BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Permasalahan lingkungan hidup saat ini menjadi perhatian serius bagi dunia
internasional. Munculnya permasalahan ini terkait dengan hubungan manusia dan
lingkungannya yang bersifat eksploitasi secara berlebihan terhadap lingkungan.1 Pada
tahun 1970-an telah diadakan konferensi PBB tentang lingkungan hidup di
Stokholm. Dalam konferensi Stokholm telah disepakati perjanjian lingkungan hidup
yang digunakan sebagai landasan tindak lanjut permasalahan lingkungan.2 Kerusakan
lingkungan hidup dan degradasi atau penurunan kualitas sumber daya alam menjadi
dasar mengapa isu lingkungan hidup menjadi isu penting dalam permasalahan global.
Degradasi lingkungan di karenakan konsumsi manusia terhadap sumberdaya alam
yang berlebihan serta banyak aktivitas manusia yang mengeksploitasi sumber daya
alam yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup yang akhirnya menyebabkan
adanya pemanasan global yang diikuti perubahan iklim atau climate change.
Topik lingkungan hidup muncul semakin sering dalam agenda internasional
lebih dari tiga dekade terakhir, oleh karena itu isu lingkungan hidup menjadi isu
penting dalam studi hubungan internasional. Dengan jumlah populasi manusia yang
1John Baylis & Steve Smith, The Globaization of World Politic, (New York : Oxford UniveityPress,2001) 387.2 Otto Soemarwoto,Ekologi, Lingkungan Hidup Dan Pembangunan : (Jakata: Djambatan,2004) 1.
1
2
semakin besar, aktivitas sosial dan ekonomi manusia untuk mengejar standar
kehidupan yang lebih baik telah mengancam lingkungan hidup. Masalah lingkungan
hidup sebenarnya telah membuat negara-negara untuk melakukan kerjasama
internasional. Rejim internasional telah dibentuk dalam sejumlah bidang tertentu
untuk menanggulangi berbagai macam isu lingkungan hidup, meliputi hujan asam,
penipisan lapisan ozon, pemburuan ikan paus, limbah beracun, pemanasan global,
dan punahnya keanekaragaman hayati. Rejim ozon adalah salah satu contoh yang
sangat berhasil dari kerjasama internasioal pada lingkungan hidup.
Rejim ozon atau protokol Montreal membuat persetujuan internasional untuk
mengurangi dan menghentikan produksi gas CFC (Choloro fluoro carbon), serta
menghentikan kerusakan lapisan ozon yang telah terjadi dalam dekade belakangan
ini. Namun, beberapa rejim lainnya, kurang berhasil karena disebabkan kurangnya
komitmen yang kuat dan kerjasama yang nyata dari negara-negara yang
berpartisipasi. isu lingkungan hidup dapat menimbulkan konflik internasional atas
sumber daya yang langka, seperti air dan, keterbatasan pangan. Melalui kerjasama
internasional di yakini dapat menjadi solusi dalam permasalahan ini dan dapat
memelihara lingkungan global. 3
Lingkungan hidup menjadi masalah yang multi dimensional dan kompleks karena
berbagai faktor yang terkait didalamnya. Faktor-faktor ekonomi, politik, sosial, ilmu
pengetahuan, teknologi serta kemanusiaan, masuk menjadi kepentingan yang saling
3 Ibid. 327.
3
terkait. Hal ini melibatkan kalangan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat,
organisasi sosial, pengusaha, masyarakat luas turut serta menjaga kelestarian
lingkungan, maka hal ini juga mendorong timbulnya kepedulian global (global
Concern) terhadap masalah ini. Perhatian masyarakat dunia terhadap persoalan
lingkungan tidak terlepas dari sorotan kajian ilmu Hubungan Internasional. Di sisi
lain, perkembangan ilmu Hubungan Internasional juga bisa disebut sebagai bagian
dari pendorong munculnya kerjasama internasional untuk upaya pelestarian
lingkungan hidup. Akan tetapi kerjasama internasional terjadi pada tatanan sistem
internasional yang sangat luas, sehingga sulit untuk menjangkau wilayah-wilayah
kecil dalam suatu negara. Oleh karena itu, efektifitas kerjasama internasional dalam
upaya pelestarian lingkungan hidup juga membutuhkan peran aktif dari pemerintah di
suatu negara. Kerjasama internasional merupakan salah-satu bagian penting dalam
kajian studi Hubungan Internasional, untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan
hidup. Kerjasama pada sistem internasional dapat diklasifikasikan berdasarkan isu-
isu global yang ada, seperti transformasi isu internasional, keamanan, perdagangan,
ekonomi, lingkungan hidup, serta masih banyak isu lainnya.4
Sejak tahun 1982-an baru berkembang tuntutan yang meluas agar kebijakan-
kebijakan resmi negara yang pro-lingkungan dapat tercermin dalam bentuk
perundang-undangan yang mengingat untuk di taati oleh semua pemangku
kepentingan (stakeholder). Indonesia juga menghadapi tuntutan yang sama, yaitu
4 Deplu RI. Kepentingan Ekonomi dan Politik Indonesia dalam Kerjasama ASEAN+3,( Jakarta:Deplu-Unair 2002) 15.
4
perlunya dibuat suatu kebijakan dalam bentuk undang-undang untuk mengatur
mengenai lingkungan hidup.5 Prof. Dr. Emil Salim yang berhasil meletakkan dasar-
dasar kebijakan mengenai lingkungan hidup dan akhirnya dituangkan dalam bentuk
undang-undang pada tahun 1982. Contoh permasalahan Lingkungan nasional seperti
Kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia. Kebakaran oleh
manusia biasanya karena pembukaan lahan untuk perkembunan. Dampaknya,
membuat tercemarnya udara dengan CO2, hilangnya keanekaragaman hayati, asap
yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan dan asapnya bisa berdampak ke negara
lain. 6
Indonesia telah melakukan kerjasama dengan negara sahabat untuk mengatasi
permasalahan lingkungan hidup, salah-satunya dengan Jepang yang telah berlangsung
sejak 1960 dalam program kehutanan yang disepakati oleh perwakilan Indonesia dan
Jepang di Tokyo. pada tanggal 5 Februari 2008, dalam pertemuan bilateral antara
perwakilan pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang, telah disepakati untuk
mempercepat bantuan berupa dana kepada Indonesia dalam rangka kerjasama
lingkungan hidup. Dalam pertemuan tersebut, menteri luar negeri Jepang menyatakan
komitmen Jepang untuk melakukan kerjasama dengan Indonesia dalam membentuk
kerangka kerjasama pasca Protokol Kyoto.7 Kerjasama Indonesia dengan Jepang
5 Otto Soemarwoto, Op.cit., 2.6 Ganewati Wuryandari ,Politik Luar Negeri Indonesia & Isu Lingkungan Hidup : ( Yogyakarta :ANDI OFFSET 2014) 152.
