BAB 2 LANDASAN TEORI - Library Binus
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - Library Binus
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
Untuk memperoleh informasi tentang potensi wilayah yang akurat, diperlukan
suatu sistem informasi yang tepat dan terarah. Suatu sistem informasi dapat
dikategorikan tepat dan terarah jika benar-benar mengikuti kaidah dan karakteristik
sistem. Agar sistem yang dibuat dapat berfungsi dengan baik, maka perlu
memperhatikan pendapat dari beberapa ahli mengenai sistem.
2.1 Pengertian Sistem
Sistem digunakan untuk mendeskripsikan banyak hal, khususnya untuk aktifitas-
aktifitas yang diperlukan untuk pemrosesan data. Sistem dapat didefinisikan sebagai
kumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai
tujuan atau sasaran bersama. Definisi ini menggunakan pendekatan sistem yang lebih
menekankan pada komponen atau elemen sistem. Pendapat senada mengenai pendekatan
sistem dari komponen-komponennya juga diungkapkan dari beberapa ahli berikut ini :
Menurut O’Brien (2003, p8) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling
berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerima
masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang
terorganisasi. Pendapat O’Brien lebih menekankan sistem pada keterkaitan atau
hubungan elemen-elemen sistem dan proses yang terjadi dalam elemen-elemennya
10
untuk memungkinkan terjadinya suatu keluaran. Sistem menurut O’Brien itu
tampak lebih dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Mcleod (2001, p14), sistem adalah sekelompok elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama guna mencapai suatu tujuan.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang
saling bekerja sama dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dengan
proses yang terorganisasi untuk mencapai tujuan yang sama. Pada SIG yang ingin
dirancang, dapat dikatakan bahwa sistem informasi berbasiskan geografis itu merupakan
suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen berupa peta, teks, basis data,
prosedur proses dan lain-lain, yang saling bekerja sama untuk menampilkan tujuan,
yakni informasi yang dibutuhkan pengguna.
Gambar 2.1 Model Konsepsual dari Sistem
11
Pada gambar ilustrasi diatas komponen-komponen sistem disimbolkan sebagai
karakter A, B, C, hingga I. Hubungan yang terjadi diantara masing-masing komponen
dipresentasikan oleh garis-garis yang bersangkutan. Simbol (bentuk gambar) yang sama
menggambarkan keterkaitan yang unik diantara suatu komponen dengan komponen
yang lainnya, subsistem.
Agar sistem yang dibuat tidak menyimpang dari tujuan dan fungsinya sendiri,
maka diperlukan suatu batasan sistem. Batasan yang dimaksud adalah suatu karakteristik
umum sistem (Jogiyanto, 1991, p4-5) yang harus dipenuhi oleh suatu sistem.
Karakteristik sistem tersebut adalah sebagai berikut :
1. Komponen
Sistem terdiri dari sejumlah komponen berupa subsistem atau elemen sistem yang
melaksanakan suatu fungsi atau tugas tertentu, dapat saling berinteraksi, dan bekerja
sama dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan sistem keseluruhan.
2. Batas Sistem
Batasannya adalah daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem lainnya
atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini menunjukkan ruang lingkup sistem itu
sendiri.
3. Lingkungan Luar Sistem
Segala sesuatu yang berada di luar batas atau ruang lingkup sistem yang turut
mempengaruhi kerja sistem.
12
4. Penghubung Sistem
Suatu media yang menghubungkan antar elemen atau sub sistem dalam suatu
sistem. Melalui penghubung ini dimungkinkan pengiriman masukan atau keluaran dari
satu sub sistem ke sub sistem lainnya. Hubungan antar sub sistem melalui penghubung
ini mengakibatkan adanya kesatuan antar elemen dalam suatu sistem.
5. Masukan ke Sistem
Segala sesuatu yang diperlukan oleh suatu sistem untuk diproses, sehingga sistem
dapat beroperasi atau mendapatkan hasil yang diharapkan.
6. Pengolah Sistem
Suatu unit yang mengubah sesuatu berupa masukan ke sistem menjadi suatu
keluaran melalui suatu proses atau prosedur tertentu.
7. Keluaran dari Sistem
Hasil yang diharapkan, yang berasal dari masukan yang telah diproses. Hasil itu
dapat berupa hasil akhir yang diinginkan ataupun menjadi masukan sub sistem lain
untuk diproses.
8. Sasaran atau Tujuan Sistem
Sesuatu yang menentukan masukan, alur, dan keluaran dari suatu sistem. Tercapai
atau tidaknya tujuan dapat dilihat dari keluaran yang dihasilkan. Untuk itu perlu
masukan dan proses yang tepat agar keluaran yang dihasilkan dapat mengenai sasaran.
13
2.2 Pengertian Informasi
Ada beberapa definisi dari informasi, diantaranya adalah menurut O’Brien (2003,
p13), informasi adalah data yang telah dikonversikan menjadi bentuk yang memiliki arti
dan berguna dalam konteks tertentu bagi para pemakainya.
Definisi menurut Turban (2001, p15) adalah sekumpulan data yang telah
diorganisasikan kedalam bentuk yang berguna. Menurut Turban adalah fakta atau
deskripsi dari hal kejadian atau kegiatan dari transaksi yang disimpan kemudian
dikelompokkan.
Definisi menurut McLeod (2001, p12) adalah data yang telah diproses, atau data
yang telah memiliki arti.
Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan
hasil dari pengolahan data dalam suatu sistem, yang bermanfaat bagi penerimanya,
sehingga dapat digunakan untuk bertindak atau mengambil keputusan sesuai dengan
konteks informasi yang diterima dan tujuan sistem. Namun, sebelum bertindak atau
mengambil keputusan, seseorang harus mengetahui kualitas informasi yang diterimanya.
Menurut McLeod (2001, p148) nilai suatu informasi ditentukan oleh :
Relavansi
Informasi harus bermanfaat bagi pemakainya dan berkaitan langsung dengan
permasalahannya yang ada.
