afrika selatan
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of afrika selatan
Nama : Dewa Ari Bhaskara Putra
NPM : 110110120178
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua
Afrika, dimana didalamnya tersimpan sejarah panjang peradaban
manusia yang mendiami negara tersebut sejak jutaan tahun lalu.
Suatu penemuan arkeologi meyakini bahwa manusia modern telah
hidup di Afrika Selatan lebih dari 100.000 tahun. Banyak
ilmuan percaya Khoisan sebagai keturunan manusia jaman batu
akhir dan bukti menunjukan bahwa mereka telah hidup lebih
lama, jauh sebelum kaum kulit hitam atau kulit putih lainnya.
Pada awalnya, seperti halnya peradaban purba lainnya, manusia
yang mendiami Afrika Selatan memenuhi kebutuhan mereka dengan
kegiatan berburu, namun, memasuki zaman besi, kegiatan berburu
beralih kearah kegiatan bertani atau berladang seiring
diciptakannya peralatan-peralatan yang memudahkan manusia pada
zaman itu untuk berladang. Pada era ini banyak terjadi migrasi
yang disebabkan kebutuhan akan lahan untuk mereka berladang.
Pemukiman pertama di Afrika Selatan terpusat di daerah
Transvaal dan Natal. Populasi kulit hitam di Afrika Selatan
terbagi kedalam beberapa kelompok etnik, yang mana Nguni
menjadi bagian terbesar, kelompok utama lainnya adalah Sotho,
Venda, dan Shangaan-Tsonga.1
Pada tahun 1486, invansi bangsa kulit putih ke Afrika
Selatan dimulai, dipelopori oleh Bangsa Portugis yakni
Bartolomeus Dias, seorang pelaut portugis yang berlayar di
sekitar Afrika bagian selatan, kemudian ia menamakan wilayah
tersebut Tanjung Harapan (The Cape of Good Hope/Cabo de Boa
Esperanca), karena ia mengharapkan itu akan memudahkan
jalannya ke india yang nantinya akan memudahkan perdagangan ke
wilayah timur. Pada pertengahan abad ke 17, Inggris dan
Belanda menggunakan rute sekitar Tanjung Harapan untuk tujuan
perdagangan. Kapal-kapal Denmark dan Perancis juga singgah
untuk mengisi kembali persediaan air dan makanan mereka.
Tapi pada akhirnya Belanda-lah yang menguasai Afrika
Selatan pada 6 april 1652 dan membangun sebuah tempat
pemberhentian dalam rute perdagangan rempah antara Belanda dan
wilayah timur, serta mendirikan kota Cape Town. Setelah
inggris merebut wilayah tanjung harapan pada 1806, banyak
imigran belanda (bangsa boers) melakukan perjalanan menuju
utara untuk mendirikan republic mereka. Penemuan berlian
(1867) dan emas (1886) memacu terjadinya kesejahteraan,
imigrasi serta penaklukan terhadap penduduk asli. Bangsa Boers
1 The Early History of South Africa, diunduh darihttp://www.africanafrican.com/folder11/world%20history5/black%20history/history1.pdf pada tanggal 27 Maret 2015
menolak invasi yang dilakukan inggris, namun pada akhirnya
mereka dapat dikalahkan pada perang Anglo Boer II (1899-1902);
namun, inggris dan bangsa boer mulai memerintah bersama-sama
pada 1910 dibawah Serikat Afrika Selatan yang kemudian menjadi
sebuah republik pada 1961 pasca referendum bangsa kulit putih.
Pada 1948, Partai Nasional terpilih menjadi partai yang
berkuasa dan menerapkan politik apartheid yang memisahkan
pengembangan ras dimana kaum kulit putih diistimewakan dengan
mengorbankan mayoritas kaum kulit hitam. The African National
Congress (ANC) memimpin oposisi terhadap politik apartheid dan
hal tersebut berimbas pada kriminalisasi terhadap pimpinan
terkenal ANC seperti Nelson Mandela yang menghabiskan puluhan
tahun di penjara afrika selatan. Protes internal dan
pemberontakan, serta boikot dari beberapa negara-negara serta
lembaga-lembaga barat, menyebabkan kesediaan rezim untuk
menegosiasikan transisi damai dari kekuasaan mayoritas.
