ANTARA HARAPAN DAN REALITA, MP3EI SEBAGAI JURANG LIBERALISASI INDONESIA JILID 2

29
ANTARA HARAPAN DAN REALITA, MP3EI SEBAGAI JURANG LIBERALISASI INDONESIA JILID 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malasah Indonesia sebagai salah satu anggota ASEAN merupakan bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) pada 2015 mendatang. Sebenarnya rencana pembentukan ASEAN (AEC) ini telah di bentuk pada bulan januari tahun 1992 dan kemudian dicanangkan untuk dilanjutkan dengan disahkannya perencanaan AEC ini pada concord bali II pada tahun 2003 dimana indonesia sebagai ketua ASEAN (Wawancara BJTV kepada Ngurah Swajaya, duta besar RI untuk ASEAN). ada beberapa butir kesepakatan didalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ( AEC ) yang menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2015 AEC, adalah : ( a) pasar tunggal 1

Transcript of ANTARA HARAPAN DAN REALITA, MP3EI SEBAGAI JURANG LIBERALISASI INDONESIA JILID 2

ANTARA HARAPAN DAN REALITA, MP3EI SEBAGAI JURANG

LIBERALISASI INDONESIA JILID 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Malasah

Indonesia sebagai salah satu anggota ASEAN merupakan

bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) pada 2015

mendatang. Sebenarnya rencana pembentukan ASEAN (AEC) ini

telah di bentuk pada bulan januari tahun 1992 dan kemudian

dicanangkan untuk dilanjutkan dengan disahkannya

perencanaan AEC ini pada concord bali II pada tahun 2003

dimana indonesia sebagai ketua ASEAN (Wawancara BJTV

kepada Ngurah Swajaya, duta besar RI untuk ASEAN). ada

beberapa butir kesepakatan didalam Masyarakat Ekonomi

ASEAN ( AEC ) yang menjadi tujuan dari integrasi ekonomi

regional pada tahun 2015 AEC, adalah : ( a) pasar tunggal

1

dan basis produksi , ( b ) wilayah ekonomi yang sangat

kompetitif , ( c ) wilayah pembangunan ekonomi yang adil ,

dan ( d ) daerah sepenuhnya terintegrasi ke dalam ekonomi

global.1

Pemerintah indonesia mengatur ulang strategi

percaturan pembangunan dalam negeri dengan beberapa

program pembangunan suprastruktur maupun infrastruktur

yang diharapkan mampu bertahan bahkanbisabersaingdalam

gempuran pasar global di AEC 2015. Beberapa persiapan

telah tampak dilakukan oleh indonesia dalam menghadapi AEC

2015bisadilihat melalui program Masterplan Percepatan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau disingkat

MP3EI yang telah di putuskan pada 27 Mei 2011. Indonesia

akan melakukan pembangunan besar-besaran yang difokuskan

pada beberapa sektor seperti pangan, energi, dan

1 http://www.asean.org/communities/asean-economic-community di akses pada hari minggu 13april 2014 pukul 11.28 wib

2

infrastruktur2. selain itu juga MP3EI sebagai salah satu

bagian dari rencana pembangunan jangka panjang Indonesia,

mengingat semankin besarnya peran Indonesia dalam

perekonomian global.Berbagai permsalahan muncul dalam

penerapan program MP3EI mulai dari pendanaan,proses

pembangunan, dan juga MP3EI yang hanya pro terhadap

investor.

Beberapa butir poin penting yang telah di sepakati

dalam AEC, pasti akan di laksanakan di 2015 mendatang.

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan SDA dan jumlah

penduduk terbanyak di asia tenggara, secara kuantitas

posisi indonesia sangat di untungkan, Indonesia memilki

modal dasar yang sangat besar untuk bersaing3. Tetapi

munkinkah AEC sebagai peluang indonesia untuk membuktikan

bahwa indonesia akan mengalami peningkatan kelas negara.

