BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permasalahan lingkungan hidup saat ini menjadi perhatian serius bagi dunia internasional. Munculnya permasalahan ini terkait dengan hubungan manusia dan lingkungannya yang bersifat eksploitasi secara berlebihan terhadap lingkungan. 1 Pada tahun 1970-an telah diadakan konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stokholm. Dalam konferensi Stokholm telah disepakati perjanjian lingkungan hidup yang digunakan sebagai landasan tindak lanjut permasalahan lingkungan. 2 Kerusakan lingkungan hidup dan degradasi atau penurunan kualitas sumber daya alam menjadi dasar mengapa isu lingkungan hidup menjadi isu penting dalam permasalahan global. Degradasi lingkungan di karenakan konsumsi manusia terhadap sumberdaya alam yang berlebihan serta banyak aktivitas manusia yang mengeksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup yang akhirnya menyebabkan adanya pemanasan global yang diikuti perubahan iklim atau climate change. Topik lingkungan hidup muncul semakin sering dalam agenda internasional lebih dari tiga dekade terakhir, oleh karena itu isu lingkungan hidup menjadi isu penting dalam studi hubungan internasional. Dengan jumlah populasi manusia yang 1John Baylis & Steve Smith, The Globaization of World Politic, (New York : Oxford Univeity Press,2001) 387. 2 Otto Soemarwoto,Ekologi, Lingkungan Hidup Dan Pembangunan : (Jakata: Djambatan,2004) 1. 1

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Permasalahan lingkungan hidup saat ini menjadi perhatian serius bagi dunia

internasional. Munculnya permasalahan ini terkait dengan hubungan manusia dan

lingkungannya yang bersifat eksploitasi secara berlebihan terhadap lingkungan.1 Pada

tahun 1970-an telah diadakan konferensi PBB tentang lingkungan hidup di

Stokholm. Dalam konferensi Stokholm telah disepakati perjanjian lingkungan hidup

yang digunakan sebagai landasan tindak lanjut permasalahan lingkungan.2 Kerusakan

lingkungan hidup dan degradasi atau penurunan kualitas sumber daya alam menjadi

dasar mengapa isu lingkungan hidup menjadi isu penting dalam permasalahan global.

Degradasi lingkungan di karenakan konsumsi manusia terhadap sumberdaya alam

yang berlebihan serta banyak aktivitas manusia yang mengeksploitasi sumber daya

alam yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup yang akhirnya menyebabkan

adanya pemanasan global yang diikuti perubahan iklim atau climate change.

Topik lingkungan hidup muncul semakin sering dalam agenda internasional

lebih dari tiga dekade terakhir, oleh karena itu isu lingkungan hidup menjadi isu

penting dalam studi hubungan internasional. Dengan jumlah populasi manusia yang

1John Baylis & Steve Smith, The Globaization of World Politic, (New York : Oxford UniveityPress,2001) 387.2 Otto Soemarwoto,Ekologi, Lingkungan Hidup Dan Pembangunan : (Jakata: Djambatan,2004) 1.

1

2

semakin besar, aktivitas sosial dan ekonomi manusia untuk mengejar standar

kehidupan yang lebih baik telah mengancam lingkungan hidup. Masalah lingkungan

hidup sebenarnya telah membuat negara-negara untuk melakukan kerjasama

internasional. Rejim internasional telah dibentuk dalam sejumlah bidang tertentu

untuk menanggulangi berbagai macam isu lingkungan hidup, meliputi hujan asam,

penipisan lapisan ozon, pemburuan ikan paus, limbah beracun, pemanasan global,

dan punahnya keanekaragaman hayati. Rejim ozon adalah salah satu contoh yang

sangat berhasil dari kerjasama internasioal pada lingkungan hidup.

Rejim ozon atau protokol Montreal membuat persetujuan internasional untuk

mengurangi dan menghentikan produksi gas CFC (Choloro fluoro carbon), serta

menghentikan kerusakan lapisan ozon yang telah terjadi dalam dekade belakangan

ini. Namun, beberapa rejim lainnya, kurang berhasil karena disebabkan kurangnya

komitmen yang kuat dan kerjasama yang nyata dari negara-negara yang

berpartisipasi. isu lingkungan hidup dapat menimbulkan konflik internasional atas

sumber daya yang langka, seperti air dan, keterbatasan pangan. Melalui kerjasama

internasional di yakini dapat menjadi solusi dalam permasalahan ini dan dapat

memelihara lingkungan global. 3

Lingkungan hidup menjadi masalah yang multi dimensional dan kompleks karena

berbagai faktor yang terkait didalamnya. Faktor-faktor ekonomi, politik, sosial, ilmu

pengetahuan, teknologi serta kemanusiaan, masuk menjadi kepentingan yang saling

3 Ibid. 327.

3

terkait. Hal ini melibatkan kalangan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat,

organisasi sosial, pengusaha, masyarakat luas turut serta menjaga kelestarian

lingkungan, maka hal ini juga mendorong timbulnya kepedulian global (global

Concern) terhadap masalah ini. Perhatian masyarakat dunia terhadap persoalan

lingkungan tidak terlepas dari sorotan kajian ilmu Hubungan Internasional. Di sisi

lain, perkembangan ilmu Hubungan Internasional juga bisa disebut sebagai bagian

dari pendorong munculnya kerjasama internasional untuk upaya pelestarian

lingkungan hidup. Akan tetapi kerjasama internasional terjadi pada tatanan sistem

internasional yang sangat luas, sehingga sulit untuk menjangkau wilayah-wilayah

kecil dalam suatu negara. Oleh karena itu, efektifitas kerjasama internasional dalam

upaya pelestarian lingkungan hidup juga membutuhkan peran aktif dari pemerintah di

suatu negara. Kerjasama internasional merupakan salah-satu bagian penting dalam

kajian studi Hubungan Internasional, untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan

hidup. Kerjasama pada sistem internasional dapat diklasifikasikan berdasarkan isu-

isu global yang ada, seperti transformasi isu internasional, keamanan, perdagangan,

ekonomi, lingkungan hidup, serta masih banyak isu lainnya.4

Sejak tahun 1982-an baru berkembang tuntutan yang meluas agar kebijakan-

kebijakan resmi negara yang pro-lingkungan dapat tercermin dalam bentuk

perundang-undangan yang mengingat untuk di taati oleh semua pemangku

kepentingan (stakeholder). Indonesia juga menghadapi tuntutan yang sama, yaitu

4 Deplu RI. Kepentingan Ekonomi dan Politik Indonesia dalam Kerjasama ASEAN+3,( Jakarta:Deplu-Unair 2002) 15.

4

perlunya dibuat suatu kebijakan dalam bentuk undang-undang untuk mengatur

mengenai lingkungan hidup.5 Prof. Dr. Emil Salim yang berhasil meletakkan dasar-

dasar kebijakan mengenai lingkungan hidup dan akhirnya dituangkan dalam bentuk

undang-undang pada tahun 1982. Contoh permasalahan Lingkungan nasional seperti

Kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia. Kebakaran oleh

manusia biasanya karena pembukaan lahan untuk perkembunan. Dampaknya,

membuat tercemarnya udara dengan CO2, hilangnya keanekaragaman hayati, asap

yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan dan asapnya bisa berdampak ke negara

