BAB 2 LANDASAN TEORI - Library Binus

39
9 BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk memperoleh informasi tentang potensi wilayah yang akurat, diperlukan suatu sistem informasi yang tepat dan terarah. Suatu sistem informasi dapat dikategorikan tepat dan terarah jika benar-benar mengikuti kaidah dan karakteristik sistem. Agar sistem yang dibuat dapat berfungsi dengan baik, maka perlu memperhatikan pendapat dari beberapa ahli mengenai sistem. 2.1 Pengertian Sistem Sistem digunakan untuk mendeskripsikan banyak hal, khususnya untuk aktifitas- aktifitas yang diperlukan untuk pemrosesan data. Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Definisi ini menggunakan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen sistem. Pendapat senada mengenai pendekatan sistem dari komponen-komponennya juga diungkapkan dari beberapa ahli berikut ini : Menurut O’Brien (2003, p8) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang terorganisasi. Pendapat O’Brien lebih menekankan sistem pada keterkaitan atau hubungan elemen-elemen sistem dan proses yang terjadi dalam elemen-elemennya

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - Library Binus

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

Untuk memperoleh informasi tentang potensi wilayah yang akurat, diperlukan

suatu sistem informasi yang tepat dan terarah. Suatu sistem informasi dapat

dikategorikan tepat dan terarah jika benar-benar mengikuti kaidah dan karakteristik

sistem. Agar sistem yang dibuat dapat berfungsi dengan baik, maka perlu

memperhatikan pendapat dari beberapa ahli mengenai sistem.

2.1 Pengertian Sistem

Sistem digunakan untuk mendeskripsikan banyak hal, khususnya untuk aktifitas-

aktifitas yang diperlukan untuk pemrosesan data. Sistem dapat didefinisikan sebagai

kumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai

tujuan atau sasaran bersama. Definisi ini menggunakan pendekatan sistem yang lebih

menekankan pada komponen atau elemen sistem. Pendapat senada mengenai pendekatan

sistem dari komponen-komponennya juga diungkapkan dari beberapa ahli berikut ini :

Menurut O’Brien (2003, p8) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling

berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerima

masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang

terorganisasi. Pendapat O’Brien lebih menekankan sistem pada keterkaitan atau

hubungan elemen-elemen sistem dan proses yang terjadi dalam elemen-elemennya

10

untuk memungkinkan terjadinya suatu keluaran. Sistem menurut O’Brien itu

tampak lebih dapat berinteraksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Mcleod (2001, p14), sistem adalah sekelompok elemen yang

terintegrasi dengan maksud yang sama guna mencapai suatu tujuan.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang

saling bekerja sama dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dengan

proses yang terorganisasi untuk mencapai tujuan yang sama. Pada SIG yang ingin

dirancang, dapat dikatakan bahwa sistem informasi berbasiskan geografis itu merupakan

suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen berupa peta, teks, basis data,

prosedur proses dan lain-lain, yang saling bekerja sama untuk menampilkan tujuan,

yakni informasi yang dibutuhkan pengguna.

Gambar 2.1 Model Konsepsual dari Sistem

11

Pada gambar ilustrasi diatas komponen-komponen sistem disimbolkan sebagai

karakter A, B, C, hingga I. Hubungan yang terjadi diantara masing-masing komponen

dipresentasikan oleh garis-garis yang bersangkutan. Simbol (bentuk gambar) yang sama

menggambarkan keterkaitan yang unik diantara suatu komponen dengan komponen

yang lainnya, subsistem.

Agar sistem yang dibuat tidak menyimpang dari tujuan dan fungsinya sendiri,

maka diperlukan suatu batasan sistem. Batasan yang dimaksud adalah suatu karakteristik

umum sistem (Jogiyanto, 1991, p4-5) yang harus dipenuhi oleh suatu sistem.

Karakteristik sistem tersebut adalah sebagai berikut :

1. Komponen

Sistem terdiri dari sejumlah komponen berupa subsistem atau elemen sistem yang

melaksanakan suatu fungsi atau tugas tertentu, dapat saling berinteraksi, dan bekerja

sama dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan sistem keseluruhan.

2. Batas Sistem

Batasannya adalah daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem lainnya

atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini menunjukkan ruang lingkup sistem itu

sendiri.

3. Lingkungan Luar Sistem

Segala sesuatu yang berada di luar batas atau ruang lingkup sistem yang turut

mempengaruhi kerja sistem.

12

4. Penghubung Sistem

Suatu media yang menghubungkan antar elemen atau sub sistem dalam suatu

sistem. Melalui penghubung ini dimungkinkan pengiriman masukan atau keluaran dari

satu sub sistem ke sub sistem lainnya. Hubungan antar sub sistem melalui penghubung

ini mengakibatkan adanya kesatuan antar elemen dalam suatu sistem.

5. Masukan ke Sistem

Segala sesuatu yang diperlukan oleh suatu sistem untuk diproses, sehingga sistem

dapat beroperasi atau mendapatkan hasil yang diharapkan.

6. Pengolah Sistem

Suatu unit yang mengubah sesuatu berupa masukan ke sistem menjadi suatu

keluaran melalui suatu proses atau prosedur tertentu.

7. Keluaran dari Sistem

Hasil yang diharapkan, yang berasal dari masukan yang telah diproses. Hasil itu

dapat berupa hasil akhir yang diinginkan ataupun menjadi masukan sub sistem lain

untuk diproses.

8. Sasaran atau Tujuan Sistem

Sesuatu yang menentukan masukan, alur, dan keluaran dari suatu sistem. Tercapai

atau tidaknya tujuan dapat dilihat dari keluaran yang dihasilkan. Untuk itu perlu

masukan dan proses yang tepat agar keluaran yang dihasilkan dapat mengenai sasaran.

13

2.2 Pengertian Informasi

Ada beberapa definisi dari informasi, diantaranya adalah menurut O’Brien (2003,

p13), informasi adalah data yang telah dikonversikan menjadi bentuk yang memiliki arti

dan berguna dalam konteks tertentu bagi para pemakainya.

