afrika selatan

25
Nama : Dewa Ari Bhaskara Putra NPM : 110110120178 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua Afrika, dimana didalamnya tersimpan sejarah panjang peradaban manusia yang mendiami negara tersebut sejak jutaan tahun lalu. Suatu penemuan arkeologi meyakini bahwa manusia modern telah hidup di Afrika Selatan lebih dari 100.000 tahun. Banyak ilmuan percaya Khoisan sebagai keturunan manusia jaman batu akhir dan bukti menunjukan bahwa mereka telah hidup lebih lama, jauh sebelum kaum kulit hitam atau kulit putih lainnya. Pada awalnya, seperti halnya peradaban purba lainnya, manusia yang mendiami Afrika Selatan memenuhi kebutuhan mereka dengan kegiatan berburu, namun, memasuki zaman besi, kegiatan berburu beralih kearah kegiatan bertani atau berladang seiring diciptakannya peralatan-peralatan yang memudahkan manusia pada zaman itu untuk berladang. Pada era ini banyak terjadi migrasi yang disebabkan kebutuhan akan lahan untuk mereka berladang. Pemukiman pertama di Afrika Selatan terpusat di daerah

Transcript of afrika selatan

Nama : Dewa Ari Bhaskara Putra

NPM : 110110120178

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua

Afrika, dimana didalamnya tersimpan sejarah panjang peradaban

manusia yang mendiami negara tersebut sejak jutaan tahun lalu.

Suatu penemuan arkeologi meyakini bahwa manusia modern telah

hidup di Afrika Selatan lebih dari 100.000 tahun. Banyak

ilmuan percaya Khoisan sebagai keturunan manusia jaman batu

akhir dan bukti menunjukan bahwa mereka telah hidup lebih

lama, jauh sebelum kaum kulit hitam atau kulit putih lainnya.

Pada awalnya, seperti halnya peradaban purba lainnya, manusia

yang mendiami Afrika Selatan memenuhi kebutuhan mereka dengan

kegiatan berburu, namun, memasuki zaman besi, kegiatan berburu

beralih kearah kegiatan bertani atau berladang seiring

diciptakannya peralatan-peralatan yang memudahkan manusia pada

zaman itu untuk berladang. Pada era ini banyak terjadi migrasi

yang disebabkan kebutuhan akan lahan untuk mereka berladang.

Pemukiman pertama di Afrika Selatan terpusat di daerah

Transvaal dan Natal. Populasi kulit hitam di Afrika Selatan

terbagi kedalam beberapa kelompok etnik, yang mana Nguni

menjadi bagian terbesar, kelompok utama lainnya adalah Sotho,

Venda, dan Shangaan-Tsonga.1

Pada tahun 1486, invansi bangsa kulit putih ke Afrika

Selatan dimulai, dipelopori oleh Bangsa Portugis yakni

Bartolomeus Dias, seorang pelaut portugis yang berlayar di

sekitar Afrika bagian selatan, kemudian ia menamakan wilayah

tersebut Tanjung Harapan (The Cape of Good Hope/Cabo de Boa

Esperanca), karena ia mengharapkan itu akan memudahkan

jalannya ke india yang nantinya akan memudahkan perdagangan ke

wilayah timur. Pada pertengahan abad ke 17, Inggris dan

Belanda menggunakan rute sekitar Tanjung Harapan untuk tujuan

perdagangan. Kapal-kapal Denmark dan Perancis juga singgah

untuk mengisi kembali persediaan air dan makanan mereka.

Tapi pada akhirnya Belanda-lah yang menguasai Afrika

Selatan pada 6 april 1652 dan membangun sebuah tempat

pemberhentian dalam rute perdagangan rempah antara Belanda dan

wilayah timur, serta mendirikan kota Cape Town. Setelah

inggris merebut wilayah tanjung harapan pada 1806, banyak

imigran belanda (bangsa boers) melakukan perjalanan menuju

utara untuk mendirikan republic mereka. Penemuan berlian

(1867) dan emas (1886) memacu terjadinya kesejahteraan,

imigrasi serta penaklukan terhadap penduduk asli. Bangsa Boers

1 The Early History of South Africa, diunduh darihttp://www.africanafrican.com/folder11/world%20history5/black%20history/history1.pdf pada tanggal 27 Maret 2015

menolak invasi yang dilakukan inggris, namun pada akhirnya

mereka dapat dikalahkan pada perang Anglo Boer II (1899-1902);

namun, inggris dan bangsa boer mulai memerintah bersama-sama

pada 1910 dibawah Serikat Afrika Selatan yang kemudian menjadi

sebuah republik pada 1961 pasca referendum bangsa kulit putih.

