4. laporan hasil penelitian dan analisa data
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of 4. laporan hasil penelitian dan analisa data
29 Universitas Kristen Petra
4. LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
4.1. Kode Realitas dan Representasi dalam Variety Show CLBI
Variety Show Celebrity Lipsync Combat (CLC), yang sejak Oktober 2015
berganti nama menjadi CLBI adalah sebuah variety show dengan format hiburan
yang memadukan musik, adu menyanyi dan lipsync. Figur selebritas sebagai
pelakon lipsync menjadi daya tarik utama dalam acara ini. Dalam setiap episode,
ditampilkan tiga orang selebritas yang akan melakukan adu menyanyi lipsync.
Tayangan Variety Show CLBI yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu episode
13 Mei 2015 yang menampilkan figur selebritas Hesti Purwadinata dan episode
27 Mei 2015 yang menampilkan figur selebritas Asri Welas. Selain ditayangkan
di kanal televisi NET. TV, CLBI juga dapat diakses di www.youtube.com dan
www.netmedia.co.id. Berikut ini adalah potongan-potongan adegan dari Variety
Show CLBI yang diunduh dari www.youtube.com.
Tabel 4.1. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015
Gambar Keterangan
Medium Shot, Eye Level Shot
Figur laki-laki berdiri dengan posisi
agak menyamping dan mengepalkan
kedua tangan di depan dada.
Long Shot, High Angle Shot, Crane
Figur perempuan dan laki-laki duduk
di lantai. Figur perempuan yang
memakai jaket dan baju hitam serta
celana bermotif dan sepatu hitam.
Figur perempuan bersandar pada
figur laki-laki yang memegang gitar.
Lighting berwarna putih kebiruan.
30 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 13 Mei (sambungan)
Figur perempuan berbaju hitam
menggenggam mikrofon dengan
tangan kanan dan tangan kiri berada
di wajah.
Cahaya berasal dari atas panggung.
Medium Shot, Eye Level Shot
Figur perempuan berbaju hitam
tengkurap di lantai dan mengangkat
badan dengan lengan.
Di belakangnya seorang figur laki-
laki berjalan sambil memainkan
gitar.
Medium Shot, Eye Level Shot
Figur perempuan berbaju hitam
memegang mikrofon dengan tangan
kanan dan tongkat mikrofon dengan
tangan kiri.
Medium Long Shot, Eye Level Shot
Figur perempuan mendongak sambil
memegang tongkat mikrofon dengan
tangan kiri. Tangan kanan
memegang mikrofon dan didekatkan
ke mulut. Di belakang terdapat figur
laki-laki berbaju kotak-kotak warna
hitam sedang memainkan gitar.
Very Long Shot, High Level Shot
Figur perempuan berbaju hitam
memegang mikrofon.
31 Universitas Kristen Petra
Di belakangnya tiga figur laki-laki
memainkan gitar dengan posisi
badan membungkuk.
Lighting berasal dari atas panggung
dan bawah panggung dengan
intensitas pencahayaan sedang.
Close Up, Eye Level Shot
Figur perempuan berbaju hitam
memegang mikrofon dengan mulut
terbuka lebar dan mata melotot.
Middle Close Up, Low Angle
Figur perempuan berbaju hitam
memegang mikrofon dengan tangan
kiri, sementara tangan kanan
menggenggam tongkat mikrofon.
Figur perempuan mengerutkan alis
dan memejamkan mata dengan
mulut terbuka lebar.
Medium Shot, Eye Level Shot
Dua figur laki-laki dan satu figur
perempuan memegang tablet
bertuliskan angka 8, 6 dan 7.
Tabel 4.1. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015(sambungan)
32 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015
Gambar Keterangan
Medium Shot, Eye Level Shot
Figur laki-laki yang menghadap
ke depan sedang berdiri dan
berbicara dengan kedua telapak
tangan terbuka di depan dada.
Very Long Shot, Eye Level Shot,
Tracking
Lima figur perempuan berdiri
sambil menari di belakang lima
tongkat mikrofon dengan bunga
di atas panggung berlatar
belakang lampu-lampu dan
jendela. Figur perempuan di
tengah berdiri paling depan dan
mengenakan busana berwarna
putih-merah yang tampak
berbeda dengan figur-figur lain di
belakangnya.
Di bawah panggung terlihat
kepala-kepala figur yang berdiri
menghadap panggung sambil
mengangkat dan mengepalkan
tangan ke atas.
Cahaya berasal dari lampu-lampu
di atas panggung sehingga
panggung lebih terang, sedangkan
di bawah panggung gelap.
Lighting dengan intensitas tinggi
berasal dari atas panggung.
33 Universitas Kristen Petra
Lighting dari belakang panggung
memiliki intensitas lebih rendah.
Middle Close Up, Eye Level Shot
Figur perempuan berbaju merah-
putih berdiri di belakang
mikrofon sambil menggerakkan
kedua tangan dengan telapak
tangan terbuka dan ibu jari
dilipat, membuka mulut dan
mengedipkan sebelah mata.
Lighting dengan intensitas tinggi
menyorot dari atas panggung
dengan warna lighting kebiruan.
Figur perempuan berbaju merah-
putih berdiri tengah-tengah
panggung di belakang mikrofon
sambil menari. Tangan kiri
memegang mikrofon sementara
kaki kanan diangkat ke atas.
Terdapat empat figur perempuan
lain yang berdiri di belakang
mikrofon sambil menggerak-
gerakkan badan di atas panggung.
Figur-figur di bawah panggung
mengepalkan tangan kanan ke
atas.
Medium Shot, Eye Level Shot
Figur perempuan berbaju merah-
putih mengangkat tangan kanan
ke atas kepala dan tangan kiri
menggenggam mikrofon.
Tabel 4.2. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015 (sambungan)
34 Universitas Kristen Petra
Lighting menyorot dari atas dan
belakang panggung dengan
intensitas cukup tinggi dengan
warna kekuningan.
Extreme Long Shot, Eye Level
Shot
Terdapat sepuluh figur yang
terlihat di atas panggung. Figur
laki-laki duduk di atas kursi di
sebelah kiri. Di belakang meja
berlampu berdiri figur perempuan
yang mengenakan headset. Di
tengah panggung ada lima figur
perempuan yang berdiri di
belakang tongkat mikrofon
sambil menari. Di sebelah kanan
ada figur laki-laki yang berdiri
sambil mengangkat tangan kanan.
Di sampingnya ada satu figur
laki-laki dan satu figur
perempuan sedang duduk di
kursi.
Di bawah panggung ada puluhan
figur laki-laki dan perempuan
yang berdiri sambil mengangkat
dan mengepalkan tangan kanan
ke atas.
Lighting di atas panggung
memiliki intensitas sedang,
Tabel 4.2. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015(sambungan)
35 Universitas Kristen Petra
v
berasal dari atas, samping,
belakang dan bawah panggung
dengan warna cahaya putih,
kuning, biru dan ungu.
Very Long Shot, Eye Level Shot
Lima figur perempuan berdiri di
belakang mikrofon di atas
panggung. Figur perempuan
berbaju merah-putih di tengah
merentangkan kedua kaki sejajar
dengan lantai panggung sambil
menggenggam tongkat mikrofon.
Lighting berasal dari belakang
atas dan belakang panggung
dengan warna putih, kuning, biru
dan ungu.
Very Long Shot, Eye Level Shot
Lima figur perempuan berdiri di
belakang mikrofon. Dua figur
perempuan di sebelah kiri dan
kanan mengangkat sebelah
tangan dan menyatukan dengan
tangan pasangannya di atas
kepala. Sebelah tangan yang lain
bergandengan.
Figur perempuan di tengah
mengangkat kedua tangan dan
menyatukan di atas kepala.
Tabel 4.2. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015 (sambungan)
36 Universitas Kristen Petra
Long Shot, Eye Level Shot
Tiga figur sedang duduk di atas
kursi, dua laki-laki dan satu
perempuan. Ketiga figur sedang
memegang tablet bertuliskan
angka 8 sambil tersenyum.
Dalam penelitian ini dipilih beberapa potongan gambar yang sesuai
dengan fokus penelitian yaitu ekspresi euforia visual yang direpresentasikan
dalam variety show ini. Selain unsur visual, terdapat unsur musik dalam Variety
Show CLBI yang ikut diteliti, berupa potongan lirik lagu yang dibawakan
penyanyi. Potongan lirik lagu tersebut disertakan dalam analisis karena
memunculkan ekspresi visual figur selebritas saat menyanyi lipsync. Terdapat
juga unsur verbal dalam penelitian berupa penilaian penampilan lipsync selebritas
oleh para juri yang disebut panelis. Penilaian diucapkan dengan menggunakan
bahasa Indonesia non-formal.
Untuk memudahkan penelitian, potongan-potongan gambar dan data-data
lain yang berkaitan akan dianalisis secara berkelompok berdasarkan kode-kode
televisi John Fiske, yaitu pada level realitas, representasi dan ideologi seperti yang
sudah dijelaskan pada bab 3.
4.1.1. Kode Realitas dalam Variety Show CLBI
4.1.1.1. Kode Realitas dalam Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015
1. Figur Selebritas/Penyanyi Lipsync
Gambar 4.1. Figur Selebritas dalam Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015
Tabel 4.2. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015 (sambungan)
37 Universitas Kristen Petra
a. Kostum, Make Up dan Properti
Figur selebritas mengenakan bandana berwarna merah, baju berwarna
hitam dilapisi jaket berwarna hitam, kalung berwarna putih, celana coklat
bercorak dan sepatu hitam selutut. Figur selebritas memegang mikrofon
bertongkat (standing mic). Figur selebritas juga memakai make up berupa lipstick
berwarna merah, pensil alis berwarna hitam, eyeliner berwarna hitam dan
eyeshadow emas dan cat kuku warna merah.
b. Artikulasi/Gerak Bibir/Lipsync
Figur selebritas menggerakkan bibir sesuai dengan pelafalan lirik lagu
yang dibawakan.
c. Koreografi dan Ekspresi Visual
Gambar 4.2. Koreografi dan Ekspresi Visual Figur Selebritas dalam Variety Show
CLBI Episode 13 Mei 2015
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015
38 Universitas Kristen Petra
Figur selebritas memegang mikrofon dan duduk di lantai bersandar pada
figur laki-laki yang sedang bermain gitar. Kemudian figur selebritas melakukan
gerakan push up. Selanjutnya figur selebritas mendongak, tangan kiri memegang
tongkat mikrofon, tangan kanan mendekatkan mikrofon ke mulut dan berteriak.