Pemilihan umum multi ras pertama kali dilaksanakan pada
tahun 1994, yang mengakhiri politik apartheid serta mengantar
kekuasaan mayoritas dibawah pemerintahan pimpinan ANC. Sejak
saat itu, Afrika Selatan terus berjuang untuk mengatasi
ketidakseimbangan yang terjadi pada era apartheid misalnya
dalam penyediaan perumaan layak huni, pendidikan, dan
kesehatan.2
2 The World Factbook: South Africa, iakses dari https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sf.html pada tanggal 27 Maret 2015
Secara geografis Afrika Selatan berbatasan langsung dengan
negara Namibia, Bostwana dan Zimbabwe di bagian utara;
Mozambique dan Swaziland di bagian timur; Leshoto yang
terletak di dalam negara Afrika Selatan; Lautan Hindia di
bagian selatan, serta Lautan Atlantik di bagian barat. Ibukota
negara ini tidak terpusat pada satu wilayah tertentu,
melainkan dipecah kedalam tiga wilayah, yakni Pretoria
(Eksekutif), Cape Town (Legislatif), dan Bloemfountein
(Yudikatif). Negara ini menganut sistem pemerintahan
Presidensil yang berarti, presiden tidak hanya berkedudukan
sebagai kepala negara, melainkan juga sebagai kepala
pemerintahan. Dalam menjalankan tugasnya presiden dibantu oleh
seorang deputi presiden beserta beberapa menteri. Sistem
parlemen yang dianut oleh Afrika Selatan adalah bicameral,
dimana lembaga legislative terbagi kedalam dua kamar, antara
lain National Assembly (sebanyak 400 kursi) yang dipilih
langsung oleh rakyat dan National Council of Provinces
(sebanyak 90 kursi) yang dipilih dari 9 legislatur provinsi.
Untuk kekuasaan yudikatif, berada pada Supreme Court dan
pengadilan di bawahnya (High Courts, Magistrates Courts, Labor
Courts, dan Land Claims Courts) serta Constitutional Court.
Sebagai suatu negara demokrasi konstitusional, Afrika
Selatan memiliki sebuah konstitusi yang menjadi dasar hukum
dalam menjalankan suatu negara. Seperti halnya negara yang
terus bergerak dinamis, konstitusi pun perlahan-lahan ikut
berubah. Setidaknya telah terjadi tiga kali pergantian
konstitusi dan enam belas kali amandemen konstitusi yang
dilakukan oleh Afrika Selatan. Dimulai dari konstitusi
(trikameral) 1983, Interim Constitution (1993), dan fix
constitution (1996), hingga terjadi enambelas kali amandemen
yang terakhir dilakukan pada tahun 2013. Untuk mengetahui
lebih jauh lagi terkait konstitusi Afrika Selatan beserta
sistem ketatanegaraan didalamnya, pada makalah ini akan coba
dipaparkan mengenai hal tersebut, beserta hal menarik apa yang
terdapat dalam siistem ketatanegraan Afrika Selatan.
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana materi muatan yang terkandung dalam konstitusi
Afrika Selatan?
2. Bagaimana pembagian kekuasaan yang terdapat dalam
ketatanegaraan Afrika Selatan baik itu pembagian
kekuasaan secara vertikal, maupun horizontal?
3. Apa hal menarik yang terdapat dalam konstitusi Afrika
Selatan?
BAB II
Kajian Pustaka
2.1. Muatan Konstitusi
Henc van Maarseveen dan Ger van der Tang dalam bukunya yangberjudul Written Constitution, mengatakan bahwa
1. Konstitusi merupakan suatu bentuk siistem politik danhukum;
2. Konstitusi sebagai suatu dokumen nasional dan tandalahirnya suatu negara, bahkan sebagai tanda kemerdekaan.3
3 Sri Soemantri, Fungsi Konstitusi Dalam Pembatasan Kekuasaan, dikutip dari Jurnal Hukum, No. 6 Vol. 3 1996, hlm. 4.
Menurut A.A.H. Struycken, undang-undang dasar sebagai suatukonstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yangberisi:4
1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau;2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan
bangsa;3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik
waktu sekarang maupun masa yang akan datang;4. Suatu keinginan perkembangan kehidupan ketatanegaraan
bangsa hendak dipimpin.
Wheare dalam bukunya Modern Constitution mengatakan bahwakonstitusi yang ideal adalah konstitusi yang sesingkatmungkin5, namun ia tidak menguraikan secara jelas apa yangseharusnya menjadi materi muatan pokok dari suatu konstitusi.J.G. Steenbeek sebagaimana dikutip oleh Sri Soemantri dalamdisertasinya menyatakan pada umumnya suatu konstitusi berisitiga hal pokok, yaitu6
1. Adantya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warganegaranya;
2. Adanya susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang
juga bersfiat fundamental.
