BAB 1 NE ADIKE AJI
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of BAB 1 NE ADIKE AJI
BAB I
PENDAHULUAN
Peranan Keluarga terhadap perkembangan anak sangat
berpengaruh sekali terhadap perkembangan anak terhadap
kehidupan masa mendatang, pembinaan terhadap seorang anak
harus dilakukan dengan baik karena mreka merupakan generasi
penerus bangsa dan Negara di masa mendatang. Sedangkan fungsi
utama dario keluarga antara lain memberi perlindungan, memberi
rasa aman, melakukan pengasuhan, pendidikan terhadap segenap
anggota ( Sumarsono, 1995 : 41 )
Pada kurun waktui 10 tahun terakhir dampak tekanan
ekonomi semakin meningkat dan tak kunjung terselesaikan
sehingga muncul berbagai masalah masalah sosial yg perlu di
selesaikan oleh pihak- pihak terkait baik itu pemerintah
maupun semua aspek bangsa ini, dampak tekanan ekonomi yang
semakin berkepanjangan ini juga mendorong penyebab bertambah
nya anak yg terlibat dalam suatu pekererjaan. Fenomena pekerja
anak sesunguhnya bukanlah hal yang baru di indonesia, selain
karna faktor tekanan ekonomi, anak bekerja karena banyak orang
tua terutama pada golongan ekonomi lemah berpikiran bahwa
dengan bekerja sejak usia dini akan menumbuhkan rasa tangung
jawab pada diri ank tersebut, selain itu juga untuk membantu
perekonomian keluarga.
Fenomena anak bekerja sebagai anak jalanan seperti :
pengamen, penjual koran dan pedagang asongan pada awal nya
didorong oleh rasa ingin membantu perekonomian keluarga.
Mereka memilih bekerja sebagai anak jalanan karena mereka
belum memiliki keterampilan dan keahlian khusus di dunia
kerja, selain itu mereka juga belum mempunyai pengalaman
sehingga mereka memilih menekuni pekerjaan pada sektor publik
( jalanan ) yang pada dasarnya tidak memerlukan ketrampilan
khusus dan merupakan alternatif yang mungkin dilakukan untuk
menghasilakan uang.
Menurut data Departemen sosial menunjukan jumlah anak
jalanan di Indonesia mengalami kenaikan dalam beberapa tahuan
terakir. Jumlah anak jalanan sebelum krisis ekonomi sekitar
tiga ribu orang, tetapi setelah krisis ekonomi yang
berkepanjangan jumlah nya menjadi 7 kali lipat ( Setyowati,
2006:1 ).
Jumlah anak jalanan yang semakin bertambah merupakan
fenomena sosial yang perlu mendapatkan perhatian khususnya
pemerintah, misalnya dengan memberikan keterampilan khusus dan
bantuan modal dengan pengawasan yang intensif sehingga bantuan
tersebut tidaki sia - sia. Fenomena anak jalanan ini juga
disebabkan karena semakin sulitnya mencari lapangan pekerjaan
karena merekatidak memiliki latar belakang pendidikan formal,
selain itu bertambahanya anak jalanan juga karena banyak nya
anak - anak yang putus sekolah yang disebabkan karena faktor
ekonomi. Rendahnya pendidikan dan kurangnya keterampilan untuk
memciptakan lapangan pekerjaan sendiri disamping itu juga
karena keadaan ekonomi yang pas - pasan semakin mendorong
mereka untuk bekerja dengan kemampuan mereka sehingga memilih
alternatif pekerjaan sebagai pekerja publik (jalanan).
Menurut Muallo ( dalam huda,2007 : 1) anak yangt
berkualitas tinggi baik secara fisik dan mentalnya merupakan
tabungan yang sangat berguna bagi negara, untuk mencapai
tujuannya sangat bergantung pada anak - anak bangsa nya.
Menurut International Labaur Organization ( ILO, 1999 ) di
dunia saat inilebih dari 250 juta anak berusia 5 -14 tahun
terpaksa bekerja dan kehilangan masa kanak - kanaknya, mereka
bekerja lebih dari 25 jam per minggu. Menurut Irwanto ( dalam
Huda 2007 : 3 ) lama bekerja sanggat berpengaruh pada
pendapatan, jika seorang anak bekerja cukup lama maka
pendapatan akan cukup meningakat, sehingga diantara mereka
banyak mencurahkan waktu nya terlibat dalam proses produksi,
baik dalam keluarga maupun ditempat lain.