Figur selebritas lalu membungkuk dan memejamkan mata. Tangan kiri memegang
mikrofon dan tangan kanan menggenggam tongkat mikrofon. Ekspresi visual
yang ditampilkan yaitu sedih, berteriak dan marah.
2. Pemain Gitar
Gambar 4.3. 3 Pemain Gitar dalam Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015
a. Kostum
Terdapat 3 figur pria pemain gitar dalam penampilan menyanyi lipsync
selebritas. Pemain gitar 1 memakai jaket berwarna biru, baju berwarna hitam,
dan sepatu berwarna hitam. Pemain gitar 2 memakai baju hitam dilapisi rompi
kotak-kotak berwarna hitam, topi yang dibalik, celana jeans biru dan sepatu
hitam bertali putih. Pemain gitar 3 memakai baju berkerah, celana dan sepatu
berwarna hitam. Pemain gitar membawa tiga gitar tanpa kabel berwarna putih,
putih bergaris-garis hitam dan krem-hitam.
39 Universitas Kristen Petra
b. Koreografi
Pertama-tama figur pemain gitar 2 duduk di lantai sambil memainkan gitar
memunggungi figur selebritas. Kemudian pemain gitar 2 bangkit dan berdiri
berjajar dengan 2 pemain gitar lainnya di belakang figur selebritas sambil
memainkan gitar dan menggerakkan badan.
3. Penonton
Gambar 4.4. Gambar Figur Penonton Laki-laki dan Perempuan dalam
Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015
Yel-yel
Terdapat figur-figur laki-laki dan perempuan yang bertepuk tangan sambil
tersenyum. Di bawah panggung ada kepala figur-figur laki-laki dan perempuan
yang berdiri menghadap panggung.
4. Panelis
Gambar 4.5. Penilaian Tiga Panelis dalam Variety Show CLBI Episode 13 Mei
2015
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015
40 Universitas Kristen Petra
Penilaian dan Skor
Penampilan lipsync selebritas dinilai oleh tiga panelis yang terdiri dari 2
laki-laki dan 1 perempuan. Penilaian disampaikan menggunakan bahasa Indonesia
non-formal. Berikut ini adalah teks dari penilaian panelis terhadap penampilan
lipsync Kimmy Jayanti dalam CLBI episode 13 Mei 2015. Penilaian panelis 1:
“Saya suka sekali ekspresi kamu, apalagi pada saat yang aaa sampe nganga-
nganga.” Selanjutnya penilaian dari panelis 2: “Tadi kenapa push up segala?”
Sedangkan penilaian dari panelis 3 yang disampaikan melalui nyanyian diiringi
petikan gitar: “Kalo dari suara jelas sempurna ya, tetapi saya ada kecewa sedikit
masalah dunia tari tadi. Di panggung yang demikian luas harusnya lebih kreatif
lagi ”. Skor yang diberikan masing-masing panelis yaitu 8 poin, 6 poin dan 7 poin,
sehingga total skor yang didapat 21 poin.
5. Host
Gambar 4.6. Ekspresi Visual Host Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015
Figur laki-laki berekspresi serius dengan alis mengerut. Kedua tangan
figur laki-laki berada di depan dada dengan telapak tangan terkepal. Selanjutnya
figur selebritas berekspresi santai dengan menaikkan kedua alis dan kedua telapak
tangan terbuka.
41 Universitas Kristen Petra
6. Panggung
Gambar 4.7. Panggung dalam Variety Show CLBI
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015
Bentuk Panggung
Dekorasi di tengah panggung berupa pintu dan jendela-jendela. Panggung
dihiasi lampu-lampu berwarna kekuningan. Panggung tempat figur selebritas dan
penari latar tampil memiliki posisi lebih tinggi dibanding posisi penonton yang
berada di bawah.
4.1.1.2. Kode Realitas dalam Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015
1. Figur Selebritas/Penyanyi Lipsync
Gambar 4.8. Figur Selebritas dalam CLBI Episode 27 Mei 2015
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
a. Kostum, Make Up dan Properti
Figur selebritas mengenakan busana putih berkerah dilapisi rompi merah
kotak-kotak, rok merah kotak-kotak berenda putih-merah, stoking dan sepatu
berwarna hitam. Figur selebritas memakai jepit berbentuk pita pada rambut dan
anting-anting bulat yang berwarna merah di telinga. Figur selebritas memegang
42 Universitas Kristen Petra
mikrofon bertongkat/standing mic yang dihiasi bunga berwarna putih. Figur
selebritas juga memakai make up berupa pensil alis berwarna coklat tua, bedak,
bulu mata palsu, lipgloss berwarna merah muda, eyeshadow berwarna abu-abu
dan blush on berwarna peach.
b. Artikulasi/Gerak Bibir/Lipsync
Figur selebritas menggerakkan bibir sesuai dengan pelafalan lirik lagu
yang dibawakan. Namun terdapat ketidaksesuaian gerak bibir dengan bunyi
pelafalan lirik lagu di awal penampilan.
c. Koreografi dan Ekspresi Visual
Figur selebritas melakukan beberapa gerakan koreografi saat
membawakan lagu. Pertama-tama figur selebritas berdiri di tengah-tengah
panggung diapit empat figur perempuan lain yang berdiri sedikit di belakang figur
selebritas. Kelima figur secara kompak melakukan gerakan dengan tangan kiri
Gambar 4.9. Beberapa Koreografi Figur Selebritas dalam
Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
43 Universitas Kristen Petra
mengarah keluar, tangan kanan berada di dekat perut dan kedua kaki sedikit
direntangkan. Selanjutnya figur selebritas berdiri di belakang mikrofon sambil
menggerakkan kedua tangan dengan telapak tangan terbuka dan ibu jari dilipat,
membuka mulut dan mengedipkan sebelah mata. Gerakan selanjutnya yaitu
tangan kiri figur selebritas memegang mikrofon sementara kaki kanan diangkat ke
atas. Kemudian selebritas mengangkat tangan kanan ke atas kepala dan tangan kiri
menggenggam mikrofon. Selanjutnya figur perempuan selebritas merentangkan
kedua kaki sejajar dengan lantai panggung sambil menggenggam tongkat
mikrofon. Penampilan diakhiri dengan figur selebritas mengangkat kedua tangan
dan menyatukan di atas kepala.
Gambar 4.10. Ekspresi Visual Figur Selebritas dalam Variety Show CLBI
Episode 27 Mei 2015
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
Terdapat beberapa ekspresi saat figur selebritas menyanyi lipsync.
Ekspresi dominan yang ditampilkan yaitu tersenyum, ceria dan bersemangat.
2. Penari Latar
Gambar 4.11. 4 Figur Perempuan Penari Latar dalam CLBI Episode 27 Mei 2015
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
44 Universitas Kristen Petra
Terdapat 4 figur perempuan sebagai penari latar di sebelah kanan dan kiri
figur selebritas dengan posisi berdiri sedikit di belakang figur selebritas. Tanda-
tanda yang ditampilkan dalam level realitas antara lain:
a. Kostum
Penari latar 1 memakai baju lengan panjang berwarna putih, ikat pinggang
berwarna hitam, rok merah, stoking hitam dan sepatu putih. Penari latar 2
memakai baju lengan sesiku bergaris-garis putih hitam, rok merah, stoking dan
sepatu berwarna hitam serta aksesoris berupa pita rambut berwarna merah muda.
Penari latar 3 memakai baju terusan berwarna biru-putih, ikat pinggang putih,
stoking dan sepatu berwarna hitam serta aksesoris berupa pita rambut berwarna
putih. Penari latar 4 memakai baju lengan sesiku berwarna hitam-biru, celana
hitam dan sepatu putih. Keempat penari latar berdiri di belakang tongkat mikrofon
sambil menari.
b. Koreografi
Keempat penari latar melakukan koreografi tari yang seragam dengan
menari dengan menggerakkan tangan, kaki dan badan. Sesekali gerakan yang
dilakukan sinkron dengan gerakan figur selebritas. Di akhir lagu, keempat figur
perempuan berdiri berpasang-pasangan mengangkat sebelah tangan dan
menyatukan dengan tangan pasangannya di atas kepala, sementara sebelah tangan
yang lain saling bergandengan.
3. Penonton
Gambar 4.12. Puluhan Figur Laki-laki dan Perempuan Berdiri di Bawah
Panggung dalam CLBI episode 27 Mei 2015
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
45 Universitas Kristen Petra
Gerakan Nonton/Sorakan
Di bawah panggung ada kepala figur-figur laki-laki dan perempuan yang
berdiri menghadap panggung sambil mengangkat dan mengepalkan tangan ke
atas. Figur-figur laki-laki dan perempuan tersebut tersenyum dan bertepuk tangan.
4. Panelis
Gambar 4.13. Para Panelis dalam Variety Show CLBI episode 27 Mei 2015
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
Penilaian dan Skor
Penampilan lipsync selebritas dinilai oleh tiga panelis yang terdiri dari 2
laki-laki dan 1 perempuan. Penilaian disampaikan menggunakan bahasa Indonesia
non-formal. Berikut ini adalah teks dari penilaian panelis terhadap penampilan
lipsync Asri Welas dalam CLBI episode 27 Mei 2015. Penilaian panelis 1:
“Pancaran muka boleh tua, tapi semangat muda sekali. Harus diakui itu sebuah,
apa, yang sulit karena harus nari-nari, ada nendang segala. Itu sampai lupa
lipsync-nya gara-gara adegan nendang.” Selanjutnya penilaian dari panelis 2:
“Mbak Asri, aku seneng banget Mbak Asri tadi, di samping dia bergaya JKT48,
dia nggak lupa lho tradisinya ada gini-gininya tadi (menirukan gerak figur
penyanyi yang menggerakkan kedua tangan dengan telapak tangan terbuka dan
ibu jari dilipat). Keren banget. Walaupun di panggung ada yang nggak sinkron
bener, di panggung dia begitu memukau dan nggak keliatan malu-malu kok.
Memang agak malu-maluin sedikit. Mbak kelihatan sangat total sekali.”
