Analisis Organisasi Zakat BAZNAS Kota Bandung

30
MAKALAH MANAJEMEN ZIS (ZAKAT INFAQ SHODAQOH) “Analisis Organisasi Zakat BAZNAS Kota Bandung” Dosen Pengampu : Hendi Suhendi, S.Sos.I, M.M Disusun Oleh : Yusni Zaidaturrohimah (10020213038) Siti Rohimah (10020213011) Lisna Rizki Aprianita (10020213004) Fakultas Dakwah Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Transcript of Analisis Organisasi Zakat BAZNAS Kota Bandung

MAKALAH

MANAJEMEN ZIS (ZAKAT INFAQ SHODAQOH)

“Analisis Organisasi Zakat BAZNAS Kota Bandung”

Dosen Pengampu :

Hendi Suhendi, S.Sos.I, M.M

Disusun Oleh :

Yusni Zaidaturrohimah (10020213038)

Siti Rohimah (10020213011)

Lisna Rizki Aprianita (10020213004)

Fakultas Dakwah

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Universitas Islam Bandung

1435 H / 2015 M

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan kami kesempatan dan juga

kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan

makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam kami ucapkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang karena Beliaulah kita dapat

menikmati indahnya islam sebagai agama yang di ridhoi oleh

Allah SWT.

Tak luput pula, kami mengucapkan terimakasih kepada

dosen pengampu mata kuliah Manajemen ZIS (Zakat, Infaq,

Shodaqoh) kami yang telah memberikan tugas pembuatan

makalah sehingga kami mendapatkan pelajaran yang berharga

dari pembuatan makalah ini. Terimakasih pun kami ucapkan

kepada teman - teman kami atas partisipasinya dalam

membantu pembuatan makalah kami ini.

Makalah yang kami haturkan ini bukan hanya dimaksudkan

untuk memenuhi kewajiban kami dalam mengerjakan tugas

kuliah dan juga sebagai pendukung nilai ujian kami dalam

ujian tengah semester ini. Akan tetapi kami pun

menginginkan bahwa makalah ini dapat berguna bagi siapa

1 | P a g e

saja yang berkenan untuk membaca dan memetik pembelajaran

dari makalah kami ini baik bagi individu maupun masyarakat.

Makalah ini membahas analisis kami terhadap lembaga –

lembaga amil zakat atau lembaga – lembaga penyalur zakat

bagi masyarakat wilayah kota Bandung dari segala aspek.

Kami mengucapkan maaf atas ketidak sempurnaan makalah yang

kami buat dan kami harap makalah ini dapat berguna bagi

kehidupan banyak orang baik di dunia maupun di akhirat

kelak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Bandung, 05 April 2015

Penulis

ABSTRAK

Zakat merupakan pranata keagamaan dalam agama Islam

yang hukumnya wajib dilakukan apabila telah memenuhi syarat

– syarat tertentu. Zakat terbagi atas dua kategori yaitu,

Zakat Fitrah dan Zakat Maal.

Zakat fitrah merupakan zakat yang dikeluarkan atau

dibayarkan oleh umat muslim satu tahun sekali dalam rangka

menyucikan diri. Waktu mengeluarkan zakat ini adalah pada

saat sebelum shalat Idul Fitri ataupun pada waktu maghrib

satu hari sebelum shalat Idul Fitri. Makna dari memberikan

2 | P a g e

zakat fitrah adalah agar semua orang pada hari Idul Fitri

menerima keberkahan yang sama sehingga tidak ada orang yang

akan kelaparan pada hari raya Idul Fitri.

Zakat Maal atau zakat harta adalah zakat yang biasa

dikeluarkan seseorang apabila telah sampai syarat – syarat

tertentu. Zakat maal terdiri dari beberapa kategori zakat

lainnya. Seperti, zakat emas dan perak, zakat pertanian,

zakat perdagangan, zakat peternakan, zakat profesi, dan

sebagainya. Zakat maal memiliki penghitungan sesuai dengan

harta yang dimiliki oleh seseorang. Semakin banyak harta

yang dimiliki oleh orang tersebut, semakin banyak pula lah

ia wajib mengeluarkan zakat.

Islam melarang umatnya untuk menimbun harta kekayaan.

Karena disetiap harta yang dimiliki oleh seseorang,

terdapat pula hak orang lain dalam harta tersebut. Oleh

karenanya zakat maal (zaka harta) dapat pula dimaknai

sebagai pembersih harta yang kita miliki agar harta

tersebut berkah dan tidak menimbulkan madharat bagi si

pemiliki harta.