Semakin bertambahnya jumlah anak jalanan secara langsung
diakibatkjan oleh faktor - faktor ekonomi, pendidikan yang
rendah, dan pengalaman serta ketrampilan yang kurang. Bahkan
dampak yang diakibatkan krisis ekomomi bukan hanya dirasakan
oleh orang - orang dewasa saja tetapi juga berimbas pada anak
- anak yang latar belakang ekonomi keluargannya kurang mampu,
sehingga orang yang seharus nya menjadi tangungan terpaksa
harus bekerja membantu orang tua nya hal ini juga merupakan
salah satu penyebab makin bertambahnya anak jalanan di
perkotaan. Fenomena anak bekerja sebagai anak jalanan
seperti : pengamen, penjual koran dan pedagang asongan pada
awal nya didorong oleh rasa ingin membantu perekonomian
keluarga. Mereka memilih bekerja sebagai anak jalanan karena
mereka belum memiliki keterampilan dan keahlian khusus di
dunia kerja, selain itu mereka juga belum mempunyai pengalaman
sehingga mereka memilih menekuni pekerjaan pada sektor publik
( jalanan ) yang pada dasarnya tidak memerlukan ketrampilan
khusus dan merupakan alternatif yang mungkin dilakukan untunk
menghasilakan uang.
Banyaknya anak jalanan di kota Malang khususnya di
Kecamatan Sukun Kota Malang menjadi permasalahan kota yang
harus segera diselesaikan karena jika dibiarkan berlarut -
larut justru akan menimbulkan dampak yang negatif seperti
munculnya permasalahan - permasalahan sosial seperti
terjadinya tindak kekerasan, kejahatan, serta menggangu
ketertiban sehingga perlu adanya tindakan pencegahan sehingga
tidak menimbulkan permasalahan yang lebih meluas. Dari
permasalahan anak jalanan diatas maka peneliti mengambil
judul “Pola Persebaran dan Kehidupan Sosial Ekonomi Anak
Jalanan di Wilayah Kecamatan Sukun Kota Malang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakan yang telah diungkapkan diatas,
maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pola persebaran anak jalanan yang berada di
Kecamatan Sukun Kota Malang?
2. Bagaimana profil sosisal ekonomi anak jalanan yang berada
di Kecamatan Sukun Kota Malang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditarik
tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Memberikan informasi mengenai pola persebaran anak
jalanan yang berada di Kecamatan Sukun Kota Malang
2. Menggetahui profil sosial ekonomi anak jalanan yang
berada di Kecamatan Sukun Kota Malang
D. Manfaat penelitian
Bagi peneliti
Sebagai sarana latihan menuangkan gagasan, idea tau
pikiran dalam bentuk tulisan dan melatih untuk berpikir
kritis serta meningkatkan daya serap informasi khususnya
mengenai topik yang akan diteliti. Memperoleh kepuasan
intelektual karena dapat meningkatkan keterampilan secara
jelas dan sistematis.
Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu member informasi dan
gambaran tentang permasalahan anak jalanan dan mampu
memberikan sumbangan pemikiran tentang persebaran dan
kondisi sosial ekonomi anak jalanan yang berada di
wilayah Kecamatan Sukun Kota Malang.
Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan mampu member tambahan
informasi dan gambaran pada institusi yang berkompeten
pada permasalahan – permasalahan sosial khususnya
permasalahan anak jalanan yang berada di wilayah
Kecamatan Sukun Kota Malang dan sebagai bahan dalam
memberikan penyuluhan serta pelatihan – pelatihan kepada
anak jalanan agar memiliki keterampilan – keterampilan
khusus di dalam dunia kerja, sehingga diharapkan mampu
membuka lapangan pekerjaan sendiri dan tidak lagi
bergantung dari sector publik ( jalanan )
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian digunakan untuk membatasi
permasalahan yang diteliti, sehingga tidak menyimpang dari
tujuan yang dikehendaki. Subyek penelitian ini adalah anak
jalanan (ANJAL) yang berada diwilayah Kecamatan Sukun Kota
Malang. Untuk materi yang di bahas dalam penelitian ini adalah
mengungkapkan pola persebaran anak jalanan di Kecamatan Sukun
Kota Malang.
