ANALISIS SEJARAH KRONOLOGI KASUS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI TANJUNG PRIOK TAHUN 1984
Transcript of ANALISIS SEJARAH KRONOLOGI KASUS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI TANJUNG PRIOK TAHUN 1984
ANALISIS SEJARAH KRONOLOGI KASUS PELANGGARAN HAK
ASASI MANUSIA DI TANJUNG PRIOK TAHUN 1984MAKALAH
Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Dan Ham
dibawah bimbingan Dosen Bapak Eko Wahyudi SH MH
Oleh
ADITYA PRANATA (1271010039)
DEO FALDI RISWANDA (1271010038)RIZKY RIZAL TRI (1271010023)
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ldquoVETERANrdquo JAWA TIMUR
FAKULTAS HUKUM
PROGAM STUDI ILMU HUKUM
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISIhellip
1
KATA
PENGANTAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1 1 Latar
Belakang
3
12 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
helliphellip5
13 Manfaat Penulisan
helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
5
2
BAB II PEMBAHASAN
6
21 Gambaran Masyarakat Tanjung
Priok
6
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi
Tanjung Priok7
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir
Djaelani12
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru16
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung
Priok
18
251 Persidangan 4 Orang
Terdakwa
18
252 Penolakan terhadap Saksi
Pembela
20
253 Persidangan 28 Orang Korban
Pembantaian
20
254 Vonis
Pengadilan
22
3
BAB III
PENUTUP
24
31
Kesimpulan
24
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karenanyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa beberapa kesulitan yang
berarti Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Kami dengan
mata kuliah HUKUM DAN HAM yang kami sajikan berdasarkan
pencarian dalam berbagai sumber-sumber Makalah ini di susun
oleh para penyusun dengan berbagai rintangan Baik itu yang
datang dari diri para penyusun maupun yang datang dari luar
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
4
Makalah ini disusun agar pembaca juga mengetahui mengenai
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanjung
Priok pada tahun 1984 yang berakibat banyaknya korban yang
meninggal dan salah tangkap akibat peradilan yang memihak
pemerintahan pada waktu itu Dalam makalah ini kami memberikan
informasi tentang kronologis kejadian pada saat peristiwa
tersebut berlangsung serta faktor ndash faktor dan sebab ndash sebab
terjadinya peristiwa tersebut hingga proses peradilannya
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan karena para penyusun hanyalah seorang manusia
biasa yang tidak sempurna maka oleh karena itu Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya demi kemajuan dari makalah kami
Terima kasih
Sidoarjo 15 Desember
2014
Anggota Kelompok
5
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia Semua komponen anak bangsa secara
bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk
memperjuangkan kemerdekaan melawan penindasan dan
mengisi kemerdekaan tersebut Pengalaman sejarah bangsa
melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah
perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia ( HAM)
Kemerdekaan memberikan makna kebebasan diantaranya bebas
dari rasa takut bebas untuk berkumpul dan berpendapat
bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada
sebagai hak kodrati manusia itu sendiri Dengan lahirnya
UU No39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam
penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia
Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan salah
satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat di Indonesia karena masih banyak
pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan
dengan baik Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan
penegakan HAM tersebut Penegakan dan perlindungan HAM
merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang
diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas
lagi pada Pasal 71-72 UU No39 Tahun 1999 Pemerintah
6
wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi
menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini
serta peraturan lain baik nasional maupun internasional
tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya
pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah
melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39
Tahun 1999
Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat
mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM
diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat
diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus
tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan
menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada
undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang
berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia
yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil
law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem
Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai
konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat
dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang
dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu
ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit
memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang
pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS
1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang
HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun
7
secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi
sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era
Reformasi
Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus
yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa
(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu
rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan
watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan
dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu
kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung
Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan
rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya
Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya
preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang
hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut
desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus
pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik
dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas
HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat
menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa
berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu
peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat
indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan
menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa
pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor
yang menyebabkan peristiwa tersebut
8
12 Perumusan Masalah
1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham
yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham
berat di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada
tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984
13 Manfaat Penulisan
1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa
pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung
Priok
2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran
HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun
1984
9
BAB II
PEMBAHASAN
21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok
Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat
juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan
menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat
ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada
saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian
dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di
Tanjung Priok
GAMBARAN KOMUNITAS
10
1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok
berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan
kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh
harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang
menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga
berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama
lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil
Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar
penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini
setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang
keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini
terlihat sangat sibuk
2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh
pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan
sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan
maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar
pulau Jawa bekerja dan menetap disana
3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan
lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah
kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara
jamarsquoah masjid
4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-
ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan
persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap
kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah
yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas
11
tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa
sekolah
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok
A GAGASAN ASAS TUNGGAL
1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan
MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan
Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari
Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi
keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan
walk out
2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang
Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam
pidato tanpa naskah
a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana
yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan
dirubah ituhelliprdquo
b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah
mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya
sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo
c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan
kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita
menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan
Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga
yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo
12
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
FAKULTAS HUKUM
PROGAM STUDI ILMU HUKUM
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISIhellip
1
KATA
PENGANTAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1 1 Latar
Belakang
3
12 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
helliphellip5
13 Manfaat Penulisan
helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
5
2
BAB II PEMBAHASAN
6
21 Gambaran Masyarakat Tanjung
Priok
6
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi
Tanjung Priok7
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir
Djaelani12
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru16
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung
Priok
18
251 Persidangan 4 Orang
Terdakwa
18
252 Penolakan terhadap Saksi
Pembela
20
253 Persidangan 28 Orang Korban
Pembantaian
20
254 Vonis
Pengadilan
22
3
BAB III
PENUTUP
24
31
Kesimpulan
24
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karenanyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa beberapa kesulitan yang
berarti Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Kami dengan
mata kuliah HUKUM DAN HAM yang kami sajikan berdasarkan
pencarian dalam berbagai sumber-sumber Makalah ini di susun
oleh para penyusun dengan berbagai rintangan Baik itu yang
datang dari diri para penyusun maupun yang datang dari luar
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
4
Makalah ini disusun agar pembaca juga mengetahui mengenai
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanjung
Priok pada tahun 1984 yang berakibat banyaknya korban yang
meninggal dan salah tangkap akibat peradilan yang memihak
pemerintahan pada waktu itu Dalam makalah ini kami memberikan
informasi tentang kronologis kejadian pada saat peristiwa
tersebut berlangsung serta faktor ndash faktor dan sebab ndash sebab
terjadinya peristiwa tersebut hingga proses peradilannya
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan karena para penyusun hanyalah seorang manusia
biasa yang tidak sempurna maka oleh karena itu Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya demi kemajuan dari makalah kami
Terima kasih
Sidoarjo 15 Desember
2014
Anggota Kelompok
5
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia Semua komponen anak bangsa secara
bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk
memperjuangkan kemerdekaan melawan penindasan dan
mengisi kemerdekaan tersebut Pengalaman sejarah bangsa
melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah
perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia ( HAM)
Kemerdekaan memberikan makna kebebasan diantaranya bebas
dari rasa takut bebas untuk berkumpul dan berpendapat
bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada
sebagai hak kodrati manusia itu sendiri Dengan lahirnya
UU No39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam
penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia
Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan salah
satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat di Indonesia karena masih banyak
pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan
dengan baik Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan
penegakan HAM tersebut Penegakan dan perlindungan HAM
merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang
diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas
lagi pada Pasal 71-72 UU No39 Tahun 1999 Pemerintah
6
wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi
menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini
serta peraturan lain baik nasional maupun internasional
tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya
pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah
melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39
Tahun 1999
Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat
mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM
diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat
diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus
tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan
menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada
undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang
berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia
yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil
law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem
Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai
konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat
dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang
dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu
ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit
memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang
pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS
1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang
HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun
7
secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi
sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era
Reformasi
Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus
yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa
(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu
rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan
watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan
dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu
kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung
Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan
rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya
Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya
preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang
hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut
desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus
pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik
dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas
HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat
menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa
berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu
peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat
indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan
menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa
pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor
yang menyebabkan peristiwa tersebut
8
12 Perumusan Masalah
1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham
yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham
berat di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada
tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984
13 Manfaat Penulisan
1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa
pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung
Priok
2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran
HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun
1984
9
BAB II
PEMBAHASAN
21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok
Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat
juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan
menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat
ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada
saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian
dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di
Tanjung Priok
GAMBARAN KOMUNITAS
10
1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok
berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan
kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh
harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang
menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga
berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama
lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil
Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar
penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini
setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang
keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini
terlihat sangat sibuk
2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh
pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan
sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan
maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar
pulau Jawa bekerja dan menetap disana
3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan
lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah
kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara
jamarsquoah masjid
4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-
ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan
persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap
kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah
yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas
11
tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa
sekolah
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok
A GAGASAN ASAS TUNGGAL
1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan
MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan
Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari
Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi
keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan
walk out
2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang
Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam
pidato tanpa naskah
a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana
yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan
dirubah ituhelliprdquo
b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah
mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya
sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo
c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan
kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita
menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan
Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga
yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo
12
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
BAB II PEMBAHASAN
6
21 Gambaran Masyarakat Tanjung
Priok
6
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi
Tanjung Priok7
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir
Djaelani12
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru16
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung
Priok
18
251 Persidangan 4 Orang
Terdakwa
18
252 Penolakan terhadap Saksi
Pembela
20
253 Persidangan 28 Orang Korban
Pembantaian
20
254 Vonis
Pengadilan
22
3
BAB III
PENUTUP
24
31
Kesimpulan
24
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karenanyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa beberapa kesulitan yang
berarti Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Kami dengan
mata kuliah HUKUM DAN HAM yang kami sajikan berdasarkan
pencarian dalam berbagai sumber-sumber Makalah ini di susun
oleh para penyusun dengan berbagai rintangan Baik itu yang
datang dari diri para penyusun maupun yang datang dari luar
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
4
Makalah ini disusun agar pembaca juga mengetahui mengenai
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanjung
Priok pada tahun 1984 yang berakibat banyaknya korban yang
meninggal dan salah tangkap akibat peradilan yang memihak
pemerintahan pada waktu itu Dalam makalah ini kami memberikan
informasi tentang kronologis kejadian pada saat peristiwa
tersebut berlangsung serta faktor ndash faktor dan sebab ndash sebab
terjadinya peristiwa tersebut hingga proses peradilannya
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan karena para penyusun hanyalah seorang manusia
biasa yang tidak sempurna maka oleh karena itu Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya demi kemajuan dari makalah kami
Terima kasih
Sidoarjo 15 Desember
2014
Anggota Kelompok
5
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia Semua komponen anak bangsa secara
bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk
memperjuangkan kemerdekaan melawan penindasan dan
mengisi kemerdekaan tersebut Pengalaman sejarah bangsa
melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah
perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia ( HAM)
Kemerdekaan memberikan makna kebebasan diantaranya bebas
dari rasa takut bebas untuk berkumpul dan berpendapat
bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada
sebagai hak kodrati manusia itu sendiri Dengan lahirnya
UU No39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam
penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia
Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan salah
satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat di Indonesia karena masih banyak
pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan
dengan baik Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan
penegakan HAM tersebut Penegakan dan perlindungan HAM
merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang
diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas
lagi pada Pasal 71-72 UU No39 Tahun 1999 Pemerintah
6
wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi
menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini
serta peraturan lain baik nasional maupun internasional
tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya
pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah
melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39
Tahun 1999
Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat
mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM
diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat
diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus
tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan
menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada
undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang
berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia
yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil
law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem
Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai
konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat
dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang
dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu
ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit
memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang
pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS
1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang
HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun
7
secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi
sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era
Reformasi
Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus
yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa
(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu
rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan
watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan
dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu
kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung
Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan
rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya
Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya
preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang
hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut
desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus
pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik
dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas
HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat
menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa
berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu
peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat
indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan
menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa
pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor
yang menyebabkan peristiwa tersebut
8
12 Perumusan Masalah
1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham
yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham
berat di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada
tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984
13 Manfaat Penulisan
1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa
pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung
Priok
2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran
HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun
1984
9
BAB II
PEMBAHASAN
21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok
Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat
juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan
menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat
ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada
saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian
dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di
Tanjung Priok
GAMBARAN KOMUNITAS
10
1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok
berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan
kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh
harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang
menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga
berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama
lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil
Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar
penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini
setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang
keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini
terlihat sangat sibuk
2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh
pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan
sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan
maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar
pulau Jawa bekerja dan menetap disana
3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan
lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah
kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara
jamarsquoah masjid
4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-
ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan
persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap
kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah
yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas
11
tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa
sekolah
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok
A GAGASAN ASAS TUNGGAL
1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan
MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan
Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari
Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi
keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan
walk out
2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang
Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam
pidato tanpa naskah
a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana
yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan
dirubah ituhelliprdquo
b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah
mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya
sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo
c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan
kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita
menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan
Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga
yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo
12
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
BAB III
PENUTUP
24
31
Kesimpulan
24
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karenanyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa beberapa kesulitan yang
berarti Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Kami dengan
mata kuliah HUKUM DAN HAM yang kami sajikan berdasarkan
pencarian dalam berbagai sumber-sumber Makalah ini di susun
oleh para penyusun dengan berbagai rintangan Baik itu yang
datang dari diri para penyusun maupun yang datang dari luar
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
4
Makalah ini disusun agar pembaca juga mengetahui mengenai
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanjung
Priok pada tahun 1984 yang berakibat banyaknya korban yang
meninggal dan salah tangkap akibat peradilan yang memihak
pemerintahan pada waktu itu Dalam makalah ini kami memberikan
informasi tentang kronologis kejadian pada saat peristiwa
tersebut berlangsung serta faktor ndash faktor dan sebab ndash sebab
terjadinya peristiwa tersebut hingga proses peradilannya
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan karena para penyusun hanyalah seorang manusia
biasa yang tidak sempurna maka oleh karena itu Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya demi kemajuan dari makalah kami
Terima kasih
Sidoarjo 15 Desember
2014
Anggota Kelompok
5
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia Semua komponen anak bangsa secara
bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk
memperjuangkan kemerdekaan melawan penindasan dan
mengisi kemerdekaan tersebut Pengalaman sejarah bangsa
melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah
perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia ( HAM)
Kemerdekaan memberikan makna kebebasan diantaranya bebas
dari rasa takut bebas untuk berkumpul dan berpendapat
bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada
sebagai hak kodrati manusia itu sendiri Dengan lahirnya
UU No39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam
penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia
Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan salah
satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat di Indonesia karena masih banyak
pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan
dengan baik Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan
penegakan HAM tersebut Penegakan dan perlindungan HAM
merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang
diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas
lagi pada Pasal 71-72 UU No39 Tahun 1999 Pemerintah
6
wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi
menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini
serta peraturan lain baik nasional maupun internasional
tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya
pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah
melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39
Tahun 1999
Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat
mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM
diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat
diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus
tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan
menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada
undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang
berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia
yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil
law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem
Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai
konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat
dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang
dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu
ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit
memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang
pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS
1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang
HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun
7
secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi
sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era
Reformasi
Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus
yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa
(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu
rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan
watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan
dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu
kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung
Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan
rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya
Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya
preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang
hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut
desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus
pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik
dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas
HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat
menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa
berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu
peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat
indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan
menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa
pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor
yang menyebabkan peristiwa tersebut
8
12 Perumusan Masalah
1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham
yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham
berat di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada
tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984
13 Manfaat Penulisan
1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa
pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung
Priok
2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran
HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun
1984
9
BAB II
PEMBAHASAN
21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok
Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat
juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan
menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat
ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada
saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian
dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di
Tanjung Priok
GAMBARAN KOMUNITAS
10
1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok
berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan
kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh
harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang
menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga
berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama
lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil
Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar
penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini
setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang
keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini
terlihat sangat sibuk
2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh
pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan
sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan
maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar
pulau Jawa bekerja dan menetap disana
3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan
lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah
kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara
jamarsquoah masjid
4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-
ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan
persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap
kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah
yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas
11
tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa
sekolah
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok
A GAGASAN ASAS TUNGGAL
1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan
MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan
Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari
Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi
keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan
walk out
2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang
Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam
pidato tanpa naskah
a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana
yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan
dirubah ituhelliprdquo
b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah
mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya
sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo
c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan
kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita
menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan
Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga
yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo
12
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
Makalah ini disusun agar pembaca juga mengetahui mengenai
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanjung
Priok pada tahun 1984 yang berakibat banyaknya korban yang
meninggal dan salah tangkap akibat peradilan yang memihak
pemerintahan pada waktu itu Dalam makalah ini kami memberikan
informasi tentang kronologis kejadian pada saat peristiwa
tersebut berlangsung serta faktor ndash faktor dan sebab ndash sebab
terjadinya peristiwa tersebut hingga proses peradilannya
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan karena para penyusun hanyalah seorang manusia
biasa yang tidak sempurna maka oleh karena itu Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya demi kemajuan dari makalah kami
Terima kasih
Sidoarjo 15 Desember
2014
Anggota Kelompok
5
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia Semua komponen anak bangsa secara
bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk
memperjuangkan kemerdekaan melawan penindasan dan
mengisi kemerdekaan tersebut Pengalaman sejarah bangsa
melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah
perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia ( HAM)
Kemerdekaan memberikan makna kebebasan diantaranya bebas
dari rasa takut bebas untuk berkumpul dan berpendapat
bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada
sebagai hak kodrati manusia itu sendiri Dengan lahirnya
UU No39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam
penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia
Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan salah
satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat di Indonesia karena masih banyak
pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan
dengan baik Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan
penegakan HAM tersebut Penegakan dan perlindungan HAM
merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang
diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas
lagi pada Pasal 71-72 UU No39 Tahun 1999 Pemerintah
6
wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi
menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini
serta peraturan lain baik nasional maupun internasional
tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya
pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah
melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39
Tahun 1999
Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat
mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM
diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat
diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus
tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan
menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada
undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang
berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia
yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil
law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem
Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai
konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat
dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang
dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu
ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit
memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang
pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS
1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang
HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun
7
secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi
sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era
Reformasi
Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus
yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa
(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu
rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan
watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan
dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu
kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung
Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan
rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya
Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya
preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang
hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut
desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus
pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik
dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas
HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat
menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa
berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu
peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat
indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan
menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa
pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor
yang menyebabkan peristiwa tersebut
8
12 Perumusan Masalah
1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham
yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham
berat di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada
tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984
13 Manfaat Penulisan
1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa
pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung
Priok
2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran
HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun
1984
9
BAB II
PEMBAHASAN
21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok
Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat
juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan
menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat
ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada
saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian
dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di
Tanjung Priok
GAMBARAN KOMUNITAS
10
1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok
berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan
kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh
harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang
menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga
berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama
lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil
Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar
penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini
setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang
keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini
terlihat sangat sibuk
2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh
pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan
sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan
maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar
pulau Jawa bekerja dan menetap disana
3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan
lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah
kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara
jamarsquoah masjid
4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-
ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan
persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap
kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah
yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas
11
tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa
sekolah
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok
A GAGASAN ASAS TUNGGAL
1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan
MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan
Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari
Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi
keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan
walk out
2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang
Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam
pidato tanpa naskah
a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana
yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan
dirubah ituhelliprdquo
b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah
mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya
sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo
c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan
kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita
menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan
Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga
yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo
12
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia Semua komponen anak bangsa secara
bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk
memperjuangkan kemerdekaan melawan penindasan dan
mengisi kemerdekaan tersebut Pengalaman sejarah bangsa
melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah
perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia ( HAM)
Kemerdekaan memberikan makna kebebasan diantaranya bebas
dari rasa takut bebas untuk berkumpul dan berpendapat
bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada
sebagai hak kodrati manusia itu sendiri Dengan lahirnya
UU No39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam
penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia
Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan salah
satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat di Indonesia karena masih banyak
pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan
dengan baik Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan
penegakan HAM tersebut Penegakan dan perlindungan HAM
merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang
diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas
lagi pada Pasal 71-72 UU No39 Tahun 1999 Pemerintah
6
wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi
menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini
serta peraturan lain baik nasional maupun internasional
tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya
pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah
melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39
Tahun 1999
Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat
mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM
diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat
diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus
tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan
menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada
undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang
berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia
yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil
law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem
Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai
konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat
dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang
dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu
ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit
memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang
pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS
1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang
HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun
7
secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi
sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era
Reformasi
Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus
yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa
(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu
rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan
watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan
dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu
kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung
Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan
rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya
Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya
preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang
hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut
desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus
pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik
dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas
HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat
menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa
berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu
peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat
indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan
menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa
pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor
yang menyebabkan peristiwa tersebut
8
12 Perumusan Masalah
1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham
yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham
berat di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada
tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984
13 Manfaat Penulisan
1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa
pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung
Priok
2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran
HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun
1984
9
BAB II
PEMBAHASAN
21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok
Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat
juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan
menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat
ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada
saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian
dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di
Tanjung Priok
GAMBARAN KOMUNITAS
10
1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok
berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan
kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh
harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang
menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga
berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama
lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil
Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar
penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini
setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang
keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini
terlihat sangat sibuk
2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh
pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan
sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan
maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar
pulau Jawa bekerja dan menetap disana
3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan
lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah
kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara
jamarsquoah masjid
4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-
ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan
persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap
kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah
yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas
11
tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa
sekolah
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok
A GAGASAN ASAS TUNGGAL
1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan
MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan
Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari
Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi
keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan
walk out
2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang
Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam
pidato tanpa naskah
a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana
yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan
dirubah ituhelliprdquo
b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah
mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya
sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo
c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan
kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita
menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan
Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga
yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo
12
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
wajib dan bertanggung jawab menghormati melindungi
menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini
serta peraturan lain baik nasional maupun internasional
tentang HAM yang diakui oleh Indonesia Salah satu upaya
pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah
melahirkan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No39
Tahun 1999
Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat
mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM
diIndonesia Namun tidak semua pelanggaran HAM dapat
diselesaikan pada Pengadilan HAM hanya kasus-kasus
tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan
menggunakan hukum acara sebagaimana yang diatur pada
undang-undang tersebut Membahas mengenai sistem hukum
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang
berlaku di dunia Terdapat beberapa sistem hukum di dunia
yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia diantaranya civil
law system Common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau Sistem
Hukum Islam Di Indonesia pemahaman HAM sebagai nilai
konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat
dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM yang
dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang yaitu
ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit
memuat pasal-pasal HAM Seperti halnya konstitusi yang
pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS
1950) UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang
HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda disusun
7
secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi
sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era
Reformasi
Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus
yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa
(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu
rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan
watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan
dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu
kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung
Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan
rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya
Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya
preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang
hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut
desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus
pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik
dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas
HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat
menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa
berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu
peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat
indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan
menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa
pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor
yang menyebabkan peristiwa tersebut
8
12 Perumusan Masalah
1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham
yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham
berat di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada
tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984
13 Manfaat Penulisan
1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa
pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung
Priok
2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran
HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun
1984
9
BAB II
PEMBAHASAN
21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok
Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat
juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan
menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat
ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada
saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian
dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di
Tanjung Priok
GAMBARAN KOMUNITAS
10
1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok
berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan
kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh
harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang
menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga
berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama
lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil
Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar
penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini
setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang
keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini
terlihat sangat sibuk
2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh
pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan
sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan
maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar
pulau Jawa bekerja dan menetap disana
3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan
lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah
kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara
jamarsquoah masjid
4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-
ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan
persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap
kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah
yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas
11
tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa
sekolah
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok
A GAGASAN ASAS TUNGGAL
1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan
MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan
Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari
Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi
keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan
walk out
2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang
Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam
pidato tanpa naskah
a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana
yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan
dirubah ituhelliprdquo
b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah
mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya
sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo
c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan
kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita
menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan
Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga
yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo
12
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi
sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era
Reformasi
Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus
yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa
(ordinary crime) tapi kasus ini lahir dari satu
rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan
watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan
dan motif mempertahankan kekuasaan Sebagai salah satu
kejahatan kekuasaan (extra ordinary crime) kasus Tanjung
Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan
rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi sesudahnya
Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya
preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang
hingga kini masih terjadi Dalam konteks tersebut
desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus
pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik
dan serius oleh Komnas HAM sehingga penyelidikan Komnas
HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat
menjelaskan kasus tersebut secara utuh Peristiwa
berdarah Tanjung Priok pada tahun 1984 merupakan satu
peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat
indonesia sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang terkejam di indonesia dalam makalah ini kami akan
menjelaskan kronologi ndash kronologi kejadian peristiwa
pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor ndash faktor
yang menyebabkan peristiwa tersebut
8
12 Perumusan Masalah
1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham
yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham
berat di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada
tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984
13 Manfaat Penulisan
1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa
pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung
Priok
2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran
HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun
1984
9
BAB II
PEMBAHASAN
21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok
Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat
juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan
menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat
ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada
saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian
dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di
Tanjung Priok
GAMBARAN KOMUNITAS
10
1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok
berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan
kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh
harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang
menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga
berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama
lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil
Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar
penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini
setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang
keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini
terlihat sangat sibuk
2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh
pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan
sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan
maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar
pulau Jawa bekerja dan menetap disana
3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan
lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah
kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara
jamarsquoah masjid
4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-
ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan
persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap
kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah
yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas
11
tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa
sekolah
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok
A GAGASAN ASAS TUNGGAL
1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan
MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan
Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari
Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi
keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan
walk out
2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang
Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam
pidato tanpa naskah
a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana
yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan
dirubah ituhelliprdquo
b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah
mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya
sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo
c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan
kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita
menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan
Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga
yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo
12
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
12 Perumusan Masalah
1 Bagaimana penjelasan kronologis kasus pelanggaran ham
yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
2 Alasan ndash alasan sebab terjadinya tragedi pelanggaran ham
berat di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Bagaimana proses peradilan yang dilaksanakan dalam
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada
tragedi di Tanjung Priok di tahun 1984
13 Manfaat Penulisan
1 Untuk mengetahui sejarah dan kronologi peristiwa
pelanggaran HAM yang terjadi pada tragedi di Tanjung
Priok
2 Untuk mengetahui sebab dan alasan terjadinya pelanggaran
HAM yang terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1984
3 Untuk mengetahui jalan proses peradilan dalam kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok di tahun
1984
9
BAB II
PEMBAHASAN
21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok
Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat
juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan
menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat
ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada
saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian
dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di
Tanjung Priok
GAMBARAN KOMUNITAS
10
1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok
berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan
kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh
harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang
menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga
berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama
lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil
Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar
penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini
setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang
keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini
terlihat sangat sibuk
2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh
pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan
sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan
maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar
pulau Jawa bekerja dan menetap disana
3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan
lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah
kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara
jamarsquoah masjid
4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-
ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan
persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap
kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah
yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas
11
tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa
sekolah
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok
A GAGASAN ASAS TUNGGAL
1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan
MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan
Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari
Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi
keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan
walk out
2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang
Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam
pidato tanpa naskah
a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana
yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan
dirubah ituhelliprdquo
b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah
mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya
sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo
c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan
kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita
menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan
Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga
yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo
12
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
BAB II
PEMBAHASAN
21 Gambaran Masyarakat Tanjung Priok
Gambaran situasi politik nasional saat itu terlihat
juga di dalam kehidupan seharihari masyarakat Dengan
menggunakan lembaga-lembaga yang dimilikinya masyarakat
ikut memberikan respon terhadap kebijakan pemerintah pada
saat itu Termasuk di dalamnya adalah pengajian-pengajian
dan tablightabligh seperti yang banyak dilakukan di
Tanjung Priok
GAMBARAN KOMUNITAS
10
1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok
berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan
kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh
harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang
menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga
berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama
lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil
Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar
penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini
setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang
keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini
terlihat sangat sibuk
2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh
pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan
sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan
maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar
pulau Jawa bekerja dan menetap disana
3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan
lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah
kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara
jamarsquoah masjid
4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-
ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan
persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap
kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah
yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas
11
tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa
sekolah
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok
A GAGASAN ASAS TUNGGAL
1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan
MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan
Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari
Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi
keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan
walk out
2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang
Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam
pidato tanpa naskah
a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana
yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan
dirubah ituhelliprdquo
b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah
mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya
sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo
c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan
kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita
menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan
Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga
yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo
12
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
1 Koja sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok
berawal merupakan daerah hunian kaum buruh galangan
kapal buruhndashburuh pabrik bangunan dan buruh-buruh
harian yang dikenal sebagai ldquopekerja serabutanldquo Ada yang
menjadi buruh nelayan buruh jasa transportasi dan juga
berdagang Rumah-rumah tak tertata berhimpitan satu sama
lain dan hanya dipisahkan oleh lorong-lorong kecil
Kondisi geogerafis ini menyebabkan intertaksi antar
penduduk menjadi sangat tinggi Jalan raya di daerah ini
setiap hari dipadati oleh kendaraan-kendaraan besar yang
keluar-masuk pelabuhan sehingga menjadikan daerah ini
terlihat sangat sibuk
2 Penduduk Tanjung Priok selain terdiri dari buruh-buruh
pelabuhan juga banyak yang bekerja di sektor jasa dan
sektor informal Karena letaknya dekat dengan pelabuhan
maka banyak pendatang dari luar Jakarta maupun dari luar
pulau Jawa bekerja dan menetap disana
3 Di Tanjung Priok masjid menjadi tempat berkumpulnya
orang-orang tua dan anakndashanak serta tempat melepaskan
lelah dari kepenatan kerja Segala keruwetan masalah
kehidupan sehari-hari menjadi pusat pembicaraan di antara
jamarsquoah masjid
4 Dalam kondisi demikian tabligh-tabligh dan ceramah-
ceramah sering dijadikan tempat untuk menumpahkan
persoalan sehari-hari termasuk kritik-kritik terhadap
kebijakan pemerintah Pada saat itu kebijakan pemerintah
yang sering mendapatkan kritik adalah penerapan asas
11
tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa
sekolah
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok
A GAGASAN ASAS TUNGGAL
1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan
MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan
Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari
Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi
keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan
walk out
2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang
Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam
pidato tanpa naskah
a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana
yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan
dirubah ituhelliprdquo
b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah
mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya
sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo
c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan
kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita
menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan
Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga
yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo
12
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
tunggal P4 dan larangan menggunakan Jilbab bagi siswa
sekolah
22 Tindakan Politik Yang Melahirkan Peristiwa Tragedi Tanjung Priok
A GAGASAN ASAS TUNGGAL
1 MPR pada Sidang Umum tahun 1978 mengeluarkan Ketetapan
MPR Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan Dan
Pengamalan yang mengarah menjadi tafsir tunggal dari
Pancasila Tap MPR No IIMPR1978 ini mendapat reaksi
keras dari Partai Persatuan Pembangunan dengan melakukan
walk out
2 Presiden Soeharto pada Rapat Pimpinan ABRI di gedung Dang
Merdu Pekanbaru - Riau 27031980 menyatakan dalam
pidato tanpa naskah
a) ldquohelliptentunya kita harus sepaham dan sepakat Pancasila yang mana
yang akan kita pertahankan dan juga akan kita bela dan tidak akan
dirubah ituhelliprdquo
b) ldquohellipsebenarnya bagi ABRI mengenai Pancasila dan UUD 1945 telah
mengikat janji amp mengikat diri tidak ingin merubah nya Semuanya
sudah tercantum dalam sapta margahelliprdquo
c) ldquohellip oleh karena ABRI sudah menghendaki tidak ingin perobahan dan
kalau ada perobahan wajib menggunakan senjatahellip daripada kita
menggunakan senjata dalam menghadapi perubahan UUD 45 dan
Pancasila lebih baik kami menculik seorang dari pada dua pertiga
yang ingin mengadakan perubahanhelliprdquo
12
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
d) ldquoHanya kenyataannya bahwa salah satu konsensus yang memang
kita perjuangkan agar supaya semua partai politik atau golongan
karya itu mendasarkan kepada satu ideologi ialah Pancasila nyatanya
belum berhasil sehingga masih ada daripada kekuatan partai politik
untuk menambahkan di samping azas Pancasila juga azas lainnya Ini
tentunya sangat menunjukkan tanda tanya kepada kita apa sebabnya
mereka belum mempercayai Pancasila sebagai satu ideologirdquo
e)ldquohellipkita harus selalu meningkatkan kewaspadaan memilih dari pada
partner kawan teman yang benar-benar mempertahankan Pancasila
dan tidak sedikitpun ragu - ragu terhadap pancasila ituhelliprdquo
3 Pada kesempatan lain di Cijantung dalam Hari Ulang Tahun
KOPASANDHA 16041980 Presiden Soeharto menyampaikan
pidato tanpa naskah yang intinya mengatakan
a) membantah berbagai isyu yang negatif yang ditujukan kepada diri
dan keluarganya serta menyatakan hal itu sebagai usaha untuk
merongrong Pancasila dan UUD 45 dengan terlebih dahulu
menyingkirkan dirinya
b) Presiden Soeharto mengingatkan usaha-usaha menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain tersebut tidak semata-mata dengan
kekuatan senjata tetapi juga dengan kekuatan subversi infiltrasi
bahkan sampai kepada menghalalkan segala macam cara
Diantaranya dengan melontarkan berbagai isyu seperti yang
ditujukan kepada dirinya dengan maksud untuk mendiskreditkan
Pemerintah dan para pejabat Dan bahkan ini akan selalu terjadi
bilamana kita mendekati pelaksanaan pemilu
4 Kedua pidato tanpa naskah itu mendapatkan respon dari
berbagai kalangan Letjen (purn) Sutopo Juwono Gubernur
13
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
Lemhanas mempertanyakan pidato tersebut kepada Jend M
Yusuf M Menhankam Pangab M Yusuf menyatakan dengan
tegas apa yang disampaikan oleh Presiden dalam Rapim ABRI
bukan sebagai representasi ABRI Melalui surat pribadi
Letjen (purn) AY Mokoginta menyatakan ldquokeprihatinannyardquo
atas amanat Presiden di Pekanbaru Hal senada juga
disampaikan Forum Komunikasi dan Studi (FKS) Purna Yudha
(dh Fosko AD) melalui surat kepada KSAD Jend Poniman
Surat tersebut ditandatangani oleh Jend (purn) Sudirman
selaku ketua presidium dan Letjen (purn) HR Dharsono
Petisi 50 (anggotanya antara lain Letjen Marinir
(purn) Ali Sadikin Jend(purn) AH Nasution Jend
(purn) Hoegeng Muh Natsir Sjafruddin Prawiranegara
Burhanuddin harahap AM Fatwa dll) mengirim surat
kepada DPR sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas dua
pidato di atas dan meminta DPR untuk memanggil Presiden
untuk klarifikasi7 Dalam suratnya Petisi 50 menyatakan
a) Keprihatinan atas amanat tambahan Presiden di Rapim
ABRI Pekanbaru karena
1048707 Pernyataan soeharto dapat menimbulkan konflik di
masyarakat
1048707 Perbedaan pendapat soal Pancasila dijadikan sebagai
sarana ancaman terhadap lawan politik
1048707 Tindakan terencana penguasa untuk melumpuhkan UUD
1945 padahal Sapta Marga tidak berada di atas UUD
1945
1048707 Mengajak ABRI untuk memihak kawan dan lawan
berdasarkan penilaian sepihak penguasa saja
14
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
b) Keprihatinan atas sambutan Presiden pada HUT Ke-28
Kopassandha karena
1048707 Mempersonafikasi dirinya dengan Pancasila sehingga
setiap kabar angin tentang dirinya diartikan
sebagai sikap anti Pancasila
1048707 Menuduh adanya usaha-usaha persiapan bersenjata
subversi infiltrasi dan usaha-usaha bathil lainnya
dalam menyongsong pemilu yang akan datang
5 DPR pada 14 Juli 1980 menggunakan Hak Interplasi
berkaitan dengan permasalahan yang disampaikan Petisi 50
Atas pertanyaan DPR tersebut presiden memberikan jawaban
secara tertulis pada 1 Agustus 1980 dalam sidang Pleno
DPR
6 Beberapa anggota DPR tidak puas dengan jawaban presiden
bahkan mempertanyakan adanya perbedaan antara transkrip
yang diterbitkan Departemen Hankam yang telah terlebih
dahulu diberitakan oleh suratsurat kabar dengan transkrip
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara sebagai lampiran
dari Jawaban presiden
7 Dilakukan pelarangan penangkapan dan penyiksaan terhadap
para mubalig pendakwah yang kerap melakukan kritik
terhadap pemerintah termasuk rencana kebijakan
pemberlakuan asas tunggal
8 Selanjutnya Mendikbud Daud Yusuf pada tahun ajaran baru
awal bulan tahun 1981 memasukkan program PMP dalam
kurikulum SD SMP dan SMA Pada sidang DPR 13 Juni 1981
PPP mengutarakan keberatan terhadap buku-buku PMP
15
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
tersebut Reaksi keras juga datang dari Mohammad Natsir
Sjafruddin Prawiranegara AM Fatwa Abdul Qodir
Djaelani dan Tony Ardhi
9 Presiden Soeharto dalam satu kesempatan pada bulan
Agustus 1982 menanggapi peristiwa kerusuhan di lapangan
Banteng antara pendukung Partai Persatuan Pembangunan dan
Golkar mengatakan ldquohellip telah terjadi ledakan kekerasan selama
pelaksanaan pemilu dan hal ini terjadi karena tidak semua konstestan
pemilu menerima Pancasila sebagai ideologi untuk ditegakkan oleh
seluruh kelompok sosial politikrdquo
Tidak berselang lama pada Pidato Kenegaraan Tahunan di
MPRDPR 16081982 Presiden mengajukan gagasan tentang
penyatuan asas bagi seluruh partai politik
B FORMALISASI ASAS TUNGGAL
10 Sidang Umum MPR pada tahun 1983 mengeluarkan satu
Ketetapan MPR NoII1983 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Bab IV D pasal 3 ldquohellip demi kelestarian dan pengamalan
Pancasila kekuatan-kekuatan sosial politik khususnya Partai Politik dan
Golongan karya harus benar ndash benar menjadi kekuatan sosial politik
yang hanya berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asashelliprdquo
11 Dalam pidato pertanggungjawaban di hadapan SU MPR 1
Maret 1983 presiden mengatakanrdquoDengan memperhatikan
pengalaman gerak organisasi-organisasi sosial selama ini maka dalam
16
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
rangka perampungan dan pemantapan pembaharuan kehidupan politik
itulah saya telah mengajukan gagasan agar semua kekuatankekuatan
sosial politik menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas
politikrdquo
12 Pada tatap muka dengan tokoh-tokoh pemuda di gedung
PWI Manado 11 April 1984 Menteri Pemuda dan Olah Raga
Dr Abdul Gafur mengingatkan bahwa pemerintah sekarang
sedang menyusun undang ndash undang keormasan yang akan
menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ormas
kemasyarakatan ldquoOrganisasi masyarakat yang tidak berasaskan
Pancasila ia akan berhadapan dengan negarardquo
13 Pada pembukaan acara Pesamuan Agung Parisada Hindu
Dharma se-Indonesia di Wantilan Kesari Mandala I Wantilan
Kesari Mandal Pura Besakih Denpasar-Bali 23 April 1984
Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam mengatakan
ldquoPenafsiran Pancasila yang berbeda-beda dapat mengakibatkan