Pada 1948, Partai Nasional terpilih menjadi partai yang

berkuasa dan menerapkan politik apartheid yang memisahkan

pengembangan ras dimana kaum kulit putih diistimewakan dengan

mengorbankan mayoritas kaum kulit hitam. The African National

Congress (ANC) memimpin oposisi terhadap politik apartheid dan

hal tersebut berimbas pada kriminalisasi terhadap pimpinan

terkenal ANC seperti Nelson Mandela yang menghabiskan puluhan

tahun di penjara afrika selatan. Protes internal dan

pemberontakan, serta boikot dari beberapa negara-negara serta

lembaga-lembaga barat, menyebabkan kesediaan rezim untuk

menegosiasikan transisi damai dari kekuasaan mayoritas.

Pemilihan umum multi ras pertama kali dilaksanakan pada

tahun 1994, yang mengakhiri politik apartheid serta mengantar

kekuasaan mayoritas dibawah pemerintahan pimpinan ANC. Sejak

saat itu, Afrika Selatan terus berjuang untuk mengatasi

ketidakseimbangan yang terjadi pada era apartheid misalnya

dalam penyediaan perumaan layak huni, pendidikan, dan

kesehatan.2

2 The World Factbook: South Africa, iakses dari https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sf.html pada tanggal 27 Maret 2015

Secara geografis Afrika Selatan berbatasan langsung dengan

negara Namibia, Bostwana dan Zimbabwe di bagian utara;

Mozambique dan Swaziland di bagian timur; Leshoto yang

terletak di dalam negara Afrika Selatan; Lautan Hindia di

bagian selatan, serta Lautan Atlantik di bagian barat. Ibukota

negara ini tidak terpusat pada satu wilayah tertentu,

melainkan dipecah kedalam tiga wilayah, yakni Pretoria

(Eksekutif), Cape Town (Legislatif), dan Bloemfountein

(Yudikatif). Negara ini menganut sistem pemerintahan

Presidensil yang berarti, presiden tidak hanya berkedudukan

sebagai kepala negara, melainkan juga sebagai kepala

pemerintahan. Dalam menjalankan tugasnya presiden dibantu oleh

seorang deputi presiden beserta beberapa menteri. Sistem

parlemen yang dianut oleh Afrika Selatan adalah bicameral,

dimana lembaga legislative terbagi kedalam dua kamar, antara

lain National Assembly (sebanyak 400 kursi) yang dipilih

langsung oleh rakyat dan National Council of Provinces

(sebanyak 90 kursi) yang dipilih dari 9 legislatur provinsi.

Untuk kekuasaan yudikatif, berada pada Supreme Court dan

pengadilan di bawahnya (High Courts, Magistrates Courts, Labor

Courts, dan Land Claims Courts) serta Constitutional Court.

Sebagai suatu negara demokrasi konstitusional, Afrika

Selatan memiliki sebuah konstitusi yang menjadi dasar hukum

dalam menjalankan suatu negara. Seperti halnya negara yang

terus bergerak dinamis, konstitusi pun perlahan-lahan ikut

berubah. Setidaknya telah terjadi tiga kali pergantian

konstitusi dan enam belas kali amandemen konstitusi yang

dilakukan oleh Afrika Selatan. Dimulai dari konstitusi

(trikameral) 1983, Interim Constitution (1993), dan fix

constitution (1996), hingga terjadi enambelas kali amandemen

yang terakhir dilakukan pada tahun 2013. Untuk mengetahui

lebih jauh lagi terkait konstitusi Afrika Selatan beserta

sistem ketatanegaraan didalamnya, pada makalah ini akan coba

dipaparkan mengenai hal tersebut, beserta hal menarik apa yang

terdapat dalam siistem ketatanegraan Afrika Selatan.

Identifikasi Masalah

1. Bagaimana materi muatan yang terkandung dalam konstitusi

Afrika Selatan?

2. Bagaimana pembagian kekuasaan yang terdapat dalam

ketatanegaraan Afrika Selatan baik itu pembagian

kekuasaan secara vertikal, maupun horizontal?

3. Apa hal menarik yang terdapat dalam konstitusi Afrika

Selatan?

BAB II

Kajian Pustaka

2.1. Muatan Konstitusi

Henc van Maarseveen dan Ger van der Tang dalam bukunya yangberjudul Written Constitution, mengatakan bahwa

1. Konstitusi merupakan suatu bentuk siistem politik danhukum;

2. Konstitusi sebagai suatu dokumen nasional dan tandalahirnya suatu negara, bahkan sebagai tanda kemerdekaan.3

3 Sri Soemantri, Fungsi Konstitusi Dalam Pembatasan Kekuasaan, dikutip dari Jurnal Hukum, No. 6 Vol. 3 1996, hlm. 4.

Menurut A.A.H. Struycken, undang-undang dasar sebagai suatukonstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yangberisi:4

1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau;2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan

bangsa;3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik

waktu sekarang maupun masa yang akan datang;4. Suatu keinginan perkembangan kehidupan ketatanegaraan

bangsa hendak dipimpin.

