ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN (Studi Kasus Pada...

12
15 ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN (Studi Kasus Pada J`Lo Cafe & Resto) ANALYSIS OF PROMOTION MIX STRATEGY OF INCREASING SALES VOLUME (Case Study In J`Lo Cafe & Resto) Ade Rukamah¹) dan Djamudin ²) ¹) PT Jakarta Tourisindo sebagai SPV Marketing Korporat Promosi & Pengembangan Pasar Email: [email protected]. ²) STIE Gotong Royong. ABSTRACT One key to successful application of the concept of marketing is understanding the needs, desires and behaviors of customers. To that end, the hotel management should be able to be willing to listen to voice of the customer (voice of the customer). J'Lo & Resto is one of the restaurant industry / resto is required to improve marketing strategies to increase sales volume. The purpose of the study to analyze the effect of marketing strategies to sales volume. The method used multiple linear regression with SPSS Release tools and test validity and reliability. The results showed that the R2 value of 0.921 simultaneous promotion mix has influence on the value of sales. amounted to 92.1%. F test value indicates the value of F> F (14.032> 4.39) that the promotion mix. At t test where, the value of t of sales promotion variables (X1) is the largest among the four variables other promotional mix, which is equal to 4.167. Keywords : Promotional mix, sales volume, multiple linear regression, SPSS ABSTRAK Salah satu kunci sukses penerapan konsep strategi bauran promosi adalah pemahaman atas kebutuhan, keinginan dan perilaku pelanggan. Untuk itu, Manajemen hotel harus mampu bersedia mendengarkan suara pelanggan (voice of the costumer). J’Lo & Resto merupakan salah satu industri restoran/ resto dituntut untuk meningkatkan strategi pemasaran guna meningkatkan volume penjualannya. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh strategi bauran promosi terhadap volume penjualan. Metode yang digunakan Regresi Linear Berganda dengan alat bantu SPSS Release serta uji Validitas dan Reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa nilai R 2 sebesar 0,921 bauran promosi memiliki pengaruh simultan terhadap nilai penjualan. sebesar 92,1%. nilai uji F menunjukkan nilai F hitung > F tabel (14,032 > 4,39) bahwa bauran promosi. Pada uji t Dimana, nilai t hitung dari variabel promosi penjualan (X 1 ) ini paling besar diantara empat variabel bauran promosi lainnya, yakni sebesar 4,167. Kata kunci : Bauran promosi,volume penjualan, regresi linear berganda, SPSS PENDAHLUAN Semakin ketatnya persaingan yang ada di dunia usaha berdampak pada upaya-upaya strategis yang harus dilakukan oleh perusahaan. Strategi perusahaan dilakukan untuk mengantisipasi segala hambatan dan kesempatan yang ada. Strategi sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Ada berbagai strategi yang bisa dilakukan perusahaan, salah satu strategi yang biasa di lakukan oleh perusahaan adalah strategi marketing. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan dalam sebuah perusahaan. (Utari, 2011). strategi merupakan sarana organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuannya dapat diartikan sebagai program umum dari tindakan dan komitmen atas pemahaman dan penempatan produk ke arah pencapaian tujuan menyeluruh berdasarkan kekuatan internal dan peluang yang ada. (Setiyaningsih, 2007). Perkembangan industri perhotelan yang pesat menciptakan persaingan yang semakin ketat dan berat, terutama bagi pendatang baru. Karena itu diperlukan strategi pemasaran, hotel perlu merencanakan dan menyusun suatu strategi pemasaran yang dapat digunakan dalam menjaga kelangsungan hidup bisnisnya. (Atmojo, 2011). Dalam Hotel. Persaingan terjadi tidak hanya di kelas bintang lima melainkan juga di kelas hotel

Transcript of ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN (Studi Kasus Pada...

15

ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN

VOLUME PENJUALAN (Studi Kasus Pada J`Lo Cafe & Resto)

ANALYSIS OF PROMOTION MIX STRATEGY OF INCREASING SALES VOLUME

(Case Study In J`Lo Cafe & Resto)

Ade Rukamah¹) dan Djamudin ²)

¹) PT Jakarta Tourisindo sebagai SPV Marketing Korporat Promosi & Pengembangan Pasar Email: [email protected].

²) STIE Gotong Royong.

ABSTRACT

One key to successful application of the concept of marketing is understanding the needs, desires and

behaviors of customers. To that end, the hotel management should be able to be willing to listen to voice of

the customer (voice of the customer). J'Lo & Resto is one of the restaurant industry / resto is required to

improve marketing strategies to increase sales volume. The purpose of the study to analyze the effect of

marketing strategies to sales volume. The method used multiple linear regression with SPSS Release tools

and test validity and reliability. The results showed that the R2 value of 0.921 simultaneous promotion mix

has influence on the value of sales. amounted to 92.1%. F test value indicates the value of F> F (14.032>

4.39) that the promotion mix. At t test where, the value of t of sales promotion variables (X1) is the largest

among the four variables other promotional mix, which is equal to 4.167.

Keywords : Promotional mix, sales volume, multiple linear regression, SPSS

ABSTRAK

Salah satu kunci sukses penerapan konsep strategi bauran promosi adalah pemahaman atas kebutuhan,

keinginan dan perilaku pelanggan. Untuk itu, Manajemen hotel harus mampu bersedia mendengarkan suara

pelanggan (voice of the costumer). J’Lo & Resto merupakan salah satu industri restoran/ resto dituntut

untuk meningkatkan strategi pemasaran guna meningkatkan volume penjualannya. Tujuan penelitian untuk

menganalisis pengaruh strategi bauran promosi terhadap volume penjualan. Metode yang digunakan

Regresi Linear Berganda dengan alat bantu SPSS Release serta uji Validitas dan Reliabilitas. Hasil

penelitian menunjukkan, bahwa nilai R2 sebesar 0,921 bauran promosi memiliki pengaruh simultan

terhadap nilai penjualan. sebesar 92,1%. nilai uji F menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel (14,032 > 4,39) bahwa

bauran promosi. Pada uji t Dimana, nilai thitung dari variabel promosi penjualan (X1) ini paling besar

diantara empat variabel bauran promosi lainnya, yakni sebesar 4,167.

Kata kunci : Bauran promosi,volume penjualan, regresi linear berganda, SPSS

PENDAHLUAN

Semakin ketatnya persaingan yang ada di

dunia usaha berdampak pada upaya-upaya

strategis yang harus dilakukan oleh perusahaan.

Strategi perusahaan dilakukan untuk

mengantisipasi segala hambatan dan kesempatan

yang ada. Strategi sangat dibutuhkan oleh

perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan

daya saing perusahaan. Ada berbagai strategi yang

bisa dilakukan perusahaan, salah satu strategi

yang biasa di lakukan oleh perusahaan adalah

strategi marketing. Strategi ini bertujuan untuk

meningkatkan volume penjualan dalam sebuah

perusahaan. (Utari, 2011). strategi merupakan

sarana organisasi yang digunakan untuk mencapai

tujuannya dapat diartikan sebagai program umum

dari tindakan dan komitmen atas pemahaman dan

penempatan produk ke arah pencapaian tujuan

menyeluruh berdasarkan kekuatan internal dan

peluang yang ada. (Setiyaningsih, 2007).

