ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN (Studi Kasus Pada...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN (Studi Kasus Pada...
15
ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN
VOLUME PENJUALAN (Studi Kasus Pada J`Lo Cafe & Resto)
ANALYSIS OF PROMOTION MIX STRATEGY OF INCREASING SALES VOLUME
(Case Study In J`Lo Cafe & Resto)
Ade Rukamah¹) dan Djamudin ²)
¹) PT Jakarta Tourisindo sebagai SPV Marketing Korporat Promosi & Pengembangan Pasar Email: [email protected].
²) STIE Gotong Royong.
ABSTRACT
One key to successful application of the concept of marketing is understanding the needs, desires and
behaviors of customers. To that end, the hotel management should be able to be willing to listen to voice of
the customer (voice of the customer). J'Lo & Resto is one of the restaurant industry / resto is required to
improve marketing strategies to increase sales volume. The purpose of the study to analyze the effect of
marketing strategies to sales volume. The method used multiple linear regression with SPSS Release tools
and test validity and reliability. The results showed that the R2 value of 0.921 simultaneous promotion mix
has influence on the value of sales. amounted to 92.1%. F test value indicates the value of F> F (14.032>
4.39) that the promotion mix. At t test where, the value of t of sales promotion variables (X1) is the largest
among the four variables other promotional mix, which is equal to 4.167.
Keywords : Promotional mix, sales volume, multiple linear regression, SPSS
ABSTRAK
Salah satu kunci sukses penerapan konsep strategi bauran promosi adalah pemahaman atas kebutuhan,
keinginan dan perilaku pelanggan. Untuk itu, Manajemen hotel harus mampu bersedia mendengarkan suara
pelanggan (voice of the costumer). J’Lo & Resto merupakan salah satu industri restoran/ resto dituntut
untuk meningkatkan strategi pemasaran guna meningkatkan volume penjualannya. Tujuan penelitian untuk
menganalisis pengaruh strategi bauran promosi terhadap volume penjualan. Metode yang digunakan
Regresi Linear Berganda dengan alat bantu SPSS Release serta uji Validitas dan Reliabilitas. Hasil
penelitian menunjukkan, bahwa nilai R2 sebesar 0,921 bauran promosi memiliki pengaruh simultan
terhadap nilai penjualan. sebesar 92,1%. nilai uji F menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel (14,032 > 4,39) bahwa
bauran promosi. Pada uji t Dimana, nilai thitung dari variabel promosi penjualan (X1) ini paling besar
diantara empat variabel bauran promosi lainnya, yakni sebesar 4,167.
Kata kunci : Bauran promosi,volume penjualan, regresi linear berganda, SPSS
PENDAHLUAN
Semakin ketatnya persaingan yang ada di
dunia usaha berdampak pada upaya-upaya
strategis yang harus dilakukan oleh perusahaan.
Strategi perusahaan dilakukan untuk
mengantisipasi segala hambatan dan kesempatan
yang ada. Strategi sangat dibutuhkan oleh
perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan
daya saing perusahaan. Ada berbagai strategi yang
bisa dilakukan perusahaan, salah satu strategi
yang biasa di lakukan oleh perusahaan adalah
strategi marketing. Strategi ini bertujuan untuk
meningkatkan volume penjualan dalam sebuah
perusahaan. (Utari, 2011). strategi merupakan
sarana organisasi yang digunakan untuk mencapai
tujuannya dapat diartikan sebagai program umum
dari tindakan dan komitmen atas pemahaman dan
penempatan produk ke arah pencapaian tujuan
menyeluruh berdasarkan kekuatan internal dan
peluang yang ada. (Setiyaningsih, 2007).
Perkembangan industri perhotelan yang pesat
menciptakan persaingan yang semakin ketat dan
berat, terutama bagi pendatang baru. Karena itu
diperlukan strategi pemasaran, hotel perlu
merencanakan dan menyusun suatu strategi
pemasaran yang dapat digunakan dalam menjaga
kelangsungan hidup bisnisnya. (Atmojo, 2011).
Dalam Hotel. Persaingan terjadi tidak hanya di
kelas bintang lima melainkan juga di kelas hotel
Ade dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 16
bintang dua, tiga dan empat yang sangat
kompetitif. Pangsa pasar juga lebih luas dibanding
hotel bintang lima karena dari sisi tarif yang lebih
rendah yang lebih terjangkau oleh kalangan
menengah kebawah sebagai pangsa pasar terbesar.
(Stefani dan Mukti, 2012).
Salah satu kunci sukses penerapan konsep
strategi bauran promosi adalah pemahaman atas
kebutuhan, keinginan dan perilaku pelanggan.
Untuk itu, Manajemen hotel harus mampu
bersedia mendengarkan suara pelanggan. Promosi
merupakan salah satu unsur penting dalam
pemasaran atau dengan kata lain suatu produk
betapapun bermanfaatnya akan tetapi jika tidak
dikenal oleh konsumen maka produk tersebut
tidak akan diketahui kemanfaatannya dan
mungkin tidak dibeli oleh konsumen (Ma`ruf,
2013). Promosi memerlukan lebih daripada
sekedar memperkenalkan keunggulan-keunggulan
produk, dan harga yang menarik, serta
membuatnya dapat terjangkau, akan tetapi
kegiatan promosi dimaksudkan untuk dapat
melakukan komunikasi dengan konsumen,
memperkenalkan, membujuk, mempengaruhi dan
mendorong konsumen untuk membeli produk
yang ditawarkan serta dapat juga digunakan untuk
membangun citra perusahaan dimata konsumen
(Danen, et al, 2013, Pp:1-15).
Sejalan dengan perrnyataan sejati et al
(2013) menyatakan, Promosi merupakan kegiatan
terakhir dari marketing mix yang sangat penting
karena sekarang ini kebanyakan pasar lebih
banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan
terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat
dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu
pembeli adalah raja. Para produsen berbagai
barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar
tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya.
Promosi merupakan salah satu upaya komunikasi
dengan pelanggan, semakin gencar perusahaan
melakukan promosi, semakin dekat dibenak
pelanggannya dan Promosi merupakan bagian
dari bauran promosi yang perlu disinergikan
sebaik mungkin guna menghasilkan yang
maksimal. (Yuliana, et al,2010, Pp: 68-79).
Promosi penjualan merupakan salah satu
bauran promosi yang digunakan oleh perusahaan
untuk menarik minat masyarakat. Dengan adanya
promosi penjualan, diharapkan konsumen lebih
tertarik akan produk yang bersangkutan sehingga
pada akhirnya melakukan pembelian
(Wulansari,et. Al, 2012, Pp:1-8). Menurut Kotler
dan Keller (2009:219) promosi penjualan adalah
bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri
dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka
pendek, yang dirancang untuk menstimulasi
pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas
produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau
perdagangan.