Wheare dalam bukunya Modern Constitution mengatakan bahwakonstitusi yang ideal adalah konstitusi yang sesingkatmungkin5, namun ia tidak menguraikan secara jelas apa yangseharusnya menjadi materi muatan pokok dari suatu konstitusi.J.G. Steenbeek sebagaimana dikutip oleh Sri Soemantri dalamdisertasinya menyatakan pada umumnya suatu konstitusi berisitiga hal pokok, yaitu6

1. Adantya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warganegaranya;

2. Adanya susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang

juga bersfiat fundamental.

Lebih luas Miriam Budiardjo mengatakan setiap Undang-UndangDasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai;7

1. organisasi negara termasuk didalamnya pembagian kekuasaanbaik secara vertikal maupun horizontal;

2. Hak-hak asasi manusia;3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar;

4 Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Bandung: Alumni, 1992, hlm. 2.5 K.C.Wheare, Modern Constitution……6 Sri Soemantri, Prosedur…, Op.Cit. hlm. 51.7 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1991, hlm. 101.

4. Larangan mengubah sifat tertentu dari Undang-UndangDasar.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Materi Muatan Konstitusi Afrika Selatan

Bila diamati, maka di dunia ini tidak ada satu pun negaratanpa konstitusi. Pada umumnya semua negara modern mempunyaikonstitusi baik itu konstitusi dalam arti sempit (Undang-Undang Dasar), maupun konstitusi dalam arti luas. Oleh karenaitu, dapat dikatakan bahwa negara dan konstitusi merupakan dualembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. 8

Konstitusi merupakan kaidah hukum tertinggi.9 Tidak ada hukumlain atau tindakan pemerintah yang dapat mengganti ataumengesampingkan ketentuan dalam konstitusi.

Salah satu konstitusi yang masih eksis saat ini danbahkan dinyatakan sebagai konstitusi yang paling progresif didunia adalah konstitusi republic afrika selatan. Konstitusiyang berlaku di afrika selatan saat ini adalah KonstitusiRepublik Afrika Selatan 1996 yang disetujui oleh MahkamahKonstitusi Afrika Selatan pada 4 Desember 1996 dan mulaiberlaku pada 4 Februari 1997. Konstitusi tersebut sampai saatini telah mengalami 17 (tujuh belas) kali amandemen, dimanaamandemen terakhir dilakukan pada tahun 2013.

8 Sri Soemantri, Prosedur…, Op.Cit. hlm. 1-2.9 K.C. Wheare dalam bukunya Modern Constitutions memberikan ulasanmengenai kedudukan konstitusi dalam suatu negara dapat dilihat daridua aspek, yaitu aspek hukum dan aspek moral. Dilihat dari aspekhukum, konstitusi mempunyai derajat tertinggi, dimana konstitusimempunyai daya ikat bukan saja bagi warga negara melainkan jugabagi pemerintah. Sementara jika ditinjau dari aspek moral,konstitusi berada dibawah aspek moral landasan fundamental. Dengankata lain, konstitusi tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilaiuniversal dari etika moral. Oleh karena itu, dilihat dariconstitutional phyloshofi, apabila aturan konstitusi bertentangan denganetika moral, maka seharusnya konstitusi dikesampingkan. Contohnyakonstitusi afrika selatan 1983 yang melegalkan sistem apartheid.

Dikaitkan dengan teori mengenai materi muatan konstitusiyang dikemukakan oleh J.G. Steenbeek, sebagaimana dikutip olehSri Soemantri dalam disertasinya, secara garis besar,konstitusi afrika selatan dapat dikatakan telah memenuhi tigahal pokok yang seharusnya menjadi isi dari konstitusi, bahkankonstitusi afrika selatan dapat dikatakan sebagai konstitusiyang cukup panjang dimana terdiri dari 243 pasal ditambahdaftar yang berfungsi merincikan perihal yang terdapat dalampasal-pasal pada konstitusi tersebut. Adapun materi muatanKonstitusi Republik Afrika Selatan secara umum, antara lain

3.1.1. Jaminan Hak AsasiMinimnya budaya hak asasi manusia di afrika selatan,

menjadikan perbincangan mengenai hak-hak asasi tersebutterdengar premature, terlebih dengan diterapkannya politikapartheid10 oleh pemerintahan yang berkuasa selama berpuluh-puluh tahun di Afrika Selatan, menjadikan perlindunganterhadap hak-hak asasi manusia khususnya bagi warga kulithitam hanya sekedar angan-angan. Hal tersebutlah yangmendasari munculnya desakan-desakan baik dari dalam negerimaupun dari luar negeri, agar ketentuan mengenai hak asasisegera dicantumkan dalam konstitusi Afrika Selatan.