7 Meria Utama, SH., LL.M1, Kebijakan Pasca Ratifikasi Protokol Kyoto Pengurangan Dampak EmisiRumah Kaca Dalam Mengatasi Global Warming ( Palembang :14 agustus 2014)
5
dalam bidang lingkungan hidup telah diperbaharui pada tahun 2012. Kerjasama
tersebut dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman memorandum oleh
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Balthasar Kambuaya dan Menteri
Lingkungan Hidup Jepang Horiyuki Nagahama di Sekretariat Delegasi Jepang di
tempat konferensi COP18 di Qatar National Convention Center, Doha, pada mei
2012.
Alasan Indonesia untuk memperbarui kerjasama dalam bidang lingkungan
hidup dengan Jepang karena Jepang merupakan mitra strategis Indonesia dalam
mengatasi permasalahan lingkungan hidup, Jepang telah memberi bantuan berupa
dana pinjaman dan dana hibah kepada Indonesia untuk mengatasi permasalahan
lingkungan hidup, Jepang melalui badan National Institute of Environmental Studies
mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam metodologi, dan modeling terhadap
dampak perubahan iklim di Jepang bahkan di lingkup Asia. Indonesia dapat
mencontoh atau melakukan transfer teknologi dengan Jepang terkait mengatasi
permasalahan lingkungan, selain itu Indonesia dan Jepang dapat melakukan
pertukaran pelajar dan tenaga ahli untuk saling mendukung dalam mengatasi
permasalahan lingkungan hidup.8 Dengan pengalaman yang mempuni dalam
mengatasi permasalahan lingkungan hidup dan teknologi yang modern, Indonesia
melihat Jepang sebagai mitra strategis dalam melakukan kerjasama untuk mengatasi
permasalahan lingkungan hidup.
8 Joint Crediting Mechanism (Jcm) Sebagai Bentuk Kerjasama Pertumbuhan Rendah Karbon AntaraRepublik Indonesia Dan Jepang, www.academia.edu/9844306/joint_crediting_mechanism_jcm, diAkses Pada Tanggal 15 febuari 2016.
6
Alasan Jepang melakukan kerjasama dalam bidang lingkungan hidup dengan
Indonesia didorong dari hasil Protocol Kyoto yang mengharuskan negara industri
maju harus mengurangi gas rumah kaca dengan cara : Clean Development
Mechanism; dan Emission Trading. Joint Implementation (implementasi bersama)
adalah kerja sama antar negara maju untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Clean
Development Mechanisme (Mekanisme Pembangunan Bersih) adalah win-win
solution antara negara maju dan negara berkembang, di mana negara maju
berinvestasi di negara berkembang dalam proyek yang dapat megurangi emisi gas
rumah kaca dengan imbalan sertifikat pengurangan emisi bagi negara maju tersebut.
Emission Trading (Perdagangan emisi) adalah perdangangan emisi antar negara maju.
Selain itu Indonesia merupakan mitra strategis Jepang dalam berbagai kerjasama,
banyaknya perusahaan jepang di Indonesia menjadi alasan Jepang untuk memberi
bantuan atau menjalin kerjasama dalam bidang lingkungan hidup dengan Indonesia.
Selain itu, secara letak geografis Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan
tropis yang sangat luas, hutan Indonesia disebut sebagai paru-paru dunia. itulah
mengapa Indonesia-Jepang menjalin kerjasama dalam bidang lingkungan hidup.9
Kerjasama Indonesia dengan Jepang dalam bidang lingkungan hidup tersebut
meliputi berbagai aspek, antara lain: Pencemaran udara, Pencemaran air, Perubahan
iklim, Manajemen bahan kimia, Promosi kesadaran lingkungan, Teknologi
lingkungan, Kota berwawasan lingkungan, Perlindungan lapisan ozon dan Area
9 Niken Astria Sinaga. Kerjasama Indonesia Dan Jepeang Dalam Mengatasi Permasalhan LingkunganHidup (Riau 1 febuari 2015).
7
kerjasama lain dalam lingkup perlindungan dan perbaikan lingkungan hidup. Kedua
Pihak akan mendorong dan memfasilitasi kerjasama melalui bentuk-bentuk yang
tepat, sesuai dengan sumber daya yang disiapkan oleh Kedua Pihak, termasuk,
mempromosikan dialog dan kemitraan, bertukar informasi dan keahlian. Melakukan
studi kelayakan dengan tujuan untuk melaksanakan proyek percontohan,
Mengorganisir simposium, seminar, konfrensi, pendidikan, pelatihan dan lokakarya,
serta bentuk lain yang akan disepakati bersama.10 Kerja sama tersebut akan
berlangsung selama tiga tahun dan diharapkan dapat lebih meningkatkan kapasitas
kerjasama pada berbagai bidang isu lingkungan dan isu perubahan iklim di masa
mendatang. Jepang membantu Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup
untuk membentuk Pusat Inventarisasi gas rumah kaca Nasional yang bertugas
mengumpulkan, mengkoordinir, mereview dan melakukan kontrol kualitas
inventarisasi gas rumah kaca yang dilakukan oleh kementerian lingkungan hidup dan
lembaga yang terkait. Jepang melalui badan National Institute of Environmental
Studies mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam metodologi, dan modeling
terhadap dampak perubahan iklim di Jepang bahkan di lingkup Asia.11 Untuk itu
Kementerian Lingkungan Hidup Jepang membagi pengetahuan tersebut kepada
Indonesia, sekaligus memperkuat Pusat Kajian Kebijakan Lingkungan Hidup yang
10 Indonesia jepang - perkuat kerjasama pengelolaan lingkungan, www.kompas.com , diakses pada 15febuari 2016 .
11Antaranews, RI-Jepang Perkuat Kerjasama Pengelolaan Lingkungan,
Http://Www.Antaranews.Com Lingkungan Di Akses Pada 15 Febuari 2016.
8
diharapkan menjadi pusat kajian lingkungan dan perubahan iklim di tingkat Asia
Tenggara.
Peneliti tertarik melakukan penelitian lebih mendalam terkait implementasi
kerjasama Indonesia-Jepang dalam bidang lingkungan hidup pada tahun 2012-2015.
