4. laporan hasil penelitian dan analisa data

46
29 Universitas Kristen Petra 4. LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Kode Realitas dan Representasi dalam Variety Show CLBI Variety Show Celebrity Lipsync Combat (CLC), yang sejak Oktober 2015 berganti nama menjadi CLBI adalah sebuah variety show dengan format hiburan yang memadukan musik, adu menyanyi dan lipsync. Figur selebritas sebagai pelakon lipsync menjadi daya tarik utama dalam acara ini. Dalam setiap episode, ditampilkan tiga orang selebritas yang akan melakukan adu menyanyi lipsync. Tayangan Variety Show CLBI yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu episode 13 Mei 2015 yang menampilkan figur selebritas Hesti Purwadinata dan episode 27 Mei 2015 yang menampilkan figur selebritas Asri Welas. Selain ditayangkan di kanal televisi NET. TV, CLBI juga dapat diakses di www.youtube.com dan www.netmedia.co.id. Berikut ini adalah potongan-potongan adegan dari Variety Show CLBI yang diunduh dari www.youtube.com. Tabel 4.1. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015 Gambar Keterangan Medium Shot, Eye Level Shot Figur laki-laki berdiri dengan posisi agak menyamping dan mengepalkan kedua tangan di depan dada. Long Shot, High Angle Shot, Crane Figur perempuan dan laki-laki duduk di lantai. Figur perempuan yang memakai jaket dan baju hitam serta celana bermotif dan sepatu hitam. Figur perempuan bersandar pada figur laki-laki yang memegang gitar. Lighting berwarna putih kebiruan.

Transcript of 4. laporan hasil penelitian dan analisa data

29 Universitas Kristen Petra

4. LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

4.1. Kode Realitas dan Representasi dalam Variety Show CLBI

Variety Show Celebrity Lipsync Combat (CLC), yang sejak Oktober 2015

berganti nama menjadi CLBI adalah sebuah variety show dengan format hiburan

yang memadukan musik, adu menyanyi dan lipsync. Figur selebritas sebagai

pelakon lipsync menjadi daya tarik utama dalam acara ini. Dalam setiap episode,

ditampilkan tiga orang selebritas yang akan melakukan adu menyanyi lipsync.

Tayangan Variety Show CLBI yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu episode

13 Mei 2015 yang menampilkan figur selebritas Hesti Purwadinata dan episode

27 Mei 2015 yang menampilkan figur selebritas Asri Welas. Selain ditayangkan

di kanal televisi NET. TV, CLBI juga dapat diakses di www.youtube.com dan

www.netmedia.co.id. Berikut ini adalah potongan-potongan adegan dari Variety

Show CLBI yang diunduh dari www.youtube.com.

Tabel 4.1. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015

Gambar Keterangan

Medium Shot, Eye Level Shot

Figur laki-laki berdiri dengan posisi

agak menyamping dan mengepalkan

kedua tangan di depan dada.

Long Shot, High Angle Shot, Crane

Figur perempuan dan laki-laki duduk

di lantai. Figur perempuan yang

memakai jaket dan baju hitam serta

celana bermotif dan sepatu hitam.

Figur perempuan bersandar pada

figur laki-laki yang memegang gitar.

Lighting berwarna putih kebiruan.

30 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.1. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 13 Mei (sambungan)

Figur perempuan berbaju hitam

menggenggam mikrofon dengan

tangan kanan dan tangan kiri berada

di wajah.

Cahaya berasal dari atas panggung.

Medium Shot, Eye Level Shot

Figur perempuan berbaju hitam

tengkurap di lantai dan mengangkat

badan dengan lengan.

Di belakangnya seorang figur laki-

laki berjalan sambil memainkan

gitar.

Medium Shot, Eye Level Shot

Figur perempuan berbaju hitam

memegang mikrofon dengan tangan

kanan dan tongkat mikrofon dengan

tangan kiri.

Medium Long Shot, Eye Level Shot

Figur perempuan mendongak sambil

memegang tongkat mikrofon dengan

tangan kiri. Tangan kanan

memegang mikrofon dan didekatkan

ke mulut. Di belakang terdapat figur

laki-laki berbaju kotak-kotak warna

hitam sedang memainkan gitar.

Very Long Shot, High Level Shot

Figur perempuan berbaju hitam

memegang mikrofon.

31 Universitas Kristen Petra

Di belakangnya tiga figur laki-laki

memainkan gitar dengan posisi

badan membungkuk.

Lighting berasal dari atas panggung

dan bawah panggung dengan

intensitas pencahayaan sedang.

Close Up, Eye Level Shot

Figur perempuan berbaju hitam

memegang mikrofon dengan mulut

terbuka lebar dan mata melotot.

Middle Close Up, Low Angle

Figur perempuan berbaju hitam

memegang mikrofon dengan tangan

kiri, sementara tangan kanan

menggenggam tongkat mikrofon.

Figur perempuan mengerutkan alis

dan memejamkan mata dengan

mulut terbuka lebar.

Medium Shot, Eye Level Shot

Dua figur laki-laki dan satu figur

perempuan memegang tablet

bertuliskan angka 8, 6 dan 7.

Tabel 4.1. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015(sambungan)

32 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.2. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015

Gambar Keterangan

Medium Shot, Eye Level Shot

Figur laki-laki yang menghadap

ke depan sedang berdiri dan

berbicara dengan kedua telapak

tangan terbuka di depan dada.

Very Long Shot, Eye Level Shot,

Tracking

Lima figur perempuan berdiri

sambil menari di belakang lima

tongkat mikrofon dengan bunga

di atas panggung berlatar

belakang lampu-lampu dan

jendela. Figur perempuan di

tengah berdiri paling depan dan

mengenakan busana berwarna

putih-merah yang tampak

berbeda dengan figur-figur lain di

belakangnya.

Di bawah panggung terlihat

kepala-kepala figur yang berdiri

menghadap panggung sambil

mengangkat dan mengepalkan

tangan ke atas.

Cahaya berasal dari lampu-lampu

di atas panggung sehingga

panggung lebih terang, sedangkan

di bawah panggung gelap.

Lighting dengan intensitas tinggi

berasal dari atas panggung.

33 Universitas Kristen Petra

Lighting dari belakang panggung

memiliki intensitas lebih rendah.

Middle Close Up, Eye Level Shot

Figur perempuan berbaju merah-

putih berdiri di belakang

mikrofon sambil menggerakkan

kedua tangan dengan telapak

tangan terbuka dan ibu jari

dilipat, membuka mulut dan

mengedipkan sebelah mata.

Lighting dengan intensitas tinggi

menyorot dari atas panggung

dengan warna lighting kebiruan.

Figur perempuan berbaju merah-

putih berdiri tengah-tengah

panggung di belakang mikrofon

sambil menari. Tangan kiri

memegang mikrofon sementara

kaki kanan diangkat ke atas.

Terdapat empat figur perempuan

lain yang berdiri di belakang

mikrofon sambil menggerak-

gerakkan badan di atas panggung.

Figur-figur di bawah panggung

mengepalkan tangan kanan ke

atas.

Medium Shot, Eye Level Shot

Figur perempuan berbaju merah-

putih mengangkat tangan kanan

ke atas kepala dan tangan kiri

menggenggam mikrofon.

Tabel 4.2. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015 (sambungan)

34 Universitas Kristen Petra

Lighting menyorot dari atas dan

belakang panggung dengan

intensitas cukup tinggi dengan

warna kekuningan.

Extreme Long Shot, Eye Level

Shot

Terdapat sepuluh figur yang

terlihat di atas panggung. Figur

laki-laki duduk di atas kursi di

sebelah kiri. Di belakang meja

berlampu berdiri figur perempuan

yang mengenakan headset. Di

tengah panggung ada lima figur

perempuan yang berdiri di

belakang tongkat mikrofon

sambil menari. Di sebelah kanan

ada figur laki-laki yang berdiri

sambil mengangkat tangan kanan.

Di sampingnya ada satu figur

laki-laki dan satu figur

perempuan sedang duduk di

kursi.

Di bawah panggung ada puluhan

figur laki-laki dan perempuan

yang berdiri sambil mengangkat

dan mengepalkan tangan kanan

ke atas.

Lighting di atas panggung

memiliki intensitas sedang,

Tabel 4.2. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015(sambungan)

35 Universitas Kristen Petra

v

berasal dari atas, samping,

belakang dan bawah panggung

dengan warna cahaya putih,

kuning, biru dan ungu.

Very Long Shot, Eye Level Shot

Lima figur perempuan berdiri di

belakang mikrofon di atas

panggung. Figur perempuan

berbaju merah-putih di tengah

merentangkan kedua kaki sejajar

dengan lantai panggung sambil

menggenggam tongkat mikrofon.

Lighting berasal dari belakang

atas dan belakang panggung

dengan warna putih, kuning, biru

dan ungu.

Very Long Shot, Eye Level Shot

Lima figur perempuan berdiri di

belakang mikrofon. Dua figur

perempuan di sebelah kiri dan

kanan mengangkat sebelah

tangan dan menyatukan dengan

tangan pasangannya di atas

kepala. Sebelah tangan yang lain

bergandengan.

Figur perempuan di tengah

mengangkat kedua tangan dan

menyatukan di atas kepala.

Tabel 4.2. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015 (sambungan)

36 Universitas Kristen Petra

Long Shot, Eye Level Shot

Tiga figur sedang duduk di atas

kursi, dua laki-laki dan satu

perempuan. Ketiga figur sedang

memegang tablet bertuliskan

angka 8 sambil tersenyum.

Dalam penelitian ini dipilih beberapa potongan gambar yang sesuai

dengan fokus penelitian yaitu ekspresi euforia visual yang direpresentasikan

dalam variety show ini. Selain unsur visual, terdapat unsur musik dalam Variety

Show CLBI yang ikut diteliti, berupa potongan lirik lagu yang dibawakan

penyanyi. Potongan lirik lagu tersebut disertakan dalam analisis karena

memunculkan ekspresi visual figur selebritas saat menyanyi lipsync. Terdapat

juga unsur verbal dalam penelitian berupa penilaian penampilan lipsync selebritas

oleh para juri yang disebut panelis. Penilaian diucapkan dengan menggunakan

bahasa Indonesia non-formal.

Untuk memudahkan penelitian, potongan-potongan gambar dan data-data

lain yang berkaitan akan dianalisis secara berkelompok berdasarkan kode-kode

televisi John Fiske, yaitu pada level realitas, representasi dan ideologi seperti yang

sudah dijelaskan pada bab 3.