2 Salamuddin Daeng, Manipulasi Kapitalisme atas Krisis Infrastruktur, artikel dalam Jurnal Free TradeWatch, IGJ, Jakarta, edisi Oktober 2012, hal 63 http://www.setkab.go.id/artikel-10918-.html di akses pada hari minggu, 13 april 2014 pada pukul 11.54 wib.

3

Bila melihat fenomena yang terjadi di indonesia Saat ini,

rasa pesimis mulai datang dengan memperlihatkan fakta-

fakta mengenai kemunduran di berbagai bidang yang terjadi

di Indonesia. Bisa dilihat di bidang Politik, demokrasi

dan bidang ekonomi, jurang yang tadinya jauh dari

indonesia kini kian dekat dengan jurang design liberal.

Untuk saat inifaktor Keberuntungan yang dimilki oleh

indonesia sangat besar sehingga indonesia mampu bertahan

di tengah gejolak dan tekanan krisis global.

Sejak dimulainya pencanangan Masterplan Percepatan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau disingkat

MP3EI pada 27 Mei 2011, masyarakat Indonesia harus bersiap

menghadapi pembangunan besar-besaran yang difokuskan pada

beberapa sektor seperti pangan, energi, dan infrastruktur4.

Keberadaan MP3EI tak terlepas dari peran negara dan

lembaga-lembaga keuangan internasional. Lembaga seperti4 http://www.setkab.go.id/mp3ei.html, 11 September 2012, Presiden Undang Investor APEC Sukseskan MP3EI. di akses pada tanggal 19 maret 2014 pada pukul 20.05 Wib

4

International Monetary Fund (IMF), World Bank (WB), dan

Asian Development Bank (ADB), menyiapkan dana besar untuk

mendukung proyek infrastruktur. Dalam teori ketergantungan

perdagangan internasional yang bebas merupakan sebuah

hambatan, keterbukaan itu hanya akan menjadi faktor

penghambat pembangunan, oleh faktor-faktor eksternal5.

Lewat MP3EI, cetak biru pembangunan di Republik ini

bisa dipaparkan pada investor, pemilik modal baik asing

maupun dalam negeri. Sama seperti ketika Rencana

Pembangunan Lima Tahun (Repelita) diterapkan pada era Orde

Baru. Lewat cetak biru itu pula pendanaan dan pinjaman

modal bisa mengucur ke kantong para pelaku usaha, maupun

pemerintah dari bank-bank asing6.

Dengan MP3EI, investor mendapatkan kemudahan dan

kepastian dalam menanamkan modal sehingga dapat5 Arief Budiman, “Teori Pembangunan Dunia Ketiga”, Jakarta; PT.Gramedia pustaka utama.2000., Hal 466http://beritahukum.com/detail_berita.php ”SBY reaktif dan responsif pada pemilik moda”. di akses pada tanggal 19 maret 2014 pada pukul 20.05 Wib

