analisis pemahaman nasabah terhadap produk perbankan
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of analisis pemahaman nasabah terhadap produk perbankan
ANALISIS PEMAHAMAN NASABAH TERHADAP PRODUK PERBANKAN
SYARIAH DALAM MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH
(studi kasus : Bank Syariah Mandiri KC Tanjung Pati)
SKRIPSI
Di Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mendapatkan Gelar Strata Satu
Ekonomi Islam (SE)
Oleh:
ARSHY HABIBI MAIZAR
3314.319
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) BUKITTINGGI
TAHUN 2020 M/1441 H
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehadiran bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional
adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam
yang membutuhkan atau ingin memperoleh layanan jasa perbankan tanpa
harus melanggar larangan riba. Sebagai disinyalir oleh para ekonom
muslim, ada dua alasan utama mengenai latar belakang berdirinya bank
syari’ah.
Industri perbankan syariah telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Dengan diterbitkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008
Tentang Perbankan Syariah tertanggal 16 Juli 2008, perkembangan indutri
perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang
memadai dan akan mendorong pertumbuhan secara lebih cepat lagi.
Perkembangan bank syariah cukup impresif, dengan rata-rata pertumbuhan
aset lebih dari 65% per-tahun dalam lima tahun terakhir. Dengan demikian
peran industri perbankan syari’ah dalam mendukung perekonomian
nasional semakin signifikan.1
Pengembangan produk bank syariah haruslah dapat dimengerti
oleh konsumen yang dapat beroreantasi kepada pasar atau masyarakat
sebagai pengguna jasa perbankan. Pengembangan suatu produk sangat
1 Hasan, “Analisis Industri Perbankan Syari’ah di Indonesia”, dalam Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan, Vol. 1, No. 1,Juli 2011, hlm. 1.
2
didasari oleh kepercayaan para konsumen (nasabah) bila mana dalam
pembayaran cicilan angsuran meningkat tajam, hal ini secara tidak
langsung rasa ketakutan konsumen telah menghantui pada besarnya
angsuran yang dibayarkan perbulan.
Konsumen atau nasabah akan memperhatikan kualitas dari suatu
perbankan seperti pelayanan serta produk yang ditawarkan sehingga
nasabah termotivasi untuk menggunakannya dengan mempertimbangkan
hal ini untuk mencari kepuasan.
Bank syariah mandiri (BSM) merupakan salah satu bank di
indonesia yang mendapat perhatian khusus, baik bagi pemerintah maupun
masyrakat luas dengan berbagai macam produk dan jasa yang di tawarkan
serta kebijakan yang dilakukan. Kehadiran BSM sejak tahun 1999 menjadi
salah satu bank syariah terbesar yang membawa angin segar tehadap
perekonomian indonesia. Hal itu tentu menjadi nilai positif tersendiri bagi
Bank Syariah Mandiri (BSM) untuk memberikan pelayanan terbaik bagi
masyarakat lebih luas lagi.
Bank Syariah Mandiri (BSM) menghadapi tantangan yang semakin
tinggi. Kondisi makro perekonomian indonesia yang kurang kondusif
berdampak pada bisnis nasabah pembiayaan sehingga keuangan mereka
menurun, hal itu mengurangi kualitas aktiva Bank Syariah Mandiri (BSM).
Bank Syariah Mandiri (BSM) yang dalam operasionalnya memakai
prinsip ekonomi islam dan tunduk kepada aturan-aturan dan fatwa yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Tujuan dari Bank
3
Syariah Mandiri (BSM) adalah untuk menjalankan kegiatan ekonomi umat
secara islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan
agar terhindar dari praktek riba dan gharar yang menimbulkan dampak
negatif terhadap terhadap kehidupan ekonomi islam. Selain itu Bank
Syariah Mandiri (BSM) juga berupaya meningkatkan kualitas hidup umat
dengan jalan membuka peluang berusaha untuk lebih besar terutama pada
kelompok miskin yang diarahkan pada kegiatan usaha yang produktif.
Untuk dapat menjalankan tujuan tersebut, Bank Syariah Mandiri
(BSM) perlu melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat agar mem
pengaruhi persepsi dan sikap masyarakat terhadap Bank Syariah Mandiri
(BSM). Bentuk sosialisasi dapat langsung maupun tidak langsung,
keberhasilan kegiatan sosialisasi di pengaruhi oleh faktor-faktor baik dari
faktor eksternal maupun internal.
Dari faktor eksternal salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan
masyarakat, membagi pengetahuan kepada masyarakat kedalam tiga hal
jenis pengetahuan yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan
pengetahuan pemakaian2. Menjelaskan bahwa tingkat pemahaman
masyarakat terhadap perbankan syariah masih tergolong rendah, persepsi
mereka terhadap kesyariahan bank syariah, riba, bunga dan bagi hasil
masih beragam, kebanyakan dari mereka masih belum paham dan belum
tahu istilah-istilah tersebut.
2Sofia Robbani, Analisis Pemahaman nasabah Tentang Kesyariahan Bank BNI Syariah. (Studi kasus pada bank BNI Syariah Godean, Sleman, Yogyakarta), Yoyakarta: Tesis program pasca sarjana pada sekolah pasca sarjana Universitas Gadjah Mada.
4
Pengetahuan masyarakat ini dipengaruhi oleh jumlah sosialisasi
yang dilakukan Bank Syariah Mandiri (BSM). Dalam lima tahun terakhir
kegiatan sosialisasi Bank Syariah Mandiri (BSM) kepada masyarakat
untuk mengunggulkan produk-produknya dalam memenuhi target untuk
diharapkan oleh Bank Syariah Mandiri(BSM).
Akibat dari sosialisasi yang sedikit, maka pemahaman nasabah
terhadap bank syariah baik terhadap operasional bank syariah dan juga
terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh bank syariah juga dapat
dikatakan masih rendah. Salah satu yang membuat nasabah kurang paham
tentang produk yang ditawarkan oleh bank syariah adalah penggunaan
idiom-idiom bahasa Arab yang kurang popular di masyarakat. Misalnya
saja produk mudharabah, murabahah, ijarah dan wa’diah. Pemahaman
nasabah terhadap produk perbankan syariah sangat mempengaruhi mereka
dalam menentukan keinginan mereka untuk menabung di bank tersebut
sehingga hal ini akan berpengaruh pada jumlah nasabah di bank syariah
tersebut.
Pengetahuan akan satu produk bank syariah berpengaruh terhadap
minat nasabah menabung, dan suatu persepsi yangbaik terhadap bank
syariah dapat diraih dengan adanya sosialisasi maupun promosi. Suatu
pengetahuan akan keunggulan, kebaikan, kelebihan produk bank syariah
akan menambah minat nasabah maupun masyarakat yang bukan nasabah
dalam berhubungan dengan perbankan syariah.
5
Dalam pegambilan keputusan konsumen adalah proses pemecahan
masalah yang diarahkan pada sasaran. Dalam memperlakukan
pengambilan keputusan konsumen sebagai pemecah masalah, kita
mengansumsikan bahwa konsumen memiliki sasaran yang ingin dicapai
atau dipuaskan, konsumen membuat keputusan perilaku mana untuk
mencapai sasaran mereka dan dengan demikian memecahkan masalah
mereka. Hasil dari kegiatan sosialisasi yang dilakukan Bank Syariah
mandiri (BSM) KC Tanjung Pati jumlah nasabah yang memiliki produk
Bank Syariah Mandiri (BSM) terdapat dalam tabel 1.1 yaitu :
Tabel 1.1
Jumlah perkembangan Nasabah pada Bank Syariah Mandiri KC
Tanjung Pati
No
Tahun
Jumlah Nasabah
Wadi’ah Tabungan BSM Tabungan Haji Mabrur
1 2014 1.159 60 128
2 2015 1.738 70 193
3 2016 2.137 91 257
4 2017 2.656 107 321
5 2018 3.896 140 386
Jumlah 11.586 470 1.284
Sumber : Bank Syariah Mandiri KC Tanjung Pati
Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa total nasabah
Bank Syariah Mandiri tahun 2015 mengalami peningkatan nasabah
masing-masing tabungan seperti tabungan wadi’ah meningkat sebanyak
579 orang atau 50% dibanding tahun 2014, dan tabungan BSM tahun 2015
jugamengalami peningkatan sebanyak 10 orang atau 16,1% dibanding
tahun 2014, selain itu tabungan haji mabrur tahun 2015 juga mengalami
meningkat sebanyak 65 orang atau 50,8% dibanding tahun 2014.Kemudian
6
pada tahun 2016 tabungan wadi’ah mengalami peningkatan nasabah
sebanyak 399 orang 18,7% dibandingkan tahun 2015,dan tabungan BSM
tahun 2016 juga mengalami peningkatan sebanyak 21 orang atau 30%
dibandingkan tahun 2015,selain itu tabungan haji tahun 2016 juga
mengalami peningkatan sebanyak 64 orang atau 33,2%. Kemudian pada
tahun 2017 tabungan wadi’ah mengalami peningkatan nasabahsebanyak
519 orang atau 24,3%dibandingkan tahun 2016, dantabungan BSM juga
mengalami peningkatan sebanyak 16 orang atau 17,6%, selain itu
tabungan haji dan umroh juga mengalami peningkatan sebanyak 64 orang
atau 24,9%. Kemudian pada tahun 2018 tabungan wadi’ah mengalami
peningkatan nasabah sebanyak 1.242 orang atau 46,8%, tabungan BSM
juga mengalami peningkatan sebesar 33 orang atau 30,8%, selain itu
tabungan haji dan umroh juga mengalami peningkatan nasabah sebanyak
65 orang atau 20,2%.
Keberadaan Bank Syariah Mandiri (BSM) di daerah Tanjung Pati
ini bertujuan untuk lebih dekat dengan pusat perekonomian di Kabupaten
Lima Puluh Kota, yang mana dengan adanya Bank Syariah Mandiri
diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyrakat khususnya di
Kabupaten Lima Puluh Kota khususnya di daerah Tanjung pati, tapi pada
dasarnya masyarakak di daerah Tanjung Pati itu sendiri belum mengenal
tentang Bank Syariah Mandiri (BSM) atau pun Produk-produk yang ada
pada BSM itu sendiri, karena pada dasarnya berdasarkan wawancara pada
masyarakat di daerah Tanjung Pati lebih kurang sekitar 80% belum
7
mengenal atau mengetahui tentang BSM itu sendiri, tapi masyarakat yang
berada di luar daerah Tanjung Pati banyak yang sudah mengenal tentang
Bank Syariah Mandiri (BSM).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengangkat judul
proposal ini dengan judul “analisis pemahaman nasabah terhadap
produk perbankan syariah dalam meningkatkan jumlah nasabah”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan diatas
maka dapat didefinisikan sebagai beriut :
1. Tujuan Bank Syariah Mandiri (BSM).
2. Mengenalkan produk Bank Syariah Mandiri dan melakukan sosialisasi.
3. Sosialisasi belum maksimal karena beberapa kendala secara langsung
maupun tidak langsung.