Karena topik mengenai implementasi mengenai kerjasama Indonesia- Jepang dalam
bidang ligkungan hidup peneliti anggap penting. Mengingat kedua negara sangat
memperhatikan isu lingkungan hidup, Jepang merupakan negara industri maju yang
harus bekerjasama untuk mengurangi gas rumah kaca mereka, dan Jepang berhasil
mebentuk pusat inventarisasi Gas Rumah Kaca nasional, sedangkan Indonesia
sebagai negara berkembang memiliki hutan yang luas, sebagai paru-paru dunia yang
harus terus menjaga lingkungannya, dengan kerjasama ini Indonesia dapat melihat
teknologi Jepang untuk pemeliharaan lingkungan dan dapat menerima bantuan dalam
bentuk lain dari jepang untuk pemeliharaan lingkungan hidup. selain dalam rangka
pemeliharaan lingkungan namun kedua negara memiliki kepentingan dalam berperan
di lingkungan internasional untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka terlihat bahwa fenomena ini relevan
untuk dianalisa dari perspektif Studi Hubungan Internasional. Karena dari segi aktor
melewati batas-batas yuridiksi negara dalam hal ini Indonesia dan Jepang. Dari segi
isu, isu lingkungan hidup merupakan bagian dari low politic isu yang berkembang
seiring progresifitas studi hubungn internasional, dan terakhir dari segi pola
hubungan fenomena ini bepola hubungan kerjasama yang fokus pada isu lingkungan
9
hidup. Ketertarikan penulis diwujudkan dengan mengambil judul penelitian :
“Implementasi Kerjasama Indonesia-Jepang Dalam Bidang Lingkungan Hidup
(2012-2015)”.
1.2 Fokus Masalah
Peneliti memfokuskan bidang penelitian ini pada implementasi kerjasama
Indonesia–Jepang dalam bidang lingkungan hidup. Kerjasama yang dilakukan antara
Indonesia–Jepang di maksudkan untuk menjalin hubungan baik antara Indonesia dan
jepang dalam tataran kerjasama yang kongkrit. Kerjasama ini fokus terhadap upaya-
upaya pembangunan berkelanjutan antara kedua negara yang diharapkan dapat
menjamin masa depan lingkungan hidup secara komprehensif yang terdiri dalam area
kerjasama : perubahan iklim, teknologi lingkungan dan kota berwawasan lingkungan,
penelitian ini fokus pada tahun 2012- 2015. Tahun 2012 tepatnya pada tanggal 5
desember merupakan waktu penandatanganan memorandum kerjasama antara
Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan Kementrian Lingkungan
Hidup Jepang tentang kerjasama lingkungan hidup. Sedangkan pada tahun 2015
merupakan akhir dari berlakunya memorandum kerjasama Indonesia – Jepang dalam
bilang lingkungan hidup. Maka peneliti menetapkan tahun 2012 sebagai strating
point periode yang akan diteliti hingga tahun 2015. Peneliti menilai selama tiga tahun
kerjasama berjalan telah banyak hal-hal yang dapat dianalisa terkait implementasi
kerjasama Indonesia-Jepang dalam bidang lingkungan hidup.
10
1.3 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan masalah yaitu :
“ Bagaimana cara implementasi kerjasama Indonesia–Jepang dalam bidang
lingkungan hidup khususnya dalam area kerjasama perubahan iklim, teknologi
lingkungan, dan kota berwawasan pada tahun 2012-2015?”
1.4 Tujuan Penelitian1.4.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
untuk mendeskripsikan kerjasama bilateral Indonesia-Jepang dalam bidang
lingkungan hidup pada tahun 2012-2015.
1.4.2 Tujuan Khusus Menganalisis implementasi kerjasama Indonesia-Jepang dalam bidang
lingkungan hidup pada tahun 2012-2015. Khususnya pada area kerjasama terkait
masalah-masalah perubahan iklim, pengembangan teknologi lingkungan, dan
kota-kota berwawasan lingkungan.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat TeoritisPenelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam kemajuan ilmu
pengetahuan, serta sebagai referensi dan bahan kajian untuk memperluas
wawasan tentang isu hubungan internasional dan politik khususnya dalam
bidang lingkungan hidup sebagai bahan tolak ukur penilaian efektifitas
11
implementasi kerjasama Indonesia–Jepang dalam bidang lingkungan hidup
tahun 2012-2015.
1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan oleh individu maupun lembaga sebagai
sumber data maupun bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.
Kemudian, penelitian ini digunakan untuk mendapatkan gelar strata satu pada
jurusan hubungan internasional, fakultas ilmu sosial dan ilmu poltik,
Universitas Jenderal Achmad Yani.
1.6 Tinjauan PustakaDalam penelitian ini, penulis menyajikan studi kepustakaan yang berasal dari
penelitian yang telah dilakukan oleh pihak lain serta jurnal yang dianggap relevan
untuk membahas permasalahan yang diangkat maka peneliti meninjau informasi
yang dianggap relevan sebagai bahan perbandingan penelitian ini.
Sebagai bahan perbandingan sekaligus referensi bagi peneliti dalam mengkaji
tentang kerjasama bilateral Indonesia dan Jepang dalam bidang lingungan hidup,
maka peneliti meninjau referensi dari penelitian yang dianggap cukup relevan
dengan permasalahan yang akan diteliti. Tulisan yang ditinjau merupakan hasil
penelitian dan berupa buku-buku dan jurnal antara lain:
12
1.6.1 Ganewati Wuryandari, Politik Luar Negeri Indonesia & Isu Lingkungan Hidup, tahun 2014.
Buku ini mengkaji peran politik luar negeri Indonesia, termasuk
kebijakan dan implementasinya, untuk melindungi kepentingan nasional
dalam isu lingkungan hidup. Telahan terhadap persoalan ini sangat penting
dan strategis, karena dalam dua dekade terakhir ini isu lingkungan hidup telah
menjadi agenda global dan semakin penting dan menyedot perhatian banyak
Negara serta mempengaruhi hubungan antar negara. Fenomena ini didorong
oleh dua faktor utama. Pertama adalah perubahan konstelasi hubungan antara
negera pasca-perang dingin. Berakhirnya perang dingin telah mencuatkan
sejumlah isu global baru dalam agenda internasional, antara lain isu yang
menyangkut HAM, intervensi kemanusiaan, demokrasi tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance), dan lingkungan hidup. Isu-isu
nontradisional tersebut sebenarnya bukan merupakan isu baru dalam
hubungan internasional. Hanya saja ketika era perang dingin, isu tersebut
tidak menjadi prioritas dalam hubungan internasional. Kedua adalah
kesadaran masyarakat global untuk menyelamatkan planet bumi dan mahluk
hidup yang ada didalamnya nampak semakin kuat dan kongkrit
implementasinya. Kesadaran tersebut nampak tercermin dari dua kutipan
diatas bahwa upaya penyelamatan bumi serta mahluk hidup didalamnya
penting bagi eksistensi peradaban manusia dan implementasinya tidak lagi
cukup dilakukan dengan pendekatan tradisonal (militer). Hal ini menunjukan
13
bahwa terdapat realitas pemahaman yang semakin luas adanya keterkaitan
langsung antara pengelolaan kualitas lingkungan hidup dengan kelangsungan
kehidupan manusia dan mahkuk hidup di planet bumi. Persoalan krusial yang
menjadi perhatian dunia saat ini adalah dampak pemanasan gloabal (global
warming) dan perubahan iklim (climate change).
