ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN ...

21
Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT. ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA PACIFIK, KECAMATAN PANGKALAN KOTO BARU, KABUPATEN LIMA PULUH KOTO, PROVINSI SUMATERA BARAT Mahdi Yono¹, Dian Hadiansyah², Alfi Sabri³, Email: [email protected] Dosen Program Studi Teknik Pertambangan (STTIND) Padang email: [email protected] Dosen Program Studi Teknik Pertambangan (STTIND) Padang email: [email protected] ABSTRAK: PT. Bintang Sumatera Pacifik merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan penambangan batuan andesit yang berposisi sebagai kontraktor dan pemasok di Kabupataen Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Setelah dilakukan pengamatan di lapangan, diketahui bahwa adanya longsor di 3 titik yang berada di daerah IUP dan wilayah penunjang. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan metode sistem informasi geografis (SIG) dengan cara overlay dari 5 peta parameter pengontrol terjadinya gerakan tanah, kemudian dapat disimpulkan bahwa lokasi penelitian masuk kedalam kelas kerawanan longsor menengah sampai tinggi. Berdasarkan data hasil pengamatan di lapangan dan melakukan pengambilan sampel tanah di 6 titik lokasi, lalu dilakukan pengujian sampel tanah di laboratorium yang diketahui bahwa kadar air daerah penelitian pada titik sampel ST4 dan ST5 termasuk jenis MH-OH yaitu tanah lempung-lanau dengan plastisitas tinggi dan kadar air nya lebih dari >50%. Kemudian untuk kadar air di daerah penelitian pada titik sampel ST1,ST2,ST3 dan ST6 termasuk jenis CL yaitu lempung tak organik dengan plastisitas rendah sampai sedang, lempung berpasir, lempung berlanau dengan kadar air kecil dari <50%. Berdasarkan hasil analisis yang didapat penulis menyarankan melakukan pemantauan dan evaluasi khusus nya di daerah IUP yang pernah terjadinya longsor agar selalu memperhatikan aliran drainase supaya tetap stabil dan membuat lereng tidak terlalu tinggi dibagian material yang dominan adalah lempung - lanau. Kata Kunci: Gerakan Tanah,SIG ABSTRACT: PT. Bintang Sumatera Pacifik is a company that conducts andesite rock mining activities as a contractor and supplier in Lima Puluh Kota Regency, West Sumatra Province. After field observations, it was found that there were landslides in 3 points in the IUP area and the supporting area. After analyzing using the geographic information system (GIS) method by overlaying from 5 map parameters controlling the occurrence of ground motion, then it can be concluded that the research location is included in the medium to high landslide hazard class. 1

Transcript of ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN ...

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKANMETODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DIDAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA PACIFIK,

KECAMATAN PANGKALAN KOTO BARU, KABUPATEN LIMA PULUH KOTO,

PROVINSI SUMATERA BARAT

Mahdi Yono¹, Dian Hadiansyah², Alfi Sabri³,Email: [email protected]

Dosen Program Studi Teknik Pertambangan (STTIND) Padangemail: [email protected]

Dosen Program Studi Teknik Pertambangan (STTIND) Padangemail: [email protected]

ABSTRAK:PT. Bintang Sumatera Pacifik merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan

penambangan batuan andesit yang berposisi sebagai kontraktor dan pemasok di Kabupataen LimaPuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Setelah dilakukan pengamatan di lapangan, diketahuibahwa adanya longsor di 3 titik yang berada di daerah IUP dan wilayah penunjang. Setelahdilakukan analisis dengan menggunakan metode sistem informasi geografis (SIG) dengan caraoverlay dari 5 peta parameter pengontrol terjadinya gerakan tanah, kemudian dapat disimpulkanbahwa lokasi penelitian masuk kedalam kelas kerawanan longsor menengah sampai tinggi.Berdasarkan data hasil pengamatan di lapangan dan melakukan pengambilan sampel tanah di 6titik lokasi, lalu dilakukan pengujian sampel tanah di laboratorium yang diketahui bahwa kadarair daerah penelitian pada titik sampel ST4 dan ST5 termasuk jenis MH-OH yaitu tanahlempung-lanau dengan plastisitas tinggi dan kadar air nya lebih dari >50%. Kemudian untukkadar air di daerah penelitian pada titik sampel ST1,ST2,ST3 dan ST6 termasuk jenis CL yaitulempung tak organik dengan plastisitas rendah sampai sedang, lempung berpasir, lempungberlanau dengan kadar air kecil dari <50%. Berdasarkan hasil analisis yang didapat penulismenyarankan melakukan pemantauan dan evaluasi khusus nya di daerah IUP yang pernahterjadinya longsor agar selalu memperhatikan aliran drainase supaya tetap stabil dan membuatlereng tidak terlalu tinggi dibagian material yang dominan adalah lempung - lanau.

Kata Kunci: Gerakan Tanah,SIG

ABSTRACT:PT. Bintang Sumatera Pacifik is a company that conducts andesite rock mining activities

as a contractor and supplier in Lima Puluh Kota Regency, West Sumatra Province. After fieldobservations, it was found that there were landslides in 3 points in the IUP area and thesupporting area. After analyzing using the geographic information system (GIS) method byoverlaying from 5 map parameters controlling the occurrence of ground motion, then it can beconcluded that the research location is included in the medium to high landslide hazard class.

1

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

Based on observational data in the field and taking soil samples at 6 location points, soil testingin the laboratory was then determined, and the water content of the study area at the ST4 andST5 sample points included MH-OH species, namely silt clay with high plasticity and watercontent of more than> 50%. Then for the water content in the study area at the sample point ST1,ST2, ST3 and ST6 including the type of CL that is non-organic clay with low to moderateplasticity, sandy clay, silty clay with a small water content of <50%. Based on the results of theanalysis obtained by the author, it is recommended to carry out special monitoring andevaluation in the area of IUP that had occurred landslides to always pay attention to thedrainage flow so that it remains stable and makes the slope is not too high in the dominantmaterial is silt clay.

Key words: Land Movement, GIS

1. PENDAHULUANKegiatan penambangan andesit di

PT. Bintang Sumatera Pacific pada periode2019 ini semakin berkembang seiringdengan berjalannya waktu. Situasi initerlihat dengan telah dimulainya aktifitaspenambangan dari melakukan l and clearing ,pengupasan over burden sampaipengambilan bahan galian yangmenggunakan proses peledakan yangdilakukan 1 (satu) minggu sekali. Secarageologi dan morfologi termasuk daerah yangunik, terutama pada wilayah-wilayah sekitarIzin Usaha Pertambangan (IUP) adanyabeberapa lokasi daerah perbukitan yangcuram berkisar 35º - 55º, serta mayoritasmaterial tanah bercampur batuan keras.Kondisi daerah yang demikian tidakmenutup kemungkinan mampu memicuterjadinya gerakan tanah yang dapatmengganggu aktivitas penambangan.

