ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA ...

103
ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK 2020 DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Ningtyas Septiani Putri NIM: 11170510000146 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 / 2021 M

Transcript of ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA ...

ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA

PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK 2020 DI MEDIA

ONLINE KOMPAS.COM

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ningtyas Septiani Putri

NIM: 11170510000146

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 / 2021 M

2

ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA PEMILIHAN

KEPALA DAERAH SERENTAK 2020 DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ningtyas Septiani Putri

NIM: 1170510000146

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 / 2021 M

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Ningtyas Septiani Putri

NIM : 11170510000146

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS ISI

PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA

DAERAH SERENTAK 2020 DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM adalah benar

merupakan karya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam

penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah

dicantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang

semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi

ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 30 Agustus 2021

Ningtyas Septiani Putri

iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA PEMILIHAN

KEPALA DAERAH SERENTAK 2020 DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ningtyas Septiani Putri

NIM: 1170510000146

Pembimbing

Drs. Helmi Hidayat, MA

NIP. 196504262014111001

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 / 2021 M

iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul “ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK

PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK 2020 DI MEDIA

ONLINE KOMPAS.COM” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

pada 30 Agustus 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sajana Sosial (S.Sos) pada Jurusan Jurnalistik.

Jakarta, 30 Agustus 2021

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Kholis Ridho, M.Si Musfirah Nurlaily H., M.A

NIP.197801142009121002 NIP.197104122000032001

Anggota

Penguji I Penguji II

Bintan Humaira, M.Si Syamsul Rijal, M.A., Ph.D.

NIP.197711052001122002 NIP.197810082006041002

Pembimbing

Drs. Helmi Hidayat, MA

NIP. 196504262014111001

v

ABSTRAK

Nama : Ningtyas Septiani Putri

NIM : 1170510000146

Analisis Isi Pemberitaan Isu Dinasti Politik pada Pimilihan Kepala Daerah

Serentak 2020 di Media Online Kompas.com

Pesta demokrasi yang dilaksanakan pada 2020 menjadi sorotan masyarakat terutama

kalangan media massa. Salah satu isu yang berkembang dalam pemberitaan Pilkada

serentak 2020 di media massa khususnya media online adalah isu dinasti politik. Isu

dinasti politik menjadi hangat diperbincangkan setelah anggota keluarga Presiden dan

Wakil Presiden maju dalam ajang kontestasi Pilkada serentak 2020. Media pun

memberikan beragam informasi terkait isu dinasti politik ini baik yang pro dan kontra

terhadap pasangan calon. Kompas.com menjadi salah satu media online yang intens

dalam memberitakan isu dinasti politik ini.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kategori isu berita yang paling dominan

dan untuk mengetahui sikap penulisan Kompas.com dalam mengemas pemberitaan

isu dinasti politik pada Pilkada serentak 2020 dengan melihat pemberitaan

Kompas.com periode 4 Desember 2019 hingga 26 Desember 2020.

Metode yang digunakan adalah analisis isi pendekatan kuantitatif yang bersifat

deskriptif. Langkah dalam metode analisis isi adalah dengan mengumpulkan berita-

berita dalam media online Kompas.com terkait isu dinasti politik kemudian

dikategorisasikan ke dalam kategori isu dan kategori sikap penulisan. Terdapat 10

indikator dalam kategori isu yaitu kebijakan aturan bagi kerabat pejabat dalam

kontestasi pilkada, pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik, kritikan

terhadap dinasti politik, dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan

pejabat publik, penyebab adanya dinasti politik, dampak yang ditimbulkan dari

dinasti politik, kegiatan pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik, visi

dan misi pasangan calon, tanggapan pasangan calon dan keluarga atas tudingan

dinasti politik, dan rekapitulasi penghitungan suara pasangan calon kepala daerah.

vi

Sedangkan kategori sikap penulisan terdapat tiga kategori yaitu favourable,

unfavourable, dan netral.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kategori isu pemberitaan dukungan terhadap

pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik memiliki frekuensi lebih tinggi

dibanding kategori isu lainnya, yaitu sebanyak 300 paragraf atau sekitar 22.05%.

Sedangkan kategori sikap penulisan yang dominan adalah netral sebanyak 520

paragraf atau 38.23%.

Kata Kunci : Agenda Media, Analisis Isi, Dinasti Politik, Pilkada Serentak 2020,

Kompas.com.

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, nikmat serta hidayahnya kepada peneliti sehingga proses

penyelesaian skripsi ini berjalan dengan baik tanpa halangan yang berarti. Shalawat

serta salam tak lupa peneliti panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para

sahabat, keluarga dan pengikutnya.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti sadari bahwa tanpa adanya bantuan

dari berbagai pihak terkait, peneliti tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin

Umar Lubis, Lc. M.A.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed., Ph.D;

Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Siti Napsiah, MSW; Wakil Dekan II

Bidang Administrasi, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag; serta Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan, Cecep Castrawijaya, M.A.

3. Katua Program Studi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si dan Sekretaris Program

Studi Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A.

4. Drs. Helmi Hidayat, M.A, sebagai dosen pembimbing peneliti yang telah

banyak memberikan masukan, ilmu dan waktunya kepada peneliti di tengah

kesibukannya yang padat untuk penyelesaian skripsi ini.

5. Orangtua tercinta, Ayahanda H. Nandang Mulyana, SH dan Ibunda Hj.

Nurhayati yang selalu ada untuk mendukung peneliti agar dapat meraih

pendidikan setinggi-tingginya, memberikan doa dan kasih sayangnya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

viii

6. Teruntuk kedua kaka tersayang, Nindya Nastiti Putri dan suami serta Nesty

Julianingsih Putri dan suami yang selalu memberikan saran, motivasi dan

semangat kepada peneliti.

7. Hayaudin, S.S, M.Si Sekretaris KPU Kota Serang 2018-2021, yang telah

memberi kesempatan kepada peneliti untuk magang dan mendapatkan ilmu

di KPU Kota Serang.

8. Kedua juri/coder Ade Jahran, M.Pd dan Fierly Murdlyat Mabrurri, S.IP yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam

melakukan proses analisis.

9. Keluarga besar KPU Kota Serang yang telah menerima dengan hangat

peneliti dan memberikan tempat untuk peneliti magang dan belajar.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan anak Kosan Transit Galuh Alisha Yasmine,

Ainun Azizah dan Husnun Nadiya S. yang selalu menemani suka dan duka

selama perkuliahan. Terima kasih kesediannya untuk berteman dan

menghabiskan waktunya dengan peneliti selama empat tahun ini.

11. Sahabat-sahabat peneliti Wina Letfiana, Maesa Rani Cahyani, Umi

Nihlatunnada, Nia Masuluniah, Aprilia Rahmi Chania, Viani Nur Thahira,

Ridho Hutriani, Wigati Indah Sari, dan Demy Dila Febrianti yang selalu ada

dan memberi semangat kepada peneliti.

12. Segenap keluarga bersar DNK TV, Duta Pajak Banten, Kang Nong Banten,

Kang Nong Kota Serang dan PPI Kota Serang yang telah memberikan ruang

dan kesempatan bagi peneliti untuk belajar.

13. Teman-teman KKN-DR Asmaraloka 111 yang telah bekerjasama dan

membersamai peneliti selama KKN yang dilakukan secara online

berlangsung di rumah masing-masing sehingga dapat selesai dengan baik.

14. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2017 terima kasih atas waktunya yang

berhaga selama ini, dan kenangan serta pelajaran yang bernilai. Bangga

menjadi bagian dari Jurnalistik UIN Jakarta 2017.

ix

15. Semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan skripsi yang tak dapat

disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang dilakukan menjadi pahala

dan diijabah oleh Allah SWT.

16. Terakhir kepada diri sendiri, peneliti ucapkan terima kasih banyak telah mau

berjuang menyelesaikan tugas akhir dan meraih cita-cita untuk pendidikan

yang lebih tinggi.

Demikian skripsi ini peneliti persembahkan. Dengan segala keterbatasan serta

kekurangan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, namun peneliti berharap skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 30 Agustus 2021

Ningtyas Septiani Putri

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ..................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Penelitian .............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................................... 6

C. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7

E. Review Kajian Terdahulu ............................................................................................... 8

F. Sistematika Penelitian ................................................................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 12

A. Agenda Media ............................................................................................................. 12

B. Keberpihakan Media ................................................................................................... 14

C. Peran Media dalam Kontestasi Politik ........................................................................ 17

D. Penyelenggaraan Pemilahan Kepala Daerah .............................................................. 19

E. Kerangka Pemikiran .................................................................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENALITIAN ............................................................... 25

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ............................................................................. 25

B. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................................................... 27

C. Populasi dan Sampel ................................................................................................... 27

D. Operasionalisasi Konsep ............................................................................................. 30

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 35

F. Teknik Analisis Isi ........................................................................................................ 36

xi

G. Unit Analisis................................................................................................................. 39

H. Uji Reliabilitas .............................................................................................................. 40

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 43

A. Temuan Penelitian ...................................................................................................... 43

B. Pembahasan ................................................................................................................ 55

BAB V KESIMPULAN ............................................................................................ 59

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 59

B. Saran ........................................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 61

LAMPIRAN ............................................................................................................... 66

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kerangka Pemikiran ................................................................................................. 23

Tabel 2. Sampel Berita dalam Penelitian ................................................................................ 27

Table 3. Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Kategori Isu Pemberitaan ................................. 40

Table 4. Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Kategori Penelitian Pemberitaan ...................... 41

Table 5. Agenda Kompas.com terkait Dinasti Politik pada Pilkada Serentak 2020 ............... 43

Table 6. Persentase Kategori Sikap Penulisan Pemberitaan Dinasti Politik pada Pilkada

Serentak Tahun 2020 di Kompas.com .................................................................................... 48

Table 7. Persentase Kategori Isu Berdasarkan Sikap Penulisan ............................................. 49

1

BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2020 merupakan

ajang pertarungan politik yang menarik untuk dicermati. Berbagai polemik

mengenai Pilkada serentak 2020 terjadi, dimulai dari waktu pelaksanaan

Pilkada yang direvisi semula 23 September menjadi 9 Desember 2020

berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2

Tahun 2020 akibat dari bencana non-alam Covid-19. Kemudian munculnya

kekhawatiran bagaimana eksekusi yang akan dilakukan di lapangan

mengingat pelaksanaan Pilkada di tengah panyebaran Covid-19 yang masih

terus mengalami peningkatan harus dapat menjamin keselamatan pemilih,

peserta pemilihan, dan petugas penyelenggara.1 Hingga sejumlah calon kepala

daerah yang terafiliasi dengan pejabat publik baik tingkat pusat maupun

daerah maju dalam kontestasi Pilkada serentak 2020 turut menyedot perhatian

masyarakat.

Calon kepala daerah yang terafiliasi dengan pejabat publik di dalam

pemberitaan media disebut dengan istilah dinasti politik. Isu dinasti politik

menjadi isu yang hangat diperbincangkan khususnya di media online setelah

anggota keluarga Presiden yaitu Gibran Rakabuming dan Bobby Afif, Putri

Wakil Presiden yaitu Siti Nur Azizah, dan Keponakan Menteri Pertahanan

yaitu Rahayu Saraswati maju dalam ajang kontestasi Pilkada serentak tahun

2020.2 Berbagai isu yang berkaitan dengan tokoh publik selalu menjadi bahan

menarik untuk pemberitaan media massa. Hal ini menjadikan momentum

praktik dinasti politik kembali menuai sorotan, sehingga memunculkan

beragam pro dan kontra ditengah masyarakat.

1 Amir Syamsuadi, Masa Depan Pemilihan Kepala Daerah di Masa Pandemi Covid-19

Tahun 2020, Universitas Abdurrab Riau,( 2020), h.1 2

https://nasional.kompas.com/read/2020/08/03/10144661/691-persen-responden-mau-pilih-

hasil-politik-dinasti-jika-ada-kemampuan?page=all diakses pada 15 Januari 2021

2

Beberapa masyarakat Indonesia mendukung pasangan calon yang

terafiliasi pejabat publik untuk maju dalam kontestasi Pilkada serentak 2020.

Sekretaris Jendral Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menilai, majunya

keluarga Presiden pada Pilkada serentak 2020 bukan pertanda munculnya

fenomena dinasti politik. Hinca mengatakan bahwa publik memilih langsung

dan hal tersebut sesuai dengan keadilan dan demokrasi.3

Sebagian masyarakat lainnya kurang mendukung adanya pasangan

calon yang terafiliasi pejabat publik untuk maju dalam kontestasi Pilkada

serentak 2020. Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR,

Mulyanto menilai, majunya anggota keluarga pejabat dalam Pilkada memang

tidak dilarangan namun secara etika kurang pantas. Ia menilai politik dinasti

dapat menghambat jalannya sistem politik modern yang profesional di

Indonesia, karena kepemimpinan didasarkan pada ikatan biologis bukan

ideologis.4

Munculnya pro dan kontra dari tokoh-tokoh politik terhadap sejumlah

pasangan calon kepala daerah yang terafiliasi dengan pejabat publik dalam

Pilkada serentak 2020 membuat media massa ramai-ramai memberitakan

bagaimana perkembangan isu dinasti politik tersebut. Dengan demikian,

politik dalam era mediasi (politics in the age of meditation) tidak dapat

dipisahkan dengan media massa. Media massa memiliki fungsi untuk

mengawasi jalannya pemerintahan dan menyebarkan informasi kepada publik

sekaligus kontrol terhadap kekuasaan.

Data dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengenai politik

dinasti menunjukan selalu bertambah di lingkungan pemerintahan daerah. Di

tahun 2015 politik dinasti sudah ada sebelum digelarnya Pilkada serentak,

3

https://nasional.kompas.com/read/2019/12/17/22092801/sekjen-demokrat-anak-presiden-

atau-bukan-punya-kesempatan-yang-sama diakses pada 18 Februari 2021 4

https://nasional.kompas.com/read/2020/10/21/15205171/setahun-jokowi-maruf-pks-kritik-

tumbuhnya-politik-dinasti-dan-kinerja?page=all#page2 diakes pada 18 Februari 2021

3

sebanyak 61 kepala daerah atau 11 persen dari total daerah yang ada.5 Bahkan

di tahun 2020 persentase politik dinasti terus bertambah, Nagara Institute

mencatat sebesar 14,78 persen atau 80 daerah dari 541 daerah di Indonesia.6

Hasil penelitian Nagara Institute menunjukkan bahwa terdapat 124

calon pada Pilkada serentak tahun 2020 yang tergabung dalam dinasti politik

dan mencalonkan diri sebagai kepala daerah dengan rincian 57 calon bupati,

30 calon wakil bupati, 20 calon walikota, delapan calon wakil walikota, lima

calon gubernur dan empat calon wakil gubernur. Dari 124 calon kepala

daerah tersebut memiliki hubungan berupa anak, istri, suami, saudara atau

kerabat pejabat pusat atau daerah. Jika diklasifikasikan menurut jenis

kelamin, ada 67 laki-laki dan 57 perempuan. Di antara 57 perempuan, 29

calon perempuan adalah istri mantan bupati.7

Data di atas menampilkan bahwa ikut sertanya keluarga atau kerabat

pejabat publik dalam Pilkada serentak 2020 memberi kesan akan kuatnya

genggaman dinasti dan oligarki politik.8

Demokrasi idealnya rakyat

memiliki peluang yang besar untuk turut andil dalam proses politik. Dapat

diartikan bahwa sangat terbuka ruang bagi seluruh masyarakat untuk

berpartisipasi dalam kontestasi merebutkan jabatan politik baik tingkat

daerah maupun pusat.9 Kontestasi Pilkada menjadi kesempatan bagi seluruh

masyarakat untuk dapat ikut dan berperan langsung dalam setiap proses

demokrasi. Media juga memiliki peran dalam proses demokrasi, sebab media

sebagai the fourth estate, maka media berperan untuk memberi edukasi

5 https://tirto.id/politik-dinasti-ada-di61-kepala-daerah-bklD diakses pada 15 Januari 2021

6 https://nasional.kompas.com/read/2020/02/17/19261381/riset-nagara-institute-banten-

terbesar-soal-terpapar-dinasti-politik diakses pada 15 Januari 2021 7 http://nagarainstitute.com/wp-content/uploads/2020/10/PERS-RELEASE-DINASTI-

POLITIK-NAGARA-INSTITUTE-12-OKTOBER-2020.pdf diakses pada tangggal 14 Januari 2021 8 https://kabar24.bisnis.com/read/20201204/15/1326377/pilkada-2020-dibidik-oligarki-

demokrasi-mati-suri diakses pada 18 Februari 2021 9 Martien Herna Susanti, Dinasti Politik dalam Pilkada di Indonesia, Universitas Negeri

Semarang, Vol.1, No.2, (2017), h.112

4

politik kepada publik sehingga publik paham akan kondisi politik yang

sedang terjadi.

Media sebagai institusi politik memiliki tiga model agen atau peran

yaitu agen stabilitas dalam rezim otoriter, sebagai agen pengendali dalam

demokrasi liberal dan agen perubahan dalam masyarakat yang mengalami

masa transisi politik. Namun dalam prakteknya, media bersifat polivalen

atau mengadopsi beberapa model agen secara bersama. Media sangat

mungkin untuk mendukung, memarahi, atau mencela pemegang kekuasaan

pada saat bersamaan.10

Banyaknya kasus korupsi yang melibatkan dinasti politik seperti kasus

mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menambah sentimen negatif

terhadap praktik dinasti politik. Kondisi demikian yang mengundang media

merasa berkepentingan mengungkap adanya kekuatan dinasti politik dalam

pemerintahan, dimana kekuasaan berpusat pada segelintir orang. Berkaitan

dengan implementasi model dinasti politik, dalam persepektif komunikasi

politik dapat dipandang sebagai pisau bermata dua, tergantung seberapa intens

atau banyak media memberitakan isu tersebut sehingga dianggap penting oleh

masyarakat.

Untuk kepentingan ini, politik media dalam komunikasinya tentu akan

menggunakan agenda media untuk menentukan topik yang menjadi pemikiran

dan perbincangan publik. Sehingga frekuensi jumlah pemberitaan memegang

peranan penting dalam menentukan kategori tertentu yang ingin ditekankan

oleh media. Laporan berita yang berulang atau diberi tekanan mampu

meningkatkan pentingnya suatu masalah dibenak publik.

Peneliti memilih media online Kompas.com karena pada isu dinasti

politik dalam Pilkada serentak 2020 Kompas.com menaruh perhatian lebih.

Kompas.com selalu memperbaharui berita-berita yang berkaitan dengan isu 10

Siti Aminah, Politik Media, Demokrasi dan Media Politik, Universitas Airlangga (2006), h.2-3

5

dinasti politik ini. Kompas.com membuat laporan pemberitaan isu dinasti

politik dalam Pilkada serentak 2020 sebanyak 60 judul berita selama periode 4

Desember 2019 hingga 26 Desember 2020.

Kuantifikasi pemberitaan isu dinasti politik dalam Pilkada serentak

2020 di Kompas.com tergolong intens dibandingkan media online lainnya

dalam kurun waktu yang sama, seperti Detik.com hanya menerbitkan berita

sebanyak 26 judul, Republika.com sebanyak 28 judul, dan Tempo.co

sebanyak 24 judul. Kompas.com juga dikenal sebagai media yang dipercaya

publik, terlihat dari penghargaan yang disematkan kepada Kompas.com dalam

Gala Awards Superbrands 2019 dengan kategori Trusted Online Media di

antara 200 media online yang dikategorikan terverifikasi. Kompetisi ini adalah

ajang pemberian penghargaan atas brand terkemuka di Indonesia berdasarkan

penilaian yang dilakukan oleh Neilsen.11

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap isi pemberitaan

politik khususnya isu dinasti politik dalam Pilkada serentak 2020. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui kategori isu pemberitaan mengenai isu dinasti

politik dalam Pilkada serentak 2020 yang diberi tekanan atau banyak

diberitakan oleh Kompas.com. Untuk memudahkan penelitian ini, peneliti

menggunakan desain analisis isi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Dengan menggunakan desain tersebut peneliti dapat mengetahui

agenda media terkait kategori isu pemberitaan yang ditonjolkan oleh

Kompas.com dalam tema pemberitaan dinasti politik pada Pilkada serentak

2020. Selain mengetahui kategori isu pemberitaan yang ditonjolkan, penelitian

ini juga bertujuan untuk mengetahui keberpihakan media dengan menghitung

jumlah frekuensi sikap penulisan pemberitaan yang mendukung atau

favourable, tidak mendukung atau unfavourable, dan netral pada pemberitaan

isu dinasti politik dalam Pilkada serentak 2020 di Kompas.com.

