2014-08-04 (2) draft skripsi
Transcript of 2014-08-04 (2) draft skripsi
PENGARUH KETERSEDIAAN DOKUMEN LAPORAN KEUANGAN LENGKAP
PADA WEB PAGE BERTEMA LAPORAN KEUANGAN DALAM WEBSITE RESMI PERUSAHAAN
TERHADAP TINGKAT ASIMETRI INFORMASI
(PENELITIAN PADA EMITEN SAHAM BURSA EFEK INDONESIA)
DRAFT SKRIPSI
diajukan untuk menempuh ujian sarjanapada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran
LINA NADHIRAH
PENGARUH KETERSEDIAAN DOKUMEN LAPORAN KEUANGAN LENGKAP
PADA WEB PAGE BERTEMA LAPORAN KEUANGAN DALAMWEBSITE RESMI PERUSAHAAN
TERHADAP TINGKAT ASIMETRI INFORMASI
(PENELITIAN PADA EMITEN SAHAM BURSA EFEK INDONESIA)
LINA NADHIRAH120110070018
DRAFT SKRIPSI
diajukan untuk menempuh ujian sarjanapada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran
Bandung, Juli 2014
Menyetujui,Dosen Pembimbing Skripsi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
(1) Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan
belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor),
baik di Universitas Padjadjaran maupun perguruan
tinggi lainnya.
(2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan
penelitian saya sendiri dengan arahan dosen
pembimbing.
(3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau
pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan
orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan
disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
(4) Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan
apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan
ketidakbenaran dalam pernyatan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya
ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.
Bandung, Juli 2014Yang membuat pernyataan,
Lina NadhirahNPM. 12011007018
ABSTRAK
PENGARUH KETERSEDIAAN DOKUMEN LAPORAN KEUANGAN LENGKAP
PADA WEB PAGE BERTEMA LAPORAN KEUANGAN DALAM WEBSITE RESMI PERUSAHAAN
TERHADAP TINGKAT ASIMETRI INFORMASI
(PENELITIAN PADA EMITEN SAHAM BURSA EFEK INDONESIA)
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji besarnya
pengaruh ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap
pada webpage bertema laporan keuangan dalam website resmi
perusahaan terhadap tingkat asimetri informasi hingga
pada tingkat tidak diaudit atau sudah diauditnya
laporan keuangan tersebut.
Dengan menggunakan metode purposive sampling,
ditentukan 9 emiten saham Bursa Efek Indonesia (BEI)
sebagai sampel penelitian. Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data panel 9 perusahaan
tersebut dalam 76 kuartal (3 Juli 1995 - 30 Juni 2014)
yang berisi frekuensi pengunggahan dokumen laporan
keuangan lengkap pada web page bertema laporan keuangan
dalam website resmi perusahaan dan rata-rata bid-ask spread
harian dalam suatu kuartal. Regresi data panel melalui
iv
STATA 11.2 digunakan untuk menguji hipotesis yang
diajukan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketersediaan
dokumen laporan keuangan lengkap pada web page bertema
laporan keuangan dalam website resmi perusahaan
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap tingkat
asimetri informasi baik secara simultan maupun parsial.
Kata Kunci: Laporan Keuangan, Tingkat Asimetri
Informasi, IFR (Internet Financial Reporting)
ABSTRACT
THE EFFECT OF THE COMPLETE FINANCIAL STATEMENT DOCUMENTAVAILABILITY
IN WEB PAGE THEMED FINANCIAL REPORT AT OFFICIAL CORPORATE WEBSITE
ON THE ASYMMETRIC INFORMATION
(RESEARCH ON INDONESIA STOCK EXCHANGE LISTED FIRMS)
This study aimed to examine the effect of complete financial
statement document availability in web page themed financial report at
official corporate website on asymmetric information level to the extent of
unaudited or audited financial statement.