4.1.1. Kode Realitas dalam Variety Show CLBI

4.1.1.1. Kode Realitas dalam Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015

1. Figur Selebritas/Penyanyi Lipsync

Gambar 4.1. Figur Selebritas dalam Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015

Tabel 4.2. Potongan Adegan Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015 (sambungan)

37 Universitas Kristen Petra

a. Kostum, Make Up dan Properti

Figur selebritas mengenakan bandana berwarna merah, baju berwarna

hitam dilapisi jaket berwarna hitam, kalung berwarna putih, celana coklat

bercorak dan sepatu hitam selutut. Figur selebritas memegang mikrofon

bertongkat (standing mic). Figur selebritas juga memakai make up berupa lipstick

berwarna merah, pensil alis berwarna hitam, eyeliner berwarna hitam dan

eyeshadow emas dan cat kuku warna merah.

b. Artikulasi/Gerak Bibir/Lipsync

Figur selebritas menggerakkan bibir sesuai dengan pelafalan lirik lagu

yang dibawakan.

c. Koreografi dan Ekspresi Visual

Gambar 4.2. Koreografi dan Ekspresi Visual Figur Selebritas dalam Variety Show

CLBI Episode 13 Mei 2015

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015

38 Universitas Kristen Petra

Figur selebritas memegang mikrofon dan duduk di lantai bersandar pada

figur laki-laki yang sedang bermain gitar. Kemudian figur selebritas melakukan

gerakan push up. Selanjutnya figur selebritas mendongak, tangan kiri memegang

tongkat mikrofon, tangan kanan mendekatkan mikrofon ke mulut dan berteriak.

Figur selebritas lalu membungkuk dan memejamkan mata. Tangan kiri memegang

mikrofon dan tangan kanan menggenggam tongkat mikrofon. Ekspresi visual

yang ditampilkan yaitu sedih, berteriak dan marah.

2. Pemain Gitar

Gambar 4.3. 3 Pemain Gitar dalam Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015

a. Kostum

Terdapat 3 figur pria pemain gitar dalam penampilan menyanyi lipsync

selebritas. Pemain gitar 1 memakai jaket berwarna biru, baju berwarna hitam,

dan sepatu berwarna hitam. Pemain gitar 2 memakai baju hitam dilapisi rompi

kotak-kotak berwarna hitam, topi yang dibalik, celana jeans biru dan sepatu

hitam bertali putih. Pemain gitar 3 memakai baju berkerah, celana dan sepatu

berwarna hitam. Pemain gitar membawa tiga gitar tanpa kabel berwarna putih,

putih bergaris-garis hitam dan krem-hitam.

39 Universitas Kristen Petra

b. Koreografi

Pertama-tama figur pemain gitar 2 duduk di lantai sambil memainkan gitar

memunggungi figur selebritas. Kemudian pemain gitar 2 bangkit dan berdiri

berjajar dengan 2 pemain gitar lainnya di belakang figur selebritas sambil

memainkan gitar dan menggerakkan badan.

3. Penonton

Gambar 4.4. Gambar Figur Penonton Laki-laki dan Perempuan dalam

Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015

Yel-yel

Terdapat figur-figur laki-laki dan perempuan yang bertepuk tangan sambil

tersenyum. Di bawah panggung ada kepala figur-figur laki-laki dan perempuan

yang berdiri menghadap panggung.

4. Panelis

Gambar 4.5. Penilaian Tiga Panelis dalam Variety Show CLBI Episode 13 Mei

2015

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015

40 Universitas Kristen Petra

Penilaian dan Skor

Penampilan lipsync selebritas dinilai oleh tiga panelis yang terdiri dari 2

laki-laki dan 1 perempuan. Penilaian disampaikan menggunakan bahasa Indonesia

non-formal. Berikut ini adalah teks dari penilaian panelis terhadap penampilan

lipsync Kimmy Jayanti dalam CLBI episode 13 Mei 2015. Penilaian panelis 1:

“Saya suka sekali ekspresi kamu, apalagi pada saat yang aaa sampe nganga-

nganga.” Selanjutnya penilaian dari panelis 2: “Tadi kenapa push up segala?”

Sedangkan penilaian dari panelis 3 yang disampaikan melalui nyanyian diiringi

petikan gitar: “Kalo dari suara jelas sempurna ya, tetapi saya ada kecewa sedikit

masalah dunia tari tadi. Di panggung yang demikian luas harusnya lebih kreatif

lagi ”. Skor yang diberikan masing-masing panelis yaitu 8 poin, 6 poin dan 7 poin,

sehingga total skor yang didapat 21 poin.

5. Host

Gambar 4.6. Ekspresi Visual Host Variety Show CLBI Episode 13 Mei 2015

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015

Figur laki-laki berekspresi serius dengan alis mengerut. Kedua tangan

figur laki-laki berada di depan dada dengan telapak tangan terkepal. Selanjutnya

figur selebritas berekspresi santai dengan menaikkan kedua alis dan kedua telapak

tangan terbuka.

41 Universitas Kristen Petra

6. Panggung

Gambar 4.7. Panggung dalam Variety Show CLBI

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015

Bentuk Panggung

Dekorasi di tengah panggung berupa pintu dan jendela-jendela. Panggung

dihiasi lampu-lampu berwarna kekuningan. Panggung tempat figur selebritas dan

penari latar tampil memiliki posisi lebih tinggi dibanding posisi penonton yang

berada di bawah.

4.1.1.2. Kode Realitas dalam Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015

1. Figur Selebritas/Penyanyi Lipsync

Gambar 4.8. Figur Selebritas dalam CLBI Episode 27 Mei 2015

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

a. Kostum, Make Up dan Properti

Figur selebritas mengenakan busana putih berkerah dilapisi rompi merah

kotak-kotak, rok merah kotak-kotak berenda putih-merah, stoking dan sepatu

berwarna hitam. Figur selebritas memakai jepit berbentuk pita pada rambut dan

anting-anting bulat yang berwarna merah di telinga. Figur selebritas memegang

42 Universitas Kristen Petra

mikrofon bertongkat/standing mic yang dihiasi bunga berwarna putih. Figur

selebritas juga memakai make up berupa pensil alis berwarna coklat tua, bedak,

bulu mata palsu, lipgloss berwarna merah muda, eyeshadow berwarna abu-abu

dan blush on berwarna peach.

b. Artikulasi/Gerak Bibir/Lipsync

Figur selebritas menggerakkan bibir sesuai dengan pelafalan lirik lagu

yang dibawakan. Namun terdapat ketidaksesuaian gerak bibir dengan bunyi

pelafalan lirik lagu di awal penampilan.

c. Koreografi dan Ekspresi Visual

Figur selebritas melakukan beberapa gerakan koreografi saat

membawakan lagu. Pertama-tama figur selebritas berdiri di tengah-tengah

panggung diapit empat figur perempuan lain yang berdiri sedikit di belakang figur

selebritas. Kelima figur secara kompak melakukan gerakan dengan tangan kiri

Gambar 4.9. Beberapa Koreografi Figur Selebritas dalam

Variety Show CLBI Episode 27 Mei 2015

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

43 Universitas Kristen Petra

mengarah keluar, tangan kanan berada di dekat perut dan kedua kaki sedikit

direntangkan. Selanjutnya figur selebritas berdiri di belakang mikrofon sambil

menggerakkan kedua tangan dengan telapak tangan terbuka dan ibu jari dilipat,

membuka mulut dan mengedipkan sebelah mata. Gerakan selanjutnya yaitu

tangan kiri figur selebritas memegang mikrofon sementara kaki kanan diangkat ke

atas. Kemudian selebritas mengangkat tangan kanan ke atas kepala dan tangan kiri

menggenggam mikrofon. Selanjutnya figur perempuan selebritas merentangkan

kedua kaki sejajar dengan lantai panggung sambil menggenggam tongkat

mikrofon. Penampilan diakhiri dengan figur selebritas mengangkat kedua tangan

dan menyatukan di atas kepala.

Gambar 4.10. Ekspresi Visual Figur Selebritas dalam Variety Show CLBI

Episode 27 Mei 2015

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

Terdapat beberapa ekspresi saat figur selebritas menyanyi lipsync.

Ekspresi dominan yang ditampilkan yaitu tersenyum, ceria dan bersemangat.

2. Penari Latar

Gambar 4.11. 4 Figur Perempuan Penari Latar dalam CLBI Episode 27 Mei 2015

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

44 Universitas Kristen Petra

Terdapat 4 figur perempuan sebagai penari latar di sebelah kanan dan kiri

figur selebritas dengan posisi berdiri sedikit di belakang figur selebritas. Tanda-

tanda yang ditampilkan dalam level realitas antara lain:

a. Kostum

Penari latar 1 memakai baju lengan panjang berwarna putih, ikat pinggang

berwarna hitam, rok merah, stoking hitam dan sepatu putih. Penari latar 2

memakai baju lengan sesiku bergaris-garis putih hitam, rok merah, stoking dan

sepatu berwarna hitam serta aksesoris berupa pita rambut berwarna merah muda.

Penari latar 3 memakai baju terusan berwarna biru-putih, ikat pinggang putih,

stoking dan sepatu berwarna hitam serta aksesoris berupa pita rambut berwarna

putih. Penari latar 4 memakai baju lengan sesiku berwarna hitam-biru, celana

hitam dan sepatu putih. Keempat penari latar berdiri di belakang tongkat mikrofon

sambil menari.

b. Koreografi

Keempat penari latar melakukan koreografi tari yang seragam dengan

menari dengan menggerakkan tangan, kaki dan badan. Sesekali gerakan yang

dilakukan sinkron dengan gerakan figur selebritas. Di akhir lagu, keempat figur

perempuan berdiri berpasang-pasangan mengangkat sebelah tangan dan

menyatukan dengan tangan pasangannya di atas kepala, sementara sebelah tangan

yang lain saling bergandengan.

3. Penonton

Gambar 4.12. Puluhan Figur Laki-laki dan Perempuan Berdiri di Bawah

Panggung dalam CLBI episode 27 Mei 2015

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

45 Universitas Kristen Petra

Gerakan Nonton/Sorakan

Di bawah panggung ada kepala figur-figur laki-laki dan perempuan yang

berdiri menghadap panggung sambil mengangkat dan mengepalkan tangan ke

atas. Figur-figur laki-laki dan perempuan tersebut tersenyum dan bertepuk tangan.