Seiring dengan jatuhnya rezim apartheid yang padawaktu itu dipimpin oleh Presiden Pieter Willem Botha,berangsur-angsur hilanglah kebijakan apartheid. LahirnyaKonstitusi 1993 mengawali pangakuan dan penghormatanterhadap hak-hak asasi di Afrika Selatan, hal ini bisa

10 Apartheid berasal dari Bahasa Afrikaans, yakni dari kata apart yang berarti memisah, dan heid yang berarti sistem atau hukum. jadi,dapat disimpulkan politik apartheid merupakan suatu kebijakan pemerintah mengenai pemisahan ras yang pada waktu itu dilakukan oleh pemerintah kulit putih terhadap orang kulit hitam. Contohnya kebijakan pelarangan bagi orang kulit hitam memiliki “homeland” diluar wilayah tempat tinggal yang telah ditetapkan (Land Act); kebijakan pemisahan tempat tinggal orang kulit putih dan kulit hitam (Group Areas Act); dan kewajiban pendaftaran diri bagi semuaorang kulit hitam menurut kelompok suku masing-masing (Popilation Registration Act).

ditemui dalam Bab III Konstitusi 1993 yang mencantumkandeklarasi terhadap hak-hak manusia yang kemudian ketentuanini berganti pada 4 Februari 1997 dengan ketentuan hakasasi manusia yang terkandung dalam Bab II Konstitusi 1996.

Deklarasi terhadap hak asasi manusia yang tercantumdalam konstitusi 1996 diterpakan dalam semua atauran hukumdi negara tersebut dan mengikat bagi lembaga legislative,eksekutif dan yudikatif. Deklarasi hak-hak asasi AfrikaSelatan memiliki dua karakteristik yang mungkin digambarkansebagai avant garde.11 Pertama, pernyataan tersebut dibuatuntuk penerapan deklasari hak-hak dalam ranah privat, keduaberbagai ketentuan mengenai hak-hak dalam hal sosial danekonomi, yang mana negara dibebani kewajiban yang specifikuntuk menyelenggarakannya.12

Adapun tipologi hak asasi yang secara umum diaturdalam Konstitusi 1996, antara lain

Hak milikHal ini didasarkan pada pembatasan rasial dari

akusisi terhadap hak milik atas benda bergerak padamasa prakonstitusional disatu sisi dan kekhawatiranakan terjadinya perampasan terhadap kepemilikan atastanah dan bisnis. Akses ke pengadilan

Ketentuan mengenai hak untuk mengaksespengadilan terkandung dalam Pasal 34 Konstitusi 1996:

Everyone has the right to have any dispute that can be resolvedby the application of law decide in a fair public hearing before a court or,where appropriate, another independent and impartial tribunal orforum.

Terdapat tiga hak berbeda yang timbul dariketentuan tersebut, Pertama, hak untuk mengakses

11 Avant garde berarti advance guard atau vanguard. Merujuk pada perlawanan terhadap batas-batas apa yang diterima sebagai norma dalam sautu kebudayaan.12 Francois Venter, Constitutional Comparasion, Cape Town: Juta & Co, 2000, hlm. 145.

putusan pengadilan dari suatu sengketa; Kedua, hakuntuk menghadiri persidangan dimana sengketadiselesaikan dengan penerapan hukum yang adil sertaterbuka untuk umum; Ketiga, hak untuk mendapatkanpengadilan (tribunal) atau forum penyelesaian sengketahukum selain pengadilan pada umumnya yang merdeka danadil. Kebebasan akademik

Termasuk didalamnya kebebasan memeluk agama,menuangkan pikiran, dan mengutarakan pendapat

Warga negaraWarga ataau masyarakat diberikan hak dasar agarkewarganegaraannya tidak dirampas dengan sewenang-wenang atau tanpa alasan yang jelas. BerdasarkanPasal 3 Konstitusi 1996, semua warga kedudukannyaadalah sama baik itu dari segi hak, maupun manfaatyang diperoleh sebagai akibat adanya status warganegara. Selain hak, mereka juga memiliki tugas dantanggungjawab yang setara pula.

Pendidikan yang didukung oleh negaraDalam konstitusi 1996, negara menjamin bahwa tiap-tiap orang berhak atas pendidikan dasar.