By using purposive sampling method, 9 Indonesia Stock Exchange
(IDX) listed firm determinated as sample of this study. This study use panel
data of 9 firms data within 76 quarter (July 1, 1995 to June 30, 2014)
consisted the frequency uploading complete financial statemen document
in web page themed financial report at official corporate website and the
average daily bid-ask spread in a quarter. STATA 11.2 panel data
regression is used to test the hypothesis.
The result show that the complete financial statement document
availabilty in web page themed financial report at official corporate
website has significantly negative effect on the asymmetric information
level either simultaneously or partially.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah S.W.TTuhan Yang Maha Esa. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan skripsi ini
dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad S.A.W., para keluarga,
sahabat serta para pengikutnya yag telah menjadi suri
teladan bagi penulis.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Praktek Internet
Financial Reporting Terhadap Likuiditas Saham dan Nilai
PerusahaanKetersediaan Dokumen Laporan Keuangan Lengkap
Pada Web Page Bertema Laporan Keuangan Dalam Website Resmi
Perusahaan Terhadap Tingkat Asimetri Informasi”.
Skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar sarjana ekonomi di Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Padjadjaran. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
viii
ix
bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar
adalah suatu proses kehidupan yang hanya berakhir
tatkala napas terhenti.
Dalam proses penyelesaian penelitian ini, penulis
dibantu dengan segala jenis bantuan, dukungan, do’a dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
diiringi doa semoga kebaikan yang telah tercurah
diganti oleh Sang Maha Kuasa dengan balasa yang lebih
baik, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan kepada :
(1) Ibu Dr. MM. Nanny Dewi Tanzil, S.E., M.Comm., Ak
selaku dosen pembimbing penulis sekaligus
Koordinator Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran.
Terima kasih atas kebaikan, kesabaran, kritik,
saran, masukan, ilmu dan waktu yang sudah
diberikan kepada saya.
(2) Ibu Dr. Roebiandini Soemantri, S.E., M.Si.,Ak.,
selaku dosen wali penulis yang telah bersedia
membimbing penulis selama masa perkuliahan,
x
memberikan nasihat- nasihat berharga mengenai
kehidupan.
(3) Mama, terima kasih banyak untuk pengorbanan yang
luar biasa besarnya, kesabaran, dan dorongan
semangat yang sudah diberikan, terimakasih atas
untaian doa yang selalu dipanjatkan kepadaNya.
Semoga Allah memeberkahi dan membalas kebaikan
yang telah tercurah dengan yang lebih baik.
(4) Mbah uti, Ayah, Mama, Dina, Naufal dan keluarga
besar penulis yang penulis cintai dengan sepenuh
hati. Terima kasih atas kesabaran, dan dorongan
semangat yang sudah diberikan, terimakasih atas
untaian doa yang selalu dipanjatkan kepadaNya.
Semoga Allah memeberkahi dan membalas kebaikan
yang telah tercurah dengan yang lebih baik.
(5) Prof. Dr. Sawitri Supardi Sadarjoen, Psi, Klin dan
suami yang sangat penulis hormati. Terima kasih
banyak atas segala bimbingan, arahan, dukungan dan
doa. Semoga limpahan keberkahan, kesehatan,
kebahagiaan dan kesuksesan selalu tercurah kepada
xi
ibu dan bapak beserta keluarga besar. Penulis juga
menghaturkan terima kasih banyak kepada asisten
rumah tangga ibu sawitri, mbak uti dan mbok, atas
segala kebaikannya.
(6) Dr. Dwi Martani, SE, MSi, Ak. Terima kasih banyak
ibu atas perhatian, bimbingan, arahan, dukungan
serta doanya. Jazakillah khairan katsiran.
(7) Kang Arie Pratama, S.E., M.Ak., CPSAK., CPMA.,
CertIFR. Terima kasih banyak atas segala masukan,
bimbingan dan arahannya. Jazakallah khairan
katsiran.
(8) Seluruh dosen Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Padjadjaran yang telah
mengajarkan penulis ilmu bermanfaat selama penulis
menuntut ilmu di Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Padjadjaran.