Lebih luas Miriam Budiardjo mengatakan setiap Undang-UndangDasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai;7
1. organisasi negara termasuk didalamnya pembagian kekuasaanbaik secara vertikal maupun horizontal;
2. Hak-hak asasi manusia;3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar;
4 Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Bandung: Alumni, 1992, hlm. 2.5 K.C.Wheare, Modern Constitution……6 Sri Soemantri, Prosedur…, Op.Cit. hlm. 51.7 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1991, hlm. 101.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Materi Muatan Konstitusi Afrika Selatan
Bila diamati, maka di dunia ini tidak ada satu pun negaratanpa konstitusi. Pada umumnya semua negara modern mempunyaikonstitusi baik itu konstitusi dalam arti sempit (Undang-Undang Dasar), maupun konstitusi dalam arti luas. Oleh karenaitu, dapat dikatakan bahwa negara dan konstitusi merupakan dualembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. 8
Konstitusi merupakan kaidah hukum tertinggi.9 Tidak ada hukumlain atau tindakan pemerintah yang dapat mengganti ataumengesampingkan ketentuan dalam konstitusi.
Salah satu konstitusi yang masih eksis saat ini danbahkan dinyatakan sebagai konstitusi yang paling progresif didunia adalah konstitusi republic afrika selatan. Konstitusiyang berlaku di afrika selatan saat ini adalah KonstitusiRepublik Afrika Selatan 1996 yang disetujui oleh MahkamahKonstitusi Afrika Selatan pada 4 Desember 1996 dan mulaiberlaku pada 4 Februari 1997. Konstitusi tersebut sampai saatini telah mengalami 17 (tujuh belas) kali amandemen, dimanaamandemen terakhir dilakukan pada tahun 2013.
8 Sri Soemantri, Prosedur…, Op.Cit. hlm. 1-2.9 K.C. Wheare dalam bukunya Modern Constitutions memberikan ulasanmengenai kedudukan konstitusi dalam suatu negara dapat dilihat daridua aspek, yaitu aspek hukum dan aspek moral. Dilihat dari aspekhukum, konstitusi mempunyai derajat tertinggi, dimana konstitusimempunyai daya ikat bukan saja bagi warga negara melainkan jugabagi pemerintah. Sementara jika ditinjau dari aspek moral,konstitusi berada dibawah aspek moral landasan fundamental. Dengankata lain, konstitusi tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilaiuniversal dari etika moral. Oleh karena itu, dilihat dariconstitutional phyloshofi, apabila aturan konstitusi bertentangan denganetika moral, maka seharusnya konstitusi dikesampingkan. Contohnyakonstitusi afrika selatan 1983 yang melegalkan sistem apartheid.
Dikaitkan dengan teori mengenai materi muatan konstitusiyang dikemukakan oleh J.G. Steenbeek, sebagaimana dikutip olehSri Soemantri dalam disertasinya, secara garis besar,konstitusi afrika selatan dapat dikatakan telah memenuhi tigahal pokok yang seharusnya menjadi isi dari konstitusi, bahkankonstitusi afrika selatan dapat dikatakan sebagai konstitusiyang cukup panjang dimana terdiri dari 243 pasal ditambahdaftar yang berfungsi merincikan perihal yang terdapat dalampasal-pasal pada konstitusi tersebut. Adapun materi muatanKonstitusi Republik Afrika Selatan secara umum, antara lain
3.1.1. Jaminan Hak AsasiMinimnya budaya hak asasi manusia di afrika selatan,
menjadikan perbincangan mengenai hak-hak asasi tersebutterdengar premature, terlebih dengan diterapkannya politikapartheid10 oleh pemerintahan yang berkuasa selama berpuluh-puluh tahun di Afrika Selatan, menjadikan perlindunganterhadap hak-hak asasi manusia khususnya bagi warga kulithitam hanya sekedar angan-angan. Hal tersebutlah yangmendasari munculnya desakan-desakan baik dari dalam negerimaupun dari luar negeri, agar ketentuan mengenai hak asasisegera dicantumkan dalam konstitusi Afrika Selatan.
Seiring dengan jatuhnya rezim apartheid yang padawaktu itu dipimpin oleh Presiden Pieter Willem Botha,berangsur-angsur hilanglah kebijakan apartheid. LahirnyaKonstitusi 1993 mengawali pangakuan dan penghormatanterhadap hak-hak asasi di Afrika Selatan, hal ini bisa
10 Apartheid berasal dari Bahasa Afrikaans, yakni dari kata apart yang berarti memisah, dan heid yang berarti sistem atau hukum. jadi,dapat disimpulkan politik apartheid merupakan suatu kebijakan pemerintah mengenai pemisahan ras yang pada waktu itu dilakukan oleh pemerintah kulit putih terhadap orang kulit hitam. Contohnya kebijakan pelarangan bagi orang kulit hitam memiliki “homeland” diluar wilayah tempat tinggal yang telah ditetapkan (Land Act); kebijakan pemisahan tempat tinggal orang kulit putih dan kulit hitam (Group Areas Act); dan kewajiban pendaftaran diri bagi semuaorang kulit hitam menurut kelompok suku masing-masing (Popilation Registration Act).
ditemui dalam Bab III Konstitusi 1993 yang mencantumkandeklarasi terhadap hak-hak manusia yang kemudian ketentuanini berganti pada 4 Februari 1997 dengan ketentuan hakasasi manusia yang terkandung dalam Bab II Konstitusi 1996.