4. Panelis

Gambar 4.13. Para Panelis dalam Variety Show CLBI episode 27 Mei 2015

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

Penilaian dan Skor

Penampilan lipsync selebritas dinilai oleh tiga panelis yang terdiri dari 2

laki-laki dan 1 perempuan. Penilaian disampaikan menggunakan bahasa Indonesia

non-formal. Berikut ini adalah teks dari penilaian panelis terhadap penampilan

lipsync Asri Welas dalam CLBI episode 27 Mei 2015. Penilaian panelis 1:

“Pancaran muka boleh tua, tapi semangat muda sekali. Harus diakui itu sebuah,

apa, yang sulit karena harus nari-nari, ada nendang segala. Itu sampai lupa

lipsync-nya gara-gara adegan nendang.” Selanjutnya penilaian dari panelis 2:

“Mbak Asri, aku seneng banget Mbak Asri tadi, di samping dia bergaya JKT48,

dia nggak lupa lho tradisinya ada gini-gininya tadi (menirukan gerak figur

penyanyi yang menggerakkan kedua tangan dengan telapak tangan terbuka dan

ibu jari dilipat). Keren banget. Walaupun di panggung ada yang nggak sinkron

bener, di panggung dia begitu memukau dan nggak keliatan malu-malu kok.

Memang agak malu-maluin sedikit. Mbak kelihatan sangat total sekali.”

Sedangkan penilaian dari panelis 3: “Kemasannya dia komplit sekali, ada split-

nya. Itu bagus sekali, itu adalah element of surprise, dan oleh karena itu saya

sangat terpukau sekali untuk penampilan Mbak Asri Welas ini.” Skor yang

46 Universitas Kristen Petra

diberikan masing-masing panelis yaitu 8 dari 9 poin, sehingga total skor yang

didapat 24 poin.

5. Host

Gambar 4.14. Ekspresi Visual Host dalam Variety Show CLBI Episode 27 Mei

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

Ekspresi Visual

Figur laki-laki yang bertindak sebagai host acara ini memasang ekspresi

marah dengan mata melotot, alis mengerut dan mulut sedikit terbuka. Kedua

tangan berada di depan dada dengan telapak tangan terkepal. Selanjutnya figur

laki-laki mengangkat alis saat berbicara dengan kedua tangan di depan dada dan

telapak tangan terbuka.

6. Panggung

Gambar 4.15. Panggung dalam Variety Show CLBI

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

Bentuk Panggung

Panggung terbagi menjadi tiga bagian. Panggung di sebelah kiri ditempati

oleh panelis dengan posisi lebih tinggi daripada panggung di tengah. Panggung

tengah memiliki ukuran yang luas dan pencahayaan yang terang, ditempati oleh

47 Universitas Kristen Petra

figur selebritas sebagai penyanyi dan para penari latar. Panggung di sebelah kanan

ditempati oleh host dan dua figur selebritas yang menunggu giliran tampil

berikutnya. Di bawah panggung terdapat arena berbentuk trapesium yang lebih

rendah dan diisi figur-figur penonton yang berdiri menghadap ke arah panggung.

4.1.3. Kode Representasi dalam Variety Show CLBI

1. Kamera

Penggunaan kamera bervariasi mulai dari Extreme Long Shot hingga Close

Up. Namun penggunaan size shot yang paling dominan adalah Long Shot dan

Medium Shot.

2. Lighting

Gambar 4.16. Penggunaan lighting panggung pada Variety Show CLBI

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015;

Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

Pada episode 13 Mei 2015, penggunaan lighting yang dominan berasal

dari atas, dengan filter kebiruan dan intensitas cahaya keseluruhan rendah/gelap.

Pada episode 27 Mei 2015, terdapat berbagai macam lampu sorot di atas

panggung. Pencahayaan/ lighting di atas panggung berasal dari atas, samping,

belakang dan bawah panggung dengan cahaya lampu berwarna putih, kuning, biru

dan ungu.

3. Editing

Editing yang dilakukan adalah cut, yaitu transisi atau perpindahan shot ke

shot secara langsung.

48 Universitas Kristen Petra

4.2. Representasi Aktivitas Menyanyi dalam Variety Show CLBI

Aktivitas menyanyi dalam Variety Show CLBI dapat dilihat sebagai karya

posmodernisme. Dalam dunia posmodernisme, tampilan permukaan dan gaya

menjadi penting. Hal ini didukung dengan kekuatan media massa, salah satunya

televisi, yang mengedepankan citraan dan gaya melalui tayangan-tayangannya

termasuk dalam tayangan Variety Show CLBI. Dalam CLBI, aktivitas menyanyi

mengalami pendangkalan makna. Aktivitas menyanyi bukan menjadi tempat

unjuk kemampuan olah vokal yang mengedepankan kualitas musik dan vokal

yang baik dari si penyanyi. Melalui variety show ini, aktivitas menyanyi diubah

menjadi aktivitas „seru-seruan‟, peniruan dan penggayaan dari gaya panggung dan

busana penyanyi asli yang diacu dengan menggunakan teknik lipsync.

Dalam dunia posmodernisme, citraan mendominasi narasi. Hal ini terlihat

dalam aktivitas menyanyi lipsync CLBI yang menampilkan citraan berupa figur

selebritas dan gaya yang ditampilkan. Unsur-unsur visual seperti figur selebritas

yang bertindak sebagai penyanyi, kostum dan gaya panggung yang menirukan

sosok penyanyi sesungguhnya, serta teknik lipsync yang baik merupakan daya

tarik Variety Show CLBI. Penonton diajak untuk mengonsumsi visual yang

ditampilkan figur selebritas idolanya dalam aktivitas menyanyi lipsync, bukan

kualitas vokal dari figur selebritas itu sendiri.

Sebuah karya posmodern menganut prinsip utama form follow fun. Segala

sesuatu tidak lagi dilihat dari segi makna atau fungsinya, tetapi untuk kesenangan.

Hal ini juga terlihat dalam Variety Show CLBI. Dengan mengedepankan format

entertain atau hiburan, CLBI menawarkan senda gurau yang mendominasi

sedangkan „isi‟ dan makna dari musik dan seni olah vokal itu sendiri diabaikan.

Menyanyi menjadi sebuah aktivitas visual yang sifatnya main-main. Menurut

Piliang (2003), dalam karya posmodernisme, apa yang disebut tanda bisa sangat

ambigu dan merupakan bentuk ironis dari fungsi; merupakan penopengan,

pemutarbalikan, pelecehan, plesetan dari fungsi. Hal ini juga terlihat dalam

Variety Show CLBI dimana lipsync tidak lagi berfungsi sebagai teknik „pura-pura

menyanyi‟, namun diplesetkan menjadi ajang penggayaan menyanyi yang

mengedepankan unsur-unsur citra atau visual untuk tujuan kesenangan dan

hiburan.

49 Universitas Kristen Petra

4.2.1. Lipsync sebagai Aktivitas Menyanyi yang Melibatkan Fashion

Fashion berasal dari bahasa Latin factio yang berarti “melakukan”. Arti

sesungguhnya dari kata „fashion‟ adalah sesuatu yang mengacu pada hal-hal yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Kata ini diserap dalam bahasa

Inggris „fashion‟ yang diartikan sebagai gaya berpakaian yang populer dalam

suatu budaya. Pengertian fashion tidak hanya dipahami sebatas pakaian, tapi juga

seperangkat perlengkapannya seperti sepatu, tas, dan lain-lain, bahkan berbagai

produk sampai gaya hidup. Dalam masyarakat kontemporer barat, fashion

cenderung diartikan sebagai dandanan, gaya dan busana (Barnard, 2007).

Dalam pertunjukan musik yang sesungguhnya, terdapat perbedaan antara

busana yang dikenakan penyanyi dengan penari latar. Dalam Variety Show CLBI,

penggunaan konsep busana yang berbeda antara figur selebritas dengan pemain

musik dan penari latar bertujuan untuk menonjolkan figur selebritas sebagai figur

penyanyi. Dalam CLBI episode 13 Mei 2015, salah satu figur selebritas yang

ditampilkan adalah Hesti Purwadinata, seorang aktris dan presenter Indonesia.

Figur selebritas tampil membawakan lagu berjudul Rocker Juga Manusia milik

band rock Seurius secara lipsync. Figur selebritas mengenakan bandana berwarna

merah, kaus dilapisi jaket kulit hitam, kalung berwarna putih, celana coklat

animal print dan sepatu hitam selutut yang identik dengan gaya seorang musisi

rock yang disebut rocker. Gaya busana tersebut disebut Glam Rock, sebuah gaya

fashion yang muncul pada tahun 1970-an dan berasal dari UK. Glam Rock

mengusung konsep androgini yang mengandung bias gender. Gaya ini bisa diikuti

pria maupun wanita tanpa ada pembedaan jenis busana dan make up. Berikut ini

contoh gambar pemakaian gaya fashion Glam Rock pada pria dan wanita.

Gambar 4.17. Gaya Fashion Glam Rock

Sumber: Taylor, Oct 16, 2013

50 Universitas Kristen Petra

Celana legging ketat dengan corak kulit binatang atau motif animal print

menjadi gaya Glam Rock yang sangat populer pada tahun 1980-an yang

mengusung tema flamboyant. Pemakaian celana legging motif animal print ini

biasanya dipadukan dengan aksesoris berupa kalung, sabuk, sapu tangan dan jaket

kulit klasik. Ciri-ciri lain yang khas dari gaya fashion Glam Rock adalah gaya

rambut mekar yang ditata dengan hairspray dan dilengkapi dengan bandana.

Walaupun dipopulerkan oleh grup musik rock pada tahun 1970-an, gaya ini terus

bertahan dan diikuti oleh sebagian musisi rock hingga saat ini. Sebagai contoh,

gaya fashion Glam Rock masih diterapkan oleh penyanyi Barat masa kini seperti

Jessie J dan Lady Gaga dalam penampilan panggungnya. (Taylor, Oct 16, 2013).

Berikut ini perbandingan gaya busana figur selebritas dengan rocker

wanita asal Indonesia dan Inggris:

Gambar 4.18. Perbandingan Busana Figur Selebritas (kiri), Busana Rocker

Indonesia (tengah), dan Busana Rocker Inggris (kanan)

Sumber: Mengenang Masa Emas Rocker Indonesia, Aug 17, 2015;

Taylor, Oct 16, 2013

Make up yang digunakan figur selebritas berupa lipstick berwarna merah,

pensil alis berwarna hitam, eyeliner berwarna hitam dan eyeshadow emas dan cat

kuku warna merah juga mengacu pada gaya make up Glam Rock, yaitu tema

space age (periode setelah tahun 1957) yang identik dengan make up berwarna

terang. Make up yang digunakan figur selebritas memiliki kemiripan dengan

penyanyi rock asal Inggris, Jessie J yang menggunakan make up Glam Rock, yaitu

dalam hal penggunaan eyeliner hitam yang tebal, lipstick merah menyala dan cat

kuku warna merah.