(9) Seluruh staf Sub Bagian Akademik (SBA) Fakultas
Ekonomi, khususnya Program Studi Akuntansi atas
pelayanan akademik yang telah diberikan.
xii
(10) Staf perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas
Padjadjaran dan CISRAL atas pelayanan peminjaman
buku yang telah diberikan kepada penulis.
(11) Penulis-penulis yang tulisannya penulis jadikan
referensi dalam skripsi ini, beserta Google Inc
dan para pengunggah dokumen-dokumen tersebut.
(12) Seluruh pihak terkait yang berperan dalam
pengumpulan data penelitian ini. Bapak Ir. Fitri
Hadi, MBA beserta jajaran ICaMEL, Call center Bursa
Efek Indonesia, Admin website perusahaan sampel.
Terima kasih banyak atas segala bantuannya. Semoga
Tuhan Yang Maha Kuasa membalas kebaikan bapak ibu
sekalian dengan kebaikan yang lebih.
(13) Nur Asyifa, terima kasih banyak atas semua bantuan
dan dorongan semangat yang begitu besarnya. Semoga
Allah memeberkahi dan membalas kebaikan yang telah
tercurah dengan yang lebih baik.
(14) Mas Anwar Hidayat, Ferdian Fadly, dan Pak Arifin,
terima kasih banyak atas bantuan dan sharing ilmu
mengenai penelitian yang diberikan kepada penulis.
xiii
(15) Rupita sitanggang, Shiddiq Abdurrahman, sahabat-
sahabat PRISMA 2, sahabat-sahabat di FIKA SMAN 2
Bandung, dan sahabat-sahabat semasa SMA yang terus
memberikan motivasi bagi penulis untuk segera
merampungkan studi di strata-1.
(16) Sahabat-sahabat terbaik selama perkuliahan, Ajeng
Weningsari dan Caecilia Marie Avelyn, Nadia
Khairunnisa, Arnelis Pujiastuti, Fauratika Moulisa
dan Zevana Dewanti Arifin yang selalu memberi
motivasi penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi.
(17) Saudaara-saudariku di KARISMA ITB, Faaza’ers,
Forest’ers vhe agam, inna nur, hanna, intan, dan
banyak lagi. Terima kasih banyak atas motivasi dan
doanya. Jazakillah khair akhi, ukhti.
(18) Keluarga besar Akuntansi Unpad 2007. Terima kasih
atas pertemanannya selama ini, semoga kita semua
kelak menjadi orang yang bermanfaat.
(19) Sahabat Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Studi
Pembangunan dari berbagai angkatan, Keluarga
xiv
Muslim FE Unpad, BEM FE Unpad, Pena Bangsa, ISEG,
Permais, terima kasih sudah menjadi pelengkap
kebahagiaan selama penulis menuntut ilmu.
(20) Ibu Ela dan bu Omi yang senantiasa mendukung dan
mendoakan penulis.
(21) Teman-Teman KKNM Unpad 2010 Kabupaten Garut,
Kecamatan Pameungpeuk, Desa Sirnabakti, Dusun
Medong (Ajeng, Agung, Aji, Aras, Awi, Cecil, Desi,
Dini, Lastri, Narita, Nico, Ratna, Risma, Santi,
Vita, dan Yunia) yang memotivasi penulis dalam
mengerjakan skripsi.
(22) Adik-adikku SIS 2012. Terima kasih banyak atas
dukungan dan doanya.
(23) Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis
dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
kebaikan bagi banyak pihak dalam kemaslahatan dan
semoga skripsi ini pun dapat bernilai ibadah
xv
dihadapanNya. Penulis pun menyadari bahwa penulisan
skripsi ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang
bersifat membangun.