Definisi menurut Turban (2001, p15) adalah sekumpulan data yang telah

diorganisasikan kedalam bentuk yang berguna. Menurut Turban adalah fakta atau

deskripsi dari hal kejadian atau kegiatan dari transaksi yang disimpan kemudian

dikelompokkan.

Definisi menurut McLeod (2001, p12) adalah data yang telah diproses, atau data

yang telah memiliki arti.

Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan

hasil dari pengolahan data dalam suatu sistem, yang bermanfaat bagi penerimanya,

sehingga dapat digunakan untuk bertindak atau mengambil keputusan sesuai dengan

konteks informasi yang diterima dan tujuan sistem. Namun, sebelum bertindak atau

mengambil keputusan, seseorang harus mengetahui kualitas informasi yang diterimanya.

Menurut McLeod (2001, p148) nilai suatu informasi ditentukan oleh :

Relavansi

Informasi harus bermanfaat bagi pemakainya dan berkaitan langsung dengan

permasalahannya yang ada.

14

Keakuratan

Informasi harus bebas dari kesalahan yang menyesatkan dan harus mencerminkan

maksud yang dikandungnya. Idealnya semua informasi harus akurat.

Ketepatan Waktu

Informasi yang didapatkan harus sesuai dengan saat kebutuhannya. Informasi tidak

boleh terlambat diterima, bahkan informasi harus tersedia bagi pemecahan masalah

sebelum situasi yang kritis menjadi tidak terkendali.

Kelengkapan

Informasi yang disampaikan pada penerima atau pengguna harus menyajikan

gambaran lengkap dari suatu permasalahan atau penyelesaian.

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Semua organisasi pasti memiliki sistem informasi. Sistem informasi adalah suatu

pengaturan orang-orang, data, proses, komunikasi, dan teknologi informasi yang saling

berhubungan untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari di dalam bisnis,

seperti memberi dukungan pemecahan masalah dan kebutuhan keputusan manajemen

dan para pemakai. Ada beberapa definisi yang berbeda dari sistem informasi menurut

para ahli :

15

Menurut O’Brien (2004, p14), sistem informasi adalah kombinasi yang terdiri dari

orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer, dan sumber data yang

dapat mengumpulkan, mengubah, dan mendistribusikan informasi.

Menurut Turban (2001, p15), sistem informasi adalah mengumpulkan, mengolah,

menyimpan dan menganalisis informasi untuk tujuan tertentu yang terdiri dari

masukan (data, instruksi) dan keluaran ( laporan, hasil perhitungan).

Menurut Laundon (2002, p7), sistem informasi adalah komponen yang saling

berhubungan, yang mengumpulkan atau menampilkan, memproses, menyimpan

dan mendistribusikan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan,

koordinasi dan kontrol didalam organisasi. Secara singkat dapat disimpulkan

bahwa sistem informasi mengolah masukan dan menghasilkan keluaran yang

berguna bagi pengguna.

Dari teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem

yang berguna untuk menghasilkan informasi dari data yang tersedia, dan digunakan

untuk mendukung tindakan dan mengambil keputusan. Sistem informasi yang baik harus

dapat menyediakan pemrosesan transaksi yang cepat dan tepat, komunikasi cepat,

mengurangi informasi yang berlebihan, dapat melampaui hambatan, menyediakan

dukungan dalam pengambilan keputusan dan kompetetif (O’Brien, 2002, p18).

16

2.4 Sistem Informasi Geografi (SIG)

Informasi mengenai permukaan bumi sejak zaman purba hingga kini dapat kita

temukan dalam peta yang terbuat mulai dari kulit hewan hingga kertas. Berdasarkan isi

informasi suatu peta, kita dapat menggolongkan menjadi :

1) Peta umum, peta yang menggambarkan topologi suatu daerah ataupun batas-batas

administratif suatu wilayah atau negara, dan

2) Peta tematik, peta yang khusus menampilkan distribusi keruangan seperti geologi,

geomorfologi, tanah, vegetasi, atau sumber daya lahan.

Peta dapat berisi tentang informasi permukaan bumi atau distribusi sosial ekonomi

masyarakat. Informasi tersebut harus mengacu ke bumi, artinya menggunakan data

acuan berupa koordinat bumi yang menggunakan sistem bujur atau lintang atau sistem

UTM (Universal Transverse Mercator).

Semakin lama, informasi yang ingin ditampilkan pada peta konvensional makin

berkembang dan butuh manipulasi data yang besar. Berdasarkan kebutuhan itu, maka

SIG dirancang menggunakan komputer. SIG dapat menampung kebutuhan informasi

yang tidak mampu disajikan oleh peta konvensional bagi para pemakai di segala bidang

usaha.

2.4.1 Pengertian Geografi

Menurut kurikulum 1994, geografis berasal dari kata “Geographia” yang diambil

dari bahasa Yunani. “Geographia” sendiri berasal dari dua kata yaitu “Geo” yang berarti

17

bumi dan “Graphein” yang berarti mencitrakan sesuatu atau melukiskan. Jadi, secara

harfiah Geografis artinya ilmu yang mempelajari pencitraan dan penggambaran bumi.

Dari sudut pandang ilmu, geografis merupakan segala sesuatu yang terkait dengan

keruangan bumi. Produk akhir geografis adalah wilayah-wilayah sebagai suatu

perwujudan dari persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dari sesuatu yang

terdapat di permukaan bumi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997, secara harfiah geografis adalah

ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh

dari bumi. Sedangkan kata geografis artinya adalah segala sesuatu yang bersangkut paut

dengan geografi.

2.4.2 Pengertian Sistem Informasi Geografis ( SIG )

Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari ketiga

unsur pokok : sistem, informasi dan geografis. Dengan demikian, pengertian terhadap

ketiga unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami SIG. Dengan melihat

unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi dengan

tambahan unsur “Geografis”. Atau SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada

unsur “informasi geografis”.

Istilah “informasi geografis” mengandung pengertian informasi mengenai tempat-

tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu

18

objek terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan atau

atribut yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui.

Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka SIG merupakan

kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan

dengan objek-objek yang terdapat dipermukaan bumi. Jadi, SIG merupakan sejenis

perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi,

menampilkan, dan keluaran informasi geografis menurut atribut-atributnya.

Definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan bervariasi. Hal ini terlihat dari

banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu SIG juga merupakan suatu bidang

kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai bidang disiplin

ilmu, dan berkembang dengan cepat. Berikut beberapa definisi SIG :

Menurut Heywood (2002, p12), juga didefiniskan secara singkat SIG dapat

digunakan untuk memberi nilai, dengan melakukan pengaturan dan

memperlihatkan data secara tepat, menggabungkannya dengan data lain,

melakukan analisis terhadap data, dan menghasilkan data baru yang berguna, pada

gilirannya SIG dapat membantu untuk berguna dalam pengambilan keputusan.

SIG adalah kombinasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer yang

memungkinkan untuk mengelola, menganalisa, memetakan informasi spasial

berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi (Prahasta, 2005,

p54)

Jadi kesimpulan dari kedua pengertian di atas, SIG adalah sistem yang berbasiskan

komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi

19

geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-

objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau

kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan suatu sistem yang

terkomputerisasi yang mampu menyimpan, mengolah, menampilkan, dan memperoleh

data sedemikan rupa sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat dimanfaatkan

untuk pengambilan keputusan.

Namun, secara teknis SIG berhubungan dengan peta digital yang disimpan pada

basis data. Di dalam basis data itu, selain terdapat peta digital, yang dapat

memvisualisasikan dunia nyata, ada pula atribut data dari peta tersebut. Atribut tersebut

terdiri dari kumpulan karakteristik objek pada peta beserta informasi yang dikandungnya

dan informasi hubungan antar objek dalam peta, misal batas propinsi, persimpangan

jalan, dan lain-lain. Hubungan antar data geometris atau peta dengan data atribut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Peta dapat mewakili data atribut objek dengan suatu simbol grafis tertentu, yang

dapat ditampilkan secara bersama-sama. Misal simbol rumah, jalan, area wilayah,

dan sebagainya.

Data atribut suatu objek dalam peta dapat ditampilkan, hanya dengan memilih

simbol grafis yang mewakili objek tersebut pada layar dengan bantuan mouse atau

pointer.

20

2.4.3 Komponen SIG

Pelaksana SIG bertanggung jawab atas proses manajemen dan analisis data agar

dapat dilakukan dengan baik serta aspek-aspek data dari perangkat keras dan perangkat

lunak juga harus dipenuhi. Ada 4 komponen dalam SIG, yaitu :

1. Komponen Perangkat Keras SIG

Perangkat keras dalam SIG digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data

melalui proses digitasi peta, menyimpan, memproses data dan peta, serta menampilkan

hasil analisis atau masukan. Pada saat ini SIG tersedia juga untuk berbagai platform

perangkat keras mulai dari PC desktop, workstations, hingga multiuser host yang dapat

digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas.

Hubungan antar perangkat keras SIG dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Hubungan Antar Perangakat Keras

Media Penyimpanan

Pita Magnetis

Hard Disk

Floopy Disk

Alat Manipulasi

Komputer

Monitor

Mouse

Tablet

Alat Masukan Data

Digitiser

Scanner

Komputer

Monitor

Ploter Stereo

Theodolite

Satelit

Alat untuk menampilkan

Ploter

Monitor

Printer

Komputer

21

Perbedaan perangkat keras yang mendukung analisis geografi dan pemetaan

terletak pada kecendrungan memerlukan perangkat tambahan yang dapat mendukung

presentasi grafik dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi, dan mendukung operasi-

operasi basis data yang cepat dengan volume data yang besar. Perangkat keras ini pada

umumnya mencakup :

1. CPU (Central Processing Unit)

Bagian dari sistem komputer yang bertindak sebagai tempat untuk

pemrosesan semua instruksi dan program. CPU juga mengendalikan seluruh

operasi yang ada didalam lingkungan sistem komputer yang bersangkutan.

2. RAM

Bagian ini digunakan oleh CPU untuk menyimpan (sementara) semua data

dan program yang dimasukkan melalui input device baik untuk jangka waktu

yang panjang maupun pendek.

3. Storage

Perangkat ini merupakan tempat penyimpanan data secara permanen atau

semi permanen (temporary). Dibandingkan dengan RAM, akses pada storage

ini agak lambat. Contoh dari perangkat ini seperti : Hardisk, disket, CD-

ROM, dan sangat bervariasi.

4. Perangkat input dan output data

Scanner

Alat input yang mengkonversikan peta kertas menjadi peta digital, data

dideteksi dengan cahaya.

Digitizer

Mengkonversikan peta digital menjadi peta digital berbasis vektor.

22

Keyboard

Alat untuk menginput data kedalam file.

Plotter

Alat dengan kemampuan dalam mencetak peta vektor

Gambar 2.3 Komponen Hardware

Peta kertas dikonversikan menjadi peta digital raster melalui scanner, kemudian

disimpan kedalam memory. Peta digital dikonversikan kembali menjadi peta digital oleh

digitizer, proses ini disebut digitasi. Proses digitasi ini dilengkapi dengan data atributnya

dan menginputnya melalui keyboard. Kemudian Display Monitor digunakan untuk

menampilkan data dan berguna untuk berinterkasi dengan user.

2. Komponen Perangkat Lunak SIG

Pada sistem komputer modern, perangkat lunak yang digunakan tidak dapat berdiri

sendiri, tetapi terdiri dari beberapa layer. Model layer ini terdiri dari sistem operasi,

program-program pendukung sistem-sistem khusus (special system utilities), dan

23

perangkat lunak aplikasi. Special system utilities dan perangkat lunak aplikasi yang

digunakan untuk menjalankan tugas-tugas seperti menampilkan atau mencetak peta,

mengakses program-program sistem operasi untuk mengeksekusi fungsi-fungsinya.

Special system utilities dan program-program pendukungnya terdiri dari compiler

bahasa pemograman (seperti Assembler, Fortran, C, C++ ), device driver ( mendukung

input dan output driver seperti scanner, plotter, digitizer, printer ), utility untuk backup

data.

Pemilihan perangkat lunak SIG sangat bergantung pada sejumlah faktor, termasuk

tujuan-tujuan aplikasi, biaya pembelian dan pemeliharaan, kesiapan dan kemampuan

personil-personil pengguna dan agen perangkat lunak yang bersangkutan.

