APLIKASI RESTORASI

44
BAHAN Achmad Sudirman, drg., SpKG (K)., MS DAN APLIKASI RESTORASI Prof. Dr. Adioro Soetojo, drg., SpKG(K).,MS AMALGAM Pembimbing :

Transcript of APLIKASI RESTORASI

BAHAN

Achmad Sudirman, drg., SpKG (K)., MS

DANAPLIKASI RESTORASI

Prof. Dr. Adioro Soetojo, drg., SpKG(K).,MS

AMALGAM

Pembimbing :

12ISNA NUR INAYATUR 021211131051NABIELA RAHARDIA 021211131052FIRLY RAHMAWATI 021211131053NIKE KURNIAWATI 021211131054CLAUDIA YOSEPHINE 021211131055RIZKY NUGRAHA PUTRA 021211131056REGA MAURISCHA A. P 021211131057

NAMAKELOMPOK

• Amalgam dikenal sebagai bahan restorasi

• Amalgam memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki oleh bahan tumpatan lain, seperti

• kekuatan terhadap tekanan mastikasi yang tinggi

• Mudah untuk diaplikasikan kedalam kavitas,

• perubahan dimensi yang minimal,

• ketahan terhadap aus

LATAR BELAKANG

KOMPONENDAN

KOMPOSISI

AMALGAM

Amalgam logam campur khusus yang mengandung merkuri dengansatu atau lebih logam lain

Komposisi utama : 1. Perak2. Timah

Komposisi tambahan: 1. Tembaga2. Zink3. Palladium4. Indium5. Selenium6. Platinum7. Emas

untuk merubah resistansi korosi dansifat mekanis dari amalgam

KOMPONENDAN

KOMPOSISI

AMALGAM

Amalgam berdasarkankandungan tembaganya

Low copper alloy

High copper alloy

Tembaga kurang dari 6%

Tembaga lebih dari 6%(12-30%)

Admixed alloy

Single composition alloy

• satu bagianpartikel sphericaltembaga jumlahtinggi

• dua bagian partikellathe cut tembagarendah

• partikel bubukalloy denganjumlah yang sama

KOMPONENDAN

KOMPOSISI

AMALGAM

Bahan

Persen berat

low copper

alloy (%)

Persen berat high copper

alloy (%)

Admix alloy

Single

composition

alloy

Perak 67-70 50-65 45-60

Timah 26-28 20-25 15-25

Tembaga 2-5 13-30 13-20

Zink 1-2 0-2 0

KOMPONENDAN

KOMPOSISI

AMALGAM

FungsiUnsur-UnsurKandungan

BahanRestorasiAmalgam

PerakMeningkatkan strength dan setting expansion

TimahMengurangi strength, hardness, dan ekspansiMeningkatkan setting time

TembagaMeningkatkan strength dan hardnessMenghambat pembentukan fase gamma 2Mengurangi tarnish dan korosi serta resiko terjadinya pengerutan dan kebocoran tepi

Zinkpenghambat oksidasi selama dalam proses pembuatan, sehingga dapat mencegah oksidasi dari unsur-unsur yang penting seperti perak, tembaga, maupun timah.

PalladiumMengurangi korosi

Indium Meningkatkan strengthMengurangi jumlah pemakaian merkuri dan terjadinya kerusakan marginal

JENISAMALGAM

Berdasarkan Bentuk Partikel

• Irregular Particles

• Spherical Particles

JENISAMALGAM

Berdasarkan Kandungan Tembaga

• Low Copper Dental Amalgam

• High Copper Dental Amalgam

JENISAMALGAM

Berdasarkan Jumlah metal Alloy

• Alloy Binary

• Alloy Tertinary

• Alloy Quartenary

JENISAMALGAM

Berdasarkan Ukuran Alloy

• Microcut

• Macrocut

BAHAN PENGISI

AMALGAM

• Unsur kimia utama amalgam yaitu : perak dantimah

• Tembaga, seng, emas, paladium, indium, selenium, ataupun merkuri merupakan unsurtambahan yang terdapat dalam jumlah kecil

