BAB I PENDAHULUAN - KC UMN

42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pandemi virus corona (Covid-19) memiliki dampak yang sangat besar untuk perekonomian di dunia salah satunya di Indonesia. Dengan adanya Covid-19 ini perekonomian di Indonesia mengalami penurunan. Banyak perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian dikarenakan usahanya harus ditutup sementara. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani menjelaskan dampak pandemi Covid-19 kepada industri hotel dan restoran. Menurut Hariyadi, sejak Januari hingga April 2020, hotel dan restoran mengalami kerugian sebesar Rp 70 triliun. Pasalnya, ada lebih 2.000 hotel dan 8.000 restoran yang menghentikan operasionalnya (Kompas.com). Salah satu perusahaan yang mengalami dampak dari Covid-19 adalah perusahaan yang bergerak di bidang shopping area dan jasa hotel, dikarenakan usahanya harus ditutup selama pandemi ini. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang shopping area dan jasa hotel yaitu, PT Metropolitan Kentjana. PT Metropolitan Kentjana selama masa pendemi ini mengalami kerugian yang disebabkan menurunnya pendapatan perusahaan pada setiap bulan, tetapi pengeluaran yang harus dikeluarkan tetap. Pendapatan dan pengeluaran perusahaan merupakan komponen penyusun laporan keuangan. Seorang akuntan harus bisa membuat siklus pengeluran dan pendapatan. Menurut Romney dan Steinbart (2018), siklus pengeluaran (expenditure cycle), merupakan serangkaian kegiatan bisnisa yang aberulanga dan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - KC UMN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi virus corona (Covid-19) memiliki dampak yang sangat besar untuk

perekonomian di dunia salah satunya di Indonesia. Dengan adanya Covid-19 ini

perekonomian di Indonesia mengalami penurunan. Banyak perusahaan-perusahaan

yang mengalami kerugian dikarenakan usahanya harus ditutup sementara. Ketua

Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani

menjelaskan dampak pandemi Covid-19 kepada industri hotel dan restoran.

Menurut Hariyadi, sejak Januari hingga April 2020, hotel dan restoran mengalami

kerugian sebesar Rp 70 triliun. Pasalnya, ada lebih 2.000 hotel dan 8.000 restoran

yang menghentikan operasionalnya (Kompas.com). Salah satu perusahaan yang

mengalami dampak dari Covid-19 adalah perusahaan yang bergerak di bidang

shopping area dan jasa hotel, dikarenakan usahanya harus ditutup selama pandemi

ini. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang shopping area dan jasa hotel

yaitu, PT Metropolitan Kentjana. PT Metropolitan Kentjana selama masa pendemi

ini mengalami kerugian yang disebabkan menurunnya pendapatan perusahaan pada

setiap bulan, tetapi pengeluaran yang harus dikeluarkan tetap.

Pendapatan dan pengeluaran perusahaan merupakan komponen penyusun

laporan keuangan. Seorang akuntan harus bisa membuat siklus pengeluran dan

pendapatan. Menurut Romney dan Steinbart (2018), siklus pengeluaran

(expenditure cycle), merupakan serangkaian kegiatan bisnisa yang aberulanga dan

2

operasi pemrosesan informasi terkait dengan pembelian dan pembayaran atas

barang dan jasa.

(Romney dan Steinbart, 2018)

Menurut Romney dan Steinbart (2018), ada 4 aktivitas mendasar dalam

expenditure cycle, yaitu:

Gambar 1. 1

Expenditure Cycle

3

1. Ordering material, supplies, and service

Pada tahap ini ada dua dokumen yang dibuat, yaitu purchase requisition dan

purchase order. Purchase requisition merupakan dokumen permintaan barang

dan jasa oleh karyawan yang berwenang. Sedangkan purchase order merupakan

dokumen pemesanan barang dan jasa kepada vendor. Purchase order berisi

deskripsi, jumlah, dan informasi relevan terkait barang dan jasa yang ingin dibeli

dan mengidentifikasi persetujuan dari pembeli barang. Pada tahap ini,

perusahaan mengidentifikasi apa, kapan, dan berapa banyak pembelian yang

akan dilakukan, serta memilih supplier yang akan digunakan oleh perusahaan.

Dalam tahap pemesanan barang terkadang perusahaan dapat melakukan kesalahan

dalam pemesanan jumlah barang dan jenis barang. Untuk menghindari masalah tersebut

purchase order harus selalu di cek terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan dalam

pemesanan, setelah melakukan pengecekan harus mendaptakan approve dari manager

accounting untuk mengajukan pembelian barang kepada supplier. Permasalahan lain

yang mungkin muncul dalam proses ini adalah kesalahan dalam memilih supplier yang

memberikan kualitas barang yang buruk, serta harga yang kurang sesuai. Untuk

mengatasi masalah ini pihak dari perusahaan sebelum memilih supplier harus mencari

informasi yang lengkap tentang kualitas produk supplier dan supplier yand dipilih harus

mendapatkan persetujuan oleh manager keuangan. Hal ini juga merupakan bentuk

penerapan internal control yaitu pemberlakuan otorisasi dari pihak yang berwenang

dalam setiap tahapan proses.

2. Receiving materials, supplies, and service

Dalam aktivitas ini perusahaan menerimaan barang yang telah dipesan lalu

memverifikasi jenis, jumlah, waktu penerimaan, dan kualitas barang yang

4

diterima dengan purchase order. Receiving report merupakan dokumen yang

perlu disiapkan untuk menerima barang agar tidak terjadi kesalahan dalam

penerimaan barang. Permasalah yang bisa saja terjadi pada proses penerimaan

barang adalah barang yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan, kesalahan

dalam perhitungan, dan pencurian barang. Pengendalian yang dapat dilakukan

untuk mengatasi masalah tersebut adalah memberikan pengarahan pada bagian

penerima barang untuk melakukan pencocokan barang yang diterima dengan

purchase order yang telah disetujui, membatasi akses terhadap persediaan, dan

meminta karyawan bagian penerimaan untuk menandatangani laporan

penerimaan barang.

3. Approving supplier invoice

Dalam aktivitas ini perusahaan akan mencocokkan invoice dari supplier dengan

purchase order dan receiving report sebelum menyetujui invoice untuk dibayar.

Pada aktivitas ini dokumen yang dibuat, yaitu dibursment voucher. Permasalah

yang bisa terjadi pada tahap ini adalah adanya kesalahan pada invoice supplier

dan kesalahan pencatatan utang. Pengendalian yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan verifikasi keakuratan

invoice, membutukan tanda terima yang terperinici, dan membatasi akses

terhadapat master data supplier.