Swastha, (2000,Pp: 404) menyatakan bahwa
penjualan diartikan juga sebagai usaha yang
dilakukan manusia untuk menyampaikan barang
bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan
uang menurut harga yang ditentukan atas
persetujuan bersama. Sebuah perusahaan pada
umumnya mempunyai tiga tujuan dalam proses
penjualan yaitu; a. Mencapai volume penjulan
tertentu, b. Mendapatkan laba tertentu, c.
Menunjang pertumbuhan perusahaan. Ada
beberapa usaha untuk meningkatkan volume
penjualan, di antaranya adalah ; a. Menjajakan
produk dengan sedemikian rupa sehingga
konsumen melihatnya, b. Menempatkan dan
pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut
akan menarik perhatian konsumen., c.
Mengadakan analisa pasar, d. Menentukan calon
pembeli atau konsumen yang potensial., e.
Mengadakan pameran dan f. Mengadakan.
Volume penjualan merupakan komponen
yang berpengaruh langsung terhadap laba pada
suatu perusahaan. Tingkat volume penjualan yang
ditetapkan mempengaruhi kualitas yang terjual.
Untuk itu volume penjualan harus ditetapkan
sedemikian rupa yang selalu berhubungan dengan
harga, ongkos dan biaya. (Ansori dan Musafak,
2010). Menurut Kotler dalam Abraham (2011)
ada sembilan faktor yang mempengaruhi volume
penjualan yaitu; a. Pengaruh keunikan, b.
Pengaruh kesadaran., c. Pengaruh, d. Pengaruh
jumlah total pengeluaran, e. Pengaruh manfaat
akhir, f. Pengaruh biaya bersama., g. Pengaruh
investasi bergabung, h. Pengaruh harga. dan i.
Pengaruh persediaan barang. Volume penjualan
yang menguntungkan harus menjadi tujuan
perusahaan. Laba dapat diperoleh dengan melalui
pemuasan konsumen. Dengan laba tersebut, maka
perusahaan dapat tumbuh, berkembang dan dapat
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.
(Ardiansyah dan Wirnaningsih, 2013,Pp:149).
Cafe merupakan usaha bisnis yang bergerak
dalam bidang campuran produk dan jasa, selain
menawarkan produk makanan/minuman yang
mereka buat, juga menawarkan jasa berupa
pelayanannya. (Veronica dan Wirawan, 2011).
Menurut Arifin yang dikutip oleh Sidabutar
(1998) dalam Surya, (2010) kafe adalah suatu
tempat yang menyajikan atau menyediakan
makanan atau minuman untuk sejumlah orang
dengan sistem penyajian yang singkat dan cepat.
Namun pengaruh globalisasi yang membawa
Ade dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 17
masuk gaya hidup masyarakat luar perlahan-lahan
telah merubah konsep cafe pada saat ini. Kafe-
kafe di kota besar kini tidak hanya menyuguhkan
kue-kue serta kopi dan the saja namun juga
minuman beralkohol, shisha serta suguhan musik
hidup (live music). Kafe lebih berfokus pada jasa
yang mereka tawarkan kepada konsumen
sepertipelayanan yang cepat, live music, sofa,
fasilitas internet gratis dan sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa
tertarik untuk meneliti dan kemudian
menuangkannya dalam bentuk penulisan
ilmiah/skripsi dengan judul Analisis Pengaruh
Bauran Promosi Terhadap Peningkatan
Volume Penjualan di J’LO Café & Resto.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bauran Promosi.
Promosi (Promotion) merupakan kombinasi
dari variabel-variabel periklanan, penjualan tatap
muka, promosi penjualan, dan publisitas yang
dilakukan perusahaan dalam upaya
mengimformasikan produk kepada para
pelanggan (konsumen), sehingga para pelanggan
(konsumen) termotivasi/terdorong untuk
melakukan pembelian. (Sembiring, 2011). Bauran
promosi yang terdiri dari periklanan, Promosi
penjualan, penjualan perorangan, hubungan
masyarakat, dan Pemasaran langsung. (Risman,
2012)
Bauran prmosi merupakan alat komunikasi
dengan konsumen dan calon konsumen, walaupun
sampai saat ini masih ada beberapa perusahaan
yang masih menfandalkan satu atau dua alat
prmomosi untuk mencapai tujuan komunikasinya.
Hal ini tergantung pada kebutuhan dan
kemampuan perusahaan (Yuliana, et al, 2010, Pp:
68-79). Bauran promosi meliputi berbagai
metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan
Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat.
Menggambarkan berbagai macam cara yang
ditempuh perusahaan dalam rangka menjual
produk ke konsumen. (Sejati, et al, 2013).
B. Volume Penjualan.
Menurut Kotler and Keller (2012:18)
Penjualan adalah sejumlah produk yang
dihasilkan yang dapat dijual dari produsen ke
konsumen dan perlu dikonversikan produknya ke
uang tunai dengan gagasan untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan dengan produk dan seluruh
hal-hal yang terkait dengan membuat,
memberikan, dan akhirnya sampai konsumsi.
Penjualan merupakan hasil yang dicapai dari
kegiatan pemasaran yang ditunjukkan dengan
sasaran dan hasil penjualan. Pengertian penjualan
secara umum adalah suatu kejadian menawarkan
dan mengalihkan suatu produk dari penjual
kepada pembeli dengan tujuan untuk
mendapatkan imbalan sesuai dengan nilai yang
sudah ditentukan dari produk yang bersangkutan,
dan pada umumnya imbalan tersebut diwujudkan
dalam bentuk uang. (Fadli, et al, 2014, Pp:1-10).
Penjualan adalah suatu usaha untuk membujuk
konsumen agar mau membeli produk yang
dihasilkan oleh perusahaan yang sesuai dengan
apa yang pasar inginkan sehingga perundingan,
persetujuan harga dan serah terima barang dapat
diselesaikan dengan baik antara penjual dengan
konsumen”. (Danen, et al, 2013, Pp:1-15).
Selanjutnya dinyatakan oleh“. Firdaus,
(2011,Pp: 143-152) bahwa, Volume penjualan
dapat dijabarkan sebagai umpan balik dari
kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan. “Volume penjualan adalah hasil
penjualan yang dinyatakan dalam bentuk
kualitatif, fiskal atau volume). Hal ini sejalan
dengan yang dinyatakan oleh Rachmawati, (2011,
Pp: 143-150) yaitu, Volume penjualan dapat
dijabarkan sebagai umpan balik dari kegiatan
pemasaran yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Penjualan mempunyai pengertian yang
bermacam-macam tergantung pada lingkup
permasalahan yang sedang dibahas.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.
