annual report airnav indonesia 2020.pdf

2 ANNUAL REPORT 2020 AIRNAV INDONESIA

IKHTISAR UTAMAMain Highlights01 LAPORAN MANAJEMEN

Management Report02 PROFIL PERUSAHAANCompany Profile03 ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN

Management Discussion & Analysis04 TATA KELOLA PERUSAHAANGood Corporate Governance05 LAPORAN KEUANGAN AUDIT

Audited Financial Report06

Sanggahan dan Batasan Tanggung JawabDisclaimer

Referensi penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia tahun 2020 menggunakan parameter kriteria Annual Report Award (ARA) serta acuan lainnya adalah Surat Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Laporan tahunan ini memuat pernyataan kondisi keuangan, hasil kinerja operasi, kebijakan, rencana, strategi, proyeksi serta tujuan AirNav Indonesia. Pernyataan-pernyataan prospektif dalam laporan tahunan ini dibuat berdasarkan berbagai asumsi mengenai kondisi terkini dan kondisi mendatang serta lingkungan di mana AirNav Indonesia menjalankan kegiatan usaha. Pernyataan-pernyataan tersebut memiliki prospek risiko, ketidakpastian, serta dapat mengakibatkan perkembangan aktual yang secara material berbeda dari yang dilaporkan.

Laporan tahunan ini memuat kata “Perusahaan” dan “AirNav Indonesia” yang didefinisikan sebagai Perum LPPNPI. Adakalanya kata “Kami” juga digunakan atas dasar kemudahan untuk menyebut Perum LPPNPI secara umum. Laporan ini disajikan dalam dua Bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, yang dapat dilihat dan diunduh di situs web resmi Perusahaan yaitu www. airnavindonesia.co.id.

Annual Report of Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) or AirNav Indonesia in 2020 prepared by referring to the parameters of the Annual Report Award (ARA) criteria and other references, such as Secretary of SOE Ministry Letter No.SK-16/S.MBU/2012 dated June 6, 2012 concerning Indicators/Parameters of Assessment and Evaluation of Good Corporate Governance Implementation in State-Owned Enterprises (SOE).

This annual report contains statement of the financial condition, results of operations performance, policies, plans, strategies, projections, and objectives of AirNav Indonesia. The prospective statements in this annual report are in line with various assumptions regarding current and future conditions and the environment within AirNav Indonesia business activities. These statements have the prospect of risks, uncertainty, and may result in actual developments that are materially different from those reported.

This annual report contains the words “Company” and “AirNav Indonesia” defined as Perum LPPNPI. Occasionally, the word "we" is also used on the basis of convenience referring to Perum LPPNPI in general. This report is presented in two languages, namely Indonesian and English, which can be viewed and downloaded on the Company official website, namely www. airnavindonesia.co.id.

AIRNAV INDONESIA 2020 ANNUAL REPORT 1





Tema SampulCover Theme

Bergerak Lincah Menjawab TantanganTahun 2020 menjadi tahun penuh tantangan bagi perekonomian global dan nasional, serta sektor transportasi udara pada khususnya. Dengan pemberlakuan kebijakan lockdown dan pembatasan mobilitas masyarakat sebagai bagian dari kebijakan pengendalian pandemi COVID-19 di berbagai negara, sebagian besar kegiatan sosial dibatasi atau dialihkan menjadi kegiatan dengan menggunakan media daring. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh terhadap lalu lintas penerbangan yang kemudian berdampak signifikan terhadap pendapatan AirNav Indonesia, khususnya pendapatan dari penerbangan internasional.

Namun, kondisi ini tak menyurutkan AirNav Indonesia untuk melakukan berbagai inovasi dan terobosan, serta tentunya tetap berupaya menjaga keselamatan dan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia tetap optimal. Dengan mengusung visi “Menjadi penyedia jasa pelayanan navigasi penerbangan bertaraf internasional”, AirNav Indonesia memiliki fungsi strategis dalam menjaga keselamatan penerbangan di wilayah ruang udara Indonesia, sekaligus memiliki fungsi taktis pengelolaan usaha yang mandiri. Di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian, AirNav Indonesia berupaya untuk tetap memberikan layanan yang optimal dengan mengedepankan Protokol Kesehatan sesuai anjuran Pemerintah Indonesia, tentunya dengan tetap memenuhi standar layanan yang prima.

Tak hanya itu, meskipun menghadapi kondisi yang kurang menggembirakan, AirNav Indonesia justru melakukan berbagai inovasi, khususnya yang dapat memberikan nilai tambah bagi pengguna jasa. Berbagai inovasi ini tentu tak lepas dari komitmen AirNav Indonesia untuk tetap menjaga standar layanannya dalam mewujudkan keselamatan penerbangan Indonesia, sekaligus memperkuat keunggulan kompetitifnya untuk dapat tumbuh di masa-masa mendatang

Move with Agility to Respond Challenges2020 was full of challenges for global and national economy, specifically for air transportation sector. Lockdown policy and societal mobility restrictions are enforced as part of the policy to control the COVID-19 pandemic in various countries, mostly social activities are restricted or turned into online media activities. This condition is highly influential on air traffic movement which further significantly impacts AirNav Indonesia’s revenue, especially revenue from international flights.

However, AirNav Indonesia kept making various innovations and breakthroughs amid this condition, and certainly keeps striving to maintain optimal air navigation safety and services in Indonesia. Carrying the vision of “To become an Air Navigation Service Provider with International Standard”, AirNav Indonesia has strategic function in maintaining air navigation safety in Indonesian Airspace, as well as the tactical function of independent business management. Amid this uncertain condition, AirNav Indonesia strives to continue to provide optimal services by prioritizing Health Protocols as recommended by the Indonesian Government, while still fulfilling excellent service standards.

Not only that. In spite of unfavorable conditions, AirNav Indonesia creates various innovations, especially those that are capable to provide added value for services users. These various innovations certainly inseparable from AirNav commitment to maintaining its service standards in realizing Indonesian air navigation safety, while strengthening the competitive advantage to improve the future.






Daftar IsiTable of Content

1 Tema SampulCover Theme

2 Daftar IsiTable of Content

4 Sekilas AirNav IndonesiaAirNav Indonesia at a Glance

6 Jejak LangkahMilestone

8 Ikhtisar Data Keuangan PentingImportant Financial Highlights

13 Ikhtisar Operasi dan OrganisasiOperational and Organizational Highlights

15 Ikhtisar Saham dan/atau ModalShare and/or Capital Highlights

16 Informasi tentang Penerbitan Obligasi, Sukuk atau ObligasiKonversi, serta Pendanaan LainnyaInformation on The Issuance of Bonds, Sukuk or Convertible Bonds, as Well as Other Funding

17 Kilas Peristiwa 2020Event Highlights 2020

46 Informasi Umum dan Identitas PerusahaanGeneral Information and Company Identity

47 Riwayat Singkat AirNav IndonesiaBrief History of Airnav Indonesia

49 Bidang Usaha, Produk dan Jasa, serta Wilayah OperasiBusiness Line, Products and Services, as well as Operational Area

52 Unit Layanan dan Struktur Ruang UdaraService Units and Airspace Structure

56 Wilayah OperasiOperations Area

61 Visi, Misi, dan Nilai PerusahaanVision, Mission, and Values of The Company

63 Makna Logo PerusahaanThe Meaning of Company Logo

64 Struktur OrganisasiOrganizational Structure

66 Profil Dewan PengawasSupervisory Board Profile

73 Profil DireksiBoard of Directors Profile

80 Demografi Karyawan dan Pengembangan KompetensiEmployee Demography and Competence Development

88 Pendidikan dan/atau Pelatihan Dewan Pengawas, Direksiserta Organ Pendukung Dewan Pengawas dan DireksiEducation and/or Training of The Supervisory Board, The Board of Directors, and Supporting Organs of The Supervisory Board and The Board of Directors

90 Informasi Pemilik ModalShareholders Information

91 Informasi tentang Struktur Grup dan Kelompok Usaha serta Informasi tentang Entitas Anak, Entitas Asosiasi dan Ventura BersamaInformation on The Group Structure and Business Group, as well as Information on Subsidiaries, Associate Entities, And Joint Ventures

92 Informasi tentang Kronologis Penerbitan dan Pencatatan Saham serta Kronologis Penerbitan dan Pencatatan Efek LainnyaInformation on The Issuance and Listing Chronology, Other Securities Issuance, and Listing Chronology

93 Informasi tentang Kronologis Penanaman Modal PerusahaanInformation About the Company's Capital Investment Chronology

94 Lembaga dan Profesi PenunjangSupporting Institutions and Professions

95 Penghargaan dan SertifikasiAwards and Certification

23LAPORAN MANAJEMENManagement Report

45PROFIL PERUSAHAANCompany Profile

101ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMENManagement Discussion & Analysis

169TATA KELOLA PERUSAHAANGood Corporate Governance

8 IKHTISAR UTAMAMain Highlights

24 Laporan Dewan PengawasSupervisory Board Report

32 Laporan DireksiThe Board of Director's Report

23 LAPORAN MANAJEMENManagement Report

45 PROFIL PERUSAHANCompany Profile






102 Tinjauan Perekonomian dan IndustriEconomy and Industry Overview

107 Kebijakan Strategis Tahun 2020Strategic Policy for 2020

111 Tinjauan Operasi per Segmen UsahaOperational Overview by Lines of Business

131 Aspek PemasaranMarketing Aspect

132 Tinjauan Keuangan dan Informasi Material LainnyaFinancial Overview and Other Material Information

132 Analisis Kinerja KeuanganFinancial Performance Analysis

138 Kemampuan Menghasilkan Keuntungan dan LabaCompany Ability in Generating Profit

141 Kemampuan Membayar Utang dan Tingkat Kolektibilitas PiutangCompany Solvency Ratio and Receivables Collectability Ratio

143 Struktur Modal dan Kebijakan Manajemen atas Struktur ModalCapital Structure and The Management Policy

144 Ikatan yang Material untuk Investasi Barang ModalMaterial Commitment For Capital Goods Investment

144 Realisasi Investasi Barang ModalRealized Investment In Capital Goods

146 Pencapaian Target Tahun 20202020 Target Achievement

149 Proyeksi Tahun 20212021 Projection

151 Proyeksi KinerjaTahun 20212021 Performance Projection

154 Dampak Perubahan Harga yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan dan Kinerja Keuangan PerusahaanThe Price Changes Impacts With Effect On The Company Revenues And Financial Performance

154 Dampak Nilai Tukar Mata Uang AsingImpact of Foreign Currency Exchange Rate

155 Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan AkuntanInformation And Material Facts After Accountant Reporting Date

155 Kebijakan Penggunaan Laba Bersih dan Informasi Setoran Penyisihan Laba Bersih Kepada Pemilik ModalPolicy of Net Profit Use And Net Profit Deposit to The Shareholders

156 Perpajakan dan Kontribusi Kepada NegaraTaxation and Contribution To The State

158 Informasi tentang Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan dan/atau Manajemen (ESOP/MSOP) serta Informasi tentang Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran UmumInformation Concerning Employee and/or Management Share Ownership Program (ESOP/MSOP) and Realization of Public Offering Proceeds

158 Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan Usaha, Akuisisi, dan/atau Restrukturisasi Utang/ModalMaterial Information Regarding Investments, Expansion, Divestment, Business Merger, Acquisitions, and/or Debt/ Capital Restructuring

159 Informasi Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan dan/atau Transaksi dengan Pihak Afiliasi/pihak BerelasiMaterial Transactions Containing Conflict of Interest and/or Transaction With Affiliation/ Related Parties

162 Informasi Keuangan yang Mengandung Kejadian yang Bersifat Luar Biasa dan Jarang TerjadiFinancial Information Containing Extraordinary and Rare Events

162 Perubahan Peraturan Perundang-undangan yang Berpengaruh Signifikan Terhadap PerusahaanChanges In Law Regulations That May Significantly Affect The Company

164 Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Dampaknya Terhadap PerusahaanChanges In Accounting Policies and Its Impact 0n Company

166 Tingkat Kesehatan PerusahaanCompany Health Index

167 Informasi Kelangsungan Usaha dan Tingkat Kesehatan PerusahaanBusiness Continuity

101ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMENManagement Discussion & Analysis

169 TATA KELOLA PERUSAHAANGood Corporate Governance

170 Perkembangan Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di Lingkup AirNav IndonesiaDevelopment of Good Corporate Governance Within Airnav Indonesia

191 Struktur Organ Tata Kelola Perusahaan Organ Structure of Corporate Governance

202 Dewan Pengawas Supervisory Board

213 Informasi tentang Pengawasan IndependenIndependent Supervisor

214 Direksi Board of Directors

226 Transparansi Informasi Terkait Dewan Pengawas dan Direksi Transparency of Information Regarding the Supervisory Board and the Board of Directors

249 Organ Pendukung Dewan Pengawas Supervisory Board Supporting Organs

273 Organ Pendukung DireksiBoard of Directors Supporting Organs

301 Akuntan Publik/Auditor IndependenPublic Accountant/Independent Auditor

306 Manajemen RisikoRisk Management

314 Sistem Pengendalian InternalInternal Control System

318 Perkara PentingSignificant Litigation

320 Akses Informasi dan Data PerusahaanAccess to Company Information and Data

323 Kode EtikCode of Ethics

327 Pengelolaan dan Pengendalian GratifikasiGratification Management and Control

328 Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara NegaraState Administration Wealth Report (LHKPN)

330 Whistleblowing System

334 Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibility

341 LAPORAN KEUANGAN AUDITAudited Financial Report






Sekilas AirNav IndonesiaAirNav Indonesia at A Glance

Dengan mandat menyelenggarakan jasa pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia sesuai Peraturan Pemerintah No. 77

Tahun 2012, AirNav Indonesia mengusung visi “Menjadi penyedia jasa pelayanan navigasi penerbangan bertaraf internasional” dan misi “Menyediakan layanan navigasi penerbangan yang

mengutamakan keselamatan, efisiensi penerbangan dan ramah lingkungan demi memenuhi ekspektasi pengguna jasa”.

With the mandate to provide air navigation services in Indonesia according to Government

Regulation no.77 of 2012, AirNav Indonesia carries the vision of “To become an Air Navigation

Service Provider with International Standard” and the mission "‘To provide air navigation

services that prioritize safety, comfort, and is environmentally friendly,

to meet the expectation of the users".

NAMA PERUSAHAANCompany Name

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) “AirNav Indonesia”

TANGGAL PENDIRIANDate of Establishment

13 September 2012/ September 13, 2012

MULAI BEROPERASIStarted Operation on

16 Januari 2013/ January 16, 2013

DASAR HUKUM PENDIRIANLegal Basis of Establishment

• Undang-undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

• Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012 tentang Perum LPPNPI

• Law No. 1 of 2009 concerning Aviation• Government Regulation No. 77 of 2012

concerning PERUM LPPNPI

JARINGAN LAYANANServices Network

• 2 Area Control Center (ACC)

• 10 APP Surveillance

• 11 APP Procedural

• 18 APP Procedural - Tower (TWR) (Combined)

• 31 TWR

• 11 Aeronautical Information Services (AIS)

• 218 Aerodrome Flight Information Service (AFIS)

• 14 Flight Service Station (FSS)

PEMILIK MODALShareholders

Pemerintah Republik Indonesia, 100%Government of the Republic of Indonesia, 100%






AirNav Indonesia mengelola navigasi penerbangan yang sebelumnya dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), dan Dirjen Perhubungan Udara. Hingga akhir tahun 2020, AirNav Indonesia memberikan pelayanan navigasi penerbangan di 292 bandara di seluruh Indonesia.

AirNav Indonesia manages air navigation which was previously managed by PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), and the Director General of Civil Aviation. As of the end of 2020, AirNav Indonesia provides air navigation services at 292 airports across Indonesia.

292bandara airports






Jejak LangkahMilestone

2012• Peraturan Pemerintah No. 77 tahun 2012 tentang

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia dikeluarkan Pemerintah Republik Indonesia sebagai dasar pembentukan AirNav Indonesia.

Government Regulation No. 77 of 2012 on Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia was promulgated by the Government of Indonesia as the basis for the establishment of AirNav Indonesia.

2014• 1 Oktober 2014, AirNav Indonesia mengelola Pelayanan

Navigasi Penerbangan pada 168 Bandar Udara.

On October 1, 2014, AirNav Indonesia managed the Air Navigation Services at 168 airports

• Maret 2014, AirNav Indonesia menempati gedung Kantor Pusat yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda Tangerang.

March2014,AirNavIndonesiaoccupiedtheHeadOfficebuilding located on Jl. Ir. H. Juanda, Tangerang.

• Peningkatan kapasitas runway di Bandara Soekarno-Hatta dari 68 pergerakan per jam menjadi 72 per jam

Increase in runway capacity of Soekarno-Hatta International Airport, from 68 movements per hour to 72 movements per hour.

2015• 24 November 2015, AirNav Indonesia mengelola

Pelayanan Navigasi Penerbangan pada 82 Bandar Udara.

On November 24, 2015, AirNav Indonesia managed Air Navigation Services at 82 airports.

• AirNav Indonesia menjalin kerja sama dengan NATS (Inggris) dalam rangka meningkatkan kapasitas penerbangan di Jakarta Air Traffic Service Center.

AirNav Indonesia cooperated with NATS (United Kingdom) to increase runway capacity in Jakarta Air TrafficServiceCenter.

• AirNav Indonesia mengimplementasikan sistem aplikasi (web-based) untuk manajemen slot penerbangan di 35 bandara bernama "Chronos".

AirNav Indonesia implemented Chronos,an application system (web-based) for airline slot management.

• Kerja sama dengan MITRE on IMANS.

Cooperation with MITRE on IMANS.

2016• 16 Januari 2016, AirNav Indonesia meresmikan Air

Traffic Control System Top Sky di Makassar Air Traffic Services Center (MATSC).

On January 16, 2016, AirNav Indonesia inaugurated theAirTrafficControlSystemTOPSkyinMakassarAirTrafficServicesCenter(MATSC).

• AirNav Indonesia menjalin kerja sama dengan ENAC (Perancis) dalam bidang Pendidikan Magister dan Pelatihan Singkat Manajemen Pelayanan Navigasi Penerbangan Berskala Internasional.

AirNav Indonesia cooperated with ENAC (France) concerning the advanced education of Master’s Degree and Short Course of Air Navigation Service Management of International Level Standard.

2013AirNav Indonesia resmi beroperasi pada tanggal 16 Januari 2013 dengan melayani 26 bandara.AirNav Indonesia officially in operation on January 16, 2013, serving 26 airports.






2017• Peresmian Menara baru di Pontianak, Pangkal Pinang,

Tanjung Pinang.

Inauguration of New Tower in Pontianak, Pangkal Pinang and Tanjung Pinang.

• Peningkatan kapasitas runway Bandara Soekarno-Hatta dari 76 pergerakan/jam menjadi 81 pergerakan/jam

Increase of runway capacity of Soekarno-Hatta International Airport, from 76 movements per hour to 81 movements per hour.

• Peningkatan Keselamatan Penerbangan di Indonesia berdasarkan hasil audit ICAO USOAP. Air Navigation Services menyumbang angka 86,4%.

Improvement of Indonesian Air Transportation Safety based on the USOAP audit results by ICAO. Air Navigation Services contributed 86.4% to the total score.

2018• Peresmian Menara ATC Bandara Ahmad Yani Semarang

tanggal 7 Juni 2018.

AhmadYaniSemarangAirportATCTowerofficialinauguration on Jun 7, 2018.

• Peresmian Menara ATC Bandara Kertajati Majalengka tanggal 24 Mei 2018.

KertajatiMajalengkaAirportATCTowerOfficialinauguration in May 24, 2018.

2020

• Peresmian pelayanan navigasi pengoperasian

Runway 3 Bandara Soekarno Hatta pada

23 Januari 2020.

Inauguration of air navigation service for the

operation of Runway 3 at Soekarno Hatta

Airport on January 23, 2020.

• Peresmian Menara ATC Bandara Internasional

Yogyakarta (YIA), pada 28 Agustus 2020.

Yogyakarta International Airport (YIA) ATC

TowerofficialinaugurationonAugust28,2020.

• Setelah di tahun 2019 berhasil menerapkan

Performance Based Navigation (PBN) yang

memungkinkan pembuatan jalur penerbangan

(ATS route)semakinfleksibelkarenamenggunakan Global Navigation Satellite System (GNSS) sebagai referensi, di tahun 2020 AirNav

Indonesia memperkuat layanan PBN melalui

implementasi Fase 1 Domestic RNAV2 En route (30 Januari 2020), Redesign VFR Route wilayah

Papua (3 Desember 2020) dan Redesign VFR

Route wilayah Jakarta (3 Desember 2020).

After successfully implementing Performance

Based Navigation (PBN) to create the more

flexibleflightpaths(ATSroutes)usingthe

Global Navigation Satellite System (GNSS) in

2019 as reference, in 2020 AirNav Indonesia

strengthens PBN services through the

implementation of Phase 1 Domestic RNAV2

En route (January 30, 2020), Redesign VFR

Route for Papua region (December 3, 2020)

and the redesign of the VFR Route for Jakarta

region (December 3, 2020).

2019

• Serah Terima Menara ATC Bandara Internasional

Yogyakarta (YIA) pada 10 September 2019

Handover of Yogyakarta International Airport (YIA) ATC

Tower on September 10, 2019.

• Pemasangan ILS Bandara Kertajati pada Oktober 2019.

Installment of ILS at Kertajati Airport in October 2019.






Laba (Rugi) dan Penghasilan Komprehensif LainProfit (Loss) and Other Comprehensive Income

Dalam Jutaan Rupiah / In Million Rupiah

UraianDescription

2020 2019*) 2018 2017 2016 (%) YoY 2019-2020

(%) CAGR 2016-2020

Pendapatan Usaha

Operating Revenues

Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah

En route Navigation Charges

1.357.829 3.065.850 2.841.509 2.386.687 2.166.296 (55,71) (11,02)

Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal

Terminal Navigation Charges

193.635 387.018 434.249 399.667 356.407 (49,97) (14,15)

Jumlah Pendapatan Usaha

Total Operating Revenues 1.551.464 3.452.869 3.275.758 2.786.353 2.522.703 (55,07) (11,44)

Beban Usaha Operating Expenses

(2.444.305) (2.912.915) (2.869.186) (2.315.459) (2.049.428) (16,09) 4,50

Laba Usaha OperatingProfit (892.841) 539.954 406.572 470.894 473.275 (265,35) N/a

Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain

Total Other Income (Expenses) 117.317 128.170 121.583 126.262 115.134 (8,47) 0,47

Laba Sebelum Pajak

ProfitBeforeTax (775.524) 668.124 528.154 597.157 588.410 (216,07) N/a

Manfaat (Beban) Pajak

TaxBenefit(Expense)

195.083 (167.949) (146.708) (114.656) (169.677) (216,16) N/a

Laba Bersih - Tahun Berjalan

Net Income – For the Year

(580.441) 500.175 381.446 482.501 418.733 (216,05) N/a

Laba Komprehensif Lain

Other Comprehensive Income

(9.879) 887 7.011 (25.141) 739 (1.213,75) N/a

Laba Komprehensif Tahun Berjalan - Setelah Pajak

Comprehensive Income For the Year – Net after Tax

(590.320) 501.062 388.458 457.360 419.472 (217,81) N/a

EBITDA EBITDA (544.052) 884.248 803.348 745.238 727.090 (161,53) N/a

Ikhtisar Data Keuangan PentingImportant Financial Highlights

*) Disajikan kembali.

Keterangan: Perusahaan tidak memiliki entitas anak, dengan demikian tidak menyajikan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non-pengendali.

*) Restatement.

Description: The Company has no subsidiaries. Therefore, profit attributable to the parent company and non-controlling interests are not presented.






3.500

3.000

2.500

2.000

1.500

1.000

500

0

Pendapatan Usaha Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan JelajahEn Route Navigation Charges

Rp juta / Rp million

2016 2017 2018 2019* 2020

1.357.829

3.065.8502.841.509

2.386.6872.166.296

3.500

3.000

2.500

2.000

1.500

1.000

500

0

Pendapatan Usaha Operating Revenues


2016 2017 2018 2019* 2020

1.551.464

3.452.869 3.275.758

2.786.353 2.522.703

Laba (Rugi) Bersih - Tahun BerjalanNet Income (Loss) – For the Year


2016 2017 2018 2019* 2020

(580.441)

500.175381.446

482.501418.733

600

400

200

(200)

(400)

(600)

Pendapatan Usaha Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan TerminalTerminal Navigation Charges


2016 2017 2018 2019* 2020

193.635

387.018

434.249399.667

356.407

500

450

400

350

300

250

200

150

100

50

0

Laba (Rugi) UsahaOperating Profit (Loss)


2016 2017 2018 2019* 2020

(892.841)

539.954406.572470.894473.275

1.000

800

600

400

200

0

(200)

(400)

(600)

(800)

(1.000)

*) Disajikan kembali/ Restatement






Posisi KeuanganFinancial Position


UraianDescription

2020 2019*) 2018*) 2017 2016 (%) YoY 2019-2020

(%) CAGR 2016-2020

Aset Assets

Aset Tetap Fixed Assets 2.155.694 2.176.453 1.937.479 2.000.841 1.681.164 (0,95) 6,41

Jumlah Aset Lancar

Total Current Assets

2.616.711 3.839.173 3.588.962 3.104.795 3.130.494 (31,84) (4,38)

Jumlah Aset Tidak Lancar

Total Non-Current Assets

2.458.741 2.276.235 2.041.860 2.103.730 1.772.820 8,02 8,52

Jumlah Aset Total Assets 5.075.453 6.120.804 5.630.822 5.208.631 4.903.314 (17,08) 0,87

Liabilitas dan Ekuitas

Liabilities and Equity

Liabilitas Jangka Pendek

Current Liabilities

495.568 925.916 946.135 909.440 985.992 (46,48) (15,80)

Liabilitas Jangka Panjang

Non-Current Liabilities

68.394 39.488 30.349 30.808 75.448 73,20 (2,42)

Jumlah Liabilitas

Total Liabilities 563.962 965.404 976.484 940.248 1.061.439 (41,58) (14,62)

Jumlah Ekuitas Total Equity 4.511.491 5.155.400 4.654.338 4.268.277 3.841.874 (12,49) 4,10

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas

Total Liabilities and Equity

5.075.453 6.120.804 5.630.822 5.208.525 4.903.313 (17,08) 0,87

*) Disajikan kembali.

Keterangan: Perusahaan tidak memiliki entitas asosiasi dan ventura bersama, dengan demikian tidak menyajikan investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama.

*) Restatement

Description: The Company has no associated entities and joint ventures. Therefore, investment on associated entities and joint ventures is not presented.

*) Disajikan kembali.*) Restatement

AsetAssets


2016 2017 2018* 2019* 2020

5.075.453

6.120.804 5.630.822

5.208.631 4.903.314

7.000

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

LiabilitasLiability


2016 2017 2018* 2019* 2020

563.962

965.404976.484940.2481.061.439

1.400

1.200

1.000

800

600

500

200






Arus KasCash Flow


UraianDescription

2020 2019*) 2018 2017 2016 (%) YoY 2019-2020

(%) CAGR 2016-2020

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Cash Flow from Operating Activities

(913.260) 758.684 274.871 511.930 708.020 (220,37) N/a

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Cash Flow from Investing Activities

(198.157) (452.729) (211.831) (646.249) (224.991) (56,23) (3,13)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Cash Flow from Financial Activities

(7.246) - - - - - N/a

Kenaikan (Penurunan) Kas dan Setara Kas

Increase (Decrease) in Cash and Cash Equivalents

(1.118.663) 305.955 63.039 (134.319) 483.029 (465,63) N/a

Kas dan Setara Kas Awal Tahun

Cash and Cash Equivalents at Beginning of Year

2.860.993 2.569.182 2.506.143 2.640.462 2.157.433 11,36 7,31

Kas dan Setara Kas Akhir Tahun

Cash and Cash Equivalents at End of Year

1.744.757 2.860.993 2.569.182 2.506.143 2.640.462 (39,02) (9,84)

*) Disajikan kembali.*) Restatement


EkuitasEquity


2016 2017 2018* 2019* 2020

4.511.4925.155.400

4.654.3384.268.277

3.841.874

7.000

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

Kas dan Setara Kas Akhir TahunCash and Cash Equivalents at End of Year


2016 2017 2018* 2019* 2020

1.744.757

2.860.993

2.569.1822.506.1432.640.462

3.500

3.000

2.500

2.000

1.500

1.000

500

0






Rasio-rasio KeuanganFinancial Ratios

UraianDescription

2020 2019*) 2018*) 2017 2016 (%) YoY 2019-2020

(%) CAGR 2016-2020

RASIO OPERASI / OPERATIONAL RATIO

Periode Penagihan (hari)

Collection Period (day)

107,90 75,00 87,02 54,00 60,00 43,86 15,80

Perputaran Persediaan (hari)

Inventory Turnover (day)

12 5 4 7 2 140,00 56,51

Perputaran Total Aset (TATO) (%)

Total Assets Turnover (TATO) 33,94 24,80 60,62 56,61 54,01 36,85 (10,97)

Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset (%)

Total Assets Equity to Total Assets Ratio (%)

38,02 14,61 18,22 19,68 70,12 160,23 (14,19)

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) (%)

Operational Expenses to Operational Revenues (BOPO) (%)

157,55 84,36 87,59 83,10 81,24 86,75 18,01

RASIO PROFITABILITAS / PROFITABILITY RATIO

Rasio Laba Bersih terhadap Aset (%)

Return On Assets (ROA) (%) (11,44) 8,17 6,77 9,26 8,54 (239,95) N/a

Rasio Laba Bersih terhadap Ekuitas (%)

Return On Equity (ROE) (%) (24,29) 24,80 17,86 23,00 13,15 (197,94) N/a

Rasio Laba Bersih terhadap Investasi (%)

Return On Investment (ROI) (%)

(10,98) 14,61 14,28 14,44 15,57 (175,15) N/a

Rasio Laba Usaha terhadap Pendapatan (%)

OperatingProfitMargin (OPM) (%) (57,55) 15,64 12,41 16,90 18,76 (468,01) N/a

Rasio Laba Bersih terhadap Pendapatan (%)

NetProfitMargin(NPM) (%) (37,41) 14,49 11,64 17,32 16,60 (358,27) N/a

EBITDA Margin (%) EBITDA Margin (%) (35,07) 25,61 24,52 26,75 28,82 (236,93) N/a

RASIO LIKUIDITAS / LIQUIDITY RATIO

Rasio Kas (%) Cash Ratio (%) 352,07 308,99 271,54 275,57 267,80 13,94 7,08

Rasio Lancar (%) Current Ratio (%) 528,02 414,64 379,33 341,40 317,50 27,35 13,56

RASIO SOLVABILITAS / SOLVABILITY RATIO

Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas (%)

Debt To Equity Ratio (DER) (%)

12,50 18,73 20,98 22,03 27,63 (33,25) (17,98)

Rasio Liabilitas terhadap Aset (%)

Debt To Assets Ratio (DAR) (%)

11,11 15,77 17,34 18,05 21,65 (29,55) (15,36)

RASIO PERTUMBUHAN / GROWTH RATIO

Pendapatan Usaha (%)

Operating Revenues (%)

(55,07) 5,41 17,56 10,45 7,26 (1.118,50) N/a

Laba Usaha (%) OperatingProfit (16,09) 1,52 23,91 12,98 (223,27) (1.155,54) (48,19)

Laba Bersih - Tahun Berjalan (%)

Net Income – For the Year (%)

(216,05) 31,13 (20,94) 15,23 (33,45) (794,11) 59,42

Aset (%) Assets (%) (17,08) 8,70 8,11 6,23 13,62 (296,27) N/a

Liabilitas (%) Liabilities (%) (41,58) (1,13) 3,85 (11,42) 18,62 3.564,71 N/a

Ekuitas (%) Equity (%) (12,49) 10,77 9,04 11,10 12,31 (216,02) N/a







Ikhtisar OperasiOperational Highlights


UraianDescription

2020 2019 2018 2017 2016 (%) YoY 2019-2020

(%) CAGR 2016-2020

PRODUKSI EN ROUTE (RUTE)/ EN ROUTE PRODUCTION (ROUTE)

Penerbangan Domestik

Domestic Flights

99.016.276 162.517.195 191.783.702 185.054.406 165.949.793 (39,07) (12,11)

Penerbangan Internasional

International Flights

35.665.003 114.355.802 114.616.317 106.272.025 93.445.960 (68,81) (21,40)

Penerbangan Lintas Udara

Overflying Flights

63.456.698 164.798.148 165.756.759 152.357.754 143.207.217 (61,49) (18,41)

Total Produksi En route

Total En route Production

198.137.977 441.671.145 472.156.778 443.684.185 402.602.970 (55,14) (16,24)

PRODUKSI NAVIGASI TERMINAL (TON)/ TERMINAL NAVIGATION PRODUCTION (TON)

Penerbangan Domestik

Domestic Flights

27.239.996 46.577.035 56.144.390 53.805.723 48.823.514 (41,52) (13,57)

Penerbangan Internasional

International Flights

5.022.031 15.735.922 15.783.706 14.616.513 13.080.323 (68,09) (21,28)

Total Produksi Navigasi Terminal

Total Terminal Navigation Production

32.262.027 62.312.957 71.928.096 68.422.236 61.903.837 (48,23) (15,03)

INVESTASI (Rp-JUTA) / INVESTMENT (Rp-MILLION)

Total Investasi

Total Investment

466.956 1.487.534 625.461 2.105.457 1.580.484 (68,61) (26,27)

Ikhtisar Operasi dan OrganisasiOperational and Organizational Highlights

Total Produksi Navigasi TerminalTotal Terminal Navigation Production

Ton

2016 2017 2018 2019 2020

32.262.027

62.312.957

71.928.09668.422.236

61.903.837

80.000

70.000

60.000

50.000

40.000

30.000

20.000

10.000

Total Produksi En route NavigationTotal En route Navigation Production

Rute

2016 2017 2018 2019 2020

198.137.977

441.671.145472.156.778

443.684.185402.602.970

500.000

450.000

400.000

350.000

300.000

250.000

200.000

150.000

100.000

50.000






Ikhtisar OrganisasiOrganizational Highlights

UraianDescription

2020 2019 2018 2017 2016 (%) YoY 2019-2020

KETENAGAKERJAAN, K3, DAN PELAYANAN / LABOR, OHS, AND SERVICES

Jumlah Karyawan (orang)

Number of Employees (person)

5.109 5.117 5.150 4.264 3.715 (0,16)

Kejadian Keselamatan yang Disebabkan ATC (kejadian)

Safety Events due to ATC (event) - - - 1 36 -

Jumlah Kecelakaan Kerja (kejadian)

Total Work Accident (event)

- - - - - -

Service Quality Index (SQI) (nilai)

Service Quality Index (SQI) (value)

N/a*) 4,38 4,26 4,07 N/a*) -

Cockpit Crew Satisfaction Index (CSI) (nilai)

Cockpit Crew Satisfaction Index (CSI) (value)

N/a*) 4,32 4,21 4,03 N/a*) -

Observed Quality Index (OQI) (nilai)

Observed Quality Index (OQI) (value)

N/a*) 4,61 4,42 4,25 N/a*) -

TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN / COMPANY HEALTH INDEX

Pencapaian Tingkat Kesehatan Perusahaan **)

Company Health Index Achievement **)

67,00“Sehat A”

90,60“Sehat AA”

92,50“Sehat AA”

91,50 “Sehat AA”

89,91“Sehat AA”

TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK / GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Skor Assessment Penerapan GCG ***)

Assessment Score of GCG Implementation ***)

81,96 84,95 83,16 78,24 73,28 -

PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL)****)/ PARTNERSHIP AND COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM ****)

Penyaluran Dana Program Kemitraan (Rp-juta)

Distribution of Foster Partner Program Funds (Rp-million)

1.799 1.899 1.574 3.875 1.049 (5,27)

Jumlah Mitra Binaan (Mitra)

Number of Foster Partners (Partners)

- 17 13 54 24 -

Penyaluran Dana Program Bina Lingkungan (Rp-juta)

Distribution of Community Development Funds (Rp-million)

11.104 7.001 6.828 5.575 4.421 58,61

*) Di tahun 2016 dan 2020, AirNav Indonesia tidak melakukan survei Service Quality Index (SQI), Cockpit Crew Satisfaction Index (CSI) dan Observed Quality Index (OQI).**) Penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.***) Asessment penerapan GCG menggunakan metode berdasarkan Salinan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN.****) Pelaksanaan PKBL berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/04/2020 tanggal 2 April 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.

*) In 2016 and 2020, AirNav Indonesia did not conduct the survey of Service Quality Index (SQI), Cockpit Crew Satisfaction Index (CSI), and Observed Quality Index (OQI).**) Assessment of Corporate Soundness Level is based on Minister of State-owned Enterprise’s Decision No. KEP-100/MBU/2002 concerning Soundness Assessment of State-Owned Enterprise.***) Assessment of GCG implementation uses the method according to copy of the Secretary of the Ministry of SOE Decree No.SK-16/S.MBU/2012 dated June 6, 2012, concerning Assesment and Evaluation Indicators/Parameters for the Implementation of Good Corporate Governance in SOE.****) The implementation of Foster Partner and Community Development Program (PKBL) is according to the Minister of SOE’s Regulation No.PER-02/MBU/04/2020 dated April 2, 2020, concerning the Third Amendment of the Minister of SOE Regulation No. PER-09/MBU/07/2015 concerning Partnership and Community Development Program (PKBL) for State-Owned Enterprise.






Ikhtisar Saham dan/atau ModalShare and/or Capital Highlights

INFORMASI TENTANG SAHAMAirNav Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk badan hukum Perusahaan Umum (Perum) yang didirikan oleh Pemerintah Indonesia dan bertujuan menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia. AirNav Indonesia tidak berorientasi kepada keuntungan. Seluruh modal Perusahaan dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham sesuai dengan Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum (PERUM).

INFORMASI TENTANG PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN KEPADA PEMILIK MODALUntuk penggunaan laba, mengacu kepada Anggaran Dasar Perusahaan dalam Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012 tentang Perum LPPNPI, laba bersih Perusahaan tidak dibagikan untuk dividen, namun digunakan untuk peningkatan pelayanan navigasi penerbangan. Dalam PP 77/2012 juga disebutkan, Perusahaan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih untuk cadangan mencapai paling sedikit 20% dari modal Perusahaan yang hanya dapat digunakan untuk menutup kerugian Perusahaan. Apabila dana cadangan telah melebihi jumlah 20%, Menteri/Pemilik Modal dapat memutuskan agar kelebihan dari dana cadangan tersebut digunakan untuk keperluan Perusahaan. Dengan demikian, AirNav Indonesia tidak melakukan pembagian dividen kepada Pemilik Modal.

INFORMASI TENTANG AKSI KORPORASIPada tanggal 6 November 2020, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 65 Tahun 2020 tentang penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal Perusahaan sebesar Rp904.69 miliar. Berikut disampaikan saldo modal berupa penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia kepada Perusahaan.

STOCK INFORMATIONAirNav Indonesia is State-Owned Enterprise (SOE) in the form of Public Company (Perum) established by the Government of Indonesia to manage air navigation services in Indonesia. AirNav is a non-profit oriented company. The entire Company capital is owned by the state in the form of reserved asset and is not divided into shares following the Law No. 19 of 2003 concerning State Owned Enterprises and Government Regulation of the Republic of Indonesia No. 13 of 1998 concerning Public Company (Perum).

ALLOCATION OF NET PROFITS AND DISTRIBUTION OF DIVIDENDS TO THE SHAREHOLDERSAllocation of net profits refers to the Company's Articles of Association in Government Regulation no. 77 of 2012 concerning Perum LPPNPI, the net profit is not distributed for dividends, but is used to improve air navigation services. The Government Regulation (PP) No.77/2012, also stated that the Company is required to set apart the amount of net profit for reserves of at least 20% of the Company capital which can only be used to cover the Company losses. In case the reserve fund has exceeded the amount of 20%, the Minister/Shareholders may decide it is used for the Company purposes. Thus, AirNav Indonesia does not distribute the dividends to the Shareholders.

INFORMATION ON CORPORATE ACTIONOn November 6, 2020, the Government issued Government Regulation (PP) of the Republic of Indonesia No. 65 of 2020 concerning the addition of the Government of the Republic of Indonesia fund participation into the Company’s capital with the additional value Rp904.69 billion. The following is conveyed the capital balance in the form of capital participation of the Government of the Republic of Indonesia to the Company.






UraianDescription

2020 2019

Kenaikan (Penurunan)Increase (Decrease)

Nominal (Rp Juta/Rp million) (%)

Saldo Awal Initial Balance 1.541.350 1.541.350 - -

Penambahan Modal Pemerintah Republik Indonesia sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

The Government of the Republic of Indonesia Capital Addition in accordance with the Regulation of the Government of the Republic of Indonesia

904.693 - 904.693 -

Saldo Akhir Ending Balance 2.446.043 1.541.350 904.693 58,69%

Informasi tentang Penerbitan Obligasi, Sukuk atau Obligasi Konversi, serta Pendanaan LainnyaInformation on The Issuance of Bonds, Sukuk or Convertible Bonds, as Well as Other Funding

Hingga akhir tahun 2020, AirNav Indonesia tidak menerbitkan obligasi, sukuk, obligasi konversi, maupun efek lainnya, serta bentuk pendanaan lainnya. Dengan demikian, tidak terdapat informasi terkait obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar, maupun pendanaan lainnya.

As of the end of 2020, AirNav Indonesia did not issue bonds, sukuk, convertible bonds, and other securities, as well as other funding forms. Therefore, there is no information related to the outstanding bonds/sukuk/convertible bonds and also other funding.






Kilas Peristiwa 2020Event Highlights 2020

29.02.2020Pemberian insentif kepada 10 Destinasi Wisata di Indonesia dalam rangka mendukung program kerja Pemerintah. Acara dihadiri oleh Menteri Perhubungan, Dirjen Perhubungan Udara, Plt. Direktur Utama AirNav Indonesia, Direksi AP I & APII, serta Maskapai.

Distribution of incentives to 10 Tourism Destinations in Indonesia in order to support the Government program. The event was attended by Minister of Transportation, Director General of Civil Aviation, Acting President Director of AirNav Indonesia, Directors of AP I & APII, and Airlines.

26-27.02.2020 Rapat Kerja Perusahaan tahun 2020 yang membahas Program Kerja serta KPI.

2020 Annual Company Meeting to discuss Work Programs and KPI.

16.02.2020Kunjungan Air Services Australia ke Kantor Pusat AirNav Indonesia yang ditemui oleh Direksi. Kunjungan ini merupakan lanjutan hubungan kerja sama tahun 2020 program ITSAP di bidang transfer teknologi, informasi dan SDM.

The Board of Directors welcome AirServices Australia visit to AirNav IndonesiaHeadOffices.Thisvisitwasthe2020 ITSAP program continuation in the transfer of technology, information, and human resources.

20.01.2020Sosialisasi dan implementasi Domestic RNAV-2 En route Phase I yang dihadiri oleh internal AirNav Indonesia dan TNI AU, Kementerian Perhubungan serta Maskapai. Domestic RNAV-2 akan mengoperasikan rute domestik berbasis satelit atau Performance Based Navigation (PBN), yang diperkirakan dapat memberikan efisiensipembakaran avtur pada pesawat udara hingga senilai Rp10,5 miliar per bulan.

Socialization and implementation of Domestic RNAV-2 En route Phase I attended by AirNav Indonesia and TNI AU, Ministry of Transportation as well as Airlines. Domestic RNAV-2 will be implemented on satellite-based domestic route or Performance Based Navigation (PBN) which can provide aircraft fuel efficiencyestimateduptoRp.10.5billionper month.

17.01.2020Kegiatan “Go Live AirNav Indonesia Runs SAP” di Auditorium Soekarno Hatta, dihadiri oleh jajaran Direksi dan Manajerial AirNav Indonesia serta eksternal (PT Sigma Metrasys Solution).

“Go Live AirNav Indonesia Runs SAP” at Soekarno Hatta Auditorium was attended by the Board of Directors and Management of AirNav Indonesia and PT Sigma Metrasys Solution.

0102

28.01.2020Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto resmi dilantik menjadi Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

OfficialinaugurationofPresidentDirectorof AirNav Indonesia, Novie Riyanto, as Director General of Civil Aviation at the Ministry of Transportation.

03

050604






03.03.2020 Penganugerahan BUMN Performance Excellence Award (BPAE) 2020 oleh Infobank yang diterima oleh Plt. Direktur Utama.

SOE Performance Award Excellence (BPAE) 2020 by Infobank to Acting President Director.

07

09.03.2020Pembukaan Diklat Aviation Security angkatan 55 dan 56 oleh Direktur Keuangan, GM MATSC, Manager CSR dan Ketua Poltekbang Makassar. Program ini merupakan beasiswa kepada putra/i terpilih dengan nilai program sebesar Rp1,1 miliar.

Opening of the 55th and 56th batch of Aviation Security Training by the Director of Finance, GM of MATSC, Manager of CSR, and Head of Makassar Polytechnic (Poltekbang). This program is a scholarship for the chosen young individuals with the program budget of Rp1.1 billion.

08

18.03.2020Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara AirNav Indonesia dengan Serikat Karyawan AirNav Indonesia (SkyNav), dihadiri Plt. Direktur Utama dan Ketua SkyNav.

Acting President Director and Chairman of SkyNav attended the signing of the Collective Agreement between AirNav Indonesia and the AirNav Indonesia Employee Union (SkyNav).

09

08.05.2020Pisah Sambut Direksi AirNav Indonesia 2020 dilakukan secara daring dan diikuti seluruh jajaran Direksi dan Manajerial untuk menyambut Direktur Utama baru M. Pramintohadi Sukarno dan Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi yang baru Bambang Rianto, serta melepas Direktur Utama lama Novie Riyanto Rahardjo dan Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi yang lama Yurlis Hasibuan.

Farewell of 2020 Board of Directors of AirNav Indonesia was held online and attended by all members of the Board of Directors and Management. The event was held to welcome the new President Director M. Pramintohadi Sukarno and the new Director of Safety, Security and Standardization Bambang Rianto, as well as farewell to the previous President Director Novie Riyanto Rahardjo and the previous Director of Safety, Security and Standardization Yurlis Hasibuan.

10

16.05.2020Kunjungan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ke Bandara Soekarno Hatta, didampingi Direktur Utama dan Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi, untuk memantau prosedur Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait keberangkatan selama masa pandemi COVID-19 tahun 2020.

Visit of Coordinating Minister for Human Development and Culture to Soekarno Hatta Airport accompanied by the President Director and the Director of Safety, Security and Standardization, to monitor the Large-Scale Social Restrictions (PSBB) procedures related to departures during the 2020 COVID-19 pandemic.

11

18-20.05.2020Penyaluran bantuan COVID-19 di sekitar wilayah kerja Kantor Pusat AirNav Indonesia oleh Direksi.

Distribution of COVID-19 donation package to surrounding community within AirNav Indonesia Head Office by theBoard of Directors.

12






26.05.2020Halal Bihalal AirNav Indonesia bersama Direksi, Dewan Pengawas, dihadiri oleh manajemen dan dilakukan secara daring.

Halal Bihalal of AirNav Indonesia with the Board of Directors, Supervisory Board, attended by management and held online.

13

10.06.2020Pertemuan Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi dengan Komando Pertahanan Udara Nasional Indonesia (Kohanudnas) I.

Director of Safety, Security, and Standardization’s Meeting with the Indonesian National Air Defense Command (Kohanudnas) I.

14

16.06.2020Pertemuan Direktur Utama dengan Panglima Kohanudnas didampingi oleh Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi, dengan pembahasan memperkuat sinergi kedaulatan Ruang Udara Indonesia.

President Director’s Meeting with the Commander of Kohanudnas, accompanied by the Director of Safety, Security, and Standardization, to discuss on strengthening the synergy of Indonesian Air Space sovereignty.

15

24.06.2020Kunjungan Menteri Perhubungan ke Bandara Soekarno Hatta dihadiri Direktur Utama untuk melakukan pemantauan protokol kesehatan.

Minister of Transportation Visit to Soekarno Hatta Airport was attended by President Director to monitor health protocols.

15.07.2020 Penyaluran bantuan COVID-19 diberikan oleh anggota Dewan Pengawas kepada Kepala Staf Angkatan Udara di Markas Besar TNI AU Cilangkap, Jakarta.

The distribution of the COVID-19 donation by members of the Supervisory Board to the Chief of Air Force Staff at the Indonesian Air Force Headquarters Cilangkap, Jakarta.

18

13-14.07.2020Penyuluhan Anti Narkoba oleh BNN di Kantor Cabang JATSC dengan tujuan memastikan bahwa ATC sehat dan tidak menggunakan narkoba dalam bertugas dan kesehariannya.

Education on Anti-Narcotics by BNN at JATSCBranchOfficewith thepurposeofensuring that ATC are healthy and do not consume narcotics while on duties and in daily life.

1716






10.09.2020Penyediaan Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan di Bandara Baru Muara Teweh dan Tambelan.

Provision of Air Navigation Service Units at Muara Teweh and Taembelan New Airports.

11.08.2020Perpisahan Direktur SDM dan Umum Rahadi Sulistyo.

Farewell of Director of HR and General Affairs Rahadi Sulistyo.

21

29.07.2020Penerimaan penghargaan TOP CSR kategori Program CSR dan Best Leadership on CSR Program untuk Direktur Utama, di RafflesHotel. Penghargaan diterima olehSekretaris Perusahaan dan Manager CSR.

TOP CSR award in the CSR Program category and Best Leadership on CSR Program for the President Director, at Raffles Hotel. Awards received byCorporate Secretary and Manager of CSR.

19

07.08.2020Penandatangan Kontrak Kerjasama AirNav Indonesia dengan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Jayapura untuk pemberian beasiswa kepada putra/i Papua.

The signing of the AirNav Indonesia Cooperation Contract with the Aviation Education and Training Center (BP3) of Jayapura to provide scholarships to Papuan young individuals.

20

17.08.2020Upacara HUT RI dihadiri Direksi yang dilakukan secara daring.

Ceremony of the Republic of Indonesia Independence Day was attended by the Board of Directors and held online.

22

28.08.2020Peresmian Menara dan Bandara YIA oleh Presiden Republik Indonesia didampingi Menteri BUMN, Menteri Perhubungan, Direktur Utama dan Direktur Operasi serta General Manager AirNav Yogyakarta.

The inauguration of the YIA Tower and Airport by the President of the Republic of Indonesia accompanied by the Minister of SOE, Minister of Transportation, as well as President Director and Director of Operations and General Manager of AirNav Yogyakarta.

23

14.09.2020Perayaan HUT AirNav Indonesia ke-8.

8th Anniversary of AirNav Indonesia.

25

11.11.2020 Upacara Hari Pahlawan.

The Commemoration of National Heroes Day.

26

24






03.12.2020 Implementasi restrukturisasi Ujung Pandang FIC Jayapura Sector guna optimalisasi pelayanan Flight Information Service dan peningkatan pelayanan navigasi penerbangan di wilayah Papua.

Restructuring of the Ujung Pandang FIC Jayapura Sector to optimize Aeronautical Information Service and improve air navigation services in Papua region.

08.12.2020Penandatanganan Service Level Agreeement (SLA) antara GM Cabang PIA dengan 33 Cabang AirNav Indonesia yang dihadiri Direktur Operasi serta GM PIA dan GM dari 33 Cabang. Penandatanganan SLA ini merupakan salah satu tahapan dalam Roadmap AIS to AIM sesuai dengan Dokumen ICAO dan Regulasi Nasional serta tindaklanjut dari AIS to AIM Implementation Task Force ke 15 AAITF/15 yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan informasi aeronautika dalam hal konsistensi dan keakuratan data/informasi serta menjelaskan protokol pertukaran informasi untuk pengajuan, modifikasi dan penarikan/penghapusandata atau informasi aeronautika yang dipublikasikan dalam Produk Informasi Aeronautika (AIS Product).

December 8, 2020 - Signing the Service Level Agreement (SLA) between GM of PIA Branch with 33 Branches of AirNav Indonesia attended by the Director of Operations as well as GM PIA and GM from 33 Branches. The signing of SLA was one of the phase in the Roadmap of AIS to AIM based on ICAO Document and National Regulation as well as follow-up from the 15th AIS to AIM Implementation Task Force (AAITF/15) with the purpose to improve the aeronautical information services in the context of data/information consistency and accuracy as well as to explain the information exchange protocols for the proposal, modification, and withdrawal/write-offs of aeronautical data or information published in the Aeronautical Information Product (AIS Product).

03.12.2020Implementasi 50NM longitudinal separation Ujung Pandang FIR dengan Manila FIR yang bertujuan meningkatkan kapasitas ruangudaradanefisiensifuel consumption sebesar 50% dari sebelum implementasi.

50NM longitudinal separation of Ujung Pandang FIR with Manila FIR to increase air space capacity and fuel consumption efficiency by 50% from prior theimplementation.

29

20.12.2020Bakti sosial Natal AirNav Indonesia, dihadiri Direktur SDM dan Umum, Ketua Baksos, dan Manager Hubungan Masyarakat.

AirNav Indonesia Christmas social service, was attended by the Director of Human Resources and General Affairs, the Head of Social Services, and the Manager of Public Relations.

30

27 28






Tampak luar bagian kabin dari Menara Pengawas AirNav Indonesia Cabang YIA.

Outside view of AirNav Indonesia's ATC Tower cabin, YIA Branch Office.

Presiden RI Joko Widodo bersama Direktur Utama AirNav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno meresmikan Menara AirNav Indonesia Cabang YIA.

The President of the Republic of Indonesia, Joko Widodo, together with President Director of AirNav Indonesia, M. Pramintohadi Sukarno, visited AirNav Indonesia during the inauguration of AirNav YIA Tower.

24 Laporan Dewan PengawasSupervisory Board Report

32 Laporan DireksiThe Board of Director's Report






LAPORAN MANAJEMENManagement Report






LaporanDewan PengawasSupervisory Board Report

Pemilik Modal dan seluruh Pemangku Kepentingan yang terhormat,

Mewakili Dewan Komisaris, izinkan saya menyampaikan laporan ringkas fungsi pengawasan dalam laporan tahunan AirNav Indonesia di tengah tahun 2020 yang penuh tantangan ini.

Esteemed Shareholders and Stakeholders,

On behalf of the Supervisory Board, please kindly allow me to present a brief report on the monitoring

function in AirNav Indonesia annual report amid this challenging 2020.

Perekonomian dan Tantangan Pandemi COVID-19Kemunculan Corona Virus Disease (COVID-19) di akhir tahun 2019, yang kemudian merebak di awal tahun 2020 hingga akhirnya ditetapkan sebagai pandemi dunia oleh World Health Organization (WHO), memberikan dampak yang besar terhadap seluruh sendi kehidupan sosial dan perekonomian global. International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global per Oktober 2020 di angka defisit 4,4%, tidak jauh berbeda dengan angka proyeksi yang dirilis Bank Indonesia sebesar defisit 3,8%. Defisit ini membaik dari pertengahan tahun 2020, dimana IMF memberikan proyeksi angka pertumbuhan ekonomi global per Juni 2020 sebesar defisit 5,2%.

Kondisi ini berimbas pada perdagangan dunia yang berefek domino kepada perekonomian nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan, di sepanjang tahun 2020 realisasi pertumbuhan ekonomi nasional Year on Year (YoY) pada kuartal I-2020 sebesar 2,97%, kuartal II-2020 sebesar defisit 5,32%, kuartal III-2020 sebesar defisit 3,49%, dan kuartal IV-2020 sebesar defisit 2,19%.

Sektor penerbangan termasuk sektor yang terdampak signifikan atas kebijakan lockdown dan pembatasan mobilitas yang diberlakukan Indonesia dan banyak negara lainnya. Mengutip data yang dirilis International Air Transport Association (IATA) dalam publikasi statistiknya melalui www.iata.org pada bulan Januari 2021, tingkat Pendapatan per Penumpang per Kilometer

The Economy and Challenges of COVID-19 PandemicThe emergence of Corona Virus Disease (COVID-19) at the end of 2019 and then outspread in early 2020 until it was finally declared as world pandemic by the World Health Organization (WHO). It caused great impacts on the entire aspects of social life and the global economy. The International Monetary Fund (IMF) projected global economic growth as of October 2020 at deficit of 4.4%, not much different from the projection released by Bank Indonesia of 3.8% deficit. This deficit improved from mid-2020, where IMF projected global economic growth rate as of June 2020 of 5.2% deficit.

This condition impacted world trade with the domino effect on the national economy. Data from the Indonesian Central Statistics (BPS) explained that during 2020, the realization of the National Year on Year (YoY) economic growth in the first quarter of 2020 was 2.97%, the second quarter of 2020 was 5.32% deficit, the third quarter of 2020 was 3.49% deficit, and the fourth quarter of 2020 was 2.19% deficit.

The aviation sector was significantly affected by the lockdown and mobility restrictions imposed by Indonesia and many other countries. According to data released on January 2021 by the International Air Transport Association (IATA), the level of Revenue per Passenger Kilometer (RPK) as global indicator of airline revenue had decreased significantly by 70% (YoY). It mostly






67,00 "A" Hasil penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan tahun 2020 menunjukkan Skor AirNav Indonesia sebesar 67,00 kategori "SEHAT" dengan tingkat penggolongan "A".

The results of the 2020 Company Health assessment indicated AirNav Indonesia Score of 67.00 in the "HEALTH" category with rating of "A".

atau Revenue per Passenger Kilometer (RPK) sebagai indikator pendapatan maskapai secara global mengalami penurunan signifikan sebesar 70% (YoY). Jenis penerbangan yang paling terdampak adalah penerbangan internasional dengan penurunan hingga 85%, sedangkan penerbangan domestik turun sebesar 24%. Kondisi ini juga tercermin pada penerbangan di Indonesia. Hingga akhir tahun 2020, pergerakan domestik nasional mengalami penurunan hingga 40% (YoY), pergerakan internasional turun sebesar 67% (YoY), sedangkan pergerakan traffic terbang lintas atau overflying mengalami penurunan hingga 64% (YoY). Dengan kondisi penerbangan sebagai captive revenue AirNav Indonesia yang demikian terdampak, hal ini tentu berimbas pada kinerja operasi dan keuangan AirNav Indonesia tahun 2020.

affected the international flights with the decrease of 85%, while domestic flights fell by 24%. This condition was reflected in the Indonesian aviation. As of the end 2020, national domestic movements decreased by 40% (YoY), international movements decreased by67%(YoY),whileoverflyingmovementsdecreased by 64% (YoY). With the huge impacts towards aviation sector, captive revenue of AirNav Indonesia certainly had consequences on its operating and financial aspects in 2020.

NOVIE RIYANTO R.

Ketua Dewan PengawasChair of the Supervisory Board






Pengawasan Terhadap Implementasi Strategi Perusahaan dan Pengarahan Kepada DireksiPengawasan atas kebijakan strategis AirNav Indonesia yang dilaksanakan Direksi dilakukan dengan memperhatikan SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUMN, meliputi pengawasan implementasi Blueprint/Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), pelaksanaan program investasi, penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan, sistem pengendalian internal, manajemen risiko, sistem teknologi informasi, kebijakan dan pelaksanaan organisasi dan SDM, kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan, kebijakan pengadaan, kebijakan mutu dan layanan, serta pengawasan terhadap peraturan perundangan dan perjanjian dengan pihak ketiga.

Berbagai aktivitas yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan rutin tersebut bertujuan agar pemberian saran, masukan, dan rekomendasi Dewan Pengawas kepada Direksi atas kebijakan yang diambil tetap sejalan dengan visi, misi yang tertuang dalam RJPP tahun 2020-2024, mampu mengantisipasi sejak dini hal-hal yang berpotensi menyebabkan tidak tercapainya target kinerja yang telah dituangkan dalam RKAP tahun 2020 serta mendukung setiap kebijakan Pemerintah Indonesia.

Dewan Pengawas dan Direksi memiliki forum rapat gabungan yang membahas berbagai agenda serta isu-isu strategis, khususnya yang memerlukan persetujuan antara Dewan Pengawas dan Direksi. Di sepanjang tahun 2020, kami melakukan 11 kali rapat internal dan 10 rapat bersama Direksi, dengan total rapat sebanyak 21 kali yang membahas berbagai hal, khususnya langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi tantangan atas dampak pandemi COVID-19 terhadap kegiatan operasi dan keuangan AirNav Indonesia.

Selain rapat, pelaksanaan fungsi pengawasan juga dilakukan melalui kunjungan kerja dengan tujuan agar Dewan Pengawas mendapatkan perspektif yang nyata yang didapatkan dari lapangan, khususnya dari kantor cabang. Di tahun 2020 kami melalukan 3 (tiga) kali kunjungan kerja ke cabang JATSC, Pekanbaru dan Palembang. Tak hanya itu, dalam rangka menunaikan tugas pengawasan atas kebijakan strategis yang dijalankan Direksi, kami memberikan berbagai tanggapan dan pemberian saran baik melalui surat maupun keputusan.

Secara umum, kami melihat bahwa Direksi telah berupaya untuk mewujudkan aspirasi Pemerintah Indonesia di tengah kondisi yang kurang

Supervision of the Company Strategy Implementation and Advice to the Board of DirectorsThe Board of Directors monitors AirNav Indonesia strategic policies by considering SK-16/S.MBU/2012 concerning Assessment and Evaluation Indicators/Parameters of the Good Corporate Governance Implementation in SOE, including monitoring the implementation of Blueprints/Company Long-Term Plans (RJPP) and Corporate Work Plan and Budget (RKAP), implementation of investment programs, implementation of air navigation services, internal control systems, risk management, information technology systems, policies, as well as implementation of organization and human resources, accounting policies and preparation of financial reports, procurement policies, quality and service policies, as well as supervision of laws and regulations and agreements with the third parties.

These routine activities are purposed at providing advice, input, and recommendations from the Supervisory Board to the Board of Directors on the policies taken to be remain in line with the vision and mission set forth in the 2020-2024 RJPP, able to anticipate early issues that may arise with the potential to cause the unachieved performance targets set forth in the 2020 RKAP and to support every policy of the Indonesian Government.

The Supervisory Board and the Board of Directors have joint meeting forums to discuss various agendas and strategic issues, especially those requiring approval from the Supervisory Board and the Board of Directors. During 2020, we held 11 internal meetings and 10 meetings with the Board of Directors, with total 21 meetings discussing various matters, especially the mandatory steps in facing the challenges of the COVID-19 pandemic impacts on the operations and financial aspects of AirNav Indonesia.

Apart from meetings, the Supervisory Board implements the supervisory function through work visits to obtain the real perspective from the field, especially from branch offices. In 2020, we held 3 (three) work visits to the JATSC, Pekanbaru, and Palembang branches. Furthermore, we monitor strategic policies carried out by the Board of Directors by providing various responses and suggestions both through letters and decisions.

In general, we consider that the Board of Directors has strived to realize the aspirations of the Indonesian Government amid the unfavorable conditions for the






menggembirakan bagi industri penerbangan di tahun 2020. Dewan Pengawas juga memberikan apresiasi atas pelaksanaan langkah-langkah komprehensif dan sistematis untuk penanggulangan dampak pandemi COVID-19 di lingkup AirNav Indonesia.

Penilaian atas Kinerja Direksi Mengenai Pengelolaan Perusahaan dan Dasar PenilaianPenilaian terhadap kinerja Direksi didasarkan pada KPI yang telah disepakati dengan Kementerian BUMN selaku kuasa pemilik modal. KPI Korporat yang melekat pada Direksi mencakup 5 (lima) aspek, yaitu aspek Nilai Ekonomi dan Sosial untuk Indonesia, aspek Inovasi Model Bisnis, aspek Kepemimpinan Teknologi, aspek Pengembangan Investasi, serta aspek Pengembangan Talenta. Dewan Pengawas bertugas untuk mengawasi pencapaian KPI tersebut, termasuk menjadi mitra strategis bagi Direksi untuk memberikan arahan dan masukan.

Berikut disampaikan hasil pencapaian KPI Korporat untuk tahun 2020:

Adanya sedikit deviasi dari hasil penilaian KPI disebabkan pandemi COVID-19 yang berdampak pada sektor penerbangan, yang kemudian berujung pada belum tercapainya beberapa indikator keuangan.

Selain itu, penilaian kinerja korporat AirNav Indonesia yang melekat pada Direksi juga tercermin dari Tingkat Kesehatan Perusahaan. Hasil penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan tahun 2020 menunjukkan Skor AirNav Indonesia sebesar 67,00 kategori "SEHAT"

aviation industry in 2020. The Supervisory Board also appreciates the implementation of comprehensive and systematic measures to mitigate the impacts of COVID-19 pandemic within AirNav Indonesia.

Performance Assessment on The Board of Directors Regarding Company Management and Basis of AssessmentPerformance assessment of the Board of Directors is based on the agreed KPI by the SOE Ministry as the authorized shareholders. The Corporate KPI attached to the Board of Directors covers 5 (five) aspects, namely the aspect of Economic and Social Value for Indonesia, the Business Model Innovation aspect, the Technology Leadership aspect, the Investment Development aspect, and the Talent Development aspect. The Supervisory Board is in charge of monitoring the achievement of these KPI, including being strategic partner for the Board of Directors to provide advice and input.

The following are the results of the Corporate KPI achievements in 2020:

There was a slight deviation from the KPI assessment results due to the COVID-19 pandemic which impacted the aviation sector, which then led to the failure of several financial indicators to be achieved.

In addition, the corporate performance assessment of AirNav Indonesia which is attached to the Board of Directors is also reflected in the Company Health Index. The results of the 2020 Company Health assessment indicated AirNav Indonesia Score of 67.00 in the

TOTAL NILAI KPI 98,87%

DARI BOBOT 100,00%

Nilai Ekonomi dan Sosial untuk IndonesiaEconomic and Social Value for IndonesiaBobot Weight 31,00% | Nilai KPI Score 27,82%

Inovasi Model BisnisBusiness Model InnovationBobot Weight 34,00% | Nilai KPI Score 35,88%

Kepemimpinan TeknologiTechnology LeadershipBobot Weight 5,00% | Nilai Score KPI 5,00

Pengembangan InvestasiInvestment DevelopmentBobot Weight 9,00% | Nilai Score KPI 8,98%

Pengembangan TalentaTalent DevelopmentBobot Weight 21,00% | Nilai Score KPI 21,19%

Total KPI Score 98,87%of weight 100.00%

HASIL PENCAPAIAN KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) KORPORAT AIRNAV INDONESIA TAHUN 2020AirNav Indonesia Corporate Key Performance Indicators (KPI) Achievements in 2020






dengan tingkat penggolongan "A". Sedangkan Tingkat Kesehatan tahun 2019 berjumlah 90,60 kategori "SEHAT" dengan penggolongan "AA".

Target dan evaluasi kinerja formal tersebut menjadi hal mendasar bagi Direksi sebagai bagian dari komitmen AirNav Indonesia untuk dapat mewujudkan aspirasi pemegang saham.

Pandangan Dewan Pengawas atas Prospek Usaha Tahun 2021Optimisme perekonomian tahun 2021 harus disambut dengan proyeksi kinerja positif dari AirNav Indonesia. Hadirnya vaksin COVID-19 di tahun 2021 mendorong tumbuhnya optimisme tersebut, terutama dengan keinginan kuat Pemerintah Indonesia untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional melalui proyeksi pertumbuhan berbagai sektor ekonomi.

Kami menyambut baik prospek usaha tahun 2021 dan telah bersama-sama Direksi mencanangkan target dan proyeksi yang tertuang dalam RKAP tahun 2021. Dengan kondisi industri penerbangan yang masih menunjukkan kondisi yang belum kembali seperti sedia kala, AirNav Indonesia mencanangkan tahun 2021 sebagai tahun recovery yang dituangkan melalui sejumlah kebijakan strategis seperti mengoptimalkan potensi yang dimiliki AirNav Indonesia, khususnya dalam menjajaki potensi aliran pendapatan baru di luar sektor navigasi penerbangan agar mampu mendorong pendapatan dan kinerja AirNav Indonesia di masa-masa mendatang.

Pandangan atas Implementasi Tata Kelola PerusahaanKami patut berbangga, bahwa seluruh elemen AirNav Indonesia berkomitmen untuk menerapkan praktik terbaik GCG dengan harapan AirNav Indonesia memiliki fondasi organisasi yang kokoh, transparan dan akuntabel. Sebagai salah satu organ utama, Dewan Pengawas memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengambil peran dalam penerapan GCG di lingkup AirNav Indonesia. Fungsi pengawasan Dewan Pengawas yang berjalan beriringan dengan fungsi pengelolaan oleh Direksi menjadi catatan penting agar konsep keseimbangan 2 (dua) badan dalam entitas usaha AirNav Indonesia dapat terwujud.

Dewan Pengawas memandang, penerapan GCG di lingkup AirNav Indonesia telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta aspirasi pemilik modal. Dewan Pengawas memberikan apresiasi atas evaluasi dan pemantauan penerapan GCG yang dilakukan secara periodik tahunan. Evaluasi dan pemantauan ini diharapkan memberikan landasan bagi AirNav

"HEALTHY" category with rating of "A". Meanwhile, the Company Health in 2019 was 90.60 in the "HEALTHY" category with the classification "AA".

These targets and formal performance evaluations are fundamental to the Board of Directors as part of AirNav Indonesia commitment to realizing the shareholders aspirations.

The Supervisory Board View on 2021 Business ProspectsEconomic optimism in 2021 is required to be fulfilled with positive performance projections from AirNav Indonesia. The COVID-19 vaccination program in 2021 encourages this optimism growth, especially with the strong desire of the Indonesian Government to accelerate the national economic recovery through the projected growth in various economic sectors.

We welcome the 2021 business prospect and together with the Board of Directors have established targets and projections set forth in the 2021 Corporate Work and Budget Plan (RKAP). Amid the unrecovered aviation industry, AirNav Indonesia has declared 2021 as the recovery year as outlined in several strategic policies, such as optimizing AirNav Indonesia potential, especially in exploring the potential for new revenue streams outside the air navigation sector in order to drive AirNav Indonesia revenue and performance in the future.

View on the Implementation of Corporate GovernanceWe should be proud that the entire AirNav Indonesia elements are committed to implementing GCG best practices in the expectation that AirNav Indonesia has a solid, transparent, and accountable organizational foundation. As one of the main organs, the Supervisory Board has great responsibility to take the role in GCG implementation within AirNav Indonesia. The supervisory function of the Supervisory Board which runs along with the management function by the Board of Directors is important so as to realize the balance concept of 2 (two) entities in the AirNav Indonesia business entity.

The Supervisory Board views that GCG implementation within AirNav Indonesia has been running following the applicable regulations, as well as the shareholders aspirations. The Supervisory Board appreciates the evaluation and monitoring of GCG implementation which is carried out on an annual basis. The evaluation and monitoring are expected to provide foundation for






Indonesia untuk terus melakukan perbaikan serta peningkatan penerapan GCG di setiap tahunnya. Dewan Pengawas sungguh berharap agar tata kelola organisasi Perusahaan yang kuat dapat memberikan wadah bagi perkembangan AirNav Indonesia hingga masa-masa yang akan datang.

Evaluasi dan Apresiasi atas Kinerja Organ Pendukung Dewan Pengawas

Dalam menjalankan tugas dan fungsi beserta tanggung jawabnya, Dewan Pengawas didukung oleh beberapa organ yaitu Sekretaris Dewan Pengawas, Komite Audit, Komite Manajemen Risiko & GCG, serta Komite Nominasi & Remunerasi. Komite Nominasi & Remunerasi baru dibentuk pada tahun 2020 dalam rangka mendukung Dewan Pengawas memperkuat tata kelola nominasi dan remunerasi di lingkup AirNav Indonesia.

Penilaian atas kinerja organ pendukung mencakup keaktifan, kehadiran dalam rapat, serta pelaporan yang akan menjadi bahan bagi Dewan Pengawas dalam memberikan arahan dan masukan bagi Direksi. Dewan Pengawas mengapresiasi kinerja yang telah ditunjukkan Sekretaris Dewan Pengawas, Komite Audit, Komite Nominasi & Remunerasi dan Komite Manajemen Risiko & GCG, yang telah melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing dengan baik.

Penerapan Whistleblowing System (WBS)

Sistem Pelaporan Pelanggaran, atau Whistleblowing System (WBS) merupakan sebuah mekanisme yang memungkinkan pengaduan atau pelaporan pelanggaran yang terjadi di lingkup AirNav Indonesia dengan mengutamakan kerahasiaan identitas pelapor. AirNav Indonesia telah memiliki Pedoman WBS yang telah disahkan melalui Peraturan Direksi No. PER.006/LPPNPI/II/2015 tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran atau (Whistleblowing System) di Lingkungan Perum LPPNPI. Pengelolaannya langsung berada di bawah Pengelola Administrasi Pelaporan Pelanggaran atau Unit SPI.

Dalam mekanisme WBS yang berlaku di AirNav Indonesia, Dewan Pengawas berperan sebagai pengawas bagi proses penerapan WBS secara keseluruhan. Di samping itu, Ketua Dewan Pengawas akan menindaklanjuti pengaduan/penyingkapan pelanggaran yang berkaitan dan/atau dilakukan oleh Direksi.

Di sepanjang tahun 2020 tidak terdapat pengaduan yang masuk melalui mekanisme WBS Perusahaan.

AirNav Indonesia to continue to make improvements and increase GCG implementation every year. The Supervisory Board sincerely hopes that the Company's strong organizational governance is able to provide platform for AirNav Indonesia development in the future.

Performance Evaluation and Appreciation Towards Supervisory Board Supporting OrgansIn carrying out its duties and functions and responsibilities, the Supervisory Board is supported by several organs, namely the Supervisory Board Secretary, the Audit Committee, the Risk Management & GCG Committee, as well as the Nomination & Remuneration Committee. The Nomination & Remuneration Committee was just formed in 2020 in order to support the Supervisory Board to strengthen nomination and remuneration governance within AirNav Indonesia.

Performance assessment of the supporting organs including activity, attendance at meetings, and reporting which will be the material for the Supervisory Board in providing advice and input to the Board of Directors. The Supervisory Board appreciates the performance shown by the Supervisory Board Secretary, the Audit Committee, the Nomination & Remuneration Committee, as well as the Risk Management & GCG Committee for carrying out their respective duties, functions, and responsibilities well.

Implementation of Whistleblowing SystemThe Whistleblowing System (WBS) is a mechanism that allows complaints or reports of violations occurred within AirNav Indonesia by prioritizing the identity confidentiality of the whistleblower. AirNav Indonesia already has the WBS Guidelines which have been ratified through the Board of Directors Regulation No.PER.006/LPPNPI/II/2015 concerning the Whistleblowing System in Perum LPPNPI. Its management is directly under the Violation Reporting Administration Manager or the IAU Unit.

In the WBS mechanism applied in AirNav Indonesia, the Supervisory Board is the supervisor for the overall WBS implementation process. In addition, the Chair of the Supervisory Board will follow up on complaints/disclosures of violations related to and/or committed by the Board of Directors.

Throughout 2020, there were no incoming complaints through WBS mechanism of the Company.






Informasi tentang Perubahan Susunan Dewan PengawasDi tahun 2020 terdapat perubahan keanggotaan Dewan Pengawas. Berikut disampaikan kronologi perubahan susunan Dewan Pengawas, dan susunan Dewan Pengawas per 31 Desember 2020.

Perubahan Susunan Dewan Pengawas di Sepanjang Tahun 2020Changes to the Supervisory Board in 2020

Periode/ PeriodKeteranganDescription1 Jan - 20 Mar 2020

Jan 1 - Mar 20, 202020 Mar - 6 Jul 2020Mar 20 - Jul 6, 2020

6 Juli - 24 Ags 2020Juli 6 - Aug 24, 2020

24 Ags - 31 Des 2020Aug 24 - Dec 31, 2020

Polana B. Pramesti Ketua Dewan Pengawas/ Chair of the Supervisory Board

Polana B. Pramesti tidak lagi menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas sejak 20 Maret 2020. Beliau diangkat sebagai Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek pada tanggal 21 Januari 2020 / Polana B. Pramesti was dismissed as Chair of the Supervisory Board since March 20, 2020. He was appointed as Head of the Jabodetabek Transportation Management Agency on January 21, 2020.

Elfi Amir Anggota Dewan Pengawas/ Member of Supervisory Board -

Tri Wahyuningsih Retno Mulyani Anggota Dewan Pengawas/ Member of Supervisory Board -

Daryatmo Anggota Dewan Pengawas/ Member of Supervisory Board -

Kindy Rinaldy Syahrir Anggota Dewan Pengawas/ Member of Supervisory Board

Kindy Rinaldy Syahrir tidak lagi menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas sejak 24 Agustus 2020. Beliau ditugaskan oleh Kementerian BUMN pada salah satu perusahaan BUMN sebagai Direktur / Kindy Rinaldy Syahrir was dismissed as Member of the Supervisory Board since August 24, 2020. He was assigned by the SOE Ministry to state-owned company as a Director.

Novie Riyanto RKetua Dewan Pengawas/ Chair of Supervisory Board

Novie Riyanto R. diangkat sebagai Ketua Dewan Pengawas sejak 20 Maret 2020 / Novie Riyanto R. was appointed as Chairman of the Supervisory Board since March 20, 2020.

Anindita Eka Wibisono Anggota Dewan Pengawas/ Member of Supervisory Board

Anindita Eka Wibisono diangkat sebagai Anggota Dewan Pengawas sejak 6 Juli 2020 / Anindita Eka Wibisono was appointed as Member of the Supervisory Board since July 6, 2020.

Susunan Dewan Pengawas per 31 Desember 2020Composition of the Supervisory Board as of December 31, 2020

Dewan PengawasSupervisory Board

Dasar PengangkatanBasis of Appointment

Masa JabatanTenure

Periode JabatanTerm of Office

Novie Riyanto RKetua/ Chair

Keputusan Menteri BUMN No. SK-89/MBU/03 /2020 tanggal 20 Maret 2020/ SOE Minister Decree No.SK-89/MBU/03/2020 dated March 20, 2020

20 Maret 2020 s.d 19 Maret 2025/ March 20, 2020 to March 19, 2025

Ke-1 1st

Elfi Amir Anggota/ Member

Keputusan Menteri BUMN No. K-249/MBU/09 /2018 tanggal 28 September 2018/ SOE Minister Decree No.K-249/MBU/09/2018 dated September 28, 2018

28 September 2018 s.d 27 September 2023/ September 28, 2018 to September 27, 2023

Ke-11st

Tri Wahyuningsih Retno Mulyani Anggota/ Member

Keputusan Menteri BUMN No. SK-145/MBU/05 /2018 tanggal 30 Mei 2018/ SOE Minister Decree No. SK-145/MBU/05/2018 dated May 30, 2018

30 Mei 2018 s.d 29 Mei 2023/ May 30, 2018 to May 29, 2023

Ke-11st

Daryatmo Anggota/ Member

Keputusan Menteri BUMN No. SK-14/MBU/01 /2019 tanggal 8 Januari 2019/ SOE Minister Decree No.SK-14/MBU/01/2019 dated January 8, 2019

8 Januari 2019 s.d 7 Januari 2024/ January 8, 2019 to January 7, 2024

Ke-11st

Anindita Eka Wibisono Anggota/ Member

Keputusan Menteri BUMN No. SK-227/MBU/07 /2020 tanggal 6 Juli 2020/ SOE Minister Decree No.SK-227/MBU/07/2020 dated July 6, 2020

6 Juli 2020 s.d 5 Juli 2025/ July 6, 2020 to July 5, 2025

Ke-1 1st

Changes to the Supervisory Board

In 2020, there were changes in Supervisory Board personnel. The following is chronology of changes to the Supervisory Board, and the Supervisory Board composition as of December 31, 2020.






Seluruh pergantian dan perubahan susunan keanggotaan Dewan Pengawas sepenuhnya menjadi keputusan Pemerintah Indonesia melalui kuasa pemilik modal, Menteri BUMN, serta pertimbangan kementerian teknis, yaitu Kementerian Perhubungan.

ApresiasiKepada Kementerian BUMN selaku kuasa pemilik modal serta Kementerian Perhubungan selaku kementerian teknis dan kementerian terkait lainnya, kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan serta arahan yang telah diberikan. Kami menyampaikan apresiasinya kepada Direksi atas komitmennya untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki AirNav Indonesia di tengah kondisi penuh ketidakpastian di sepanjang tahun 2020. Kami juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh karyawan AirNav Indonesia yang telah bekerja dengan penuh dedikasi di tengah situasi pandemi COVID-19. Dewan Pengawas juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan, baik regulator, maskapai penerbangan sebagai pengguna jasa layanan navigasi penerbangan, dan berbagai pihak lainnya yang telah mendukung AirNav Indonesia dalam melakukan kegiatan usahanya. Dewan Pengawas sungguh berharap, perjalanan tahun 2020 menjadi fondasi kokoh bagi AirNav Indonesia untuk dapat memperkuat kompetensinya dan tumbuh secara berkelanjutan di masa mendatang.

Jakarta, 15 September 2021Atas nama jajaran Dewan Pengawas

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI)

Jakarta, September 15, 2021On behalf of the Supervisory Board of Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI)

NOVIE RIYANTO R.

Ketua Dewan PengawasChair of the Supervisory Board

All replacement and changes to the composition of the Supervisory Board are absolutely the decision of the Indonesian Government through the power of the authorized shareholders, the SOE Minister, as well as considerations of the technical ministry, which is the Ministry of Transportation.

Letter of AppreciationTo the SOE Ministry as the authorized shareholders, the Transportation Ministry as the technical ministry, and other related ministries, we would like to express gratitude for the provided trust and advice. We would like express our appreciation to the Board of Directors for their commitment to being able to optimize AirNav Indonesia potential amid the uncertain conditions throughout 2020. We also express our appreciation to the entire AirNav Indonesia employees for working with dedication amid the COVID-19 pandemic. The Supervisory Board would also like to thank all stakeholders, including regulators, airlines as users of air navigation services, and various other parties for supporting business activities of AirNav Indonesia. The Supervisory Board sincerely hopes that the 2020 journey will be a solid foundation for AirNav Indonesia to be able to strengthen its competence and grow sustainably in the future.






Laporan DireksiThe Board of Director's Report

Pemilik Modal dan seluruh Pemangku Kepentingan yang terhormat,

Kemunculan Corona Virus Disease (COVID-19) di tahun 2020 yang kemudian menyebar dan dinyatakan menjadi pandemi oleh World Health Organization (WHO) memberikan dampak multidimensi, yang tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan namun juga pada perekonomian termasuk sektor penerbangan. Berdasarkan data internal AirNav Indonesia, di tahun 2020 terjadi penurunan jumlah lalu lintas penerbangan, baik internasional maupun domestik dengan titik terendah berada pada bulanMei 2020. Hal ini tentu berdampak signifikan padapencapaian target dan pendapatan usaha AirNav Indonesia yang sangat bergantung pada kondisi dunia penerbangan.Dear Esteemed Shareholders and Stakeholders,

The emergence of Corona Virus Disease (COVID-19) in 2020 and was declared as pandemic by the World

Health Organization (WHO) caused multidimensional impact, which not only impacted the health aspect

but also on the economy, including the aviation sector. Based on AirNav Indonesia internal data, air traffic

movement significantly declined in 2020, both international and domestic, with the lowest point was in

May 2020. This certainly resulted in significant impact on the achievement of AirNav Indonesia targets and

operating revenues, which is highly dependent on the conditions of the aviation world.

Mewakili Direksi dan seluruh Insan AirNav Indonesia, izinkan saya menyampaikan laporan kinerja Perusahaan di tengah situasi yang tidak biasa akibat pandemi COVID-19 di sepanjang tahun 2020.

Implementasi Kebijakan Strategis Tahun 2020 dan Pencapaian Kinerja PerusahaanDengan kondisi tahun 2020 yang terdampak pandemi COVID-19, AirNav Indonesia mencatat pendapatan sebesar Rp1,55 triliun, mengalami penurunan 55,07% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp3,45 triliun. Penurunan pendapatan ini kemudian berdampak terhadap rugi bersih tahun berjalan tahun 2020 tercatat sebesar Rp580,44 miliar serta rugi komprehensif tahun berjalan tahun 2020 sebesar Rp590,32 miliar. Untuk posisi keuangan tahun 2020 ditutup dengan keseimbangan Total Aset dengan Liabilitas dan Ekuitas sebesar Rp5,07 triliun, turun 17.08% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2019 sebesar Rp6,12 triliun.

On behalf of the Board of Directors and the entire AirNav Indonesia Personnel, please kindly allow me to present a brief report on the Company performance amid the unusual situation due to the COVID-19 pandemic throughout 2020.

Strategic Policies Implementation in 2020 and Company Performance AchievementsAffected by the COVID-19 pandemic in 2020, AirNav Indonesia recorded revenue of Rp1.55 trillion or decreased by 55.07% compared to 2019 of Rp3.45 trillion. The decrease in revenue later affected the net loss for the current year in 2020, which was recorded at Rp580.44 billion and comprehensive loss for the current year in 2020 amounting to Rp590.32 billion. The financial position in 2020 was closed with balance of Total Assets with Liabilities and Equity of Rp5.07 trillion, decreased by 17.08% compared to the position at the end of 2019 which was Rp6.12 trillion.






Di tahun 2020 AirNav Indonesia mencatat pergerakan lalu lintas penerbangan mencakup pergerakan lalu lintas penerbangan domestik, internasional dan overflying di seluruh Kantor Cabang mengalami penurunan 43,98%, dari 2.235.746 di tahun 2019 menjadi 1.252.470 di tahun 2020. Penurunan ini tak lepas dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diambil Pemerintah Indonesia serta kebijakan lock down di beberapa negara untuk mengendalikan pandemi COVID-19.

In 2020, AirNav Indonesia recorded a decline on air traffic movement, domestic, international and overflying by 43.98%, from 2.235.746 in 2019 to 1.252.470 in 2020. The decline is inseparable from the Large-Scale Social Restrictions (PSBB) policy taken by the Indonesian Government as well as lock down policies in several countries to control the COVID-19 pandemic.

MOHAMAD PRAMINTOHADI SUKARNO

Direktur UtamaPresident Director

Tahun 2020 yang penuh tantangan menjadi bagian dari perjalanan AirNav

Indonesia agar menjadi lebih tangguh dan tumbuh menjadi lebih baik dalam

memberikan pelayanan navigasi penerbangan dan menjaga keselamatan

penerbangan di wilayah Indonesia.

2020 was full of challenges to be part of AirNav Indonesia's journey to be stronger and grow better in providing air navigation services and maintaining air navigation safety in Indonesian Airspace.






Hal ini menjadi penyebab utama menurunnya produksi En route Navigation Charge (ENC) AirNav Indonesia 55,14%, dari 441.671.145 rute di tahun 2019 menjadi 198.137.977 rute di tahun 2020. Penurunan signifikan terjadi pada penerbangan internasional serta penerbangan lintas udara yang mengalami penurunan masing-masing sebesar 68,81% dan 61,49% dari tahun sebelumnya. Di tahun 2020 terjadi pergeseran komposisi kontribusi produksi atas penerbangan komersial domestik dan internasional. Penerbangan en route terhadap produksi en route di tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2020 menyumbangkan 49,97% dari total angka produksi en route. Sedangkan penerbangan en route internasional yang rata-rata berkontribusi 25% terhadap produksi en route, di tahun 2020 hanya menyumbangkan 18,00% dari total angka produksi en route. Untuk penerbangan en route overflying mengalami penurunan kontribusi dari 37,31% menjadi 32,03% dari total angka produksi en route.

Sejalan dengan produksi ENC, produksi Terminal Navigation Charge (TNC) turut mengalami penurunan 48,23%, dari 62.312.957 ton di tahun 2019 menjadi 32.262.027 ton di tahun 2020. Penurunan signifikan terjadi pada penerbangan internasional sebesar 68,09% dari tahun sebelumnya. Produksi Jasa Navigasi Terminal domestik yang rata-rata berkontribusi 76% terhadap produksi jasa navigasi terminal pada tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2020 menyumbangkan 84,43% dari total angka produksi jasa navigasi terminal. Sedangkan Produksi Jasa Navigasi Terminal internasional yang rata-rata berkontribusi 24% terhadap produksi jasa navigasi terminal, di tahun 2020 hanya menyumbangkan 15,57% dari total angka produksi jasa navigasi terminal.

Penurunan lalu lintas penerbangan pun turut mempengaruhi utilisasi peralatan operasi navigasi penerbangan. Di tahun 2020 AirNav Indonesia melakukan penonaktifan beberapa alat dan pengurangan biaya sewa jaringan. Namun demikian, efisiensi utilitasi peralatan tersebut tidak mengurangi kualitas layanan yang diberikan oleh AirNav Indonesia serta aspek keselamatan penerbangan.

Komitmen kualitas layanan dan pemenuhan aspek keselamatan penerbangan khususnya dalam rangka menjaga kelangsungan usaha di tengah tantangan pandemi COVID-19 dilakukan melalui beberapa kebijakan, yaitu:

• Peningkatan pelayanan khususnya pada beberapa lokasi program 5 Destinasi Bali Baru seperti Labuan Bajo, Siborong-borong dan Pangandaran.

• AirNav Indonesia mampu merealisasikan pemenuhan dan evaluasi prosedur Performance Based Navigation

It caused the decline in AirNav Indonesia’s En route Navigation Charge (ENC) production to 55.14%, from 441,671,145 routes in 2019 to 198,137,977 routes in 2020. The international flights and Overflying flight significantly decreased by 68.81% and 61.49%,respectively, from the previous year. In 2020, there were changes in the composition of the production contribution for domestic and international commercial flights. Domestic en route flights contributed 39% on average to en route production in the previous years, in 2020 contributed 49.97% of the total en route production. Meanwhile, international en route flights contributed 25% on average to en route production, in 2020 only contributed 18.00% of the total en route production. For en route overflying flights, the contribution decreased from 37.31% to 32.03% of the total en route production.

In line with ENC production, Terminal Navigation Charge (TNC) production also decreased by 48.23%, from 62,312,957 tons in 2019 to 32,262,027 tons in 2020. The international flights decreased significantly by 68.09% from the previous year. Domestic terminal navigation production contributed 76% on average to the terminal navigation production in the previous years. In 2020, it contributed 84.43% of the total terminal navigation production. Meanwhile, international terminal navigation production contributed 24% on average to the terminal navigation production where it only contributed 15.57% of the total terminal navigation production in 2020.

The decline in air traffic also affected the utilization of air navigation operation equipment. In 2020, AirNav Indonesia deactivated some devices and reducednetwork rental fees. However, the efficiency of the equipment utilization does not reduce the quality of services provided by AirNavIndonesia as well as the aspects of air navigation safety.

The following are several policies as the Company committed to service quality and fulfillment of the aspects of air navigation safety, especially in the effort to maintain business continuity amid the COVID-19 pandemic:

• Services improvement, especially in several locations of the 5 New Bali Destinations program, such as Labuan Bajo, Siborong-borong, and Pangandaran.

• AirNav Indonesia manages to fulfill and evaluate the Performance Based Navigation (PBN) procedures as






(PBN) serta pemenuhan sertifikasi pelayanan navigasi penerbangan di mana pelaksanaannya diupayakan secara online, dan tercapainya target Safety Perfomance Indicator melalui pengukuran Tingkat Kesehatan Perusahaan.

• Pada aspek operasi, AirNav Indonesia menjaga kelangsungan operasional pelayanan navigasi penerbangan sesuai target Acceptable Level of Safety (ALOS) yang ditetapkan, menciptakan berbagai program terobosan untuk beradaptasi dengan kondisi pandemi dalam rangka meningkatkan pelayanan demi efisiensi operasi customer dan tetap berlangsung lancar sesuai dengan tingkat keselamatan yang telah ditargetkan.

• Pengembangan program aplikasi pendukung operasi navigasi penerbangan. Salah satunya adalah “Navearth”, sebuah aplikasi peta digital dari AirNav Indonesia yang berhasil menduduki posisi ke-6 dari ribuan inovasi yang berkompetisi pada ajang innovation summit yang digagas oleh Kementerian BUMN. Selain itu, AirNav Indonesia berhasil mengembangkan berbagai aplikasi lain yang menjadi solusi operasional navigasi penerbangan, seperti ”Inavcard” yang menjadi solusi atas duplikasi nama poin pada rute penerbangan, dan juga ”Airnav Release” sebagai solusi untuk pengaturan jadwal dinas operasional.

• Pada aspek teknik, AirNav Indonesia mengoptimalisasi penggunaan Vendor Management System (VMS) untuk pengadaan alat produksi, serta melakukan berbagai upaya perbaikan suku cadang oleh teknisi AirNav Indonesia guna mengurangi beban pengadaan suku cadang. Perusahaan berhasil memperbaiki 95,99% atau 599 unit dari total 624 alat produksi CNSA dan penunjang yang rusak.

• Pada aspek keuangan, AirNav Indonesia melakukan strategi survival dan recovery, yaitu melakukan pengaturan SDM dan melakukan kebijakan cost efficiency serta cost effectiviness melalui pemotongan variable cost ke tingkat optimal sehingga kerugian Perusahaan dapat ditekan sampai pada tingkat minimal. Hal ini dilakukan untuk menjaga kecukupan modal kerja, serta monitoring atas pelaksanaan program investasi. Adanya kebijakan Work From Home (WFH) memberikan pengaruh atas berbagai efisiensi, baik efisiensi atas beban yang terkait perlengkapan dan fasilitas kantor maupun efisiensi berupa pengurangan tunjangan jabatan, peniadaan tunjangan jasa produksi dan jasa kinerja serta pengurangan benefit lainnya.

• Merumuskan dampak jangka menengah dan panjang yang kemudian tertuang dalam dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) AirNav Indonesia tahun 2021.

well as air navigation service certification by online, and the achievement of the Safety Performance Indicator target through the measurement of the Company Health Index.

• In the operational aspect, AirNav Indonesia maintains operational continuity of air navigation services following the Acceptable Level of Safety (ALOS) target, creates various breakthrough programs following the pandemic conditions to improve services for customer operation efficiency and in line with the targeted safety level required.

• Application program development to support air navigation operations. One of them is “Navearth”, a digital map application from AirNavIndonesia that reached the 6th position out of thousands of innovations competing at the innovation summit initiated by SOE Ministry. In addition, AirNav Indonesia managed to develop various other applications as the operational solutions for air navigation, such as "Inavcard", a solution for duplicating point names on flight routes, and also "Airnav Release" as a solution for managing operational schedules.

• In the technical aspect, AirNav Indonesia optimizes the use of the Vendor Management System (VMS) for production equipment procurement, as well as reparations on various spare parts by AirNav Indonesia technicians to reduce the expenses of spare parts procurement. The Company managed to repair 95.99% or 599 units of the total of 624 damaged CNSA production equipment and supports.

• In terms of financial aspect, AirNav Indonesia implemented the survival and recovery strategy, which were managing human resources and implementing cost efficiency and cost effectiveness policies by cutting variable costs to the maximum level so that the Company losses can be reduced to the minimum level. This is in the framework of maintaining adequacy of working capital, as well as monitoring the implementation of investment programs. The Work From Home (WFH) policy has resulted on various efficiencies, both efficiency for expenses related to office equipment and facilities as well as efficiency by reducing allowances, eliminating production and performance positional allowances, and reducing other benefits.

• Formulating medium and long term impacts which are later outlined in AirNav Indonesia 2021 Company Work Plan and Budget (RKAP) document.






Manajemen juga berupaya mengoptimalkan pengelolaan SDM dengan mengedepankan keselamatan karyawan serta kewaspadaan atas kemungkinan penularan COVID-19. Beberapa langkah yang diambil untuk menangani situasi COVID-19 adalah:

a. Membentuk Task Force COVID-19.

b. Mempublikasikan Protokol COVID-19.

c. Mempublikasikan Employee Handbook of COVID-19 yang berisi panduan Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO).

d. Mempublikasikan Service Continuity Guidance (SCG) sebagai panduan pengelolaan personil, manajemen sektor dan traffic dengan beberapa skenario dampak COVID-19. SCG dijadikan rujukan bagi tiap unit pelayanan di Cabang untuk menghitung ketersediaan Air Traffic Control Officer (ATCO) dan Aeronautical Communication Officer (ACO) menghadapi situasi kekurangan personil akibat penyebaran COVID-19.

e. Mengoptimalkan jaringan internet dan berbagai aplikasi yang mampu mendukung WFH.

Pencapaian Realisasi Terhadap Target Tahun 2020Data AirNav Indonesia menunjukkan bahwa hingga akhir Juni 2020 terjadi penurunan pergerakan lalu lintas penerbangan hingga 73,51% dari pergerakan lalu lintas penerbangan di bulan Januari 2020. Penurunan ini diikuti dengan menurunnya kemampuan bayar maskapai penerbangan. Hal ini tentunya berimbas pada penurunan kinerja keuangan AirNav Indonesia sehingga perlu untuk melakukan penyesuaian atau revisi atas proyeksi RKAP tahun 2020 untuk mempertahankan kelangsungan usaha dengan tetap mengutamakan kualitas navigasi penerbangan dalam rangka mencapai keteraturan serta keselamatan penerbangan di Indonesia. Manajemen melakukan revisi pada Semester II-2020 sesuai dengan Surat Kementerian BUMN No. S-46/Wk2.MBU/06/2020 tanggal 4 Juni 2020 tentang Perubahan RKAP 2020 BUMN Binaan Wakil Menteri BUMN II.

Berikut disampaikan pencapaian target sesuai revisi RKAP tahun 2020.

• Pencapaian Target Operasi dan Layanan

Melalui Revisi RKAP tahun 2020, AirNav Indonesia menurunkan target produksi baik ENC maupun TNC, dengan pencapaian realisasi sebesar masing-masing 113,08% dan 114,09% terhadap target Revisi RKAP tahun 2020.

The management also strives to optimize HR management by prioritizing employees safety and vigilance over the possibility of COVID-19 transmission. The Company takes steps to deal with the COVID-19 situation as follows:

a. Established COVID-19 Task Force.

b. Published the COVID-19 Protocol.

c. Published the Employee Handbook of COVID-19 containing Work From Home (WFH) and Work From Office (WFO) guidelines.

d. Published the Service Continuity Guidance (SCG) for personnel management, sector management, and traffic with several scenarios of the COVID-19 impacts. SCG is reference for each service unit in the Branch Offices to calculate the availability of Air Traffic Control Officer (ATCO) and Aeronautical Communication Officer (ACO) in facing staff shortage situation due to the COVID-19 spread.

e. Optimized internet network and various applications to support WFH.

Achievement to Targets Realization in 2020AirNav Indonesia data recorded that until the end of June 2020, air traffic movement declined by 73.51% of air traffic movement in January 2020. Airlines ability to pay also declined. It impacted financial performance of AirNav Indonesia, so it is necessary to make adjustments or revisions to the 2020 RKAP projections to maintain business continuity while prioritizing the quality of air navigation to achieve aviation order and safety in Indonesia. The management made revisions in semester II-2020 in accordance with the Letter of SOE Ministry No.S-46/Wk2.MBU/06/2020 dated June 4, 2020 regarding the Amendment to the 2020 RKAP of SOE fostered by the SOE Deputy Minister II.

The following is the achievement reffering to the revised Company Work Plan and Budget (RKAP) target: for 2020:

• Achievement on Operation and Services Target

Through the revision of 2020 RKAP, AirNav Indonesia reduced its production targets for both ENC and TNC, with realizations reaching 113.08% and 114.09%, respectively, from the revision of 2020 RKAP target.






Meskipun demikian, AirNav Indonesia tidak melakukan revisi target atas pengelolaan operasi dan keselamatan penerbangan. Pengelolaan Ekspektasi Pelanggan mampu mencapai target 112,75%, Acceptable Level of Safety mencapai 100,89%, Facility Readiness mencapai 100,18%, dan Mandatory Certification Level mencapai 101,70%. Kecelakaan yang melibatkan pelayanan ATS mampu mencapai target nihil, demikian pula dengan berbagai indikator keselamatan penerbangan lainnya. Hal ini menunjukkan komitmen kuat AirNav Indonesia untuk tetap menjunjung tinggi aspek layanan atas pengelolaan navigasi penerbangan di Indonesia sesuai amanat yang diberikan.

• Pencapaian Target Investasi Di tahun 2020, realisasi total alat produksi mencapai

target sebesar 100,24%, dengan pencapaian jumlah program investasi dan total nilai investasi masing-masing sebesar 95,37% dan 60,57% terhadap target Revisi RKAP tahun 2020. Untuk menjaga kelangsungan usaha telah dilakukan evaluasi atas rencana investasi 2020, dengan hasil sebagian program dibatalkan, dan beberapa di carry over ke 2021 sehingga terjadi efisiensi anggaran.

• Pencapaian Target Keuangan Terhadap target Revisi RKAP tahun 2020, realisasi

pendapatan usaha mampu mencapai 111,34%. Rugi komprehensif tahun berjalan mampu ditekan di bawah target kerugian yang tertuang dalam Revisi RKAP tahun 2020. Realisasi nilai aset Perusahaan tahun 2020 tercatat sebesar 101,81% terhadap target Revisi RKAP tahun 2020. Pada ekuitas, adanya penambahan penyertaan modal negara berdampak terhadap nilai ekuitas yang lebih tinggi dibandingkan target Revisi RKAP tahun 2020. Pencapaian target keuangan ini menunjukkan bahwa AirNav Indonesia telah berhasil merumuskan berbagai risiko yang muncul akibat pandemi COVID-19, termasuk risiko keuangan.

Kendala, Tantangan, dan PenyelesaiannyaSeperti yang telah dipaparkan, adanya pandemi COVID-19 yang berimbas besar terhadap traffic penerbangan berdampak besar terhadap kinerja AirNav Indonesia. Dengan captive revenue dari sektor penerbangan, kinerja AirNav Indonesia sangat bergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi pada sektor ini.

Manajemen telah melakukan berbagai langkah antisipatif sebagaimana telah dijelaskan di atas.

Prospek dan Proyeksi Kinerja Tahun 2021

Pada RKAP tahun 2021 yang telah disahkan melalui Surat Menteri BUMN No. S-60/MBU/01/2021 tanggal

However, AirNav Indonesia did not revise its targets towards air navigation operations and safety management. Management of Customer Expectations was able to achieve the target of 112.75%, Acceptable Level of Safety reached 100.89%, Facility Readiness reached 100.18%, and Mandatory Certification Level reached 101.70%. Accidents involving ATS services were able to reach zero targets, as well as various other aviation safety indicators. It indicates AirNav Indonesia strong commitment to continuing to uphold the services aspect of air navigation management in Indonesia according to the mandate given.

• Achievement on Investment Target In 2020, the realization of the total production

equipment reached the target of 100.24%, with the achievement of total investment programs and the total investment value of 95.37% and 60.57%, respectively, of the 2020 RKAP Revision target. Investment plans for 2020 were evaluated to maintain business continuity, with the result that some programs are canceled, and some are carried over to 2021 for budget efficiency.

• Achievement on Financial Targets For the Revision of 2020 RKAP target, the

realization of revenues was able to reach 111.34%. The comprehensive loss of the year was able to be maintained below the loss target set out in the Revision of 2020 RKAP. The realization of the Company asset in 2020 was recorded at 101.81% from the Revision of 2020 RKAP target. In equity, the addition of the state capital participation resulted in impact on the equity which was higher than the Revision of 2020 RKAP target. The achievement of this financial target indicates that AirNav Indonesia managed to formulate the risks arising due to the COVID-19 pandemic, including financial risks.

Obstacles, Challenges, and SettlementsAs previously explained, the COVID-19 pandemic resulted in major impacts on air traffic and AirNav Indonesia performance. With captive revenue from the aviation sector, AirNav Indonesia performance is highly dependent on the situation and conditions occurred in this sector.

Management has taken various anticipatory steps as described above.

Prospects and Projection of Performance in 2021In the ratified 2021 RKAP through the SOE Minister Letter No.S-60/MBU/01/2021 dated January 29, 2021






29 Januari 2021 tentang Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2021 Perum LPPNPI, Manajemen memroyeksikan tahun 2021 secara optimis. Hal ini sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang relatif lebih baik bila dibandingkan tahun 2020. Sentimen positif dari vaksin COVID-19 memberikan solusi dan eskpektasi bagi pelaku di berbagai industri untuk menggerakkan roda perekonomian lebih menggeliat.

Tahun 2021 merupakan tahap recovery AirNav Indonesia dari kondisi yang terjadi akibat pandemi COVID-19 yang berdampak signifikan terhadap kinerja Perusahaan di tahun 2020. Kondisi dunia penerbangan di tahun 2021 diproyeksikan belum akan sepenuhnya pulih. Trafik pesawat udara tahun 2021 diproyeksikan belum mencapai jumlah pergerakan normal seperti sebelum adanya pandemi COVID-19, terutama dengan adanya larangan dari beberapa negara kepada warga negara Indonesia untuk masuk ke wilayahnya serta belum pulihnya perekonomian secara global. Di samping itu, dampak tahun 2020 yang menyebabkan sejumlah maskapai besar menyatakan pailit atau mengakibatkan kondisi keuangan berbagai maskapai yang cukup memprihatinkan masih akan menjadi isu penting di tahun 2021, di mana hal ini diindikasikan dari sejumlah maskapai yang telah mengajukan perpanjangan masa pembayaran piutang (restrukturisasi hutang maskapai).

regarding Approval of the Company 2021 Work Plan and Budget (RKAP) for Perum LPPNPI, Management projects 2021 optimiscally. This is in line with the prospect of economic growth in 2021 which is relatively better when compared to 2020. The positive sentiment from the COVID-19 vaccination program provides solutions and expectations for actors in various industries to move the wheels of the economy more favourable.

2021 is recovery phase for AirNav Indonesia from the conditions occurred due to the COVID-19 pandemic with the significant impact on the Company performance in 2020. The condition of the aviation world in 2021 is projected to not be fully recovered. Aircraft traffic in 2021 is projected to have not reached the normal movements as prior the COVID-19 pandemic, especially with the prohibition from several countries for Indonesian citizens to enter their territory and the global economy has not yet recovered. In addition, the 2020 impacts which caused a number of large airlines to declare bankruptcy or resulted in the unstable financial condition of various airlines will still be the important issue in 2021. It is indicated by several airlines have applied for the extension of debt payment period (airlines debt restructurization).

Fasilitas DVOR - DME yang terletak di AirNav Indonesia Cabang Banjarmasin sebagai alat bantu navigasi penerbangan. DVOR-DMEfacilityasairnavigationsupportingequipmentlocatedatBanjarmasinBranchOfficeofAirNavIndonesia.






Dengan kondisi tersebut, di tahun 2021, AirNav Indonesia akan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap proses bisnis existing dan menerapkan sistem yang terintegrasi sepenuhnya. Dari evaluasi ini, AirNav Indonesia akan menerapkan strategi efisiensi yang optimal atas beban-beban yang ada baik dari segi waktu, biaya dan sumber daya yang dimiliki, serta menghasilkan transformasi bisnis proses yang dapat meningkatkan kinerja Perusahaan menjadi lebih profesional dan sederhana. Selain itu, AirNav Indonesia akan mengoptimalkan pemanfaatan aset dan sumber daya yang dimiliki serta mulai mengkaji dan menjajaki potensi aliran pendapatan baru di luar sektor navigasi.

Perkembangan Penerapan Tata Kelola PerusahaanSebagai BUMN yang mengelola Barang Milik Negara (BMN), AirNav Indonesia memiliki kewajiban yang tinggi untuk menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, atau Good Corporate Governance (GCG), yang terdiri dari 5 (lima) prinsip dasar, yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran. Penerapan GCG juga diselaraskan dengan sikap dan perilaku sesuai tata nilai AirNav Indonesia. Dengan demikian, tata nilai perusahaan, sikap, perilaku, serta penerapan GCG dapat sejalan dalam mendukung pencapaian tujuan Perusahaan.

Agar penerapan prinsip dan praktik GCG dapat terus disempurnakan, AirNav Indonesia melakukan assessment atau penilaian penerapan GCG tahun 2020. Penilaian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang tingkat penerapan GCG yang telah dilakukan AirNav Indonesia, dan hal-hal rekomendasi yang dapat menjadi evaluasi dan peningkatan penerapan GCG di masa depan. Hasil penilaian GCG yang dilakukan pada tahun 2020 menunjukkan skor 81,96 dengan predikat “Baik”, di mana terdapat poin-poin Area of Improvement (AoI) yang akan menjadi rekomendasi perbaikan di tahun 2021.

Salah satu penguatan penerapan GCG yang dilakukan AirNav Indonesia di tahun 2020 adalah persiapan untuk memperoleh Sertifikasi ISO 37001 : 2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Direksi bersama Dewan Pengawas dengan arahan Kementerian BUMN berkomitmen untuk memperkuat semangat anti suap dan anti gratifikasi di lingkup AirNav Indonesia, di mana sertifikasi ISO ini memberikan pendekatan sistemik yang terukur atas pendekatan anti suap dan anti gratifikasi. Berbagai inisiatif telah dilakukan, baik pembuatan pedoman penerapan SMAP hingga penunjukan konsultan sebagai pendamping penerapan SMAP diharapkan mampu menginternalisasi SMAP di lingkup AirNav Indonesia.

With these conditions, in 2021, AirNav Indonesia will evaluate the overall existing business processes and implement a fully integrated system. From this evaluation, AirNav Indonesia will implement optimal efficiency strategy for existing expenses in terms of time, cost and resources, as well as produce business process transformations that can improve the Company performance to become more professional and simpler. In addition, AirNav Indonesia will optimize its assets and resources utilization as well as begin to study and explore potential new revenue streams outside the navigation sector.

Development of Corporate Governance ImplementationAs the SOE managing State-Owned Goods (BMN), AirNav Indonesia has high moral obligation to apply the Good Corporate Governance (GCG) principles, which consists of 5 (five) basic principles, namely transparency, accountability, responsibility, independence, and fairness. GCG implementation is also aligned with attitudes and behavior based on AirNav Indonesia values. Therefore, the Company values, attitudes, behavior, and GCG implementation can be in line in supporting the goals achievement of the Company.

In order to continuously improve the implementation of GCG principles and practices, AirNav Indonesia assesses the GCG implementation in 2020. This assessment is expected to provide an overview of the GCG implementation level that has been carried out by AirNav Indonesia, and recommendations that can be used to evaluate and improve GCG implementation in the future. The GCG assessment results in 2020 indicated a score of 81.96 with the predicate "Good", where there are Area of Improvement (AoI) points which will become recommendations for improvement in 2021.

Part of the GCG implementation strengthening by AirNav Indonesia in 2020 is preparation for the acquisition of ISO 37001: 2016 Certification on Anti-Bribery Management System (SMAP). The Board of Directors together with the Supervisory Board under the SOE Ministry direction are committed to strengthening the anti-bribery and anti-gratification spirit within AirNav Indonesia. This ISO certification provides measurable systemic approach to anti-bribery and anti-gratification approaches. Various initiatives have been carried out, from the preparation of guidelines for the SMAP implementation to the consultants appointment to accompany the SMAP implementation, which are expected to be able to internalize SMAP within AirNav Indonesia.






Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Pembangunan BerkelanjutanManajemen menyadari, kemajuan serta keberhasilan kinerja AirNav Indonesia tak lepas dari dampak ekonomi, sosial dan lingkungan yang timbul atas kegiatan yang dilakukan oleh AirNav Indonesia. Fondasi utama dari rumusan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan AirNav Indonesia terdapat pada pemetaan kegiatan inti serta dampaknya terhadap sosial dan lingkungan. AirNav Indonesia telah melakukan pemetaan tersebut yang kemudian dikaitkan dengan sasaran Program Prioritas Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainability Development Goals (SDGs) sesuai dengan arahan Menteri BUMN. Dari pemetaan tersebut, program CSR AirNav Indonesia dipertajam melalui pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan BUMN. Khususnya pada Program Bina Lingkungan, AirNav Indonesia menyalurkan bantuan sosial lingkungan sesuai dengan pemetaan yang telah dilakukan. Di tahun 2020 AirNav Indonesia menyalurkan dana PKBL sebesar Rp11,20 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya di mana AirNav Indonesia menyalurkan dana sebesar Rp7,24 miliar.

Pada aspek lingkungan, kebijakan atas efektivitas penggunaan sumber daya alam terus didorong dengan tujuan menekan konsumsi sumber daya alam berlebihan serta kebijakan efisiensi beban usaha. Hal ini penting, mengingat kegiatan perkantoran AirNav Indonesia dengan cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Pada aspek pengelolaan ketenagakerjaan, AirNav Indonesia memperhatikan setiap aspek pemenuhan peraturan dan perundang-undangan terkait ketenagakerjaan; baik Hak Asasi Manusia (HAM) karyawan, promosi dan mutasi yang adil dan akuntabel, pemenuhan hak-hak, jaminan sosial dan kesehatan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di area perkantoran, hingga apresiasi atas pencapaian target. AirNav Indonesia juga menekankan pentingnya setiap Insan AirNav Indonesia untuk dapat meningkatkan level kompetensinya melalui kesertaannya dalam pendidikan dan sertifikasi baik yang diselenggarakan secara internal maupun yang dilakukan oleh pihak eksternal.

Informasi tentang Perubahan Susunan DireksiDi sepanjang tahun 2020 terdapat perubahan susunan Direksi. Berikut disampaikan perubahan susunan Direksi, dan susunan Direksi per 31 Desember 2020.

Corporate Social Responsibility and Sustainable DevelopmentManagement is aware that the progress and success of AirNav Indonesia performance is inseparable from the economic, social, and environmental impacts arising from AirNav Indonesia activities. The main foundation of the Corporate Social Responsibility (CSR) program formulation by AirNav Indonesia is in the mapping of core activities and their social and environmental impacts. AirNav Indonesia has made the mapping. Furthermore, it is connected to the Sustainable Development Goals (SDGs) Priority Program targets based on the SOE Minister direction. From this mapping, AirNav Indonesia CSR program was sharpened through the implementation of SOE Partnership and Community Development Program. Community Development Program in specifically, AirNav Indonesia distributes social and environmental assistance following the mapping. In 2020, AirNav Indonesia distributed PKBL funds of Rp11.20 billion, an increase from the previous year where AirNav Indonesia distributed funds of Rp7.24 billion.

In the environmental aspect, policies on the effectiveness of natural resources usage will continue to be pushed with the purpose of reducing excessive consumption of natural resources and policies for efficiency in operating expenses. This is important, considering AirNav Indonesia office activities with branches spread across various regions in Indonesia.

In the manpower management aspect, AirNav Indonesia considers every compliance aspect with laws and regulations related to manpower; both human rights of employees, fair and accountable promotions and transfers, fulfillment of rights, social, and health insurance, Occupational Health and Safety (OHS) in office areas, to appreciation for targets achievement. AirNav Indonesia also emphasizes the importance of every AirNav Indonesia Personnel to be able to increase their competence level through participation in education and certification, both held internally and or externally.

The Changes in the Board of Directors CompositionThroughout 2020, there were changes in the Board of Directors composition. The following are the changes in the Board of Directors composition and the Board of Directors composition as of December 31, 2020.






Perubahan Direksi di Sepanjang Tahun 2020The Board of Directors Changes in 2020

Periode/ PeriodKeteranganDescription1- 21 Jan 2020

Jan 1- 21, 202021 Jan - 4 Mei 2020Jan 21 - May 4, 2020

4 Mei - 10 Agst 2020May 4 - Aug 10, 2020

10 Agst - 31 Des 2020Aug 10 - Dec 31, 2020

Novie Riyanto R. Direktur Utama/ President Director

Novie Riyanto R. tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama sejak 21 Januari 2020. Beliau diangkat sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Pada 20 Maret 2020, beliau diangkat untuk menjabat Ketua Dewan Pengawas/ Novie Riyanto R. was dismissed as President Director since January 21, 2020. He was appointed as Director General of Civil Aviation at the Ministry of Transportation. On March 20, 2020, he was appointed as AirNav Indonesia Chair of the Supervisory Board.

Yurlis Hasibuan Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi/ Director of Safety, Security, and Standardization

Yurlis Hasibuan tidak lagi menjabat sebagai Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi sejak 4 Mei 2020 dengan alasan telah melaksanakan 1 (satu) periode penugasan/ Yurlis Hasibuan was dismissed as Director of Safety, Security, and Standardization since May 4, 2020 because he has carried out 1 (one) assignment period.

Ahmad Nurdin Aulia Direktur Teknik/ Director of Engineering -

Hendroyono Direktur Keuangan/ Director of Finance -

Rahadi Sulistyo Direktur SDM dan Umum/ Human Resources and General Affairs

Rahadi Sulistyo tidak lagi menjabat sebagai Direktur SDM dan Umum sejak 10 Agustus 2020 dengan alasan telah selesai masa jabatannya pada periode penugasan pertama/ Rahadi Sulistyo was dismissed as Director of Human Resources and General Affairs since August 10, 2020 due to his term of office has ended in the first assignment period.

Mokhammad Khatim Direktur Operasi/ Director of Operations

Mokhammad Khatim Direktur Operasi merangkap Plt. Direktur Utama/ Director of Operations and Act President Director


Mokhammad Khatim diangkat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama, hingga diangkatnya Direktur Utama yang baru/ Mokhammad Khatim was appointed as Acting President Director, until the new President Director was appointed.

Mohamad Pramintohadi Sukarno Direktur Utama/ President Director

Mohamad Pramintohadi Sukarno diangkat sebagai Direktur Utama sejak 4 Mei 2020/ Mohamad Pramintohadi Sukarno was appointed as President Director since May 4, 2020.

Bambang Rianto Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi/ Director of Safety, Security, and Standardization

Bambang Rianto diangkat sebagai Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi sejak 4 Mei 2020/ Bambang Rianto was appointed as Director of Safety, Security, and Standardization since May 4, 2020.

Bagus SunjoyoDirektur SDM dan Umum/ Director of Human Resources and General Affairs

Bagus Sunjoyo diangkat sebagai Direktur SDM dan Umum sejak 10 Agustus 2020/ Bagus Sunjoyo was appointed as Director of Human Resources and General Affairs since August 10, 2020.

Susunan Direksi per 31 Desember 2020Board of Directors Composition as of December 31, 2020

DireksiThe Board of Directors


Masa JabatanTenure


Mohamad Pramintohadi SukarnoDirektur Utama/ President Director

Keputusan Menteri BUMN No. SK-135/MBU/05 /2020 tanggal 4 Mei 2020/ SOE Minister Decree No.SK-135/MBU/05/2020 dated May 4, 2020

4 Mei 2020 s.d 3 Mei Maret 2025/ May 4, 2020 to May 3, 2025

Ke-1 1st


Keputusan Menteri BUMN No. SK-136/MBU/06 /2019 tanggal 13 Juni 2019/ SOE Minister Decree No.SK-136/MBU/06/2019 dated June 13, 2019

13 Juni 2019 s.d 12 Juni 2024/ June 13, 2019 to June 12, 2024

Ke-1 1st

Bambang Rianto Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi/ Director of Safety, Security, and Standardization


4 Mei 2020 s.d 3 Mei Maret 2025/ May 4, 2020 to May 3, 2025

Ke-1 1st

Ahmad Nurdin Aulia Direktur Teknik/ Director of Engineering



Ke-1 1st






Jakarta, 15 September 2021Atas nama jajaran Direksi Perusahaan Umum Lembaga

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI)

Jakarta, September 15, 2021On behalf of the Board of Directors of Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI)



All replacement and changes in the Board of Directors composition are entirely the decision of the Government of Indonesia through the Minister of SOE as the authorized shareholder, as well as the consideration of the Minister of Transportation as technical ministry.

Closing For all challenges managed to be overcome during 2020, please kindly allow the Board of Directors to express gratitude to the God Almighty for the results achieved by AirNav Indonesia. We would like to expresses respect and gratitude to the Supervisory Board for the direction and strategic partnership in managing AirNav Indonesia operations and business, especially amid the extraordinary challenges. We would also like to express gratitude to the SOE Ministry as the authorized shareholders of Indonesian Government and the Minister of Transportation as technical ministry for the direction. And also to the regulators, services user airlines, as well as suppliers and partners, the Board of Directors would like to express gratitude for the cooperation.

To the entire AirNav Indonesia employees, please kindly let us to express appreciation for all the work carried out in 2020 with full preparedness. Hopefully, the trip in 2020 is able to strengthen AirNav Indonesia, especially in the management of the mandate given to continue to improve the Indonesian aviation quality.




Masa JabatanTenure


Bagus Sunjoyo Direktur SDM dan Umum/ Director of Human Resources and General Affairs

Keputusan Menteri BUMN No. SK-267/MBU/08/ 2020 tanggal 10 Agustus 2020/ SOE Minister Decree No.SK-267/MBU/08/2020 dated August 10, 2020

10 Agustus 2020 s.d 9 Agustus 2025/ August 10, 2020 to August 9, 2025

Ke-1 1st

Hendroyono Direktur Keuangan/ Director of Finance



Ke-1 1st

Seluruh pergantian dan perubahan susunan keanggotaan Direksi sepenuhnya menjadi keputusan Pemerintah Indonesia melalui kuasa pemilik modal, Menteri BUMN, serta pertimbangan Menteri Perhubungan selaku kementerian teknis.

PenutupAtas seluruh tantangan yang berhasil dilalui di sepanjang tahun 2020, izinkan kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan hasil yang telah dicapai oleh AirNav Indonesia. Kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Dewan Pengawas atas arahan dan kemitraan strategis dalam pengelolaan operasi dan usaha AirNav Indonesia khususnya di tengah tantangan yang luar biasa. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian BUMN selaku kuasa pemilik modal Pemerintah Indonesia serta Menteri Perhubungan selaku kementerian teknis atas arahan yang telah diberikan. Demikian pula kepada regulator, maskapai pengguna jasa, serta pemasok dan mitra, Direksi mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah tercipta.

Kepada seluruh Insan AirNav Indonesia, izinkan kami menyampaikan apresiasi atas segala kerja yang telah dilakukan di tahun 2020 dengan kondisi penuh kesiapsiagaan. Semoga perjalanan di tahun 2020 dapat memperkuat AirNav Indonesia, khususnya dalam pengelolaan mandat yang diberikan untuk terus meningkatkan kualitas penerbangan Indonesia.






DireksiBoard of Directors

MOHAMAD PRAMINTOHADI SUKARNODirektur UtamaPresident Director

01

02MOKHAMMAD KHATIM Direktur OperasiDirector of Operations

AHMAD NURDIN AULIA Direktur TeknikDirector of Engineering

04

03BAMBANG RIANTO Direktur Keselamatan, Keamanan, dan StandardisasiDirector of Safety, Security, and Standardization

05BAGUS SUNJOYO Direktur SDM dan UmumDirector of Human Resources and General Affairs

HENDROYONO Direktur KeuanganDirector of Finance

06

01 04 060203 05






Kegiatan di ruang APP AirNav Indonesia Cabang Pekanbaru. Activities in the APP Room of the Pekanbaru Branch Office of AirNav

Indonesia.

Bangunan Radar di AirNav Indonesia Cabang Pekanbaru. Radar Building at Pekanbaru Branch Office of AirNav Indonesia.

46 Informasi Umum dan Identitas PerusahaanGeneral Information and Company Identity

47 Riwayat Singkat AirNav IndonesiaBrief History of Airnav Indonesia

49 Bidang Usaha, Produk dan Jasa, serta Wilayah OperasiBusiness Line, Products and Services, as well as Operational Area

52 Unit Layanan dan Struktur Ruang UdaraService Units and Airspace Structure

56 Wilayah OperasiOperations Area

61 Visi, Misi, dan Nilai PerusahaanVision, Mission, and Values of The Company

63 Makna Logo PerusahaanThe Meaning of Company Logo

64 Struktur OrganisasiOrganizational Structure

66 Profil Dewan PengawasSupervisory Board Profile

73 Profil DireksiBoard of Directors Profile

80 Demografi Karyawan dan Pengembangan KompetensiEmployee Demography and Competence Development

88 Pendidikan dan/atau Pelatihan Dewan Pengawas, Direksiserta Organ Pendukung Dewan Pengawas dan DireksiEducation and/or Training of The Supervisory Board, The Board of Directors, and Supporting Organs of The Supervisory Board and The Board of Directors

90 Informasi Pemilik ModalShareholders Information

91 Informasi tentang Struktur Grup dan Kelompok Usaha serta Informasi tentang Entitas Anak, Entitas Asosiasi dan Ventura BersamaInformation on The Group Structure and Business Group, as well as Information on Subsidiaries, Associate Entities, And Joint Ventures

92 Informasi tentang Kronologis Penerbitan dan Pencatatan Saham serta Kronologis Penerbitan dan Pencatatan Efek LainnyaInformation on The Issuance and Listing Chronology, Other Securities Issuance, and Listing Chronology

93 Informasi tentang Kronologis Penanaman Modal PerusahaanInformation About the Company's Capital Investment Chronology

94 Lembaga dan Profesi PenunjangSupporting Institutions and Professions

95 Penghargaan dan SertifikasiAwards and Certification






PROFIL PERUSAHAANCompany Profile






Informasi Umum dan Identitas Perusahaan

NAMA PERUSAHAANCompany Name

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI).

STATUS BADAN HUKUMLegal Entity StatusPerusahaan Umum (PERUM) / Badan Usaha Milik Negara (BUMN).Public Company (PERUM)/ State-Owned Enterprises (SOE)

TANGGAL PENDIRIANDate of Establishment

13 September 2012September 13, 2012

DASAR HUKUM PENDIRIANLegal Basis of Establishment

• Undang-undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

• Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012 tentang Perum LPPNPI

• Law No. 1 of 2009 concerning Aviation• Government Regulation No. 77 of 2012

concerning PERUM LPPNPI

BIDANG USAHABusiness LineJasa pelayanan navigasi penerbanganAir navigation services

KEPEMILIKANOwnershipPemerintah Republik Indonesia, 100%Government of the Republic of Indonesia, 100%

PENYEBUTANBrand Name

AirNav IndonesiaJUMLAH MODALTotal CapitalRp2.446.042.977.444 berupa aset peralatan navigasi penerbanganRp2,446,042,977,444 in the form of air navigation infrastructure assets

JUMLAH KARYAWANTotal Employees5.109 orang, per 31 Desember 20205,109 employees, as of December 31, 2020

TELEPONPhone

+62 21 5591 5000

+62 21 5591 5100FAKSIMILIFacsimile

[email protected]

www.airnavindonesia.co.idSITUS WEBWebsite

Gedung Airnav IndonesiaAirnav Indonesia BuildingJl. Ir. H. Juanda No. 1 Tangerang, Banten 15121INDONESIA

KANTOR PUSATHead Office

General Information and Company Identity


Management Report02 SUMBER DAYA MANUSIAHuman Resource04PROFIL PERUSAHAAN

Company Profile03






SEKILAS TENTANG PERUM LPPNPI (AIRNAV INDONESIA)Pendirian AirNav Indonesia ditujukan untuk meningkatkan keselamatan dan pelayanan navigasi penerbangan, serta membangun citra positif Indonesia dalam hal pelayanan navigasi penerbangan yang prima.

Hasil audit Universal Safety Oversight Audit Program and Safety Performance (USOAP) tahun 2005 dan ketentuan International Civil Aviation Organization (ICAO) tahun 2007 menjadi dasar pertimbangan dibentuknya AirNav Indonesia. Berdasarkan hasil audit tersebut, tugas rangkap PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) serta Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam mengelola bandara yang berorientasi kepada profit (laba) dengan kegiatan turunannya di seluruh Indonesia dinilai tidak memenuhi rekomendasi minimum International Safety Standard yang ditetapkan oleh ICAO.

Pertimbangan lain yang ikut melatarbelakangi pendirian Perusahaan adalah kurang efektifnya layanan

Riwayat Singkat AirNav IndonesiaBrief History of Airnav Indonesia

Berdasarkan Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 77

Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (PERUM LPPNPI) atau

disebut juga "AirNav Indonesia" atau “Perusahaan”, diresmikan pada tanggal 13 September 2012 dan mulai beroperasi sejak 16 Januari 2013.

On the basis of Law No. 1 of 2009 on Aviation and Government Regulation No. 77 of 2012

on Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

Indonesia (PERUM LPPNPI), also known as "AirNav Indonesia" or “the Company” was

established on September 13, 2012 to start operation on January 16, 2013.

PERUM LPPNPI (AIRNAV INDONESIA) AT A GLANCEAirNav Indonesia was established to improve air navigation safety and services, as well as to develop a positive image of Indonesia in terms of excellent navigation services.

Findings of Universal Safety Oversight Audit Program and Safety Performance (USOAP) 2005 audit and the provisions of International Civil Aviation Organization (ICAO) 2007 formed the basis for the deliberation that resulted in the establishment of AirNav Indonesia. The audit had found that the dual responsibility of PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero) as well as Directorate General of Civil Aviation in the profit-oriented management of both air navigation and airports, along with their attendant activities, across Indonesia had not met the minimum recommendation of International Safety Standard set forth by ICAO.

Another underlying consideration was the inefficiency of air navigation services that adopted varying work






navigasi penerbangan yang memiliki standar kerja, peralatan, fasilitas, dan kebijakan berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh pengelolaan navigasi penerbangan sebelumnya yang turut dikelola oleh Bandar Udara Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Pemerintah Daerah, pihak swasta, dan militer. Hadirnya AirNav Indonesia sebagai operator tunggal navigasi penerbangan diharapkan akan membuat pelayanan navigasi penerbangan lebih fokus dan dapat meningkatkan keselamatan penerbangan.

Pengalihan pengelolaan navigasi penerbangan dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), dan Dirjen Perhubungan Udara kepada AirNav Indonesia ditandai dengan pengalihan pelayanan navigasi penerbangan di 26 bandara kepada Perusahaan. Operasional AirNav Indonesia didukung sumber daya manusia dan peralatan dari pengelola sebelumnya turut dialihkan untuk mendukung operasional AirNav Indonesia. Pada tahun selanjutnya, secara berangsur-angsur dilakukan pengalihan layanan navigasi penerbangan di sejumlah bandara, tahun 2014 dan 2015 sebanyak 193 bandara, 2016 sebanyak 275 bandara, 2017 sebanyak 284 bandara, 2018 dan 2019 sebanyak 286 bandara. Hingga akhir tahun 2020, AirNav Indonesia memberikan pelayanan navigasi penerbangan di 292 bandara di seluruh Indonesia.

INFORMASI PERUBAHAN NAMASejak berdirinya sampai dengan akhir tahun 2020, Perusahaan tidak pernah melakukan perubahan nama.

THE COMPANY NAME CHANGESThe Company never changed its name since the establishment until the end of 2020.

standards, equipment, facilities and policies. This practice had stemmed from the fact that in the past air navigation was managed by Airport Technical Implementation Unit of the Directorate General of Civil Aviation, local government, private entities, and the military. AirNav Indonesia establishment as a single operator of air navigation was expected to promote focused navigation services to improve flight aviation safety guarantee.

Transfer of air navigation management from PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero) and Directorate General of Civil Aviation to AirNav Indonesia was marked with handover of air navigation services at 26 airports to the Company. AirNav operations have been fully supported by the human resources and technical equipment transferred from the previous management. In the following years, air navigation services in a number of airports were gradually transferred: the number reached 193 airports in 2014 and 2015, 275 in 2016, 284 in 2017, and 286 in 2018 and 2019. By late 2020, AirNav Indonesia was providing air navigation services in 292 airports across Indonesia.

Menara Kulonprogo Kulonprogo Tower






KEGIATAN USAHA SESUAI ANGGARAN DASAR TERAKHIR DAN KEGIATAN USAHA YANG DIJALANKANBidang usaha AirNav Indonesia adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang jasa pelayanan navigasi penerbangan. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, untuk menjalankan bidang usaha tersebut, Perusahaan mengembangkan kegiatan usaha sebagai berikut:

Kegiatan UsahaBusiness Activity

Telah/Belum DijalankanImplemented/Unimplemented

1. Pelayanan Lalu Lintas Udara (PLLU), yang terdiri dari:a) Pelayanan pemandu lalu lintas penerbangan;b) Pelayanan informasi penerbangan; dan c) Pelayanan kesiagaan.

1. Air Traffic Services (PLLU), includinga) Air traffic control services;b) Aeronautical information services; and c) Alerting services.

3

2. Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan, yang terdiri dari:a) Pelayanan aeronautika tetap;b) Pelayanan aeronautika bergerak; danc) Pelayanan radio navigasi aeronautika.

2. Aeronautical Telecommunication Services, including: a) Fixed aeronautical services; b) Mobile aeronautical services; and c) Aeronautical radio navigation services.

3

3. Pelayanan Informasi Aeronautika (PIA) yang terdiri dari:a) Pelayanan informasi aeronautika dan

peta penerbangan;b) Penerbitan dan penyebarluasan Notam

(notice to airmen); danc) Pelayanan informasi aeronautika bandar

udara.

3. Aeronautical Information Services (PIA), including: a) Aeronautical information and charting

services; b) Publication and distribution of NOTAM

(notice to airmen); and c) Airport aeronautical information services.

3

4. Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan (MET).

4. Aeronautical Meteorological Information Services (MET).

3

5. Pelayanan Informasi Pencarian dan Pertolongan (SAR).

5. Search and Rescue Information Services (SAR).3

3 = sudah dilakukan | 7 = belum dilakukan

PENGEMBANGAN PRODUK DAN JASAAirNav Indonesia merupakan bentuk komitmen Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan pelayanan dan keselamatan penerbangan di wilayah nusantara. Tujuan utama AirNav Indonesia ditekankan pada peningkatan keselamatan penerbangan, dan bukan untuk mencari keuntungan. Semua keuntungan yang didapat dari operasional, diinvestasikan kembali ke dalam Perusahaan untuk biaya operasional, peningkatan mutu dan kualitas fasilitas CNSA, serta SDM.

Bidang Usaha, Produk dan Jasa, serta Wilayah OperasiBusiness Line, Products and Services, as well as Operations Area

BUSINESS ACTIVITIES BASED ON THE LATEST ARTICLES OF ASSOCIATION

AirNav Indonesia operates business activities in air navigation services. In accordance with Government Regulation No. 77 of 2012, Perusahaan Umum Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia is engaged in the following business activities:

3 = implemented | 7 = unimplemented

PRODUCTS AND SERVICES DEVELOPMENTAirNav Indonesia represents the commitment of the Indonesian Government to enhance air navigation safety and services within the country’s territory. AirNav Indonesia's main objective places greater emphasis on the improvement of air navigation safety rather than profitability. All profit generated from the Company operation is to be re-invested in the Company as operational expenses and for the development of quality and quantity of CNSA and human resources.






Perusahaan menerapkan kebijakan mutu terkait efisiensi dan efektivitas navigasi penerbangan yang mengacu pada standar nasional dan internasional. Salah satu caranya dengan memastikan bahwa kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), penggunaan peralatan, penerapan prosedur, dan berbagai aspek operasional lainnya sesuai dengan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS). Perusahaan juga berkomitmen dalam menyeragamkan standar pengelolaan navigasi penerbangan di Indonesia, sehingga pelayanan navigasi penerbangan menjadi efektif, efisien dan tidak ada hambatan dalam pertukaran data.

Di tahun 2020, dalam rangka menjaga kelangsungan usaha akibat pandemi COVID-19, Perusahaan menerapkan strategi sebagai berikut:

a. Menjaga kelangsungan operasional pelayanan navigasi penerbangan sesuai target Acceptable Level of Safety (ALOS) yang ditetapkan.

b. Menjalankan Program Kerja tahun 2020 sesuai RKAP yang telah disetujui oleh Kementerian BUMN dengan mengoptimalkan sistem dan fasilitas yang telah tersedia.

c. Menciptakan program-program terobosan untuk mengadaptasi kondisi pandemi dalam rangka meningkatkan pelayanan demi efisiensi operasi dan menjaga keselamatan penerbangan.

d. Mendorong efektivitas pencapaian Operasi dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin melalui utilisasi teknologi informasi.

› Pelayanan Navigasi PenerbanganAgar dapat memberikan layanan navigasi penerbangan yang maksimal, kegiatan operasional AirNav Indonesia di seluruh Indonesia didukung oleh sejumlah kantor pelayanan, fasilitas, dan sarana serta peralatan sebagai berikut:

• 1.224 peralatan telekomunikasi;• 277 peralatan navigasi penerbangan;• 61 peralatan surveilans;• 15 sistem automasi;• 22 sistem informasi aeronautika;• 813 alat penunjang teknik;• 124 bangunan menara ATC.

Jumlah Jaringan Kantor AirNav Indonesia, per 31 Desember 2020AirNav Indonesia Service Offices, as of December 31, 2019

Kantor Pelayanan/ Services Office Jumlah Lokasi/ Total Location

Kantor Pusat Head Office 1

Kantor Cabang Utama Main Branch Office 2

Kantor Cabang Branch Office 31

Kantor Cabang Pembantu Sub-Branch Office 31

Kantor Pelayanan Informasi Aeronautika (PIA) Aeronautical Information Services (AIS) 1

Kantor Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan Air Navigation Services Unit Office 226

Jumlah Total 292

The Company implements quality assurance policy with regards to air navigation efficiency and effectivenessbased on national and international standards. To this end, the Company has taken measures to ensure that human resources (HR) competence, equipment utilization, procedures implementation, as well as other operational aspects are in line with the Civil Aviation Safety Regulation (PKPS). In addition, the Company is also committed to develop standardized quality of air navigation management in Indonesia to improve effectiveness and efficiencyandremovebarriersindataexchange.

To maintain business continuity due to the COVID-19 pandemic, the Company implemented the following strategies in 2020:

a. Maintained operational continuity of air navigation services according to the agreed Acceptable Level of Safety (ALOS) target.

b. 2020 Work Program following RKAP approved by SOE Minister through the optimization of the available systems and facilities.

c. Created breakthrough programs to adapt to pandemic conditions so as to improve services for the efficiency of operations and to maintain air navigation safety.

d. Encouraged the effectiveness of Operational achievement using minimal resources through the utilization of information technology.

› Air Navigation ServicesTo provide high quality air navigation services, AirNav Indonesia operation across Indonesia is supported by serviceofficesandfacilities,infrastructureaswellasequipment as follows:

• 1,224 telecommunication equipment;• 277 navigation equipment;• 61 surveillance equipment;• 15 automation systems;• 22 aeronautical information systems;• 813 technical support systems;• 124 ATC towers






AirNav Indonesia membagi layanan navigasi penerbangan berdasarkan ruang udara yang terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Flight Information Region (FIR) Jakarta yang terpusat di Kantor Cabang Jakarta Air TrafficServices Center (JATSC), dan

2. FIR Ujung Pandang yang terpusat di Kantor Cabang Makassar Air Traffic Services Center(MATSC).

Total luas FIR yang saat ini dikelola oleh Perusahaan yaitu sebesar 5.193.252 km2 dengan luas wilayah sebesar 4.110.752 km2, serta memiliki jumlah lalu lintas penerbangan sebanyak 3.431 movement/hari. Wilayah operasi AirNav Indonesia berbatasan langsung dengan FIR Melbourne dan Brisbane (Australia), FIR Colombo (Sri Lanka), FIR Singapura, FIR Kuala Lumpur dan Kinabalu (Malaysia), FIR Manila (Filipina), FIR Oakland (Amerika Serikat), FIR Port Moresby (Papua Nugini) dan FIR Chennai (India).

Wilayah operasional AirNav Indonesia juga mencakup 1 (satu) wilayah Military Controlled Area di Yogyakarta, 56 wilayah Aerodrome Traffic Zones (ATZ), 92 wilayah Flight Information Zones (FIZ), dan 125 wilayah Other Aeronautical Zones (AZ).

Statistik, Jenis, dan Sebaran Lokasi Pelayanan AirNav Indonesia, per 31 Desember 2020Statistics, Types and Distribution of AirNav Indonesia Service Locations as of December 31, 2020

Jenis PelayananType of Services

Jumlah LokasiTotal Locations

ACC, APP Surveillance, TWR 2 lokasi/ 2 locations

APP Surveillance, TWR 10 lokasi/ 10 locations

APP Procedural, TWR 11 lokasi/ 11 locations

APP Procedural - TWR (Combined) 18 lokasi/ 18 locations

TWR 31 lokasi/ 31 locations

AIS1 lokasi Kantor Pusat, 10 lokasi Kantor Cabang/

1HeadOffice,10BranchOffices

AFIS 218 lokasi/ 218 locations

FSS 14 lokasi/ 14 locations

Berikut ilustrasi unit pelayanan dan struktur ruang udara secara sederhana.

AirNav Indonesia allocates air navigation services into two air spaces, namely:

1. Flight Information Region (FIR) Jakarta which is centralizedatJakartaAirTrafficServicesCenter(JATSC)BranchOffice,and

2. FIR Ujung Pandang which is centralized at Makassar Air Traffic Services Center (MATSC)BranchOffice.

The Company currently manages a total FIR spanning 5,193,252 Km2 over an area of 4,110,752 Km2 that caters toair trafficconsistingof3,431 movements/day. AirNav Indonesia’s region of operations lies adjacent to FIR Melbourne and Brisbane (Australia), FIR Colombo (Sri Lanka), FIR Singapore, FIR Kuala Lumpur and Kinabalu (Malaysia), FIR Manila (Philippines), FIR Oakland (United States), FIR Port Moresby (Papua New Guinea), and FIR Chennai (India).

AirNav Indonesia’s region of operation also covers one Military Controlled Area in Yogyakarta, 56 AerodromeTrafficZones(ATZ),92FlightInformationZones (FIZ), and 125 Other Aeronautical Zones (AZ).

Simple illustration of the services unit and airspace structure is as follows:






UNIT LAYANAN DAN STRUKTUR RUANG UDARAServices Unit and Airspace Structure

PROFIL UNIT LAYANANService Unit Profile

• ACC• APP Surveillance• TWR

2

10

11

18

31 31 LOKASI/ Locations

218 LOKASI/ Locations

14 LOKASI/ Locations218

• APP (Approach Center) Surveillance

• TWR (Air Traffic Control Tower)

• APP (Approach Center) Procedural

• TWR (Air Traffic Control Tower)

• TWR - APP Procedural Combined

• FIS (Flight Information

Service)

• FSS (Flight Service Station)

• TWR (Air Traffic Control

Tower)

1.JakartaAirTrafficServiceCenter(JATSC)2.MakassarAirTrafficServiceCenter(MATSC)

1. Balikpapan2. Denpasar3. Medan4. Palembang5. Pekanbaru

1. Ambon2. Bandung3. Banjarmasin4. Kendari5. Kupang6. Manado

1. Aceh2. Bengkulu3. Biak4. Gorontalo5. Jambi6. Kertajati

7. Pangkalpinang8. Semarang9. Sorong10. Tarakan11. Timika

7. Labuhan Bajo8. Lampung9. Lombok10. Marauke11. Palangkaraya12. Palu

13. Pangkalan Bun14. Silangit15. Solo16. Ternate17. Nabire18. Tanjung Pandan

6. Pontianak7. Sentani8. Surabaya9. Tanjungpinang10. Yogyakarta






TIPIKAL RUANG UDARAAirspace Typical

FL (Flight Level)600

FL (Flight Level)245

10.000TWR X

TWR Y

UTA/CTAACC "X"

TMA/ CTRAPP "X"

GROUND

FIS CTRATZ

LAPIS BAWAHBottom Airspace

LAPIS ATASUpper

Airspace

AERODROME

Controlled Airspace Un-ontrolled Airspace






› Fasilitas ProduksiAirNav Indonesia didukung sejumlah fasilitas produksi yang mumpuni dalam menjaga kualitas layanan navigasi penerbangan serta meningkatkan keselamatan penerbangan, antara lain alat komunikasi, navigasi, surveilans, automasi, aeronautical information system, alat penunjang teknik, menara ATC, dan alat produksi lainnya. Selama tahun 2020, AirNav Indonesia melakukan penambahan utilitas dan alat produksi demi menunjang kegiatan operasional.

Per 31 Desember 2020, AirNav Indonesia memiliki 2.536 unit alat produksi. Jumlah ini mencapai 100,24% pemenuhan dari target RKAP 2020 sebanyak 2.530 unit. Pada tahun 2020 terdapat penurunan jumlah alat produksi sebesar 19,75% dalam rangka efisiensi danefektivitas akibatpenurunan lalu lintaspenerbangan yang disebabkan pandemi COVID-19. Perbandingan jumlah alat produksi utama yang dimiliki oleh AirNav Indonesia pada tahun 2020 dan 2019 adalah sebagai berikut.

Kapasitas Alat Produksi AirNav IndonesiaComparison of AirNav Indonesia Production Facilities

URAIANDescription 2020 2019

KOMUNIKASI / COMMUNICATION

VHF AG VHF AG 774 932

MWARA (Major World Air Route Area) MWARA (Major World Air Route Area) 5 3

RDARA (Regional and Domestic Air Route Area) RDARA (Regional and Domestic Air Route Area) 15 21

HF SSB HF SSB 143 204

ATIS ATIS 40 45

Voice Recording Voice Recording 142 145

VCSS VCSS 24 49

AMSC AMSC 78 47

AMHS AMHS 2 6

CPDLC CPDLC 1 1

Teleprinter Teleprinter - -

Jumlah Telekomunikasi Total Telecomunication 1.224 1.453

NAVIGASI/ NAVIGATION

NDB NDB 75 169

DVOR DVOR 79 103

DME DME 80 105

ILS ILS 43 50

Jumlah Navigasi Total Navigation 277 427

SURVEILANS/ SURVEILLANCE

Primary Surveillance Radar (PSR) Primary Surveillance Radar (PSR) 2 16

Secondary Surveillance Radar (SSR) Secondary Surveillance Radar (SSR) - 17

Monopulse & Secondary Surveillance Radar (MSSR) Monopulse & Secondary Surveillance Radar (MSSR) 27 34

Automatic Dependent Surveillance - Broadcast (ADS -B) Automatic Dependent Surveillance -Broadcast (ADS -B) 32 35

› Production FacilitiesAirNav Indonesia operations is supported by excellent production facilities for maintaining quality of air navigation service and improving safety. The facilities include telecommunication equipment, navigation equipment, surveillance equipment, automation, aeronautical information system, technical support equipment, towers, and other production tools. Throughout 2020, AirNav had increased its utilities and production equipment to support air navigation operations in Indonesia.

As of December 31, 2020, AirNav Indonesia operates 2,536 units of production equipment. The number represents 100.24% of the Corporate Work and Budget Plan (RKAP) target for 2020 of 2.530 units. In 2020, the Company recorded an 19.75% increase in production facilities to augment support on Company operations. Comparison of numbers of AirNav Indonesia main production facilities between 2020 and 2019 is as follows.






Kapasitas Alat Produksi AirNav IndonesiaComparison of AirNav Indonesia Production Facilities

URAIANDescription 2020 2019

Jumlah Surveillance Total Surveillance 61 102

AUTOMASI/ AUTOMATION

ATC Automation System ATC Automation System 15 18

Jumlah Automation Total Automation 15 18

SISTEM INFORMASI AERONAUTIKA/ AERONAUTICAL INFORMATION SYSTEM

IAIS IAIS 21 21

Notam System Notam System 1 2

Jumlah Aeronautical Information System Total Aeronautical Information System 22 23

ALAT PENUNJANG TEKNIK/ TECHNICAL SUPPORT TOOL

Genset Genset 206 263

Trafo Trafo 61 64

UPS UPS 546 681

Jumlah Total 813 1.008

MENARA ATC/ ATC TOWERS

Menara ATC ATC Tower 124 129

Jumlah Alat Produksi Total Production Equipment 2.536 3.160

› Keselamatan, Keamanan dan StandardisasiAirNav Indonesia melaksanakan kegiatan pengumpulan, monitoring dan evaluasi terhadap data, informasi, dan laporan keselamatan yang diterima. Sebagai penyedia pelayanan navigasi penerbangan Indonesia, AirNav Indonesia memiliki komitmen dengan Pemerintah Indonesia yang tertuang dalam keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan yang memberikan kriteria Acceptable Level of Safety Performance. Parameter ini diukur setiap 3 (tiga) bulan dengan mekanisme yang telah ditentukan. Parameter tersebut juga diadopsi untuk menjadi Key Performance Indicator (KPI) Korporasi yang disebut dengan Safety Rate.

Berikut disampaikan data, informasi dan laporan keselamatan yang diterima oleh Perum LPPNPI pada tahun 2020.

› Safety, Security, and StandardizationAirNav collects, monitors, and evaluates the incoming safety data, information, and reports. As a provider of Indonesian air navigation services, AirNav has a commitment with the Indonesian Government which is stated in the decision of Directorate General of Civil Aviation of the Transportation Ministry which provides criteria for Acceptable Level of Safety Performance. This parameter is measured every 3 (three) months with the predetermined mechanism. These parameters are adopted to become the Corporate Key Performance Indicator (KPI) called the Safety Rate.

The following are the received safety data, information, and reports to Perum LPPNPI in 2020.

Serious Incident

Hazard

Accident

Incident

38

170

3.650

8

Total3.866

OCCURRENCE REPORT DATAData Occurrence 2020






Perusahaan mengelola jasa navigasi penerbangan di seluruh Ruang Udara Indonesia, sebagaimana digambarkan pada peta di bawah ini.

KOTA KINABALU FIR

SINGAPORE FIR

KUALA LUMPUR FIR

MELBOURNE FIR

CO

LOM

BO

FIR

JAKARTA FIR

WILAYAH OPERASIOperations Area






The Company operates air navigation services across the Indonesian Airspace, as illustrated on the map below.

BRISBANE FIR

MANILA FIR OAKLAND FIR

PO

RT

MO

RE

SBY

FIR

UJUNG PANDANG FIR






1 JATSC

2 MATSC

3 Medan

4 Palembang

5 Yogyakarta

6 Surabaya

7 Denpasar

8 Balikpapan

9 Sentani

10 Pontianak

11 Jambi

12 Banda Aceh

13 Pekanbaru

14 Tanjung Pinang

15 Batam

16 Padang

17 Pangkal Pinang

18 Halim

19 Bandung

20 Semarang

21 Solo

22 Banjarmasin

23 Palangkaraya

24 Tarakan

25 Manado

26 Kendari

27 Lombok

KANTOR CABANG

BRANCH OFFICES

28 Kupang

29 Ambon

30 Wamena

31 Nabire

32 Sorong

33 Merauke

12

3

16

13

14

11

17

1 18

19

20

21

6

7 27

4

15

5

27

6

8

75

2019

4

16

17

3

18

15

21 22

10

11

23

24

8

22

23

10






AirNav Indonesia mengelola 292 Jaringan Kantor Navigasi Penerbangan. Peta di bawah ini menampilkan Kantor Cabang dan

Cabang Pembantu AirNav Indonesia.

AirNavoperates292AirNavigationOfficeNetwork.ThemapbelowshowsthelocationsofAirNavIndonesiaBranchOffices

andSubbranchOffices.

1 Palu

2 Luwuk

3 Gunung Sitoli

4 Bandar Lampung

5 Cilacap

6 Banyuwangi

7 Malang

8 Sumenep

9 Labuan Bajo

10 Samarinda

11 Berau

12 Biak

13 Oksibil

14 Timika

15 Ketapang

16 Bengkulu

17 Rengat

18 Tanjung Pandan

19 Curug

20 Cirebon

21 Pangkal Bun

22 Sampit

23 Malinau

24 Ternate

25 Gorontalo

26 Bima

27 Sumbawa

KANTOR CABANG PEMBANTU

SUB-BRANCH OFFICES

28 Ende

29 Tual, Karel Sadsuitubun

30 Manokwari

31 Tanah Merah

28

33

30

31

32 30

24

2

926

28

1

25

12

1413

31

29

25

26

2

9

29






Sebaran dan Panjang Rute Penerbangan yang Dikelola AirNav Indonesia Per 31 Desember 2020Route Distribution and Distance Managed by AirNav Indonesia as of December 31, 2020

Sebaran Rute PenerbanganFlight Route Distribution

Jumlah RuteTotal Route

Panjang RuteLength of Route

ATS Rute DomestikATS Domestic Route

32 rute di FIR Jakarta 32 routes in FIR Jakarta 10.543,2 nm

70 rute di FIR Ujung Pandang 70 routes in FIR Ujung Pandang 25.212,2 nm

13 rute di FIR Jakarta & Ujung Pandang

13 routes in FIR Jakarta and Ujung Pandang

10.216,3 nm

Jumlah Rute DomestikTotal Domestic Routes

115 ATS rute domestik 115 ATS Domestic Routes 45.971,7 nm

ATS Rute InternasionalATS International Route

33 rute di FIR Jakarta 33 routes in FIR Jakarta 16.600,6 nm

24 rute di FIR Ujung Pandang 24 routes in FIR Ujung Pandang 14.384,3 nm

9 rute di FIR Jakarta & Ujung Pandang

9 routes in FIR Jakarta and Ujung Pandang

8.262,2 nm

Jumlah ATS Rute InternasionalTotal ATS International Route

66 ATS rute internasional 66 ATS International Route 39.247,1 nm

Informasi rinci tentang alamat dan kontak kantor cabang AirNav Indonesia dapat diakses melalui situs web Perusahaan dengan

alamat www.airnavindonesia.co.id

Detail information on the address and contact of AirNav Indonesiabranchofficesisavailableatwww.airnavindonesia.co.id

Kantor AirNav Indonesia Cabang Lombok. AirNavIndonesiaLombokBranchOffice.






Visi, Misi, Budaya, dan Nilai PerusahaanVision, Mission, Culture, and Values of The Company

Menjadi penyedia jasa pelayanan navigasi penerbangan bertaraf internasional.

Menyediakan layanan lalu lintas penerbangan yang mengutamakan keselamatan, kenyamanan, dan ramah lingkungan demi memenuhi ekspektasi pengguna jasa.

To become an Air Navigation Service Provider with International Standard.

To provide air navigation services prioritizing safety, comfort, and is environmentally friendly, to meet the expectation of the users.

PENGESAHAN VISI DAN MISI PERUSAHAANVisi dan Misi AirNav Indonesia telah ditetapkan oleh Dewan Pengawas dan Direksi di dalam Rapat Kerja Perusahaan tahun 2017.

PERSETUJUAN DAN KAJIAN BERKALA ATAS VISI DAN MISI PERUSAHAANDewan Pengawas dan Direksi secara berkala melakukan kajian atas relevansi visi dan misi AirNav Indonesia. Di tahun 2020, melalui dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah disetujui antara Direksi, Dewan Pengawas, dan Kementerian BUMN selaku kuasa pemilik modal, tercantum visi dan misi AirNav Indonesia sebagaimana telah dijelaskan di atas.

RATIFICATION OF THE COMPANY VISION AND MISSIONAirNav Vision and Mission were set forth by the Supervisory Board and the Board of Directors during the Company Work Meeting in 2017.

APPROVAL AND PERIODIC REVIEW OF THE COMPANY'S VISION AND MISSIONThe Supervisory Board and the Board of Directors regularly review the relevance of AirNav vision and mission. In 2020, through the Company's Work Plan and Budget (RKAP) document approved among the Board of Directors, the Supervisory Board, and the Ministry of SOE as the authorized shareholders, it is stated that AirNav vision and mission as described above.

Visi

Misi

Vision

Mission






NILAI-NILAI PERUSAHAANCompany Values

Guna melaksanakan Misi Perusahaan sehingga dapat mewujudkan Visi-nya, AirNav Indonesia menetapkan nilai-nilai dasar perusahaan. Menunjuk Surat Edaran Kementerian BUMN No. SE-7/MBU/07/2020 tertanggal 1 Juli 2020 tentang Nilai-nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia Badan Usaha Milik Negara yaitu AKHLAK, maka core values AirNav Indonesia yang semula I-SAFE berubah menjadi AKHLAK yang berarti:

In order to implement the Corporate Mission as to realize its Vision, AirNav Indonesia established its corporate core values. Referring to the Ministry of State Owned Enterprises Circular Letter No. SE-7/MBU/07/2020 dated 1 July, 2020, regarding the Core Values of State Owned Enterprises Human Resources, namely AKHLAK, therefore AirNav Indonesia changed its core values, from I-SAFE to AKHLAK with the following meaning:

Membangun kerja sama yang sinergis. Building synergistic collaboration.KOLABORATIFCOLLABORATIVE

Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.

Upholding the trust bestowed upon.AMANAH TRUSTWORTHY

Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.

Never stop learning and developing capabilities.

KOMPETENCOMPETENT

Saling peduli dan menghargai perbedaan. Caring for each other and respecting differences.

HARMONIS HARMONIOUS

Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.

Dedicated and prioritizing the interests of the Nation.

LOYAL LOYAL

Terus berinovasi dan antusias menggerakkan ataupun menghadapi perubahan.

Continuing to innovate and enthusiastically creating or facing changes.

ADAPTIFADAPTIVE






Makna LogoPerusahaanThe Meaning of Company Logo

Berdasarkan Keputusan Direksi No. KEP.003/LPPNPI/III/2013 tentang Identitas Perusahaan, maka ditetapkanlah Logo Perusahaan dengan memasukan nama Airnav Indonesia untuk dapat lebih mudah dikenal. Logo tersebut memiliki makna sebagai berikut:

Based on the Board of Directors Decree No. KEP.003/ LPPNPI/III/2013 concerning the Company Identity, the the Company Logo was formed by including the Airnav Indonesia name to make it easier to be recognized. The logo has the following meanings:

Latar belakang berbentuk lingkaran solid ibarat bola dunia yang bermakna bahwa perusahaan berkelas dunia dan warna biru melambangkan keluasan caraberfikirdanbertindak.

The background is in the form of solid circle symbolizes the world globe which means that it is a world-class company and the blue color symbolizes the broadness of the ways of thinking and action.

Garis lengkung berwarna putih melintang ibarat garis lintang yang mengelilingi bumi, melambangkan perusahaan ini siap berkerja sama dengan semua stakeholder yang terkait.

White curved lines crossing like latitudes that surround the earth, symbolizing this Company is ready to cooperate with all relevant stakeholders.

Bentuk pesawat kertas berwarna merah putih yang mengudara melambangkan bahwa perusahaan ini siap membawa Indonesia menuju bangsa yang maju dan disegani oleh dunia internasional.

The shape of red and white paper airplane in the air symbolizes that this Company is ready to support Indonesia towards the developed nation and is respected by the international community.

Tulisan ”AirNav” adalah kependekan dari Air Navigation atau Navigasi Penerbangan yang menunjukan identitas perusahaan yang menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan. Terletak ditengah-tengah yang berarti harmoni.

The words "AirNav" is an abbreviation of Air Navigation which shows the identity of the Company providing air navigation services. Located in the middle means harmony.

Pita berwarna merah putih berbentuk huruf ”A” dan ”N” melambangkan bahwa perusahaan ini didirikan atas dasar persatuan dan kesatuan serta didedikasikan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

The red and white ribbon in the shape of the letters "A" and "N" symbolizes that this Company was founded on the basis of unity and integrity and is dedicated to the Unitary State of the Indonesian Republic.






Struktur OrganisasiOrganizational Structure



BAMBANG RIANTO

Direktur Keselamatan, Keamanan dan StandardisasiDirector of Safety, Security, and Standardization

SUWANDIKepala Divisi Standarisasi &Sertifikasi Navigasi Penerbangan

Head Division of Standardization & CertificationAirNavigation

NOVY PANTARYANTOKepala Divisi Keselamatan & Jaminan Kualitas

Head Division of Safety & Quality Assurance

RIZWAN NOOR HASFRIANKepala Divisi Keamanan, Kesehatan & Lingkungan Kerja

Head Division of Security, Health and Work Environment

I WAYAN SUDIARTHAKepala Divisi Teknik Desain dan Rekayasa

Head Division of Technical & Engineering Design

SOFYAN HARAHAPKepala Divisi Kesiapan Fasilitas Teknik

Head Division of Technical Facilities Readiness

JOKO WASKITOKepala Divisi Manajemen Data dan Logistik

Head Division of Data Management & Logistic

AHMAD NURDIN AULIA

Direktur TeknikDirector of Engineering

EKO SETIAWANKepala Divisi Perencanaan dan Pengembangan Pelayanan Navigasi Penerbangan

Head of Division Planning & Development of Air Navigation Service

ENDARYONOKepala Divisi Pengendalian Pelayanan Navigasi Penerbangan

Head Division of Controlling of Air Navigation Service

ROY JOHANISKepala Divisi Data dan Evaluasi Pelayaan Navigasi Penerbangan

Head Division of Data & Evaluation of Air Navigation Service

MOKHAMMAD KHATIM

Direktur OperasiDirector of Operations

PUSAT INFORMASI AERONAUTIKAAeronautical Information Center

CABANGBranchOffice

KANTOR PUSATHEAD OFFICE

DIREKSIBOARD OF DIRECTOR

KANTOR CABANGBRANCH OFFICE






Struktur organisasi Perusahaan per 31 Desember 2020 telah disahkan melalui Peraturan Direksi No. PER.007/LPPNPI/x/2017 tanggal 9 Oktober 2017 tentang Organisasi dan Tata Laksana Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia Kantor Pusat.

The organizational structure of the Company as of December31,2020hasbeenratifiedthroughtheBoardof Directors Regulation No.PER.007/LPPNPI/x/2017 dated October 9, 2017 concerning the Organization and Management of Head Office of Perusahaan UmumLembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia.

BAGUS SUNJOYO

Direktur Sumber Daya Manusia dan UmumDirector of Human Resources & General Affairs

KIKI RUDIANAKepala Divisi Administrasi SDM &Hubungan Industrial

Head Division of Human Resources Administration & Industrial Relationship

TEGUH HARNOMOKepala Divisi Organisasi & Pengembangan SDM

Head Division of Organization & Human Resources Development

ARI BUDI PARASETYOKepala Divisi Umum

Head Division of General Affairs

DIDIET K.S. RADITYOKepala Divisi Perencanaan Strategi Keuangan & Investasi Perusahaan

Head Division of Corporate Planning, Financial and Investment Strategy

DAVID R. ARITONANGKepala Divisi Transaksi Keuangan

Head Division of Financial Transaction

MARIA ULFAKepala Divisi Akuntansi dan Aset

Head Division of Accounting & Asset

ZAINAL ARIFIN HARAHAPKepala Divisi Teknologi Informasi

Head Division of Information Technology

HENDROYONO

Direktur KeuanganDirector of Finance

ARI SURYADHARMAKepala Satuan Pengawasan InternHead of Internal Audit

ROSEDISekretaris PerusahaanCorporate Secretary

ARI SURYADHARMAPlt. Kepala Biro HukumActing Head of Legal Bureau

MADE GEDE NUGRAHA DEWANTARAKepala Biro PengadaanHead of Procurement Bureau

RIZA FAHMIKepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko& GCGHead of Bureau of Company’s RiskPerformance Management & GCG






Profil Dewan PengawasSupervisory Board Profile

NOVIE RIYANTO R.Ketua Dewan PengawasChair of the Supervisory Board

Periode JabatanTermofOffice

20 Maret 2020 s.d 19 Maret 2025, Periode Pertama

March 20, 2020 to March 19, 2025, First Period

Data PribadiPersonal Data

Warga negara Indonesia; Usia 54 tahunKelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 11 November 1966

Indonesian citizens; 54 years oldBorn in Pekalongan, Central Java on November 11, 1966

DomisiliDomicile

Tangerang, Banten, Indonesia. Tangerang, Banten, Indonesia.

Riwayat Penunjukan dan Dasar HukumAppointment History and Legal Basis

Menjabat Ketua Dewan Pengawas berdasarkan SK Menteri BUMN No. SK-89/MBU/03/2020 tanggal 20 Maret 2020 untuk masa jabatan hingga 5 (lima) tahun ke depan. Jabatan ini merupakan periode yang pertama, sebelumnya beliau tidak pernah menjabat dalam jajaran Dewan Pengawas Perusahaan.

Serving as Chair of the Supervisory Board based on the Minister of SOE Decree No.SK-89/MBU/03/2020 dated March 20, 2020 for the term of office for up to 5 (five) years. This position is the first period, he has never previously served as the Board of Supervisors of the Company.

PendidikanEducation

• Magister (S2) bidang Aeronautical Exploitation dari Ecole Nationale de L’aviation Civile (ENAC), Toulouse, Prancis (1998).

• Sarjana (S1) Teknik Geodesi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1991).

• Master (S2) in Aeronautical Exploitation from the Ecole Nationale de L'aviation Civile (ENAC), Toulouse, France (1998).

• Bachelor (S1) in Geodetic Engineering from Gadjah Mada University, Yogyakarta (1991).






Riwayat ProfesiProfessional History

Sebelum menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas, beliau merupakan Direktur Utama Perusahaan yang diangkat pada 2 Maret 2017. Beliau memulai karir dalam dunia penerbangan sipil khususnya di lingkungan Kementerian Perhubungan sebagai Kepala Standardisasi Bagian Navigasi Penerbangan, Direktorat Keselamatan Penerbangan (2001-2006); Deputi Direktur Sistem dan Tata Cara Navigasi Penerbangan, Direktorat Keselamatan Penerbangan (2006-2009); Deputi Direktur Standardisasi dan Sertifikasi Navigasi Penerbangan, Direktorat Navigasi Penerbangan (2009-2014); Kepala Daerah Kewenangan II Medan (2014-2015); dan Direktur Navigasi Penerbangan, Kementerian Perhubungan (2015-2016). Beliau juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (2020-sekarang).

Prior to serving as the Chair of the Supervisory Board, he was the President Director of the Company who was appointed on March 2, 2017. He started his career in the world of civil aviation, especially within the Ministry of Transportation as Head of Standardization for Air Navigation Section, Directorate of Air Safety (2001-2006); Deputy Director of Air Navigation Systems and Procedures, Directorate of Air Safety (2006-2009); Deputy Director of Standardization and Certification of Air Navigation, Directorate of Air Navigation (2009-2014); Head of Regional Authority II Medan (2014-2015); and Director of Air Navigation, Ministry of Transportation (2015-2016). He also serves as Director General of Civil Aviation at the Ministry of Transportation (2020-present).

Rangkap JabatanConcurrent Position

Menjabat sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (2020-sekarang).

Serving as Director General of Civil Aviation at the Ministry of Transportation (2020-present).

Hubungan AfiliasiAffiliation

Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Dewan Pengawas lainnya maupun dengan Direksi. Namun, beliau memiliki hubungan afiliasi dengan Pemilik Modal Perusahaan, Pemerintah Indonesia, melalui rangkap jabatan pada Kementerian Perhubungan selaku kementerian teknis.

Having no affiliation with other Supervisory Boards or with the Board of Directors. However, he has an affiliation with the Indonesian Government as the Company’s Shareholders through his concurrent position at the Ministry of Transportation as the technical ministry.






ELFI AMIRAnggota Dewan PengawasMember of the Supervisory Board


28 September 2018 - 27 September 2023, Periode Pertama.

September 28, 2018 to September 27, 2023, First Period


Warga negara Indonesia; Usia 59 tahunKelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, 29 Desember 1961

Indonesian citizens; 59 years oldBorn in Bukittinggi, West Sumatra on December 29, 1961

DomisiliDomicile

Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia. Central Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.


Menjabat Anggota Dewan Pengawas berdasarkan SK Menteri BUMN No. SK-249/MBU/09/2018 tanggal 28 September 2018 untuk masa jabatan hingga 5 (lima) tahun ke depan. Jabatan ini merupakan periode yang pertama, sebelumnya beliau tidak pernah menjabat dalam jajaran Dewan Pengawas Perusahaan.

Serving as Member of the Supervisory Board based on the Minister of SOE Decree No.SK-249/MBU/09/2018 dated September 28, 2018 for a term of office for up to 5 (five) years. This position is the first period, he has never previously served as the Board of Supervisors of the Company.

PendidikanEducation

• Magister (S2) Manajemen dari STIE IMMI Jakarta (2002).

• Sarjana (S1) Ekonomi jurusan Manajemen dari Universitas Terbuka Jakarta (2002).

• Diploma (D4) Ahli Lalu Lintas Udara di Curug, Tangerang (2000).

• Master (S2) in Management from STIE IMMI Jakarta (2002).

• Bachelor (S1) of Economics majoring in Management from the Jakarta Open University (2002).

• Diploma (D4) of Air Traffic Expert from Curug, Tangerang (2000).







Sebelumnya beliau bertugas sebagai Kasubdit Personel Navigasi Penerbangan (2013-2018); Kabandara Juwata-Tarakan (2018), Direktur Navigasi Penerbangan (2018-2019), Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali (2019-2020), dan Direktur Keamanan Penerbangan Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (2020-sekarang).

Previously he served as Head of Sub-Directorate of Air Navigation Personnel (2013-2018); Juwata-Tarakan Airport (2018), Director of Air Navigation (2018-2019), Head of Airport Authority Region IV Denpasar (2019-2020), and Director ofAviation Security, Directorate of Civil Aviation, Ministry of Transportation (2020-present)


Menjabat sebagai Direktur Keamanan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (2020-sekarang).

Serving as Director of Aviation Security at the Directorate General of Civil Aviation of the Ministry of Transportation (2020-present).


Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Dewan Pengawas lainnya maupun dengan Direksi. Namun, beliau memiliki hubungan afiliasi dengan Pemilik Modal Perusahaan, Pemerintah Indonesia, melalui rangkap jabatan pada Kementerian Perhubungan selaku kementerian teknis.

Having no affiliation with other Supervisory Boards or with the Board of Directors. However, he has an affiliation with the Indonesian Government as the Company’s Shareholders through his concurrent position at the Transportation of Ministry as the technical ministry.






TRI WAHYUNINGSIH RETNO MULYANIAnggota Dewan PengawasMember of the Supervisory Board


30 Mei 2018 s.d 29 Mei 2023, Periode Pertama May 30, 2018 to May 29, 2023, First Period


Warga negara Indonesia; Usia 55 tahunKelahiran Purwokerto, Jawa Tengah, 4 Maret 1965

Indonesian citizens; 55 years oldBorn in Purwokerto, Central Java on March 4, 1965

DomisiliDomicile

Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia. Banjarnegara, Central Java, Indonesia.


Menjabat Anggota Dewan Pengawas berdasarkan SK Menteri BUMN No. SK-145/MBU/05/2018 tanggal 30 Mei 2018 untuk masa jabatan hingga 5 (lima) tahun ke depan. Jabatan ini merupakan periode yang pertama, sebelumnya beliau tidak pernah menjabat dalam jajaran Dewan Pengawas Perusahaan.