Table 1.1 Jabaran variable
Variable Sub Variable Indikator Sumber Data
- Polapersebaraan
- Karakteristiksosialekonomi
- sosial
- ekonomi
- Jumlah- Lokasi
kerja
- Usia- Lama
bekerja- Jenis
pekerjaan
- Pendapatan- pengeluara
n
- Data sekunder
- Data primer
- Data primer
- Data primer
- Data primer
- Dataprimer
- DataPrimer
E. Definisi Operasional
Pola persebaran anak jalanan adalah suatu kecenderungan
anak jalanan dalam memilih lokasi dalam bekerja dan
beraktifitas.
Karakteristik sosial ekonomi adalah merupakan gambaran
kehidupan sosial ekonomi anak jalanan yang berada pada
wilayah tertentu dan menyangkut pranata – pranata sosial
yang secara langsung menjadi budaya yang mereka akui.
Anak jalanan adalah anak – anak yang berusia dibawah 18
tahun yang berada di jalanan untuk mencari nafkah dengan
berbagai cara.
Kecamatan Sukun ?
F.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Anak Jalanan
Anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus
betul – betul dipersiapkan agar menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas dan siap menyongsong masa depan yang lebih
cerah. Untuk mencapai tujuan tersebut anak harus tumbuh dan
berkembang dalam lingkungan yang optimal baik jasmani,
rohani maupun sosialnya.
Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian
besar waktunya di jalan atau tempat umum lainnya dengan
tujuan mencari nafkah dengan berbagai bentuk misalnya
sebagai pengamen, penjual Koran, pemulung, penyemir sepatu,
pengemis dan lain lain (Kuswati,2004 : 10). Untuk
mempertegas pengertian anak jalanan, berikut ini akan
dijelaskan beberapa ikhtisar mengenai pengertian anak
jalanan.
Menurut Imawan (1999 : 5 ) anak jalanan adalah anak yang
biasa hidup tidak teratur di jalanan bias sambil bekerja
atau mengelandang saja setiap hari, usia mereka berkisar 5 -
18 tahun, biasanya bersikap seenaknya sendiri dan tidak
punya aturan dalam hidupnya.
B. Kategori Anak Jalanan
Berdasarkan KHA ( Konvensi Hak Anak) dan ILO yang
dimaksud pekerja anak adalah anak usia 5 – 14 tahun yang
melakukan kegiatan ekonomi, baik secara langsung untuk
memperoleh uang, maupun yang bersifat untuk membantu orang
tua dalam pekerjaan untuk mencari nafkah.
Menurut Surbakti anak jalanan dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu:
a. Children on the street, yakni anak – anak yang
mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak
jalanan, tetapi masih punya hubungan yang kuat
dengan orang tua mereka. Sebagian penghasilan mereka
digunakan untuk memperkuat penyangga ekonomi
keluargannya karena beban atau tekanan kemiskinan
yang mesti ditangung tidak dapat diselesaikan oleh
ke dua orang tuanya.
b. Children of the street, yakni anak – anak yang
berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial
maupun ekonomi. Beberapa dari mereka masih mempunyai
hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi
pertemuan mereka tidak menentu. Banyak dari mereka
adalah anak – anak yang karena suatu sebab
( biasanya kekerasan ) yang membuat mereka lari atau
pergi dari rumah. Banyak penelitian menunjukan bahwa
anak – anak pada kategori ini rawan terhadap
perlakuan salah, baik secara sosial, emosional,
fisik maupun seksual.
c. Children from families of the street, yakni anak –
anak yang berasal dari yang hidup di jalanan.
Meskipun anak – anak itu mempunyai hubungan
kekeluargaan yang cukup kuat tetapi hidup mereka
terombang – ambing dari suatu tempat ke tempat lain
dengan segala resikonya. Salah satu cirri yang yang
penting dari kategori ini adalah pemampangan
kehidupan jalanan sejak masih bayi bahkan sejak
dalam kandungan. Di Indonesia dengan kategori ini
yang paling mudah ditemui diberbagai kolong
jembatan, rumah –rumah liar disepanjang rel kereta
api.