1. Populasi penelitian.
Populasi adalah suatu kumpulan menyelurh
dari suatu obyek yang merupakan perhatian
peneliti (Kountur, 2005:137). Menurut Sugiyono
(2004), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Adapun yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan
semua unit dilaporkan minggu pertama bulan
Agustus.
2. Sampel dan teknik sampling.
Sampel adalah bagian dari populasi yang
digunakan untuk memperkirakan karakteristik
populasi yang dianggap mewakili sehingga dapat
digeneralisasikan secara keseluruhan. Teknik
purposive sampling, yaitu sampel ditentukan
dengan cara memilih siapa saja yang ditemui pada
saat penelitian atau pengumpulan data
berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
oleh peneliti sampai memenuhi jumlah sampel
Ade dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 18
yang minimum berdasarkan ketentuan hasil
perhitungan jumlah sampel, dalam hal ini
wawancara atau pemberian kuesioner diberikan
pada saat peneliti bertemu dengan pengguna
kamar J’LO Café & Resto yang dipandang sesuai
dengan kriteria sebagai sumber data.
Dalam penelitian bertujuan untuk mengukur
pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas
yaitu bauran promosi yang terdiri dari periklanan,
penjualan perseorangan (personal selling),
promosi penjualan, hubungan masyarakat dan
publisitas dan pemasaran langsung (direct
marketing) terhadap peningkatan volume
penjualan digunakan rentang waktu (time series)
selama 5 tahun (2007-2012), dimana rentang
waktu ini akan dianggap sebagai jumlah sampel
dalam penelitian.
D. Variabel Penelitian.
Variabel merupakan suatu atribut dari
sekelompok objek yang diteliti, mempunyai
variasi antara satu dan lai nnya dalam kelompok
tersebut (Sugiono 1997 dalam Umar 2002:128)
yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah.
1. Variabel independen.
a. Periklanan (X1).
Pengertian periklanan adalah suatu alat
yang digunakan untuk membangun kesadaran
(awareness) terhadap keberadaan jasa yang
ditawarkan, menambah pengetahuan
konsumen tentang jasa yang ditawarkan,
membujuk calon konsumen untuk membeli
atau menggunakan jasa tersebut, dan
membedakan diri perusahaan satu dengan
perusahaan lain yang mendukung positioning
jasa (Hamdani. A : 2011). Untuk itu terdapat
beberapa pilihan yang digunakan dalam
periklanan, sebagai berikut :
1) Surat kabar.
2) Majalah.
3) Radio.
4) Televisi.
5) Papan reklame.
6) Internet.
b. Penjualan perseorangan (X2).
Personal selling adalah interaksi
langsung antara satu atau lebih calon pembeli
dengan tujuan melakukan penjualan, atau
presentasi lisan dalam pembicaraan dengan
salah satu atau lebih calon pembeli untuk
tujuan melakukan penjualan. Personal selling
adalah interaksi antar individu, saling
bertemu muka yang ditujukan untuk
menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang
saling menguntungkan dengan pihak
lain.(Basu swastha dan Ibnu Sukotjo (2010 :
226).
c. Promosi Penjualan (X3).
Promosi penjualan merupakan Intensif
Jangka pendek untuk mendorong pembelian
maupun penjualan sesuatu produk atau jasa.
Dan merupakan salah satu dari 4 alat penting
yang digunakan oleh perusahaan untuk
mendorong pembelian yang lebih cepat dan
atau lebih besar akan barang dan jasa oleh
pelanggan atau saluran perdagangan. Promosi
penjualan terdiri dari beragam kumpulan
perlatan jangka pendek yang menarik, yang
dirancang untuk mendorong pembelian yang
lebih cepat dan atau lebih besar akan barang/
jasa oleh pelanggan atau saluran perdagangan
(Kotler dan keller,2009 : 461).
d. Hubungan masyarakat dan publisitas (Public
relation/Publicity) (X4).
Public relation adalah variasi program yang
dirancang untuk memperbaiki, mempertahankan
maupaun melindungi selalu citra perusahaan
maupuan produk. Adapun program tersebut di
antaranya berita atau informasi mengenai produk,
jasa atau ide yang dipublisitaskan atas nama
sponsor tetapi tidak di bayar oleh sponsor.
publisitas merupakan : “Suatu dorongan terhadap
permintaan yang bersifat tidak pribadi terhadap
produk, jasa, atau unit usaha dengan cara
menyajikan secara langsung baik melalui radio,
televisi, atau di pentas yang tidak dibayar oleh
sponsor”. (Kotler dan Keller, 2009 ; 799).
e. Pemasaran langsung (X5).
Pemasaran langsung merupakan unsur
terakhir dalam bauran komunikasi dan promosi
terhadap enam area dari pemasaran langsung
yaitu:
1) Direct Mail.
2) Direct Response.
3) Direct Selling.
4) Telemarketing.
5) Digital Marketing.
2. Variabel terikat (dependen) peningkatan
volume penjualan (Y).
Adalah proses Nilai penjualan adalah total
dari hasil penjualan yang dicapai oleh perusahaan
atau badan usaha, dari suatu kegiatan pemasaran
dalam periode tertentu. Nilai penjualan dihitung
berdasarkan satuan rupiah yang dihasilkan dari
penjualan J’LO Café & Resto.
Ade dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 19
D. Metode Pengumpulan Data.
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan
beberapa metode pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Metode kepustakaan.
Sebagai langkah awal, maka penulis
melakukan riset kepustakaan guna menelusuri
berbagai literatur/referensi secara teoritis
yang memiliki relevansi dan erat kaitannya
dengan penelitian ini.
2. Observasi, yaitu metode pengumpulan data
yang didasarkan pada hasil pengamatan
penulis pada objek penelitian.
3. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data
yang diperoleh melalui tanya jawab secara
lisan dengan pihak manajemen divisi yang
ada J’LO Café & Resto.
E. Validitas dan Reliabilitas.
1. Uji validasi.
Uji validasi digunakan untuk mengukur
derajat ketetapan dalam penelitian tentang isi atau
arti sebenarnya yg diukur. Uji validasi akan
dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi
antar subjek pada item pertanyaan dengan skor
yang diperoleh dari hasil kuisioner, yaitu dengan
mencari nilai koefisien korelasi ( r ) dari masing-
masing pertanyaan dan dibandingkan dengan nilai
kritik table korelasi r. Bila rhitung > rtable, maka
pertanyaan/variable tersebut adalah signifikan.