lain. 6

Indonesia telah melakukan kerjasama dengan negara sahabat untuk mengatasi

permasalahan lingkungan hidup, salah-satunya dengan Jepang yang telah berlangsung

sejak 1960 dalam program kehutanan yang disepakati oleh perwakilan Indonesia dan

Jepang di Tokyo. pada tanggal 5 Februari 2008, dalam pertemuan bilateral antara

perwakilan pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang, telah disepakati untuk

mempercepat bantuan berupa dana kepada Indonesia dalam rangka kerjasama

lingkungan hidup. Dalam pertemuan tersebut, menteri luar negeri Jepang menyatakan

komitmen Jepang untuk melakukan kerjasama dengan Indonesia dalam membentuk

kerangka kerjasama pasca Protokol Kyoto.7 Kerjasama Indonesia dengan Jepang

5 Otto Soemarwoto, Op.cit., 2.6 Ganewati Wuryandari ,Politik Luar Negeri Indonesia & Isu Lingkungan Hidup : ( Yogyakarta :ANDI OFFSET 2014) 152.

7 Meria Utama, SH., LL.M1, Kebijakan Pasca Ratifikasi Protokol Kyoto Pengurangan Dampak EmisiRumah Kaca Dalam Mengatasi Global Warming ( Palembang :14 agustus 2014)

5

dalam bidang lingkungan hidup telah diperbaharui pada tahun 2012. Kerjasama

tersebut dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman memorandum oleh

Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Balthasar Kambuaya dan Menteri

Lingkungan Hidup Jepang Horiyuki Nagahama di Sekretariat Delegasi Jepang di

tempat konferensi COP18 di Qatar National Convention Center, Doha, pada mei

2012.

Alasan Indonesia untuk memperbarui kerjasama dalam bidang lingkungan

hidup dengan Jepang karena Jepang merupakan mitra strategis Indonesia dalam

mengatasi permasalahan lingkungan hidup, Jepang telah memberi bantuan berupa

dana pinjaman dan dana hibah kepada Indonesia untuk mengatasi permasalahan

lingkungan hidup, Jepang melalui badan National Institute of Environmental Studies

mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam metodologi, dan modeling terhadap

dampak perubahan iklim di Jepang bahkan di lingkup Asia. Indonesia dapat

mencontoh atau melakukan transfer teknologi dengan Jepang terkait mengatasi

permasalahan lingkungan, selain itu Indonesia dan Jepang dapat melakukan

pertukaran pelajar dan tenaga ahli untuk saling mendukung dalam mengatasi

permasalahan lingkungan hidup.8 Dengan pengalaman yang mempuni dalam

mengatasi permasalahan lingkungan hidup dan teknologi yang modern, Indonesia

melihat Jepang sebagai mitra strategis dalam melakukan kerjasama untuk mengatasi

permasalahan lingkungan hidup.

8 Joint Crediting Mechanism (Jcm) Sebagai Bentuk Kerjasama Pertumbuhan Rendah Karbon AntaraRepublik Indonesia Dan Jepang, www.academia.edu/9844306/joint_crediting_mechanism_jcm, diAkses Pada Tanggal 15 febuari 2016.

6

Alasan Jepang melakukan kerjasama dalam bidang lingkungan hidup dengan

Indonesia didorong dari hasil Protocol Kyoto yang mengharuskan negara industri

maju harus mengurangi gas rumah kaca dengan cara : Clean Development

Mechanism; dan Emission Trading. Joint Implementation (implementasi bersama)

adalah kerja sama antar negara maju untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Clean

Development Mechanisme (Mekanisme Pembangunan Bersih) adalah win-win

solution antara negara maju dan negara berkembang, di mana negara maju

berinvestasi di negara berkembang dalam proyek yang dapat megurangi emisi gas

rumah kaca dengan imbalan sertifikat pengurangan emisi bagi negara maju tersebut.

Emission Trading (Perdagangan emisi) adalah perdangangan emisi antar negara maju.

Selain itu Indonesia merupakan mitra strategis Jepang dalam berbagai kerjasama,

banyaknya perusahaan jepang di Indonesia menjadi alasan Jepang untuk memberi

bantuan atau menjalin kerjasama dalam bidang lingkungan hidup dengan Indonesia.

Selain itu, secara letak geografis Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan

tropis yang sangat luas, hutan Indonesia disebut sebagai paru-paru dunia. itulah

mengapa Indonesia-Jepang menjalin kerjasama dalam bidang lingkungan hidup.9

Kerjasama Indonesia dengan Jepang dalam bidang lingkungan hidup tersebut

meliputi berbagai aspek, antara lain: Pencemaran udara, Pencemaran air, Perubahan

iklim, Manajemen bahan kimia, Promosi kesadaran lingkungan, Teknologi

lingkungan, Kota berwawasan lingkungan, Perlindungan lapisan ozon dan Area

9 Niken Astria Sinaga. Kerjasama Indonesia Dan Jepeang Dalam Mengatasi Permasalhan LingkunganHidup (Riau 1 febuari 2015).

7

kerjasama lain dalam lingkup perlindungan dan perbaikan lingkungan hidup. Kedua

Pihak akan mendorong dan memfasilitasi kerjasama melalui bentuk-bentuk yang

tepat, sesuai dengan sumber daya yang disiapkan oleh Kedua Pihak, termasuk,

mempromosikan dialog dan kemitraan, bertukar informasi dan keahlian. Melakukan

studi kelayakan dengan tujuan untuk melaksanakan proyek percontohan,

Mengorganisir simposium, seminar, konfrensi, pendidikan, pelatihan dan lokakarya,

serta bentuk lain yang akan disepakati bersama.10 Kerja sama tersebut akan

berlangsung selama tiga tahun dan diharapkan dapat lebih meningkatkan kapasitas

kerjasama pada berbagai bidang isu lingkungan dan isu perubahan iklim di masa

mendatang. Jepang membantu Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup

untuk membentuk Pusat Inventarisasi gas rumah kaca Nasional yang bertugas

mengumpulkan, mengkoordinir, mereview dan melakukan kontrol kualitas

inventarisasi gas rumah kaca yang dilakukan oleh kementerian lingkungan hidup dan

lembaga yang terkait. Jepang melalui badan National Institute of Environmental

Studies mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam metodologi, dan modeling

terhadap dampak perubahan iklim di Jepang bahkan di lingkup Asia.11 Untuk itu

Kementerian Lingkungan Hidup Jepang membagi pengetahuan tersebut kepada

Indonesia, sekaligus memperkuat Pusat Kajian Kebijakan Lingkungan Hidup yang

10 Indonesia jepang - perkuat kerjasama pengelolaan lingkungan, www.kompas.com , diakses pada 15febuari 2016 .

11Antaranews, RI-Jepang Perkuat Kerjasama Pengelolaan Lingkungan,

Http://Www.Antaranews.Com Lingkungan Di Akses Pada 15 Febuari 2016.