Serving as Member of the Supervisory Board based on the Minister of SOE Decree No.SK-145/MBU/05/2018 dated May 30, 2018 for a term of office for up to 5 (five) years. This position is the first period, she has never previously served as the Board of Supervisors of the Company.

PendidikanEducation

• Magister (S2) Ilmu Hukum dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung (2004)

• Sarjana (S1) Hukum dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto (1989).

• Master (S2) in Law from Chatolic Parahyangan University, Bandung (2004)

• Bachelor (S1) of Law from Jenderal Sudirman University, Purwokerto (1989).


Berkarir di Kementerian Keuangan, khususnya pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Beberapa jabatan yang pernah diemban adalah Kepala Kanwil DJKN Kalimantan Timur (2014-2016) dan Tenaga Pengkaji Optimalisasi Kekayaan Negara (2016-2017). Saat ini menjabat Direktur Hukum dan Hubungan Masyarakat (2017-sekarang).

Having career in the Ministry of Finance, especially at the Directorate General of State Assets. Some of the positions that have been held are Head of the East Kalimantan DJKN Regional Office (2014-2016) and Researcher on Optimization of State Assets (2016-2017). Currently serves as Director of Law and Public Relations (2017-present).


Menjabat sebagai Direktur Hukum dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (2017-sekarang).

Serving as Director of Law and Public Relations of the Directorate General of State Assets, Ministry of Finance (2017-present).


Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Dewan Pengawas lainnya maupun dengan Direksi. Namun, beliau memiliki hubungan afiliasi dengan Pemilik Modal Perusahaan, Pemerintah Indonesia, melalui rangkap jabatan pada Kementerian Keuangan.

Having no affiliation with other Supervisory Boards or with the Board of Directors. However, she has an affiliation with the Indonesian Government as the Company’s Shareholders through her concurrent position at the Ministry of Finance.






DARYATMOAnggota Dewan PengawasMember of the Supervisory Board


8 Januari 2019 s.d 7 Januari 2024, Periode Pertama

January 8, 2019 to January 7, 2024, First Period


Warga negara Indonesia. Usia 65 tahunKelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 10 April 1955

Indonesian citizens. 65 years oldBorn in Wonogiri, Central Java on April 10, 1955

DomisiliDomicile

Bogor, Jawa Barat, Indonesia Bogor, West Java, Indonesia


Menjabat Anggota Dewan Pengawas berdasarkan SK Menteri BUMN No. SK-14/MBU/01/2019 tanggal 8 Januari 2019 untuk masa jabatan hingga 5 (lima) tahun ke depan. Jabatan ini merupakan periode yang pertama, sebelumnya beliau tidak pernah menjabat dalam jajaran Dewan Pengawas Perusahaan.

Serving as Member of the Supervisory Board based on the Minister of SOE Decree No. SK-14/MBU/01/2019 dated January 8, 2019 for a term of office for up to 5 (five) years. This position is the first period, he has never previously served as the Board of Supervisors of the Company.

PendidikanEducation

• Sarjana (S1) Ilmu Politik dari Universitas Terbuka Kota Tangerang Selatan (1999)

• Program Pendidikan Reguler Angkatan Lemhannas (2005)

• Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (1999)

• Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (1994)

• Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (1987)

• Pendidikan Akademi Angkatan Udara (1978)

• Bachelor (S1) in Political Science from the Open University of South Tangerang City (1999)

• National Defense Institute of the Republic of Indonesia (Lemhannas) Forces Regular Education Program (2005)

• Staff and Command of TNI School (1999)

• Air Force Command and Staff College (1994)

• Air Force Unit Command School (1987)

• Air Force Academy Education (1978)


Berkarir di TNI Angkatan Udara (AU), beberapa jabatan yang pernah diemban adalah Kadispen AU (2006-2007), Kadis Persau (2007-2009), Dankodikau (2009-2010), Aspers Panglima TNI (2010-2011), KaBasarnas (2011-2012), Kasum TNI (2012-2013), dan Pati Mabes AU (2013).

Having career at Indonesian Air Force (TNI-AU), several positions that have been held are Kadispen AU (2006-2007), Kadis Persau (2007-2009), Dankodikau (2009-2010), Aspers Commander of the TNI (2010-2011), KaBasarnas (2011-2012), Kasum TNI (2012-2013), and Pati Headquarters Air Force (2013).


Tidak memiliki rangkap jabatan. Having no concurrent position.


Tidak memiliki hubungan afiliasi baik dengan Pemilik Modal, Dewan Pengawas lainnya maupun dengan Direksi.

Having no affiliation with other Supervisory Boards or with the Board of Directors.






ANINDITA EKA WIBISONO

Anggota Dewan PengawasMember of the Supervisory Board


6 Juli 2020 s.d 5 Juli 2025, Periode Pertama July 6, 2020 to July 5, 2025, First Period


Warga negara Indonesia; Usia 35 tahunKelahiran Jakarta, 4 Januari 1985

Indonesian citizens. 35 years oldBorn in Jakarta on January 4, 1985

DomisiliDomicile

Depok, Jawa Barat, Indonesia. Depok, West Java, Indonesia.


Menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas berdasarkan SK Menteri BUMN No. SK-227/MBU/07/2020 tanggal 6 Juli 2020 untuk masa jabatan hingga 5 (lima) tahun ke depan. Jabatan ini merupakan periode yang pertama, sebelumnya beliau tidak pernah menjabat dalam jajaran Dewan Pengawas Perusahaan.

Serving as a Member of the Supervisory Board based on the Minister of SOE Decree No. SK-227/MBU/07/2020 dated July 6, 2020 for a term of office for up to 5 (five) years. This position is the first period, he has never previously served as the Board of Supervisors of the Company.

PendidikanEducation

• Magister (S2) Manajemen dari Universitas Indonesia (2015).

• Sarjana (S1) Ekonomi jurusan Akuntasi dari Universitas Indonesia (2009).

• Masters (S2) in Management from the University of Indonesia (2015).

• Bachelor (S1) of Economics majoring in Accounting from the University of Indonesia (2009).


Berkarir di Kementerian BUMN, dengan beberapa jabatan yang pernah diemban adalah Plt. Kepala Bidang Restrukturisasi BUMN (2019), Kepala Bidang Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan IIb (2020), dan Plt. Asisten Deputi Bidang Asuransi dan Jasa Lainnya (2020-sekarang). Selain itu pernah menduduki jabatan di BUMN sebagai Anggota Dewan Komisaris PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) (2016-2019) dan Direktur Finance and Human Capital PT Indonesia Comnets Plus (anak Perusahaan PT PLN (Persero)) (Juli 2019 - April 2020).

Having career in the Ministry of SOE, with several positions, such as Acting Head of SOE Restructuring Division (2019), Head of Financial Services, Survey Services, and Consultant IIb (2020), and Acting Assistant Deputy for Insurance and Other Services (2020-present). He also held positions in SOE as Member of the Board of Commissioners of PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) (2016-2019) and Director of Finance and Human Capital Director at PT Indonesia Comnets Plus (a subsidiary of PT PLN (Persero)) (2019 Juli - 2020 April)


Menjabat sebagai Plt. Asisten Deputi Bidang Asuransi dan Jasa Lainnya Kementerian BUMN (2020-sekarang).

Serving as Acting Assistant Deputy for Insurance and Other Services at the Ministry of SOE (2020-present).


Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Dewan Pengawas lainnya maupun dengan Direksi. Namun, beliau memiliki hubungan afiliasi dengan Pemilik Modal Perusahaan, Pemerintah Indonesia, melalui rangkap jabatan pada Kementerian BUMN selaku kuasa pemilik modal.

Having no affiliation with other Supervisory Boards or with the Board of Directors. However, he has an affiliation with the Indonesian Government as the Company’s Shareholders through his concurrent position at the Ministry of SOE as the authorized shareholders.






Profil DireksiBoard of Directors Profile



JabatanPosition

Masa JabatanTerm of Office

Mohamad Pramintohadi Sukarno Direktur UtamaPresident Director

4 Mei 2020 s.d 3 Mei Maret 2025May 4, 2020 to May 3, 2025

Mokhammad Khatim Direktur OperasiDirector of Operations

13 Juni 2019 s.d 12 Juni 2024 June 13, 2019 to June 12, 2024

Bambang Rianto Direktur Keselamatan, Keamanan, dan StandarisasiDirector of Safety, Security, and Standardization


Ahmad Nurdin Aulia Direktur TeknikDirector of Engineering

25 Mei 2018 s.d 24 Mei 2023May 25, 2018 to May 24, 2023

Bagus Sunjoyo Direktur SDM dan UmumDirector of Human Resources and General Affairs

10 Agustus 2020 s.d 9 Agustus 2025 August 10, 2020 to August 9, 2025

Hendroyono Direktur KeuanganDirector of Finance







MOHAMAD PRAMINTOHADI SUKARNODirektur UtamaPresident Director




Warga negara Indonesia; Usia 57 tahunKelahiran Yogyakarta, 21 Mei 1963

Indonesian citizens; 57 years oldBorn in Yogyakarta on May 21, 1963

Domisili/Domicile Tangerang Selatan, Banten, Indonesia. South Tangerang, Banten, Indonesia.


Menjabat Direktur Utama berdasarkan SK Menteri Negara BUMN No. SK-135/MBU/05/2020 tanggal 4 Mei 2020 untuk masa jabatan hingga 5 (lima) tahun ke depan. Jabatan ini merupakan periode yang pertama, sebelumnya beliau tidak pernah menjabat dalam jajaran Direksi Perusahaan.

Serving as President Director based on the Minister of SOE Decree No. SK-135/MBU/05/2020 dated May 4, 2020 for a term of office for up to 5 (five) years. This position is the first period, he has never previously served as the Board of Directors of the Company.

PendidikanEducation

• Magister (S2) bidang Transportasi dari Institut Teknologi Bandung (1993).

• Sarjana (S1) Teknik Sipil dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (1987)

• Master (S2) in Transportation from the Bandung Institute of Technology (1993).

• Bachelor (S1) in Civil Engineering from Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya (1987).


Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama Perusahaan, beliau pernah menduduki beberapa posisi penting antara lain sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI (2015-2016), Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI (2018), Direktur Bandar Udara (2018-2019) dan Staf Ahli Bidang Teknologi, Lingkungan dan Energi Perhubungan Kementerian Perhubungan RI (2020).

Prior to serving as the Company's President Director, he held several important positions including Secretary of the Directorate General of Civil Aviation of the Indonesian Ministry of Transportation (2015-2016), Acting Director General of Civil Aviation of the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia (2018), Airport Director (2018-2019), and Expert Staff for Technology, Environment and Energy Transportation of the Indonesian Ministry of Transportation (2020).


Tidak memiliki rangkap jabatan. Having no concurrent positions.


TidakmemilikihubunganafiliasidenganPemilikModal, dengan Dewan Pengawas, maupun dengan Direksi lainnya.

Having no affiliation with the Shareholders, with the Supervisory Board, or with other Board of Directors.






MOKHAMMAD KHATIMDirektur OperasiDirector of Operations


13 Juni 2019 s.d 12 Juni 2024, Periode Pertama June 13, 2019 to June 12, 2024, First Period


Warga negara Indonesia; Usia 54 tahunKelahiran Kudus, 12 Maret 1966

Indonesian citizens; 54 years oldBorn in Kudus on March 12, 1966

DomisiliDomicile

Tangerang, Banten, Indonesia. Tangerang, Banten, Indonesia.


Menjabat Direktur Operasi berdasarkan SK Menteri BUMN No. SK-136/MBU/06/2019 tanggal 13 Juni 2019 untuk masa jabatan hingga 5 (lima) tahun ke depan. Jabatan ini merupakan periode yang pertama, sebelumnya beliau tidak pernah menjabat dalam jajaran Direksi Perusahaan.

Serving as Director of Operations based on the Minister of SOE Decree No. SK-136/MBU/06/2019 dated June 13, 2019 for a term of office for up to 5 (five) years. This position is the first period, he has never previously served as the Board of Directors of the Company.

PendidikanEducation

• Gelar Manajemen SDM dari Universitas Mahasaraswati Denpasar (2002).

• Diploma (D4) Ahli Lalu Lintas Udara dari STPI Curug (2008).

• Bachelor of Human Resources Management Degree from Mahasaraswati University (2002).

• Diploma (D4) of Air Traffic Expert from STPI Curug (2008).


Memulai karir sebagai Asisten Kepala Biro Bidang Keselamatan pada Biro Manajemen Risiko Kantor Pusat PT Angkasa Pura I (2012), Safety Management System Department Head Kantor Pusat PT Angkasa Pura I (2013). Kemudian bergabung di AirNav Indonesia bersama pendirian AirNav Indonesia di tahun 2013, sebagai Operational and System Risk Analysis Management Manager Kantor Pusat (2013), Finance & Adm Manager Cabang Surabaya (2013-2014), Finance & Adm Manager Cabang JATSC Perum LPPNPI (2014- 2016), HRMS & People Planning Senior Manager Kantor Pusat Perum LPPNPI (2016), Kepala Divisi Organisasi & Pengembangan Personalia Kantor Pusat Perum LPPNPI (2016-2018), dan General Manager Cabang Surabaya (2018-2019).

Started his career as an Assistant to the Head of Safety Division at the Risk Management Bureau at theHeadOfficeofPTAngkasaPuraI(2012),theHead of Safety Management System Department attheHeadOfficeofPTAngkasaPuraI(2013).Then joined AirNav with the establishment of AirNav in 2013, as Manager of Operational and SystemRiskAnalysisManagementatHeadOffice(2013), Manager of Finance & Administration at Surabaya Branch (2013-2014), Manager of Finance & Administration at JATSC Perum LPPNPI Branch (2014-2016), Manger of HRMS & People Planning Senior at Perum LPPNPI Head Office(2016),HeadofOrganization&PersonnelDevelopment Division of Perum LPPNPI Head Office (2016-2018), and General Manager ofSurabaya Branch (2018-2019).


Tidak memiliki rangkap jabatan. Having no concurrent positions









BAMBANG RIANTODirektur Keselamatan, Keamanan dan StandardisasiDirector of Safety, Security, and Standardization




Warga negara Indonesia, Usia 58 tahunKelahiran Jakarta, 17 Mei 1962

Indonesian citizens; 58 years oldBorn in Jakarta on May 17, 1962

DomisiliDomicile

Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Makassar, South Sulawesi, Indonesia.


Menjabat Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi berdasarkan SK Menteri Negara BUMN No. SK-135/MBU/05/2020 tanggal 4 Mei 2020 untuk masa jabatan hingga 5 (lima) tahun ke depan. Jabatan ini merupakan periode yang pertama, sebelumnya beliau tidak pernah menjabat dalam jajaran Direksi Perusahaan.

Serving as Director of Safety, Security, and Standardization based on the Minister of SOE Decree No. SK-135/MBU/05/2020 dated May 4, 2020 for a term of office for up to 5 (five) years. This position is the first period, he has never previously served as the Board of Directors of the Company.

PendidikanEducation

• Magister (S2) dari STIA LAN Makassar (2010).

• Sarjana (S1) dari STIA LAN Makassar (2008).

• Diploma 3 (D3) PLLU dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug (1998).

• Master of Public Economic Management from STIA LAN Makassar (2010).

• Bachelor of Public Economic Management from STIA LAN Makassar (2008).

• Diploma 3 of PLLU from the Indonesian College of Aviation Curug (1998).


Memulai karir di Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (Senopen) Ujung Pandang sebagai Anggota Flight Service (1984-1990) dan Supervisor Flight Service (1990-1994), kemudian bergabung di PT Angkasa Pura I Bandara Hasanuddin (1994-2006), AP I - Pusat Pengendalian Lalu Lintas Penerbangan Makassar (PPLLPM) (2007-2010, 2011-2013) dan Kantor Pusat (2010-2011), hingga bergabung di Perusahaan sejak tahun 2013 dengan beberapa jabatan yang pernah diemban adalah Deputy GM of ATS Operation MATSC (2013), Pts. General Manager MATSC (2013-2014), General Manager MATSC (2014-2015), dan General Manager JATSC (2015-2020).

He started career at the Air Navigation Safety Operations Center (Senopen) Ujung Pandang as Member of Flight Service (1984-1990) and Supervisor Flight Service (1990-1994), then joined PT Angkasa Pura I Hasanuddin Airport (1994-2006), AP I - Pusat Pengendalian Lalu Lintas Penerbangan Makassar (PPLLPM) (2007-2010, 2011-2013) and Head Office (2010-2011), until joining the Company in 2013 with several position, such as Deputy GM of ATS Operation MATSC (2013), Pts. General Manager of MATSC (2013-2014), General Manager of MATSC (2014-2015), and General Manager of JATSC (2015-2020).











AHMAD NURDIN AULIADirektur TeknikDirector of Engineering




Warga negara Indonesia; Usia 56 tahunKelahiran Madiun, 3 Oktober 1964

Indonesian citizens; 56 years oldBorn in Madiun on October 3, 1964

DomisiliDomicile

Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia. South Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.


Menjabat Direktur Teknik berdasarkan SK Menteri Negara BUMN No. SK-141/MBU/05/2018 tanggal 25 Mei 2018 untuk masa jabatan hingga 5 (lima) tahun ke depan. Jabatan ini merupakan periode yang pertama, sebelumnya beliau tidak pernah menjabat dalam jajaran Direksi Perusahaan.

Serving as Director of Engineering based on the Decree of the Minister of State-Owned Enterprises No.SK-141/MBU/05/2018 dated May 25, 2018 for a term of office for up to 5 (five) years. This position is the first period, he has never previously served as the Board of Directors of the Company.

PendidikanEducation

• Magister (S2) Teknik Informatika dari Universite Aix Marseilles III Perancis (2000).

• Sarjana (S1) Teknik Elektro dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (1993).

• Masters of Informatics Engineering from Universite Aix Marseilles III France (2000).

• Bachelor of Electrical Engineering from the Sepuluh Nopember Institute of Technology, Surabaya (1993).


Berkarir di lingkungan Kementerian Perhubungan dengan beberapa posisi penting antara lain sebagai Kabid Keamanan, Angkutan Udara dan Kelaikan Udara Kantor Otoban IV-Bali (2015); Kepala Sub Direktorat Komunikasi Penerbangan, Dit. Navigasi Penerbangan (2015-2016); dan Kepala Sub Direktorat Teknik Navigasi Penerbangan, Dit. Navigasi Penerbangan (2016-2017).

Having career within the Ministry of Transportation with several important positions including Head of Security, Air Transport and Airworthiness of Otoban IV-Bali Office (2015); Head of Sub-Directorate of Aeronautical Communication, Directorate of Air Navigation (2015-2016); and Head of Sub-Directorate of Air Navigation Engineering, Directorate of Air Navigation (2016-2017).











BAGUS SUNJOYODirektur Sumber Daya Manusia dan UmumDirector of Human Resources and General Affairs


10 Agustus 2020 s.d 9 Agustus 2025, Periode Pertama

August 10, 2020 to August 9, 2025, First Period


Warga negara Indonesia; Usia 58 tahunKelahiran Blitar, 14 Agustus 1962

Indonesian citizens; 58 years oldBorn in Blitar on August 14, 1962

DomisiliDomicile

Tangerang, Banten, Indonesia. Tangerang, Banten, Indonesia


Menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum berdasarkan SK Menteri BUMN No. SK-267/MBU/08/2020 tanggal 10 Agustus 2020 untuk masa jabatan hingga 5 (lima) tahun ke depan. Jabatan ini merupakan periode yang pertama, sebelumnya beliau tidak pernah menjabat dalam jajaran Direksi Perusahaan.

Serving as Director of Human Resources and General Affairs based on the Minister of SOE Decree No.SK-267/MBU/08/2020 dated August 10, 2020 for a term of office for up to 5 (five) years. This position is the first period, he has never previously served as the Board of Directors of the Company.

PendidikanEducation

• Magister (S2) Manajemen dari STIE IPWI Jakarta (1999).

• Sarjana (S1) Teknik Logistik Penerbangan dari STT Dirgantara Jakarta (1997).

• Masters of Management from STIE IPWI Jakarta (1999).

• Bachelor of Aviation Logistics Engineering from STT Dirgantara Jakarta (1997).


Beliau pernah menduduki beberapa posisi penting di lingkungan Kementerian Perhubungan antara lain sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Sertifikasi dan Kelaikan Udara (2002-2005), Kepala Bidang Keamanan Kantor Administrasi Bandar Udara Juanda Surabaya (2005-2008), Kepala Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (2008-2013), Kepala Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (2013-2016), Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah I Kelas Utama – Soekarno Hatta (2016-2019) dan Direktur Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (2019-2020).

He held several important positions within the Ministry of Transportation, including as Head of Sub Division of Administration of the Directorate of Certification and Airworthiness (2002-2005), Head of Security Division of Juanda Airport Surabaya Administration Office (2005-2008), Head of Aviation Facilities Calibration Center ( 2008-2013), Head of the Aviation Facilities Calibration Center (2013-2016), Head of the First Class Airport Authority Office - Soekarno Hatta (2016-2019) and Director of Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (2019-2020).




Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Pemilik Modal, dengan Dewan Pengawas, maupun dengan Direksi lainnya.







HENDROYONODirektur KeuanganDirector of Finance




Warga negara Indonesia; Usia 61 tahunKelahiran Yogyakarta, 9 November 1959

Indonesian citizens; 61 years oldBorn in Yogyakarta on November 9, 1959

DomisiliDomicile

Tangerang Selatan, Banten, Indonesia. South Tangerang, Banten, Indonesia


Menjabat Direktur Keuangan berdasarkan SK Menteri Negara BUMN No. SK-141/MBU/05/2018 tanggal 25 Mei 2018 untuk masa jabatan hingga 5 (lima) tahun ke depan. Jabatan ini merupakan periode yang pertama, sebelumnya beliau tidak pernah menjabat dalam jajaran Direksi Perusahaan.

Serving as Director of Finance based on the Decree of the Minister of State-Owned Enterprises No.SK-141/MBU/05/2018 dated May 25, 2018 for a term of office for up to 5(five) years. This position is the first period, hehas never previously served as the Board of Directors of the Company.

PendidikanEducation

• Pascasarjana (S2) Akuntansi dari University of Illinois, Amerika Serikat (1997).

• Sarjana (S1) Ekonomi jurusan Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1985

• Postgraduate in Accounting from the University of Illinois, USA (1997).

• Bachelor of Economics majoring in Accounting from Gadjah Mada University in 1985


Pengalaman kerja beliau mencakup beberapa posisi penting, antara lain sebagai Vice President Treasury Direktorat Keuangan di PT Pertamina (2006), Vice President Enterprise Risk Management di PT Pertamina (2008), Direktur Keuangan dan Jasa Korporat di PT Tugu Pratama Indonesia (2012), Finance & Business Support Director di PT Pertamina Gas (2015), Direktur Keuangan, Investasi & IT di PT. Asuransi Jiwasraya (2018).

Having experience on several important positions, including as Vice President Treasury at the Directorate of Finance at PT Pertamina (2006), Vice President Enterprise Risk Management at PT Pertamina (2008), Director of Finance and Corporate Services at PT Tugu Pratama Indonesia (2012), Finance & Business Support Director at PT Pertamina Gas (2015), Director of Finance, Investment & IT at PT. Asuransi Jiwasraya (2018).


Tidak memiliki rangkap jabatan. Has no concurrent positions.



HavingnoaffiliationwiththeShareholders,withthe Supervisory Board, or with other Board of Directors.






Demografi Karyawan dan Pengembangan KompetensiEmployee Demography and Competence Development

DEMOGRAFI KARYAWANKaryawan AirNav Indonesia terdiri dari karyawan berstatus tetap dan tidak tetap. Per 31 Desember 2020, jumlah karyawan Perusahaan sebanyak 5.109 orang, mengalami penurunan dari jumlah karyawan pada 2019 sebanyak 5.117 orang. Penurunan ini disebabkan adanya karyawan AirNav Indonesia yang memasuki masa pensiun, serta kebijakan AirNav Indonesia untuk tidak melakukan penerimaan karyawan baru di tahun 2020.

Perkembangan jumlah dan demografi karyawanPerusahaan dapat dilihat di bawah ini.

Jumlah Karyawan 2016-2020Number of Employees in 2016-2020

Orang/ Person

2016 2017 2018 2019 2020

5.1095.1175.150

4.264

3.715

6.000

5.500

5.000

4.500

4.000

3.500

3.000

2.500

2.000

1.500

1.000

500

Komposisi Karyawan Berdasarkan Level Organisasi/Grade Jabatan (orang)Employee Composition Based on Organizational Level/Positional Grade (person)

Level Organisasi/ Grade Jabatan

Organizational Level/Positional Grade

2020 2019 Kenaikan (Penurunan)Increase (Decrease)

L P JumlahTotal

Komposisi (%)Composition L P Jumlah

TotalKomposisi (%)

CompositionSelisih

Difference %

19 18 - 18 0,36 20 - 20 0,39 (2) (10,00)

18 22 3 25 0,50 22 3 25 0,49 - 0,00

17 22 - 22 0,44 23 - 23 0,45 (1) (4,35)

16 136 9 145 2,90 139 9 148 2,89 (3) (2,03)

15 237 34 271 5,41 242 38 280 5,47 (9) (3,21)

14 407 114 521 10,41 416 116 532 10,40 (11) (2,07)

13 242 88 330 6,59 261 91 352 6,88 (22) (6,25)

12 237 131 368 7,35 245 130 375 7,33 (7) (1,87)

11 450 219 669 13,37 460 219 679 13,27 (10) (1,47)

10 1375 764 2139 42,74 1374 770 2144 41,90 (5) (0,23)

EMPLOYEE DEMOGRAPHICSEmployees of AirNav Indonesia consist of permanent and non-permanent employees. As of December 31, 2020, the number of employees of the Company was 5,109 employees, a decrease from the number of employees in 2019 of 5,117 employees. This decrease was due to retirement age, as well as AirNav's policy not to recruit new employees in 2020.

The development of the employees number and demographics of the Company is as follows:






Komposisi Karyawan Berdasarkan Level Organisasi/Grade Jabatan (orang)Employee Composition Based on Organizational Level/Positional Grade (person)

Level Organisasi/ Grade Jabatan

Organizational Level/Positional Grade


L P JumlahTotal


TotalKomposisi (%)

CompositionSelisih

Difference %

9 83 72 155 3,08 86 75 161 3,15 (7) (4,35)

8 204 98 302 6,03 206 99 305 5,96 (3) (0,98)

Tanpa/ Without Grade 32 9 41 0,82 62 11 73 1,43 (32) (43,84)

Sub Jumlah/ Sub-total 3.464 1.541 5.005 100,00 3.556 1.561 5.117 100,00 (112) (2,19)

Kodal TNI - AU * - - 104 - - - - - - -

Jumlah/ Total 5.109 5.117 (8) (0,16)

L = Laki-laki ; P = Perempuan

*) Kodal TNI-AU merupakan personel TNI-AU yang bertugas memberikan pelayanan Navigasi Penerbangan di bandara Enclave

Sipil.

Komposisi Karyawan Berdasarkan Status Karyawan (orang)Employee Composition Based on Employee Status (person)

Status KaryawanEmployee Status


L P JumlahTotal


TotalKomposisi (%)

CompositionSelisih

Difference %

KARYAWAN TETAP/ PERMANENT EMPLOYEES

• Karyawan Perum LPPNPI Employee of Perum LPPNPI

2.881 1.402 4.283 85,57 2881 1415 4.296 83,96 (13) (0,30)

• Perbantuan PT Angkasa Pura I (Persero)

Secondment employee of PT Angkasa Pura I (Persero)

1 - 1 0,02 1 - 1 0,02 - -

• Perbantuan PT Angkasa Pura II (Persero)

Secondment employee of PT Angkasa Pura I (Persero)

2 - 2 0,04 2 - 2 0,04 - -

• Perbantuan Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Civil Servants (PNS) Secondment employee

547 130 677 13,53 608 135 743 14,52 (66) (8,88)

Sub Jumlah KaryawanSub-Total Employee

3.431 1.532 4.963 99,16 3.492 1.550 5.042 98,53 (79) (1,57)

NON KARYAWAN/TIDAK TETAP/ NON EMPLOYEE/NON PERMANENT

• Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)Employment Agreement of Specified Time (PKWT)

12 2 14 0,28 37 3 40 0,78 (26) (65,00)

• Peserta Magang The Internship Participant

16 7 23 0,46 18 8 26 0,51 (3) (11,54)

• Penugasan/Assignment 5 - 5 0,10 7 - 7 0,14 (2) (28,57)

• Gugus Tugas/ Task Force - - - - 2 - 2 0,04 (2) -

Sub Jumlah Non Karyawan/Sub Total Non Employee

33 9 42 0,84 64 11 75 1,47 (33) (44,00)


Kodal TNI - AU * - - 104 - - - - - - -

Jumlah/ Total 5.109 5.117 (8) (0,16)


*) Kodal TNI- AU merupakan personel TNI-AU yang bertugas memberikan pelayanan Navigasi Penerbangan di bandara Enclave Sipil.

L = Male ; P = Female

*) Kodal TNI-AU is Indonesian Air Force (TNI-AU) personnel in charge of providing air navigation service at Enclave Sipil Airport








Karyawan Perusahaan didominasi oleh karyawan tetap yang terdiri dari karyawan Perusahaan, karyawan Perbantuan PT Angkasa Pura I (Persero), karyawan Perbantuan PT Angkasa Pura II (Persero) dan karyawan Perbantuan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Secara lebih rinci, karyawan Perusahaan merupakan yang terbesar dengan komposisi mencapai 85,57% dari total karyawan di tahun 2020. Hampir seluruh kategori status karyawan mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar pada Perbantuan PNS. Terdapat penambahan karyawan tidak tetap yaitu pada Gugus Tugas.

Komposisi Karyawan Berdasarkan Penugasan Lokasi Kerja (orang)Employee Composition Based on Assignment Work Location (person)

Lokasi Kerja/ CabangAssignment Work Location


L P JumlahTotal


TotalKomposisi (%)

CompositionSelisih

Difference %

Kantor Pusat/HeadOffice 378 187 565 11,29 396 193 589 11,51 (24) (4,07)

JATSC 438 214 652 13,03 438 207 645 12,61 7 1,09

MATSC 340 139 479 9,57 339 137 476 9,30 3 0,63

Medan 126 73 199 3,98 135 73 208 4,06 (9) (4,33)

Palembang 96 53 149 2,98 96 50 146 2,85 3 2,05

Yogyakarta 75 38 113 2,26 74 36 110 2,15 3 2,73

Surabaya 146 63 209 4,18 148 59 207 4,05 2 0,97

Denpasar 148 61 209 4,18 153 61 214 4,18 (5) (2,34)

Balikpapan 104 51 155 3,10 102 52 154 3,01 1 0,65

Sentani 152 42 194 3,88 153 43 196 3,83 (2) (1,02)

Pontianak 92 42 134 2,68 99 50 149 2,91 (15) (10,07)

Jambi 52 24 76 1,52 53 24 77 1,50 (1) (1,30)

Banda Aceh 41 28 69 1,38 41 30 71 1,39 (2) (2,82)

Pekanbaru 62 33 95 1,90 64 32 96 1,88 (1) (1,04)

Tanjung Pinang 85 32 117 2,34 93 34 127 2,48 (10) (7,87)

Batam 53 14 67 1,34 59 14 73 1,43 (6) (8,22)

Padang 32 15 47 0,94 37 20 57 1,11 (10) (17,54)

Pangkal Pinang 40 19 59 1,18 44 19 63 1,23 (4) (6,35)

Halim 29 31 60 1,20 31 32 63 1,23 (3) (4,76)

Bandung 55 23 78 1,56 51 24 75 1,47 3 4,00

Semarang 41 21 62 1,24 41 21 62 1,21 - 0,00

Solo 27 12 39 0,78 27 11 38 0,74 1 2,63

Banjarmasin 70 40 110 2,20 72 40 112 2,19 (2) (1,79)

Palangkaraya 33 12 45 0,90 33 16 49 0,96 (4) (8,16)

Tarakan 66 17 83 1,66 68 18 86 1,68 (3) (3,49)

Manado 101 37 138 2,76 104 37 141 2,76 (3) (2,13)

Kendari 47 20 67 1,34 48 20 68 1,33 (1) (1,47)

Lombok 49 28 77 1,54 51 29 80 1,56 (3) (3,75)

Kupang 83 37 120 2,40 85 39 124 2,42 (4) (3,23)

Ambon 70 21 91 1,82 71 22 93 1,82 (2) (2,15)

Wamena 29 12 41 0,82 34 12 46 0,90 (5) (10,87)

Nabire 41 9 50 1,00 43 9 52 1,02 (2) (3,85)

Sorong 65 20 85 1,70 67 21 88 1,72 (3) (3,41)

Merauke 58 13 71 1,42 61 14 75 1,47 (4) (5,33)

The Company employees are mostly permanent employees consisting of Company employees, secondment employee of PT Angkasa Pura I (Persero), secondment employee of PT Angkasa Pura II (Persero), and Civil Servants (PNS) secondment employee. In more detail, the Company employees are the largest with a composition of 85.57% of total employees in 2020. Almost all categories of employee status experienced a decline, with the largest decline in Civil Servant (PNS) secondment employee. There were additional non-permanent employees, assigned as the Task Force.






Komposisi Karyawan Berdasarkan Penugasan Lokasi Kerja (orang)Employee Composition Based on Assignment Work Location (person)

Lokasi Kerja/ CabangAssignment Work Location


L P JumlahTotal


TotalKomposisi (%)

CompositionSelisih

Difference %

Pusat Informasi Aeronautika Aeronautical Information Center

140 60 200 4,00 145 62 207 4,05 (7) (3,38)


Kodal TNI - AU * - - 104 - - - - - - -

Jumlah/ Total 5.109 5.117 (8) (0,16)


*) Kodal TNI- AU merupakan personel TNI-AU yang bertugas memberikan pelayanan Navigasi Penerbangan di bandara Enclave

Sipil.

Di tahun 2020, sebanyak 11,29% karyawan Perusahaan mendapatkan penempatan di kantor pusat, sebanyak 13,03% di Cabang JATSC, 9,57% di Cabang MATSC, 4,00% pada Pusat Informasi Aeronautika dan sisanya tersebar di 31 Cabang lainnya. Komposisi ini tidak mengalami perubahansignifikandibandingkantahunsebelumnya.

Komposisi Karyawan Berdasarkan Jabatan (orang)Employee Composition by Position (person)

JabatanPosition


L P JumlahTotal


TotalKomposisi (%)

CompositionSelisih

Difference %

Air Traffic Controller (ATC) 1085 615 1.700 33,97 1113 625 1.738 33,97 (38) (2,19)

Aeronautical Communication Officer

344 177 521 10,41 354 179 533 10,42 (12) (2,25)

Teknik/Engineering 894 248 1.142 22,82 915 248 1.163 22,73 (21) (1,81)

Aeronautical Information System (AIS) Officer

118 55 173 3,46 121 57 178 3,48 (5) (2,81)

Managerial 639 65 704 14,07 644 63 707 13,82 (3) (0,42)

Fungsional/ Functional 88 9 97 1,94 109 11 120 2,35 (23) (19,17)

Staf Administrasi/Administrative staff

291 372 663 13,25 298 378 676 13,21 (13) (1,92)

Masa Persiapan Pensiun/ Retirement Preparation Period

5 - 5 0,10 2 - 2 0,04 3 -


Kodal TNI - AU * - - 104 - - - - - - -

Jumlah/ Total 5.109 5.117 (8) (0,16)


*) Kodal TNI- AU merupakan personel TNI-AU yang bertugas memberikan pelayanan Navigasi Penerbangan di bandara Enclave Sipil.

Dalam struktur jabatan, sebanyak 33,97% karyawan Perusahaan bertugas pada fungsi kerja Air Traffic Controller (ATC). Hampir seluruh kategori jabatan karyawan mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar pada



In 2020, 11.29% of the Company's employees were positioned to the head office, 13.03% at JATSC Branch,9.57% at MATSC Branch, 4.00% at Aeronautical Information Center, and the rest spread over 31 other branches. This composition did not change significantlycompared to the previous year.


*) Kodal TNI-AU is Indonesian Air Force (TNI-AU) personnel in

charge of providing air navigation service at Enclave Sipil Airport

In the dassification structure, 33.97% of the Company'semployeesareassignedtotheAirTrafficController(ATC)work function. Almost all categories of employee positions experienced a decline, with the largest declines in ATC






ATC dan Fungsional. Terdapat penambahan karyawan yang memasuki masa pensiun.

Komposisi Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan (orang)Employee Composition Based on Education Level (person)

Tingkat PendidikanEducation Level


L P JumlahTotal


TotalKomposisi (%)

CompositionSelisih

Difference %

Strata 3 / Doctoral Degree - - - - 1 - 1 0,02 (1) -

Strata 2 / Master Degree 15 5 20 0,40 20 5 25 0,49 (5) (20,00)

Strata 1 / Bachelor Degree 435 290 725 14,49 450 292 742 14,50 (17) (2,29)

Diploma 4 / Associate Degree 314 72 386 7,71 326 73 399 7,80 (13) (3,26)

Diploma 3 / Three-Year Diploma 2.165 965 3.130 62,54 2.201 976 3.177 62,09 (47) (1,48)

Diploma 2 / Two-Year Diploma 311 107 418 8,35 330 110 440 8,60 (22) (5,00)

Diploma 1 / Diploma 43 8 51 1,02 44 8 52 1,02 (1) (1,92)

SMA / Senior High School 181 94 275 5,49 184 97 281 5,49 (6) (2,14)

< SMA / < Senior High School - - - - - - - - - -


Kodal TNI - AU * - - 104 - - - - - - -

Jumlah/ Total 5.109 5.117 (8) (0,16)


*) Kodal TNI- AU merupakan personel TNI AU yang bertugas memberikan pelayanan Navigasi Penerbangan di bandara Enclave

Sipil.

Berdasarkan latar belakang pendidikan, karyawan Perusahaan didominasi oleh karyawan dengan latar belakang pendidikan Diploma 3 (D3) di mana mayoritas karyawan AirNav Indonesia bekerja sebagai Pemandu Lalu Lintas Penerbangan. Seluruh kategori latar belakang pendidikan karyawan mengalami penurunan.

Komposisi Karyawan Berdasarkan Usia (orang)Employee Composition by Age (person)

Rentang UsiaAge Range


L P JumlahTotal


TotalKomposisi (%)

CompositionSelisih

Difference %

≥56tahun/years old 115 11 126 2,52 145 17 162 3,17 (36) (22,22)

51-55 tahun/ years old 109 9 118 3,98 203 12 215 4,20 (16) (7,44)

41-50 tahun/ years old 641 131 772 15,42 609 103 712 13,91 60 8,43

31-40 tahun/ years old 735 413 1148 22,94 651 333 984 19,23 164 16,67

21-30 tahun/ years old 1774 973 2747 54,89 1.937 1.088 3.025 59,12 (278) (9,19)

≤20tahun/ years old 9 4 13 0,26 11 8 19 0,37 (6) (31,58)


Kodal TNI - AU * - - 104 - - - - - - -

Jumlah/ Total 5.109 5.117 (8) (0,16)


*) Kodal TNI- AU merupakan personel TNI AU yang bertugas memberikan pelayanan Navigasi Penerbangan di bandara Enclave Sipil.

and Functional. There are additional employees entering retirement age.



Based on educational background, the Company's employees are mostly employees with Diploma 3 educational background where the majority of AirNav employeesworkasAirTrafficControl.Thereweredeclinein all categories of employee educational background.








Seperti terlihat pada tabel di atas, karyawan Perusahaan didominasi oleh yang berusia pada rentang 21-30 tahun. Terdapat kenaikan jumlah pada karyawan pada rentang usia 31-40 tahun dan 41-50 tahun.

Komposisi Karyawan Berdasarkan Gender/Jenis Kelamin (orang)Employee Composition by Gender (person)

Gender2020 2019 Kenaikan (Penurunan)

Increase (Decrease)

JumlahTotal

Komposisi (%)Composition

JumlahTotal

Komposisi (%)Composition

SelisihDifference

%

Laki-laki/ Male 3.464 69,21 3.556 69,49 (92) (2,59)

Perempuan/ Female 1.541 30,79 1.561 30,51 (20) (1,28)

Sub Jumlah/ Sub-total 5.005 100,00 5.117 100,00 (112) (2,19)

Kodal TNI - AU * 104 - - - - -

Jumlah/ Total 5.109 - 5.117 - (8) (0,16)


*) Kodal TNI- AU merupakan personel TNI-AU yang bertugas memberikan pelayanan Navigasi Penerbangan di bandara Enclave

Sipil.

Berdasarkan gender atau jenis kelamin, karyawan Perusahaan didominasi oleh karyawan laki-laki. Meskipun demikian, Perusahaan menjamin kesempatan dan kesetaraan yang sama bagi laki-laki dan perempuan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya untuk mengembangkan karier dan berkontribusi pada Perusahaan.

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN: PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI KARYAWANAirNav Indonesia memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh tiap individu pada masing-masing level untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan dirinya dengan mempertimbangkan pemetaan kondisi dan kebutuhan SDM dalam jangka panjang. Pelaksanaan pendidikan,pelatihan,dansertifikasidiselenggarakanolehinternal dan bekerja sama dengan lembaga eksternal yang memiliki wewenang serta kompetensi yang dibutuhkan.

Dengan mempertimbangkan kondisi keuangan Perusahaan, di tahun 2020 Perusahaan tidak melakukan penerimaan karyawan baru. Sebagai alternatif pengganti, Perusahaan melakukan pemenuhan kebutuhan melalui mutasi karyawan, peningkatan kompetensi SDM sebagaimana dibutuhkan dan alih fungsi. Mutasi dilakukan dengan pemindahan karyawan dari daerah traffic kurang padat ke daerah traffic lebih padat selama pandemi COVID-19 dan meningkatkan kompetensi SDM sesuai kebutuhan di lokasi baru.

Berikut ini pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan sertifikasiyangtelahdilakukanpadatahun2020.

As shown in the table, the Company employees are mostly aged between 21-30 years. Total employees in the age range of 31-40 years and 41-50 years increased.


*) Kodal TNI-AU is Indonesian Air Force (TNI-AU) personnel in

charge of providing air navigation service at Enclave Sipil Airport

Based on gender, the Company employees are mostly male employees. Nevertheless, the Company guarantees equal opportunities and equality for men and women following their competencies to develop careers and contribute to the Company.

EDUCATION AND TRAINING: COMPETENCY DEVELOPMENT PROGRAM FOR EMPLOYEEAirNav Indonesia provides equal opportunities for all individuals at each level to improve competence and develop themselves by mapping the conditions and human resource needs in the long term. The education, training,andcertificationarecarriedoutinternallyandincollaborationwithexternalinstitutionsthatarequalifiedandcertified.

Considering the financial condition, the Company didnot recruit new employees in 2020. As the alternative, the Company fulfills needs through employeemutation,improvement of HR competencies as needed, and transfer of functions. Mutations are by transfering employees from less traffic areas to more traffic areas during theCOVID-19 pandemic and increasing HR competencies as needed in new locations.

Thefollowingaretheeducation,training,andcertificationin 2020.






Jenis Pendidikan/Pelatihan/Sertifikasi dan Komposisi KepesertaanType of Education/Training/Certification and Composition of Participation.

Jenis Pendidikan/ Pelatihan/ Sertifikasi

Type of Education/Training/Certification

Tujuan Pendidikan/ Pelatihan/ SertifikasiPurpose of Education/Training/Certification

Level Jabatan yang Mengikuti Pendidikan/Pelatihan/Sertifikasi

Position Level Participating in the Education/Training/Certification

Komposisi Karyawan yang Telah Mengikuti Pendidikan/Pelatihan/

SertifikasiEmployee Composition Attended the

Education/Training/Certification

Pendidikan dan Pelatihan Diklat Managerial dan Non Mandatory

Untuk mengembangkan kemampuan dan kompetensi karyawan di lingkungan AirNav Indonesia

• Managerial = 388 orang, atau 38% dari jumlah keseluruhan peserta

• ACO =21 orang, atau atau 2,07% dari jumlah keseluruhan peserta

• ATC = 99 orang, atau 10% dari jumlah keseluruhan peserta

• Teknisi CNS dan Teknisi Support = 7% dari jumlah keseluruhan peserta

• AIS = 2 orang, atau 0,2% dari jumlah keseluruhan peserta

• Fungsional = 25 orang, atau 2,46% dari jumlah keseluruhan peserta

• Staf = 406 orang, atau 40% dari jumlah keseluruhan peserta

Total 1.015 orang atau 20% dari jumlah keseluruhan karyawan

Managerial and Non Mandatory Education and Training

To develop the capabilities and competencies of employees within AirNav Indonesia

• Managerial = 388 persons, or 38% of the total participants

• ACO = 21 persons or or 2.07% of the total number of participants

• ATC = 99 persons, or 10% of the total number of participants

• CNS Technicians and Support Technicians = 7% of the total number of participants

• AIS = 2 persons, or 0.2% of the total number of participants

• Functional = 25 persons, or 2.46% of the total number of participants

• Staff = 406 persons, or 40% of the total number of participants

A total of 1,015 persons or 20% of the total number of employees

Pelatihan Diklat Mandatory

Peningkatan kompetensi dan pemenuhan regulasi serta untuk sertifikasi SDM bagi karyawan operasional AirNav Indonesia dan pengayaan personil

• Managerial = 46 orang, atau 29% dari jumlah keseluruhan peserta

• ATC= 14 orang, atau 9% dari jumlah keseluruhan peserta

• ACO= 54 orang, atau 34% dari jumlah keseluruhan peserta

• Teknisi CNS dan Teknisi Support = 40 orang, atau 25% dari jumlah keseluruhan peserta

• Fungsional = 2 orang, atau 1,25% dari jumlah keseluruhan peserta

• Staf = 4 orang, atau 2,50% dari jumlah keseluruhan peserta

Total 160 orang atau 3,20 % dari jumlah keseluruhan karyawan

Mandatory Training Improvement of competence and compliance with regulations as well as for HR certification for AirNav operational employees and personnel enrichment

• Managerial = 46 persons, or 29% of the total participants

• ATC = 14 persons, or 9% of the total number of participants

• ACO= 54 persons, or 34% of the total participants

• CNS Technicians and Support Technicians = 40 persons, or 25% of the total number of participants

• Functional = 2 persons, or 1.25% of the total number of participants

• Staff = 4 persons, or 2.50% of the total number of participants

A total of 160 persons or 3.20% of the total number of employees

KegiatanSertifikasiSDM

Pelaksanaan kegiatan validasi sertifikasi SDM (IELP, Performance Check, Medical Examination, Pengujian Rating)

• ACO = 512 orang, atau 15% dari jumlah keseluruhan peserta

• ATC = 1693 orang, atau 48% dari jumlah keseluruhan peserta

• Teknik CNS = 699 orang, atau 20% dari jumlah keseluruhan peserta

• Teknik Support = 440 orang, atau 13% dari jumlah keseluruhan peserta

• AIS = 173 orang, atau 5% dari jumlah keseluruhan peserta

Total 3517 orang atau 70,27% dari jumlah keseluruhan karyawan






Jenis Pendidikan/Pelatihan/Sertifikasi dan Komposisi KepesertaanType of Education/Training/Certification and Composition of Participation.

Jenis Pendidikan/ Pelatihan/ Sertifikasi

Type of Education/Training/Certification

Tujuan Pendidikan/ Pelatihan/ SertifikasiPurpose of Education/Training/Certification

Level Jabatan yang Mengikuti Pendidikan/Pelatihan/Sertifikasi

Position Level Participating in the Education/Training/Certification

Komposisi Karyawan yang Telah Mengikuti Pendidikan/Pelatihan/

SertifikasiEmployee Composition Attended the

Education/Training/Certification

HRCertificationActivities

Implementation of HR certification validation activities (IELP, Performance Check, Medical Examination, Rating Testing)

• ACO = 512 persons, or 15% of the total number of participants

• ATC = 1,693 persons, or 48% of the total number of participants

• CNS technique = 699 persons, or 20% of the total number of participants

• Technical Support = 440 persons, or 13% of the total number of participants

• AIS = 173 persons, or 5% of the total number of participants

A total of 3,517 people or 70.27% of the total number of employees

Pada tahun 2020 Perusahaan merealisasikan biaya sebesar Rp23,45 miliar untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan pendidikan bagi karyawan yang terdiri dari biaya Diklat Mandatory sebesar Rp2,42 miliar, biaya Diklat Managerial dan Non Mandatory sebesar Rp1,76 miliar, dan biaya Sertifikasi sebesar Rp19,28miliar. Jumlah biaya ini menurun 75,10% dari realisasi tahun 2019 sebesar Rp94,20. miliar. Jika dibandingkan anggaran, realisasi biaya diklat bagi karyawan mampu menyerap 67,02%. Hal ini tak lepas dari kebijakan penyesuaian anggaran dalam melaksanakan diklat dan sertifikasi di masa pandemi COVID-19 yang menyebabkan kegiatan diklat dan sertifikasi dilaksanakan berdasarkan prioritas urgensinya.

Biaya Pendidikan dan PelatihanTraining and Education Cost

Realisasi 20202020 Realization (Rp-juta/million)

Anggaran 20202020 Budget

(Rp-juta/million)

Realisasi 20192019 Realization(Rp-juta/million)

Pencapaian Realisasi Terhadap Target 2020 (%)

Realization Achievement Against 2020 Target (%)

Realisasi 2020 Terhadap Realisasi 2019 (%)

2020 Realization Against 2019 Realization (%)

Biaya Pelatihan dan PendidikanTraining and Education Expenses

23.456 35.000 94.200 67,02% (75,10.%)

Lebih lanjut tentang pengelolaan aspek ketenagakerjaan dapat dilihat di bab Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di bagian

lain Laporan ini dan Laporan Keberlanjutan.

Further information on management of employment aspects is available in the Social and Environmental Responsibility chapter

in this Report.

In 2020, the Company spent Rp23.45 billion for employees training and education activities which consisted of Mandatory Training expenses of Rp2.42 billion, Managerial and Non-Mandatory Training expenses of Rp1.76 billion, and Certification expenses of Rp19.28 billion. This total cost decreased by 75.10 from Rp94.20 billion in 2019. When compared to the budget, the realization of training expenses for employees was able to absorb 67.02%. It is inseparable from the policy of budget adjustments in holding education and training and certification during the COVID-19 pandemic, which causes training and certification activities to be held following the priority urgency.






Perusahaan senantiasa memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh insan AirNav Indonesia untuk mengikuti sejumlah kegiatan pelatihan dan pengembangan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas masing-masing demi terealisasinya visi, misi, dan tujuan Perusahaan. Selain Dewan Pengawas dan Direksi, organ penting Perusahaan lainnya seperti organ pendukung Dewan Pengawas dan Direksi juga diarahkan untuk mengikuti sejumlah kegiatan pelatihan dan pengembangan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Rincian lebih lanjut mengenai kegiatan pelatihan dan pengembangan yang telah diikuti Dewan Pengawas, Direksi, serta organ pendukung Dewan Pengawas dan Direksi di sepanjang tahun 2020 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Nama dan JabatanName and Position

Materi Pendidikan dan PelatihanMaterial of Education and Training

PenyelenggaraOrganizer

DEWAN PENGAWAS / SUPERVISORY BOARD

Kindy Rinaldy Syahrir Anggota Dewan PengawasMember of Supervisory Board

Webinar: Peran Auditor Internal dalam Revitalisasi Perusahaan pada Masa & Pasca COVID-19Webinar: The Role of Internal Auditors in Company

Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA)

Harvard Business School Online: Leading With Finance Harvard Business School

DIREKSI / BOARD OF DIRECTOR

Di tahun 2020 tidak terdapat program pendidikan dan pelatihan bagi DireksiThere were no education and training programs for the Board of Directors in 2020

KOMITE AUDIT / AUDIT COMMITTEE

Yety Wulandari Anggota/ Member

Webinar: Peran Auditor Internal dalam Revitalisasi Perusahaan pada Masa & Pasca COVID-19Webinar: The Role of Internal Auditors in Company Revitalization During & Post COVID-19

Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA)

Diskusi Panel: Peran Auditor Internal, Komite Audit, dan Auditor Eksternal dalam ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti PenyuapanPanel Discussion: The Role of Internal Auditors, Audit Committees, and External Auditors in ISO 37001:2016 Anti-Bribery Management System

Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)

Pendidikan dan/atau Pelatihan Dewan Pengawas, Direksi serta Organ Pendukung Dewan Pengawas dan DireksiEducation and/or Training of The Supervisory Board, The Board of Directors, and Supporting Organs of The Supervisory Board and The Board of Directors

The Company always provides the widest opportunity for the entire AirNav Indonesia personnel to participate in several training and development activities to increase their respective competencies and capabilities for the realization of the Company's vision, mission, and goals. Apart from the Supervisory Board and the Board of Directors, other important Company organs such as supporting organs for the Supervisory Board and the Board of Directors are also directed to participate in a number of training and development activities following their individual needs.

Further details regarding the training and development activities that have been attended by the Supervisory Board, the Board of Directors, and the supporting organs of the Supervisory Board and the Board of Directors throughout 2020 can be seen in the table below:






Nama dan JabatanName and Position

Materi Pendidikan dan PelatihanMaterial of Education and Training


KOMITE MANAJEMEN RISIKO & GCG/ RISK MANAGEMENT & GCG COMMITTEE

Amran Alinuddin AnggotaMember

Webinar: Enterprise Risk Governance Master Class CRMS

Webinar: Membangun Budaya Risiko dan Kepatuhan di BUMNWebinar: Building a Culture of Risk and Compliance in SOE

CRMS

KOMITE NOMINASI & REMUNERASI / NOMINATION & REMUNERATION COMMITTEE

Komite Nominasi & Remunerasi baru terbentuk di tahun 2020. Belum terdapat pelatihan dan pendidikan untuk Komite Nominasi & Remunerasi. The Nomination & Remuneration Committee just formed in 2020. There were no training and education for the Nomination & Remuneration Committee.

SEKRETARIS DEWAN PENGAWAS / SECRETARY OF THE SUPERVISORY BOARD

Okta Kurnia Putra Webinar: PPL Online Workshop Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis dan Analisa Investasi di Tengah Pandemi COVID-19Webinar: PPL Online Workshop on Business Feasibility Study Preparation and Investment Analysis Amid the COVID-19 Pandemic

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

SEKRETARIS PERUSAHAAN / CORPORATE SECRETARY

Rosedi Kepala Divisi Sekretaris PerusahaanHead of Corporate Secretary Divisi

Preparation for Executive Talent Course SDM dan UmumHR and General Affair

SATUAN PENGAWAS INTERNAL/ INTERNAL AUDIT UNIT

Ari Suryadharma Kepala Satuan Pengawasan InternalHead of Internal Audit


HUKUM / LEGAL

Widi Atmono Kepala Biro HukumChief of Legal Berau


PENGELOLAAN KINERJA PERUSAHAAN, MANAJEMEN RISIKO & GCG / COMPANY PERFORMANCE MANAGEMENT, RISK MANAGEMENT & GCG

Kiki Rudiana Kepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCGBureau Chief of Corporate Performance Management, Risk Management, and GCG

Workshop teknik dan metode monitoring, evaluasi, penilaian dan umpan balik pencapaian RKAP dan KPI berbasis KPKU dan GCG di BUMN dan anak perusahaan BUMNWorkshop on techniques and methods of monitoring, evaluating, assessing and providing feedback on the achievement of the KPKU and GCG-based RKAP and KPI in SOE and subsidiaries of SOE

PT Barka Cahaya Mediatama


PENGADAAN / PROCUREMENT

Made Gede Nugraha Dewantara Kepala Biro PengadaanChief of Procurement Bureau







PEMILIK MODAL PERUSAHAANAirNav Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk badan hukum Perusahaan Umum (Perum) yang didirikan oleh Pemerintah Indonesia dengan tujuan menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia. AirNav Indonesia tidak berorientasi kepada keuntungan. Seluruh modal Perusahaan dimiliki Negara Republik Indonesia berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham sesuai dengan Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum (PERUM).

INFORMASI TENTANG SAHAM, KEPEMILIKAN OLEH MANAJEMEN KUNCI DAN DAFTAR 20 PEMILIK MODAL TERBESARSejak berdirinya hingga akhir tahun 2020, Perusahaan berbentuk PERUM dengan modal seluruhnya dimiliki Negara Republik Indonesia berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham. Dengan demikian, tidak terdapat informasi tentang Penawaran Umum Saham, kepemilikan oleh manajemen kunci, maupun daftar 20 pemegang saham dan/atau pemilik modal terbesar selain daftar pemilik modal seperti yang telah disampaikan di atas.

THE SHAREHOLDERSAirNav Indonesia is a State-owned Enterprise (SOE) established by the Government of Indonesia to organize air navigation services in Indonesia. . AirNav Indonesia is non-profit oriented Company. The entire Companycapital is owned by the state in the form of reserved asset and is not divided into shares in accordance with Law No. 19 of 2003 on State-owned Enterprises, and Government Regulation of the Republic of Indonesia No. 13 of 1998 concerning Public Company (PERUM).

SHARES, OWNERSHIP BY KEY MANAGEMENT AND LIST OF 20 LARGEST SHAREHOLDERS

Since its establishment up to the end of 2020, Republic of Indonesia fully owns the Company's capital in the form of state assets which are separated and not divided into shares. Therefore, there is no information regarding the Public Offering of Shares, ownership by key management, nor list of the 20 largest shareholders and/or owners of capital other than the shareholders list as stated above.

InformasiPemilik ModalShareholders Information

Pemerintah Indonesia sepenuhnya atau 100,00% sebagai Pemilik Modal AirNav Indonesia

Fully Indonesian Government or 100.00% as AirNav Indonesia Shareholders






Informasi tentang Struktur Grup dan Kelompok Usaha serta Informasi tentang Entitas Anak, Entitas Asosiasi dan Ventura BersamaInformation on The Group Structure and Business Group, as well as Information on Subsidiaries, Associate Entities, And Joint Ventures

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Persero (Persero), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, dan Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara beserta Lembaran Negara Republik Indonesia; maka Kuasa Pemilik Modal Perusahaan adalah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Based on Government Regulation No.41 of 2003 concerning the Delegation of the Position, Duties, and Authorities of the Minister of Finance to State Owned Enterprises (Persero), Public Companies (PERUM), and Service Companies (PERJAN) to the State Minister for State-Owned Enterprises, and Law no. 19 of 2003 concerning State-Owned Enterprises and the State Gazette of the Republic of Indonesia; then the Proxy of the Company’s Shareholders is the Ministry of State-Owned Enterprises (SOE).

Hingga akhir tahun 2020, AirNav Indonesia tidak memiliki entitas anak, entitas asosiasi dan ventura bersama.

As of the end of 2020, AirNav has no subsidiaries, associates, and joint ventures.

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA c/q KEMENTERIAN BUMNGovernment of the Republic of Indonesia, especially the Ministry of SOE

AIRNAV INDONESIAPerusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi

Penerbangan Indonesia (PERUM LPPNPI)

100,00%






Sejak berdirinya hingga akhir tahun 2020, Perusahaan berbentuk PERUM dengan modal seluruhnya dimiliki Negara Republik Indonesia berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham. Dengan demikian, tidak terdapat informasi terkait kronologis penerbitan dan pencatatan saham.

Perusahaan juga tidak pernah menerbitkan efek yang diperdagangkan di bursa efek manapun, sehingga tidak terdapat informasi terkait kronologis penerbitan dan pencatatan efek lainnya.

Since its establishment up to the end of 2020, Republic of Indonesia fully owns the Company's capital in the form of state assets which are separated and not divided into shares. Therefore, there is no information related to the chronology of the issuance and listing of shares.

The Company has also never issued securities traded on any stock exchange, so there is no information related to the chronology of issuance and listing of other securities.

Informasi tentang Kronologis Penerbitan dan Pencatatan Saham serta Kronologis Penerbitan dan Pencatatan Efek LainnyaIssuance and Listing Chronology, Other Securities Issuance, and Listing Chronology

Segenap insan AirNav Indonesia senantiasa terus belajar dan mengembangkan kapabilitas sesuai dengan Nilai-nilai yang ditanamkan Perusahaan. (lokasi: ruang APP AirNav Indonesia Cabang Pekanbaru).

All AirNav Indonesia personnel always continue to learn and develop capabilities following the Values instilled by the Company (Location: AirNav Indonesia, Pekanbaru Branch Office).






Kronologis Penanaman Modal dan Jumlah Modal PerusahaanChronology of Investment and Total Capital of the Company

PeristiwaEvent

KeteranganDescription

Modal (Rp)Capital (Rp)

Modal Perusahaan pada saat pendirian (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 77 Tahun 2012)

Company Capital at the establishment (Regulation of the Government of the Republic of Indonesia No.77 of 2012)

Pengalihan Barang Milik Negara (BMN) pada Kementerian Perhubungan yang pengadaannya bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 dan 2011 yang berbentuk Peralatan Navigasi Udara.

Transfer of State-owned Assets within the Ministry of Transportation with funding sourced from the 2010 and 2011 State Budget in the form of Air Navigation Equipment

97.952.690.300


Addition Capital of Republic of Indonesia Government in accordance with the Republic of Indonesia Government Regulation

-

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2017

• Indonesian Government Regulation No. 15 of 2017

-

375.512.760.000


• Indonesian Government Regulation No. 46 of 2018

Pengurangan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia pada PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk dijadikan Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Perusahaan.

Reduction of the State Capital Participation of the Republic of Indonesia in PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero) to be Addition of the Republic of Indonesia State Capital to the Company

1.067.885.016.812


• Government Regulation of the Republic of Indonesia No. 65 of 2020

-

904.692.510.332

Modal Perusahaan per 31 Desember 2020

Company Capital as of December 31, 2020

2.446.042.977.444

Informasi tentang Kronologis Penanaman Modal PerusahaanInformation About the Company's Capital Investment Chronology






Lembaga dan Profesi PenunjangSupporting Institutions and Professions

KANTOR AKUNTAN PUBLIK PUBLIC ACCOUNTING FIRM

Nama Kantor Akuntan Publik/Name of Public Accounting Firm

Hendrawinata Hanny Erwin & SumargoNo. Registrasi: 678/KM.1/2017

Alamat / Address Intiland Tower Lt. 18. Jl. Jend. Sudirman Kav. 32, Jakarta 10220

Telp./ Phone +62 21 570 7997, 571 2000

Faks/ Fax +62 21 570 6118, 571 1818

Surel/ Email [email protected]

Situs/ Website www.kreston.co.id

Bentuk Jasa/ Services Form Audit Laporan Keuangan Perusahaan dan Laporan Keuangan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Tahun Buku 2020.

Company Financial Statements and Financial Reports on the Implementation of the Partnership and Community Development Program (PKBL) for 2020 Fiscal Year

Jasa Lainnya/ Other Services Laporan Evaluasi Kinerja Perusahaan, Laporan Evaluasi Capaian KPI, Laporan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan dan Pengendalian Intern.

Company Performance Evaluation Report, KPI Achievement Evaluation Report, Compliance Report on Legislation and Internal Control

Periode Penugasan/ Assignment Period

Desember 2020 s.d Februari 2021 December 2020 to February 2021

Biaya/ Cost Rp1.183.187.500,-

AKUNTAN PUBLIK PUBLIC ACCOUNTING

Nama Akuntan Publik/Name of Public Accounting

Leknor JoniNo. Izin: Ap.0797

Bentuk Jasa/ Services Form Termasuk dalam Kantor Akuntan Publik Included in the Public Accounting Firm

Periode Penugasan/ Assignment Period

Desember 2020 s.d Februari 2021 December 2020 to February 2021

Biaya/ Cost Termasuk dalam biaya Kantor Akuntan Publik

Included in Public Accounting Firm fees






Penghargaan dan SertifikasiAwards and Certification

BUMN PERFOMANCE EXCELLENCE AWARDDeskripsi Penghargaan: pengelolaan dan pengendalian kinerja BUMN berbasis kinerja unggul atau yang dikenal dengan nama Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU), Kategori "Good Performance".

Pemberi Penghargaan: Forum EKSELEN BUMN dan Majalah INFOBANK

Tanggal Diberikan: 4 Maret 2020

BUMN PERFOMANCE EXCELLENCE AWARDAward Description: management and control of SOE performance based on superior performance or known as the Superior Performance Assessment Criteria (KPKU), Category "Good Performance".

Award Provider: EKSELEN BUMN Forum and INFOBANK Magazine

Awarding Date: March 4, 2020

TOP CSR AWARDDeskripsi Penghargaan: Penilaian ISO 26000 tentang Social Responsibility, aspek GCG, dan aspek Keselarasan program CSR dengan strategi serta daya saing bisnis perusahaan, Kategori "Star 3 Program CSR" dan "The Most Committed Leader on CSR".

Pemberi Penghargaan: Majalah TOP BUSINESS

Tanggal Diberikan: 29 Juli 2020

PENGHARGAAN TAHUN 2020 BERSKALA NASIONALNational Scale Awards in 2020

TOP CSR AWARDAward Description: ISO 26000 assessment on Social Responsibility, GCG aspects, and aspects on the CSR Program alignment with business strategy and competitiveness of the Company, Category "Star 3 Program CSR" and "The Most Committed Leader on CSR".

Award Provider: TOP BUSINESS Magazine

Awarding Date: July 29, 2020






TOP GRC AWARDDeskripsi Penghargaan: Penghargaan di bidang Governance (GCG), Risk (Manajemen Risiko), dan Compliance (Manajemen Kepatuhan), Kategori “Star 4 Programme GRC – The High Performance for Corporate Secretary”, “The Most Committed Leader on GRC”.

Pemberi Penghargaan: Majalah TOP BUSINESS

Tanggal Diberikan: 15 Oktober 2020

TOP GRC AWARDAward Description: AwardinthefieldsofGovernance(GCG),Risk(RiskManagement),andCompliance (Compliance Management), Category “Star 4 Programme GRC – The High Performance for Corporate Secretary”, “The Most Committed Leader on GRC”.

Award Provider: TOP BUSINESS Magazine

Awarding Date: October 15, 2020

BEST BUMN AWARDDeskripsi Penghargaan: Penghargaan terkait kebijakan strategis perusahaan dalam melakukan inovasi atau ekspansi bisnis, Kategori "The Best Financial Performance; Developing Digital Enterprise Resource Planning".

Pemberi Penghargaan: Warta Ekonomi

Tanggal Diberikan: 28 November 2020

BEST BUMN AWARDAward Description: Award related to the Company's strategic policy in performing innovation or business expansion, Category "The Best Financial Performance; Developing Digital Enterprise Resource Planning".

Award Provider: Warta Ekonomi

Awarding Date: November 28, 2020






Sertifikat CASR Part 171 tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan

Deskripsi Sertifikasi: Dokumen yang diberikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara kepada unit kerja di bawah badan hukum yang berisi perizinan sebagai penyelenggara pelayanan telekomunikasi yang berbasis di darat dan satelit.

Lembaga yang Mengeluarkan Sertifikasi: Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Diberikan Kepada: 175 Lokasi Operasi AirNav Indonesia

Masa Berlaku: Sejak tanggal dikeluarkannya sertifikatsampai dinyatakan adanya pembekuan atau pencabutan.

Sertifikat CASR Part 172 tentang Penyelenggara Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan

Deskripsi Sertifikasi: Dokumen yang diberikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara kepada unit kerja di bawah badan hukum yang berisi perizinan untuk menyelenggarakan pelayanan lalu lintas penerbangan.


Diberikan Kepada: 159 Lokasi Operasi AirNav Indonesia

Masa Berlaku: Sejaktanggaldikeluarkannyasertifikatsampaidinyatakan adanya pembekuan, penarikan atau pembatalan.

CASR Part 171 on Aeronautical Telecommunication Service Provider

Description of Certification: Document provided by the Director General of Civil Aviation to the work units under legal entities containing permit as telecommunication service provider based on land and satellite.

Certification Issuer: Director General of Civil Aviation, Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia.

Provided To: 175 Operation Locations of AirNav Indonesia

Validity Period: From the certificate issuance date up to thestatement of suspension or revocation.

CASR Part 172 on Air Traffic Service Provider

Description of Certification: Document provided by the Director General of Civil Aviation to the work unit under legal entitiescontainingpermittoprovideairtrafficservices.


Provided To: 159 Operation Locations of AirNav Indonesia

Validity Period: From the certificate issuance date up tothe statement of suspension, retraction, or revocation.

SERTIFIKASI YANG MASIH BERLAKU DI TAHUN 2020Certifications Still Valid in 2020






Sertifikat CASR Part 173 tentang Penyelenggara Perancangan Prosedur Penerbangan

Deskripsi Sertifikasi: Dokumen yang diberikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara kepada unit kerja di bawah badan hukum yang berisi perizinan sebagai penyelenggara perancangan prosedur penerbangan untuk menyelenggarakan pelayanan.


Tanggal Dikeluarkannya Sertifikasi: 14 November 2019

Masa Berlaku: Sampai dinyatakan adanya pembekuan atau pencabutan.

Sertifikat CASR Part 175 tentang Penyelenggara Pelayanan Informasi Aeronautika

Deskripsi Sertifikasi: Dokumen yang diberikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara kepada unit kerja di bawah badan hukum yang berisi perizinan sebagai penyelenggara pelayanan informasi aeronautika untuk menyelenggarakan pelayanan.


Tanggal Dikeluarkannya Sertifikasi: 31 Maret 2020

Masa Berlaku: Sampai dinyatakan adanya pembekuan, penarikan/pembatalan.

CASR Part 173 on Aviation Engineering Procedural Design

Description of Certification: Document provided by the Director General of Civil Aviation to the work unit under legal entities containing permit as the organizer of the aviation procedures provider to provide the services.


Issuance Date: November 14, 2019


CASR Part 175 on Aeronautical Information Service Provider

Description of Certification: Document provided by the Director General of Civil Aviation to work units under legal entities containing permit as aeronautical information service providers to provide the services.


Issuance Date: March 31, 2020







Sertifikat ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu

Deskripsi Sertifikasi: Sertifikasi ISO 9001:2015 untuk sistemmanajemen mutu pada publikasi data aeronautika.

Lembaga yang Mengeluarkan Sertifikasi: SGS Indonesia dengan akreditasi Nasional dari KAN (Komite Akreditasi Nasional) & Internasional yaitu dari UKAS (United Kingdom Accreditation System).

Masa Berlaku: 25 Februari 2020 s.d 9 Maret 2023

ISO 9001:2015 Certificate on Quality Management System

Description of Certification: ISO 9001:2015 certification for qualitymanagement systems in aeronautical data publications.

Certification Issuer: SGS Indonesia with National accreditation from KAN (National Accreditation Committee) & International from UKAS (United Kingdom Accreditation System).

Validity Period: February 25, 2020 to March 9, 2023






Petugas ATC di Tower memastikan keselamatan bagi pesawat yang melakukan take off dan landing. Lokasi Menara AirNav Indonesia Cabang Lombok.

ATC officers at the Tower ensure the safety of aircraft taking off andlanding.Location:AirNavIndonesia'sTower,LombokBranchOffice.

Kantor Cabang AirNav Indonesia di Yogyakarta yang diresmikan pada tahun 2020.

AirNavIndonesia'sBranchOfficeinYogyakartawhichwasinauguratedin2020.

102 Tinjauan Perekonomian dan IndustriEconomy and Industry Overview

107 Kebijakan Strategis Tahun 2020Strategic Policy for 2020

111 Tinjauan Operasi per Segmen UsahaOperational Overview by Lines of Business

131 Aspek PemasaranMarketing Aspect

132 Tinjauan Keuangan dan Informasi Material LainnyaFinancial Overview and Other Material Information

154 Dampak Perubahan Harga yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan dan Kinerja Keuangan PerusahaanThe Price Changes Impacts With Effect On The Company Revenues And Financial Performance

154 Dampak Nilai Tukar Mata Uang AsingImpact of Foreign Currency Exchange Rate

155 Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan AkuntanInformation And Material Facts After Accountant Reporting Date

155 Kebijakan Penggunaan Laba Bersih dan Informasi Setoran Penyisihan Laba Bersih Kepada Pemilik ModalPolicy of Net Profit Use And Net Profit Deposit to The Shareholders

156 Perpajakan dan Kontribusi Kepada NegaraTaxation and Contribution To The State

158 Informasi tentang Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan dan/atau Manajemen (ESOP/MSOP) serta Informasi tentang Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran UmumInformation Concerning Employee and/or Management Share Ownership Program (ESOP/MSOP) and Realization of Public Offering Proceeds

158 Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan Usaha, Akuisisi, dan/atau Restrukturisasi Utang/ModalMaterial Information Regarding Investments, Expansion, Divestment, Business Merger, Acquisitions, and/or Debt/ Capital Restructuring

159 Informasi Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan dan/atau Transaksi dengan Pihak Afiliasi/pihak BerelasiMaterial Transactions Containing Conflict of Interest and/or Transaction With Affiliation/ Related Parties

162 Informasi Keuangan yang Mengandung Kejadian yang Bersifat Luar Biasa dan Jarang TerjadiFinancial Information Containing Extraordinary and Rare Events

162 Perubahan Peraturan Perundang-undangan yang Berpengaruh Signifikan Terhadap PerusahaanChanges In Law Regulations That May Significantly Affect The Company

164 Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Dampaknya Terhadap PerusahaanChanges In Accounting Policies and Its Impact 0n Company

166 Tingkat Kesehatan PerusahaanCompany Health Index

167 Informasi Kelangsungan Usaha dan Tingkat Kesehatan PerusahaanBusiness Continuity






ANALISIS & PEMBAHASAN

MANAJEMENManagement Discussion

& Analysis






Tinjauan Perekonomian dan IndustriEconomy and Industry Overview

Pertumbuhan ekonomi global di tahun 2020 secara keseluruhan mengalami penurunan sebagai akibat pandemi COVID-19. Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF) yang dikutip dari dokumen “Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2020” oleh Bank Indonesia, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global per Oktober 2020 di angkadefisit4,4%,tidakjauhberbedadenganangkaproyeksiyangdirilisBankIndonesiasebesardefisit3,8%.Defisitinimembaikdaripertengahantahun, dimana IMF memberikan proyeksi angka pertumbuhan ekonomi globalperJuni2020sebesardefisit5,2%.

COVID-19 pandemic caused the decrease in the whole global economic growth in 2020. Based on

"December 2020 Monetary Policy Review" quoted by Bank Indonesia from International Monetary Fund

(IMF), global economic growth as of October 2020 projected at a deficit of 4.4%, not much different from

the projection released by Bank Indonesia of 3.8% deficit. This deficit improved from the middle of the

year, IMF projected global economic growth rate as of June 2020 of 5.2% deficit.

Aktivitas ATC di unit Tower Rengat.

ATC activity at Rengat Tower Unit.






Kontraksi perekonomian terbesar justru terjadi pada negara-negara maju. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negaramaju per Oktober 2020 sebesar defisit5,8%, jauh membaik dari kondisi di bulan Juni yang berada diangkadefisit8,1%.KawasanEropadanAmerikaSerikatmenjadi yang paling terkena imbas, terutama dengan menyebarnya pandemi COVID-19 di wilayah Eropa. Pada saat laporan tahunan ini dibuat, data WHO menyebutkan bahwa tingkat kematian akibat pandemi COVID-19 untuk 10 negara teratas adalah Amerika Serikat, diikuti oleh India, Brazil, Rusia, Inggris Raya, Perancis, Spanyol, Italia, Turki dan Jerman.

Sejalan dengan situasi tersebut, perekonomian Indonesia di tahun 2020 mengalami perlambatan yang tercermin dari stagnansi berbagai industri dan korporasi. Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak rencana dan proyeksi perekonomian baik makro maupun mikro. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi pertumbuhan ekonomi Year on Year (YoY) pada kuartal I-2020 sebesar 2,97%,kuartal II-2020 sebesardefisit5,32%,kuartal III-2020sebesardefisit3,49%,dankuartalIV-2020sebesardefisit2,19%.

Meskipun angka resmi yang dirilis ini masih lebih baik dari perekonomian global, perekonomian yang negatif berdampak pada meningkatnya angka pengangguran dan penduduk miskin, khususnya yang terjadi pasca pengurangan tenaga kerja oleh banyak korporasi. Masih menurut data BPS, hampir seluruh sektor lapangan usaha terkoreksi sejak kuartal I-2020, yang kemudian terkoreksi cukup dalam pada kuartal II-2020 atau di kisaran pertengahan tahun 2020.

Mostly developed countries fell on the largest economic contraction. IMF projected that economic growth of developed countries as of October 2020 was at deficitof5.8%,muchbetter thandeficitof8.1%on June2020.The European and the United States region are the most affected, especially with the spread of the COVID-19 pandemic in the European region. While this annual report was prepared, WHO data stated that the death rate from the COVID-19 pandemic for the top 10 countries was the United States, followed by India, Brazil, Russia, United Kingdom, France, Spain, Italy, Turkey, and Germany.

In line with this situation, the Indonesian economy in 2020 experienced slowdown as reflected in the stagnationof various industries and corporations. The COVID-19 pandemic has changed many economic plans and projections, both macro and micro. Data from the Indonesian Central Bureau of Statistics (BPS) recorded that the realization of YearonYear (YoY)economicgrowth inthefirstquarterof2020 was 2.97%, the second quarter of 2020 was 5.32% deficit,thethirdquarterof2020was3.49%deficit,andthefourthquarterof2020wasdeficitof2.19%.

InspiteofIndonesianeconomygrowthisofficiallybetterthan the global economy, negative economy has caused the increasing unemployment and poverty, especially after employment reduction by many corporations. Based on BPS data in the chart above, indicated almost all business sectors have corrected since the first quarter of 2020,with the deepest correction were in the second quarter of 2020 or in the mid-2020 range.

PERTUMBUHAN EKONOMI PER TRIWULAN, 2017-2020 (YOY)Quarterly Economic Growth in 2017-2020 (YoY)

Sumber: Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), 5 Februari 2021

Source:StatisticsOfficialNewsofIndonesianCentralBureauofStatistics(BPS),February5,2021

Pertumbuhan ekonomi Triwulan 4 - 2020 masih terkontraksi sebesar (2,19%) (y-on-y), tetapi mengalami perbaikan dibandingkan pertumbuhan ekonomi Triwulan 3 - 2020 yang terkontraksi sebesar (3,49%) (y-on-y)./ Economic growth in Quarter 4 - 2020 still contracted by (2.19%) (y-on-y), but improved compared to economic growth in Quarter 3 - 2020 which contracted by (3.49%) (y-on-y).

Q1 Q2 Q3 Q4

2017

Q1 Q2 Q3 Q4

2018

Q1 Q2 Q3 Q4

2020

Q1 Q2 Q3 Q4

2019

5,01 5,01 5,06 5,07 5,27 5,17 5,06 5,05 5,015,19 5,18

4,96

2,97

(5,32)

(3,49)(2,19)






International Air Transport Association (IATA) menyampaikan dalam publikasi statistiknya melalui www.iata.org pada bulan Januari 2021 bahwa tingkat Pendapatan per Penumpang per Kilometer atau Revenue per Passenger Kilometer (RPK) yang merupakan indikator pendapatan bagi maskapai secara global mengalami penurunan signifikan sebesar 70% (YoY). Jenis penerbangan yang paling terdampak adalah penerbangan internasional dengan penurunan hingga 85%, sedangkan penerbangan domestik turun sebesar 24%.

PERTUMBUHAN RPK INTERNASIONAL DAN DOMESTIKGrowth in International and Domestic RPK

% c

hang

e ye

ar-o

n-ye

ar

20%

0%

(20%)

(40%)

(60%)

(80%)

(100%)

(120%)JAN

2019MAR2019

MAY2019

JUL2019

SEP2019

NOV 2019

JAN 2020

MAR 2020

MAY 2020

JUL 2020

International RPKs

Domestic RPKs

SEP 2020

NOV 2020

Sumber: IATA Economics using data from IATA Statistics. Source: IATA Economics using data from IATA Statistics.

The statistical publication of International Air Transport Association (IATA) through www.iata.org in January 2021 stated that the level of Revenue per Passenger per Kilometer (RPK) as global indicator of revenue for airlines, significantly decreased by 70% (YoY). The internationalflightsweremostlyaffectedwiththedecreaseupto85%,whiledomesticflightsfellby24%.

Suasana di dalam Kabin Menara AirNav Indonesia Cabang Balikpapan. Cabin Tower environment of AirNav Indonesia, Balikpapan Branch Office.






Sejalan dengan peristiwa global pandemi COVID-19, industri penerbangan nasional juga mencerminkan penurunan. Pada akhir tahun 2020, pergerakan domestik turun sebesar 40% (YoY), pergerakan internasional turun sebesar 67% (YoY), sedangkan pergerakan traffic terbang lintas atau overflying mengalami penurunan hingga 64% (YoY). Kondisi ini tentu berimbas langsung terhadap operasi dan pendapatan AirNav Indonesia.

PERBANDINGAN PERGERAKAN DOMESTIK 2019-2020Domestic Movement Comparison in 2019-2020

JANUARIJanuary

155.380

137.843

153.656 148.333 145.201 150.338164.522 170.442

153.301166.433

159.029 164.336

158.682

149.528

135.841

54.243

24.26645.770

74.28484.592 85.584 91.238

104.351119.301

FEBRUARIFebruary

MARETMarch

APRILApril

MEIMay

JUNIJune

JULIJuly

AGUSTUSAugust

SEPTEMBERSeptember

OKTOBEROctober

NOVEMBERNovember

DESEMBERDecember

2019 2020

PERBANDINGAN PERGERAKAN INTERNASIONAL 2019-2020International Movement Comparison in 2019-2020

JANUARIJanuary

18.811 17.464

19.11518.545 17.225

18.91019.923 20.205

18.958 19.685 19.71020.416

21.373

17.278

11.055

1.776 1.811 1.918 2.497

3.068 3.207 3.800 3.569 3.610

FEBRUARIFebruary

MARETMarch

APRILApril

MEIMay

JUNIJune

JULIJuly

AGUSTUSAugust

SEPTEMBERSeptember

OKTOBEROctober

NOVEMBERNovember

DESEMBERDecember

2019 2020

PERBANDINGAN PERGERAKAN OVERFLYING 2019-2020OverflyingMovementComparisonin2019-2020

JANUARIJanuary

12.495

8.8755.790

1.937 2.235 2.046 2.276 2.582 2.656 2.780 2.925

3.045

11.734

11.22912.147 11.948 11.815 11.505 11.568 11.203 10.724 11.108 10.973

12.197

FEBRUARIFebruary

MARETMarch

APRILApril

MEIMay

JUNIJune

JULIJuly

AGUSTUSAugust

SEPTEMBERSeptember

OKTOBEROctober

NOVEMBERNovember

DESEMBERDecember

2019 2020

In connection with the global COVID-19 pandemic, the nationalaviationindustryalsoreflectedadecline.Attheend of 2020, domestic movement decreased by 40% (YoY), international movement decreased by 67% (YoY), while overflyingtrafficdecreasedby64%(YoY).Thisconditioncertainly has a direct impact on operations and revenues of AirNav Indonesia.






Statistik penerbangan di atas juga tergambarkan melalui arus wisatawan mancanegara (wisman). Mengutip data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk tahun 2020 sebanyak 4.052.923 kunjungan, mengalami penurunan 74,84% dibandingkan tahun 2019 yang berjumlah 16.108.600 kunjungan. Kunjungan wisman pada 3 (tiga) pintu besar dari 26 pintu masuk utama tahun 2020 dibandingkan bulan Desember 2019, yaitu: Bandara Ngurah Rai mengalami penurunan sebesar 83,02%; Bandara Soekarno-Hatta mengalami penurunan sebesar 82,01%; serta Batam mengalami penurunan sebesar 84,84%. Jumlah kunjungan wisman tahun 2020 di seluruh pintu masuk berdasarkan 5 negara tertinggi, yaitu: Timor Leste sejumlah 994.590 kunjungan, Malaysia sejumlah 980.118 kunjungan, Singapura sejumlah 280.492 kunjungan, Australian 256.291 kunjungan, dan Tiongkok sejumlah 239.768 kunjungan.

The aviation statistics above are also illustrated through the flow of foreign tourists. Based on data from the Ministry of Tourism and Creative Economy, foreign tourist visits to Indonesia through all entrances in 2020 were 4,052,923 visits or decreased by 74.84% compared to 2019 which were 16,108,600 visits. Foreign tourist visits at 3 (three) major gates of the 26 main entrances in 2020 compared to December 2019, namely: Ngurah Rai Airport decreased by 83.02%; Soekarno-Hatta Airport decreased by 82.01%; and Batam decreased by 84.84%. The number of foreign tourist arrivals by nationality in 2020 at all entrances recorded the highest number of visits, namely: Timor Leste with 994,590 visits, Malaysia with 980,118 visits, Singapore with 280,492 visits, Australian 256,291 visits, and China with 239,768 visits.

Sejalan dengan peristiwa global pandemi COVID-19, industri penerbangan nasional juga mencerminkan penurunan. (lokasi AirNav Cabang Yogyakarta di malah hari).

In line with the global events of the COVID-19 pandemic, national aviation industry also reflected a decline. (Location: AirNav Indonesia, Yogyakarta Branch Office at night).






Dalam mencapai visinya, AirNav Indonesia menetapkan Roadmap Operasi sebagai baseline konsep pelayanan, yang selanjutnya diturunkan dalam kelompok strategi inisiatif yang digunakan oleh masing-masing komponen Perusahaan dalam menyusun action plan pada setiap periode penyusunan Rencana Kerja Perusahaan setiap tahunnya. Dengan ini, utilisasi sumber daya dari seluruh direktorat dapat dilakukan secara optimal mengarah pada pencapaian visi Perusahaan.

Berikut ini adalah daftar strategi inisiatif untuk tahun 2020 yang merupakan turunan dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2020-2024.

No. Strategi ObyektifObjective Strategy

Stategi InisiatifInitiative Strategy

1. Modernisasi Teknologi yang selaras terhadap ICAO Asia Pacific Seamless ATM Plan

• Modernisasi CNSA (Communication, Navigation, Surveillance dan Automation) • Rasionalisasi CNSA Konvensional

Modernization of technology in line with ICAO Asia Pacific Seamless ATM Plan;

• Modernization of CNSA (Communication, Navigation, Surveillance and Automation)• Rationalization of Conventional CNSA

2. Reorganisasi Struktur Rute, Ruang Udara dan Pelayanan Navigasi Penerbangan

• CTAF (Common Traffic Advisory Frequency) Procedure (TIBA) • Implementasi PBN (Performance Based Navigation) • Pengelolaan Unmanned Aircraft System (UAS)/ Drone Operations Management• Peningkatan Pelayanan FIS (Flight Information System)• Peningkatan Pelayanan TMA (Terminal Area)• Remote ATS (Air Traffic System)

Reorganization of route structure, air space, and air navigation services;

• CTAF (Common Traffic Advisory Frequency) Procedure (TIBA)• Implementation of PBN (Performance Based Navigation)• Management of Unmanned Aircraft System (UAS)/Drone Operations • Improvement of FIS (Flight Information System) Services• Improvement of TMA (Terminal Area) Services• Remote ATS (Air Traffic System)

3. Pendirian Pusat Manajemen Aliran Trafik, Ruang Udara dan Pelayanan Navigasi Penerbangan

• Air Traffic Flow Management (ATFM)• Airport Collaborative Decision Making (A-CDM)• Airspace Management (ASM)• Information Center

Establishment of Management Center for Traffic Flow, Airspace, and Air Navigation Services

• Air Traffic Flow Management (ATFM)• Airport Collaborative Decision Making (A-CDM)• Airspace Management (ASM)• Information Center

4. Modernisasi Jaringan Penerbangan Nasional

• Implementasi AMHS (Aeronautical Messages Handling System) • Jarkompenas dan CRV (Common Regional VPN)

Modernization of National Aviation Network

• Implementation of AMHS (Aeronautical Messages Handling System)• National Aeronautical Communication Network (Jarkompenas) and CRV (Common

Regional VPN)

5. Pendirian Pusat Pengelolaan Big Data

• Pembangunan Infrastruktur Big Data• Transisi AIS (Aeronautical Information Services) to AIM (Aeronautical Information

Management)

Establishment of Big Data Management Center

• Development of Big Data Infrastructure • Transition of AIS (Aeronautical Information Services) to AIM (Aeronautical

Information Management)

To achive its vision, AirNav Indonesia established the Operational Roadmap as the baseline for the service concept which then emulated into initiative strategies to be further used by each Company component in preparing action plan for each period of the annual Work Plan preparation of the Company. Thus, the resources utilization from all directorates can be optimal to the vision achievement of the Company.

The following is list of strategic initiatives for 2020 which are derived from the Company's 2020-2024 Long Term Plan.

Kebijakan Strategis Tahun 2020Strategic Policy for 2020






No. Strategi ObyektifObjective Strategy

Stategi InisiatifInitiative Strategy

6. Peningkatan yang Berkelanjutan • Legal Aspect Improvement• Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Navigasi Penerbangan• Peningkatan dan Efisiensi Proses Bisnis• Peningkatan Kinerja Keuangan• Peningkatan Kinerja Pengawasan Proses Bisnis• Peningkatan Kualitas Keselamatan & Keamanan Pelayanan Navigasi Penerbangan

Sustainable Improvement • Legal Aspect Improvement• Improvement and Development of Air Navigation Services• Business Process Improvement and Efficiency• Improvement of Financial Performance• Improvement of Business Process Monitoring Performance• Quality Improvement of Safety & Security of Air Navigation Services

7. Manajemen Risiko • Optimalisasi Manajemen Risiko• Pengembangan Infrastruktur Enterprise Risk Management (ERM)

Risk Management • Optimization of Risk Management • Development of Enterprise Risk Management (ERM) Infrastructure

8. Kompetensi SDM Memperkuat Human Capital Management

HR Competence Strengthening Human Capital/Resources Management

9. Teknologi Informasi yang Efektif dan Terintegrasi

AirNav Digitalization

Effective and Integrated Information Technology

AirNav Digitalization

10. Struktur Organisasi yang Efektif Corporate Culture Building (AKHLAK + Strong National Commitment + Innovative)

Effective Organizational Structure Corporate Culture Building (AKHLAK + Strong National Commitment + Innovative)

11. Tata Kelola Perusahaan Peningkatan Penerapan Good Coorporate Governance

Corporate Governance Improvement of the Good Corporate Governance Implementation

Berbagai kebijakan strategis yang dilakukan di tahun 2020 adalah sebagai berikut:

• Menjaga kelangsungan operasional pelayanan navigasi penerbangan sesuai dengan target Acceptable Level of Safety (ALOS) yang ditetapkan.

• Peningkatan Pelayanan di Lapis Atas adalah program-program peningkatan di ruang udara lapis atas (control area dan upper control area) yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasi maskapai sebagai customer utama.

• Melakukan strategi survival dan recovery melalui kebijakan Protokol COVID-19 yang ketat serta protokol skema operasional dengan SDM terbatas. Sedangkan terkait dengan penurunan pendapatan dilakukan kebijakan cost efficiency dan cost effectiveness melalui pemotongan variable cost ke tingkat maksimal sehingga kerugian Perusahaan dapat ditekan sampai pada tingkat minimal serta terjamin kecukupan modal kerja.

• Menyusun Business Continuity Plan (BCP) dan stress test dalam rangka penyesuaian keuangan Perusahaan akibat pandemi COVID-19.

• Melakukan analisa dan evaluasi atas permintaan pengalokasian anggaran dan pergeseran anggaran berdasarkan efektivitas dan efisiensi serta prioritas pada program mandatory.

• Melaksanakan evaluasi dan monitoring atas pelakasanaan program investasi.

Various strategic policies in 2020 are as follows:

• Maintaining operational sustainability of air navigation services following the Acceptable Level of Safety (ALOS) target.

• Service Improvements in the Upper Airspace are improvement programs in the control area and upper control area purposed to improve the safety and efficiencyofairlinesoperationsasthemaincustomer.

• Survival and recovery strategy through strict COVID-19 protocol policies and operational scheme protocols with limited human resources. Meanwhile, related to the decrease in revenue, policy of cost efficiency and cost effectiveness was implementedthrough cutting variable costs to the maximum level so to reduce the Company losses to a minimum level and to guarantee working capital adequacy

• Preparing Business Continuity Plan (BCP) and stress tests to adjust the Company finances due to theCOVID-19 pandemic.

• Analyzing and evaluating for budgeting allocations requests and budget changes based on effectiveness and efficiency as well as priorities for mandatoryprograms.

• Evaluating and monitoring the implementation of investment programs.






Pelaksanaan aktivitas utama dilakukan guna mendukung pencapaian Business Level Strategy, yaitu “Peningkatan Pelayanan ANS” serta “Penyelarasan dengan ICAO APAC Seamless ATM Plan” serta ketercapaian Corporate Level Strategy yaitu “peningkatan sistem navigasi penerbangan nasional yang selaras dengan Global Air Navigation Plan (GANP) sehingga mencapai ICAO Seamless ATM, yang memenuhi kriteria safety performance, customer satisfaction dan menggunakan sistem informasi yang terintegrasi, di mana ketercapaiannya diukur melalui pemenuhan capabilities checklist sebagaimana tertuang dalam dokumen Preferred Aerodrome/Airspace and Route Specification (PARS) dan Preferred ATM Service Level (PASL).

KEGIATAN UTAMA AIRNAV INDONESIA:

• ATM Delivery Provider yang mencakup kegiatan ATS, COM, MET, dan SAR.

• Aeronautical Information Service Provider yang mencakup AIS.

The main activities are performed to support the achievement of Business Level Strategy, namely "Improvement of ANS Services" and "Alignment with the ICAO APAC Seamless ATM Plan" as well as the achievement of the Corporate Level Strategy, namely "improvement of national air navigation system in line with the Global Air Navigation Plan (GANP) so as to achieve ICAO Seamless ATM that meets the criteria of safety performance, customer satisfaction, and uses the integrated information system. The achievement is measured through the fulfillment of the capabilities checklist as stated in the Preferred Aerodrome/Airspace and Route Specification (PARS) and Preferred ATM Service Level (PASL) documents.

AIRNAV INDONESIA MAIN ACTIVITIES:

• ATM Delivery Provider including ATS, COM, MET, and SAR activities.

• Aeronautical Information Service Provider including AIS.

KEGIATAN UTAMACore Activity

ARAH PENGEMBANGAN AIRNAV INDONESIADirection of AirNav Indonesia Development

Kegiatan baik yang langsung dengan kegiatan layanan Navigasi di mana

imbal yang diperoleh AirNav Indonesia berupa Pendapatan Jasa Navigasi

Penerbangan (PJNP) dengan memberikan layanan navigasi penerbangan,

maupun kegiatan usaha yang tidak terkait dengan layanan navigasi dengan

imbal berupa pendapatan Non PJNP.

Activities that are directly related to navigation service activities, where

AirNav Indonesia earns in the form of En Route Navigation Charge (PJNP) by

providing air navigation services, as well as business activities unrelated to

navigation services in return for non-PJNP income.

KEGIATAN USAHABusiness Activity






Pengelolaan perangkat organisasi Perusahaan yang ditujukan untuk mendukung

pelaksanaan seluruh kegiatan (baik kegiatan utama maupun usaha) sehingga

tercipta keserasian, keselarasan dan keharmonisan antar perangkat organisasi serta

kegiatan Perusahaan sebagai syarat efektivitas implementasi strategi Perusahaan.

Pelaksanaan kegiatan pendukung diantaranya mencakup SDM, IT, sertifikasi,

budaya dan nilai Perusahaan, serta tata kelola, GCG dan manajemen risiko.

Management of the Company organizational elements purposed at supporting all

activities (both main and business activities) so as to create suitability, conformity,

and harmony between organizational elements and Company activities as the

requirement for the strategy implementation effectiveness of the Company. The

implementation of supporting activities includes HR, IT, certification, corporate

culture and values, as well as governance, GCG, and risk management.

KEGIATAN PENDUKUNGBusiness Activity






Tinjauan Operasi per Segmen UsahaOperational Overview by Lines of Business

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 77 Tahun 2012, AirNav Indonesia merupakan entitas usaha yang didirikan oleh Pemerintah Indonesia untuk menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia serta tidak berorientasi mencari keuntungan, berbentuk Badan Usaha Milik Negara yang seluruh modalnya dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham sesuai Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

Penugasan tersebut kemudian diterjemahkan menjadi 5 (lima) kegiatan operasi.

Sesuai dengan semangat pendiriannya, AirNav Indonesia memiliki peran penting untuk menciptakan pengelolaan layanan navigasi penerbangan di wilayah Ruang Udara

Indonesia secara profesional, transparan, akuntabel, dan mandiri agar menghasilkan tingkat pelayanan navigasi yang

andal dalam rangka keselamatan penerbangan.In line with the establishment spirit, AirNav Indonesia crucially creates a professional, transparent, accountable, and independent management

of air navigation services in Indonesian Airspace region to produce reliable navigation services in the framework of air navigation safety.

Air Traffic Service (ATS)

Aeronautical Telecommunication

Service

Search and Rescue Service (SAR)

Aeronautical Meteorological Services (MET)

Aeronautical Information Service

(AIS)

5 KEGIATAN OPERASI AIRNAV INDONESIA 5 Operations Activity of Airnav Indonesia

PELAYANAN LALU LINTAS UDARA (PLLU)

PELAYANAN TELEKOMUNIKASI

PENERBANGAN

PELAYANAN INFORMASI

AERONAUTIKA (PIA)

PELAYANAN INFORMASI

METEOROLOGI PENERBANGAN (MET)

PELAYANAN INFORMASI

PENCARIAN DAN PERTOLONGAN (SAR)

According to Government Regulation of the Republic of Indonesia No. 77 of 2012, AirNav Indonesia is a business entity established by the Government of Indonesia to provide air navigation services in Indonesia and is non-profit oriented. AirNav Indonesia is a State-Owned Enterprise with the entire capital is owned by the state in the form of separated state assets which are not divided into shares following the Law no. 19 of 2003 concerning State-Owned Enterprises.

Furthermore, the assignment is actualized into 5 (five) operations.






PELAYANAN LALU LINTAS UDARA (PLLU)AirTrafficService(ATS)

Pelayanan Lalu Lintas Udara (PLLU) atau Air Traffic Service (ATS) melayani pemanduan lalu lintas penerbangan domestik dan internasional serta lalu lintas udara, pelayanan informasi penerbangan, dan pelayanan kesiagaan. Secara umum, tujuan pelayanan lalu lintas penerbangan adalah:

• Mencegah terjadinya kecelakaan antar pesawat udara atau pesawat udara dengan halangan (obstacle) di daerah manuver (maneuvering area);

• Melancarkan dan menjaga keteraturan arus lalu lintas penerbangan;

• Memberikan petunjuk dan informasi berguna untuk keselamatan dan efisiensi penerbangan; dan

• Memberikan notifikasi kepada organisasi terkait untuk bantuan pencarian dan pertolongan (search and rescue).

Dalam menyediakan lalu lintas udara, beberapa pertimbangan yang ada antara lain jenis lalu lintas penerbangan, kepadatan arus lalu lintas penerbangan, kondisi sistem teknologi dan topografi, serta fasilitas dan kelengkapan navigasi penerbangan di pesawat udara. PLLU terdiri dari pelayanan pemanduan lalu lintas penerbangan, pelayanan informasi penerbangan, dan pelayanan kesiagaan.

a. Pelayanan pemanduan lalu lintas udara pada ruang udara terkontrol terbagi menjadi tiga bagian.

1. Aerodrome Control Service Layanan ini mencakup layanan Air Traffic

Control Service, Flight Information Service, dan Alerting Service bagi pesawat terbang yang beroperasi atau berada di bandar udara dan sekitarnya (vicinity of aerodrome), seperti take off, landing, taxiing, serta kegiatan lain di kawasan manuvering area yang dilakukan di menara pengawas (control tower).

2. Approach Control Service Layanan ini mencakup layanan Air Traffic Control

Service, Flight Information Service, dan Alerting Service yang diberikan kepada pesawat yang berada di ruang udara sekitar bandar udara, baik yang sedang melakukan pendekatan (approach) maupun yang baru berangkat, terutama bagi kegiatan penerbangan instrumen yang mengikuti aturan penerbangan instrumen atau dikenal dengan Instrument Flight Rules (IFR).

3. Area Control Service Layanan ini mencakup layanan Air Traffic Control

Service, Flight Information Service, dan Alerting

Air Traffic Service (ATS) provides domestic and international air traffic control as well as air traffic information, flight information services, and alerting services. In general, the objectives of air traffic services are as follows:

• Preventing collisions between aircrafts or between aircraft and obstacles in maneuvering area;

• Expediting and maintaining an orderly flow of air traffic;

• Providing useful advice and information for aviation safety and efficiency; and

• Providing notification to relevant organizations to assist in search and rescue efforts

In managing air traffic, the Company considers traffic type and density, the state of technology and topography, as well as air navigation equipment on board the aircraft. ATS consists of air traffic control, aeronautical information services, and alerting services.

a. Air traffic control service in controlled airspace is divided into three parts.

1. Aerodrome Control Service This service comprises the Air Traffic Control

Service, Flight Information Service, and Alerting Service delivered from the control tower to aircraft operating or present in the vicinity of the aerodrome, either taking-off, landing, taxiing, or other activities within the maneuvering area.

2. Approach Control Service This service provides Air Traffic Control Service,

Flight Information Service, dan Alerting Service to aircrafts approaching or leaving the airspace around the airport especially for instrument flight activities according to Instrument Flight Rules (IFR).

3. Area Control Service This service comprises Air Traffic Control

Service, Flight Information Service, and Alerting






Service yang diberikan kepada penerbang yang sedang menjelajah (en route flight), terutama yang termasuk penerbangan terkontrol (controlled flights).

b. Pelayanan Informasi Penerbangan Flight Information Service adalah pelayanan yang

dilakukan dengan memberikan berita dan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk keselamatan, keamanan, dan efisiensi bagi penerbangan, khususnya di bandara-bandara yang tidak menyediakan radar service.

c. Pelayanan Kesiagaan Alerting Service adalah pelayanan yang dilakukan

dengan melakukan koordinasi dengan instansi yang terkait, yaitu BASARNAS mengenai pesawat udara yang membutuhkan pertolongan search and rescue unit dan membantu instansi tersebut.

PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGANAeronautical Telecommunication Service

AirNav Indonesia menyelenggarakan layanan telekomunikasi penerbangan berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. SKE P/99/II/2009 tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Manual of Standard Part 171) Telekomunikasi Aeronautika (Aeronautical Telecommunication) dan Pelayanan Radio Navigasi (Radio Navigation Services). Layanan yang diberikan meliputi aeronautika tetap, aeronautika bergerak, dan radio navigasi aeronautika.

a. Pelayanan Aeronautika Tetap Pelayanan aeronautika tetap adalah pelayanan

telekomunikasi penerbangan antar stasiun tetap (tidak bergerak). Sistem penyaluran berita penerbangan yang digunakan melalui jaringan AFTN (Aeronautical Fixed Telecommunication Network).

AFTN adalah sistem jaringan komunikasi data penerbangan antarabandara. Sistem AFTN berguna untuk bertukar jadwal penerbangan, berita cuaca, dan berita lain yang berhubungan dengan penerbangan. Sistem AFTN di bandara menggunakan peralatan yang dinamakan AMSC (Automatic Message Switching Center) yaitu sistem komunikasi data penerbangan berbasis komputer.

Masing-masing bandara memiliki empat karakter alfabet yang menunjukkan alamat bandara tersebut: tiga karakter alfabet yang menunjukkan unit di suatu bandara dan satu karakter alfabet yang menunjukkan filler. Peralatan yang digunakan dalam sistem ini antara lain:

Service provided to fliers that are engaged in en route flights, especially those categorized as controlled flights.

b. Flight Information Service Flight Information Service is the service of providing

helpful and beneficial news and information for aviation safety, security, and efficiency particularly at airports where radar services are not available.

c. Alerting Service Alerting Service involves coordinating with relevant

agency, which is BASARNAS to notify about aircrafts that are in need of search and rescue as well as providing assistance to these agencies.

AirNav Indonesia conducts aeronautical telecommunication service under Directorate General of Civil Aviation Regulation No. SKE P/99/II/2009 concerning Instructions for Civil Aviation Safety Regulations Section 171 (Manual of Standard Part 171), Aeronautical Telecommunication and Radio Navigation Services. The services provided include fixed aeronautical, mobile aeronautical, and aeronautical radio navigation.

a. Fixed Aeronautical Service Fixed aeronautical service is the telecommunication

service between fixed stations (not mobile). Dissemination of aeronautical information is done through the Aeronautical Fixed Telecommunication Network (AFTN).

AFTN constitutes inter-airports flight data communication network. AFTN system is useful for providing an exchange of flight schedules, weather information, and other aviation-relevant information. AFTN System at the airport utilizes a device called AMSC (Automatic Message Switching Center) which is a computer-based flight data communication system.

Each airport is identified by four alphabetical characters indicating the address of the airport: three alphabetical characters showing units in the airport and one alphabetical character indicating Filler. Equipment used in this system are as follows:






• Automatic Message Switching Centre (AMSC)• Teleprinter Machine• HF SSB Transceiver• Very Small Aperture Terminal (VSAT)• Radio Link• Direct Speech• ATS Message Handling System (AMHS)• ATN System• HF Data Link

b. Pelayanan Aeronautika Bergerak Pelayanan aeronautika bergerak melayani

telekomunikasi antara unit pelayanan navigasi penerbangan di darat dengan pesawat udara, antar pesawat udara, suar radio yang menunjukkan posisi darurat (emergency) dan bahaya (distress), serta penyiaran informasi penerbangan. Peralatan yang digunakan dalam layanan ini antara lain:

• High Frequency Air/ Ground Communication (HF A/G)

• VHF A/G• VHF-Extended Range• ATIS• VSCS• Recorder• VHF Data Link• Mode S• ATN System

c. Pelayanan Radio Navigasi Aeronautika Pelayanan radio navigasi aeronautika melayani

pertukaran informasi melalui perambatan gelombang radio untuk menentukan posisi, arah, kecepatan, dan karakteristik suatu benda untuk kepentingan navigasi penerbangan dalam rangka mendukung keselamatan operasi pesawat. Layanan navigasi penerbangan radio meliputi penentuan radio (radar survellance services) untuk mendukung ATS. Peralatan yang digunakan antara lain:

• VHF Air/Ground Voice Communication• HF Air/Ground Voice Communication• Instrument Landing System• Distance Measuring Equipment• VHF Omni-Range (VOR)• Non-Directional Beacons (NDB)• Flight Data Processing• Flight Information• Radar Data Processing• Primary Surveillance Radar• Secondary Surveillance Radar• Automatic Dependent Surveillance System• Voice Switching And Control• ATS Point-To-Point Communication• Air/Ground Data Links• Ground-To-Ground Data Intercharge Networks• Human Machine Interface Systems, termasuk Tower

• Automatic Message Switching Centre (AMSC)• Teleprinter Machine• HF SSB Transceiver• Very Small Aperture Terminal (VSAT)• Radio Link• Direct Speech• ATS Message Handling System (AMHS)• ATN System• HF Data Link

b. Aeronautical Mobile Service Aeronautical mobile service serves

telecommunications between air navigation service units on the ground with aircraft, between aircraft, radio beacons that indicate emergency and distress position, and flight information broadcast. Equipment used in this service are as follows:

• High Frequency Air/GroundCommunication (HF A/G)

• VHF A/G• VHF-Extended Range• ATIS• VSCS• Recorder• VHF Data Link• Mode S• ATN System

c. Aeronautical Radio Navigation Service Aeronautical radio navigation service serves

the information exchange through radio wave transmission to determine the position, direction, speed, and characteristics of an object for purposes of air navigation to support the safety of aircraft operations. Aeronautical radio navigation services include radio surveillance (radar surveillance services) in support of ATS. Equipment used for these services are as follows:

• VHF Air/Ground Voice Communication• HF Air/Ground Voice Communication• Instrument Landing System• Distance Measuring Equipment• VHF Omni-Range (VOR)• Non-Directional Beacons (NDB)• Flight Data Processing• Flight Information• Radar Data Processing• Primary Surveillance Radar• Secondary Surveillance Radar• Automatic Dependent Surveillance System• Voice Switching And Control• ATS Point-To-Point Communication• Air/Ground Data Links• Ground-To-Ground Data Intercharge Networks • Human Machine Interface Systems, including






Consoles, ATS Work Stations dan Display• Suplai listrik darurat dan tidak terputus• Kebutuhan esensial dari sebuah bangunan (listrik,

AC, keamanan)• Global Navigation Satellite System• Aeronautical Databases• Meteorological Display System• Voice and Data Recording

PELAYANAN INFORMASI AERONAUTIKA (PIA)Aeronautical Information Service (AIS)

Pelayanan informasi aeronautika menyediakan informasi yang tepat, cukup, akurat, terkini, dan tepat waktu yang diperlukan dalam efektivitas dan efisiensi penerbangan. Informasi aeronautika terdiri atas:

1. Paket informasi aeronautika terpadu; dan2. Peta navigasi penerbangan.

PELAYANAN INFORMASI METEOROLOGI PENERBANGAN (MET)Aeronautical Meteorological Services (MET)

Pelayanan informasi meteorologi penerbangan menyediakan informasi meteorologi penerbangan. Layanan ini diseleggarakan dengan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Koordinasi antara AirNav Indonesia dengan BMKG berdasar pada Nota Kesepahaman yang ditandatangani pada 11 Juni 2014 di Kantor Pusat AirNav Indonesia, Tangerang oleh Direktur Utama AirNav Indonesia Indonesia dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Layanan informasi Meteorologi Penerbangan antara lain:

1. TAFOR (Terminal Aerodrome Forecast),setiap 6 jam;2. METAR, setiap 30 menit;3. SPECI, sewaktu-waktu ketika kondisi cuaca

berubah signifikan;4. SIGMET (Significant Meteorological Information),

yaitu informasi perubahan kondisi cuaca di sepanjang jalur penerbangan (VA, siklon, fenomena cuaca);

5. AIRMET, yaitu potensi perubahan cuaca yang signifikan;

6. Aerodrome warnings, yaitu potensi perubahan cuaca yang signifikan;

7. Volcanic Ash Advisory (ASHTAM);8. Tropical cyclone advisory;9. Wind shear warning & alerts.

Tower Consoles, ATS Work Stations and Display • Emergency and uninterrupted power supply • Essential needs of a building (electricity, AC,

security) • Global Navigation Satellite System • Aeronautical Databases • Meteorological Display System • Voice and Data Recording

Aeronautical information service provides correct, adequate, accurate, updated, and timely information necessary for an effective and efficient flight. Aeronautical information consists of the following:

1. Integrated aeronautical information package; and 2. Air navigation chart.

Aeronautical Meteorological Services provides meteorological information along the flight route. This service is carried out in coordination with the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG) Coordination between AirNav Indonesia and BMKG is based on the Memorandum of Understanding signed on June 11, 2014 at the AirNav Indonesia Headquarter, Tangerang by the AirNav Indonesia President Director and Head of Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency.

Aeronautical Meteorological Services consist of the following:

1. TAFOR (Terminal Aerodrome Forecast), every 6 hours

2. METAR, every 30 minutes 3. SPECI, at any time when weather conditions change

significantly 4. SIGMET (Significant Meteorological Information)

which provides information on weather condition changes along the flight path (VA, cyclone, weather phenomena)

5. AIRMET which provides information on potential significant weather changes.

6. Aerodrome warnings on potentials for significant weather changes.

7. Volcanic Ash Advisory (ASHTAM) 8. Tropical cyclone advisory 9. Wind shear warning & alerts






PELAYANAN INFORMASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN (SAR)Search and Rescue (SAR) Information Service

Apabila terjadi suatu kecelakaan pesawat udara, AirNav Indonesia menyediakan layanan informasi pencarian dan pertolongan secara cepat dan akurat untuk membantu usaha pencarian dan pertolongan. AirNav Indonesia bekerja sama dengan Badan Search and Rescue Nasional (BASARNAS) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara AirNav Indonesia dengan BASARNAS tentang pelayanan informasi pencarian dan pertolongan pada 28 Januari 2015, dan ditindaklanjuti dengan pemasangan Flight Monitoring System Badan SAR Nasional di Kantor Cabang JASTC dan MATSC.

KESELAMATAN, KEAMANAN DAN STANDARDISASI AirNav Indonesia melaksanakan kegiatan pengumpulan, monitoring dan evaluasi terhadap data, informasi, dan laporan keselamatan yang diterima. Sebagai penyedia pelayanan navigasi penerbangan Indonesia, AirNav Indonesia memiliki komitmen dengan Pemerintah Indonesia yang tertuang dalam keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan yang memberikan kriteria Acceptable Level of Safety Performance. Parameter ini diukur setiap 3 (tiga) bulan dengan mekanisme yang telah ditentukan. Parameter tersebut juga diadopsi untuk menjadi Key Performance Indicator (KPI) Korporasi yang disebut dengan Safety Rate.

Berikut data, informasi dan laporan keselamatan yang diterima oleh Perum LPPNPI pada tahun 2020.

Serious Incident 38

Incident 170

Hazard 3.650

Accident 8

Total3.866

OCCURRENCE REPORT DATAData Occurrence 2020

Dari total 3.866 laporan sepanjang tahun 2020, terdapat 8 (delapan) laporan dengan klasifikasi Accident, 38 laporan dengan klasifikasi Serious Incident, 170 laporan dengan klasifikasi Incident, serta 3.650 laporan dengan klasifikasi Hazard.

Terkait dengan adanya accident sepanjang tahun 2020, berdasarkan hasil investigasi yang telah dilaksanakan oleh pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), ditetapkan bahwa terhadap 8 (delapan) accident tersebut tidak terdapat kontribusi dari AirNav Indonesia sebagai faktor penyebab terjadinya accident.

In the event of a flight accident, AirNav Indonesia provides swift and accurate search and rescue information service to assist any relief efforts. AirNav Indonesia is in coordination with the National Search and Rescue Agency (BASARNAS) with Memorandum of Understanding between AirNav Indonesia and BASARNAS on search and rescue information services signed on January 28, 2015, and followed up with the installation of Flight Monitoring System of National Search and Rescue Agency at the Branch Office of JASTC and MATSC.

SAFETY, SECURITY AND STANDARDIZATION AirNav Indonesia collects, monitors, and evaluates the data, information, and safety reports received. As a provider of Indonesian air navigation services, AirNav Indonesia has commitment with the Indonesian Government in line with the criteria for Acceptable Level of Safety Performance as stated in the Decree of Director General of Civil Aviation of the Ministry of Transportation. This parameter is measured every 3 (three) months with a predetermined mechanism. These parameters are also the Key Performance Indicators (KPI) of the Corporation called the Safety Rate.

The following are the data, information, and reports on safety received by Perum LPPNPI in 2020:

From the total 3,866 reports throughout 2020, there were 8 (eight) Accident reports, 38 Serious Incident reports, 170 Incident report, and 3,650 Hazard reports.

Regarding the occurrence of accidents throughout 2020, the investigation results by the National Transportation Safety Committee (KNKT) determined that the 8 (eight) accidents were not caused by AirNav Indonesia.






SEGMEN BERDASARKAN LAYANAN JASA Segment by Operations Areas

Struktur Pendapatan Usaha AirNav Indonesia sebagaimana tercantum pada Laporan Keuangan Teraudit terbagi ke dalam 2 (dua) layanan jasa, yaitu PELAYANAN JASA NAVIGASI PENERBANGAN JELAJAH dan PELAYANAN JASA NAVIGASI PENERBANGAN TERMINAL.

Untuk dapat memberikan gambaran tentang skala operasi dan bisnis dari masing-masing segmen layanan jasa, berikut disampaikan struktur pendapatan usaha Perusahaan.

Jumlah dan Kontribusi Segmen Layanan Jasa Terhadap Pendapatan UsahaTotal and Contribution of Service Segments to Operating Revenues

Pendapatan UsahaOperating Revenues


Jumlah/Total Rp juta/Rp million

Kontribusi (%)Contribution


Kontribusi (%)Contribution


Persentase %Percentage %


En Route Navigation Charges

1.357.829 87,52 3.065.851 88,79 (1.708.022) (55,71)



193.635 12,48 387.018 11,21 (193.383) (49,97)


Total Operating Revenues

1.551.464 100,00 3.452.869 100,00 (1.901.405) (55,07)

Komposisi Pendapatan Segmen Layanan Jasa Terhadap Pendapatan UsahaComposition of Service Segment Revenue to Operating Revenues

2019

Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal11,21%

Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah 88,79%

2020

Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal12,48%

Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah 87,52%

Dari tabel dan bagan di atas, terlihat bahwa pendapatan dari Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah merupakan segmen layanan jasa utama Perusahaan dengan kontribusi pendapatan usaha mencapai 88,79% di tahun 2019 dan 87,52% di tahun 2020 terhadap jumlah pendapatan usaha. Penurunan pendapatan di atas tak lepas dari produksi jasa navigasi penerbangan AirNav Indonesia yang sangat bergantung dengan jumlah pergerakan penerbangan baik penerbangan domestik, penerbangan internasional dan penerbangan lintas yang beroperasi di Ruang Udara Indonesia. Berikut

AirNav Indonesia's Operating Revenue Structure in the Audited Financial Statements is divided into 2 (two) services, namely EN ROUTE NAVIGATION CHARGES and TERMINAL NAVIGATION SERVICES.

The below Company's operating revenues illustrates the operating and business scale of each service segment:

The table and chart above indicate that revenue from En route Services is the Company's main service segment with the contribution of operating revenues reaching 88.79% in 2019 and 87.52% in 2020 of total operating revenues. The decline in revenue is inseparable from the production of AirNav Indonesa air navigation services, which is highly dependent on the number of flight movements, both domestic flights, international flights, and Overflying flights operating in the Indonesian Air Space. The following is the Traffic Movement in 2020 and its comparison with the previous year.






disampaikan pergerakan lalu lintas penerbangan atau Traffic Movement tahun 2020 dan perbandingannya dengan tahun sebelumnya.

Keterangan Description

2020 2019

Kenaikan (Penurunan)Kenaikan (Penurunan)

NominalRp juta/Rp million


Traffic Movement

Domestik/ Domestic Flight 1.127.680 1.868.814 (741.134) (39,66)

Internasional/ International Flight 75.148 228.781 (153.633) (67,15)

Overflying/ Overflying 49.642 138.151 (88.509) (64,07)

Jumlah/ Total 1.252.470 2.235.746 (983.276) (43,98)

Rata-rata Traffic Movement per bulanAverage Traffic Movement per month

104.373 186.312 (81.940) (43,98)

Rata-rata Traffic Movement per hariAverage Traffic Movement per day

3.431 6.125 (2.694) (43,98)

Total Traffic Movement yang tercatat oleh AirNav Indonesia mencakup pergerakan lalu lintas penerbangan domestik, internasional dan overflying. Di tahun 2020, Traffic Movement sebanyak 1.252.470, mengalami penurunan 43,98% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 2.235.746. Pandemi COVID-19 berimbas langsung terhadap industri penerbangan secara keseluruhan, yang tercermin dari penurunan Traffic Movement.

Uraian tentang kinerja masing-masing segmen layanan jasa dapat dilihat di bawah ini.

PELAYANAN JASA NAVIGASI PENERBANGAN JELAJAH Kegiatan Operasi dan Usaha serta Kinerja Produktivitas Jasa Pelayanan PenerbanganPelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah adalah kegiatan operasi dan usaha inti AirNav Indonesia sesuai bidang usahanya, yaitu menjalankan kegiatan usaha di bidang jasa pelayanan navigasi penerbangan sesuai Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia. Rincian kegiatan operasi telah dijelaskan di atas, sebagaimana juga telah diuraikan pada bab Profil Perusahaan dalam Laporan Tahunan ini.

Kegiatan operasi dan proses penagihan yang dihitung sebagai pendapatan usaha Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah AirNav Indonesia dapat dilihat pada bagan berikut ini:

AirNav Indonesia recorded total Traffic Movement covering domestic flight, international flight, and Overflying flight in 2020 was 1,252,470, decreased by 43.98% compared to 2,235,746 in the previous year. The COVID-19 pandemic has direct impact on the entire aviation industry causing the decline in Traffic Movement.

Description of the performance of each service segment is as follows:

EN ROUTE NAVIGATION SERVICESOperations and Business Activities as well as Productivity Performance of En Route Navigation ServicesFollowing the Government Regulation no.77 of 2012 concerning Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, Air Navigation Service is AirNav Indonesia’s core business and operational activities in the field of air navigation services. Details of operational activities are as described above and also available in the Company Profile chapter in this Annual Report.

Operating income of AirNav Indonesia En route Navigation Charges includes operational activities and billing process can be seen in this chart:






Penetapan biaya tarif dasar Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan (PJNP) mengacu kepada Peraturan Menteri Perhubungan No. KP 853 Tahun 2018, tanggal 25 Mei 2018, di mana terdapat kenaikan tarif penerbangan dalam negeri sejak diterbitkannya peraturan ini, sebagai berikut:

• Sejak 30 hari peraturan tersebut terbit, tarif penerbangan dalam negeri dari Rp3.000 per route unit menjadi Rp4.000 per route unit.

• Sejak 120 hari peraturan tersebut terbit tarif penerbangan dalam negeri dari Rp4.000 per route unit menjadi Rp5.000 per route unit.

• Sejak 210 hari peraturan tersebut terbit tarif penerbangan dalam negeri dari Rp5.000 per route unit menjadi Rp6.000 per route unit.

• Sejak 1 Januari 2019, tarif penerbangan dalam negeri sebesar Rp7.000 per route unit.

Tarif layanan jasa navigasi penerbangan dalam negeri yang berlaku tahun 2020 mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 63 Tahun 2019 tanggal 14 Maret 2019, menetapkan Biaya Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan, di mana terdapat penundaan tarif, untuk tanggal 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2019 menggunakan tarif sebesar Rp6.000 per route unit, dan mulai 1 Juli 2019 dan seterusnya menggunakan tarif sebesar Rp7.000 per route unit.

Di tahun 2020 AirNav Indonesia tidak melakukan penyesuaian Biaya PJNP, dengan rincian sebagai berikut:

The determination of the basic En Route Navigation Charge (PJNP) refers to the Regulation of the Minister of Transportation No.KP 853 of 2018, dated May 25, 2018, where the domestic flight fares increased since the issuance of this regulation, as follows:

• Since 30 days of the regulation issuance, the domestic flight fare increased from Rp3,000 per route unit to Rp4,000 per route unit.

• Since 120 days of the regulation issuance, domestic flight fare increased from Rp4,000 per route unit to Rp5,000 per route unit.

• Since 210 days of the regulation issuance, domestic flight fare increased from Rp5,000 per route unit to Rp6,000 per route unit.

• Since January 1, 2019, the domestic flight fare is Rp7,000 per route unit.

Domestic air navigation service charges in 2020 refer to the Minister of Transportation Decree No. KM 63 of 2019 dated March 14, 2019 that set Air Navigation Service Charge, where there were delay in charge, Rp6,000 per route unit for January 1 to June 30, 2019, and Rp7,000 per route unit from July 1, 2019 onwards.

In 2020 AirNav Indonesia did not make adjustments to the PJNP cost, with details as follows:

• Domestik/Domestic• Internasional/ International• Overflying

Target Collection Periode 45 hari.Collection Period Target is 45 Days

Departure Arrival

Domestic

Internasional Internasional

Overflying

Entry Point

Adjacent State

Entry Point

Adjacent State

Untuk periode yang didalamnya terdapat penyesuaian biaya PJNP ENC domestik akan dibuatkan invoice terpisah (menyesuaikan dengan biaya

PJNP ENC domestic yang berlaku)/ For adjustment period to the domestic PJNP ENC charge, a separate invoice will be made (based on applicable

domestic PJNP ENC charge).

TWR

TWR

INVOICE DITAGIHKAN KEPADA AIRLINES

Invoice Billed to The Airlines

VALIDASI & VERIFIKASI DATA PRODUKSI/Production Data

Validation & Verification

DATA PRODUKSIProduction Data

• Kredit / Credit • Tunai / Cashdilakukan secara periodik (10 hari)/ Periodically (10 Days)

FAKTURISASI/ Validation

ACC

APP






Biaya PJNP Jelajah (ENC)En route Navigation Charges (ENC)

NilaiAmount

Penerbangan dalam negeri (Rp) Domesticflight(Rp) 7.000

Penerbangan luar negeri (USD) Internationalflight(USD) 0,65

Penerbangan overflying (USD) Overflyingflight(USD) 0,65

Berikut disampaikan kinerja produktivitas Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah tahun 2020 dan perbandingannya dengan tahun sebelumnya.


2020 (Rute/Route)

2019(Rute/Route)


Nominal(Rute/Route)


Penerbangan Domestik Domestic flight 99.016.276 162.517.195 (63.500.919) (39,07)

Penerbangan Internasional International flight 35.665.003 114.355.802 (78.690.799) (68,81)

Penerbangan Lintas Udara Overflying flight 63.456.698 164.798.148 (101.341.450) (61,49)

Total Produksi En route Total En route Navigation Production

198.137.977 441.671.145 (243.533.168) (55,14)

Total Produksi En route tahun 2020 sebanyak 198.137.977 rute, mengalami penurunan 55,14% dari tahun sebelumnya sebanyak 441.671.145 rute. Penurunan signifikan terjadi pada penerbangan internasional serta penerbangan lintas udara yang mengalami penurunan masing-masing sebesar 68,81% dan 61,49% dari tahun sebelumnya. Penurunan ini tak lepas dari kebijakan berbagai negara untuk melakukan pembatasan penerbangan keluar-masuk wilayahnya, dalam rangka menekan penyebaran virus COVID-19. Pembatasan ini kemudian berimbas pada berkurangnya arus lalu lintas udara, baik kedatangan-keberangkatan domestik, kedatangan-keberangkatan internasional, maupun penerbangan lintas udara oleh seluruh maskapai penerbangan.

Berdasarkan tabel di atas, terlihat pula pergeseran terhadap komposisi kontribusi produksi atas penerbangan komersial domestik dan internasional di tahun 2020. Penerbangan en route domestik yang rata-rata berkontribusi 39% terhadap produksi en route di tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2020 menyumbangkan 49,97% dari total angka produksi en route. Sedangkan penerbangan en route internasional yang rata-rata berkontribusi 25% terhadap produksi en route, di tahun 2020 hanya menyumbangkan 18,00% dari total angka produksi en route. Untuk penerbangan en route overflying mengalami penurunan kontribusi dari 37,31% menjadi 32,03% dari total angka produksi en route.

The following is the performance of En route Navigation Services productivity in 2020 and its comparison with the previous year.

The total En route Navigation production in 2020 was 198,137,977 routes, decreased by 55.14% from the previous year of 441,671,145 routes. International flights and Overflying flights significantly decreased by 68.81% and 61.49%, respectively, from the previous year. This decline was inseparable from the policies of various countries to restrict coming in and coming out flights at their territory to suppress COVID-19 virus spread. This restriction caused the reduction of air traffic flow, both domestic arrivals-departures, international arrivals-departures, and Overflying flights by all airlines.

Based on the table above, the production of domestic and international commercial flights in 2020 also changes. Domestic en route flights, which contributed 39% to the en route production in the previous years, contributed 49.97% of total en route production in 2020. Meanwhile, international en route flights which on average contribute 25% to en route production, in 2020 only contributed 18.00% of the total en route production. For en route overflying flights, the contribution decreased from 37.31% to 32.03% of the total en route production.






Profitabilitas Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah Berikut disampaikan pendapatan usaha dari Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah yang menggambarkan profitabilitas dari segmen layanan jasa ini.


2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)


Nominal(Rp juta/Rp million)


Domestik Domestic Flight

Terjadwal Scheduled Flight 552.134 850.596 (298.461) (35,09)

Tidak Terjadwal Unscheduled Flight 11.791 6.413 5.378 83,86

Sub Jumlah Domestik Sub-Total Domestic Flight 563.925 857.009 (293.084) (34,20)

Internasional International

Terjadwal Scheduled Flight 273.790 888.692 (614.901) (69,19)

Tidak Terjadwal Unscheduled Flight 13.088 15.162 (2.074) (13,68)

Sub Jumlah Internasional Sub-Total Domestic Flight 286.878 903.854 (616.975) (68,26)

Lintas OverflyingFlight

Terjadwal Scheduled Flight 507.025 1.304.988 (797.963) (61,15)

Jumlah Pendapatan Usaha dari Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah

Total Operating Revenues from En route Navigation Charges

1.357.829 3.065.850 (1.708.022) (55,71)

Pendapatan usaha dari Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah tahun 2020 sebesar Rp1,36 triliun, mengalami penurunan 55,71% atau setara dengan Rp1,71 triliun dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp3,06 triliun. Penurunan ini dipengaruhi oleh produksi En route yang mengalami penurunan hingga 55,14% dari tahun sebelumnya, sebagaimana telah dijelaskan di atas.

PELAYANAN JASA NAVIGASI PENERBANGAN TERMINAL Kegiatan Operasi dan Usaha serta Kinerja Produktivitas Jasa Pelayanan Terminal

Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal merupakan jasa yang dikenakan atas pelayanan navigasi penerbangan dalam area 20 kilometer cakupan pelayanan terhadap pesawat udara yang melakukan pendaratan di bandar udara atau aerodrome.

Tarif layanan jasa navigasi penerbangan dalam negeri yang berlaku tahun 2020 mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 63 Tahun 2019 tanggal 14 Maret 2019, menetapkan Biaya Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan, di mana terdapat penundaan tarif, untuk tanggal 1 Januari sampai dengan 30 Juni

Profitability of En Route Navigation ServicesOperating revenues from En route Navigation Charges illustrates the profitability of this service segment are as follows:

Operating revenues from En route Navigation Charges in 2020 amounted to Rp1.36 trillion, decreased by 55.71% or equivalent to Rp1.71 trillion compared to Rp3.06 trillion in 2019. This decrease was influenced by en route navigation production which decreased by 55.14% from the previous year, as explained above.

TERMINAL NAVIGATION SERVICESOperations and Business Activities, as well as Productivity Performance of Terminal Navigation ServicesTerminal navigation services are services charged for air navigation services within a 20 kilometer area of service coverage for aircraft landing at the airport or aerodrome.

The tariff for domestic flight navigation services in 2020 refers to the Minister of Transportation Decree No. KM 63 of 2019, dated March 14, 2019, concerning the Cost of Air Navigation Services with the delay in tariff increases, using tariff of Rp6,000 per route unit for January 1 to June 30, 2019, and using tariff of Rp7,000






2019 menggunakan tarif sebesar Rp6.000 per route unit, dan mulai 1 Juli 2019 dan seterusnya menggunakan tarif sebesar Rp7.000 per route unit.

Di tahun 2020 AirNav Indonesia tidak melakukan penyesuaian Biaya PJNP. Tarif Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal yang berlaku tahun 2020 mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 63 Tahun 2019 tanggal 14 Maret 2019, dengan rincian sebagai berikut:

Biaya PJNP Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal (TNC) Terminal Navigation Charges (TNC)

NilaiValue

Penerbangan Dalam Negeri Domestic Flight

Precision Approach Service (Rp) Precision Approach Service (Rp) 5.500

Non Precision Approach Service (Rp) Non Precision Approach Service (Rp) 10.000

Flight Information Service (Rp) Flight Information Service (Rp) 50.000

Penerbangan Luar Negeri International Flight

Precision Approach Service (USD) Precision Approach Service (USD) 0,67

Non Precision Approach Service (USD) Non Precision Approach Service (USD) 1,21

Flight Information Service (USD) Flight Information Service (USD) 6,06

Berikut disampaikan kinerja produktivitas Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal tahun 2020 dan perbandingannya dengan tahun sebelumnya.


2020 (Ton)

2019(Ton)


Nominal(Ton)


Penerbangan Domestik Domestic Flight 27.239.996 46.577.035 (19.337.039) (41,52)

Penerbangan Internasional International Flight 5.022.031 15.735.922 (10.713.891) (68,09)

Total Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal


32.262.027 62.312.957 (30.050.930) (48,23)

Total produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal tahun 2020 sebanyak 32.262.027 ton, mengalami penurunan 48,23% dari tahun sebelumnya sebanyak 62.312.957 ton. Penurunan signifikan terjadi pada penerbangan internasional yang mengalami penurunan sebesar 68,09% dari tahun sebelumnya. Seperti halnya Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah, penurunan produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal tak lepas dari kebijakan berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk melakukan pembatasan jalur keluar-masuk wilayahnya dalam rangka menekan penyebaran virus COVID-19. Pembatasan ini kemudian berimbas pada penurunan jumlah maskapai yang melakukan penerbangan.

Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal domestik yang rata-rata berkontribusi 76% terhadap produksi Pelayanan Jasa Navigasi

per route unit from July 1, 2019 onwards.

In 2020, AirNav Indonesia did not adjust the PJNP Cost. Tariff of terminal navigation services that apply in 2020 refer to the Minister of Transportation Decree No. KM 63 of 2019 dated March 14, 2019, with the following details:

The performance of terminal navigation services productivity in 2020 and the comparison with the previous year are as follows:

Total Terminal Navigation Production in 2020 was 32,262,027 tons, decreased by 48.23% from the previous year of 62,312,957 tons. The international flights significantly decreased by 68.09% from the previous year. As with En route Navigation production, the decline in Terminal Navigation production is inseparable from the policies of various countries, including Indonesia, to limit flights coming in and going out of their territory to cut down the spread of the COVID-19 virus. This restriction caused the decrease in number of flying aircrafts.

Domestic terminal navigation services which contributed in average 76% to the total production of terminal navigation in the previous years, meanwhile






Penerbangan Terminal pada tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2020 menyumbangkan 84,43% dari total angka produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal. Sedangkan produksi internasional yang rata-rata berkontribusi 24% di tahun 2020 hanya menyumbangkan 15,57% dari total angka produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal.

Profitabilitas Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan TerminalBerikut disampaikan pendapatan usaha dari Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal yang menggambarkan profitabilitasdarisegmenlayananjasaini.


2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)




Jasa TNC Domestik Domestic TNC Services 148.941 251.093 (102.152) (40,68)

Jasa TNC International International TNC Services 44.695 135.925 (91.231) (67,12)

Jumlah Pendapatan Usaha Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal

Total Operating Revenues from Terminal Navigation Services

193.635 387.018 (193.383) (49,97)

Pendapatan usaha dari Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal tahun 2020 sebesar Rp193,63 miliar, mengalami penurunan 49,97% atau setara dengan Rp193,38 miliar dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp387,02 miliar. Penurunan ini dipengaruhi oleh produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal yang mengalami penurunan 48,23% dari tahun sebelumnya, sebagaimana telah dijelaskan di atas.

SEGMEN BERDASARKAN WILAYAH OPERASISegment by Operations Areas

Selain berdasarkan struktur pendapatan di atas, Perusahaan juga menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 5 “Segmen Operasi” dalam Laporan Keuangan Teraudit yang memberikan informasi tentang segmen berdasarkan wilayah operasi.

JATSC DENPASARMATSC LAIN-LAIN

in 2020 contributed 84.43% of the total terminal navigation production. International terminal navigation services, contributed average 24%, which is only 15.57% of the total terminal navigation services production in 2020.

Profitability of Terminal Navigation ServicesThe following is operating revenues from Terminal Navigation Charges which illustrates the profitability of this service segment:

Operating revenues from Terminal Navigation Services in 2020 amounted to Rp193.63 billion, decreased by 49.97% or equivalent to Rp193.38 billion compared to 2019 of Rp387.02 billion. The decrease was caused by the decreased production of Terminal Navigation Services by 48.23% from the previous year, as explained above.

Apart from the revenue structure above, the Company also applies Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) 5 on “Operating Segments” in the Audited Financial Statements which provides information on segments based on operation areas.






The table and chart above indicate that the revenues from JATSC is the largest with the contribution of operating income reaching 37.57% in 2019 and 40.35% in 2020 to the total operating income.

Description of the performance of each operation areas is available below:

Untuk dapat memberikan gambaran tentang skala operasi dan bisnis dari masing-masing wilayah operasi, berikut disampaikan komposisi pendapatan usaha dan aset Perusahaan berdasarkan wilayah operasi:

Jumlah dan Kontribusi Segmen Berdasarkan Wilayah Operasi Terhadap Pendapatan UsahaNumber and Contribution of Segments by the Operation Areas to Operating Revenue

Wilayah OperasiWilayah Operasi


(Rp juta/Rp million)

KontribusiKontribusi (%)


KontribusiKontribusi (%)



JATSC JATSC 626.089 40,35 1.297.216 37,57 (671.126) (51,74)

MATSC MATSC 373.267 24,06 866.620 25,10 (493.353) (56,93)

Denpasar Denpasar 119.185 7,68 456.132 13,21 (336.947) (73,87)

Lain-lain Others 432.922 27,90 832.901 24,12 (399.978) (48,02)


Total Operating Revenues

1.551.464 100,00 3.452.869 100,00 (1.901.405) (55,07)

Dari tabel dan bagan di atas, terlihat bahwa pendapatan dari JATSC menjadi yang terbesar dengan kontribusi pendapatan usaha mencapai 37,57% di tahun 2019 dan 40,35% di tahun 2020 terhadap jumlah pendapatan usaha.

Uraian tentang kinerja masing-masing wilayah operasi dapat dilihat di bawah ini:

For the overview of the operating and business scale of each operation areas, the following is the composition of the Company's operating revenues and assets by the operation areas:

Komposisi Pendapatan Segmen Berdasarkan Wilayah Operasi Terhadap Pendapatan UsahaComposition of Segment Revenues by Operation Area to Operating Revenues

2020

Lain-lain 27,90%

JATSC40,35%

Denpasar 7,68%

MATC24,06%

Lain-lain 24,12%

JATSC37,57%

MATSC 25,10%

Denpasar13,21%

2019






JAKARTA AIR TRAFFIC SERVICE CENTER (JATSC)

Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC) merupakan unit cabang AirNav Indonesia yang mengelola Jakarta Flight Information Region (FIR) meliputi ruang udara bagian barat Indonesia. Berikut disampaikan kinerja produktivitas Traffic Movement JATSC tahun 2020 dan perbandingannya dengan tahun sebelumnya.


2020 2019


JumlahTotal


Traffic Movement JATSC Traffic Movement JATSC 210.556 408.855 (198.299) (48,50)

Traffic Movement JATSC tahun 2020 mengalami penurunan 48,50% dibandingkan tahun sebelumnya. Berikut disampaikan Traffic Movement JATSC per bulan di sepanjang tahun 2020 yang secara langsung berkaitan dengan pendapatan AirNav Indonesia dari JATSC.

Traffic Movement per Bulan di Sepanjang Tahun 2020 - Cabang JATSCTraffic Movement per Month Throughout 2020 at JATSC Branch

(Rp-juta)

40.000

35.000

30.000

25.000

20.000

15.000

10.000

5.000

JAN

34.743

FEB

31.488

APR

7.831

JUN

7.228

MEI

4.196

JUL

12.176

AGT

14.270

SEP

13.477

OKT

15.471

NOV

19.290

DES

23.738

MAR

26.648

Seperti terlihat pada grafik di atas, Traffic Movement JATSC mengalami penurunan terdalam pada April hingga Juni 2020, di mana pada bulan-bulan tersebut merupakan awal kebijakan lockdown serta pembatasan sosial yang berimbas pada penerbangan secara global.

Dengan kondisi tersebut, berikut disampaikan kinerja profitabilitasdariJATSC.

Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC) is a branch unit of AirNav Indonesia that manages Jakarta Flight Information Region (FIR) covering the airspace of western Indonesia. JATSC Traffic Movement productivity performance in 2020 and its comparison with the previous year are as follows:

JATSC Traffic Movement in 2020 decreased by 48.50% compared to the previous year. JATSC Traffic Movement per month throughout 2020 directly related to AirNav Indonesia revenues from JATSC is as follows:

As the chart above, JATSC Traffic Movement deeply declined in April to June 2020, the beginning of the lockdown policy and social restrictions with global aviation impacts.

With these conditions, the following is the profitability performance of JATSC:







2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)




Laba (Rugi)/ Profit(Loss)

Pendapatan Usaha Operating Revenues 626.089 1.297.216 (671.126) (51,74)

Beban Usaha Operating Expenses 315.324 335.581 (20.256) (6,04)

Laba (Rugi) Usaha OperatingProfit(Loss) 310.765 961.635 (650.870) (67,68)

Posisi Keuangan/ Financial Position

Total Aset Total Assets 266.393 292.436 (26.043) (8,91)

Total Liabilitas Total Liabilities 3.964.432 64.201 3.900.231 6.075,01

Total Ekuitas Total Equity 4.230.825 228.235 4.002.590 1.753,71

Dengan penurunan Traffic Movement yang cukup signifikan, pendapatan usaha JATSC mengalami penurunan hingga 51,74%. Hal ini berdampak terhadap penurunan laba usaha sebesar 67,68% dibandingkan tahun sebelumnya.

MAKASAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTRE (MATSC)

Makassar Air Traffic Service Center (MATSC) merupakan unit cabang AirNav Indonesia yang mengelola Ujung Pandang Flight Information Region (FIR) meliputi ruang udara bagian timur Indonesia. MATSC membawahi beberapa unit, yaitu Cabang Pembantu Palu, Cabang Pembantu Luwuk, Unit Mamuju, Unit Masamba, Unit Poso, Unit Toli-toli, Unit Buol, Unit Tana Toraja, Unit Mamasa, Unit Bone, Unit Seko, Unit Rampi, Unit Bua, Unit Selayar, dan Unit Tojo Una-Una.

Berikut disampaikan kinerja produktivitas Traffic Movement MATSC tahun 2020 dan perbandingannya dengan tahun sebelumnya.


2020 2019


JumlahTotal


Traffic Movement MATSC (mencakup Cabang MATSC dan unit-unit yang berada di bawahnya)

MATSCTrafficMovement(covering MATSC Branch and the Underlying Units)

83.933 129.785 (45.852) (35,33)

Traffic Movement MATSC tahun 2020 mengalami penurunan 35,33% dibandingkan tahun sebelumnya. Berikut disampaikan Traffic Movement MATSC per bulan di sepanjang tahun 2020 yang secara langsung berkaitan dengan pendapatan AirNav Indonesia dari MATSC.

With significant decrease in Traffic Movement, JATSC operating income decreased by 51.74%. It caused the decrease in operating profit by 67.68% compared to the previous year.

Makassar Air Traffic Service Center (MATSC) is AirNav Indonesia branch unit that manages Ujung Pandang Flight Information Region (FIR) covering the airspace of eastern Indonesia. MATSC oversees several units, namely Palu Sub-Branch, Luwuk Sub-Branch, Mamuju Unit, Masamba Unit, Poso Unit, Toli-toli Unit, Buol Unit, Tana Toraja Unit, Mamasa Unit, Bone Unit, Seko Unit, Rampi Unit, Bua Unit, Selayar Unit, and Tojo Una-Una Unit.

Description of the MATSC Traffic Movement productivity performance in 2020 and its comparison with the previous year are as follows:

MATSC Traffic Movement in 2020 decreased by 35.33% compared to the previous year. The following is the MATSC Traffic Movement per month throughout 2020 which is directly related to AirNav AirNav Indonesia revenue from MATSC:






Traffic Movement per Bulan di Sepanjang Tahun 2020\Cabang MATSC dan Unit-unit yang Berada di BawahnyaMonthly Traffic Movement Throughout 2020 MATSC Branch and the Underlying Units

(Rp-juta)

12.000

11.000

10.000

9.000

8.000

7.000

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

JAN

10.629

FEB

10.140

APR

3.838

JUN

3.449

MEI

1.580

JUL

5.304

AGT

6.575

SEP

6.751

OKT

7.574

NOV

8.722

DES

9.924

MAR

9.447

Seperti terlihat pada grafik di atas, Traffic Movement MATSC mengalami penurunan terdalam pada Juni 2020, di mana pada April hingga Juni 2020 merupakan awal kebijakan lockdown serta pembatasan sosial yang berimbas pada penerbangan secara global.

Dengan kondisi tersebut, berikut disampaikan kinerja profitabilitasdariMATSC


2020 (Rp juta/Rp million)

2019(Rp juta/Rp million)




Laba (Rugi)/ Profit (Loss)

Pendapatan Usaha Operating Revenues 373.267 866.620 (493.353) (56,93)

Beban Usaha Operating Expenses 201.250 204.547 (3.297) (1,61)

Laba (Rugi) Usaha Operating Profit (Loss) 172.017 662.073 (490.056) (74,02)


Total Aset Total Assets 238.085 261.027 (22.942) (8,79)



Dengan penurunan Traffic Movement yang cukup signifikan, pendapatan usaha MATSC mengalami penurunan hingga 56,93%. Hal ini berdampak terhadap penurunan laba usaha sebesar 74,02% dibandingkan tahun sebelumnya.

Referring to the chart above, MATSC Traffic Movement deeply declined in June 2020, where April to June 2020 was the early months of lockdown and social restrictions policies impacted aviation globally.

With these conditions, the following is the profitability performance of MATSC:

With significant decrease in Traffic Movement, MATSC operating income decreased by 56,93%. It caused the decrease in operating profit of 74,02% compared to the previous year.






DENPASAR

Unit cabang Denpasar mengelola kegiatan operasi dan usaha AirNav Indonesia pada Bandara Denpasar, serta membawahi beberapa unit, yaitu Cabang Pembantu Labuan Bajo, Unit Waingapu, Unit Tambolaka, Unit Pagerungan, dan Unit Buleleng.

Berikut disampaikan kinerja produktivitas Traffic Movement Denpasar tahun 2020 dan perbandingannya dengan tahun sebelumnya.


2020 2019


JumlahTotal


Traffic Movement Denpasar (mencakup Cabang Denpasar dan unit-unit yang berada di bawahnya

Denpasar Traffic Movement (covering Denpasar Branch and the Underlying Units)

70.043 149.867 (79.824) (53.26)

Traffic Movement per Bulan di Sepanjang Tahun 2020 Cabang Denpasar dan Unit-unit yang Berada di BawahnyaTraffic Movement per Month Throughout 2020 Denpasar Branch and the Underlying Units

(Rp-juta)18.000

16.000

14.000

12.000

10.000

8.000

6.000

4.000

2.000

JAN

15.430

FEB

13.230

APR

2.562

JUN

927

MEI

364

JUL

2.465

AGT

3.588

SEP

3.737

OKT

4.329

NOV

5.393

DES

7.164

MAR

10.854

Seperti terlihat pada grafik di atas, Traffic Movement Denpasar mengalami penurunan terdalam pada April hingga Juni 2020, seperti halnya JATSC dan MATSC.

Dengan kondisi tersebut, berikut disampaikan kinerja profitabilitas dari Denpasar

The Denpasar branch unit manages AirNav Indonesia operations and business activities at Denpasar Airport, and oversees several units, namely the Labuan Bajo Sub-Branch, Waingapu Unit, Tambolaka Unit, Pagerungan Unit, and Buleleng Unit.

Productivity performance of Denpasar Traffic Movement in 2020 and its comparison with the previous year are as follows:

Referring to the chart above, Denpasar Traffic Movement deeply declined in April to June 2020, as did JATSC and MATSC.

With these conditions, the following is the profitability performance of Denpasar:












Laba (Rugi)/ Profit (Loss)


Beban Usaha Operating Expenses 80.026 78.225 1.801 2,30

Laba (Rugi) Usaha Operating Profit (Loss) 39.160 377.908 (338.748) (89,64)


Total Aset Total Assets 85.257 84.924 333 0,39



Dengan penurunan Traffic Movement yang cukup signifikan, pendapatan usaha dari wilayah operasi Denpasar mengalami penurunan 73.87%.

Hal ini berdampak terhadap penurunan laba usaha sebesar 89,64% dibandingkan tahun sebelumnya.

LAIN-LAIN

Wilayah geografis Lain-lain merupakan pengelolaan kegiatan operasi dan usaha AirNav Indonesia pada beberapa Unit Cabang serta unit-unit yang berada di bawah masing-masing Unit Cabang yang tidak termasuk JATSC, MATSC dan Denpasar, yang terdiri dari Cabang Surabaya, Cabang Medan, Cabang Palembang, Cabang Balikpapan, Cabang Pontianak, Cabang Yogyakarta, Cabang Sentani, Cabang Halim, Cabang Semarang, Cabang Batam, Cabang Palangkaraya, Cabang Wamena, Cabang Tanjung Pinang, Cabang Pekanbaru, Cabang Banda Aceh, Cabang Lombok, Cabang Jambi, Cabang Bandung, Cabang Kendari, Cabang Tarakan, Cabang Padang, Cabang Pangkal Pinang, Cabang Nabire, Cabang Banjarmasin, Cabang Ambon, Cabang Kupang, Cabang Merauke, Cabang Sorong, dan Cabang Manado.

Berikut disampaikan kinerja produktivitas Traffic Movement di tahun 2020 dari berbagai Unit Cabang yang tergabung pada Lain-lain dan perbandingannya dengan tahun sebelumnya.


2020 2019


JumlahTotal


Traffic Movement Lain-lain (mencakup Unit Cabang dan unit-unit yang berada di bawahnya)

OtherTrafficMovement(including Branch Units and the Underlying Units)

838.296 1.446.896 (608.600) (42,06)

With significant decrease in Traffic Movement, operating revenues from Denpasar operation area decreased by 73.87%.

It caused decrease in operating profit by 89.64% compared to the previous year.

OTHERS

Other geographic areas are the management of AirNav Indonesia operations and business activities in several Branch Units and Underlying Units each Branch Unit excluding JATSC, MATSC, and Denpasar, which consist of Surabaya Branch, Medan Branch, Palembang Branch, Balikpapan Branch, Pontianak Branch, Yogyakarta Branch, Sentani Branch, Halim Branch, Semarang Branch, Batam Branch, Palangkaraya Branch, Wamena Branch, Tanjung Pinang Branch, Pekanbaru Branch, Banda Aceh Branch, Lombok Branch, Jambi Branch, Bandung Branch, Kendari Branch, Tarakan Branch, Padang Branch, Pangkal Pinang Branch, Nabire Branch, Banjarmasin Branch, Ambon Branch, Kupang Branch, Merauke Branch, Sorong Branch, and Manado Branch.

The following is the performance of Traffic Movement productivity in 2020 from various Branch Units incorporated in Others and its comparison with the previous year:






Traffic Movement Lain-lain tahun 2020 mengalami penurunan 42,06% dibandingkan tahun sebelumnya. Berikut disampaikan Traffic Movement Lain-lain per bulan di sepanjang tahun 2020 yang secara langsung berkaitan dengan pendapatan AirNav Indonesia dari Lain-lain.

Traffic Movement per Bulan di Sepanjang Tahun 2020 untuk Total Cabang Lain-lain dan Unit-unit yang Berada di BawahnyaTraffic Movement per Month Throughout 2020 for Total Other Branches and the Underlying Units

(Rp-juta)

140.000

130.000

120.000

110.000

100.000

90.000

80.000

70.000

60.000

50.000

40.000

30.000

20.000

10.000

JAN

119.253

FEB

112.134

APR

41.788

JUN

36.084

MEI

10.937

JUL

56.836

AGT

63.227

SEP

64.826

OKT

67.664

NOV

74.515

DES

82.085

MAR

99.947

Traffic Movement Lain-lain mengalami penurunan terdalam pada April hingga Juni 2020, seperti halnya cabang-cabang AirNav Indonesia lainnya.

Dengan kondisi tersebut, berikut disampaikan kinerja profitabilitas dari Lain-lain.







Laba (Rugi)/ Profit(Loss)


Beban Usaha Operating Expenses 1.847.705 2.294.562 (446.858) (19,47)

Laba (Rugi) Usaha OperatingProfit(Loss) (1.414.782) (1.461.662) 46.880 (3,21)


Total Aset Total Assets 4.485.718 5.482.417 (996.699) (18,18)

Total Liabilitas Total Liabilities (7.510.291) 885.559 (8.395.851) (948,08)

Total Ekuitas Total Equity (4.152.497) 4.596.858 (8.749.354) (190,33)

Dengan penurunan Traffic Movement yang cukup signifikan, pendapatan usaha dari wilayah operasi Lain-lain mengalami penurunan hingga 48,02%. Meskipun telah dilakukan efisiensi pada beban usaha, penurunan pendapatan usaha dari wilayah operasi Lain-lain berdampak pada kerugian yang tercatat sebesar Rp1,41 triliun. Namun demikian, kerugian ini mengalami penurunan 3,21% dari pencatatan kerugian tahun sebelumnya pada wilayah operasi Lain-lain.

Other Traffic Movement in 2020 decreased by 42.06% compared to the previous year. The following is a description of Others Traffic Movement per month throughout 2020 which is directly related to AirNav Indonesia revenues from Others.

Other Traffic Movement deeply declined in April to June 2020, as did other AirNav Indonesia branches.

With these conditions, the following is the profitability performance from Others.

With significant decrease in Traffic Movement, operating revenues from the Other operation areas decreased by 48.02%. Despite the efficiency in operating expenses, the decrease in operating income from the Other operation area caused loss of Rp1.41 trillion. However, this loss decreased by 3.21% from Other Operation areas in the previous year.






PANGSA PASARAirNav Indonesia sebagai satu-satunya penyelenggara jasa pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia melayani seluruh sektor layanan penerbangan, antara lain komersial, penerbangan pribadi dan helikopter, angkutan kargo dan logistik udara, sekolah penerbang, Pemerintah, dan militer.

Dengan pangsa pasar tunggal, berikut 10 besar maskapai pelanggan penerbangan en route di akhir tahun 2020.

10 Besar Pelanggan Maskapai Penerbangan En routeTop 10 En route Flight Client Airlines

DomestikDomestic

InternasionalInternational

1. Garuda Indonesia 6. Sriwijaya Air 1. Singapore Airlines 6. Qatar Airways

2. Lion Mentari Airlines 7. Wings Abadi 2.CathayPacificAirways 7. China Southern Airlines

3. Batik Air Indonesia 8. Trigana Air 3. Uni Arab Emirate 8. China Airlines

4. Citilink Indonesia 9. Nam Air 4. Qantas Airways LTD 9. Scott Tigerair

5. Indonesia Air Asia 10. Airfast Indonesia 5. Malaysia Airlines Berhad 10. Federal Express

Sementara itu, 10 besar maskapai pelanggan penerbangan terminal adalah sebagai berikut:

10 Besar Pelanggan Maskapai Penerbangan TerminalTop 10 Terminal Flight Client Airlines

DomestikDomestic

InternasionalInternational

1. Lion Mentari Airlines 6. Sriwijaya Air 1. Singapore Airlines 6. Air Asia

2. Garuda Indonesia 7. Indonesia Air Asia 2. Qatar Airways 7. Saudi Arabian Airlines

3. Citilink Indonesia 8. Trigana Air 3. Uni Arab Emirate 8. Korean Jetstar Airways

4. Batik Air Indonesia 9. Nam Air 4. China Airlines 9. Malaysia Airlines Berhad

5. Wings Air 10. My Indo Airlines 5.CathayPacificAirways 10. Jetstar Airways

STRATEGI DAN KEGIATAN PEMASARANKegiatan pemasaran yang dilakukan AirNav Indonesia ditujukan untuk memperkuat branding yang dimiliki, khususnya sebagai entitas yang ditugaskan untuk menyelenggarakan jasa pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia. Penguatan branding terutama dilakukan melalui pemenuhan aspek keselamatan yang tercermin dari target Acceptable Level of Safety (ALOS) serta peningkatan berbagai layanan yang beroritensi pada nilai tambah bagi pengguna jasa AirNav Indonesia.

Aspek PemasaranMarketing Aspect

MARKET SHAREAs the only one provider of air navigation services in Indonesia, AirNav Indonesia serves the entire aviation services including commercial aviation, private flights,helicopter, cargo and logistics, aviation school, the Government and the military.

With control over the majority of market share, the followingairlinesarethetoptenclientsforenrouteflightat the end 2020:

In addition, the top ten client airlines for terminal navigation services are as follows:

MARKETING STRATEGY AND ACTIVITIESThe marketing activities of AirNav Indonesia are purposed at strengthening its branding, especially as an entity assigned to provide air navigation services in Indonesia. The strengthening of branding is mainly through the fulfillment of safety aspects as reflected in the Acceptable Level of Safety (ALOS) target as well as the improvement of various services that are added value-oriented for AirNav Indonesia services users.






ANALISIS KINERJA KEUANGANFinancial Performance Analysis

LAPORAN POSISI KEUANGANStatements of Financial Position



2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)




Aset Assets

Aset Lancar Current Assets 2.616.711 3.839.173 (1.222.462) (31,84)

Aset Tidak Lancar Non-Current Assets 2.458.742 2.281.631 177.110 7,76

Jumlah Aset Total Assets 5.075.453 6.120.804 (1.045.351) (17,08)

Liabilitas Liabilities

Liabilitas Jangka Pendek Current Liabilities 495.568 925.916 (430.349) (46,48)

Liabilitas Jangka Panjang Non-Current Liabilities 68.394 39.488 28.906 73,20

Jumlah Liabilitas Total Liabilities 563.962 965.404 (401.442) (41,58)

Ekuitas Equity 4.511.492 5.155.400 (643.909) (12,49)

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Total Liabilities and Equity 5.075.453 6.120.804 (1.045.351) (17,08)

ASETJumlah Aset Perusahaan di akhir tahun 2020 sebesar Rp5,07 triliun, mengalami penurunan 17,08% atau setara dengan Rp1,04 triliun dibandingkan posisi jumlah Aset di akhir tahun 2019 sebesar Rp6,12 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan berkurangnya saldo Aset Lancar sebesar 31,84% atau setara dengan Rp1,22 triliun, dari Rp3,84 triliun di akhir tahun 2019 menjadi Rp2,62 triliun di akhir tahun 2020, yang terutama disebabkan berkurangnya saldo kas dan setara kas Perusahaan sebagaimana akan dijelaskan pada bagian Arus Kas di bawah.

Sedangkan jumlah Aset Tidak Lancar tahun 2020 sebesar Rp2,46 triliun, meningkat 7,76% atau setara dengan Rp177,11 miliar dibandingkan Jumlah Aset Tidak Lancar tahun 2019 sebesar Rp2,28 triliun. Kenaikan ini terutama disebabkan meningkatnya nilai aset pajak tangguhan.

Tinjauan Keuangan dan Informasi Material LainnyaFinancial Overview and Other Material Information

ASSETSAt the end of 2020, the Company Total Assets were Rp5.07 trillion, decreased by 17.08% or equivalent to Rp1.04 trillion compared to the position of total Assets at the end of 2019 at Rp6.12 trillion. This decrease was mainly caused by the decreased Current Assets balance by 31.84% or equivalent to Rp1.22 trillion, from Rp3.84 trillion at the end of 2019 to Rp2.62 trillion at the end of 2020, which was mainly caused by the decreased balance of cash and cash equivalents the Company as will be explained at the Cash Flows section below.

While total Non-Current Assets in 2020 were Rp2.46 trillion, increased by 7.76% or equivalent to Rp177.11 billion compared to Total Non-Current Assets in 2019 which were Rp2.28 trillion. This increase was mainly caused by the increased value of deferred tax assets.






LIABILITASJumlah Liabilitas Perusahaan di akhir tahun 2020 sebesar Rp563,96 miliar, mengalami penurunan 41,58% atau setara dengan Rp401,44 miliar dibandingkan posisi jumlah Liabilitas di akhir tahun 2019 sebesar Rp965,40 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan berkurangnya saldo Liabilitas Jangka Pendek sebesar 46,48% atau setara dengan Rp430,35 miliar, dari Rp925,92 miliar di akhir tahun 2019 menjadi Rp495,57 miliar di akhir tahun 2020, yang terutama disebabkan berkurangnya saldo saldo liabilitas imbalan kerja - bagian jangka pendek.

Sedangkan jumlah Liabilitas Jangka Panjang tahun 2020 sebesar Rp68,39 miliar, meningkat 73,20% atau setara dengan Rp28,91 miliar dibandingkan Jumlah Aset Tidak Lancar tahun 2019 sebesar Rp39,49 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan meningkatnya liabilitas imbalan kerja - bagian jangka panjang.

EKUITASJumlah Ekuitas Perusahaan di akhir tahun 2020 sebesar Rp4,51 triliun, mengalami penurunan 12,49% atau setara dengan Rp643,91 miliar dibandingkan posisi jumlah Ekuitas di akhir tahun 2019 sebesar Rp5,15 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan adanya penurunan saldo yang belum ditentukan penggunaannya sebagai dampak dari penurunan laba hasil usaha Perusahaan tahun 2019.

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINStatements of Income and Other Comprehensive Income


2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)




Pendapatan usaha Operating revenues 1.551.464 3.452.869 (1.901.405) (55,07)

Beban usaha Operating expenses

Beban pegawai Employee expenses (1.402.068) (1.895.942) 493.874 (26,05)

Beban Umum dan Administrasi

General and Administrative Expenses

(606.973) (481.315) (125.658) 26,11

Beban usaha lainnya Other operating expenses (435.264) (535.658) 100.394 (18,74)

Jumlah beban usaha Total operating expenses (2.444.305) (2.912.915) 468.610 (16,09)

Laba (rugi) usaha Operating profit (loss) (892.841) 539.954 (1.432.794) (265,35)

Pendapatan (beban) lain-lain Other income (expenses) 117.317 128.170 (10.853) (8,47)

Laba (rugi) sebelum pajak Profit (loss) before tax (775.524) 668.124 (1.443.648) (216,07)

Manfaat (beban) pajak penghasilan

Income tax benefit (expense) 195.083 (167.949) 363.032 (216,16)

Laba (rugi) tahun berjalan Profit (loss) for the year (580.441) 500.175 (1.080.616) (216,05)

Penghasilan (kerugian) komprehensif lain

Other comprehensive income (loss)

(9.879) 887 (10.766) (1.213,75)

Jumlah laba (rugi) komprehensif tahun berjalan

Total comprehensive income (loss) for the year

(590.320) 501.062 (1.091.382) (217,81)

LIABILITIESAt the end of 2020, the Company’s total Liabilities were Rp563.96 billion, decreased by 41.58% or equivalent to Rp401.44 billion compared to the position of total Liabilities at the end of 2019 which were Rp965.40 billion. This decrease was mainly caused by the decreased balance of Current Liabilities by 46.48% or equivalent to Rp430.35 billion, from Rp925.92 billion at the end of 2019 to Rp495.57 billion at the end of 2020, which was mainly caused by the decreased balance of employee benefits liabilities – short-term portion.

While total Non-Current Liabilities in 2020 were Rp68.39 billion, increased by 73.20% or equivalent to Rp28.91 billion compared to Total Non-Current Assets in 2019 which were Rp39.49 billion. This increase was mainly caused by the increased employee benefits liabilities – long-term portion.

EQUITYAt the end of 2020, the Company’s total Equity was Rp4.51 trillion, decreased by 12.49% or equivalent to Rp643.91 billion compared to the position of total Equity at the end of 2019 which was Rp5.15 trillion. This decrease was mainly caused by the decreased in unappropriated balance due to decreased Company’s operating profit in 2019.






PENDAPATAN USAHASeperti yang telah diuraikan, Tinjauan Operasi per Segmen Usaha dalam bab ini, Pendapatan Usaha Perusahaan diperoleh dari 2 (dua) jenis jasa pelayanan, yaitu Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah dan Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal.

Pendapatan Usaha tahun 2020 sebesar Rp1,55 triliun, turun 55,07% atau setara dengan Rp1,90 triliun dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp3,45 triliun. Penurunan ini disebabkan turunnya Traffic Movement penerbangan di sepanjang tahun 2020 akibat pembatasan fisikdansosialuntukmenanggulangipenyebaranpandemiCOVID-19, yang kemudian berdampak langsung terhadap kinerja produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah serta Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal hingga berujung pada penurunan pendapatan Perusahaan.

BEBAN USAHABeban Usaha terdiri dari beban pegawai, beban umum dan administrasi, dan beban usaha lainnya.

Beban Usaha Perusahaan tahun 2020 sebesar Rp2,44 triliun, turun 16,09% atau setara dengan Rp468,61 miliar dibandingkan Beban Usaha Perusahaan tahun 2019 sebesar Rp2,91 triliun. Penurunan terutama terjadi pada beban pegawai yang mengalami penurunan hingga 26,05% atau setara dengan Rp493,87 miliar, dari Rp1,90 triliun di tahun 2019 menjadi Rp1,40 triliun di tahun 2020.

Sedangkan Beban Umum dan Administrasi tahun 2020 sebesar Rp606,97 miliar, meningkat 26,11% atau setara dengan Rp125,66 miliar dibandingkan Beban Umum dan Adiministrasi tahun 2019 sebesar Rp481,31 miliar. Kenaikan ini disebabkan adanya peningkatan pada penurunan nilai piutang yang dicatatkan di tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.

Beban Usaha Lainnya tahun 2020 sebesar Rp435,26 miliar, turun 18,74% atau setara dengan Rp100,39 miliar dibandingkan Beban Usaha Lainnya tahun 2019 sebesar Rp535,66 miliar. Penurunan ini disebabkan akibat penerapan PSAK 71 yang mengubah metode perhitungan pencadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha dari sebelumnya kerugian dicadangkan setelah terjadi peristiwa yang mengakibatkan risiko gagal bayar (incurred loss) menjadi dicadangkan dilakukan sejak awal periode kredit dengan menghitung ekspektasi kerugian kredit (expected credit loss) pada masa mendatang berdasarkan berbagai risiko kredit. Tingginya collection period dari piutang usaha juga mengakibatkan naiknya risiko kredit dari maskapai atau dengan kata lain kenaikan beban Cadangan Kerugian Penilaian Nilai (CKPN) piutang usaha.

OPERATING REVENUESAs described at Operational Overview by Line of Business section in this chapter, the Company obtains Operating Revenues from En route Navigation Charges and Terminal Navigation Charges.

In 2020, Operating Revenues were Rp1.55 trillion, decreased by 55.07% or equivalent to Rp1.90 trillion compared to 2019 which was Rp3.45 trillion. It was caused bythedecreasedairTrafficMovementduring2020duetothe physical and social restrictions to overcome the spread of COVID-19 pandemic, which then resulted in direct impact to the performance of En route Navigation Services as well as Terminal Navigation Services productions causing the decrease in the Company’s revenue.

OPERATING EXPENSESOperating Expenses consist of employee expenses, general and administrative expenses, and other operating expenses.

In 2020, the Company’s Operating Expenses were Rp2.44 trillion, decreased by 16.09% or equivalent to Rp468.61 billion compared to the Company’s Operating Expenses in 2019 which were Rp2.91 trillion. The decrease was mainly occurred in employee expenses which decreased up to 26.05% or equivalent to Rp493.87 billion, from Rp1.90 trillion in 2019 to Rp1.40 trillion in 2020.

While General and Administrative Expenses in 2020 were Rp606.97 billion, increased by 26.11% or equivalent to Rpp125.66 billion compared to General and Administrative Expenses in 2019 which were Rp481.31 billion. This increase was caused by increase in impairment losses on receivables recorded in 2020 compared to the previous year.

In 2020, Other Operating Expenses were Rp435.26 billion, decreased by 18.74% or equivalent to Rp100.39 billion compared to Other Operating Expenses in 2019 which were Rp535.66 billion. This decrease was due to SFAS 71 implementation that changed the calculation method of allowance for impairment losses on trade receivables, from previously losses were reserved after the events causing incurred loss to be reserved since the beginning credit period by calculating expected credit loss in the future according to various credit risks. The high collection period of trade receivables also resulted in the increased credit risk from the airlines or the increase in expense of Allowance for Impairment Losses (CKPN) on trade receivables.






LABA (RUGI) USAHALaba (Rugi) Usaha merupakan akumulasi antara pendapatan usaha dan beban usaha.

Di tahun 2020 Perusahaan mencatatkan Rugi Usaha sebesar Rp892,84 miliar, turun 265,35% atau setara dengan Rp1,43 triliun dibandingkan tahun 2019 di mana Perusahaan mencatatkan Laba Usaha sebesar Rp539,95 miliar. Penurunan ini disebabkan turunnya pendapatan usaha. Meskipun Perusahaan telah melakukan efisiensiyang cukup optimal, turunnya pendapatan usaha yang cukup signifikan berdampak terhadap kerugian tahun2020.

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAINPendapatan Lain-lain tahun 2020 sebesar Rp130,27 miliar, turun 12,15% atau setara dengan Rp18,02 miliar dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp148,29 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan penurunan denda kontrak dan pendapatan lainnya.

Beban Lain-lain tahun 2020 sebesar Rp12,95 miliar, turun 35,64% atau setara dengan Rp7,17 miliar dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp20,12 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan tidak adanya kerugian selisih kurs yang dicatat di tahun 2020.

Dengan demikian, Pendapatan (Beban) Lain-lain Perusahaan tahun 2020 sebesar Rp117,32 miliar, turun 8,47% atau setara dengan Rp10,85 miliar dibandingkan Pendapatan (Beban) Lain-lain Perusahaan tahun 2019 sebesar Rp128,17 miliar.

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILANBeban Pajak Penghasilan tahun 2020 sebesar Rp195,08 miliar, turun 216,16% atau setara dengan Rp363,03 miliar dibandingkan tahun 2019 di mana Perusahaan mencatatkan Manfaat Pajak Penghasilan sebesar Rp167,95 miliar. Penurunan ini disebabkan adanya pengurangan pemberian tunjangan kepada karyawan sehingga pemotongan pajak penghasilan menjadi sedikit.

LABA (RUGI) TAHUN BERJALANLaba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan adalah laba (rugi) sebelum pajak yang diakumulasi dengan manfaat (beban) pajak penghasilan.

Di tahun 2020 Perusahaan membukukan Rugi Bersih Tahun Berjalan sebesar Rp580,44 miliar, turun 216,05% atau setara dengan Rp1,08 triliun dibandingkan tahun 2019 di mana Perusahaan membukukan Laba Bersih Tahun Berjalan sebesar Rp500,17 miliar. Kerugian Perusahaan merupakan dampak dari penurunan pendapatan yang cukup signifikan.

OPERATING PROFIT (LOSS)Operating Profit (Loss) is an accumulation of operatingrevenues and operating expenses.

In 2020, the Company recorded Operating Loss of Rp892.84 billion, decreased by 265.35% or equivalent to Rp1.43 trillion compared to 2019 where the Company recorded Operating Profit of Rp539.95 billion. Thisdecrease was caused by the decreased operating revenues.AlthoughtheCompanyoptimizedtheefficiency,the significant decreasing operating revenue caused theloss in 2020.