5

mempercepat bisnis termasuk didalamnya kemudahan

mendapatkan produk luar, kemudahan mendapatkan perizinan

usaha bagi investor asing dan lokal, kemudahan melakukan

eksplorasi yang berarti eksploitasi terhadap sumber daya

alam, sampai dengan fasilitas lainnya termasuk kontrak

jangka panjang, pajak dan royalti, bisa terwujud atas

jaminan negara. Sehingga bisa ditebak sampai kapanpun

evaluasi terhadap MP3EI yang sudah diketok palu sejak 2011

lalu, akan menghadapi dinding besar kepentingan negara

yang faktanya bersebrangan dengan kepentingan rakyat yang

seharusnya Pemegang saham terbesar ekonomi suatu Negara

adalah pelaku ekonomi domestik, utamanya UMKM

(99,9%).Permasalahannya, MP3EI tidak berpihak kepada UMKM

dan malah memberikan fasilitas yang besar kepada investasi

asing. Dalam MP3EI, fokus pembangunan infrastruktur

berorientasi kepada sektor besar, BUMN, BUMD dan swasta

besar secara otomatis MP3EI tidak pro kepada rakyat. 6

Lantas mau dikemanakan sektor industry kecil, negara

seolah menekan sektor industry kecil agar menjadi penonton

dan menutup usaha mereka, karena logikanya usaha kecil

sudah jelas kalah bersaing dengan industry asing yang

sudah memiliki brand, serta berkualitas. Indonesia

membutuhkan akselerasi, namun berkaca dari kepatuhan Orde

Baru pada IMF yang berujung pada "obral" SDA kepada

Investor Asing, maka liberalisasi jilid II yang kali ini

dipimpin oleh WTO, AFTA hingga APEC atas nama perdagangan

bebas lewat MP3EI sebagai perpanjangan program yang

digelar di dalam negeri, harus dikaji ulang'.

Impelementasi MP3EI tidak sekedar membangun

infrastruktur fisik tetapi juga meningkatkan sumber daya

manusia di 6 koridor. Target utama peningkatan SDM adalah

menciptakan 7.000-10.000 Ph.D. hingga tahun 20157. Target

ini sangat ambisius dan tidak masuk akal. Berdasarkan7 http://www.tubasmedia.com/berita/kritik-implementasi-mp3i/ di akses pada tanggal 01maret 2014 pada pukul 20.05 Wib

7

informasi dari berbagai sumber, Indonesia hanya mampu

menghasilkan lulusan S-3 sejumlah 600-800 mahasiswa setiap

tahun. Ironisnya, jumlah pelajar Indonesia yang sekolah di

luar negeri semakin berkurang dibandingkan pada era 1980-

1990an8.

Masih banyak kritik atas content MP3EI. Di antaranya

mengenai kebijakan pro-liberalisasi (peluang investasi asing yang

begitu lebar. Kebutuhan dana MP3EI ini mencapai 4000 T9,

darimana kita mendapatkannya kalau bukan dari pihak

swasta?), kesenjangan pembangunan di Indonesia Barat dan

Timur (masih dominan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan),

dan  target tahapan peningkatan PDB yang terlalu muluk-muluk dan

pemerintah kurang pro terhadap masyarakat kecil.

MP3EI ini terfokus pada 8 program utama, yaitu:

pertanian, pertambangan, energi,  industri,  kelautan, pariwisata, dan

8 http://www.tubasmedia.com/berita/kritik-implementasi-mp3i/ di akses pada tanggal 01maret 2014 pada pukul 20.05 Wib9 http://km.itb.ac.id/site/kajian-pro-kontra-mp3ei-bagi-pembangunan-industri-nasional/di akses pada tanggal 19 maret 2014 pada pukul 20.05 Wib

8

telematika, serta pengembangan kawasan strategis. Pengembangan

kawasan dengan penentuan koridor-koridor tersebut menurut

Pemerintah dapat memberi dampak spill over (melampaui batas)

dan mendorong pertumbuhan kawasan-kawasan sekitarnya

secara lebih cepat.10

Indonesia merupakan penyumbang jumlah penduduk

terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan

Amerika Serikat. Indonesia memiliki 240 juta jiwa di

perkirakan laju penduduk mencapai 1,49% pertahun dapat

menjadi modal pembangunan bila memiliki kualitas yang

memadai. Hal ini mengacu pada konsep bahwa manusia

merupakan pelaku, pelaksana, dan penikmat pembangunan.

Artinya, dengan kualitas penduduk yang rendah, maka

manusia akan lebih banyak berperan sebagai penikmat dan

kurang berperan sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan

10 http://www.setkab.go.id/mp3ei.html, 5 November 2012, JICA Sarankan Pengembangan 2 Jalur Kapal Ro-Ro di Segitiga RI, Malaysia dan Thailand. di akses pada tanggal 19 maret pukul 21.00 wib

9

dan pertumbuhan yang merata11. Dalam meningkatkan Daya

saing sumber daya manusia yang menjadi dasar ukurannya

tidak hanya kuantitas tetapi juga kualitasnya. Indonesia

menempati urutan ke-4 yang telah dirilis oleh UNDP12.