• Penambahan logam-logam tersebut bertujuanuntuk memberi ketahanan terhadap korosi danmendapatkan sifat mekanik tertentu

• Alloy dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan, zinc containing alloys (kandunganseng lebih dari 0.01% ) dan non-zinc alloys (kandungan seng kurang dari 0.01%)

• Seng ditambahkan dalam pembuatanamalgam alloy untuk mendapatkan hasiltuangan yang bersih

BAHAN PENGISI

AMALGAM

POLIMERISASI DAN

STRUKTUR

AMALGAM

PROPORTIONING DISPENSING

• Perbandingan yang dianjurkan berbeda-bedasesuai dengan perbedaan komposisi logamcampur, ukuran partikel, bentuk partikel, dansuhu yang digunakan. Penggunaan terlalusedikit air raksa akan melemahkan kekuatanamalgam dengan kandungan tembaga yangtinggi, sama seperti penggunaan air raksayang terlalu banyak. Daya tahan terhadapkorosi juga menurun.

TRITURASI

Tujuan dari triturasi adalah pencampuran yangbenar dari merkuri dengan amalgam. Triturasiamalgam dapat dibedakan menjadi 2 macamteknik, yaitu:

1. Manual mixing

2. Mechanical mixing

MANUAL

• Pengadukan dilakukan secaramemutar dan menekan ke dindingsampai menjadi homogen. Triturasimanual menggunakan mortar danpestle dengan permukaan yang kasar.Setelah tercampur, campuranamalgam dan merkuri dituangkan kekain kasa kemudian diperasmenggunakan pinset secara kuatuntuk mengeluarkan kelebihanmerkuri yang muncul sebagai butirandi bagian permukaan. Hal ini sangatperlu dilakukan sebelum menujutahap kondensasi

MIXING

• Logam campur dan air raksa dimasukkanke dalam kapsul, kemudian dijepit padaamalgamator. Digunakannya kapsul untukmengemas campuran amalgam danmerkuri ini adalah untuk mengurangiresiko atmosfer yang terkontaminasi olehmerkuri. Pada saat amalgamatordinyalakan, bagian lengan yangmemegangi kapsul akan dikocok dengankecepatan rendah dan dengan demikianproses triturasi terjadi.

MANUALMIXING

• Tujuan kondensasi untuk memadatkanmaterial amalgam ke seluruh bagianpada dasar dan dinding kavitas,mendapatkan daya ikat amalgam yangbaik serta untuk mengoptimalkanmechanical properties pada amalgamdengan cara meminimalisir porositasdan merkuri sebesar 44-48%

KONDENSASI

• Tujuan carving untuk menghilangkanlapisan kaya merkuri pada permukaanamalgam dan untuk membangunkembali kontak dengan anatomi gigi. Segera setelah kondensasi amalgam, permukaan lapisan yang kaya merkuridihilangkan dengan instrument tajam. Carving harus dilakukan saat material telah mencapai tingkat setting tertentu

CARVING

• Polishing dilakukan untuk mencapaipermukaan berkilau memilikiketahanan korosi yang lebih baik. Polishing dilakukan 24 jam setelah amalgam mengeras

POLISHING

MANIPULASI AMALGAM

1. Mixing

2. Triturasi

a. Pencampuran manual dengan mempergunakan mortar dan pestel

b. Pencampuran secara mekanis

3. Kondensasi

4. polishing

APLIKASI AMALGAM DI BIDANG

KEDOKTERAN GIGI

• Sebagai bahan restorasi permanent pada kavitas klasI dan II, dan untuk kavitas klas V dimana estetikbukanlah suatu hal yang penting.