Bandung, Juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xivii
DAFTAR GRAFIK xiv
DAFTAR DIAGRAM xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian 1
1.2 Identifikasi Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Kegunaan Penelitian 5
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 6
1.6 Metodologi Penelitian 9
xvi
xvii
1.7 Waktu Penelitian 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Efisiensi Pasar 11
2.2 Asimetri Informasi 11
2.3 Teori Sinyal 14
2.43 Pasar Modal 164
2.5 Bisnis-27 17
2.64 Bid-Ask Spread 196
2.5 Teori Sinyal 17
2.76 Laporan Keuangan 2018
2.67.1 Pengguna Laporan Keuangan
2019
2.76.2 Tujuan LPelaporan Keuangan
230
2.6.3 Asumsi Dasar Pelaporan
Keuangan 23
2.76.34 Karakteristik Kualitatif
Laporan Keuangan 274
2.76.45 Kendala Informasi yang
Relevan dan Andal 2931
xviii
2.76.56 Internet Financial
ReportingAudit Laporan Keuangan 313
2.7.6 Internet Financial Reporting 32
2.7 Data Panel 324
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian 34
3.12.1 Variabel Populasi dan Sampel
Penelitian 343
3.12.2 Populasi Penelitian 34
3.12.3 Sampel Penelitian 35
2
3.2 Metode Penelitian 362
3.2.1 Populasi dan Sampel Penelitian
33
3.2.12 Operasionalisasi Variabel
PenelitianSumber Data 363
3.2.23 Sumber dan jenisTeknik
Pengumpulan Data 374
xix
3.2.34 Teknik Pengumpulan Data Panel
3384
3.2.45 MetodeRancangan Analisis Data
4135
3.2.56 Rancangan Analisis
DataVariabel Penelitian dan Operasionalisasi
Variabel 4336
3.2.67 Penetapan Hipotesis 4336
3.2.78 Uji Asumsi KlasikMetode
Analisis Data 4538
3.2.89 Analisis Koefisien
DeterminasiUji Asumsi Klasik 4639
3.2.910 Uji Analisis Koefisien
KoefisisenDeterminasi 460
3.2.9.11 Uji Koefisien Regresi
Simultam (Uji F) 461
3.2.9.12 Uji Koefisien Regresi
Parsial (Uji t) 471
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4842
xx
4.1.1 Analisis Deskriptif
SampelObjek Penelitian 4842
4.1.2 Hasil Pengujian Asumsi
KlasikAnalisi Data Panel 49
4.1.3 Hasil Regresi Data Panel 5243
4.2 Pembahasan Penelitian 5548
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan 570
5.2 Saran 5851
DAFTAR PUSTAKA 5952
LAMPIRAN I Data Panel
LAMPIRAN II Output Stata
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian 4842
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif SampelObjek
Penelitian 49
Tabel 4.3 Hasil Saphiro Wilk W Test49
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi dan
Heteroskedastisitas 51
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas 5245
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Data Panel Efek Tetap
Dengan Robust 5348
xxi
42
Tabel 4.3 Hasil Pendekatan Model Efek Tetap 43
Tabel 4.4 Hasil Pendekatan Model Efek Random 44
Tabel 4.5 Hasil Saphiro Wilk W Test45
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi dan
Heteroskedastisitas 46
Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman 47
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Data Panel Efek Tetap
Dengan Menggunakan Metode Robust 48
xxiii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran 8
Diagram 2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia 17
xxv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Informasi sangat penting dalam kelangsungan pasar,
akan tetapi sering kali dalam transaksi ekonomi
terdapat asimetri informasi yang berpotensi menciptakan
kegagalan pasar. Asimetri informasi merupakan suatu
keadaan di mana terdapat kesenjangan pengetahuan akan
suatu hal di antara dua pihak. Dengan adanya asimetri
informasi tersebut pihak yang memiliki pengetahuan
lebih, berpotensi mengambil keuntungan dari pihak yang
memiliki pengetahuan lebih terbatas.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu
pesat, terutama perkembangan website, telah membawa
pengaruh yang besar pada lingkungan bisnis ditandai
dengan maraknya perusahaan yang turut membuat website
resmi perusahaan. Pada awal perkembangannya, penggunaan
website resmi perusahaan terbatas pada komunikasi
1
2
internal perusahaan, kemudian berkembang menjadi wahana
penjualan produk perusahaan dalam bentuk e-commerce
(perdagangan elektronik). Tak berhenti sampai disitu,
penggunaan website resmi perusahaan pun berkembang
menjadi “wajah perusahaan”. Kini kita bisa mengetahui
informasi mengenai suatu perusahaan hanya dengan
berkunjung ke website resmi perusahaan tersebut.