Sedangkan penilaian dari panelis 3: “Kemasannya dia komplit sekali, ada split-
nya. Itu bagus sekali, itu adalah element of surprise, dan oleh karena itu saya
sangat terpukau sekali untuk penampilan Mbak Asri Welas ini.” Skor yang
46 Universitas Kristen Petra
diberikan masing-masing panelis yaitu 8 dari 9 poin, sehingga total skor yang
didapat 24 poin.
5. Host
Gambar 4.14. Ekspresi Visual Host dalam Variety Show CLBI Episode 27 Mei
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
Ekspresi Visual
Figur laki-laki yang bertindak sebagai host acara ini memasang ekspresi
marah dengan mata melotot, alis mengerut dan mulut sedikit terbuka. Kedua
tangan berada di depan dada dengan telapak tangan terkepal. Selanjutnya figur
laki-laki mengangkat alis saat berbicara dengan kedua tangan di depan dada dan
telapak tangan terbuka.
6. Panggung
Gambar 4.15. Panggung dalam Variety Show CLBI
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
Bentuk Panggung
Panggung terbagi menjadi tiga bagian. Panggung di sebelah kiri ditempati
oleh panelis dengan posisi lebih tinggi daripada panggung di tengah. Panggung
tengah memiliki ukuran yang luas dan pencahayaan yang terang, ditempati oleh
47 Universitas Kristen Petra
figur selebritas sebagai penyanyi dan para penari latar. Panggung di sebelah kanan
ditempati oleh host dan dua figur selebritas yang menunggu giliran tampil
berikutnya. Di bawah panggung terdapat arena berbentuk trapesium yang lebih
rendah dan diisi figur-figur penonton yang berdiri menghadap ke arah panggung.
4.1.3. Kode Representasi dalam Variety Show CLBI
1. Kamera
Penggunaan kamera bervariasi mulai dari Extreme Long Shot hingga Close
Up. Namun penggunaan size shot yang paling dominan adalah Long Shot dan
Medium Shot.
2. Lighting
Gambar 4.16. Penggunaan lighting panggung pada Variety Show CLBI
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015;
Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
Pada episode 13 Mei 2015, penggunaan lighting yang dominan berasal
dari atas, dengan filter kebiruan dan intensitas cahaya keseluruhan rendah/gelap.
Pada episode 27 Mei 2015, terdapat berbagai macam lampu sorot di atas
panggung. Pencahayaan/ lighting di atas panggung berasal dari atas, samping,
belakang dan bawah panggung dengan cahaya lampu berwarna putih, kuning, biru
dan ungu.
3. Editing
Editing yang dilakukan adalah cut, yaitu transisi atau perpindahan shot ke
shot secara langsung.
48 Universitas Kristen Petra
4.2. Representasi Aktivitas Menyanyi dalam Variety Show CLBI
Aktivitas menyanyi dalam Variety Show CLBI dapat dilihat sebagai karya
posmodernisme. Dalam dunia posmodernisme, tampilan permukaan dan gaya
menjadi penting. Hal ini didukung dengan kekuatan media massa, salah satunya
televisi, yang mengedepankan citraan dan gaya melalui tayangan-tayangannya
termasuk dalam tayangan Variety Show CLBI. Dalam CLBI, aktivitas menyanyi
mengalami pendangkalan makna. Aktivitas menyanyi bukan menjadi tempat
unjuk kemampuan olah vokal yang mengedepankan kualitas musik dan vokal
yang baik dari si penyanyi. Melalui variety show ini, aktivitas menyanyi diubah
menjadi aktivitas „seru-seruan‟, peniruan dan penggayaan dari gaya panggung dan
busana penyanyi asli yang diacu dengan menggunakan teknik lipsync.
Dalam dunia posmodernisme, citraan mendominasi narasi. Hal ini terlihat
dalam aktivitas menyanyi lipsync CLBI yang menampilkan citraan berupa figur
selebritas dan gaya yang ditampilkan. Unsur-unsur visual seperti figur selebritas
yang bertindak sebagai penyanyi, kostum dan gaya panggung yang menirukan
sosok penyanyi sesungguhnya, serta teknik lipsync yang baik merupakan daya
tarik Variety Show CLBI. Penonton diajak untuk mengonsumsi visual yang
ditampilkan figur selebritas idolanya dalam aktivitas menyanyi lipsync, bukan
kualitas vokal dari figur selebritas itu sendiri.
Sebuah karya posmodern menganut prinsip utama form follow fun. Segala
sesuatu tidak lagi dilihat dari segi makna atau fungsinya, tetapi untuk kesenangan.
Hal ini juga terlihat dalam Variety Show CLBI. Dengan mengedepankan format
entertain atau hiburan, CLBI menawarkan senda gurau yang mendominasi
sedangkan „isi‟ dan makna dari musik dan seni olah vokal itu sendiri diabaikan.
Menyanyi menjadi sebuah aktivitas visual yang sifatnya main-main. Menurut
Piliang (2003), dalam karya posmodernisme, apa yang disebut tanda bisa sangat
ambigu dan merupakan bentuk ironis dari fungsi; merupakan penopengan,
pemutarbalikan, pelecehan, plesetan dari fungsi. Hal ini juga terlihat dalam
Variety Show CLBI dimana lipsync tidak lagi berfungsi sebagai teknik „pura-pura
menyanyi‟, namun diplesetkan menjadi ajang penggayaan menyanyi yang
mengedepankan unsur-unsur citra atau visual untuk tujuan kesenangan dan
hiburan.
49 Universitas Kristen Petra
4.2.1. Lipsync sebagai Aktivitas Menyanyi yang Melibatkan Fashion
Fashion berasal dari bahasa Latin factio yang berarti “melakukan”. Arti
sesungguhnya dari kata „fashion‟ adalah sesuatu yang mengacu pada hal-hal yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Kata ini diserap dalam bahasa
Inggris „fashion‟ yang diartikan sebagai gaya berpakaian yang populer dalam
suatu budaya. Pengertian fashion tidak hanya dipahami sebatas pakaian, tapi juga
seperangkat perlengkapannya seperti sepatu, tas, dan lain-lain, bahkan berbagai
produk sampai gaya hidup. Dalam masyarakat kontemporer barat, fashion
cenderung diartikan sebagai dandanan, gaya dan busana (Barnard, 2007).
Dalam pertunjukan musik yang sesungguhnya, terdapat perbedaan antara
busana yang dikenakan penyanyi dengan penari latar. Dalam Variety Show CLBI,
penggunaan konsep busana yang berbeda antara figur selebritas dengan pemain
musik dan penari latar bertujuan untuk menonjolkan figur selebritas sebagai figur
penyanyi. Dalam CLBI episode 13 Mei 2015, salah satu figur selebritas yang
ditampilkan adalah Hesti Purwadinata, seorang aktris dan presenter Indonesia.
Figur selebritas tampil membawakan lagu berjudul Rocker Juga Manusia milik
band rock Seurius secara lipsync. Figur selebritas mengenakan bandana berwarna
merah, kaus dilapisi jaket kulit hitam, kalung berwarna putih, celana coklat
animal print dan sepatu hitam selutut yang identik dengan gaya seorang musisi
rock yang disebut rocker. Gaya busana tersebut disebut Glam Rock, sebuah gaya
fashion yang muncul pada tahun 1970-an dan berasal dari UK. Glam Rock
mengusung konsep androgini yang mengandung bias gender. Gaya ini bisa diikuti
pria maupun wanita tanpa ada pembedaan jenis busana dan make up. Berikut ini
contoh gambar pemakaian gaya fashion Glam Rock pada pria dan wanita.
Gambar 4.17. Gaya Fashion Glam Rock
Sumber: Taylor, Oct 16, 2013
50 Universitas Kristen Petra
Celana legging ketat dengan corak kulit binatang atau motif animal print
menjadi gaya Glam Rock yang sangat populer pada tahun 1980-an yang
mengusung tema flamboyant. Pemakaian celana legging motif animal print ini
biasanya dipadukan dengan aksesoris berupa kalung, sabuk, sapu tangan dan jaket
kulit klasik. Ciri-ciri lain yang khas dari gaya fashion Glam Rock adalah gaya
rambut mekar yang ditata dengan hairspray dan dilengkapi dengan bandana.
Walaupun dipopulerkan oleh grup musik rock pada tahun 1970-an, gaya ini terus
bertahan dan diikuti oleh sebagian musisi rock hingga saat ini. Sebagai contoh,
gaya fashion Glam Rock masih diterapkan oleh penyanyi Barat masa kini seperti
Jessie J dan Lady Gaga dalam penampilan panggungnya. (Taylor, Oct 16, 2013).
Berikut ini perbandingan gaya busana figur selebritas dengan rocker
wanita asal Indonesia dan Inggris:
Gambar 4.18. Perbandingan Busana Figur Selebritas (kiri), Busana Rocker
Indonesia (tengah), dan Busana Rocker Inggris (kanan)
Sumber: Mengenang Masa Emas Rocker Indonesia, Aug 17, 2015;
Taylor, Oct 16, 2013
Make up yang digunakan figur selebritas berupa lipstick berwarna merah,
pensil alis berwarna hitam, eyeliner berwarna hitam dan eyeshadow emas dan cat
kuku warna merah juga mengacu pada gaya make up Glam Rock, yaitu tema
space age (periode setelah tahun 1957) yang identik dengan make up berwarna
terang. Make up yang digunakan figur selebritas memiliki kemiripan dengan
penyanyi rock asal Inggris, Jessie J yang menggunakan make up Glam Rock, yaitu
dalam hal penggunaan eyeliner hitam yang tebal, lipstick merah menyala dan cat
kuku warna merah.