14
Keakuratan
Informasi harus bebas dari kesalahan yang menyesatkan dan harus mencerminkan
maksud yang dikandungnya. Idealnya semua informasi harus akurat.
Ketepatan Waktu
Informasi yang didapatkan harus sesuai dengan saat kebutuhannya. Informasi tidak
boleh terlambat diterima, bahkan informasi harus tersedia bagi pemecahan masalah
sebelum situasi yang kritis menjadi tidak terkendali.
Kelengkapan
Informasi yang disampaikan pada penerima atau pengguna harus menyajikan
gambaran lengkap dari suatu permasalahan atau penyelesaian.
2.3 Pengertian Sistem Informasi
Semua organisasi pasti memiliki sistem informasi. Sistem informasi adalah suatu
pengaturan orang-orang, data, proses, komunikasi, dan teknologi informasi yang saling
berhubungan untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari di dalam bisnis,
seperti memberi dukungan pemecahan masalah dan kebutuhan keputusan manajemen
dan para pemakai. Ada beberapa definisi yang berbeda dari sistem informasi menurut
para ahli :
15
Menurut O’Brien (2004, p14), sistem informasi adalah kombinasi yang terdiri dari
orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer, dan sumber data yang
dapat mengumpulkan, mengubah, dan mendistribusikan informasi.
Menurut Turban (2001, p15), sistem informasi adalah mengumpulkan, mengolah,
menyimpan dan menganalisis informasi untuk tujuan tertentu yang terdiri dari
masukan (data, instruksi) dan keluaran ( laporan, hasil perhitungan).
Menurut Laundon (2002, p7), sistem informasi adalah komponen yang saling
berhubungan, yang mengumpulkan atau menampilkan, memproses, menyimpan
dan mendistribusikan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan,
koordinasi dan kontrol didalam organisasi. Secara singkat dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi mengolah masukan dan menghasilkan keluaran yang
berguna bagi pengguna.
Dari teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem
yang berguna untuk menghasilkan informasi dari data yang tersedia, dan digunakan
untuk mendukung tindakan dan mengambil keputusan. Sistem informasi yang baik harus
dapat menyediakan pemrosesan transaksi yang cepat dan tepat, komunikasi cepat,
mengurangi informasi yang berlebihan, dapat melampaui hambatan, menyediakan
dukungan dalam pengambilan keputusan dan kompetetif (O’Brien, 2002, p18).
16
2.4 Sistem Informasi Geografi (SIG)
Informasi mengenai permukaan bumi sejak zaman purba hingga kini dapat kita
temukan dalam peta yang terbuat mulai dari kulit hewan hingga kertas. Berdasarkan isi
informasi suatu peta, kita dapat menggolongkan menjadi :
1) Peta umum, peta yang menggambarkan topologi suatu daerah ataupun batas-batas
administratif suatu wilayah atau negara, dan
2) Peta tematik, peta yang khusus menampilkan distribusi keruangan seperti geologi,
geomorfologi, tanah, vegetasi, atau sumber daya lahan.
Peta dapat berisi tentang informasi permukaan bumi atau distribusi sosial ekonomi
masyarakat. Informasi tersebut harus mengacu ke bumi, artinya menggunakan data
acuan berupa koordinat bumi yang menggunakan sistem bujur atau lintang atau sistem
UTM (Universal Transverse Mercator).
Semakin lama, informasi yang ingin ditampilkan pada peta konvensional makin
berkembang dan butuh manipulasi data yang besar. Berdasarkan kebutuhan itu, maka
SIG dirancang menggunakan komputer. SIG dapat menampung kebutuhan informasi
yang tidak mampu disajikan oleh peta konvensional bagi para pemakai di segala bidang
usaha.
2.4.1 Pengertian Geografi
Menurut kurikulum 1994, geografis berasal dari kata “Geographia” yang diambil
dari bahasa Yunani. “Geographia” sendiri berasal dari dua kata yaitu “Geo” yang berarti
17
bumi dan “Graphein” yang berarti mencitrakan sesuatu atau melukiskan. Jadi, secara
harfiah Geografis artinya ilmu yang mempelajari pencitraan dan penggambaran bumi.
Dari sudut pandang ilmu, geografis merupakan segala sesuatu yang terkait dengan
keruangan bumi. Produk akhir geografis adalah wilayah-wilayah sebagai suatu
perwujudan dari persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dari sesuatu yang
terdapat di permukaan bumi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997, secara harfiah geografis adalah
ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh
dari bumi. Sedangkan kata geografis artinya adalah segala sesuatu yang bersangkut paut
dengan geografi.
2.4.2 Pengertian Sistem Informasi Geografis ( SIG )
Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari ketiga
unsur pokok : sistem, informasi dan geografis. Dengan demikian, pengertian terhadap
ketiga unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami SIG. Dengan melihat
unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi dengan
tambahan unsur “Geografis”. Atau SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada
unsur “informasi geografis”.
Istilah “informasi geografis” mengandung pengertian informasi mengenai tempat-
tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu
18
objek terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan atau
atribut yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui.
Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka SIG merupakan
kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan
dengan objek-objek yang terdapat dipermukaan bumi. Jadi, SIG merupakan sejenis
perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi,
menampilkan, dan keluaran informasi geografis menurut atribut-atributnya.
Definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan bervariasi. Hal ini terlihat dari
banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu SIG juga merupakan suatu bidang
kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai bidang disiplin
ilmu, dan berkembang dengan cepat. Berikut beberapa definisi SIG :
Menurut Heywood (2002, p12), juga didefiniskan secara singkat SIG dapat
digunakan untuk memberi nilai, dengan melakukan pengaturan dan
memperlihatkan data secara tepat, menggabungkannya dengan data lain,
melakukan analisis terhadap data, dan menghasilkan data baru yang berguna, pada
gilirannya SIG dapat membantu untuk berguna dalam pengambilan keputusan.