OTHER INCOME (EXPENSES)In 2020, Other Income was Rp130.27 billion, decreased by 12.15% or equivalent to Rp18.02 billion compared to 2019 which was Rp148.29 billion. This decrease was mainly caused by the decrease in contract’s penalty and other revenues.

In 2020, Other Expenses were Rp12.95 billion, decreased by 35.64% or equivalent to Rp7.17 billion compared to 2019 which were Rp20.12 billion. This decrease was mainly caused by no loss on foreign exchange recorded in 2020.

Therefore, the Company’s Other Income (Expenses) in 2020 was Rp117.32 billion, decreased by 8.47% or equivalent to Rp10.85 billion compared to the Company’s Other Income (Expenses) in 2019 was Rp128.17 billion.

INCOME TAX (EXPENSES) BENEFIT In 2020, Income Tax Expenses were Rp195.08 billion, decreased by 216.16% or equivalent to Rp363.03 billion compared to 2019 where the Company recorded Income TaxBenefitofRp167.95billion.Thisdecreasewascausedby employee allowance reduction resulting in less income tax cut.

PROFIT (LOSS) FOR THE YEARNet Profit (Loss) for the Year is profit (loss) before taxaccumulatedbyincometax(expenses)benefit.

In 2020, the Company recorded Net Loss for the Year of Rp580.44 billion, decreased by 216.05% or equivalent to Rp1.08 trillion compared to 2019 where the Company booked Net Profit for the Year of Rp500.17 billion. The Company’s loss was caused by significant decrease in revenue.






PENGHASILAN (KERUGIAN) KOMPREHENSIF LAINDi tahun 2020 Perusahaan membukukan Kerugian Komprehensif Lain sebesar Rp9,88 miliar, turun 1.213,75% atau setara dengan Rp10,77 miliar dibandingkan tahun 2019 di mana Perusahaan membukukan Penghasilan Komprehensif Lain sebesar Rp887 juta. Kerugian Komprehensif Lain ini disebabkan adanya pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja - setelah pajak.

JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALANJumlah Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan didapatkan dari akun laba (rugi) tahun berjalan yang diakumulasikan dengan penghasilan (kerugian) komprehensif lain.

Di tahun 2020 Perusahaan membukukan Rugi Komprehensif Tahun Berjalan sebesar Rp590,32 miliar, turun 217,81% atau setara dengan Rp1,09 triliun dibandingkan tahun 2019 di mana Perusahaan membukukan Laba Komprehensif Tahun Berjalan sebesar Rp501,06 miliar. Rugi Tahun Berjalan berdampak terhadap Kerugian Komprehensif Tahun Berjalan.

LAPORAN ARUS KASStatements of Cash Flows


2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)




Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Cash Flows from Operating Activities

(913.260) 758.684 (1.671.945) (220,37)

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Cash Flows from Investing Activities

(198.157) (452.729) 254.573 (56,23)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Cash Flows from Financing Activities

(7.246) - (7.246) -

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas

Net Increase (Decrease) in Cash and Cash Equivalents

(1.118.663) 305.955 (1.424.618) (465,63)

Kas dan Setara Kas Awal Periode

Cash and Cash Equivalents at Beginning of Period

2.860.993 2.569.182 291.811 11,36

Pengaruh perubahan kurs mata uang asing

Effect of foreign currency exchange rate changes

2.427 (14.144) 16.571 (117,16)

Kas dan Setara Kas Akhir Periode

Cash and Cash Equivalents at End of Period

1.744.757 2.860.993 (1.116.236) (39,02)

OTHER COMPREHENSIVE INCOME (LOSS)In 2020, the Company recorded Other Comprehensive Loss of Rp9.88 billion, decreased by 1,213.75% or equivalent to Rp10.77 billion compared to 2019 where the Company recorded Other Comprehensive Income of Rp887 million. This Other Comprehensive Loss was caused by re-measurement of employee benefits liabilities – after tax.

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME (LOSS) FOR THE YEARTotal Comprehensive Income (Loss) for the Year is obtained from profit (loss) for the year account accumulated with other comprehensive income (loss).

In 2020, the Company recorded Comprehensive Loss for the Year of Rp590.32 billion, decreased by 217.81% or equivalent to Rp1.09 trillion compared to 2019 where the Company recorded Comprehensive Income for the Year of Rp501.06 billion. Loss for the Year caused the Comprehensive Loss for the Year.






Di sepanjang tahun 2020, Kas dan Setara Kas Perusahaan mengalami penurunan 39,02% atau setara Rp1,12 triliun dibandingkan Kas dan Setara Kas di akhir tahun 2019 sebesar Rp2,86 triliun menjadi Rp1,74 triliun di akhir tahun 2020. Penurunan ini terutama disebabkan dampak dari penurunan pendapatan usaha dan tingkat kolektibilitas pelanggan yang sangat terpengaruh atas pandemi COVID-19.

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Kas Bersih yang diperoleh dari Aktivitas Operasi tahun 2020 sebesar defisit Rp913,26 miliar, turun 220,37% atau setara dengan Rp1,67 triliun dibandingkan Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi tahun 2019 sebesar Rp758,68 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan penerimaan kas dari pelanggan yang mengalami penurunan sejalan dengan dampak pandemi COVID-19 dan berimbas langsung pada pendapatan Perusahaan.

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIKas Bersih yang digunakan untuk Aktivitas Investasi tahun 2020 sebesar Rp198,16 miliar, turun 56,23% atau setara dengan Rp254,57 miliar dibandingkan Kas Bersih yang digunakan untuk Aktivitas Investasi tahun 2019 sebesar Rp452,73 miliar. Penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya perolehan aset tetap di tahun 2020.

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANKas Bersih digunakan untuk Aktivitas Pendanaan tahun 2020 sebesar Rp7,25 miliar, sedangkan di tahun 2019 Perusahaan tidak mencatatkan adanya arus kas dari aktivitas pendanaan. Kas Bersih digunakan untuk Aktivitas Pendanaan di tahun 2020 digunakan untuk pembayaran sewa liabilitas.

Throughout 2020, the Company’s Cash and Cash Equivalents decreased by 39.02% or equivalent to Rp1.12 trillion compared to Cash and Cash Equivalents at the end of 2019 which was Rp2.86 trillion to Rp1.74 trillion at the end of 2020. This decrease was due to the decrease in operating revenues and customer collectability rate that significantly affected by COVID-19 pandemic.

CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIESIn 2020, Net Cash was gained from Operating Activities was deficit Rp913.26 billion, decreased by 220.37% or equivalent to Rp1.67 trillion compared to Rp758.68 billion in 2019. This decrease was mainly caused by cash income from customers that decreased in line with the impacts of COVID-19 pandemic and directly impacts the Company’s revenues.

CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIESIn 2020, Net Cash used in Investing Activities was Rp198.16 billion, decreased by 56.23% or equivalent to Rp254.57 billion compared to Net Cash used in Investing Activities in 2019 which was Rp452.73 billion. This decrease was affected by the decreased acquisition of fixed assets.

CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIESIn 2020, Net Cash used in Financing Activities was Rp7.25 billion, while in 2019, the Company did not record cash flows from financing activities. Net Cash used in Financing Activities in 2020 was used in cash payments for lease liabilities.






KEMAMPUAN MENGHASILKAN KEUNTUNGAN DAN LABACompany Ability in Generating Profit

Perusahaan memiliki rasio-rasio sebagai alat untuk mengukur perkembangan kemampuan dalam menghasilkan keuntungan dan laba, yang terdiri dari RasioOperasisertaRasioProfitabilitas

RASIO OPERASI

Rasio OperasiOperational Ratio

2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)




Perputaran Persediaan (hari)

Inventory Turnover (days) 12 5 7 140,00

Perputaran Total Aset (TATO) (%)

Total Asset Turnover (%) 33,94 24,80 9,14 36,85

Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset (%)

Equity to Total Assets Ratio (%)

38,02 16,75 21,27 126,99

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) (%)

Operating Expenses to Operating Revenues (BOPO) (%)

157,55 84,36 73,19 86,76

› Perputaran PersediaanAdalah ukuran yang dipakai untuk menghitung tingkat perputaran persediaan yang digunakan untuk operasional Perusahaan.

Perputaran Persediaan tahun 2020 sebesar 12 hari, meningkat 140,00% dibandingkan tahun 2019 sebesar 5 hari. Kenaikan ini terutama disebabkan meningkatnya nilai persediaan berbanding dengan penurunan pendapatan usaha di tahun 2020.

› Perputaran Total Aset Perputaran Total Aset atau Total Asset Turnover (TATO)

Adalah ukuran yang dipakai untuk menghitung tingkat perputaran aset yang digunakan dalam rangka memperoleh pendapatan Perusahaan.

Perputaran Total Aset tahun 2020 sebesar 33,94%,

meningkat 36,85% dibandingkan tahun 2019 sebesar 24,80%.

› Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Adalah ukuran yang dipakai untuk menghitung rasio

modal sendiri yang digunakan terhadap total aset.

Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset tahun 2020 sebesar 38,02%, meningkat hingga 126,99%

The Company has ratios to measure the development of ability in generating gain and profit, consisting ofOperationalRatioaswellasProfitabilityRatio.

OPERATIONAL RATIO

› Inventory TurnoverInventory Turnover is a measurement used to calculate inventory turnover rate used in operational of the Company.

In 2020, Inventory Turnover was 12 days, increased by 140.00% compared to 2019 which was 5 days. This increase was mainly caused by the increased value of inventory compared to the decrease in operating revenues in 2020

› Total Asset Turnover Total Asset Turnover (TATO) is a measurement used to

calculate asset turnover rate used in order to obtain the Company’s revenues.

In 2020, Total Asset Turnover was 33.94%, increased by 36.85% compared to 2019 which was 24.80%.

› Equity to Total Assets Ratio Equity to Total Assets Ratio is a measurement used to

calculate equity ratio used to total assets.

In 2020, Equity to Total Assets Ratio was 38.02%, increased up to 126.99% compared to 2019 which






dibandingkan tahun 2019 sebesar 16,75%. Kenaikan ini terutama disebabkan peningkatan modal sendiri yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

› Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Merupakan indikator untuk mengukur tingkat profitabilitas dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan Perusahaan dalam rangka melakukan efisiensi dalam kaitannya sebagai sasaran strategis cost reduction program. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai optimalisasi nilai pemegang saham.

Ukuran atas BOPO diperlukan oleh Direksi dalam rangka memberikan masukan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dalam rangka penerapan cost reduction program.

BOPO tahun 2020 sebesar 157,55%, meningkat 86,76% dibandingkan tahun 2019 sebesar 84,36%. Kenaikan ini terutama disebabkan penurunan pendapatan usaha yang lebih tinggi dibandingkan efisiensi yang didapatkan dari penurunan beban usaha.

RASIO PROFITABILITAS

Rasio ProfitabilitasRentability Ratio

2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)




Marjin Laba Usaha (%) ProfitMargin(%) (57,55) 15,64 (73,19) (467,97)

Marjin Laba Bersih (%) NetProfitMargin(%) (37,41) 14,49 (51,90) (358,18)

Marjin EBITDA (%) EBITDA Margin (%) (35,07) 25,61 (60,68) (236,94)

Imbalan atas Aset atauReturn On Asset (ROA) (%)

Return On Asset (ROA) (%) (11,44) 8,17 (19,61) (240,02)

Imbalan Investasi atau Return On Investment (ROI) (%)

Return On Investment (ROI) (%)

(10,98) 14,61 (25,59) (175,15)

Imbalan Kepada Pemegang Saham atau Return On Equity (ROE) (%)

Return On Equity (ROE) (%) (24,29) 24,80 (49,09) (197,94)

› Marjin Laba UsahaMerupakan indikator yang menunjukkan profitabilitas laba usaha Perusahaan

Marjin Laba Usaha tahun 2020 sebesar defisit 57,55%, mengalami penurunan 467,97% dibandingkan tahun 2019 sebesar 15,64%. Rugi usaha di tahun 2020 berpengaruh terhadap penurunan marjin laba usaha Perusahaan.

was 16.75%. This increase was mainly caused by a significant increase in equity compared to the previous year.

› Operating Expenses to Operating Revenues (BOPO) Operating Expenses to Operating Revenues

(BOPO) is an indicator to measure the profitability level to find out the Company’s ability level for the efficiency in connection with the strategic targets of cost reduction program. It is intended to achieve the shareholders value optimization.

The measurement of BOPO is required by the Board of Directors in order to provide input as a basis for decision making in the context of implementing cost reduction program.

In 2020, BOPO was 157.55%, increased by 86.76% compared to 2019 which was 84.36%. This increase was mainly caused by the higher decrease in operating revenues compared to the efficiency obtained from the operating expenses decline.

PROFITABILITY RATIO

› Operating Profit MarginOperating Profit Margin is an indicator showing the profitability of the Company’s operating profit.

In 2020, Operating Profit Margin was deficit 57.55%, decreased by 467.97% compared to 2019 which was 15.64%. Operating Loss in 2020 had an effect on a decrease in the Company’s operating profit margin.






› Marjin Laba BersihMerupakan indikator yang menunjukkan profitabilitas laba bersih Perusahaan.

Marjin Laba Bersih tahun 2020 sebesar defisit 37,41%, mengalami penurunan 358,18% dibandingkan tahun 2019 sebesar 14,49%. Perusahaan membukukan rugi bersih di tahun berjalan yang berimbas pada marjin laba bersih di tahun 2020.

› Marjin EBITDAMerupakan indikator yang menunjukkan profitabilitas dan kemampuan Perusahaan dalam beroperasi yang bertujuan untuk menganalisa profitabilitas operasi sebelum beban bunga, beban pajak, beban depresiasi dan beban amortisasi.

Ukuran atas EBITDA Margin diperlukan oleh Direktur terkait dan dalam rangka memberikan laporan pencapaian indikator tersebut kepada pemegang saham untuk menunjukkan profitabilitas dan kemampuan Perusahaan dalam beroperasi.

Marjin EBITDA tahun 2020 sebesar defisit 35,07%, mengalami penurunan 236,94% dibandingkan tahun 2019 sebesar 25,61%.

› Imbalan atas Aset atau Return On Asset (ROA)Adalah ukuran yang dipakai untuk menghitung tingkat profitabilitas Perusahaan atas aset yang dimiliki.

Imbalan atas Aset tahun 2020 sebesar defisit 11,44%, mengalami penurunan 240,02% dibandingkan tahun 2019 sebesar 8,17%. Perusahaan membukukan rugi bersih di tahun berjalan yang berimbas pada imbalan atas aset di tahun 2020.

› Imbalan Investasi atau Return On Investment (ROI)Adalah ukuran yang dipakai untuk menghitung tingkat kemampuan Perusahaan dalam rangka mengembalikan investasi yang telah ditanamkan.

ImbalanInvestasitahun2020sebesardefisit10,98%,mengalami penurunan 175,15% dibandingkan tahun 2019 sebesar 14,61%.

› Imbalan Kepada Pemegang Saham atau Return On Equity (ROE).Adalah ukuran yang dipakai untuk menghitung tingkat kemampuan Perusahaan dalam rangka mengembalikan keuntungan dari dana yang telah ditanamkan.

Imbalan Kepada Pemegang Saham tahun 2020 sebesar defisit 24,29%, mengalami penurunan197,94% dibandingkan tahun 2019 sebesar 24,80%.

› Net Profit MarginNet Profit Margin is an indicator showing the profitability of the Company’s net profit.

In 2020, Net Profit Margin was deficit 37.41%, decreased by 358.18% compared to 2019 which was 14.49%. The Company recorded net loss for the year with the impacts on net profit margin in 2020.

› EBITDA MarginEBITDA Margin is an indicator showing the profitability and the Company’s ability in operations to analyze the operational profitability before interest expenses, tax expenses, depreciation expenses, and amortization expenses.

The measurement of EBITDA Margin is required by the Board of Directors and in order to provide the indicator achievement reports to the shareholders to show the profitability and the Company’s ability in operations.

In 2020, EBITDA Margin was deficit 35.07%, decreased by 236.94% compared to 2019 which was 25.61%.

› Return On Asset (ROA)Return On Asset (ROA) is metrix for calculating the Company’s profitability rate on asset owned.

In 2020, Return On Asset was deficit 11.44%, decreased by 240.02% compared to 2019 which was 8.17%. The Company recorded net loss for the year with impacts on Return On Asset in 2020.

› Return On Investment (ROI)Return On Investment (ROI) is metrix for calculating the Company’s ability in returning the instilled investments.

In 2020, ReturnOn Investmentwas deficit 10.98%,decreased by 175.15% compared to 2019 which was 14.61%.

› Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) is metrix for calculating the Company’s ability in returning gain from the instilled funds.

In 2020, Return on Equity was deficit 24.29%,decreased by 197.94% compared to 2019 which was 24.80%.






KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANG DAN TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANGCompany Solvency Ratio and Receivables Collectability Ratio

Kemampuan Membayar UtangKemampuan Perusahaan dalam membayar utang diukur menggunakan rasio likuiditas dan solvabilitas. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan Perusahaan membayar seluruh utangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan Perusahaan dalam membayar utang jangka pendek.

RASIO LIKUIDITAS: KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANG JANGKA PENDEK

Rasio LikuiditasLiquidity Ratio






Rasio Kas (%) Cash Ratio (%) 352,07 308,99 43,08 13,94

Rasio Lancar (%) Current Ratio (%) 528,02 414,64 113,38 27,34

› Rasio Kas Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

kas dan setara kas Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio Kas tahun 2020 sebesar 352,07%, meningkat

13,94% dibandingkan tahun 2019 sebesar 308,99%. Kenaikan ini menggambarkan peningkatan kemampuan kas Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

› Rasio Lancar Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

aset lancar Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio Lancar tahun 2020 sebesar 528,02%, meningkat

27,34% dibandingkan tahun 2019 sebesar 414,64%. Kenaikan ini memberikan gambaran akan kekuatan aset jangka pendek Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang ada.

Company Solvency RatioLiquidity and solvability ratios are metrix the Company’s ability in paying debt. Solvability ratio is metrix for the Company’s ability to pay all of its debts both short-term and long-term debts. While liquidity ratio is a ratio to measure the Company’s ability in paying short-term debts.

LIQUIDITY RATIO: ABILITY TO PAY SHORT-TERM DEBTS

› Cash Ratio The ratio describes the Company cash and cash

equivalentsabilityinfulfillingshort-termliabilities.

In 2020, Cash Ratio was 352.07% or increased by 13.94% compared to 2019 which was 308.99%. It described increase in the Company cash ability in fulfillingitsshort-termliabilities.

› Current Ratio The ratio describes the Company current assets

abilityinfulfillingshort-termliabilities.

In 2020, Current Ratio was 528.02% or increased by 27.34% compared to 2019 which was 414.64%. This increase describes the strength of the Company’s short-termassetsinfulfillingtheexistingshort-termliabilities.






RASIO SOLVABILITAS: KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANG JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Rasio SolvabilitasSolvability Ratio

2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)




Rasio Total Liabilitas Terhadap Total Aset (%)

Ratio of Total Liabilities to Total Assets

11,11 15,77 (4,66) (29,55)

Rasio Total Liabilitas Terhadap Total Ekuitas (%)

Ratio of Total Liabilities to Total Equity

12,50 18,73 (6,23) (33,26)

› Rasio Total Liabilitas Terhadap Total AsetMerupakan rasio yang menggambarkan perbandingan akan seluruh kewajiban yang dimiliki Perusahaan dengan aset yang dimiliki.

Debt to Total Asset Ratio (DAR) tahun 2020 sebesar 11,11%, mengalami penurunan 29,55% dibandingkan tahun 2019 sebesar 15,77%. Penurunan ini disebabkan turunnya saldo aset yang lebih besar dibandingkan penurunan jumlah liabilitas Perusahaan.

› Rasio Total Liabilitas Terhadap Total Ekuitas (%)Merupakan rasio yang memberikan informasi perbandingan akan seluruh kewajiban yang dimiliki Perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki.

Debt to Total Equity Ratio (DER) tahun 2020 sebesar 12,50%, mengalami penurunan 33,26% dibandingkan tahun 2019 sebesar 18,73%. Penurunan ini disebabkan turunnya saldo ekuitas yang lebih besar dibandingkan penurunan jumlah liabilitas Perusahaan.

Tingkat Kolektibilitas PiutangKemampuan Perusahaan dalam mengumpulkan piutang dapat diketahui dengan menghitung Periode Penagihan atau Collection Period. Semakin kecil nilai Collection Period menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam mengumpulkan piutang semakin cepat.

Tingkat Kolektibilitas PiutangReceivables Collectability Ratio

2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)

Kenaikan (Penurunan)Kenaikan (Penurunan)



Collection Periods (hari) Collection Periods (day) 170 90 80 88,71

Collection Periods tahun 2020 sebesar 170 hari, mengalami kenaikan hingga 88,71% jika dibandingkan tahun 2019 sebesar 90 hari. Kenaikan ini disebabkan penurunan pendapatan usaha yang lebih besar dibandingkan saldo piutang usaha Perusahaan.

SOLVABILITY RATIO: ABILITY TO PAY SHORT-TERM AND LONG-TERM DEBTS

› Debt to Total Asset RatioThe ratio describes the comparison of all Company liabilities with assets owned.

In 2020, Debt to Total Asset Ratio (DAR) was 11.11% or decreased by 29.55% compared to 2019 which was 15.77%. This decrease was due to the higher decreased assets balance compared to the decrease in the Company total liabilities.

› Debt to Total Equity Ratio (%)The ratio provides comparison information of all Company liabilities with equity owned.

In 2020, Debt to Total Equity Ratio (DER) was 12.50% or decreased by 33.26% compared to 2019 which was 18.73%. This decrease was due to the higher decreased equity balance compared to a decrease in the Company’s total liabilities.

Receivables Collectability Ratio Collection Period calculation is metrix for the Company’s ability in collecting receivables. The smaller value of the Collection Period, the faster the Company’s ability in collecting receivables.

In 2020, Collection Periods were 170 days, increased up to 88.71% compared to 2019 which were 90 days. This increase was due to higher decrease in operating revenues compared to the Company’s trade receivables balance.






Rincian umur piutang usaha berdasarkan usia jatuh tempo piutang usaha adalah sebagai berikut:

Usia Tempo Piutang UsahaTime Limit of Trade Receivables

2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)




1 - 30 Hari 1 - 30 Days 234.507 342.905 (108.397) (31,61)

>30 - 90 Hari >30 - 90 Days 163.002 249.046 (86.044) (34,55)

>90 - 180 Hari >90 - 180 Days 174.085 92.675 81.411 87,85

>180 - 360 Hari >180 - 360 Days 509.572 31.323 478.249 1.526,81

>360 Hari >360 Days 165.196 195.986 (30.790) (15,71)

Jumlah Total 1.246.363 911.935 334.428 36,67

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Reserves for ImpairmentLosses

(523.818) (59.802) (464.016) 775,92

Jumlah Piutang Usaha - bersih

Total Trade Receivables - net

722.545 852.133 (129.588) (15,21)

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang adalah cukup. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang.

STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN ATAS STRUKTUR MODALCapital Structure and The Management Policy

KEBIJAKAN MANAJEMEN ATAS STRUKTUR MODALTujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Selain itu, Perusahaan dipersyaratkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum (PERUM) untuk mengkontribusikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Persyaratan permodalan eksternal tersebut dipertimbangkan oleh Perusahaan pada Rapat Pembahasan Bersama (“RPB”).

Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat mengusahakan pendanaan melalui pinjaman.

Tidak terdapat perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019.

Details of the trade receivables period based on time limit of trade receivables are as follows:

Management believes that the reserves for impairment losses on receivable is adequate. Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in receivables.

MANAGEMENT POLICY OF CAPITAL STRUCTUREThe main objective of the Company capital management is to ensure the maintenance of capital healthy ratio to support the business and maximize returns for the shareholders. In addition, the Company is required by the Government Regulation of the Republic of Indonesia No. 13 of 1998 concerning Public Company (PERUM) to contribute up to 20% of the share capital issued and fully paid into reserve fund that should not be distributed. External capital requirements are reviewed by the Company at Joint Discussion Meeting ("RPB").

The Company manages the capital structure and makes adjustments to the changes in economic conditions. To maintain and adjust its capital structure, the Company may seek funding through loans.

There were no changes in the objectives, policies, and processes as of December 31, 2020 and 2019. The






Kebijakan Perusahaan adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.

STRUKTUR MODAL PERUSAHAANRincian struktur permodalan AirNav Indonesia dapat dilihat di bawah ini.

Struktur Modal dan PerubahannyaCapital Structure and Its Amendment

Struktur ModalCapital Structure

2020 (Rp juta/

Rp million)

KontribusiContribution

(%)

2019(Rp juta/

Rp million)

KontribusiContribution

(%)


Selisih(Rp juta/Rp million)


Utang berbasis bunga

Interest-based Payables

nihilnil

nihilnil

nihilnil

nihilnil

nihil nil

nihilnil

Ekuitas Equity 4.511.492 100,00 5.155.400 100,00 (643.909) (12,49)

Hingga akhir tahun 2020 AirNav Indonesia tidak memiliki utang berbasis bunga. Struktur permodalan AirNav Indonesia seluruhnya

didapatkan dari ekuitas atau permodalan sendiri.

By the end of 2020, AirNav Indonesia had no interest-based payables. The entire AirNav Indonesia capital structure are obtained from the equity.

IKATAN YANG MATERIAL UNTUK INVESTASI BARANG MODALMaterial Commitment For Capital Goods Investment

Perusahaan tidak memiliki ikatan yang material untuk investasi barang modal.

REALISASI INVESTASI BARANG MODALRealized Investment In Capital Goods

Sepanjang tahun 2020 AirNav Indonesia melakukan beberapa aktivitas investasi barang modal dengan tujuan mendukung kelengkapan sarana dan prasarana dalam menyelenggarakan jasa pelayanan navigasi penerbangan, dalam bentuk peralatan, gedung, dan fasilitas lain di Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Company policy is to maintain a healthy capital structure for securing access to funding at the reasonable costs.

COMPANY CAPITAL STRUCTUREDetails of AirNav Indonesia capital structure is as follows:

The Company has no material commitments for capital goods investment

In 2020, AirNav Indonesia had made a number of investments in capital goods. The investment was made to support refurbishing of infrastructure for air navigation service operations in the form of equipment, buildings, and otherfacilitiesintheHeadOfficeandBranchOfficesacrossIndonesia.






Nilai total investasi pengadaan tahun 2020 senilai Rp466,96 miliar yang dibagi ke dalam 4 (empat) kategori besar, yaitu investasi usulan baru kategori Communication, Navigation, Surveillance, Automation (CNSA), investasi usulan baru kategori non-CNSA, investasi carry-over kategori CNSA, dan investasi carry-over kategori non-CNSA.

Investasi Barang ModalInvestment in Capital Goods

Tujuan Investasi Investment Purposes

Nilai / Value(Rp juta/Rp million)

Investasi Kategori CNSA/ CNSA Investment Category

Investasi Carry-OverCarry-over Investment

Investasi carry-over CNSA sebanyak 89 program investasi

CNSA carry-over investment of 89 investment programs

404.417

Investasi Usulan BaruNewly Proposed Investment

Investasi usulan baru CNSA sebanyak 13 program investasi

CNSA newly proposed investment of 13 invesment programs

62.496

Subtotal Investasi CNSASubtotal CNSA Investment

Jumlah investasi CNSA sebanyak 102 program investasi

Total CNSA investment of 102 investment programs

466.914

Investasi Kategori Non-CNSA/ Non-CNSA Investment Category

Investasi Carry-OverCarry-over Investment

Investasi carry-over Non-CNSA sebanyak 1 (satu) program investasi

Non-CNSA carry-over investment of 1 investment program

42

Investasi Usulan BaruNewly Proposed Investment

- - -

Subtotal Investasi Non-CNSASubtotal Non-CNSA Investment

Jumlah investasi Non-CNSA sebanyak 1 (satu) program investasi

Total Non-CNSA investment of 1 investment program

42

JumlahTotal

466.956

Perbandingan nilai investasi barang modal Perusahaan tahun 2019 dan 2020 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)




Realisasi Investasi Barang Modal

Realized Investment in Capital Goods

466.956 1.487.534 (1.020.578) (68,61)

Realisasi Investasi Barang Modal tahun 2020 sebesar Rp466,96 miliar, mengalami penurunan hingga 68,61% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp1,49 triliun. Penurunan inidisebabkankebijakanefisiensi yangharusditempuh di tahun 2020 untuk menjaga kelangsungan usaha Perusahaan.

Total investment made on procurement in 2020 amounted to Rp466.96 billion, allocated into four major categories: newly proposed CNSA investment, newly proposed non-CNSA investment, carry-over CNSA investment, and carry-over non-CNSA investment.

Comparison of the Company investment value for capital goods in 2019 and 2020 is as the table below:

Realized Investment in Capital Goods in 2020 amounted to Rp466.96 billion, decreased by 68.61% compared to 2019 of Rp1.49 trillion. It was due to the efficiencypolicy that must be adopted in 2020 to maintain business continuity of the Company.






PENCAPAIAN TARGET TAHUN 20202020 Target Achievement

ASUMSI-ASUMSI YANG DIGUNAKAN SERTA PROSES PERUMUSAN TARGET TAHUN 2020Rencana kerja dan target kinerja Perusahaan tertuang dalam dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Untuk RKAP tahun 2020, Perusahaan melakukan revisi pada semester II-2020 dalam rangka penyesuaian akibat dampak eksternal dan internal pandemi COVID-19 terhadap perkembangan operasional, bisnis, finansial dan ekonomi. Revisi RKAP tahun 2020 ini disusun berdasarkan arahan Surat Wakil Menteri BUMN II No. S-46/Wk2.MBU/06/2020 tanggal 4 Juni 2020 tentang Perubahan RKAP 2020 BUMN Binaan Wakil Menteri BUMN II.

Revisi RKAP tahun 2020 erat kaitannya dengan dampak signifikan pandemi COVID-19 terhadap industri penerbangan. Khususnya bagi AirNav Indonesia, yang ditandai dengan penurunan pergerakan lalu lintas atau traffic pesawat. Data AirNav Indonesia menunjukkan bahwa hingga akhir Juni 2020 terjadi penurunan total traffic pesawat hingga 73,5% dari total traffic pesawat di bulan Januari 2020. Penurunan ini diikuti dengan menurunnya kemampuan bayar maskapai penerbangan. Hal ini tentunya berimbas pada penurunan kinerja keuangan AirNav Indonesia sehingga perlu untuk melakukan penyesuaian atau revisi atas proyeksi RKAP tahun 2020 untuk mempertahankan Business Continuity and Sustainability dengan tetap mengutamakan kualitas navigasi penerbangan dalam rangka mencapai keteraturan serta keselamatan penerbangan di Indonesia.

Berikut disampaikan pencapaian realisasi atas target tahun 2020 dengan menggunakan Revisi RKAP Tahun 2020:

ASSUMPTIONS AND PROCESS FOR 2020 TARGET FORMULATION

The Company's Work Plan and Budget (RKAP) document contains the Company work plan and performance targets. The Company revised 2020 RKAP in second semester of 2020 for adjustment due to the external and internal impacts of the COVID-19 pandemic on operational, business, financial, and economic developments. The 2020 RKAP revision was prepared based on the direction of the SOE Minister Deputy II Letter No.S-46/Wk2.MBU/06/2020 dated June 4, 2020 regarding the Amendment to the 2020 RKAP of SOE assisted by the Minister SOE II Deputy.

2020 RKAP revision is closely related to the significant impacts of the COVID-19 pandemic on the aviation industry. Especially for AirNav Indonesia, it is indicated by decreased traffic movements or aircraft traffic. AirNav Indonesia data shows that total aircraft traffic up to the end of June 2020 decreased to 73.5% of total aircraft traffic in January 2020. The ability to pay for airlines also decreased. Those resulted in the decline in AirNav Indonesia financial performance. Thus, adjustments or revisions to the 2020 RKAP projections are required to maintain Business Continuity and Sustainability while prioritizing the quality of air navigation to achieve aviation order and safety in Indonesia.

The following are the realized 2020 target using Revised 2020 RKAP:






Pencapaian Target Operasi, Produksi, Investasi dan Keselamatan Penerbangan Tahun 2020Achievement of Operations, Production, Investment, and Aviation Safety Targets in 2020


RealisasiRealization

2020

Target/Anggaran

Target/Budget2020

Pencapaian Realisasi Terhadap Target

2020 (%)Realization

Achievement Against 2020 Target (%)

PRODUKSI/ PRODUCTION

Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah (rute)

En route Navigation Production (route)

Penerbangan Domestik Domestic Flights 99.016.276 81.193.405 121,95

Penerbangan Internasional International Flights 35.665.003 35.311.746 101,00

Penerbangan Lintas Udara Overflying Flights 63.456.698 58.718.146 108,07

Total Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah

Total En route Navigation Production

198.137.977 175.223.297 113,08

Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal (Ton)

Terminal Navigation Production


Penerbangan International International Flights 5.022.031 4.895.751 102,58



32.262.027 28.277.250 114,09

INVESTASI/ INVESTMENT

Total Alat Produksi (unit) Total Production Equipment (units)

2.536 2.530 100,24

Jumlah Program Investasi (program)

Number of Investment Programs (program)

103 108 95,37

Total Investasi (Rp-juta) Total Investment (Rp-million) 466.956 770.932 60,57

PENGELOLAAN OPERASI DAN KESELAMATAN PENERBANGAN/ AVIATION OPERATIONS AND SAFETY MANAGEMENT


Safety Events Contributed by ATC (event)

- - -

Pengelolaan Ekspektasi Pelanggan (% (BS))

Management of Customer Expectations (% (BS))

95,84 85 112,75

Acceptable Level of Safety (% (BS)) Acceptable Level of Safety (% (BS)) 99,88 99 100,89

Facility Readiness (% (BS)) Facility Readiness (% (BS)) 100,08 100 100,18

Mandatory Certification Level (% (BS))


99,67 98 101,70

Berdasarkan Revisi RKAP tahun 2020, baik realisasi Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah maupun Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal mencatat pencapaian di atas target. Pada investasi, total alat produksi memenuhi target, pada jumlah program investasi terdapat 5 (lima) program yang belum terlaksana, sedangkan total nilai investasi hanya mencapai 60,57% dibandingkan target Revisi RKAP tahun 2020. Belum tercapainya nilai investasi ini disebabkan kebijakan efisiensi yang harus dilakukan di tahun 2020 dalam rangka menjaga kelangsungan usaha Perusahaan.

Based on the Revised 2020 RKAP, both the realized En route Navigation Production and Terminal Navigation Production recorded achievements above the target. In investment, the total production equipment meets the target, while in the number of investment programs, there are unimplemented 5 (five) programs. Total investment value only reached 60.57% compared to the 2020 RKAP Revision target. This investment value was not achieved due to efficiency policies in 2020 to maintain business continuity of the Company.






Pencapaian Target Laba (Rugi) dan Penghasilan Komprehensif Lain Tahun 2020Achievement of Profit (Loss) and Other Comprehensive Income Targets in 2020



2020

Target/AnggaranTarget/Budget

2020

Pencapaian Realisasi Terhadap Target 2020 (%)Realization Achievements

to 2020 Target (%)



En Route Navigation Charges

1.357.829 1.225.054 110,84



193.635 168.449 114,95

Jumlah Pendapatan Usaha Total Operating Revenues 1.551.464 1.393.503 111,34

Beban Usaha Operating Expenses (2.444.305) (2.190.452) 111,59

Laba/(Rugi) Usaha OperatingProfit(Loss) (892.841) (796.949) 89,26


Total Other Income (Expenses)

117.317 90.120 130,18

Laba/(Rugi) Sebelum Pajak Profit(Loss)BeforeTax (775.524) (706.829) 91,14

Beban (Manfaat) Pajak TaxBenefit(Expense) 195.083 (6.149) 3.172,60

Laba/(Rugi) Bersih - Tahun Berjalan

NetProfit(Loss)-ForTheYear

(580.441) (712.978) 122,83

Penghasilan/(Kerugian) Komprehensif Lain

Other Comprehensive Income (Loss)

(9.879) 478 (2.066,74)

Laba/(Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan - setelah Pajak

Comprehensive Income (Loss) For The Year – net of Tax

(590.320) (712.500) 120,70

Terhadap target Revisi RKAP tahun 2020, realisasi pendapatan usaha mampu mencapai di atas target. Rugi komprehensif tahun berjalan mampu ditekan di bawah target kerugian yang tertuang dalam Revisi RKAP tahun 2020. Hal ini menunjukkan pengelolaan kinerja operasi dan keuangan telah sesuai dengan target yang diharapkan, yang telah dituangkan dalam Revisi RKAP tahun 2020.

Pencapaian Target Posisi Keuangan dan Struktur Modal Tahun 2020Achievement of Financial Position and Capital Structure Targets in 2020



2020

Target/AnggaranTarget/Budget

2020

Pencapaian Realisasi Terhadap Target 2020 (%)

Realization Achievements to 2020 Target (%)

Aset Assets 5.075.453 4.985.169 101,81

Liabilitas Liabilities 563.962 548.143 102,89

Ekuitas Equity 4.511.491 4.437.026 101,68

Realisasi nilai aset Perusahaan tahun 2020 tercatat di atas target Revisi RKAP tahun 2020. Hal ini terutama disebabkan nilai aset tidak lancar, khususnya realisasi pada aset pajak tangguhan yang tercatat cukup tinggi dibandingkan target tahun 2020.

Towards the Revised 2020 RKAP targets, the realized operating revenues are able to exceed the target. Comprehensive loss for the year was reduced below the loss targets contained in the Revised 2020 RKAP. It indicates that the management of operational and financial performance is according to the expected target stipulated in the Revised 2020 RKAP

In 2020, the realized Company’s assets value was recorded above the Revised 2020 RKAP targets. It was mainly due to non-current assets value, especially the realized deferred tax assets compared to 2020 target.






Demikian pula dengan liabilitas yang lebih tinggi dibandingkan target Revisi RKAP tahun 2020, yang terutama disebabkan pencatatan liabilitas imbalan pasca kerja yang lebih tinggi dibandingkan target tahun 2020. Pada ekuitas, adanya penambahan penyertaan modal negara berdampak terhadap nilai ekuitas yang lebih tinggi dibandingkan target Revisi RKAP tahun 2020.

PROYEKSI TAHUN 20212021 Projection

Prospek Usaha Tahun 2021 dan Rencana Strategis Perusahaan

PROSPEK TAHUN 2021Prospek tahun 2021 sangat bergantung pada recovery atas dampak pandemi COVID-19. Indonesia telah memulai tahun 2021 dengan optimisme yang cukup baik, yang ditunjukkan dari telah dimulainya proses vaksin secara bertahap. Meskipun belum sepenuhnya kembali seperti sedia kala, program vaksin ini diharapkan mampu mewujudkan konsep sesungguhnya dari “Era Baru” dimana kehidupan sosial dan roda perekonomian dapat berjalan beriringan dengan proses recovery dan pembentukan herd immunity atau kekebalan komunitas masyarakat atas virus COVID-19.

Prospek usaha tahun 2021 tercermin dari asumsi penyusunan dokumen RKAP tahun 2021 yang telah disahkan melalui Surat Menteri BUMN No. S-60/MBU/01/2021 tanggal 29 Januari 2021 tentang Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2021 Perum LPPNPI.

Asumsi eksternal dalam RKAP tahun 2021 mengacu pada surat Menteri BUMN tertanggal 23 Oktober 2020 No. S-949/MBU/10/2020 tentang Aspirasi Pemegang Saham/Pemilik Modal untuk Penyusunan RKAP Tahun 2021, serta surat Wakil Menteri BUMN II tertanggal 22 September 2020 No. S-57/Wk2.MBU/09/2020 tentang Penyampaian Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2020-2024.

Dalam dokumen RJPP Perusahaan periode 2020-2024, tahun 2021 merupakan tahap recovery Perusahaan dari kondisi yang terjadi akibat pandemi COVID-19 yang berdampak signifikan terhadap kinerja Perusahaan. Kondisi dunia penerbangan diproyeksikan belum akan pulih di tahun 2021, yang terutama dipengaruhi oleh:

• Trafik pesawat udara tahun 2021 diproyeksikanbelum mencapai jumlah pergerakan normal seperti sebelum adanya pandemi COVID-19.

Likewise with the higher liabilities than the Revised 2020 RKAP targets, mainly due to a higher post-employment benefits liability compared to 2020 target. In equity, the addition to the state capital participation resulted in higher equity value compared to the Revised 2020 RKAP targets.

2021 Business Prospects and Company Strategic Plan

2021 PROJECTION2021 projection is highly dependent on recovery from the impacts of the COVID-19 pandemic. Indonesia has started 2021 with quite good optimism by the gradual start of the vaccine process. Although it has not yet fully returned to normal, this vaccine program is expected to realize the real concept of the "New Era" where social life and the economy can run in parallel with the recovery process and the establishment of herd immunity against the COVID-19 virus.

2021 business prospect are reflected in the assumption of 2021 RKAP document preparation which was ratified through the SOE Minister Letter No.S-60/MBU/01/2021 dated January 29, 2021 concerning Approval of the 2021 Company's Work Plan and Budget (RKAP) for Perum LPPNPI.

The external assumption in RKAP 2020 refers to the SOE Minister Letter dated October 23, 2020 No.S-949/MBU/10/2020 concerning Aspirations of the Shareholders for the Preparation of2021 RKAP, as well as the letter of the SOE Minister Deputy II dated September 22, 2020 No.S-57/Wk2.MBU/09/2020 concerning Submission of the Company's 2020-2024 Long-Term Plan.

The Company's RJPP document for the 2020-2024 period stated 2021 is recovery stage for the Company from conditions caused by the COVID-19 pandemic with significant impacts on the Company's performance. The condition of the aviation world is projected not to recover in 2021 due to the following:

• Aircraft traffic in 2021 is projected to have notreached the normal number of movements as prior the COVID-19 pandemic.






• Adanya larangan dari 59 negara kepada warga negara Indonesia untuk masuk ke wilayahnya.

• Sejumlah maskapai besar menyatakan pailit, seperti Virgin Australia dan Thai Airways. Sementara 43 maskapai komersial global lainnya di ambang kebangkrutan sejak awal 2020. Air Asia X menutup cabangnya dan berhenti beroperasi di Indonesia, sedangkan Singapore Airline melakukan grounded sebagian besar armadanya dan mengurangi kapasitas penumpang sampai 96%.

• Kondisi keuangan maskapai diprediksi belum membaik, di mana hal ini diindikasikan dari sejumlah maskapai yang telah mengajukan perpanjangan masa pembayaran piutang (restrukturisasi hutang maskapai).

• Masih belum pulihnya perekonomian baik nasional maupun global, sehingga jumlah penumpang pesawat udara diproyeksikan belum akan normal dalam waktu dekat.

Di sisi lain, terdapat beberapa kondisi positif yang memberikan optimisme bagi percepatan pemulihan, baik melalui program vaksinasi nasional yang terus didorong oleh Pemerintah Indonesia, kebijakan “Normal Baru” dan kelanjutan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diharapkan akan berimbas pada pertumbuhan perjalanan udara, pemulihan pariwisata di Bali, maupun inisiatif kebiijakan travel bubble dari beberapa negara khususnya di wilayah Asia.

RENCANA STRATEGIS TAHUN 2021Di tahun 2021, Perusahaan menetapkan strategi recovery dengan mengurangi Beban Usaha dan memulai usaha-usaha yang berdampak pada peningkatan pendapatan di luar sektor navigasi dengan diterbitkannya Peraturan Direksi No. PER.006/LPPNPI/IX/2020 tentang Pedoman Optimalisasi Pemanfaatan Aset. Guna mengurangi Beban Usaha, pada tahun 2021 Perusahaan akan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap proses bisnis existing dan menerapkan sistem yang terintegrasi sepenuhnya. Diharapkan melalui upaya ini dapat menghasilkan efisiensi yang optimal baik dari segi waktu, biaya dan sumber daya yang dimiliki, serta menghasilkan transformasi bisnis proses yang dapat meningkatkan kinerja Perusahaan menjadi lebih profesional dan sederhana. Sedangkan untuk meningkatkan pendapatan, Perusahaan akan mengoptimalkan pemanfaatan aset dan sumber daya yang dimiliki serta mulai mengkaji dan menjajaki potensi aliran pendapatan baru.

Di samping itu, guna tetap menjaga kesinambungan program Perusahaan, di tahun 2021 Perusahaan akan melanjutkan program-program sebelumnya yang tertunda maupun belum sepenuhnya terlaksana. Dengan tetap mengedepankan efisiensi, ditetapkan Program Utama tahun 2021.

• There are restrictions from 59 countries for Indonesian citizens to enter their territory.

• A number of major airlines declared bankruptcy, such as Virgin Australia and Thai Airways. While 43 other global commercial airlines are approaching the bankruptcy up since early 2020. Air Asia X closed its branches and stopped operating in Indonesia, while Singapore Airline grounded most of its fleet and reduced passenger capacity by 96%.

• The airlines financial condition is predicted to not improve, which is indicated by several airlines have applied for extension of their receivables payment period (airline debt restructuring).

• Due to economy instability, both nationally and globally, the number of airlines passengers is not expected to return to normal in the near future.

However, there are several positive conditions with optimism for the acceleration of recovery, both through the national vaccination program pushed by the Indonesian Government, the “New Normal” policy, and National Economic Recovery Program (PEN) which are expected to generate growth of air travel, tourism recovery in Bali, as well as travel bubble policy initiatives from several countries, especially in the Asian region.

STRATEGIC PLAN FOR 2021In 2021, the Company set a recovery strategy by reducing Operating Expenses and starting businesses to increase revenue outside the navigation sector with the issuance of Board of Directors Regulation No.PER.006/LPPNPI/IX/2020 concerning Guidelines for Optimizing Asset Utilization. In order to reduce Operating Expenses, the Company is going to evaluate thoroughly the existing business processes and implement fully integrated system in 2021. It is expected that these efforts will result in optimal efficiency in terms of time, cost and available resources, as well as result in business process transformation that can improve the Company performance to be more professional and simpler. Meanwhile, to increase revenue, the Company is going to optimize the assets and resources utilization as well as begin to review and explore potential new revenue flows.

In 2021, the Company is also going to continue the previous programs that were delayed or not fully implemented to maintain sustainability of the Company. By continuing to prioritize efficiency, AirNav Indonesia established Main Programs for 2021 as follows:






Transformasi Bisnis Pelayanan Navigasi Penerbangan untuk

Meningkatkan Efisiensi Proses Bisnis dan Kinerja Keuangan

Business Transformation of Air Navigation

Services to Improve Business Process

Efficiency and Financial Performance

PROGRAM UTAMA TAHUN 20212021 Main Programs

Peningkatan Kualitas Keselamatan dan

Keamanan Pelayanan Navigasi Penerbangan di Wilayah Indonesia Timur,

khususnya Papua

Mendukung Program Pemerintah untuk

Meningkatkan Pertumbuhan Penerbangan Melalui

Pengembangan Pelayanan Navigasi di Bandara dan

Pengoperasian Bandara Baru

Improvement of the Safety and Security Quality of Air Navigation Services

in Eastern Indonesia, specificallyPapua

Supporting Government Programs to Increase

Aviation Growth Through Development of Navigation

Services at Airports and Operation of New Airports

Pengembangan Pelayanan Navigasi

Penerbangan di Natuna

Development of Air Navigation Services in

Natuna

Program-program Utama tersebut selaras dengan 9 Strategic Objective (SO) yang terdapat pada Rencana RJPP tahun 2020-2024, di mana seluruh strategi ini ditujukan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Perusahaan yang selaras dengan ICAO Asia Pacific Seamless ATM Plan dan Tatanan Navigasi Penerbangan Nasional serta turut mendukung Program Pembangunan Nasional.

PROYEKSI KINERJA TAHUN 20212021 Performance Projection

Proyeksi Kinerja Operasi, Produksi, Investasi dan Keselamatan Penerbangan Tahun 2021Projection of Operational, Production, Investment, and Safety Performance in 2021


Realisasi 2020Realization 2020


Proyeksi 2021 Projection(Rp juta/

Rp million)

Proyeksi 2021 Terhadap Realisasi 2020 (%)

2021 Projection to 2020 Realization (%)

PRODUKSI/ PRODUCTION

Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah (rute)

En route Navigation Production (route)


Penerbangan Internasional International Flights 35.665.003 46.349.473 129,96

Penerbangan Lintas Udara OverflyingFlights 63.456.698 57.797.467 91,08

Total Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah

Total En route Navigation Production

198.137.977 212.541.555 107,27

Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal (Ton)

Terminal Navigation Production


Penerbangan International International Flights 5.022.031 6.008.247 119,64



32.262.027 38.697.463 119,95

The Main Programs are in line with the 9 Strategic Objectives (SO) contained in the 2020-2024 RJPP Plan. These strategies are aimed at realizing the Company's vision and mission in line with the ICAO Asia Pacific Seamless ATM Plan and the National Air Navigation System as well as supporting National Development Program.






Proyeksi Kinerja Operasi, Produksi, Investasi dan Keselamatan Penerbangan Tahun 2021Projection of Operational, Production, Investment, and Safety Performance in 2021


Realisasi 2020Realization 2020


Proyeksi 2021 Projection(Rp juta/

Rp million)



INVESTASI/ INVESTMENT

Total Alat Produksi (unit)

Total Production Equipment (unit)

2.536 3.225 127,17

Jumlah Program Investasi (program)

Total Investment (Program ) 103 50 48,54

Total Investasi (Rp-juta) Total Investment (Rp-million) 466.956 575.772 123,30

PENGELOLAAN OPERASI DAN KESELAMATAN PENERBANGAN/ FLIGHT OPERATIONAL AND SAFETY MANAGEMENT


Safety Events Contributed by ATC (event)

- - -

Pengelolaan Ekspektasi Pelanggan (% (BS))

Management of Customer Expectation (% (BS))

95,84 85 88,69

Acceptable Level of Safety (% (BS))

Acceptable Level of Safety (% (BS))

99,88 99 99,12

Facility Readiness (% (BS)) Facility Readiness (% (BS)) 100,08 100 99,82



99,67 98 98,32

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kondisi yang cukup memprihatinkan memberikan dampak yang besar bagi industri penerbangan secara global. Di sisi lain, terdapat optimisme bagi perekonomian nasional yang diharapkan akan berimbas positif bagi industri penerbangan di Indonesia. Untuk itu, Perusahaan memproyeksikan Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah tahun 2021 mampu tumbuh 7,27% dari realisasi tahun 2020. Sedangkan Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal diharapkan mampu tumbuh hingga 19,95% dari realisasi tahun 2020.

Pada kegiatan dan program investasi, total rencana program investasi yang akan dilaksanakan di tahun 2021 adalah sebanyak 50 program dengan total anggaran investasi sebesar Rp575,77 miliar, yang terdiri dari 43 program carry over senilai Rp379,03 miliar dan 7 (tujuh) program usulan baru senilai Rp196,75 miliar. Nilai investasi ini meningkat 23,30% dari realisasi nilai investasi tahun 2020.

Manajemen menetapkan proyeksi Operasi dan Keselamatan tahun 2021 berdasarkan prognosa tahun 2020 pada awal Semester I tahun 2020. Realisasi di akhir tahun 2020 yang lebih tinggi dibandingkan prognosa tahun 2020 menyebabkan proyeksi tahun 2021 terlihat lebih rendah dibandingkan realisasi tahun 2020.

As previously explained, the unfavorable condition causes large impact for the aviation industry globally. However, optimism for national economy is expected to result in positive impact for the aviation industry in Indonesia. Therefore, the Company projects En route Navigation Production in 2021 to increase by 7.27% of 2020 realization. While Terminal Navigation Production is expected to increase up to 19.95% of 2020 realization.

In the investment activity and program, total investment program plans in 2021 will be 50 programs with total investment budget of Rp575.77 billion, consisting of 43 carry-over programs amounting to Rp379.03 billion and 7 (seven) newly proposed programs amounting to Rp196.75 billion. These investment values increased by 23.30% of the realization of investment values in 2020.

Management set the Operation and Safety projection for 2021 following the 2020 prognosis at the beginning Semester I of 2020. The higher realization at the end of 2020 compared to the 2020 prognosis caused 2021 projection to look lower than the 2020 realization.






Proyeksi Kinerja Laba (Rugi) dan Penghasilan Komprehensif Lain Tahun 2021Projection of Profit (Loss) and Other Comprehensive Income Performance in 2021


Realisasi 2020Realization


Proyeksi 2021Projection(Rp juta/

Rp million)





En route Navigation Charges

1.357.829 1.464.582 107,86



193.635 308.084 159,11

Jumlah Pendapatan Usaha Total Operating Revenues 1.551.464 1.772.666 114,26

Beban Usaha Operating Expenses (2.444.305) (2.351.629) 96,21

Laba/(Rugi) Usaha OperatingProfit(Loss) (892.841) (578.963) 64,85


Total Other Income (Expenses) 117.317 4.528 3,86

Laba/(Rugi) Sebelum Pajak Profit(Loss)BeforeTax (775.524) (574.435) 74,07

Beban (Manfaat) Pajak TaxBenefit(Expense) 195.083 822 0,42

Laba/(Rugi) Bersih - Tahun Berjalan

NetProfit(Loss)-For The Year

(580.441) (573.613) 98,82

Penghasilan/(Kerugian) Komprehensif Lain

Other Comprehensive Income (Loss)

(9.879) 492 (4,98)

Laba/(Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan - setelah Pajak

Comprehensive Income (Loss) For The Year – net of Tax

(590.320) (573.121) 97,09

Dengan proyeksi Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah dan Produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal tahun 2021 yang hanya tumbuh sedikit di atas realisasi tahun 2020, Perusahaan memproyeksikan pendapatan usaha mampu tumbuh 14,26% dari realisasi di akhir tahun 2020. Dengan efisiensi beban usaha, Perusahaan memproyeksikan masih mencatat kerugian di tahun 2021, dengan harapan mampu menekan kerugian dibandingkan realisasi tahun 2020.

Proyeksi Kinerja Posisi Keuangan dan Struktur Modal Tahun 2021Projection of Financial Position and Capital Structure Performance in 2021



2020

Proyeksi Projection

2021Proyeksi 2021 Terhadap Realisasi 2020 (%)


Aset Assets 5.075.453 4.592.455 90,48

Liabilitas Liabilities 563.962 719.606 127,60

Ekuitas Equity 4.511.491 3.872.849 85,84

Jumlah aset di tahun 2021 diproyeksikan mengalami penurunan, yang terutama disebabkan penurunan pada aset lancar khususnya kas dan setara kas Perusahaan. Jumlah liabilitas tahun 2021 dibandingkan realisasi tahun 2020 mengalami peningkatan yang terutama disebabkan adanya pembayaran hutang jangka pendek

With the projection of En Route Navigation Production and Terminal Navigation Production in 2021 that increased slightly above the 2020 realization, the Company projects operating revenues to increase by 14.26% of the realization at the end of 2020. With the efficiency of operating expenses, the Company projects to still record loss in 2021, with expectation to be able to reduce loss compared to the 2020 realization.

In 2021, total assets is projected to decrease mainly due to decrease in current assets especially the Company’s cash and cash equivalents. Total liabilities in 2021 increased if compared to 2020 realization mainly due to payment of short-term debts as well as additional long-term post-employment benefit liabilities. Equity in 2021






serta penambahan liabilitas imbal pasca kerja jangka panjang. Untuk ekuitas tahun 2021 diproyeksikan mengalami penurunan dibandingkan realisasi tahun 2020 yang terutama disebabkan penurunan saldo laba sebagai dampak dari hasil usaha tahun 2020.

DAMPAK PERUBAHAN HARGA YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAANThe Price Changes Impacts With Effect On The Company Revenues And Financial Performance

Di tahun 2020 tidak terdapat kenaikan tarif dasar Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan (PJNP) yang mempengaruhi perhitungan pendapatan usaha Perusahaan.

DAMPAK NILAI TUKAR MATA UANG ASINGImpact of Foreign Currency Exchange Rate

Perusahaan mempunyai saldo piutang, utang, dan liabilitas dalam mata uang asing yang diantaranya adalah Dollar Amerika Serikat (USD). Risiko kenaikan nilai tukar mata uang asing terhadap liabilitas Perusahaan diharapkan dapat dikompensasi dengan deposito berjangka dan piutang dalam mata uang asing yang ditetapkan minimal 25% dari liabilitas yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 (satu) tahun dengan memperhatikan kecenderungan perubahan nilai tukar di masa yang akan datang.

Perusahaan telah memperhatikan sungguh-sungguh Peraturan Menteri BUMN No.PER-09/MBU/2013, tanggal 25 September 2013 tentang Kebijakan Umum Transaksi Lindung Nilai pada BUMN. Selanjutnya, Perusahaantelahmengidentifikasidanmenetapkanrisikopasar yang dihadapi. Sampai dengan saat ini Perusahaan berpendapat bahwa lindung nilai atas transaksi dalam valuta asing khususnya untuk saat ini tidak diperlukan. Perusahaan juga sedang menyusun kebijakan lindung nilai dan prosedur operasional standar yang berkenan.

is projected to decrease compared to 2020 realization which is mainly caused by the decrease in profit balance as the impacts of operating revenues in 2020.

In 2020, there was no increase in the basic fare of Air Navigation Services (PJNP) affected the operating revenues calculation of the Company.

The Company has outstanding receivables, debts, and liabilities in foreign currencies, including United States Dollar (USD). The risk of the increase in foreign currency exchange rates against the Company liabilities is expected to be compensated by time deposits and receivables denominated in foreign currencies which are set at a minimum of 25% of liabilities that will mature in less than 1 (one) year by considering the trend of exchange rates in the future.

The Company pays close attention to the SOE Minister Regulation No.PER-09/MBU/2013, dated September 25, 2013 regarding the General Policy of Hedging TransactionsinSOE.Furthermore,theCompanyidentifiedand determined the market risks faced. As of now, the Company is of the opinion that hedging for transactions in foreign currencies, especially for now, is not necessary. The Company is also developing hedging policies and acceptable standard of operating procedures.






INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL YANG TERJADI SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTANInformation And Material Facts After Accountant Reporting Date

Berikut disampaikan informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan 25 Februari 2021 hingga disahkan Laporan Tahunan ini 20 September 2021:

• AirNav Indonesia melaksanakan Rapat Pembahasan Bersama (RPB) bersama dengan Kementerian BUMN selaku kuasa pemilik modal pada tanggal 28 Juni 2021 yang membahas tentang Laporan Pertanggungjawaban Kinerja Perusahaan Tahun 2020.

KEBIJAKAN PENGGUNAAN LABA BERSIH DAN INFORMASI SETORAN PENYISIHAN LABA BERSIH KEPADA PEMILIK MODALPolicyofNetProfitUseandNetProfitDeposittoTheShareholders

DASAR KEBIJAKAN PENGGUNAAN DAN PENYISIHAN LABA BERSIHAirNav Indonesia merupakan BUMN berbentuk badan hukum Perusahaan Umum (Perum) yang didirikan dan dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia. Seluruh modal Perusahaan dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham.

Untuk penggunaan laba, Anggaran Dasar Perusahaan dalam Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012 tentang Perum LPPNPI mengatur beberapa hal sebagai berikut:

• Pasal 10 Laba bersih Perusahaan tidak dibagikan untuk

dividen, namun digunakan untuk peningkatan pelayanan navigasi penerbangan.

• Pasal 92 perihal Penggunaan Laba dan Dana Cadangan(1) Setiap tahun buku, Perusahaan wajib

menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih untuk cadangan.

(2) Penyisihan laba bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sampai cadangan mencapai paling sedikit 20% dari modal Perusahaan.

(3) Dana cadangan sampai dengan jumlah 20% dari modal Perusahaan hanya dapat digunakan untuk menutup kerugian Perusahaan.

(4) Apabila dana cadangan telah melebihi jumlah 20%, Menteri dapat memutuskan agar kelebihan dari dana cadangan tersebut digunakan untuk keperluan Perusahaan.

The following are the information and material facts after accountant reporting date on February 25, 2021 until the ratificationofthisAnnualReportonSeptember20,2021:

• AirNav Indonesia held Joint Discussion Meeting (RPB) with the SOE Ministry as the authorized shareholders on June 28, 2021 which discussed the 2020 Corporate Performance Accountability Report.

BASIS OF POLICY ON NET PROFIT USAGE AND ALLOWANCEAirNav Indonesia is a State-Owned Enterprise in the form of a Public Company (Perum) established and wholly owned by the Indonesian Government. The state owns the entire Company capital in the form of state assets which are separated and not divided into shares.

The Company's Articles of Association in Government Regulation no. 77 of 2012 concerning Perum LPPNPI regulatestheuseofprofitsasfollows:

• Article 10 The Company's net profit is not allocated for

dividends, but is used to improve air navigation services

• Article 92 concerning the Use of Profit and Reserve Funds:(1) Every fiscal year, the Company is required to

providenetprofitallowanceforreserves.(2) Netprofitallowanceasreferredto inparagraph

(1) is fulfilled until the reserve reaches at least20% of the Company capital.

(3) Reserve funds of up to 20% of the Company capital can only be used to cover the losses.

(4) In case the reserve fund exceeded 20%, the Minister may decide that reserve funds excess is used for the purposes of the Company.






(5) Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba dengan cara yang baik dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(6) Laba yang diperoleh dari pengelolaan dana cadangan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi.

• Pasal 93(1) Penggunaan laba bersih Perusahaan termasuk

jumlah penyisihan untuk cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ditetapkan oleh Menteri.

(2) Menteri dapat menetapkan sebagian atau seluruh laba bersih Perusahaan digunakan untuk pembagian tansiem (tantiem) untuk Direksi dan Dewan Pengawas, bonus untuk karyawan, atau penempatan laba bersih tersebut dalam cadangan Perusahaan yang antara lain diperuntukan bagi perluasan usaha Perum.

• Pasal 94 Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku

menunjukkan adanya kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, kerugian itu akan tetap dicatat dalam pembukuan Perusahaan dan Perusahaan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang tercatat itu belum seluruhnya tertutup, dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, AirNav Indonesia tidak memiliki kewajiban untuk melakukan setoran penyisihan laba bersih kepada Pemerintah Indonesia selaku pemilik modal. Penggunaan laba bersih Perusahaan termasuk jumlah penyisihan untuk cadangan ditetapkan oleh Menteri BUMN selaku kuasa pemilik modal.

REALISASI PENGGUNAAN LABA BERSIH TAHUN 2020Berdasarkan Rapat Pembahasan Bersama (RPB) yang diselenggarakan pada 2 Juni 2020, Menteri BUMN selaku kuasa pemilik modal menetapkan atas penggunaan laba bersih Perusahaan tahun 2019 sebesar Rp500.175.128.077 seluruhnya untuk cadangan.

PERPAJAKAN DAN KONTRIBUSI TERHADAP NEGARATaxation and Contribution To The State

Perusahaan berkontribusi kepada Negara melalui pemenuhan kewajiban perpajakan, baik Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PPh pasal 21, PPh pasal 23, PPh pasal 25 dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

(5) The Board of Directors is obliged to manage the reserve funds so as to earn profit in a goodmanner following the provisions of the laws and regulations.

(6) Profitsobtainedfromthemanagementofreservefundsareincludedinthecalculationofprofitandloss

• Article 93(1) The use of the Company net profit including

the allowance for the reserves as referred to in Article 92 is determined by the Minister.

(2) The Minister may determine that part or all of the Company net profit is used for distribution of bonuses (tantiem) for the Board of Directors and Supervisory Board, bonuses for employees, or the placement of such net profits in the Company's reserves intended for the business expansion of Perum.

• Article 94 In case the profit and loss calculation for a fiscal year

indicates loss that cannot be covered by a reserve fund, the loss will still be recorded in the books and the Company is deemed to make no profit as long as the recorded loss has not been fully covered, without prejudice to the provisions of laws and regulations.

Based on the Company's Articles of Association, AirNav Indonesia has no obligation to deposit net profit allowance to the Indonesian Government as the shareholders. The use of the Company's net profit, including the allowance for reserves, is determined by the SOE Minister as the authorized shareholders.

REALIZATION OF USE OF NET PROFIT IN 2020Based on the Joint Discussion Meeting (RPB) held on June 2, 2020, the SOE Minister as the authorized shareholders determinedtheuseof theCompany's2019netprofitofRp500,175,128,077 entirely for the reserves.

The Company contributes to the State through the tax obligation fulfillment, both the Value Added Tax (VAT) Income Tax article 21, Income Tax article 23, Income Tax article 25, and Non-Tax State Revenues (PNBP).






Perusahaan memiliki kewajiban pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada Kementerian Perhubungan dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang merupakan bagian dari tagihanPelayanan Jasa Navigasi Penerbangan (PJNP) kepada maskapai yang timbul pada saat invoice diterbitkan. Besaran PNBP kepada Kementerian Perhubungan adalah 15% untuk pendapatan domestik dan 10% untuk pendapatan penerbangan internasional dan lintas udara dari total pendapatan jasa navigasi penerbangan, sedangkan besaran PNBP kepada BMKG adalah 4% dari total pendapatan jasa navigasi penerbangan.

Kontribusi Perusahaan kepada Negara pada tahun 2020, baik pembayaran pajak serta PNBP dijelaskan di bawah ini.

Jumlah Pembayaran Pajak dan PNBP Tahun 2020The Amount of Taxes and Non-Tax Revenues (PNPB) Payment in 2020

Jenis PajakTypes of Tax

Jumlah (Rp juta)Total (Rp million)

PAJAK TAX

PPh Pasal 21 Income Tax Article 21 187.796



PPh Final Final Income Tax 3.692

PPh 25 Income Tax Article 25 51.175

PPN Value Added Tax 86.002

Jumlah Pembayaran Pajak Total Tax Payment 335.824

PNBP PNBP

PNBP kepada Kementerian Perhubungan PNBP to the Ministry of Transportation 111.896

PNBP kepada BMKG PNBP to BMKG 31.008

Jumlah Pembayaran PNBP Total PNBP Payment 142.904

Jumlah Pembayaran Pajak dan PNBP Total Tax and PNBP Payment 478.728

Perkembangan jumlah pembayaran pajak dan PNBP selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat di bawah ini.

Perkembangan Jumlah Pembayaran Pajak dan PNBP 2016-2020The Development of the Amount of Taxes and PNBP Payment in 2016-2020

(Rp-juta/ Rp-million)

2016 2017 2018 2019 2020

478.728

842.448884.146

805.176806.529

1.000.000

900.000

800.000

700.000

600.000

500.000

400.000

300.000

200.000

100.000

The Company is obliged to pay Non-Tax Revenue (PNBP) to the Ministry of Transportation and the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG), which is part of Air Navigation Services Charge (PJNP) to airlines arising when the invoice is issued. The amount of PNBP to the Ministry of Transportation is 15% for domestic revenue and 10% for international and overflying flightrevenue from the total revenue of air navigation services, while the amount of PNBP to BMKG is 4% of the total revenue of air navigation services.

The Company's contribution to the State in 2020, both tax payments and PNBP are described below.

The development of the amount of taxes and PNBP paymentforthelast5(five)yearsisasfollows:






INFORMASI TENTANG PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN DAN/ATAU MANAJEMEN (ESOP/MSOP) SERTA INFORMASI TENTANG REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUMInformation Concerning Employee and/or Management Share Ownership Program (ESOP/MSOP) and Realization of Public Offering Proceeds

AirNav Indonesia merupakan BUMN berbentuk badan hukum Perusahaan Umum (Perum) yang didirikan dan dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia. Seluruh modal Perusahaan dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham, sesuai dengan Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum (PERUM). Dengan demikian, tidak terdapat informasi tentang program kepemilikan saham oleh karyawan dan/atau manajemen (ESOP/MSOP).

Sampai dengan 31 Desember 2020, Perusahaan tidak melakukan penawaran efek dalam bentuk apapun. Dengan demikian, tidak terdapat informasi tentang realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.

INFORMASI MATERIAL MENGENAI INVESTASI, EKSPANSI, DIVESTASI, PENGGABUNGAN USAHA, AKUISISI, DAN/ATAU RESTRUKTURISASI UTANG/MODALMaterial Information Regarding Investments, Expansion, Divestment, Business Merger, Acquisitions, and/or Debt/ Capital Restructuring

INFORMASI MATERIAL MENGENAI INVESTASI, EKSPANSI, DIVESTASI, PENGGABUNGAN USAHA, AKUISISI, RESTRUKTURISASI UTANG

Tidak terdapat informasi material berupa aksi korporasi investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan usaha, akuisisi, restrukturisasi utang yang dilakukan Perusahaan di sepanjang tahun 2020.

INFORMASI MATERIAL MENGENAI RESTRUKTURISASI MODALPada tanggal 6 November 2020, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 65 Tahun 2020 tentang penambahan penyertaan modal negara Republik Indonesia ke dalam modal Perusahaan dengan nilai penambahan penyertaan modal negara sebesar Rp904.69 miliar. Berikut disampaikan saldo modal berupa penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia kepada Perusahaan.

AirNav Indonesia is a SOE in the form of a Public Company (Perum) established and wholly owned by the Government of Indonesia. The entire capital of the Company is owned by the state in the form of state assets which are separated and not divided into shares following the Law No.19 of 2003 concerning State-Owned Enterprises and Indonesian Government Regulation No.13 of 1998 concerning Public Companies (PERUM). Thus, there is no information concerning share ownership program by employees and/or management (ESOP/MSOP).

As of December 31, 2020, the Company offered no securities in any form. Thus, there is no information on the realized use of proceeds from the public offering.

MATERIAL INFORMATION REGARDING INVESTMENTS, EXPANSIONS, DIVESTMENTS, BUSINESS MERGERS, ACQUISITIONS, AND DEBT RESTRUCTURINGThere is no material information in the corporate investment actions, expansions, divestments, business mergers, acquisitions, and debt restructuring by the Company throughout 2020.

MATERIAL INFORMATION REGARDING CAPITAL RESTRUCTURINGOn November 6, 2020, the Republic of Indonesia Government Regulation (PP) No. 65 of 2020 issued to regulate the addition of the state equity participation of the Republic of Indonesia into the Company's capital with additional state equity participation of Rp904.69 billion. The following is the capital balance in the form of the Republic of Indonesia Government equity participation in the Company.







2020 (Rp juta/

Rp million)

2019(Rp juta/

Rp million)



Persentase (%)Percentage (%)

Saldo Awal Initial Balance 1.541.350 1.541.350 - -


Increase in Capital of Indonesian Government based on Indonesian Government Regulation

904.693 - 904.693 -

Saldo Akhir Ending Balance 2.446.043 1.541.350 904.693 58,69%

INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN DAN/ATAU TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI/PIHAK BERELASIMaterialTransactionsContainingConflictofInterestand/orTransactionWithAffiliation/Related Parties

Perusahaan telah mengungkapkan seluruh sifat dan transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi sebagai bagian dari Kebijakan Akuntansi Penting terkait Hubungan Afiliasi (PihakBerelasi), yangdapatdilihatpadaLaporanKeuangan Teraudit tahun 2020.

DEFINISI PIHAK BERELASIBerdasarkan PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, Perusahaan mendefinisikan transaksi dengan Pihak-pihak yangBerelasi adalah sebagai berikut:

• Entitas anak dan yang dibawahinya.

• PerusahaanAsosiasi/Terafiliasi.

• Ventura Bersama.

• Manajemen Kunci.

• Entitas Lainnya yang dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

• Institusi keuangan yang dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

• Anggota keluarga dekat dari individu.

NAMA PIHAK BERTRANSAKSI DAN SIFAT HUBUNGAN AFILIASI

Tabel di bawah ini mengungkapkan Pihak-pihak yang Berelasi dan sifat hubungan serta sifat transaksi untuk periode tahun buku 2020.

The Company disclosed all the nature and transactions with Related Parties as part of the Important Accounting Policies related to Affiliated Relations (Related Parties),which is available in 2020 Audited Financial Statements.

DEFINITION OF RELATED PARTIESFollowing SFAS No. 7 (2015 Adjustment): Related Parties Disclosures, the Company defines transactions with theRelated Parties as follows:

• Subsidiaries and their subordinates.• Associated/AffiliatedCompanies.• Joint Venture.• Key Management.• Other Entities controlled by the Republic of Indonesia

Government.• Financial institutions controlled by the Republic of

Indonesia Government.• Close family members of the individual.

NAME OF THE TRANSACTIONAL PARTY AND NATURE OF AFFILIATED RELATIONSHIPThe table below discloses the Related Parties and the nature of the relationship as well as the nature of the transactionsforthe2020fiscalyearperiod.






Pengungkapan Pihak BerelasiRelated Party Disclosure

Pihak yang BerelasiRelated Party

Sifat HubunganNature of Relationship

Sifat TransaksiNature of Transaction

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Institusi keuangan yang dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia/ Financial institutions controlled by Indonesian Government

Penempatan Kas dan Bank, Deposito/ Cash and Bank Placements, Deposits

PT Bank BNI (Persero) Tbk Institusi keuangan yang dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia/ Financial institutions controlled by Indonesian Government

Penempatan Kas dan Bank, Deposito, Pendapatan Diterima di Muka/ Cash and Bank Placements, Deposits, Prepaid Income

PT Bank BRI (Persero) Tbk Institusi keuangan yang dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia/ Financial institutions controlled by Indonesian Government

Penempatan Kas dan Bank, Deposito, Pendapatan Diterima di Muka/ Cash and Bank Placements, Deposits, Prepaid Income

PT Bank Syariah Indonesia (d/h PT Bank Syariah Mandiri)

Institusi keuangan yang dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia/ Financial institutions controlled by Indonesian Government

Penempatan Kas dan Bank/ Cash and Bank Placements

PT Bank Pembangunan Daerah Institusi keuangan yang dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia/ Financial institutions controlled by Indonesian Government

Penempatan Kas dan Bank/ Cash and Bank Placements

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Perum asosiasi/ Perum Association Transaksi Piutang Usaha/ Trade Receivable Transaction

PT Citilink Indonesia Asosiasi / Association Piutang Usaha/ Trade Receivable

PT Dirgantara Indonesia Asosiasi/ Association Piutang Usaha/ Trade Receivable

PT Merpati Nusantara Airlines Asosiasi/ Association Piutang Usaha/ Trade Receivable

PT Angkasa Pura II (Persero) Asosiasi/ Association Utang Usaha/ Trade Payables

PT Asuransi Jiwa Taspen Asosiasi/ Association Utang Usaha/ Trade Payables

BPJS Ketenagakerjaan Asosiasi/ Association Utang Usaha/ Trade Payables

PT Pins Indonesia Asosiasi/ Association Utang Usaha/ Trade Payables

Badan Meteorologi, Klimatologi Geofisika/Meteorology, Climatology, Geophysics Agency

Entitas sepengendali/ Entities under common control

Utang Usaha/ Trade Payables

Kementerian Perhubungan/ Ministry of Transportation

Entitas sepengendali/ Entities under common control

Utang Usaha/ Trade Payables

PT Angkasa Pura I (Persero) Asosiasi/ Association Utang Usaha/ Trade Payables

PT Telekomunikasi Selular Asosiasi/ Association Sewa/ Rent

ALASAN DILAKUKANNYA TRANSAKSI PIHAK BERELASI DAN KEWAJARAN TRANSAKSITransaksi Perusahaan dengan Pihak Berelasi merupakan bagian dari pengelolaan operasi dan usaha. Seluruh transaksisignifikandenganPihak-pihakBerelasi,baikyangdilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga normal, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan.

REALISASI NILAI SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASIRealisasi saldo dan transaksi Pihak-pihak Berelasi pada periode tahun buku 2019 dan 2020 dapat dilihat di bawah ini.

REASONS FOR RELATED PARTY TRANSACTIONS AND FAIRNESS OF TRANSACTIONSThe Company Transactions with Related Parties are part of themanagementofoperationsandbusiness.Allsignificanttransactions with Related Parties, with or without interest rates or normal prices, the terms and conditions to the thirdparties,aredisclosedinthefinancialstatements.

REALIZED BALANCE VALUES AND RELATED PARTY TRANSACTIONSRealized related party balances and transactions in the 2019and2020fiscalyearperiodisasfollows:






Saldo Pihak Berelasi dalam AsetRelated Party Balance in Asset


Jumlah Rp juta

TotalRp million

Persentase dari Jumlah Aset (%)

Percentage of Total Assets

Jumlah Rp juta

TotalRp million

Persentase dari Jumlah Aset (%)

Percentage of Total Assets

NominalRp juta

Rp million

Persentase Percentage

(%)

Kas dan Setara Kas Cash and Cash Equivalents

Kas pada Bank Cash in Banks

Rupiah Rupiah 34.322 0,68 38.041 0,62 (3.720) (9,78)

Dolar AS US Dollar 67.185 1,32 96.282 1,57 (29.097) (30,22)

Deposito Time Deposits

Rupiah Rupiah 1.643.000 32,37 2.577.691 42,11 (934.691) (36,26)

Dolar AS US Dollar - - 148.741 2,43 (148.741) -

Jumlah Kas dan Setara Kas

Total Cash and Cash Equivalents

1.744.507 34,37 2.860.755 46,74 (1.116.248) (39,02)

Piutang Usaha Trade Receivables 527.934 10,40 163.364 2,67 364.570 223,16

Pendapatan Akrual Accrued Revenues 645 0,01 9 0,0002 636 6.724,38

Jumlah Aset dari Pihak-pihak Berelasi

Total Assets from Related Parties

2.273.087 44,79 3.024.128 49,41 (751.042) (24,83)

Jumlah Aset Total Assets 5.075.453 6.120.804 (1.045.351) (17,08)

Saldo aset dari Pihak-pihak Berelasi mengalami penurunan lebih tinggi dibandingkan penurunan jumlah aset Perusahaan. Penurunan terutama dipengaruhi oleh jumlah kas dan setara kas pada pihak berelasi yang mengalami penurunan hingga 39,02% atau setara dengan Rp1,12 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Saldo Pihak Berelasi dalam LiabilitasRelated Party Balance in Liabilities


Jumlah Rp juta

TotalRp-million

Persentase dari Jumlah Liabilitas

Percentage of Total Liabilities

Jumlah Rp juta

TotalRp-million

Persentase dari Jumlah Liabilitas

Percentage of Total Liabilities

NominalRp juta

Rp million


(%)

Utang Usaha Trade Payables 901 0,16 - - 901 -

Pendapatan Diterima di Muka

Unearned Revenues

214 0,04 - - 214 -

Liabilitas Lain-lain Prepaid Revenues 230.024 40,79 306.846 31,78 (76.822) (25,04)

Total Liabilitas dari Pihak-pihak Berelasi

Total Liabilities from Related Parties

231.139 40,98 306.846 31,78 (75.708) (24,67)

Total Liabilitas Total Liabilities 563.962 965.404 (401.442) (41,58)

Saldo liabilitas dari Pihak-pihak Berelasi mengalami penurunan sebesar 24,67% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan terutama disebabkan liabilitas lain-lain dari pihak berelasi yang mengalami penurunan 25,04% dibandingkan tahun sebelumnya.

KEBIJAKAN PERUSAHAAN TERKAIT MEKANISME REVIEW ATAS TRANSAKSIMekanisme review atas transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi dilakukan melalui proses audit khususnya audit yang telah dilakukan oleh akuntan publik dan dipublikasikan, dimana mekanisme ini tertuang dalam PSAK 7 (revisi 2014) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

Assets balance of related parties decreased higher than total assets of the Company. The decrease was mainly influencedbytotalcashandcashequivalentswithrelatedparties which decreased by 39.02% or equivalent to Rp1.12 trillion compared to the previous year.

The balance of liabilities from Related Parties decreased by 24.67% compared to the previous year. The decrease was mainly due to other liabilities from related parties which decreased by 25.04% compared to the previous year.

COMPANY POLICY REGARDING MECHANISM OF TRANSACTION REVIEWPublic accountants audits and publishes the results for the mechanism of transactions review with Related Parties. This mechanism is contained in SFAS 7 (revised in 2014) on “Related Party Disclosures”.






PEMENUHAN PERATURAN DAN KETENTUAN TERKAITPemenuhan peraturan dan ketentuan terkait, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia dilakukan melalui upaya pengungkapan PSAK 7 (revisi 2014) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” dalam laporan keuangan tahun 2020 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo.

INFORMASI KEUANGAN YANG MENGANDUNG KEJADIAN YANG BERSIFAT LUAR BIASA DAN JARANG TERJADIFinancial Information Containing Extraordinary and Rare Events

Perlambatan perekonomian global dan dampak negatif yang terjadi pada pasar finansial utama di dunia yangdiakibatkan oleh penyebaran pandemi COVID-19 telah menimbulkan volatilitas yang tinggi pada nilai wajar instrumen keuangan, terhentinya perdagangan, gangguan operasional dunia usaha, pasar saham yang tidak stabil dan likuiditas yang ketat pada sektor-sektor ekonomi tertentu di Indonesia, termasuk industri penerbangan, yang dapat berkelanjutan dan berdampak terhadap keuangan dan operasional Perusahaan.

Manajemen telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapi dampak dari kejadian ini terhadap kegiatan operasional Perusahaan. Namun demikian, dampak jangka panjang hingga saat ini sulit untuk diprediksi. Manajemen akan terus memonitor hal ini dan mengambil langkah yang diperlukan untuk mengatasi risiko terkait dan ketidakpastian terkait hal tersebut di masa depan.

Lebih lanjut, kemampuan Indonesia untuk meminimalkan dampak perlambatan perekonomian global terhadap perekonomian nasional sangat tergantung pada tindakan pemberantasan ancaman COVID-19 tersebut, selain kebijakan fiskal dan kebijakan lainnya yang diterapkanoleh Pemerintah. Kebijakan tersebut, termasuk pelaksanaannya dan kejadian yang timbul, berada di luar kontrol Perusahaan.

PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP PERUSAHAANChangesInLawRegulationsThatMaySignificantlyAffectTheCompany

Beberapa peraturan dan perundang-undangan yang muncul di tahun 2020 dan berpengaruh signifikanterhadap Perusahaan dapat dilihat di bawah ini.

FULFILLMENT OF RELEVANT RULES AND CONDITIONSFulfillment of related regulations and provisions,namely Financial Accounting Standards (FAS) through the disclosure of SFAS 7 (revised in 2014) regarding “RelatedPartyDisclosures”intheaudited2020financialstatements by Public Accounting Firm Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo .

COVID-19 pandemic causes the global economic slowdown and the negative impact on major financial markets in the world as well as results in high volatility in the fair value of financial instruments, trading disruption, business operational disruption, unstable stock markets and tight liquidity in certain economic sectors in Indonesia, including the aviation industry, which can be sustainable and impact the Company's finances and operations.

Management has taken the necessary steps to overcome the impacts on the Company operations. However, it is difficult to predict the long-term impacts as of now.Management will continue to monitor it and take necessary steps to deal with the related risks and uncertainties in the future.

Apart from fiscal and other Government policies,Indonesia ability to minimize the impacts of the global economic slowdown on the national economy is highly dependent on actions to eradicate the Covid-19 threat. The implementation and events arising from those policies are beyond the control of the Company.

Several laws and regulations established in 2020 and caused significant impacts on the Company are as follows:






Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/04/2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.SOE Minister Regulation No. PER-02/MBU/04/2020 concerning the Third Amendment to the Regulation of SOE Minister No. PER-09/MBU/07/2015 concerning the Partnership Program and the Community Development Program for State-Owned Enterprise

Penjelasan atas Peraturan dan/atau Perundang-undangan yang DiberlakukanExplanation of the Applicable Regulations and/or Legislation

Peraturan ini menjadi landasan bagi Perusahaan untuk turut serta dalam program penanggulangan penyebaran COVID-19 melalui program Bina Lingkungan.

This regulation is the basis for the Company to participate in the program to prevent the spread of COVID-19 through the Community Development program.

Dampak Terhadap PerusahaanImpacts on the Company

Berdasarkan surat No. 1198/US/00/LPPNPI/KBL.01/IV/2020 tentang Penyampaian Kebijakan Restrukturisasi Dan Penundaan Masa Pembayaran Angsuran Pengembalian Pinjaman Kemitraan PerumLPPNPI,danSuratSekretarisPerusahaanNo.0791/US/KBL.01/V/2020tentangKonfirmasiStimulus untuk Mitra Binaan yang Terdampak COVID -19, terdapat 34 mitra binaan yang mendapat kebijakan penundaan masa pembayaran dari bulan April 2020 sampai dengan Maret 2021, dengan perkiraan nilai angsuran pokok dan jasa administrasi sebesar Rp1,27 miliar selama periode penundaan tersebut. Direksi mengeluarkan peraturan No. PER.001/LPPNPI/I/2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direksi No. PER.034/LPPNPI/X/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan di Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia

Following letter No.1198/US/00/LPPNPI/KBL.01/IV/2020 concerning Submission of Policy on Restructuring and Postponement of Installment Payments Period for Perum LPPNPI Partnership Loans, and Corporate Secretary Letter No. 0791/US/KBL.01/V/2020 regarding Confirmation ofStimulus for Fostered Partners Affected by COVID-19, there are 34 fostered partners holding policy of payment period postponement from April 2020 to March 2021, with the estimated value of principal installments and administrative services amounting to Rp1.27 billion during the postponement period, the Board of Directors issued regulation No.PER.001/LPPNPI/I/2021 concerning the Second Amendment to the Board of Directors Regulation No.PER.034/LPPNPI/X/2015 concerning Procedures for the Implementation of Partnership Program and Community Development Program at Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia.

Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-7/MBU/07/2020 tentang Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia Badan Usaha Milik Negara/ SOE Minister Circular No.SE-7/MBU/07/2020 concerning the Core Values of State-Owned Enterprises Human Resources

Penjelasan atas Peraturan dan/atau Perundang-undangan yang Diberlakukan.Explanation of Applicable Regulations and/or Legislation.

Melalui surat edaran ini, AirNav Indonesia mengubah tata nilai Perusahaan yang semula adalah “I-SAFE” menjadi “AKHLAK”.

Through this circular, AirNav Indonesia changed its corporate values from originally “I-SAFE” to “AKHLAK”.

Dampak Terhadap PerusahaanImpacts on the Company

Surat Edaran ini merubah Pedoman Perilaku di Perusahaan yang telah dituangkan dalam Peraturan Direksi No. PER.004/LPPNPI/II/2021 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi No. PER.003/LPPNPI/I/2019 tentang Pedoman Perilaku (Code of Conduct) di Lingkungan Perum LPPNPI. Pada saat laporan ini dibuat, Perusahaan tengah dalam proses pengesahan perubahan aturan penilaian kinerja karyawan yang juga menjadi tindak lanjut atas surat edaran Menteri BUMN di atas.

This Circular changes the Code of Conduct in the Company set forth in the Board of Directors Regulation No.PER.004/LPPNPI/II/2021 concerning Amendments to the Board of Directors Regulation No.PER.003/LPPNPI/I/2019 regarding the Code of Conduct within Perum LPPNPI Environment. At the time this report was prepared, the Company was in the process of ratifying changes to the rules for evaluating employee performance as the follow-up to the above SOE Minister circular letter.

Undang-Undang No. 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai/ Law No. 10 of 2020 concerning Stamp Duty

Penjelasan atas Peraturan dan/atau Perundang-undangan yang Diberlakukan

Explanation of Applicable Regulations and/or Legislation

Undang-undang ini mengatur tarif bea meterai baru yang bersifat tunggal atau yang lebih dikenal dengan bea meterai Rp10.000 atau materai Rp10.000 di tahun 2021, yang dikenakan ke beberapa dokumen antara lain terhadap perjanjian.

This law regulates the tariff for new single stamp duty or stamp duty of Rp10,000 or stamp duty of Rp10,000 in 2021, which is imposed on several documents, including agreements.

Dampak Terhadap Perusahaan

Impacts on the Company

Untuk kedepannya perjanjian yang dilakukan oleh Perusahaan memakai meterai Rp 10.000

For future agreements, the Company will use Rp10,000 duty stamp






PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERUSAHAANChanges In Accounting Policies and Its Impact 0n Company

Penerapan dari perubahan standar dan interpretasi akuntansi atas standar akuntansi berikut, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2020, dan relevan bagi Perusahaan namun tidak menyebabkan perubahan signifikanataskebijakanakuntansiPerusahaandantidakmemberikan dampak yang material terhadap jumlah yang dilaporkan di laporan keuangan tahun berjalan:

• Amandemen PSAK 15 “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”

• Amandemen PSAK 1 “Penyajian Laporan Keuangan” dan PSAK 25 “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”

• Penyesuaian Tahunan PSAK 1 “Penyajian Laporan Keuangan”

• ISAK 36 ”Interpretasi atas Interaksi antara Ketentuan Mengenai Hak Atas Tanah dalam PSAK 16 – Aset Tetap dan PSAK 73 – Sewa”

• PSAK 72 “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan”

Penerapan dari perubahan standar dan interpretasi akuntansi atas standar akuntansi berikut, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2020, relevan bagi Perusahaan dan menyebabkan perubahan signifikanatas kebijakan akuntansi Perusahaan serta memberikan

The changes in accounting standards and interpretations of the following accounting standards were effective as of January 1, 2020, and relevant to the Company, but caused no significant changes to the Company's accountingpolicies and material impacts on the amounts reported in thecurrentyearfinancialstatements:

• Amendment to SFAS 15 “Investments in Associates and Joint Ventures”

• Amendments to SFAS 1 “Presentation of Financial Statements” and SFAS 25 “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimation, and Errors”

• Annual Adjustment of SFAS 1 “Presentation of Financial Statements”

• IFAS 36 ”Interpretation of Interaction between Provisions Regarding Land Rights in SFAS 16 – Fixed Assets and SFAS 73 – Leases”

• PSAK 72 “Revenue from Contracts with Customers”

The changes in accounting standards and interpretations of the following accounting standards were effective as of January 1, 2020 and relevant to the Company which caused significant changes to theCompany's accountingpolicies and has material impact on the amounts reported

Rencana Strategis tahun 2021, Perusahaan senantiasa melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap proses bisnis existing dan menerapkan sistem yang terintegrasi sepenuhnya.

As 2021 Strategic Plan, the Company continues to thoroughly evaluate existing business processes and implement a fully integrated system.






dampak yang material terhadap jumlah yang dilaporkan di laporan keuangan tahun berjalan:

PSAK 71 “Instrumen Keuangan”/ SFAS 71 “Financial Instruments”

Penjelasan atas Perubahan Kebijakan Akuntansi yang Diberlakukan

Explanation of Changes in Applicable Accounting Policies

PSAK 71 memberikan persyaratan baru untuk klasifikasi dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan, serta penurunan nilai aset keuangan.

SFAS 71 provides new requirements for the classification and measurement of financial assets and financial liabilities, as well as impairment of financial assets.



Penerapan atas PSAK 71 tersebut memiliki dampak terhadap saldo awal laba ditahan pada laporan keuangan Perusahaan terkait dengan penyisihan penurunan nilai atas aset keuangan sebesar Rp53.588.816.732,-.

The implementation of SFAS 71 impacts the beginning/initial retained earnings in the Company financial statements related to the allowance for impairment of financial assetsamounting to Rp53,588.816,732,-.

PSAK 73 “Sewa” / SFAS 73 “Leases”

Penjelasan atas Perubahan Kebijakan Akuntansi yang Diberlakukan

Explanation of Changes in Applicable Accounting Policies

PSAK 73 memperkenalkan persyaratan baru atau persyaratan yang disesuaikan sehubungan dengan akuntansi sewa. PSAK 73 memperkenalkan perubahan pada akuntansi sewa dengan menghilangkan perbedaan antara sewa operasi dan pembiayaan, mensyaratkan pengakuan aset hak-guna dan liabilitas sewa pada tanggal permulaan untuk seluruh sewa, kecuali sewa jangka-pendek dan sewa yang aset pendasarnya bernilai-rendah. Berbeda dengan akuntansi penyewa, persyaratan akuntansi pesewa secara luas tetap tidak berubah.

SFAS 73 introduced new or adjusted requirements related to lease accounting. The changes to lease accounting by eliminating the distinction between operating and finance leases, requiring the recognition of right-of-use assets and lease liabilities at the initial date for all leases, unless for short-term leases and leases with low-value underlying assets. In contrast to tenant accounting, lessee accounting requirements remain broadly unchanged.



Perusahaan telah menerapkan standar akuntansi baru dan penyesuaian atau amendemen tersebut sejak 1 Januari 2020. Perusahaan telah mencatatkan hak pakai aset dan kewajiban sewa guna usaha per tanggal 1 Januari 2020.

The Company has implemented the new accounting standards and the adjustments or amendments since January 1, 2020. The Company has recorded the right-of-use assets and lease obligations as of January 1, 2020.

Dampak kumulatif, jika ada, dari penerapan awal PSAK 71, dan 73, diakui pada tanggal penerapan awal sebagai penyesuaian saldo awal saldo laba seperti disebutkan di atas. Oleh karena itu, informasi komparatif dalam Laporan Keuangan Teraudit Perusahaan untuk tahun buku 2020 tidak disajikan kembali dan terus dilaporkan berdasarkan PSAK 55, PSAK 23, PSAK 34 dan PSAK 30 dan Interpretasi terkait.

inthecurrentyearfinancialstatements:

In case there is cumulative effect, from the initial application of SFAS 71 and 73, is recognized at the date of initial application as adjustment to the beginning/initial retained earnings as noted above. Therefore, the comparative information in the Company Audited Financial Statements for the 2020 fiscal year is notrestated and continues to be reported based on SFAS 55, SFAS 23, SFAS 34, SFAS 30 and related Interpretations.






Tingkat Kesehatan Perusahaan Tahun 2019-2020Company Health Index in 2019-2020

Indikator yang DigunakanIndicator Used

BobotValue

Skor 20202020 Score

Skor 20192019 Score

ASPEK KEUANGAN FINANCIAL ASPECT

Imbalan kepada Pemegang Saham (ROE) Return On Equity (ROE) 15,00 1,00 15,00

Imbalan Investasi (ROI) Return On Investment (ROI) 10,00 0,00 8,00

Rasio Kas Cash Ratio 3,00 3,00 3,00

Rasio Lancar Current Ratio 4,00 4,00 4,00

Collection Periods Collection Periods 4,00 2,00 3,50

Perputaran Persediaan Inventory Turnover 4,00 4,00 4,00

Perputaran Total Aset Total Asset Turnover 4,00 1,00 1,50

Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Equity to Total Asset Ratio 6,00 6,00 3,00

Jumlah Skor Aspek Keuangan Total Score of Financial Aspect 50,00 21,00 42,00

ASPEK OPERASIONAL OPERATIONAL ASPECT

Pengelolaan Ekspektasi Pelanggan Management of Customer Expectation 10,50 10,50 10,50

Acceptable Level of Safety Acceptable Level of Safety 10,50 10,50 10,50

Facility Readiness Facility Readiness 7,00 7,00 5,60

Mandatory Certification Level Mandatory Certification Level 7,00 7,00 7,00

Jumlah Skor Aspek Operasional Total Score of Operational Aspect 35,00 35,00 33,60

ASPEK ADMINISTRASI ADMINISTRATION ASPECT

Laporan Perhitungan Tahunan Annual Financial Statements 3,00 3,00 3,00

Rencana RKAP RKAP Plan 3,00 3,00 3,00

Laporan Periodik Periodic Report 3,00 3,00 3,00

Kinerja PKBL PKBL Performance 6,00 2,00 6,00

Jumlah Skor Aspek Administrasi Total Score of Administration Aspect 15,00 11,00 15,00

Jumlah Jumlah 100,00 67,00 90,60

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep- 100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN, nilai Skor Kinerja AirNav Indonesia untuk tahun 2020 sebesar "67,00". Dengan skor tersebut maka kesehatan perusahaan kategori "SEHAT" dengan tingkat penggolongan "A". Sedangkan Tingkat Kesehatan tahun 2019 berjumlah "90,60" kategori "SEHAT" dengan penggolongan "AA".

Tingkat Kesehatan PerusahaanCompany Health Index

Perusahaan memiliki pengukuran Tingkat Kesehatan Perusahaan sesuai Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN.

The Company has metrix for Company Health Index based on the Minister of State-owned Enterprise Decision Letter No.KEP-100/MBU/2002 dated June 4, 2002, on Assessment of State-Owned Enterprise Health.

Following the Minister of State-owned Enterprise Decision Letter No. KEP-100/MBU/2002 dated June 4, 2002, on Assessment of State-owned Enterprise Health, the score AirNav Indonesia Performance for 2020 is “67.00”. With the score, the Company obtains “HEALTHY” categories with “A” ratings. While the Health Index in 2019 was “90.60” as “HEALTHY” categories with “AA” ratings.






Hal-hal yang Berpotensi Berpengaruh Signifikan Terhadap Kelangsungan Usaha Perusahaan di Tahun 2020Sebagaimana telah dijelaskan pada beberapa bagian dalam bab ini, manajemen melihat pandemi COVID-19 berdampak luar biasa terhadap Traffic Movement penerbangan, yang kemudian berdampak langsung terhadap kinerja produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah serta Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal hingga berujung pada penurunan pendapatan Perusahaan dan kerugian yang dicatatkan.

AirNav Indonesia mencatat Traffic Movement domestik, internasional dan overflying di seluruh kantor layanan navigasi mengalami penurunan 42,65% yang tak lepas dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diambil Pemerintah Indonesia serta kebijakan lock down di beberapa negara untuk mengendalikan pandemi COVID-19. Hal ini kemudian menjadi penyebab utama menurunnya frekuensi penerbangan secara global, sehingga produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Jelajah AirNav Indonesia mengalami penurunan 55,14% dan produksi Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan Terminal mengalami penurunan 48,23%. Penurunan produksi ini kemudian berimbas langsung pada penurunan pendapatan usaha hingga 55,07% dibandingkan tahun 2019, yang kemudian rugi bersih serta rugi komprehensif tahun berjalan di tahun 2020.

Assessment Manajemen atas Hal-hal yang Berpotensi Berpengaruh Signifikan Terhadap Kelangsungan Usaha Perusahaan di Tahun 2020, serta Asumsi yang Digunakan Manajemen dalam Melakukan AssessmentPada bagian “Pencapaian Target Tahun 2020” telah diuraikan manajemen telah melakukan rumusan Business Continuity Plan (BCP) dan stress test sebagai assessment atau penilaian atas dampak fenomena pandemi COVID-19 terhadap kinerja Perusahaan secara keseluruhan. Dari berbagai penilaian tersebut, AirNav Indonesia melakukan revisi target yang tertuang dalam Revisi RKAP tahun 2020 serta evaluasi atas strategi recovery yang akan ditempuh di tahun 2021 serta strategi jangka menengah dan jangka panjang.

Potential Matter to Have Significant Impacts on Business Continuity of the Company in 2020As explained in several sections in this chapter, the management considers the COVID-19 pandemic has causedtremendous impactsontheair trafficmovement,resulted in direct impacts on the production performance of en route navigation services and terminal navigation services, resulting in decrease in the Company's revenue and recorded losses.

AirNav Indonesia recorded traffic movements of domestic flight, international flight, and overflying flight in all air navigation services units decreased by 42.65% due to the Large-Scale Social Restrictions (PSBB) policy taken by the Indonesian Government as well as lock down policies in several countries to control the COVID-19 pandemic. It is the main cause of the decline in flight frequency globally, so that AirNav Indonesia En route Navigation Charge (ENC) production decreased by 55.14% and Terminal Navigation Charge (TNC) production decreased by 48.23%. The decrease in production caused direct impacts on the decrease in operating income by up to 55.07% compared to 2019 resulting in net loss and comprehensive loss for the year in 2020.

Management Assessment of Potential Matters with Significant Influence on the Company's Business Continuity in 2020, as well as Assumptions by Management in Assessments

The section "2020 Target Achievement", it explained that management has formulated Business Continuity Plan (BCP) and stress tests as the assessment of the impact of the COVID-19 pandemic on the overall Company performance. From these various assessments, AirNav Indonesia revised the targets contained in the 2020 RKAP Revision as well as evaluation of the recovery strategy to be pursued in 2021 as well as the medium and long-term strategies.

Informasi Kelangsungan UsahaBusiness Continuity






AirNav Indonesia secara rutin melakukan medical check-up, performance check dan rating terhadap para Air Traffic Controller.

AirNav Indonesia routinely conducts medical check-ups, performance checks,andratingstowardsairtrafficcontrollers.

Potret Glide Path yang merupakan salah satu komponen dari Instument Landing System (ILS). Salah satu peralatan guna menunjang pesawat melakukan landing dengan presisi dan aman.

Glide Path, one of the components of Instrument Landing System (ILS). One of the equipment to support aircraft landing with precision and safety.

170 Perkembangan Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di Lingkup AirNav IndonesiaDevelopment of Good Corporate Governance Within Airnav Indonesia

191 Struktur Organ Tata Kelola Perusahaan Organ Structure of Corporate Governance

202 Dewan Pengawas Supervisory Board

213 Informasi tentang Pengawasan IndependenIndependent Supervisor

214 Direksi Board of Directors

226 Transparansi Informasi Terkait Dewan Pengawas dan Direksi Transparency of Information Regarding the Supervisory Board and the Board of Directors

249 Organ Pendukung Dewan Pengawas Supervisory Board Supporting Organs

273 Organ Pendukung DireksiBoard of Directors Supporting Organs

301 Akuntan Publik/Auditor IndependenPublic Accountant/Independent Auditor

306 Manajemen RisikoRisk Management

314 Sistem Pengendalian InternalInternal Control System

318 Perkara PentingSignificant Litigation

320 Akses Informasi dan Data PerusahaanAccess to Company Information and Data

323 Kode EtikCode of Ethics

327 Pengelolaan dan Pengendalian GratifikasiGratification Management and Control

328 Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara NegaraState Administration Wealth Report (LHKPN)

330 Whistleblowing System

334 Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibility






TATA KELOLA PERUSAHAAN

Good Corporate Governance






PRINSIP-PRINSIP DAN KOMITMEN PENERAPAN PRINSIP TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIKPrinciples and Commitments for Good Corporate Governance

TRANSPARANSI

Transparency

AKUNTABILITAS

Accountability

KEWAJARAN & KESETARAAN

Fairness and Equality

INDEPENDENSI

Independency

PERTANGGUNG-JAWABAN

Responsibility

PRINSIP-PRINSIP/ASAS-ASAS TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIKGood Corporate Governance Principles/Basis

Prinsip-prinsip GCG yang digunakan Perusahaan mengacu pada Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011 serta Pedoman Umum GCG dari Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) melalui asas-asas GCG yang umum dikenal dengan sebutan TARIF, yaitu transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), kemandirian (independency) serta kewajaran (fairness) dan kesetaraan (Equality). Penjelasan dan komitmen penerapan Perusahaan terhadap masing-masing prinsip adalah sebagai berikut.

TRANSPARANSI

PenjelasanPrinsip transparansi diterapkan dengan cara menyediakan sarana komunikasi yang efektif dan responsif bagi para pemangku kepentingan, sehingga informasi terkait kinerja mudah didapat dan dipahami.

PERKEMBANGAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK DI LINGKUP AIRNAV INDONESIADevelopment of Good Corporate Governance Within Airnav Indonesia

GCG principles of the Company refer to the SOE Minister Regulation No.PER-01/MBU/2011 as well as General Guidelines for GCG from the National Committee on Governance Policy (KNKG) through the common GCG principles known as TARIF, namely transparency, accountability, responsibility, independence, as well as fairness and equality. The explanation and commitment of each principle implementation by the Company are as follows:

TRANSPARENCY

ExplanationThe principle of transparency is applied by providing facilities of communication that are effective and responsive to the stakeholders, so that information relating to performance is easy to obtain and understand.






Komitmen Penerapan di Lingkup AirNav Indonesia1. AirNav Indonesia berkomitmen untuk menyediakan

informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh Pemangku Kepentingan.

2. Informasi yang diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada, visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kinerja keuangan, susunan pengurus, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat memengaruhi kondisi AirNav Indonesia.

3. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh AirNav Indonesia tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.

4. AirNav Indonesia menetapkan kebijakan dan pengaturan untuk keterbukaan informasi kepada Pemangku Kepentingan.

AKUNTABILITAS

PenjelasanPrinsip akuntabilitas diterapkan dengan mengoptimalkan kinerja dan peran setiap individu AirNav Indonesia sehingga seluruh aksi dan kegiatan Perusahaan berjalan denganefektifdanefisien.Akuntabilitasdiperlukanuntukmencapai kinerja yang berkesinambungan.

Komitmen Penerapan di Lingkup AirNav Indonesia1. AirNav Indonesia memiliki ukuran kinerja untuk

semua jajaran yang konsisten dengan sasaran usaha Perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).

2. AirNav Indonesia mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan melalui pelaporan kinerja dan keuangan yang disusun sesuai ketentuan dan standar pelaporan yang berlaku.

PERTANGGUNGJAWABAN

PenjelasanPrinsip pertanggungjawaban diterapkan dengan bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan terkait, mematuhi peraturan yang berlaku, serta menghindari segala transaksi yang dapat merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati.

Commitment to Implementation Within AirNav Indonesia1. AirNav Indonesia is committed to providing timely,

adequate, clear, accurate and comparable information that can easily accessed by the stakeholders.

2. The information that is disclosed includes, but is not limited to, the vision, mission, business targets and corporate strategy, financial performance,management structure, risk management system, internal oversight and control system, system for and implementation of GCG as well as the level of compliance, and significant events that affect theconditions of AirNav Indonesia.

3. The adoption of the principle of transparency by AirNav Indonesia does not reduce its obligation to comply with the provisions on corporate confidentiality in accordance with laws andregulations,officialdiscretion,andrightstoprivacy.

4. AirNav Indonesia sets policies and regulation for openness of information to its stakeholders.

ACCOUNTABILITY

ExplanationThe principle of accountability is applied by optimizing the performance and role of every individual in AirNav Indonesia so that all the Company’s actions and activities proceed effectively and efficiently. Accountability isessential to achieve sustainable performance.

Commitment to Implementation Within AirNav Indonesia1. AirNav Indonesia has performance metrics for all

levels within the organization which are consistent with the Company’s business goals, and applies a system of rewards and punishments.

2. AirNav Indonesia accounts for the Company's management through performance and financialreports that are prepared in accordance with the applicable reporting provisions and standards.

RESPONSIBILITY

ExplanationThe principle of responsibility is applied by being accountable to the community and the relevant environment, complying with the applicable regulations, and refraining from any transactions that could be detrimental to third parties or other parties, beyond the agreed provisions.






Komitmen Penerapan di Lingkup AirNav Indonesia1. Organ AirNav Indonesia berpegang pada prinsip

kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan peraturan perusahaan.

2. AirNav Indonesia menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate values), dan strategi perusahaan.

3. AirNav Indonesia meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.

4. AirNav Indonesia memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan.

5. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ AirNav Indonesia dan semua karyawan berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.

INDEPENDENSI

PenjelasanPrinsip independensi diterapkan dengan mengelola peran dan fungsi yang dimiliki secara mandiri tanpa ada tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan prinsip serta tata nilai Perusahaan.

Penerapan di Lingkup AirNav Indonesia

1. Masing-masing organ AirNav Indonesia menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara objektif.

2. Masing-masing organ AirNav Indonesia melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi dan/atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.

KEWAJARAN DAN KESETARAAN

PenjelasanPrinsip kewajaran diterapkan dengan memperhatikan hak setiap Pemangku Kepentingan secara adil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan menerapkan prinsip kewajaran dengan memenuhi hak setiap Pemangku Kepentingan dengan tetap memperhatikan kaidah dan Peraturan Perusahaan.

Commitment to Implementation Within AirNav Indonesia1. AirNav Indonesia as an organization observes the

principles of prudence and ensures compliance with all laws and regulations as well as its articles of association and corporate regulations.

2. AirNav Indonesia defines the job descriptions andresponsibilities of each corporate organ of the company and of all employees clearly and in line with the company’s vision, mission, corporate values, and strategy.

3. AirNav Indonesia believes that all parts of the company and all employees have the capacity appropriate for their duties, responsibilities, and role in the implementation of GCG.

4. AirNav Indonesia ensures that an effective internal control system is in place with regard to corporate management.

5. In performing their duties and responsibilities, all parts of AirNav Indonesia and all employees abide by business ethics and the approved code of conduct.

INDEPENDENCE

ExplanationThe principle of independence is applied by managing the company’s roles and functions independently with no pressure from any parties that are not in accordance with the applicable regulations and the Company’s principles and values.

Commitment to Implementation Within AirNav Indonesia1. Each corporate organ of AirNav Indonesia refrains

from being dominated by any party, remains uninfluenced by any particular interests, is free from conflicts of interest and from all forms of influence or pressure, so that decisions can be made objectively.

2. Each corporate organ of AirNav Indonesia performs its functions and duties in accordance with the articles of association and the laws and regulations, and refrains from dominating the other organs and/or shifting responsibility to one another.

FAIRNESS AND EQUALITY

ExplanationThe principle of fairness is applied by fairly taking into account the rights of all stakeholders in accordance with the applicable laws and regulations. The company applies theprincipleof fairnessby fulfilling the rightsofall stakeholders with due attention to corporate principles and standards.






Komitmen Penerapan di Lingkup AirNav Indonesia1. AirNav Indonesia memberikan kesempatan kepada

pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing.

2. AirNav Indonesia memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.

3. AirNav Indonesia memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, dan kondisi fisik.

STRUKTUR DAN MEKANISME TATA KELOLAGovernance Structure And Mechanism

Struktur Tata Kelola merupakan organ atau perangkat yang dimiliki oleh Perusahaan, baik organ atau perangkat yang dibentuk karena kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, maupun organ atau perangkat yang dibentuk karena kebutuhan internal dalam rangka meningkatkan penerapan GCG. Sesuai Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/2012 tentang perubahan atas Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penetapan GCG pada BUMN, infrastruktur keorganisasian sebuah Perusahaan Umum (Perum) mencakup kepentingan pemilik modal, yaitu Pemerintah Republik Indonesia yang diwakilkan oleh Kementerian BUMN yang dituangkan melalui Rapat Pembahasan Bersama (RPB); Direksi dengan tugasnya mengelola; serta Dewan Pengawas yang berfungsi melakukan pengawasan. Sistem kepengurusan Perum menganut model 2 (dua) badan atau two tier system, yaitu Dewan Pengawas dan Direksi dengan kewenangan dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masing-masing sebagaimana diamanahkan dalam peraturan dan perundang-undangan serta Anggaran Dasar.

Perusahaan memiliki ketiga organ utama tersebut, baik Menteri BUMN/Pemilik Modal dan RPB, Dewan Pengawas dan Direksi. Dewan Pengawas dan Direksi memiliki tanggung jawab untuk memelihara kesinambungan usaha Perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Pengawas dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai Perusahaan.

Commitment to Implementation Within AirNav Indonesia1. AirNav Indonesia provides opportunities to the

stakeholders to provide input and communicate opinions for the interest of the company, and grants access to information in accordance with the principle of transparency within the scope of each stakeholder’s position.

2. AirNav Indonesia provides fair and equal treatment to all stakeholders in accordance with their benefit and contributions to the Company.

3. AirNav Indonesia provides equal opportunity in hiring and careers, and employees carry out their duties professionally with no discrimination based on ethnicity, religion, race, social class, gender, or physical condition.

The Governance Structure is an organ or device of the Company, either an organ or device formed due to compliance with the applicable laws and regulations, as well as an organ or device formed due to internal needs to improve the GCG implementation. Following the Minister of SOE Regulation No.PER-09/MBU/2012 concerning amendments to the Minister of SOE Regulation No.PER-01/MBU/2011 dated August 1, 2011 concerning GCG Stipulation in SOE, the organizational infrastructure of Public Company (Perum) includes the shareholders interests, namely the Government of the Republic of Indonesia represented by the Ministry of SOE as set forth in the Joint Discussion Meeting (RPB); The Board of Directors is in charge of managing; and the Supervisory Board is in charge of supervising. The management system of Perum adheres to 2 (two) models or a two tier system, namely the Supervisory Board and the Board of Directors with explicit authorities and responsibilities according to their respective functions as mandated in the laws and regulations as well as the Articles of Association.

The Company has these three main organs, namely the Minister of SOE/the Shareholders and RPB, the Supervisory Board, and the Board of Directors. The Supervisory Board and the Board of Directors have the responsibility to maintain business continuity of the Company in the long term. Therefore, the Supervisory Board and the Board of Directors are required to have the same perception on the Company's vision, mission, and values.






Struktur Tata Kelola juga mengikutsertakan beberapa aspek penting yang berperan untuk mendukung penguatan kontrol dan pengelolaan terhadap Perusahaan, sebagaimana terlihat di bawah ini.

The Governance structure also includes several important aspects with the roles in supporting the control and management strengthening of the Company as follows:

STRUKTUR TATA KELOLA AIRNAV INDONESIAGovernance Structure of AirNav Indonesia

Minister of SOE Shareholders

Menteri BUMN/ Pemilik Modal

External Audit/Public Auditor

Audit Eksternal/ Auditor Publik

Supervisory Board

Dewan Pengawas

Board of Directors

Direksi

Supervisory Board Secretary

Sekretaris Dewan Pengawas

Risk Management & GCG Committee

Komite Manajemen Risiko & GCG

Nomination & Remuneration Committee

Komite Nominasi & Remunerasi

Audit Committee

Komite Audit

Corporate Secretary

Sekretaris Perusahaan

Head of DivisionKepala Divisi

Legal BureauBiro Hukum

Procurement BureauBiro Pengadaan

Bureau of Corporate Performance, Risk

Management, and GCG

Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen

Risiko & GCG

Internal Auditor

Satuan Pengawasan Intern

Organ UtamaMain Organ

Organ Pendukung Dewan PengawasSupervisory Board Supporting Organ

Organ Pendukung DireksiBoard of Directors Supporting Organ

Organ EksternalExternal Organ

Safety Assesment, Rating SDM dan Performance Check oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara/ Direktorat Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan

Safety Assessment, HR Rating and Performance Check by the Directorate General of Civil Aviation/Directorate of Air Navigation, Ministry of Transportation

Agar Struktur Tata Kelola di atas dapat berjalan dengan baik dan memiliki batasan tanggung jawab masing-masing, diperlukan Mekanisme Tata Kelola berupa perangkat kebijakan atau soft structure seperti peraturan dan perundang-undangan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dan serangkaian aturan internal, yang diharapkan dapat menciptakan lingkungan organisasi Perusahaan berbasis pengelolaan yang akuntabel. Perusahaan menetapkan beberapa kebijakan antara lain Pedoman Tata Kelola Perusahaan, Pedoman Etika dan Perilaku, Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi, Pedoman Tata Kelola Kelompok Usaha perusahaan, Pedoman Fungsional, Prosedur, Instruksi Kerja dan kebijakan-kebijakan lainnya untuk mendukung penerapan tata kelola secara berkesinambungan dan konsisten. Secara berkala berbagai kebijakan tersebut

To work well and have limits of their respective responsibilities, the Governance Structure needs Governance Mechanism in the form of policies or soft structures such as regulations and laws as described previously, and a series of internal rules that are expected to create an environment Company organization based on accountable management. The Company establishes several policies including Corporate Governance Guidelines, Code of Ethics and Conduct, Work Guidelines for the Supervisory Board and the Board of Directors, Corporate Business Group Governance Guidelines, Functional Guidelines, Procedures, Work Instructions, and other policies to support the implementation of sustainable and consistent governance. These policies are periodically updated to be in line with the Company development,






dimutakhirkan agar selaras dengan perkembangan Perusahaan, serta perubahan berbagai bentuk peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perangkat Kebijakan Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance Policy Tools

Perangkat KebijakanPolicy

Terakhir DiperbaruiLastest Update

Anggaran Dasar Perusahaan (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 77 Tahun 2012 tentang Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia)

Company's Articles of Association (Indonesian Government Regulation No.77 of 2012 concerning Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia)

13 September 2012 September 13,

2012

Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Policy)

Corporate Governance Policy 21 Februari 2014 February 21, 2014

Pedoman Perilaku (Code of Conduct) Code of Conduct 9 Februari 2021 February 9, 2021

Pedoman Hubungan Direksi dan Dewan Pengawas (Board Manual)

Board Manual 5 Maret 2019 March 5, 2019

Piagam Komite Audit Audit Committee Charter Agustus 2017 August 2017

Piagam Komite Manajemen Risiko & GCG Risk Management & GCG Committee Charter 8 Mei 2019 May 8, 2019

Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination & Remuneration Committee Charter

20 April 2020 April 20, 2020

Piagam Satuan Pengawasan Intern (Internal Audit Charter)

Internal Audit Charter 29 Januari 2018 January 29, 2018

Pedoman Organisasi dan Tata Laksana Kantor Pusat

GuidelinesofHeadOfficeOrganizationalandAdministration

9 Oktober 2017 October 9, 2017

Kewajiban Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

Liability of State Administrator Wealth Reporting

22 Januari 2019 January 22, 2019

Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System)

Whistleblowing System 13 Februari 2015 February 13, 2015

Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Gratifikasi

GuidelinesofGratificationManagementandControl

13 Februari 2015 February 13, 2015

PedomanUnitPengendalianGratifikasi GuidelinesofGratificationControlUnit 18 Januari 2017 January 18, 2017

Pedoman Sistem Pengendalian Internal Perusahaan

Guidelines of Internal Control System 16 Februari 2021 February 16, 2021

Pedoman Manajemen Risiko Guidelines of Risk Management 12 April 2018 April 12, 2018

Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP)

Guidelines of Anti-Bribery Management System (SMAP)

5 Januari 2021 January 5, 2021

Berbagai kebijakan dan pedoman di atas telah diterbitkan dalam situs web Perusahaan dengan alamat https://airnavindonesia.co.id/gcg.

as well as various changes of applicable laws and regulations.

The above policies and guidelines have been published on the Company's website at https:// airnavindonesia.co.id/gcg.






ASSESSMENT METHODAs commitment to implementing GCG principles, AirNav Indonesia assesses the GCG implementation. The assessment uses 2 (two) models, namely through a self-assessment or evaluation by internal team of the Company, as well as assessment by independent party.

The basis for the GCG implementation assessment/evaluation refers to the Minister of State-Owned Enterprises Regulation No.PER-01/MBU/2011 dated August 1, 2011 concerning the Good Corporate Governance Implementation in State-Owned Enterprises as amended by the Minister of State for State-Owned Enterprises Regulation No.PER-09/MBU/2012 dated July 6, 2012, and the Letter of the Ministry of SOE Secretary No.SK-16/S.MBU/2012 dated June 6, 2012 concerning Indicators/Parameters of GCG Implementation Assessment and Evaluation in State-Owned Enterprises (SOE). This assessment and evaluation method uses 6 (six) aspects of measuring instrument with the predetermined weight as stipulated in the Letter of the Ministry of SOE Secretary No.SK-16/S.MBU/2012.

Based on the regulation, there are 6 (six) aspects, 43 indicators, and 153 assessment parameters.

HASIL TATA KELOLA: PENILAIAN, EVALUASI, PEMANTAUAN, DAN PENINGKATAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIKGovernance Results: Assessment, Evaluation, Monitoring, And Improvement of Good Corporate Governance

METODE ASSESSMENTSebagai wujud komitmen penerapan prinsip GCG, AirNav Indonesia melaksanakan assessment atau penilaian atas penerapan GCG. Assessment dilakukan dengan 2 (dua) model, yaitu melalui self assessment atau evaluasi yang dilakukan oleh tim internal Perusahaan, maupun assessment atau penilaian yang dilakukan oleh pihak independen.

Dasar pelaksanaan penilaian/evaluasi atas penerapan GCG mengacu pada Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012, dan Surat Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Metode penilaian dan evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang terdiri dari 6 (enam) aspek dengan bobot yang telah ditentukan sebagaimana diatur dalam Surat Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012.

Berdasarkan peraturan tersebut, terdapat 6 (enam) aspek, 43 indikator, dan 153 parameter penilaian.

Komitmen Terhadap

Penerapan Tata Kelola Perusahaan

yang Baik Secara Berkelanjutan

Commitment to Sustainable

Implementation of Good Corporate

Governance

Dewan Komisaris/

Dewan Pengawas

Board of Commissioners/

Supervisory Board

Pengungkapan Informasi dan Transparansi

Information Disclosure and Transparency

Pemegang Saham dan RUPS/

Pemilik Modal

Shareholders and GMS

Direksi

Board of Directors

Aspek Lainnya

Other Aspects

6 ASPEK ASSESSMENT GCG(Surat Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012)

6 Aspects of GCG Assessment (Letter of the Ministry of SOE Secretary No.SK-16/S.MBU/2012)






Hasil dari assessment setiap aspek akan berupa skor dan kategori yang memberikan penjelasan secara kuantitatif dan kualitatif sejauh apa setiap aspek memenuhi metode penilaian.

KLASIFIKASI KUALITAS PENERAPAN ASSESSMENTAssessmentQualityClassification

Nilai > 85 “Sangat Baik”/ Score > 85 “Very Good”

Nilai > 75 s.d ≤ 85 “Baik”/ Score > 75 to ≤85 “Good”

Nilai > 60 s.d ≤ 75 “Cukup Baik/ Score > 60 to ≤ 75 “Fair”

Nilai > 50 s.d ≤ 60 “Kurang Baik”/ Score >50 to ≤ 60 “Poor”

Nilai ≤ 50 “Tidak Baik”/ Score ≤ 50 “Bad”

Assessment Penerapan GCG Tahun 2019: Hasil, Rekomendasi dan Tindak Lanjutnya Hingga Akhir Tahun 2020

Penilaian penerapan GCG di lingkungan AirNav Indonesia tahun 2019 dilakukan oleh tim internal.

Jenis PenilaianType of Assessment

: Self Assessment/EvaluasiSelf Assessment/Evaluation

Assessor/PenilaiAssessor

: Tim Internal AirNav Indonesia Internal Team of AirNav Indonesia

Metode PenilaianAssessment Method

: Indikator/Parameter Penilaian atas Penerapan GCG SK16/S.MBU/2012Indicators/Parameters of Assessment on GCG Implementation, SK16/S.MBU/2012

Tahun Buku PenerapanFiscal Year

: 1 Januari - 31 Desember 2019January 1 - December 31, 2019

Periode PengukuranMeasurement Period

: Januari - Februari 2020 January - February 2020

Waktu Terbit LaporanReport Issued Date

: 21 Februari 2020February 21, 2020

Hasil penilaian penerapan GCG tahun 2019 mencapai total skor sebesar 84,93 dengan kualifikasi “Baik”. Hasiltersebut meningkat dari hasil tahun 2018 yang mencapai skor 83,155 dengan kategori “Baik”. Pencapaian tertinggi diperoleh pada aspek Dewan Pengawas, sedangkan aspek terendah dicapai terkait aspek pengungkapan informasi dan transparansi.

The assessment results of each aspect will be in the scores and categories that provide quantitative and qualitative explanations of the extent to which each aspect meets the assessment method.

Assessment of GCG Implementation in 2019: Results, Recommendations, and Follow-Ups Until the End of 2020

Assessment of GCG implementation in AirNav Indonesia in 2019 was carried out by internal team.

The assessment results of the 2019 GCG implementation reachedatotalscoreof84.93with"Good"qualification.These results increased from 2018 which was 83,155 in "Good" category. The highest achievement was obtained in the aspect of the Supervisory Board, while the lowest was achieved in terms of information disclosure and transparency.






AspekAspect

Bobot Weight

Skor Score


Predikat Predicate

I.Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan.

Commitment to Sustainable Implementation of Good Corporate Governance

7,00 5,89 84,15 Baik/ Good

II.Pemegang Saham dan RPB/Pemilik Modal

Shareholders and GMS 9,00 8,37 92,95Sangat BaikVery Good

III. Dewan Pengawas Supervisory Board 35,00 33,62 96,05Sangat BaikVery Good

IV. Direksi Board of Directors 35,00 30,63 87,51Sangat BaikVery Good

V.Pengungkapan Informasi dan Transparansi


9,00 6,43 71,45Cukup Baik

Fair

VI. Aspek Lainnya Other aspects 5,00 0,00 - -

Skor Keseluruhan Total Score 100,00 84,93 84,93 Baik/ Good

Berdasarkan hasil self assessment tersebut, terdapat hal-hal yang memerlukan penanganan segera dari rekomendasi yang menjadi Area of Improvement penerapan GCG di Perusahaan. Terhadap rekomendasi tersebut, Perusahaan telah melakukan tindak lanjut hingga akhir tahun 2020, dengan penjelasan sebagai berikut:

Rekomendasi Assessment Penerapan GCG Tahun Buku 2019/ Recommendations for Assessment of GCG

Implementation for 2019 Fiscal Year

Tindak Lanjut per 31 Desember 2020 / Follow-up as of December 31, 2020

Status Bentuk Tindak Lanjut / Follow-up

I. Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan Commitment to Sustainable Implementation of Good CorporateGovernance

1. Memastikan Penyelenggara Negara/Wajib Lapor menyusun LHKPN secara tepat waktu sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ensuring that the State Administrators/Obligatory Reporting compile the LHKPN in a timely manner in accordance with the applicable laws and regulations.

3

Perusahaan memiliki kebijakan tentang kepatuhan pelaporan harta kekayaan penyelenggara negara bagi Dewan Pengawas, Direksi dan pejabat satu tingkat di bawah Direksi melalui Peraturan Direksi No. PER.002/LPPNPI/I/2019 tanggal 22 Januari 2019. Penyelenggara Negara/Wajib Lapor memahami kebijakan/SOP tentang kepatuhan pelaporan harta kekayaan Penyelenggara Negara.

The Company has policy regarding compliance with state administor wealth reporting for the Supervisory Board, the Board of Directors, and officers one level below the Boardof Directors through the Board of Directors Regulation No.PER.002/LPPNPI/I/2019 dated January 22, 2019. State Administrators/Obligatory Reporting understand policies/SOP regarding compliance with state administor wealth reporting.

2. Memonitor dan berkoordinasi kepada Para Wajib LHKPN agar tingkat kepatuhan menjadi 100%.

Monitoring and coordinating with LHKPN Compulsory so as to reach 100% of compliance level.

3

Perusahaan melalui Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG sebagai unit pengelola LHKPN telah mengingatkan Para Wajib Lapor untuk melaporkan LHKPN setiap tahunnya melalui Nota Dinas dan Surat Dinas Internal. Tingkat kepatuhan Wajib LHKPN Tahun 2019 yang dilaksanakan pada Januari-Maret 2020 telah 100%.

The Company through the Bureau of Corporate Performance, Risk Management & GCG as the LHKPN management unit reminded the Obligatory Reporting to report the annual LHKPN through a Memorandum of Service and Internal Service Letter. The 2019 LHKPN Mandatory compliance rate in January-March 2020 reached 100%.

3. Membuat laporan berkala terkait monitoring pelaksanaan LHKPN kepada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Drafting periodic reports related to monitoring LHKPN implementation to the Corruption Eradication Commission (KPK).

3

Laporan berkala terkait monitoring pelaksanaan LHKPN kepada KPK telah dilakukan setahun 2 (dua) kali.

Periodic reports related to monitoring LHKPN implementation to the KPK submitted 2 (two) times in a year.

Based on the self-assessment results, there are matters requiring immediate handling from the recommendations which are the Area of Improvement for GCG implementation in the Company. According to these recommendations, the Company has followed up until the end of 2020, with the following explanation:










4. Menentukan jenis teguran/sanksi bagi Penyelenggara Negara yang belum/tidak menyampaikan LHKPN sesuai peraturan perundang-undangan.

Determining warning/sanction for State Administrators who do not submit LHKPN based on the laws and regulations.

3

Sanksi bagi Penyelenggara Negara yang belum/tidak menyampaikan LHKPN termuat di Peraturan Direksi No. PER.002/LPPNPI/2019 tentang Kewajiban Melaporkan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Bagi Wajib Lapor di Lingkungan Perusahaan pasal 2 poin 2 huruf b.

Sanctions for State Administrators who do not submit LHKPN are contained in the Board of Directors Regulation No.PER.002/LPPNPI/2019 concerning Obligation to State Administor Wealth Reporting within the Company, in the Article 2 point 2 letter b.

5. Melakukan survei pemahaman Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Gratifikasi kepada Dewan Pengawas, Direksi dan seluruh Karyawan Perusahaan, dan selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut:

a. Menyusun rekapitulasi hasil survei pemahaman Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Gartifikasi.

b. Menganalisa tingkat pemahaman setelah dilakukan sosialisasi.

c. Menyusun dan melaksanakan program-program untuk meningkatkan pemahaman terhadap Pedoman Pengelolaan Pengendalian Gratifikasi.

Surveying on the understanding of the Gratification Management and Control Guidelines to the Supervisory Board, Board of Directors and all Employees of the Company, and then the following steps:

a. Drafting recapitulation of survey results on the understanding of Gartification Management and Control Guidelines.

b. Analyzing the level of understanding after the socialization program.

c. Developing and implementing programs to increase understanding of the Gratification Control and Management Guidelines.

3

Perusahaan telah melaksanakan upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap kebijakan/ketentuan Pengendalian Gratifikasi antara lain melalui pemasangan banner anti gratifikasi di lingkungan kantor dan memuat ketentuan Pengendalian Gratifikasi di situs web Perusahaan. Namun dalam tahun 2020, Perusahaan belum menyusun rencana, survey pemahaman dan melaksanakan sosialisasi terkait Pengendalian Gratifikasi kepada Dewan Pengawas, Direksi, dan karyawan.

The Company strived to increase understanding of Gratification Control policies/stipulations by installing anti-gratification banners in the office environment and posting Gratification Control provisions on the Company website. However, in 2020, the Company had not prepared plan, surveyed understanding, and held socialization related to Gratification Control to the Supervisory Board, Board of Directors, and employees.

6 Melakukan updating atas kebijakan terkait pengelolaan Gratifikasi.

Updating policies related to Gratification management

3

Sedang dilakukan updating atas kebijakan terkait pengelolaan Gratifikasi merujuk kepada Peraturan KPK No. 2 Tahun 2019.

Updating on policies related to Gratification management is on progress referring to KPK Regulation No.2 of 2019.

II. Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal Shareholders and GMS

1. Memperhatikan jangka waktu pengisian kekosongan jabatan Anggota Direksi sesuai dengan Pasal 22 Ayat (1) Huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 77 Tahun 2012 Tanggal 13 September 2012 tentang Perusahaan Umum (Perum) LPPNPI.

Considering the period of completing vacancies for the Board of Directors members according to Article 22 Paragraph (1) Letter a in the Indonesian Government Regulation No.77 of 2012 dated September 13, 2012 concerning Public Company (Perum) LPPNPI.

8

Pengisian jabatan kosong Direksi di Tahun 2020 kurang sesuai dengan PP No. 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum (Perum) LPPNPI, bahwa Menteri dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak tanggal terjadi kekosongan jabatan sudah harus mengangkat anggota Direksi untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut.

Completing the vacant positions of the Board of Directors in 2020 was not following the Government Regulation (PP) No.77 of 2012 concerning Public Company (Perum) LPPNPI, that the Minister is required to appoint the Board of Directors member to occupy the vacancy within a maximum of 30 days from the date of the vacancy.

2. Mengingatkan Direksi dan Dewan Pengawas untuk menyerahkan RJPP untuk selanjutnya dilakukan pembahasan/pengkajian terhadap draft RJPP dan memberikan pengesahan/persetujuan atas draft RJPP tersebut.

Reminding the Board of Directors and Supervisory Board to submit the RJPP for further discussion/assessmentoftheRJPPdraftandprovideratification/approval of the RJPP draft.

3

Pasca penetapan COVID-19 sebagai bencana non alam, terdapat arahan dari Wakil Menteri BUMN II kepada Direksi dan Dewan Pengawas BUMN melalui Surat No. S-57/Wk2.MBU/09/2020 tanggal 22 September 2020 tentang Penyampaian Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2020-2024, agar BUMN dapat menyusun RJPP yang disesuaikan dengan Master Plan Cluster serta berpedoman pada Visi dan Misi Presiden RI Tahun 2020-2024, RPJMN Tahun 2020-2024, Renstra Tahun 2020-2024, dan Peraturan Menteri BUMN No. KEP-102/MBU/2/2020 tentang Penyusunan RJPP BUMN. Perusahaan telah memiliki RJPP tahun 2020-2024 yang telah disahkan pada Maret 2021.










AftertheCOVID-19definedasanon-naturaldisaster,theSOEMinister Deputy II provided advice to the Board Directors and Supervisory Board of SOE through Letter No.S-57/Wk2.MBU/09/2020 dated September 22, 2020 concerning Submission of the Company's Long-Term Plan for 2020-2024, so that SOE are able to prepare RJPP adapted to the Master PlanCluster and guided by the Vision and Mission of the President of the Republic of Indonesia for 2020-2024, RPJMN for 2020-2024, Strategic Plan for 2020-2024, and the Minister of SOE Regulation No.KEP-102/MBU/2/2020 concerning the preparation of the SOE's RJPP. The Company already has 2020-2024 RJPP which was approved in March 2021.

III. Dewan Pengawas / Supervisory Board

1. Melakukan program pengenalan perusahaan selambat-lambatnya 90 hari kalender setelah Menteri BUMN memutuskan pengangkatan Anggota Dewan Pengawas yang baru.

Company introduction program is no later than 90 calendar days after the Minister of SOE decides on the appointment of the new Supervisory Board Member

3

Dewan Pengawas yang baru diangkat telah mengikuti program pengenalan yang diselenggarakan oleh Perusahaan.

The newly appointed Supervisory Board participated in the introduction program by the Company.

2. Memastikan Ketua dan Anggota Dewan Pengawas menandatangani Laporan Manajemen Tahunan Perusahaan.

Ensuring that the Chairman and Members of the Supervisory Board sign the Company's Annual Management Report

3

Ketua dan Anggota Dewan Pengawas Telah menandatangani Laporan Manajemen Tahunan Perusahaan tahun 2020.

The Chair and Members of the Supervisory Board signed the Company's 2020 Annual Management Report.

3. Melakukan telaah hasil analisis risiko atas rancangan RKAP dan strategi penanganannya, dan laporan pelaksanaan manajemen risiko berkala yang disampaikan oleh Direksi.

Reviewing the results of risk analysis on the RKAP draft as well as its handling strategy and periodic risk management implementation reports submitted by the Board of Directors.

3

Dewan Pengawas telah memberikan arahan secara konsisten tentang manajemen risiko Perusahaan.

The Supervisory Board consistently provides advice on the Company's risk management.

4. Memasukkan anggaran biaya audit eksternal ke dalam RKAT Dewan Pengawas.

Including the external audit cost budget into the RKAT of the Supervisory Board.

3

Anggaran biaya audit internal telah dimasukkan ke RKAT Dewan Pengawas.

The internal audit budget has been included in the RKAT of the Supervisory Board.

5. Sekretaris Dewan Pengawas menyampaikan bahan-bahan rapat kepada peserta rapat paling lambat 3 (tiga) hari sebelum diadakan rapat.

The Supervisory Board Secretary submits meeting materials to the meeting participants no later than 3 (three) days prior to the meeting

3

Sekretaris Dewan Pengawas telah menyampaikan bahan-bahan untuk rapat sesuai dengan ketentuan.

The Supervisory Board Secretary submitted materials for the meeting based on the provisions.

6. Menyesuaikan muatan Piagam Komite Audit dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012 tanggal 13 September 2012 tentang Perusahaan Umum (PERUM) LPPNPI dan Piagam Audit Internal terkait pengangkatan Kepala Satuan Pengawasan Intern.

Adjusting the contents of Audit Committee Charter with the provisions of Government Regulation No.77 of 2012 dated September 13, 2012 concerning Public Company (PERUM) LPPNPI and the Internal Audit Charter related to the appointment of the Head of the Internal Audit Unit.

8

Piagam Komite Audit belum dimutakhirkan.

The Audit Committee Charter has not been updated

7. Melengkapi rencana kerja Komite Dewan Pengawas terkait pertemuan rutin berupa rapat internal Komite Dewan Pengawas.

Completing the work plan of the Supervisory Board Committee related to regular meetings in the internal meetings of the Supervisory Board Committees.

3

Telah terdapat pertemuan rutin di dalam rencana kerja Komite Dewan Pengawas.

Regular meetings in the work plan of the Supervisory Board Committees have been held.










8. Melaksanakan Rapat Komite Dewan Pengawas sesuai dengan ketentuan Piagam Komite Dewan Pengawas.

Supervisory Board Committee Meeting following the provisions of the Supervisory Board Committees Charter

3

Komite Dewan Pengawas melaksanakan pertemuan rutin sesuai dengan program kerja tahunan serta melakukan kegiatan lain yang ditugaskan Dewan Pengawas.

The Supervisory Board Committee holds regular meetings based on the annual work program and carries out other activities assigned by the Supervisory Board.

9. Memastikan menyusun Laporan Komite Dewan Pengawas setiap Triwulan secara tertulis yang diungkapkan dalam Laporan Tahunan Perusahaan tentang tugas dan tanggung jawabnya, termasuk pelaksanaan kegiatan Komite Dewan Pengawas dan tingkat pencapaian kinerjanya kepada Dewan Pengawas sesuai dengan ketentuan Piagam Komite.

Ensuring the preparation of the Supervisory Board Committees Report quarterly in writing which is disclosed in the Company's Annual Report regarding its duties and responsibilities, including the Supervisory Board Committees activities and performance achievement to the Supervisory Board in accordance with the provisions of the Committees Charter.

3

Komite Dewan Pengawas melaporkan kegiatan dan hasil penugasan yang diterimanya kepada Dewan Pengawas. Namun muatan dalam Laporan Tahunan hanya substansi kegiatan dan rekomendasi yang diberikan, belum memuat terkait perbandingan realisasi kegiatan dengan program kerja tahunan sedangkan untuk Laporan Triwulan telah memuat seluruhnya.

The Supervisory Board Committee reports the activities and results of the assignments to the Supervisory Board. However, the content in the Annual Report is only the substance of the activities and recommendations provided, not yet containing the comparison of the realized activities with the annual work program, while the Quarterly Reports contain all of them.

10. Menandatangani Laporan Kegiatan Komite oleh Ketua Komite Dewan Pengawas dan seluruh Anggota Komite Dewan Pengawas sesuai dengan ketentuan Piagam Komite.

Signing the Committee Activity Report by the Chairman of the Supervisory Board Committee and all members of the Supervisory Board Committees according to the provisions of the Committees Charter.

3

Laporan Kegiatan Komite talah ditandatangani oleh Ketua dan Anggota Komite.

The Committee Activity Report had been signed by the Chairman and Committee Members.

IV. Direksi/ The Board of Directors

1. Melakukan program pengenalan perusahaan selambat-lambatnya 90 hari kalender setelah Menteri memutuskan pengangkatan Anggota Direksi yang baru dengan materi pengenalan sesuai dengan ketentuan Board Manual.

Company introduction program is no later than 90 days after the Minister decides on the appointment of the Board of Directors new member with introduction material in accordance with the provisions of the Board Manual.

8

Pelaksanaan program pengenalan untuk Direksi yang baru melebihi 90 hari kalender setelah Menteri memutuskan pengangkatan anggota direksi yang baru.

The introduction program for the new Board of Directors exceeded 90 calendar days after the Minister decides on the appointment of the Board of Directors new members.

2. Melengkapi Board Manual dengan muatan terkait :

a. Ketentuan standar waktu tingkat kesegeraan pengambilan keputusan Direksi, di mana standar waktu tersebut ditetapkan sejak usulan tindakan beserta dokumen pendukung dan informasi lainnya yang lengkap disampaikan dalam Rapat Direksi atau secara tertulis untuk keputusan sirkuler.

b. Etika jalannya Rapat.

Completing the Board Manual with related contents:

a. Provisions on standard time for the immediacy level of decision making by the Board of Directors, where the standard time is determined since the proposed action along with supporting documents and other complete information is submitted at the Board of Directors Meeting or in writing for circular decisions.

b. Meeting ethics

3

Muatan tentang standar waktu tingkat kesegeraan pengambilan keputusan Direksi dan etika jalannya rapat sudah terdapat dalam draft Board Manual yang sedang dimutakhirkan.

Contents on the standard time, the immediacy level of the Board of Directors decision-making and the meeting ethics are already contained in the updated Board Manual draft.










3. Menyusun KPI masing masing Anggota Direksi yang merupakan turunan dari KPI Korporat yang memuat sasaran, kinerja dan bobot.

Drafting KPI for each Board of Directors Member derived from the Corporate KPI containing targets, performance, and weights.

3

Untuk tahun 2020 telah dibuat kontrak manajemen individu Direksi.

2020 Individual management contract for the Board of Directors had been created.

4. Menyampaikan realisasi KPI masing-masing Direksi kepada Dewan Pengawas dan/atau Menteri BUMN.

Submitting KPI realization of each Board of Directors Member to the Supervisory Board and/or the Minister of SOE. 3

Pemilik Modal telah melakukan penilaian kinerja Direksi dan Dewan Pengawas secara kolegial untuk tahun 2019 sebagaimana tercantum dalam Surat No. S-491/MBU/07/2020 tanggal 13 Juli 2020 tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perum LPPNPI Tahun 2019. Dalam surat tersebut, Pemilik Modal antara lain menyetujui Laporan Penilaian Key Performance Indicator (KPI) yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Namun demikian, Pemilik Modal belum melakukan penilaian kinerja Direksi secara individu untuk tahun 2019 karena Direksi belum menyusun target kinerja individu.

The Shareholders collegially assessed the performance of the Board of Directors and the Supervisory Board for 2019 as stated in Letter No.S-491/MBU/07/2020 dated July 13, 2020 concerning Approval of the Annual Report and Financial Statements of Perum LPPNPI 2019. In the letter, the Shareholders approved the Key Performance Indicator (KPI) Assessment Report which audited by the Public Accounting Firm (PAF). However, the Shareholders did not assess the performance of the Board of Directors individually for 2019 since the individual performance targets had not been set. 2020 individual management contract for the Board of Directors had been created and submitted to the Supervisory Board and/or the Minister of SOE.

5. Menyusun kebijakan mengenai keterbukaan informasi.

Drafting policies regarding information disclosure.

3

Perusahaan telah menetapkan sistem dan prosedur pengendalian informasi perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan informasi perusahaan yang penting. Kebijakan terkait dengan pengendalian informasi termuat dalam Peraturan Direksi No. PER.007/LPPNPI/V/2018 tentang Standar Operasional Prosedur Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Perum LPPNPI tanggal 22 Mei 2018.

The Company established corporate information control systems and procedures to secure important corporate information. Policies related to information control are contained in the Board of Directors Regulation No.PER.007/LPPNPI/V/2018 concerning Standard Operating Procedures for Public Information Services in Perum LPPNPI, dated May 22, 2018.

6. Memastikan kebijakan akuntansi keuangan diterapkan secara konsisten, tidak ada penyesuaian dan temuan auditor.

Ensuring that financial accounting policies are applied consistently without adjustments and auditor findings 3

Perusahaan telah memiliki kebijakan akuntansi dalam Peraturan Direksi No. PER031/LPPNPI/II/2014 tentang Pedoman Akuntansi Keuangan Perum LPPNPI namun atas kebijakan tersebut belum dilakukan pemutakhiran sesuai PSAK terbaru, antara lain PSAK 72 tentang Pengakuan Pendapatan dari Kontrak Dengan Pelanggan dan PSAK 73 tentang sewa.

The Company has accounting policy in the Board of Directors Regulation No.PER031/LPPNPI/II/2014 concerning Guidelines for Financial Accounting of Perum LPPNPI, but the policy has not been updated following the latest SFAS, including SFAS 72 regarding Revenue Recognition from Contracts with Customers and SFAS 73 regarding leases.

7. Terkait Manajemen Risiko:

a. Menyampaikan profil risiko dan pelaksanaanprogram manajemen risiko kepada Dewan Pengawas dan Pemilik Modal

b. Menyampaikan Laporan Pelaksanaan Manajemen Risiko kepada Dewan Pengawas sebagai bahan pengawasan atas pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan.

3

a. Profil risikoPerusahaan tahun2019/2020 sudahdibuatdantelah dibuat juga kajian pandemi COVID-19.

b. Laporan pelaksanaan Manajemen Risiko disampaikan dalam laporan tahunan.










Related to Risk Management:

a. Submitting riskprofileand implementationof riskmanagement programs to the Supervisory Board and Shareholders

b. Submitting Risk Management Implementation Report to the Supervisory Board as material for supervision over the risk management of the Company.

a. TheCompanycreatedriskprofilefor2019/2020andastudyof COVID-19 pandemic.

b. The Risk Management implementation report is submitted in the annual report.

8. Menyusun kebijakan yang jelas mengenai hak-hak Pelanggan sesuai ketentuan Pedoman GCG.

Drafting clear policies regarding customer rights based on the provisions of the GCG Guidelines.

3

Perusahaan telah memiliki kebijakan hubungan dengan pelanggan yang tertuang dalam Kebijakan Tata Kelola Perusahaan Bab IV butir B, Pedoman Perilaku, dan Peraturan Direksi No. PER.003/LPPNPI/III/2020 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Pelayanan Navigasi Penerbangan.

The Company has customer relationship policy as stated in the Corporate Governance Policy Chapter IV point B, Code of Conducts, and Board of Directors Regulation No.PER.003/LPPNPI/III/2020 concerning Air Navigation Service Safety Management System.

9. Memastikan Laporan Manajemen Tahunan ditandatangani oleh seluruh Anggota Direksi dan Anggota Dewan Pengawas.

Ensuring that the Annual Management Report is signed by all members of the Board of Directors and the Supervisory Board.

3

Seluruh Anggota Direksi dan Anggota Dewan Pengawas telah menandatangani Laporan Manajemen Tahunan Perusahaan tahun 2020.

All members of the Board of Directors and the Supervisory Board had signed the Company's 2020 Annual Management Report.

10. Menyelenggarakan Rapat Direksi sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan sesuai dengan Pedoman GCG dan Board Manual.

Holding the Board of Directors Meeting at least once a month following the GCG Guidelines and the Board Manual

3

Direksi melalui Sekretaris Perusahaan telah menyelenggarakan Rapat Direksi sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan.

The Board of Directors through the Corporate Secretary holds Board of Directors Meeting at least once a month.

V. Pengungkapan Informasi dan Transparansi / Information Disclosure and Transparency

1 Menyusun Kebijakan Pengelolaan dan Pemuktahiran Website Perusahaan serta melaksanakan kebijakan tersebut.

Drafting the Company's Website Management and Update Policy as well as implementing the policy.

3

Kebijakan terkait dengan pengendalian informasi termuat dalam Peraturan Direksi No. PER.007/LPPNPI/V/2018 tentang Standar Operasional Prosedur Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Perum LPPNPI tanggal 22 Mei 2018.

Policies related to information control are contained in the Board of Directors Regulation No.PER.007/LPPNPI/V/2018 concerning Standard Operating Procedures for Public Information Services in Perum LPPNPI, dated May 22, 2018.

2 Mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam Annual Report Award (ARA).

Considering to participate in the Annual Report Award (ARA)

3

Tahun 2020 tidak ada penyelenggaraan Annual Report Award.

There were no Annual Report Award in 2020.

3. Mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam penghargaan Bidang CSR (Corporate Sustainability Reporting Award) maupun bidang publikasi lainnya.

Considering to participate in the CSR (Corporate Sustainability Reporting Award) and other publications.

3

Di tahun 2020 Perusahaan memperoleh penghargaan dalam bidang CSR yaitu Top CSR Awards 2020 dan memperoleh penghargaan sebagai Top Leader on CSR Commitment 2020.

In 2020, the Company received awards in CSR, namely the Top CSR Awards 2020 and received award as Top Leader on CSR Commitment 2020.

III. Aspek Lainnya/ Other Aspects

Nihil/ Nil

3= telah ditindaklajuti /had been followed up

7 = belum ditindaklanjuti / not followed up






ASSESSMENT PENERAPAN GCG TAHUN UKUR 2020Assessment penerapan GCG untuk periode tahun ukur 2020 dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).


: Assessment/PenilaianAssessment/Evaluation

Assessor/PenilaiAssessor

: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)Financial and Development Supervisory Agency (BPKP)

Metode Penilaian Assessment Method

: Indikator/Parameter Penilaian atas Penerapan GCG SK16/S.MBU/2012Indicators/Parameters of Assessment on GCG Implementation, SK16/S.MBU/2012

Tahun Buku PenerapanFiscal Year

: 1 Januari - 31 Desember 2020January 1 - December 31, 2020

Periode PengukuranMeasurement Period

: 4 Januari - 12 Maret 2021January 4 - March 12, 2021

Waktu Terbit LaporanReport Issued Date

: 7 April 2021April 7, 2021

Hasil penilaian penerapan GCG tahun 2020 mencapai total skor sebesar 81,96 dengan kualifikasi “Baik”. Hasil tersebut mengalami penurunan dari hasil tahun 2019 yang mencapai skor 84,93 dengan kategori “Baik”. Pencapaian tertinggi diperoleh pada aspek Dewan Pengawas, sedangkan aspek terendah dicapai terkait aspek Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan.

AspekAspect

Bobot Weight

Skor Score


Predikat Predicate

I.Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan.

Commitment to Sustainable Implementation of Good CorporateGovernance

7,00 5,53 78,99Baik

Good

II.Pemegang Saham dan RPB/Pemilik Modal

Shareholders and GMS 9,00 7,63 84,72Baik

Good

III. Dewan Pengawas Supervisory Board 35,00 33,50 95,71Sangat BaikVery Good

IV. Direksi Board of Directors 35,00 28,19 80,55Baik

Good

V.Pengungkapan Informasi dan Transparansi


9,00 7,12 79,09Baik

Good

VI. Aspek Lainnya Other aspects 5,00 - - -

Skor Keseluruhan Total Score 100,00 81,96 81,96Baik

Good

Berdasarkan hasil assessment tersebut, terdapat hal-hal yang memerlukan penanganan segera dari rekomendasi yang menjadi Area of Improvement penerapan GCG di Perusahaan. Hasil Area of Improvement (AOI) atau hal-hal yang memerlukan penanganan segera dari rekomendasi assessment penerapan GCG yang dilakukan untuk tahun 2020, serta ada atau tidak adanya pengulangan dengan rekomendasi hasil assessment untuk tahun buku 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

ASSESSMENT OF GCG IMPLEMENTATION OF GCG FOR 2020The assessment of GCG implementation for the 2020 was carried out by the Financial and Development Supervisory Agency (BPKP).

The assessment results of GCG implementation in 2020 reached a total score of 81.96 with "Good" qualification. These results decreased from the results in 2019 which were 84.93 in the "Good" category. The highest achievement was obtained in the aspect of the Supervisory Board, while the lowest aspect was achieved in the aspect of Commitment to the Implementation of Good Corporate Governance in a Sustainable manner

Based on the assessment results, there are matters requiring immediate handling of the recommendations which are the Areas of Improvement for GCG implementation in the Company. The results of the Area of Improvement (AOI) or matters that require immediate handling of the recommendations for the GCG implementation assessment carried out for 2020, as well as the presence or absence of repetition with the recommendations for the assessment results for the 2019 fiscalyearcanbeseeninthetablebelow.






Hasil Rekomendasi Assessment Penerapan GCG Tahun Buku 2020Recommendation Results for Assessment of GCG Implementation for 2020 Fiscal Year

Terdapat Dalam Rekomendasi

Self Assessment Penerapan GCG

Tahun Buku 2019Included in the

Recommendations for the Assessment of the GCG Implementation for 2019 Fiscal Year

I. Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara BerkelanjutanCommitment to Sustainable Implementation of Good Corporate Governance

1. Muatan Pedoman Perilaku belum mencakup Dewan Pengawas dan belum disahkan bersama.

The Code of Conduct content does not include the SupervisoryBoardandhasnotbeenjointlyratified

8

2. Tindak lanjut atas Areas of Improvement (AOI) asesmen GCG tahun sebelumnya belum didokumentasikan dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi.

The follow-up to the Areas of Improvement (AOI) GCG assessment in the previous year has not been well documented and reported to the Board of Directors.

8

3. Kebijakan gratifikasi belum memuat sanksi dan belum ada program pengendalian gratifikasi maupun sosialisasi Whistleblowing System (WBS).

The gratification policy contains no sanctions and there is no gratification control program or socialization of the Whistle Blowing System (WBS).

8

II. Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal / Shareholders and GMS

1. Pedoman Pengangkatan Direksi sudah tidak selaras dengan struktur organisasi Kementerian BUMN yang terbaru.

Guidelines for the Board of Directors Appointment are no longer in line with the latest organizational structure of the Ministry of SOE.

8

2. Proses penggantian anggota Direksi lebih dari 30 hari.

The replacement process of the Board of Directors members is more than 30 days.

3

3. Pemilik Modal belum melakukan penilaian kinerja individual Direksi.

The Shareholders have not assessed the individual performance of the Board of Directors.

8

4. Belum terdapat pengaturan jumlah maksimal jabatan Dewan Komisaris/Pengawas yang boleh dirangkap.

There is no regulation yet on the maximum number of the Board of Commissioners/Supervisory Board that may be held concurrently.

8

5. Pemilik Modal belum memiliki pedoman penilaian kinerja untuk Dewan Pengawas.

The Shareholders do not have performance assessment guideline for the Supervisory Board.

8

6. Pemilik Modal belum mendokumentasikan telaah atau pembahasan atas usulan rancangan RKAP, penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP), tanggapan Dewan Pengawas atas Laporan Tahunan, dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Pengawas.

The Shareholders have not documented the review or discussion of the proposed RKAP draft, the determination of the Public Accounting Firm (PAF), the Supervisory Board response to the Annual Report, and Report on Supervisory Board Monitoring.

8

7. Pemilik Modal belum mengesahkan RJPP serta terlambat dalam mengesahkan RKAP, Laporan Keuangan, dan Laporan Tahunan.

The Shareholdershave not ratified the RJPP and was late in ratifying the RKAP, Financial Statements, and Annual Reports

3

8. Pemilik Modal belum menindaklanjuti rekomendasi hasil asesmen GCG sebelumnya.

The Shareholders have not followed up on recommendations of previous GCG assessment results.

8

III. Dewan Pengawas/ Supervisory Board

1. Belum seluruh anggota Dewan Pengawas melaksanakan program pengembangan.

Not all the Supervisory Board members have implemented the development program.

8

2. Dewan Pengawas belum menyampaikan tanggapan atas rancangan revisi RJPP dan terlambat dalam menyampaikan RKAP Dewan Pengawas kepada Direksi.

The Supervisory Board has not submitted response to the revised RJPP draft and was late in submitting the RKAP of the Supervisory Board to the Board of Directors.

8

3. Dewan Pengawas belum mendokumentasikan telaah atas usulan calon Anggota Direksi yang diajukan oleh Direksi.

The Supervisory Board has not documented review of the proposals for the Board of Directors candidates members submitted by the Board of Directors.

8

4. Dewan Pengawas belum melakukan penilaian kinerja individual Direksi.

The Supervisory Board has not assessed the Board of Directors individual performance.

8











5. Komite Nominasi dan Remunerasi belum memiliki program kerja tahunan dan Laporan pelaksanaan tugas Komite belum memuat capaian realisasi kegiatan/kinerja dan belum ada penilaian oleh Dewan Pengawas.

The Nomination and Remuneration Committee does not yet have annual work program and the Committees task implementation report does not yet contain the realization of activities/performance achievements and the Supervisory Board has not conducted the assessment.

8

6. Rencana rapat belum mencantumkan agenda rapat, risalah rapat tidak memuat evaluasi atas keputusan rapat sebelumnya dan proses validasi melebihi tujuh hari.

The meeting plan has not include the meeting agenda, the minutes of the meeting have not include evaluation of the decisions of the previous meeting and the validation process were more than seven days.

8

7. Uraian tugas Sekretaris Dewan Pengawas belum memuat kegiatan untuk mendokumentasikan data-data teknis dari Komite-komite.

The job description of the Supervisory Board Secretary does not include activities for documenting technical data from the Committees.

8

IV. Direksi/ Board of Directors

1. Direksi belum melaksanakan program peningkatan kapabilitas/pengembangan.

The Board of Directors has not implemented capability improvement/development program.

8

2. Direksi belum menyampaikan revisi RJPP. The Board of Directors has not submitted revised RJPP.

3

3. Terkait pengelolaan SDM, pola karir belum disesuaikan dengan talent management system, belum ada spesifikasi jabatan terutama jabatan non teknis kenavigasian, belum dilakukan evaluasi atas efektivitas diklat, belum ada program coaching untuk pengembangan karyawan, belum ada SOP untuk job placement, belum terdapat training matrix untuk mendukung pelaksanaan RJPP, dan belum terdapat indikator keberhasilan untuk program pengembangan karyawan.

Regarding HR management, career patterns have not been adjusted to the talent management system, there are no job specifications, especially non-technical navigation positions, no evaluation of the effectiveness of training has been carried out, no coaching program for employees development, no SOP for job placement, no training matrix to support the RJPP implementation, and no success indicators for employees development programs.

8

4. Terkait peluang bisnis, belum terdapat mekanisme untuk merespon dan belum dilakukan kajian ataupun studi kelayakan atas peluang bisnis yang ada, serta belum dilaporkan kepada Dewan Pengawas.

Regarding business opportunities, there is no mechanism to respond and no studies or feasibility studies on existing business opportunities, and no report to the Supervisory Board.

8

5. Terkait kinerja, belum dilakukan kontrak kinerja untuk jabatan BOD-2 ke bawah dan belum ada penilaian capaian KPI individu.

Regarding performance, there are no performance contract for position of BOD-2 and no assessment of individual KPI achievements.

8

6. Terkait teknologi informasi, perusahaan belum menetapkan IT Masterplan dan ITDP; SOP untuk seluruh kegiatan Divisi Teknologi Informasi belum lengkap, belum dilakukan audit atas teknologi informasi; dan belum ada pelaporan penerapan teknologi informasi kepada Dewan Pengawas.

Regarding information technology, the Company has not yet determined the IT Masterplan and ITDP; SOP for all activities of the Information Technology Division are not yet complete, no audit for information technology, and no report on the application of information technology to the Supervisory Board.

8

7. Terkait pengadaan barang dan jasa, pedoman belum memuat hak-hak penyedia maupun hak-hak dan kewajiban Perusahaan; belum memiliki format yang terstruktur dengan baik, situs web www.eproc.airnavindonesia.co.id belum ditautkan ke situs web Perusahaan www.airnavindonesia.co.id, belum ada kategorisasi dalam pelaksanaan pengadaan, pengadaan persediaan belum mengimplementasikan Material Management System, penyusunan Usulan Rencana Pengadaan (URP) untuk investasi fasilitas belum didukung kajian dan survei (sesuai kebutuhan), belum ada penilaian kinerja/asesmen pemasok berdasarkan pencapaian Quality, Cost, Delivery, and Services (QCDS).

Regarding the procurement of goods and services, there are no rights of the provider nor the rights and obligations of the Company in the guidelines; no well-structured format, the website www.eproc.AirNav Indonesiaindonesia.co.id has not been linked to the company website www.AirNavIndonesiaindonesia.co.id, there is no categorization in the implementation of procurement, procurement of supplies has not implemented the Material Management System, preparation of the Procurement Plan Proposal (URP) for facility investment, no support on studies and surveys (as needed), no performance assessment/supplier assessment based on the achievement of Quality, Cost, Delivery, and Services (QCDS).

8











8. Terkait hubungan dengan stakeholders, media pertemuan/gathering dengan pelanggan belum dilaksanakan dan belum dilakukan survei kepuasan pelanggan secara rutin, pelaksanaan program PKBL belum optimal, belum ada mekanisme penanganan keluhan pemasok, dan belum ada sosialisasi mengenai benturan kepentingan kepada pejabat Perusahaan.

Regarding the relationship with the stakeholders, there are no media meetings/gatherings with the customers, no regular customer satisfaction surveys, the implementation of the PKBL program has not been optimal, no mechanism for handling supplier complaints, and no socialization regarding conflicts of interest to Company officials.

8

9. Terkait kesekretariatan perusahaan, Sekretaris Perusahaan belum memiliki kompetensi di bidang hukum dan komunikasi Perusahaan, belum konsisten dalam mendokumentasikan dinamika rapat, belum melakukan pendokumentasian risalah Rapat Pembahasan Bersama (RPB), belum menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala kepada Direksi, dan belum dilakukan evaluasi atas pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan oleh Direksi.

Regarding corporate secretariat, the Corporate Secretary does not yet have competence in the law and corporate communications, has not been consistent in documenting the dynamics of meetings, has not documented the minutes of the Joint Discussion Meeting (RPB), has not submitted periodic reports on the duties implementation to the Board of Directors, and has not evaluated the duties and functions implementation of Corporate Secretary by the Board of Directors.

8

10. Terkait Rapat Direksi, pedoman tata tertib belum memuat etika rapat dan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya, rencana rapat Direksi belum memuat agenda, risalah belum memuat evaluasi atas keputusan rapat sebelumnya dan tindak lanjutnya, serta penyampaian risalah final kepada Direksi memakan waktu lama.

Regarding the Board of Directors meetings, there is no code of conduct in the meeting ethics and no follow-up evaluations on the results of previous meetings, no plan and agenda for the Board of Directors meeting, no evaluation of the decisions of previous meetings and the follow-up in the minutes of meeting, and the submission of the final minutes to the Board of Directors took a long time.

8

11. Belum seluruh arahan Dewan Pengawas ditindaklanjuti.

Not all directions of the Supervisory Board have been followed up.

8

12. Penyelenggaraan Rapat Pembahasan Bersama (RPB) tidak tepat waktu.

The Joint Discussion Meeting (RPB) was not timely.

8

13. Pedoman Tata Naskah Dinas belum memuat ketentuan terkait hirarki aturan dan kewenangan serta format aturan terkait.

There are no provisions regarding the hierarchy of rules and authorities as well as the format of the related rules in Official Manuscript Guidelines

8

14. Belum seluruh kegiatan unit (terutama pendukung) didukung SOP.

Not all unit activities (especially supporting ones) are supported by SOP.

8

15. Terkait pencapaian strategi Perusahaan, struktur organisasi Perusahaan belum disesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnis dan konsep operasi dan belum dilengkapi uraian tugas yang disertai dengan job spesification, standar komposisi personil untuk pelayanan berdasar kelas bandara, dan masih terdapat formasi jabatan kosong dalam struktur organisasi Perusahaan.

Regarding the achievement of the Company strategy, organizational structure of the Company has not been adapted to changes in the business environment and operating concept and has not been completed with job descriptions accompanied by job specifications, personnel composition standards for services based on airport class, and there are still vacant position formations in organizational structure of the Company.

8

16 Kebijakan akuntansi Perusahaan belum dimutakhirkan sesuai PSAK terbaru.

The Company's accounting policies have not been updated according to the latest SFAS.

8

17. Terkait manajemen risiko, belum ada Komite Risiko tingkat manajemen untuk penetapan risiko strategis, risk appetite dan risk tolerance perusahaan, koordinasi pelaksanaan manajemen risiko oleh level BOD-2 terbatas kewenangan yang dimiliki, belum semua kegiatan investasi dan keputusan strategis Perusahaan didukung analisis risiko yang memadai, dan profil risiko korporat belum mencantumkan cara penanganan/mitigasi secara rinci untuk masing-masing risiko.

Regarding risk management, there is no Risk Committee at the management level to determine the Company's strategic risk, risk appetite, and risk tolerance, coordination of risk management implementation by BOD-2 are limited by theie authority, not all investment activities and strategic decisions of the Company are supported by adequate risk analysis, and no detailed handling/mitigation methods for each risk in the profile of corporate risk.

8











18. Terkait pengendalian internal, perusahaan belum menerbitkan internal control report berdasarkan evaluasi atas penerapan pengendalian internal secara komprehensif pada tingkat entitas maupun aktivitas.

Regarding internal control, the Company has not issued internal control report following evaluation of the comprehensive internal control at the entity and activity levels.

8

19. Terkait penyelenggaraan pengawasan intern, Piagam Pengawasan (Internal Audit Charter) belum ditandatangani Dewan Pengawas, Unit SPI tidak memiliki akses langsung ke Dewan Pengawas, Unit SPI belum menetapkan kebutuhan SDM berdasar analisis beban kerja, belum melakukan peningkatan kompetensi secara berkelanjutan, belum memiliki pedoman dan melaksanakan program jaminan kualitas, realisasi PKPT rendah di tahun 2020, belum melakukan evaluasi terhadap keselarasan kegiatan operasional terhadap sasaran dan tujuan Perusahaan, dan belum memiliki pedoman pemantauan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan. Selain itu, capaian tindak lanjut hasil pemeriksaan SPI dan auditor eksternal masih rendah dan belum dilaporkan seluruhnya dalam Laporan Program Pengawasan Unit SPI dan Laporan Manajemen Triwulanan.

Regarding internal supervision, the Internal Audit Charter has not been signed by the Supervisory Board, the IAU does not have direct access to the Supervisory Board, the IAU has not determined HR needs based on workload analysis, no continuous competency improvement, no guidelines and quality assurance programs, the realization of low PKPT in 2020, has not evaluated the alignment of operational activities with the Company's goals and objectives, and no guidelines for monitoring follow-up on the audit results. In addition, the results of follow-up on the audit and external auditors results are still low and have not been fully reported in the IAU Supervision Program Report and Quarterly Management Report.

8

V. Pengungkapan Informasi dan Transparansi/ Information Disclosure and Transparency

1. Kebijakan dan informasi perusahaan yang relevan belum dikomunikasikan melalui media pertemuan/gathering dengan stakeholders.

Relevant Company policies and information have not been communicated through meetings/gathering with the stakeholders.

8

2. Laporan Tahunan Perusahaan belum memuat dengan lengkap materi yang perlu diungkapkan.

There is no complete material that needs to be disclosed in The company's Annual Report

8

3. Perusahaan belum mengikuti penghargaan lain di bidang publikasi dan keterbukaan informasi.

The Company has not participated in other awards in the publication and information disclosure.

8

III. Aspek Lainnya/ Other aspects

Nihil Nil

4 Terdapat dalam rekomendasi self assessment penerapan GCG tahun buku 2019.

7 Tidak terdapat dalam rekomendasi self assessment penerapan GCG tahun buku 2019/sudah selesai.

Perjalanan dan Perkembangan Hasil Penilaian GCG AirNavSejak pertama kali dilakukan penilaian penerapan GCG di tahun 2013, Perusahaan terus melakukan evaluasi, pemantauan, perbaikan dan peningkatan pada setiap aspeknya. Berikut riwayat proses penilaian penerapan GCG Perusahaan.

4 Available in the self-assessment recommendation for GCG implementation for 2019 fiscal year

7 Unavailable in the self-assessment recommendation for GCG implementation for 2019 fiscal year/completed.

History and Development of AirNav Indonesia's GCG Assessment ResultsSince the first GCG implementation assessment in 2013, the Company continues to evaluate, monitor, improve, and increase every aspect. The following is the history of GCG implementation assessment process of the Company:






Pencapaian Hasil Assessment Penerapan GCGAssessment Results Achievement of GCG Implementation

TahunYear


PenilaiAccesor

GCG Assessment Score

Aspect I

Aspect II

Aspect III

Aspect IV

Aspect V

Aspect VI

Skor AkhirFinal Score

KategoriCategory

2020 Assessment BPKP 78,99 84,72 95,71 80,55 79,09 - 81,96 Baik/ Good

2019 Self Assessment Tim InternalInternal Team

84,15 92,95 96,05 87,51 71,45 - 84,93 Baik/ Good

2018 Assessment KonsultanConsultant

81,86 92,89 90,69 84,54 85,89 - 83,16 Baik/ Good

2017 Self Assesment Tim Internal didampingi KonsultanInternal Team accompanied by Consultant

80,14 93,00 84,03 83,89 61,00 - 78,24 Baik/ Good

2016 Diagnostic Assessment BPKP 78,29 85,00 79,86 75,69 63,56 - 73,28 Baik/ Good

2015 Evaluasi ImplementasiImplementation Evaluation

BPKP 87,00 71,33 69,43 91,51 57,00 - 73,97 Baik/ Good

2014 Evaluasi ImplementasiImplementation Evaluation

Tim InternalInternal Team

61,71 84,22 71,46 77,09 31,89 62,60 69,89 Cukup Baik/ Fair

2013 Pendampingan Membangun GCGAssistance in Building GCG

BPKP 32,00 76,00 62,31 63,89 35,67 100,00 61,47 Baik/ Good

Keterangan/ Notes:

ASPEK IASPECT I

Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan

Commitment to Sustainable Implementation of Good CorporateGovernance

ASPEK IIASPECT II

Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal Shareholders and GMS

ASPEK IIIASPECT III

Dewan Komisaris/Dewan Pengawas The Board of Commissioners/Supervisory Board

ASPEK IVASPECT IV

Direksi The Board of Directors

ASPEK VASPECT V

Pengungkapan Informasi dan Transparansi Information Disclosure and Transparency

ASPEK VIASPECT VI

Aspek Lainnya Other aspects






RENCANA PENGEMBANGAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK TAHUN 2021Good Corporate Governance Development Plan For 2021

Untuk meningkatkan penerapan GCG, AirNav Indonesia merencanakan sejumlah program perbaikan dan pengembangan GCG yang dilakukan pada tahun 2021 untuk mengarah ke hasil ideal best practice penerapan GCG, antara lain:

1. Pengesahan RJPP.

2. Dilakukan pemutakhiran pedoman dan kebijakan seperti Whistleblowing System (WBS) dan pengaturan tentang Gratifikasi.

3. Dilakukan sosialisasi pedoman dan kebijakan AirNav Indonesia.

4. Penyampaian laporan atau informasi untuk Dewan Pengawas dan Pemilik Modal dilaksanakan tepat waktu.

5. Self Audit atas Penerapan SMAP dan sertifikasi ISO 37001 SMAP.

To improve GCG implementation, AirNav Indonesia plans a number of GCG improvement and development programs for 2021 leading to the ideal results of GCG implementation best practices, including:

1. RJPPRatification.2. Updated guidelines and policies such as

Whistleblowing System (WBS) and regulations regardingGratification.