8

diharapkan menjadi pusat kajian lingkungan dan perubahan iklim di tingkat Asia

Tenggara.

Peneliti tertarik melakukan penelitian lebih mendalam terkait implementasi

kerjasama Indonesia-Jepang dalam bidang lingkungan hidup pada tahun 2012-2015.

Karena topik mengenai implementasi mengenai kerjasama Indonesia- Jepang dalam

bidang ligkungan hidup peneliti anggap penting. Mengingat kedua negara sangat

memperhatikan isu lingkungan hidup, Jepang merupakan negara industri maju yang

harus bekerjasama untuk mengurangi gas rumah kaca mereka, dan Jepang berhasil

mebentuk pusat inventarisasi Gas Rumah Kaca nasional, sedangkan Indonesia

sebagai negara berkembang memiliki hutan yang luas, sebagai paru-paru dunia yang

harus terus menjaga lingkungannya, dengan kerjasama ini Indonesia dapat melihat

teknologi Jepang untuk pemeliharaan lingkungan dan dapat menerima bantuan dalam

bentuk lain dari jepang untuk pemeliharaan lingkungan hidup. selain dalam rangka

pemeliharaan lingkungan namun kedua negara memiliki kepentingan dalam berperan

di lingkungan internasional untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka terlihat bahwa fenomena ini relevan

untuk dianalisa dari perspektif Studi Hubungan Internasional. Karena dari segi aktor

melewati batas-batas yuridiksi negara dalam hal ini Indonesia dan Jepang. Dari segi

isu, isu lingkungan hidup merupakan bagian dari low politic isu yang berkembang

seiring progresifitas studi hubungn internasional, dan terakhir dari segi pola

hubungan fenomena ini bepola hubungan kerjasama yang fokus pada isu lingkungan

9

hidup. Ketertarikan penulis diwujudkan dengan mengambil judul penelitian :

“Implementasi Kerjasama Indonesia-Jepang Dalam Bidang Lingkungan Hidup

(2012-2015)”.

1.2 Fokus Masalah

Peneliti memfokuskan bidang penelitian ini pada implementasi kerjasama

Indonesia–Jepang dalam bidang lingkungan hidup. Kerjasama yang dilakukan antara

Indonesia–Jepang di maksudkan untuk menjalin hubungan baik antara Indonesia dan

jepang dalam tataran kerjasama yang kongkrit. Kerjasama ini fokus terhadap upaya-

upaya pembangunan berkelanjutan antara kedua negara yang diharapkan dapat

menjamin masa depan lingkungan hidup secara komprehensif yang terdiri dalam area

kerjasama : perubahan iklim, teknologi lingkungan dan kota berwawasan lingkungan,

penelitian ini fokus pada tahun 2012- 2015. Tahun 2012 tepatnya pada tanggal 5

desember merupakan waktu penandatanganan memorandum kerjasama antara

Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan Kementrian Lingkungan

Hidup Jepang tentang kerjasama lingkungan hidup. Sedangkan pada tahun 2015

merupakan akhir dari berlakunya memorandum kerjasama Indonesia – Jepang dalam

bilang lingkungan hidup. Maka peneliti menetapkan tahun 2012 sebagai strating

point periode yang akan diteliti hingga tahun 2015. Peneliti menilai selama tiga tahun

kerjasama berjalan telah banyak hal-hal yang dapat dianalisa terkait implementasi

kerjasama Indonesia-Jepang dalam bidang lingkungan hidup.

10

1.3 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan masalah yaitu :

“ Bagaimana cara implementasi kerjasama Indonesia–Jepang dalam bidang

lingkungan hidup khususnya dalam area kerjasama perubahan iklim, teknologi

lingkungan, dan kota berwawasan pada tahun 2012-2015?”

1.4 Tujuan Penelitian1.4.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

untuk mendeskripsikan kerjasama bilateral Indonesia-Jepang dalam bidang

lingkungan hidup pada tahun 2012-2015.

1.4.2 Tujuan Khusus Menganalisis implementasi kerjasama Indonesia-Jepang dalam bidang

lingkungan hidup pada tahun 2012-2015. Khususnya pada area kerjasama terkait

masalah-masalah perubahan iklim, pengembangan teknologi lingkungan, dan

kota-kota berwawasan lingkungan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat TeoritisPenelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam kemajuan ilmu

pengetahuan, serta sebagai referensi dan bahan kajian untuk memperluas

wawasan tentang isu hubungan internasional dan politik khususnya dalam

bidang lingkungan hidup sebagai bahan tolak ukur penilaian efektifitas

11

implementasi kerjasama Indonesia–Jepang dalam bidang lingkungan hidup

tahun 2012-2015.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan oleh individu maupun lembaga sebagai

sumber data maupun bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.

Kemudian, penelitian ini digunakan untuk mendapatkan gelar strata satu pada

jurusan hubungan internasional, fakultas ilmu sosial dan ilmu poltik,

Universitas Jenderal Achmad Yani.

1.6 Tinjauan PustakaDalam penelitian ini, penulis menyajikan studi kepustakaan yang berasal dari

penelitian yang telah dilakukan oleh pihak lain serta jurnal yang dianggap relevan

untuk membahas permasalahan yang diangkat maka peneliti meninjau informasi

yang dianggap relevan sebagai bahan perbandingan penelitian ini.

