BAB I PENDAHULUAN - Library Binus

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 KEKAYAAN HAYATI INDONESIA DAN SARI BUAH MERAH PAPUA Indonesia merupakan negara tropis sehingga sumber daya alamnya cukup berlimpah, hal ini yang membuat Indonesia memiliki beraneka ragam macam sumber daya alam. Salah satu sumber daya alam dari jenis tumbuhan tropik adalah buah merah. Buah merah (pandanus conoideus lam) merupakan buah tropis yang banyak tumbuh dan berkembang di papua, buah ini termasuk kedalam tanaman keluarga pandan-pandanan dengan pohon menyerupai pandan, tinggi tanaman dapat mencapai 16 meter dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5 sampai 8 meter. Buah merah mempunyai panjang buah mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot rata-rata 2-3 kg. Menurut hasil penelitian pertama yang dilakukan oleh Dr. I Made Budi M.S diketahui bahwa buah merah banyak sekali mengandung antioksidan dan beberapa zat lain yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh manusia seperti asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dekanoat, omega 3 dan omega 9 sehingga memiliki banyak khasiat bagi tubuh manusia. Hal ini diperkuat juga

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - Library Binus

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.1.1 KEKAYAAN HAYATI INDONESIA DAN SARI

BUAH MERAH PAPUA

Indonesia merupakan negara tropis sehingga sumber daya alamnya

cukup berlimpah, hal ini yang membuat Indonesia memiliki beraneka ragam

macam sumber daya alam. Salah satu sumber daya alam dari jenis tumbuhan

tropik adalah buah merah. Buah merah (pandanus conoideus lam) merupakan

buah tropis yang banyak tumbuh dan berkembang di papua, buah ini termasuk

kedalam tanaman keluarga pandan-pandanan dengan pohon menyerupai

pandan, tinggi tanaman dapat mencapai 16 meter dengan tinggi batang bebas

cabang sendiri setinggi 5 sampai 8 meter. Buah merah mempunyai panjang

buah mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot rata-rata 2-3 kg.

Menurut hasil penelitian pertama yang dilakukan oleh Dr. I Made Budi M.S

diketahui bahwa buah merah banyak sekali mengandung antioksidan dan

beberapa zat lain yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh manusia seperti

asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dekanoat, omega 3 dan omega 9

sehingga memiliki banyak khasiat bagi tubuh manusia. Hal ini diperkuat juga

2

oleh penelitian dari Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Volume 2, No.1,

Agustus 2009 yang menyebutkan bahwa buah merah sangat kaya akan

kandungan karotenoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai

provitamin A yang sangat dibutuhkan untuk mencegah berbagai macam

penyakit. Adapun kandungan senyawa aktif pada buah merah adalah sebagai

berikut :

Tabel 1.1 Kandungan Senyawa Aktif dalam Sari Buah Merah

Senyawa Aktif Kandungan

Total Karotenoid 12.000 ppm

Total Tokoferol 11.000 ppm

Betakaroten 700 ppm

Alfa-Tokoferol 500 ppm

Asam Oleat 58%

Asam Linoleat 8,8%

Asam Linolenat 7,8%

Dekanoat 2,0%

Sumber : Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia

Selain senyawa aktif, kandungan lain yang terdapat dalam buah merah

adalah Zat Gizi dimana Zat ini ada pada setiap buah dan sayuran. Berikut ini

adalah komposisi Zat Gizi per 100 gram buah merah adalah sebagai berikut :