Dalam software SIG, terdapat 5 teknik dasar yaitu :

1) Input dan verifikasi data

Mencakup masukan data dari peta, observasi lapangan, mengkonversi data dari

bentk awal menjadi bentuk digital yang dapat digunakan pada SIG.

2) Manajemen data

Merupakan sekumpulan data yang saling berhubungan. Sekumpulan data ini

disebut database. Kegiatan manajemen data mencakup penyimpanan,

pengorganisasian, dan pencarian kembali data menggunakan Database

Menagement Systems (DBMS).

3) Keluaran data dan presentasi

Merupakan cara data ditampilkan dan bagaimana hasil analisis dilaporkan pada

user, mulai dari penyajian data dalam bentuk cetakan maupun bentuk digital. Data

direpresentasikan sebagai peta, tabel, maupun statistik (grafik maupun diagram).

24

4) Transformasi data

Merupakan proses mengubah atau mengkoreksi kesalahan sistematik akibat proses

digitasi, menghilangkan kesalahan pada data untuk menjaga data agar yang

ditampilkan adalah data terkini atau untuk menghubungkan datadengan data

lainnya.

5) Interaksi dengan user

Interaksi dalam sistem SIG ditujukan untuk memudahkan untuk menerima

pertanyaan dan menyajikan jawaban atas pertanyaan user.

Semua teknik dasar tersebut ditampilkan dalam gambar 2.4.

Gambar 2.4 Komponen Perangkat Lunak Dalam SIG

3. Sumber Daya Manusia

Menurut Bernhardsen (1992, p228), sumber daya manusia berguna untuk

mendefinisikan proses produksi, menentukan sistem berkas/file, mendeskripsikan data,

menentukan aliran data, komunikasi antar proses, otorisasi pengguna, menentukan cara

menentukan pemrosesan dan pemeliharaan data.

Masukan Data

Query Masukan

Basis data Geografis

ProsesPenampilan data

25

4. Data

Data merupakan salah satu komponen yang penting dalam SIG. Data ini diperoleh

dengan mengintegrasikan data spasial dengan sumber-sumber data lainnya (data non

spasial).

2.4.4 Sumber Data SIG

Menurut Turban (2003, p355) secara umum, data yang digunakan dalam suatu

sistem apapun tak terkecuali dalam SIG harus memenuhi kualitas data dari segi

kebenaran, kelengkapan dan ketepaduan data yang dapat dilihat dari berbagai aspek

ketepatan, keamanan, keterkaitan, keterbaruan, kelengkapan, kehandalan.

Sistem informasi geografi juga memerlukan data masukan agar dapat berfungsi

dan memberikan informasi lain hasil analisisnya. Data masukan tersebut dapat diperoleh

dari 3 sumber, yaitu:

a) Data lapangan adalah data yang diperoleh melalui pengukuran langsung di

lapangan. Untuk mendapatkan data ini, dilakukan survei, pengambilan sample,

wawancara, dan sebagainya. Jenis data yang diperoleh dapat dikategorikan sebagai

data primer, karena memperolehnya langsung dari subjek dan menggunakan alat

yang tepat dan dapat dipercaya.

b) Data peta adalah data dari peta analog yang sudah dikonversi atau diubah dan

direkam dalam bentuk peta digital. Data peta yang sudah direkam tersebut siap

digunakan dalam SIG.

c) Data peta citra pengindraan jarak jauh adalah data yang didapatkan dari citra

penginderaan jarak jauh berupa foto udara atau satelit. Foto udara tidak dapat

langsung digunakan, sebab harus diinterpretasikan dahulu arti objek-objek yang

26

berada di dalam foto tersebut, setelah itu baru dapat dikonversikan ke dalam

bentuk digital. Ini berbeda dengan hasil citra satelit yang sudah dalam bentuk

digital, sehingga sudah dapat langsung digunakan.

2.4.5 Manajemen Data

Manajemen data atau peta adalah suatu teknik yang digunakan untuk

memasukkan, menyimpan, memanggil, memanipulasi, dan menganalisa data. Kegiatan

manajemen data meliputi :

1) Menyediakan data/peta

Awalnya peta yang disediakan berupa peta dasar yang berisi area wilayah dan

batas-batasnya, jalan, rumah dan sebagainya ataupun peta tematik yang sudah ada, misal

peta batas kelurahan. Setelah itu menentukan hal apa saja yang akan ditampilkan dalam

SIG tersebut serta menentukan klasifikasi penentuan area dalam peta yang akan

digunakan.

2) Membuat peta digital

Peta tematik atau peta dasar yang sudah terbentuk digital tidak perlu dikonversi,

tetapi yang masih dalam bentuk analog, perlu dikonversi ke dalam format vektor atau

raster. Untuk membuat peta digital digunakan salah satu dari perangkat keras pendukung

SIG yang telah dijelaskan sebelumnya.

3) Menentukan struktur data

Setelah data geometri berupa vektor atau piksel direkam ke dalam suatu sistem

koordinat tertentu, selanjutnya menyimpan atribut data yang dikandung data geometris

tersebut ke dalam basis data SIG.

27

4) Manipulasi data

Data yang telah disimpan sebagai berkas/file dalam basis data, dapat digunakan

untuk memanipulasi dan analisis. Manipulasi dapat dilakukan pada peta atau data

atribut. Metodenya biasanya dilakukan dengan metode “tumpang susun” (overlay),

sedangkan untuk manipulasi data dengan menggunakan operasi aritmatika atau logika,

yang mana keduanya dapat dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer.

5) Menampilkan data

Data dan peta yang telah dimanipulasi dan disimpan dapat ditampilkan ke bentuk

visual dengan peralatan keluaran dan bantuan perangkat lunak komputer.

2.4.6 Jenis Data SIG

Data yang digunakan dalam SIG dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu data

spasial/peta/geometri dan data atribut/keterangan/non-spasial yang saling melengkapi.

Perbedaan di antara dua jenis data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Data Atribut

Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik/fenomena yang

dikandung pada satu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan

posisi geografis. Contohnya, data atribut sebuah danau berupa kedalaman, kualitas air,

habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis, dll.

Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada pendeskripsian

secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek agar dapat

dikenal dan dibedakan dengan objek yang lain, misal rumah sakit, hotel, dan sebagainya.

Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat diukur/dinilai berdasarkan skala

28

ordinal/tingkatan, interval/selang, dan ratio/perbandingan dari suatu titik tertentu.

Contohnya, populasi danau 3-5 ekor ikan, dan sebagainya.

2. Data Spasial

Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang, dapat

digambarkan dengan berbagai komponen data spasial. Komponen tersebut terdiri atas :

a) Titik

Titik merupakan penggambaran grafis yang sederhana dari sebuah objek. Titik

tidak mempunyai dimensi, tetapi dapat dikenali di layar atau tampilan dengan bentuk

simbol. Titik dapat mewakili objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan, misal

sudut-sudut bangunan, atau suatu gedung pada peta yang berskala besar.

b) Garis

Garis menghubungkan sedikitnya dua titik dan digunakan untuk menggambarkan

objek yang dapat ditampilkan pada satu dimensi. Contohnya kabel listrik, jalan, sungai,

ataupun suatu area pada peta berskala besar.

c) Poligon

Poligon atau area digunakan untuk menggambarkan objek yang mempunyai dua

dimensi. Suatu area dinyatakan sedikitnya dengan tiga buah garis yang dihubungkan dan

membentuk kurva tertutup. Objek di bumi kadang-kadang digambarkan sebagai

kumpulan bujursangkar atau persegi panjang kecil-kecil yang membentuk suatu area

tertentu. Penggambaran itu dinamakan grid atau sel. Contohnya populasi penduduk,

wilayah kabupaten atau kota, lahan, dan lain-lain.

29

Komponen data spasial ditampilkan dalam gambar 2.5.

titik

garis

string

poligon / area

sel raster / piksel

Gambar 2.5 Komponen Data spasial

Data spasial mempunyai beberapa unsur pokok yang menjadi ciri-cirinya

(Paryono, 1994, p7), yaitu :

a) Atribut, merupakan ciri dasar suatu objek, yang memberikan nama, label, jenis

objek pada peta.

b) Lokasi keruangan, yang berhubungan dengan tempat dan kedudukan suatu objek

dalam ruang tertentu berdasarkan letak objek yang menjadi patokan. Hubungan

antar dua objek yang mungkin terjadi adalah : bagian dari, terdiri dari, terdapat

pada, dan batas dari.

c) Posisi geografis, merupakan letak objek dalam peta yang berdasarkan sistem

koordinat lintang atau bujur atau UTM.

d) Waktu, merupakan saat peta/data spasial tersebut dibuat.

30

2.4.7 Model Data Spasial/Keruangan

Data spasial adalah data yang memiliki referensi kebumian. Karakteristik data

spasial terdiri dari informasi mengenai posisi, hubungan antara fitur lain dan perincian

dari karakterikstik non-spasial.

Data spasial direpresentasikan di dalam basisdata sebagai raster dan vektor. Di

dalam konteks ini, sering digunakan terminologi “model data” sehingga untuk

menyajikan entity spasial digunakan model data raster atau model data vektor.

1. Data Raster

Model data ini menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan

menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Entity spasial

raster disimpan di dalam layers, yang secara fungsionalis direlasikan dengan unsur-

unsur petanya. Dalam struktur ini data dikodekan, dipetakan ke dalam sel-sel grid

tertentu untuk menyatakan lokasi keruangannya. Setiap sel menunjukkan baris dan

kolom dari suatu matriks penunjuk lokasi, serta kode dari atribut yang dipetakan ke

dalamnya. Dengan demikian, suatu basis data spasial kemungkinan besar mengandung

lebih dari satu layer(s) yang lain di dalam basis data tersebut. Model data raster

ditampilkan pada gambar 2.6 dan tabel 2.1.

31

Gambar 2.6 Model Data Raster

No. Sel Nilai Sel 0 1 2 3 4 5 6 7 Arti Nilai Sel

OO 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 Tidak dipetakan

O1 0 1 0 1 0 1 2 2 0 0 1 Hutan

O2 1 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 Jalan

O3 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 3 Rumah

O4 0 4 0 0 0 2 2 0 0 0

O5 2 5 0 0 2 2 0 0 0 0

O6 0 6 0 2 2 0 0 3 3 0

... 0 7 2 2 0 0 0 0 0 0

65 3

66 3

67 0

... ...

70 2

71 2

... ...

... ...

Tabel 2.1 Tabel Sel, posisi sel pada data raster dan arti nilai sel

32

Kelebihan dari model data raster adalah :

Memiliki struktur data yang sederhana.

Mudah dimanipulasi dengan menggunakan fungsi-fungsi matematis sederhana.

Teknologi yang digunakan cukup murah dan tidak begitu kompleks sehingga

pengguna dapat membuat sendiri program aplikasi yang menggunakan citra raster.

Compatible dengan citra-citra satelit pengindraan jauh dan semua image hasil

scanning data spasial.

Gambaran permukaan bumi dalam bentuk citra raster yang didapat dari radar atau

satelit pengindraan jauh (landsat, spot, dll) selalu lebih aktual dari pada bentuk

vektornya.

Sedangkan kelemahan dari model data raster adalah :

Memerlukan ruang atau tempat penyimpanan (disk) yang besar di komputer,

banyak terjadi redudancy data baik untuk setiap layer-nya maupun secara

keseluruhan.

Tampilan atau representasi, dan akurasi posisinya sangat bergantung pada ukuran

pikselnya (resolusi spasial).

Transformasi koordinat dan proyeksi lebih sulit dilakukan.

2. Data Vektor

Model data ini menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan

menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya.