3. Socialization of AirNav Indonesia guidelines and policies.

4. The submission of reports or information to the Supervisory Board and the Shareholders in a timely manner.

5. Self Audit on SMAP Implementation and ISO 37001 SMAPcertification.






PEMILIK MODAL DAN RAPAT PEMBAHASAN BERSAMAShareholder and Joint Discussion Meeting

PEMILIK MODAL DAN INFORMASI TERKAIT ENTITAS INDUK AKHIR

AirNav Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk badan hukum Perusahaan Umum (Perum) yang didirikan oleh Pemerintah Indonesia dengan tujuan menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia. AirNav Indonesia tidak berorientasi kepada keuntungan. Seluruh modal Perusahaan dimiliki Negara Republik Indonesia berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham sesuai dengan Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum (PERUM).

STRUKTUR ORGAN TATA KELOLA PERUSAHAANOrgan Structure of Corporate Governance

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Persero (Persero), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, dan Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara beserta Lembaran Negara Republik Indonesia; maka Kuasa Pemilik Modal Perusahaan adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Rapat Pembahasan Bersama (RPB) merupakan mekanisme pengambilan keputusan strategis oleh Menteri BUMN selaku kuasa pemilik modal. Melalui

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA C/Q KEMENTERIAN BUMNGovernment of the Republic of Indonesia, especially the Ministry of SOE

AIRNAV INDONESIAPERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA

(PERUM LPPNPI)

100,00%

THE SHAREHOLDERS AND INFORMATION RELATED TO THE PRINCIPAL OWNERAirNav Indonesia is a State-Owned Enterprise (SOE) in the form of Public Company (Perum) which was established by the Indonesian Government to provide air navigation services in Indonesia. AirNav Indonesia is not profit-oriented. The entire capital of the Company is owned by the Republic of Indonesia in the form of state assets which are separated and not divided into shares based on Law no.19 of 2003 concerning State-Owned Enterprises and Indonesian Government Regulation No.13 of 1998 concerning Public Company (PERUM).

Based on Government Regulation No.41 of 2003 concerning the Delegation of the Position, Duties and Authorities of the Minister of Finance to the Limited Companies (Persero), Public Companies (PERUM), and Service Companies (PERJAN) to the State Minister for State-Owned Enterprises, and Law no.19 of 2003 concerning State-Owned Enterprises and the State Gazette of the Republic of Indonesia; then the authorized of the Company Shareholders are the Minister of State-Owned Enterprises (SOE).

The Joint Discussion Meeting (RPB) is strategic decision-making mechanism by the Minister of SOE as the authorized Shareholders. Through the RPB, the






RPB, Menteri BUMN memiliki wewenang dan hak untuk melakukan berbagai keputusan atas Perusahaan seperti yang dijelaskan di bawah ini.

WEWENANG PEMILIK MODALWewenang Menteri BUMN sebagai kuasa pemilik modal antara lain:

1. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Pengawas dan Direksi AirNav Indonesia sesuai dengan mekanisme ketentuan yang berlaku.

2. Mengesahkan rancangan Rencana Jangka Panjang, yakni rencana strategis berupa sasaran dan tujuan yang hendak dicapai AirNav Indonesia dalam jangka waktu lima tahun yang diusulkan Direksi dan Dewan Pengawas.

3. Mengesahkan rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang memuat penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang yang diusulkan Direksi dan Dewan Pengawas. Direksi menyampaikan rancangan RKAP dimaksud paling lama 60 hari sebelum tahun anggaran dimulai.

4. Mengesahkan laporan tahunan, termasuk laporan keuangan yang telah diaudit dan disampaikan oleh Direksi dan Dewan Pengawas. Direksi menyampaikan laporan tersebut paling lama 5 bulan setelah tahun buku AirNav Indonesia ditutup.

5. Mengesahkan Key Performance Indicator (KPI) yang dituangkan dalam sebuah Kontrak Manajemen dan ditandatangani oleh Direksi dan Dewan Pengawas.

6. Menilai kinerja Dewan Pengawas dan Direksi, baik secara kolektif maupun masing-masing anggota Dewan Pengawas dan anggota Direksi.

7. Menetapkan tantiem kepada Dewan Pengawas dan Direksi berdasarkan prestasi kinerja.

8. Memastikan penerapan akuntabilitas dan kinerja Dewan Pengawas dan Direksi dalam mengangkat dan memberhentikan Direksi, serta tidak memberhentikan Direksi pada waktu bersamaan agar tidak mengganggu jalannya operasional Perusahaan.

9. Menetapkan Auditor Eksternal dari calon yang diajukan oleh Dewan Pengawas.

10. Memberikan putusan terhadap usulan perbuatan hukum Direksi yang memerlukan persetujuan Menteri, yaitu:

a. Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka menengah atau jangka panjang.

Minister of SOE has the authority and right to make various decisions on the Company as described below:

AUTHORITY OF THE SHAREHOLDERSThe authorities of the Minister of SOE as the authorized Shareholders are as follows:

1. Appoint and discharge the members of the Supervisory Board and Board of Directors of AirNav Indonesia in accordance with the mechanism under the applicable regulations.

2. Approve the draft of the Long-Term Plan, which is a strategic plan in the form of goals and objectives to be achieved by AirNav Indonesia within a five-year period, which is proposed by the Board of Directors and the Supervisory Board.

3. Approve the Company Work and Budget Plan (RKAP) which contains the annual elaboration of the Long-Term Plan proposed by the Board of Directors and the Supervisory Board. The Board of Directors shall submit the draft RKAP no later than 60 days before the start of the fiscal year.

4. Approve the annual report, including the audited financial statements, which has been submitted by the Board of Directors and the Supervisory Board. The Board of Directors shall submit the report no later than five months after the close of AirNav Indonesia’s fiscal year.

5. Approve the Key Performance Indicators (KPI), which are set forth in a Management Contract which is signed by the Board of Directors and the Supervisory Board.

6. Assess the performance of the Supervisory Board and the Board of Directors, both collectively and for each member of the Supervisory Board and of the Board of Directors.

7. Set the bonus of the Supervisory Board and the Board of Directors based on their work performance.

8. Ensure the application of accountability and performance of the Supervisory Board and the Board of Directors in the appointment and discharge of the Board of Directors, and refrain from discharging multiple members of the Board of Directors at the same time so as to avoid disruption to the Company’s operations.

9. Select the External Auditor from among the candidates proposed by the Supervisory Board.

10. Make decisions on proposed legal actions of the Board of Directors which require the approval of the Minister, viz:

a. Pledging fixed assets as collateral to secure medium- or long-term loans.






b. Melakukan penyertaan modal pada perusahaan lain.

c. Mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan.

d. Melepaskan penyertaan modal pada anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan.

e. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, dan pembubaran anak perusahaan dan/ atau perusahaan patungan.

f. Mengikat AirNav Indonesia sebagai penjamin (borgatau avalist).

g. Mengadakan kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerja sama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BOT), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate/BTO), dan kerja sama lainnya. Kerja sama tersebut dilaksanakan dengan nilai atau jangka waktu tidak melebihi yang ditetapkan Menteri, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 Pasal 35 ayat (1) huruf b.

h. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan.

i. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap AirNav Indonesia, kecuali aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 tahun.

j. Menetapkan blueprint organisasi AirNav Indonesia.

k. Menetapkan dan mengubah logo AirNav Indonesia.

l. Melakukan tindakan lain sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun2012 Pasal 35 ayat (1) yang belum ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

m. Membentuk yayasan, organisasi, dan/atau perkumpulan, baik yang ada berdampak langsung maupun tidak langsung dengan AirNav Indonesia.

n. Pembebanan biaya Perusahaan yang bersifat tetap dan rutin untuk yayasan, organisasi, dan/atau perkumpulan, baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perusahaan.

o. Pengusulan wakil dari AirNav Indonesia Untuk menjadi calon anggota Direksi dan/atau Dewan Pengawas pada perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada AirNav Indonesia dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan Menteri.

b. Equity participation in other companies.

c. Establishing subsidiaries and/or joint ventures.

d. Relinquishing equity participation in subsidiaries and/or joint ventures.

e. Merger, consolidation, acquisition, splitting off, or dissolution of subsidiaries and/or joint ventures.

f. Committing AirNav Indonesia as a loan guarantor.

g. Entering into cooperation with another business entity or other party in the form of licensing, management contract, leasing of assets, Joint Operation (KSO), Build Operate Transfer (BOT), Build Own Transfer (BOT), Build Transfer Operate (BTO), and or other forms of cooperation. Such cooperation shall be implemented with a value or time frame not exceeding that determined by the Minister, pursuant to Government Regulation number 77 of 2012, Article 35 paragraph (1) letter b.

h. Ceasing to collect uncollectible receivables that have been written off.

i. Release and disposal of fixed assets of AirNav Indonesia, except for movable fixed assets with a common industrial economic life of up to five years.

j. Determining the organizational blueprint of AirNav Indonesia.

k. Deciding and/or revising the logo of AirNav Indonesia.

l. Conducting other actions as per Government Regulation number 77 of 2012 Article 35 paragraph (1) that have not been determined in the Company Work Plan and Budget.

m. Establishing a foundation, organization, and/or association, whether directly or indirectly related to and/or affecting AirNav Indonesia.

n. Charging fixed and routine expenses of the Company for a foundation, organization, and/or association, whether directly or indirectly related to the Company.

o. Nominating a representative of AirNav Indonesia to serve as a candidate member of the Board of Directors and/or the Supervisory Board in a joint venture and/or subsidiary that provides a significant contribution to AirNav Indonesia and/or has strategic value as determined by the Minister.






Menteri teknis, dalam hal ini adalah Menteri Perhubungan, bertanggung jawab melakukan pembinaan, penilaian, dan evaluasi kinerja teknis dan operasional Perusahaan dalam rangka kelancaran operasional dan keselamatan penerbangan. Wewenang Menteri Perhubungan antara lain:

1. Mengatur persyaratan tertentu bagi calon anggota Direksi dan Dewan Pengawas terkait dengan kemampuan penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan, termasuk persyaratan untuk calon pelaksana tugas anggota Direksi dari pihak selain anggota Direksi yang ada, mantan anggota Direksi atau Dewan Pengawas pada saat terjadi kekosongan;

2. Melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon anggota Direksi dan Dewan Pengawas yang diajukan oleh Menteri untuk memastikan pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a serta menyampaikan secara tertulis kepada Menteri untuk ditetapkan;

3. Meminta penggantian anggota Direksi dan Dewan Pengawas dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan kenavigasian dan/atau tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan/atau tidak dapat melaksanakan tugas penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan dengan baik;

4. Mengusulkan jumlah dan pembagian tugas serta kewenangan anggota Direksi.

RAPAT PEMBAHASAN BERSAMA (RPB)Rapat Pembahasan Bersama (RPB) merupakan forum pembahasan bersama antara Pemilik Modal dengan Dewan Pengawas dan Direksi. Pemerintah Indonesia selaku Pemilik Modal menunjuk dan/atau memberi kuasa kepada Menteri BUMN untuk mewakili Pemilik modal dalam RPB serta melaksanakan kewenangan berdasarkan peraturan perundang-undangan, antara lain dalam hal:

1. Penambahan penyertaan modal negara yang berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya;

2. Pengesahan perubahan peraturan Perusahaan;

3. Pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Pengawas;

4. Penetapan jumlah anggota Direksi dan Dewan Pengawas Perusahaan;

5. Pengesahan Rancangan Rencana Jangka Panjang (RJPP);

6. Pengesahan Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP);

7. Pemberian Persetujuan rancangan perubahan RKAP yang telah disahkan, apabila terdapat perubahan;

The technical Minister, in this case the Minister of Transportation, is responsible for performing guidance, assessment, and evaluation of the Company’s technical and operational performance in the framework of operational efficiency and aviation safety. The authorities of the Minister of Transportation include:

1. Setting certain requirements for candidate members of the Board of Directors and the Supervisory Board relating to capability in organizing navigation services, including requirements for candidate acting members of the Board of Directors from parties other than the existing members of the Board of Directors, former members of the Board of Directors or the Supervisory Board when a vacancy occurs;

2. Conducting fit and proper tests on candidate members of the Board of Directors and the Supervisory Board who are nominated by the Minister to ensure fulfillment of the requirements as mentioned in letter a, and conveying the results in writing to the Minister for approval;

3. Requesting replacement of members of the Board of Directors and the Supervisory Board in order to improve navigation services and/or if they no longer fulfill the requirements as mentioned in letter a, and/or are unable to perform the duties of organizing navigation services properly;

4. Propose the number, allocation of duties, and authorities of the members of the Board of Directors.

JOINT DISCUSSION MEETING (RPB)The Joint Discussion Meeting (RPB) is forum between the Shareholders and the Supervisory Board and the Board of Directors. The Government as the Shareholders appoints and/or authorizes Minister of SOE to represent the Shareholders in RPB and to exercise the authority according to rules and regulations to address matters such as:

1. Adding state equity participation from reserve capitalization and other sources;

2. Approval of changes to Company regulations;

3. Appointment and discharge of members of Board of Directors and Supervisory Board;

4. Decision on the number of members of Board of Directors and Supervisory Board;

5. Approval of Long-term Work Plan (RJPP);

6. Approval of Company Work and Budget Plan (RKAP);

7. Approval of changes to approved RKAP, in the event of amendment;






8. Pengesahan Laporan Tahunan Perusahaan;

9. Pengesahan atas auditor eksternal yang ditunjuk untuk melakukan pemeriksaan dan pengesahan atas laporan hasil pemeriksaan auditor eksternal;

10. Penetapan alokasi penggunaan laba bersih Perusahaan, termasuk jumlah penyisihan untuk cadangan;

11. Penetapan penghasilan Direksi dan Dewan Pengawas; dan

12. Penilaian (evaluasi) kinerja Direksi dan Dewan Pengawas.

RAPAT PEMBAHASAN BERSAMA (RPB) DAN KEPUTUSAN PEMILIK MODAL TAHUN 2020Di sepanjang tahun 2020 terdapat penyelenggaraan RPB serta keputusan Pemerintah Indonesia c.q. Menteri BUMN selaku pemilik modal sebagai berikut:

1. Keputusan Pemilik Modal melalui Keputusan Menteri BUMN S-86/MBU/01/2020 tanggal 29 Januari 2020 tentang Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2020 Perum LPPNPI

2. Rapat Pembahasan Bersama (RPB) tanggal 2 Juni 2020 tentang Pengesahan Laporan Tahunan Tahun Buku 2019.

3. Keputusan Pemilik Modal melalui Keputusan Menteri BUMN No. SK-1156/MBU/12/2020 tanggal 15 Desember 2020 tentang Persetujuan Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2020 Perum LPPNPI.

Berikut disampaikan rincian dari masing-masing RPB dan/atau keputusan pemilik modal serta tindak lanjut yang telah dilakukan manajemen.

• Keputusan Pemilik Modal melalui Keputusan Menteri BUMN S-86/MBU/01/2020 tanggal 29 Januari 2020 tentang Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2020 Perum LPPNPI

Berdasarkan Surat Menteri BUMN No. S-86/MBU/01/2020 tanggal 29 Januari 2020 tentang Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2020 Perum LPPNPI, Pemilik Modal telah menyetujui RKAP Perusahaan tahun 2020 dengan hasil keputusan sebagai berikut:

1. Pengesahan RKAP Tahun 2020 AirNav Indonesia yang terdiri dari laba/rugi, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, investasi, dan SDM.

2. Pengesahan RKAP PKBL Tahun 2020 AirNav Indonesia.

3. Persetujuan dan pengesahan kontrak

8. Approval of Company Annual Report;

9. Approval of external auditor appointed for audit and approval of results of external auditor audit;

10. Decision on allocation of Company net profit, including amount to be reserved;

11. Decision on remuneration for Board of Directors and Supervisory Board; and

12. Evaluation of Board of Directors and Supervisory Board performance.

2020 JOINT DISCUSSION MEETING (RPB) AND THE SHAREHOLDERS DECISIONDuring 2020, the Company held RPB and decisions of the Indonesian Government in this case The Minister of SOE as the shareholders is as follows:

1. The Shareholders Decision through the Minister of SOE Decree No.S-86/MBU/01/2020 dated January 29, 2020 concerning Approval of the 2020 Work Plan and Budget (RKAP) of Perum LPPNPI.

2. Joint Discussion Meeting (RPB) on June 2, 2020 regarding the Ratification of the 2019 Annual Report.

3. The Shareholders Decision through the Minister of SOE Decree No.SK-1156/MBU/12/2020 dated December 15, 2020 regarding Approval of the Revised 2020 Work Plan and Budget (RKAP) of Perum LPPNPI.

Details of each RPB and/or the shareholders decisions as well as the follow-up actions by the management are as follows:

• The Shareholders Decision through the Minister of SOE Decree No.S-86/MBU/01/2020 dated January 29, 2020 concerning Approval of the 2020 Work Plan and Budget (RKAP) of Perum LPPNPI

Based the Minister of SOE Letter No.S-86/MBU/01/2020 dated January 29, 2020 concerning Approval of the 2020 Corporate Work Plan and Budget (RKAP) of Perum LPPNPI, the Shareholders approved the 2020 Company's RKAP with the following decisions:

1. Ratification of AirNav Indonesia's 2020 RKAP consisting profit/loss, statement of financial position, cash flow statement, investment, and human resources.

2. RatificationofAirNavIndonesia's2020RKAPPKBL.

3. Approval and ratification of management






manajemen (Key Performance Indicator/KPI) Direksi dan Dewan Pengawas tahun 2020.

4. Penetapan indikator Aspek Operasional untuk perhitungan tingkat kesehatan BUMN tahun 2020.

5. Ketentuan persetujuan RKAP oleh pemilik modal.

Melalui Keputusan Menteri BUMN No. SK-1156/MBU/12/2020 tanggal 15 Desember 2020 tentang Persetujuan Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2020, RKAP Perusahaan tahun 2020 telah direvisi dalam rangka penyesuaian terhadap dampak COVID-19 sebagaimana dijelaskan di bawah ini. Dengan demikian, RKAP tahun 2020 sesuai hasil keputusan Menteri BUMN S-86/MBU/01/2020 tidak lagi berlaku.

• Rapat Pembahasan Bersama (RPB) tanggal 2 Juni 2020 tentang Pengesahan Laporan Tahunan Tahun Buku 2019

Hari/TanggalDay/Date

: Senin, 2 Juni 2020 Monday, June 2, 2020

Waktu/ Time : Pk. 14.00 s.d 18.00 WIB 14.00 to 18.00 WIB

Tempat/Place : Dilaksanakan melalui media daring Online

KehadiranAttendance

: Kementerian BUMN selaku kuasa Pemilik Modal, Dewan Pengawas dan Direksi AirNav Indonesia

Ministry of SOE as the authorized shareholders, Supervisory Board, and the Board of Directors of AirNav Indonesia

Hasil Keputusan RPB telah dituangkan melalui Keputusan Menteri BUMN No. S-491/MBU/07/2020 tanggal 13 Juli 2020. Seluruh keputusan dalam RPB dilakukan dengan musyawarah mufakat. Adapun hasil keputusan RPB beserta pelaksanaannya dan tindak lanjutnya oleh Manajemen Perusahaan hingga akhir tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Hasil Keputusan Rapat Pembahasan Bersama (RPB) tanggal 13 Juli 2020 tentang Pengesahan Laporan Tahunan Tahun Buku 2019

The Joint Discussion Meeting (RPB) Decisions on July 13, 2020 regarding the Ratification of 2019 Annual Report

Sudah/Belum Terlaksana

Implemented/Unimplemented

Tindak Lanjut oleh Manajemen Atas Keputusan RPB Hingga Akhir Tahun 2020

Follow-up by Management on RPB Decisions Until the End of 2020

1. Menyetujui Laporan Tahunan Tahun Buku 2019 termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Pengawas serta mengesahkan Laporan Keuangan Perusahaan untuk Tahun Buku 2019 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Rama Wendra sesuai laporannya No. 00003/2.0641 /AU.1 /06/0202-1 /1 /11/2020 tanggal 7 Februari 2020 dengan pendapat "Wajar Tanpa Modifikasi dalam Semua Hal yang Material" serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Pengawas atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan dalam Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam buku-buku laporan Perusahaan.

4

Persetujuan pemegang saham telah didokumentasikan dalam hasil keputusan RPB.

Approval from the shareholders had been documented in the RPB decision results

contracts (Key Performance Indicators/KPI) for the Board of Directors and the Supervisory Board in 2020.

4. Determination of Operational Aspect indicators for calculating the health index of SOE in 2020.

5. Provisions for RKAP approval by the shareholders

Through the Minister of SOE Decree No.SK-1156/MBU/12/2020 dated December 15, 2020 regarding Approval of Revised 2020 Company's Work Plan and Budget (RKAP), the Company's 2020 RKAP revised to adjust the COVID-19 impacts as described below. Thus, the 2020 RKAP according to the Minister of SOE Decision No. S-86/MBU/01/2020 is no longer valid.

• Joint Discussion Meeting (RPB) on June 2, 2020 concerning Ratification of 2019 Annual Report

The RPB Decisions were stated through the the Minister of SOE Decree No.S-491/MBU/07/2020 dated July 13, 2020. All decisions in the RPB are made by deliberation and consensus. The RPB Decisions and their implementation and follow-up by the Company Management until the end of 2020 are as follows:












Approval of Annual Report for 2019 Fiscal Year including ReportonSupervisoryBoardMonitoringandratificationoftheCompany's Financial Statements for the audited 2019 Fiscal Year by the Public Accounting Firm (PAF) Rama Wendra in accordance with its report No.00003/2.0641/AU.1/06/0202-1/1/11/2020datedFebruary7,2020with"UnqualifiedOpinionon All Material Aspect" and to discharge and release Perum LPPNPI Board of Directors and Supervisory Board from their responsibilities (acquit et de charge) for actions and supervision in Fiscal Year that ended December 31, 2019 provided the actionsdonotconstituteacriminalactionandare reflected inCompany books of report

2. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan PKBL Tahun Buku 2019 termasuk Laporan Keuangan PKBL yang telah diaudit oleh KAP Rama Wendra sesuai laporannya No. 00004/2.0641/AU.2/06/0202-1/1/ll/2020 tanggal 7 Februari 2020 dengan pendapat "Wajar dalam Semua Hal yang Material", serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Pengawas atas tindakan pengurusan dan pengawasan PKBL Tahun Buku 2019, sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam laporan tersebut.

Approval and ratification of Annual Report on PKBL for2019 Fiscal Year including PKBL Financial Statements which had been audited by PAF Rama Wendra as presented in the audit report No. 00004/2.0641/AU.2/06/0202-1/1/ll/2020 dated February 7, 2020 which gave “Unqualified Opinion onAll Material Aspects” and to discharge and release Perum LPPNPI Board of Directors and Supervisory Board from their responsibilities (acquit et de charge) for actions and supervision on PKBL in Fiscal Year that ended December 31, 2018 provided theactionsdonotconstituteacriminalactionandarereflectedin Company books of report.

4

Persetujuan pemilik modal telah didokumentasikan dalam hasil keputusan RPB.

Approval from the shareholders had been documented in the RPB decision results.

3. Menetapkan penggunaan Laba Bersih Perusahaan Tahun Buku 2019 sebesar Rp500.175.128.077 seluruhnya untuk cadangan

Approval of allocation of Company net profit in 2019 amounting to Rp500,175,128,077 entirely for reserves.

4

Laba bersih Tahun Buku 2019 telah dicatat sebagai cadangan.

Net profit in 2019 has been recorded as reserves

4. Penetapan gaji/honorarium berikut fasilitas dan tunjangan lainnya untuk Direksi dan Dewan Pengawas Tahun Buku 2020 serta tantiem untuk Direksi dan Dewan Pengawas atas kinerja Tahun Buku 2019, akan ditetapkan secara tersendiri.

Decision on salary/honorarium, facilities and other allowance for Board of Directors and Supervisory Board for 2020 Fiscal Year and to reserve decision on tantiem for Board of Directors and Supervisory Board for 2019 Fiscal Year as separate decision.

4

Pemilik Modal telah mengeluarkan keputusan melalui Keputusan Wakil Menteri BUMN II No. S-23/WK.2.MBU.F/08/2020 tanggal 4 Agustus 2020 tentang Penetapan Penghasilan Direksi dan Dewan Pengawas Perum LPPNPI Tahun 2020.

The Shareholders issued decision through theDecree of Deputy Minister of SOE II No.S-23/WK.2.MBU.F/08/2020 dated August 4, 2020 concerning Income Allocation for Board of Directors and Supervisory Board of Perum LPPNPI in 2020.

5. Penetapan KAP untuk mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan dan Laporan Keuangan PKBL Perusahaan Tahun Buku 2020 dilakukan secara tersendiri oleh Menteri BUMN selaku Wakil Pemerintah sebagai Pemilik Modal berdasarkan usulan Dewan Pengawas, dengan ketentuan KAP yang diusulkan memiliki dukungan kuat dari global network bereputasi, baik dalam hal metodologi, pengalaman, kompetensi personil, dan review mutu. 4

Menteri BUMN selaku Wakil Pemerintah sebagai Pemilik Modal telah mengeluarkan surat No. S-1092/MBU/11/2020 tanggal 30 November 2020 tentang Persetujuan Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Perum LPPNPI Tahun Buku 2020, yang telah menyetujui penunjukan KAP Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo (Kreston)/HHES-Kreston yang akan mengaudit Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan Pelaksanaan PKBL Perusahaan Tahun Buku 2020, di mana keduanya telah dirilis pada tanggal 25 Februari 2021.












Decision on public accountant office (KAP) for audit of Company Financial Statements and Partnership and Community Development Program (PKBL) Financial Statements for 2019 Fiscal Year shall be made separately by Minister of SOE as Representative of the Government as the Shareholders, based on recommendation by Supervisory Board, with the provision that the proposed PAF has strong support from reputable global network, both in terms of methodology, experience, personnel competence, and quality review.

The Minister of State-Owned Enterprises as the Government Representative as the Shareholders issued Letter No. S-1092/MBU/11/2020 dated November 30, 2020 concerning Approval of Public Accounting Firm (PAF) Appointment in Perum LPPNPI for 2020 Fiscal Year, which approved the appointment of PAF Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo (Kreston)/HHES-Kreston to audit the Financial Statements and Financial Report on the PKBL Implementation for 2020 Fiscal Year. Both report had been released on February 25, 2021.

• Keputusan Pemilik Modal melalui Keputusan Menteri BUMN No. SK-1156/MBU/12/2020 tanggal 15 Desember 2020 tentang Persetujuan Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2020 Perum LPPNPI.

Merujuk pada Surat Wakil Menteri BUMN II No. S-46/WK2.MBU/06/2020 tanggal 4 Juni 2020 perihal Perubahan RKAP 2020 Binaan Wakil Menteri BUMN II, AirNav Indonesia mengajukan Revisi RKAP Tahun 2020, di mana Menteri BUMN selaku kuasa pemilik modal menyetujui revisi/perubahan RKAP Tahun 2020 AirNav Indonesia dalam rangka penyesuaian terhadap dampak COVID-19, mencakup asumsi, laba/rugi, posisi keuangan, arus kas, main dashboard, belanja modal, serta arahan kepada Dewan Pengawas dan Direksi.

Manajemen telah menggunakan Revisi RKAP Tahun 2020 yang telah disetujui pemilik modal sebagai acuan dalam pencapaian kinerja AirNav Indonesia tahun 2020.

Hasil RPB dan Keputusan Pemilik Modal Tahun 2019 dan Tindak Lanjut oleh Manajemen Hingga Akhir Tahun 2020

Di sepanjang tahun 2019 Perusahaan menyelenggarakan 1 (satu) kali RPB, yaitu tanggal 20 Mei 2019 tentang Laporan Pertanggungjawaban tahun buku 2018 . Di samping itu, terdapat beberapa keputusan Pemilik Modal di tahun 2019, dengan rincian hasil dan realisasi tindak lanjutnya oleh manajemen hingga akhir tahun 2020.

• The Shareholders Decision through the Minister of SOE Decree No.SK-1156/MBU/12/2020 dated December 15, 2020 regarding Approval of the Revised 2020 Work Plan and Budget (RKAP) of Perum LPPNPI.

Referring to the Letter of the Deputy Minister of SOE II No.S-46/WK2.MBU/06/2020 dated June 4, 2020 regarding the Amendment to the 2020 RKAP Assisted by the Deputy Minister of SOE II, AirNav Indonesia submitted Revised 2020 RKAP approved by Minister of SOE as the authorized shareholders. 2020 RKAP of AirNav Indonesia amended to adjust to the COVID-19 impact, including assumptions, profit/loss, financial position, cash flow, main dashboard, capital expenditures, as well as advise to the Supervisory Board and the Board of Directors.

The management used the Revised 2020 RKAP which had been approved by the shareholders as reference in 2020 performance achievement of AirNav Indonesia.

RPB Results and the Shareholders Decisions in 2019 as well as Follow-up by Management Until the End of 2020

During 2019, the Company held 1 (one) RPB on May 20, 2019 regarding Accountability Report in 2018 Fiscal Year. Several decisions of the Shareholders in 2019, with details of the results and the realization of follow-up actions by the management until the end of 2020 are as follows:






Hasil KeputusanDecisions



Tindak Lanjut oleh Manajemen Atas Keputusan RPB Hingga Akhir 2020

Follow-up by Upper Management Until the End of 2020

RPB tanggal 20 Mei 2019 tentang Laporan Pertanggungjawaban tahun buku 2018RPB on May 20, 2019 regarding the Accountability Report in 2018 Fiscal Year

1. Menyetujui Laporan Tahunan Tahun Buku 2018 termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Pengawas serta mengesahkan Laporan Keuangan Perusahaan untuk Tahun Buku 2018 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Djoko, Sidik & Indra sesuai Laporannya No. 00017/2.959/ AU.1/0139-4/1/II/2019 tanggal 6 Februari 2019 dengan opini “Wajar Tanpa Modifikasi dalam Semua Hal yang Material”, serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Pengawas Perum LPPNPI atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan dalam Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam buku-buku laporan Perusahaan.

4 Laporan Tahunan Tahun Buku 2018 telah dirilis pada Juli 2019, sedangkan Laporan Keuangan Perusahaan untuk Tahun Buku 2018 telah dirilis pada tanggal 6 Februari 2019

Approval of Annual Report for 2018 Fiscal Yearincluding Report on Supervisory Board Monitoring and Company Financial Statements for 2018 Fiscal Year which has been audited by Public Accountant Office (KAP) Djoko, Sidik & Indra according to Report Number 00017/2.959/ AU.1/0139-4/1/II/2019 dated February 6, 2019 which gave “Unqualified Opinion on All Material Aspects”, and to discharge and release Perum LPPNPI Board of Directors and Supervisory Board from their responsibilities (acquit et de charge) for actions and supervision in Fiscal Year that ended December 31, 2018 provided the actions do not constitute a criminal action and are reflected in Company books of report.

Fiscal Year was released in July 2019, while the Company's Financial Statements for the 2018 Fiscal Year were released on February 6, 2019

2. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Tahun Buku 2018 termasuk Laporan Keuangan PKBL yang telah diaudit oleh KAP Djoko, Sidik & Indra sesuai laporannya No. 00003/2.959/NASS-AUP. PKBL/05/0139-4/1/II/2019 tanggal 6 Februari 2019 dengan opini “Wajar dalam Semua Hal yang Material” serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acuit et de change) kepada Direksi dan Dewan Pengawas Perum LPPNPI atas tindakan pengurusan dan pengawasan PKBL Tahun Buku 2018, sepanjang tindakan tersebut tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam laporan tersebut.

4 Laporan Tahunan PKBL Tahun Buku 2018 telah dirilis pada tanggal 14 Januari 2019, sedangkan Laporan Keuangan PKBL untuk Tahun Buku 2018 telah dirilis pada tanggal 6 Februari 2019

Approval and ratification of Annual Report on Partnership and Community Development Program (PKBL) for 2018 Fiscal Year including PKBL Financial Statements which had been audited by KAP Djoko, Sidik & Indra as presented in the audit report No. 00003/2.959/NASS-AUP. PKBL/05/0139-4/1/II/2019 dated February 6, 2019 which gave “Unqualified Opinion on All Material Aspects” and to discharge and release Perum LPPNPI Board of Directors and Supervisory Board from their responsibilities (acquit et de charge) for actions and supervision on PKBL in Book Year that ended December 31, 2018 provided the actions do not constitute a criminal action and are reflected in Company books of report.

PKBL Annual Report for 2018 Fiscal Year has been released on January 14, 2019, while PKBL Financial Report for 2018 Fiscal Year has been released on February 6, 2019

3. Menyetujui penetapan penggunaan Laba Bersih Perusahaan Tahun Buku 2018 sebesar Rp381.446.289.060 seluruhnya untuk cadangan.

4 Laba bersih Tahun Buku 2018 telah dicatat sebagai cadangan

Decision to allocate net Company profit for 2018 Fiscal Year amounting to Rp381,446,289,060 entirely for reserves

Net profit for 2018 Fiscal Year recorded as reserves

4. Penetapan gaji/honorarium berikut fasilitas dan tunjangan lainnya untuk Direksi dan Dewan Pengawas Tahun Buku 2019 serta tantiem untuk Direksi dan Dewan Pengawas atas kinerja Tahun Buku 2018, ditetapkan secara tersendiri.

4 Menteri BUMN selaku kuasa Pemilik Modal telah mengeluarkan keputusan No. S-460/D5/05/2019 tanggal 31 Mei 2019 tentang Penyampaian Penetapan Penghasilan Direksi dan Dewan Pengawas Perum LPPNPI Tahun 2019











Decision on salary/honorarium, facilities and other allowance for Board of Directors and Supervisory Board for 2019 Fiscal Year and to reserve decision on tantiem for Board of Directors and Supervisory Board for 2018 Fiscal Year as separate decision

The Minister of State-Owned Enterprises as the authorized shareholders issued Decree No.S-460/D5/05/2019 dated May 31, 2019 concerning Submission of Income Allocation for the Board of Directors and Supervisory Board of Perum LPPNPI in 2019

5. Penetapan KAP untuk mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perusahaan Tahun Buku 2019 dilakukan secara tersendiri oleh Menteri BUMN selaku Wakil Pemerintah sebagai Pemilik Modal berdasarkan usulan Dewan Pengawas.

4 Menteri BUMN selaku Wakil Pemerintah sebagai Pemilik Modal telah mengeluarkan surat No. S-717/MBU/10/2019 tanggal 11 Oktober 2019 tentang Persetujuan Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Perum LPPNPI Tahun Buku 2019, yang telah menyetujui penunjukan KAP Rama Wendra yang akan mengaudit Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan Pelaksanaan PKBL Perusahaan Tahun Buku 2019, di mana keduanya telah dirilis pada tanggal 6 Februari 2019.

Decision on public accountant office (KAP) for audit of Company Financial Statements and Partnership and Community Development Program (PKBL) Financial Statements for 2019 Fiscal Year shall be made separately by Minister of SOE as Representative of the Government as Capital Owner, based on recommendation by Supervisory Board.

The Minister of SOE as the Government Representative as the Shareholders issued Letter No.S-717/MBU/10/2019 dated October 11, 2019 concerning Approval of Appointment of Public Accountant Firm (PAF) of Perum LPPNPI for 2019 Fiscal Year, which approved the appointment of PAF Rama Wendra to audit Financial Statements and Financial Statements for Corporate PKBL Implementation for 2019 Fiscal Year 2019. Both reports were released on February 6, 2019.

6. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dan tindakan lanjut sebagai berikut:

a. Semua temuan, catatan dan saran/rekomendasi dari Auditor (KAP dan BPK-RI) pada tahun-tahun sebelumnya yang belum selesai, agar diprioritaskan dan ditindaklanjuti secara tuntas oleh Direksi dalam tahun 2019.

b. Mengingat perusahaan belum memiliki Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), maka sesuai Keputusan Menteri BUMN No. KEP-102/MBU/2002, Direksi dengan arahan Dewan Pengawas berkewajiban segera menyusun dan menyampaikan RJPP kepada Menteri BUMN untuk pengesahan.

c. Dalam menjalankan setiap kegiatan operasional perusahaan, Direksi beserta jajaran diminta agar senantiasa berpedoman pada peraturan perundang-undangan serta menerapkan prinsip- prinsip GCG secara konsisten.

d. Direksi diminta untuk mengoptimalkan upaya yang diperlukan dan berkoordinasi intensif dengan pihak terkait dalam rangka pengelolaan ruang udara di atas Natuna, Terempa dan Kepulauan Riau.

e. Dengan memperhatikan pencapaian investasi tahun 2018, Direksi agar melakukan evaluasi atas kendala dan permasalahan yang terjadi guna dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sehingga program investasi tahun 2019 dapat dicapai.

f. Proaktif berkoordinasi dengan instansi terkait guna menyelesaikan permasalahan aset-aset perusahaan yang berkaitan dengan pihak ketiga (antara lain Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II).

g. Menyampaikan kepada Pemilik Modal Laporan Tahunan Perusahaan termasuk Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan PKBL Tahun Buku 2019 yang telah diaudit oleh kantor Akuntan Publik selambat-lambatnya tanggal 15 Februari 2020.

4 Seluruh arahan pemilik modal telah menjadi perhatian Direksi dan Dewan Pengawas dalam mengelola AirNav Indonesia











h. Untuk menunjang kualitas pengawasan dan pembinaan BUMN, Direksi agar melakukan pengisian dan pemutakhiran data portal Silaba, portal Aset, portal SDM, portal PKBL dan portal Publik secara akurat dan tepat waktu sesuai ketentuan berlaku.

Matters that require attention and follow up as follows:

a. Unresolved findings, notes, and advice/ recommendation from the Auditors (PAF and Indonesian Supreme Audit Board/BPK RI) in previous years to be prioritized for comprehensive follow up by Board of Directors in 2019

b. As the Company does not yet have Long-term Company Plan (RJPP), in accordance with Minister of SOE Decision No. KEP102/MBU/2002, the Board of Directors, guided by the Supervisory Board, are obliged to immediately prepare and submit RJPP to Minister of SOE for approval.

c. In implementing Company operational activities, the Board of Directors and management are required to adhere to rules and regulations and consistently apply the principles of GCG.

d. Board of Directors are required to optimize efforts to coordinate with relevant agencies in the framework of managing air space over Natuna, Terempa and Riau Islands.

e. In view of investment realization in 2018, Board of Directors are required to evaluate the obstacles and issues that occurred to improve and refine investment programs for 2019

f. Proactively coordinate with relevant agencies to resolve issues on Company assets linked to third parties (including Minister of Finance, Minister of Transportation, PT Angkasa Pura I and PT Angkasa Pura II)

g. Convey to the Capital Owner the Company Annual Report including Financial Statements and Financial Statements on PKBL for 2019 Fiscal Year which had been audited by public accountant office by February 15, 2020 at the latest.

h. To sustain quality of SOE oversight and supervision, Board of Directors are to fill out and update the data on portals Silaba, Aset, SDM, PKBL and Publik in an accurate and timely fashion according to applicable rules.

The Board of Directors and the Supervisory Board considers all direction from the shareholders in managing AirNav Indonesia.






BOARD MANUAL: PEDOMAN TATA TERTIB KERJA DEWAN PENGAWAS

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris mengacu kepada Pedoman Hubungan Direksi & Dewan Pengawas (Board Manual) yang telah diperbarui melalui Kesepakatan Bersama Direksi dan Dewan Pengawas tanggal 5 Maret 2019. Beberapa hal yang diatur dalam Board Manual terkait Dewan Pengawas adalah sebagai berikut:

• Susunan Dewan Pengawas, mencakup keanggotaan, persyaratan, pencalonan, pengangkatan, dan masa jabatan, pemberhentian Dewan Pengawas sewaktu-waktu sebelum masa jabatan berakhir, pengunduran diri Anggota Dewan Pengawas, pengisian jabatan lowong Anggota Dewan Pengawas, serta keadaan seluruh Anggota Direksi lowong.

• Program Pengenalan dan Peningkatan Kapabilitas.

• Etika Jabatan Dewan Pengawas.

• Tugas, Kewajiban dan Wewenang serta Hak Dewan Pengawas.

• Rapat Dewan Pengawas, meliputi jenis rapat dan mekanisme pelaksanaan rapat.

• Evaluasi Kinerja Dewan Pengawas.

• Organ Pendukung Dewan Pengawas.

• Hubungan Kerja antara Direksi dan Dewan Pengawas.

Dewan Pengawas memiliki tanggung jawab dalam mengawasi kinerja Direksi, memberikan nasihat dan rekomendasi kepada Direksi, serta mengawasi jalannya operasional Perusahaan. Hal ini diatur dalam PP No. 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) dan Peraturan Menteri BUMN No. Per-02/MBU/02/2015.The Supervisory Board is responsible for supervising the Board of Directors performance, to provide

advice and recommendation to the Board of Directors, and to monitor Company operations. Their

task is guided by Government Regulation No. 77 of 2012 on Perusahaan Umum (Perum) Lembaga

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) and Minister of SOE Regulation

No. Per-02/ MBU/02/2015.

BOARD MANUAL: GUIDELINES FOR THE WORK RULES OF THE SUPERVISORY BOARDIn carrying out its duties and responsibilities, the Board of Commissioners refers to the Board Manual which had been updated through the Joint Agreement of the Board of Directors and Supervisory Board on March 5, 2019. Board Manual regarding the Supervisory Board regulates matters as follows:

• The composition of the Supervisory Board, including personnel, requirements, nomination, appointment, and term of office, dismissal of the Supervisory Board at any time before the term of office ends, resignation of the Supervisory Board Member, completing the vacant position of the Supervisory Board Member, as well as the condition of all vacant Board of Directors members.

• Capabilities Recognition and Improvement Program.

• Ethics of the Supervisory Board.

• Duties, Obligations, Authorities, and Rights of the Supervisory Board.

• Meetings of the Supervisory Board, including the types of meetings and the meeting mechanism.

• Performance Evaluation of the Supervisory Board.

• Supporting Organs of the Supervisory Board.

• Working relationship between the Board of Directors and the Supervisory Board.

DEWAN PENGAWASSupervisory Board






KRITERIA DEWAN PENGAWAS

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/02/2015 persyaratan formal dan materil anggota Dewan Pengawas terdiri dari:

PersyaratanRequirements

Uraian Description

FormalFormal

a. Mampu melaksanakan perbuatan hukum.

b. Tidak pernah dinyatakan pailit.

c. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perusahaan/Perum dinyatakan pailit.

d. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara.

a. Able to take legal action

b. Have never been declared insolvent

c. Have never been appointed member of Board of Directors or member of Board of Commissioners/Supervisory Board that is found guilty of causing a Public/Utility company to be declared insolvent

d. Have never been sentenced for committing crime that causes loss of State funds

MaterilMateril

a. Memiliki integritas.

b. Memiliki dedikasi.

c. Memahami masalah-masalah manajemen Perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen.

d. Memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha Persero/Perum di mana yang bersangkutan dicalonkan.

e. Dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya.

a. Possesses integrity

b. Possesses dedication

c. Understand issues with Company management related to one of the functions of management

d. Possesses sufficient knowledge of the line of business of the Public/Utility Company to which she/he is nominated

e. Able to dedicate sufficient time to conduct his/her duty

Persyaratan lainnyaOther Requirements

1. Bukan pengurus Partai Politik dan/atau calon anggota legislatif dan/atau anggota legislatif. calon anggota legislatif atau anggota legislatif terdiri dari calon/anggota DPR, DPD, DPRD Tingkat I, dan DPRD Tingkat II.

2. Bukan calon Kepala/Wakil Kepala Daerah dan/atau Kepala/Wakil Kepala Daerah.

3. Tidak menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN yang bersangkutan selama 2 (dua) periode berturut-turut.

4. Sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita suatu penyakit yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai anggota dewan Komisaris/dewan Pengawas), yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter.

5. Bagi bakal calon dari Kementerian Teknis atau Instansi Pemerintah lain, harus berdasarkan surat usulan dan instansi yang bersangkutan.

1. Not part of a Political Party structure and/or candidate for the parliament and/or member of the parliament. Parliament candidate or parliament member consists of candidate/member of the House of Representatives, Regional Representative Council, provincial parliament, and city/district parliament.

2. Not a candidate for head of/deputy head regional government or head of/deputy head of regional government.

3. Have never held the post of member of Board of Commissioners/Supervisory Board at the State-owned Enterprises in question for 2 consecutive terms.

4. Is of sound mind and body (not suffering from diseases that might hinder the execution of duty as member of Board of Commissioners/Supervisory Board), verified with a clean bill of health from a doctor.

5. For candidates from technical ministry or other Government agencies, appointment is based on proposal from the agency in question.

CRITERIA FOR MEMBERS OF SUPERVISORY BOARDFollowing the provisions in the Minister of SOE Regulation No. PER-02/MBU/02/2015, the formal and material requirements for members of the Supervisory Board consist of:






KETENTUAN MASA JABATANBerdasarkan Board Manual yang dimiliki Perusahaan, ketentuan masa jabatan Dewan Pengawas adalah sebagai berikut:

1. Anggota Dewan Pengawas diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

2. Pengangkatan Anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan Anggota Direksi.

3. Jabatan Anggota Dewan Pengawas berakhir apabila:

a. Meninggal dunia.

b. Masa jabatannya berakhir.

c. Diberhentikan berdasarkan keputusan Menteri.

d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Dewan Pengawas berdasarkan Anggaran Dasar AirNav Indonesia dan ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk rangkap jabatan yang dilarang.

e. Pengunduran diri.

SUSUNAN DAN KOMPOSISI DEWAN PENGAWAS TAHUN 2020Komposisi Dewan Pengawas AirNav Indonesia terdiri dari paling banyak 5 (lima) orang, seorang diantaranya diangkat sebagai ketua Dewan Pengawas. Komposisi Dewan Pengawas secara lengkap terdiri dari seorang Ketua, yang dijabat oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara, dan 4 (empat) anggota yang terdiri dari:

1. 1 (satu) orang anggota yang menangani kenavigasian di bawah Menteri Perhubungan.

2. 1 (satu) orang anggota dibawah Menteri BUMN.

3. 1 (satu) orang anggota dibawah Menteri Keuangan.

4. 1 (satu) orang tenaga ahli di bidang penerbangan.

Di tahun 2020 terdapat perubahan keanggotaan Dewan Pengawas. Berikut disampaikan kronologi perubahan susunan Dewan Pengawas, dan susunan Dewan Pengawas per 31 Desember 2020.

TERMS OF SERVICEBased on Board Manual, the terms of office of theSupervisory Board are as follows:

1. Members of the Supervisory Board are appointed for a term of office of 5 (five) years, and may be reappointed for 1 (one) term of office.

2 The appointment of members of the Supervisory Board is not at the same time with the appointment of the Board of Directors members.

3 The termof office of the Supervisory Board members ends when:

a. Passed away.

b. The term of office ends.

c. Dismissed based on the Minister decision.

d. No longer meets the requirements as a Supervisory Board based on AirNav Indonesia's Articles of Association and the provisions of laws and regulations including prohibited concurrent positions.

e. Resignation.

SUPERVISORY BOARD COMPOSITION IN 2020AirNav Indonesia Supervisory Board is composed of at most five individuals, with one appointed as Chair of Supervisory Board. A full Supervisory Board consists of one Chairperson—a post held by Director General of Civil Aviation—and four members comprising:

1. One member in charge of air navigation under Minister of Transportation;

2. One member under Minister of SOEs;

3. One member under Minister of Finance;

4. One aviation expert.

In 2020, there was a change in the Supervisory Board personnel. The following is chronology of changes in the composition of the Supervisory Board, and the composition of the Supervisory Board as of December 31, 2020:






Kronologi Perubahan Susunan Dewan Pengawas di Sepanjang Tahun 2020Chronology of Changes to the Supervisory Board in 2020

Periode / Period1 Jan - 20 Mar 2020Jan 1 - Mar 20, 2020

Periode / Period20 Mar - 6 Jul 2020Mar 20 - Jul 6, 2020

Periode / Period6 Jul - 24 Agst 2020Jul 6 - Aug 24, 2020

Periode / Period 24 Agst - 31 Des 2020Aug 24 - Dec 31, 2020


Polana B. Pramesti Ketua Dewan Pengawas/ Chair of the Supervisory Board

Polana B. Pramesti tidak lagi menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas sejak 20 Maret 2020. Beliau diangkat sebagai Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek pada tanggal 21 Januari 2020/ Polana B. Pramesti was dismissed as Chair of the Supervisory Board since March 20, 2020. She was appointed as Head of the Jabodetabek Transportation Management Agency on January 21, 2020.

Elfi Amir Anggota Dewan Pengawas/ Member of Supervisory Board

-

Tri Wahyuningsih Retno Mulyani Anggota Dewan Pengawas/ Member of Supervisory Board

-

Daryatmo Anggota Dewan Pengawas/ Member of Supervisory Board

-

Kindy Rinaldy Syahrir Anggota Dewan Pengawas/ Member of Supervisory Board

Kindy Rinaldy Syahrir tidak lagi menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas sejak 24 Agustus 2020. Beliau ditugaskan oleh Kementerian BUMN pada salah satu perusahaan BUMN sebagai Direktur/ Kindy Rinaldy Syahrir was dismissed as Member of the Supervisory Board since August 24, 2020. He was assigned by the SOE Ministry to state-owned company as a Director.

Novie Riyanto R. Ketua Dewan Pengawas / Chair of Supervisory Board

Novie Riyanto R. diangkat sebagai Ketua Dewan Pengawas sejak 20 Maret 2020/ Novie Riyanto R. was appointed as Chairman of the Supervisory Board since March 20, 2020.

Anindita Eka WibisonoAnggota Dewan Pengawas/ Member of Supervisory Board)

Anindita Eka Wibisono diangkat sebagai Anggota Dewan Pengawas sejak 6 Juli 2020/ Anindita Eka Wibisono was appointed as Member of the Supervisory Board since July 6, 2020.

Susunan Dewan Pengawas per 31 Desember 2020Composition of the Supervisory Board as of December 31, 2020

JabatanPosition

NamaName


Masa JabatanTenure

PeriodeTerm of Office

KetuaChair

Novie Riyanto R.

Keputusan Menteri BUMN No. SK-89/MBU/03/2020 tanggal 20 Maret 2020

SOE Minister Decree No.SK-89/MBU/03/2020 dated March 20, 2020

20 Maret 2020 s.d 19 Maret 2025/ March 20, 2020 to March 19, 2025

Ke-1 1st

AnggotaMember

Elfi Amir Keputusan Menteri BUMN No. K-249/MBU/09/2018 tanggal 28 September 2018

SOE Minister Decree No.K-249/MBU/09/2018 dated September 28, 2018

28 September 2018 s.d 27 September 2023/ September 28, 2018 to September 27, 2023

Ke-11st

AnggotaMember

Tri Wahyuningsih Retno Mulyani

Keputusan Menteri BUMN No. SK-145/MBU/05/2018 tanggal 30 Mei 2018

SOE Minister Decree No. SK-145/MBU/05/2018 dated May 30, 2018


Ke-11st

AnggotaMember

Daryatmo Keputusan Menteri BUMN No. SK-14/MBU/01/2019 tanggal 8 Januari 2019

SOE Minister Decree No.SK-14/MBU/01/2019 dated January 8, 2019

8 Januari 2019 s.d 7 Januari 2024/ January 8, 2019 to January 7, 2024

Ke-11st

AnggotaMember

Anindita Eka Wibisono

Keputusan Menteri BUMN No. SK-227/MBU/07/2020 tanggal 6 Juli 2020

SOE Minister Decree No.SK-227/MBU/07/2020 dated July 6, 2020

6 Juli 2020 s.d 5 Juli 2025/ July 6, 2020 to July 5, 2025

Ke-1 1st






Profil singkat masing-masing anggota Dewan PengawasdapatdilihatpadabagianProfilDewanPengawas,dalambabProfilPerusahaan.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWASDewan Pengawas melakukan pengawasan untuk memastikan bahwa pengelolaan Perusahaan oleh Direksi sesuai dengan harapan dan tujuan Pemilik Modal. Dewan Pengawas memantau efektivitas pelaksanaan kebijakan dan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Direksi, termasuk pelaksanaan strategi untuk mencapai target yang diharapkan Pemilik Modal.

Fungsi Dewan Pengawas mewakili kepentingan Pemilik Modal dalam pengawasan jalannya AirNav Indonesia, yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Dewan Pengawas bertugas mengawasi kebijakan dan jalannya Perusahaan (supervisory) dan memberikan nasihat (advisory) kepada Direksi termasuk mengenai rencana pelaksanaan dan pengembangan Perusahaan, RJPP, RKAP dan pelaksanaan ketentuan peraturan dan keputusan Pemilik Modal dan peraturan perundangan yang berlaku;

2. Dewan Pengawas memberikan persetujuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu, melakukan tindakan pengurusan Perusahaan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu, sesuai dengan kewenangan dalam Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012 tentang Perum LPPNPI;

3. Dewan Pengawas memberi laporan dan informasi yang relevan kepada Pemilik Modal apabila terjadi gejala menurunnya kinerja AirNav Indonesia yang cukup signifikan;

4. Dewan Pengawas memantau efektivitas penerapan GCG pada AirNav Indonesia;

5. Selain yang diatur dalam peraturan perundangan, Dewan Pengawas bertanggung jawab untuk:

a. Mengikuti perkembangan kegiatan AirNav Indonesia, dan melaporkan kepada pemilik modal;

b. Memberikan pendapat dan nasehat tentang visi, misi dan perencanaan strategis dan penjabarannya;

c. Melakukan pengawasan dan masukan tentang pelaksanaan kebijakan antara lain mengenai bisnis perusahaan, perencanaan strategis, mutu dan pelayanan, pengendalian internal, akuntansi keuangan, penilaian kinerja, manajemen risiko, Whistleblowing System (WBS), pengendalian gratifikasi, Kepatuhan Pelaporan Harta

BriefprofilesofeachmemberoftheSupervisoryBoardisavailable in theSupervisoryBoardProfilesection, in theCompanyProfilechapter.

DUTY AND RESPONSIBILITY OF THE SUPERVISORY BOARD Supervisory Board oversight aims at ensuring that Company management by Board of Directors meets the expectation and objectives of the Shareholders. Supervisory Board monitor the effectiveness of Board of Director policy implementation and decision making, including the application of strategies to achieve the targets expected by The Shareholders.

Supervisory Board function in representing the interest of The Shareholders in the oversight of AirNav Indonesia management is elaborated as follows:

1. Supervisory Board is tasked with supervising Board of Directors in management of the Company and to advise Board of Directors including in matters pertaining to planning for Company development, RJPP, RKAP, and implementation of provisions of Articles of Associations, The Shareholders Decisions, and applicable laws;

2. Supervisory Board give their approval to Board of Directors in taking certain legal action, conduct Company management in certain condition for a certain period of time, according to the authority defined by Government Regulation No. 77 of 2012 on Perum LPPNPI;

3. Supervisory Board provides report and relevant information to The Shareholders in the event of a significant downward turn in AirNav Indonesia performance;

4. Supervisory Board monitors the effectiveness of GCG implementation within AirNav Indonesia.

5. In addition to the tasks as defined by laws, Supervisory Board is also responsible for:

a. Following the development of AirNav Indonesia activities and reporting it to The Shareholders;

b. Providing insight and advice on Company vision, mission, strategic planning and its implementation;

c. Monitoring and advising policy implementation, including on company business, strategic planning, quality and services, internal control, finance accounting, performance assessment, risk management, Whistleblowing System,






Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), benturan kepentingan, teknologi, keterbukaan informasi, dan pelaporan;

d. Memastikan bahwa dalam laporan tahunan AirNav Indonesia telah memuat informasi mengenai identitas, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Pengawas di perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Direksi), serta honorarium, fasilitas, dan/ atau tunjangan lain yang diterima dari Perusahaan.

e. Mengusulkan calon auditor eksternal berdasarkan usulan Direksi.

6. Dewan Pengawas membuat pembagian tugas yang diatur oleh mereka sendiri;

7. Dewan Pengawas wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Pengawas yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dan RKAP;

8. Dewan Pengawas wajib melaporkan kepada perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada perusahaan lain.

KEWENANGAN DAN KEWAJIBAN DEWAN PENGAWASDewan Pengawas memiliki wewenang sesuai dengan Board Manual Perusahaan, antara lain:

1. Melihat buku, surat, dan dokumen lainnya, memeriksa kas dan surat berharga untuk keperluan verifikasi dan lain-lain, serta memeriksa kekayaan AirNav Indonesia;

2. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh AirNav Indonesia;

3. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan AirNav Indonesia;

4. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan AirNav Indonesia;

5. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas;

6. Atas permintaan tertulis Direksi, Dewan Pengawas dapat menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan;

7. Mengangkat dan memberhentikan sekretaris Dewan Pengawas, jika dianggap perlu;

8. Membentuk komite lain selain komite audit, jika dianggap perlu, dengan memperhatikan kemampuan AirNav Indonesia;

control of gratuities, compliance with State Administrators Wealth Report (LHKPN), conflict of interest, technology, information transparency, and reporting;

d. Ensuring that in its Annual Report AirNav Indonesia has disclosed information on the identity, main responsibility, and postings as Supervisory Board in other company, including meetings held within one book year period (internal and joint meeting with Board of Directors), as well as remuneration, facilities, and/or benefits received from the Company.

e. Nominate candidate external auditor based on Board of Directors proposal

6. Supervisory Board divide their tasks among themselves;

7. Supervisory Board are required to prepare annual Supervisory Board work and budget plan which constitutes an inseparable part of the RKAP;

8. Supervisory Board are required to report to the Company their share ownership and/ or other company shares owned by their families.

SUPERVISORY BOARD AUTHORITY AND OBLIGATIONSupervisory Board are authorized according to Company Board Manual to:

1. Look into books, letters and other documents, examine cash and securities for verification and other purposes, and examine the assets of AirNav Indonesia;

2. Enter the yard, building, and offices used by AirNav Indonesia;

3. Ask for Board of Directors and/other Company officials’ explanation on issues related to AirNav Indonesia management;

4. Be informed of every policy and action that has been and will be taken by Board of Directors;

5. Ask Board of Directors and/or other officials under Board of Directors, with Board of Directors acknowledgment, to attend Supervisory Board meeting;

6. On written request from Board of Directors, Supervisory Board may attend Board of Directors meeting and provide opinion on the matters being discussed;

7. Appoint and discharge Supervisory Board Secretary if deemed necessary;

8. Establish committees other than audit committee if deemed necessary with due observance of AirNav Indonesia capability;






9. Jika diperlukan, menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban AirNav Indonesia;

10. Memberikan putusan atas perbuatan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Pengawas, di antaranya yaitu:

a. Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka pendek;

b. Mengadakan kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerja sama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BOwT), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate/BTO), dan kerja sama lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh Menteri;

c. Menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah atau jangka panjang, kecuali pinjaman (utang atau piutang) yang timbul karena transaksi bisnis, dan pinjaman yang diberikan kepada anak perusahaan dengan ketentuan pinjaman kepada anak perusahaan dilaporkan kepada Dewan Pengawas;

d. Menghapuskan piutang macet dan persediaan barang mati dari pembukuan;

e. Melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 tahun; dan/atau

f. Menetapkan struktur organisasi satu tingkat di bawah Direksi;

11. Memberhentikan anggota Direksi untuk sementara waktu apabila anggota Direksi bertindak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012, terdapat indikasi melakukan kerugian terhadap AirNav Indonesia, melalaikan kewajibannya, atau terdapat alasan yang mendesak bagi AirNav Indonesia, dengan memperhatikan ketentuan perundangan yang berlaku;

12. Jika jabatan anggota Direksi kosong dan Menteri belum mengangkat anggota Direksi yang definitif atau menteri belum menunjuk pelaksana tugas anggota Direksi yang kosong, Dewan Pengawas menunjuk salah seorang anggota Direksi lainnya untuk sementara menjalankan tugas anggota Direksi yang kosong tersebut sebagai pelaksana tugas anggota Direksi dengan tugas, kewenangan, dan kewajiban yang sama;

9. If deemed necessary, hire experts for certain matters and for certain period of time on AirNav Indonesia expenses;

10. Decide on Board of Directors action which requires written Supervisory Board approval including:

a. Putting up fixed assets as collateral for short-term loan;

b. Partner with other enterprise or other party in licensing agreement, management contract, assets lease, Joint Operations (KSO), Build Operate Transfer (BOT), Build Own Transfer (BOwT), Build Transfer Operate (BTO), and other work agreement with a certain value or a certain duration as specified by Minister;

c. Accept or provide medium-term or long-term loan, with the exception of loan (payables or receivables) incurred from business transaction, and loans given to subsidiary provided the loan to subsidiary is reported to Supervisory Board;

d. Write off bad debts and dead inventory from bookkeeping;

e. Dispose of movable fixed assets with the commonly accepted economic life industrial objects which is up to 5 years; and/or

f. Decide the structure of organization directly below Board of Directors.

11. Suspend Board of Directors member for conduct against Government Regulation No. 77 of 2012, for indication of causing harm to AirNav Indonesia, neglecting their obligation, or other urgent reason for AirNav Indonesia, with due observance of applicable laws;

12. In the event of a vacancy within Board of Directors and Minister has yet to appoint definitive Board of Directors member or acting Board of Directors member to conduct the task of absent member, Supervisory Board appoints another Board of Directors member to temporarily conduct the task of the absent Board of Directors member as acting Board of Directors member with the same task, authority, and obligation;






13. Jika seluruh jabatan Direksi kosong dan menteri belum mengangkat penggantinya atau menteri belum menunjuk pelaksana tugas Direksi, AirNav Indonesia diurus oleh Dewan Pengawas secara bersama- sama untuk sementara atau menunjuk salah seorang atau lebih di antara Dewan Pengawas dengan tugas, kewenangan, dan kewajiban yang sama;

14. Jika seluruh jabatan Direksi kosong karena berakhirnya masa jabatan dan menteri belum mengangkat penggantinya atau menteri belum menunjuk pelaksana tugas Direksi, Dewan Pengawas dapat mengangkat semua anggota Direksi yang telah berakhir masa jabatannya tersebut untuk menjalankan pekerjaannya sebagai pelaksana tugas anggota Direksi dengan tugas, kewenangan, dan kewajiban yang sama.

Kewajiban Dewan Pengawas juga telah diatur dalam Board Manual Perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Memberi nasihat, pendapat dan saran kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan AirNav Indonesia;

2. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana Jangka Panjang serta Rencana Jangka Panjang serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disiapkan Direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

3. Memberikan pendapat dan saran kepada Menteri mengenai Rencana Jangka Panjang serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan;

4. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan, memberikan pendapat dan saran kepada menteri mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi Pengurusan AirNav Indonesia;

5. Melaporkan dengan segera kepada Menteri apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan;

6. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan;

7. Memberikan laporan tentang tugas Pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada Menteri;

8. Memberikan penjelasan, pendapat, dan saran kepada Menteri mengenai Laporan Tahunan, apabila diperlukan;

9. Menyusun program kerja tahunan dan indikator kinerja Dewan Pengawas dan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan;

10. Membentuk Komite Audit;

11. Mengusulkan auditor eksternal kepada Menteri;

13. In the event that all posts within Board of Directors are vacant and Minister has yet to appoint replacement or Minister has yet to appoint acting Board of Directors, AirNav Indonesia shall be temporarily governed by Supervisory Board collectively or appoint one or more member of Supervisory Board with the same task, authority, and obligation;

14. In the event that every posts in Board of Directors is vacant at the end of the term of office and Minister has yet to appoint replacement or Minister has yet to appoint acting Board of Directors, Supervisory Board may appoint all of Board of Directors members whose term of office has ended to conduct their tasks as acting Board of Directors with the same task, authority, and obligation.

Supervisory Board obligations are stipulated in Company Board Manual as follows:

1. Offer advice, insight, and recommendation to Board of Directors in the management of AirNav Indonesia;

2. Study and analyze as well as sign Longterm Plan and Company Work and Budget Plan prepared by Board of Directors according to applicable rules;

3. Offer opinion and recommendation to Minister on Long-term Plan and Company Work and Budget Plan;

4. Follow the development of Company activities, provide insight and recommendation to Minister on matters deemed necessary for AirNav Indonesia management;

5. Report to Minister at once in the event of indication of decreasing Company performance;

6. Study and analyze periodic report and annual report prepared by Board of Directors and sign the annual report;

7. Submit report on Supervision task that has been conducted in the previous book year to Minister;

8. Provide explanation, opinion, and recommendation to Minister regarding annual report, if required;

9. Prepare annual work program and Supervisory Board performance indicator to be included in Company Work and Budget Plan;

10. Establish Audit Committee;

11. Nominate external auditor to Minister;






12. Membuat risalah rapat Dewan Pengawas dan menyimpan salinannya;

13. Pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan/atau keputusan Menteri;

14. Memberikan tanggapan tertulis untuk memberikan pendapat dan saran kepada menteri atas usulan perbuatan hukum yang akan dilaksanakan oleh Direksi yang diajukan kepada menteri untuk mendapatkan persetujuan;

15. Menetapkan keputusan batasan-batasan nilai dari perbuatan hukum Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Pengawas.

PEMBAGIAN LINGKUP TUGAS ANTAR DEWAN PENGAWASBerdasarkan Rapat Internal Dewan Pengawas, disepakati pembagian lingkup tugas antar Dewan Pengawas, sebagai berikut.

Dewan PengawasSupervisory Board

JabatanPosition

Lingkup TugasScope of Duty

Novie Riyanto R. Ketua Dewan PengawasChair of Supervisory Board

KoordinatorCoordinator

Elfi Amir Anggota Dewan PengawasMember of Supervisory Board

Bidang Teknik dan OperasionalEngineering and Operations


Anggota Dewan PengawasMember of Supervisory Board

Bidang Risiko Risks

Daryatmo Anggota Dewan PengawasMember of Supervisory Board

Bidang Pembinaan SDMHR Development

Anindita Eka Wibisono Anggota Dewan PengawasMember of Supervisory Board

Bidang Keuangan Finance

PROGRAM PENGENALAN PERUSAHAAN KEPADA DEWAN PENGAWAS YANG DIANGKAT PERTAMA KALIBoard Manual yang dimiliki Perusahaan mengatur ketentuan program pengenalan Perusahaan kepada Anggota Dewan Pengawas yang diangkat pertama kalinya. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan tersebut berada pada Sekretaris Perusahaan atau siapapun yang menjalankan fungsi sebagai Sekretaris Perusahaan.

Program pengenalan yang diberikan kepada Anggota Dewan Pengawas yang diangkat pertama kalinya, antara lain akan meliputi hal-hal sebagai berikut:

• ProfildanprogramkerjaPerusahaan;

• Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG oleh Perusahaan;

12. Prepare minutes of Supervisory Board meeting and keep the copies;

13. Conduct other obligation in the framework of supervisory and advisory work provided that the activities are not in violation of the laws, Articles of Association, and/or Minister decision;

14. Provide written response to offer opinion and recommendation to Minister on proposed legal action from Board of Directors which is submitted to Minister for approval;

15. Decide on the limits of values on Board of Directors legal action which will require Supervisory Board written approval.

DUTIES ALLOCATION AMONG THE SUPERVISORY BOARDBased on the Supervisory Board Internal Meeting, the duties allocation among the Supervisory Board is as follows:

COMPANY INTRODUCTION PROGRAM TO THE FIRST TIME APPOINTED SUPERVISORY BOARD

The Company's Board Manual regulates the provisions of introduction program to the first time appointed members of Supervisory Board. The Corporate Secretary or anyone who performs the function as the Corporate Secretary is in charge of the introduction program.

The introduction program for the first time appointed members of the Supervisory Board includes the following:

• TheCompanyprofileandworkprogram;

• Implementation of GCG principles by the Company;






• Kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite Audit;

• Tugas, kewenangan dan kewajiban Direksi dan Dewan Pengawas serta hal-hal yang tidak diperbolehkan

Program pengenalan yang diberikan dapat berupa presentasi secara bertahap, pertemuan, kunjungan ke fasilitas AirNav Indonesia, pengkajian dokumen dan/atau program lainnya.

Di tahun 2020 terdapat 2 (dua) Anggota Dewan Pengawas yang baru diangkat, yaitu Ketua Dewan Pengawas Novie Riyanto R. dan Anggota Dewan Pengawas Anindita Eka Wibisono. Kegiatan pengenalan Perusahaan kepada Ketua Dewan Pengawas Novie Riyanto R. dilakukan pada 22 Mei 2020 secara daring, sedangkan bagi Anggota Dewan Pengawas Anindita Eka Wibisono dilakukan pada 6 Agustus 2020 juga melalui daring.

PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSIAgar Dewan Pengawas dapat selalu memahami perkembangan hal-hal terkait perkembangan Perusahaan, Dewan Pengawas mengikuti program pengembangan kompetensi berupa seminar, workshop, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi.

Tentang kegiatan program pengembangan kompetensi yang diikuti Dewan Pengawas di sepanjang tahun 2020 dapat dilihat pada bab Profil Perusahaan dalam laporan tahunan ini.

LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS TAHUN 2020Dewan Pengawas telah menyusun Laporan Tugas Pengawasan Dewan Pengawas Tahun 2020 yang telah ditandatangani oleh seluruh Dewan Pengawas pada tanggal 30 April 2021. Dalam laporan tersebut, disajikan tentang metode pelaksanaan tugas dan hasil pelaksanaan tugas Dewan Pengawas.

Dapat disampaikan, bahwa di sepanjang tahun 2020, Dewan Pengawas mengadakan rapat sebanyak 27 kali, yang terdiri dari 14 kali rapat internal Dewan Pengawas, 9 (sembilan) kali rapat Dewan Pengawas dengan mengundang Direksi, serta 4 (empat) kali rapat Anggota Dewan Pengawas dengan menyertakan Direksi dan manajemen. Selain itu, selama tahun 2020 Dewan Pengawas juga menghadiri 2 (dua) kali Rapat

• Delegated authority, internal and external audit, internal control system and policies, including Audit Committee;

• Duties, authorities and obligations of the Board of Directors and the Supervisory Board as well as prohibited matters

The introduction program can be in the form of gradual presentations, meetings, visits to AirNav Indonesia facilities, document reviews, and/or other programs.

In 2020, there were 2 (two) newly appointed Members Supervisory Board, namely the Chair of the Supervisory Board Novie Riyanto R. and Member of Supervisory Board Anindita Eka Wibisono. The Company introduction to the Chair of the Supervisory Board Novie Riyanto R. held online on May 22, 2020, while the Member of the Supervisory Board Anindita Eka Wibisono was also held online on August 6, 2020.

COMPETENCE DEVELOPMENT PROGRAMTo always understand the development of matters related to the Company development, the Supervisory Board participates in competence development programs in the seminars, workshops, or other activities to increase knowledge and competence.

The competence development program activity participated by the Supervisory Board throughout 2020 is available in the Company Profile chapter in this annual report.

BRIEF REPORT ON THE DUTIES AND RESPONSIBILITIES IMPLEMENTATION OF THE SUPERVISORY BOARD IN 2020The Supervisory Board designed the 2020 Report on Supervisory Board Monitoring which had been signed by the entire Supervisory Board on April 30, 2021. The report presents the method of duties and results of the implementation of the Supervisory Board duties.

Throughout 2020, the Supervisory Board held 27 meetings, consisting of 14 internal Supervisory Board meetings, 9 (nine) Supervisory Board meetings with the Board of Directors, and 4 (four) Supervisory Board Member meetings with the Board of Directors and management. Throughout 2020, the Supervisory Board also attended 2 (two) Joint Discussion Meetings (RPB) with the Shareholders, namely the RPB on AirNav






Pembahasan Bersama (RPB) bersama Pemilik Modal, yaitu RPB tentang RKAP AirNav Indonesia tahun buku 2020 dan RPB tentang pertanggungjawaban kinerja operasi dan keuangan serta kinerja PKBL tahun buku 2019.

Selain itu, di sepanjang tahun 2020 Dewan Pengawas mengeluarkan surat-surat sebagai berikut:

• Surat tanggapan dan pemberian saran sebanyak 74 surat, baik tentang pembahasan kinerja Perusahaan, penunjukan KAP, hingga revisi berbagai perangkat kebijakan.

• Keputusan Dewan Pengawas sebanyak 7 (tujuh) keputusan, mulai dari pelaksana tugas Direktur Utama hingga pengangkatan Anggota Komite Audit.

Dalam menjalankan fungsi pengawasan dengan pengamatan langsung atas kondisi di lapangan, Dewan Pengawas juga melakukan kunjungan kerja dan pertemuan dengan kantor cabang. Di tahun 2020, Dewan Pengawas melakukan 3 (tiga) kali kunjungan kerja, yaitu:

• Kunjungan kerja ke Kantor Cabang JATSC tanggal 28 Oktober 2020.

• Kunjungan kerja ke Kantor Cabang Pekanbaru tanggal 21 Desember 2020.

• Kunjungan kerja ke Kantor Cabang Palembang tanggal 22-23 Desember 2020.

PENILAIAN KINERJA ORGAN PENDUKUNG DEWAN PENGAWAS

Dewan Pengawas memiliki organ pendukung dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu Sekretaris Dewan Pengawas, Komite Audit, Komite Nominasi & Remunerasi, dan Komite Manajemen Risiko & GCG. Berdasarkan pengawasan dan pengamatan yang dilakukan, Dewan Pengawas memberikan penilaian kinerja terhadap masing-masing organ pendukung.

Selama tahun 2020 baik Sekretaris Dewan Pengawas, Komite Audit, Komite Nominasi & Remunerasi dan Komite Manajemen Risiko & GCG telah melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing dengan baik.

Indonesia's RKAP for the 2020 fiscal year as well as the RPB on operational and financial performance accountability and PKBL performance for 2019 fiscal year.

In 2020, the Supervisory Board also issued the following letters:

• 74 letters of response and advice, both regarding the discussion of the Company performance, PAF appointment, to the revision of various policy instruments.

• 7 (seven) decisions of the Supervisory Board, from acting President Director to the appointment of Audit Committee members.

In carrying out its supervisory function by direct observation to the field conditions, the Supervisory Board also holds work visits and meetings with branch offices. In 2020, the Supervisory Board conducted 3 (three) work visits as follows:

• Work visit to JATSC Branch Office on October 28, 2020.

• Work visit to Pekanbaru Branch Office on December 21, 2020.

• Work visit to Palembang Branch Office on December 22-23, 2020.

PERFORMANCE ASSESSMENT OF THE SUPERVISORY BOARD SUPPORTING ORGANSThe Supervisory Board has supporting organs in carrying out its duties and responsibilities, namely the Supervisory Board Secretary, Audit Committee, Nomination & Remuneration Committee, and Risk Management & GCG Committee. Following the supervision and observations, the Supervisory Board provides performance assessment of each supporting organ.

During 2020, both the Secretary of the Supervisory Board, Audit Committee, Nomination & Remuneration Committee, and Risk Management & GCG Committee performed their respective duties, functions, and responsibilities well.






INFORMASI TENTANG PENGAWAS INDEPENDENIndependent Supervisor

Komposisi Dewan Pengawas sesuai Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012 Pasal 48 (2) yaitu Anggota Dewan Pengawas terdiri dari 1 (satu) orang Ketua yang dijabat oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara, 4 (empat) orang anggota yang terdiri dari 1 (satu) orang anggota yang menangani kenavigasian di bawah Menteri Teknis, 1 (satu) orang anggota di bawah Menteri, dan 1 (satu) orang anggota di bawah Menteri Keuangan serta 1 (satu) orang tenaga ahli di bidang penerbangan yang bertindak sebagai Pengawas Independen.

Following Government Regulation no.77 of 2012 Article 48 (2), composition of the Supervisory Board consists of 1 (one) Chair held by the Director General of Civil Aviation, 4 (four) members consisting of 1 (one) member in charge of air navigation under the Technical Minister, 1 (one) member under the Minister, and 1 (one) member under the Minister of Finance and 1 (one) expert in the aviation acting as Independent Supervisory Board.

Fasilitas Glide Path AirNav Indonesia Cabang Pontianak. Glide Path Facility of AirNav Indonesia, Pontianak Branch Office.






BOARD MANUAL: PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi mengacu kepada Pedoman Hubungan Direksi & Dewan Pengawas (Board Manual) yang telah diperbarui melalui Kesepakatan Bersama Direksi dan Dewan Pengawas tanggal 5 Maret 2019. Beberapa hal yang diatur dalam Board Manual terkait Direksi adalah sebagai berikut:

• Susunan Direksi, mencakup keanggotaan, persyaratan, pencalonan, pengangkatan, masa jabatan, pemberhentian Direksi sewaktu-waktu sebelum masa jabatan berakhir, pemberhentian sementara waktu Anggota Direksi, pengunduran diri Anggota Direksi, pengisian jabatan lowong Anggota Direksi, keadaan seluruh Anggota Direksi lowong, pengalihan tugas sementara Anggota Direksi, dan pengganti sementara Anggota Direksi .

• Program Pengenalan dan Peningkatan Kapabilitas.

• Etika Jabatan Direksi.

• Tugas, Kewajiban dan Wewenang serta Hak Direksi.

• lndependensi (Kemandirian) Direksi.

• Rapat Direksi, meliputi jenis rapat dan mekanisme pelaksanaan rapat.

• Evaluasi Kinerja Direksi.

• Organ Pendukung Direksi, meliputi Sekretaris Perusahaan, Satuan Pengawasan Intern, dan Unit yang Membidangi Penerapan GCG dan Penilaian Kinerja Perusahaan.

Direksi memiliki tanggung jawab dalam mengimplementasikan proses kegiatan usaha Perusahaan untuk mencapai visi dan misi AirNav Indonesia. Direksi mewakili Perusahaan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Board of Directors are responsible for implementing Company business process to achieve AirNav

Indonesia's vision and mission. Board of Directors represent the Company in and out of court according

to provisions of the laws.

DIREKSIBoard of Directors

BOARD MANUAL: GUIDELINES AND WORK RULES FOR THE BOARD OF DIRECTORSIn carrying out its duties and responsibilities, the Board of Directors refers to the Board Manual which had been updated through the Joint Agreement of the Board of Directors and Supervisory Board on March 5, 2019. The Board Manual regulates matters regarding the Board of Directors as follows:

• The composition of the Board of Directors, including personnel, requirements, nomination, appointment, term of office, dismissal of the Board of Directorsat any timeprior the termofofficeends, temporarydismissal of the Board of Directors members , resignation of the Board of Directors members, completing vacant positions for the Board of Directors members, condition of all vacant the Board of Directors members, temporary duties transfer of the Board of Directors members, and temporary replacement of the Board of Directors members.

• Introduction and Capabilities Improvement Program.

• Ethics of the Board of Directors.

• Duties, Obligations, Authorities, and Rights of the Board of Directors.

• Independence of the Board of Directors.

• Board of Directors meeting including the type and mechanism of meetings.

• Performance Evaluation of the Board of Directors.

• Supporting organs of the Board of Directors, including the Corporate Secretary, Internal Auditor, and the Units in charge of GCG Implementation and Company Performance Assessment.






KRITERIA DIREKSIAnggota Direksi memiliki peran penting dalam bertanggung jawab dalam mencapai maksud dan tujuan Perusahaan. Direksi harus memiliki beberapa kriteria pokok, seperti:

1. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan atau Perum dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan Keuangan Negara;

2. Memiliki keahlian khusus yang sangat diperlukan dan bermanfaat bagi AirNav Indonesia;

3. Memiliki pengalaman yang memadai di dalam industri penerbangan;

4. Memiliki kepemimpinan, integritas, jujur, etika atau perilaku yang baik, dan profesional;

5. Memiliki dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan AirNav Indonesia sesuai dengan fungsi dan peran yang diamanatkan kepadanya, serta menghargai pandangan pihak lain dan tidak kaku dalam memandang masalah;

6. Memiliki visi yang jelas tentang arah dan tujuan Perusahaan di masa yang akan datang;

7. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan AirNav Indonesia dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

8. Memiliki komitmen dalam melaksanakan tugasnya untuk menerapkan prinsip, profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,pertanggungjawaban, serta kewajaran;

9. Mampu mewakili Perusahaan di hadapan publik, Pemilik Modal, dan pemangku kepentingan lainnya.

KETENTUAN MASA JABATANBerdasarkan Board Manual yang dimiliki Perusahaan, ketentuan masa jabatan Direksi adalah sebagai berikut:

1. Direksi diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

2. Jabatan Direksi berakhir apabila:

a. Meninggal dunia.

b. Masa jabatannya berakhir.

c. Diberhentikan berdasarkan keputusan Menteri.

d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Direksi berdasarkan Anggaran Dasar AirNav Indonesia dan ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk rangkap jabatan yang dilarang.

e. Pengunduran diri.

CRITERIA OF BOARD OF DIRECTORSMembers of Board of Directors play an important role in achieving Company vision and mission. Members of Board of Directors must meet the following key criteria:

1. Able to take legal action and has never been declared insolvent; nor appointed member of Board of Directors or Supervisory Board that had been found guilty of causing a Limited Liability Company or a Utility Company to be declared insolvent; or sentenced for a crime that has caused loss of State funds;

2. Possesses special expertise that is highly necessary andbeneficialtoAirNavIndonesia;

3. Possessessufficientexperienceinaviationindustry;

4. Possesses good leadership qualities, integrity, honesty, ethics, and good, professional attitude;

5. Possesses high dedication to the advancement and development of Airnav Indonesia in line with the function and role to be mandated to them, and is able to appreciate other party’s point of view and is flexibleintheiropinions;

6. Has a clear vision on the future direction and goal of the Company;

7. Has the commitment to comply with the rules of AirNav Indonesia and the provisions of applicable laws;

8. Has the commitment to imbue the undertaking of their duties with the principles of professionalism, efficiency, transparency, independence,accountability, responsibility, and fairness;

9. Is able to represent the Company before the public, the Shareholders, and other stakeholders.

TERMS OF SERVICEBasedontheCompany'sBoardManual,thetermsofofficeof the Board of Directors are as follows:

1. The Board of Directors is appointed for a term of officeof5(five)years,andmaybereappointedfor1(one)termofoffice.

2. The position of the Board of Directors ends due to the following:

a. Passed away.

b. Thetermofofficeends.

c. Dismissed based on the Minister decision.

d. No longer meets the requirements as the Board of Directors based on AirNav Indonesia's Articles of Association and the provisions of laws including the prohibited concurrent positions.

e. Resignation.






SUSUNAN DAN KOMPOSISI DIREKSI TAHUN 2020Di tahun 2020 terdapat perubahan susunan Direksi. Berikut disampaikan kronologi perubahan susunan Direksi, dan susunan Direksi per 31 Desember 2020.

Kronologi Perubahan Direksi di Sepanjang Tahun 2020Chronology of The Board of Directors Changes in 2020

Periode 1 Januari - 21 Januari 2020

January 1 - January 21, 2020

Periode 21 Januari - 4 Mei 2020

January 21 - May 4, 2020

Periode 4 Mei - 10 Agustus 2020May 4 - August 10,

2020

Periode 10 Agustus - 31 Desember 2020

August 10 - December 31, 2020


Novie Riyanto R. Direktur Utama /President Director

Novie Riyanto R. tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama sejak 21 Januari 2020. Beliau diangkat sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Pada 20 Maret 2020, beliau diangkat untuk menjabat Ketua Dewan Pengawas Perusahaan.Novie Riyanto R. was dismissed as President Director since January 21, 2020. He was appointed as Director General of Civil Aviation at the Ministry of Transportation. On March 20, 2020, he was appointed as AirNav Indonesia Chair of the Supervisory Board.

Yurlis Hasibuan Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi / Director of Safety, Security, and Standardization

Yurlis Hasibuan tidak lagi menjabat sebagai Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi sejak 4 Mei 2020 dengan alasan telah melaksanakan 1 (satu) periode penugasan.Yurlis Hasibuan was dismissed as Director of Safety, Security, and Standardization since May 4, 2020 because he had carried out 1 (one) assignment period.

Ahmad Nurdin Aulia Direktur Teknik / Director of Engineering

-

Hendroyono Direktur Keuangan / Director of Finance

-

Rahadi Sulistyo Direktur SDM dan Umum / Director of Human Resources and General Affairs

Rahadi Sulistyo tidak lagi menjabat sebagai Direktur SDM dan Umum sejak 10 Agustus 2020 dengan alasan telah selesai masa jabatannya pada periode penugasan pertama.Rahadi Sulistyo was dismissed as Director of Human Resources and General Affairs since August 10, 2020 due to his term of office hasendedinthefirstassignmentperiod.


Mokhammad Khatim Direktur Operasi merangkap Plt. Direktur Utama/ Director of Operations and Act President Director


Mokhammad Khatim diangkat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama, hingga diangkatnya Direktur Utama yang baru. Mokhammad Khatim diangkat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama, hingga diangkatnya Direktur Utama yang baru.

Mohamad Pramintohadi Sukarno Direktur Utama/ President Director

Mohamad Pramintohadi Sukarno diangkat sebagai Direktur Utama sejak 4 Mei 2020.Mohamad Pramintohadi Sukarno diangkat sebagai Direktur Utama sejak 4 Mei 2020.

Bambang Rianto Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi / Director of Safety, Security, and Standardization

Bambang Rianto diangkat sebagai Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi sejak 4 Mei 2020.Bambang Rianto was appointed as Director of Safety, Security, and Standardization since May 4, 2020.

STRUCTURE AND COMPOSITION OF THE BOARD OF DIRECTORS IN 2020In 2020, there was a change in the composition of the Board of Directors. The following is chronology of changes in the composition of the Board of Directors, and the composition of the Board of Directors as of December 31, 2020.






Kronologi Perubahan Direksi di Sepanjang Tahun 2020Chronology of The Board of Directors Changes in 2020

Periode 1 Januari - 21 Januari 2020

January 1 - January 21, 2020

Periode 21 Januari - 4 Mei 2020

January 21 - May 4, 2020

Periode 4 Mei - 10 Agustus 2020May 4 - August 10,

2020

Periode 10 Agustus - 31 Desember 2020

August 10 - December 31, 2020


Bagus Sunjoyo Direktur SDM dan Umum / Director of Human Resources and General Affairs

Bagus Sunjoyo diangkat sebagai Direktur SDM dan Umum sejak 10 Agustus 2020.Bagus Sunjoyo was appointed as Director of Human Resources and General Affairs since August 10, 2020.


JabatanPosition

NamaName


Masa JabatanTenure



Mohamad Pramintohadi Sukarno


SOE Minister Decree No.SK-135/MBU/05/2020 dated May 4, 2020


Ke-1 1st


Mokhammad Khatim

Keputusan Menteri BUMN No. SK-136/MBU/06/2019 tanggal 13 Juni 2019

SOE Minister Decree No.SK-136/MBU/06/2019 dated June 13, 2019

13 Juni 2019 s.d 12 Juni 2024June 13, 2019 to June 12, 2024

Ke-1 1st

Direktur Keselamatan, Keamanan, dan StandardisasiDirector of Safety, Security, and Standardization

Bambang Rianto




Ke-1 1st


Ahmad Nurdin Aulia




Ke-1 1st

Direktur SDM dan UmumDirector of Human Resources and General Affairs

Bagus Sunjoyo Keputusan Menteri BUMN No. SK-267/MBU/08/2020 tanggal 10 Agustus 2020

SOE Minister Decree NoSK-267/MBU/08/2020 dated August 10, 2020

10 Agustus 2020 s.d 9 Agustus 2025 August 10, 2020 to August 9, 2025

Ke-1 1st

Direktur KeuanganDirector of Finance

Hendroyono Keputusan Menteri BUMN No. SK-141/MBU/05/2018 tanggal 25 Mei 2018



Ke-11st

Profil singkat masing-masing Direksi dapat dilihat padabagianProfilDireksi,dalambabProfilPerusahaan.

KEWAJIBAN DAN KEWENANGAN DIREKSIDireksi AirNav Indonesia memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan untuk mencapai maksud dan tujuan Perusahaan, yaitu:

1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan AirNav Indonesia sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya;

Brief profiles of each Board of Directors are availablein theProfileof theBoardofDirectors, in theCompanyProfilechapter.

BOARD OF DIRECTORS OBLIGATION AND AUTHORITYAirNav Indonesia Board of Directors mandatory obligations toward achieving Company vision and missions are:

1. Set up and guarantee AirNav Indonesia business and activities according to the company vision, mission, and line of business;






2. Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta perubahannya, dan menyampaikannya kepada Dewan Pengawas dan Menteri untuk mendapatkan pengesahan dari Menteri sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

3. Memberikan penjelasan kepada Menteri mengenai Rencana Jangka Panjang serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan;

4. Membuat risalah rapat Direksi;

5. Membuat laporan tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban Pengurusan AirNav Indonesia dan dokumen keuangan sesuai dengan UU tentang Dokumen Perum LPPNPI;

6. Menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit;

7. Menyampaikan laporan tahunan termasuk laporan keuangan kepada menteri untuk disetujui dan disahkan;

8. Memberikan penjelasan kepada menteri mengenai laporan tahunan;

9. Memelihara risalah rapat Dewan Pengawas dan risalah rapat Direksi, laporan tahunan, dokumen keuangan, dan dokumen lain;

10. Menyimpan di tempat kedudukan AirNav Indonesia, risalah rapat Dewan Pengawas dan risalah rapat Direksi, laporan tahunan, dokumen keuangan, dan dokumen lain;

11. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan berdasarkan prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan;

12. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Pengawas dan/atau menteri;

13. Menyiapkan susunan organisasi AirNav Indonesia lengkap dengan perincian dan tugasnya;

14. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta anggota Dewan Pengawas dan menteri;

15. Menyusun dan menetapkan blueprint organisasi AirNav Indonesia;

16. Menjalankan kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan PP RI No. 77 tahun 2012 dan yang ditetapkan oleh menteri berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

17. Menunjuk salah seorang anggota Direksi sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG (dalam rapat Direksi);

18. Mempertimbangkan risiko usaha dalam setiap pengambilan keputusan/tindakan;

2. Prepare in a timely fashion Long-term Plan and Company Work and Budget Plan as well as its amendment, and present them before the Supervisory Board and Minister for Ministerial approval according to applicable regulations;

3. Provide Minister with explanation on Longterm Plan and Company Work and Budget Plan;

4. Prepare minutes of Board of Directors meeting;

5. Prepare annual report as a form of AirNav Indonesia management accountability, as well as financialstatements according to Law on Perum LPPNPI Documents;

6. Prepare financial statements based on FinancialAccounting Standards and submit them to Public Accountant for audit;

7. SubmittheannualreportandfinancialstatementstoMinister for approval and legitimation;

8. Provide explanation to Minister on the annual report;

9. Maintain minutes of Supervisory Board and Board of Directors meeting, annual report, financialdocuments, and other documents;

10. Store in AirNav Indonesia domicile minutes of Supervisory Board and Board of Directors meetings, annual report, financial documents, and otherdocuments;

11. Prepare an accounting system according to Financial Accounting Standards and on the basis of internal control, especially the functions of administration, recording, archiving, and monitoring;

12. Provide periodic report in suitable manner and time according to applicable laws, as well as other reports as required by Supervisory Board and/or Minister;

13. Prepare AirNav Indonesia organization structure complete with details and job description;

14. Prepare explanation on all matters that the Board of Supervisor and Minister inquire and require;

15. Prepare and establish AirNav Indonesia organizational blueprint;

16. Perform other obligations according to the provisions of Government Regulation No.77 of 2012 and Ministerial decisions based on rules and regulations;

17. Appoint a member of the Board of Directors as person in charge of implementation and monitoring of GCG (in Board of Directors meeting);

18. Consider business risk in every decision making and action;






19. Membangun dan melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG;

20. Menetapkan suatu sistem pengendalian intern yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset Perusahaan;

21. Menyusun ketentuan yang mengatur mekanisme pelaporan atas dugaan penyimpangan pada Perusahaan;

22. Menetapkan tata kelola teknologi informasi yang efektif;

23. Memberi izin kepada Pemilik modal untuk memeriksa seluruh daftar, risalah, dan dokumen keuangan Perusahaan dan dokumen lainnya.

Selain itu, Direksi juga mempunyai kewenangan dalam melaksanakan tugasnya seperti:

1. Menetapkan kebijakan Pengurusan AirNav Indonesia;

2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau beberapa anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili AirNav Indonesia di dalam dan di luar pengadilan;

3. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang pekerja AirNav Indonesia baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili AirNav di dalam dan di luar pengadilan;

4. Mengatur ketentuan tentang ketenagakerjaan AirNav Indonesia termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua, dan penghasilan lain bagi pekerja AirNav Indonesia berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, dengan ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua, dan penghasilan lain bagi pekerja yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-undangan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri;

5. Mengangkat dan memberhentikan pekerja berdasarkan peraturan ketenagakerjaan AirNav Indonesia dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

6. Mengangkat dan memberhentikan sekretaris AirNav Indonesia;

7. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai Pengurusan dan pemilikan kekayaan AirNav Indonesia, mengikat Perusahaan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perusahaan, serta mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan, PP RI No. 77 tahun 2012, dan/atau Peraturan Menteri yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

19. Develop and conduct integrated corporate risk management program as part of GCG implementation;

20. Prepare effective internal control system to secure Company investment and assets;

21. Prepare rules on reporting mechanism for allegation of deviation within the Company;

22. Establish effective governance of information technology;

23. Allow the Shareholders to examine all lists, summaries,Companyfinancialdocumentsaswell asother documents.

In addition, Board of Directors have the following authorities in executing their tasks:

1. Establish the policy on AirNav Indonesia Management;

2. Regulate transfer of Board of Directors authority to one or several board member(s) that shall allow them to make a decision on behalf of the Board of Directors or to represent AirNav Indonesia in or out of a court of law;

3. Regulate the transfer of Board of Directors authority to one or several AirNav Indonesia employee(s) either separately or together, or to an individual person, to represent AirNav Indonesia in and out of a court of law;

4. Establish provisions on AirNav Indonesia personnel including pay grade, retirement or old age pension, and other income for AirNav Indonesia employee based on rules and regulations, with the condition that any salary, retirement or old age pension, as well as other income for the employees that exceed the mandatory amount specified in the rules andregulationsshallfirstbeapprovedbytheMinister;

5. Promote and discharge employees according to AirNav Indonesia personnel regulations and provisions of the laws;

6. Appoint and discharge AirNav Indonesia Secretary;

7. Take any action or deed regarding the Management and ownership of AirNav Indonesia assets, bind the Company to other party and other party to the Company, and represent the Company in and out of a court of law on all matters and all incidents, with limitations as governed by the provisions of the laws, Government Regulation No. 77 of 2012, and/or Ministerial Decision that is passed according to the provisions of the law






PEMBAGIAN LINGKUP TUGAS ANTAR DIREKSITugas dan wewenang masing-masing Direksi telah diatur dalam Board Manual yang dimiliki Perusahaan, sebagai berikut.

DIREKTUR UTAMAMohamad Pramintohadi SukarnoDirektur Utama AirNav Indonesia memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Berperan dalam menjalankan tugas pokok perusahaan sesuai dengan peraturan Perusahaan dan melakukan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh rapat Pemilik Modal.

2. Melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan Direksi yang dilakukan oleh para Direktur dan mengendalikan pelaksanaan tugas pengawasan intern, kesekretariatan perusahaan, serta pengadaan barang dan jasa.

DIREKTUR OPERASIMokhammad KhatimDirektur Operasi AirNav Indonesia memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan fungsi pengelolaan kegiatan operasi pelayanan navigasi penerbangan secara terpusat yaitu:

1. Melakukan perumusan dan penyusunan program layanan navigasi penerbangan yang meliputi Pengendalian Lalu Lintas Penerbangan (ATC Services), Komunikasi Penerbangan dan Informasi Aeronautika (Aeronautical Communication and Aeronautices), Pengelolaan Manajemen Arus Lalu Lintas Penerbangan dan Sistem Layanan Lalu Lintas Penerbangan (Air Traffic Flow Management and Air Traffic Services System), Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan (Aeronautical Meteorological Services/MET), Pelayanan Informasi Pencarian dan Pertolongan (Search and Rescue/SAR);

2. Melaksanakan dan melakukan pengendalian program pelayanan navigasi penerbangan serta pelaporan penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan pada setiap unit yang memberikan pelayanan navigasi penerbangan;

3. Mencatat dan melaporkan analisis dan evaluasi data serta perencanaan pelayanan navigasi penerbangan menujupelayananyangefektifdanefisien;

4. Melakukan perencanaan kebutuhan, kedinasan (roostering), pengembangan dan pembentukan karakter personel pelayanan navigasi penerbangan (Air Traffic Control/ATC, Flight Service Officer/FSO, dan Aeronautical Information Services/AIS).

DUTIES ALLOCATION AMONG THE BOARD OF DIRECTORSThe Board Manual regulates duties and authorities of each Board of Directors as follows:

PRESIDENT DIRECTORMohamad Pramintohadi SukarnoAirNav Indonesia President Director is tasked with and responsible for:

1. Conducting the main function of the corporation according to the Company regulations and performing other task according to the policies set forth by the Shareholders Meeting.

2. Coordinating the implementation of Board of Directors policies by each of the Directors and controlling the implementation of internal monitoring, corporate secretariat, and procurement of goods and services.

DIRECTOR OF OPERATIONSMokhammad KhatimAirNav Indonesia Director of Operations is responsible for managing the operation of air navigation service in a centralized fashion by:

1. Drafting and designing air navigation service program whichencompassesAirTrafficControl(ATCservices),Aeronautical Communication and Aeronautical Information Services, Air Traffic Flow Managementand Air Traffic Services System, AeronauticalMeteorological Services (MET), Search and Rescue (SAR);

2. Conducting and controlling air navigation service program and reporting the operation of air navigation service to every unit that provides air navigation service;

3. Data recording and reporting, analysis and evaluation, as well as planning of air navigation service toward a moreeffectiveandefficientservice;

4. Planning of supplies, work rotation (rostering), character building and development of air navigation service personnel (Air Traffic Controller/ATC, FlightService Officer/FSO, and Aeronautical InformationServices/AIS).






DIREKTUR TEKNIKAhmad Nurdin AuliaDirektur Teknik AirNav Indonesia memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan fungsi pengelolaan teknis fasilitas pelayanan navigasi penerbangan dan penunjangnya, yaitu:

1. Perencanaan, pengembangan dan pembangunan fasilitas navigasi penerbangan dan penunjang;

2. Pembuatan desain dan rekayasa fasilitas navigasi penerbangan dan penunjang;

3. Perencanaan pengadaan, pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas navigasi penerbangan dan penunjang untuk kesiapan pelayanan navigasi penerbangan;

4. Pencatatan, pelaporan, analisa dan evaluasi data fasilitas navigasi penerbangan dan penunjang;

5. Penyediaan logistik dan suku cadang secara efisiendan efektif serta pengendalian personel teknik.

DIREKTUR SUMBER DAYA MANUSIA DAN UMUMBagus SunjoyoDirektur Sumber Daya Manusia dan Umum AirNav Indonesia bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi kegiatan pengembangan sumber daya manusia dan umum secara terpusat yang meliputi:

1. Pengembangan organisasi yang efektif dan pengembangan personel melalui asesmen, penilaian kinerja, pengembangan kompetensi, pendidikan, pelatihan serta penyelenggaraan sertifikasi dan pola karir;

2. Perencanaan personel mencakup analisis beban kerja dan penentuan formasi personel;

3. Pembinaan, pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan manajemen personalia secara terintegrasi yang mencakup pengadaan karyawan, administrasi pengelolaan personalia (pengangkatan, penempatan, mutasi dan pemberhentian), remunerasi (penggajian, pensiun/jaminan hari tua, program jaminan kesehatan karyawan dan kesejahteraan lainnya);

4. Pengelolaan hubungan industrial dan penyusunan peraturan perusahaan di bidang personalia;

5. Pengelolaan administrasi umum, penatausahaan surat-menyurat dan kearsipan, fasilitas perkantoran dan karyawan, merawat bangunan perkantoran beserta kebersihan dan keindahan kantor, perjalanan dinas dan kerumahtanggaan.

DIREKTUR KEUANGANHendroyonoDirektur Keuangan AirNav Indonesia bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsi pengelolaan kegiatan Keuangan secara terpusat yang meliputi:

DIRECTOR OF ENGINEERINGAhmad Nurdin AuliaAirNav Indonesia Director of Engineering is responsible for managing technical facilities for air navigation and supporting services, by:

1. Planning, developing, and constructing air navigation service facilities and supporting facilities;

2. Designing and engineering air navigation facilities and supporting facilities;

3. Planning the procurement, maintenance, and operation of air navigation facilities and supporting facilities for air navigation service readiness;

4. Recording, reporting, analyzing, and evaluating data from air navigation and supporting facilities;

5. Ensuringefficientandeffectivesupplyoflogisticsandspare parts and managing technical personnel.

DIRECTOR OF HUMAN RESOURCES AND GENERAL AFFAIRSBagus SunjoyoAirNav Indonesia Director of Human Resources and General Affairs is responsible for human resource development programs and management of centralized general affairs, including:

1. Development of an effective organization and personnel development through assessment, performance appraisal, competence building, education,training,certification,andcareerpath;

2. Personnel planning, including work load analysis and deciding on personnel formation;

3. Monitoring, controlling and performing integrated personnel management, encompassing recruitment, administration of personnel management (promotion, placement, transfer and discharge), remuneration (payroll, retirement or old age pension, health insurance,andotherbenefits);

4. Management of industrial relations and drafting of corporate rules on personnel affairs;

5. Management of general administration; correspondence and archiving; office and employeefacilities; maintenance of office building; buildingsanitation and interior; business travels and household.

DIRECTOR OF FINANCEHendroyonoAirNav Indonesia Director of Finance is responsible for conductingcentralizedmanagementoffinancesby:






1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP);

2. Perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi otoritas anggaran eksploitasi dan investasi Perusahaan;

3. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendapatan dan pembiayaan Perusahaan;

4. Perencanaan, pengendalian, pencatatan dan evaluasi aset;

5. Penyusunan laporan keuangan Perusahaan.

DIREKTUR KESELAMATAN, KEAMANAN, DAN STANDARDISASIBambang RiantoKebijakan keselamatan dan keamanan penerbangan merupakan tanggung jawab dari Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi. Kebijakan ini terdiri dari perumusan sistem dan Standard Operating Procedure (SOP), spesifikasi teknik di bidang keselamatan, kesehatan danlingkungan kerja melalui penentuan standar keselamatan, standar keamanan objek vital, monitoring, pengawasan, inspeksi, audit, evaluasi, dan peningkatan standar mutu keselamatan dan keamanan pelayanan navigasi penerbangan yang berkelanjutan, serta bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program kegiatan keamanan objek vital operasional termasuk perkantoran. Tanggung jawab Direksi Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi yang lain meliputi:

1. Menyiapkan kebijakan berkala korporat di bidang keselamatan, keamanan, standardisasi, kesehatan dan lingkungan kerja dilayanan navigasi penerbangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menjamin tercapainya kinerja pemenuhan persyaratan sertifikasi (mandatory certification level), tindak lanjut program aksi korektif sampai tolok ukur keselamatan yang dapat diterima (acceptable level of safety performance),efektivitasdanefisiensikegiatankeselamatan, keamanan, dan standardisasi jasa layanan navigasi penerbangan yang optimal;

2. Mengkoordinasi, mengoperasikan dan melakukan pengawasan kegiatan keselamatan, keamanan, standadisasi, kesehatan dan lingkungan kerja bidang layanan navigasi penerbangan pada seluruh unit kerja perusahaan;

3. Melaksanakan program kegiatan standardisasi dan manual sistem navigasi udara, manajemen desain prosedur penerbangan dan sertifikasi layanannavigasi penerbangan;

4. Melaksanakan program kegiatan komunikasi dan kepatuhan keselamatan, kegiatan asesmen dan analisis risiko keselamatan, investigasi dan audit keselamatan serta informasi dan kepatuhan keselamatan;

5. Melaksanakan program kegiatan kesehatan kerja, lingkungan kerja dan pengamanan objek vital operasional termasuk perkantoran;

1. Drafting Corporate Work and Budget Plan (RKAP);

2. Planning, executing, and evaluating the authorization of company budget for exploitation and investment;

3. Planning, executing and evaluating Company revenuesandfinancing;

4. Assets planning, control, recording and evaluation;

5. PreparingCompanyfinancialstatements.

DIRECTOR OF SAFETY, SECURITY AND STANDARDIZATIONBambang RiantoPolicies on flight safety and safety fall under theresponsibility of Director of Safety, Security and Standardization. The policies contain drafts of systems and Standard Operating Procedure (SOP); technical specifications on safety, health, and work environmentthat are determined based on safety standards; vital object security standards; monitoring, oversight, inspection, audit, evaluation and improvement of safety and security qualities of sustainable air navigation service; responsibility over implementation of security programs forobjectsvitaltoCompanyoperations,includingoffices.Director of Safety, Security and Standardization is also responsible for:

1. Preparing periodic corporate policy on air navigation service safety, security, standardization, health and work environment according to applicable regulations to achieve mandatory certification level as well aseffectiveness and efficiency in security, safety, andstandardization activities for optimum air navigation services;

2. Coordinating, operating, and monitoring activities related to air navigation service security, safety, standardization, health and work environment at all company work unit;

3. Conducting standardization program and preparing air navigation system manual, and managing design of flight procedure and air navigation servicecertification;

4. Conducting communication activities and safety compliance program, risk assessment and analysis, safety investigation and audit, as well as safety information and compliance;

5. Conducting programs on occupational health, work environment, and security of operational vital objects includingofficecomplex;






6. Menyiapkan laporan berkala dan laporan khusus hasil kegiatan keselamatan, keamanan, dan standardisasi layanan navigasi penerbangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

7. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan keselamatan, keamanan dan standardisasi layanan navigasi penerbangan.

PROGRAM PENGENALAN PERUSAHAAN KEPADA DIREKSI YANG DIANGKAT PERTAMA KALIBoard Manual yang dimiliki Perusahaan mengatur ketentuan program pengenalan Perusahaan kepada Direksi yang diangkat pertama kalinya. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan tersebut berada pada Sekretaris Perusahaan atau siapapun yang menjalankan fungsi sebagai Sekretaris Perusahaan.

Program pengenalan yang diberikan kepada Direksi yang diangkat pertama kalinya, antara lain akan meliputi hal-hal sebagai berikut:

• Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di lingkup AirNav Indonesia.

• Gambaran mengenai AirNav Indonesia berkaitan dengan sejarah, tujuan, tata nilai, lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek dan jangka panjang, risiko dan masalah-masalah strategis lainnya.

• Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal.

• Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Pengawas serta hal-hal yang tidak diperbolehkan.

Program pengenalan yang diberikan dapat berupa presentasi, pertemuan, kunjungan ke fasilitas AirNav Indonesia, dan/atau program lainnya. Program pengenalan ini dilaksanakan selambat-lambatnya 90 hari kalender setelah Menteri memutuskan pengangkatan Anggota Direksi yang baru.

Di tahun 2020 terdapat 3 (tiga) Direksi yang baru diangkat, yaitu Direktur Utama Mohamad Pramintohadi Sukarno, Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi Bambang Rianto, dan Direktur SDM dan Umum Bagus Sunjoyo. Kegiatan pengenalan Perusahaan kepada kedua Direksi baru ini dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2020 secara daring.

PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSIAgar Direksi dapat selalu memahami perkembangan hal-hal terkait perkembangan Perusahaan, Direksi mengikuti program pengembangan kompetensi berupa seminar,

6. Preparing periodic and special report on outcome of programs related to safety, security and standardization of air navigation services according to applicable regulations;

7. Evaluating safety, security and standardization of air navigation services.

COMPANY INTRODUCTION PROGRAM TO THE FIRST TIME APPOINTED BOARD OF DIRECTORS MEMBERSThe Company's Board Manual regulates the provisions of introductionprogramtothefirsttimeappointedBoardofDirectors members. The Corporate Secretary or anyone who performs the function as the Corporate Secretary is in charge of the introduction program.

The introduction program for the first time appointedBoard of Directors members includes the following:

• Implementation of GCG principles within AirNav Indonesia.

• Overview of AirNav Indonesia related to its history, objectives, values, scope of activities, financial andoperating performance, strategy, short-term and long-term business plans, risks, as well as other strategic issues.

• Information related to delegated authorities, internal and external audits, internal control systems and policies, as well as the duties and roles of Audit Committee and other Committees.

• Information regarding the duties and responsibilities of the Supervisory Board and the Board of Directors as well as the prohibited matters.

The introduction program can be in the form of gradual presentations, meetings, visits to AirNav Indonesia facilities, document reviews, and/or other programs.This introduction program is no later than 90 calendar days after the Minister decides on the appointment of new Board of Directors members.

In 2020, there were 3 (three) newly appointed Board of Directors Members, namely President Director Mohamad Pramintohadi Sukarno, Director of Safety, Security, and Standardization Bambang Rianto, as well as Director of Human Resources and General Bagus Sunjoyo. The Company Introduction to the two new Directors was held online on October 22, 2020.

COMPETENCE DEVELOPMENT PROGRAMTo always understand the development of matters related to the Company development, the Board of Directors participates in competence development programs in






workshop, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi.

Tentang kegiatan program pengembangan kompetensi yang diikuti Direksi di sepanjang tahun 2020 dapat dilihat padababProfilPerusahaandalamlaporantahunanini.

PENILAIAN KINERJA ORGAN PENDUKUNG DIREKSI

Sesuai Board Manual, Direksi memiliki beberapa organ pendukung untuk dapat memperkuat pengelolaan Perusahaan, yaitu Sekretaris Perusahaan, Satuan Pengawasan Intern (SPI), dan Unit yang membidangi penerapan GCG dan penilaian kinerja Perusahaan yang terdiri dari Biro Hukum, Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG, serta Pengadaan. Penilaian kinerja masing-masing organ pendukung adalah sebagai berikut:

Sekretaris PerusahaanSekretaris Perusahaan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemangku kepentingan terkait kondisi AirNav Indonesia; memastikan bahwa AirNav Indonesia mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan informasi sejalan dengan prinsip-prinisp GCG; memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Pengawas secara berkala; dan sebagai sebagai penghubung (liason officer).

Indikator Penilaian Kinerja Sekretaris Perusahaan mencakup pelaksanaan sinergi BUMN, pemenuhan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN, dan penyaluran PKBL. Realisasi KPI Sekretaris Perusahaan tahun 2020 mencapai skor 87,88.

Satuan Pengawasan Intern (SPI)Satuan Pengawasan Intern (SPI) bertanggung jawab untuk melakukan Pengawasan Intern terhadap kegiatan manajemen pada semua satuan organisasi yang mencakup kegiatan Assurance dan Audit; memberikan sarana konsultansi dan saran perbaikan untuk memberikan nilai dan mendorong peningkatan Governance, Risk dan Control pada Perusahaan serta memastikan bahwa seluruh risiko telah dikendalikan dan dikelola secara memadai; sebagai counterpart untuk eksternal auditor dan berkoordinasi dengan Komite Audit.

Indikator Penilaian Kinerja SPI mencakup Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) dan jumlah Temuan yang dikonfirmasi. Realisasi KPI Satuan Pengawas InternPerusahaan tahun 2020 mencapai skor 69,00.

the seminars, workshops, or other activities to increase knowledge and competence.

The competence development program activity participated by the Board of Directorsduring 2020 is available in the Company Profile chapter in this annualreport.

PERFORMANCE ASSESSMENT OF THE BOARD OF DIRECTORS SUPPORTING ORGANSFollowing the Board Manual, the Board of Directors has several supporting organs to strengthen the Company management, namely the Corporate Secretary, Internal Auditor (SPI), and the Units in charge of GCG implementation and Company performance assessment consisting of the Legal Bureau, Bureau of Corporate Performance, Risk Management, and GCG, as well as Procurement Bureau. The performance assessment of each supporting organ is as follows:

Corporate SecretaryThe Corporate Secretary is responsible for providing services to the public for any information needed by the stakeholders regarding the condition of AirNav Indonesia; ensuring that AirNav Indonesia complies with regulations regarding information disclosure requirements in line with GCG principles; providing information needed by the Board of Directors and the Supervisory Board on a regular basis; and as a liaison officer.

Performance Assessment Indicators for the Corporate Secretary include the implementation of SOE synergy, fulfillment of the SOE's Foster Partner and CommunityDevelopment Program (PKBL), and distribution of PKBL. KPI realization of the Corporate Secretary in 2020 reached a score of 87.88.

Internal Auditor (SPI)The Internal Auditor (SPI) is responsible for Internal Monitoring of management activities in all organizational units including Assurance and Audit activities; providing consultancy facilities and suggestions for improvement to provide values and encourage the improvement of Governance, Risk, and Control in the Company, as well as ensuring that all risks have been adequately controlled and managed; as a counterpart for the external auditor and coordinate with the Audit Committee.

Performance Assessment Indicators for Internal Auditor (SPI) include the Annual Audit Work Program (PKPT) andthenumberofconfirmedfindings.KPI realizationofInternal Audit (SPI) in 2020 reached a score of 69.00.






Biro HukumBiro Hukum bertanggung jawab dalam memberikan pertimbangan hukum, analisa dan evaluasi atas produk hukum baik yang bersifat internal maupun eksternal; memberikan bantuan hukum baik secara litigasi maupun non litigasi kepada Perusahaan, Direksi maupun karyawan yang mengalami permasalahan hukum yang berkaitan dengan pekerjaanya; memberikan sosialisasi/penyuluhan kepada karyawan terhadap hukum/perundang-undangan yang berlaku di Pemerintah yang berkaitan dengan Perusahaan; melakukan sinkronisasi atas aturan yang berlaku di Pemerintah dengan produk hukum perusahaan; sebagai penghubung (liaison officer) dengan pihak eksternal perusahaan terkait dengan bidang usaha dan tugas.

Indikator Penilaian Kinerja Biro Hukum mencakup penyelesaian produk dan permasalahan hukum, serta sinkronisasi aturan Pemerintah dengan produk hukum Perusahaan. Realisasi Biro Hukum Perusahaan tahun 2020 mencapai skor 103,60.

Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCGBiro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG bertanggung jawab untuk menyelesaikan Laporan Manajemen Perusahaan secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan yang diatur dalam Board Manual; melakukan pengukuran kinerja korporasi; melakukan analisa risiko korporat dalam setiap kegiatan lini usaha dan melakukan kegiatan mitigasi atas setiap risiko secara memadai; melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan GCG serta melakukan kegiatan pembinaan atas implementasi GCG.

Indikator Penilaian Kinerja Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG mencakup pemenuhan nilai GCG, pemenuhan nilai KPKU, dan pemenuhan Laporan BUMN melalui Portal BUMN. Realisasi KPI Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG tahun 2020 mencapai skor 107,33.

Biro PengadaanBiro Pengadaan bertanggung jawab dalam menyusun program perencanaan dan pengendalian Barang dan Jasa; menyusun program penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS); menyusun program monitoring dan evaluasi proses pengadaan barang dan jasa; serta menyusun program laporan proses dan hasil pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kepada Direksi atau pejabat yang berwenang.

Indikator Penilaian Kinerja Biro Pengadaan mencakup realisasi Kontrak dan realisasi Fisik. Realisasi KPI Biro Pengadaan Perusahaan tahun 2020 mencapai skor 99,36.

Legal BureauThe Legal Bureau is responsible for providing legal considerations, analysis and evaluation of legal products, both internal and external; providing legal assistance both litigation and non-litigation to the Company, the Board of Directors, and employees invlolved in legal problems related to their work; providing the socialization/counseling to employees regarding the applicable laws/regulations in the Government related to the Company; synchronizing the applicable regulations in the Government with the Company's legal products; as a liaisonofficerwithexternalparties related to the lineofbusiness and duties.

Performance Assessment Indicators for the Legal Bureau include the resolution of legal products and issues, as well as synchronization of Government regulations with the Company's legal products. KPI realization of the Legal Bureau in 2020 reached a score of 103.60.

Bureau of Corporate Performance, Risk Management, and GCGBureau of Corporate Performance, Risk Management, and GCG is responsible for completing the Company Management Report in an accurate and timely manner as stipulated in the Board Manual; measuring corporate performance; conducting corporate risk analysis in each line of business activity and sufficiently mitigatingactivities for each risk; supervising GCG implementation, as well as coaching activities on GCG implementation.

Performance Assessment Indicators for the Bureau of Corporate Performance, Risk Management, and GCG include compliance with GCG values, fulfillment ofKPKU values, and fulfillment of SOE Reports throughthe SOE Portal. KPI realization of Bureau of Corporate Performance, Risk Management, and GCG in 2020 reached a score of 107.33.

Procurement BureauThe Procurement Bureau is responsible for preparing the planning and control program for goods and services; developing self-estimating price determination program (HPS); designing the monitoring and evaluation program for the procurement of goods and services; and drafting program report on the process and results of the procurement of goods and services to the Board of Directorsorauthorizedofficials.

Performance Assessment Indicators for Procurement Bureau include Contract realization and Physical realization. KPI realization of the Procurement Bureau in 2020 reached a score of 99.36.






TRANSPARANSI INFORMASI TERKAIT DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSITransparency of Information Regarding the Supervisory Board and the Board of Directors

KEBERAGAMAN KOMPOSISI DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSIDiversity In The Composition of Supervisory Board and Board of Directors

KEBIJAKAN TERTULIS TENTANG KEBERAGAMAN KOMPOSISI DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSI

Hingga akhir tahun 2020 Perusahaan belum memiliki kebijakan tertulis yang mengatur secara spesifik tentang keberagaman latar belakang Dewan Pengawas dan Direksi. Sebagai Perum/BUMN yang ditugaskan untuk mengelola layanan navigasi penerbangan Indonesia, penunjukan Dewan Pengawas dan Direksi menjadi bagian dari representasi manajemen pengelolaan navigasi penerbangan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

KEBERAGAMAN KOMPOSISI DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSI TAHUN 2020

Berikut disampaikan keberagaman latar belakang Dewan Pengawas dan Direksi yang memungkinkan pengambilan keputusan di lingkup Perusahaan berdasarkan berbagai sudut pandang.

NamaName

WarganegaraNationality

Kualifikasi AkademikAcademic

Qualification

Pengalaman ProfesionalProfessional Experience

KeahlianSkill

UsiaAge

Gender

DEWAN PENGAWAS / THE SUPERVISORY BOARD

Novie Riyanto R.

Ketua Dewan Pengawas

Chair of Supervisory Board

Indonesia Magister (S2) Teknik Aeronautika

Master’s degree in Aeronautical

Engineering

Berkarir di lingkungan Kementerian Perhubungan, saat ini menjabat Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Having career within the Ministry of Transportation, currently serving as Director General of Civil Aviation

Aeronautical Exploitation

54 Laki-laki

Male

Elfi Amir

Anggota Dewan Pengawas

Member of Supervisory Board

Indonesia Magister (S2) Manajemen

Master’s degree in Management

Berkarir di lingkungan Kementerian Perhubungan, saat ini menjabat Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Denpasar

Ministry of Transportation, currently serving as Head of Airport Authority in Denpasar Region IV

Ahli Lalu Lintas Udara

AirTrafficExpert

59 Laki-laki

Male

WRITTEN POLICY ON DIVERSITY IN THE COMPOSITION OF THE SUPERVISORY BOARD AND THE BOARD OF DIRECTORSAs of the end of 2020, the Company has no written policy that specifically regulates the backgrounds diversity of the Supervisory Board and the Board of Directors. As Perum/SOE assigned to manage Indonesian air navigation services, the appointment of the Supervisory Board and Board of Directors is part of the management representation of air navigation management by Indonesian Government

DIVERSITY IN THE COMPOSITION OF THE SUPERVISORY BOARD AND THE BOARD OF DIRECTORS IN 2020The following is description of backgrounds diversity of the Supervisory Board and the Board of Directors that enables decision-making within the Company based on various points of view:






NamaName

WarganegaraNationality

Kualifikasi AkademikAcademic

Qualification

Pengalaman ProfesionalProfessional Experience

KeahlianSkill

UsiaAge

Gender

Tri Wahyuningsih Retno Mulyani Anggota Dewan Pengawas

Member of the Supervisory Board

Indonesia Pascasarjana (S2) Ilmu Hukum

Master’s degree in Law

Berkarir di lingkungan Kementerian Keuangan, saat ini menjabat Direktur Hukum dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Having career within the Ministry of Finance, currently serving as Director of Law and Public Relations of the Directorate General of State Assets

Hukum & GCG

Legal and GCG

55 Perempuan

Female

Daryatmo



Indonesia Pendidikan Militer Angkatan Udara

Air Force Military Education

Berkarir pada TNI Angkatan Udara

Having career in Indonesian Air Force

Sumber Daya Manusia

Human Resources

65 Laki-laki

Male





Berkarir di lingkungan Kementerian BUMN, saat ini menjabat Plt. Asisten Deputi Bidang Asuransi dan Jasa Lainnya

Having career in the Ministry of SOE, currently serving as Acting Assistant Deputy for Insurance and Other Services

Akuntansi/Manajemen Operasi

Accounting/Operations Management

35 Laki-laki

Male

DIREKSI/ THE BOARD OF DIRECTORS


Direktur Utama

President Director

Indonesia Magister (S2) Transportasi

Master’s degree in Transportation

Berkarir di lingkungan Kementerian Perhubungan

Having career within the Ministry of Transportation

Management of Air transportation, Airport construction and management

57 Laki-laki

Male

Mokhammad Khatim

Direktur Operasi

Director of Operations

Indonesia Magister (S2) Manajemen SDM/ Master’s degree in HR Management

Berkarir di PT Angkasa Pura I

Having career at PT Angkasa Pura I

Sumber Daya Manusia/Manajemen Operasi/ Human Resources/Operations Management

54 Laki-laki

Male

Ahmad Nurdin Aulia

Direktur Teknik

Director of Engineering

Indonesia Magister (S2) Teknik Informatika Master’s degree in Technical Information



Aeronautical telecommunication engineer expert

56 Laki-laki

Male

Hendroyono Direktur Keuangan

Director of Finance

Indonesia Pascasarjana (S2) Akuntansi

Master’s degree in Accounting

Berkarir di PT Pertamina (Persero) dan PT Asuransi Jiwasraya

Having career at PT Pertamina (Persero) and PT Asuransi Jiwasraya

Akuntansi

Accounting

61 Laki-laki

Male

Bambang Rianto

Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi

Director of Safety, Security and Standardization



Berkarir di Perusahaan sejak berdirinya Perusahaan. Sebelumnya berkarir di PT Angkasa Pura I

Having career in the Company since the establishment of the Company and at PT Angkasa Pura I previously

Manajemen Operasi

Operation Management

58 Laki-laki

Male

Bagus Sunjoyo Direktur SDM dan Umum

Direktur SDM dan Umum





Sumber Daya Manusia

Human Resources

58 Laki-laki

Male






ASSESSMENT DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSIAssessment of Supervisory Board and The Board of Directors

Sebagai organ utama dalam Perusahaan, Dewan Pengawas dan Direksi memiliki peran sentral dalam gerak pertumbuhan Perusahaan. Assessment atas kedua organ ini menjadi sebuah keharusan, terutama karena Perusahaan merupakan BUMN yang diarahkan untuk menerapkan prinsip GCG pada standar BUMN sekaligus penilaian terhadap penerapan tersebut. Perusahaan memiliki metode penilaian atau assessment penerapan GCG, termasuk penilaian atas aspek Dewan Pengawas dan Direksi, dengan menggunakan Surat Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN.

Tentang hasil assessment penerapan GCG untuk aspek Dewan Komisaris dan Direksi tahun 2019 dan 2020 dan tindak lanjut yang dilakukan oleh Perusahaan atas rekomendasi assessment dapat dilihat pada bagian “Hasil Tata Kelola: Penilaian, Evaluasi, Pemantauan, dan Peningkatan Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik” di bagian awal bab ini.

PENILAIAN KINERJA DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSISupervisory Board and Board of Directors Performance Appraisal

Secara berkala, kinerja manajemen diukur dengan menggunakan Key Performance Indicator (KPI) yang tercantum dalam Kontrak Manajemen dan Tingkat Kesehatan Perusahaan BUMN.

PENILAIAN KINERJA DEWAN PENGAWASMenteri BUMN selaku kuasa Pemilik Modal telah menyetujui dan mengesahkan Kontrak Kinerja Dewan Pengawas yang memuat target kinerja kolegial, berdasarkan Persetujuan Revisi RKAP tahun 2020 No. S-1156/MBU/12/2020 tanggal 15 Desember 2020 tentang Kontrak Manajemen dan Kontrak Manajemen Tahunan Direksi BUMN. Pertanggungjawaban pencapaian kontrak kinerja Dewan Pengawas akan disampaikan bersamaan dengan dokumen laporan tahunan ini dalam forum RPB Tahunan tahun buku 2020.

Penilaian kinerja Dewan Pengawas tidak dilakukan secara individual mengingat masing-masing anggota Dewan Pengawas diangkat dari calon yang dipersyaratkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 77 Tahun 2012 tanggal 13 September 2012 tentang Perusahaan Umum (PERUM) dan memiliki kapabilitas yang memadai.

As the main organs in the Company, the Supervisory Board and the Board of Directors hold central role in growth movement of the Company. Since the Company is a SOE directed to apply GCG principles to SOE standards, assessment of these two organs is necessary. The Company has assessment method or assessment of GCG implementation, including assessment of the aspects of the Supervisory Board and the Board of Directors, using the Letter of the Secretary of SOE Ministry No.SK-16/S.MBU/2012 dated June 6, 2012 concerning Indicators/Parameters of Assessment and Evaluation of GCG Implementation in SOE.

Assessment results of GCG implementation for the aspects of the Supervisory Board and the Board of Directors in 2019 and 2020 as well as the follow-up actions by the Company on the assessment recommendations are available in “GCG Results: Assessment, Evaluation, Monitoring, and Improving the Implementation of Good CorporateGovernance”inthefirstpartofthischapter.

Management performance is periodically measured using Key Performance Indicators (KPI) as stated in the Management Contract and SOE Corporate Health Index.

SUPERVISORY BOARD PERFORMANCE ASSESSMENTThe Minister of SOE as the authorized Shareholders approved and ratified the Performance Contract of theSupervisory Board which contains collegial performance targets, based on the Revised 2020 RKAP Approval No.S-1156/MBU/12/2020 dated December 15, 2020 regarding Management Contracts and Annual Management Contracts for SOE Directors. The accountability for the achievement of the Supervisory Board performance contract will be submitted together with this annual report document in the 2020 Annual RPB forum.

Performance assessment of the Supervisory Board is not by individually considering that each member of the Supervisory Board is appointed from the candidates as required by Government Regulation of the Republic of Indonesia No. 77 of 2012 dated September 13, 2012 concerning Public Company (PERUM) and has adequate capability.






Capaian Key Performance Indicator (KPI) Dewan Pengawas Tahun 2020Key Performance Indicators (KPI) Achievement of the Supervisory Board in 2020

No IndikatorIndicator

PeriodePeriod

BobotWeight

Output Target CapaianAchievement

ProsentasePercentage

A. Aspek Pengawasan & PengarahanOversight and Directing Aspects

60% - - - 59,65%

1. Memberikan tanggapan/rekomendasi kepada pemegang saham. Providing response/recommendation to the shareholders

- 10% - - - -

a. RKAPTahunanAnnual

-SuratLetter

1 1 3,33%

b. Laporan Tahunan Annual Report

TahunanAnnual

-SuratLetter

1 1 3,33%

c. Laporan Triwulan Quarterly Report

TriwulananQuarterly

-SuratLetter

4 4 3,33%

2. Memberikan nasihat/saran/masukan kepada Direksi sesuai tugas dan fungsi Dewan PengawasProviding insight/advice/input to the Board of Directors based on duties and functions of Supervisory Board

2 bulan sekaliEvery 2 months

15%SuratLetter

6Lebih dari 6More than 6

15%

3. Rapat Dewan PengawasSupervisory Board Meeting

10% - - - -

a. Jumlah Rapat Number of Meeting

BulananMonthly

-Rapat

Meeting12 kali 23 3,33%

b. Kehadiran Rapat Meeting Attendance

BulananMonthly

-ProsentasePercentage

100% 90% 2,99%

c. Jumlah Risalah Number of Minutes

BulananMonthly

-DokumenDocument

12 23 3,33%

4. Rapat Komite Dewan PengawasRapat Komite Dewan Pengawas

TriwulananQuarterly

10%Risalah

Minutes8

Lebih dari 8More than 8

10%

5. Kunjungan Kerja Dewan PengawasKunjungan Kerja Dewan Pengawas

SemesteranSemester

15%Laporan

Visit Report3 3 15%

B. Aspek Pelaporan/ Reporting Aspect 25% 25%

1. Menyampaikan Program Kerja (RKA) Dewan Pengawas Tahunan.Submitting Annual Supervisory Board Work Program (RKA)

TahunanAnnual

9%LaporanReport

1 1 9%

2. Menyampaikan Laporan Realisasi KPI Dewan Pengawas.Submitting KPI Realization Report of Supervisory Board

TriwulananQuarterly

8%LaporanReport

4 4 8%

3. Menyampaikan Laporan Tugas dan Fungsi Pengawasan Dewan Pengawas kepada Pemegang Saham.Submitting the Report on Supervisory Board Oversight Duty and Function to the Shareholders

TahunanAnnual

8%LaporanReport

1 1 8%

C. Aspek Dinamis/ Dynamic Aspect 15% 14,8%

1. Mengusulkan Auditor Eksternal (KAP) kepada Pemegang Saham.Nominating External Auditor (PAF) to the Shareholders

TahunanAnnual

4%Suart Usulan

Proposal Letter

1 1 4%

2. Peningkatan Kompetensi (melalui partisipasi dalam workshop, seminar, focus group discussion).Competence Improvement (through participation in workshop, seminar, and focus group discussion)

Semesteran Semester

3%Seminar, Training

Lokakarya2 2 3%

3. Hasil Assessment GCGGCG Assessment Result

TahunanAnnual

4% Skor GCG

GCG Score 75 96,05 4%






Capaian Key Performance Indicator (KPI) Dewan Pengawas Tahun 2020Key Performance Indicators (KPI) Achievement of the Supervisory Board in 2020

No IndikatorIndicator

PeriodePeriod

BobotWeight

Output Target CapaianAchievement

ProsentasePercentage

4 Tindak lanjut temuan GCG yang dilakukan oleh independent Assessor GCG BUMNFollowing-up GCG Findings conducted by the GCG Independent Assessor of the SOE

TahunanAnnual

4%ProsentasePercentage

100% 95% 3,8%

JUMLAH BOBOTTotal Weight

100% 99,45%

PENILAIAN KINERJA DIREKSI

Penilaian kinerja bagi Direksi melekat pada KPI korporat AirNav Indonesia, yang terbagi menjadi 2 (dua) penilaian, yaitu pencapaian KPI sebagaimana telah disahkan dalam Surat Persetujuan Revisi RKAP tahun 2020 No. S-1156/MBU/12/2020 tanggal 15 Desember 2020 tentang Kontrak Manajemen dan Kontrak Manajemen Tahunan Direksi BUMN, serta Tingkat Kesehatan Perusahaan yang diukur berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN.

Pencapaian KPIBerikut disampaikan pencapaian KPI Direksi yang melekat pada KPI korporat AirNav Indonesia. Realisasi KPI AirNav Indonesia tahun 2020 yaitu sebesar 98,87%, dengan uraian sebagai berikut.

No UraianDescription

SatuanUnit

BobotWeight

Target 2020

Realisasi Realization

2020

Nilai Capaian Achievement Value 2020

Skor CapaianAchievement Score 2020

I. Perspektif Nilai Ekonomi dan Sosial Untuk Indonesia/ Economic and Social Value Perspective for Indonesia

1. Collection Period (Hari) Collection Period (Hari) Hari 7,00 273 170 160,60% 7,70%

2. BOPO BOPO % 7,00 157,19% 157,55% 99,77% 6,98%

3. EBITDA Margin EBITDA Margin % 8,00 (34,31%) (35,07%) 97,84% 7,83%

4. Efektivitas Penyaluran PKBL

Effectiveness of PKBL Distribution

% 3,00 100,00% 18,94% 18,94% 0,57%

a. Pembinaan PK PK Fostering % 3,00 100,00% 18,94% 18,94% 0,57%

b. Efektifitas Penyaluran BL

Effectiveness of BL Distribution

% 3,00 100,00% 89,91% 89,91% 2,70%

c. Tingkat Pengembalian Dana PK

PK Refund Rate % 3,00 100,00% 68,06% 68,06% 2,04%

II. Inovasi Model Bisnis / Business Model Innovation

5. Kesiapan Pelayanan Navigasi Penerbangan di atas Natuna/ Readiness of Air Navigation Services over Natuna

a. Kesiapan SDM HR Readiness % 3,33 100,00% 100,00% 100,00% 3,33%

b. Kesiapan Peralatan Equipment Readiness % 3,33 100,00% 100,00% 100,00% 3,33%

c. Kesiapan Prosedur Procedure Readiness % 3,33 100,00% 100,00% 100,00% 3,33%

6. Departure & Arrival Punctuality

Departure & Arrival Punctuality

% 10,00 90,00% 99,27% 110,30% 11,00%

7. Percentage of Flight Procedure

Percentage of Flight Procedure

% 9,00 85,00% 100,00% 117,65% 9,90%

PERFORMANCE ASSESSMENT OF THE BOARD OF DIRECTORSPerformance assessment for the Board of Directors is attached to corporate KPI of AirNav Indonesia, which is divided into 2 (two) assessments, namely KPI achievement as ratified in the Revised 2020 RKAP Approval LetterNo.S-1156/MBU/12/2020 dated December 15, 2020 concerning Management Contracts and Annual Management Contracts for SOE Directors, as well as the Company's Health Index as measured by the Minister of SOE Decree No.KEP-100/MBU/2002 dated June 4, 2002 concerning the Assessment of SOE Health Index.

KPI AchievementThe following are KPI achievements of the Board of Directors attached to corporate KPI of AirNav Indonesia. KPI realization of AirNav Indonesia in 2020 was 98.87%, with the following description:






No UraianDescription

SatuanUnit

BobotWeight

Target 2020

Realisasi Realization

2020

Nilai Capaian Achievement Value 2020

Skor CapaianAchievement Score 2020

8. Ketercapaian Program Dukungan Kesiapan Pelayanan Navigasi Penerbangan untuk Bandara Baru dan 5 Destinasi Bali Baru/ Achievement of the Air Navigation Service Readiness Support Program for New Airports and 5 New Bali Destinations

a. Kesiapan SDM HR Readiness % 1,67 100,00% 98,82% 98,82% 1,65%

b. Kesiapan Peralatan Equipment Readiness % 1,67 100,00% 100,00% 100,00% 1,67%

c. Kesiapan Prosedur Procedure Readiness % 1,67 100,00% 100,00% 100,00% 1,67%

III. Kepemimpinan Teknologi/ Technology Leadership

9. Implementasi Sinergi BUMN Sinergi dengan Telkom Group ERP-SAP 4 Modul (FICO, MM, HCM dan BI/Dashboard)

SOE Synergy ImplementationSynergy with Telkom Group ERP-SAP 4 Modules (FICO, MM, HCM and BI/Dashboard)

% 5,00 100,00% 100,00% 100,00% 5,00%

IV. Peningkatan Investasi/ Investment Improvement

10. Penyerapan Investasi Investment Absorption

a. Realisasi Kontrak Contract Realization % 4,50 100,00% 95,37% 95,37% 4,29%

b. Realisasi Fisik Physical Realization % 4,50 75,00% 78,09% 104,12% 4,69%

V. Pengembangan Talenta/ Talent Development

11 Kepuasan Tenaga Kerja Manpower Satisfaction % 8,00 79,00% 80,63% 102,06% 8,17%

12. Integrated Talent Management System (ITMS)

Integrated Talent Management System (ITMS)

% 7,00 20,00% 20,00% 100,00% 7,00%

13. Nilai GCG & KPKU GCG and KPKU Score

14. Nilai GCG (Poin) GCG Score (Point) % 3,00 83,00 84,93% 102,33% 3,07%

15. Nilai KPKU (Poin) KPKU Score (Point) % 3,00 565,00 557,00 98,58% 2,96%

JUMLAH TOTAL 100 98,87%

Tingkat Kesehatan PerusahaanAirNav Indonesia setiap tahun mengukur Tingkat Kesehatan Perusahaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Penilaian tingkat kesehatan AirNav Indonesia terbagi menjadi tiga aspek, yaitu keuangan, operasional, dan administrasi. Realisasi Tingkat Kesehatan Perusahaan AirNav Indonesia tahun 2020 yaitu sebesar 67,00 dengan tingkat penggolongan "A", dengan uraian sebagai berikut.

Indikator yang DigunakanIndicators Used

BobotWeight

Skor 20202020 Score

Skor 20192019 Score

Aspek Keuangan Financial Aspect

Imbalan kepada Pemegang Saham (ROE) Return on Shareholders (ROE) 15,00 1,00 15,00

Imbalan Investasi (ROI) Return on Investment (ROI) 10,00 0,00 8,00

Rasio Kas Cash Ratios 3,00 3,00 3,00

Rasio Lancar Current Ratios 4,00 4,00 4,00

Collection Periods Collection Periods 4,00 2,00 3,50

Company Health IndexAirNav Indonesia measures the health of the Company annually according to Minister of Stateowned Enterprise Decision No. KEP-100/MBU/2002 dated June 4, 2002 on Assessment of Health of State-owned Enterprises. AirNav health assessment is made on three aspects: financial, operational and administration. The realization of the Health Index of AirNav Indonesia in 2020 was 67.00 with the classification level of "A", with the following description:






Indikator yang DigunakanIndicators Used

BobotWeight

Skor 20202020 Score

Skor 20192019 Score

Perputaran Persediaan Inventory turnover 4,00 4,00 4,00

Perputaran Total Aset Total assets turnover 4,00 1,00 1,50

Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Ratio of Owner Equity to Total Assets 6,00 6,00 3,00

Jumlah Skor Aspek Keuangan Total Score of Financial Aspect 50,00 21,00 42,00

Aspek Operasional Operational Aspect

Pengelolaan Ekspektasi Pelanggan Management of Customer Expectation 10,50 10,50 10,50

Acceptable Level of Safety Acceptable Level of Safety 10,50 10,50 10,50

Facility Readiness Facility Readiness 7,00 7,00 5,60

Mandatory Certification Level Mandatory Certification Level 7,00 7,00 7,00

Jumlah Skor Aspek Operasional Total Score of Operational Aspect 35,00 35,00 33,60

Aspek Administrasi Administration Aspect

Laporan Perhitungan Tahunan Annual Financial Statements 3,00 3,00 3,00

Rencana RKAP Company Work and Budget Plan 3,00 3,00 3,00

Laporan Periodik Periodic report 3,00 3,00 3,00

Kinerja PKBL Foster Partner and Community Development Program (PKBL) performance

6,00 2,00 6,00

Jumlah Skor Aspek Administrasi Total Score of Administration Aspect 15,00 11,00 15,00

Jumlah Total 100,00 67,00 90,60

TATA KELOLA REMUNERASI DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSIRemuneration Governance of Supervisory Board and The Board of Director

PROSEDUR PENGUSULAN HINGGA PENETAPAN REMUNERASI DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSI

Penetapan remunerasi bagi Dewan Pengawas dan Direksi Perusahaan mengacu kepada keputusan Menteri BUMN selaku kuasa Pemilik Modal melalui Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/05/2019 tanggal 31 Mei 2019 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri BUMN No. PER-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Berikut disampaikan prosedur pengusulan hingga penetapan remunerasi bagi Dewan Pengawas dan Direksi.

PROCEDURE FOR PROPOSAL TO DETERMINATION OF REMUNERATION FOR THE SUPERVISORS BOARD AND THE BOARD OF DIRECTORSDetermination of remuneration for the Company's Supervisory Board and the Board of Directors refers to the Minister of SOE decision as the authorized Shareholders through the Minister of SOE Regulation No.PER-01/MBU/05/2019 dated May 31, 2019 regarding the Fourth Amendment to the Minister of SOE Regulation No.PER-04/MBU/2014 concerning Guidelines for Determining the Remuneration for the Board of Directors, Board of Commissioners, and Supervisory Board of State-Owned Enterprise. The following is the procedure for proposal to determination of remuneration for the Supervisory Board and the Board of Directors.






STRUKTUR REMUNERASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Berdasarkan Keputusan Kementerian BUMN No. 04/MBU/2014, struktur remunerasi Dewan Pengawas dan Direksi terdiri dari:

Struktur Remunerasi Dewan Pengawas dan DireksiRemuneration Structure for the Supervisory Board

STRUKTUR REMUNERASI DEWAN PENGAWAS/ REMUNERATION STRUCTURE FOR THE SUPERVISORY BOARD

HonorariumHonorarium

Dewan Pengawas diberikan honorarium dengan ketentuan sebagai berikut:

• Honorarium Ketua Dewan Pengawas ditetapkan dengan komposisi faktor jabatan sebesar 45% dari Gaji Direktur Utama

• Honorarium anggota Dewan Pengawas ditetapkan dengan komposisi faktor jabatan sebesar 90% dari Ketua Dewan Pengawas

The honorarium is provided to the Supervisory Board with the following conditions:

• The Honorarium of the Chair of the Supervisory Board is determined with position composition of 45% of the President Director's Salary

• Honorarium for members of the Supervisory Board is determined with position composition of 90% of the Chair of the Supervisory Board

TunjanganAllowance

• Tunjangan Hari Raya Keagamaan

• Tunjangan Komunikasi

• Tunjangan Santunan Purna Jabatan

• Tunjangan Pakaian

• Tunjangan Transportasi

• Religious Holiday Allowance

• Communication Allowance

• Post-Service Compensation Allowance

• Clothing Allowance

• Transportation Allowance

FasilitasFacility

• Pemeliharaan Kesehatan

• Kepesertaan dan Perkumpulan Profesi

• Bantuan Hukum

• Health Care

• Professional Membership and Association

• Legal Aid

REMUNERASI DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSI

DIUSULKAN DALAM RAPAT DEWAN PENGAWAS

The remuneration of the Supervisory Board and

the Board of Directors is proposed at the Supervisory

Board Meeting

MENTERI BUMN/RPB MENETAPKAN BESARAN

REMUNERASI BAGI DEWAN PENGAWAS DAN

DIREKSI

The Minister of SOE/RPB determines the amount of remuneration for the

Supervisory Board and the Board of Directors

HASIL USULAN REMUNERASI DALAM

RAPAT DEWAN PENGAWAS DIUSULKAN KEPADA

MENTERI BUMN

The results of the proposed remuneration in the

Supervisory Board Meeting are proposed to the Minister

of SOE

Faktor perhitungan atas usulan besaran remunerasi:• Pertimbangan usulan yang ada• Hasil survei dengan industri sejenis

dan sektor lainnya• Kemampuan Perusahaan

Factors for calculating the proposed amount of remuneration:• Consideration of the existing

proposals• Survey results with similar industries

and other sectors• Company Capability

REMUNERATION STRUCTURE FOR THE SUPERVISORY BOARD AND THE BOARD OF DIRECTORSFollowing the Ministry of SOE Decree No.04/MBU/2014, the remuneration structure for the Supervisory Board and the Board of Directors consists of the following:







TantiemBonus

Pemberian tantiem bagi Dewan Pengawas juga mengacu pada ketentuan antara lain:

• Tantiem diberikan dalam hal BUMN memperoleh keuntungan dalam tahun buku yang bersangkutan

• Jumlahnya ditetapkan sesuai RPB yang disesuaikan dengan pencapaian KPI dan tingkat kesehatan Perusahaan

• Besarnya tantiem bagi Ketua Dewan Pengawas sebesar 45% dari tantiem Direktur Utama

• Besarnya tantiem bagi Anggota Dewan Pengawas sebesar 90% dari tantiem Ketua Dewan Pengawas

Bonus provision for the Supervisory Board also refers to the following provisions:

• TantiemisprovidedintermsthatSOEearnsprofitsintherelevantfiscalyear

• The amount is determined according to the RPB which is adjusted to KPI achievement and the Company health index

• The amount of bonus for the Chair of the Supervisory Board is 45% of the bonus for the President Director

• The amount of bonus for members of the Supervisory Board is 90% of the bonus for the Chair of the Supervisory Board

STRUKTUR REMUNERASI DIREKSI / REMUNERATION STRUCTURE FOR THE BOARD OF DIRECTORS

GajiSalary

Anggota Direksi BUMN diberikan gaji dengan ketentuan sebagai berikut

1) Gaji Direktur Utama ditetapkan dengan menggunakan pedoman internal yang ditetapkan oleh Menteri BUMN

2) Gaji Direktur yang membawahi bidang SDM sebesar 90% dari Gaji Direktur Utama

3) Gaji anggota Direksi lainnya ditetapkan dengan komposisi faktor jabatan sebesar 85% dari Gaji Direktur Utama

Salary is provided to SOE Board of Directors Members with the following conditions

1) The salary of the President Director is determined using the internal guidelines set by the Minister of SOE

2) The salary of the Director in charge of HR is 90% of the Salary of the President Director

3) The salary of other Board of Directors members are determined with position composition of 85% of the President Director's Salary

TunjanganAllowance

Tunjangan yang terdiri atas:

1) Tunjangan hari raya diberikan sebesar 1 (satu) kali Gaji

2) Tunjangan perumahan diberikan dengan ketentuan sebagai berikut;

• Tunjangan perumahan termasuk biaya utilitas diberikan secara bulanan sebesar 40% dari Gaji

• Perusahaan tidak memberikan fasilitas rumah jabatan bagi Direksi

3) Tunjangan komunikasi bagi Direksi sebesar pemakaian (at cost)

4) Asuransi purna jabatan diberikan dengan ketentuan sebagai berikut;

• Asuransi purna jabatan diberikan selama menjabat (mulai diangkat sampai berhenti)

• Premi yang ditanggung perusahaan paling banyak 25% dari Gaji dalam satu tahun

• Pemilihan program untuk asuransi purna jabatan ditetapkan oleh masing-masing anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN

• Pemberian premi, iuran atau istilah lain yang relevan untuk asuransi purna jabatan sudah termasuk di dalamnya premi untuk asuransi kecelakaan dan kematian

5) Tunjangan pakaian sesuai dengan yang dianggarkan di RKAP

6) Tunjangan cuti tahunan diberikan setiap tahun sebanyak 1 (satu) kali Gaji/Honorarium, setelah Direksi bekerja selama minimal 6 (enam) bulan berturut-turut

7) Tunjangan cuti besar diberikan paling banyak 2 (dua) kali Gaji/Honorarium per bulan apabila Direksi bekerja 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam satu periode jabatan.

8) Pajak tunjangan ditanggung dan menjadi beban Perusahaan

Allowance consists of the following:

1) Religious holiday allowance is provided in the amount of 1 (one) time Salary

2) Housing allowance is provided with the following conditions;

• Housing allowance including utility fee is provided monthly at 40% of Salary

• The Company provides housing facilities for the Board of Directors

3) Communication allowance for the Board of Directors in the amount of usage (at cost)

4) Post-employment insurance is provided with the following conditions;

• Post-employment insurance is provided during office(startingfromappointmenttotermination)

• The premium borne by the Company is a maximum of 25% from the salary in one year

• Program selection for post-employment insurance is determined by each member of the Board of Directors, Board of Commissioners, and Board of Supervisors of SOE

• Provision of premiums, contributions, or other relevant terms for post-employment insurance including premiums for accident and death insurance

5) Clothing allowance as budgeted in RKAP

6) Annual leave allowance is provided annually amounting to 1 (one) time Salary/Honorarium, after the Board of Directors has worked for a minimum of 6 (six) consecutive months

7) Leave allowance is provided at most 2 (two) times Salary/Honorarium per month in terms the Board of Directors works 3 (three) consecutive years in one term of office.

8) The allowance tax is borne and will be borne by the Company







FasilitasFacility

1) Fasilitas kendaraan bagi Direksi sebanyak 1 (satu) unit kendaraan dinas beserta pemeliharaan dan operasionalnya. Spesifikasi dan standar kendaraanditetapkan oleh Pemilik Modal. Fasilitas kendaraan ini harus dikembalikan kepada Perusahaan dalam 30 (tiga puluh) hari setelah tidak menjabat

2) Perusahaan telah memberikan fasilitas berupa 1 (satu) unit kendaraan dinas kepada seluruh Direksi beserta biaya pemeliharaan dan operasional sehingga tidak diberikan lagi tunjangan transportasi

3) Fasilitas kesehatan;

• Fasilitas kesehatan dalam bentuk asuransi kesehatan / penggantian biaya pengobatan

• Fasilitas kesehatan diberikan kepada anggota Direksi beserta seorang istri/suami dan maksimal 3 (tiga) orang anak yang belum mencapai usia 25 tahun dengan ketentuan apabila anak yang belum berusia 25 tahun tersebut pernah menikah atau pernah bekerja maka yang bersangkutan tidak berhak mendapatkan fasilitas kesehatan

• Fasilitas kesehatan diberikan berupa:

a) Rawat jalan dan obat

b) Rawat inap dan obat

c) Medical check up.

4) Fasilitas uang pangkal dan iuran tahunan paling banyak 2 (dua) perkumpulan profesi

5) Fasilitas biaya representasi Direksi mewakili Perusahaan sebesar ad cost yang disesuaikan dengan kemampuan Perusahaan dan batas maksimumnya ditetapkan oleh RPB

6) Fasilitas bantuan hukum dalam hal terjadi tindakan/perbuatan untuk dan atas nama jabatan yang berkaitan dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perusahaan

7) Pajak yang timbul akibat pemberian fasilitas ditanggung dan menjadi beban Perusahaan

1) 1(one)unitofofficialvehiclealongwithmaintenanceand operations for the Board of Directors. Vehicle specifications and standards are set by theShareholders. This vehicle facility must be returned to the Company within 30 (thirty) days after the dismissal.

2) The Company provides facility of 1 (one) unit of official vehicle toallBoardofDirectorsalongwithmaintenance and operational costs so there are no transportation allowances provided.

3) Health facility;

• Health facility in the form of health insurance or reimbursement of medical expenses

• Health facility is provided to the Board of Directors members along with wife/husband and a maximum of 3 (three) unmarried or unemployment children under 25 years.

• Health facility consists of the following:

a) Outpatient and medication

b) Hospitalization and medication

c) Medical check-up.

4) Facility for entrance fees and annual fees for a maximum of 2 (two) professional associations

5) Facility for the Board of Directors representing the Company in the amount of ad cost adjusted to the Company ability and the maximum limit is determined by the RPB

6) Legal aid facility in the event of action/deed for and on behalf of the position related to the aims, objectives, and business activities of the Company

7) Taxes from the provision of facilities are expenses for the Company

TantiemBonus

1) Jumlahnya ditetapkan sesuai RPB yang disesuaikan dengan pencapaian KPI dan tingkat kesehatan Perusahaan

2) Besarnya tantiem bagi Direktur yang membawahi bidang SDM sebesar 90% dari tantiem Direktur Utama

3) Besarnya tantiem bagi anggota Direksi lainnya sebesar 90% dari Direktur Utama

4) Pajak yang timbul atas tantiem direksi ditanggung dan menjadi beban masing-masing Direksi

1) The amount is determined according to RPB which is adjusted to KPI achievement and health index of the Company

2) The amount of bonus for the Director in charge of HR is 90% of the bonus for the President Director

3) The amount of bonus for the other Board of Directors members is 90% of the President Director

4) Taxes from the bonus of the Board of Directors are expenses for the respective Directors

INDIKATOR UNTUK PENETAPAN REMUNERASI DIREKTUR UTAMA DAN TRANSPARANSI REMUNERASI DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSI TAHUN 2020 Penetapan remunerasi yang berupa gaji/honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor di bawah ini:• Pendapatan dan aset Perusahaan, serta kondisi dan

kemampuan keuangan Perusahaan.

INDICATORS FOR DETERMINATION OF REMUNERATION FOR THE PRESIDENT DIRECTOR AND TRANSPARENCY OF REMUNERATION FOR THE SUPERVISORY AND BOARD OF DIRECTORS IN 2020 Determination of remuneration in the form of fixed salary/honorarium, allowances, and facilities considers the following factors:

• The income, assets, as well as financial condition and capability of the Company.






• Tingkatinflasi.• Faktor-faktor lain yang relevan, termasuk diantaranya

adalah tingkat remunerasi yang berlaku umum dalam industri yang sejenis.

Untuk penetapan remunerasi yang berupa tunjangan dan tantiem yang bersifat variabel dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

• Pencapaian target.

• Tingkat kesehatan dan kemampuan keuangan Perusahaan.

• Faktor-faktor lain yang relevan (merit system), termasuk diantaranya adalah tingkat remunerasi yang berlaku umum dalam industri yang sejenis.

Berdasarkan hasil keputusan RPB yang diselenggarakan pada tanggal 2 Juni 2020, Menteri BUMN selaku kuasa pemilik modal memutuskan penetapan gaji/honorarium berikut fasilitas dan tunjangan lainnya untuk Direksi dan Dewan Pengawas Tahun Buku 2020 serta tantiem untuk Direksi dan Dewan Pengawas atas kinerja Tahun Buku 2019 ditetapkan secara tersendiri.

Sesuai dengan Keputusan Wakil Menteri BUMN II No. S-23/WK.2.MBU.F/08/2020 tanggal 4 Agustus 2020 tentang Penetapan Penghasilan Direksi dan Dewan Pengawas Perum LPPNPI Tahun 2020, ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

• Gaji Direktur Utama ditetapkan sebesar Rp185.000.000,- per bulan dan menjadi acuan bagi perhitungan gaji Direksi lainnya serta honorarium Dewan Pengawas sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/05/2019 tanggal 31 Mei 2019 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri BUMN No. PER-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.

• Total Tantiem untuk Direksi dan Dewan Pengawas Tahun Buku 2019 ditetapkan sebesar Rp14 miliar yang terdiri dari Tantiem tunai sebesar Rp6.998.598.484 dan alokasi Long Term Incentive (LTI) sebesar Rp7.001.401.508 yang akan dibayarkan pada tahun ketiga. Besaran tantiem Direktur Utama menjadi acuan bagi perhitungan tantiem Direktur SDM, Direksi lainnya dan Ketua Dewan Pengawas, masing-masing dengan perhitungan 90%, 85%, dan 45% terhadap tantiem Direktur Utama. Untuk besaran tantiem Anggota Dewan Pengawas sebesar 90% dari Ketua Dewan Pengawas.

• PPh menjadi beban penerima dan tidak diperkenankan untuk dibebankan pada biaya Perusahaan.

• Tunjangan Direksi terdiri dari:

• Inflationrate.• Other relevant factors, including the remuneration

rate generally accepted in the same industry.

The determination of variable remuneration in the form of allowances and bonuses considers several factors as follows:

• Achievement of targets.

• The health index and financial capability of theCompany.

• Other relevant factors (merit system), including the remuneration rate generally accepted in the same industry.

Following the decision results of RPB held on June 2, 2020, the Minister of SOE as the authorized shareholders decided to determine the salary/honorarium along with other facilities and benefits for the Board of Directorsand Supervisory Board for the 2020 Fiscal Year as well as bonus for the Board of Directors and the Supervisory Board for the 2019 Fiscal Year performance separately.

Based on the Decree of the Deputy Minister of SOE II No.S-23/WK.2.MBU.F/08/2020 dated August 4, 2020 regarding the Determination of Income for the Directors and Supervisory Board of Perum LPPNPI in 2020, stipulated the following:

• The salary of the President Director is set at Rp185,000,000 per month and turns the reference for calculating the salaries of other Board of Directors and the honorarium of the Supervisory Board as stated in the Minister of SOE Regulation No.PER-01/MBU/05/2019 dated May 31, 2019 regarding the Fourth Amendment to the Minister of SOE Regulation No.PER-04/MBU/2014 concerning Guidelines for Determining the Income of the Board of Directors, Board of Commissioners, and Supervisory Board of State-Owned Enterprises.

• Total bonus for the Board of Directors and the Supervisory Board for the 2019 Fiscal Year is set at Rp14 billion consisting of cash bonus of Rp6,998,598,484 and a Long Term Incentive (LTI) allocation of Rp7,001,401,508 which will be paid in the third year. The amount of President Director's is the reference for calculating the bonus of the Director of HR, other Board of Directors and the Chairman of the Supervisory Board, with the calculation of 90%, 85%, and 45% of the President Director's bonus, respectively. The amount of bonus for the Supervisory Board is 90% of the Chair of the Supervisory Board.

• IncomeTax isexpensesof thebeneficiaryand isnotallowed to be the Company's expense.

• Allowance for the Board of Directors consists of the following:






» Tunjangan Hari Raya: 1 kali gaji. » Asuransi Purna Jabatan: premi yang ditanggung

Perusahaan sebesar 25% dari gaji dalam 1 (satu) tahun.

» Tunjangan Perumahan: Rp22,5 juta per bulan.

• Tunjangan Dewan Pengawas terdiri dari: » THR: 1 kali honorarium. » Asuransi Purna Jabatan: premi yang ditanggung

perusahaan sebesar 25% dari honorarium dalam 1 (satu) tahun.

» Tunjangan Transportasi: 20% dari honorarium per bulan.

RAPAT DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSIMEETINGS OF SUPERVISORY BOARD AND THE BOARD OF DIRECTORS

RAPAT DEWAN PENGAWASDewan Pengawas mengadakan rapat rutin sekali dalam setiap bulan, yaitu Rapat Internal Dewan Pengawas dan rapat dengan mengundang Direksi. Ketentuan umum terkait Rapat Dewan Pengawas adalah sebagai berikut:

• Dewan Pengawas harus menetapkan tata tertib dan etika Rapat Dewan Pengawas

• Setiap Rapat Dewan Pengawas harus dibuatkan risalah rapat yang memuat pendapat-pendapat yang berkembang dalam rapat, baik pendapat yang mendukung maupun yang tidak mendukung atau pendapat berbeda (dissenting opinion), keputusan/kesimpulan rapat, serta alasan ketidakhadiran anggota Dewan Pengawas, jika ada.

• Setiap anggota Dewan Pengawas berhak menerima salinan risalah rapat Dewan Pengawas, baik yang bersangkutan hadir maupun tidak hadir dalam rapat Dewan Pengawas tersebut. Risalah asli dari setiap rapat Dewan Pengawas disimpan oleh Perusahaan dan harus tersedia jika diminta oleh setiap anggota Dewan Pengawas dan Direksi.

• Jumlah rapat Dewan Pengawas dan jumlah kehadiran masing-masing anggota Dewan Pengawas dimuat dalam laporan tahunan AirNav Indonesia.

• Dewan Pengawas melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan atau tindak lanjut hasil rapat sebelumnya.

Di sepanjang tahun 2020, Dewan Pengawas menggelar 27 kali rapat, yang terdiri dari 14 kali rapat internal Dewan Pengawas bersama Komite dan 9 kali rapat dengan mengundang Direksi . Berikut disampaikan risalah rapat dan tingkat kehadiran dalam rapat-rapat tersebut.

» Religious Holiday Allowance: 1 time salary » Post-employment Insurance: the premium borne

by the Company is 25% of salary in 1 (one) year » Housing allowance: Rp22.5 million per month

• Allowance for Supervisory Board consists of the following:

» Religious Holiday Allowance: 1 time honorarium. » Post-employment Insurance: the premium borne

by the Company is 25% of the honorarium in 1 (one) year.

» Transportation allowance: 20% of honorarium per month

SUPERVISORY BOARD MEETINGThe Supervisory Board holds regular meetings once a month, namely the Supervisory Board Internal Meeting and meeting with the Board of Directors. General provisions related to the Supervisory Board Meeting are as follows:

• Supervisory Board must abide by Supervisory Board Meeting Discipline and Ethics.

• Every Supervisory Board Meeting must record in minutes of meeting developing opinions, both favorable and opposing opinions as well as dissenting opinion, decision/conclusion of the meeting, and reason for absence Supervisory Board member, if any.

• Every Supervisory Board member is entitled to receive copy of minutes of Supervisory Board Meeting, whether or not the member in question was present in the Supervisory Board Meeting.Original minutes of every Supervisory Board Meeting shall be kept by Company and must be made available upon request from members of Supervisory Board and Board of Directors.

• Number of Supervisory Board Meeting and attendance of each member of Supervisory Board shall be published in AirNav Indonesia Annual Report.

• Supervisory Board evaluate the implementation or follow up of its previous meeting.

In 2020, the Supervisory Board held 27 meetings, consisting of 14 internal meetings of Supervisory Board with the Committee and 9 meetings with the Board of Directors. The following are the minutes of the meeting and the attendance level of the meetings:






RAPAT INTERNAL DEWAN PENGAWAS

Risalah Rapat Internal Dewan PengawasMinutes of Supervisory Board Internal Meeting

Tanggal Date

Agenda RapatMeeting Agenda

Peserta RapatMeeting Participant

Alasan KetidakhadiranReasons for Absence

17/1/2020 - Evaluasi program kerja Dewan Pengawas Tahun 2019

- Penyusunan program kerja Dewan Pengawas tahun 2020

- Evaluation of 2019 work program of the Supervisory Board

- Preparation of the 2020 Supervisory Board work program

Kehadiran seluruh Dewan Pengawas melalui zoom-meeting

All Supervisory Board were present through zoom-meeting

-

24/2/2020 - Evaluasi Kinerja manajemen tahun 2019- Penyusunan laporan tugas pengawas Dewan

Pengawas tahun 2019

- Management Performance Evaluation in 2019- Drafting of 2019 Report on Supervisory Board

Monitoring

- ElfiAmir- Tri Wahyuningsih Retno

Mulyani- Daryatmo- Kindy Rinaldy

Polana B. Pramesti berhalangan hadir disebabkan menghadiri rapat kerja dengan DPR RI. Daryatmo mewakili Polana B. Pramesti memimpin rapat Dewan Pengawas.

Polana B. Pramesti was unable to attend the meeting due to work meeting with Indonesian House of Representatives (DPR RI). Daryatmo represented Polana B. Pramestime to chair the Supervisory Board meeting

24/3/2020 Pembahasan dampak pandemi COVID-19 terhadap kondisi keuangan dan antisipasi dampak pandemi COVID-19

Discussion on the impacts of the COVID-19 pandemic on financial conditions and anticipating the impacts of the COVID-19 pandemic



-

8/4/2020 Antisipasi dampak wabah COVID-19 terhadap pelayanan navigasi penerbangan dari sisi keuangan dan pelayanan

Anticipation of COVID-19 impacts on air navigation servicesfromfinancialandserviceperspective


All Supervisory Board was present through zoom-meeting

-

16/4/2020 Tindak lanjut manajemen talenta & pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi

Follow-up on talent management and establishment of the Nomination and Remuneration Committee



-

20/5/2020 - Persiapan RPB pertanggung jawaban laporan keuangan 2019;

- Antisipasi Skenario The New Normal Badan Usaha Milik Negara;

- Kebijakan Program Pengendalian Internal (Program Komite Audit) Tahun 2020

- Preparation of 2019 financial statementaccountability RPB;

- Anticipation of New Normal Scenario of State-Owned Enterprises;

- Internal Control Program Policy (Audit Committee Program) 2020

Kehadiran seluruh Dewan Pengawas melalui zoom-meeting.


-

23/6/2020 Business Continuity Plan (BCP) perusahaan pada era new normal (aspek keuangan & investasi, teknis operasional & SDM)

Company's Business Continuity Plan (BCP) in the new normal era (financial and investment aspects, technical operations and HR)

- ElfiAmir- Tri Wahyuningsih Retno

Mulyani- Daryatmo- Kindy Rinaldy

Novie Riyanto R. berhalangan hadir disebabkan menghadiri rapat kerja DPR RI. Daryatmo mewakili Novie Riyanto R. memimpin rapat Dewan Pengawas.

Novie Riyanto R. was unable to attend the meeting due to work meeting with Indonesian House of Representatives (DPR RI). Daryatmo represented Novie Riyanto R. to chair the Supervisory Board meeting

SUPERVISORY BOARD INTERNAL MEETING






Risalah Rapat Internal Dewan PengawasMinutes of Supervisory Board Internal Meeting

Tanggal Date




9/7/2020 Laporan Business Continuity Plan (BCP) Manajemen AirNav Indonesia.

Report of AirNav Indonesia Management Business Continuity Plan (BCP)



-

27/7/2020 - Pembahasan perubahan RKAP Perum LPPNPI Tahun 2020;

- Tindak lanjut penyesuaian organisasi dan jumlah direksi sesuai kelas BUMN

- Discussion on 2020 RKAP changes of Perum LPPNPI;

- Follow-up on organizational adjustments and the number of Board of Directors according to the SOE class



-

31/8/2020 - Pelaporan proses pengalihan aset navigasi penerbangan

- Optimalisasi pemanfaatan aset dan potensi pendapatan selain PJNP

- Pelaporan Kinerja perusahaan Per Bulan Agustus 2020

- Reporting on the transfer process of air navigation assets

- Optimizing the utilization of assets and potential income other than PJNP

- Company Performance Report as of August 2020



-

30/9/2020 Pembahasan RJPP 2020-2024

Discussion on 2020-2024 RJPP



-

24/10/2020 Pembahasan draft Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Pengawas tahun 2021

Discussion of the 2021 Work Plan and Budget draft of Supervisory Board



-

20/11/2020 Pembahasan RKAP AirNav Indonesia tahun 2021

Discussion on 2021 RKAP of AirNav Indonesia



-

17/12/2020 Pembahasan Evaluasi Bidang Tekknik dan Operasi Navigasi Penerbangan Perum LPPNPI Periode Tahun 2020 dan Rencanan Program Kerja Tahun 2021.

Discussion on Evaluation of Air Navigation Engineering and Operations of Perum LPPNPI for the 2020 and 2021 Work Program Plan



-

Rekapitulasi dan Tingkat Kehadiran Dewan Pengawas dalam Rapat Internal Dewan PengawasRecapitulation and Attendance Level of the Supervisory Board in the Supervisory Board Internal Meeting

NamaName

JabatanPosition

Jumlah Wajib RapatMandatory Meeting

Jumlah KehadiranTotal Attendance

Jumlah KetidakhadiranTotal Absence

KehadiranAttendance %

Novie Riyanto R. Ketua Dewan Pengawas*Chair of Supervisory Board)

12 11 1 91,67%

ElfiAmir Anggota Dewan PengawasMember of Supervisory Board

14 14 - 100,00%



14 14 - 100,00%


14 14 - 100,00%






Rekapitulasi dan Tingkat Kehadiran Dewan Pengawas dalam Rapat Internal Dewan PengawasRecapitulation and Attendance Level of the Supervisory Board in the Supervisory Board Internal Meeting

NamaName

JabatanPosition






Anggota Dewan Pengawas***Member of Supervisory Board

7 7 - 100,00%

Polana B. Pramesti

Ketua Dewan Pengawas*Member of Supervisory Board

2 1 1 50,00%

Kindy Rinaldy Syahrir

Anggota Dewan Pengawas**Member of Supervisory Board

7 7 - 100,00%

Rata-rata / Average 91,67%

*) Polana B. Pramesti tidak lagi menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas sejak 20 Maret 2020. Posisinya digantikan oleh Novie Riyanto R.**) Kindy Rinaldy Syahrir tidak lagi menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas sejak 24 Agustus 2020. ***) Anindita Eka Wibisono diangkat sebagai Anggota Dewan Pengawas sejak 6 Juli 2020.

Rapat Dewan Pengawas dengan Mengundang Direksi

Risalah Rapat Dewan Pengawas dengan Mengundang DireksiMinutes of Supervisory Board Meeting with the Board of Directors

Tanggal Date



Dewan Pengawas dan Direksi yang Tidak Hadir, dan Alasan KetidakhadiranAbsent Supervisory Board and The Board

of Directors, and Reasons for Absence

24/2/2020 Evaluasi Kinerja manajemen tahun 2019

Evaluation of Management Performance in 2019

• Dewan Pengawas/Supervisory Board:- ElfiAmir- Tri Wahyuningsih Retno Mulyani- Daryatmo- Kindy Rinaldy

• Direksi: Seluruh Direksi menghadiri rapat/Board of Directors: All Board of Directors were present at the meeting

Polana B. Pramesti berhalangan hadir disebabkan menghadiri rapat kerja dengan DPR RI. Daryatmo mewakili Polana B. Pramesti memimpin rapat Dewan Pengawas

Polana B. Pramesti was unable to attend the meeting due to work meeting with Indonesian House of Representatives (DPR RI). Daryatmo represented Polana B. Pramestime to chair the Supervisory Board meeting

8/4/2020 Antisipasi dampak pandemi COVID-19 terhadap pelayanan navigasi penerbangan dari sisi keuangan dan pelayanan

Anticipation of the COVID-19 pandemic impacts on air navigation services from financial and serviceperspective

Kehadiran seluruh Dewan Pengawas dan Direksi melalui zoom-meeting

All Supervisory Board and Board of Directors were present through zoom-meeting

-

16/4/2020 Tindak lanjut manajemen talenta dan pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi

Follow-up on talent management and establishment of the Nomination and Remuneration Committee



-

*) Polana B. Pramesti was dismissed as Chair of the Supervisory Board since March 20, 2020. Her position was replaced by Novie Riyanto R.**) Kindy Rinaldy Syahrir was dismissed as Member of the Supervisory Board since August 24, 2020. ***) Anindita Eka Wibisono has been appointed as a Member of the Supervisory Board since July 6, 2020.

