Pemberitaan Sriwijaya Air 182 dalam perspektif jurnalisme ...
ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA ...
ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA
PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK 2020 DI MEDIA
ONLINE KOMPAS.COM
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Ningtyas Septiani Putri
NIM: 11170510000146
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 / 2021 M
2
ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA PEMILIHAN
KEPALA DAERAH SERENTAK 2020 DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Ningtyas Septiani Putri
NIM: 1170510000146
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 / 2021 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Ningtyas Septiani Putri
NIM : 11170510000146
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS ISI
PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA
DAERAH SERENTAK 2020 DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM adalah benar
merupakan karya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam
penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah
dicantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang
semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi
ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 30 Agustus 2021
Ningtyas Septiani Putri
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK PADA PEMILIHAN
KEPALA DAERAH SERENTAK 2020 DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Ningtyas Septiani Putri
NIM: 1170510000146
Pembimbing
Drs. Helmi Hidayat, MA
NIP. 196504262014111001
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 / 2021 M
iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul “ANALISIS ISI PEMBERITAAN ISU DINASTI POLITIK
PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK 2020 DI MEDIA
ONLINE KOMPAS.COM” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
pada 30 Agustus 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sajana Sosial (S.Sos) pada Jurusan Jurnalistik.
Jakarta, 30 Agustus 2021
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Kholis Ridho, M.Si Musfirah Nurlaily H., M.A
NIP.197801142009121002 NIP.197104122000032001
Anggota
Penguji I Penguji II
Bintan Humaira, M.Si Syamsul Rijal, M.A., Ph.D.
NIP.197711052001122002 NIP.197810082006041002
Pembimbing
Drs. Helmi Hidayat, MA
NIP. 196504262014111001
v
ABSTRAK
Nama : Ningtyas Septiani Putri
NIM : 1170510000146
Analisis Isi Pemberitaan Isu Dinasti Politik pada Pimilihan Kepala Daerah
Serentak 2020 di Media Online Kompas.com
Pesta demokrasi yang dilaksanakan pada 2020 menjadi sorotan masyarakat terutama
kalangan media massa. Salah satu isu yang berkembang dalam pemberitaan Pilkada
serentak 2020 di media massa khususnya media online adalah isu dinasti politik. Isu
dinasti politik menjadi hangat diperbincangkan setelah anggota keluarga Presiden dan
Wakil Presiden maju dalam ajang kontestasi Pilkada serentak 2020. Media pun
memberikan beragam informasi terkait isu dinasti politik ini baik yang pro dan kontra
terhadap pasangan calon. Kompas.com menjadi salah satu media online yang intens
dalam memberitakan isu dinasti politik ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kategori isu berita yang paling dominan
dan untuk mengetahui sikap penulisan Kompas.com dalam mengemas pemberitaan
isu dinasti politik pada Pilkada serentak 2020 dengan melihat pemberitaan
Kompas.com periode 4 Desember 2019 hingga 26 Desember 2020.
Metode yang digunakan adalah analisis isi pendekatan kuantitatif yang bersifat
deskriptif. Langkah dalam metode analisis isi adalah dengan mengumpulkan berita-
berita dalam media online Kompas.com terkait isu dinasti politik kemudian
dikategorisasikan ke dalam kategori isu dan kategori sikap penulisan. Terdapat 10
indikator dalam kategori isu yaitu kebijakan aturan bagi kerabat pejabat dalam
kontestasi pilkada, pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik, kritikan
terhadap dinasti politik, dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan
pejabat publik, penyebab adanya dinasti politik, dampak yang ditimbulkan dari
dinasti politik, kegiatan pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik, visi
dan misi pasangan calon, tanggapan pasangan calon dan keluarga atas tudingan
dinasti politik, dan rekapitulasi penghitungan suara pasangan calon kepala daerah.
vi
Sedangkan kategori sikap penulisan terdapat tiga kategori yaitu favourable,
unfavourable, dan netral.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kategori isu pemberitaan dukungan terhadap
pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik memiliki frekuensi lebih tinggi
dibanding kategori isu lainnya, yaitu sebanyak 300 paragraf atau sekitar 22.05%.
Sedangkan kategori sikap penulisan yang dominan adalah netral sebanyak 520
paragraf atau 38.23%.
Kata Kunci : Agenda Media, Analisis Isi, Dinasti Politik, Pilkada Serentak 2020,
Kompas.com.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, nikmat serta hidayahnya kepada peneliti sehingga proses
penyelesaian skripsi ini berjalan dengan baik tanpa halangan yang berarti. Shalawat
serta salam tak lupa peneliti panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para
sahabat, keluarga dan pengikutnya.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti sadari bahwa tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak terkait, peneliti tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin
Umar Lubis, Lc. M.A.
2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed., Ph.D;
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Siti Napsiah, MSW; Wakil Dekan II
Bidang Administrasi, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag; serta Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan, Cecep Castrawijaya, M.A.
3. Katua Program Studi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si dan Sekretaris Program
Studi Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A.
4. Drs. Helmi Hidayat, M.A, sebagai dosen pembimbing peneliti yang telah
banyak memberikan masukan, ilmu dan waktunya kepada peneliti di tengah
kesibukannya yang padat untuk penyelesaian skripsi ini.
5. Orangtua tercinta, Ayahanda H. Nandang Mulyana, SH dan Ibunda Hj.
Nurhayati yang selalu ada untuk mendukung peneliti agar dapat meraih
pendidikan setinggi-tingginya, memberikan doa dan kasih sayangnya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
viii
6. Teruntuk kedua kaka tersayang, Nindya Nastiti Putri dan suami serta Nesty
Julianingsih Putri dan suami yang selalu memberikan saran, motivasi dan
semangat kepada peneliti.
7. Hayaudin, S.S, M.Si Sekretaris KPU Kota Serang 2018-2021, yang telah
memberi kesempatan kepada peneliti untuk magang dan mendapatkan ilmu
di KPU Kota Serang.
8. Kedua juri/coder Ade Jahran, M.Pd dan Fierly Murdlyat Mabrurri, S.IP yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam
melakukan proses analisis.
9. Keluarga besar KPU Kota Serang yang telah menerima dengan hangat
peneliti dan memberikan tempat untuk peneliti magang dan belajar.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan anak Kosan Transit Galuh Alisha Yasmine,
Ainun Azizah dan Husnun Nadiya S. yang selalu menemani suka dan duka
selama perkuliahan. Terima kasih kesediannya untuk berteman dan
menghabiskan waktunya dengan peneliti selama empat tahun ini.
11. Sahabat-sahabat peneliti Wina Letfiana, Maesa Rani Cahyani, Umi
Nihlatunnada, Nia Masuluniah, Aprilia Rahmi Chania, Viani Nur Thahira,
Ridho Hutriani, Wigati Indah Sari, dan Demy Dila Febrianti yang selalu ada
dan memberi semangat kepada peneliti.
12. Segenap keluarga bersar DNK TV, Duta Pajak Banten, Kang Nong Banten,
Kang Nong Kota Serang dan PPI Kota Serang yang telah memberikan ruang
dan kesempatan bagi peneliti untuk belajar.
13. Teman-teman KKN-DR Asmaraloka 111 yang telah bekerjasama dan
membersamai peneliti selama KKN yang dilakukan secara online
berlangsung di rumah masing-masing sehingga dapat selesai dengan baik.
14. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2017 terima kasih atas waktunya yang
berhaga selama ini, dan kenangan serta pelajaran yang bernilai. Bangga
menjadi bagian dari Jurnalistik UIN Jakarta 2017.
ix
15. Semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan skripsi yang tak dapat
disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang dilakukan menjadi pahala
dan diijabah oleh Allah SWT.
16. Terakhir kepada diri sendiri, peneliti ucapkan terima kasih banyak telah mau
berjuang menyelesaikan tugas akhir dan meraih cita-cita untuk pendidikan
yang lebih tinggi.
Demikian skripsi ini peneliti persembahkan. Dengan segala keterbatasan serta
kekurangan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, namun peneliti berharap skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 30 Agustus 2021
Ningtyas Septiani Putri
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ..................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................................... 6
C. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
E. Review Kajian Terdahulu ............................................................................................... 8
F. Sistematika Penelitian ................................................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 12
A. Agenda Media ............................................................................................................. 12
B. Keberpihakan Media ................................................................................................... 14
C. Peran Media dalam Kontestasi Politik ........................................................................ 17
D. Penyelenggaraan Pemilahan Kepala Daerah .............................................................. 19
E. Kerangka Pemikiran .................................................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENALITIAN ............................................................... 25
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ............................................................................. 25
B. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................................................... 27
C. Populasi dan Sampel ................................................................................................... 27
D. Operasionalisasi Konsep ............................................................................................. 30
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 35
F. Teknik Analisis Isi ........................................................................................................ 36
xi
G. Unit Analisis................................................................................................................. 39
H. Uji Reliabilitas .............................................................................................................. 40
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 43
A. Temuan Penelitian ...................................................................................................... 43
B. Pembahasan ................................................................................................................ 55
BAB V KESIMPULAN ............................................................................................ 59
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 59
B. Saran ........................................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 61
LAMPIRAN ............................................................................................................... 66
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kerangka Pemikiran ................................................................................................. 23
Tabel 2. Sampel Berita dalam Penelitian ................................................................................ 27
Table 3. Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Kategori Isu Pemberitaan ................................. 40
Table 4. Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Kategori Penelitian Pemberitaan ...................... 41
Table 5. Agenda Kompas.com terkait Dinasti Politik pada Pilkada Serentak 2020 ............... 43
Table 6. Persentase Kategori Sikap Penulisan Pemberitaan Dinasti Politik pada Pilkada
Serentak Tahun 2020 di Kompas.com .................................................................................... 48
Table 7. Persentase Kategori Isu Berdasarkan Sikap Penulisan ............................................. 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2020 merupakan
ajang pertarungan politik yang menarik untuk dicermati. Berbagai polemik
mengenai Pilkada serentak 2020 terjadi, dimulai dari waktu pelaksanaan
Pilkada yang direvisi semula 23 September menjadi 9 Desember 2020
berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2020 akibat dari bencana non-alam Covid-19. Kemudian munculnya
kekhawatiran bagaimana eksekusi yang akan dilakukan di lapangan
mengingat pelaksanaan Pilkada di tengah panyebaran Covid-19 yang masih
terus mengalami peningkatan harus dapat menjamin keselamatan pemilih,
peserta pemilihan, dan petugas penyelenggara.1 Hingga sejumlah calon kepala
daerah yang terafiliasi dengan pejabat publik baik tingkat pusat maupun
daerah maju dalam kontestasi Pilkada serentak 2020 turut menyedot perhatian
masyarakat.
Calon kepala daerah yang terafiliasi dengan pejabat publik di dalam
pemberitaan media disebut dengan istilah dinasti politik. Isu dinasti politik
menjadi isu yang hangat diperbincangkan khususnya di media online setelah
anggota keluarga Presiden yaitu Gibran Rakabuming dan Bobby Afif, Putri
Wakil Presiden yaitu Siti Nur Azizah, dan Keponakan Menteri Pertahanan
yaitu Rahayu Saraswati maju dalam ajang kontestasi Pilkada serentak tahun
2020.2 Berbagai isu yang berkaitan dengan tokoh publik selalu menjadi bahan
menarik untuk pemberitaan media massa. Hal ini menjadikan momentum
praktik dinasti politik kembali menuai sorotan, sehingga memunculkan
beragam pro dan kontra ditengah masyarakat.
1 Amir Syamsuadi, Masa Depan Pemilihan Kepala Daerah di Masa Pandemi Covid-19
Tahun 2020, Universitas Abdurrab Riau,( 2020), h.1 2
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/03/10144661/691-persen-responden-mau-pilih-
hasil-politik-dinasti-jika-ada-kemampuan?page=all diakses pada 15 Januari 2021
2
Beberapa masyarakat Indonesia mendukung pasangan calon yang
terafiliasi pejabat publik untuk maju dalam kontestasi Pilkada serentak 2020.
Sekretaris Jendral Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menilai, majunya
keluarga Presiden pada Pilkada serentak 2020 bukan pertanda munculnya
fenomena dinasti politik. Hinca mengatakan bahwa publik memilih langsung
dan hal tersebut sesuai dengan keadilan dan demokrasi.3
Sebagian masyarakat lainnya kurang mendukung adanya pasangan
calon yang terafiliasi pejabat publik untuk maju dalam kontestasi Pilkada
serentak 2020. Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR,
Mulyanto menilai, majunya anggota keluarga pejabat dalam Pilkada memang
tidak dilarangan namun secara etika kurang pantas. Ia menilai politik dinasti
dapat menghambat jalannya sistem politik modern yang profesional di
Indonesia, karena kepemimpinan didasarkan pada ikatan biologis bukan
ideologis.4
Munculnya pro dan kontra dari tokoh-tokoh politik terhadap sejumlah
pasangan calon kepala daerah yang terafiliasi dengan pejabat publik dalam
Pilkada serentak 2020 membuat media massa ramai-ramai memberitakan
bagaimana perkembangan isu dinasti politik tersebut. Dengan demikian,
politik dalam era mediasi (politics in the age of meditation) tidak dapat
dipisahkan dengan media massa. Media massa memiliki fungsi untuk
mengawasi jalannya pemerintahan dan menyebarkan informasi kepada publik
sekaligus kontrol terhadap kekuasaan.
Data dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengenai politik
dinasti menunjukan selalu bertambah di lingkungan pemerintahan daerah. Di
tahun 2015 politik dinasti sudah ada sebelum digelarnya Pilkada serentak,
3
https://nasional.kompas.com/read/2019/12/17/22092801/sekjen-demokrat-anak-presiden-
atau-bukan-punya-kesempatan-yang-sama diakses pada 18 Februari 2021 4
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/21/15205171/setahun-jokowi-maruf-pks-kritik-
tumbuhnya-politik-dinasti-dan-kinerja?page=all#page2 diakes pada 18 Februari 2021
3
sebanyak 61 kepala daerah atau 11 persen dari total daerah yang ada.5 Bahkan
di tahun 2020 persentase politik dinasti terus bertambah, Nagara Institute
mencatat sebesar 14,78 persen atau 80 daerah dari 541 daerah di Indonesia.6
Hasil penelitian Nagara Institute menunjukkan bahwa terdapat 124
calon pada Pilkada serentak tahun 2020 yang tergabung dalam dinasti politik
dan mencalonkan diri sebagai kepala daerah dengan rincian 57 calon bupati,
30 calon wakil bupati, 20 calon walikota, delapan calon wakil walikota, lima
calon gubernur dan empat calon wakil gubernur. Dari 124 calon kepala
daerah tersebut memiliki hubungan berupa anak, istri, suami, saudara atau
kerabat pejabat pusat atau daerah. Jika diklasifikasikan menurut jenis
kelamin, ada 67 laki-laki dan 57 perempuan. Di antara 57 perempuan, 29
calon perempuan adalah istri mantan bupati.7
Data di atas menampilkan bahwa ikut sertanya keluarga atau kerabat
pejabat publik dalam Pilkada serentak 2020 memberi kesan akan kuatnya
genggaman dinasti dan oligarki politik.8
Demokrasi idealnya rakyat
memiliki peluang yang besar untuk turut andil dalam proses politik. Dapat
diartikan bahwa sangat terbuka ruang bagi seluruh masyarakat untuk
berpartisipasi dalam kontestasi merebutkan jabatan politik baik tingkat
daerah maupun pusat.9 Kontestasi Pilkada menjadi kesempatan bagi seluruh
masyarakat untuk dapat ikut dan berperan langsung dalam setiap proses
demokrasi. Media juga memiliki peran dalam proses demokrasi, sebab media
sebagai the fourth estate, maka media berperan untuk memberi edukasi
5 https://tirto.id/politik-dinasti-ada-di61-kepala-daerah-bklD diakses pada 15 Januari 2021
6 https://nasional.kompas.com/read/2020/02/17/19261381/riset-nagara-institute-banten-
terbesar-soal-terpapar-dinasti-politik diakses pada 15 Januari 2021 7 http://nagarainstitute.com/wp-content/uploads/2020/10/PERS-RELEASE-DINASTI-
POLITIK-NAGARA-INSTITUTE-12-OKTOBER-2020.pdf diakses pada tangggal 14 Januari 2021 8 https://kabar24.bisnis.com/read/20201204/15/1326377/pilkada-2020-dibidik-oligarki-
demokrasi-mati-suri diakses pada 18 Februari 2021 9 Martien Herna Susanti, Dinasti Politik dalam Pilkada di Indonesia, Universitas Negeri
Semarang, Vol.1, No.2, (2017), h.112
4
politik kepada publik sehingga publik paham akan kondisi politik yang
sedang terjadi.
Media sebagai institusi politik memiliki tiga model agen atau peran
yaitu agen stabilitas dalam rezim otoriter, sebagai agen pengendali dalam
demokrasi liberal dan agen perubahan dalam masyarakat yang mengalami
masa transisi politik. Namun dalam prakteknya, media bersifat polivalen
atau mengadopsi beberapa model agen secara bersama. Media sangat
mungkin untuk mendukung, memarahi, atau mencela pemegang kekuasaan
pada saat bersamaan.10
Banyaknya kasus korupsi yang melibatkan dinasti politik seperti kasus
mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menambah sentimen negatif
terhadap praktik dinasti politik. Kondisi demikian yang mengundang media
merasa berkepentingan mengungkap adanya kekuatan dinasti politik dalam
pemerintahan, dimana kekuasaan berpusat pada segelintir orang. Berkaitan
dengan implementasi model dinasti politik, dalam persepektif komunikasi
politik dapat dipandang sebagai pisau bermata dua, tergantung seberapa intens
atau banyak media memberitakan isu tersebut sehingga dianggap penting oleh
masyarakat.
Untuk kepentingan ini, politik media dalam komunikasinya tentu akan
menggunakan agenda media untuk menentukan topik yang menjadi pemikiran
dan perbincangan publik. Sehingga frekuensi jumlah pemberitaan memegang
peranan penting dalam menentukan kategori tertentu yang ingin ditekankan
oleh media. Laporan berita yang berulang atau diberi tekanan mampu
meningkatkan pentingnya suatu masalah dibenak publik.
Peneliti memilih media online Kompas.com karena pada isu dinasti
politik dalam Pilkada serentak 2020 Kompas.com menaruh perhatian lebih.
Kompas.com selalu memperbaharui berita-berita yang berkaitan dengan isu 10
Siti Aminah, Politik Media, Demokrasi dan Media Politik, Universitas Airlangga (2006), h.2-3
5
dinasti politik ini. Kompas.com membuat laporan pemberitaan isu dinasti
politik dalam Pilkada serentak 2020 sebanyak 60 judul berita selama periode 4
Desember 2019 hingga 26 Desember 2020.
Kuantifikasi pemberitaan isu dinasti politik dalam Pilkada serentak
2020 di Kompas.com tergolong intens dibandingkan media online lainnya
dalam kurun waktu yang sama, seperti Detik.com hanya menerbitkan berita
sebanyak 26 judul, Republika.com sebanyak 28 judul, dan Tempo.co
sebanyak 24 judul. Kompas.com juga dikenal sebagai media yang dipercaya
publik, terlihat dari penghargaan yang disematkan kepada Kompas.com dalam
Gala Awards Superbrands 2019 dengan kategori Trusted Online Media di
antara 200 media online yang dikategorikan terverifikasi. Kompetisi ini adalah
ajang pemberian penghargaan atas brand terkemuka di Indonesia berdasarkan
penilaian yang dilakukan oleh Neilsen.11
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap isi pemberitaan
politik khususnya isu dinasti politik dalam Pilkada serentak 2020. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kategori isu pemberitaan mengenai isu dinasti
politik dalam Pilkada serentak 2020 yang diberi tekanan atau banyak
diberitakan oleh Kompas.com. Untuk memudahkan penelitian ini, peneliti
menggunakan desain analisis isi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Dengan menggunakan desain tersebut peneliti dapat mengetahui
agenda media terkait kategori isu pemberitaan yang ditonjolkan oleh
Kompas.com dalam tema pemberitaan dinasti politik pada Pilkada serentak
2020. Selain mengetahui kategori isu pemberitaan yang ditonjolkan, penelitian
ini juga bertujuan untuk mengetahui keberpihakan media dengan menghitung
jumlah frekuensi sikap penulisan pemberitaan yang mendukung atau
favourable, tidak mendukung atau unfavourable, dan netral pada pemberitaan
isu dinasti politik dalam Pilkada serentak 2020 di Kompas.com.