4. Memproses dan mencatat pengeluaran kas

Dokumen yang terkait dengan pengeluaran kas antara lain cek, file transaksi

pengeluaran kas, dan jurnal pengeluaran kas. Seluruh pengeluaran kas akan

tercatat dalam file transaksi pengeluaran kas serta jurnal pengeluaran kas.

5

Permasalahan yang bisa terjadi dalam aktivitas ini adalah melakukan

pembayaran atas barang yang tidak diterima, melakukan pembayaran dua kali,

dan pencurian terhadap kas. Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah tersebut adalah menetapkan kebijakan untuk melakukan pembayaran

hanya atas invoice supplier yang asli, melakukan pengamanan terhadap cek

kosong, mengharuskan dua otorisasi untuk jumlah cek tertentu, dan melakukan

pemisahan tanggung jawab antara yang mencatat dan melakukan pembayaran.

Selain siklus pengeluaran dalam laporan keuangan juga terdapat siklus

pendapatan (revenue cycle). Siklus pendapatan (revenue cycle), merupakan

serangkain aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-

menerus dengan menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan dan menerima kas

sebagai pembayaran atas menjualan tersebut.

(Romney dan Steinbart, 2018)

Gambar 1. 2

Revenue Cycle

6

Menurut Romney dan Steinbart (2018), siklus pendapatan adalah sebagai

berikut:

1. Sales order entry

Dalam aktivitas ini pelanggan melakukan pemesanan atas jasa/barang yang

disediakan oleh perusahaan, kemudian pemesanan akan dibuatkan dokumen

sales order, menyetujui kredit pelanggan, mengecek ketersediaan barang, dan

menanggapi pertanyaan pelanggan. Dokumen sales order biasanya formulir

elektronik yang berisi informasi mengenai jumlah item, kuantitas, harga, dan

persyaratan lain mengenai penjualan. Permasalahan yang terjadi dalam aktivitas

ini adalah pemesanan yang tidak akurat/lengkap, melakuka pembatalan pesanan,

persediaan habis, dan kehilangan konsumen. Pengendalian yang dilakukan

dalam aktivitas ini adalah melakukan pengawasan edit entri data, membatasi

akses master data, memberikan batas kredit, dan memperoleh persetujuan yang

spesifik untuk menyetujui penjualan kepada konsumen baru dan konsumen lama

dengan penjualan sesuai dengan batas kredit.

2. Shipping

Dalam aktivitan ini, perusahaan mengirimkan barang atau menyampaikan jasa

kepada pelanggan. Dokumen yang digunakan dalam proses ini yaitu packing

ticket, packing slip, dan bill-off-lading. Permasalahan yang terjadi dalam

aktivitas ini adalah pencurian inventory dan kesalahan pengiriman. Pengendalian

yang dapat dilakukan dalam aktivitas ini adalah menggunakan teknologi

barcode, merekonsiliasi daftar pengiriman terhadap rincian sales order,

7

membatasi akses ke tempat penyimpanan inventory, melakukan dokumentasi

semua perpindahan inventory, dan melakukan pengecekan secara fisik.

3. Billing

Dalam proses ini melibatkan dua pekerjaan yang terpisah tetapi saling terkait,

yaitu menagih piutang dan mengawasi piutang. Dokumen yang dihasilkan dalam

aktivitas ini adalah sales invoice, yaitu dokumen yang memberi tahu kepada

pelanggan tentang nilai transaksi yang harus dilunasi serta cara untuk melakukan

pelunasan. Permasalahan yang terjadi dalam aktivitas ini adalah kegagalan

penagihan, kesalahan penagihan, melakukan kesalahan posting akun piutang,

dan terdapat kredit memo yang tidak akurat. Pengendalian atas kesalahan

tersebut adalah melakukan pemisahan fungsi antara billing dengan shipping,

melakukan rekonsiliasi invoice terkait sales order, dan melakukan pembatasan

akses terhadap harga master data.

4. Cash collection

Dokumen yang dihasilkan dari proses ini adalah remittance list yakni dokumen

yang mecatat seluruh nama pelanggan serta pembayaran yang telah diterima.

Permasalahan yang terjadi dalam aktivitas ini adalah pencurian kas.

Pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah

melakukan pemisahan tugas antara yang menerima pembayaran dan mencatat

penerimaan kas, melakukan rekonsiliasi akun bank, dan melakukan setoran

harian untuk semua uang kas yang masuk.

8

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK nomor 23 (IAI, 2018),

pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut

terpenuhi:

1. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara

signifikan kepada pembeli.

2. Perusahaan tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan

kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang

yang dijual

3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal

4. Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang terkait dengan transaksi tersebut

akan mengalir ke entitas.

5. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan

tersebut dapat diukur dengan andal.

Siklus pendapatan dan pengeluaran tercangkup dalam satu siklus akuntansi.

Siklus akuntansi adalah kegiatan atau proses akuntansi yang dilakukan secara terus-

menerus oleh suatu organisasi selama periode akuntansi tertentu (Weygandt, et. al

(2019). Proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis dan menjurnal

transaksi, kemudian diakhiri dengan membuat laporan keuangan dinamakan

9

sebagai siklus akuntansi. Menurut Weygandt, et. al (2019), terdapat 9 tahap dalam

pelaksanaan siklus akuntansi, yaitu:

(Weygand, et al, 2019)

1. Analyze business transaction

Transaksi bisnis adalah peristiwa ekonomi yang dicatat oleh akuntan. Transaksi

yang dilakukan ada dua yaitu, internal dan eksternal. Transaksi internal adalah

transaksi yang terjadi sepenuhnya di dalam perusahaan sedangkan transaksi

eksternal adalah transaksi yang melibatkan perusahaan dengan pihak luar.

Perusahaan perlu melakukan analisa pada setiap transaksi untuk mengetahui ada

tidaknya efek pada persamaan akuntansi. Jika suatu peristiwa mempengaruhi

komponen persamaan akuntansi maka perusahaan mencatatnya sebagi transaksi.

Gambar 1. 3

Accounting Cycle

10

2. Journalize the transaction

Setelah melakukan analisa transaksi, transaksi tersebut harus dicatat ke dalam

jurnal. Setiap transaksi akan mempengaruhi dua atau lebih akun transaksi.