Sebagai bahan perbandingan sekaligus referensi bagi peneliti dalam mengkaji

tentang kerjasama bilateral Indonesia dan Jepang dalam bidang lingungan hidup,

maka peneliti meninjau referensi dari penelitian yang dianggap cukup relevan

dengan permasalahan yang akan diteliti. Tulisan yang ditinjau merupakan hasil

penelitian dan berupa buku-buku dan jurnal antara lain:

12

1.6.1 Ganewati Wuryandari, Politik Luar Negeri Indonesia & Isu Lingkungan Hidup, tahun 2014.

Buku ini mengkaji peran politik luar negeri Indonesia, termasuk

kebijakan dan implementasinya, untuk melindungi kepentingan nasional

dalam isu lingkungan hidup. Telahan terhadap persoalan ini sangat penting

dan strategis, karena dalam dua dekade terakhir ini isu lingkungan hidup telah

menjadi agenda global dan semakin penting dan menyedot perhatian banyak

Negara serta mempengaruhi hubungan antar negara. Fenomena ini didorong

oleh dua faktor utama. Pertama adalah perubahan konstelasi hubungan antara

negera pasca-perang dingin. Berakhirnya perang dingin telah mencuatkan

sejumlah isu global baru dalam agenda internasional, antara lain isu yang

menyangkut HAM, intervensi kemanusiaan, demokrasi tata kelola

pemerintahan yang baik (good governance), dan lingkungan hidup. Isu-isu

nontradisional tersebut sebenarnya bukan merupakan isu baru dalam

hubungan internasional. Hanya saja ketika era perang dingin, isu tersebut

tidak menjadi prioritas dalam hubungan internasional. Kedua adalah

kesadaran masyarakat global untuk menyelamatkan planet bumi dan mahluk

hidup yang ada didalamnya nampak semakin kuat dan kongkrit

implementasinya. Kesadaran tersebut nampak tercermin dari dua kutipan

diatas bahwa upaya penyelamatan bumi serta mahluk hidup didalamnya

penting bagi eksistensi peradaban manusia dan implementasinya tidak lagi

cukup dilakukan dengan pendekatan tradisonal (militer). Hal ini menunjukan

13

bahwa terdapat realitas pemahaman yang semakin luas adanya keterkaitan

langsung antara pengelolaan kualitas lingkungan hidup dengan kelangsungan

kehidupan manusia dan mahkuk hidup di planet bumi. Persoalan krusial yang

menjadi perhatian dunia saat ini adalah dampak pemanasan gloabal (global

warming) dan perubahan iklim (climate change).

Perhatian masyarakat dunia terhadap persoalan lingkungan tidak

terlepas dari sorotan kajian ilmu Hubungan Internasional. Di sisi lain,

perkembangan ilmu Hubungan Internasional juga bisa disebut sebagai bagian

dari pendorong munculnya kerjasama internasional untuk upaya pelestarian

lingkungan hidup. Akan tetapi kerjasama internasional terjadi pada tatanan

sistem internasional yang sangat luas, sehingga sulit untuk menjangkau

wilayah-wilayah kecil dalam suatu negara. Pada tataran di Indonesia realitas

itu sudah sangat dirasakan dimana pola musim hujan dan kemarau sekarang

sudah tidak berpijak pada waktu yang sulit dipastikan. Curah hujan yang

melampaui standar dimusim hujan telah menyebabkan banyak banjir dan

tanah longsor di berbagai wilayah di Indonesia. Pemanasan global terjadi

akibat meningkatnya konsentrasi CO2 yang terbentuk diudara. CO2 ini berasal

dari polusi kebakaran minyak bumi dan batu bara yang naik dan menumpuk di

udara. Menguatnya isu-isu lingkungan hidup pada tataran internasional diatas

telah menarik perhatian dari tim kajian politik luar negeri Pusat Peneliti

14

Politik LIPI untuk melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan selama satu

tahun dari Januari hingga Desember 2010.

Hasil penelitian yang kemudian diubah dalam bentuk buku ini

dimaksud untuk mengetahui sejauh manakah perkembangan isu dalam

konteks internasional, apa kepentingan nasional Indonesia dan bagaimana

kebijakan luar negeri dan diplomasi Indonesia mengenai lingkungan hidup.

Sehingga menurut penulis buku ini relevan untuk dijadikan pembanding bagi

penelitian yang akan dilakukan yaitu Implementasi Kerjasama Indonesia-

Jepang Dalam Bidang Lingkungan Hidup (2012-2015).

1.6.2 Moch Iqbal Tanjung, Dalam Tugas Akhir, Kerjasama Pemerintah Indonesia-Jepang Dalam Implementasi Protocol Kyoto, UniversitasSyarif Hidayatullah Tahun 2013.

Protokol Kyoto merupakan perjanjian negara-negara di seluruh dunia

untuk menanggulangi dampak dari pemanasan global. Pemanasan global

saat ini menjadi salah satu concern dari negara-negara di seluruh dunia

dikarenakan dampaknya. Protokol Kyoto memiliki tiga mekanisme

implementasi utama yaitu Joint Implementation/JI, Emision Trading/ET,

Clean Development Mechanism / CDM. Indonesia sebagai negara

berkembang turut mengambil peran penting dalam pelaksanaan mekanisme

Protokol tersebut. CDM merupakan satu-satunya mekanisme yang dapat

dijalankan oleh pemerintah Indonesia sebagai Negara berkembang. Oleh

15

karena itu pemerintah Indonesia melakukan beberapa kerjasama demi

menjalankan proyek-proyek implementasi Protokol Kyoto. Jepang sebagai

Negara maju memiliki kewajiban menurunkan emisi GRK, kemudian dengan

asas saling membutuhkan Indonesia dan Jepang menjalin kerjasama.

Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran

pemerintah Indonesia dalam isu pemanasan global terutama dalam

pelaksanaan mekanisme Protokol Kyoto dan bagaimana efisiensi kerjasama

Indonesia dengan Jepang dalam menjalankan proyek mekanisme Protokol

Kyoto. Penurunan emisi GRK sesuai Protokol Kyoto merupakan concern

utama penelitian penulis yang akan berkaitan erat dengan proses pelaksanaan,

adaptasi dan pembangunan berkelanjutan bagi Pemerintah Indonesia.

Peran aktif Indonesia dalam berbagai forum internasional yang

membahas masalah lingkungan kini mendapatkan berbagai pujian dari

berbagai negara di dunia. Indonesia saat ini dipandang mampu menempatkan

dirinya dalam usaha mengatasi problematika lingkungan hidup yang menjadi

persoalan dunia. Hal ini kemudian membuka peluang kerjasama di bidang

yang lain, setelah Indonesia memiliki hubungan baik melalui kerjasama di

bidang lingkungan dengan berbagai negara, salah-satunya dengan jepang.

Masalah lingkungan akan mengakibatkan rantai persoalan yang tidak

ringan terhadap bidang–bidang kehidupan di Indonesia. Kerusakan hutan

karena pembalakan hutan secara sembarangan akan menghancurkan

ekosistem alam serta merusak pola irigasi lalu diikuti dengan bencana yang

16

tidak sedikit jumlah kerugiannya misalkan banjir. Selain isu lingkungan

penting bagi kelangsungan hidup beraneka ragam sumber daya hayati di

Indonesia, alasan ekonomi juga menjadi faktor yang tidak bisa dilupakan

begitu saja.