11
https://money.kompas.com/read/2019/08/01/124215826/kompascom-kembali-jadi-
pemenang-kategori-media-online-tepercaya?page=all diakses pada 18 Februari 2021
6
Dalam penelitian sebelumnya mengenai pemberitaan Pemilu 2019 di
Kompas.com terkait kampanye akbar yang dilaksanakan oleh pasangan calon
presiden dan calon wakil presiden cenderung kurang berimbang, sebab dalam
pemberitaan pasangan calon 01 yaitu Jokowi-Ma‟ruf terdapat stereotip yang
menyinggung pasangan calon 02 yaitu Prabowo-Sandi.12
Oleh karena itu,
peneliti memandang menganalisis isi pemberitaan Pilkada serentak 2020 di
Kompas.com untuk mengetahui agenda media terkait kategori isu pemberitaan
yang dominan dan keberpihakan media terkait sikap penulisan pemberitaan
tema dinasti politik dirasa penting untuk dikaji.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Isi Pemberitaan
Isu Dinasti Politik pada Pilkada Serentak 2020 di Media Online
Kompas.com”.
B. Identifikasi Masalah
Kandidat pasangan calon dalam Pilkada serentak 2020 yang lebih
memberi ruang bagi kerabat dari pejabat atau mantan pejabat publik
mengindikasikan peluang pencalonan terbatas pada keluarga elit politik
(dinasti politik). Pilkada 2020 sebagai salah satu pesta demokrasi di Indonesia
ini banyak disoroti media massa khususnya media online dengan isi
pemberitaan terkait pasangan calon yang terafiliasi pejabat publik.
Pemberitaan yang berulang dan sikap yang ditampilkan suatu media
merupakan arah pandang media dalam memberi ruang untuk sistem
demokrasi yang berkualitas. Hal ini menjadi penting diketahui karena dari
pemberitaan tersebut dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap suatu
peristiwa khususnya fenomena dinasti politik. Kompas.com sebagai salah satu
media online nasional dengan segmen khalayak yang luas, dapat diakses
dengan mudah oleh masyarakat dan intens dalam memberitakan isu dinasti
12
Nurul Khotimah, Tantangan Independensi Media dalam Pemilu: Kasus Kompas.com, UIN
Walisongo Semarang, Vol.4, No.2 (Juli-Desember 2019), h.144
7
politik pada Pilkada 2020, tentunya Kompas.com memiliki agenda media
untuk memunculkan sebuah dominasi kategori isu pemberitaan, khususunya
pada isu dinasti politik ini.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, peneliti
membatasi dan merumuskan masalah agar lebih mudah dalam penyusunan
sebagai berikut :
1. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya menelaah aspek visibilitas pada konsep agenda
media dan tidak melihat pada aspek audience salience dan valensi. Sebab
penelitian ini bertujuan melihat intensitas pemberitaan berdasarkan
frekuensi kemunculan kategori.
2. Rumusan Masalah
a. Kategori isu apa yang paling dominan dalam tema pemberitaan dinasti
politik pada Pilkada serentak 2020 di Kompas.com?
b. Seberapa besar frekuensi pemberitaan isu dinasti politik yang
mendukung (favourable), tidak mendukung (unfavourable) dan netral
pada Pilkada serentak tahun 2020 di Kompas. com?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan batasan dan rumusan masalah, untuk memperhatikan isi
serta kategori yang digunakan dalam pemberitaan isu dinasti politik pada
Pilkada serentak 2020, penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat sebagai
berikut :
a. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kategori isu berita yang paling dominan dalam
tema pemberitaan dinasti politik pada Pilkada serentak 2020.
2. Untuk mengetahui sikap penulisan Kompas.com berdasarkan
frekuensi isu dominan terkait kategori favourable, unfavourable, dan
8
netral dalam mengemas berita politik khususnya pemberitaan isu
dinasti politik pada Pilkada serentak 2020.
b. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi
perkembangan ilmu dan pengetahuan pada kajian media di Indonesia
dan memberikan referensi baru bagi para pengais ilmu khususnya
dibidang jurnalistik yang berfokus pada media online, serta diharapkan
dapat menjadi bahan informasi dan dokumentasi ilmiah di Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Praktis
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan wawasan
baru bagi para teoritis, praktisi, maupun pembaca mengenai bentuk
tema-tema berita Pilkada khususnya isu dinasti politik pada media
online Kompas.com serta dapat menjadi data atau informasi untuk
mahasiswa dan masyarakat.
E. Review Kajian Terdahulu
Salah satu strategi dalam penyempurnaan penelitian ini, peneliti
menelusuri dan menganalisis beberapa penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya. Tentunya yang sejenis dengan topik yang peneliti angkat.
Selanjutnya penelitian tersebut menjadi referensi dalam menyusun penelitian
ini, yaitu:
1. Skripsi berjudul Agenda Media Terkait Bencana Kesehatan di Asmat pada
Harian Kompas yang ditulis oleh Rheza Alfian 1113051000047, Sarjana
Sosial FIDIKOM, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2019. Dalam penelitiannya, peneliti memfokuskan pada bagaimana agenda
media Harian Kompas dalam memberitakan bencana kesehatan di Asmat.
Kesamaan dalam skripsi ini adalah dari teori yang digunakan yaitu teori
9
agenda media dan analisis isi, namun perbedannya dalam konten yang
diteliti serta kategori yang digunakan.
2. Skripsi dengan judul Agenda Media Dalam Yellow Newspaper (Analisis Isi
Berita Kriminalitas Pada Halaman Pertama dalam Surat Kabar Pos Kota
Edisi Juni 2015) yang ditulis oIeh Katherine Eva Fadillah 1111051100038,
Sarjana Komunikasi Islam FIDIKOM, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2017. Dalam skripsi ini ditemui kesamaan dari teori
yang digunakan menggunakan agenda media dan analisis isi, sedangkan
perbedaannya terletak pada konten yang diteliti dan platform berita yang
digunakan.
3. Jurnal berjudul Analisis Isi Berita Politik Jelang Pemilukada Serentak
Tahun 2017 di Harian Kendari Pos (Studi Headline Edisi 1-31 Oktober
2016) ditulis oleh Rahman Takdir, Sirajuddin dan Asrul Jaya, Universitas
Halu Oleo Kendari, 2017. Dalam jurnal ini terdapat kesamaan dari teori
yang digunakan menggunakan analisis isi, sedangkan perbedaannya
terletak pada konten yang diteliti serta kategori yang digunakan.
4. Jurnal berjudul Analisis Isi Kuantitatif Berita Kegiatan Mahasiswa ditulis
oleh Ami Saptiyono, Erika Dwi Setya Watie dan Edi Nurwahyu Julianto,
Universitas Semarang, 2020. Dalam penelitian ini memfokuskan pada
bagaimana Tribunnews.com menkonstruksi kegiatan mahasiswa
Komunikasi Universitas Semarang dalam pemberitaannya. Jurnal ini
memiliki kesamaan dari teori yang digunakan yaitu agenda media dan
metode analisis kuantitatif, sedangkan perbedaannya terletak pada konten
yang diteliti serta kategori yang digunakan.
5. Jurnal berjudul Agenda Media Mengenai Pilpres Pemilu 2014 (Analisis Isi
Terhadap Pemberitaan Mengenai Setatus Pencalonan Jokowi dalam Surat
Kabar Kompas) ditulis oleh Catur Priyadi, Universitas Prof. Dr. Moestopo,
2014. Dalam penelitian ini memfokuskan pada bagaiaman media Harian
Kompas melihat dan menyoroti pencalonan Jokowi sebagai kandidat
presiden tahun 2014. Jurnal ini memiliki kesamaan dari teori yang
10
digunakan yaitu agenda media dan metode analisis kuantitatif, sedangkan
perbedaannya terletak pada platform berita, konten yang diteliti serta
kategori yang digunakan.
6. Jurnal berjudul Demonstrasi Mahasiswa “Tolak Reformasi Dikorupsi”
dalam Agenda Media Tirto.id ditulis oleh Muchammad Abdul Ghofur,
Herru Prasetya Widodo, Asra Bulla Junga Jara Jara, dan Fathul Qorib,
IAIN Parepare, 2021. Penelitian ini berfokus mengungkap agenda media
Tirto.id dalam pemberitaan demonstrasi bertajuk #ReformasiDikorupsi dan
#GejayanMemanggil. Kesamaan dalam penelitian ini adalah dengan teori
yang digunakan yaitu agenda media, sedangkang perbedaannya terletak
pada metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.
7. Jurnal berjudul Agenda Media Suratkabar (Analisis Isi Suratkabar Ibukota)
ditulis oleh Felix Tawaang, Kementerian Komunikasi dan Informasi
Republik Indonesia, 2015. Dalam penelitian ini memfokuskan pada agenda
media Suratkabar Ibukota terkait fenomena salience issue dan valence isu.
Jurnal ini memiliki kesamaan dari teori yang digunakan yaitu agenda media
dan metode analisis isi, sedangkan perbedaannya terletak pada platform
berita, konten yang diteliti serta kategori yang digunakan.
F. Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah dalam penelitian skripsi, maka peneliti membagi
sistematika penelitian ini menjasi lima bab dan masing-masing bab terdiri dari
sub bab dengan penyusunan sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi pemaparan latar belakang masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review kajian terdahulu, dan
sistematika penelitian.
BAB II: LANDASAN TEORI
11
Pada bagian ini berisi pemaparan mengenai agenda media,
keperbihakan media, media online, berita, penyelenggaraan pemilihan
kepala daerah, dinasti politik dan kerangka pemikiran.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Membahas tentang paradigma penelitian, pendekatan penelitian,
metode penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel,
operasionalisasi konsep, teknik pengumpulan data, teknik analisis isi,
unit analisis, dan uji reliabilitas.
BAB IV: TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti menjelaskan berbagai hasil temuan serta analisa
data yang didapatkan dari hasil uji dan olah data.
BAB V: KESIMPULAN
Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi yang berisi kesimpulan
dan saran.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Agenda Media
Konsep agenda media ini merujuk pada teori agenda setting yang
dikemukakan oleh McCombs dan Shaw pada tahun 1968. Teori agenda
setting melihat bahwa media memiliki kemampuan mentransfer isu untuk
mempengaruhi agenda publik.13
Khalayak akan menganggap suatu isu
penting karena media menganggap isu tersebut penting.
Secara umum agenda setting beroperasi dalam tiga bagian. Pertama,
Agenda Media itu sendiri harus disusun oleh awak media dan diformat
kepada khalayak. Kedua Agenda Publik, yang mana agenda media dalam
banyak hal memengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik atau
kepentingan isu tertentu bagi publik. Ketiga Agenda Kebijakan, yang mana
agenda publik memengaruhi atau berinteraksi ke dalam agenda kebijakan
yaitu pembuatan kebijakan publik yang dianggap penting bagi individu.14
Dari ketiga bagian tersebut yang digunakan dalam riset ini hanya melihat
pada agenda media saja.
Ide dasar dari teori agenda media adalah bahwa media memberikan
perhatian yang berbeda pada setiap isu. Di antara berbagai masalah yang
muncul atau sudah mengemuka, beberapa masalah (peristiwa, orang)
dilaporkan cukup besar, dan ada yang dilaporkan dengan proporsi yang
kecil.15
Dalam konteks ini isu yang ditonjolkan oleh media menunjukkan isu
yang menjadi perhatian media.
13
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2016) h.224 14
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), h.68 15
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-
Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) h. 196
13
Perhatian media atas isu tertentu dapat dilihat melalui dimensi-
dimensi dalam Agenda Media, yaitu:16
1. Visibialitas (visibility), yaitu jumlah dan tingkat penonjolan
berita;
2. Tingkat menonjol bagi khalayak (audience salience), yaitu
relevansi konten berita dan kebutuhan khalayak;
3. Valensi (valence), yaitu menyenangkan atau tidak menyenangkan
cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.
Dimensi-dimansi dalam konsep agenda media dapat langsung
diturunkan ke dalam indikator yang dapat diukur, yaitu:17
1. Isu-isu yang dilaporkan media; dengan melihat isu-isu apa saja
yang banyak diberitakan media, maka isu tersebutlah yang ingin
ditonjolkan oleh media;
2. Panjang berita di surat kabar; dengan mengukur panjang berita di
halaman surat kabar;
3. Penempatan isu tersebut di halaman surat kabar.
Dengan ketiga indikator di atas maka agenda media yang dimaksud
adalah isu-isu yang menjadi perhatian media, antara lain isu yang sering
muncul, memberikan kolom yang lebih panjang, dan menempatkan isu pada
halaman depan agar mudah diakses oleh khalayak.
Indikator-indikator agenda media kemudian diukur menggunakan
analisis isi kuantitatif. Analisis isi bertujuan untuk menentukan peringkat
berita berdasarkan panjang (waktu dan ruang), penonjolan topik yang
diberitakan (ukuran headline, penempatan, frekuensi), dan konflik (metode
16
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2016) h.225 17
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) h.197
14
penyajian).18
Atas dasar itu, diharapkan analisis penelitian ini mampu
mengkaji fenomena agenda media dalam pemberitaan isu dinasti politik
pada Pilkada serentak 2020 di Kompas.com.
B. Keberpihakan Media
Dewasa ini era digital membuat informasi semakin inovatif melalui
berbagai platform. Berbagai penyesuaian telah dilakukan, termasuk media
massa. Penyesuaian dilakukan dengan menghadirkan media online. Media
online disebut juga media jaringan atau new media, yaitu media komunikasi
dengan menggunakan perangkat internet.19
Teknologi digital muncul dalam medium media internet membuat
media konvensional berintegrasi. Pada prinsipnya isi tidak berbeda, namun
formatnya bisa pembaca pilih baik media cetak atau media internet. Media
online memiliki tantangan berupa informasi yang ditampilkan tidak dibatasi
dengan edisi harian atau mingguan, tetapi dalam hitungan jam.20
Informasi yang ditampilkan media berupa laporan atau biasa disebut
dengan berita menjadi bagian penting dari media online. Kata "berita" dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengacu pada cerita atau deskripsi
mengenai suatu peristiwa hangat.21
Berita juga diartikan sebagai surat kabar,
laporan, dan pemberitahuan atau pengumuman.22
Dapat dipahami bahwa
berita adalah laporan atau informasi tercepat yang terjadi kepada sebagian
besar pemirsa, mengenai fakta, opini, peristiwa, atau gagasan terkini yang
menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media
massa berkala (seperti surat kabar, radio, televisi, dan media online).
18
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: PT Kencana Prenada
Group, 2016), h.227 19
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Praktis mengelola Media Online.
(Bandung: Nuansa Cendikia, 2012). h.29 20
Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru Di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2013), h.98 21
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 40 22
Suhaimi dan Rully Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009), h.27
15
Berita memiliki beberapa kriteria atau karakteristik yang disebut nilai
berita. Standar umum nilai berita merupakan acuan yang digunakan jurnalis
(reporter dan editor) untuk menentukan fakta mana yang sebaiknya
dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik.23
Nilai berita adalah alat
ukur yang berguna atau umum digunakan dalam menentukan audiens.24
Azwar dalam bukunya menjabarkan ada enam hal sebagai nilai berita
(news worthiness), yakni:25
1. Penting, peristiwa atau isu dapat dinilai penting atau tidak dengan
melihat seberapa besar manfaat yang dapat diambil oleh
masyarakat;
2. Manusiawi, peristiwa atau isu yang berisi hal-hal yang bersifat
manusiawi atau mengangkat sisi kemanusiaan;
3. Kontroversi, suatu peristiwa ataupun isu ditulis dengan cara
pandang yang berbeda dari kebiasaan masyarakat umum lainnya;
4. Unik, pemberitaan yang ditulis memiliki daya tarik tersendiri
dibenak pembaca yang beda dari yang berlaku umum;
5. Aktual, informasi tentang peristiwa dengan segera disampaikan
pada masyarakat umum;
6. Kedekatan, informasi yang memiliki kedekatan baik secara jarak
ataupun psikologis antara peristiwa atau fakta dengan publik.
Dalam pemberitaan politik, nilai berita dan nilai politik memiliki
keterkaitan dengan kepentingan media massa dan kepentingan umum
sebagai konsumen atau publik dari media. Setiap media massa dalam
pemberitaan peristiwa politik kemungkinan besar akan memberi tanggapan
yang berbeda, seperti dalam penempatan berita (utama atau biasa), volume
23
Harris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2006), h.80 24
Luwi Iswara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar, (Jakarta: Kompas, 2007), h.53 25
Azwar, 4 Pilar Jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar Jurnalistik, (Jakarta: Kencana, 2018), h.76 - 78
16
berita, dan teknik kecenderungan pemberitaannya.26
Hal tersebut berkaitan
dengan keberpihakan media terhadap suatu isu.
Rahayu menyebutkan beberapa tolok ukur dasar terkait keberpihakan
pemberitaan media:27
1. Perasaan dukungan (favourable) atau tidak mendukung
(unfavourable); lebih spesifiknya, yaitu sikap keberpihakkan
sebagai derajat sikap positif dan negatif terhadap objek berita;
2. Dalam kegiatan pemberitaan, sikap berpihak media akan tampak
didasarkan pada kecenderungan positif, negatif atau netral;
3. Media harus mematuhi standar profesional dalam menjalankan
perannya dalam memberikan informasi berita; yaitu menjaga sikap
yang obyektif, seimbang dan akurat agar berada pada posisi yang
mandiri.
Keberpihakan pemberitaan media membawa konsekuensi pada
munculnya sikap media massa. Sikap adalah bentuk evaluasi dan reaksi
afektif yeng bersifat netral, positif atau mendukung dan negatif atau tidak
mendukung terhadap suatu objek psikologis.28
Berita yang telah melewati
proses selektivitas oleh redaktur media atas berbagai data dan fakta dari suatu
peristiwa dapat mempengaruhi sikap media massa tersebut.
Keberpihakan positif (favourable) memperlihatkan sikap penulis
dalam menyetujui, mendukung, mengiyakan (affirmative), menyenangkan
atau menguntungkan sesuatu hal, peristiwa, individu, kelompok, pihak atau
institusi tertentu. Keberpihakan negatif (unfavourable) memperlihatkan sikap
26
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), h.136 27
Rahayu, Potret Profesionalisme dan Kualitas Pemberitaan Surat Kabar Indonesia. Dalam
Rahayu (ed). Meningkap Profesinalisme Kinerja Surat Kabar di Indonesia, (Pusat Kajian Media dan
Budaya Populer: Dewan Pers dan Departemen Komunikasi dan Infomasi, 2006). h.134 28
Syaifudin Azwar, Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), h.5
17
penulis seperti tidak menyetujui, tidak mendukung atau beroposisi,
merugikan, dan tidak menyenangkan atau menguntungkan sesuatu hal,
peristiwa, individu, kelompok, pihak atau institusi tertentu. Keberpihakan
netral memperlihatkan sikap penulis yang berimbang dan tidak memihak pada
sesuatu hal, peristiwa, individu, kelompok, pihak atau institusi tertentu.29
Dalam menyebarkan berita, idealnya media massa hanya
memberitakan kebenaran yang terjadi tanpa adanya keberpihakan kepada
salah satu golongan dengan bersikap objektif. Menurut Hikmat dan Purnama
Kusumanngrat, berita yang objektif harus selaras dengan kenyataan, tidak
berat sebelah, dan bebas dari prasangka.30
Objektivitas media dapat diwujudkan melalui pemberitaan yang
berimbang dengan memberi kesempatan yang sama bagi kedua belah pihak
untuk menyatakan pendapat, setidaknya porsi kedua belah pihak tidak
terpaut jauh. Selain itu, fakta yang diberitakan harus sesuai dengan
kenyataan dan dari sumber terpercaya supaya bebas dari prasangka dan
menghindari pembentukan gambaran yang salah mengenai suatu isu di mata
khalayak.31
C. Peran Media dalam Kontestasi Politik
Salah satu fenomena dalam Pilkada di Indonesia adalah majunya
pasangan calon yang memiliki hubungan kerabat dengan pejabat publik
(petahana). Melalui proses politik demokrasi, model pewarisan jabatan seperti
ini terjadi di banyak daerah yang disebut dengan istilah dinasti politik. Dalam
pengertian politik tradisional, dinasti politik adalah dimana penguasa berusaha
menaruh keluarga atau kerabatnya dalam jabatan yang strategis bertujuan
29
Widharyanto, Fenomena Perspektif di Dalam Wacana Berita, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, (2016) h.4 30
Hikmat dan Purnama Kusumanngrat, Jurnalistik: Teori dan Praktek, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2009), h.54 31
Nabilla Noor Khudori dan Pawito, Netralitas Berita Luar Negeri (Studi Analisis Isi
KUalitatif Pemberitaan CNN.Com Mengenai Krisis Krimea Periode Februari-April2014), Universitas
Sebelas Maret Surakarta, (2014), h.8
18
untuk mendirikan kerajaan politik di dalam struktur pemerintahan di tingkat
lokal maupun tingkat nasional, supaya dapat mengekalkan kekuasaan agar
kontrol di berbagai hal mudah dilakukan.32
Fenomena dinasti politik perlu dikaji untuk pembahasan prospek
kedepannya. Media massa menjadi salah satu ruang dimana isu dinasti politik
diperbincangkan melalui pemberitaannya guna terbangunnya opini publik dan
pembahasan publik atas fenomena dinasti politik. Hal ini diharapkan dapat
memberikan gambaran solusi bagi semua pihak.