Semakin banyaknya orang di zaman modern ini yang

saling berlomba – lomba untuk mengumpulkan harta kekayaan,

maka semakin banyak pula peluang zakat yang terdapat

didalamnya, dan semakin banyak pula kesenjangan antara

masyarakat. Bila terdapat orang yang sangat kaya, pastilah

ada orang yang fakir maupun miskin. Maka dari itulah

organisasi – organisasi zakat hadir untuk memberikan

3 | P a g e

layanan kepada masyarakat baik terhadap Muzakki (orang yang

membayar zakat) maupun Mustahiq (orang yang menerima

zakat), dan terhadap Amilin (orang yang mengurus zakat) itu

sendiri.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................1ABSTRAK...................................................2DAFTAR ISI................................................3BAB I PENDAHULUAN.........................................41.1 Latar Belakang Penulisan............................41.2 Rumusan Penulisan...................................51.3 Tujuan Penulisan....................................51.4 Manfaat Penulisan...................................6

BAB II PEMBAHASAN.........................................72.1 Profil BAZNAS Kota Bandung..........................72.2 Sistem Kinerja dan Struktur Organisasi BAZNAS Kota Bandung.................................................92.3 Penghimpunan Zakat BAZNAS Kota Bandung.............102.4 Pengelolaan Zakat BAZNAS Kota Bandung..............122.5 Penyaluran (Pendistribusian) Zakat BAZNAS Kota Bandung................................................13

BAB III ANALISIS.........................................163.1 Analisis Profil BAZNAS Kota Bandung................16

4 | P a g e

3.2 Analisis Sistem Kinerja dan Struktur Organisasi BAZNAS Kota Bandung....................................163.3 Analisis Penghimpunan Zakat........................173.4 Analisis Pengelolaan Zakat.........................173.5 Analisis Penyaluran (Pendistribusian) Zakat........17

BAB IV PENUTUP...........................................184.1 Kesimpulan.........................................184.2 Kritik.............................................194.3 Saran..............................................19

LAMPIRAN.................................................20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Penulisan makalah ini dilatarbelakangi oleh fenomena

zakat yang terjadi dalam masyarakat. Banyaknya masyarakat

saat ini yang berkewajiban membayar zakat khusunya zakat

Maal (harta), menjadikan berdirinya organisasi – organisasi

zakat yang menaungi penghimpunan, pengelolaan dan

penyaluran dana zakat kepada masyarakat yang membutuhkan

seakan menjamur. Maka dari itu, banyak masyarakat yang

kebingungan dalam memilih organisasi mana untuk membayar

zakat.

5 | P a g e

Zakat merupakan salah satu potensi umat Islam

yang belum sepenuhnya dikelola secara maksimal untuk

kepentingan pembangunan bangsa dan negara pada umumnya

dan kepentingan umat Islam pada khususnya.

Zakat merupakan pranata keagamaan yang memiliki

kaitan secara fungsional dengan upaya pemecahan

masalah-masalah kemanusiaan, seperti pengentasan

kemiskinan dan kesenjangan sosial akibat perbedaan dalam

kepemilikan kekayaan. Zakat menghapus sumber-sumber

kemiskinan dan meratakan kekayaan dalam arti standar

hidup setiap individu agar lebih terjamin sehingga

mestinya tidak ada orang atau kelompok masyarakat yang

menderita, sementara sebagian yang lain hidup

berlimpah dengan kemakmuran dan kemewahan. Salah satu

tujuannya adalah mempersempit jurang perbedaan ekonomi

didalam masyarakat hingga ke batas yang seminimal

mungkin.

Pendayagunaan zakat harus diarahkan sebagai

instrumen untuk membangun taraf kehidupan umat,

terutama melalui program pendayagunaan untuk kebutuhan

dasar, pembiayaan pendidikan, fasilitas pelayanan

kesehatan dan pemberdayaan ekonomi yang manfaatnya tidak

habis seketika ditangan mustahiq.

Dapat dikatakan bahwa sampai saat ini potensi

zakat sebagai sarana distribusi pendapatan dan

pemerataan rezeki serta sebagai sarana berbuat

6 | P a g e

kebajikan bagi kepentingan masyarakat belum dikelola

dan didayagunakan secara maksimal dalam ruang lingkup

yang lebih luas, padahal jika potensi zakat ini

dimenej dengan balk maka akan membawa dampak besar

dalam kehidupan masyarakat.

Makalah ini ditulis bukan karena kami ingin

membandingkan satu organisasi zakat dengan organisasi yang

lainnya. Akan tetapi kami menulis makalah ini untuk

menganalisi dan memberikan penilaian yang subjektif

mengenai organisasi zakat yang kami pilih.

1.2 Rumusan Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, kami merumuskan beberapa

rumusan yang akan dibahas lebih lanjut pada bab – bab

selanjutnya mengenai poin - poin penting dalam analisis

organisasi zakat, yaitu :

a. Profil BAZNAS Kota Bandung.

b. Sistem Organisasi kinerja BAZNAS Kota Bandung.

c. Penghimpunan zakat BAZNAS Kota Bandung.

d. Pengelolaan zakat BAZNAS Kota Bandung.

e. Pendistribusian BAZNAS Kota Bandung.