4. Pengetahuan masyarakat terhadap produk itu masih rendah.
5. Nasabah Bank Syariah Mandiri mayoritas 80% berasal dari luar daerah
tanjung pati.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
peneliti membatasi fokus masalah terhadap pemahaman dari segi
pengetahuan masyarakat terhadap produk perbankan syariah dalam
meningkatkan jumlah nasabah.
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemahaman dari sisi
pengetahuan masyarakat terhadap produk perbankan syariah dalam
meningkatkan jumlah nasabah.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa
pengaruh pemahaman dari sisi pengetahuan masyarakat terhadap produk
perbankan dalam meningkatkan jumlah nasabah.
F. Manfaat Penelitian
1. Penulis
Untuk mencapai gelar sarjana ekonomi.
2. Praktisi bank
Sebagai masukan untuk bank dalam mengambil keputusan dan
memilih sosialisasi yang tepat, khususnya Bank Syariah Mandiri KC
Tanjung Pati.
3. Akademisi
Sebagai informasi dan masukan untuk lembaga akademis sehingga
dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk menambah khazanah
ilmu pengetahuan.
9
G. Penjelasan Judul
Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami judul ini, maka
penulis perlu untuk menjelaskan pengertian dari beberapa kata yang
penting, yang terdapat dalam judul :
Analisis : penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya
dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk memperoleh pengertian yang
tepat dan pemahaman arti keseluruhan3.
Pemahaman : kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui
dan diingat4.
Pengetahuan : informasi yang disimpan seseorang di dalam
memori otaknya yang berfungsi bagi konsumen
untuk mengenali pasar5.
Perbankan Syariah : bank islam adalah institusi keuangan yang
memiliki hukum, aturan dan prosedur sebagai
wujud dari komitmen kepada prinsip syariah dan
melarang menerima dan membayar bunga dalam
proses yang dijalankannya6.
3 KBBI (2002:43) 4 Benjamin S. Bloom 5 Blackwell and Miniard (1994:337) 6 Rivai dan Arifin, 2010
10
Defenisi diatas dapat disimpulkan bahwasanya kajian yang
mendalam terhadap daya kemajuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu dan informasi yang disimpan seseorang di memori
otaknya yang berfungsi bagi konsumen dan mengenali pasar, sekaligus
masyarakat akan paham tentang produk perbankan syariah dan menjadi
nasabah Bank Syariah Mandiri (BSM) KC Tanjung Pati.
H. Kajian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis memaparkan kepada penelitian
terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang
pemahaman nasabah terhadap produk-produk perbankan syariah di
antaranya :
Anita Rahmawaty (2014) dengan judul “Pengaruh Persepsi
Tentang Bank Syari’ah terhadap Minat Menggunakan Produk di BNI
Syari’ah Semarang”. Penelitian ini menguji pengaruh persepsi tentang
bank syariah terhadap minat menggunakan produk di BNI Syariah
Semarang. Persepsi dalam skripsi ini membahas tentang 3 variabel, yaitu :
Persepsi tentang bunga bank, persepsi tentang bagi hasil, dan persepsi
tentang produk bank syariah.
Yang membedakan dengan peneliti sebelumnya ialah penulis lebih
membahas tentang 5 variabel.
Raina Linda Sari “Analisis Pemahaman Nasabah Terhadap
Produk Bank Syariah Muamalat Indonesia KCP Gajah Mada
Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
tingkat pemahaman nasabah terhadap produk-produk bank yang
11
ditawarkan oleh Bank Muamalat Indonesia KCP Gajah Mada Medan.
Produk-produk bank syariah tersebut adalah produk Mudharabah,
Musyarakah, Ijarah, Murabahah, an Wadiah.
Yang membedakan dengan peneliti sebelumnya ialah penulis lebih
kepada pemahaman (pengetahuan) nasabah terhadap produk perbankan
syariah.
Muh Risky Adi Hirmawan “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Nasabah Bertransaksi di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank
Jateng Syariah Cabang Surakarta)”. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh bukti empiris dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat nasabah berinteraksi di Bank Syariah. Berdasarkan
hasil penelitian analisis data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil
penelitian analisis data yang diketahui bahwa lokasi,
keyakinan/religiusitas, pelayanan, kualitas produk, dan bagi hasil
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat nasabah berinteraksi di
bank jateng syariah cabang surakarta.
Yang membedakan dengan peneliti sebelumnya ialah penulis lebih
kepada pemahaman (pengetahuan) nasabah terhadap produk Bank Syariah
Mandiri.
12
I. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, penjelasan judul, dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Memuat tentang produk-produk Bank Syariah
Mandiri, pengaruh lokasi terhadap jumlah nasabah
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan tentang jenis penelitian, lokasi
penelitian, jenis dan sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Bab ini merupakan gambaran umum tentang Bank
Syariah Mandiri KC Tanjung Pati.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang terdiri dari
kesimpulan da saran.
13
BAB II
LANDASASN TEORI
A. Pengertian Bank Syariah
Pengertian bank menurut Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2008
yaitu bank adalah :
1. Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
2. Bank Syariah adalah “bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah.”
3. Bank Syariah merupakan Islamic Finnancial Institution dan lebih dari
sekedar bank (beyond banking) yang berlandaskan al-Qur’an dan hadist
yang mengacu pada prinsip muammalah, yakni sesuatu itu boleh
dilakukan, kecuali jika ada larangannyadalam al-Qur’an dan hadist
yang mengatur hubungan antar manusia terkait ekonomi, sosial dan
politik.
Berdasarkan pengertian tersebut, Perbankan Syariah berarti bank
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah di mana
tata cara operasionalnya berdasarkan cara bermuamalat Islam dan
mengacu pada ketentuan-ketentuan al-Qur’an dan al-hadis. Sebagaimana
muamalat berisi ketentuan yang mengatur hubungan individu dengan
individu, maupun antara individu dengan kelompok (masyarakat).
14
B. Prinsip Perbankan Syariah
Eksistensi Perbankan Syariah tidak hanya dilihat dari ketiadaan
sistem riba dalam seluruh transaksinya, tetapi dilihat dari sistem yang
dapat membawa manusia mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin.
Ada beberapa prinsip utama yang dianut oleh Perbankan Syariah, di
antaranya :7
1. Larangan Riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi.
2. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis
pada memperoleh keuntungan yang sah menurut syariat.
3. Menumbuh kembangkan zakat.
Prinsip fundamental dalam Perbankan Syariah adalah bebas dari
bunga. Oleh karena itu Perbankan Syariah menerapkan pola bagi hasil.
Penerapan pola pembiayaan usaha dengan prinsip bagi hasil akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab pada masing-masing pihak. Konsep
yang diterapkan adalah hubungan investor yang harmonis sehingga dalam
menjalankan kegiatan semua pihak pada hakekatnya akan memperhatikan
prinsip kehati-hatian sehinga memperkecil kemungkinan resiko terjadinya
kegagalan usaha.8
Selain itu hubungan dengan nasabah adalah hubungan mitra usaha,
oleh karena itu keuntungan yang diperoleh dibagi bersama sesuai proposi
keikutsertaan sebagai mitra. Demikian sebaliknya apabila terjadi kerugian
maka akan ditanggung bersama antara mitra sesuai dengan proporsinya.
7 Ikit. (2015). Akuntansi Penghimpunan Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Deepublish. Hlm. 61 8Ikit. (2015). Akuntansi Penghimpunan Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Deepublish. Hlm. 47
15
Keunikan karakteristik Perbankan Syariah yaitu berlandaskan syariat
Islam yang mengharamkan riba dalam setiap transaksi keuangan, baik
kegiatan penyimpanan maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan
bunga.
C. Produk Perbankan Syariah
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah
dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu :
1. Produk Penyaluran Dana (Financing)
Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Bank
Syariah menjelaskan bahwa penyaluran/pembiayaan adalah
penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :
a. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan
istishna,
b. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah,
c. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bitamlik,
d. Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh,
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multijasa.
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar
produk pembiayaan syariah terbagi kedalam empat kategori yang
dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu :
16
a. Prinsip jual beli (Ba’i)
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property).
Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian
atas barang yang akan dijual. Transaksi jual beli dapat dibedakan
berdasarkan bentuk pembayarannya dan penyerahan barangnya,
yakni sebagai berikut :9
1) Pembiayaan murabahah
Pembiayaan murabahah, adalah transaksi jual-beli dimana
banyak menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai
penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah
harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin).
Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu
pembayarannya.10
2) Pembiayaan salam
Pembiayaan salam, adalah transaksi jual beli di mana barang
yang diperjual belikan berlum ada. Oleh karena itu, barang
diserahkan secara tannguh sementara pembayaran dilakukan tunai.
Bank bertindak sebagai pembeli, sementara bertindak sebagai
9 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 102 10 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 98
17
penjual. Transaksi ini dari segi kuantitas, kualitas, harga dan waktu
penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.11
3) Pembiyaan istishna
Pembayaran istishna, adalah menyerupai produk salam, tapi
dalam istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam
beberapa kali pembayaran. Skim istishna dalam perbankan syariah
umumnya di publikasikan pada pembiayaan menufaktur dan
kontruksi. Ketentuan umum pembiyaan istishna adalah spesifikasi
barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam, ukuran, mutu dan
jumlahnya.12
b. Prinsip sewa (ijarah)
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi,
pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual-beli,
tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual-
beli objek transaksinya adalah barang, pada ijarah objek
transaksinya adalah jasa.
Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang
disewakan kepada nasabah. Karena itu dikenal ijarah muntahiyah
bitamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan).13
11 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 99 12 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 100 13 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 101
18
c. Prinsip bagi hasil (Syirkah)
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi
hasil adalah sebagai berikut :
1) Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyrakah, transaksi ini dilandasi adanya
keinginan para yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset
yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha
yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara
bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik
yang berwujud maupun tidak berwujud.14
Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja
sama dapat berupa dana, barang perdagangaan (skill),
kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau intangible
asset (hak paten atau goodwillI), kepercayaan/reputasi (credit-
wothness) dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan
uang.15
2) Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah, adalah bentuk kerja sama antara
dua pihak atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahib al-
maad) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola
(mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.