Informasi mengenai perusahaan yang tersedia pada website
resmi perusahaan bervariasi untuk tiap perusahaan.
Namun saat ini, telah banyak perusahaan yang
mempublikasikan informasi mengenai kinerja keuangan
perusahaannya pada website resmi perusahaan. Penggunaan
website resmi perusahaan sebagai media penyebaran
informasi mengenai kinerja keungan perusahaan dikenal
dengan sebutan Internet Financial Reporting (IFR).
Penerapan praktik IFR ini memberikan kemudahan
kepada para stakeholder perusahaan dalam memperoleh
informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan sehingga
dapat mengurangi tingkat asimetri informasi di pasar
keuangan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa telah
3
banyak perusahaan terdaftar yang melakukan praktik IFR
dan jumlahnya pun meningkat tiap tahunnya.
Ashbaugh et al (1999) meneliti praktik IFR dan
menyimpulkan bahwa perusahaan memandang praktik IFR
tidak hanya sebagai alat yang efektif dalam
berkomunikasi dengan konsumen tapi juga dengan pemegang
saham. Di sisi lain, Ettredge et al (2001) meneliti
persepsi direksi hubungan investor (investor relations
directors) mengenai informasi keuangan yang diungkapkan
di internet dan menemukan bahwa direksi menyadari bahwa
praktik IFR tersebut cost-effective dalam menciptakan
goodwill yang berkaitan dengan investor. Penelitian
tersebut juga menemukan bahwa direksi hubungan investor
memiliki kecenderungan untuk mencoba teknologi baru dan
memanfaatkan website sebagai perpanjangan tangan
perusahaan dalam berkomunikasi dengan investor.
Di Amerika Serikat, pengungkapan laporan keuangan
melalui website perusahaan mulai diwajibkan tertanggal
15 November 2002 melalui peraturan yang dikeluarkan
oleh U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) pada
4
tanggal 5 September 2002. Dalam peraturan tersebut, SEC
mewajibkan perusahaan terdaftar untuk mengungkapkan
alamat website mereka dan memberikan akses ke informasi
keuangan perusahaan melalui website perusahaan. Bagi
perusahaan yang tidak melakukan hal tersebut diwajibkan
untuk mengungkapkan alasannya.
Di Indonesia sendiri, Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) yang saat ini
bertranformasi menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
baru mewajibkan perusahaan terdaftar untuk memuat
laporan tahunan untuk tahun buku yang berakhir pada
atau setelah tanggal 31 Desember 2012 dalam website
perusahaan yang dapat diakses setiap saat. Bagi
perusahaan terdaftar yang belum memiliki website,
diberikan jangka waktu satu tahun sejak berlakunya
peraturan ini untuk memiliki website yang memuat laporan
tahunan perusahaan. Pertanyaan yang kemudian muncul
adalah, apa yang melatar belakangi hal tersebut?
Mengapa hal tersebut kemudian diwajibkan? Peneliti
kemudian melihat keputusan BAPEPAM-LK tersebut sebagai
5
rangsangan keterbukaan informasi. Maka, pertanyaan yang
selanjutnya muncul adalah mengapa BAPEPAM-LK merasa
perlu untuk melakukan usaha tersebut, apakah tingkat
asimetri informasi di pasar modal Indonesia masih
minim? Apakah pengungkapan informasi keuangan melalui
website perusahaan dapat menekan tingkat asimetri
informasi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian
membuat peneliti tertarik meneliti pengaruh
pengungkapan informasi keuangan perusahaan melalui
website resmi perusahaan, yang biasa kita kenal dengan
istilah praktik IFR, terhadap tingkat asimetri
informasi.