Deklarasi terhadap hak asasi manusia yang tercantumdalam konstitusi 1996 diterpakan dalam semua atauran hukumdi negara tersebut dan mengikat bagi lembaga legislative,eksekutif dan yudikatif. Deklarasi hak-hak asasi AfrikaSelatan memiliki dua karakteristik yang mungkin digambarkansebagai avant garde.11 Pertama, pernyataan tersebut dibuatuntuk penerapan deklasari hak-hak dalam ranah privat, keduaberbagai ketentuan mengenai hak-hak dalam hal sosial danekonomi, yang mana negara dibebani kewajiban yang specifikuntuk menyelenggarakannya.12
Adapun tipologi hak asasi yang secara umum diaturdalam Konstitusi 1996, antara lain
Hak milikHal ini didasarkan pada pembatasan rasial dari
akusisi terhadap hak milik atas benda bergerak padamasa prakonstitusional disatu sisi dan kekhawatiranakan terjadinya perampasan terhadap kepemilikan atastanah dan bisnis. Akses ke pengadilan
Ketentuan mengenai hak untuk mengaksespengadilan terkandung dalam Pasal 34 Konstitusi 1996:
Everyone has the right to have any dispute that can be resolvedby the application of law decide in a fair public hearing before a court or,where appropriate, another independent and impartial tribunal orforum.
Terdapat tiga hak berbeda yang timbul dariketentuan tersebut, Pertama, hak untuk mengakses
11 Avant garde berarti advance guard atau vanguard. Merujuk pada perlawanan terhadap batas-batas apa yang diterima sebagai norma dalam sautu kebudayaan.12 Francois Venter, Constitutional Comparasion, Cape Town: Juta & Co, 2000, hlm. 145.
putusan pengadilan dari suatu sengketa; Kedua, hakuntuk menghadiri persidangan dimana sengketadiselesaikan dengan penerapan hukum yang adil sertaterbuka untuk umum; Ketiga, hak untuk mendapatkanpengadilan (tribunal) atau forum penyelesaian sengketahukum selain pengadilan pada umumnya yang merdeka danadil. Kebebasan akademik
Termasuk didalamnya kebebasan memeluk agama,menuangkan pikiran, dan mengutarakan pendapat
Warga negaraWarga ataau masyarakat diberikan hak dasar agarkewarganegaraannya tidak dirampas dengan sewenang-wenang atau tanpa alasan yang jelas. BerdasarkanPasal 3 Konstitusi 1996, semua warga kedudukannyaadalah sama baik itu dari segi hak, maupun manfaatyang diperoleh sebagai akibat adanya status warganegara. Selain hak, mereka juga memiliki tugas dantanggungjawab yang setara pula.
Pendidikan yang didukung oleh negaraDalam konstitusi 1996, negara menjamin bahwa tiap-tiap orang berhak atas pendidikan dasar.
3.1.2. Susunan KetatanegaraanSelain lembaga eksekutif yang terdiri dari Presiden,Deputi Presiden, dan Menteri-Menteri; legislative(Parlemen yang terdiri dari dua kamar yakni NaionalAssembly dan National Council of Provinces); danyudikatif terdiri dari Mahkamah Konstitusi, MahkamahAgung dan peradilan dibawahnya, serta the judicialservice commission appoints judges (semacam KomisiYudisial). Susunan ketatanegaraan Afrika Selatan jugaterdiri dari Institusi atau lembaga negara sebagaipendukung berlangsungnya demokrasi konstitusional dinegara tersebut. Keberadaan lembaga-lembaga tersebut
tercantum dalam Bab IX Konstitusi 1996, adapunlembaga-lembaga tersebut antara lain Public Protector
Publik Protector (Pelindung Masyarakat) memilikikekuasaan sebagaimana diatur dalam undang-undang,antara laina. Untuk melakukan investigasi terhadap setiap
tindakan dalam urusan negara, atau administrasipublic dalam bidang pemerintahan, yang didugatidak benar atau menimbulkan adanyaketidakwajaran atau prasangka.
b. Untuk melaporkan tindakan tersebut.c. Untuk mengambil tindakan perbaikan yang tepat.