Media sebagai salah satu pilar demokrasi yang memiliki kebebasan
atas akses informasi telah menciptakan suatu tingkatan kondisi kekuatan pers.
Media dalam medan politik Indonesia dewasa ini menjadi faktor dan atau
aktor penting sebab pengaruhnya yang kuat, terutama saat kontestasi politik
berlangsung seperti pemilihan umum (Pemilu), pemilihan presiden (Pilpres)
serta pemilihan kepala daerah (Pilkada). Hal itu merupakan salah satu akibat
dari perubahan sistem dan budaya politik di Indonesia yang semula bersifat
otoritarian (orde baru) menjadi libertarian (pasca-reformasi), sehingga hak
untuk memilih pejabat publik di tingkat daerah hingga pusat dipegang penuh
oleh rakyat.33
Pada perkembangan saat ini, media massa dituntut untuk menjadi alat
yang independen atau netral pada saat Pemilu berlangsung dengan lebih
mengedepankan informasi. Media massa merupakan the fourth estate atau
pilar keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif, yang diharapkan
dapat menjadi corong masyarakat atas dinamika sosial politik yang terjadi
dengan menjalankan fungsinya sebagai pengawas (watch dog function) dan
32
Een Irianti. Representasi Wacana Politik Dinasti di Media Online Analisis Wacana Kritis
Pemberitaan Pencalonan Gibran, Boby dan Nur Azizah dalam Kontestasi Pilkada di Tempo.co,
(Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang, 2020) h.40-41 33
Wahyu Hamdani Haerudin, dkk, Media Lokal dalam Pross Demokratisasi: Agen Politik atau Saluran Komunikasi Politik?, Komunida, Vol.10, No.2, (2020), h160
19
juga sebagai penyalur informasi (to inform) kepada masyarakat terkait
perkembangan terkini.34
Media massa memiliki peran yang sentral dalam Pilkada serentak,
yaitu:35
1. Mediator; penghubung antara partai politik, penyelenggara pilkada
serentak, dan masyarakat pemilih; media menyampaikan pesan
politiknya melalui reportase, editorial, komentar dan analisis;
media nantinya akan melakukan feedback dari masyarakat kepada
partai politik melalui jejak pendapat atau komentar;
2. Kampanye politik; media sebagai alat untuk menyampaikan pesan-
pesan pasangan calon yang diharapkan oleh kandidat agar
masyarakat dapat terpengaruh dan yakin atas pilihan mereka;
3. Pemantau; media memiliki kewajiban moral maupun politik untuk
melakukan pantauan dan mempublikasi pemenang dalam Pilkada
sebagaimana diatur dalam UU No. 1/2015 pasal 126.
D. Penyelenggaraan Pemilahan Kepala Daerah
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan penerapan sistem
demokrasi untuk memperoleh kekuasaan di suatu daerah, dan juga
merupakan bagian dari era pemilihan umum (Pemilu).36
Pemilu sendiri
merupakan salah satu sarana untuk menjalankan kedaulatan rakyat atas dasar
demokrasi perwakilan, rakyat tidak secara langsung berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan, melainkan perwakilan yang terpilih melalui
tahapan pemilu mewakili perwakilan dari jabatan politik tertentu.37
34
Jamhur Poti, Demokratisasi Media Massa dlam Prinsip Kebebasan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Vol.1, No.1, (2011) h.26
35 Riki Arswendi, Media, Pilkada Serentak dan Demokrasi, Jurnal Transvormative, Vol.3, No.2
(2017), h.35-37 36
Rahmat Hollyson dan Sri Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna (Jakarta: Bestari,
2015), h.20 37
Muhadam Labolo dan Teguh Ilham, Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di
Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015) h.46
20
Jabatannya berkisar dari presiden, wakil rakyat dari semua tingkat
pemerintahan hingga kepala desa. Sistem pemilu yang diadopsi bersifat
langsung, universal, bebas, rahasia, jujur dan adil.38
Penyelenggaraan Pilkada serentak pada 2020 dimulai dari masa
kampanye pada 26 September hingga 5 Desember atau sebanyak 71 hari,
dilanjutkan masa tenang 6 sampai 8 Desember 2020, dan pemungutan suara
pada 9 Desember 2020. Pesta demokrasi ini dilaksanakan di 270 daerah
dengan berbagai tingkatan, diantarnya sebanyak sembilan provinsi, 224
kabupaten, serta 37 kota di seluruh Indonesia.39
Berikut daerah yang melaksanakan Pilkada 2020:40
1. Sembilan Provinsi: Sumatra Barat, KaIimantan Utara, Jambi,
BengkuIu, SuIawesi Utara, KepuIauan Riau, KaIimantan Tengah,
KaIimantan SeIatan, SuIawesi Tengah;
2. 224 Kabupaten: Karang Asem, Badung, BangIi, Tabanan,
Jembrana, Serang, PadegIang, Mukomuko, SeIuma, Semarang,
Wonosobo, Purworejo, KIaten, Wonogiri, PemaIang, Grogoban,
Demak, Kepahiang, Lebong, BengkuIu SeIatan, Tanjung Jabung
Barat, Batanghari, Tanjung Jabung Timur, Bungo, Sukabumi,
Indramayu, Rejang Lebong, BengkuIu Utara, Kaur, BantuI,
Yogyakarta GunungkiduI, Yogyakarta SIeman, Yogyakarta
GorontaIo, GorontaIo Bone BoIango, GorontaIo Pohuwato,
Bandung, Pangandaran, Karawang, TasikmaIaya, Cianjur,
Rembang, Kebumen, PurbaIingga, BoyoIaIi, BIora, KendaI,
Sukoharjo, Sragen, PekaIongan, Ngawi, Jember, Ponorogo,
38
Rumidan Rabi‟ah, Lebih Dekat dengan Pemilu Di Indonsia (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2009) h.46 39
https://www.antaranews.com/berita/1713510/ketua-kpu-743-bakal-pasangan-calon-kepala-
daerah-daftar-pilkada-2020 diakses tanggal 8 Januari 2021 40
https://news.detik.com/berita/d-4596501/ini-270-daerah-yang-galar-pilkada-serentak-2020
diakses tanggal 18 Desember 2020
21
Lamongan, Kediri, Situbondo, Gresik, TrenggaIek, Mojokerto,
Sumenep, Banyuwangi, MaIang, Sidoarjo, Gresik, Pacitan, Tuban,
Kapuas HuIu, Bengkayang, Sekadau, MeIawi, Sintang, Ketapang,
Sambas, Banjar, Kota Baru, Ngada, Sumba Barat, Timor Tengah
Utara, Sabu Raijua, Nabire, Asmat, Keerom, Warofen, Merauke,
Membramo Raya, BaIangan, HuIu Sungai Tengah, Tanah Bumbu,
Kotawaringin Timur, BuIungan, MaIiunau, Nunukan, Bangka
SeIatan, BeIitung Timur, Bangka Tengah, Bangka Barat, Kep
Anambas, Bintan, Iingga, Karimun, Natuna, Pesisir Barat,
Lampung SeIatan, Way Kanan, Lampung Timur, Pesawaran,
Lampung Tengah, KepuIauan Aru, Seram Bagian Timur, MaIuku
Barat Daya, Buru SeIatan, Raja Ampat, Kaimana, TeIuk Bintuni,
Fakfak, TeIuk Wondama, Manokwari, KepuIauan Meranti,
TaIiabu, HaImahera Timur, KepuIauan SuIa, HaImahera Utara,
HaImahera SeIatan, HaImahera Barat, Lombok Utara, Bima,
Sumbawa Barat, Raja Ampat, Kaimana, TeIuk Bintuni, Fakfak,
TeIuk Wondama, Manokwari, KepuIauan Meranti, Mahakam UIu,
Kutai Kartanegara, Paser, Berau, Kutai Timur, Kutai Barat, Tana
Tidung, Dompu, Lombok Tengah, Sumbawa, BeIu, MaIaka,
Manggarai Barat, Sumba Timur, Manggarai, Pegunungan Bintang,
Boven DigoeI, Yahukimo, Supiori, YaIimo, Pegunungan Arfak,
Manikwari SeIatan, Sorong SeIatan, Indragiri HuIu, BengkaIis,
PeIaIawan, Rokan HuIu, Kuatn Singingi, Rokan HIir, Siak,
Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Mamuju, Majene, Pangkajene,
Barru, Gowa, Maros, Luwu Timur, Tana Toraja, Kep SeIayar,
Soppeng, Luwu Utara, BuIukumba, Toraja Utara, Banggai Iaut,
Tojo Una-Una, Poso, ToIi-ToIi, MorowaIi Utara, Sigi, Banggai,
22
KoIaka Timur, Buton Utara, Ogan IIir, Oku SeIatan, Musi Rawas,
Oku Timur, Konawe SeIatan, Muna, Konawe KepuIauan, Konawe
Utara, Wakatobi, BoImong Timur, Minahasa Utara, Minahasa
SeIatan, BoImong SeIatan, SoIok, Sijunjung, Tanah Datar, Padang
Pariaman, Agam, Iima PuIuh Kota, Ogan Komering HuIu, Serdang
Bedagai, TapanuIi SeIatan, Toba Samosir, Labuhan Batu, Asahan,
Pakpak Bharat, Humbang Hasundtn, Samosir, SimaIungun,
Labuhanbatu Utara, Dharmasraya, SoIok SeIatan, Pasaman Barat,
Pasaman, Pesisir SeIatan, Labuhanbatu SeIatan, Karo, Nias
SeIatan, Nias Utara, Nias Barat, Nias, Musirawas Utara, PenungkaI
Abab Lematang IIir Utara, MandaiIing NataI;
3. 37 Kota: Denpasar, CiIegon, Tangerang SeIatan, Sungai Penuh,
Depok, Semarang, Surakarta, PekaIongan, MageIang, BIitar,
Surabaya, Pasuruan, Banjarbaru, Banjarmasin, Samarinda,
Bontang, BaIikpapan, Batam, Metro, Ternate, Tidore KepuIauan,
Mataram, Dumai, PaIu, Manado, Tomohon, Bitung, SoIok,
Bukittinggi, Binjai, Medan, SiboIga, Pematangsiantar, Tanjung
BaIai, Gunung SitoIi, Bandar Lampung, Makassar.
E. Kerangka Pemikiran
Peneliti membuat kerangka pemikiran yang digunakan sebagai konsep
dasar dalam penelitian. Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang
digunakan peneliti dalam meneliti isu dinasti politik pada Pilkada serentak
2020:
23
Tabel 1. Kerangka Pemikiran
Pasangan calon kepala daerah yang terafiliasi dengan pejabat publik
maju dalam Pilkada serentak 2020
Munculnya polemik di tengah masyarakat atas
majunya kerabat pejabat publik dalam Pilkada
serentak 2020
Media memiliki peran dalam proses demokrasi sebagai the fourth estate
Pemberitaan Isu Dinasti Politik pada Pilkada
Serentak 2020
Alasan peneliti memilih Kompas.com di antaranya:
1. Kompas.com menaruh perhatian lebih pada isu
dinasti politik dengan memuat laporan sebanyak 60 judul
berita.
2. Kompas.com sebagai media yang dipercaya publik, dengan
menyandang gelar Trusted Online Media 2019.
3. Menduduki peringkat empat dengan jumlah pengunjung
pembaca terbanyak di Indonesia berdasarkan situs
Alexa.com
Agenda Media dan Keberpihakan Media
Analisis Isi Pemberitaan Isu Pemberitaan yang
dominan dan frekuensi sikap penulisan
24
Tabel di atas menggambarkan bahwa penelitian ini dilatar belakangi oleh
fenomena majunya kerabat pejabat dalam Pilkada 2020 yang menimbulkan
polemik di tengah masyarakat. Media massa sebagai the fourth estate
memiliki peran untuk mengawasi dan penyalur informasi terkait
perkembangan politik terkini kepada masyarakat. Untuk menjalankan
perannya media massa menerbitkan pemberitaan dengan mengangkat isu
tersebut dalam hal ini isu dinasti politik dalam Pilkada serentak 2020.
Dari beberapa media online di Indonesia yang menaruh perhatian lebih
terhadap isu dinasti politik adalah Kompas.com dengan menerbitkan 60 judul
berita. Dengan pemberitaan yang intens Kompas.com tentu memiliki agenda
media dan keberpihakannya. Untuk mengetahui agenda media dan
keberpihakan media Kompas.com terhadap isu dinasti politik pada Pilkada
serentak 2020, maka peneliti menggunakan analisis isi dengan melihat
intensitas pemberitaan berdasarkan frekuensi kemunculan kategori isu
pemberitaan dan kategori sikap penulisan Kompas.com.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENALITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme, yang memandang
realitas atau suatu fenomena dapat diklasifikasi, diamati secara terukur.
Pengaruh positivisme dalam penelitian komunikasi tampak jelas ketika
persoalan yang dipertanyakan berkaitan dengan perilaku-perilaku orang
dalam berkomunikasi, kekuatan media daIam memengaruhi dan
mengubah perilaku khalayak.41
Untuk itu penelitian ini mengkaji dan menghitung secara menyeluruh
pemberitaan mengenai isu dinasti politik dalam pilkada serentak tahun
2020 di media online Kompas.com. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kategori isu pemberitaan yang ditonjolkan oleh Kompas.com
dan menghitung jumlah frekuensi sikap penulisan pemberitaan isu dinasti
politik.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi guna menarik kesimpulan dan pengambilan
keputusan yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya.42
Dalam mengolah data kuantitatif harus objektif
dimana sebelumnya telah diuji dan memiliki alat ukur yang telah
memenuhi prinsip reliabilitas dan validitas.
Penelitian ini menghitung jumlah keseluruhan berita isu dinasti politik
dalam Pilkada serentak tahun 2020 di Kompas.com sejak 4 Desember
2019 sampai 26 Desember 2020. Dalam penelitian ini menggunakan
teknik analisis isi dengan data yang bersifat kuantitatif akan
41
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2016), h.ix. 42
Benny Kurniawan, Metodologi Penelitian (Tangerang: Jelajah Nusa, 2012), h.21
26
diinterpretasikan melalui pengkodingan dan digambarkan secara deskriptif
menggunakan tabel frekuensi.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analisys).
Metode analisis isi adalah teknik penelitian untuk memperoleh gambaran
isi pesan komunikasi masa yang dilakukan secara objektif dan sistematik.
Menurut Jumroni, analisis isi merupakan penelitian yang bertujuan untuk
meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi.43
Analisis isi menekankan pada metode penelitian yang menggunakan
seperangkat prosedur untuk membuat kesimpulan yang valid dari suatu
teks. Kesimpulan yang dimaksud adalah tentang pengiriman pesan, pesan
itu sendiri, ataupun penerima pesan.44
Menggunakan cara menghitung atau
mengukur aspek dari isi dan menyajikannya secara kuantitatif, dengan
fokus pada apa yang tersurat dengan memberi tanda atau meng-coding apa
yang dilihat peneliti.
Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti adalah bentuk deskriptif,
yang memiliki tujuan untuk menggambarkan keadaan sosial dan
hubungannya dengan sebuah penelitian secara lengkap.45
Desain analisis
isi deskriptif tidak untuk menguji sebuah hipotesis atau menguji hubungan
antar variabel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan
bagaimana isu dinasti politik pada Pilkada serentak 2020 ditampilkan
dalam media online nasional Kompas.com.
Dalam penelitian ini berita mengenai isu dinasti politik pada Pilkada
serentak 2020 yang telah dipilih secara manual dari sampel media online
akan dianalisis serta dikoding sesuai dengan indikator yang telah dibuat.
43
Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN, 2006), h.66 44
Robert Philip Weber, Basic Content Analysis, 2th ed, (California: Sage Publication, 1990),
h.9 45
Rony Kountur, Metodee Penelitian untuk Penelitian Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM
2003), h.105
27
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek merupakan responden yang memahami objek penelitian
sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian,
sedangkan yang dimaksud dengan objek yaitu sasaran dalam penelitian.46
Subjek dalam penelitian ini adalah media online Kompas.com. Sedangkan
objeknya adalah berita-berita isu dinasti politik pada Pilkada serentak 2020.
C. Populasi dan Sampel
Populasi diartikan sebagai kesimpulan yang diambil dari wilayah
umum meliputi objek atau subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu
yang akan ditentukan oleh peneliti, dan sampel merupakan bagian dari
elemen tertentu dari populasi yang diteliti.47
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh berita terkait dinasti
politik dalam Pilkada serentak 2020 yang diberitakan oleh portal berita
Kompas.com sebanyak 60 judul dari tanggal 4 Desember 2019 sampai 26
Desember 2020 dengan menggunakan judul sebagai sampel.
Rincian daftar berita mengenai dinasti politik dalam Pilkada serentak
2020 di Kompas.com sebagai berikut:
Tabel 2. Sampel Berita dalam Penelitian
No TanggaI JuduI Berita
1 4 Desember 2019 Anak dan Menantu Jokowi Maju Pilkada,
Istana: Jangan Anggap Dinasti Politik
2 6 Desember 2019
Anak dan Menantu Jokowi Jadi Calon Wali
Kota, Presiden PKS: Jangan Kembangkan
Dinasti
3 11 Desember 2019 Jawaban Bobby Nasution soal Tudingan
Tengah Membangun Politik Dinasti
4 11 Desember 2019 Gibran dan Bobby Ikut Pilkada, PDI-P:
Politik Dinasti itu Biasa
5 16 Desember 2020 Survei Median: Mayoritas Responden
Anggap Pencalonan Gibran Bukan Politik
46
Burhan Bungin, Peneiltian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h.76 47
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004), h.139.