3

Tabel 1.2 Komposisi Zat Gizi per 100 gram Buah Merah

Senyawa Aktif Kandungan

Energi 394 Kalori

Protein 3.300 mg

Lemak 28.100 mg

Serat 20.900 mg

Kalsium 54.000 mg

Fosfor 30 mg

Besi 2,24 mg

Vitamin B1 0,9 mg

Vitamin C 25,7 mg

Nialin 1,8 mg

Air 34,9 mg

Sumber : Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia

Dari data diatas jelas sekali terlihat bahwa buah merah sangat kaya

akan kandungan karotenoid dan merupakan buah yang dapat dimanfaatkan

sebagai salah satu alternatif untuk mempertahankan stamina dan

meningkatkan daya tahan tubuh. Sayangnya hasil olahan buah merah yang ada

saat ini kurang variatif akibatnya minat masyarakat terhadap buah tersebut

sangat rendah, selain itu strategi pemasaran buah merah yang ada saat ini

masih belum maksimal. Sehingga buah tersebut kurang dikenal oleh

masyarakat dan pemasarannya hanya sebatas di area papua. Dengan adanya

4

strategi pemasaran yang baik diharapkan dapat meningkatkan penjualan

sekaligus memperkenalkan khasiat dan manfaat buah merah di pasar lokal.

Padahal jika dilihat dari trend mesin pencarian (google.com) mengenai artikel

buah merah cukup potensial karena beberapa tahun terakhir jumlah website /

artikel yang membahas tentang buah ini terus meningkat. Berikut adalah

grafik dan gambar perkembangan jumlah artikel dengan keyword “Buah

Merah” pada mesin pencari google.com :

Sumber: www.google.com

Gambar 1.1 Hasil jumlah artikel untuk keyword “buah merah” tahun 2010

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Gambar 1.2 Grafik Artikel dengan Keyword “Buah Merah” via google.com

Dari data grafik diatas dapat disimpulkan bahwa peluang terhadap

penjualan produk olahan buah merah sangat potensial karena banyaknya

5

website atau artikel yang membahas tentang buah merah bahkan beberapa

website mulai menjadi reseller untuk produk olahan buah merah dalam bentuk

barang setengah jadi seperti pasta atau extract buah merah.

Momentum untuk memperkenalkan buah merah sangat pas dilakukan

saat ini mengingat sebentar lagi akan berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi

Asean) pada tahun 2015. Dengan berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi

Asean) maka ASEAN akan berubah menjadi kawasan terintegrasi tanpa

hambatan atas lalu lintas barang, jasa,investasi, tenaga kerja terdidik dan

modal. Dengan berlakunya MEA membuka peluang bisnis menjadi semakin

besar, di saat yang sama dapat membuka peluang ekspor produk olahan buah

merah diluar negeri.

Dengan melihat besarnya potensi peluang pasar untuk penjualan

produk olahan berbahan dasar dari buah merah, PT. Fruiterience Indonesia

meyakini bahwa penjualan produk ini dapat berpotensi untuk menjadi sebuah

bisnis yang sangat menguntungkan dan berkembang dikemudian hari.

1.1.2 TREND BACK TO NATURE DAN PARADIGMA

BARU PERILAKU KONSUMEN TENTANG

KESEHATAN

Kehidupan dikawasan perkotaan seperti di DKI Jakarta dan beberapa

kota besar lain yang ada di indonesia yang sarat dan padat dengan berbagai

aktifitas membuat pengaruh yang cukup signifikan terhadap perubahan

perilaku konsumen. Dampak dari padatnya aktifitas rutin yang dijalankan

6

sehari-hari adalah kondisi tubuh menjadi menurun sehingga mengakibatkan

terjadinya lelah dan letih yang berlebih. Dengan kondisi seperti itu membuat

daya tahan tubuh semakin berkurang, apabila daya tahan tubuh berkurang

maka efek negatif yang dapat ditimbulkan adalah mudahnya tubuh diserang

oleh penyakit. Untuk mencegah hal tersebut masyarakat mulai mencari cara

agar mereka dapat menjaga kondisi tubuhnya selalu dalam keadaan sehat dan

bugar. Tuntutan menjaga kesehatan dan kebugaran fisik telah berubah

menjadi aktualisasi diri seiring dengan peningkatan kesejahteraan hidup

manusia. Untuk memulihkan tubuh dari rasa lelah dan letih ada berbagai

macam cara yang dapat dilakukan selain berolah raga secara rutin, cara lain

yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga kesehatan tubuh antara lain dengan

mengkonsumsi minuman kesehatan.