SIG adalah kombinasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer yang
memungkinkan untuk mengelola, menganalisa, memetakan informasi spasial
berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi (Prahasta, 2005,
p54)
Jadi kesimpulan dari kedua pengertian di atas, SIG adalah sistem yang berbasiskan
komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi
19
geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-
objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau
kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan suatu sistem yang
terkomputerisasi yang mampu menyimpan, mengolah, menampilkan, dan memperoleh
data sedemikan rupa sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat dimanfaatkan
untuk pengambilan keputusan.
Namun, secara teknis SIG berhubungan dengan peta digital yang disimpan pada
basis data. Di dalam basis data itu, selain terdapat peta digital, yang dapat
memvisualisasikan dunia nyata, ada pula atribut data dari peta tersebut. Atribut tersebut
terdiri dari kumpulan karakteristik objek pada peta beserta informasi yang dikandungnya
dan informasi hubungan antar objek dalam peta, misal batas propinsi, persimpangan
jalan, dan lain-lain. Hubungan antar data geometris atau peta dengan data atribut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Peta dapat mewakili data atribut objek dengan suatu simbol grafis tertentu, yang
dapat ditampilkan secara bersama-sama. Misal simbol rumah, jalan, area wilayah,
dan sebagainya.
Data atribut suatu objek dalam peta dapat ditampilkan, hanya dengan memilih
simbol grafis yang mewakili objek tersebut pada layar dengan bantuan mouse atau
pointer.
20
2.4.3 Komponen SIG
Pelaksana SIG bertanggung jawab atas proses manajemen dan analisis data agar
dapat dilakukan dengan baik serta aspek-aspek data dari perangkat keras dan perangkat
lunak juga harus dipenuhi. Ada 4 komponen dalam SIG, yaitu :
1. Komponen Perangkat Keras SIG
Perangkat keras dalam SIG digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data
melalui proses digitasi peta, menyimpan, memproses data dan peta, serta menampilkan
hasil analisis atau masukan. Pada saat ini SIG tersedia juga untuk berbagai platform
perangkat keras mulai dari PC desktop, workstations, hingga multiuser host yang dapat
digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas.
Hubungan antar perangkat keras SIG dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Hubungan Antar Perangakat Keras
Media Penyimpanan
Pita Magnetis
Hard Disk
Floopy Disk
Alat Manipulasi
Komputer
Monitor
Mouse
Tablet
Alat Masukan Data
Digitiser
Scanner
Komputer
Monitor
Ploter Stereo
Theodolite
Satelit
Alat untuk menampilkan
Ploter
Monitor
Printer
Komputer
21
Perbedaan perangkat keras yang mendukung analisis geografi dan pemetaan
terletak pada kecendrungan memerlukan perangkat tambahan yang dapat mendukung
presentasi grafik dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi, dan mendukung operasi-
operasi basis data yang cepat dengan volume data yang besar. Perangkat keras ini pada
umumnya mencakup :
1. CPU (Central Processing Unit)
Bagian dari sistem komputer yang bertindak sebagai tempat untuk
pemrosesan semua instruksi dan program. CPU juga mengendalikan seluruh
operasi yang ada didalam lingkungan sistem komputer yang bersangkutan.
2. RAM
Bagian ini digunakan oleh CPU untuk menyimpan (sementara) semua data
dan program yang dimasukkan melalui input device baik untuk jangka waktu
yang panjang maupun pendek.
3. Storage
Perangkat ini merupakan tempat penyimpanan data secara permanen atau
semi permanen (temporary). Dibandingkan dengan RAM, akses pada storage
ini agak lambat. Contoh dari perangkat ini seperti : Hardisk, disket, CD-
ROM, dan sangat bervariasi.
4. Perangkat input dan output data
Scanner
Alat input yang mengkonversikan peta kertas menjadi peta digital, data
dideteksi dengan cahaya.
Digitizer
Mengkonversikan peta digital menjadi peta digital berbasis vektor.
22
Keyboard
Alat untuk menginput data kedalam file.
Plotter
Alat dengan kemampuan dalam mencetak peta vektor
Gambar 2.3 Komponen Hardware
Peta kertas dikonversikan menjadi peta digital raster melalui scanner, kemudian
disimpan kedalam memory. Peta digital dikonversikan kembali menjadi peta digital oleh
digitizer, proses ini disebut digitasi. Proses digitasi ini dilengkapi dengan data atributnya
dan menginputnya melalui keyboard. Kemudian Display Monitor digunakan untuk
menampilkan data dan berguna untuk berinterkasi dengan user.
2. Komponen Perangkat Lunak SIG
Pada sistem komputer modern, perangkat lunak yang digunakan tidak dapat berdiri
sendiri, tetapi terdiri dari beberapa layer. Model layer ini terdiri dari sistem operasi,
program-program pendukung sistem-sistem khusus (special system utilities), dan
23
perangkat lunak aplikasi. Special system utilities dan perangkat lunak aplikasi yang
digunakan untuk menjalankan tugas-tugas seperti menampilkan atau mencetak peta,
mengakses program-program sistem operasi untuk mengeksekusi fungsi-fungsinya.
Special system utilities dan program-program pendukungnya terdiri dari compiler
bahasa pemograman (seperti Assembler, Fortran, C, C++ ), device driver ( mendukung
input dan output driver seperti scanner, plotter, digitizer, printer ), utility untuk backup
data.
Pemilihan perangkat lunak SIG sangat bergantung pada sejumlah faktor, termasuk
tujuan-tujuan aplikasi, biaya pembelian dan pemeliharaan, kesiapan dan kemampuan
personil-personil pengguna dan agen perangkat lunak yang bersangkutan.
Dalam software SIG, terdapat 5 teknik dasar yaitu :
1) Input dan verifikasi data
Mencakup masukan data dari peta, observasi lapangan, mengkonversi data dari
bentk awal menjadi bentuk digital yang dapat digunakan pada SIG.
2) Manajemen data
Merupakan sekumpulan data yang saling berhubungan. Sekumpulan data ini
disebut database. Kegiatan manajemen data mencakup penyimpanan,
pengorganisasian, dan pencarian kembali data menggunakan Database
Menagement Systems (DBMS).