Meskipun lembaga ini memiliki kewenangan untukmelakukan investigasi atau penyelidikan terhadaptindakan yang dilakukan negara dalam hal inipemerintah, namun lembaga ini tidak dapatmelakukan penyelidikan terhadap putusanpengadilan.Setiap laporan hasil penyelidikan yangdilakukan oleh Public Protector harus terbuka untukumum kecuali dalam keadaan yang luar biasa yangmengharuskan laporan tersebut dirahasiakan. Masajabatan public protector adalah tujuh tahun dantidak dapat di perpanjang.
South African Human Rights CommissionLembaga ini memiliki kewajiban untuka. Memajukan penghormatan terhadap hak asasi dan
budaya hak asasi;b. Memajukan perlindungan, pembangunan dan
pencapaian terhadap hak asasi;c. Mengamati dan menilai hak asasi di afrika
selatan.
Dalam rangka menjalankan kewajiban tersebut,lembaga ini diberi kewenangan, antara lain
a. Untuk melakukan penyelidikan dan untuk melaporkanpelaksanaan hak asasi manusia;
b. Untuk mengambil langkah-langkah sebagai upayapemulihan terhadap hak-hak asasi yang telahdilanggar;
c. Untuk melakukan penelitian;d. Untuk melakukan pendidikan terkait hak asasi
manusia.
Commission for the Promotion and Protection of the Rights ofCultural, Religious and Linguistic CommunitiesTujuan utama dari lembaga ini antara laina. memajukan penghormatan terhadap hak-hak komunitas
budaya, agama, dan bahasa;b. memajukan dan membangun perdamaian, persaudaraan,
kemanusiaan, toleransi, dan persatuan bangsaantar komunitas budaya, agama, dan bahasa,berdasarkan kesamarataan, non-diskriminasi, dankebebasan berkumpul; dan
c. untuk merekomendasikan pembentukan atau pengakuansebuah dewan budaya atau lainnya atau dewan untukmasyarakat atau komunitas di Afrika Selatan.
Lembaga ini memiliki kewenangan untuk melakukanpemantauan, penyelidikan, penelitian, pendidikan,melakukan lobi, memberikan saran dan melaporkanisu-isu tentang budaya, agama, dan bahasamasyarakat. Komisi ini dapat melaporkan tiap-tiaphal yang merupakan kewenangannya kepada Komisi HakAsasi Manusia Afrika Selatan untuk selanjutnyadilakukan penyelidikan.
Susunan pembentuk komisi ini harus mewakilikomunitas budaya, agama, dan bahasa di afrika
selatan, dan secara luas mencerminkan komposisigender dari Afrika Selatan.
Commission for Gender EqualityKomisi ini memiliki fungsi untuka. Memajukan penghormatan terhadap kesetaraan gender
serta perlindungan, pembangunan, dan pencapaianterhadap kesetaraan gender tersebut;
b. Komisi ini memiliki kewenangan dalam mewujudkanfungsinya, termasuk kewenangan melakukanpemantauan, penyelidikan, penelitian, pendidikan,melakukan lobi, memberi saran dan melaporkan hal-hal terkait isu kesetaraan gender;
Auditor-GeneralLembaga ini memiliki kewajiban untuk melakukanaudit dan melaporkan rekening, laporan keuangan,dan manajemen keuangan dari- Semua departemen dan administrasi nasional serta
provinsi;- Semuan kota; dan- Setiap institusi atau entitas akuntansi yang
diperlukan.
Sebagai tambahan dari kewajibannya diatas, auditor-general dimungkinkan melakukan audit dan melakukanpelaporan atas rekening, laporan keuangan danmanajemen keuangan dari
a. Tiap institusi yang didanai oleh pendapatannasional atau pendapatan provinsi atau kotamadya;atau
b. Tiap lembaga yang berwenang secara hukum untukmenerima dana guna kepentingan umum.
Hasil laporan pengamatan yang dilakukan olehAuditor-General harus dimasukan kepada setiap badan
legislative yang berkepentingan langsung padapengamatan tersebut, juga kepada lembaga berwenanglainnya yang diatur lebih lanjut dalam undang-undang, dan hasil pengamatan tersebut harusdipublikaskan. Pengisian auditor-general dilakukandengan penunjukan dengan jangka waktu masa jabatanlima sampai sepuluh tahun dan tidak dapatdiperbaharui.
Electoral CommissionLembaga ini berjkewajiban untuka. Mengatur pemilihan badan legislative nasional,
provinsi dan kota sesuai peraturan-perundang-undangan;
b. Memastikan pemilihan tersebut dilaksanakan denganbebas dan adil;
c. Mengumumkan hasil pemilihan tersebut dalam jangkawaktu yang ditentukan oleh undang-undang.