11

https://money.kompas.com/read/2019/08/01/124215826/kompascom-kembali-jadi-

pemenang-kategori-media-online-tepercaya?page=all diakses pada 18 Februari 2021

6

Dalam penelitian sebelumnya mengenai pemberitaan Pemilu 2019 di

Kompas.com terkait kampanye akbar yang dilaksanakan oleh pasangan calon

presiden dan calon wakil presiden cenderung kurang berimbang, sebab dalam

pemberitaan pasangan calon 01 yaitu Jokowi-Ma‟ruf terdapat stereotip yang

menyinggung pasangan calon 02 yaitu Prabowo-Sandi.12

Oleh karena itu,

peneliti memandang menganalisis isi pemberitaan Pilkada serentak 2020 di

Kompas.com untuk mengetahui agenda media terkait kategori isu pemberitaan

yang dominan dan keberpihakan media terkait sikap penulisan pemberitaan

tema dinasti politik dirasa penting untuk dikaji.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Isi Pemberitaan

Isu Dinasti Politik pada Pilkada Serentak 2020 di Media Online

Kompas.com”.

B. Identifikasi Masalah

Kandidat pasangan calon dalam Pilkada serentak 2020 yang lebih

memberi ruang bagi kerabat dari pejabat atau mantan pejabat publik

mengindikasikan peluang pencalonan terbatas pada keluarga elit politik

(dinasti politik). Pilkada 2020 sebagai salah satu pesta demokrasi di Indonesia

ini banyak disoroti media massa khususnya media online dengan isi

pemberitaan terkait pasangan calon yang terafiliasi pejabat publik.

Pemberitaan yang berulang dan sikap yang ditampilkan suatu media

merupakan arah pandang media dalam memberi ruang untuk sistem

demokrasi yang berkualitas. Hal ini menjadi penting diketahui karena dari

pemberitaan tersebut dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap suatu

peristiwa khususnya fenomena dinasti politik. Kompas.com sebagai salah satu

media online nasional dengan segmen khalayak yang luas, dapat diakses

dengan mudah oleh masyarakat dan intens dalam memberitakan isu dinasti

12

Nurul Khotimah, Tantangan Independensi Media dalam Pemilu: Kasus Kompas.com, UIN

Walisongo Semarang, Vol.4, No.2 (Juli-Desember 2019), h.144

7

politik pada Pilkada 2020, tentunya Kompas.com memiliki agenda media

untuk memunculkan sebuah dominasi kategori isu pemberitaan, khususunya

pada isu dinasti politik ini.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, peneliti

membatasi dan merumuskan masalah agar lebih mudah dalam penyusunan

sebagai berikut :

1. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya menelaah aspek visibilitas pada konsep agenda

media dan tidak melihat pada aspek audience salience dan valensi. Sebab

penelitian ini bertujuan melihat intensitas pemberitaan berdasarkan

frekuensi kemunculan kategori.

2. Rumusan Masalah

a. Kategori isu apa yang paling dominan dalam tema pemberitaan dinasti

politik pada Pilkada serentak 2020 di Kompas.com?

b. Seberapa besar frekuensi pemberitaan isu dinasti politik yang

mendukung (favourable), tidak mendukung (unfavourable) dan netral

pada Pilkada serentak tahun 2020 di Kompas. com?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah, untuk memperhatikan isi

serta kategori yang digunakan dalam pemberitaan isu dinasti politik pada

Pilkada serentak 2020, penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat sebagai

berikut :

a. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kategori isu berita yang paling dominan dalam

tema pemberitaan dinasti politik pada Pilkada serentak 2020.

2. Untuk mengetahui sikap penulisan Kompas.com berdasarkan

frekuensi isu dominan terkait kategori favourable, unfavourable, dan

8

netral dalam mengemas berita politik khususnya pemberitaan isu

dinasti politik pada Pilkada serentak 2020.

b. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi

perkembangan ilmu dan pengetahuan pada kajian media di Indonesia

dan memberikan referensi baru bagi para pengais ilmu khususnya

dibidang jurnalistik yang berfokus pada media online, serta diharapkan

dapat menjadi bahan informasi dan dokumentasi ilmiah di Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Praktis

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan wawasan

baru bagi para teoritis, praktisi, maupun pembaca mengenai bentuk

tema-tema berita Pilkada khususnya isu dinasti politik pada media

online Kompas.com serta dapat menjadi data atau informasi untuk

mahasiswa dan masyarakat.

E. Review Kajian Terdahulu

Salah satu strategi dalam penyempurnaan penelitian ini, peneliti

menelusuri dan menganalisis beberapa penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya. Tentunya yang sejenis dengan topik yang peneliti angkat.

Selanjutnya penelitian tersebut menjadi referensi dalam menyusun penelitian

ini, yaitu:

1. Skripsi berjudul Agenda Media Terkait Bencana Kesehatan di Asmat pada

Harian Kompas yang ditulis oleh Rheza Alfian 1113051000047, Sarjana

Sosial FIDIKOM, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,

2019. Dalam penelitiannya, peneliti memfokuskan pada bagaimana agenda

media Harian Kompas dalam memberitakan bencana kesehatan di Asmat.

Kesamaan dalam skripsi ini adalah dari teori yang digunakan yaitu teori

9

agenda media dan analisis isi, namun perbedannya dalam konten yang

diteliti serta kategori yang digunakan.

2. Skripsi dengan judul Agenda Media Dalam Yellow Newspaper (Analisis Isi

Berita Kriminalitas Pada Halaman Pertama dalam Surat Kabar Pos Kota

Edisi Juni 2015) yang ditulis oIeh Katherine Eva Fadillah 1111051100038,

Sarjana Komunikasi Islam FIDIKOM, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2017. Dalam skripsi ini ditemui kesamaan dari teori

yang digunakan menggunakan agenda media dan analisis isi, sedangkan

perbedaannya terletak pada konten yang diteliti dan platform berita yang

digunakan.

3. Jurnal berjudul Analisis Isi Berita Politik Jelang Pemilukada Serentak

Tahun 2017 di Harian Kendari Pos (Studi Headline Edisi 1-31 Oktober

2016) ditulis oleh Rahman Takdir, Sirajuddin dan Asrul Jaya, Universitas

Halu Oleo Kendari, 2017. Dalam jurnal ini terdapat kesamaan dari teori

yang digunakan menggunakan analisis isi, sedangkan perbedaannya

terletak pada konten yang diteliti serta kategori yang digunakan.

4. Jurnal berjudul Analisis Isi Kuantitatif Berita Kegiatan Mahasiswa ditulis

oleh Ami Saptiyono, Erika Dwi Setya Watie dan Edi Nurwahyu Julianto,

Universitas Semarang, 2020. Dalam penelitian ini memfokuskan pada

bagaimana Tribunnews.com menkonstruksi kegiatan mahasiswa

Komunikasi Universitas Semarang dalam pemberitaannya. Jurnal ini

memiliki kesamaan dari teori yang digunakan yaitu agenda media dan

metode analisis kuantitatif, sedangkan perbedaannya terletak pada konten

yang diteliti serta kategori yang digunakan.

5. Jurnal berjudul Agenda Media Mengenai Pilpres Pemilu 2014 (Analisis Isi

Terhadap Pemberitaan Mengenai Setatus Pencalonan Jokowi dalam Surat

Kabar Kompas) ditulis oleh Catur Priyadi, Universitas Prof. Dr. Moestopo,

2014. Dalam penelitian ini memfokuskan pada bagaiaman media Harian

Kompas melihat dan menyoroti pencalonan Jokowi sebagai kandidat

presiden tahun 2014. Jurnal ini memiliki kesamaan dari teori yang

10

digunakan yaitu agenda media dan metode analisis kuantitatif, sedangkan

perbedaannya terletak pada platform berita, konten yang diteliti serta

kategori yang digunakan.

6. Jurnal berjudul Demonstrasi Mahasiswa “Tolak Reformasi Dikorupsi”

dalam Agenda Media Tirto.id ditulis oleh Muchammad Abdul Ghofur,

Herru Prasetya Widodo, Asra Bulla Junga Jara Jara, dan Fathul Qorib,

IAIN Parepare, 2021. Penelitian ini berfokus mengungkap agenda media

Tirto.id dalam pemberitaan demonstrasi bertajuk #ReformasiDikorupsi dan

#GejayanMemanggil. Kesamaan dalam penelitian ini adalah dengan teori

yang digunakan yaitu agenda media, sedangkang perbedaannya terletak

pada metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.

7. Jurnal berjudul Agenda Media Suratkabar (Analisis Isi Suratkabar Ibukota)

ditulis oleh Felix Tawaang, Kementerian Komunikasi dan Informasi

Republik Indonesia, 2015. Dalam penelitian ini memfokuskan pada agenda

media Suratkabar Ibukota terkait fenomena salience issue dan valence isu.

Jurnal ini memiliki kesamaan dari teori yang digunakan yaitu agenda media

dan metode analisis isi, sedangkan perbedaannya terletak pada platform

berita, konten yang diteliti serta kategori yang digunakan.

F. Sistematika Penelitian

Untuk mempermudah dalam penelitian skripsi, maka peneliti membagi

sistematika penelitian ini menjasi lima bab dan masing-masing bab terdiri dari

sub bab dengan penyusunan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi pemaparan latar belakang masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review kajian terdahulu, dan

sistematika penelitian.

BAB II: LANDASAN TEORI

11

Pada bagian ini berisi pemaparan mengenai agenda media,

keperbihakan media, media online, berita, penyelenggaraan pemilihan

kepala daerah, dinasti politik dan kerangka pemikiran.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Membahas tentang paradigma penelitian, pendekatan penelitian,

metode penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel,

operasionalisasi konsep, teknik pengumpulan data, teknik analisis isi,

unit analisis, dan uji reliabilitas.

BAB IV: TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti menjelaskan berbagai hasil temuan serta analisa

data yang didapatkan dari hasil uji dan olah data.

BAB V: KESIMPULAN

Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi yang berisi kesimpulan

dan saran.

12

BAB II

LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

A. Agenda Media

Konsep agenda media ini merujuk pada teori agenda setting yang

dikemukakan oleh McCombs dan Shaw pada tahun 1968. Teori agenda

setting melihat bahwa media memiliki kemampuan mentransfer isu untuk

mempengaruhi agenda publik.13

Khalayak akan menganggap suatu isu

penting karena media menganggap isu tersebut penting.

Secara umum agenda setting beroperasi dalam tiga bagian. Pertama,

Agenda Media itu sendiri harus disusun oleh awak media dan diformat

kepada khalayak. Kedua Agenda Publik, yang mana agenda media dalam

banyak hal memengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik atau

kepentingan isu tertentu bagi publik. Ketiga Agenda Kebijakan, yang mana

agenda publik memengaruhi atau berinteraksi ke dalam agenda kebijakan

yaitu pembuatan kebijakan publik yang dianggap penting bagi individu.14

Dari ketiga bagian tersebut yang digunakan dalam riset ini hanya melihat

pada agenda media saja.

Ide dasar dari teori agenda media adalah bahwa media memberikan

perhatian yang berbeda pada setiap isu. Di antara berbagai masalah yang

muncul atau sudah mengemuka, beberapa masalah (peristiwa, orang)

dilaporkan cukup besar, dan ada yang dilaporkan dengan proporsi yang

kecil.15

Dalam konteks ini isu yang ditonjolkan oleh media menunjukkan isu

yang menjadi perhatian media.

13

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2016) h.224 14

Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2012), h.68 15

Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-

Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) h. 196

13

Perhatian media atas isu tertentu dapat dilihat melalui dimensi-

dimensi dalam Agenda Media, yaitu:16

1. Visibialitas (visibility), yaitu jumlah dan tingkat penonjolan

berita;

2. Tingkat menonjol bagi khalayak (audience salience), yaitu

relevansi konten berita dan kebutuhan khalayak;

3. Valensi (valence), yaitu menyenangkan atau tidak menyenangkan

cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

Dimensi-dimansi dalam konsep agenda media dapat langsung

diturunkan ke dalam indikator yang dapat diukur, yaitu:17

1. Isu-isu yang dilaporkan media; dengan melihat isu-isu apa saja

yang banyak diberitakan media, maka isu tersebutlah yang ingin

ditonjolkan oleh media;

2. Panjang berita di surat kabar; dengan mengukur panjang berita di

halaman surat kabar;

3. Penempatan isu tersebut di halaman surat kabar.

Dengan ketiga indikator di atas maka agenda media yang dimaksud

adalah isu-isu yang menjadi perhatian media, antara lain isu yang sering

muncul, memberikan kolom yang lebih panjang, dan menempatkan isu pada

halaman depan agar mudah diakses oleh khalayak.

Indikator-indikator agenda media kemudian diukur menggunakan

analisis isi kuantitatif. Analisis isi bertujuan untuk menentukan peringkat

berita berdasarkan panjang (waktu dan ruang), penonjolan topik yang

diberitakan (ukuran headline, penempatan, frekuensi), dan konflik (metode

16

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2016) h.225 17

Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-

Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) h.197

14

penyajian).18

Atas dasar itu, diharapkan analisis penelitian ini mampu

mengkaji fenomena agenda media dalam pemberitaan isu dinasti politik

pada Pilkada serentak 2020 di Kompas.com.

B. Keberpihakan Media

Dewasa ini era digital membuat informasi semakin inovatif melalui

berbagai platform. Berbagai penyesuaian telah dilakukan, termasuk media

massa. Penyesuaian dilakukan dengan menghadirkan media online. Media

online disebut juga media jaringan atau new media, yaitu media komunikasi

dengan menggunakan perangkat internet.19

Teknologi digital muncul dalam medium media internet membuat

media konvensional berintegrasi. Pada prinsipnya isi tidak berbeda, namun

formatnya bisa pembaca pilih baik media cetak atau media internet. Media

online memiliki tantangan berupa informasi yang ditampilkan tidak dibatasi

dengan edisi harian atau mingguan, tetapi dalam hitungan jam.20

Informasi yang ditampilkan media berupa laporan atau biasa disebut

dengan berita menjadi bagian penting dari media online. Kata "berita" dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengacu pada cerita atau deskripsi

mengenai suatu peristiwa hangat.21

Berita juga diartikan sebagai surat kabar,

laporan, dan pemberitahuan atau pengumuman.22

Dapat dipahami bahwa

berita adalah laporan atau informasi tercepat yang terjadi kepada sebagian

besar pemirsa, mengenai fakta, opini, peristiwa, atau gagasan terkini yang

menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media

massa berkala (seperti surat kabar, radio, televisi, dan media online).

18

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: PT Kencana Prenada

Group, 2016), h.227 19

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Praktis mengelola Media Online.

(Bandung: Nuansa Cendikia, 2012). h.29 20

Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru Di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 2013), h.98 21

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 40 22

Suhaimi dan Rully Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2009), h.27

15

Berita memiliki beberapa kriteria atau karakteristik yang disebut nilai

berita. Standar umum nilai berita merupakan acuan yang digunakan jurnalis

(reporter dan editor) untuk menentukan fakta mana yang sebaiknya

dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik.23

Nilai berita adalah alat

ukur yang berguna atau umum digunakan dalam menentukan audiens.24

Azwar dalam bukunya menjabarkan ada enam hal sebagai nilai berita

(news worthiness), yakni:25

1. Penting, peristiwa atau isu dapat dinilai penting atau tidak dengan

melihat seberapa besar manfaat yang dapat diambil oleh

masyarakat;

2. Manusiawi, peristiwa atau isu yang berisi hal-hal yang bersifat

manusiawi atau mengangkat sisi kemanusiaan;

3. Kontroversi, suatu peristiwa ataupun isu ditulis dengan cara

pandang yang berbeda dari kebiasaan masyarakat umum lainnya;

4. Unik, pemberitaan yang ditulis memiliki daya tarik tersendiri

dibenak pembaca yang beda dari yang berlaku umum;

5. Aktual, informasi tentang peristiwa dengan segera disampaikan

pada masyarakat umum;

6. Kedekatan, informasi yang memiliki kedekatan baik secara jarak

ataupun psikologis antara peristiwa atau fakta dengan publik.

Dalam pemberitaan politik, nilai berita dan nilai politik memiliki

keterkaitan dengan kepentingan media massa dan kepentingan umum

sebagai konsumen atau publik dari media. Setiap media massa dalam

pemberitaan peristiwa politik kemungkinan besar akan memberi tanggapan

yang berbeda, seperti dalam penempatan berita (utama atau biasa), volume

23

Harris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2006), h.80 24

Luwi Iswara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar, (Jakarta: Kompas, 2007), h.53 25

Azwar, 4 Pilar Jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar Jurnalistik, (Jakarta: Kencana, 2018), h.76 - 78

16

berita, dan teknik kecenderungan pemberitaannya.26

Hal tersebut berkaitan

dengan keberpihakan media terhadap suatu isu.

Rahayu menyebutkan beberapa tolok ukur dasar terkait keberpihakan

pemberitaan media:27

1. Perasaan dukungan (favourable) atau tidak mendukung

(unfavourable); lebih spesifiknya, yaitu sikap keberpihakkan

sebagai derajat sikap positif dan negatif terhadap objek berita;

2. Dalam kegiatan pemberitaan, sikap berpihak media akan tampak

didasarkan pada kecenderungan positif, negatif atau netral;

3. Media harus mematuhi standar profesional dalam menjalankan

perannya dalam memberikan informasi berita; yaitu menjaga sikap

yang obyektif, seimbang dan akurat agar berada pada posisi yang

mandiri.

Keberpihakan pemberitaan media membawa konsekuensi pada

munculnya sikap media massa. Sikap adalah bentuk evaluasi dan reaksi

afektif yeng bersifat netral, positif atau mendukung dan negatif atau tidak

mendukung terhadap suatu objek psikologis.28

Berita yang telah melewati

proses selektivitas oleh redaktur media atas berbagai data dan fakta dari suatu

peristiwa dapat mempengaruhi sikap media massa tersebut.

Keberpihakan positif (favourable) memperlihatkan sikap penulis

dalam menyetujui, mendukung, mengiyakan (affirmative), menyenangkan

atau menguntungkan sesuatu hal, peristiwa, individu, kelompok, pihak atau

institusi tertentu. Keberpihakan negatif (unfavourable) memperlihatkan sikap

26

Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2012), h.136 27

Rahayu, Potret Profesionalisme dan Kualitas Pemberitaan Surat Kabar Indonesia. Dalam

Rahayu (ed). Meningkap Profesinalisme Kinerja Surat Kabar di Indonesia, (Pusat Kajian Media dan

Budaya Populer: Dewan Pers dan Departemen Komunikasi dan Infomasi, 2006). h.134 28

Syaifudin Azwar, Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2011), h.5

17

penulis seperti tidak menyetujui, tidak mendukung atau beroposisi,

merugikan, dan tidak menyenangkan atau menguntungkan sesuatu hal,

peristiwa, individu, kelompok, pihak atau institusi tertentu. Keberpihakan

netral memperlihatkan sikap penulis yang berimbang dan tidak memihak pada

sesuatu hal, peristiwa, individu, kelompok, pihak atau institusi tertentu.29

Dalam menyebarkan berita, idealnya media massa hanya

memberitakan kebenaran yang terjadi tanpa adanya keberpihakan kepada

salah satu golongan dengan bersikap objektif. Menurut Hikmat dan Purnama

Kusumanngrat, berita yang objektif harus selaras dengan kenyataan, tidak

berat sebelah, dan bebas dari prasangka.30

Objektivitas media dapat diwujudkan melalui pemberitaan yang

berimbang dengan memberi kesempatan yang sama bagi kedua belah pihak

untuk menyatakan pendapat, setidaknya porsi kedua belah pihak tidak

terpaut jauh. Selain itu, fakta yang diberitakan harus sesuai dengan

kenyataan dan dari sumber terpercaya supaya bebas dari prasangka dan

menghindari pembentukan gambaran yang salah mengenai suatu isu di mata

khalayak.31

C. Peran Media dalam Kontestasi Politik

Salah satu fenomena dalam Pilkada di Indonesia adalah majunya

pasangan calon yang memiliki hubungan kerabat dengan pejabat publik

(petahana). Melalui proses politik demokrasi, model pewarisan jabatan seperti

ini terjadi di banyak daerah yang disebut dengan istilah dinasti politik. Dalam

pengertian politik tradisional, dinasti politik adalah dimana penguasa berusaha

menaruh keluarga atau kerabatnya dalam jabatan yang strategis bertujuan

29

Widharyanto, Fenomena Perspektif di Dalam Wacana Berita, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, (2016) h.4 30

Hikmat dan Purnama Kusumanngrat, Jurnalistik: Teori dan Praktek, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2009), h.54 31

Nabilla Noor Khudori dan Pawito, Netralitas Berita Luar Negeri (Studi Analisis Isi

KUalitatif Pemberitaan CNN.Com Mengenai Krisis Krimea Periode Februari-April2014), Universitas

Sebelas Maret Surakarta, (2014), h.8

18

untuk mendirikan kerajaan politik di dalam struktur pemerintahan di tingkat

lokal maupun tingkat nasional, supaya dapat mengekalkan kekuasaan agar

kontrol di berbagai hal mudah dilakukan.32

Fenomena dinasti politik perlu dikaji untuk pembahasan prospek

kedepannya. Media massa menjadi salah satu ruang dimana isu dinasti politik

diperbincangkan melalui pemberitaannya guna terbangunnya opini publik dan

pembahasan publik atas fenomena dinasti politik. Hal ini diharapkan dapat

memberikan gambaran solusi bagi semua pihak.