28
Dinasti
6 17 Desember 2019 Wapres: Tak Ada Dinasti Politik, Saya Tak
Minta Anak Maju Pilkada
7 17 Desember 2019 Sekjen Demokrat: Anak Presiden atau
Bukan, Punya Kesempatan yang Sama
8 6 Januari 2020 Gibran: Jika Ada Dinasti Politik, Saya Tak
Mungkin Harus Kerja Keras Bertemu Warga
9 15 Januari 2020 Keluarga Jokowi di Pilkada Dinilai
Eksperimen Membangun Dinasti Politik
10 18 Januari 2020 Bantah soal Dinasti Politik Ma'ruf Amin,
Siti Nur Azizah: Saya Tak Aji Mumpung
11 20 Januari 2020 Pengamat: Dinasti Politik Menghambat
Kesejahteraan
12 29 Januari 2020 Bawaslu Cermati Potensi Dinasti Politik di
Pilkada 2020
13 29 Januari 2020 Disebut Dukung Keluarga Jokowi-Ma‟ruf di
Pilkada, PSI Tegaskan Tolak Politik Dinasti
14 1 Februari 2020 Anak Bupati Serang Maju Pilkada Tangsel,
Dinasti Atut Tak Rela Jauh dari Kekuasaan
15 3 Februari 2020 100 Hari Jokowi-Ma'ruf: Eksperimen
Membangun Dinasti Politik
16 13 Februari 2020 Jokowi Jawab Kritikan soal Eksperimen
Dinasti Politik Keluarganya
17 19 Februari 2020 Mahfud MD Sebut Dinasti Politik Bukan
Urusan Pemerintah
18 21 Februari 2020 Terkait Tudingan soal Dinasti Politik, Ini
Respons Bobby Nasution
19 13 Maret 2020
Tak Dukung Benyamin-Pilar di Pilkada
Tangsel, Hanura Ingin Hindari Politik
Dinasti
20 18 JuIi 2020
Istrinya Dapat Rekomendasi PDI-P di
Pilkada, Bupati Sleman Bantah Tudingan
Dinasti Politik
21 18 JuIi 2020 Pengamat: Bisa Dikatakan, Jokowi Sedang
Bangun Dinasti Politik
22 19 JuIi 2020 Gibran Harus Bisa Membuktikan, Tidak
Ada KKN dan Politik Dinasti
23 20 JuIi 2020 Tepis Isu Dinasti Politik, PDI-P: Gibran
Berkompetisi di Internal Partai
24 21 Juli 2020 Usung Calon Petahana dan Adik Menaker di
Pilkada Mojokerto, Ini Alasan PDI-P
25 22 JuIi 2020 PDI-P: Gibran Anak Presiden, tapi Punya
Hak untuk Mencalonkan Diri
26 22 Juli 2020 Ini Jawaban Anak Pramono Anung soal
29
Dinasti Politik
27 23 JuIi 2020
Diikuti Tiga Kandidat dari Keluarga Elite
Politik, Pilkada Tangsel Dinilai lebih
Kompetitif
28 24 JuIi 2020 Gibran: Tidak Diwajibkan Memilih Saya,
Bisa Menang Bisa Kalah
29 24 JuIi 2020
Anak Pramono Anung Tak Ambil Pusing
Dituding Dinasti Politik di Pilkada Kediri
2020
30 24 JuIi 2020 Soal Dinasti Politik, PDI-P Nilai Terjadi di
Hampir Seluruh Partai
31 27 JuIi 2020 Jawab Tudingan Politik Dinasti, Ini Program
Anak Pramono Anung di Kediri
32 28 JuIi 2020 Pengamat: Seharusnya Jokowi Hambat
Munculnya Dinasti Politik
33 28 JuIi 2020 3 Partai Ini Usung Artis untuk lawan Politik
Dinasti di Kabupaten Bandung
34 28 JuIi 2020 Kritisi Politik Dinasti di Pilkada, Perludem:
Visi dan Misi Paslon Harus Dieksplorasi
35 20 Agustus 2020
Ingin Ikut Pilkada Tangsel, Rahayu
Saraswati Minta Msyarakat Lihat Rekam
Jejak Calon
36 27 Agustus 2020 Bawaslu Sebut Dinasti Politik Berpotensi
Langgar Aturan Politik
37 28 Agustus 2020
Pejabat yang Untungkan Kerabatnya
Mencalonkan Diri pada Pilkada Bisa
Dipidana
38 5 September 2020 Soal Politik Dinasti, Mahfud MD: Tidak
Ada Hukum yang Bisa Halangi Nepotisme
39 4 Oktober 2020
Bantu Kampanye Putra Presiden di Pilkada
Solo, Megawati dan Sandiaga Uno Siap
"Turun Gunung"
40 15 Oktober 2020
Riset Nagara Institute: 124 Calon Kepala
Daerah pada Pilkada 2020 Terkait Dinasti
Politik
41 15 Oktober 2020
Cegah Dinasti Politik, Pakar Usul Kandidat
Kepala Daerah Wajib Jadi Kader Parpol 5
Tahun
42 16 Oktober 2020 Perketat Aturan Maju Pilkada demi Cegah
Dinasti Politik
43 21 Oktober 2020 Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf: Kritik atas
Munculnya Politik Dinasti
44 21 Oktober 2020 Setahun Jokowi-Ma'ruf, PKS Kritik
Tumbuhnya Politik Dinasti dan Kinerja
30
Menteri
45 28 Oktober 2020 Politik Dinasti Meningkat Tiap Pilkada,
Pengamat Ingatkan Bahayanya
46 29 Oktober 2020 Pilkada Kota Makassar, Menilik Peluang
Adik Menteri Pertanian
47 29 Oktober 2020 Pilkada Mojokerto, Saat Adik Menaker Ida
Fauziyah Dampingi Petahana…
48 30 Oktober 2020 Pilkada Tangsel, Sosok Keponakan Prabowo
Janji Politiknya hingga Serangan Lawan
49 30 Oktober 2020
Anak Pramono Anung Vs Kotak Kosong di
Pilkada Kediri, Tak Lebih Mudah dari
Lawan Sosok Nyata
50 30 Oktober 2020
Melihat Kans Gibran pada Pilkada Solo,
Akankah Mudah Putra Presiden Lawan
Orang Biasa
51 30 Oktober 2020
Siti Nur Azizah, Putri Wapres yang Rela
Lepaskan Status ASN demi Jadi Wali Kota
Tangsel
52 31 Oktober 2020 Bobby Nasution, Menantu Jokowi di
Gelanggang Politik Pilkada Medan
53 5 November 2020 Jelang Debat Pilkada Gibran dan Bobby,
KSP: Jokowi Tak Cawe-cawe
54 6 November 2020 Jokowi Tak Dampingi Gibran di Debat
Pilkada Solo
55 6 Desember 2020 29 Istri Petahana Maju Jadi Calon Kepala
Daerah di Pilkada 2020
56 8 Desember 2020 Menakar Potensi Kemenangan Kerabat
Pejabat Jelang Pilkada 2020
57 9 Desember 2020 Pilkada 2020 di Mata Media Asing, Dinasti
Politik Jokowi Jadi Sorotan
58 10 Desember 2020 Berdasarkan Hasil Hitung Cepat, Tak Semua
Dinasti Politik Berjaya di Pilkada 2020
59 10 Desember 2020
Perolehan Suara Sementara Dinasti Politik
Pilkada 2020 di 13 Daerah, Mulai Solo,
Medan, Tangsel hingga Buru Selatan
60 11 Desember 2020 Putra Presiden Diprediksi Menang Pilkada
Solo, Pengamat: Rentan Dinasti Politik
D. Operasionalisasi Konsep
Dengan merumuskan definisi operasional maka diperlukan acuan
dalam penelitian. Definisi operasional merupakan bagian terpenting dari
31
pendefinisian isi penelitian peneliti, mendeskripsikan secara rinci konsep
atau variabel yang diukur dalam penelitian baik berupa perilaku, aspek
maupun karakteristik.48
Operasionalisasi konsep adalah proses dimana konsep
yang abstrak diturunkan ke tingkatan yang lebih konkret berupa indikator-
indikator yang dapat diamati secara empiris.
Penelitian ini menggunakan satu variabel, yaitu agenda media.
Variabel media massa diukur menggunakan analisis isi kuantitatif. Analisis isi
digunakan untuk menentukan peringkat berita berdasarkan frekuensi
pemberitaan dan sikap penulisan pemberitaan isu dinasti politik yang
berkembang di Kompas.com.
Jadi operasionalisasi konsep analisis isi merupakan sebuah laporan
berita mengenai isu dinasti politik dalam pilkada serentak tahun 2020 di
Kompas.com. Berita di Kompas.com dioperasionalisasikan sebagai ukuran
ranking tema berita yang terdiri dari 60 judul berita dari 4 Desember 2019
hingga 26 Desember 2020.
Setelah berita dikumpulkan, peneliti membuat kategori. Penelitian ini
memerlukan instrumen utama, yaitu kategorisasi. Fungsi kategorisasi serupa
dengan kuesioner dalam survey. Kategori berkaitan dengan isi konten berita
yang akan dikategorikan. Kategori yang terdapat pada pemberitaan isu dinasti
politik dalam pilkada serentak tahun 2020 di Kompas.com adalah kategori isu
pemberitaan dan kategori sikap penulisan pemberitaan.
Kategori isu pemberitaan dibuat peneliti secara sistematik disertai
penjelasan, sebagai berikut:
1. Kebijakan aturan bagi kerabat pejabat dalam kontestasi Pilkada;
kategori ini difokuskan pada pemberitaan yang menyebutkan
48
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011) h.97.
32
perihal apakah ada atau tidak hukum yang mengatur kerabat
pejabat dalam kontestasi Pilkada di Indonesia;
2. Pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik; kategori ini
ditekankan pada pemberitaan pasangan calon yang dihubungkan
dengan pejabat publik dan juga terkait penyebutan jumlah
pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik;
3. Kritikan terhadap dinasti politik; kategori ini ditekankan pada
seluruh pemberitaan yang menyatakan tanggapan publik tidak atau
kurang setuju dengan adanya pasangan calon yang terafilisasi
dengan pejabat publik; tanggapan publik menyatakan bahwa
dinasti politik bukan hal yang tepat karena seolah tujuannya untuk
membangun kekuasaan di dalam keluarga;
4. Dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat
publik; kategori ini ditekankan pada pernyataan publik yang
menyatakan tidak adanya masalah jika kerabat pejabat
mencalonkan diri, mewajarkan hal tersebut, dan mendukung
pasangan calon karena melihat dari kesuksesan keluarga calon
yang telah menjabat sebelumnya;
5. Penyebab adanya dinasti politik; kategori ini difokuskan pada
alasan atau sebab munculnya dinasti politik yang diungkapkan
oleh narasumber dalam pemberitaan isu dinasti politik;
6. Dampak yang ditimbulkan dari dinasti politik; kategori ini
ditekankan pada pemberitaan yang menyebutkan terkait dampak
apa yang ditimbulkan atau akan terjadi jika dinasti politik tetap
dilanggengkan dalam sistem pemerintahan di Indonesia;
7. Kegiatan pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik;
penekanan pada kategori ini terletak pada seluruh pemberitaan
berisi informasi kegiatan pasangan calon yang terafiliasi dengan
pejabat publik saat Pilkada 2020 berlangsung;
33
8. Visi dan misi pasangan calon; kategori ini mengenai pemberitaan
terkait visi dan misi pasangan calon yang terafiliasi pejabat publik
dalam Pilkada 2020;
9. Tanggapan pasangan calon dan keluarga atas tudingan dinasti
politik; kategori ini difokuskan pada pernyataan pasangan calon
dan keluarga yang menanggapi tudingan dinasti politik atau
membantah atas tudingan tersebut;
10. Rekapitulasi penghitungan suara pasangan calon kepala daerah;
penekanan pada kategori ini terletak pada seluruh pemberitaan
yang berisi informasi perolehan suara calon kepala daerah dan
jumlah surat suara masuk hasil rekapitulasi.
Sedangkan untuk kategori sikap penulisan pemberitaan isu dinasti
politik dalam pilkada serentak tahun 2020, sebagai berikut:
1. Mendukung (favourable); maksud kategori ini adalah bila
pernyataan pendapat atau opini yang ditampilkan dalam
pemberitaan Kompas.com secara eksplisit mendukung yaitu
dengan memuji, menyanjung, menyetujui pasangan calon yang
terafiliasi dengan pejabat publik untuk maju dalam pilkada
serentak 2020;
2. Tidak mendukung (unfavourable); kategori ini dimaksudkan bila
pernyataan pendapat atau opini yang ditampilkan dalam
pemberitaan Kompas.com secara eksplisit tidak mendukung yaitu
dengan pernyataan tidak setuju atau menolak pasangan calon yang
terafiliasi dengan pejabat publik untuk maju dalam pilkada
serentak 2020 atau adanya dinasti politik;
3. Netral; sikap netral adalah apabila pernyataan pendapat atau opini
dalam pemberitaan Kompas.com secara eksplisit tidak bersikap
atau memihak atau netral terhadap isu dinasti politik atau majunya
34
pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik untuk maju
dalam pilkada serentak 2020.
Setelah pemberian kategori pada data yang akan diteliti selanjutnya
data diberikan kapada coder atau juri. Juri dalam penelitian ini memiliki
tugas untuk membaca, menilai isi berita dan memasukan isi tulisan berita
ke dalam kategori-kategori yang telah dibuat. Dipilih tiga orang juri yang
masuk dalam kriteria dalam syarat-syarat metode penelitian analisis isi
yaitu:
(a) Juri 1; juri 1 adalah peneliti dalam penelitian ini yaitu Ningtyas
Septiani Putri, Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta; peneliti pernah menjadi reporter dan produser news
DNKTV;
(b) Juri 2; Ade Jahran merupakan Ketua KPU Kota Serang periode
2018-2023; menjadi redaktur dan wartawan di Radar Banten sejak
tahun 2006-2014;
(c) Juri 3; Fierly Murdlyat Mabrurri merupakan Anggota KPU Kota
Serang periode 2013-2018 dan 2018-2023; menjadi wartawan di
Banten Raya sejak tahun 2006-2013.
Untuk memperoleh data yang objektif diperlukan uji reliabilitas. Untuk
memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isu pemberitaan dan
kategori penelitian pemberitaan maka perlu diadakan pengujian oleh
koder. Dalam penelitian ini, rumus yang akan digunakan untuk
menghitung reliabilitas menggunakan rumus Holsti yaitu:
CR =
Keterangan :
CR : Coeficient Reliability
35
M : Jumlah kesepakatan antar juri
N1, N2 : Jumlah item yang dibuat oleh tim juri
Rumus Komposit Reliabilitas
Keterangan :
N : Jumlah Juri
X : Rata-rata koefisien reliabilitas antar juri
Angka reliabilitas yang ditoleransi menurut rumus Holsti
adalah 0,7 atau 70%. Maksudnya adalah jika hasil menghitung
menunjukkan angka reliabilitas di atas 0,7 dapat dipastikan alat ukur
ini benar-benar reliabel. Namun jika di bawah 0,7 maka alat ukur
bukanlah alat ukur yang reliabel.49
E. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui
dokumentasi. Dokumentasi adalah sebuah kegiatan pengumpulan data
dengan kegiatan penelusuran dokumentasi.50
Adapun dokumentasi yang
peneliti lakukan dengan meninjau hasil dokumen berupa berita pada media
online Kompas.com pada periode 4 Desember 2019 sampai 26 Desember
2020 sebanyak 60 judul berita dengan 1360 paragraf.
2. Data Sekunder
49
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 290
50 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2016), h.120
36
Data sekunder yang digunakan diperoleh dari studi literatur yang
relevan dengan masalah penelitian berupa buku-buku, jurnal, dan situs-
situs internet yang berkaitan dengan isu pemberitaan yang menjadi objek
penelitian.
F. Teknik Analisis Isi
Analisis isi merupakan salah satu penelitian yang digunakan untuk
mengetahui isi yang terdapat dalam suatu dokumen. Perbedaan antara analisis
isi dan bentuk penelitian lainnya terIetak pada kegunaannya. Analisis isi
digunakan untuk mengukur secara kuantitatif aspek-aspek isi tertentu secara
eksplisit atau tersurat.51
Perkembangan analisis isi cukup pesat terutama dalam penelitian
media televisi. Perkembangan ini dipicu oleh adanya penelitian tentang status
perempuan dalam program propaganda televisi. Sesuai dengan pertanyaan
penelitian maka data penelitian berupa frekuensi informasi akan dilihat sesuai
dengan tema-temanya.52
Peneliti menggunakan prosedur pengukuran analisis isi kuantitatif.
Analisis isi kuantitatif adalah analisis yang digunakan untuk memfokuskan
pada pesan yang tersurat saja. Peneliti hanya mengoding (memberi tanda) apa
yang nampak seperti suara, tulisan dalam surat kabar, atau gambar di televisi.
Analisis kuantitatif mengutamakan keakuratan isi kalimat yang diidentifikasi,
seperti perhitungan dan penyebutan kata yang berulang.53
Berelson, seperti dikutip Andi Bulaeng, mengemukakan bahwa
analisis isi adalah suatu metode untuk mendeskripsikan isi pernyataan suatu
51
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-
Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.1 52
M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Gitanyali, 2004), h.148. 53
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-
ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2011), h. 1
37
komunikasi melalui analisis dan mempelajarinya secara obyektif, kuantitatif,
dan sistematis.54
Neuendrof, seperti dikutip dalam Eriyanto, bahwa analisis isi adalah
sejenis ringkasan (summarizing), yang mengkuantifikasi pesan berdasarkan
metode ilmiah (seperti objektif-intersubjektif, reliabeI, valid, dapat
digeneralisasikan dan dapat direplikasi dan pengujian hipotesis) dan tidak
dibatasi pada jenis variabel tertentu atau konteks pembentukan pesan dan
tampilan pesan.55
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis
isi memiliki beberapa ciri sebagai berikut:56
1. Objektif; penelitian dilakukan mendapat gambaran isi pesan apa
adanya, tanpa ada subjektifitas dari peneliti; objektivitas memiliki
dua aspek penting yaitu validitas dan reliabilitas; validitas untuk
memastikan apakah analisis isi mengukur apa yang ingin diukur,
sedangkan reliabel berarti biarpun dilakukan dengan orang yang
berbeda akan tetap mendapatkan hasil yang sama;
2. Replikabel; penelitian dapat diulang dan menghasilkan temuan
yang sama, meskipun dilakukan dengan peneliti, waktu, dan
konteks yang berbeda;
3. Manifest; manifest atau isi yang tampak berarti analisis isi dapat
digunakan untuk melihat isi yang tampak pada pesan; isi yang
tampak adalah bagian dari isi yang nampak secara nyata, terdapat
di dalam teks dan tidak membutuhkan penafsiran;
4. Sistematis; sistematis bermakna, tahapan-tahapan dalam penelitian
sudah dirumuskan secara jelas dan sistematis; sistematis juga
54
Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: ANDI, 2004),
h.164 55
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-
Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.16 56
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-
ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2011), h. 16-30
38
dimaknai menggunakan kategori dan definisi yang sama untuk
semua bahan analisis;
5. Perangkuman; analisis isi pada umumnya bertujuan untuk
membuat gambaran umum mengenai karakteristik dari suatu isi
pesan;
6. Generalisasi; hasil anaIisis bertujuan untuk memberikan gambaran
populasi.
Tahapan-tahapan dalam metode analisis isi sebagai berikut:57
1. Merumuskan masalah; rumusan masalah masih berbentuk konsep-
konsep; konsep mengenai tema tertentu harus
dioperasionalisasikan ukuran terkait tema yang diteliti, ukuran ini
disebut juga kategorisasi;
2. Penyusunan kerangka konseptual; pada riset deskriptif, peneliti
cukup medefinisikan dan menyatakan dimensi atau sub dimensi
dari tema berita; hasilnya adalah kategorisasi yang menjadi ukuran
berita tersebut;
3. Menyusun perangkat metodoIogi;
a. Membuat metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi
konsep, berupa kategori-kategori serta indikatornya;
b. Menentukan unit analisis, kategorisasi serta uji reliabilitas;
c. Menentukan populasi dan sampel;
d. Menentukan metode dalam pengumpulan data;
e. Menentukan metode analisis;
f. Analisis serta interpretasi data.
57
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2016), h.236-
238
39
G. Unit Analisis
Tahap awal dari metode analisis isi dengan menetapkan unit analisis
untuk menentukan aspek apa yang ingin dilihat dari suatu teks. Krippendorff
mengatakan bahwa langkah awal dalam penelitian adalah menentukan apa
yang akan diteliti, dicatat dan dianggap sebagai suatu informasi tunggal dari
data, dilakukan dengan menetapkan unit-unit, memisahkannya dengan
batasan-batasan, dan identifikasi untuk analisis setelahnya.58
Secara fungsional, unit analisis dalam penelitian ini adalah unit
pencatatan. Unit pencatatan merupakan aspek dari isi yang menjadi dasar
dalam mencatat, menghitung dan menganalisis. Dalam sebuah berita unit
pencatatan yang dilakukan terdiri atas kata, kalimat atau paragraf. Terdapat
lima jenis cara yang berbeda dalam unit pencatatan guna memberikan
gambaran dan mengidentifikasi.
Unit referensial dan unit tematik digunakan dalam penelitian ini untuk
menentukan unit pencatatan. Unit referensial adalah serangkaian kata atau
kalimat yang menunjukkan arti dan makna sesuai kategori. Ada tiga kategori
untuk unit referensial mengenai sikap penulisan pemberitaan isu dinasti
politik, yaitu mendukung atau favourable, tidak mendukung atau
unfavourable, dan netral.
Untuk unit tematik, peneliti melihat pada tema (topik) pembicaraan
dalam suatu teks. Krippendorff memberi usulan metode dalam menentukan
tema berita dengan melihat ide atau gagasan di dalam isi teks. Dalam satu teks
berita kemungkinan memiliki beberapa tema, maka peneliti akan membagi
teks kedalam paragraf guna mengurangi perbedaan penilaian di antara coder.
58
Klaus Krippendorf, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi Terjemahan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1993), h.75
40
H. Uji Reliabilitas
Dalam memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isu dan sikap
penulisan dalam konten pemberitaan dinasti politik pada Pilkada 2020 di
Kompas.com perlu dilakukan pengujian kategori oleh tiga orang juri atau
coder yang telah dipilih dan dapat memberikan penilian secara objektif. Hasil
dari kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reliabilitas.