3.1.2. Susunan KetatanegaraanSelain lembaga eksekutif yang terdiri dari Presiden,Deputi Presiden, dan Menteri-Menteri; legislative(Parlemen yang terdiri dari dua kamar yakni NaionalAssembly dan National Council of Provinces); danyudikatif terdiri dari Mahkamah Konstitusi, MahkamahAgung dan peradilan dibawahnya, serta the judicialservice commission appoints judges (semacam KomisiYudisial). Susunan ketatanegaraan Afrika Selatan jugaterdiri dari Institusi atau lembaga negara sebagaipendukung berlangsungnya demokrasi konstitusional dinegara tersebut. Keberadaan lembaga-lembaga tersebut

tercantum dalam Bab IX Konstitusi 1996, adapunlembaga-lembaga tersebut antara lain Public Protector

Publik Protector (Pelindung Masyarakat) memilikikekuasaan sebagaimana diatur dalam undang-undang,antara laina. Untuk melakukan investigasi terhadap setiap

tindakan dalam urusan negara, atau administrasipublic dalam bidang pemerintahan, yang didugatidak benar atau menimbulkan adanyaketidakwajaran atau prasangka.

b. Untuk melaporkan tindakan tersebut.c. Untuk mengambil tindakan perbaikan yang tepat.

Meskipun lembaga ini memiliki kewenangan untukmelakukan investigasi atau penyelidikan terhadaptindakan yang dilakukan negara dalam hal inipemerintah, namun lembaga ini tidak dapatmelakukan penyelidikan terhadap putusanpengadilan.Setiap laporan hasil penyelidikan yangdilakukan oleh Public Protector harus terbuka untukumum kecuali dalam keadaan yang luar biasa yangmengharuskan laporan tersebut dirahasiakan. Masajabatan public protector adalah tujuh tahun dantidak dapat di perpanjang.

South African Human Rights CommissionLembaga ini memiliki kewajiban untuka. Memajukan penghormatan terhadap hak asasi dan

budaya hak asasi;b. Memajukan perlindungan, pembangunan dan

pencapaian terhadap hak asasi;c. Mengamati dan menilai hak asasi di afrika

selatan.

Dalam rangka menjalankan kewajiban tersebut,lembaga ini diberi kewenangan, antara lain

a. Untuk melakukan penyelidikan dan untuk melaporkanpelaksanaan hak asasi manusia;

b. Untuk mengambil langkah-langkah sebagai upayapemulihan terhadap hak-hak asasi yang telahdilanggar;

c. Untuk melakukan penelitian;d. Untuk melakukan pendidikan terkait hak asasi

manusia.

Commission for the Promotion and Protection of the Rights ofCultural, Religious and Linguistic CommunitiesTujuan utama dari lembaga ini antara laina. memajukan penghormatan terhadap hak-hak komunitas

budaya, agama, dan bahasa;b. memajukan dan membangun perdamaian, persaudaraan,

kemanusiaan, toleransi, dan persatuan bangsaantar komunitas budaya, agama, dan bahasa,berdasarkan kesamarataan, non-diskriminasi, dankebebasan berkumpul; dan

c. untuk merekomendasikan pembentukan atau pengakuansebuah dewan budaya atau lainnya atau dewan untukmasyarakat atau komunitas di Afrika Selatan.

Lembaga ini memiliki kewenangan untuk melakukanpemantauan, penyelidikan, penelitian, pendidikan,melakukan lobi, memberikan saran dan melaporkanisu-isu tentang budaya, agama, dan bahasamasyarakat. Komisi ini dapat melaporkan tiap-tiaphal yang merupakan kewenangannya kepada Komisi HakAsasi Manusia Afrika Selatan untuk selanjutnyadilakukan penyelidikan.

Susunan pembentuk komisi ini harus mewakilikomunitas budaya, agama, dan bahasa di afrika

selatan, dan secara luas mencerminkan komposisigender dari Afrika Selatan.

Commission for Gender EqualityKomisi ini memiliki fungsi untuka. Memajukan penghormatan terhadap kesetaraan gender

serta perlindungan, pembangunan, dan pencapaianterhadap kesetaraan gender tersebut;

b. Komisi ini memiliki kewenangan dalam mewujudkanfungsinya, termasuk kewenangan melakukanpemantauan, penyelidikan, penelitian, pendidikan,melakukan lobi, memberi saran dan melaporkan hal-hal terkait isu kesetaraan gender;

Auditor-GeneralLembaga ini memiliki kewajiban untuk melakukanaudit dan melaporkan rekening, laporan keuangan,dan manajemen keuangan dari- Semua departemen dan administrasi nasional serta

provinsi;- Semuan kota; dan- Setiap institusi atau entitas akuntansi yang

diperlukan.

Sebagai tambahan dari kewajibannya diatas, auditor-general dimungkinkan melakukan audit dan melakukanpelaporan atas rekening, laporan keuangan danmanajemen keuangan dari

a. Tiap institusi yang didanai oleh pendapatannasional atau pendapatan provinsi atau kotamadya;atau

b. Tiap lembaga yang berwenang secara hukum untukmenerima dana guna kepentingan umum.

Hasil laporan pengamatan yang dilakukan olehAuditor-General harus dimasukan kepada setiap badan

legislative yang berkepentingan langsung padapengamatan tersebut, juga kepada lembaga berwenanglainnya yang diatur lebih lanjut dalam undang-undang, dan hasil pengamatan tersebut harusdipublikaskan. Pengisian auditor-general dilakukandengan penunjukan dengan jangka waktu masa jabatanlima sampai sepuluh tahun dan tidak dapatdiperbaharui.