Transaksi yang dicatat adalah transaksi yang memiliki nilai ekonomik dan

relevan dengan bisnis. Ada beberapa hal penting yang harus dipehatikan dalam

menjurnal, yaitu tanggal transaksi, akun dan jumlah yang akan dijurnal dalam

sisi debit atau kredit, dan penjelasan dari keterangan transaksi. Menurut

Weygandt, et. al (2019), untuk mempercepat penjurnalan dan posting sebagian

besar perusahaan menggunakan special journal. Special journal digunakan

untuk mencatat jenis transaksi serupa dan mempunyai pengendalian internal

yang lebih baik, sehingga jika hendak melakukan pemerikasaan secara berkala

akan lebih mudah. Special journal dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

a. Jurnal penjualan

Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagang

secara kredit. Berikut contoh jurnal penjualan.

b. Jurnal penerimaan kas

Gambar 1. 4

Jurnal Penjualan

11

Jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi yang melibatkan

penerimaan uang tunai. Berikut contoh jurnal penerimaan kas:

c. Jurnal pembelian

Jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pembelian barang

dagang yang dilakukan secara kredit. Berikut contoh jurnal pembelian

d. Jurnal pengeluaran

Jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran yang

dibayarkan dengan uang tunai. Berikut contoh jurnal pengeluaran kas

Gambar 1. 5

Jurnal Penerimaan Kas

Gambar 1. 6

Jurnal Pembelian

Gambar 1. 7

Jurnal Pengeluaran Kas

12

3. Post to ledger accounts

Melakukan posting ke buku besar yaitu tahapan dari proses pencatatan transaksi-

transaksi yang dijurnal ke masing-masing akun yang nantinya akan disusun

dalam buku besar sesuai dengan jenis akun. Seperti buku besar kas, buku besar

piutang, dan sebagainya. Akun buku besar biasanya tidak memuat data

terperinci, seperti utang, piutang atau persediaan barang dagang, untuk

mengetahuinya, maka diperlukan rekening lain yang diklasifikasikan ke dalam

suatu buku yang disebut buku besar pembantu (subsidiary ledger). Perusahaan

menggunakan subsidiary ledger untuk mengetahui saldo individu dan

membebaskan general ledger dari perincian saldo individu (Weygandt et. al,

2019).

4. Prepare trial balance

Menurut Weygandt, et. al (2019), trial balance adalah daftar akun dan jumlah

saldo dari masing-masing akun pada periode tertentu. Neraca saldo berisi

seluruh akun dan saldo yang berasal dari buku besar dalam periode tertentu.

Akun-akun debit dalam neraca saldo akan berada pada kolom kiri neraca

sedangkan akun-akun kredit dalam neraca saldo akan berada pada kolom kanan

neraca. Neraca saldo membuktikan persamaan matematis atas debit dan kredit

setelah diposting. Neraca saldo juga membantu menemukan kesalahan dalam

aktivitas penjualan, dilihat dari tidak seimbangnya saldo akun debit dan kredit

pada neraca.

5. Journalize and post adjusting entries

13

Jurnal penyesuaian digunakan karena perusahaan menerapkan accrual basis

accounting. Akuntansi berbasis akrual ini mengakui pendapatan pada saat

barang sudah dikirim dan jasa sudah diberikan, serta mengakui beban sesuai

dengan jumlah barang atau jasa yang digunakan dalam satu periode akuntansi

dan dilakukan pada akhir periode akuntansi, Menurut Weygandt, et. al (2019),

ada dua tipe adjusting entries, yaitu:

a. Deferrals: adjusting entries untuk beban yang dibayarkan dimuka dan

pendapatan yang diterima dimuka.

b. Accruals: adjusting entries untuk pendapatan yang masih harus diterima dan

beban yang masih harus dibayarkan.

6. Prepare an adjusted trial balance

adjusted trial balance dibuat untuk memastikan hasil dari posting adjusting

entries sama jumlahnya antara sisi debit dan kredit.

7. Prepare financial statements

Entitas akan menyiapkan laporan keuangan berdasarkan data yang telah tersusun

dalam neraca saldo yang telah disesuaikan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI, 2018) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1,

laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas. Entitas dapat menyusun laporan laba/rugi

berdasarkan data pendapatan dan beban. Kemudian entitas dapat menyusun

laporan perubahan ekuitas dengan menggunakan data laba bersih yang

didapatkan pada laporan laba/rugi. Setelahnya entitas dapat menyusun laporan

posisi keuanagan berdasarkan data aset, kewajiban, dan ekuitas yang terdapat

14

pada neraca saldo yeng telah disesuaikan dan retained earnings dari laporan

perubahan ekuitas. Laporan keuangan ini akan berguna bagi pihak internal

maupun eksternal untuk mengambil keputusan.

8. Journalize and post closing entries

Pada akhir periode akuntansi perusahaan akan membuat jurnal penutup dengan

membuat saldo menjadi nol dengan cara ditransfer ke retained earnings

berdasarkan saldo penutup.

9. Prepare a post-closing trial balance

Post closing trial balance berisikan akun yang bersifat permanent dan saldo dari

permanent account setelah dibuat post closing entries.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI,2018), tujuan dari laporan keungan

adalah memberikan laporan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan

dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Menurut Kieso, et. al

(2018) akuntansi memiliki tiga aktivitas dasar, yaitu:

1. Identifying (mengidentifiksi): kegiatan mengidentifikasi peristiwa ekonomi,

perusahaan memilih kegiatan-kegiatan yang relevan dengan bisnis perusahaan.

2. Recording (mencatat): setelah mengidentifikasi kegiatan bisnis perusahaan

mencatat kegiatan tersebut dengan menyediakan catatan historis dari kegiatan

keuangan perusahaan.

3. Communicating (mengkomunikasika): tindakan untuk menyampaikan informasi

akuntansi ke dalam laporan keuangan kepada pengguna laporan keuangan.

15

Menurut Kieso, et. al (2018) penggunaan laporan keuangan terbagi menjadi dua

kelompok, yaitu:

1. Pengguna internal adalah orang-orang di dalam perusahaan yang

merencanakan, mengorganisir dan menjalankan bisnis.

2. Pengguna eksternal adalah orang-orang dan organisasi di luar perusahaan yang

ingin mengetahui finansial perusahaan.

Laporan keuangan yang dianggap lengkap adalah laporan keuangan yang

memenuhi komponen yang ditetapkan oleh IAI. Menurut IAI (2018) dalam PSAK

1, komponen laporan keuangan lengkap terdiri dari:

1. Laporan posisi keuangan yang menggambarkan aset, utang dan ekuitas secara

spesifik pada akhir periode akuntansi. Total aset harus sama dengan total eukitas

ditambah utang. Laporan posisi keuangan adalah gambaran dari kondisi

keuangan perusahaan pada saat periode akuntansi tertentu. Elemen dalam

laporan posisi keuangan adalah:

a. Aset

Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat

peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut

diperkirakan mengalir ke entitas (IAI, 2018). Aset diklasifikasi menjadi dua,

yaitu aset tidak lancar (non current asset) dan aset lancar (current asset).

Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat

dikonversikan menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau

16

dalam satu siklus operasi. Menurut IAI (2018), aset tetap adalah aset

berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan

barang dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan

administratif, dan diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu

periode. Berdasarkan definisi di atas, suatu aset berwujud memiliki ciri yang

digunakan dalam operasional perusahaan dan tidak untuk jual beli kepada

pihak lain, bersifat jangka panjang dan dapat disusutkan serta memiliki

wujud fisik. Menurut PSAK 16 IAI (2018), untuk dapat dikapitalisasi ke

dalam aset tetap, biaya perolehan awal aset tetap harus memenuhi dua

kriteria kapitalisasi, yaitu kemungkinan besar manfaat ekonomik aset akan

mengalir ke perusahaan dimasa mendatang dan biaya perolehannya dapat

diukur secara andal. Menurut Weygandt et. al, (2019), jenis-jenis aset sebagi

berikut

1. Intangible assets

Aset tidak berwujud dan masa manfaat yang relatif panjang. Salah satu

aset tidak berwujud adalah goodwill, patent, copyright, dan trademarks.

2. Property, plant, and equipment

Aset tetap yang memiliki masa manfaat yang realtif panjang dan

biasanya digunakan untuk operasional perusahaan.

3. Long-term investments

Investasi jangka panjang umumnya (1) investasi saham biasa atau

obligasi yang ditanamkan ke perusahaan lain dalam jangka waktu yang

17

lama, (2) aset tidak lancar seperti tanah atau gedung yang dimiliki oleh

perusahaan tetapi tidak digunakan untuk operasionl perusahaan.

4. Current assets

Aset yang dimiliki perusahaan yang diharapkan dapat dikonversi

menjadi kas atau yang digunakan hanya dalam satu tahun atau dalam satu

periode siklus operasional.

b. Liabilitas

Menurut Weygandt et. al, (2019), liabilitas adalah kewajiban saat ini dari

entitas yang timbul akibat peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan

menghasilkan arus keluar dari entitas sumber daya yang mmewujudkan

manfaat ekonomi. Liabilitas diklasifikasi menjadi dua, yaitu utang tidak

lancar (non current liabilities) dan utang lancar (current liabilities) current

liabilities adalah kewajiban yang diperkirakan dapat dilunasi dalam siklus

operasi yang normal. Non current liabilities adalah kewajiban yang

diperkirakan tidak dapat dilunasi dalam satu siklus operasi yang normal.

Menurut Kieso, et al (2018), jenis – jenis utang lancar yaitu :

1. Account Payable

Account Payable adalah saldo terhutang kepada pihak lain dengan

barang dagang, inventory atau jasa yang dibeli tanpa dilakukan

pembayaran.

2. Notes Payable

Utang wesel adalah perjanjian tertulis untuk membayar jumlah uang

tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan di masa yang akan datang.

18

3. Current Maturities of Long-term Debt

Bagian dari obligasi, wesel hipotik, dan hutang jangka panjang lainnya

yang jatuh tempo pada tahun seanjutnya.

4. Short-term Obligations Expected to the Refinanced

Kewajiban jangka pendek harus dikeluarkan dari kewajiban lancar

hanya jika kedua kondisi tersebut dapat dipenuhi, yaitu: mempunyai

rencana untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar jangka panjang,

dan harus memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian

kewajiban setidaknya 12 bulan setelah tanggal pelaporan.

5. Dividend Payable

Utang dividen adalah jumlah utang perusahaan kepada para pemegang

sahamnya sebagai hasil otorisasi dewan direksi.

6. Customer Advances and Deposits

Utang lancar yang dapat mencakup setoran tunai yang dikembalikan

dan diterima dari pelanggan dan karyawan. Perusahaan dapat menerima

simpanan dari customer untuk menjamin kinerja suatu kontrak sebagai

jaminan untuk menutupi pembayaran kewajiban selanjutnya.

7. Unearned Revenues

Pembayarn yang diterima sebelum perusahaan melakukan

kewajibannya.

8. Sales and value-added taxes payable

Pajak konsumsi umumnya berupa pajak penjualan atu pajak

pertambahan nilai.

19

9. Income Taxe Payable

Pajak penghasilan normal dalam siklus oprasi perusahaan yang wajib

dibayarkan oleh perusahaan.

10. Employee-related Liabilities

Jumlah utang kepada karyawan untuk gaji atau upah yang dilaporkan

sebagai kewajiban lancar.

Sedangkan untuk jenis–jenis utang tidak lancar yaitu :

1. Bonds Payable

Bonds (obligasi) adalah janji untuk membayarkan utang pada tanggal

jatuh tempo yang sudah ditetapkan dan ditambah dengan bunga berkala

pada tingkat yang telah ditentukan.

2. Long-term Notes Payable

Utang wesel adalah perjanjian tertulis untuk membayar jumlah uang

tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan di masa yang akan datang

dan jangka waktunya lebih dari 1 tahun.

c. Ekuitas

Menurut Weygandt et. al, (2019), ekuitas adalah nilai sisa dari aset entitas

seteleh dikurangi dengan kewajiban entitas. Klasifikasi ekuitas dibagi menjadi

enam, yaitu:

1. Share Capital

20

Nilai dari saham perusahaan yang telah diterbitkan.

2. Share Premium

Nominal atau nilai yang tertera pada saham.

3. Retained Earnings

Laba perusahaan yang tidak didistribusikan atau dibayarkan kepada

pemegang saham.

4. Accumulated Other Comprehensive Income

Nilai agregat dari penghasilan komprehensif lain-lain.

5. Treasury Shares

Nilai dari saham biasa yang dibeli kembali oleh perusahaan.

6. Non-controlling

Bagian dari ekuitas milik entitas anak yang tidak dimiliki oleh entitas

pelapor.

2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode,

menggambarkan keberhasilan atas kinerja perusahaan atau profitabilitas dari

suatu operasi perusahaan selama satu periode. Menurut Kieso et. al (2018),

income statement dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:

1. Sales or Revenue

Menyajikan pendapatan penjualan bersih yang sudah dikurang diskon,

return, dan allowance.

2. Cost of Goods Sold (COGS)

Gross profit, pendatan dikurangi dengan harga pokok penjualan.

3. Selling Expense

21

Mencatatkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan

penjualan.