3) Keluaran data dan presentasi
Merupakan cara data ditampilkan dan bagaimana hasil analisis dilaporkan pada
user, mulai dari penyajian data dalam bentuk cetakan maupun bentuk digital. Data
direpresentasikan sebagai peta, tabel, maupun statistik (grafik maupun diagram).
24
4) Transformasi data
Merupakan proses mengubah atau mengkoreksi kesalahan sistematik akibat proses
digitasi, menghilangkan kesalahan pada data untuk menjaga data agar yang
ditampilkan adalah data terkini atau untuk menghubungkan datadengan data
lainnya.
5) Interaksi dengan user
Interaksi dalam sistem SIG ditujukan untuk memudahkan untuk menerima
pertanyaan dan menyajikan jawaban atas pertanyaan user.
Semua teknik dasar tersebut ditampilkan dalam gambar 2.4.
Gambar 2.4 Komponen Perangkat Lunak Dalam SIG
3. Sumber Daya Manusia
Menurut Bernhardsen (1992, p228), sumber daya manusia berguna untuk
mendefinisikan proses produksi, menentukan sistem berkas/file, mendeskripsikan data,
menentukan aliran data, komunikasi antar proses, otorisasi pengguna, menentukan cara
menentukan pemrosesan dan pemeliharaan data.
Masukan Data
Query Masukan
Basis data Geografis
ProsesPenampilan data
25
4. Data
Data merupakan salah satu komponen yang penting dalam SIG. Data ini diperoleh
dengan mengintegrasikan data spasial dengan sumber-sumber data lainnya (data non
spasial).
2.4.4 Sumber Data SIG
Menurut Turban (2003, p355) secara umum, data yang digunakan dalam suatu
sistem apapun tak terkecuali dalam SIG harus memenuhi kualitas data dari segi
kebenaran, kelengkapan dan ketepaduan data yang dapat dilihat dari berbagai aspek
ketepatan, keamanan, keterkaitan, keterbaruan, kelengkapan, kehandalan.
Sistem informasi geografi juga memerlukan data masukan agar dapat berfungsi
dan memberikan informasi lain hasil analisisnya. Data masukan tersebut dapat diperoleh
dari 3 sumber, yaitu:
a) Data lapangan adalah data yang diperoleh melalui pengukuran langsung di
lapangan. Untuk mendapatkan data ini, dilakukan survei, pengambilan sample,
wawancara, dan sebagainya. Jenis data yang diperoleh dapat dikategorikan sebagai
data primer, karena memperolehnya langsung dari subjek dan menggunakan alat
yang tepat dan dapat dipercaya.
b) Data peta adalah data dari peta analog yang sudah dikonversi atau diubah dan
direkam dalam bentuk peta digital. Data peta yang sudah direkam tersebut siap
digunakan dalam SIG.
c) Data peta citra pengindraan jarak jauh adalah data yang didapatkan dari citra
penginderaan jarak jauh berupa foto udara atau satelit. Foto udara tidak dapat
langsung digunakan, sebab harus diinterpretasikan dahulu arti objek-objek yang
26
berada di dalam foto tersebut, setelah itu baru dapat dikonversikan ke dalam
bentuk digital. Ini berbeda dengan hasil citra satelit yang sudah dalam bentuk
digital, sehingga sudah dapat langsung digunakan.
2.4.5 Manajemen Data
Manajemen data atau peta adalah suatu teknik yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil, memanipulasi, dan menganalisa data. Kegiatan
manajemen data meliputi :
1) Menyediakan data/peta
Awalnya peta yang disediakan berupa peta dasar yang berisi area wilayah dan
batas-batasnya, jalan, rumah dan sebagainya ataupun peta tematik yang sudah ada, misal
peta batas kelurahan. Setelah itu menentukan hal apa saja yang akan ditampilkan dalam
SIG tersebut serta menentukan klasifikasi penentuan area dalam peta yang akan
digunakan.
2) Membuat peta digital
Peta tematik atau peta dasar yang sudah terbentuk digital tidak perlu dikonversi,
tetapi yang masih dalam bentuk analog, perlu dikonversi ke dalam format vektor atau
raster. Untuk membuat peta digital digunakan salah satu dari perangkat keras pendukung
SIG yang telah dijelaskan sebelumnya.
3) Menentukan struktur data
Setelah data geometri berupa vektor atau piksel direkam ke dalam suatu sistem
koordinat tertentu, selanjutnya menyimpan atribut data yang dikandung data geometris
tersebut ke dalam basis data SIG.
27
4) Manipulasi data
Data yang telah disimpan sebagai berkas/file dalam basis data, dapat digunakan
untuk memanipulasi dan analisis. Manipulasi dapat dilakukan pada peta atau data
atribut. Metodenya biasanya dilakukan dengan metode “tumpang susun” (overlay),
sedangkan untuk manipulasi data dengan menggunakan operasi aritmatika atau logika,
yang mana keduanya dapat dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer.
5) Menampilkan data
Data dan peta yang telah dimanipulasi dan disimpan dapat ditampilkan ke bentuk
visual dengan peralatan keluaran dan bantuan perangkat lunak komputer.
2.4.6 Jenis Data SIG
Data yang digunakan dalam SIG dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu data
spasial/peta/geometri dan data atribut/keterangan/non-spasial yang saling melengkapi.
Perbedaan di antara dua jenis data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Data Atribut
Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik/fenomena yang
dikandung pada satu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan
posisi geografis. Contohnya, data atribut sebuah danau berupa kedalaman, kualitas air,
habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis, dll.
Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada pendeskripsian
secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek agar dapat
dikenal dan dibedakan dengan objek yang lain, misal rumah sakit, hotel, dan sebagainya.
Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat diukur/dinilai berdasarkan skala
28
ordinal/tingkatan, interval/selang, dan ratio/perbandingan dari suatu titik tertentu.
Contohnya, populasi danau 3-5 ekor ikan, dan sebagainya.