Media sebagai salah satu pilar demokrasi yang memiliki kebebasan

atas akses informasi telah menciptakan suatu tingkatan kondisi kekuatan pers.

Media dalam medan politik Indonesia dewasa ini menjadi faktor dan atau

aktor penting sebab pengaruhnya yang kuat, terutama saat kontestasi politik

berlangsung seperti pemilihan umum (Pemilu), pemilihan presiden (Pilpres)

serta pemilihan kepala daerah (Pilkada). Hal itu merupakan salah satu akibat

dari perubahan sistem dan budaya politik di Indonesia yang semula bersifat

otoritarian (orde baru) menjadi libertarian (pasca-reformasi), sehingga hak

untuk memilih pejabat publik di tingkat daerah hingga pusat dipegang penuh

oleh rakyat.33

Pada perkembangan saat ini, media massa dituntut untuk menjadi alat

yang independen atau netral pada saat Pemilu berlangsung dengan lebih

mengedepankan informasi. Media massa merupakan the fourth estate atau

pilar keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif, yang diharapkan

dapat menjadi corong masyarakat atas dinamika sosial politik yang terjadi

dengan menjalankan fungsinya sebagai pengawas (watch dog function) dan

32

Een Irianti. Representasi Wacana Politik Dinasti di Media Online Analisis Wacana Kritis

Pemberitaan Pencalonan Gibran, Boby dan Nur Azizah dalam Kontestasi Pilkada di Tempo.co,

(Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang, 2020) h.40-41 33

Wahyu Hamdani Haerudin, dkk, Media Lokal dalam Pross Demokratisasi: Agen Politik atau Saluran Komunikasi Politik?, Komunida, Vol.10, No.2, (2020), h160

19

juga sebagai penyalur informasi (to inform) kepada masyarakat terkait

perkembangan terkini.34

Media massa memiliki peran yang sentral dalam Pilkada serentak,

yaitu:35

1. Mediator; penghubung antara partai politik, penyelenggara pilkada

serentak, dan masyarakat pemilih; media menyampaikan pesan

politiknya melalui reportase, editorial, komentar dan analisis;

media nantinya akan melakukan feedback dari masyarakat kepada

partai politik melalui jejak pendapat atau komentar;

2. Kampanye politik; media sebagai alat untuk menyampaikan pesan-

pesan pasangan calon yang diharapkan oleh kandidat agar

masyarakat dapat terpengaruh dan yakin atas pilihan mereka;

3. Pemantau; media memiliki kewajiban moral maupun politik untuk

melakukan pantauan dan mempublikasi pemenang dalam Pilkada

sebagaimana diatur dalam UU No. 1/2015 pasal 126.

D. Penyelenggaraan Pemilahan Kepala Daerah

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan penerapan sistem

demokrasi untuk memperoleh kekuasaan di suatu daerah, dan juga

merupakan bagian dari era pemilihan umum (Pemilu).36

Pemilu sendiri

merupakan salah satu sarana untuk menjalankan kedaulatan rakyat atas dasar

demokrasi perwakilan, rakyat tidak secara langsung berpartisipasi dalam

proses pengambilan keputusan, melainkan perwakilan yang terpilih melalui

tahapan pemilu mewakili perwakilan dari jabatan politik tertentu.37

34

Jamhur Poti, Demokratisasi Media Massa dlam Prinsip Kebebasan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Vol.1, No.1, (2011) h.26

35 Riki Arswendi, Media, Pilkada Serentak dan Demokrasi, Jurnal Transvormative, Vol.3, No.2

(2017), h.35-37 36

Rahmat Hollyson dan Sri Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna (Jakarta: Bestari,

2015), h.20 37

Muhadam Labolo dan Teguh Ilham, Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di

Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015) h.46

20

Jabatannya berkisar dari presiden, wakil rakyat dari semua tingkat

pemerintahan hingga kepala desa. Sistem pemilu yang diadopsi bersifat

langsung, universal, bebas, rahasia, jujur dan adil.38

Penyelenggaraan Pilkada serentak pada 2020 dimulai dari masa

kampanye pada 26 September hingga 5 Desember atau sebanyak 71 hari,

dilanjutkan masa tenang 6 sampai 8 Desember 2020, dan pemungutan suara

pada 9 Desember 2020. Pesta demokrasi ini dilaksanakan di 270 daerah

dengan berbagai tingkatan, diantarnya sebanyak sembilan provinsi, 224

kabupaten, serta 37 kota di seluruh Indonesia.39

Berikut daerah yang melaksanakan Pilkada 2020:40

1. Sembilan Provinsi: Sumatra Barat, KaIimantan Utara, Jambi,

BengkuIu, SuIawesi Utara, KepuIauan Riau, KaIimantan Tengah,

KaIimantan SeIatan, SuIawesi Tengah;

2. 224 Kabupaten: Karang Asem, Badung, BangIi, Tabanan,

Jembrana, Serang, PadegIang, Mukomuko, SeIuma, Semarang,

Wonosobo, Purworejo, KIaten, Wonogiri, PemaIang, Grogoban,

Demak, Kepahiang, Lebong, BengkuIu SeIatan, Tanjung Jabung

Barat, Batanghari, Tanjung Jabung Timur, Bungo, Sukabumi,

Indramayu, Rejang Lebong, BengkuIu Utara, Kaur, BantuI,

Yogyakarta GunungkiduI, Yogyakarta SIeman, Yogyakarta

GorontaIo, GorontaIo Bone BoIango, GorontaIo Pohuwato,

Bandung, Pangandaran, Karawang, TasikmaIaya, Cianjur,

Rembang, Kebumen, PurbaIingga, BoyoIaIi, BIora, KendaI,

Sukoharjo, Sragen, PekaIongan, Ngawi, Jember, Ponorogo,

38

Rumidan Rabi‟ah, Lebih Dekat dengan Pemilu Di Indonsia (Jakarta: RajaGrafindo Persada,

2009) h.46 39

https://www.antaranews.com/berita/1713510/ketua-kpu-743-bakal-pasangan-calon-kepala-

daerah-daftar-pilkada-2020 diakses tanggal 8 Januari 2021 40

https://news.detik.com/berita/d-4596501/ini-270-daerah-yang-galar-pilkada-serentak-2020

diakses tanggal 18 Desember 2020

21

Lamongan, Kediri, Situbondo, Gresik, TrenggaIek, Mojokerto,

Sumenep, Banyuwangi, MaIang, Sidoarjo, Gresik, Pacitan, Tuban,

Kapuas HuIu, Bengkayang, Sekadau, MeIawi, Sintang, Ketapang,

Sambas, Banjar, Kota Baru, Ngada, Sumba Barat, Timor Tengah

Utara, Sabu Raijua, Nabire, Asmat, Keerom, Warofen, Merauke,

Membramo Raya, BaIangan, HuIu Sungai Tengah, Tanah Bumbu,

Kotawaringin Timur, BuIungan, MaIiunau, Nunukan, Bangka

SeIatan, BeIitung Timur, Bangka Tengah, Bangka Barat, Kep

Anambas, Bintan, Iingga, Karimun, Natuna, Pesisir Barat,

Lampung SeIatan, Way Kanan, Lampung Timur, Pesawaran,

Lampung Tengah, KepuIauan Aru, Seram Bagian Timur, MaIuku

Barat Daya, Buru SeIatan, Raja Ampat, Kaimana, TeIuk Bintuni,

Fakfak, TeIuk Wondama, Manokwari, KepuIauan Meranti,

TaIiabu, HaImahera Timur, KepuIauan SuIa, HaImahera Utara,

HaImahera SeIatan, HaImahera Barat, Lombok Utara, Bima,

Sumbawa Barat, Raja Ampat, Kaimana, TeIuk Bintuni, Fakfak,

TeIuk Wondama, Manokwari, KepuIauan Meranti, Mahakam UIu,

Kutai Kartanegara, Paser, Berau, Kutai Timur, Kutai Barat, Tana

Tidung, Dompu, Lombok Tengah, Sumbawa, BeIu, MaIaka,

Manggarai Barat, Sumba Timur, Manggarai, Pegunungan Bintang,

Boven DigoeI, Yahukimo, Supiori, YaIimo, Pegunungan Arfak,

Manikwari SeIatan, Sorong SeIatan, Indragiri HuIu, BengkaIis,

PeIaIawan, Rokan HuIu, Kuatn Singingi, Rokan HIir, Siak,

Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Mamuju, Majene, Pangkajene,

Barru, Gowa, Maros, Luwu Timur, Tana Toraja, Kep SeIayar,

Soppeng, Luwu Utara, BuIukumba, Toraja Utara, Banggai Iaut,

Tojo Una-Una, Poso, ToIi-ToIi, MorowaIi Utara, Sigi, Banggai,

22

KoIaka Timur, Buton Utara, Ogan IIir, Oku SeIatan, Musi Rawas,

Oku Timur, Konawe SeIatan, Muna, Konawe KepuIauan, Konawe

Utara, Wakatobi, BoImong Timur, Minahasa Utara, Minahasa

SeIatan, BoImong SeIatan, SoIok, Sijunjung, Tanah Datar, Padang

Pariaman, Agam, Iima PuIuh Kota, Ogan Komering HuIu, Serdang

Bedagai, TapanuIi SeIatan, Toba Samosir, Labuhan Batu, Asahan,

Pakpak Bharat, Humbang Hasundtn, Samosir, SimaIungun,

Labuhanbatu Utara, Dharmasraya, SoIok SeIatan, Pasaman Barat,

Pasaman, Pesisir SeIatan, Labuhanbatu SeIatan, Karo, Nias

SeIatan, Nias Utara, Nias Barat, Nias, Musirawas Utara, PenungkaI

Abab Lematang IIir Utara, MandaiIing NataI;

3. 37 Kota: Denpasar, CiIegon, Tangerang SeIatan, Sungai Penuh,

Depok, Semarang, Surakarta, PekaIongan, MageIang, BIitar,

Surabaya, Pasuruan, Banjarbaru, Banjarmasin, Samarinda,

Bontang, BaIikpapan, Batam, Metro, Ternate, Tidore KepuIauan,

Mataram, Dumai, PaIu, Manado, Tomohon, Bitung, SoIok,

Bukittinggi, Binjai, Medan, SiboIga, Pematangsiantar, Tanjung

BaIai, Gunung SitoIi, Bandar Lampung, Makassar.

E. Kerangka Pemikiran

Peneliti membuat kerangka pemikiran yang digunakan sebagai konsep

dasar dalam penelitian. Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang

digunakan peneliti dalam meneliti isu dinasti politik pada Pilkada serentak

2020:

23

Tabel 1. Kerangka Pemikiran

Pasangan calon kepala daerah yang terafiliasi dengan pejabat publik

maju dalam Pilkada serentak 2020

Munculnya polemik di tengah masyarakat atas

majunya kerabat pejabat publik dalam Pilkada

serentak 2020

Media memiliki peran dalam proses demokrasi sebagai the fourth estate

Pemberitaan Isu Dinasti Politik pada Pilkada

Serentak 2020

Alasan peneliti memilih Kompas.com di antaranya:

1. Kompas.com menaruh perhatian lebih pada isu

dinasti politik dengan memuat laporan sebanyak 60 judul

berita.

2. Kompas.com sebagai media yang dipercaya publik, dengan

menyandang gelar Trusted Online Media 2019.

3. Menduduki peringkat empat dengan jumlah pengunjung

pembaca terbanyak di Indonesia berdasarkan situs

Alexa.com

Agenda Media dan Keberpihakan Media

Analisis Isi Pemberitaan Isu Pemberitaan yang

dominan dan frekuensi sikap penulisan

24

Tabel di atas menggambarkan bahwa penelitian ini dilatar belakangi oleh

fenomena majunya kerabat pejabat dalam Pilkada 2020 yang menimbulkan

polemik di tengah masyarakat. Media massa sebagai the fourth estate

memiliki peran untuk mengawasi dan penyalur informasi terkait

perkembangan politik terkini kepada masyarakat. Untuk menjalankan

perannya media massa menerbitkan pemberitaan dengan mengangkat isu

tersebut dalam hal ini isu dinasti politik dalam Pilkada serentak 2020.

Dari beberapa media online di Indonesia yang menaruh perhatian lebih

terhadap isu dinasti politik adalah Kompas.com dengan menerbitkan 60 judul

berita. Dengan pemberitaan yang intens Kompas.com tentu memiliki agenda

media dan keberpihakannya. Untuk mengetahui agenda media dan

keberpihakan media Kompas.com terhadap isu dinasti politik pada Pilkada

serentak 2020, maka peneliti menggunakan analisis isi dengan melihat

intensitas pemberitaan berdasarkan frekuensi kemunculan kategori isu

pemberitaan dan kategori sikap penulisan Kompas.com.

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENALITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme, yang memandang

realitas atau suatu fenomena dapat diklasifikasi, diamati secara terukur.

Pengaruh positivisme dalam penelitian komunikasi tampak jelas ketika

persoalan yang dipertanyakan berkaitan dengan perilaku-perilaku orang

dalam berkomunikasi, kekuatan media daIam memengaruhi dan

mengubah perilaku khalayak.41

Untuk itu penelitian ini mengkaji dan menghitung secara menyeluruh

pemberitaan mengenai isu dinasti politik dalam pilkada serentak tahun

2020 di media online Kompas.com. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kategori isu pemberitaan yang ditonjolkan oleh Kompas.com

dan menghitung jumlah frekuensi sikap penulisan pemberitaan isu dinasti

politik.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan

untuk mendapatkan informasi guna menarik kesimpulan dan pengambilan

keputusan yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta

hubungan-hubungannya.42

Dalam mengolah data kuantitatif harus objektif

dimana sebelumnya telah diuji dan memiliki alat ukur yang telah

memenuhi prinsip reliabilitas dan validitas.

Penelitian ini menghitung jumlah keseluruhan berita isu dinasti politik

dalam Pilkada serentak tahun 2020 di Kompas.com sejak 4 Desember

2019 sampai 26 Desember 2020. Dalam penelitian ini menggunakan

teknik analisis isi dengan data yang bersifat kuantitatif akan

41

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group, 2016), h.ix. 42

Benny Kurniawan, Metodologi Penelitian (Tangerang: Jelajah Nusa, 2012), h.21

26

diinterpretasikan melalui pengkodingan dan digambarkan secara deskriptif

menggunakan tabel frekuensi.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analisys).

Metode analisis isi adalah teknik penelitian untuk memperoleh gambaran

isi pesan komunikasi masa yang dilakukan secara objektif dan sistematik.

Menurut Jumroni, analisis isi merupakan penelitian yang bertujuan untuk

meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi.43

Analisis isi menekankan pada metode penelitian yang menggunakan

seperangkat prosedur untuk membuat kesimpulan yang valid dari suatu

teks. Kesimpulan yang dimaksud adalah tentang pengiriman pesan, pesan

itu sendiri, ataupun penerima pesan.44

Menggunakan cara menghitung atau

mengukur aspek dari isi dan menyajikannya secara kuantitatif, dengan

fokus pada apa yang tersurat dengan memberi tanda atau meng-coding apa

yang dilihat peneliti.

Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti adalah bentuk deskriptif,

yang memiliki tujuan untuk menggambarkan keadaan sosial dan

hubungannya dengan sebuah penelitian secara lengkap.45

Desain analisis

isi deskriptif tidak untuk menguji sebuah hipotesis atau menguji hubungan

antar variabel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan

bagaimana isu dinasti politik pada Pilkada serentak 2020 ditampilkan

dalam media online nasional Kompas.com.

Dalam penelitian ini berita mengenai isu dinasti politik pada Pilkada

serentak 2020 yang telah dipilih secara manual dari sampel media online

akan dianalisis serta dikoding sesuai dengan indikator yang telah dibuat.

43

Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN, 2006), h.66 44

Robert Philip Weber, Basic Content Analysis, 2th ed, (California: Sage Publication, 1990),

h.9 45

Rony Kountur, Metodee Penelitian untuk Penelitian Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM

2003), h.105

27

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek merupakan responden yang memahami objek penelitian

sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian,

sedangkan yang dimaksud dengan objek yaitu sasaran dalam penelitian.46

Subjek dalam penelitian ini adalah media online Kompas.com. Sedangkan

objeknya adalah berita-berita isu dinasti politik pada Pilkada serentak 2020.

C. Populasi dan Sampel

Populasi diartikan sebagai kesimpulan yang diambil dari wilayah

umum meliputi objek atau subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu

yang akan ditentukan oleh peneliti, dan sampel merupakan bagian dari

elemen tertentu dari populasi yang diteliti.47

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh berita terkait dinasti

politik dalam Pilkada serentak 2020 yang diberitakan oleh portal berita

Kompas.com sebanyak 60 judul dari tanggal 4 Desember 2019 sampai 26

Desember 2020 dengan menggunakan judul sebagai sampel.

Rincian daftar berita mengenai dinasti politik dalam Pilkada serentak

2020 di Kompas.com sebagai berikut:

Tabel 2. Sampel Berita dalam Penelitian

No TanggaI JuduI Berita

1 4 Desember 2019 Anak dan Menantu Jokowi Maju Pilkada,

Istana: Jangan Anggap Dinasti Politik

2 6 Desember 2019

Anak dan Menantu Jokowi Jadi Calon Wali

Kota, Presiden PKS: Jangan Kembangkan

Dinasti

3 11 Desember 2019 Jawaban Bobby Nasution soal Tudingan

Tengah Membangun Politik Dinasti

4 11 Desember 2019 Gibran dan Bobby Ikut Pilkada, PDI-P:

Politik Dinasti itu Biasa

5 16 Desember 2020 Survei Median: Mayoritas Responden

Anggap Pencalonan Gibran Bukan Politik

46

Burhan Bungin, Peneiltian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h.76 47

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004), h.139.