Media Online Kompas.com telah memberitakan isu dinasti politik
pada Pilkada serentak 2020 sebanyak 60 berita dengan total 1360 paragraf.
Sampel yang dimasukan ke dalam lembar koding untuk diujikan kepada juri
atau coder sebanyak 136 paragraf.
Peneliti mengambil jumlah sampel sebanyak 10% dari populasi yang
dipakai untuk menguji reliabilitas. Menurut Gay, Mills dan Airasian minimal
populasi dalam penelitian yang menggunakan metode deskriptif adalah
10%.59
Sedangkan penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan sampel
acak sederhana. Berikut ini adalah tabel dari hasil kesepakatan antar juri pada
isu dinasti politik dalam Pilkada serentak 2020 di Kompas.com.
Table 3. Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Kategori Isu Pemberitaan
Antarjuri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai
Juri 1 dan 2 136 112 24 0,82
Juri 1 dan 3 136 103 33 0.75
Juri 2 dan 3 136 101 35 0.74
Rata-rata 0.77
Koefisien Reliabilitas (CR) Juri 1 dan 2
Koefisien Reliabilitas (CR) Juri 1 dan 3
Koefisien Reliabilitas (CR) Juri 2 dan 3
59
Lorrie R. Gay, Geoffrey E. Mills and Peter Airasian, Education Research, Competencies for
Analysis and Application. (New Jersey: Pearson Education, 2009), h,133
41
Tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar
0,82 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua juri). Kesepakatan
antara juri 1 dan 3 sebesar 0,75 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar
kedua juri). Kesepakatan antara juri 2 dan 3 sebesar 0.74 (menunjukkan
kesepakatan yang baik antar kedua juri). Dari data di atas, nilai rata-rata
koefisien reliabilitas antarjuri sebesar 0,77.
Kemudian untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai kesepakatan
antarjuri tersebut menggunakan rumus komposit reliabilitas.
Komposit Reliabilitas
Dari hasil yang ditemukn bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antarjuri
untuk kategori isu pemberitaan yang dibuat adalah sebesar 0,90. Hal ini
menunjukkan kesepakatan yang sangat baik di antara para juri. Setelah
dilakukan penghitungan koefisien dan komposit reliabilitas terhadap tiga juri
atas kategori isu pemberitaan, maka kategori dapat dianggap reliabel sebagai
sebuah kategori penelitian.
Table 4. Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Kategori Penelitian
Pemberitaan
Antarjuri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai
Juri 1 dan 2 136 104 32 0.76
Juri 1 dan 3 136 100 36 0.73
Juri 2 dan 3 136 112 24 0.82
Rata-rata 0.77
Koefisien Reliabilitas (CR) Juri 1 dan 2
Koefisien Reliabilitas (CR) Juri 1 dan 3
Koefisien Reliabilitas (CR) Juri 2 dan 3
Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar
0,76 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua juri). Kesepakatan
42
antara juri 1 dan 3 sebesar 0,73 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar
kedua juri). Kesepakatan antara juri 2 dan 3 sebesar 0.82 (menunjukkan
kesepakatan yang baik antar kedua juri). Dari data di atas, nilai rata-rata
koefisien reliabilitas antarjuri sebesar 0,77.
Kemudian untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai kesepakatan
antarjuri tersebut menggunakan rumus komposit reliabilitas.
Komposit Reliabilitas
Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan
antarjuri untuk kategori isu pemberitaan yang dibuat adalah sebesar 0,90. Hal
ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik di antara para juri. Setelah
dilakukan penghitungan koefisien dan komposit reliabilitas terhadap tiga juri
atas kategori penelitian pemberitaan, maka kategori dapat dianggap reliabel
sebagai sebuah kategori penelitian.
43
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan pada bab IV ini, peneliti akan menguraikan hasil analisis data
berdasarkan indikator isu pemberitaan yang terdiri dari sepuluh kategori tentang
dinasti politik pada Pilkada serentak 2020. Kategori tersebut adalah kebijakan aturan
bagi kerabat pejabat dalam kontestasi pilkada; pasangan calon yang terafiliasi dengan
pejabat publik; kritikan terhadap dinasti politik; dukungan kepada pasangan calon
yang terafiliasi dengan pejabat publik; penyebab adanya dinasti politik; dampak yang
ditimbulkan dari dinasti politik; kegiatan pasangan calon yang terafiliasi dengan
pejabat publik; visi dan misi pasangan calon; tanggapan pasangan calon dan keluarga
atas tudingan dinasti politik; rekapitulasi penghitungan suara pasangan calon kepala
daerah. Selain analisis kategori isu pemberitaan, peneliti juga menganalisis data
berdasarkan indikator sikap penulisan yang terdiri dari tiga kategori yaitu
menguntungkan (favourable), tidak menguntungkan (unfavourable), dan netral.
A. Temuan Penelitian
1. Analisis Isi Berdasarkan Isu Pemberitaan
Setelah kategorisari ditentukan, peneliti akan meneliti kategori isu
pemberitaan dominan Kompas.com. Analisis ini dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana proporsi pemberitaan isu dinasti politik pada Pilkada
serentak tahun 2020 dengan melihat seberapa banyak kategori-kategori itu
dimuat. Berikut hasil persentase dari kategorisasi isu pemberitaan di
Kompas.com.
Table 5. Agenda Kompas.com terkait Dinasti Politik pada Pilkada
Serentak 2020
No. Kategori Frekuensi Persentase Ranking
44
1.
Kebijakan aturan bagi
kerabat pejabat dalam
kontestasi pilkada.
58 4.26% 8
2.
Pasangan calon yang
terafiliasi dengan
pejabat publik.
222 16.32% 3
3.
Kritikan terhadap
dinasti politik. 296 21.76% 2
4.
Dukungan kepada
pasangan calon yang
terafiliasi dengan
pejabat publik.
300 22.05% 1
5.
Penyebab adanya
dinasti politik. 17 1.25% 9
6.
Dampak yang
ditimbulkan dari
dinasti politik.
15 1.1% 10
7.
Kegiatan pasangan
calon yang terafiliasi
dengan pejabat
publik.
164 12.05% 4
8.
Visi dan misi
pasangan calon. 68 5% 6
9.
Tanggapan pasangan
calon dan keluarga
atas tudingan dinasti
politik.
159 11.69% 5
10.
Rekapitulasi
penghitungan suara 61 4.52% 7
45
pasangan calon kepala
daerah.
Jumlah 1360 100% 10
Berdasarkan tabel diatas Kompas.com memublikasikan 1360 paragraf
berita dari sepuluh kategori isu pemberitaan dinasti politik pada Pilkada
serentak tahun 2020. Dari jumlah paragraf tersebut, kategori paling dominan
adalah kategori dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan
pejabat publik sebanyak 300 paragraf atau sekitar 22.05% dari total paragraf.
Hal ini menunjukkan bahwa Kompas.com menganggap pemberitaan
kategori dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat
publik penting dibandingkan kategori lainnya. Kategori ini berisi pernyataan
dukungan tokoh politik dan publik atas majunya pasangan calon yang
terafiliasi dengan pejabat publik pada Pilkada serentak tahun 2020. Mereka
mendukung pasangan calon dengan alasan melihat kesuksesan saat keluarga
pasangan calon memimpin sebelumnya dan melihat adanya potensi serupa
terhadap pasangan calon yang akan maju dalam Pilkada serentak tahun 2020.
Kategori pada peringkat kedua dengan frekuensi sebanyak 296
paragraf atau sekitar 21.76% dari total paragraf yaitu kategori kritikan
terhadap dinasti politik. Hal ini menunjukkan bahwa Kompas.com
menganggap pemberitaan kategori kritikan terhadap dinasti politik penting
dibandingkan kategori lainnya. Kompas.com sebagai media massa memiliki
fungsi membentuk wacana atau menyediakan platform untuk wacana politik
publik, terbentuknya opini publik dan termasuk memberikan ruang untuk
pendapat yang berbeda.60
60
Brian McNair. Politics Democracy and the Media, in An Introduction to Political
Communication. Second Edition (London: Routledge, 1999). h.22
46
Frekuensi kategori isu pemberitaan Kompas.com pada peringkat
ketiga adalah kategori pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik.
Frekuensi kategori tersebut muncul sebanyak 222 paragraf atau sekitar
16.32%. Dengan memublikasikan kategori tersebut secara dominan,
Kompas.com mengajak pembaca untuk mengetahui jumlah dan daftar nama
pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik dalam kontestasi
Pilkada tahun 2020.
Kategori pada urutan keempat dengan 164 paragraf atau sekitar
12.05% ditempati oleh kategori kegiatan pasangan calon yang terafiliasi
dengan pejabat publik. Dengan adanya kategori ini menandakan Kompas.com
ingin menunjukan kegiatan pasangan calon selama Pilkada serentak tahun
2020 berlangsung. Kegiatan yang dilakukan diantaranya mencari dukungan
dari partai politik, kampanye, dan debat publik.
Kategori tanggapan pasangan calon dan keluarga atas tudingan dinasti
politik menempati posisi kelima dengan frekuensi sebanyak 159 paragraf atau
11.69% dari total populasi. Pada pemberitaan Kompas.com banyak
ditampilkan tanggapan dari pasangan calon dan keluarga. Kompas.com
memberi ruang bagi pasangan calon dan keluarga untuk menanggapi atas
tudingan dinasti politik. Beberapa tanggapan diantaranya berupa bantahan atas
tudingan tersebut dan menyatakan bahwa keluarga tidak ikut andil dalam
pencalonan.
Tidak hanya berfokus pada kategori di atas, kompas.com juga
membahas kategori yang cukup penting yaitu kategori visi dan misi pasangan
calon. Kategori ini menduduki peringkat keenam dengan frekuensi sebanyak
68 paragraf atau 5% dari total populasi. Pada kategori ini Kompas.com
berperan aktif mensosialisasikan visi dan misi pasangan calon.
Kategori rekapitulasi penghitungan suara masuk menduduki kategori
peringkat ketujuh, yakni 61 paragraf atau 4.52% dari total populasi. Pada
47
pemberitaan Kompas.com banyak ditampilkan hasil perolehan suara pasangan
calon yang terafiliasi dengan pejabat publik. Kompas.com ingin pembaca
mengetahui apakah pasangan calon tersebut unggul atau tidak unggul dalam
Pilkada serentak 2020.
Pada kategori peringkat kedelapan, dengan frekuensi sebanyak 58
paragraf atau 4.26% yaitu kategori kebijakan aturan bagi kerabat pejabat maju
dalam kontestasi pilkada. Dengan memunculkan kategori tersebut
Kompas.com mengajak pembaca untuk mengetahui peraturan bagi pasangan
calon yang terafiliasi pejabat publik untuk maju dalam Pilkada serentak 2020.
Selain itu membahas usulan dari para pakar politik terkait peraturan tersebut.
Selanjutnya peringkat kesembilan yaitu kategori penyebab adanya
dinasti politik dengan frekuensi sebanyak 17 paragraf atau 1.25% dari total
populasi, memang kategori ini tidak sebanyak frekuensi kategori di atas.
Dengan adanya kategori ini menandakan Kompas.com ingin menunjukkan
penyebab munculnya dinasti politik. Menurut pemberitaan isu dinasti politik
pada Pilkada serentak 2020 di Kompas.com, peneliti menyebutkan salah satu
penyebab karena rekrutmen politik di dalam partai tidak berjalan baik
sehingga dinasti politik kian parah.
Posisi terakhir adalah kategori yang sedikit muncul terkait dampak
yang ditimbulkan dari dinasti politik, dengan frekuensi sebanyak 15 paragraf
atau 1.1%. Kategori ini berisi pernyataan poltikus yang menyebutkan
beberapa masalah yang akan terjadi jika dinasti politik tetap dilanggengkan
karena dapat menjadi hambatan mewujudkan demokrasi subtansial. Melihat
data yang ada Kompas.com tidak berfokus pada kategori ini.
2. Analisis Isi Berdasarkan Sikap Penulisan
Dalam kategori sikap penulisan media online Kompas.com
pemberitaan dinasti politik pada Pilkada serentak tahun 2020 ini
menggunakan unit referensial yang terbagi menjadi tiga kategorisasi. Kategori
48
tersebut adalah menguntungkan (favourable) berisi pernyataan yang secara
eksplisit mendukung, menyetujui, mewajarkan adanya dinasti politik dalam
Pilkada serentak tahun 2020, sedangkan tidak menguntungkan (unfavourable)
sebaliknya. Sementara sikap netral adalah sikap yang ditunkjukkan dalan
pemberitaan yang di dalamnya secara eksplisit tidak terdapat keberpihakan
terhadap pasangan calon dan dinasti politik.
Table 6. Persentase Kategori Sikap Penulisan Pemberitaan Dinasti
Politik pada Pilkada Serentak Tahun 2020 di Kompas.com
No. Kategori Frekuensi Persentase Ranking
1. Favorable
457 33.62% 2
2. Unfavorable
383 28.15% 3
3. Netral
520 38.23% 1
Jumlah 1360 100% 3
Berdasarkan hasil tabel 6, terlihat bahwa Kompas.com pada kategori
sikap penulisan pemberitaan dinasti politik yang memiliki frekuensi tertinggi
adalah kategori netral. Kategori netral mencapai 520 paragraf atau sekitar
38.23% dari total populasi. Hal ini menunjukkan Kompas.com memiliki sikap
netral dengan tidak memasukan unsur menguntungkan maupun tidak terhadap
pemberitaan dinasti politik pada Pilkada serentak tahun 2020.
Kategori pada posisi kedua adalah kategori favourable atau
menguntungkan dengan frekuensi 457 paragraf atau 33.62% dari total
populasi. Menguntungkan dalam arti memberikan pemberitaan yang positif
dan mendukung pasangan calon yang terafiliasi pejabat publik dalam Pilkada
serentak tahun 2020.
49
Kategori yang memiliki jumlah terendah adalah unfavourable, yaitu
383 paragraf atau 28.15% dari total populasi. Kategori ini memiliki isi
pemberitaan tentang tanggapan publik yang tidak menguntungkan atau tidak
mendukung pasangan calon yang terafiliasi pejabat publik dalam Pilkada
serentak 2020.
3. Analisis Isi Kategori Isu Berdasarkan Sikap Penulisan
Setelah menemukan kategori isu dan kategori sikap penulisan yang
dominan selanjutnya peneliti meneliti frekuensi sikap penulisan yang ada
disetiap kategori isu pemberitaan. Metode analisis ini untuk mengetahui dari
10 kategori isu diberitakan secara favourable, unfavourable, atau netral.
Berikut hasil persentase dari kategori isu berdasarkan sikap penulisan.
Table 7. Persentase Kategori Isu Berdasarkan Sikap Penulisan
No. Kategori Isu F % U % N % Total
1.
Kebijakan aturan bagi
kerabat pejabat dalam
kontestasi pilkada.
12 2.62 39 10.18 7 1.34 58
2.
Pasangan calon yang
terafiliasi dengan
pejabat publik.
24 5.25 6 1.56 192 36.92 222
3. Kritikan terhadap
dinasti politik. - - 293 76.5 3 0.57 296
4.
Dukungan kepada
pasangan calon yang
terafiliasi dengan
pejabat publik.
268 58.64 - - 32 6.15 300
5. Penyebab adanya
dinasti politik. 1 0.21 16 4.17 - - 17
50
6.
Dampak yang
ditimbulkan dari
dinasti politik.
- - 15 3.91 - - 15
7.
Kegiatan pasangan
calon yang terafiliasi
dengan pejabat publik.
20 4.37 5 1.3 139 26.73 164
8. Visi dan misi
pasangan calon. 66 14.44 2 0.52 - - 68
9.
Tanggapan pasangan
calon dan keluarga
atas tudingan dinasti
politik.
64 14 6 1.86 89 17.11 159
10.
Rekapitulasi
penghitungan suara
pasangan calon kepala
daerah.
2 0.47 - - 59 11.18 61
Total 457 100 383 100 520 100 1360
Tabel di atas menunjukkan bahwa kategori kebijakan aturan bagi
kerabat pejabat dalam kontestasi pilkada diberitakan lebih banyak secara
unfavourable yaitu 39 paragraf. Untuk kategori favourable sebanyak 12
paragraf dan netral sebanyak tujuh paragraf. Kategori ini banyak diberitakan
secara unfavourable karena banyak paragraf yang menyebutkan pasal terkait
pelarang pejabat menggunakan kewenangan untuk menguntungkan atau
merugikan pasangan calon dan paragraf yang berisi pernyataan usulan pakar
untuk merevisi UU terkait Pilkada, partai politik dan pemerintahan daerah.
Kategori kebijakan aturan bagi kerabat pejabat dimuat Kompas.com
secara favourable, dengan memberi pernyataan bahwa majunya kerabat
pejabat publik dalam pilkada tidak menyalahi aturan dan merupakan hak
setiap orang untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Sementara
51
kategori ini diberitakan Kompas.com secara netral dengan berisi pernyataan
bahwa Pilkada harus tetap dilaksanakan secara adil dan tidak ada
keberpihakan kepada sala satu pasangan calon.
Kategori pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik
disampaikan secara netral sebanyak 192 paragraf , secara favourable sebanyak
24 paragraf dan unfavourable sebanyak enam paragraf. Kompas.com lebih
banyak memunculkan bentuk berita netral melalui kategori pasangan calon
yang terafiliasi dengan pejabat publik.
Terlihat bahwa Kompas.com melakukan usaha penyeimbangan
informasi pada kategori pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik.
Kategori isu ini dominan diberitakan secara netral dengan menunjukkan
nama-nama pasangan calon yang memiliki hubungan kekerabatan dengan
pejabat publik dan penyebutan jumlah pasangan calon yang terafiliasi dengan
pejabat publik.
Paragraf yang diberitakan secara favourable pada kategori pasangan
calon yang terafiliasi dengan pejabat publik, kompas.com menjelaskan profil
terkait pencapaian pasangan calon. Untuk kategori unfavourable berisi
pernyataan ketidaksetujuan dan penyebutan jumlah pasangan calon yang
dihubungkan dengan pejabat publik.
Untuk kategori kritikan terhadap dinasti politik disampaikan secara
unfavourable sebanyak 293 paragraf dan netral sebanyak 3 paragraf. Tidak
ditemukan paragraf berbentuk favourable pada kategori isu ini. Hal ini
menunjukkan Kompas.com dalam pemberitaan kategori isu ini tidak
menggambarkan sikap mendukung terhadap dinasti politik pada
Pilkadaserentak tahun 2020.
Pada kategori kritikan terhadap dinasti politik dominasi paragraf yang
diberitakan ditulis secara unfavourable. Terbukti dengan berita yang memuat
52
tanggapan publik seperti pengamat politik dan politikus. Tanggapan tersebut
berisi pernyataan yang ditujukan kepada pejabat publik untuk tidak
membangun dinasti politik karena akan berakibat buruk bagi demokrasi
Indonesia.
Kategori dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan
pejabat publik disampaikan secara favourable sebanyak 268 paragraf dan
netral 32 paragraf. Namun tidak ditemukan paragraf berbentuk unfavourable
pada kategori ini. Hal ini menunjukkan bahwa pemberitaan Kompas.com
disebagian bear paragraf terkait kategori ini menggambarkan sikap favourable
atau mendukung atas dinasti politik pada Pilkada serentak 2020.
Sama seperti kategori sebelumnya, pada kategori dukungan terhadap
dinasti politik juga berisi tanggapan publik. Tanggapan publik menyatakan
mendukung pasangan calon untuk maju dalam Pilkada karena alasan melihat
kesuksesan keluarga di kepemimpinan sebelumnya dan elektabilitasnya yang
tinggi. Kategori isu ini memiliki jumlah paragraf paling banyak dibandingkan
kategori isu lainnya.
Pada kategori penyebab adanya dinasti politik paragraf yang
diberitakan lebih banyak secara unfavourable yaitu 16 paragraf dan satu
paragraf secara favourable. Tidak ditemukan paragraf berbentuk netral pada
kategori isu ini. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh paragraf dalam
pemberitaan Kompas.com mengenai kategori isu ini tidak menggambarkan
sikap mendukung terhadap dinasti politik.
Paragraf pada kategori penyebab adanya dinasti politik semuanya
hampir diberitakan secara unfavourable dan hanya satu paragraf diberitakan
secara favourable. Untuk paragraf unfavourable dibuktikan dengan adanya
berita yang memuat pernyataan bahwa dinasti politik muncul disebabkan
rekrutmen politik di dalam partai tidak berjalan baik. Sementara paragraf
53
favourable terlihat pada pernyataan bahwa dinasti politik didorong oleh
keinginan pemilik modal atau para pemburu rente yang berjejaring.
