90 KAJIAN SISTEM PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA ...

15
90 KAJIAN SISTEM PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN SISTEM PENJAMINAN MUTU Wahyujaya, Yonny Koesmaryono, Fredinan Yulianda Program Magister Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan permasalahan dan merumuskan strategi meningkatkan mutu proses pembelajaran dengan mendeskripsikan sistem pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan juga menganalisis aspek internal dan eksternal. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi (gabungan). Data dianalisis dengan tiga tahapan, yaitu analisis deskriptif kulitatif, analisis faktor strategis internal dan eksternal (IFAS-EFAS) dan perumusan strategi dengan matriks SWOT. Hasil penelitian menunjukkan adanya permasalahan pada manajemen sumber daya manusia, sarana prasarana, keuangan dan efektifitas sistem unit penjaminan mutu. Faktor strategik eksternal mempunyai potensi lebih besar dari faktor strategik internal. Berdasarkan analisis matrik SWOT, strategi yang dirumuskan adalah melakukan peningkatan pengetahuan dan kesadaran pimpinan struktural fakultas tentang manajemen efektif dan sistem penjaminan mutu internal serta sosialisasi kepada dosen maupun pegawai. Selanjutnya memanfaatkan peluang eksternal secara maksimal dalam meningkatkan tata kelola pendidikan tinggi untuk menunjang kemajuan sistem pembelajaran. Kata kunci: sistem pembelajaran, sistem penjaminan mutu dan strategi THE STUDY OF LEARNING SYSTEM TO IMPROVE OF QUALITY ASSURANCE SYSTEM Abstract This study was aimed at finding out the problem and formulating the strategy to increase the learning process by describing the learning system which has been implemented and observing the internal and external aspects for formulating the strategy of learning system improvement. The study was a qualitative descriptive. The data were collected through observation, interviews, documentation and triangulation (combined). The data were analyzed in qualitative descriptive analysis, analysis of internal and external strategic factors (IFAS-EFAS), and the formulation of the strategy with SWOT matrix. The results showed that the existence of problems in the management of human resources, infrastructure, finance, and the effectiveness of the system of quality assurance unit. External strategic factors have more potential than internal strategic factors. Based on the SWOT matrix analysis, the formulated strategy is to improve knowledge and awareness of the faculty structural leaders regarding the effective management internal quality assurance system and socialization to academic and administration staff. Further effort is trying to utilize any external opportunities in improving the governance of higher education to support the advancement of the learning system. Keywords: learning system, quality assurance system and strategy PENDAHULUAN Perguruan tinggi di Indonesia saat ini semakin berkembang dan memiliki tantangan yang cukup besar. Perkembang- an tersebut nampak dari tingginya tingkat persaingan antara PTN, PTS, maupun

Transcript of 90 KAJIAN SISTEM PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA ...

90

KAJIAN SISTEM PEMBELAJARANSEBAGAI UPAYA PENINGKATAN SISTEM PENJAMINAN MUTU

Wahyujaya, Yonny Koesmaryono, Fredinan YuliandaProgram Magister Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor

email: [email protected]

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menemukan permasalahan dan merumuskan strategi meningkatkan

mutu proses pembelajaran dengan mendeskripsikan sistem pembelajaran yang sudah dilaksanakan danjuga menganalisis aspek internal dan eksternal. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Datadikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi (gabungan). Data dianalisisdengan tiga tahapan, yaitu analisis deskriptif kulitatif, analisis faktor strategis internal dan eksternal(IFAS-EFAS) dan perumusan strategi dengan matriks SWOT. Hasil penelitian menunjukkan adanyapermasalahan pada manajemen sumber daya manusia, sarana prasarana, keuangan dan efektifi tassistem unit penjaminan mutu. Faktor strategik eksternal mempunyai potensi lebih besar dari faktorstrategik internal. Berdasarkan analisis matrik SWOT, strategi yang dirumuskan adalah melakukanpeningkatan pengetahuan dan kesadaran pimpinan struktural fakultas tentang manajemen efektifdan sistem penjaminan mutu internal serta sosialisasi kepada dosen maupun pegawai. Selanjutnyamemanfaatkan peluang eksternal secara maksimal dalam meningkatkan tata kelola pendidikan tinggiuntuk menunjang kemajuan sistem pembelajaran.

Kata kunci: sistem pembelajaran, sistem penjaminan mutu dan strategi

THE STUDY OF LEARNING SYSTEMTO IMPROVE OF QUALITY ASSURANCE SYSTEM

AbstractThis study was aimed at fi nding out the problem and formulating the strategy to increase the

learning process by describing the learning system which has been implemented and observing theinternal and external aspects for formulating the strategy of learning system improvement. The studywas a qualitative descriptive. The data were collected through observation, interviews, documentationand triangulation (combined). The data were analyzed in qualitative descriptive analysis, analysis ofinternal and external strategic factors (IFAS-EFAS), and the formulation of the strategy with SWOTmatrix. The results showed that the existence of problems in the management of human resources,infrastructure, fi nance, and the effectiveness of the system of quality assurance unit. Externalstrategic factors have more potential than internal strategic factors. Based on the SWOT matrixanalysis, the formulated strategy is to improve knowledge and awareness of the faculty structuralleaders regarding the effective management internal quality assurance system and socialization toacademic and administration staff. Further effort is trying to utilize any external opportunities inimproving the governance of higher education to support the advancement of the learning system.

Keywords: learning system, quality assurance system and strategy

PENDAHULUANPerguruan tinggi di Indonesia saat

ini semakin berkembang dan memiliki

tantangan yang cukup besar. Perkembang-an tersebut nampak dari tingginya tingkatpersaingan antara PTN, PTS, maupun

91

dengan PT asing. Seluruh wilayah Indone-sia berupaya untuk memajukan daerahmereka dengan dukungan dari sektorpendidikan. Pembangunan di berbagaibidang tidak bisa dilepaskan dengankeberadaan perguruan tinggi sebagaipencetak SDM yang berkualitas.

Provinsi Sulawesi Tengah merupakansalah satu daerah yang sedang giat melaku-kan pembangunan untuk meningkatkantaraf hidup masyarakatnya dan mengejarkemajuan yang sudah dicapai lebih awaloleh beberapa daerah lainnya. Pada tahun2013, data BPS mencatat bahwa ProvinsiSulteng termasuk sembilan dari 33 provinsiyang mengalami peningkatan pertumbuh-an ekonomi cukup baik, yaitu sebesar9,38%. Sulawesi Tengah dinilai memilikipotensi untuk menjadi provinsi yang besardi Indonesia dengan menjadikannya se-bagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus(KEK). Potensi dan harapan tersebuttentunya mustahil untuk diwujudkan tanpapembenahan dan peningkatan kualitasSDM yang ada di Sulteng. Perguruan ting-gi diharapkan mampu mengemban tugasuntuk membangun SDM yang tangguh danprofesional. Keberadaan perguruan tinggimempunyai kedudukan dan fungsi pentingdalam perkembangan suatu masyarakat danproses perubahan sosial (social change) dimasyarakat yang begitu cepat, menuntutagar kedudukan dan fungsi perguruan ting-gi itu benar-benar terwujud dalam peranyang nyata (Yuliawati, 2012: 28).