28

Dinasti

6 17 Desember 2019 Wapres: Tak Ada Dinasti Politik, Saya Tak

Minta Anak Maju Pilkada

7 17 Desember 2019 Sekjen Demokrat: Anak Presiden atau

Bukan, Punya Kesempatan yang Sama

8 6 Januari 2020 Gibran: Jika Ada Dinasti Politik, Saya Tak

Mungkin Harus Kerja Keras Bertemu Warga

9 15 Januari 2020 Keluarga Jokowi di Pilkada Dinilai

Eksperimen Membangun Dinasti Politik

10 18 Januari 2020 Bantah soal Dinasti Politik Ma'ruf Amin,

Siti Nur Azizah: Saya Tak Aji Mumpung

11 20 Januari 2020 Pengamat: Dinasti Politik Menghambat

Kesejahteraan

12 29 Januari 2020 Bawaslu Cermati Potensi Dinasti Politik di

Pilkada 2020

13 29 Januari 2020 Disebut Dukung Keluarga Jokowi-Ma‟ruf di

Pilkada, PSI Tegaskan Tolak Politik Dinasti

14 1 Februari 2020 Anak Bupati Serang Maju Pilkada Tangsel,

Dinasti Atut Tak Rela Jauh dari Kekuasaan

15 3 Februari 2020 100 Hari Jokowi-Ma'ruf: Eksperimen

Membangun Dinasti Politik

16 13 Februari 2020 Jokowi Jawab Kritikan soal Eksperimen

Dinasti Politik Keluarganya

17 19 Februari 2020 Mahfud MD Sebut Dinasti Politik Bukan

Urusan Pemerintah

18 21 Februari 2020 Terkait Tudingan soal Dinasti Politik, Ini

Respons Bobby Nasution

19 13 Maret 2020

Tak Dukung Benyamin-Pilar di Pilkada

Tangsel, Hanura Ingin Hindari Politik

Dinasti

20 18 JuIi 2020

Istrinya Dapat Rekomendasi PDI-P di

Pilkada, Bupati Sleman Bantah Tudingan

Dinasti Politik

21 18 JuIi 2020 Pengamat: Bisa Dikatakan, Jokowi Sedang

Bangun Dinasti Politik

22 19 JuIi 2020 Gibran Harus Bisa Membuktikan, Tidak

Ada KKN dan Politik Dinasti

23 20 JuIi 2020 Tepis Isu Dinasti Politik, PDI-P: Gibran

Berkompetisi di Internal Partai

24 21 Juli 2020 Usung Calon Petahana dan Adik Menaker di

Pilkada Mojokerto, Ini Alasan PDI-P

25 22 JuIi 2020 PDI-P: Gibran Anak Presiden, tapi Punya

Hak untuk Mencalonkan Diri

26 22 Juli 2020 Ini Jawaban Anak Pramono Anung soal

29

Dinasti Politik

27 23 JuIi 2020

Diikuti Tiga Kandidat dari Keluarga Elite

Politik, Pilkada Tangsel Dinilai lebih

Kompetitif

28 24 JuIi 2020 Gibran: Tidak Diwajibkan Memilih Saya,

Bisa Menang Bisa Kalah

29 24 JuIi 2020

Anak Pramono Anung Tak Ambil Pusing

Dituding Dinasti Politik di Pilkada Kediri

2020

30 24 JuIi 2020 Soal Dinasti Politik, PDI-P Nilai Terjadi di

Hampir Seluruh Partai

31 27 JuIi 2020 Jawab Tudingan Politik Dinasti, Ini Program

Anak Pramono Anung di Kediri

32 28 JuIi 2020 Pengamat: Seharusnya Jokowi Hambat

Munculnya Dinasti Politik

33 28 JuIi 2020 3 Partai Ini Usung Artis untuk lawan Politik

Dinasti di Kabupaten Bandung

34 28 JuIi 2020 Kritisi Politik Dinasti di Pilkada, Perludem:

Visi dan Misi Paslon Harus Dieksplorasi

35 20 Agustus 2020

Ingin Ikut Pilkada Tangsel, Rahayu

Saraswati Minta Msyarakat Lihat Rekam

Jejak Calon

36 27 Agustus 2020 Bawaslu Sebut Dinasti Politik Berpotensi

Langgar Aturan Politik

37 28 Agustus 2020

Pejabat yang Untungkan Kerabatnya

Mencalonkan Diri pada Pilkada Bisa

Dipidana

38 5 September 2020 Soal Politik Dinasti, Mahfud MD: Tidak

Ada Hukum yang Bisa Halangi Nepotisme

39 4 Oktober 2020

Bantu Kampanye Putra Presiden di Pilkada

Solo, Megawati dan Sandiaga Uno Siap

"Turun Gunung"

40 15 Oktober 2020

Riset Nagara Institute: 124 Calon Kepala

Daerah pada Pilkada 2020 Terkait Dinasti

Politik

41 15 Oktober 2020

Cegah Dinasti Politik, Pakar Usul Kandidat

Kepala Daerah Wajib Jadi Kader Parpol 5

Tahun

42 16 Oktober 2020 Perketat Aturan Maju Pilkada demi Cegah

Dinasti Politik

43 21 Oktober 2020 Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf: Kritik atas

Munculnya Politik Dinasti

44 21 Oktober 2020 Setahun Jokowi-Ma'ruf, PKS Kritik

Tumbuhnya Politik Dinasti dan Kinerja

30

Menteri

45 28 Oktober 2020 Politik Dinasti Meningkat Tiap Pilkada,

Pengamat Ingatkan Bahayanya

46 29 Oktober 2020 Pilkada Kota Makassar, Menilik Peluang

Adik Menteri Pertanian

47 29 Oktober 2020 Pilkada Mojokerto, Saat Adik Menaker Ida

Fauziyah Dampingi Petahana…

48 30 Oktober 2020 Pilkada Tangsel, Sosok Keponakan Prabowo

Janji Politiknya hingga Serangan Lawan

49 30 Oktober 2020

Anak Pramono Anung Vs Kotak Kosong di

Pilkada Kediri, Tak Lebih Mudah dari

Lawan Sosok Nyata

50 30 Oktober 2020

Melihat Kans Gibran pada Pilkada Solo,

Akankah Mudah Putra Presiden Lawan

Orang Biasa

51 30 Oktober 2020

Siti Nur Azizah, Putri Wapres yang Rela

Lepaskan Status ASN demi Jadi Wali Kota

Tangsel

52 31 Oktober 2020 Bobby Nasution, Menantu Jokowi di

Gelanggang Politik Pilkada Medan

53 5 November 2020 Jelang Debat Pilkada Gibran dan Bobby,

KSP: Jokowi Tak Cawe-cawe

54 6 November 2020 Jokowi Tak Dampingi Gibran di Debat

Pilkada Solo

55 6 Desember 2020 29 Istri Petahana Maju Jadi Calon Kepala

Daerah di Pilkada 2020

56 8 Desember 2020 Menakar Potensi Kemenangan Kerabat

Pejabat Jelang Pilkada 2020

57 9 Desember 2020 Pilkada 2020 di Mata Media Asing, Dinasti

Politik Jokowi Jadi Sorotan

58 10 Desember 2020 Berdasarkan Hasil Hitung Cepat, Tak Semua

Dinasti Politik Berjaya di Pilkada 2020

59 10 Desember 2020

Perolehan Suara Sementara Dinasti Politik

Pilkada 2020 di 13 Daerah, Mulai Solo,

Medan, Tangsel hingga Buru Selatan

60 11 Desember 2020 Putra Presiden Diprediksi Menang Pilkada

Solo, Pengamat: Rentan Dinasti Politik

D. Operasionalisasi Konsep

Dengan merumuskan definisi operasional maka diperlukan acuan

dalam penelitian. Definisi operasional merupakan bagian terpenting dari

31

pendefinisian isi penelitian peneliti, mendeskripsikan secara rinci konsep

atau variabel yang diukur dalam penelitian baik berupa perilaku, aspek

maupun karakteristik.48

Operasionalisasi konsep adalah proses dimana konsep

yang abstrak diturunkan ke tingkatan yang lebih konkret berupa indikator-

indikator yang dapat diamati secara empiris.

Penelitian ini menggunakan satu variabel, yaitu agenda media.

Variabel media massa diukur menggunakan analisis isi kuantitatif. Analisis isi

digunakan untuk menentukan peringkat berita berdasarkan frekuensi

pemberitaan dan sikap penulisan pemberitaan isu dinasti politik yang

berkembang di Kompas.com.

Jadi operasionalisasi konsep analisis isi merupakan sebuah laporan

berita mengenai isu dinasti politik dalam pilkada serentak tahun 2020 di

Kompas.com. Berita di Kompas.com dioperasionalisasikan sebagai ukuran

ranking tema berita yang terdiri dari 60 judul berita dari 4 Desember 2019

hingga 26 Desember 2020.

Setelah berita dikumpulkan, peneliti membuat kategori. Penelitian ini

memerlukan instrumen utama, yaitu kategorisasi. Fungsi kategorisasi serupa

dengan kuesioner dalam survey. Kategori berkaitan dengan isi konten berita

yang akan dikategorikan. Kategori yang terdapat pada pemberitaan isu dinasti

politik dalam pilkada serentak tahun 2020 di Kompas.com adalah kategori isu

pemberitaan dan kategori sikap penulisan pemberitaan.

Kategori isu pemberitaan dibuat peneliti secara sistematik disertai

penjelasan, sebagai berikut:

1. Kebijakan aturan bagi kerabat pejabat dalam kontestasi Pilkada;

kategori ini difokuskan pada pemberitaan yang menyebutkan

48

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011) h.97.

32

perihal apakah ada atau tidak hukum yang mengatur kerabat

pejabat dalam kontestasi Pilkada di Indonesia;

2. Pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik; kategori ini

ditekankan pada pemberitaan pasangan calon yang dihubungkan

dengan pejabat publik dan juga terkait penyebutan jumlah

pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik;

3. Kritikan terhadap dinasti politik; kategori ini ditekankan pada

seluruh pemberitaan yang menyatakan tanggapan publik tidak atau

kurang setuju dengan adanya pasangan calon yang terafilisasi

dengan pejabat publik; tanggapan publik menyatakan bahwa

dinasti politik bukan hal yang tepat karena seolah tujuannya untuk

membangun kekuasaan di dalam keluarga;

4. Dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat

publik; kategori ini ditekankan pada pernyataan publik yang

menyatakan tidak adanya masalah jika kerabat pejabat

mencalonkan diri, mewajarkan hal tersebut, dan mendukung

pasangan calon karena melihat dari kesuksesan keluarga calon

yang telah menjabat sebelumnya;

5. Penyebab adanya dinasti politik; kategori ini difokuskan pada

alasan atau sebab munculnya dinasti politik yang diungkapkan

oleh narasumber dalam pemberitaan isu dinasti politik;

6. Dampak yang ditimbulkan dari dinasti politik; kategori ini

ditekankan pada pemberitaan yang menyebutkan terkait dampak

apa yang ditimbulkan atau akan terjadi jika dinasti politik tetap

dilanggengkan dalam sistem pemerintahan di Indonesia;

7. Kegiatan pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik;

penekanan pada kategori ini terletak pada seluruh pemberitaan

berisi informasi kegiatan pasangan calon yang terafiliasi dengan

pejabat publik saat Pilkada 2020 berlangsung;

33

8. Visi dan misi pasangan calon; kategori ini mengenai pemberitaan

terkait visi dan misi pasangan calon yang terafiliasi pejabat publik

dalam Pilkada 2020;

9. Tanggapan pasangan calon dan keluarga atas tudingan dinasti

politik; kategori ini difokuskan pada pernyataan pasangan calon

dan keluarga yang menanggapi tudingan dinasti politik atau

membantah atas tudingan tersebut;

10. Rekapitulasi penghitungan suara pasangan calon kepala daerah;

penekanan pada kategori ini terletak pada seluruh pemberitaan

yang berisi informasi perolehan suara calon kepala daerah dan

jumlah surat suara masuk hasil rekapitulasi.

Sedangkan untuk kategori sikap penulisan pemberitaan isu dinasti

politik dalam pilkada serentak tahun 2020, sebagai berikut:

1. Mendukung (favourable); maksud kategori ini adalah bila

pernyataan pendapat atau opini yang ditampilkan dalam

pemberitaan Kompas.com secara eksplisit mendukung yaitu

dengan memuji, menyanjung, menyetujui pasangan calon yang

terafiliasi dengan pejabat publik untuk maju dalam pilkada

serentak 2020;

2. Tidak mendukung (unfavourable); kategori ini dimaksudkan bila

pernyataan pendapat atau opini yang ditampilkan dalam

pemberitaan Kompas.com secara eksplisit tidak mendukung yaitu

dengan pernyataan tidak setuju atau menolak pasangan calon yang

terafiliasi dengan pejabat publik untuk maju dalam pilkada

serentak 2020 atau adanya dinasti politik;

3. Netral; sikap netral adalah apabila pernyataan pendapat atau opini

dalam pemberitaan Kompas.com secara eksplisit tidak bersikap

atau memihak atau netral terhadap isu dinasti politik atau majunya

34

pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik untuk maju

dalam pilkada serentak 2020.

Setelah pemberian kategori pada data yang akan diteliti selanjutnya

data diberikan kapada coder atau juri. Juri dalam penelitian ini memiliki

tugas untuk membaca, menilai isi berita dan memasukan isi tulisan berita

ke dalam kategori-kategori yang telah dibuat. Dipilih tiga orang juri yang

masuk dalam kriteria dalam syarat-syarat metode penelitian analisis isi

yaitu:

(a) Juri 1; juri 1 adalah peneliti dalam penelitian ini yaitu Ningtyas

Septiani Putri, Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta; peneliti pernah menjadi reporter dan produser news

DNKTV;

(b) Juri 2; Ade Jahran merupakan Ketua KPU Kota Serang periode

2018-2023; menjadi redaktur dan wartawan di Radar Banten sejak

tahun 2006-2014;

(c) Juri 3; Fierly Murdlyat Mabrurri merupakan Anggota KPU Kota

Serang periode 2013-2018 dan 2018-2023; menjadi wartawan di

Banten Raya sejak tahun 2006-2013.

Untuk memperoleh data yang objektif diperlukan uji reliabilitas. Untuk

memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isu pemberitaan dan

kategori penelitian pemberitaan maka perlu diadakan pengujian oleh

koder. Dalam penelitian ini, rumus yang akan digunakan untuk

menghitung reliabilitas menggunakan rumus Holsti yaitu:

CR =

Keterangan :

CR : Coeficient Reliability

35

M : Jumlah kesepakatan antar juri

N1, N2 : Jumlah item yang dibuat oleh tim juri

Rumus Komposit Reliabilitas

Keterangan :

N : Jumlah Juri

X : Rata-rata koefisien reliabilitas antar juri

Angka reliabilitas yang ditoleransi menurut rumus Holsti

adalah 0,7 atau 70%. Maksudnya adalah jika hasil menghitung

menunjukkan angka reliabilitas di atas 0,7 dapat dipastikan alat ukur

ini benar-benar reliabel. Namun jika di bawah 0,7 maka alat ukur

bukanlah alat ukur yang reliabel.49

E. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui

dokumentasi. Dokumentasi adalah sebuah kegiatan pengumpulan data

dengan kegiatan penelusuran dokumentasi.50

Adapun dokumentasi yang

peneliti lakukan dengan meninjau hasil dokumen berupa berita pada media

online Kompas.com pada periode 4 Desember 2019 sampai 26 Desember

2020 sebanyak 60 judul berita dengan 1360 paragraf.

2. Data Sekunder

49

Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 290

50 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2016), h.120

36

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari studi literatur yang

relevan dengan masalah penelitian berupa buku-buku, jurnal, dan situs-

situs internet yang berkaitan dengan isu pemberitaan yang menjadi objek

penelitian.

F. Teknik Analisis Isi

Analisis isi merupakan salah satu penelitian yang digunakan untuk

mengetahui isi yang terdapat dalam suatu dokumen. Perbedaan antara analisis

isi dan bentuk penelitian lainnya terIetak pada kegunaannya. Analisis isi

digunakan untuk mengukur secara kuantitatif aspek-aspek isi tertentu secara

eksplisit atau tersurat.51

Perkembangan analisis isi cukup pesat terutama dalam penelitian

media televisi. Perkembangan ini dipicu oleh adanya penelitian tentang status

perempuan dalam program propaganda televisi. Sesuai dengan pertanyaan

penelitian maka data penelitian berupa frekuensi informasi akan dilihat sesuai

dengan tema-temanya.52

Peneliti menggunakan prosedur pengukuran analisis isi kuantitatif.

Analisis isi kuantitatif adalah analisis yang digunakan untuk memfokuskan

pada pesan yang tersurat saja. Peneliti hanya mengoding (memberi tanda) apa

yang nampak seperti suara, tulisan dalam surat kabar, atau gambar di televisi.

Analisis kuantitatif mengutamakan keakuratan isi kalimat yang diidentifikasi,

seperti perhitungan dan penyebutan kata yang berulang.53

Berelson, seperti dikutip Andi Bulaeng, mengemukakan bahwa

analisis isi adalah suatu metode untuk mendeskripsikan isi pernyataan suatu

51

Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-

Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.1 52

M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:

Gitanyali, 2004), h.148. 53

Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-

ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2011), h. 1

37

komunikasi melalui analisis dan mempelajarinya secara obyektif, kuantitatif,

dan sistematis.54

Neuendrof, seperti dikutip dalam Eriyanto, bahwa analisis isi adalah

sejenis ringkasan (summarizing), yang mengkuantifikasi pesan berdasarkan

metode ilmiah (seperti objektif-intersubjektif, reliabeI, valid, dapat

digeneralisasikan dan dapat direplikasi dan pengujian hipotesis) dan tidak

dibatasi pada jenis variabel tertentu atau konteks pembentukan pesan dan

tampilan pesan.55

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis

isi memiliki beberapa ciri sebagai berikut:56

1. Objektif; penelitian dilakukan mendapat gambaran isi pesan apa

adanya, tanpa ada subjektifitas dari peneliti; objektivitas memiliki

dua aspek penting yaitu validitas dan reliabilitas; validitas untuk

memastikan apakah analisis isi mengukur apa yang ingin diukur,

sedangkan reliabel berarti biarpun dilakukan dengan orang yang

berbeda akan tetap mendapatkan hasil yang sama;

2. Replikabel; penelitian dapat diulang dan menghasilkan temuan

yang sama, meskipun dilakukan dengan peneliti, waktu, dan

konteks yang berbeda;

3. Manifest; manifest atau isi yang tampak berarti analisis isi dapat

digunakan untuk melihat isi yang tampak pada pesan; isi yang

tampak adalah bagian dari isi yang nampak secara nyata, terdapat

di dalam teks dan tidak membutuhkan penafsiran;

4. Sistematis; sistematis bermakna, tahapan-tahapan dalam penelitian

sudah dirumuskan secara jelas dan sistematis; sistematis juga

54

Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: ANDI, 2004),

h.164 55

Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-

Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.16 56

Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-

ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2011), h. 16-30

38

dimaknai menggunakan kategori dan definisi yang sama untuk

semua bahan analisis;

5. Perangkuman; analisis isi pada umumnya bertujuan untuk

membuat gambaran umum mengenai karakteristik dari suatu isi

pesan;

6. Generalisasi; hasil anaIisis bertujuan untuk memberikan gambaran

populasi.

Tahapan-tahapan dalam metode analisis isi sebagai berikut:57

1. Merumuskan masalah; rumusan masalah masih berbentuk konsep-

konsep; konsep mengenai tema tertentu harus

dioperasionalisasikan ukuran terkait tema yang diteliti, ukuran ini

disebut juga kategorisasi;

2. Penyusunan kerangka konseptual; pada riset deskriptif, peneliti

cukup medefinisikan dan menyatakan dimensi atau sub dimensi

dari tema berita; hasilnya adalah kategorisasi yang menjadi ukuran

berita tersebut;

3. Menyusun perangkat metodoIogi;

a. Membuat metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi

konsep, berupa kategori-kategori serta indikatornya;

b. Menentukan unit analisis, kategorisasi serta uji reliabilitas;

c. Menentukan populasi dan sampel;

d. Menentukan metode dalam pengumpulan data;

e. Menentukan metode analisis;

f. Analisis serta interpretasi data.

57

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2016), h.236-

238

39

G. Unit Analisis

Tahap awal dari metode analisis isi dengan menetapkan unit analisis

untuk menentukan aspek apa yang ingin dilihat dari suatu teks. Krippendorff

mengatakan bahwa langkah awal dalam penelitian adalah menentukan apa

yang akan diteliti, dicatat dan dianggap sebagai suatu informasi tunggal dari

data, dilakukan dengan menetapkan unit-unit, memisahkannya dengan

batasan-batasan, dan identifikasi untuk analisis setelahnya.58

Secara fungsional, unit analisis dalam penelitian ini adalah unit

pencatatan. Unit pencatatan merupakan aspek dari isi yang menjadi dasar

dalam mencatat, menghitung dan menganalisis. Dalam sebuah berita unit

pencatatan yang dilakukan terdiri atas kata, kalimat atau paragraf. Terdapat

lima jenis cara yang berbeda dalam unit pencatatan guna memberikan

gambaran dan mengidentifikasi.

Unit referensial dan unit tematik digunakan dalam penelitian ini untuk

menentukan unit pencatatan. Unit referensial adalah serangkaian kata atau

kalimat yang menunjukkan arti dan makna sesuai kategori. Ada tiga kategori

untuk unit referensial mengenai sikap penulisan pemberitaan isu dinasti

politik, yaitu mendukung atau favourable, tidak mendukung atau

unfavourable, dan netral.

Untuk unit tematik, peneliti melihat pada tema (topik) pembicaraan

dalam suatu teks. Krippendorff memberi usulan metode dalam menentukan

tema berita dengan melihat ide atau gagasan di dalam isi teks. Dalam satu teks

berita kemungkinan memiliki beberapa tema, maka peneliti akan membagi

teks kedalam paragraf guna mengurangi perbedaan penilaian di antara coder.

58

Klaus Krippendorf, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi Terjemahan, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 1993), h.75

40

H. Uji Reliabilitas

Dalam memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isu dan sikap

penulisan dalam konten pemberitaan dinasti politik pada Pilkada 2020 di

Kompas.com perlu dilakukan pengujian kategori oleh tiga orang juri atau

coder yang telah dipilih dan dapat memberikan penilian secara objektif. Hasil

dari kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reliabilitas.