51 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.19. Perbandingan Make Up Figur Selebritas dan Make Up Glam Rock

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015;

Taylor, Oct 16, 2013

Penampilan panggung figur selebritas didukung dengan adanya 3 figur

laki-laki pemain gitar. Berbeda dengan konsep kostum panggung figur selebritas,

busana yang dikenakan 3 figur pemain gitar berupa kaus dan bomber jacket, kaus

berompi dan kemeja hitam yang dipadukan dengan celana jeans dan sepatu

sneaker merupakan busana sehari-hari yang nyaman dipakai atau dikenal dengan

gaya busana kasual. Berikut ini perbandingan contoh gambar busana bergaya

kasual dengan busana figur pemain gitar dalam CLBI episode 13 Mei 2015:

Gambar 4.20. Busana Pria Gaya Kasual dan Busana Pemain Gitar

Sumber: Anita, Feb 20, 2015,

Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

Dalam Variety Show CLBI episode 27 Mei 2015, figur selebritas yang

ditampilkan adalah Asri Welas, seorang aktris Indonesia yang mulai dikenal sejak

memerankan tokoh “Welas” dalam sitkom Suami-suami Takut Istri. Busana yang

dikenakan dalam penampilan panggung figur selebritas berupa kemeja putih,

rompi dan rok merah kotak-kotak memiliki kesamaan dengan baju seragam

sekolah. Seragam sekolah merupakan pakaian standar yang dikenakan di lembaga

52 Universitas Kristen Petra

pendidikan dan dikenakan oleh pelajar mulai dari TK hingga SMA. Seragam

sekolah sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu seragam sekolah regular, seragam

pramuka, seragam olahraga, seragam batik dan seragam rompi. Seragam sekolah

dengan rompi biasa digunakan untuk tingkat SD, namun di beberapa sekolah,

seragam rompi juga digunakan di tingkat SMP dan SMA. Berikut ini contoh

gambar seragam sekolah rompi di Indonesia yang memiliki kemiripan dengan

busana yang dikenakan figur selebritas.

Gambar 4.21. Perbandingan Seragam Sekolah Pelajar Berseragam Rompi dan

Busana Figur Selebritas

Sumber: Seragam Sekolah Murah, n.d.;

Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

Seragam sekolah digunakan untuk menunjukkan kesetaraan sosial di

kalangan pelajar. Selain itu seragam sekolah juga telah menjadi penanda identitas

atau status, dimana identitas sebagai seorang pelajar dan asal sekolahnya dapat

dikenali dari baju seragam yang dipakai. Namun, busana menyerupai seragam

sekolah yang dikenakan figur selebritas dalam penampilan menyanyi lipsync tidak

berfungsi sebagai penanda identitas seorang pelajar dari sekolah tertentu, tetapi

sebagai konsep kostum panggung yang mengambil gaya ala pelajar sekolah. Hal

ini dapat dilihat dari busana yang dipadukan dengan stoking hitam dan sepatu hak

tinggi atau high heels warna hitam yang dipakai figur selebritas, yang tidak sesuai

dengan penampilan seorang pelajar sekolah. Padahal penggunaan baju seragam

sekolah selalu dipadukan dengan kaus kaki dan sepatu datar. Oleh karena itu,

pemakaian busana yang menyerupai seragam sekolah yang dikenakan figur

selebritas bukan sebagai penunjuk identitas sebagai pelajar, tetapi

merepresentasikan sosok remaja yang muda dan ceria sesuai pesan lagu.

53 Universitas Kristen Petra

Penampilan figur selebritas didukung dengan adanya 4 figur perempuan

penari latar. Figur penari latar mengenakan busana atau kostum panggung yang

berbeda dengan kostum yang dikenakan figur selebritas. Busana yang dikenakan

figur penari latar berupa gaun/dress selutut serta kaus dan celana panjang adalah

gaya busana kasual semi formal yang sesuai untuk usia remaja dan dewasa muda.

Berikut ini contoh perbandingan busana penari latar dengan gaya busana kasual

semi formal untuk remaja:

Gambar 4.22. Perbandingan Busana Penari Latar dengan Gaya Busana Kasual

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015;

Gaya Busana Kasual untuk Wanita, n.d.

4.2.2. Aktivitas Menyanyi sebagai Peniruan dan Penggayaan (Camp)

Karya posmodernisme juga merupakan plesetan dari fungsi. Lipsync dalam

industri musik sesungguhnya merupakan teknik sinkronisasi gerak bibir dengan

pelafalan lirik lagu dari rekaman yang diputar, yang berfungsi menyamarkan

kenyataan bahwa si penyanyi sebenarnya tidak menyanyi. Lipsync adalah teknik

„pura-pura menyanyi‟, yang dilakukan oleh seorang penyanyi untuk meyakinkan

penonton bahwa ia memang sedang benar-benar menyanyi. Namun dalam CLBI,

dengan penggunaan rekaman lagu dengan vokal penyanyi asli yang sudah beredar

luas di masyarakat, penonton tidak lagi menghayati figur selebritas sebagai

penyanyi atau seseorang yang sedang menyanyi. Lipsync diplesetkan menjadi

ajang adu penggayaan menyanyi yang mengarah pada hiburan dan komedi, bukan

sebagai teknik meyakinkan penonton bahwa penyanyi benar-benar menyanyi.

Figur selebritas dalam CLBI tampil di panggung dan bergaya menyanyi,

tetapi menggunakan rekaman vokal milik orang lain, yaitu vokal penyanyi yang

menyanyikan lagu aslinya. Dalam penampilannya, figur selebritas terlihat

memegang mikrofon. Mikrofon dalam pertunjukan atau konser musik berfungsi

54 Universitas Kristen Petra

sebagai pengeras suara agar vokal penyanyi dapat terdengar dengan jangkauan

luas. Namun dalam aktivitas menyanyi CLBI dimana figur selebritas menyanyi

dengan rekaman vokal milik orang lain, mikrofon yang dipegang sekedar menjadi

penghias atau properti, untuk menampilkan gaya menyanyi yang lebih

meyakinkan. Selain penggunaan properti mikrofon, pemakaian kostum panggung

yang mengusung gaya tertentu, keberadaan penari latar dan pemain musik hingga

setting panggung dan pencahayaan merupakan usaha penggayaan dan peniruan

dari aktivitas menyanyi yang sesungguhnya.

Dalam CLBI episode 13 Mei 2015 dengan figur selebritas Hesti

Purwadinata, selain tampil membawakan lagu Rocker Juga Manusia dengan

rekaman vokal milik vokalis band rock Seurius, figur selebritas juga menampilkan

gaya panggung dengan kostum bergaya rock yang mengacu pada penyanyi

aslinya. Kostum dan gaya make up figur selebritas yang bergaya Glam Rock

menyerupai penyanyi aslinya yang juga mengusung konsep penampilan bergaya

rock. Vokalis band Seurius mengaku gaya busananya terinspirasi dari gaya rocker

Glam Rock yang bisa diikuti oleh laki-laki maupun perempuan (Tips Tampil

Bergaya Rocker dari Candil, 2014).

Selain kostum dan make up, figur selebritas juga menirukan gaya

menyanyi dan ekspresi visual ala penyanyi rock. Berikut perbandingan gambar

ekspresi visual dan gaya panggung figur selebritas dengan ciri khas penyanyi rock

dan penyanyi yang diacu:

Gambar 4.23. Ekspresi Visual Penyanyi Rock

Sumber: Johar, April 16, 2015; Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015

55 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.24. Postur Tubuh Penyanyi Rock saat Menyanyi Nada Tinggi

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015

Selain menirukan gaya panggung seorang rocker, figur selebritas juga

berekspresi dan menampilkan gestur yang merepresentasikan lirik lagu menurut

interpretasi pribadi. Lirik lagu Rocker Juga Manusia yang menceritakan jeritan isi

hati seorang musisi rock yang ingin dimengerti dan tidak ingin dianggap berhati

keras atau kejam, dibawakan figur selebritas dengan ekspresi visual marah dan

sedih, seolah hendak menangis.

Gambar 4.25. Ekspresi Menangis dan Marah Figur Selebritas

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015

Ekspresi visual figur selebritas diperkuat dengan gestur yang ditampilkan

dan efek pencahayaan atau lighting. Pada awal lagu figur selebritas menampakkan

kesan sedih dan depresi untuk menciptakan efek dramatis dengan cara duduk di

lantai dengan tangan menyangga kepala dan disorot lampu dari atas dengan warna

cahaya kebiruan dan intensitas cahaya low key. Figur selebritas juga melakukan

gerakan push up yang berlebihan di panggung untuk menggambarkan bagian lirik

lagu „kadang ku rasa lelah‟.

56 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.26. Koreografi dan Pencahayaan Panggung CLBI

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015

Penampilan figur selebritas didukung dengan adanya tiga figur pemain

gitar dalam CLBI episode 13 Mei 2015. Jenis gitar yang digunakan oleh figur

pemain gitar adalah gitar elektrik. Di sepanjang lagu, ketiga figur terlihat berjalan-

jalan di panggung sambil memetik senar gitar dan sesekali menggoyangkan

badan. Namun tidak terlihat kabel listrik maupun jack wireless yang melekat pada

gitar dan terhubung pada amplifier (pengeras suara). Padahal dalam suatu

pertunjukan musik, gitar elektrik perlu terhubung dengan listrik dan pengeras

suara agar dapat menghasilkan suara musik. Maka tanpa kabel, gitar yang dibawa

oleh 3 figur pemain gitar tersebut hanya menjadi properti untuk penggayaan,

dimana ketiga figur hanya bergaya memainkan gitar.