Perkembangan industri perhotelan yang pesat

menciptakan persaingan yang semakin ketat dan

berat, terutama bagi pendatang baru. Karena itu

diperlukan strategi pemasaran, hotel perlu

merencanakan dan menyusun suatu strategi

pemasaran yang dapat digunakan dalam menjaga

kelangsungan hidup bisnisnya. (Atmojo, 2011).

Dalam Hotel. Persaingan terjadi tidak hanya di

kelas bintang lima melainkan juga di kelas hotel

Ade dan Djamudin

Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 16

bintang dua, tiga dan empat yang sangat

kompetitif. Pangsa pasar juga lebih luas dibanding

hotel bintang lima karena dari sisi tarif yang lebih

rendah yang lebih terjangkau oleh kalangan

menengah kebawah sebagai pangsa pasar terbesar.

(Stefani dan Mukti, 2012).

Salah satu kunci sukses penerapan konsep

strategi bauran promosi adalah pemahaman atas

kebutuhan, keinginan dan perilaku pelanggan.

Untuk itu, Manajemen hotel harus mampu

bersedia mendengarkan suara pelanggan. Promosi

merupakan salah satu unsur penting dalam

pemasaran atau dengan kata lain suatu produk

betapapun bermanfaatnya akan tetapi jika tidak

dikenal oleh konsumen maka produk tersebut

tidak akan diketahui kemanfaatannya dan

mungkin tidak dibeli oleh konsumen (Ma`ruf,

2013). Promosi memerlukan lebih daripada

sekedar memperkenalkan keunggulan-keunggulan

produk, dan harga yang menarik, serta

membuatnya dapat terjangkau, akan tetapi

kegiatan promosi dimaksudkan untuk dapat

melakukan komunikasi dengan konsumen,

memperkenalkan, membujuk, mempengaruhi dan

mendorong konsumen untuk membeli produk

yang ditawarkan serta dapat juga digunakan untuk

membangun citra perusahaan dimata konsumen

(Danen, et al, 2013, Pp:1-15).

Sejalan dengan perrnyataan sejati et al

(2013) menyatakan, Promosi merupakan kegiatan

terakhir dari marketing mix yang sangat penting

karena sekarang ini kebanyakan pasar lebih

banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan

terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat

dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu

pembeli adalah raja. Para produsen berbagai

barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar

tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya.

Promosi merupakan salah satu upaya komunikasi

dengan pelanggan, semakin gencar perusahaan

melakukan promosi, semakin dekat dibenak

pelanggannya dan Promosi merupakan bagian

dari bauran promosi yang perlu disinergikan

sebaik mungkin guna menghasilkan yang

maksimal. (Yuliana, et al,2010, Pp: 68-79).

Promosi penjualan merupakan salah satu

bauran promosi yang digunakan oleh perusahaan

untuk menarik minat masyarakat. Dengan adanya

promosi penjualan, diharapkan konsumen lebih

tertarik akan produk yang bersangkutan sehingga

pada akhirnya melakukan pembelian

(Wulansari,et. Al, 2012, Pp:1-8). Menurut Kotler

dan Keller (2009:219) promosi penjualan adalah

bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri

dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka

pendek, yang dirancang untuk menstimulasi

pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas

produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau

perdagangan.

Swastha, (2000,Pp: 404) menyatakan bahwa

penjualan diartikan juga sebagai usaha yang

dilakukan manusia untuk menyampaikan barang

bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan

uang menurut harga yang ditentukan atas

persetujuan bersama. Sebuah perusahaan pada

umumnya mempunyai tiga tujuan dalam proses

penjualan yaitu; a. Mencapai volume penjulan

tertentu, b. Mendapatkan laba tertentu, c.

Menunjang pertumbuhan perusahaan. Ada

beberapa usaha untuk meningkatkan volume

penjualan, di antaranya adalah ; a. Menjajakan

produk dengan sedemikian rupa sehingga

konsumen melihatnya, b. Menempatkan dan

pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut

akan menarik perhatian konsumen., c.

Mengadakan analisa pasar, d. Menentukan calon

pembeli atau konsumen yang potensial., e.

Mengadakan pameran dan f. Mengadakan.

Volume penjualan merupakan komponen

yang berpengaruh langsung terhadap laba pada

suatu perusahaan. Tingkat volume penjualan yang

ditetapkan mempengaruhi kualitas yang terjual.

Untuk itu volume penjualan harus ditetapkan

sedemikian rupa yang selalu berhubungan dengan

harga, ongkos dan biaya. (Ansori dan Musafak,

2010). Menurut Kotler dalam Abraham (2011)

ada sembilan faktor yang mempengaruhi volume

penjualan yaitu; a. Pengaruh keunikan, b.

Pengaruh kesadaran., c. Pengaruh, d. Pengaruh

jumlah total pengeluaran, e. Pengaruh manfaat

akhir, f. Pengaruh biaya bersama., g. Pengaruh

investasi bergabung, h. Pengaruh harga. dan i.

Pengaruh persediaan barang. Volume penjualan

yang menguntungkan harus menjadi tujuan

perusahaan. Laba dapat diperoleh dengan melalui

pemuasan konsumen. Dengan laba tersebut, maka

perusahaan dapat tumbuh, berkembang dan dapat

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

(Ardiansyah dan Wirnaningsih, 2013,Pp:149).

Cafe merupakan usaha bisnis yang bergerak

dalam bidang campuran produk dan jasa, selain

menawarkan produk makanan/minuman yang

mereka buat, juga menawarkan jasa berupa

pelayanannya. (Veronica dan Wirawan, 2011).

Menurut Arifin yang dikutip oleh Sidabutar

(1998) dalam Surya, (2010) kafe adalah suatu

tempat yang menyajikan atau menyediakan

makanan atau minuman untuk sejumlah orang

dengan sistem penyajian yang singkat dan cepat.

Namun pengaruh globalisasi yang membawa

Ade dan Djamudin

Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 17

masuk gaya hidup masyarakat luar perlahan-lahan

telah merubah konsep cafe pada saat ini. Kafe-

kafe di kota besar kini tidak hanya menyuguhkan

kue-kue serta kopi dan the saja namun juga

minuman beralkohol, shisha serta suguhan musik

hidup (live music). Kafe lebih berfokus pada jasa

yang mereka tawarkan kepada konsumen

sepertipelayanan yang cepat, live music, sofa,

fasilitas internet gratis dan sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa

tertarik untuk meneliti dan kemudian

menuangkannya dalam bentuk penulisan

ilmiah/skripsi dengan judul Analisis Pengaruh

Bauran Promosi Terhadap Peningkatan

Volume Penjualan di J’LO Café & Resto.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Bauran Promosi.

Promosi (Promotion) merupakan kombinasi

dari variabel-variabel periklanan, penjualan tatap

muka, promosi penjualan, dan publisitas yang

dilakukan perusahaan dalam upaya

mengimformasikan produk kepada para

pelanggan (konsumen), sehingga para pelanggan

(konsumen) termotivasi/terdorong untuk

melakukan pembelian. (Sembiring, 2011). Bauran

promosi yang terdiri dari periklanan, Promosi

penjualan, penjualan perorangan, hubungan

masyarakat, dan Pemasaran langsung. (Risman,

2012)

Bauran prmosi merupakan alat komunikasi

dengan konsumen dan calon konsumen, walaupun

sampai saat ini masih ada beberapa perusahaan

yang masih menfandalkan satu atau dua alat

prmomosi untuk mencapai tujuan komunikasinya.