Berdasarkan data yang didapat dariPT. Bintang Sumatera Pacific bahwa luaswilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP)yaitu 6,060 hektar dan untuk wilayahpenunjang yang berada diluar wilayah IzinUsaha Pertambangan (IUP) yaitu seluas2,967 hektar. Setelah dilakukan peninjauan

langsung ke lapangan terdapat 6 (Enam) titikpengambilan sampel tanah, yang mana 3(tiga) titik diantara nya terdapat longsor padatanggal 06 februari 2019 yang ditemukan disekitar lokasi Izin Usaha Pertambangan(IUP). Beberapa permasalahan yang seringdijumpai di lapangan terkait dengan gerakantanah adalah akibat dari sifat teknis tanahyang dapat dikatakan buruk, diantaranyaditandai dengan kadar air yang tinggi dapatmempercepat terjadinya gerakan tanah sertamemiliki beberapa faktor pengontrolpenyebab terjadinya gerakan tanah.

Peningkatan bahaya ini akan lebihtinggi bila perusahaaan sama sekali tidakmenyadari dan tanggap terhadap adanyapotensi bencana tanah longsor di lokasitersebut. Pengalaman memperlihatkanbahwa kejadian-kejadian bencana alamselama ini telah banyak menimbulkankerugian dan penderitaan yang cukup beratbaik korban jiwa maupun material sebagaiakibat dari perpaduan bahaya tanah longsordan kompleksitas permasalahan lainnya.Untuk itu diperlukan upaya-upaya yangkomprehensif untuk mengurangi resikobencana tanah longsor, antara lain denganmelakukan kegiatan migitasi yaitu upaya-

2

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

upaya untuk meminimalkan dampak yangditimbulkan oleh bencana denganmelakukan analisis terhadap kerentanangerakan tanah.

Berdasarkan informasi yang didapatdari perusahaan bahwa daerah yang ditelitibelum diketahui tingkat zona kerentaangerakan tanah nya, maka dari itu perlu nyadilakukan pembuatan peta zona kerentanangerakan tanah yang merupakan salah satubentuk penanggulangan bencana, sehinggapenelitian tersebut harus mengacu padametode standar atau pedoman umum. Salahsatu pedoman umum yang dapat digunakanialah Standar Nasional Indonesia13-7124-2005 tentang penyusunan peta zonakerentanan gerakan tanah. Pedoman inimerupakan salah satu standar minimal bagipenyelenggara penanggulangan bencana.

Oleh sebab itu, perlu dilakukanpenelitian berupa pemetaan zona kerentanangerakan tanah menggunakan metode SistemInformasi Geografis (SIG) menjadi sangatpenting untuk meminimalisir kerusakan dankerugian baik secara fisik maupun sosial didaerah tersebut sehingga kita bisamelakukan berbagai macam cara melakukanpencegahan.

2. METODOLOGI PENELITIANJenis penelitian yang dilakukan adalah

penelitian mix-methods, yaitu suatu langkahpenelitian dengan menggabungkan duabentuk pendekatan dalam penelitian, yaitukualitatif dan kuantitatif. Penelitiankuanlitatif adalah suatu permodelanmatematis yang menggunakan model yangmengacu pada Pusat Penelitian Tanah danAgroklimat (Puslittanak) Bogor 2004sebagai alat untuk menganalisis keteranganyang ingin diketahui. sedangkan penelitiankualitatif adalah sebuah metode yangbersifat deskriptif atau memberikangambaran secara jelas dan sesuai denganfakta di lapangan. Penelitian ini juga

mengacu pada metode standar atau pedomanumum, salah satu pedoman umum yangdigunakan ialah Standar Nasional Indonesia(SNI) 13-7124-2005. Pedoman inimerupakan salah satu standar minimal bagipenyelenggara penanggulangan bencana. Model yang digunakan untukmenganalisis kerawanan kongsor adalahmodel pendugaan yang mengacu padapenelitian Puslittanak tahun 2004 denganformula :

SKOR TOTAL = 0,3FCH+0,2FBD+0,2FKL+0,2FPL+0,1FJT

Keterangan :FCH = Faktor Curah HujanFBD = Faktor Jenis BatuanFKL = Faktor Kemiringan lerengFPL = Faktor Penutupan LahanFJT = Faktor Jenis Tanah0,3;0,2;0,1 = Bobot nilai

No. Faktor

Pengontrol

Parameter Bobot Skor

1. Curah Hujan Sangat Basah (>3000)

Basah (2501-3000)

Sedang (2001-2500)

Kering (1501-2000)

Sangat Kering (<1500

30%

5

4

3

2

1

2 Kemiringan

Lereng

>140

56-140

21-55

14-20

8-13

3-7

<2

20%

5

4

3

2

1

1

1

3 Tataguna

Lahan

Tegalan, sawah

Semak belukar

Hutan dan perkebunan

Kota/pemukiman

Tambak,waduk,

perairan

20%

5

4

3

2

1

4 Jenis Tanah Regosol

Andosol, podsolik

5

4

3

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

Latosol coklat

Asosiasi latosol coklat

kekuningan

Aluvial

10% 3

2

1

5 Jenis Batuan Batuan vulkanik

Batuan sedimen

Batuan aluvial

20%

3

2

1

Klasifikasi hasil akhir dengananalisis skor dan dilakukan denganmelakukan overlay dari 5 parameter yangdidapat di lapangan. Kemudian dibuat 4kelas kerawanan longsor yaitu : rendah,sedang, tinggi dan sangat tinggi berdasarkanjumlah skor akhir, semakin besar jumlahskor maka semakin tinggi tingkatkerawanan,

2.1 Teknik Pengumpulan DataDalam teknik pengumpulan data

dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Pengukuran geometri lereng, stike dandip dibeberapa tempat yang terjadikelongsoran menggunakan kompasgeologi, meteran dan GPS (Garmin) danmelakukan pengambilan sampel tanahdi lokasi yang terjadi longsor.