Pada suatu data vektor, suatu titik dinyatakan dengan koordinat tunggal (x,y), garis

dengan deretan koordinat yang bersambungan (x1,y1; x2,y2; ... ; xn,yn) dan poligon

33

dengan deretan koordinat tertutup (x1,y1; x2,y2; x3,y3; ... ; xn,yn; x1,y1). Pada sistem

kode topologi dengan vektor tertentu, titik, garis, dan poligon dikodekan dengan cara

sebagai berikut :

Titik, garis, dan poligon masing-masing diberi nomor kode. Dengan nomor-nomor

ini, struktur ini dikodekan sesamanya. Node ditetapkan sebagai titik akhir dan

perpotongan garis. Node diberi nomor dan dikodekan dengan garis busur yang berkaitan

dengan node tersebut. Garis dikodekan dengan dua node yang dihubungkan dan dengan

poligon kiri-kanan yang dipisahkannya. Poligon dikodekan pula dengan garis-garis yang

membatasinya. Adapun model vektor ditampilkan pada gambar 2.7.

Utara

(X)

15 14,10

12,1 12,8 12,15

11,5

10 10,12

7,6 7,14

5 5,9

4,3

Timur

5 10 15 (Y)

Gambar 2.7 Model Data Vektor

34

Kelebihan dari Model Data ini adalah :

Memerlukan ruang atau tempat penyimpanan (disk) yang lebih sedikit di

komputer.

Satu layer dapat dikaitkan dengan atau mengandung banyak atribut sehingga dapat

menghemat ruang penyimpanan secara keseluruhan.

Memiliki resolusi spasial yang tinggi.

Transformasi koordinat dan proyeksi tidak sulit dilakukan.

Dengan banyak atribut yang dapat dikandung oleh satu layer, banyak peta tematik

lain (layer) yang dapat dihasilkan sebagai peta turunannya.

Sedangkan kelemahan dari Model Data ini adalah :

Memiliki struktur data yang kompleks.

Datanya tidak mudah untuk dimanipulasi.

Pengguna tidak mudah berkreasi untuk membuat programnya sendiri untuk

memenuhi kebutuhan aplikasinya. Hal ini disebabkan oleh struktur data vektor

yang lebih kompleks dan prosedur-prosedur fungsi dan analisisnya memerlukan

kemampuan yang tinggi karena lebih sulit dan rumit.

Tidak compatible dengan data citra satelit pengindraan jauh.

Memerlukan perangkat lunak dan perangkat keras yang lebih mahal.

2.4.8 Metode Analisis Peta

SIG menganalisis data yang tersimpan pada basis data dengan menggunakan satu

atau beberapa peta. Metode analisis yang sering dipakai pada beberapa peta dikenal

sebagai metode tumpang susun (overlay method). Metode overlay tersebut

35

menggunakan prinsip-prinsip aljabar Boolean dengan menggunakan operator hubungan

AND, OR, NOT, dan XOR, yang dapat dilihat melalui tabel 2.2.

A B NOT A A AND B A OR B A XOR B

1 1 0 1 1 0

1 0 0 0 1 1

0 1 1 0 1 1

0 0 1 0 0 0

Tabel 2.2 Tabel Logika Boolean

2.4.9 Teknik Tumpang Susun (Overlay)

Teknik overlay sering digunakan pada SIG untuk menganalisis peta. Definisi

overlay adalah suatu proses pada data spasial, yang terjadi pada suatu layer yang berisi

peta tematik tertentu lalu “ditumpangkan dan disusun” dengan berbagai peta tematik lain

dan akhirnya membentuk layer peta tematik baru dengan poligon yang baru dari hasil

perpotongan bidang-bidang pada proses “penumpukan dan penyusunan” tersebut. Sudut

pada poligon yang baru merupakan hasil perpotongan sisi poligon-poligon lama yang

telah “ditumpangkan atau disusun”. Seluruh titik dan garis yang berada di peta-peta

lama, kini ditampilkan bersama-sama dengan titik dan garis lain dengan perpotongan,

dan topologi serta tabel atribut baru yang disesuaikan dengan hasil overlay poligon.

Untuk dapat melakukan overlay, maka peta-peta tematik itu harus mempunyai satu

patokan dan sisterm koordinat yang sama, sehingga peta tematik baru dihasilkan dengan

baik.

36

Menurut Bernhardsen (1992, p189), prosedur yang dilakukan komputer dalam

proses overlay adalah sebagai berikut :

1) Menghitung titik-titik perpotongan.

2) Membentuk titik-titik dan keterhubungan objek.

3) Menampilkan topologi dan objek baru.

4) Menghilangkan poligon-poligon kecil yang mengganggu dan menyatukan poligon.

5) Menghasilkan atribut baru dan proses penambahan/union di tabel atribut.

2.4.10 Perangkat Lunak Pendukung SIG

Sekarang ini sudah banyak perangkat lunak pendukung SIG yang beredar di

pasaran seperti Map Info, Map Basic, Map Guide, AutoCad Map, Arc View, Arc Info,

Ilwis dan masih banyak lagi.

2.5 Sistem Basis Data

SIG dikembangkan dengan menggunakan sistem-sistem manajemen basisdata

(DBMS) yang telah lahir sebelumnya. Konsep mengenai basisdata dapat dipandang dari

beberapa sudut. Dari sisi sistem, basisdata merupakan kumpulan tabel-tabel atau files

yang saling berelasi. Selain itu, basisdata juga mengandung pengertian kumpulan data

non-redudant yang dapat digunakan bersama (shared) oleh sistem-sistem aplikasi yang

berbeda. Atau dengan kata lain, basisdata adalah kumpulan data-data (file) non-redudant

yang saling terkait satu sama lainnya (dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari tabel-

tabelnya / struktur data dan relasi-relasi) di dalam usaha membentuk bangunan informasi

yang penting (enterprise). Dengan basisdata, perubahan, editing, dan updating data

37

dapat dilakukan tanpa mempengaruhi komponen-komponen lainnya di dalam sistem

yang bersangkutan. Penggunaan basisdata akan memperoleh keuntungan-keuntungan

seperti berikut :

Reduksi duplikasi data (minimum redudancy data yang pada gilirannya akan

mencegah inkonsistensi dan isolasi data).

Kemudahan, kecepatan dan efisiensi (data sharing dan availability) akses

pemanggilan data.

Penjagaan integritas data.

Menyebabkan data menjadi self-documented dan self-descriptive.

Mereduksi biaya pengembangan perangkat lunak.

Meningkatkan faktor keamanan data (security).