Perhatian masyarakat dunia terhadap persoalan lingkungan tidak
terlepas dari sorotan kajian ilmu Hubungan Internasional. Di sisi lain,
perkembangan ilmu Hubungan Internasional juga bisa disebut sebagai bagian
dari pendorong munculnya kerjasama internasional untuk upaya pelestarian
lingkungan hidup. Akan tetapi kerjasama internasional terjadi pada tatanan
sistem internasional yang sangat luas, sehingga sulit untuk menjangkau
wilayah-wilayah kecil dalam suatu negara. Pada tataran di Indonesia realitas
itu sudah sangat dirasakan dimana pola musim hujan dan kemarau sekarang
sudah tidak berpijak pada waktu yang sulit dipastikan. Curah hujan yang
melampaui standar dimusim hujan telah menyebabkan banyak banjir dan
tanah longsor di berbagai wilayah di Indonesia. Pemanasan global terjadi
akibat meningkatnya konsentrasi CO2 yang terbentuk diudara. CO2 ini berasal
dari polusi kebakaran minyak bumi dan batu bara yang naik dan menumpuk di
udara. Menguatnya isu-isu lingkungan hidup pada tataran internasional diatas
telah menarik perhatian dari tim kajian politik luar negeri Pusat Peneliti
14
Politik LIPI untuk melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan selama satu
tahun dari Januari hingga Desember 2010.
Hasil penelitian yang kemudian diubah dalam bentuk buku ini
dimaksud untuk mengetahui sejauh manakah perkembangan isu dalam
konteks internasional, apa kepentingan nasional Indonesia dan bagaimana
kebijakan luar negeri dan diplomasi Indonesia mengenai lingkungan hidup.
Sehingga menurut penulis buku ini relevan untuk dijadikan pembanding bagi
penelitian yang akan dilakukan yaitu Implementasi Kerjasama Indonesia-
Jepang Dalam Bidang Lingkungan Hidup (2012-2015).
1.6.2 Moch Iqbal Tanjung, Dalam Tugas Akhir, Kerjasama Pemerintah Indonesia-Jepang Dalam Implementasi Protocol Kyoto, UniversitasSyarif Hidayatullah Tahun 2013.
Protokol Kyoto merupakan perjanjian negara-negara di seluruh dunia
untuk menanggulangi dampak dari pemanasan global. Pemanasan global
saat ini menjadi salah satu concern dari negara-negara di seluruh dunia
dikarenakan dampaknya. Protokol Kyoto memiliki tiga mekanisme
implementasi utama yaitu Joint Implementation/JI, Emision Trading/ET,
Clean Development Mechanism / CDM. Indonesia sebagai negara
berkembang turut mengambil peran penting dalam pelaksanaan mekanisme
Protokol tersebut. CDM merupakan satu-satunya mekanisme yang dapat
dijalankan oleh pemerintah Indonesia sebagai Negara berkembang. Oleh
15
karena itu pemerintah Indonesia melakukan beberapa kerjasama demi
menjalankan proyek-proyek implementasi Protokol Kyoto. Jepang sebagai
Negara maju memiliki kewajiban menurunkan emisi GRK, kemudian dengan
asas saling membutuhkan Indonesia dan Jepang menjalin kerjasama.
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran
pemerintah Indonesia dalam isu pemanasan global terutama dalam
pelaksanaan mekanisme Protokol Kyoto dan bagaimana efisiensi kerjasama
Indonesia dengan Jepang dalam menjalankan proyek mekanisme Protokol
Kyoto. Penurunan emisi GRK sesuai Protokol Kyoto merupakan concern
utama penelitian penulis yang akan berkaitan erat dengan proses pelaksanaan,
adaptasi dan pembangunan berkelanjutan bagi Pemerintah Indonesia.
Peran aktif Indonesia dalam berbagai forum internasional yang
membahas masalah lingkungan kini mendapatkan berbagai pujian dari
berbagai negara di dunia. Indonesia saat ini dipandang mampu menempatkan
dirinya dalam usaha mengatasi problematika lingkungan hidup yang menjadi
persoalan dunia. Hal ini kemudian membuka peluang kerjasama di bidang
yang lain, setelah Indonesia memiliki hubungan baik melalui kerjasama di
bidang lingkungan dengan berbagai negara, salah-satunya dengan jepang.
Masalah lingkungan akan mengakibatkan rantai persoalan yang tidak
ringan terhadap bidang–bidang kehidupan di Indonesia. Kerusakan hutan
karena pembalakan hutan secara sembarangan akan menghancurkan
ekosistem alam serta merusak pola irigasi lalu diikuti dengan bencana yang
16
tidak sedikit jumlah kerugiannya misalkan banjir. Selain isu lingkungan
penting bagi kelangsungan hidup beraneka ragam sumber daya hayati di
Indonesia, alasan ekonomi juga menjadi faktor yang tidak bisa dilupakan
begitu saja.
Isu lingkungan hidup yang menyangkut perubahan iklim, penggunaan
zat kimia berbahaya serta keaneka ragam biologi merupakan tiga hal yang
utama di dalam kerjasama negara – negara maju dan berkembang. Meskipun
posisi Indonesia sangat dilematis dalam isu ini, karena di satu sisi Indonesia
harus membela kepentingan nasionalnya bersamaan dengan negara – negara
berkembang lainya dengan kepentingan negara maju. Indonesia sampai saat
ini mampu memanfaatkan semua peluang yang berasal dari kerjasama antara
Indonesia dengan Jepang dalam bidang lingkungan hidup, usaha Indonesia
dalam memperjuangkan perbaikan dalam isu lingkungan hidup di dunia global
perlu diberikan apresiasi yang tinggi.