Electoral CommissionLembaga ini berjkewajiban untuka. Mengatur pemilihan badan legislative nasional,

provinsi dan kota sesuai peraturan-perundang-undangan;

b. Memastikan pemilihan tersebut dilaksanakan denganbebas dan adil;

c. Mengumumkan hasil pemilihan tersebut dalam jangkawaktu yang ditentukan oleh undang-undang.

Komisi ini setidaknya terdiri dari tiga orang,dimana jumlah anggota serta persyaratannya diaturlebih lanjut dalam undang-undang.

Broadcasting AuthorityBadan legislative nasional harus membentuk seuatubadan independen untuk mengatur penyiaran padamasyarakat secara umum, dan untuk menjaminkelayakan dan keberagaman sudut pandang yangmewakili masyarakat Afrika Selatan.

3.1.3. Pembagian tugas ketatanegaraanBerdasarkan susunan ketatanegaraan diatas, jelaslahterlihat adanya pembagian kekuasaan yang jelas dalamkonstitusi Afrika Selatan, untuk lebih jelasnya, akanditampilkan dalam table sebagai berikut:

Table 1.1. Pembagian Kekuasaan Horizontal

Pembagian Tugas KetatanegaraanEksekutif Legislatif YudikatifPasal 83 ayat (a)Konstitusi 1996,menyatakankekuasaaneksekutif beradapada presiden,dimana kedudukanpresiden adalahsebagai kepalanegara dan jugakepalapemerintahan.

Pasal 43Konstitusi 1996,menyatakankekuasaanlegislativea. Dalam lingkup

pemerintahannasionaldiberikankepadaparlemensebagaimanadiatur dalamPasal 44;

b. Dalam lingkuppemerintahanprovinsidiberikankepadalegislativeprovinsi,sebagaimanadiatur lebihlanjut dalamPasal 104;

c. Dalam lingkuppemerintahanlokaldiberikankepada DewanKota,sebagaimanadiatur lebihlanjut dalamPasal 156.

Pasal 165Konstitusi 1996,menyatakan 1. kekuasaan

yudisialdiberikan padapengadilan;

2. pengadilanadalahindependen danhanya tundukterhadapkonstitusi danhukum atauundang-undang,tanpa adanyakeberpihakan,ketakutan,dukunganterhadap salahsatu pihak dantanpa adanyaprasangka;

3. tidak ada satuorang pun ataulembaga negarayang dapatmenginterfensifungsi daripengadilan;

4. organ-organnegara harusmembantu danmelindungipengadilan

untuk menjaminindependensi,imparsialitas,martabat,aksesibilitas,danefektifitasdaripengadilan;

5. perintah atauputusanpengadilanmengikat tiap-tiap orang danlembaganegara.

3.2. Pembagian Kekuasaan

Gagasan dari negara konstitusional tidak memperkenankan adanyaabsolutism, sentralisasi dan konsentrasi dari kekuasaanpemerintahan, serta adanya suatu prosedur yang jelas atautidak terkendali oleh suatu kekuasaan pemerintahan. Metodekonstitusional yang penting untuk mencegah kecenderungantersebut adalah pendistribusian otoritas negara baik secarahorizontal maupun vertikal yaitu antara berbagai lembaganegara atau organ pemerintah dan berbagai tinkatanpemerintahan.13

3.2.1. Pembagian Kekuasaan Horizontal

Dalam setiap pemerintahan terdapat tiga cabang kekuasaan:kekuasaan legislative; kekuasaan eksekutif ; dan kekuasaanyudikatif.

13 M. J. C. Vile, Constitutionalism and the Separation of Powers, Indianapolis:Liberty Fund, 1998, hlm. 15.

Kekuasaan legislative memiliki kewenangan untukmembentuk, merubah dan mencabut undang-undang yang berlaku.Kekuasaan eksekutif berwenang untuk menentukan timbulnya suatuperdamaian ataupun peperangan, mengirim atau menerimaperwakilan dari negara lain, menetapkan keamanan nasional,dan menentukan perlawanan terhadap suatu invansi. Kekuasaanyudikatif berwenang untuk menjatuhkan hukuman pada tindakancriminal, atau menyelesaikan sengketa antar individu.