4. Administrative or Generak Expense

Mencatatkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk biaya

administrasi.

5. Other Income Expense

Pendapatan dan biaya yang dihasilkan bukan dari penjualan perusahaan.

Kegunaan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah:

a. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan

b. Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan.

c. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa

depan.

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode, mencakup informasi sebagai

berikut:

a. Total penghasilan komprehensif selama periode berjalan, yang menunjukan

secara tersendiri jumlah total yang dapat di distribusikan kepada pemilik

entitas induk dan kepada kepentingan non pengendali.

b. Untuk setiap komponen ekuitas, dampak retrospektif atau penyajian kembali

secara retrospektif.

c. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal

dan akhir periode, secara tersendiri mengungkapkan masing-masing

perubahan yang timbul dari laba rugi, penghasilan komprehensif lain, dan

transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang

22

menunjukkan secara tersendiri kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik

dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan

hilangnya pengendalian (IAI, 2018 dalam PSAK 1).

4. Laporan arus kas selama periode, menyediakan informasi terkait kas masuk dan

kas keluar pada satu periode akuntansi yang spesifik. Menurut IAI (2018) dalam

PSAK 2, tujuan dari laporan arus kas adalah informasi tentang arus kas entitas

bangunan dalam menyediakan penggunaan laporan keuangan dasar untuk

menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai

kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang

signifikan dan informasi penjelasan lain.

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas

menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat

penyajian kembali pos-pos laporan keungan.

Manurut IAI (2018) dalam PSAK No 2 arus kas adalah arus masuk dan arus

keluar atau setara kas. Dalam penyusunan laporan arus kas terdapat tiga aktivitas

transaksi dalam arus kas, yaitu:

1. Aktivitas operasi: aktivitas utama dalam menghasilkan pendapatan entitas

(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan

merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas

operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas.

Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan

23

peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba/rugi bersih. Berikut beberapa

contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa.

b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain.

c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.

d. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan.

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubung dengan

premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya.

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan

kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagi bagian dari

aktivitas pendanaan dan investasi.

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan

diperdagangkan atau diperjanjikan.

2. Aktivitas investasi: perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi

lain yang tidak termasuk setara kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang

berasala dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut

mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang

dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

3. Aktivitas pendanaan (Financing): aktivitas yang mengakibatkan perubahan

dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan penting

dilakukan karena berguna unutuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan

24

oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari

aktivitas pendanaan adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya.

b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas.

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman

jangka pendek dan jangka panjang lainnya.

d. Pelunasan pinjaman.

e. Pembayaran kas oleh penyewa untuk mengurangi saldo kewajiban yang

berkaitan dengan sewa pembiayaan.

Salah satu komponen yang terdapat pada laporan keuanga adalah aset. Aset

adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa

lalu dan manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut diperkirakan mengalir ke

entitas (IAI, 2018). Aset diklasifikasi menjadi dua, yaitu aset tidak lancar (non

current asset) dan aset lancar (current asset). Menurut PSAK 16 (IAI, 2018), aset

tetap adalah aset berwujud yang:

1. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa,

untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administratif; dan

2. diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Berdasarkan definisi di atas, suatu aset berwujud memiliki ciri yang digunakan

dalam operasional perusahaan dan tidak untuk jual beli kepada pihak lain, bersifat

jangka panjang dan dapat disusutkan serta memiliki wujud fisik. Menurut PSAK 16

(IAI, 2018), dimasa mendatang dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal.

25

Menurut Weygandt et. al (2019), fixed assets dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Land

Land digunakan perusahaan sebagai tempat untuk membangun pabrik atau untuk

gedung perkantoran.

2. Land Improvements

Land improvements adalah penambahan tanah yang biasa digunakan untuk

driveways, lahan parkir, pagar, taman, dan underground sprinklers.

3. Buildings

Buildings adalah fasilitas yang digunakan untuk operasional perusahaan.

Contohnya, toko, kantor, pabrik, gudang, dan hangar pesawat.

4. Equipment

Equipment adalah aset yang digunakan untuk operasional perusahaan.

Contohnya, kasir toko, peralatan kantor, mesin pabrik, kendaraan kantor.

Aset tetap dapat mengalami penyusutan kerena memiliki umur manfaat.

Penyusutan artinya alokasi jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama

umur manfaatnya. Umur manfaat adalah:

a. Periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau

b. Jumlah produksi atau unit serupa yang dihasilkan akan diperoleh dari suatu aset

oleh entitas.

Menurut Weygandt, et. al (2019), ada 3 metode penyusutan, yaitu:

a. Straight-line adalah metode penyusutan yang jumlah penyusutan sama untuk

setiap tahun dari masa manfaat aset.

26

b. Units-of-activity adalah metode penyusutan dimana masa manfaat dinyatakan

dalam total unit produksi atau penggunaan yang diharapkan dari suatu aset.

c. Declining-balance adalah metode penyusutan yang menerapkan tarif konstan

terhadap penurunan nilai buku aset dan menghasilkan penurunan biaya

penyusutan selama masa pakai aset.

Salah satu komponen yang terdapat pada aset adalah kas. Menurut

Weygandt, et. al (2019), kas adalah salah satu aset yang mudah dikonversi menjadi

jenis aset yang lain. Dalam PSAK No. 2 Menurut IAI (2018), mengatakan kas

terdiri dari saldo kas dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang bersifat

likuid, berjangka pendek, yang dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam

jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak

signifikan. Ada 5 hal yang dapat digolongkan sebagai kas dan setara kas, yaitu:

1. Petty cash

2. Saldo kas rekening giro di bank dalam Rupiah maupun mata uang asing.

3. Bon sementara

4. Bon-bon kecil yang belum di reimbursed.

5. Cek tunai yang akan didepositkan.

Salah satu komponen dalam setara kas adalah petty cash atau kas kecil. Kas

kecil biasa digunakan untuk melakukan pembayaran biaya operasional yang

nilainya relatif kecil. Perusahaan perlu membayar biaya lain-lain untuk

perlengkapan kantor kecil dan makan siang karyawan yang jumlahnya relatif kecil.

Menurut Kieso et. al, (2018), metode sederhana untuk mendapatkan kontrol yang

27

baik adalah dengan menggunnakan kas kecil. Kas kecil pertama kali dibentuk

dengan cara melakukan estimasi terlebih dahulu jumlah kas yang dibutuhkan untuk

melakukan pembayaran-pembayaran sepanjang periode tertentu (Hery, 2014).