Hal ini tergantung pada kebutuhan dan

kemampuan perusahaan (Yuliana, et al, 2010, Pp:

68-79). Bauran promosi meliputi berbagai

metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan

Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat.

Menggambarkan berbagai macam cara yang

ditempuh perusahaan dalam rangka menjual

produk ke konsumen. (Sejati, et al, 2013).

B. Volume Penjualan.

Menurut Kotler and Keller (2012:18)

Penjualan adalah sejumlah produk yang

dihasilkan yang dapat dijual dari produsen ke

konsumen dan perlu dikonversikan produknya ke

uang tunai dengan gagasan untuk memuaskan

kebutuhan pelanggan dengan produk dan seluruh

hal-hal yang terkait dengan membuat,

memberikan, dan akhirnya sampai konsumsi.

Penjualan merupakan hasil yang dicapai dari

kegiatan pemasaran yang ditunjukkan dengan

sasaran dan hasil penjualan. Pengertian penjualan

secara umum adalah suatu kejadian menawarkan

dan mengalihkan suatu produk dari penjual

kepada pembeli dengan tujuan untuk

mendapatkan imbalan sesuai dengan nilai yang

sudah ditentukan dari produk yang bersangkutan,

dan pada umumnya imbalan tersebut diwujudkan

dalam bentuk uang. (Fadli, et al, 2014, Pp:1-10).

Penjualan adalah suatu usaha untuk membujuk

konsumen agar mau membeli produk yang

dihasilkan oleh perusahaan yang sesuai dengan

apa yang pasar inginkan sehingga perundingan,

persetujuan harga dan serah terima barang dapat

diselesaikan dengan baik antara penjual dengan

konsumen”. (Danen, et al, 2013, Pp:1-15).

Selanjutnya dinyatakan oleh“. Firdaus,

(2011,Pp: 143-152) bahwa, Volume penjualan

dapat dijabarkan sebagai umpan balik dari

kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan. “Volume penjualan adalah hasil

penjualan yang dinyatakan dalam bentuk

kualitatif, fiskal atau volume). Hal ini sejalan

dengan yang dinyatakan oleh Rachmawati, (2011,

Pp: 143-150) yaitu, Volume penjualan dapat

dijabarkan sebagai umpan balik dari kegiatan

pemasaran yang dilaksanakan oleh perusahaan.

Penjualan mempunyai pengertian yang

bermacam-macam tergantung pada lingkup

permasalahan yang sedang dibahas.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.

1. Populasi penelitian.

Populasi adalah suatu kumpulan menyelurh

dari suatu obyek yang merupakan perhatian

peneliti (Kountur, 2005:137). Menurut Sugiyono

(2004), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan. Adapun yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan

semua unit dilaporkan minggu pertama bulan

Agustus.

2. Sampel dan teknik sampling.

Sampel adalah bagian dari populasi yang

digunakan untuk memperkirakan karakteristik

populasi yang dianggap mewakili sehingga dapat

digeneralisasikan secara keseluruhan. Teknik

purposive sampling, yaitu sampel ditentukan

dengan cara memilih siapa saja yang ditemui pada

saat penelitian atau pengumpulan data

berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan

oleh peneliti sampai memenuhi jumlah sampel

Ade dan Djamudin

Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 18

yang minimum berdasarkan ketentuan hasil

perhitungan jumlah sampel, dalam hal ini

wawancara atau pemberian kuesioner diberikan

pada saat peneliti bertemu dengan pengguna

kamar J’LO Café & Resto yang dipandang sesuai

dengan kriteria sebagai sumber data.

Dalam penelitian bertujuan untuk mengukur

pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas

yaitu bauran promosi yang terdiri dari periklanan,

penjualan perseorangan (personal selling),

promosi penjualan, hubungan masyarakat dan

publisitas dan pemasaran langsung (direct

marketing) terhadap peningkatan volume

penjualan digunakan rentang waktu (time series)

selama 5 tahun (2007-2012), dimana rentang

waktu ini akan dianggap sebagai jumlah sampel

dalam penelitian.

D. Variabel Penelitian.

Variabel merupakan suatu atribut dari

sekelompok objek yang diteliti, mempunyai

variasi antara satu dan lai nnya dalam kelompok

tersebut (Sugiono 1997 dalam Umar 2002:128)

yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah.

1. Variabel independen.

a. Periklanan (X1).

Pengertian periklanan adalah suatu alat

yang digunakan untuk membangun kesadaran

(awareness) terhadap keberadaan jasa yang

ditawarkan, menambah pengetahuan

konsumen tentang jasa yang ditawarkan,

membujuk calon konsumen untuk membeli

atau menggunakan jasa tersebut, dan

membedakan diri perusahaan satu dengan

perusahaan lain yang mendukung positioning

jasa (Hamdani. A : 2011). Untuk itu terdapat

beberapa pilihan yang digunakan dalam

periklanan, sebagai berikut :

1) Surat kabar.

2) Majalah.

3) Radio.

4) Televisi.

5) Papan reklame.

6) Internet.

b. Penjualan perseorangan (X2).

Personal selling adalah interaksi

langsung antara satu atau lebih calon pembeli

dengan tujuan melakukan penjualan, atau

presentasi lisan dalam pembicaraan dengan

salah satu atau lebih calon pembeli untuk

tujuan melakukan penjualan. Personal selling

adalah interaksi antar individu, saling

bertemu muka yang ditujukan untuk

menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau

mempertahankan hubungan pertukaran yang

saling menguntungkan dengan pihak

lain.(Basu swastha dan Ibnu Sukotjo (2010 :

226).

c. Promosi Penjualan (X3).

Promosi penjualan merupakan Intensif

Jangka pendek untuk mendorong pembelian

maupun penjualan sesuatu produk atau jasa.

Dan merupakan salah satu dari 4 alat penting

yang digunakan oleh perusahaan untuk

mendorong pembelian yang lebih cepat dan

atau lebih besar akan barang dan jasa oleh

pelanggan atau saluran perdagangan. Promosi

penjualan terdiri dari beragam kumpulan

perlatan jangka pendek yang menarik, yang

dirancang untuk mendorong pembelian yang

lebih cepat dan atau lebih besar akan barang/

jasa oleh pelanggan atau saluran perdagangan

(Kotler dan keller,2009 : 461).

d. Hubungan masyarakat dan publisitas (Public

relation/Publicity) (X4).

Public relation adalah variasi program yang

dirancang untuk memperbaiki, mempertahankan

maupaun melindungi selalu citra perusahaan

maupuan produk. Adapun program tersebut di

antaranya berita atau informasi mengenai produk,

jasa atau ide yang dipublisitaskan atas nama

sponsor tetapi tidak di bayar oleh sponsor.

publisitas merupakan : “Suatu dorongan terhadap

permintaan yang bersifat tidak pribadi terhadap

produk, jasa, atau unit usaha dengan cara

menyajikan secara langsung baik melalui radio,

televisi, atau di pentas yang tidak dibayar oleh

sponsor”. (Kotler dan Keller, 2009 ; 799).

e. Pemasaran langsung (X5).

