang), Still’s disease (radang pada tulang yang
menyebabkan kerusakan permanen pada tulang), dan Tuberculosis
pada lutut atau pada sendi lain.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9
Kondisi traumatik atau kerusakan traumatik. Kerusakan
tersebut meliputi; amputasi (anggota tubuh dibuang akibat
kecelakaan), kecelakaan akibat luka bakar, dan patah tulang.
Tumor. Kerusakan tersebut meliputi; Oxostosis (tumor tulang) dan
Osteosis fibrosa cystica (kista atau kantang yang berisi cairan
didalam tulang).
Kondisi-kondisi lainnya. Kerusakan tersebut meliputi;
Flatfeet (telapak kaki yang rata, tidak berteluk), Kyphosis (bagian
belakang sumsum tulang belakang yang cekung), Lordosis (bagian
muka sumsum tulang yang cekung). Dan kerusakan Perthe’s
disease (sendi paha yang rusak atau mengalami kelainan), Rickets
(tulang yang lunak karena nutrisi, menyebabkan kerusakan tulang
dan sendi), Scilosis (tulang belakang yang berputar, bahu, dan paha
yang miring). (Fatin, 2017)
d) Penyebab Tuna Daksa
Sebab-sebab yang timbul sebelum kelahiran; faktor
keturunan, trauma dan infeksi pada waktu kehamilan, usia ibu yang
sudah lanjut pada waktu melahirkan anak, pendarahan pada waktu
kehamilan, dan keguguran yang dialami ibu.
Sebab-sebab yang timbul pada waktu kelahiran;
pengggunaan alat-alat pembantu kelahiran (seperti ting, tabung,
vacuum, dan lain-lain) yang tidak lancar, penggunaan obat bius
pada waktu kelahiran.
Sebab-sebab sesudah kelahiran; infeksi, trauma, tumor dan
kondisi-kondisi lainnya. (Fatin, 2017)
e) Hambatan Tuna Daksa
a) Ringan, yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan
aktivitas fisik, tetapi masih dapat ditingkatkan melalui terapi.
b) Sedang, yaitu memiliki keterbatasan motorik dan mengalami
gangguan koordinasi sensorik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10
c) Berat, yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik
dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
( Pandji, 2013:18 )
f) Dampak Tuna Daksa
Ditinjau dari aspek psikologis, anak tunadaksa cenderung merasa
malu, rendah diri dan sensitif, memisahkan diri dari lingkungan.
(Karyana, Widati. 2013)
2) Low Vision / tuna netra
a) Pengertian
Menurut Choiri dan Yusuf, (2009:9). Anak yang
mengalami gangguan daya penglihatan sedemikian rupa, sehingga
membutuhkan layanan khusus dalam pendidikan maupun
kehidupannya.
Menurut Pandji, (2013:4). Setiap gangguan atau kelainan
yang terjadi pada indera penglihatan seseorang sehingga
mengalami kendala dalam beraktivitas dan buntutnya, merekapun
memerlukan alat khusus yang dapat membantu penglihatan atau
menggantikan fungsi matanya.
b) Karakteristik Low Vision
Menurut Choiri dan Yusuf, (2009:10).
(1) Keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru.
(2) Keterbatasan dalam berinteraksi dalam lingkungan.
(3) Keterbatasan dalam mobilitas.
c) Klasifikasi Low Vision
Menurut The International Classification of Disease, 9 th
Revision, Clinical Modifiication (ICD-9-CM)
(1) Moderate visual impairment. Tajam penglihatan yang paling
baik dapat dikoreksi kurang dari 20/60 sampai 20/ Severe
visual impairment. Tajam penglihatan yang paling baik dapat
dikoreksi kurang dari 20/160 sampai 20/400 atau diameter
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11
lapang pandangan adalah 20 0 atau kurang ( diameter terbesar
dari isopter Goldmann adalah III4e, 3/100, objek putih)
(2) Profound visual impairment.Tajam penglihatan yang paling
baik dapat dikoreksi kurang dari 20/400 sampai 20/1000, atau
diameter lapang pandangan adalah 100 atau kurang.
(3) Near-total vision loss. Tajam penglihatan yang paling baik
dapat dikoreksi 20/1250 atau kurang.
