ANALISIS SEJARAH KRONOLOGI KASUS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI TANJUNG PRIOK TAHUN 1984

41
ANALISIS SEJARAH KRONOLOGI KASUS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI TANJUNG PRIOK TAHUN 1984 MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Dan Ham dibawah bimbingan Dosen Bapak. Eko Wahyudi, SH,. MH, Oleh : ADITYA PRANATA (1271010039) DEO FALDI RISWANDA (1271010038) RIZKY RIZAL TRI (1271010023) UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

Transcript of ANALISIS SEJARAH KRONOLOGI KASUS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI TANJUNG PRIOK TAHUN 1984

ANALISIS SEJARAH KRONOLOGI KASUS PELANGGARAN HAK

ASASI MANUSIA DI TANJUNG PRIOK TAHUN 1984MAKALAH

Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Dan Ham

dibawah bimbingan Dosen Bapak Eko Wahyudi SH MH

Oleh

ADITYA PRANATA (1271010039)

DEO FALDI RISWANDA (1271010038)RIZKY RIZAL TRI (1271010023)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ldquoVETERANrdquo JAWA TIMUR

FAKULTAS HUKUM

PROGAM STUDI ILMU HUKUM

2014

DAFTAR ISI

DAFTAR

ISIhellip

1

KATA

PENGANTAR

2

BAB I

PENDAHULUAN

3

1 1 Latar

Belakang

3

12 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

helliphellip5

13 Manfaat Penulisan

helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

5

2

BAB II PEMBAHASAN

6

21 Gambaran Masyarakat Tanjung

Priok

6

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi

Tanjung Priok7

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir

Djaelani12

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru16

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung

Priok

18

251 Persidangan 4 Orang

Terdakwa

18

252 Penolakan terhadap Saksi

Pembela

20

253 Persidangan 28 Orang Korban

Pembantaian

20

254 Vonis

Pengadilan

22

3

BAB III

PENUTUP

24

31

Kesimpulan

24

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur

kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karenanyalah kami dapat

menyelesaikan makalah ini tanpa beberapa kesulitan yang

berarti Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Kami dengan

mata kuliah HUKUM DAN HAM yang kami sajikan berdasarkan

pencarian dalam berbagai sumber-sumber Makalah ini di susun

oleh para penyusun dengan berbagai rintangan Baik itu yang

datang dari diri para penyusun maupun yang datang dari luar

Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari

Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan

4

Makalah ini disusun agar pembaca juga mengetahui mengenai

kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanjung

Priok pada tahun 1984 yang berakibat banyaknya korban yang

meninggal dan salah tangkap akibat peradilan yang memihak

pemerintahan pada waktu itu Dalam makalah ini kami memberikan

informasi tentang kronologis kejadian pada saat peristiwa

tersebut berlangsung serta faktor ndash faktor dan sebab ndash sebab

terjadinya peristiwa tersebut hingga proses peradilannya

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih

luas kepada pembaca Walaupun makalah ini memiliki kelebihan

dan kekurangan karena para penyusun hanyalah seorang manusia

biasa yang tidak sempurna maka oleh karena itu Penyusun mohon

untuk saran dan kritiknya demi kemajuan dari makalah kami

Terima kasih

Sidoarjo 15 Desember

2014

Anggota Kelompok

5

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan

untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia Semua komponen anak bangsa secara

bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk

memperjuangkan kemerdekaan melawan penindasan dan

mengisi kemerdekaan tersebut Pengalaman sejarah bangsa

melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah

perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia ( HAM)