14 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 102 15 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 102
19
Bentuk ini menegaskan kerja sama dengan suatu perjanjian
pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama
dengan paduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al-maal
dan keahlian dari mudharib.16
Transaksi jenis ini tidak mensyaratkan adanya wakil shabib
al-maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan,
mudharib harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab untuk
setiap kerugian yang terjadi akibat kelalaian. Sedangkan sebagai
wakil shabib al-maal dia diharapkan untuk mengelola modal
dengan cara tertentu untuk menciptakan laba optimal.17
d. Akad Pelengkap
Akad pelengkap tidak ditunjukan untuk mencari keuntungan
tapi ditunjukan untuk mempermudah pelaksaan pembiyaan.
Meskipun tidak ditunjukan untuk mencari keuntungan, dalam akad
pelengkap ini dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya
pengganti biaya ini sekedar untuk menutupi biaya yang benar-benar
timbul.18
Akad pelengkap, di antaranya :
16 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 103 17 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 103 18 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 10
20
1) Hiwalah
Hiawalah (ahli hutang-piutang), adalah untuk membantu
supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan
produksinya. Bank dapat ganti biaya atas jasa pemindahan
piutang. Untuk mengantisipasi resiko kerugian yang akan
timbul, bank perlu melakukan penelitian atas kemampuan pihak
yang berutang dan kebenaran transaksi antara yang
memindahkan piutang dengan yang berhutang.19
2) Rahn
Rahn (gadai) bertujuan untuk memberikan jaminan
pembayaran kembali kepada bank dalam pembiayaan. Barang
yang digadai wajib memenuhi kreterian:
a) Milik nasabah sendiri
b) Jelas ukuran, sifat dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai
riil pasar.
c) Dapat dikusai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank.20
Atas izin bank, nasabah dapat menggunakan barang
tertentu yang digadaikan dengan tidak mengurangi nilai dan
merusak barang yang digadaikan. Apabila barang yang digadaikan
rusak atau cacat, nasabah harus bertanggung jawab.
19 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 105 20 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 106
21
3) Qardh
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam
perbankan biasanya dalam empat hal, yaitu:
a) Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji
diberikan pinjaman tulangan untuk memenuhi syarat
penyetoran biaya perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya
sebelum keberangkatan ke haji.
b) Sebagai pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah,
diaman nasabah diberi keluasaan untuk menarik uang tunai
milik bank melalui ATM. Nasabag akan mengembalikannya
sesuai waktu yang ditentukan.
c) Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, dimana menurut
perhitungan bank akan memberatkan pengusaha bila
diberikan pembiayaan dengan skem jual-beli, ijarah atau bagi
hasil.
d) Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank
menyediakan fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya
kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank akan
mengembalikan dana pinjaman itu secara cicilan melalui
pemotongan gajinya.21
21 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 106
22
4) Wakalah
Wakalah (perwakilan) dalam aplikasi perbankan terjadi
apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili
dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan
L/C, inkaso dan transfer uang. Bank dan nasabah yang
dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap hukum.
Khusus untuk pembukan L/C, apabila dana nasabah ternyata
tidak cukup, maka penyelesaian L/C dapat dilakukan dengan
pembiayaan murabahah, salam, ijarah, mudharabah atau
musyarakah.22
Kelalaian dalam menjalankan kuasa menjadi tanggung jawab
bank, kecuali kegagalan karena force majeure menjadi tanggung
jawab nasabah. Apabila bank yang ditunjukan lebih dari satu,
maka masing-masing bank tidak boleh bertindak sendiri-sendiri
tanpa musyawarah dengan bank yang lain, kecuali seizin
nasabah.
5) Kafalah
Kafalah (garansi bank) dapat diberikan dengan tujuan untuk
menjamin pembayaran satu kewajiban pembayaran. Bank dapat
mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk
fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat pula menerima dana
22 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 107
23
tersebut dengan prinsip wadi’ah. Untuk jasa-jasa ini bank
mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang diberikan.23
2. Produk Penghimpunan Dana (Funding)
Penghimpunan dana di perbankan syariah dapat berbentuk giro,
tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang di terapkan
dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan
mudharabah.24
a. Prinsip Wadi’ah (Simpanan)
Wadi’ah adalah sebagai titipan murni dari satu pihak penitip
ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus
dijaga dan dikembalikan kapan saja penitip menghendaki. Wadiah
juga dapat diartikan memberikan keluasaan kepada orang lain
untuk menjaga barang atau aset seseorang dengan sebaik-baiknya.25
a) Prinsip Wadi’ah yat dhamanah
Prinsip wadi’ah yang diterapkan pada produk rekening giro
adalah wadi’ah yat dhamanah yaitu merupakan titipan murni
dari pihak penitip yang mempunyai aset atau uang kepada pihak
penyimpan yang diberi amanah, aset atau uang yang dititip
harus dijaga dengan sebaik-baiknya dan dikembalikan kapan
saja pemilik menghendaki. Pihak perbankan syariah boleh
menggunakan, memanfaatkan dan mecampurkan aset atau uang
23 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 107 24 Karim, Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 107 25 Ikit. (2015). Akutansi Penghimpunan Dana Bank Syariah. Yogyakarta. Deepublish. Hlm. 65
24
yang dititipkan dengan tujuan menjalankan operasional
perbankan syariah.26
Sementara itu, dalam wadi’ah dhamanah
pihak yang dititip (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta
titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.
b) Prinsip Wadi’ah yat al-amanah
Wadi’ah dhamanah berbeda dengan wadi’ah amanah. Dalam
wadi’ah amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak boleh
dimanfaatkan oleh yang dititipi. Ketentuan umum dari produk
ini adalah :
1) Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak
milik atau di tanggung bank, sedang pemilik dana tidak
dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian.
2) Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya
mencakup izin penyaluran dana yang disimpan dan
persyaratan lain yang disepakati selama tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
3) Terhadap pembukaan rekening ini bank dapat mengenakan
pengganti biaya administrasi untuk sekedar menutupi biaya
yang benar-benar terjadi
26 Ikit. (2015). Akutansi Penghimpunan Dana Bank Syariah. Yogyakarta. Deepublish. Hlm. 67
25
4) Ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening giro dan
tabungan tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.27
b. Prinsip Mudharabah
Dalam pengamplikasian prinsip Mudharabah, pemilik dana
bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai
mudharib (pengelola). Hasil usaha merupakan bagi hasil antara
satu pihak dengan pihak lain dimana pihak pemilik dana (shahibul
maal) memberikan modalnya 100% kepada pengelola (mudharib)
untuk melakukan usaha produktif.28
Rukun mudharabah terpenuhi sempurna (ada mudharib, ada
pemilik dana, usaha yang akan dibagihasilkan, nisbah dan ijab
kabul). Prinsip mudharabah ini di aplikasikan pada produk
tabungan berjangka dan deposito berjangka. Berdasarkan
kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip
mudharabah terbagi dua, yaitu :
1) Mudharabah muthlaqah
Mudharabah muthlaqah adalah kerjasama yang
melibatkan dua belah pihak antara pemilik modal dengan
pengelola yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis.29
Nasabah tidak
27 Karim. Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 108 28 Ikit. (2015). Akutansi Penghimpunan Dana Bank Syariah. Yogyakarta. Deepublish. Hlm. 70 29 Ikit. (2015). Akutansi Penghimpunan Dana Bank Syariah. Yogyakarta. Deepublish. Hlm. 71
26
memberikan persyaratan apapun kepada bank, ke bisnis apa
yang disimpannya itu hendak disalurkan, atau menetapkan
pengguna akad-akad tertentu ataupun mensyaratkan dananya
diperuntukan bagi nasabah tertentu. Jadi, bank memiliki
kebebasan penuh untuk menyalurkan dana ke bisnis manapun
yang diperkirakan menguntungkan dengan tetap menjamin
pemeliharaan dan keamanan dana yang dikelolanya.
2) Mudharabah muqayyadah
Mudharabah muqayyadah adalah kerja sama antara dua
belah pihak dimana pihak pengelola dibatasi dengan batasan
jenis usaha. Jenis investasi ini terbagi menjadi dua, yaitu :
a) Mudharabah muqayyadah on balance sheet, merupakan
simpanan khusus dimana pemilik dana dapat menetapkan
syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank.
Misalnya disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu atau
dengan akad tertentu, atau umtuk nasabah tertentu.30
b) Mudharabah muqayyadah of balace sheet, merupakan
penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana
usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara yang
mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana
usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu
30 Karim. Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 110
27
yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari bisnis
(pelaksana usaha).31
c. Akad pelengkap
Akad pelengkap tidak ditunjukan untuk mencari keuntungan,
tapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan.
Meskipun tidak ditunjukan untuk mencari keuntungan, dalam akad
pelengkap ini bank dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Salah satu
akad pelengkap yang dapat diapakai untuk menghimpun dana
adalah akad wakalah.32
d. Jasa perbankan
Selain menjalankan fungsinya sebagai penghubung antara
pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana,
Perbankan Syariah dapat pula melakukan sebagai pelayanan jasa
perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa
atau keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain:
1) Jual beli valuta asing (Sharf)
Pada prinsipnya, jual beli valuta asing sejalan dengan sharf.
Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini, penyerahannya harus
31 Karim. Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 111 32 Karim. Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 112
28
dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank mengambil
keuntungan dari jual beli valuta asing ini.33
2) Sewa (Ijarah)
Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan
(safe deposut box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen
(custodian). Bank mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut.34
D. Minat Nasabah
Proses pembelian merupakan aktivitas pelanggang dalam memilih,
menggunakan, dan menilai jasa, tahapannya di antaranya:35
1. Tahap Pra Pembelian
Tahap pra pembelian merupakan tahap pertama dalam proses
pembelian jasa, dimana pelanggan mengidentifikasi sebagai alternatif,
menimbang-nimbang manfaat dan resiko, dan pembuat keputusan
pembelian. Tahapan pra pembelian di anataranya:
a. Sadar akan adanya kebutuhan
b. Pencarian informasi
1) Mengidenfikasi kebutuhan
2) Mencari-cari solusi
3) Mengidentifikasi pemasok jasa alternatif
33Karim. Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 112 34Karim. Adiwarman. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm 112 35Lovelock. Christopher. (2010). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Indeks. Hlm. 73-77
29
c. Evaluasi terhadap penyedia jasa alternatif
1) Mengkaji dokumen (iklan, brosur, situs Web, dll)
2) Berkonsultasi dengan orang lain (teman, keluarga, dan
pelanggan lain)
3) Mengunjungi penyedia jasa yang mungkin, berbicara dari hati
ke hati
2. Tahap Pertemuan atau Pelaksanaan Jasa
Tahap pertemuan jasa merupakan tahap kedua dalam proses
pembelian jasa, dimana terjadi penyerahan jasa melalui interaksi antara
pelanggan dan penyedia jasa.