2. Data Spasial
Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang, dapat
digambarkan dengan berbagai komponen data spasial. Komponen tersebut terdiri atas :
a) Titik
Titik merupakan penggambaran grafis yang sederhana dari sebuah objek. Titik
tidak mempunyai dimensi, tetapi dapat dikenali di layar atau tampilan dengan bentuk
simbol. Titik dapat mewakili objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan, misal
sudut-sudut bangunan, atau suatu gedung pada peta yang berskala besar.
b) Garis
Garis menghubungkan sedikitnya dua titik dan digunakan untuk menggambarkan
objek yang dapat ditampilkan pada satu dimensi. Contohnya kabel listrik, jalan, sungai,
ataupun suatu area pada peta berskala besar.
c) Poligon
Poligon atau area digunakan untuk menggambarkan objek yang mempunyai dua
dimensi. Suatu area dinyatakan sedikitnya dengan tiga buah garis yang dihubungkan dan
membentuk kurva tertutup. Objek di bumi kadang-kadang digambarkan sebagai
kumpulan bujursangkar atau persegi panjang kecil-kecil yang membentuk suatu area
tertentu. Penggambaran itu dinamakan grid atau sel. Contohnya populasi penduduk,
wilayah kabupaten atau kota, lahan, dan lain-lain.
29
Komponen data spasial ditampilkan dalam gambar 2.5.
titik
garis
string
poligon / area
sel raster / piksel
Gambar 2.5 Komponen Data spasial
Data spasial mempunyai beberapa unsur pokok yang menjadi ciri-cirinya
(Paryono, 1994, p7), yaitu :
a) Atribut, merupakan ciri dasar suatu objek, yang memberikan nama, label, jenis
objek pada peta.
b) Lokasi keruangan, yang berhubungan dengan tempat dan kedudukan suatu objek
dalam ruang tertentu berdasarkan letak objek yang menjadi patokan. Hubungan
antar dua objek yang mungkin terjadi adalah : bagian dari, terdiri dari, terdapat
pada, dan batas dari.
c) Posisi geografis, merupakan letak objek dalam peta yang berdasarkan sistem
koordinat lintang atau bujur atau UTM.
d) Waktu, merupakan saat peta/data spasial tersebut dibuat.
30
2.4.7 Model Data Spasial/Keruangan
Data spasial adalah data yang memiliki referensi kebumian. Karakteristik data
spasial terdiri dari informasi mengenai posisi, hubungan antara fitur lain dan perincian
dari karakterikstik non-spasial.
Data spasial direpresentasikan di dalam basisdata sebagai raster dan vektor. Di
dalam konteks ini, sering digunakan terminologi “model data” sehingga untuk
menyajikan entity spasial digunakan model data raster atau model data vektor.
1. Data Raster
Model data ini menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Entity spasial
raster disimpan di dalam layers, yang secara fungsionalis direlasikan dengan unsur-
unsur petanya. Dalam struktur ini data dikodekan, dipetakan ke dalam sel-sel grid
tertentu untuk menyatakan lokasi keruangannya. Setiap sel menunjukkan baris dan
kolom dari suatu matriks penunjuk lokasi, serta kode dari atribut yang dipetakan ke
dalamnya. Dengan demikian, suatu basis data spasial kemungkinan besar mengandung
lebih dari satu layer(s) yang lain di dalam basis data tersebut. Model data raster
ditampilkan pada gambar 2.6 dan tabel 2.1.
31
Gambar 2.6 Model Data Raster
No. Sel Nilai Sel 0 1 2 3 4 5 6 7 Arti Nilai Sel
OO 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 Tidak dipetakan
O1 0 1 0 1 0 1 2 2 0 0 1 Hutan
O2 1 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 Jalan
O3 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 3 Rumah
O4 0 4 0 0 0 2 2 0 0 0
O5 2 5 0 0 2 2 0 0 0 0
O6 0 6 0 2 2 0 0 3 3 0
... 0 7 2 2 0 0 0 0 0 0
65 3
66 3
67 0
... ...
70 2
71 2
... ...
... ...
Tabel 2.1 Tabel Sel, posisi sel pada data raster dan arti nilai sel
32
Kelebihan dari model data raster adalah :
Memiliki struktur data yang sederhana.
Mudah dimanipulasi dengan menggunakan fungsi-fungsi matematis sederhana.
Teknologi yang digunakan cukup murah dan tidak begitu kompleks sehingga
pengguna dapat membuat sendiri program aplikasi yang menggunakan citra raster.
Compatible dengan citra-citra satelit pengindraan jauh dan semua image hasil
scanning data spasial.
Gambaran permukaan bumi dalam bentuk citra raster yang didapat dari radar atau
satelit pengindraan jauh (landsat, spot, dll) selalu lebih aktual dari pada bentuk
vektornya.
Sedangkan kelemahan dari model data raster adalah :
Memerlukan ruang atau tempat penyimpanan (disk) yang besar di komputer,
banyak terjadi redudancy data baik untuk setiap layer-nya maupun secara
keseluruhan.
Tampilan atau representasi, dan akurasi posisinya sangat bergantung pada ukuran
pikselnya (resolusi spasial).
Transformasi koordinat dan proyeksi lebih sulit dilakukan.
2. Data Vektor
Model data ini menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya.
Pada suatu data vektor, suatu titik dinyatakan dengan koordinat tunggal (x,y), garis
dengan deretan koordinat yang bersambungan (x1,y1; x2,y2; ... ; xn,yn) dan poligon
33
dengan deretan koordinat tertutup (x1,y1; x2,y2; x3,y3; ... ; xn,yn; x1,y1). Pada sistem
kode topologi dengan vektor tertentu, titik, garis, dan poligon dikodekan dengan cara
sebagai berikut :
Titik, garis, dan poligon masing-masing diberi nomor kode. Dengan nomor-nomor
ini, struktur ini dikodekan sesamanya. Node ditetapkan sebagai titik akhir dan
perpotongan garis. Node diberi nomor dan dikodekan dengan garis busur yang berkaitan
dengan node tersebut. Garis dikodekan dengan dua node yang dihubungkan dan dengan
poligon kiri-kanan yang dipisahkannya. Poligon dikodekan pula dengan garis-garis yang
membatasinya. Adapun model vektor ditampilkan pada gambar 2.7.