51 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.19. Perbandingan Make Up Figur Selebritas dan Make Up Glam Rock
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015;
Taylor, Oct 16, 2013
Penampilan panggung figur selebritas didukung dengan adanya 3 figur
laki-laki pemain gitar. Berbeda dengan konsep kostum panggung figur selebritas,
busana yang dikenakan 3 figur pemain gitar berupa kaus dan bomber jacket, kaus
berompi dan kemeja hitam yang dipadukan dengan celana jeans dan sepatu
sneaker merupakan busana sehari-hari yang nyaman dipakai atau dikenal dengan
gaya busana kasual. Berikut ini perbandingan contoh gambar busana bergaya
kasual dengan busana figur pemain gitar dalam CLBI episode 13 Mei 2015:
Gambar 4.20. Busana Pria Gaya Kasual dan Busana Pemain Gitar
Sumber: Anita, Feb 20, 2015,
Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
Dalam Variety Show CLBI episode 27 Mei 2015, figur selebritas yang
ditampilkan adalah Asri Welas, seorang aktris Indonesia yang mulai dikenal sejak
memerankan tokoh “Welas” dalam sitkom Suami-suami Takut Istri. Busana yang
dikenakan dalam penampilan panggung figur selebritas berupa kemeja putih,
rompi dan rok merah kotak-kotak memiliki kesamaan dengan baju seragam
sekolah. Seragam sekolah merupakan pakaian standar yang dikenakan di lembaga
52 Universitas Kristen Petra
pendidikan dan dikenakan oleh pelajar mulai dari TK hingga SMA. Seragam
sekolah sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu seragam sekolah regular, seragam
pramuka, seragam olahraga, seragam batik dan seragam rompi. Seragam sekolah
dengan rompi biasa digunakan untuk tingkat SD, namun di beberapa sekolah,
seragam rompi juga digunakan di tingkat SMP dan SMA. Berikut ini contoh
gambar seragam sekolah rompi di Indonesia yang memiliki kemiripan dengan
busana yang dikenakan figur selebritas.
Gambar 4.21. Perbandingan Seragam Sekolah Pelajar Berseragam Rompi dan
Busana Figur Selebritas
Sumber: Seragam Sekolah Murah, n.d.;
Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
Seragam sekolah digunakan untuk menunjukkan kesetaraan sosial di
kalangan pelajar. Selain itu seragam sekolah juga telah menjadi penanda identitas
atau status, dimana identitas sebagai seorang pelajar dan asal sekolahnya dapat
dikenali dari baju seragam yang dipakai. Namun, busana menyerupai seragam
sekolah yang dikenakan figur selebritas dalam penampilan menyanyi lipsync tidak
berfungsi sebagai penanda identitas seorang pelajar dari sekolah tertentu, tetapi
sebagai konsep kostum panggung yang mengambil gaya ala pelajar sekolah. Hal
ini dapat dilihat dari busana yang dipadukan dengan stoking hitam dan sepatu hak
tinggi atau high heels warna hitam yang dipakai figur selebritas, yang tidak sesuai
dengan penampilan seorang pelajar sekolah. Padahal penggunaan baju seragam
sekolah selalu dipadukan dengan kaus kaki dan sepatu datar. Oleh karena itu,
pemakaian busana yang menyerupai seragam sekolah yang dikenakan figur
selebritas bukan sebagai penunjuk identitas sebagai pelajar, tetapi
merepresentasikan sosok remaja yang muda dan ceria sesuai pesan lagu.
53 Universitas Kristen Petra
Penampilan figur selebritas didukung dengan adanya 4 figur perempuan
penari latar. Figur penari latar mengenakan busana atau kostum panggung yang
berbeda dengan kostum yang dikenakan figur selebritas. Busana yang dikenakan
figur penari latar berupa gaun/dress selutut serta kaus dan celana panjang adalah
gaya busana kasual semi formal yang sesuai untuk usia remaja dan dewasa muda.
Berikut ini contoh perbandingan busana penari latar dengan gaya busana kasual
semi formal untuk remaja:
Gambar 4.22. Perbandingan Busana Penari Latar dengan Gaya Busana Kasual
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015;
Gaya Busana Kasual untuk Wanita, n.d.
4.2.2. Aktivitas Menyanyi sebagai Peniruan dan Penggayaan (Camp)
Karya posmodernisme juga merupakan plesetan dari fungsi. Lipsync dalam
industri musik sesungguhnya merupakan teknik sinkronisasi gerak bibir dengan
pelafalan lirik lagu dari rekaman yang diputar, yang berfungsi menyamarkan
kenyataan bahwa si penyanyi sebenarnya tidak menyanyi. Lipsync adalah teknik
„pura-pura menyanyi‟, yang dilakukan oleh seorang penyanyi untuk meyakinkan
penonton bahwa ia memang sedang benar-benar menyanyi. Namun dalam CLBI,
dengan penggunaan rekaman lagu dengan vokal penyanyi asli yang sudah beredar
luas di masyarakat, penonton tidak lagi menghayati figur selebritas sebagai
penyanyi atau seseorang yang sedang menyanyi. Lipsync diplesetkan menjadi
ajang adu penggayaan menyanyi yang mengarah pada hiburan dan komedi, bukan
sebagai teknik meyakinkan penonton bahwa penyanyi benar-benar menyanyi.
Figur selebritas dalam CLBI tampil di panggung dan bergaya menyanyi,
tetapi menggunakan rekaman vokal milik orang lain, yaitu vokal penyanyi yang
menyanyikan lagu aslinya. Dalam penampilannya, figur selebritas terlihat
memegang mikrofon. Mikrofon dalam pertunjukan atau konser musik berfungsi
54 Universitas Kristen Petra
sebagai pengeras suara agar vokal penyanyi dapat terdengar dengan jangkauan
luas. Namun dalam aktivitas menyanyi CLBI dimana figur selebritas menyanyi
dengan rekaman vokal milik orang lain, mikrofon yang dipegang sekedar menjadi
penghias atau properti, untuk menampilkan gaya menyanyi yang lebih
meyakinkan. Selain penggunaan properti mikrofon, pemakaian kostum panggung
yang mengusung gaya tertentu, keberadaan penari latar dan pemain musik hingga
setting panggung dan pencahayaan merupakan usaha penggayaan dan peniruan
dari aktivitas menyanyi yang sesungguhnya.
Dalam CLBI episode 13 Mei 2015 dengan figur selebritas Hesti
Purwadinata, selain tampil membawakan lagu Rocker Juga Manusia dengan
rekaman vokal milik vokalis band rock Seurius, figur selebritas juga menampilkan
gaya panggung dengan kostum bergaya rock yang mengacu pada penyanyi
aslinya. Kostum dan gaya make up figur selebritas yang bergaya Glam Rock
menyerupai penyanyi aslinya yang juga mengusung konsep penampilan bergaya
rock. Vokalis band Seurius mengaku gaya busananya terinspirasi dari gaya rocker
Glam Rock yang bisa diikuti oleh laki-laki maupun perempuan (Tips Tampil
Bergaya Rocker dari Candil, 2014).
Selain kostum dan make up, figur selebritas juga menirukan gaya
menyanyi dan ekspresi visual ala penyanyi rock. Berikut perbandingan gambar
ekspresi visual dan gaya panggung figur selebritas dengan ciri khas penyanyi rock
dan penyanyi yang diacu:
Gambar 4.23. Ekspresi Visual Penyanyi Rock
Sumber: Johar, April 16, 2015; Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015
55 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.24. Postur Tubuh Penyanyi Rock saat Menyanyi Nada Tinggi
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015
Selain menirukan gaya panggung seorang rocker, figur selebritas juga
berekspresi dan menampilkan gestur yang merepresentasikan lirik lagu menurut
interpretasi pribadi. Lirik lagu Rocker Juga Manusia yang menceritakan jeritan isi
hati seorang musisi rock yang ingin dimengerti dan tidak ingin dianggap berhati
keras atau kejam, dibawakan figur selebritas dengan ekspresi visual marah dan
sedih, seolah hendak menangis.
Gambar 4.25. Ekspresi Menangis dan Marah Figur Selebritas
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015
Ekspresi visual figur selebritas diperkuat dengan gestur yang ditampilkan
dan efek pencahayaan atau lighting. Pada awal lagu figur selebritas menampakkan
kesan sedih dan depresi untuk menciptakan efek dramatis dengan cara duduk di
lantai dengan tangan menyangga kepala dan disorot lampu dari atas dengan warna
cahaya kebiruan dan intensitas cahaya low key. Figur selebritas juga melakukan
gerakan push up yang berlebihan di panggung untuk menggambarkan bagian lirik
lagu „kadang ku rasa lelah‟.
56 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.26. Koreografi dan Pencahayaan Panggung CLBI
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015
Penampilan figur selebritas didukung dengan adanya tiga figur pemain
gitar dalam CLBI episode 13 Mei 2015. Jenis gitar yang digunakan oleh figur
pemain gitar adalah gitar elektrik. Di sepanjang lagu, ketiga figur terlihat berjalan-
jalan di panggung sambil memetik senar gitar dan sesekali menggoyangkan
badan. Namun tidak terlihat kabel listrik maupun jack wireless yang melekat pada
gitar dan terhubung pada amplifier (pengeras suara). Padahal dalam suatu
pertunjukan musik, gitar elektrik perlu terhubung dengan listrik dan pengeras
suara agar dapat menghasilkan suara musik. Maka tanpa kabel, gitar yang dibawa
oleh 3 figur pemain gitar tersebut hanya menjadi properti untuk penggayaan,
dimana ketiga figur hanya bergaya memainkan gitar.
Dalam CLBI episode 27 Mei 2015 dengan figur selebritas Asri Welas,
selain tampil dengan lagu dan rekaman vokal JKT48, visualisasi lipsync figur
selebritas juga memiliki kemiripan dengan gaya panggung figur penyanyi yang
diacu, yaitu JKT48. Kemiripan ini terlihat dari kostum yang dipakai dan
koreografi tari ketika membawakan lagu Heavy Rotation. Berikut ini adalah
gambar salah satu gambar kostum yang dikenakan JKT48:
Gambar 4.27. Kostum Panggung JKT48 berupa Seragam Sekolah Jepang
(Seifuku)
Sumber: Kostum / Baju Perform JKT48 itu itu aja? THINK AGAIN!, May, 2013
57 Universitas Kristen Petra
Kostum panggung JKT48 disebut seifuku, istilah untuk menyebut seragam
sekolah Jepang. Pemakaian kostum ini sesuai dengan konsep grup ini, yaitu „idola
yang bisa ditemui sehari-hari‟. Anggota JKT48 yang terdiri dari gadis-gadis
remaja berusia belasan tahun memang merupakan remaja dengan status pelajar.
Kostum biasanya dilengkapi dengan aksesoris berupa ikat rambut dan jepit rambut
yang senada dengan warna baju.