2. Klasifikasi Tanah USCSProsedur yang dilakukan untuk

memperoleh data Klasifikasi Tanah USCSadalah sebagai berikut:

a. Pengujian Liquid Limitb. Pengujian Plastis Limit

2.1.1 Studi PustakaYaitu mengumpulkan data yang dibutuhkandengan membaca buku-buku literatur yangberkaitan dengan masalah yang akan dibahasdan data-data serta arsip perusahaansehingga dapat digunakan sebagai landasandalam pemecahan masalah yang akandibahas nantinya.

2.2 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data bertujuan untukmengetahui bagaimana cara dan prosesuntuk menyelesaikan permasalahan yangdihadapi sesuai dengan tujuan yang sudahditetapkan. Pada pengolahan data ini adabeberapa hal yang akan dibahas yaitu:

2.2.1 Klasifikasi tanah menurut USCS uji laboratoriumKlasifikasi yang digunakan untuk

melakukan pengujian laboratoriummekanika tanah yang mana ada 2 (dua) carapengujian yang dilakukan antara lain :

A. Pengujian Liquid Limit (Batas cair)Pemeriksaan ini dilakukan untuk

menentuan kadar air suatu tanah padakeadaan batas cair. Batas cair adalah kadarair batas dimana suatu tanah berubah darikeadaan cair menjadi keadaan plastis.

Adapun alat yang digunakan dalampengujian liquid limit antara lain:

1) Alat batas cair standart (cassagrande)2) Alat pembuat Alur (Groofing Tool)3) Sendok dempul (Spatula)4) Neraca dengan ketelitian 0,01 gram5) Air6) Oven yang dilengkapi dengan pengaturan suhu sampai 250°c

Dalam melakukan pengujian batasplastis dilakukan sekitar 4 kali percobaanuntuk mengetahui perbandingan dari setiappengujian yang di dapat dalam satu sampeltanah.

Batas Cair (LL)Banyaknya Pukulan SatuanNomor Cawan 1 2 3 4Berat Cawan Gram

4

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

Berat Cawan + Tanah Basah

Gram

Berat Cawan + Tanah Kering

Gram

Berat Air GramBerat Tanah Kering GramKadar Air %

Berat air = berat cawan tanah basah – Berat cawan tanah kering

Berat Tanah Kering = Berat cawan tanah kering – Berat cawan

Kadar air=Berat air

Berat Tanahkeringx100%

Setelah data kadar air telah didapat baru lah dibuat kurva penentuan batas cair tanah yang nanti nya akan terlihat dibawah ini.

Langkah kerja :

a) Giling sampel tanah hingga halusdengan keadaan kering, apabilasampel dalam keadaan basah harusdikeringkan terlebih dahulu didalamoven

b) Setelah sampel halus, timbangsampel sebanyak 100 gram,letakkan cawan yang berkapasitas100 gram tanah dalam keadaankosong diatas timbangan lalu tekan“TARE selama 5 detik untukmendapatkan berat kosong “0,00gram”, kemudian masukkan sampeltanah yang sudah halus kedalamcawan sebanyak 100 gram.

c) Timbang berat cawan kedap udaradalam keadaan kosong 1,2,3,4

d) Kemudian tanah yang sudah ditimbang di letakkan di wadahulekan dan tambahkan air sedikitdemi sedikit, usahakan tidak terlalulunak untuk mendapatkan pukulandiatas 25 kali 2 buah dan pukulandibawah 25 kali 2 buah apabilatanah dalam keadaan lunak atauterlalu banyak dicampur air.

e) Percobaan sampel 1 (satu) letakkantanah basah diatas mangkuk batasair, dan ratakan permukaan hinggabagian paling tebal sekitar 1 cm

f) Buat alur dengan membagi 2 tanahsampel tersebut dengan GroovingTools

g) Putar tuas alat dengan kecepatanjatuhan (pukulan) mangkuk 2putaran perdetik

h) Lakukan putaran terus hinggabelahan sampel bersinggungansepanjang 1.25cm akan tetapidikenyataannya tidak sampai1,25cm sudah merapat, kemudiancatatan jumlah pukulan nya

i) Masukkan sampel kedalam cawankedap udara yang sudah disiapkan

5

0 6 12 18 24 30 36

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1.88

26.66

43.75

28.57Sampel 1

Sampel 2

Sampel 3

Sampel 4

Jumlah Pukulan (Skala Log)

Kad

ar A

ir %

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

j) Panaskan masing-masing cawankedap udara kedalam oven selama20 menit dengan temperature 250°C

k) Kemudian lakukan pekerjaan yangsama di sampel yang berbedasehingga mendapatkan hasil yang diinginkan.

B. Pengujian Plastic Limit (Batas Plastis)Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk

menentukan kadar air suatu tanah padakeadaan batas plastis.

Adapun alat dan bahan yangdigunakan dalam pemeriksaan batas plastis(Plastic limit) antara lain :

a) Plat kaca 45 x 45 x 0,9 cmb) Sendok dempul Panjang 12,5 cmc) Neraca dengan ketelitian 0,01 gramd) Cawan kedap udarae) Tabung Ukurf) Airg) Oven yang dilengkapidengan

pengaturan suhu sampai 250°c

Batas PlastisNomor Cawan 1 2 3Berat cawan (gram)Berat cawan + tanah basah (gram)Berat cawan + tanah kering (gram)Berat air (gram)Berat tanah kering (gram)Kadar air (%)

Berat air = (Berat cawan + tanahbasah) – (Berat cawan + tanah kering)Berat tanah kering = (Berat tanah kering)– (Berat cawan)

Kadar air=Berat air

Berat Tanahkeringx100%

Langkah kerja :a) Giling sampel tanah hingga halus

dengan keadaan kering, apabilasampel dalam keadaan basah harusdikeringkan terlebih dahulu didalamoven

b) Setelah sampel halus, timbangsampel sebanyak 100 gram,letakkan cawan yang berkapasitas100 gram tanah dalam keadaankosong diatas timbangan lalu tekan“TARE selama 5 detik untukmendapatkan berat kosong “0,00gram”, kemudian masukkan sampeltanah yang sudah halus kedalamcawan sebanyak 100 gram.

c) Setelah sampel sudah siap ditimbang, langkah selanjutnyaletakkan sampel ke wadah ulekanuntuk dibuat bola-bola tanah yangdi campur air sehingga tanah mudahdibentuk seperti cacing-cacingukuran 3 milimeter dibuat diataskaca yang sudah disiapkan.Usahakan tanah dengan keadaan 3milimeter dalam kondisi retak-retakkecil secara merata sehingga dapatmengetahui batas plastisitasnya.

d) Timbang berat masing-masingcawan 1,2,3 dalam keadaan kosong

e) Lalu masukkan sampel yang sudahjadi sekitar 2 buah sampel cacingberukuran 3 milimeter kedalammasing-masing cawan 1,2,3 yangsudah disiapkan.

f) Selanjutnya masukkan ke 3 cawankedalam open pemanas selama 20menit dalam temperature 250°C

g) Setelah proses pemanasan selesaitimbang kembali berat sampel nya.