Untuk kategori dampak yang ditimbulkan dari dinasti politik
disampaikan secara unfavourable sebanyak 15 paragraf. Tidak ditemukan
paragraf yang disampaikan secara favourable dan netral pada kategori isu ini.
Terlihat bahwa seluruh paragraf Kompas.com mengenai kategori isu ini
menunjukkan sikap unfavourable atau tidak mendukung terhadap dinasti
politik pada Pilkada serentak 2020. Paragraf yang termasuk kategori ini,
dimuat Kompas.com untuk menyampaikan bila dinasti politik tetap
dilanggengkan akan menghambat hadirnya sistem politik modern yang
profesional di Indonesia dan berakibat rusaknya kualitas demokrasi. Kategori
isu ini memiliki jumlah paragraf paling sedikit dibanding kategori isu lainnya.
Pemberitaan Kompas.com pada kategori kegiatan pasangan calon yang
terafiliasi dengan pejabat publik disampaikan secara netral sebanyak 139
paragraf, secara favourable 20 paragraf, dan sisanya unfavourable sebanyak
lima paragraf. Selain kategori pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat
publik, pada kategori kegiatan pasangan calon juga terlihat bahwa
Kompas.com melakukan usaha penyeimbangan informasi. Kompas.com
memuat paragraf pada kategori ini untuk menyampaikan kegiatan pasangan
calon selama masa Pilkada seperti uji kelayakan dan kepatutan oleh partai
politik serta kegiatan kampanye.
Pada kategori visi dan misi pasangan calon, paragraf yang diberitakan
lebih banyak secara favourable 66 paragraf dan secara unfavourable yaitu dua
paragraf. Tidak ditemukan paragraf berbentuk netral pada kategori isu ini. Hal
ini menunjukkan bahwa seluruh paragraf dalam pemberitaan Kompas.com
mengenai kategori isu ini menggambarkan sikap mendukung terhadap dinasti
politik.
54
Kompas.com memuat paragraf visi misi pasangan calon secara
favourable, dengan memberi penjelasan tentang program kerja dan apa yang
akan direalisasikan oleh pasangan calon bila terpilih pada Pilkada serentak
2020. Sedangkan berita dengan kategori isu ini yang berbentuk unfavourable
menjelaskan terkait program yang dilakukan lawan politik dari pasangan
calon yang terafiliasi dengan pejabat publik.
Kategori tanggapan pasangan calon dan keluarga atas tudingan dinasti
politik disampaikan secara favourable sebanyak 64 paragraf, secara netral
sebanyak 89 paragraf, dan unfavourable sebanyak enam paragraf. Hal ini
menunjukkan bahwa paragraf pada kategori isu ini lebih dominan
disampaikan secara favourable atau mendukung terhadap dinasti politik.
Paragraf yang termasuk kategori ini, disampaikan Kompas.com secara
favourable dengan memuat tanggapan bahwa pasangan calon tidak ambil
pusing atas tudingan dinasti politik sebab saat kampanye masyarakat
menerima dengan baik dan keluarga mendukung keputusan pasangan calon
untuk maju dalam Pilkada serentak 2020. Untuk kategori yang disampaikan
secara netral memuat pernyataan pasangan calon bahwa keputusan ditangan
rakyat dan tidak menjamin kemenangan dipemilihan. Sedangkan paragraf
unfavourable memuat pernyataan keluarga tidak akan ikut andil dalam
pemilihan pasangan calon.
Pemberitaan Kompas.com pada kategori rekapitulasi penghitungan
suara pasangan calon kepala daerah disampaikan secara netral sebanyak 59
paragra dan secara favourable sebanyak dua paragraf. Namun tidak ditemukan
paragraf berbentuk unfavourable pada kategori ini. Kompas.com lebih banyak
memunculkan bentuk berita netral melalui kategori rekapitulasi penghitungan
suara.
Kompas.com memuat paragraf rekapitulasi penghitungan suara
pasangan calon kepala daerah secara netral dengan menyebutkan perolehan
55
suara masing-masing pasangan calon sesuai data akumulasi. Pada kategori ini
paragraf yang disampaikan secara favourable dengan menyebutkan prediksi
perolehan suara pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik.
B. Pembahasan
Kompas.com telah menerbitkan pemberitaan dinasti politik pada Pilkada
serentak tahun 2020 sejumlah 60 berita atau 1360 paragraf selama periode 4
Desember 2019 hingga 26 Desember 2020. Dengan seringnya Kompas.com
menampilkan satu isu dan mengesampingkan isu-isu lainnya, dapat dipahami
bahwa isu tersebut dianggap penting oleh Kompas.com untuk diberitakan
dibanding isu-isu lainnya. Peneliti ingin mengetahui agenda media terkait
kategori isu pemberitaan yang dominan dan mengetahui keberpihakan media
dengan menghitung jumlah frekuensi sikap penulisan pemberitaan yang
mendukung atau favourable, tidak mendukung atau unfavourable, dan netral pada
pemberitaan isu dinasti politik dalam Pilkada serentak 2020 di Kompas.com.
Peneliti menggunakan konsep agenda media yang diadopsi melalui teori
agenda setting yang dikemukakan oleh McCombs dan Shaw. Agenda media
adalah bahwa media memberikan perhatian yang berbeda pada setiap isu. Di
antara berbagai isu yang muncul, ada yang dilaporkan cukup besar, dan ada
yang dilaporkan dengan proporsi kecil. Perbedaan tingkat perhatian media
terhadap masalah ini akan memengaruhi persepsi publik terhadap peristiwa
tersebut (pengetahuan dan citra).61
Dari hasil analisis isi berdasarkan kategori isu menunjukkan bahwa kategori
dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik
merupakan kategori tertinggi yang paling sering muncul selama 2020 terkait isu
dinasti politik pada Pilkada. Ini berarti bahwa isu dukungan kepada pasangan
calon yang terafiliasi dengan pejabat publik merupakan agenda media
61
Eryanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-
Ilmu Sosial lainnya, h. 196
56
Kompas.com terkait isu dinasti politik di Pilkada. Bagi Kompas.com, isu
dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik
merupakan isu paling penting sehingga diberikan frekuensi paling tinggi selama
2020.
Agenda Kompas lainnya, tampak dari peringkat isu kedua dan ketiga yang
menempatkan isu kritikan terhadap dinasti politik dan pasangan calon yang
terafiliasi dengan pejabat publik sebagai isu dengan frekuensi kemunculan sebesar
296 dan 222.
Namun yang menarik dari hasil temuan tersebut adalah kategori dukungan
kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik dengan frekuensi
300 ini tidak terpaut jauh dengan kategori kritikan terhadap dinasti politik yang
memiliki frekuensi 296 dimana kedua kategori ini justru menunjukan sikap yang
tampak bersebrangan, yaitu berupa dukungan dan kritikan pada dinasti politik
yang terjadi dalam pilkada 2020. Pada kategori kritikan, kompas menjelaskan
dalam pemberitaanya bahwa publik banyak yang tidak atau kurang setuju dengan
adanya kerabat pejabat yang maju dalam Pilkada 2020.
Dari kategori isu pemberitaan dimana isu peringkat pertama dan kedua
bertolak belakang menjadi gambaran terhadap posisi Kompas.com pada kategori
sikap penulisannya. Kategori sikap penulisan yang menjadi kategori dominan
adalah kategori sikap penulisan netral. Kategori sikap penulisan netral ini,
menggambarkan bahwa Kompas.com tidak ingin menyajikan berita yang
memiliki kecenderungan.
Kompas sejak berdiri hingga berakhirnya rezim orde baru identik dengan
istilah “jurnalisme kepiting”, maksudnya adalah bahwa dalam pemberitaannya
Kompas tidak secara langsung mengkritik pemerintah dan menjaga agar tulisan-
57
tulisan yang dibuat tidak melampaui batas.62
Sejak saat itu Kompas hadir sebagai
media moderat yang berpengaruh di Indonesia hingga hari ini.
Fakta tersebut menunjukan bahwa relasi antara media dengan ranah politik
adalah relasi yang dilematis. Pemberitaan isu dinasti politik di Indonesia sebagai
negara yang menganut sistem demokrasi sebenarnya merupakan pemberitaan
yang kontroversi. Media seharusnya lebih kritis dan jauh dari kesan bermain
„aman‟, terlebih isu dinasti politik pada Pilkada serentak 2020 bersentuhan
langsung dengan presiden dan wakil presiden.
Tentu hal tersebut dikarenakan sikap pemberitaan media yang tidak dapat
sepenuhnya lepas dari intervensi politik. Ini bertentangan dengan posisi media
sebagai pilar keempat dalam demokrasi. Dimana media berperan sebagai
pengawas (watchdog) terkait dengan fungsi sentralnya penyalur informasi untuk
memandu menerjemahkan berbagai realistas kehidupan berbangsa dan bernegara
kepada publik.63
Idealnya jurnalisme politik menempatkan media sebagai ruang musyawarah
(deliberasi) bagi penyelenggara formal dan masyarakat untuk dapat mengawal
pemilu secara berkesinambungan. Namun realitasnya, batas antara politik dan
media amatlah tipis karena keduanya berperan besar dalam melakukan politisasi
satu sama lain.64
Perbedaan kecenderungan pada agenda kompas di isu peringkat pertama dan
kedua, tampaknya sebagai strategi Kompas.com untuk menjaga keberpihakan
pada isu dinasti politik. Kompas.com tampaknya ingin menunjukkan bahwa
jumlah dukungan dan kritik diberikan porsi yang hampir sama atau berimbang
untuk menjaga obyektivitas pemberitaan. Namun demikian, keberpihakan tidak
62
https://www.remotivi.or.id/kabar/76/jurnalisme-kepiting-kompas diakses 7 Agustus 2021 63
Jamhur Poti, Demokratisasi Media Massa dlam Prinsip Kebebasan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Vol.1, No.1, (2011) h.26
64 Wasisto Raharjo Jati, Politik Persuasif Media: Peran Media dalam Pemilu Presiden Indonesia
2001-2009, LIPI (2013), h. 20
58
hanya diukur dengan frekuensi kemunculan. penggunaan teks, diksi, dan
pembingkaian teks juga penting dalam membangun pemaknaan atas suatu isu.
Riset ini tidak fokus pada analisis makna, sehingga ukuran frekeunsi pemberitaan
dianggap sebagai ukuran yg valid dalam melihat kecenderungan Kompas.com
memberitakan isu dinasti politik dalam pilkada. Dalam pemberitaan media, ada
proses pembingkaian yang tidak bisa dielakan dalam pembentukan opini dan hal
ini bisa dilakukan dalam riset selanjutnya untuk mengurai lebih dalam strategi
teks media terkait pembingkaian isu politik.
Melihat dari dominasi kategori isu dan sikap penulisan pemberitaan isu dinasti
politik pada Pilkada serentak 2020 di Kompas.com serta fakta sejarah lahirnya
Kompas, peneliti memahami bahwa Kompas.com sebagai media pemberitaan
yang dijadikan rujukan oleh masyarakat, berusaha mengimplementasikan
perannya sebagai mediator antara peristiwa yang sesungguhnya terjadi dalam hal
ini isu dinasti politik terhadap apa yang ada di benak masyarakat atau khalayak
pembacanya dengan tetap menghadirkan pemberitaan baik yang pro maupun
kontra.
59
BAB V
KESIMPULAN
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dalam pemberitaan isu dinasti
politik pada Pilkada serentak 2020 di Kompas.com selama periode 4
Desember 2019 hingga 26 Desember 2020 memuat dua jenis kategori yaitu
kategori isu dan kategori sikap penulisan pemberitaan. Unsur teks isi pesan
Kompas.com yang dikaji peneliti adalah berbentuk paragraf dari pemberitaan
isu dinasti politik pada Pilkada serentak 2020.
Pertama pada kategori isu pemberitaan yang paling dominan dalam
pemberitaan isu dinasti politik pada Pilkada serentak 2020 terdapat pada
kategori dukungan terhadap pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat
publik sebanyak 300 paragraf atau sekitar 22.05% dari total paragraf. Hal ini
menunjukkan bahwa Kompas.com menganggap pemberitaan kategori
dukungan kepada pasangan calon yang terafiliasi dengan pejabat publik
penting dibandingkan kategori lainnya. Kategori ini berisi pernyataan
dukungan tokoh politik dan publik atas majunya pasangan calon yang
terafiliasi dengan pejabat publik pada Pilkada serentak tahun 2020. Mereka
mendukung pasangan calon dengan alasan melihat kesuksesan saat keluarga
pasangan calon memimpin sebelumnya dan melihat adanya potensi serupa
terhadap pasangan calon yang akan maju dalam Pilkada serentak tahun 2020.
Kedua kesimpulan analisis isi berdasarkan kategori sikap penulisan
yang paling dominan adalah kategori sikap netral sebanyak 520 paragraf atau
38.23%. Hasil temuan ini menunjukan bahwa Kompas.com ingin menjaga
pemberitannya supaya tidak menampilkan kecenderungan terhadap salah satu
pihak yang menjadi perdebatan di masyarakat. Oleh karena itu, Kompas.com
60
mengemas berita isu dinasti politik ini dengan menjelaskan isunya tapi tanpa
memberikan sikap positif atau negatif. Sehingga kategori sikap penulisan
netral ini menjadi dominan diikuti oleh kategori favourable dan unfavourable.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai dinasti politik
pada Pilkada serentak 2020 di media online Kompas.com, beberapa hal dari
peneliti yang dapat menjadi saran sebagai berikut:
1. Bagi media online Kompas.com, peneliti berharap Kompas.com
tetap menjadi media yang bisa menjaga kenetralan beritanya,
sehingga tidak memihak pihak manapun; juga selalu bisa menjadi
panutan bagi media pemberitaan lain dalam menampilkan isi berita
yang cerdas, aktual dan terpercaya;
2. Bagi khalayak yang mengonsumsi berita media online
Kompas.com, peneliti berharap pembaca dapat menjadi pembaca
yang cermat bukan hanya sebagai sumber informasi tapi dapat
menjadi sumber pengetahuan; seperti apa yang disampaikan
Kompas.com terhadap pemberitaan dinasti politik, bagaimana
media dapat memberi wawasan kepada pembaca melalui
pemberitaannya yang cover both side.
61
DAFTAR PUSTAKA
Azwar. 2018. 4 Pilar Jurnalistik: Pengetahuan Dasar Belajar Jurnalistik. Jakarta:
Kencana.
Azwar, Syaifudin. 2011. Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Birowo, M. Antonius. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Gitanyali.
Bulaeng, Andi. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta:
ANDI.
Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Eriyanto. 2011. Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi
dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Gay, Lorrie R., Geoffrey E. Mills and Peter Airasian. 2009. Education Research,
Competencies for Analysis and Application. New Jersey: Pearson Education.
Hikmat dan Purnama Kusumanngrat. 2009. Jurnalistik: Teori dan Praktek. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Hollyson, Rahmat dan Sri Sundari. 2015. Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna.
Jakarta: Bestari.
Iswara, Luwi. 2007. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas.
Jumroni. 2006. Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN.
Kountur, Rony. 2003. Metode Penelitian untuk Penelitian Skripsi dan Tesis. Jakarta:
PPM.
Krippendorf, Klaus. 1993. Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi Terjemahan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kriyantono, Rachmat. 2016. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Kurniawan, Benny. 2012. MetodoIogi Penelitian. Tangerang: Jelajah Nusa.
62
Labolo, Muhadam dan Teguh Ilham. 2015. Partai Politik dan Sistem Pemilihan
Umum di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
McNair, Brian. 1999. Politics Democracy and the Media, in An Introduction to
Political Communication. Second Edition. London: Routledge.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenada Media Group.
Rabi‟ah, Rumidan. 2009. Lebih Dekat dengan Pemilu Di Indonsia. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Rahayu. 2006. Potret Profesionalisme dan Kualitas Pemberitaan Surat Kabar
Indonesia. Dalam Rahayu (ed). Meningkap Profesinalisme Kinerja Surat
Kabar di Indonesia. Pusat Kajian Media dan Budaya Populer: Dewan Pers dan
Departemen Komunikasi dan Infomasi.
Romli, Asep Syamsul M. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola
Media Onine. Bandung: Nuansa Cendikia.
Ruslan, Rosady. 2004. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Suhaimi dan Rully Nasrullah. 2009. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Jakarta.
Sumadiria, Harris. 2006. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Wahyuni, Hermin Indah. 2013. Kebijakan Media Baru Di Indonesia. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Weber, Robert Philip. 1990. Basic Content Analysis, 2th ed. California: Sage
Publication.
Jurnal:
Aminah, Siti. (2006). Politik Media, Demokrasi dan Media Politik. Universitas
Airlangga .
63
Arswendi, Riki. (2017). Media, Pilkada Serentak dan Demokrasi. Jurnal
Transvormative, Vol.3, No.2.
Haerudin, Wahyu Hamdani, dkk. (2020). Media Lokal dalam Pross Demokratisasi:
Agen Politik atau Saluran Komunikasi Politik?, Komunida, Vol.10, No.2.
Irianti, Een. (2020). Representasi Wacana Politik Dinasti di Media Online Analisis
Wacana Kritis Pemberitaan Pencalonan Gibran, Boby dan Nur Azizah dalam
Kontestasi Pilkada di Tempo.co. Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang.
Jati, Wasisto Raharjo. (2013). Politik Persuasif Media: Peran Media dalam Pemilu
Presiden Indonesia 2001-2009. LIPI.
Khotimah, Nurul. (2019). Tantangan Independensi Media dalam Pemilu: Kasus
Kompas.com. UIN Walisongo Semarang, Vol.4, No.2.
Khudori, Nabilla Noor dan Pawito. (2014). Netralitas Berita Luar Negeri (Studi
Analisis Isi KUalitatif Pemberitaan CNN.Com Mengenai Krisis Krimea
Periode Februari-April2014). Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Poti, Jamhur. (2011). Demokratisasi Media Massa dlam Prinsip Kebebasan.
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Vol.1, No.1.
Susanti, Martien Herna. (2017). Dinasti Politik dalam Pilkada di Indonesia.
Universitas Negeri Semarang, Jurnal Vol.1, No.2.
Syamsuadi, Amir. (2020). Masa Depan Pemilihan Kepala Daerah di Masa Pandemi
Covid-19 Tahun 2020. Universitas Abdurrab Riau.
Widharyanto. (2016). Fenomena Perspektif di Dalam Wacana Berita. Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Website:
Detikcom. (2019, Juni 23). Ini 270 Daerah yang Gelar Pilkada Serentak 2020.
https://news.detik.com/berita/d-4596501/ini-270-daerah-yang-galar-pilkada-
serentak-2020 diakses tanggal 18 Desember 2020
Farisa, Fitria Chusna. (2020, Februari 17). Riset Nagara Institute: Banten Terbesar
soal Terpapar Dinasti Politik.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/17/19261381/riset-nagara-institute-
banten-terbesar-soal-terpapar-dinasti-politik (diakses pada 15 Januari 2021)
64
Maharani, Tsarina. (2020, Agustus 3). 69,1 Persen Responden Mau Pilih Hasil
Politik Dinasti jika Ada Kemampuan.
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/03/10144661/691-persen-responden-
mau-pilih-hasil-politik-dinasti-jika-ada-kemampuan?page=all (diakses pada 15
Januari 2021)
Nagara Institute. (2020, Oktober 12). Pers Release: 124 Dinasti Politik Bertarung
Dalam Pilkada Serentak 2020. http://nagarainstitute.com/wp-
content/uploads/2020/10/PERS-RELEASE-DINASTI-POLITIK-NAGARA-
INSTITUTE-12-OKTOBER-2020.pdf (diakses pada 14 Januari 2021)
Natalia, Desca Lidya. (2020, September 8). Ketua KPU: 743 Bakal Pasangan Calon
Kepala Daerah Daftar Pilkada 2020.
https://www.antaranews.com/berita/1713510/ketua-kpu-743-bakal-pasangan-
calon-kepala-daerah-daftar-pilkada-2020 (diakses tanggal 8 Januari 2021)
Nugroho, Kukuh Bhimo. (2016, Juni 16). Politik Dinasti Ada di 61 Kepala Daerah.
https://tirto.id/politik-dinasti-ada-di61-kepala-daerah-bklD (diakses pada 15
Januari 2021)
Remotivi. (2015, Juni 25). Jurnalisme Kepiting Kompas.
https://www.remotivi.or.id/kabar/76/jurnalisme-kepiting-kompas diakses 7
Agustus 2021.