Dalam CLBI episode 27 Mei 2015 dengan figur selebritas Asri Welas,

selain tampil dengan lagu dan rekaman vokal JKT48, visualisasi lipsync figur

selebritas juga memiliki kemiripan dengan gaya panggung figur penyanyi yang

diacu, yaitu JKT48. Kemiripan ini terlihat dari kostum yang dipakai dan

koreografi tari ketika membawakan lagu Heavy Rotation. Berikut ini adalah

gambar salah satu gambar kostum yang dikenakan JKT48:

Gambar 4.27. Kostum Panggung JKT48 berupa Seragam Sekolah Jepang

(Seifuku)

Sumber: Kostum / Baju Perform JKT48 itu itu aja? THINK AGAIN!, May, 2013

57 Universitas Kristen Petra

Kostum panggung JKT48 disebut seifuku, istilah untuk menyebut seragam

sekolah Jepang. Pemakaian kostum ini sesuai dengan konsep grup ini, yaitu „idola

yang bisa ditemui sehari-hari‟. Anggota JKT48 yang terdiri dari gadis-gadis

remaja berusia belasan tahun memang merupakan remaja dengan status pelajar.

Kostum biasanya dilengkapi dengan aksesoris berupa ikat rambut dan jepit rambut

yang senada dengan warna baju.

Kostum yang dikenakan oleh figur selebritas memiliki kemiripan bentuk,

warna dan motif dengan kostum panggung JKT48. Selain itu, penggunaan

properti berupa standing mic berhias bunga warna putih yang digunakan figur

selebritas juga mirip dengan konsep penampilan JKT48 yang juga memakai

mikrofon bertongkat atau standing mic yang dihiasi bunga berwarna putih.

Gambar 4.28. Perbandingan Mikrofon JKT48 dan Figur Selebritas

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

Figur selebritas juga menirukan beberapa gerakan koreografi tari lagu

Heavy Rotation, seperti menirukan gerakan memainkan gitar di awal lagu serta

menari dan berputar-putar di sekitar mikrofon. Namun figur selebritas juga

menampilkan beberapa ekspresi visual dan gestur yang merupakan interpretasi

pribadi. Gerakan menendang-nendang di atas panggung dan gerakan split di akhir

lagu merupakan improvisasi gerakan yang dilakukan figur selebritas, yang tidak

terdapat pada koreografi asli lagu tersebut.

Figur selebritas juga memasukkan unsur gerakan tari Jawa dalam

penampilan panggungnya. Pada bagian lirik „kata-kata suka menari-nari‟, figur

selebritas melakukan gerakan membuka kedua telapak tangan dengan ibu jari

dilipat, yang merupakan gerak tari tradisional Indonesia, khususnya tari Jawa.

Namun gerakan kedua tangan yang dilakukan figur selebritas menyerupai gerak

tari Jaipong yang berasal dari Bandung, Jawa Barat ini terkesan „asal comot‟ tanpa

58 Universitas Kristen Petra

memperhatikan kaidah atau aturan-aturan dalam gerak tari Jawa. Dalam tari

Jaipong yang sesungguhnya, gerakan tangan lima figur penari Jaipong pada

gambar 4.29. diiringi ekspresi wajah tersenyum dan instrumen musik daerah,

sedangkan pada CLBI, kesan „asal comot' terlihat dari ekspresi visual figur

selebritas yang menampilkan mimik wajah berbeda, dengan mata mengedip dan

mulut terbuka dengan posisi sedikit miring untuk menggambarkan kata „menari-

nari‟.

Gambar 4.29. Perbandingan Gerak Tari Jaipong dengan Gerakan Figur Selebritas

Sumber: Hakim, Oct 13, 2015; Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

Dalam pertunjukan musik, penari latar berfungsi sebagai pendamping

pengisi panggung agar tidak terlihat kosong dan menopang aksi penyanyi.

Keberadaan 4 figur wanita yang menari-nari di belakang mikrofon juga

menirukan penyanyi asli lagu Heavy Rotation, yaitu JKT48 yang terdiri dari

banyak penyanyi. Keberadaan 4 figur wanita seolah menggantikan keberadaan

member atau anggota JKT48. Namun penggunaan gaya busana kasual yang

berbeda dengan busana yang dikenakan figur selebritas menunjukkan status 4

figur wanita tersebut sebagai penari latar, bukan sebagai penyanyi. Apabila dalam

lagu Heavy Rotation para anggota JKT48 ikut menyanyi, maka dalam CLBI figur

penari latar sekedar menjadi peramai suasana di panggung.

Penampilan figur selebritas dilengkapi dengan mikrofon, pemain musik

dan penari latar, kostum, serta panggung dan pencahayaan yang juga ada di CLBI

juga digunakan dalam konser musik dan acara adu menyanyi. Lipsync dalam

CLBI menjadi ajang adu aktivitas gaya menyanyi yang dibuat menyerupai adu

menyanyi sesungguhnya. Melalui lipsync, aktivitas menyanyi juga menjadi ajang

peniruan, dimana figur selebritas membawakan lagu dengan meniru penampilan

dan gaya panggung penyanyi asli dari lagu tersebut. Selain itu, aktivitas menyanyi

59 Universitas Kristen Petra

juga menjadi ajang penggayaan, dimana figur selebritas bebas berekspresi dan

menampilkan gaya panggung sesuai interpretasi pribadi terhadap lagu yang

dibawakan.

Aktivitas menyanyi sebagai penggayaan dalam Variety Show CLBI dapat

dipahami sebagai bentuk seni postmodern camp. Camp, merupakan duplikasi dari

kehidupan sehari-hari untuk tujuan dan kepentingannya sendiri. Pertunjukan

musik dan adu aktivitas menyanyi merupakan bagian dari industri hiburan yang

sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Melalui ajang adu

menyanyi lipsync di CLBI, pertunjukan musik dan adu aktivitas menyanyi

didistorsi menjadi bentuk hiburan yang mengarah ke komedi serta

mengedepankan ekspresi gaya menyanyi, bukan lagi ajang adu bakat dalam hal

tarik suara. Camp juga menjunjung tinggi ketidaknormalan dan ketidakbiasaan

serta menekankan pada gaya, dengan mengorbankan isi. Camp juga melibatkan

duplikasi untuk kepentingannya sendiri. Seorang penyanyi yang „menyanyi‟

dengan vokal orang lain merupakan bentuk aktivitas menyanyi yang tidak wajar.

Sebagai contoh, penampilan figur selebritas Asri Welas yang tampil menyanyi

dengan rekaman vokal milik penyanyi lain, yaitu JKT48, serta ekspresi visual dan

gaya panggung figur selebritas Hesti Purwadinata yang berlebihan merupakan

tontonan yang unik dan anti alami. Selain itu camp dicirikan oleh upaya

melakukan sesuatu yang luar biasa, dengan pengertian ingin menjadi berlebihan,

spesial atau glamor (Piliang, 2003, p. 187-205). Variety Show CLBI menekankan

pada gaya ekspresif dan mengabaikan kualitas vokal selebritas selaku „penyanyi‟.

Aktivitas menyanyi berubah menjadi ajang penggayaan figur selebritas, dimana

„isi‟ dari aktivitas menyanyi sendiri, berupa teknik menyanyi dan kualitas vokal

dari si penyanyi diabaikan. Menyanyi menjadi aktivitas yang lebih mengutamakan

kostum dan gaya menyanyi, serta menampilkan koreografi dan ekspresi visual

yang berlebihan dibanding kualitas suara.

4.2.3. Aktivitas Menyanyi sebagai Dekonstruksi

Variety Show CLBI merupakan sebuah tayangan televisi yang

mendekonstruksi bentuk pertunjukan menyanyi. Figur selebritas dengan beragam

profesi tampil di panggung CLBI dan bergaya bak penyanyi, menggunakan

rekaman vokal dan menirukan gaya penyanyi aslinya, disajikan sebagai sebuah

60 Universitas Kristen Petra

tontonan adu gaya menyanyi yang kemudian disambut dan disoraki penonton,

merupakan pembongkaran terhadap bentuk pertunjukan menyanyi. Dalam

pertunjukan menyanyi sesungguhnya, seorang penyanyi tampil di panggung dan

menyanyi secara live dengan vokalnya, atau dalam kebanyakan kasus di industri

musik pop, tampil lipsync dengan rekaman suaranya. CLBI yang memiliki format

„adu menyanyi‟ juga membongkar format acara adu menyanyi yang telah ada.

Dalam acara adu menyanyi yang sesungguhnya, figur yang tampil merupakan

penyanyi-penyanyi dengan bakat dan teknik vokal yang baik serta tidak

diperkenankan melakukan lipsync. Namun di dalam CLBI, „penyanyi-penyanyi‟

yang bersaing merupakan figur selebritas yang diadu kemampuannya dalam hal

visual seperti teknik lipsync dan gaya menyanyi yang atraktif, sedangkan kualitas

vokalnya justru diabaikan sama sekali. Cara penonton menikmati pertunjukan

menyanyi juga mengalami dekonstruksi. Penonton menyambut, menikmati dan

terhibur melihat gaya menyanyi figur selebritas di atas panggung CLBI, sekalipun

tahu figur penyanyi yang ditonton tersebut palsu. Variety Show CLBI mengubah

bentuk aktivitas dan pertunjukan menyanyi menjadi ajang peniruan dan

penggayaan.

Selain menjadi aktivitas peniruan dan penggayaan yang anti alami,

aktivitas menyanyi lipsync dalam CLBI juga menjadi aktivitas hiburan yang

mengabaikan logika. Variety Show CLBI memberikan ruang untuk mengapresiasi

segala bentuk ekspresi figur selebritas dan memberi tempat bagi pelanggaran

kode. Apapun diperbolehkan selama memberikan kesenangan dan hiburan.

Prinsip anything goes ini terlihat dari penampilan figur selebritas pada CLBI

episode 13 Mei 2015. Prinsip dekonstruksi ini diaplikasikan dalam pemilihan lagu

dan pemakaian vokal laki-laki oleh figur selebritas serta gaya fashion yang

dikenakan figur selebritas. Dalam CLBI episode 13 Mei, figur selebritas tampil

mengenakan kostum dengan fashion bergaya Glam Rock yang bias gender, tidak

lagi membedakan busana untuk laki-laki dan perempuan.

Selain dari segi fashion, prinsip dekonstruksi yang ditampilkan figur

selebritas terlihat dari pemilihan lagu dan jenis suara vokal yang ditampilkan.

Figur selebritas yaitu Hesti Purwadinata yang seorang perempuan tampil

membawakan lagu secara lipsync dengan menggunakan rekaman vokal milik laki-

61 Universitas Kristen Petra

laki. Penampilan figur selebritas tersebut menjadi tontonan yang unik dan tidak

biasa, karena tidak sesuai dengan realita. Hesti Purwadinata yang seorang wanita

namun „menyanyi‟ dengan rekaman suara laki-laki merupakan sebuah fenomena

yang tidak masuk akal dan anti alami, karena jenis suara atau vokal perempuan

dan laki-laki berbeda. Akan tetapi penampilan lipsync Hesti yang tidak sesuai

fakta dan logika tersebut justru mengundang kelucuan dan diterima serta disambut

dengan gelak tawa dari penonton.