Minuman tidak hanya sekedar sebagai penghilang rasa haus tetapi

dapat juga memenuhi kebutuhan asupan gizi dan energi yang baik bagi tubuh.

Minuman yang diminum sebisa mungkin memiliki dampak positif sehingga

asupan mineral yang kita konsumsi dapat berperan sebagai pemulih stamina.

Bahkan yang saat ini sedang popular adalah kemampuan beberapa bahan

pangan atau minuman yang mampu memberikan efek preventif dan promotif

terhadap penyakit. Makanan atau minuman dengan kemampuan seperti ini

biasa disebut dengan pangan fungsional / therapeutic foods.

Pangan fungsional / therapeutic foods biasanya diolah menggunakan

bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan

yang banyak mengandung kandungan senyawa aktif yang baik bagi kesehatan

7

tubuh manusia. Pada saat ini tumbuhan atau buah-buahan tersebut digunakan

oleh berbagai lapisan masyarakat dunia baik di negara berkembang ataupun

negara maju sebagai minuman suplemen. WHO memperkirakan 80%

penduduk negara berkembang masih mengandalkan pemeliharan kesehatan

pada pengobatan tradisional, dan 85% pengobatan tradisional dalam

prakteknya menggunakan atau melibatkan tumbuh-tumbuhan dan buah-

buahan. Kecenderungan peningkatan penggunaan tumbuh-tumbuhan dan

buah-buahan sebagai obat dan trend gaya hidup kembali ke alam membuat

munculnya banyak toko yang menjualan makanan atau minuman kesehatan di

negara barat yang menjual apa yang disebut herbal tea.

Di Indonesia sendiri, potensi pasar produk tumbuhan atau buah-

buahan obat, antara lain dapat dilihat dari jumlah perusahaan pembuat obat

tradisional. Jumlah perusahaan ini dari tahun ketahun terus bertambah. Data

yang diperoleh dari IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional) sampai dengan

tahun 1990 yang mendapat ijin ada 259 perusahaan, sementara ditahun 1997

ada 458 perusahaan, dan ditahun 2000 s/d 2005 mencapai 1037 perusahaan

1.1.3 TREND MARKET KESEHATAN DUNIA

Kesehatan merupakan kebutuhan paling mendasar yang ada pada

setiap diri manusia. Oleh karena itu setiap manusia di dunia berupaya untuk

memelihara serta meningkatkan derajat kesehatan mereka agar terhindar dari

penyakit serta masalah-masalah kesehatan. Usaha-usaha preventif dan promotif

seperti sanitasi, perbaikan gizi, peningkatan kekebalan tubuh, asuransi

8

kesehatan, olahraga serta mengkonsumsi suplemen-suplemen kesehatan

menjadi salah satu pilihan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dan

prima. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan UU Kes. No. 36

tahun 2010 yang menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak azazi setiap

manusia dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,

diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan seluruh komponen

bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, pada akhirnya dapat

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Menurut ilmu

keperawatan dasar peningkatan kesehatan dapat bersikap pasif maupun aktif,

peningkatan kesehatan secara pasif merupakan strategi peningkatan kesehatan

dimana individu akan memperoleh manfaat dari kegiatan yang dilakukan oleh

orang lain tanpa harus melakukannya sendiri. Seperti contohnya adalah

penambahan gizi pada susu dengan vitamin D atau pembuatan minuman

kesehatan berupa ekstrak dari buah-buahan yang bermanfaat bagi tubuh.

Sementara itu peningkatan kesehatan secara aktif adalah individu diberikan

motivasi untuk melakukan program kesehatan tertentu contohnya adalah

program-program penurunan berat badan, atau program pemberantasan rokok.

Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukan bahwa

dari seluruh jumlah penduduk dunia 10% diantaranya adalah mereka yang

dalam kondisi sehat, 10% lainnya dalam kondisi sakit dan 80% sisanya adalah

mereka yang mengaku sehat tetapi mempunyai problem kesehatan. Berikut ini

adalah diagram perbandingan kondisi kesehatan masyarakat dunia :

9

Sumber: areasehat.com

Gambar 1.3 Kondisi kesehatan penduduk dunia

Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penting

sekali untuk menjaga kesehatan tubuh. Seiring berkembangnya ilmu

kedokteran dan teknologi membuat masyarakat sadar akan pentingnya

kesehatan, sehingga membuat masyarakat diseluruh dunia berlomba-lomba

untuk menjaga kesehatan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang

dapat ditempuh untuk menjaga kesehatan dapat berupa terapi, terapi dalam

menjaga kesehatan memiliki berbagai macam cara antara lain terapi berbasis

obat-obatan, terapi berbasis alat-alat kesehatan dan terapi berbasis makanan /

minuman. Dari tiga cara terapi tersebut hal yang cukup menantang dan

menarik adalah terapi berbasis makanan / minuman, tantangannya adalah

bagaimana mengolah bahan setengah jadi menjadi minuman yang tidak hanya

enak tetapi juga bergizi dan sehat. Apalagi menurut data, penelitian dan

proyeksi penjualan yang diperoleh dari Euromonitor.com (International, 2012)

10

mengemukakan bahwa peluang pasar untuk penjualan produk yang

berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan mengalami pertumbuhan

yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir, bahkan diproyeksikan

akan meningkat tajam ditahun 2015 dibeberapa regional. Konsumen tidak

hanya memperhatikan bahan-bahan apa saja yang ada didalam minuman /

makanan mereka. Tetapi juga mempertimbangkan bagaimana minuman /

makanan mereka diproduksi. Efeknya adalah kesehatan dan kesejahteraan

menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian untuk produk

makanan dan minuman. Berikut ini adalah gambar grafik penjualan untuk

produk kesehatan dan kesejahteraan pada setiap regional sebagai berikut :

Sumber: Euromonitor.com

Gambar 1.4 Global Sales of Health and Wellness Products by Region

Bahkan menurut data yang diperoleh dari brandongaile.com (small

business blog for entrepreneurs) (Gaille, 2013) industri kesehatan dan

kesejahteraan (Health and Wellness Industry) dianggap sebagai salah satu

industri yang memiliki prospek yang cukup baik dengan perkiraan pasar

11

sebesar $ 200 milyar untuk penjualan produk makanan dan minuman, sehingga

industri ini bisa disebut sebagai industri triliunan dollar yang baru. Indonesia

termasuk dalam 10 besar negara yang berpotensi menjadi target market untuk

penjualan produk kesehatan dan kesejahteraan. Berikut adalah gambar

grafiknya:

Sumber: brandongile.com

Gambar 1.5 Top 30 Health and Wellness Growth Markets 2011 – 2012

Dari data diatas membuka bisnis minuman atau makanan dengan

konsep minuman kesehatan yang berfungsi sebagai upaya promotif dan

preventif kesehatan sangat menjanjikan.

1.1.4 PELUANG PASAR MINUMAN READY TO

DRINK

Industri makanan dan minuman (Food and Beverages) sedang

mengalami perkembangan yang cukup significant, hal ini dibuktikan dengan

12

semakin meningkatnya konsumsi masyarakat dengan produk makanan dan

minuman. Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia

(GAPMMI) memprediksi hampir separuh (49%) pendapatan masyarakat

Indonesia dibelanjakan untuk makanan dan minuman. Dengan cukup besarnya

kebutuhan akan permintaan produk makanan dan minuman membuat industri

ini merupakan salah satu industri yang potensial bahkan industri ini masuk

kedalam lima besar industri dilihat dari market size pada tahun 2012, adapun

market size industri di Indonesia tahun 2012 sebagai berikut :