(4) Total blindness. No light perception. (3,4,8,9,10)
d) Penyebab Low Vision
Menurut Solider (2014),Low vision dapat terjadi pada setiap
jenjang usia, dari bayi hingga lanjut usia, dari bayi hingga lanjut
usia. Penyebab umum dari low vision, terutama dengan orang
dewasa yang lebih tua, termasuk degenerasi macula, glaucoma,
retinopati diabetic, dan katarak, serta karena penyakit langka
stargrand. Pengobatan dan penanganan dini dapat lebih efektif dan
memungkinkan orang mempertahankan penglihatan atau visi.Low
vision juga bisa terjadi akibat tumor, infeksi, cedera, fibroplasias,
retrolental, diabetes, gangguan pembuluh darah, atau miopi.Namun
demikian low vision juga dapat terjadi pada bayi baru lahir atau
pada anak-anak, dengan istilah lain kelainan congenital.Demikian
pula dapat diakibatkan oleh virus rubella maupun diabetes yang
diderita oleh ibunya saat mengandung, serta albino.
e) Hambatan Low Vision
Menurut Choiri dan Yusuf, (2009:10).
(1) Keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru.
(2) Keterbatasan dalam berinteraksi dalam lingkungan.
(3) Keterbatasan dalam mobilitas.
f) Dampak Low Vision
(1) Masalah penglihatan buram, gelap mengakibatkan minimnya
orientasi mobilitas (Nafian, 2017)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12
(2) Menurut Tjahjono, (2018) menambahkan, kecelakaan pada
retina mata, glaukoma, dan diabetes, merupakan salah satu
penyebab dari terjadinya low vision yang bisa berujung
kebutaan, contohnya kalau orang tersebut matanya
kecelakaan, korneanya robek dan jadi katarak, hal itu yang
menyebabkan indra penglihatannya lama-lama akan turun,
kemudian jika tidak ditambah alat bantu akan menyebabkan
kebutaan.
3) Tuna grahita
a) Pengertian Tuna Grahita
Menurut pendapat Salim, dan Yusuf, (2009:12). Pengertian
dari tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata
mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental
intelektual.
b) Karakteristik Tunagrahita
Menurut pendapat Salim, dan Yusuf, (2009:13).
(1) Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu
kecil/besar
(2) Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia
(3) Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan
(4) Kordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)
c) Klasifikasi Tunagrahita
Menurut pendapat Salim dan Yusuf, (2009:12)
(1) Tunagrahita ringan memiliki IQ 50 – 70
(2) Tunagrahita sedang memiliki IQ 25 – 50
(3) Tunagrahita berat memiliki IQ di bawah 25
d) Penyebab Tuna Grahita
Menurut Grossman (dalam Delphie, 2006) tunagrahita
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, berikut ini penjelasannya
(1) Genetik
(a). Kerusakan / kelainan / biokimiawi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13
(b). Abnormalitas (chromosomal abnormalities)
(c). Anak tunagrahita yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada
umumnya adalah Sindroma Down atau sindrom mongol
(mongolism) dengan IQ antara 20-60 dan rata-rata memiliki IQ
30-50
(2) Prenatal ( masa sebelum kelahiran)
(1). Infeksi rubella (cacar)
(2). Faktor rhesus (Rh)
(3) Perinatal ( saat kelahiran)
Retardasi mental atau tunagrahita yang disebabkan oleh kejadian
yang terjadi pada saat kelahiran adalah luka-luka pada saat
kelahiran, asphysia, dan lahir prematur
(4) Post natal ( setelah lahir )
Penyakit-penyakit akibat infeksi misalnya meningitis
(peradangan pada selaput otak) dan problema nutrisi yaitu
kekurangan gizi misalnya kekurangan protein yang diderita bayi
dan awal masa kanak-kanak dapat menyebabkan tunagrahita
(5) Gangguan metabolisme/nutrisi lain
(a). Phenylketonuria adalah gangguan pada metabolism asam
amino, yaitu gangguan pada enzym Phenylketonuria
(b). Gargoylisme adalah gangguan metabolism dalam hati, limpa
kecil.
(c). Cretinisme adalah gangguan pada hormon tiroid yang
dikenal karena defisiensi yodium.
e) Hambatan Tuna Grahita
(1) Keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah
rata-rata.
(2) Ketidakmampuan dalam prilaku social atau adaptif
(3) Hambatan prilaku social/adaptif terjadi pada usia perkembangan
yaitu sampai dengan usia 18 tahun.