Komisi ini setidaknya terdiri dari tiga orang,dimana jumlah anggota serta persyaratannya diaturlebih lanjut dalam undang-undang.
Broadcasting AuthorityBadan legislative nasional harus membentuk seuatubadan independen untuk mengatur penyiaran padamasyarakat secara umum, dan untuk menjaminkelayakan dan keberagaman sudut pandang yangmewakili masyarakat Afrika Selatan.
3.1.3. Pembagian tugas ketatanegaraanBerdasarkan susunan ketatanegaraan diatas, jelaslahterlihat adanya pembagian kekuasaan yang jelas dalamkonstitusi Afrika Selatan, untuk lebih jelasnya, akanditampilkan dalam table sebagai berikut:
Table 1.1. Pembagian Kekuasaan Horizontal
Pembagian Tugas KetatanegaraanEksekutif Legislatif YudikatifPasal 83 ayat (a)Konstitusi 1996,menyatakankekuasaaneksekutif beradapada presiden,dimana kedudukanpresiden adalahsebagai kepalanegara dan jugakepalapemerintahan.
Pasal 43Konstitusi 1996,menyatakankekuasaanlegislativea. Dalam lingkup
pemerintahannasionaldiberikankepadaparlemensebagaimanadiatur dalamPasal 44;
b. Dalam lingkuppemerintahanprovinsidiberikankepadalegislativeprovinsi,sebagaimanadiatur lebihlanjut dalamPasal 104;
c. Dalam lingkuppemerintahanlokaldiberikankepada DewanKota,sebagaimanadiatur lebihlanjut dalamPasal 156.
Pasal 165Konstitusi 1996,menyatakan 1. kekuasaan
yudisialdiberikan padapengadilan;
2. pengadilanadalahindependen danhanya tundukterhadapkonstitusi danhukum atauundang-undang,tanpa adanyakeberpihakan,ketakutan,dukunganterhadap salahsatu pihak dantanpa adanyaprasangka;
3. tidak ada satuorang pun ataulembaga negarayang dapatmenginterfensifungsi daripengadilan;
4. organ-organnegara harusmembantu danmelindungipengadilan
untuk menjaminindependensi,imparsialitas,martabat,aksesibilitas,danefektifitasdaripengadilan;
5. perintah atauputusanpengadilanmengikat tiap-tiap orang danlembaganegara.
3.2. Pembagian Kekuasaan
Gagasan dari negara konstitusional tidak memperkenankan adanyaabsolutism, sentralisasi dan konsentrasi dari kekuasaanpemerintahan, serta adanya suatu prosedur yang jelas atautidak terkendali oleh suatu kekuasaan pemerintahan. Metodekonstitusional yang penting untuk mencegah kecenderungantersebut adalah pendistribusian otoritas negara baik secarahorizontal maupun vertikal yaitu antara berbagai lembaganegara atau organ pemerintah dan berbagai tinkatanpemerintahan.13
3.2.1. Pembagian Kekuasaan Horizontal
Dalam setiap pemerintahan terdapat tiga cabang kekuasaan:kekuasaan legislative; kekuasaan eksekutif ; dan kekuasaanyudikatif.
13 M. J. C. Vile, Constitutionalism and the Separation of Powers, Indianapolis:Liberty Fund, 1998, hlm. 15.
Kekuasaan legislative memiliki kewenangan untukmembentuk, merubah dan mencabut undang-undang yang berlaku.Kekuasaan eksekutif berwenang untuk menentukan timbulnya suatuperdamaian ataupun peperangan, mengirim atau menerimaperwakilan dari negara lain, menetapkan keamanan nasional,dan menentukan perlawanan terhadap suatu invansi. Kekuasaanyudikatif berwenang untuk menjatuhkan hukuman pada tindakancriminal, atau menyelesaikan sengketa antar individu.
Ketika kekuasaan legislative dan eksekutif menyatu padasatu orang atau satu lembaga, tidak akan tercipta suatukebebasan, karena akan muncul kekhawatiran bahwa raja atausenate dapat membentuk aturan hukum tirani dan melaksanakannyadengan tata cara tirani. Begitu pula jika kekuasaan yudikatiftidak dipisahkan dengan kekuasaan legislative dan eksekutif,maka kehidupan dan kebebasan individu akan terkena pengaturanyang sewenang-wenang (hakim berkedudukan sebagai legislator),selain itu hakim mungkin akan melakukan tindakan kekerasandari seorang penindas.14
Dalam konstitusi Afrika Selatan, doktrin pemisahankekuasaan tidak disebutkan dalam keseluruhan teks konstitusi.Pasal 8 Konstitusi 1996 menyebutkan seluruh elemen daristuktur ketatanegaraan terikat oleh deklarasi hak-hak asasi,elemen-elemen tersebut antara lain legislative, eksekutif, danyudikatif. Ketiga kekuasaan tersebut diatur secara terpisahdalam konstitusi 1996, dimana mengenai parlemen diatur dalambab IV, presiden diatur dalam bab V, dan mengenai lembagaperadilan dan peradilan administrative diatur dalam bab VIII.