Kostum yang dikenakan oleh figur selebritas memiliki kemiripan bentuk,
warna dan motif dengan kostum panggung JKT48. Selain itu, penggunaan
properti berupa standing mic berhias bunga warna putih yang digunakan figur
selebritas juga mirip dengan konsep penampilan JKT48 yang juga memakai
mikrofon bertongkat atau standing mic yang dihiasi bunga berwarna putih.
Gambar 4.28. Perbandingan Mikrofon JKT48 dan Figur Selebritas
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
Figur selebritas juga menirukan beberapa gerakan koreografi tari lagu
Heavy Rotation, seperti menirukan gerakan memainkan gitar di awal lagu serta
menari dan berputar-putar di sekitar mikrofon. Namun figur selebritas juga
menampilkan beberapa ekspresi visual dan gestur yang merupakan interpretasi
pribadi. Gerakan menendang-nendang di atas panggung dan gerakan split di akhir
lagu merupakan improvisasi gerakan yang dilakukan figur selebritas, yang tidak
terdapat pada koreografi asli lagu tersebut.
Figur selebritas juga memasukkan unsur gerakan tari Jawa dalam
penampilan panggungnya. Pada bagian lirik „kata-kata suka menari-nari‟, figur
selebritas melakukan gerakan membuka kedua telapak tangan dengan ibu jari
dilipat, yang merupakan gerak tari tradisional Indonesia, khususnya tari Jawa.
Namun gerakan kedua tangan yang dilakukan figur selebritas menyerupai gerak
tari Jaipong yang berasal dari Bandung, Jawa Barat ini terkesan „asal comot‟ tanpa
58 Universitas Kristen Petra
memperhatikan kaidah atau aturan-aturan dalam gerak tari Jawa. Dalam tari
Jaipong yang sesungguhnya, gerakan tangan lima figur penari Jaipong pada
gambar 4.29. diiringi ekspresi wajah tersenyum dan instrumen musik daerah,
sedangkan pada CLBI, kesan „asal comot' terlihat dari ekspresi visual figur
selebritas yang menampilkan mimik wajah berbeda, dengan mata mengedip dan
mulut terbuka dengan posisi sedikit miring untuk menggambarkan kata „menari-
nari‟.
Gambar 4.29. Perbandingan Gerak Tari Jaipong dengan Gerakan Figur Selebritas
Sumber: Hakim, Oct 13, 2015; Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
Dalam pertunjukan musik, penari latar berfungsi sebagai pendamping
pengisi panggung agar tidak terlihat kosong dan menopang aksi penyanyi.
Keberadaan 4 figur wanita yang menari-nari di belakang mikrofon juga
menirukan penyanyi asli lagu Heavy Rotation, yaitu JKT48 yang terdiri dari
banyak penyanyi. Keberadaan 4 figur wanita seolah menggantikan keberadaan
member atau anggota JKT48. Namun penggunaan gaya busana kasual yang
berbeda dengan busana yang dikenakan figur selebritas menunjukkan status 4
figur wanita tersebut sebagai penari latar, bukan sebagai penyanyi. Apabila dalam
lagu Heavy Rotation para anggota JKT48 ikut menyanyi, maka dalam CLBI figur
penari latar sekedar menjadi peramai suasana di panggung.
Penampilan figur selebritas dilengkapi dengan mikrofon, pemain musik
dan penari latar, kostum, serta panggung dan pencahayaan yang juga ada di CLBI
juga digunakan dalam konser musik dan acara adu menyanyi. Lipsync dalam
CLBI menjadi ajang adu aktivitas gaya menyanyi yang dibuat menyerupai adu
menyanyi sesungguhnya. Melalui lipsync, aktivitas menyanyi juga menjadi ajang
peniruan, dimana figur selebritas membawakan lagu dengan meniru penampilan
dan gaya panggung penyanyi asli dari lagu tersebut. Selain itu, aktivitas menyanyi
59 Universitas Kristen Petra
juga menjadi ajang penggayaan, dimana figur selebritas bebas berekspresi dan
menampilkan gaya panggung sesuai interpretasi pribadi terhadap lagu yang
dibawakan.
Aktivitas menyanyi sebagai penggayaan dalam Variety Show CLBI dapat
dipahami sebagai bentuk seni postmodern camp. Camp, merupakan duplikasi dari
kehidupan sehari-hari untuk tujuan dan kepentingannya sendiri. Pertunjukan
musik dan adu aktivitas menyanyi merupakan bagian dari industri hiburan yang
sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Melalui ajang adu
menyanyi lipsync di CLBI, pertunjukan musik dan adu aktivitas menyanyi
didistorsi menjadi bentuk hiburan yang mengarah ke komedi serta
mengedepankan ekspresi gaya menyanyi, bukan lagi ajang adu bakat dalam hal
tarik suara. Camp juga menjunjung tinggi ketidaknormalan dan ketidakbiasaan
serta menekankan pada gaya, dengan mengorbankan isi. Camp juga melibatkan
duplikasi untuk kepentingannya sendiri. Seorang penyanyi yang „menyanyi‟
dengan vokal orang lain merupakan bentuk aktivitas menyanyi yang tidak wajar.
Sebagai contoh, penampilan figur selebritas Asri Welas yang tampil menyanyi
dengan rekaman vokal milik penyanyi lain, yaitu JKT48, serta ekspresi visual dan
gaya panggung figur selebritas Hesti Purwadinata yang berlebihan merupakan
tontonan yang unik dan anti alami. Selain itu camp dicirikan oleh upaya
melakukan sesuatu yang luar biasa, dengan pengertian ingin menjadi berlebihan,
spesial atau glamor (Piliang, 2003, p. 187-205). Variety Show CLBI menekankan
pada gaya ekspresif dan mengabaikan kualitas vokal selebritas selaku „penyanyi‟.
Aktivitas menyanyi berubah menjadi ajang penggayaan figur selebritas, dimana
„isi‟ dari aktivitas menyanyi sendiri, berupa teknik menyanyi dan kualitas vokal
dari si penyanyi diabaikan. Menyanyi menjadi aktivitas yang lebih mengutamakan
kostum dan gaya menyanyi, serta menampilkan koreografi dan ekspresi visual
yang berlebihan dibanding kualitas suara.
4.2.3. Aktivitas Menyanyi sebagai Dekonstruksi
Variety Show CLBI merupakan sebuah tayangan televisi yang
mendekonstruksi bentuk pertunjukan menyanyi. Figur selebritas dengan beragam
profesi tampil di panggung CLBI dan bergaya bak penyanyi, menggunakan
rekaman vokal dan menirukan gaya penyanyi aslinya, disajikan sebagai sebuah
60 Universitas Kristen Petra
tontonan adu gaya menyanyi yang kemudian disambut dan disoraki penonton,
merupakan pembongkaran terhadap bentuk pertunjukan menyanyi. Dalam
pertunjukan menyanyi sesungguhnya, seorang penyanyi tampil di panggung dan
menyanyi secara live dengan vokalnya, atau dalam kebanyakan kasus di industri
musik pop, tampil lipsync dengan rekaman suaranya. CLBI yang memiliki format
„adu menyanyi‟ juga membongkar format acara adu menyanyi yang telah ada.
Dalam acara adu menyanyi yang sesungguhnya, figur yang tampil merupakan
penyanyi-penyanyi dengan bakat dan teknik vokal yang baik serta tidak
diperkenankan melakukan lipsync. Namun di dalam CLBI, „penyanyi-penyanyi‟
yang bersaing merupakan figur selebritas yang diadu kemampuannya dalam hal
visual seperti teknik lipsync dan gaya menyanyi yang atraktif, sedangkan kualitas
vokalnya justru diabaikan sama sekali. Cara penonton menikmati pertunjukan
menyanyi juga mengalami dekonstruksi. Penonton menyambut, menikmati dan
terhibur melihat gaya menyanyi figur selebritas di atas panggung CLBI, sekalipun
tahu figur penyanyi yang ditonton tersebut palsu. Variety Show CLBI mengubah
bentuk aktivitas dan pertunjukan menyanyi menjadi ajang peniruan dan
penggayaan.
Selain menjadi aktivitas peniruan dan penggayaan yang anti alami,
aktivitas menyanyi lipsync dalam CLBI juga menjadi aktivitas hiburan yang
mengabaikan logika. Variety Show CLBI memberikan ruang untuk mengapresiasi
segala bentuk ekspresi figur selebritas dan memberi tempat bagi pelanggaran
kode. Apapun diperbolehkan selama memberikan kesenangan dan hiburan.
Prinsip anything goes ini terlihat dari penampilan figur selebritas pada CLBI
episode 13 Mei 2015. Prinsip dekonstruksi ini diaplikasikan dalam pemilihan lagu
dan pemakaian vokal laki-laki oleh figur selebritas serta gaya fashion yang
dikenakan figur selebritas. Dalam CLBI episode 13 Mei, figur selebritas tampil
mengenakan kostum dengan fashion bergaya Glam Rock yang bias gender, tidak
lagi membedakan busana untuk laki-laki dan perempuan.
Selain dari segi fashion, prinsip dekonstruksi yang ditampilkan figur
selebritas terlihat dari pemilihan lagu dan jenis suara vokal yang ditampilkan.
Figur selebritas yaitu Hesti Purwadinata yang seorang perempuan tampil
membawakan lagu secara lipsync dengan menggunakan rekaman vokal milik laki-
61 Universitas Kristen Petra
laki. Penampilan figur selebritas tersebut menjadi tontonan yang unik dan tidak
biasa, karena tidak sesuai dengan realita. Hesti Purwadinata yang seorang wanita
namun „menyanyi‟ dengan rekaman suara laki-laki merupakan sebuah fenomena
yang tidak masuk akal dan anti alami, karena jenis suara atau vokal perempuan
dan laki-laki berbeda. Akan tetapi penampilan lipsync Hesti yang tidak sesuai
fakta dan logika tersebut justru mengundang kelucuan dan diterima serta disambut
dengan gelak tawa dari penonton.
Dalam konteksnya sebagai tayangan hiburan, penampilan panggung Hesti
Purwadinata merupakan sebuah bentuk dekonstruksi aktivitas menyanyi, dimana
teknik lipsync dan penggayaan dipertontonkan tanpa perlu lagi asumsi logika di
baliknya. Apapun boleh ditampilkan selama mampu menciptakan kesenangan dan
keuntungan.