2. Uji reabilitas.
Uji reabilitas digunakan untuk menguji
keandalan butir instrument penelitian, penguji
reabilitas terhadap butir instrument penelitian
yang reliable jika nilai cronbach alpha diatas 0,6.
3. Uji hipotesis.
a. Uji F.
Uji ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh bersama-sama variabel bebas
terhadap varibel terikat. Dimana Fhitung >
Ftabel, maka H1 diterima atau secara bersama-
sama variabel bebas dapat menerangkan
variabel terikatnya secara serentak.
Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel, maka H0
diterima atau secara bersama-sama variabel
bebas tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel terikat. Untuk mengetahui signifikan
atau tidak pengaruh secara bersama-sama
variabel bebas terhadap variabel terikat maka
digunakan probability sebesar 5% (α= 0,05).
1) Jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima H1
ditolak.
2) Jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak H1
diterima.
b. Uji T
Uji ini digunakan untuk mengetahui
apakah masing-masing variabel bebasnya
secara sendiri-sendiri berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikatnya.
Dimana Ttabel > Thitung, H0 diterima. Dan jika
Ttabel < Thitung, maka H1 diterima, begitupun
jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima H1
ditolak dan jika sig < ά (0,05), maka H0
ditolak H1 diterim
F. Metode Analisis Data.
Untuk dapat mengukur pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen maka
perlu dilakukan pengukuran dengan memakai alat
analisis statistik. Pemakaian alat analisis statistik
diharapkan dapat mengungkap atau mengukur
pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara kuantitatif hingga memudahkan
peneliti untuk dapat mengambil kesimpulan
secara otentik. Dalam menganalisis data dan
menentukan hipotesis penelitian, maka peneliti
menggunakan alat analisis Regresi Linear
Berganda (Rangkuti 2008:162) dengan formulasi
sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4X4 + b5X5
Dimana :
Y = Variabel terikat (dependen Variabel).
a = Konstantan (intercept).
X1 – Xk = Variabel bebas (independen variabel).
b = Koefisien regresi.
Formulasi di atas jika dimasukkan ke dalam
variabel penelitian maka dapat diperoleh
persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4X4 + b5X5
Dimana :
Y = Volume penjualan.
X1 = Periklanan.
X2 = Penjualan Perseorangan.
X3 = Promosi Penjualan.
X4 = Humas dan Publisitas.
X5 = Pemasaran Langsung. a = Konstantan (intercept).
b = Koefisien Regresi.
Selanjutnya dari perhitungan regresi tersebut
akan diperoleh koefisien determinasi ganda (R2)
yang digunakan untuk mengukur tingkat
ketepatan yang paling baik dari model regresi
yang digunakan. Jika R2 yang diperoleh
mendekati 1 (satu), maka semakin kuat model
Ade dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 20
tersebut dalam menerangkan variasi faktor
independen (bebas) terhadap faktor dependen
(terikat). Jika R2
yang diperoleh mendekati 0
(nol), maka semakin lemah model tersebut dalam
menerangkan variasi faktor independen (bebas)
terhadap faktor dependen (terikat). Secara umum
dapat dituliskan bahwa besarnya R2 adalah 0 < R
2
< 1. Untuk mempermudah mengolah data
penelitian ini, penelitian menggunakan program
SPSS Release untuk mengolah data statistiknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Bauran Promosi.
Promosi merupakan salah satu variabel dalam
bauran pemasaran yang sangat penting
dilaksanakan oleh perusahaan dalam rangka
memasarkan produk jasa. Promosi bukan saja
sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan
konsumen, tetapi juga merupakan alat untuk
mempengaruhi konsumen dalam kegiatan
pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan. Total persentase biaya
bauran promosi terhadap total biaya bauran
promosi dari tahun 2007 hingga tahun 2012 yang
dikeluarkan oleh Grand Cempaka Business Hotel
terlihat pada Tabel. 1.
Tabel 1 Persentase biaya bauran promosi terhadap total
biaya bauran promosi Tahun 2007 – 2012.
Tahun Media Iklan Promosi
Penjualan Total
2007 1.854.601.890 770.435.407 3.365.749.668
55,10% 22,89% 100%
2008 1.757.868.112 708.000.115 3.169.160.183
55,47% 22,34% 100%
2009 1.980.674.041 709.070.970 3.401.586.078
58,23% 20,85% 100%
2010 2.932.194.311 611.406.050 4.276.615.635
68,56% 14,30% 100%
2011 3.613.122.099 352.907.000 4.645.767.679
77,77% 7,60% 100%
2012 4.709.687.212 247.315.699 5.645.568.599
83,42% 4,38% 100%
Jumlah 16.848.147.668 3.399.135.242 24.504.447.847
Sumber : Data diolah Tahun 2013.
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat diketahui
bahwa bauran promosi yang paling efektif untuk
mening, katkan volume penjualan adalah melalui
iklan media cetak dan elektronik meskipun biaya
yang dikeluarkan untuk promosi sebesar Rp.
16.848.147.668. Bauran promosi yang memiliki
persentase terbesar kedua terhadap total biaya
promosi adalah promosi penjualan. Dimana,
persentase promosi penjualan terhadap total biaya
promosi terbesar terjadi pada tahun 2007 yakni
sebesar 22,89% dan persentase yang terkecil
terjadi pada tahun 2012 yakni sebesar 4,38%.
Bauran promosi yang memiliki persentase
terbesar ketiga terhadap total biaya promosi
adalah hubungan masyarakat (public relation).
Persentase terbesar hubungan masyarakat
terhadap total biaya promosi terjadi pada tahun
2008 yakni sebesar 11,06% dan persentase
terkecil terjadi pada tahun 2012 yakni sebesar
6,79%.
Selanjutnya, persentase bauran promosi yang
memiliki persentase terbesar keempat terhadap
biaya promosi adalah penjualan perseorangan.
Dimana persentase dari penjualan perseorangan
yang terbesar terjadi pada tahun 2007 yakni
sebesar 7,73% dan persentase terkecil terjadi pada
tahun 2012 yakni sebesar 2,43%. Dan persentase
bauran promosi yang memiliki persentase terkecil
yang terakhir terhadap total biaya promosi adalah
pemasaran langsung. Dimana persentase dari
pemasaran langsung ini mengalami persentase
terbesar pada tahun 2008 yakni sebesar 4,54%.
Dan persentase yang terkecil terjadi pada tahun
2012 yakni sebesar 2,98%.
Dari tabel 1 diatas, maka dapat diperoleh data
persentase perubahan total biaya bauran promosi
dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 J’LO
Café & Resto, terlihat pada Tabel. 2 dan Gambar
1.