3. Tahap Pasca Pembelian
Minat pembelian merupakan perilaku konsumen yang
berkeinginan dalam membeli atau memilih suatu produk berdasarkan
pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi bahkan
menginginkan suatu produk tertentu.36
Minat beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif
dimana seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai
produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat.
36Kothler, Philip dan Gary Amstrong. (2013). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Hlm. 181
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang
berdifat deskriptif yaitu pendekatan yang dilakakukan dengan cara
menggambarkan kejadian yang terjadi di lapangan atau penelitian yang
mencoba menggambarkan, menunnjukan, menafsirkan, suatu fenomena
yang berkembang pada masa sekarang.37
Jenis data penelitian ini bersifat
kualitatif, sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif yang berupa
kata-kata tertulis maupun lisan. Dalam penelitian ini penulis
mendeskripsikan tentang Analisis Pemahaman Nasabah Terhadap Produk-
Produk Perbankan Syariah (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Tanjung Pati).
B. Sumber Data
Sumber data penelitian yang dilakukan menggunakan dua jenis
data dalam membantu memecahkan masalah, yaitu :
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang pemahaman
nasbah tentang produk-produk perbankan syariah di Bank syariah
mandiri kantor cabang tanjung pati.
37Sarifah Faisal, metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung : Grafindo, 2004). Hlm. 22
31
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mandiri KC
Tanjung Pati.
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi
perhatian suatu penelitian. Sesuai dengan judul yang ada maka dalam
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :
a. Variabel Indipenden
Variabel indipenden (bebas) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat)38
. Variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tentang pemahaman
nasabah.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peningkatan jumlah nasabah39
.
2. Pengukuran
Pengukuran dalam dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
menentukan data apa yang akan diperoleh dari indikator variabel yang
38Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: ALFABETA, 2014), hlm. 59 39Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: ALFABETA, 2014), hlm. 59
32
telah ditentukan. Pengukuran merupakan alat ukur yang dilakukan
sebelum penelitian dilakukan yaitu pada saat pembuatan alat ukur,
adapun jenis alat ukur yang digunakan yaitu skala likers yang berisi
pernyataan sistematis untuk menunjukan sikap seorang responden
terhadap suatu pernyataan.
Berikut ini adalah lima instrumen dan nilai dari jawaban
masing-masing yaitu sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju Skor 5
ST : Setuju Skor 4
N : Netral Skor 3
TS : Tidak Setuju Skor 2
STS : Sangat Tidak Setuju Skor 1
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Bobsevasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan secara langsung maupun tidak langsung terhadap gejala-
gejala subjek dari penelitian.40
Dalam penelitian ini, pengamatan
secara langsung bagaimana pemahaman nsasabah terhadap produk-
produk yang ada di bank syariah mandiri, sehingga diperoleh
gambaran yang jelas menganai masalah yang dihadapi dalam
penelitian ini.
40 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Aplikasi. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999). Hlm. 114
33
2. Wawancara
Wawancara yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan atara dua orang atau lebih. Wawancara
biasanya mendengarkan langsung keterangan-keterangan dari
informal.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan data-data tertulis yang
mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang
fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.
Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan
dokumen-dokumen yang terkait dengan obyek penelitian.
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wiliyah generalisasi yang berdiri atas
objek / subjek yangmempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.41
Populasi dari penelitian ini adalah semua
nasabah tabungan pada tahun 2014 sampai tahun 2019 pada Bank
Syariah Mandiri KC Tanjung Pati.
41Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. (Jakarta: Alfabeta, 2008), hlm. 80
34
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.42
Untuk menentukan ukuran
sampel dari suatu populasi, terdapat bermacam-macam cara yang
dikemukakan para ahli, antara lain menurut pendapat Slovin:
n= __ N___
1+Ne²
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat dilolelir atau
diinginkan, misalnya 2%.
Sampel pada penelitian ini adalah:
n = 802/1+802(2%)
n = 47 orang.
F. Uji Instrumen
1. Uji Validasi
Uji validitas berguna untuk mempengaruhi apakah ada pertanyaan-
pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena
dianggap tidak relevan. Pengujian dilakukan secara statistik, yang dapat
dilakukan secara manual atau dukungan computer, misalnya melalui
bantuan paket computer SPSS. Korelasi product moment adalah metode
42Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. (Jakarta: Alfabeta, 2008), hlm. 80
35
yang digunakan dalam uji validasi ini. Adapun rumus korelasi product
moment dari person sebagai berikut:
) )
Keterangan :
r = koefisien korelasi
X = skor setiap item
Y = skor total
N = jumlah responden
Program SPSS, merupakan program yang digunakan untuk
menguji apakah masing-masing indicator penelian valid atau tidak,
dilihat dari tampilan output cronbach Alpha pada kolom Correlated
Item-Total Correlation dengan perhitungan r table, jika r hitung lebih
besar dari r table maka dapat disimpulkan semua indikator valid43
. Jika
korelasi faktor positif dan > 0,3 ke atas dapat dianggap sebagai
konstruksi kuat atau instrument memiliki validitas yang baik.
2. Uji Reabilitas
Uji reabilitas sebenarnya adalah alat ukur mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reabilitas dengan uji
43Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 165
36
statistic Cronbach’s Alpha(α), dimana variabel dikatakan reliable jika
nilai Cronbach Alpha >0,60.
Adapun berikut rumus Cronbach’s Alphadalam uji reliable:
Keterangan :
r₁₁ : Reabilitas Instument
K : Jumlah kuesioner
: Jumlah varians butir
: varians total
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui hubungan yang terjadi di
antara variabel, pengujian multikolinearitas ini dilakukan
menggunakan bantuan aplikasi SPSS 20.
Kriteria pengambilan keputusan dengan melihat nilai toleran
VIF (Variance Inflation Factor), apabila nilai tolerab lebih besar dari
0,1 maka terjadi multikolinearitas. Dan apabila nilai toleran lebih
kecil dari 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas.44
b. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas terjadi dalam regresi apabila varian error
(ei) untuk beberapa nilai x tidak konstan atau berubah-ubah.
44Sambas Ali Muhidin, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Pada Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal. 53
37
Pendeteksian konstan atau tidaknya varian error konstan dapat
dilakukan dengan menggunakan grafik antara y dengan residu (y-y).
Apabila garis yang membatasi sebaran titik-titik relatif paralel maka
varian error dikatakan konstan. Pengujian heterokedastisitas
dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS 20.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi variable dependent, variabel independent, atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
dikatakan baik apabila distribusinya normal atau mendekati normal.
Adapun langkah-langkah untuk melihat variabel berdistribusi
normal atau tidak, maka dilakukan uji Liliefors sebagai berikut:45
1. Data X1, X2, X3,........,Xn diperoleh dan disusun dari data yang
terkecil sampai data yang terbesar.
2. Data X1, X2, X3,........,Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3,......,Zn
dengan menggunakan rumus:
Zi= ̅
3. Dengan pengunaan daftar distribusi normal baku dihitung
peluang f(Zi) = P (Z<Zi).
4. Menghitung jumlah proporsi skor baru yang lebih kecil atau
sama Zi yang dinyatakan dengan S (Zi) dengan menggunakan
rumus:
45Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: PT. Tarsito, 2005), hal. 446
38
S (Zi) =
1) Menghitung selisih antara F(Zi) dengan S(Zi) kemudian
tentukan harga mutlaknya.
2) Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak selisih
itu diberi simbol Lo, Lo = maks ) )
3) Bandingkan nilai L0 yang diperoleh dengan nilai L pada
tabel. Pada taraf 0,05 jika L0 ≤ Ltabel maka variabel
berdistribusi normal.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi
yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan
pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi
adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode
pengujian ini yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-
Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika d kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis
nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol
diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-
dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
39
Nilai dU dan dL diperoleh dari table statistic Durbin Watson
yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang
menjelaskan46
.
Tabel 3.1 Klasifikasi Nilai d
Nilai d Keterangan
< 1,10
1.10 – 1.54
1,55 – 2,46
2,46 – 2,90
>2,91
Ada autokorelasi
Tidak ada autokorelasi
Tidak ada autokorelasi
Tidak ada autokorelasi
Ada autokorelasi
Sumber: M. Iqbal Hasan, poko-pokok materi statistic 2, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2003), hlm. 290
G. Teknik Analisis Data
Menurut Patton, analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor analisis data proses yang
merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis
(ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu47
.
Dalam penelitian, yang menjadi variabel bebas atau independen
variabel adalah pelayanan (variabel X). sedangkan yang menjadi dependen
variabel adalah kepuasan nasabah (variabel Y). Dengan memperhatikan
46AgusTri basuki, Analisis Regresi dalam Penelitian Ekonomi dan BIsnis, (Jakarta, Rajawali Pers, 2016), hlm. 60 47Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 32
40
karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang digunakan
adalah melalui perhitungan analisis korelasi produk moment berdasarkan
raw score method (skor mentah) untuk seluruh variabel tersebut.
Hipotesis nihil (Ho)penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara
pengaruh pelayanan dengan kepuasan nasabah. Sedangkan hipotesis
alternative (Ha) adalah ada hubungan antara pengaruh pelayanan dengan
kepuasan nasabah48
.
1. Analisis Regresi Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel
dependen49
. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Kepuasan Nasabah
a = Konstanta
b = koefisien regresi
X = Pelayanan
Adapun nilai a dapat digunakan dengan rumus :
) ))
) )
48Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 292-293 49Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm. 270
41
Adapun nilai b dapat digunakan dengan rumus :
(
)
)
keterangan :
Y = nilai variabel bebas Y
a = intersepyaitu titik potong garis dengansumbu Y
b = slope atau kemiringan garis yaitu perubahan rata-rata pada Y
untuk setiap unit perubahan sumbu X
X = nilai variabel bebas X
n = jumlah sampel
jadi jika b (koefisien korelasi) negatif maka akan terjadi
pengurangan, tetapi jika koefisien korelasinya positif maka akan
terjadi pertambahan. Analisis regresi sederhana digunakan dalam
penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau tidaknya
antara pelayanan dengan kepuasan nasabah.
Fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari goodness of fitnya. Secara statistic dapat diukur dari nilai
koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan
statistic disebut signifikan secara signifikan secara statistik apabila
nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho
ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya
berada dalam daerah dimana Ho diterima.