Kemerdekaan memberikan makna kebebasan diantaranya bebas

dari rasa takut bebas untuk berkumpul dan berpendapat

bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada

sebagai hak kodrati manusia itu sendiri Dengan lahirnya

UU No39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam

penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia

Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan salah

satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan

bermasyarakat di Indonesia karena masih banyak

pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan

dengan baik Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan

penegakan HAM tersebut Penegakan dan perlindungan HAM

merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang

diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas

lagi pada Pasal 71-72 UU No39 Tahun 1999 Pemerintah

6

wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi

menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini

serta peraturan lain baik nasional maupun internasional

tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya

pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah

melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39

Tahun 1999

Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat

mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM

diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat

diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus

tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan

menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada

undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum

Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang

berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia

yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil

law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem

Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai

konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat

dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang

dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu

ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit

memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang

pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS

1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang

HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun

7

secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi

sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era

Reformasi

Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus

yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa

(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu

rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan

watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan

dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu

kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung

Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan

rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya

Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya

preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang

hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut

desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus

pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik

dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas

HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat

menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa

berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu

peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat

indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia

yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan

menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa

pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor

yang menyebabkan peristiwa tersebut

8

12 Perumusan Masalah

1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham

yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham

berat di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam

menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada

tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984

13 Manfaat Penulisan

1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa

pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung

Priok

2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran

HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun

1984

9

BAB II

PEMBAHASAN

21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok

Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat

juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan

menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat

ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada

saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian

dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di

Tanjung Priok

GAMBARAN KOMUNITAS

10

1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok

berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan

kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh

harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang

menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga

berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama

lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil

Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar

penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini

setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang

keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini

terlihat sangat sibuk

2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh

pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan

sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan

maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar

pulau Jawa bekerja dan menetap disana

3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya

orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan

lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah

kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara

jamarsquoah masjid

4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-

ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan

persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap

kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah

yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas

11

tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa

sekolah

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok

A GAGASAN ASAS TUNGGAL

1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan

MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan

Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari

Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi

keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan

walk out

2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang

Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam

pidato tanpa naskah

a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana

yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan

dirubah ituhelliprdquo

b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah

mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya

sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo

c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan

kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita

menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan

Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga

yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo

12

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

FAKULTAS HUKUM

PROGAM STUDI ILMU HUKUM

2014

DAFTAR ISI

DAFTAR

ISIhellip

1

KATA

PENGANTAR

2

BAB I

PENDAHULUAN

3

1 1 Latar

Belakang

3

12 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

helliphellip5

13 Manfaat Penulisan

helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

5

2

BAB II PEMBAHASAN

6

21 Gambaran Masyarakat Tanjung

Priok

6

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi

Tanjung Priok7

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir

Djaelani12

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru16

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung

Priok

18

251 Persidangan 4 Orang

Terdakwa

18

252 Penolakan terhadap Saksi

Pembela

20

253 Persidangan 28 Orang Korban

Pembantaian

20

254 Vonis

Pengadilan

22

3

BAB III

PENUTUP

24

31

Kesimpulan

24

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur

kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karenanyalah kami dapat

menyelesaikan makalah ini tanpa beberapa kesulitan yang

berarti Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Kami dengan

mata kuliah HUKUM DAN HAM yang kami sajikan berdasarkan

pencarian dalam berbagai sumber-sumber Makalah ini di susun

oleh para penyusun dengan berbagai rintangan Baik itu yang

datang dari diri para penyusun maupun yang datang dari luar

Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari

Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan

4

Makalah ini disusun agar pembaca juga mengetahui mengenai

kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanjung

Priok pada tahun 1984 yang berakibat banyaknya korban yang

meninggal dan salah tangkap akibat peradilan yang memihak

pemerintahan pada waktu itu Dalam makalah ini kami memberikan

informasi tentang kronologis kejadian pada saat peristiwa

tersebut berlangsung serta faktor ndash faktor dan sebab ndash sebab

terjadinya peristiwa tersebut hingga proses peradilannya

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih

luas kepada pembaca Walaupun makalah ini memiliki kelebihan

dan kekurangan karena para penyusun hanyalah seorang manusia

biasa yang tidak sempurna maka oleh karena itu Penyusun mohon

untuk saran dan kritiknya demi kemajuan dari makalah kami

Terima kasih

Sidoarjo 15 Desember

2014

Anggota Kelompok

5

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan

untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia Semua komponen anak bangsa secara

bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk

memperjuangkan kemerdekaan melawan penindasan dan

mengisi kemerdekaan tersebut Pengalaman sejarah bangsa

melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah

perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia ( HAM)