4.2.4. Aktivitas Menyanyi sebagai Aktivitas Visual
Penampilan menyanyi lipsync figur selebritas mendapat komentar dan
penilaian dari juri yang disebut panelis. Salah satu panelis memberikan komentar
yang menarik dalam CLBI episode 13 Mei 2015. Komentar yang berbunyi “Kalo
dari suara jelas sempurna ya, tetapi saya ada kecewa sedikit masalah dunia tari
tadi. Di panggung yang demikian luas harusnya lebih kreatif lagi”, secara eksplisit
menandakan bahwa di CLBI, dalam sebuah aktivitas menyanyi, faktor audio atau
kualitas vokal sama sekali tidak dilihat, namun penekanannya justru pada gaya
tari yang merupakan unsur visual.
Dari faktor penilaian panelis seperti yang telah dijabarkan pada level
realita, dapat dilihat bahwa penggayaan menyanyi berupa ekspresi visual,
koreografi, merupakan faktor utama penilaian yang menentukan seberapa bagus
penampilan seorang figur selebritas. Unsur-unsur visual merupakan penilaian
utama. Penghayatan lagu yang tercermin lewat ekspresi visual, koreografi yang
mengejutkan dan penampilan yang meyakinkan menjadi faktor penilaian yang
dinikmati. Dalam CLBI episode 27 Mei 2015, panelis bahkan tidak terlalu
mempermasalahkan ketidaksinkronan gerak bibir atau teknik lipsync figur
selebritas dengan lirik lagu yang dibawakan, karena penampilan dari segi
koreografi yang berlebihan dinilai bagus dan memiliki kejutan atau element of
surprise.
62 Universitas Kristen Petra
Berdasarkan komentar para panelis, dapat dipahami bahwa dalam aktivitas
menyanyi lipsync di CLBI, yang dinikmati dari aktivitas menyanyi bukan lagi
unsur audio berupa teknik dan kualitas vokal seorang penyanyi karena
menggunakan rekaman vokal penyanyi lain. Fashion, make up, gaya menyanyi
dan ekspresi visual, menjadi unsur utama yang dilihat dari dinikmati dari aktivitas
menyanyi lipsync. Elemen-elemen visual figur selebritas sebagai „penyanyi‟ di
panggung bersama figur pemain gitar dan penari latar tersebut didukung dengan
teknik pengambilan gambar, yaitu penggunaan teknik kamera dan pencahayaan.
Terdapat variasi shot kamera dalam CLBI, namun shot kamera yang
dominan digunakan adalah Medium Shot dan Long Shot. Penggunaan dua jenis
shot ini dimaksudkan untuk menonjolkan unsur koreografi, kostum serta properti
figur selebritas dengan jelas, seperti pada CLBI episode 27 Mei 2015. Pada CLBI
episode 13 Mei 2015, beberapa kali Close Up Shot digunakan untuk menangkap
ekspresi visual atau mimik wajah yang ditampilkan figur selebritas saat
melakukan interpretasi lagu. Penggunaan jenis shot berupa Medium Shot dan
Close Up dapat membangun kedekatan emosi dengan penonton, karena ekspresi
visual figur selebritas terlihat dengan jelas. Penggunaan shot yang bervariasi juga
dimaksudkan untuk menampilkan variasi visual.
Dalam pertunjukan menyanyi lipsync di CLBI terdapat banyak figur yang
terlibat, seperti figur selebritas, panelis, penari latar, penonton, DJ dan host.
Penggunaan cut editing berupa transisi gambar secara langsung sangat berperan
dalam menyuguhkan gambar yang berkesinambungan. Dengan adanya cut editing,
penonton yang menonton melalui televisi atau rekaman video di internet dapat
melihat sudut pandang sebuah panggung pertunjukan musik yang luas dan
interaksi antar figur dalam CLBI dengan leluasa. Penggunaan teknik-teknik
kamera dilakukan untuk menampilkan variasi visual yang dinamis, perpindahan
sudut pandang, menangkap ekspresi visual yang ditampilkan figur penyanyi, serta
menghadirkan efek „live‟ bagi penonton televisi, seolah-seolah ikut hadir di
tempat dan menonton langsung pertunjukan tersebut.
63 Universitas Kristen Petra
Penggunaan lighting atau pencahayaan panggung dalam Variety Show
CLBI juga sangat berperan dalam menambah dan menciptakan efek visual yang
dramatis dalam penampilan figur selebritas. Pada episode 13 Mei, dimana figur
selebritas membawakan jenis lagu yang bersifat sedih dan emosional, digunakan
pencahayaan yang minimalis dengan filter cahaya berwarna gelap dan kebiruan.
Penggunaan jenis pencahayaan ini dapat menciptakan kesan sedih dan depresi
yang sesuai dengan ekspresi visual yang ditampilkan figur selebritas. Pada CLBI
episode 27 Mei, dimana figur selebritas membawakan jenis lagu yang ceria dan
bersemangat, digunakan lighting dengan berbagai jenis warna dan arah cahaya.
Penggunaan jenis pencahayaan ini menciptakan kesan panggung yang ceria,
megah dan berwarna.
Gambar 4.30. Efek Pencahayaan dalam Variety Show CLBI
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015;
Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
Dengan menekankan pada fashion, gaya dan ekspresi visual, serta efek
kamera dan pencahayaan, maka aktivitas menyanyi lipsync dalam Variety Show
CLBI dapat dimaknai sebagai aktivitas visual.
4.2.5. Menyanyi Lipsync sebagai Hiburan
Aktivitas menyanyi merupakan salah satu cabang seni musik yang sering
dikemas menjadi tayangan televisi, baik dalam konsep pertunjukan musik live
maupun adu bakat menyanyi. Umumnya penyanyi ditampilkan di atas panggung
diiringi penari latar atau pemain musik. Panggung musik juga didekorasi dengan
tata panggung dan lampu-lampu panggung yang dirancang sedemikian rupa
sehingga terkesan megah dan memberikan efek visual yang dibutuhkan.
64 Universitas Kristen Petra
Konsep panggung pertunjukan musik ini juga terlihat dalam tayangan
Variety Show CLBI. Konsep adu menyanyi lipsync yang mengedepankan gaya
dan peniruan dikemas dalam bentuk aktivitas menyanyi di atas panggung.
Panggung musik dalam CLBI memiliki desain yang megah, lengkap dengan
setting lampu-lampu panggung yang beraneka warna. Figur selebritas yang
bertindak sebagai penyanyi tampil di atas panggung yang diposisikan lebih tinggi
daripada para penonton yang ditempatkan lebih rendah di bawah panggung. Figur-
figur di atas panggung, yaitu figur selebritas beserta penari latar maupun figur
pemain musik ditonjolkan dengan dukungan permainan lampu sepanjang lagu
yang memberikan kesan megah dan glamor. Setting panggung dalam CLBI
didesain sedemikian rupa, mengkondisikan seperti suasana pertunjukan menyanyi
atau konser musik yang sesungguhnya. Berikut ini contoh perbandingan suasana
pertunjukan musik dalam CLBI dan pertunjukan musik live yang nyata.
Gambar 4.31. Suasana Pertunjukan Musik Live
Sumber: Sutisna, May 25, 2014; Bayu, February 17, 2013
Gambar 4.32. Suasana Pertunjukan Adu Menyanyi di CLBI
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015;
Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 201
65 Universitas Kristen Petra
Keberadaan juri yang disebut panelis, host dan penonton dalam acara
CLBI juga menambah semarak suasana dengan menirukan kontes adu menyanyi
sesungguhnya. Adanya host dan panelis dalam CLBI membuat penampilan
lipsync selebritas menjadi suatu kompetisi yang terkesan nyata. Keberadaan
sosok-sosok tersebut membangun situasi adu menyanyi yang terlihat sungguhan,
sekalipun materi musik yang ditampilkan dalam CLBI „palsu‟ dan sekadar sebagai
aktivitas main-main.
Dalam kontes adu menyanyi seperti yang diusung CLBI, panelis bertugas
menilai bagus atau tidaknya penampilan seorang penyanyi. Figur yang bertindak
sebagai panelis umumnya adalah orang-orang yang kompeten, ahli dan lebih
berpengalaman di bidangnya. Para panelis ini umumnya diposisikan di tempat
yang istimewa sehingga dapat menonton dan menilai penampilan penyanyi
dengan jelas. Konsep ini juga diadopsi dalam setting panggung untuk panelis
dalam CLBI. Panggung untuk panelis di sebelah kiri diposisikan sedikit lebih
tinggi dibanding panggung utama. Hal ini dapat dimaknai sebagai cara
melambangkan posisi dan tugas panelis yang lebih „tinggi‟ atau lebih ahli dari
figur selebritas sebagai pelakon pertunjukan.
Gambar 4.33. Posisi Panggung dalam CLBI
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
Namun bila dalam kontes adu menyanyi yang sesungguhnya juri akan
memberikan komentar dan masukan yang serius dan profesional, keberadaan para
panelis dalam CLBI berfungsi sebagai penambah semarak suasana. Para panelis
menambah unsur hiburan melalui pemberian komentar-komentar dengan ekspresi
dan gaya masing-masing. Walaupun para panelis terkesan lebih santai dan
66 Universitas Kristen Petra
memberikan komentar-komentar yang lucu, keberadaan mereka tetap bisa
menghadirkan „realita‟ adu menyanyi dalam CLBI.
Dalam tayangan ini, sesekali ditampilkan ekspresi-ekspresi wajah para
penonton di bawah panggung saat menonton performa figur selebritas. Para
penonton menampilkan ekspresi wajah seperti tersenyum dan bersorak. Gestur
yang ditampilkan para penonton mirip dengan gestur orang saat menonton
pertunjukan musik sesungguhnya. Gerakan tubuh para penonton yang ditampilkan
seperti tangan yang diangkat ke atas, gerakan bertepuk tangan, serta ekspresi
wajah yang tersenyum dapat diartikan terhibur atau menikmati hiburan. Sekalipun
pertunjukan menyanyi lipsync, penonton tetap terhibur dengan kelucuan yang
ditampilkan melalui ekspresi dan gaya panggung para figur selebritas dalam adu
menyanyi lipsync di CLBI.