42
2. Koefisien Korelasi (r)
Koefisien korelasi dipergunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan dua variabel dan juga untuk dapat mengetahui bentuk
hubungan antara dua variabel tersebut dengan hasil yang sifatnya
kuantitatif. Kekuatan hubungan anatara dua variabel yang dimaksud
disini adalah apakah hubungan tersebut erat, lemah ataupun tidak erat.
Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi adalah
sebagai berikut :
) )
) )
keterangan :
n = banyak pasangan data X dan Y
∑x = total jumlah dari variabel X
∑y = total jumlah variabel Y
∑x² = kuadrat dari total jumlah variabel X
∑y²` = kuadrat dari total jumlah variabel Y
∑xy = hasil perkalian dari total jumlah variabel X dan Y 50
50Hussein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 131
43
Tabel 3.2
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1.000 Sangat kuat
Sumber : Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan
SPSS, (Yogyakarta: CV Andi OFFSET, 2006), hlm. 116
3. Koefisien Determinan (R2)
Koefisien dterminan merupakan suatu nilai yang menjelaskan
variabel bebas dalam suatu persamaan regresi. Nilai koefisien
determinan antara 0 dan 1. Untuk menghitung koefisien determinan
yaitu dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi.
Nilai koefisien dterminasi (R) ini mencerminkan seberapa besar
variasi dari variabel terikat Y dapat diterapkan oleh variabel bebas X
bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2=0), artinya variabel
dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali.
Sementara bila R2=1, artinya variaso dari Y secara keseluruhan
dapat diterangkan oleh X dengankata lain bila R=1, maka semua titik
pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik
atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2
nya yang
mempunyai nilai antara nol dan satu.
44
4. Uji – T
Penggunaan analisa statistic t-tes diperlukan persyaratan-
persyaratan tertentu, yaitu pertama,sampel penelitian harus diambil
secara random dari suatu populasi yang bedistribusi normal, gejala
data yang didapat harus berskala interval dan atau rasio, dimana
variabel-variabel penelitian tidak boleh dari satu variabel dengan data
berskala nominal dengan satu variabel dengan data interval atau rasio
atau sebaliknya.
Penggunaan t-tes untuk kepentingan analisis data, bertolak pada
harga rata-rata (mean) dari satu skor atau rill. Berkaitan dengan
jumlah dan jenis sampel di atas, maka t-tes ini dapat dipakai untuk
menganalisa data yang mempunyai satu rata-rata dari sampel
indipenden (bebas) dengan kasus sampel besar atau kecil maupun
sampel yang berkorelasi (berhubungan) dengan kasus sampel besar
(=/>30) ataupun sampel kecil (<30)51
.
51Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: CV Andi OFFSET, 2006), hlm. 116
45
Formulasi rumus t-tes untuk kasus satu sampel yang diambil
secara random dari populasi adalah sebagai berikut :
Keterangan :
t = Koefisien
X = Mean(rata-rata) sampel
u = Mean (rata-rata) populasi
Sᵪ = Standar kesehatan mean
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Monografi PT. Bank Syariah Mandiri KC Tanjung Pati
1. Sejarah Berdirinya PT Bank Syariah Mandiri KC Tanjung Pati
Dimulai dari 2012 yang mana dahulunya BSM Tanjung Pati ini
merupakan Kantor Kas,dan sistemnya ada cabang induk dan ada
cabang KCP ( Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas ),Kantor
Cabang Induk berada di Payakumbuh,membawahi kantor Kas
Tanjung Pati dan rencananya akan membuat cabang baru dan di pilih
pangkalan karna telah di uji dengan analisa kelayakan tentang
pangkalan,karna di pangkalan mempunyai akses yang sedikit jauh dari
pusat kota.
Awalnya BSM payakumbuh akan membuat cabang baru yang
mana pilihan pertama adalah daerah danggung-daggung dan kedua
daerah pangkalan, setelah di analisis kelayakan pendiriannya di
dapatkan hasil bahwa daerah danggung-danggung tidak layak di
dirikan BSM karna letaknya yang dekat dengan BSM KC
Payakumbuh, maka dari itu di pilihlah di daerah Pangkalan.
Di pilihnya Pangkalan dikarenakan tidak adanya Bank Syariah
disana karna yang ada hanya Bank Nagari dan Bank BRI, Bank
Syariah mandiri merupakan Bnak yang ke 3 berada di daerah
47
Pangkalan dan merupakan satu-satunya Bank Syariah yang berada di
daerah Pangkalan.
Pada bulan November 2012,di resmikannya BSM KCP
Pangkalan, berselang 5 tahun lamanya, perkembangannya tidak cukup
bagus. 3 tahun pertama BSM mandiri hampir saja di tutup karna
memang pada tahun itu banyak kantor-kantor yang di tutup dan
setelah di analisis letak salahnya adalah letak posisi bank yang terlalu
dekat dan ada pilihan apakah pada tahun tersebut pangkalan akan di
tutup atau malah di relokasi dan ataukah malah di gabung, dan
akhirnya di putuskan BSM Pangkalan akan di relokasi,namun belum
tau relokasinya kemana dan masih mencari lokasi. Pada tahun 2016
Kantor Kas sebaiknya di dalam Kampus bukan di luar kampus, dan
sebenarnya kantor kas Tanjung pati ini telah bekerja sama dengan UPI
dan UNAND,karna itu lah Bank Syariah Mandiri Tanjung Pati pindah
ke UPI padang dan di buat kantor baru, dan selain itu keluar
persetujuan BSM Pangkalan Pindah ke Tanjung Patinamun prosesnya
agak lama,proses pemindahan dari Pangkalan ke Tanjung Pati,BSM
Tanjung Pati ke UPI juga lama di karenakan renovasi gedung.
Jumat 26 Mei 2017 untuk pertama kalinya BSM Pangkalan
pindah ke Tanjung Pati dan beroperasional di Tanjung Pati.
48
2. Visi dan Misi PT Bank Syariah Mandiri KC Pangkalan Tanjung Pati
Sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan Al-Qur’an dan
As-Sunnah maka PT. Bank Syariah Mandiri mempunyai visi dan misi
yang hendak dicapai agar PT. Bank Syariah Mandiri selalu menjadi
lembaga keuangan yang berkompeten dan selalu dipercaya oleh
nasabahnya. Adapun yang menjadi VISI dan MISI dari PT. Bank
Syariah Mandiri yaitu :
1) Visi :
“Bank Syariah Terdepan dan Modern”
( The Leading and Modern Sharia Bank )
Bank Syariah Terdepan :
Menjadi Bank Syariah yang selalu unggul diantara pelaku
industri perbankan di Indonesia pada segmen consumen, micro,
SME, commercial dan corporate.
Bank Syariah Modern :
Menjadi Bank Syariah dengan sistem layanan dan
teknologi mutakhir yang melampaui harapan nasabah.
2) Misi :
a) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan diatas rata –
rata industri yang berkesinambungan.
b) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis
teknologi yang melampaui harapan nasabah.
49
c) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan
penyaluran pembiayaan pada segmen ritel.
d) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai – nilai syariah
universal.
e) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja
yang sehat.
f) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan.
3. Moto, Slogan dan Tagline PT Bank Syariah Mandiri KC Pangkalan
Tanjung Pati
Moto : Bsm mangalir berkah
Slogan : Ada berkah di setiap transaksi
Tagline : “Terdepan, Modern, Menentramkan “
Terdepan adalah komitmen BSM untuk selalu menjadi Bank
Syariah yang terbaik dan terbesar.
Modern adalah komitmen BSM untuk terus berinovasi baik dari
sisi produk layanan, teknologi, dan sumber daya manusia yang
profesional sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Perbankan
Syariah.
Menentramkan adalah komitmen BSM untuk memberikan rasa
aman dan nyaman dalam melakukan aktivitas perbankan sesuai
prinsip syariah bagi seluruh stakeholder.
50
4. Profil PT Bank Syariah Mandiri KC Pangkalan Tanjung Pati
BSM KCP Pangkalan berdiri pada bulan November 2012 yang
beralamat di jalan pasar baru pangkalan kenagarian pangkalan
kabupaten 50 kota. Pada saat awal didirikannya BSM KCP Pangkalan
di pimpin oleh bapak muhammad ikhsan yang juga di bantu oleh
beberapa orang staff lainnya.
Pada hari jumat 26 Mei 2017 untuk pertama kalinya BSM
Pangkalan pindah ke Tanjung Pati dan beroperasional di Tanjung Pati.
Yang beralamat di Jalan Raya Payakumbuh – Pekanbaru KM 8
Tanjung Pati Sarilamak.
5. Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri KC Pangkalan Tanjung
Pati
(terlampir)
6. Produk – produk dan Jasa PT Bank Syariah Mandiri KC Pangkalan
Tanjung Pati
1) Tabungan BSM
Tabungan BSM merupakan tabungan dalam mata uang
rupiah yang penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan setiap
saat selama jam buka kas di konter BSM atau melalui ATM.
Manfaat :
a. Aman dan terjamin.
b. Online diseluruh outlet BSM.
c. Bagi hasil yang kompetitif.
51
d. Fasilitas BSM Card yang berfungsi sebagai kartu ATM
& debit.
e. Fasilitas e-Banking, yaitu BSM Mobile Banking & BSM
Net Banking.
f. Kemudahan dalam penmyaluran zakat, infaq, dan
sedekah.
2) BSM Tabungan Mabrur
Tabungan BSM Mabrur adalah tabungan dalam mata uang
rupiah untuk membantu pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
Manfaat :
a. Aman dan terjamin.
b. Fasilitas talangan haji untuk kemudahan mendapatkan porsi
haji.
c. Online dengan Siskohat Departemen Agama untuk kemudahan
pendaftaran haji.
Persyaratan : kartu identitas ( KTP/SIM/Paspor ) nasabah.
3) BSM Tabungan Investasi Cendekia
Merupakan tabungan berjangka untuk keperluan uang
pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap ( installment ) dan
dilengkapi dengan perlindungan asuransi.
52
Manfaat Tabungan :
a. Bagi hasil yang kompetitif.
b. Kemudahan perencanaan keuangan masa depan, khusunya
pendidikan putra/i.
c. Perlindungan asuransi secara otomatis, tanpa pemeriksaan
kesehatan.
Manfaat Asuransi :
Tahun pertama
kepesertaan
Tahun kedua dan
seterusnya
Meninggal
dunia karena
sakit ( bukan
karena
kecelakaan )
Santunan meninggal
sebesar 50 x setoran
bulanan (setelah 3 bulan
kepesertaan dan max Rp
50 jt ).