Pemasaran langsung merupakan unsur

terakhir dalam bauran komunikasi dan promosi

terhadap enam area dari pemasaran langsung

yaitu:

1) Direct Mail.

2) Direct Response.

3) Direct Selling.

4) Telemarketing.

5) Digital Marketing.

2. Variabel terikat (dependen) peningkatan

volume penjualan (Y).

Adalah proses Nilai penjualan adalah total

dari hasil penjualan yang dicapai oleh perusahaan

atau badan usaha, dari suatu kegiatan pemasaran

dalam periode tertentu. Nilai penjualan dihitung

berdasarkan satuan rupiah yang dihasilkan dari

penjualan J’LO Café & Resto.

Ade dan Djamudin

Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 19

D. Metode Pengumpulan Data.

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan

beberapa metode pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Metode kepustakaan.

Sebagai langkah awal, maka penulis

melakukan riset kepustakaan guna menelusuri

berbagai literatur/referensi secara teoritis

yang memiliki relevansi dan erat kaitannya

dengan penelitian ini.

2. Observasi, yaitu metode pengumpulan data

yang didasarkan pada hasil pengamatan

penulis pada objek penelitian.

3. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data

yang diperoleh melalui tanya jawab secara

lisan dengan pihak manajemen divisi yang

ada J’LO Café & Resto.

E. Validitas dan Reliabilitas.

1. Uji validasi.

Uji validasi digunakan untuk mengukur

derajat ketetapan dalam penelitian tentang isi atau

arti sebenarnya yg diukur. Uji validasi akan

dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi

antar subjek pada item pertanyaan dengan skor

yang diperoleh dari hasil kuisioner, yaitu dengan

mencari nilai koefisien korelasi ( r ) dari masing-

masing pertanyaan dan dibandingkan dengan nilai

kritik table korelasi r. Bila rhitung > rtable, maka

pertanyaan/variable tersebut adalah signifikan.

2. Uji reabilitas.

Uji reabilitas digunakan untuk menguji

keandalan butir instrument penelitian, penguji

reabilitas terhadap butir instrument penelitian

yang reliable jika nilai cronbach alpha diatas 0,6.

3. Uji hipotesis.

a. Uji F.

Uji ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh bersama-sama variabel bebas

terhadap varibel terikat. Dimana Fhitung >

Ftabel, maka H1 diterima atau secara bersama-

sama variabel bebas dapat menerangkan

variabel terikatnya secara serentak.

Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel, maka H0

diterima atau secara bersama-sama variabel

bebas tidak memiliki pengaruh terhadap

variabel terikat. Untuk mengetahui signifikan

atau tidak pengaruh secara bersama-sama

variabel bebas terhadap variabel terikat maka

digunakan probability sebesar 5% (α= 0,05).

1) Jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima H1

ditolak.

2) Jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak H1

diterima.

b. Uji T

Uji ini digunakan untuk mengetahui

apakah masing-masing variabel bebasnya

secara sendiri-sendiri berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikatnya.

Dimana Ttabel > Thitung, H0 diterima. Dan jika

Ttabel < Thitung, maka H1 diterima, begitupun

jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima H1

ditolak dan jika sig < ά (0,05), maka H0

ditolak H1 diterim

F. Metode Analisis Data.

Untuk dapat mengukur pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen maka

perlu dilakukan pengukuran dengan memakai alat

analisis statistik. Pemakaian alat analisis statistik

diharapkan dapat mengungkap atau mengukur

pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara kuantitatif hingga memudahkan

peneliti untuk dapat mengambil kesimpulan

secara otentik. Dalam menganalisis data dan

menentukan hipotesis penelitian, maka peneliti

menggunakan alat analisis Regresi Linear

Berganda (Rangkuti 2008:162) dengan formulasi

sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4X4 + b5X5

Dimana :

Y = Variabel terikat (dependen Variabel).

a = Konstantan (intercept).

X1 – Xk = Variabel bebas (independen variabel).

b = Koefisien regresi.

Formulasi di atas jika dimasukkan ke dalam

variabel penelitian maka dapat diperoleh

persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4X4 + b5X5

Dimana :

Y = Volume penjualan.

X1 = Periklanan.

X2 = Penjualan Perseorangan.

X3 = Promosi Penjualan.

X4 = Humas dan Publisitas.

X5 = Pemasaran Langsung. a = Konstantan (intercept).

b = Koefisien Regresi.

Selanjutnya dari perhitungan regresi tersebut

akan diperoleh koefisien determinasi ganda (R2)

yang digunakan untuk mengukur tingkat

ketepatan yang paling baik dari model regresi

yang digunakan. Jika R2 yang diperoleh

mendekati 1 (satu), maka semakin kuat model

Ade dan Djamudin

Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 20

tersebut dalam menerangkan variasi faktor

independen (bebas) terhadap faktor dependen

(terikat). Jika R2

yang diperoleh mendekati 0

(nol), maka semakin lemah model tersebut dalam

menerangkan variasi faktor independen (bebas)

terhadap faktor dependen (terikat). Secara umum

dapat dituliskan bahwa besarnya R2 adalah 0 < R

2

< 1. Untuk mempermudah mengolah data

penelitian ini, penelitian menggunakan program

SPSS Release untuk mengolah data statistiknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Bauran Promosi.

Promosi merupakan salah satu variabel dalam

bauran pemasaran yang sangat penting

dilaksanakan oleh perusahaan dalam rangka

memasarkan produk jasa. Promosi bukan saja

sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan

konsumen, tetapi juga merupakan alat untuk

mempengaruhi konsumen dalam kegiatan

pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan. Total persentase biaya

bauran promosi terhadap total biaya bauran

promosi dari tahun 2007 hingga tahun 2012 yang

dikeluarkan oleh Grand Cempaka Business Hotel

terlihat pada Tabel. 1.

Tabel 1 Persentase biaya bauran promosi terhadap total

biaya bauran promosi Tahun 2007 – 2012.

Tahun Media Iklan Promosi

Penjualan Total

2007 1.854.601.890 770.435.407 3.365.749.668

55,10% 22,89% 100%

2008 1.757.868.112 708.000.115 3.169.160.183

55,47% 22,34% 100%

2009 1.980.674.041 709.070.970 3.401.586.078

58,23% 20,85% 100%

2010 2.932.194.311 611.406.050 4.276.615.635

68,56% 14,30% 100%

2011 3.613.122.099 352.907.000 4.645.767.679

77,77% 7,60% 100%

2012 4.709.687.212 247.315.699 5.645.568.599

83,42% 4,38% 100%

Jumlah 16.848.147.668 3.399.135.242 24.504.447.847

Sumber : Data diolah Tahun 2013.

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat diketahui

bahwa bauran promosi yang paling efektif untuk

mening, katkan volume penjualan adalah melalui

iklan media cetak dan elektronik meskipun biaya

yang dikeluarkan untuk promosi sebesar Rp.