Sari, Haryanti Puspa. (2019, Desember 17). Sekjen Demokrat: Anak Presiden atau
Bukan, Punya Kesempatan yang Sama.
https://nasional.kompas.com/read/2019/12/17/22092801/sekjen-demokrat-anak-
presiden-atau-bukan-punya-kesempatan-yang-sama (diakses pada 18 Februari
2021)
Sari, Haryanti Puspa. (2020, Oktober 21). Setahun Jokowi-Ma’ruf, PKS Kritik
Tumbuhnya Politik Dinasti dan Kinerja Menteri.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/21/15205171/setahun-jokowi-maruf-
pks-kritik-tumbuhnya-politik-dinasti-dan-kinerja?page=all#page2 (diakes pada
18 Februari 2021)
Suwiknyo, Edi. (2020, Desember 4). Pilkada 2020 Dibidik Oligarki, Demokrasi Mati
Suri. https://kabar24.bisnis.com/read/20201204/15/1326377/pilkada-2020-
dibidik-oligarki-demokrasi-mati-suri (diakses pada 18 Februaru 2021)
65
Ulya, Fika Nurul. (2019, Agustus 1). Kompas.com Kembali Jadi Pemenang Kategori
Media Online Terpercaya.
https://money.kompas.com/read/2019/08/01/124215826/kompascom-kembali-
jadi-pemenang-kategori-media-online-tepercaya?page=all (diakses pada 18
Februari 2021)
68
C. Tabel Hasil Penjurian Coding Sheet
No. Paragraf Berita Kategori Isu Kategori Penelitian
Pembertaan
Juri 1 Juri 2 Juri 3 Juri 1 Juri 2 Juri 3
1. Anak dan Menantu Jokowi Jadi
Calon Wali Kota, Presiden PKS:
Jangan Kembangkan Dinasti
(6/12/2019)
"Memang kalau ada dinasti ya
distorsi akan besar, jadi saya kira
alangkah baiknya jangan
mengembangkan dinasti. Tapi,
benar-benar berbasiskan merit
system," kata Sohibul di Hotel
Sahid Jakarta, Kamis (5/12/2019).
3 3 3 TM TM TM
2. Jawaban Bobby Nasution soal
Tudingan Tengah Membangun
Politik Dinasti (11/12/19)
"Kalau dibilang dinasti ya bukan
dinasti. Kita harus lihat
semangatnya. Yang dinasti itu
mungkin motivasinya itu,"
ujar Bobby, di sela acara nonton
bareng laga Tim Nasional
Indonesia melawan Vietnam di
Warung Kopi Jurnalis Medan, di
Jalan Agus Salim, Selasa
(10/12/2019) malam.
9 9 9 M M M
3. Survei Median: Mayoritas
Responden Anggap Pencalonan
Gibran Bukan Politik Dinasti
(16/12/19)
Kemudian, hasil survei Median
juga mencatat sebagian besar
responden pemilih pemula
menganggap majunya Gibran
bukan merupakan bentuk dinasti
politik. Hasil ini dilihat dari
pernyataan 68,5 responden berusia
4 4 4 M M M
69
17-19 tahun, 70,3 persen
responden berusia 20-29 tahun dan
63 persen responden berusia 30-39
tahun. 4. Kemudian, para pemilih usia tua
mayoritas menganggap majunya
Gibran di Pilkada Kota Solo
merupakan bentuk dinasti politik.
Hasil ini dilihat dari pernyataan
sebanyak 63 responden berusia 50-
59 tahun dan 55,6 persen
responden berusia di atas 60 tahun.
3 3 3 TM TM TM
5. Wapres: Tak Ada Dinasti
Politik, Saya Tak Minta Anak
Maju Pilkada (17/12/19)
Diusungnya Nur Azizah itu tidak
lepas dari hubungan komunikasi
yang sudah terjadi dengan elit
Partai Hanura.
4 9 9 M N TM
6. Sekjen Demokrat: Anak
Presiden atau Bukan, Punya
Kesempatan yang Sama
(17/12/19)
"Yang disebut dinasti misalnya,
anakku, itu ditunjuk aja, bukan
publik. Nah kalau publik yang
memilih kan enggak boleh
dimarahi, karena itu pilihan publik.
Karena itu harus kita luruskan
dinasti politik itu," kata Hinca di
Kompleks Parlemen, Senayan,
Jakarta, Selasa (17/12/2019).
4 4 4 M N M
7. Ketua Bidang Pemenangan Pemilu
(Bapilu) DPP PDI-P Bambang
Wuryanto mengungkapkan, setelah
resmi mendaftar, Bobby
selanjutnya menjalani tahapan
penjaringan di internal partai
berlambang banteng hitam
bermoncong putih tersebut.
7 7 7 N N M
8. Gibran: Jika Ada Dinasti Politik,
Saya Tak Mungkin Harus Kerja 9 9 9 M M M
70
Keras Bertemu Warga (6/1/20)
Oleh karena itu, warga diminta
menjelaskan jika ada yang
mempunyai prasangka bahwa
Gibran, anaknya Presiden Jokowi,
identik dengan dinasti politik
dalam kaitan dengan proses
pilkada.
9. Hasil survei internal, elektabilitas
Gibran sudah cukup ada
peningkatan.
7 7 7 M M M
10. Keluarga Jokowi di Pilkada
Dinilai Eksperimen Membangun
Dinasti Politik (15/1/20)
Namun, yang menjadi pertanyaan,
apakah Jokowi juga
mempersiapkan infrastruktur
kepada anggota-anggota
keluarganya yang masuk ke dunia
politik atau tidak.
3 3 3 N M N
11. Pengamat: Dinasti Politik
Menghambat Kesejahteraan
(20/1/20)
Menurut Arif, praktik dinasti
politik sejatinya terjadi di banyak
negara, termasuk negara kampiun
demokrasi.
3 3 3 TM TM TM
12. “Dinasti politik seperti ini juga
menjadi hambatan mewujudkan
demokrasi subtansial karena
pemimpin produk dinasti politik
tidak memiliki kepekaaan pada
persoalan masyarakat kecil,
sehingga makin sulit mewujudkan
cita-cita kesejahteraan,” ujarnya.
6 6 6 TM TM TM
13. Bawaslu Cermati Potensi Dinasti
Politik di Pilkada 2020 (29/1/20)
Ada pula adik ipar Jokowi, Wahyu
Purwanto juga akan mencalonkan
diri menjadi bupati Gunungkidul.
2 7 2 N N TM
71
14. Untuk diketahui, Pilkada 2020
akan digelar di 270 wilayah di
Indonesia, yang meliputi 9
provinsi, 224 kabupaten, dan 37
kota. Adapun hari pemungutan
suara Pilkada 2020 jatuh pada 23
September mendatang.
7 2 2 N N N
15. Disebut Dukung Keluarga
Jokowi-Ma’ruf di Pilkada, PSI
Tegaskan Tolak Politik Dinasti
(29/1/20)
Hal itu disampaikan Dewan
Penasihat DPD PSI Kota Surakarta
Antonius Yogo Prabowo sebelum
Gibran resmi mendaftarkan diri
sebagai bakal calon Wali Kota
Solo untuk Pilkada 2020.
3 4 3 TM TM TM
16. 100 Hari Jokowi-Ma’ruf:
Eksperimen Membangun Dinasti
Politik (3/2/20)
Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf
Amin telah berjalan lebih dari 100
hari. Publik menyoroti kinerja
Presiden dan Wakil Presiden
terpilih hasil Pemilu 2019 ini atas
sejumlah gebrakan kebijakan
selama 100 hari pertama kinerja.
7 7 7 TM N N
17. 100 Hari Jokowi-Ma’ruf:
Eksperimen Membangun Dinasti
Politik (3/2/20)
Namun, Bobby akhirnya resmi
mendaftarkan diri sebagai bakal
calon wali kota Medan melalui
Partai Golkar.
7 7 7 N N M
18. Bobby mengembalikan formulir
pendaftaran bakal calon wali kota
Medan ke sekretariat DPD Partai
Golkar Medan di Jalan Gatot
Subroto, Jumat (13/12/2019) siang.
7 7 7 N N M
19. Selanjutnya, terdapat Doli
Sinomba Siregar merupakan 2 7 2 N N M
72
keluarga dari besan Jokowi.
20. Bahkan, bersama bakal calon
lainnya, Nur Azizah telah
mengikuti fit and proper test yang
telah dilakukan oleh partai PDI-P,
PSI, Gerindra hingga PAN.
7 7 2 N N N
21. "Bagaimanapun, dinasti politik
turut berkontribusi merusak
kualitas demokrasi," ucap dia.
3 3 6 TM TM TM
22. Jokowi Jawab Kritikan soal
Eksperimen Dinasti Politik
Keluarganya (13/2/20)
Empat orang itu yakni, putra
sulung Jokowi, Gibran
Rakabuming Raka yang akan
mencalonkan diri di Pemilihan
Wali Kota Solo dan menantu
Jokowi, Bobby Afif Nasution juga
akan mencalonkan menjadi Wali
Kota Medan di Pilkada 2020.
2 9 2 N N M
23. Pada akhirnya, Gibran resmi
mendaftarkan diri sebagai bakal
calon wali kota Solo di kantor
DPD PDI-P Jawa Tengah, yakni di
Panti Marhaen Semarang, pada
Kamis (12/12/2019) siang.
7 7 7 N N M
24. Saat ini, Gibran menanti
rekomendasi PDI-P tentang siapa
calon Wali Kota-Calon Wakil Wali
Kota Solo yang sedianya
dijadwalkan akan diumumkan pada
awal 2020.
7 7 7 N N M
25. Selain Golkar, Doli juga mendaftar
penjaringan melalui PPP, PDI-P,
dan Hanura.
7 7 7 N N N
26. Terkait Tudingan Soal Dinasti
Politik, Ini Respons Bobby
Nasution (21/2/20)
"Kita ingin berbuat, ingin berbuat
di suatu daerah kita tempat lahir
kita di situ ya, saya rasa bukan
dinasti lah," ujar dia.
9 8 9 M M M
73
27. "Kalau bisa bertemu ya, kalau
bertemu untuk silaturahmi ya pasti
bisa-bisa saja," sambungnya.
9 7 9 N N M
28. Istrinya Dapat Rekomendasi
PDI-P di Pilkada, Bupati Sleman
Bantah Tudingan Dinasti
Politik(18/07/20)
"Ini kan bentuk demokrasi nanti
kita komunikasi dengan PAN. Kita
komunikasi dan kerja sama semoga
kerja sama yang baik, semua
kalangan itu bisa memperkuat
jalannya demokrasi," ujar Sri.
9 9 9 M M M
29. Gibran Harus Bisa
Membuktikan, Tidak Ada KKN
dan Politik Dinasti (19/7/20)
"Seperti misalnya tidak menyalahi
UUD 1945, UU Partai Politik, UU
Pemilu, UU Otonomi
Daerah/Pemerintah Daerah, atau
Peraturan Perundangan lainnya.
Contoh, di UUD 1945 yang telah
diamandemen 4 kali, pada Pasal
28C ayat (2), setiap orang berhak
untuk memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan
negaranya," kata dia.
1 1 1 M M M
30. Secara peluang, Supriyadi
mengatakan, Gibran memiliki
massa pendukung. Meski
demikian, ia juga harus
menyatukannya dengan massa
pendukung Teguh Prakoso.
4 2 4 M N M
31. Tepis Isu Dinasti Politik, PDI-P:
Gibran Berkompetisi di Internal
Partai (20/7/20)
Menurut Basarah, Gibran memiliki
hak politik yang sama seperti
warga negara lainnya, yaitu hak
untuk memilih dan dipilih.
4 4 4 M M M
74
32. Usung Calon Petahana dan Adik
Menaker di Pilkada Mojokerto,
Ini Alasan PDI-P (21/7/2020)
Ketua Badan Pemenangan Pemilu
DPD PDI-P Jawa Timur Deni
Wicaksono mengatakan, ada
beberapa alasan politik dalam
mengusung adik Menteri Ida
Fauziyah itu.
4 2 4 M M M
33. PDI-P: Gibran Anak Presiden,
tapi Punya Hak untuk
Mencalonkan Diri (22/7/20)
Sekjen PDI Perjuangan Hasto
Kristiyanto merespons isu dinastik
politik setelah menerbitkan
rekomendasi bagi Gibran
Rakabuming Raka sebagai calon
Wali Kota Solo 2020.
4 2 4 M M M
34. Ia menegaskan bahwa Gibran
mengikuti seluruh proses
kaderisasi dan pencalonan di
internal partai. Pemberian
rekomendasi untuk Gibran pun
disebut tidak dilakukan begitu saja.
4 2 9 M M M
35. Selain itu, Hasto menyinggung
pencalonan putri Wakil Presiden
Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah, di
Pilkada Tangerang Selatan.
4 2 9 M M M
36. Ini Jawaban Anak Pramono
Anung soal Politik Dinasti
(22/7/20)
Bakal calon bupati Kediri yang
diusung PDI-P, Hanindhito
Himawan Pramono tak
mempermasalahkan bila
pencalonannya dianggap dalam
politik dinasti.
9 9 4 M M M
37. Diikuti Tiga Kandidat dari
Keluarga Elite Politik, Pilkada
Tangsel Dinilai Lebih Kompetitif
(23/7/20)
2 2 8 N N N
75
Direktur Eksekutif Parameter
Politik Indonesia Adi Prayitno
mengatakan, tiga bakal pasangan
calon yang sudah muncul untuk
memperebutkan kursi nomor satu
di Tangsel relatif seimbang karena
tidak ada yang paling menonjol.
38. Kemudian Muhamad-Rahayu
Saraswati Djojohadikusumo
dengan atribut keluarga elite
politik Menteri Pertahanan
Prabowo Subianto yang didukung
Gerindra dan PDI Perjuangan.
2 2 7 M N N
39. Kondisi tersebut pun dinilai Adi
membuat kekuatan dari Benyamin
dan Pilar Saga yang merupakan
petahana sekaligus bagian dari
dinasti politik Banten cenderung
menurun.
2 2 3 TM N N
40. Gibran: Tidak Diwajibkan
Memilih Saya, Bisa Menang Bisa
Kalah (24/7/20)
Putra sulung Presiden Joko
Widodo itu mengatakan,
keikutsertaanya di Pilkada Solo
merupakan sebuah kontestasi
sehingga tidak ada jaminan ia akan
menang.
9 9 9 M N M
41. "Saya kan ikut kontestasi. Bisa
menang, bisa kalah. Tidak
diwajibkan memilih saya. Bisa
dipilih, bisa tidak," kata Gibran
dalam konferensi pers yang digelar
PDI-P secara daring, Jumat
(24/7/2020).
9 9 9 M N M
42. Soal Dinasti Politik, PDI-P Nilai
Terjadi di Hampir Seluruh
Partai (24/7/20)
Sekretaris Jenderal PDI
Perjuangan, Hasto Kristiyanto
mengatakan, isu dinasti politik
sejatinya terjadi di hampir semua
4 4 9 M N M
76
partai politik.
43. "Bagi PDI Perjuangan itu terjadi di
banyak partai. Hampir di seluruh
partai politik," kata dia.
4 4 4 M N M
44. Pengamat: Seharusnya Jokowi
Hambat Munculnya Dinasti
Politik (28/7/20)
Direktur Eksekutif Voxpol Center
Pangi Syarwi Chaniago menilai,
seharusnya Presiden Joko Widodo
mampu mencegah keluarganya
maju pada pemilihan kepala daerah
(pilkada) 2020.
3 3 6 TM TM TM
45. "Jokowi harusnya hambat juga
dinasti politik. Minta keluarganya
untuk tidak maju dulu, menahan
diri dulu untuk masuk ke politik
ini," ujar Pangi kepada
Kompas.com, Selasa (28/7/2020).
3 3 6 TM TM TM
46. 3 Partai Ini Usung Artis untuk
Lawan Politik Dinasti di
Kabupaten Bandung (28/7/20)
Sementara Dadang Supriatna yang
juga kader Partai Golkar, dalam
Pilkada Bandung akan didukung
sebagai calon bupati oleh Partai
Demokrat, PKB dan Partai
Nasdem. Untuk posisi calon
wakilnya, Dadang akan
dipasangkan dengan artis Sahrul
Gunawan.
2 2 9 N N M
47. Kritisi Politik Dinasti di Pilkada,
Perludem: Visi dan Misi Paslon
Harus Dieksplorasi (28/7/20)
"KPU betul-betul menekankan
kemampuan pengelolaan pilkada
kompetisi yang bisa meksplorasi
visi misi program yang dibawa
oleh kandidatnya. Jangan lagi visi
misi program itu hanya sifatnya
formalitas," kata Titi dalam diskusi
forum legislasi bertema "UU
3 3 8 TM TM N
77
Pilkada dan Kekhawatiran
Menguatnya Dinasti Politik",
Selasa (28/7/2020).
48. Ingin Ikut Pilkada Tangsel,
Rahayu Saraswati Minta
Masyarakat Lihat Rekam Jejak
Calon (20/8/20)
"Mohon dilihat dari calon yang
diajukan, rekam jejaknya seperti
apa? Terus mereka ini maju
motifnya apa?" katanya.
9 9 9 N N M
49. Pilkada Tangsel 2020 semula akan
digelar pada September 2020.
Masa penetapan nama calon
sebelumnya akan dilakukan pada 8
Juli 2020.
7 2 7 N N N
50. Bawaslu Sebut Dinasti Politik
Berpotensi Langgar Aturan
Politik (27/8/20)
Untuk mengantisipasi terjadinya
pelanggaran oleh calon kepala
daerah yang memiliki relasi
kekuasaan Bawaslu bekerja sama
dengan sejumlah pihak terkait
seperti Kementerian Dalam Negeri,
Komisi ASN (KASN), kepolisian,
hingga kejaksaan.
1 3 1 N N TM
51. Pejabat yang Untungkan
Kerabatnya Mencalonkan Diri
pada Pilkada Bisa Dipidana
(28/08/20)
Pilkada 2020 digelar di 270
wilayah di Indonesia yang meliputi
9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37
kota.
2 2 2 N N N
52. Soal Politik Dinasti, Mahfud
MD: Tidak Ada Hukum yang
Bisa Halangi Nepotisme (5/9/20)
Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan
(Menko Polhukam) Mahfud MD
1 1 1 M M M
78
menanggapi beragam polemik
mengenai politik dinasti dalam
Pilkada 2020.
53. Menurut Mahfud, tidak ada hukum
yang mengatur seorang kerabat
pejabat publik tidak boleh maju
diri sebagai calon kepala daerah.
1 1 1 M M M
54. Bantu Kampanye Putra Presiden
di Pilkada Solo, Megawati dan
Sandiaga Uno Siap "Turun
Gunung" (4/10/2020)
Dengan kehadiran Megawati
menjadi jurkam tersebut
diharapkan dapat meningkatkan
elektabilitas pasangan Gibran-
Teguh pada Pilkada nanti.
4 2 4 M M M
55. "Lebih dari 80 persen dari 29 istri
ini rata-rata suami mereka adalah
kepala daerah yang sudah habis
masa jabatannya. Sudah dua
periode, sehingga tidak bisa maju
lagi," kata dia.
2 2 2 N N N
56. "Lebih dari 80 persen dari 29 istri
ini rata-rata suami mereka adalah
kepala daerah yang sudah habis
masa jabatannya. Sudah dua
periode, sehingga tidak bisa maju
lagi," kata dia.
2 2 2 N N N
57. Kemudian hasil riset menunjukkan,
partai pengusung dinasti politik
terbanyak yaitu Golkar sebanyak
12,9 persen. Disusul PDI
Perjuangan 12,4 persen dan Partai
Nasdem 10,1 persen.
4 2 2 N N N
58. Selain itu, rekrutmen politik di
dalam partai tidak berjalan baik
sehingga dinasti politik kian parah.
5 5 5 TM TM TM
59. Cegah Dinasti Politik, Pakar
Usul Kandidat Kepala Daerah
Wajib Jadi Kader Parpol 5
Tahun (15/10/20)
Guru Besar Institut Pemerintahan
1 1 1 TM TM TM
79
Dalam Negeri (IPDN)
Djohermansyah Djohan
mengatakan, perlu ada perbaikan
undang-undang untuk mencegah
lahirnya dinasti politik di pemilu.