( Pandji, 2013:18 )
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14
f) Dampak Tuna Grahita
Menurut Kaplan (1997) dampak dari tunagrahita adalah
(1). Gangguan neurologis, berdasarkan berbagai hasil penelitian
dan kajian menyatakan bahwa resiko untuk psikopatologi
meningkat dalam berbagai kondisi neurologis, seperti gangguan
kejang.
(2). Sindroma genetic, adanya gangguan deficit
atensi/hiperaktivitas yang sangat tinggi; gangguan autistik.
(3). Faktor Psikososial, citra diri yang negatif dan harga diri yang
buruk (harga diri rendah) sering ditemukan pada individu
tunagrahita ringan dan sedang. Tidak sedikit dari mereka yang
merasa berbeda dari orang lain. Mereka mengalami kegagalan dan
kekecewaan berulang karena tidak memenuhi harapan orang tuanya
dan masyarakat secara progresif tertinggal di belakang teman
sebayanya dan bahkan oleh sanak saudaranya yang lebih kecil atau
lebih muda darinya. Kesulitan komunikasi semakin meningkatkan
kerentanan mereka terhadap kecanggungan terhadap orang-orang di
sekelilingnya. Perilaku yang tidak sesuai, seperti menarik diri,
biasanya sering terjadi. Perasaan isolasi dan ketidakberdayaan yang
terus menerus sangat berhubungan dengan perasaan kecemasan,
disforia, dan depresi.
4) Tuna Wicara
a) Pengertian Tuna Wicara
Menurut Pandji, (2013:20). Setiap gangguan bicara yang
dialami seseorang dan berpotensi menghambat komunikasi verbal
yang efektif disebut tuna wicara.
b) Karakteristik Tuna Wicara
Menurut Pandji, (2013:20). Karakteristik khusus pada anak
tunawicara :
(1) Terjadi pada anak-anak yang lahir prematur
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15
(2) Kemungkinannya empat kali lipat pada anak yang belum
berjalan pada usia 18 bulan
(3) Belum bisa berbicara dalam bentuk kalimat pada usia dua tahun
(4) Memiliki gangguan penglihatan
(5) Sering dikategorikan sebagai anak yang kikuk oleh gurunya
(6) Dari segi perilaku kurang bisa menyesuaikan diri
(7) Sulit membaca
(8) Banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan
c) Klasifikasi Tuna Wicara
Menurut Mudjito, Praptono, dan Jiehad. Hal 7. Mengalami
kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal,
sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti orang lain.
d) Penyebab Tuna Wicara
Menurut Mudjito, Praptono, dan Jiehad. Hal 7. Disebabkan
karena ketunarunguan dan organic yang memang disebabkan
adanya ketidaksempurnaan organ wicara maupun adanya gangguan
pada organ motoris yang berkaitan dengan wicara
e) Hambatan Tuna Wicara
Menurut Pandji, (2013:20). Gangguan bicara dapat muncul
dalam berbagai bentuk:
a) Terlambat bicara
b) Artikulasi yang aneh dan tidak sesuai
c) Gagap
d) Tidak mampu menggunakan kata-kata yang tepat sesuai konteks
e) Penggunaan bahasa yang aneh atau sedikit sekali berbicara
f) Dampak Tuna Wicara
Menurut Pandji, (2013:20).
a) Orang yang memiliki gangguan ini memiliki kesulitan
memahami bahasa lisan yang didengarnya ataupun tidak bisa
mengekspresikan pikiran secara verbal akibat gagal menemukan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16
kata yang sesuai. Penderitanya sendiri seringkali tidak
menyadari terlebih orang-orang di lingkungannya.
b) Merasa sangat frustasi akibat ketidakmampuan berbicara secara
wajar selayaknya orang-orang.
5) Autis
a) Pengertian Autis
Menurut Choiri dan Yusuf, (2009:21). Autis dari kata auto,
yang berarti sendiri, dengan demikian dapat diartikan seorang anak
yang hidup dalam dunianya. Anak autis cenderung mengalami
hambatan dalam interaksi, komunikasi, perilaku social.