16.848.147.668. Bauran promosi yang memiliki

persentase terbesar kedua terhadap total biaya

promosi adalah promosi penjualan. Dimana,

persentase promosi penjualan terhadap total biaya

promosi terbesar terjadi pada tahun 2007 yakni

sebesar 22,89% dan persentase yang terkecil

terjadi pada tahun 2012 yakni sebesar 4,38%.

Bauran promosi yang memiliki persentase

terbesar ketiga terhadap total biaya promosi

adalah hubungan masyarakat (public relation).

Persentase terbesar hubungan masyarakat

terhadap total biaya promosi terjadi pada tahun

2008 yakni sebesar 11,06% dan persentase

terkecil terjadi pada tahun 2012 yakni sebesar

6,79%.

Selanjutnya, persentase bauran promosi yang

memiliki persentase terbesar keempat terhadap

biaya promosi adalah penjualan perseorangan.

Dimana persentase dari penjualan perseorangan

yang terbesar terjadi pada tahun 2007 yakni

sebesar 7,73% dan persentase terkecil terjadi pada

tahun 2012 yakni sebesar 2,43%. Dan persentase

bauran promosi yang memiliki persentase terkecil

yang terakhir terhadap total biaya promosi adalah

pemasaran langsung. Dimana persentase dari

pemasaran langsung ini mengalami persentase

terbesar pada tahun 2008 yakni sebesar 4,54%.

Dan persentase yang terkecil terjadi pada tahun

2012 yakni sebesar 2,98%.

Dari tabel 1 diatas, maka dapat diperoleh data

persentase perubahan total biaya bauran promosi

dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 J’LO

Café & Resto, terlihat pada Tabel. 2 dan Gambar

1.

Tabel 2 Persentase fluktuasi total biaya bauran

promosi Tahun 2007 – 2012.

Tahun Total Biaya Bauran

Promosi

Persentase Kenaikan /

Penurunan

2007 3.365.749.668 -

2008 3.169.160.183 -5,84%

2009 3.401.586.078 7,33%

2010 4.276.615.635 25,72%

2011 4.645.767.679 8,63%

2012 5.645.568.599 21,52%

Sumber: Ddata diolah Tahun 2013.

Sumber : Data diolah Tahun 2013.

Gambar 1 Persentase fluktuasi total biaya bauran promosi

Tahun 2007-2012.

Dari Tabel 2 dan Gambar 1 grafik diatas,

dapat dilihat bahwa total biaya bauran promosi

sempat mengalami penurunan pada tahun kedua

di tahun 2007 sebesar 5,84. Namun, pada tahun-

tahun berikutnya, total biaya bauran promosi ini

terus mengalami kenaikan. Kenaikan terbesar dari

total biaya bauran promosi ini terjadi pada tahun

2012, yakni sebesar 25,72%.

Ade dan Djamudin

Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 21

1. Analisis volume penjualan

Dalam dunia usaha suatu perusahaan selalu

memperhatikan nilai penjualan yang dicapai dari

satu periode ke periode berikutnya. Nilai

penjualan secara singkat dapat ditentukan sebagai

jumlah produk barang dan jasa yang dihasilkan

oleh suatu perusahaan guna memenuhi kebutuhan

konsumen dan dapat disampaikan kepada

konsumen melalui proses pertukaran atau jual

beli. Berikut adalah presentase fluktuasi total

volume penjualan J’LO Café & Resto, terlihat

pada Tabel. 3 dan Gambar 2.

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa dari tahun

ke tahun volume penjualan mengalami

peningkatan. Dan peningkatan paling besar terjadi

pada tahun 2012 yakni sebesar 27,57%.

Tabel 3 Persentase fluktuasi total volume

penjualan Tahun 2007-2012.

Tahun Total Volume

Penjualan

Persentase Kenaikan

/ Penurunan

2007 283.753.748.123 -

2008 288.066.191.008 1,52%

2009 361.441.845.703 25,47%

2010 431.699.124.416 19,44%

2011 535.172.657.136 23,97%

2012 682.726.473.076 27,57%

Sumber : Data diolah Tahun 2013.

Sumber : Data diolah Tahun 2013

Gambar 2 Persentase fluktuasi total volume penjualan

Tahun 2007-2012.

2. Pengaruh bauran promosi terhadap

volume penjualan

Pengukuran pengaruh dari bauran promosi

yakni, periklanan, penjualan perseorangan,

promosi penjualan, hubungan masyarakat dan

pemasaran langsung terhadap volume penjualan

pada J’LO Café & Resto. Oleh karena variabel

bebas yang digunakan dalam penelitian ini lebih

dari satu maka alat analisis yang akan digunakan

adalah analisis regresi berganda, uji koefisien

determinasi (R2), uji F, dan uji t sebagai berikut:

a. Hasil analisis regresi berganda

Penggunaan analisis regresi berganda ini

bertujuan untuk membuat model matematis dari

bauran promosi terhadap volume penjualan.

Volume penjualan akan dijadikan variabel terikat

(Y) yang dipengaruhi oleh periklanan (X1),

penjualan perseorangan (X2), promosi penjualan

(X3), hubungan masyarakat (X4) dan pemasaran

langsung (X5) yang menjadi variabel bebas.

Analisis variabel bebas dan variabel terikat

melalui metode regresi berganda terlihat pada

Tabel. 4.

Tabel 4 Variabel bebas dan variabel terikat (dalam Rp)

Tahun

Periklanan

Penjualan

Perseorangan

Promosi

Penjualan

2007 1.854.601.890 260.335.405 770.435.407

2008 1.757.868.112 208.822.115 708.000.115

2009 1.980.674.041 209.570.970 709.070.970

2010 2.932.194.311 210.496.000 611.406.050

2011 3.613.122.099 152.937.119 352.907.000

2012 4.709.687.212 137.315.600 247.315.699

Jumlah 16.848.147.665 1.179.477.209 3.399.135.241

Tahun

Public

Relation

Pemasaran

Langsung

Volume

Penjualan

2007 340.885.000 139.491.966 283.753.748.123

2008 350.643.050 143.826.791 288.066.191.008

2009 356.290.250 145.979.847 361.441.845.703

2010 373.640.450 148.878.824 431.699.124.416

2011 370.614.000 156.187.461 535.172.657.136

2012 383.281.200 167.968.888 682.726.473.076

Jumlah 2.175.353.950 902.333.777 2.582.860.039.462

Sumber : Data diolah Tahun 2013.

Berdasarkan hasil data diatas, maka degree of

freedom tidak akan terpenuhi dengan baik

dikarenakan kriteria degree of freedom (n-k-1),

dimana, n adalah jumlah sampel yang dalam

penelitian ini merujuk kepada tahun yang

berjumlah enam tahun. Sedangkan k adalah

jumlah variabel bebas yang dalam penelitian ini

berjumlah lima dan dikurangkan 1 maka hasilnya

adalah nol yang mana tidak akan menghasilkan

hasil regresi berganda yang baik. Maka, data

diatas akan ditransformasi ke dalam data yang

terbagi dalam dua semester untuk tiap tahunnya.