Tabel 2 Persentase fluktuasi total biaya bauran
promosi Tahun 2007 – 2012.
Tahun Total Biaya Bauran
Promosi
Persentase Kenaikan /
Penurunan
2007 3.365.749.668 -
2008 3.169.160.183 -5,84%
2009 3.401.586.078 7,33%
2010 4.276.615.635 25,72%
2011 4.645.767.679 8,63%
2012 5.645.568.599 21,52%
Sumber: Ddata diolah Tahun 2013.
Sumber : Data diolah Tahun 2013.
Gambar 1 Persentase fluktuasi total biaya bauran promosi
Tahun 2007-2012.
Dari Tabel 2 dan Gambar 1 grafik diatas,
dapat dilihat bahwa total biaya bauran promosi
sempat mengalami penurunan pada tahun kedua
di tahun 2007 sebesar 5,84. Namun, pada tahun-
tahun berikutnya, total biaya bauran promosi ini
terus mengalami kenaikan. Kenaikan terbesar dari
total biaya bauran promosi ini terjadi pada tahun
2012, yakni sebesar 25,72%.
Ade dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 21
1. Analisis volume penjualan
Dalam dunia usaha suatu perusahaan selalu
memperhatikan nilai penjualan yang dicapai dari
satu periode ke periode berikutnya. Nilai
penjualan secara singkat dapat ditentukan sebagai
jumlah produk barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan guna memenuhi kebutuhan
konsumen dan dapat disampaikan kepada
konsumen melalui proses pertukaran atau jual
beli. Berikut adalah presentase fluktuasi total
volume penjualan J’LO Café & Resto, terlihat
pada Tabel. 3 dan Gambar 2.
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa dari tahun
ke tahun volume penjualan mengalami
peningkatan. Dan peningkatan paling besar terjadi
pada tahun 2012 yakni sebesar 27,57%.
Tabel 3 Persentase fluktuasi total volume
penjualan Tahun 2007-2012.
Tahun Total Volume
Penjualan
Persentase Kenaikan
/ Penurunan
2007 283.753.748.123 -
2008 288.066.191.008 1,52%
2009 361.441.845.703 25,47%
2010 431.699.124.416 19,44%
2011 535.172.657.136 23,97%
2012 682.726.473.076 27,57%
Sumber : Data diolah Tahun 2013.
Sumber : Data diolah Tahun 2013
Gambar 2 Persentase fluktuasi total volume penjualan
Tahun 2007-2012.
2. Pengaruh bauran promosi terhadap
volume penjualan
Pengukuran pengaruh dari bauran promosi
yakni, periklanan, penjualan perseorangan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat dan
pemasaran langsung terhadap volume penjualan
pada J’LO Café & Resto. Oleh karena variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian ini lebih
dari satu maka alat analisis yang akan digunakan
adalah analisis regresi berganda, uji koefisien
determinasi (R2), uji F, dan uji t sebagai berikut:
a. Hasil analisis regresi berganda
Penggunaan analisis regresi berganda ini
bertujuan untuk membuat model matematis dari
bauran promosi terhadap volume penjualan.
Volume penjualan akan dijadikan variabel terikat
(Y) yang dipengaruhi oleh periklanan (X1),
penjualan perseorangan (X2), promosi penjualan
(X3), hubungan masyarakat (X4) dan pemasaran
langsung (X5) yang menjadi variabel bebas.
Analisis variabel bebas dan variabel terikat
melalui metode regresi berganda terlihat pada
Tabel. 4.
Tabel 4 Variabel bebas dan variabel terikat (dalam Rp)
Tahun
Periklanan
Penjualan
Perseorangan
Promosi
Penjualan
2007 1.854.601.890 260.335.405 770.435.407
2008 1.757.868.112 208.822.115 708.000.115
2009 1.980.674.041 209.570.970 709.070.970
2010 2.932.194.311 210.496.000 611.406.050
2011 3.613.122.099 152.937.119 352.907.000
2012 4.709.687.212 137.315.600 247.315.699
Jumlah 16.848.147.665 1.179.477.209 3.399.135.241
Tahun
Public
Relation
Pemasaran
Langsung
Volume
Penjualan
2007 340.885.000 139.491.966 283.753.748.123
2008 350.643.050 143.826.791 288.066.191.008
2009 356.290.250 145.979.847 361.441.845.703
2010 373.640.450 148.878.824 431.699.124.416
2011 370.614.000 156.187.461 535.172.657.136
2012 383.281.200 167.968.888 682.726.473.076
Jumlah 2.175.353.950 902.333.777 2.582.860.039.462
Sumber : Data diolah Tahun 2013.
Berdasarkan hasil data diatas, maka degree of
freedom tidak akan terpenuhi dengan baik
dikarenakan kriteria degree of freedom (n-k-1),
dimana, n adalah jumlah sampel yang dalam
penelitian ini merujuk kepada tahun yang
berjumlah enam tahun. Sedangkan k adalah
jumlah variabel bebas yang dalam penelitian ini
berjumlah lima dan dikurangkan 1 maka hasilnya
adalah nol yang mana tidak akan menghasilkan
hasil regresi berganda yang baik. Maka, data
diatas akan ditransformasi ke dalam data yang
terbagi dalam dua semester untuk tiap tahunnya.
Dengan demikian diperoleh data variabel bebas
dan variabel terikat terlihat pada Tabel. 5 sebagai
berikut :
Tabel 5 Variabel bebas dan variabel terikat dalam
semester (Dalam Rp). Tahun
Periklanan
Penjualan
Perseorangan
Promosi
Penjualan
2007 1.278.336.000 150.520.950 581.295.621
576.265.890 109.814.455 189.139.786
2008 1.347.890.263 110.821.924 604.285.169
409.977.849 98.000.191 103.714.946
2009 1.510.389.467 140.375.695 653.053.580
470.284.574 69.195.275 56.017.390
2010 2.685.793.700 129.365.293 477.395.612
246.400.611 81.130.707 134.010.438
2011 3.070.489.296 90.756.931 189.362.050
542.632.803 62.180.188 163.544.950
2012 3.744.901.870 80.581.523 178.932.652
2013 964.785.342 56.734.077 68.383.047
Jumlah 16.848.147.665 1.179.477.209 3.399.135.241
Tahun
Public
Relation
Pemasaran
Langsung
Volume
Penjualan
2007 210.856.239 85.047.203 170.956.195.823
130.028.761 54.444.763 112.797.552.300
Ade dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 22
2008 238.625.794 90.935.392 174.952.396.080
112.017.256 52.891.399 113.113.794.928
2009 240.946.720 93.925.629 190.236.529.406
115.343.530 52.054.218 171.205.316.297
2010 257.623.762 108.510.725 220.856.423.926
116.016.688 40.368.099 210.842.700.490
2011 265.926.920 121.935.135 248.159.706.512
104.687.080 34.252.326 287.012.950.624
2012 276.952.064 134.359.639 279.482.365.020
2013 106.329.136 33.609.249 403.244.108.056
Jumlah 2.175.353.950 902.333.777 2.582.860.039.462
Sumber : Data diolah Tahun 2013.