Beberapa poin diatas masing – masing memiliki

ketersinambungan dalam pembahasan makalah kami. Oleh karena

itu, dalam makalah yang kami tulis ini, kami membagi isis

keseluruhan bab menjadi dua bagian. Yaitu mengenai

7 | P a g e

pembahasan organisasi zakat itu sendiri dan juga analisis

kami mengenai lembaga tersebut.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari ditulis dan disusunnya makalah ini

adalah sebagai pemenuhan tugas kami dalam mata kuliah

Manajemen Zakat, Infaq dan Shodaqoh. dimana tugas ini

menjadi salah satu pengantar sebelum kami melaksanakan

ujian tengah semester (UTS).

Adapun tujuan lain yang ingin kami capai dari makalah

ini adalah, untuk memberikan ilmu dan pengetahuan tentang

zakat, infaq dan shodaqoh juga agar tersadarnya masyarakat

khususnya masyarakat kota bandung untuk membayar zakat yang

merupakan kewajiban dalam pranata kehidupan beragama islam.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini terbagi kedalam dua

jenis manfaat. Yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

- Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penulisan makalah ini adalah

sebagai ilmu dan pengetahuan akan lembaga – lembaga zakat

yang ada di Indonesia, khususnya Kota Bandung. Makalah ini

menambah ilmu pengetahuan tentang bagaimana lembaga

8 | P a g e

tersebut mengelola, menghimpun dan menyalurkan dana zakat

kepada masyarakat.

- Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari ditulisnya makalah ini adalah :

a. Dapat melakukan praktek pranata keagamaan yaitu zakat

dengan pengetahuan yang benar.

b. Memberikan sosialisasi pentingnya zakat terhadap

masyarakat.

c. Mempengaruhi dan memotivasi orang – orang agar

membayar zakat kepada lembaga zakat.

d. Memberikan pandangan yang positif akan kualitas

lembaga zakat sehingga timbulnya rasa kepercayaan pada

masyarakat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil BAZNAS Kota Bandung

BAZNAS Kota Bandung bertempat di Masjid Al-Ukhuwah

Lantai 3 Jl.Wastukencana No.23 Kota Bandung, Jawa Barat.

9 | P a g e

BAZNAS kota Bandung pertama kali dinamakan BAZIS

(Badan Amil Zakat,Infaq,Shadaqoh). Pada tahun 2011 BAZ

diubah menjadi BAZNAS sesuai dengan UUD No.23 Tahun 2011

maka setiap BAZ yang sudah diubah baik itu BAZNAS Daerah

maupun Kota. Namun, perubahan ini tidak mengalami banyak

perubahan yang signifikan. Sehingga FOZ selaku badan yang

meniliti lembaga zakat menyimpulkan bahwa dari tahun 1999-

2011 lembaga-lembaga zakat yang ada belum maksimal dalam

kinerjanya.

Pada tahun 1999 BAZIS berubah menjadi BAZ sesuai

dengan regulasi UUD No.39 Tahun 1999 yang berisi UUD

pengelolaan zakat dan yang mengandung aturan BAZ yaitu :

1. BAZ dalam penghimpunan dan penyaluran dana ZIS

dilakukan secara professional.

2. BAZ dalam pelaksanaannya harus sesuai tuntutan

aturan.

3. Terdapat dua institusi resmi yang menaungi

penghimpunan dan penyaluran zakat yaitu :

Pemerintah BAZ : didirikan oleh

pemerintah

Swasta LAZ : didirikan oleh swasta

BAZ kota Bandung didirikan oleh pemerintah kota dan

bertempat di Masjid Al-Ukhuwah bandung yang berada dilantai

3, karena masjid tersebut merupakan masjid milik pemerintah

sehingga letaknya strategis.Sebab didirikannya karena umat

10 | P a g e

islam tidak menunaikan zakat dan merupakan kewajiban yang

paling minim dilakukan. Juga karena belum terrealisasinya

penghimpunan zakat secara optimal karena adanya

ketidakpercayaan Muzzaki kepada Amilin.

Adapun unsur-unsur yang membangun UUD tentang zakat :

1. Filosofis :

tujuan UUD dibuat untuk mencapai suatu tujuan yang

dimiliki lembaga.

2. Sosiologis :

UUD harus memenuhi aspek sosio dan aturan yang dibuat

harus dibutuhkan manusia.