Ketika kekuasaan legislative dan eksekutif menyatu padasatu orang atau satu lembaga, tidak akan tercipta suatukebebasan, karena akan muncul kekhawatiran bahwa raja atausenate dapat membentuk aturan hukum tirani dan melaksanakannyadengan tata cara tirani. Begitu pula jika kekuasaan yudikatiftidak dipisahkan dengan kekuasaan legislative dan eksekutif,maka kehidupan dan kebebasan individu akan terkena pengaturanyang sewenang-wenang (hakim berkedudukan sebagai legislator),selain itu hakim mungkin akan melakukan tindakan kekerasandari seorang penindas.14

Dalam konstitusi Afrika Selatan, doktrin pemisahankekuasaan tidak disebutkan dalam keseluruhan teks konstitusi.Pasal 8 Konstitusi 1996 menyebutkan seluruh elemen daristuktur ketatanegaraan terikat oleh deklarasi hak-hak asasi,elemen-elemen tersebut antara lain legislative, eksekutif, danyudikatif. Ketiga kekuasaan tersebut diatur secara terpisahdalam konstitusi 1996, dimana mengenai parlemen diatur dalambab IV, presiden diatur dalam bab V, dan mengenai lembagaperadilan dan peradilan administrative diatur dalam bab VIII.

3.2.1.1.Kekuasaan Eksekutif (Presiden)

Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepalapemereintahan15 menguasai lembaga eksekutif, dimana kabinet

14 Baron de Montesquieu dalam bukunya Spirit of Laws, sebagaimana dikutip oleh Francois Venter dalam bukunya Contitutional Comparison, ….., Op.Cit., hlm. 211.15 Lihat Pasal 83 ayat (1) Konstitusi 1996.

menteri dibentuk dan dibubarkan berdasarkan diskresi daripresiden.16 Presiden memiliki kewenangan bersama-sama dengananggota kabinetnya, antara lain

a. Menerapkan undang-undang kecuali konstitusi menentukanlain;

b. Membentuk dan menerapkan kebujakan nasional;c. Mengkoordinasi fungsi departemen dan administrasi negara;d. Mempersiapkan dan memulai perancangan undang-undang;e. Melakukan fungsi eksekutif lain yang ditentukan dalam

Konstitusi atau Undang-Undang.

Presiden dipilih oleh national assembly dengan masa jabatanselama lima tahun. Dalam pelaksanaannya ada kemungkinanpresiden diberhentikan oleh parlemen (National Assembly),jika Presiden

a. Melakukan pelanggaran konstitusi atau hukum;b. Berkelakuan tidak baik;c. Tidak mampu melaksanakan fungsinya lagi.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dalam melaksanakantugas dan kewajibannya, presiden dibantu oleh deputi presidendan menteri-menteri. Deputi presiden harus dipilih darianggota National Assembly.17 Menteri-menteri juga dipilih darianggota National Assembly, namun dapat pula berasal dariorang diluar National Assembly, namun jumlahnya tidak lebihdari dua orang.

3.2.1.2.Kekuasaan Legislatif

Kewenangan legislative di afrika selatan terdiri dari tigatingkatan, Pertama, kewenangan legislative nasional beradapada parlemen; Kedua, kewenangan legislative provinsi beradapada Legislatif Provinsi; Ketiga, kewenangan legislative lokaldiberikan kepada dewan kota.

16 Lihat Pasal 91 ayat (2) Konstitusi 1996.17 Lihat Pasal 91 ayat (3) huruf a Konstitusi 1996.

3.2.1.2.a. Parlemen

Parlemen berkedudukan sebagai kekuasaan legislative nasional,dimana parlemen memiliki kewenangan untuk membentuk undang-undang. Lembaga ini terdiri dari National Assembly danNational Council of Provinces. National Assembly dipilih untukmewakili masyarakat dan menjamin pemerintahan yang demokratisberdasarkan konstitusi. Sementara National Council ofProvinces merupakan perwakilan daerah atau provinsi untukmenjamin kepentingan provinsi diperhitungkan dalam lingkupnasional.

National Assembly memiliki tugas untuk melakukan pemilihanpresiden, menyediakan forum nasional untuk mendapatpertimbangan public terhadap suatu isu, membentuk undang-undang, dan melakukan pengawasan terhadap tindakan eksekutif.National Assembly terdiri dari 350 sampai 400 anggota, dimanapemilihannya dilakukan secara langsung oleh masyarakat yangtelah berusia 18 tahun keatas, dengan menggunakan sistemproporsional. Masa jabatan dari anggota national assemblyadalah lima tahun.

National Council of Provinces terdiri dari 54 anggota tetapdan 36 perwakilan khusus. Delegasi tersebut terdiri darisepuluh perwakilan dari masing-masing provinsi. NationalCouncil of Provinces memiliki tugas untuk ikut berpastisipasidalam proses legislasi nasional dan meyediakan forum nasionaluntuk mendapat pertimbangan public terkait isu-isu yangmemiliki dampak terhadap provinsi.