3.2.1.1.Kekuasaan Eksekutif (Presiden)
Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepalapemereintahan15 menguasai lembaga eksekutif, dimana kabinet
14 Baron de Montesquieu dalam bukunya Spirit of Laws, sebagaimana dikutip oleh Francois Venter dalam bukunya Contitutional Comparison, ….., Op.Cit., hlm. 211.15 Lihat Pasal 83 ayat (1) Konstitusi 1996.
menteri dibentuk dan dibubarkan berdasarkan diskresi daripresiden.16 Presiden memiliki kewenangan bersama-sama dengananggota kabinetnya, antara lain
a. Menerapkan undang-undang kecuali konstitusi menentukanlain;
b. Membentuk dan menerapkan kebujakan nasional;c. Mengkoordinasi fungsi departemen dan administrasi negara;d. Mempersiapkan dan memulai perancangan undang-undang;e. Melakukan fungsi eksekutif lain yang ditentukan dalam
Konstitusi atau Undang-Undang.
Presiden dipilih oleh national assembly dengan masa jabatanselama lima tahun. Dalam pelaksanaannya ada kemungkinanpresiden diberhentikan oleh parlemen (National Assembly),jika Presiden
a. Melakukan pelanggaran konstitusi atau hukum;b. Berkelakuan tidak baik;c. Tidak mampu melaksanakan fungsinya lagi.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dalam melaksanakantugas dan kewajibannya, presiden dibantu oleh deputi presidendan menteri-menteri. Deputi presiden harus dipilih darianggota National Assembly.17 Menteri-menteri juga dipilih darianggota National Assembly, namun dapat pula berasal dariorang diluar National Assembly, namun jumlahnya tidak lebihdari dua orang.
3.2.1.2.Kekuasaan Legislatif
Kewenangan legislative di afrika selatan terdiri dari tigatingkatan, Pertama, kewenangan legislative nasional beradapada parlemen; Kedua, kewenangan legislative provinsi beradapada Legislatif Provinsi; Ketiga, kewenangan legislative lokaldiberikan kepada dewan kota.
16 Lihat Pasal 91 ayat (2) Konstitusi 1996.17 Lihat Pasal 91 ayat (3) huruf a Konstitusi 1996.
3.2.1.2.a. Parlemen
Parlemen berkedudukan sebagai kekuasaan legislative nasional,dimana parlemen memiliki kewenangan untuk membentuk undang-undang. Lembaga ini terdiri dari National Assembly danNational Council of Provinces. National Assembly dipilih untukmewakili masyarakat dan menjamin pemerintahan yang demokratisberdasarkan konstitusi. Sementara National Council ofProvinces merupakan perwakilan daerah atau provinsi untukmenjamin kepentingan provinsi diperhitungkan dalam lingkupnasional.
National Assembly memiliki tugas untuk melakukan pemilihanpresiden, menyediakan forum nasional untuk mendapatpertimbangan public terhadap suatu isu, membentuk undang-undang, dan melakukan pengawasan terhadap tindakan eksekutif.National Assembly terdiri dari 350 sampai 400 anggota, dimanapemilihannya dilakukan secara langsung oleh masyarakat yangtelah berusia 18 tahun keatas, dengan menggunakan sistemproporsional. Masa jabatan dari anggota national assemblyadalah lima tahun.
National Council of Provinces terdiri dari 54 anggota tetapdan 36 perwakilan khusus. Delegasi tersebut terdiri darisepuluh perwakilan dari masing-masing provinsi. NationalCouncil of Provinces memiliki tugas untuk ikut berpastisipasidalam proses legislasi nasional dan meyediakan forum nasionaluntuk mendapat pertimbangan public terkait isu-isu yangmemiliki dampak terhadap provinsi.
3.2.1.2.b.Legislatif Provinsi
Lembaga ini terdiri dari 30 sampai 80 anggota, dimanajumlahnya berbeda-beda untuk tiap provinsinya. Pengisianjabatannya dilakukan melalui pemilihan secara langsung untukmasa jabatan selama lima tahun. Legislative provinsi inimemiliki wewenang untuk menetapkan konstitusi dan merubah
konstitusi untuk provinsinya yang nantinya terlebih dahuludisertifikasi oleh mahkamah konstitusi.