Dalam penelitian anak jalanan kelompok yang paling
dominan adalah Children on the street dan Children
of the street serta Children from families of the
street sehingga dari ke tiga kelompok tersebut dari
satu kelompok penelitian.
C. Pola Persebaran
Pola persebaran anak jalanan merupakan kecenderungan anak
jalanan dalam melakukan aktifitas atau bekerja dijalanan
disuatu wilayah atau lokasi mangkal. Lokasi yang biasa
ditempati anak jalanan pada umumnya adalah disepanjang jalan
– jalan protocol dan tempat – tempat keramaian seperti:
pasar, perempatan, alun – alun dan terminal.
1. Lokasi Mangkal dan Jumlah Teman
Salah satu factor yang menyebabkan anak terjun
kejalanan adalah adanya daya tarik yang ada dikota dengan
fasilitas yang tersedia menyebabkan anak penasaran dan ingin
memanfaatkannya. Untuk mewujudkan hal itu, salah satu
caranya adalah sebagai anak jalanan yang lokasinya
berdekatan dengan pusat keramaian atau fasilitas umum.
Disamping lokasi tempat mangkal, factor lainnya adalah
teman atau komunitas anak jalanan yang ikut mempengaruhi
anak lainnya untuk terjun ke jalanan. Pada saaat itu, anak
umumnya masih mencari jati diri dan pengakuan dari pihak
lain serta mereka juga membutuhkan komunitas yang bias
menerima keadaannya. Oleh karena itu, anak tersebut biasanya
memiliki kelompok atau temen sebaya yang mempunyai kedekatan
antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
Kedekatan itu bahkan melebihi kedekatan dengan orang tuanya,
mereka cenderung berbagi pengalaman yang dialaminya baik
dalam suka maupun duka dan pengalaman hidupnya kepada teman
sebayanya dibandingkan dengan orang tuannya atau orang yang
lebih dewasa (Bagong dkk, 2000 : 204). Suasana pertemanan
ini sanggat bermakna bagi anak jalanan sebab dalam iklim
pertemanan tersebut anak jalanan dapat mengapresiasikan
segala macam keinginan dan kehendak serta memiliki kebebasan
untuk bertindak dan berprilaku.
D. Karakteristik Sosial Ekonomi
Banyaknya anak jalanan merupakan kenyataan yang benar –
benar nyata dan kompleks dan sangat berhubungan dengan aspek
sosial ekonomi yang berkaitan erat dengan munculnya anak
jalanan. Karakteristik sosial ekonomi adalah gambaran
tentang seseorang atau masyarakat yang ditinjau dari keadaan
sosial ekonomi, gambaran tersebut meliputi tingkat
pendidikan, pendapatan, dan jenis pekerjaaan anak jalanan.
Oleh karena itu untuk mempermudah penentuan status sosial
anak jalanan, penelitian ini dibatasai pada usia, pendapatan
dan jenis pekerjaan anak jalanan.
1. Usia anak jalanan
Anak jalanan adalah anak – anak yang berusia dibawah 18
tahun yang berada dijalanan untuk mencari nafkah dengan
berbagai cara ( tidak termasuk gelandangan, pengemis,
bekerja ditoko kios). Berdasarkan data ILO (2009) saat ini
anak usia 5 -14 tahun terpaksa bekerja dan kehilangan masa
kanak – kanaknya harus mencurahkan waktunya untuk bekerja.
2. Tingkat pendapatan dan pengeluaran anak jalanan
Banyak factor yang membuat anak menekuni pekerjaan
sebagai anak jalanan, namun factor yang paling dominan
adalah kemiskinan. Meskipun kemiskinan adalah hal yang
paling berperan, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa factor
informal di perkotaan juga menjadi magnet kuat untuk menarik
anak – anak terjun menjadi anak jalanan, khususnya bagi anak
– anak yang mengalami kemiskinan dan dituntut untuk membantu
perekonomian keluarga untuk mencari nafkah.
Pada umumnya kegiatan anak jalanan adalah sebagai
penyemir sepatu, pengamen dan pedagang asongan, pengatur
lalu lintas diperempatan jalan. Pendapatan mereka rata –
rata berkisar 10 ribu sampai 25 ribu. Di Indonesia
kebanyakan anak akan merasa bangga jika mereka bias bekerja
dan membantu perekonomian keluarga dalam mencari nafkah
bahkan banyak anak yang akirnya tidak berminat untuk
bersekolah dan mencari nafkah yang lebih banyak bagi
keluarganya.