Berdasarkan Tabel 5 diatas, untuk Tahun 2013
hanya setengah semester (6 bulan). Pengolahan
data menggunakan software SPSS 20.0 dengan
nilai α = 0,05, maka hasil dari regresi
bergandanya terlihat pada Tabel 6.
Tabel. 6 Hasil pengolahan menggunakan software
SPSS 20.0.
Model Unstandardized Coefficients Std
Coeffi
cients
Bet
a
Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 390.414.788.045,182 103.257.959.835,360 3,781 ,009
Periklanan 151,824 36,439 2,161 4,167 ,006
Penjualan. Perorangan
-1.204,748 830,899 -,453 -1,450
,197
Promosi.
Penjualan
123,162 221,458 ,342 ,556 ,598
Public.
Relation
1.354,338 1739,982 1,202 ,778 ,466
Pemasaran.
Langsung
-7.318,700 2658,948 -3,159 -
2,752
,033
Sumber : Data diolah Tahun 2013.
Tabel diatas akan menghasilkan persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = 390.414.788.045,182 + 151,824 X1 -
1.204,748 X2 + 123,162 X3 +
1.354,338 X4 – 7.318,700 X5
Keterangan :
Y = Volume Penjualan.
X1 = Periklanan.
X2 = Penjualan Perseorangan.
X3 = Promosi Penjualan.
X4 = Hubungan Masyarakat.
X5 = Pemasaran Langsung.
Dari persamaan regresi linear berganda di atas,
dihasilkan sebagai berikut :
1) Jika Periklanan (X1), Penjualan Perseorangan
(X2), Promosi Penjualan (X3), Hubungan
Masyarakat (X4), Pemasaran Langsung (X5)
= 0, maka volume penjualan (Y) akan
bernilai Rp. 390.414.788,045,182.
2) Jika biaya Periklanan (X1) mengalami
peningkatan sebesar Rp. 1, dan biaya dari
Penjualan Perseorangan (X2), Promosi
Penjualan (X3), Hubungan Masyarakat (X4),
dan Pemasaran Langsung (X5) tetap, maka
volume penjualan (Y) akan mengalami
peningkatan sebesar Rp. 151,824.
3) Jika biaya Penjualan Perseorangan (X2)
mengalami peningkatan Rp. 1, dan biaya dari
Periklanan (X1), Promosi Penjualan (X3),
Hubungan Masyarakat (X4), dan Pemasaran
Langsung (X5) tetap, maka volume penjualan
(Y) akan mengalami penurunan sebesar Rp.
1.204,748.
4) jika biaya Promosi Penjualan (X3)
mengalami peningkatan Rp. 1, dan biaya dari
Periklanan (X1), Penjualan Perseorangan
(X2), Hubungan Masyarakat (X4), dan
Pemasaran Langsung (X5) tetap, maka
volume penjualan (Y) akan mengalami
peningkatan sebesar Rp. 123,162.
5) jika biaya Hubungan Masyarakat (X4)
mengalami peningkatan Rp. 1, dan biaya dari
Periklanan (X1), Penjualan Perseorangan
(X2), Promosi Penjualan (X3), dan
Pemasaran Langsung (X5) tetap, maka
volume penjualan (Y) akan mengalami
peningkatan sebesar Rp. 1.354,338.
b. Analisis uji koefisien determinasi (R2).
Koefisien determinasi pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi berkisar dari 0-1 (0%-
100%). Semakin mendekati nilai 0 maka variabel
independen dianggap hanya memiliki pengaruh
simultan yang kecil terhadap variabel dependen,
sedangkan semakin mendekati nilai 1 maka
variabel independen dianggap memiliki pengaruh
yang besar terhadap variabel dependen. Hasil dari
uji koefisien determinasi (R2) antara bauran
promosi (periklanan, penjualan perseorangan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan
pemasaran langsung) terhadap nilai penjualan
ditunjukkan pada Tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 7 Uji Koefisien Determinasi (R2). Model Summary.
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,960a ,921 ,856 3,092E10
a. Predictors: (Constant).
Pemasaran.langsung,penjualan.perseorangan,promosi.penju
alan, periklanan, public.relation.
Sumber : Data diolah Tahun 2013.
Berdasarkan Tabel 7 di atas, maka dapat
dilihat pengaruh bauran promosi yang terdiri dari
Periklanan (X1), Promosi Penjualan (X3),
Hubungan Masyarakat (X4), dan Pemasaran
Langsung (X5) terhadap Volume Penjualan (Y)
menghasilkan koefisien korelasi (R) sebesar
0,960. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,921 berarti seluruh variabel bebas
dalam hal ini bauran promosi yang terdiri dari
periklanan, penjualan perseorangan, promosi
Ade dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 23
penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran
langsung mempunyai kontibusi secara bersama-
sama sebesar 92,1% terhadap variabel terikatnya
yakni volume penjualan. Sisanya sebesar 7,9%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, diluar faktor
strategi bauran promosi JLO Resto.
4. Analisis uji hipotesis.
a. Analisis kajian Uji f
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini
pengujian hipotesis secara simultan dimaksud
- kan untuk mengukur besarnya pengaruh
variabel bebas (periklanan, penjualan
perseorangan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, dan pemasaran langsung) terhadap
variabel terikat (volume penjualan). Hasil uji F
melalui software SPPS 20 dapat dilihat pada
Tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8 Uji F (ANOVAb).
Sumber : data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 8 diatas, maka dapat
dilihat bahwa Fhitung sebesar 14,032, sedangkan
nilai Ftabel distribusi dengan tingkat kesalahan
0,05 adalah sebesar 4,39. Hal ini berarti Fhitung >
Ftabel (14,032 > 4,39). Perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa variabel bebas (bauran
promosi) yang terdiri dari periklanan, penjualan
perseorangan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, dan pemasaran langsung secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu
volume penjualan. Maka penulis menyimpulkan
hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa
variabel bebas yakni : kelima bauran promosi
secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikatnya yakni
volume penjualan terbukti dan dapat diterima.
b. Analisis Kajian Uji t.