Santunan
manfaat asuransi
sebesar 100x
setoran bulanan.
Pembayaran sisa setoran bulanan
untuk masa yang
belum dijalani.
Meninggal
dunia atau
cacat tetap
total karena
kecelakaan
Santunan manfaat
asuransi sebesar
50x setoran
bulanan.
Pembayaran sisa setoran bulana
untuk masa yang
belum dijalani.
Santunan
manfaat asuransi
sebesar 100x
setoran bulanan.
Pembayaran sisa setoran bulanan
untuk masa yang
belum dijalani.
53
Ketentuan premi asuransi :
a. Premi asuransi akan didebet secara otomatis dari setoran
bulanan tabungan .
b. Premi asuransi ditentukan berdasarkan periode produk :
Jangka waktu menabung Besarnya premi
1 – 5 Tahun 2.50 %
6 – 10 Tahun 3.75 %
11 – 15 Tahun 5.00 %
16 – 20 Tahun 6.50 %
Ilustrasi Santunan Manfaat Asuransi :
Jangka
waktu
menabung
Terjadi
risiko
Santunan
tunai
Sisa setoran
bulanan
Total
santunan
manfaat
asuransi
11 Tahun Bulan ke-10 50x setoran
bulanan
122 172x sisa
setoran
bulanan
20 Tahun Bulan ke-13 100x
setoran
bulanan
227 327x sisa
setoran
bulanan
4) BSM Tabungan Berencana
Merupakan tabungan berjangka yang memberikan nisbah
bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang
telah ditetapkan.
Manfaat tabungan :
a. Bagi hasil yang kompetitif.
b. Kemudahan perencanaan keuangan nasabah jangka panjang.
c. Perlindungan asuransi secara gratis & otomatis tanpa
pemeriksaan kesehatan.
54
d. Jaminan pencapaian target dana.
Manfaat asuransi :
Santunan tunai berfungsi untuk memenuhi kekurangan target
dana, sehingga manfaat asuransi dihitung dengan cara : Target
Dana – Saldo saat klaim.
5) BSM Tabungan Simpatik
Merupakan tabungan berdasarkan prinsip wagiah yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasrakan syarat-syarat
yang disepakati.
Manfaat :
a. Aman dan terjamin.
b. Online diselutruh outlet BSM.
c. Bonus bulanan yang diberikan sesuai dengan kebijakan BSM.
d. Fasilitas BSM Card yang berfungsi sebagai kartu ATM dan
debit.
e. Fasilitas e-Banking yaitu BSM Mobile Banking & BSM Net
Banking.
f. Penyaluran zakat, infaq, dan sedeqah.
Persyaratan :kartu identitas ( KTP/SIM/Paspor ) nasabah.
6) TabunganKu
TabunganKu merupakan tabungan untuk perorangan dengan
persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh
55
bank – bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung
dan meningkatkan kesejahteraaan masyarakat.
Manfaat :
a. Aman dan terjamin dan online diseluruh outlet BSM.
b. Bonus wadiah diberikan sesuai kebijakan bank.
7) BSM Deposito
Merupakan investasi berjangka waktu tertentu dalam mata
uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah
Muthalaqah.
Manfaat :
a. Dana aman dan terjamain dan dikelola secara syariah .
b. Bagi hasil yang kompetitif dan dapat dijadikan jaminan
pembiayaan.
c. Fasilitas Automatic Roll Over ( ARO )
Persyaratan :
a. Perorangan : KTP/SIM/Pasor nasabah.
b. Perusahaan : KTP Pengurus, Akte Pendirian, SIUP & NPWP.
Karakteristik :
a. Jangka waktu yang fleksibel : 1,3,6 dan 12 bulan.
b. Dicairkan pada saat jatuh tempo.
c. Setoran awal minimum Rp 2.000.000.
d. Biaya materai Rp 6.000.
56
8) BSM Giro
BSM Giro adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang
rupiah untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasrakan
prinsip wadiah yad dhamanah.
Manfaat :
a. Dana aman dan tersedia setiap saat.
b. Kemudahan transaksi dengan menggunakan cek atau B/G.
c. Fasilitas Intercity Clearing untuk kecepatan bayar inkaso (
kiring anatar wilayah ).
d. Fasilitas BSM Card sebagai kartu ATM sekaligus debet ( untuk
perorangan ).
e. Fasilitas pengiriman account statement setiap awal bulan.
f. Bonus bulana yang diberikan sesuai dengan kebijakan BSM.
9) BSM Card
Yaitu kartu yang dapat digunakan untuk transaksi perbankan
melalui ATM dan mesin debit ( EDC/Electronic Data Capture ).
Manfaat :
a. Kemudahan tarik tunai diseluruh ATM BSM, ATM Mandiri,
ATM BCA, ATM Bersama, dan ATM Prima.
b. Kemudahan berbelanja di lebih dari 20.000 merchant yang
menyediakan mesin – mesin EDC Prima BCA & EDC Mandiri,
antara lain : Carrefour, Giant, Hypermart, Toko Buku
Gramedia, Alfamart, Indomaret, Rumah Sakit Ibu & Anak
57
Hermina, Apotik Kimia Farma, SPBU ( Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum ).
c. Program diskon di merchant – merchant tertentu.
10) BSM Mobile Banking GPRS
Merupakan bentuk alayan transaksi perbankan ( non tunai )
melalui mobile phone ( handphone ) berbasis GPRS .
Manfaat :
a. Kenyamanan bertransaksi kapan saja dan dimana saja.
b. Kemudahan melakukan transaksi seperti layaknya di ATM.
c. Biaya pulsa paling murah, kurang dari Rp 50 per transaksi.
d. Dapat diaplikasikan pada semua jenis SIM Card & ponsel yang
menggunakan teknologi GPRS.
e. Dilengkapi fitur spesial transfer real time ke 83 Bank dan
transfer ke bukan pemegang rekening.
11) BSM Net Banking
Merupakan layanan transaksi perbankan ( non tunai ) melalui
internet.
Manfaat :
a. Kenyamanan bertransaksi kapan saja dan dimana saja.
b. Dapat mengelola sendiri transaksi keuangan.
c. Pengamana berlapis untuk setiap transaksi yang dilakuakn di
BSM Net Banking.
d. Dilengkapi fitur spesial tranfer real time ke 83 bank dan
transfer ke bukan pemegang rekening.
58
Fasilitas / fitur :
a. Transfer real time ke rekening di bank anggota ATM Bersama
dan Prima.
b. Transfer Uang Tunai (transfer ke bukan pemegang rekening ).
c. Transfer ke bank lain ( kliring, RTGS).
d. Pembayaran tagihan ( telepon, listrik, dll ).
e. Pembelian pulsa.
f. Informasi saldo dan data rekening nasabahserta cetak data
mutasi transaksi.
B. Gambaran Umum Responden
Kuesioner yang disebarkan sebanyak 75 responden, semua kuesioner
memnuhi kreteria. Karakteristik yang menjadi subjek dalam penelitian ini
terdiri dari nama responden, jenis kelamin, umur, pendidikan dan
pekerjaan responden. Dalam kuesioner responden boleh tidak mengisi
nama untuk menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan.
1. Karakteristik berdasarkan asal daerah responden
Berikut ini dikemukakan tabel berdasarkan asal daerah
responden sebagai berikut :
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Asal Daerah
No Daerah Jumlah Persentase (%)
1 Di Luar Daerah
Tanjung pati
61
80,26
2 Di Daerah Tanjung Pati
15
19,73
Total
76
100 Sumber : data primer diolah tahun 2020
59
Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan asal daerah
sebanyak 61 orang atau 80,26 persen responden berasal dari luar
daerah tanjung pati dan 15 orang atau 19,73 persen berada di daerah
tanjung pati.
2. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Berikut ini dikemukakan tabel berdasarkan jenis kelamin
sebagai berikut :
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)
1
Pria
39
51,31
2
Wanita
37
48,69
Jumlah
76
100 Sumber : data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
pria sebanyank 39 orang dengan persentase 51,31 persen dan wanita
sebanyak 37 orang dengan persentase 48,69 persen.
3. Karakteristik berdasarkan umur
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Umur
No Usia Jumlah Persentase (%)
1
<20 tahun
5
6,58
2
20-25 tahun
7
9,21
3
25-30 tahun
26
34,21
4
>30 tahun
38
50
60
Jumlah
76
100 Sumber : data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan karakteristik responden menurut usia yang
jumlahnya 75 orang terdiri dari atas usia <20 tahun sebanyak 5 orang
dengan persentase 6,58 persen, usia 20-25 tahun sebanyak 7 orang
dengan persentase 9,21 persen, usia 25-30 tahun sebanyak 26 orang
dengan persentase 34,21, usia <30 tahun sebanyak 38 orang dengan
persentase 50 persen.
4. Karakteristik berdasarkan pendidikan
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1
SD
11
14,47
2
SMP
14
18,42
3
SMA
21
27,63
4
SARJANA
30
39,48
Jumlah
76
100 Sumber : data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan karakteristik responden menurut pendidikan yang
jumlahnya terdiri dari atas SD sebanyak 11 orang dengan persentase
14,47 persen, SMP sebanyak 14 orang dengan persentase 18,42
persen, SMA 21 orang dengan persentase 27,63 persen, SARJANA
sebanyak 30 orang dengan persentase 39,48 persen.
61
5. Karakteristik berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.5
Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1
PNS
23
30,26
2
Pelajar/mahasiswa
17
22,37
3
Wirausaha
22
28,94
4
Lain-lain
14
18,42
Jumlah
76
100
Sumber : data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan karakteristik responden menurut pekerjaan yang
jumlahnya 76 orang terdiri atas PNS sebanyak 23 orang dengan
persentase 30,26 persen, pelajar/mahasiswa sebanyak 17 orang dengan
persentase 22,37 persen, wirausaha sebanyak 22 orang dengan
persentase 28,94 persen, lain-lain sebanyak 14 orang dengan
persentase 18,42 persen.