Dalam konteksnya sebagai tayangan hiburan, penampilan panggung Hesti

Purwadinata merupakan sebuah bentuk dekonstruksi aktivitas menyanyi, dimana

teknik lipsync dan penggayaan dipertontonkan tanpa perlu lagi asumsi logika di

baliknya. Apapun boleh ditampilkan selama mampu menciptakan kesenangan dan

keuntungan.

4.2.4. Aktivitas Menyanyi sebagai Aktivitas Visual

Penampilan menyanyi lipsync figur selebritas mendapat komentar dan

penilaian dari juri yang disebut panelis. Salah satu panelis memberikan komentar

yang menarik dalam CLBI episode 13 Mei 2015. Komentar yang berbunyi “Kalo

dari suara jelas sempurna ya, tetapi saya ada kecewa sedikit masalah dunia tari

tadi. Di panggung yang demikian luas harusnya lebih kreatif lagi”, secara eksplisit

menandakan bahwa di CLBI, dalam sebuah aktivitas menyanyi, faktor audio atau

kualitas vokal sama sekali tidak dilihat, namun penekanannya justru pada gaya

tari yang merupakan unsur visual.

Dari faktor penilaian panelis seperti yang telah dijabarkan pada level

realita, dapat dilihat bahwa penggayaan menyanyi berupa ekspresi visual,

koreografi, merupakan faktor utama penilaian yang menentukan seberapa bagus

penampilan seorang figur selebritas. Unsur-unsur visual merupakan penilaian

utama. Penghayatan lagu yang tercermin lewat ekspresi visual, koreografi yang

mengejutkan dan penampilan yang meyakinkan menjadi faktor penilaian yang

dinikmati. Dalam CLBI episode 27 Mei 2015, panelis bahkan tidak terlalu

mempermasalahkan ketidaksinkronan gerak bibir atau teknik lipsync figur

selebritas dengan lirik lagu yang dibawakan, karena penampilan dari segi

koreografi yang berlebihan dinilai bagus dan memiliki kejutan atau element of

surprise.

62 Universitas Kristen Petra

Berdasarkan komentar para panelis, dapat dipahami bahwa dalam aktivitas

menyanyi lipsync di CLBI, yang dinikmati dari aktivitas menyanyi bukan lagi

unsur audio berupa teknik dan kualitas vokal seorang penyanyi karena

menggunakan rekaman vokal penyanyi lain. Fashion, make up, gaya menyanyi

dan ekspresi visual, menjadi unsur utama yang dilihat dari dinikmati dari aktivitas

menyanyi lipsync. Elemen-elemen visual figur selebritas sebagai „penyanyi‟ di

panggung bersama figur pemain gitar dan penari latar tersebut didukung dengan

teknik pengambilan gambar, yaitu penggunaan teknik kamera dan pencahayaan.

Terdapat variasi shot kamera dalam CLBI, namun shot kamera yang

dominan digunakan adalah Medium Shot dan Long Shot. Penggunaan dua jenis

shot ini dimaksudkan untuk menonjolkan unsur koreografi, kostum serta properti

figur selebritas dengan jelas, seperti pada CLBI episode 27 Mei 2015. Pada CLBI

episode 13 Mei 2015, beberapa kali Close Up Shot digunakan untuk menangkap

ekspresi visual atau mimik wajah yang ditampilkan figur selebritas saat

melakukan interpretasi lagu. Penggunaan jenis shot berupa Medium Shot dan

Close Up dapat membangun kedekatan emosi dengan penonton, karena ekspresi

visual figur selebritas terlihat dengan jelas. Penggunaan shot yang bervariasi juga

dimaksudkan untuk menampilkan variasi visual.

Dalam pertunjukan menyanyi lipsync di CLBI terdapat banyak figur yang

terlibat, seperti figur selebritas, panelis, penari latar, penonton, DJ dan host.

Penggunaan cut editing berupa transisi gambar secara langsung sangat berperan

dalam menyuguhkan gambar yang berkesinambungan. Dengan adanya cut editing,

penonton yang menonton melalui televisi atau rekaman video di internet dapat

melihat sudut pandang sebuah panggung pertunjukan musik yang luas dan

interaksi antar figur dalam CLBI dengan leluasa. Penggunaan teknik-teknik

kamera dilakukan untuk menampilkan variasi visual yang dinamis, perpindahan

sudut pandang, menangkap ekspresi visual yang ditampilkan figur penyanyi, serta

menghadirkan efek „live‟ bagi penonton televisi, seolah-seolah ikut hadir di

tempat dan menonton langsung pertunjukan tersebut.

63 Universitas Kristen Petra

Penggunaan lighting atau pencahayaan panggung dalam Variety Show

CLBI juga sangat berperan dalam menambah dan menciptakan efek visual yang

dramatis dalam penampilan figur selebritas. Pada episode 13 Mei, dimana figur

selebritas membawakan jenis lagu yang bersifat sedih dan emosional, digunakan

pencahayaan yang minimalis dengan filter cahaya berwarna gelap dan kebiruan.

Penggunaan jenis pencahayaan ini dapat menciptakan kesan sedih dan depresi

yang sesuai dengan ekspresi visual yang ditampilkan figur selebritas. Pada CLBI

episode 27 Mei, dimana figur selebritas membawakan jenis lagu yang ceria dan

bersemangat, digunakan lighting dengan berbagai jenis warna dan arah cahaya.

Penggunaan jenis pencahayaan ini menciptakan kesan panggung yang ceria,

megah dan berwarna.

Gambar 4.30. Efek Pencahayaan dalam Variety Show CLBI

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015;

Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

Dengan menekankan pada fashion, gaya dan ekspresi visual, serta efek

kamera dan pencahayaan, maka aktivitas menyanyi lipsync dalam Variety Show

CLBI dapat dimaknai sebagai aktivitas visual.

4.2.5. Menyanyi Lipsync sebagai Hiburan

Aktivitas menyanyi merupakan salah satu cabang seni musik yang sering

dikemas menjadi tayangan televisi, baik dalam konsep pertunjukan musik live

maupun adu bakat menyanyi. Umumnya penyanyi ditampilkan di atas panggung

diiringi penari latar atau pemain musik. Panggung musik juga didekorasi dengan

tata panggung dan lampu-lampu panggung yang dirancang sedemikian rupa

sehingga terkesan megah dan memberikan efek visual yang dibutuhkan.

64 Universitas Kristen Petra

Konsep panggung pertunjukan musik ini juga terlihat dalam tayangan

Variety Show CLBI. Konsep adu menyanyi lipsync yang mengedepankan gaya

dan peniruan dikemas dalam bentuk aktivitas menyanyi di atas panggung.

Panggung musik dalam CLBI memiliki desain yang megah, lengkap dengan

setting lampu-lampu panggung yang beraneka warna. Figur selebritas yang

bertindak sebagai penyanyi tampil di atas panggung yang diposisikan lebih tinggi

daripada para penonton yang ditempatkan lebih rendah di bawah panggung. Figur-

figur di atas panggung, yaitu figur selebritas beserta penari latar maupun figur

pemain musik ditonjolkan dengan dukungan permainan lampu sepanjang lagu

yang memberikan kesan megah dan glamor. Setting panggung dalam CLBI

didesain sedemikian rupa, mengkondisikan seperti suasana pertunjukan menyanyi

atau konser musik yang sesungguhnya. Berikut ini contoh perbandingan suasana

pertunjukan musik dalam CLBI dan pertunjukan musik live yang nyata.

Gambar 4.31. Suasana Pertunjukan Musik Live

Sumber: Sutisna, May 25, 2014; Bayu, February 17, 2013

Gambar 4.32. Suasana Pertunjukan Adu Menyanyi di CLBI

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 13, 2015;

Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 201

65 Universitas Kristen Petra

Keberadaan juri yang disebut panelis, host dan penonton dalam acara

CLBI juga menambah semarak suasana dengan menirukan kontes adu menyanyi

sesungguhnya. Adanya host dan panelis dalam CLBI membuat penampilan

lipsync selebritas menjadi suatu kompetisi yang terkesan nyata. Keberadaan

sosok-sosok tersebut membangun situasi adu menyanyi yang terlihat sungguhan,

sekalipun materi musik yang ditampilkan dalam CLBI „palsu‟ dan sekadar sebagai

aktivitas main-main.

Dalam kontes adu menyanyi seperti yang diusung CLBI, panelis bertugas

menilai bagus atau tidaknya penampilan seorang penyanyi. Figur yang bertindak

sebagai panelis umumnya adalah orang-orang yang kompeten, ahli dan lebih

berpengalaman di bidangnya. Para panelis ini umumnya diposisikan di tempat

yang istimewa sehingga dapat menonton dan menilai penampilan penyanyi

dengan jelas. Konsep ini juga diadopsi dalam setting panggung untuk panelis

dalam CLBI. Panggung untuk panelis di sebelah kiri diposisikan sedikit lebih

tinggi dibanding panggung utama. Hal ini dapat dimaknai sebagai cara

melambangkan posisi dan tugas panelis yang lebih „tinggi‟ atau lebih ahli dari

figur selebritas sebagai pelakon pertunjukan.

Gambar 4.33. Posisi Panggung dalam CLBI

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

Namun bila dalam kontes adu menyanyi yang sesungguhnya juri akan

memberikan komentar dan masukan yang serius dan profesional, keberadaan para

panelis dalam CLBI berfungsi sebagai penambah semarak suasana. Para panelis

menambah unsur hiburan melalui pemberian komentar-komentar dengan ekspresi

dan gaya masing-masing. Walaupun para panelis terkesan lebih santai dan

66 Universitas Kristen Petra

memberikan komentar-komentar yang lucu, keberadaan mereka tetap bisa

menghadirkan „realita‟ adu menyanyi dalam CLBI.

Dalam tayangan ini, sesekali ditampilkan ekspresi-ekspresi wajah para

penonton di bawah panggung saat menonton performa figur selebritas. Para

penonton menampilkan ekspresi wajah seperti tersenyum dan bersorak. Gestur

yang ditampilkan para penonton mirip dengan gestur orang saat menonton

pertunjukan musik sesungguhnya. Gerakan tubuh para penonton yang ditampilkan

seperti tangan yang diangkat ke atas, gerakan bertepuk tangan, serta ekspresi

wajah yang tersenyum dapat diartikan terhibur atau menikmati hiburan. Sekalipun

pertunjukan menyanyi lipsync, penonton tetap terhibur dengan kelucuan yang

ditampilkan melalui ekspresi dan gaya panggung para figur selebritas dalam adu

menyanyi lipsync di CLBI.