Universitas Tadulako (UNTAD) me-rupakan salah satu perguruan tinggi negeridi kawasan timur Indonesia. UNTADmengemban tugas sebagai penyelenggarapendidikan tinggi senantiasa berupayamencerdaskan kehidupan bangsa dan terusmemberi kontribusi bagi pembangunan,khususnya di Sulawesi Tengah. Harapanmasyarakat yang besar dan persaingandi bidang pendidikan yang semakin

kompetitif menjadikan UNTAD harusmemiliki kemampuan dan komitmen untukberkembang lebih maju. Perguruan tinggidiarahkan untuk memberikan jaminanmutu dan peningkatan kualitas agar tetapdipercaya oleh masyarakat, sebagaimanadiungkapkan Ghafur (2010: 5), bahwatuntutan akuntabilitas dan tanggungjawab mengharuskan perguruan tinggimemberikan penjaminan mutu (qualityassurance) kepada masyarakat.

Fakultas MIPA UNTAD merupakansalah satu fakultas yang resmi berdiritahun 2007. FMIPA tahun 2014 menga-lami lonjakan kenaikan jumlah mahasiswasebesar 84%. Pertambahan jumlah tersebutmenunjukkan minat siswa di ProvinsiSulawesi Tengah untuk menekuni bidangMIPA semakin meningkat. FMIPA men-dapatkan tugas dan tanggungjawab yangbesar untuk memenuhi kewajibannyadalam memberikan proses pendidikan danpembelajaran yang bermutu. Hasil optimaldari proses pembelajaran memerlukansistem manajemen mutu yang baik. Bagipara pengelola perguruan tinggi, sistemmanajemen mutu hakekatnya berakar padaperbaikan terus menerus untuk memper-kuat dan mengembangkan mutu lulusansehingga dapat diserap oleh kalanganinstansi dan pasar tenaga kerja (Asmawi,2005: 66).

Sistem pembelajaran harus dikeloladengan manajemen yang baik. Sejumlahfakta yang terjadi di Fakultas MIPAUNTAD mengindikasikan adanya per-masalahan dalam pencapaian pendidikandan pembelajaran yang bermutu. Enamprogram studi di FMIPA sampai saat inibelum ada yang terakreditasi A, empatprogram studi sudah terakreditasi B dandua lainnya masih C. Rerata lama studimahasiswa cenderung naik dan IPK lulusancenderung turun dalam tiga tahun terakhir.Permasalahan tersebut menunjukkan

Wahyu W., Yonny K., dan Ferdinan Y..: Kajian Sistem Pembelajaran ...

92

belum optimalnya pencapaian pendidikandan pembelajaran yang bermutu. FMIPAUniversitas Tadulako membutuhkankajian ilmiah untuk menganalisis danmerumuskan strategi untuk menyelesai-kan permasalahan sekaligus meningkat-kan kualitas proses pembelajaran diFakultas MIPA serta pengembangan sistempenjaminan mutu.

Aly (2015) melakukan penelitiantentang studi deskriptif kinerja dosendalam proses pembelajaran di UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Penelitimengungkapkan bahwa ada tiga aspekpembelajaran untuk melihat kinerjadosen dalam proses pembelajaran, yaituaspek perencanaan pembelajaran, prosespelaksanaan pembelajaran dan aspekevaluasi hasil pembelajaran. Aspekperencanaan pembelajaran didekati daritiga hal, yaitu: kontrak belajar, ketersedia-an Rencana Mutu Pembelajaran (RMP),serta informasi referensi dan pemutakhiranbahan ajar yang dilakukan dosen pengam-pu. Adapun aspek proses pelaksanaanproses pembelajaran ditekankan padaempat poin penting. Keempat poin tersebutadalah kesesuaian pembelajaran denganRMP, penggunaan metode pembelajaran,penggunaan media pembelajaran, danantusiasme dalam pembelajaran. Sementaraitu, aspek hasil evaluasi pembelajaran di-arahkan pada tiga hal. Ketiga hal tersebutadalah keaktifan memotivasi mahasiswa,kesediaan mengoreksi tugas yang dikerja-kan mahasiswa, dan keterbukaan terhadapkritik dari para mahasiswa.

Kebijakan pemerintah tentangpendidikan tinggi membutuhkan inputtentang hasil-hasil studi atau penelitiantentang perguruan tinggi. Perguruantinggi mempunyai karakteristik masing-masing yang memengaruhi kesesuaian danketepatan perlakuan dalam merumuskankebijakan. Kajian tentang tata kelola

perguruan tinggi dalam peningkatan danpengembangan kualitas telah banyakdilakukan pada perguruan tinggi di Jawa,namun untuk perguruan tinggi di Indonesiatimur masih sangat terbatas.

METODEJenis penelitian ini bersifat deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. FakultasMIPA UNTAD ditetapkan sebagai obyekpenelit ian, sehingga penelitian inimerupakan studi kasus. Sumber data terdiridari data primer dan sekunder. Data primerdiperoleh melalui observasi, wawancaralangsung maupun dengan kuesioner. Datasekunder berupa dokumen atau data-datainternal FMIPA seperti struktur organisasi,data-data akademik dan kemahasiswaan,dokumen penjaminan mutu, hasil auditmutu, program-program kegiatan dan hasilevaluasi kuesioner unit penjaminan mutuserta data-data lainnya yang mendukungpenelitian ini.

Pemilihan nara sumber untuk dataprimer bersifat purposive sampling, sebagai-mana diungkapkan Satori dan Komariah(2011: 50), bahwa penentuan sumberdata pada penelitian kualitatif dilakukansecara purposif, yaitu ditentukan denganmenyesuaikan pada tujuan penelitian atautujuan tertentu. Sumber yang akan di-wawancara secara langsung adalah merekayang memiliki pengetahuan, pengalamandan terlibat langsung dalam kegiatansistem pembelajaran FMIPA UNTAD,yaitu dekan dan wakil dekan bidangakademik, pimpinan jurusan/prodi, ketuadan anggota penjaminan mutu fakultas,sejumlah dosen prodi, tenaga kependidikan,laboran dan perwakilan mahasiswa. Metodepengumpulan data dalam penelitian iniadalah observasi, wawancara, dokumentasidan triangulasi (gabungan).