1.7 Kerangka Teoritis
Dalam kerangka teoritis ini berisi kajian teoritis diplomasi digunakan sebagai
landasan berfikir peneliti untuk melakukan penelitian yang menghasilkan data secara
faktual. Kerangka teoritis ini disusun untuk mengkaitkan antara pendekatan, teori dan
konsep yang digunakan dengan data yang dihasilkan dari penelitian.
17
1.7.1. Pendekatan Liberalis
Peneliti menggambarkan pendekatan liberalis dalam penelitian ini.
Pendekatan liberalis dalam hubungan internasional lebih mengedepankan
kerjasama. Kerjasama yang umumnya dijalankan oleh setiap negara menurut
prespektif ini akan menghasilkan keutungan bersama yang mengakibatkan
adanya saling ketergantungan. Saling ketergantungan yang terjadi merupakan
cara suatu negara dalam memenuhi kebutuhan nasionalnya, maka pendekatan
liberalis melahirkan suatu teori untuk dapat membahas lebih fokus mengenai
saling ketergantungan yang dihasilkan oleh adanya kerjasama yaitu teori
Interdependensi. Pendekatan librealis sering dibandingkan dengan pendekatan
sebelumnya yang lebih mengedepankan kepada power sedangkan kaum
liberal akan lebih menekankan distribusi kekuasaan dan pengaruh diantara
serangkaian aktor, dari pada memusatkan sepenuhnya kepada negara.12
Perspektif utama kaum liberal adalah rasionalitas, rasionalitas
merupakan ciri universal yang tegas dari umat manusia. Menurutnya secara
rasional orang-orang mengejar kepentingan-kepentingan mereka sendiri,
tetapi ada satu keselarasan kepentingan yang potensial diantara masing-
masing individu. Kerjasama adalah ciri utama dari semua hubungan manusia
termasuk hubungan internasional. Menurut perspektif liberal pemerintah itu
12 Jill Steans dan Lloyd Pettiford. Hubungan Internasional Perspektif dan Tema (Yogyakarta: PustakaPelajar 2009) 101.
18
diperlukan, tetapi sentralisasi kekuasaan tidaklah baik,serta kebebasan
individu merupakan kepentingan politik yang utama.13
Liberalisme menurut David Ricardo memandang bahwa negara-negara
yang individual mempunyai suatu keuntungan komparatif dalam
menghasilkan jenis-jenis barang dan jasa tertentu. Berkaitan permasalahan
yang berhubungan dengan sumber daya alam atau iklim, atau disebabkan oleh
komposisi dan skill tertentu tenaga kerja, beberapa negara akan selalu mampu
memproduksi jenis-jenis barang tertentu secara lebih murah dan efisien
daripada yang lainnya.14
Globalisasi juga turut berkontribusi dalam perkembangan liberalisme,
dalam konstelasi politik global kontemporer hubungan internasional terus
berkembang baik dalam tataran aktor maupun isu-isu yang menjadi perhatian
khusus. Isu-isu yang bersifat high politics tidak lagi mendominasi dunia
hubungan internasional baik secara praktis atau teoritis. Isu mengenai
lingkungan hidup merupakan salah satu isu yang termasuk dalam low politics
yang secara umum berkaitan dengan kepentingan negara-negara yang
melewati batasan negara.
Liberalisme memiliki beberapa asumsi-asumsi yaitu :15
13 Ibid. 10014 Ibid. 3215 Ibid. 111
19
1. Kaum liberal percaya bahwa seluruh umat manusia adalah mahluk
yang rasional. Rasionalitas bisa digunakan dalam dua cara yang
berbeda :a. Mengenai pengertian instrument, sebagai kemampuan untuk
mengungkapkan pikiran dan mengejar kepentingan seseorang.b. Kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip moral dan hidup
berdasarkan aturan hukum.2. Kaum liberal meminta kebebasan individu diatas segalanya.3. Liberalisme berpandangan positif atau progresif tentang
karakteristik manusia. Kaum liberal percaya bahwa perubahan-
perubahan positif dalam hubungan internasional merupakan hal
yang sangat mungkin dicapai.4. Kaum liberal menekankan kemungkinan bagi agensi manusia
untuk mempengaruhi perubahan.5. Liberalisme menentang pembagian antara wilayah domestik dan
internasional dengan berbagai cara:a. Liberalisme merupakan doktrin yang universalis dan juga
berkomitmen pada beberapa konsepsi tentang suatu komunitas
umat manusia yang universal yang melampaui
pengidentifikasian diri dengan dan keanggotaan dari komunitas
negara-batas.b. Konsep kaum liberal tentang interdependensi dan masyarakat
dunia menyatakan bahwa dunia kontemporer batas-batas antar
negara menjadi lebih mudah ditembus.
20
Perspektif liberal menyatakan bahwa kerjasama merupakan ciri
rasionalitas dari sifat manusia. Kaum liberal percaya bahwa perubahan-
perubahan positif dalam hubungan internasional merupakan hal yang sangat
mungkin dicapai, dalam hal ini kerjasama dalam hubungan internasional yang
juga dijalankan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya telah
menjalin kerjasama dengan Jepang dalam bidang Lingkungan Hidup.
Kerjasama yang telah berjalan didasarkan pula dengan adanya keterkaitan
antara kedua negara yang saling membutuhkan untuk dapat memenuhi
kebutuhan nasionalnya, khususnya untuk mengatasi permasalahan lingkungan
hidup.
1.7.2 Teori Politik Hijau
Politik hijau adalah sebuah teori yang menggagaskan tentang
kepeduliannya kepada lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi akibat
pesatnya perkembangan ekonomi sehingga kerusakan lingkungan terjadi.
Tentang studi hubungan internasional, dewasa ini negara-negara hanya
membahas tentang bagaimana meningkatkan power mulai dari politik,
ekonomi sampai militer demi kemakmuran masyarakatnya, salah-satunya
21
dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam yang ada sebesar-besarnya.
Tanpa mempertimbangkan dampak yang di timbulkan.
Setelah isu tentang kerusakan lingkungan seperti pemanasan global,
barulah teori politik hijau ini muncul untuk menekan pertumbuhan ekonomi
suatu negara dan memasukan masalah lingkungan ini dalam Hubungan
Internasional. Di sisi lain ada suatu isu bahwa politik hijau ini hanya sebagai
strategi negara maju untuk mengembangkan atau meningkatkan industrinya.
Ketika antar negara membuat suatu keputusan untuk mengurangi
industrialisasi, malah digunakan oleh negara-negara maju untuk memompa
lebih keras industrinya.