Utara
(X)
15 14,10
12,1 12,8 12,15
11,5
10 10,12
7,6 7,14
5 5,9
4,3
Timur
5 10 15 (Y)
Gambar 2.7 Model Data Vektor
34
Kelebihan dari Model Data ini adalah :
Memerlukan ruang atau tempat penyimpanan (disk) yang lebih sedikit di
komputer.
Satu layer dapat dikaitkan dengan atau mengandung banyak atribut sehingga dapat
menghemat ruang penyimpanan secara keseluruhan.
Memiliki resolusi spasial yang tinggi.
Transformasi koordinat dan proyeksi tidak sulit dilakukan.
Dengan banyak atribut yang dapat dikandung oleh satu layer, banyak peta tematik
lain (layer) yang dapat dihasilkan sebagai peta turunannya.
Sedangkan kelemahan dari Model Data ini adalah :
Memiliki struktur data yang kompleks.
Datanya tidak mudah untuk dimanipulasi.
Pengguna tidak mudah berkreasi untuk membuat programnya sendiri untuk
memenuhi kebutuhan aplikasinya. Hal ini disebabkan oleh struktur data vektor
yang lebih kompleks dan prosedur-prosedur fungsi dan analisisnya memerlukan
kemampuan yang tinggi karena lebih sulit dan rumit.
Tidak compatible dengan data citra satelit pengindraan jauh.
Memerlukan perangkat lunak dan perangkat keras yang lebih mahal.
2.4.8 Metode Analisis Peta
SIG menganalisis data yang tersimpan pada basis data dengan menggunakan satu
atau beberapa peta. Metode analisis yang sering dipakai pada beberapa peta dikenal
sebagai metode tumpang susun (overlay method). Metode overlay tersebut
35
menggunakan prinsip-prinsip aljabar Boolean dengan menggunakan operator hubungan
AND, OR, NOT, dan XOR, yang dapat dilihat melalui tabel 2.2.
A B NOT A A AND B A OR B A XOR B
1 1 0 1 1 0
1 0 0 0 1 1
0 1 1 0 1 1
0 0 1 0 0 0
Tabel 2.2 Tabel Logika Boolean
2.4.9 Teknik Tumpang Susun (Overlay)
Teknik overlay sering digunakan pada SIG untuk menganalisis peta. Definisi
overlay adalah suatu proses pada data spasial, yang terjadi pada suatu layer yang berisi
peta tematik tertentu lalu “ditumpangkan dan disusun” dengan berbagai peta tematik lain
dan akhirnya membentuk layer peta tematik baru dengan poligon yang baru dari hasil
perpotongan bidang-bidang pada proses “penumpukan dan penyusunan” tersebut. Sudut
pada poligon yang baru merupakan hasil perpotongan sisi poligon-poligon lama yang
telah “ditumpangkan atau disusun”. Seluruh titik dan garis yang berada di peta-peta
lama, kini ditampilkan bersama-sama dengan titik dan garis lain dengan perpotongan,
dan topologi serta tabel atribut baru yang disesuaikan dengan hasil overlay poligon.
Untuk dapat melakukan overlay, maka peta-peta tematik itu harus mempunyai satu
patokan dan sisterm koordinat yang sama, sehingga peta tematik baru dihasilkan dengan
baik.
36
Menurut Bernhardsen (1992, p189), prosedur yang dilakukan komputer dalam
proses overlay adalah sebagai berikut :
1) Menghitung titik-titik perpotongan.
2) Membentuk titik-titik dan keterhubungan objek.
3) Menampilkan topologi dan objek baru.
4) Menghilangkan poligon-poligon kecil yang mengganggu dan menyatukan poligon.
5) Menghasilkan atribut baru dan proses penambahan/union di tabel atribut.
2.4.10 Perangkat Lunak Pendukung SIG
Sekarang ini sudah banyak perangkat lunak pendukung SIG yang beredar di
pasaran seperti Map Info, Map Basic, Map Guide, AutoCad Map, Arc View, Arc Info,
Ilwis dan masih banyak lagi.
2.5 Sistem Basis Data
SIG dikembangkan dengan menggunakan sistem-sistem manajemen basisdata
(DBMS) yang telah lahir sebelumnya. Konsep mengenai basisdata dapat dipandang dari
beberapa sudut. Dari sisi sistem, basisdata merupakan kumpulan tabel-tabel atau files
yang saling berelasi. Selain itu, basisdata juga mengandung pengertian kumpulan data
non-redudant yang dapat digunakan bersama (shared) oleh sistem-sistem aplikasi yang
berbeda. Atau dengan kata lain, basisdata adalah kumpulan data-data (file) non-redudant
yang saling terkait satu sama lainnya (dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari tabel-
tabelnya / struktur data dan relasi-relasi) di dalam usaha membentuk bangunan informasi
yang penting (enterprise). Dengan basisdata, perubahan, editing, dan updating data
37
dapat dilakukan tanpa mempengaruhi komponen-komponen lainnya di dalam sistem
yang bersangkutan. Penggunaan basisdata akan memperoleh keuntungan-keuntungan
seperti berikut :
Reduksi duplikasi data (minimum redudancy data yang pada gilirannya akan
mencegah inkonsistensi dan isolasi data).
Kemudahan, kecepatan dan efisiensi (data sharing dan availability) akses
pemanggilan data.
Penjagaan integritas data.
Menyebabkan data menjadi self-documented dan self-descriptive.
Mereduksi biaya pengembangan perangkat lunak.
Meningkatkan faktor keamanan data (security).
Jika menggunakan basisdata relasional, harus sesuai dengan standard SQL (FIPS
127-2) sebagaimana dideskripsikan di dalam sistem-sistem manajemen basisdata untuk
standard aplikasi-aplikasi multiuser. Jika tidak menggunakan basisdata relasional, maka
basisdata tersebut harus mampu melakukan eksport/import ke dan dari basisdata
relasional (SQL).