Analisis data secara kualitatif meng-gunakan metode interaktif Miles dan

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 1, Mei 2015, Halaman 90-104

93

Huberman (1992), yang terdiri atas tigaalur kegiatan yaitu reduksi data, penyajiandata dan penarikan kesimpulan/verifi kasi.Analisis kualitatif yang dilakukan di-dukung oleh data kuantitatif melaluiskoring dan pembobotan faktor-faktorstrategis sistem pembelajaran. Wawancaradengan kuesioner dilakukan pada sejum-lah nara sumber yang sudah dipilh untukmelakukan pembobotan dan perangking-an sebagai dasar dari penyusunan faktorstrategis internal maupun eksternal (IFAS-EFAS) yang akan dimasukkan ke dalammatrik SWOT. Narasumber sebanyaksepuluh orang dikategorikan mengenaldan memahami dengan baik sistem pem-belajaran dan penjaminan mutu. Merekaadalah dekan, wakil dekan bidang aka-demik, ketua unit penjaminan mutu, dantujuh orang dosen senior berkualifikasidoktor yang pernah atau masih mendudukijabatan struktural di fakultas/program studiFMIPA UNTAD. Observasi yang dilaku-kan bersifat partisipatif pasif. Wawancaralangsung dilakukan secara semiterstrukturdengan menyiapkan pedoman wawancaratetapi juga berusaha menggali permasalah-an secara lebih terbuka. Tahapan pengolah-an dan analisis data dalam penelitian inidilakukan dengan tiga tahapan, yaitu: (1)Analisis deskriptif kulitatif, (2) analisisIFAS-EFAS, dan (3) perumusan strategidengan matriks SWOT.

Data yang sudah diperoleh kemudiandianalisis dengan menggunakan matrikIFAS. Selanjutnya analisis dilakukanpada faktor-faktor eksternal dari sistempembelajaran untuk mendapatkan EFAS.Analisis tersebut akan dikombinasikanuntuk selanjutnya menentukan alternatifstrategi yang dapat ditawarkan danmemasukkannya dalam matriks SWOT.

Strategi dirumuskan melalui analisisterhadap beberapa alternatif strategi yangtersusun pada matriks SWOT. Rangkuti

(2009: 18) menjelaskan bahwa analisisSWOT adalah identifi kasi berbagai faktorsecara sistematis untuk merumuskanstrategi perusahaan. Analisis ini didasarkanpada logika yang dapat memaksimalkankekuatan dan peluang, namun secarabersamaan dapat meminimalkan kelemah-an dan ancaman. Strategi disesuaikandengan faktor strategis internal maupuneksternal sistem pembelajaran FMIPAUNTAD. Klasifikasi yang didapatkandari matrik SWOT dimaksudkan untukmemutuskan implikasi manajerial yangpaling tepat untuk diterapkan dalam sistempembelajaran FMIPA.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANProgram studi telah melakukan peren-

canaan, pengembangan, pemutakhirandan monitoring kurikulum secaraberkala dan berkesinambungan sesuaiketetapan kebijakan mutu Fakultas MIPA.Kurikulum FMIPA UNTAD dirancangdan dikembangkan berdasarkan visi, misi,sasaran dan tujuan yang relevan dengankebutuhan pasar kerja di bidang bisnis, in-dustri, instansi pemerintah/swasta maupunbidang ilmu lainnya meliputi cakupan dankedalaman materi serta pengorganisasianyang mendorong terbentuknya hard skillsdan keterampilan kepribadian serta perilaku(soft skills).

Kurikulum prodi FMIPA dilihatdari dokumen-dokumen yang ada danwawancara dengan dosen, sudah memenuhipokok-pokok acuan dari Standar NasionalPendidikan tentang pendidikan tinggidan secara internal sesuai dengan ke-bijakan mutu FMIPA. Kurikulum ber-basis kompetensi sudah disesuaikandengan konsep KKNI. Peninjauan ter-hadap kurikulum menyertakan jugapihak stakeholder dan pengguna lulusandari berbagai perusahaan atau instansi.Kurikulum dan dokumen kontrak per-

Wahyu W., Yonny K., dan Ferdinan Y..: Kajian Sistem Pembelajaran ...

94

kuliahan serta evaluasi perkuliahanmenunjukkan bahwa sistem pembelajaranprogram studi dibangun berdasarkanperencanaan yang relevan dengan tujuan,ranah belajar dan hierarkinya. Silabus,RPP dan SAP sudah diterapkan padasemua mata kuliah dan dilakukan up datesecara periodik dan berkelanjutan. Profi llulusan, kompetensi dan learning out-comes tercantum dalam kurikulum KBKyang sudah disesuaikan dengan KKNI.Perencanaan juga dilakukan terhadappeningkatan kemampuan dosen untukmengembangkan metode pembelajaran.

Pengelolaan dan manajemen yangbaik di unit fakultas, jurusan/prodi men-jadi modal utama pembentukan kualitassuatu perguruan tinggi. Hasil penelitiandi Fakultas MIPA Universitas Tadulakoterhadap manajemen pengelolaan terkaitdengan sistem pembelajaran dapat dilihatdalam beberapa subsistem atau bagianpenyusun dan penunjang sistem tersebut.Secara struktural keorganisasian, UnitPenjaminan Mutu (UPM) belum melibat-kan dekan atau ketua jurusan/prodi sebagaibagian dari UPM. Struktur organisasiUPM di fakultas MIPA UNTAD hanyaterdiri dari enam orang termasuk satuorang sebagai ketua. Anggota UPM adalahperwakilan dari setiap program studisebanyak satu orang dosen. Sehingga hal inimembuat UPM kurang memiliki kekuatanuntuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan strategis tentang pembelajaranyang ditetapkan. Sebagaimana diamanat-kan dalam UU No. 12 tahun 2012 bahwasistem penjaminan mutu pendidikantinggi bertujuan menjamin pemenuhanStandar Pendidikan Tinggi secara sistemikdan berkelanjutan, sehingga tumbuh danberkembang budaya mutu. Oleh karenaitu proses penjaminan mutu sebagai suatusistem membutuhkan dukungan baik se-cara kekuatan legalitas struktural maupun

kebijakan kelembagaan untuk memudah-kan unsur pengendalian dan pengawasanmenjadi efektif dan efi sien. FMIPA dalamarah pengembangannya terkait denganmanajemen unit penjaminan mutu perlumelakukan restrukturisasi kelembagaanuntuk menemukan bentuk yang lebih sesuaimenuju suatu sistem jaminan mutu yangterintegrasi dengan kegiatan akademikfakultas maupun prodi.

Penerapan kebijakan mutu sangatdipengaruhi oleh faktor kepemimpinan,sebagaimana diungkapkan oleh Mavil(2013), kebijakan mutu dilaksanakanmengikuti skema kepemimpinan disuatuinstitusi dan pada akhirnya menjaditanggung jawab bersama. Sehingga kepe-mimpinan mempunyai fungsi mengarahkanjalannya suatu sistem. Hofmeyer (2015:181) menyebutkan dalam penelitiannya,“developing leaders and leadership are keyfactors to improve learning and teachingin higher education”. Staf pengajar yangmenduduki posisi struktural perguruantinggi, pada umumnya belum memilikikemampuan manajerial. Wawancaradengan sejumlah dosen dan tenaga ke-pendidikan FMIPA menyiratkan bahwasejumlah permasalahan manajerial yangmenjadi tanggung jawab pimpinan,belum mendapatkan penyelesaian yangoptimal. Capaian indeks mutu dari faktorkepemimpinan berdasarkan hasil kue-sioner evaluasi berada diantara range 2,90-2,96. Kisaran angka tersebut menunjukkanfaktor kepemimpinan cenderung cukupbaik.