Teori politik hijau ini muncul sebagai kritikan atas munculnya
Modernis, Tradisionalis dan Neo-Liberalis. munculnya teori hijau ini
menimbulkan sebuah kesadaran bagi masyarakat, seperti munculnya NGO
yang bergerak atau peduli lingkungan.
Jelasnya politik hijau ini adalah suatu pemikiran yang mengkritisi
keserakahan manusia dalam memanfaatkan apapun yang ada dibumi seperti
eksploitasi bumi tanpa memperdulikan lingkungan. Kini terdapat literatur
Teori Politik Hijau (Green Political Theory / GPT) yang dikembangankan
dengan baik yang menjadi suatu dasar yang berguna sebagai gagasan Politik
22
Hijau mengenai HI. Tiga literatus utama mengajukan gagasan yang sedikit
berbeda tentang pejelasan karakteristik Politik Hijau. 16
Eckersley menyatakan, karakteristik tersebut adalah ekosentrisme
sebuah penolakan terhadap pandangan dunia antropolog sentries yang hanya
menempatkan nilai moral atas , manusia menuju sebuah pandangan yang juga
menempatkan nilai independen atas ekosistem dan semua mahluk hidup.
Goodin juga menempatkan etika pada pusat pemikiran Politik Hijau, yang
menyatakan bahwa nilai teori hijau berada pada inti teori poltik hijau.
Perumusannya mengenai nilai-nilai teori hijau, bahwa sumber nilai segala
sesuatu adalah fakta bahwa segala sesuatu itu mempunyai sejarah yang
tercipta oleh proses alami, bukan oleh rekayasa manusia.
Dobson mempunyai dua penjelasan mengenai karakteristik potik hijau.
Pertama penolakan atas antroposentrisme, seperti yang diuraikan oleh
Eckersley. Selanjutnya, argumentasi pembatasan pertumbuhan terhadap
hakekat krisis lingkungan. Politik hijau menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang bersifat eksponen yang berlangsung sepanjang dua abad
terakhir merupakan penyebab utama krisis lingkungan yang ada sekarang ini.
Dengan demikian bukan kepercayaan mereka mengenai krisis lingkungan,
tetapi pemehaman Politik Hijau yang khusus dan unik mengenai hakekat
krisis tersebut yang membuatnya berbeda dengan gerakan lain.
16 Sout Burchill and Andrew Liinklater. Teori-teori Hubungan internasional . (bandung : Nusa Dua . 2009. 338.
23
Pemikiran Dobson tidak dapat disangkal adalah yang paling
meyakinkan. Reduksi pemikiran politik hijau kesuatu pemikiran etis atas
hakekat alam bukan manusia, tampa sejumlah argumentasi tentang mengapa
lingkungan kini sedang dihancurkan oleh umat manusia, Nampak kehilangan
banyak dari pada yang menjadi inti pemikiran politik hijau. Teori ini sangat
relevan dengan isu yang akan peneliti bahas karena dilihat dari isu, aktor dan
pola hubungannya sangat linier dengan isu lingkungan yang peneliti bahasa
Isu lingkungan hidup telah menjadi perhatian dunia internasional
dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia dan Jepang telah menjalin kerjasama
dalam bidang lingkungan hidup, kerjasama ini diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan lingkungan kedua negara atau global.17
1.7.3 Konsep Kerjasama Bilateral
Dalam buku pengantar Ilmu Hubungan Internasional, kerjasama
bilateral merupakan bentuk hubungan yng dilakukan oleh suatu negara dengan
negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk
kepentingan negara-negara itu sendiri. Bilateral meliputi berbagai bidang
politik, social, pertahan keamanan, budayaan dan ekonomi, berpedoman pada
politik luar negeri masing-masing.
Menurut T. May. Rudy (1993) mengatakan bahwa hubungan
kerjasama antara negara asing sering didasari oleh adanya persamaan baik
17 Sout Burchill and Andrew Liinklater. Op.Cit. 339-340.
24
dilihat dari segi bahasa, geografis ideologi juga kepentingan politik dan
ekonomi yang mengikat hubungan negara dengan masyarakat dunia, saling
ketergantungan dari negara satu dengan yang lain, itu merupakan suat realita
yang harus dihadapi oleh semua negara, untuk memenuhi kebutuhannya
masing-masing. Sebagai mahkuk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari
komunitasnya dan setiap orang didunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri
tampa melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya tampa
bantuan orang lain. Begitu juga organisasi internasional sangat berpengaruh
terhadap kerjasama internasional dapat berhasil dalam menyelesaikan
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh suatu negara. Organisasi
internasional mencermin kebutuhan manusia untuk bekerjasama, segaligus
sebagai saran untuk menangani masalah-masalah yang timbul melalui
kerjasama tersebut.18
Indoneisa dan Jepang telah menjalin kerjasama bilateral dalam bidang
lingkungan hidup sejak dua dekade terakhir, dan kemudian diperbarui pada
tahun 2012 kerjasama ini di maksudkan untuk menjaga lingkungan hidup
kedua negara. Mengingat, saat ini lingkungan hidup telah mengalami
degradasi dan semakin mengancam kehidupan manusia di bumi maka dari itu
dengan kepentingan yang sama yaitu untuk menyelamatkan lingkungan hidup,
Indonesia dan Jepang telah memperkuat kerjasama bilateral dalam bidang
18 Teuku May Rudy. Teori, Etika Dan Kebijakan Hubungan Internasional, :(Bandung : Angkasa) .1993.
25
lingkungan hidup pada tahun 2012. Diharapkan dari kerjasma tersebut dapat
lebih menjamin masa depan lingkungan hidup secara komprehensif.
1.7.4 Konsep Implementasi
Van Meter dan Van Horn, mendefinisikan implementasi sebagai
tindakan tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat –
pejabat atau kelompok – kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan
pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan
kebijaksanaan.19
Secara umum definisi implementasi adalah pelaksanaan atau
penerapan. Implementasi juga dikaitkan dengan suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Webster merumuskan
implementasi sebagai implement (mengimplementasikan), berarti to provide
the means for carryingout (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu),
to give practical effect to (menimbulkan dampak atau akibat terhadap
sesuatu). Pengertian tersebut mempunyai arti bahwa untuk
mengimplementasikan sesuatu harus disertai sarana yang mendukung yang
nantinya akan menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Kerjasama
yang dilakukan antara Indonesia – Jepang dimaksudkan untuk menjalin
hubungan baik antara Indonesia dan jepang dalam tataran kerjasama yang
kongkrit. Kerjasama ini akan diimplementasikan berupa upaya-upaya
19 Leo Agustino. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung : AIPI. 2006. 139.
26
pembangunan berkelanjutan antara kedua negara yang diharapkan dapat
menjamin masa depan lingkungan hidup kedua negara.