3. Lama jam kerja anak jalanan
Menurut studi yang dilakukan IPEC/ILO dibeberapa kota di
Indonesia ( Huda, 2007 :15) bahwa jumlah jam kerja anak
jalanan harus bekerja selam 40 jam per minggu atau 7 – 10
jam per hari dengan waktu bekerja antara 7 – 8 jam sampai
jam 4 – 5 sore. Jika ditinjaudari jam kerja yang tidak
beraturan tersebut maka sangat kecil kemungkinan anak – anak
tersebut untuk memperoleh pendidikan. Selain itu minimnya
waktu istirahat secara langsung juga menggangu pertumbuhan
dan perkembangan mereka. Lama jam bekerja menurut Susilo
(1991 : 26) adalah waktu yang digunakan oleh seseorang untuk
bekerja dihitung sejak meningalkan rumah sampai kembali lagi
ke rumah dalam waktu sehari.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan fakta
– fakta yang ada dalam suatu masalah. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif non hipotesis, karena tidak menguji
kebenaran suatu pendapat, melainkan hanya ingin menggali fakta
– fakta dan mendeskripsikannya.
Metode penelitian ini adalah menggunakan metode survey
yang meliputi observasi, wawancara, dan dokumenter. Penelitian
survey biasannya dilakukan guna mengambil generalisasi dari
pengamatan. Agar generalisasi yang dilakukan mendapatkan hasil
yang akurat, maka diperlukan sampel yang representatif dari
suatu populasi. Adapun tujuan dari metode survey adalah untuk
mengumpulkan informasi factual secara detail, mengidentifikasi
masalah, dan justifikasi kondisi saat ini serta membuat
perbandingan dan evaluasi. Instrumen yang digunakan adalah
kuisioner.
Dalam survie informasi dikumpulkan dari responden dan
menggunakan kuisioner. Umumnya pengertian survey dibatasi pada
penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi
untuk mewakili populasi. Hal tersebut juga diperkuat oleh
Singarimbun ( dalam Huda, 2007 :19 ) yang menyatakan bahwa
penelitian survei adalah suatu penelitian yang mengambil
sampel dari suatu populasi dan mengggunakan kuisioner sebagai
alat pengumpul data.
Sedangkan pendekatan penelitian menggunakan pendekatan
Cross – Sectional, yaitu penelitian untuk memberikan penjelasan dan
yang diperoleh dari hasil wawancara maupun pengamatan
berdasarkan kriteria anak jalanan di lokasi penelitian.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian
(Arikunto, 2002 : 37)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak jalanan yang
berada di Kecamatan Sukun Kota Malang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pola persebaran anak jalanan yang
berada di Kecamatan Sukun Kota Malang.
2. Sampel Penelitian
Sample merupakan sebagian obyek atau individu – individu
yang mewakili populasi sehingga sifatnya harus representatif ,
yaitu bener – benar mewakili dan mencerminkan populasinya
( Huda, 2007 : 20).
Pengambilan sampel penelitian dilaksanakan ditempat –
tempat anak jalanan beraktifitas anak jalanan di Kecamatan
Sukun Kota Malang seperti pertigaan Kacuk, Pertigaan Pasar
Gadang, Perempatan Dieng, Perempatan Kasin. Adapun teknik
pengambilan sample mengunakan teknik purposive sampling, yaitu
teknik yang mengambil cirri – cirri atau sifat tertentu yang
diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan cirri cirri
atau sifat spesifik dari yang ada atau dilihat didalam
populasi.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada 2 jenis,
yakni data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan data diperoleh dari sumber yang
bersangkutan. Dalam penelitian ini data diperoleh dari
kuisioner dan observasi yang dilakukan oleh peneliti.
a. Teknik Observasi
Observasi merupakan langkah awal yang dilakukan melalui
pengamatan untuk menggetahui informasi dan gejala dilapangan.