Media Online Kompas.com telah memberitakan isu dinasti politik

pada Pilkada serentak 2020 sebanyak 60 berita dengan total 1360 paragraf.

Sampel yang dimasukan ke dalam lembar koding untuk diujikan kepada juri

atau coder sebanyak 136 paragraf.

Peneliti mengambil jumlah sampel sebanyak 10% dari populasi yang

dipakai untuk menguji reliabilitas. Menurut Gay, Mills dan Airasian minimal

populasi dalam penelitian yang menggunakan metode deskriptif adalah

10%.59

Sedangkan penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan sampel

acak sederhana. Berikut ini adalah tabel dari hasil kesepakatan antar juri pada

isu dinasti politik dalam Pilkada serentak 2020 di Kompas.com.

Table 3. Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Kategori Isu Pemberitaan

Antarjuri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai

Juri 1 dan 2 136 112 24 0,82

Juri 1 dan 3 136 103 33 0.75

Juri 2 dan 3 136 101 35 0.74

Rata-rata 0.77

Koefisien Reliabilitas (CR) Juri 1 dan 2

Koefisien Reliabilitas (CR) Juri 1 dan 3

Koefisien Reliabilitas (CR) Juri 2 dan 3

59

Lorrie R. Gay, Geoffrey E. Mills and Peter Airasian, Education Research, Competencies for

Analysis and Application. (New Jersey: Pearson Education, 2009), h,133

41

Tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar

0,82 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua juri). Kesepakatan

antara juri 1 dan 3 sebesar 0,75 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar

kedua juri). Kesepakatan antara juri 2 dan 3 sebesar 0.74 (menunjukkan

kesepakatan yang baik antar kedua juri). Dari data di atas, nilai rata-rata

koefisien reliabilitas antarjuri sebesar 0,77.

Kemudian untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai kesepakatan

antarjuri tersebut menggunakan rumus komposit reliabilitas.

Komposit Reliabilitas

Dari hasil yang ditemukn bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antarjuri

untuk kategori isu pemberitaan yang dibuat adalah sebesar 0,90. Hal ini

menunjukkan kesepakatan yang sangat baik di antara para juri. Setelah

dilakukan penghitungan koefisien dan komposit reliabilitas terhadap tiga juri

atas kategori isu pemberitaan, maka kategori dapat dianggap reliabel sebagai

sebuah kategori penelitian.

Table 4. Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Kategori Penelitian

Pemberitaan

Antarjuri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai

Juri 1 dan 2 136 104 32 0.76

Juri 1 dan 3 136 100 36 0.73

Juri 2 dan 3 136 112 24 0.82

Rata-rata 0.77

Koefisien Reliabilitas (CR) Juri 1 dan 2

Koefisien Reliabilitas (CR) Juri 1 dan 3

Koefisien Reliabilitas (CR) Juri 2 dan 3

Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar

0,76 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua juri). Kesepakatan

42

antara juri 1 dan 3 sebesar 0,73 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar

kedua juri). Kesepakatan antara juri 2 dan 3 sebesar 0.82 (menunjukkan

kesepakatan yang baik antar kedua juri). Dari data di atas, nilai rata-rata

koefisien reliabilitas antarjuri sebesar 0,77.

Kemudian untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai kesepakatan

antarjuri tersebut menggunakan rumus komposit reliabilitas.

Komposit Reliabilitas

Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan

antarjuri untuk kategori isu pemberitaan yang dibuat adalah sebesar 0,90. Hal

ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik di antara para juri. Setelah

dilakukan penghitungan koefisien dan komposit reliabilitas terhadap tiga juri

atas kategori penelitian pemberitaan, maka kategori dapat dianggap reliabel

sebagai sebuah kategori penelitian.

43

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan pada bab IV ini, peneliti akan menguraikan hasil analisis data

berdasarkan indikator isu pemberitaan yang terdiri dari sepuluh kategori tentang

dinasti politik pada Pilkada serentak 2020. Kategori tersebut adalah kebijakan aturan

bagi kerabat pejabat dalam kontestasi pilkada; pasangan calon yang terafiliasi dengan

pejabat publik; kritikan terhadap dinasti politik; dukungan kepada pasangan calon

yang terafiliasi dengan pejabat publik; penyebab adanya dinasti politik; dampak yang

ditimbulkan dari dinasti politik; kegiatan pasangan calon yang terafiliasi dengan

pejabat publik; visi dan misi pasangan calon; tanggapan pasangan calon dan keluarga

atas tudingan dinasti politik; rekapitulasi penghitungan suara pasangan calon kepala

daerah. Selain analisis kategori isu pemberitaan, peneliti juga menganalisis data

berdasarkan indikator sikap penulisan yang terdiri dari tiga kategori yaitu

menguntungkan (favourable), tidak menguntungkan (unfavourable), dan netral.

A. Temuan Penelitian

1. Analisis Isi Berdasarkan Isu Pemberitaan

Setelah kategorisari ditentukan, peneliti akan meneliti kategori isu

pemberitaan dominan Kompas.com. Analisis ini dimaksudkan untuk

mengetahui bagaimana proporsi pemberitaan isu dinasti politik pada Pilkada

serentak tahun 2020 dengan melihat seberapa banyak kategori-kategori itu

dimuat. Berikut hasil persentase dari kategorisasi isu pemberitaan di

Kompas.com.

Table 5. Agenda Kompas.com terkait Dinasti Politik pada Pilkada

Serentak 2020

No. Kategori Frekuensi Persentase Ranking

44

1.

Kebijakan aturan bagi

kerabat pejabat dalam

kontestasi pilkada.

58 4.26% 8

2.

Pasangan calon yang

terafiliasi dengan

pejabat publik.

222 16.32% 3

3.

Kritikan terhadap

dinasti politik. 296 21.76% 2

4.

Dukungan kepada

pasangan calon yang

terafiliasi dengan

pejabat publik.

300 22.05% 1

5.

Penyebab adanya

dinasti politik. 17 1.25% 9

6.

Dampak yang

ditimbulkan dari

dinasti politik.

15 1.1% 10

7.

Kegiatan pasangan

calon yang terafiliasi

dengan pejabat

publik.

164 12.05% 4

8.

Visi dan misi

pasangan calon. 68 5% 6

9.

Tanggapan pasangan

calon dan keluarga

atas tudingan dinasti

politik.

159 11.69% 5

10.

Rekapitulasi

penghitungan suara 61 4.52% 7

45

pasangan calon kepala

daerah.

Jumlah 1360 100% 10

Berdasarkan tabel diatas Kompas.com memublikasikan 1360 paragraf

berita dari sepuluh kategori isu pemberitaan dinasti politik pada Pilkada

serentak tahun 2020. Dari jumlah paragraf tersebut, kategori paling dominan

adalah kategori dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan

pejabat publik sebanyak 300 paragraf atau sekitar 22.05% dari total paragraf.

Hal ini menunjukkan bahwa Kompas.com menganggap pemberitaan

kategori dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat

publik penting dibandingkan kategori lainnya. Kategori ini berisi pernyataan

dukungan tokoh politik dan publik atas majunya pasangan calon yang

terafiliasi dengan pejabat publik pada Pilkada serentak tahun 2020. Mereka

mendukung pasangan calon dengan alasan melihat kesuksesan saat keluarga

pasangan calon memimpin sebelumnya dan melihat adanya potensi serupa

terhadap pasangan calon yang akan maju dalam Pilkada serentak tahun 2020.

Kategori pada peringkat kedua dengan frekuensi sebanyak 296

paragraf atau sekitar 21.76% dari total paragraf yaitu kategori kritikan

terhadap dinasti politik. Hal ini menunjukkan bahwa Kompas.com

menganggap pemberitaan kategori kritikan terhadap dinasti politik penting

dibandingkan kategori lainnya. Kompas.com sebagai media massa memiliki

fungsi membentuk wacana atau menyediakan platform untuk wacana politik

publik, terbentuknya opini publik dan termasuk memberikan ruang untuk

pendapat yang berbeda.60

60

Brian McNair. Politics Democracy and the Media, in An Introduction to Political

Communication. Second Edition (London: Routledge, 1999). h.22

46

Frekuensi kategori isu pemberitaan Kompas.com pada peringkat

ketiga adalah kategori pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik.

Frekuensi kategori tersebut muncul sebanyak 222 paragraf atau sekitar

16.32%. Dengan memublikasikan kategori tersebut secara dominan,

Kompas.com mengajak pembaca untuk mengetahui jumlah dan daftar nama

pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik dalam kontestasi

Pilkada tahun 2020.

Kategori pada urutan keempat dengan 164 paragraf atau sekitar

12.05% ditempati oleh kategori kegiatan pasangan calon yang terafiliasi

dengan pejabat publik. Dengan adanya kategori ini menandakan Kompas.com

ingin menunjukan kegiatan pasangan calon selama Pilkada serentak tahun

2020 berlangsung. Kegiatan yang dilakukan diantaranya mencari dukungan

dari partai politik, kampanye, dan debat publik.

Kategori tanggapan pasangan calon dan keluarga atas tudingan dinasti

politik menempati posisi kelima dengan frekuensi sebanyak 159 paragraf atau

11.69% dari total populasi. Pada pemberitaan Kompas.com banyak

ditampilkan tanggapan dari pasangan calon dan keluarga. Kompas.com

memberi ruang bagi pasangan calon dan keluarga untuk menanggapi atas

tudingan dinasti politik. Beberapa tanggapan diantaranya berupa bantahan atas

tudingan tersebut dan menyatakan bahwa keluarga tidak ikut andil dalam

pencalonan.

Tidak hanya berfokus pada kategori di atas, kompas.com juga

membahas kategori yang cukup penting yaitu kategori visi dan misi pasangan

calon. Kategori ini menduduki peringkat keenam dengan frekuensi sebanyak

68 paragraf atau 5% dari total populasi. Pada kategori ini Kompas.com

berperan aktif mensosialisasikan visi dan misi pasangan calon.

Kategori rekapitulasi penghitungan suara masuk menduduki kategori

peringkat ketujuh, yakni 61 paragraf atau 4.52% dari total populasi. Pada

47

pemberitaan Kompas.com banyak ditampilkan hasil perolehan suara pasangan

calon yang terafiliasi dengan pejabat publik. Kompas.com ingin pembaca

mengetahui apakah pasangan calon tersebut unggul atau tidak unggul dalam

Pilkada serentak 2020.

Pada kategori peringkat kedelapan, dengan frekuensi sebanyak 58

paragraf atau 4.26% yaitu kategori kebijakan aturan bagi kerabat pejabat maju

dalam kontestasi pilkada. Dengan memunculkan kategori tersebut

Kompas.com mengajak pembaca untuk mengetahui peraturan bagi pasangan

calon yang terafiliasi pejabat publik untuk maju dalam Pilkada serentak 2020.

Selain itu membahas usulan dari para pakar politik terkait peraturan tersebut.

Selanjutnya peringkat kesembilan yaitu kategori penyebab adanya

dinasti politik dengan frekuensi sebanyak 17 paragraf atau 1.25% dari total

populasi, memang kategori ini tidak sebanyak frekuensi kategori di atas.

Dengan adanya kategori ini menandakan Kompas.com ingin menunjukkan

penyebab munculnya dinasti politik. Menurut pemberitaan isu dinasti politik

pada Pilkada serentak 2020 di Kompas.com, peneliti menyebutkan salah satu

penyebab karena rekrutmen politik di dalam partai tidak berjalan baik

sehingga dinasti politik kian parah.

Posisi terakhir adalah kategori yang sedikit muncul terkait dampak

yang ditimbulkan dari dinasti politik, dengan frekuensi sebanyak 15 paragraf

atau 1.1%. Kategori ini berisi pernyataan poltikus yang menyebutkan

beberapa masalah yang akan terjadi jika dinasti politik tetap dilanggengkan

karena dapat menjadi hambatan mewujudkan demokrasi subtansial. Melihat

data yang ada Kompas.com tidak berfokus pada kategori ini.

2. Analisis Isi Berdasarkan Sikap Penulisan

Dalam kategori sikap penulisan media online Kompas.com

pemberitaan dinasti politik pada Pilkada serentak tahun 2020 ini

menggunakan unit referensial yang terbagi menjadi tiga kategorisasi. Kategori

48

tersebut adalah menguntungkan (favourable) berisi pernyataan yang secara

eksplisit mendukung, menyetujui, mewajarkan adanya dinasti politik dalam

Pilkada serentak tahun 2020, sedangkan tidak menguntungkan (unfavourable)

sebaliknya. Sementara sikap netral adalah sikap yang ditunkjukkan dalan

pemberitaan yang di dalamnya secara eksplisit tidak terdapat keberpihakan

terhadap pasangan calon dan dinasti politik.

Table 6. Persentase Kategori Sikap Penulisan Pemberitaan Dinasti

Politik pada Pilkada Serentak Tahun 2020 di Kompas.com

No. Kategori Frekuensi Persentase Ranking

1. Favorable

457 33.62% 2

2. Unfavorable

383 28.15% 3

3. Netral

520 38.23% 1

Jumlah 1360 100% 3

Berdasarkan hasil tabel 6, terlihat bahwa Kompas.com pada kategori

sikap penulisan pemberitaan dinasti politik yang memiliki frekuensi tertinggi

adalah kategori netral. Kategori netral mencapai 520 paragraf atau sekitar

38.23% dari total populasi. Hal ini menunjukkan Kompas.com memiliki sikap

netral dengan tidak memasukan unsur menguntungkan maupun tidak terhadap

pemberitaan dinasti politik pada Pilkada serentak tahun 2020.

Kategori pada posisi kedua adalah kategori favourable atau

menguntungkan dengan frekuensi 457 paragraf atau 33.62% dari total

populasi. Menguntungkan dalam arti memberikan pemberitaan yang positif

dan mendukung pasangan calon yang terafiliasi pejabat publik dalam Pilkada

serentak tahun 2020.

49

Kategori yang memiliki jumlah terendah adalah unfavourable, yaitu

383 paragraf atau 28.15% dari total populasi. Kategori ini memiliki isi

pemberitaan tentang tanggapan publik yang tidak menguntungkan atau tidak

mendukung pasangan calon yang terafiliasi pejabat publik dalam Pilkada

serentak 2020.

3. Analisis Isi Kategori Isu Berdasarkan Sikap Penulisan

Setelah menemukan kategori isu dan kategori sikap penulisan yang

dominan selanjutnya peneliti meneliti frekuensi sikap penulisan yang ada

disetiap kategori isu pemberitaan. Metode analisis ini untuk mengetahui dari

10 kategori isu diberitakan secara favourable, unfavourable, atau netral.

Berikut hasil persentase dari kategori isu berdasarkan sikap penulisan.

Table 7. Persentase Kategori Isu Berdasarkan Sikap Penulisan

No. Kategori Isu F % U % N % Total

1.

Kebijakan aturan bagi

kerabat pejabat dalam

kontestasi pilkada.

12 2.62 39 10.18 7 1.34 58

2.

Pasangan calon yang

terafiliasi dengan

pejabat publik.

24 5.25 6 1.56 192 36.92 222

3. Kritikan terhadap

dinasti politik. - - 293 76.5 3 0.57 296

4.

Dukungan kepada

pasangan calon yang

terafiliasi dengan

pejabat publik.

268 58.64 - - 32 6.15 300

5. Penyebab adanya

dinasti politik. 1 0.21 16 4.17 - - 17

50

6.

Dampak yang

ditimbulkan dari

dinasti politik.

- - 15 3.91 - - 15

7.

Kegiatan pasangan

calon yang terafiliasi

dengan pejabat publik.

20 4.37 5 1.3 139 26.73 164

8. Visi dan misi

pasangan calon. 66 14.44 2 0.52 - - 68

9.

Tanggapan pasangan

calon dan keluarga

atas tudingan dinasti

politik.

64 14 6 1.86 89 17.11 159

10.

Rekapitulasi

penghitungan suara

pasangan calon kepala

daerah.

2 0.47 - - 59 11.18 61

Total 457 100 383 100 520 100 1360

Tabel di atas menunjukkan bahwa kategori kebijakan aturan bagi

kerabat pejabat dalam kontestasi pilkada diberitakan lebih banyak secara

unfavourable yaitu 39 paragraf. Untuk kategori favourable sebanyak 12

paragraf dan netral sebanyak tujuh paragraf. Kategori ini banyak diberitakan

secara unfavourable karena banyak paragraf yang menyebutkan pasal terkait

pelarang pejabat menggunakan kewenangan untuk menguntungkan atau

merugikan pasangan calon dan paragraf yang berisi pernyataan usulan pakar

untuk merevisi UU terkait Pilkada, partai politik dan pemerintahan daerah.

Kategori kebijakan aturan bagi kerabat pejabat dimuat Kompas.com

secara favourable, dengan memberi pernyataan bahwa majunya kerabat

pejabat publik dalam pilkada tidak menyalahi aturan dan merupakan hak

setiap orang untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Sementara

51

kategori ini diberitakan Kompas.com secara netral dengan berisi pernyataan

bahwa Pilkada harus tetap dilaksanakan secara adil dan tidak ada

keberpihakan kepada sala satu pasangan calon.

Kategori pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik

disampaikan secara netral sebanyak 192 paragraf , secara favourable sebanyak

24 paragraf dan unfavourable sebanyak enam paragraf. Kompas.com lebih

banyak memunculkan bentuk berita netral melalui kategori pasangan calon

yang terafiliasi dengan pejabat publik.

Terlihat bahwa Kompas.com melakukan usaha penyeimbangan

informasi pada kategori pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik.

Kategori isu ini dominan diberitakan secara netral dengan menunjukkan

nama-nama pasangan calon yang memiliki hubungan kekerabatan dengan

pejabat publik dan penyebutan jumlah pasangan calon yang terafiliasi dengan

pejabat publik.

Paragraf yang diberitakan secara favourable pada kategori pasangan

calon yang terafiliasi dengan pejabat publik, kompas.com menjelaskan profil

terkait pencapaian pasangan calon. Untuk kategori unfavourable berisi

pernyataan ketidaksetujuan dan penyebutan jumlah pasangan calon yang

dihubungkan dengan pejabat publik.

Untuk kategori kritikan terhadap dinasti politik disampaikan secara

unfavourable sebanyak 293 paragraf dan netral sebanyak 3 paragraf. Tidak

ditemukan paragraf berbentuk favourable pada kategori isu ini. Hal ini

menunjukkan Kompas.com dalam pemberitaan kategori isu ini tidak

menggambarkan sikap mendukung terhadap dinasti politik pada

Pilkadaserentak tahun 2020.

Pada kategori kritikan terhadap dinasti politik dominasi paragraf yang

diberitakan ditulis secara unfavourable. Terbukti dengan berita yang memuat

52

tanggapan publik seperti pengamat politik dan politikus. Tanggapan tersebut

berisi pernyataan yang ditujukan kepada pejabat publik untuk tidak

membangun dinasti politik karena akan berakibat buruk bagi demokrasi

Indonesia.

Kategori dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan

pejabat publik disampaikan secara favourable sebanyak 268 paragraf dan

netral 32 paragraf. Namun tidak ditemukan paragraf berbentuk unfavourable

pada kategori ini. Hal ini menunjukkan bahwa pemberitaan Kompas.com

disebagian bear paragraf terkait kategori ini menggambarkan sikap favourable

atau mendukung atas dinasti politik pada Pilkada serentak 2020.

Sama seperti kategori sebelumnya, pada kategori dukungan terhadap

dinasti politik juga berisi tanggapan publik. Tanggapan publik menyatakan

mendukung pasangan calon untuk maju dalam Pilkada karena alasan melihat

kesuksesan keluarga di kepemimpinan sebelumnya dan elektabilitasnya yang

tinggi. Kategori isu ini memiliki jumlah paragraf paling banyak dibandingkan

kategori isu lainnya.

Pada kategori penyebab adanya dinasti politik paragraf yang

diberitakan lebih banyak secara unfavourable yaitu 16 paragraf dan satu

paragraf secara favourable. Tidak ditemukan paragraf berbentuk netral pada

kategori isu ini. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh paragraf dalam

pemberitaan Kompas.com mengenai kategori isu ini tidak menggambarkan

sikap mendukung terhadap dinasti politik.

Paragraf pada kategori penyebab adanya dinasti politik semuanya

hampir diberitakan secara unfavourable dan hanya satu paragraf diberitakan

secara favourable. Untuk paragraf unfavourable dibuktikan dengan adanya

berita yang memuat pernyataan bahwa dinasti politik muncul disebabkan

rekrutmen politik di dalam partai tidak berjalan baik. Sementara paragraf

53

favourable terlihat pada pernyataan bahwa dinasti politik didorong oleh

keinginan pemilik modal atau para pemburu rente yang berjejaring.