Tabel 1.3 Top 5 Market Size Industri di Indonesia tahun 2012

No Industri Market Size

1 Otomotif 44,8 %

2 Makanan dan minuman 41,3 %

3 Ritel 40,5 %

4 Farmasi 40,4%

5 Telekomunikasi 39,6%

Sumber : Majalah SWA Edisi 20/XXVIII/20 September – 30 Oktober

2012:30-50

Berdasarkan Tabel 1.3 diatas, industri makanan dan minuman berada

pada posisi ke 2 dengan market share sejumlah 41,3%. Ini merupakan salah

satu faktor peluang besar bagi perusahaan untuk mengembangkan indsutri

makanan dan minuman karena industri ini merupakan salah satu konsumsi

yang pokok bagi masyarakat. Selain itu hal lain yang memperkuat prospek

13

bisnis makanan dan minuman cukup baik adalah adanya data dari Badan

Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan sepanjang Januari -

Desember 2013, investasi makanan dan minuman yang masuk melalui PMA

mencapai US$ 2,1 milyar atau setara dengan Rp. 21 trilliun dengan 612

proyek. Sedangkan PMDN mencapati Rp. 15,08 trilliun dengan 341 proyek.

Sehingga bila ditotal pasar untuk penjualan produk makanan dan minuman

mencapai Rp. 36 trilliun.

Perkembangan industri minuman di Indonesia dalam beberapa tahun

terakhir mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dibuktikan

dengan semakin banyaknya jenis produk minuman yang dijual dipasaran.

Salah satu jenis minuman yang beredar dipasaran adalah minuman siap

diminum atau dikenal dengan istilah ready to drink. Minuman ready to drink

adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan jenis minuman yang

dijual dalam sebuah kemasan khusus sehingga dapat langsung dikonsumsi

tanpa harus diolah lebih lanjut. Istilah ini biasanya digunakan untuk

menunjukkan perbedaan dengan jenis minuman lain yang juga dijual dalam

bentuk kemasan khusus namun memerlukan pengolahan lebih lanjut untuk

dapat menikmatinya misalnya kemasan dalam bentuk serbuk, sirup, celup, dll.

Penjualan minuman ini diprediksi akan terus meningkat seiring

dengan adanya pergeseran fungsi minuman, adanya perubahan gaya hidup,

meningkatnya kebutuhan akan tambahan nutrisi serta keinginan konsumen

yang serba cepat dan praktis terlebih pada sebagian besar masyarakat

perkotaan yang mempunyai banyak aktivitas dan waktu yang sedikit

14

menyebabkan perubahan pola konsumsi produk minuman yang praktis

menjadi suatu keharusan.

Di Indonesia minuman yang termasuk dalam kategori ready to drink

sangat beragam. Menurut sumber majalah swa edisi XXV no.4 halaman 46

terdapat 8 kategori yang dikatakan sebagai minuman ready to drink antara lain

sebagai berikut:

Tabel 1.4 Kategori Minuman Ready to Drink

No Kategori Contoh Produk

1 Minuman Berenergi Hamaviton, Krating Daeng, Extra Joss dll

2 Minuman Isotonik Pocari Sweat, Mizone, Powerade dll

3 Teh Siap Minum Teh Botol Sosro, Mirai Ocha, Frestea dll

4 Kopi Siap Minum Nescafe, Kopiko 78 degree, Espresso dll

5 Jus Siap Minum Buahvita, Frutang, Minute Maid Pulpy Orange dll

6 Susu Siap Minum Ultramilk, Bear brand, Indomilk dll

7 Minuman berkarbonat Coca cola, Pepsi, Green sand dll

8 Air Mineral Aqua, Ades, Vit dll

Sumber : Majalah SWA Edisi XXV no 4 Halaman 46

Bahkan salah satu toko ritel produk makanan dan minuman cukup

besar seperti 7-Eleven (sevel) menurut sumber detik.com tengah

memproduksi minimal 5 juta botol jus anggur merk Welch’s milik amerika

serikat. 7-Eleven mendapatkan kepercayaan dari Welch’s untuk menggunakan

merk, melakukan produksi, packaging atau pengemasan, distribusi, penjualan

15

dan marketing produk-produk minuman jus. Menurut berita tersebut sampai

dengan akhir tahun bahan baku konsentrat tersebut masih impor, sehingga ini

merupakan sebuah peluang bagi perusahaan untuk memasuki pasar minuman

berspesialisasi pada minuman ready to drink yang berkonsep lifestyle

beverages

1.1.5 PROSPEK BISNIS BUAH MERAH DARI

PERSPEKTIF VALUE BASED MARKETING

Pengelolaan potensi sumber daya alam daerah harus mampu

meningkatkan peluang daerah untuk dijadikan target dan tujuan investasi yang

menarik. Salah satu upaya untuk meningkatkan peluang tersebut adalah

melalui pendekatan berbagai aspek sektoral secara umum seperti kondisi

geografis daerah tersebut, potensi sumber daya alam yang tersedia, kondisi

perekonomian dan kondisi sosial dari daerah tujuan investasi. Ketersediaan

data dan informasi tentang potensi daerah tersebut menjadi sangat penting

dalam memutuskan investasi didaerah tersebut.

Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya

alam yang cukup melimpah adalah daerah Papua. Provinsi ini sangat kaya

dengan berbagai potensi sumberdaya alamnya. Menurut data dari

Indonesia.go.id (Airku, 2008) sektor pertambangan provinsi Papua sudah

mampu memberikan kontribusi lebih dari 50% perekonomian dipapua,

dengan pertambangan yang dihasilkan seperti tembaga, emas, minyak dan gas

menempati posisi yang paling besar dalam kontribusi tersebut. Disamping itu

16

masih terdapat beberapa potensi tambang lain seperti batu bara berjumlah 6,3

juta ton, barn gamping di atas areal seluas 190.000 ha, pasir kuasa seluas 75

ha dengan potensi hasil 21,5 juta ton, lempung sebanyak 1,2 juta ton, marmer

sebanyak 350 juta ton, granit sebanyak 125 juta ton dan hasil tambang lainnya

seperti pasir besi, nikel dan krom.

Provinsi papua memiliki luas mencapai 808.105 Km persegi dengan

kondisi hampir 90% daratan papua adalah hutan, membuat provinsi ini tidak

hanya kaya akan potensi sumberdaya mineralnya saja, tetapi kaya juga akan

potensi sumber daya keanekaragaman hayati. Produk unggulan pun banyak

terlahir dari hutan belantara yang dipadati lebih dari 1.000 spesies tanaman.

Lebih dari 150 varietas dihutan itu merupakan tanaman komersial. Hutan-

hutan di provinsi ini memberikan kontribusi yang cukup besar bagi

pendapatan asli daerah.

Selain itu potensi lain yang dimiliki provinsi Papua adalah dari sektor

perkebunan dengan luas lahan sebesar 5.459.225 ha tidak kurang dari 160.547

ha sudah dimanfaatkan untuk perkebunan rakyat (PR) maupun perkebunan

besar (PB) dengan total produksi untuk sawit sebesar 31.021 ton (49,91%),

kakao sebesar 11.363 ton (18,28%), kopi Arabic 2.583 ton (4,16%), buah

merah dengan produksi 1.889 ton (3,04%), dan karet dengan total produksi

1.458 ton (2,35%). Salah satu potensi sumber daya alam di sektor perkebunan

yang akan diangkat disini adalah buah merah. Dimana jika kita lihat dari data

diatas buah merah hanya menyumbang 3,04% total produksi dari sektor

perkebunan. Padahal potensi yang dimiliki buah merah cukup besar untuk

17

lebih dimaksimalkan dalam meningkatkan kapasistas produksi nya, hanya

saja kurangnya sosialisasi membuat buah merah kurang begitu popular

dikalangan masyarakat diluar papua. Sementara itu jika kita lihat dari

penelitian sebelumnya tentang buah ini diperoleh bahwa buah merah banyak

mengandung senyawa aktif yang dapat berguna bagi tubuh manusia. Oleh

karena itu tantangan terbesar PT. Fruiterience Indonesia adalah bagaimana

menciptakan awareness terhadap buah merah ini agar demand dari buah

merah ikut naik. Apabila demand dari buah merah naik maka diharapkan akan

meningkatkan kapasitas produksi perkebunan buah merah yang di iringi

dengan bertambahnya petani buah merah papua. Apabila petani buah merah

papua meningkat diharapkan ada nilai sosial yang diberikan seperti

mengangkat perekonomian daerah sekaligus memperkenalkan provinsi Papua.