Pengelolaan sumber daya manusia yangmencakup dosen dan tenaga kependidikanmenjadi bagian strategis dan menentukan.Antara organisasi dan dosen merupakansatu kesatuan yang memiliki hubunganyang bersifat simultan dan harus seimbang.Artinya pada satu sisi, dosen harus dikeloladalam kerangka alur kepentingan organi-

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 1, Mei 2015, Halaman 90-104

95

sasi, di sisi lain kegiatan organisasi ha-rus dapat memperhatikan kepentingandan kebutuhan yang diharapkan dosen(Yuningsih, 2010). Secara keseluruhankualitas staf akademik FMIPA UNTADberdasarkan tingkat pendidikan dapatdikatakan memadai (dosen S3>30%),tetapi secara kuantitatif belum merata danjika dilihat dari kebutuhan bidang kaji-an tertentu sebagaimana dipersyaratkanoleh setiap mata kuliah belum mencukupi,karena masih terdapat beberapa dosenyang harus mengajar mata kuliah diluar bidang keilmuannya. Prodi FMIPAmengoptimalkan jumlah dosen yang adadengan meningkatkan kualitas dosen,mutu pembelajaran dan mengelola SDMdengan manajemen yang efektif danefisien untuk memenuhi keterbatasanjumlah dosen serta peningkatan ke-disiplinan, dan hal ini dilakukan secaraberkesinambungan. Dorasamy (2013: 268)berpendapat bahwa dosen membutuhkanpeningkatan ketrampilan mengajar secaraberkesinambungan. Selanjutnya SDMtenaga kependidikan yang terdiri daristaf administrasi, teknisi, laboran danpustakawan FMIPA ke depan diperlukantambahan tenaga kependidikan terutamadi bidang teknisi, karena jumah tenagakependidikan saat ini belum memadai.Tenaga kependidikan juga membutuhkanpeningkatan pengetahuan dan ketrampilanserta kedisiplinan baik dosen maupuntenaga kependidikan.

Pengelolaan dana yang efektif dan efi -sien menjadi tugas dan kewajiban fakultas/program studi untuk semua kegiatan yangtelah disusun dalam RKAKL. Lestari(2014) mengungkapkan, perguruan tinggidiharapkan mampu mengelola danakeuangan sehingga dapat menciptakankepercayaan publik terhadap bidangpendidikan. Kepercayaan publik berkaitandengan menciptakan proses dan mana-

jemen yang menjamin bahwa sumber dayapublik digunakan sebagaimana mestinya(good governance). Kebutuhan sebuahprogram studi sangat kompleks dan tidakselalu dapat diprediksikan dengan tepat.FMIPA UNTAD dengan adanya beberapakali revisi terkait rencana penganggarandan sejumlah kegiatan yang harus dirubahuntuk menyesuaikan dengan realisasianggaran yang ada menunjukkan bahwafaktor manajemen atau pengelolaan danamerupakan permasalahan yang harusdibenahi. Perubahan program-programkegiatan akademik dan kemahasiswaanserta terhambatnya pengembangan saranaprasarana yang disebabkan oleh penyesuai-an anggaran berdampak pada kemajuan dankelancaran sistem pembelajaran di FMIPA.

Sarana prasarana yang dimiliki FakultasMIPA untuk mendukung penyelenggaraanprogram Tri Darma sudah tersedia namunperlu untuk ditingkatkan. Manajemenpengelolaan sarana dan prasarana belumterkoordinasi dengan optimal. Pemelihara-an prasarana menjadi penting agar masapemanfaatannya lebih panjang sebelumpengadaan dan pembangunan fasiltas barudilakukan kembali. Hasil perhitungancapaian indeks kelayakan sarana danprasarana perkuliahan cenderung kurangbaik, dengan pencapaian rata-rata indeksmutu 2.58.

Sistem Penjaminan Mutu fakultasMIPA sedang berupaya untuk melakukanpembenahan dan pengembangan standarmutu. UPM FMIPA sudah memilikikebijakan mutu dan sasaran mutu sertaSOP untuk sejumlah layanan dan kegiatanakademik. Saat ini UPM MIPA dalamrangka pengembangan mutu programstudi sedang menyusun indikator mutudari penyelenggaraan dan pengelolaanpendidikan di FMIPA. Hasil kuesioner yangdiberikan kepada 73 responden terdiri daridosen dan tenaga kependidikan tentang

Wahyu W., Yonny K., dan Ferdinan Y..: Kajian Sistem Pembelajaran ...

96

penilaian mereka terhadap UPM FMIPAUniversitas Tadulako diperoleh 68%responden berpendapat bahwa koordinasipenyelenggaraan kegiatan akademik danprogram unit penjaminan mutu berjalankurang optimal dan dalam hal sosialisasiUPM, hanya 25% yang berpendapat sudahcukup baik. Perbaikan sistem penjaminanmutu harus dilakukan secara berkelanjutan.Ghafur (2010) membagi pelaksanaan sistempenjaminan mutu dalam perbaikan mutuberkelanjutan menjadi empat tahap kegiatan,yaitu: (1) memperbaiki perencanaan mutu,(2) mempertegas komitmen kebijakanmutu yang implementatif, (3) melakukanpengorganisasian mutu dengan tatakelolayang baik, dan (4) melakukan evaluasidan pemantauan. Fakultas MIPA UNTADsedang melakukan tahapan pertamauntuk dijadikan batu pijakan ke tahapanselanjutnya bagi proses perbaikan danpengembangan mutu yang lebih baik.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukanberdasarkan pada silabus dan SAP yang telahdisiapkan sebelumnya. Kegiatan akademikdi dalam kelas dapat berlangsung kondusifdengan dibangunnya suasana akademikyang interaktif. Penerapan metode StudentCentered Learning dalam perkuliahansudah mulai dikembangkan, sehinggamahasiswa menjadi lebih aktif dalam prosespembelajaran. Proses pembelajaran aktifmemungkinkan diperolehnya beberapa hal(Mayona dan Irawati, 2009: 257). Pertama,interaksi yang timbul selama prosespembelajaran akan menimbulkan positiveinterdependence dimana konsolidasipengetahuan yang dipelajari hanya dapatdiperoleh secara bersama-sama melaluieksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiapindividu harus terlibat aktif dalam prosespembelajaran dan pengajar harus dapatmenilai setiap mahasiswa sehingga terdapatindividual accountability. Ketiga, prosespembelajaran aktif ini agar dapat berjalan

dengan efektif diperlukan tingkat kerja-sama yang tinggi sehingga akan memupuksocial skills. Dengan demikian kualitaspembelajaran dapat ditingkatkan sehinggapenguasaaan materi juga meningkat.