2.2.2 Analisis Pemetaan Zona KerentananGerakan Tanah

1. Pengolahan Data SpasialData spasial yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu dataanalog dan data digital. Data analog berupaPeta Jenis Tanah, Peta Jenis Penutupan Lahan,dan Peta Geologi. Sedangkan yang berupa datadigital adalah Peta Zona Kerentanan GerakanTanah, Peta Jenis Batuan, dan Peta

6

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

Kemiringan Lahan. Dalam pengolahan tahapawal setiap data harus dijadikan peta digital.Data analog berupa Peta Jenis Tanah, PetaGeologi serta Peta Curah Hujan diolah danmasing-masing dijadikan peta digital formatvektor. Peta digital format vektor merupakansalah satu jenis data masukan yang disimpandalam bentuk garis, titik dan poligon. Prosespemasukan data-data dilakukan melaluiseperangkat komputer dengan softwareArcgis 10.4.1. Data keluaran ini kemudiandigunakan sebagai data acuan penelitian.

Zona kerentanan gerakan tanahadalah suatu areal/daerah yang mempunyaikesamaan derajad kerentanan relatif(relative susceptibility) untuk terjadi gerakantanah. Maka dari itu pembuatan peta zonakerentanan gerakan tanah yang bergunauntuk memberi/memuat informasi tentangtingkat kecenderungan untuk dapat terjadigerakan tanah di suatu daerah. Dalammelaksanakan pemetaan daerah rawanbencana alam gerakan tanah ini akandigunakan gabungan metode mix-metodesyaitu kuantitatif dan kualitatif1) Metoda kualitatif (pendekatan secara

langsung)Metoda kualitatif merupakan analisis

yang menggunakan data hasil pemetaanlangsung di lapangan ditambah data darihasil analisis mekanika tanah hasilpenelitian terdahulu.Kriteria untuk zona kerentanan gerakantanah ini didasarkan pada kondisilapangan, yang meliputi :a. Penelitian gerakan tanah di lapangan,

meliputi : morfologi, pengambilancontoh tanah, geologi, kondisitataguna lahan, struktur geologi,aktifitas manusia, keterdapatangerakan tanah.

b. Mempelajari sifat fisik danketeknikan tanah hasil ujilaboratorium

c. Menyusun tingkat kerentanangerakan tanah

2) Metoda Kuantitatif (Statistik/pendekatan langsung)Metoda yang digunakan untuk

mendeterminasi faktor-faktor penyebabgerakan tanah yaitu dengan tumpang tindihpeta kejadian gerakan tanah (peta sebarangerakan tanah) dengan peta-peta parameterlainnya dengan menggunakan metode SIG(Sistem Informasi Geografis) untukmenghitung (mengevaluasi) unit atau kelasmana dari setiap individu peta yang penting(berpengaruh) terhadap kejadian gerakantanah. Metoda ini didasarkan atas penelitianyang mengacu pada Pulsittanak Bogor 2004yang menetapkan nilai bobot dari masing-masing unit pada setiap peta parameter. Tiapindividu peta parameter telah ditumpangtindih (overlay) dengan peta distribusigerakan tanah, kemudian tiap peta parameterakan menghasilkan nilai kerawanan gerakantanah pada tiap kelas (unit)-nya, metoda inidisebut metoda statistik. Tahapan dan prosedur perhitungan adalahsebagai berikut :

a. Tumpang tindih antara peta parameterdan peta distribusi gerakan tanah

b. Hitung luas daerah yang terkenagerakan tanah dan luas seluruh peta

c. Pada proses overlay setiap parametermemiliki klasifikasi skor berdasarkanmodel pendugaan pulistanak bogor2004 yang dikalikan dengan bobotmasing-masing parameter, kemudianhasil perkalian skor dan bobot tersebutdijumlahkan.

d. Klasifikasikan hasil dari penjumlahanmenjadi 4 kelas dengan menggunakantabel dominan untuk klasifikasipembagian zona, yaitu kerentanangerakan tanah sangat rendah,kerentanan gerakan tanah rendah,kerentanan gerakan tanah menengahdan kerentanan gerakan tanah tinggi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

3.1 Pengumpulan DataSebelum melakukan analisis

kestabilan lereng, terlebih dahulu dilakukanpengumpulan data yang diperlukan dalampenelitian ini berupa data primer dan datasekunder yang bersumber dari pengamatanlangsung di lapangan dan arsip perusahaan,adapun data-data tersebut berupa :

3.1.1 Data Primer

1. Data lapangan.

Data yang dikumpulkan melaluipengukuran di lapangan berupa data 3 titiklongsor dan data 6 titik sampel yang terdiridari:

a. Data lokasi titik longsor danpengambilan sampel

Ada 3 lokasi titik longsor kemudiandilakukan pengukuran danpengambilan sampel tanah,selanjutnya diberi kode sampeldisetiap titik kelongsoran sebagaiberikut :1) Kode Sampel ST1

Merupakan lokasi pertamaterdapatnya kelongsoran yangberada di bagian atas dekat(batas limit penambangan).

2) Kode Sampel ST2Merupakan lokasi ke-2 (dua)terdapatnya kelongsoran yang beradadi sebelah pinggir penambangan.

3) Kode Sampel ST3

Merupakan lokasi ke-3 (tiga) terdapatnya

kelongsoran yang berada di sebelah pinggir

sungai tepatnya di luar lokasi IUP PT.

Bintang Sumatera Pacific.