2.5.1 Pengertian Tabel
Tabel adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom dan baris.
(Connoly, 2002, p72)
2.5.2 Pengertian Field
Field dalam konteks database biasanya sering disebut dengan atribut. Field
merupakan nama kolom dari sebuah tabel atau relasi. (Connoly, 2002, p72-p74)
38
2.5.3 Pengertian Record
Record adalah suatu baris data atau informasi dalam sebuah tabel. Record sring
juga disebut tuple. (Connoly, 2002, p73)
2.5.4 Pengertian Primery Key
Primary Key merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk
mengidentifikasi tuple-tuple atau record dalam tabel yang bersifat unik. Unik disini
berarti tidak boleh ada duplikat atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple atau
record dalam sebuah tabel. (Connoly, 2002, p79)
2.5.5 Pengertian Foreign Key
Foreign Key juga merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut dalam suatu
tabel yang menunjuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi
untuk menunjukkan hubungan antara satu tabel dengan tabel lainnya. (Connoly, 2002,
p79)
2.6 Entity Relationship Diagram (ERD)
Model entity-relationship (ER) yang berisi komponen-komponen entity set dan
relationship set yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang
mempresentasikan seluruh fakta dari sebagian dunia nyata, dapat digambarkan lebih
baik dan sistematis dengan menggunakan diagram entity-relationship (diagram ER).
(Prahasta, 2005, p107-109)
39
2.6.1 Diagram ER untuk Relasi Satu ke Satu
Diagram ER berikut memperlihatkan adanya relasi antara entity misalnya X dan Y
dimana setiap satu X berhubungan ke satu atau hanya satu Y, dan setiap satu Y
berhubungan ke satu atau hanya satu X.
2.6.2 Diagram ER untuk Relasi Satu ke Banyak
Diagram ER berikut memperlihatkan adanya relasi antara entity misalnya X dan Y
dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua lebih Y, tetapi setiap satu
Y berhubungan ke satu atau hanya satu X.
2.6.3 Diagram ER untuk Relasi Banyak ke Banyak
Diagram ER berikut memperlihatkan adanya relasi antara entity misalnya X dan Y
dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua lebih Y, dan setiap satu Y
mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih X.
2.6.4 Diagram ER untuk Relasi Nol atau Satu ke Banyak
Diagram ER berikut memperlihatkan adanya relasi antara entity misalnya X dan Y
dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap
satu Y berhubungan ke satu atau tidak sama sekali.
2.7 Metode Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram adalah alat yang melukiskan aliran data melalui system dan
proses yang dilakukan oleh system itu. Aliran informasi melalui computer based system.
40
System menerima input dalam berbagai bentuk dan kemudian menghasilkan output
dalam bermacam bentuk pula.
input 1 output 1
input 2 output 2
input n output
Gambar 2.8 Data Flow Diagram
Tingkatan dalam DFD ada tiga yaitu :
1. Diagram Konteks
a. Merupakan level tertinggi yang menggambarkan input dan output sistem.
b. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store.
2. Diagram Nol
a. Memiliki data store.
b. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor.
3. Diagram Rinci
a. Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level diatasnya.
b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari jauh.
Perbedaan data flow dengan flowchart adalah :
Proses dalam data flow dapat dioperasikan secara parallel, sehingga dapat
dieksekusi secara terus menerus, sedangkan proses pada data flow hanya dapat
dieksekusi sekali.
Computer Based System
41
Diagram data flow menunjukan aliran data system.
Data flow diagram dapat menunjukan proses yang memiliki perbedaan waktu.
2.8 Rekayasa Piranti Lunak
Salah satu paradigma dari rekayasa piranti lunak adalah model air terjun (waterfall
model), atau siklus hidup klasik (Classic Life Cycle). Model ini sangat terstruktur dan
bersifat linear (kaku atau statik), karena prosesnya mengalir begitu saja secara
sekuensial mulai dari awal hingga akhir (Prahasta, 2005, p222-224 ). Gambar 2.9 berikut
adalah tahapan yang terdapat pada model waterfall :
Gambar 2.9 Model Waterfall
System Engineering
Analysis
Design
Coding
Testing
Maintenance
42
Model ini memerlukan pendekatan yang sistematis dan sekuensial di dalam
pengembangan sistem perangkat lunaknya. Pengembangannya dimulai dari tingkat
sistem, analisis, perancangan, implementasi (pemrograman/coding), pengujian (testing),
pengoperasian & pemeliharaan. Dengan demikian, pada model ini terdapat aktivitas-
aktivitas sebagai berikut :
System Engineering
Perancangan sistem sangat diperlukan karena piranti lunak selalu menjadi bagian
dari sebuah sistem yang lebih besar. Oleh karena itu segala sesuatunya dimulai
dengan menetapkan kebutuhan-kebutuhan semua elemen sistem. Hal ini menjadi
sangat penting karena perangkat lunak akan berkomunikasi dengan perangkat
keras, data, manusia, dan bahkan dengan perangkat lunak lainnya. Tahap ini
sangat menekankan pada masalah pengumpulan kebutuhan pengguna pada
tingkatan sistem dengan mendefinisikan konsep sistem beserta interfaces yang
menghubungkannya dengan lingkungan sekitarnya. Hasil akhir dari tahap ini
adalah spesifikasi sistem.
Analysis
Merupakan proses pengumpulan kebutuhan yang dikhususkan pada piranti lunak,
fungsi-fungsi, proses, atau prosedur yang diperlukan berserta unjuk kerjanya, dan
interfaces. Hasil akhir dari tahap ini adalah spesifikasi kebutuhan dari piranti
lunak.
Design
Pada tahap ini, kebutuhan-kebutuhan atau spesifikasi piranti lunak, yang
dihasilkan pada tahap analisis, ditransformasikan dalam ke bentuk arsitektur
43
piranti lunak yang memiliki karakteristik mudah dimengerti dan tidak sulit untuk
diimplementasikan, diterjemahkan dalam gambaran piranti lunak yang dapat
diperkirakan untuk kualitas sebelum pengkodean dilakukan, meliputi :
perancangan DFD, STD, menu layar, basis data, ERD, spesifikasi program, dan
peta tematik.