3. Yuridis :

adanya sanksi (yang saat ini hanya mengandung sanksi

bagi para amilin apabila tidak professional dalam

menangani zakat, infaq, shadaqoh)

VISI MISI BAZNAS KOTA BANDUNG

1. Visi :Terlaksananya Peraturan Perundang-Undangan

Pengelolaan Zakat Dalam Menunjang Masyarakat

Kota Bandung Yang Agamis Dan Bermartabat

2. Misi :- Meningkatkan Daya Dan Hasil Guna Zakat, Infaq

Dan Shadaqah

- Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi Umat

- Meningkatkan Sumber Daya Umat

- Meningkatkan Kesadaran Umat Dalam Berzakat

11 | P a g e

3. Startegi: a. Penegakan Syari'ah dan Kepastian Hukum

b. Zakat dikelola secara professional

4. Kebijakan : a. Kerjasama Lintas Sektoral

1) Instansi Pemerintah

2) Lembaga Swasta/BUMN/BUMD

3) Majelis Ulama Indonesia (MUI)

4) Tokoh Masyarakat

5) Lembaga Amil Zakat ( LAZ)

b. Partisipasi Masyarakat

1) Proses Pengumpulan

2) Proses Pendistrbusian

3) Proses Pendayagunaan

2.2 Sistem Kinerja dan Struktur Organisasi BAZNAS Kota

Bandung

Badan Amil Zakat ( BAZ) Kota Bandung dibentuk

dengan Keputusan Walikota Bandung yang susunan

kepengurusannya diusulkan oleh Kepala Kantor Departemen

Agama Kota Bandung, setelah melalui proses tahapan-

tahapan sebagai berikut :

a. Membentuk tim penyeleksi yang terdiri dari unsur

Ulama, Cendekiawan Muslim, Tenaga Profesional,

Praktisi Zakat Dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

yang terkait serta unsur pemerintah.

b. Menyusun kriteria calon pengurus Badan Amil Zakat Kota

12 | P a g e

Bandung

c. Mempublikasikan rencana pembentukan Badan Amil

Zakat (BAZ) Kota Bandung secara luas kepada masyarakat

d. Melakukan penyeleksian terhadap calon Pengurus

Badan Amil Zakat Kota sesuai dengan keahliannya.

STRUKTUR ORGANIGRAM BAZNAS KOTA BANDUNG

1. Badan Pelaksana Badan Amil Zakat Kota Bandung

bertugas :

a. Membuat rencana kerja yang meliputi rencana

pengumpulan pendistribusi dan pendayagunaan dans

zakat.

b. Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai

rencana kerja yang, telah disahkan dan sesuai dengan

kebijakan yang telah clitetapkan.

c. Membentuk dan mengumpulkan Unit Pengumpul Zakat

13 | P a g e

KETUA UMUMProf. Dr. H.M. Abdurrahman, MA.

SEKRETARIS UMUMH. Taufiq Ibrahim SH.

ANGGOTA ANGGOTA

dalam wilayah Kota Bandung

d. Menyusun laporan tahunan

e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada

Walikota Bandung dan DPRD Kota Bandung

2. Dewan Pertimbangan bertugas :

a. Menyelenggarakan sidang dewan pertimbangan

b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Badan

Pelaksana tentang perkembangan hukum, fatwa dan

pemahaman mengenai zakat,

c. Memberikan pertimbangan-pertimbagan akan kebijakan-

kebijakan pengumpulan, pendayagunaan dan

pengembangan pengelolaan zakat

d. Menampung, mengolah dan menyampaikan pendapay umat

tentang pengeloaan zakat

3. Komisi Pengawas Badan Amil Zakat Kota Bandung

bertugas :

a. Menyelenggarakan rapat koordinasi dan konsolidasi

Komisi Pengawas

b. Melaksanakan pengawasan kepada Badan Pelaksana dalam

pengelolaan zakat.

c. Menentukan waktu dan melaksanakan pemeriksaan,

auditing dan verifikasi keuangan yang dikelola oleh

Badan Pelaksana

d. Apabila diperlukan dapat menunjuk akuntan publik untuk

memeriksa pengumpulan, pendistribusian dan

pendayagunaan zakat

e. Mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kerjanya

14 | P a g e

kepada Dewan Pertimbagan.

2.3 Penghimpunan Zakat BAZNAS Kota Bandung

Program Umum Penghimpunan Zakat BAZNAS Kota Bandung :

1. Program Sosialisasi 'Edukasi dan Advokasi

Pelaksanaan syari'ah Islam tentang zakat yang

bertujuan untuk mewujudkan / membentuk kesadaran

kolektif bagi ummat Islam untuk menunaikan zakat

sesuai dengan konsep zakat berclasarkan syari'ah dan

ketentuan peraturan yang berlaku berkenaan dengan

pengelolaan zakat.