Jika menggunakan basisdata relasional, harus sesuai dengan standard SQL (FIPS

127-2) sebagaimana dideskripsikan di dalam sistem-sistem manajemen basisdata untuk

standard aplikasi-aplikasi multiuser. Jika tidak menggunakan basisdata relasional, maka

basisdata tersebut harus mampu melakukan eksport/import ke dan dari basisdata

relasional (SQL).

2.5.1 Pengertian Tabel

Tabel adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom dan baris.

(Connoly, 2002, p72)

2.5.2 Pengertian Field

Field dalam konteks database biasanya sering disebut dengan atribut. Field

merupakan nama kolom dari sebuah tabel atau relasi. (Connoly, 2002, p72-p74)

38

2.5.3 Pengertian Record

Record adalah suatu baris data atau informasi dalam sebuah tabel. Record sring

juga disebut tuple. (Connoly, 2002, p73)

2.5.4 Pengertian Primery Key

Primary Key merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk

mengidentifikasi tuple-tuple atau record dalam tabel yang bersifat unik. Unik disini

berarti tidak boleh ada duplikat atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple atau

record dalam sebuah tabel. (Connoly, 2002, p79)

2.5.5 Pengertian Foreign Key

Foreign Key juga merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut dalam suatu

tabel yang menunjuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi

untuk menunjukkan hubungan antara satu tabel dengan tabel lainnya. (Connoly, 2002,

p79)

2.6 Entity Relationship Diagram (ERD)

Model entity-relationship (ER) yang berisi komponen-komponen entity set dan

relationship set yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang

mempresentasikan seluruh fakta dari sebagian dunia nyata, dapat digambarkan lebih

baik dan sistematis dengan menggunakan diagram entity-relationship (diagram ER).

(Prahasta, 2005, p107-109)

39

2.6.1 Diagram ER untuk Relasi Satu ke Satu

Diagram ER berikut memperlihatkan adanya relasi antara entity misalnya X dan Y

dimana setiap satu X berhubungan ke satu atau hanya satu Y, dan setiap satu Y

berhubungan ke satu atau hanya satu X.

2.6.2 Diagram ER untuk Relasi Satu ke Banyak

Diagram ER berikut memperlihatkan adanya relasi antara entity misalnya X dan Y

dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua lebih Y, tetapi setiap satu

Y berhubungan ke satu atau hanya satu X.

2.6.3 Diagram ER untuk Relasi Banyak ke Banyak

Diagram ER berikut memperlihatkan adanya relasi antara entity misalnya X dan Y

dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua lebih Y, dan setiap satu Y

mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih X.

2.6.4 Diagram ER untuk Relasi Nol atau Satu ke Banyak

Diagram ER berikut memperlihatkan adanya relasi antara entity misalnya X dan Y

dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap

satu Y berhubungan ke satu atau tidak sama sekali.

2.7 Metode Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram adalah alat yang melukiskan aliran data melalui system dan

proses yang dilakukan oleh system itu. Aliran informasi melalui computer based system.

40

System menerima input dalam berbagai bentuk dan kemudian menghasilkan output

dalam bermacam bentuk pula.

input 1 output 1

input 2 output 2

input n output

Gambar 2.8 Data Flow Diagram

Tingkatan dalam DFD ada tiga yaitu :

1. Diagram Konteks

a. Merupakan level tertinggi yang menggambarkan input dan output sistem.

b. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store.

2. Diagram Nol

a. Memiliki data store.

b. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor.

3. Diagram Rinci

a. Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level diatasnya.

b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari jauh.

Perbedaan data flow dengan flowchart adalah :

Proses dalam data flow dapat dioperasikan secara parallel, sehingga dapat

dieksekusi secara terus menerus, sedangkan proses pada data flow hanya dapat

dieksekusi sekali.

Computer Based System

41

Diagram data flow menunjukan aliran data system.

Data flow diagram dapat menunjukan proses yang memiliki perbedaan waktu.

2.8 Rekayasa Piranti Lunak

Salah satu paradigma dari rekayasa piranti lunak adalah model air terjun (waterfall

model), atau siklus hidup klasik (Classic Life Cycle). Model ini sangat terstruktur dan

bersifat linear (kaku atau statik), karena prosesnya mengalir begitu saja secara

sekuensial mulai dari awal hingga akhir (Prahasta, 2005, p222-224 ). Gambar 2.9 berikut

adalah tahapan yang terdapat pada model waterfall :

Gambar 2.9 Model Waterfall

System Engineering

Analysis

Design

Coding

Testing

Maintenance

42

Model ini memerlukan pendekatan yang sistematis dan sekuensial di dalam

pengembangan sistem perangkat lunaknya. Pengembangannya dimulai dari tingkat

sistem, analisis, perancangan, implementasi (pemrograman/coding), pengujian (testing),

pengoperasian & pemeliharaan. Dengan demikian, pada model ini terdapat aktivitas-

aktivitas sebagai berikut :

System Engineering

Perancangan sistem sangat diperlukan karena piranti lunak selalu menjadi bagian

dari sebuah sistem yang lebih besar. Oleh karena itu segala sesuatunya dimulai

dengan menetapkan kebutuhan-kebutuhan semua elemen sistem. Hal ini menjadi

sangat penting karena perangkat lunak akan berkomunikasi dengan perangkat

keras, data, manusia, dan bahkan dengan perangkat lunak lainnya. Tahap ini

sangat menekankan pada masalah pengumpulan kebutuhan pengguna pada

tingkatan sistem dengan mendefinisikan konsep sistem beserta interfaces yang

menghubungkannya dengan lingkungan sekitarnya. Hasil akhir dari tahap ini

adalah spesifikasi sistem.

Analysis

Merupakan proses pengumpulan kebutuhan yang dikhususkan pada piranti lunak,

fungsi-fungsi, proses, atau prosedur yang diperlukan berserta unjuk kerjanya, dan

interfaces. Hasil akhir dari tahap ini adalah spesifikasi kebutuhan dari piranti

lunak.