Isu lingkungan hidup yang menyangkut perubahan iklim, penggunaan

zat kimia berbahaya serta keaneka ragam biologi merupakan tiga hal yang

utama di dalam kerjasama negara – negara maju dan berkembang. Meskipun

posisi Indonesia sangat dilematis dalam isu ini, karena di satu sisi Indonesia

harus membela kepentingan nasionalnya bersamaan dengan negara – negara

berkembang lainya dengan kepentingan negara maju. Indonesia sampai saat

ini mampu memanfaatkan semua peluang yang berasal dari kerjasama antara

Indonesia dengan Jepang dalam bidang lingkungan hidup, usaha Indonesia

dalam memperjuangkan perbaikan dalam isu lingkungan hidup di dunia global

perlu diberikan apresiasi yang tinggi.

1.7 Kerangka Teoritis

Dalam kerangka teoritis ini berisi kajian teoritis diplomasi digunakan sebagai

landasan berfikir peneliti untuk melakukan penelitian yang menghasilkan data secara

faktual. Kerangka teoritis ini disusun untuk mengkaitkan antara pendekatan, teori dan

konsep yang digunakan dengan data yang dihasilkan dari penelitian.

17

1.7.1. Pendekatan Liberalis

Peneliti menggambarkan pendekatan liberalis dalam penelitian ini.

Pendekatan liberalis dalam hubungan internasional lebih mengedepankan

kerjasama. Kerjasama yang umumnya dijalankan oleh setiap negara menurut

prespektif ini akan menghasilkan keutungan bersama yang mengakibatkan

adanya saling ketergantungan. Saling ketergantungan yang terjadi merupakan

cara suatu negara dalam memenuhi kebutuhan nasionalnya, maka pendekatan

liberalis melahirkan suatu teori untuk dapat membahas lebih fokus mengenai

saling ketergantungan yang dihasilkan oleh adanya kerjasama yaitu teori

Interdependensi. Pendekatan librealis sering dibandingkan dengan pendekatan

sebelumnya yang lebih mengedepankan kepada power sedangkan kaum

liberal akan lebih menekankan distribusi kekuasaan dan pengaruh diantara

serangkaian aktor, dari pada memusatkan sepenuhnya kepada negara.12

Perspektif utama kaum liberal adalah rasionalitas, rasionalitas

merupakan ciri universal yang tegas dari umat manusia. Menurutnya secara

rasional orang-orang mengejar kepentingan-kepentingan mereka sendiri,

tetapi ada satu keselarasan kepentingan yang potensial diantara masing-

masing individu. Kerjasama adalah ciri utama dari semua hubungan manusia

termasuk hubungan internasional. Menurut perspektif liberal pemerintah itu

12 Jill Steans dan Lloyd Pettiford. Hubungan Internasional Perspektif dan Tema (Yogyakarta: PustakaPelajar 2009) 101.

18

diperlukan, tetapi sentralisasi kekuasaan tidaklah baik,serta kebebasan

individu merupakan kepentingan politik yang utama.13

Liberalisme menurut David Ricardo memandang bahwa negara-negara

yang individual mempunyai suatu keuntungan komparatif dalam

menghasilkan jenis-jenis barang dan jasa tertentu. Berkaitan permasalahan

yang berhubungan dengan sumber daya alam atau iklim, atau disebabkan oleh

komposisi dan skill tertentu tenaga kerja, beberapa negara akan selalu mampu

memproduksi jenis-jenis barang tertentu secara lebih murah dan efisien

daripada yang lainnya.14

Globalisasi juga turut berkontribusi dalam perkembangan liberalisme,

dalam konstelasi politik global kontemporer hubungan internasional terus

berkembang baik dalam tataran aktor maupun isu-isu yang menjadi perhatian

khusus. Isu-isu yang bersifat high politics tidak lagi mendominasi dunia

hubungan internasional baik secara praktis atau teoritis. Isu mengenai

lingkungan hidup merupakan salah satu isu yang termasuk dalam low politics

yang secara umum berkaitan dengan kepentingan negara-negara yang

melewati batasan negara.

Liberalisme memiliki beberapa asumsi-asumsi yaitu :15

13 Ibid. 10014 Ibid. 3215 Ibid. 111

19

1. Kaum liberal percaya bahwa seluruh umat manusia adalah mahluk

yang rasional. Rasionalitas bisa digunakan dalam dua cara yang

berbeda :a. Mengenai pengertian instrument, sebagai kemampuan untuk

mengungkapkan pikiran dan mengejar kepentingan seseorang.b. Kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip moral dan hidup

berdasarkan aturan hukum.2. Kaum liberal meminta kebebasan individu diatas segalanya.3. Liberalisme berpandangan positif atau progresif tentang

karakteristik manusia. Kaum liberal percaya bahwa perubahan-

perubahan positif dalam hubungan internasional merupakan hal

yang sangat mungkin dicapai.4. Kaum liberal menekankan kemungkinan bagi agensi manusia

untuk mempengaruhi perubahan.5. Liberalisme menentang pembagian antara wilayah domestik dan

internasional dengan berbagai cara:a. Liberalisme merupakan doktrin yang universalis dan juga

berkomitmen pada beberapa konsepsi tentang suatu komunitas

umat manusia yang universal yang melampaui

pengidentifikasian diri dengan dan keanggotaan dari komunitas

negara-batas.b. Konsep kaum liberal tentang interdependensi dan masyarakat

dunia menyatakan bahwa dunia kontemporer batas-batas antar

negara menjadi lebih mudah ditembus.

20

Perspektif liberal menyatakan bahwa kerjasama merupakan ciri

rasionalitas dari sifat manusia. Kaum liberal percaya bahwa perubahan-

perubahan positif dalam hubungan internasional merupakan hal yang sangat

mungkin dicapai, dalam hal ini kerjasama dalam hubungan internasional yang

juga dijalankan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya telah

menjalin kerjasama dengan Jepang dalam bidang Lingkungan Hidup.

Kerjasama yang telah berjalan didasarkan pula dengan adanya keterkaitan

antara kedua negara yang saling membutuhkan untuk dapat memenuhi

kebutuhan nasionalnya, khususnya untuk mengatasi permasalahan lingkungan

hidup.

1.7.2 Teori Politik Hijau

Politik hijau adalah sebuah teori yang menggagaskan tentang

kepeduliannya kepada lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi akibat

pesatnya perkembangan ekonomi sehingga kerusakan lingkungan terjadi.

Tentang studi hubungan internasional, dewasa ini negara-negara hanya

membahas tentang bagaimana meningkatkan power mulai dari politik,

ekonomi sampai militer demi kemakmuran masyarakatnya, salah-satunya

21

dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam yang ada sebesar-besarnya.

Tanpa mempertimbangkan dampak yang di timbulkan.

Setelah isu tentang kerusakan lingkungan seperti pemanasan global,

barulah teori politik hijau ini muncul untuk menekan pertumbuhan ekonomi

suatu negara dan memasukan masalah lingkungan ini dalam Hubungan

Internasional. Di sisi lain ada suatu isu bahwa politik hijau ini hanya sebagai

strategi negara maju untuk mengembangkan atau meningkatkan industrinya.

