BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi ...

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di abad 21 ini telah banyak merubah tatanan hidup manusia, mulai dalam hal pekerjaan, bersosialisasi, hingga belajar. Kemajuan teknologi tersebut telah memberikan dampak di berbagai sendi kehidupan, tak terkecuali di bidang pendidikan (Haryanto, 2020). Kemajuan teknologi pada bidang pendidikan ini ditandai dengan munculnya pembelajaran secara online. Pembelajaran online merupakan salah satu bentuk media atau metode pembelajaran baru yang didorong oleh keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selaku leading sektor pendidikan nasional yang mengeluarkan program baru, yaitu “Merdeka Belajar”, yang digulirkan oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim (GTK, 2020). Penggunaan media online juga semakin bertambah penting ketika kondisi pandemi Covid-19 belum segera berakhir. Sejalan dengan hal itu untuk mengimbangi langkah perubahan dari kemajuan teknologi dan informasi di bidang pendidikan, pembelajaran online merupakan terobosan baru di era revolusi industri 4.0 sehingga pembelajaran tidak lagi harus dilakukan secara tatap muka melainkan dapat menggunakan tatap maya. Pentingnya pembelajaran daring di era merdeka belajar dan pandemi covid ini, ternyata tidak otomatis disertai kesiapan guru. Dilansir dari kompas.com yang menunjukkan bahwa guru seringkali mengeluh dalam

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di abad 21 ini telah

banyak merubah tatanan hidup manusia, mulai dalam hal pekerjaan,

bersosialisasi, hingga belajar. Kemajuan teknologi tersebut telah

memberikan dampak di berbagai sendi kehidupan, tak terkecuali di bidang

pendidikan (Haryanto, 2020). Kemajuan teknologi pada bidang pendidikan

ini ditandai dengan munculnya pembelajaran secara online.

Pembelajaran online merupakan salah satu bentuk media atau metode

pembelajaran baru yang didorong oleh keputusan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan (Kemendikbud) selaku leading sektor pendidikan nasional

yang mengeluarkan program baru, yaitu “Merdeka Belajar”, yang digulirkan

oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim (GTK, 2020). Penggunaan media

online juga semakin bertambah penting ketika kondisi pandemi Covid-19

belum segera berakhir. Sejalan dengan hal itu untuk mengimbangi langkah

perubahan dari kemajuan teknologi dan informasi di bidang pendidikan,

pembelajaran online merupakan terobosan baru di era revolusi industri 4.0

sehingga pembelajaran tidak lagi harus dilakukan secara tatap muka

melainkan dapat menggunakan tatap maya.

Pentingnya pembelajaran daring di era merdeka belajar dan pandemi

covid ini, ternyata tidak otomatis disertai kesiapan guru. Dilansir dari

kompas.com yang menunjukkan bahwa guru seringkali mengeluh dalam

2

proses pembelajaran online, siswa juga mengeluhkan pembelajaran daring

yang dianggap monoton serta pelajaran dengan mekanisme online sangat

sulit. Karena, kebanyakan mereka tidak paham dengan ilmu teknologi

informasi (IT), hilangnya rasa ikatan emosional guru dan murid ketika tidak

bisa lagi bertatap muka dan berinteraksi di satu ruangan yang sama sehingga

sulit memantau perkembangan anak didik. Dan siswa juga mengeluhkan

pembelajaran daring yang monoton dan menghabiskan kuota internet (Ihsan,

2020).

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 23

Tahun 2005 tentang sistem pendidikan nasional, guru sebagai pendidik yang

bertanggung jawab membangun karakter siswa, dituntut untuk dapat

memanfaatkan media daring dalam proses pembelajaran (UU Sistem

Pendidikan Nasional, 2005). Begitupun juga dengan guru Pendidikan

Agama Islam, meskipun pembelajaran PAI secara daring dikhawatirkan

memiliki dampak-dampak yang dapat mengurangi pemahaman di aspek

afektif dan psikomotor siswa. Namun, di kondisi pandemi memaksa guru

PAI pandai dalam memanfaatkan teknologi untuk proses pembelajaran.