2. Program intensifikasi

Pengumpulan zakat, yang bertujuan untuk meningkatkan

penerimaan zakat dengan cara pengelolaan zakat

yang profesional berlandaskan syari'ah dan

ketentuan peraturan yang berlaku berkenaan dengan

pengelolaan zakat, diatas prinsip tata laksana

pengelolaan zakat yang sebaik-baiknya, meliputi :

- Akuntabilitas

- Transparansi

- Taat Azas ( Syari'ah dan perundang-Lindangan zakat)

- Konsistensi

3. Program ekstensifi kasi

15 | P a g e

Bahwa dengan meningkatnya pengumpulan zakat

seiring pula meningkatnya kesadaran secara

kolektif umat Islam dalam menunaikan zakat sebagai

rukun Islam. Dan pada akhirnya semua bentuk dan

jenis zakat (Zakat emas, perak, uang, perdagangan /

perusahaan, hasil pertanian, hasil perkebunan, hasil

perikanan, hasil pertambangan, hasil peternakan, hasil

pendapatan dan jasa, rikaz, serta jenis lainnya

sesuai dengan syari'ah Islam, BAB IV pasal. 11

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999), dapat

dilaksanakan secara merata dan bertahap ditengah-

tengah masyarakat muslim melalui lembaga–lembaga

balk pemerintah dan dunia usaha.

4. Program Pendayagunaan Zakat

Program ini dimaksudkan adanya persyaratan,

prosedur dan mekanisme kerja agar dalam

pendistribusian dana zakat sampai kepada yang

menerimanya (Mustahik) berdasarkan syari'ah dan

peraturan yang berlaku.

5. Program Pemberdayaan Mustahiq

Program ini dimaksudkan agar mustahiq (penerima

hak dana zakat) balk individu maupun lembaga

apabila memenuhi syarat asnaf (golongan) maka berhak

menerima zakat, diupayakan untuk dapat menjadi insan /

lembaga yang sehat, mandiri dan produktif.

16 | P a g e

Pada prinsipnya program ini adalah dalam

rangka upaya mengikis kesenjangan sosial ekonomi

dalam masyarakat, pada sisi lain program ini

berupaya dalam pemberdayaan golongan sabilillah

(pejuang melalui syiar Islam) untuk lebih mampu

berkiprah dalam bidangnya masing-masing, agar

meningkatkan harkat dan martabat umat, melalui

pembangunan disegala bidang.

Selanjutnya penunaian zakat penghasilan/profesi

tersebut dapat dilakukan secara ta'jil ( pembayaran

sebelum jatuh haul) dengan pembayaran sebagai berikut :

a. Membayar zakat Profesi pada awal tahun secara

keseluruhan sesuai dengan penghitungan yang telah

ditetapkan.

b. Membayar zakat pada setiap bulan secara berangsur

setelah menghitung zakat profesinya selama 1 ( satu)

tahun.

2.4 Pengelolaan Zakat BAZNAS Kota Bandung

Pengelolaan zakat yang dilaksanakan oleh Badan

Amil Zakat (BAZ) Kota Bandung adalah dilakukan dengan

secara bertahap melalui sosialisasi, edukasi dan

advokasi, dilaksanakan melalui jalur-jalur :

Lembaga Instansi Pemerintah/Swasta

Dewan Masjid Indonesia / Pengurus Masjid

17 | P a g e

Tokoh Islam Ulama / Mubaligh / Da'i / Ustadz

Dunia Usaha / Kadin

Dilakukan dengan cara pemaparan konsep zakat yang

akan diterapkan oleh BAZ Kota Bandung secara dialogis

dan tanya jawab, talk show melalui radio swasta,

serta penerbitan bulletin, disamping juga dilakukan

melalui kerjasama kemitraan dalam rangka pencapaian

tujuan pengelolaan zakat, hasil yang telah dicapai

melalui sistem ini adalah :

a. Meningkatnya pembentukan Unit Pengumpulan Zakat

(UPZ) pada Instansi Pemerintah / Lembaga sebagai

satu kesatuan dari Badan Amil Zakat Kota Bandung

yang bertugas melakukan pengumpulan zakat kepada

muzakki secara langsung, seiring dengan

bertambahnya muzakki yang menunaikan zakatnya

secara benar menurut syari'ah dan peraturan yang

berlaku melalui penghitungan zakat (haul dan

nishab).

b. Meningkatnya informasi tentang pengelolaan zakat

melalui media cetak dan bulletin Tazkiyah yang

diterbitkan oleh BAZ Kota Bandung, dampaknya sangat

positif dan menggembirakan yaitu berfungsinya Kantor

Sekretariat BAZ Kota Bandung sebagai pelayanan

pengumpul zakat yang sangat berpengaruh terhadap

peningkatan jumlah muzakki serta pemahaman

kesadaran berzakat pada masyarakat muslim.