Tetapi sangat di ironis sampai saat ini Indonesia masih

mengalami pincang dalam pembagunan sumber daya manusia,

menurut hemat Penulis pembangunan sumber daya manusia di

indonesia masih sangat kurang di banding dengan beberapa

negara asia tenggara lainnya, bisa di lihat dari beberapa

aspek yang memperngaruhi indeks pembagunan manusia dalam

persaingan indonesia di kancah ASEAN, Diantaranya;

Kemampuan dalam mengembangkan dan memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu indikator

dari kemajuan dan kesejahteraan setiap bangsa dan hal

tersebut sangat tergantung pada kualitas  sumber daya

11 Dr. Mansour Fakih, “Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi”. Yogyakarta,Insist Press.,2002. hal6612 http://www.voaindonesia.com/content/undp-indeks-pembangunan-indonesia-naik/1624179.html di akses pada hari minggu, 19 april 2014, pada pukul 12.51 Wib.

10

manusia yang dimiliki13. Dalam hal ini Pemerintah harus

menggambil peran penting untuk meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) dengan cara meningkatkan

kualitas pendidikan. Berdasarkan data United Nations

Development Program (UNDP) 2011, Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Indonesia berada di urutan 124 dari 187

negara yang disurvei dengan indeks 0,67 persen. Sedangkan

Singapura dan Malaysia mempunyai indeks yang jauh lebih

tinggi yaitu 0,83 persen dan 0,86 persen bahkan Filipna

yang beberapa tahun kebelakang berada di bawah indonesia

sekarang sudah berada di atas indonesia dengan poin 0,70

persen14 . Maka sudah sangat jelas Indonesia kalah bersaing

secara kalkulasi pembagunan manusia, Sehingga di 2015

nanti indonesia hanya akan menjadi konsumen terbesar bagi

pasar AEC 2015.

13 Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.  Yogyakarta: UNY PRESS.14http://www.beritasatu.com/pendidikan/144143-kualitas-pendidikan-di-indonesia-masih- rendah.html Di akses pada tanggal 18 april 2014 pukul 18.16 wib

11

Pendidikan dan kesehatan seperti dua sisi mata uang.

Dua sektor ini menjadi dasar penentu dalam mewujudkan

sumber daya manusia yang berkualitas dan menjadi fokus

untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM). Jika

kualitas manusianya baik, diharapkan pembangunan perkotaan

juga bisa lebih baik dalam mencari solusi permasalahan15.

Indikator kesehatan Indonesia masih sangat rendah.

Situasi kesehatan di Indonesia masih tertinggal jauh dari

Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Bahkan,

Indonesia sudah disalip Vietnam yang beberapa tahun lalu

masih di belakang. Salah satunya, angka kematian ibu

(AKI). Berdasarkan laporan Indeks Pembangunan Manusia yang

dikeluarkan UNDP 2013, AKI Indonesia masih 220 per 100.000

kelahiran hidup. Sementara negara tetangga di ASEAN,

seperti Singapura, mencatatkan angka 3, Brunei 24,

15 Setyowati, Mg Retno. 2012.  Pembangunan Manusia Kunci Utama Benahi Kota.http://pilkada.kompas.com/berita/read/2012/05/02/23404185/pembangunan.manusia.kunci.utama.benahi.kota. Di akses pada tanggal 18 april 2014 pukul 18.16 wib

12

Malaysia 29, Thailand 48, Vietnam 59, dan Filipina 99.

Indonesia hanya lebih baik dari Kamboja, Laos, dan Timor

Leste16. Banyak Faktor yang telah membuat kondisi kesehatan

indonesia semankin menurun, seperti; Pembangunan

Infrastruktur rumah sakit kurang baik, Fasilitas rumah

sakit yang kurang memadai, penanganan pelayanan tidak

ditangani oleh tenagag yang professional. Dan Mahalnya

biaya perobatan sehingga sulit untuk di jangkau oleh

masyarakat kalangan menengah kebawah.