Menurut Pandji, (2013:4). Autism yaitu penarikan diri yang
ekstrem dari lingkungan sosialnya, gangguan dalam
berkomunikasi, serta tingkah laku yang terbatas dan berulang yang
muncul sebelum usia 3 tahun.
b) Karakteristik Autis
Menurut pendapat Mudjito, Praptono, dan Asep Jiehad. Hal 46.
(1) Tidak ada kontak mata atau terbatas
(2) Sulit menerima perubahan.
(3) Gangguan kognisi.
(4) Menyukai kegiatan rutin
(5) Lebih berminat kepada benda daripada orang.
(6) Hambatan motorik.
(7) Kurang imajinasi.
(8) Kurang berminat bermain dengan teman.
(9) Kurang mengerti peraturan social.
(10) Suka bermain sendiri.
c) Klasifikasi Autis
Menurut Mudjito, Praptono, dan Jiehad. Hal 52
(1) Pervasive Developmental Disordet-Not Otherwis Specified
(PDD-NOS). Autis ringan, juga memperlihatkan gejala
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17
gangguan perkembangan dalam bidang komunikasi interaksi
dan perilaku
(2) Aspetger’s Syndtome
Bicaranya tepat waktu dan cukup lancar meskipun ada juga
yang bicaranya agak lambat. Meskipun mereka pandai bicara,
mereka kurang bisa berkomunikasi timbal balik
(3) Autistic Syndrome(autis).
Suatu ketidakmampuan perkembangan anak yang sangat
mempengaruhi komunikasi verbal dan non verbal dan interaksi
sosial.
d) Penyebab Autis
Menurut Mudjito, Praptono, dan Jiehad. Hal 35
(1) Teori Psikososial
Pengaruh psikogenik sebagai penyebab autis dimana orangtua
yang emosional, kaku dan obsesif yang mengasuh anak mereka
dalam suatu keluarga, maka secara tidak langsung akan
mempengaruhi terhadap perkembangan emosi anak. Anak
menjadi tidak hangat dan selalu dingin.
(2) Teori Biologis
Adanya hubungan yang erat dengan retardasi mental (75-80%),
perbandingan laki-laki : Perempuan = 4:1, meningkatnya
insiden gangguan kejang. Berbagai kondisi yang
mempengaruhi sisi saraf pusat meliputi :
(a). Faktor genetik
Penelitian pada keluarga dan anak kembar menunjukkan
adanya faktor genetik yang berperan dalam perkembangan autis
(b). Faktor prenatal
Komplikasi yang paling sering dilaporkan adanya
pendarahan setelah tri semester pertama dan adanya kotoran
janin, cairan amnion yang merupakan tanda bawaan dari janin
(fetal distress)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18
(c). Model Neuroanatomi
Adanya kesamaan perilaku autistic dan perilaku abnormal
pada orang dewasa yang diketahui mempunyai lesi (perlukaan)
di otak, dijadikan dasar dari beberapa teori penyebab autis.
(d). Hipotesis Neurokimia
Adanya kenaikan kadar serotonin di dalam darah pada
sepertiga anak autis.
e) Hambatan Autis
(1) Mengalami hambatan di dalam bahasa
(2) Kesulitan dalam mengenal dan merespon emosi dengan isyarat
sosial.
(3) Kekakuan dan miskin dalam mengekspresikan perasaan.
(4) Kurang memiliki perasaan dan empati
(5) Sering berperilaku di luar kontrol dan meledak-ledak.
(6) Secara menyeluruh mengalami masalah dalam perilaku.
(7) Kurang memahami akan keberadaan dirinya sendiri
(8) Keterbatasan dalam mengekspresikan diri
(9) Berprilaku monoton dan mengalami kesulitan untuk
beradaptasi dengan lingkungan.
f) Dampak Autis
Menurut Mudjito, Praptono, jiehad : hal 12-14
(1) Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari
(2) Masalah penyesuaian diri
(3) Masalah penyaluran ke tempat kerja
(4) Masalah kesulitan belajar
(5) Masalah gangguan kepribadian dan emosi
(6) Masalah pemanfaatan waktu luang
b. Kajian tentang Keterampilan Bermain Musik Angklung
1) Pengertian Keterampilan Bermain Musik Angklung
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19
a) Permainan Musik Angklung
Menurut Azhari dan Andarini, Angklung merupakan alat musik
tradisional yang berkembang di masyarakat Indonesia, khususnya Jawa
Barat. Tidak diketahui kapan angklung pertama kali dibuat dan digunakan.