Coding
Pada tahap ini, dilakukan implementasi hasil rancangan yang telah dibuat ke dalam
baris-baris kode program yang dapat dipahami oleh sistem komputer.
Testing
Pada tahap ini, setelah selesai diimplementasikan, pengujian dapat segera dimulai.
Pengujian terlebih dahulu dilakukan pada setiap modul. Jika setiap modul selesai
diuji dan tidak bermasalah, modul-modul tersebut segera diintegrasikan (dan
dikompilasi) hingga membentuk suatu piranti lunak yang utuh. Kemudian
dilakukan pengujian di tingkat perangkat lunak yang memfokuskan pada masalah-
masalah logika internal, fungsi eksternal, potensi masalah yang mungkin terjadi,
dan pemerikasaan hasil apakah sesuai dengan apa yang diharapkan. Pengujian ini
meliputi seluruh perintah yang ada.
Maintenance
Pada tahap ini, ditandai dengan penyerahan piranti lunak kepada pemesannya yang
kemudian dioperasikan oleh pemiliknya. Dalam masa operasional sehari-hari,
suatu piranti lunak mungkin saja mengalami kesalahan atau kegagalan dalam
menjalankan fungsi-fungsinya. Atau pemilik bisa saja meminta peningkatan
44
kemampuan piranti lunaknya pada pengembangnya. Dengan demikian, kedua
faktor ini menyebabkan perlunya piranti lunak dipelihara dari waktu ke waktu.
2.9 Pengertian State Transition Diagram (STD)
State Transition Diagram (STD) digunakan untuk menggambarkan diagram dari
kebiasaan sistem dengan beberapa jenis pesan yang kompleks dan sinkronisasi
kebutuhan. (Yourdan, 1989, p260-261)
STD memiliki komponen-komponen yang utama yaitu state dan arrow yang
mewakili sebuah perubahan state. Setiap kotak persegi panjang mewakili sebuah state
dimana sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut-atribut
atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.
2.10 Pengertian Peta
Menurut Heywood (2002, p283), peta topografi adalah peta yang tujuan utamanya
adalah mengindikasikan data rekaan dari sebuah permukaan tanah. Peta ini biasanya
menampilkan tanah lapang, keadaaan tanah, jaringan transportasi, batas-batas
administrasi, dan bentuk-bentuk buatan yang lain.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 10 Tahun 2000
tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah, peta adalah suatu
gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada diatas maupun
dibawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala
tertentu.
45
Kemajuan bidang teknologi yang berbasiskan komputer telah memperluas wahana
dan wawasan mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar
kertas, tetapi juga penyimpanan, pengolahan, pengelolaan, analisa dan penyajiaannya
dalam bentuk terpadu antara gambar, citra dan teks. Peta yang terkelola dalam mode
digital mempunyai keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvesional peta garis
cetakan dan keluwesan, kemudahan penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan
penyajiaannya secara interaktif bahkan real time pada media komputer.
2.10.1 Jenis Peta
Peta bisa dijeniskan berdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya.
Peta berdasarkan isinya :
1. Peta Geologi : memuat informasi tentang keadaaan geologis suatu daerah,
bahan-bahan pembentuk tanah dan lain-lain. Peta Geologi umumnya juga
menyajikan peta unsur geografi.
2. Peta Geografi : memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan
skala lebih kecil dari 1: 100 000.
3. Peta Topografi : memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi
beserta informasi ketinggiannya menggunakan garis kontur. Peta topografi
disebut juga sebagai peta dasar.
4. Peta Kadaster : memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas.
5. Peta Jalan : memuat informasi tentang jaringan jalan pada suatu wilayah.
6. Peta Kota : memuat informasi tentang jaringan transformasi, drainase, sarana
kota.
46
7. Peta teknis : memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi yang
mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perancangan
teknis skala 1:10000 atau lebih besar.
Peta berdasarkan skala :
1. Peta skala besar : skala peta 1: 10 000 atau lebih besar
2. Peta skala sedang : skala peta 1: 10 000 – 1: 100 000
3. Peta skala kecil : skala peta lebih kecil dari 1: 100 000
Peta berdasarkan penurunan dan penggunaan :
1. Peta Dasar : digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan umum
maupun pengembangan suatu wilayah. Peta dasar umumnya menggunakan peta
topografi.
2. Peta Tematik : dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat peta-
peta tertentu.
2.11 Distribusi Listrik
2.11.1 Pengertian Distribusi
Distribusi adalah kegiatan menyalurkan atau menyebarkan produk barang atau jasa
dari produsen kepada konsumen pemakai. Perusahaan atau perseorangan yang
menyalurkan barang disebut juga distributor.
47
2.11.2 Pengertian Listrik
Definisi listrik itu sendiri adalah pergerakan ion-ion positif dan negatif yang
disebut juga atom dan elektron yang merupakan komponen-komponen fisik yang
bersifat menghantar listrik.
Listrik merupakan nama suatu sifat gaya tarik antar ion-ion positif dan negatif.
Jadi listrik bukan bentuk fisik melainkan hanya merupakan sifat dari fisik itu sendiri.
Listrik hanya merupakan usaha untuk mengkonsepkan pergerakan sifat dari fisik (logam
penghantar listrik) dan bukan merupakan penamaan/pelabelan suatu benda fisik.
Listrik secara harfiah dapat dikatakan dengan bahan isolator yang masih berkaitan
dengan konsep listrik, karena pada prinsipnya semua atom adalah bergerak, bergetar dan
mempunyai sifat kelistrikan.
2.11.3 Pengertian Distribusi Listrik
Kegiatan menyalurkan produk jasa (listrik) dari produsen ke konsumen pemakai.
Perusahan listrik PT.PLN Distribusi selaku distributor yang bertugas menyalurkan listrik
ke konsumen pemakai atau pelanggan.