Tingginya jumlah penduduk Indonesia menyisakan banyak

sekali dampak sosial ekonomi terhadap kesejahteraan

masyarakat indonesia, dari 240 jiwa penduduk indonesia

berdasarkan sensus penduduk hasil perhitungan terbaru pada

tahun 2012, penduduk Indonesia telah mencapai jumlah lebih

dari itu. Lembaga Swadaya Masyarakat Perkumpulan Prakarsa

menilai Indonesia sebagai negara terburuk di Asia Tenggara16 http://www.liranews.com/berita-2977-tingkat-kesehatan-indonesia-masih-rendah.html Diakses pada tanggal 18 april 2014 pukul 18.16 wib

13

dalam memecahkan masalah kemiskinan. Pasalnya, kemiskinan

hanya bisa dipecahkan melalui indikator purchasing power

parity (PPP) pemerintah mengukur dengan pendapatan Rp. 7.800

per hari17.

Angka pertambahan orang miskin di Indonesia, dalam 3

tahun terakhir, melonjak tajam. Berdasarkan data terakhir

Asian Development Bank (ADB), orang miskin di Indonesia

bertambah 2,7 juta orang Angka kemiskinan Indonesia,

paling tinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. Dan

lebih memalukan lagi, pertambahan kemiskinan ekstrem ini

adalah satu-satunya pengecualian di Asia Tenggara. Jangan

dibandingkan dengan Thailand atau Malaysia, Indonesia

bahkan tertinggal dari Kamboja dan Laos dalam mengurangi

kemiskinan. Berdasarkan data ADB, di tahun 2008 angka

kemiskinan di Indonesia mencapai 40,4 juta, dan di 2010

17 http://www.neraca.co.id/article/38456/Indonesia-Terburuk-Atasi-Kemiskinan-di-Asia-Tenggara Di akses pada tanggal 18 april 2014 pukul 18.56 wib

14

mencapai 43,1 juta18. bila dilihat dari data di atas

menunjukkan bahwa kemiskinan di indonesia semankin

meningkat setiap tahunnya, menurut hemat penulis, di tahun

2015 dengan adanya AEC indonesia akan mengalami fase

kritis yang sudah berada di stadium akhir, sehingga

pemerintah tidak bisa lagi menyelesaikan masalah

kemiskinan.

Tingkat laju pertumbuhan penduduk Indonesia tercatat

dalam beberapa sensus menunjukkan beberapa peningkatan

yang sangat signifikan, dan tentunya penduduk usia

produktif juga meningkat yang diantaranya tersedia tenaga-

tenaga kerja19. Munculnya masalah pengangguran dikarenakan

tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan pertumbuhan

lapangan kerja yang tidak seimbang. Di antara 247 juta

penduduk di Indonesia, 26,8 persen atau 64 juta jiwa di

18 http://news.detik.com/read/2011/10/26/131456/1753019/10/ Di akses pada tanggal 18 april 2014 pukul 18.56 wib19 Drs. Faturochman MA,dkk, “Masalah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia” PuslitKependudukan UGM.

15

antaranya adalah remaja atau kelompok berusia 15 – 24

tahun. Indonesia yang notabene menduduki peringkat 4 besar

untuk jumlah penduduk dunia ternyata juga menyandang

peringkat tertinggi pengangguran usia muda di kawasan Asia

Pasifik. Pemerintah mengakui tingkat pengangguran di

Indonesia masih tinggi. Di ASEAN, Indonesia, Filipina, dan

Myanmar masuk dalam negara dengan tingkat pengangguran

tertinggi20. Bila dilhat dari angka peringkat ke 4

mobilisasi sosial indonesia tidak di ikuti dengan

pembagunan ekonomi yang baik sehingga mengakibatkan 20

persen dari jumlah pengangguran tesebut adalah lulusan

perguruan tinggi21. Munkin dalam beberapa tahun kedepan

indonesia mengalami frustasi sosial, karena pendidikan

yang telah dilakukan tidak memperbaiki pendapatan.