Alat musik ini sangat berkaitan erat dengan bamboo, dimana sejak dahulu
bamboo memang akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Bambu
sering digunakan untuk membuat rumah, perabot rumah tangga, dan
kerajinan. Begitu pula dengan alat musik bambu, dimana berbagai daerah
di Indonesia pada umumnya memiliki alat musik yang terbuat dari
bamboo, seperti suling, kolintang, calung dan sebagainya. Angklung yang
digunakan umumnya hanya terdiri atas lima nada (pentatonis) seperti
salendro, pelog dan madenda.
b). Pengertian Keterampilan
Menurut Desy Anwar, (2003). Terampil adalah cakap dalam
menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Sedangkan Keterampilan
adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Kata keterampilan identik
dengan kata kecekatan. Orang yang dikatakan terampil adalah orang yang
dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya secara cepat dan
benar. Akan tetapi, apabila orang tersebut mengerjakan atau
menyelesaikan pekerjaanya dengan cepat akan tetapi hasilnya tidak sesuai
atau salah maka orang tersebut bukanlah orang yang disebut dengan
terampil. Begitupun sebaliknya, jika orang tersebut menyelesaikan
pekerjaanya dengan benar tetapi lambat dalam menyelesaikannya, maka
orang tersebut juga tidak dapat dikatakan terampil.
Pengertian keterampilan menurut para ahli
Gordon (1994) Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam
mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Pendapat tentang
keterampilan ini lebih mengarah pada aktivitas yang bersifat psikomotorik
Dunette (1976) Keterampilan merupakan pengetahuan yang
didapatkan dan dikembangkan melalui latihan atau training dan
pengalaman dengan melakukan berbagai tugas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20
Nadler (1986) Keterampilan harus dilakukan dengan praktek
sebagai pengembangan aktivitas.
Menurut Robbin (2000) Keterampilan dibagi menjadi 4 Kategori
sebagai berikut:
(1) Basic Literacy Skill adalah suatu keahlian dasar yang dimiliki oleh
setiap orang seperti menulis, membaca, mendengarkan, maupun
kemampuan dalam berhitung
(2) Technical Skill adalah suatu keahlian yang didapat melalui
pembelajaran dalam bidang teknik seperti menggunakan computer,
memperbaiki handphone, dan lain sebagainya
(3) Interpersonal Skill yaitu keahlian setiap orang dalam melakukan
komunikasi antar sesama, seperti mengemukakan pendapat dan
bekerja secara dalam tim
(4) Problem Solving yaitu keahlian seseorang dalam memecahkan
masalahnya dengan menggunakan logika
Secara umum keterampilan adalah suatu kemampuan dalam
mempergunakan akal, ide, serta kreatifitas dalam mengerjakan, membuat
ataupun mengubah sesuatu menjadi yang lebih bermakna sehingga dapat
menghasilkan sebuah nilai tambah dari hasil yang dikerjakan tersebut.
c) Keterampilan Bermain Musik Angklung
(1) Pengertian bermain
Menurut Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, (2003:380).
Main adalah perbuatan untuk menyenangkan hati yang dilakukan dengan
alat-alat kesenangan, melakukan perbuatan untuk menyenangkan hati.
Menurut Desy Anwar, (2003). Bermain merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh setiap anak, bahkan dikatakan anak mengisi sebagian
besar dari kehidupannya dengan bermain. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia (2003:697) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bermain
adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan alat tertentu
atau tidak). Dengan bermain disebabkan karena adanya sisa kekuatan di
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21
dalam dirinya yang sedang berkembang dan tumbuh. Produksi kekuatan
dalam diri anak itu melebihi apa yang dibutuhkan lahir dan batin.
(2) Pengertian Musik
Musik berasal dari bahasa Yunani, mousai, yakni sembilan dewi
yang menguasai seni-seni murni dan ilmu pengetahuan. Kesembilan dewi
itu adalah puteri-puteri Zeus dan Mnemosyne. Adapun nama-nama Dewi
itu adalah Clio, Thalia, Melpomene, Terpischore, Erato, Polyhymnia,
Calliope, Urania, dan Euterpe. Dalam sejarah Yunani, musik menduduki
tempat istimewa sebagai perwujudan pikiran dan perasaan. Kebudayaan
Eropa sepenuhnya bersumber dari kebudayaan Yunani.