Observasi yang dilakukan dilokasi penelitian denggan
mengamati, mencatat secara sistematis terhadap gejala atau
fenomena yang ada pada obyek penelitian.
b. Kuisioner
Kuisioner merupakan salah satu jenis komunikasi verbal,
merupakan usaha untuk memeperoleh informasi dan menyampaikan
pertanyaan secara tertulis oleh responden. Dalam hal ini
dengan menggunakan angket, angket yang dimaksud disini berisi
tentang jenis kelamin, usia, pendapatan, pengeluaran, lokasi
mangkal, jenis pekerjaan anak jalanan dan lama bekerja.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti. Data ini untuk melengkapi data
primer agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan. Adapun data sekunder yang diperlukan meliputi
jumlah anak jalanan, peta administratif, dan dokumen – dokumen
lain yang ada kaitannya dengan penelitian.
D. Instrumen penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuisioner dan wawancara. Dalam hal ini obyek penelitian
adalah anak jalanan yang berada di kota Malang khususnya di
Kecamatan Sukun Kota Malang. Adapun kuisioner tersebut berisi
tentang aktifitas anak jalanan dan karakteristik sosial
ekonominya.
E. Analisis Data
Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
denggan mengunakan metode analisis data deskriptif dengan
presentase. Data diperoleh di ananalisis dan disajikan dalam
bentuk presentase, adapun rumus yang digunakan dalam
pengolahan data adalah:
P = F/N x 100 %
Keterangan:
P= presentase jawaban
F= jumlah frekuensi jawaban responden
N= jumlah total pertanyaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Kota Malang adalah kota terbesar kedua di Jawa Timur
setelah Surabaya, kota ini juga dikenal sebagai kota
pendidikan, karena banyaknya fasilitas pendidikan yang
tersedia dari mulai tingkat Taman Kanak-kanak, SD sampai
Pendidikan Tinggi dan jenis pendidikan non-formal seperti
kursus bahasa asing dan kursus komputer, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.
1. Kondisi Iklim dan Potensi Demografis
Kota malang merupakan sebuah kota yang terletak di
Provinsi Jawa Timur. Terletak pada koordinat 112,06° - 112,07°
Bujur Timur dan 7,06° - 8,02° Lintang Selatan, dengan
dikelilingi gunung-gunung:
Gunung Arjuno di sebelah Utara
Gunung Semeru di sebelah Timur
Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat
Gunung Kelud di sebelah Selatan
Kota Malang terkenal dengan semboyan Tri Bina Cita yaitu
sebagai Kota Pendidikan, Kota Industri dan Kota Pariwisata
yang mencerminkan profil potensi ekonomi Kota Malang, dengan
batas wilayahnya :
" Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wagir Kecamatan
Dau
" Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pakis dan
Kecamatan Tumpang
" Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Singosari dan
Kecamatan Karangploso
" Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tajinan dan
Kecamatan Pakisaji
Kota Malang yang beribukota di Klojen memiliki luas 110 Km2
yang terbagi dalam 57 Kelurahan/Desa dan 5 Kecamatan
Komoditi unggulan Kota Malang yaitu sektor perkebunan dan
jasa. Sektor Perkebunan komoditi unggulannya adalah Tebu,
Kopi, dan Kelapa. sub sektor jasa yaitu Pariwisata
Kondisi iklim Kota Malang tercatat rata-rata suhu udara
berkisar antara 22,2 °C - 24,5 °C. Sedangkan suhu maksimum
mencapai 32,3 °C dan suhu minimum 17,8 °C . Rata kelembaban
udara berkisar 74% - 82%. dengan kelembaban maksimum 97% dan
minimum mencapai 37%. Seperti umumnya daerah lain di
Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim,
musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun
Klimatologi Karangploso curah hujan yang relatif tinggi
terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, dan
Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Agustus, dan Nopember
curah hujan relatif rendah.
Jumlah penduduk Kota Malang pada semester pertama tahun
2013 mencapai 836.373 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk
laki-laki 418.100 jiwa dan jumalh penduduk perempuan 418.273
jiwa dan tersebar hampir merata di 5 (lima) kecamatan.