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel bebas yang terdiri dari
periklanan, penjualan perseorangan, promosi
penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran
langsung tarhadap variabel terikat, yaitu volume
penjualan. Secara parsial pengaruh masing-
masing variabel independen tersebut terhadap
volume penjualan ditunjukkan pada Tabel 9
sebagai berikut:
Tabel 9 Analisis Kajian Uji t.
Model Unstandardized Coefficients Std Coeff
icients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 390.414.788.045,
182
103.257.959.835,
360 3,781 ,009
Periklanan 151,824 36,439 2,161 4,167 ,006
Penjualan.
Perseorangan
-1.204,748 830,899 -,453 1,450 ,197
Promosi
.Penjualan
123,162 221,458 ,342 ,556 ,598
Public.
Relation
1.354,338 1739,982 1,202 ,778 ,466
Pemasaran.
Langsung
-7.318,700 2658,948 -3,159 2,752 ,033
Sumber : Data diolah Tahun 2013.
Dari hasil uji parsial pada Tabel 9 pengaruh
masing-masing variabel periklanan, penjualan
perseorangan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, dan pemasaran langsung terhadap
variabel terikat yakni volume penjualan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Variabel Periklanan (X1).
Nilai thitung untuk variabel ini sebesar 4,167
dengan nilai ttabel dengan uji dua arah dan α =
5% (0,05) sebesar 2,44691. Hasil uji tersebut
menunjukkan dan nilai thitung (4,167) > ttabel
(2,44691). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel periklanan secara parsial atau
terpisah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel volume penjualan.
2) Variabel Penjualan Perseorangan (X2).
Nilai thitung untuk variabel ini sebesar – 1,450
dengan nilai ttabel dengan uji dua arah dan α =
5% (0,05) sebesar 2,44691. Hasil uji tersebut
menunjukkan nilai thitung (- 1,450) < ttabel
(2,44691). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel penjualan perseorangan
secara parsial atau terpisah berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap variabel
volume penjualan.
3) Variabel Promosi Penjualan (X3).
Nilai thitung untuk variabel ini sebesar 0,556
dengan nilai ttabel dengan uji dua arah dan α =
5% (0,05) sebesar 2,44691. Hasil uji tersebut
menunjukkan nilai thitung (0,556) < ttabel
(2,44691). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel promosi penjualan secara
parsial atau terpisah berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap variabel volume
penjualan.
4) Variabel Hubungan Masyarakat (X4).
Nilai thitung untuk variabel ini sebesar 0,778
dengan nilai ttabel dengan uji dua arah dan α =
5% (0,05) sebesar 2,44691. Hasil uji tersebut
menunjukkan nilai thitung (0,778) < ttabel
(2,44691). Sehingga dapat disimpulkan
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 67093530447772000
000000,000
5 134187060895544
00000000,000
14,032 ,003
Residual 57376297128750600
00000,000
6 956271618812511
000000,000
Total 72831160160647100
000000,000
11
Ade dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 24
bahwa variabel hubungan masyarakat secara
parsial atau terpisah berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap variabel volume
penjualan.
5) Variabel Pemasaran Langsung (X5).
Nilai thitung untuk variabel ini sebesar – 2,752
dengan nilai ttabel dengan uji dua arah dan α =
5% (0,05) sebesar 2,44691. Hasil uji tersebut
menunjukkan nilai thitung (- 2,752) < ttabel
(2,44691). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel pemasaran langsung secara
parsial atau terpisah berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap variabel volume
penjualan.
Berdasarkan hasil kajian analisis uji t di atas
bahwa variabel yang paling dominan
mempengaruhi nilai penjualan adalah variabel
periklanan (X1) I dengan nilai thitung yang paling
besar (4,617). Sehingga dikarenakan pengaruh
dari variabel periklanan (X1) yang sangat
dominan, maka nampak pada hasil pengujian uji
t, keempat variabel independen yang lain yakni
Penjualan Perseorangan (X2,), Promosi Penjualan
(X3), Hubungan Masyarakat dan Publisitas
(Public Relation/Publicity) (X4), dan Pemasaran
Langsung (X5), yang tampak mempunyai
pengaruh yang kurang signifikan/kecil terhadap
peningkatan volume penjualan, hal tersebut dapat
dilihat dari pengalokasian biaya promosi dari
variabel periklanan (X1) yang memang
mendapatkan pengalokasian biaya promosi yang
cukup besar dibandingan ke empat variabel
bauran promosi lainnya.
Dengan demikian hipotesis pada penelitian
ini yang menyatakan dugaan bahwa variabel
periklanan (X1) merupakan variabel yang paling
dominan berpengaruh terhadap volume penjualan
terbukti dan dapat diterima.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bauran promosi yang dilakukan J’LO Café &
Resto meliputi; periklanan, penjualan
perseorangan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, pemasaran langsung.
2. Hasil uji korelasi determinasi menunjukkan
nilai R2 sebesar 0,921 yang artinya kelima
bauran promosi yang dilakukan oleh J’LO
Café & Resto memiliki pengaruh simultan
sebesar 92,1% terhadap nilai penjualan.
3. Hasil uji F menunjukkan kelima bauran
promosi memiliki pengaruh simultan yang
positif dan signifikan, dimana nilai Fhitung
menunjukkan Fhitung > Ftabel (14,032 > 4,39).
4. Hasil uji t, menunjukkan bahwa periklanan
merupakan variabel yang paling dominan dan
memiliki pengaruh terhadap volume
penjualan. Dimana, nilai thitung dari variabel
promosi penjualan (X1), menunjukkan nilai
paling besar diantara empat variabel bauran
promosi lainnya, yakni sebesar 4,167.
B. Saran.
Berdasarkan hasil penelitian yang
menemukan ketidak efisienan dalam pelaksanaan
bauran promosi terhadap nilai penjualan, maka
penulis menyarankan:
1. Adanya peninjauan ulang terhadap
penggunaan biaya untuk masing-masing
variabel dalam bauran promosi tersebut.
2. Melakukan penelitian-penelitian internal dan
external lebih lanjut oleh J’LO Café & Resto
untuk meninjau alokasi biaya promosi agar
mampu mendukung nilai jual.
3. Disarankan kepada pihak J’LO Café & Resto
untuk tidak menutup diri mengkaji penelitian-
penelitian dari pihak eksternal dan internal
(yang biasanya dilakukan oleh civitas
akademika dari sebuah institusi pendidikan)
untuk menambah masukan dalam
meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya
promosi agar mampu mendukung nilai jual
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, Mokhamat dan Musafak, 2010, Uji Beda
Volume Penjualan Ekspor Produk kayu
Sebelum dan Sesudah Peraturan menteri
Perdagangan Republik Indonesia Nomor
20/M-DAG/PER/5/2/2008 (Studi Kasus CV.