kegoncangan di negara Indonesiardquo
14 Pada Rapat Kerja Paripurna ke-V Departemen
Penerangan 25 April 1984 Jenderal LB Moerdani
PangabPangkopkamtib memberikan pengarahan yang sebagai
berikut ldquokenali sifat dan kegiatan musuh Pancasila serta halangi
kondisi yang memungkinkan musuh Pancasila untuk mengembangkan
dirirdquo PangabPangkopkamtib menekankan kembali perlunya
kewaspadaan terhadap semua sumber yang mengancam
Pancasila baik yang berasal dari paham komunis dan
liberalis maupun yang bersumber dari apa yang disebut
golongan ekstrim kanan
17
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
15 Pada 30 Mei 1984 Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri mengajukan paket lima RUU Politik kepada DPR RI
yang diantaranya mengatur Partai Politik dan Golkar serta
Keormasan menjadikan Pancasila sebagai asasnya
16 Pada 16 Juni 1984 petisi 50 mendatangi Mahkamah
Agung dan mengatakan bahwa RUU tersebut menggoyahkan
Indonesia sebagai negara hukum
17 Pada Kongres PGRI 19 Juli 1984 Jend LB Moerdani
Pangab Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
Pangkopkamtib memberikan pengarahan sebagai berikut
a) ldquoPGRI harus menguatkan dan memantapkan P4 di lingkungan
pendidikan dan perguruan di tengah ancaman marxsisme
liberalisme dan ektrim kananhelliprdquo
b) ldquoadanya pandangan-pandangan yang memutarbalikan dan
menyalahgunakan agama untuk mendiskreditkan Pancasilardquo
18 Soeprapto Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan pada
acara halal bilhalal bersama tiga kekuatan sosial politik
DKI Jakarta pada 22 Juli 1984 mengatakan ldquoPembangunan
politik memasuki tahapan paling mendasar dan mungkin sulit namun
sangat menentukan bagi kelangsungan pembangun nasional berlandaskan
UUD 1945 Tahapan tersebut ialah penerapan satu-satunya asas Pancasila
bagi organisasi kekuatan politik dan kemasyarakatan yang secara
konstitusional sudah ditetapkan MPR tapi dalam proses perwujudannya
masih merupakan perjuangan Sampai sekarang masih ada sikap ragu-ragu
di beberapa kalangan masyarakatrdquo
19 Eddie NalaprayaWakil Gubenur DKI Jakarta pada 26
Juli 1984 mengundang dan memberitahu AM Fatwa bahwa
dia akan diamankan karena ia berada dalam lingkaran
18
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
yang di dalamnya banyak jenderal purnawirawan serta tokoh
politik yang berbeda paham dengan pemerintah yang
dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas nasional maka
perlu ldquodiamankanrdquo sekaligus masalahnya diselesaikan
secara hukum
23 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Abdul Qadir Djaelani
Versi Abdul Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang
dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang
19
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
peristiwa Tanjung Priok Karenanya ia ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara Sebagai seorang ulama dan
tokoh masyarakat Tanjung Priok sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok Berikut
adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap
peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 yang tertulis
dalam eksepsi pembelaannya berjudul ldquoMusuh-musuh Islam
Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesiardquo
1 Sabtu 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu
memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja Tanjung
Priok Jakarta Utara Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja
Islam (masjid) di Jalan Sindang
2 Ahad 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-
Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha
dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan
kepada jamaah kaum muslimin
3 Senin 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan
dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori
20
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
mushala mereka Terjadilah pertengkaran mulut yang
akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul
Makmur yang kebetulan lewat Usul mereka supaya semua
pihak minta penengahan ketua RW diterima Sementara
usaha penegahan sedangberlangsung orang-orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan
permasalahan itu membakar sepeda motor petugas Koramil
itu Kodim yang diminta bantuan oleh Koramil mengirim
sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan Ikut
tertangkap 4 orang jamaah di antaranya termasuk Ketua
Mushala as-Saadah
4 Selasa 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk
meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh
Kodim yang diyakininya tidak bersalah Peran Amir Biki
ini tidak perlu mengherankan karena sebagai salah
seorang pimpinan Posko 66 dialah orang yang dipercaya
semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika
ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat
Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia
5 Rabu 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian acara pengajian
remaja Islam di Jalan Sindang Raya yang sudah
direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-
Saadah terus berlangsung juga Penceramahnya tidak
termasuk Amir Biki yang memang bukan mubalig dan memang21
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
tidak pernah mau naik mimbar Akan tetapi dengan latar
belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya
jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk Pada kesempatan pidato itu Amir Biki
berkata antara lain Mari kita buktikan solidaritas
islamiyah Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim
Mereka tidak bersalah Kita protes pekerjaan oknum ndash
oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu Kita berhak
membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko Kalau
mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya
Selanjutnya Amir Biki berkata Kita tidak boleh merusak
apa pun Kalau adayang merusak di tengah-tengah
perjalanan berarti itu bukan golongan kita (yang
dimaksud bukan dan jamaah kita)
Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua
sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim Setelah
sampai di depan Polres kira-kia 200 meter jaraknya di
situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang
dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di
tangan Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu
terdengar militer itu berteriak Mundur-mundur
Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan
pekik Allahu Akbar Allahu Akbar Saat itu militer
mundur dua langkah lalu memuntahkan senjata-senjata
otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada
di hadapan mereka selama kurang lebih tiga puluh menit
Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada
22
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
Malahan ada anggota militer yang berteriak Bangsat
Pelurunya habis Anjing-anjing ini masih banyak Lebih
sadis lagi mereka yang belum mati ditendang-tendang dan
kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk
besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang
penuh dengan pasukan Dari atas mobil truk besar itu
dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke
sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi
di pinggir - pinggir jalan Lebih mengerikan lagi truk
besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang
tiarap di jalan raya melindas mereka yang sudah
tertembak atau yang belum tertembak tetapi belum sempat
menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk
tersebut Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk
digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah
umat Islam yang tiarap di got-gotselokan-selokan di sisi
jalan
Setelah itu truk-truk besar itu berhenti dan
turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat
yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk
bagaikan melempar karung goni saja Dua buah mobil truk
besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang
terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat
jamaah pengajian itu pergi tidak lama kemudian datanglah
mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang
bertugas menyiram dan membersihkan darah ndash darah di jalan
23
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
raya dan di sisinya sampai bersih Sementara itu
rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin
langsung oleh Amir Biki Kira-kirajarak 15 meter dari
kantor Kodim jamaah pengajian dihadang oleh militer
untuk tidak meneruskan perjalanan dan yang boleh
meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah
pengajian itu di antaranya Amir Biki Begitu jaraknya
kira-kira 7 meter dari kantor Kodim 3 orang pimpinan
jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang
keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya
Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur
menggelepar-gelepar Melihat kejadian itu jamaah
pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk menjadi
panik dan mereka berdiri mau melarikan diri tetapi
disambut oleh tembakan peluru otomatis Puluhan orang
jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid
Menurut ingatan saudara Yusron di saat ia dan
mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang
beroda 10 itu kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya
yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu
RSPAD)
Sesampainya di rumah sakit mayat-mayat itu langsung
dibawa ke kamar mayat termasuk di dalamnya saudara
Yusron Dalam keadaan bertumpuk - tumpuk dengan mayat-
mayat itu di kamar mayat saudara Yusron berteriak ndash
teriak minta tolong Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat
lain
24
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di
Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila
PanglimaABRIPanglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani
benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya apalagi pihak
Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media
massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian
sedini dan seawal mungkin Ini karena pada tanggal 11
September 1984 sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian
Daerah Metropolitan Jakarta Raya saya sempat berbincang
ndash bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga Kepala Intel
Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah
pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang
rekannya yang ditahan disebabkan membakar motor petugas
Bahkan menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984 menyatakan
bahwa pada tanggal 12 September 1984 kira-kira pukul
1000 pagi Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas
Intel Jaya
24 Kronologi Peristiwa Tanjung Priok Versi Resmi Pemerintah
Orde Baru
25
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
Versi resmi peristiwa Tanjung Priok dikeluarkan sekitar
sepuluh jam setelah peristiwa ini terjadi Keterangan
resmi pemerintah Orde Baru dikemukakan oleh
PangabPangkopkamtib LB Moerdani didampingi oleh
Menteri Penerangan Harmoko Pangdam VJaya Try Soetrisno
dan Kapolda Metro Jaya Drs Soedjoko Keterangan resmi
peristiwa Tanjung priok diterima publik diuraikan oleh
Pangab sebagai berikut
Di sekitar Masjid Rawabadak terpasang pamflet dan
poster yang menghasut bersifat SARA Karena imbauan
petugas agar pamflet-pamflet dan poster - poster itu
dihapus atau dicabut tidak dihiraukan seorang petugas
Pada hari jumat tanggal 7 September 1984 menutup
tulisan-tulisan yang bersifat menghasut itu dengan warna
hitam
Pada hari senin 10 September 1984 seorang petugas
yang sedang menjalankan tugasnya di daerah Koja dihadang
dan kemudian dikeroyok oleh sekelompok orang Petugas
keamanan berhasil menyelamatkan diri tetapi sepeda
26
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
motornya dibakar oleh para penghadang Aparat keamanan
pun menangkap empat orang pelakunya untuk keperluan
pengusutan dan penuntutan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku
Pada hari Rabu 12 September 1984 pukul 1930 WIB
di Masjid Rawabadak berlangsung ceramah agama tanpa izin
dan bersifat menghasut Penceramahnya antara lain Amir
Biki (tewas tertembak) Syarifin Maloko (tertangkap
setelah semua sidang perkara Tanjung Priok selesai) M
Nasir (bukan M Natsir mantan Perdana Menteri dan ketua
DDII) tidak pernah diketahui keberadaannya setelah
peristiwa malam itu Pukul 2200 WIB aparat keamanan
menerima telepon dari Amir Biki yang berisi ancaman
pembunuhan dan perusakan apabila keempat tahanan tidak
dibebaskan Sekitar pukul 2300 WIB ancaman telepon
diulang lagi Setelah itu sekitar 1500 orang menuju
Polres dan Kodim Lima belas orang petugas keamanan
menghambat kerumunan atau gerakan massa tersebut Regu
keamanan berusaha membubarkan massa dengan secara
persuasif namun dijawab dengan teriakan-teriakan yang
membangkitkan emosi dan keberingasan massa Massa terus
maju mendesak satuan keamanan sambil mengayun-ayunkan dan
mengacung-acungkan celurit Dalam jarak yang sudah
membahayakan regu keamanan mulai memberikan tembakan
peringatan dan tidak dihiraukan Tembakan diarahkan ke
tanah dan kaki penyerang korban pun tidak dapat
dihindari Setelah datang pasukan keamanan lainnya
barulah massa mundur tetapi mereka membakar mobil
27
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
merusak beberapa rumah dan apotek Sekitar tiga puluh
menit kemudian gerombolan menyerang kembali petugas
keamanan sehingga petugas keamanan dalam kondisi kritis
dan terpaksa melakukan penembakan-penembakan untuk
mencegah usaha perusuh merebut senjata dan serangan-
serangan dengan celurit dan senjata tajam lainnya
Hari Kamis 13 September 1984 pukul 0000 WIB
pasukan keamanan Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) Jaya
berhasil mengendalikan situasi menguasai keadaan dan
membubarkan massa Menurut Pangab dalam versi ini 9
orang meninggal dan 53 luka-luka
25 Proses Peradilan Kasus Tanjung Priok
28
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
Untuk mengadili terdakwa Kasus Tanjung Priok telah
berlangsung beberapa kali persidangan Pertama
menyidangkan 4 orang yang ditangkap pada tanggal 10