Kemerdekaan memberikan makna kebebasan diantaranya bebas

dari rasa takut bebas untuk berkumpul dan berpendapat

bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada

sebagai hak kodrati manusia itu sendiri Dengan lahirnya

UU No39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam

penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia

Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan salah

satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan

bermasyarakat di Indonesia karena masih banyak

pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan

dengan baik Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan

penegakan HAM tersebut Penegakan dan perlindungan HAM

merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang

diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas

lagi pada Pasal 71-72 UU No39 Tahun 1999 Pemerintah

6

wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi

menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini

serta peraturan lain baik nasional maupun internasional

tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya

pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah

melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39

Tahun 1999

Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat

mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM

diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat

diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus

tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan

menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada

undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum

Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang

berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia

yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil

law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem

Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai

konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat

dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang

dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu

ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit

memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang

pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS

1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang

HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun

7

secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi

sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era

Reformasi

Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus

yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa

(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu

rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan

watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan

dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu

kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung

Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan

rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya

Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya

preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang

hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut

desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus

pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik

dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas

HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat

menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa

berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu

peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat

indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia

yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan

menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa

pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor

yang menyebabkan peristiwa tersebut

8

12 Perumusan Masalah

1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham

yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham

berat di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam

menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada

tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984

13 Manfaat Penulisan

1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa

pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung

Priok

2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran

HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun

1984

9

BAB II

PEMBAHASAN

21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok

Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat

juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan

menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat

ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada

saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian

dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di

Tanjung Priok

GAMBARAN KOMUNITAS

10

1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok

berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan

kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh

harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang

menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga

berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama

lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil

Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar

penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini

setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang

keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini

terlihat sangat sibuk

2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh

pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan

sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan

maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar

pulau Jawa bekerja dan menetap disana

3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya

orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan

lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah

kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara

jamarsquoah masjid

4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-

ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan

persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap

kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah

yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas

11

tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa

sekolah

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok

A GAGASAN ASAS TUNGGAL

1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan

MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan

Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari

Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi

keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan

walk out

2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang

Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam

pidato tanpa naskah

a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana

yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan

dirubah ituhelliprdquo

b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah

mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya

sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo

c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan

kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita

menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan

Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga

yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo

12

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

BAB II PEMBAHASAN

6

21 Gambaran Masyarakat Tanjung

Priok

6

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi

Tanjung Priok7

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir

Djaelani12

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru16

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung

Priok

18

251 Persidangan 4 Orang

Terdakwa

18

252 Penolakan terhadap Saksi

Pembela

20

253 Persidangan 28 Orang Korban

Pembantaian

20

254 Vonis

Pengadilan

22

3

BAB III

PENUTUP

24

31

Kesimpulan

24

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur

kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karenanyalah kami dapat

menyelesaikan makalah ini tanpa beberapa kesulitan yang

berarti Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Kami dengan

mata kuliah HUKUM DAN HAM yang kami sajikan berdasarkan

pencarian dalam berbagai sumber-sumber Makalah ini di susun

oleh para penyusun dengan berbagai rintangan Baik itu yang

datang dari diri para penyusun maupun yang datang dari luar

Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari

Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan

4

Makalah ini disusun agar pembaca juga mengetahui mengenai

kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanjung

Priok pada tahun 1984 yang berakibat banyaknya korban yang

meninggal dan salah tangkap akibat peradilan yang memihak

pemerintahan pada waktu itu Dalam makalah ini kami memberikan

informasi tentang kronologis kejadian pada saat peristiwa

tersebut berlangsung serta faktor ndash faktor dan sebab ndash sebab

terjadinya peristiwa tersebut hingga proses peradilannya

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih

luas kepada pembaca Walaupun makalah ini memiliki kelebihan

dan kekurangan karena para penyusun hanyalah seorang manusia

biasa yang tidak sempurna maka oleh karena itu Penyusun mohon

untuk saran dan kritiknya demi kemajuan dari makalah kami

Terima kasih

Sidoarjo 15 Desember

2014

Anggota Kelompok

5

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan

untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia Semua komponen anak bangsa secara

bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk

memperjuangkan kemerdekaan melawan penindasan dan

mengisi kemerdekaan tersebut Pengalaman sejarah bangsa

melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah

perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia ( HAM)

Kemerdekaan memberikan makna kebebasan diantaranya bebas

dari rasa takut bebas untuk berkumpul dan berpendapat

bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada

sebagai hak kodrati manusia itu sendiri Dengan lahirnya

UU No39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam

penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia

Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan salah

satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan

bermasyarakat di Indonesia karena masih banyak

pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan

dengan baik Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan

penegakan HAM tersebut Penegakan dan perlindungan HAM

merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang

diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas

lagi pada Pasal 71-72 UU No39 Tahun 1999 Pemerintah

6

wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi

menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini

serta peraturan lain baik nasional maupun internasional

tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya

pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah

melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39

Tahun 1999

Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat

mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM

diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat

diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus

tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan

menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada

undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum

Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang

berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia

yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil

law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem

Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai

konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat

dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang

dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu

ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit

memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang

pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS

1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang

HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun

7

secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi

sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era

Reformasi

Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus

yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa

(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu

rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan

watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan

dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu

kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung

Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan

rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya

Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya

preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang

hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut

desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus

pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik

dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas

HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat

menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa

berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu

peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat

indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia

yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan

menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa

pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor

yang menyebabkan peristiwa tersebut

8

12 Perumusan Masalah

1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham

yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham

berat di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam

menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada

tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984

13 Manfaat Penulisan

1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa

pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung

Priok

2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran

HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun

1984

9

BAB II

PEMBAHASAN

21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok

Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat

juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan

menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat

ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada

saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian

dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di

Tanjung Priok

GAMBARAN KOMUNITAS

10

1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok

berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan

kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh

harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang

menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga

berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama

lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil

Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar

penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini

setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang

keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini

terlihat sangat sibuk

2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh

pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan

sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan

maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar

pulau Jawa bekerja dan menetap disana

3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya

orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan

lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah

kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara

jamarsquoah masjid

4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-

ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan

persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap

kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah

yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas

11

tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa

sekolah

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok

A GAGASAN ASAS TUNGGAL

1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan

MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan

Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari

Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi

keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan

walk out

2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang

Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam

pidato tanpa naskah

a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana

yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan

dirubah ituhelliprdquo

b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah

mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya

sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo

c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan

kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita

menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan

Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga

yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo

12

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

BAB III

PENUTUP

24

31

Kesimpulan

24

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur

kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karenanyalah kami dapat

menyelesaikan makalah ini tanpa beberapa kesulitan yang

berarti Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Kami dengan

mata kuliah HUKUM DAN HAM yang kami sajikan berdasarkan

pencarian dalam berbagai sumber-sumber Makalah ini di susun

oleh para penyusun dengan berbagai rintangan Baik itu yang

datang dari diri para penyusun maupun yang datang dari luar

Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari

Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan

4

Makalah ini disusun agar pembaca juga mengetahui mengenai

kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanjung

Priok pada tahun 1984 yang berakibat banyaknya korban yang

meninggal dan salah tangkap akibat peradilan yang memihak

pemerintahan pada waktu itu Dalam makalah ini kami memberikan

informasi tentang kronologis kejadian pada saat peristiwa

tersebut berlangsung serta faktor ndash faktor dan sebab ndash sebab

terjadinya peristiwa tersebut hingga proses peradilannya

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih

luas kepada pembaca Walaupun makalah ini memiliki kelebihan

dan kekurangan karena para penyusun hanyalah seorang manusia

biasa yang tidak sempurna maka oleh karena itu Penyusun mohon

untuk saran dan kritiknya demi kemajuan dari makalah kami

Terima kasih

Sidoarjo 15 Desember

2014

Anggota Kelompok

5

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan

untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia Semua komponen anak bangsa secara

bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk

memperjuangkan kemerdekaan melawan penindasan dan

mengisi kemerdekaan tersebut Pengalaman sejarah bangsa

melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah

perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia ( HAM)

Kemerdekaan memberikan makna kebebasan diantaranya bebas

dari rasa takut bebas untuk berkumpul dan berpendapat

bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada

sebagai hak kodrati manusia itu sendiri Dengan lahirnya

UU No39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam

penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia

Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan salah

satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan

bermasyarakat di Indonesia karena masih banyak

pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan

dengan baik Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan

penegakan HAM tersebut Penegakan dan perlindungan HAM

merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang

diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas

lagi pada Pasal 71-72 UU No39 Tahun 1999 Pemerintah

6

wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi

menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini

serta peraturan lain baik nasional maupun internasional

tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya

pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah

melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39

Tahun 1999

Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat

mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM

diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat

diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus

tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan

menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada

undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum

Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang

berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia

yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil

law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem

Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai

konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat

dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang

dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu

ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit

memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang

pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS

1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang

HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun

7

secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi

sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era

Reformasi

Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus

yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa

(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu

rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan

watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan

dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu

kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung

Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan

rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya

Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya

preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang

hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut

desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus

pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik

dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas

HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat

menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa

berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu

peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat

indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia

yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan

menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa

pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor

yang menyebabkan peristiwa tersebut

8

12 Perumusan Masalah

1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham

yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham

berat di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam

menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada

tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984

13 Manfaat Penulisan

1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa

pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung

Priok

2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran

HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun

1984

9

BAB II

PEMBAHASAN

21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok

Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat

juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan

menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat

ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada

saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian

dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di

Tanjung Priok

GAMBARAN KOMUNITAS

10

1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok

berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan

kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh

harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang

menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga

berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama

lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil

Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar

penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini

setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang

keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini

terlihat sangat sibuk

2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh

pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan

sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan

maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar

pulau Jawa bekerja dan menetap disana

3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya

orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan

lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah

kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara

jamarsquoah masjid

4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-

ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan

persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap

kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah

yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas

11

tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa

sekolah

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok

A GAGASAN ASAS TUNGGAL

1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan

MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan

Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari

Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi

keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan

walk out

2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang

Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam

pidato tanpa naskah

a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana

yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan

dirubah ituhelliprdquo

b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah

mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya

sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo

c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan

kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita

menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan

Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga

yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo

12

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

Makalah ini disusun agar pembaca juga mengetahui mengenai

kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanjung

Priok pada tahun 1984 yang berakibat banyaknya korban yang

meninggal dan salah tangkap akibat peradilan yang memihak

pemerintahan pada waktu itu Dalam makalah ini kami memberikan

informasi tentang kronologis kejadian pada saat peristiwa

tersebut berlangsung serta faktor ndash faktor dan sebab ndash sebab

terjadinya peristiwa tersebut hingga proses peradilannya

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih

luas kepada pembaca Walaupun makalah ini memiliki kelebihan

dan kekurangan karena para penyusun hanyalah seorang manusia

biasa yang tidak sempurna maka oleh karena itu Penyusun mohon

untuk saran dan kritiknya demi kemajuan dari makalah kami

Terima kasih

Sidoarjo 15 Desember

2014

Anggota Kelompok

5

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan

untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia Semua komponen anak bangsa secara

bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk

memperjuangkan kemerdekaan melawan penindasan dan

mengisi kemerdekaan tersebut Pengalaman sejarah bangsa

melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah

perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia ( HAM)