Hasil survei yang telah dilakukan pada periode
Desember 2007 sampai dengan November 2008 terkait
dengan website yang dimiliki oleh perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, menunjukkan bahwa
213 dari 343 (62%) perusahaan telah memiliki website
untuk mempublikasikan beberapa informasi tentang
kondisi keuangan dan non keuangan perusahaan atau
dengan kata lain telah melakukan praktik IFR. Adapun
6
pengungkapan IFR dari 213 perusahaan tersebut sangat
bervariasi. (Almilia, 2009)
Dengan menggejalanya praktik IFR di Indonesia
dengan variasi bentuknya, termasuk didalamnya
pengunggahan dokumen laporan keuangan lengkap pada web
page bertema laporan keuangan dalam website resmi
perusahaan, peneliti kemudian tertarik untuk mengetahui
apakah ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap
pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi
perusahaan memiliki peranan dalam mengurangi tingkat
asimetri informasi di lingkungan pasar saham Indonesia.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini berjudul:
PENGARUH KETERSEDIAAN DOKUMEN LAPORAN KEUANGAN LENGKAP
PADA WEB PAGE BERTEMA LAPORAN KEUANGAN DALAM WEBSITE RESMI PERUSAHAAN
TERHADAP TINGKAT ASIMETRI INFORMASI
(PENELITIAN PADA EMITEN SAHAM BURSA EFEK INDONESIA)
7
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut,
maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
“Apakah ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap
pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi
perusahaan memiliki pengaruh terhadap tingkat asimetri
informasi?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah
dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji pengaruh ketersediaan dokumen laporan keuangan
lengkap pada webpage bertema laporan keuangan dalam
website resmi perusahaan terhadap tingkat asimetri
informasi.
1.4 Kegunaan Penelitian
(1) Bagi Penulis
8
Memberikan tambahan pengetahuan mengenai praktik
Internet Financial Reporting (IFR) dan tingkat asimetri
informasi, baik secara teoritis maupun secara
praktis di lingkungan pasar ekuitas Indonesia,
khususnya pengaruh ketersediaan dokumen laporan
keuangan lengkap pada web page bertema laporan
keuangan dalam website resmi perusahaan terhadap
tingkat asimetri informasi.
(2) Bagi Para Pelaku Pasar
Memberikan gambaran mengenai praktik IFR dan
tingkat asimetri informasi di lingkungan pasar
saham Indonesia, khususnya mengenai pengaruh
ketersediaan dokumen laopran keuangan lengkap pada
web page bertema laporan keuangan dalam website resmi
perusahaan terhadap tingkat asimetri informasi.
(3) Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain dan
sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut.
9
1.5 Kerangka Pemikiran
Fama (1970) mendefinisikan pasar yang efisien
sebagai suatu pasar dengan harga yang “sepenuhnya
mencerminkan” informasi yang tersedia. Namun, para
pelaku pasar harus menghadapi masalah asimetri
informasi. Asimetri Informasi terjadi karena biasanya
suatu pihak akan memiliki “informasi orang dalam”
berkenaan dengan kondisi diri mereka sendiri yang mana
pihak lain tidak memilikinya (Nicholson and Snyder,
2012).
Dalam signaling theory, efek negatif dari masalah
asimetri informasi dapat diminimalisir oleh pihak
manajemen dengan cara mengirim sinyal positif
keterbukaan informasi perusahaan kepada pihak eksternal
dengan mempublikasikan informasi yang menggambarkan
kondisi perusahaan. Dengan perkembangan penggunaan
website resmi perusahaan sebagai media penyebaran
informasi mengenai perusahaan, terutama informasi
mengenai kinerja keuangan perusahaan, praktik Internet
Financial Reporting (IFR) menjadi salah satu upaya
10
perusahaan dalam pengiriman sinyal positif tersebut.
Salah satu komponen yang pada umumnya tidak luput dari
praktik IFR suatu perusahaan adalah pengunggahan
dokumen laporan keuangan lengkap pada website resmi
perusahaan.