REKAPITULASI PENDUDUK KOTA MALANG TAHUN 2013
BERDASARKAN JENIS KELAMIN
No Kecamatan JumlahPenduduk Laki-laki Perempuan
1. Blimbing 185.187 92.745 92.4422. Klojen 107.212 52.605 54.6073. Kedung Kandang 191.851 96.343 95.5084. Sukun 191.229 95.988 95.2415. Lowokwaru 160.894 80.419 80.475
Jumlah 836.373 418.100 418.273Sumber: Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Sipil Kota Malang
2. Kondisi Ekonomi Makro
Beberapa indikator penting dapat dijadikan tolak ukur
keberhasilan program pembangunan antara lain kualitas sumber
daya manusia yang ditunjukan oleh tingkat IPM (Indeks
Pembangunan Manusia) dan usia harapan hidup serta keberhasilan
dari segi ekonomi yang dapat dilihat dari segi angka PDRB
( Produk Domestik Regional Bruto), laju pertumbuhan ekonomi
dan pendapatan per kapita.
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB dapat digunakan untuk mengambarkan struktur
ekonomi daerah. Nilai PDRB pada masing-masing sector
mengambarkan tingkat dominasi sector tersebut dalam
menggerakan perekonomian daerah. Salah satu cara untuk
mengetahui kinerja dan struktur perekonomian dari suatu
wilayah antara lain dengan melihat seberapa besar nilai
tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang ada
di suatu wilayah. Besaran nilai tambah yang dihasilkan oleh
faktor-faktor produksi tersebut umumnya disebut dengan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Penghitungan besaran
PDRB tersebut dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu
pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Salah satu
indikator tingkat kesejahteraan penduduk suatu wilayah
adalah tingkat PDRB yang merupakan nilai bersih barang dan
jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan
ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode.
2. Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi menunjukan perkembangan
ekonomi fiskal yang terjadi pada suatu kawasan seperti
pertambahan jumlah produksi barang industri, perkembangan
infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan
produksi kegiatan-kegiatan ekonomi yang sudah ada dan
berbagai perkembangan lainnya.
Masalah pengangguran juga tengah dialami pula di Kota
Malang yang menunjukkan permasalahan utama dalam
pembangunannya yakni peningkatan tingkat pengangguran
terbukanya dari tahun ke tahun, yang dilihat informasinya
menurut data Disnakersos, dari tahun 2008 hingga 2010 selalu
terjadi peningkatan . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 1 dibawah ini :
Tahun (jiwa) 2008 % 2009 % 2010 %
PengangguranTerbukaKotaMalang
43.623
15,85
16,43
17,17
45.353
16,43
Sumber : BPS Kota Malang
Berdasarkan tabel 1 di atas permasalahan pengangguran
di Kota Malang merupakan masalah yang serius sehingga dari
pemerintah daerahnya sendiri perlu penanganan yang intensif
dan hal ini pun berlaku untuk semua daerah di indonesia
pula. Oleh karena itu setidaknya untuk mengurangi tingkat
pengangguran ini diperlukan langkah yang sistematis yakni
dengan merumuskan strategi seperti diadakan penyuluhan bahwa
mengadakan Usaha Kecil Menengah itu merupakan cara mandiri
untuk masyarakat dalam memperoleh penghidupan yang layak
yang nantinya tingkat pengangguran pun dapat ditekan
semaksimal mungkin guna untuk menekan angka anak jalanan
setiap tahun nya agar tidak semakin bertambah.