C. Hasil Analisis Data
1. Instrumen Penelitian
a. Uji Validasi
Uji validitas menunjukan sejauhmana suatu alat
pengukuran berhubungan dengan suatu pengujian item-item
dalam kuesioner yang akan digunakan. Dalam penelitian ini
akan digunakan analisis korelasi yaitu dengan menghitung
korelasi antara nilai keseluruhan atau skor totalnya. Skor total
62
adalah skor yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor
item pertanyaan. Apabila skor totalnya lebih besar dari 0,30
maka dapat dikatakan bahwa alat pengukuran tersebut
mempunyai validitas. Hasil pengujian variabel dari masing-
masing variabel independen dan variabel dependen sebagai
berikut :
Tabel 4.6
Uji Validitas Variabel
Variabel nilai r hitung nilai r tabel nilai sig. Keputusan
item1 0,286 0,227 0,012 Valid
item 2 0,395 0,227 0 Valid
item 3 0,277 0,227 0,015 Valid
item4 0,272 0,227 0,017 Valid
item5 0,491 0,227 0 Valid
item6 0,447 0,227 0 Valid
item7 0,591 0,227 0 Valid
item8 0,388 0,227 0,001 Valid
item9 0,381 0,227 0,001 Valid
item10 0,264 0,227 0,021 Valid
item11 0,464 0,227 0 Valid
item12 0,341 0,227 0,003 Valid
item13 0,264 0,227 0,021 Valid
item14 0,261 0,227 0,023 Valid
item15 0,303 0,227 0,008 Valid
item16 0,309 0,227 0,007 Valid Sumber : Olahan data SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 di atas pengujian validitas dimulai
dari uji validitas angket yang terdiri dari 16 butir pertanyaan
yang ada, ditemukan semua item pertanyaan valid untuk
kepuasan nasabah PT. Bank Syariah Mandiri KC Tanjung Pati.
Dari hasil uji validitas diperoleh semua nilai korelasi masing-
63
masing lebih besar dari nilai korelasi kritis atau 0,30. Dengan
demikian semua item pertanyaan variabel tingkat minat nasabah
dapat digunakan untuk pengujian lebih lanjut.
b. Uji Reabilitas
Analisis reabilitas menunjukan sejauhmana suatu
instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten
apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Metode yang
digunakan dalam analisis reabilitas ini adalah metode Cronbach
Alpha. Nilai Cronbach Alpha dikatakan handal (reliabel)
apabila memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0.60
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Reabilitas Variabel Penelitian
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,665 ,665 17
Sumber : Olahan data SPSS
Dalam penelitian ini uji reabilitas dilakukan dengan
melihat hasil perhitungan nilai Cronbach Alpha (a). Suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha (a)>60% yaitu bila dilakukan penelitian ulang dengan
waktu dan dimensi yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan
yang sama. Tetapi sebaliknya bila Alpha (a)<60% maka
dianggap kurang handal, artinya bila variabel-variabel tersebut
dilakukan penelitian ulang dengan waktu yang berbeda akan
menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
64
Hasil penelitian reliabilitas dalam tabel 4.7 di atas
menunjukan bahwa semua variabel dalam penelitian mempunyai
koefisien alpha (a) yang cukup besar yaitu >60 sehingga dapat
dikatakan semua konsep pengukuran masing-masing variabel
dari kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang
handal.
2. Analisis Deskriptif
Berdasarkan hasil penelitian pemahaman nasabah terhadap
produk perbankan syariah untuk meningkatkan jumlah nasabah di
PT. Bank Syariah Mandiri KC Tanjung Pati maka dapat diketahui
tanggapan responden terhadap pertanyaan yang disebarkan. Setelah
perhitungan setiap indikator valiabel pemahaman nasabah yang
diolah menggunakan SPSS maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Tentang Semangat Menabung
Masyarakat di Bank Syariah Mandiri KC Tanjung Pati
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 26 34,21
Setuju 37 48,68
Netral 13 17,10
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menyatakan sangat setuju 26
orang atau 34,21 persen responden, yang menyatakan setuju 37
orang atau 48,68 persen, yang menyatakan netral 13 orang atau
65
17,10 persen, yang menyatakan tidak setuju tidak ada atau 0 persen
responden dan yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada atau 0
persen responden.
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Tentang Kesopanan Karyawan PT. Bank
Syariah Mandiri KC Tanjung Pati Mendorong Saya Untuk
Menabung
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 28 36,84
Setuju 44 57,90
Netral 4 5,26
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.9 di atas menyatakan sangat setuju 28
orang atau 36,84 persen responden, yang menyatakan setuju 44
orang atau 57,90 persen responden, yang menyatakan netral 4 orang
atau 5,26 persen, yang menyatakan tidak setuju tidak ada atau 0
persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden.
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Tentang Keberadaan PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tanjung Pati Diterima Masyarakat
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 22 28,94
Setuju 50 65,79
Netral 4 5,26
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
66
Berdasarkan tabel 4.10 yang menyatakan sangat setuju 22
orang atau 28,94 persen responden, yang menyatakan setuju 50
orang atau 65,79 persen responden, yang menyatakan netral 4 orang
atau 5,26 persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak
ada atau 0 persen responden.
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Tentang Menabung di PT. Bank Syariah
Mandiri Merupakan Salah Satu Faktor Untuk Menjalankan
Syariat Islam
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 5 6,58
Setuju 37 48,68
Netral 34 44,73
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.11 yang menyatakan sangat setuju 5 orang
atau 6,58 persen responden, yang menyatakan setuju 37 orang atau
48,68 persen responden, yang menyatakan netral 34 orang atau 44,37
persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada atau 0
persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden.
67
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Tentang Menanbung di Pt. Bank Syariah
Mandiri KC Tanjung Pati Ikut Andil Pembangunan
Perekonomian Indonesia
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 10 13,16
Setuju 54 71,05
Netral 12 15,79
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.12 yang menyatakan sangat setuju 10
orang atau 13,15 persen responden, yang menyatakan setuju 54
orang atau 71,05 persen responden, yang menyatakan netral 12 orang
atau 15,79 persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak
ada atau 0 persen responden.
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Tentang Bangga dan Percaya Diri
karena Menggunakan PT. Bank Syariah Mandiri
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 3 3,94
Setuju 37 48,68
Netral 36 47,37
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.13 yang menyatakan sangat setuju 3 orang
atau 3,94 persen responden, yang menyatakan setuju 37 orang atau
48, 68 persen responden, yang menyatakan netral 36 orang atau
47,37 persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada atau
68
0 persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden.
Tabel 4.14
Tanggapan Responden Tentang Kehadiran Pt. Bank Syariah
Mandiri KC Tanjung Pati Membantu Masyarakat Terbebas
Dari Unsur Riba
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 7 9,21
Setuju 55 72,37
Netral 14 18,42
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.14 yang menyatakan sangat setuju 7 orang
atau 9,21 persen responden, yang menyatakan setuju 55 orang atau
72,37 persen responden, yang menyatakan netral 14 orang atau 18,42
persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada atau 0
persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden.
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Tentang Menabung di PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tanjung Pati Dapat Diandalkan dan Dapat
Membantu Menyelesaika Hampir Semua Kebutuhan
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 6 7,89
Setuju 50 65,79
Netral 20 26,31
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.15 yang menyatakan sangat setuju 6 orang
atau 7,89 persen responden, yang menyatakan setuju 50 orang atau
69
65,79 persen responden, yang menyatakan netral 20 orang atau 26,31
persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada atau 0
persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden.
Tabel 4.16
Tanggapan Responden Tentang Mengetahui Nisbah
Keuntungan Tidak Berdasarkan Porsi Setoran Modal
Melainkan Berdasarkan Kesepakatan
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 8 10,53
Setuju 58 76,31
Netral 10 13,16
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.16 yang menyatakan sangat setuju 8 orang
atau 10,53 persen responden, yang menyatakan setuju 58 orang atau
76,31 persen responden, yang menyatakan netral 10 orang atau 13,16
persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada atau 0
persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden.
Tabel 4.17
Tanggapan Responden Tentang Keuntungan Yang Diperoleh
PT. Bank Syariah Mandiri KC Tanjung Pati Berpengaruh
Terhadap Pembagian Bagi Hasil Yang Ditawarkan
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 10 13,16
Setuju 52 68,42
Netral 14 18,42
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
70
Berdasarkan tabel 4.17 yang menyatakan sangat setuju 10
orang atau 13,16 persen responden, yang menyatakan setuju 52
orang atau 68,42 persen responden, yang menyatakan netral 14 orang
atau 18,42 persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak
ada atau 0 persen responden.
Tabel 4.18
Tanggapan Responden Tentang Memabung di PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tanjung Pati Karena Nisbah Bagi Hasil Yang
Diberikan Tidak Merugikan Saya
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 29 38,15
Setuju 42 55,26
Netral 5 6,58
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.18 yang menyatakan sangat setuju 29
orang atau 38,15 persen responden, yang menyatakan setuju 42
orang atau 55,26 persen responden, yang menyatakan netral 5 orang
atau 6,58 persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak
ada atau 0 persen responden.
Tabel 4.19
Tanggapan Responden Tentang Penerapan Bagi Hasil
Merupakan Faktor Pemikat Saya Untuk Menabung Pada PT.
Bank Syariah Mandiri KC Tanjung Pati
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 11 14,47
Setuju 51 67,10
Netral 14 18,42
Tidak setuju 0 0
71
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.19 yang menyatakan sangat setuju 11
orang atau 14,47 persen responden, yang menyatakan setuju 51
orang atau 67,10 persen responden, yang menyatakan netral 14 orang
atau 18,42 persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak
ada atau 0 persen responden.
Tabel 4.20
Tanggapan Responden Tentang Menabung di PT. Bank Syariah
Mandiri Senantiasa Mengingatkan Saya Kepada Allah SWT
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 11 14,47
Setuju 52 68,42
Netral 13 17,10
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.20 yang menyatakan sangat setuju 11
orang atau 14,47 persen responden, yang menyatakan setuju 52
orang atau 68,42 persen responden, yang menyatakan netral 13 orang
atau 17,10 persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak
ada atau 0 persen responden.
72
Tabel 4.21
Tanggapan Responden Tentang Keputusan Bertransaksi di PT.
Bank Syariah Mandiri KC Tanjung Pati Adalah Keinginan
Sendiri
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 6 7,90
Setuju 57 75
Netral 13 17,10
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.21 yang menyatakan sangat setuju 6 orang
atau 7,90 persen responden, yang menyatakan setuju 57 orang atau
75 persen responden, yang menyatakan netral 13 orang atau 17,10
persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada atau 0
persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden.
Tabel 4.22
Tanggapan Responden Tentang Merasa Terpanggil Untuk
Menabung di PT. Bank Syariah Mandiri KC Tanjung Pati
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 9 11,84
Setuju 48 63,15
Netral 19 25
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.22 yang menyatakan sangat setuju 9 orang
atau 11,84 persen responden, yang menyatakan setuju 48 orang atau
63,15 persen responden, yang menyatakan netral 19 orang atau 25
persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada atau 0
73
persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden.