Perusahaan pada umumnya akan membatasi jumlah maksimum penggunaan

dan jenis-jenis pembayaran yang boleh dibayarkan oleh dana kas kecil. Kebanyakan

dana kas kecil dibentuk atas jumlah yang tetap yang biasa disebut dengan dana tetap

(imprest fund). Berikut ini adalah jurnal ketika entitas ingin membentuk dana kas

kecil, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:

Dana Kas Kecil XX

Kas XX

Pada saat melakukan pembayaran dengan meengunakan dana kas kecil entitas tidak

membuat jurnal

No Entries

Pada pengisian kembali kas kecil, entitas akan mendebit beban yang terjadi dan

mengkreditkan kas. Sebagai contoh entitas mengakui beban pembelian alat tulis

kantor maka entitas akan membuat jurnal sebagai berikut

Beli Perlengkapan ATK XX

Kas XX

Kas kecil juga bisa menggunakan metode sistem dana tidak tetap (fluctuating find

system). Sistem fluktuasi sesuai fungsi akuntasi keuangan yang menerapkan metode

jumlah kas kecil yang tidak ditetapkan jumlahnya tetapi sesuai dengan kebutuhan

28

perusahaan. Saat pertama kali perusahaan menetapkan jumlah kas kecil maka

entitas akan membuat jurnal sebagai berikut:

Kas Kecil XX

Kas XX

Ketika kas kecil digunakan untuk kebutuhan perusahaan sebagai contoh entitas

menggunakan kas kecil untuk pembelian alat tulis kantor maka entitas akan

membuat jurnal sebagai berikut:

Biaya Perlengkapan ATK XX

Kas XX

Setiap perusahaan meiliki catatan kas yang diterima, dicairkan, dan sisa

saldo. Perusahaan pada umumnya melakukan transaksi baik penerimaan dan

pengeluaran tidak dilakukan secara kas tetapi melalui bank. Menurut UU RI No 10

Tahun 1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak. Meurut Weygandt, et. al (2019), kelebihan ketika melakukan penyimpanan

uang di bank, yaitu:

a. Perusahaam meminimalkan jumlah cash on hand yang dimiliki.

b. Adanya pencatatan ganda dari transaksi yang terjadi di bank, pencatatan yang

dilakukan oleh perusahaan dan satu lagi pencatatan yang dilakukan oleh pihak

bank.

29

c. Rekonsiliasi bank dengan membandingkan jumlah transaksi dari bank dengan

perusahaan dan menjelaskan perbedaanya dengan keterangan yang jelas.

Rekening giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap

saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, saranan perintah pembayaran lainnya

atau dengan cara pemindahaan bukuan (Undang-Undang Perbankan Nomor 10

Tahun 1998 tangga 10 November 1998). Menurut Kasmir (2014), keuntungan

menggunakan giro, yaitu:

1. Ketika melakukan pembayara jika memiliki giro, maka tidak perlu menyediakan

uang tunai, akan tetapi cukup menulis dilembar cek atau bilyet giro sejumlah

uang yang akan dibayarkan.

2. Uang yang disimpan direkening giro akan memperoleh bunga jasa giro yang

jumlah tergantung bank yang bersangkutan.

Pencatatan penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu entitas

akan tercatat dalam rekening bank. Pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan

dengan bank tidak selalu sama maka dari itu perusahaan perlu melakukan

rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank adalah skema yang menjelaskan perbedaan

antara catatan bank dengan catatan kas perusahaan. Jika perbedaan pencatatan

antara perusahaan dengan bank hanya berasal dari transaksi yang belum dicatat oleh

bank maka catatan perusahaan dianggap benar. Tetapi, jika terjadi beberapa

perbedaan pencatatan muncul dari item lain maka baik bank atau perusahaan harus

menyesuaikan pencatatannya. Bentuk rekonsiliasi bank terdiri dari dua bagian

yaitu, saldo per laporan bank dan saldo per buku deposan. Saldo per laporan bank

30

dan saldo per buku deposan akan berkahir dengan saldo kas yang benar. Saldo kas

yang benar adalah jumlah yang harus sesuai dengan pembukuan dan jumlahnya

sama dengan yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan.

Dalam rekonsiliasi bank memberikan pernyataan penjelasan debit dan

kredit dengan membuat debit memorandum dan kredit memorandum. Dalam

Weygandt, et. al (2019), debit memorandum sering disebut sebgai nota debit yang

menjelaskan mengenai biaya yang dicatat dalam laporan mutasi bank. Debit

memorandum menagihkan beberapa biaya oleh bank atas jasa yang diberikan

seperti biaya bulanan, biaya mencetak cek, biaya transfer dana, dll. Kredit

memorandum menjelaskan kas yang masuk ke akun pemilik rekening yang

tercantum dalam laporan mutasi bank. Kredit memorandum mencatatkan bunga

yang diterima oleh akun pemilik rekening.

Dalam melakukan rekonsiliasi akan terdapat selisih antara perusahaan

dengan bank. Menurut Weygandt, et. al (2019), ada 4 hal yang menyebabkan

perbedaan antara perusahaan dengan bank, yaitu:

1. Deposit in transit

Uang tunai yang diterima dan dicatat oleh perusahaan tetapi oleh bank belum

dicatatkan. Sehingga pencatatan saldo kas bank dan perusahaan berbeda

2. Outstanding checks

Perusahaan mengeluarkan cek untuk melakukan suatu pembayaran, tetapi cek

tersebut belum dicairkan oleh pemegang cek. Sehingga saldo kas menurut

catatan bank belum berkurang tetapi catatan kas perusahaan sudah berkurang.

31

3. Errors

Kesalahan pencatatan yang dilakukan suatu entitas di perusahaan tersebut akan

memberikan perbedaan nominal antara jumlah di bank dengan perusahaan.

4. Bank memoranda

Pencatatan memorandum debit dan kredit perusahaan dengan bank bisa saja

berbeda, seperti pada bank sudah dicatat memorandum debit atau kredit tetapi

oleh perusahaan belum ada pencatatan.

Dalam laporan keuangan setiap pendapatan dan pengeluaaran yang

dilakukan oleh perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi pajaknnya.

Menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Kententuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemudian wajib pajak adalah orang

yang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan

pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan yang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan menetapkan

bahwa subjek pajak penghasilan adalah:

1. Orang pribadi;

2. Warisan yang belum terbagi sebagi satu kesatuan menggantikan yang berhak;

32

3. Badan; dan

4. Bentuk usaha tetap.

Menurut Waluyo (2017), berdasarkan golongannya pajak dibedakan

menjadi dua, yaitu:

1. Pajak langsung

Pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepihak lain, tetapi harus

menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan, contohnya Pajak

penghasilan. Jenis pajak penghasilan, yaitu (online-pajak.com):

1. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) adalah pemotongan pajak untuk

penghasilan dari pekerja, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk

apapun yang deiterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi daalam

negeri.

2. Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah pajak penghasilan yang

dikenakan kepada badan usaha tertentu, baik milik pemerintah maupun

swasta yang melakukan kegiatan perdagangan ekspor, impor, dan re-impor.

3. Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh pasal 23) adalah pajak yang dikenakan pada

penghasilan atas modal, penyerahan jasa atau hadiah dan penghargaan,

selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

4. Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pembayaran berupa

angsuran pajak yang berasal dari jumlah pajak penghasilan terutang menurut

SPT Tahunan PPh dikurangi PPh yang dipotong atau dipungut serta PPh

yang dibayarkan atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan.

33

5. Pajak Penghasilan Pasal 26 (PPh pasal 26) adalah jenis pajak penghasilan ini

dikenakan atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima

atau diperoleh wajib pajak luar negeri yang mempuayai usaha tetap di

Indonesia.

6. Pajak Penghasilan Pasal 29 (PPh Pasal 29) adalah pajak yang harus

dibayarkan wajib pajak pribadi/badan sebagai akibat PPh terutang dalam

SPT tahunan yang PPh lebih besar dari pada kredit pajak yang telah dipotong

atau dipungut pihak lain dan yang sudah disetor sendiri.

7. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 adalah pajak yang bersifat final serta tidak

dapat dikreditkan dengan pajak penghasilan terutang.

2. Pajak tidak langsung

Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pemilik lain. Contoh:

Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PPN adalah pajak yang dikenakan atas

konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean.

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas Penyerahan Barang

Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha, impor

Barang Kena pajak, Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang

dilakukan oleh pengusah, Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud

dari luar Daerah Pabean di Dalam daerah Pabean, Pemanfaatan Jasa Kena

Pajak dari luar Daerah Pabean, Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud

oleh Pengusaha Kena Pajak, Ekspor barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh

Pengusaha Kena Pajak; dan Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena

Pajak (www.pajak.go.id).

34

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga

Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah pasal 4 menjelaskan

bahwa objek pajak pertmbahan nilai adalah sebagai berikut:

a. Penyerahan barang kena pajak di dalam Daerah pabean yang dilakukan oleh

pengusaha

b. Impor barang kena pajak

c. Penyerahan jasa kena pajak di dalam Daerah pabean yang dilakukan oleh

pengusaha

d. Pemanfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di

dalam Daerah Pabean

e. Pemanfaat Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah

Pabean

f. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak

g. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak

h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak

Besarnya tarif PPN berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 42 Tahun 2009 pasal 7 adalah sebagai berikut:

1. Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10%.

2. Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% diterapkan atas ekspor Barang

Kena Pajak Berwujud, Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan

Ekspor Jasa Kena Pajak.

35

3. Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi

paling rendah 5% dan paling tinggi 15% yang perubahan tarifnya diatur

dengan Peraturan Pemerintah.

Menurut website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id), batas

waktu pembayaran PPN yaitu akhir bulan berikutnya sebelum SPT Masa PPN

disampaikan dan batas waktu pelaporan yaitu tanggal 30 bulan berikutnya

setelah berakhir masa pajak. PPN yang harus disetorkan adalah selisih antara

PPN keluaran dan PPN masukan. PPN keluaran adalah pajak yang harus

dipungut pengusaha kena pajak atas transaksi penyerahan barang dan/atau jasa

kena pajak. Sedangkan PPN masukan adalah pajak yang dikenakan kepada

wajib pajak atas perolehan barang dan/atau jasa kena pajak. Jika Pajak PPN

keluaran lebih besar daripada PPN masukan, maka entitas harus menyetorkan

selisih keduanya. Tetapi jika Pajak PPN masukan lebih besar daripada PPN

keluaran, maka entitas dapat memilih untuk melakukan restitusi atas kelebihan

bayar PPN tersebut atau melakukan kompensasi kelebihan atas PPN dimasa

berikutnya (online-pajak.com).

Setiap wajib pajak orang pribadi/badan yang menerima penghasilan wajib

mengitung PPh 23 (online-pajak,com), tarif pajak PPh 23 yaitu:

a. Tariff 15% dikenakan atas penghasilan berupa dividen, bunga, royalti, hadiah,

bonus, dan penghasilan lain yang tidak dipotong PPh Pasal 21.

b. Tariff 2% dikenakan atas penghasilan berupa sewa dan imbalan jasa yang tidak

dipotong PPh Pasal 21.

36

Prosedur pembabayaran dan pelaporan PPh Pasal 23 diatur secara khusus dalam

peraturan perundang-undangan. Pembayaran PPh Pasal 23 dilakukan oleh pihak

pemotong kemudian menyetorkannya melalui bank presepsi (ATM, teller bank,

fitur bayar pajak online di Online Pajak, dll) yang telah disetujui oleh menteri

keuangan.

Dalam website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id), batas waktu

pembayaran PPh Pasal 23 adalah tanggal 10 bulan berikutnya dan batas waktu

pelaporan adalah tanggal 20 bulan berikutnya. Pelaporan PPh Pasal 23 dilakukan

oleh pihak pemotong dengan mingisi SPT masa PPh Pasal 23, setelah itu dilaporkan

melalui fitur lapor pajak online atau e-filling gratis di OnlinePajak. Menurut

Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor PER-04/PJ/2017 pasal 1 angka 11, bukti

pemotongan adalah formulir yang digunakan oleh Pemotong Pajak sebagai bukti

pemotongan dan pertanggung jawaban atas pemotongan PPh Pasal 23 dan/atau PPh

Pasal 26. Pemotongan PPh Pasal 23 tidak dilakukan atas:

a. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;

b. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubung dengan sewa guna usaha dengan

hak opsi;

c. Dividen yang bukan objek PPh dan dividen yang diterima oleh orang pribadi

(merupakan objek PPh yang bersifat final);

d. Bagian laba yang bukan objek PPh;

e. Sisa hasil uasaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;

dan penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa

37

keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang

diatur dengan Peraturan Menteri Kuangan (www.pajak.go.id).

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Magang

Pelaksanaan program kerja magang ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa

memperoleh pengalaman nyata, sehingga ketika masuk ke dalam dunia kerja

mahasiswa sudah memahami dunia kerja maupun dunia wirausaha. Tujuan

dilakukannya praktek kerja magang sebagai berikut:

1. Mempraktikan ilmu yang telah diperoleh dalam proses perkuliahan seperti

melakukan rekonsiliasi, menginput voucher pembelian ke dalam sistem,

menginput penermiaan kas, melakukan rekapitulasi faktur pajak dan PPN

masukan, menginput pembelian aset tetap.