Untuk meningkatkan kemampuanmahasiswa dalam memahami serta me-ngomprehensifkan keilmuannya maka jugadilakukan pembelajaran dengan modelPBL (problem based learning) dan tutorialmata kuliah serta Cooperative Learning.Diungkapkan oleh sejumlah dosen prodifarmasi, bahwa metode PBL mendorongmahasiswa untuk memahami konsepsuatu mata kuliah farmasi dengan lebihtajam dan luas, dan untuk mendapatkanhasil yang optimal dosen perlu memahamikarakter mahasiswa sebagai pertimbangandalam pembagian kelompok kerja. Paidi(2011: 197) memberikan pendapatnyabahwa dengan signifi kansi pengaruh PBLterhadap penguasaan konsep, menunjukkanpengimplementasian perangkat pembe-lajaran memberikan pengaruh lebih baikdibandingkan dengan pembelajarankonvensional.

Selanjutnya dalam pengajaran prak-tikum di FMIPA UNTAD, salah satumetode yang dipakai adalah Project BasedLearning (PjBL). Model PjBL merupakansalah satu inovasi dalam pembelajaran yangdapat digunakan, karena PjBL bertujuanmelatih berpikir kritis, kreatif dan rasional,aktif berkolaborasi dan berkomunikasi, danmeningkatkan pemahaman materi yangdiajarkan serta memberi pengalaman nyata(Saputra, et al. 2014: 14). Hasil perhitung ancapaian indeks kinerja mutu pembelajarandari kuesioner yang diisi mahasiswa padaenam program studi FMIPA UNTAD, yaitukinerja dosen mengajar mata kuliah diJurusan Fisika dan Matematika cenderungbaik, dengan capaian indeks antara 2.66-3.36. Kinerja dosen mengajar mata kuliahdi Jurusan Statistik cenderung kurang dan

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 1, Mei 2015, Halaman 90-104

97

baik, dengan capaian indeks antara 2.27-3.44. Kinerja dosen mengajar mata kuliahdi Jurusan Kimia cenderung baik, dengancapaian indeks antara 2.95-3.25. Kinerjadosen mengajar mata kuliah di JurusanBiologi cenderung baik dan baik, dengancapaian indeks antara 2.73-3.58 dan untukkinerja dosen mengajar mata kuliah diJurusan Farmasi cenderung baik, dengancapaian indeks antara 2.80-3.20. Secaraumum kinerja dosen dalam perencanaan,pelaksanaan maupun penilaian hasilbelajar cenderung baik dan tentunya hasiltersebut masih bisa untuk ditingkatkanlagi dengan melakukan pembenahan danpengembangan metode pembelajaran yanglebih berkualitas dan inovatif

Praktikum laboratorium dilaksana-kan pada beberapa mata kuliah tertentuyang dibimbing oleh tim dosen pengampudengan melibatkan mahasiswa sebagaiasisten. Jumlah laboran di FMIPA UNTADmasih terbatas sehingga kegiatan prak-tikum banyak mengandalkan tenaga asis-ten laboratorium dari mahasiswa, terutamalaboran program studi kimia, farmasi,dan biologi. Khusus untuk Praktek KerjaLapangan (PKL) dibimbing langsung olehtim dosen dari prodi.

Evaluasi pembelajaran dilaksanakanpada masing-masing prodi mengacupada peraturan akademik dan dokumenmutu yang telah ada. Penilaian praktikumdiungkapkan oleh beberapa dosen tidakhanya berdasarkan laporan hasil akhirkegiatan praktikum, namun mencakupproses yang dilakukan oleh mahasiswa padasaat berlangsungnya kegiatan. Selanjutnyajuga dijelaskan bahwa penilaian pada ha-sil ujian bukan sekedar vonis keputusandari suatu kemampuan belajar mahasiswa,tetapi memberikan pemahaman kepadadosen untuk memberi perlakuan yang lebihbaik pada proses pembelajaran berikutnya.The lecturer as a facilitator of the learning

process needs to be able to assess student’results and provide feedback, if the studentsare considered as an integral part of thelearning process (Dorasamy, 2013: 276).Evaluasi materi ajar dilakukan dalam suaturapat yang dilakukan koordinator prodi dandiikuti paling sedikit oleh team teachingmata ajaran yang bersangkutan. Prodijuga mengadakan dialog terbuka untukmensosialisasikan berbagai program danmembahas segala hal yang menyangkutpembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran tidak dapatdilepaskan dari dukungan bagian pelayan-an akademik dan administrasi oleh stafkependidikan. Secara simultan kebijakanpimpinan, kompetensi dosen dan pelayanankaryawan berkontrubusi dengan signifi kanterhadap penjaminan mutu internal (Iksan2013). Hasil perhitungan capaian rata-rataindeks mutu kondisi layanan akademik danadministrasi mahasiswa di FMIPA adalahcenderung cukup baik, dengan pencapaianindeks mutu 2,75.

Perencanaan Strategis Sistem Pem-belajaran meliputi faktor internal daneksternal. Perencanaan pembelajaran danpengembangan kurikulum dalam sistempembelajaran FMIPA secara internaldilakukan oleh dosen program studisesuai dengan kapasitas keilmuan danwawasan yang mereka miliki. KeterbatasanSDM yang dimiliki FMIPA UNTADmembutuhkan peran pihak eksternal untukmemberikan kontribusi bagi peningkatanmutu kurikulum. Peningkatan kualitasSDM dan manajemen kelembagaan dilaku-kan dengan melibatkan pihak eksternaldari beberapa perguruan tinggi lain yangsudah lebih maju dan mengundang paratenaga ahli dari luar untuk melakukanpembaharuan pengetahuan dan perluasanwawasan serta berbagi pengalaman denganmereka konsep-konsep yang lebih efektifdalam pengembangan sistem pembelajaran.

Wahyu W., Yonny K., dan Ferdinan Y..: Kajian Sistem Pembelajaran ...

98

Faktor eksternal dari sistem pembe-lajaran FMIPA juga mencakup pemaham-an berbagai faktor di luar lingkunganorgani - sas i yang mengarah padamunculnya peluang dan ancaman bagiproses pembelajaran. Provinsi SulawesiTengah dari segi ekonomi memiliki potensisumber daya alam yang belum banyakdimanfaatkan. Provinsi Sulawesi Tengahtermasuk daerah yang perekonomiannyalebih rendah dibandingkan dengan tigaprovinsi lain yang setara di Sulawesi yakniSulawesi Utara dan Sulawesi Selatan meski-pun lebih unggul sedikit dari SulawesiTenggara. Hal ini disebabkan oleh belumoptimalnya pengembangan potensi daerah(Mangun, 2007: 12). Bidang MIPA adalahmodal keilmuan yang sangat dibutuhkanuntuk pembangunan daerah SulawesiTengah. Data BPS Sulawesi Tengah (2014)menyebutkan Kinerja perekonomianSulawesi Tengah pada triwulan II-2014meningkat sebesar 2,60 persen. Peningkat-an ini terjadi pada semua sektor kecualisektor pertambangan dan penggalian.