Supervisory Board Meeting with the Board of Directors







Tanggal Date





20/5/2020 - Persiapan RPB pertanggung-jawaban laporan keuangan 2019

- Antisipasi skenario new-normal BUMN

- Preparation of accountability RPBon2019financialstatement

- Anticipation of SOE new-normal scenario

• Dewan Pengawas/Supervisory Board:- ElfiAmir- Tri Wahyuningsih Retno Mulyani- Daryatmo- Kindy Rinaldy


Novie Riyanto R. berhalangan hadir disebabkan harus melaksanakan kedinasan terkait jabatannya sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Daryatmo mewakili Novie Riyanto R. memimpin rapat Dewan Pengawas

Novie Riyanto R. was unable to attend due tohisofficialdutiesrelatedtohispositionas Director General of Civil Aviation at the Ministry of Transportation. Daryatmo represented Novie Riyanto R. to chair the Supervisory Board meeting

23/6/2020 Business Continuity Plan (BCP) pada era new normal (aspek keuangan & investasi, teknis-operasional & SDM)

Business Continuity Plan (BCP) in the new normal era (financial and investment, technical-operational and HR aspects)

• Dewan Pengawas/Supervisory Board:- Elfi Amir- Tri Wahyuningsih Retno Mulyani- Daryatmo- Kindy Rinaldy


Novie Riyanto R. berhalangan hadir disebabkan menghadiri rapat kerja DPR RI. Daryatmo mewakili Novie Riyanto R. memimpin rapat Dewan Pengawas

Novie Riyanto R. was unable to attend the meeting due to work meeting with Indonesian House of Representatives (DPR RI). Daryatmo represented Novie Riyanto R. to chair the Supervisory Board meeting

27/7/2020 - Perubahan RKAP Tahun 2020- Tindak lanjut penyesuaian

organisasi dan jumlah Direksi sesuai kelas BUMN

- Amendment to 2020 RKAP- Follow up on organizational

adjustments and the number the Boad of Directors following SOE class

Kehadiran seluruh Dewan Pengawas dan Direksi melalui zoom-meeting. Rapat juga dihadiri oleh Direktur Navigasi Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Asri Santosa

All Supervisory Board and Board of Directors were present through zoom-meeting. The meeting was also attended by the Director of Air Navigation, Directorate General of Civil Aviation, Ministry of Transportation, Asri Santosa

-

31/8/2020 - Pelaporan proses pengalihan aset navigasi penerbangan

- Optimalisasi pemanfaatan aset dan potensi pendapatan AirNav Indonesia selain PJNP

- Pelaporan kinerja AirNav Indonesia hingga Juli 2020

- Reporting on the transfer process of air navigation assets

- Optimizing the utilization of AirNav Indonesia assets and revenue potential apart from PJNP

- AirNav Indonesia performance reporting until July 2020



-

30/9/2020 Pembahasan RJPP 2020-2024

Discussion on 2020-2024 RJPP



-







Tanggal Date





20/11/2020 Pembahasan RKAP tahun 2021

Discussion on 2021 RKAP

Rapat dilakukan di RR. Setditjen Perhubungan Udara Gd. Karsa Lt. 5 Kementerian Perhubungan dengan kehadiran seluruh Dewan Pengawas dan Direksi

The meeting was held in RR. Secretariat General of Civil Aviation, Karsa Building 5th Floor, Ministry of Transportation all Supervisory Board and Board of Directors were present.

-

Rekapitulasi dan Tingkat Kehadiran Dewan Pengawas dan Direksi dalam Rapat Dewan Pengawas dengan Mengundang DireksiRecapitulation and Attendance Level of the Supervisory Board and the Board of Directors in the Supervisory Board Meeting With the Board of Directors

NamaName

JabatanPosition




Kehadiran %Attendance

DEWAN PENGAWAS / SUPERVISORY BOARD

Novie Riyanto R. Ketua Dewan Pengawas*Chair of Supervisory Board

8 6 2 75,00%


9 9 - 100,00%



9 9 - 100,00%


9 9 - 100,00%


Anggota Dewan Pengawas***Member of Supervisory Board

4 4 - 100,00%

Polana B. Pramesti

Ketua Dewan Pengawas*Chair of Supervisory Board

1 - 1 0,00%

Kindy Rinaldy Syahrir

Anggota Dewan Pengawas**Member of Supervisory Board

5 5 - 100,00%

Rata-rata Kehadiran Dewan PengawasAverage Attendance of Supervisory Board

82,14%

DIREKSI / BOARD OF DIRECTORS


Direktur Utama*****President Director

6 6 - 100,00%

Mokhammad Khatim


9 9 - 100,00%

Ahmad Nurdin Aulia


9 9 - 100,00%


9 9 - 100,00%

Bambang Rianto Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi******Director of Safety, Security, and Standardization

6 6 - 100,00%

Bagus Sunjoyo Direktur SDM dan Umum*******Director of Human Resources and General Affairs

3 3 - 100,00%






Rekapitulasi dan Tingkat Kehadiran Dewan Pengawas dan Direksi dalam Rapat Dewan Pengawas dengan Mengundang DireksiRecapitulation and Attendance Level of the Supervisory Board and the Board of Directors in the Supervisory Board Meeting With the Board of Directors

NamaName

JabatanPosition




Kehadiran %Attendance

Novie Riyanto R. Direktur Utama****President Director

- - - -

Yurlis Hasibuan Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi******Director of Safety, Security, and Standardization

3 3 - 100,00%

Rahadi Sulistyo Direktur SDM dan Umum*******Director of Human Resources and General Affairs

6 6 - 100,00%

Rata-rata Kehadiran DireksiAverage Attendance of Board of Directors

100,00%

*) Polana B. Pramesti tidak lagi menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas sejak 20 Maret 2020. Posisinya digantikan oleh Novie Riyanto R.**) Kindy Rinaldy Syahrir tidak lagi menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas sejak 24 Agustus 2020. ***) Anindita Eka Wibisono diangkat sebagai Anggota Dewan Pengawas sejak 6 Juli 2020.****) Novie Riyanto R. tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama sejak 21 Januari 2020.*****) Mohamad Pramintohadi Sukarno menjabat sebagai Direktur Utama pada 4 Mei 2020.******) Yurlis Hasibuan tidak lagi menjabat sebagai Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi sejak 4 Mei 2020. Posisinya digantikan oleh Bambang Rianto.*******) Rahadi Sulistyo tidak lagi menjabat sebagai Direktur SDM dan Umum sejak 10 Agustus 2020. Posisinya digantikan oleh Bagus Sunjoyo.

RAPAT DIREKSIRapat Direksi dilaksanakan untuk membahas bisnis Perusahaan serta melakukan evaluasi dari pelaksanaan proses bisnis AirNav Indonesia. Rapat Direksi juga mengevaluasi pelaksanaan keputusan dari hasil rapat sebelumnya dan membahas tindak lanjut permasalahan yang belum selesai. Direksi melakukan rapat secara berkala seperti melaksanakan rapat koordinasi dengan Dewan Pengawas minimal 1 (satu) kali dalam sebulan dan/atau beberapa rapat akan mengundang Dewan Pengawas jika diperlukan. Selain rapat terjadwal, Direksi juga dapat melakukan rapat sesuai dengan keperluan.

Di sepanjang 2020 Direksi melaksanakan 24 kali rapat. Di samping itu, Direksi menghadiri 10 kali Rapat bersama Dewan Pengawas seperti yang telah dijelaskan di atas. Berikut disampaikan risalah rapat dan tingkat kehadiran Direksi dalam Rapat Direksi.

*) Polana B. Pramesti was dismissed as Chair of the Supervisory Board since March 20, 2020. Her position was replaced by Novie Riyanto R.**) Kindy Rinaldy Syahrir was dismissed as Member of the Supervisory Board since August 24, 2020. ***) Anindita Eka Wibisono has been appointed as a Member of the Supervisory Board since July 6, 2020.****) Novie Riyanto R. was dismissed as President Director since January 21, 2020.*****) Mohamad Pramintohadi Sukarno was appointed as the President Director on May 4, 2020.******) Yurlis Hasibuan was dismissed as Director of Safety, Security and Standardization since May 4, 2020. His position was replaced by Bambang Rianto.*******) Rahadi Sulistyo was dismissed as Director of Human Resources and General Affairs since August 10, 2020. His position was replaced by Bagus Sunjoyo.

THE BOARD OF DIRECTORS MEETINGBoard of Directors Meeting is held to discuss Company business and to evaluate the implementation of AirNav Indonesia business process. Board of Directors Meeting also evaluates implementation of any decision made in the previous meeting and discuss follow up on unresolved issues. Board of Directors meet periodically, including Board at least once a month for coordination meeting with Supervisory, and/or meetings where the Supervisory Board are invited where necessary. In addition to the scheduled meeting, Board of Directors may also convene for specific purpose.

In 2020, the Board of Directors held 24 meetings. The Board of Directors also attended 10 meetings with the Supervisory Board as described above. The following are the minutes of the meeting and the attendance level of the Board of Directors Meeting






Risalah Rapat DireksiMinutes of Board of Directors Meeting

Tanggal Date




8/1/2020 1. Update Capaian Program2. Progress Bandara Kertajati,

Minangkabau dan YIA3. Tunjangan Rumah

1. Update of Program Achievements2. Progress of Kertajati,

Minangkabau, and YIA Airports3. Housing Allowance

Seluruh DireksiAll Board of Directors

-

10/2/2020 1. Persiapan Raker Perusahaan Tahun 2020

2. Operasional Bandara Jenderal Besar Soedirman Wirasaha Purbalingga

3. Persiapan PON XX Tahun 2020 di Papua

1. Preparation for 2020 Company Work Meeting

2. Jenderal Besar Soedirman Wirasaha Purbalingga Airport Operations

3. Preparation for XX PON 2020 in Papua


-

13/2/2020 1. Update pengadaan investasi tahun 2020

2. Hasil Self Asesmen GCG Tahun 2019

1. Update of 2020 investment procurement

2. Results of the 2019 GCG Self-Assessment


-

3/3/2020 1. Revisi RKAP 20202. Persiapan Pengoperasian

Pelayanan Navpen di YIA Kulon Progo

1. Revision of 2020 RKAP2. Preparation for Navpen Service

Operation at YIA Kulon Progo


-

11/3/2020 1. Tindak lanjut pengadaan IMANS2. Pelaksanaan investasi Tahun

2020

1. Follow up IMANS procurement2. Implementation of investment

in 2020


-

23/3/2020 Update Perkembangan Bantuan Hukum Proses Penyelidikan terhadap ATS System dan Pendukungnya serta penggantian dan relokasi radar primaru dan secondary di Bareskrim Polri

Update on the Development of Legal Aid in the Investigation Process of the ATS System and its Supports as well as the replacement and relocation of primary and secondary radars at the National Police Criminal Investigation Unit


-

1/4/2020 Pembagian Shift WFH BOD-1Hasil Pembahasan Revisi RKAP dengan Komite Audit

WFH Allocation for BOD-1- Discussion on the Revised RKAP with Audit Committee


-

16/4/2020 1. Tindak lanjut sosialisasi Manajemen Talenta dan Suksesi Direksi

2. Pengaturan khusus pemberian tunjangan karyawan selama masa pandemi COVID-19

3. Pelaksanaan PSBB di Kotamadya Tangerang

4. Breakdown cashflow beserta tahapannya

1. Follow up on the socialization of Talent Management and Board of Directors Succession

2.SpecificallocationforprovidingemployeebenefitsduringCovid-19 pandemic

3. PSBB implementation in Tangerang City

4.Breakdownofcashflowanditsstages


-

11/5/2020 1. Pembahasan Teknis Operasional AirNav Indonesia sehubungan dengan SE Gugus Tugas COVID-19

2. Pembahasan casflow Airnav Indonesia

1. Discussion on AirNav Indonesia's Operational Technical in connection with the SE Covid-19 Task Force

2. Discussion on AirNav Indonesia's cashflow


-

28/5/2020 Revisi Investasi Perum LPPNPI Tahun 2020

Revision of Perum LPPNPI Investment for 2020


-

8/6/2020 Pemberian Tunjangan Karyawan EmployeesBenefits Seluruh DireksiAll Board of Directors

-

12/6/2020 Pembahasan Project Strategis AirNav Indonesia

Discussion on AirNav Indonesia's Strategic Project


-

16/6/2020 1. Proyeksi traffic tahun 2020 - 2021

2. Revisi RKAP 2020 Usulan Investasi RKAP 2021

1.Trafficprojectionfor2020-2021

2. Revised 2020 RKAP Proposed 2021 Investment RKAP


-






Risalah Rapat DireksiMinutes of Board of Directors Meeting

Tanggal Date




17/6/2020 Pembahasan Project Strategis AirNav Indonesia

Discussion on AirNav Indonesia's Strategic Project


-

19/6/2020 1. Tindakl lanjut project IMANS2. Evaluasi investasi 2020 - 2022

1. Follow-up of IMANS project2. Investment evaluation for 2020 -

2022

Seluruh DireksiAll Board of Directors -

20/6/2020 1. Usulan susunan direksi Airnav Indonesia

2. Pakaian Seragam AirNav Indonesia

3. Potensi pendapatan Airnav Indonesia

1. Proposal of the AirNav Indonesia's Board of Directors composition

2. Uniform of AirNav Indonesia3. Potential revenue of AirNav

Indonesia


-

1/7/2020 Tindak lanjut project IMANS Follow-up of IMANS project Seluruh DireksiAll Board of Directors

-

14/7/2020 1. Proyeksi traffic tahun 2020 - 2021

2. Revisi RKAP 2020 Usulan Investasi RKAP 2021

1.Trafficprojectionfor2020-20212. Revised 2020 RKAP Proposed

2021 Investment RKAP


-

28/7/2020 Finalisasi Usulan Investasi Tahun 2021

Finalization of 2021 Investment Proposal


-

4/8/2020 Evaluasi penangan COVID-19 di AirNav Indonesia

Evaluation of Covid-19 handling in AirNav Indonesia


-

29/9/2020 1. Pembahasan Pengadaan Jaringan komunikasi oleh Lintas Artha

2. Pembahasan Restrukturisasi Hutang Citilink

3. Penyampaian RJPP 2020 - 2024

1. Discussion on the Procurement of Communication Networks by Lintas Artha

2. Discussion on Citilink's Debt Restructuring

3. Submission of 2020 - 2024 RJPP


-

19/10/2020 1. Pembahasan perpanjangan WFH2. Update Pekerjaan IMANS3. Pemberian Kartu Kredit kepada

Pejabat Tertentu

1. Discussion on WFH extension2. IMANS Work Update3. Provision of Credit Cards to CertainOfficials


-

16/11/2020 1. Pembahasan progres e-procurement

2. Pembahasan usulan investasi Airnav Indonesia tahun 2020 - 2021

1. Discussion on e-procurement progress

2. Discussion on AirNav Indonesia's investment proposals for 2020 - 2021


-

18/12/2020 Pembahasan Tindak Lanjut Pengadaan IMANS

Discussion on Follow-Up of IMANS Procurement


-

Rekapitulasi dan Tingkat Kehadiran Direksi dalam Rapat DireksiRecapitulation and Attendance of the Board of Directors in the Board of Directors Meeting

NamaName

JabatanPosition






Direktur Utama**President Director

16 16 - 100,00%

Mokhammad Khatim


24 24 - 100,00%

Ahmad Nurdin Aulia


24 24 - 100,00%


24 24 - 100,00%

Bambang Rianto Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi***Director of Safety, Security, and Standardization

16 16 - 100,00%






Rekapitulasi dan Tingkat Kehadiran Direksi dalam Rapat DireksiRecapitulation and Attendance of the Board of Directors in the Board of Directors Meeting

NamaName

JabatanPosition





Bagus Sunjoyo Direktur SDM dan Umum****Director of Human Resources and General Affairs

4 4 - 100,00%

Novie Riyanto R. Direktur Utama*President Director

1 1 - 100,00%

Yurlis Hasibuan Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi***Director of Safety, Security, and Standardization

8 8 - 100,00%

Rahadi Sulistyo Direktur SDM dan Umum****Director of Human Resources and General Affairs

20 20 - 100,00%

Rata-rata/ Average 100,00%

*) Novie Riyanto R. tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama sejak 21 Januari 2020.**) Mohamad Pramintohadi Sukarno menjabat sebagai Direktur Utama pada 4 Mei 2020.***) Yurlis Hasibuan tidak lagi menjabat sebagai Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi sejak 4 Mei 2020. Posisinya digantikan oleh Bambang Rianto.****) Rahadi Sulistyo tidak lagi menjabat sebagai Direktur SDM dan Umum sejak 10 Agustus 2020. Posisinya digantikan oleh Bagus Sunjoyo.

TRANSPARANSI HUBUNGAN AFILIASI ANTARA DEWAN PENGAWAS, DIREKSI DAN PEMILIK MODALTransparency of Affiliations Among Supervisory Board, The Board of Directors, and The Shareholders

INFORMASI TENTANG PEMILIK MODAL HINGGA NAMA PEMILIK AKHIRPemilik Modal AirNav Indonesia adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan kuasa pemilik modal adalah Kementerian BUMN dengan kepemilikan sebesar 100,00%.

PENGUNGKAPAN HUBUNGAN AFILIASI ANTARA DIREKSI, DEWAN KOMISARIS, DAN PEMILIK MODALTabel di bawah ini menunjukkan hubungan hubungan afiliasi antara Dewan Pengawas, Direksi, dan Pemilik Modal. Bentuk hubungan afiliasi mencakup hubungan istimewa terutama yang disebabkan hubungan pertalian darah seperti suami/istri/anak/orang tua/saudara kandung/ipar, dsbnya, maupun hubungan lainnya yang dapat menimbulkan hubungan yang

*) Novie Riyanto R. was dismissed as President Director since January 21, 2020.**) Mohamad Pramintohadi Sukarno was appointed as the President Director on May 4, 2020.***) Yurlis Hasibuan was dismissed as Director of Safety, Security and Standardization since May 4, 2020. His position was replaced by Bambang Rianto.****) Rahadi Sulistyo was dismissed as Director of Human Resources and General Affairs since August 10, 2020. His position was replaced by Bagus Sunjoyo.

THE SHAREHOLDERS UP TO FINAL OWNER'S NAMEThe Indonesian Government owns AirNav Indonesia's capital with the Ministry of SOE as the authorized shareholders with 100.00% ownership.

DISCLOSURE OF AFFILIATION AMONG THE BOARD DIRECTORS, SUPERVISORY BOARD, AND THE SHAREHOLDERSThe table below shows the affiliation among the Supervisory Board, the Board of Directors, and the Shareholders. The affiliation include special relationships caused by blood relation such as husband/wife/children/parents/siblings/in-laws, etc., as well as other relationships leadingto special relationships, as described in the Statement of Financial Accounting






istimewa, seperti yang diuraikan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 7 tentang Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi.

NamaName

JabatanPosition

Hubungan Afiliasi Dengan/ Affiliation With

Dewan Pengawas

Supervisory Board

DireksiBoard of

Directors

Pemerintah Republik Indonesia sebagai Pemilik Modal

Indonesian Government as the Shareholders

DEWAN PENGAWAS SUPERVISORY BOARD


8 8 4


8 8 4



8 8 4


8 8 4

Anindita Eka Wibisono Anggota Dewan PengawasMember of Supervisory Board

8 8 4

DIREKSI BOARD OF DIRECTORS



8 8 8


8 8 8


8 8 8


8 8 8


8 8 8

Bagus Sunjoyo Direktur SDM dan UmumDirector of HR and General Affairs

8 8 8

v = ada / x = tidak ada

Terdapat hubungan afiliasi Dewan Pengawas terhadapPemerintah Republik Indonesia sebagai pemilik modal melalui rangkap jabatan sebagaimana akan dijelaskan padabagianberikutnya.Hubunganafiliasi inimerupakanbagian dari representasi manajerial dan kepetingan dari Pemerintah Indonesia atas pengelolaan AirNav Indonesia sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia.

Standards (SFAS) 7 regarding Disclosure of Related Parties.

v=havingaffiliation/x=havingnoaffiliation

There is affilation between the Supervisory Board andthe Government of the Republic of Indonesia as the shareholders through the concurrent positions as will beexplainedinthenextsection.Thisaffiliationispartofthe managerial representation and interest of Indonesian Government in AirNav Indonesia management as stated in Indonesian Government Regulation No.77 of 2012 concerning Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia.






TRANSPARANSI RANGKAP JABATAN DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSITransparency of Concurrent Positions of Supervisory Board and Board of Directors

Hubungan kepengurusan anggota Dewan Pengawas dan Direksi pada perusahaan lain di luar AirNav Indonesia maupun jabatan lainnya adalah sebagai berikut.

NamaName

JabatanPosition

Rangkap Jabatan/ Concurrent Position

Sebagai Anggota Dewan Pengawas/ As Member of

Supervisory Board

Sebagai Anggota DireksiAs Member of the Board

of Directors

Jabatan LainnyaOther Positions

DEWAN PENGAWAS SUPERVISORY BOARD


8 8 4


8 8 4



8 8 4


8 8 4



8 8 4

DIREKSI BOARD OF DIRECTORS



8 8 8


8 8 8


8 8 8


8 8 8


8 8 8

Bagus Sunjoyo Direktur SDM dan UmumDirector of Human Resources and General Affairs

8 8 8

v = ada / x = tidak ada

Rangkap jabatan yang ada adalah sebagai berikut:

• Ketua Dewan Pengawas Novie Riyanto R. menjabat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (2020-sekarang).

• AnggotaDewanPengawasElfiAmirmenjabatDirekturKeamanan Penerbangan Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Denpasar (2020-sekarang).

• Anggota Dewan Pengawas Tri Wahyuningsih Retno Mulyani menjabat Direktur Hukum dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (2017-sekarang).

• Anggota Dewan Pengawas Anindita Eka Wibisono menjabat Plt. Asisten Deputi Bidang Asuransi dan Jasa Lainnya Kementerian BUMN (2020-sekarang).

The management relationship between members of the Supervisory Board and the Board of Directors in other companies outside AirNav Indonesia as well as other positions is as follows:

v = having concurrent position / x = no concurrent position

The concurrent positions are as follows:

• Chair of the Supervisory Board Novie Riyanto R. serves as Director General of Civil Aviation at the Ministry of Transportation (2020-present).

• Member of the Supervisory Board Elfi Amir servesas Director of Aviation Security at the Directorate of Civil Aviation at the Ministry of Transportation (2020-present).

• Member of the Supervisory Board Tri Wahyuningsih Retno Mulyani serves as Director of Law and Public Relations at the Directorate General of State Assets, Ministry of Finance (2017-present).

• Member of the Supervisory Board Anindita Eka Wibisono serves as Acting Assistant Deputy for Insurance and Other Services at the Ministry of SOE (2020-present).






KOMITE AUDITAudit Committee

AirNav Indonesia memiliki Komite Audit untuk membantu Dewan Pengawas dalam melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya. Selain membantu Dewan Pengawas, Komite Audit juga melakukan pengawasan pada kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Pembentukan Komite Audit serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya didasarkan pada Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2006 tentang Komite Audit bagi BUMN serta Keputusan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN.

PIAGAM KOMITE AUDITKomite Audit memiliki wewenang dan tanggung jawab yang diatur berdasarkan Pedoman Piagam/Charter Komite Audit yang telah disahkan oleh Ketua Dewan Pengawas pada Agustus 2017.

Piagam Komite Audit mengatur beberapa hal mendasar, diantaranya adalah dasar hukum dan maksud serta tujuan Komite; Pembentukan, Organisasi dan Masa Jabatan; Tugas, Tanggung Jawab dan Kewenangan; serta Rapat, Pelaporan, dan Anggaran.

MASA JABATANMasa jabatan anggota Komite Audit yang bukan merupakan anggota Dewan Pengawas Perusahaan adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali selama 2 (dua) tahun masa jabatan, dengan tidak mengurangi hak Dewan Pengawas untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

SUSUNAN DAN PROFIL ANGGOTA KOMITE AUDITDi tahun 2020 terdapat pergantian keanggotaan Komite Audit. Kronologi pergantian susunan Komite Audit, dan susunan Komite Audit per 31 Desember 2020 dapat dilihat di bawah ini.

AirNav Indonesia established Audit Committee to assist Supervisory Board in conducting their function, task, and responsibility. Apart from assisting Supervisory Body, Audit Committee also oversees Company compliance with applicable rules and regulations.

The establishment of the Audit Committee as well as its duties and responsibilities implementation are based on the Minister of State-Owned Enterprise Regulation No.PER-05/MBU/2006 concerning the Audit Committee for SOE and the Minister of SOE Decree No.PER-12/MBU/2012 concerning Supporting Organs for the Board of Commissioners/Supervisory Board of SOE.

AUDIT COMMITTEE CHARTERIn August 2017, the Chair of the Supervisory Board approved the Audit Committee Charter which regulates the authority and responsibilities of Audit Committee.

The Audit Committee Charter regulates several basic matters of the Committee, including the legal basis as well as the purposes and objectives, Formation, Organization and Term of Office; Duties, Responsibilities and Authorities; and Meetings, Reporting, as well as Budgets.

TERM OF OFFICEThetermofofficeforAuditCommitteememberswhoarenot members of the Company's Supervisory Board is 3 (three) years and can be extended 1 (one) time for 2 (two) years, without prejudice to the right of the Supervisory Board to dismiss at any time.

COMPOSITION AND PROFILE OF THE AUDIT COMMITTEE MEMBERSThere were changes in the Audit Committee personnels in 2020. The chronology of the change in the composition of the Audit Committee, and the composition of the Audit Committee as of December 31, 2020 are available below:

ORGAN PENDUKUNG DEWAN PENGAWASSupervisory Board Supporting Organs






Kronologi Susunan Komite Audit di Sepanjang Tahun 2020Chronology of Audit Committee Composition In 2020

Periode/ Period 1 Jan - 24 Ags 2020Jan 1 - Aug 24, 2020

Periode/ Periode24 Ags - 1 Nov 202024 Aug - 1 Nov 2020

Periode/ Period1 - 27 Nov 2020Nov 1 - 27, 2020

Periode/ Period27 Nov - 31 Des 2020Nov 27 - Dec 31, 2020

KeteranganInformation

Kindy Rinaldy Syahrir Ketua Komite Audit/ Anggota Dewan PengawasChair of the Audit Committee/Member of the Supervisory Board

Kindy Rinaldy Syahrir tidak lagi menjabat Ketua Komite Audit sejak 24 Agustus 2020

Kindy Rinaldy Syahrir was dismissed as the Chair of the Audit Committee on August 24, 2020

Agustina Dani Anggota Komite Audit Member of Audit Committee

Agustina Dani tidak lagi menjabat Anggota Komite Audit sejak 1 November 2020

Agustina Dani was dismissed as Member of the Audit Committee on November 1, 2020

Yety Wulandari Anggota Komite AuditMember of Audit Committee

Yety Wulandari tidak lagi menjabat Anggota Komite Audit sejak 24 Agustus 2020

Yeti Wulandari was dismissed as Member of the Audit Committee on August 24, 2020

Anindita Eka Wibisono Ketua Komite Audit/Anggota Dewan PengawasChair of the Audit Committee/Member of the Supervisory Board

Anindita Eka Wibisono efektif menjabat sebagai Ketua Komite Audit sejak 24 Agustus 2020

Anindita Eka Wibisono was appointed as Chair of the Audit Committee on August 24, 2020

Aria Farah Mita Anggota Komite AuditMember of Audit Committee

Aria Farah Mita efektif menjabat sebagai Anggota Komite Audit sejak 24 Agustus 2020

Aria Farah Mita was appointed as Member of the Audit Committee on August 24, 2020

Ika Setyawati Anggota Komite AuditMember of Audit Committee

Ika Setyawati efektif menjabat sebagai Anggota Komite Audit sejak 27 November 2020

Ika Setyawati was appointed as Member of the Audit Committee on November 27, 2020

Susunan Komite Audit per 31 Desember 2020Composition of Audit Committee as of December 31, 2020

JabatanPosition

NamaName


Masa JabatanTenure


Ketua Komite Audit/Anggota Dewan PengawasChair of the Audit


Surat Keputusan Dewan Pengawas No. KEP-04/DW/VIII/2020 tanggal 24 Agustus 2020Supervisory Board Decree No.KEP-04/DW/VIII/2020 on August 24, 2020

Mengikuti masa jabatan sebagai Anggota Dewan PengawasFollowing the term of officeasMemberoftheSupervisory Board

Ke-11st

Anggota Komite AuditMember of Audit Committee

Aria Farah Mita Surat Keputusan Dewan Pengawas No. KEP-04/DW/VIII/2020 tanggal 24 Agustus 2020Supervisory Board Decree No.KEP-04/DW/VIII/2020 on August 24, 2020

24 Agustus 2020 s.d 23 Agustus 2023August 24, 2020 to August 23, 2023

Ke-11st

Anggota Komite AuditMember of Audit Committee

Ika Setyawati Surat Keputusan Dewan Pengawas No. KEP-06/DW/XI/2020, tanggal 27 November 2020Supervisory Board Decree No.KEP-04/DW/VIII/2020 on August 24, 2020

27 November 2020 s.d 26 November 2023November 27, 2020 to November 26, 2023

Ke-11st






Anindita Eka WibisonoKetua Komite Audit/Anggota Dewan PengawasChair of the Audit Committee/Member of the Supervisory Board

Profil KetuaKomiteAudit Anindita EkaWibisono dapatdilihat pada bagian Profil Dewan Pengawas, dalam babProfilPerusahaan.

Aria Farah MitaAnggota Komite AuditMember of Audit Committee

Periode Jabatan: 24 Agustus 2020 s.d 23 Agustus 2023, Periode Pertama

Data PribadiWarga negara IndonesiaUsia 42 tahunKelahiran Jakarta, 2 Maret 1978

DomisiliDepok, Jawa Barat, Indonesia

PendidikanDoktor (S3) bidang Akuntansi dari Universitas Indonesia (2015)

Riwayat ProfesiAnggota Komite Audit PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (2017-saat ini)

TheprofileoftheChairoftheAuditCommitteeAninditaEkaWibisonoisavailableintheSupervisoryBoardProfilesection,intheCompanyProfilechapter.

TermofOffice:August24,2020toAugust23,2023,FirstPeriod

Personal DataIndonesian citizens42 years oldBorn in Jakarta on March 2, 1978

DomisiliDepok, West Java, Indonesia

EducationDoctorate in Accounting from the University of Indonesia (2015)

Professional History Member of the Audit Committee at PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (2017-present)






Ika SetyawatiAnggota Komite AuditMember of Audit Committee

Periode Jabatan: 27 November 2020 s.d 26 November 2023, Periode Pertama

Data PribadiWarga negara IndonesiaUsia 35 tahunKelahiran Malang, 6 Juni 1985

DomisiliTangerang Selatan, Banten Indonesia

Pendidikan

• Magister (S2) Manajeman Bisnis dari Institut Pertanian Bogor (masih berjalan)

• Sarjana (S1) Angewandte Informatik dari Berufsakademie Stuttgart, Jerman (2009)

• Diploma (D4) Teknologi Informasi dari Politeknik (PENS) ITS Surabaya (2008)

Riwayat ProfesiSekretaris Dewan Komisaris PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (2015-2020)

INDEPENDENSI KOMITE AUDITKomite Audit memiliki fungsi dan tanggung jawab dalam membantu Dewan Pengawas untuk memberikan pandangan, arahan dan masukan mengenai aspek audit yang akan menjadi materi pertimbangan terkait pengawasan kinerja Direksi maupun untuk perumusan kebijakan perusahaan yang dilakukan oleh Direksi. Oleh karena itu, Komite Audit telah memenuhi kriteria independensi dan dapat bertindak secara independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Independensi Komite Audit harus bebas dari segala kepentingan yang dapat memengaruhi pandangan objektif agar pengawasan dan saran yang diberikan dapat berjalan secara transparan dan akuntabel.

Term of Office: November 27, 2020 to November 26,2023, First Period

Personal DataIndonesian citizens35 years oldBorn in Malang on June 6, 1985

DomicileSouth Tangerang, Banten, Indonesia

Education

• Master's degree in Business Management from Bogor Agricultural University (in progress)

• Bachelor of Angewandte Informatics from Berufsakademie Stuttgart, Germany (2009)

• Diploma (D4) of Information Technology from Polytechnic (PENS) ITS Surabaya (2008)

Professional HistorySecretary to the Board of Commissioners of PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (2015-2020)

AUDIT COMMITTEE INDEPENDENCEAudit Committee function and are responsible for assisting Supervisory Board in providing opinion, guideline and input on audit aspects In the Company governance structure, the Audit Committee assist the Supervisory Board by providing opinions, guidance, and input on aspects of audit, which shall be considered in the monitoring of the performance of the Board of Directors or in the drafting of corporate policy by the Board of Directors. As the Audit Committee have met the requirement for independence, they can act independently in conducting their task and responsibility. The Audit Committee must be independent of all interests that may compromise their objective opinion to maintain the transparency and accountability of their oversight and advice.






TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG KOMITE AUDIT

Tanggung jawab Komite Audit meliputi:

1. Membantu Dewan Pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal.

2. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh Satuan Pengawas Intern maupun auditor eksternal.

3. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta pelaksanaannya.

4. Memastikan telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan perusahaan.

5. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukanperhatian Dewan Pengawas lainnya.

6. Melakukan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas.

Wewenang dan tanggung jawab Komite Audit diuraikan sebagai berikut:

1. Mengusulkan Auditor Eksternal melalui proses seleksi;

2. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern maupun Auditor Eksternal;

3. Memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian internal serta pelaksanaannya;

4. Melakukan prosedur review tertentu terhadap segala informasi yang dikeluarkan Perusahaan;

5. Mengidentifikasihal-halyangperludiperhatikanolehDewan Pengawas.

PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSIAgar Komite Audit selalu dapat mengikuti perkembangan hal-hal terkait perkembangan Perusahaan, Komite Audit mengikuti program pengembangan kompetensi berupa seminar, workshop, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi Komite Audit.

Tentang kegiatan peningkatan kompetensi yang diikuti Anggota Komite Audit di sepanjang tahun 2020 dapat dilihat pada bab Profil Perusahaan dalam laporan tahunan ini.

DUTIES, RESPONSIBILITIES, AND AUTHORITIES OF THE AUDIT COMMITTEEThe responsibility of the Audit Committee includes:

1. Assist the Supervisory Board in ensuring the effectiveness of internal control system and the effectiveness of external and internal auditors in implementing their duties.

2. Assess the process and result of audits by Internal Monitoring Unit or external auditor.

3. Provide recommendation on improving management control system and its application.

4. Ensure that satisfactory review procedures are in place for every information that is released by the Company.

5. Identify matters that require the attention of the Supervisory Board and their relevant tasks.

6. Perform other duties in accordance with the rules and regulations set forth by the Supervisory Board.

The authority and responsibility of Audit Committee are as follows:

1. Nominate External Auditor for the selection process.

2. Assess the process and results of audit by Internal Monitoring Unit and External Auditor.

3. Recommend improvement to internal control system and implementation.

4. Apply certain review procedures on every information released by the Company.

5. Identify matters that require the attention of the Supervisory Board.

COMPETENCE DEVELOPMENT PROGRAMTo be able to follow developments related to the development of the Company, the Audit Committee participates in competence development programs in the seminars, workshops, or other activities to increase the knowledge and competence of the Audit Committee.

Competence improvement activities participated by the Audit Committee members during 2020 are available in the Company Profile chapter in this annual report.






RAPAT KOMITE AUDITKomite Audit melaksanakan rapat untuk berkoordinasi mengenai beberapa hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. Pelaksanaan rapat dilaksanakan sesuai kebutuhan komite. Di sepanjang tahun 2020, Komite Audit menggelar 15 kali rapat. Berikut disampaikan risalah rapat dan tingkat kehadiran Komite Audit dalam rapat-rapat tersebut.

Risalah Rapat Komite AuditMinutes of Audit Committee Meetings

Tanggal Date


Peserta RapatMeeting Participants

31/03/2020 Antisipasi dampak pandemi COVID-19 terhadap anggaran tahun 2020

Anticipation of the COVID-19 pandemic impacts on 2020 budget

Kehadiran seluruh Komite Audit melalui zoom-meetingAll Audit Committees were present through zoom-meeting

14/04/2020 Monitoring dan evaluasi program kerja Komite Audit Tahun 2020

Monitoring and evaluation of 2020 Audit Committee work program


20/04/2020 - Peningkatan sistem pengadaan barang/jasa AirNav Indonesia

- Evaluasi atas laporan hasil audit SPI tahun 2019

- Improvement of AirNav Indonesia's procurement system of goods/services

- Evaluation of the 2019 audit report by SPI


22/04/2020 - Monitoring tindak lanjut temuan BPK

- Rencana program kerja SPI Triwulan I tahun 2020

- Monitoring the follow-up to findings from BPK

- SPI work program plan for the first quarter of 2020


20/05/2020 - Klarifikasi realisasi imbalan kerja jangka pendek tahun 2019

- Kajian flexible budgeting dan postur draft revisi RKAP 2020 (skenario dampak Covid-19)

- Business Continuity Plan (BCP) RKAP 2021

- Clarification of the realized short-term employee benefits in 2019

- Review of flexible budgeting and posture of the revised 2020 RKAP draft (Covid-19 impacts scenario)

- Business Continuity Plan (BCP) 2021 of RKAP


04/06/2020 Review proses bisnis & SOP Manajemen Keuangan dalam rangka penyusunan dokumen pengadaan KAP tahun buku 2020

Review of business processes and Financial Management SOP for the drafting of PAF procurement documents for 2020 fiscal year


05/06/2020 Update GCG untuk BCP dan Internal Control

GCG update for BCP and Internal Control


01/09/2020 Perkembangan pengadaan KAP untuk pelaksanaan audit tahun buku 2020

Development of PAF procurement for the audit in 2020 fiscal year


10/09/2020 Monitoring kinerja keuangan dan operasional AirNav Indonesia

Monitoring AirNav Indonesia's financial and operational performance


11/09/2020 Pengalihan aset kenavigasian Navigation asset transfer Kehadiran seluruh Komite Audit melalui zoom-meetingAll Audit Committees were present through zoom-meeting

MEETING OF AUDIT COMMITTEEAudit Committee holds meetings to coordinate on several matters needed in the implementation of duties and responsibilities. The committee holds meetings following the needs. During 2020, the Audit Committee held 15 meetings. The following are the minutes of meetings and the attendance level of the Audit Committee in the meetings.






Risalah Rapat Komite AuditMinutes of Audit Committee Meetings

Tanggal Date



18/09/2020 Penyaluran dana program kemitraan AirNav Indonesia melalui BUMN khusus tahun 2020

Funds distribution of the AirNav Indonesia foster partner program through special SOE in 2020


16/10/2020 Progress penyelesaian piutang Receivable settlement progress


21/10/2020 - Monitoring working capital sesuai surat ketua Komite Audit perihal Penyampaian Template Permintaan Data Monitoring Working Capital dan Monitoring bulanan Evaluasi kinerja

- Pembahasan lanjut Aktivitas penyelesaian piutang

- Monitoring working capital based on letter from the Chair of the Audit Committee regarding the Submission of Request Template of the Working Capital Monitoring Data and Monthly Monitoring Performance evaluation

- Further discussion of receivable settlement activities


09/11/2020 Laporan manajemen realisasi RKAP Triwulan III 2020

Management report on the realized Quarter III 2020 RKAP


11/12/2020 Pembahasan kinerja Perusahaan periode bulan Oktober dan November 2020

Discussion of the Company performance in October and November 2020


Rekapitulasi dan Tingkat Kehadiran Komite Audit dalam Rapat Komite AuditRecapitulation and Attendance Level of Audit Committee in Audit Committee Meetings

NamaName

JabatanPosition



Jumlah Ketidakhadiran

Total Absence

KehadiranAttendance

%

Anindita Eka Wibisono Ketua Komite Audit*Chair of Audit Committee

8 8 - 100,00%

Aria Farah Mita Anggota Komite Audit**Member of Audit Committee

8 8 - 100,00%

Ika Setyawati Anggota Komite Audit***Member of Audit Committee

14 14 - 100,00%

Kindy Rinaldy Syahrir Ketua Komite Audit*Chair of Audit Committee

7 7 - 100,00%

Yety Wulandari Anggota Komite Audit**Member of Audit Committee

7 7 - 100,00%

Agustina Dani Anggota Komite Audit***Member of Audit Committee

1 1 - 100,00%


*) Kindy Rinaldy Syahrir tidak lagi menjabat sebagai Ketua Komite Audit sejak 24 Agustus 2020. Posisinya digantikan oleh Anindita Eka Wibisono.**) Yety Wulandari tidak lagi menjabat sebagai Anggota Komite Audit sejak 24 Agustus 2020. Posisinya digantikan oleh Aria Farah Mita.**) Agustina Dani tidak lagi menjabat sebagai Anggota Komite Audit sejak 27 November 2020. Posisinya digantikan oleh Ika Setyawati.

*) Kindy Rinaldy Syahrir was dismissed as Chair of Audit Committee since August 24, 2020. His position was replaced by Anindita Eka Wibisono.**) Yety Wulandari was dismissed as Member of Audit Committee since August 24, 2020. Her position was replaced by Aria Farah Mita.**) Agustina Dani was dismissed as Member of Audit Committee since November 27, 2020. Her position was replaced by Ika Setyawati.






LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN KEGIATAN KOMITE AUDIT TAHUN 2020

Di sepanjang tahun 2020 Komite Audit telah melakukan beberapa kegiatan seperti pendampingan dan rekomendasi terhadap tugas Dewan Pengawas, antara lain membantu Dewan Pengawas untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor, menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh Satuan Pengawasan Intern maupun auditor eksternal, memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta pelaksanaannya, memastikan telah terdapat prosedur evaluasi yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkanPerusahaan, danmelakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Pengawas serta tugas-tugas Dewan Pengawas lainnya.

BRIEF REPORT ON THE IMPLEMENTATION OF THE AUDIT COMMITTEE ACTIVITIES IN 2020Throughout 2020, Audit Committee carried out several activities such as mentoring and recommending the duties of the Supervisory Board, including assisting the Supervisory Board to ensure the effectiveness of the internal control system and the effectiveness of the external auditors and internal auditors duties, assessing the activities and audit results by Internal Control Unit and external auditors, providing recommendations for the improvement of the management control system and its implementation, ensuring the satisfactory evaluation procedure for all information released by the Company, and identifying matters need the Supervisory Board attention, and other Supervisory Board duties.






KOMITE MANAJEMEN RISIKO & GCGRisk Management & GCG Committee

Perusahaan membentuk Komite Manajemen Risiko & GCG dalam rangka membantu Dewan Pengawas untuk melaksanakan tugas pengawasan dan memberikan saran kepada Direksi terkait penerapan manajemen risiko dan GCG. Komite ini dibentuk di tahun 2019 sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN.

PIAGAM KOMITE MANAJEMEN RISIKO & GCGKomite Manajemen Risiko & GCG memiliki wewenang dan tanggung jawab yang diatur berdasarkan Pedoman Piagam/Charter Komite Manajemen Risiko & GCG yang telah disahkan oleh Ketua Dewan Pengawas tanggal 8 Mei 2019.

Beberapa hal yang diatur dalam Piagam Komite Manajemen Risiko & GCG mencakup:

• Pembentukan, organisasi dan masa jabatan

• Tugas, tanggung jawab dan kewenangan

• Rapat, pelaporan dan anggaran

KETENTUAN MASA JABATANMasa jabatan anggota Komite Manajemen Risiko & GCG yang bukan merupakan anggota Dewan Pengawas Perusahaan adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali selama 2 (dua) tahun masa jabatan, dengan tidak mengurangi hak Dewan Pengawas untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

SUSUNAN DAN PROFIL ANGGOTA KOMITE MANAJEMEN RISIKO & GCG

Di tahun 2020 tidak terdapat perubahan keanggotaan Komite Manajemen Risiko & GCG. Susunan dan komposisi anggota Komite Komite Manajemen Risiko & GCG adalah sebagai berikut:

The Company established Risk Management & GCG Committee to assist the Supervisory Board in carrying out its supervisory duties and provide advice to the Board of Directors regarding the implementation of risk management and GCG. This Committee was established in 2019 Following the Minister of SOE Regulation No. PER-12/MBU/2012 concerning Supporting Organs for the Board of Commissioners/Supervisory Board of SOE.

RISK MANAGEMENT & GCG COMMITTEE CHARTERThe Supervisory Board approved the Risk Management & GCG Committee Charter on May 8, 2019. It regulates the authority and responsibility of the Risk Management & GCG Committee.

Several things regulated in the Risk Management & GCG Committee Charter include:

• Formation,organization,andtermofoffice

• Duties, responsibilities, and authorities

• Meetings, reporting, and budgets

TERM OF OFFICEThe term of office for members of the Risk Management & GCG Committee who are not members of the Company's Supervisory Board is 3 (three) years and can be extended 1 (one) time for 2 (two) years, without prejudice to the right of the Supervisory Board to dismiss at any time.

COMPOSITION AND PROFILE OF RISK MANAGEMENT & GCG COMMITTEE MEMBERSIn 2020, there was no change in the personnel of the Risk Management & GCG Committee. The structure and composition of the Risk Management & GCG Committee members are as follows:






Susunan Komite Manajemen Risiko & GCG per 31 Desember 2020Composition of Risk Management & GCG Committee as of December 31, 2020

JabatanPosition

NamaName


Masa JabatanTenure


Ketua/Anggota Dewan PengawasChair of Committee/Member of the Supervisory Board


Surat Keputusan Dewan Pengawas No. KEP-01/DW/VI/2019 tanggal 26 Juni 2019Supervisory Board Decree No.KEP-01/DW/VI/2019 dated June 26, 2019

Mengikuti masa jabatan sebagai Anggota Dewan Pengawas/ Following the term of office as Member of the Supervisory Board

AnggotaMember of Committee

Amran Alinuddin Surat Keputusan Dewan Pengawas No. KEP-01/DW/VI/2019 tanggal 26 Juni 2019Supervisory Board Decree No.KEP-01/DW/VI/2019 dated June 26, 2019


Ke-11st

AnggotaMember of Committee

Sri Yuwono Hari Sarjito

Surat Keputusan Dewan Pengawas No. KEP-01/DW/VI/2019 tanggal 26 Juni 2019Supervisory Board Decree No.KEP-01/DW/VI/2019 dated June 26, 2019


Ke-11st

Tri Wahyuningsih Retno MulyaniKetua Komite Manajemen Risiko & GCG/Anggota Dewan PengawasChair of Risk Management & GCG Committee/Member of Supervisory Board

Profil Ketua Komite Manajemen Risiko & GCG TriWahyuningsih Retno Mulyani dapat dilihat pada bagian ProfilDewanPengawas,dalambabProfilPerusahaan.

Amran AlinuddinAnggota Komite Manajemen Risiko & GCGMember of Risk Management & GCG Committee

Periode Jabatan: 26 Juni 2019 s.d 25 Juni 2022, Periode Pertama

The profile of the Chair of Risk Management & GCGCommittee is available in the Supervisory Board Profilesection,intheCompanyProfilechapter.

Term of Office: June 26, 2019 to June 25, 2022, FirstPeriod






Data PribadiWarga negara IndonesiaUsia 56 tahunKelahiran Palembang, 3 Mei 1964

DomisiliTangerang, Banten, Indonesia

Pendidikan

• Master (S2) jurusan Risk Management dari University of New South Wales Sydney (2003).

• Sarjana (S1) jurusan Pendidikan dari IAIN Pekanbaru (1993)

• Diploma (D3) jurusan Senior Air Traffic Control dari Civil Aviation Training (1998)

• Diploma (D2) jurusan Communication Officer dari Civil Aviation Training (1986)

• Diploma (D2) jurusan Traffic Control-Special Course dari Civil Aviation Training (1995)

Riwayat ProfesiBeliau berkarir di PT Angkasa Pura II, dengan pengalaman jabatan Communication Officer Directorate General ofAir Communication (1987-1994), Air Traffic Controllerand Flight Service Officer (1994-2004), Junior StaffPlanning & IT Department (2004-2006), Assistant Manager of Statistic, Research, and Development (2006-2007), Coordinator of Risk Management (2007-2008), Master Plan and Corporate Plan Manager (2008-2009), Vice President of Aviation Business (2009-2012), General Manager (2012-2013), dan Adviser to the Board of Directors AirNav Indonesia (2015-2016). Selain itu, beliau juga bertugas pada Tim Gugus Peningkatan Pelayanan Navigasi Penerbangan AirNav Indonesia (2016-saat ini) dan Pro-Staff PPM Manajemen (2018-saat ini).

Sri Yuwono Hari SarjitoAnggota Komite Manajemen Risiko & GCGMember of Risk Management & GCG Committee

Periode Jabatan: 26 Juni 2019 s.d 25 Juni 2022, Periode Pertama

Personal DataIndonesian citizens56 years oldBorn in Palembang on May 3, 1964

DomicileTangerang, Banten, Indonesia

Education

• Master's degree in Risk Management from the University of New South Wales Sydney (2003).

• Bachelor's degree in Education from IAIN Pekanbaru (1993)

• Diploma(D3) inSeniorAirTrafficControlfromCivilAviation Training (1998)

• Diploma (D2) in Communication Officer from CivilAviation Training (1986)

• Diploma(D2) inTrafficControl-SpecialCoursefromCivil Aviation Training (1995)

Professional HistoryHe had career at PT Angkasa Pura II, with experience in the positions of Communication Officer DirectorateGeneral of Air Communication (1987-1994), Air TrafficControllerandFlightServiceOfficer(1994-2004),JuniorStaff Planning & IT Department (2004-2006), Assistant Manager of Statistics, Research, and Development (2006-2007), Coordinator of Risk Management (2007-2008), Master Plan and Corporate Plan Manager (2008-2009), Vice President of Aviation Business (2009-2012), General Manager (2012-2013), and Adviser to the Board of Directors of AirNav Indonesia (2015-2016). He also serves as Air Navigation Service Improvement Team (2016-present) and Pro-Staff PPM Management (2018-present) at AirNav Indonesia.

Term of Office: June 26, 2019 to June 25, 2022, FirstPeriod






Data PribadiWarga negara IndonesiaUsia 45 tahunKelahiran Boyolali, 14 Mei 1975

DomisiliTangerang Selatan, Banten, Indonesia

Pendidikan• Master of Economic Development, Magister (S2)

Ekonomika Pembangunan dari Universitas Gajah Mada (2009).

• Diploma (D4) Akuntansibidang/jurusan dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (2001).

Riwayat ProfesiBeliau berkarir di Kementerian Keuangan sejak 1996 hingga saat ini. Di samping itu, beliau memiliki pengalaman kerja meliputi anggota Komite Audit sekaligus Komite Manajemen Risiko PT Sarana Multigriya Finansial (2012-2016), Sekretaris Komisaris PT Sarana Multigriya Finansial (2015).

INDEPENDENSI KOMITE MANAJEMEN RISIKO & GCGUraian tentang independensi komiteIndependensi Komite Manajemen Risiko & GCG diatur dalam Piagam Komite Manajemen Risiko & GCG. Transparansi independensi Komite Manajemen Risiko & GCG terlihat dalam tabel berikut:

Aspek IndependensiAspect of Independence


Amran AlinuddinSri Yuwono Hari

Sarjito

Anggota Komite Manajemen Risiko dan GCG yang kedudukannya sebagai anggota Dewan Pengawas mempunyai hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping ataupun hubungan yang timbul karena perkawinan dengan anggota Dewan Pengawas lainnya atau dengan anggota Direksi.

Member of the Risk Management and GCG Committee with position as member of the Supervisory Board has family relationships to the third degree, either vertcally or horizontally or relationship due to marriage with other members of the Supervisory Board or with members of the Board of Directors.

8 - -

Anggota Komite Manajemen Risiko dan GCG yang bukan anggota Dewan Pengawas mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping dengan anggota Dewan Pengawas dan anggota Direksi Perusahaan.

Members of the Risk Management and GCG Committee who are not members of the Supervisory Board with family relationship and marriage up to the third degree, both vertically and horizontally, with members of the Supervisory Board and members of the Company's Board of Directors.

- 8 8

Mempunyai kepemilikan baik langsung maupun tidak langsung di AirNav Indonesia dan perusahaan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

Having direct or indirect ownership in AirNav Indonesia and other companies that may cause conflict of interests.

8 8 8

Personal DataIndonesian citizens45 years oldBorn in Boyolali on May 14, 1975


Education• Master of Economic Development, Master of

Development Economics from Gadjah Mada University (2009).

• Diploma (D4) in Accounting from the State College of Accountancy (2001).

Professional HistoryHe had career in the Ministry of Finance since 1996 to present. He also has work experience including members of the Audit Committee as well as the Risk Management Committee of PT Sarana Multigriya Finansial (2012-2016), Secretary to the Commissioner of PT Sarana Multigriya Finansial (2015).

INDEPENDENCE OF THE RISK MANAGEMENT & GCG COMMITTEEThe independence of the Risk Management & GCG Committee is regulated in the Risk Management & GCG Committee Charter. The transparency and independence of the Risk Management & GCG Committee is as follows:






Aspek IndependensiAspect of Independence


Amran AlinuddinSri Yuwono Hari

Sarjito

Memangku jabatan rangkap sebagai pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif dan/atau calon kepala daerah/wakil kepala daerah, dan jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

Having concurrent positions as administrators of political parties and/or legislative candidates/members and/or regional head/deputy regional heads, and other positions that according to the provisions of laws and regulations may cause conflict of interests.

8 8 8

Memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha AirNav Indonesia yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

Having business relationship, either directly or indirectly related to business activities of AirNav Indonesia that may cause conflict of interests.

8 8 8

Merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan AirNav Indonesia dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Pengawas, kecuali Anggota Komite Manajemen Risiko dan GCG yang berasal dari anggota Dewan Pengawas.

Working or having the authority and responsibility to plan, control, or supervise AirNav Indonesia activities within the last 6 (six) months prior to being appointed by the Supervisory Board, unless for Members of the Risk Management and GCG Committee who are members of the Supervisory Board.

- 8 8

Mempunyai kepentingan pribadi langsung atau tidak langsung dengan informasi material Perusahaan.

Having direct or indirect personal interest in material information of the Company.

8 8 8

v = ada | x = tidak ada

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE MANAJEMEN RISIKO & GCG

Dalam menjalankan fungsinya, Komite Manajemen Risiko & GCG memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta pelaksanaannya yang terkait dengan Manajemen Risiko dan GCG;

2. Memastikan telah terdapat prosedur evaluasi yang memperhatikan risiko dan GCG terhadap segala informasi yang dikeluarkan Perusahaan;

3. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukanperhatian Dewan Pengawas serta tugas-tugas Dewan Pengawas lainnya.

PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSIAgar Komite Manajemen Risiko & GCG selalu dapat mengikuti perkembangan hal-hal terkait perkembangan Perusahaan, Komite Audit mengikuti program pengembangan kompetensi berupa seminar, workshop, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi Komite Manajemen Risiko & GCG.

v = available | x = unavailable

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF RISK MANAGEMENT & GCG COMMITTEEIn carrying out its functions, the Risk Management & GCG Committee has the following duties and responsibilities:

1. Provide recommendation on improving management control system and its application related to Risk Management and GCG

2. Ensure that satisfactory evaluation procedures considering risk and GCG for every information that is released by the Company.

3. Identify matters that require the attention of the Supervisory Board and their relevant tasks.

COMPETENCE DEVELOPMENT PROGRAMTo follow the Company development, the Audit Committee participates in competence development programs in the seminars, workshops, or other activities that can increase the knowledge and competence of the Risk Management & GCG Committee.






Tentang kegiatan peningkatan kompetensi yang diikuti Anggota Komite Manajemen Risiko & GCG di sepanjang tahun 2020 dapat dilihat pada bab Profil Perusahaan dalam laporan tahunan ini.

RAPAT KOMITE MANAJEMEN RISIKO & GCGKomite Manajemen Risiko dan GCG mengadakan rapat secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) dalam 1 (satu) bulan untuk menyelesaikan Program Kerja Komite Manajemen Risiko dan GCG. Jika dipandang perlu, Komite dapat mengundang pihak lain yang terkait dengan materi rapat untuk hadir dalam rapat dengan persetujuan Dewan Pengawas dan sepengetahuan anggota Direksi terkait.

Di sepanjang tahun 2020, Komite Manajemen Risiko & GCG menggelar 14 kali rapat. Selain itu, Komite Manajemen Risiko & GCG juga menghadiri 14 kali rapat internal Dewan Pengawas. Berikut disampaikan risalah rapat dan tingkat kehadiran Komite Manajemen Risiko & GCG dalam rapat komite.

Risalah Rapat Komite Manajemen Risiko & GCGMinutes of Risk Management & GCG Committee Meetings

Tanggal Date



31/3/2020 Antisipasi dampak pandemi COVID-19 terhadap anggaran tahun 2020

Anticipation of the impacts of the COVID-19 pandemic on the 2020 budget

Kehadiran seluruh Komite Manajemen Risiko & GCG melalui zoom-meetingAll Risk Management & GCG Committee were present through zoom-meeting

9/4/2020 - Peningkatan Pelayanan Navigasi Penerbangan dan Kualitas Alat-Alat Produksi

- Penyampaian dan Pendataan Informasi Publik AirNav Indonesia di media elektronik dan media sosial

- Kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam Industri Penerbangan

- Improvement of Air Navigation Services and Quality of Production Equipment

- Submission and collection of AirNav Indonesia Public Information on electronic media and social media

- Collaboration among stakeholders in the Aviation Industry


20/4/2020 - Monitoring perencanaan dan progres pelaksanaan program strategis pemerintah oleh AirNav Indonesia

- Monitoring pelaksanaan dan penyempurnaan konsep operasi sebagaimana tercantum didalam RJPP

- Pembahasan atas evaluasi penerapan delapan (8) prinsip manajemen risiko setiap semester

- Tindak lanjut hasil survey tingkat maturitas ERM dan pembahasan program kerja peningkatan maturitas ERM

- Monitoring the planning and progress of government strategic programs implementation by AirNav Indonesia

- Monitoring the implementation and refinement of the operationalconcept as stated in the RJPP

- Discussion on the evaluation of the implementation of eight (8) risk management principles every semester

- Follow-up on the results of the ERM maturity level survey and discussion on the work program to increase ERM maturity level


Competency improvement activities participated by the Risk Management & GCG Committee Members throughout 2020 are available in the Company Profile chapter in this annual report.

MEETINGS OF RISK MANAGEMENT & GCG COMMITTEEThe Risk Management and GCG Committee holds regular meetings at least 1 (one) time in 1 (one) month to complete the Risk Management and GCG Committee Work Program. The Committee may invite other parties related to the meeting material to attend the meeting with the approval of the Supervisory Board and with the knowledge of the relevant members of the Board of Directors, if necessary.

During 2020, the Risk Management & GCG Committee held 14 meetings. The Risk Management & GCG Committee also attended 14 internal meetings of the Supervisory Board. The following are the minutes of the meeting and the attendance level of the Risk Management & GCG Committee in the committee meetings.






Risalah Rapat Komite Manajemen Risiko & GCGMinutes of Risk Management & GCG Committee Meetings

Tanggal Date



13/5/2020 Pendalaman antisipasi dampak COVID-19 terhadap kelangsungan kegiatan Perusahaan

Deepening the anticipation of COVID-19 impact on the activities continuity of the Company

Kehadiran seluruh Komite Manajemen Risiko & GCG melalui zoom-meeting

All Risk Management & GCG Committee were present through zoom-meeting

20/5/2020 - Klarifikasi realisasi imbalan kerjajangka pendek tahun 2019

- Kajian flexible budgeting dan postur draft revisi RKAP 2020 (skenario dampak COVID-19)

- Business Continuity Plan (BCP) RKAP 2021

- Clarification of the realized short-termemployeebenefitsin2019

- Review of flexible budgetingand posture of the revised 2020 RKAP draft (impacts scenario of COVID-19)

- Business Continuity Plan (BCP) of 2021 RKAP

Kehadiran seluruh Komite Manajemen Risiko & GCG melalui zoom-meeting


4/6/2020 Review proses bisnis & SOP Manajemen Keuangan dalam rangka penyusunan dokumen pengadaan KAP tahun buku 2020.

Review of business processes and Financial Management SOP for the drafting of PAF procurement documentsforthe2020fiscalyear

Kehadiran seluruh Komite Manajemen Risiko & GCG melalui zoom-meeting.


5/6/2020 Update GCG untuk BCP dan Internal Control.

GCG update for BCP and Internal Control



2/7/2020 Business Continuity Plan (BCP) aspek keuangan & investasi & SDM.

Business Continuity Plan (BCP) on financial,investment,andHRaspects



3/7/2020 Business Continuity Plan (BCP) aspek Operasi, Teknik, Safety.

Business Continuity Plan (BCP) on Operations, Engineering, and Safety



10/9/2020 Monitoring kinerja keuangan dan operasional AirNav Indonesia.

Monitoring financial and operationalperformance of AirNav Indonesia



11/9/2020 Pengalihan aset kenavigasian. Navigation asset transfer Kehadiran seluruh Komite Manajemen Risiko & GCG melalui zoom-meeting.


3/11/2020 Pembahasan Safety Rate, Sertifikasi - 171, 172, 175 & ANSSP, Ketersediaan Prosedur IFP/IAP, Safety Assessment, ketersediaan dokumen, dan tindak lanjut hasil audit internal dan eksternal.

Discussion on Safety Rate, Certification-171,172,175&ANSSP,Availability of IFP/IAP Procedures, Safety Assessment, availability of documents, and follow-up on results of internal and external audits



9/11/2020 Laporan manajemen realisasi RKAP Triwulan III 2020.

Management report on the realized 2020 RKAP on Quarter III



28/12/2020 Penerapan SMAP dengan konsultan Deloitte.

SMAP implementation with a Deloitte consultant








Rekapitulasi dan Tingkat Kehadiran Komite Manajemen Risiko & GCG dalam Rapat Komite Manajemen Risiko & GCGRecapitulation and Attendance Level at Risk Management & GCG Committee Meetings

NamaName

JabatanPosition

Jumlah Wajib RapatTotal Attendance


% Kehadiran% Attendance

Tri Wahyuningsih Retno Mulyani Ketua / Chair of Committee 14 14 100,00%

Amran Alinuddin Anggota / Member of Committee 14 14 100,00%

Sri Yuwono Hari Sarjito Anggota / Member of Committee 14 14 100,00%


LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN KEGIATAN KOMITE MANAJEMEN RISIKO & GCG TAHUN 2020Di tahun 2020, Komite Manajemen Risiko & GCG telah melakukan tugas sebagai berikut:

a. Melakukan pembahasan perbaikan draft Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) tahun 2020-2024.

b. Pembahasan antisipasi dampak pandemi COVID-19 terhadap anggaran AirNav Indonesia tahun 2020.

c. Melakukan pembahasan Komite dengan manajemen terkait program investasi, Corporate Communication, Stakeholder Mapping dan kebijakan Perusahaaan, pengelolaan kinerja korporat, konsep operasi dan layanan, penerapan manajemen risiko, serta penanganan operasional dan pelayanan.

d. Melakukan penelaahan dan pemberian rekomendasi kepada Dewan Pengawas atas hasil penilaian penerapan GCG tahun 2019, antara lain yaitu usulan untuk perubahan Board Manual.

e. Masukan dan saran terkait penyaluran dana Program Kemitraan tahun 2020.

f. Melakukan pembahasan Safety Rate, Sertifikasi171,172,175 & ANSSP, ketersediaan prosedur IFP/IAP, Safety Assessment, ketersediaan dokumen dan tindak lanjut hasil audit internal dan eksternal.

g. Pelaporan kegiatan Komite Manajemen Risiko dan GCG baik triwulan maupun tahunan.

BRIEF REPORT ON IMPLEMENTATION OF RISK MANAGEMENT & GCG COMMITTEE ACTIVITIES IN 2020In 2020, the Risk Management & GCG Committee performed the following duties:

a. Discussed the improvement of the Company's Long Term Plan (RJPP) draft for 2020-2024.

b. Discussion on anticipatiion of the COVID-19 pandemic impacts on AirNav Indonesia's 2020 budget.

c. Discussion of the Committee with management regarding investment programs, Corporate Communication, Stakeholder Mapping and Company policies, managing corporate performance, concepts of operations and services, implementing risk management, as well as handling operations and services.

d. Reviewed and provided recommendations to the Supervisory Board on the assessment results of the 2019 GCG implementation, including proposals for changes to the Board Manual.

e. Input and suggestion regarding funds distribution for Foster Partner Program in 2020.

f. Discussion on Safety Rate, 171,172,175 & ANSSP Certification, availability of IFP/IAP procedures,Safety Assessment, document availability and follow-up on results of internal and external audits.

g. Reported on the activities of the Risk Management and GCG Committee, both quarterly and annually.






KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASINomination and Remuneration Committee

Di tahun 2020 AirNav Indonesia membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi guna membantu Dewan Pengawas untuk melaksanakan tugas mengawasi dan memastikan efektifitas pelaksanaan di bidang nominasi dan remunerasi terhadap anggota Direksi dan Dewan Pengawas serta bidang manajemen sumber daya manusia dan juga dalam peran sebagai Talent Committee untuk eksekutif BUMN serta tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Pengawas.

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASIKomite Nominasi dan Remunerasi memiliki wewenang dan tanggung jawab yang diatur berdasarkan Pedoman Piagam/Charter Komite Nominasi dan Remunerasi yang telah disahkan oleh Dewan Pengawas melalui Surat No. S-33/DW/IV/2020 tanggal 20 April 2020 tentang Penyampaian Surat Keputusan dan Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi Dewan Pengawas Perum LPPNPI.

Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi mengatur beberapa hal mendasar, diantaranya adalah dasar hukum dan maksud serta tujuan Komite; Pembentukan, Organisasi dan Masa Jabatan; Tugas, Tanggung Jawab dan Kewenangan; serta Rapat, Pelaporan, dan Anggaran.

MASA JABATANMasa jabatan anggota Komite Nominasi dan Remunerasi yang bukan merupakan anggota Dewan Pengawas Perusahaan adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali selama 2 (dua) tahun masa jabatan, dengan tidak mengurangi hak Dewan Pengawas untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

SUSUNAN DAN PROFIL ANGGOTA KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi sekaligus pengangkatan para anggotanya berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pengawas No. KEP-02/DW/IV/2020 tanggal 20 Juni 2020 tentang Pengangkatan Ketua dan Anggota-Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR) Dewan Pengawas Perum LPPNPI. Berikut disampaikan susunan Komite Nominasi dan Remunerasi.

In 2020, AirNav Indonesia established the Nomination and Remuneration Committee to assist the Supervisory Board in supervising and ensuring the effectiveness of nomination and remuneration for members of the Board of Directors and Supervisory Board as well as in the field of human resource management and the role of Talent Committee for SOE executives and other duties assigned by the Supervisory Board.

NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTEE CHARTERThe Nomination and Remuneration Committee has the authority and responsibility regulated based on the Nomination and Remuneration Committee Charter which had been approved by the Supervisory Board through Letter No.S-33/DW/IV/2020 dated April 20, 2020 regarding Submission of Decree and Charter of the Nomination and Remuneration Committee of the Supervisory Board of Perum LPPNPI.

The Nomination and Remuneration Committee Charter stipulates several basic matters, including the legal basis, the purposes, and objectives of the Committee; Formation, OrganizationandTermofOffice;Duties,Responsibilitiesand Authorities; and Meetings, Reporting, and Budgets.

TERM OF OFFICEThe term of office for members of the Nomination andRemuneration Committee who are not members of the Company's Supervisory Board is 3 (three) years and can be extended 1 (one) time for 2 (two) years, without prejudice to the right of the Supervisory Board to dismiss at any time.

COMPOSITION AND PROFILE OF THE NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTEE MEMBERSThe establishment of the Nomination and Remuneration Committee as well as the appointment of its members were based on the Supervisory Board Decree No.KEP-02/DW/IV/2020 dated June 20, 2020 regarding the Appointment of the Chair and Members of the Nomination and Remuneration Committee (KNR) of the Supervisory Board of Perum LPPNPI. The following is the composition of the Nomination and Remuneration Committee:






Susunan Komite Nominasi dan Remunerasi per 31 Desember 2020Composition of the Nomination and Remuneration Committee as of December 31, 2020

JabatanPosition

NamaName


Masa JabatanTenure

Ketua/Anggota Dewan PengawasKetua/Anggota Dewan Pengawas

Novie Riyanto Surat Keputusan Dewan Pengawas No. KEP-02/DW/IV/2020 tanggal 20 Juni 2020Supervisory Board Decree No. KEP-02/DW/IV/2020 dated June 20, 2020

Mengikuti masa jabatan sebagai Anggota Dewan PengawasBased on the term of office as Member of the Supervisory Board

Sekretaris/Anggota Dewan PengawasSecretary/Member of the Supervisory Board

Daryatmo

AnggotaMember

Seluruh Anggota Dewan PengawasThe Entire Members of the Supervisory Board

Profil singkat Ketua, Sekretaris dan Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Pengawas, dalam bab Profil Perusahaan.

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASITugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi adalah sebagai berikut:

• Pemberian masukan, nasihat, rekomendasi, atau saran atas permohonan persetujuan dari Direksi atas kegiatan terkait dengan fungsi nominasi.

• Pemberian masukan, nasihat, rekomendasi, atau saran atas permohonan persetujuan dari Direksi atas kegiatan terkait dengan fungsi remunerasi.

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Dewan Pengawas

PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSIAgar Komite Nominasi dan Remunerasi selalu dapat mengikuti perkembangan hal-hal terkait perkembangan Perusahaan, Komite Nominasi dan Remunerasi mengikuti program pengembangan kompetensi berupa seminar, workshop, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi Komite Audit.

Tentang kegiatan peningkatan kompetensi yang diikuti Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi di sepanjang tahun 2020 dapat dilihat pada bab Profil Perusahaandalam laporan tahunan ini.

BriefprofilesoftheChair,Secretary,andMembersoftheNomination and Remuneration Committee are available in theProfile of the SupervisoryBoard, in theCompanyProfilechapter.

DUTIES, RESPONSIBILITIES, AND AUTHORITIES OF THE NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTEEThe duties and responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee are as follows:

• Providing input, advice, recommendations, or suggestions for approval from the Board of Directors on activities related to the nomination function.

• Providing input, advice, recommendations, or suggestions upon approval request from the Board of Directors on activities related to the remuneration function.

• Implementation of other duties assigned by the Chair of the Supervisory Board

COMPETENCE DEVELOPMENT PROGRAMTo follow the Company development, the Nomination and Remuneration Committee participates in competence development programs in the seminars, workshops, or other activities to increase the knowledge and competence of the Nomination and Remuneration Committee.

Competence improvement activities participated by the members of the Nomination and Remuneration Committee throughout 2020 are available in the Company Profilechapterinthisannualreport.






RAPAT KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASIKomite Nominasi dan Remunerasi melaksanakan rapat setidaknya 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan. Di sepanjang tahun 2020, Komite Nominasi dan Remunerasi menggelar 2 kali rapat. Berikut disampaikan risalah rapat dan tingkat kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi dalam rapat-rapat tersebut.

Risalah Rapat Komite Nominasi dan RemunerasiMinutes of Meeting of the Nomination and Remuneration Committee

Tanggal dan TempatDate and Place



Jakarta, 7 November 2020

Pendalaman Realisasi RKAP Triwulan III Terkait dengan Sumber Daya Manusia.

Deepening of the Realized RKAP in the Quarter III Related to Human Resources

Anggota Dewan Pengawas, Direktur SDM dan Umum, Komite Audit, Komite Manrisk dan Kepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG.

Member of the Supervisory Board, Director of Human Resources and General Affairs, Audit Committee, Risk Management Committee, and Chief of Bureau of Corporate Performance Management, Risk Management and GCG

Jakarta, 14 November 2020

Saran dan Masukan atas Laporan Manajemen Realisasi RKAP 2020 Triwulan III Aspek Sumber Daya Manusia.

Suggestions and Feedback on the Management Report on the Realized Quarter III of 2020 RKAP on Human Resources Aspect

Komite Nominasi dan Remunerasi, Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan Direktur SDM dan Umum.

Nomination and Remuneration Committee, Member of the Nomination and Remuneration Committee, and Director of Human Resources and General Affairs

LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN KEGIATAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI TAHUN 2020

Di tahun perdana pembentukannya, Komite Nominasi dan Remunerasi telah melaksanakan sejumlah program kerja, sebagai berikut:

• Melakukan pembahasan mekanisme penilaian individual Direksi yang sedang menjabat.

• Melakukan Talent Classification Meeting atas usulan yang telah disampaikan oleh Direksi untuk mendapatkan usulan Top Talent BUMN (BOD & BOD-1) untuk kemudian diusulkan kepada Pemilik Modal sebagai Top Talent BUMN (BOD & BOD-1) AirNav Indonesia.

• Melakukan pembahasan dan memberikan rekomendasi terkait dengan penyesuaian organisasi dengan jumlah Direksi sesuai kelas BUMN.

• Pendalaman laporan manajemen realisasi RKAP 2020 triwulan III aspek sumber daya manusia.

• Mengikuti rapat-rapat pembahasan Internal Dewan Pengawas dan rapat Dewan Pengawas-Direksi dengan menyampaikan masukan-masukan.

MEETINGS OF NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTEEThe Nomination and Remuneration Committee holds meeting at least 1 (one) time in 4 (four) months. During 2020, the Nomination and Remuneration Committee held 2 (two) meetings. The following are the minutes of meetings and the attendance level of the Nomination and Remuneration Committee at the meetings:

BRIEF REPORT ON THE IMPLEMENTATION OF THE NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTEE ACTIVITIES IN 2020In the inaugural year of formation, the Nomination and Remuneration Committee performed several work programs as follows:

• Discussed the individual assessment mechanism for the incumbent Board of Directors.

• HeldTalentClassificationMeeting on the proposalssubmitted by the Board of Directors to obtain proposals for Top Talent SOE (BOD & BOD-1) to be further proposed to the Shareholder as Top Talent SOE (BOD & BOD-1) of AirNav Indonesia.

• Discussed and provided recommendations related to organizational adjustments with the number of Board of Directors following the SOE class.

• Deepening of the management report on the realized 2020 RKAP in the third quarter related to the human resources aspect.

• Participated in the internal discussion meetings of the Supervisory Board and the Board of Directors-Supervisory meetings by submitting input.






• Pelaporan kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi baik triwulan maupun tahunan.

• Mengikuti rapat-rapat pembahasan Internal Dewan Pengawas dan rapat Dewan Pengawas-Direksi dengan menyampaikan kajian dan masukan kepada Dewan Pengawas serta rekomendasi kepada Direksi.

KEBIJAKAN MENGENAI SUKSESI DIREKSISuksesi Direksi menjadi momentum membangun tradisi alih generasi dan role model bagi AirNav Indonesia, selain sebagai tantangan bagi Direksi terpilih dan segenap karyawan untuk menjawabnya dengan prestasi dan kinerja terbaik. Untuk memastikan Perusahaan dikelola oleh manajemen yang memiliki keahlian dan kompetensi yang semestinya, Perusahaan melakukan proses suksesi Direksi dimana pencalonan dan penetapan Direksi ditetapkan berdasarkan pemenuhan Peraturan Menteri BUMN No. PER-10/MBU/10/2020 tanggal 9 Oktober 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/02/2015 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Adapun proses pemilihan Direksi dilakukan oleh Tim Evaluasi yang ditetapkan oleh Menteri berdasarkan usulan dari Eselon I terkait dan Sekretaris Kementerian.

Dalam Board Manual yang dimiliki Perusahaan, dijelaskan bahwa Direksi diangkat dari calon yang lulus seleksi melalui Uji Kelayakan dan Kepatuhan (UKK) yang dilakukan oleh tim dan/atau lembaga profesional yang dibentuk dan/atau ditunjuk oleh Menteri. Sumber calon Direksi didapatkan dari:

• Direksi BUMN;• Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN;• Talenta yang dimiliki AirNav Indonesia, yang terdiri

atas: » Pejabat 1 (satu) tingkat di bawah Direksi atau

pejabat yang mempunyai prestasi istimewa; » Direksi anak perusahaan/perusahaan patungan;

• Talenta Kementerian BUMN;• Sumber lain yang terdiri dari:

» Pejabat BUMN lain; dan » Sumber lainnya.

Berikut disampaikan bagan pengusulan hingga penetapan Direksi di lingkup Perusahaan.

• Reported the activities of the Nomination and Remuneration Committee, both quarterly and annually.

• Participated in internal discussion meetings of the Supervisory Board and Board of Directors-Supervisory meetings by submitting studies and input to the Supervisory Board as well as recommendations to the Board of Directors

POLICY REGARDING THE BOARD OF DIRECTORS SUCCESSIONThe Board of Directors succession is momentum to build a generational tradition and role model for AirNav Indonesia, as well as a challenge for the elected Board of Directors and all employees to respond with the best achievements and performance. To ensure that the Company is managed by management with the appropriate skills and competencies, the Company takes succession process for the Board of Directors in which the nomination and determination of the Board of Directors is determined based on the fulfillment of the Minister of SOE Regulation No.PER-10/MBU/10/2020 dated October 9, 2020 concerning Amendments to the Minister of SOE Regulation No.PER-02/MBU/02/2015 concerning Requirements and Procedures for Appointment and Dismissal of Members of the Board of Commissioners and Supervisory Board of State-Owned Enterprises. The selection process for the Board of Directors is through Evaluation Team determined by the Minister based on proposals from the relevant Echelon I and the Secretary of the Ministry.

In the Company's Board Manual, it is explained that the Board of Directors is appointed from candidates passed the selection through the Fit and Proper Test (UKK) by a team and/or professional institution established and/or appointed by the Minister. Sources of candidates for the Board of Directors are obtained from the following:

• Board of Directors of SOE;• Board of Commissioners/Supervisory Board of

SOE;• Talents of AirNav Indonesia consisting of:

» Officials 1 (one) level below the Board of Directors or officials with special achievements;

» Board of Directors of subsidiaries/joint ventures;

• Talents from the Ministry of SOE;• Other sources consisting of

» Other SOE officials; and » Other sources.

The following is chart of the proposal to the Board of Directors Determination within the Company:






“Per 31 Desember 2020, terdapat 1 (satu) orang Direksi Perusahaan yang berasal dari talenta internal AirNav Indonesia yaitu Bambang Riyanto yang menjabat sebagai Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi. Hal ini menunjukkan kesempatan yang sama bagi siapapun yang memiliki talenta dan prestasi untuk mendapatkan promosi jabatan.”

“As of December 31, 2020, there was 1 (one) Board of Directors came from internal talent of AirNav Indonesia, namely Bambang Riyanto who is serving as Director of Safety, Security, and Standardization. It shows equal opportunity for anyone with talent and achievement to get promotion.”

SKEMA DAN MEKANISME SUKSESI DIREKSI: PENGUSULAN HINGGA PENETAPANBoard of Directors Succession Scheme and Mechanism: Proposal to Determination

PENGAJUAN BAKAL CALONPengajuan nama-nama calon Direksi didasarkan pada sumber-sumber bakal calon yang terdiri dari personal yang pernah menjabat Direksi BUMN, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN, talenta yang dimiliki AirNav Indonesia, talenta dari Kementerian BUMN dan sumber lain.

SUBMISSION OF PROSPECTIVE CANDIDATESThe nomination of the Board of Directors candidates is based on the sources of the nominees consisting of personnel who had served as Directors of SOE, Board of Commissioners/Supervisory Boards of SOE, talents of AirNav Indonesia, talents from the Ministry of SOE, and other sources.

PENJARINGAN BAKAL CALONPenjaringan nama-nama Direksi dilakukan oleh Menteri BUMN, Sekretaris, Deputi Teknis, dan/atau Deputi mencari bakal calon dari berbagai sumber. Dalam rangka penjaringan bakal calon Direksi, Menteri BUMN dapat meminta masukan dari Menteri Teknis.

SELECTION OF PROSPECTIVE CANDIDATESThe selection of the Board of Directors candidates is carried out by the Minister of SOE, the Secretary, Technical Deputy, and/or the Deputy looking for prospective candidates from various sources. In the context of selecting the Board of Directors candidates, the Minister of SOE may request input from the Technical Minister.

UJI KELAYAKAN DAN KEPATUTAN (UKK)Bakal calon yang akan ditetapkan menjadi calon anggota Direksi, adalah seseorang yang telah dinyatakan memenuhi Persyaratan Formal dan Persyaratan lain dan lulus UKK. UKK terhadap bakal calon dilakukan oleh lembaga profesional yang ditunjuk oleh Menteri BUMN. Pengangkatan kembali pada jabatan yang sama bagi Anggota Direksi yang dinilai mampu melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya tidak perlu seleksi melalui Uji Kelayakan dan Kepatuhan (UKK).

FIT AND PROPER TEST (UKK)Candidates for the Board of Directors member are persons declared to have fulfilled the Formal Requirements and other Requirements and passed the Fit and Proper Test (UKK). UKK for prospective candidates uses professional institution appointed by the Minister of SOE. Re-appointment to the same position for the Board of Directors members considered capable of carrying out their duties well during their term of office needs no Fit and Proper Test (UKK).

USULAN PENGANGKATANBagi calon yang telah mendapatkan rekomendasi “Disarankan” oleh tim penilai akan diajukan kepada Menteri untuk diangkat.

APPOINTMENT PROPOSALCandidates who received recommendation "Suggested" by the assessment team will be submitted to the Minister for appointment.

PENETAPANPenetapan dilakukan melalui mekanisme keputusan Menteri BUMN.

DETERMINATIONThe determination uses the mechanism of the Minister of SOE decision.






SEKRETARIS DEWAN PENGAWASSupervisory Board Secretary

Dalam rangka membantu kelancaran pelaksanaan tugasnya, Dewan Pengawas dibantu oleh Sekretaris Dewan Pengawas yang berfungsi melaksanakan kegiatan protokoler dan kesekretariatan Perusahaan.

KETENTUAN MASA JABATANBerdasarkan Board Manual yang dimiliki Perusahaan, masa jabatan Sekretaris Dewan Pengawas maksimal 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk paling lama 2 (dua) tahun dengan tidak mengurangi hak Dewan Pengawas untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

PEJABAT SEKRETARIS DEWAN PENGAWASBerdasarkan Surat Keputusan Dewan Pengawas No. KEP-013/DW/IV/2017 tanggal 25 April 2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Sekretaris Dewan Pengawas Perum LPPNPI, dan No. KEP-03/DW/IV/2020 tanggal 27 April 2020 tentang Perpanjangan Masa Jabatan Sekretaris dan Pengangkatan Staf Sekretariat Dewan Pengawas Perum LPPNPI, Pejabat Sekretaris Dewan Pengawas dipercayakan kepada Okta Kurnia Putra. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Dewan Pengawas dibantu oleh 2 (dua) orang staf.

Okta Kurnia PutraSekretaris Dewan PengawasSupervisory Board Secretary

Periode Jabatan: 27 April 2020 - 26 April 2022Periode Kedua

In order to assist the smooth duties implementation, the Supervisory Board is assisted by the Supervisory Board Secretary to carry out protocol and secretarial activities of the Company.

TERM OF OFFICEFollowing the Company's Board Manual, the term of officefortheSupervisoryBoardSecretaryisamaximumof 3 (three) years and can be reappointed for a maximum of 2 (two) years without prejudice to the right of the Supervisory Board to dismiss at any time.

OFFICIAL OF SUPERVISORY BOARD SECRETARYFollowing the Supervisory Board Decree No. KEP-013/DW/IV/2017 dated April 25, 2017 concerning the Dismissal and Appointment of the Supervisory Board Secretary of Perum LPPNPI, and No.KEP-03/DW/IV/2020 dated April 27 2020 concerning Extension of the Secretary's Term of Office and Appointment ofSecretariat Staff of the LPPNPI Perum Supervisory Board, the Supervisory Board Secretary is served by Okta Kurnia Putra. In carrying out his duties, the Supervisory Board Secretary is assisted by 2 (two) staffs.

TermofOffice:April27,2020-April26,2022,Second Period

Data Pribadi• Warga negara Indonesia• Usia 36 tahun• Kelahiran Sidoarjo, 2 Oktober 1984


Personal Data• Indonesian citizens• 36 years old• Born in Sidoarjo on October 2, 1984







Pendidikan• Magister (S2) Teknik Sipil dari Universitas Indonesia

(2014)• Diploma IV (D4) Teknik Navigasi Udara Fakultas

Teknik dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (2007)

Riwayat ProfesiKasubdit Standardisasi dan Prosedur Navigasi Penerbangan, Ditjen Hubud (2020-sekarang), Kepala Seksi Standardisasi Navigasi Penerbangan, Ditjen Hubud (2016-2020), Kepala Seksi Sertifikasi NavigasiPenerbangan, Ditjen Hubud (2015-2016), Inspektur Navigasi Penerbangan, Ditjen Hubud (2012-2015), Staf Direktorat Keselamatan Penerbangan, Ditjen Hubud (2007-2012)

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIS DEWAN PENGAWASSekretaris Dewan Pengawas mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan kegiatan administrasi kesekretariatan di lingkungan Dewan Pengawas.

2. Menyelenggarakan rapat Dewan Pengawas dan rapat/pertemuan antara Dewan Pengawas dengan Pemilik modal, Direksi maupun pihak-pihak terkait lainnya.

3. Menatausahakan serta menyimpan dokumen Perusahaan terkait dengan Dewan Pengawas, termasuk tetapi tidak terbatas pada risalah rapat Dewan Pengawas.

4. Menyediakan data/informasi yang diperlukan oleh Dewan Pengawas dan komite-komite di lingkungan Dewan Pengawas yang berkaitan dengan:

a. Pengawasan tindak lanjut hasil keputusan, rekomendasi dan arahan Dewan Pengawas.

b. Bahan/materi yang bersifat administrasi mengenai kegiatan laporan Direksi dalam mengelola Perusahaan.

c. Dukungan administrasi serta monitoring berkaitan dengan hal-hal yang harus mendapatkan persetujuan atau rekomendasi dari Dewan Pengawas sehubungan dengan kegiatan pengelolaan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi.

5. Mengumpulkan data-data teknis yang berasal dari komite-komite dan tenaga ahli internal Dewan Pengawas untuk keperluan Dewan Pengawas.

Education• Master's degree in Civil Engineering from the

University of Indonesia (2014)• Diploma (D4) of Air Navigation Engineering Faculty of

Engineering from the Indonesian College of Aviation (2007)

Professional HistoryHead of Sub-Directorate of Standardization and Procedures for Air Navigation, Directorate General of Civil Aviation (2020-present), Head of Section for Standardization of Air Navigation, Directorate General of Civil Aviation (2016-2020), Head of Section for Air Navigation Certification, Directorate General of CivilAviation (2015-2016), Inspector of Air Navigation, Directorate General of Civil Aviation ( 2012-2015), Staff of the Directorate of Air Navigation Safety, Directorate General of Civil Aviation (2007-2012)

MAIN DUTIES AND FUNCTIONS OF THE SUPERVISORY BOARD SECRETARYThe main duties and function of the Supervisory Board Secretary are as follows:

1. Organize administrative activities within the Supervisory Board.

2. Organize the Supervisory Board meeting and meeting/conference between the Supervisory Board, Board of Directors, and other relevant parties

3. Manage and keep Company documents pertaining to the Supervisory Board, including but not limited to minutes of the Supervisory Board meeting.

4. Provide data/information required by the Supervisory Board and committees within the Supervisory Board related to:

a. Monitoring the follow-up to the Supervisory Board decision, recommendation, and directive.

b. Administrative material concerning Board of Directors report on Company management.

c. Administrative support and monitoring of issues that require the approval or recommendation of the Supervisory Board related to the Company management by the Board of Directors

5. Compile technical data from Supervisory Board committees and internal experts as required by the Supervisory Board.






PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSIAgar Sekretaris Dewan Pengawas selalu dapat mengikuti perkembangan hal-hal terkait perkembangan Perusahaan, Sekretaris Dewan Pengawas mengikuti program pengembangan kompetensi berupa seminar, workshop, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi Komite Audit.

Tentang kegiatan peningkatan kompetensi yang diikuti Sekretaris Dewan Pengawas di sepanjang tahun 2020 dapat dilihat pada bab Profil Perusahaan dalam laporan tahunan ini.

LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN TUGAS TAHUN 2020Di sepanjang tahun 2020 Sekretaris Dewan Pengawas telah melaksanakan beberapa kegiatan, yaitu:

• Penyelenggaraan rapat-rapat Dewan Pengawas.• Pembuatan draft laporan tugas pengawasan Dewan

Pengawas.• Pembuatan draft tanggapan dan saran-saran Dewan

Pengawas.

COMPETENCE DEVELOPMENT PROGRAMTo follow the Company developments, the Supervisory Board Secretary participates in competence development programs in the seminars, workshops, or other activities to increase the knowledge and competence of the Supervisory Board Secretary.

The competence development activities participated by the Supervisory Board Secretary during 2020 are available in the Company Profile chapter in this annual report.

BRIEF REPORT ON 2020 DUTIES EXECUTIONThroughout 2020 the Supervisory Board Secretary carried out several activities, namely:

• Organizing Supervisory Board meetings.• Drafting Report on Supervisory Board Monitoring.• Drafting of the Supervisory Board responses and

suggestions.






SEKRETARIS PERUSAHAANCorporate Secretary

Sekretaris Perusahaan memiliki beberapa peran yaitu membangun hubungan baik dengan berbagai pihak termasuk regulasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, Sekretaris Perusahaan juga bertugas menyampaikan informasi internal maupun eksternal yang aktual dan baik kepada pemangku kepentingan. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab atas kegiatan berikut:

1. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Pengawas secara berkala dan/atau apabila diminta;

2. Sebagai penghubung (liaison officer);

3. Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada daftar khusus dan risalah rapat Direksi, dan surat Keputusan Menteri.

PIHAK YANG MENGANGKAT DAN MEMBERHENTIKAN SEKRETARIS PERUSAHAANPengangkatan dan pemberhentian Sekretaris Perusahaan berada dibawah kewenangan Direktur Utama yang ditentukan berdasarkan peraturan dan mekanisme internal serta persetujuan Dewan Pengawas.

PEJABAT SEKRETARIS PERUSAHAANBerdasarkan Keputusan Direksi No. KEP.5622/U/LPPNPI/PER.08/XI/2019 tanggal 26 November 2019, Sekretaris Perusahaan dipercayakan untuk dijabat oleh Rosedi.

ORGAN PENDUKUNG DIREKSIBoard of Directors Supporting Organs

Corporate Secretary plays a number of roles including rapport building with various stakeholders according to applicable rules and regulations. In addition, Corporate Secretary is tasked with communicating good and actual internal and external information to the stakeholders. Corporate Secretary is also responsible for the following activities:

1. Provide information required by the Board of Directors and Supervisory Board periodically or by request;

2. Astheliaisonofficer

3. Manage and store corporate documents, including but not limited to special lists and minutes of Board of Directors meetings and Ministerial Decree.

THE PARTY THAT APPOINTS AND DISMISSES THE CORPORATE SECRETARYAppointment and discharge of Corporate Secretary fall under the authority of President Director and decided on the basis of internal regulation and mechanism and subject to Supervisory Board approval.

PROFILE OF CORPORATE SECRETARYBased on the Board of Directors Decree No. KEP.5622/U/LPPNPI/PER.08/XI/2019 dated November 26, 2019, the Corporate Secretary is served by Rosedi.






RosediSekretaris PerusahaanMenjabat sejak 26 November 2019Corporate SecretaryServing since November 26, 2019

Data PribadiWarga negara IndonesiaUsia 49 tahunKelahiran Malang, 10 Mei 1971


Pendidikan• Magister (S2) Administrasi Publik dari STIAMI (2015)• Sarjana (S1) Administrasi Publik, STIA – LAN (2008)• Diploma IV (D4) Ahli Lalu Lintas Udara dari Sekolah

Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) (2009)

Sertifikasi Profesi• Workshop ERM, Risk Based Decision Making and

Tone at the Top – 2019 – Perum LPPNPI• Preparation for Executive Talent Course – 2020 –

Perum LPPNPI

Bergabung di AirNav Indonesia1 Oktober 2013, dengan jabatan Manager Approach Control Services

Riwayat ProfesiSebelum menjabat Sekretaris Perusahaan, beberapa jabatan yang pernah diemban adalah General Manager Cabang MATSC (2019), General Manager Cabang Denpasar (2018-2019), General Manager Cabang Surabaya (2017-2018), Kasubdiv. Pengendalian Pelayanan Navigasi Penerbangan (2016-2017), Manager Air Traffic Flow Management (2015-2016), dan Manager Approach Control Services (2013-2015).

Personal DataWarga negara IndonesiaUsia 49 tahunKelahiran Malang, 10 Mei 1971


Education• Master of Public Administration from STIAMI (2015)• Bachelor of Public Administration, STIA – LAN (2008)• Diploma(D4)ofAirTrafficExpertfromtheIndonesian

College of Aviation (STPI) (2009)

Professional Certification• Workshop on ERM, Risk Based Decision Making and

Tone at the Top – 2019 – Perum LPPNPI• Preparation for Executive Talent Course – 2020 –

Perum LPPNPI

Career in AirNav IndonesiaSince October 1, 2013, with the position of Manager Approach Control Services

Professional HistoryPrior to serving as Corporate Secretary, he were General Manager of MATSC Branch (2019), General Manager of Denpasar Branch (2018-2019), General Manager of Surabaya Branch (2017-2018), Head of Sub-Division on Control of Air Navigation Services (2016-2017), Manager of Air Traffic Flow Management (2015-2016), and Manager of Approach Control Services (2013-2015).






STRUKTUR ORGANISASI DAN KEDUDUKAN SEKRETARIS PERUSAHAANUntuk dapat memberikan gambaran tentang lingkup tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan di lingkup AirNav Indonesia, berikut disampaikan struktur organisasi Sekretaris Perusahaan yang telah disahkan melalui Peraturan Direksi No. PER.007/LPPNPI/X/2017 tanggal 9 Oktober 2017.

ORGANIZATIONAL STRUCTURE AND POSITION OF CORPORATE SECRETARY

The following organizational structure illustrates duties and functions of AirNav Indonesia's Corporate Secretary which had been ratified through the Board of DirectorsRegulation No. PER.007/LPPNPI/X/2017 dated October 9, 2017.

Per 31 Desember 2020, jumlah karyawan Sekretaris Perusahaan sebanyak 33 orang dengan penempatan sebagai berikut.

Jabatan/FungsiPosition/Function

Jumlah (orang)Total/Person

Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary 1

Manager Manager 2

Junior Manager Junior Manager 4

Staf Administrasi Administrative Staff 19

Sekretaris Direksi Board of Directors Secretary 7

Jumlah Total 33

As of December 31, 2020, the Corporate Secretary was 33 employees with the following placement:

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIS PERUSAHAANOrganizational Structure of Corporate Secretary

President Director

Direktur Utama

Corporate Secretary

Sekretaris Perusahaan

Manager of Public Relations

Manager Hubungan Masyarakat

Junior Manager of Internal Relations

Junior Manager Hubungan Internal

Junior Manager of Partnership & Participation

Junior Manager Kemitraan & Partisipasi

Junior Manager of External Relations

Junior Manager Hubungan Ekstena;

Junior Manager of Community Relations

Junior Manager Relasi Komunitas

BOD and Protocols Secretariat Manager

Manager Sekretariat BOD dan Protokoler

Junior Manager of BOD Secretariat

Junior Manager Sekretariat BOD

Junior Manager of Protocols

Junior Manager Protokoler

Manager of Corporate Social Responsibility

Manager Corporate Social Responsibility






TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SEKRETARIS PERUSAHAANSekretaris Perusahaan memiliki tugas dan tanggung jawab yang merujuk pada hubungan Dewan Pengawas dan Direksi, antara lain:

1. Membantu Direksi dalam menyiapkan rumusan dan melaksanakan program kerja bidang hubungan masyarakat, hubungan antar lembaga, Rapat Pembahasan Bersama (RPB) dengan Pemilik Modal, kesekretariatan dan keprotokoleran Direksi terkait kerja sama perusahaan, penyusunan peraturan dan dokumentasi hukum, advokasi dan penyelesaian permasalahan hukum;

2. Mempersiapkan perumusan kebijakan dan perencanaan program kerja bidang kesekretariatan dan keprotokoleran Direksi;

3. Mempersiapkan rumusan kebijakan program kerja bidang hukum;

4. Mempersiapkan rumusan kebijakan program kerja bidang hubungan antar lembaga dan komunikasi korporat;

5. Memastikan AirNav Indonesia mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan yang sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG;

6. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi/Dewan Pengawas secara berkala dan/atau apabila diminta;

7. Sebagai penghubung (liaison officer);

8. Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, risalah rapat Direksi dan rapat Dewan Pengawas;

9. Mempersiapkan dan melaksanakan program pengenalan perusahaan terhadap Dewan Pengawas dan/atau Direksi yang baru diangkat.

PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSIAgar Sekretaris Perusahaan selalu dapat mengikuti perkembangan hal-hal terkait dunia usaha, perkembangan Perusahaan, serta peraturan dan perundang-undangan terkait, Perusahaan memfasilitasi SDM yang tergabung dalam Biro Sekretaris Perusahaan untuk mengikuti program pengembangan kompetensi berupa seminar, workshop, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi.

Tentang kegiatan peningkatan kompetensi yang diikuti Pejabat Sekretaris Perusahaan di sepanjang tahun 2020 dapat dilihat pada bab Profil Perusahaan dalam laporantahunan ini.

Adapun program pengembangan kompetensi yang diikuti oleh pegawai yang tergabung dalam unit Sekretaris Perusahaan di tahun 2020 adalah sebagai berikut:

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF THE CORPORATE SECRETARYCorporate Secretary has duties and responsibilities referring to the relationship between Supervisory Board and Board of Directors as follows:

1. Assisting the Board of Directors in drafting and executing work programs on public relations, inter-institutional relations, Joint Discussion Meeting with The Shareholders, Board of Directors secretariat affairs and protocols on corporate partnership, legal drafting and documentation, advocation, and settlement of litigations;

2. Drafting and planning of programs on Board of Directors secretariat affairs and protocols;

3. Drafting policy on legal affairs programs;

4. Drafting policy on work program on inter-institutional relations and corporate communication;

5. Ensure that AirNav Indonesia is in compliance with transparency requirements in accordance with the implementation of GCG principles;

6. Providing information required by Board of Directors/Supervisory Board periodically and/or by request;

7. Servingasliaisonofficer;

8. Managing and storing corporate documents, minutes of Board of Director meetings and Supervisory Board meetings;

9. Drafting and holding Company introduction to newly appointed Supervisory Board and/ or Board of Directors.

COMPETENCE DEVELOPMENT PROGRAMTo be able to always follow developments related to the business world, the development of the Company, as well as related laws and regulations, the Company facilitates human resources as part of the Corporate Secretary to participate in competence development programs in the seminars, workshops, or other activities to improve knowledge and competence.

Competency development activities participated by the Corporate Secretary throughout 2020 are available in the CompanyProfilechapterinthisannualreport.

The competence development programs participated by employees in the Corporate Secretary in 2020 are as follows:






NamaName

JabatanPosition

Jenis PendidikanType of

Education and Training

Materi Pendidikan dan PelatihanMaterials of Education and Training

Tempat/TanggalPlace/Date


Putri Pratiwi Rachmatika

Staf AdministrasiAdministration Staff

Non Mandatory Workshop online pemantapan key user dan end user dalam sistem ERP SAP Batch II Grup 2/ Online workshop on strengthening key users and end users in the ERP SAP system, Batch II Group 2

Online, 26 Agustus 2020/ Online, August 26, 2020

KeuanganFinance

Mayangsari Hidayati




KeuanganFinance

Betrin Risakusuma




KeuanganFinance

Arief Fadillah Staf AdministrasiAdministration Staff

Non Mandatory Pelatihan KedisiplinanDiscipline Training

SPN Lido Polda Jawa Barat, 6-12 Desember 2020/ SPN Lido West Java Regional Police, December 6-12, 2020

SDM dan UmumHR and General

Yulanda Niagara


Non Mandatory Workshop online pemantapan key user dan end user dalam sistem ERP SAP Batch II Grup 2


KeuanganFinance

LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN TUGAS SEKRETARIS PERUSAHAAN TAHUN 2020Di sepanjang tahun 2020, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Membantu Direksi dalam menyiapkan rumusan dan melaksanakan program kerja bidang hubungan masyarakat, hubungan antar lembaga, mempersiapkan rapat pembahasan bersama dengan Pemilik Modal;

2. Mempersiapkan perumusan kebijakan dan perencanaan program kerja bidang kesekretariatan dan keprotokoleran Direksi;

3. Mempersiapkan rumusan kebijakan program kerja bidang hubungan antar lembaga dan komunikasi korporat;

4. Menatausahakan serta menyimpan dokumen Perusahaan, risalah rapat Direksi, risalah rapat Dewan Pengawas;

5. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi/Dewan Pengawas secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan;

6. Sebagai penghubung (liason officer);

7. Penyiapan dan pelaksanaan pengenalan perusahaan terhadap Dewan Pengawas dan/atau Direksi yang baru diangkat.

BRIEF REPORT ON DUTIES IMPLEMENTATION OF THE CORPORATE SECRETARY IN 2020Throughout 2020, the Corporate Secretary performed the following activities:

1. Assisted the Board of Directors in drafting and executing work programs on public relations, inter-institutional relations, Joint Discussion Meeting with The Shareholders;

2. Prepared draft and planning of programs on Board of Directors secretariat affairs and protocols;

3. Prepared policy draft on inter-institutional relations work program and corporate communication;

4. Administered and stored the Company documents, minutes of Board of Directors meetings, and minutes of Supervisory Board meetings;

5. Provided information needed by the Board of Directors/Supervisory Board periodically and/or at any time needed;

6. Servedasliaisonofficer;

7. Drafted and held Company introduction to newly appointed Supervisory Board and/ or Board of Directors.






BIRO PENGELOLAAN KINERJA PERUSAHAAN, MANAJEMEN RISIKO & GCGBureau of Corporate Performance, Risk Management, and GCG

Organ Perusahaan yang membantu Direktur Utama salah satunya adalah Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG. Biro ini dipimpin oleh kepala Biro yang melapor langsung kepada Direktur Utama. Pengangkatan dan pemberhentian Kepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG hanya dapat dilakukan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal Perusahaan dengan Persetujuan Dewan Pengawas.

Biro Pengelolaan, Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG dibentuk untuk berperan dalam mengelola kinerja, manajemen risiko, serta penerapan GCG. Fungsi Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG meliputi:

1. Mendorong peningkatan kinerja, pelaksanaan manajemen risiko dan penerapan GCG.

2. Membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Direktur Utama terkait pengelolaan kinerja, manajemen risiko, dan GCG.

3. Memantau dan memastikan penerapan prinsip, fungsi dan pelaksanaan yang berhubungan dengan kebijakan atas pengelolaan kinerja, manajemen risiko dan GCG.

PIHAK YANG MENGANGKAT DAN MEMBERHENTIKAN KEPALA BIRO PENGELOLAAN KINERJA PERUSAHAAN, MANAJEMEN RISIKO & GCGKepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama melalui mekanisme internal organisasi Perusahaan.

PROFIL KEPALA BIRO PENGELOLAAN KINERJA PERUSAHAAN, MANAJEMEN RISIKO & GCG

Berdasarkan Keputusan Direksi No. KEP.3686/U/00/LPPNPI/PER.08.02/VII/2020 tentang Mutasi Penugasan dalam Jabatan di Lingkungan Perum LPPNPI, Kepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG dipercayakan untuk dijabat oleh Riza Fahmi.

Among the corporate organs assisting the President Director is Bureau of Corporate Performance, Risk Management, and GCG. The bureau is chaired by a Bureau Chief who answers directly to the President Director. Appointment and dismissal of Bureau Chief of Corporate Performance, Risk Management and GCG may only be undertaken by the President Director according to Company internal mechanism with the approval of Supervisory Board.

Bureau of Corporate Performance, Risk Management, and GCG is established to play a role in management of performance, risks, and GCG implementation. The function of Bureau of Corporate Performance, Risk Management, and GCG includes:

1. Promote performance improvement, risk management, and GCG implementation

2. Assist President Director’s duty and function related to performance management, risk management and GCG

3. Monitor and ensure that principles, function, and implementation related to performance, risk management and GCG policies are observed.

PARTY THAT APPOINTS AND DISMISSES THE BUREAU CHIEF OF CORPORATE PERFORMANCE MANAGEMENT, RISK MANAGEMENT & GCGThe Head of the Corporate Performance Management, Risk Management & GCG Bureau is appointed and dismissed by the President Director through internal organizational mechanisms of the Company.

PROFILE OF BUREAU CHIEF OF CORPORATE PERFORMANCE MANAGEMENT, RISK MANAGEMENT & GCGBased on the Board of Directors Decree No.KEP.3686/U/ 00/LPPNPI/PER.08.02/VII/2020 concerning Positions Transfer of Assignments at Perum LPPNPI, Head of the Bureau of Corporate Performance Management, Risk Management & GCG is served by Riza Fahmi.






Riza FahmiKepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCGBureau Chief of Corporate Performance Management, Risk Management & GCG

Menjabat sejak 1 Agustus 2020 Serving since August 1, 2020

Data PribadiWarga negara IndonesiaUsia 44 tahunKelahiran Sidoarjo, 7 Maret 1976


Pendidikan• Pasca Sarjana (S2) Kajian Stratejik Intelijen dari

Universitas Indonesia (2012)• Diploma IV (D4) Air Traffic Control (ATC) dari STPI

Curug (1996)

Bergabung di AirNav Indonesia1 Oktober 2013, dengan jabatan Senior Manager ATC System Kantor Pusat

Riwayat ProfesiBerkarir di PT Angkasa Pura 1 sejak tahun 1997, dengan jabatan terakhir Department Head Service Development. Selain Kepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG yang dijabat sejak 2020, beberapa jabatan yang pernah diemban di lingkup AirNav Indonesia adalah Kepala Divisi Safety & Security Kantor Pusat (2016-2020) dan General Manager Kantor Cabang Palembang (2014-2016).

STRUKTUR ORGANISASI DAN KEDUDUKAN BIRO PENGELOLAAN KINERJA PERUSAHAAN, MANAJEMEN RISIKO & GCGUntuk dapat memberikan gambaran tentang lingkup tugas dan fungsi Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG di lingkup AirNav Indonesia, berikut disampaikan struktur organisasi yang telah disahkan melalui Peraturan Direksi No. PER.007/LPPNPI/X/2017 tanggal 9 Oktober 2017.

Personal DataIndonesian citizens44 years oldBorn in Sidoarjo on March 7, 1976


Education• Postgraduate of Strategic Intelligence Study from the

University of Indonesia (2012)• DiplomaIV(D4)ofAirTrafficControl(ATC)fromSTPI

Curug (1996)

Career in AirNav IndonesiaSince October 1, 2013, with the position of Senior ManagerATCSystemHeadOffice

Professional HistoryHad career at PT Angkasa Pura 1 since 1997, with the last position as Department Head Service Development. Apart from the Head of the Bureau of Corporate Performance Management, Risk Management & GCG since 2020, he also held several positions within AirNav Indonesia, such as Head of Safety & Security Division, Head Office (2016-2020) and General Manager of the Branch Office Palembang (2014-2016) .

ORGANIZATIONAL STRUCTURE AND POSITION OF CORPORATE PERFORMANCE MANAGEMENT, RISK MANAGEMENT & GCGTo provide overview of the duties and functions of the Bureau of Corporate Performance Management, Risk Management & GCG within AirNav Indonesia, the following is the organizational structure that has been ratified through the Board of Directors Regulation No. PER.007/LPPNPI/X/2017 dated October 9, 2017.






Per 31 Desember 2020, jumlah karyawan Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG sebanyak 13 orang dengan penempatan sebagai berikut:


Jumlah (orang)Total (Person)

Kepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG

Bureau Chief of Corporate Performance Management, Risk Management & GCG

1

Manager Penerapan GCG dan Penilaian Kinerja Perusahaan

Manager of GCG Implementation and Company Performance Assessment

1

Manager Manajemen Risiko Manager of Risk Management 1

Junior Manager Penilaian Kinerja Perusahaan Junior Manager of Company Performance Assessment 1

Junior Manager Penerapan GCG Junior Manager of GCG Implementation 1

Junior Manager Manajemen Risiko Perusahaan Junior Manager of Corporate Risk Management 1

Junior Manager Manajemen Risiko Investasi Junior Manager of Investment Risk Management 1


Jumlah Total 13

As of December 31, 2020, total Bureau of Corporate Performance Management, Risk Management & GCG was 13 employees with the following placement:

STRUKTUR ORGANISASI BIRO PENGELOLAAN KINERJA PERUSAHAAN, MANAJEMEN RISIKO & GCG

Organizational Structure of the Bureau of Corporate Performance Management, Risk Management & GCG

President Director

Direktur Utama

Bureau Chief of Corporate Performance Management, Risk Management & GCG

Kepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG

Manager of GCG Implementation and Corporate

Performance Assessment

Manager Penerapan GCG dan Penilaian Kinerja

Perusahaan

Junior Manager of GCG Implementation

Junior Manager Penerapan GCG

Junior Manager of Corporate Performance Assessment

Junior Manager Penilaian Kinerja Perusahaan

Junior Manager of Investment Risk Management

Junior Manager Manajemen Risiko Investasi

Junior Manager of Enterprise Risk Management

Junior Manager Manajemen Risiko Perusahaan

Manager of Risk Management

Manager Manajemen Risiko






TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SERTA WEWENANG BIRO PENGELOLAAN KINERJA PERUSAHAAN, MANAJEMEN RISIKO & GCGBiro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Pengelolaan kinerja Perusahaan yang dilaksanakan melalui:

a. Penyusunan, pengawasan, dan evaluasi KPI dan kontrak manajemen Perusahaan.

b. Penyusunan dan monitoring kontrak manajemen unit kerja di kantor pusat dan kantor cabang.

c. Penyusunan laporan manajemen bulanan, triwulanan dan tahunan.

d. Memfasilitasi pelaksanaan evaluasi penerapan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU).

2. Pengelolaan risiko Perusahaan dilaksanakan melalui:

a. Pelaksanaan evaluasi risiko Perusahaan dan pengawasan mitigasinya.

b. Pelaksanaan evaluasi maturitas manajemen risiko Perusahaan.

c. Membantu pencapaian sasaran kerja melalui penyusunan daftar risiko (risk register) unit kerja di kantor pusat/ cabang dan pengawasan mitigasinya.

d. Membantu pelaksanaan kajian risiko untuk investigasi strategis perusahaan.

e. Penyusunan laporan Profil risiko dan laporanmaturitas manajemen Risiko Perusahaan.

3. Pengelolaan tata kelola Perusahaan melalui:

a. Pengendaliangratifikasi.

b. Memfasilitasi pelaporan LHKPN.

c. Melaksanakan dan/atau memfasilitasi pelaksanaan evaluasi GCG.

Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG memiliki wewenang, antara lain:

1. Biro bekerja secara kolektif dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

2. Biro mempunyai wewenang mendapatkan informasi terkait pengelolaan dan penerapan manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang baik.

3. Apabila diperlukan, Kepala Biro dapat mempekerjakan tenaga ahli atau konsultan dalam membantu tugas dan tanggung jawab dengan persetujuan tertulis dari Direksi.

DUTIES, RESPONSIBILITIES, AND AUTHORITIES OF BUREAU OF CORPORATE PERFORMANCE, RISK MANAGEMENT AND GCGBureau of Corporate Performance, Risk Management, and GCG has the following duty and responsibility:

1. Management of Company performance through:

a. Preparation, monitoring and evaluation of Key Performance Indicator and Company management contract.

b. Preparation and monitoring of management contract ofworkunitatheadquarterandbranchoffices.

c. Preparation of monthly, quarterly and annual management reports.

d. Facilitating evaluation of Excellent Performance Assessment Criteria (KPKU) implementation.

2. Managing Company risk through:

a. Conducting Company risk evaluation and mitigation.

b. Evaluating the maturity of Company risk management.

c. Assisting in work target achievement through preparation of risk lists (risk register) at work units at headquarter/ branch offices andmonitoring the mitigation efforts.

d. Assisting in risk analysis for corporate strategic investigation.

e. Preparing report on risk profile and report onmaturity of Company risk management.

3. Managing Company governance through:

a. Controllinggratification.

b. Facilitating reporting of State Official WealthReport (LHKPN).

c. Conducting and/or facilitating GCG evaluation.

Bureau of Corporate Performance, Risk Management and GCG has the following authority:

1. To work collectively or independently in conducting its tasks and answer to President Director.

2. Authorized to gain information on management and implementation of risk management and good corporate governance.

3. Where necessary, Bureau Chief may employ expert or consultant to assist in performance of task and responsibility with written approval of the Board of Directors.






PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSIAgar Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG selalu dapat mengikuti perkembangan hal-hal terkait dunia usaha, perkembangan Perusahaan, serta peraturan dan perundang-undangan terkait, Perusahaan memfasilitasi SDM yang tergabung dalam Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG untuk mengikuti program pengembangan kompetensi berupa seminar, workshop, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi.

Tentang kegiatan peningkatan kompetensi yang diikuti Kepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG di sepanjang tahun 2020 dapat dilihat pada babProfilPerusahaandalamlaporantahunanini.

Adapun program pengembangan kompetensi yang diikuti oleh pegawai yang tergabung dalam Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG di tahun 2020 adalah sebagai berikut:

NamaName

JabatanPosition

Jenis Pendidikan

Type of Education

and Training


Tempat/Tanggal

Place/Date


Fiona Maria Renate Setiyono



Non Mandatory

Workshop teknik dan metode monitoring, evaluasi, penilaian dan umpan balik pencapaian RKAP dan KPI berbasis KPKU dan GCG di BUMN dan anak perusahaan BUMN

Workshop on techniques and methods of monitoring, evaluating, assessing and providing feedback on the achievement of the KPKU and GCG-based RKAP and KPI in SOE and SOE subsidiaries

Online, 20 Februari 2021 Online, February 20, 2021

PT Barka Cahaya Mediatama

Iqbal Kamaluddin Junior Manager Manajemen Risiko Perusahaan

Junior Manager of Corporate Risk Management

Non Mandatory

Diklat Online Audit Internal Berbasis Risiko

Online Training of Risk-Based Internal Audit

Online, 24-28 Agustus 2020Online, August 24-28, 2020

Pusat Pengembangan Akutansi dan Keuangan (PPA & K)Center of Accounting and Finance Development (PPA&K)

Donny Prasetyo Staf Administrasi

Administration Staff

Non Mandatory

Workshop online pemantapan key user dan end user dalam sistem ERP SAP Batch II Grup 2

Online workshop on strengthening key users and end users in the ERP SAP system of Batch II Group 2

Online, 26 Agustus 2020Online, August 26, 2020

KeuanganFinance

Khusnul Khotimah

Staf Administrasi


Non Mandatory




KeuanganFinance

COMPETENCE DEVELOPMENT PROGRAMTo always follow the developments related to the business world, the Company development, as well as related laws and regulations, the Company facilitates human resources in the Bureau of Corporate Performance Management, Risk Management & GCG to participate in the competence development program in the seminars, workshops, or other activities to improve knowledge and competence.

Competence improvement activities participated by the Bureau Chief of Corporate Performance Management, Risk Management & GCG in 2020 is available in the CompanyProfilechapterinthisannualreport.

Competence development programs participated by employees in the Bureau of Corporate Performance Management, Risk Management & GCG in 2020 are as follows:






NamaName

JabatanPosition

Jenis Pendidikan

Type of Education

and Training


Tempat/Tanggal

Place/Date


Rinda Ayu Puspitasari

Staf Administrasi


Non Mandatory




Keuangan

Finance

Fiona Maria Renate Setiyono



Non Mandatory

Training User BW SAP

Training of BW SAP User

Online, 18 September 2020Online, September 18, 2020

Keuangan

Keuangan

Prize Lowerda Junior Manager Penilaian Kinerja Perusahaan

Junior Manager of Company Performance Assessment

Non Mandatory




Keuangan

Finance

Rinda Ayu Puspitasari

Staf administrasi


Non Mandatory




Keuangan

Finance

Yayat Sarip Hidayat Mulya

Staf administrasi


Non Mandatory




Keuangan

Finance

Khusnul Khotimah

Staf Administrasi


Non Mandatory

Diklat Online Audit Forensik Dasar

Online Training on Basic Forensic Audit

Online, 22-28 September 2020Online, September 22-28, 2020

Pusat Pengembangan Akutansi dan Keuangan (PPA & K)

Center of Accounting and Finance Development (PPA&K)

LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN TUGAS BIRO PENGELOLAAN KINERJA PERUSAHAAN, MANAJEMEN RISIKO & GCG TAHUN 2020

Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG telah melaksanakan beberapa kegiatan seperti pendampingan, penilaian dan arahan kepada Direktur Utama. Selama tahun 2020 kegiatan yang dilakukan Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG meliputi:

BRIEF REPORT ON DUTIES IMPLEMENTATION OF THE BUREAU OF CORPORATE PERFORMANCE MANAGEMENT, RISK MANAGEMENT & GCG IN 2020Bureau of Corporate Performance, Risk Management and GCG carried out activities including providing assistance, assessment and directive to the President Director. In 2020, Bureau of Corporate Performance, Risk Management and GCG performed the following activities:






1. Melakukan evaluasi atas pencapaian kinerja perusahaan;

2. Mendorong peningkatan kinerja, pelaksanaan manajemen risiko dan penerapan GCG AirNav Indonesia;

3. Membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Direktur Utama terkait pengelolaan kinerja, manajemen risiko dan GCG;

4. Pengelolaan tata kelola perusahaan melalui pengendalian gratifikasi, memfasilitasi pelaporanLHKPN, melaksanakan dan atau memfasilitasi pelaksanaan asesmen GCG;

5. Pengelolaan risiko perusahaan melalui asesmen risiko perusahaan dan monitoring mitigasinya, membantu pencapaian sasaran kerja melalui penyusunan daftar risiko di Kantor Pusat dan Cabang serta mengawasi mitigasinya;

6. Penyusunan laporan Risiko dan Laporan Maturitas Manajemen Risiko Perusahaan.

1. Evaluated corporate performance achievements;

2. Promoted performance enhancement, risk management practices, and GCG implementation within AirNav Indonesia;

3. Assisted President Director in his task and function related to performance manager, risk management and GCG;

4. Management of corporate governance through prevention of gratification, facilitating submissionof LHKPN, and conducting or facilitating GCG assessment;

5. Managed the corporate risk through risk assessment and mitigation monitoring, assisting in work target achievement through risk identification atHeadquarterandBranchOfficesaswellasmonitoringthe mitigation;

6. Preparation of Risk Report and Corporate Risk Management Maturity Report.






BIRO HUKUMLEGAL BUREAU

AirNav Indonesia membentuk Biro Hukum untuk membantu Direksi dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Biro Hukum berada dibawah pengawasan Direktur Utama dan dipimpin oleh Kepala Biro Hukum. Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai pemimpin Biro Hukum, Kepala Biro Hukum memiliki Key Performance Indicators (KPI) yang terdiri dari dua peran yaitu:

1. Penyelesaian produk dan permasalahan hukum, dan2. Sinkronisasi aturan pemerintah dengan produk

hukum perusahaan.

PIHAK YANG MENGANGKAT DAN MEMBERHENTIKAN KEPALA BIRO HUKUMKepala Biro Hukum diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama melalui mekanisme internal organisasi Perusahaan.

PROFIL KEPALA BIRO HUKUMBerdasarkan Keputusan Direksi No. SPR.551/U/00/LPPNPI/PER.14/VIII/2020 tanggal 31 Agustus 2020, Ari Suryadharma ditunjuk untuk menjabat Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Biro Hukum.

Ari SuryadharmaPelaksana Tugas (Plt.) Kepala Biro HukumActing Chief of Legal Bureau

Menjabat sejak 1 September 2020Profil Plt. Kepala Biro Hukum Ari Suryadharma dapatdilihat pada profil Kepala Satuan Pengawasan Interndalam bab ini.

STRUKTUR ORGANISASI DAN KEDUDUKAN BIRO HUKUMUntuk dapat memberikan gambaran tentang lingkup tugas dan fungsi Biro Hukum di lingkup AirNav Indonesia, berikut disampaikan struktur organisasi Biro Hukum yang telah disahkan melalui Peraturan Direksi No. PER.007/LPPNPI/X/2017 tanggal 9 Oktober 2017.

AirNav Indonesia established Legal Bureau to assist Board of Director in their duty and responsibility. Legal Bureau fall under the Board of Directors oversight and is led by Chief of Legal Bureau. In implementing the responsibility as chief of Legal Bureau, benchmark for Chief of Legal Bureau is the Key Performance Indicators (KPI) that are applied on two roles:

1. Completing legal product and settling legal issues;2. Synchronizing Government regulations with

Company legal products.

PARTY THAT APPOINTS AND DISMISSES THE HEAD OF THE LEGAL BUREAUThe Head of the Legal Bureau is appointed and dismissed by the President Director through internal organizational mechanisms of the Company.

PROFILE OF CHIEF OF LEGAL BUREAUBased on the Board of Directors Decree No.SPR.551/U/00/LPPNPI/PER.14/VIII/2020 dated August 31, 2020, Ari Suryadharma was appointed to serve as Acting Head of the Legal Bureau.

ProfileofActingChiefofLegalBureau,AriSuryadharma,is available in the profile of the Head of the InternalAuditor in this chapter.

ORGANIZATIONAL STRUCTURE AND POSITION OF THE LEGAL BUREAUTo provide an overview of the duties and functions of the Legal Bureau within AirNav Indonesia, the following is the organizational structure of the Legal Bureau which hadbeenratifiedthroughBoardofDirectorsRegulationNo.PER.007/LPPNPI/X/2017 dated October 9, 2017.






Per 31 Desember 2020, jumlah karyawan Biro Hukum sebanyak 11 orang dengan penempatan sebagai berikut.


Jumlah (orang)Total

(Person)

Kepala Biro Hukum Chief of Legal Bureau 1

Manager Manager of Legal Bureau 2

Junior Manager Junior Manager 3

Staf Staff 5

Jumlah Total 11

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BIRO HUKUMBiro Hukum memiliki tugas pokok dan fungsi sesuai Peraturan Direksi PERUM Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) No. PER 007/ LPPNPI/X/2017 tentang Organisasi dan Tata Laksana Perusahaan Umum LPPNPI. Tugas dan fungsi Biro Hukum, antara lain:

As of December 31, 2020, total employees in the Legal Bureau was 11 employees with the following placement:

DUTY AND RESPONSIBILITY OF LEGAL BUREAULegal Bureau primary duty and function are defined inLembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Board of Directors Decision No. PER 007/LPPNPI/X/2017 on Perusahaan Umum LPPNPI Organization and Governance. The duty and function of Legal Bureau include:

STRUKTUR ORGANISASI BIRO HUKUMOrganizational Structure of Legal Bureau

President Director

Direktur Utama

Chief of Legal Bureau

Kepala Biro Hukum

Manager of Legal Aid

Manager Bantuan Hukum

Manager of Legal Recitals

Manager Pertimbangan Hukum

Junior Manager of Litigation Legal Aid

Junior Manager Bantuan Hukum Litigasi

Junior Manager of Non-Litigation Legal Aid

Junior Manager Bantuan Hukum Non Litigasi

Junior Manager of Legal Recitals of Internal Legal Products

Junior Manager Pertimbangan Hukum Bidang Produk

Hukum Internal

Junior Manager of Legal Recitals of External Legal Products

Junior Manager Pertimbangan Hukum Bidang Produk

Hukum Eksternal






1. Menyusun dan melaksanakan Pertimbangan hukum, analisa dan evaluasi atas produk hukum baik yang bersifat internal maupun eksternal;

2. Melaksanakan bantuan hukum baik secara litigasi maupun non litigasi kepada Perusahaan, Direksi maupun karyawan yang mengalami permasalahan hukum yang berkaitan dengan pekerjaannya;

3. Melakukan sosialisasi/penyuluhan kepada karyawan terhadap hukum/perundang- undangan yang berlaku di Pemerintah dengan produk hukum di perusahaan;

4. Mengevaluasi dan melakukan sinkronisasi atas aturan yang berlaku di pemerintah dengan produk hukum di perusahaan;

5. Sebagai penghubung (liaison officer) dengan pihak eksternal perusahaan yang terkait dengan bidang tugas.

Biro Hukum AirNav Indonesia juga memiliki tanggung jawab, yaitu:

1. Menyelesaikan permasalahan hukum yang menyangkut Perusahaan dan/atau karyawan melalui upaya hukum formal (litigasi) dan non litigasi yang menyelenggarakan proses administrasi, monitoring penyelesaian permasalahan hukum, merencanakan program, penyelesaian permasalahan hukum, pembinaan hukum dan sosialisasi hukum.

2. Melakukan analisa dan evaluasi atas produk hukum Perusahaan (internal) dan produk hukum dan/atau perjanjian kerja sama dengan pihak eksternal, serta memberikan solusi atas hasil analisa produk hukum tersebut.

PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSIAgar Biro Hukum selalu dapat mengikuti perkembangan hal-hal terkait dunia usaha, perkembangan Perusahaan, serta peraturan dan perundang-undangan terkait, Perusahaan memfasilitasi SDM yang tergabung dalam Biro Hukum untuk mengikuti program pengembangan kompetensi berupa seminar, workshop, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi.

Tentang kegiatan peningkatan kompetensi yang diikuti Kepala Biro Hukum di sepanjang tahun 2020 dapat dilihat padababProfilPerusahaandalamlaporantahunanini.

Adapun program pengembangan kompetensi yang diikuti oleh pegawai yang tergabung dalam Biro Hukum di tahun 2020 adalah sebagai berikut:

1. Preparing and executing legal recitals, analysis and evaluation of internal and external legal products;

2. Providing legal aid in litigation or nonlitigation to the Company, Board of Directors or employees that encounter legal problems due to their line of work;

3. Providing socialization/education for employees on applicable Government laws/rules and regulations in relations to Company legal products;

4. Evaluating and synchronizing Company legal products with Government applicable government regulations;

5. Liaising with external parties relevant to the bureau’s tasks.

AirNav Indonesia Legal Bureau is also responsible for:

1. Resolving legal problems involving Company and/or employees through formal legal avenue (litigation) or nonlitigation, by facilitating administration process, monitoring resolution to the legal problem, planning program, resolving legal problems, as well as providing legal supervision and education.

2. Analyzing and evaluating the Company (internal) legal products and/ or agreement with external parties, and providing solutions on the basis of the legal analysis.

COMPETENCE DEVELOPMENT PROGRAMTo always follow the developments related to the business world, the Company development, as well as related laws and regulations, the Company facilitates human resources in the Legal Bureau to participate in the competence development program in the seminars, workshops, or other activities to improve knowledge and competence.

Competence improvement activities participated by the Chief of Legal Bureau in 2020 is available in the Company Profilechapterinthisannualreport.

Competence development programs participated by employees in the Legal Bureau in 2020 are as follows:






NamaName

JabatanPosition

Jenis Pendidikan dan Pelatihan

Type of Education and Training




Kelkeisa Putri Haloho


Non Mandatory Workshop online pemantapan key user dan end user dalam sistem ERP SAP Batch II Grup 2Online workshop on strengthening key users and end users in the ERP SAP system, Batch II Group 2


KeuanganFinance

Rizca Sugiyantica Staf AdministrasiAdministration Staff

Non Mandatory Workshop online pemantapan key user dan end user dalam sistem ERP SAP Batch II Grup 2Online workshop on strengthening key users and end users in the ERP SAP system, Batch II Group 2


KeuanganFinance

Hanan Fadhillah Yunda


Non Mandatory Pelatihan KedisiplinanDiscipline Training

SPN Lido Polda Metro Jawa Barat, 6-12 Desember 2020 SPN Lido West Java Regional Police, December 6-12, 2020

SDM dan UmumHR and General

LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN TUGAS BIRO HUKUM TAHUN 2020

Di tahun 2020, Biro Hukum telah melaksanakan beberapa kegiatan, yaitu:

• Penyelesaian produk hukum yang bersifat internal dalam rangka menyusun dan melaksanakan evaluasi produk hukum yang bersifat internal, antara lain Peraturan Direksi dan Keputusan Direksi. Sepanjang tahun 2020, jumlah Peraturan Direksi dan Keputusan Direksi yang telah dilakukan proses evaluasi dan legal drafting-nya sebanyak 31 Keputusan Direksi dan 25 Peraturan Direksi.

• Penyelesaian produk hukum yang bersifat eksternal dalam rangka menyusun dan melaksanakan evaluasi produk hukum yang bersifat eksternal antara lain Perjanjian Kerja Sama dan Nota Kesepahaman. Sepanjang tahun 2020, jumlah Perjanjian Kerjasama dan Nota Kesepahaman yang telah dilakukan proses evaluasi dan legal drafting-nya sebanyak 13 perjanjian kerjasama dan 36 nota kesepahaman.

• Pelaksanaan Bantuan Hukum Litigasi dan Non Litigasi dalam rangka melaksanakan Bantuan Hukum baik secara Litigasi maupun Non Litigasi kepada Perusahaan, Direksi, maupun karyawan yang mengalami permasalahan hukum berkaitan dengan pekerjaannya. Sepanjang tahun 2020, sebanyak 35 Bantuan Hukum yang telah diberikan kepada Perusahaan, Direksi maupun karyawan.

BRIEF REPORT ON DUTIES IMPLEMENTATION OF THE LEGAL BUREAU IN 2020In 2020, the Legal Bureau performed several activities, namely:

• Completion of internal legal products in the context of compiling and implementing internal legal product evaluations, including Board of Directors Regulations and Decrees. Throughout 2020, there were 31 Decrees and 25 Regulations of the Board of Directors which were evaluated and legal drafted.

• Completion of external legal products in the context of compiling and evaluating the external legal products, including Cooperation Agreements and Memorandums of Understanding. During 2020, there were 13 cooperation agreements and 36 memorandums of understanding which were evaluated and legal draft.

• Implementation of Litigation and Non-Litigation Legal Aid in the Company, the Board of Directors, and employees experiencing legal issues related to their work. During 2020, 35 Legal Aids provided to the Company, the Board of Directors, and employees.






• Penyampaian pertimbangan hukum (legal advice) dan analisa hukum yang didasarkan pada Peraturan Perundang-Undangan dan Produk Hukum terkait, mengenai dampak baik dan buruk suatu pengambilan keputusan. Sepanjang Tahun 2020, jumlah penyampaian pertimbangan hukum (legal advice) dan analisa hukum yang telah dilakukan sebanyak 30 penyampaian pertimbangan hukum, 2 penyampaian penjelasan/kajian, serta 7 (tujuh) penyampaian tanggapan atas SOP/MoU/Penanganan Piutang/proposal/kegiatan.

• Pelaksanaan sosialisasi/penyuluhan bimbingan teknis pemahaman produk hukum. Di tahun 2020 telah dilakukan pelaksanaan sosialisasi Peraturan Direksi No. PER 003/LPPNPI/III/2020 tentang Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Pelayanan Navigasi Penerbangan yang dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap yaitu:

- Tahap I, tanggal 23-24 Juni 2020 untuk Cabang pada Wilayah Barat.

- Tahap II, tanggal 25-26 Juni 2020 untuk Cabang pada Wilayah Tengah dan Timur.

• Submission of legal advice and legal analysis based on laws and regulations and related legal products, regarding the good and bad impacts of a decision making. In 2020, there were 30 submissions of legal analysis, 2 submissions of explanations/study, and 7 submissions of responses to SOP/MoU/Receivable Handling/proposals/activities

• Socialization /extension of technical guidance on legal products understanding. In 2020, the socialization of the Board of Directors Regulation No.PER 003/LPPNPI/III/2020 concerning the Safety Management System for Air Navigation Services was held in 2 (two) stages as follows:

- Phase I, June 23-24, 2020 for Branches in the West Region.

- Phase II, June 25-26, 2020 for Branches in Central and East Region.






BIRO PENGADAANPROCUREMENT BUREAU

Biro Pengadaan adalah satuan organisasi yang dibentuk AirNav Indonesia yang berperan dalam proses Pengadaan Perusahaan.

PIHAK YANG MENGANGKAT DAN MEMBERHENTIKAN KEPALA BIRO PENGADAANKepala Biro Pengadaan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama melalui mekanisme internal organisasi Perusahaan.

PROFIL KEPALA BIRO PENGADAAN

Berdasarkan Keputusan Direksi No. KEP-1545/ LPPNPI/IV/2018 tanggal 9 April 2018, Kepala Biro Pengadaan dipercayakan untuk dijabat oleh Made Gede Nugraha Dewantara.

Made Gede Nugraha DewantaraKepala Biro PengadaanMenjabat sejak 9 April 2018

Chief of Procurement BureauServing since April 9, 2018

Data PribadiWarga negara IndonesiaUsia 46 tahunKelahiran Malang, 10 Oktober 1974

DomisiliBekasi, Jawa Barat, Indonesia

PendidikanMaster (S2) jurusan Transportasi dari Institut Teknologi Bandung (2003).

Bergabung di AirNav Indonesia1 Oktober 2013, dengan jabatan Pts. Engineering Support System Senior Manager

The Procurement Bureau was formed by AirNav Indonesia for Procurement process of the Company

PARTY THAT APPOINTS AND DISMISSES THE HEAD OF THE PROCUREMENT BUREAUThe Head of the Procurement Bureau is appointed and dismissed by the President Director through internal organizational mechanism of the Company.

PROFILE OF CHIEF OF PROCUREMENT BUREAUBased on the Board of Directors Decree No.KEP-1545/LPPNPI/IV/2018 dated April 9, 2018, the Head of the Procurement Bureau is served by Made Gede Nugraha Dewantara.

Personal DataIndonesian citizens46 years oldBorn in Malang on October 10, 1974

DomicileBekasi, West Java, Indonesia

EducationMaster's degree in Transportation from Bandung Institute of Technology (2003).

Career in AirNav IndonesiaSince October 1, 2013, with the position of Pts. Engineering Support System Senior Manager






Riwayat ProfesiBeliau memiliki beberapa pengalaman kerja antara lain di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan menjabat sebagai Kasi Peralatan Elektromekanikal dan Instalasi Bandar Udara Subdit Listrik Bandar Udara (2008), Kasi Keandalan Fasilitas Keamanan Penerbangan (2009), Kasi Fasilitas Keamanan Penerbangan (2011), selanjutnya menjadi Kepala Bidang Pelayanan dan Pengoperasian Bandar Udara di Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V (2012). Beliau memulai karir di AirNav Indonesia sejak tahun 2013 sebagai Pts. Engineering Support System Senior Manager (2013), Engineering Support System Senior Manager (2013), Kepala Divisi Teknik Kesiapan Fasilitas (2016), Kepala Divisi Teknik Desain dan Rekayasa (2017), Kepala Divisi Desain dan Rekayasa Teknik (2017) dan sebagai Kepala Biro Pengadaan sejak tahun 2018.

STRUKTUR ORGANISASI DAN KEDUDUKAN BIRO PENGADAANUntuk dapat memberikan gambaran tentang lingkup tugas dan fungsi Biro Pengadaan di lingkup AirNav Indonesia, berikut disampaikan struktur organisasi Biro Pengadaan yang telah disahkan melalui Peraturan Direksi No. PER.007/LPPNPI/X/2017 tanggal 9 Oktober 2017.

Professional HistoryHe has several work experiences, including at the Head Office of the Ministry of Transportation as Head ofElectromechanical Equipment and Airport Installation, Airport Electrical Sub-Directorate (2008), Head of Reliability of Air Navigation Security Facilities (2009), Head of Air Navigation Security Facilities (2011), then Head of Division of Airport Services and Operations at the AirportAuthorityOfficeRegionV(2012).Hestartedhiscareer at AirNav Indonesia since 2013 as Pts. Engineering Support System Senior Manager (2013), Engineering Support System Senior Manager (2013), Head of Facility Readiness Engineering Division (2016), Head of Engineering Design and Engineering Division (2017), Head of Engineering Design and Engineering Division (2017) and as Chief of Bureau Procurement since 2018.

ORGANIZATIONAL STRUCTURE AND POSITION OF THE PROCUREMENT BUREAUFor overview of duties and functions of the Procurement Bureau within AirNav Indonesia, the following is the organizational structure of the Procurement Bureau which had been ratified through Board of Directors RegulationNo. PER.007/LPPNPI/X/2017 dated October 9, 2017.

STRUKTUR ORGANISASI BIRO PENGADAANOrganizational Structure of Procurement Bureau

President Director

Direktur Utama

Chief of Procurement Bureau

Kepala Biro Pengadaan

Manager of HPS

Manager HPS

Manager of Goods and Services Procurement Service

Manager Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa

Manager of Procurement Administration

Manager Administrasi Pengadaan

HPS Team (HPS Analyst)

TIM HPS(Analyst HPS)

Procurement Team (Procurement Specialist)

Tim Pengadaan (Specialist Procurement)

Junior Manager of Procurement Planning, Evaluation and Data

Junior Manager Perencanaan, Evaluasi dan Data Pengadaan

Junior Manager of Procurement AdministrationVerification

Junior Manager Verifikasi Administrasi Pengadaan

Junior Manager of Procurement Contract

Junior Manager Kontrak Pengadaan






Per 31 Desember 2020, jumlah karyawan Biro Pengadaan sebanyak 40 orang dengan penempatan sebagai berikut.



Kepala Biro Pengadaan Chief of Procurement Bureau 1

Manager Pelayanan Barang dan Jasa Manager of Goods and Service 1

Manager Administrasi Pengadaan Manager of Procurement Administration 1

Manager HPS HPS Manager 1

Junior ManagerVerifikasiAdministrasiPengadaan Junior Manager of Procurement Administration Verification

1

Junior Manager Kontrak Pengadaan Junior Manager of Procurement Contract 1

Konsultan Consultant 4

Spesialis HPS HPS Specialist 4

Spesialis Pengadaan Procurement Specialist 2

Spesialis Proyek Project Specialist 13


Tenaga Profesional Bidang Pengadaan Procurement Professionals 1

Jumlah Total 40

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BIRO PENGADAANBiro Pengadaan memiliki tugas pokok dan fungsi sesuai Peraturan Direksi PERUM Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) No. PER 007/LPPNPI/X/2017 tentang Organisasi dan Tata Laksana Perusahaan Umum LPPNPI. Biro Pengadaan beranggotakan Kepala Biro Pengadaan dan Anggota Biro Pengadaan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Menyusun perencanaan dan pengendalian pengadaan barang dan/atau jasa;

2. Menyusun penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS);

3. Menyusun monitoring dan evaluasi proses Pengadaan Barang dan/atau Jasa;

4. Menyusun laporan proses dan hasil pelaksanaan Pengadaan Barang dan/atau Jasa kepada Direksi atau Pejabat yang berwenang.

Tanggung jawab Biro Pengadaan AirNav Indonesia, antara lain:

1. Menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS)/ Owner Estimate (OE) pengadaan barang dan jasa, menganalisis RKST dan kewajaran harga.

2. Merencanakan pengadaan, penyusunan strategi pelaksanaan pengadaan, persiapan pengadaan dan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.

3. Melaksanakan kegiatan perencanaan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan administrasi pengadaan, penyusunan perumusan dan pengembangan sistem

As of December 31, 2020, the Procurement Bureau was 40 employees with the following placement:

DUTY AND RESPONSIBILITY OF PROCUREMENT BUREAUProcurement Bureau’s primary duty and function are defined by PERUM Lembaga Penyelenggara PelayananNavigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Board of Directors Decision No. PER 007/LPPNPI/X/2017 on Perusahaan Umum LPPNPI Organization and Governance. Procurement Bureau consists of Chief and Member of Procurement Bureau with the following duty and function:

1. Prepare plans and control procurement of goods and/or services;

2. Prepare Owner Estimate list;

3. Prepare process monitoring and evaluation of procurement of goods/services;

4. Prepare report on process and outcome of procurement of goods and/or services to Board of Directorsorauthorizedofficials.

AirNav Indonesia Procurement Bureau responsibilities include:

1. Preparing list of Owner Estimate on procurement of goods and services, analyzing for specifications andprice fairness.

2. Procurement planning, formulating procurement strategy, procurement preparation and implementation of goods and services procurement.

3. Conducting planning and evaluation of procurement administration, designing and developing procurement system, education of vendor and






pengadaan, pembinaan kepada penyedia dan panitia pengadaan, monitoring dan evaluasi, contract drafting, pengelolaan e-catalog dan Vendor Management System.

PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSIAgar Biro Pengadaan selalu dapat mengikuti perkembangan hal-hal terkait dunia usaha, perkembangan Perusahaan, serta peraturan dan perundang-undangan terkait, Perusahaan memfasilitasi SDM yang tergabung dalam Biro Pengadaan untuk mengikuti program pengembangan kompetensi berupa seminar, workshop, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi.

Tentang kegiatan peningkatan kompetensi yang diikuti Kepala Biro Pengadaan di sepanjang tahun 2020 dapat dilihatpadababProfilPerusahaandalamlaporantahunanini.

Adapun program pengembangan kompetensi yang diikuti oleh pegawai yang tergabung dalam Biro Pengadaan di tahun 2020 adalah sebagai berikut:

NamaName

JabatanPosition






Arief Ferdian Staf AdministrasiAdministration Staff



KeuanganFinance

Sri Lestari Nurhayati




KeuanganFinance

LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN TUGAS BIRO PENGADAAN TAHUN 2020

Di tahun 2020, Biro Pengadaan telah melaksanakan beberapa kegiatan, yaitu:

• Pengembangan modul monitoring pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.

• Pengujian kehandalan sistem e-Procurement.• Penyusunan petunjuk teknis dan tutorial

implementasi i-Procs.• Sosialisasi dan bimbingan teknis penggunaan i-Procs.• Mendukung implementasi sistem ERP-SAP.• Proses pengadaan barang dan jasa tahun 2020.• Pengendalian pelaksanaan kontrak.

procurement committee, monitoring and evaluation, contract drafting, management of e-catalog and Vendor Management System.

COMPETENCE DEVELOPMENT PROGRAMTo always follow the developments related to the business world, the Company development, as well as related laws and regulations, the Company facilitates human resources in the Procurement Bureau to participate in the competence development program in the seminars, workshops, or other activities to improve knowledge and competence.

Competence improvement activities participated by the Chief of Procurement Bureau in 2020 is available in the CompanyProfilechapterinthisannualreport.

Competence development programs participated by employees in the Procurement Bureau in 2020 are as follows:

BRIEF REPORT ON DUTIES IMPLEMENTATION OF THE PROCUREMENT BUREAU IN 2020In 2020, the Procurement Bureau performed several activities, namely:

• Development of monitoring module for the procurement of goods and services.

• Tested the reliability of the e-Procurement system.• Preparation of technical instructions and tutorials on

the implementation of i-Procs.• Socialization and technical guidance on the use of

i-Procs.• Supported ERP-SAP system implementation.• The process of procurement of goods and services in

2020.• Contract execution control.






SATUAN PENGAWASAN INTERN/ AUDIT INTERNALINTERNAL AUDITOR

Satuan Pengawas Intern (SPI) merupakan bagian dari organ perusahaan yang berada dibawah pengawasan Direktur Utama dan dipimpin oleh Kepala Unit SPI. SPI bertugas memberikan keyakinan (assurance) dan melakukan konsultasi secara independen dan objektif dalam rangka perbaikan operasional perusahaan. SPI juga memiliki fungsi melakukan audit, evaluasi dan review yang sistematis terhadap efektivitas manajemen risiko, pengendalian internal dan proses tata kelola Perusahaan.

Pelaksanaan tugas dan laporan pemeriksaan SPI disampaikan langsung kepada Direktur Utama oleh Kepala Unit SPI. Selain itu, Kepala Unit SPI memiliki peran dalam membantu konsultasi internal bagi unit kerja lain untuk pengawasan dan pengendalian, berkoordinasi dengan Komite Audit untuk mengevaluasi kinerja Perusahaan dan menangani hasil audit yang dilaksanakan oleh pengawas fungsional internal maupun eksternal.

PIHAK YANG MENGANGKAT DAN MEMBERHENTIKAN KEPALA SATUAN PENGAWASAN INTERNKepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama melalui mekanisme internal organisasi Perusahaan.

PROFIL KEPALA SATUAN PENGAWASAN INTERNBerdasarkan Keputusan Direksi No. Kep.5603/U/LPPNPI/PER.08/XI/2019 tanggal 26 November 2019, Kepala Satuan Pengawasan Intern dipercayakan untuk dijabat oleh Ari Suryadharma.

Internal Auditor (SPI) constitutes a part of corporate organ under the direct supervision of the President Director and is led by SPI Unit Chief. SPI is tasked with providing assurance and conduct independent and objective consultation in the framework of improving company operations. SPI function also involves conduction systematic audit, evaluation and review of the effectiveness of risk management, internal control, and Company governance processes.

In conducting its tasks and submitting its audit reports, SPI reports directly to the President Director via SPI Unit Chief. In addition, SPI Unit Chief is involved in assisting internal consultation for other work unit regarding monitoring and control, in coordination with the Audit Committee for evaluation of Company performance and handling of audit results from internal and external functional auditors.

PARTY THAT APPOINTS AND DISMISSES THE HEAD OF THE INTERNAL AUDITORThe Head of SPI is appointed and dismissed by the President Director through internal organizational mechanism of the Company.

PROFILE OF THE HEAD OF INTERNAL AUDITBased on the Board of Directors Decree No.Kep.5603/U/LPPNPI/PER.08/XI/2019 dated November 26, 2019, the Head of the Internal Audit Unit is served by Ari Suryadharma.






Data PribadiWarga negara IndonesiaUsia 48 tahunKelahiran Medan, 10 November 1972

DomisiliTangerang Selatan, Banten, Indonesia

PendidikanSarjana (S1) Ekonomi Manajemen dari Universitas Trisakti (2000).

Bergabung di AirNav Indonesia1 Maret 2015, dengan jabatan Sekretaris Perusahaan.

Riwayat ProfesiPengalaman kerja beliau antara lain Controller British Airways (1996-1998), Customer Relations Supervisor British Airways (1998-2002), Customer Relations Supervisor PT Jasa Angka Semesta (2002-2003), Airport Service Manager Cathay Pacific Airways Ltd (2003-2006), Airport Service Manager – Riyadh, Saudi Arabia Cathay Pacific Airways (2006-2011), General Manager PT Pelangi Tatakarsa (2011-2013), General Manager PT Aerofood ACS (2013-2014), General Manager In Flight Services Total Solution PT Garuda Indonesia (2014-2015), Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia (2015-2016), dan sebagai Kepala Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko, dan GCG AirNav Indonesia (2016-2019).

STRUKTUR ORGANISASI DAN KEDUDUKAN SATUAN PENGAWASAN INTERNUntuk dapat memberikan gambaran tentang lingkup tugas dan fungsi SPI di lingkup AirNav Indonesia, berikut disampaikan struktur organisasi SPI yang telah disahkan melalui Peraturan Direksi No. PER.007/LPPNPI/X/2017 tanggal 9 Oktober 2017.

Ari SuryadharmaKepala Satuan Pengawasan InternMenjabat sejak 26 November 2019

Head of Internal AuditorServing since November 26, 2019

Personal DataIndonesian citizens48 years oldBorn in Medan on November 10, 1972


EducationBachelor of Management Economics from Trisakti University (2000).

Career in AirNav IndonesiaSince March 1, 2015, with the position of Corporate Secretary

Professional HistoryHis work experiences include British Airways Controller (1996-1998), British Airways Customer Relations Supervisor (1998-2002), Customer Relations Supervisor of PT Jasa Angka Semesta (2002-2003), Airport Service Manager of Cathay Pacific Airways Ltd (2003-2006). , Airport Service Manager – Riyadh, Saudi Arabia Cathay Pacific Airways (2006-2011), General Manager of PT Pelangi Tatakarsa (2011-2013), General Manager of PT Aerofood ACS (2013-2014), General Manager In Flight Services Total Solution of PT Garuda Indonesia (2014-2015), Corporate Secretary of AirNav Indonesia (2015-2016), and as Head of the Bureau of Corporate Performance Management, Risk Management and GCG of AirNav Indonesia (2016-2019).

ORGANIZATIONAL STRUCTURE AND POSITION OF INTERNAL AUDITOR

For overview of the duties and functions of SPI within AirNav Indonesia, the following is organizational structure ofSPIwhichhadbeenratifiedthroughBoardofDirectorsRegulation No.PER.007/LPPNPI/X/2017 dated October 9, 2017






Perhitungan jumlah kebutuhan personel SPI belum didasarkan pada analisis beban kerja dengan mempertimbangkan audit universe. AirNav Indonesia menilai bahwa jumlah personel cukup memadai untuk melaksanakan tugas SPI. Per 31 Desember 2020, jumlah karyawan SPI sebanyak 19 orang dengan penempatan sebagai berikut.



Kepala SPI Head of Internal Auditor 1

Manager Manager 1

Junior Manager .Junior Manager 3

Auditor Auditor 6

Junior Auditor Junior Auditor 1

Staf Staff 7

Jumlah Total 19

SERTIFIKASI PROFESI SATUAN PENGAWASAN INTERNALSertifikasi profesi menjadi sebuah aspek penting bagiauditor untuk memahami perkembangan audit, khususnya terkait kepatuhan terhadap peraturan serta perkembangan industri. Berikut disampaikan sertifikasi profesi yangdimiliki karyawan SPI hingga akhir tahun 2020.

Calculation of the number of SPI personnel is based on workload analysis by considering the audit universe. AirNav Indonesia considers that the number of personnel is sufficient to carry out duties of SPI. As of December 31, 2020, SPI was 19 employees with the following placement:

STRUKTUR ORGANISASI SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI)Organizational Structure of Internal Auditor (SPI)

President Director

Direktur Utama

Head of Internal Auditor

Kepala SPI

Auditor

Auditor

Manager of Audit Planning and Documentation

Manager Perencanaan dan Dokumentasi Audit

Junior Manager of Audit Planning

Junior Manager Perencanaan Audit

Junior Manager of Audit Documentation

Junior Manager Dokumentasi Audit

PROFESSIONAL CERTIFICATION OF INTERNAL AUDITORProfessional certification is importantaspect forauditorsto understand audit developments, particularly related to regulatory compliance and industry developments. The following are the professional certifications held by SPIemployees until the end of 2020.






Level SertifikasiCertification Level

Jumlah yang Memiliki (orang)Total Employees Holding The

Certification(person)

Audit Inten Tingkat Dasar 1 Basic Internal Audit 1 18

Audit Intern Tingkat Dasar 2 Basic Internal Audit 2 13

Audit Intern Tingkat Lanjutan 1 Advanced Internal Audit 1 5

Audit Intern Tingkat Lanjutan 2 Advanced Internal Audit 2 5

Jumlah Total 41

PIAGAM SPI (INTERNAL AUDIT CHARTER)Dalam menjalankan tugasnya, SPI memiliki pedoman berupa Piagam/Charter yang telah disahkan oleh Direktur Utama pada 29 Januari 2018. Piagam SPI mengatur dan menguraikan beberapa hal, diantaranya adalah latar belakang, visi, dan misi SPI, keorganisasian SPI mencakup struktur dan kedudukan serta tugas dan tanggung jawab SPI, kode etik, hubungan dengan pihak lain, serta tindak lanjut hasil audit dan hasil review.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SERTA WEWENANG SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI)SPI memiliki tugas pokok dan tanggung jawab yaitu merumuskan dan menyusun program dan pelaksanaan audit internal untuk kegiatan manajemen pada semua aturan organisasi meliputi: audit finansial, audit operasional, audit kepatuhan, dan/atau hal-hal yang bersifat insidental (khusus dan investigasi) dan menyampaikan saran dan perbaikan dengan fokus pada penerapan risk-based audit guna memastikan seluruh risiko telah terkendali dan dikelola dengan memadai, sebagai counterpart untuk auditor eksternal dan koordinasi dengan Komite Audit.

Selanjutnya, SPI AirNav Indonesia telah memiliki tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan sesuai dengan PP No. 77 tahun 2012 tentang Perum LPPNPI yang terdiri dari:

1. Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan operasional dan keuangan perusahaan, menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya pada Perusahaan, serta memberikan saran perbaikannya;

2. Memberikan laporan tentang hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas SPI kepada Direktur Utama;

3. Melakukan monitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang telah dilaporkan.

4. Membantu manajemen melalui fungsi current audit dalam pengendalian dan pengawasan efektivitas kinerja Perusahaan.

Dalam pelaksanaannya, SPI juga berpedoman pada pedoman/piagam (charter) SPI yang antara lain berisi 8 bagian:

SPI CHARTER (INTERNAL AUDIT CHARTER)In carrying out its duties, SPI has a Charter as guidlines which approved by the President Director on January 29, 2018. The SPI Charter regulates and describes several things, including the background, vision, and mission of SPI, the SPI organization includes the structure and position as well as duties and responsibilities of SPI, code of ethics, relationships with other parties, as well as follow-up on audit results and review results.

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF SPI

SPI’s main duty and responsibility is to design and set the program and implementation of internal audit of management activity on every organization regulation including: financial audit, operational audit, compliance audit, and/or incidental issues (special and investigative audit) and present advice and recommendation that focus on risk-based audit implementation to ensure that all risks have been put under control and adequately managed, as a counterpart to the external auditor and in coordination with the Audit Committee.

AirNav Indonesia SPI duties and responsibilities are set forth in accordance with Government Regulation No. 77 of 2012 on Perum LPPNPI and consist of:

1. Assisting President Director in conducting Company operational and financial investigation, assesscontrol, management, and implementation, and offer constructive feedback;

2. Providing report on investigation result or outcome of SPI duty to the President Director

3. Conducting follow up monitoring on the reported investigation results; and

4. Assisting the management with current audit function for control and monitoring of effectiveness of Company performance.

In conducting the tasks, SPI is guided by the SPI charter which contains the following 8 parts:






1. Landasan Teoritis;

2. Landasan Operasional bidang Lalu Lintas Penerbangan;

3. Landasan Operasional bidang Safety dan Standard;

4. Landasan Operasional bidang Teknik Navigasi Penerbangan;

5. Landasan Operasional bidang Service Development dan Informasi Teknologi;

6. Landasan Operasional bidang Keuangan;

7. Landasan Operasional bidang Personalia dan Umum;

8. Landasan Operasional bidang Pengendalian Barang dan Jasa.

SPI AirNav Indonesia memiliki kewenangan sebagai berikut:

1. Mendapatkan akses terhadap semua catatan, personel, aset perusahaan dan seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas;

2. Melakukan koordinasi dengan auditor eksternal;

3. Menyusun pedoman audit, mekanisme kerja dan supervisi, pemantauan tindak lanjut di dalam organisasi SPI, penilaian program jaminan, dan peningkatan kualitas;

4. Melaksanakan pengembangan profesi secara berkelanjutan;

5. Dalam hal pelaksanaan audit atau tugas lain yang memerlukan keahlian khusus, SPI dapat menggunakan tenaga ahli eksternal, baik dari dalam maupun luar perusahaan.

KODE ETIK SPIDalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, SPI berpegang teguh pada kode etik yang harus dipenuhi yaitu:1. Integritas

a. Harus menghormati dan menjunjung tinggi hukum, etika perusahaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Harus menunjukkan loyalitas terhadap Perusahaan. Namun demikian, Pengawas Intern tidak boleh secara sadar terlibat dalam berbagai kegiatan yang menyimpang atau melanggar hukum;

c. Tidak boleh terlibat tindakan atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi Pengawas Intern atau mendiskreditkan Perusahaan;

d. Harus menunjukkan kejujuran, objektivitas, dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesinya.

2. Objektivitasa. Harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang

dapat menimbulkan konflik dengan kepentingan Perusahaan, atau kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan prasangka, yang

1. Theoretical foundation

2. Airtrafficoperationalfoundation

3. Safety and standards operational foundation

4. Air navigation engineering operational foundation

5. Service development and information technology operational foundation

6. Finance operational foundation

7. Personnel and general affairs operational foundation

8. Goods and services control operational foundation

AirNav Indonesia SPI is authorized to:

1. Gain access to all notes, personnel, and every relevant Company information that are necessary in its execution of duty;

2. Coordinate with external auditor;

3. Prepare audit guidelines, work mechanism and supervision, monitoring of follow up within SPI organization, assessment of assurance programs, and quality improvement;

4. Conduct continuing professional development;

5. In terms of audit or other task that requires special expertise, SPI may consult with external experts from within or outside the Company.

SPI CODE OF ETHICSIn conducting its duty and responsibility, SPI adheres to the following mandatory code of ethics:

1. Integritya. Respect and uphold the law, corporate ethics, and

applicable rules and regulations.b. Demonstrate loyalty to the Company. However,

Internal Monitor is prohibited from voluntarily be involved in various improper and illegal activities;

c. Prohibited from being involved in action or activity that may discredit the profession of Internal Monitor or discredit the Company;

d. Demonstrate honesty, objectivity, and sincerity intheundertakingoftheirdutyandfulfillmentofprofessional responsibility.

2. Objectivitya. Refrain from activities which may incur conflict

with Company interests, or activities which may potentially arouse suspicion and cast doubt on SPI ability to conduct their duty and fulfil their






dapat meragukan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesinya secara objektif;

b. Tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun dari kegiatan audit dan pihak lain yang terkait dengan pekerjaan audit yang diduga atau dapat memengaruhi pertimbangan profesionalnya;

c. Tidak boleh mempunyai rasa keberpihakan, ketakutan, dan ambisi yang dapat berpengaruh terhadap aktivitas yang dilakukan, sehingga dapat memengaruhi tanggung jawab penugasan;

d. Bebas dari intervensi terhadap kepentingan individu atau kelompok tertentu atas kesimpulan hasil pemeriksaan untuk kepentingan Perusahaan;

e. Melaporkan hasil tugasnya mendasarkan pada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak menutupi praktik penyimpangan.

3. Kerahasiaana. Harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam

menggunakan informasi yang diperoleh serta menjaga kerahasiaan dalam pelaksanaan tugasnya;

b. Tidak diperbolehkan menggunakan informasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau berbagai tindakan yang bertentangan dengan hukum dan etika yang berlaku yang dapat menimbulkan kerugian Perusahaan.

4. Kompetensia. Melaksanakan setiap penugasan dengan

menggunakan pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan kompetensi profesional yang dimilikinya;

b. Meningkatkan kompetensi serta efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya, serta wajib mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan.

PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSIAgar SPI selalu dapat mengikuti perkembangan hal-hal terkait dunia usaha, perkembangan Perusahaan, serta peraturan dan perundang-undangan terkait, Perusahaan memfasilitasi SDM yang tergabung dalam SPI untuk mengikuti program pengembangan kompetensi berupa seminar, workshop, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi.

Tentang kegiatan peningkatan kompetensi yang diikuti Kepala SPI di sepanjang tahun 2020 dapat dilihat pada bab ProfilPerusahaandalamlaporantahunanini.

Adapun program pengembangan kompetensi yang diikuti oleh pegawai yang tergabung dalam unit SPI di tahun 2020 adalah sebagai berikut:

professional responsibility objectively;b. Refrain from accepting objects of any shape

or form during audit activities from other parties relevant to audit work which might be construed as interference with SPI professional consideration;

c. Must not harbor partiality, fear, or ambitions, or other sentiments that may interfere with ongoing activities and compromise responsibility over the task at hand;

d. Be independent of intervention by individual or collective interest over the conclusion of investigation done in the interest of the Company

e. Report the result of the task execution based on verifiablefactsandwithoutconcealingimproperpractices.

3. Confidentialitya. Be cautious and prudent in the use of collected

information and maintain confidentiality in the execution of duty;

b. Prohibited from using information for personal gain or any activity that is against the law and applicable ethics which might cause damage to the Company.

4. Competencea. Conduct every assignment using every

knowledge, expertise, and professional competence;

b. Develop competence and effectiveness and quality of job execution, and take part in mandatory continuing professional education.

COMPETENCE DEVELOPMENT PROGRAMTo always follow the developments related to the business world, the Company development, as well as related laws and regulations, the Company facilitates human resources in SPI to participate in the competence development program in the seminars, workshops, or other activities to improve knowledge and competence.

Competence improvement activities participated by the Head of Interal Auditor (SPI) in 2020 is available in the CompanyProfilechapterinthisannualreport.

Competence development programs participated by employees in SPI in 2020 are as follows:






NamaName

JabatanPosition




TanggalDate


Swandaru Sulaiman


Audit Intern Berbasis RisikoRisk-Based Internal Audit

• Pengertian Dasar Audit Internal Berbasis Risiko

• Perencanaan Audit Internal Berbasis Risiko

• Pelaksanaan Audit Internal Berbasis Risiko

• Pelaporan dan Monitoring Tindak Lanjut Audit Internal Berbasis Risiko

• Basic Understanding of Risk-Based Internal Audit

• Risk-Based Internal Audit Planning• Implementation of Risk-Based Internal

Audit• Follow-up Reporting and Monitoring of

Risk-Based Internal Audit

Jakarta 24-28 Agustus 2020Jakarta, August 24-28, 2020

Pusat Pengembangan Akutansi dan Keuangan (PPA & K)Center for Accounting and Finance Development (PPA & K)

Ramawulan Staf AdministrasiAdministration Staff

Audit Intern Berbasis RisikoRisk-Based Internal Audit

• Pengertian Dasar Audit Internal Berbasis Risiko

• Perencanaan Audit Internal Berbasis Risiko

• Pelaksanaan Audit Internal Berbasis Risiko

• Pelaporan dan Monitoring Tindak Lanjut Audit Internal Berbasis Risiko

• Basic Understanding of Risk-Based Internal Audit

• Risk-Based Internal Audit Planning• Implementation of Risk-Based Internal

Audit• Follow-up Reporting and Monitoring of

Risk-Based Internal Audit

Jakarta 24-28 Agustus 2020Jakarta, August 24-28, 2020

Pusat Pengembangan Akutansi dan Keuangan (PPA & K)Center for Accounting and Finance Development (PPA & K)

Dessy Retamia M


Virtual Learning Knowing your innerself Online, 3 Desember 2020Online, December 3, 2020

Internal (Divisi Organisasi dan Pengembangan SDM)IInternal (Organization and HR Development Division)

LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN TUGAS SPI TAHUN 2020Berdasarkan PP No. 77 Tahun 2012, Satuan Pengawasan Intern AirNav Indonesia telah merancang program kerja tahunan yang mencakup:

1. Melaksanakan Audit Internal;2. Melakukan Review Pedoman SPI;3. Melaksanakan pendampingan General Audit Tahun

buku 2020;4. Monitoring Tindak Lanjut Hasil Audit Internal dan

Audit Eksternal Tahun Buku 2020;5. Pendampingan BPK dan BPKP.

AirNav Indonesia melalui SPI telah melakukan pengawasan, pemeriksaan dan tindak lanjut atas hasil temuan sepanjang tahun 2020 dari Kantor Pusat, JATSC, MATSC, Kantor Cabang, KPNP, dan Distrik di seluruh Indonesia. Program kerja SPI tahun 2020 diatur dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) 2020.

BRIEF REPORT ON DUTIES IMPLEMENTATION OF SPI IN 2020Based on PP No. 77 of 2012, AirNav Indonesia's Internal Auditor designed an annual work program that includes the following:

1. Internal audit; 2. Review of SPI Guidelines; 3. AssistinginGeneralAuditforthe2020fiscalyear;4. Monitoringoffollow-uptofindingsofInternalAudit

and External Audit for book year 2020; 5. Assisted the state auditors, BPK and BPKP.

AirNav Indonesia through SPI had carried out supervision, examination, and follow-up on findings throughout 2020 from the Head Office, JATSC, MATSC, Branch Offices, KPNP, and Districts across Indonesia. The 2020 SPI work program is regulated in the 2020 Annual Examination Work Program (PKPT).






Dalam melakukan tugas, Akuntan Publik bertindak secara independen dari pengaruh Dewan Pengawas, Direksi, maupun pemangku kepentingan lain di Perusahaan. Beberapa hal yang dilakukan akuntan publik dalam memastikan independensinya seperti:

1. Tidak diperbolehkan memberikan jasa selain audit selama periode audit;

2. Tidak diperbolehkan untuk memiliki kepentingan keuangan yang material atau hubungan bisnis dengan Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung;

3. Tidak diperbolehkan membatasi audit sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Penunjukan Auditor Publik mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik. Berdasarkan PP 20/2015 tersebut, Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut, dimana Auditor Publik dapat memberikan kembali jasa audit setelah 2 (dua) tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa audit pada perusahaan yang sama.

KEPATUHAN TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIAManajemen bertanggung jawab terhadap penyajian laporan keuangan Perusahaan dan patuh terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

AKUNTAN PUBLIK/ AUDITOR INDEPENDENPublic Accountant/Independent Auditor

Akuntan Publik merupakan auditor independen, atau proses audit yang dilakukanpihakeksternalmelakukanauditfinansialuntukmemberikanpendapat yang independen dan objektif mengenai kewajaran, ketaatasasan dan kesesuaian laporan keuangan Perusahaan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Public Accountant is an independent auditor, or audit process by external party for financial audit

to provide independent and objective opinion regarding the fairness, compliance, and conformity

of the Company's financial statements with Indonesian Financial Accounting Standards (IFAS) and

applicable laws and regulations.

In conducting their task, PAF acted independently of any influence that might be wielded by the Supervisory Board, Board of Directors, or other stakeholders within the Company. To ensure their independence, the public accountant is:

1. Forbidden from providing services other than auditing throughout the audit period;

2. Forbidden fromhavingmaterialfinancial interestorbusiness relations with the Company, either directly or indirectly;

3. Forbidden from limiting audit according to applicable rules and regulations.

The Appointment of Public Auditor refers to Government Regulation no.20 of 2015 concerning the Practice of Public Accountants. Based on Government Regulation (PP) No.20/2015, Public Accountants are limited to a maximumof 5 (five) consecutive fiscal years. The PublicAuditor is able to provide audit services again after 2 (two) consecutivefiscallyearsofnotprovidingauditservicestothe same company.

COMPLIANCE WITH INDONESIAN FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDSManagement is responsible for the presentation of the Company financial statements and complies with the applicable Indonesian Financial Accounting Standards (IFAS) set by the Indonesian Institute of Accountants (IAI).






PROSEDUR AUDIT EKSTERNAL DAN STANDAR AUDIT• Audit atas laporan keuangan Perusahaan dilakukan

sesuai dengan standar profesional Akuntan Publik yang mencakup seluruh prosedur audit yang dipandang perlu sesuai dengan keadaan.

• Audit meliputi pengujian dan evaluasi terhadap sistem pengendalian intern, serta pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga akan meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh IAI/Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

• Sebagai bagian dari proses audit, Akuntan Publik juga melakukan tanya jawab kepada manajemen mengenai pernyataan manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan.

• Audit mengandung risiko inheren bahwa jika terdapat kekeliruan dan ketidakberesan yang material. Jika terdapat hal tersebut, Akuntan Publik akan menyampaikan kepada manajemen.

• Apabila ditemukan kejadian atau indikasi pelanggaran perundang-undangan dan/atau hal-hal yang dianggap membahayakan keuangan Perusahaan atau terindikasi melanggar peraturan maupun undang-undang, auditor eksternal wajib melaporkan keadaan tersebut kepada pemegang saham, Direksi, Dewan Pengawas, dan/atau fungsi Sistem Pengendalian Internal (SPI) dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja.

• Manajemen menyetujui kertas kerja pemeriksaan Akuntan Publik atas Perusahaan untuk di-review oleh badan atau otoritas terkait.

• Jika terdapat bantuan keuangan Pemerintah Indonesia, maka audit dilaksanakan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang diterbitkan oleh Badan Pengawasan Keuangan (BPK) RI.

MEKANISME PENUNJUKAN AKUNTAN PUBLIKBerikut disampaikan tahapan mekanisme pengusulan hingga penunjukan Akuntan Publik.

EXTERNAL AUDIT PROCEDURES AND AUDITING STANDARDS• Audit of the Company financial statements is

following the professional standards of the Public Accountant including all audit procedures deemed necessary based on the circumstances.

• The audit includes testing and evaluation of the internal control system, as well as examining, on a test basis, the evidence supporting the amounts, and disclosures in the financial statements. The audit will also include assessment of the accounting principles used and significant estimates made by management, as well as an assessment of the overall presentation of the financial statements based on the Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) issued by IAI/Indonesian Institute of Certified Public Accountants (IAPI).

• As part of the audit process, the Public Accountant also takes questions and answers to management regarding management statements presented in the financial statements.

• The audit contains an inherent risk that in case there are material errors and irregularities. In case it occurs, the Public Accountant will inform the management.

• In the event of discovery of an incident or indication of violation of law and/or affairs that may be construed as endangering Company finances or indicative of legal infringement, the external auditor is under the obligation to report the situation to the shareholders, Board of Directors, Supervisory Board, and/or Internal Control System (SPI) within seven work days.

• Management approves the Company's audit work paper from Public Accountant to be reviewed by the relevant agency or authority.

• In the event Indonesian Government provides financial assistance, the audit will be based on the State Financial Audit Standards (SPKN) issued by the Indonesian Financial Supervisory Agency (BPK

MECHANISM OF PUBLIC ACCOUNTANT APPOINTMENTThe following are the stages of the nomination mechanism to the appointment of Public Accountant.






Untuk proses penunjukan calon auditor eksternal dan atau penunjukan kembali auditor eksternal yang dilakukan oleh Menteri BUMN, Dewan Pengawas memberikan kuasa kepada Menteri BUMN untuk menetapkan auditor tersebut.

AKUNTAN PUBLIK TAHUN 2020Berdasarkan keputusan RPB yang diselenggarakan pada tanggal 2 Juni 2020 disetujui bahwa penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perusahaan Tahun Buku 2020 dilakukan secara tersendiri oleh Menteri BUMN selaku Wakil Pemerintah sebagai Pemilik Modal berdasarkan usulan Dewan Pengawas.

Dewan Pengawas telah menyampaikan usulan kepada Menteri BUMN selaku kuasa pemilik modal melalui Surat No. S-88/DW/X/2020 tanggal 26 Oktober 2020,

PENETAPAN AKUNTAN PUBLIK OLEH MENTERI BUMN/RPBDetermination of Public Accountant by the Minister of SOE/RPB.

DEWAN PENGAWAS MENYAMPAIKAN SURAT REKOMENDASI KEPADA MENTERI BUMNThe Supervisory Board submits letter of recommendation to the Minister of SOE.

Dewan Pengawas melakukan telaah atas rekomendasi Komite Audit, melakukan pembahasan dengan organ Dewan Pengawas dan calon auditor eksternal/Akuntan Publik, serta meminta bantuan Direksi

dalam proses penunjukannya sesuai dengan ketentuan pengadaan barang/jasa.

The Supervisory Board reviews the recommendation of the Audit Committee, discusses with the Supervisory Board organs and prospective external auditors/Public Accountants, and requests assistance from the Board of

Directors in the appointment process following the provisions for the procurement of goods/services.

Tindak lanjut Komite Audit:1. Melakukan evaluasi atas pelaksanaan audit internal dan eksternal.

2. Menyampaikan laporan kepada Dewan Pengawas.

Follow-up of the Audit Committee:1. Evaluating the implementation of internal and external audits.

2. Submitting reports to the Supervisory Board.

PENYAMPAIAN ARAHAN DAN PENUGASAN DARI DEWAN PENGAWAS KEPADA KOMITE AUDIT TENTANG AUDIT LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN.