8

Hari : SeninTanggal : 05 Mei 2019Waktu : 10.00 WIBKoordinat : N 00º01’04,1”

E 100º44’57,3”Elevasi : 245 MeterPipa Sampel : ST1Jenis Tanah : Podsolik merah

kekuninganJenis Longsor : Longsoran BusurTinggi lereng : 5 MeterLebar lereng : 15 MeterPanjang Kemiringan Lereng

: 25 Meter

Strike Lereng : N 215 Dip Lereng : 50º

Hari : SeninTanggal : 05 Mei 2019Waktu : 11.00 WIBKoordinat : N 00º01’02,9”

E 100º44’50,7”Elevasi : 188 MeterKode Sampel : ST2Jumlah Sampel : Diameter lubang 0,5,

panjang setenga meterJenis Tanah : Podsolik merah kekuninganJenis Longsoran : Longsor AliranTinggi lereng : 5 MeterLebar lereng : 5 MeterPanjang Kemiringan Lereng

: 5 Meter

Strike Lereng : N 202Dip Lereng : 50º

Hari : SeninTanggal : 05 Mei 2019Waktu : 12.00 WIBKoordinat : N 00º01’10,9”

E 100º44’44,5”Elevasi : 154 MeterKode Sampel : ST3Jumlah Sampel : Diameter lubang 0,5,

panjang setenga meterJenis Tanah : Podsolik merah kekuninganJenis Longsoran : Longsoran AliranTinggi lereng : 20 meterLebar lereng : 10 meterPanjang Kemiringan Lereng

: 10 meter

Strike Lereng : N 230Dip Lereng : 45º

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

4) Kode Sampel ST4

Merupakan lokasi ke-4 (empat)

yang tidak ada kelongsoran tetapi

menjadi lokasi tambahan dalam

penambahan pengambilan sampel

tanah yang berada pada bagian top soil

(batas limit penambangan).

5) Kode Sampel ST5

Merupakan lokasi ke-5 (lima) yang

tidak ada kelongsoran tetapi menjadi

lokasi tambahan dalam penambahan

pengambilan sampel tanah yang

berada di luar IUP tepatnya dibagian

lahan perkebunan karet warga.

6) Kode Sampel ST6

Merupakan lokasi ke-6 (enam) yang

tidak ada kelongsoran tetapi menjadi

lokasi tambahan dalam penambahan

pengambilan sampel tanah yang berada

di luar IUP tepatnya dibagian pinggir

jalan raya.

2. Data Laboratorium

Data yang didapatkan pada pengujian

laboratorium adalah data batas cair (Liquid

Limit) menggunakan alat pengujian

casagrande dan data batas plastis (Plastic

Limit) menggunakan alat pengujian berupa

plat kaca. Sampel yang digunakan berupa

sampel tanah yang didapat dari 6 (enam)

titik pengambilan. Setiap sampel terdiri dari

1 (satu) sampel tanah yang diambil

menggunakan pipa besi berdiameter 0,5 dan

panjang 50 cm. Sampel diambil disekitar

9

Hari : SeninTanggal : 05 Mei 2019Waktu : 16.00 WIBKoordinat : N 0º 0’ 04.1”

E 100º 44’ 57,3”Elevasi : 279 MeterKode Sampel : ST4Jumlah Sampel : Diameter lubang 0,5,

panjang setenga meterJenis Tanah : Podsolik merah

kekuninganTinggi lereng : 5 MeterLebar lereng : 5 MeterPanjang Kemiringan Lereng

: 5 Meter

Strike Lereng : N 320 Dip Lereng : 45º

Hari : SelasaTanggal : 06 Mei 2019Waktu : 09.00 WIBKoordinat : N 0º 0’12.2”

E 100 º45’11.0”Elevasi : 370 MeterKode Sampel : ST5Jumlah Sampel : Diameter lubang 0,5,

panjang setenga meterJenis Tanah : Podsolik merah

kekuningan

Hari : SelasaTanggal : 06 Mei 2019Waktu : 09.00 WIBKoordinat : N 0º 00’ 51.7”

E 100º44’36.2”Elevasi : 270 MeterKode Sampel : ST6Jumlah Sampel : Diameter lubang 0,5,

panjang setengah meterJenis Tanah : Podsolik merah

kekuningan

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

lereng tambang dan beberapa titik

pengambilan tambahan sehingga sampel

yang digunakan 6 (enam) sampel untuk 1

(satu) jenis tanah.

3.1.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yangtelah ada di perusahaan, bersumber dari arsipdan literatur yang menyangkut kajianpenelitian berupa:

1. Data dan peta curah hujan tahun2018 (BMKG Sicincin)

2. Data dan peta tataguna lahan,jenis tanah BAPPEDA LimaPuluh Kota dan jenis batuan.

3. Peta geologi4. Peta topografi5. Peta kemiringan lereng6. Data Koordinat IUP dan WP7. Data kondisi geomorfologi

SRTM USGS 20198. Data tataguna lahan lokasi

penelitian

3.2 Pengolahan Data

Setelah melakukan pengumpulan datayang dibutuhkan dalam penelitian, makaselanjutnya adalah pengolahan data, dalampengolahan data ini bertujuan untukmengetahui kadar air tanah dari masing-masing titik pengambilan sampel,mengetahui faktor-faktor pengontrolterjadinya gerakan tanah dan mengetahuidaerah zona gerakan tanah agar dapatmenjadi reverensi bagi PT. BintangSumatera Pacific.

3.2.1 Penentuan Kadar Air

A. Uji Batas Cair (Liquid Limit)Uji batas cair tanah dilakukan dengan

menggunakan alat casagrande, pengujian ini

dibutuhkan untuk menentukan kadar airtanah. Batas cair adalah kadar batas dimanasuatu tanah berubah dari keadaan cairmenjadi keadaan plastis. Dalam pengujianini ada sejumlah 6 (enam) sampel tanahdibeberapa titik pengambilan berbeda.

Dari hasil pengujian liquid limit nantiakan dilihat berdasarkan wilayah zonakerentanan gerakan tanah yang ada di daerahIUP PT. Bintang Sumatera Pacific, yangmana nantinya akan di analisis sebagai datapendukung dalam pembuatan pemetaan zonakerentanan gerakan tanah di dalam skalapeta 1 : 5.000.

B. Uji Batas Plastis (Plastic Limit)Batas plastis adalah kadar air tanah

pada kedudukan antara daerah plastis dansemi padat. Uji batas plastis tanah dilakukandengan menggunakan alat berupa plat kacayang berguna untuk membuat tanahberbentuk cacing yang berukuran 3milimeter dengan kondisi retak-retak.Pembuatan 1 (satu) buah sampel tanah yangberbentuk cacing yang berukuran 3milimeter tidak lah mudah, dibutuhkanketelitian dan kesabaran dalam prosespembuatan nya sampai sampel yang dibuatdalam kondisi retak-retak nya merata tidakpatah.