Untuk kategori dampak yang ditimbulkan dari dinasti politik

disampaikan secara unfavourable sebanyak 15 paragraf. Tidak ditemukan

paragraf yang disampaikan secara favourable dan netral pada kategori isu ini.

Terlihat bahwa seluruh paragraf Kompas.com mengenai kategori isu ini

menunjukkan sikap unfavourable atau tidak mendukung terhadap dinasti

politik pada Pilkada serentak 2020. Paragraf yang termasuk kategori ini,

dimuat Kompas.com untuk menyampaikan bila dinasti politik tetap

dilanggengkan akan menghambat hadirnya sistem politik modern yang

profesional di Indonesia dan berakibat rusaknya kualitas demokrasi. Kategori

isu ini memiliki jumlah paragraf paling sedikit dibanding kategori isu lainnya.

Pemberitaan Kompas.com pada kategori kegiatan pasangan calon yang

terafiliasi dengan pejabat publik disampaikan secara netral sebanyak 139

paragraf, secara favourable 20 paragraf, dan sisanya unfavourable sebanyak

lima paragraf. Selain kategori pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat

publik, pada kategori kegiatan pasangan calon juga terlihat bahwa

Kompas.com melakukan usaha penyeimbangan informasi. Kompas.com

memuat paragraf pada kategori ini untuk menyampaikan kegiatan pasangan

calon selama masa Pilkada seperti uji kelayakan dan kepatutan oleh partai

politik serta kegiatan kampanye.

Pada kategori visi dan misi pasangan calon, paragraf yang diberitakan

lebih banyak secara favourable 66 paragraf dan secara unfavourable yaitu dua

paragraf. Tidak ditemukan paragraf berbentuk netral pada kategori isu ini. Hal

ini menunjukkan bahwa seluruh paragraf dalam pemberitaan Kompas.com

mengenai kategori isu ini menggambarkan sikap mendukung terhadap dinasti

politik.

54

Kompas.com memuat paragraf visi misi pasangan calon secara

favourable, dengan memberi penjelasan tentang program kerja dan apa yang

akan direalisasikan oleh pasangan calon bila terpilih pada Pilkada serentak

2020. Sedangkan berita dengan kategori isu ini yang berbentuk unfavourable

menjelaskan terkait program yang dilakukan lawan politik dari pasangan

calon yang terafiliasi dengan pejabat publik.

Kategori tanggapan pasangan calon dan keluarga atas tudingan dinasti

politik disampaikan secara favourable sebanyak 64 paragraf, secara netral

sebanyak 89 paragraf, dan unfavourable sebanyak enam paragraf. Hal ini

menunjukkan bahwa paragraf pada kategori isu ini lebih dominan

disampaikan secara favourable atau mendukung terhadap dinasti politik.

Paragraf yang termasuk kategori ini, disampaikan Kompas.com secara

favourable dengan memuat tanggapan bahwa pasangan calon tidak ambil

pusing atas tudingan dinasti politik sebab saat kampanye masyarakat

menerima dengan baik dan keluarga mendukung keputusan pasangan calon

untuk maju dalam Pilkada serentak 2020. Untuk kategori yang disampaikan

secara netral memuat pernyataan pasangan calon bahwa keputusan ditangan

rakyat dan tidak menjamin kemenangan dipemilihan. Sedangkan paragraf

unfavourable memuat pernyataan keluarga tidak akan ikut andil dalam

pemilihan pasangan calon.

Pemberitaan Kompas.com pada kategori rekapitulasi penghitungan

suara pasangan calon kepala daerah disampaikan secara netral sebanyak 59

paragra dan secara favourable sebanyak dua paragraf. Namun tidak ditemukan

paragraf berbentuk unfavourable pada kategori ini. Kompas.com lebih banyak

memunculkan bentuk berita netral melalui kategori rekapitulasi penghitungan

suara.

Kompas.com memuat paragraf rekapitulasi penghitungan suara

pasangan calon kepala daerah secara netral dengan menyebutkan perolehan

55

suara masing-masing pasangan calon sesuai data akumulasi. Pada kategori ini

paragraf yang disampaikan secara favourable dengan menyebutkan prediksi

perolehan suara pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik.

B. Pembahasan

Kompas.com telah menerbitkan pemberitaan dinasti politik pada Pilkada

serentak tahun 2020 sejumlah 60 berita atau 1360 paragraf selama periode 4

Desember 2019 hingga 26 Desember 2020. Dengan seringnya Kompas.com

menampilkan satu isu dan mengesampingkan isu-isu lainnya, dapat dipahami

bahwa isu tersebut dianggap penting oleh Kompas.com untuk diberitakan

dibanding isu-isu lainnya. Peneliti ingin mengetahui agenda media terkait

kategori isu pemberitaan yang dominan dan mengetahui keberpihakan media

dengan menghitung jumlah frekuensi sikap penulisan pemberitaan yang

mendukung atau favourable, tidak mendukung atau unfavourable, dan netral pada

pemberitaan isu dinasti politik dalam Pilkada serentak 2020 di Kompas.com.

Peneliti menggunakan konsep agenda media yang diadopsi melalui teori

agenda setting yang dikemukakan oleh McCombs dan Shaw. Agenda media

adalah bahwa media memberikan perhatian yang berbeda pada setiap isu. Di

antara berbagai isu yang muncul, ada yang dilaporkan cukup besar, dan ada

yang dilaporkan dengan proporsi kecil. Perbedaan tingkat perhatian media

terhadap masalah ini akan memengaruhi persepsi publik terhadap peristiwa

tersebut (pengetahuan dan citra).61

Dari hasil analisis isi berdasarkan kategori isu menunjukkan bahwa kategori

dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik

merupakan kategori tertinggi yang paling sering muncul selama 2020 terkait isu

dinasti politik pada Pilkada. Ini berarti bahwa isu dukungan kepada pasangan

calon yang terafiliasi dengan pejabat publik merupakan agenda media

61

Eryanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-

Ilmu Sosial lainnya, h. 196

56

Kompas.com terkait isu dinasti politik di Pilkada. Bagi Kompas.com, isu

dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik

merupakan isu paling penting sehingga diberikan frekuensi paling tinggi selama

2020.

Agenda Kompas lainnya, tampak dari peringkat isu kedua dan ketiga yang

menempatkan isu kritikan terhadap dinasti politik dan pasangan calon yang

terafiliasi dengan pejabat publik sebagai isu dengan frekuensi kemunculan sebesar

296 dan 222.

Namun yang menarik dari hasil temuan tersebut adalah kategori dukungan

kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik dengan frekuensi

300 ini tidak terpaut jauh dengan kategori kritikan terhadap dinasti politik yang

memiliki frekuensi 296 dimana kedua kategori ini justru menunjukan sikap yang

tampak bersebrangan, yaitu berupa dukungan dan kritikan pada dinasti politik

yang terjadi dalam pilkada 2020. Pada kategori kritikan, kompas menjelaskan

dalam pemberitaanya bahwa publik banyak yang tidak atau kurang setuju dengan

adanya kerabat pejabat yang maju dalam Pilkada 2020.

Dari kategori isu pemberitaan dimana isu peringkat pertama dan kedua

bertolak belakang menjadi gambaran terhadap posisi Kompas.com pada kategori

sikap penulisannya. Kategori sikap penulisan yang menjadi kategori dominan

adalah kategori sikap penulisan netral. Kategori sikap penulisan netral ini,

menggambarkan bahwa Kompas.com tidak ingin menyajikan berita yang

memiliki kecenderungan.

Kompas sejak berdiri hingga berakhirnya rezim orde baru identik dengan

istilah “jurnalisme kepiting”, maksudnya adalah bahwa dalam pemberitaannya

Kompas tidak secara langsung mengkritik pemerintah dan menjaga agar tulisan-

57

tulisan yang dibuat tidak melampaui batas.62

Sejak saat itu Kompas hadir sebagai

media moderat yang berpengaruh di Indonesia hingga hari ini.

Fakta tersebut menunjukan bahwa relasi antara media dengan ranah politik

adalah relasi yang dilematis. Pemberitaan isu dinasti politik di Indonesia sebagai

negara yang menganut sistem demokrasi sebenarnya merupakan pemberitaan

yang kontroversi. Media seharusnya lebih kritis dan jauh dari kesan bermain

„aman‟, terlebih isu dinasti politik pada Pilkada serentak 2020 bersentuhan

langsung dengan presiden dan wakil presiden.

Tentu hal tersebut dikarenakan sikap pemberitaan media yang tidak dapat

sepenuhnya lepas dari intervensi politik. Ini bertentangan dengan posisi media

sebagai pilar keempat dalam demokrasi. Dimana media berperan sebagai

pengawas (watchdog) terkait dengan fungsi sentralnya penyalur informasi untuk

memandu menerjemahkan berbagai realistas kehidupan berbangsa dan bernegara

kepada publik.63

Idealnya jurnalisme politik menempatkan media sebagai ruang musyawarah

(deliberasi) bagi penyelenggara formal dan masyarakat untuk dapat mengawal

pemilu secara berkesinambungan. Namun realitasnya, batas antara politik dan

media amatlah tipis karena keduanya berperan besar dalam melakukan politisasi

satu sama lain.64

Perbedaan kecenderungan pada agenda kompas di isu peringkat pertama dan

kedua, tampaknya sebagai strategi Kompas.com untuk menjaga keberpihakan

pada isu dinasti politik. Kompas.com tampaknya ingin menunjukkan bahwa

jumlah dukungan dan kritik diberikan porsi yang hampir sama atau berimbang

untuk menjaga obyektivitas pemberitaan. Namun demikian, keberpihakan tidak

62

https://www.remotivi.or.id/kabar/76/jurnalisme-kepiting-kompas diakses 7 Agustus 2021 63

Jamhur Poti, Demokratisasi Media Massa dlam Prinsip Kebebasan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Vol.1, No.1, (2011) h.26

64 Wasisto Raharjo Jati, Politik Persuasif Media: Peran Media dalam Pemilu Presiden Indonesia

2001-2009, LIPI (2013), h. 20

58

hanya diukur dengan frekuensi kemunculan. penggunaan teks, diksi, dan

pembingkaian teks juga penting dalam membangun pemaknaan atas suatu isu.

Riset ini tidak fokus pada analisis makna, sehingga ukuran frekeunsi pemberitaan

dianggap sebagai ukuran yg valid dalam melihat kecenderungan Kompas.com

memberitakan isu dinasti politik dalam pilkada. Dalam pemberitaan media, ada

proses pembingkaian yang tidak bisa dielakan dalam pembentukan opini dan hal

ini bisa dilakukan dalam riset selanjutnya untuk mengurai lebih dalam strategi

teks media terkait pembingkaian isu politik.

Melihat dari dominasi kategori isu dan sikap penulisan pemberitaan isu dinasti

politik pada Pilkada serentak 2020 di Kompas.com serta fakta sejarah lahirnya

Kompas, peneliti memahami bahwa Kompas.com sebagai media pemberitaan

yang dijadikan rujukan oleh masyarakat, berusaha mengimplementasikan

perannya sebagai mediator antara peristiwa yang sesungguhnya terjadi dalam hal

ini isu dinasti politik terhadap apa yang ada di benak masyarakat atau khalayak

pembacanya dengan tetap menghadirkan pemberitaan baik yang pro maupun

kontra.

59

BAB V

KESIMPULAN

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dalam pemberitaan isu dinasti

politik pada Pilkada serentak 2020 di Kompas.com selama periode 4

Desember 2019 hingga 26 Desember 2020 memuat dua jenis kategori yaitu

kategori isu dan kategori sikap penulisan pemberitaan. Unsur teks isi pesan

Kompas.com yang dikaji peneliti adalah berbentuk paragraf dari pemberitaan

isu dinasti politik pada Pilkada serentak 2020.

Pertama pada kategori isu pemberitaan yang paling dominan dalam

pemberitaan isu dinasti politik pada Pilkada serentak 2020 terdapat pada

kategori dukungan terhadap pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat

publik sebanyak 300 paragraf atau sekitar 22.05% dari total paragraf. Hal ini

menunjukkan bahwa Kompas.com menganggap pemberitaan kategori

dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik

penting dibandingkan kategori lainnya. Kategori ini berisi pernyataan

dukungan tokoh politik dan publik atas majunya pasangan calon yang

terafiliasi dengan pejabat publik pada Pilkada serentak tahun 2020. Mereka

mendukung pasangan calon dengan alasan melihat kesuksesan saat keluarga

pasangan calon memimpin sebelumnya dan melihat adanya potensi serupa

terhadap pasangan calon yang akan maju dalam Pilkada serentak tahun 2020.

Kedua kesimpulan analisis isi berdasarkan kategori sikap penulisan

yang paling dominan adalah kategori sikap netral sebanyak 520 paragraf atau

38.23%. Hasil temuan ini menunjukan bahwa Kompas.com ingin menjaga

pemberitannya supaya tidak menampilkan kecenderungan terhadap salah satu

pihak yang menjadi perdebatan di masyarakat. Oleh karena itu, Kompas.com

60

mengemas berita isu dinasti politik ini dengan menjelaskan isunya tapi tanpa

memberikan sikap positif atau negatif. Sehingga kategori sikap penulisan

netral ini menjadi dominan diikuti oleh kategori favourable dan unfavourable.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai dinasti politik

pada Pilkada serentak 2020 di media online Kompas.com, beberapa hal dari

peneliti yang dapat menjadi saran sebagai berikut:

1. Bagi media online Kompas.com, peneliti berharap Kompas.com

tetap menjadi media yang bisa menjaga kenetralan beritanya,

sehingga tidak memihak pihak manapun; juga selalu bisa menjadi

panutan bagi media pemberitaan lain dalam menampilkan isi berita

yang cerdas, aktual dan terpercaya;

2. Bagi khalayak yang mengonsumsi berita media online

Kompas.com, peneliti berharap pembaca dapat menjadi pembaca

yang cermat bukan hanya sebagai sumber informasi tapi dapat

menjadi sumber pengetahuan; seperti apa yang disampaikan

Kompas.com terhadap pemberitaan dinasti politik, bagaimana

media dapat memberi wawasan kepada pembaca melalui

pemberitaannya yang cover both side.

61

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. 2018. 4 Pilar Jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar Jurnalistik. Jakarta:

Kencana.

Azwar, Syaifudin. 2011. Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Birowo, M. Antonius. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Gitanyali.

Bulaeng, Andi. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta:

ANDI.

Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Eriyanto. 2011. Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi

dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Gay, Lorrie R., Geoffrey E. Mills and Peter Airasian. 2009. Education Research,

Competencies for Analysis and Application. New Jersey: Pearson Education.

Hikmat dan Purnama Kusumanngrat. 2009. Jurnalistik: Teori dan Praktek. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Hollyson, Rahmat dan Sri Sundari. 2015. Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna.

Jakarta: Bestari.

Iswara, Luwi. 2007. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas.

Jumroni. 2006. Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN.

Kountur, Rony. 2003. Metode Penelitian untuk Penelitian Skripsi dan Tesis. Jakarta:

PPM.

Krippendorf, Klaus. 1993. Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi Terjemahan.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kriyantono, Rachmat. 2016. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Kurniawan, Benny. 2012. MetodoIogi Penelitian. Tangerang: Jelajah Nusa.

62

Labolo, Muhadam dan Teguh Ilham. 2015. Partai Politik dan Sistem Pemilihan

Umum di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

McNair, Brian. 1999. Politics Democracy and the Media, in An Introduction to

Political Communication. Second Edition. London: Routledge.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenada Media Group.

Rabi‟ah, Rumidan. 2009. Lebih Dekat dengan Pemilu Di Indonsia. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Rahayu. 2006. Potret Profesionalisme dan Kualitas Pemberitaan Surat Kabar

Indonesia. Dalam Rahayu (ed). Meningkap Profesinalisme Kinerja Surat

Kabar di Indonesia. Pusat Kajian Media dan Budaya Populer: Dewan Pers dan

Departemen Komunikasi dan Infomasi.

Romli, Asep Syamsul M. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola

Media Onine. Bandung: Nuansa Cendikia.

Ruslan, Rosady. 2004. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Suhaimi dan Rully Nasrullah. 2009. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta.

Sumadiria, Harris. 2006. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Wahyuni, Hermin Indah. 2013. Kebijakan Media Baru Di Indonesia. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Weber, Robert Philip. 1990. Basic Content Analysis, 2th ed. California: Sage

Publication.

Jurnal:

Aminah, Siti. (2006). Politik Media, Demokrasi dan Media Politik. Universitas

Airlangga .

63

Arswendi, Riki. (2017). Media, Pilkada Serentak dan Demokrasi. Jurnal

Transvormative, Vol.3, No.2.

Haerudin, Wahyu Hamdani, dkk. (2020). Media Lokal dalam Pross Demokratisasi:

Agen Politik atau Saluran Komunikasi Politik?, Komunida, Vol.10, No.2.

Irianti, Een. (2020). Representasi Wacana Politik Dinasti di Media Online Analisis

Wacana Kritis Pemberitaan Pencalonan Gibran, Boby dan Nur Azizah dalam

Kontestasi Pilkada di Tempo.co. Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang.

Jati, Wasisto Raharjo. (2013). Politik Persuasif Media: Peran Media dalam Pemilu

Presiden Indonesia 2001-2009. LIPI.

Khotimah, Nurul. (2019). Tantangan Independensi Media dalam Pemilu: Kasus

Kompas.com. UIN Walisongo Semarang, Vol.4, No.2.

Khudori, Nabilla Noor dan Pawito. (2014). Netralitas Berita Luar Negeri (Studi

Analisis Isi KUalitatif Pemberitaan CNN.Com Mengenai Krisis Krimea

Periode Februari-April2014). Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Poti, Jamhur. (2011). Demokratisasi Media Massa dlam Prinsip Kebebasan.

Universitas Maritim Raja Ali Haji, Vol.1, No.1.

Susanti, Martien Herna. (2017). Dinasti Politik dalam Pilkada di Indonesia.

Universitas Negeri Semarang, Jurnal Vol.1, No.2.

Syamsuadi, Amir. (2020). Masa Depan Pemilihan Kepala Daerah di Masa Pandemi

Covid-19 Tahun 2020. Universitas Abdurrab Riau.

Widharyanto. (2016). Fenomena Perspektif di Dalam Wacana Berita. Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Website:

Detikcom. (2019, Juni 23). Ini 270 Daerah yang Gelar Pilkada Serentak 2020.

https://news.detik.com/berita/d-4596501/ini-270-daerah-yang-galar-pilkada-

serentak-2020 diakses tanggal 18 Desember 2020

Farisa, Fitria Chusna. (2020, Februari 17). Riset Nagara Institute: Banten Terbesar

soal Terpapar Dinasti Politik.

https://nasional.kompas.com/read/2020/02/17/19261381/riset-nagara-institute-

banten-terbesar-soal-terpapar-dinasti-politik (diakses pada 15 Januari 2021)

64

Maharani, Tsarina. (2020, Agustus 3). 69,1 Persen Responden Mau Pilih Hasil

Politik Dinasti jika Ada Kemampuan.

https://nasional.kompas.com/read/2020/08/03/10144661/691-persen-responden-

mau-pilih-hasil-politik-dinasti-jika-ada-kemampuan?page=all (diakses pada 15

Januari 2021)

Nagara Institute. (2020, Oktober 12). Pers Release: 124 Dinasti Politik Bertarung

Dalam Pilkada Serentak 2020. http://nagarainstitute.com/wp-

content/uploads/2020/10/PERS-RELEASE-DINASTI-POLITIK-NAGARA-

INSTITUTE-12-OKTOBER-2020.pdf (diakses pada 14 Januari 2021)

Natalia, Desca Lidya. (2020, September 8). Ketua KPU: 743 Bakal Pasangan Calon

Kepala Daerah Daftar Pilkada 2020.

https://www.antaranews.com/berita/1713510/ketua-kpu-743-bakal-pasangan-

calon-kepala-daerah-daftar-pilkada-2020 (diakses tanggal 8 Januari 2021)

Nugroho, Kukuh Bhimo. (2016, Juni 16). Politik Dinasti Ada di 61 Kepala Daerah.

https://tirto.id/politik-dinasti-ada-di61-kepala-daerah-bklD (diakses pada 15

Januari 2021)

Remotivi. (2015, Juni 25). Jurnalisme Kepiting Kompas.

https://www.remotivi.or.id/kabar/76/jurnalisme-kepiting-kompas diakses 7

Agustus 2021.