18 | P a g e

Dalam hal intensifikasi pengumpulan zakat dilakukan

dengan cara peningkatan dan kecepatan (tepat waktu),

muzakki yang telah menunaikan zakat melalui, Unit

Pengumpul Zakat (UPZ) yang telah dibentuk disetorkan

secepatnya kerekening Badan Amil Zakat Kota Bandung

pada Bank Jabar Cabang Bandung.

Sedangkan berkaitan dengan eksistensi pengumpulan

zakat dilakukan dengan cara memperluas sasaran muzakki

(wajib zakat) serta memperluas jenis zakat yang

dikumpulkan dari berbagai kelompok muzakki antara

lain memberikan pelayanan khusus kepada muzakki yang

bersangkutan oleh sekretariat BAZ Kota Bandung dalam

bentuk pengumpulan zakat, infaq dan shodaqah.

2.5 Penyaluran (Pendistribusian) Zakat BAZNAS Kota

Bandung

Dalam hal pendistribusian dana zakat yang

disalurkan kepada mustahiq perorangan individu atau

mustahiq lembaga, Badan Amil Zakat (BAZ) Kota

Bandung telah menerapkan system dan mekanisme

pendistribusian, diantaranya adalah meliputi :

1. Pendistribusian Rutin

Yang dimaksud dengan pendistribusian rutin

adalah, suatu kebijakan yang diterapkan oleh BAZ Kota

19 | P a g e

Bandung dengan membentuk Unit Salur Zakat ( USZ) yang

berperan sebagai bagian dari BAZ Kota Bandung dalam

hat ini adalah dibawah koordinasi Seksi Pendistribusian.

Unit Salur Zakat (USZ) dibentuk melalui Surat

Keputusan BAZ Kota Bandung yang bertugas menyalurkan

dana zakat sesuai dengan wilayah binaannya secara

rutin setiap tiga bulan (triwulan) sekali (Bulan

Maret, Juni, September dan Desember) sesuai dengan

kebutuhan dan keadaan dana zakat yang tersedia pada kas

Badan Amil Zakat Kota Bandung yang sebelumnya USZ

mengajukan realisasi dana zakat 10 hari sebelum

penyaluran dilaksanakan, adapun penyaluran dana zakat

yang dilaksanakan oleh USZ meliputi beberapa lembaga

diantaranya adalah :

a. USZ Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bandung,

menyalurkan sebagian dana zakat (Asnaf Sabilillah)

kepada Imam dan Kaum Masjid se Kota Bandung (dalam

perencanaan Guru-guru Al Qur'an yang dibina oleh

IFQAH) .

b. USZ LPPTKA-BKPRMI Kota Bandung, menyalurkan

sebagian dana zakat (Asnaf Sabilillah) kepada

Ustadz/Ustadzah TK/TPA se Kota Bandung

c. USZ Forum Komuniksi Antar Panti Asuhan (FKAPA)

Kota Bandung, menyalurkan dana zakat (Asnaf

Sabilillah) kepada Guru Agama/Pembinaan Kerohanian

Islam se Kota Bandung.

d. USZ Seksi Pekapontren Kantor Dep. Agama Kota Bandung,

20 | P a g e

menyalurkan dana zakat (Asnaf Sabilillah) kepada guru

madrasah diniyah se Kota Bandung.

e. USZ Sekretariat BAZ Kota Bandung, menyalurkan dana

zakat kepada : Asnaf Fakir sebanyak 270 orang yang

diusulkan oleh Kepala Kelurahan setempat setiap

Kelurahan 10 orang.

f. Asnaf Miskin melalui sistem pendayagunaan ( bantuan

modal usaha atau peningkatan SDM mustahiq )

2. Asnaf Gharim, Muallaf, Ibnu Sabil dan Riqab yang sifatnya

insendentil Asnaf Amil Pengurus UPZ ( Unit Pengumpul

Zakat) Kota Bandung Asnaf Sabilillah yang bersifat

perorangan atau lembaga.

3. Pendistribusian Triwulan

Yang dimaksud dengan Pendistribusian Triwulan adalah

memenuhi dan menyalurkan dana zakat kepada mustahiq yang

mengajukan permohonan baik yang bersifat perorangan

atau kelompok / lembaga setelah terlebih dahulu

dilakukan penelitian oleh Team Peneliti Kebenaran

Mustahiq yang dibentuk oleh BAZ Kota Bandung.

Pendistribusian Triwulan dilakukan setiap tiga bulan

sekali (minggu pertama bulan Maret, Juni, Oktober dan

akhir bulan Desember) dengan memperhatikan bahwa

permohonan yang diajukan oleh mustahiq tidak mendesak

memerlukan dana zakat secepatnya berdasarkan pendapat

Team Peneliti Kebenaran Mustahiq.