Kondisi sosial polit ik Sultengkhususnya di Kota Palu kini telah mampumembuktikan bahwa daerahnya tetap amandan kondusif bahkan jauh dari keresahanseperti beberapa waktu lalu. Pemerintahsudah merumuskan tentang arah dankebijakan strategis terkait pengelolaanperguruan tinggi, yaitu diantaranyapenguatan kerjasama perguruan tinggidan dunia industri untuk kegiatan riset danpengembangan serta perencanaan skemapendanaan yang memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan alternatif denganmengembangkan kemitraan pemerintah-universitas-industri.

Selanjutnya hasil pembobotan danperangkingan faktor strategis melaluiwawancara dengan kuesioner terhadapnarasumber yang telah dipilih sebanyak

sepuluh orang menghasilkan informasiyang dapat dilihat dalam Tabel 1 dan 2.

Hasil akhir dari penghitungan bobotdan rating masing-masing faktor denganmenggunakan matriks IFAS menunjukkanbahwa indikator SDM dosen mempunyaimempunyai skor paling tinggi dibandingyang lainnya (0,511), kemudian disusuloleh kurikulum yang adaptif dan faktorkepemimpinan. Hasil analisis IFAS tentangkelemahan FMIPA menunjukkan bahwakekurangan yang terdapat dalam sistempembelajaran FMIPA adalah keterbatasanmanajemen pengelolaan dana (0,178) danpelaksanaan sistem penjaminan mutu.

Hasil dari penghitungan bobot danrating masing-masing faktor denganmenggunakan matrik EFAS menunjukkanpeluang yang dimiliki dalam sistempembelajaran FMIPA UNTAD yang palingdominan adalah potensi kerjasama denganpihak eksternal (0,643), kemudian diikutioleh dukungan kebijakan pemerintahtentang penguatan kerjasama denganindustri. Ancaman utama pada sistempembelajaran adalah persaingan yangtinggi antar institusi pendidikan (0,250) danperkembangan IPTEK yang sangat cepatdapat mengancam ketertinggalan mutuprodi jika fasilitas institusi belum mampumenyesuaikan dengan perkembangan yangterus berlanjut.

Analisis strategis internal hasil perhi-tungan mengindikasikan bahwa faktorkapabilitas dosen mempunyai kepenting-an relatif tinggi pada kekuatan prodiFMIPA dalam mengembangkan sistempembelajaran. Sumardjoko (2010: 296)mengungkapkan bahwa dosen di perguru-an tinggi mempunyai peran strategisditinjau dari sisi pembinaan akademikdan mahasiswa. Dosen merupakan tenagaprofesional yang menetapkan apa yangterbaik untuk mahasiswanya berdasarkan

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 1, Mei 2015, Halaman 90-104

99

Tabel 1. Hasil Matriks IFAS

Faktor Strategis Internal BobotPering-

katSkor

BobotKeterangan

KekuatanA. Kurikulum 0.117 4 0.467 Modal pembelajaranB. Kualitas Dosen 0.128 4 0.511 Faktor kunci

C. Kualitas Perencanaan dan MetodePembelajaran

0.100 3 0.300 Jaminan proses

D. Produktivitas Riset 0.106 3 0.317 Pengarah organisasiE. Faktor kepemimpinan 0.094 3 0.283 Peran stakeholder

Total kekuatan 0.544 1.878KelemahanF. Sarana prasarana 0.078 1 0.078 Penunjang sistemG. Kuantitas dosen 0.056 2 0.111 Pelaksana akademikH. Kuantitas dan kualitas tendik 0.106 1 0.106 Pelaksana teknisI. Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu 0.128 1 0.128 PengendaliJ. Manaj. pengelolaan dana 0.089 2 0.178 Penunjang programTotal kelemahan 0.456 0.600Total internal 1.000 2.478

Tabel 2. Hasil Matriks EFAS

Faktor Strategis Eksternal BobotPering-

katSkor

BobotKeterangan

PeluangA. Perkembangan Pembangunan di

Sulawesi tengah0.125 3 0.375 Kebutuhan bidang

MIPAB. Kesempatan yang luas untuk

pengembangan SDM0.134 3 0.402 kesempatan

BeasiswaC. Peluang kerjasama dengan

stakeholder dan perg. tinggi maju0.161 4 0.643 Manajemen dan

infrastrukturD. kebijakan pemerintah tentang

penguatan kerjasama industri0.143 4 0.571 Faktor legalitas

Total peluang 0.563 1,991AncamanE. Keragaman Intake mahasiswa 0.116 1 0.116 Butuh proses yang

beratF. Persaingan antar institusi pendidikan 0.125 2 0.250 kompetitorG. Kemajuan teknologi 0.134 1 0.134 Lambat adaptasi

H. Citra negatif masa lalu 0.063 2 0.125 Image masyarakatTotal ancaman 0,438 0,625Total eksternal 1 2.616

Wahyu W., Yonny K., dan Ferdinan Y..: Kajian Sistem Pembelajaran ...

100

pertimbangan profesional. Dosen yangberkualitas akan berdampak pada outputkinerja yang dihasilkan yaitu perumusankurikulum yang bermutu. Kepemimpinanjuga menjadi faktor internal yang cukupkuat pengaruhnya pada kinerja SDM FMIPAUniversitas Tadulako. Cahyono (2012:296) dalam penelitiannya menyimpulkanbahwa kepemimpinan, motivasi danbudaya organisasi berpengaruh terhadapkinerja dosen dan karyawan, akan tetapifaktor kepemimpinan yang paling dominanpengaruhnya. Keterbatasan manajerialdalam mengelola dana yang terbatas ber-dampak pada volume pembangunan saranadan prasarana termasuk pengembanganteknologi informasi, dan pembiayaankegiatan-kegiatan akademik yang tersendat.Sehingga skor yang paling besar darikelima faktor kelemahan tersebut adalahpengelolaan dana yang belum efektif.Kemudian faktor pelaksanaan sistempenjaminan mutu yang sedang dalam tahappembenahan dan pengembangan, yangmencakup struktur kelembagaan maupunperangkat SPMI. Sistem penjaminan mutuyang belum terintegrasi dengan pengelola-an sistem pembelajaran mempengaruhipencapaian mutu dalam proses maupunhasil pembelajaran. Keberhasilan prosespembelajaran sangat ditunjang olehpengelolaan sistem penjaminan mutuyang efektif, sebagaimana diungkapkanDorasamy (2013: 269-270), managingquality and safeguarding academic stan-dards are important outcomes of theeducational process. Saat ini FMIPAbersama sembilan fakultas lainnya di Uni-versitas Tadulako berkoordinasi denganLembaga Pengembangan dan PenjaminanMutu Pendidikan (LPPMP) pusat yangada di rektorat untuk membangun sistempenjaminan mutu yang kuat dan terpadu.