3.2.1.2.c.Dewan Kota
Dewan kota bertugas untuk jangka waktu tidak lebih dari limatahun dipilih melalui sistem perwakilan proporsional. Lembagaini memiliki kewenangan eksekutif untuk menjalankan urusanpemerintahan lokal. Dewan kota juga memiliki kewenangan untukmembentuk dan menjalankan peraturan.
3.2.1.3.Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Konstitusi,Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi, dan Pengadilan Negeri.Mahkamah konstitusi merupakan pengadilan yang berwenangmenyelesaikan segala sengketa ketatanegaraan ataupun masalah-masalah perundang-undangan di afrika selatan. Mahkamah Agungmerupakan pengadilan tertinggi dalam hukum public dan privat,mahkamah agung memimpin beberapa perdilan dibawahnya, antaralain pengadilan tinggi yang berada di tiap-tiap ibukotaprovinsi, dan magistrate couts yang merupakan lembagaperadilan terendah atau pengadilan tingkat pertama. Lembagayudikatif bertanggungjawab dalam penerapan hukum danpelaksanaan peradilan di Afrika Selatan, dimanaperlaksanaannya harus berdasarkan konstitusi. dan dirumuskanoleh parlemen.
3.2.2. Pembagian Kekuasaan VertikalPembagian kekuasaan secara vertikal di afrika selata,
terbagi kedalam beberapa tingkatan, baik itu legislativemaupun eksekutif. Dalam ketentuan Pasal 43 Konstitusi 1996,kekuasaan legislative dibagi kedalam tiga tingkatan, nasionaldiberikan kepada parlemen, provinsi diberikan kepadalegislative provinsi dan lokal atau kota diberikan kepadadewan kota.
Sementara eksekutif provinsi dipimpin oleh PerdanaMenteri yang dipilih langsung oleh presiden.
3.3. Interesting Point
Hal yang menarik dari ketatanegaraan Afrika Selatan adalah mahkamah
Konstitusi Afrika Selatan diberi kewenangan penuh untuk menguji
peraturan perundang-undangan mulai dari tingkatan terendah sampai
yang tertinggi. Di Afrika Selatan, pengujian peraturan perundang-
undangan semua berada di bawah otoritas Mahkamah Konstitusi Afrika
Selatan sepenuhnya, sehingga dapat meminimalisir akan adanya
pertentangan kewenangan dan putusan antar lembaga penguji peraturan
perundang-undangan. Sementara jika kita lihat dari kewenangan
mahkamah konstitusi Republik Indonesia, kewenangannya hanya sebatas
melakukan pengujian terhadap konstitusionalitas undang-undang
terhadap undang-undang dasar, dan untuk kewenangan menguji peraturan
perundang-undangan dibawah undang-undang berada pada mahkamah agung,
dengan batu uji undang-undang.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulana. Konstitusi afrika selatan secara keseluruhan sudah memuat
materi muatan konstitusi pada umumnya yakni adanyajaminan terhadap hak asasi manusia, adanya lembaga negarayang bersifat fundamental, adanya pembagian kekuasaan.
b. Konstitusi afrika selatan, membagi kekuasaan baik itusecara horizontal maupun vertikal. Secara horizontal,kekuasaan terdiri atas Eksekutif (Presiden); Legislatif(Parlemen); Yudikatif (Mahkamah Konstitusi, MahkamahAgung dan peradilan dibawahnya).secara vertikal terbagidalam tiga tingkatan, yakni eksekutif dan legislativenasional, eksekutif dan legislative provinsi, danpemerintahan kota.
c. Hal menarik yang terdapat dalam ketatanegaraan afrikaselatan adalah, kewenangan yang dimiliki oleh mahkamahkonstitusinya, dimana MK Afrika Selatan berwenang untukmelakukan pengujian terhadap seluruh tingkatan peraturanperundang-undangan terhadap Konstitusinya, sementara jikakita lihat kewenangan MK Indonesia, hanya sebataspengujian undang-undang terhadap undang-undang dasar.
Daftar Pustaka
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1991Sri Soemantri, Fungsi Konstitusi Dalam Pembatasan Kekuasaan, dikutipdari Jurnal Hukum, No. 6 Vol. 3 1996Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Bandung: Alumni, 1992Konstitusi Afrika Selatan 1996The Early History of South Africa, diunduh dari http://www.africanafrican.com/folder11/world%20history5/black%20history/history1.pdf pada tanggal 27 Maret 2015The World Factbook: South Africa, iakses dari https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sf.html pada tanggal 27 Maret 2015