60. Menurutnya, mengurus suatu
daerah perlu kepemimpinan yang
matang. Dia mengatakan, syarat
usia yang ditetapkan dalam UU
Pilkada Nomor 10 Tahun 2016
sangat rendah, yaitu 30 tahun
untuk calon gubernur dan wakil
gubernur dan 25 tahun untuk calon
bupati dan wakil bupati dan wali
kota dan wakil wali kota.
1 5 5 TM TM TM
61. Perketat Aturan Maju Pilkada
demi Cegah Dinasti Politik
(16/10/20)
Temuan itu didapatkan Nagara
Institute setelah KPU menetapkan
pasangan calon kepala daerah
Pilkada 2020.
2 1 1 N TM TM
62. Sebanyak 124 kandidat terkait itu
tersebar merata di 270 daerah yang
menggelar pilkada.
2 2 2 N N N
63. "Selain daerah tersebut, dinasti
politik pada dasarnya tersebar
merata di berbagai daerah seluruh
Indonesia," kata peneliti Nagara
Institute Febriansyah Ramadhan.
2 5 2 N N N
64. "Kami memberikan ini sebagai
modal bagi seluruh warga untuk
tidak memilih siapapun yang
terafiliasi dengan dinasti politik,"
tuturnya.
3 3 3 TM TM TM
65. Satu Tahun Jokowi-Ma’ruf:
Kritik atas Munculnya Politik
Dinasti (21/20/20)
Bobby mengaku sempat mendapat
wejangan dari Presiden Jokowi
terkait keputusannya maju di
Pilkada 2020. Bobby mengatakan,
9 7 9 M N N
80
Jokowi memintanya untuk bisa
beradaptasi dengan dunia politik.
66. "Kalau berpartisipasi dalam
pilkada, yang menentukan rakyat,
bukan Jokowi. Dia bisa menang,
bisa tidak menang. Bisa dipilih,
bisa tidak dipilih, apa yang salah?
Semua orang berhak untuk dipilih
dan memilih di Indonesia," kata
Jokowi.
9 9 9 M M M
67. Politik Dinasti kabinet Jokowi-
Maruf, Politik dinasti tidak hanya
terjadi dalam keluarga Jokowi-
Ma'ruf. Anggota keluarga para
menteri Jokowi juga ikut
memperlihatkan praktik yang
sama.
2 2 2 N TM N
68. Politik Dinasti Meningkat Tiap
Pilkada, Pengamat Ingatkan
Bahayanya (28/10/20)
Pengamat politik dari Universitas
Paramadina Arif Susanto
menyebut praktik politik dinasti
cendrung mengalami peningkatan
jumlah setiap penyelenggaraan
pilkada.
3 6 6 TM TM TM
69. Pilkada Kota Makassar, Menilik
Peluang Adik Menteri Pertanian
(29/10/20)
Selain kuliah dan berorganisasi,
Irman juga bekerja sebagai legal
officer di di perusahaan milik salah
satu kakaknya yang bergerak di
bidang properti dan kontraktor.
2 2 2 N M M
70. Selama menjabat sebagai kepala
dinas pendidikan, None mendapat
sejumlah penghargaan seperti
pemrakarsa dan pelaksana bantuan
studi S1 dan S2 bagi mahasiswa
Sulawesi Selatan terbanyak pada
2016.
2 2 2 N M M
71. Maju Pilkada Kota Makassar, Saat 7 2 2 N M M
81
masih menjabat sebagai Kepala
Dinas Pendidikan, None
menyatakan niatnya maju pada
Pilkada Makassar 2020.
72. Pilkada Mojokerto, Saat Adik
Menaker Ida Fauziyah
Dampingi Petahana…
(29/10/2020)
Parpol pengusung pasangan calon
(paslon) ini adalah Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB), PDI-
P, serta Partai Bulan Bintang
(PBB).
4 2 2 M M M
73. "Saya dan Mas Pung (Pungkasiadi)
punya komitmen yang kuat
terhadap sektor UMKM. Untuk
sektor UMKM, kami menyiapkan
kartu UMKM Keren," ungkap
Titik Masudah, saat ditemui
Kompas.com, Minggu
(25/10/2020).
8 8 8 M M M
74. Pilkada Tangsel, Sosok
Keponakan Prabowo Janji
Politiknya hingga Serangan
Lawan (30/10/2020)
Kini, Sara maju sebagai calon
wakil wali kota di Pilkada Kota
Tangerang Selatan mendampingi
calon wali kota Muhamad.
Pasangan ini telah mendaftar ke
KPU Kota Tangerang Selatan pada
Jumat (4/9/2020).
7 7 7 N N N
75. "Saya pasti akan maju dengan 100
persen, berkomitmen membangun
Tangerang Selatan bersama Pak
Muhammad," kata Sara ditemui di
Jalan Kertanegara nomor 4,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
Senin (20/7/2020)
8 8 8 M M M
76. Adapun dalam kampanye tatap
muka secara terbatas, Sara sudah
menemui komunitas masyarakat di
7 7 7 M M M
82
Tangerang Selatan seperti Asosiasi
Pedagang Pasar Seluruh Indonesia
(APPSI) cabang Tangerang Selatan
dan komunitas Batak di kawasan
Kecamatan Serpong.
77. "Muhammad-Saraswati memiliki
program pengembang baik dalam
penataan offline (kios) dan strategi
online (e-commerce)," ujar Sara
saat menemui perwakilan Asosiasi
Pedagang Pasar Seluruh Indonesia
(APPSI) cabang Tangerang
Selatan, Jumat (9/10/2020).
8 8 8 M M M
78. Laporan tersebut dibenarkan oleh
Komisioner Divisi Penindakan
Bawaslu Tangsel Ahmad Jazuli.
7 7 7 N N N
79. "Pada hari itu kita tidak ada
kampanye yak. Kita juga enggak
ada ASN yang masuk ke dalam tim
kampanyenya kami. Apalagi yang
dilaporkan ke Bawaslu itu," ujar
Ari saat dikonfirmasi, Senin
(5/10/2020).
7 7 7 N N N
80. Ari mengatakan, pada 27
September tersebut tim pendukung
Muhamad-Sara memang tengah
berada di kawasan Jombang untuk
membagikan kaos. Namun,
kegiatan tersebut bukan agenda
resmi sehingga tidak diketahui ada
kehadiran ASN.
7 7 7 N N N
81. "Jika dikatakan tidak ditujukan ke
saya kan berarti ditujukan ke calon
wakil wali kota yang lain. Tapi hal
ini tidak pernah diklarifikasi," kata
Sara saat dikonfirmasi Senin
(26/10/2020).
9 7 9 M N N
82. Anak Pramono Anung Vs Kotak
Kosong di Pilkada Kediri, Tak
Lebih Mudah dari Lawan Sosok
Nyata (30/10/2020)
"Karena apa pun itu, kalau saya
berhasil orang akan menganggap,
9 9 9 M M M
83
jelas kamu anak Pramono. Kalau
gagal, bodoh sekali Dhito kamu
anaknya Pramono. Ini tidak perlu
dipusingkan," kata Dhito dalam
konferensi pers yang digelar PDI-P
secara virtual, 24 Juli 2020.
83. Salah satunya adalah
mengembangkan desa wisata. Ia
bahkan mengaku sudah blusukan
selama delapan bulan.
8 8 8 M M M
84. Dilansir dari pemberitaan
Kompas.com, 26 Juli 2020, Dhito
mengungkapkan memiliki tiga
program utama.
8 8 8 N M M
85. Program tersebut bertujuan
mengedukasi petani membuat
pupuk organik untuk digunakan
saat bercocok tanam di lahannya.
8 8 8 N M M
86. Khoirul Anam, tokoh Aliansi
Penegak Demokrasi Kediri
Djayanti (APDKD) selaku salah
satu penggerak mengungkapkan,
Posko Bumbung Kosong
bermunculan karena calon tunggal
dirasa tidak sehat untuk proses
demokrasi.
6 6 6 TM TM TM
87. Kegiatan kampanye ini akan
berlangsung hingga 5 Desember
2020. Sementara, pemungutan
suara akan digelar secara serentak
pada 9 Desember 2020.
2 2 2 N N N
88. Melihat Kans Gibran pada
Pilkada Solo, Akankah Mudah
Putra Presiden Lawan Orang
Biasa (30/10/2020)
Gibran berpasangan dengan Teguh
Prakosa dengan PDI-P sebagai
parpol pengusung utama.
Sementara lawannya, Bagyo
Wahyono-FX Supardjo, maju
lewat jalur independen.
2 2 2 N N N
89. Berdasarkan verifikasi dari KPU
Solo, mereka berhasil 4 2 2 M N M
84
mengumpulkan 38.831 surat
dukungan yang sah atau melebihi
batas minimal surat dukungan pada
Pilkada Solo, yaitu sebanyak
35.870.
90. Basis Jokowi dan PDI-P, Selain
diuntungkan dari dukungan parpol,
Gibran-Teguh bisa jadi mendapat
keuntungan karena Solo
merupakan basis Jokowi dan PDI-
P.
4 4 4 M M M
91. PDI-P saat ini menguasai DPRD
Solo dengan 30 kursi, sedangkan
lima partai lainnya harus berbagi
15 kursi yang disisakan partai
banteng.
4 4 4 M M M
92. Ketua Umum PDI-P yang juga
Presiden ke-5 RI Megawati
Soekarnoputri bahkan sampai
turun langsung menjadi juru
kampanye.
4 2 4 M M M
93. Begitu juga putri Megawati yang
saat ini menjabat sebagai Ketua
DPR, Puan Maharani.
4 2 4 M M M
94. "Karena sudah 75 tahun, politik ya
ngapunten (mohon maaf) hanya
janji-janji. Katanya untuk rakyat,
ternyata sama saja," terang dia.
3 3 3 TM TM TM
95. Siti Nur Azizah, Putri Wapres
yang Rela Lepaskan Status ASN
demi Jadi Wali Kota Tangsel
(30/10/2020)
Siti Nur Azizah menggandeng
Ruhamaben untuk maju dalam
Pilkada Tangsel. Ia mendaftarkan
diri ke Komisi Pemilihan Umum
(KPU) Tangsel pada Sabtu
(5/9/2020).
7 2 7 N N N
96. Pasalnya, Ruhamaben maju
sebagai bakal calon wakil wali
kota dari PKS.
4 2 4 M N N
97. "Kan tiket Pilkada di Tangsel 10
kursi, kalau bicara PKS dan 4 7 7 M N N
85
Demokrat sudah 13 kursi. Tapi,
kan bukan cuma mencukupi kursi
untuk tiket pilkada," kata Julham.
98. Bobby Nasution, Menantu
Jokowi di Gelanggang Politik
Pilkada Medan (31/10/2020)
Ia mengharapkan kepala
lingkungan bisa mengklaster
warganya dan membuat sistem
pelayanan terbuka.
8 8 8 M M M
99. "Semangat kolaborasi ini akan
menjadi penguatan kepada seluruh
elemen partai untuk menciptakan
'New Medan'. Kota Medan yang
penuh keberkahan," imbuh Bobby.
4 8 8 M M M
100. Apalagi, lanjut Hasto, masyarakat
Medan dan Sumatera Utara sudah
merasakan infrastruktur yang
sedang dibangun pemerintahan
Jokowi.
4 8 4 M M M
101. Jelang Debat Pilkada Gibran
dan Bobby, KSP: Jokowi Tak
Cawe-cawe (05/11/2020)
"Jadi semua berpulang pada
masing-masing kandidat Mas
Bobby atau Mas Gibran ya,
bagaimana proses kampanyenya,
bagaimana interaksi dengan
masyarakatnya, tanpa embel-embel
putra atau mantu presiden. Jadi
semuanya berdasarkan jerih payah
dan upaya Mas Gibran dan Mas
Bobby sendiri," kata dia.
9 7 9 M N N
102. Kemudian paslon Bagyo
Wahyono-FX Supardjo (Bajo)
diusung organisasi kemasyarakatan
(Ormas) Tikus Pithi melalui jalur
perseorangan atau independen.
4 2 2 M N N
103. 29 Istri Petahana Maju Jadi
Calon Kepala Daerah di Pilkada
2020 (6/12/20)
7 2 2 N N N
86
Namun pertarungan yang dihadapi
Safitri diprediksi tidak akan
mudah.
104. Menjawab keraguan terhadap
kapasitas Safitri, tim suksesnya
lantas merujuk pengalaman calon
nomor urut tiga itu sebagai anggota
DPRD Provinsi Maluku.
4 4 4 M N N
105. "Beta yakin kalau calon lain yang
terpilih, mereka harus bangun
pondasi baru, itu menandakan
perlu energi yang baru," kata Neo.
4 4 4 M N N
106. "Tapi kalau melanjutkan program,
Pak Tagop tahu betul tentang lobi-
lobi ke pemerintah pusat, tinggal
yang lain dilanjutkan oleh Ibu
Safitri Malik.
4 4 4 M M M
107. "Di jajak pendapat Lembaga
Survei Indonesia, Bu Nia
mendapatkan nilai tertinggi
sehingga Pak Obar dan Pak
Dadang dipanggil pimpinan Golkar
dan akhirnya memberikan izin.
4 2 2 M M M
108. "Alasannya nyaman, tidak ada
yang lain. Kedua, karena calon lain
tidak memberikan alternatif yang
lebih baik. Selama tidak keluar dari
mainstream yang ada, berat bagi
kompetitor untuk menang.
4 5 5 M M M
109. Pasal 7 huruf r UU 8/2015 tentang
Pilkada awalnya mengharuskan
calon kepala daerah tidak
berkonflik kepentingan dengan
petahana.
1 1 1 TM TM TM
110. Menakar Potensi Kemenangan
Kerabat Pejabat Jelang Pilkada
2020 (8/12/20)
Lantas bagaimana peluang
kemenangan tiga sosok kerabat
pejabat tersebut jelang Pilkada
2020?
2 2 2 N N N
111. "Situasi di Kota Solo, disebut jalan
tol karena kita melihat situasi dan 4 2 2 M M M
87
kondisi bagi pasangan nomor satu
Gibran dan wakilnya Teguh
Prakosa menang dengan telak di
Kota Surakarta," kata Qodari
dalam konferensi persnya, Senin
(7/12/2020).
112. Latar belakang politik, sebut
Qodari, juga cukup
menguntungkan pasangan Gibran-
Teguh. Pertama, PDI Perjuangan
sebagai partai pengusung pasangan
tersebut, unggul dalam beberapa
kali pemilu di Solo.
4 4 4 M M M
113. Samping itu, ada pula faktor
Jokowi yang memenangkan
pemilihan presiden sebanyak dua
kali yang menjadi faktor lainnya.
5 5 5 M M M
114. Jumlah responden di tiap kota 400
responden dengan tingkat
kesalahan atau margin of error
kurang lebih 4,9 persen.
7 2 7 N N N
115. Pilkada 2020 di Mata Media
Asing, Dinasti Politik Jokowi
Jadi Sorotan (09/12/20)
Putra pertama Jokowi, Gibran
Rakabuming Raka, mencalonkan
diri sebagai wali kota di Solo.
2 2 2 M N N
116. Gibran tampaknya mengikuti jejak
sang ayah yang mengawali karier
pemerintahan sebagai wali kota
Solo pada 2005, sebelum menjabat
2 periode sebagai presiden
Indonesia.
2 2 2 M M M
117. “Saya tidak pernah memaksa anak-
anak saya mengikuti saya atau
terjun ke politik, tidak ada hal
seperti itu,” kata Jokowi dalam
wawancara dengan Kompas TV,
November lalu, seperti dikutip
Bloomberg.
9 9 9 M M M
118. Hanindhito Himawan Pramono,
putra Sekretaris Kabinet Pramono
Anung, mencalonkan diri sebagai
2 2 2 M M M
88
bupati Kediri, Jawa Timur.
119. Di tempat lain, adik dari menteri
pertanian dan keponakan mantan
Wakil Presiden Jusuf Kalla itu
bercita-cita menjadi wali kota
Makassar. Sedangkan, adik dari
menteri tenaga kerja mencalonkan
diri sebagai wakil bupati
Mojokerto.
2 2 2 M M M
120. Aisah Putri Budiatri, Peneliti Pusat
Kajian Politik Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI),
mengatakan pemilu tahun ini
menunjukkan “kegagalan parpol
dalam merekrut calon kepala
daerah berdasarkan kader internal
partai”.
5 5 5 TM TM TM
121. Berdasarkan Hasil Hitung
Cepat, Tak Semua Dinasti
Politik Berjaya di Pilkada 2020
(10/12/20)
Berdasarkan hasil hitung cepat
lembaga survei Charta Politica
dengan sampel suara yang masuk
sebesar 100 persen, pasangan calon
nomor urut 1 Gibran Rakabuming
Raka-Teguh Prakosa memperoleh
87,15 persen suara.
10 10 10 N N N
122. Berdasarkan hasil hitung cepat
lembaga survei Charta Politica
dengan sampel suara yang masuk
sebesar 100 persen, pasangan calon
nomor urut 2 Bobby Nasution-
Aulia Rachman memperoleh 55,29
persen suara di Pilkada Medan.
10 10 10 N N N
123. Petahana Wakil Wali Kota
Tangerang Selatan Benyamin
Davnie masih unggul sementara
berdasarkan hasil hitung cepat dua
lembaga survei yang sampel
suaranya sudah masuk sebanyak
100 persen.
10 10 10 N N N
124. Efek Jokowi ini menurut Pangi 4 2 2 TM N N
89
berbeda dengan Wakil Ma‟ruf
Amin dan Prabowo yang tak
terlalu mengakar khususnya di
Tangerang Selatan.
125. Perolehan Suara Sementara
Dinasti Politik Pilkada 2020 di
13 Daerah, Mulai Solo, Medan,
Tangsel hingga Baru Selatan
(10/12/20)
Diberitakan Kompas.com, Rabu
(9/12/2020), setidaknya ada tiga
media massa yang memberitakan
tentang pilkada Indonesia 2020,
yaitu Bloomberg, Nikkei Asia, dan
Al-Jazeera.
3 2 2 TM N N
126. Melansir Al-Jazeera, 8 Desember
2020, dia mengungkapkan itu
adalah yang terbanyak dalam
sejarah Indonesia sejauh ini.
3 2 2 TM N N
127. Selain itu Ratu Tatu adalah adik
kandung dari mantan Gubernur
Banten, Ratu Atut Chosiyah
sekaligus ipar dari Wali Kota
Tangerang Selatan saat ini, Airin
Rachmi Diany.
2 2 2 N M N
128. Berikut ini rinciannya: (01)
Muhammad-Rahayu Saraswati: 41
persen (79.184 suara). (02) Siti
Nur Azizah-Ruhamaben 23,9
persen (46.182 suara). (03)
Benyamin Davnie-Pilar Saga
Ichsan 35,1 persen (67.899 suara).
10 10 10 N N N
129. Menurut hasil sementara real count
KPU hingga Kamis (10/12/2020)
sore, paslon 1 memperoleh 76,8
persen suara (438.932 suara).
10 10 10 N N N
130. 6. Pilkada Indragiri Hulu, Rezita
Melyani calon bupati nomor urut 2
merupakan istri dari Bupati
Indragiri Hulu, Riau, Yopi Arianto.
Dia berpasangan dengan Junaidi
Rachmat.
2 2 2 N N N
131. Kustini Sri Purnomo calon bupati 2 2 2 N N N
90
Sleman dengan nomor urut 3
merupakan istri dari Bupati
Sleman, Sri Purnomo. Dia
berpasangan dengan Danang
Maharsa.
132. Sedangkan lawannya adalah
sebagai berikut: (01) Danang
Wicaksana Sulistya-Raden Agus
Choliq: 30,8 persen (83.215 suara).
(02) Sri Muslimatun-Amin
Purnama: 30,1 persen (81.260
suara).
10 10 10 N N N
133. Adapun total suara yang masuk
adalah 68,55 persen (486 dari 709
TPS).
10 10 10 N N N
134. Dia berpasangan dengan Gerson
Eliaser Selsily. Berdasarkan hasil
sementara real count KPU hingga
Kamis (10/12/2020) sore, mereka
mendapatkan 39,5 persen (1.529
suara).
10 10 10 N N N
135. Putra Presiden Diprediksi
Menang Pilkada Solo, Pengamat:
Rentan Dinasti Politik (11/12/20)
Dia mengatakan anggapan tersebut
menuai perdebatan panjang sebab
sebagian pengamat membantah
bahwa apa yang terjadi bukanlah
dinasti politik.
4 3 3 M TM TM
136. Update hasil penghitungan suara
riil atau real count melalui website
KPU atau Sirekap tidak bisa
menjadi dasar penentuan
pemenang Pilkada 2020.
10 10 10 N N N