Menurut Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, (2003:403).
Musik adalah bunyi-bunyian yang berirama.
Menurut Wikipedia Ensiklopedia pengertian dari musik adalah
suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu,
nada, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat
yang dapat menghasilkan irama [1] Walaupun musik adalah sejenis
fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan
mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik
adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik
yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.
(3) Pengertian bermain musik
Bermain musik adalah aktivitas musik yang dilakukan manusia.
Dalam prosesnya, permainan musik dapat dilakukan secara perorangan
atau tunggal (solo) atau kelompok.
(4) Pengertian Keterampilan bermain musik angklung
Menurut Azhari dan Andarini (2012), angklung adalah instrument
yang mudah dimainkan oleh semua orang termasuk yang tidak mengenal
seni musik. Hanya dengan membunyikan angklung secara bergantian
sesuai dengan notasi, sebuah lagu dapat diperdengarkan dengan baik.
Namun untuk menyempurnakan kemampuan bermain angklung agar
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22
terdengar lebih menarik dan bernilai seni tinggi ada teknik-teknik
permainan yang harus dikuasai
Di dalam belajar memainkan angklung, seorang anak yang sedang
memegang angklung akan berperanan sebagai sesuatu nada dalam satu
tangga nada. Kita ambil sebuah contoh susunan nada satu oktaf :
1 = C : 1 2 3 4 5 6 7 1
C D E F G A B C
a) Belajar Tingkat Permulaan
Yang perlu dipersiapkan dalam tarap permulaan ini ialah :
(1). Pelatih atau guru hendaklah menyiapkan lebih dahulu sebuah
tangga nada pada papan tulis atau sehelai kertas yang jelas dilihat dari
jarak kurang lebih 5 meter : 1 2 3 4 5 6 7 1’
(2). Pelatih mengatur cara memegang angklung. Cara anak
membunyikan angklungnya. Siapa yang akan membunyikannya.
Kapan seorang anak memulai / membunyikan dan kapan pula ia harus
memberhentikan bunyi angklungnya
(3). Pelatih membimbing cara dasar dalam membunyikan angklung yaitu
dengan tiga cara kurulung, tengkep dan centok.
(a). Kurulung adalah teknik dasar memainkan angklung dengan cara
menggetarkan tabung suara. Kurulung dilakukan dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23
menggoyangkan angklung ke kiri dan ke kanan secara cepat dan
rapat
(b). Centok adalah teknik dasar memainkan angklung dengan cara
memukul tabung horizontal pada bagian dasar angklung oleh
telapak tangan
(c). Tengkep adalah teknik dasar memainkan angklung dengan cara
menggetarkan tabung besar saja.
Menurut Azhari dan Andarini, (2012)
(4). Pelatih membimbing not – not nada dasar yang akan dibunyikan.
b. Aspek-aspek bermain musik angklung
Menurut Azhari dan Andarini (2012:48). Keterampilan dalam
memahami detailnya musik, antara lain.
1) Tempo
Tempo adalah cepat lambatnya ketukan pada lagu. Tempo akan
mempengaruhi seberapa cepat pemain harus mengakhiri nada yang
dimainkan. Lagu riang dan gembira, biasanya memiliki tempo yang
cepat dan pergerakan nada yang lebih progresif. Sementara lagu-lagu
mellow dan mendayu akan memiliki tempo lebih lambat
2) Dinamika
Dinamika merupakan istilah untuk menggambarkan bagaimana
volume angklung yang harus dihasilkan oleh pemain, apakah pelan,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24
kencang, lembut, semakin lama semakin besar, semakin lama semakin
kecil.
3) Suara
Teori musik menjelaskan bagaimana suara tersebut bisa ditangkap
dalam benak pendengaran. Dalam musik gelombang suara bisa
dibahas tidak dalam panjang gelombang maupun periodenya,
melainkan dalam frekuensinya. Aspek dasar suara dalam musik
dijelaskan pada tala, durasi, intensitas dan timbre
4) Nada
Suara dapat dibagi dalam nada yang memiliki tinggi nada atau
frekuensi dan jarak nada atau amplitude. Perbedaan antara dua nada
disebut dengan interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang
berbeda-beda
5) Ritme
Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan
pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tangga birama
menunjukkan jumlah hitungan dalam ketukan.