4. Pendistribusian Tahunan.

Pendistribusian tahunan dilakukan setelah

21 | P a g e

memperhatikan kondisi keuangan kas Badan Amil Zakat (BAZ)

Kota Bandung, apabila dana zakat memungkinkan untuk dapat

disalurkan maka semua asnaf baik yang pernah mengajukan

ataupun tidak, dan selanjutnya berdasarkan usul Seksi

pendistribusian atau Seksi Pendayagunaan kepada Badan

Pelaksana maka Pendistribusian Tahunan dapat dilakukan.

5. Pendistribusian Insidentil,

Pendistribusian insidentil adalah pendistribusian yang

dilakukan dengan memperhatikan kondisi mustahiq sangat

mendesak memerlukan dana zakat, pendistribusian ini

lebih mementingkan skala prioritas keadaan mustahiq

dengan memperhatikan keadaan dana zakat yang tersedia.

Pendistribusian Insidentil ini lebih

mengedepankan kebijaksanaan khusus yang diambil oleh

Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Bandung setelah

sebelumnya mendengar pendapat Team Penelitian Kebenaran

Mustahiq dan Dewan Syari'ah BAZ Kota Bandung baik secara

tertulis atau lisan.

BAB III

ANALISIS

3.1 Analisis Profil BAZNAS Kota Bandung

22 | P a g e

Dalam pelayanan mustahik maupun tamu, para pengurus

BAZNAS kurang begitu ramah terhadap mereka. Sehingga

mustahik maupun tamu merasa sedikit tidak nyaman ketika

berinteraksi dengan anggota pengurus BAZNAS Kota Bandung.

Namun banyak dari para mustahik pula yang sering tidak

sesuai dengan etika.

Lembaga – lembaga zakat biasanya memiliki tempat yang

strategis dan terlihat oleh masyarakat umum. Namun, tidak

sama halnya dengan BAZNAS Kota Bandung. Lembaga zakat yang

bertempat di Masjid Al-Ukhuwah Lantai 3 ini, jika diteliti

lagi ia tidak terlihat oleh orang – orang. Bahkan lokasinya

hampir tersembunyi. Sehingga tidak banyak orang yang

mengetahui tentang lokasi BAZNAS Kota Bandung ini. Menurut

kami, akan lebih baik bila BAZNAS Kota Bandung memiliki

bangunannya tersendiri namun jangan juga terlalu jauh

dengan bangunan Masjid Al-Ukhuwah. Karena BAZNAS ini

dikelola juga oleh pemerintah Kota Bandung, sudah

selayaknya BAZNAS ini mendapatkan tempat yang lebih

strategis lagi agar para muzakki dan mustahik dapat dengan

mudah menemukan lembaga ini.

3.2 Analisis Sistem Kinerja dan Struktur Organisasi

BAZNAS Kota Bandung

Pembagian kinerja untuk setiap struktur organisasi

BAZNAS Kota Bandung telah

23 | P a g e

dilakukan sesuai dengan keahlian dan kepandaian masing –

masing perorangan dalam bidangnya yang sesuai dengan UUD

zakat yang diterbitkan oleh pemerintah. Oleh karena itu,

sistem kinerja yang dilakukan BAZNAS Kota Bandung sangat

efektif dan efisien untuk diterapkan kepada masyarakat Kota

Bandung. Juga dengan sistem Total Football yang kami

analisis dari hasil wawancara menjadikan seluruh lapisan

tingkat organisasi memiliki peran yang sama namun tetap

tidak keluar dari tanggung jawab seseorang di bidangnya

pula.

3.3 Analisis Penghimpunan Zakat

Dalam menghimpun dana zakat, BAZNAS Kota Bandung

melakukan program – program yang menurut kami sangat baik

demi menghimpun dana dari Muzakki. Program ini dilakukan

secara bertahap, dan memiliki unsur kegiatan yang

terstruktur rapi satu demi satu, sehingga mudah untuk

promram tersebut disampaikan dan dipromosikan kepada

Muzakki.

3.4 Analisis Pengelolaan Zakat

Adanya kerjasama dengan pihak bank dan instansi atau

lembaga lainnya menjadikan program pengelolaan BAZNAS Kota

Bandung organisasi zakat yang tidak mementingkan lembaganya

sendiri. Juga hal ini menggambarkan bahwa kerjasama

24 | P a g e

dilakukan karena adanya unsur kepercayaan antar instansi

yang satu dengan instansi yang lain. Oleh karena itu,

BAZNAS Kota Bandung merupakan organisasi zakat dibawah

naungan pemerintah Kota Bandung yang dalam mengelola

zakatnya dapat disamakan sebagai asas Demokrasi yang dimana

berasal dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

masyarakat.

3.5 Analisis Penyaluran (Pendistribusian) Zakat

Dalam penyaluran atau pendistribusian dana zakat,

organisasi ini membagi program pendistribusian kedalam 5

(lima) waktu yang sangat terorganisir baik dari jenis

programnya, maupun dari waktu pengeluaran dana zakatnya.