Kemerdekaan memberikan makna kebebasan diantaranya bebas

dari rasa takut bebas untuk berkumpul dan berpendapat

bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada

sebagai hak kodrati manusia itu sendiri Dengan lahirnya

UU No39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam

penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia

Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan salah

satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan

bermasyarakat di Indonesia karena masih banyak

pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan

dengan baik Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan

penegakan HAM tersebut Penegakan dan perlindungan HAM

merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang

diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas

lagi pada Pasal 71-72 UU No39 Tahun 1999 Pemerintah

6

wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi

menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini

serta peraturan lain baik nasional maupun internasional

tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya

pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah

melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39

Tahun 1999

Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat

mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM

diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat

diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus

tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan

menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada

undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum

Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang

berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia

yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil

law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem

Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai

konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat

dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang

dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu

ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit

memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang

pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS

1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang

HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun

7

secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi

sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era

Reformasi

Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus

yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa

(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu

rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan

watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan

dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu

kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung

Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan

rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya

Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya

preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang

hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut

desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus

pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik

dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas

HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat

menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa

berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu

peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat

indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia

yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan

menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa

pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor

yang menyebabkan peristiwa tersebut

8

12 Perumusan Masalah

1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham

yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham

berat di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam

menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada

tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984

13 Manfaat Penulisan

1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa

pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung

Priok

2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran

HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun

1984

9

BAB II

PEMBAHASAN

21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok

Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat

juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan

menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat

ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada

saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian

dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di

Tanjung Priok

GAMBARAN KOMUNITAS

10

1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok

berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan

kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh

harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang

menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga

berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama

lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil

Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar

penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini

setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang

keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini

terlihat sangat sibuk

2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh

pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan

sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan

maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar

pulau Jawa bekerja dan menetap disana

3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya

orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan

lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah

kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara

jamarsquoah masjid

4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-

ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan

persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap

kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah

yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas

11

tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa

sekolah

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok

A GAGASAN ASAS TUNGGAL

1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan

MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan

Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari

Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi

keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan

walk out

2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang

Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam

pidato tanpa naskah

a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana

yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan

dirubah ituhelliprdquo

b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah

mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya

sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo

c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan

kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita

menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan

Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga

yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo

12

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan

untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia Semua komponen anak bangsa secara

bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk

memperjuangkan kemerdekaan melawan penindasan dan

mengisi kemerdekaan tersebut Pengalaman sejarah bangsa

melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah

perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia ( HAM)