6) Notasi
Notasi merupakan gambaran tertulis atas musik baik angka
maupun symbol
7) Melodi
Melodi adalah rangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut
dibunyikan secara individual. Melodi adalah rentetan nada nada yang
disusun secara ritmis dengan ketinggian masing-masing
8) Harmoni
Harmoni adalah sebuah kejadian dua atau lebih yang tinggi
nadanya berbeda dibunyikan bersamaan dan hasilnya enak di dengar.
Harmoni dalam seni musik adalah keserasian, keselarasan, kesesuaian
bunyi dari setiap instrument dalam kelompok musik yang tampil
sebagai suatu bentuk yang utuh enak di dengar dan memenuhi isyarat
karya musik dinamik dalam seni musik adalah volume bunyi yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25
kuat lembut dan perubahan berangsur angsur dari lemah kekuat dan
sebaliknya.
9) Tangga Nada
Susunan nada yang diatur menurut tinggi rendahnya sesuai jarak
tertentu
a) Mayor berawal dari nada do dan berpola interval (jarak); 1 - 1 - ½
- 1 - 1 - 1 - ½
b) Minor berawal dari nada la dan berpola interval (jarak);;1 - ½ - 1 -
1 - ½ - 1 – 1
c. Bagian-bagian dari angklung terdiri atas beberapa bagian :
1) Tabung sora (tabung suara) yang terdiri atas 2 – 4 tabung,
merupakan bagian terpenting yang dapat menghasilkan nada.
a) Tabung kecil (tabung anak) terletak di sebelah kiri.
b) Tabung besar (tabung indung) yang berada di sebelah kanan
2) Ancak yaitu bagian rangka angklung yang dibagi menjadi beberapa
bagian.
a) Jejer (rangka angklung)
b) Tabung dasar (bawah)
c) Palang gantung sebagai penyangga tabung sora
( Ajimufti Azhari & Asri Andarini, 2012)
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan bermain musik
angklung
Daeng Sutigna memberikan lima kata kunci (5M) bagi alat musik
angklung :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26
1) Mudah
Cara memainkan angklung sangat mudah, tidak perlu
keahlian khusus seperti piano atau biola. Siapapun bisa
memainkannya, termasuk anak-anak.
2) Murah
Satu set/unit besar angklung dapat dipakai untuk kelompok
beramai-ramai, tidak seperti halnya alat musik piano atau biola
yang diperlukan per pemain dengan harga satuan lebih mahal
3) Menarik
Selain keunikan bentuk dan karakteristik alat musik
angklung ini, cara memainkan alat musik angklung yang
berkelompok dan nada tersebar beserta suaranya menjadi hal yang
menarik.
4) Massal
Alat musik angklung umumnya dimainkan secara
berkelompok sehingga memberikan kesan bersama dan missal
5) Mendidik
Melalui cara permainan secara berkelompok, alat musik
angklung mendidik para pemainnya untuk disiplin, bekerja sama
dan bertenggang rasa sehingga membangun karakter positif
kelompok (character building).
6) Tujuan Bermain Musik Angklung
Menurut Sunaryo,BA,(1983). Apabila kita tinjau dari segi
manfaat bermain angklung ternyata besar juga pengaruhnya dalam
segi kejiwaan. Lebih-lebih bagi seorang pendidik akan merupakan
alat pembantu untuk melihat jiwa pada anak didik khususnya, serta
menunjang untuk menuju ke pembangunan mental Pancasila pada
umumnya. Adapun kegunaan segi-segi mental bagi seorang anak
yang bermain angklung antara lain :
a) Memupuk pertumbuhan dan perkembangan seni
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27
b) Melatih kecerdasan serta kecekatan berpikir
c) Melatih dan mengembangkan sikap disiplin
d) Memupuk dan mempertebal rasa tanggungjawab dan harga diri
yang penuh kebijaksanaan
e) Memupuk jiwa dan semangat bergotong royong
f) Memupuk jiwa toleransi yang sehat
g) Berjiwa : dinamis, kreatif dan ideal
3. Kajian Tentang Metode Drill
a Pengertian Metode Drill
Menurut Djamarah dan Aswan Zain (1996:108) mengatakan
bahwa “Metode drill / latihan atau disebut juga metode training merupakan
suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu dalam proses belajar mengajar, metode ini dapat juga digunakan
memperoleh suatu ketangkasan, ketetapan dan ketrampilan serta
kecakapan”.