20 http://finance.detik.com/read/2013/06/25/130657/2283485/4/ri-jadi-negara-dengan-pengangguran-tinggi-di-asean Di akses pada tanggal 18 april 2014 pukul 19.56 wib21 http://poskotanews.com/2012/04/12/indonesia-juara-pengangguran/ Di akses pada tanggal18 april 2014 pukul 19.56 wib

16

Permasalahan-permasalahan pembangunan manusia di

Indonesia yang sangat kompleks, Sulit bagi indonesia untuk

menguasai mangsanya pasar asia tenggara di 2015 nantinya.

bila di lihat dari beberapa permasalahan di atas,

indonesia tidak memiliki daya saing yang kuat di kancah

Asia tenggara maupun global sudah semestinya pemerintah

memberikan perhatian khusus untuk mendukung kesejahteraan

masyarakat Indonesia. Untuk mengantisipasi permasalahan

yang ada, strategi praktis pengembangan sumber daya

manusia adalah tidak semata-mata bertumpu pada

permasalahan yang diperkirakan akan terjadi di masa yang

akan datang, namun juga harus melihat permasalahan yang

belum dapat diatasi sampai saat ini. Sebab, permasalahan

yang akan datang mungkin juga merupakan akibat atau

akumulasi masalah yang lalu.

B. Rumusan Masalah

17

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah:

Mengapa MP3EI tidak dapat memberikan kemajuan bagi

pembangunan indonesia dalam menghadapi Asean Economic

Community 2015?

C. Tujuan Penelitian

Melalui penulisan skripsi beberapa tujuan yang ingin

dicapai oleh peneliti, sebagai berikut:

1. Mengetahui pihak mana saja yang berkontribusi

terhadap MP3EI.

2. Berkontribusi terhadap percepatan dan pembagunan

wilayah di Indonesia dalam MEA 2015.

3. Memperkaya kajian Ilmu Hubungan Internasional (HI)

dengan mengkolaborasikan pemahaman Ilmu HI dengan

Teknik Sipil.

D. Kerangka Pemikiran

18

Kerangka pemikiran dalam membahas permasalahan

penelitian sangat diperlukan. Teori maupun konsep yang

digunakan dalam suatu penelitian merupakan jembatan yang

akan menghubungkan antara rumusan masalah dengan hipotesa.

Dikarenakan teori merupakan generalisasi abstrak mengenai

beberapa fenomena, yang dalam menyusun generalisasinya,

teori selalu memakai konsep-konsep yang lahir dari pikiran

manusia. Oleh karena itu, teori memiliki sifat yang

abstrak, sekalipun fakta-fakta dapat dipakai atau

digunakan sebagai sarana untuk memahami fenomena atau

permasalahan yang ada. Pada penelitan ini akan digunakan

teori dependensia.

Teori Dependensia

Teori dependensi menurut Frank mempunyai model

satelit-metropolis. Pada tingkat hubungan internasional

kota-kota di negara Dunia Ketiga menjadi satelit dari

19

negara maju. Indonesia menjadi negara satelit bagi negara

maju. Bagi Frank, proses pegambilan surplus ekonomi secara

nasional dan global serta terarah inilah yang menyebabkan

keterbelakangan di negara Dunia Ketiga, di satu pihak, dan

pembangunan di negara maju di lain pihak.