Gambar 4.34. Gestur Penonton dalam Pertunjukan Musik

Sumber: 9 Tipe Penonton Konser Musik yang Bisa Kamu Temukan di UI,

December 30, 2015

Gambar 4.35. Ekspresi dan Gestur Penonton Variety Show CLBI

Sumber: Celebrity Lipsync Battle Indonesia, May 27, 2015

4.3. Representasi dalam Tayangan Variety Show CLBI

Dalam sebuah video promosi tayangan perdana Variety Show Celebrity

Lipsync Combat (yang kemudian berganti nama menjadi CLBI), host Ananda

67 Universitas Kristen Petra

Omesh bercerita tentang konsep program ini, dimana para selebritass ditantang

untuk menghafal lirik lagu yang dinyanyikan dan menunjukkan wajah ekspresif

seperti penyanyi aslinya pada saat bernyanyi tersebut. Berikut ini adalah

penjelasan format acara disampaikan oleh Ananda Omesh dalam bahasa Indonesia

non-formal:

“Memang acara ini adalah acara pertarungan antara para selebritass untuk

menyanyikan lagu tapi dengan cara lipsync lagu-lagu favorit mereka dan

mereka juga bisa berdandan seperti penyanyi idola mereka. Dan yang

paling penting adalah persyaratan dari Celebrity Lipsync Combat ini,

mereka harus hafal liriknya dan harus ekspresif. Karena yang paling

penting adalah pelafalan kata per katanya. Bukan hanya sekedar keseruan,

jogetnya itu adalah faktor pendukung. Tapi di sini pemirsa bisa ngelihat

gimana mereka bener-bener berusaha menghayati perannya menjadi

penyanyi yang dinyanyikan lagunya oleh mereka.”

Daya tarik acara yang berformat hiburan ini juga dijelaskan oleh Ananda

Omesh sebagai berikut:

“Keseruannya adalah ketika kita melihat selebritas di sini, yang mungkin

dalam keseharian mereka serius, atau mungkin mereka kocak, lucu, tapi

harus membawakan lagu yang memang serius. Maksudnya memang tidak

bercanda. Dan lagunya Vidi Aldiano (penyanyi Indonesia), ya mereka

harus berubah menjadi Vidi Aldiano dengan gayanya, dengan

pelafalannya, karena kan dalam lipsync yang harus diingat itu, nggak

sekedar melafalkan kata-kata. Karena dalam lipsync pun tarikan nafasnya

harus tepat. Itu salah satu yang menjadi menarik penonton ketika seorang

bisa menghayati peran penyanyi atau group band yang dia lipsync-kan.

Karena kita treatment-nya sangat serius, bener-bener ada rehearsal dulu,

ada dancer yang harus sudah kita siapkan, gerakan tarinya seperti apa,

nanti lagunya pelafalannya seperti apa. Jadi kita sudah memberikan

kesempatan kepada selebritas untuk mencoba menjajal panggung terlebih

dahulu. Jadi bener-bener semuanya dipersiapkan sedemikian rupa. Yang

paling penting sih, pastinya semoga bisa menghibur, bagi pemirsa akan

68 Universitas Kristen Petra

mendapatkan kelucuan, ada yang mendapatkan keseriusan, ada yang

mendapatkan keseruan. Itu harapan kita yang bisa didapatkan dari

Celebrity Lipsync Combat.”

Konsep penayangan CLBI juga bisa dilihat dari latar belakang stasiun

televisi yang menayangkan acara ini, yaitu NET. TV. Dikutip dari website resmi

NET. TV, career.netmedia.co.id:

“NET. TV merupakan singkatan dari News and Entertainment Television,

menayangkan acara-acara yang mengedepankan berita dan hiburan.

Didirikan dengan semangat bahwa konten hiburan dan informasi di masa

mendatang akan semakin terhubung, lebih memasyarakatkan, lebih

mendalam, lebih pribadi, dan lebih mudah diakses dimanapun. Konten

media yang kreatif, inspiratif, informatif sekaligus menghibur. Program-

program tersebut ditampikan dalam berbagai platform sehingga para

pengguna dapat menikmati informasi dan hiburan secara tidak terbatas.”

Selain itu terdapat pernyataan resmi dari perusahaan yang memproduksi

Lipsync Battle, variety show adu menyanyi lipsync asal Amerika yang formatnya

diadaptasi dalam CLBI, “Lip Sync Battling is one of the coolest things happening

in pop culture right now and already has a huge fan base thanks to the amazing

talent involved” (“Jimmy Fallon Is Turning Lip Sync Battle Into A Series, Get

The Details”, n.d.). Adu lipsync adalah salah satu fenomena paling keren yang

terjadi dalam budaya pop saat ini dan sudah mempunyai banyak basis penggemar

karena peserta-peserta hebat, yaitu para selebritas yang terlibat.

Dari pernyataan pihak-pihak yang memproduksi acara ini, daya tarik atau

nilai jual acara ini terletak pada figur selebritas yang berubah menjadi sosok lain

ketika melakukan aktivitas menyanyi. Figur selebritas yang membawakan lagu

dengan menirukan dandanan dan gaya sosok figur penyanyi yang ditirunya dan

memakai rekaman vokal milik penyanyi tersebut dianggap lucu dan menghibur.

Lipsync atau aksi menyanyi palsu yang melibatkan peniruan dan dilakukan secara

terang-terangan dianggap menarik karena baik figur selebritas maupun figur

69 Universitas Kristen Petra

penyanyi yang ditirunya merupakan tokoh-tokoh yang familier dan sudah dikenal

oleh penonton.

Berkat figur-figur selebritas yang terkenal dan memiliki banyak

penggemar, adu menyanyi lipsync menjadi sebuah fenomena dalam industri

budaya pop. Adu lipsync yang melibatkan figur selebritas menjadi tren dalam

industri televisi dan dengan cepat diterima di berbagai negara. Fenomena ini

terlihat dari format tayangan Lipsync Battle yang sudah ditonton jutaan orang

melalui situs internet Youtube dan sudah diadaptasi oleh 7 negara, termasuk

Indonesia. NET. TV. sebagai stasiun televisi yang memiliki slogan „Televisi Masa

Kini‟ serta mengedepankan berita dan hiburan ikut menangkap fenomena ini

dengan menayangkan program adu lipsync dalam variety show berjudul CLBI.

4.4. Level Ideologi dalam Variety Show CLBI

4.4.1. Lipsync sebagai Cara Visual dalam Menyanyi

Dalam aktivitas menyanyi, faktor utama yang dinikmati adalah audio atau

kualitas vokal dari si penyanyi. Akan tetapi dalam Variety Show CLBI yang

memiliki format hiburan, kualitas vokal penyanyi justru diabaikan sama sekali.

Figur selebritas yang diundang untuk tampil tidak perlu unjuk kemampuan vokal,

cukup membawakan lagu pilihannya dengan memakai rekaman vokal dari

penyanyi aslinya dan menampilkan visualisasi menyanyi yang menyerupai

penyanyi asli dari lagu tersebut.

Menurut Barker, “Television programmes are not simple reflections of the

world but specific constructions of it and thus represent forms of knowledge about

the world” (Barker 1997, p. 12). Program televisi bukan sekedar refleksi tapi juga

konstruksi dari kenyataan yang merepresentasikan bentuk kekuasaan di dunia.

Dengan penayangan Variety Show CLBI, penonton diajak menikmati sebuah

tayangan dengan sudut pandang posmodern. Dalam wacana posmodern, CLBI

menjadikan pertunjukan menyanyi menjadi ajang ekspresi euforia visual yang

bersifat main-main untuk kesenangan. Aktivitas menyanyi mengalami dekons-

truksi dan camp. Konsep pertunjukan musik atau adu menyanyi yang

menampilkan olah vokal penyanyi dicomot dan diubah menjadi „drama adu

menyanyi‟ untuk kepentingan hiburan. Menyanyi menjadi sebuah aktivitas

berakting, dimana sosok penyanyi dengan lagu-lagunya yang merupakan sosok

70 Universitas Kristen Petra

yang benar-benar ada di industri musik diubah menjadi sebuah karakter tokoh

yang bisa diperankan oleh siapa saja, tanpa terkait gender dan logika.

CLBI yang mengedepankan konsep hiburan dan main-main membuka

ruang seluas-luasnya bagi para selebritas untuk bebas berekspresi dan berubah

menjadi figur penyanyi lain. Penonton dapat menyaksikan Asri Welas yang

sehari-harinya dikenal sebagai aktris dengan image wanita dewasa, dapat berubah

anggota JKT48, gadis remaja yang diidolakan banyak remaja seusianya. Hesti

Purwadinata, seorang aktris dan presenter wanita dapat menjelma menjadi Candil,

seorang rocker pria yang dikenal sebagai vokalis band rock Seurius. Sebagai

tontonan hiburan, aksi Hesti Purwadinata tidak lagi dicela atau dipertanyakan

secara logika oleh penonton. Nilai-nilai terkait logika terkait gender, pandangan

negatif atas kepalsuan dan imitasi, melebur atas nama hiburan dan kesenangan.

CLBI menawarkan sebuah drama adu menyanyi, dengan tokoh-tokoh

berupa penyanyi-penyanyi terkenal di Indonesia yang diperankan figur-figur

selebritas yang juga terkenal. Menampilkan gaya menyanyi yang menarik, setting

panggung pertunjukan yang megah, fashion dan ekspresi visual yang atraktif,

penonton disuguhi cara baru menikmati pertunjukan menyanyi. CLBI

menawarkan ruang bagi pemirsa untuk menikmati ekspresi euforia visual dengan

menyaksikan pertunjukan menyanyi yang mengedepankan visual yang dibintangi

sederet tokoh-tokoh terkenal.