1.2 IDE BISNIS

Dari data yang telah disampaikan diatas PT. Fruiterience Indonesia mencoba

membuat suatu ide bisnis berupa minuman ready to drink dengan cara memasarkan

produk olahan buah merah yang berfungsi sebagai promotif dan prefentive. Adapun

minuman ready to drink tersebut berupa produk olahan dari ekstrak buah merah yang

dikembangkan menjadi minuman kesehatan. Untuk mendapatkan sensasi yang

berbeda serta experience ketika diminum PT. Fruiterience Indonesia memberikan

bulir-bulir buah merah didalam minuman tersebut dan mengharuskan konsumen

untuk melakukan “shake” terlebih dahulu diproduk tertentu.

18

Produk olahan yang akan PT. Fruiterience Indonesia pasarkan memiliki

beberapa target pasar antara lain business customers dan individual customers.

Adapun business customer terdiri dari branded retail chain cafe, airlines, hotel chain,

CSR project, private lebel (retail company), related institution (Government / NGO).

Salah satu contoh pemasaran terhadap branded retail chain cafe / hotel chain adalah

misalnya PT. Fruiterience Indonesia mensupply minuman berkonsep lifestyle

beverages ke salah satu branded cafe minuman seperti Starbuck’s, atau bekerja sama

dengan hotel-hotel untuk menyediakan minuman khusus dengan label atau merk hotel

tersebut. Karena produk PT. Fruiterience Indonesia berbasis minuman kesehatan

dalam beberapa musim tertentu PT. Fruiterience Indonesia berencana juga

menargetkan pasar ke pasar related institution (Government / NGO) seperti contoh

PT. Fruiterience Indonesia bekerja sama dengan beberapa instansi pemerintah seperti

Kementerian Agama untuk memberikan atau mensupply minuman kesehatan ini

kepada para calon Jamaah Haji Indonesia. karena kita ketahui bersama market pasar

untuk jemaah haji Indonesia cukup tinggi. Ini merupakan sebuah peluang yang besar

mengingat menurut data dari Kementerian Agama Republik Indonesia kuota calon

Jemaah haji ditahun 2014 sebanyak 168.800 orang. Untuk target pasar retailer PT.

Fruiterience Indonesia juga berencana membuat suatu brand tersendiri terhadap

produk yang akan dipasarkan, produk-produk tersebut nantinya akan dipasarkan

kebeberapa retailer seperti Ranch market, 7 eleven, Foodhall, Hero, dll.

19

1.3 IDENTIFIKASI MASALAH

1. Identifikasi peluang bisnis buah merah sebagai lifestyle ready to drink

2. Analisa komprehensif untuk meningkatkan market attractiveness buah

merah dan kaitannya dengan bisnis opportunity yang ada.

3. Merumuskan strategi pengembangan produk baru dan strategi pertumbuhan

bisnis ready to drink berbasis buah merah

4. Memperkenalkan buah merah kepada masyarakat lokal sebagai buah asli

asal Indonesia khususnya daerah papua yang memiliki banyak kandungan

gizi dan senyawa aktif yang berguna bagi tubuh manusia.

5. Sulitnya mendapatkan minuman olahan yang terbuat dari bahan baku buah

merah, karena yang ada saat ini hanya sebatas penjualan bahan-bahan

setengah jadi seperti pasta atau ekstrak buah merah.

6. Menawarkan cita rasa baru dalam olahan ekstrak buah merah menjadi

minuman ready to drink yang berkonsep lifestyle beverages yang befungsi

sebagai preventif dan promotif bagi kesehatan.