• Untuk pembuatan die

• Dalam pengkombinasiannya dengan pin retentiveuntuk menempatkan mahkota

• Dalam pengisian saluran akar retrogade

• Kaca mulut• Sonde half moon• Amalgam carrier

a. Metal amalgam carrier b. Plastic amalgam carrier

• Plastis instrumen• Universal plugger• Carving instrumen• Burnisher

• Amalgam well (tempat amalgam)

• Alat triturasi (pencammpuran logam)

• Amalgam kapsul• Amalgamator• Mortar dan pestle • Matrix band dan matrix holder• Wedge• Dental bur• Initial depth• Round bur

HAND INSTRUMENT

RESTORASI AMALGAM

PREPARASI KAVITAS

KELAS I• Preparasi Kavitas kelas I meliputi pit dan

fissure permukaan oklusal gigi posterior, permukaan palatal/lingual gigi insisivus, groove bukal & lingual/palatal gigi molar.

• Pada prinsipnya, Preparasi kavitas kelas I meliputi outline form yang mengikuti pola fissure untuk mencegah karies sekunder pada tepi restorasi.

PREPARASIKAVITAS

Gambar : Instrument Preparasi Kavitas Kelas I (A) preparasi kavitas menggunakan bur round, (B) memperdalam kavitas dengan bur silindris, (C) bur round, (D) bur silindris, (E) bur inverted

KELAS IPREPARASIKAVITAS

• Tahapan Preparasi Kavitas Kelas II :

1. Gingival wall 8. Retensi

2. Axial wall 9. Lebar isthmus

3. Konvergen 10. Axio-pulpal line angle

4. Line angle 11. Dinding pulpa

5. Internal angles 12. Occlusal wall

6. Cavosurface 13. Occlusal wall

7. Cervical enamel rod 14. Dovetail

KELAS IIPREPARASIKAVITAS

KELAS IIPREPARASIKAVITAS

• Preparasi kavitas kelas III pada permukaan proksimal gigi anterior yang tidak melibatkan sudut insisal. Preparasi klas III diawali dengan membuka tepi ridge proksimal untuk memudahkan pembersihan jaringan karies. Selanjutnya membuat retensi berupa lock di fasial dan lingual untuk restorasi GIC serta membevel seluruh tepi permukaan kavitas guna meningkatkan ikatan setelah pengetsaan untuk restorasi komposit.

KELAS IIIPREPARASIKAVITAS

KELAS IIIPREPARASIKAVITAS

• Preparasi kavitas kelas IV melibatkan lesi proksimal gigi anterior yang mengenai tepi insisal dan dapat pula mengenai satu atau dua permukaan proksimal

• preparasi klas IV melibatkan tepi insisal. Pada klas IV modifikasi bila diperlukan dilakukan pengambilan tepi insisal 1-2 mm. Kemudian dilanjutkan dengan pengetsaan permukaan email serta pemberian bonding agent.

KELAS IVPREPARASIKAVITAS

KELAS IVPREPARASIKAVITAS

• Preparasi kavitas kelas V melibatkan pada sepertiga servikal semua gigi, pada bidang bukal gigi posterior dan anterior

• Tahap preparasi kavitas.

• 1. Isolasi daerah kerja

• 2. Pembersihan permukaan gigi

• 3. Preparasi kavitas pada permukaan kavitas

KELAS VPREPARASIKAVITAS

KELAS VPREPARASIKAVITAS

• Preparasi kavitas kelas VI terjadi pada cusp oklusal gigi posterior dan edge insisal gigi anterior

• Dinding, line angles, dan point angles pada preparasi gigi ini sama dengan yang dilakukan pada lesi pit dan fissure pada oklusal gigi.

KELAS VIPREPARASIKAVITAS

Preparasi Kavitas Kelas VI. (A) sebelum dipreparasi, (B)

sesudah dipreparasi

KELAS VIPREPARASIKAVITAS

DESAIN

• Desine perparasi adalah suatu tindakan mekanik untuk membentuk kavitas sedemikian rupa sehingga bahan tumpat dapat diaplikasikan dengan baik utuk mendapatkan bentuk anatomi, fungsional, dan estetik yang menyerupai gigi asli.