Dapat ditarik kesimpulan dari hasilpengujian liquid limit dan plastic limit,bahwa batas cair adalah nilai kadar air tanahdalam kondisi tanah antara cair dan plastis.dari hasil pengujian liquid limit sampelST1= 26,83%, ST2= 20,5%, ST3= 41,18%,ST4= 56,42%, ST5= 51,31%, ST6= 48,30%dan untuk pengujian plastic limit sampelST1= 44,33%, ST2= 41,33%, ST3= 36%,ST4= 60,66%, ST5= 52,33%, ST6= 38,66%.

Berdasarkan hasil akhir yang didapat daripengujian laboratorium mekanika tanahdapat direkapitulasikan sebagai berikut:

10

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

No. PENGUJIANNAMA

SAMPELKADARAIR %

1 Liquid Limit ST1 26,832 Liquid Limit ST2 20,53 Liquid Limit ST3 41,184 Liquid Limit ST4 56,425 Liquid Limit ST5 51,316 Liquid Limit ST6 48,30

7 Plastic Limit ST1 44,338 Plastic Limit ST2 41,339 Plastic Limit ST3 36

10 Plastic Limit ST4 60,6611 Plastic Limit ST5 52,3312 Plastic Limit ST6 38,66

3.2.2 Parameter Faktor Pengontrol

Terjadinya Gerakan Tanah

3.2.2.1 Curah Hujan

Curah hujan merupakan salah satu

unsur iklim yang besar perannya terhadap

kejadian longsor. Infiltrasi air hujan ke

dalam lapisan tanah akan menjenuhi tanah

dan melemahkan material pembentuk lereng

sehingga memicu terjadinya longsor. Hujan

dengan curahan dan intensitas yang tinggi

akan memberikan bahaya gerakan tanah

yang lebih tinggi.

Berdasarkan data yang didapat dari

BMKG Sicincin pada tanggal

22 April 2019, dapat dijelaskan bahwa pada

tahun 2018 daerah penelitian termasuk

kedalam daerah curah hujan diangka 3641

mm dengan luas yaitu 297,086 ha. Hal ini

berarti daerah penelitian berada pada

kawasan yang mempunyai curah hujan rata-

rata tahunan yang relatif tinggi yaitu

> 3.000 mm/tahun tergolong kedalam daerah

sangat basah.

Data curah hujan yang didapat dari BMKG

Sicincin tahun 2018 dapat dilihat ditabel

dibawah ini, kemudian dibuat sebaran

spasial curah hujan lokasi penelitian

Data Curah Hujan BMKG Sicincin daerah

Pangkalan Kabupaten Lima Puluh Kota

Tahun 2018

Data Skor Dan Bobot Curah Hujan Daerah

Penelitian

11

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

3.2.2.2 Jenis Tanah

Jenis tanah yang bersifat lempung danpasir merupakan jenis tanah yang mudahmeloloskan air. Sifat tersebut menjadikantanah bertambah berat bobotnya jikatertimpa hujan. Apabila tanah tersebutberada diatas batuan kedap air padakemiringan tertentu maka tanah tersebutakan berpotensi menggelincir menjadilongsor. Berdasarkan data yang didapat dariBAPPEDA Lima Puluh Kota, khusus didaerah Kec. Pangkalan Koto Baru padatanggal 23 April 2019, dapat dijelaskanbahwa jenis tanah yang mendominasidaerah. penelitian adalah jenis tanah Podsolikmerah kekuningan dengan luas yaitu

297,086 ha. Pada umum nya daerahpenelitian termasuk kedalam jenis tanahpodsolik merah kekuningan yang memilikitingkat porositas yang baik dan kadar airnyalebih dari 50%, oleh sebab itu dapatdisimpulkan bahwa daerah penelitianmerupakan daerah yang rentan sekaliterhadap kelongsoran. Adapun Sebaranspasial jenis tanah di daerah penelitianselengkapnya disajikan pada peta jenis tanahyang dibuat menggunakan aplikasi arcgisdengan skala 1: 5000.

12Tabel 4.22

Data Skor Dan Bobot Jenis Tanah Daerah

Penelitian

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

3.2.2.3 Jenis Batuan

Struktur batuan dan komposisi mineralogimerupakan salah satu faktor yangmenyebabkan terjadinya longsor. Di daerahpegunungan, jenis batuan didominasi olehbahan Volkanik dan Aluvial. Dimana batuanini terbentuk dari batu liat, dan batu liatberbatu yang mempunyai sifat kedap airsehingga pada kondisi jenuh air dapatberfungsi sebagai bidang luncur padakejadian longsor. Berdasarkan Peta Geologi

Lembar Pekanbaru Skala 1 : 250.000 khususnya di daerah IUP PT. Bintang SumateraPacific, batuan dasar/induk daerah penelitiandapat dikelompokkan menjadi 2 satuanbatuan yaitu Batuan Vulkanik, dan BatuanAluvial. Daerah penelitian didominasi olehformasi geologi batuan vulkanik yaitu290,087 ha (97,64%) dari luas daerahpenelitian sedangkan formasi geologi BatuanAluvial merupakan formasi geologi denganluasan terkecil di daerah penelitian denganluasan 6,999 ha (2,35%).

13

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

3.2.2.4 Kemiringan Lereng

Unsur topografi yang paling besar

pengaruhnya terhadap bencana longsor

adalah kemiringan lereng. Semakin curam

lerengnya maka semakin besar dan semakin

cepat longsor terjadi. Pada lereng 56-140%

longsor sering terjadi, terutama disebabkan

oleh pengaruh gaya gravitasi. Namun pada

kenyataannya tidak semua lahan/wilayah

berlereng mempunyai potensi terjadinya

longsor melainkan tergantung pada

karakter lereng beserta materi penyusunnya

terhadap respon tenaga pemicu, terutama

respon lereng tersebut terhadap curah hujan,

selain itu potensi terjadinya longsor

tergantung dari keberadaan vegetasi pada

kondisi lereng tersebut karena lereng mampu

bertahan dalam kondisi kestabilan vegetasi

yang terbatas.

Berdasarkan hasil pengolahan peta

kontur daerah penelitian menjadi peta kelas

lereng dengan menggunakan analisis DEM

(Digital Elevation Model) dari forum USGS

2019, daerah penelitian diklasifikasikan

menjadi lima kelas kemiringan lereng

berdasarkan dari jurnal Ike Bermana, 2006

yaitu kelas kemiringan lereng datar dengan

14

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

sudut lereng berkisar antara <2%, kelas

kemirigan lereng sedikit miring 3-7%, kelas

kemiringan lereng miring 8-13%, diangka

kemiringan lereng agak curam (14-20%),

kelas kemiringan lereng curam (21-55%),

kelas kemiringan lereng sangat curam (56-

140%) dan kelas kemiringan lereng sangat

curam ekstrem (>140%). Kelas kemiringan

lereng curam sampai sangat curam

mendominasi daerah penelitian dengan luas

265,952 ha (89,51%), sedangkan kelas

kemiringan lereng sedikit miring sampai

miring merupakan kelas kemiringan dengan

luasan terkecil di daerah penelitian yaitu

31,147 ha (10,47%).