Berikut dipaparkan data PDRB kota Malang dalam jutaan rupiah
sebagai berikut:
Sektor 2009 2010 2011
Sektor Primer
ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB
PERTANIAN 56.158,91 108.559,58 55.625,28 112.672,28 52.982,13 114.288,4
5 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
6.380,72 9.766,16 6.171,43 10.052,25 6.041,83 10.259,40
SektorSekunder
INDUSTRI PENGOLAHAN
4.083.960,28
9.173.767,78
4.254.693,26
10.313.209,31
4.521.178,77
11.313.110,64
LISTRIK, GAS& AIRBERSIH
226.610,8
2
395.172,09
238.622,2
5
429.734,86
253.344,9
3
459.478,31
BANGUNAN 332.272,21
834.449,38
374.935,96 965.697,46 406.693,0
41.114.741
,02
Sektor TersierPERDAG., HOTEL & RESTORAN
5.310.305,69
10.186.009,72
5.721.906,62
11.722.277,01
6.191.342,82
13.181.279,51
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
430.545,59
841.718,17
406.113,26 925.867,41 492.812,0
31.001.948
,50KEU. PERSEWAAN, &JASA PERUSAHAAN
1.014.463,01
2.222.255,79
1.076.000,18
2.497.093,95
1.147.143,50
2.753.039,81
JASA-JASA 1.758.219,63
3.393.023,91
1.856.556,91
3.826.007,36
1.966.921,35
4.278.331,36
JUMLAH13.218.91
6,8627.164.72
2,5814.044.62
5,1530.802.611
,8815.038.46
0,4134.226.47
7,00Sumber : BPS Kota
Malang
Dari data yang dipaparkan diatas dapat kita lihat
secara umum aktivitas ekonomi Kota Malang mengalami kenaikan
dari tahun ketahun. Hal ini dicerminkan dari pertumbuhan
PDRB baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga
Konstan. Besaran nominal PDRB atas dasar harga berlaku dan
atas dasar harga konstan mengalami kenaikan pada tiga tahun
terakhir. Dari hasil penghitungan, besaran nominal PDRB atas
dasar harga berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp.
34.226.477,00 sedangkan atas dasar harga konstan sebesar Rp.
15.038.460,41 yang naik dari tahun sebelumnya yaitu sebesar
Rp 30.802.611,88 atas dasar harga berlaku dan Rp
14.044.625,15 atas dasar harga konstan pada tahun 2010.
Sektor yang memberikan andil yang cukup signifikan secara
berurutan adalah Sektor Industri Pengolahan; Perdagangan,
Hotel dan Restoran; Jasa-jasa; Keuangan, persewaan dan Jasa
Perusahaan; Angkutan dan Komunikasi.
3. Potensi Pariwisata Daerah
Berbicara tentang potensi wisata yang dimiliki Kota
Malang ada 2 jenis kategori wisata yang terdapat di Kota
Malang antara lain Wisata Budaya dan obyek Wisata Alam.
Beberapa obyek wisata budaya yang terdapat di kota malang
antara lain Alun-Alun Kota (depan Masjid Jami' Kota Malang &
Gedung Pemkab Malang), Alun-Alun Tugu (depan Balai Kota
Malang), Museum Brawijaya Malang, Taman Rekreasi & Pasar
Wisata, Malang Tempoe Doeloe 1 tahun sekali dan diadakan
saat pertengahan tahun . Sedangkan obyek wisata alam antara
lain Taman Rekreasi Tlogomas, Taman Rekreasi Senaputra.
Adapun lokasi tempat-tempat wisata di kota Malang dapat
dilihat pada peta 1.3 di bawah ini.
Peta Wisata Kota Malang
3. Pola Penyebaran Anak Jalanan
Pola penyebaran anak jalanan sebagai penelitian survey
yang membahas mengenai aktifitas dan penyebaran anak jalanan
yang berada di wilayah kecamatan sukun Kota Malang
dideskripsikan seperti dibawah ini
1. Pola Penyebaran Anak Jalanan di Kecamatan Sukun Kota
Malang
Penyebaran lokasi mangkal anak jalanan tersebar di
perempatan jalan protokol, terminal dan pertigaan serta
dilokasi2 kemacetan seperti dilokasi pertigaan Kacuk,
Perempatan Kasin, Pertigaan Pasar Gadang, Perempatan Dieng
yang berada di wilayah kecamatan sukun kota malang dapat
dilihat pada peta dibawah ini:
4. Gambaran Kondisi Anak Jalanan di Kecamatan Sukun Kota Malang
Berdasarkan hasil penelitian perbandingan jumlah anak
jalanan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dapat di
lihat pada tabel berikut:
5. Karakteristik Sosial Ekonomi Anak Jalanan
Karakteristik sosial ekonomi anak jalanan dalam
penelitian ini meliputi Alasan bekerja dijalanan, lama
bekerja dijalanan, jenis pekerjaan anak jalanan, jumlah anak
jalanan, jumlah pengeluaran anak jalanan, lokasi mangkal
anak jalanan.
1. Alasan bekerja dijalanan
2. Lama bekerja dijalanan
3. Jenis pekerjaan anak jalanan
4. Jumlah anak jalanan
5. Jumlah pengeluaran anak jalanan
6. Lokasi mangkal anak jalanan