2. Mempersiapkan diri untuk lebih mengenal tentang dunia kerja secara langsung.

1.3 Waktu dan Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang

1.3.1. Waktu Pelaksanaan Kerja Magang

Pelaksanaan program kerja magang dilakukan dari tanggal 22 Juni 2020 sampai

dengan 30 September 2020 dengan jam kerja dari hari Senin-Jumat mulai dari

Pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Tempat pelaksaan praktek kerja

magang di Perusahaan PT Metropilitan Kentjana Tbk yang terletak di Jl. Metro

Duta Niaga Blok B 5 Pondok Indah Jakarta 12310 – Indonesia dengan penempatan

pada aparteme Pondok Indah Residence divisi Financial Accounting Departement.

38

1.3.2. Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang

Prosedur pelaksanaan kerja magang dilakukan berdasarkan ketentuan yang terdapat

dalam buku Panduan Kerja Magang Program Akuntansi Universitas Multimedia

Nusantara, terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Pengajuan

a. Mahasiswa mengajukan permohonan dengan mngisi formulir pengajuan

kerja magang sebagai acuan pembuatan Surat Pengantar Kerja Magang

yang ditunjukan untuk perusahaan yang ditujuh dan sudah ditandatangani

oleh Ketua Program Studi.

b. Surat Pengantar dianggap sah apabila dilegarisir oleh Ketua Program Studi.

c. Progrma Studi menunjuk seorang dosen program studi yang bersangkutan

sebagai pembimbing magang Kerja Magang.

d. Mahasiswa diperkenankan mengajuka usulan tempat kerja magang kepada

Ketua Program Studi.

e. Mahasiswa menghubungi calon perusahaan tempat Kerja Magang dengan

dibekali surat pengantar kerja magang.

f. Jika pengajuan permohonan surat Kerja Magang diterima, mahasiswa

melaporkan hasilnya kepada Koordinator Magang.

g. Mahasiswa yang sudah mendapatkan surat penermiaan Kerja Magang,

mahasiswa sudah bisa memulai kerja magangnya.

h. Apabila mahasiswa telah memenuhi persyaratan kerja magang, mahasiswa

akan memperoleh kartu kerja magang, formulir kehadiran kerja magang,

39

formulir realisasi kerja magang, dan formulir laporan penilaian kerja

magang.

2. Pelaksanaan

a. Sebelum mahasiswa melakukan kerja magang diperusahaan mahasiswa

diwajibkan menghadiri perkuliahan kerja magang yang dimaksud untuk

memberikan pembekalan.

b. Pada perkuliahan kerja magang, diberikan materi kuilah yang bersifat

petunjuk teknis kerja magang dan penulisan laporan kerja magang,

termasuk di dalamnya perilaku mahasiswa di perusahaan.

c. Mahasiswa bertemu dengan dosen pembimbing untuk pembekalan teknis

di lapangan. Mahasiswa melaksanakan kerja magang di perusahaan di

bawah bimbingan karyawan tetap di perusahaana tersebut yang disebut

sebagai pembimbing lapangan. Dalam periode pelaksanaan magang dari

tanggal 22 Juni 2020 sampai dengan 30 September 2020 mahasiswa belajar

bekerja dengan menyelesaikan tugas yang diberikan pembimbing

lapangan. Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, mahasiswa harus

bisa berbaur dengan karyawan perusahaan agar mahasiswa ikut merasakan

permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kerja magang. Jika

dikemudian hari mahasiswa diketahui melakukan kerja magang secara

fiktif, maka mahasiswa tersebut akan mendapatkan sanksi diskualifikasi

dan sanksi lain sebagaimana aturan yang sudah ditetapkan oleh Universitas

Multimedia Nusantara. Serta mahasiswa harus melakukan kerja magang

ulang.

40

d. Mahasiswa harus menuruti aturan yang berlaku di perusahaan tempat kerja

magang.

e. Mahasiswa harus bekerja dibagian yang sesuai dengan bidang studinya.

Mahasiswa juga harus menuntaskan setiap tugas yang diberikan oleh

pembimbing lapangan atas dasar teori, konsep, dan pengetahuan yang

diperoleh dari perkuliahan.

f. Pembimbing lapangan memantau dan menilai kualitas dan usaha kerja

magang mahasiswa.

g. Sewaktu mahasiswa melaksanakan proses kerja magang, koordinator kerja

magang dan dosen pembimbing kerja magang memantau pelaksanaan kerja

magang mahasiswa dan berusaha menjalin hubungan baik dengan

perusahaan. Pemantauan bisa dilakukan secara tertulis ataupun lisan.

3. Akhir

a. Setelah kerja magang di perusahaan selesai, mahasiswa menuangkan

seluruh aktivitas yang dujalankan selama kerja magang dalam bentuk

laporan kerja magang dengan bimbingan dosen.

b. Laporan magang disusun sesuai dengan standar format dan struktur laporan

kerja magan yang sudah ditentukan oleh Universitas Multimedia

Nusantara.

41

c. Dosen pembimbing memantau laporan final sebelum mahasiswa

mengajukan permohonan ujian kerja magang. Laporan kerja magang harus

mendapatkan pengesahan dari dosen pembimbing dan diketahui oleh ketua

program studi. Mahasiswa menyerahkan laporan kerja magang kepada

pembimbing lapangan dan meminta pembimbing lapangan untuk mengisi

formulir penilaian pelaksanaan kerja magang.

d. Pembimbing lapangan mengisi formulir kehadiran kerja magang terkait

dengan kinerja mahasiswa selama menjalankan kerja magang.

e. Pembimbing lapangan memberikan surat keterangan perusahaan yang

menyatakan bahwa mahasiswa telah menyelesaikan tugasnya.

f. Hasil penilaian yang telah diisi dan ditandatangani oleh pembimbing

lapangan di perusasahaan dikirim secara langsung kepada koordinator

magang atau bisa diberikan melalui mahasiswa dan dimasukan ke dalam

amplop tentutup untuk disampaikan kepada koordinator magang.

g. Setelah mahasiswa melengkapi persyaratan untuk ujian kerja magang,

koordinator kerja magang akan menjadwalakan ujian untuk mahasiswa

tersebut.

h. Mahasiswa menjalankan ujian kerja magang dan mempertanggung

jawabkan laporanny pada ujian kerja magan

42