Submission of directions and assignments from the Supervisory Board to the Audit Committee regarding the audit of the Company's financial statements

MEKANISME PENUNJUKAN HINGGA PENETAPAN AKUNTAN PUBLIKMechanism of Appointment to Determination of Public Accountants

For the the appointment process of external auditor candidates and or reappointing external auditor by the Minister of SOE, the Supervisory Board authorizes the Minister of SOE to determine the auditor.

PUBLIC ACCOUNTANT IN 2020RPB decision held on June 2, 2020 agreed to the appoint of a Public Accounting Firm (PAF) to audit the Company's Financial Statements and the Financial Statements of the Foster Partner and Community Development Program for the 2020 Fiscal Year. The appointment is separately by the Minister of SOE as the Government Representative as the Shareholders based on the Supervisory Board proposal.

The Supervisory Board submitted proposal to the Minister of SOE as the authorized shareholders through Letter No.S-88/DW/X/2020 dated October 26, 2020, which had been approved by the Minister of SOE as the






yang telah disetujui oleh Menteri BUMN selaku kuasa pemilik modal melalui Surat No. S-1092/MBU/11/2020 tanggal 30 November 2020 tentang Persetujuan Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Perum LPPNPI Tahun Buku 2020. Melalui Surat Penunjukan No. 3810/K/00/LPPNPI/PGD.02.03/XII/2020 tanggal 2 Desember 2020, Perusahaan telah menunjuk KAP Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo (Kreston)/HHESS-Kreston sebagai auditor Laporan Keuangan Perusahaan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perusahaan Tahun Buku 2020, dengan Akuntan Leknor Joni, CPA.

Akuntan Publik Tahun 2020Public Accountant in 2020

Kantor Akuntan PublikPublic Accounting Firm

: Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo (Kreston)/HHESS-Kreston; No. Registrasi: 678/KM.1/2017

Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo (Kreston)/HHESS-Kreston; No. Registrasi: 678/KM.1/2017

AkuntanAccountant

: Leknor Joni, CPA; No. Izin: AP.0797 Leknor Joni, CPA; No. Izin: AP.0797

Tahun AuditAudit Year

: Tahun Buku 2020 2020 Fiscal Year

Periode PenugasanAssignment Period

: Desember 2020 s.d Februari 2021 December 2020 to February 2021

Jasa LainnyaOther Services

Jasa Konsultansi Non Konstruksi Non Construction Consulting Services

JasaServices

: Laporan audit atas laporan keuangan tahun buku 2020, laporan hasil evaluasi kinerja, laporan atas audit kepatuhan terhadap perundang-undangan dan pengendalian internal, Laporan Auditor Independen atas Audit Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina lingkungan 2020

Auditoffinancialstatementsfor2020FiscalYear; report of performance evaluation; report on audit of compliance with rules and regulation and internal monitoring; Independent Auditor Report on Audit of Financial Statements of Foster Partner and Community Development Program 2020.

BiayaBiaya

: Rp1.183.187.500,- Rp1,183,187,500

Hasil audit menyatakan bahwa Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perusahaan Tahun Buku 2020 “Menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perum LPPNPI tanggal 31 Desember 2020, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia”.

DAFTAR AKUNTAN PUBLIKPenunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Hanny Erwin & Sumargo (Kreston)/HHESS-Kreston dan Akuntan Leknor Joni, CPA telah sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Guna kepentingan transparansi, berikut disajikan Auditor Publik Laporan Keuangan Perusahaan 6 (enam) tahun berturut-turut, untuk tahun buku 2015 hingga 2020 seperti yang dapat

the authorized shareholders through Letter No.S-1092/MBU/11/2020 dated November 30, 2020 concerning Approval of Appointment of Public Accountant Firm (KAP) of Perum LPPNPI for 2020 Fiscal Year. Through Appointment Letter No. 3810/K/00/LPPNPI/PGD.02.03/XII/2020 dated December 2, 2020, the Company appointed PAF Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo (Kreston)/HHESS-Kreston as auditor for the Company's Financial Statements and the Financial Statements of the Foster Partner and Corporate Community Development Program of 2020 Fiscal Year, with Accountant Leknor Joni, CPA.

The audit results stated that the Financial Statements and Financial Statements of Foster Partner and Community Development Program of the Company for 2020 Fiscal Year are “Unqualified Opinion on All Material Aspects,the financial position of Perum LPPNPI as of December31,2020,aswellasfinancialperformanceandcashflowsfor the year ended December 31, 2020 in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards”.

LIST OF PUBLIC ACCOUNTANTSThe appointment of Public Accounting Firm (PAF) Hanny Erwin & Sumargo (Kreston)/HHESS-Kreston and the Accountant Leknor Joni, CPA was following the applicable laws and regulations. For the transparency, the following are the Public Auditor of the Company's Financial Statements for 6 (six) consecutive years, from the 2015 to 2020 fiscal year:






dilihat pada tabel di bawah ini:

Tahun BukuFiscal Year

Kantor Akuntan Publik

Public Accounting Firm

AkuntanAccountant

JasaServices

OpiniOpinion

Biaya Jasa Audit

Audit Service Fee (Rp)

2020 Hendrawinata Hanny Erwin & SumargoNo. Registrasi: 678/KM.1/2017

Leknor JoniNo. Izin: AP.0797

Laporan audit atas laporan keuangan Tahun Buku 2020, laporan hasil evaluasi kinerja, laporan atas audit kepatuhan terhadap perundang-undangan dan pengendalian internal, Laporan Auditor Independen atas Audit Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina lingkungan 2020.

Audit of financial statements for 2020 Fiscal Year; report of performance evaluation; report on audit of compliance with rules and regulation and internal monitoring; Independent Auditor Report on Audit of Financial Statements of Foster Partner and Community Development Program 2020.

Menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material

UnqualifiedOpinion on All Material Aspects

1.183.187.500

2019 Rama WendraNo. Registrasi: KEP-353/KM.6/2004

Acep KusmayadiNo. Izin: AP.0202

Laporan audit atas laporan keuangan Tahun Buku 2019, laporan hasil evaluasi kinerja, laporan atas audit kepatuhan terhadap perundang-undangan dan pengendalian internal, Laporan Auditor Independen atas Audit Laporan Keuangan, Program Kemitraan dan Bina lingkungan 2019.




898.535.000

2018 Djoko, Sidik & Indra No. Registrasi: 959/KM.1/2014

Indra SoesetiawanNo. Izin: AP.0139

Laporan audit atas laporan keuangan Tahun Buku 2018, laporan hasil evaluasi kinerja, laporan atas audit kepatuhan terhadap perundang-undangan dan pengendalian internal, Laporan Auditor Independen atas Audit Laporan Keuangan, Program Kemitraan dan Bina lingkungan 2018.

Auditoffinancialstatementsfor2018FiscalYear;reportofperformance evaluation; report on audit of compliance with rules and regulation and internal monitoring; Independent Auditor Report on Audit of Financial Statements of Foster Partner and Community Development Program 2018.



1.144.357.500

2017 Djoko, Sidik & IndraNo. Registrasi: 959/KM.1/2014


Laporan audit atas laporan keuangan Tahun Buku 2017, Laporan hasil evaluasi kinerja, Laporan atas audit kepatuhan terhadap perundang-undangan dan pengendalian internal, Laporan Auditor Independen atas Audit Laporan Keuangan, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan 2017.

Auditoffinancialstatementsfor2017FiscalYear;reportofperformance evaluation; report on audit of compliance with rules and regulation and internal monitoring; Independent Auditor Report on Audit of Financial Statements of Foster Partner and Community Development Program 2017.



789.933.457







735.515.000







735.515.000






Upaya dalam mengelola berbagai risiko yang dihadapi Perusahaan dilakukan dengan menerapkan sistem manajemen risiko. Penerapan sistem manajemen risiko yang tepat sasaran diharapkan dapat mendukung AirNav Indonesia dalam mencapai tujuan usahanya. Terdapat beberapa proses dalam mengelola risiko di AirNav Indonesia, mencakup proses identifikasi, pengendalian,serta evaluasi risiko. Manajemen risiko yang baik diharapkan dapat mengurangi kemungkinan dampak negatif terhadap keberlangsungan layanan navigasi penerbangan yang diberikan AirNav Indonesia.

ROADMAP, PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN RISIKO AIRNAV INDONESIAPerusahaan telah memiliki pedoman manajemen risiko yang telah disahkan melalui Keputusan Direksi No. KEP.1564/LPPNPI/IV/2018 tanggal 12 April 2018 tentang Perubahan atas Keputusan Direksi No. KEP.2406.1/LPPNPI/XII/2014 tentang Kebijakan dan Pedoman Manajemen Risiko Perusahaan (Enterprise Risk Management/ERM) serta Prosedur Pengelolaan Risiko. Penilaian tingkat kematangan penerapan manajemen risiko AirNav Indonesia menggunakan rujukan ISO 31000:2018 tentang Risk Management Guidelines.

Dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi Perusahaan diperlukan penerapan implementasi manajemen risiko yang matang dan kuat. Oleh karena

MANAJEMEN RISIKORisk Management

Kegiatan operasional AirNav Indonesia tidak terlepas dari berbagai risiko tinggi yang harus dikelola. Keamanan dan keselamatan penerbangan merupakan salah satu aspek terpenting bagi AirNav Indonesia dalam menyediakan layanan navigasi penerbangan di Indonesia. Selain risiko keamanan dan keselamatan penerbangan, risiko lain yang harus dihadapi antara lain risiko keuangan, sosial, dan lainnya. Risiko-risiko ini harus dikelola hingga mencapai batas yang dapat diterima (acceptable level).

AirNav Indonesia operations are inextricably linked to management of a variety of high risks. Flight security

and safety are among the most important aspects of AirNav Indonesia's air navigation service operation in

Indonesia. Inadditiontoriskstoflightsecurityandsafety,otherpotential risks includefinancialandsocial

risks as well miscellaneous other risks. All of these must be managed to keep them at acceptable levels.

Efforts to manage the risks faced by the Company are taken with the implementation of risk management system. Well-targeted risk management system is expected to support of AirNav Indonesia’s efforts to achieve its business objectives. AirNav Indonesia risk management encompasses a number of processes including risk identification, control, and evaluation. Good risk management is expected to minimize potentials for negative impact on the sustainability of air navigation services provided by AirNav Indonesia.

ROADMAP, IMPLEMENTATION AND DEVELOPMENT OF AIRNAV INDONESIA'S RISK MANAGEMENT SYSTEMThe Company has a risk management guideline that had been approved through the Board of Directors Decree No.KEP.1564/LPPNPI/IV/2018 dated April 12, 2018 concerning Amendments to the Board of Directors Decree No.KEP.2406.1/LPPNPI/XII/2014 concerning Enterprise Risk Management (ERM) Policies and Guidelines as well as Risk Management Procedures. Assessment of the maturity level of AirNav Indonesia's risk management application using the ISO 31000:2018 reference on Risk Management Guidelines.

In the event to support the achievement of the Company's vision and mission, it is necessary to implement a mature and strong risk management implementation. Therefore,






itu, Perusahaan merancang Roadmap yang terstruktur dan sistematis. Roadmap Implementasi ERM AirNav Indonesia tahun 2020-2024 disusun untuk memberikan gambaran mengenai berbagai aspek yang perlu dikembangkan terkait penerapan ERM. Roadmap ini disusun dengan memperhatikan kesiapan Perusahaan baik dari aspek awareness, pemahaman, dan kelengkapan infrastruktur ERM yang dimiliki Perusahaan. Roadmap juga disusun untuk mendorong tercapainya tingkat kematangan penerapan ERM dari waktu ke waktu dengan memperhatikan aspek Prinsip dan tata Kelola Risiko, aspek Proses dan Infrastruktur ERM dan aspek Pemanfaatan ERM. Metode yang digunakan adalah berdasarkan framework yang dikembangkan oleh AON Risk Advisory dengan merujuk pada ISO 31000:2018 Risk Management Principles and Guidelines yang disesuaikan dengan konteks bisnis AirNav Indonesia.

Roadmap Risk Maturity IndexRoadmap Risk Maturity Index

2020 2021 2022 2023 2024

3,8Defined

3,9Defined

4,0Managed

4,1Managed

4,2Managed

Roadmap Manajemen Risiko AirNav IndonesiaAirNav Indonesia Risk Management Roadmap

2020Risk Improvement

2021Risk Enhancement

2022Risk Resilient

2023Standardization and

Integration

2024Risk Intelligence

• Evaluasi dan analisa terhadap implementasi Manajemen Risiko

• Analisa, kaji dan rumuskan draft perubahan Kebijakan serta pedoman Manajemen Risiko Perusahaan

• Perumusan Konsep Manajemen Risiko Perusahaan berbasis Informasi Teknologi

• Analyze, review, and draft the changes to the Risk Management Policy and Guidelines of the Company

• Drafting of Information Technology-based Company Risk Management Concept

• Perusahaan menetapkan dan mengesahkan perubahan kebijakan dan pedoman Manajemen Risiko Perusahaan agar sesuai dengan ISO 31000:2018 dan better practices yang dapat diterapkan.

• Sosialisasi Kebijakan dan Pedoman Manajemen Risiko Perusahaan

• Pengembangan sistem Manajemen Risiko Perusahaan berbasis Informasi Teknologi

• The Company stipulates andratifieschangesto Risk Management policies and guidelines of the Company to comply with ISO 31000:2018 and applicable better practices.

• Socialization of Company Risk Management Policy and Guidelines

• Development of Information Technology-based Company Risk Management system

Perusahaan mengembangkan Loss Event Database (LED), program induksi manajemen risiko, KPI manajemen risiko dan Business Continuity Management System (BCMS) berbasis ISO 22301:2019.

The Company developed Loss Event Database (LED), a risk management induction program, risk management KPI and Business Continuity Management System (BCMS) based on ISO 22301:2019.

Perusahaan menstandarkan kemampuan seluruh Risk Taking Unit dalam pengelolaan risiko melalui standarisasi,sertifikasikompetensi, dan penguatan pengelolaan risiko untuk manajemen ICT, proyek, dan likuiditas.

The Company standardizes the capabilities of all Risk Taking Units in risk management through standardization, competencycertification,and strengthening of risk management for ICT, project, and liquidity management.

Perusahaan mengembangkan berbagai indikator kuantitatif dalam bentuk Key Risk Indicator (KRI), risk modelling, dan Early Warning System (EWS) yang terintegrasi dengan sistem ERP Perusahaan dan sistem lainnya.

The Company develops various quantitative indicators in the form of key risk indicators (KRI), risk modeling, and early warning systems (EWS) which are integrated with ERP system and other systems of the Company.

the Company designed a structured and systematic Roadmap, namely ERM Implementation Roadmap for 2020-2024 to provide an overview of various aspects that need to be developed related to ERM implementation. This roadmap was designed by considering the Company readiness in the awareness, understanding, and completeness of the ERM infrastructure. The roadmap was also drafted to encourage the achievement of the maturity level of ERM implementation from time to time by considering aspects of Principles and Risk Management, aspects of ERM Process and Infrastructure, and aspects of ERM Utilization. The method used is following the framework developed by AON Risk Advisory referring to ISO 31000:2018 Risk Management Principles and Guidelines adapted to the business context of AirNav Indonesia.






Dalam pengelolaan ERM, Perusahaan memiliki Unit Manajemen Risiko yang berada di bawah Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG yang merupakan satuan organisasi di bawah Direktur Utama. Tugas dan fungsi manajemen risiko adalah:

a. Menyusun kebijakan risiko untuk ditetapkan Direksi.

b. Menyusun risk register dan risk appetitte.

c. Menyusun profil risiko Perusahaan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun.

d. Melakukan evaluasi atas penerapan manajemen risiko dan evaluasi atas strategi pengendalian risiko.

e. Melakukan koordinasi proses penetapan tujuan, identifikasi,danpenilaianrisikoditingkatPerusahaandan di seluruh unit bisnis, cabang dan proyek.

f. Melakukan koordinasi perencanaan penanganan risiko dengan unit terkait.

g. Menkomunikasikan proses manajemen risiko ke seluruh unit, sehingga implementasi manajemen risiko perusahaan tercapai.

h. Membuat laporan pelaksanaan manajemen risiko secara berkala kepada Direksi dan Komite Manajemen Risiko.

Pada aspek pemantauan dan pengawasan terkait implementasi manajemen risiko dan GCG di lingkup AirNav Indonesia, Dewan Pengawas memiliki Komite Manajemen Risiko & GCG yang dibentuk melalui surat keputusan No. KEP-01/DW/VI/2019 tanggal 26 Juni 2019 tentang Pengangkatan Ketua dan Anggota-anggota Komite Manajemen Risiko dan Good Corporate Governance Perum LPPNPI. Tugas dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko & GCG mengacu kepada Peraturan Perusahaan dan Keputusan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung.

IDENTIFIKASI JENIS RISIKO DAN PENGELOLAANNYASetiap tahunnya Perusahaan melakukan identifikasi risiko yang disesuaikan dengan keadaan bisnis dan operasional yang relevan. Berdasarkan berbagai risiko yang teridentifikasi, dilakukan penilaian risiko, pengembangan strategi pengelolaan dan mitigasi risiko untuk menekan pengaruh negatif dari paparan risiko yang ada terhadap aktivitas Perusahaan.

Sepanjang tahun 2020, AirNav Indonesia telah mengidentifikasi risiko utama yang dihadapi Perusahaanserta merumuskan mitigasinya, antara lain:

In managing ERM, the Company has Risk Management Unit under the Bureau of Corporate Performance Management, Risk Management and GCG, which is an organizational unit under the President Director. The duties and functions of risk management are as follows:

a. Drafting risk policy to be determined by the Board of Directors.

b. Drafting risk register and risk appetite.

c. Drafting the Company's risk profile at least 1 (one)time a year.

d. Evaluating the implementation of risk management and risk control strategies.

e. Coordinating the process of goal setting, identification, and risk assessment at the Company level and across business units, branches, and projects.

f. Coordinating risk management planning with related units.

g. Communicating the risk management process to all units to achieve the risk management implementation of the Company.

h. Drafting reports on the implementation of risk management on a regular basis to the Board of Directors and the Risk Management Committee.

In the aspect of monitoring and supervision related to the implementation of risk management and GCG within AirNav Indonesia, the Supervisory Board has Risk Management & GCG Committee which was established through Decree No.KEP-01/DW/VI/2019 dated June 26, 2019 regarding the Appointment of the Chair and Members of the Risk Management and Good Corporate Governance Committee of Perum LPPNPI. The duties and responsibilities of the Risk Management & GCG Committee refer to the Company Regulations and the Minister of SOE Decree No.PER-12/MBU/2012 concerning Supporting Organs.

RISK TYPES IDENTIFICATION AND MANAGEMENTThe Company identifies risks anually based on relevantbusiness and operational conditions. According to various identified risks, the Company conducts risk assessmentas well as develops the risk management and mitigation strategies to reduce negative impacts of risk exposures on the Company's activities.

Throughout 2020, AirNav has identified the main risksfaced by the Company and prepared mitigation strategies, as follows:






Identifikasi dan Mitigasi Risiko 2020 per KategoriRisk Identification and Mitigation in 2020 by Category

JenisType

Penjelasan RisikoRisk Explanation

Pengelola RisikoRisk Manager

MitigasiMitigation

Risiko Keselamatan Navigasi Penerbangan

Risiko yang muncul akibat adanya kondisi atau situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan penerbangan.

• Direktorat Operasi

• Direktorat Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi

• Cabang

• Review SOP Pelayanan navigasi penerbangan

• Peningkatan koordinasi dengan Penyelenggara Bandar Udara terkait fasilitas yang digunakan atau yang menunjang dalam pelayanan navigasi penerbangan

• Safety Assesment & Sertifikasi Prosedur, Peralatan,dan SDM

• Safety Investigation

Risk of Air Navigation Safety

Risks due to conditions or situations with the potential to cause flight accidents.

• Directorate of Operations

• Directorate of Safety, Security and Standardization

• Branch Office

• Review of SOP for air navigation services

• Coordination improvement with Airport Operators regarding the facilities for air navigation services support

• Safety Assessment & Certification of Procedures,Equipment, and Human Resources

• Safety Investigation

Risiko Alat Produksi dan Sumber Daya Energi

Risiko yang muncul akibat adanya kondisi atau situasi yang berpotensi menimbulkan kegagalan alat produksi

• Direktorat Teknik

• Direktorat SDM & Umum

• Cabang

• Melakukan kegiatan investasi/eksploitasi untuk meremajakan dan meningkatkan fasilitas CNSA

• Koordinasi dengan regulator terkait penyederhanaan sertifikasi peralatan CNSA

• Penggunaan energi yang efektif dan efisien

Risk of Production Equipment and Energy Resources

Risks due to conditions or situations with the potential to cause production equipment failure

• Directorate of Engineering

• Directorate of HR & General Affairs

• Branch Office

• Investment/exploitation activities to rejuvenate and improve CNSA facilities

• Coordination with the regulators regarding simplification of CNSA equipment certification

• Effective and efficient use of energy

Risiko SDM dan Organisasi

Risiko yang muncul akibat adanya kondisi atau situasi terkait SDM dan Organisasi yang berpotensi menimbulkan kegagalan operasional dan pelayanan Perusahaan


• Direktorat Operasi

• Cabang

• Pemenuhan dan pengembangan SDM

• Koordinasi dengan Kementerian teknis, Badan Diklat dan pihak-pihak terkait dalam pemenuhan kebutuhan jumlah dan kompetensi SDM baik dalam bidang operasional dan non operasional

• Penyusunan peraturan Perusahaan terkait pemenuhan kompetensi masing-masing jabatan struktural/fungsional, sebagai dasar dalam pembinaan pola karir

Risk of HR and Organizational

Risks due to conditions or situations related to HR and the Organization with the potential to cause operational and service failures of the Company



• Branch Office

• HR fulfillment and development

• Coordination with the technical Ministry, Education and Training Agency, as well as related parties in fulfilling needs for HR number and competence both in the operational and non-operational

• Drafting Company regulations related to the fulfillment of the competence of each structural/functional position, as basis for fostering career patterns

Risiko Sosial dan Lingkungan

Risiko yang muncul akibat adanya kondisi atau situasi sosial atau lingkungan di sekitar Perusahaan yang berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kegiatan Perusahaan, permasalahan dengan masyarakat, bahkan permasalahan hukum dan reputasi Perusahaan


• Direktorat Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi

• Cabang

• Pemanfaatan CSR yang tepat guna khususnya dalam pembinaan masyarakat sekitar bandara, untuk meningatkan kesadaran masyarakat terkait dengan keselamatan penerbangan

• Koordinasi dengan instansi terkait (Kominfo, Pemda, Komunitas Radio setempat) dalam meningkatkan kesadaran penggunaan frekuensi radio secara tepat dan aman.

Risk of Social and Environment

Risks due to social or environmental conditions or situations around the Company with the potential to cause disruption to activities of the Company, issues with the society, even legal problems and the Company reputation



• Branch Office

• Appropriate CSR usage, especially in fostering the society around the airport to increase public awareness related to air navigation safety

• Coordination with relevant agencies (Communication and Information Office, Local Government, local Radio Community) in raising awareness of proper and safe use of radio frequencies.







JenisType



MitigasiMitigation

Risiko Kegiatan Investasi

Risiko yang muncul akibat adanya kondisi atau situasi yang berpotensi menimbulkan deviasi terhadap rencana dan target investasi

• Direktorat Teknik• Direktorat SDM &

Umum• Direktorat Operasi• Direktorat Keuangan• Biro Pengadaan• Divisi IT• Cabang

• Proses seleksi dalam kegiatan investasi dan pengadaan harus dilakukan secara komprehensif (feasibility study, analisis dan persetujuan rencana CAPEX), transparansi dan berkesinambungan.

• Peningkatan kompetensi SDM yang terlibat dalam perencanaan investasi

• Skala Prioritas Program Investasi

• Ketersediaan Anggaran

Risk of Investment

Risks due to conditions or situations with the potential to cause deviations from investment plans and targets




• Directorate of Finance

• Procurement Bureau• IT Division•BranchOffice

• The selection process in investment and procurement activities is required to be comprehensive (feasibility study, analysis, and approval of CAPEX plan), transparent, and sustainable.

• Improvement of the human resources competence involved in investment planning

• Investment Program Priority Scale

• Budget Availability

Risiko Assurance Risiko yang muncul akibat adanya kondisi atau situasi yang berpotensi menimbulkan kegagalan Perusahaan untuk mematuhi dan melaksanakan hasil audit atau pemeriksaan baik internal maupun eksternal

• Direktorat Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi

• Satuan Pengawasan Internal

• Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko & GCG

• Cabang

• Evaluasi terhadap jabatan yang berpotensi menimbulkan conflict of interest.

• Menerapkan prinsip-prinsip GCG (Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, dan Fairness) dalam menyusun dan menerapkan peraturan.

Risk of Assurance Risks due to conditions or situations with the potential to cause the Company failure to comply with audit results and to audit both internally and externally


• Internal Auditor• Bureau of Corporate

Performance, Risk Management, and GCG

• Branch Office

• Evaluation of positions with the potential to cause conflict of interest

• Implementing GCG principles (Transparency, Accountability, Responsibility, Independence, and Fairness) in formulating and implementing regulations.

Risiko Pengadaan Risiko yang muncul akibat adanya kondisi atau situasi yang berpotensi menimbulkan deviasi terhadap rencana dan target pengadaan barang dan jasa

• Direktorat Teknik• Direktorat SDM &

Umum• Direktorat Operasi• Direktorat Keuangan• Biro Pengadaan• Divisi IT• Cabang

• Penguatan struktur manajemen proyek yang memungkinkan pengawasan melekat oleh Direksi terhadap berbagai proyek Capex melalui Project Management Officer

• Review dan revisi Peraturan Perusahaan tentang Proses Pengadaan Barang dan Jasa

• Peningkatan kompetensi SDM yang terlibat dalam Pengadaan

Risk of Procurement

Risks due to conditions or situations with the potential to cause deviations from the plans and targets for the goods and services procurement.





• Procurement Bureau

• IT Division• Branch Office

• Strengthening of the project management structure that allows close oversight by the Board of Directors of various Capex projects through the Project Management Officer

• Review and revision of Company Regulation regarding the Process of Goods and Services Procurement

• Improvement of HR competence involved in Procurement







JenisType



MitigasiMitigation

Risiko Sistemik dan Tuntutan Industri Penerbangan

Risiko yang muncul akibat adanya kondisi atau situasi terkait dengan kesiapan Perusahaan dalam hubungannya dengan para stakeholder dalam industri penerbangan yang berpotensi mempengaruhi kemampuan Perusahaan dalam menjalankan misinya

• Direktorat Keuangan

• Direktorat Operasi• Direktorat

Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi


• Penyusunan RJPP dan RKAP dengan menyesuaikan dengan kondisi actual (shareholder aspiration, instruksi/kebijakan Pemerintah, atau customer)

• Menerapkan Business Continulity Management (BCM)

Risk of Systemic and Demands of the Aviation Industry

Risks due to conditions or situations related to the Company readiness in dealing with the stakeholders in the aviation industry with the potential to affect the Company ability to carry out the mission




• Bureau of Corporate Performance, Risk Management, and GCG

• Drafting RJPP and RKAP by adjusting to actual conditions (shareholder aspiration, government instructions/policies, or customers)

• Implementing Business Continuity Management (BCM)

Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Risiko yang muncul akibat adanya kondisi atau situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja atau gangguan kesehatan

• Direktorat Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi

• Cabang

Melakukan evaluasi terhadap kondisi linkungan kerja agar memenuhi standar K3

Risk of Occupational Health and Safety (OHS)

Risks due to conditions or situations with the potential to cause work accidents or health issues


• Branch Office

Evaluation of the working environment conditions to meet OHS standards

Risiko Keuangan Risiko yang muncul akibat adanya kondisi atau situasi yang berpotensi menimbulkan permasalahan keuangan atau kerugian finansial bagi Perusahaan

• Direktorat Keuangan


• Cabang

• Menerapkan six eyes priciples pada system dan proses pendataan produksi dan konversinya menjadi penagihan

• Memperkuat SOP/aktivitas dalam proses penagihan terkait dengan pembayaran customer yang tidak sesuai Term of Payment

• Memperkuat pengendalian dalam penyelarasan belanja Beban dengan kemampuan Perusahaan dalam meraih Pendapatan.

• Penyelarasan KPI dan Program Kerja yang disusun dengan besaran anggaran yang disetujui

Risk of Finance Risks due to conditions or situations with the potential to cause financial issues or losses for the Company


• Bureau of Corporate Performance, Risk Management, and GCG

• Branch Office

• Implementing six eyes principles on system and process of production data collection and the conversion into billing

• Strengthening SOP/activities in billing process related to customer payments uncomplied with the Terms of Payment

• Strengthening control in aligning expenses with the Company ability to generate revenues.

• Alignment of KPI and Work Programs prepared with the approved budget

Risiko Hukum Risiko yang muncul akibat adanya kondisi atau situasi yang berpotensi menimbulkan permasalahan hukum atau tuntutan hukum

• Biro Hukum• Direktorat SDM &

Umum• Cabang

Sosialisasi produk-produk hukum Perusahaan (Peraturan Perusahaan, Keputusan Direksi, dll) kepada internal Perusahaan secara efektif dan efisien.

Risk of Legal Risks due to conditions or situations with the potential to cause legal issues or lawsuits

• Legal Bureau• Directorate of HR &

General Affairs• BranchOffice

Socialization program of the Company's legal products (Company Regulations, the Board of Directors Decisions, etc.) to the Company internal effectively and efficiently.






Sejalan dengan mulai merebaknya kasus COVID-19 yang akhirnya menjadi pandemik yang berdampak sangat signifikan bagi AirNav Indonesia, AirNav Indonesia melakukan assessment risiko dampak pandemi COVID-19 bagi pencapaian target (KPI) Perusahaan. Dari hasil assessment risiko, pandemi COVID-19 berpotensi akan berdampak kepada pencapaian KPI, khususnya pada aspek Keuangan, yaitu Collection Periods, BOPO dan EBITDA. Selain itu, pandemi COVID-19 juga berpotensi berdampak kepada KPI aspek pengembangan mutu layanan (kesiapan Natuna, kesiapan flight procedure dan penyerapan investasi). Atas hasil kajian tersebut, AirNav telah mengambil langkah-langkah penghematan pengeluaran biaya usaha serta pembatalan investasi.

• Kesiapan Natuna• Kesiapan Flight Procedure• Penyerapan Investasi• Natuna Readiness• Flight Procedure Readiness• Investment Absorption

• Ketepatan Waktu Kedatangan dan Keberangkatan

• Talent Management System yang Terintegrasi

• Nilai GCG & KPKU

• Arrival & Departure Punctuality• Integrated Talent Management

System• GCG & KPKU Score

• Kepuasan Karyawan• Penugasan

Pemerintah

KE

MU

NG

KIN

AN

/ P

OSS

IBIL

ITY

• Employee Satisfaction,• Government

Assignment

Implementasi Sinergi BUMNImplementation of SOE Synergy

DAMPAK / IMPACT

1

1

2

3

4

5

2 3 4 5

• Collection Periods• BOPO• EBITDA

PETA RISIKO PENCAPAIAN KPI 2020KPI Achievement Risk Map for 2020

EVALUASI ATAS EFEKTIVITAS SISTEM MANAJEMEN RISIKO: ASSESSMENT TINGKAT MATURITAS RISIKOPenilaian tingkat maturitas risiko dilakukan dengan mengacu kepada standar ISO 31000:2018 Risk Management Guideline. Adapun model asesmen maturitas risiko yang digunakan dikembangkan dan dimodifikasi dari Risk Maturity Index AON yang telah diterapkan di berbagai organisasi di seluruh dunia.

In line with the outbreak of COVID-19 pandemic causing highly significant impacts on AirNav Indonesia, riskassessment of the impacts of the COVID-19 pandemic for the achievement of the Company's targets (KPI) were conducted. From the risk assessment results, the COVID-19 pandemic has the potential to impact the KPI achievement, especially in the financial aspect, namelyCollection Periods, BOPO, and EBITDA. The COVID-19 pandemic also has the potential to impact KPI aspects of service quality development (Natuna readiness, flightprocedure readiness, and investment absorption). Based on the results of the study, AirNav Indonesia has taken steps to reduce business expenses and cancel investments.

EVALUATION OF THE RISK MANAGEMENT SYSTEM EFFECTIVENESS: RISK MATURITY LEVEL ASSESSMENTThe risk maturity level is assessed by referring to the ISO 31000:2018 Risk Management Guideline standard. The riskmaturityassessmentusedthedevelopedandmodifiedmodel from the AON Risk Maturity Index which has been applied in various organizations across the world. The Risk Maturity Level (RML) assessment process is by involving






Proses assessment Risk Maturity Level (RML) dilakukan dengan melibatkan pejabat struktural dan operasional dari seluruh unit kerja dengan total 604 karyawan yang terdiri dari 190 responden Kantor Pusat dan 414 responden Cabang dengan level jabatan BOD-1 (Kepala SPI, Sekretaris Perusahaan, Kepala Biro, Kepala Divisi dan Kepala Cabang), Manager dan Junior Manager.

Secara keseluruhan total capaian RML tahun 2020 memperlihatkan peningkatan signifikan dibandingkancapaian RML tahun 2019, dengan kontribusi skor yang tinggi diberikan oleh cabang-cabang. Walaupun terjadi peningkatan skor Risk Maturity Index (RMI) sebesar 0,56 poin dari tahun 2019 sebesar 3,32 menjadi 3,88 pada tahun 2020, level maturitas ERM AirNav Indonesia masih pada level Defined.

Tingkat Maturitas ERM Tahun 2019-2020ERM Maturity Level for 2019-2020

Capaian 20202020 Achievement

Capaian 20192019 Achievement

Semua CabangAllBranchOffices

4,04(Defined) 3,34(Defined)

Kantor PusatHeadOffice

3,52(Defined) 3,00(Defined)

Capaian Keseluruhan AirNav IndonesiaAirNav Indonesia's Achievement

3,88 (Defined) 3,32(Defined)

structural and operational officials from all work unitswith a total of 604 employees consisting of 190 Head Office respondents and 414 Branch respondents withBOD-1 position levels (Head of SPI, Corporate Secretary, Chief of Bureau, Head of Division, and Head of Branch), Manager, and Junior Manager.

Overall, total RML achievements in 2020 significantlyincreased compared to the RML achievements in 2019, with high score contributed by the branches. Despite an increase in the Risk Maturity Index (RMI) score of 0.56 points from 3.32 in 2019 to 3.88 in 2020, ERM maturity levelofAirNavIndonesiaisstillattheDefinedLevel.






SISTEM PENGENDALIAN OPERASIONAL DAN KEUANGANAirNav Indonesia melakukan pengendalian keuangan dan operasional Perusahaan secara sistematis dengan melibatkan Dewan Pengawas, Direksi, Komite Audit dan Unit SPI. Rangkaian tugas yang dilakukan antara lain:

1. Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan dan memberikan saran terkait proses pengelolaan Perusahaan, pengembangan usaha, dan pengelolaan risiko dengan menerapkan prinsip kehati-hatian.

2. Direksi bertugas untuk mengembangkan sistem pengendalian internal Perusahaan agar dapat berfungsi secara efektif untuk mengamankan investasi dan aset Perusahaan.

3. Komite Audit melakukan tugas dalam menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan audit internal, memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Pengawas.

4. Satuan Pengawas Internal membantu Direktur Utama dalam melaksanakan audit internal keuangan dan operasional Perusahaan serta mengevaluasi pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya, serta memberikan saran-saran perbaikan.

SISTEM PENGENDALIAN INTERNALInternal Control System

Penerapan Sistem Pengendalian Internal ditujukan untuk mencegah terjadinya kecurangan (fraud) pada proses bisnis dengan melakukan pekerjaan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,pengamanan aset dan mematuhi peraturan perundang- undangan yang berlaku. AirNav Indonesia menerapkan pengendalian internal berdasarkan kerangka Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO).

Implementation of Internal Control System is geared toward prevention of fraud in business processes

through effective and efficient work practices, reliable financial statements, assets security, and compliance

with applicable laws. AirNav Indonesia implements an internal control system that is based on the framework

of Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO).

OPERATIONAL AND FINANCIAL CONTROL SYSTEMAirNav Indonesia conducts Company financial and operational control systematically with the involvement of the Supervisory Board, Board of Directors, Audit Committee and SPI Unit. The series of tasks that are performed are:

1. Supervisory Board is tasked with monitoring and advising Company management processes, business development and risk management by applying the principle of prudence.

2. Board of Directors is tasked with developing internal control system that functions effectively to secure Company investment and assets.

3. Audit Committee is tasked with assessing implementation and results if internal audit, offer recommendation to refine management control system and identify issues that require the attention of the Supervisory Board.

4. Internal Monitoring Unit is tasked with assisting the President Director in internal financial and operational audit and in the evaluation of control, management and implementation, and provide recommendation for improvement.






KESESUAIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN DENGAN KERANGKA COSOSistem pengendalian keuangan dan operasional AirNav Indonesia menggunakan kerangka Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO). Kerangka COSO berisi mengenai kebijakan, prosedur, kegiatan pemantauan dan komunikasi, standar perilaku serta berbagai inisiatif yang dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Mengamankan aset (security objectives);

2. Berupaya melakukan operasi Perusahaan yang efisien dan efektif (operational objectives);

3. Mengembangkan keandalan dan kelengkapan informasi akuntansi/finansial dan manajemen (information objectives); dan

4. Menjamin kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur serta peraturan perundang-undangan yang berlaku (compliance objectives).

EVALUASI ATAS EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAANAirNav Indonesia mengevaluasi efektivitas Sistem Pengendalian Internal Perusahaan secara berkala. Evaluasi dilakukan dengan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan operasional yang disampaikan kepada Direksi dan kantor cabang. Peninjauan ini bertujuan untuk menjaga keamanan aset dan investasi milik Perusahaan, meningkatkan ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong kepatuhan terhadap kebijakan manajemen lainnya sebagai penunjang kelangsungan usaha Perusahaan.

Pengujian sistem pengendalian internal dilaksanakan oleh AirNav Indonesia sejalan dengan kerangka COSO, yang meliputi:

1. Pengendalian Lingkungan (Control Environment)a. Komponen ini merupakan fondasi awal untuk

mengembangkan sistem pengendalian internal dengan menyediakan struktur fundamental. Hal ini meliputi aspek integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, berfungsinya auditor, filosofi manajemen dan gaya kepemimpinan, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, kebijakan dan praktik sumber daya manusia (SDM).

b. Pengendalian lingkungan AirNav Indonesia mencakup aspek struktur organisasi dan pemberian wewenang dan tanggung jawab (sesuai dengan PER10, PER14, PER16), kebijakan dan praktik sumber daya manusia (sesuai dengan peraturan dan keputusan

COMPATIBILITY OF INTERNAL MONITORING SYSTEM WITH THE COSO FRAMEWORKAirNav Indonesia financial and operational control system adopts the framework of Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO). COSO framework contains policies, procedures, monitoring and communication activities, standards of conduct and various initiatives that are implemented with the objective of:

1. Securing assets (security objectives);

2. Striving to operate the Company in an efficient and effective manner (operational objectives);

3. Developing reliability and completeness of accounting/financial information and management (information objectives); and

4. Ensure compliance with policies and procedures as well as applicable laws (compliance objectives).

REVIEW OF EFFECTIVENESS OF INTERNAL CONTROL SYSTEM

AirNav Indonesia performs periodic evaluation of the effectiveness of its Internal Monitoring System. Evaluation is conducted by monitoring implementation of follow-up on operational audit that has been submitted to the Board of Directors and branch offices. Monitoring is aimed at safeguarding Company-owned assets and investment, improving the thoroughness and accuracy of accounting data, promoting efficiency, and facilitating compliance with other management policies to support Company sustainability.

Examination of internal control system by AirNav Indonesia is in line with the COSO framework and covers the following aspects:

1. Environment controla. This component is the initial foundation in

the development of internal control system as it provides its fundamental structure. This covers aspects of integrity and ethical values, commitment to competence, functioning auditor, management philosophy and leadership style, distribution of authority and responsibility, as well as human resources (HR) policies and practices.

b. AirNav Indonesia environment control encompasses aspects of organization structure and provision of authority and responsibility (in accordance with PER10, PER14, PER16), human resources policies and practices (according to the Board of Directors regulation and decision






Direksi yang sudah diatur dan diterapkan di AirNav Indonesia), integritas dan nilai etika (sesuai dengan Per 007 Tahun 2015), komitmen terhadap kompetensi (sesuai dengan PER 041 Tahun 2014, PER 30 Tahun 2015), dan fungsi auditor (sesuai dengan PKPT dan realisasi PKPT yang dilaksanakan oleh SPI).

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)a. Penilaian risiko merupakan identifikasi dan

analisis yang dilakukan oleh manajemen terhadap risiko terkait dengan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Penilaian risiko organisasi dilakukan melalui identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko-risiko yang relevan terhadap penyusunan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi berlaku umum. Risiko organisasi berasal dari perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi baru, pertumbuhan organisasi yang cepat, teknologi baru, dan lain-lain.

b. Penilaian risiko di AirNav Indonesia mulai dilaksanakan sejak tahun 2016. Pada tahun 2018, aktivitas penilaian risiko yang dilakukan antara lain mengelola aspek keselamatan penerbangan melalui Direktorat Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi dalam implementasi peningkatan Safety Management System. Perusahaan juga mengimplementasikan Manajemen Risiko Perusahaan (Enterprise Risk Management) yang mengacu pada ISO 31000:2009 melalui Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG. Implementasi manajemen risiko Perusahaan bertujuan untuk memastikan risiko-risiko yang dihadapi Perum LPPNPI senantiasa berada pada tingkat yang dapat diterima dan Perusahaan dapat mewujudkan sasaran yang hendak dicapainya serta terus meningkatkan kinerja dan pertumbuhannya.

3. Pengendalian Kegiatan (Control Activities)a. Pengendalian kegiatan meliputi kegiatan,

kebijakan, prosedur dan praktik yang menjamin pencapaian tujuan institusi. Kegiatan ini memungkinkan pengambilan berbagai tindakan yang diperlukan untuk mengelola risiko terhadap pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan pengendalian berlangsung di seluruh organisasi, yaitu di semua tingkatan dan fungsi yang ada. Kegiatan ini mencakup tentang kegiatan yang cukup luas, dimulai dari pengesahan, kewenangan, verifikasi, rekonsiliasi, pengkajian ulang kinerja, pengamanan aktiva, dan pemisahan tugas. Kegiatan pengendalian yang dilakukan yaitu diantaranya penelaahan kinerja,

that are set down and implemented within AirNav Indonesia), integrity and ethical value (according to Per 007 of 2015), commitment to competence (according to PER 041 of 2014, PER 30 of 2015), and auditor function (according to PKPT and PKPT realization implemented by SPI).

2. Risk Assessmenta. Risk assessment is the identification and

analysis conducted by the management on risks to achievement of the goals that have been set for the organization. Assessment of risk to the organization is done by identifying, analyzing, and managing risks that are relevant in terms of preparation of financial statements presented according to the generally accepted accounting principles. Risks to the organization may arise from changes to operational environment, new information system, rapid organization growth, new technology, etc.

b. AirNav Indonesia began to conduct risk assessment in 2016. In 2018, risk assessment took the form of management of flight safety aspect through the Directorate of Safety, Security, and Standardization with the implementation of Safety Management System improvement. The Company also applied Enterprise Risk Management with reference to ISO 31000:2009 through Bureau of Corporate Performance, Risk Management and GCG. Implementation of Company risk management is aimed at ensuring that the risks faced by Perum LPPNPI remain at an acceptable level that allows the Company to realize its planned goals while continues to improve performance and growth.

.

3. Control Activitiesa. Activity control encompasses activities,

policies, procedures and practices that ensure the achievement of the goals of the organization. The practice allows the taking of various necessary actions to manage any risks to the achieving the goal of the organization. Control activities take place throughout the organization, on every level and function. The activity covers a wide range of actions, starting with approval, authorization, verification, reconciliation, securing assets, and task separation. Control activities may take the form of performance analysis, information processing, physical control, and separation of function.






pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan fungsi.

b. Kegiatan pengendalian diatur oleh Direksi AirNav Indonesia dan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan dan keputusan yang telah diatur oleh Perusahaan, diantaranya adalah PER 010 Tahun 2014, PER 33 Prosedur Operasi Standar Keuangan Kantor Pusat, PER 028 Tahun 2015 Tata Cara Penyampaian Permohonan Pengeluaran dan Penerimaan Uang.

4. Informasi dan Komunikasi (Communication and Information)a. Informasi dan komunikasi merupakan hal yang

penting bagi komponen pengendalian lainnya. Dalam konteks sistem pengendalian internal, AirNav Indonesia mengomunikasikan tanggung jawab pengendalian kepada seluruh pegawai dan menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pegawai dalam menyelesaikan tugasnya terkait sistem pengendalian internal.

b. Sistem informasi yang ada menghasilkan laporan-laporan yang berisi informasi mengenai kegiatan organisasi, keuangan dan informasi yang ada hubungannya dengan kepatuhan. Informasi tersebut dibutuhkan AirNav Indonesia dalam menjalankan dan mengendalikan organisasi.

c. Perusahaan mengomunikasikan tanggung jawab pengendalian dalam bentuk laporan keuangan dan laporan realisasi manajemen.

5. Pemantauan (Monitoring)a. Komponen ini memberikan kepastian yang

memadai bahwa, untuk mencapai tujuan Perusahaan, manajemen harus memonitor sistem pengendalian internal dan memastikan jika sistem yang ada telah berjalan seperti yang diinginkan dan telah disesuaikan sejalan dengan perubahan situasi. Pada proses pemantauan, AirNav Indonesia juga menilai kualitas sistem pengendalian internal secara terus menerus. Pemantauan juga mencakup aspek kualitas personel yang memiliki akses merancang dan melaksanakan pengendalian internal untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan dengan tepat waktu. Kemudian, pemantauan juga melibatkan unsur eksternal pada sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh manajemen atau pihak lain, serta penggunaan metodologi yang independen seperti pemeriksaan prosedur atau standar yang biasa dijalankan oleh karyawan.

b. Selain Unit Satuan Pengawas Intern, proses monitoring juga dilaksanakan oleh pihak eksternal meliputi KAP, BPK dan BPKP yang melakukan review terhadap proses keuangan dan pengadaan barang dan jasa di Perusahaan.

b. Control activity is guided by AirNav Indonesia Board of Directors and conducted according to the regulation and decision set by the Company, including PER 010 of 2014, PER 33 in headquarter financial standard operating procedures, PER 028 of 2015 on Procedures for Submitting Request for Expending and Receiving FUnds.

4. Information and Communicationa. Information and communication are important

element in other control components. In the context of internal control system, AirNav Indonesia communicates control responsibility to all employees and provides information needed by the employees in their performance of internal control system duties.

b. Existing information system produces reports containing information on organization activity, finances, and information relating to compliance. This information is required by AirNav Indonesia in the running and control of the organization.

c. The Company communicates control responsibility in the form of financial statements and management realization report.

5. Monitoringa. This component provides sufficient certainty

that in order to achieve Company objectives, the management must monitor internal control system and ensures that existing system is working as intended and adjusted according to situational changes. Monitoring also covers aspects of quality of personnel with access to internal control design and implementation to make necessary and timely improvement. Furthermore, monitoring involves external elements in the internal control system by the management or other party, as well as application of independent methodology including assessment of procedures and standards that are commonly applied by the employees.

b. In addition to internal monitoring unit, monitoring process is also implemented by external parties consisting of Public Accountant Office/KAP, Audit Board of Indonesia/BPK, as well as Finance and Development Supervisory Agency/ BPKP which review Company financial processes and procurement of goods and services.






PERMASALAHAN HUKUMPermasalahan dan/atau perkara hukum yang dihadapi Perusahaan serta anggota Dewan Pengawas dan Direksi di sepanjang tahun 2020 dan 2019 adalah sebagai berikut:

Permasalahan HukumLegal Issues

Permasalahan HukumLegal Issues

2020 2019

PerdataCivil

PidanaCriminal

PerdataCivil

PidanaCriminal

AirNav Indonesia

Selesai dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap

Completed and has fixed legal force

- - - -

Dalam proses penyelesaian In the settlement process 2 - 1

Dewan Pengawas dan Direksi The Supervisory Board and The Board of Directors

Selesai dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap

Completedandhasfixedlegalforce

- - - -

Dalam proses penyelesaian In the settlement process - - - -

Entitas Anak Subsidiary

Perusahaan tidak memiliki entitas anak

The Company has no subsidiaries N/a N/a N/a N/a

Jumlah Total 2 - 1 -

Rincian permasalahan hukum yang dihadapi Perusahaan di tahun 2020 dan/atau telah dinyatakan selesai di tahun 2020 adalah sebagai berikut:

PENYELESAIAN PERKARA PADA TINGKAT BANDING DI PENGADILAN TINGGI BANTEN ATAS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI TANGERANG NO. 283/PDT.G/2019/PN.TNG.

PIHAK YANG BERPERKARA:PT Iyhamulik Bengkang Turan sebagai Pembanding (dahulu Penggugat)

1. Perum LPPNPI sebagai Terbanding (dahulu Tergugat);2. PT BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Martapura

sebagai Turut Terbanding I (dahulu Turut Tergugat I);3. Perum Jamkrindo Kantor Cabang Banjarmasin

sebagai Turut Terbanding II (dahulu Turut Tergugat II)

PERKARA PENTINGSignificant Litigation

LEGAL ISSUESThe Company and members of the Supervisory Board and Directors faced the following issues and/or legal cases throughout 2020 and 2019:

Details of the legal issues faced by the Company in 2020 and/or have been declared settled in 2020 are as follows:

CASE SETTLEMENT AT THE APPEAL LEVEL AT BANTEN HIGH COURT, TANGERANG DISTRICT COURT DECISION NO.283/PDT.G/2019/PN.TNG.

PARTIES WITH LITIGATIONS:PT Iyhamulik Bengkang Turan as Appellant (formerly Plaintiff)

1. Perum LPPNPI as the Appellee (formerly the Defendant);

2. PTBRI(Persero)Tbk.MartapuraBranchOfficeasCo-Appellee I (formerly Co-Defendant I);

3. PerumJamkrindoBanjarmasinBranchOfficeasCo-Appellee II (formerly Co-Defendant II)






STATUS PERKARA:Perkara ini telah diputus di Pengadilan Negeri Tangerang dengan putusan, sebagai berikut:

DALAM PROVISI- Menolak tuntutan Provisi Penggugat.DALAM EKSEPSI- Menolak Eksepsi Tergugat, Turut Tergugat I dan Turut

Tergugat IIDALAM POKOK PERKARA- Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.DALAM REKONVENSI- Menyatakan gugatan Penggugat Rekonvensi tidak

dapat diterima.DALAM KONVENSI & REKONVENSI- Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat

Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.1.016.000.

Atas putusan tersebut Pihak Penggugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Banten.

Saat ini sedang dalam tahap pemeriksaan berkas (inzage) berdasarkan Relaas Pemberitahuan Memeriksa Berkas dari Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 09 September 2020.

PENYELESAIAN PERKARA PERDATA PADA TINGKAT PERTAMA ATAS GUGATAN PIHAK KETIGA/DERDEN VERZET DENGAN PERKARA NO. 671/PDT.BTH/2020/PN.TNG. DI PENGADILAN NEGERI TANGERANG

PIHAK YANG BERPERKARA:Ny. Devi Jesika Pratiwi sebagai Pembantah.Melawan:1. Perum Jamkrindo Kantor Cabang Banjarmasin,

sebagai Terbantah I;2. KPKNL Banjarmasin sebagai Terbantah II;3. PT Iyhamulik Bengkang Turan sebagai Terbantah III;4. AirNav Indonesia sebagai Terbantah IV;5. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor

Cabang Martapura sebagai Terbantah V.

SANKSI ADMINISTRASIDi sepanjang tahun 2020 tidak terdapat sanksi administrasi yang dikenakan oleh otoritas terkait baik kepada Perusahaan maupun kepada anggota Dewan Pengawas dan Direksi.

PERKARA PENTING DI LUAR ASPEK HUKUMPerusahaan tidak menemukan adanya perkara penting di luar aspek hukum yang melibatkan Perusahaan maupun kepada anggota Dewan Pengawas dan Direksi.

CASE STATUS:This case had been decided at Tangerang District Court with the following verdict:

IN PROVISION- Rejected the claim of the Plaintiff.IN EXCEPTION- Rejected the Defendant's Exception, Co-Defendant I

and Co-Defendant IIIN THE SUBJECT MATTER- Rejected the entire Plaintiff's claim.IN RECONVENTION- Declared that the Reconvention Plaintiff's claim is

unacceptable.IN CONVENTION & RECONVENTION- Sentenced the Convention Plaintiff/Reconventional

Defendant to pay court fees of Rp1,016,000.

Based on this decision, the Plaintiff filed an appeal toBanten High Court.

Currently,itisinthestageofexaminingfiles(inzage)basedontheNotificationofCheckingFilesfromtheRegistrarofTangerang District Court on September 09, 2020.

SETTLEMENT OF CIVIL CASES AT THE FIRST LEVEL OF LAWSUITS BY THIRD PARTIES/DERDEN VERZET WITH CASE NO.671/PDT.BTH/2020/PN.TNG. AT TANGERANG DISTRICT COURT

PARTIES WITH LITIGATIONS:Ny. Devi Jesika Pratiwi sebagai Pembantah>Opposing:1. Perum Jamkrindo Banjarmasin Branch Office, as

Disputed I;2. Banjarmasin KPKNL as Disputed II;3. PT Iyhamulik Bengkang Turan as Disputed III;4. AirNav Indonesia as Disputed IV;5. PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Martapura

BranchOfficeasDisputedV.

ADMINISTRATIVE SANCTIONSDuring 2020, there were no administrative sanctions imposed by the relevant authorities either to the Company or to members of the Supervisory Board and the Board of Directors.

IMPORTANT CASES OUTSIDE THE LEGAL ASPECTTheCompanydidnotfindanyimportantcasesoutsideofthe legal aspect involving the Company or members of the Supervisory Board and the Board of Directors.






Secara garis besar Perusahaan memberikan informasi per kuartal, dan berisi hal-hal berikut:

1. Profil Perusahaan: Sejarah, Visi & Misi, SusunanDewan Pengawas, Susunan Direksi, Struktur Organisasi, dan Penghargaan;

2. Layanan yang diberikan: Jenis Pelayanan, Alamat Kantor Cabang, Fasilitas, Ruang Udara, dan Kemitraan;

3. Informasi Publik dan Regulasi;4. Tata Kelola Perusahaan;5. Media, Siaran Pers, dan Artikel Kegiatan Perusahaan;

dan6. Buletin Keselamatan.

Pemangku kepentingan juga dapat mendapatkan informasi lainnya dengan menghubungi:

Gedung AirNav IndonesiaJl. Ir. H. Juanda No. 1, Kecamatan Tangerang, Banten 15121Tel: +62 21 5591 5000Fax: +62 21 5591 5100Email: [email protected]

AKSES INFORMASI DAN DATA PERUSAHAANAccess to Company Information and Data

AirNav Indonesia menyediakan akses informasi dan ketersediaan informasi secara publik untuk menerapkan prinsip keterbukaan kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat. Prinsip ini dijalankan dengan memperhatikan berbagai risiko dan keamanan pada hal yang bersifat strategis. Informasi terkait Perusahaan diberikan melalui situs Perusahaan www. airnavindonesia.co.id dengan pilihan bahasa Indonesia dan Inggris. AirNav Indonesia offers access to information and available public information in accordance to the

principle of transparency to stakeholders and the public. The principle is adopted with attention to the

various risks and security of strategic matters. Company-related information is provided on Company

website www.airnavindonesia.co.id in bahasa Indonesia and English.

In general, the Company supplies quarterly information on the following matters:

1. Company Profile: History, Vision and Mission,SupervisoryBoardProfile,BoardofDirectorsProfile,Organization Structure, and Award;

2. Services Provided: Type of Services, Address of BranchOffices,Facilities,AirSpaceandPartnership;

3. Public Information and Regulations;4. Corporate Governance;5. Media, Press Releases and Articles on Company

Activities; and6. Safety Bulletins.

Stakeholders may also access additional information by contacting the following:

AirNav Indonesia BuildingJl. Ir. H. Juanda No. 1, Kecamatan Tangerang, Banten 15121Tel: +62 21 5591 5000Fax: +62 21 5591 5100Email: [email protected]






KORESPONDENSI DAN LAPORAN BERKALAKorespondensi yang dilakukan Perusahaan di sepanjang tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Bentuk KorespondensiCorrespondence

FrekuensiFrequency

Korespondensi kepada Kementerian Perhubungan

Correspondence to the Ministry of Transportation

• Persuratan • Mailing 240

• Laporan • Report 120

• Kebijakan • Policy 60

Korespondensi kepada Kementerian BUMN Correspondence to the Ministry of SOE




Korespondensi kepada Lembaga lainnya Correspondence to other Institutions




HUBUNGAN MEDIAUntuk dapat menyampaikan informasi secara komprehensif, Perusahaan melakukan hubungan media melalui Rilis Media kepada sejumlah media baik nasional maupun lokal. Selama tahun 2020 terdapat 34 rilis yang diberikan kepada media baik nasional maupun lokal.

TanggalDate

TajukHeadline

17 Januari 2020January 17, 2020

AirNav Indonesia Salurkan Bantuan Korban Banjir Tangerang

AirNav Indonesia Distributed Assistance for Victims of Tangerang Flood

20 Januari 2020January 20, 2020

Sentralisasi Data, AirNav Indonesia Terapkan ERP SAP Data Centralization, AirNav Indonesia Implements ERP SAP

1 Februari 2020 February 1, 2020

Operasikan Rute Domestik Berbasis Satelit, AirNav IndonesiaEfisienkanRp10miliar/bulan

Operating Satellite-Based Domestic Routes, AirNav IndonesiaMadeEfficienttoRp10billion/month

20 Maret 2020March 20, 2020

Menteri BUMN Tunjuk Novie Riyanto menjadi Ketua Dewan Pengawas AirNav Indonesia

SOE Minister Appointed Novie Riyanto as Chair of AirNav Indonesia's Supervisory Board

11 April 2020April 11, 2020

Gunung Anak Krakatau Erupsi, Operasional Penerbangan Berjalan Normal

EruptionofAnakKrakatauMount,flightoperationsrunnormally

25 April 2020April 25, 2020

AirNav Indonesia Berikan Bantuan Penanggulangan COVID-19 di 11 Kota

AirNav Indonesia Provided Assistance for Covid-19 Handling in 11 Cities

26 April 2020April 26, 2020

AirNav Indonesia Berikan Bantuan Satu Unit Ambulans di Lombok Barat

AirNav Indonesia Provided One Ambulance Unit Assistance in West Lombok

5 Mei 2020May 5, 2020

AirNav Indonesia Salurkan Penanggulangan Covid-19 seniali Rp 550 juta di Tangerang

AirNav Indonesia Distributes Assistance for Covid-19 Handling of Rp550 million in Tangerang

8 Mei 2020May 8, 2020

Menteri BUMN Lengkapi jajaran Direksi AirNav Indonesia

Minister of SOE Completed the Board of Directors of AirNav Indonesia

CORRESPONDENCE AND PERIODIC REPORTSThe correspondence by the Company throughout 2020 is as follows:

MEDIA RELATIONSHIPTo convey information comprehensively, the Company holds media relations through Media Releases to several media, both national and local. During 2020, there were 34 releases provided to both national and local media.






TanggalDate

TajukHeadline

29 Mei 2020May 29, 2020

Peringkatkan Pilot Gangguan Balon Udara Liar, AirNav Indonesia Terbitkan NOTAM

Warning the Pilots on Wild Air Balloon Disruption, AirNav Indonesia Issues NOTAM

4 Juni 2020June 4, 2020

Laporan Pilot Kepada AirNav Indonesia Mengenai Balon Udara Liar Turun Drastis

Pilot Report To AirNav Indonesia Regarding Wild Air Balloons Reduced Drastically

11 Juni 2020June 11, 2020

AirNav Indonesia Uji Coba Prosedur yang EfisienkanRute Penerbangan Lintas Udara

AirNavIndonesiaTriedProcedurestoMakeOverflyingFlightRoutesEfficient

3 Juli 2020July 3, 2020

AirNav Indonesia Gandeng BNN untuk Pastikan Personel Bebas Narkoba

AirNav Indonesia Collaborates with BNN to Ensure Narcotics-Free Personnel

6 Juli 2020July 6, 2020

AirNav Indonesia Dorong UMKM Nusantara Naik Kelas AirNav Indonesia Encourages Nusantara MSME for the Next Grade

9 Juli 2020July 9,2020

AirNav Indonesia Siap Kelola Pergerakan Pesawat Udara yang berangsur Meningkat

AirNav Indonesia is Ready to Manage Aircraft Movements that are Gradually Increasing

17 Juli 2020July 17, 2020

Gandeng BNN, Ratusan Petugas Navigasi Udara AirNav Indonesia Di tes Narkoba

Collaborating with BNN, Hundreds of Indonesian AirNavIndonesiaOfficersTestedforNarcotics

18 Juli 2020July 18, 2020

AirNav Indonesia Beri Bantuan Pencegahan dan penanggulangan Covid19 untuk Prajurit TNI AU

AirNav Indonesia Provided Assistance for Covid-19 Prevention and Handling for Indonesian Air Force Soldiers

2 Agustus 2020August 2, 2020

AirNav Indonesia Sabet Dua Penghargaan TOP CSR BUMN 2020

AirNav Indonesia Won Two Awards from BUMN CSR TOP 2020


AirNav Indonesia Siap Mendukung Dibukanya Kembali Pariwisata Bali

AirNav Indonesia Ready to Support the Re-opening of Bali Tourism


AirNav Indonesia Luncurkan Informasi Aeronautika dan Peta Penerbangan Digital

AirNav Indonesia Launched Aeronautical Information and Digital Flight Map


AirNav Indonesia Serahkan Bantuan Penanggulan Covid 19 Kepada Rumah Sakit TNI AD

AirNav Indonesia Distributed Assistance for Covid-19 Handling to Indonesian Army Hospital


Presiden Resmikan Tower Baru AirNav Indonesia di YIA, Ini Dia 8 Keunggulannya

President Inaugurated AirNav Indonesia's New Tower at YIA, Here Are 8 Advantages

18 Oktober 2020October 18, 2020

Penerbang Balon Udara Liar akan Disidang, AirNav Indonesia Apresiasi Peneggak Hukum

Wild Air Balloon Pilots to be Put on Trial, AirNav Indonesia Appreciates the Law Enforcers


AirNav Indonesia Meraih Tiga Penghargaan TOP GRC Awards 2020

AirNav Indonesia Won Three TOP GRC Awards 2020


Libur Panjang Akhir Oktober, AirNav Indonesia Siap Kelola Navigasi Penerbangan

Long Holiday at the End of October, AirNav Indonesia Ready to Manage Air Navigation


AirNav Indonesia Peringatkan Bahaya Layang-Layang Bagi Penerbangan

AirNav Indonesia Warns the Danger of Kites for Aviation

8 November 2020November 8, 2020

Tingkatkan Konektivitas Selatan Jawa, AirNav Indonesia Tingkatkan Layanan di Nusawiru

Improving South Java Connectivity, AirNav Indonesia Improved Services in Nusawiru


AirNav Indonesia Kelola Pergerakan Pesawat Udara Yang Terus Meningkat

AirNav Indonesia Manages the Increasing Aircraft Movement


Massa Padati Bandara Soekarno-Hatta, AirNav Indonesia Berikan Kelonggaran Pengaturan Jadwal Penerbangan Terdampak

Crowds at Soekarno-Hatta Airport, AirNav Indonesia Provides Relaxation for the Affected Flight Schedule Arrangements


AirNav Indonesia Raih 2 Penghargaan BUMN Awards 2020

AirNav Indonesia Won 2 BUMN Awards 2020

7 Desember 2020December 7, 2020

Tingkatkan Konektivitas Regional, AirNav Indonesia Terapkan Pertukaran Data Penerbangan dengan Filipina

Improving Regional Connectivity, AirNav Indonesia Implements Flight Data Exchange with Philippines


AirNav Indonesia Siap Layani Angkutan NATARU yang Semakin Meningkat

AirNav Indonesia Ready to Serve the Increasing Christmas and New Year Transportation


AirNav Indonesia Gandeng Filipina Tingkatkan Kapasitas Ruang Udara Regional

AirNav Indonesia Collaborates with Philippines to Increase Regional Airspace Capacity


AirNav Indonesia Siap Kelaola Penerbnagan Pada Puncak Arus Mudik NATARU

AirNav Indonesia Ready to Manage Flights at the Peak of Christmas and New Year Homecoming

Di samping rilis media, Perusahaan juga berupaya membangun hubungan informal dengan media massa melalui berbagai kegiatan.

Apart from media releases, the Company also strives to build informal relationships with the mass media through various activities.






KODE ETIKCode of Ethics

Kode Etik atau Code of Conduct adalah sekumpulan komitmen yang terdiri dari budaya Perusahaan serta Pedoman Perilaku yang membentuk dan mengarahkan tingkah laku agar sesuai dengan budaya dan nilai-nilai Perusahaan. Code of Conduct berlaku untuk seluruh individu yang bertindak atas nama Perusahaan dan entitas anak, serta menjadi acuan seluruh pemangku kepentingan yang melakukan hubungan dengan Perusahaan.

The Code of Ethics or Code of Conduct is a set of commitments consisting of the Company's culture and Code

of Conduct to form and direct behavior to conform to the culture and values of the Company. The Code of

Conduct applies to all individuals acting on behalf of the Company and its subsidiaries, as well as reference for

all stakeholders with relationships with the Company.

VISI, MISI DAN BUDAYA PERUSAHAAN SEBAGAI FONDASI UTAMAVision, Mission, and Corporate Culture as the Main Foundation

VISI: “Menjadi penyedia jasa pelayanan navigasi penerbangan bertaraf internasional.”

VISION: “To become an Air Navigation Service Provider with International Standard”

PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

Code of Conduct

TATA NILAI PERUSAHAAN "AKHLAK"

CORPORATE VALUE "AKHLAK"

MISSION: “To provide air navigation services that prioritize safety, comfort, and is environmentally friendly, to meet the expectation of the users”

MISI: “Menyediakan layanan lalu lintas penerbangan yang mengutamakan keselamatan, kenyamanan, dan ramah lingkungan demi memenuhi ekspektasi pengguna jasa.






VISI, MISI DAN BUDAYA PERUSAHAAN SEBAGAI FONDASI UTAMAPenerapan kode etik yang dimiliki Perusahaan merupakan sebuah upaya untuk dapat mensinergikan seluruh organ Perusahaan untuk dapat bersama-sama mengemban visi, misi dan budaya Perusahaan. Sebagai tujuan akan perjalanan Perusahaan di masa yang akan datang, visi berperan penting dalam menempatkan seluruh Insan AirNav Indonesia untuk dapat mewujudkan visi tersebut melalui misi yang telah ditetapkan, serta internalisasi budaya dan nilai Perusahaan hingga mampu membentuk prilaku setiap Insan AirNav Indonesia.

Penjelasan tentang visi, misi, budaya dan nilai Perusahaan dapatdilihatdalambabProfilPerusahaan.

PENETAPAN DAN POKOK-POKOK ISI PEDOMAN PERILAKUPedoman Perilaku (Code of Conduct) ditetapkan berdasarkan Peraturan Direksi No. PER.003/LPPNPI/I/2019 tanggal 9 Februari 2021. Pedoman Perilaku tersebut berlaku untuk seluruh insan AirNav Indonesia, tidak terkecuali Direksi, Dewan Pengawas, dan seluruh karyawan.

Isi Pedoman Perilaku Perusahaan antara lain adalah:

• Pedoman Etika Perusahaan, mencakup Etika Usaha, Etika Perusahaan terhadap Negara, Etika Perusahaan terhadap Pemerintah, Etika Perusahaan terhadap Lembaga Legislatif, Etika Perusahaan terhadap Pemilik Modal, Etika Perusahaan terhadap Penyedia Barang dan Jasa, Etika Perusahaan terhadap Pelanggan, Etika Perusahaan terhadap Mitra Kerja, Etika Perusahaan terhadap Insan AirNav Indonesia, Etika Perusahaan terhadap Kesehatan, Keselamatan, Keamanan (K3) dan Lindungan Lingkungan, Etika Perusahaan terhadap Serikat Karyawan, Etika Perusahaan terhadap Organisasi Profesi, Etika Perusahaan terhadap Media Massa, serta Etika Perusahaan terhadap LSM dan Organisasi Kemasyarakatan, Etika Perusahaan terhadap Masyarakat dan Lingkungan Hidup.

• Pedoman Etika Kerja dan Tata Perilaku, mencakup Etika Kerja, lntegritas Laporan Keuangan, Suap, Donasi, Jamuan dan Hadiah, Biaya Perjalanan Dinas, Pakaian Dinas Harian dan Pakaian Kerja, Kontribusi dan Aktivitas Politik, Perilaku sebagai Pimpinan, Perilaku sebagai Bawahan, serta Perilaku terhadap Sesama Insan AirNav Indonesia.

• Penerapan Pedoman Perilaku, mencakup Organisasi, Sosialisasi Pedoman Perilaku, Pernyataan Kepatuhan Insan AirNav Indonesia, Pembaharuan/Revisi Pedoman Perilaku, Penegakan Pedoman Perilaku, serta Sanksi Terhadap Pelanggaran Pedoman Perilaku.

VISION, MISSION, AND CORPORATE CULTURE AS THE MAIN FOUNDATIONThe implementation of the Company's code of ethics is an effort to synergize all organs of the Company to be together carry out the vision, mission, and culture of the Company. As the goal of the Company's future journey, vision plays an important role in placing all AirNav Indonesia Personnel to realize this vision through the mission that has been set, as well as internalizing the Company's culture and values so as to be able to shape the behavior of every AirNav Indonesia Personnel.

Explanation of the Company's vision, mission, culture and valuesisavailableintheCompanyProfilechapter.

DETERMINATION AND MAIN CONTENTS OF THE CODE OF CONDUCTThe Code of Conduct is determined based on the Board of Directors Regulation No. PER.003/LPPNPI/I/2019 dated February 9, 2021. The Code of Conduct applies to all AirNav Indonesia personnel, including the Board of Directors, Supervisory Board, and all employees.

The contents of the Company's Code of Conduct include the following:

• Corporate Ethics Guidelines, including Business Ethics, Corporate Ethics towards the State, Corporate Ethics towards the Government, Corporate Ethics towards Legislative Institutions, Corporate Ethics towards Shareholders, Corporate Ethics towards Goods and Service Providers, Corporate Ethics towards Customers, Corporate Ethics towards Business Partners, Corporate Ethics towards AirNav Indonesia Personnel, Corporate Ethics towards Health, Safety, Security (OHS) and Environmental Protection, Corporate Ethics towards Employee Unions, Corporate Ethics towards Professional Organizations, Corporate Ethics towards Mass Media, and Corporate Ethics towards NGO and Community Organizations, as well as Corporate Ethics towards society and the environment

• Guidelines for Work Ethics and Code of Conduct covering Work Ethics, Integrity of Financial Statements, Bribes, Donations, Meals and Gifts, Official Travel Expenses, DailyOfficial Uniform andWork Uniform, Political Contributions and Activities, Behavior as Leaders, Behavior as Subordinates, and Behavior towards Fellow AirNav Indonesia Personnel.

• Implementation of the Code of Conduct, including Organization, Socialization of the Code of Conduct, Statement of Compliance of AirNav Indonesia Personnel, Update/Revision of the Code of Conduct, Enforcement of the Code of Conduct, and Sanctions for Violations of the Code of Conduct.






INTERNALISASI DAN PENEGAKAN KODE ETIKInternalisasi Code of Conduct memiliki tujuan untuk menciptakan kesepahaman dan komitmen bersama dari segenap jajaran di internal Perusahaan untuk dapat menaati dan menjalankan secara baik Pedoman Perilaku yang tertuang di dalamnya. Internalisasi tersebut dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan secara menyeluruh dengan memberikan akses yang seluas-luasnya bagi segenap insan Perusahaan dalam memperoleh informasi tersebut.

Penyebarluasan Code of Conduct dilakukan secara rutin melalui sosialisasi di kantor-kantor cabang kepada setiap insan AirNav Indonesia. Di samping itu, sosialisasi Pedoman Perilaku juga dilakukan melalui penandatanganan Surat Pernyataan kepatuhan oleh insan AirNav Indonesia yang harus diperbaharui dan ditandatangani kembali setiap tahun oleh setiap insan AirNav Indonesia.

INTERNALIZATION AND ENFORCEMENT OF THE CODE OF ETHICSInternalization of the Code of Conduct purposed at creating mutual understanding and commitment from all levels within the Company to comply with and properly implement the Code of Conduct. The internalization is through socialization activities thoroughly by providing the widest possible access for all Company personnel to obtain this information.

The Code of Conduct is socialized on a regular basis through Socialization at branch offices to all AirNav Indonesia personnel. The Code of Conduct is also socialized through the signing of compliance statement by AirNav Indonesia personnel which is mandatory to be renewed and re-signed annually by each AirNav Indonesia employees.

PENEGAKAN DAN SANKSI PELANGGARAN KODE ETIKSetiap Insan AirNav Indonesia bertanggung jawab untuk melaporkan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku. Penegakan Pedoman Perilaku merupakan komitmen bersama dan tanggung jawab setiap Insan AirNav Indonesia. Pelaporan terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku dapat disampaikan melalui sistem

ENFORCEMENT AND SANCTIONS FOR VIOLATION TO THE CODE OF ETHICSEvery AirNav Indonesia Personnel is responsible for reporting violations of the Code of Conduct. Enforcement of the Code of Conduct is a shared commitment and responsibility of every AirNav Indonesia Personnel. Reports of violations of the Code of Conduct can be submitted through Whistleblowing






pelaporan pelanggaran atau Whistleblowing System (WBS) Perusahaan.

Kelalaian pelaksanaan Pedoman Perilaku termasuk dalam tindakan tidak mengindahkan prosedur/ketentuan yang berlaku di Perusahaan. Pengenaan sanksi dilakukan sesuai aturan terkait disiplin Karyawan yang berlaku di Perusahaan. lnsan Perum LPPNPI yang melakukan penyimpangan Pedoman Perilaku memiliki hak untuk didengar penjelasannya di hadapan atasan langsung sebelum pemberian tindakan pembinaan atau hukuman disiplin dikenakan.

Karyawan yang terbukti kuat melakukan pelanggaran terhadap nilai-nilai Kode Etik Perusahaan akan dikenakan sanksi yang tegas. Jenis sanksi yang akan diberikan kepada pelanggar juga tertuang di dalam Pedoman Perilaku Perusahaan, yaitu:

1. Surat peringatan;2. Penurunan level jabatan dua tingkat lebih rendah

atau lebih;3. Memberhentikan dengan hormat bukan atas

permintaan karyawan sendiri.

TRANSPARANSI PELANGGARAN KODE ETIKSebagai realisasi penegakan Pedoman Perilaku, berikut rincian sanksi yang dikenakan terkait penegakan Kode Etik selama 3 (tiga) tahun terakhir.

Transparansi Pelanggaran Kode EtikTransparency of Code of Conduct Violations

Jenis SanksiSanction

2020 2019 2018

Surat Peringatan Warning Letter 23 25 38

Penurunan level jabatan dua tingkat lebih rendah atau lebih

Demotion by two levels or more

- - -

Memberhentikan dengan hormat bukan atas permintaan karyawan sendiri

Honorable dismissal not at the employee request

1 3 -

Jumlah Total 24 28 38

System (WBS) of the Company.

Negligence in the implementation of the Code of Conduct is included in the actions disobedient to the procedures/conditions applied in the Company. The sanctions is imposed following the rules regarding employee discipline applied in the Company. Personnel of Perum LPPNPI commited the Code of Conduct violation have the right to convey their explanation to the direct superior prior to coaching or disciplinary action.

Any employee who has been found, with strong evidence, to have violated the values of Company Code of Ethics shall be firmly penalized. The penalty to be imposedon violation is set forth in the Company of Conduct, consisting of:

1. Warning letter; 2. Demotion by two levels or more; 3. Honorable request not at the employee request.

TRANSPARENCY OF CODE OF CONDUCT VIOLATIONSThe following details are realized enforcement of behavioral guidelines include the sanctions imposed regarding the enforcement of the code of ethics for the last 3 (three) years:






AirNav Indonesia secara tegas melarang keterlibatan karyawandalampraktikgratifikasimelaluikebijakanantigratifikasi. Kebijakan ini berlaku untuk seluruh insanAirNavIndonesia.Pengendaliangratifikasijugadilakukansebagai salah satu upaya mewujudkan budaya dan nilai Perusahaan serta pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.

Laporan penerimaan gratifikasi diterima dan dikelola oleh unit Biro Pengelolaan Kinerja Perusahaan, Manajemen Risiko dan GCG. Selanjutnya, Direksi melaporkan hasil pengawasan kepada Dewan Pengawas tentang pelaksanaan program pengendalian gratifikasi secara periodik.

AirNav Indonesia secara berkala melakukan sosialisasi diinternal AirNav Indonesia. Pada keadaan tertentu jika karyawan menerima gratifikasi karena dihadapkanpada kondisi yang sulit untuk melakukan penolakan, individu yang bersangkutan wajib membuat laporan pengungkapan (disclosure) kepada Perusahaan. Individu yang terbukti secara kuat melakukan pelanggaran terkait gratifikasimaupunlalaidalammelaporkangratifikasiakandikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berikut jumlah laporan penerimaan gratifikasi selama 3(tiga) tahun terakhir.

2020 2019 2018

Jumlah laporan penerimaan gratifikasi

Total reports of receipt of gratification

5 8 1

Rincianlaporanpenerimaangratifikasisertatindaklanjutatas laporan tahun 2020 adalah sebagai berikut.

Laporan Penerimaan Gratifikasi AirNav Indonesia Tahun 2020Report on Receipt of Gratification within AirNav Indonesia 2020

Jenis Gratifikasi yang DiterimaTypes of Gratification

JumlahTotal

Status/Tindak LanjutStatus/Follow-up

Parcel berupa barang

Gift (hamper) 4 Diserahkan kepada Pihak yang lebih membutuhkan

Distributed to those who need it more

Barang-barang berlogo

Items with logos 1 Dicatat dan dikembalikan kepada Pelapor untuk dapat digunakan oleh seluruh Karyawan tempat Pelapor bekerja.

Recorded and returned to the Whistleblower to be used by all Employees where the Whistleblower works.

Jumlah Total 5

AirNav Indonesia has firmly prohibited employeeinvolvement in gratification (bribery) practices throughanti-gratificationpolicy.ThepolicyappliestoeveryAirNavIndonesia personnel. Control of gratification constitutespart of the effort to embody Corporate culture and values and implementation of GCG principles.

Report of receipt of gratification is accepted and managed by Bureau of Corporate Performance Management, Risk Management, and GCG. The Board of Directors then periodically report the results of gratification control monitoring program to the Supervisory Board.

AirNav Indonesia conducts periodic internal dissemination program on anti-corruption. In certain situations where employees perforce receive objects that might be construed as gratification when faced with a conditioninwhich refusal is difficult, the individual is required tosubmit a disclosure to the Company. Individuals who have beenprovenwith sufficientevident tohaveviolated thegratificationpolicyorfailtodisclosereceiptofgratificationshall receive sanction according to applicable regulations.

The following is the number of reports of receipt of gratificationforthelast3(three)years:

Detailsofreportsofreceiptofgratificationaswellasthefollow-up to the 2020 reports are as follows.

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIGratification Management and Control






PRINSIP DASAR LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARASebagai BUMN yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia serta mengelola Barang Milik Negara (BMN), Perusahaan wajib mentaati peraturan perundang-undangan yang mengikat. Salah satu bentuk peraturan perundang-undangan yang dilandasi oleh semangat pemberantasan korupsi dan tindakan penyimpangan internal adalah kewajiban Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

LHKPN merupakan daftar seluruh Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang dituangkan dalam formulir LHKPN yang ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagaimana yang diatur dalam Keputusan KPK No. KEP 07/KPK/02/2005 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pemeriksaan dan Pengumuman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menegaskan wewenang KPK melaksanakan langkah atau upaya pencegahan korupsi antara lain melalui pendaftaran dan pemeriksaan terhadap LHKPN. Selain itu, Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, mengamanatkan bahwa setiap penyelenggara wajib melaporkan dan mengumumkan Harta Kekayaannya sebelum dan setelah memangku jabatan serta bersedia diperiksa kekayaannya sebelum dan setelah menjabat.

DASAR HUKUM DAN PERATURAN DALAM MENERAPKAN LHKPN DI PERUSAHAANDalam menerapkan LHKPN, Perusahaan menimbang beberapa dasar hukum dan peraturan sebagai landasan cara pandang penerapan LHKPN di lingkungan Perusahaan. Dasar hukum tersebut yaitu:

1. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

2. Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

LAPORAN HARTA KEKAYAANPENYELENGGARA NEGARAState Administration Wealth Report (LHKPN)

BASIC PRINCIPLES OF STATE ADMINISTRATOR WEALTH REPORT

As a SOE of Indonesian Government to manage State-Owned Goods (BMN), the Company is obliged to comply with binding laws and regulations. One form of legislation based on the spirit of eradicating corruption and internal violation actions is the obligation of the State Administrator Wealth Report (LHKPN).

LHKPN is a list of all State Administrators' Assets as outlined in the LHKPN form determined by KPK Decree No.KEP 07/KPK/02/2005 concerning Procedures for Registration, Examination and Announcement of State Administrators Wealth Reports. Law No.30 of 2002 concerning the Corruption Eradication Commission confirms KPK authority for the steps or efforts to prevent corruption, among others through registration and examination of LHKPN. Law no. 28 of 1999 concerning State Administrators that are Clean and Free from Corruption, Collusion, and Nepotism, also mandates that every administrator is obliged to report and announce assets prior and after serving and willing to have their wealth checked prior and after serving.

LEGAL BASIS AND REGULATIONS IN LHKPN IMPLEMENTATION IN THE COMPANYIn the LHKPN implementation, the Company considers several legal and regulatory bases as the basis for the perspective of LHKPN implementation within the Company. The legal basis are as follows:

1. Law no.28 of 1999 concerning State Administrators that are Clean and Free from Corruption, Collusion, and Nepotism.

2. Law no.30 of 2002 concerning the Corruption Eradication Commission.






3. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/BUMN/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, dan perubahannya.

4. Keputusan Sekretaris Menteri BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan GCG yang baik.

Di lingkup internal, Perusahaan memiliki pedoman tentang LHKPN, yaitu Pedoman Kewajiban Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang telah disahkan melalui Peraturan Direksi No. PER.002/LPPNPI/I/2019 tanggal 22 Januari 2019 tentang Kewajiban Melaporkan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara bagi Wajib Lapor di Lingkungan Perum LPPNPI.

TRANSPARANSI LHKPN PEJABAT PERUSAHAAN TAHUN 2020Di bawah ini disampaikan transparansi penyampaian LHKPN pejabat Perusahaan di tahun 2020.

Pengungkapan Penyampaian LHKPN Pejabat AirNav Indonesia Tahun 2020Disclosure of LHKPN Submission of AirNav Indonesia Officials in 2020

Pejabat Wajib LaporObligatory Reporting Officials

Jumlah Wajib LaporNumber of Obligatory

Reporting

Jumlah yang Telah MelaporkanNumber of Reported

JumlahTotal

%

Direksi Board of Directors 6 6 100%

Pejabat Struktural StructuralOfficer 377 376 99,73%

Pejabat Fungsional Level 16 s.d Level 19

FunctionalOfficerLevel16to19 23 22 95,65%

Jumlah Total 406 404 99,51%

3. Minister of State-Owned Enterprise Regulation No.PER-01/BUMN/2011 concerning the Implementation of Good Corporate Governance in State-Owned Enterprise, and its amendments.

4. Minister Secretary of SOE Decree No.SK-16/S.MBU/2012 concerning Indicators/Parameters of Assessment and Evaluation of GCG Implementation

Internally, the Company has guidelines for LHKPN, namely Guidelines for Obligation of State Administrator Wealth Report which had been ratified through Board of Directors Regulation No.PER.002/LPPNPI/I/2019 dated January 22, 2019 concerning the Obligation to State Administrator Wealth Report for Obligatory Reporting in Perum LPPNPI.

LHKPN TRANSPARENCY OF CORPORATE OFFICIALS IN 2020The transparency of LHKPN submission for Corporate officials in 2020 is as follows:






PENETAPAN PEDOMAN WBS PERUSAHAANSistem pelaporan pelanggaran AirNav Indonesia diatur dalam Peraturan Direksi No. PER.006/LPPNPI/II/2015 tanggal tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran atau (Whistleblowing System) di Lingkungan Perum LPPNPI.

RUANG LINGKUP WBSLingkup pengaduan pelanggaran yang akan ditindaklanjuti oleh WBS adalah tindakan yang dapat merugikan Perusahaan, meliputi sebagai berikut:• Penyimpangan dari peraturan dan perundangan yang

berlaku.• Penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan Iain di

luar Perusahaan.• Pemerasan.• Perbuatan curang.• Benturan kepentingan.• Gratifikasi.

PIHAK YANG MENGELOLA PENGADUANSatuan Pengawas Intern (SPI) merupakan pihak berwenang dalam melakukan pengelolaan atas adanya pengaduan pelanggaran di lingkungan internal Perusahaan.

WHISTLEBLOWING SYSTEMWhistleblowing System

Sistem Pelaporan Pelanggaran atau Whistleblowing System (WBS) merupakan sistem yang dapat dijadikan media bagi saksi pelapor untuk menyampaikan informasi mengenai tindakan pelanggaran yang diindikasi terjadi di dalam Perusahaan berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan dan niat baik untuk kepentingan perusahaan. WBS memungkinkan kerahasiaan identitas pelapor untuk dapat menjaga proses tindak lanjut yang tidak membahayakan pelapor.

The Whistleblowing System (WBS) is facility for reporting witnesses to convey information regarding

indication of violations within the Company based on evidence that can be accounted for and good

intentions for the benefit of the Company. WBS allows the identity confidentiality of the whisterblowers

to maintain the follow-up process without endanger the whisterblowers.

ESTABLISHMENT OF WBS GUIDELINES

Whistleblowing system in AirNav Indonesia is regulated in Board of Directors Regulation No. PER.006/LPPNPI/II/2015 date concerning the Whistleblowing System in Perum LPPNPI.

WBS SCOPEWBS will follow-up the violation complaints of actions that may harm the Company, including:

• Deviations from applicable laws and regulations.• Misuse of position for other interests outside the

Company.• Blackmail.• Cheating.• Conflictofinterest.• Gratification.

COMPLAINT MANAGEMENT

The Internal Auditor (SPI) is the authority in managing complaints of violations within internal environment of the Company.






SALURAN PENGADUAN WBSPelapor dapat menyampaikan pengaduan kepada Pengelola Administrasi Pelaporan melalui jalur berikut:

Telephone: +6221 5591 5000Fax.: +6221 5591 5001Website: www.airnavindonesia.co.idEmail: [email protected]

PERLINDUNGAN BAGI PELAPORAirNav Indonesia menjamin perlindungan bagi pelapor. Hal ini diatur dalam peraturan Perum LPPNPI No. PER.006/LPPNPI/II/2015 Bab II Poin 2.3 tentang Perlindungan Terhadap Pelapor. Perusahaan akan menjamin beberapa hal seperti:

1. Kerahasiaan identitas Pelapor;2. Perlindungan terhadap Pelapor dari segala bentuk

ancaman, intimidasi, maupun tindakan tidak menyenangkan dari pihak manapun selama Pelapor menjaga kerahasiaan pelanggaran yang diadukan kepada pihak manapun;

3. Perlindungan terhadap Pelapor juga berlaku bagi para pihak yang melaksanakan investigasi maupun pihak-pihak yang memberikan informasi terkait dengan pengaduan/penyingkapan tersebut.

Jaminan perlindungan terhadap diri pelapor diharapkan dapat mendorong insan AirNav Indonesia untuk berani melaporkan segala bentuk pelanggaran tanpa khawatir akan risiko yang dihadapi. Dengan demikian, pelanggaran atau potensi pelanggaran dapat diselesaikan dengan baik untuk mencegah dampak negatif yang lebih besar terhadap Perusahaan.

MEKANISME PENYAMPAIAN DAN PENANGANAN SERTA PROSEDUR PENGELOLAAN PENGADUAN MELALUI WBSAduan yang diterima dikelola oleh Pengelola Administrasi Pelaporan sesuai prosedur Perusahaan. Selain itu, Unit SPI juga dapat menerima informasi mengenai kemungkinan adanya penyimpangan peraturan direksi secara lisan/telepon. Informasi laporan yang diterima oleh SPI akan ditindaklanjuti sesuai dengan indikasi dan prosedur. Apabila diperlukan tindak lanjut atas informasi tersebut, unit SPI akan mengadakan audit khusus atau menggabungkannya dengan kegiatan audit operasional dan keuangan di lokasi cabang/distrik.

Ketentuan terkait prosedur penanganan pengaduan melalui WBS adalah sebagai berikut:

WBS COMPLAINT CHANNELThe Whistleblower may submit complaint to the Reporting Administration Manager through the following channel:

Telephone: +6221 5591 5000Fax.: +6221 5591 5001Website: www.airnavindonesia.co.idEmail: [email protected]

PROTECTION OF WHISTLEBLOWERAirNav Indonesia guarantees the protection of whistleblower. This is stipulated in Perum LPPNPI Regulation No. PER.006/LPPNPI/II/2015 Chapter II Point 2.3 on Protection of Whistleblower. The Company guarantees the following:

1. Confidentialityofthewhistleblower’sidentity;2. Protection of the whistleblower from any form of

threat, intimidation, or any unacceptable behavior from any party provided the Whistleblower maintains the confidentiality of the reported violation byrefraining from disclosing it to any party;

3. Whistlebower protection also applies to parties involved in the investigation or parties contributing information relevant to the complaint/disclosure.

Guarantee of protection of whistleblower is expected to encourage AirNav Indonesia individuals to report every type of violation without fear of facing risk of repercussion. In this way, violation or potentials for violation may be properly resolved to avoid greater negative impact on the Company.

MECHANISM FOR SUBMISSION, HANDLING, AND PROCEDURE FOR COMPLAINT MANAGEMENT THROUGH WBSComplaints received by Report Administration Manager shall be processed according to procedures. In addition, SPI Unit may also receive any information on potential deviation from the Board of Directors directives either verbally or by telephone. Reports received by SPI will be followed up depending on indication and procedure. If follow up on the information is required, SPI Unit will run aspecialauditorincludeitintheoperationalandfinancialaudit on location at a branch/district.

The provisions regarding the procedure for handling complaints through the WBS are as follows:






1. Pengaduan/penyingkapan pelanggaran yang berkaitan dan/atau dilakukan oleh insan AirNav Indonesia selain Pengelola Administrasi Pelaporan Pelanggaran, Tim Investigasi, Dewan Pengawas dan Direksi akan ditindaklanjuti oleh Direktur yang membidangi fungsi kepatuhan (compliance).

2. Pengaduan/penyingkapan pelanggaran yang berkaitan dan/atau dilakukan oleh Pengelola Administrasi Pelaporan Pelanggaran dan Tim Investigasi akan ditindaklanjuti oleh Direktur Utama.

3. Pengaduan/penyingkapan pelanggaran yang berkaitan dan/atau dilakukan oleh Direksi akan ditindaklanjuti oleh Ketua Dewan Pengawas.

4. Pengaduan/penyingkapan pelanggaran yang berkaitan dan/atau dilakukan oleh Dewan Pengawas akan ditindaklanjuti oleh Direktur Utama.

5. Pengelola Administrasi Pelaporan Pelanggaran diwajibkan membuat laporan secara berkala setiap tiga bulan sekali, disampaikan selambat- lambatnya pada minggu ke-2 bulan berikutnya dengan mencakup jumlah pengaduan/penyingkapan, kategori pengaduan/penyingkapan, sarana media yang digunakan oleh pelapor, lalu menyampaikannya kepada Direktur Keuangan yang bertanggung jawab atas fungsi kepatuhan (compliance).

6. Pengaduan/penyingkapan pelanggaran dapat disampaikan oleh Pelapor ke Pengelola Administrasi Pelaporan Pelanggaran melalui sarana/media telepon, website, email dan faksimile Perusahaan yang khusus bagi Sistem Pengelolaan Pelanggaran.

Prosedur pengelolaan pengaduan di lingkup AirNav Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Pengelola Administrasi Pelaporan Pelanggaran menerima dan menyaring laporan pengaduan/penyingkapan pelanggaran yang diterima, untuk menentukan jika terjadi indikasi awal atau sesuai dengan kriteria laporan Sistem Pelaporan Pelanggaran dan dapat ditindaklanjuti. Bila perlu ditindaklanjuti, laporan pengaduan/penyingkapan diteruskan sesuai dengan kewenangan penanganan pelaporan. Jika tidak perlu ditindaklanjuti, maka proses Sistem Pelaporan Pelanggaran dianggap selesai.

2. Dari laporan Pengelola Administrasi Pelaporan Pelanggaran, akan ditetapkan rekomendasi jika perlu dilakukan investigasi lanjutan oleh Tim Investigasi atau tidak.

3. Jika direkomendasikan untuk dilakukan investigasi lanjutan, maka Tim Investigasi melakukan investigasi lanjutan terhadap pengaduan/penyingkapan dan melaporkan hasilnya kepada pemberi rekomendasi.

4. Dari laporan investigasi lanjutan oleh Tim Investigasi, ditetapkan rekomendasi tindakan selanjutnya.

1. Complaint/disclosure of a violation linked to and/or committed by AirNav Indonesia individual apart from Violation Report Administration Manager, Investigation Team, Supervisory Board and Board of Directors shall be followed up by the Director in charge of compliance.

2. Complaint/disclosure of violation linked to or committed by Violation Report Administration manager and Investigation Team shall be followed up by President Director.

3. Complaint/disclosure of violation linked to and/or committed by Supervisory Board shall be followed up by Chair of Supervisory Board.

4. Complaint/disclosure of violation linked to and/or committed by Supervisory Board shall be followed up by the President Director.

5. Violation Report Administration Manager is required to prepare periodic report every three months, to be submitted at the latest in the second week of the following month and containing the number of complaint/disclosures, category of complaint/disclosure, and reporting medium used by the whistleblower. The report is to be delivered to the Director of Finance in charge of compliance.

6. Complaint/disclosure of violation may be submitted by the Whistleblower to the Violation Reporting Administration Manager by Company telephone, website, email or facsimile dedicated to Violation Management System.

AirNav Indonesia complaint management procedure is as follows:

1. Violation Reporting Administration Manage receives and screens complaint/disclosure of violation to determine the existence of initial indication or whether the complaint meets with reporting criteria for Violation Reporting System and requires a follow up. If follow up is necessary, complaint/disclosure of violation is transferred to the party authorized to handle the report. If no follow up is necessary, the Violation Report System process is considered complete.

2. Based on report from Violation Reporting Administration Manager a recommendation is issued on whether follow-up investigation by the Investigating Team is necessary.

3. If follow-up investigation is recommended, the Investigation Team conducts advanced probe into the complaint/disclosureandreportstheirfindingstotheparty that issues the recommendation.

4. Based on the findings of the follow-up reportsubmitted by Investigation Team, recommendation is made as to what measure to take next. If the






Jika tidak terbukti atau selesai, maka laporan pengaduan/penyingkapan akan ditutup. Namun, apabila pengaduan/ penyingkapan tersebut terbukti memerlukan tindak lanjut, maka akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, atau diteruskan kepada pihak yang berwenang untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan hukum dan perundangan yang berlaku.

5. Seluruh proses investigasi atau pengaduan/ penyingkapan wajib dibuatkan Berita Acara.

6. Seluruh proses sistem Pelaporan Pelanggaran juga harus terdokumentasi dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

SANKSIPerusahaan mengenakan sanksi yang tegas terhadap karyawan yang terbukti secara kuat melakukan pelanggaran. Sanksi ditentukan berdasarkan ketentuan dan peraturan Perusahaan yang berlaku. Pelanggaran di luar peraturan Perusahaan atau tindakan melawan hukum akan ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

PELAPORAN PELANGGARAN TAHUN 2020 DAN TINDAK LANJUTDi sepanjang tahun 2020 dan 2019 Perusahaan tidak mendapatkan adanya pengaduan yang masuk melalui mekanisme WBS.Di sepanjang tahun 2020 dan 2019 Perusahaan tidak mendapatkan adanya pengaduan yang masuk melalui mekanisme WBS.

violation is not proven or solved, the complaint/disclosure case is closed. However, if the complaint/disclosure proves to require follow up, sanction will be imposed according to the applicable provisions, with the decision forwarded to the relevant authority for further processing according to applicable law and regulation.

5. The entire investigation or complaint/ disclosure must be recorded in an Event Report (Berita Acara).

6. The entire process in the Violation Reporting system mustbewell-documentedandverifiable.

SANCTIONThe Company imposes strict penalty on employees that have been strongly proven to have committed a violation. Penalty is decided based in applicable Company regulation. Violation beyond Company regulation or lawbreaking shall be followed up by the authority according to applicable law.

REPORTING VIOLATIONS IN 2020 AND FOLLOW UPThroughout 2020 and 2019 the Company received no incoming complaints through the WBS mechanism.






TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCorporate Social Responsibility

KEBIJAKAN DAN TATA KELOLA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI LINGKUP AIRNAV INDONESIASebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang selalu selaras dengan visi Pemerintah, AirNav Indonesia memiliki peran untuk mewujudkan Tanggung Jawab Sosial ke dalam seluruh lapisan - khususnya terkait peran BUMN sebagai Agen of Development atau Agen Pembangunan. Kepada karyawan sebagai pemangku kepentingan internal, AirNav Indonesia wajib memperhatikan kesejahteraan dan lingkungan kerja yang dapat memberikan landasan bagi perkembangan diri setiap karyawan. Demikian pula kepada masyarakat sebagai pemangku kepentingan eksternal, Perusahaan melakukan berbagai aktivitas pengembangan sosial kemasyarakatan khususnya melalui pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Tentang dasar kebijakan dan tata kelola Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang dikembangkan AirNav Indonesia dapat dilihat secara rinci pada Laporan Keberlanjutan tahun 2020.

POLICY AND GOVERNANCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY WITHIN AIRNAV INDONESIA

As State-Owned Enterprise (BUMN) that is always in line with the Government's vision, AirNav Indonesia has a role to realize Social Responsibility at all levels—especially regarding the SOE role as Agents of Development. AirNav Indonesia is required to pay great attention to the employees as internal stakeholders in terms of benefit and work environment to provide foundation for personal development of each employee. The Company also develops various social development activities for community as external stakeholders — especially through the implementation of the Foster Partner and Community Development Program.

Details for basis of policies and governance for Corporate Social Responsibility developed by AirNav Indonesia are available in the 2020 Sustainability Report.

Tentang dasar kebijakan dan tata kelola Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang dikembangkan AirNav Indonesia dapat dilihat

secara rinci pada Laporan Keberlanjutan tahun 2020.

The basic policies and governance of Corporate Social Responsibility developed by AirNav Indonesia can be seen in detail in the 2020 Sustainability Report.






TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERHADAP PEMENUHAN HAK ASASI MANUSIAHak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat, tidak dapat dicabut, universal, tak terpisahkan dan saling bergantung, yang terkait dengan Sila ke-2 Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam ISO 26000 tentang Panduan Tanggung Jawab Sosial, HAM mencakup hal-hak terkait analisa dampak keputusan dan kegiatan, situasi berisiko terkait HAM, menghindari persekongkolan, penanganan keluhan, diskriminasi dan kelompok marjinal, hak sipil dan politik; hak ekonomi, sosial dan budaya; serta prinsip dan hak dasar di tempat kerja.

Dalam melindungi prinsip HAM pada kegiatan operasi, AirNav Indonesia memiliki Kode Etik (Code of Conduct) sebagai pedoman perilaku yang telah disahkan melalui Peraturan Direksi No. PER.007/LPPNPI/II/2015 tanggal 13 Februari 2015. Di samping menyelaraskan dengan layanan navigasi penerbangan, pedoman ini memberikan payung bagi seluruh pemangku kepentingan untuk terpenuhi hak-haknya, termasuk Hak Asasi Manusia.

CORPORATE RESPONSIBILITY FOR HUMAN RIGHTS FULFILLMENT

Human Rights (HAM) are inherent, inalienable, universal, inseparable, and interdependent rights related to the 2nd Morals of Pancasila, namely Just and Civilized Humanity. In ISO 26000 on Guidelines for Social Responsibility, human rights include rights related to the analysis of the impact of decisions and activities, risk situations related to human rights, avoiding conspiracy, handling complaints, discrimination and marginalized groups, civil and political rights; economic, social and cultural rights; and basic principles and rights at work.

In protecting human rights principles in operational activities, AirNav Indonesia has a Code of Conduct which had been ratified through Board of Directors Regulation No. PER.007/LPPNPI/II/2015 dated February 13, 2015. Apart from aligning with air navigation services, this guideline provides an umbrella for all stakeholders to fulfill their rights, including human rights.






Perusahaan berupaya untuk melakukan sosialisasi kode etik secara berkala di setiap tahunnya sebagai bagian dari pemahaman karyawan tentang pentingnya hak-hak seluruh pemangku kepentingan terkait.

Pemenuhan HAM terutama difokuskan pada karyawan AirNav Indonesia sebagai pemangku kepentingan internal. Pemenuhan hak dan kewajiban, baik hak atas imbal balik yang telah disepakati, hak cuti, hak untuk berserikat dan terlibat dalam beberapa keputusan khususnya menyangkut ketenagakerjaan dan K3, atau kewajiban yang mengikat karyawan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), seluruhnya dilakukan sebagai komitmen AirNav Indonesia dalam memenuhi tanggung jawabnya pada aspek HAM.

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERHADAP OPERASI YANG ADILOperasi yang adil menegaskan pentingnya pengelolaan Perusahaan sesuai dengan etika bisnis dan etika usaha yang berlaku. Perusahaan memiliki berbagai pedoman seperti Pedoman GCG, Board Manual, serta Kode Etik (Code of Conduct) sebagai perangkat kebijakan yang menciptakan batasan yang jelas atas peran dan tanggung jawab masing-masing organ dan pemangku kepentingan. Di samping itu, Perusahaan memiliki mekanisme reward & punishment dalam rangka merealisasikan operasi yang adil kepada seluruh pihak.

Perusahaan secara berkala melakukan peninjauan terhadap berbagai perangkat kebijakan yang dimiliki. Di samping itu, Perusahaan terus memperkuat saluran pengaduan dalam rangka memberikan kesempatan pelaporan pelanggaran yang terjadi dalam kegiatan operasi.

Di tahun 2020 AirNav memperkuat pengelolaan operasi yang adil melalui persiapan perolehan Sertifikasi ISO37001 : 2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Sertifikasi ISO ini memberikan pendekatansistemik yang terukur atas penerapan anti suap dan anti gratifikasidilingkupAirNavIndonesia.

Selain itu, agar penerapan operasi yang adil dapat berjalan secara kontekstual, manajemen terus melakukan evaluasi atas penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik melalui assessment yang didasarkan pada Salinan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN. Penilaian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang tingkat penerapan GCG yang telah dilakukan AirNav Indonesia, dan hal-hal rekomendasi yang dapat menjadi evaluasi dan peningkatan penerapan GCG di masa depan.

The Company strives to socialization the code of ethics annually as part of employees understanding to the importance of the rights of all relevant stakeholders.

Human rights fulfillment is mainly focused on AirNavIndonesiaemployeesasinternalstakeholders.Fulfillmentof rights and obligations, whether the right to agreed compensation, leave rights, the right to associate and be involved in several decisions, especially regarding employment and OHS, or employees obligations as stated in the Company Regulations and Collective Labor Agreements (CLA) are entirely part of AirNav Indonesia's commitmenttofulfillingresponsibilitiesonhumanrightsaspects.

CORPORATE RESPONSIBILITY FOR FAIR OPERATIONFair operation emphasis the importance of Company management based on applicable business ethics. The Company has various guidelines such as GCG Guidelines, Board Manual, and Code of Conduct as policy tools for the clear boundaries on the roles and responsibilities of each organs and stakeholders. The Company also has reward and punishment mechanism to realize fair operations to all parties.

The Company periodically reviews its various policy tools. The Company also continues to strengthen the complaint channel to provide opportunities for reporting violations in the operational activities.

In 2020, AirNav Indonesia strengthened fair operations management through the acquisition of ISO 37001:2016 Certification on Anti-Bribery Management System(SMAP). This ISO certification provides the measurablesystemic approach to the application of anti-bribery and anti-gratificationwithinAirNavIndonesia.

Furthermore, to implement fair operations contextually, management continues to evaluate the implementation of Good Corporate Governance through assessment based on copy of the Ministry Secretary of SOE Decree No. SK-16/S.MBU/2012 dated June 6, 2012 concerning Indicators/Parameters for Assessment and Evaluation of the Implementation of Good Corporate Governance in SOE. This assessment is expected to be able to provide overview of the GCG implementation level that has been carried out by AirNav Indonesia, and recommendations to evaluate and improve GCG implementation in the future.






TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERKAIT LINGKUNGAN HIDUPBerdasarkan kajian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), AirNav Indonesia memahami adanya potensi dampak terhadap lingkungan dari kegiatan Perusahaan. Oleh sebab itu, di tahun 2019 Perusahaan menyusun dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) sebagai pedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada kegiatan operasional Kantor Pusat AirNav Indonesia, dan secara berkala melakukan pelaporan dan evaluasi atas RKL/RPL tersebut. Adapun upaya pengelolaan lingkungan tersebut meliputi pengelolaan energi, penggunaan air, pengelolaan limbah padat, dan cair, serta penghijauan yang dilakukan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Tentang penerapan inisiatif, pengelolaan konsumsi sumber daya alam di lingkup AirNav Indonesia, serta biaya/investasi terkait lingkungan hidup dapat dilihat pada Laporan Keberlanjutan tahun 2020.

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERKAIT KETENAGAKERJAAN SERTA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)Perusahaan memandang pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai fondasi utama dari seluruh dimensi operasional yang dijalankan. Sesuai hakikat pendiriannya, kehadiran AirNav Indonesia dalam industri penerbangan di Indonesia diharapkan mampu terus

CORPORATE RESPONSIBILITY RELATED TO THE ENVIRONMENTBased on Environmental Impact Analysis (AMDAL) study, AirNav Indonesia understands the potential impacts from the Company's activities to the environment. Therefore, in 2019, the Company drafted Environmental Management Plan (RKL) and Environmental Monitoring Plan (RPL) documents as guidelines for environmental management and operational activities monitoring at the AirNav Indonesia Head Office, and periodically reports and evaluats the RKL/RPL. The environmental management efforts include energy management, water use, solid and liquid waste management, and reforestation as referred to in Law no.32 of 2009 concerning Environmental Protection and Management.

The implementation of initiatives, management of natural resource consumption within AirNav Indonesia, as well as costs/investments related to the environment are available in the 2020 Sustainability Report.

COMPANY RESPONSIBILITY RELATED TO EMPLOYMENT AND OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OHS)For the Company, Human Resources (HR) is important as the main foundation of all operational dimensions. Following the nature of its establishment, AirNav Indonesia existance in the aviation industry in Indonesia is expected to continue to improve air navigation safety in

Program berbagi kepada staf Outsourcing di Kantor Pusat AirNav Indonesia dalam kegiatan perayaan Natal. SharingprogramforOutsourcingstaffatAirNavIndonesiaHeadOfficeduringChristmascelebrationactivities.






meningkatkan keselamatan penerbangan di Indonesia. Untuk itu, kompetensi, kapasitas dan kapabilitas dari SDM yang dimiliki berperan penting terhadap keberhasilan Perusahaan untuk mewujudkan aspirasi Pemerintah Indonesia tersebut.

Tentang penerapan inisiatif terkait pengelolaan ketenagakerjaan dan K3 dapat dilihat secara lebih rinci pada Laporan Keberlanjutan tahun 2020. Untuk informasi tentang demografi karyawan AirNav Indonesia, dapat dilihat pada bab Profil Perusahaan dalam laporan tahunan ini.

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERHADAP PRODUK/JASA SERTA PELANGGAN AirNav Indonesia merupakan lembaga yang ditugaskan Pemerintah Indonesia untuk mengemban tanggung jawab pengelolaan navigasi penerbangan. Pembentukan AirNav Indonesia juga dilatarbelakangi oleh hasil audit International Civil Aviation Organization (ICAO) yang merekomendasikan Indonesia untuk membentuk badan atau lembaga yang khusus menangani pelayanan navigasi penerbangan.

Indonesia. For this reason, HR competence, capacity, and capability are important role in for the Company's success in realizing the aspirations of Indonesian Government.

More details on the implementation of initiatives related to employment management and OHS are available in the 2020 Sustainability Report. Information on the demographics of AirNav Indonesia employees is available intheCompanyProfilechapterinthisannualreport..

CORPORATE RESPONSIBILITY FOR PRODUCTS/SERVICES AND CUSTOMERS AirNav Indonesia is assigned by the Government of Indonesia with the responsibility to manage air navigation. The formation of AirNav Indonesia was also motivated by audit results from International Civil Aviation Organization (ICAO) which recommended Indonesia to establish institution that specifically handles air navigation services.

Salah satu tugas dari Petugas Teknik Navigasi Penerbangan adalah untuk melakukan cek berkala terhadap peralatan agar keselamatan penerbangan selalu terjamin.

AirNavigationEngineeringOfficerisinchargeofperiodicchecksonequipmenttoalwaysguaranteeairnavigationsafety.






Berdasarkan PP 77 Tahun 2012, AirNav Indonesia bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia serta tidak berorientasi mencari keuntungan. Perusahaan berkomitmen menyediakan jasa pelayanan navigasi penerbangan sesuai dengan standar yang berlaku, untuk mencapai efisiensi dan efektivitas penerbangan dalam lingkup nasional dan internasional. AirNav Indonesia menggunakan tolok ukur kinerja keselamatan yang terdiri dari SDM, peralatan, prosedur dan lain sebagainya sesuai dengan perkembangan dan standar yang diatur secara ketat dalam Civil Aviation Safety Regulations (CASR).

Tentang penerapan inisiatif terkait pemenuhan tanggung jawab terhadap produk dan jasa serta pelanggan dapat dilihat secara lebih rinci pada Laporan Keberlanjutan tahun 2020.

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERKAIT PENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATANPerwujudan tanggung jawab Perusahaan di bidang pengembangan sosial dan kemasyarakatan dilakukan melalui pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), seperti yang telah diatur dalam Surat Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015, yang kemudian diperbarui melalui Peraturan Menteri BUMN No. PER-03/MBU/12/2016 dan Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/7/2017 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Pelaksanaan program tanggung jawab dalam aspek sosial kemasyarakatan diselenggarakan dengan melakukan analisis, perencanaan, pelaksanaan program hingga melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan.

Tentang penerapan inisiatif atas program pengembangan sosial kemasyarakatan, khususnya pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan oleh AirNav Indonesia dapat dilihat secara lebih rinci pada Laporan Keberlanjutan tahun 2020.

Following Government Regulation (PP) No.77 of 2012, AirNav Indonesia is responsible for providing air navigation services in Indonesia and is non-profit oriented. The Company is committed to providing air navigation services in accordance with applicable standards, to achieve air navigation efficiency and effectiveness nationally and internationally. AirNav Indonesia uses safety performance benchmarks consisting of human resources, equipment, procedures, and so on following the developments and standards strictly regulated in the Civil Aviation Safety Regulations (CASR).

The implementation of initiatives related to the fulfillment of responsibilities for products and services as well as customers in more detail is available in the 2020 Sustainability Report.

CORPORATE RESPONSIBILITY RELATED TO SOCIAL AND COMMUNITY DEVELOPMENTCorporate responsibility in the social and community development is realized through the implementation of Foster Partner and Community Development Program (PKBL), as regulated in the Minister of SOE Regulation No.PER-09/MBU/07/2015, which was later updated through the Minister of SOE Regulation No.PER-03/MBU/12/2016 and Minister of SOE Regulation No.PER-02/MBU/7/2017 concerning the Foster Partner Program and the Community Development Program for State-Owned Enterprise. The responsibility program in the social aspect is carried out by analyzing, planning, implementing the program to evaluating the activities.

The implementation of initiatives for community social development programs, specifically the implementation of the Foster Partner Program and Community Development Program by AirNav Indonesia in more detail is available in the 2020 Sustainability Report.


LAPORAN KEUANGAN AUDIT

Audited Financial Report


Draft/February 28, 2021 paraf:

PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN

NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI)

Laporan Keuangan Financial Statements Tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 As of December 31, 2020 and 2019 dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir and For the Years Then Ended pada Tanggal Tersebut


PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) (PERUM LPPNPI) Daftar Isi Halaman/ Table of Contents Page Surat Pernyataan Direksi Directors’ Statement Letter Laporan Auditor Independen Independent Auditor’s Report Laporan Keuangan Tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

Financial Statements As of December 31, 2020 and 2019

and For the Years Then Ended

Laporan Posisi Keuangan 1 Statements of Financial Position Laporan Laba Rugi dan Penghasilan 2 Statements of Profit or Loss and Other

Komprehensif Lain Comprehensive Income Laporan Perubahan Ekuitas 3 Statements of Changes in Equity Laporan Arus Kas 4 Statements of Cash Flows Catatan Atas Laporan Keuangan 5 Notes to the Financial Statements


PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) (PERUM LPPNPI) Daftar Isi Halaman/ Table of Contents Page Surat Pernyataan Direksi Directors’ Statement Letter Laporan Auditor Independen Independent Auditor’s Report Laporan Keuangan Tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

Financial Statements As of December 31, 2020 and 2019


Laporan Posisi Keuangan 1 Statements of Financial Position Laporan Laba Rugi dan Penghasilan 2 Statements of Profit or Loss and Other

Komprehensif Lain Comprehensive Income Laporan Perubahan Ekuitas 3 Statements of Changes in Equity Laporan Arus Kas 4 Statements of Cash Flows Catatan Atas Laporan Keuangan 5 Notes to the Financial Statements


The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI

PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) STATEMENTS OF FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2020 and 2019 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financal statements taken as a whole.

1

Catatan/Notes 31/12/2020 31/12/2019*) 01/01/2019*)

ASET ASSETSASET LANCAR CURRENT ASSETS

Kas dan Setara Kas 5, 31 1.744.757.413.506 2.860.993.089.975 2.569.182.421.536 Cash and Cash EquivalentsPiutang Usaha Trade Receivables

Pihak Ketiga 4, 6 265.234.693.805 692.471.473.437 664.879.271.138 Third PartiesPihak Berelasi 4, 6, 31 457.310.631.765 159.661.503.273 148.845.923.036 Related Parties

Pendapatan Akrual 4, 7, 31 944.907.804 1.780.817.849 110.289.923.905 Accrued RevenuesPersediaan 9 51.804.947.183 43.672.006.646 36.897.861.200 InventoriesPajak Dibayar di Muka 17.a. 90.561.242.381 66.894.220.498 40.613.641.772 Prepaid TaxesBiaya Dibayar di Muka dan Prepaid Expenses and

Uang Muka 10 5.777.657.659 13.530.566.358 17.997.279.648 AdvancesPiutang Lain-lain 8, 31 319.981.469 169.306.529 255.541.904 Other Receivables

Jumlah Aset Lancar 2.616.711.475.572 3.839.172.984.565 3.588.961.864.139 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETSAset Tetap 11 2.155.694.215.201 2.176.452.694.796 1.937.479.044.209 Fixed AssetsAset Pajak Tangguhan 4, 17.d. 303.047.468.359 105.178.540.923 102.013.177.387 Deferred Tax AssetsAset Pengampunan Pajak 12 -- -- 2.368.191.425 Tax Amnesty Assets

Jumlah Aset Tidak Lancar 2.458.741.683.560 2.281.631.235.719 2.041.860.413.021 Total Non-Current Assets

JUMLAH ASET 5.075.453.159.132 6.120.804.220.284 5.630.822.277.160 TOTAL ASSETS

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITYLIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES

Utang Usaha Trade PayablesPihak Ketiga 13 6.170.510.631 47.093.826.563 61.782.236.608 Third PartiesPihak Berelasi 13, 31 901.085.284 -- 9.546.374.678 Related Parties

Utang Pajak 17.b. 64.411.393.704 59.061.027.302 60.923.631.767 Taxes PayableBeban Akrual 14 63.615.375.439 123.505.205.554 188.091.808.196 Accrued ExpensesLiabilitas Imbalan Kerja - Employee Benefits Liabilities -

Bagian Jangka Pendek 4, 15 87.028.552.161 349.705.151.024 298.592.262.302 Short Term PortionPendapatan Diterima Dimuka 19, 31 23.720.023.853 15.465.367.364 5.457.044.442 Unearned revenuesLiabilitas Sewa - Lease Liabilities -

Bagian Jangka Pendek 20 4.793.716.287 -- -- Short Term PortionLiabilitas Lain-lain - Jangka Pendek 4, 16 244.926.878.161 331.085.531.373 321.742.019.437 Other Liabilities - Short-Term

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 495.567.535.520 925.916.109.180 946.135.377.430 Total Current Liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIESLiabilitas Sewa - Lease Liabilities -

Bagian Jangka Panjang 20 1.214.794.842 -- -- Long Term PortionLiabilitas Imbalan Kerja - Employee Benefits Liabilities –

Bagian Jangka Panjang 18 60.177.904.125 39.487.699.773 30.348.607.653 Long-Term PortionLiabilitas Lain-lain - Jangka Panjang 16 7.001.401.512 -- -- Other Liabilities - Long-Term

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 68.394.100.479 39.487.699.773 30.348.607.653 Total Non-Current LiabilitiesJUMLAH LIABILITAS 563.961.635.999 965.403.808.953 976.483.985.083 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITYModal Pemerintah Republik The Republic of Indonesia

Indonesia 21 2.446.042.977.444 1.541.350.467.112 1.541.350.467.112 Government CapitalTambahan Modal Disetor 22 (516.195.099.909) (516.195.099.909) (516.195.099.909) Additional Paid-in CapitalBantuan Pemerintah yang Undefined Status

Belum Ditentukan Government AssistanceStatusnya (BPYBDS) 4, 23 -- 904.692.510.332 904.692.510.332 (BPYBDS)

Saldo Laba: Retained Earnings:Dicadangkan 4, 24 3.126.575.884.905 2.626.400.756.829 2.244.954.467.769 AppropriatedBelum Dicadangkan 4 (518.865.113.853) 615.340.019.913 496.611.180.901 Unappropriated

Komponen Ekuitas Lainnya 4, 25 (26.067.125.454) (16.188.242.946) (17.075.234.128) Other Component of Equity

JUMLAH EKUITAS 4.511.491.523.133 5.155.400.411.331 4.654.338.292.077 TOTAL EQUITY

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 5.075.453.159.132 6.120.804.220.284 5.630.822.277.160 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

*)Disajikan kembali/As Restated


PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)


PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS AND

OTHER COMPREHENSIVE INCOME For the Years Ended

December 31, 2020 and 2019 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)



2

Catatan/Notes 2020 2019*)

PENDAPATAN USAHA OPERATING REVENUESJasa Pelayanan Penerbangan 26 1.357.828.812.545 3.065.850.414.242 Air Navigation ServicesJasa Pelayanan Terminal 26 193.635.223.141 387.018.285.329 Terminal Navigation Services

Jumlah 1.551.464.035.686 3.452.868.699.571 Total

BEBAN USAHA OPERATING EXPENSESBeban Pegawai 27 (1.402.067.762.635) (1.895.941.875.692) Employee ExpensesBeban Umum dan Administrasi 28 (606.973.012.429) (481.315.025.515) General and Administrative ExpensesBeban Usaha Lainnya 29 (435.263.844.288) (535.657.941.767) Other Operating Expenses

Jumlah (2.444.304.619.352) (2.912.914.842.974) Total

LABA (RUGI) USAHA (892.840.583.666) 539.953.856.597 OPERATING PROFIT (LOSS)

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (EXPENSE)Pendapatan Lain-lain 30 130.265.927.796 148.288.647.736 Other IncomeBeban Lain-lain 30 (12.949.108.799) (20.118.430.275) Other Expenses

Jumlah Pendapatan Lain-lain - Bersih 117.316.818.997 128.170.217.461 Total Other Income - Net

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK (775.523.764.669) 668.124.074.058 PROFIT (LOSS) BEFORE TAX

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 17.c. 195.082.575.959 (167.948.945.986) INCOME TAX BENEFIT (EXPENSE)

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (580.441.188.710) 500.175.128.072 PROFIT (LOSS) FOR THE YEAR

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN OTHER COMPREHENSIVE INCOMEPos-pos yang Tidak Akan Direklasifikasi ke Items that Will Not be Reclassified to

Laba Rugi: Profit or Loss:Pengukuran Kembali atas Liabilitas Remeasurement of Employment

Imbalan Kerja - Setelah Pajak 25 (9.878.882.508) 886.991.182 Benefit Liabilities - Net of Tax

JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOMETAHUN BERJALAN (590.320.071.218) 501.062.119.254 (LOSS) FOR THE YEAR



PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)


PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) STATEMENTS OF FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2020 and 2019 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)



1

Catatan/Notes 31/12/2020 31/12/2019*) 01/01/2019*)

ASET ASSETSASET LANCAR CURRENT ASSETS

Kas dan Setara Kas 5, 31 1.744.757.413.506 2.860.993.089.975 2.569.182.421.536 Cash and Cash EquivalentsPiutang Usaha Trade Receivables

Pihak Ketiga 4, 6 265.234.693.805 692.471.473.437 664.879.271.138 Third PartiesPihak Berelasi 4, 6, 31 457.310.631.765 159.661.503.273 148.845.923.036 Related Parties

Pendapatan Akrual 4, 7, 31 944.907.804 1.780.817.849 110.289.923.905 Accrued RevenuesPersediaan 9 51.804.947.183 43.672.006.646 36.897.861.200 InventoriesPajak Dibayar di Muka 17.a. 90.561.242.381 66.894.220.498 40.613.641.772 Prepaid TaxesBiaya Dibayar di Muka dan Prepaid Expenses and

Uang Muka 10 5.777.657.659 13.530.566.358 17.997.279.648 AdvancesPiutang Lain-lain 8, 31 319.981.469 169.306.529 255.541.904 Other Receivables

Jumlah Aset Lancar 2.616.711.475.572 3.839.172.984.565 3.588.961.864.139 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETSAset Tetap 11 2.155.694.215.201 2.176.452.694.796 1.937.479.044.209 Fixed AssetsAset Pajak Tangguhan 4, 17.d. 303.047.468.359 105.178.540.923 102.013.177.387 Deferred Tax AssetsAset Pengampunan Pajak 12 -- -- 2.368.191.425 Tax Amnesty Assets

Jumlah Aset Tidak Lancar 2.458.741.683.560 2.281.631.235.719 2.041.860.413.021 Total Non-Current Assets

JUMLAH ASET 5.075.453.159.132 6.120.804.220.284 5.630.822.277.160 TOTAL ASSETS

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITYLIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES

Utang Usaha Trade PayablesPihak Ketiga 13 6.170.510.631 47.093.826.563 61.782.236.608 Third PartiesPihak Berelasi 13, 31 901.085.284 -- 9.546.374.678 Related Parties

Utang Pajak 17.b. 64.411.393.704 59.061.027.302 60.923.631.767 Taxes PayableBeban Akrual 14 63.615.375.439 123.505.205.554 188.091.808.196 Accrued ExpensesLiabilitas Imbalan Kerja - Employee Benefits Liabilities -

Bagian Jangka Pendek 4, 15 87.028.552.161 349.705.151.024 298.592.262.302 Short Term PortionPendapatan Diterima Dimuka 19, 31 23.720.023.853 15.465.367.364 5.457.044.442 Unearned revenuesLiabilitas Sewa - Lease Liabilities -

Bagian Jangka Pendek 20 4.793.716.287 -- -- Short Term PortionLiabilitas Lain-lain - Jangka Pendek 4, 16 244.926.878.161 331.085.531.373 321.742.019.437 Other Liabilities - Short-Term

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 495.567.535.520 925.916.109.180 946.135.377.430 Total Current Liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIESLiabilitas Sewa - Lease Liabilities -

Bagian Jangka Panjang 20 1.214.794.842 -- -- Long Term PortionLiabilitas Imbalan Kerja - Employee Benefits Liabilities –

Bagian Jangka Panjang 18 60.177.904.125 39.487.699.773 30.348.607.653 Long-Term PortionLiabilitas Lain-lain - Jangka Panjang 16 7.001.401.512 -- -- Other Liabilities - Long-Term

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 68.394.100.479 39.487.699.773 30.348.607.653 Total Non-Current LiabilitiesJUMLAH LIABILITAS 563.961.635.999 965.403.808.953 976.483.985.083 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITYModal Pemerintah Republik The Republic of Indonesia

Indonesia 21 2.446.042.977.444 1.541.350.467.112 1.541.350.467.112 Government CapitalTambahan Modal Disetor 22 (516.195.099.909) (516.195.099.909) (516.195.099.909) Additional Paid-in CapitalBantuan Pemerintah yang Undefined Status

Belum Ditentukan Government AssistanceStatusnya (BPYBDS) 4, 23 -- 904.692.510.332 904.692.510.332 (BPYBDS)

Saldo Laba: Retained Earnings:Dicadangkan 4, 24 3.126.575.884.905 2.626.400.756.829 2.244.954.467.769 AppropriatedBelum Dicadangkan 4 (518.865.113.853) 615.340.019.913 496.611.180.901 Unappropriated

Komponen Ekuitas Lainnya 4, 25 (26.067.125.454) (16.188.242.946) (17.075.234.128) Other Component of Equity

JUMLAH EKUITAS 4.511.491.523.133 5.155.400.411.331 4.654.338.292.077 TOTAL EQUITY

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 5.075.453.159.132 6.120.804.220.284 5.630.822.277.160 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY



PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)


PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) STATEMENTS OF CASH FLOWS

For the Years Ended December 31, 2020 and 2019

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)



4

2020 2019*)

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROMAKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIES

Penerimaan Kas dari Pelanggan 1.228.794.733.286 3.497.415.767.605 Cash Receipts from CustomersPembayaran kepada Pemasok (390.832.892.691) (692.017.495.359) Payment to SuppliersPembayaran kepada Dewan Pengawas, Payments to Supervisory Board, Director,

Direksi dan Karyawan (1.566.380.633.305) (1.776.282.884.423) and EmployeePembayaran Pajak Penghasilan (335.823.847.799) (425.505.068.221) Payment of Income TaxPenerimaan Restitusi Pajak 45.565.227.786 -- Cash Receipt from Tax RefundPenerimaan Bunga 92.758.309.956 121.788.542.599 Cash Receipts from Interest IncomePenerimaan lainnya 12.658.660.359 33.285.590.966 Other Receipts

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Net Cash Provided by (Used in)Aktivitas Operasi (913.260.442.408) 758.684.453.167 Operating Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIESPerolehan Aset Tetap (198.156.581.788) (452.729.496.988) Acquisition of Fixed Assets

Kas Bersih Digunakan untuk Net Cash Used in Aktivitas Investasi (198.156.581.788) (452.729.496.988) Investing Activities

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROMAKTIVITAS PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES

Pembayaran Liabilitas Sewa (7.245.601.309) -- Cash Payments for Lease Liabilities

Kas Bersih Digunakan untuk Net Cash Used inAktivitas Pendanaan (7.245.601.309) -- Financing Activities

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH NET INCREASE (DECREASE) INKAS DAN SETARA KAS (1.118.662.625.505) 305.954.956.179 CASH AND CASH EQUIVALENTS

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTSAWAL PERIODE 2.860.993.089.975 2.569.182.421.536 AT BEGINNING OF PERIOD

Pengaruh Perubahan Kurs Effect of Foreign CurrencyMata Uang Asing 2.426.949.036 (14.144.287.740) Exchange Rates Changes

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTSAKHIR PERIODE 1.744.757.413.506 2.860.993.089.975 AT END OF PERIOD


The

orig

inal

fin

anci

al s

tate

men

ts in

clud

ed h

erei

n ar

e in

the

In

done

sian

lang

uage

.

PE

RU

SA

HA

AN

UM

UM

LE

MB

AG

A P

EN

YE

LEN

GG

AR

A P

EL

AY

AN

AN

N

AV

IGA

SI P

EN

ER

BA

NG

AN

IND

ON

ES

IA (

PE

RU

M L

PP

NP

I)

LA

PO

RA

N P

ER

UB

AH

AN

EK

UIT

AS

U

ntuk

Tah

un-t

ahun

yan

g B

erak

hir

pada

Tan

ggal

31

Des

embe

r 20

20 d

an 2

019

(Dis

ajik

an d

alam

Rup

iah,

kec

uali

diny

atak

an la

in)

P

ER

US

AH

AA

N U

MU

M L

EM

BA

GA

PE

NY

EL

EN

GG

AR

A P

EL

AY

AN

AN

N

AV

IGA

SI P

EN

ER

BA

NG

AN

IND

ON

ES

IA (

PE

RU

M L

PP

NP

I)

ST

AT

EM

EN

TS

OF

CH

AN

GE

S IN

EQ

UIT

Y

For

the

Yea

rs E

nded

D

ecem

ber

31, 2

020

and

2019

(E

xpre

ssed

in R

upia

h, u

nles

s ot

herw

ise

stat

ed)

Cat

atan

ata

s la

pora

n ke

uang

an m

erup

akan

bag

ian

tidak

te

rpis

ahka

n da

ri la

pora

n ke

uang

an s

ecar

a ke

selu

ruha

n.

T

he a

ccom

pany

ing

note

s to

the

finan

cial

sta

tem

ents

form

an

in

tegr

al p

art o

f the

se fi

nanc

al s

tate

men

ts ta

ken

as a

who

le.

3

Mod

al P

emer

inta

hB

antu

anR

epub

likPe

mer

inta

h ya

ngIn

done

sia/

Bel

um D

itent

ukan

Kom

pone

nTh

e R

epub

lic o

fTa

mba

han

Mod

alSt

atus

nya/

Ekui

tas

Lain

/In

done

sia

Dis

etor

/ U

ndef

ined

Sta

tus

Oth

erC

atat

an/

Gov

ernm

ent

Add

ition

alG

over

nmen

tD

icad

angk

an/

Bel

um D

icad

angk

an/

Com

pone

nts

ofJu

mla

h Ek

uita

s/N

otes

Cap

ital

Paid

-in C

apita

lA

ssis

tanc

eA

ppro

pria

ted

Una

ppro

pria

ted

Equi

tyTo

tal E

quity

Sald

o pe

r 31

Des

embe

r 201

8B

alan

ce a

s of

Dec

embe

r 31,

201

8Se

belu

m D

isaj

ikan

Kem

bali

1.54

1.35

0.46

7.11

2(5

16.1

95.0

99.9

09)

975.

506.

099.

662

2.24

4.95

4.46

7.76

938

1.44

6.28

9.06

022

.766

.978

.839

4.64

9.82

9.20

2.53

3B

efor

e R

esta

tem

ent

Peny

esua

ian

atas

Sal

do B

antu

anAd

just

men

t of U

ndef

ined

Sta

tus

Pem

erin

tah

yang

Bel

umG

over

nmen

t Ass

ista

nce

Bala

nce

Dite

ntuk

an S

tatu

snya

dan

and

Rem

easu

rem

ent o

f Po

stPe

nguk

uran

Kem

bali

atas

Empl

oym

ent B

enef

it O

blig

atio

n-Pr

ogra

m Im

bala

n Pa

sti

4--

--(7

0.81

3.58

9.33

0)--

115.

164.

891.

841

(39.

842.

212.

967)

4.50

9.08

9.54

4D

efin

ed B

enef

it Pr

ogra

m

Sald

o pe

r 31

Des

embe

r 201

8B

alan

ce a

s of

Dec

embe

r 31,

201

8D

isaj

ikan

Kem

bali

1.54

1.35

0.46

7.11

2(5

16.1

95.0

99.9

09)

904.

692.

510.

332

2.24

4.95

4.46

7.76

949

6.61

1.18

0.90

1(1

7.07

5.23

4.12

8)4.

654.

338.

292.

077

As

Res

tate

d

Pem

bent

ukan

Cad

anga

n--

----

381.

446.

289.

060

(381

.446

.289

.060

)--

--Ap

prop

riatio

n to

Gen

eral

Res

erve

La

ba K

ompr

ehen

sif

----

----

Com

preh

ensi

ve In

com

eTa

hun

Berja

lan

----

----

500.

175.

128.

072

886.

991.

182

501.

062.

119.

254

for T

he Y

ear

Sald

o pe

r 31

Des

embe

r 201

91.

541.

350.

467.

112

(516

.195

.099

.909

)90

4.69

2.51

0.33

22.

626.

400.

756.

829

615.

340.

019.

913

(16.

188.

242.

946)

5.15

5.40

0.41

1.33

1B

alan

ce a

s of

Dec

embe

r 31,

201

9

Dam

pak

Peny

esua

ian

Tran

sisi

Impa

ct o

f Tra

nsitio

n Ad

just

men

ts o

fAt

as P

ener

apan

PSA

K 71

----

----

(53.

588.

816.

980)

--(5

3.58

8.81

6.98

0)Im

plem

enta

tion

of P

SAK

71

Sald

o pe

r 1 J

anua

ri 20

20B

alan

ce a

s of

Jan

uary

1, 2

020

Sete

lah

Pene

rapa

n PS

AK

71

1.54

1.35

0.46

7.11

2(5

16.1

95.0

99.9

09)

904.

692.

510.

332

2.62

6.40

0.75

6.82

956

1.75

1.20

2.93

3(1

6.18

8.24

2.94

6)5.

101.

811.

594.

351

Afte

r Im

plem

enta

tion

of P

SAK

71

Pena

mba

han

Mod

alAd

ditio

nal C

apita

l fro

m th

e G

over

nmen

tPe

mer

inta

h R

epub

lik In

done

sia

21, 2

390

4.69

2.51

0.33

2--

(904

.692

.510

.332

)--

----

--of

the

Rep

ublic

of I

ndon

esia

Pem

bent

ukan

Cad

anga

n--

----

500.

175.

128.

076

(500

.175

.128

.076

)--

--Ap

prop

riatio

n to

Gen

eral

Res

erve

R

ugi K

ompr

ehen

sif

Com

preh

ensi

ve L

oss

Tahu

n Be

rjala

n--

----

--(5

80.4

41.1

88.7

10)

(9.8

78.8

82.5

08)

(590

.320

.071

.218

)fo

r The

Yea

r

Sald

o pe

r 31

Des

embe

r 202

02.

446.

042.

977.

444

(516

.195

.099

.909

)--

3.12

6.57

5.88

4.90

5(5

18.8

65.1

13.8

53)

(26.

067.

125.

454)

4.51

1.49

1.52

3.13

3B

alan

ce a

s of

Dec

embe

r 31,

202

0

Sald

o La

ba/ R

etai

ned

Earn

ings

a


PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)


PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) STATEMENTS OF CASH FLOWS

For the Years Ended December 31, 2020 and 2019




4

2020 2019*)

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROMAKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIES

Penerimaan Kas dari Pelanggan 1.228.794.733.286 3.497.415.767.605 Cash Receipts from CustomersPembayaran kepada Pemasok (390.832.892.691) (692.017.495.359) Payment to SuppliersPembayaran kepada Dewan Pengawas, Payments to Supervisory Board, Director,

Direksi dan Karyawan (1.566.380.633.305) (1.776.282.884.423) and EmployeePembayaran Pajak Penghasilan (335.823.847.799) (425.505.068.221) Payment of Income TaxPenerimaan Restitusi Pajak 45.565.227.786 -- Cash Receipt from Tax RefundPenerimaan Bunga 92.758.309.956 121.788.542.599 Cash Receipts from Interest IncomePenerimaan lainnya 12.658.660.359 33.285.590.966 Other Receipts

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Net Cash Provided by (Used in)Aktivitas Operasi (913.260.442.408) 758.684.453.167 Operating Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIESPerolehan Aset Tetap (198.156.581.788) (452.729.496.988) Acquisition of Fixed Assets

Kas Bersih Digunakan untuk Net Cash Used in Aktivitas Investasi (198.156.581.788) (452.729.496.988) Investing Activities

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROMAKTIVITAS PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES

Pembayaran Liabilitas Sewa (7.245.601.309) -- Cash Payments for Lease Liabilities

Kas Bersih Digunakan untuk Net Cash Used inAktivitas Pendanaan (7.245.601.309) -- Financing Activities

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH NET INCREASE (DECREASE) INKAS DAN SETARA KAS (1.118.662.625.505) 305.954.956.179 CASH AND CASH EQUIVALENTS

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTSAWAL PERIODE 2.860.993.089.975 2.569.182.421.536 AT BEGINNING OF PERIOD

Pengaruh Perubahan Kurs Effect of Foreign CurrencyMata Uang Asing 2.426.949.036 (14.144.287.740) Exchange Rates Changes

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTSAKHIR PERIODE 1.744.757.413.506 2.860.993.089.975 AT END OF PERIOD




PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)


PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2020 and 2019 and For the Years Then Ended


5

1. UMUM 1. GENERAL

1. a. Pendirian dan Informasi Umum 1. a. Establishment and General Information

Perusahan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau Perum LPPNPI (Airnav Indonesia) selanjutnya disebut “Perusahaan”, yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.77 Tahun 2012, tanggal 13 September 2012, dan telah dicatatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 176 Tahun 2012.

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia or Perum LPPNPI (Airnav Indonesia) here in after referred to as “the Company”, which was established based on Government Regulation (PP) No. 77 of 2012, dated September 13, 2012, and has been listed in the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 176 of 2012.

Perusahaan adalah badan usaha yang menyelenggarakan Pelayanan Navigasi Penerbangan di Indonesia serta tidak berorientasi mencari keuntungan, berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh modalnya dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham sesuai dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

The Company is a business entity that organizes Aviation Navigation Services in Indonesia and is not profit- oriented, in the form of State-Owned Enterprises (or also called 'BUMN') whose capital is owned by the state in the form of state assets separated and not divided into shares in accordance with Law Number 19 of 2003, about Stated-Own Enterprises ('BUMN').

1. b. Maksud dan Tujuan 1. b. Purpose and Objectives

Maksud dan tujuan Perusahaan adalah melaksanakan penyediaan jasa pelayanan navigasi penerbangan sesuai dengan standar yang berlaku untuk mencapai efisiensi dan efektivitas penerbangan dalam lingkup nasional dan internasional.

The purpose and objective of the Company is to carry out the provision of flight navigation services in accordance with applicable standards to achieve flight efficiency and effectiveness nationally and internationally.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

To achieve the above purpose and objectives the Company can carry out the following activities:

1) Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan (Air Traffic Service/ATS) yang terdiri dari:

1) Service Flying Traffic (Air Traffic Service/ATS) consists of:

a) Pelayanan Pemandu Lalu Lintas Penerbangan (Air Traffic Control Service);

a) Air Traffic Control Service;

b) Pelayanan Informasi Penerbangan (Flight Information Service); dan

b) Flight Information Service; and

c) Pelayanan Kesiagaan (Alerting Service).

c) Alerting Service.



PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)



(Continued) As of December 31, 2020 and 2019



6

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) 1. b. Maksud dan Tujuan (Lanjutan) 1. b. Purpose and Objectives (Continued) 2) Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan (Aeronautical Telecommunication/COM), yang terdiri dari:

2) Aeronautical Telecomunication (COM), consists of:

a) Pelayanan Aeronautika Tetap; a) Aeronautical Fixed Service

(AFS); b) Pelayanan Aeronautika

Bergerak; dan b) Aeronautical Mobile Services

(AMS); and c) Pelayanan Radio Navigasi

Aeronautika. c) Aeronautical Radio Nav.

Service (ARNS). 3) Pelayanan Informasi Aeronautika

(Aeronautical Information Services/ AIS) terdiri dari:

3) Aeronautical Information Services (AIS), consists of:

a) Pelayanan Informasi

Aeronautika dan Peta Penerbangan;

a) Information Service Aeronautics and Map Flight;

b) Penerbitan dan Penyebarluasan Notam (Notice to Airmen); dan

b) Publishing and Diseemination of Notam (Notice to Airmen); and

c) Pelayanan Informasi Aeronautikal Bandar Udara.

c) Information Service Aeronautics Airport.

4) Pelayanan Informasi Meteorologi

Penerbangan (Aeronautical Meteorological Services/MET); dan

4) Aeronautical Meteorological Services (MET);

5) Pelayanan Informasi Pencarian dan

Pertolongan (Search and Rescue/SAR).

5) Search and Rescue (SAR).

Perusahaan menyelenggarakan

Pelayanan Navigasi Penerbangan dengan ketentuan:

The Company organizes Flight Navigation Services with provisions:

1) Mengutamakan keselamatan

penerbangan; 1) Prioritizing flight safety;

2) Tidak berorientasi pada keuntungan; 2) Not profit oriented; 3) Secara finansial dapat mandiri; dan 3) Financially independent; and 4) Biaya yang ditarik dari pengguna

dikembalikan untuk biaya investasi, biaya operasional dan peningkatan kualitas pelayanan.

4) Costs withdrawn from users are returned for investment costs, operational costs and improving service quality.







5

1. UMUM 1. GENERAL

1. a. Pendirian dan Informasi Umum 1. a. Establishment and General Information

Perusahan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau Perum LPPNPI (Airnav Indonesia) selanjutnya disebut “Perusahaan”, yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.77 Tahun 2012, tanggal 13 September 2012, dan telah dicatatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 176 Tahun 2012.

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia or Perum LPPNPI (Airnav Indonesia) here in after referred to as “the Company”, which was established based on Government Regulation (PP) No. 77 of 2012, dated September 13, 2012, and has been listed in the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 176 of 2012.

Perusahaan adalah badan usaha yang menyelenggarakan Pelayanan Navigasi Penerbangan di Indonesia serta tidak berorientasi mencari keuntungan, berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh modalnya dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham sesuai dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

The Company is a business entity that organizes Aviation Navigation Services in Indonesia and is not profit- oriented, in the form of State-Owned Enterprises (or also called 'BUMN') whose capital is owned by the state in the form of state assets separated and not divided into shares in accordance with Law Number 19 of 2003, about Stated-Own Enterprises ('BUMN').

1. b. Maksud dan Tujuan 1. b. Purpose and Objectives

Maksud dan tujuan Perusahaan adalah melaksanakan penyediaan jasa pelayanan navigasi penerbangan sesuai dengan standar yang berlaku untuk mencapai efisiensi dan efektivitas penerbangan dalam lingkup nasional dan internasional.

The purpose and objective of the Company is to carry out the provision of flight navigation services in accordance with applicable standards to achieve flight efficiency and effectiveness nationally and internationally.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

To achieve the above purpose and objectives the Company can carry out the following activities:

1) Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan (Air Traffic Service/ATS) yang terdiri dari:

1) Service Flying Traffic (Air Traffic Service/ATS) consists of:

a) Pelayanan Pemandu Lalu Lintas Penerbangan (Air Traffic Control Service);

a) Air Traffic Control Service;

b) Pelayanan Informasi Penerbangan (Flight Information Service); dan

b) Flight Information Service; and

c) Pelayanan Kesiagaan (Alerting Service).

c) Alerting Service.









7

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) 1. b. Maksud dan Tujuan (Lanjutan) 1. b. Purpose and Objectives (Continued) Visi, Misi dan Nilai-Nilai Dasar

Perusahaan Vision, Mission and Basic Values of

the Company Visi Perusahaan adalah "Menjadi

Penyedia Jasa Pelayanan Navigasi Penerbangan Bertaraf Internasional".

The Company's vision is "To Become an International Flight Navigation Service Provider".

Misi Perusahaan The Company’s Mission Menyediakan layanan lalu lintas

penerbangan yang mengutamakan keselamatan, kenyamanan dan ramah lingkungan demi memenuhi ekspektasi pengguna jasa.

Providing aviation navigation service that prioritizes safety, convenience, and environment friendly to meet the expectations of service users.

Nilai-nilai Dasar Basic Values Integrity : Mengutamakan

kebenaran dan menjunjung etika tinggi dalam pergaulan bisnis.

Integrity : Prioritizing the truth and upholding high ethics in business relationships.

Solidity : Mengutamakan kebersamaan dan kerjasama tim dalam menjalankan segala aktivitas bisnis.

Solidity : Prioritizing togetherness and teamwork in carrying out all business activities.

Accountability : Berani memperjuangkan kebenaran, kejujuran, dan senantiasa bertanggungjawab.

Accountability : Dare to fight for truth, honesty, and always be responsible.

Focus on Safety : Mengutamakan keselamatan dalam setiap aktivitas bisnis.

Focus on Safety : Prioritizing safety in every business activity.

Excellent Service : Selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan dan mitra kerja.

Excellent Service : Always try to provide the best service for customers and partners.









8

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) 1. c. Tempat Kedudukan dan Lokasi Usaha 1. c. Office and Business Location Perusahaan berkedudukan dan berkantor

pusat di Jalan Ir. H. Juanda No.1 Kecamatan Neglasari, Tangerang, Provinsi Banten.

The Company is domiciled and headquartered at Jalan Ir. H. Juanda No.1 Neglasari District, Tangerang, Banten Province.

1. d. Dewan Pengawas dan Direksi 1. d. Board of Supervisory and Directors Dewan Pengawas Board of Supervisory Berdasarkan Keputusan Menteri Badan

Usaha Milik Negara No. SK-89/MBU/03/2020, tanggal 20 Maret 2020. tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua Dewan Pengawas Perusahaan Umum (PERUM) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, mengangkat Sdr. Novie Riyanto Rahardjo sebagai Ketua Dewan Pengawas.

Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. SK-89/MBU/03/2020, dated March 20, 2020, concerning the Termination and Appointment of the Chairman of Supervisory Board of Perusahaan Umum (PERUM) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, appoints Mr. Novie Riyanto Rahardjo as Chairman of the Supervisory Board.

Susunan Dewan Pengawas untuk tahun

2020 dan 2019 adalah sebagai berikut: The composition of Supervisory Board

for 2020 and 2019 is as follows:

2020 2019

Ketua Novie Riyanto Rahardjo Polana B. Pramesti ChairmanAnggota Tri Wahyuningsih Retno Mulyani Tri Wahyuningsih Retno Mulyani MemberAnggota Elfi Amir Elfi Amir MemberAnggota Daryatmo Daryatmo MemberAnggota Anindita Eka Wibisono Kindy Rinaldy Syahrir Member

Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. SK-227/MBU/07/2020, tanggal 6 Juli 2020, tentang Pemberhentian dan Pengangkatan anggota Dewan Pengawas Perusahaan Umum (PERUM) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, memberhentikan dengan hormat Kindy Rinaldy Syahrir dan mengangkat Anindita Eka Wibisono sebagai anggota Dewan Pengawas.

Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. SK-227/MBU/07/2020, dated July 6, 2020, concerning the Termination and Appointment of the Chairman of the Supervisory Board of Perusahaan Umum (PERUM) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, honorably terminate Kindy Rinaldy Syahrir and appoints Anindita Eka Wibisono as a member of the Supervisory Board.








7

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) 1. b. Maksud dan Tujuan (Lanjutan) 1. b. Purpose and Objectives (Continued) Visi, Misi dan Nilai-Nilai Dasar

Perusahaan Vision, Mission and Basic Values of

the Company Visi Perusahaan adalah "Menjadi

Penyedia Jasa Pelayanan Navigasi Penerbangan Bertaraf Internasional".

The Company's vision is "To Become an International Flight Navigation Service Provider".

Misi Perusahaan The Company’s Mission Menyediakan layanan lalu lintas

penerbangan yang mengutamakan keselamatan, kenyamanan dan ramah lingkungan demi memenuhi ekspektasi pengguna jasa.

Providing aviation navigation service that prioritizes safety, convenience, and environment friendly to meet the expectations of service users.

Nilai-nilai Dasar Basic Values Integrity : Mengutamakan

kebenaran dan menjunjung etika tinggi dalam pergaulan bisnis.

Integrity : Prioritizing the truth and upholding high ethics in business relationships.

Solidity : Mengutamakan kebersamaan dan kerjasama tim dalam menjalankan segala aktivitas bisnis.

Solidity : Prioritizing togetherness and teamwork in carrying out all business activities.

Accountability : Berani memperjuangkan kebenaran, kejujuran, dan senantiasa bertanggungjawab.

Accountability : Dare to fight for truth, honesty, and always be responsible.

Focus on Safety : Mengutamakan keselamatan dalam setiap aktivitas bisnis.

Focus on Safety : Prioritizing safety in every business activity.

Excellent Service : Selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan dan mitra kerja.

Excellent Service : Always try to provide the best service for customers and partners.









9

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued)

1. d. Dewan Pengawas dan Direksi (Lanjutan)

1. d. Board of Supervisory and Directors (Continued)

Dalam menjalankan penugasannya

Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas mendapat penghasilan berupa honorarium yang besarnya ditetapkan melalui Surat Menteri BUMN No. S-23/Wk.2.MBU.F/08/2020, tanggal 4 Agustus 2020, Honorarium untuk Ketua Dewan Pengawas sebesar 45% dari gaji Direktur Utama dan honorarium Anggota Dewan Pengawas sebesar 90% dari honorarium Ketua Dewan Pengawas. Selain itu, juga menerima tunjangan dan fasilitas sebagaimana terlampir pada surat tersebut.

In carrying out its assignment, the Supervisory Board and Secretary of the Supervisory Board receive income in the form of honorariums, the amount of which is determined by a Minister of SOE Letter No. S-23/Wk.2.MBU.F/08/2020, dated Agustus 4, 2020, Honorarium for the Chairman of the Supervisory Board is 45% of the salary of the President Director and honorarium for the Members of the Supervisory Board is 90% of the Honors of the Chairman of the Supervisory Board. In addition, also receive benefits and facilities as attached to the letter.

Pada akhir masa jabatan, Dewan

Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas dapat diberikan santunan purna jabatan yang berupa pengikutsertaan dalam program asuransi atau tabungan pensiun yang besaran beban preminya/ iuran tahunannya tidak boleh melebihi 25% dari honorarium selama satu tahun. Selain fasilitas yang diberikan tersebut di atas dalam Rapat Pembahasan Bersama (RPB) melimpahkan kewenangan kepada Dewan Pengawas untuk menetapkan fasilitas lain sesuai dengan aspek kepantasan dan kemampuan Perusahaan yang dalam penetapannya terlebih dahulu harus dikonsultasikan kepada Pemilik Modal.

At the end of the term, the Supervisory Board and the Secretary of the Supervisory Board may be given full-time compensation in the form of participation in an insurance or pension savings program, the amount of which premiums / annual contributions may not exceed 25% of the honorarium for one year. In addition to the facilities provided above in the Joint Discussion Meeting (RPB) delegate authority to the Supervisory Board to determine other facilities in accordance with the aspects of appropriateness and capability of the Company which in its determination must first be consulted to the Capital Owners.

Direksi Directors Berdasarkan Keputusan Menteri Badan

Usaha Milik Negara No. SK-135/MBU/05/2020, tanggal 4 Mei 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi Perum LPPNPI, susunan Direksi pada tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. SK-135/MBU/05/2020, dated May 4, 2020, concerning Termination and Appointment of Members of the Directors of Perum LPPNPI, the composition of the Directors for the year 2020 is as follows:









10

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) 1. d. Dewan Pengawas dan Direksi

(Lanjutan) 1. d. Board of Supervisory and Directors

(Continued)

2020

Direktur Utama Mohamad Pramintohadi Sukarno President DirectorDirektur Teknik Ahmad Nurdin Aulia Director of EngineeringDirektur Keselamatan, Bambang Rianto Director of Safety, Security,

Keamanan, dan Standarisasi and StandardizationDirektur Keuangan Hendroyono Director of FinanceDirektur Sumber Daya Manusia Bagus Sunjoyo Director of Human Resources

dan Umum and General AffairsDirektur Operasi Mokhammad Khatim Director of Operation

Berdasarkan Keputusan Menteri Badan

Usaha Milik Negara No. SK-136/MBU/06/2019, tanggal 13 Juni 2019 tentang Pengangkatan Anggota Direksi Perum LPPNPI, susunan Direksi pada tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. SK-136/MBU/06/2019, dated June 13, 2019, concerning Termination and Appointment of Members of the Directors of Perum LPPNPI, the composition of the Directors for 2019 is as follows:

2019

Direktur Utama Novie Riyanto Rahardjo President DirectorDirektur Teknik Ahmad Nurdin Aulia Director of EngineeringDirektur Keselamatan, Yurlis Hasibuan Director of Safety, Security,

Keamanan, dan Standarisasi and StandardizationDirektur Keuangan Hendroyono Director of FinanceDirektur Sumber Daya Manusia Rahadi Sulistyo Director of Human Resources

dan Umum and General AffairsDirektur Operasi Mokhammad Khatim Director of Operation

Berdasarkan Surat Menteri BUMN

No. S-23/Wk.2.MBU.F/08/2020, tanggal 4 Agustus 2020, gaji Direktur Utama ditetapkan dan gaji Direksi lainnya ditetapkan sebesar 85% dari gaji Direktur Utama.

Based on the Letter of the Minister of State Owned Enterprises No. No. S-23/Wk.2.MBU.F/08/2020, dated August 4, 2020, salary for the President Director is determined and the salaries of other Directors are set at 85% of the salary of the President Director.








9

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued)

1. d. Dewan Pengawas dan Direksi (Lanjutan)

1. d. Board of Supervisory and Directors (Continued)

Dalam menjalankan penugasannya

Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas mendapat penghasilan berupa honorarium yang besarnya ditetapkan melalui Surat Menteri BUMN No. S-23/Wk.2.MBU.F/08/2020, tanggal 4 Agustus 2020, Honorarium untuk Ketua Dewan Pengawas sebesar 45% dari gaji Direktur Utama dan honorarium Anggota Dewan Pengawas sebesar 90% dari honorarium Ketua Dewan Pengawas. Selain itu, juga menerima tunjangan dan fasilitas sebagaimana terlampir pada surat tersebut.

In carrying out its assignment, the Supervisory Board and Secretary of the Supervisory Board receive income in the form of honorariums, the amount of which is determined by a Minister of SOE Letter No. S-23/Wk.2.MBU.F/08/2020, dated Agustus 4, 2020, Honorarium for the Chairman of the Supervisory Board is 45% of the salary of the President Director and honorarium for the Members of the Supervisory Board is 90% of the Honors of the Chairman of the Supervisory Board. In addition, also receive benefits and facilities as attached to the letter.

Pada akhir masa jabatan, Dewan

Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas dapat diberikan santunan purna jabatan yang berupa pengikutsertaan dalam program asuransi atau tabungan pensiun yang besaran beban preminya/ iuran tahunannya tidak boleh melebihi 25% dari honorarium selama satu tahun. Selain fasilitas yang diberikan tersebut di atas dalam Rapat Pembahasan Bersama (RPB) melimpahkan kewenangan kepada Dewan Pengawas untuk menetapkan fasilitas lain sesuai dengan aspek kepantasan dan kemampuan Perusahaan yang dalam penetapannya terlebih dahulu harus dikonsultasikan kepada Pemilik Modal.

At the end of the term, the Supervisory Board and the Secretary of the Supervisory Board may be given full-time compensation in the form of participation in an insurance or pension savings program, the amount of which premiums / annual contributions may not exceed 25% of the honorarium for one year. In addition to the facilities provided above in the Joint Discussion Meeting (RPB) delegate authority to the Supervisory Board to determine other facilities in accordance with the aspects of appropriateness and capability of the Company which in its determination must first be consulted to the Capital Owners.

Direksi Directors Berdasarkan Keputusan Menteri Badan

Usaha Milik Negara No. SK-135/MBU/05/2020, tanggal 4 Mei 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi Perum LPPNPI, susunan Direksi pada tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. SK-135/MBU/05/2020, dated May 4, 2020, concerning Termination and Appointment of Members of the Directors of Perum LPPNPI, the composition of the Directors for the year 2020 is as follows:









11



(Continued) Direksi (Lanjutan) Directors (Continued) Selain itu, juga menerima tunjangan yang

berupa tunjangan jabatan sebesar 20% dari gaji untuk setiap bulannya, kendaraan jabatan untuk Direksi serta fasilitas pengobatan sesuai dengan kemampuan Perusahaan dan ketentuan yang berlaku.

In addition, 20% of the salary for each month is also received in the form of positional allowance, vehicle allowance for the Directors and medical facilities in accordance with the Company's capabilities and applicable regulations.

Pada akhir masa jabatan, Direksi

diberikan santunan purna jabatan yang berupa pengikutsertaan dalam program asuransi atau tabungan pensiun yang besaran beban preminya/ iuran tahunannya tidak boleh melebihi 25% dari gaji selama satu tahun.

At the end of the term, the Directors are given fulltime compensation in the form of a participantion in the insurance or pension savings program, the amount of which is premium / annual fee may not exceed 25% of the salary for one year.

Komite Audit Audit Committee Untuk membantu tugas-tugas

pengawasan, Dewan Pengawas membentuk dan mengangkat anggota Komite Audit, sebagai berikut:

To assist supervisory tasks, the Supervisory Board forms and appoints Audit Committee members, as follows:

Surat Keputusan Dewan Pengawas

Perum LPPNPI tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua Komite Audit Dewan Pengawas Perum LPPNPI No. KEP-04/DW/VIII/2020, tanggal 24 Agustus 2020 memberhentikan dengan hormat Kindy R. Syahrir dan Yeti Wulandari sebagai ketua dan anggota komite audit serta mengangkat Anindita Eka Wibisono dan Aria Farah Mita sebagai ketua dan anggota komite audit.

Perum LPPNPI’s Supervisory Board Decree Regarding Termination and Appointment of the Chairman of Perum LPPNPI Supervisory Board Audit Committee No. KEP-04/DW/VIII/ 2020, dated August 24, 2020, honorably terminate Kindy R. Syahrir and Yeti Wulandari as chairman and member of the audit committee and appointed Anindita Eka WIbisono and Aria Farah Mita as chairman and member of the audit committee.


Perum LPPNPI tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua Komite Audit Dewan Pengawas Perum LPPNPI No. KEP-06/DW/XI/2020, tanggal 27 November 2020 mengangkat Ika Setyawati sebagai anggota komite audit.

Perum LPPNPI’s Supervisory Board Decree Regarding Termination and Appointment of the Chairman of Perum LPPNPI Supervisory Board Audit Committee No. KEP-06/DW/XI/ 2020, dated November 27, 2020, appointed Ika Setyawati as member of the audit committee.









12



(Continued) Komposisi komite audit adalah sebagai

berikut: The composition of audit is as follow:

2020 2019

Ketua Anindita Eka Wibisono Kindy Rinaldy Syahrir ChairmanAnggota Ika Setyawati Agustina Dani MemberAnggota Aria Farah Mita Yety Wulandari Member

1. e. Sumber Daya Manusia (SDM) 1. e. Human Resources (HR) Komposisi Sumber Daya Manusia di

Perum LPPNPI pada tahun 2020 dan 2019 adalah sebagai berikut:

The composition of Human Resources in Perum LPPNPI as of 2020 and 2019 is as follow:

2020 2019

Karyawan Perum LPPNPI 4283 4.296 Employee of Perum LPPNPIPerbantuan PT Angkasa Assistance from PT Angkasa

Pura I (Persero) 1 1 Pura I (Persero)Perbantuan PT Angkasa Assistance from PT Angkasa

Pura II (Persero) 2 2 Pura II (Persero)Perbantuan Pegawai Negeri Assistance from Civil

Sipil (PNS) 677 743 Servants (PNS)Perjanjian Kerja Waktu Employment Agreement of

Tertentu (PKWT) 14 40 Specified Time (PKWT)Peserta Magang 23 26 The Internship ParticipantPenugasan 1 7 AssignmentGugus Tugas 4 2 Task ForcesJumlah 5.005 5.117 Total

Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan

Kepegawaian Negara No. 21 Tahun 2013, tanggal 31 Juli 2013, "Pasal 8" Pegawai Negeri Sipil Kementerian Perhubungan yang diperbantukan pada Perum LPPNPI dan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 3 ayat (3) tetap dikenakan potongan iuran sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil.

In accordance with the Regulation of the Head of State Civil Service Agency No. 21 of 2013, dated July 31, 2013, "Article 8" Civil Servants of the Ministry of Transportation are seconded to Perum LPPNPI and PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero) as referred to in Article 1 and Article 3 paragraph (3) will still be subjected to contribution deductions in accordance with the applicable provisions for Civil Servants (PNS).








11



(Continued) Direksi (Lanjutan) Directors (Continued) Selain itu, juga menerima tunjangan yang

berupa tunjangan jabatan sebesar 20% dari gaji untuk setiap bulannya, kendaraan jabatan untuk Direksi serta fasilitas pengobatan sesuai dengan kemampuan Perusahaan dan ketentuan yang berlaku.

In addition, 20% of the salary for each month is also received in the form of positional allowance, vehicle allowance for the Directors and medical facilities in accordance with the Company's capabilities and applicable regulations.

Pada akhir masa jabatan, Direksi

diberikan santunan purna jabatan yang berupa pengikutsertaan dalam program asuransi atau tabungan pensiun yang besaran beban preminya/ iuran tahunannya tidak boleh melebihi 25% dari gaji selama satu tahun.

At the end of the term, the Directors are given fulltime compensation in the form of a participantion in the insurance or pension savings program, the amount of which is premium / annual fee may not exceed 25% of the salary for one year.

Komite Audit Audit Committee Untuk membantu tugas-tugas

pengawasan, Dewan Pengawas membentuk dan mengangkat anggota Komite Audit, sebagai berikut:

To assist supervisory tasks, the Supervisory Board forms and appoints Audit Committee members, as follows:


Perum LPPNPI tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua Komite Audit Dewan Pengawas Perum LPPNPI No. KEP-04/DW/VIII/2020, tanggal 24 Agustus 2020 memberhentikan dengan hormat Kindy R. Syahrir dan Yeti Wulandari sebagai ketua dan anggota komite audit serta mengangkat Anindita Eka Wibisono dan Aria Farah Mita sebagai ketua dan anggota komite audit.

Perum LPPNPI’s Supervisory Board Decree Regarding Termination and Appointment of the Chairman of Perum LPPNPI Supervisory Board Audit Committee No. KEP-04/DW/VIII/ 2020, dated August 24, 2020, honorably terminate Kindy R. Syahrir and Yeti Wulandari as chairman and member of the audit committee and appointed Anindita Eka WIbisono and Aria Farah Mita as chairman and member of the audit committee.


Perum LPPNPI tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua Komite Audit Dewan Pengawas Perum LPPNPI No. KEP-06/DW/XI/2020, tanggal 27 November 2020 mengangkat Ika Setyawati sebagai anggota komite audit.

Perum LPPNPI’s Supervisory Board Decree Regarding Termination and Appointment of the Chairman of Perum LPPNPI Supervisory Board Audit Committee No. KEP-06/DW/XI/ 2020, dated November 27, 2020, appointed Ika Setyawati as member of the audit committee.









13

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) 1. f. Penerapan Good Corporate

Governance (GCG) 1. f. Implementation of Good Corporate

Governance (GCG) Berdasarkan prognosa diagnostic

assessment terhadap penerapan GCG pada Perum LPPNPI untuk periode tahun 2020 dapat disimpulkan sebagai berikut:

Based on the prognosis results of the diagnostic assessment of the implementation of GCG at Perum LPPNPI for the period of 2020 can be concluded as follows:

- Bahwa penerapan GCG pada

Perum LPPNPI secara umum termasuk dalam kategori "baik" dari lima kategori tingkatan, yaitu: sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang, dengan skor capaian aktual 84,93 dari skor maksimal 100.

- That the implementation of GCG at Perum LPPNPI is generally included in the category of "good" levels of five categories, namely: excellent, good, sufficient, or less, and much less, with scores of actual achievements is 84.93 from the maximum score of 100.

- Enam aspek governance yang telah

dinilai berdasarkan prognosa tersebut, meliputi (1) Komitmen, dengan capaian skor 5,89 (2) RUPS, dengan capaian skor 8,37; (3) Dewan Pengawas, dengan capaian skor 33,62; (4) Direksi, dengan capaian skor 30,63; (5) Pengungkapan dan Transparansi (Disclosure), dengan capaian skor 6,43; dan (6) Aspek Lainnya, dengan capaian skor 0,00.

- Six aspects of governance that have been assessed based on the prognosis include: 1) Commitment, with a score of 5.89 (2) GMS, with a score of 8,37; (3) Supervisory Board, with a score of 33.62; (4) Directors, with a score of 30.63; (5) Disclosure and Transparency (Disclosure), with a score of 6.43; and (6) Other aspects, with a score of 0.00.

1. g. Modal 1. g. Capital Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)

No.77, Tahun 2012, Pasal 14, bahwa modal awal Perusahaan sebesar Rp97.952.690.300 yang berasal dari pengalihan Barang Milik Negara pada Kementerian Perhubungan yang Pengadaannya bersumber dari Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 dan 2011, dengan perincian:

Based on Government Regulation (PP) No. 77, 2012, Article 14, the initial capital of the Company is Rp97,952,690,300 originating from the transfer of State Property to the Ministry of Transportation which Procurement comes from the Budget of the 2010 State Budget and 2011, with details as follows:









14

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) 1. g. Modal (Lanjutan) 1. g. Capital (Continued)

No Keterangan Nilai/ Value (Rp) Description

1 Peralatan navigasi pada Bandar Udara Navigation equipment in the Iskandar AirportIskandar di Pangkalan Bun, Kalimantan at the Pangkalan Bun, Central Kalimantan ofTengah berupa antena pemancar dan antennae transmitter and receiver MF,penerima MF, alat komunikasi navigasi a means of communication navigationInstrument Landing System, alat komunikasi Instrument Landing System, a means ofnavigasi, fasilitas komunikasi penerbangan communication navigation, facilitiesdan fasilitas navigasi dan pengamatan communication flight and facilities navigationpenerbangan. 22.441.164.000 and observation flight.

2 Peralatan navigasi pada Bandar Udara Navigation equipment at Juwata Airport inJuwata di Tarakan, Kalimantan Timur berupa Tarakan, East Kalimantan in the form of Veryunit Transceiver Very High Frequency High Frequency Stationery Transceiver unitsStationery dan Secondary Surveilance and Secondary Radar. Radar. 22.457.185.000

3 Peralatan navigasi pada Bandar Udara Navigation equipment in the sentani airport inSentani di Jayapura, Papua berupa alat Jayapura, Papua of receiving instrument MFpenerima MF + AF, unit Transceiver Ultra + AF, unit Ultra High Frequency PortableHigh Frequency Portable, unit Transceiver Transceiver, Very High Frequency PortableVery High Frequency Portable, Doopler Very Transceiver unit , Doopler Very HighHigh Frequency Omnidirectional Range, alat Frequency Omnidirectional Range, a meanskomunikasi navigasi dan Voice Switching of communication navigation and VoiceCommunication System. 48.658.401.000 Switching Communication System.

4 Peralatan navigasi pada Bandar Udara Navigation equipment in the DewadaruDewadaru di Karimun Jawa, Jawa Tengah Airport in Karimun Java, Central Java ofberupa Doopler Very High Frequency Doopler Very High FrequencyOmnidirectional Range. 4.395.940.300 Omnidirectional Range. Jumlah 97.952.690.300 Total








13

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) 1. f. Penerapan Good Corporate

Governance (GCG) 1. f. Implementation of Good Corporate

Governance (GCG) Berdasarkan prognosa diagnostic

assessment terhadap penerapan GCG pada Perum LPPNPI untuk periode tahun 2020 dapat disimpulkan sebagai berikut:

Based on the prognosis results of the diagnostic assessment of the implementation of GCG at Perum LPPNPI for the period of 2020 can be concluded as follows:

- Bahwa penerapan GCG pada

Perum LPPNPI secara umum termasuk dalam kategori "baik" dari lima kategori tingkatan, yaitu: sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang, dengan skor capaian aktual 84,93 dari skor maksimal 100.

- That the implementation of GCG at Perum LPPNPI is generally included in the category of "good" levels of five categories, namely: excellent, good, sufficient, or less, and much less, with scores of actual achievements is 84.93 from the maximum score of 100.

- Enam aspek governance yang telah

dinilai berdasarkan prognosa tersebut, meliputi (1) Komitmen, dengan capaian skor 5,89 (2) RUPS, dengan capaian skor 8,37; (3) Dewan Pengawas, dengan capaian skor 33,62; (4) Direksi, dengan capaian skor 30,63; (5) Pengungkapan dan Transparansi (Disclosure), dengan capaian skor 6,43; dan (6) Aspek Lainnya, dengan capaian skor 0,00.

- Six aspects of governance that have been assessed based on the prognosis include: 1) Commitment, with a score of 5.89 (2) GMS, with a score of 8,37; (3) Supervisory Board, with a score of 33.62; (4) Directors, with a score of 30.63; (5) Disclosure and Transparency (Disclosure), with a score of 6.43; and (6) Other aspects, with a score of 0.00.

1. g. Modal 1. g. Capital Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)

No.77, Tahun 2012, Pasal 14, bahwa modal awal Perusahaan sebesar Rp97.952.690.300 yang berasal dari pengalihan Barang Milik Negara pada Kementerian Perhubungan yang Pengadaannya bersumber dari Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 dan 2011, dengan perincian:

Based on Government Regulation (PP) No. 77, 2012, Article 14, the initial capital of the Company is Rp97,952,690,300 originating from the transfer of State Property to the Ministry of Transportation which Procurement comes from the Budget of the 2010 State Budget and 2011, with details as follows:









15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

2. a. Kepatuhan terhadap Standar

Akuntansi Keuangan 2. a. Compliance with the Financial

Accounting Standards Laporan keuangan tanggal 31 Desember

2020 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut telah mematuhi dan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK IAI”).

The financial statements of December 31, 2020 and for the year then ended have complied with and are prepared in accordance with the Indonesian Financial Accounting Standards ("FAS"), which includes the Statement and Interpretation issued by the Financial Accounting Standards Board of the Institute of Indonesia Chartered Accountants ("DSAK IAI" ).

2. b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan 2. b. Basis of Preparation of the Financial

Statements Laporan keuangan ini disusun sesuai

dengan Penyesuaian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 (2017): Penyajian Laporan Keuangan.