3.2.2.5 Tataguna Lahan

Banyaknya perubahan vegetasi(sebagai tutupan lahan) dari areal tegakanhutan atau vegetasi lebat menjadi kebuncampuran, semak beukar, pemukiman, ataumenjadi lahan kosong akan sangatberpengaruh besar terhadap gerakan tanahterutama pada area hutan yang diubahmenjadi lahan pertambangan. meyatakan

15

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

bahwa peranan vegetasi pada kasus longsorsangat kompleks. Pada kasus tertentutumbuhan yang hidup pada lereng dengankemiringan tertentu justru berperan sebagaipenambah beban lereng yang mendorongterjadinya longsor.

Berdasarkan data yang didapat dariBAPPEDA Lima Puluh Kota, khusus didaerah Kec. Pangkalan Koto Baru sertatinjauan langsung ke lapangan, dapatdijelaskan bahwa hasil up-dating petapenutupan lahan tahun 2019, diketahui jenisdan persentase penutupan lahan di daerahpenelitian sebagian besar didominasi olehhutan, perkebunan campuran dan semakbelukar. Adapun sebaran spasial penutupanlahan selengkapnya disajikan pada peta

tataguna lahan dibawah ini. Setelahdilakukannya pemetaan tataguna lahan didaerah penelitian, selanjutkan melakukanpemberian skor dari setiap parameter yangdidapat.

3.3 Analisis Daerah Zona KerentananGerakan Tanah

3.3.1 Model Pendugaan Bencana TanahLongsor

Pendugaan kawasan bencana tanahlongsor dilakukan dengan menggunakanmodel pendugaan pulsittanak bogor, 2004yang bersumber dari jurnal Riki Rahmad.Berdasarkan model tersebut parameter yang

16

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

digunakan untuk menduga kawasan rawanlongsor meliputi parameter curah hujan,jenis batuan, jenis tanah, kemiringan lahan,dan penutupan lahan

Berdasarkan hasil analisis 5 parameterpengontrol terjadinya gerakan tanah denganmenggunakan model pendugaan PulsittanakBogor, 2004 diperoleh 4 kriteria interval skorkelas kerawanan tanah longsor yaitu sangatrendah, rendah, menengah dan tinggi yangmana dapat dilihat pada tabel 2.7, halaman 34.Tingkat kerawanan tanah longsor yangtersebar di daerah PT. Bintang Sumatra Pacificterbentuk setelah penggabungan (overlay)semua parameter.

Berdasarkan hasil analisis skor totalhasil tumpang susun (overlay) parameter yangada di lokasi penelitian diperoleh klasifikasikelas kerawanan dengan interval skor masing-masing tingkat kerawanan dimana semakintinggi total skor maka semakin tingggi tingkatkerawanan tanah longsor di wilayah tersebut.

Akan tetapi teori dari pulsittanak bogor,2004bersumber dari jurnal Riki Rahmad 2018,yang mana penelitian tersebut menelitidaerah satu kabupaten. Dalam pemakaianteori skor dan bobot tidak ada kendala tetapiada sedikit perbedaan ketika menentukankelas kerawanan di daerah penelitian yangseluas 297,086 ha. Perbedaan nya dapatdilihat bahwa sumber jurnal menjelaskandiangka interval skor 3,1 - 4,5 tergolong

kelas kerawanan sangat rendah akan tetapiketika dilakukan perhitungan interval skorkerawanan gerakan tanah di daerahpenelitian, yang mana telah disesuaikandengan kondisi lapangan bahwa diangka3,9 - 41 tergolong kelas kerawanan tinggiseperti yang tercantum dibawah ini

Interaval Skor (%) Kelas Kerawanan<3,1 Sangat rendah

3,3 – 35 Rendah3,6 - 3,8 Menengah3,9 - 4,1 Tinggi

Klasifikasi hasil akhir yang didapat

dari overlay 5 parameter faktor ngontrol

terjadinya gerakan tanah, kemudian

dilakukan analisis skor dengan 4 kelas

kerawanan longsor yaitu: sangat rendah,

rendah, sedang, menengah, dan tinggi.

17

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

4. KESIMPUAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan

pembahasan mengenai pemetaan zona

kerentanan gerakan tanah dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis akhir setelah

dilakukannya overlay dari 5 (lima)

parameter peta yang dibuat dan sudah

disesuaikan dengan kondisi lapangan,

maka daerah PT. Bintang Sumatera

Pacific dapat dibagi menjadi 4 (empat)

zona kerentanan gerakan tanah, yaitu:

a) Zona Kerentanan Gerakan

Tanah Sangat Rendah, meliputi

luas 2,580 hektar atau 0,86 %

dari seluruh daerah pemetaan.

b) Zona Kerentanan Gerakan

Tanah Rendah, meliputi luas

11,666 hektar atau 3,92 % dari

seluruh daerah pemetaan.

c) Zona Kerentanan Gerakan

Tanah Menengah, meliputi luas

165,742 hektar atau 55,78 % dari

seluruh daerah pemetaan.

d) Zona Kerentanan Gerakan

Tanah Tinggi, meliputi luas

117,377 hektar atau 39,50 % dari

seluruh daerah pemetaan.

2. Faktor pengontrol yang sangat

mempengaruhi terjadinya gerakan

tanah di daerah pemetaan ada 3 (tiga)

18

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

faktor antara lain: kondisi geologi,

kemiringan lereng dan jenis

tanah/pelapukan.

3. Berdasarkan hasil analisis pengujian

laboratorium mekanika tanah dari 6

(enam) titik lokasi pengambilan

sampel yang berbeda di lapangan,

yang mana proses pengujiannya

menggunakan batas atterberg untuk

menggambarkan batas-batas

konsistensi tanah dengan

mempertimbangkan kandungan kadar

air tanah.