Ketika antar negara membuat suatu keputusan untuk mengurangi

industrialisasi, malah digunakan oleh negara-negara maju untuk memompa

lebih keras industrinya.

Teori politik hijau ini muncul sebagai kritikan atas munculnya

Modernis, Tradisionalis dan Neo-Liberalis. munculnya teori hijau ini

menimbulkan sebuah kesadaran bagi masyarakat, seperti munculnya NGO

yang bergerak atau peduli lingkungan.

Jelasnya politik hijau ini adalah suatu pemikiran yang mengkritisi

keserakahan manusia dalam memanfaatkan apapun yang ada dibumi seperti

eksploitasi bumi tanpa memperdulikan lingkungan. Kini terdapat literatur

Teori Politik Hijau (Green Political Theory / GPT) yang dikembangankan

dengan baik yang menjadi suatu dasar yang berguna sebagai gagasan Politik

22

Hijau mengenai HI. Tiga literatus utama mengajukan gagasan yang sedikit

berbeda tentang pejelasan karakteristik Politik Hijau. 16

Eckersley menyatakan, karakteristik tersebut adalah ekosentrisme

sebuah penolakan terhadap pandangan dunia antropolog sentries yang hanya

menempatkan nilai moral atas , manusia menuju sebuah pandangan yang juga

menempatkan nilai independen atas ekosistem dan semua mahluk hidup.

Goodin juga menempatkan etika pada pusat pemikiran Politik Hijau, yang

menyatakan bahwa nilai teori hijau berada pada inti teori poltik hijau.

Perumusannya mengenai nilai-nilai teori hijau, bahwa sumber nilai segala

sesuatu adalah fakta bahwa segala sesuatu itu mempunyai sejarah yang

tercipta oleh proses alami, bukan oleh rekayasa manusia.

Dobson mempunyai dua penjelasan mengenai karakteristik potik hijau.

Pertama penolakan atas antroposentrisme, seperti yang diuraikan oleh

Eckersley. Selanjutnya, argumentasi pembatasan pertumbuhan terhadap

hakekat krisis lingkungan. Politik hijau menyatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang bersifat eksponen yang berlangsung sepanjang dua abad

terakhir merupakan penyebab utama krisis lingkungan yang ada sekarang ini.

Dengan demikian bukan kepercayaan mereka mengenai krisis lingkungan,

tetapi pemehaman Politik Hijau yang khusus dan unik mengenai hakekat

krisis tersebut yang membuatnya berbeda dengan gerakan lain.

16 Sout Burchill and Andrew Liinklater. Teori-teori Hubungan internasional . (bandung : Nusa Dua . 2009. 338.

23

Pemikiran Dobson tidak dapat disangkal adalah yang paling

meyakinkan. Reduksi pemikiran politik hijau kesuatu pemikiran etis atas

hakekat alam bukan manusia, tampa sejumlah argumentasi tentang mengapa

lingkungan kini sedang dihancurkan oleh umat manusia, Nampak kehilangan

banyak dari pada yang menjadi inti pemikiran politik hijau. Teori ini sangat

relevan dengan isu yang akan peneliti bahas karena dilihat dari isu, aktor dan

pola hubungannya sangat linier dengan isu lingkungan yang peneliti bahasa

Isu lingkungan hidup telah menjadi perhatian dunia internasional

dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia dan Jepang telah menjalin kerjasama

dalam bidang lingkungan hidup, kerjasama ini diharapkan dapat

menyelesaikan permasalahan lingkungan kedua negara atau global.17

1.7.3 Konsep Kerjasama Bilateral

Dalam buku pengantar Ilmu Hubungan Internasional, kerjasama

bilateral merupakan bentuk hubungan yng dilakukan oleh suatu negara dengan

negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk

kepentingan negara-negara itu sendiri. Bilateral meliputi berbagai bidang

politik, social, pertahan keamanan, budayaan dan ekonomi, berpedoman pada

politik luar negeri masing-masing.

Menurut T. May. Rudy (1993) mengatakan bahwa hubungan

kerjasama antara negara asing sering didasari oleh adanya persamaan baik

17 Sout Burchill and Andrew Liinklater. Op.Cit. 339-340.

24

dilihat dari segi bahasa, geografis ideologi juga kepentingan politik dan

ekonomi yang mengikat hubungan negara dengan masyarakat dunia, saling

ketergantungan dari negara satu dengan yang lain, itu merupakan suat realita

yang harus dihadapi oleh semua negara, untuk memenuhi kebutuhannya

masing-masing. Sebagai mahkuk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari

komunitasnya dan setiap orang didunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri

tampa melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya tampa

bantuan orang lain. Begitu juga organisasi internasional sangat berpengaruh

terhadap kerjasama internasional dapat berhasil dalam menyelesaikan

berbagai permasalahan yang dihadapi oleh suatu negara. Organisasi

internasional mencermin kebutuhan manusia untuk bekerjasama, segaligus

sebagai saran untuk menangani masalah-masalah yang timbul melalui

kerjasama tersebut.18

Indoneisa dan Jepang telah menjalin kerjasama bilateral dalam bidang

lingkungan hidup sejak dua dekade terakhir, dan kemudian diperbarui pada

tahun 2012 kerjasama ini di maksudkan untuk menjaga lingkungan hidup

kedua negara. Mengingat, saat ini lingkungan hidup telah mengalami

degradasi dan semakin mengancam kehidupan manusia di bumi maka dari itu

dengan kepentingan yang sama yaitu untuk menyelamatkan lingkungan hidup,

Indonesia dan Jepang telah memperkuat kerjasama bilateral dalam bidang

18 Teuku May Rudy. Teori, Etika Dan Kebijakan Hubungan Internasional, :(Bandung : Angkasa) .1993.

25

lingkungan hidup pada tahun 2012. Diharapkan dari kerjasma tersebut dapat

lebih menjamin masa depan lingkungan hidup secara komprehensif.

1.7.4 Konsep Implementasi

Van Meter dan Van Horn, mendefinisikan implementasi sebagai

tindakan tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat –

pejabat atau kelompok – kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan

pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

kebijaksanaan.19

Secara umum definisi implementasi adalah pelaksanaan atau

penerapan. Implementasi juga dikaitkan dengan suatu kegiatan yang

dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Webster merumuskan

implementasi sebagai implement (mengimplementasikan), berarti to provide

the means for carryingout (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu),

to give practical effect to (menimbulkan dampak atau akibat terhadap

sesuatu). Pengertian tersebut mempunyai arti bahwa untuk

mengimplementasikan sesuatu harus disertai sarana yang mendukung yang

nantinya akan menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Kerjasama

yang dilakukan antara Indonesia – Jepang dimaksudkan untuk menjalin

hubungan baik antara Indonesia dan jepang dalam tataran kerjasama yang

kongkrit. Kerjasama ini akan diimplementasikan berupa upaya-upaya

19 Leo Agustino. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung : AIPI. 2006. 139.

26

pembangunan berkelanjutan antara kedua negara yang diharapkan dapat

menjamin masa depan lingkungan hidup kedua negara.