Dos Santos juga menyatakan bahwa hubungan antara

negara dominan (dominant countries) dengan negara

tergantung (dependent countries) merupakan hubungan yang

tidak sederajat (setara), karena pembangunan di negara

dominan terjadi atas biaya yang dibebankan pada negara

bergantung. Melalui kegiatan pasar yang monopolistik dalam

hubungan perdagangan internasional, hubungan utang-piutang

dan ekspor modal dalam hubungan perdagangan modal, surplus

ekonomi yang dihasilkan di negara tergantung mengalir dan

berpindah ke negara dominan. Menurut Santos, dua bentuk

20

ketergantungan pertama, adalah ketergantungan kolonial dan

ketergantungan industri keuangan.

MP3EI juga mendapatkan Bantuan ADB, World Bank, dan

IMF membuat pertumbuhan ekonomi indonesia semakin

tergantung pada ADB, World Bank, dan IMF demi kestabilan

ekonomi. Karena membutuhkan modal untuk memperbaiki

perekonomian pada masa krisis, Indonesia mau menerima

berbagai persyaratan dari ADB, World Bank, dan IMF.

Apalagi misi ADB, World Bank, dan IMF memang memulihkan

kesulitan ekonomi. Namun yang terjadi justru IMF banyak

mengintervensi kebijakan-kebijakan politik dan ekonomi

yang menyebabkan krisis menjadi lebih parah. Selain itu,

Indonesia juga harus bersaing dengan negara asia lainnya

yang secara jelas bahwa indonesia hanya mampu membuka

pasar dalam negeri dan hanya menjadi konsumen.

21

Teori dependensi mengajukan solusi bahwa sebaiknya

negara-negara pinggiran (satelite/perifer) harus

melepaskan pengaruhnya sama sekali dari hegemoni negara

pusat. Upaya mandiri seperti ini juga tertuang pada TAP

MPR VI/MPR/2002 yang mengamantkan agar pemerintah tidak

memperpanjang kerjasama dengan ADB, World Bank, dan IMF

pada akhir tahun 2003. Dengan kata lain, secara politik,

telah diputuskan bahwa Indonesia akan mandiri dari bantuan

finansial IMF. Akhirnya pada tanggal 12 Oktober 2006,

amanat itu terealisasi. Indonesia secara efektif telah

melunasi seluruh pinjaman kepada IMF, padahal seharusnya

pelunasan tersebut jatuh tempo pada akhir 2010. Percepatan

pelunasan ini mengurangi beban utang dan meningkatkan

kepercayaan diri dalam menyusun dan melaksanakan program

pembangunan ekonomi. MP3EI jangan sampai di jadikan

jembatan untuk membagun jurang yang baru bagi pemabgunan

indonesia di masa yang akan datang22

Jika teori ini di aplikasikan dalam kasus ini, maka

Indonesia telah memilih suatu pilihan, dimana pilihan

tersebut harus optimal dan yang paling menguntungkan bagi

pihak Indonesia. Dalam kasus ini, alternatif pilihan yang

dihadapkan pada pemerintah Indonesia yakni Indonesia

termasuk kedalam pasar tunggal Asia di 2015 (MEA). Adapun

keuntungan dan kerugian dari keputusan Indonesia dalam

menghadapi alternatif tersebut sebagai berikut.

a. Keuntungan (Tergabung dalam MEA)

Indonesia akan mengadopsi aturan internasional yang

dapat digunakan untuk meningkatkan dua hal yakni aspek

ekonomi, dan juga aspek politik. Peningkatan aspek ekonomi

terkait dengan upaya peningkatan dan penciptaan lapangan

kerja indonesia untuk masyarakat indonesia serta bisa

mendorong penguatan ekonomi indonesia dalam rangka

mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sedangkan aspek

23

politik, Indonesia mendapatkan apresiasi dari luar negeri

karena telah menaruh perhatian terhadap MEA di 2015.

b. Kerugian (Tergabuung dalam MEA)

Apabila Indonesia tergabung dalam MEA ini, maka

Indonesia sulit untuk di untungkan dengan dengan adanya

MEA melihat kondisi dalam negeri yang masih belum siap

untuk bersaing dengan negara ASIA tenggara lainnya. Hal

ini didasarkan pada kondisi Indonesia yang dinilai masih

kurang baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun politik.