Dengan demikian diperoleh data variabel bebas

dan variabel terikat terlihat pada Tabel. 5 sebagai

berikut :

Tabel 5 Variabel bebas dan variabel terikat dalam

semester (Dalam Rp). Tahun

Periklanan

Penjualan

Perseorangan

Promosi

Penjualan

2007 1.278.336.000 150.520.950 581.295.621

576.265.890 109.814.455 189.139.786

2008 1.347.890.263 110.821.924 604.285.169

409.977.849 98.000.191 103.714.946

2009 1.510.389.467 140.375.695 653.053.580

470.284.574 69.195.275 56.017.390

2010 2.685.793.700 129.365.293 477.395.612

246.400.611 81.130.707 134.010.438

2011 3.070.489.296 90.756.931 189.362.050

542.632.803 62.180.188 163.544.950

2012 3.744.901.870 80.581.523 178.932.652

2013 964.785.342 56.734.077 68.383.047

Jumlah 16.848.147.665 1.179.477.209 3.399.135.241

Tahun

Public

Relation

Pemasaran

Langsung

Volume

Penjualan

2007 210.856.239 85.047.203 170.956.195.823

130.028.761 54.444.763 112.797.552.300

Ade dan Djamudin

Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 22

2008 238.625.794 90.935.392 174.952.396.080

112.017.256 52.891.399 113.113.794.928

2009 240.946.720 93.925.629 190.236.529.406

115.343.530 52.054.218 171.205.316.297

2010 257.623.762 108.510.725 220.856.423.926

116.016.688 40.368.099 210.842.700.490

2011 265.926.920 121.935.135 248.159.706.512

104.687.080 34.252.326 287.012.950.624

2012 276.952.064 134.359.639 279.482.365.020

2013 106.329.136 33.609.249 403.244.108.056

Jumlah 2.175.353.950 902.333.777 2.582.860.039.462

Sumber : Data diolah Tahun 2013.

Berdasarkan Tabel 5 diatas, untuk Tahun 2013

hanya setengah semester (6 bulan). Pengolahan

data menggunakan software SPSS 20.0 dengan

nilai α = 0,05, maka hasil dari regresi

bergandanya terlihat pada Tabel 6.

Tabel. 6 Hasil pengolahan menggunakan software

SPSS 20.0.

Model Unstandardized Coefficients Std

Coeffi

cients

Bet

a

Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 390.414.788.045,182 103.257.959.835,360 3,781 ,009

Periklanan 151,824 36,439 2,161 4,167 ,006

Penjualan. Perorangan

-1.204,748 830,899 -,453 -1,450

,197

Promosi.

Penjualan

123,162 221,458 ,342 ,556 ,598

Public.

Relation

1.354,338 1739,982 1,202 ,778 ,466

Pemasaran.

Langsung

-7.318,700 2658,948 -3,159 -

2,752

,033

Sumber : Data diolah Tahun 2013.

Tabel diatas akan menghasilkan persamaan

regresi sebagai berikut :

Y = 390.414.788.045,182 + 151,824 X1 -

1.204,748 X2 + 123,162 X3 +

1.354,338 X4 – 7.318,700 X5

Keterangan :

Y = Volume Penjualan.

X1 = Periklanan.

X2 = Penjualan Perseorangan.

X3 = Promosi Penjualan.

X4 = Hubungan Masyarakat.

X5 = Pemasaran Langsung.

Dari persamaan regresi linear berganda di atas,

dihasilkan sebagai berikut :

1) Jika Periklanan (X1), Penjualan Perseorangan

(X2), Promosi Penjualan (X3), Hubungan

Masyarakat (X4), Pemasaran Langsung (X5)

= 0, maka volume penjualan (Y) akan

bernilai Rp. 390.414.788,045,182.

2) Jika biaya Periklanan (X1) mengalami

peningkatan sebesar Rp. 1, dan biaya dari

Penjualan Perseorangan (X2), Promosi

Penjualan (X3), Hubungan Masyarakat (X4),

dan Pemasaran Langsung (X5) tetap, maka

volume penjualan (Y) akan mengalami

peningkatan sebesar Rp. 151,824.

3) Jika biaya Penjualan Perseorangan (X2)

mengalami peningkatan Rp. 1, dan biaya dari

Periklanan (X1), Promosi Penjualan (X3),

Hubungan Masyarakat (X4), dan Pemasaran

Langsung (X5) tetap, maka volume penjualan

(Y) akan mengalami penurunan sebesar Rp.

1.204,748.

4) jika biaya Promosi Penjualan (X3)

mengalami peningkatan Rp. 1, dan biaya dari

Periklanan (X1), Penjualan Perseorangan

(X2), Hubungan Masyarakat (X4), dan

Pemasaran Langsung (X5) tetap, maka

volume penjualan (Y) akan mengalami

peningkatan sebesar Rp. 123,162.

5) jika biaya Hubungan Masyarakat (X4)

mengalami peningkatan Rp. 1, dan biaya dari

Periklanan (X1), Penjualan Perseorangan

(X2), Promosi Penjualan (X3), dan

Pemasaran Langsung (X5) tetap, maka

volume penjualan (Y) akan mengalami

peningkatan sebesar Rp. 1.354,338.

b. Analisis uji koefisien determinasi (R2).

Koefisien determinasi pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai

koefisien determinasi berkisar dari 0-1 (0%-

100%). Semakin mendekati nilai 0 maka variabel

independen dianggap hanya memiliki pengaruh

simultan yang kecil terhadap variabel dependen,

sedangkan semakin mendekati nilai 1 maka

variabel independen dianggap memiliki pengaruh

yang besar terhadap variabel dependen. Hasil dari

uji koefisien determinasi (R2) antara bauran

promosi (periklanan, penjualan perseorangan,

promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan

pemasaran langsung) terhadap nilai penjualan

ditunjukkan pada Tabel 7 sebagai berikut :

Tabel 7 Uji Koefisien Determinasi (R2). Model Summary.

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,960a ,921 ,856 3,092E10

a. Predictors: (Constant).

Pemasaran.langsung,penjualan.perseorangan,promosi.penju

alan, periklanan, public.relation.

Sumber : Data diolah Tahun 2013.

Berdasarkan Tabel 7 di atas, maka dapat

dilihat pengaruh bauran promosi yang terdiri dari

Periklanan (X1), Promosi Penjualan (X3),

Hubungan Masyarakat (X4), dan Pemasaran

Langsung (X5) terhadap Volume Penjualan (Y)

menghasilkan koefisien korelasi (R) sebesar

0,960. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2)

sebesar 0,921 berarti seluruh variabel bebas

dalam hal ini bauran promosi yang terdiri dari

periklanan, penjualan perseorangan, promosi

Ade dan Djamudin

Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 23

penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran

langsung mempunyai kontibusi secara bersama-

sama sebesar 92,1% terhadap variabel terikatnya

yakni volume penjualan. Sisanya sebesar 7,9%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, diluar faktor

strategi bauran promosi JLO Resto.

4. Analisis uji hipotesis.

a. Analisis kajian Uji f

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah

semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara simultan

terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini

pengujian hipotesis secara simultan dimaksud

- kan untuk mengukur besarnya pengaruh

variabel bebas (periklanan, penjualan

perseorangan, promosi penjualan, hubungan

masyarakat, dan pemasaran langsung) terhadap

variabel terikat (volume penjualan). Hasil uji F

melalui software SPPS 20 dapat dilihat pada

Tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8 Uji F (ANOVAb).