1.8 Asumsi

Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumsukan asumsi sebagai berikut :

1. Isu hubngan internasional bukan saja bersifat high politics tetapi juga low

politics. Isu lingkungan hidup menjadi perhatian global. Indonesia dan Jepang

menjalin kerjasama untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup. 2. Kerjasama Indonesia – Jepang dalam bidang lingkungan merupakan

kerjasama yang akan saling menguntungkan kedua negara, dan kerjasama

tersebut fokus terhadap upaya-upaya pembangunan berkelanjutan antara

kedua Negara yang diharapkan dapat menjamin masa depan lingkungan hidup

secara komperhensif yang mencakup wilayah regional, nasional hingga

daerah- daerah dikedua negara, penelitian ini fokus pada tahun 2012- 2015.3. Upaya negara dalam membangun perekonomian nasional, perlu

memperhatikan analisis dampak lingkungan, melalui kerjasama berbasis

sustainable development.

27

1.9 Alur Pemikiran

1.10 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif, karena objek penelitian merupakan realitas sosial atau

kemanusiaan yang dipandang sebagai suatu gejala atau fenomena yang bersifat

dinamis, holistik, kompleks, dan penuh makna. Penelitian kualitatif lebih

menekankan pada penggunaan diri peneliti sebagai alat (instrument).

Isu LingkunganHidup

Kerjasama bilateral

Indonesia

Implementasi

Jepang

Jepang membutuhkanmitra kerjasama untukmengurangi emisi gaskarbon.

Indonesia memilik hutan tropis yang luasdan di Indonesia terdapat perusahaan Jepang

Indonesia

Indonesia membutuhkan pengalaman dan teknologi jepang dalam pengelolaan lingkungan.

Jepang telah memberikan dana hibahdan pinjaman kepada Indonesia untuk pengelolaan lingkungan

Jepang

Area kerjasamaperubahan iklim.

REDD+. Iventarisasi

GRK Nasional. Adaptasi dan

MitigasiPerubahanIklim.

Area kerjasamateknologi lingkungan .

Teknologisampahmenjadienergi

Area kerjasama kotaberwawasan lingkungan

Pengelolaan sampah B3 di kecamatan Wonokromo.

Kerjasama kota bogor dan Provinsi Hiroshima

28

Peneliti kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan

memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap

berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan, prosesnya melibatkan upaya-upaya

penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mengumpulkan data yang

spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema

yang khusus ke tema-teman yang umum, dan menafsirkan makna data.20

Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk memahami

kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia-Jepang dalam bidang lingkungan hidup.

Karena kerjasma tersebut dinilai memiliki potensi yang baik dalam masa depan

lingkungan hidup, maupun hubungan Indonesia dan jepang sebagai negara yang

bersahabat. Untuk dapat memahami kerjasama tersebut maka harus adanya hubungan

interaktif antara peneliti dengan yang diteliti. Dari sumber data yang didapat peneliti

telah terikat suatu nilai tertentu.21

1.10.1 Tipe Penelitian

Dalam menganalisis dan membahas fenomena yang diteliti serta

berdasarkan keterkaitan variabel, maka peneliti menggunakan tipe penelitian.

Tipe deskriptif merupakan tipe yang bertujuan untuk menggambarkan,

mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang

sekarang ini. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk

20 John W. Creswell. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm.421 Ibid., Hal 261

29

memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat

kaitan antara variabel-variabel yang ada.22 Tipe ini peneliti gunakan untuk

menggambarkan, menjelaskan, memahami, serta menganalisis, proses

kerjasama Indonesia – Jepang dalam bidang lingkungan hidup pada tahun

2012-2015.

1.10.2 Lokasi Penetiltan

Penelitian ini dilakukan dibeberpa lokasi guna mendapatkan data dan

sumber imformasi yang relevan. Lokasi-lokasi tersebut anatara lain :

1. Perpustakaan Universitas Jenderal achmad yani, Jl. Jenderal

Soedirman PO BOX 148, Cimahi.2. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Jenderal Achmad Yani, Jl. Jenderal Soedirman PO BOX 148, Cimahi.3. Kementrian Luar Negeri Republik indonesia Indonesia4. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia5. Kedutaan Besar Jepang

1.10.3 Waktu Penelitian

Peneliti memulai penelitian pada febuari 2016 sampai dengan – tahap

seperti dalam tabel berikut :

TABEL 1. 1 Waktu Peneltian

No. Kegiatan Tahun 2016Feb Mar Apr Mei Jul Sept

22 Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal 11.

30

1 Pengajuan Judul2 Penyusunan Proposal3 Pencarian Data4 Analisis Data5 Usulan Penelitian/ UP6 Revisi UP7 Penyusunan Draft8 Seminar Draft9 Revisi Draft Skripsi10 Sidang Skripsi

1.10.4 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai

instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kulaitatif siap

melakukan penelitian selanjutnya turun ke lapangan23.

Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi

terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan

terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek

penelitian, baik secara akademik maupun logistik. Yang melakukan

validasi adalah peneliti itu sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh

pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan

terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki

lapangan.24

23 Sugiyono. 2007. Metode Penlitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,.Bandung: Alfabeta. 222.24 Ibid, 225

31

Pada penelitian ini, implementasi kerjasama Indonesia-Jepang

dalam bidang lingkungan hidup (2012-2015) , yang menjadi instrumen

penelitian adalah peneliti sendiri. dalam hal ini peneliti berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulan implementasi kerjasama

Indonesia-Jepang dalam bidang lingkungan hidup.

1.10.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat

dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai jenis data. Langkah-

langkah pengumpulan data meliputi usaha membatasi penelitian,

mengumpulkan informasi melalui wawancara, baik yang terstruktur

maupun tidak, dokumentasi, materi-materi visual, serta usaha merancang

protokol untuk merekam/ mencatat informasi.25 Langkah-langkah

tersebut dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif untun memperkuat

penganalisaan dalam masalah yang diteliti.Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua

teknik yaitu teknik pengumpulan data primer dan data sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara

25 Op.Chit, John W. Creswell. 2010.hal 266.

32

terstruktur maupun tidak, dan mendalam dengan pihak-pihak dan

lembaga terkait: dokumentasi, yang dilakukan untuk cara mempelajari

baik berupa dokumen publik (makalah atau koran) maupun dokumen

privat (buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti;

audio-visual, dilakukan dengan bukti berupa rekaman dari hasil

wawancara yang didapat dengan narasumber untuk memperkuat bukti

pengumpulan data.