Apabila Indonesia tergabung maka indonesia hanya akan

menjadi pasar (Konsumen), sehingga akan menurunkan

pertumbuhan ekonomi didalam negeri karena kalah bersaing

dengan produk luar lainnya.

E. Hipotesa

24

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan,

maka dapat dikemukakan hipotesa mengenai alasan Mengapa

MP3EI tidak dapat memberikan kemajuan bagi pembangunan

indonesia dalam menghadapi Asean Economic Community 2015,

sebagai berikut:

1) Pemerintah Indonesia tergabung kedalam MEA ini salah

satu cara asing untuk memberikan bantuan terhadap

program pemerintah indonesia melalui MP3EI yang nantinya

bisa menjadi tangan kanan kepentingan-kepentingan asing

di indonesia..

2) Pemerintah Indonesia masih belum diberbagai bidang untuk

memasuki pasar asia melihat masih banyaknya kekurangan

yang terjadi didalam negeri sehingga membuat nilai jual

indonesia semankin lemah selain itupula indonesia masih

mengalami keterpurukan dibidang ekonomi dan SDM.

A. Jangkauan Penelitian

25

Jangkauan penelitian dimaksudkan untuk mempermudah

peneliti dalam menganalisis permasalahan yang dirumuskan.

Sehingga peneliti membatasi penelitian ini berdasarkan

proporsi pembahasan pada aspek-aspek yang akan diteliti.

Adapun penelitian ini merupakan kajian Hubungan

Internasional, sehingga pembahasan terkait aspek ini akan

menempati proporsi yang lebih besar yakni 50%, selanjutnya

aspek ekonomi dalam hal ini ekonomi Internasional

menempati proporsi terbesar kedua yakni 30%, serta aspek-

aspek lainnya yang berkaitan secara langsung maupun tidak

langsung dalam penelitian ini dengan proporsi 20%.

Terkait jangkauan waktu, peneliti akan memulai

menelusuri penelitian ini dimulai pada saat AEC ini

ditandatangani pada 2003. Namun tidak menutup kemungkinan

peneliti menggunakan data dan fakta sebelum tahun 2004

sebagai unit eksplanasi yang memperkuat analisis, terutama

26

dalam melihat perkembangan kebijakan pemerintah terkait

AEC.

B. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian didapat dari beberapa sumber yaitu

studi dokumen yang dilakukan dengan cara menghimpun data

sekunder dalam hal ini diwakili oleh informasi-informasi

dari literatur-literatur yang relevan seperti buku,

majalah, surat kabar, dan data elektronik (internet) yang

berkaitan dengan pokok permasalahan.

Apabila memungkinkan maka peneliti berusaha untuk

mencari data primer yakni wawancara dengan pihak-pihak

yang terkait dengan penelitian ini sebagai konfirmasi atas

data sekunder yang telah didapatkan.

BAB I : Bab ini berisi tentang pendahuluan. Pada bab

ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran,

27

hipotesa, jangkauan penelitian, teknik

pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

BAB II : Bab dua membahas tentang MP3EI (Master Plan

Percepatan Pembagunan ekonomi Indonesia)

terutama definisi dan pengertian, serta sejarah

pembentukan, perkembangan, dan klausul-klausul

yang terdapat dalam program.

BAB III : Bab tiga membahas tentang kebijakan pemerintah

Indonesia terhadap AEC 2015, yakni membuka pasar

dalam negeri dan ikut kedalam pasar tunggal asia

2015.

BAB IV : Bab empat membahas tentang alasan pemerintah

Indonesia membuat program MP3EI sebagai

persiapan AEC 2015.

BAB V : Bab lima berisi kesimpulan, yang menguraikan

kesimpulan atas alasan pemerintah Indonesia28

membuat program MP3EI sebagai persiapan AEC 2015

yang telah dijabarkan di bab-bab sebelumnya.

29