Gambar 4.34. Gestur Penonton dalam Pertunjukan Musik
Sumber: 9 Tipe Penonton Konser Musik yang Bisa Kamu Temukan di UI,
December 30, 2015
Gambar 4.35. Ekspresi dan Gestur Penonton Variety Show CLBI
Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015
4.3. Representasi dalam Tayangan Variety Show CLBI
Dalam sebuah video promosi tayangan perdana Variety Show Celebrity
Lipsync Combat (yang kemudian berganti nama menjadi CLBI), host Ananda
67 Universitas Kristen Petra
Omesh bercerita tentang konsep program ini, dimana para selebritass ditantang
untuk menghafal lirik lagu yang dinyanyikan dan menunjukkan wajah ekspresif
seperti penyanyi aslinya pada saat bernyanyi tersebut. Berikut ini adalah
penjelasan format acara disampaikan oleh Ananda Omesh dalam bahasa Indonesia
non-formal:
“Memang acara ini adalah acara pertarungan antara para selebritass untuk
menyanyikan lagu tapi dengan cara lipsync lagu-lagu favorit mereka dan
mereka juga bisa berdandan seperti penyanyi idola mereka. Dan yang
paling penting adalah persyaratan dari Celebrity Lipsync Combat ini,
mereka harus hafal liriknya dan harus ekspresif. Karena yang paling
penting adalah pelafalan kata per katanya. Bukan hanya sekedar keseruan,
jogetnya itu adalah faktor pendukung. Tapi di sini pemirsa bisa ngelihat
gimana mereka bener-bener berusaha menghayati perannya menjadi
penyanyi yang dinyanyikan lagunya oleh mereka.”
Daya tarik acara yang berformat hiburan ini juga dijelaskan oleh Ananda
Omesh sebagai berikut:
“Keseruannya adalah ketika kita melihat selebritas di sini, yang mungkin
dalam keseharian mereka serius, atau mungkin mereka kocak, lucu, tapi
harus membawakan lagu yang memang serius. Maksudnya memang tidak
bercanda. Dan lagunya Vidi Aldiano (penyanyi Indonesia), ya mereka
harus berubah menjadi Vidi Aldiano dengan gayanya, dengan
pelafalannya, karena kan dalam lipsync yang harus diingat itu, nggak
sekedar melafalkan kata-kata. Karena dalam lipsync pun tarikan nafasnya
harus tepat. Itu salah satu yang menjadi menarik penonton ketika seorang
bisa menghayati peran penyanyi atau group band yang dia lipsync-kan.
Karena kita treatment-nya sangat serius, bener-bener ada rehearsal dulu,
ada dancer yang harus sudah kita siapkan, gerakan tarinya seperti apa,
nanti lagunya pelafalannya seperti apa. Jadi kita sudah memberikan
kesempatan kepada selebritas untuk mencoba menjajal panggung terlebih
dahulu. Jadi bener-bener semuanya dipersiapkan sedemikian rupa. Yang
paling penting sih, pastinya semoga bisa menghibur, bagi pemirsa akan
68 Universitas Kristen Petra
mendapatkan kelucuan, ada yang mendapatkan keseriusan, ada yang
mendapatkan keseruan. Itu harapan kita yang bisa didapatkan dari
Celebrity Lipsync Combat.”
Konsep penayangan CLBI juga bisa dilihat dari latar belakang stasiun
televisi yang menayangkan acara ini, yaitu NET. TV. Dikutip dari website resmi
NET. TV, career.netmedia.co.id:
“NET. TV merupakan singkatan dari News and Entertainment Television,
menayangkan acara-acara yang mengedepankan berita dan hiburan.
Didirikan dengan semangat bahwa konten hiburan dan informasi di masa
mendatang akan semakin terhubung, lebih memasyarakatkan, lebih
mendalam, lebih pribadi, dan lebih mudah diakses dimanapun. Konten
media yang kreatif, inspiratif, informatif sekaligus menghibur. Program-
program tersebut ditampikan dalam berbagai platform sehingga para
pengguna dapat menikmati informasi dan hiburan secara tidak terbatas.”
Selain itu terdapat pernyataan resmi dari perusahaan yang memproduksi
Lipsync Battle, variety show adu menyanyi lipsync asal Amerika yang formatnya
diadaptasi dalam CLBI, “Lip Sync Battling is one of the coolest things happening
in pop culture right now and already has a huge fan base thanks to the amazing
talent involved” (“Jimmy Fallon Is Turning Lip Sync Battle Into A Series, Get
The Details”, n.d.). Adu lipsync adalah salah satu fenomena paling keren yang
terjadi dalam budaya pop saat ini dan sudah mempunyai banyak basis penggemar
karena peserta-peserta hebat, yaitu para selebritas yang terlibat.
Dari pernyataan pihak-pihak yang memproduksi acara ini, daya tarik atau
nilai jual acara ini terletak pada figur selebritas yang berubah menjadi sosok lain
ketika melakukan aktivitas menyanyi. Figur selebritas yang membawakan lagu
dengan menirukan dandanan dan gaya sosok figur penyanyi yang ditirunya dan
memakai rekaman vokal milik penyanyi tersebut dianggap lucu dan menghibur.
Lipsync atau aksi menyanyi palsu yang melibatkan peniruan dan dilakukan secara
terang-terangan dianggap menarik karena baik figur selebritas maupun figur
69 Universitas Kristen Petra
penyanyi yang ditirunya merupakan tokoh-tokoh yang familier dan sudah dikenal
oleh penonton.
Berkat figur-figur selebritas yang terkenal dan memiliki banyak
penggemar, adu menyanyi lipsync menjadi sebuah fenomena dalam industri
budaya pop. Adu lipsync yang melibatkan figur selebritas menjadi tren dalam
industri televisi dan dengan cepat diterima di berbagai negara. Fenomena ini
terlihat dari format tayangan Lipsync Battle yang sudah ditonton jutaan orang
melalui situs internet Youtube dan sudah diadaptasi oleh 7 negara, termasuk
Indonesia. NET. TV. sebagai stasiun televisi yang memiliki slogan „Televisi Masa
Kini‟ serta mengedepankan berita dan hiburan ikut menangkap fenomena ini
dengan menayangkan program adu lipsync dalam variety show berjudul CLBI.
4.4. Level Ideologi dalam Variety Show CLBI
4.4.1. Lipsync sebagai Cara Visual dalam Menyanyi
Dalam aktivitas menyanyi, faktor utama yang dinikmati adalah audio atau
kualitas vokal dari si penyanyi. Akan tetapi dalam Variety Show CLBI yang
memiliki format hiburan, kualitas vokal penyanyi justru diabaikan sama sekali.
Figur selebritas yang diundang untuk tampil tidak perlu unjuk kemampuan vokal,
cukup membawakan lagu pilihannya dengan memakai rekaman vokal dari
penyanyi aslinya dan menampilkan visualisasi menyanyi yang menyerupai
penyanyi asli dari lagu tersebut.
Menurut Barker, “Television programmes are not simple reflections of the
world but specific constructions of it and thus represent forms of knowledge about
the world” (Barker 1997, p. 12). Program televisi bukan sekedar refleksi tapi juga
konstruksi dari kenyataan yang merepresentasikan bentuk kekuasaan di dunia.
Dengan penayangan Variety Show CLBI, penonton diajak menikmati sebuah
tayangan dengan sudut pandang posmodern. Dalam wacana posmodern, CLBI
menjadikan pertunjukan menyanyi menjadi ajang ekspresi euforia visual yang
bersifat main-main untuk kesenangan. Aktivitas menyanyi mengalami dekons-
truksi dan camp. Konsep pertunjukan musik atau adu menyanyi yang
menampilkan olah vokal penyanyi dicomot dan diubah menjadi „drama adu
menyanyi‟ untuk kepentingan hiburan. Menyanyi menjadi sebuah aktivitas
berakting, dimana sosok penyanyi dengan lagu-lagunya yang merupakan sosok
70 Universitas Kristen Petra
yang benar-benar ada di industri musik diubah menjadi sebuah karakter tokoh
yang bisa diperankan oleh siapa saja, tanpa terkait gender dan logika.
CLBI yang mengedepankan konsep hiburan dan main-main membuka
ruang seluas-luasnya bagi para selebritas untuk bebas berekspresi dan berubah
menjadi figur penyanyi lain. Penonton dapat menyaksikan Asri Welas yang
sehari-harinya dikenal sebagai aktris dengan image wanita dewasa, dapat berubah
anggota JKT48, gadis remaja yang diidolakan banyak remaja seusianya. Hesti
Purwadinata, seorang aktris dan presenter wanita dapat menjelma menjadi Candil,
seorang rocker pria yang dikenal sebagai vokalis band rock Seurius. Sebagai
tontonan hiburan, aksi Hesti Purwadinata tidak lagi dicela atau dipertanyakan
secara logika oleh penonton. Nilai-nilai terkait logika terkait gender, pandangan
negatif atas kepalsuan dan imitasi, melebur atas nama hiburan dan kesenangan.
CLBI menawarkan sebuah drama adu menyanyi, dengan tokoh-tokoh
berupa penyanyi-penyanyi terkenal di Indonesia yang diperankan figur-figur
selebritas yang juga terkenal. Menampilkan gaya menyanyi yang menarik, setting
panggung pertunjukan yang megah, fashion dan ekspresi visual yang atraktif,
penonton disuguhi cara baru menikmati pertunjukan menyanyi. CLBI
menawarkan ruang bagi pemirsa untuk menikmati ekspresi euforia visual dengan
menyaksikan pertunjukan menyanyi yang mengedepankan visual yang dibintangi
sederet tokoh-tokoh terkenal.