September Kedua persidangan terhadap 28 orang yang
dituduh ikut dalam demonstrasi Mereka ini menjadi korban
penembakan Delapan orang lagi diadili dalam tiga kali
persidangan terpisah Mereka dituduh sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab melakukan pengrusakan sewaktu
terjadinya demonstrasi Selain persidangan tersebut di
Jakarta juga berlangsung peradilan diberbagai tempat
terhadap orang yang dituduh melakukan provokasi dan
menyebarkan selebaran-selebaran yang berisikan kasus
Tanjung Priok mengkonter keterangan Beny Murdani yang
sangat bertentangan dengan fakta sebenarnya
251 Persidangan 4 Orang Terdakwa
Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang
terdakwa yang ditahan pada tanggal 10 September
yaitu
1 Nama Syarifuddin Rambe
2 Nama Sofyan Sulaeman
3 Nama Ahmad Sahi
4 Nama Mohammad Nur
Orang-orang ini diadili dengan maksud untuk
menguatkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Beny
Murdani bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat
setempatlah yang mula-mula menimbulkan kekacauan
29
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
sehingga terjadinya demonstrasi pada tanggal 12
September Selain itu juga dimaksudkan sebagai
bantahan bahwa apa yang tertulis pada selebaran
atau pamflet yang menuduh Babinsa setempat masuk ke
tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya
dengan air comberan tidak seluruhnya benar Issu
ini disebarkan dengan sengaja untuk membakar emosi
dan membangkitkan kemarahan massa Dan Rambe serta
Sulaeman dituduh menyerang petugas keamanan
Persidangan - persidangan ini sebenarnya
dimaksudkan sebagai upaya mengungkapkan penyebab
terjadinya kasus Priok tapi ternyata dalil-dalil
yang digunakan jaksa penuntut umum untuk menyeret
para terdakwa ke pengadilan isinya kacau dan tidak
berhubungan satu sama lainnya Lebih buruk lagi
sikap penasehat hukum yang sama sekali tidak
menggunakan haknya dalam membela klien terutama
dalam mengejar keterangan para saksi apakah sesuai
fakta atau tidak
Persidangan empat orang terdakwa ini selesai
hanya dalam dua kali sidang saja Rambe dan Sulaeman
divonis dalam waktu bersamaan Sedangkan dua orang
lainnya divonis sendiri - sendiri Ketiga
persidangan ini berlangsung dalam waktu yang sama
Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan
banding di ruangan yang sama dan dihadapan majelis
hakim yang sama pula Masing-masing terdakwa
30
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
kemudian dijadikan saksi untuk kasus temannya yang
lain
Adapun saksi-saksi rekayasa yang dihadirkan di
persidangan semua-nya adalah anggota militer baik
yang masih aktif atau pun pensiunan Dua saksi utama
adalah dua orang anggota militer yang menodai
kesucian tempat ibadah Meskipun tuduhan pokoknya
adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran
gelap namun ternyata bahwa keterangan anggota
militer dengan jelas mengakui bahwa pamflet yang
menempel di mushalla memang disiram dengan air
comberan Saksi militer ini beralasan rdquoKarena pamflet-
pamflet itu ditulis dengan pilox yang tidak bisa dihapus dan tidak ada
peralatan ditempat itu untuk dipakai menghapusnya maka tidak ada
cara lain kecuali menyiramnya dengan air comberanrdquo
Hermanu seorang yang pertama kali mengetahui
adanya pamflet adalah petugas Babinsa yang telah
dua kali berkunjung ke mushalla Dia mengaku rdquotidak
mencopot sepatu dalam kunjungan kedua kalinya ke
mushalla Sebab katanya dia hanya masuk di halaman
sajardquo Ringkas-nya semua rekayasa ini gagal untuk
dijadikan sebagai alasan menyanggah kebenaran issu-
issu yang beredar tentang Tanjung Priok Selain itu
ada tertuduh yang dinyatakan bersalah karena
kejahatannya menyebar-kan issu-issu yang
kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
bahkan ada issu yang sama sekali tidak benar
31
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
252Penolakan terhadap Saksi Pembela
Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan
jaksa penuntut umum sangat nyata dalam persidangan
kasus Tanjung Priok ini Mereka telah bersepakat
untuk menolak keterangan para saksi yang diajukan
pena-sehat hukum terdakwa Dalam persidangan kasus
Rambe dan Sulaeman misalnya para pembela bermaksud
menghadirkan saksi mata yang ikut hadir di mushalla
ketika Hermanu dan sejumlah tentara datang ketempat
tersebut untuk kedua kalinya Ketika nama-nama saksi
mulai dipanggil jaksa malah berdiri dan berteriak
lantang ldquoMereka ini buronan yang sengaja
disembunyikan pembelardquo
Jaksa penuntut umum dengan gigih menggunakan
segala upaya untuk mementahkan serta mendeskreditkan
keterangan para saksi tapi para pembela tetap
memaksa mereka untuk mendengarkan Saksi per-tama
bernama Shaleh Orangnya telah lanjut usia berumur
65 tahun pekerjaan tukang batu Sebelum saksi ini
diajukan ke persidangan para pembela meminta
jaminan keamanan bagi keselamatan saksi Tapi Hakim
yang menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan
keselamatan selama berada di ruang sidang saja
32
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
Sedangkan di luar ruang pengadilan hakim menolak
untuk bertanggungjawab
253Persidangan 28 Orang Korban Pembantaian
Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa
seperti telah diuraikan di atas pengadilan mulai
menyidangkan 28 orang pemuda lainnya Sebagian besar
terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok
Ketika terdakwa menyampaikan keterangan tentang
pristiwa yang telah dialaminya sebagian besar dari
mereka memperlihatkan dengan jelas bekas-bekas
penganiayaan sewaktu berada dalam perawatan di RS
militer Persidangan ini berlangsung beberapa bulan
setelah peristiwa Tanjung Priok
Sebagian terdakwa benar-benar tersiksa oleh
derita akibat penganiaya an petugas sehingga untuk
datang ke persidangan saja mereka harus dipapah
Para pengunjung sebagian besar merasa iba terhadap
korban yang malang itu sehingga membuat jalannya
persidangan seringkali terganggu karena tiba-tiba
terdengar teriakan histeris pengunjung Nampak
dengan jelas bahwa ke 28 orang terdakwa hanya
dijadikan sample di antara sejumlah besar korban
pembantaian
AM Fatwa seorang muballigh dan anggota petisi
50 yang telah disidangkan kasusnya pada akhir tahun
1985 di depan sidang pengadilan bercerita
33
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
rdquoSaat berada dalam tahan militer di Cimanggis ditempat
tersebut terdapat kurang lebih 200 orang tahanan berkaitan
dengan kasus Tanjung Priok Sebagian besar dari mereka
adalah anak-anak muda yang menjadi korban tindakan
berutal saat demonstrasi terjadi Ia menceritakan bahwa
keadaan para tahanan tersebut sangat menyedihkan karena
diperlakukan dengan buruk dan minimnya perawatan atas
kondisi kesehatan mereka Selanjutnya Fatwa bercerita rdquoPara
tahanan remaja ini tangannya penuh balutan karena luka
parah akibat tembakan Penjaga tahanan tidak membolehkan
anak-anak ini mengganti pembalut luka mereka Pembalut
diganti dua hari kemudian setelah luka-luka berubah jadi
borok Tahanan yang mengalami derita semacam ini bernama
Lili Ardiansah dan tahanan lain bernama Maskun yang
menderita 39 luka di tubuhnya akibat pemukulan sadis Luka-
luka ini membusuk dan bernanah hingga satu bulan Karena
nasib baik saja luka tersebut sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan Tetapi meninggalkan bekas di tubuh
mereka untuk selamanya Tahanan lain bernama Syarifuddin
mengalami kelumpuhan separuh badan akibat tekanan darah
tinggi dan dibiarkan menderita demikian selama dua hari
Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telpon pada saat
korban jatuh sakit tetapi dokter baru datang dua hari
kemudianrdquo
Persidangan 28 orang di atas berlangsung selama
lebih dari tiga bulan Semua tertuduh dinyatakan
bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hingga tiga
tahun Tuduhan pokok yang didakwakan kepada mereka
34
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
yaitu ikut serta melakukan perlawanan terhadap ABRI
dengan kekerasan Mereka dikatakan membawa senjata
berupa pisau pentungan besi clurit dan jerigen
berisi bensin untuk melakukan pembakaran Mereka
tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukan
serangan terhadap petugas keamanan dengan pentungan
dan lemparan batu
254Vonis Pengadilan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa keputusan
yang dimuat oleh sementara koran yang terbit disaat
itu menyangkut ke 28 terdakwa di atas Terdakwa
yang divonis paling berat adalah Hendra Safri 22
tahun seorang mahasiswa AKUBANK Hendra sama sekali
tidak mengalami cedera karena memang dia tidak
berada di tempat demonstrasi Hal ini berbeda dengan
terdakwa lainnya Karena Hendra ditangkap di
Sumatera bukan di Jakarta pada tanggal 20
September Ia menyatakan pada pengadilan pada
tanggal 12 September tengah bermain kartu dengan
teman - temannya berjarak 2 km dari lokasi
terjadinya demonstrasi
Selain itu ia adalah teman dekat Amir Biki
Jaksa menuntut dia hukuman 5 tahun sementara yang
bersangkutan menolak semua tuduhan yang dikenakan
kepadanya Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing
dikenai hukuman 27 bulan yaitu
1 Nama Muslih bin Marzuki
35
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
2 Nama Marwoto
3 Nama Thahir bin Sarwi
Tiga orang terdakwa lainnya masing-masing dijatuhi
hukuman 21 bulan
1 Nama Dudung bin Supian
2 Nama Amir bin Bunari
3 Nama Armin bin Mawi
Tiga Orang Terdakwa Dijatuhi 18 Bulan Penjara
diantaranya
1 Nama Wasjad bin Sukarma
2 Nama Nasrun bin Sulaemanah
3 Nama Suherman bin Surnata
Tujuh Terdakwa Dihukum 10 Bulan
1 Nama Damsirwan bin Nurdin
2 Nama Ita Sumirta bin Amin
3 Nama Sardi bin Wage
4 Nama Budi Santoso bin Suparto
5 Nama April bin Mansur
6 Nama Sudarso bin Raise
7 Nama Umar bin Sundu
Sebelas Terdakwa Duhukum 1 Tahun
1 Nama Ferdinan M Silalahi
2 Nama Yusran bin Zaenuri
3 Nama Misdi bin Sufian
4 Nama Amir Mahmud bin Dulkasan
5 Nama Ismail bin Abdul Hamid
6 Nama Syafrizal bin Sufiyan
7 Nama Maksudi bin Irsad
36
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
8 Nama Cecep Basuki bin Wagi
9 Nama Asep Safruddin bin Suhendri
10Nama Iuscon bin Ilyas
11Nama Wahyudi bin Shaleh
BAB III
PENUTUP
37
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
Dari uraian pada bab terdahulu maka kesimpulan dan rekomendasi
yang dihasilkan
adalah sebagai berikut
31 KESIMPULAN
1 Tentang Latar Belakang bahwa kami menemukan
petunjuk berupa kebijakan politik Pemerintah Orde
Baru yang berkaitan dengan mono idelogisasi yang
dilakukan sejak tahun 1978 adalah penyebab dari
peristiwa Tanjung Priok Sejak dimulainya kebijakan
politik tersebut Pemerintah Orde Baru melakukan
usaha-usaha untuk memusnahkan seluruh aliran politik
yang berbeda dengan Pemerintah Orde Baru Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
ancaman secara terbuka seperti yang dilakukan oleh
Presiden pada waktu itu dalam pidato di Riau dan
Ulang Tahun Kopassandha pada tahun 1980 yang
mempersonifikasi dirinya dengan Pancasila dan negara
sebagai motif untuk menyingkirkan lawan-lawan
politiknya Dengan demikian terdapat adanya upaya
yang sistematis dan terencana dalam berbagai
pelanggaran HAM yang terjadi di Tanjung Priok adalah
merupakan bentuk dari upaya rezim Orde Baru untuk
mempertahankan kekuasaan dengan melanggar HAK Azasi
Manusia
2 Dari hasil investigasi lapangan KontraS yang kami
baca menemukan bahwa di wilayah Tanjung Priok
banyak beredar pamflet-pamflet dan acara tablig
38
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
akbar yang mengkritik kebijakan Pemerintah yang
melakukan mono ideologisasi tersebut Atas kritik
tersebut aparat keamanan pada level terrendah yaitu
Babinsa setempat telah melakukan pelarangan terhadap
penempelan pamflet-pamflet tersebut Terhadap
penceramah yang melakukan kritik dalam acara tablig
tersebut dilakukan penangkapan penahanan dan
penyiksaan Dari rangkaian peristiwa yang terjadi
sebelum meletusnya peristiwa penembakan pada tanggal
12 September 1984 tersebut jelas-jelas bahwa
pemerintah pada waktu itu mengkategorikan kritik-
kritik yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Tanjung Priok sebagai pihak yang
menentang kebijakan politik pemerintah Sebagai
aparat pelaksana adalah aparat-aparat di jajaran
institusi militer mulai dari level terendah hingga
ke panglima ABRIPangkopkamtib pada waktu itu
Rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap
masyarakat tersebut yang berlanjut hingga
terjadinya peristiwa 12 September 1984 atau yang
dikenal dengan kasus Tanjung Priok adalah merupakan
kelanjutan dari kebijakan negara yang berkaitan
dengan mono ideologisasi
3 Tentang penanggungjawab Kami melihat dari
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi
berkaitan dengan Tanjung Priok baik sebelum
peristiwa 12 September maupun setelah peristiwa 12
September pemerintah Orde Baru telah menggunakan
39
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41
seluruh instrumen-instrumen negara mulai dari
institusi militer institusi pengadilan dan
institusi medis sebagai bagian dari rangkaian
tindakan pelanggaran HAM tersebut Juga patut diduga
bahwa mantan Presiden Soeharto turut bertanggung
jawab dalam peristiwa ini mengingat ancamannya untuk
menggunakan senjata dan menculik orang demi
mempertahankan asas tunggal
4 Tindakan pemerintah Orde Baru pada waktu itu dalam
peristiwa Tanjung Priok adalah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis
terencana dan berdampak meluas Hal ini dapat
dilihat dari kebijakan politik tentang azas tunggal
telah melahirkan tindakantindakan represif berganda
dari instrumen negara dalam menghadapi aspirasi
masyarakat yang berkembang Tindakan-tindakan
represif yang merupakan pelaksanaan berganda
tersebut adalah pelarangan menyampaikan pendapat
dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan
memenjarakan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik pembunuhan kilat penyiksaan dan penghilangan
orang secara paksa Peristiwa 12 September oleh
pemerintah orde baru telah juga digunakan sebagai
alasan bagi penangkapan terhadap pihak-pihak yang
dianggap lawan oleh pemerintah orde baru pada waktu
itu
40
41