Kemerdekaan memberikan makna kebebasan diantaranya bebas

dari rasa takut bebas untuk berkumpul dan berpendapat

bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada

sebagai hak kodrati manusia itu sendiri Dengan lahirnya

UU No39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam

penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia

Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan salah

satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan

bermasyarakat di Indonesia karena masih banyak

pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan

dengan baik Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan

penegakan HAM tersebut Penegakan dan perlindungan HAM

merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang

diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas

lagi pada Pasal 71-72 UU No39 Tahun 1999 Pemerintah

6

wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi

menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini

serta peraturan lain baik nasional maupun internasional

tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya

pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah

melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39

Tahun 1999

Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat

mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM

diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat

diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus

tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan

menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada

undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum

Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang

berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia

yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil

law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem

Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai

konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat

dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang

dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu

ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit

memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang

pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS

1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang

HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun

7

secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi

sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era

Reformasi

Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus

yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa

(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu

rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan

watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan

dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu

kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung

Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan

rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya

Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya

preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang

hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut

desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus

pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik

dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas

HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat

menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa

berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu

peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat

indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia

yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan

menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa

pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor

yang menyebabkan peristiwa tersebut

8

12 Perumusan Masalah

1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham

yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham

berat di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam

menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada

tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984

13 Manfaat Penulisan

1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa

pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung

Priok

2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran

HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun

1984

9

BAB II

PEMBAHASAN

21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok

Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat

juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan

menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat

ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada

saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian

dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di

Tanjung Priok

GAMBARAN KOMUNITAS

10

1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok

berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan

kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh

harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang

menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga

berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama

lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil

Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar

penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini

setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang

keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini

terlihat sangat sibuk

2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh

pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan

sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan

maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar

pulau Jawa bekerja dan menetap disana

3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya

orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan

lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah

kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara

jamarsquoah masjid

4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-

ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan

persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap

kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah

yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas

11

tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa

sekolah

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok

A GAGASAN ASAS TUNGGAL

1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan

MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan

Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari

Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi

keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan

walk out

2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang

Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam

pidato tanpa naskah

a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana

yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan

dirubah ituhelliprdquo

b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah

mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya

sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo

c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan

kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita

menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan

Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga

yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo

12

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi

menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini

serta peraturan lain baik nasional maupun internasional

tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya

pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah

melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39

Tahun 1999

Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat

mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM

diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat

diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus

tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan

menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada

undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum

Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang

berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia

yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil

law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem

Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai

konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat

dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang

dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu

ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit

memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang

pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS

1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang

HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun

7

secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi

sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era

Reformasi

Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus

yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa

(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu

rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan

watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan

dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu

kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung

Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan

rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya

Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya

preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang

hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut

desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus

pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik

dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas

HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat

menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa

berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu

peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat

indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia

yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan

menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa

pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor

yang menyebabkan peristiwa tersebut

8

12 Perumusan Masalah

1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham

yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham

berat di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam

menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada

tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984

13 Manfaat Penulisan

1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa

pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung

Priok

2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran

HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun

1984

9

BAB II

PEMBAHASAN

21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok

Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat

juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan

menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat

ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada

saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian

dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di

Tanjung Priok

GAMBARAN KOMUNITAS

10

1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok

berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan

kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh

harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang

menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga

berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama

lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil

Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar

penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini

setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang

keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini

terlihat sangat sibuk

2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh

pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan

sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan

maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar

pulau Jawa bekerja dan menetap disana

3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya

orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan

lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah

kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara

jamarsquoah masjid

4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-

ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan

persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap

kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah

yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas

11

tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa

sekolah

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok

A GAGASAN ASAS TUNGGAL

1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan

MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan

Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari

Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi

keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan

walk out

2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang

Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam

pidato tanpa naskah

a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana

yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan

dirubah ituhelliprdquo

b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah

mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya

sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo

c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan

kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita

menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan

Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga

yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo

12

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi

sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era

Reformasi

Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus

yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa

(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu

rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan

watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan

dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu

kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung

Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan

rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya

Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya

preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang

hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut

desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus

pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik

dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas

HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat

menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa

berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu

peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat

indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia

yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan

menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa

pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor

yang menyebabkan peristiwa tersebut

8

12 Perumusan Masalah

1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham

yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham

berat di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam

menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada

tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984

13 Manfaat Penulisan

1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa

pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung

Priok

2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran

HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun

1984

9

BAB II

PEMBAHASAN

21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok

Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat

juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan

menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat

ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada

saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian

dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di

Tanjung Priok

GAMBARAN KOMUNITAS

10

1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok

berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan

kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh

harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang

menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga

berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama

lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil

Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar

penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini

setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang

keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini

terlihat sangat sibuk

2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh

pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan

sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan

maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar

pulau Jawa bekerja dan menetap disana

3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya

orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan

lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah

kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara

jamarsquoah masjid

4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-

ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan

persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap

kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah

yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas

11

tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa

sekolah

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok

A GAGASAN ASAS TUNGGAL

1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan

MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan

Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari

Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi

keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan

walk out

2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang

Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam

pidato tanpa naskah

a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana

yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan

dirubah ituhelliprdquo

b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah

mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya

sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo

c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan

kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita

menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan

Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga

yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo

12

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

12 Perumusan Masalah

1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham

yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham

berat di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam

menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada

tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984

13 Manfaat Penulisan

1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa

pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung

Priok

2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran

HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984

3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun

1984

9

BAB II

PEMBAHASAN

21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok

Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat

juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan

menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat

ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada

saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian

dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di

Tanjung Priok

GAMBARAN KOMUNITAS

10

1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok

berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan

kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh

harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang

menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga

berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama

lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil

Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar

penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini

setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang

keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini

terlihat sangat sibuk

2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh

pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan

sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan

maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar

pulau Jawa bekerja dan menetap disana

3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya

orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan

lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah

kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara

jamarsquoah masjid

4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-

ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan

persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap

kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah

yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas

11

tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa

sekolah

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok

A GAGASAN ASAS TUNGGAL

1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan

MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan

Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari

Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi

keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan

walk out

2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang

Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam

pidato tanpa naskah

a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana

yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan

dirubah ituhelliprdquo

b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah

mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya

sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo

c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan

kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita

menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan

Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga

yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo

12

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

BAB II

PEMBAHASAN

21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok

Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat

juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan

menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat

ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada

saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian

dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di

Tanjung Priok

GAMBARAN KOMUNITAS

10

1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok

berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan

kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh

harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang

menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga

berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama

lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil

Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar

penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini

setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang

keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini

terlihat sangat sibuk

2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh

pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan

sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan

maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar

pulau Jawa bekerja dan menetap disana

3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya

orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan

lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah

kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara

jamarsquoah masjid

4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-

ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan

persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap

kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah

yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas

11

tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa

sekolah

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok

A GAGASAN ASAS TUNGGAL

1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan

MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan

Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari

Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi

keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan

walk out

2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang

Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam

pidato tanpa naskah

a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana

yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan

dirubah ituhelliprdquo

b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah

mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya

sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo

c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan

kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita

menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan

Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga

yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo

12

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok

berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan

kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh

harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang

menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga

berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama

lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil

Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar

penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini

setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang

keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini

terlihat sangat sibuk

2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh

pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan

sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan

maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar

pulau Jawa bekerja dan menetap disana

3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya

orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan

lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah

kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara

jamarsquoah masjid

4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-

ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan

persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap

kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah

yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas

11

tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa

sekolah

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok

A GAGASAN ASAS TUNGGAL

1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan

MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan

Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari

Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi

keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan

walk out

2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang

Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam

pidato tanpa naskah

a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana

yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan

dirubah ituhelliprdquo

b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah

mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya

sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo

c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan

kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita

menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan

Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga

yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo

12

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa

sekolah

22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok

A GAGASAN ASAS TUNGGAL

1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan

MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan

Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari

Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi

keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan

walk out

2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang

Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam

pidato tanpa naskah

a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana

yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan

dirubah ituhelliprdquo

b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah

mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya

sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo

c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan

kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita

menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan

Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga

yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo

12

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang

kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan

karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya

belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik

untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini

tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya

mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo

e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada

partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila

dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo

3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun

KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan

pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan

a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri

dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk

merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu

menyingkirkan dirinya

b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan

Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan

kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi

bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara

Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang

ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan

Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi

bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu

4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari

berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur

13

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M

Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan

tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI

bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi

Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo

atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga

disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha

(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman

Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman

selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono

Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir

(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend

(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara

Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat

kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua

pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden

untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan

a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim

ABRI Pekanbaru karena

1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di

masyarakat

1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai

sarana ancaman terhadap lawan politik

1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD

1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD

1945

1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan

berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja

14

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28

Kopassandha karena

1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga

setiap kabar angin tentang dirinya diartikan

sebagai sikap anti Pancasila

1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata

subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya

dalam menyongsong pemilu yang akan datang

5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi

berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50

Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban

secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno

DPR

6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden

bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip

yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih

dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip

yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran

dari Jawaban presiden

7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap

para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik

terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan

pemberlakuan asas tunggal

8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru

awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam

kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981

PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP

15

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir

Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir

Djaelani dan Tony Ardhi

9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan

Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan

Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan

Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama

pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan

pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh

seluruh kelompok sosial politikrdquo

Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di

MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang

penyatuan asas bagi seluruh partai politik

B FORMALISASI ASAS TUNGGAL

10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu

Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan

Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan

Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik

yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo

11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1

Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan

pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam

16

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik

itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan

sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas

politikrdquo

12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung

PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga

Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang

sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan

menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas

kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan

Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo

13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu

Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan

Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984

Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan

ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan

kegoncangan di negara Indonesiardquo

14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen

Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani

PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai

berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi

kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan

dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya

kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam

Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan

liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut

golongan ekstrim kanan

17

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam

Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI

yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta

Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya

16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah

Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan

Indonesia sebagai negara hukum

17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani

Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok

Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut

a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan

pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme

liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo

b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan

menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo

18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada

acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik

DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan

politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun

sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan

UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila

bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara

konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya

masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu

di beberapa kalangan masyarakatrdquo

19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26

Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa

dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran

18

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh

politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka

perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan

secara hukum

23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani

Versi Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang

dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang

19

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan

dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan

tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia

mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut

adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap

peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis

dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam

Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo

1 Sabtu 8 September 1984

Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu

memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung

Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang

tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)

Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja

Islam (masjid) di Jalan Sindang

2 Ahad 9 September 1984

Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-

Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha

dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan

kepada jamaah kaum muslimin

3 Senin 10 September 1984

Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan

dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori

20

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang

akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul

Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua

pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara

usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang

tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan

permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil

itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim

sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut

tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua

Mushala as-Saadah

4 Selasa 11 September 1984

Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk

meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh

Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki

ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah

seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya

semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika

ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat

Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia

5 Rabu 12 September 1984

Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian

remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah

direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-

Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak

termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar

belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya

jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan

memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki

berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas

islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim

Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash

oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak

membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau

mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya

Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak

apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah

perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang

dimaksud bukan dan jamaah kita)

Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua

sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah

sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di

situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang

dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di

tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu

terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur

Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan

pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer

mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata

otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada

di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit

Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit

histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada

22

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat

Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih

sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan

kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati

Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk

besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang

penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu

dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke

sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi

di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk

besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang

tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah

tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat

menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk

tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk

digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah

umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi

jalan

Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan

turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat

yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk

bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk

besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang

terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni

Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat

jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah

mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang

bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan

23

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu

rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin

langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari

kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer

untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh

meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah

pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya

kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan

jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang

keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya

Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur

menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah

pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi

panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi

disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang

jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid

Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan

mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang

beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya

yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu

RSPAD)

Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung

dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara

Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-

mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash

teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan

mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat

lain

24

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di

Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila

PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani

benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak

Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media

massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian

sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11

September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian

Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang

ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel

Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah

pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang

rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas

Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di

saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan

bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul

1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas

Intel Jaya

24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah

Orde Baru

25

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar

sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan

resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh

PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh

Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno

dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi

peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh

Pangab sebagai berikut

Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan

poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan

petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu

dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas

Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup

tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna

hitam

Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas

yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang

dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas

keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda

26

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan

pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan

pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang

berlaku

Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB

di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin

dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir

Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap

setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M

Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua

DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah

peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan

menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman

pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak

dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon

diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju

Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan

menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu

keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara

persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang

membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus

maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan

mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah

membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan

peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke

tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat

dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya

barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil

27

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh

menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas

keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis

dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk

mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-

serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya

Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB

pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya

berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan

membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9

orang meninggal dan 53 luka-luka

25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok

28

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah

berlangsung beberapa kali persidangan Pertama

menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10

September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang

dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban

penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali

persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang

yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu

terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di

Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat

terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan

menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus

Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang

sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya

251 Persidangan 4 Orang Terdakwa

Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang

terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September

yaitu

1 Nama Syarifuddin Rambe

2 Nama Sofyan Sulaeman

3 Nama Ahmad Sahi

4 Nama Mohammad Nur

Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk

menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny

Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan

29

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12

September Selain itu juga dimaksudkan sebagai

bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran

atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke

tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya

dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu

ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi

dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta

Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan

Persidangan - persidangan ini sebenarnya

dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab

terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil

yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret

para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak

berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi

sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak

menggunakan haknya dalam membela klien terutama

dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai

fakta atau tidak

Persidangan empat orang terdakwa ini selesai

hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman

divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang

lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga

persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama

Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan

banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis

hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa

30

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang

lain

Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di

persidangan semua-nya adalah anggota militer baik

yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama

adalah dua orang anggota militer yang menodai

kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya

adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran

gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota

militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang

menempel di mushalla memang disiram dengan air

comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-

pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada

peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada

cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo

Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui

adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah

dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak

mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke

mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman

sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk

dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-

issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu

ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena

kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang

kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan

bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar

31

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

252Penolakan terhadap Saksi Pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan

jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan

kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat

untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan

pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus

Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud

menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla

ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat

tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi

mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak

lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja

disembunyikan pembelardquo

Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan

segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan

keterangan para saksi tapi para pembela tetap

memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama

bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur

65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini

diajukan ke persidangan para pembela meminta

jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim

yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan

keselamatan selama berada di ruang sidang saja

32

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak

untuk bertanggungjawab

253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa

seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai

menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar

terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok

Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang

pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari

mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas

penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS

militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan

setelah peristiwa Tanjung Priok

Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh

derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk

datang ke persidangan saja mereka harus dipapah

Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap

korban yang malang itu sehingga membuat jalannya

persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba

terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak

dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya

dijadikan sample di antara sejumlah besar korban

pembantaian

AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi

50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun

1985 di depan sidang pengadilan bercerita

33

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat

tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan

dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka

adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan

berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa

keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena

diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas

kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara

tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka

parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan

anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut

diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi

borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama

Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang

menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-

luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena

nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh

mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin

mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah

tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari

Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat

korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari

kemudianrdquo

Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama

lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga

tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka

34

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI

dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata

berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen

berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka

tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan

serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan

dan lemparan batu

254Vonis Pengadilan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan

yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat

itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa

yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22

tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali

tidak mengalami cedera karena memang dia tidak

berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan

terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di

Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20

September Ia menyatakan pada pengadilan pada

tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan

teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi

terjadinya demonstrasi

Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki

Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang

bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan

kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing

dikenai hukuman 27 bulan yaitu

1 Nama Muslih bin Marzuki

35

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

2 Nama Marwoto

3 Nama Thahir bin Sarwi

Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi

hukuman 21 bulan

1 Nama Dudung bin Supian

2 Nama Amir bin Bunari

3 Nama Armin bin Mawi

Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara

diantaranya

1 Nama Wasjad bin Sukarma

2 Nama Nasrun bin Sulaemanah

3 Nama Suherman bin Surnata

Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan

1 Nama Damsirwan bin Nurdin

2 Nama Ita Sumirta bin Amin

3 Nama Sardi bin Wage

4 Nama Budi Santoso bin Suparto

5 Nama April bin Mansur

6 Nama Sudarso bin Raise

7 Nama Umar bin Sundu

Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun

1 Nama Ferdinan M Silalahi

2 Nama Yusran bin Zaenuri

3 Nama Misdi bin Sufian

4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan

5 Nama Ismail bin Abdul Hamid

6 Nama Syafrizal bin Sufiyan

7 Nama Maksudi bin Irsad

36

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

8 Nama Cecep Basuki bin Wagi

9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri

10Nama Iuscon bin Ilyas

11Nama Wahyudi bin Shaleh

BAB III

PENUTUP

37

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi

yang dihasilkan

adalah sebagai berikut

31 KESIMPULAN

1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan

petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde

Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang

dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari

peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan

politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan

usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik

yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh

Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan

Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang

mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara

sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan

politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya

yang sistematis dan terencana dalam berbagai

pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah

merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk

mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi

Manusia

2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami

baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok

banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig

38

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang

melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik

tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu

Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap

penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap

penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig

tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan

penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi

sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal

12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa

pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-

kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya

masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang

menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai

aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran

institusi militer mulai dari level terendah hingga

ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu

Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap

masyarakat tersebut yang berlanjut hingga

terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang

dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan

kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan

dengan mono ideologisasi

3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi

berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum

peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12

September pemerintah Orde Baru telah menggunakan

39

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari

institusi militer institusi pengadilan dan

institusi medis sebagai bagian dari rangkaian

tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga

bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung

jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk

menggunakan senjata dan menculik orang demi

mempertahankan asas tunggal

4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam

peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk

pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis

terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat

dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal

telah melahirkan tindakantindakan represif berganda

dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi

masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan

represif yang merupakan pelaksanaan berganda

tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat

dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan

memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan

fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan

orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh

pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai

alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang

dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu

itu

40

41

41