Sari, Haryanti Puspa. (2019, Desember 17). Sekjen Demokrat: Anak Presiden atau

Bukan, Punya Kesempatan yang Sama.

https://nasional.kompas.com/read/2019/12/17/22092801/sekjen-demokrat-anak-

presiden-atau-bukan-punya-kesempatan-yang-sama (diakses pada 18 Februari

2021)

Sari, Haryanti Puspa. (2020, Oktober 21). Setahun Jokowi-Ma’ruf, PKS Kritik

Tumbuhnya Politik Dinasti dan Kinerja Menteri.

https://nasional.kompas.com/read/2020/10/21/15205171/setahun-jokowi-maruf-

pks-kritik-tumbuhnya-politik-dinasti-dan-kinerja?page=all#page2 (diakes pada

18 Februari 2021)

Suwiknyo, Edi. (2020, Desember 4). Pilkada 2020 Dibidik Oligarki, Demokrasi Mati

Suri. https://kabar24.bisnis.com/read/20201204/15/1326377/pilkada-2020-

dibidik-oligarki-demokrasi-mati-suri (diakses pada 18 Februaru 2021)

65

Ulya, Fika Nurul. (2019, Agustus 1). Kompas.com Kembali Jadi Pemenang Kategori

Media Online Terpercaya.

https://money.kompas.com/read/2019/08/01/124215826/kompascom-kembali-

jadi-pemenang-kategori-media-online-tepercaya?page=all (diakses pada 18

Februari 2021)

66

LAMPIRAN

A. Identitas Juri 2

67

B. Identitas Juri 3

68

C. Tabel Hasil Penjurian Coding Sheet

No. Paragraf Berita Kategori Isu Kategori Penelitian

Pembertaan

Juri 1 Juri 2 Juri 3 Juri 1 Juri 2 Juri 3

1. Anak dan Menantu Jokowi Jadi

Calon Wali Kota, Presiden PKS:

Jangan Kembangkan Dinasti

(6/12/2019)

"Memang kalau ada dinasti ya

distorsi akan besar, jadi saya kira

alangkah baiknya jangan

mengembangkan dinasti. Tapi,

benar-benar berbasiskan merit

system," kata Sohibul di Hotel

Sahid Jakarta, Kamis (5/12/2019).

3 3 3 TM TM TM

2. Jawaban Bobby Nasution soal

Tudingan Tengah Membangun

Politik Dinasti (11/12/19)

"Kalau dibilang dinasti ya bukan

dinasti. Kita harus lihat

semangatnya. Yang dinasti itu

mungkin motivasinya itu,"

ujar Bobby, di sela acara nonton

bareng laga Tim Nasional

Indonesia melawan Vietnam di

Warung Kopi Jurnalis Medan, di

Jalan Agus Salim, Selasa

(10/12/2019) malam.

9 9 9 M M M

3. Survei Median: Mayoritas

Responden Anggap Pencalonan

Gibran Bukan Politik Dinasti

(16/12/19)

Kemudian, hasil survei Median

juga mencatat sebagian besar

responden pemilih pemula

menganggap majunya Gibran

bukan merupakan bentuk dinasti

politik. Hasil ini dilihat dari

pernyataan 68,5 responden berusia

4 4 4 M M M

69

17-19 tahun, 70,3 persen

responden berusia 20-29 tahun dan

63 persen responden berusia 30-39

tahun. 4. Kemudian, para pemilih usia tua

mayoritas menganggap majunya

Gibran di Pilkada Kota Solo

merupakan bentuk dinasti politik.

Hasil ini dilihat dari pernyataan

sebanyak 63 responden berusia 50-

59 tahun dan 55,6 persen

responden berusia di atas 60 tahun.

3 3 3 TM TM TM

5. Wapres: Tak Ada Dinasti

Politik, Saya Tak Minta Anak

Maju Pilkada (17/12/19)

Diusungnya Nur Azizah itu tidak

lepas dari hubungan komunikasi

yang sudah terjadi dengan elit

Partai Hanura.

4 9 9 M N TM

6. Sekjen Demokrat: Anak

Presiden atau Bukan, Punya

Kesempatan yang Sama

(17/12/19)

"Yang disebut dinasti misalnya,

anakku, itu ditunjuk aja, bukan

publik. Nah kalau publik yang

memilih kan enggak boleh

dimarahi, karena itu pilihan publik.

Karena itu harus kita luruskan

dinasti politik itu," kata Hinca di

Kompleks Parlemen, Senayan,

Jakarta, Selasa (17/12/2019).

4 4 4 M N M

7. Ketua Bidang Pemenangan Pemilu

(Bapilu) DPP PDI-P Bambang

Wuryanto mengungkapkan, setelah

resmi mendaftar, Bobby

selanjutnya menjalani tahapan

penjaringan di internal partai

berlambang banteng hitam

bermoncong putih tersebut.

7 7 7 N N M

8. Gibran: Jika Ada Dinasti Politik,

Saya Tak Mungkin Harus Kerja 9 9 9 M M M

70

Keras Bertemu Warga (6/1/20)

Oleh karena itu, warga diminta

menjelaskan jika ada yang

mempunyai prasangka bahwa

Gibran, anaknya Presiden Jokowi,

identik dengan dinasti politik

dalam kaitan dengan proses

pilkada.

9. Hasil survei internal, elektabilitas

Gibran sudah cukup ada

peningkatan.

7 7 7 M M M

10. Keluarga Jokowi di Pilkada

Dinilai Eksperimen Membangun

Dinasti Politik (15/1/20)

Namun, yang menjadi pertanyaan,

apakah Jokowi juga

mempersiapkan infrastruktur

kepada anggota-anggota

keluarganya yang masuk ke dunia

politik atau tidak.

3 3 3 N M N

11. Pengamat: Dinasti Politik

Menghambat Kesejahteraan

(20/1/20)

Menurut Arif, praktik dinasti

politik sejatinya terjadi di banyak

negara, termasuk negara kampiun

demokrasi.

3 3 3 TM TM TM

12. “Dinasti politik seperti ini juga

menjadi hambatan mewujudkan

demokrasi subtansial karena

pemimpin produk dinasti politik

tidak memiliki kepekaaan pada

persoalan masyarakat kecil,

sehingga makin sulit mewujudkan

cita-cita kesejahteraan,” ujarnya.

6 6 6 TM TM TM

13. Bawaslu Cermati Potensi Dinasti

Politik di Pilkada 2020 (29/1/20)

Ada pula adik ipar Jokowi, Wahyu

Purwanto juga akan mencalonkan

diri menjadi bupati Gunungkidul.

2 7 2 N N TM

71

14. Untuk diketahui, Pilkada 2020

akan digelar di 270 wilayah di

Indonesia, yang meliputi 9

provinsi, 224 kabupaten, dan 37

kota. Adapun hari pemungutan

suara Pilkada 2020 jatuh pada 23

September mendatang.

7 2 2 N N N

15. Disebut Dukung Keluarga

Jokowi-Ma’ruf di Pilkada, PSI

Tegaskan Tolak Politik Dinasti

(29/1/20)

Hal itu disampaikan Dewan

Penasihat DPD PSI Kota Surakarta

Antonius Yogo Prabowo sebelum

Gibran resmi mendaftarkan diri

sebagai bakal calon Wali Kota

Solo untuk Pilkada 2020.

3 4 3 TM TM TM

16. 100 Hari Jokowi-Ma’ruf:

Eksperimen Membangun Dinasti

Politik (3/2/20)

Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf

Amin telah berjalan lebih dari 100

hari. Publik menyoroti kinerja

Presiden dan Wakil Presiden

terpilih hasil Pemilu 2019 ini atas

sejumlah gebrakan kebijakan

selama 100 hari pertama kinerja.

7 7 7 TM N N

17. 100 Hari Jokowi-Ma’ruf:

Eksperimen Membangun Dinasti

Politik (3/2/20)

Namun, Bobby akhirnya resmi

mendaftarkan diri sebagai bakal

calon wali kota Medan melalui

Partai Golkar.

7 7 7 N N M

18. Bobby mengembalikan formulir

pendaftaran bakal calon wali kota

Medan ke sekretariat DPD Partai

Golkar Medan di Jalan Gatot

Subroto, Jumat (13/12/2019) siang.

7 7 7 N N M

19. Selanjutnya, terdapat Doli

Sinomba Siregar merupakan 2 7 2 N N M

72

keluarga dari besan Jokowi.

20. Bahkan, bersama bakal calon

lainnya, Nur Azizah telah

mengikuti fit and proper test yang

telah dilakukan oleh partai PDI-P,

PSI, Gerindra hingga PAN.

7 7 2 N N N

21. "Bagaimanapun, dinasti politik

turut berkontribusi merusak

kualitas demokrasi," ucap dia.

3 3 6 TM TM TM

22. Jokowi Jawab Kritikan soal

Eksperimen Dinasti Politik

Keluarganya (13/2/20)

Empat orang itu yakni, putra

sulung Jokowi, Gibran

Rakabuming Raka yang akan

mencalonkan diri di Pemilihan

Wali Kota Solo dan menantu

Jokowi, Bobby Afif Nasution juga

akan mencalonkan menjadi Wali

Kota Medan di Pilkada 2020.

2 9 2 N N M

23. Pada akhirnya, Gibran resmi

mendaftarkan diri sebagai bakal

calon wali kota Solo di kantor

DPD PDI-P Jawa Tengah, yakni di

Panti Marhaen Semarang, pada

Kamis (12/12/2019) siang.

7 7 7 N N M

24. Saat ini, Gibran menanti

rekomendasi PDI-P tentang siapa

calon Wali Kota-Calon Wakil Wali

Kota Solo yang sedianya

dijadwalkan akan diumumkan pada

awal 2020.

7 7 7 N N M

25. Selain Golkar, Doli juga mendaftar

penjaringan melalui PPP, PDI-P,

dan Hanura.

7 7 7 N N N

26. Terkait Tudingan Soal Dinasti

Politik, Ini Respons Bobby

Nasution (21/2/20)

"Kita ingin berbuat, ingin berbuat

di suatu daerah kita tempat lahir

kita di situ ya, saya rasa bukan

dinasti lah," ujar dia.

9 8 9 M M M

73

27. "Kalau bisa bertemu ya, kalau

bertemu untuk silaturahmi ya pasti

bisa-bisa saja," sambungnya.

9 7 9 N N M

28. Istrinya Dapat Rekomendasi

PDI-P di Pilkada, Bupati Sleman

Bantah Tudingan Dinasti

Politik(18/07/20)

"Ini kan bentuk demokrasi nanti

kita komunikasi dengan PAN. Kita

komunikasi dan kerja sama semoga

kerja sama yang baik, semua

kalangan itu bisa memperkuat

jalannya demokrasi," ujar Sri.

9 9 9 M M M

29. Gibran Harus Bisa

Membuktikan, Tidak Ada KKN

dan Politik Dinasti (19/7/20)

"Seperti misalnya tidak menyalahi

UUD 1945, UU Partai Politik, UU

Pemilu, UU Otonomi

Daerah/Pemerintah Daerah, atau

Peraturan Perundangan lainnya.

Contoh, di UUD 1945 yang telah

diamandemen 4 kali, pada Pasal

28C ayat (2), setiap orang berhak

untuk memperjuangkan haknya

secara kolektif untuk membangun

masyarakat, bangsa dan

negaranya," kata dia.

1 1 1 M M M

30. Secara peluang, Supriyadi

mengatakan, Gibran memiliki

massa pendukung. Meski

demikian, ia juga harus

menyatukannya dengan massa

pendukung Teguh Prakoso.

4 2 4 M N M

31. Tepis Isu Dinasti Politik, PDI-P:

Gibran Berkompetisi di Internal

Partai (20/7/20)

Menurut Basarah, Gibran memiliki

hak politik yang sama seperti

warga negara lainnya, yaitu hak

untuk memilih dan dipilih.

4 4 4 M M M

74

32. Usung Calon Petahana dan Adik

Menaker di Pilkada Mojokerto,

Ini Alasan PDI-P (21/7/2020)

Ketua Badan Pemenangan Pemilu

DPD PDI-P Jawa Timur Deni

Wicaksono mengatakan, ada

beberapa alasan politik dalam

mengusung adik Menteri Ida

Fauziyah itu.

4 2 4 M M M

33. PDI-P: Gibran Anak Presiden,

tapi Punya Hak untuk

Mencalonkan Diri (22/7/20)

Sekjen PDI Perjuangan Hasto

Kristiyanto merespons isu dinastik

politik setelah menerbitkan

rekomendasi bagi Gibran

Rakabuming Raka sebagai calon

Wali Kota Solo 2020.

4 2 4 M M M

34. Ia menegaskan bahwa Gibran

mengikuti seluruh proses

kaderisasi dan pencalonan di

internal partai. Pemberian

rekomendasi untuk Gibran pun

disebut tidak dilakukan begitu saja.

4 2 9 M M M

35. Selain itu, Hasto menyinggung

pencalonan putri Wakil Presiden

Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah, di

Pilkada Tangerang Selatan.

4 2 9 M M M

36. Ini Jawaban Anak Pramono

Anung soal Politik Dinasti

(22/7/20)

Bakal calon bupati Kediri yang

diusung PDI-P, Hanindhito

Himawan Pramono tak

mempermasalahkan bila

pencalonannya dianggap dalam

politik dinasti.

9 9 4 M M M

37. Diikuti Tiga Kandidat dari

Keluarga Elite Politik, Pilkada

Tangsel Dinilai Lebih Kompetitif

(23/7/20)

2 2 8 N N N

75

Direktur Eksekutif Parameter

Politik Indonesia Adi Prayitno

mengatakan, tiga bakal pasangan

calon yang sudah muncul untuk

memperebutkan kursi nomor satu

di Tangsel relatif seimbang karena

tidak ada yang paling menonjol.

38. Kemudian Muhamad-Rahayu

Saraswati Djojohadikusumo

dengan atribut keluarga elite

politik Menteri Pertahanan

Prabowo Subianto yang didukung

Gerindra dan PDI Perjuangan.

2 2 7 M N N

39. Kondisi tersebut pun dinilai Adi

membuat kekuatan dari Benyamin

dan Pilar Saga yang merupakan

petahana sekaligus bagian dari

dinasti politik Banten cenderung

menurun.

2 2 3 TM N N

40. Gibran: Tidak Diwajibkan

Memilih Saya, Bisa Menang Bisa

Kalah (24/7/20)

Putra sulung Presiden Joko

Widodo itu mengatakan,

keikutsertaanya di Pilkada Solo

merupakan sebuah kontestasi

sehingga tidak ada jaminan ia akan

menang.

9 9 9 M N M

41. "Saya kan ikut kontestasi. Bisa

menang, bisa kalah. Tidak

diwajibkan memilih saya. Bisa

dipilih, bisa tidak," kata Gibran

dalam konferensi pers yang digelar

PDI-P secara daring, Jumat

(24/7/2020).

9 9 9 M N M

42. Soal Dinasti Politik, PDI-P Nilai

Terjadi di Hampir Seluruh

Partai (24/7/20)

Sekretaris Jenderal PDI

Perjuangan, Hasto Kristiyanto

mengatakan, isu dinasti politik

sejatinya terjadi di hampir semua

4 4 9 M N M

76

partai politik.

43. "Bagi PDI Perjuangan itu terjadi di

banyak partai. Hampir di seluruh

partai politik," kata dia.

4 4 4 M N M

44. Pengamat: Seharusnya Jokowi

Hambat Munculnya Dinasti

Politik (28/7/20)

Direktur Eksekutif Voxpol Center

Pangi Syarwi Chaniago menilai,

seharusnya Presiden Joko Widodo

mampu mencegah keluarganya

maju pada pemilihan kepala daerah

(pilkada) 2020.

3 3 6 TM TM TM

45. "Jokowi harusnya hambat juga

dinasti politik. Minta keluarganya

untuk tidak maju dulu, menahan

diri dulu untuk masuk ke politik

ini," ujar Pangi kepada

Kompas.com, Selasa (28/7/2020).

3 3 6 TM TM TM

46. 3 Partai Ini Usung Artis untuk

Lawan Politik Dinasti di

Kabupaten Bandung (28/7/20)

Sementara Dadang Supriatna yang

juga kader Partai Golkar, dalam

Pilkada Bandung akan didukung

sebagai calon bupati oleh Partai

Demokrat, PKB dan Partai

Nasdem. Untuk posisi calon

wakilnya, Dadang akan

dipasangkan dengan artis Sahrul

Gunawan.

2 2 9 N N M

47. Kritisi Politik Dinasti di Pilkada,

Perludem: Visi dan Misi Paslon

Harus Dieksplorasi (28/7/20)

"KPU betul-betul menekankan

kemampuan pengelolaan pilkada

kompetisi yang bisa meksplorasi

visi misi program yang dibawa

oleh kandidatnya. Jangan lagi visi

misi program itu hanya sifatnya

formalitas," kata Titi dalam diskusi

forum legislasi bertema "UU

3 3 8 TM TM N

77

Pilkada dan Kekhawatiran

Menguatnya Dinasti Politik",

Selasa (28/7/2020).

48. Ingin Ikut Pilkada Tangsel,

Rahayu Saraswati Minta

Masyarakat Lihat Rekam Jejak

Calon (20/8/20)

"Mohon dilihat dari calon yang

diajukan, rekam jejaknya seperti

apa? Terus mereka ini maju

motifnya apa?" katanya.

9 9 9 N N M

49. Pilkada Tangsel 2020 semula akan

digelar pada September 2020.

Masa penetapan nama calon

sebelumnya akan dilakukan pada 8

Juli 2020.

7 2 7 N N N

50. Bawaslu Sebut Dinasti Politik

Berpotensi Langgar Aturan

Politik (27/8/20)

Untuk mengantisipasi terjadinya

pelanggaran oleh calon kepala

daerah yang memiliki relasi

kekuasaan Bawaslu bekerja sama

dengan sejumlah pihak terkait

seperti Kementerian Dalam Negeri,

Komisi ASN (KASN), kepolisian,

hingga kejaksaan.

1 3 1 N N TM

51. Pejabat yang Untungkan

Kerabatnya Mencalonkan Diri

pada Pilkada Bisa Dipidana

(28/08/20)

Pilkada 2020 digelar di 270

wilayah di Indonesia yang meliputi

9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37

kota.

2 2 2 N N N

52. Soal Politik Dinasti, Mahfud

MD: Tidak Ada Hukum yang

Bisa Halangi Nepotisme (5/9/20)

Menteri Koordinator Bidang

Politik, Hukum, dan Keamanan

(Menko Polhukam) Mahfud MD

1 1 1 M M M

78

menanggapi beragam polemik

mengenai politik dinasti dalam

Pilkada 2020.

53. Menurut Mahfud, tidak ada hukum

yang mengatur seorang kerabat

pejabat publik tidak boleh maju

diri sebagai calon kepala daerah.

1 1 1 M M M

54. Bantu Kampanye Putra Presiden

di Pilkada Solo, Megawati dan

Sandiaga Uno Siap "Turun

Gunung" (4/10/2020)

Dengan kehadiran Megawati

menjadi jurkam tersebut

diharapkan dapat meningkatkan

elektabilitas pasangan Gibran-

Teguh pada Pilkada nanti.

4 2 4 M M M

55. "Lebih dari 80 persen dari 29 istri

ini rata-rata suami mereka adalah

kepala daerah yang sudah habis

masa jabatannya. Sudah dua

periode, sehingga tidak bisa maju

lagi," kata dia.

2 2 2 N N N

56. "Lebih dari 80 persen dari 29 istri

ini rata-rata suami mereka adalah

kepala daerah yang sudah habis

masa jabatannya. Sudah dua

periode, sehingga tidak bisa maju

lagi," kata dia.

2 2 2 N N N

57. Kemudian hasil riset menunjukkan,

partai pengusung dinasti politik

terbanyak yaitu Golkar sebanyak

12,9 persen. Disusul PDI

Perjuangan 12,4 persen dan Partai

Nasdem 10,1 persen.

4 2 2 N N N

58. Selain itu, rekrutmen politik di

dalam partai tidak berjalan baik

sehingga dinasti politik kian parah.

5 5 5 TM TM TM

59. Cegah Dinasti Politik, Pakar

Usul Kandidat Kepala Daerah

Wajib Jadi Kader Parpol 5

Tahun (15/10/20)

Guru Besar Institut Pemerintahan

1 1 1 TM TM TM

79

Dalam Negeri (IPDN)

Djohermansyah Djohan

mengatakan, perlu ada perbaikan

undang-undang untuk mencegah

lahirnya dinasti politik di pemilu.