Seorang guru dituntut untuk bisa mengikuti proses pembelajaran sesuai

dengan kemajuan teknologi dan informasi serta perkembangan zaman. Guru

juga harus bisa menciptakan ruang belajar yang kreatif serta inovatif, yang

bisa mengembangkan proses pembelajaran serta membuat siswa tetap dapat

berekspresi dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Dari uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk membahas

permasalahan ini, terkait dengan kesiapan guru Pendidikan Agama Islam

3

dalam proses pembelajaran yang dilakukan secara daring. Untuk

memudahkan dan terarahnya penelitian, maka penulis merumuskannya

dalam judul, “Kesiapan Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Pembelajaran Secara Online”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang diatas, maka

dapat di identifikasikan beberapa permasalahan, yaitu:

1. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada abad 21 yang

berdampak di bidang pendidikan.

2. Program “Merdeka Belajar” upaya menciptakan suatu lingkungan

belajar yang bebas untuk berekspresi.

3. Urgensi keprofesionalitasan pada kompetensi guru dalam menghadapi

abad 21.

4. Permasalahan penyelenggaraan pembelajaran pada masa pandemi

covid-19.

5. Kesiapan guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan

pembelajaran secara online.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di latar belakang masalah

dan identifikasi masalah, ditemukan banyaknya permasalahan yang timbul

dan perlu dikaji. Namun, peneliti membatasi dan berfokus pada kesiapan

pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan

pembelajaran secara online. Peneliti memilih MGMP PAI tingkat SMA di

4

Jakarta Timur dikarenakan pada tingkat SMA pembelajaran PAI yang

dilaksanakan secara online lebih kompleks dan lebih aktif, dibandingkan

dengan tingkat SD ataupun SMP yang dalam pembelajaran onlinenya hanya

sebatas pada pemberian tugas melalui media daring. Sehingga, peneliti

memilih tingkat SMA karena lebih terlihat kesiapan guru dalam

melaksanakan pembelajaran online. Kemudian, dalam pemilihan tempat

penlitian, peneliti tidak memiliki alasan yang khusus, dan hanya berfokus

sesuai dengan domisili asal dari almamater peneliti, yaitu di Jakarta Timur.

Sehingga, lebih memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian. Dan juga

dalam jumlah narasumber yang dijadikan objek penelitian ini, hanya

berjumlah 5 orang dari keseluruhan guru PAI yang ada pada kesatuan

MGMP PAI Jakarta Timur. Hal ini dikarenakan, ketua MGMP Jakarta

Timur sendiri yang menunjuk langsung kelima narasumber tersebut untuk

dapat di wawancarai.

D. Rumusan Masalah

Bertolak dari pembatasan masalah diatas, maka dirumuskan pertanyaan

utama, “Bagaimana kesiapan guru Pendidikan Agama Islam dalam

mengembangkan pembelajaran secara online?”. Kemudian dirinci lagi

menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kesiapan guru Pendidikan Agama Islam dalam menentukan

media pembelajaran secara online?

2. Bagaimana kesiapan guru Pendidikan Agama Islam dalam

penyampaian materi pembelajaran secara online?

5

3. Bagaimana kesiapan cara guru Pendidikan Agama Islam dalam

mengevaluasi pembelajaran secara online?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai

dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan kesiapan guru

Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan pembelajaran secara

online. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan beberapa gagasan antara lain

sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis kesiapan guru Pendidikan Agama

Islam dalam menentukan media pembelajaran secara online.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis guru Pendidikan Agama Islam

dalam mengembangkan penyampaian materi pembelajaran secara

online.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis cara guru Pendidikan Agama Islam

dalam mengevaluasi pembelajaran secara online.

F. Literature Review

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang fokus penelitiannya berkaitan

dengan penelitian ini untuk mengetahui kebaruan dan keaslian penelitian,

diantaranya sebagai berikut.

1. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana

Universitas PGRI Palembang, yang ditulis oleh Dhia Fitriah dan

Meggie Ullyah Mirianda, yang berjudul, “Kesiapan Guru dalam

Menghadapi Tantangan Pendidikan Berbasis Teknologi”, pada tahun

6

2019. Hasil penelitian ini menurut peneliti menyimpulkan bahwa

tantangan pendidikan mengenai kesiapan guru menghadapi

perkembangan teknologi sebisa mungkin diiringi dengan solusi untuk

mengatasi permasalahan yang ada. Solusi yang pertama adalah

memberikan pemahaman atau pengetahuan kepada seluruh pendidik

untuk mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran agar dapat

membimbing siswa dalam menggunakan teknologi. Mengingat

banyaknya daerah terpencil dan terisolir di Indonesia, sehingga

diharapkan adanya suatu sistem yang dapat mempermudah pelaksanaan

pendidikan yang mampu mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Memberikan pelatihan, pendampingan, dan evaluasi secara kontinyu

pada pendidik tentu harus dilakukan untuk mewujudkan pendidik

responsive, handal, dan adaptif (Fitriah & Mirianda, 2019).

2. Dalam jurnal Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam, Volume

2, No 1, 2019, yang ditulis oleh Maya Meilia & Murdiana, yang

berjudul, ”Pendidik harus Melek Kompetensi dalam Menghadapi

Pendidikan Abad ke-21”, pada tahun 2019. Hasil penelitian ini adalah

peneliti menyimpulkan bahwa kesiapan dalam menghadapi globalisasi

dan perkembangan pendidikan di era abad ke-21 merupakan tantangan

terbesar dalam dunia pendidikan terutama guru sebagai pendidik di

dalam menyiapkan SDM yang berkualitas, kompetitif dan kreatif.

Disinilah peranan guru profesional yang sebagai agen perubahan yang

paling dekat dengan siswa dalam memahami potensi dan gaya belajar di

dalam proses pembelajaran berlangsung, selain itu guru yang

7

profesional harus mampu membuktikan keprofesionalnya dengan melek

akan kompetensi yang dimiliki seperti memberikan bukti nyata dari 4

standar kompetensi yaitu : kompetensi pedagogik, kepribadian,

profesional, dan sosial, serta guru melek akan kualifikasi sertifikasi

yang telah dimiliki dengan menunjukan eksistensinya dalam

memajukan pendidikan. Karena pendidik yang telah tersertifikasi itu

tidak menjadikan guru menjadi pribadi yang paling berkompeten,

paling tahu, dan paling benar (Meilia & Murdiana, 2019).

3. Dalam jurnal VICRATINA: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 5 Nomor

10 Tahun 2020, yang ditulis oleh Uun Almah, dkk, yang berjudul,

“Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

tengah Masa Pandemi Covid-19 Berbasis Social Distancing di SMKN 5

Malang”, pada tahun 2020. Hasil penelitian ini adalah peneliti

menyimpulkan bahwa sekolah menerapkan pembelajaran online dan

menyediakan fasilitas pembelajaran berbasis web. Tapi membebaskan

setiap guru untuk menggunakan aplikasi lain yang dirasa lebih mudah

dalam pengerjaannya kegiatan belajar mengajar (KBM). Pemanfaatan

teknologi pembelajaran PAI pada SMK Negeri 5 Malang menggunakan

teknologi pembelajaran berbasis web google kelas, edmodo, whatsapp

yang kemudian berpusat pada wali kelas sebagai perantara antara guru

PAI, siswa dan wali siswa. Lalu, kendalanya yaitu masih ada beberapa

guru yang belum menguasai teknologi, sedangkan masalah terbesar

adalah fasilitas internet siswa yang tidak memadai karena keterbatasan

8

ekonomi dan waktu belajar yang terbatas (Almah, Thohari, &

Lismanda, 2020).

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini dapat menjadi referensi atau masukan

untuk berbagai pihak, sebagai berikut :

1. Guru, sebagai pedoman serta acuan dalam pengembangan pembelajaran

PAI secara online

2. Sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan masukan dan bahan

pertimbangan dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah dalam

melaksanakan pembelajaran PAI secara online.

H. Metodologi Penelitian

1. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada beberapa SMA Negeri di kelurahan

Rawamangun, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220.