Adapun partisipasi wawancara pada skripsi ini adalah :

1. Hadi Tjahjono, kepala Seksi Ekubag II-1, Direktorat Asia

Timur dan Pasifik, Kementrian Luar Negeri Republik

Indonesia2. Fajar Tri Yunianto, Staf Biro Kerjasama Luar Negeri,

Kementrian Lingkungan hidup Republik Indonesia.Pengumpulan data sekunder yang dilakukan oleh penulis dalam

menganalisis implementasi kerjasama lingkungan hidup Indonesia-

Jepang pada tahun 2012-2015 adalah dengan menggunakan studi

kepustakaan, yaitu mencari data serta informasi berdasarkan penelaahan

literatur atau referensi, baik yang bersumber dari buku-buku, dokumen-

dokumen, majalah, laporan-laporan, jurnal-jurnal, artikel-artikel

(internet), maupun catatan penting yang berkaitan dan relevan dengan

objek penelitian.

33

1.10.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data,

mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian

dasar, yang membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan

data yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan

mencari hubungan antara dimensi-dimensi uraian.

Analisis data kualitatif adalah proses mencari data dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan

(observasi), wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

maupun orang lain.

Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menganalisis data

kualitatif ialah dengan mengikuti langkah-langkah berikut yang masih

sangat bersifat umum, yakni:

1. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

34

peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya dan mencarinya

bila diperlukan.26

2. Display. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya

adalah mendisplaykan sehingga data terorganisasikan, tersusun

pola hubungan dan mudah dipahami. Dalam penelitian

kualitatif, penyajian data yang paling sering digunakan adalah

dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data,

maka akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

diapahami tersebut.27

3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi yaitu sejak mulanya

peneliti berusaha untuk mencari makna data dikumpulkan. Untuk

itu peneliti mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal

yang sering timbul, hipotesis, dan sebagainya. Jadi dari data

yang diperolehnya peneliti sejak mulanya mencoba mengambil

kesimpulan.28

1.10.7 Pengujian Keabsahan Data

Dalam tubuh pengetahuan penelitian kualitatif itu sendiri sejak

awal pada dasarnya sudah ada usaha meningkatkan derajat

kepercayaan data yang di sini dinamakan keabsahan data”.29 Untuk

26 Op.chit, Sugiyono, Hal 247.27 Ibid. Hlm 249.28S Nasution.Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung. Penerbit Tarsito. 1996, 129-130.29Ibid., 170.

35

menetapkan keabsahan data diperlukan teknik

pemeriksaan.Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas

sejumlah kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud ada empat,

diantaranya yaitu:

1. Penggunaan Bahan Referensi

Penggunaan bahan referensi merupakan upaya peneliti untuk

membuktikan kebenaran pengumpulan data. Ketersediaan dan

kecukupan referensi dapat mendukung kepercayaan data penelitian.

Sebagai contoh data hasil wawancara akan didukung oleh rekaman

suara saat wawancara dan dokumentasi. Dalam meneliti bentuk

kerjasama Indonesia-Jepang dalam bilang lingkungan hidup, peneliti

menggunakan bahan-bahan referensi yang bersumber dari buku,

internet, jurnal, dokumen, surat kabar, serta dari rekaman suara hasil

wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti.

2. Diskusi dengan Teman Sejawat

Pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan

rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama

36

tentang apa yang diteliti, sehingga secara bersama-sama peneliti dapat

me-review persepsi, pandangan, analisis yang sedang dilakukan.30

3. Penggunaan Membercheck

Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati

oleh para pemberi data, berarti data tersebut valid, sehingga semakin

kredibel, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai

penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, dan apabila

perbedaannya tajam, maka peneliti harus mengubah dan menyesuaikan

dengan hasil dari pemberi data.31

Membercheck yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis

implementasi kerjasama Indonesia- Jepang dalam bidang lingkungan

hidup (2012-2015), yaitu dengan mengecek kembali data-data yang

ada melalui diskusi dan wawancara dengan informan melalui

pengajuan pertanyaan yang berkaitan dengan data yang menjadi

dimensi serta indikator.

1.11 Sistematika Penulisan

Penyusunan dibagi kedalam lima bab yang sesuai dengan penelitian

ini. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

30 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) 332.31 Sugiyono, Op.cit.,276.

37

BAB : I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang melandasi penyusunan

skripsi dengan isi antara lain : latar belakang penelitian, fokus

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penlitian,

tinjauan pustaka, kerangka teoritis, asumsi, alur pemikiran, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : ISU LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF HUBUNGAN INTERNASIONAL

Isu lingkungan hidup Muncul Pada Tahun 1970an Sebagai

Kekuatan Politik negara-negara di dunia. Isu lingkungan hidup

merupakan isu baru dalam hubungan internasional. Isu lingkungan

hidup telah mejadi isu penting dalam ilmu hubungan internasional,

sejak tahun 1972 yang telah di tandai dengan diadakannya KTT di

Stockholm hingga COP protocol Kyoto, di Jepang pada tahun 2007

telah mempengaruhi negara-negara di dunia untuk melakukan

kerjasama dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup. Indonesia

dan Jepang sebagai negara yang concern terhadap isu lingkungan

hidup telah membuat kerjasama dalam bidang lingkungan hidup pada

tahun 2012. Kerjasama ini fokus terhadap upaya-upaya pembangunan

berkelanjutan antara kedua negara yang diharapkan dapat menjamin

masa depan lingkungan hidup secara komprehensif.

38

BAB III: GAMBARAN UMUM INDONESIA DAN JEPANG

Bab ini akan menjelaskan gambaran umum tentang Indonesa

dan Jepang yang akan dijelaskan secara komprehensif guna

menunjang pembahasan di bab selanjutnya. Gambaran umum yang

akan dibahas tengtang letak geografis dan hal-hal lain yang relevan

dengan penelitian.

BAB IV : IMPLEMENTASI KERJASAMA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA DAN JEPANG PADA TAHUN 2012-2015

Kerjasama Indonesia – Jepang dalam bidang lingkungan hidup

tahun 2012-2015 fokus terhadap upaya-upaya pencegahan kerusakan

lingkungan hidup dan pembangunan lingkungan hidup berkelanjutan

antara kedua negara yang dimana kerjasama ini akan

diimplementaskan dalam area kerjasama berupa : perubahan iklim,

teknologi lingkungan dan kota-kota berwawasan lingkungan,

diharapkan kerjasama ini dapat menjamin masa depan lingkungan

hidup secara konperhensif secara regional, nasional hingga daerah-

daerah dikedua Negara.

BAB V : KESIMPULAN

Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan

hasil penelitian dan saran bagi pihak-pihak terkait, maupun bagi

penelitian selanjutnya.