60. Menurutnya, mengurus suatu

daerah perlu kepemimpinan yang

matang. Dia mengatakan, syarat

usia yang ditetapkan dalam UU

Pilkada Nomor 10 Tahun 2016

sangat rendah, yaitu 30 tahun

untuk calon gubernur dan wakil

gubernur dan 25 tahun untuk calon

bupati dan wakil bupati dan wali

kota dan wakil wali kota.

1 5 5 TM TM TM

61. Perketat Aturan Maju Pilkada

demi Cegah Dinasti Politik

(16/10/20)

Temuan itu didapatkan Nagara

Institute setelah KPU menetapkan

pasangan calon kepala daerah

Pilkada 2020.

2 1 1 N TM TM

62. Sebanyak 124 kandidat terkait itu

tersebar merata di 270 daerah yang

menggelar pilkada.

2 2 2 N N N

63. "Selain daerah tersebut, dinasti

politik pada dasarnya tersebar

merata di berbagai daerah seluruh

Indonesia," kata peneliti Nagara

Institute Febriansyah Ramadhan.

2 5 2 N N N

64. "Kami memberikan ini sebagai

modal bagi seluruh warga untuk

tidak memilih siapapun yang

terafiliasi dengan dinasti politik,"

tuturnya.

3 3 3 TM TM TM

65. Satu Tahun Jokowi-Ma’ruf:

Kritik atas Munculnya Politik

Dinasti (21/20/20)

Bobby mengaku sempat mendapat

wejangan dari Presiden Jokowi

terkait keputusannya maju di

Pilkada 2020. Bobby mengatakan,

9 7 9 M N N

80

Jokowi memintanya untuk bisa

beradaptasi dengan dunia politik.

66. "Kalau berpartisipasi dalam

pilkada, yang menentukan rakyat,

bukan Jokowi. Dia bisa menang,

bisa tidak menang. Bisa dipilih,

bisa tidak dipilih, apa yang salah?

Semua orang berhak untuk dipilih

dan memilih di Indonesia," kata

Jokowi.

9 9 9 M M M

67. Politik Dinasti kabinet Jokowi-

Maruf, Politik dinasti tidak hanya

terjadi dalam keluarga Jokowi-

Ma'ruf. Anggota keluarga para

menteri Jokowi juga ikut

memperlihatkan praktik yang

sama.

2 2 2 N TM N

68. Politik Dinasti Meningkat Tiap

Pilkada, Pengamat Ingatkan

Bahayanya (28/10/20)

Pengamat politik dari Universitas

Paramadina Arif Susanto

menyebut praktik politik dinasti

cendrung mengalami peningkatan

jumlah setiap penyelenggaraan

pilkada.

3 6 6 TM TM TM

69. Pilkada Kota Makassar, Menilik

Peluang Adik Menteri Pertanian

(29/10/20)

Selain kuliah dan berorganisasi,

Irman juga bekerja sebagai legal

officer di di perusahaan milik salah

satu kakaknya yang bergerak di

bidang properti dan kontraktor.

2 2 2 N M M

70. Selama menjabat sebagai kepala

dinas pendidikan, None mendapat

sejumlah penghargaan seperti

pemrakarsa dan pelaksana bantuan

studi S1 dan S2 bagi mahasiswa

Sulawesi Selatan terbanyak pada

2016.

2 2 2 N M M

71. Maju Pilkada Kota Makassar, Saat 7 2 2 N M M

81

masih menjabat sebagai Kepala

Dinas Pendidikan, None

menyatakan niatnya maju pada

Pilkada Makassar 2020.

72. Pilkada Mojokerto, Saat Adik

Menaker Ida Fauziyah

Dampingi Petahana…

(29/10/2020)

Parpol pengusung pasangan calon

(paslon) ini adalah Partai

Kebangkitan Bangsa (PKB), PDI-

P, serta Partai Bulan Bintang

(PBB).

4 2 2 M M M

73. "Saya dan Mas Pung (Pungkasiadi)

punya komitmen yang kuat

terhadap sektor UMKM. Untuk

sektor UMKM, kami menyiapkan

kartu UMKM Keren," ungkap

Titik Masudah, saat ditemui

Kompas.com, Minggu

(25/10/2020).

8 8 8 M M M

74. Pilkada Tangsel, Sosok

Keponakan Prabowo Janji

Politiknya hingga Serangan

Lawan (30/10/2020)

Kini, Sara maju sebagai calon

wakil wali kota di Pilkada Kota

Tangerang Selatan mendampingi

calon wali kota Muhamad.

Pasangan ini telah mendaftar ke

KPU Kota Tangerang Selatan pada

Jumat (4/9/2020).

7 7 7 N N N

75. "Saya pasti akan maju dengan 100

persen, berkomitmen membangun

Tangerang Selatan bersama Pak

Muhammad," kata Sara ditemui di

Jalan Kertanegara nomor 4,

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,

Senin (20/7/2020)

8 8 8 M M M

76. Adapun dalam kampanye tatap

muka secara terbatas, Sara sudah

menemui komunitas masyarakat di

7 7 7 M M M

82

Tangerang Selatan seperti Asosiasi

Pedagang Pasar Seluruh Indonesia

(APPSI) cabang Tangerang Selatan

dan komunitas Batak di kawasan

Kecamatan Serpong.

77. "Muhammad-Saraswati memiliki

program pengembang baik dalam

penataan offline (kios) dan strategi

online (e-commerce)," ujar Sara

saat menemui perwakilan Asosiasi

Pedagang Pasar Seluruh Indonesia

(APPSI) cabang Tangerang

Selatan, Jumat (9/10/2020).

8 8 8 M M M

78. Laporan tersebut dibenarkan oleh

Komisioner Divisi Penindakan

Bawaslu Tangsel Ahmad Jazuli.

7 7 7 N N N

79. "Pada hari itu kita tidak ada

kampanye yak. Kita juga enggak

ada ASN yang masuk ke dalam tim

kampanyenya kami. Apalagi yang

dilaporkan ke Bawaslu itu," ujar

Ari saat dikonfirmasi, Senin

(5/10/2020).

7 7 7 N N N

80. Ari mengatakan, pada 27

September tersebut tim pendukung

Muhamad-Sara memang tengah

berada di kawasan Jombang untuk

membagikan kaos. Namun,

kegiatan tersebut bukan agenda

resmi sehingga tidak diketahui ada

kehadiran ASN.

7 7 7 N N N

81. "Jika dikatakan tidak ditujukan ke

saya kan berarti ditujukan ke calon

wakil wali kota yang lain. Tapi hal

ini tidak pernah diklarifikasi," kata

Sara saat dikonfirmasi Senin

(26/10/2020).

9 7 9 M N N

82. Anak Pramono Anung Vs Kotak

Kosong di Pilkada Kediri, Tak

Lebih Mudah dari Lawan Sosok

Nyata (30/10/2020)

"Karena apa pun itu, kalau saya

berhasil orang akan menganggap,

9 9 9 M M M

83

jelas kamu anak Pramono. Kalau

gagal, bodoh sekali Dhito kamu

anaknya Pramono. Ini tidak perlu

dipusingkan," kata Dhito dalam

konferensi pers yang digelar PDI-P

secara virtual, 24 Juli 2020.

83. Salah satunya adalah

mengembangkan desa wisata. Ia

bahkan mengaku sudah blusukan

selama delapan bulan.

8 8 8 M M M

84. Dilansir dari pemberitaan

Kompas.com, 26 Juli 2020, Dhito

mengungkapkan memiliki tiga

program utama.

8 8 8 N M M

85. Program tersebut bertujuan

mengedukasi petani membuat

pupuk organik untuk digunakan

saat bercocok tanam di lahannya.

8 8 8 N M M

86. Khoirul Anam, tokoh Aliansi

Penegak Demokrasi Kediri

Djayanti (APDKD) selaku salah

satu penggerak mengungkapkan,

Posko Bumbung Kosong

bermunculan karena calon tunggal

dirasa tidak sehat untuk proses

demokrasi.

6 6 6 TM TM TM

87. Kegiatan kampanye ini akan

berlangsung hingga 5 Desember

2020. Sementara, pemungutan

suara akan digelar secara serentak

pada 9 Desember 2020.

2 2 2 N N N

88. Melihat Kans Gibran pada

Pilkada Solo, Akankah Mudah

Putra Presiden Lawan Orang

Biasa (30/10/2020)

Gibran berpasangan dengan Teguh

Prakosa dengan PDI-P sebagai

parpol pengusung utama.

Sementara lawannya, Bagyo

Wahyono-FX Supardjo, maju

lewat jalur independen.

2 2 2 N N N

89. Berdasarkan verifikasi dari KPU

Solo, mereka berhasil 4 2 2 M N M

84

mengumpulkan 38.831 surat

dukungan yang sah atau melebihi

batas minimal surat dukungan pada

Pilkada Solo, yaitu sebanyak

35.870.

90. Basis Jokowi dan PDI-P, Selain

diuntungkan dari dukungan parpol,

Gibran-Teguh bisa jadi mendapat

keuntungan karena Solo

merupakan basis Jokowi dan PDI-

P.

4 4 4 M M M

91. PDI-P saat ini menguasai DPRD

Solo dengan 30 kursi, sedangkan

lima partai lainnya harus berbagi

15 kursi yang disisakan partai

banteng.

4 4 4 M M M

92. Ketua Umum PDI-P yang juga

Presiden ke-5 RI Megawati

Soekarnoputri bahkan sampai

turun langsung menjadi juru

kampanye.

4 2 4 M M M

93. Begitu juga putri Megawati yang

saat ini menjabat sebagai Ketua

DPR, Puan Maharani.

4 2 4 M M M

94. "Karena sudah 75 tahun, politik ya

ngapunten (mohon maaf) hanya

janji-janji. Katanya untuk rakyat,

ternyata sama saja," terang dia.

3 3 3 TM TM TM

95. Siti Nur Azizah, Putri Wapres

yang Rela Lepaskan Status ASN

demi Jadi Wali Kota Tangsel

(30/10/2020)

Siti Nur Azizah menggandeng

Ruhamaben untuk maju dalam

Pilkada Tangsel. Ia mendaftarkan

diri ke Komisi Pemilihan Umum

(KPU) Tangsel pada Sabtu

(5/9/2020).

7 2 7 N N N

96. Pasalnya, Ruhamaben maju

sebagai bakal calon wakil wali

kota dari PKS.

4 2 4 M N N

97. "Kan tiket Pilkada di Tangsel 10

kursi, kalau bicara PKS dan 4 7 7 M N N

85

Demokrat sudah 13 kursi. Tapi,

kan bukan cuma mencukupi kursi

untuk tiket pilkada," kata Julham.

98. Bobby Nasution, Menantu

Jokowi di Gelanggang Politik

Pilkada Medan (31/10/2020)

Ia mengharapkan kepala

lingkungan bisa mengklaster

warganya dan membuat sistem

pelayanan terbuka.

8 8 8 M M M

99. "Semangat kolaborasi ini akan

menjadi penguatan kepada seluruh

elemen partai untuk menciptakan

'New Medan'. Kota Medan yang

penuh keberkahan," imbuh Bobby.

4 8 8 M M M

100. Apalagi, lanjut Hasto, masyarakat

Medan dan Sumatera Utara sudah

merasakan infrastruktur yang

sedang dibangun pemerintahan

Jokowi.

4 8 4 M M M

101. Jelang Debat Pilkada Gibran

dan Bobby, KSP: Jokowi Tak

Cawe-cawe (05/11/2020)

"Jadi semua berpulang pada

masing-masing kandidat Mas

Bobby atau Mas Gibran ya,

bagaimana proses kampanyenya,

bagaimana interaksi dengan

masyarakatnya, tanpa embel-embel

putra atau mantu presiden. Jadi

semuanya berdasarkan jerih payah

dan upaya Mas Gibran dan Mas

Bobby sendiri," kata dia.

9 7 9 M N N

102. Kemudian paslon Bagyo

Wahyono-FX Supardjo (Bajo)

diusung organisasi kemasyarakatan

(Ormas) Tikus Pithi melalui jalur

perseorangan atau independen.

4 2 2 M N N

103. 29 Istri Petahana Maju Jadi

Calon Kepala Daerah di Pilkada

2020 (6/12/20)

7 2 2 N N N

86

Namun pertarungan yang dihadapi

Safitri diprediksi tidak akan

mudah.

104. Menjawab keraguan terhadap

kapasitas Safitri, tim suksesnya

lantas merujuk pengalaman calon

nomor urut tiga itu sebagai anggota

DPRD Provinsi Maluku.

4 4 4 M N N

105. "Beta yakin kalau calon lain yang

terpilih, mereka harus bangun

pondasi baru, itu menandakan

perlu energi yang baru," kata Neo.

4 4 4 M N N

106. "Tapi kalau melanjutkan program,

Pak Tagop tahu betul tentang lobi-

lobi ke pemerintah pusat, tinggal

yang lain dilanjutkan oleh Ibu

Safitri Malik.

4 4 4 M M M

107. "Di jajak pendapat Lembaga

Survei Indonesia, Bu Nia

mendapatkan nilai tertinggi

sehingga Pak Obar dan Pak

Dadang dipanggil pimpinan Golkar

dan akhirnya memberikan izin.

4 2 2 M M M

108. "Alasannya nyaman, tidak ada

yang lain. Kedua, karena calon lain

tidak memberikan alternatif yang

lebih baik. Selama tidak keluar dari

mainstream yang ada, berat bagi

kompetitor untuk menang.

4 5 5 M M M

109. Pasal 7 huruf r UU 8/2015 tentang

Pilkada awalnya mengharuskan

calon kepala daerah tidak

berkonflik kepentingan dengan

petahana.

1 1 1 TM TM TM

110. Menakar Potensi Kemenangan

Kerabat Pejabat Jelang Pilkada

2020 (8/12/20)

Lantas bagaimana peluang

kemenangan tiga sosok kerabat

pejabat tersebut jelang Pilkada

2020?

2 2 2 N N N

111. "Situasi di Kota Solo, disebut jalan

tol karena kita melihat situasi dan 4 2 2 M M M

87

kondisi bagi pasangan nomor satu

Gibran dan wakilnya Teguh

Prakosa menang dengan telak di

Kota Surakarta," kata Qodari

dalam konferensi persnya, Senin

(7/12/2020).

112. Latar belakang politik, sebut

Qodari, juga cukup

menguntungkan pasangan Gibran-

Teguh. Pertama, PDI Perjuangan

sebagai partai pengusung pasangan

tersebut, unggul dalam beberapa

kali pemilu di Solo.

4 4 4 M M M

113. Samping itu, ada pula faktor

Jokowi yang memenangkan

pemilihan presiden sebanyak dua

kali yang menjadi faktor lainnya.

5 5 5 M M M

114. Jumlah responden di tiap kota 400

responden dengan tingkat

kesalahan atau margin of error

kurang lebih 4,9 persen.

7 2 7 N N N

115. Pilkada 2020 di Mata Media

Asing, Dinasti Politik Jokowi

Jadi Sorotan (09/12/20)

Putra pertama Jokowi, Gibran

Rakabuming Raka, mencalonkan

diri sebagai wali kota di Solo.

2 2 2 M N N

116. Gibran tampaknya mengikuti jejak

sang ayah yang mengawali karier

pemerintahan sebagai wali kota

Solo pada 2005, sebelum menjabat

2 periode sebagai presiden

Indonesia.

2 2 2 M M M

117. “Saya tidak pernah memaksa anak-

anak saya mengikuti saya atau

terjun ke politik, tidak ada hal

seperti itu,” kata Jokowi dalam

wawancara dengan Kompas TV,

November lalu, seperti dikutip

Bloomberg.

9 9 9 M M M

118. Hanindhito Himawan Pramono,

putra Sekretaris Kabinet Pramono

Anung, mencalonkan diri sebagai

2 2 2 M M M

88

bupati Kediri, Jawa Timur.

119. Di tempat lain, adik dari menteri

pertanian dan keponakan mantan

Wakil Presiden Jusuf Kalla itu

bercita-cita menjadi wali kota

Makassar. Sedangkan, adik dari

menteri tenaga kerja mencalonkan

diri sebagai wakil bupati

Mojokerto.

2 2 2 M M M

120. Aisah Putri Budiatri, Peneliti Pusat

Kajian Politik Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI),

mengatakan pemilu tahun ini

menunjukkan “kegagalan parpol

dalam merekrut calon kepala

daerah berdasarkan kader internal

partai”.

5 5 5 TM TM TM

121. Berdasarkan Hasil Hitung

Cepat, Tak Semua Dinasti

Politik Berjaya di Pilkada 2020

(10/12/20)

Berdasarkan hasil hitung cepat

lembaga survei Charta Politica

dengan sampel suara yang masuk

sebesar 100 persen, pasangan calon

nomor urut 1 Gibran Rakabuming

Raka-Teguh Prakosa memperoleh

87,15 persen suara.

10 10 10 N N N

122. Berdasarkan hasil hitung cepat

lembaga survei Charta Politica

dengan sampel suara yang masuk

sebesar 100 persen, pasangan calon

nomor urut 2 Bobby Nasution-

Aulia Rachman memperoleh 55,29

persen suara di Pilkada Medan.

10 10 10 N N N

123. Petahana Wakil Wali Kota

Tangerang Selatan Benyamin

Davnie masih unggul sementara

berdasarkan hasil hitung cepat dua

lembaga survei yang sampel

suaranya sudah masuk sebanyak

100 persen.

10 10 10 N N N

124. Efek Jokowi ini menurut Pangi 4 2 2 TM N N

89

berbeda dengan Wakil Ma‟ruf

Amin dan Prabowo yang tak

terlalu mengakar khususnya di

Tangerang Selatan.

125. Perolehan Suara Sementara

Dinasti Politik Pilkada 2020 di

13 Daerah, Mulai Solo, Medan,

Tangsel hingga Baru Selatan

(10/12/20)

Diberitakan Kompas.com, Rabu

(9/12/2020), setidaknya ada tiga

media massa yang memberitakan

tentang pilkada Indonesia 2020,

yaitu Bloomberg, Nikkei Asia, dan

Al-Jazeera.

3 2 2 TM N N

126. Melansir Al-Jazeera, 8 Desember

2020, dia mengungkapkan itu

adalah yang terbanyak dalam

sejarah Indonesia sejauh ini.

3 2 2 TM N N

127. Selain itu Ratu Tatu adalah adik

kandung dari mantan Gubernur

Banten, Ratu Atut Chosiyah

sekaligus ipar dari Wali Kota

Tangerang Selatan saat ini, Airin

Rachmi Diany.

2 2 2 N M N

128. Berikut ini rinciannya: (01)

Muhammad-Rahayu Saraswati: 41

persen (79.184 suara). (02) Siti

Nur Azizah-Ruhamaben 23,9

persen (46.182 suara). (03)

Benyamin Davnie-Pilar Saga

Ichsan 35,1 persen (67.899 suara).

10 10 10 N N N

129. Menurut hasil sementara real count

KPU hingga Kamis (10/12/2020)

sore, paslon 1 memperoleh 76,8

persen suara (438.932 suara).

10 10 10 N N N

130. 6. Pilkada Indragiri Hulu, Rezita

Melyani calon bupati nomor urut 2

merupakan istri dari Bupati

Indragiri Hulu, Riau, Yopi Arianto.

Dia berpasangan dengan Junaidi

Rachmat.

2 2 2 N N N

131. Kustini Sri Purnomo calon bupati 2 2 2 N N N

90

Sleman dengan nomor urut 3

merupakan istri dari Bupati

Sleman, Sri Purnomo. Dia

berpasangan dengan Danang

Maharsa.

132. Sedangkan lawannya adalah

sebagai berikut: (01) Danang

Wicaksana Sulistya-Raden Agus

Choliq: 30,8 persen (83.215 suara).

(02) Sri Muslimatun-Amin

Purnama: 30,1 persen (81.260

suara).

10 10 10 N N N

133. Adapun total suara yang masuk

adalah 68,55 persen (486 dari 709

TPS).

10 10 10 N N N

134. Dia berpasangan dengan Gerson

Eliaser Selsily. Berdasarkan hasil

sementara real count KPU hingga

Kamis (10/12/2020) sore, mereka

mendapatkan 39,5 persen (1.529

suara).

10 10 10 N N N

135. Putra Presiden Diprediksi

Menang Pilkada Solo, Pengamat:

Rentan Dinasti Politik (11/12/20)

Dia mengatakan anggapan tersebut

menuai perdebatan panjang sebab

sebagian pengamat membantah

bahwa apa yang terjadi bukanlah

dinasti politik.

4 3 3 M TM TM

136. Update hasil penghitungan suara

riil atau real count melalui website

KPU atau Sirekap tidak bisa

menjadi dasar penentuan

pemenang Pilkada 2020.

10 10 10 N N N