These financial statements are prepared in accordance with the Adjustment of the Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) 1 (2017): Presentation of Financial Statements.

Dasar pengukuran laporan keuangan ini

adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.

The measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the basis described in the related accounting policies. The financial statements, except for the statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting.

Laporan arus kas disusun sesuai dengan

Penyesuaian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2 (2017): Laporan Arus Kas, dan Amandemen PSAK 2, tentang Prakarsa Pengungkapan.

The cash flow statement is prepared in accordance with the Adjustment of Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) 2 (2017): Cash Flow Statements, and Amendments to SFAS 2, concerning the Disclosure Initiative.

Laporan arus kas disusun dengan

metode langsung (direct method) dan menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

The statement of cash flows is prepared using the direct method, and presents the changes in cash and cash equivalents from operating, investing and financing activities.









16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

2. c. PSAK yang Baru, Amandemen dan

Penyesuaian PSAK dan ISAK yang Baru

2. c. New SFAS, Amendments and Improvements to SFAS and New IFAS

Berlaku efektif 1 Januari 2020: Effective from January 1, 2020: Penerapan dari perubahan standar dan

interpretasi akuntansi atas standar akuntansi berikut, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2020, dan relevan bagi Perusahaan namun tidak menyebabkan perubahan signifikan atas kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak memberikan dampak yang material terhadap jumlah yang dilaporkan di laporan keuangan tahun berjalan:

The application of the following revised accounting standards and interpretation of the accounting standards, which are effective from January 1, 2020 and relevant for the Company, but did not result in substantial changes to the Company’s accounting policies and had no material effect on the amounts reported for the current year financial statements:

• Amandemen PSAK 15 “Investasi

pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”

• Amendment to SFAS 15 “Investment in Associates and Joint Venture”

• Amandemen PSAK 1 “Penyajian Laporan Keuangan” dan PSAK 25 “Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan kesalahan”

• Amendment to SFAS 1 “Presentation of Financial Statements” and SFAS 25 “Accounting policies, changes in accounting estimates and errors”

• Penyesuaian Tahunan PSAK 1 “Penyajian Laporan Keuangan”

• Annual Improvement to SFAS 1 “Presentation of Financial Statements”

• ISAK 36 ”Interpretasi atas Interaksi antara Ketentuan Mengenai Hak Atas Tanah dalam PSAK 16 – Aset Tetap dan PSAK 73 – Sewa”

• IFAS 36 “Interpretation of the Interaction between the Provisions Regarding Land Rights in SFAS 16 – Fixed Assets and SFAS 73 – Leases”

• Konsesi sewa terkait Covid 19 – Amandemen PSAK 73

• Covid-19-related Rent Concessions – Amendments to SFAS 73

Sebagai akibat dari pandemi Covid-19, konsesi sewa telah diberikan kepada penyewa. Konsesi tersebut dapat diberikan dalam berbagai bentuk, termasuk pengampunan pembayaran dan penangguhan pembayaran sewa.

As a result of the Covid-19 pandemic, rent concessions have been granted to lessees. Such concessions might take a variety of forms, including payment holidays and deferral of lease payments.








15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

2. a. Kepatuhan terhadap Standar

Akuntansi Keuangan 2. a. Compliance with the Financial

Accounting Standards Laporan keuangan tanggal 31 Desember

2020 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut telah mematuhi dan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK IAI”).

The financial statements of December 31, 2020 and for the year then ended have complied with and are prepared in accordance with the Indonesian Financial Accounting Standards ("FAS"), which includes the Statement and Interpretation issued by the Financial Accounting Standards Board of the Institute of Indonesia Chartered Accountants ("DSAK IAI" ).

2. b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan 2. b. Basis of Preparation of the Financial

Statements Laporan keuangan ini disusun sesuai

dengan Penyesuaian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 (2017): Penyajian Laporan Keuangan.

These financial statements are prepared in accordance with the Adjustment of the Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) 1 (2017): Presentation of Financial Statements.

Dasar pengukuran laporan keuangan ini

adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.

The measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the basis described in the related accounting policies. The financial statements, except for the statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting.

Laporan arus kas disusun sesuai dengan

Penyesuaian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2 (2017): Laporan Arus Kas, dan Amandemen PSAK 2, tentang Prakarsa Pengungkapan.

The cash flow statement is prepared in accordance with the Adjustment of Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) 2 (2017): Cash Flow Statements, and Amendments to SFAS 2, concerning the Disclosure Initiative.

Laporan arus kas disusun dengan

metode langsung (direct method) dan menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

The statement of cash flows is prepared using the direct method, and presents the changes in cash and cash equivalents from operating, investing and financing activities.









17




Penyesuaian PSAK dan ISAK yang Baru (Lanjutan)

2. c. New SFAS Amendments and Improvements to SFAS and New IFAS (Continued)

Dewan standar membuat

amandemen terhadap PSAK 73 Sewa yang memberi penyewa pilihan untuk memperlakukan konsesi sewa yang memenuhi syarat dengan cara yang sama seperti jika mereka bukan modifikasi sewa. Dalam banyak kasus, hal ini akan menghasilkan perlakuan akuntansi untuk konsesi sebagai pembayaran sewa variabel selama periode pemberiannya.

The standard board made an amendment to SFAS 73 Leases which provides lessees with an option to treat qualifying rent concessions in the same way as they would if they were not lease modifications. In many cases, this will result in accounting for the concessions as variable lease payments in the period in which they are granted.

Entitas yang menerapkan kebijakan

praktis harus mengungkapkan fakta ini, apakah kebijakan telah diterapkan pada semua konsesi sewa yang memenuhi syarat atau, jika tidak, informasi tentang sifat kontrak yang telah diterapkan, serta jumlah yang diakui dalam laba rugi, yang timbul dari konsesi sewa.

Entities applying the practical expedients must disclose this fact, whether the expedient has been applied to all qualifying rent concessions or, if not, information about the nature of the contracts to which it has been applied, as well as the amount recognised in profit or loss arising from the rent concessions.

• PSAK 72 “Pendapatan dari Kontrak

dengan Pelanggan” • SFAS 72 “Revenue from Contract

with Customers” Penerapan dari perubahan standar dan

interpretasi akuntansi atas standar akuntansi berikut, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2020, relevan bagi Perusahaan dan menyebabkan perubahan signifikan atas kebijakan akuntansi Perusahaan serta memberikan dampak yang material terhadap jumlah yang dilaporkan di laporan keuangan tahun berjalan:

The application of the following revised accounting standards and interpretation of the accounting standards, which are effective from January 1, 2020, relevant for the Company, and result in substantial changes to the Company’s accounting policies and had material effect on the amounts reported for the current year financial statements:









18






• PSAK 71 “Instrumen Keuangan” • SFAS 71 “Financial Instruments” • PSAK 73 “Sewa” • SFAS 73 “Lease” • Amandemen PSAK 73 ”Sewa” • Amendment to SFAS 73 “Lease” Berlaku efektif setelah 1 January 2021: Effective after January 1, 2021: Sampai pada tanggal pengesahan

laporan keuangan, tidak ada standar baru dan amandemen standar yang telah diterbitkan, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2021 yang relevan bagi Perusahaan.

As at the authorization date of these financial statements, there are no new standards and amendment issued that are mandatory for the financial year beginning or after January 1, 2021 relevant for the Company.

Standar baru dan amandemen standar

yang telah diterbitkan dan relevan bagi Perusahaan, yang wajib diterapkan untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022 dan 1 Januari 2023 dan belum diterapkan secara dini oleh Perusahaan, adalah sebagai berikut:

New standards and amendments issued and relevant for the Company, that are mandatory for the financial year beginning or after January 1, 2022 and January 1, 2023 and have not been early adopted by the Company, are as follows:

• Amendemen PSAK 57 ”Provisi,

Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi tentang Kontrak Memberatkan”;

• Amendment to SFAS 57 “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets: Onerous Contracts”;

• Amandemen PSAK 1 “Penyajian Laporan Keuangan”;

• Amendment to SFAS 1 “Presentation of Financial Statements”;

Pada tanggal pengesahan laporan

keuangan, Perusahaan sedang mempertimbangkan implikasi dari penerapan standar tersebut, terhadap laporan keuangan Perusahaan.

As at the authorization date of these financial statements, the Company is assessing the implication of the above standards, to the Company’s financial statements.








17






Dewan standar membuat

amandemen terhadap PSAK 73 Sewa yang memberi penyewa pilihan untuk memperlakukan konsesi sewa yang memenuhi syarat dengan cara yang sama seperti jika mereka bukan modifikasi sewa. Dalam banyak kasus, hal ini akan menghasilkan perlakuan akuntansi untuk konsesi sebagai pembayaran sewa variabel selama periode pemberiannya.

The standard board made an amendment to SFAS 73 Leases which provides lessees with an option to treat qualifying rent concessions in the same way as they would if they were not lease modifications. In many cases, this will result in accounting for the concessions as variable lease payments in the period in which they are granted.

Entitas yang menerapkan kebijakan

praktis harus mengungkapkan fakta ini, apakah kebijakan telah diterapkan pada semua konsesi sewa yang memenuhi syarat atau, jika tidak, informasi tentang sifat kontrak yang telah diterapkan, serta jumlah yang diakui dalam laba rugi, yang timbul dari konsesi sewa.

Entities applying the practical expedients must disclose this fact, whether the expedient has been applied to all qualifying rent concessions or, if not, information about the nature of the contracts to which it has been applied, as well as the amount recognised in profit or loss arising from the rent concessions.

• PSAK 72 “Pendapatan dari Kontrak

dengan Pelanggan” • SFAS 72 “Revenue from Contract

with Customers” Penerapan dari perubahan standar dan

interpretasi akuntansi atas standar akuntansi berikut, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2020, relevan bagi Perusahaan dan menyebabkan perubahan signifikan atas kebijakan akuntansi Perusahaan serta memberikan dampak yang material terhadap jumlah yang dilaporkan di laporan keuangan tahun berjalan:

The application of the following revised accounting standards and interpretation of the accounting standards, which are effective from January 1, 2020, relevant for the Company, and result in substantial changes to the Company’s accounting policies and had material effect on the amounts reported for the current year financial statements:









19





2. c. SFAS Amendments and Improvements to SFAS and New IFAS (Continued)

Penerapan atas PSAK 71 dan PSAK 72 Adoption of SFAS 71 and SFAS 72 Perusahaan menerapkan PSAK 71

“Instrumen Keuangan” dan PSAK 72 “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan” secara efektif untuk tahun buku yang dimulai pada 1 Januari 2020.

The Company has adopted SFAS 71 “Financial instruments" and SFAS 72 "Revenue from contracts with customers" effective for the financial year beginning January 1, 2020.

Penerapan atas PSAK 71 tersebut

memiliki dampak terhadap saldo awal laba ditahan pada laporan keuangan Perusahaan terkait dengan penyisihan penurunan nilai atas aset keuangan sebesar Rp53.588.816.732 (Catatan 38).

The adoption of SFAS 71 has an impact on the beginning balance of retained earnings in the Company’s financial statements related to provision for impairment of the financial assets of Rp53,588,816,732 (Note 38).

Penerapan atas PSAK 72 tersebut tidak

memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.

The adoption of SFAS 72 did not have a significant impact on the Company’s financial statements.

Penerapan atas PSAK 73 Adoption of SFAS 73 Perusahaan telah menerapkan standar

akuntansi baru dan penyesuaian atau amendemen tersebut sejak 1 Januari 2020. Perusahaan telah mencatatkan hak pakai aset dan kewajiban sewa guna usaha per tanggal 1 Januari 2020 (Catatan 38).

The Company has implemented new accounting standards and such adjustments or amendments since January 1, 2020. On the implementation SFAS 73: Leases, the Company has recorded right of use assets and lease liabilities as of January 1, 2020 (Note 38).

Dampak kumulatif, jika ada, dari

penerapan awal PSAK 71, 72, dan 73, diakui pada tanggal penerapan awal sebagai penyesuaian saldo awal saldo laba seperti disebutkan di atas. Oleh karena itu, informasi komparatif tidak disajikan kembali dan terus dilaporkan berdasarkan PSAK 55, PSAK 23, PSAK 34 dan PSAK 30 dan Interpretasi terkait.

The cumulative effect, if any, of initially applying SFAS 71, 72 and 73 is recognized at the date of initial application as an adjustment to the opening balance of retained earnings as noted above. Therefore, the comparative information was not restated and continues to be reported under SFAS 55, SFAS 23, SFAS 34 and SFAS 30 and related Interpretations.









20



2. d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang

Asing 2. d. Foreign Currency Transaction and

Balances Sesuai Penyesuaian PSAK 10 (2014):

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, pada pengakuan awal, transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang fungsional (yaitu, Rupiah). Jumlah valuta asing dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang fungsional dan valuta asing pada tanggal transaksi.

In accordance with the Adjustment of SFAS 10 (2014): Effects of Changes in Foreign Exchange Rates, at initial recognition, foreign exchange transactions are recorded in the functional currency (i.e., Rupiah). The amount of foreign currency is calculated into the functional currency with the spot rate between the functional currency and foreign exchange on the transaction date.

Pada akhir setiap periode pelaporan: At the end of each the reports: • Pos Moneter valuta asing dijabarkan

menggunakan kurs penutup; • Monetary items in foreign currencies

are translated using closing rate; • Pos non moneter yang diukur dalam

biaya historis dalam valuta asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan

• Non-monetary item measured at historical cost in foreign currencies are translated using exchange rate at the date of transaction; and

• Pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar diukur.

• Non-monetary item in foreign currencies measured at fair value are translated using exchange rate at the date fair value were measured.

2020 2019

1,00 Dollar AS 14.105 13.901 1,00 US Dollar

Keuntungan dan kerugian selisih kurs

yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laba-rugi periode tahun berjalan, kecuali apabila ditangguhkan pada bagian ekuitas sebagai lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat.

Gains and losses arising from foreign currency transactions and from the translation of monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are recognized in the profit and loss for the current year period, except when deferred in equity as cash flow hedges that qualify.

Selanjutnya, untuk pungutan dan

penyetoran pajak- pajak (PPN dan PPh) berkenaan dengan tagihan dan kewajiban dalam mata uang asing dibayarkan dengan rupiah, dan dicatat sesuai dengan “kurs pajak mingguan‟ yang berlaku pada tanggal diterbitkannya faktur pajak yang bersangkutan.

Furthermore, for the collection and remittance of taxes (VAT and income tax) denominated in foreign currency will be paid in Rupiah and are recorded using 'weekly tax rate’ prevailing at the date of issuance of respected tax invoice.








19





2. c. SFAS Amendments and Improvements to SFAS and New IFAS (Continued)

Penerapan atas PSAK 71 dan PSAK 72 Adoption of SFAS 71 and SFAS 72 Perusahaan menerapkan PSAK 71

“Instrumen Keuangan” dan PSAK 72 “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan” secara efektif untuk tahun buku yang dimulai pada 1 Januari 2020.

The Company has adopted SFAS 71 “Financial instruments" and SFAS 72 "Revenue from contracts with customers" effective for the financial year beginning January 1, 2020.

Penerapan atas PSAK 71 tersebut

memiliki dampak terhadap saldo awal laba ditahan pada laporan keuangan Perusahaan terkait dengan penyisihan penurunan nilai atas aset keuangan sebesar Rp53.588.816.732 (Catatan 38).

The adoption of SFAS 71 has an impact on the beginning balance of retained earnings in the Company’s financial statements related to provision for impairment of the financial assets of Rp53,588,816,732 (Note 38).

Penerapan atas PSAK 72 tersebut tidak

memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.

The adoption of SFAS 72 did not have a significant impact on the Company’s financial statements.

Penerapan atas PSAK 73 Adoption of SFAS 73 Perusahaan telah menerapkan standar

akuntansi baru dan penyesuaian atau amendemen tersebut sejak 1 Januari 2020. Perusahaan telah mencatatkan hak pakai aset dan kewajiban sewa guna usaha per tanggal 1 Januari 2020 (Catatan 38).

The Company has implemented new accounting standards and such adjustments or amendments since January 1, 2020. On the implementation SFAS 73: Leases, the Company has recorded right of use assets and lease liabilities as of January 1, 2020 (Note 38).

Dampak kumulatif, jika ada, dari

penerapan awal PSAK 71, 72, dan 73, diakui pada tanggal penerapan awal sebagai penyesuaian saldo awal saldo laba seperti disebutkan di atas. Oleh karena itu, informasi komparatif tidak disajikan kembali dan terus dilaporkan berdasarkan PSAK 55, PSAK 23, PSAK 34 dan PSAK 30 dan Interpretasi terkait.

The cumulative effect, if any, of initially applying SFAS 71, 72 and 73 is recognized at the date of initial application as an adjustment to the opening balance of retained earnings as noted above. Therefore, the comparative information was not restated and continues to be reported under SFAS 55, SFAS 23, SFAS 34 and SFAS 30 and related Interpretations.









21



2. e. Transaksi dengan Pihak-pihak

Berelasi 2. e. Transactions with Related Parties

Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

sesuai dengan PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.

Transactions with related parties in accordance with SFAS No. 7 (Adjustment of 2015): Related Party Disclosures is a person or entity related to the reporting entity.

1) Orang atau anggota keluarga

terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

1) Person or immediate family member who is related to a reporting entity if that person:

a) Memiliki pengendalian atau

pengendalian bersama atas entitas pelapor;

a) Has control or joint control over the reporting entity;

b) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

b) Has significant influence over the reporting entity; or

c) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.

c) Key management personnel of the reporting entity or parent entity reporting.

2) Suatu entitas berelasi dengan

entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

2) An entity is related to a reporting entity if any of the following:

a) Entitas dan entitas pelapor

adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, berikutnya terkait dengan entitas lain).

a) Entity and the reporting entity is a member of the same group (which means a parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).

b) Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

b) An entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group, which the other entity is a member).









22




Berelasi (Lanjutan) 2. e. Transactions with Related Parties

(Continued) 2) Suatu entitas berelasi dengan

entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (Lanjutan)

2) An entity is related to a reporting entity if any of the following: (Continued)

c) Kedua entitas tersebut adalah

ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

c) Both entities are joint ventures of the same third party.

d) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

d) One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.

e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas pelapor juga berelasi dengan entitas pelapor.

e) The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the reporting entity is also related to the reporting entity.

f) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a).

f) The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in paragraph a).

g) Orang yang diidentifikasi dalam butir 1) huruf a memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

g) The person identified in item 1) letter a has significant influence over the entity or the entity's key management personnel (or the parent of the entity).

Seluruh transaksi signifikan dengan

pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga normal, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan.

All significant transactions with related parties, whether or not conducted with the interest rate or the normal price, terms and conditions with third parties, are disclosed in the financial statements.








21




Berelasi 2. e. Transactions with Related Parties

Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

sesuai dengan PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.

Transactions with related parties in accordance with SFAS No. 7 (Adjustment of 2015): Related Party Disclosures is a person or entity related to the reporting entity.

1) Orang atau anggota keluarga

terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

1) Person or immediate family member who is related to a reporting entity if that person:

a) Memiliki pengendalian atau

pengendalian bersama atas entitas pelapor;

a) Has control or joint control over the reporting entity;

b) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

b) Has significant influence over the reporting entity; or

c) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.

c) Key management personnel of the reporting entity or parent entity reporting.

2) Suatu entitas berelasi dengan

entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

2) An entity is related to a reporting entity if any of the following:

a) Entitas dan entitas pelapor

adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, berikutnya terkait dengan entitas lain).

a) Entity and the reporting entity is a member of the same group (which means a parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).

b) Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

b) An entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group, which the other entity is a member).









23





(Continued) Berikut ini penjelasan dengan pihak-

pihak berelasi dalam laporan keuangan: The following is an explanation with

related parties in the financial statements: 1) Entitas anak dan yang dibawahinya; 1) Subsidiaries and subordinate; 2) Perusahaan Asosiasi/Terafiliasi; 2) Associates/Affiliated Companies; 3) Ventura Bersama; 3) Joint Venture Companies; 4) Manajemen Kunci; 4) Key Management; 5) Entitas Lainnya yang dikendalikan

oleh Pemerintah Republik Indonesia;

5) Other entities that are controlled by the Government of Republic Indonesia;

6) Institusi keuangan yang dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia; dan

6) Financial institutions that are controlled by the Government of Republic Indonesia; and

7) Anggota keluarga dekat dari individu.

7) Immediate family members of individuals.

2. f. Instrumen Keuangan 2. f. Financial Instruments Instrumen keuangan adalah setiap

kontrak yang memberikan aset keuangan bagi satu entitas dan liabilitas keuangan atau ekuitas bagi entitas lain.

A financial instrument is any contract that gives rise to a financial asset of one entity and a financial liability or equity instrument of another entity.

Instrumen Keuangan Efektif

1 Januari 2020 Financials Instruments Effective

January 1, 2020 Pengakuan Awal dan Pengukuran

Selanjutnya Initial Recognition and Sebsequent

Measurement Perubahan yang timbul dari penerapan

PSAK No. 71 telah diterapkan dengan modifikasi pendekatan retrospektif dan dampak penerpan PSAK baru ini telah diungkapkan di Catatan 2.c, oleh karena itu Perusahaan tidak menyajikan kembali informasi komparatif pada tahun aplikasi. Informasi komparatif disusun sesuai dengan persyaratan PSAK No. 55.

Changes arising from the application of SFAS No. 71 has been applied using the modified retrospective approach and the impact of implementing this new SFAS has been disclosed in Note 2.c, therefore The Company does not restate comparative information in the year of application. Comparative information is prepared in accordance with the requirements of SFAS No. 55.









24



2. f. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 2. f. Financial Instruments (Continued) Instrumen Keuangan Efektif

1 Januari 2020 (Lanjutan) Financials Instruments Effective

January 1, 2020 (Continued) Pengakuan Awal dan Pengukuran

Selanjutnya (Lanjutan) Initial Recognition and Sebsequent

Measurement (Continued) Klasifikasi dan pengukuran Classification and measurement PSAK No. 71 mensyaratkan entitas untuk

mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporannya posisi keuangan ketika menjadi pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen. Di pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan atau liabilitas keuangan pada nilai wajarnya plus atau minus, dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau pengeluaran aset keuangan atau kewajiban keuangan.

SFAS 71 requires an entity to recognize a financial asset or financial liability in its statements of financial position when it becomes a party to the contractual terms of the instrument. At initial recognition, an entity measures a financial asset or financial liabilities at its fair value plus or minus, in the case of a financial asset or financial liability that is not measured at fair value through profit or loss, the transaction cost that are directly attributable to the acquisition or disposal of the financial asset or financial obligation.

PSAK No. 71 mengharuskan aset

keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain ("FVOCI") atau nilai wajar melalui laporan laba rugi ("FVPL"). Klasifikasi aset keuangan berdasarkan model bisnis entitas untuk mengelola aset dan apakah arus kas kontraktual hanya merupakan pembayaran pokok dan bunga ("SPPI").

SFAS No. 71 requires that financial assets are measured at amortized cost, fair value through other comprehensive income ("FVOCI") or fair value through profit or loss ("FVPL"). The classification of financial assets is based on the entity's business model for managing the assets and whether the contractual cash flows represent only principal and interest payments ("SPPI").








23





(Continued) Berikut ini penjelasan dengan pihak-

pihak berelasi dalam laporan keuangan: The following is an explanation with

related parties in the financial statements: 1) Entitas anak dan yang dibawahinya; 1) Subsidiaries and subordinate; 2) Perusahaan Asosiasi/Terafiliasi; 2) Associates/Affiliated Companies; 3) Ventura Bersama; 3) Joint Venture Companies; 4) Manajemen Kunci; 4) Key Management; 5) Entitas Lainnya yang dikendalikan

oleh Pemerintah Republik Indonesia;

5) Other entities that are controlled by the Government of Republic Indonesia;

6) Institusi keuangan yang dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia; dan

6) Financial institutions that are controlled by the Government of Republic Indonesia; and

7) Anggota keluarga dekat dari individu.

7) Immediate family members of individuals.

2. f. Instrumen Keuangan 2. f. Financial Instruments Instrumen keuangan adalah setiap

kontrak yang memberikan aset keuangan bagi satu entitas dan liabilitas keuangan atau ekuitas bagi entitas lain.

A financial instrument is any contract that gives rise to a financial asset of one entity and a financial liability or equity instrument of another entity.

Instrumen Keuangan Efektif

1 Januari 2020 Financials Instruments Effective

January 1, 2020 Pengakuan Awal dan Pengukuran

Selanjutnya Initial Recognition and Sebsequent

Measurement Perubahan yang timbul dari penerapan

PSAK No. 71 telah diterapkan dengan modifikasi pendekatan retrospektif dan dampak penerpan PSAK baru ini telah diungkapkan di Catatan 2.c, oleh karena itu Perusahaan tidak menyajikan kembali informasi komparatif pada tahun aplikasi. Informasi komparatif disusun sesuai dengan persyaratan PSAK No. 55.

Changes arising from the application of SFAS No. 71 has been applied using the modified retrospective approach and the impact of implementing this new SFAS has been disclosed in Note 2.c, therefore The Company does not restate comparative information in the year of application. Comparative information is prepared in accordance with the requirements of SFAS No. 55.









25







Measurement (Continued)

Model bisnis entitas adalah bagaimana entitas mengelola aset keuangannya untuk menghasilkan uang tunai mengalir dan menciptakan nilai bagi entitas baik dari pengumpulan arus kas kontraktual, penjualan finansial aset atau keduanya. Jika aset keuangan dimiliki untuk memperoleh arus kas kontraktual, maka diukur pada biaya perolehan diamortisasi, jika memenuhi persyaratan SPPI. Aset keuangan yang memenuhi SPPI persyaratan yang dimiliki untuk mengumpulkan arus kas kontraktual aset dan untuk menjual aset tersebut diukur di FVOCI. Aset keuangan diukur pada FVPL jika tidak memenuhi kriteria FVOCI atau biaya perolehan diamortisasi.

The entity's business model is how the entity manages its financial assets to generate cash flow and create value for the entity either from collecting contractual cash flows, selling financial assets or both. If a financial asset is held to collect contractual cash flows, it is measured at amortized cost, if it meets the requirements of SPPI. Financial assets that meet the SPPI requirements are held to collect the contractual cash flows of the asset and to sell the asset is measured at FVOCI. Financial assets are measured at FVPL if they do not meet the FVOCI criteria or if their cost is amortized.

Penilaian model bisnis dan apakah aset

keuangan memenuhi persyaratan SPPI dibuat per 1 Januari 2020, dan jika berlaku, maka diterapkan secara retrospektif pada keuangan tersebut aset yang tidak dihentikan pengakuannya sebelum 1 Januari 2020. Penilaian apakah kontraktual arus kas atas instrumen hutang hanya terdiri dari pokok dan bunga didasarkan pada fakta dan keadaan pada saat pengakuan awal aset.

The assessment of the business model and whether the financial assets meet the requirements of SPPI were made as of January 1, 2020, and if applicable, it is applied retrospectively to those financial assets that were not derecognized before January 1, 2020. An assessment of whether the contractual cash flows on debt instruments only consist of principal and interest is based on facts and circumstances at the initial recognition of the asset.

Persyaratan klasifikasi dan pengukuran

PSAK No. 71 tidak memiliki pengaruh yang signifikan berdampak pada Perusahaan. Perusahaan terus mengukur pada nilai wajar semua asesmen keuangan yang sebelumnya dimiliki pada nilai wajar berdasarkan PSAK No.55.

Classification and measurement requirements SFAS No. 71 does not have a significant impact on the Company. The Company continues to measure at fair value all previously held financial assessments at fair value under SFAS No. 55.









26








Kas dan setara kas serta piutang usaha dan lainnya yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dimiliki untuk mengumpulkan arus kas kontraktual dan menimbulkan arus kas yang mewakili semata-mata pembayaran pokok dan bunga. Ini sekarang diklasifikasikan dan diukur sebagai aset keuangan di biaya perolehan diamortisasi mulai 1 Januari 2020.

Cash and cash equivalents and trade and other receivables that were previously classified as loans and receivables are held to collect contractual cash flows and generate cash flows that represent solely payments of principal and interest. These are now classified and measured as a financial asset at amortized cost starting January 1, 2020.

Penurunan Nilai Impairment

PSAK No. 71 mewajibkan Perusahaan untuk mencatat kerugian kredit ekspektasian atas semua aset keuangannya diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau FVOCI dan jaminan keuangan. Perusahaan sebelumnya mencatat penurunan nilai berdasarkan model kerugian yang terjadi ketika terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan terganggu.

SFAS No. 71 requires the Company to record expected credit losses on all of its financial assets measured at amortized cost or FVOCI and financial guarantees. The Company previously recorded impairment based on a loss model that occurs when there is objective evidence that a financial asset is impaired.

Setelah penerapan PSAK No. 71,

Perusahaan menetapkan penurunan nilai kredit ekspektasian piutang usaha per 31 Desember 2020 yang diungkapkan di Catatan 2.c.

After the application of SFAS No. 71, the Company determined the decrease in the expected credit value of trade receivables as of December 31, 2020, which is disclosed in Note 2.c and 4.








25








Model bisnis entitas adalah bagaimana entitas mengelola aset keuangannya untuk menghasilkan uang tunai mengalir dan menciptakan nilai bagi entitas baik dari pengumpulan arus kas kontraktual, penjualan finansial aset atau keduanya. Jika aset keuangan dimiliki untuk memperoleh arus kas kontraktual, maka diukur pada biaya perolehan diamortisasi, jika memenuhi persyaratan SPPI. Aset keuangan yang memenuhi SPPI persyaratan yang dimiliki untuk mengumpulkan arus kas kontraktual aset dan untuk menjual aset tersebut diukur di FVOCI. Aset keuangan diukur pada FVPL jika tidak memenuhi kriteria FVOCI atau biaya perolehan diamortisasi.

The entity's business model is how the entity manages its financial assets to generate cash flow and create value for the entity either from collecting contractual cash flows, selling financial assets or both. If a financial asset is held to collect contractual cash flows, it is measured at amortized cost, if it meets the requirements of SPPI. Financial assets that meet the SPPI requirements are held to collect the contractual cash flows of the asset and to sell the asset is measured at FVOCI. Financial assets are measured at FVPL if they do not meet the FVOCI criteria or if their cost is amortized.

Penilaian model bisnis dan apakah aset

keuangan memenuhi persyaratan SPPI dibuat per 1 Januari 2020, dan jika berlaku, maka diterapkan secara retrospektif pada keuangan tersebut aset yang tidak dihentikan pengakuannya sebelum 1 Januari 2020. Penilaian apakah kontraktual arus kas atas instrumen hutang hanya terdiri dari pokok dan bunga didasarkan pada fakta dan keadaan pada saat pengakuan awal aset.

The assessment of the business model and whether the financial assets meet the requirements of SPPI were made as of January 1, 2020, and if applicable, it is applied retrospectively to those financial assets that were not derecognized before January 1, 2020. An assessment of whether the contractual cash flows on debt instruments only consist of principal and interest is based on facts and circumstances at the initial recognition of the asset.

Persyaratan klasifikasi dan pengukuran

PSAK No. 71 tidak memiliki pengaruh yang signifikan berdampak pada Perusahaan. Perusahaan terus mengukur pada nilai wajar semua asesmen keuangan yang sebelumnya dimiliki pada nilai wajar berdasarkan PSAK No.55.

Classification and measurement requirements SFAS No. 71 does not have a significant impact on the Company. The Company continues to measure at fair value all previously held financial assessments at fair value under SFAS No. 55.









27







Measurement (Continued) Aset Keuangan Financial Assets Pengakuan Awal Initial Recognition Aset keuangan diakui jika, dan hanya jika

entitas menjadi pihak dalam ketentuan kontrak dari instrumen. Aset keuangan diklasifikasikan, pada pengakuan awal, yang selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (OCI), dan nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Financial assets are recognized when, and only when the entity is a party to the contractual terms of the instrument. Financial assets are classified, at initial recognition, which are subsequently measured at amortized cost, fair value through other comprehensive income (OCI), and fair value through profit or loss.

Klasifikasi aset keuangan pada

pengakuan awal bergantung pada karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan tersebut dan model bisnis Perusahaan untuk mengelolanya. Perusahaan pada awalnya mengukur aset keuangan pada nilai wajarnya ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi. Piutang usaha diukur pada harga transaksi yang ditentukan berdasarkan PSAK 72. Lihat kebijakan akuntansi tentang Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan.

The classification of financial assets at initial recognition depends on the characteristics of the contractual cash flows of the financial assets and the Company's business model for managing them. Companies initially measure financial assets at fair value plus, in the case of financial assets not measured at fair value through profit or loss, transaction costs. Trade receivables are measured at the transaction price determined in accordance with SFAS 72. See the accounting policy for Revenue from contracts with customers.

Agar aset keuangan diklasifikasikan dan

diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau nilai wajar melalui OCI, aset keuangan harus menghasilkan arus kas yang 'semata-mata pembayaran pokok dan bunga (SPPI)' dari jumlah pokok terutang. Penilaian ini disebut sebagai tes SPPI dan dilakukan pada tingkat instrumen.

In order for a financial asset to be classified and measured at amortized cost or fair value through OCI, the financial asset must generate cash flows that are 'solely payment of principal and interest (SPPI)' on the principal amount outstanding. This assessment is referred to as the SPPI test and is carried out at the instrument level.









28







Measurement (Continued) Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) Pengakuan Awal (Lanjutan) Initial Recognition (Continued) Model bisnis Perusahaan untuk mengelola

aset keuangan mengacu pada bagaimana Perusahaan mengelola aset keuangannya untuk menghasilkan arus kas. Model bisnis menentukan apakah arus kas akan dihasilkan dari pengumpulan arus kas kontraktual, penjualan aset keuangan, atau keduanya.

The Company's business model for managing financial assets refers to how The Company manages its financial assets to generate cash flow. The business model determines whether cash flows will result from the contractual collection of cash flows, the sale of a financial asset, or both.

Aset keuangan Perusahaan termasuk kas,

piutang usaha, piutang yang belum tertagih, piutang bagian yang telah dipesan dan piutang lain-lain. Aset keuangan dalam kategori ini adalah diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan akan diselesaikan dalam waktu 12 bulan, jika tidak demikian diklasifikasikan sebagai tidak lancar.

The Company's financial assets include cash, trade accounts receivable, uncollectible accounts receivable, portion receivable and other receivables. Financial assets in this category are classified as current assets if they are expected to be settled within 12 months, otherwise they are classified as non-current.

Pengukuran Selanjutnya Subsequent Measurement Untuk tujuan pengukuran selanjutnya,

aset keuangan diklasifikasikan dalam empat kategori:

For further measurement purposes, financial assets are classified into four categories:

• Aset keuangan pada biaya

perolehan diamortisasi (instrumen hutang).

• Financial assets at amortized cost (debt instruments).

• Aset keuangan pada nilai wajar melalui OCI dengan daur ulang keuntungan dan kerugian kumulatif (instrumen utang).

• Financial assets at fair value through OCI with recycled cumulative gains and losses (debt instruments).








27







Measurement (Continued) Aset Keuangan Financial Assets Pengakuan Awal Initial Recognition Aset keuangan diakui jika, dan hanya jika

entitas menjadi pihak dalam ketentuan kontrak dari instrumen. Aset keuangan diklasifikasikan, pada pengakuan awal, yang selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (OCI), dan nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Financial assets are recognized when, and only when the entity is a party to the contractual terms of the instrument. Financial assets are classified, at initial recognition, which are subsequently measured at amortized cost, fair value through other comprehensive income (OCI), and fair value through profit or loss.

Klasifikasi aset keuangan pada

pengakuan awal bergantung pada karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan tersebut dan model bisnis Perusahaan untuk mengelolanya. Perusahaan pada awalnya mengukur aset keuangan pada nilai wajarnya ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi. Piutang usaha diukur pada harga transaksi yang ditentukan berdasarkan PSAK 72. Lihat kebijakan akuntansi tentang Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan.

The classification of financial assets at initial recognition depends on the characteristics of the contractual cash flows of the financial assets and the Company's business model for managing them. Companies initially measure financial assets at fair value plus, in the case of financial assets not measured at fair value through profit or loss, transaction costs. Trade receivables are measured at the transaction price determined in accordance with SFAS 72. See the accounting policy for Revenue from contracts with customers.

Agar aset keuangan diklasifikasikan dan

diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau nilai wajar melalui OCI, aset keuangan harus menghasilkan arus kas yang 'semata-mata pembayaran pokok dan bunga (SPPI)' dari jumlah pokok terutang. Penilaian ini disebut sebagai tes SPPI dan dilakukan pada tingkat instrumen.

In order for a financial asset to be classified and measured at amortized cost or fair value through OCI, the financial asset must generate cash flows that are 'solely payment of principal and interest (SPPI)' on the principal amount outstanding. This assessment is referred to as the SPPI test and is carried out at the instrument level.









29







Measurement (Continued) Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) Pengukuran Selanjutnya (Lanjutan) Subsequent Measurement (Continued) • Aset keuangan yang ditetapkan

pada nilai wajar melalui OCI tanpa daur ulang keuntungan kumulatif dan kerugian setelah penghentian pengakuan (instrumen ekuitas).

• Financial assets carried at fair value through OCI without recycling the cumulative gains and losses after derecognition (equity instruments).

• Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.

• Financial assets at fair value through profit or loss.

Aset keuangan Perusahaan pada tanggal

31Desember 2020 terdiri dari aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi.

The financial assets of the Company as of December 31, 2020 consists of financial assets at amortized cost.

Aset keuangan pada biaya perolehan

diamortisasi Financial assets at amortized cost

Kategori ini adalah yang paling relevan

dengan Perusahaan. Perusahaan mengukur aset keuangan yang diamortisasi biaya jika kedua kondisi berikut terpenuhi:

This category is the most relevant to the Company. The Company measures financial assets at amortized cost if both of the following conditions are met:

• Aset keuangan diadakan dalam

model bisnis dengan tujuan untuk menyimpan aset keuangan memesan untuk mengumpulkan arus kas kontraktual; dan

• The financial asset is held within a business model with the objective to hold financial assets in order to collect contractual cash flows; and

• Persyaratan kontraktual dari aset keuangan menimbulkan arus kas pada tanggal tertentu hanya pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang.

• The contractual terms of the financial asset give rise on specified dates to cash flows that are solely payments of principal and interest on the principal amount outstanding.









30







Measurement (Continued) Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) Pengukuran Selanjutnya (Lanjutan) Subsequent Measurement (Continued) Aset keuangan pada biaya perolehan

diamortisasi (Lanjutan) Financial assets at amortized cost

(Continued) Aset keuangan yang diukur dengan biaya

perolehan diamortisasi selanjutnya diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif (EIR) dan mengalami penurunan nilai. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat aset dihentikan pengakuannya, dimodifikasi atau diturunkan nilainya.

Financial assets at amortized cost are subsequently measured using the effective interest (EIR) method and are subject to impairment. Gains and losses are recognized in profit or loss when the asset is derecognized, modified or impaired.

Aset keuangan Perusahaan pada biaya

perolehan diamortisasi termasuk kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain dan asset lancar lain.

The Company's financial assets at amortized cost include cash and cash equivalents, trade and other receivables and other current assets.

Aset keuangan pada nilai wajar melalui

OCI (instrumen utang) Financial assets at fair value through OCI

(debt instruments) Perusahaan mengukur instrumen utang

pada nilai wajar melalui OCI jika kedua kondisi berikut terpenuhi:

The Company measures debt instruments at fair value through OCI if both of the following conditions are met:


model bisnis dengan tujuan untuk mengumpulkan keduanya arus kas kontraktual dan penjualan; dan

• The financial asset is held within a business model with the objective of both holding to collect contractual cash flows and selling; and

• Persyaratan kontraktual dari aset keuangan menyebabkan arus kas semata-mata pada tanggal tertentu pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang.









29







Measurement (Continued) Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) Pengukuran Selanjutnya (Lanjutan) Subsequent Measurement (Continued) • Aset keuangan yang ditetapkan

pada nilai wajar melalui OCI tanpa daur ulang keuntungan kumulatif dan kerugian setelah penghentian pengakuan (instrumen ekuitas).

• Financial assets carried at fair value through OCI without recycling the cumulative gains and losses after derecognition (equity instruments).

• Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.

• Financial assets at fair value through profit or loss.

Aset keuangan Perusahaan pada tanggal

31Desember 2020 terdiri dari aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi.

The financial assets of the Company as of December 31, 2020 consists of financial assets at amortized cost.

Aset keuangan pada biaya perolehan

diamortisasi Financial assets at amortized cost

Kategori ini adalah yang paling relevan

dengan Perusahaan. Perusahaan mengukur aset keuangan yang diamortisasi biaya jika kedua kondisi berikut terpenuhi:

This category is the most relevant to the Company. The Company measures financial assets at amortized cost if both of the following conditions are met:


model bisnis dengan tujuan untuk menyimpan aset keuangan memesan untuk mengumpulkan arus kas kontraktual; dan

• The financial asset is held within a business model with the objective to hold financial assets in order to collect contractual cash flows; and

• Persyaratan kontraktual dari aset keuangan menimbulkan arus kas pada tanggal tertentu hanya pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang.










31







Measurement (Continued) Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) Pengukuran Selanjutnya (Lanjutan) Subsequent Measurement (Continued) Aset keuangan pada nilai wajar melalui

OCI (instrumen utang) (Lanjutan) Financial assets at fair value through OCI

(debt instruments) (Continued) Untuk instrumen utang yang diukur pada

nilai wajar melalui OCI, pendapatan bunga, revaluasi selisih kurs, dan kerugian atau pembalikan penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi dan dihitung dengan cara yang sama seperti untuk aset keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Perubahan nilai wajar yang tersisa diakui di OCI. Setelah penghentian pengakuan, perubahan nilai wajar kumulatif yang diakui di OCI didaur ulang menjadi laba rugi.

For debt instruments at fair value through OCI, interest income, foreign exchange revaluation and impairment losses or reversals are recognized in the statement of income and computed in the same manner as for financial assets measured at amortized cost. The remaining fair value changes are recognized in OCI. Upon derecognition, the cumulative fair value change recognized in OCI is recycled to profit or loss.

Perusahaan tidak memiliki instrumen

utang dengan nilai wajar melalui OCI. The Company does not have debt

instruments at fair value through OCI. Aset keuangan yang ditetapkan pada

nilai wajar melalui OCI (instrumen ekuitas)

Financial assets designated at fair value through OCI (equity instruments)

Setelah pengakuan awal, Perusahaan

dapat memilih untuk mengklasifikasikan investasi ekuitas yang tidak dapat ditarik kembali sebagai instrumen ekuitas yang ditetapkan pada nilai wajar melalui OCI jika definisi ekuitas sesuai dengan PSAK 50, Instrumen Keuangan: Penyajian dan tidak diadakan untuk diperdagangkan. Klasifikasi ditentukan berdasarkan instrumen per instrumen.

Upon initial recognition, the Company can elect to classify irrevocably its equity investments as equity instruments designated at fair value through OCI when they meet the definition of equity under SFAS 50, Financial Instruments: Presentation and are not held for trading. The classification is determined on an instrument-by-instrument basis.









32







Measurement (Continued) Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) Pengukuran Selanjutnya (Lanjutan) Subsequent Measurement (Continued) Aset keuangan yang ditetapkan pada

nilai wajar melalui OCI (instrumen ekuitas) (Lanjutan)

Financial assets designated at fair value through OCI (equity instruments) (Continued)

Keuntungan dan kerugian dari aset

keuangan ini tidak pernah didaur ulang menjadi keuntungan atau kerugian. Dividen diakui sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan laba rugi pada saat hak pembayaran telah ditetapkan, kecuali jika Perusahaan memanfaatkan dana tersebut sebagai pemulihan sebagian biaya perolehan aset keuangan, dalam hal ini keuntungan tersebut dicatat. di OCI. Instrumen ekuitas yang ditetapkan pada nilai wajar melalui OCI tidak tunduk pada penilaian penurunan nilai.

Gains and losses on these financial assets are never recycled to profit or loss. Dividends are recognized as other income in the consolidated statement of income when the right of payment has been established, except when the Company benefits from such proceeds as a recovery of part of the cost of the financial asset, in which case, such gains are recorded in OCI. Equity instruments designated at fair value through OCI are not subject to impairment assessment.


ekuitas yang diukur pada nilai wajar melalui OCI.

The Company does not have financial asets classified as fair value through OCI equity instruments.

Aset keuangan diukur pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi (FVTPL) Financial assets at fair value through

profit or loss Aset keuangan pada nilai wajar melalui

laba rugi termasuk aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan, aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, atau aset keuangan yang wajib diukur pada nilai wajar.

Financial assets at fair value through profit or loss include financial assets held for trading, financial assets designated upon initial recognition at fair value through profit or loss, or financial assets mandatorily required to be measured at fair value.








31







Measurement (Continued) Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) Pengukuran Selanjutnya (Lanjutan) Subsequent Measurement (Continued) Aset keuangan pada nilai wajar melalui

OCI (instrumen utang) (Lanjutan) Financial assets at fair value through OCI

(debt instruments) (Continued) Untuk instrumen utang yang diukur pada

nilai wajar melalui OCI, pendapatan bunga, revaluasi selisih kurs, dan kerugian atau pembalikan penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi dan dihitung dengan cara yang sama seperti untuk aset keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Perubahan nilai wajar yang tersisa diakui di OCI. Setelah penghentian pengakuan, perubahan nilai wajar kumulatif yang diakui di OCI didaur ulang menjadi laba rugi.

For debt instruments at fair value through OCI, interest income, foreign exchange revaluation and impairment losses or reversals are recognized in the statement of income and computed in the same manner as for financial assets measured at amortized cost. The remaining fair value changes are recognized in OCI. Upon derecognition, the cumulative fair value change recognized in OCI is recycled to profit or loss.


utang dengan nilai wajar melalui OCI. The Company does not have debt

instruments at fair value through OCI. Aset keuangan yang ditetapkan pada

nilai wajar melalui OCI (instrumen ekuitas)

Financial assets designated at fair value through OCI (equity instruments)

Setelah pengakuan awal, Perusahaan

dapat memilih untuk mengklasifikasikan investasi ekuitas yang tidak dapat ditarik kembali sebagai instrumen ekuitas yang ditetapkan pada nilai wajar melalui OCI jika definisi ekuitas sesuai dengan PSAK 50, Instrumen Keuangan: Penyajian dan tidak diadakan untuk diperdagangkan. Klasifikasi ditentukan berdasarkan instrumen per instrumen.

Upon initial recognition, the Company can elect to classify irrevocably its equity investments as equity instruments designated at fair value through OCI when they meet the definition of equity under SFAS 50, Financial Instruments: Presentation and are not held for trading. The classification is determined on an instrument-by-instrument basis.









33







Measurement (Continued) Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) Pengukuran Selanjutnya (Lanjutan) Subsequent Measurement (Continued) Aset keuangan diukur pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi (FVTPL) (Lanjutan)

Financial assets at fair value through profit or loss (Continued)

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai

kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif, termasuk instrumen melekat yang dipisahkan, juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali jika ditetapkan sebagai nstrument lindung nilai yang efektif. Aset keuangan dengan arus kas yang tidak semata-mata pembayaran pokok dan bunga diklasifikasikan dan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, terlepas dari model bisnisnya.

Financial assets are classified as held for trading if they are acquired for the purpose of selling or repurchasing in the near term. Derivatives, including separated embedded derivatives, are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments. Financial assets with cash flows that are not solely payments of principal and interest are classified and measured at fair value through profit or loss, irrespective of the business model.

Terlepas dari kriteria untuk instrumen

utang yang akan diklasifikasikan pada biaya perolehan diamortisasi atau pada nilai wajar melalui OCI, seperti dijelaskan di atas, instrumen utang dapat ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi pada pengakuan awal jika hal tersebut menghilangkan, atau secara signifikan mengurangi, ketidaksesuaian akuntansi.

Notwithstanding the criteria for debt instruments to be classified at amortised cost or at fair value through OCI, as described above, debt instruments may be designated at fair value through profit or loss on initial recognition if doing so eliminates, or significantly reduces, an accounting mismatch.

Aset keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dicatat dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar bersih diakui dalam laporan laba rugi.

Financial assets at fair value through profit or loss are carried in the statement of financial position at fair value with net changes in fair value recognized in the statement of profit or loss.









34










Perusahaan tidak memiliki aset

keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

The Company does not have financial assets at fair value through profit or loss.

Liabilitas Keuangan Financial Liabilities Pengukuran Awal Intial Recognition Liabilitas keuangan diakui jika, dan hanya

jika, Perusahaan menjadi pihak dalam ketentuan kontraktual dari instrumen keuangan tersebut. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan di FVPL atau kewajiban keuangan lainnya. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangannya pada pengakuan awal.

Financial liabilities are recognised when, and only when, the Company becomes a party to the contractual provisions of the financial instrument. Financial liabilities are classified as either financial liabilities at FVPL or other financial liabilities. The Company determines the classification of its financial liabilities at initial recognition.

Liabilitas keuangan Perusahaan meliputi

hutang usaha dan hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, kewajiban imbalan kerja jangka pendek dan liabilitas sewa. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas tidak lancar jika sisa jatuh tempo kurang dari 12 bulan, jika tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas tidak lancar.

The Company’s financial liabilities include trade and other payables, accrued expenses, short-term employee benefits liabilities and leaseliabilities. Finance liabilities are classified as noncurrent liabilities when the remaining maturity is less than 12 months, otherwise are classified as non-current liabilities.








33










Aset keuangan diklasifikasikan sebagai

kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif, termasuk instrumen melekat yang dipisahkan, juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali jika ditetapkan sebagai nstrument lindung nilai yang efektif. Aset keuangan dengan arus kas yang tidak semata-mata pembayaran pokok dan bunga diklasifikasikan dan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, terlepas dari model bisnisnya.

Financial assets are classified as held for trading if they are acquired for the purpose of selling or repurchasing in the near term. Derivatives, including separated embedded derivatives, are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments. Financial assets with cash flows that are not solely payments of principal and interest are classified and measured at fair value through profit or loss, irrespective of the business model.

Terlepas dari kriteria untuk instrumen

utang yang akan diklasifikasikan pada biaya perolehan diamortisasi atau pada nilai wajar melalui OCI, seperti dijelaskan di atas, instrumen utang dapat ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi pada pengakuan awal jika hal tersebut menghilangkan, atau secara signifikan mengurangi, ketidaksesuaian akuntansi.

Notwithstanding the criteria for debt instruments to be classified at amortised cost or at fair value through OCI, as described above, debt instruments may be designated at fair value through profit or loss on initial recognition if doing so eliminates, or significantly reduces, an accounting mismatch.

Aset keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dicatat dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar bersih diakui dalam laporan laba rugi.

Financial assets at fair value through profit or loss are carried in the statement of financial position at fair value with net changes in fair value recognized in the statement of profit or loss.









35







Measurement (Continued) Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Financial Liabilities (Continued) PengukuranSelanjutnya Subsequent Measurement Setelah pengakuan awal, liabilitas

keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat liabilitas dihentikan pengakuan, dan melalui proses amortisasi.

After initial recognition, financial liabilities that are not carried at fair value through profit or loss are subsequently measured at amortized cost using the effective interest method. Gains and losses are recognized in profit or loss when the liabilities are de-recognized, and through the amortization process.

Liabilitas keuangan pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi ("FVPL") Financial liabilities at fair value through

profit or loss (“FVPL”) Liabilitas keuangan di FVPL mencakup

liabilitas keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada pengakuan awal pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Financial liabilities at FVPL include financial liabilities held for trading and financial liabilities designated upon initial recognition at fair value through profit or loss.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan

sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk instrumen keuangan derivatif yang dilakukan oleh Perusahaan yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai.

Financial liabilities are classified as held for trading if they are acquired for the purpose of selling or repurchasing in the near term. This category includes derivative financial instruments entered into by the Company that are not designated as hedging instruments.









36







Measurement (Continued) Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Financial Liabilities (Continued) PengukuranSelanjutnya (Lanjutan) Subsequent Measurement (Continued) Liabilitas keuangan pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi ("FVPL") (Lanjutan)

Financial liabilities at fair value through profit or loss (“FVPL”) (Continued)

Derivatif melekat yang dipisahkan juga

diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi.

Separated embedded derivatives are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments. Gains or losses on liabilities held for trading are recognized in the statement of profit or loss.

Perusahaan tidak memiliki liabilitas

keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

The Company does not have any financial liabilities classified at FVPL.

Liabilitas keuangan yang diukur dengan

biaya perolehan diamortisasi Financial liabilities at amortized cost

Liabilitas keuangan yang diukur dengan

biaya perolehan diamortisasi pada awalnya diakui sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Financial liabilities at amortized cost are recognized initially at fair value plus directly attributable transaction costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest method.

Untuk liabilitas keuangan lainnya,

keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.

For other financial liabilities, gains and losses are recognized in profit or loss when the liabilities are derecognized and through the amortization process.








35







Measurement (Continued) Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Financial Liabilities (Continued) PengukuranSelanjutnya Subsequent Measurement Setelah pengakuan awal, liabilitas

keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat liabilitas dihentikan pengakuan, dan melalui proses amortisasi.

After initial recognition, financial liabilities that are not carried at fair value through profit or loss are subsequently measured at amortized cost using the effective interest method. Gains and losses are recognized in profit or loss when the liabilities are de-recognized, and through the amortization process.

Liabilitas keuangan pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi ("FVPL") Financial liabilities at fair value through

profit or loss (“FVPL”) Liabilitas keuangan di FVPL mencakup

liabilitas keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada pengakuan awal pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Financial liabilities at FVPL include financial liabilities held for trading and financial liabilities designated upon initial recognition at fair value through profit or loss.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan

sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk instrumen keuangan derivatif yang dilakukan oleh Perusahaan yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai.

Financial liabilities are classified as held for trading if they are acquired for the purpose of selling or repurchasing in the near term. This category includes derivative financial instruments entered into by the Company that are not designated as hedging instruments.









37







Measurement (Continued) Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Financial Liabilities (Continued) PengukuranSelanjutnya (Lanjutan) Subsequent Measurement (Continued) Liabilitas keuangan yang diukur dengan

biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan) Financial liabilities at amortized cost

(Continued) Utang usaha, utang lain-lain, biaya yang

masih harus dibayar, liabilitas jangka pendek lain, liabilitas sewa dan liabilitias jangka panjang termasuk dalam kategori ini.

The Company’s trade and other payables, accrued expenses, other current liabilities, lease liabilities and other long-term are included in this category.

Saling Hapus Instrumen Keuangan Offsetting Financial Instruments Aset keuangan dan liabilitas keuangan

disalinghapuskan dan jumlah netonya dilaporkan pada laporan posisi keuangan ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. Hak saling hapus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan dan dapat dipaksakan secara hukum dalam situasi bisnis yang normal dan dalam peristiwa gagal bayar, atau peristiwa kepailitan atau kebangkrutan Perusahaan atau pihak lawan.

Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the statement of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liabilities simultaneously. The right of offset is not contingent on future events and is legally enforceable in normal business situations and in the event of default, or the bankruptcy or bankruptcy of the Company or the counterparty.









38





January 1, 2020 (Continued) Nilai Wajar Instrumen Keuangan Fair Value of Financial Instruments Nilai wajar adalah harga yang akan

diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

Fair value is the price that would be received to sell an asset or the price that would be paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at measurement date.

Nilai wajar instrumen keuangan yang

diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi.

The fair value of financial instruments traded in an active market at the reporting date of financial position is based on quoted market prices or quoted prices from sellers / dealers (bid price for buying positions and ask price for selling positions), without considering transaction costs.

Apabila bid price dan ask price yang

terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi.

If the latest bid price and ask price are not available, then the latest transaction price is used to reflect the latest evidence of fair value, as long as there have been no significant changes in the economy since the transaction took place.

Untuk seluruh instrumen keuangan yang

tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya.

For all financial instruments that are not listed in an active market, except for investments in equity instruments which are not quoted prices, the fair value is determined using valuation techniques. Valuation techniques include net present value techniques, comparisons with similar instruments that have observable market prices, options pricing models, and other valuation models.








37







Measurement (Continued) Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Financial Liabilities (Continued) PengukuranSelanjutnya (Lanjutan) Subsequent Measurement (Continued) Liabilitas keuangan yang diukur dengan

biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan) Financial liabilities at amortized cost

(Continued) Utang usaha, utang lain-lain, biaya yang

masih harus dibayar, liabilitas jangka pendek lain, liabilitas sewa dan liabilitias jangka panjang termasuk dalam kategori ini.

The Company’s trade and other payables, accrued expenses, other current liabilities, lease liabilities and other long-term are included in this category.

Saling Hapus Instrumen Keuangan Offsetting Financial Instruments Aset keuangan dan liabilitas keuangan

disalinghapuskan dan jumlah netonya dilaporkan pada laporan posisi keuangan ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. Hak saling hapus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan dan dapat dipaksakan secara hukum dalam situasi bisnis yang normal dan dalam peristiwa gagal bayar, atau peristiwa kepailitan atau kebangkrutan Perusahaan atau pihak lawan.

Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the statement of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liabilities simultaneously. The right of offset is not contingent on future events and is legally enforceable in normal business situations and in the event of default, or the bankruptcy or bankruptcy of the Company or the counterparty.









39





January 1, 2020 (Continued) Nilai Wajar Instrumen Keuangan

(Lanjutan) Fair Value of Financial Instruments

(Continued) Dalam hal nilai wajar tidak dapat

ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai.

In the case that fair value cannot be determined reliably using valuation techniques, investment in equity instruments that are not quoted are stated at cost less impairment.

Perusahaan mengklasifikasi pengukuran

nilai wajar dengan menggunakan hierarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Hierarki nilai wajar memiliki tingkat sebagai berikut:

The Company classifies fair value measurements using a fair value hierarchy that reflects the significance of the inputs used to make the measurements. Hierarchy fair value has the following levels:

• Harga kuotasian dalam pasar aktif

untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1);

• Quoted prices in active markets for identical assets or liabilities (Level 1);

• Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau secara tidak langsung (Tingkat 2);

• Inputs other than quoted prices that are included in Level 1 that can be observed for assets or liabilities, either directly or indirectly (Level 2);

• Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data yang dapat diobservasi (Tingkat 3).

• Inputs for assets or liabilities that are not based on observable data (Level 3).

Tingkat pada hierarki nilai wajar dimana

pengukuran nilai wajar dikategorikan secara keseluruhan ditentukan berdasarkan input tingkat terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar secara keseluruhan. Penilaian signifikansi suatu input tertentu dalam pengukuran nilai wajar secara keseluruhan memerlukan opertimbangan dengan memperhatikan faktor-faktor spesifik atas aset atau liabilitas tersebut.

The level in the fair value hierarchy to which the fair value measurement is categorized as a whole is determined based on the lowest level input that is significant to the fair value measurement as a whole. The assessment of the significance of a particular input in the measurement of fair value as a whole requires consideration by taking into account specific factors for the asset or liability.









40





January 1, 2020 (Continued) Penurunan Nilai Aset Keuangan Impairment of Financial Assets Perusahaan mengakui penyisihan

kerugian kredit ekspektasian untuk semua instrumen utang yang tidak dimiliki di FVPL. Kerugian kredit ekspektasian mewakili kerugian kredit yang mencerminkan jumlah yang tidak bias dan tertimbang probabilitas yang ditentukan dengan mengevaluasi berbagai kemungkinan hasil, nilai waktu uang dan informasi yang wajar dan dapat didukung tentang peristiwa masa lalu, kondisi saat ini dan prakiraan kondisi ekonomi masa depan.

The Company recognizes allowance for expected credit losses for all debt instruments that are not held in FVPL. Expected credit losses represent credit losses that reflect an unbiased and probability-weighted amount determined by evaluating a variety of possible outcomes, time value for money and reasonable and supportable information about past events, current conditions and forecasts of future economic conditions.

Cadangan kerugian kredit ekspektasian

(ECL) didasarkan pada kerugian kredit yang diperkirakan akan timbul selama umur aset (kerugian kredit ekspektasian seumur hidup), kecuali jika tidak ada peningkatan risiko kredit yang signifikan sejak dimulainya, dalam hal ini, penyisihan didasarkan pada 12 bulan kerugian kredit ekspektasian. Kerugian kredit ekspektasian 12 bulan adalah bagian dari kerugian kredit ekspektasian seumur hidup yang dihasilkan dari peristiwa default pada instrumen keuangan yang mungkin terjadi dalam 12 bulan setelah tanggal pelaporan. kerugian kredit ekspektasian seumur hidup adalah kerugian kredit yang dihasilkan dari semua kemungkinan peristiwa gagal bayar selama perkiraan umur instrumen keuangan.

Allowance for expected credit losses (ECL) is based on credit losses that are expected to arise over the life of the asset (lifetime expected credit loss), unless there has been no significant increase in credit risk since inception, in this case, the allowance is based on 12 months of expected credit loss. . 12 months expected credit loss is part of the expected lifetime credit loss that results from a default event on a financial instrument that may occur within 12 months after the reporting date. Lifetime expected credit loss is the credit loss that results from all possible default events over the estimated life of the financial instrument.








39





January 1, 2020 (Continued) Nilai Wajar Instrumen Keuangan

(Lanjutan) Fair Value of Financial Instruments

(Continued) Dalam hal nilai wajar tidak dapat

ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai.

In the case that fair value cannot be determined reliably using valuation techniques, investment in equity instruments that are not quoted are stated at cost less impairment.

Perusahaan mengklasifikasi pengukuran

nilai wajar dengan menggunakan hierarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Hierarki nilai wajar memiliki tingkat sebagai berikut:

The Company classifies fair value measurements using a fair value hierarchy that reflects the significance of the inputs used to make the measurements. Hierarchy fair value has the following levels:

• Harga kuotasian dalam pasar aktif

untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1);

• Quoted prices in active markets for identical assets or liabilities (Level 1);

• Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau secara tidak langsung (Tingkat 2);

• Inputs other than quoted prices that are included in Level 1 that can be observed for assets or liabilities, either directly or indirectly (Level 2);

• Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data yang dapat diobservasi (Tingkat 3).

• Inputs for assets or liabilities that are not based on observable data (Level 3).

Tingkat pada hierarki nilai wajar dimana

pengukuran nilai wajar dikategorikan secara keseluruhan ditentukan berdasarkan input tingkat terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar secara keseluruhan. Penilaian signifikansi suatu input tertentu dalam pengukuran nilai wajar secara keseluruhan memerlukan opertimbangan dengan memperhatikan faktor-faktor spesifik atas aset atau liabilitas tersebut.

The level in the fair value hierarchy to which the fair value measurement is categorized as a whole is determined based on the lowest level input that is significant to the fair value measurement as a whole. The assessment of the significance of a particular input in the measurement of fair value as a whole requires consideration by taking into account specific factors for the asset or liability.









41





January 1, 2020 (Continued) Penurunan Nilai Aset Keuangan

(Lanjutan) Impairment of Financial Assets

(Continued) Untuk piutang dagang dan aset kontrak,

Perusahaan menerapkan pendekatan yang disederhanakan dalam menghitung kerugian kredit ekspektasian. Oleh karena itu, Perusahaan tidak melacak perubahan dalam risiko kredit, tetapi mengakui penyisihan kerugian berdasarkan kerugian kredit ekspektasian seumur hidup pada setiap tanggal pelaporan. Perusahaan telah menyusun matriks provisi yang didasarkan pada pengalaman kerugian kredit historis, disesuaikan dengan faktor-faktor berwawasan ke depan yang spesifik bagi debitur dan lingkungan ekonomi.

For trade receivables and contract assets, the Company adopts a simplified approach in calculating expected credit losses. Accordingly, the Company does not track changes in credit risk, but recognizes an allowance for losses based on the expected lifetime credit losses at each reporting date. The Company has developed a provisioning matrix based on historical credit loss experience, adjusted for forward-looking factors specific to the debtor and the economic environment.

Untuk aset keuangan lainnya seperti

piutang non-perdagangan, piutang pinjaman, piutang pihak berelasi dan piutang lainnya, ECL diakui dalam dua tahap. Untuk eksposur kredit yang belum ada peningkatan risiko kredit yang signifikan sejak pengakuan awal, ECL disediakan untuk kerugian kredit yang diakibatkan oleh peristiwa gagal bayar yang mungkin terjadi dalam 12 bulan ke depan (ECL 12 bulan). Untuk eksposur kredit yang telah terjadi peningkatan signifikan dalam risiko kredit (SICR) sejak pengakuan awal, penyisihan kerugian diperlukan untuk kerugian kredit yang diperkirakan selama sisa umur eksposur, terlepas dari waktu default (seumur hidup ECL).

For other financial assets such as non-trading receivables, loan receivables, related party receivables and other receivables, ECL is recognized in two stages. For credit exposures for which there has not been a significant increase in credit risk since initial recognition, ECL is provided for credit losses resulting from a default event that may occur in the next 12 months (ECL 12 months). For credit exposures for which there has been a significant increase in credit risk (SICR) since initial recognition, an allowance for losses is required for credit losses that are estimated over the remaining life of the exposure, regardless of the time of default (lifetime ECL).









42







(Continued) Untuk kas dan setara kas serta investasi

jangka pendek, Perusahaan menerapkan penyederhanaan risiko kredit rendah. Kemungkinan gagal bayar dan kerugian karena gagal bayar tersedia untuk umum dan dianggap sebagai investasi berisiko kredit rendah. Merupakan kebijakan Perusahaan untuk mengukur ECL pada instrumen tersebut dalam basis 12 bulan. Namun, jika terjadi peningkatan risiko kredit yang signifikan sejak origination, penyisihan akan didasarkan pada ECL seumur hidup. Perusahaan menggunakan peringkat dari lembaga pemeringkat kredit terkemuka untuk menentukan apakah instrumen utang memiliki SICR dan untuk memperkirakan ECL.

For cash and cash equivalents as well as short-term investments, the Company applies the low credit risk simplification. Default possibilities and losses due to default are publicly available and are considered low credit risk investments. It is the Company's policy to measure ECL on these instruments on a 12 months basis. However, if there has been a significant increase in credit risk since origination, the allowance will be based on ECL for life. Companies use ratings from leading credit rating agencies to determine whether a debt instrument has an SICR and to estimate ECL.

Perusahaan menganggap sekuritas

investasi utang memiliki risiko kredit rendah jika peringkat risiko kreditnya setara dengan definisi 'tingkat investasi' yang dipahami secara global.

Companies consider debt investment securities to be low credit risk if their credit risk ratings are equivalent to a globally understood definition of 'investment grade'.

Input utama dalam model ini mencakup

definisi Perusahaan tentang default dan data historis tiga tahun untuk origination, tanggal jatuh tempo, dan tanggal default. Perusahaan menganggap piutang usaha dan aset kontrak dalam keadaan gagal bayar ketika pembayaran kontraktual telah lewat 90 hari, kecuali untuk keadaan tertentu ketika alasan jatuh tempo adalah karena rekonsiliasi dengan pelanggan catatan pembayaran yang bersifat administratif yang dapat memperluas definisi default.

The key inputs in this model include the Company's definition of default and three-year historical data for origination, due date, and default date. The Company considers trade receivables and contract assets to be in default when the contractual payments are past 90 days, except for certain circumstances when the reason for maturity is due to reconciliation with customers of administrative payment records which may extend the definition of default.








41







(Continued) Untuk piutang dagang dan aset kontrak,

Perusahaan menerapkan pendekatan yang disederhanakan dalam menghitung kerugian kredit ekspektasian. Oleh karena itu, Perusahaan tidak melacak perubahan dalam risiko kredit, tetapi mengakui penyisihan kerugian berdasarkan kerugian kredit ekspektasian seumur hidup pada setiap tanggal pelaporan. Perusahaan telah menyusun matriks provisi yang didasarkan pada pengalaman kerugian kredit historis, disesuaikan dengan faktor-faktor berwawasan ke depan yang spesifik bagi debitur dan lingkungan ekonomi.

For trade receivables and contract assets, the Company adopts a simplified approach in calculating expected credit losses. Accordingly, the Company does not track changes in credit risk, but recognizes an allowance for losses based on the expected lifetime credit losses at each reporting date. The Company has developed a provisioning matrix based on historical credit loss experience, adjusted for forward-looking factors specific to the debtor and the economic environment.

Untuk aset keuangan lainnya seperti

piutang non-perdagangan, piutang pinjaman, piutang pihak berelasi dan piutang lainnya, ECL diakui dalam dua tahap. Untuk eksposur kredit yang belum ada peningkatan risiko kredit yang signifikan sejak pengakuan awal, ECL disediakan untuk kerugian kredit yang diakibatkan oleh peristiwa gagal bayar yang mungkin terjadi dalam 12 bulan ke depan (ECL 12 bulan). Untuk eksposur kredit yang telah terjadi peningkatan signifikan dalam risiko kredit (SICR) sejak pengakuan awal, penyisihan kerugian diperlukan untuk kerugian kredit yang diperkirakan selama sisa umur eksposur, terlepas dari waktu default (seumur hidup ECL).

For other financial assets such as non-trading receivables, loan receivables, related party receivables and other receivables, ECL is recognized in two stages. For credit exposures for which there has not been a significant increase in credit risk since initial recognition, ECL is provided for credit losses resulting from a default event that may occur in the next 12 months (ECL 12 months). For credit exposures for which there has been a significant increase in credit risk (SICR) since initial recognition, an allowance for losses is required for credit losses that are estimated over the remaining life of the exposure, regardless of the time of default (lifetime ECL).









43







(Continued) Namun, dalam kasus tertentu,

Perusahaan juga dapat mempertimbangkan aset keuangan gagal bayar ketika informasi internal atau eksternal menunjukkan bahwa Perusahaan tidak mungkin menerima jumlah kontraktual yang terutang secara penuh sebelum memperhitungkan setiap peningkatan kredit yang dimiliki oleh Perusahaan.

However, in certain cases, the Company may also consider a financial asset to be in default when internal or external information indicates that the Company is unlikely to receive the outstanding contractual amounts in full before taking into account any credit enhancements held by the Company.

Menentukan Tahap Penurunan Nilai Determining the Stage for Impairment Pada setiap tanggal pelaporan,

Perusahaan menilai apakah telah terdapat SICR untuk aset keuangan sejak pengakuan awal dengan membandingkan risiko gagal bayar yang terjadi selama perkiraan umur antara tanggal pelaporan dan tanggal pengakuan awal. Perusahaan mempertimbangkan informasi yang masuk akal dan dapat didukung yang relevan dan tersedia tanpa biaya atau upaya yang tidak semestinya untuk tujuan ini. Ini mencakup informasi kuantitatif dan kualitatif serta analisis berwawasan ke depan.

At each reporting date, the Company assesses whether there has been a SICR for financial assets since initial recognition by comparing the risk of default occurring over the expected life between the reporting date and the date of initial recognition. The Company considers reasonable and supportable information that is relevant and available without undue cost or effort for this purpose. This includes quantitative and qualitative information and forward-looking analysis.

Eksposur akan bermigrasi melalui

tahapan ECL karena kualitas aset menurun. Jika, dalam periode berikutnya, kualitas aset meningkat dan juga membalikkan SICR yang dinilai sebelumnya sejak originasi, maka pengukuran penyisihan kerugian kembali dari ECL seumur hidup ke ECL 12-bulan.

An exposure will migrate through the ECL stages as asset quality deteriorates. If, in a subsequent period, asset quality improves and also reverses any previously assessed SICR since origination, then the loss allowance measurement reverts from lifetime ECL to 12-months ECL.









44







(Continued) Tahapan Penilaian Staging Assessment PSAK 71 menetapkan pendekatan tiga

tahap untuk penurunan nilai aset keuangan, berdasarkan apakah telah terjadi penurunan yang signifikan dalam risiko kredit dari aset keuangan. Ketiga tahap ini kemudian menentukan besaran penurunan nilai yang akan diakui.

SFAS 71 establishes a three-stage approach for impairment of financial assets, based on whether there has been a significant deterioration in the credit risk of a financial asset. These three stages then determine the amount of impairment to be recognized.

• Tahap 1 terdiri dari semua

instrumen keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai yang tidak mengalami peningkatan risiko kredit yang signifikan sejak pengakuan awal. Entitas diharuskan untuk mengakui ECL 12 bulan untuk instrumen keuangan tahap 1. Dalam menilai apakah risiko kredit telah meningkat secara signifikan, entitas diharuskan untuk membandingkan risiko gagal bayar yang terjadi pada instrumen keuangan pada tanggal pelaporan, dengan risiko gagal bayar yang terjadi pada instrumen keuangan tersebut pada tanggal pengakuan awal.

• Stage 1 is comprised of all non-impaired financial instruments which have not experienced a significant increase in credit risk since initialrecognition. Entities are required to recognize 12-month ECL for stage 1 financial instruments. In assessing whether credit risk has increasedsignificantly, entities are required to compare the risk of a default occurring on the financial instrument as at the reporting date, with the risk of adefault occurring on the financial instrument as at the date of initial recognition.








43







(Continued) Namun, dalam kasus tertentu,

Perusahaan juga dapat mempertimbangkan aset keuangan gagal bayar ketika informasi internal atau eksternal menunjukkan bahwa Perusahaan tidak mungkin menerima jumlah kontraktual yang terutang secara penuh sebelum memperhitungkan setiap peningkatan kredit yang dimiliki oleh Perusahaan.

However, in certain cases, the Company may also consider a financial asset to be in default when internal or external information indicates that the Company is unlikely to receive the outstanding contractual amounts in full before taking into account any credit enhancements held by the Company.

Menentukan Tahap Penurunan Nilai Determining the Stage for Impairment Pada setiap tanggal pelaporan,

Perusahaan menilai apakah telah terdapat SICR untuk aset keuangan sejak pengakuan awal dengan membandingkan risiko gagal bayar yang terjadi selama perkiraan umur antara tanggal pelaporan dan tanggal pengakuan awal. Perusahaan mempertimbangkan informasi yang masuk akal dan dapat didukung yang relevan dan tersedia tanpa biaya atau upaya yang tidak semestinya untuk tujuan ini. Ini mencakup informasi kuantitatif dan kualitatif serta analisis berwawasan ke depan.

At each reporting date, the Company assesses whether there has been a SICR for financial assets since initial recognition by comparing the risk of default occurring over the expected life between the reporting date and the date of initial recognition. The Company considers reasonable and supportable information that is relevant and available without undue cost or effort for this purpose. This includes quantitative and qualitative information and forward-looking analysis.

Eksposur akan bermigrasi melalui

tahapan ECL karena kualitas aset menurun. Jika, dalam periode berikutnya, kualitas aset meningkat dan juga membalikkan SICR yang dinilai sebelumnya sejak originasi, maka pengukuran penyisihan kerugian kembali dari ECL seumur hidup ke ECL 12-bulan.

An exposure will migrate through the ECL stages as asset quality deteriorates. If, in a subsequent period, asset quality improves and also reverses any previously assessed SICR since origination, then the loss allowance measurement reverts from lifetime ECL to 12-months ECL.









45







(Continued) Tahapan Penilaian (Lanjutan) Staging Assessment (Continued) • Tahap 2 terdiri dari semua

instrumen keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai yang telah mengalami peningkatan risiko kredit yang signifikan sejak pengakuan awal. Entitas diharuskan untuk mengakui ECL seumur hidup untuk instrumen keuangan tahap 2. Pada periode pelaporan berikutnya, jika risiko kredit instrumen keuangan meningkat sehingga tidak ada lagi peningkatan risiko kredit yang signifikan sejak pengakuan awal, maka entitas kembali ke pengakuan ECL 12 bulan.

• Stage 2 is comprised of all non-impaired financial instruments which have experienced a significant increase in credit risk since initial recognition. Entities are required to recognize lifetime ECL for stage 2 financial instruments. In subsequent reporting periods, if the credit risk of the financial instrument improves such that there is no longer a significant increase in credit risk since initial recognition, then entities shall revert to recognizing12-month ECL.

• Instrumen keuangan diklasifikasikan sebagai tahap 3 jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa kerugian yang telah terjadi setelah pengakuan awal dengan dampak negatif terhadap estimasi arus kas masa depan dari instrumen keuangan atau portofolio instrumen keuangan. Model ECL mensyaratkan bahwa seumur hidup ECL diakui untuk instrumen keuangan yang mengalami penurunan nilai, yang serupa dengan persyaratan PSAK 55 untuk instrumen keuangan yang mengalami penurunan nilai.

• Financial instruments are classified as stage 3 when there is objective evidence of impairment as a result of one or more loss events that have occurred after initial recognition with a negative impact on the estimated future cash flows of a financial instrument or a portfolio of financial instruments. The ECL model requires that lifetime ECL be recognized for impaired financial instruments, which is similar to the requirements under SFAS 55 for impaired financial instruments.









46



2. f. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 2. f. Financial Instruments (Continued) Instrumen Keuangan Sebelum

1 Januari 2020 Financials Instruments Before

January 1, 2020 Penurunan Nilai Aset Keuangan


(Continued) Sebelum 1 Januari 2020, bukti objektif

penurunan nilai aset keuangan termasuk sebagai berikut:

Before January 1, 2020, objective evidence of impairment of financial assets could include:

• kesulitan keuangan signifikan yang

dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

• significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or

• pelanggaran kontrak, seperti terjadinya gagal bayar atau tunggakan

• breach of contract, such as default or delinquency in interest or principal payments; or

• terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan; atau

• it becomes probable that the borrower will enter bankruptcy or financial re- organisation; or

• hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.

• the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties.

Untuk kelompok aset keuangan tertentu,

seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual akan dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif.

For certain categories of financial assets, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition, assessed for impairment on a collective basis.

Bukti objektif dari penurunan nilai

portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan gagal bayar atas piutang.

Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Company’s past experience of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.








45







(Continued) Tahapan Penilaian (Lanjutan) Staging Assessment (Continued) • Tahap 2 terdiri dari semua

instrumen keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai yang telah mengalami peningkatan risiko kredit yang signifikan sejak pengakuan awal. Entitas diharuskan untuk mengakui ECL seumur hidup untuk instrumen keuangan tahap 2. Pada periode pelaporan berikutnya, jika risiko kredit instrumen keuangan meningkat sehingga tidak ada lagi peningkatan risiko kredit yang signifikan sejak pengakuan awal, maka entitas kembali ke pengakuan ECL 12 bulan.

• Stage 2 is comprised of all non-impaired financial instruments which have experienced a significant increase in credit risk since initial recognition. Entities are required to recognize lifetime ECL for stage 2 financial instruments. In subsequent reporting periods, if the credit risk of the financial instrument improves such that there is no longer a significant increase in credit risk since initial recognition, then entities shall revert to recognizing12-month ECL.

• Instrumen keuangan diklasifikasikan sebagai tahap 3 jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa kerugian yang telah terjadi setelah pengakuan awal dengan dampak negatif terhadap estimasi arus kas masa depan dari instrumen keuangan atau portofolio instrumen keuangan. Model ECL mensyaratkan bahwa seumur hidup ECL diakui untuk instrumen keuangan yang mengalami penurunan nilai, yang serupa dengan persyaratan PSAK 55 untuk instrumen keuangan yang mengalami penurunan nilai.

• Financial instruments are classified as stage 3 when there is objective evidence of impairment as a result of one or more loss events that have occurred after initial recognition with a negative impact on the estimated future cash flows of a financial instrument or a portfolio of financial instruments. The ECL model requires that lifetime ECL be recognized for impaired financial instruments, which is similar to the requirements under SFAS 55 for impaired financial instruments.









47




1 Januari 2020 (Lanjutan) Financials Instruments Before



(Continued) Untuk aset keuangan yang diukur pada

biaya perolehan diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal aset keuangan.

For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset’s original effective interest rate.

Jumlah tercatat aset keuangan tersebut

dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas seluruh aset keuangan, kecuali piutang yang jumlah tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun cadangan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun cadangan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap cadangan. Perubahan jumlah tercatat akun cadangan piutang diakui dalam laba rugi.

The carrying amount of a financial asset is reduced directly by the impairment loss for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against allowance account. Changes in carrying amount of allowance account are recognized in profit or loss.

Liabilitas Keuangan Financial Liabilities Pengakuan dan Pengukuran Awal Initial Recognition and Measurement Liabilitas keuangan diklasifikasikan

sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi atau liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal.

Measurement of financial assets after initial recognition depends on the classification as follows.









48





January 1, 2020 (Continued) Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Financial Liabilities (Continued) Pengakuan dan Pengukuran Awal

(Lanjutan) Initial Recognition and Measurement

(Continued) Liabilitas keuangan awalnya diukur

sebesar nilai wajarnya. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan liabilitas keuangan (selain liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi) ditambahkan atau dikurangkan dari nilai wajar liabilitas keuangan, yang sesuai, pada pengakuan awal. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi langsung diakui dalam laba rugi.

Financial liabilities are initially measured at fair value. Transaction costs that are directly attributable to the acquisition of financial liabilities (other than financial liabilities at fair value through profit or loss) are added to or deducted from the fair value of the financial liabilities, as appropriate, on initial recognition. Transaction costs directly attributable to the acquisition of financial liabilities at fair value through profit or loss are recognized immediately in profit or loss.

Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri

dari utang usaha, beban akrual, liabilitas imbalan kerja karyawan jangka pendek, liabilitas utang bank jangka panjang dan liabilitas sewa diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya diamortisasi. Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

The Company’s financial liabilities consist of trade payables, accrued expenses, short-term employee benefits liability, long- term bank loans and lease liabilities classified as financial liabilities at amortized cost. The Company has no financial liabilities measured at fair value through profit or loss.

Pengukuran Selanjutnya Subsequent Measurement Setelah pengakuan awal, liabilitas

keuangan yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode SBE.

After initial recognition, interest-bearing financial liabilities are subsequently measured at amortized cost using the EIR method.








47







(Continued) Untuk aset keuangan yang diukur pada

biaya perolehan diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal aset keuangan.

For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset’s original effective interest rate.

Jumlah tercatat aset keuangan tersebut

dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas seluruh aset keuangan, kecuali piutang yang jumlah tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun cadangan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun cadangan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap cadangan. Perubahan jumlah tercatat akun cadangan piutang diakui dalam laba rugi.

The carrying amount of a financial asset is reduced directly by the impairment loss for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against allowance account. Changes in carrying amount of allowance account are recognized in profit or loss.

Liabilitas Keuangan Financial Liabilities Pengakuan dan Pengukuran Awal Initial Recognition and Measurement Liabilitas keuangan diklasifikasikan

sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi atau liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal.

Measurement of financial assets after initial recognition depends on the classification as follows.









49





January 1, 2020 (Continued) Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Financial Liabilities (Continued) Pengukuran Selanjutnya (Lanjutan) Subsequent Measurement (Continued) Pada tanggal pelaporan, akrual beban

bunga dicatat secara terpisah dari pokok pinjaman terkait dalam bagian liabilitas jangka pendek. Keuntungan atau kerugian harus diakui dalam laba rugi ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi SBE.

At the reporting dates, accrued interest expenses is recorded separately from the associated borrowings within the current liabilities section. Gains and losses are recognized in profit or loss when the liabilities are derecognized as well as through the EIR amortisation process.

Biaya perolehan diamortisasi dihitung

dengan mempertimbangkan diskonto atau premium atas perolehan dan komisi atau biaya yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SBE. Amortisasi SBE dicatat sebagai “Beban Keuangan” dalam laba rugi.

Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and fee or costs that are an integral part of the EIR. The EIR amortization is included in “Finance Costs” in profit or loss.

Penghentian Pengakuan Derecognition Suatu liabilitas keuangan dihentikan

pengakuannya pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kedaluwarsa.

A financial liability is derecognized when it is extinguished, that is when the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expired.

Ketika sebuah liabilitas keuangan ditukar

dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui pada laba rugi.

When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing financial liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as derecognition of the original financial liability and recognition of a new financial liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the profit or loss.









50





January 1, 2020 (Continued) Reklasifikasi Instrumen Keuangan Reclassification of Financial

Instrument Perusahaan diperkenankan untuk

melakukan reklasifikasi atas aset keuangan yang dimiliki jika Perusahaan mengubah model bisnis untuk pengelolaan aset keuangan dan Perusahaan tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi atas liabilitas keuangan.

The Company is allowed to reclassify the financial assets owned if the Company changes the business model for the management of financial assets and the Company is not allowed to reclassify the financial liabilities.

Perubahan model bisnis sifatnya harus

berdampak secara signifikan terhadap kegiatan operasional Perusahaan seperti memperoleh, melepaskan, atau mengakhiri suatu lini bisnis. Selain itu, Perusahaan perlu membuktikan adanya perubahan tersebut kepada pihak eksternal.

Changes in the business model should significantly impact the Company's operational activities such as acquiring, releasing or ending a line of business. In addition, the Company needs to prove the change to external parties.

Yang bukan merupakan perubahan

model bisnis adalah: (a) perubahan intensi berkaitan dengan aset keuangan tertentu (bahkan dalam situasi perubahan signifikan dalam kondisi pasar), (b) hilangnya sementara pasar tertentu untuk aset keuangan, dan (c) pengalihan aset keuangan antara bagian dari Perusahaan dengan model bisnis berbeda.

The following are not considered as change in business model: (a) the change of intention relates to certain financial assets (even in situations of significant changes in market conditions), (b) temporary loss of certain markets for financial assets, and (c) the transfer of financial assets between parts of the Company and different business models.

Saling Hapus Instrumen Keuangan Offsetting of Financial Instrument Aset keuangan dan liabilitas keuangan

disalinghapuskan dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika Perusahaan memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui; dan berintensi untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount presented in the statement of financial position when the Company has a legally enforceable right to set off the recognized amounts; and intends either to settle on a net basis, or to realise the asset and settle the liability simultaneously.








49





January 1, 2020 (Continued) Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Financial Liabilities (Continued) Pengukuran Selanjutnya (Lanjutan) Subsequent Measurement (Continued) Pada tanggal pelaporan, akrual beban

bunga dicatat secara terpisah dari pokok pinjaman terkait dalam bagian liabilitas jangka pendek. Keuntungan atau kerugian harus diakui dalam laba rugi ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi SBE.

At the reporting dates, accrued interest expenses is recorded separately from the associated borrowings within the current liabilities section. Gains and losses are recognized in profit or loss when the liabilities are derecognized as well as through the EIR amortisation process.

Biaya perolehan diamortisasi dihitung

dengan mempertimbangkan diskonto atau premium atas perolehan dan komisi atau biaya yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SBE. Amortisasi SBE dicatat sebagai “Beban Keuangan” dalam laba rugi.

Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and fee or costs that are an integral part of the EIR. The EIR amortization is included in “Finance Costs” in profit or loss.

Penghentian Pengakuan Derecognition Suatu liabilitas keuangan dihentikan

pengakuannya pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kedaluwarsa.

A financial liability is derecognized when it is extinguished, that is when the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expired.

Ketika sebuah liabilitas keuangan ditukar

dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui pada laba rugi.

When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing financial liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as derecognition of the original financial liability and recognition of a new financial liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the profit or loss.








51





January 1, 2020 (Continued) Saling Hapus Instrumen Keuangan

(Lanjutan) Offsetting of Financial Instrument

(Continued) Hak saling hapus harus ada pada saat ini

daripada bersifat kontinjen atas terjadinya suatu peristiwa di masa depan dan harus dieksekusi oleh pihak lawan, baik dalam situasi bisnis normal dan dalam peristiwa gagal bayar, peristiwa kepailitan, atau kebangkrutan.

A right to offset must be currently available rather than being contingent on a future event and must be exercisable by any of the counterparties, both in the normal course of business and in the event of default, insolvency, or bankruptcy.

Pengukuran Nilai Wajar Fair Value Measurement Perusahaan mengukur pada pengakuan

awal instrumen keuangan pada nilai wajar, dan aset dan liabilitas yang diakuisisi pada kombinasi bisnis. Perusahaan juga mengukur jumlah terpulihkan dari UPK tertentu berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan.

The Company initially measures financial instruments at fair value, and assets and liabilities of the acquirees upon business combinations. It also measures certain recoverable amounts of the CGU using fair value less cost of disposal (“FVLCD”)

Nilai wajar adalah harga yang akan

diterima dari menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi:

Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date. The fair value measurement is based on the presumption that the transaction to sell the asset or transfer the liability takes place either:

i. di pasar utama untuk aset atau

liabilitas tersebut, atau i. in the principal market for the asset

or liability, or ii. jika tidak terdapat pasar utama, di

pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut

ii. in the absence of a principal market, in the most advantageous market for the asset or liability

Pasar utama atau pasar yang paling

menguntungkan tersebut harus dapat diakses oleh Perusahaan.

The principal or the most advantageous market must be accessible to by the Company.









52



2. g. Persediaan 2. g. Inventories Persediaan dinyatakan sebesar nilai

yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi bersih merupakan taksiran harga jual persediaan dikurangi beban penjualan yang diperlukan.

Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value (NRV). Cost is determined using the weighted average method. NRV is the estimated selling price in the ordinary course of business less applicable selling expenses.

Sedangkan penyisihan atas persediaan

usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada tanggal laporan posisi keuangan.

While the allowance for the obsolete inventories is determined using the periodic review on the condition of the inventory on the financial position date.

Penurunan nilai persediaan akibat nilai

realisasi bersih lebih rendah daripada biaya perolehan diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.

Decline in the value of inventories due to net realizable value is lower than the cost of acquisition is recognized as a loss in the current period.

2. h. Biaya Dibayar Dimuka 2. h. Prepaid Expenses Biaya dibayar dimuka diamortisasi

selama masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus.

Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.

2. i. Aset Tetap 2. i. Fixed Assets Perusahaan telah menerapkan PSAK 16

(Penyesuaian 2015) Aset Tetap, yang telah diamandemen dalam rangka adopsi Amandemen IAS 16 Agriculture : Bearer Plants ; dan atas penerapan amandemen PSAK ini tidak berdampak terhadap laporan keuangan Perusahaan.

The Company has implemented SFAS 16 (Adjustment of 2015): Fixed Assets, which have been amended in the framework of adopting the IAS 16 Agriculture Amendment: Bearer Plants; and the implementation of the amendments to this SFAS has no impact on the Company's financial statements.







51





January 1, 2020 (Continued) Saling Hapus Instrumen Keuangan

(Lanjutan) Offsetting of Financial Instrument

(Continued) Hak saling hapus harus ada pada saat ini

daripada bersifat kontinjen atas terjadinya suatu peristiwa di masa depan dan harus dieksekusi oleh pihak lawan, baik dalam situasi bisnis normal dan dalam peristiwa gagal bayar, peristiwa kepailitan, atau kebangkrutan.

A right to offset must be currently available rather than being contingent on a future event and must be exercisable by any of the counterparties, both in the normal course of business and in the event of default, insolvency, or bankruptcy.

Pengukuran Nilai Wajar Fair Value Measurement Perusahaan mengukur pada pengakuan

awal instrumen keuangan pada nilai wajar, dan aset dan liabilitas yang diakuisisi pada kombinasi bisnis. Perusahaan juga mengukur jumlah terpulihkan dari UPK tertentu berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan.

The Company initially measures financial instruments at fair value, and assets and liabilities of the acquirees upon business combinations. It also measures certain recoverable amounts of the CGU using fair value less cost of disposal (“FVLCD”)

Nilai wajar adalah harga yang akan

diterima dari menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi:

Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date. The fair value measurement is based on the presumption that the transaction to sell the asset or transfer the liability takes place either:

i. di pasar utama untuk aset atau

liabilitas tersebut, atau i. in the principal market for the asset

or liability, or ii. jika tidak terdapat pasar utama, di

pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut

ii. in the absence of a principal market, in the most advantageous market for the asset or liability

Pasar utama atau pasar yang paling

menguntungkan tersebut harus dapat diakses oleh Perusahaan.

The principal or the most advantageous market must be accessible to by the Company.









53



2. i. Aset Tetap (Lanjutan) 2. i. Fixed Assets (Continued) Aset tetap, kecuali tanah diakui dan

dinyatakan sebesar biaya perolehan. Aset tetap disajikan dalam laporan posisi keuangan dan diukur sebesar biaya perolehan setelah dikurangi nilai akumulasi penyusutan menggunakan metode garis lurus pada masing-masing jenis/komponen aset, dan akumulasi penurunan nilai aset tetap.

Fixed assets, except land are recognized and carried at cost. Fixed assets are presented in the statement of financial position and are measured at cost net of accumulated depreciation using the straight-line method on each type/component assets, and any impairment in value of fixed assets.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan

pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada periode/tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

The carrying amount of property and equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising on derecognition of the asset (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in the statement of comprehensive period/year the asset is derecognized.

Pengukuran pada saat pengakuan

awal Measurement at initial recognition

Semua aset tetap yang diperoleh pada

awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Sesuai dengan PSAK 16 (Penyesuaian 2015): Aset Tetap, bahwa semua aset tetap yang diperoleh pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap meliputi harga perolehan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.

All fixed assets acquired is initially recorded at cost. In accordance with SFAS 16 (Adjustment of 2015): Fixed Assets, that all fixed assets acquired is initially recorded at cost. The cost of fixed assets includes the purchase price and costs directly attributable to bringing the asset to the location and condition necessary for it ready for use in accordance with the intent and purpose of management.









54



2. i. Aset Tetap (Lanjutan) 2. i. Fixed Assets (Continued) Pengukuran pada saat pengakuan

awal Measurement at initial recognition

Dalam kondisi Perusahaan memiliki

kewajiban untuk melakukan pembongkaran dan pemindahan atas aset tetap pada waktu tertentu, biaya-biaya pembongkaran dan pemindahan tersebut ditambahkan dalam biaya perolehan awal aset tetap yang relevan dan kewajiban estimasi untuk menutup biaya-biaya tersebut dibentuk. Biaya perolehan aset tetap yang dibangun sendiri meliputi pengeluaran untuk material, imbalan kerja, ditambah biaya pembuatan yang dapat ditetapkan lainnya yang dapat dikaitkan dengan aset tetap tersebut, termasuk biaya pinjaman.

Under conditions of the Company has an obligation to do the demolition and removal of fixed assets at any given time, the costs of dismantling and removing the initial cost is added in the relevant fixed assets and the estimated liability to cover these costs formed. The cost of self constructed assets includes the expenditures for materials, employee benefits, plus the cost of making the other set can be associated with the fixed assets, including the cost of borrowing.

Perusahaan memilih untuk menggunakan

model biaya untuk pengukuran aset tetapnya. Dengan model biaya, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehannya setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.

The Company chose to use the cost model for the measurement of fixed assets. With the cost model, fixed assets are stated at acquisition cost less accumulated depreciation and accumulated impairment losses, if any.

Penyusutan, kecuali tanah yang tidak

disusutkan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Depreciation, except for land which is not depreciated computed using the straight-line method (straight-line method) based on the estimated useful lives of the assets as follows:

Nilai sisa, taksiran masa manfaat, dan

metode penyusutan atas aset tetap dievaluasi dan disesuaikan setiap tanggal laporan posisi keuangan. Dampak dari revisi tersebut, jika ada, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada periode terjadinya.

Residual values, useful lives and methods of depreciation of fixed assets is evaluated and adjusted each balance sheet date. The impact of these revisions, if any, is recognized in the statement of comprehensive income in the period incurred.









55




awal (Lanjutan) Measurement at initial recognition

(Continued) Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui

sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset tetap dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan yang sesuai.

Cost of maintenance and repair's are recognized as an expense as incurred. Expenditures that extend the useful lives of fixed assets are capitalized and depreciated in accordance with the applicable depreciation rates.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi

atau dijual, maka biaya perolehan, akumulasi penyusutan, dan akumulasi penurunan nilainya (jika ada), dikeluarkan dari aset tetap dan direklasifikasikan ke aset lain-lain sebagai aset tidak produktif sebesar nilai tercatat atau ke aset lancar sebagai 'aset yang dimiliki untuk dijual' dan diukur pada nilai terendah antara jumlah tercatat dibanding nilai realisasi bersih (net realizable value) yaitu nilai wajar setelah dikurangi biaya penjualan dan penyusutan atas aset yang dihentikan, sepanjang memenuhi kriteria, yaitu (i) aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan 'dapat dijual' dengan syarat-syarat biasa dan umum diperlukan dalam penjualan aset (atau kelompok lepasan), dan (ii) penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable) sesuai dengan PSAK 58 (2014): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.

When assets are retired or sold, the acquisition cost, accumulated depreciation and accumulated impairment (if any), are removed from fixed assets and reclassified to other assets as non-productive assets carrying amount or to the current assets as' assets held for sale "and are measured at the lower of the carrying amount over the net realizable value (net realizable value) the fair value less cost of sales and depreciation on assets disposed of, that they meet the criteria, ie (i) an asset (or group removable) must be in a state 'may be sold' under the terms ordinary and necessary in the public sale of the asset (or group removable), and (ii) its sale must be highly likely (highly probable) in accordance with SFAS 58 (2014) : Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations.









56




awal (Lanjutan) Measurement at initial recognition

(Continued) Yang dimaksud dengan penjualannya

harus sangat mungkin terjadi (highly probable) , bilamana : (i) dapat dipasarkan secara aktif (upaya/program aktif mencari pembeli) pada harga yang pantas sesuai nilai wajar kininya; (ii) diprakirakan memenuhi ketentuan pengakuan penjualan kurang dari 1 (satu) tahun sejak tanggal reklasifikasi; (iii) mengindikasikan tidak mungkin terjadi perubahan yang signifikan atau pembatalan atas rencana penjualan aset ini; serta (iv) kemungkinan persetujuan Pemegang Saham jika disyaratkan menurut Anggaran Dasar dan atau perubahannya, sebagai bagian penilaian penjualan sangat mungkin terjadi.

The definition of the sale must be very likely to occur (highly probable), if: (i) can be actively marketed (efforts / programs actively look for buyers) at an appropriate price according to the current fair value; (ii) is estimated to meet the conditions of recognition of sales less than 1 (one) year from the date of reclassification; (iii) indicate that there is no significant change or cancellation of the planned sale of these assets; and (iv) the possibility of Shareholder approval if required according to the Articles of Association and or changes thereof, as part of the valuation of the sale is very likely to occur.

Penyusutan dan Umur Manfaat Aset

Tetap Depreciation and Useful Lives of Fixed

Assets Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya

perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai.

Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and impairment.

Penyusutan dihitung menurut taksiran

masa manfaat ekonomis aset tetap dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan rincian sebagai berikut:

Depreciation is calculated based on the estimated useful lives of the assets using the straight-line method (straight line method) as follows:









57



2. i. Aset Tetap (Lanjutan) 2. i. Fixed Assets (Continued) Penyusutan dan Umur Manfaat Aset

Tetap (Lanjutan) Depreciation and Useful Lives of Fixed

Assets (Continued) a) Aset tetap harus disusutkan secara

sistematis selama masa manfaatnya dengan dasar per kelompok umur manfaatnya. Komponen aset tetap yang jumlahnya signifikan dan umur manfaat berbeda dengan komponen lainnya disusutkan secara terpisah (komponenisasi).

a) Asset should systematically depreciated over their useful life on the basis of per age group benefits. Components of fixed assets and a significant number of different useful life of other components are depreciated separately (componentization).

b) Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi karena manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui / diperpanjang pada saat jatuh tempo.

b) Land is stated at cost and are not amortized as management believes it is probable that the land rights can be renewed/extended on maturity.

Penurunan Nilai Aset Impairment of Assets Sesuai dengan PSAK 48 (2014):

Penurunan Nilai Aset, bahwa Perusahaan menelaah aset untuk menentukan kemungkinan penurunan nilai aset apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi yang mengindikasikan nilai tercatat aset tersebut mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika nilai aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali, kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto dengan nilai pakai aset. Harga jual neto adalah jumlah yang diperoleh dari penjualan aset dalam transaksi antar pihak-pihak bebas, setelah dikurangi biaya yang terkait.

In accordance with SFAS 48 (2014): Impairment Value of Asset, that the Company reviews the asset to determine the possibility of a impairment in asset value if there are events or changes in conditions that indicate the carrying value of the asset may not be recoverable. If the asset value exceeds the value that can be recovered, the impairment loss is recognized in the current year's statement of income. The recoverable value is the highest value between the net selling price and the value of use of the asset. Net selling price is the amount obtained from the sale of assets in transactions between free parties, after deducting the related costs.









58



2. i. Aset Tetap (Lanjutan) 2. i. Fixed Assets (Continued) Penurunan Nilai Aset (Lanjutan) Impairment of Assets (Continued) Nilai pakai adalah nilai sekarang dari

taksiran aliran kas masa depan yang diharapkan akan diterima atas penggunaan aset dan dari penghentian penggunaan aset pada akhir masa manfaatnya. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan untuk aset secara individual atau, jika tidak memungkinkan, untuk unit terkecil penghasil kas.

Use value is the present value of the estimated future cash flow that is expected to be received for the use of the asset and from terminating the use of the asset at the end of its useful life. The recoverable value is determined for the asset individually or, if not possible, for the smallest cash generating unit.

Aset Tetap dalam Konstruksi Fixed Assets - Construction in

Progress Aset Tetap dalam Konstruksi merupakan

aset tetap dan aset properti dalam pembangunan yang meliputi setiap biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan dapat diatribusikan langsung kepada masing-masing proyek yang bersangkutan. Termasuk dalam biaya perolehan proyek dalam pengembangan, jika ada adalah beban keuangan yang meliputi beban bunga, selisih kurs, dan beban pinjaman lainnya yang dapat diatribusikan langsung kepada proyek yang bersangkutan. Kapitalisasi beban-beban pinjaman ini dihentikan pada saat pembangunan aset tetap telah selesai dan siap untuk digunakan, atau dihentikan sementara waktu yang disebabkan bukan karena alasan teknis pekerjaan fisik untuk sementara waktu dihentikan.

Fixed assets under construction are fixed assets and assets under construction property covering any costs that have been incurred and directly attributable to each project. Included in the cost of projects in development, if there is a financial burden that includes interest expense, foreign exchange, and other loan costs directly attributable to the project in question. Capitalization of loan burdens ceases when the construction of fixed assets has been completed and is ready for use, or temporarily suspended due to technical reasons and not because of physical work for the time being.









59



2. i. Aset Tetap (Lanjutan) 2. i. Fixed Assets (Continued) Aset Tetap dalam Konstruksi

(Lanjutan) Fixed Assets - Construction in

Progress (Continued) Aset Tetap dalam Konstruksi disajikan

tersendiri dalam laporan posisi keuangan dan akumulasi biayanya akan dipindahkan sebagai biaya perolehan dan dikapitalisasikan ke dalam aset properti investasi atau aset tetap, pada saat proyek yang bersangkutan dinyatakan selesai dan siap untuk dioperasikan dalam rangka kegiatan operasional maupun diusahakan untuk menghasilkan pendapatan bagi Perusahaan.

Fixed assets under construction are presented separately in the statement of financial position and accumulated costs are transferred as a cost and is capitalized into property investment assets or fixed assets, while the project in question is considered complete and ready to operate within the framework of operational activities and sought to generate revenue for the Company.

Reviu Nilai Residu dan Umur Manfaat Review of Salvage Value and Useful

Life Sesuai dengan PSAK 16 (Penyesuaian

2015): Aset Tetap, paragraf 51, Perusahaan sekurang-kurangnya sekali setiap akhir tahun buku, mengkaji nilai residu dan umur manfaat aset tetap, dan jika berbeda dengan estimasi sebelumnya maka diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi (prospektif).

In accordance with SFAS 16 (Adjustment of 2015): Fixed Assets, paragraph 51, companies at least once at the end of each financial year, review the residual value and useful life of fixed assets, and if different from previous estimates, it is treated as a change in accounting estimates (prospective).

2. j. Pendapatan Diterima Dimuka 2. j. Unearned Revenues Pendapatan Diterima Dimuka adalah

penerimaan uang dari pihak lain sehubungan dengan jasa yang akan dilakukan oleh entitas dimasa depan, tetapi jasa tersebut belum diserahkan kepada pihak tersebut.

Unearned Revenues are receipts of money from other parties in connection with services to be performed by an entity in the future, but these services have not been renderred.









60



2. k. Pajak Penghasilan 2. k. Income Taxes Perusahaan telah menerapkan

Penyesuaian PSAK 46 (2014): Pajak Penghasilan dan Amandemen PSAK 46 tentang Pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum Direalisasi, yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan.

The Company has implemented Adjustments to SFAS 46 (2014): Income Tax and Amendments to SFAS 46 concerning Recognition of Deferred Tax Assets for Unrealized Losses, which establishes the accounting treatment for income tax in calculating the consequences of current and future taxes on recovery (settlement) of carrying amounts of assets (liabilities) are recognized in the statement of financial position and other transactions and events of the current period recognized in the financial statements.

Beban pajak penghasilan merupakan

jumlah dari pajak penghasilan badan yang terhutang saat ini dan pajak tangguhan.

Income tax expense represents the sum of corporate income tax currently payable and deferred tax.

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui

sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui diluar laba atau rugi.

Current tax and deferred tax are recognized as an expense or income in profit or loss, except to the extent that income tax resulting from transactions or events that are recognized outside profit or loss (either in other comprehensive income or directly in equity), in which case the tax is also recognized outside profit or loss.

Perusahaan menghitung pajak

penghasilan berdasarkan Penyesuaian PSAK 46 (2014): Pajak Penghasilan dan Amandemen PSAK 46 tentang Pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum Direalisasi, bahwa beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

The Company calculates income tax based on Adaptation to SFAS 46 (2014): Income Tax and Amendments to SFAS 46 concerning Recognition of Deferred Tax Assets for Unrealized Losses, that the current tax expense is determined based on taxable income in the period calculated based on the applicable tax rate.









61



2. k. Pajak Penghasilan (Lanjutan) 2. k. Income Taxes (Continued) Seluruh perbedaan temporer antara

jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan 'metode liabilitas'. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

All temporary differences between the carrying amounts of assets and liabilities and their tax bases are recognized as deferred tax using the 'liability method'. Deferred tax is measured at the tax rates that apply currently or substantively enacted at the statement of financial position. Deferred tax is charged or credited in the income statement, unless the deferred tax is charged or credited directly to equity.

Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk

semua perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang, sedangkan aset pajak tangguhan yang berasal dari manfaat pajak masa mendatang dan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi akan diakui apabila besar kemungkinan jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan manfaat pajak masa mendatang dan saldo rugi fiskal masih dapat dipakai. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau, jika mengajukan keberatan atau banding, pada saat keputusan atas keberatan atau banding tersebut telah ditetapkan.

Deferred tax liabilities are recognized for all deductible temporary differences to the extent possible can be utilized to reduce taxable income in future periods, whereas deferred tax assets from future tax benefits and tax losses to the extent that it is probable that the number of future taxable profit will be available against which the future tax benefits and tax losses can still be used. Amendments to tax obligations are recorded when an assessment (SKP) is received or, if appealed against or appeal, when the decision on the objection or appeal is determined.

Sesuai dengan peraturan perpajakan,

penghasilan yang telah dikenakan PPh final, tidak lagi dilaporkan sebagai laba kena pajak dan semua beban terkait dengan penghasilan yang telah dikenakan PPh final tidak dapat dikurangkan.

In accordance with the tax laws, income subject to final income tax, no longer reported as taxable income and all expenses relating to income subject to final income tax can not be deducted.









62



2. k. Pajak Penghasilan (Lanjutan) 2. k. Income Taxes (Continued) Penghasilan (beban) pajak penghasilan

merupakan jumlah agregat (i) pajak kini dan (ii) pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam laporan laba - rugi komprehensif. Akun ini disajikan dengan merinci unsur-unsur beban pajak kini dan penghasilan (beban) pajak tangguhan.

Other income (expense) income tax is the aggregate amount of (i) Current tax (current tax) and (ii) Deferred tax (deffered tax) are taken into account in the profit - or loss. This account is presented by detailing the elements of current tax expense and other income (expense) tax deferred.

Perubahan terhadap liabilitas perpajakan

dicatat pada saat diterimanya Surat Ketetapan Pajak (SKP), atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan saling hapus di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received (SKP), or if appealed against, when the results of the appeal is decided. Deferred tax assets and liabilities are offset in the statement of financial position, except for deferred tax assets and liabilities for the different entities, in accordance with the presentation of current tax assets and liabilities.

Beban pajak kini merupakan perhitungan

kewajiban pajak penghasilan badan Perusahaan pada satu tahun fiskal sesuai peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia, dengan memperhitungkan (a) penghasilan neto komersial, (b) penghasilan yang dikenakan PPh. final dan yang tidak termasuk obyek pajak, (c) penyesuaian fiskal positif dan negatif, dan (d) pengurangan penghasilan neto.

Current tax expense is the calculation of corporate income tax liability in a fiscal year in accordance taxation laws in force in Indonesia, taking into account (a) the commercial net income, (b) income subject to income tax. final and that does not include tax object, (c) positive and negative fiscal adjustment, and (d) reduction of net income.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan yang

timbul dari hasil perhitungan pendapatan (beban) pajak tangguhan pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca), harus disajikan tersendiri sebagai aset “tidak lancar‟ (non current) atau liabilitas jangka panjang, serta jumlahnya di-offset dan disajikan secara neto (Catatan 17).

Deferred tax assets and liabilities arising from the calculation of income (expense) Deferred tax on the statement of financial position (balance sheet), should be presented separately as assets 'non- current' (non-current) or long-term liabilities, and amounts are offset and presented in-on a net basis (Note 17).









63



2. l. Program Manfaat Karyawan Lainnya 2. l. Other Employee Benefits Program Imbalan Pasca Kerja Post-Employment Benefits Aplikasi PSAK 24 (Revisi 2010) mengatur

akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja karyawan yang mengharuskan Perusahaan untuk mengakui kewajiban jika pekerja telah memberikan jasanya kepada Perusahaan dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan masa depan untuk seterusnya diperlakukan sebagai beban Perusahaan jika menikmati manfaat ekonomis yang dihasilkan dan diberikan oleh karyawan yang berhak memperoleh imbalan kerja.

Application of SFAS 24 (Revised 2010) establishes the accounting and disclosure for employee benefits requires companies to recognize a liability if an employee has rendered service to the Company and are entitled to employee benefits to be paid out the future for the Company so treated as if enjoying the economic benefits generated and the employees who are entitled to employee benefits.

Pada dasarnya imbalan kerja karyawan

diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis imbalan kerja meliputi: imbalan kerja jangka pendek, imbalan pasca kerja dan imbalan kerja jangka panjang. Perhitungan imbalan pasca kerja dan imbalan kerja jangka panjang dilakukan oleh jasa konsultan Aktuaris yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Basically employee benefits are classified into 3 (three) types of employee benefits, including: short-term employee benefits, post-employment benefits and long-term employee benefits. The calculation of post-employment benefits and long-term employee benefits is carried out by the actuary consultant services appointed and determined by the Company in accordance with applicable regulations.

- Liabilitas imbalan kerja - bagian

jangka pendek. - Employee benefits liabilities - short-

term portion. - Liabilitas imbalan kerja - bagian

jangka panjang. - Employee benefits liabilities - long-

term portion. - Liabilitas dan beban atas imbalan

kerja jangka pendek diakui dan dibukukan pada saat terhutang pada karyawan.

- Liabilities and expenses for short-term employee benefits are recognized and recorded when payable to employees.

- Liabilitas Estimasi Imbalan Pasca Kerja dan Imbalan Jangka Panjang Lainnya.

- Estimated Liabilities Post-Employment Benefits and Other Long-term benefits.

Program Dana Pensiun Iuran Pasti

adalah program pensiun yang menetapkan jumlah manfaat pensiun, yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, setelah memperhitungkan faktor usia, masa kerja dan jenjang kepangkatan (golongan) dan nilai kompensasi.

The Defined Contribution Pension Plan Program is a pension program that sets the amount of pension benefits, which will be received by employees at retirement, take into account the age factor, length of service and rank (class) and compensation value.









64



2. l. Program Manfaat Karyawan Lainnya

(Lanjutan) 2. l. Other Employee Benefits Program

(Continued) Imbalan Pasca Kerja (Lanjutan) Post-Employment Benefits (Continued) Liabilitas estimasi imbalan pensiun

merupakan nilai kini kewajiban iuran pasti pada tanggal neraca dikurangi dengan nilai wajar aset program dan penyesuaian atas koreksi (kerugian atau keuntungan) aktuaria dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas iuran pasti dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode Projected Unit Credit (PUC).

Estimated pension liability is the present value of the defined contribution pension plan obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets and adjustments to the correction (loss or gain) and the actuarial past service cost not yet recognized. Defined contribution pension plan obligation is calculated by independent actuaries using the Projected Unit Credit (PUC).

Nilai kini liabilitas iuran pasti ditentukan

dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa yang akan datang dengan menggunakan tingkat bunga obligasi jangka panjang yang berkualitas tinggi dalam mata uang rupiah yang dengannya manfaat tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang sama dengan liabilitas manfaat pensiun yang bersangkutan.

The present value of the defined contribution pension plan liability is determined by discounting the estimated future cash flows using high-quality long-term bond interest rates in the rupiah currency for which the benefits will be paid and that have the same term as the related pension benefit liability.

Kesejahteraan Karyawan Employee Benefits Perusahaan melaksanakan program

manfaat karyawan yang terdiri dari: The Company implements employee

benefit program consisting of: Program Pensiun: Retirement Program: Perusahaan menyelenggarakan program

pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya.

The Company organizes a defined contribution pension plan for all of its permanent employees.

Jasa Produksi: Production service: Jasa Produksi ditetapkan berdasarkan

estimasi manajemen Perusahaan dan disahkan oleh Rapat Pembahasan Bersama (RPB), dibukukan sebagai beban tahun berjalan.

Production Service is determined based on the Company's management estimates and approved by the Joint Discussion Meeting (JDM), recorded as current year expenses.









65



2. l. Program Manfaat Karyawan Lainnya

(Lanjutan) 2. l. Other Employee Benefits Program

(Continued) Imbalan Pasca Kerja (Lanjutan) Post-Employment Benefits (Continued) Cuti Tahunan, Cuti Besar dan

Tunjangan Cuti Tahunan: Annual Leave, Long Leave and Annual

Leave Allowance: Perusahaan memberikan kesempatan

cuti tahunan (selama 12 hari per tahun) dan cuti besar (diberikan selama 90 hari untuk setiap enam tahun) untuk melengkapi pelaksanaan cuti tersebut, Perusahaan memberikan tunjangan cuti tahunan.

The Company gives annual leave (for 12 days per year) and long leave (given for 90 days for every six years) to complete the implementation of the leave, the Company provides annual leave allowance.

Pemeliharaan Kesehatan: Health Care: Perusahaan memberikan jaminan

pemeliharaan kesehatan dari baik itu rawat jalan atau rawat inap, Perusahaan mempunyai ketetapan dan kebijakan untuk karyawan dan keluarganya atas jaminan kesehatan tersebut (yang meliputi suami/istri dan maksimum tiga anak dibawah umur 21 tahun dan belum menikah).

The Company provides health care insurance from outpatient or inpatient care, the Company has provisions and policies for employees and their families for health insurance (which includes husband/wife and a maximum of three children under 21 years old and unmarried).

Asuransi Jiwa dan BPJS

Ketenagakerjaan Life Insurance and Social Security

Perusahaan membiayai program

asuransi jiwa bagi karyawan. Perusahaan bekerja sama dengan beberapa perusahaan asuransi untuk mendukung program tersebut. Perusahaan juga mengikutsertakan karyawannya dalam program jaminan ketenagakerjaan di BPJS Ketenagakerjaan.

The Company finances a life insurance program for employees. The Company works with several insurance companies to support the program. The Company also includes its employees in the employment guarantee program at BPJS Ketenagakerjaan.









66



2. m. Penggunaan Saldo Laba Berdasarkan

Keputusan Rapat Pembahasan Bersama

2. m. The Used of Profit Balance Based on Joint Discussion Meeting Decisions

Penggunaan saldo laba yang dilakukan

atas dasar keputusan / Risalah Rapat Pembahasan Bersama (RPB) direalisasikan sesuai dengan isi keputusan tersebut. Penggunaan tersebut meliputi, tetapi tidak terbatas pada pembagian tantiem, penyisihan saldo laba ke cadangan, dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Pembagian laba tersebut tidak diperlakukan sebagai beban melainkan sebagai distribusi / pengurang saldo laba.

The use of retained earnings is based on a decision / Minutes of the Joint Discussion Meeting (JDM) realized in accordance with the contents of the decision. Such uses include, but are not limited to, the distribution of bonuses, appropriation of retained earnings to general reserves, and the Partnership and Community Development Program (PKBL). The distribution of profits is not treated as an expense but rather as a distribution / deduction of the retained earnings.

2. n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Efektif 1 Januari 2020 2. n. Revenue and Expense Recognition

Effective January 1, 2020 Perusahaan telah menerapkan PSAK

No. 72 yang berlaku efektif untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020 dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada tanggal penerapan awal.

The Company has implemented SFAS No. 72 which is effective for annual periods beginning on or after January 1, 2020 and there is no significant difference on the date of initial application.

Penerapan PSAK 72 tidak berdampak

pada pendapatan komprehensif lain Perusahaan atau arus kas operasi, investasi dan pendanaannya. Tidak ada penyesuaian yang diakui pada pembukaan tersebut saldo laba ditahan pada tanggal 1 Januari 2020 setelah penerapan PSAK 72.

The adoption of SFAS 72 did not have an impact on the Company’s other comprehensive income or on its operating, investing and financing cash flows. There were no adjustments recognized to the opening balances of retained earnings as at January 1, 2020 upon the adoption of SFAS 72.

Pendapatan Perusahaan terdiri dari

pendapatan jasa pelayanan penerbangan dan jasa terkait.

Revenue of the Company consist of aviation service revenue and related service.









67




(Lanjutan) 2. n. Revenue and Expense Recognition

(Continued) PSAK 72, “Pendapatan dari Kontrak

dengan Pelanggan”, yang mensyaratkan pengakuan pendapatan untuk memenuhi 5 (lima) langkah analisis sebagai berikut:

SFAS 72, “Revenue from Contracts with Customers”, which requires revenue recognition to fulfill 5 (five) steps of assessment as follows:

1. Identifikasi kontrak dengan

pelanggan. 1. Identify contract(s) with a customer.

2. Identifikasi kewajiban pelaksanaan dalam kontrak.

2. Identify the performance obligations in the contract.

3. Menetapkan harga transaksi. 3. Determine the transaction price. 4. Alokasi harga transaksi ke setiap

kewajiban pelaksanaan. 4. Allocate the transaction price to

each performance obligation. 5. Pengakuan pendapatan ketika

kewajiban pelaksanaan telah dipenuhi.

5. Recognise revenue when performance obligation is satisfied.

Agar Langkah 1 dapat dicapai, lima

kriteria gerbang berikut harus ada: For Step 1 to be achieved, the following

five gating criteria must be present: • Para pihak dalam kontrak telah

menyetujui kontrak baik secara tertulis, lisan atau sesuai dengan praktik bisnis lazim lainnya;

• The parties to the contract have approved the contract either in writing, orally or in accordance with other customary business practices;

• hak masing-masing pihak terkait barang atau jasa yang akan ditransfer atau dilakukan dapat diidentifikasi;

• each party’s rights regarding the goods or services to be transferred or performed can be identified;

• syarat pembayaran untuk barang atau jasa yang akan ditransfer atau dilakukan dapat diidentifikasi;

• the payment terms for the goods or services to be transferred or performed can be identified;

• kontrak tersebut memiliki substansi komersial (yaitu, risiko, waktu, atau jumlah kas masa depan arus diharapkan berubah sebagai hasil dari kontrak); dan,

• the contract has commercial substance (i.e, the risk, timing or amount of the future cash flows is expected to change as a result of the contract); and,

• kemungkinan pengumpulan imbalan dalam pertukaran barang dan jasa.

• collection of the consideration in exchange of the goods and services is probable.









68




(Lanjutan) 2. n. Revenue and Expense Recognition

(Continued) Pendapatan diakui hanya jika (atau saat)

Perusahaan memenuhi kewajiban pelaksanaan dengan mengalihkan kendali atas barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan. Pengalihan kendali dapat terjadi sepanjang waktu atau pada waktu tertentu.

Revenue is recognized only when (or as) the Company satisfies a performance obligation by transferring control of the promised goods or services to a customer. The transfer of control can occur over time or at a point in time.

Suatu kewajiban pelaksanaan dipenuhi

pada waktu tertentu (point in time) kecuali jika memenuhi salah satu dari berikut ini kriteria, dalam hal ini terpenuhi sepanjang waktu (over time):

A performance obligation is satisfied at a point in time unless it meets one of the following criteria, in which case it is satisfied over time:

• Pelanggan secara bersamaan

menerima dan mengkonsumsi manfaat yang diberikan oleh kinerja Perusahaan sebagaimana yang dilakukan Perusahaan;

• The customer simultaneously receives and consumes the benefits provided by the Company’s performance as the Company performs,

• Kinerja Perusahaan menciptakan atau meningkatkan aset yang dikendalikan oleh pelanggan aset dibuat atau ditingkatkan; dan,

• the Company’s performance creates or enhances an asset that the customer controls as,

• Kinerja Perusahaan tidak menciptakan aset dengan alternatif penggunaan Perusahaan dan entitas memiliki hak yang dapat diberlakukan untuk pembayaran atas kinerja yang diselesaikan hingga saat ini.

• the asset is created or enhanced; and, the Company’s performance does not create an asset with an alternative use to the Company and the entity has an enforceable right to payment for performance completed to date.









69



2. n. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)

2. n. Revenue and Expense Recognition (Continued)

Harga transaksi yang dialokasikan untuk kewajiban pelaksanaan yang dipenuhi pada suatu titik waktu diakui sebagai pendapatan pada saat pengendalian barang atau jasa dialihkan kepada pelanggan. Jika kewajiban pelaksanaan terpenuhi sepanjang waktu, harga transaksi yang dialokasikan untuk kewajiban pelaksanaan tersebut diakui sebagai pendapatan pada saat kewajiban pelaksanaan terpenuhi.

The transaction price allocated to performance obligations satisfied at a point in time is recognized as revenue when control of the goods or services transfers to the customer. If the performance obligation is satisfied over time, the transaction price allocated to that performance obligation is recognized as revenue as the performance obligation is satisfied.

Aset kontrak diakui setelah imbalan yang dibayarkan oleh pelanggan kurang dari saldo kewajiban pelaksanaan yang telah dipenuhi. Liabilitas kontrak diakui setelah imbalan yang dibayarkan oleh pelanggan lebih dari saldo kewajiban pelaksanaan yang telah dipenuhi.

Contract assets are recognized after the consideration paid by the customer is less than the outstanding performance obligation. Contract liabilities are recognized after the consideration paid by the customer is more than the balance of the performance obligation.

Pendapatan dari layanan penerbangan diakui sepanjang waktu karena pelanggan secara bersamaan menerima dan menggunakan semua manfaat yang diberikan oleh Perusahaan serta bertepatan ketika layanan telah diberikan dan data produksi yang dihasilkan telah diverifikasi, yaitu register penerbangan, faktor berat dan faktor jarak telah diperoleh secara akurat.

Revenue from flight services is recognized over time as the customer simultaneously receives and consumes all of the benefits provided by the Company as the Company performs and this coincides when the services has been rendered and the resulting production data has been verified, namely flight registers, weight factors and distance factors have been obtained accurately.

Perusahaan memiliki hak atas imbalan dari pelanggan dalam jumlah yang sesuai langsung dengan nilai kepada pelanggan atas kinerja Perusahaan yang diselesaikan sampai saat ini sehingga Perusahaan mengakui pendapatan dalam jumlah yang berhak ditagih.

The Company has a right to consideration from the customer in an amount that corresponds directly to the value to the customer of the Company's performance completed to date therefore the Company recognizes revenue in the amount to which it has a right to invoice.

Pendapatan lainnya diakui atas dasar akrual. Penghasilan bunga diakui atas dasar proporsi waktu, pokok dan tingkat bunga yang berlaku, sedangkan beban dicatat pada saat terjadinya dan diakui sesuai dengan kemanfaatannya pada tahun yang bersangkutan.

Other income is recognized on an accrual basis. Interest income is recognized on the basis of the proportion of time, principal and the applicable interest rate, while expenses are recorded as incurred and recognized according to their usefulness for the year concerned.









70



2. n. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)

2. n. Revenue and Expense Recognition (Continued)

Pendapatan di luar lingkup PSAK 72: Revenue outside the scope of SFAS 72:

Pendapatan yang Ditangguhkan Deferred Revenues

Penerimaan kas dari pelanggan sehubungan dengan keseluruhan jasa diatas, yang belum memenuhi kriteria pengakuan pendapatan, dicatat sebagai bagian dari “Pendapatan diterima dimuka” dalam laporan posisi keuangan.

Cash received from customers related to all above services which have not yet fulfilled the criteria for revenue recognition are recorded as part of “Unearned Revenues” in the statement of financial position.

Pendapatan/beban bunga Interest income/expense

Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode suku bunga efektif (“SBE”), yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, selama periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

For all financial instruments measured at amortized cost, interest income or expense is recorded using the effective interest rate (EIR), which is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or a shorter period, where appropriate, to the net carrying amount of the financial asset or liability.

Pengakuan beban Expenses recognition

Beban diakui bilamana jasa dari pihak lain telah diterima oleh Perusahaan berdasarkan perjanjian atau kontrak. Demikian pula, beban yang belum diketahui jumlahnya secara pasti sampai penutupan buku, dilakukan penghitungan taksasi oleh unit teknis, dan diakui sebagai biaya yang masih harus dibayar.

Expenses are recognized when services from other parties have been received by the Company based on an agreement or contract. Likewise, unidentified value of the expenses up to the closing period, an estimate is made by the technical unit, and is recognized as accrued costs.

Pendapatan jasa pelayanan penerbangan diakui pada saat:

Revenue from flight services is recognized when:

• Jasa diserahkan kepada pelanggan; dan

• Service delivered to customers; and

Data produksi yang dihasilkan telah diverifikasi, yaitu registerpenerbangan, faktor berat, danfaktor jarak diperoleh secara akurat.

The resulting production data hasbeen verified, namely flightregisters, weight factors, anddistance factors obtainedaccurately.









71



2. o. Provisi 2. o. Provision Provisi diakui jika Perusahaan memiliki

kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Provisions are recognized when the Company has a present obligation (legal or constructive) where, as a result of a past event, it is probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.

Provisi ditelaah pada setiap tanggal

pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.

Provisions are reviewed at each reporting date and adjusted to reflect the current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation, the provision is reversed.

2. p. Sewa 2. p. Lease Sewa - Efektif 1 Januari 2020 Leases - Effective January 1, 2020 Pada tahun 2020, Perusahaan

menerapkan PSAK 73, Sewa yang mengatur prinsip-prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan sewa dan meminta lessee untuk mencatat semua sewa dalam model neraca tunggal yang serupa dengan akuntansi sewa pembiayaan berdasarkan PSAK. 30, Sewa. Standar ini mencakup dua pengecualian pengakuan untuk penyewa - sewa dari aset "bernilai rendah" dan sewa jangka pendek (yaitu, sewa dengan jangka waktu 12 bulan atau kurang).

In 2020, the Company adopted SFAS 73, Leases which sets out the principles for the recognition, measurement, presentation and disclosure of leases andrequires lessees to account for all leases under a single on-balance sheet model similar to the accounting for finance leases under SFAS 30, Leases. The standard includes two recognition exemptions for lessees ‒ leases of “low-value” assets and shortterm leases (i.e., leases with a term of 12 months or less).









72



2. p. Sewa (Lanjutan) 2. p. Lease (Continued) Sewa - Efektif 1 Januari 2020 (Lanjutan) Leases - Effective January 1, 2020

(Continued) Pada tanggal permulaan, penyewa akan

mengakui liabilitas untuk melakukan pembayaran sewa (yaitu, liabilitas sewa) dan aset yang mewakili hak untuk menggunakan aset yang mendasarinya selama masa sewa (yaitu, aset hak pakai atau ROU). Lessee mengakui secara terpisah beban bunga liabilitas sewa dan beban penyusutan aset ROU. Setelah terjadinya peristiwa tertentu (misalnya, perubahan jangka waktu sewa, perubahan pembayaran sewa masa depan yang disebabkan oleh perubahan indeks atau tarif yang digunakan untuk menentukan pembayaran tersebut), lessee diharuskan untuk mengukur kembali liabilitas sewa dan mengakui pengukuran kembali sebagai penyesuaian pada aset ROU. Akuntansi lessor berdasarkan PSAK 73 secara substansial tidak berubah dibandingkan dengan akuntansi berdasarkan PSAK 30 dan interpretasi terkait.

At the commencement date, a lessee will recognize a liability to make lease payments (i.e., lease liability) and an asset representing the right to use the underlying asset during the lease term (i.e., right-of-use or ROU asset). Lessees are required to separately recognize the interest expense on the lease liability and the depreciation expense on the ROU asset. Upon occurrence of certain events (e.g., a change in the lease term, achange in the future lease payments resulting from a change in an index or rate used to determine those payments), lessees are required to remeasure the lease liability and recognize the remeasurement as an adjustment to the ROU asset. Lessor accounting under SFAS 73 is substantially unchangedin comparison to the accounting under SFAS 30 and related interpretations.

Sebagai penyewa, Perusahaan

menerapkan PSAK 73 dengan menggunakan pendekatan retrospektif yang dimodifikasi setelah penerapan PSAK 73 pada tanggal 1 Januari 2020 dan memilih untuk menerapkan standar tersebut pada kontrak yang sebelumnya diidentifikasi sebagai sewa yang menerapkan PSAK 30 dan ISAK 8. Berdasarkan pendekatan retrospektif yang dimodifikasi, Perusahaan mengakui aset hak pakai berdasarkan nilai tercatatnya seolah-olah PSAK 73 selalu diterapkan sedangkan liabilitas sewa diakui pada tanggal penerapan, 1 Januari 2020. Perbedaan antara aset hak pakai dan sewa kewajiban diakui pada Saldo Laba awal pada 1 Januari 2020.

As lessee, the Company adopted SFAS 73 using the modified retrospective approach upon adoption of SFAS 73 at January 1, 2020 and elected to apply the standard to contracts that were previously identified as leases applying SFAS 30 and IFAS 8. Under the modified retrospective approach, the Company has measured the right-of-use asset at an amount equal to the lease liability at the date of initial application January 1, 2020. The difference between right of use and lease liabilities is recognized on the beginning balance of retained earnings at January 1, 2020.









73




(Continued) Perusahaan juga menerapkan

kebijaksanaan praktis untuk menerapkan tingkat diskonto tunggal pada portofolio sewa dengan karakteristik serupa dan cara praktis untuk mengecualikan biaya langsung awal dari aset hak pakai.

The Company also applied the practical expedient to apply a single discount rate to a portfolio of leases with similar characteristics and the practical expedient to exclude initial direct costs from the right-of-use asset.

Perusahaan menilai pada awal kontrak

apakah suatu kontrak adalah, atau berisi, sewa. yaitu, jika kontrak memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan aset yang diidentifikasi untuk suatu periode waktu sebagai imbalan untuk imbalan.

The Company assesses at contract inception whether a contract is, or contains, a lease. That is, if the contract conveys the right to control the use of an identified asset for a period of time in exchange for consideration.

Perusahaan sebagai penyewa The Company as a lessee Kecuali untuk sewa jangka pendek dan

sewa aset bernilai rendah, Perusahaan menerapkan pendekatan pengakuan dan pengukuran tunggal untuk semua sewa. Perusahaan mengakui kewajiban sewa untuk melakukan pembayaran sewa dan aset hak pakai yang mewakili hak untuk menggunakan aset yang mendasarinya.

Except for short-term leases and leases of low-value assets, the Company applies a single recognition and measurement approach for all leases. The Company recognises lease liabilities to make lease payments and right-of-use assets representing the right to use the underlying assets.

Perusahaan menyewakan aset tetap

tertentu. Kontrak sewa biasanya dibuat untuk jangka waktu tetap 5 hingga 10 tahun tetapi mungkin memiliki perpanjangan.

The Company leases certain fixed asset. Rental contracts are typically made for fixed periods of 5 to 10 years but may have extension.

Kontrak dapat berisi komponen sewa dan

non-sewa berdasarkan harga relatif yang berdiri sendiri. Akan tetapi, untuk sewa real estat di mana Perusahaan merupakan penyewa, ia telah memilih untuk tidak memisahkan komponen sewa dan non-sewa dan sebagai gantinya memperhitungkannya sebagai komponen sewa tunggal.

Contracts may contain both lease and non-lease components based on their relative stand-alone prices. However, for leases of real estate for which the Company is a lessee, it has elected not to separate lease and non-lease components and instead accounts for these as a single lease component.









74




(Continued) Perusahaan sebagai penyewa (Lanjutan) The Company as a lessee (Continued) Persyaratan sewa dinegosiasikan pada

basis individu dan berisi berbagai persyaratan dan ketentuan yang berbeda. Perjanjian sewa tidak memberlakukan perjanjian apa pun selain jaminan untuk tujuan peminjaman.

Lease terms are negotiated on an individual bases and contain a wide range of different terms and conditions. The lease aggreements do not impose any covenants other than the security for borrowing purposes.

Sewa diakui sebagai aset hak pakai dan

liabilitas terkait pada tanggal di mana aset sewaan tersedia untuk digunakan oleh Perusahaan. Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara kewajiban dan biaya keuangan. Biaya keuangan dibebankan pada laporan laba rugi selama masa sewa sehingga menghasilkan suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas untuk setiap periode. Aset hak pakai disusutkan selama masa manfaat aset yang lebih pendek dan masa sewa atas dasar garis lurus.

Leases are recognised as a right-of-use asset and a corresponding liability at the date at which the leased asset is available for use by the Company. Each lease payment is allocated between the liability and finance cost. The finance cost is charged to profit or loss over the lease period so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability for each period. The right-of use asset is depreciated over the shorter of the asset's useful life and the lease term on a straight-line basis.

Jika kepemilikan aset sewaan beralih ke

Perusahaan pada akhir masa sewa atau biaya mencerminkan pelaksanaan pembelian opsi, penyusutan dihitung dengan menggunakan estimasi masa manfaat aset. Aset hak pakai juga mengalami penurunan nilai. Lihat kebijakan akuntansi di bagian Penurunan Nilai aset non keuangan.

If ownership of the leased asset transfers to the Company at the end of the lease term or the cost reflects the exercise of a purchase option, depreciation is calculated using the estimated useful life of the asset. The right-of-use assets are also subject to impairment. Refer to the accounting policies in Impairment of nonfinancial assets section.









75




(Continued) Perusahaan sebagai penyewa (Lanjutan) The Company as a lessee (Continued) Aset dan liabilitas yang timbul dari sewa

pada awalnya diukur dengan basis nilai kini. Liabilitas sewa sertakan nilai bersih sekarang dari pembayaran sewa berikut:

Assets and liabilities arising from a lease are initially measured on a present value basis. Lease liabilities include the net present value of the following lease payments:

• pembayaran tetap (termasuk

pembayaran tetap secara substansi), dikurangi piutang insentif sewa

• fixed payments (including in-substance fixed payments), less any lease incentives receivable

• pembayaran sewa variabel yang didasarkan pada indeks atau tarif, awalnya diukur menggunakan indeks atau tarif pada tanggal dimulainya

• variable lease payment that are based on an index or a rate, initially measured using the index or rate as at the commencement date

• jumlah yang diharapkan akan dibayarkan oleh penyewa berdasarkan jaminan nilai sisa

• amounts expected to be payable by the lessee under residual value guarantees

• harga pelaksanaan dari opsi pembelian jika penyewa cukup yakin untuk melaksanakannya opsi, dan

• the exercise price of a purchase option if the lessee is reasonably certain to exercise that option, and

• pembayaran denda untuk penghentian sewa, jika jangka waktu sewa mencerminkan penyewa yang melaksanakan opsi tersebut.

• payments of penalties for terminating the lease, if the lease term reflects the lessee exercising that option.

Pembayaran sewa yang harus dilakukan

berdasarkan opsi perpanjangan tertentu juga termasuk dalam pengukuran liabilitas.

Lease payments to be made under reasonably certain extension options are also included in the measurement of the liability.









76




(Continued) Perusahaan sebagai penyewa (Lanjutan) The Company as a lessee (Continued) Pembayaran sewa didiskontokan dengan

menggunakan suku bunga implisit dalam sewa. Jika tarif tidak dapat segera ditentukan, yang umumnya terjadi pada sewa dalam Perusahaan, suku bunga pinjaman tambahan lessee digunakan, yaitu tarif yang harus dibayar oleh lessee untuk meminjam dana yang diperlukan untuk memperoleh aset dengan nilai yang sama. ke aset hak guna dalam lingkungan ekonomi yang serupa dengan syarat, keamanan, dan ketentuan yang serupa.

The lease payments are discounted using the interest rate implicit in the lease. If the rate cannot be readily determined, which is generally the case for leases in the Company, the lessee’s incremental borrowing rate is used, being the rate that the individual lessee would have to pay to borrow the funds necessary to obtain an asset of similar value to the right-of-use asset in a similar economic environment with similar terms, security and conditions.

Untuk menentukan suku bunga pinjaman

tambahan, Perusahaan: To determine the incremental borrowing

rate, the Company: • Jika memungkinkan, gunakan

pembiayaan pihak ketiga terbaru yang diterima oleh penyewa individu sebagai permulaan poin, disesuaikan untuk mencerminkan perubahan kondisi pembiayaan sejak pembiayaan pihak ketiga diterima.

• Where possible, uses recent third-party financing received by the individual lessee as a starting point, adjusted to reflect changes in financing conditions since third party financing was received.

• Menggunakan pendekatan build-up yang dimulai dengan suku bunga bebas risiko yang disesuaikan dengan risiko kredit untuk sewa yang dimiliki oleh Perusahaan, yang tidak memiliki pembiayaan pihak ketiga baru-baru ini, dan

• Uses a build-up approach that starts with a risk free interest rate adjusted for credit risk for Leases held by the Subsidiary, which does not have recent third-party financing, and

• Membuat penyesuaian khusus untuk sewa, misalnya jangka waktu, negara, mata uang dan keamanan.

• Makes adjustments specific to the lease, eg term, country, currency and security.









77




(Continued) Perusahaan sebagai penyewa (Lanjutan) The Company as a lessee (Continued) Perusahaan dihadapkan pada potensi

kenaikan masa depan dalam pembayaran sewa variabel berdasarkan indeks atau tarif, yang tidak termasuk dalam kewajiban sewa sampai diberlakukan. Saat penyesuaian untuk sewa pembayaran berdasarkan indeks atau nilai berlaku, kewajiban sewa dinilai kembali dan disesuaikan dengan aset hak pakai.

The Company is exposed to potential future increases in variable lease payments based on an index or rate, which are not included in the lease liability until they take effect. When adjustments to lease payments based on an index or rate take effect, the lease liability is reassessed and adjusted against the right-of-use asset.

Pembayaran sewa dialokasikan antara

biaya pokok dan keuangan. Biaya keuangan dibebankan kepada laba atau rugi selama masa sewa sehingga menghasilkan suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas yang tersisa untuk setiap periode.

Lease payments are allocated between principal dan finance cost. The finance cost is charged to profit or loss over the lease period so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability for each period.

Aset hak pakai diukur pada biaya

perolehan yang terdiri dari berikut ini: Right-of-use assets are measured at cost

comprising the following: • jumlah pengukuran awal kewajiban

sewa; • the amount of the initial

measurement of lease liability; • pembayaran sewa yang dilakukan

pada atau sebelum tanggal dimulainya dikurangi insentif sewa yang diterima;

• any lease payments made at or before the commencement date less any lease incentives received;

• biaya langsung awal, dan • any initial direct costs, and • biaya restorasi. • restoration costs. Aset hak pakai umumnya disusutkan

selama masa manfaat aset yang lebih pendek dan jangka waktu sewa menggunakan metode garis lurus. Jika Perusahaan cukup yakin untuk melaksanakan opsi pembelian, aset hak pakai disusutkan selama masa manfaat aset yang mendasarinya.

Right-of-use assets are generally depreciated over the shorter of the asset’s useful life and the lease term on a straight-line basis. If the Company is reasonably certain to exercise a purchase option, the right-of-use asset is depreciated over the underlying assets’s useful life.









78




(Continued) Perusahaan sebagai penyewa (Lanjutan) The Company as a lessee (Continued) Pembayaran yang terkait dengan sewa

guna usaha jangka pendek dan sewa guna aset bernilai rendah diakui atas dasar garis lurus sebagai beban dalam laporan laba rugi. Sewa jangka pendek adalah sewa dengan jangka waktu sewa 12 bulan atau kurang. Aset bernilai rendah terdiri dari Peralatan dan perabot kantor kecil.

Payments associated with short-term leases and leases of low-value assets are recognised on a straight-line basis as an expense in profit or loss. Short-term leases are leases with a lease term of 12 months or less. Low-value assets comprise Itequipment and small items of office furniture.

Opsi Perpanjang dan Penghentian Extension and termination options Opsi perpanjangan dan penghentian

termasuk dalam sejumlah properti dan peralatan sewa Perusahaan. Istilah-istilah ini digunakan untuk memaksimalkan fleksibilitas operasional dalam hal pengelolaan kontrak. Mayoritas opsi perpanjangan dan penghentian yang dimiliki hanya dapat dilaksanakan oleh Perusahaan dan bukan oleh lessor yang bersangkutan.

Extension and termination options are included in a number of property and equipment leases of the Company. These terms are used to maximize operational flexibility in terms of managing contracts. The majority of extension and termination options held are exercisable only by the Company and not by the respective lessor.

Perusahaan sebagai Lessor The Company as Lessor Sewa di mana Perusahaan tidak

mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengannya kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pendapatan sewa dicatat dengan metode garis lurus selama masa sewa dan dimasukkan dalam pendapatan di laporan laba rugi karena sifat operasinya. Biaya langsung awal yang timbul dalam negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat dari aset sewaan dan diakui selama masa sewa atas dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Sewa kontinjensi diakui sebagai pendapatan pada periode perolehannya.

Leases in which the Company does not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of an asset are classified as operating leases. Rental income is accounted on a straightline basis over the lease term and is included in revenue in the statement of profit or loss due to its operating nature. Initial direct costs incurred in negotiating and arranging an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognised over the lease term on the same basis as rental income. Contingent rents are recognized as revenue in the period in which they are earned.









79



2. p. Sewa (Lanjutan) 2. p. Lease (Continued)

Sewa - Sebelum 1 Januari 2020 Lease - Before January 1, 2020 Perusahaan menyewakan aset tetap

tertentu. Sewa aset tetap dimana Perusahaan sebagai penyewa memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada saat sewa dimulai pada nilai yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewaan dan nilai kini pembayaran sewa minimum.

The Company leases certain fixed assets. Leases of fixed assets where the Company as lessee has substantially all the risks and rewards of ownership are classified as finance leases. Finance leases are capitalised at the lease’s commencement at the lower of the fair value of the leased asset and the present value of the minimum lease payments.

Liabilitas sewa guna usaha, setelah

dikurangi biaya keuangan, dimasukkan dalam “liabilitas sewa pembiayaan”.

Lease liabilities, net of finance costs, are included in “finance lease liabilities”.

Setiap pembayaran sewa dialokasikan

antara kemampuan dan biaya keuangan untuk mencapai tingkat yang konstan atas saldo keuangan yang belum dibayar. Biaya keuangan dibebankan pada laporan laba rugi selama masa sewa sehingga menghasilkan bunga periodik yang konstan atas saldo kemampuan yang tersisa untuk setiap periode. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan selama lebih pendek dari masa manfaat aset dan masa sewa jika tidak ada kepastian yang wajar bahwa Perusahaan akan memperoleh kepemilikan pada akhir masa sewa.

The corresponding rental obligations, net of finance charges, are included in “finance lease liabilities”. Each lease payment is allocated between the ability and finance cost so as to achieve a constant ate on the finance balance outstanding. The finance cost is charged to the profit or loss over the ease period so as to produce a constant periodic ate of interest on the remaining balance of the ability for each period. The property, plant and equipment acquired under finance leases is depreciated over the shorter of the useful life of the asset and the lease term if there is no reasonable ertainty that the Company will obtain ownership at the end of the lease term.

Sewa di mana sebagian besar risiko dan

manfaat kepemilikan dimiliki oleh lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (setelah dikurangi insentif yang diterima dari lessor) dibebankan ke laba rugi dengan metode garis lurus selama masa sewa.

Leases in which a significant portion of the risks and rewards of ownership are retained by the lessor are classified as operating leases. Payments made under operating leases (net of any incentives received from the lessor) are charged to profit or loss on a straight-line basis over the term of the lease.









80

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN DAN PERTIMBANGAN

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY AND JUDGMENT

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan

PSAK mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

The preparation of the financial statements in conformity with SFAS requires management to make judgments, estimates and assumption that affect the application of accounting policies and amounts reported in the consolidated financial statements. Actual results may differ from these estimates.

Estimasi dan asumsi yang mendasari direview

secara berkala. Revisi terhadap estimasi akuntansi diakui pada periode saat estimasi tersebut direvisi dan pada periode mendatang yang dipengaruhinya. Estimasi dan asumsi yang memiliki risiko signifikan yang menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan kewajiban dalam 12 (dua belas) bulan ke depan dibahas di bawah ini.

Estimates and underlying assumptions are reviewed on an on going basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimates are revised and in the future period affected. The estimates and assumptions that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next 12 (twelve) months are addressed below.

Pertimbangan Judgments Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi

Perusahaan, manajemen telah membuat pertimbangan berikut, selain dari yang melibatkan estimasi, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

In the process of applying the Company’s accounting policies, management has made the following judgments, apart from those involving estimations, which have the most significant effect on the amounts recognized in the financial statements.

Pengakuan Pendapatan atas Penjualan

Barang dan Jasa Revenue Recognition on Sale of Goods and

Services Pengakuan pendapatan berdasarkan

PSAK 72 mencakup penerapan penilaian dan estimasi signifikan dalam: (a) identifikasi kontrak pendapatan yang akan memenuhi persyaratan PSAK 72; (b) penilaian kewajiban kinerja dan probabilitas bahwa entitas akan mengumpulkan pertimbangan dari pembeli; (c) menentukan metode untuk memperkirakan pertimbangan variabel dan menilai kendala; dan (d) pengakuan pendapatan karena Perusahaan memenuhi kewajiban kinerja.

Revenue recognition under SFAS 72 involves the application of significant judgment and estimation in the: (a) identification of the contract for sale of goods that would meet the requirements of SFAS 72; (b) assessment of performance obligation and the probability that the entity will collect the consideration from the buyer; (c) determining method to estimate variable consideration and assessing the constraint; and (d) recognition of revenue as The Company satisfies the performance obligation.









81

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN DAN PERTIMBANGAN (Lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY AND JUDGMENT (Continued)

Pertimbangan (Lanjutan) Judgments (Continued) Pengakuan Pendapatan atas Penjualan

Barang dan Jasa (Lanjutan) Revenue from Air Navigational Service

Recognition on Sale of Goods and Services (Continued)

a) Keterjadian kontrak a) Existence of a contract Perusahaan membuat kontrak dengan

pelanggan melalui pesanan pembelian barang atau jasa yang disetujui dan merupakan kontrak yang valid karena terdapat rincian spesifik seperti kuantitas, harga, syarat kontrak dan kewajiban masing-masing diidentifikasi dengan jelas. Selain itu, bagian dari proses penilaian Perusahaan sebelum pengakuan pendapatan adalah untuk menilai kemungkinan bahwa Perusahaan akan mengumpulkan imbalan yang menjadi haknya untuk ditukar dengan jasa yang diserahkan kepada pelanggan.

The Company enters into a contract with customer through an approved purchase order which constitutes a valid contract as specific details such as the quantity, price, contract terms and their respective obligations are clearly identified. In addition, part of the assessment process of the Company before revenue recognition is to assess the probability that the Company will collect the consideration to which it will be entitled in exchange for the services sold that will be transferred to the customer.

b) Identifikasi kewajiban kinerja b) Identifying performance obligation Perusahaan mengidentifikasi kewajiban

kinerja dengan mempertimbangkan apakah barang atau jasa yang disepakati dalam kontrak merupakan barang atau jasa yang berbeda. Suatu barang atau jasa menjadi berbeda ketika pelanggan dapat memperoleh keuntungan dari barang atau jasa itu sendiri atau bersama dengan sumber daya lain yang tersedia bagi pelanggan dan kewajiban Perusahaan untuk mentransfer barang atau jasa tersebut kepada pelanggan dapat diidentifikasi secara terpisah dari kewajiban yang lain dalam kontrak.

The Company identifies performance obligations by considering whether the promised goods or services in the contract are distinct goods or services. A good or service is distinct when the customer can benefit from the good or service on its own or together with other resources that are readily available to the customer and the Companys promise to transfer the good or service to the customer is separately identifiable from the other promises in the contract.

Berdasarkan penilaian manajemen, jasa

pelayanan navigasi penerbangan yang diidentifikasi sebagai kewajiban kinerja.

Based on the management assessment, flight navigation services are identified as performance obligations.









82



Pertimbangan (Lanjutan) Judgments (Continued) Pengakuan Pendapatan atas Penjualan

Barang dan Jasa (Lanjutan) Revenue Recognition on Sale of Goods and

Services (Continued) c) Pengakuan pendapatan ketika

Perusahaan memenuhi kewajiban kinerja c) Recognition of revenue as the Company

satisfies the performance obligation Perusahaan mengakui pendapatannya

untuk semua aliran pendapatan pada satu waktu, saat jasa sudah diberikan dan data produksi yang dihasilkan telah diverifikasi.

The Company recognizes its revenue for all revenue streams at a point in time, when services are already rendered and the resulting production data has been verified.

Keterjadian Sewa Existence of a Lease Pada saat dimulainya kontrak, Perusahaan

menilai apakah suatu kontrak adalah, atau berisi, sewa. Suatu kontrak adalah, atau berisi, sewa jika kontrak tersebut memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan aset yang diidentifikasi untuk suatu periode waktu sebagai imbalan untuk imbalan. Untuk menilai apakah suatu kontrak memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan aset teridentifikasi, Perusahaan menilai apakah:

At inception of a contract, the Company assesses whether a contract is, or contains, a lease. A contract is, or contains, a lease if the contract conveys the right to control the use of an identified asset for a period of time in exchange for consideration. To assess whether a contract conveys the right to control the use of an identified asset, the Company assesses whether:

1) Kontrak tersebut melibatkan penggunaan

aset yang diidentifikasi - ini dapat ditentukan secara eksplisit atau implisit dan harus berbeda secara fisik atau mewakili secara substansial semua kapasitas aset yang secara fisik berbeda. Jika pemasok memiliki hak substitusi substantif, maka aset tersebut tidak teridentifikasi;

1) The contract involves the use of an identified asset - this may be specified explicitly or implicitly and should be physically distinct or represents substantially all of the capacity of a physically distinct asset. If the supplier has a substantive substitution right, then the asset is not identified;

2) Perusahaan memiliki hak untuk memperoleh secara substansial seluruh manfaat ekonomi dari penggunaan aset selama periode penggunaan; dan

2) The Company has the right to obtain substantially all of the economic benefits from use of the asset throughout the period of use; and









83



Pertimbangan (Lanjutan) Judgments (Continued) Keterjadian Sewa (Lanjutan) Existence of a Lease (Continued) 3) Perusahaan memiliki hak untuk

mengarahkan penggunaan aset. Perusahaan memiliki hak ini jika memiliki hak pengambilan keputusan yang paling tinggi untuk mengubah cara dan tujuan penggunaan aset. Dalam kasus yang jarang terjadi di mana keputusan tentang bagaimana dan untuk tujuan apa aset digunakan telah ditentukan sebelumnya, Perusahaan memiliki hak untuk mengarahkan penggunaan aset jika salah satu dari berikut:

3) The Company has the right to direct the use of the asset. The Company has this right when it has the decision-making rights that are most relevant to changing how and for what purpose the asset is used. In rare cases where the decision about how and for what purpose the asset is used is predetermined, the Company has the right to direct the use of the asset if either:

• Perusahaan berhak untuk

mengoperasikan aset; atau • The Company has the right to

operate the asset; or • Perusahaan menetapkan aset

dengan cara yang menentukan bagaimana dan untuk tujuan apa aset tersebut akan digunakan.

• The Company designated the asset in a way that predetermines how and for what purpose it will be used.

Penentuan Jangka Waktu Sewa Determination of Lease Term Perusahaan menentukan jangka waktu sewa

sebagai jangka waktu sewa yang tidak dapat dibatalkan, bersama dengan setiap periode yang dicakup oleh opsi untuk memperpanjang sewa jika secara wajar dipastikan akan dilaksanakan, atau setiap periode yang dicakup oleh opsi untuk mengakhiri sewa, jika cukup dipastikan untuk tidak dilakukan.

The Company determines the lease term as the non-cancellable term of the lease, together with any periods covered by an option to extend the lease if it is reasonably certain to be exercised, or any periods covered by an option to terminate the lease, if it is reasonably certain not to be exercised.

Manfaat Karyawan dan Pensiun Pension and Employees’ Benefits Perusahaan menentukan tingkat diskonto

yang tepat dan kenaikan gaji di masa depan pada setiap akhir periode pelaporan. Tingkat diskonto adalah tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini estimasi arus kas masa depan diharapkan yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban pensiun. Dalam menentukan tingkat diskonto yang sesuai,

The Company determines the appropriate discount rate and future salary increase at the end of each reporting period. The discount rate is interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the pension obligations. In determining the appropriate discount rate,









84



Pertimbangan (Lanjutan) Judgments (Continued) Manfaat Karyawan dan Pensiun (Lanjutan) Pension and Employees’ Benefits (Continued) Perusahaan mempertimbangkan tingkat suku

bunga obligasi pemerintah dalam mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang mendekati ketentuan kewajiban pensiun yang bersangkutan.

The Company considers the interest rates of government bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension obligation.

Untuk tingkat kenaikan gaji di masa depan,

Perusahaan mengumpulkan semua data historis yang berkaitan dengan perubahan gaji pokok dan menyesuaikan untuk rencana bisnis masa depan.

For the rate of future salary increases, the Company collects all historical data relating to changes in base salaries and adjusts it for future business plans.

Beban dari program pensiun iuran pasti dan

nilai kini dari kewajiban pensiun Perusahaan dihitung berdasarkan penilaian aktuaris dengan menggunakan asumsi-asumsi tersebut diantaranya tingkat diskonto, tingkat pengembalian dana yang diharapkan, tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat kematian. Kewajiban iuran pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi. Nilai tercatat liabilitas telah diungkapkan dalam Catatan 18.

The cost of defined contribution pension plan and present value of the pension obligation are determined based actuarial valuation which makes use of various assumptions such as discount rates, expected rates of return on plan assets, rates of compensation increases and mortality rates. The defined contribution pension plan obligation is highly sensitive to changes in the assumptions. The carrying amount of the obligation is disclosed in Note 18.

Estimasi dan Asumsi Estimates and Assumptions Asumsi utama masa depan dan sumber utama

estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun.

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below. The Company bases its assumptions and estimates on parameters available when the financial statements were prepared.

Situasi dan asumsi mengenai perkembangan

masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes are reflected in the assumptions when they occur.









85



Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) Estimates and Assumptions (Continued) Penilaian Ekspektasi Kerugian Kredit (ECL)

pada Piutang Dagang Assessment for Estimated Credit Loss (ECL)

on Trade Receivables Perusahaan menerapkan pendekatan yang

disederhanakan dalam penghitungan ECL, awalnya menggunakan matriks provisi berdasarkan tarif default historis untuk piutang dagang. Matriks provisi menentukan tingkat provisi tergantung pada jumlah hari piutang usaha telah lewat jatuh tempo. Perusahaan juga menggunakan pengelompokan yang tepat jika historis pengalaaman kerugian kredit menunjukkan pola kerugian yang berbeda secara signifikan untuk segmen pelanggan yang berbeda. Perusahaan kemudian menyesuaikan historis pengalaman kerugian kredit dengan informasi berwawasan ke depan berdasarkan data yang dapat diobservasi saat ini yang mempengaruhi setiap segmen pelanggan untuk mencerminkan pengaruh kondisi ekonomi saat ini dan yang diperkirakan.

The Company, applying the simplified approach in the computation of ECL, initially uses a provision matrix based on historical default rates for trade receivables. The provision matrix specifies provision rates depending on the number of days that a trade receivable is past due. The Company also uses appropriate groupings if its historical credit loss experience showed significantly different loss patterns for different customer segments. The Company then adjusts the historical credit loss experience with forward-looking information on the basis of current observable data affecting each customer segment to reflect the effects of current and forecasted economic conditions.

Perusahaan menyesuaikan tarif default

historis ke tarif default berwawasan ke depan dengan menentukan faktor ekonomi terkait yang memengaruhi setiap segmen pelanggan. Perusahaan secara teratur meninjau metodologi dan asumsi yang digunakan untuk memperkirakan ECL untuk mengurangi perbedaan antara estimasi dan pengalaman kerugian kredit yang sebenarnya.

The Company adjusts historical default rates to forward-looking default rate by determining the closely related economic factor affecting each customer segment. The Company regularly reviews the methodology and assumptions used for estimating ECL to reduce any differences between estimates and actual credit loss experience.

Penentuan hubungan antara tingkat gagal

bayar historis dan kondisi ekonomi yang diperkirakan merupakan estimasi akuntansi yang signifikan. Oleh karena itu, ketentuan ECL pada piutang usaha sensitif terhadap perubahan asumsi tentang prakiraan kondisi ekonomi.

The determination of the relationship between historical default rates and forecasted economic conditions is a significant accounting estimate. Accordingly, the provision for ECL on trade receivables is sensitive to changes in assumptions about forecasted economic conditions.









86



Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) Estimates and Assumptions (Continued) Penilaian ECL atas Aset Keuangan Lainnya

pada Biaya Amortisasi Assessment for ECL on Other Financial

Assets at Amortized Cost Perusahaan menentukan penyisihan ECL

menggunakan pendekatan umum berdasarkan estimasi tertimbang probabilitas dari nilai sekarang dari semua kekurangan kas selama perkiraan umur aset keuangan dengan biaya perolehan diamortisasi. ECL diberikan untuk kerugian kredit yang diakibatkan oleh kemungkinan peristiwa gagal bayar dalam 12 bulan ke depan kecuali ada peningkatan yang signifikan dalam risiko kredit sejak pengakuan awal di mana dalam hal ini ECL diberikan berdasarkan ECL seumur hidup.

The Company determines the allowance for ECL using general approach based on the probability weighted estimate of the present value of all cash shortfalls over the expected life of financial assets at amortized cost. ECL is provided for creditlosses that result from possible default events within the next 12-months unless there has been a significant increase in credit risk since initial recognition in which case ECL is provided based on lifetime ECL.

Ketika menentukan apakah telah terjadi

peningkatan risiko kredit yang signifikan, Perusahaan mempertimbangkan informasi yang wajar dan dapat didukung yang tersedia tanpa biaya atau upaya yang tidak semestinya dan yang relevan untuk instrumen keuangan tertentu yang sedang dinilai seperti, tetapi tidak terbatas pada, faktor-faktor berikut:

When determining if there has been a significant increase in credit risk, the Company considers reasonable and supportable information that is available without undue cost or effort and that is relevant for the particular financial instrument being assessed such as, but not limited to, the following factors:

• Penurunan peringkat kredit eksternal dan

internal aktual atau yang diharapkan; • Actual or expected external and internal

credit rating downgrade; • Perubahan merugikan yang ada atau

yang diperkirakan terjadi dalam bisnis, keuangan atau kondisi ekonomi; dan,

• Existing or forecasted adverse changes in business, financial or economic conditions; and,

• Perubahan merugikan signifikan yang aktual atau yang diharapkan dalam hasil operasi peminjam.

• Actual or expected significant adverse changes in the operating results of the borrower.

Perusahaan juga menganggap aset keuangan

yang telah lewat lebih dari 90 hari sebagai titik terakhir di mana ECL seumur hidup harus diakui kecuali dapat menunjukkan bahwa hal ini tidak mewakili risiko yang signifikan dalam risiko kredit seperti ketika non-pembayaran adalah administrasi. pengawasan daripada akibat kesulitan keuangan peminjam.

The Company also considers financial assets that are more than 90 days past due to be the latest point at which lifetime ECL should be recognized unless it can demonstrate that this does not represent a significant risk in credit risk such as when non-payment was an administrative oversight rather than resulting from financial difficulty of the borrower.









87



Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) Estimates and Assumptions (Continued) Penilaian ECL atas Aset Keuangan Lainnya

pada Biaya Amortisasi (Lanjutan) Assessment for ECL on Other Financial

Assets at Amortized Cost (Continued) Perusahaan telah menilai bahwa ECL atas

aset keuangan lainnya kas di bank dan setara kas pada biaya perolehan diamortisasi tidak material karena transaksi yang berkaitan dengan aset keuangan ini dilakukan oleh Perusahaan hanya dengan bank dan perusahaan terkemuka dengan reputasi kredit yang baik dan relatif. risiko gagal bayar yang rendah. Oleh karena itu, tidak ada penyisihan untuk ECL atas aset keuangan lainnya sebesar biaya perolehan diamortisasi yang diakui pada tahun 2020. Namun, Perusahaan telah menetapkan bahwa ia memiliki pemulihan atas ECL yang diberikan untuk piutang lainnya dengan biaya perolehan diamortisasi pada tahun 2020.

The Company has assessed that ECL over other financial assets, cash in banks and cash equivalents at amortized cost, is immaterial because transactions related to these financial assets are carried out by the Company only with reputable banks and companies with good and relative credit reputations. low risk of default. Therefore, there is no provision for ECL for other financial assets at the amortized cost recognized in 2020. However, the Company has determined that it has recoveries from ECL for other receivables at amortized cost in 2020.

Mata Uang Fungsional Functional Currency Mata uang fungsional Perusahaan adalah

mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana Perusahaan beroperasi. Perusahaan mempertimbangkan beberapa faktor dalam menentukan mata uang fungsionalnya, antara lain, mata uang yang paling mempengaruhi pendapatan, biaya dan pendanaan, dan mata uang di mana penerimaan dari aktivitas operasi biasanya dipakai.

The functional currency of the Company is the currency of the primary economic environment in which each entity operates. The Company considers some factors in determining its functional currency, among others, the currency that mainly influences the revenue, cost and financing activities, and the currency in which receipts from operating activities are usually retained.

Berdasarkan substansi ekonomi yang

mendasari keadaan yang relevan terhadap Perusahaan, mata uang fungsional yang telah ditentukan Rupiah.

Based on the economic substance of the underlying circumstances relevant to the Company, the functional currency has been determined to be Rupiah.









88



Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) Estimates and Assumptions (Continued) Estimasi Nilai Persediaan Yang Dapat

Direalisasikan Estimating Net Realizable Value Of

Inventories Dalam menentukan nilai realisasi bersih (NRV)

persediaan, Perusahaan mempertimbangkan persediaan usang, kerusakan, kerusakan fisik, perubahan tingkat harga, perubahan kebutuhan konsumen, atau penyebab lainnya untuk mengidentifikasi persediaan yang harus diturunkan ke NRV. Perusahaan menyesuaikan biaya persediaan ke jumlah terpulihkan pada tingkat yang dianggap cukup untuk mencerminkan penurunan pasar dalam nilai persediaan.

In determining the net realizable value (NRV) of inventories, the Company considers inventory obsolescence, damages, physical deterioration, changes in price levels, changes in consumer demands, or other causes to identify inventories which are to be written down to NRV. The Company adjusts the cost of inventories to recoverable amount at a level considered adequate to reflect market decline in the value of the inventories.

Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap Estimated Useful Lives of Fixed Assets Perusahaan mengestimasi masa manfaat

ekonomis aset tetap berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dan didukung dengan rencana dan strategi usaha dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Perusahaan terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah minimal setiap akhir periode pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahanperubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas.

The Company estimates the useful lives of its fixed assets based on expected asset utilization as anchored on business plans and strategies that also consider expected market behavior. The estimation of the useful lives of fixed assets is based on the Company ’s assessment of industry practice, internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful lives are reviewed at least each of ending financial period and are updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolence and legal or other limitations on the use of the assets. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the estimates brought about by changes in the factors mentioned above.

Perusahaan mengestimasi masa manfaat

ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 40 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.

The Company estimates the useful lives of fixed assets between 5 and 40 years. This is the age that is generally expected in the industry in which the Company does business. Changes in the level of usage and technological development can affect the economic useful life and the residual value of assets, and therefore future depreciation costs may be revised.









89



Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) Estimates and Assumptions (Continued) Pajak Penghasilan Income Taxes Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak

dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan intepretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK 57, “Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi”. Pajak penghasilan telah diungkapkan dalam Catatan 17.

In certain circumstances, the Company may not be able to determine the exact amount of its current or future tax liabilities due to ongoing investigations by, or negotiations with, the taxation authority. Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations and the amount and timing of future taxable income. In determining the amount to be recognized in respect of an uncertain tax liability, the Company applies similar considerations as it would use in determining the amount of a provision to be recognized in accordance with SFAS 57, “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Asset”. Income tax is disclosed in Note 17.

4. PENYAJIAN KEMBALI ATAS LAPORAN

KEUANGAN 4. RESTATEMENT OF THE FINANCIAL

STATEMENTS Pada tahun 2020, Perusahaan melakukan

penyesuaian atas saldo akun bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya (BPYBDS). Penyesuaian tersebut dilakukan berdasarkan Berita Acara Rekonsiliasi antara Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan dan Perum LPPNPI No. BA-03/KN.3/REKON.BPYBDS.SEM/2020 tanggal 22 Juli 2020, sesuai dengan laporan hasil reviu BPKP No. LHA-6416/PW09/4/2011 tanggal 10 Agustus 2011 (Catatan 23). Perusahaan juga melakukan penyesuaian atas pendapatan komprehesif lain dari pengukuran kembali atas program imbalan pasti. Penyesuaian tersebut dilakukan secara retrospektif. Laporan keuangan Perusahaan tanggal 31 Desember 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut serta tanggal 1 Januari 2019 telah disajikan kembali untuk menggambarkan dampak penyesuaian tersebut, sebagai berikut:

In 2020, the Company has made adjustment on balance of account undefined status government assistance. Adjustement was made based on the Minutes of Reconciliation between the Ministry of Finance, the Ministry of Transportation and Perum LPPNPI No. BA-03/KN.3/REKON.BPYBDS. SEM/2020 dated July 22, 2020, according to the BPKP review report Number LHA-6416/PW09/4/2011 dated August 10, 2011 (Note 23). The Company also made adjustment on other comprehensive income balance from remeasurement of defined benefit program. These adjustments are made restrospectively. The Company’s financial statements as of and for the year ended December 31, 2019 and January 1, 2019 has been restated to reflect the effect of these adjustment, as follows:









90

4. PENYAJIAN KEMBALI ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)

4. RESTATEMENT OF THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued)

Sebelum Penyajian Penyesuaian dan Setelah PenyajianKembali/ Reklasifikasi/ Kembali/ Before Adjustment and After

Restatement Reclassification Restatement

Laporan Posisi Keuangan Statements of Financial PositionAset Assets

Piutang Usaha 714.054.107.973 138.078.868.737 852.132.976.710 Trade ReceivablesPendapatan Akrual 139.859.716.588 (138.078.898.739) 1.780.817.849 Accrued RevenuesAset Pajak Tangguhan 99.782.459.941 5.396.080.982 105.178.540.923 Deferred Tax Assets

Ekuitas EquityBantuan Pemerintah yang Undefined Status

Belum Ditentukan Government AssistanceStatusnya (BPYBDS) 975.506.099.662 (70.813.589.330) 904.692.510.332 (BPYBDS)

Saldo Laba: Retained Earnings:Dicadangkan 2.626.400.756.829 -- 2.626.400.756.829 AppropriatedBelum Dicadangkan 501.357.782.988 113.982.236.925 615.340.019.913 Unappropriated

Komponen Ekuitas Lainnya 21.584.323.927 37.772.566.873 (16.188.242.946) Other Components of Equity

Laporan Laba Rugi dan Statements of Profit or Loss andPenghasilan komprehensif lain Other Comprehensive Income

Pajak Terkait -- 886.991.182 886.991.182 Related Tax

31 Desember 2019/ December 31, 2019

Sebelum Penyajian Penyesuaian dan Setelah PenyajianKembali/ Reklasifikasi/ Kembali/ Before Adjustment and After

Restatement Reclassification Restatement


Piutang Usaha 780.990.391.317 32.734.802.857 813.725.194.174 Trade ReceivablesPendapatan Akrual 143.024.726.762 (32.734.802.857) 110.289.923.905 Accrued RevenuesAset Pajak Tangguhan 96.321.432.677 5.691.744.710 102.013.177.387 Deferred Tax Assets

Liabilitas LiabilitiesLiabilitas Imbalan Kerja - Employee Benefits Liabilities -

Bagian Jangka Pendek 303.511.154.786 (4.918.892.484) 298.592.262.302 Short Term PortionLiabilitas Jangka Pendek Lainnya 316.823.126.953 4.918.892.484 321.742.019.437 Other Short-Term Liabilities

Ekuitas EquityBantuan Pemerintah yang Undefined Status

Belum Ditentukan Government AssistanceStatusnya (BPYBDS) 975.506.099.662 (70.813.589.330) 904.692.510.332 (BPYBDS)

Saldo Laba: Retained Earnings:Dicadangkan 2.244.954.467.769 -- 2.244.954.467.769 AppropriatedBelum Dicadangkan 381.446.289.060 115.164.891.841 496.611.180.901 Unappropriated

Komponen Ekuitas Lainnya 22.766.978.838 (39.842.212.966) (17.075.234.128) Other Components of Equity

1 Januari 2019/ January 1, 2019









91

5. KAS DAN SETARA KAS 5. CASH AND CASH EQUIVALENTS Rincian saldo kas dan setara kas terdiri dari: Balance of cash and cash equivalents consist

of:

2020 2019

Kas 250.417.969 238.236.867 Cash on Hand

Bank Cash in BanksRupiah 34.321.577.711 38.041.157.817 RupiahDolar Amerika Serikat United States Dollar

(2020: USD4.763.234,16 dan (2020: USD4,763,234.16 and 2019: USD6.926.290,00) 67.185.417.826 96.282.357.291 2019: USD6,926,290.00)

Sub Jumlah 101.506.995.537 134.323.515.108 Sub Total

Deposito Berjangka Call or Time DepositsRupiah 1.643.000.000.000 2.577.690.638.000 RupiahDolar Amerika Serikat United States Dollar

(2020: Nihil dan (2020: Nil and 2019: USD10.700.000,00) -- 148.740.700.000 2019: USD10,700,000.00)

Sub Jumlah 1.643.000.000.000 2.726.431.338.000 Sub Total

Jumlah Kas dan Setara Kas 1.744.757.413.506 2.860.993.089.975 Total Cash and Cash Equivalents

Rincian saldo bank adalah sebagai berikut: Details of the bank accounts balance are as follows:

2020 2019

Rupiah RupiahPihak Berelasi Related PartiesPT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 17.343.962.538 25.161.947.080 (Persero) TbkPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 9.000.755.197 9.528.816.806 PT Bank Mandiri (Persero) TbkPT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk 7.974.584.617 3.350.393.931 (Persero) TbkPT Bank Syariah Indonesia Tbk PT Bank Syariah Indonesia Tbk

(d/h PT Bank Syariah Mandiri) 1.874.614 -- (formerly PT Bank Syariah Mandiri)PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah

Sumatera Utara 400.745 -- Sumatera Utara










92

5. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) 5. CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued)

2020 2019

Dolar Amerika Serikat United States DollarPihak Berelasi Related PartiesPT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk


PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk (Persero) Tbk(2020: USD832.787,00 dan (2020: USD832,787.00 and 2019: USD1.681.055,00) 11.746.450.339 23.368.345.556 2019: USD1,681,055.00)

PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk (Persero) Tbk(2020: USD136.622,00 dan 2020: USD136,622.00 and 2019: USD1.630.215,00) 1.927.041.602 22.661.618.715 2019: USD1,630,216.00)


Jumlah 101.506.995.537 134.323.515.108 Total

Rincian saldo deposito adalah sebagai berikut: Details of time deposits accounts are as

follows:

2020 2019

Rupiah RupiahPihak Berelasi Related PartiesPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 734.000.000.000 1.210.000.000.000 PT Bank Mandiri (Persero) TbkPT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 709.000.000.000 884.390.638.000 (Persero) TbkPT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk 200.000.000.000 483.300.000.000 (Persero) Tbk


Dolar Amerika Serikat United States DollarPihak Berelasi Related PartiesPT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(2020: Nihil dan (2020: Nil and 2019: USD10.700.000.00) -- 148.740.700.000 2019: USD10,700,000.00)

Sub Jumlah -- 148.740.700.000 Sub Total

Jumlah Deposito 1.643.000.000.000 2.726.431.338.000 Total Deposits









93

5. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) 5. CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued)

Tingkat suku bunga kontraktual untuk kas pada

bank dan deposito bank jangka pendek adalah sebagai berikut:

Contractual interest rates on cash in banks and short-term bank deposits are as follows:

2020 2019

Rupiah 5,25% - 6,50% 6,00% - 7,25% RupiahDolar Amerika Serikat 0,20% - 0,30% 0,60% - 1,10% United States Dollar

Pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019, tidak terdapat saldo kas dan kas di bank yang digunakan sebagai jaminan dan dibatasi penggunaannya.