4.4.2. Lipsync dan Variety Show CLBI sebagai Komodifikasi

4.4.2.1. Lipsync dan Variety Show CLBI sebagai Bentuk Dekonstruksi

Tayangan ini mendekonstruksi konsep dan bentuk dari aktivitas menyanyi

yang telah ada sebelumnya. Menyanyi yang sesungguhnya merupakan aktivitas

yang mengutamakan teknik dan kualitas vokal dari si penyanyi. Dalam industri

hiburan yang banyak ditayangkan di televisi, aktivitas olah vokal tersebut

kemudian digabung dengan konsep visual berupa penampilan dan gaya panggung

penyanyi yang ditampilkan di atas panggung. Meskipun visual kemudian menjadi

unsur yang dominan, yang menyebabkan unsur vokal terkadang digantikan

dengan teknik lipsync dan rekaman vokal si penyanyi,namun penonton masih

menghayati sosok penyanyi di panggung sebagai sosok yang benar-benar sedang

menyanyi. Variety Show CLBI melakukan dekonstruksi terhadap konsep dan

71 Universitas Kristen Petra

bentuk aktivitas menyanyi tersebut. CLBI menawarkan sebuah cara pandang baru

tentang pertunjukan menyanyi, dengan menjadikan gaya menyanyi sebagai

komoditi utama dalam tayangan tersebut. CLBI mengajak penonton menikmati

aktivitas menyanyi dengan cara pandang baru yang ditawarkannya sebagai bentuk

hiburan dan „seru-seruan‟ dalam wacana posmodern.

Konten CLBI berupa konsep adu menyanyi yang merupakan hasil

perpaduan dari aktivitas selebritas dan gaya menyanyi. Para selebritas umumnya

merupakan sosok yang memiliki penampilan menarik dan telah dikenal oleh

khalayak, sehingga dengan mudah menarik perhatian khalayak untuk mengikuti

aktivitas dan kesehariannya. Kedekatannya dengan dunia hiburan menjadikan

sosok selebritas memiliki nilai jual lebih sebagai pelaku lipsync dalam CLBI.

Aktivitas penyanyi yang memvisualkan gaya menyanyi menjadi komoditi yang

menarik untuk diikuti, dan dengan mudah mencuri perhatian penonton.

Lipsync menjadi pilihan teknik yang digunakan figur selebritas untuk

menampilkan gaya menyanyi yang maksimal, tanpa harus dipusingkan dengan

menampilkan olah vokal. Dengan menyuguhkan lagu yang sudah dikenal di

masyarakat dan figur selebritas sebagai sosok pengganti penyanyi asli, lengkap

dengan menirukan penampilan dan gaya panggungnya, penonton diajak untuk

menikmati gaya panggung atraktif dan ekspresi yang ditampilkan figur selebritas

semaksimal mungkin.

Konsep adu menyanyi lipsync CLBI juga merupakan bentuk duplikasi dari

pertunjukan adu menyanyi yang kemudian mengalami dekonstruksi. Konsep

pertunjukan adu menyanyi yang sudah ada merupakan sebuah tayangan yang

menampilkan adu bakat penyanyi dalam olah vokal. Penyanyi yang bisa

menyuguhkan kerja keras dan bakat terbaik akan mendapat penilaian positif dari

juri serta dukungan dan penghargaan penonton dalam bentuk vote. Penyanyi

dengan vote terbanyak selanjutnya akan terpilih sebagai pemenang.

Variety Show CLBI bukan tayangan yang menampilkan unjuk bakat

penyanyi, melainkan ajang menampilkan ekspresi visual gaya menyanyi sebagai

bentuk hiburan. Kehadiran juri yang dalam CLBI disebut dengan istilah panelis

bukan sebagai ahli di bidang menyanyi, namun sebagai pemeriah suasana melalui

komentar-komentar jenaka dengan kriteria penilaian penampilan yang semuanya

72 Universitas Kristen Petra

berupa unsur visual. Dalam CLBI, dimana komoditi berupa aktivitas menyanyi

sudah didekonstruksi menjadi sekedar gaya menyanyi, penonton menghargai kerja

keras figur selebritas selaku penyanyi dalam bentuk gaya menyanyi terbaik yang

ditampilkannya. Figur selebritas terkenal dengan totalitas gaya menyanyi yang

terbaik, seheboh dan semirip mungkin dengan sosok penyanyi aslinya, akan

mendapat dukungan dan vote dari penonton dan terpilih sebagai pemenang.

Aturan ulang dari dekonstruksi aktivitas menyanyi ini pertama kali

dikemas dan ditawarkan oleh Lipsync Battle di Amerika. Menyanyi menjadi ajang

adu penggayaan aktivitas visual. Tayangan seperti itu justru mendapat rating

tinggi karena menyajikan cara pandang baru pada aktivitas menyanyi, yakni

menjual komoditi berupa penampilan figur selebritas terkenal yang me-lipsync-

kan lagu-lagu hits. Mewabahnya fenomena adu menyanyi lipsync selebritas

melalui Lipsync Battle yang kemudian diadaptasi oleh 7 negara ini menjadikan

bentuk dekonstruksi aktivitas menyanyi ini sebagai konsep menyanyi baru yang

diterima secara global. „Lipsync Battling‟ menjadi alternatif tontonan baru bagi

penonton di dunia dan menjadi bentuk komoditi yang menguntungkan pihak

stasiun televisi yang menayangkannya melalui rating tinggi yang didapat,

termasuk NET. TV.

4.4.2.2. Figur-figur Selebritas sebagai Komodifikasi dan Fetisisme

Istilah komodifikasi pertama kali diungkapkan Karl Marx dalam

Encyclopedia of Marxism. Marx mengemukakan pengertian komodifikasi yang

berarti transformasi hubungan, sesuatu yang sebelumnya bersih dari perdagangan,

menjadi hubungan komersial, hubungan pertukaran, membeli dan menjual.

Dengan kata lain komodifikasi berarti sesuatu yang awalnya tidak termasuk ke

dalam area pasar berubah menjadi sesuatu yang komersial, menjadi komoditas

yang dapat diperjualbelikan (dalam Banindro, 2015).

Komodifikasi menurut Vincent Mosco (2009) adalah sebuah proses

perubahan sesuatu yang memiliki nilai fungsi/guna menjadi produk marketing

yang bernilai dan memberikan perubahan. Hakikatnya komodifikasi adalah

sebuah cara yang dilakukan oleh media, baik pemimpin ataupun bawahan dengan

menempatkan nilai fungsi sebuah acara pada media diubah menjadi nilai

73 Universitas Kristen Petra

komoditas. Faktor penting yang berperan dalam menentukan sukses atau tidaknya

sebuah tayangan televisi adalah rating atau share, perhitungan angka seberapa

banyak sebuah tayangan ditonton oleh pemirsa. Angka itulah yang memunculkan

komodifikasi dalam media. Rating dan share yang tinggi sangat mempengaruhi

jumlah pengiklan yang bersedia mengiklankan produknya di stasiun televisi yang

menayangkan acara tersebut. Tingginya rating Lipsync Battle yang menjadi acara

nomor satu di Amerika tampaknya membuat banyak negara tertarik mengadaptasi

format tayangan ini, termasuk NET. TV dengan CLBI.

Dalam komodifikasi komunikasi, terdapat tiga bagian komoditas yang

penting untuk diperhatikan, yaitu pesan, khalayak dan pekerja media. Ketiganya

adalah bagian penting yang menjadi bahan komersial bagi media (Komodifikasi:

Konten, Khalayak, dan Pekerja, n. d.). Menurut Dallas Smythe (1997), khalayak

lah barang komoditas utama bagi media massa. Pandangan ini melihat bahwa

sebenarnya khalayak atau pemirsa televisi lah yang menjalankan fungsi

komodifikasi, karena penentuan rating dan share adalah pemirsa televisi itu

sendiri.

Variety Show CLBI juga menjual fetisisme atau pemujaan terhadap figur

selebritas yang diidolakan melalui konsep tayangannya. Penonton yang

menggemari figur selebritas tertentu tentunya tidak akan melewatkan kesempatan

menyaksikan aksi idolanya saat tampil lipsync bak penyanyi sesungguhnya,

menampilkan gaya panggung yang atraktif lengkap dengan kostum, koreografi

dan ekspresi visual yang menarik. Menurut produser Lipsync Battle, format adu

menyanyi lipsync yang melibatkan para selebritas ini awalnya diciptakan sebagai

ruang perjumpaan selebritas dengan penggemarnya. Fetisisme terlihat dari sejarah

pembuatan Lipsync Battle sendiri. Sosok selebritas yang ditampilkan menjadi

kunci sukses format tayangan ini. Lipsync Battle awalnya merupakan sebuah

segmen kecil dari sebuah acara hiburan Amerika. Segmen yang awalnya tidak

begitu digemari karena menampilkan selebritas kelas B (selebritas kelas

menengah yang tidak terlalu terkenal di Amerika) ini kemudian menjadi meledak

saat berhasil mengundang selebritas kelas A yang memiliki jutaan penggemar di

seluruh dunia. Selanjutnya segmen ini dibuat menjadi sebuah acara tersendiri

berjudul Lipsync Battle yang kemudian menjadi hit di Amerika. Adu lipsync

74 Universitas Kristen Petra

menjadi tren baru dalam industri televisi dan hiburan dunia, yang selanjutnya

diadaptasi dan ditayangkan di 7 negara lain termasuk Indonesia. Selain

ditayangkan di Indonesia oleh kanal televisi NET. TV, CLBI juga diunggah ke

situs internet Youtube dan ditonton puluhan ribu orang. Para penggemar dengan

mudah dapat mencari dan menonton aksi selebritas idolanya „menyamar‟ menjadi

sosok penyanyi Indonesia maupun internasional kapan pun dan dimana pun.

CLBI mengubah fashion, menyanyi, dan gaya panggung menjadi bentuk

komodifikasi dengan menjual tampilan visual. Sosok penyanyi yang diperankan

oleh para pelakon lipsync yang berstatus selebritas, umumnya berwajah rupawan

dan fashionable sehingga lebih mudah disukai penonton. Para selebritas yang

sudah terbiasa tampil di depan umum dan berinteraksi dengan penggemar

tentunya tidak lagi canggung saat harus beraksi di atas panggung. Penonton

menikmati gaya panggung yang atraktif serta ekspresi visual para selebritas yang

menirukan sosok penyanyi asli dari lagu yang dibawakannya. Format adu

menyanyi lipsync menjadi alat berjualan aksi selebritas, baik fashion yang

dikenakan, koreografi dan ekspresi yang atraktif menjadi humor yang

ditampilkan. Didukung dengan tata panggung dan efek lighting yang megah serta

tampilnya sosok-sosok pelengkap dalam format tayangan adu menyanyi seperti

host, panelis dan penonton di studio, CLBI mengkomodifikasi lipsync menjadi

sebuah tayangan hiburan yang digemari penonton.