4.4.2. Lipsync dan Variety Show CLBI sebagai Komodifikasi
4.4.2.1. Lipsync dan Variety Show CLBI sebagai Bentuk Dekonstruksi
Tayangan ini mendekonstruksi konsep dan bentuk dari aktivitas menyanyi
yang telah ada sebelumnya. Menyanyi yang sesungguhnya merupakan aktivitas
yang mengutamakan teknik dan kualitas vokal dari si penyanyi. Dalam industri
hiburan yang banyak ditayangkan di televisi, aktivitas olah vokal tersebut
kemudian digabung dengan konsep visual berupa penampilan dan gaya panggung
penyanyi yang ditampilkan di atas panggung. Meskipun visual kemudian menjadi
unsur yang dominan, yang menyebabkan unsur vokal terkadang digantikan
dengan teknik lipsync dan rekaman vokal si penyanyi,namun penonton masih
menghayati sosok penyanyi di panggung sebagai sosok yang benar-benar sedang
menyanyi. Variety Show CLBI melakukan dekonstruksi terhadap konsep dan
71 Universitas Kristen Petra
bentuk aktivitas menyanyi tersebut. CLBI menawarkan sebuah cara pandang baru
tentang pertunjukan menyanyi, dengan menjadikan gaya menyanyi sebagai
komoditi utama dalam tayangan tersebut. CLBI mengajak penonton menikmati
aktivitas menyanyi dengan cara pandang baru yang ditawarkannya sebagai bentuk
hiburan dan „seru-seruan‟ dalam wacana posmodern.
Konten CLBI berupa konsep adu menyanyi yang merupakan hasil
perpaduan dari aktivitas selebritas dan gaya menyanyi. Para selebritas umumnya
merupakan sosok yang memiliki penampilan menarik dan telah dikenal oleh
khalayak, sehingga dengan mudah menarik perhatian khalayak untuk mengikuti
aktivitas dan kesehariannya. Kedekatannya dengan dunia hiburan menjadikan
sosok selebritas memiliki nilai jual lebih sebagai pelaku lipsync dalam CLBI.
Aktivitas penyanyi yang memvisualkan gaya menyanyi menjadi komoditi yang
menarik untuk diikuti, dan dengan mudah mencuri perhatian penonton.
Lipsync menjadi pilihan teknik yang digunakan figur selebritas untuk
menampilkan gaya menyanyi yang maksimal, tanpa harus dipusingkan dengan
menampilkan olah vokal. Dengan menyuguhkan lagu yang sudah dikenal di
masyarakat dan figur selebritas sebagai sosok pengganti penyanyi asli, lengkap
dengan menirukan penampilan dan gaya panggungnya, penonton diajak untuk
menikmati gaya panggung atraktif dan ekspresi yang ditampilkan figur selebritas
semaksimal mungkin.
Konsep adu menyanyi lipsync CLBI juga merupakan bentuk duplikasi dari
pertunjukan adu menyanyi yang kemudian mengalami dekonstruksi. Konsep
pertunjukan adu menyanyi yang sudah ada merupakan sebuah tayangan yang
menampilkan adu bakat penyanyi dalam olah vokal. Penyanyi yang bisa
menyuguhkan kerja keras dan bakat terbaik akan mendapat penilaian positif dari
juri serta dukungan dan penghargaan penonton dalam bentuk vote. Penyanyi
dengan vote terbanyak selanjutnya akan terpilih sebagai pemenang.
Variety Show CLBI bukan tayangan yang menampilkan unjuk bakat
penyanyi, melainkan ajang menampilkan ekspresi visual gaya menyanyi sebagai
bentuk hiburan. Kehadiran juri yang dalam CLBI disebut dengan istilah panelis
bukan sebagai ahli di bidang menyanyi, namun sebagai pemeriah suasana melalui
komentar-komentar jenaka dengan kriteria penilaian penampilan yang semuanya
72 Universitas Kristen Petra
berupa unsur visual. Dalam CLBI, dimana komoditi berupa aktivitas menyanyi
sudah didekonstruksi menjadi sekedar gaya menyanyi, penonton menghargai kerja
keras figur selebritas selaku penyanyi dalam bentuk gaya menyanyi terbaik yang
ditampilkannya. Figur selebritas terkenal dengan totalitas gaya menyanyi yang
terbaik, seheboh dan semirip mungkin dengan sosok penyanyi aslinya, akan
mendapat dukungan dan vote dari penonton dan terpilih sebagai pemenang.
Aturan ulang dari dekonstruksi aktivitas menyanyi ini pertama kali
dikemas dan ditawarkan oleh Lipsync Battle di Amerika. Menyanyi menjadi ajang
adu penggayaan aktivitas visual. Tayangan seperti itu justru mendapat rating
tinggi karena menyajikan cara pandang baru pada aktivitas menyanyi, yakni
menjual komoditi berupa penampilan figur selebritas terkenal yang me-lipsync-
kan lagu-lagu hits. Mewabahnya fenomena adu menyanyi lipsync selebritas
melalui Lipsync Battle yang kemudian diadaptasi oleh 7 negara ini menjadikan
bentuk dekonstruksi aktivitas menyanyi ini sebagai konsep menyanyi baru yang
diterima secara global. „Lipsync Battling‟ menjadi alternatif tontonan baru bagi
penonton di dunia dan menjadi bentuk komoditi yang menguntungkan pihak
stasiun televisi yang menayangkannya melalui rating tinggi yang didapat,
termasuk NET. TV.
4.4.2.2. Figur-figur Selebritas sebagai Komodifikasi dan Fetisisme
Istilah komodifikasi pertama kali diungkapkan Karl Marx dalam
Encyclopedia of Marxism. Marx mengemukakan pengertian komodifikasi yang
berarti transformasi hubungan, sesuatu yang sebelumnya bersih dari perdagangan,
menjadi hubungan komersial, hubungan pertukaran, membeli dan menjual.
Dengan kata lain komodifikasi berarti sesuatu yang awalnya tidak termasuk ke
dalam area pasar berubah menjadi sesuatu yang komersial, menjadi komoditas
yang dapat diperjualbelikan (dalam Banindro, 2015).
Komodifikasi menurut Vincent Mosco (2009) adalah sebuah proses
perubahan sesuatu yang memiliki nilai fungsi/guna menjadi produk marketing
yang bernilai dan memberikan perubahan. Hakikatnya komodifikasi adalah
sebuah cara yang dilakukan oleh media, baik pemimpin ataupun bawahan dengan
menempatkan nilai fungsi sebuah acara pada media diubah menjadi nilai
73 Universitas Kristen Petra
komoditas. Faktor penting yang berperan dalam menentukan sukses atau tidaknya
sebuah tayangan televisi adalah rating atau share, perhitungan angka seberapa
banyak sebuah tayangan ditonton oleh pemirsa. Angka itulah yang memunculkan
komodifikasi dalam media. Rating dan share yang tinggi sangat mempengaruhi
jumlah pengiklan yang bersedia mengiklankan produknya di stasiun televisi yang
menayangkan acara tersebut. Tingginya rating Lipsync Battle yang menjadi acara
nomor satu di Amerika tampaknya membuat banyak negara tertarik mengadaptasi
format tayangan ini, termasuk NET. TV dengan CLBI.
Dalam komodifikasi komunikasi, terdapat tiga bagian komoditas yang
penting untuk diperhatikan, yaitu pesan, khalayak dan pekerja media. Ketiganya
adalah bagian penting yang menjadi bahan komersial bagi media (Komodifikasi:
Konten, Khalayak, dan Pekerja, n. d.). Menurut Dallas Smythe (1997), khalayak
lah barang komoditas utama bagi media massa. Pandangan ini melihat bahwa
sebenarnya khalayak atau pemirsa televisi lah yang menjalankan fungsi
komodifikasi, karena penentuan rating dan share adalah pemirsa televisi itu
sendiri.
Variety Show CLBI juga menjual fetisisme atau pemujaan terhadap figur
selebritas yang diidolakan melalui konsep tayangannya. Penonton yang
menggemari figur selebritas tertentu tentunya tidak akan melewatkan kesempatan
menyaksikan aksi idolanya saat tampil lipsync bak penyanyi sesungguhnya,
menampilkan gaya panggung yang atraktif lengkap dengan kostum, koreografi
dan ekspresi visual yang menarik. Menurut produser Lipsync Battle, format adu
menyanyi lipsync yang melibatkan para selebritas ini awalnya diciptakan sebagai
ruang perjumpaan selebritas dengan penggemarnya. Fetisisme terlihat dari sejarah
pembuatan Lipsync Battle sendiri. Sosok selebritas yang ditampilkan menjadi
kunci sukses format tayangan ini. Lipsync Battle awalnya merupakan sebuah
segmen kecil dari sebuah acara hiburan Amerika. Segmen yang awalnya tidak
begitu digemari karena menampilkan selebritas kelas B (selebritas kelas
menengah yang tidak terlalu terkenal di Amerika) ini kemudian menjadi meledak
saat berhasil mengundang selebritas kelas A yang memiliki jutaan penggemar di
seluruh dunia. Selanjutnya segmen ini dibuat menjadi sebuah acara tersendiri
berjudul Lipsync Battle yang kemudian menjadi hit di Amerika. Adu lipsync
74 Universitas Kristen Petra
menjadi tren baru dalam industri televisi dan hiburan dunia, yang selanjutnya
diadaptasi dan ditayangkan di 7 negara lain termasuk Indonesia. Selain
ditayangkan di Indonesia oleh kanal televisi NET. TV, CLBI juga diunggah ke
situs internet Youtube dan ditonton puluhan ribu orang. Para penggemar dengan
mudah dapat mencari dan menonton aksi selebritas idolanya „menyamar‟ menjadi
sosok penyanyi Indonesia maupun internasional kapan pun dan dimana pun.
CLBI mengubah fashion, menyanyi, dan gaya panggung menjadi bentuk
komodifikasi dengan menjual tampilan visual. Sosok penyanyi yang diperankan
oleh para pelakon lipsync yang berstatus selebritas, umumnya berwajah rupawan
dan fashionable sehingga lebih mudah disukai penonton. Para selebritas yang
sudah terbiasa tampil di depan umum dan berinteraksi dengan penggemar
tentunya tidak lagi canggung saat harus beraksi di atas panggung. Penonton
menikmati gaya panggung yang atraktif serta ekspresi visual para selebritas yang
menirukan sosok penyanyi asli dari lagu yang dibawakannya. Format adu
menyanyi lipsync menjadi alat berjualan aksi selebritas, baik fashion yang
dikenakan, koreografi dan ekspresi yang atraktif menjadi humor yang
ditampilkan. Didukung dengan tata panggung dan efek lighting yang megah serta
tampilnya sosok-sosok pelengkap dalam format tayangan adu menyanyi seperti
host, panelis dan penonton di studio, CLBI mengkomodifikasi lipsync menjadi
sebuah tayangan hiburan yang digemari penonton.