Tabel 4.23
Tanggapan Responden Tentang Merasa Puas dan Akan Terus
Menggunakan PT. Bank Syariah Mandiri KC Tanjung Pati
Sebagai Bank Saya dan Akan Merekomendasikan Kepada
Orang Lain
Tanggapan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 6 7,90
Setuju 56 73,68
Netral 14 18,42
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 76 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.23 yang menyatakan sangat setuju 6 orang
atau 7,90 persen responden, yang menyatakan setuju 56 orang atau
73,68 persen responden, yang menyatakan netral 14 orang atau 18,42
persen responden, yang menyatakan tidak setuju tidak ada atau 0
persen responden, yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada
atau 0 persen responden.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolineritas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui hubungan yang terjadi
antara variabel, kreteria pengambilan keputusan dengan melihat
nilai toleran VIF (Variance Inflation Factor), apabila nilai toleran
lebih kecil dari 0,1 maka itu tidak terjadi multikolinearitas.
74
Tabel 4.24
Uji Hasil Multikolinearitas
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standa
rdized
Coeffi
cients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 13,180 2,314 5,695 ,000
Budaya -,087 ,125 -,085 -,695 ,489 ,831 1,203
Psikologis ,306 ,104 ,350 2,935 ,004 ,871 1,148
Bagi hasil -,049 ,117 -,050 -,415 ,680 ,837 1,195
a. Dependent Variable: bank_pilihan
Sumber : Olahan data SPSS
Berdasarkan tabet 4.23 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai
VIF < 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas dan nilai
toleran > 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji ini dilakukan apabila varian eror (ei) untuk beberapa nilai
x tidak konstan atau berubah-ubah. Pendeteksian konstan atau
tidaknya varian eror konstan dapat dilakukan dengan
menggunakan grafik antara y dan residu (y-y). Apabila garis yang
membatasi sebaran titik-titik relatif paralel maka varian eror
dikatakan konstan.
Tabel 4.24
Uji Hasil Heterokdatisitas
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,180 1,229 -,146 ,884
x1 -,051 ,066 -,096 -,765 ,447
x2 ,091 ,055 ,203 1,646 ,104
x3 ,035 ,062 ,070 ,555 ,580
a. Dependent Variable: AbsRes
Sumber : Olahan data SPSS
75
Berdasarkan tabet 4.24 di atas, bahwa nilai sig. > 0,05 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas
c. Uji Normalitas
Pengujian Normalitas data dilakukan untuk memastikan
bahwa data yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis
merupakan data yang terdistribusi normal. Adapun hasil
pengolahan data untuk uji normalitas dapat dilihat pada tabel
4.25 berikut :
Tabel 4.25
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 76
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,13071655
Most Extreme Differences Absolute ,094
Positive ,073
Negative -,094
Test Statistic ,094
Asymp. Sig. (2-tailed) ,095c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Olahan data SPSS
Berdasarkan tabel 4.25 di atas, Keputusan, karena nilai Asymp.
Sig. (2-tailed)> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.
76
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi
yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Metode
pengujian ini yang sering digunakan adalah uji Durbin-Watson
(Uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 4.26
Hasi Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,327a ,107 ,070 1,154 1,770
a. Predictors: (Constant), bagi_hasil, psikologi, budaya
b. Dependent Variable: keinginan
Sumber : Olahan data SPSS
Berdasarkan tabel 4.26 di atas, bahwa hasil uji autokorelasi
menunjukan nilai d = 1,770. Kemudian dengan jumlah sampel,
didapatkan nilai du dan dl berdasarkan abel durbin watson dengan
nilai du = 1,709 dan dl = 1,543
Keputusan :
D < dl atau d > 4 – dl = terdapat auto korelasi
Du < d < 4 – du = tidak terdapat auto korelasi
Dl < d < du atau 4 –du < d < 4 – dl = tidak ada kesimpulan
77
Hasil:
D = 1,770
Dl = 1,543
Du = 1,709
4-du = 2,291
4-dl = 2,453
Dengan demikian didapatkan du < d < 4-du dengan nilai
1,709 < 1,770 < 2,291. Maka disimpulkan tidak dapat auto
korelasi.
4. Teknik Analisis Data
a. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen dan sekaligus
dalam rangka membuktikan hipotesis yang digunakan dalam
penelitian. Persamaan regresi sederhana berguna untuk melihat
pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square
(OLS), untuk melakukan pengujian ini digunakan analisis regresi
sederhana. Hasil dari regresi sederhana dapat dijelaskan pada
tabel lampiran.
78
Tabel 4.27
Hasil Uji Regresi Sederhana Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Eror Beta
1
(Constant) 12,316 2,355
Layanan ,070 ,049 ,162
Sumber : Olahan data SPSS
Nilai koefisien regresi masing-masing variabel dapat
didistribusikan kedalam persamaan regresi sederhana sebagai
berikut :
Y = a + bX
= 12,316 + 0,70X
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan di bawah ini :
1. Nilai konstanta sebesar 12,316 satuan ini menunjukan bahwa
sebelum di pengaruhi variabel kualitas pemahaman nasabah
sebagai variabel independen, maka pemahaman nasabah
tentang produk perbankan syariah sebesar 12.316 degan
asumsi variabel lain 0 atau tidak ada.
2. Koefisien kuliatas memberikan nilai sebesar 0,070 pada
variabel layanan berarti, apabila peningkatan pada variabel
layanan, maka akan meningkatkan jumlah nasabah sebesar
0,070 satuan dengan asumsi variabel lain 0 atau tidak ada.
b. Koefisien Determinan (R²)
Koefisien Determinan digunakan untuk melihat kontribusi
dari variabel independen terhadap variabel dependen, dapat dilihat
dari tabet berikut :
79
Tabel 4.28
Koefisien Determinan (R²)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,327a ,107 ,070 1,154
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
Sumber : Olahan data SPSS
Berdasarkan tabel 4.27 di atas, dilahat nilai R Square ,070
yang artinya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen adalah sebesar 70%.
c. Uji Hipotesis ( uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel dpenden
yaitu Pemahaman Nasabah Terhadap Produk Perbankan Syariah
Dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah Pada PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tanjung Pati, Berdasarkan perhitungan tabel 4.29
sebagai berikut :
Tabel 4.29
Hasil Uji Hipotesis (uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13,180 2,314 5,695 ,000
budaya -,087 ,125 -,085 -,695 ,489
psikologis ,306 ,104 ,350 2,935 ,004
Bagi hasil -,049 ,117 -,050 -,415 ,680
a. Dependent Variable: keinginan
Sumber : Olahan data SPSS
80
Berdasarkan tabet di 4.29 di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Jika nilai sig. > 0,05, maka kesimpulannya tidak terdapat pengaruh
variabel x terhadap variabel y secara parsial (individu)
2. Jika nilai sig. < 0,05, maka kesimpulannya terdapat pengaruh
variabel x terhadap variabel y secara parsial (individu)
3. Jika nilai t hitung < t tabel, maka kesimpulannya tidak terdapat
pengaruh variabel x terhadap variabel y secara parsial (individu)
4. Jika t hitung > t tabel, maka kesimpulannya terdapat pengaruh
variabel x terhadap variabel y secara parsial (individu)
Maka dengan demikian, data memiliki nilai sig. ,00 < 0,05
segingga hipotesis dapat diterima.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, maka dapat
disimpulkan, bahwa dampak dari pemahaman nasabah berpengaruh
dalam meningkatkan jumlah nasabah. Hal teresbut dapat dilihat dari hasil
pengujian berikut :
Y = 13.316 + 0,070X
Dari persamaan ini dapat dijelaskan bahwa :
1. Nilai konstanta sebesar 12,316 satuan ini menunjukan bahwa
sebelum di pengaruhi variabel kualitas pemahaman nasabah
sebagai variabel independen, maka pemahaman nasabah tentang
produk perbankan syariah sebesar 12.316 degan asumsi variabel
lain 0 atau tidak ada.
2. Koefisien kuliatas memberikan nilai sebesar 0,070 pada variabel
layanan berarti, apabila peningkatan pada variabel layanan, maka
akan meningkatkan jumlah nasabah sebesar 0,070 satuan dengan
asumsi variabel lain 0 atau tidak ada.
B. Saran
Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan tentang Pemahaman
Nasabah dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah pada PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tanjung Pati, penulis memberikan saran sebagai berikut :
82
1. Meningkatkan pemahaman sejumlah nasabah dengan produk yang ada
di PT. Bank Syariah Mandiri KC. Tanjung Pati.
2. Karyawan bank lebih memperhatikan cara berkomunikasi dengan
nasabah.
3. Karyawan sebaiknya memahami terlebih dahulu apa yang dibutuhkan
dan diharapkan oleh nasabah.
4. Karyawan harus lebih gencar dalam meningkatkan jumlah nasabah di
daerah Tanjung Pati.
83
DAFTAR PUSTAKA
Sutan Remy Sjahdeini, 1999Perbankan IslamJakarta: Pustaka Utama Grafiti,
Hasan, Juli 2011 “Analisis Industri Perbankan Syari’ah di Indonesia”, dalam
Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan, Vol. 1, No. 1,
Engel, F. James and Roger, D. Blackwell, Paul W, Miniard. 1994. Perilaku
Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara.
Sofia Robbani, Analisis Pemahaman nasabah Tentang Kesyariahan Bank BNI
Syariah. (Studi kasus pada bank BNI Syariah Godean, Sleman,
Yogyakarta), Yoyakarta: Tesis program pasca sarjana pada sekolah pasca
sarjana Universitas Gadjah Mada.
Ikit. 2015. Akuntansi Penghimpunan Dana Bank Syariah. Yogyakarta:
Deepublish
Karim, Adiwarman. 2014. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Sarifah Faisal, metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung : Grafindo, 2004).
Teguh Muhammad,1999.Metodologi Penelitian Ekonomi dan Aplikasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Christopher.Lovelock. 2010. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Indeks
Kothler, Philip dan Gary Amstrong. 2013. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:
Erlangga
84
TrusnatiRatih.2007,Metodologi Penelitian Bisnis.Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sarifah Faisal, 2004. metodologi Penelitian Pendidikan Bandung : Grafindo.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA.
Muhammad Teguh, 1999. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Aplikasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Jakarta:
Alfabeta.
Husein Umar, 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta:
Rajawali Pers,.
Jonathan Sarwono, 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS,
Yogyakarta: CV Andi OFFSET.
Sambas Ali Muhidin, 2009. Analisis.Korelasi, Regresi, dan Jalur Pada
Penelitian,Bandung: Pustaka Setia,
Jonathan Sarwono, 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS,
Yogyakarta: CV Andi OFFSET,