As of December 31, 2020 and 2019, there is no balance of cash on hand and cash in banks which is pledged as collateral and restricted in use.

6. PIUTANG USAHA 6. TRADE RECEIVABLES Piutang usaha merupakan tagihan yang telah

difakturkan dengan rincian sebagai berikut: Trade receivables represent claims that have

been invoicing in the following details:

2020 2019

Pihak Ketiga Third PartiesPiutang Usaha 718.429.236.836 748.571.256.155 Trade ReceivableCadangan Kerugian Allowance for Impairment

Penurunan Nilai (453.194.543.031) (56.099.782.718) Losses


Pihak Berelasi Related PartiesPiutang Usaha 527.934.202.934 163.364.008.472 Trade ReceivableCadangan Kerugian Allowance for Impairment

Penurunan Nilai (70.623.571.169) (3.702.505.199) LossesSub Jumlah 457.310.631.765 159.661.503.273 Sub Total

Jumlah 722.545.325.570 852.132.976.710 Total









94

6. PIUTANG USAHA (Lanjutan) 6. TRADE RECEIVABLES (Continued) Rincian per debitur sebagai berikut: The details of the debtor are as follows:

2020 2019

Pihak Ketiga Third PartiesRupiah - PJNP Rupiah - PJNP

PT Lion Mentari Airlines 180.054.928.932 128.204.997.465 PT Lion Mentari AirlinesPT Batik Air Indonesia 140.960.615.546 77.785.773.667 PT Batik Air Indonesia PT Indonesia Airasia 32.632.429.462 10.358.266.582 PT Indonesia AirasiaPT Sriwijaya Air 22.876.130.604 2.350.100.239 PT Sriwijaya AirPT Wings Abadi 15.784.705.054 12.114.081.752 PT Wings AbadiPT Nam Air 5.998.467.660 -- PT Nam AirHongkong Airlines 4.143.826.152 8.241.314.366 Hongkong AirlinesMalindo Airways Sdn. Bhd. 4.052.729.683 7.608.213.687 Malindo Airways Sdn. Bhd.Qatar Airways 2.927.103.885 5.656.266.367 Qatar AirwaysAir Asia Sdn. Bhd. 2.255.036.481 20.349.513.094 Air Asia Sdn. Bhd.Malaysia Airlines Berhad 619.939.943 8.166.222.353 Malaysia Airlines BerhadSaudi Arabian Airlines 523.382.392 7.544.985.813 Saudi Arabian AirlinesLain-lain (Masing-masing Others (Each Less Than

Dibawah Rp5.000.000.000) 55.654.891.874 179.248.227.093 Rp5,000,000,000)


Rupiah - TNC Rupiah - TNC PT Lion Mentari Airlines 37.699.543.094 26.616.739.026 PT Lion Mentari AirlinesPT Batik Air Indonesia 23.482.650.204 14.159.614.394 PT Batik Air Indonesia PT Wings Abadi 14.437.326.697 11.152.633.107 PT Wings AbadiPT Indonesia Airasia 6.389.022.018 -- PT Indonesia AirasiaKalstar Aviation 5.940.404.729 5.940.404.729 Kalstar AviationLain-lain (Masing-masing Others (Each Less Than

Dibawah Rp5.000.000.000) 24.036.746.146 27.601.533.624 Rp5,000,000,000)


Jumlah Rupiah Pihak Ketiga 580.469.880.556 553.098.887.358 Total Rupiah Third Parties









95

6. PIUTANG USAHA (Lanjutan) 6. TRADE RECEIVABLES (Continued)

2020 2019

Pihak Ketiga Third PartiesDolar Amerika Serikat – PJNP United States Dollar - PJNP

Air Asia X Bhd. 25.597.912.296 17.601.653.607 Air Asia X BhdAir Niugini Limited 16.425.187.576 25.768.206.827 Air Niugini LimitedMalaysia Airlines Berhad 14.968.380.068 23.220.151.463 Malaysia Airlines BerhadSingapore Airlines 6.165.067.512 9.325.984.512 Singapore AirlinesPhilippine Airlines (Pal) 5.917.876.820 7.289.210.932 Philippine Airlines (Pal)Qantas Airways Ltd 5.768.197.340 -- Qantas Airways LtdScoot Tigerair Pte. Ltd. 4.745.072.950 8.742.687.398 Scoot Tigerair PTe LtdUni Arab Emirate 3.957.188.420 13.301.470.165 Uni Arab EmirateSrilankan Airlines Limited 3.209.684.656 7.203.550.248 Srilankan Airlines LimitedMalindo Airways Sdn. Bhd. 2.917.393.138 6.709.640.153 Malindo Airways Sdn BhdLain-lain (Masing-masing Others (Each Less Than

Dibawah Rp5.000.000.000) 48.108.546.905 76.125.605.677 Rp5,000,000,000)


Dolar Amerika Serikat – TNC United States Dollar - TNCLain-lain (Masing-masing Others (Each Less Than

Dibawah Rp5.000.000.000) 178.848.599 184.207.815 Rp5,000,000,000)

Sub Jumlah 178.848.599 184.207.815 Sub Total

Jumlah Dolar Amerika Serikat - Total United States Dollar -Pihak Ketiga 137.959.356.280 195.472.368.797 Third Parties

Jumlah Pihak Ketiga 718.429.236.836 748.571.256.155 Total Third Parties

Cadangan Kerugian Penurunan Allowance for ImpairmentNilai - Pihak Ketiga (453.194.543.031) (56.099.782.718) Losses - Third Parties

Jumlah Pihak Ketiga - Bersih 265.234.693.805 692.471.473.437 Total Third Parties - Net









96


2020 2019

Pihak Berelasi Related PartiesRupiah – PJNP Rupiah – PJNPPT Garuda Indonesia PT Garuda Indonesia

(Persero) Tbk 269.794.723.247 60.823.678.046 (Persero) TbkPT Citilink Indonesia 161.475.074.465 48.435.598.399 PT Citilink IndonesiaPT Merpati Nusantara PT Merpati Nusantara Airlines

Airlines (Persero) 2.688.605.400 2.690.008.433 Airlines (Persero)PT Dirgantara Indonesia PT Dirgantara Indonesia

(Persero) -- 56.859.742 (Persero)


Rupiah – TNC Rupiah – TNC

PT Garuda Indonesia 55.437.884.431 11.271.751.614 PT Garuda Indonesia(Persero) Tbk (Persero) Tbk

PT Citilink Indonesia 36.686.450.573 38.236.790.387 PT Citilink IndonesiaPT Merpati Nusantara PT Merpati Nusantara

Airlines (Persero) 169.400 186.340 Airlines (Persero)PT Dirgantara Indonesia PT Dirgantara Indonesia

(Persero) -- 27.669.966 (Persero)


Jumlah Rupiah Pihak Berelasi 526.082.907.516 161.542.542.927 Total Rupiah - Related Parties

Pihak Berelasi Related PartiesDolar Amerika Serikat – PJNP United States Dollar - PJNPPT Merpati Nusantara 1.802.449.533 1.802.449.533 PT Merpati Nusantara

Airlines (Persero) Airlines (Persero)PT Citilink Indonesia 29.829.873 -- PT Citilink IndonesiaPT Garuda Indonesia PT Garuda Indonesia

(Persero) Tbk 19.016.012 19.016.012 (Persero) Tbk


Jumlah Dolar Amerika Serikat United States Dollar -Pihak Berelasi 1.851.295.418 1.821.465.545 Related Parties

Jumlah Pihak Berelasi 527.934.202.934 163.364.008.472 Total Related PartiesCadangan Kerugian Penurunan Allowance for Impairment

Nilai - Pihak Berelasi (70.623.571.169) (3.702.505.199) Losses - Related Parties

Jumlah Piutang Usaha Pihak Total Related PartiesBerelasi - Bersih 457.310.631.765 159.661.503.273 Receivable - Net









97


Rincian umur piutang usaha berdasarkan usia jatuh tempo piutang usaha, sebagai berikut:

Details of the aging of trade receivables based on the maturity of trade receivables, as follows:

2020 2019

1 - 30 Hari 234.507.395.217 342.904.631.739 1 - 30 Days>30 - 90 Hari 163.002.299.708 249.046.150.985 >30 - 90 Days>90 - 180 Hari 174.085.220.853 92.674.575.045 >90 - 180 Days>180 - 360 Hari 509.572.412.590 31.323.473.643 >180 - 360 Days>360 Hari 165.196.111.402 195.986.433.215 >360 Days

Jumlah 1.246.363.439.770 911.935.264.627 Total

Mutasi pada saldo cadangan penurunan nilai

piutang usaha sebagai berikut: Changes in the allowance for impairment

losses on trade receivables is as follows:

2020 2019

Saldo Awal 59.802.287.917 37.513.208.277 Beginning BalanceDampak implementasi Impact of SFAS 71

PSAK 71 53.588.816.980 -- ImplementationCadangan Kerugian Allowance for Impairment

Penurunan Nilai 410.427.009.303 22.289.079.640 Losses

Saldo Akhir 523.818.114.200 59.802.287.917 Ending Balance

Titipan PNBP Kemenhub dan BMKG dalam

saldo piutang usaha per 31 Desember 2020 dan 2019 masing-masing sebesar Rp199.823.111.165 dan Rp138.749.939.279 (Catatan 16).

Deposits to PNBP Kemenhub and BMKG that included in account receivable balance as of December 31, 2020 and 2019 were amounted to Rp199,823,111,165 and Rp138,749,939,279 respectively (Note 16).

Manajemen berpendapat bahwa cadangan

kerugian penurunan nilai atas piutang adalah cukup. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang.

Management believes that the allowance for impairment losses on receivable is adequate. Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in receivables.

7. PENDAPATAN AKRUAL 7. ACCRUED REVENUES Pendapatan akrual merupakan tagihan yang

belum difakturkan untuk periode ketiga bulan Desember 2020 dan 2019, dengan rincian sebagai berikut:

Accrued revenues represents unbilled revenue for the third period on December 2020 and 2019, with the following details:









98

7. PENDAPATAN AKRUAL (Lanjutan) 7. ACCRUED REVENUES (Continued)

2020 2019

Pihak Ketiga 299.574.471 1.771.361.559 Third PartiesPihak Berelasi 645.333.333 9.456.290 Related PartiesJumlah 944.907.804 1.780.817.849 Total

Seluruh pendapatan akrual ini telah difakturkan

pada periode tahun berikutnya. All accrued revenues have been invoicing in

the following period.

Rincian per debitur adalah sebagai berikut: The details of the debtor are as follows:

2020 2019

Pihak Ketiga Third PartiesPT Smart Cakrawala Aviation 223.793.341 223.793.341 PT Smart Cakrawala AviationPT Marta Buana Abadi -- 426.272.946 PT Marta Buana AbadiPT Asian One Air -- 359.217.765 PT Asian One AirPT Jhonlin Air Transport -- 186.293.351 PT Jhonlin Air TransportVietjet Air -- 134.940.064 Vietjet AirRossiya Airlines -- 130.558.290 Rossiya AirlinesBandung Pilot Academy -- 119.414.752 Bandung Pilot AcademyLain-lain (Masing-masing Others (Each Less

Dibawah Rp100.000.000) 75.781.130 190.871.050 Than Rp100,000,000)

Sub Jumlah 299.574.471 1.547.568.218 Sub Total

Pihak Berelasi Related PartiesPT Telekomunikasi Selular 645.333.333 -- PT Telekomunikasi SelularPT Dirgantara Indonesia -- 9.456.290 PT Dirgantara Indonesia

Sub Jumlah 645.333.333 9.456.290 Sub Total

Jumlah 944.907.804 1.557.024.508 Total

8. PIUTANG LAIN-LAIN 8. OTHER RECEIVABLES Akun ini terdiri dari: This account consists of:

2020 2019

Piutang Karyawan 71.243.781 51.603.747 Employee ReceivablesLainnya – Kepada : Others to:

Pihak Ketiga 49.871.787 105.514.668 Third PartiesPihak Berelasi 198.865.901 12.188.114 Related Parties

Jumlah 319.981.469 169.306.529 Total









99

9. PERSEDIAAN 9. INVENTORIES Rincian Persediaan pada 31 Desember 2020

dan 2019 adalah sebagai berikut: Details of Inventories as of December 31, 2020

and 2019 is as follows:

2020 2019

Alat Bantu Navigasi 38.475.447.066 30.758.956.400 Navigational AidsTelekomunikasi 13.329.500.117 12.913.050.246 Telecommunication

Jumlah 51.804.947.183 43.672.006.646 Total

Berdasarkan Surat Edaran Tutup Buku

Laporan Keuangan Tahun 2019, penyesuaian kebijakan akuntansi dan persiapan go live ERP SAP di Perum LPPNPI No. 11365/K/00/ KEU.12.01/XII/2019 tanggal 5 Desember 2019, lampiran satu poin B tentang Penyesuaian Kebijakan Akuntansi nomor 4 menyatakan bahwa pembelian persediaan mempertimbangkan konsep just in time, untuk persediaan spare parts listrik, spare parts peralatan, bahan bangunan, BBM, ATK dan cetakan umum, persediaan kantor dan persediaan telekomunikasi akan dibebankan langsung/tidak dicatat sebagai persediaan terlebih dahulu.

Based on the Circular Letter to Close the 2019 Financial Statement Book, the adjustment of accounting policies and preparation of SAP ERP go live at LPPNPI Public Corporation No. 11365/K/00/KEU.12.01/XII/2019 dated December 5, 2019, appendix one point B on Accounting Policy Adjustment number 4 states that inventory purchases take into account the concept of just in time, for the supply of electrical spare parts, equipment spare parts, building materials, fuel, stationery and general printing, office supplies and telecommunications inventory will be directly charged / not recorded as inventory.

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat

persediaan tidak melebihi nilai realisasi bersihnya dan oleh karena itu, tidak diperlukan penyisihan untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersihnya.

Management believes that the carrying amount of the inventories does not exceed the net realizable value and therefore, no allowance is needed to adjust the carrying value of inventories to their net realizable value.

10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN UANG

MUKA 10. PREPAID EXPENSES AND ADVANCES

2020 2019

Biaya Dibayar Dimuka Prepaid ExpensesAsuransi 5.022.905.680 10.512.235.151 InsuranceSewa -- 517.220.840 RentLain-lain 22.096.556 12.766.207 Others

Jumlah 5.045.002.236 11.042.222.198 Total

Pada tahun 2020, biaya asuransi dibayar

dimuka merupakan ANSP Liabilitas sebesar Rp3.493.125.000, dan asuransi purna jabatan direksi, dewan pengawas, dan komite audit sebesar Rp1.529.780.680.

In 2020, the prepaid insurance were ANSP Liabities amounting to Rp3,493,125,000, and post retirement insurance for directors, supervisory boards and audit committees amounting tp Rp1,529,780,680.









100

10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA (Lanjutan)

10. PREPAID EXPENSES AND ADVANCES (Lanjutan)

2020 2019

Uang Muka AdvancesKantor Pusat Headquater

Biro Hukum 350.000.000 350.000.000 Legal BureauDirektorat Teknik 36.500.000 41.606.383 Directorate of EngineeringDirektorat SDM dan Umum Directorate of HR and General

-- 293.399.999 AffairDirektorat Keuangan -- 170.500.000 Directorate of FinanceDirektorat Operasi -- 93.900.379 Directorate of OperationsSekretaris Perusahaan -- 59.908.134 Corporate SecretaryDirektorat Keselamatan, Keamanan Directorate of Safety, Security

dan Standarisasi -- 7.100.000 and Standards


Kantor Cabang Branch/ DistrictUmum 329.345.123 1.155.141.725 GeneralPemeliharaan 8.649.500 71.931.550 MaintenancePerlengkapan 4.310.800 5.000.000 SuppliesUtilitas 3.850.000 3.850.000 UtilityPembelian -- 106.830.200 PurchasePegawai -- 12.100.000 EmployeeLain-lain -- 117.075.790 Others


Jumlah Biaya Dibayar Dimuka Total Prepaid Expensesdan Uang Muka 5.777.657.659 13.530.566.358 and Advances

Uang muka beban umum merupakan uang

muka kepada Kantor Cabang dan Kantor Pelayanan Navigasi Penerbangan (KPNP) tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 masing-masing sebesar Rp329.345.123 dan Rp1.155.141.725.

Advances for general expenses represent advances to Branch Offices and Aviation Navigation Service Offices (KPNP) as of December 31, 2020 and 2019 amounting to Rp329,345,123 and Rp1,155,141,725 respectively.

Saldo uang muka yang memiliki umur diatas

100 hari per tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 masing-masing sebesar Rp680.859.225 dan Rp877.326.014.

Advances balance that has age more than 100 days as of December 31, 2020 and 2019 amounting to Rp680,859,225 and Rp877,326,014, respectively.









101

11. ASET TETAP 11. FIXED ASSETS Biaya perolehan aset tetap, akumulasi

penyusutan dan penurunan nilai, serta nilai buku aset tetap sebagai berikut:

The cost of fixed assets, accumulated depreciation and impairment, as well as the book value of fixed assets as follows:

Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/Beginning Additions Disposals Reclassification Ending

Balance Balance

Nilai Perolehan: Acquisition Cost:Tanah 32.664.889.170 -- -- 55.979.654 32.720.868.824 LandBangunan dan Lapangan 76.038.084.577 -- -- 7.977.705.414 84.015.789.991 Building and FieldBangunan Gedung 688.656.557.632 -- -- 3.404.873.982 692.061.431.614 Building

Navigational - AidsAlat Bantu Navigasi 2.415.444.961.503 -- -- 54.142.245.780 2.469.587.207.283 EquipmentsAlat-alat Kantor 94.397.908.014 -- -- 42.636.810.280 137.034.718.294 Office Equipment

Instalasi dan Jaringan 583.914.885.604 -- -- 32.287.502.274 616.202.387.878 Installation and NetworkAlat Pengangkutan 2.317.019.852 -- -- -- 2.317.019.852 Transport Equipment

Sub Jumlah 3.893.434.306.352 -- -- 140.505.117.384 4.033.939.423.736 Sub Total

Aset Hak Guna: Right of Use:Bangunan Gedung -- 249.061.354 -- -- 249.061.354 BuildingKendaraan -- 12.307.440.399 -- -- 12.307.440.399 Vehicles

Sub Jumlah -- 12.556.501.753 -- -- 12.556.501.753 Sub TotalAset dalam Konstruksi 62.688.865.423 198.156.581.788 -- (140.505.117.384) 120.340.329.827 Construction in Progress

Jumlah 3.956.123.171.775 210.713.083.541 -- -- 4.166.836.255.316 Total

Akumulasi Penyusutan: Accumulated Depreciation:Bangunan dan Lapangan 24.941.106.064 3.938.599.707 -- -- 28.879.705.771 Building and FieldBangunan Gedung 84.054.178.977 19.317.027.698 -- -- 103.371.206.675 Building

Navigational - AidsAlat Bantu Navigasi 1.349.887.821.167 142.765.283.523 -- -- 1.492.653.104.690 EquipmentsAlat-alat Kantor 52.957.127.625 15.065.790.773 -- -- 68.022.918.398 Office EquipmentInstalasi dan Jaringan 266.350.951.420 43.435.579.738 -- -- 309.786.531.158 Installation and NetworkAlat Pengangkutan 1.479.291.726 252.444.289 -- -- 1.731.736.015 Transport Equipment

Sub Jumlah 1.779.670.476.979 224.774.725.728 -- -- 2.004.445.202.707 Sub TotalAset Hak Guna: Right of Use:Bangunan Gedung -- 206.460.975 -- -- 206.460.975 BuildingKendaraan -- 6.490.376.433 -- -- 6.490.376.433 Vehicles

Sub Jumlah -- 6.696.837.408 -- -- 6.696.837.408 Sub Total

Jumlah 1.779.670.476.979 231.471.563.136 -- -- 2.011.142.040.115 Total

Nilai Buku 2.176.452.694.796 2.155.694.215.201 Net Book Value

2020









102

11. ASET TETAP (Lanjutan) 11. FIXED ASSETS (Continued)

Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/Beginning Additions Disposals Reclassification Ending

Balance Balance

Nilai Perolehan: Acquisition Cost:Tanah 9.152.335.971 22.712.777.112 -- 799.776.087 32.664.889.170 LandBangunan dan Lapangan 71.045.550.386 4.210.221.871 -- 782.312.320 76.038.084.577 Building and FieldBangunan Gedung 527.465.058.664 544.545.546 -- 160.646.953.422 688.656.557.632 Building

Navigational - AidsAlat Bantu Navigasi 2.193.278.883.657 105.220.515.355 -- 116.945.562.491 2.415.444.961.503 EquipmentsAlat-alat Kantor 65.595.566.321 25.544.765.581 -- 3.257.576.112 94.397.908.014 Office EquipmentInstalasi dan Jaringan 537.693.510.738 24.605.088.513 -- 21.616.286.353 583.914.885.604 Installation and NetworkAlat Pengangkutan 2.317.019.852 -- -- -- 2.317.019.852 Transport Equipment

Sub Jumlah 3.406.547.925.589 182.837.913.978 -- 304.048.466.785 3.893.434.306.352 Sub Total

Aset dalam Konstruksi 94.477.557.790 272.259.774.418 (304.048.466.785) 62.688.865.423 Construction in Progress

Jumlah 3.501.025.483.379 455.097.688.396 -- -- 3.956.123.171.775 Total

Akumulasi Penyusutan: Accumulated Depreciation:Bangunan dan Lapangan 20.795.972.613 4.145.133.451 -- -- 24.941.106.064 Building and FieldBangunan Gedung 65.314.371.318 18.739.807.659 -- -- 84.054.178.977 Building

Navigational - AidsAlat Bantu Navigasi 1.218.703.769.228 131.184.051.939 -- -- 1.349.887.821.167 EquipmentsAlat-alat Kantor 41.394.707.566 11.562.420.059 -- -- 52.957.127.625 Office EquipmentInstalasi dan Jaringan 216.118.004.498 50.232.946.922 -- -- 266.350.951.420 Installation and NetworkAlat Pengangkutan 1.219.613.947 259.677.779 -- -- 1.479.291.726 Transport Equipment

Jumlah 1.563.546.439.170 216.124.037.809 -- -- 1.779.670.476.979 Total

Nilai Buku 1.937.479.044.209 2.176.452.694.796 Net Book Value

2019

Beban penyusutan untuk tahun - tahun yang

berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 yang dibebankan pada beban usaha adalah masing - masing sebesar Rp231.471.563.136 dan Rp216.124.037.809 (Catatan 29).

Depreciation expenses for the years then ended December 31, 2020 and 2019 that was charged as operating expense is amounting to Rp231,471,563,136 and Rp216,124,037,809, respectively (Note 29).

Rincian aset dalam konstruksi berdasarkan

jenisnya sebagai berikut: The details of assets under construction by type

as follows:

2020 2019

Bangunan Gedung 55.450.255.808 39.231.919.785 BuildingAlat Bantu Navigasi 45.080.825.720 16.493.906.002 Navigational - Aids EquipmentsInstalasi dan Jaringan 17.699.048.941 6.963.039.636 Installation and NetworkBangunan dan Lapangan 1.405.374.193 -- Building and FieldAlat-alat Kantor 704.825.165 -- Office Equipment

Jumlah 120.340.329.827 62.688.865.423 Total









103

11. ASET TETAP (Lanjutan) 11. FIXED ASSETS (Continued) Berdasarkan hasil inventarisasi fisik aset tetap

di lapangan, bahwa tidak ada potensi penurunan nilai aset tetap yang berdampak signifikan kepada penyajian laporan keuangan pada tanggal laporan posisi keuangan.

Based on the results of the physical check of fixed assets, there is no potential impairment value of fixed assets that has significant impact on the presentation of financial statements at the statement of financial position date.

Selanjutnya, tidak ada aset tetap yang sedang

dalam penjaminan pinjaman kepada pihak lain. Furthermore, there are no fixed assets that are

under loan guarantees to other parties. Rincian aset dalam konstruksi per

31 Desember 2020, sebagai berikut: The details of construction in progress as of

December 31, 2020, is as follows:

No./ Nama Kontraktor/ Uraian Pekerjaan/ Progress/ Nilai CIP/ ContractNum Name of Contractor Job Description Progress (%) Value in IDR

1 PT Delima Agung Utama Pembangunan Gedung Tower di Bandara Kertajati 86% 23.023.208.232 / Construction of the Tower Building in Kertajati Airport

2 PT Candra Adyalaksana Pembangunan Gedung Tower Beserta Sarana 73% 15.758.613.733 Pendukungnya di Banjarmasin / Construction of TowerBuildings and Supporting Facilities in Banjarmasin

3 PT Mudamitra Indonusa Pembangunan Gedung Tower Beserta Sarana 34% 6.094.906.387 Pendukungnya di Lampung / Construction of TowerBuildings and Supporting Facilities in Lampung

4 PT Architeam Design Center Jasa Konsultansi Perencana Pembangunan ATC 100% 1.177.681.810 Tower dan sarana penunjangnya di Solo/ ATC TowerDevelopment Planning Consultancy Services andits supporting facilities in SoloPembangunan Gedung Tower Beserta Sarana 38% 846.147.830 Pendukungnya di Bengkulu / Construction of TowerBuildings and Supporting Facilities in BengkuluPembangunan Gedung Pemeliharaan dan Suku Cadang 100% 370.047.263 Teknik di Surabaya/ Construction of Maintenance andEngineering Parts Building in Surabaya

5 PT Ciriajasa Cipta Mandiri Pembangunan Gedung Tower dan Operasional Bandara 100% 1.099.758.250 Kulon Progo 2017-2019/ Construction of Tower Buildingsand Operational Kulon Progo Airport 2017-2019

6 PT Brantas Abipraya (Persero) Pembangunan Gedung Baru Kantor Pusat 2017-2018/ 100% 879.929.231 Construction of New Buildings at Head Office 2017-2018

7 PT Telekomunikasi Jasa Implementasi Enterprise Resource Planning 100% 787.144.819 Indonesia, Tbk (ERP) / Enterprise Resource Planning (ERP)

Implementation Services

8 PT Nusantara Citra Jasa Konsultansi Perencana Pembangunan ATC 40% 1.220.874.480 Konsultan Tower dan sarana penunjangnya di Palu dan Luwuk/

ATC Tower Development Planning ConsultancyServices and its supporting facilities in Palu and Luwuk

9 PT Bina Karya Jasa Konsultasi Perencanaan dan Desain Bangunan di 100% 1.994.126.900 Kantor Cabang Surabaya, Sorong, Palangkaraya danCabang Pembantu Cilacap/ Building Planning and DesignConsultancy Services in Surabaya, Sorong, Palangkarayaand Cilacap Sub-Branch Offices

10 PT Yodya Karya Jasa Konsultansi Perencana Pembangunan Gedung 100% 2.963.911.500 Tower Baru di 8 Lokasi (Muara Teweh, Sintang,Tambelan, Letung, Dekai, Toju Una-Una, Miangas,Bawean) / New Tower Building Development PlanningConsultancy Services in 8 Locations (Muara Teweh,Sintang, Tambelan, Letung, Dekai, Toju Una-Una,Miangas, Bawean)









104



11 PT Prospera Consulting Pengadaan Jasa Konsultasi Investasi Pembuatan 100% 379.945.455 Engineer Tower Di Silangit / Procurement of Investment

Consulting Services for Making Tower in Silangit

12 PT Emekon Prakasita Jasa Konsultansi Perencanaan Gedung & Counterpoise 100% 172.345.000 Untuk Pengadaan & Pemasangan DVOR/DME BesertaInfrastrukturnya Di Bandara Kertajati, Majalengka, SertaPerencanaan Gedung Genset Di Perum LPPNPI CabangPratama Pangkal Pinang / Building Planning &Counterpoise Consultation Services for Procurement &Installation of DVOR / DME and Its Infrastructure atKertajati Airport, Majalengka, And Genset BuildingPlanning at LPPNPI Public Corporation Pratama BranchPangkal Pinang

13 PT Bangun Gagas Jasa Konsultansi Perencanaan Pembuatan Gedung 100% 170.909.091 Karyatama Serbaguna di Kantor Pusat / Planning Consultation

Services for Multipurpose Buildings at the Head Office14 PT Industri Telekomunikasi Pengadaan dan Pemasangan ADS-B di 6 Lokasi di Papua/ 100% 13.547.204.385

Indonesia ADS-B Procurement and Installation Work in 6 Locationsin Papua

15 PT Dianangkasa Raya Pekerjaan Penggantian dan Pemasangan ILS beserta 100% 21.335.164.754 Sarana Pendukungnya di Cabang JATSC dan Kendari/ILS Replacement and Installation Work in JATSC Branchand KendariPengadaan Dan Pemasangan DVOR/DME Beserta 100% 8.383.301.758 Infrastrukturnya Di Bandara Kertajati Majalengka/DVOR/DME Procurement and installation Work inKertajati Majalengka Airport

16 PT Bona Dupang Soaloon Pengadaan Dan Pemasangan Jaringan Tegangan 100% 6.682.003.899 Menengah (TM) Beserta Sarana Pendukungnya DiCabang Denpasar/ Medium Voltage Network Procurementand Installation and its supporting facility inDenpasar Branch

17 PT Sugi Jaya Kegiatan Pendukung Pengadaan ERP Modul 100% 3.673.767.670 Teknologi Keuangan dan Human Resource - Implementasi E-Strip

32 Lokasi/ Activities Supporting Procurement ofERP Financial Modules and Human Resources -Implementation of E-Strip 32 Locations

18 PT Indotasik Graha Utama Pengadaan Dan Pemasangan VHF A/G Primary dan 100% 4.463.415.005 Secondary App Untuk Jayapura, Biak, Sorong, Sentani,dan Padang/ Primary and Secondary VHF A/G AppProcurement and Installation for Jayapura, Biak, Sorong,Sentani, and Padang

19 PT Sinergi Maharanii Sukses Pekerjaan Penggantian, Pengadaan dan Pemasangan 100% 3.172.585.460 Voice Recorder di Cabang Manado, Unit Tana Toraja,Toli Toli, Masamba, Poso, Ampana, Buol, Bua, Wakatobi,Bau Bau, Nop Goliat Dekai, Long Apung, Long Bawan,dan Tanjung Harapan/ Replacement, Procurement, andInstallation of Voice Recorded in Manado Branch,Tana Toraja, Toli Toli, Masamba, Poso, Ampana, Buol,Bua, Wakatobi, Bau Bau, Nop Goliat Dekai, Long Apung,Long Bawan, and Tanjung Harapan UnitsPengadaan dan Pemasangan Master Clock di Cabang 100% 1.853.115.915 Banda Aceh, Manado, Surabaya, Lombok, dan Bandung/Master Clock Procurement and Installment in Banda Aceh,Manado, Surabaya, Lombok and Bandung Branch









105



20 PT Amara Cisadane Penyusunan Dokumen Addendum Andal & RKL- 100% 247.750.000 RPL Gedung JAATS / Preparation of Andal andRKL-RPL Addendum Documents for JAATS Building

21 CV Mita Jaya Lestari Pengadaan Dan Pemasangan UPS 5 KVA di Gedung 100% 42.471.000 Operasional Di Unit Labuha/ UPS 5 KVA Procurementand Installation in Labuha Unit

Jumlah/ Total 120.340.329.827

Perolehan aset tetap Perusahaan bersumber

dari: The Company’s fixed assets was derived from:

1. Modal Dasar Perusahaan yang tertuang

dalam PP 77 Tahun 2012, tanggal 13 September 2012, yang terletak di:

1. The Company’s Authorized Capital as stipulated in Government Regulation 77 of 2012,dated September 13, 2012, which is located at:

No./

Num. Uraian Nilai/ Value Description

1) Peralatan navigasi pada Bandar Udara 22.441.164.000 Navigation equipment at Iskandar Airport inIskandar di Pangkalan Bun, Kalimantan Pangkalan Bun, Central Kalimantan in theTengah berupa antena pemancar dan form of MF transmitting and receivingpenerima MF, alat komunikasi navigasi antennas, navigation instruments, InstrumentInstrument Landing System, alat komunikasi Landing System, navigation communicationnavigasi, fasilitas komunikasi penerbangan devices, flight communication facilities anddan fasilitas navigasi dan pengamatan flight navigation and observation facilities. penerbangan.

2) Peralatan navigasi pada Bandar Udara 22.457.185.000 Navigation equipment at Juwata Airport inJuwata di Tarakan, Kalimantan Timur berupa Tarakan, East Kalimantan in the form ofunit Transceiver Very High Frequency Transceiver units Very High FrequencyStationery dan Secondary Surveilance Radar. Stationery and Secondary Radar Surveillance

3) Peralatan navigasi pada Bandar Udara 48.658.401.000 Navigation equipment at Sentani Airport inSentani di Jayapura, Papua berupa alat Jayapura, Papua in the form of MF + AFpenerima MF + AF, unit Transceiver Ultra receivers, Ultra High Frequency PortableHigh Frequency Portable, unit Transceiver Transceiver units, Very High FrequencyVery High Frequency Portable, Doopler Very Portable Transceiver units, Dooplers VeryHigh Frequency Omnidirectional Range High Frequency Omnidirectional Range(DVOR), alat komunikasi navigasi dan Voice (DVOR), navigation communication devicesSwitching Communication System. and Voice Switching Communication System.

4) Peralatan navigasi pada Bandar Udara 4.395.940.300 Navigation equipment at Dewadaru Airport in Dewadaru di Karimun Jawa, Jawa Tengah Karimun Jawa, Central Java in the form of aberupa Doopler Very High Frequency Very High Frequency OmnidirectionalOmnidirectional Range (DVOR). Doopler (DVOR). Jumlah 97.952.690.300 Total









106


2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Penyertaan Modal Negara No. 15/2017 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Perum LPPNPI sebesar Rp375.512.760.000 yang merupakan Peralihan BPYBDS Gedung JATSC Tahun 2017.

2. Based on Government Regulation (PP) Participation of State Capital No. 15/2017 concerning Addition of State Capital Inclusion to Perum LPPNPI in the amount of Rp375,512,760,000 which is the Transitional of Undefined Status Government Assistance of JATSC Building in 2017.

3. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima

BMN hasil penarikan BPYBDS pada PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II No.BA.21, tahun 2014, tanggal 20 Januari 2014 dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Perum LPPNPI untuk dioperasionalkan dengan nilai sebesar Rp218.376.457.642 dan €46.191.791, atau semula Rp975.506.099.662 atas BMN tersebut telah ada hasil pengharmonisasian.

3. Based on the Minutes of Receiving State Owned Assets from of the Undefined Status Government Assistance from PT Angkasa Pura I and PT Angkasa Pura II No.BA. 21, Year 2014, dated January 20, 2014 from the Directorate General of Civil Aviation to Perum LPPNPI for operation with a value of Rp218,376,457,642 and €46,191,791, or previously Rp975,506,099,662 of the Stated Owned Assets has been harmonized.

Berdasarkan Berita Acara Rekonsiliasi antara

Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan dan Perum LPPNPI nomor: BA-03 / KN.3 / REKON.BPYBDS.SEM /2020 tanggal 22 Juli 2020, terdapat penyesuaian nilai BPYBDS dari semula Rp975.506.099.661,70 menjadi Rp904.692.510.333,20 sesuai dengan laporan hasil reviu BPKP Nomor LHA-6416/PW09/4/2011 tanggal 10 Agustus 2011. Penyesuaian terutama pada BPYBDS di Surabaya yang semula nilainya Rp133.769.868.064,36 menjadi Rp62.956.278.735,86, sehingga terdapat pengurangan senilai Rp70.813.589.328,50.

Based on the Minutes of Reconciliation between the Ministry of Finance, Ministry of Transportation and Perum LPPNPI number: BA-03 / KN.3 / REKON.BPYBDS.SEM / 2020 dated 22 July 2020, there was an adjustment in the value of Undefined Status Government Assistance from Rp975,506,099,661.70 to Rp904,692,510,333.20 according to the BPKP review report. LHA-6416 / PW09 / 4/2011 dated 10 August 2011. The adjustment was mainly for Undefined Status Government Assistance in Surabaya, which was originally valued at Rp133,769,868,064.36 to Rp62,956,278,735.86, so that there was a reduction of Rp70,813,589,328.50.









107

11. ASET TETAP (Lanjutan) 11. FIXED ASSETS (Continued) Penyampaian hasil pengharmonisasian

rancangan peraturan pemerintah tentang penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal Perum LPPNPI dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia telah dilakukan dengan nomor PPE.PP.03.01-2198 tanggal 18 Desember 2019.

The results of the harmonization of the draft government regulation regarding the addition of the Republic of Indonesia capital investment into the capital of Perum LPPNPI from the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia to the Minister of Finance of the Republic of Indonesia has been carried out number PPE.PP. 03.01-2198 dated December 18, 2019.

4. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima

Operasional Barang Milik Negara (BMN) Direktorat Jendral Perhubungan Udara berupa Bangunan dan Peralatan Navigasi Penerbangan kepada Perum LPPNPI untuk Dipergunakan dalam Tugas-tugas Operasional, nomor: BA.488 Tahun 2017.

4. Based on the Minutes of Operational Handsover State Property (BMN) of the Directorate General of Air Transportation in the form of Buildings and Aviation Navigation Equipment to Perum LPPNPI for operational use, number: BA.488 2017.

Sesuai dengan Pasal 2 In Accordance with article 2 Pihak Kedua menerima Barang Milik

Negara (BMN) berupa Bangunan dan Peralatan Navigasi Penerbangan untuk dipergunakan dalam tugas-tugas operasional Perum LPPNPI dan selanjutnya berkewajiban menyediakan biaya pemeliharaan/ pengoperasian Peralatan Navigasi Penerbangan sebagaimana terlampir serta berhak menerima/ mengelola pendapatan yang diperoleh dari pengoperasian aset dimaksud.

The Second Party accepts State Property (BMN) in the form of Buildings and Aviation Navigation Equipment to be used in the operational tasks of Perum LPPNPI and is subsequently obliged to provide maintenance / operation costs of the Flight Navigation Equipment as attached and has the right to receive / manage income obtained from the operation of these assets.









108

11. ASET TETAP (Lanjutan) 11. FIXED ASSETS (Continued) Pasal 3 : Article 3 : Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat

melakukan tindak lanjut sebagai berikut : First Party and Second Party agreed to

conduct follow- up as follows : 1) Pengalihan Penyertaan Modal Negara

dari Kementerian Perhubungan kepada Perum LPPNPI akan dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara / Daerah;

1) The transfer of the Investment of the Ministry of Transportation to Perum LPPNPI will be conducted in accordance with the provisions of the Indonesian Government Regulation No. 27 Year 2014 concerning Management of State / Regional;

2) Pengalihan pencatatan aset akan dilakukan oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua setelah Peraturan Pemerintah Penyertaan Modal Negara (PP PMN) terbit.

2) The transfer of asset record will be carried out by the First Party and the Second Party after the Government Regulation on State Capital Participation (PP PMN) is issued.

Pasal 4 : Article 4 : Berita Acara Serah Terima Bangunan dan

Peralatan Navigasi Penerbangan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kepada Perum LPPNPI untuk Dipergunakan dalam Tugas-tugas Operasional Nomor : BA.22 Tahun 2014, tanggal 20 Januari 2014 dan Nomor: BA.282 tahun 2016, tanggal 1 November 2016 dinyatakan tidak berlaku dengan terbitnya Berita Acara ini.

Minutes of Building and Flight Navigation Equipment Handover from the Directorate General of Civil Aviation to Perum LPPNPI For Use in Operational Tasks Number: BA.22 Year 2014 dated January 20, 2014 and Number: BA. 282 year 2016 dated November 1, 2016 was declared invalid with the publication of this Minutes.

5. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)

Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia pada PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk dijadikan Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal Perum LPPNPI.

5. Based on Government Regulation (PP) of the Republic of Indonesia Number 46 year 2018 concerning Reduction of State Equity Participation of the Republic of Indonesia in PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero) to be used as Addition to the State Capital Participation of the Republic of Indonesia into Perum LPPNPI.









109

11. ASET TETAP (Lanjutan) 11. FIXED ASSETS (Continued) Pengurangan Penyertaan Modal Negara

sebagaimana dimaksud dalam PP No 46 Tahun 2018, dilakukan pada:

Reduction of the State Capital Participation as referred to in PP No. 46 year 2018, is carried out on:

(1) PT Angkasa Pura I (Persero) sebesar

Rp232.133.499.141,50. (1) PT Angkasa Pura I (Persero)

amounting to Rp232,133,499,141.50. (2) PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar

Rp317.188.226.335,23. (2) PT Angkasa Pura II (Persero)

amounting to Rp317,188,226,335.23. Pengalihan Aset Assets Transfer Berdasarkan risalah rapat Nomor: RIS-6/

D5.MBU.2/07/2019 perihal Pengalihan BPYBDS PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) kepada Perum LPPNPI tanggal 29 Agustus 2019 dengan Kementerian BUMN menyatakan bahwa penyelesaian pengalihan aset kenavigasian tahap II terkait tanah menunggu hasil reviu BPKP.

Based on the minutes of the meeting Number: RIS-6 / D5.MBU.2 / 07/2019 regarding the transfer of BPYBDS of PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero) to Perum LPPNPI on August 29, 2019 with the Ministry of Stated Owned Enterprises stating that the completion of the transfer Stage II navigational assets related to land awaiting the results of the BPKP review.

Berikut ini aset tetap - bangunan yang didirikan

diatas lahan pihak lain (diatas lahan PT Angkasa Pura I (Persero); PT Angkasa Pura II (Persero); dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara) sebagai berikut:

The following are fixed assets - buildings that was built on another party's land (on the land of PT Angkasa Pura I (Persero); PT Angkasa Pura II (Persero); and Directorate General of Civil Aviation) as follows:

- Pembangunan Jalan Menuju Gedung

Radar dan Pagar Masuk di Area Radar di Cabang Sentani, sebesar Rp2.240.737.000.

- Construction of Road to the Radar Building and Fence Entrance in the Radar Area at the Sentani Branch, amounting to Rp2,240,737,000.

- Pembangunan Gedung AOC JATSC di Bandara Soekarno Hatta, sebesar Rp19.038.000.000.

- Construction of the AOC JATSC Building at Soekarno Hatta Airport, amounting to Rp19,038,000,000.

- Pembangunan Kantin di JATSC, sebesar Rp960.658.000.

- Construction of a dining area at JATSC, amounting to Rp960,658,000.

- Pembangunan Area Parkir di JATSC, sebesar Rp488.755.000.

- Construction of a Parking Area at JATSC, amounting to Rp488,755,000.









110

11. ASET TETAP (Lanjutan) 11. FIXED ASSETS (Continued) Program Tax Amnesty Tax Amnesty Program Perusahaan telah menyampaikan Surat

Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak yang telah diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak pada tanggal 15 November 2016, rincian aset sebagai berikut: (Catatan 12).

The Company has submitted Asset Declaration Letter for Tax Amnesty has been accepted by the Tax Office on November 15, 2016. Details of the assets are as follows: (Note 12).

No./ Nilai Aset Tetap/ ValueNum of Fixed Assets (Rp)1. Alat Bantu Navigasi / Navigational Aids Makassar 1.073.647.0002. Instalasi dan Jaringan / Instalation and Network Sentani 564.740.0003. Alat Bantu Navigasi / Navigational Aids Balikpapan 480.454.4254. Instalasi dan Jaringan / Instalation and Network Pangkal Pinang 249.350.000

2.368.191.425

Lokasi/ LocationUraian/ Descriptions

Jumlah Aset Pengampunan Pajak / Total Asset Tax Amnesty

Aset Tetap yang Diasuransikan Fixed Asset Insurance Berdasarkan Property All Risks Insurance

Policy Nomor 401.297.110.18.00034/000/000 dan perubahan Polis Nomor 419.297.110. 19.00017/000/000 Perusahan mengasuransikan seluruh aset tetap yang berasal dari Kantor Pusat, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Unit dengan nilai pertanggungan sebesar Rp4.918.971.412.431 dengan Premi sebesar Rp2.527.117.161 pada periode 25 September 2018 hingga 25 September 2019 dan nilai pertanggungan sebesar Rp4.648.263.292.021 dengan Premi sebesar Rp2.459.620.631 pada periode 1 November 2019 hingga 1 November 2020.

Based on Property All Risks Insurance Policy number 401.297.110.18.00034/000/000 and amended to Policy Number 419.297.110.19.00017/000/000 the Company insures all fixed assets originating from Head Office, Branch Offices, Sub-Branch Offices and Units in the amount of Rp4,918,971,412,431 with Premiums of Rp2,527,117,161 in the period September 25, 2018 to September 25, 2019 and coverage value of Rp4,648,263,292,021 with Premiums of Rp2,459,620,631 in the period November 1, 2019 to November 1, 2020.

Berdasarkan Earthquake Insurance Policy

Nomor Polis 419.203.110.19.00008/000/000 Perusahaan mengasuransikan aset tetap untuk gempa bumi berupa bangunan/gedung dan alat navigasi yang berasal dari Kantor Pusat, Cabang Pembantu dan Unit dengan nilai pertanggungan sebesar Rp4.234.303.978.916 dengan Premi sebesar Rp4.070.724.985 pada periode 1 November 2019 hingga 1 November 2020.

Based on Earthquake Insurance Policy Number 419.203.110.19.00008/000/000 the Company insures its fixed assets for earthquakes in the form of buildings and navigation equipment originating from Head Office, Branch Offices and Units in the amount of Rp4,234,303,978,916 with Premiums of Rp4,070,724,985 in the period November 1, 2019 to November 1, 2020.









111

11. ASET TETAP (Lanjutan) 11. FIXED ASSETS (Continued) Aset Tetap yang Diasuransikan (Lanjutan) Insured Fixed Assets (Continued) Informasi Ko-Asuransi PT Asuransi Jasa

Indonesia (Persero) sebagai leader dengan Persentase sebesar 50%, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia sebesar 35% dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) sebesar 15%.

Information on Co-Insurance of PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) as Leader with a percentage of 50%, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia of 35% and PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) of 15%.

Pada tanggal pelaporan keuangan, polis

asuransi yang sudah jatuh tempo tersebut masih dalam proses perpanjangan.

Until the date of the financial report, the insurance policy which was already due is still in the process of renewal.

Seluruh aset dan kepemilikan bangunan dari

tertanggung atau aset lain yang menjadi tanggung jawab maupun yang dianggap menjadi tanggung jawab pemilik yang berada dalam lokasi tertanggung, termasuk dan tidak terbatas pada:

All assets and property of the insured buildings or other assets that are the responsibility and are considered to be the responsibility of the owner who is in the location of the insured, including but not limited to:

1) Bangunan dan Instalasi; 1) Building and Instalation; 2) Isi Bangunan; dan 2) Building Contents; and 3) Peralatan, Pekerjaan Infrastruktur &

Fasilitas: Semua peralatan mekanis dan elektris, termasuk tetapi tidak terbatas untuk Lift, Tangga Elevator, peralatan komunikasi, peralatan navigasi, pengontrol lalu lintas udara - ATC, jaringan listrik, Sistem Radar Pengawasan, Peralatan Meteorologi, UPS, teropong penglihatan malam dan semua fasilitas lain peralatan dan properti dari setiap keterangan dimana tertanggung memiliki tanggung jawab.

3) Equipment, Works of Infrastructure & Facilities, all mechanical equipment and electrical, including but not limited to the lifts, Stair elevators, communications equipment, navigation equipment, air traffic control - ATC, electricity networks, Radar System Monitoring, equipment Meteorology, UPS, binocular vision night and all the other amenities of equipment and property of every description where the insured own the responsibility.

Beban asuransi aset untuk tahun yang berakhir

pada tanggal-tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 masing- masing sebesar Rp5.459.509.372 dan Rp2.966.174.117 (Catatan 28).

Insurance expenses for fixed assets for the years ended December 31, 2020 and 2019 amounted to Rp5,459,509,372 and Rp2,966,174,117, respectively (Note 28).









112

11. ASET TETAP (Lanjutan) 11. FIXED ASSETS (Continued) Penyesuaian Nilai Aset Tetap Fixed Assets Adjustment Berdasarkan Berita Acara Rekonsiliasi antara

Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan dan Perum LPPNPI No. BA-03/KN.3/REKON.BPYBDS.SEM/2020 tanggal 22 Juli 2020, terdapat penyesuaian nilai Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) dari semula Rp975.506.099.661 menjadi Rp904.692.510.332 sesuai dengan laporan hasil reviu BPKP No. LHA-6416/PW09/4/2011 tanggal 10 Agustus 2011 (Catatan 23).

Based on the Minutes of Reconciliation between the Ministry of Finance, the Ministry of Transportation and Perum LPPNPI No. BA-03/KN.3/REKON.BPYBDS.SEM/2020 dated July 22, 2020, there is an adjustment in on Undefined Status Government Assistance (BPYBDS) from Rp975.506,099,661 to Rp904,692,510,332 according to the BPKP review report Number LHA-6416/PW09/4/2011 dated August 10, 2011 (Note 23).

Penyesuaian BPYBDS dilakukan pada aset di

cabang Surabaya senilai Rp133.769.868.064 menjadi Rp62.956.278.735, sehingga terdapat penyesuaian senilai Rp70.813.589.328. Penyesuaian nilai aset ini telah disetujui sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 tahun 2020 tanggal 10 November 2020 dan telah dicatat dalam Modal Pemerintah yang sebelumnya di catat sebagai BPYBDS (Catatan 23).

The BPYBDS adjustment was made to assets in the Surabaya branch amounting to Rp133,769,868,064 to Rp62,956,278,735, resulting in an adjustment of Rp70,813,589,328. The adjustment has been approved in accordance with the Government Regulation of the Republic of Indonesia No. 65 of 2020 dated 10 November 2020 and has been recorded in Government Capital which was previously recorded as BPYBDS (Note 23).

12. ASET PENGAMPUNAN PAJAK 12. TAX AMNESTY ASSETS

Kementerian Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak dengan Nomor: KET-1303/PP/WPJ.19/2016 tanggal 22 November 2016 dengan nilai aset pengampunan sebesar Rp2.368.191.425 (Catatan 11).

The Ministry of Finance of the Republic of Indonesia issued a Certificate of Tax Amnesty Number: KET- 1303/PP/WPJ.19/2016, dated November 22, 2016 with amnesty assets amounting Rp2,368,191,425 (Note 11).

13. UTANG USAHA 13. TRADE PAYABLES Akun ini terdiri dari: This account consists of:

2020 2019

Pihak Ketiga Third PartiesRupiah Rupiah

Utang kepada Pemasok 6.170.510.631 47.093.826.563 Payables to SuppliersPihak Berelasi Related PartiesRupiah 901.085.284 -- Rupiah

Jumlah 7.071.595.915 47.093.826.563 Total









113

13. UTANG USAHA (Lanjutan) 13. TRADE PAYABLES (Continued) Rincian Utang Usaha per Vendor : Details of Trade Payable per Vendor :

2020 2019

Pihak Ketiga Third PartiesCV Pante Raya 42.976.698 791.476.955 CV Pante RayaCV Mitra Global 15.966.850 1.368.997.377 CV Mitra GlobalPT Geo Prima Energi -- 32.898.193.195 PT Geo Prima EnergiPT Rinvanda Lestari -- 1.798.630.900 PT Rinvanda LestariCV Bhakti -- 1.142.272.727 CV BhaktiCV Suraya Putra Jaya -- 800.748.560 CV Suraya Putra JayaPT Kartika Cipta Indonesia -- 676.278.550 PT Kartika Cipta IndonesiaLain-lain (Masing-masing Others (Each Less Than

Dibawah Rp5.000.000.000) 6.111.567.083 7.617.228.299 Rp5,000,000,000)


Pihak Berelasi Related PartiesLain-lain (Masing-masing Others (Each Less Than

Dibawah Rp5.000.000.000) 901.085.284 -- Rp5,000,000,000)

Sub Jumlah 901.085.284 -- Sub Total

Jumlah 7.071.595.915 47.093.826.563 Total

14. BEBAN AKRUAL 14. ACCRUED EXPENSES Akun ini terdiri dari: This account consists of:

2020 2019

Biaya Pembelian 47.772.205.770 41.011.010.987 Purchase ExpenseBiaya Umum 6.349.006.192 23.196.915.617 General ExpenseBiaya Utilitas 3.789.138.839 -- Utility ExpensesBiaya Pemeliharaan 903.220.981 21.746.651.506 Maintenance ExpenseBiaya Sewa 288.861.000 2.338.560.272 Rent ExpenseBiaya Persediaan 180.153.709 16.081.272.383 Inventory ExpenseLain-lain 4.332.788.948 19.130.794.789 Others

Jumlah 63.615.375.439 123.505.205.554 Total









114

15. LIABILITAS IMBALAN KERJA – BAGIAN JANGKA PENDEK

15. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES – SHORT TERM PORTION

Akun ini terdiri dari: This account consists of:

2020 2019

Pegawai 82.481.804.111 344.820.222.564 EmployeeIuran Jamsostek 1.576.885.786 1.915.066.196 Contribution JamsostekIuran THT 812.701.599 812.701.599 Program Fund THT DepositIuran Taspen 199.466.099 199.466.099 Contribution to TaspenIuran Askes 34.380.106 34.380.106 Contribution to AskesIuran DPLK 28.200.000 28.200.000 DPLK DepositIuran lainnya 1.895.114.460 1.895.114.460 Other program

Jumlah 87.028.552.161 349.705.151.024 Total

16. LIABILITAS LAIN-LAIN 16. OTHER LIABILITIES Akun ini terdiri dari: This account consists of: a) Jangka Pendek a) Short-Term

2020 2019

Titipan PJNP Deposits PJNPRupiah RupiahKementerian Perhubungan 140.857.319.472 83.969.229.569 Ministry of TransportationBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Meteorological, Climatological, and

Geofisika 30.899.194.754 20.608.239.408 Geophysical AgencyDolar Amerika Serikat United States DollarKementerian Perhubungan Ministry of Transportation


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Meteorological, Climatological, andGeofisika Geophysical Agency(2020: USD587.183,61 dan (2020: USD587,183.61 dan 2019: USD702.352,99) 8.282.224.793 9.763.409.031 2019: USD702,352.99)


Utang PJNP Payable PJNPRupiah RupiahKementerian Perhubungan 14.953.704.275 107.036.517.785 Ministry of TransportationBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Meteorological, Climatological, and

Geofisika 4.122.236.239 19.925.595.242 Geophysical AgencyDolar Amerika Serikat United States DollarKementerian Perhubungan Ministry of Transportation

(2020: USD564.481,51 dan (2020: USD564,481.51 and 2019: USD2.363.359,24 7.962.011.700 32.853.056.823 2019: USD2,363,359.24

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Meteorological, Climatological, andGeofisika Geophysical Agency(2020: USD224.236,26 dan (2020: USD224,236.26 and 2019: USD595.730,92 3.162.852.440 8.281.255.519 2019: USD595,730.92










115

16. LIABILITAS JANGKA PENDEK LAINNYA (Lanjutan)

16. OTHER SHORT TERM LIABILITIES (Continued)

a) Jangka Pendek (Lanjutan) a) Short-Term (Continued)

2020 2019

Retensi 14.134.448.186 23.585.367.945 RetentionJaminan Pelaksanaan 64.400.000 64.400.000 Performance BondJaminan Penawaran 31.962.600 50.863.055 Bid BondLain-lain 672.151.556 538.535.725 Other


Jumlah 244.926.878.161 331.085.531.373 Total

Titipan PNBP kepada KEMENHUB dan

BMKG merupakan bagian dari tagihan kepada maskapai yang timbul pada saat invoice diterbitkan. Jumlah tersebut mengurangi jumlah pendapatan Perusahaan dari total piutang yang ditagihkan ke Maskapai. Besar titipan PJNP PNBP KEMENHUB adalah 15% untuk pendapatan Domestik dan 10% untuk pendapatan penerbangan international dan lintas dari total biaya jasa navigasi penerbangan, sedangkan besar titipan PJNP PNBP BMKG adalah 4% dari total biaya jasa navigasi penerbangan.

The PNBP deposit to KEMENHUB and BMKG is part of the bill to the airline that arises at the time the invoice was issued. This amount subtracts the total of the Company’s revenue from the total receivables billed to the Airlines. The amount of PJNP PNBP KEMENHUB is 15% for Domestic revenue and 10% for international and cross flight revenue from the total of air navigation service expense, while the amount of PJNP PNBP BMKG is 4% from the total of air navigation service expense.

b) Jangka Panjang b) Long Term Berdasarkan hasil Rapat Pembahasan

Bersama (RPB) dalam Surat Menteri BUMN No. S-491/MBU/07/2020 mengenai Persetujuan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perum LPPNPI Tahun 2019 tanggal 13 Juli 2020 terkait penetapan gaji/ honorarium berikut fasilitas dan tunjangan lainnya untuk Direksi dan Dewan Pengawas tahun buku 2020 serta tantiem untuk Direksi dan Dewan Pengawas, cadangan tantiem atas Direksi dan Dewan Pengawas tahun 2019 masing-masing sebesar Rp2.017.172.558 dan Rp4.984.228.954.

Based on Joint Discussion Meeting (RPB) on the letter of the Minister of State-Owned Enterprises No. S-491/MBU/07/2020 regarding Approval of the Annual Report and Financial Report of Perum LPPNPI for 2019 dated July 13, 2020, in connection with the determination of the salary/ honorarium along with other facilities and benefits for the Directors and Board of Supervisory for the 2020 financial year as well as tantiem for the Directors and Board of Supervisory, tantiem reserves for the Directors and the Board of Supervisory in 2019 is amounted to Rp2,017,172,558 and Rp4,984,228,954, respectively.









116

17. PERPAJAKAN 17. TAXATION a. Pajak Dibayar di Muka a. Prepaid Taxes Akun ini merupakan pajak dibayar atau

diperhitungkan dimuka dan taksiran atas restitusi pajak dengan rincian sebagai berikut:

This account represents tax paid or charged in advance and estimated claim for tax refund with the following details:

2020 2019

Taksiran Restitusi Pajak - 2020 64.336.567.177 -- Estimated Tax Restitution – 2020Taksiran Restitusi Pajak - 2019 26.212.467.439 26.212.467.439 Estimated Tax Restitution – 2019Taksiran Restitusi Pajak - 2018 -- 40.664.823.797 Estimated Tax Restitution – 2018Pajak Pertambahan Nilai 6.715.018 11.436.515 Value Added TaxPPN WAPU 5.492.747 5.492.747 VAT Must be Collected (WAPU)

Jumlah 90.561.242.381 66.894.220.498 Total

b. Utang Pajak b. Taxes Payable

2020 2019

Pajak Pertambahan Nilai 29.183.700.657 7.800.679.372 Value Added TaxPPN WAPU 2.057.287.248 5.608.468.822 VAT Must be Collected (WAPU)Pajak Penghasilan: Withholding Tax:

Pasal 4 (2) 388.095.202 310.352.924 Article 4 (2)Pasal 21 30.247.376.004 32.477.827.650 Article 21Pasal 22 13.558.485 904.596.881 Article 22Pasal 23 207.010.108 606.184.653 Article 23Pasal 25 2.314.366.000 11.352.917.000 Article 25

Jumlah 64.411.393.704 59.061.027.302 Total

c. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan c. Income Tax Benefit (Expense)

2020 2019

Pajak Kini -- 171.409.973.250 Current TaxPajak Tangguhan (195.082.575.959) (3.461.027.264) Deferred TaxJumlah (195.082.575.959) 167.948.945.986 Total

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan yang disajikan dalam laba rugi komprehensif dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 sebagai berikut:

The reconciliation between the profit before income tax as shown in statement of comprehensive income and the Company’s estimated taxable income for the years ended December 31, 2020 and 2019 is as follows:









117

17. PERPAJAKAN (Lanjutan) 17. TAXATION (Continued) c. Beban (Penghasilan) Pajak (Lanjutan) c. Tax Expense (Income) (Continued)

2020 2019

Laba (Rugi) Sebelum Pajak (775.523.764.669) 668.124.074.058 Profit (Loss) Before Tax

Beda Waktu Temporary DifferencePenyusutan Aset Tetap (48.815.329.588) (93.922.651.607) Depreciation of Fixed AssetsImbalan Pasca Kerja Provision for Post-Employment

8.024.970.368 10.321.747.030 BenefitTunjangan Pegawai (222.849.377.030) 53.837.896.072 Employees AllowanceCadangan Kerugian Penurunan Impairment Losses

Nilai Piutang 464.015.826.283 22.293.379.440 on ReceivableBeban Umum Lainnya (44.581.517.409) 21.313.738.121 Other General ExpensesAset Hak Guna 148.846.781 -- Right of Use Asset

Jumlah Beda Waktu 155.943.419.405 13.844.109.056 Total Temporary Difference

Beda Tetap Permanent DifferenceBeban Tunjangan Karyawan, Allowance for Employee,

Direksi, dan Dewan Pengawas 67.942.233.112 70.761.237.798 Directors, and Supervisory BoardBeban Umum Lainnya 23.155.422.169 54.699.014.534 Miscellaneous ExpensesPerpajakan 346.837.212 -- TaxationPendapatan Lain-lain - Bersih (81.359.589.628) (121.788.542.599) Other Income - Net

Jumlah Beda Tetap 10.084.902.865 3.671.709.733 Total Permanent Difference

Laba (Rugi) Fiskal (609.495.442.399) 685.639.892.847 Taxable Income (Loss)

Laba (Rugi) Fiskal Estimated Taxable(Pembulatan) (609.495.442.020) 685.639.893.000 Income (Loss) (Rounded)

Taksiran Penghasilan Fiskal -- 171.409.973.250 Estimated Taxable Income

Dikurangi: Deducted:Pajak Penghasilan Prepaid Taxes:

Dibayar Dimuka:Pasal 23 21.931.768.177 61.387.436.439 Article 23Pasal 25 42.404.799.000 136.235.004.000 Article 25

Kurang (Lebih) Bayar Pajak Underpaid (Overpayment)Penghasilan Badan (64.336.567.177) (26.212.467.189) Corporate Income Tax

Taksiran Tagihan Restitusi Pajak 64.336.567.177 26.212.467.189 Estimated Claim for Tax RefundEstimated claim for tax refundJumlah Pajak Penghasilan -- -- Total Income Taxes









118

17. PERPAJAKAN (Lanjutan) 17. TAXATION (Continued) d. Aset Pajak Tangguhan d. Deffered Tax Assets

Dikreditkan ke Dampak Penyesuaian atasDikreditkan Penghasilan (Rugi) Penerapan Awal Perubahan Tarif

(Dibebankan) ke Komprehensif Lain/ PSAK 71/ Pajak dan Lainnya/Saldo Awal/ Laba Rugi/ Credited to Other Effect of Initial Adjustment for Saldo Akhir/Beginning Credited (Charged) Comprehensive Implementation Changes in Income Ending

Balance to Profit or Loss Income (Loss) SFAS 71 Tax Rate and Others Balance

Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax AssetsPenyusutan Aset Tetap 113.118.536.719 (10.739.372.509) -- -- (95.748.863.560) 6.630.300.650 Fixed Asset DepreciationCadangan Kerugian Allowance for Impairment

Penurunan Nilai Piutang (589.173.949) 102.083.481.782 -- 11.789.539.736 13.747.894.900 127.031.742.469 Losses on ReceivableImbalan Pasca Kerja 15.458.894.483 1.765.493.481 2.786.351.477 -- 2.732.020.817 22.742.760.258 Post Employment BenefitsAset Hak Guna -- 32.746.292 -- -- -- 32.746.292 Right of Use AssetsRugi Fiskal -- 134.088.997.244 -- -- -- 134.088.997.244 Fiscal Loss

Liabilitas Pajak Tangguhan Deferred Tax LiabilitiesTunjangan Pegawai (13.942.348.488) (49.026.862.947) -- -- 68.116.738.237 5.147.526.802 Employee AllowanceBeban Umum Lainnya (8.867.367.842) (9.807.933.830) -- -- 26.048.696.315 7.373.394.643 Other General Expense

Jumlah 105.178.540.923 168.396.549.513 2.786.351.477 11.789.539.736 14.896.486.709 303.047.468.358 Total

2020

Dikreditkan ke Dikreditkan Penghasilan (Rugi)

(Dibebankan) ke Komprehensif Lain/Saldo Awal/ Laba Rugi/ Credited to Other Saldo Akhir/Beginning Credited (Charged) Comprehensive Ending

Balance to Profit or Loss Income (Loss) Balance

Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax AssetsPenyusutan Aset Tetap 136.599.199.621 (23.480.662.902) -- 113.118.536.719 Fixed Asset DepreciationPenurunan Piutang (6.162.518.809) 5.573.344.860 -- (589.173.949) Impairment ReceivableImbalan Pasca Kerja 13.174.121.453 2.580.436.758 (295.663.728) 15.458.894.483 Post Employment Benefits

Liabilitas Pajak Tangguhan Deferred Tax LiabilitiesTunjangan Pegawai (27.401.822.506) 13.459.474.018 -- (13.942.348.488) Employee AllowanceBeban Umum Lainnya (14.195.802.372) 5.328.434.530 -- (8.867.367.842) Other General Expense

Jumlah 102.013.177.387 3.461.027.264 (295.663.728) 105.178.540.923 Total

2019









119

17. PERPAJAKAN (Lanjutan) 17. TAXATION (Continued) d. Aset Pajak Tangguhan d. Deferred Tax Assets Pada tanggal 31 Maret 2020, Pemerintah

menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Republik Indonesia No. 1 Tahun 2020 yang telah menjadi Undang-Undang (UU) No. 2 Tahun 2020, serta menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 30 Tahun 2020 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka dan berlaku sejak tanggal 19 Juni 2020. Aturan tersebut menetapkan penurunan tarif pajak penghasilan wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap dari semula 25% menjadi 22% untuk tahun pajak 2020 dan 2021 dan 20% mulai tahun pajak 2022 dan seterusnya. Pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 telah dihitung dengan menggunakan tarif pajak 22%.

On March 31, 2020, the Government issue Government Regulation in Lieu of Law (Perpu) of the Republic of Indonesia No. 1 of 2020 which has become Law (UU) No. 2 of 2020, as well as stipulated Government Regulation (PP) No. 30 of 2020 concerning Tariff Reduction for Domestic Public Companies Taxpayers and effective since June 19, 2020. The regulation has stipulated the reduction in the income tax rates for domestic corporate taxpayers and business establishments from 25% to 22% for Fiscal Year 2020 and 2021 and 20% for the Fiscal Year 2022 onwards. The Company’s corporate income tax for the year ended December 31, 2020 was calculated using the tax rate of 22%.

e. Surat Ketetapan Pajak e. Tax Asessment Letter Tahun Pajak 2018 Tax Year 2018

Pada tahun 2020, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dan Kurang Bayar (SKPLB dan LB) PPh Pasal 25/29 Badan dan Kurang Bayar PPN untuk tahun pajak 2018 dengan jumlah total lebih bayar yang dapat direstitusi sebesar Rp45.565.227.786 Perusahaan sudah menerima restitusi atas lebih bayar tersebut dari kantor pajak.

In 2020, the Company has received Tax Assessment Letter for Overpayment and Underpayment for fiscal year 2018 from the tax office pertaining Income Tax 25/29 and VAT with resulting net claim totalling to Rp45,565,227,786. In current year, the Company has received related tax refund from the tax office.









120

17. PERPAJAKAN (Lanjutan) 17. TAXATION (Continued) e. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) e. Tax Asessment Letter (Continued)

Nomor SuratKetetapan Pajak/

No./ Jenis Surat/ Tax Assessment Tanggal Surat/ Periode/ Jumlah/Num. Tax Letter Letters No. Date Issued Period Total

1 Lebih Bayar PPh 25/29 00036/406/18/093/20 19 Juni 2020/ 2018 (46.197.822.378)Overpayment Tax Return Income Tax 25/29 June 19, 2020

2 Kurang Bayar PPN/ 00026/287/18/093/20 19 Juni 2020/ 2018 34.209.188 Underpayment Tax Return VAT June 19, 2020




















22 Surat Tagihan Pajak PPN 00022/187/18/093/20 19 Juni 2020/ 2018 390.024 Tax Bill VAT June 19, 2020











121

17. PERPAJAKAN (Lanjutan) 17. TAXATION (Continued) e. Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) e. Tax Asessment Letter (Continued)

Nomor SuratKetetapan Pajak/

No./ Jenis Surat/ Tax Assessment Tanggal Surat/ Periode/ Jumlah/Num. Tax Letter Letters No. Date Issued Period Total

25 Surat Tagihan Pajak PPN 00025/187/18/093/20 19 Juni 2020/ 2018 5.409.070 Tax Bill VAT June 19, 2020








Jumlah/ Total (45.565.227.786)

18. LIABILITAS IMBALAN KERJA – BAGIAN JANGKA PANJANG

18. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES – LONG TERM PORTION

Merupakan kewajiban imbalan pasca kerja

yang dirinci sesuai perhitungan aktuaris independen sebagai berikut:

This account represents post-employment benefits obligation that was calculated by independent actuary with details as follows:

2020 2019

Post-Employment Benefits

Liabilitas Imbalan Pasca Kerja LiabilitySaldo awal 39.487.699.773 30.348.607.653 Beginning BalanceBiaya Imbalan Pasti Defined Contribution Cost

Jumlah yang Diakui di Laba Rugi Amount that Recognized in15.392.819.846 13.914.446.812 Profit Loss

Pengukuran Kembali Liabilitas/ Aset Remeasurement on CurrentPeriode Berjalan 12.665.233.985 (1.182.654.911) Lliabilities/ Assets

Pembayaran Imbalan Kerja Oleh Payment of Employee Benefits byEntitas (7.367.849.479) (3.592.699.781) Entity

Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Post-Employment BenefitsAkhir Periode 60.177.904.125 39.487.699.773 Liability - End of Period









122

18. LIABILITAS IMBALAN KERJA – BAGIAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)

18. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES – LONG TERM PORTION (Continued)

2020 2019

Saldo Awal 20.754.157.624 21.936.812.535 Opening Balance(Keuntungan) Kerugian Aktuaria 16.499.998.945 11.286.703.649 Actuarial (Gain) LossImbal Hasil atas Program Aset 856.395.053 927.780.195 The Return of the Asset ProgramPerubahan atas Dampak atas Aset Changes to the Impact on Assets

di Luar Bunga Neto Other than the Net InterestAset/ Liabilitas (4.691.160.013) (13.397.138.755) of Assets / LiabilitiesPenyesuaian

Jumlah Pengukuran Kembali Current Period RemeasurementPeriode Berjalan 12.665.233.985 (1.182.654.911) Amount

Akumulasi Jumlah Pengukuran Accumulation of Kembali 33.419.391.609 20.754.157.624 Remeasurement Amount

Catatan: Notes: - Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek - Short Term Employee Benefits Liability Liabilitas dan beban atas imbalan kerja

jangka pendek diakui dan dibukukan pada saat terhutang pada karyawan (Catatan 15).

Liability and the expenses of short-term employee benefits are recognized and recorded at the time incurred to the employee (Note 15).

- Liabilitas Estimasi Imbalan Pasca Kerja

(IPK) dan Imbalan Jangka Panjang Lainnya - Estimated Post-Employment Benefit

Liability and Other Long Term Liability Program Imbalan Jangka Panjang Lainnya

yang diberikan Perusahaan kepada karyawan/ Pekerja yang mencapai usia pensiun normal akan diberikan oleh Perusahaan manfaat pensiun berupa emas 22 karat seberat 25 gram dan Dana Wirausaha sebesar Rp25.000.000.

Other Long-Term Rewards Programs provided by company to employees / workers who reach normal retirement age will be provided by pension benefit Company in the form of 22 carat gold weighing 25 grams and Entrepreneurial Funds of Rp25,000,000.

Perhitungan Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti

Perusahaan yang meliputi perhitungan liabilitas dan beban untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dilakukan oleh Kantor Konsultan Aktuaria Enny Diah Awal sesuai laporan nomor 20016/AIRNAV/EP/12/2020, tanggal 31 Desember 2020.

Calculation of Present Value of Defined Benefit Obligation of the Company which consist of calculation of liabilities and expenses for the year ended December 31, 2020 was made by independent actuary Enny Diah Awal on its report number 20016/AIRNAV/EP/12/2020, dated December 31, 2020.









123



Perhitungan Aktuaria untuk biaya imbalan

pasti, menganut prinsip nilai sekarang dari jumlah pembayaran atas imbalan karena pensiun, imbalan karena meninggal dunia dan imbalan karena cacat. Perhitungan nilai sekarang diperoleh dari penggunaan berbagai asumsi aktuaria. Tidak hanya berdasarkan tingkat bunga tetapi juga berdasarkan atas kenaikan upah, tingkat kematian, cacat dan pengunduran diri. Perhitungan atas faktor dimaksud lazim disebut nilai tunai aktuaria.

Actuarial calculations for defined benefit costs, adhere to the principle of the present value of the amounts of payments for benefits due to retirement, compensation for death and compensation for disability. Calculation of present value is obtained from the use of actuarial assumptions. Not only based on interest rates but also based on wage increases, death rates, disability and resignation. Calculation of the intended factor is commonly called actuarial cash value.

2020 2019

Data dan Asumsi: Data and the Assumption:Biaya Jasa Kini 12.665.233.985 (1.182.654.911) Current Service CostKewajiban Kini - Saldo Awal 25.636.241.649 18.745.039.427 Current Liabilities - Beginning BalanceKewajiban Kini - Saldo Akhir 40.811.959.850 25.636.241.649 Current Liabilities - Ending BalanceTingkat Diskonto 7,30% per Tahun/ 8,10% per Tahun/ Discount Rate

per Year per YearTingkat Kenaikan Penghasilan 8% per Tahun/ 10% per Tahun/ Rate of Increase in Income

per Year per YearTingkat Kemungkinan Meninggal TMI III - Tahun/ TMI III - Tahun/ Mortality Rate

Year 2019 Year 2011Tingkat Kecacatan Disability RateTingkat Kemunduran Diri Resignation Rate

Harga Emas 22 Karat Per Gram 884.583 749.000 The Price of 22 Carat Gold Per GramTingkat Inflasi Harga Emas 10% 10% Inflation Rate of Gold PricesUsia Pensiun Normal 58 Tahun/ Year 58 Tahun/ Year Normal Retirement Age

10% dari Mortalita/ of Mortality3,00% pada usia 20 tahun s.d 30 Tahun

3,00% age 20 until 30 Year

Rincian liabilitas manfaat pensiun dan imbalan

pasca kerja lainnya sebagai berikut: Details of pension benefit obligations and other

post- employment benefits are as follows:

2020 2019

Imbalan Pasca Kerja Other Post-Employment Benefits Nilai Kewajiban Kini Awal 25.636.241.649 18.745.039.427 Beginning Value of ObligationBiaya Imbalan Pasti -- -- Defined Contribution CostJumlah yang Diakui dalam Laba Rugi 8.234.639.998 6.261.464.895 Amount Recognized in Profit LossPengukuran Kembali Liabilitas/ Remeasurement on Current

Aset Periode Berjalan -- -- Liabilities/ AssetsPembayaran Imbalan Kerja Oleh Payment of Employee Benefits by

Entitas (3.673.096.510) (2.064.556.500) EntityPembayaran Iuran Periode Berjalan -- Benefits Paid for the YearKerugian Aktuarial Actuarial Loss Upon an

pada Kewajiban 10.614.174.713 2.694.293.827 Obligation

Nilai Kewajiban Kini Akhir - Ending Value of Obligation –Aktual 40.811.959.850 25.636.241.649 Actual









124



2020 2019

Imbalan Jangka Panjang Lain Other Long Term BenefitNilai Kewajiban Kini Awal 13.851.458.124 11.603.568.226 Beginning Value of ObligationBiaya Imbalan Pasti -- -- Defined Contribution CostJumlah yang Diakui dalam Laba Rugi 2.500.142.034 3.114.885.983 Amount Recognized in Profit LossPengukuran Kembali Liabilitas/ Remeasurement on Current

Aset Periode Berjalan -- -- Liabilities/ AssetsPembayaran Imbalan Kerja Oleh Payment of Employee Benefits by

Entitas (604.236.643) (866.996.085) EntityPembayaran iuran periode berjalan -- Benefits Paid for the Year(Keuntungan)/ Kerugian Aktuarial (Gains)/ Loss Actuarial Upon an

pada Kewajiban (2.096.272.026) -- Obligation

Ending Value of Obligation –Nilai Kewajiban Kini Akhir - Aktual 13.651.091.489 13.851.458.124 Actual

Penghasilan Komprehensif Lain Other Comprehensive IncomeSaldo Awal 20.754.157.624 21.936.812.535 Beginning BalancePengukuran Kembali Aktuarial 12.665.233.985 (1.182.654.911) Remeasurement of Actuarial

Total Penghasilan Komprehensif Total Others ComprehensiveLain 33.419.391.609 20.754.157.624 Income

19. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA 19. UNEARNED REVENUES Akun ini terdiri dari: This account consists of:

2020 2019

Pihak Berelasi Related PartiesPendapatan Sewa 213.562.931 -- Rent Income

Sub Jumlah 213.562.931 -- Sub Total

Pihak Ketiga Third PartiesPJNP Domestik 9.867.482.748 3.492.499.857 PJNP DomesticPJNP Internasional 13.638.978.174 11.972.867.507 PJNP International


Jumlah 23.720.023.853 15.465.367.364 Total









125

20. LIABILITAS SEWA 20. LEASE LIABILITIES Rincian atas liabilitas sewa adalah sebagai

berikut: Details of lease liabilities is as follows:

2020 2019

Liabilitas Sewa Lease LiabilitiesBagian Jangka Pendek 4.793.716.287 -- Short Term PortionBagian Jangka Panjang 1.214.794.842 -- Long Term Portion

Jumlah 6.008.511.129 -- Total

Tidak ada batasan signifikan yang diberlakukan

oleh perjanjian sewa antara lessor dan Perusahaan atas penggunaan aset atau pemeliharaan kinerja keuangan tertentu.

There is no significant restriction imposed by lease arrangements between lessor and the Company on use of the assets or maintenance of certain financial performance.

Eksposur maksimum risiko likuiditas pada akhir

periode pelaporan adalah nilai tercatat dari setiap kelas liabilitas sewa yang diungkapkan pada Catatan 33.

The maximum exposure to liquidity risk at the end of the reporting period is the carrying amount of each class of lease liabilities is disclosed in Note 33.

21. MODAL PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

21. THE REPUBLIC OF INDONESIA GOVERNMENT CAPITAL

Akun ini merupakan modal yang terdiri dari: Capital account details are as follows:

2020 2019

Saldo Awal 1.541.350.467.112 1.541.350.467.112 Beginning Balance Addition Capital of Government of

Penambahan Modal Pemerintah the Republic of Indonesia inRepublik Indonesia sesuai Accordance with GovernmentPeraturan Pemerintah Republik Regulation of the Republic ofIndonesia 904.692.510.332 -- Indonesia

Saldo Akhir 2.446.042.977.444 1.541.350.467.112 Ending Balance

Modal Capital Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia nomor 77 Tahun 2012 menyatakan besarnya modal Perusahaan pada saat pendirian sebesar Rp97.952.690.300, yang berasal dari Pengalihan Barang Milik Negara pada Kementerian Perhubungan yang pengadaannya bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 dan 2011 yang berbentuk Peralatan Navigasi Udara.

Under Indonesian Government Regulation number 77 of 2012 states the amount of capital the Company at the moment is the establishment of Rp97,952,690,300, which of derived from the diversion of State at the Ministry of Transportation procured sourced of funds from the State Budget for Fiscal Year 2010 and 2011, Air Navigation Equipment.









126

21. MODAL PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (Lanjutan)

21. THE REPUBLIC OF INDONESIA GOVERNMENT CAPITAL (Continued)

Modal (Lanjutan) Capital (Continued) Pada tanggal 20 April 2017, Pemerintah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia nomor 15 Tahun 2017 yang menyatakan penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal Perusahaan, dengan nilai sebesar Rp375.512.760.000, yang sebelumnya di catat sebagai Bantuan Pemerintah yang belum ditentukan statusnya (BPYBDS) oleh Perusahaan.

On April 20, 2017, the Government issued Government Regulation number 15 of 2017 stating the addition of capital participation of the Republic of Indonesia into the Company's capital, amounting to Rp375,512,760,000, previously recorded as Government Assistance not yet determined (BPYBDS) by the Company.

Pada tanggal 27 September 2018, Pemerintah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2018 yang menyatakan Pengurangan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia pada PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk dijadikan Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Perum LPPNPI dengan nilai Rp1.067.885.016.812 yang sebelumnya dicatat sebagai Modal Disetor Lainnya - Pengalihan Aset dengan nilai Rp549.216.004.386.

On September 27, 2018, the Government issued Government Regulation (PP) of the Republic of Indonesia Number 46 of 2018 which stated the Reduction of the State Capital Participation of the Republic of Indonesia in the PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero) to become an Addition of State Capital of the Republic of Indonesia to Perum LPPNPI with a value of Rp1,067,885,016,812 that previously recorded as Other Paid Up Capital - Transfer of assets with a value of Rp549,216,004,386.

Pada tanggal 6 November 2020, Pemerintah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2020 tentang penambahan penyertaan modal negara Republik Indonesia ke dalam modal Perum LPPNPI dengan nilai penambahan penyertaan modal negara sebesar Rp904.692.510.332 (Catatan 23).

On November 6, 2020, the Government issued Government Regulation (PP) of the Republic of Indonesia Number 65 of 2020 stated additional participation of government capital of the Republic of Indonesia to Perum LPPNPI with an additional value of government capital participation of Rp904,692,510,332 (Note 23).









127

22. TAMBAHAN MODAL DISETOR 22. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL Akun ini terdiri dari: This accounts is as follows:

2020 2019

Pengampunan Pajak 2.368.191.425 2.368.191.425 Tax Amnesty Difference in Value of Transactions

Selisih Nilai Transaksi Kombinasi Between Business CombinationsBisnis Entitas Sepengendali (518.563.291.334) (518.563.291.334) of Entities Under Common Control

Jumlah (516.195.099.909) (516.195.099.909) Total

Pada tanggal 3 November 2016, Perusahaan

berpartisipasi dalam program Pengampunan Pajak dengan dasar pengenaan uang tebusan sebesar Rp2.368.191.425 dan telah membayarkan uang tebusan sebesar Rp71.045.743. Pada tanggal 22 November 2016, Kementerian Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak dengan Nomor: KET1303/PP/WPJ.19/ 2016 yang menerangkan bahwa Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia telah menyampaikan Surat Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak yang telah diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak pada tanggal 15 November 2016.

On November 3, 2016, the Company participated in the Tax Amnesty program on the basis of a amnesty payment of Rp2,368,191,425 and paid a ransom of Rp71,045,743. On November 22, 2016, the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia issued a Tax Amnesty Certificate with Number: KET-1303/PP/ WPJ.19/2016 stating that the Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia had submitted a Statement of Assets for Tax Amnesty that had been received by Tax Office on November 15, 2016.

Perusahaan menerapkan PSAK 38 dalam

mencatat Selisih Nilai Transaksi Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali sebesar Rp518.563.291.334 yang merupakan selisih dari Nilai Wajar Aset Kenavigasian Ex PT Angkasa Pura I dan II berdasarkan PP No.46/2018 sebesar Rp1.067.885.016.811 dengan Nilai Buku berdasarkan Berita Acara Serah Terima Aset Nomor BA.445/KU.21/ 2013/PD-B dan Nomor BAC.06.04/00/09/ 2013/869 sebesar Rp549.321.725.477.

The Company applied SFAS 38 in recording Difference in Transaction Value of Combined Business Entities under Common Control amounting to Rp518,563,291,334 which is the different between the Fair Value of Navigation Assets Ex PT Angkasa Pura I and II based on PP No.46/2018 amounting to Rp1,067,885,016,811 with Book Value based on the Official Report on the Handover of Assets Number BA.445 / KU.21 / 2013 / PD-B and BAC.06.04 / 00/09/2013/869 amounting to Rp549,321,725,477.









128

23. BANTUAN PEMERINTAH YANG BELUM DITENTUKAN STATUSNYA (BPYBDS)

23. UNDEFINED STATUS GOVERNMENT ASSISTANCE (BPYBDS)

2020 2019

Saldo Awal 904.692.510.332 904.692.510.332 Beginning BalancePenyesuaian atas Adjustment of

Saldo Awal (904.692.510.332) -- Beginning Balance

Jumlah -- 904.692.510.332 Total

Berdasarkan Berita Acara Serah terima BMN

hasil penarikan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) pada PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Perum LPPNPI dengan No.BA 21 Tahun 2014, dengan rincian sebagai berikut:

Based on the Minutes of Handover BMN draw result of Undefined Status Government Assistance (BPYBDS) at PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero) of the Directorate General of Civil Aviation to Perum LPPNPI with No.BA 21, 2014, with details as follows:

2020 2019

Sultan Hasanuddin (Makassar) -- 761.393.589.500 Sultan Hasanuddin (Makassar)Juanda (Surabaya) -- 133.769.868.064 Juanda (Surabaya)Sultan Iskandar Muda (Aceh) -- 7.933.052.768 Sultan Iskandar Muda (Aceh)Raja Haji Fisabilillah Raja Haji Fisabilillah

(Tanjung Pinang) -- 1.596.000.000 (Tanjung Pinang)

Jumlah Bagian Tidak Lancar -- 904.692.510.332 Total Non-Current Portion

Penyampaian hasil pengharmonisasian

rancangan peraturan pemerintah tentang penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal Perum LPPNPI dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia telah dilakukan dengan nomor PPE.PP.03.01-2198 tanggal 18 Desember 2019.

The results of the harmonization of the draft government regulation regarding the addition of the Republic of Indonesia capital investment into the capital of Perum LPPNPI from the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia to the Minister of Finance of the Republic of Indonesia has been carried out number PPE.PP. 03.01-2198 dated December 18, 2019.









129

23. BANTUAN PEMERINTAH YANG BELUM DITENTUKAN STATUSNYA (BPYBDS) (Lanjutan)

23. UNDEFINED STATUS GOVERNMENT ASSISTANCE (BPYBDS) (Continued)

Berdasarkan Berita Acara Rekonsiliasi antara

Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan dan Perum LPPNPI No. BA-03/KN.3/REKON.BPYBDS.SEM/2020 tanggal 22 Juli 2020, terdapat penyesuaian nilai Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) dari semula Rp975.506.099.661 menjadi Rp904.692.510.333 sesuai dengan laporan hasil reviu BPKP No. LHA-6416/PW09/4/2011 tanggal 10 Agustus 2011 (Catatan 11).

Based on the Minutes of Reconciliation between the Ministry of Finance, the Ministry of Transportation and Perum LPPNPI No. BA-03/KN.3/REKON.BPYBDS.SEM/2020 dated July 22, 2020, there is an adjustment in on Undefined Status Government Assistance (BPYBDS) from Rp975.506,099,661 to Rp904,692,510,333 according to the BPKP review report Number LHA-6416/PW09/4/2011 dated August 10, 2011 (Note 11).

24. SALDO LABA YANG DICADANGKAN 24. RETAINED EARNING APPROPRIATED TO GENERAL RESERVES

Mutasi saldo laba yang dicadangkan adalah

sebagai berikut: The movement of retained earning

appropriated to general reserves are as follows:

2020 2019

Saldo Awal 2.626.400.756.829 2.244.954.467.769 Beginning BalancePembentukan Cadangan 500.175.128.076 381.446.289.060 Reclassification Reserves

Saldo Akhir 3.126.575.884.905 2.626.400.756.829 Ending Balance

Berdasarkan surat nomor S-491/MBU/07/2020,

tanggal 13 Juli 2020 tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perum LPPNPI Tahun Buku 2019, menyatakan bahwa penggunaan laba bersih tahun buku 2019 sebesar Rp500.175.128.076 seluruhnya untuk Cadangan.

Based on letter number S-491/MBU/07/2020, dated July 13, 2020 concerning Approval of Annual Reports and Financial Statements of Perum LPPNPI for the Year 2019, states that the use of net income for the financial year 2019 is Rp500,175,128,076 for Reserves.

Berdasarkan surat nomor S-372/MBU/05/2019,

tanggal 29 Mei 2019 tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perum LPPNPI Tahun Buku 2018, menyatakan bahwa penggunaan laba bersih tahun buku 2018 sebesar Rp381.446.289.060 seluruhnya untuk Cadangan.

Based on letter number S-372/MBU/05/2019, dated May 29, 2019 concerning Approval of Annual Reports and Financial Statements of Perum LPPNPI for the Year 2018, states that the use of net income for the financial year 2018 is Rp381,446,289,060 for Reserves.









130

25. KOMPONEN EKUITAS LAINNYA 25. OTHER COMPONENT OF EQUITY

Merupakan komponen penghasilan komprehensif lain, dengan uraian:

A component of other comprehensive income, with the description as follows:

2020 2019

Saldo Awal (16.188.242.946) (17.075.234.128) Beginning BalancePos-pos yang Tidak Akan Items that Will Not be

Direklasifikasi ke Laba Rugi: Reclassified to Profit or Loss:Pengukuran Kembali atas Liabilitas Remeasurement of Employment

Imbalan Kerja (Catatan 18) (9.878.882.508) 886.991.182 Benefit Liabilities (Note 18)

Saldo Akhir (26.067.125.454) (16.188.242.946) Ending Balance

26. PENDAPATAN USAHA 26. REVENUES Akun ini terdiri dari: This account consists of:

2020 2019

Jasa Pelayanan Penerbangan Air Navigation ServicesDomestik Domestic

Terjadwal 552.134.209.278 850.595.638.184 ScheduleTidak Terjadwal 11.791.090.432 6.413.235.052 Unschedule

Internasional InternationalTerjadwal 273.790.356.960 888.691.539.634 ScheduleTidak Terjadwal 13.088.109.623 15.161.966.598 Unschedule

Lintas OverflyingTerjadwal 507.025.046.252 1.304.988.034.774 Schedule


Jasa Pelayanan Terminal Terminal Navigation ServicesJasa TNC Domestik 148.940.706.886 251.092.856.996 DomesticJasa TNC International 44.694.516.255 135.925.428.333 International

Sub Jumlah 193.635.223.141 387.018.285.329 Sub TotalJumlah 1.551.464.035.686 3.452.868.699.571 Total









131

26. PENDAPATAN USAHA (Lanjutan) 26. REVENUE (Continued) Jasa pelayanan terminal merupakan jasa yang

dikenakan atas pelayanan navigasi penerbangan dalam area 20 Km cakupan pelayanan terhadap pesawat udara yang melakukan pendaratan di bandar udara atau aerodrome.

Terminal navigation services are aeronautical navigation service to customer within 20 Km of service coverage charged to any airline landed on the aerodrome on all over indonesia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan

No.KP 853 Tahun 2018, tanggal 25 Mei 2018, terdapat kenaikan tarif penerbangan dalam negeri sebagai berikut:

Based on the Minister of Transportation Regulation No.KP 853 2018, on May 25, 2018, there were increases in domestic flight fares as follows:

1) Sejak 30 hari peraturan ini terbit tarif

penerbangan dalam negeri dari Rp3.000 per route unit menjadi Rp4.000 per route unit.

1) Effectively 30 days after the date of issuance of this regulation, domestic flight fares increase from IDR 3,000 per route unit to IDR 4,000 per route unit.



2) Effectively 120 days after the date of issuance of this regulation, domestic flight fares increase from IDR 4,000 per route unit to IDR 5,000 per route unit..



3) Effectively 210 days after the date of issuance of this regulation, domestic flight fares increase from IDR 5,000 per route unit to IDR 6,000 per route unit..

4) Sejak 01 Januari 2019, tarif penerbangan

dalam negeri sebesar Rp7.000 per route unit.

4) Effective from January 1, 2019, domestic flight fares are Rp. 7,000 per route unit.

Tarif layanan jasa navigasi penerbangan dalam

negeri yang berlaku tahun 2019 mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 63 Tahun 2019, tanggal 14 Maret 2019, menetapkan Biaya Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan, dimana terdapat penundaan tarif, untuk tanggal 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2019 menggunakan tarif sebesar Rp6.000 per route unit, dan mulai 1 Juli 2019 dan seterusnya menggunakan tarif sebesar Rp7.000 per route unit.

The tariff for domestic flight navigation services in 2019 refers to the Decree of the Minister of Transportation No. KM 63 Year 2019, dated March 14, 2019, concerning the Cost of Flight Navigation Services, where there is a delay in tariff increases, for January 1 to June 30, 2019 uses a tariff of Rp6,000 per route unit, and from July 1, 2019 onwards, a tariff of Rp7,000 per route unit.









132

27. BEBAN PEGAWAI 27. EMPLOYEE EXPENSES Akun ini terdiri dari: This account is as follows:

2020 2019

Gaji, Upah, dan Insentif 593.098.084.374 623.064.421.078 Salaries, Wages, and IncentivesPajak Penghasilan 143.808.216.713 200.133.893.148 Income TaxProfesi 92.629.181.871 123.872.713.689 Professional JHT (Jaminan Hari Tua) JHT (Old Age Guarantee)

Taspen Life 83.720.659.881 74.468.893.814 Taspen LifePengobatan Karyawan 70.774.386.297 76.603.303.820 Employee MedicationPerumahan 70.624.830.000 68.618.201.626 HousingCuti 48.282.925.555 45.677.634.310 LeaveTunjangan Hari Raya 45.567.399.247 49.862.689.675 FestivitiesKesejahteraan Keluarga 44.905.881.384 46.522.001.804 Staff WelfareJamsostek 37.432.084.388 31.349.796.325 JamsostekMobilitas 36.727.720.000 49.618.517.098 MobilityTransportasi 35.718.957.500 35.554.948.548 TransportationSeragam 33.049.905.409 23.483.532.963 UniformUang Makan 28.625.100.000 31.391.332.000 MealsDana Pensiun 6.754.309.842 12.310.038.310 Pension Fund BenefitsKemahalan 6.236.100.000 5.982.032.500 Cost of LivingJasa Kinerja -- 209.672.546.591 PerformanceJasa Produksi -- 163.170.056.598 ProductionLain-lain 24.112.020.174 24.585.321.795 Others Jumlah 1.402.067.762.635 1.895.941.875.692 Total

Pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah

karyawan sebanyak 114 orang, yang terdiri dari karyawan Perum LPPNPI sebanyak 13 orang, 66 orang yang ditahun sebelumnya dari perbantuan Pegawai Negeri Sipil, 26 orang yang ditahun sebelumnya dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, serta Peserta Magang sebanyak 3 orang, dan penugasan sebanyak 6 orang.

In 2020 there is a decrease of 114 in the Company’s number of employees, which consists of 13 employees from Perum LPPNPI, 66 employees previously from assistance of Civil Servants, 26 employees previously from Specific Time Work Agreements, and 3 employees from Internship Participants, and also include 6 employees from secondment.

Pada tahun 2019 terjadi peningkatan jumlah

karyawan Perum LPPNPI sebanyak 500 orang yang berasal dari peralihan status semula Peserta Magang dan PKWT menjadi Karyawan Perum LPPNPI.

In 2019, there was an increase in the number of Perum LPPNPI employees by 500 people who came from the original status transfer of Internship Participants and PKWT to become Perum LPPNPI employees.









133

27. BEBAN PEGAWAI (Lanjutan) 27. EMPLOYEE EXPENSES (Continued) Sejak tahun 2016 Perum LPPNPI mengikuti

program TASPEN Life bagi Karyawan Perum LPPNPI monostatus (bukan karyawan yang diperbantukan), dengan dasar hukum Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 88 dan 111.

Since 2016, Perum LPPNPI has maintained TASPEN Life program for employees Perum LPPNPI monostatus (not an employee seconded), in accordance with the Law No. 13 of 2003 on labor chapters 88 and 111.

28. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 28. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES

Akun ini terdiri dari: This account is as follows:

2020 2019

Penurunan Nilai Piutang Provision for Impairment Losses410.427.009.303 22.889.185.438 on Trade Receivables

Outsourcing 45.603.120.458 59.468.949.047 OutsourcingGaji dan Tunjangan dan Salaries, Allowance and

Tantiem Dewan Pengawas dan Tantiem Supervisory Board andDireksi 40.347.213.743 73.636.596.369 Directors

Perjalanan Dinas 25.769.632.198 116.242.120.823 Business TripDiklat 18.815.487.942 57.437.910.282 TrainingPajak 14.404.764.959 21.412.410.346 TaxesRapat 9.052.179.592 37.306.436.032 MeetingHonor 8.473.443.600 16.320.926.980 SalarySewa 7.197.948.567 25.774.964.840 RentAsuransi: Insurance:

Asuransi Aset (Catatan 11) 5.459.509.372 2.966.174.117 Assets Insurance (Note 11)Asuransi Liabilitas 4.532.298.387 4.548.375.897 Liabilities Insurance

Profesional 3.982.677.466 5.730.246.148 ProfessionalIklan dan Promosi 2.984.876.774 12.077.108.659 Advertising and PromotionBeban Bunga Interest Expense on

Liabilitas Sewa 697.610.685 -- Lease LiabilitiesLain-lain 9.225.239.383 25.503.620.537 Others

Jumlah 606.973.012.429 481.315.025.515 Total

Beban umum lainnya merupakan beban

olahraga, beban bimbingan rohani, beban pengiriman, dan beban umum lainnya.

Other general expenses are sports expenses, spiritual guidance expenses, shipping expenses, and other general expenses.









134

29. BEBAN USAHA LAINNYA 29. OTHER OPERATING EXPENSES Akun ini terdiri dari: This account is as follows:

2020 2019

Penyusutan (Catatan 11) 231.471.563.136 216.124.037.809 Depreciation (Note 11)Utilitas 104.984.299.887 117.604.753.127 UtilitiesPemeliharaan 83.326.869.094 156.943.606.427 MaintenancePerlengkapan 15.481.112.171 44.985.544.404 Supplies

Jumlah 435.263.844.288 535.657.941.767 Total

30. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN 30. OTHER INCOME (EXPENSE) Rincian pendapatan lain-lain sebagai berikut: Details of other (expense) income as follows:

2020 2019

Pendapatan Lain-lain Other IncomeDenda Kontrak 6.653.918.497 7.492.552.047 Contract’s PenaltyKeuntungan Unrealized Gain on

Selisih Kurs 20.499.004.561 -- Foreign ExchangeLainnya 10.354.694.782 33.483.176.892 Others


Pendapatan Bunga Interest IncomeJasa Giro Giro

Rupiah 1.625.549.441 2.322.230.936 RupiahDolar Amerika Serikat -- 227.266.421 United States Dollar

Deposito DepositRupiah 91.132.760.515 117.690.960.128 RupiahDolar Amerika Serikat -- 1.548.085.114 United States Dollar

Sub Jumlah 92.758.309.956 121.788.542.599 Sub TotalJumlah 130.265.927.796 162.764.271.538 Total

Pendapatan lain-lain pada tahun 2020 sebesar

Rp10.354.694.782 sebagian besar merupakan pendapatan dari penerimaan restitusi sebesar Rp4.972.238.007 dan koreksi biaya yang masih harus dibayar yang tidak terealisasi Rp3.762.769.846.

Other income in 2020 amounting to Rp10,354,694,782 primarily consists of income arising from tax restitution refund amounted to Rp4,972,238,007 and correction of unrealized accrued expenses amounted to Rp3,762,769,846.









135

30. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN (Lanjutan)

30. OTHER INCOME (EXPENSE) (Continued)

2020 2019

Beban Lain-lain Others ExpensesKemitraan dan Partnerships and Development

Bina Lingkungan (11.420.828.439) (14.800.564.904) ProgramKerugian Unrealized Loss on

Selisih Kurs -- (14.475.623.553) Foreign ExchangeAdministrasi bank (373.049.323) (485.608.640) Bank AdministrationLainnya (1.155.231.037) (4.832.256.980) Others

Sub Jumlah (12.949.108.799) (34.594.054.077) Sub TotalJumlah 117.316.818.997 128.170.217.461 Total

Pembayaran kegiatan Program Bina

Lingkungan dilaksanakan seperti kegiatan CSR Perusahaan. Dana Bina Lingkungan yang telah disalurkan pada tahun 2020 adalah sebesar Rp11.103.766.625.

The payment for the Community Development Program is carried out as a Corporate CSR activity. The Community Development Fund distributed in 2020 amounting to Rp11,103,766,625.

31. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK

BERELASI 31. BALANCE AND TRANSACTIONS WITH

RELATED PARTIES Saldo yang berhubungan dengan pihak-pihak

berelasi pada tanggal laporan keuangan adalah sebagai berikut:

Balances with related parties at the reporting date of financial statements is as follows:

2020 2019

Aset AssetsSetara Kas (Catatan 5) Cash Equivalents (Note 5)Rupiah Rupiah

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 17.343.962.538 25.161.947.080 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TbkPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 9.000.755.197 9.528.816.806 PT Bank Mandiri (Persero) TbkPT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 7.974.584.617 3.350.393.931 PT Bank Negara Indonesia (Persero) TbkPT Bank Syariah Indonesia PT Bank Syariah Indonesia

(d/h PT Bank Syariah Mandiri) 1.874.614 -- (formerly PT Bank Syariah Mandiri)PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara 400.745 -- PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara

Sub Jumlah 34.321.577.711 38.041.157.817 Sub TotalDolar Amerika Serikat United States Dollar

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 53.511.925.885 50.252.393.020 PT Bank Mandiri (Persero) TbkPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 11.746.450.339 23.368.345.556 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TbkPT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1.927.041.602 22.661.618.715 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk










136

31. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (Lanjutan)

31. BALANCE AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (Continued)

2020 2019

Deposito DepositsRupiah Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 734.000.000.000 1.210.000.000.000 PT Bank Mandiri (Persero) TbkPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 709.000.000.000 884.390.638.000 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TbkPT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 200.000.000.000 483.300.000.000 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Sub Jumlah 1.643.000.000.000 2.577.690.638.000 Sub Total Deposits RupiahDolar Amerika Serikat United States Dollar

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk -- 148.740.700.000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Sub Jumlah -- 148.740.700.000 Sub Total

Jumlah Setara Kas 1.744.506.995.537 2.860.754.853.108 Total Cash Equivalents

Persentasi dari Jumlah Aset 34,37% 46,74% Percentage from Total Assets

Piutang Usaha (Catatan 6) Trade Receivables (Note 6)Rupiah RupiahPT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 325.232.607.678 72.095.429.660 PT Garuda Indonesia (Persero) TbkPT Citilink Indonesia 198.161.525.038 86.672.388.786 PT Citilink IndonesiaPT Merpati Nusantara Airlines (Persero) 2.688.774.800 2.690.194.773 PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)PT Dirgantara Indonesia (Persero) -- 84.529.708 PT Dirgantara Indonesia (Persero)

Sub Jumlah 526.082.907.516 161.542.542.927 Sub TotalDolar Amerika Serikat United States DollarPT Merpati Nusantara Airlines (Persero) 1.802.449.533 1.802.449.533 PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)PT Citilink Indonesia 29.829.873 -- PT Citilink IndonesiaPT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 19.016.012 19.016.012 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk


Jumlah Piutang Usaha 527.934.202.934 163.364.008.472 Total Trade Receivables


Pendapatan Akrual (Catatan 7) Accrued Revenues (Note 7)PT Telekomunikasi Selular 645.333.333 -- PT Telekomunikasi SelularPT Dirgantara Indonesia -- 9.456.290 PT Dirgantara Indonesia

Jumlah 645.333.333 9.456.290 Total


Liabilitas LiabilityUtang Usaha (Catatan 13) Trade Payable (Note 13)Pihak Berelasi 901.085.284 -- Related Parties

Persentase dari Jumlah Liabilitas 0,16% 0,00% Percentage from Total Liabilities

Pendapatan Diterima di Muka (Catatan 19) Unearned Revenues (Note 19)PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 147.284.780 -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) TbkPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 66.278.151 -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Jumlah 213.562.931 -- Total0,04% 0,00%

Liabilitas Lain-lain (Catatan 16) Other Liabilities (Note 16)Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Meteorological, Climatological, and

Geofisika (PNBP PJP) 46.466.508.226 58.578.499.200 Geophysical Agency (PNBP PJP)Kementerian Perhubungan (PNBP PJP) 183.557.407.593 248.267.865.448 Ministry of Transportation (PNBP PJP)

Jumlah 230.023.915.819 306.846.364.648 Total

Persentase dari Jumlah Liabilitas 40,79% 31,78% Percentage from Total Liabilities









137

31. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (Lanjutan)

31. BALANCE AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (Continued)

Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi

yang material dengan pihak berelasi, sebagai berikut:

Details of the nature and type of material transactions with related parties, as follows:

No./ Pihak Berelasi/ Hubungan/ Sifat Hubungan/Num Related Parties Relationship Nature of Transactions

1 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Institusi Keuangan Yang Dikendalikan oleh Penempatan Kas dan Bank, Deposito/Pemerintah RI/ Financial Institution Placement of Cash and Bank, DepositsControlled by The Government of Republik Indonesia

2 PT Bank BNI (Persero) Tbk Institusi Keuangan Yang Dikendalikan oleh Penempatan Kas dan Bank, Deposito,Pemerintah RI/ Financial Institution Pendapatan Diterima di Muka/ PlacementControlled by The Government of of Cash and Bank Deposits, UnearnedRepublik Indonesia Revenues

3 PT Bank BRI (Persero) Tbk Institusi Keuangan Yang Dikendalikan oleh Penempatan Kas dan Bank, Deposito,Pemerintah RI/ Financial Institution Pendapatan Diterima di Muka/ PlacementControlled by The Government of of Cash and Bank Deposits, UnearnedRepublik Indonesia Revenues

4 PT Bank Syariah Indonesia Institusi Keuangan Yang Dikendalikan oleh Penempatan Kas dan Bank/ Placement(d/h PT Bank Syariah Mandiri) Pemerintah RI/ Financial Institution of Cash and Bank

Controlled by The Government of Republik Indonesia

5 PT Bank Pembangunan Daerah Institusi Keuangan Yang Dikendalikan oleh Penempatan Kas dan Bank/ PlacementPemerintah RI/ Financial Institution of Cash and BankControlled by The Government of Republik Indonesia

6 PT Garuda Indonesia Perum Asosiasi/ Associations Transaksi Piutang Usaha / Trade(Persero) Tbk Receivable Transaction

7 PT Citilink Indonesia Asosiasi/ Associates Piutang Usaha / Trade Receivables8 PT Dirgantara Indonesia Asosiasi/ Associates Piutang Usaha / Trade Receivables9 PT Merpati Nusantara Airlines Asosiasi/ Associates Piutang Usaha / Trade Receivables

10 PT Angkasa Pura II (Persero) Asosiasi/ Associates Utang Usaha / Trade Payable11 PT Asuransi Jiwa Taspen Asosiasi/ Associates Utang Usaha / Trade Payable12 BPJS Ketenagakerjaan Asosiasi/ Associates Utang Usaha / Trade Payable13 PT Pins Indonesia Asosiasi/ Associates Utang Usaha / Trade Payable14 Badan Meteorologi, Klimatologi Entitas Sepengendali/ Entity Under Utang Usaha / Trade Payable

Geofisika Common Control15 Kementerian Perhubungan Entitas Sepengendali/ Entity Under Utang Usaha / Trade Payable

Common Control16 PT Angkasa Pura I (Persero) Asosiasi/ Associates Utang Usaha / Trade Payable17 PT Telekomunikasi Selular Asosiasi/ Associates Sewa/ Rent









138

32. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING

32. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY

Rincian aset dan kewajiban moneter dalam

mata uang asing adalah sebagai berikut: Detail of assets and liabilities denominated in

foreign currencies are as follows:

Jenis Jumlah Valas/ Ekuivalen/Valas/ Forex Total of Equivalent

Type Foreign Rupiah

Aset AssetsKas dan Setara Kas (Catatan 5) USD 4.763.234 67.185.417.826 Cash and Cash Equivalents (Note 5)Piutang Usaha (Catatan 6) USD 9.912.134 139.810.651.698 Trade Receivables (Note 6)

Jumlah Aset 14.675.368 206.996.069.524 Total Assets

Liabilitas LiabilitiesUtang PNBP (Catatan 16) USD 788.718 11.124.864.140 PNBP Debt (Note 16)Titipan PNBP (Catatan 16) USD 1.989.833 28.066.596.939 PNBP Deposit (Note 16)

Jumlah Liabilitas 2.778.551 39.191.461.079 Total Liabilities

2020

Jenis Jumlah Valas/ Ekuivalen/Valas/ Forex Total of Equivalent

Type Foreign Rupiah

Aset AssetsKas dan Setara Kas (Catatan 5) USD 17.626.290 245.023.057.291 Cash and Cash Equivalents (Note 5)Piutang Usaha (Catatan 6) USD 14.192.780 197.293.834.342 Trade Receivables (Note 6)

Jumlah Aset 31.819.070 442.316.891.633 Total Assets

Liabilitas LiabilitiesUtang PNBP (Catatan 16) USD 2.959.090 41.134.312.342 PNBP Debt (Note 16)Titipan PNBP (Catatan 16) USD 2.458.274 34.172.470.302 PNBP Deposit (Note 16)

Jumlah Liabilitas 5.417.364 75.306.782.644 Total Liabilities

2019









139

33. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL

33. FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT

Manajemen Modal Capital Management Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan

adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Selain itu, Perusahaan dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas efektif tanggal 16 Agustus 2007 untuk mengkontribusikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Persyaratan permodalan eksternal tersebut dipertimbangkan oleh Perusahaan pada Rapat Pembahasan Bersama (“RPB”).

The main objective of capital management of the Company is to ensure the maintenance of a healthy ratio of capital to support the business and maximize return for shareholders. In addition, the Company required by the Limited Liability Company Act effective August 16, 2007 to contribute up to 20% of the share capital issued and fully paid into a reserve fund that should not be distributed. External capital requirements are considered by the Company at the Joint Discussion Meeting ("RPB").

Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019. Kebijakan Perusahaan adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.

The Company manages the capital structure and make adjustments to changing economic conditions. To maintain and adjust its capital structure, the Company may seek funding through loans. There was no change in the objectives, policies and processes as of December 31, 2020 and 2019. The Company policy is to maintain a healthy capital structure for securing access to funding at reasonable cost.

Manajemen Risiko Keuangan Financial Risk Management Aktivitas Perusahaan mengandung berbagai

macam risiko keuangan, seperti risiko pasar (termasuk risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko tingkat suku bunga), risiko kredit dan risiko likuiditas. Secara keseluruhan, program manajemen risiko keuangan Perusahaan bertujuan untuk meminimalkan kerugian atas nilai aset dan liabilitas yang dapat timbul dari pergerakan nilai tukar mata uang asing dan pergerakan tingkat suku bunga. Manajemen mempunyai kebijakan tertulis untuk manajemen risiko valuta asing yang sebagian besar melalui penempatan deposito berjangka dan lindung nilai untuk mengantisipasi risiko fluktuasi valuta asing untuk jangka waktu 3 sampai dengan 12 bulan.

The Company’s activities contain various financial risks such as market risk (including the risk of foreign currency exchange rate and interest rate risk), credit risk and liquidity risk. Overall, financial risk management program. The Company aims to minimize losses on the value of assets and liabilities arising from the movement of foreign currency exchange rate and interest rate movements. Management has a written policy for the management of foreign currency risk mainly through deposits placements and hedging against risk of foreign exchange fluctuations for a period of 3 to 12 months.









140

33. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL (Lanjutan)

33. FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT (Continued)

Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan) Financial Risk Management (Continued)

Berikut ini risiko-risiko keuangan yang diimitigasi oleh Perusahaan.

Financial risks that mitigated by the Company as follows:

a. Risiko nilai tukar mata uang asing a. Risk of foreign currency exchange rate

Perusahaan mempunyai saldo piutang, utang, dan liabilitas dalam mata uang asing yang diantaranya adalah Dollar Amerika Serikat (USD). Risiko kenaikan nilai tukar mata uang asing terhadap liabilitas Perusahaan diharapkan dapat dikompensasi dengan deposito berjangka dan piutang dalam mata uang asing yang ditetapkan minimal 25% dari liabilitas yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 (satu) tahun dengan memperhatikan kecenderungan perubahan nilai tukar di masa yang akan datang.

The Company had outstanding receivables, debts, and liabilities denominated in foreign currencies that include the U.S. Dollar (USD). Increase the risk of foreign currency exchange rates against the Company’s liabilities are expected to be offset by time deposits and receivable in foreign currencies are set at least 25% of the liabilities that will mature in less than 1 (one) year with respect to changes in the value trend exchange in the future.

Perusahaan telah memperhatikan sungguh-sungguh Peraturan Menteri BUMN No.PER-09/MBU/2013, tanggal 25 September 2013, tentang Kebijakan Umum Transaksi Lindung Nilai pada BUMN. Selanjutnya, Perusahaan telah mengidentifikasi dan menetapkan risiko pasar yang dihadapi dan sampai dengan saat ini Perusahaan berpendapat bahwa, lindung nilai atas transaksi dalam valuta asing khususnya untuk saat ini tidak diperlukan. Perusahaan juga sedang menyusun kebijakan lindung nilai dan prosedur operasional standar yang berkenan.

The Company has paid attention to seriously the Minister BUMN No.PER-09/MBU/2013 Regulation, dated September 25, 2013 about Common Policy of Hedging Transaction at BUMN. Hereinafter, the Company have identified and specify market risk faced and up to in this time the Company have a notion that, hedging for transaction in foreign currency specially to in this time is not needed. The Company also is compiling hedging policy and the standard operational procedure which having the pleasure to.

b. Risiko tingkat suku bunga b. Interest rate risk

Pergerakan tingkat suku bunga diawasi untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap posisi keuangan. Untuk mengukur risiko pasar atas pergerakan suku bunga, Perusahaan melakukan analisis pada pergerakan marjin suku bunga dan pada profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan berdasarkan jadwal perubahan suku bunga.

Interest rate movements monitored to minimize any negative impact on its financial position. To measure the market risk of interest rate movements, the Company conducts analysis on interest margin and the maturity profile of financial assets and liabilities based on schedule changes in interest rates.









141



c. Risiko kredit c. Credit Risk Perusahaan terpapar risiko kredit terutama

dari piutang usaha dan piutang lain-lain. Risiko kredit dikendalikan dengan pengawasan terus menerus atas saldo dan penagihan piutang usaha dan piutang lain- lain.

The Company is exposed to credit risk mainly from trade receivables and other receivables. Credit risk is controlled by the continuous monitoring and billing accounts receivable balances and other receivables.

Lebih dari SatuNilai tercatat/ Sampai dengan Tahun/

Carrying Satu Tahun/ More Than OneAmount Up to a Year Year

Aset Keuangan Financial AssetKas dan Setara Kas 1.744.757.413.506 1.744.757.413.506 -- Cash and Cash EquivalentsPiutang Usaha 1.246.363.439.770 571.594.915.778 674.768.523.992 Trade ReceivablesPendapatan Akrual 944.907.804 944.907.804 -- Accrued RevenuesPiutang Lain-lain 319.981.469 319.981.469 -- Other Receivables

Jumlah 2.992.385.742.549 2.317.617.218.557 674.768.523.992 Total

31 Desember2020 / December 31, 2020

d. Risiko likuiditas d. Liquidity Risk

Risiko likuiditas timbul apabila Perusahaan

mengalami kesulitan untuk memenuhi liabilitas keuangan ketika liabilitas keuangan tersebut jatuh tempo. Manajemen risiko likuiditas berarti menjaga kecukupan saldo kas dan setara kas dalam upaya pemenuhan liabilitas keuangan Perusahaan. Perusahaan secara terus menerus melakukan analisa untuk mengawasi rasio-rasio likuiditas laporan posisi keuangan, seperti antara lain, rasio likuiditas, rasio debt equity terhadap persyaratan-persyaratan yang diharuskan perjanjian utang.

Liquidity risk arises when the Company has difficulty to satisfy financial liabilities as financial liabilities are due. Prudent liquidity risk management implies maintaining sufficient cash and cash equivalents in order to fulfill the financial obligations of the Company. The Company continuously analyzes to monitor liquidity ratios statement of financial position, such as, among others, liquidity ratio, debt equity ratio to the requirements of its debt agreements required.









142



d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity Risk (Continued)



Liabilitas Keuangan Financial LiabilitiesUtang Usaha (Catatan 13) 7.071.595.915 7.071.595.915 -- Accounts Payables (Note 13)Beban Akrual (Catatan 14) 63.615.375.439 63.615.375.439 -- Accrued Expenses (Note 14)Liabilitas Imbalan Employee BenefitsKerja (Catatan 15 dan 18) 147.206.456.286 87.028.552.161 60.177.904.125 Liabilities (Note 15 and 18)Pendapatan Diterima Unearned Revenues

Dimuka (Catatan 19) 23.720.023.853 23.720.023.853 -- (Note 19)Liabilitas Sewa (Catatan 20) 6.008.511.129 4.793.716.287 1.214.794.842 Lease Liabilities (Note 20)Liabilitas Jangka Pendek Other Short-Term

Lainnya (Catatan 16) 244.926.878.161 244.926.878.161 -- Liabilities (Note 16)Liabilitas Jangka Panjang Lainnya 7.001.401.512 -- 7.001.401.512 Other Long-Term Liabilities

Jumlah 499.550.242.295 431.156.141.816 68.394.100.479 Total


34. INFORMASI SEGMEN OPERASI 34. OPERATION SEGMENT INFORMATION Informasi segmen berdasarkan wilayah operasi

sebagai berikut: The segment information based on

geographical segment is as follows:

Lain-lain/ Jumlah/JATSC Denpasar MATSC Others Total

Total Aset 266.393.235.451 85.256.673.008 238.085.218.984 4.485.718.031.689 5.075.453.159.132 Total AssetsTotal Liabilitas 16.015.540.222 7.358.562.475 3.063.333.556 537.524.199.746 563.961.635.999 Total LiabilitiesTotal Ekuitas 250.377.695.229 77.898.110.533 235.021.885.428 3.948.193.831.943 4.511.491.523.133 Total Equity

Pendapatan Usaha 626.089.339.991 373.266.819.772 119.185.382.299 432.922.493.624 1.551.464.035.686 Operating RevenuesBeban Usaha 315.324.342.463 201.250.037.692 80.025.687.750 1.847.704.551.447 2.444.304.619.352 Operating Expenses

Laba (Rugi) Usaha 310.764.997.528 172.016.782.080 39.159.694.549 (1.414.782.057.823) (892.840.583.666) Operating (Loss) Profit

2020

Lain-lain/ Jumlah/JATSC Denpasar MATSC Others Total

Total Aset 292.436.488.341 84.923.863.159 261.026.783.347 5.482.417.085.437 6.120.804.220.284 Total AssetsTotal Liabilitas 64.201.261.229 6.239.610.897 9.403.663.841 885.559.272.986 965.403.808.953 Total LiabilitiesTotal Ekuitas 228.235.227.112 78.684.252.262 251.623.119.506 4.596.857.812.451 5.155.400.411.331 Total Equity

Pendapatan Usaha 1.297.215.577.813 456.132.499.563 866.620.059.364 832.900.562.831 3.452.868.699.571 Operating RevenuesBeban Usaha 335.580.733.632 78.224.545.909 204.547.192.048 2.294.562.371.385 2.912.914.842.974 Operating Expenses

Laba (Rugi) Usaha 961.634.844.181 377.907.953.654 662.072.867.316 (1.461.661.808.554) 539.953.856.597 Operating (Loss) Profit

2019









143

35. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

35. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES

Berikut adalah ikhtisar nilai tercatat dan estimasi

nilai wajar instrumen keuangan Perusahaan yang dinyatakan dalam laporan posisi keuangan:

Below is an overview of the carrying value and estimated fair values of financial instruments the Company are stated in the statement of financial position:

Nilai Wajar/ NIlai Tercatat/ Nilai Wajar/ NIlai Tercatat/Fair Value *) Carrying Amount Fair Value *) Carrying Amount

Aset Keuangan Financial AssetsKas dan Setara Kas 1.744.757.413.506 1.744.757.413.506 2.860.993.089.975 2.860.993.089.975 Cash and Cash EquivalentsPiutang Usaha 722.545.325.570 722.545.325.570 852.132.976.710 852.132.976.710 Trade ReceivablesPendapatan Akrual 944.907.804 944.907.804 1.780.817.849 1.780.817.849 Accrued RevenuesPiutang Lain-lain 319.981.469 319.981.469 169.306.529 169.306.529 Other ReceivablesJumlah Aset Keuangan 2.468.567.628.349 2.468.567.628.349 3.715.076.191.063 3.715.076.191.063 Total Financial Assets

Liabilitas Keuangan Financial LiabilitiesUtang Usaha 7.071.595.915 7.071.595.915 47.093.826.563 47.093.826.563 Trade PayablesBeban Akrual 63.615.375.439 63.615.375.439 123.505.205.554 123.505.205.554 Accrued ExpensesLiabilitas Imbalan Kerja Short Term Employee Benefits

Jangka Pendek 87.028.552.161 87.028.552.161 349.705.151.024 349.705.151.024 LiabilitiesPendapatan Diterima Unearned Revenues

Dimuka 23.720.023.853 23.720.023.853 15.465.367.364 15.465.367.364 Liabilitas Keuangan Jangka Other Short-Term Financial

Pendek Lainnya 244.926.878.161 244.926.878.161 331.085.531.373 331.085.531.373 LiabilititesLiabilitas Sewa - Lease Liabilities -

Bagian Jangka Pendek 4.793.716.287 4.793.716.287 -- -- Short Term Portion

Jumlah Liabilitas Total FinancialKeuangan 431.156.141.816 431.156.141.816 866.855.081.878 866.855.081.878 Liabilities

2020 2019

Seluruh nilai tercatat instrumen keuangan

mendekati nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut. Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar dari setiap golongan instrumen keuangan Perusahaan:

The entire carrying amount of financial instruments approaching fair value of these financial instruments. The following are the methods and assumptions used in estimating the fair value of each class of financial instruments the Company:

Kas dan setara kas, piutang lain-lain dan

pendapatan yang masih harus diterima. Seluruh aset keuangan di atas merupakan aset keuangan jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sehingga nilai tercatat aset keuangan tersebut telah mencerminkan nilai wajar dari aset keuangan tersebut.

Cash and cash equivalents, other receivables and accrued revenue. All financial assets are financial assets in the short term that will expire within 12 months, the carrying amount of financial assets it has reflected the fair value of the asset.

Piutang usaha dihitung berdasarkan nilai wajar

dan diturunkan melalui akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Trade receivable is calculated based on the fair value and reduced through an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statement of profit or loss and other comprehensive income.









144

35. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)

35. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued)

Biaya akrual, utang pembelian aset, utang lain-

lain, pendapatan yang diterima dimuka, liabilitas keuangan jangka pendek lainnya. Seluruh liabilitas keuangan tersebut merupakan kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sehingga nilai tercatat aset keuangan tersebut telah mencerminkan nilai wajar dari liabilitas keuangan.

Accrued expenses, asset purchase payable, other payables, unearned revenues, and other short-term financial liabilities. All financial liabilities that are short-term obligations that will mature within 12 months, the carrying amount of financial assets it has reflected the fair value of financial liabilities.



Liabilitas Keuangan Financial LiabilitiesUtang Usaha (Catatan 13) 7.071.595.915 7.071.595.915 -- Accounts Payables (Note 13)Beban Akrual (Catatan 14) 63.615.375.439 63.615.375.439 -- Accrued Expenses (Note 14)Liabilitas Imbalan Employee BenefitsKerja (Catatan 15 dan 18) 147.206.456.286 87.028.552.161 60.177.904.125 Liabilities (Note 15 and 18)Pendapatan Diterima Unearned Revenues

Dimuka (Catatan 19) 23.720.023.853 23.720.023.853 -- (Note 19)Liabilitas Sewa (Catatan 20) 6.008.511.129 4.793.716.287 1.214.794.842 Lease Liabilities (Note 20)Liabilitas Jangka Pendek Other Short-Term

Lainnya (Catatan 16) 244.926.878.161 244.926.878.161 -- Liabilities (Note 16)Liabilitas Jangka Panjang Lainnya 7.001.401.512 -- 7.001.401.512 Other Long-Term Liabilities

Jumlah 499.550.242.295 431.156.141.816 68.394.100.479 Total


36. INFORMASI TAMBAHAN UNTUK LAPORAN

ARUS KAS 36. SUPPLEMENATRY INFORMATION FOR

CASH FLOWS Informasi taransaksi non kas yang signifikan

yang tidak memperngaruhi aktivitas arus kas sebagai berikut:

Significant non-cash transaction that does not affect to cash flows activities are as follows:

Pada tahun berjalan terdapat penambahan

modal pemerintah Republik Indonesia yang berasal dari konversi saldo akun BPYBDS sebesar Rp904.692.510.332 (Catatan 21 dan 23). Penambahan ini tidak mempengaruhi arus kas dari aktivitas pendanaan Perusahaan.

In current year, there is an addition in capital contribution from the Government of the Republic of Indonesia amounted to Rp904,692,510,332 resulting from conversion of BPYBDS account to capital (Note 21 and 23). This change does not affect to cash flows from financing activity of the Company.

Penambahan aset tetap yang berasal dari

pengakuan aset hak guna dan liabilitas sewa sebesar Rp12.556.501.753 sehubungan dengan implementasi PSAK 73 “Sewa”. Penambahan ini tidak mempengaruhi arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan Perusahaan.

Addition in fixed assets amounting to Rp12,556,501,753 that arise from recognition of right of used assets and lease liabilities due to implementation of SFAS 73 “Lease”. This change does not affect to cash flows from investing and financing activities of the Company.









145

37. INFORMASI PENTING LAINNYA 37. OTHER SIGNIFICANT INFORMATION 1) Kontrak Sewa 1) Lease Contract a. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT CSM Corporatama, tentang Pengadaan Sewa Kendaraan Direksi untuk lokasi Kantor Pusat, No. PROC.063/US/00/LPPNPI/ PGD.02.03/XI/2019 dengan jangka waktu 3 tahun, terhitung mulai dari tanggal 8 Januari 2020, kendaraan operasional Kantor Cabang Palembang, No PJJ.033.2/G/04/LPPNPI/ PGD.02.03/IV/2020 dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 2 April 2020 untuk 2 unit mobil dan tanggal 15 Mei 2020 untuk 1 unit mobil, Kantor Cabang Jambi, No SPK/PGD.02.03/12/01/2019/003 dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 15 Januari 2019, dan Kantor MATSC, addendum BAC.002/G/ LPPNPI/PGD.02.03/VII/2020 dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 12 Juni 2019.

a. The Company entered into a mutual agreement withPT CSM Corporatama, regarding the Procurement of Directors' Vehicle Leases for Head Office locations, No. PROC.063/US/00/LPPNPI/ PGD.02.03/XI/2019 with a term of 3 years, starting from January 8, 2020, operational vehicle of the Palembang Branch Office, No PJJ.033.2/G/04/LPPNPI/PGD.02.03/IV/ 2020 with a period of 2 years, starting from the date of April 2, 2020 for 2 cars and May 15, 2020 for 1 car, Jambi Branch Office, No SPK/PGD.02.03/12/01/ 2019/003 with a period of 2 years, starting from January 15, 2019, and the MATSC Office, addendum BAC.002/G/LPPNPI/ PGD.02.03/VII/2020 with a period of 2 years, starting from the June 12, 2019.

b. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Takari Kokoh Sejahtera, No PJJ.PGD.02.03/GAK/248/06/2019 dan addendum No. ADD-PJJ.001/G/01/LPPNPI/PGD.02.03/VIII/2020, tentang Pengadaan Sewa Kendaraan Untuk Operasional Di Kantor Cabang JATSC, dengan jangka waktu 2 tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Juli 2019.

b. The Company has made a mutual agreement with PT Takari Kokoh Sejahtera, No PJJ.PGD.02.03/ GAK/248/06/2019 and addendum No. ADD-PJJ.001/G/01/LPPNPI/PGD.02.03/ VIII/ 2020, regarding the Procurement of Rental Vehicles for Operations in JATSC Branch Offices, with a term of 2 years, starting from July 1, 2019.

c. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Jaya Indo Mandiri. No. SPK.002/ 6/18/LPPNPI/IX/2020, tentang Jasa Sewa Kendaraan Dinas Operasional Kantor Cabang Halim, dengan jangka waktu 2 tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 September 2020.

c. The Company has made a mutual agreement with PT Jaya Indo Mandiri. No. SPK.002/6/18/LPPNPI/IX/2020, concerning Halim Branch Office Operational Service Vehicle Rental Services, with a period of 2 years, starting from the date of September 1, 2020.









146

37. INFORMASI PENTING LAINNYA 37. OTHER SIGNIFICANT INFORMATION 1) Kontrak Sewa (Lanjutan) 1) Lease Contract (Continued) d. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT BSC Advertising. No. SPK.PGD.02.03/19/LPPNPI/04/2019/ 002, tentang Sewa Kendaraan Dinas Operasional Perum LPPNPI Cabang Bandung, dengan jangka waktu 3 tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 April 2019.

d. The Company has made a mutual agreement with PT BSC Advertising. No. SPK.PGD.02.03/19/LPPNPI/04/ 2019/002, regarding Vehicle Rental for Perum LPPNPI Bandung Branch, with a period of 3 years, starting from April 1, 2019.

e. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Serasi Autoraya, tentang Pengadaan Sewa Kendaraan Operasional di Perum LPPNPI Kantor Cabang Medan, No SPK.PGD.02.03/03/LPPNPI/XII/ 2019/022 dengan addendum No. ADD.006/G/03/LPPNPI/PGD.02.03/ V/2020, dengan jangka waktu 2 tahun, terhitung mulai dari tanggal 6 Desember 2019, Kantor Cabang Pangkal Pinang, No PJJ.PGD.02/17/ LPPNPI/07/2019/041, dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 27 Juli 2019 untuk 2 unit mobil dan tanggal 16 Agustus 2019 untuk 1 unit mobil, Kantor Cabang Surabaya No SPK.003/GAK/06/LPPNPI/ PGD.02.03/X/2019 dengan addendum No ADD.003/G/06/LPPNPI/PGD.02.03/ IV/2020 dengan jangka waktu 1 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 2 November 2019, Kantor Cabang Semarang No SPK.07.01.01/05.01/ LPPNPI/12/2018/013 addendum No BAC.KRT.02.02/20/LPPNPI/ 03/2019/011.1 dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Januari 2019,

e. The Company has made a mutual agreement with PT Serasi Autoraya, regarding the Procurement of Operational Vehicle Rentals at Perum LPPNPI Medan Branch Office, No SPK.PGD.02.03/03/ LPPNPI/XII/2019/022 with addendum No. ADD.006/G/03/LPPNPI/PGD.02.03/V/ 2020, with a period of 2 years, starting from December 6, 2019, Pangkal Pinang Branch Office, No PJJ.PGD.02/17/ LPPNPI/07/2019/041, with a period of 2 years, starting from July 27, 2019 for 2 units of cars and August 16, 2019 for 1 car unit, Surabaya Branch Office No SPK.003/GAK/06/LPPNPI/PGD.02.03/ X/2019 with addendum No ADD.003/G/06/ LPPNPI/PGD.02.03/IV/ 2020 with a period of 1 year , starting from November 2, 2019, Semarang Branch Office No SPK.07.01.01/05.01/LPPNPI/ 12/2018/013 addendum No BAC.KRT.02.02/20/LPPNPI/03/2019/ 011.1 with a period of 2 years, starting from January 1, 2019,









147

37. INFORMASI PENTING LAINNYA 37. OTHER SIGNIFICANT INFORMATION 1) Kontrak Sewa (Lanjutan) 1) Lease Contract (Continued) Kantor Cabang Kupang No

2100061372 addendum No 312/G/28/LPPNPI/PGD.02/VI/2020 dengan jangka waktu 2 tahun, terhitung mulai dari tanggal 6 Mei 2019, Kantor Cabang Sentani No.PJJ.010.1/G/09/LPPNPI/PGD.02/XII/2019 dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Desember 2019.

Kupang Branch Office, No 2100061372 addendum No 312/G/28/LPPNPI/ PGD.02/VI/2020 with a period of 2 years, starting from May 6, 2019, Sentani Branch Office, No.PJJ.010.1/G/09/ LPPNPI/PGD.02/XII/ 2019 with a period of 2 years, starting from December 1, 2019.

f. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Nabila Cahaya Abadi, tentang Pengadaan Jasa Sewa Kendaraan Operasional Perum LPPNPI Kantor Cabang Medan No SPK.012/03/ LPPNPI/PGD.02.03/X/2020, dengan jangka waktu 19 bulan, terhitung mulai dari tanggal 7 Oktober 2020.

f. The Company has made a mutual agreement with PT Nabila Cahaya Abadi, regarding the Procurement of Operational Vehicle Rental Services for Perum LPPNPI Medan Branch Office No SPK.012/03/LPPNPI/PGD.02.03/X/ 2020, with a period of 19 months, starting from October 7, 2020.

g Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan CV Asna Jaya, No PJJ.KRT.02.02/11/ LPPNPI/04/2019/2020 dan telah dilakukan addendum No. ADD.PJJ.036/11/LPPNPI/ KRT.02.02/IV/2020, tentang Sewa Kendaraan Operasional Roda Empat Cabang Banda Aceh, dengan jangka waktu 21 bulan, terhitung mulai dari tanggal 1 April 2019.

g. The Company has made an agreement with CV Asna Jaya, No PJJ.KRT.02.02/ 11/LPPNPI/04/2019/020 with an addendum No. ADD.PJJ.036/11/ LPPNPI/KRT.02.02/IV/2020, on Lease Four Wheel Vehicle Operations Branch of Banda Aceh, the period of 21 months, counting from April 1, 2019.

h. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Agung Solusi Trans, tentang Pengadaan Jasa Sewa Kendaraan Dinas Operasional Kantor Cabang Pekanbaru No PROC.025/G/13/ LPPNPI/PGD.02.03/VIII/2019 dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Oktober 2019,

h. The Company has made a mutual agreement with PT Agung Solusi Trans, regarding the Procurement of Vehicle Rental Services for the Pekanbaru Branch Office No PROC.025/G/13/ LPPNPI/PGD.02.03/VII/ 2019 with a period of 2 Years, starting from October 1, 2019,









148

37. INFORMASI PENTING LAINNYA 37. OTHER SIGNIFICANT INFORMATION 1) Kontrak Sewa (Lanjutan) 1) Lease Contract (Continued) Kantor Cabang Tanjung Pinang No

SPK.PGD.02.03/14/LPPNPI/06/2019/014 dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Juli 2019, Kantor Cabang Pembantu Bengkulu No SPK/ PGD.02.03/ 12/02/2019/004 dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 2 Februari 2019.

Tanjung Pinang Branch Office No SPK.PGD.02.03/14/LPPNPI/06/2019/014 with a period of 2 years, starting from July 1, 2019, Bengkulu Sub-Branch Office No SPK/PGD.02.03/12/02/ 2019/004 with a period of 2 years, starting from February 2, 2019.

i. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Adi Sarana Armada Tbk, tentang Pengadaan Sewa Kendaraan Operasional Roda Empat Perum LPPNPI Cabang Padang No SPK.003/ 5 / 16 / LPPNPI / PED.02.03 / III / 2020, dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 April 2020, Kantor Cabang Batam No PJJ.KRT.02.02/15/LPPNPI/04/ 2019/010 dan LT.1201.1220146401 dengan jangka waktu 1 tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 April 2020, Kantor Cabang Banjarmasin No PJJ.06.02.03/07.2/ LPPNPI/12/2018/074 dan sudah dilakukan addendum No ADD- BAC.025/G/22/LPPNPI/PGD.02.03/III/ 2020,dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 2 Januari 2019, Kantor Cabang Palangka Raya No PJJ.002/G/23/LPPNPI/PGD.02/ II/2020 dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Maret 2020 dan Kantor Cabang Denpasar No PJJ.04.04.02/06/ LPPNPI/08/2018/001 addendum No ADD-PJJ.001/G/07/LPPNPI/ PGD.02.03/IX/2020 dengan jangka waktu 2 tahun, terhitung mulai dari tanggal 30 September 2018.

i. The Company has entered into a joint agreement with PT Adi Sarana Armada Tbk, regarding the Procurement of Four-Wheeled Operational Vehicle Rentals for Perum LPPNPI Padang Branch No SPK.003/5/16/LPPNPI/ PED.02.03/III/2020, with a period of 2 years, starting from April 1, 2020, Batam Branch Office No PJJ.KRT.02.02/15/ LPPNPI/04/2019/010 and LT. 1201.1220146401 with a period of 1 year, starting from April 1, 2020, Banjarmasin Branch Office No PJJ.06.02.03/07.2/LPPNPI/12/2018/074 dan sudah dilakukan addendum No ADD- BAC.025/G/22/LPPNPI/ PGD.02.03/III/2020 with a period of 2 years, starting from January 2, 2019, Palangka Raya Branch Office No PJJ.002/G/23/LPPNPI/ PGD.02/II/2020 with a period of 2 years, starting from March 1, 2020 and Denpasar Branch Office No PJJ.04.04.02/06/LPPNPI/ 08/2018/001 addendum No ADD-PJJ.001/G/07/LPPNPI/PGD.02.03/IX/2020 with a period of 2 years, starting from September 30, 2018.









149

37. INFORMASI PENTING LAINNYA 37. OTHER SIGNIFICANT INFORMATION 1) Kontrak Sewa (Lanjutan) 1) Lease Contract (Continued) j. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Angkutan Lancar Bangunan, No PJJ.PGD.02.01/10/LPPNPI/ 07/2019/012, tentang Sewa 1 Unit Kendaraan Operasional Teknik Kantor Cabang Pontianak, dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 28 Agustus 2019.

j. The Company has made a mutual agreement with PT Angkutan Lancar Bangunan, No PJJ.PGD.02.01/10/ LPPNPI/07/2019/012, regarding the lease of 1 Unit of Technical Operational Vehicle at Pontianak Branch Office, with a 2 years periods, starting from August 28, 2019.

k. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Bumi Jasa Utama, tentang Pengadaan Jasa Sewa Kendaraan Dinas Operasional di Cabang Manado No SPK.PGD.02.03/25/LPPNPI/ 02/2019/02 dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 11 Februari 2019, Kantor Cabang Kendari No SPK.PGD.02.03/26/ LPPNPI/04/2019/01 addendum No PROC.001/26/LPPNPI/PGD.02.03/ 04/2020, dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 21 April 2019, Kantor Cabang Ambon No SPK.PGD.02/29/PANPEL/12/2018/ 026 addendum No ADD-SPK.003/G/ 29/LPPNPI/PGD.02.03/2020, dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Januari 2019, Kantor Cabang Balikpapan No PJJ/GAK/ 002/02/2019 addendum No ADD-PROC.004/G/08/LPPNPI/PGD.02.03/VI/2020 dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Februari 2019.

k. The Company has made a mutual agreement with PT Bumi Jasa Utama, regarding the Procurement of Operational Service Vehicle Rental Services in Manado Branch No SPK.PGD.02.03/25/LPPNPI/02/2019/02 with a period of 2 years, starting from February 11, 2019, Kendari Branch Office No SPK.PGD.02.03/26/ LPPNPI/04/2019/01 addendum No PROC.001/26/LPPNPI/PGD.02.03/ 04/ 2020, with a period of 2 years, starting from April 21, 2019, Ambon Branch Office No. SPK.PGD.02/29/ PANPEL/12/2018/026 addendum No ADD-SPK.003/G/29/LPPNPI/PGD.02.03/ 2020, with a period of 2 years, starting from January 1, 2019, Office Balikpapan Branch No PJJ/GAK/002/02/2019 addendum No ADD-PROC.004/G/08/ LPPNPI/PGD.02.03/VI/2020 with a period of 2 years, starting from February 1, 2019.









150

37. INFORMASI PENTING LAINNYA 37. OTHER SIGNIFICANT INFORMATION 1) Kontrak Sewa (Lanjutan) 1) Lease Contract (Continued) l. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Werdhi Jaya Mandiri, No SPK.PGD.02.03/25/LPPNPI/08/2019/10, tentang Pekerjaan Pengadaan Jasa Sewa Kendaraan Operasional KCP Gorontalo, dengan jangka waktu 1 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 23 Agustus 2019.

l. The Company has made a mutual agreement with PT Werdhi Jaya Mandiri, No SPK.PGD.02.03/25/LPPNPI/ 08/2019/10, regarding the Procurement of Operational Vehicle Rental Services for KCP Gorontalo, with a period of 1 year, starting from August 23, 2019.

m. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Rahmat Cahaya Mandiri, No SPK.014/G/25/LPPNPI/PGD.02.03/X/2019, tentang Pengadaan Jasa Sewa Kendaraan Dinas Operasional di Cabang Pembantu Ternate, dengan jangka waktu 1 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 15 Oktober 2019.

m. The Company has made a mutual agreement with PT Rahmat Cahaya Mandiri, No SPK.014/G/25/LPPNPI/ PGD.02.03/X/ 2019, regarding the Procurement of Operational Service Vehicle Rental Services at Ternate Sub-Branches, with a period of 1 year, starting from October 15, 2019.

n. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan CV Wangi Cendana Utama, No SPK.019/G/24/LPPNPI/PGD.02.02/VIII/2020, tentang Pengadaan Sewa Kendaraan Operasional Roda Empat di Perum LPPNPI Cabang Tarakan, dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Agustus 2020.

n. The Company has made a joint agreement with CV Wangi Cendana Utama, No SPK.019/G/24/LPPNPI/ PGD.02.02/VIII/ 2020, regarding the Procurement of Four-Wheeled Operational Vehicle Rentals at Perum LPPNPI Tarakan Branch, with a period of 2 years, starting from August 1, 2020.

o. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Surya Sudeco tentang Pekerjaan Pengadaan Sewa Kendaraan Operasional Perum LPPNPI Cabang Yogyakarta No PJJ.PGD.02.02/05/ LPPNPI/05/2019/778 addendum No ADD-PJJ.006/G/05/ LPPNPI.PGD.02.03/V/2020, dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 14 Juni 2019,

o. The Company has made a mutual agreement with PT Surya Sudeco regarding Procurement Work for Operational Vehicle Rental for Perum LPPNPI Yogyakarta Branch No PJJ.PGD.02.02/05/LPPNPI/05/2019/778 addendum No ADD-PJJ.006/G/ 05/LPPNPI.PGD.02.03/V/ 2020, with a period of 2 years, starting from the date June 14 2019,









151

37. INFORMASI PENTING LAINNYA 37. OTHER SIGNIFICANT INFORMATION 1) Kontrak Sewa (Lanjutan) 1) Lease Contract (Continued) Kantor Cabang Solo No

SPK.PGD.02.03/21/LPPNPI/12/2019/004 addendum No PGD.02.03/21/ LPPNPI/05/2020/003, dengan jangka waktu 5 bulan, terhitung mulai dari tanggal 5 Desember 2019,Kantor Cabang PIA No. PJJ.PGD.02.03/34/ LPPNPI/02/2019/ 001, dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 6 Februari 2019.

Solo Branch Office No SPK.PGD.02.03 / 21/LPPNPI/12/2019/004 addendum No PGD.02.03/21/LPPNPI/05/2020/003, with a period of 5 months, starting from the date of December 5, 2019, PIA Branch Office No. PJJ.PGD.02.03/ 34/LPPNPI/02/2019/001, with a period of 2 years, starting from the date of February 6, 2019.

p. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Mataram Sumber Mas, No PJJ.06.02.03/06.1/LPPNPI/12/2018/41 addendum No ADD-PJJ.004/G/27/ LPPNPI/PGD.02.03/V/2020, tentang Pengadaan Jasa Sewa Kendaraan Dinas Operasional Kantor Cabang Lombok, dengan jangka waktu 2 tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Desember 2018.

p. The Company has made a mutual agreement with PT Mataram Sumber Mas, No PJJ.06.02.03/06.1/LPPNPI/ 12/2018/41 addendum No ADD-PJJ.004/G/27/LPPNPI/PGD.02.03/V/ 2020, regarding the Procurement of Operational Service Vehicle Rental Services Lombok Branch Office, with a term of 2 years, starting from December 1, 2018.

q. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Menara Angkasa Semesta tentang Sewa Kendaraan Dinas Operasional Kantor Cabang Sentani No PJJ/06.02/ 21/LPPNPI/10/2018/007.1, dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Desember 2018, Operasional Kantor Pembantu Biak No PJJ.06.02/21/LPPNPI/11/2018/009 , dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Desember 2018, Kantor Cabang Nabire No 149.1/G/31/LPPNPI/ PGD.02.03/III/2020 dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 31 Maret 2020.

q. The Company has made a mutual agreement with PT Menara Angkasa Semesta regarding Vehicle Rental for the Operational Office of the Sentani Branch Office No PJJ/06.02/21/LPPNPI/10/2018 /007.1, with a period of 2 years, starting from the date of December 1, 2018, Operations of Biak Assistant Office No PJJ.06.02/21/LPPNPI/11/2018/009, with a period of 2 years, starting from the date of December 1, 2018, Nabire Branch Office No 149.1/G/31/LPPNPI/ PGD.02.03/III/2020 with a period of 2 years, starting from the date of March 31, 2020.









152

37. INFORMASI PENTING LAINNYA 37. OTHER SIGNIFICANT INFORMATION 1) Kontrak Sewa (Lanjutan) 1) Lease Contract (Continued) r. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Tiranapolis Nusantara Satu, No PJJ/005/G/09/LPPNPI/KRT.02.02/I/ 2020, tentang Pengadaan Sewa Kendaraan Dinas Operasional Kantor Cabang Pembantu Timika, dengan jangka waktu 1 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Februari 2020.

r. The Company has made a mutual agreement with PT Tiranapolis Nusantara Satu, No PJJ/005/G/09/ LPPNPI/KRT.02.02/I/2020, regarding the Procurement of Vehicle Rentals for the Operational Office of the Timika Sub-Branch Office, with a period of 1 year, starting from February 1, 2020.

s. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan CV Andalan Karya Papua, No PROC.010/G/30/LPPNPI/PGD.02.03/XII/2019, tentang Sewa Kendaraan Operasional Cabang Wamena, dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 November 2019.

s. The Company has made a mutual agreement with CV Andalan Karya Papua, No PROC.010/G/30/LPPNPI/ PGD.02.03/XII/ 2019, regarding the Wamena Branch Operational Vehicle Rental, with a period of 2 years, starting from the date of November 1, 2019.

t. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan PT Kertha Jaya Abadi, SPK.014/G/32/LPPNPI/PGD.02.02/XII/2019, tentang Pengadaan Sewa Kendaraan Operasional Perum LPPNPI Cabang Sorong, dengan jangka waktu 1 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 1 Januari 2020.

t. The Company has made a mutual agreement with PT Kertha Jaya Abadi, SPK.014/G/32/LPPNPI/PGD.02.02/XII/ 2019, regarding the Procurement of Operational Vehicle Rental for Perum LPPNPI Sorong Branch, with a period of 1 year, starting from January 1, 2020.

u. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan CV Seireri Jaya Abadi, PJJ.PGD.02.03/33/LPPNPI/02/2019/002, tentang Pengadaan Sewa Kendaraan Operasional Cabang Merauke, dengan jangka waktu 2 Tahun, terhitung mulai dari tanggal 14 Februari 2019.

u. The Company has made a mutual agreement with CV Seireri Jaya Abadi, PJJ.PGD.02.03/33/LPPNPI/02/2019/002, regarding the Procurement of Operational Vehicle Rental for the Merauke Branch, with a period of 2 years, starting from the date of February 14, 2019.









153

37. INFORMASI PENTING LAINNYA (Lanjutan) 37. OTHER SIGNIFICANT INFORMATION (Continued)

2) Perikatan 2) Engagement a. Perusahaan melakukan kesepakatan

bersama dengan Badan Pengembangan SDM Perhubungan melalui perjanjian Pengembangan Sumber Daya Manusia di Bidang Navigasi Penerbangan, perjanjian No. HK/201/3/10 BPSDMP-18 dan No. PJJ.04.07.01/00/LPPNPI/11/2018/320, tanggal 8 November 2018, berlaku untuk jangka waktu 5 tahun.

a. The Company entered into an agreement with the Transportation Human Resources Development Agency through the Human Resources Development Agreement in the Field of Aviation Navigation, agreement No. HK / 201/3/10 BPSDMP-18 and No. PJJ.04.07.01 / 00 / LPPNPI / 11/2018/320, dated November 8, 2018, valid for a period of 5 years.

b. Nota Kesepahaman antara

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia, No: PM.47 Tahun 2015, No: Kerma/6/II/2015, tentang Bantuan TNI kepada Kementerian Perhubungan, dengan Jangka Waktu 5 (lima) tahun, terhitung mulai dari tanggal 20 Februari 2015.

b.

Memorandum of understanding between The Ministry of Transportation of The Republic of Indonesia and The National Army of Indonesia, No: PM.47, 2015, No: Kerma/6/II/2015, about assistance TNI to the ministry of transportation, with the term of the 5 (five) years, starting from of February 20, 2015

c. Perusahaan telah melakukan

kesepakatan bersama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), No: KNKT/025/X/MOU/2015 dan No:PJJ.04.07.01/00/LPPNPI/ 10/2015/001, tentang Pemanfaatan Sumber Daya Alam dalam Rangka Peningkatan Keselamatan Pelayanan Navigasi Penerbangan, dengan Jangka waktu 5 (lima) tahun, terhitung mulai dari tanggal 02 Oktober 2015.

c. The Company have made an agreement with National Committee Transport Safety (KNKT), No: KNKT/025/x/MOU/2015 and No:PJJ.04.07.01/00/LPPNPI/10/2015/001, on Utilization of Natural Resources in the Context of Improving Flight Navigation Safety Services, with the term of 5 (five) years, starting from October 02, 2015.

Kesepakatan ini telah diperpanjang

dengan kesepakatan No: KNKT/049/X/MOU/2020 dan No:MOU.003/U/00/LPPNPI/HUK.07/X/2020 untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun, terhitung mulai dari tanggal 01 Oktober 2020.

This Agreement has been extended with agreement No: KNKT/049/X/MOU/2020 and No: MOU.003/U/00/LPPNPI/ HUK.07/X/2020 for a period of 3 (three) years, starting from October 1, 2020.









154


2) Perikatan (Lanjutan) 2) Engagement (Continued) d. Perusahaan telah melakukan

Kesepahaman bersama dengan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, No: 12/SPJ/KA/7/2015 dan No:PJJ.04.07.01/00/LPPNPI/ 07/2015/001, tentang Pelayanan Navigasi Penerbangan di Bandar Udara Hang Nadim - Batam, dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, terhitung mulai tanggal 09 Juli 2015.

d. The Company have agreed to a mutual understanding with Freeport Batam No: 12/SPJ/KA/7/2015 and No:PJJ.04.07.01/ 00/LPPNPI/07/2015/001, now about the navigation flight at the airport Hang Nadim - Batam, with a period of 5 (five) years, starting from the date of July 09, 2015.

e. Perusahaan melakukan kesepahaman

bersama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, No. PJJ.04.04.03/00/LPPNPI/11/2018/316dan No.K.TEL.62/HK.840/TEL-00000000/2018 tanggal 7 November 2018 tentang Sinergi Pemanfaatan Sumber Daya Perum, dengan jangka waktu 3 tahun, terhitung mulai 7 November 2018.

e. The Company entered into a joint agreement with PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, No. PJJ.04.04.03 / 00 / LPPNPI / 11/2018/316 and No. K. Tel.62 / HK.840 / TEL-00000000/2018 dated November 7, 2018 concerning Synergy in Utilizing Perum Resources, with a period of 3 years, starting from November 7, 2018.

f. Perusahaan telah melakukan

perjanjian Kerja Bersama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), No: KS.303/009/RO.3/XII/2014 dan No:PJJ.04.04/00/LPPNPI/12/2014/003, tentang Mekanisme Penarikan, Penerimaan, Penyetoran, dan Rekonsiliasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atas Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan, dengan Jangka waktu 5 (lima) tahun, terhitung mulai tanggal 4 Desember 2014.

f. The Company have done a work with Meteorology, Climatology and Geophysics (BMKG), No: KS.303/009/RO.3/XII/2014 and No: PJJ.04.04/00/LPPNPI/12/2014/003, concerning the mechanism withdrawal, revenue, payment, and reconciliation non-tax state income (PNBP) for services provided meteorology information flight, with the term of the 5 (five) years, starting from December 4, 2014.

Perjanjian ini telah diperbaharui

dengan perjanjian Kerjasama No PKS/006/KRU/DN/II/2020 dan No PKS.003/K/00/LPPNPPI/HUK.07/II/2020 dengan Jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung mulai tanggal tanggal 28 Februari 2020.

This agreement has been updated with agreement No PKS/006/KRU/DN/II/2020 dan No PKS.003/K/00/LPPNPPI/ HUK.07/II/2020 with the term of 5 (five) years, starting from February 28, 2020.









155


2) Perikatan (Lanjutan) 2) Engagement (Continued)

g. Perusahaan telah melakukan perjanjian

Kerja Bersama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), No: KS.303/001/SU/I/2015 dan No: PJJ.12.01/00/LPPNPI/01/2015/004, tentang Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan, dengan Jangka waktu 5 (lima) tahun, terhitung mulai tanggal 21 Januari 2015.

g. The Company have a mutual agreement with Meteorology, Climatology and Geophysics (BMKG), with the agreement No: KS.303/001/SU/I/2015 and No: PJJ.12.01/00/LPPNPI/01/2015/004, on the implementation of the provision of services meteorology information flight, with the term of the 5 (five) years, starting from January 21, 2015.

38. DAMPAK PENERAPAN STANDAR AKUNTASI

BARU PSAK 71, PSAK 72 DAN PSAK 73 38. EFFECT OF THE ADOPTION THE

NEWACCOUNTING STANDARDS SFAS 71, SFAS 72 AND SFAS 73

Tabel di bawah ini merupakan rangkuman dari

dampak penerapan PSAK 71, PSAK 72 dan PSAK 73 pada tanggal penerapan awal:

The table below summarizes the impact of adoption of SFAS 71, SFAS 72 and SFAS 73 as at the date of initial application:

Saldo 1 Januari 2020

31 Desember 2019 Setelah PenyajianDisajikan Sebelumnya/ Kembali/ Balance as of

December 31, 2019 PSAK 71/ PSAK 72/ PSAK 73/ January 1, 2020As Originally Presented SFAS 71 SFAS 72 SFAS 73 As Restated


Piutang Usaha 692.471.473.437 (53.588.816.980) -- -- 638.882.656.457 Trade ReceivablesBiaya Dibayar di Muka 11.042.222.198 -- -- (517.220.840) 10.525.001.358 Prepaid ExpensesAset Hak Guna -- -- -- 8.781.375.237 8.781.375.237 Right of Use

Liabilitas LiabilitiesLiabilitas Sewa -- -- -- 8.243.184.745 8.243.184.745 Lease Liabilities

Ekuitas EquitySaldo Laba: Retained Earnings:

Belum Dicadangkan 615.340.019.913 (53.588.816.980) -- -- 561.751.202.933 Unappropriated

Jumlah 1.318.853.715.548 (107.177.633.960) -- 16.507.339.142 1.228.183.420.730 Total









156

39. STANDAR AKUNTANSI DAN INTERPRETASI STANDAR YANG TELAH DISAHKAN NAMUN BELUM BERLAKU EFEKTIF

39. NEW ACCOUNTING STANDARDS AND INTERPRETATION OF STANDARD WHICH HAS ISSUED BUT NOT YET EFFECTIVE

Standar dan interpretasi standar akuntansi baru

tertentu telah dikeluarkan tetapi tidak wajib diterapkan pada tahun yang berakhir 31 Desember 2020 dan belum diterapkan secara dini oleh Perusahaan. Perusahaan telah mengkaji dampak dari standar dan interpretasi tersebut sebagaimana dijabarkan di bawah ini:

Certain new accounting standards and interpretations have been published that are not mandatory for the year ended 31 December 2020 and have not been early adopted by the Company. Company’s has assessed the impact of these new standards and interpretations as set out below:

- Amendemen PSAK 1 “Penyajian Laporan

Keuangan” - Amendment of SFAS No. 1 “Presentation of

financial statement" Amendemen PSAK 1 Penyajian Laporan

Keuangan mengklarifikasi bahwa kewajiban diklasifikasikan sebagai lancar atau tidak lancar, berdasarkan pada hak yang ada pada akhir periode pelaporan. Klasifikasi tidak terpengaruh oleh ekspektasi entitas atau peristiwa setelah tanggal pelaporan (misalnya penerimaan waver atau pelanggaran perjanjian). Amendemen tersebut juga mengklarifikasi apa yang dimaksud PSAK 1 perihal 'penyelesaian' liabilitas.

The narrow-scope amendments to SFAS 1 Presentation of Financial Statements clarify that liabilities are classified as either current or noncurrent, depending on the rights that exist at the end of the reporting period. Classification is unaffected by the expectations of the entity or events after the reporting date (eg the receipt of a waver or a breach of covenant). The amendments also clarify what SFAS 1 means when it refers to the ‘settlement’ of a liability.

40. KASUS HUKUM 40. LEGAL CASE a) Pada tahun 2019 PT Iyhamulik Bengkang

Turan mendaftarkan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum kepada Perum LPPNPI, PT BRI (Persero) Tbk KC Martapura dan Perum Jamkrindo KC Banjarmasin ke Pengadilan Negeri Tangerang melalui Perkara Gugatan No. 283/Pdt.G/2019/ PN.Tng.

a) In 2019 PT Iyhamulik Bengkang Turan registered a Lawsuit against the Law with Perum LPPNPI, PT BRI (Persero) Tbk Martapura Branch and Perum Jamkrindo Banjarmasin Branch to the Tanggerang District Court through Lawsuit Case No. 283 /Pdt.G/2019/PN.Tng.

Adapun nilai gugatan tersebut adalah

sebesar Rp.25.506.206.490, yang terdiri dari kerugian materiil sebesar Rp.2.424.790.030 dan kerugian immateril sebesar Rp.23.081.416.460.

The value of the lawsuit is Rp25,506,206,490, which consists of material losses of Rp2,424,790,030 and immaterial loss of IDR 23,081,416,460.









157

40. KASUS HUKUM (Lanjutan) 40. LEGAL CASE (Continued) Terhadap Gugatan yang terdaftar dengan

register Perkara Nomor: 283/Pdt.G/2019/PN.Tng. tersebut telah diputus di Pengadilan Negeri Tangerang yang pada pokoknya menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya. Atas putusan tersebut Pihak Penggugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Banten. Hingga tanggal laporan ini, masih sedang dilakukan penyelesaian perkara oleh Pengadilan Tinggi Banten dalam tahap pemeriksaan berkas (inzage) berdasarkan Relaas Pemberitahuan Memeriksa Berkas dari Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 09 September 2020.

Against the lawsuit registered with the case register Number: 283/Pdt/2019/PN.Tng. has been decided in the Tangerang District Court which in essence rejected the Plaintiff's claim in its entirety. Based on this decision, the Plaintiff filed an appeal to the Banten High Court. As of the date of this report, the Banten High Court is still in the process of completing the case in the inzage stage based on the Notification of Examining Files from the Registrar's Office of the Tangerang District Court dated September 9, 2020.

b) Pada tahun 2020 Ny. Devi Jesika Pratiwi

mendaftarkan penyelesaian perkara perdata pada tingkat pertama kepada Perum LPPNPI, PT Iyhamulik Bengkang Turan ke Pengadilan Negeri Tanggerang melalui Perkara No. 671/Pdt.Bth/2020/PN.Tng dengan nilai gugatan Rp1.455.350.766.

b) In 2020 Mrs. Devi Jesika Pratiwi registered the settlement of civil matters on the first floor to Perum LPPNPI, PT Iyhamulik Bengkang Turan to the Tanggerang State Court through Article No. 671/Pdt.Bth/2020/PN.Tng with a lawsuit value of Rp1,455,350,766.

Didalam gugatan tersebut, Ny. Devi Jesika

Pratiwi sebagai Pembantah adalah pihak yang meminjamkan tanah/bangunan kepada PT.Iyhamulik Bengkang Turan untuk digunakan sebagai jaminan pelaksanaan pekerjaan dalam Pekerjaan Pembangunan Gedung Tower Beserta Sarana Pendukungnya di Banjarmasin berdasarkan Kontrak Nomor:PJJ.06.02/00/LPPNPI/01/2018/001 yang dibuat dan ditandatangani oleh dan antara Perum LPPNP dengan PT Iyhamulik Bengkang Turan. Kontrak tersebut dibatalkan oleh Perum LPPNPI dan PT.Iyhamulik bengkang Turan tidak menebus tanah/bangunan yang telah dijadikan jaminan sebagaimana dimaksud, sehingga terhadap tanah/bangunan tersebut akan dilakukan proses lelang. Ny. Devi Jesika Pratiwi sebagai pemilik tanah/bangunan tersebut tidak terima tanah/bangunan tersebut akan dilelang, sehingga mengajukan bantahan ke Pengadilan Negeri Tangerang.

In the lawsuit, Mrs. Devi Jesika Pratiwi as the Opposition is the party who lends land/ building to PT.Iyhamulik Bengkang Turan to be used as collateral for the implementation of work in the Tower Building Construction Work and its Supporting Facilities in Banjarmasin based on Contract Number: PJJ.06.02 / 00 / LPPNPI / 01/2018 / 001 made and signed by and between Perum LPPNP with PT Iyhamulik Bengkang Turan. The contract was canceled by Perum LPPNPI and PT.Iyhamulik bengkang Turan did not redeem the land/ building that had been guaranteed as intended, so that the land/ building will be auctioned. Mrs. Devi Jesika Pratiwi as the owner of the land/ building did not accept the land/ building will be auctioned, so she filed an objection to the Tangerang District Court.









158

40. KASUS HUKUM (Lanjutan) 40. LEGAL CASE (Continued) Setelah tanggal laporan keuangan, proses

pemeriksaan perkara saat ini telah sampai pada sidang kesebelas pada tanggal 17 Februari 2021 dengan agenda pembacaan Putusan Sela oleh Majelis Hakim yang pada pokoknya memutuskan menolak Eksepsi Kompetensi Relatif yang diajukan oleh Terbantah I dan memutuskan bahwa Pengadilan Negeri Tangerang berhak memeriksa perkara tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Majelis Hakim memerintahkan Para Pihak untuk melanjutkan sidang perkara a quo.

Subsequent to the date of the financial report, the process of investigating the case has now reached the eleventh trial on February 17, 2021 with the agenda of reading the Interlocutory Decision by the Panel of Judges, which basically decided to reject the Relative Competency Exception submitted by Rebuttal I and decided that the Tangerang District Court has the right to examine the case. In connection with the foregoing, the Panel of Judges ordered the Parties to continue the trial of the quo case.

41. KEJADIAN SETELAH TANGGAL LAPORAN KEUANGAN

41. EVENTS AFTER REPORTING PERIOD

Di akhir tahun 2020, pemerintah Republik

Indonesia memberlakukan Undang-Undang No.11/2020 (“Omnibus Law”) tentang “Cipta Kerja”. Saat ini, Perusahaan sedang mempelajari peraturan pelaksanaan yang mungkin berdampak terhadap Perusahaan, untuk melakukan penilaian yang komprehensif atas dampak dari Omnibus Law tersebut terhadap laporan keuangan Perusahaan.

In late 2020, the the Government of the Republic of Indonesia enacted Law No. 11/2020 (the “Omnibus Law”) regarding “Job Creation”. Currently, the Company is still in evaluating for further implementation guidance that may impact to the Company to enable performing comprehensive assessment on the impact of the Omnibus Law to its financial statements.

Diantara peraturan pelaksanaan yang mungkin

berdampak terhadap Perusahaan adalah Peraturan Pemerintah No 35 Tahun 2021 tentang “Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja, Dan Waktu Istirahat, Dan Pemutusan Hubungan Kerja” yang ditetapkan pada tanggal 2 Februari 2021 dan Peraturan Pemerintah No 37 tahun 2021 tentang “Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan” yang ditetapkan pada tanggal 1 Februari 2021.

Certain implementation guidances that may impact to the Company among others are the Government Regulation No. 35 Year 2021 concerning “Employee Specific Working Time Contract, Outsourcing, Working Hour, Rest Time and Termination of Contract” that was issued and effective since February 2, 2021 and the Government Regulation No. 37 Year 2021 concerning “Implementation of Insurance Programe for Jobless/Fired Workers” that was issued and effective since February 1, 2021.









159

42. KETIDAKPASTIAN KONDISI EKONOMI 42. ECONOMIC ENVIRONMENT UNCERTAINTY Perlambatan perekonomian global dan dampak

negatif yang terjadi pada pasar finansial utama di dunia yang diakibatkan oleh penyebaran pandemi virus Corona (Covid-19) telah menimbulkan volatilitas yang tinggi pada nilai wajar instrumen keuangan, terhentinya perdagangan, gangguan operasional perusahaan, pasar saham yang tidak stabil dan likuiditas yang ketat pada sektor-sektor ekonomi tertentu di Indonesia, termasuk industri penerbangan, yang dapat berkelanjutan dan berdampak terhadap keuangan dan operasional Perusahaan.

The global economic slowdown and negative impact on major financial caused by the pandemic spread of coronavirus (Covid-19) has resulted to increased volatility in the value of financial instruments, trading interruptions, disruptions to operations of companies, unstable stock market and tight liquidity in certain sectors in Indonesia, including the aviation industry, which may continue and result to unfavorable financial and operating impact to the Company.

Manajemen telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapi dampak dari kejadian ini terhadap kegiatan operasional Perusahaan. Namun demikian, dampak jangka panjang hingga saat ini sulit untuk diprediksi. Manajemen akan terus memonitor hal ini dan mengambil langkah yang diperlukan untuk mengatasi risiko terkait dan ketidakpastian terkait hal tersebut di masa depan.

Management has taken necessary actions to address the effect of the event to the Companys operations. The long-term impacts, however, are difficult to predict at this moment. Management will continue to monitor this and take the necessary actions to address related risks and uncertainties going forward.

Lebih lanjut, kemampuan Indonesia untuk

meminimalkan dampak perlambatan perekonomian global terhadap perekonomian nasional sangat tergantung pada tindakan pemberantasan ancaman Covid-19 tersebut, selain kebijakan fiskal dan kebijakan lainnya yang diterapkan oleh Pemerintah. Kebijakan tersebut, termasuk pelaksanaannya dan kejadian yang timbul, berada di luar kontrol Perusahaan.

Furthermore, Indonesia's ability to minimize the impact of the global economic slowdown on the national economy is highly dependent on measures to eradicate the threat of Covid-19, in addition to fiscal policies and other policies implemented by the Government. These policies, including their implementation and events that arise, are beyond the Company's control.

43. TANGGUNG-JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

43. MANAGEMENT RESPONSIBILITY AND APPROVAL FOR THE ISSUANCE OF THE FINANCIAL STATEMENTS

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab

atas penyusunan dan laporan keuangan Perum LPPNPI (Airnav Indonesia) tanggal 31 Desember 2020 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut yang diotorisasi oleh Direksi untuk terbit pada tanggal 25 Februari 2021.

The Management of the Company is responsible for the preparation and presentation of the financial statements of Perum LPPNPI (Airnav Indonesia) as of December 31, 2020 and for the year then ended which were authorized by Directors for issuance on February 25, 2021.

annual report airnav indonesia 2020.pdf

Documents

Transcript of annual report airnav indonesia 2020.pdf