Batas-batas yang digunakan dalam

melakukan pengujian sebagai berikut:

a) Pengujian Liquid Limit

Hasil akhir dari pengujian liquid limit

didapat kadar air sampel

ST1 = 26,83%, ST2 = 20,5%,

ST3 = 41,18%, ST4 = 56,42%,

ST5 = 51,31%, ST6 = 48,30%.

b) Pengujian Plastic Limit

Hasil akhir dari pengujian plastic limit

didapat kadar air dari sampel

ST1 = 44,33%, ST2 = 41,33%, ST3 =

36%, ST4 = 60,66%, ST5 = 52,33%,

ST6 = 38,66%.

Dapat di tarik kesimpulan

berdasarkan hasil kadar air yang

didapat dari pengujian liquid limit dan

plastic limit, kemudian dicocokkan

dengan klasifikasi Unified Soil

Classification System (USCS). Kadar

air daerah penelitian pada titik sampel

ST4 dan ST5 termasuk jenis MH-OH

yaitu tanah lempung-lanau dengan

plastisitas tinggi yang diketahui kadar

air sebagian besar lebih dari >50%.

Kemudian kadar air di daerah

penelitian pada titik sampel ST1, ST2,

ST3 dan ST6 termasuk jenis CL yaitu

lempung tak organik dengan plastisitas

rendah sampai sedang, lempung

berpasir, lempung berlanau dengan

kadar air kecil dari < 50%.

4.2 SaranUpaya yang dapat dilakukan dalam

mengurangi dan memperkecil kemungkinan

terjadinya peningkatan tingkat daerah rawan

longsor, meliputi:

1. Perlu upaya pemantauan dan evaluasi

khusus nya di daerah IUP yang pernah

terjadinya longsor agar selalu

memperhatikan aliran drainase agar tetap

stabil dan membuat lereng tidak terlalu

tinggi dibagian material yang dominan

adalah lempung - lanau.

2. Melakukan pemindahan lokasi wilayah

penunjang agar tidak terlalu dekat dari

lokasi penambangan, yang mana lokasi

19

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

tersebut sangat rentan sekali terjadinya

gerakan tanah yang dihasilkan dari proses

peledakan maupun dari faktor pengontrol

yang mempengaruhi terjadinya gerakan

tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Alivia Desi Anita Kusuma Ningtyas, dkk.2013. Analisa Tingkat PergerakanTanah Di Areal Tambang TerbukaDitinjau Dari Survey Terestris danData Geologi, Teknik Geomatika,Fakultas Teknik Sipil danPerencanaan, Institut TeknologiSepuluh November, Surabaya. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-30004-3509100045-Paper.pdf.(08/10/2018).

Ardi Chandra Yunianto. 2011. SkripsiAnalisis Kerawanan TanahLongsor Dengan Aplikasi SistemInformasi Geografis (Sig) DanPenginderaan Jauh Di KabupatenBogor, Fakultas Kehutanan,Institut Pertanian Bogor.https://anzdoc.com/queue/analisis-kerawanan-tanah-longsor dengan-aplikasi-sistem-info.html,(20/02/2019).

Arif Irwandy. 2016 Geoteknik Tambang(Mewujudkan Produksi Tambangyang Berkelanjutan denganMenjaga Kestabilan Lereng,PT. Gramedia Pustaka Utama(Anggota IKAPI), Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional, StandarNasional Indonesia (SNI). 2005.Penyusunan Peta ZonaKerentanan Gerakan

Tanah,https://kupdf.net/download/sni-penyusunan-peta-zona-kerentanan-gerakan tanah_58e268d7dc0d60f40c897108_pdf.(20/02/2019)

Clarke, M. C. G., Kartawa, W., Djunuddin,A., Suganda, E., dan Bagdja, M.1982. Peta Geologi LembarPakanbaru, Sumatra, Skala 1 :250.000, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi, Bandung.

Dinas Geologi Sumberdaya Mineral. 2007.Laporan Pemetaan DaerahRawan Gerakan TanahKabupaten Tanah Datar ProvinsiSumatra Barat. Padang.

Dinas Geologi Sumberdaya Mineral. 2015.Dokumen Dinas Energi danSumber Daya Mineral (ESDM)Pemprov Sumatera Barat.Padang.

Hary Christady Hardiyatmo. 2010.Mekanika Tanah 1 Edisi V,Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

Hary Christady Hardiyatmo. 2006.

Penanganan Tanah Longsor dan

Erosi, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

20

Mahdi Yono : ANALISIS GERAKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH IUP PT. BINTANG SUMATERA, KECAMATAN PANGKALAN KOTO

BARU, KABUPATEN LIMA PUUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

Ike Bermana. 2006. KlasifikasiGeomorfologi Untuk PemetaanGeologi Yang Telah Dibakukan,Jurusan Geologi, FMIPA,Universitas Padjadjaran, Bandung.http://jurnal.unpad.ac.id/bsc/article/view/8125. (01/03/2019).

Riki Rahmad, Suib dan Ali Nurman. 2018.Aplikasi SIG Untuk PemetaanTingkat Ancaman di KecamatanSibolangit, KabupatenDeli Serdang, Sumatera Utara.Pendidikan Geografi,Fakultas Ilmu Sosial, UniversitasNegeri Medan, Medan.https://www.researchgate.net/publication/325318418_Aplikasi_SIG_Untuk_Pemetaan_Tingkat_Ancaman_Longsor_Di_Kecamatan_Sibolangit_Kabupaten_Deli_Serdang_Sumatera_Utara/download. (08/11/2018).

Riko Ervil, dkk. 2016. Buku PanduanPenulisan dan Ujian Skripsi.Sekolah Tinggi Teknologi Industri.Padang.

Riko Ervil, dkk. 2019. Buku PedomanPenulisan Laporan Kerja Praktekdan Tugas Akhir. Sekolah TinggiTeknologi Industri. Padang.

Silvianengsih, Liliwarti, dan Satwarnirat.2015. Pengaruh Kadar AirTerhadap Kestabilan Lereng(Kampus Politeknik NegeriPadang). Rekayasa Sipil,Politeknik Negeri Padang.Padang. https://www.scribd.com/document/385574687/pengaruh-kadar-air-terhadap-kestabilan-l-pdf.08/10/2018

Yogi Saktyan Respati, dkk. 2010. AnalisisGIS Terhadap Gerakan Tanahdi Girimulyo, Kulonprogo, D.I.Yogyakarta, dan KajianFaktor – Faktor Pengontrolnya.Geological Engineering Department.Gadjah Mada University.Yogyakarta. http://hmtg.ft.ugm.ac.id/web/wp-content/uploads/Analisis-GIS-Terhadap-Gerakan-Tanah-diGirimulyo.pdf, 08/10/2018.

21