Analisis strategis eksternal menun-jukkan terbukanya informasi secara luas

dalam era global menciptakan potensi un-tuk melakukan transformasi manajemenpengelolaan perguruan tinggi yang lebihbaik. FMIPA UNTAD dapat mengambilmanfaat dengan melakukan kerjasamadengan pihak eksternal dalam rangkapembenahan dan pengembangan sistempembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwafaktor ter-sebut memiliki kepentingan relatiftinggi pada sistem pembelajaran. Didukungpula oleh arah kebijakan dan strategipemerintah kedepan adalah meningkatkanrelevansi dan daya saing dikti, melaluipenguatan kerjasama perguruan tinggi dandunia indus-tri untuk kegiatan riset danpengembangan serta perencanaan skemapendanaan yang memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan alternatif melaluipengembangan kolaborasi dengan pihakindustri.

Perkembangan teknologi informasimemberikan berbagai dampak pada ke-giatan akademik maupun nonakademik dikampus yang tidak hanya memunculkanberbagai peluang tetapi juga permasalahanyang harus dihadapi (Herman, et al., 2013:117). Untuk mengikuti kemajuan teknolo-gi tidak hanya membutuhkan infrastrukturdan dana yang memadai tetapi jugaSDM yang mampu mengelola. Sehinggaketerbatasan faktor penunjang dalammemanfaatkan perkembangan teknologimenjadi ancaman yang menghambatperkembangan sistem pembelajaran.

Input mahasiswa yang berasal dariberbagai latar belakang sosial budayadan kapasistas intelektual yang bervariasimenjadikan sistem pembelajaran FMIPAharus menerapkan strategi pengajaran yangkreatif dan inovatif untuk memperkuattahapan proses sehingga menghasilkanoutput maupun outcome yang berkualitas.Citra negatif peristiwa masa lalu berupakerusuhan bernuansa sara dan isu terorismedapat menjadi penghambat, tetapi seiring

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 1, Mei 2015, Halaman 90-104

101

dengan berjalannya waktu hal tersebutsudah terhapus.

Total skor IFAS yang dihasilkanadalah 2,478 dan skor EFAS adalah2,616. Nilai skor EFAS tersebut di atasrata-rata (2,50), sehingga diartikan bahwasistem pembelajaran FMIPA mempunyaiposisi peluang eksternal yang cukup kuat.Berdasarkan hasil matriks IFAS dan EFAS,dapat diketahui secara kuantitatif posisisistem pembelajaran FMIPA UNTADpada matrik SWOT berada di kuadran I.Perhitungan dilakukan dengan mencariselisih masing-masing total skor bobotuntuk mengetahui posisi pada sumbu xmaupun y. (1,878-0,600) = (1,278) dan(1,991-0,625) = (1,366), terlihat dalamGambar 1.

Kombinasi dari faktor strategis internaldan eksternal selanjutnya dirumuskan kedalam empat jenis strategi utama yangterbagi menjadi sepuluh alternatif strategipengembangan sistem pembelajaran sepertinampak pada Tabel 3.

Posisi sistem pembelajaran FMIPAberada pada kuadran 1 bersifat progresif

(strategi SO). Berbekal kemampuanintelektual yang cukup memadai, dosendapat secara konsisten melakukankerjasama dengan stakeholder, perguruantinggi maju maupun pemilik industri dalammemperbaiki dan mengembangkan sistemmanajemen tata kelola yang lebih efektif.Kerjasama dengan PT lain salah satunyaberupa benchmarking. Paliulis (2015: 155)menyatakan, “benchmarking is suggest-ed as an instrument for HEIs seeking forqualitative changes and higher performan-ce results. It is effective under networkingcircumstances and can help HEIs to satisfystakeholder needs and meet challenges ofglobalisation“. Benchmarking merupakanalat yang efektif untuk perbaikan dalamsistem pembelajaran perguruan tinggi.Perbaikan manajemen tata kelola mencakupdalam bidang keuangan, sarana prasarana,dan kinerja SDM, serta pelaksanaanmanajemen penjaminan mutu. Perguruantinggi dituntut untuk melaksanakan ino-vasi manajemen kelembagaan pendidikansecara sistemik, total, dan mendasar de-ngan sasaran utamanya adalah perubahan

Wahyu W., Yonny K., dan Ferdinan Y..: Kajian Sistem Pembelajaran ...

Gambar 1. Posisi Sistem Pembelajaranpada Kuadran Matriks SWOT

102

Tabel 3. Analisis Matrik SWOT FMIPA UNTADSTRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

1. Meningkatkan kerjasama denganstakeholder, perguruan tinggi majutermasuk pemda maupun pemilik industridalam memperbaiki dan mengembangkaninfrastruktur dan sistem manajemen

1. Penambahan sarana prasarana denganmenjalin kerjasama pihak industri yangsaling menguntungkan

2. Meningkatkan, mengembangkankurikulum dan menerapkan budayariset dosen maupun mahasiswa yangbersinergi dengan pengembangan potensidaerah

2. Mengadakan studi banding ke Perguruantinggi yang relatif sudah lebih majudalam hal manajemen mutu

3. Memfasilitasi dosen meningkatkankompetensi dan keahliannya denganstudi lanjut, penelitian-penelitian danpelatihan kerjasama berskala nasional/internasional

3. mengundang para ahli untukmemberikan masukan dan saran terkaitdengan kinerja dosen, kepemimpinanakademik dan pengelolaan mutupembelajaran

STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)1.

2.

Peningkatan dan pengembangan metodepembelajaran yang kreatif dan inofatifMemanfatkan potensi daerah secaraoptimal dan membangun kompetensiinti yang sesuai dengan karakter/kekhasan universitas tadulako dalampengembangan kurikulum

1.

2.

Menumbuhkan kesadaran semua sivitasakademika FMIPA UNTAD tentangpentingnya perhatian dan kepedulianterhadap mutu serta sosialisasi yanglebih variatifMenerapkan manajemen yang efektifdan efi sien terhadap penggunaan saranadan prasarana

orientasi, pandangan, cara berpikir, danpola perilaku nyata sebagai manifestasiadanya perubahan orientasi dan pandanganserta cara berpikir (Yuliawati, 2012: 29-30).

Potensi daerah khususnya bidangMIPA dapat menjadi obyek pembelajarandan penelitian yang sangat menunjangkemampuan mahasiswa untuk menghadapikondisi nyata di lapangan sekaligus peluangkerja yang terbuka bagi para lulusan sertapeningkatan kapabilitas dosen denganmemanfaatkan kerjasama yang semakinterbuka. Pengembangan riset yang bersinergidengan pembangunan potensi daerahdan kegiatan industri akan meningkatkan

kualitas pembelajaran. Yuliawati (2012: 28)menyatakan, perguruan tinggi tidak hanyaberperan sebagai pusat pengajaran karenaproses belajar mengajar yang dilakukandi kelas tanpa ditopang dengan hasilpenelitian yang relevan akan mengalamikemunduran dan tidak berkembang.Beberapa strategi sebagai implikasimanajerial yang dapat dilakukan, yaitu:pertama, dosen melakukan pengembangankurikulum dengan keunggulan spesifiksesuai karakter atau keunikan FMIPAUNTAD. Kedua, melakukan benchmarkingatau mengundang para ahli/pakar yangkompeten di bidang tata kelola akademikdan manajemen mutu untuk memperbaiki

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 1, Mei 2015, Halaman 90-104

103

efektifitas manajemen dan mendorongkemajuan sistem. Ketiga, menyempurna-kan dan mengembangkan perangkat sis-tem penjaminan mutu dan perbaikanimplementasi mutu serta sosialisasi yanglebih intensif untuk menumbuhkan kesadar-an dan membangun komitmen organisasi.Keempat, mengakomodasi kebutuhanpihak industri dan pemerintah daerahdengan meningkatkan produktivitas risetbidang-bidang MIPA. Kelima, penguatankerjasama dengan stakeholder dalammeningkatkan input-process-output sistempembelajaran dan perbaikan infrastruktur.Keenam, melakukan peningkatan kualitasSDM secara berkelanjutan dengan studilanjut dan training atau pelatihan bidanghardskill maupun softskill.