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT

TUJUAN

1. Menawarkan alternatif minuman ready to drink yang berkonsep lifestyle

beverages kepada masyarakat lokal.

2. Membuat bisnis yang feasible dan berkembang secara berkesinambungan

3. Memberikan pengetahuan mengenai kandungan & manfaat buah merah

kepada masyarakat lokal.

20

4. Menawarkan jenis minuman yang baru dan berbeda.

5. Mengangkat dan mempromosikan daerah papua sebagai penghasil

tanaman buah merah.

6. Mendistribusikan makanan dan minuman olahan buah merah agar lebih

mudah diperoleh.

7. Menawarkan private brand dalam menyediakan makanan dan minuman

ready to drink yang berkonsep lifestyle beverages baru dengan cara yang

lebih menarik

MANFAAT

1. Bagi Pengusaha

Membuka peluang bisnis baru bagi perusahaan private brand.

2. Bagi Konsumen

Konsumen mendapatkan pilihan makanan dan minuman kesehatan

yang baru dengan berbasiskan olahan buat merah.

3. Bagi Masyarakat Papua

Meningkatkan ekonomi masyarakat papua secara tidak langsung

Mempromosikan buah khas Indonesia khususnya papua di pasar

lokal.

1.5 RUANG LINGKUP

1. Memproduksi secara langsung produk minuman olahan secara home

made industry (mikro level).

21

2. Produk berbasis minuman ready to drink yang bersifat preventive dan

promotif.

3. Membuat variasi produk lifestyle beverages yang berbahan dasar buah

merah.

4. Target pasar untuk penjualan produk ini adalah pasar nasional.

1.6 PEMBATASAN MASALAH

1. Proses Ekstraksi dan khasiat buah merah hanya berdasarkan studi

pustaka

2. Proses untuk memiliki paten dari ekstrak buah merah tidak akan

dijelaskan.

3. Proses untuk mendapatkan izin-izin yang terkait dengan legalisasi

produk tidak akan dijelaskan.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

a. Bab I – Pendahuluan

Pada bagian ini dikemukakan latar belakang mengenai alasan mengapa

mengambil topik tersebut perlu ditulis, penjabaran maksud dan tujuan

penulisan dan pembahasan topik terkait, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat batasan masalah, ruang lingkup dan sistematika

penulisan thesis dengan judul terkait.

22

b. Bab II – Conceptual Framework

Pembahasan secara luas melalui market dan industri terkait, penjelasan

mengenai overview dan proposed dari Business Model Canvas – 9 Building

Block, hingga ide inovasi yang muncul dan akan di eksekusi lebih lanjut.

c. Bab III – Business Model

Menjelaskan atau menjabarkan metode penulisan dalam BMC (Business

Model Canvas).

d. Bab IV – Strategi Perusahaan (Keputusan Desain dari Business Model)

Penjelasan yang lebih dalam atau khusus mengenai Business Model Canvas –

9 Building Block, dan ide inovasi yang diambil serta penyusunan struktur

organisasi beserta keputusan-keputusan perencanaan bisnis terkait, dan srategi

yang dilakukan oleh perusahaan.

e. Bab V – Prototype

Prototyping Business Model Creation, gambaran mengenai business model

creation terkait mulai dari logo, interior,website, contoh olahan produk dan

sebagainya.

f. Bab VI – Kesimpulan

Merupakan pernyataan kelayakan bisnis untuk dijalankan dan

mengungkapkan beberapa kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi

atau dikerjakan oleh lanjutan atau perjalanan business model ini di masa

23

depan yang mungkin dapat terjadi, baik berupa kemungkinan ataupun secara

strategi. Penjabaran mengenai keterbatasan yang dimiliki business model ini.

g. Daftar referensi & lampirkan

Bagian ini mengandung sumber referensi penulisan, baik dari buku, majalah,

jurnal, artikel ilmiah, dan website. Dalam lampiran juga disertakan data-data

atau dokumen pelengkap lain yang perlu dilampirkan secara detil, yang

memiliki kaitan terhadap pembahasan pada bab-bab sebelumnya.