Design

Pada tahap ini, kebutuhan-kebutuhan atau spesifikasi piranti lunak, yang

dihasilkan pada tahap analisis, ditransformasikan dalam ke bentuk arsitektur

43

piranti lunak yang memiliki karakteristik mudah dimengerti dan tidak sulit untuk

diimplementasikan, diterjemahkan dalam gambaran piranti lunak yang dapat

diperkirakan untuk kualitas sebelum pengkodean dilakukan, meliputi :

perancangan DFD, STD, menu layar, basis data, ERD, spesifikasi program, dan

peta tematik.

Coding

Pada tahap ini, dilakukan implementasi hasil rancangan yang telah dibuat ke dalam

baris-baris kode program yang dapat dipahami oleh sistem komputer.

Testing

Pada tahap ini, setelah selesai diimplementasikan, pengujian dapat segera dimulai.

Pengujian terlebih dahulu dilakukan pada setiap modul. Jika setiap modul selesai

diuji dan tidak bermasalah, modul-modul tersebut segera diintegrasikan (dan

dikompilasi) hingga membentuk suatu piranti lunak yang utuh. Kemudian

dilakukan pengujian di tingkat perangkat lunak yang memfokuskan pada masalah-

masalah logika internal, fungsi eksternal, potensi masalah yang mungkin terjadi,

dan pemerikasaan hasil apakah sesuai dengan apa yang diharapkan. Pengujian ini

meliputi seluruh perintah yang ada.

Maintenance

Pada tahap ini, ditandai dengan penyerahan piranti lunak kepada pemesannya yang

kemudian dioperasikan oleh pemiliknya. Dalam masa operasional sehari-hari,

suatu piranti lunak mungkin saja mengalami kesalahan atau kegagalan dalam

menjalankan fungsi-fungsinya. Atau pemilik bisa saja meminta peningkatan

44

kemampuan piranti lunaknya pada pengembangnya. Dengan demikian, kedua

faktor ini menyebabkan perlunya piranti lunak dipelihara dari waktu ke waktu.

2.9 Pengertian State Transition Diagram (STD)

State Transition Diagram (STD) digunakan untuk menggambarkan diagram dari

kebiasaan sistem dengan beberapa jenis pesan yang kompleks dan sinkronisasi

kebutuhan. (Yourdan, 1989, p260-261)

STD memiliki komponen-komponen yang utama yaitu state dan arrow yang

mewakili sebuah perubahan state. Setiap kotak persegi panjang mewakili sebuah state

dimana sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut-atribut

atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.

2.10 Pengertian Peta

Menurut Heywood (2002, p283), peta topografi adalah peta yang tujuan utamanya

adalah mengindikasikan data rekaan dari sebuah permukaan tanah. Peta ini biasanya

menampilkan tanah lapang, keadaaan tanah, jaringan transportasi, batas-batas

administrasi, dan bentuk-bentuk buatan yang lain.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 10 Tahun 2000

tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah, peta adalah suatu

gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada diatas maupun

dibawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala

tertentu.

45

Kemajuan bidang teknologi yang berbasiskan komputer telah memperluas wahana

dan wawasan mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar

kertas, tetapi juga penyimpanan, pengolahan, pengelolaan, analisa dan penyajiaannya

dalam bentuk terpadu antara gambar, citra dan teks. Peta yang terkelola dalam mode

digital mempunyai keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvesional peta garis

cetakan dan keluwesan, kemudahan penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan

penyajiaannya secara interaktif bahkan real time pada media komputer.

2.10.1 Jenis Peta

Peta bisa dijeniskan berdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya.

Peta berdasarkan isinya :

1. Peta Geologi : memuat informasi tentang keadaaan geologis suatu daerah,

bahan-bahan pembentuk tanah dan lain-lain. Peta Geologi umumnya juga

menyajikan peta unsur geografi.

2. Peta Geografi : memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan

skala lebih kecil dari 1: 100 000.

3. Peta Topografi : memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi

beserta informasi ketinggiannya menggunakan garis kontur. Peta topografi

disebut juga sebagai peta dasar.

4. Peta Kadaster : memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas.

5. Peta Jalan : memuat informasi tentang jaringan jalan pada suatu wilayah.

6. Peta Kota : memuat informasi tentang jaringan transformasi, drainase, sarana

kota.

46

7. Peta teknis : memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi yang

mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perancangan

teknis skala 1:10000 atau lebih besar.

Peta berdasarkan skala :

1. Peta skala besar : skala peta 1: 10 000 atau lebih besar

2. Peta skala sedang : skala peta 1: 10 000 – 1: 100 000

3. Peta skala kecil : skala peta lebih kecil dari 1: 100 000

Peta berdasarkan penurunan dan penggunaan :

1. Peta Dasar : digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan umum

maupun pengembangan suatu wilayah. Peta dasar umumnya menggunakan peta

topografi.

2. Peta Tematik : dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat peta-

peta tertentu.

2.11 Distribusi Listrik

2.11.1 Pengertian Distribusi

Distribusi adalah kegiatan menyalurkan atau menyebarkan produk barang atau jasa

dari produsen kepada konsumen pemakai. Perusahaan atau perseorangan yang

menyalurkan barang disebut juga distributor.

47

2.11.2 Pengertian Listrik

Definisi listrik itu sendiri adalah pergerakan ion-ion positif dan negatif yang

disebut juga atom dan elektron yang merupakan komponen-komponen fisik yang

bersifat menghantar listrik.

Listrik merupakan nama suatu sifat gaya tarik antar ion-ion positif dan negatif.

Jadi listrik bukan bentuk fisik melainkan hanya merupakan sifat dari fisik itu sendiri.

Listrik hanya merupakan usaha untuk mengkonsepkan pergerakan sifat dari fisik (logam

penghantar listrik) dan bukan merupakan penamaan/pelabelan suatu benda fisik.

Listrik secara harfiah dapat dikatakan dengan bahan isolator yang masih berkaitan

dengan konsep listrik, karena pada prinsipnya semua atom adalah bergerak, bergetar dan

mempunyai sifat kelistrikan.

2.11.3 Pengertian Distribusi Listrik

Kegiatan menyalurkan produk jasa (listrik) dari produsen ke konsumen pemakai.

Perusahan listrik PT.PLN Distribusi selaku distributor yang bertugas menyalurkan listrik

ke konsumen pemakai atau pelanggan.