PREPARASI

• Preparasi beveled conventional ini didesain untuk suatu gigi dimana gigi tersebut sudah direstorasi (biasanya restorasi amalgam), tetapi restorasi tersebut akan diganti dengan menggunakan resin komposit. Preparasi dengan desain ini lebih cocok digunakan pada kavitas klas III, IV, dan V.

BEVELED CONVENTIONALPREPARATION

• Preparasi gigi konvensional dengan menggunakan Amalgam Bentuk outline diperlukan untuk perluasan dinding eksternal memerlukan batasan yang benar, bentuk yang sama, kedalaman dentin, membentuk dinding menjadi sebuah sudut 90 derajat dengan restorasi materialnya.Pada preparasi gigi konvensional dengan amalgam, bentuk konfigurasi marginal, retensi groove, dan perlekatan dentin mempunyai ciri-ciri berbeda.

PREPARATIONCONVENSIONAL

• Teknik preparasi ini tidak mempunyai spesifikasi bentuk dinding maupun kedalaman pulpa atau aksial, yang utama adalah mempunyai enamel margin. Perbedaan yang mencolok antara teknik preparasi konvensional dan modified adalah bahwa preparasi modified ini tidak dipreparasi hingga kedalaman dentin. Perluasan margin dan kedalaman pada teknik ini diperoleh dengan melebarkan (ke arah lateral) dan kedalaman dari lesi karies atau kerusakan yang lain.

PREPARATIONMODIFIED

• Anusavice, Kenneth J. 2003. Phillips’ Science of Dental Materials Eleventh Edition. Missouri. Saunders Elsevier. pp.513, 522, 523, 525, 528.

• Bhat VS and Nandish BT. 2011. Science of Dental Material. 1st ed. New Delhi: CBS Publisher. Halaman 339 dan 345

• Combe EC. Notes on Dental Materials. 5th.ed.. Edinburgh : Churchill livingstone 1986

• Craig R.G., Powers J.M., Watana J.C. Dental materials 7th

ed. St Louis, The C.V. Mosby Co. 2001: 247-8.• Craig RG and John M Powers, 2002, Restorative dental

material. 11th ed. St Louis. Mosby Inc. Halaman 289-293• Gladwin,Bogby M, 2009, Clinical Aspect of Dental

Materials, USA: Lippincott Williams and Walkinsss

DAFTARPUSTAKA

• Hapsari, Windi. 2011. Hand instrument untuk restorasi amalgam. [online] pada 10 Maret 2014. [tersedia] http://www.scribd.com/doc/53256343/HAND-INSTRUMENT-UNTUK-RESTORASI-AMALGAM

• Manappalil JJ. Basic Dental Materials. New Delhi : Jaypee Brothers, 1998• McCabe, JF dan Walls, AWG. 2008. Applied Dental Materials. 9th Edition.

Victoria Blackwell Inc. pp.191-193,183• Nurliza, Elly. Pemanipulasian Pada Amalgam. Sumatera Utara: Universitas

Sumatera Utara. 2006• O’Brien W.J. 2002. Dental Materials and Their Selection. 3rd Ed. Illinois.

Quintessence Publishing Co. Halaman 309 dan 310 • Phillips RW. Skinner’s Science of Dental Materials. 1982. Philadelphia:WB

Saunders. 8thed Manappallil. Basic Dental Materials. 2003. New Delhi• Sakaguchi, RL dan Powers, JM. 2006. Craig’s Restorative Dental Materials,

13th Edition. Philadelphia. Elsevier Inc. Halaman 201• Schmalz G dan Bindslev DA. 2009. Biocompatibilty of dental materials.

Verlag Berlin Heidelberg: Springer. • Uçar, Yurdanur and William A. Brantley. 2011. Biocompatibility of Dental

Amalgams. International Journal of Dentistry. Vol. 2011. Pages: 1-7.• Wilson HJ, Mansfield MA, Heath JR, Spence D. Dental Technology and

Materials for Students 8th ed. Oxford : Blackwell Scientific Publications, 1987