1.8 Asumsi
Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumsukan asumsi sebagai berikut :
1. Isu hubngan internasional bukan saja bersifat high politics tetapi juga low
politics. Isu lingkungan hidup menjadi perhatian global. Indonesia dan Jepang
menjalin kerjasama untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup. 2. Kerjasama Indonesia – Jepang dalam bidang lingkungan merupakan
kerjasama yang akan saling menguntungkan kedua negara, dan kerjasama
tersebut fokus terhadap upaya-upaya pembangunan berkelanjutan antara
kedua Negara yang diharapkan dapat menjamin masa depan lingkungan hidup
secara komperhensif yang mencakup wilayah regional, nasional hingga
daerah- daerah dikedua negara, penelitian ini fokus pada tahun 2012- 2015.3. Upaya negara dalam membangun perekonomian nasional, perlu
memperhatikan analisis dampak lingkungan, melalui kerjasama berbasis
sustainable development.
27
1.9 Alur Pemikiran
1.10 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif, karena objek penelitian merupakan realitas sosial atau
kemanusiaan yang dipandang sebagai suatu gejala atau fenomena yang bersifat
dinamis, holistik, kompleks, dan penuh makna. Penelitian kualitatif lebih
menekankan pada penggunaan diri peneliti sebagai alat (instrument).
Isu LingkunganHidup
Kerjasama bilateral
Indonesia
Implementasi
Jepang
Jepang membutuhkanmitra kerjasama untukmengurangi emisi gaskarbon.
Indonesia memilik hutan tropis yang luasdan di Indonesia terdapat perusahaan Jepang
Indonesia
Indonesia membutuhkan pengalaman dan teknologi jepang dalam pengelolaan lingkungan.
Jepang telah memberikan dana hibahdan pinjaman kepada Indonesia untuk pengelolaan lingkungan
Jepang
Area kerjasamaperubahan iklim.
REDD+. Iventarisasi
GRK Nasional. Adaptasi dan
MitigasiPerubahanIklim.
Area kerjasamateknologi lingkungan .
Teknologisampahmenjadienergi
Area kerjasama kotaberwawasan lingkungan
Pengelolaan sampah B3 di kecamatan Wonokromo.
Kerjasama kota bogor dan Provinsi Hiroshima
28
Peneliti kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan
memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan, prosesnya melibatkan upaya-upaya
penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mengumpulkan data yang
spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema
yang khusus ke tema-teman yang umum, dan menafsirkan makna data.20
Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk memahami
kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia-Jepang dalam bidang lingkungan hidup.
Karena kerjasma tersebut dinilai memiliki potensi yang baik dalam masa depan
lingkungan hidup, maupun hubungan Indonesia dan jepang sebagai negara yang
bersahabat. Untuk dapat memahami kerjasama tersebut maka harus adanya hubungan
interaktif antara peneliti dengan yang diteliti. Dari sumber data yang didapat peneliti
telah terikat suatu nilai tertentu.21
1.10.1 Tipe Penelitian
Dalam menganalisis dan membahas fenomena yang diteliti serta
berdasarkan keterkaitan variabel, maka peneliti menggunakan tipe penelitian.
Tipe deskriptif merupakan tipe yang bertujuan untuk menggambarkan,
mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang
sekarang ini. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk
20 John W. Creswell. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm.421 Ibid., Hal 261
29
memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat
kaitan antara variabel-variabel yang ada.22 Tipe ini peneliti gunakan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memahami, serta menganalisis, proses
kerjasama Indonesia – Jepang dalam bidang lingkungan hidup pada tahun
2012-2015.
1.10.2 Lokasi Penetiltan
Penelitian ini dilakukan dibeberpa lokasi guna mendapatkan data dan
sumber imformasi yang relevan. Lokasi-lokasi tersebut anatara lain :
1. Perpustakaan Universitas Jenderal achmad yani, Jl. Jenderal
Soedirman PO BOX 148, Cimahi.2. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Jenderal Achmad Yani, Jl. Jenderal Soedirman PO BOX 148, Cimahi.3. Kementrian Luar Negeri Republik indonesia Indonesia4. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia5. Kedutaan Besar Jepang
1.10.3 Waktu Penelitian
Peneliti memulai penelitian pada febuari 2016 sampai dengan – tahap
seperti dalam tabel berikut :
TABEL 1. 1 Waktu Peneltian
No. Kegiatan Tahun 2016Feb Mar Apr Mei Jul Sept
22 Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal 11.
30
1 Pengajuan Judul2 Penyusunan Proposal3 Pencarian Data4 Analisis Data5 Usulan Penelitian/ UP6 Revisi UP7 Penyusunan Draft8 Seminar Draft9 Revisi Draft Skripsi10 Sidang Skripsi
1.10.4 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kulaitatif siap
melakukan penelitian selanjutnya turun ke lapangan23.
Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi
terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek
penelitian, baik secara akademik maupun logistik. Yang melakukan
validasi adalah peneliti itu sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh
pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki
lapangan.24
23 Sugiyono. 2007. Metode Penlitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,.Bandung: Alfabeta. 222.24 Ibid, 225
31
Pada penelitian ini, implementasi kerjasama Indonesia-Jepang
dalam bidang lingkungan hidup (2012-2015) , yang menjadi instrumen
penelitian adalah peneliti sendiri. dalam hal ini peneliti berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan implementasi kerjasama
Indonesia-Jepang dalam bidang lingkungan hidup.
1.10.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat
dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai jenis data. Langkah-
langkah pengumpulan data meliputi usaha membatasi penelitian,
mengumpulkan informasi melalui wawancara, baik yang terstruktur
maupun tidak, dokumentasi, materi-materi visual, serta usaha merancang
protokol untuk merekam/ mencatat informasi.25 Langkah-langkah
tersebut dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif untun memperkuat
penganalisaan dalam masalah yang diteliti.Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua
teknik yaitu teknik pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara
25 Op.Chit, John W. Creswell. 2010.hal 266.
32
terstruktur maupun tidak, dan mendalam dengan pihak-pihak dan
lembaga terkait: dokumentasi, yang dilakukan untuk cara mempelajari
baik berupa dokumen publik (makalah atau koran) maupun dokumen
privat (buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti;
audio-visual, dilakukan dengan bukti berupa rekaman dari hasil
wawancara yang didapat dengan narasumber untuk memperkuat bukti
pengumpulan data.