3.2.1.2.b.Legislatif Provinsi

Lembaga ini terdiri dari 30 sampai 80 anggota, dimanajumlahnya berbeda-beda untuk tiap provinsinya. Pengisianjabatannya dilakukan melalui pemilihan secara langsung untukmasa jabatan selama lima tahun. Legislative provinsi inimemiliki wewenang untuk menetapkan konstitusi dan merubah

konstitusi untuk provinsinya yang nantinya terlebih dahuludisertifikasi oleh mahkamah konstitusi.

3.2.1.2.c.Dewan Kota

Dewan kota bertugas untuk jangka waktu tidak lebih dari limatahun dipilih melalui sistem perwakilan proporsional. Lembagaini memiliki kewenangan eksekutif untuk menjalankan urusanpemerintahan lokal. Dewan kota juga memiliki kewenangan untukmembentuk dan menjalankan peraturan.

3.2.1.3.Kekuasaan Yudikatif

Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Konstitusi,Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi, dan Pengadilan Negeri.Mahkamah konstitusi merupakan pengadilan yang berwenangmenyelesaikan segala sengketa ketatanegaraan ataupun masalah-masalah perundang-undangan di afrika selatan. Mahkamah Agungmerupakan pengadilan tertinggi dalam hukum public dan privat,mahkamah agung memimpin beberapa perdilan dibawahnya, antaralain pengadilan tinggi yang berada di tiap-tiap ibukotaprovinsi, dan magistrate couts yang merupakan lembagaperadilan terendah atau pengadilan tingkat pertama. Lembagayudikatif bertanggungjawab dalam penerapan hukum danpelaksanaan peradilan di Afrika Selatan, dimanaperlaksanaannya harus berdasarkan konstitusi. dan dirumuskanoleh parlemen.

3.2.2. Pembagian Kekuasaan VertikalPembagian kekuasaan secara vertikal di afrika selata,

terbagi kedalam beberapa tingkatan, baik itu legislativemaupun eksekutif. Dalam ketentuan Pasal 43 Konstitusi 1996,kekuasaan legislative dibagi kedalam tiga tingkatan, nasionaldiberikan kepada parlemen, provinsi diberikan kepadalegislative provinsi dan lokal atau kota diberikan kepadadewan kota.

Sementara eksekutif provinsi dipimpin oleh PerdanaMenteri yang dipilih langsung oleh presiden.

3.3. Interesting Point

Hal yang menarik dari ketatanegaraan Afrika Selatan adalah mahkamah

Konstitusi Afrika Selatan diberi kewenangan penuh untuk menguji

peraturan perundang-undangan mulai dari tingkatan terendah sampai

yang tertinggi. Di Afrika Selatan, pengujian peraturan perundang-

undangan semua berada di bawah otoritas Mahkamah Konstitusi Afrika

Selatan sepenuhnya, sehingga dapat meminimalisir akan adanya

pertentangan kewenangan dan putusan antar lembaga penguji peraturan

perundang-undangan. Sementara jika kita lihat dari kewenangan

mahkamah konstitusi Republik Indonesia, kewenangannya hanya sebatas

melakukan pengujian terhadap konstitusionalitas undang-undang

terhadap undang-undang dasar, dan untuk kewenangan menguji peraturan

perundang-undangan dibawah undang-undang berada pada mahkamah agung,

dengan batu uji undang-undang.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulana. Konstitusi afrika selatan secara keseluruhan sudah memuat

materi muatan konstitusi pada umumnya yakni adanyajaminan terhadap hak asasi manusia, adanya lembaga negarayang bersifat fundamental, adanya pembagian kekuasaan.

b. Konstitusi afrika selatan, membagi kekuasaan baik itusecara horizontal maupun vertikal. Secara horizontal,kekuasaan terdiri atas Eksekutif (Presiden); Legislatif(Parlemen); Yudikatif (Mahkamah Konstitusi, MahkamahAgung dan peradilan dibawahnya).secara vertikal terbagidalam tiga tingkatan, yakni eksekutif dan legislativenasional, eksekutif dan legislative provinsi, danpemerintahan kota.

c. Hal menarik yang terdapat dalam ketatanegaraan afrikaselatan adalah, kewenangan yang dimiliki oleh mahkamahkonstitusinya, dimana MK Afrika Selatan berwenang untukmelakukan pengujian terhadap seluruh tingkatan peraturanperundang-undangan terhadap Konstitusinya, sementara jikakita lihat kewenangan MK Indonesia, hanya sebataspengujian undang-undang terhadap undang-undang dasar.

Daftar Pustaka

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1991Sri Soemantri, Fungsi Konstitusi Dalam Pembatasan Kekuasaan, dikutipdari Jurnal Hukum, No. 6 Vol. 3 1996Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Bandung: Alumni, 1992Konstitusi Afrika Selatan 1996The Early History of South Africa, diunduh dari http://www.africanafrican.com/folder11/world%20history5/black%20history/history1.pdf pada tanggal 27 Maret 2015The World Factbook: South Africa, iakses dari https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sf.html pada tanggal 27 Maret 2015