Sumber : data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 8 diatas, maka dapat

dilihat bahwa Fhitung sebesar 14,032, sedangkan

nilai Ftabel distribusi dengan tingkat kesalahan

0,05 adalah sebesar 4,39. Hal ini berarti Fhitung >

Ftabel (14,032 > 4,39). Perhitungan tersebut

menunjukkan bahwa variabel bebas (bauran

promosi) yang terdiri dari periklanan, penjualan

perseorangan, promosi penjualan, hubungan

masyarakat, dan pemasaran langsung secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu

volume penjualan. Maka penulis menyimpulkan

hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa

variabel bebas yakni : kelima bauran promosi

secara simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikatnya yakni

volume penjualan terbukti dan dapat diterima.

b. Analisis Kajian Uji t.

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel bebas yang terdiri dari

periklanan, penjualan perseorangan, promosi

penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran

langsung tarhadap variabel terikat, yaitu volume

penjualan. Secara parsial pengaruh masing-

masing variabel independen tersebut terhadap

volume penjualan ditunjukkan pada Tabel 9

sebagai berikut:

Tabel 9 Analisis Kajian Uji t.

Model Unstandardized Coefficients Std Coeff

icients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 390.414.788.045,

182

103.257.959.835,

360 3,781 ,009

Periklanan 151,824 36,439 2,161 4,167 ,006

Penjualan.

Perseorangan

-1.204,748 830,899 -,453 1,450 ,197

Promosi

.Penjualan

123,162 221,458 ,342 ,556 ,598

Public.

Relation

1.354,338 1739,982 1,202 ,778 ,466

Pemasaran.

Langsung

-7.318,700 2658,948 -3,159 2,752 ,033

Sumber : Data diolah Tahun 2013.

Dari hasil uji parsial pada Tabel 9 pengaruh

masing-masing variabel periklanan, penjualan

perseorangan, promosi penjualan, hubungan

masyarakat, dan pemasaran langsung terhadap

variabel terikat yakni volume penjualan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Variabel Periklanan (X1).

Nilai thitung untuk variabel ini sebesar 4,167

dengan nilai ttabel dengan uji dua arah dan α =

5% (0,05) sebesar 2,44691. Hasil uji tersebut

menunjukkan dan nilai thitung (4,167) > ttabel

(2,44691). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel periklanan secara parsial atau

terpisah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel volume penjualan.

2) Variabel Penjualan Perseorangan (X2).

Nilai thitung untuk variabel ini sebesar – 1,450

dengan nilai ttabel dengan uji dua arah dan α =

5% (0,05) sebesar 2,44691. Hasil uji tersebut

menunjukkan nilai thitung (- 1,450) < ttabel

(2,44691). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel penjualan perseorangan

secara parsial atau terpisah berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap variabel

volume penjualan.

3) Variabel Promosi Penjualan (X3).

Nilai thitung untuk variabel ini sebesar 0,556

dengan nilai ttabel dengan uji dua arah dan α =

5% (0,05) sebesar 2,44691. Hasil uji tersebut

menunjukkan nilai thitung (0,556) < ttabel

(2,44691). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel promosi penjualan secara

parsial atau terpisah berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap variabel volume

penjualan.

4) Variabel Hubungan Masyarakat (X4).

Nilai thitung untuk variabel ini sebesar 0,778

dengan nilai ttabel dengan uji dua arah dan α =

5% (0,05) sebesar 2,44691. Hasil uji tersebut

menunjukkan nilai thitung (0,778) < ttabel

(2,44691). Sehingga dapat disimpulkan

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 67093530447772000

000000,000

5 134187060895544

00000000,000

14,032 ,003

Residual 57376297128750600

00000,000

6 956271618812511

000000,000

Total 72831160160647100

000000,000

11

Ade dan Djamudin

Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 24

bahwa variabel hubungan masyarakat secara

parsial atau terpisah berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap variabel volume

penjualan.

5) Variabel Pemasaran Langsung (X5).

Nilai thitung untuk variabel ini sebesar – 2,752

dengan nilai ttabel dengan uji dua arah dan α =

5% (0,05) sebesar 2,44691. Hasil uji tersebut

menunjukkan nilai thitung (- 2,752) < ttabel

(2,44691). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel pemasaran langsung secara

parsial atau terpisah berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap variabel volume

penjualan.

Berdasarkan hasil kajian analisis uji t di atas

bahwa variabel yang paling dominan

mempengaruhi nilai penjualan adalah variabel

periklanan (X1) I dengan nilai thitung yang paling

besar (4,617). Sehingga dikarenakan pengaruh

dari variabel periklanan (X1) yang sangat

dominan, maka nampak pada hasil pengujian uji

t, keempat variabel independen yang lain yakni

Penjualan Perseorangan (X2,), Promosi Penjualan

(X3), Hubungan Masyarakat dan Publisitas

(Public Relation/Publicity) (X4), dan Pemasaran

Langsung (X5), yang tampak mempunyai

pengaruh yang kurang signifikan/kecil terhadap

peningkatan volume penjualan, hal tersebut dapat

dilihat dari pengalokasian biaya promosi dari

variabel periklanan (X1) yang memang

mendapatkan pengalokasian biaya promosi yang

cukup besar dibandingan ke empat variabel

bauran promosi lainnya.

Dengan demikian hipotesis pada penelitian

ini yang menyatakan dugaan bahwa variabel

periklanan (X1) merupakan variabel yang paling

dominan berpengaruh terhadap volume penjualan

terbukti dan dapat diterima.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Bauran promosi yang dilakukan J’LO Café &

Resto meliputi; periklanan, penjualan

perseorangan, promosi penjualan, hubungan

masyarakat, pemasaran langsung.

2. Hasil uji korelasi determinasi menunjukkan

nilai R2 sebesar 0,921 yang artinya kelima

bauran promosi yang dilakukan oleh J’LO

Café & Resto memiliki pengaruh simultan

sebesar 92,1% terhadap nilai penjualan.

3. Hasil uji F menunjukkan kelima bauran

promosi memiliki pengaruh simultan yang

positif dan signifikan, dimana nilai Fhitung

menunjukkan Fhitung > Ftabel (14,032 > 4,39).

4. Hasil uji t, menunjukkan bahwa periklanan

merupakan variabel yang paling dominan dan

memiliki pengaruh terhadap volume

penjualan. Dimana, nilai thitung dari variabel

promosi penjualan (X1), menunjukkan nilai

paling besar diantara empat variabel bauran

promosi lainnya, yakni sebesar 4,167.

B. Saran.

Berdasarkan hasil penelitian yang

menemukan ketidak efisienan dalam pelaksanaan

bauran promosi terhadap nilai penjualan, maka

penulis menyarankan:

1. Adanya peninjauan ulang terhadap

penggunaan biaya untuk masing-masing

variabel dalam bauran promosi tersebut.

2. Melakukan penelitian-penelitian internal dan

external lebih lanjut oleh J’LO Café & Resto

untuk meninjau alokasi biaya promosi agar

mampu mendukung nilai jual.