Adapun partisipasi wawancara pada skripsi ini adalah :
1. Hadi Tjahjono, kepala Seksi Ekubag II-1, Direktorat Asia
Timur dan Pasifik, Kementrian Luar Negeri Republik
Indonesia2. Fajar Tri Yunianto, Staf Biro Kerjasama Luar Negeri,
Kementrian Lingkungan hidup Republik Indonesia.Pengumpulan data sekunder yang dilakukan oleh penulis dalam
menganalisis implementasi kerjasama lingkungan hidup Indonesia-
Jepang pada tahun 2012-2015 adalah dengan menggunakan studi
kepustakaan, yaitu mencari data serta informasi berdasarkan penelaahan
literatur atau referensi, baik yang bersumber dari buku-buku, dokumen-
dokumen, majalah, laporan-laporan, jurnal-jurnal, artikel-artikel
(internet), maupun catatan penting yang berkaitan dan relevan dengan
objek penelitian.
33
1.10.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data,
mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian
dasar, yang membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan
data yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan
mencari hubungan antara dimensi-dimensi uraian.
Analisis data kualitatif adalah proses mencari data dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan
(observasi), wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.
Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menganalisis data
kualitatif ialah dengan mengikuti langkah-langkah berikut yang masih
sangat bersifat umum, yakni:
1. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
34
peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya dan mencarinya
bila diperlukan.26
2. Display. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya
adalah mendisplaykan sehingga data terorganisasikan, tersusun
pola hubungan dan mudah dipahami. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data yang paling sering digunakan adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data,
maka akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
diapahami tersebut.27
3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi yaitu sejak mulanya
peneliti berusaha untuk mencari makna data dikumpulkan. Untuk
itu peneliti mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal
yang sering timbul, hipotesis, dan sebagainya. Jadi dari data
yang diperolehnya peneliti sejak mulanya mencoba mengambil
kesimpulan.28
1.10.7 Pengujian Keabsahan Data
Dalam tubuh pengetahuan penelitian kualitatif itu sendiri sejak
awal pada dasarnya sudah ada usaha meningkatkan derajat
kepercayaan data yang di sini dinamakan keabsahan data”.29 Untuk
26 Op.chit, Sugiyono, Hal 247.27 Ibid. Hlm 249.28S Nasution.Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung. Penerbit Tarsito. 1996, 129-130.29Ibid., 170.
35
menetapkan keabsahan data diperlukan teknik
pemeriksaan.Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas
sejumlah kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud ada empat,
diantaranya yaitu:
1. Penggunaan Bahan Referensi
Penggunaan bahan referensi merupakan upaya peneliti untuk
membuktikan kebenaran pengumpulan data. Ketersediaan dan
kecukupan referensi dapat mendukung kepercayaan data penelitian.
Sebagai contoh data hasil wawancara akan didukung oleh rekaman
suara saat wawancara dan dokumentasi. Dalam meneliti bentuk
kerjasama Indonesia-Jepang dalam bilang lingkungan hidup, peneliti
menggunakan bahan-bahan referensi yang bersumber dari buku,
internet, jurnal, dokumen, surat kabar, serta dari rekaman suara hasil
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti.
2. Diskusi dengan Teman Sejawat
Pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan
rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama
36
tentang apa yang diteliti, sehingga secara bersama-sama peneliti dapat
me-review persepsi, pandangan, analisis yang sedang dilakukan.30
3. Penggunaan Membercheck
Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati
oleh para pemberi data, berarti data tersebut valid, sehingga semakin
kredibel, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai
penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, dan apabila
perbedaannya tajam, maka peneliti harus mengubah dan menyesuaikan
dengan hasil dari pemberi data.31
Membercheck yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis
implementasi kerjasama Indonesia- Jepang dalam bidang lingkungan
hidup (2012-2015), yaitu dengan mengecek kembali data-data yang
ada melalui diskusi dan wawancara dengan informan melalui
pengajuan pertanyaan yang berkaitan dengan data yang menjadi
dimensi serta indikator.
1.11 Sistematika Penulisan
Penyusunan dibagi kedalam lima bab yang sesuai dengan penelitian
ini. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :
30 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) 332.31 Sugiyono, Op.cit.,276.
37
BAB : I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang melandasi penyusunan
skripsi dengan isi antara lain : latar belakang penelitian, fokus
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penlitian,
tinjauan pustaka, kerangka teoritis, asumsi, alur pemikiran, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : ISU LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF HUBUNGAN INTERNASIONAL
Isu lingkungan hidup Muncul Pada Tahun 1970an Sebagai
Kekuatan Politik negara-negara di dunia. Isu lingkungan hidup
merupakan isu baru dalam hubungan internasional. Isu lingkungan
hidup telah mejadi isu penting dalam ilmu hubungan internasional,
sejak tahun 1972 yang telah di tandai dengan diadakannya KTT di
Stockholm hingga COP protocol Kyoto, di Jepang pada tahun 2007
telah mempengaruhi negara-negara di dunia untuk melakukan
kerjasama dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup. Indonesia
dan Jepang sebagai negara yang concern terhadap isu lingkungan
hidup telah membuat kerjasama dalam bidang lingkungan hidup pada
tahun 2012. Kerjasama ini fokus terhadap upaya-upaya pembangunan
berkelanjutan antara kedua negara yang diharapkan dapat menjamin
masa depan lingkungan hidup secara komprehensif.
38
BAB III: GAMBARAN UMUM INDONESIA DAN JEPANG
Bab ini akan menjelaskan gambaran umum tentang Indonesa
dan Jepang yang akan dijelaskan secara komprehensif guna
menunjang pembahasan di bab selanjutnya. Gambaran umum yang
akan dibahas tengtang letak geografis dan hal-hal lain yang relevan
dengan penelitian.
BAB IV : IMPLEMENTASI KERJASAMA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA DAN JEPANG PADA TAHUN 2012-2015
Kerjasama Indonesia – Jepang dalam bidang lingkungan hidup
tahun 2012-2015 fokus terhadap upaya-upaya pencegahan kerusakan
lingkungan hidup dan pembangunan lingkungan hidup berkelanjutan
antara kedua negara yang dimana kerjasama ini akan
diimplementaskan dalam area kerjasama berupa : perubahan iklim,
teknologi lingkungan dan kota-kota berwawasan lingkungan,
diharapkan kerjasama ini dapat menjamin masa depan lingkungan
hidup secara konperhensif secara regional, nasional hingga daerah-
daerah dikedua Negara.
BAB V : KESIMPULAN
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan
hasil penelitian dan saran bagi pihak-pihak terkait, maupun bagi
penelitian selanjutnya.