Karya Mina Putra Rembang. Analisis
Manajemen Vol. 4 No. 2 Juli, ISSN : 1411-
1799.
Ardiansyah, Rizki dan Wirnaningsih 2013,
Pengaruh Harga, Produk dan Promosi
Terhadap Volume Penjualan Sepeda Motor
Honda, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Volume 1 Nomor 1, Januari, Pp: 149 – 164.
Atmojo, A.Rinto Dwi, 2011, Pengaruh Bauran
Promosi Dalam Meningkatkan Tingkat
Okupasi Hotel Novotel Balikpapan, Jurusan
Pariwisata Politeknik Negeri Samarinda,
Ade dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 25
Jurnal EKSIS, Vol 7 No. 2, Agustus :
1816:2000 Riset/1898, ISSN: 0216-6437.
Danen.N, Sukaatmadja,IPG dan Budiasa,IW,
2013, Analisis Pengaruh Biaya Promosi
Terhadap Nilai Penjualan Produk pada UD.
Kopi Bali Banyuatis, Singaraja, Program
Studi Magister Agribisnis, Program
Pascasarjana, Universitas Udayana, Jurnal
Manajemen Agribisnis Vol. 1, No.1, Mei, Pp:
1-15, ISSN 2355-0759.
Fadli, Ainur Mansururi, Fauzi, Achmad dan
Fanani, Dahlan, 2014, Efektifitas Distribusi
Fisik Dalam meningkatkan Penjualan, (Studi
Kasus pada CV. Agrotama Gemilang Kota
Malang), Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang, Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB),Vol. 7 No. 1
Januari, Pp: 1-10.
Firdaus, Yusnizal, 2011, Peranan Biaya Promosi
Dalam Meningkatkan Volume Penjualan,
(Studi Kasus Pada Salah Satu Perusahaan
Pembiayaan Di Palembang), Politeknik
Negeri Sriwijaya Palembang, Jurnal Ekonomi
dan Informasi Akuntansi (JENIUS), VOL. 1
NO. 2, Pp:143-152.
Yuliana, Rahmi dan Kusuma, Hendra, 2010,
Bauran Promosi Sebagai Upaya Memelihara
Loyalitas Pelanggan, STIE Semarang, Jurnal
STIE Semarang, Vol. 2 No.1, Edisi Februari :
68 – 79.
Kountur, Ronny. 2005. Metode Penelitian: Untuk
Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit
PPM.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller (2012)
Marketing Management, Boston: Pearson.
Kotler, Philip. 2010. Marketing 3.0. Jakarta:
Erlangga.
Kotler, Philip. 2009 Manajemen Pemasaran. :
Analisis Perencanaan, Implementasi dan
Kontrol. Jakarta : PT. Prehalindo.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009.
Manajemen Pemasaran. Penerjemah : Bob
Sabran, MM. Jilid 2. Edisi Ketiga belas.
Jakarta : Erlangga.
Ma`ruf, Ibtagh Kulla, 2013, Analisis Strategi
Bauran Pemasaran Eceran (Retail) Yang
Menentukan Tingkat Kepuasan Konsumen
Bravo Swalayan Tuban, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Brawijaya.
Rachmawati, Rina, 2011, Peranan Bauran
Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap
Peningkatan Penjualan (Sebuah Kajian
Terhadap Bisnis Restoran), Jurusan
Teknologi Jasa dan Produksi, FT, Universitas
Negeri Semarang, Jurnal Kompetensi Teknik
Vol. 2, No. 2, Mei, Pp: 143-150.
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi Yang
Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication. Edisi Pertama.
Cetakan Pertama. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Risman, Vebriina Putri, 2012, Pengaruh Bauran
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Garam lososa PT. Garam (Persero) di Kota
Padang, Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Padang.
Sejati, Bisowarno, Adriansyah, Dwi Rizky dan
Kamilin, Hasan, 2013, Pengaruh Pembauran
Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen
PT. Dua Kelinci Food Industry Di Pati Jawa
Tengah, Indonesia, Fakultas Ekonomi
Jurusan Management, Universitas Islam 45
Bekasi.
Sembiring , Noor, 2011, Mengukur Kepuasan
Pelanggan Hotel Bintang 4 Dan 5 di DKI
Jakarta melalui Pelayanan Petugas,
Prasarana Fisik, dan Proses, Universitas
Tama Jagakarsa.
Setyaningsih, Yuliana, 2007, Manajemen Strategi
Bauran Pemasaran Untuk Perusahaan Jasa
(Studi Kasus Pada AJB Bumiputera).
Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan
Administrasi Bisnis, Konsentrasi Manajemen
pemasaran. Universitas Brawijaya.
Stefani, Laura dan Mukti, Artin Bayu, 2012,
Operasional Konsep Bauran Promosi di
Hotel Amaris Pemuda Semarang, Program
Studi D3 Perhotelan, Program Diploma
Kepariwisataan Universitas Stikubank
(UNISBANK) Semarang, Jurnal Dinamika
Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober.
Surya, Sabta Wedya Sahasra, 2010, Analisis
Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap
Kepuasan Konsumen Pada Kafe Little
Baghdad. Jurnal 1000854044.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan RD”, Alfabeta, Bandung.
Swasta, Basu dan Handoko Hani, 2009,
Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku
Konsumen, BPFE, Yogyakarta..
Swastha, Basu. 2000. Manajemen Penjualan.
Edisi kelima. Yogyakarta: BPFE.
Umar, Husein, 2008, Metode Penelitian Untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Umar, Husein. 2001. Strategic Management in
Action: Konsep, Teori dan Teknik
Menganalisis Manajemen Strategis. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama..
Ade dan Djamudin
Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 26
Utari, Woro, 2011, Analisis Strategi Marketing
Mix PT Combiphar serta Pengaruh Terhadap
Peningkatan Volume Penjualan. Fakultas
Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya
Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen
Bisnis, Vol.2, No. 2, Oktober, Pp:. 245-258
ISSN 2087-1090.
Veronica, Vita dan Wirawan, Christina, 2011,
Usulan Strategi Pemasaran Berdasarkan
Persepsi Konsumen (Studi Kasus di Café
Atmosphere), Jurusan Teknik Industri
Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Wulansari, Ayunda, Fauzi, Achmad DH dan
Fanani, Dahlan, 2012, Analisis Hubungan
Promosi Penjualan Dengan Pencapaian
Penjualan, (Studi Kasus Pada PT. Cahya
Yamaha Kediri), Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang, Pp:1-8.