Adapun waktu penelitian dan pengembangan penelitian dilaksanakan pada

bulan September sampai dengan November 2020.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi

(Sugiyono, 2011). Sementara itu, dilihat dari teknik penyajian datanya,

penelitian menggunakan pola analisis deskriptif, yang dimaksud pola

9

analisis deskriptif adalah metode penelitian yang menganalisis,

menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data

yang dimupulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai

masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan (Wirartha, 2006, hal. 155).

3. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh penulis terbagi menjadi dua kategori, yaitu

data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari Guru PAI

pada kesatuan MGMP PAI SMA Jakarta Timur. Sedangkan data sekunder

adalah data yang didapatkan dari dokumentasi berupa dokumen-dokumen

yang berkaitan dengan penelitian, jurnal-jurnal penelitian, arsip dan atau

situs berita.

4. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data

Ada beberapa hal yang digunakan dalam pengumpulan dan pengolahan

data dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa

metode, yaitu wawancara atau interview yang dilakukan secara online, dan

dokumentasi.

a) Wawancara

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah dengan cara mewawancarai

lima orang guru Pendidikan Agama Islam yang merupakan pengajar di

SMA yang berdomisili di kelurahan Rawamangun. dengan menggunakan

wawancara formal struktur disertai dengan pedoman wawancara yang berisi

daftar pertanyaan. Wawancara dilakukan secara daring atau online. Hasil

dari tanya jawab ini dikumpulkan dan dianalisis sehingga mendapatkan

10

jawaban-jawaban dari masalah yang telah dipaparkan, yaitu terkait kesiapan

guru Pendidikan Agama Islam pada saat proses pembelajaran di masa

pandemi yang dilakukan secara daring.

b) Dokumentasi

Secara sederhana metode dokumentasi ini dilakukan dengan cara

mengumpulkan dokumen-dokumen atau foto-foto serta lampiran yang

berguna sebagai informasi dalam penelitian ini. Alat bantu yang digunakan

pada saat dokumentasi adalah kamera. Kegiatan dokumentasi dalam

penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data-data tentang sekolah, foto

maupun hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

5. Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari data, menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam

pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain

(Sugiyono, 2011, hal. 335). Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis data induktif. Analisis data induktif adalah

penarikan kesimpulan yang berangkat dari fakta-fakta khusus, untuk

kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Adapun langkah-langkah untuk

menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

11

a) Reduksi data

Dalam hal ini data-data yang telah tercatat dan terekam dalam

penelitian lapangan (field research), masing-masing akan dirangkum,

diikhtisarkan atau disimpulkan, kemudian dimasukkan ke dalam suatu

kategori-kategori tertentu yang ada di dalam penelitian ini.

b) Penyajian data

Data yang sudah dikumpulkan dan diperoleh melalui informan, yang

berupa data dari hasil wawancara secara online serta hasil dokumentasi,

disajikan dalam bentuk deskripsi narasi mengenai Kesiapan guru PAI

MGMP Jakarta Timur dalam pengembangan pembelajaran secara online.

c) Penarikan kesimpulan (verifikasi)

Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses

analisis data, yang merupakan gambaran umum atas penelitian yang telah

dilakukan. Pada bagian ini peneliti menyatakan kesimpulan dari data-data

yang telah diperoleh di lapangan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari

makna data yang dikumpulkan.

I. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu

bagian awal, isi, dan akhir. Bagian Awal terdiri dari halaman judul, halaman

pengesahan, halaman motto dan persembahan, surat pernyataan, kata

pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel dan daftar lampiran. Bagian

Isi dari penelitian ini terdiri dari Lima bab, yang terdiri dari Bab I, Bab II,

Bab III dan Bab IV.

12

Bab I terdiri dari Pendahuluan, dalam hal ini penulis menguraikan

tentang latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, literatur review, manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan. Bab II terdiri dari Kajian Teori,

mengurai tentang teori kesiapan guru, teori pendidikan Agama Islam, dan

teori pembelajaran online.

Bab III terdapat hasil pembahasan mengenai kesiapan guru Pendidikan

Agama Islam dalam mengembangkan pembelajaran secara online, serta

membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan guru

Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan pembelajaran secara

online. Dan Bab IV mengenai Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Serta Bagian Akhir yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.