Menurut Fachrudin (1985:204) mengatakan bahwa “Metode drill
(latihan) merupakan suatu pola mengajar yang membentuk atau membina
pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui kegiatan melakukan /
mengerjakan sesuatu dengan berulang-ulang hingga tercapai suatu
assosiasi yang mengkondisi (conditioning) antara stimulus dengan respon
tertentu dan bersifat permanen. Jelas sekali metode ini menekankan upaya
pembentukan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada proses
pengulangan kegiatan atau perbuatan tertentu”.
Roestiyah (2001:125) mengatakan bahwa “Metode drill dapat
diartikan sebagai suatu cara mengajar yang mana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan dan
ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari”. Latihan-latihan
yang dilakukan diharapkan dapat membuat siswa selalu siap siaga pada
saat untuk menggunakan pengetahuan itu dalam menghadapi masalah”.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28
b Prosedur Metode Drill
Metode ini umumnya dilaksanakan oleh para pengajar dengan
berpedoman pada pola kegiatan sebagai berikut:
1) Merumuskan spesifikasi kerja (job specification) yang akan dan harus
dibina serta dihadapi para peserta latihan di kemudian hari (di
lapangan).
2) Menjabarkan pekerjaan/ ketrampilan yang sudah di spesifikasi tersebut
ke dalam stimulus dan respon tertentu untuk kepentingan proses belajar
mengajar.
3) Stimulus dan respon yang sudah dibakukan (stimulus respon bond)
disampaikan kepada para siswa.
4) Siswa merespon berkali-kali stimulus yang sama sehingga siswa
terbiasa dengan merespon untuk stimulus tertentu.
5) Pengulangan dan pembakuan stimulus respon tertentu merupakan inti
kegiatan yang harus diberi peluang yang secukupnya oleh guru.
c. Manfaat Metode Drill
Roestiyah juga menguraikan tentang fungsi manfaat metode drill
sebagai berikut: Metode mengajar latihan ini biasanya digunakan
untuk tujuan agar siswa :
1) Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafalkan kata-
kata, menulis, menggunakan alat/membuat suatu benda,
melaksanakan gerak dalam olah raga.
2) Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung
mencongak. Mengenal benda / bentuk dalam pelajaran matematika,
ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.
3) Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan
dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan di depan, maka dapat
disusun kerangka pemikiran sebagai berikut : Siswa tuna ganda memiliki prestasi
belajar yang rendah dalam pembelajaran musik angklung hal ini disebabkan
karena kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran yang membutuhkan
penguasaan kemampuan memainkan alat musik karena minimnya latihan.
Dengan berlatar belakang permasalahan yang dihadapi siswa tuna ganda
tersebut, maka salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan bermain musik
angklung siswa tuna ganda adalah dengan menerapkan metode drill. Sehingga
dalam pembelajaran ini siswa tuna ganda akan lebih aktif dalam pembelajaran dan
akan membuat pengalaman yang lebih berkesan dan terkonsep dalam ingatan
siswa.Pemberian latihan, bagi siswa dalam pembelajaran keterampilan bermain
musik angklung diharapkan dapat meningkat sehingga tujuan penggunaan metode
mengajar dapat tercapai. Pengetahuan siswa akan lebih berkembang ditunjang
dengan adanya media pembelajaran yang mendukung guru dalam menyajikan
materi belajar keterampilan bermain musik angklung.
Bertolak dari dasar pemikiran di atas, maka hubungan antara variabel-variabel
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Menurut Sasmoko (2011), Hipotesis adalah jawaban sementara
atau deduksi teori. Menurut Nasution (2003), Hipotesis adalah tiap
pernyataan tentang suatu hal yang bersifat sementara yang belum
dibuktikan kebenarannya secara empiris. Hipotesis adalah kesimpulan
yang bersifat sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah: “Ada pengaruh penggunaan metode drill untuk
meningkatkan keterampilan bermain musik angklung pada siswa kelas X
SMALB Bhakti Luhur Kota Madiun tahun ajaran 2019 – 2020”.
Belum terampil memainkan alat musik tradisi angklung
Pemberian metode Drill
Meningkatkan keterampilan bermain musik angklung Tunaganda