3. Disarankan kepada pihak J’LO Café & Resto

untuk tidak menutup diri mengkaji penelitian-

penelitian dari pihak eksternal dan internal

(yang biasanya dilakukan oleh civitas

akademika dari sebuah institusi pendidikan)

untuk menambah masukan dalam

meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya

promosi agar mampu mendukung nilai jual

perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ansori, Mokhamat dan Musafak, 2010, Uji Beda

Volume Penjualan Ekspor Produk kayu

Sebelum dan Sesudah Peraturan menteri

Perdagangan Republik Indonesia Nomor

20/M-DAG/PER/5/2/2008 (Studi Kasus CV.

Karya Mina Putra Rembang. Analisis

Manajemen Vol. 4 No. 2 Juli, ISSN : 1411-

1799.

Ardiansyah, Rizki dan Wirnaningsih 2013,

Pengaruh Harga, Produk dan Promosi

Terhadap Volume Penjualan Sepeda Motor

Honda, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen

Volume 1 Nomor 1, Januari, Pp: 149 – 164.

Atmojo, A.Rinto Dwi, 2011, Pengaruh Bauran

Promosi Dalam Meningkatkan Tingkat

Okupasi Hotel Novotel Balikpapan, Jurusan

Pariwisata Politeknik Negeri Samarinda,

Ade dan Djamudin

Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 25

Jurnal EKSIS, Vol 7 No. 2, Agustus :

1816:2000 Riset/1898, ISSN: 0216-6437.

Danen.N, Sukaatmadja,IPG dan Budiasa,IW,

2013, Analisis Pengaruh Biaya Promosi

Terhadap Nilai Penjualan Produk pada UD.

Kopi Bali Banyuatis, Singaraja, Program

Studi Magister Agribisnis, Program

Pascasarjana, Universitas Udayana, Jurnal

Manajemen Agribisnis Vol. 1, No.1, Mei, Pp:

1-15, ISSN 2355-0759.

Fadli, Ainur Mansururi, Fauzi, Achmad dan

Fanani, Dahlan, 2014, Efektifitas Distribusi

Fisik Dalam meningkatkan Penjualan, (Studi

Kasus pada CV. Agrotama Gemilang Kota

Malang), Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya Malang, Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB),Vol. 7 No. 1

Januari, Pp: 1-10.

Firdaus, Yusnizal, 2011, Peranan Biaya Promosi

Dalam Meningkatkan Volume Penjualan,

(Studi Kasus Pada Salah Satu Perusahaan

Pembiayaan Di Palembang), Politeknik

Negeri Sriwijaya Palembang, Jurnal Ekonomi

dan Informasi Akuntansi (JENIUS), VOL. 1

NO. 2, Pp:143-152.

Yuliana, Rahmi dan Kusuma, Hendra, 2010,

Bauran Promosi Sebagai Upaya Memelihara

Loyalitas Pelanggan, STIE Semarang, Jurnal

STIE Semarang, Vol. 2 No.1, Edisi Februari :

68 – 79.

Kountur, Ronny. 2005. Metode Penelitian: Untuk

Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit

PPM.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller (2012)

Marketing Management, Boston: Pearson.

Kotler, Philip. 2010. Marketing 3.0. Jakarta:

Erlangga.

Kotler, Philip. 2009 Manajemen Pemasaran. :

Analisis Perencanaan, Implementasi dan

Kontrol. Jakarta : PT. Prehalindo.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009.

Manajemen Pemasaran. Penerjemah : Bob

Sabran, MM. Jilid 2. Edisi Ketiga belas.

Jakarta : Erlangga.

Ma`ruf, Ibtagh Kulla, 2013, Analisis Strategi

Bauran Pemasaran Eceran (Retail) Yang

Menentukan Tingkat Kepuasan Konsumen

Bravo Swalayan Tuban, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

Rachmawati, Rina, 2011, Peranan Bauran

Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap

Peningkatan Penjualan (Sebuah Kajian

Terhadap Bisnis Restoran), Jurusan

Teknologi Jasa dan Produksi, FT, Universitas

Negeri Semarang, Jurnal Kompetensi Teknik

Vol. 2, No. 2, Mei, Pp: 143-150.

Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi Yang

Kreatif dan Analisis Kasus Integrated

Marketing Communication. Edisi Pertama.

Cetakan Pertama. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Risman, Vebriina Putri, 2012, Pengaruh Bauran

Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

Garam lososa PT. Garam (Persero) di Kota

Padang, Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Padang.

Sejati, Bisowarno, Adriansyah, Dwi Rizky dan

Kamilin, Hasan, 2013, Pengaruh Pembauran

Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen

PT. Dua Kelinci Food Industry Di Pati Jawa

Tengah, Indonesia, Fakultas Ekonomi

Jurusan Management, Universitas Islam 45

Bekasi.

Sembiring , Noor, 2011, Mengukur Kepuasan

Pelanggan Hotel Bintang 4 Dan 5 di DKI

Jakarta melalui Pelayanan Petugas,

Prasarana Fisik, dan Proses, Universitas

Tama Jagakarsa.

Setyaningsih, Yuliana, 2007, Manajemen Strategi

Bauran Pemasaran Untuk Perusahaan Jasa

(Studi Kasus Pada AJB Bumiputera).

Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan

Administrasi Bisnis, Konsentrasi Manajemen

pemasaran. Universitas Brawijaya.

Stefani, Laura dan Mukti, Artin Bayu, 2012,

Operasional Konsep Bauran Promosi di

Hotel Amaris Pemuda Semarang, Program

Studi D3 Perhotelan, Program Diploma

Kepariwisataan Universitas Stikubank

(UNISBANK) Semarang, Jurnal Dinamika

Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober.

Surya, Sabta Wedya Sahasra, 2010, Analisis

Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap

Kepuasan Konsumen Pada Kafe Little

Baghdad. Jurnal 1000854044.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif Dan RD”, Alfabeta, Bandung.

Swasta, Basu dan Handoko Hani, 2009,

Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku

Konsumen, BPFE, Yogyakarta..

Swastha, Basu. 2000. Manajemen Penjualan.

Edisi kelima. Yogyakarta: BPFE.

Umar, Husein, 2008, Metode Penelitian Untuk

Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Umar, Husein. 2001. Strategic Management in

Action: Konsep, Teori dan Teknik

Menganalisis Manajemen Strategis. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama..

Ade dan Djamudin

Jurnal Manajemen Volume IV No. 4 Oktober 2013 ISSN: 1412-2685 26

Utari, Woro, 2011, Analisis Strategi Marketing

Mix PT Combiphar serta Pengaruh Terhadap

Peningkatan Volume Penjualan. Fakultas

Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya

Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen

Bisnis, Vol.2, No. 2, Oktober, Pp:. 245-258

ISSN 2087-1090.

Veronica, Vita dan Wirawan, Christina, 2011,

Usulan Strategi Pemasaran Berdasarkan

Persepsi Konsumen (Studi Kasus di Café

Atmosphere), Jurusan Teknik Industri

Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Wulansari, Ayunda, Fauzi, Achmad DH dan

Fanani, Dahlan, 2012, Analisis Hubungan

Promosi Penjualan Dengan Pencapaian

Penjualan, (Studi Kasus Pada PT. Cahya

Yamaha Kediri), Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya Malang, Pp:1-8.