Hal ini memudahkan bagi para mustahiq yang hendak meminta

bantuan dana zakat juga para anggota pegurus zakat dalam

mendistribusikan zakat pada mustahiq. Karena waktu

penyaluran yang telah diatur sesuai dengan program

penghimpunan dana zakat sangat mudah untuk dijalankan, maka

dana zakat di BAZNAS Kota Bandung tersampaikan dengan baik.

Meskipun dalam menjalankan pendistribusian masih banyak

kendala dalam bidang mengatur jumlah dana yang harus

dikeluarkan dengan jumlah mustahiq yang tidak seimbang.

25 | P a g e

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini

terdapat beberapa poin penting yaitu :

a. BAZNAS Kota Bandung merupakan organisasi zakat yang

berada di kota Bandung dibawah pengawasan langsung

dari pemerintah Kota Bandung. Berlokasi di Masjid Al-

Ukhuwah Lantai 3 Jl. Wastukencana No.23 Bandung.

b. Sistem kinerja pengurus BAZNAS Kota Bandung dilakukan

sesuai dengan ketetapan yang telah diberikan oleh

pemerintah kota Bandung dan diatur pula oleh UUD

Zakat. Adapun sistem kinerja yang dilakukan oleh para

pengurus anggota zakat adalah sistem Total Football.

Ketua BAZNAS Kota Bandung susunannya terdiri dari

satu ketua yang bertanggung jawab atas semua pengurus

dan terdapat pula 5 (lima) orang wakil ketua yang

memiliki tugas dan wewenangnya masing – masing.

c. Penghimpunan dana zakat dilakukan dengan beberapa

tahapan yaitu :

- Program Sosialisasi 'Edukasi dan Advokasi.

- Program intensifikasi.

- Program ekstensifikasi.

- Program Pendayagunaan Zakat.

26 | P a g e

- Program Pemberdayaan Mustahiq.

d. Pengelolaan dana zakat BAZNAS Kota Bandung

dilakukan oleh para staf pengelolaan yang

dibantu oleh lembaga atau instansi lain yang

memiliki keterkaitan dalm pengelolaan keuangan.

Seperti Bank, Akuntan Publik, Institusi

Pendidikan dan sebagainya.

e. Pendistribusian dana zakat BAZNAS Kota Bandung

dilakukan secara bertahap dan melalui prosedur –

prosedur yang merupakan kebijakan organisasi

zakat. Dilakukan pada waktu – waktu sebagai

berikut :

- Pendistribusian Rutin.

- Asnaf Gharim, Muallaf, Ibnu Sabil dan Riqab.

- Pendistribusian Triwulan.

- Pendistribusian Tahunan.

- Pendistribusian Insidentil.

Berikut diatas adalah kesimpulan yang dapat kami

petik dari pembahasan dalam bab – bab sebelumnya.

Pada dasarnya zakat merupakan kewajiban bagi umat

Islam semua. Namun pada prakteknya, masih banyak

terdapat masyarakat yang tidak peduli dengan

kewajiban membayar zakat ini.

4.2 Kritik

27 | P a g e

Segala program penghimpunan, pengelolaan dan

pendistribusian telah baik dilakukan oleh BAZNAS Kota

Bandung. Namun, dalam pemilihan lokasi dimana organisasi

ini berjalan masih jarang diketahui oleh orang – orang

(masyarakat). Karena letaknya yang menyatu dengan Masjid

Al-Ukhuwah, banyak orang yang mengira bahwa tidak terdapat

kantor BAZNAS Koa Bandung didalamnya. Selain itu, karena

tempatnya yang tersembunyi dari pandangan menyulitkan

seseorang untuk masuk dan mencari dimana letak kantor

tersebut, akan lebih baik bila organisasi ini memiliki

bangunannya tersendiri.

4.3 Saran

Karena BAZNAS Kota Bandung merupakan lembaga zakat

yang bersifat nasional dan dibawah pengawasan pemerintahan

kota Bandung, akan lebih baik bila BAZNAS Kota Bandung

memilikigedungnya tersendiri. Meskipun di dalam masjid Al-

Ukhuwah pun ia memiliki ruangannya tersendiri dan alas an

menyatu dengan masjid akan memudahkan orang – orang yang

datang bisa langsung membayar zakat, tetap saja tempatnya

kurang strategis apabila dibandingkan dengan LAZ yang

biasanya memiliki bangunannya tersendiri. Oleh karenanya,

pemerintah lebih baik membangun atau bangunan kepada

BAZNAS sehingga masyarakat dapat dengan mudah menemukan

letak BAZNAS.

28 | P a g e

LAMPIRAN

29 | P a g e