Posisi dalam matrik SWOT menjadibagian penting untuk memposisikanpemahaman secara lebih aplikatif. Artinyaakan menjadi lebih baik jika setelahmenempatkan strategi secara intenspada keempat bagian tersebut (sepuluhstrategi), maka sebaiknya melaksanakansemua itu secara simultan dan bukanmelaksanakannya secara terpisah (Fahmi,2013: 265). Sehingga sejumlah strategiyang dihasilkan dari analisis SWOT dapatdilakukan secara terpadu.

SIMPULANPermasalahan sistem pembelajaran

FMIPA Universitas Tadulako terdapatpada manajemen pengelolaan SDM,sarana prasarana, keuangan dan efektifi tassistem unit penjaminan mutu. Strategiyang dirumuskan adalah secara internalmelakukan peningkatan pengetahuan dankesadaran pimpinan struktural fakultas,jurusan/program studi tentang manaje-men efektif serta mensosialisasikannyakepada dosen maupun tenaga kependidik-an. Kemudian menetapkan kebijakandan membangun pelaksanaan unit sistem

penjaminan mutu yang terintegrasidengan tata kelola sistem pembelajaran.Selanjutnya memanfaatkan peluangeksternal secara maksimal dari peranstakeholder, perguruan tinggi lain yanglebih maju termasuk dukungan kebijakanpemerintah pusat dalam meningkatkan tatakelola pendidikan tinggi serta penguatankerjasama untuk menunjang kemajuansistem pembelajaran. Pembenahan sistempembelajaran yang dilakukan secaraberencana dan berkelanjutan berimplikasipada perbaikan sistem penjaminan mutuinternal FMIPA Universitas Tadulako.

DAFTAR PUSTAKAAly, A. 2015. “Studi Deskriptif Kinerja

Dosen dalam Proses Pembelajarandi Universitas MuhammadiyahSurakarta”. Proceeding of The 1stUniversity Research Colloquium(URECOL) 2015. Surakarta:UMS.

Asmawi, R.M. 2005. “Strategi Mening-katkan Lulusan Bermutu di PerguruanTinggi”. Makara Sosial Humaniora,IX(2), 66-71.

Cahyono, A. 2012. “Analisa Pengaruh Ke-pemimpinan, Motivasi dan BudayaOrganisasi terhadap Kinerja Dosen danKaryawan di Universitas PawyatanDaha Kediri”. Jurnal Ilmu ManajemenREVITALISASI, I(1), 283-298.

Dorasamy, N. & Balkaran, R. 2013.“Role of Student Ratings of Lecturersin Enhancing teaching at HigherEducation Institutions: A case study ofthe Durban University of Technology”.Journal of Economic and BehavioralStudies, V(5), 268-281.

Fahmi, I. 2013. Manajemen Strategis Teoridan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Ghafur, H.S. 2010. Manajemen PenjaminanMutu Perguruan Tinggi di Indonesia:Suatu Analisis Kebijakan. Jakarta:Bumi Aksara.

Wahyu W., Yonny K., dan Ferdinan Y..: Kajian Sistem Pembelajaran ...

104

Herman, D.S., Sumardiningsih, S., Sumu-nar, D.R.S., dan Widiatmono, R. 2013.“Efektivitas Pembimbingan KaryaTulis Online Melalui Website KTI”.Jurnal Kependidikan, 43(2), 116-123.

Hofmeyer, A., Sheingold, B.H., Klopper,H.C., and Warland, J. 2015. “Leader-ship in Learning and Teaching inHigher Education: Perspectives ofAcademics in Nonformal LeadershipRoles”. Contemporary Issues InEducation Research-Third Quarter,VIII(3), 181-192.

Iksan. 2013. “Kontribusi Kebijakan Pimpin-an, Kompetensi Dosen, dan PelayananKaryawan terhadap Penjaminan MutuInternal dan Dampaknya terhadapKepuasan Mahasiswa”. Tes is .Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Lestari, S.N.D. 2014. “Analisis Faktor-Faktoryang mempengaruhi Kinerja Penge-lolaan Keuangan PTN: Studi Kasus diUGM”. Tesis. Yogyakarta: UGM.

Mangun, N. 2007. “Analisis Potensi Eko-nomi Kabupaten dan Kota di ProvinsiSulawesi Tengah”. Tesis. Semarang:Universitas Diponegoro.

Mavil, M.A.F. 2013. “The Internal QA asan Instrumen for the Integration andImproving of Higher Education”.Disertation. Barcelona: UAB.

Mayona, E.L. dan Irawati. 2009. PenerapanModel Team Based Learning padaMata Kuliah Pengantar PengelolaanPembangunan. Bandung: Itenas.

Miles, H. & Huberman, A.M. 1992.Analisis Data Kualitatif. (Terj.: Tjetjep

Rohendi R.). Jakarta: Universitas In-donesia Press.

Paidi. 2011. “Pengembangan PerangkatPembelajaran Biologi Berbasis Ma-salah”. Jurnal Kependidikan. XLI(2),185-201.

Paliulis, N.K. 2015. “Benchmarking as anInstrument for Improvement of QualityManagement in Higher Education”.Business, Management and Education,XIII(1), 140–157.

Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT TeknikKasus Bisnis. Jakarta: Gramedia.

Saputra, D.I., Abdullah, A.G., dan Hakim,D.L. 2014. “Pengembangan ModelEvaluasi Pembelajaran Project BasedLearning Berbasis Logika Fuzzy”.INVOTEC, X(1), 13-34.

Sumardjoko, B. 2010. “Faktor-FaktorDeterminan Peran Dosen dalamPenjaminan Mutu Perguruan Tinggi”.Cakrawala Pendidikan, XXIX(3),294-310.

Yuliawati, S. 2012. “Kajian ImplementasiTri Dharma Perguruan Tinggi sebagaiFenomena Pendidikan Tinggi diIndonesia”. Jurnal Widya, XXIX(318), 28-33.

Yuningsih. 2010. “Pengaruh PerubahanOrganisasi, Budaya Organisasi Ter-hadap Kepuasaan Kerja dan KinerjaDosen pada Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Lampung”, darihttp://www.fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/download/ prosiding-pdf/25.pdf.Diunduh 31 Juli 2015.

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 1, Mei 2015, Halaman 90-104