Laporan keuangan menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012). Karenanya,
peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh praktik IFR
terhadap tingkat asimetri informasi khususnya pengaruh
ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap pada web
page bertema laporan keuangan dalam website resmi
perusahaan terhadap tingkat asimetri informasi.
Laporan keuangan memliki karakteristik kualitatif
yang harus dipenuhi. Pernyataan yang kemudian muncul
adalah, bagaimana kita bisa yakin bahwa suatu laporan
keuangan telah memenuhi karakteristik kualitatif
laporan keuangan? Hal tersebut terjawab dengan adanya
11
laporan keuangan yang diaudit. Audit laporan keuangan
dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan
cara menekan risiko informasi (information risk).
Peneliti kemudian melakukan survei pendahuluan
terhadap website resmi perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menemukan dokumen
laporan keuangan lengkap yang diunggah pada website
resmi perusahaan terdiri dari laporan keuangan yang
tidak diaudit dan laporan keuangan yang sudah diaudit.
Sehingga peneliti pun tertarik untuk menggali lebih
dalam mengenai hal tersebut dengan memfokuskan
penelitian sampai tataran jenis laporan keuangan, yakni
laporan keuangan yang sudah diaudit dan tidak diaudit.
Sehingga penelitian ini mencoba mengungkap besaran
pengaruh ketersediaan laporan keuangan lengkap pada
web page bertema laporan keuangan dalam website resmi
perusahaan terhadap tingkat asimetri informasi secara
simultan dan juga besaran pengaruh ketersediaan laporan
keuangan lengkap pada web page bertema laporan keuangan
dalam website resmi perusahaan terhadap tingkat asimetri
12
informasi secara parsial (sudah diaudit atau tidaknya
laporan keuangan tersebut). Berdasarkan uraian
tersebut, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagaimana tampak pada diagram berikut
ini:
13
Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran
Asimetri Informasi Perkembangan
TeknologiPemanfaatan Perkembangan Teknologi Dalam MengirimSinyal Positif Keterbukaan Informasi Guna Menekan
Tingkat Asimetri Informasi Dalam BentukPengunggahan Dokumen Laporan Keuangan Lengkap
Pada Web Page Bertema Laporan Keuangan
Tingkat AsimetriInformasiMelalui
Bid-Ask Spread(Variabel Y)
Ketersediaan Dokumen Laporan Keuangan Lengkap Pada Web
Page Bertema Laporan Keuangan Dalam
Website Resmi Perusahaan (Variabel X)
LaporanKeuangan Tidak
Diaudit(Variabel X1)
LaporanKeuangan Sudah
Diaudit(Variabel X2)
Hipotesis:
(1) Ketersediaan dokumen laporan keuangan pada webpage bertema laporan keuangan dalam website resmiperusahaan berpengaruh terhadap tingkat asimetriinformasi secara simultan.
(2) Ketersediaan dokumen laporan keuangan pada webpage bertema laporan keuangan dalam website resmi
14
1.6 Metodologi Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
mengunakan metode deskriptif-analitis yang bertujuan
untuk menggambarkan ketersediaan dokumen laporan
keuangan lengkap pada web page bertema laporan keuangan
dalam website resmi perusahaan dan tingkat asimetri
informasi beserta hubungan kausalnya atau pengaruh
pengunggahan dokumen laporan keuangan terhadap tingkat
asimetri informasi. Sebagaimana menurut Nazir (2004),
metode deskriptif analitis merupakan penelitian untuk
menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat, serta
untuk menggambarkan fenomena secara akurat, dengan
tujuan untuk menguji hipotesa-hipotesa dan mengadakan
interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan
atau untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
subjek yang diteliti. Adapun prosedur penelitian ini
terdiri dari:
(1) memilih masalah,
(2) studi pendahuluan,
15
(3) merumuskan masalah,
(4) merumuskan anggapan dasar,
(5) pemilihan pendekatan,
(6) penentuan variabel dan sumber data,
(7) penentuan dan penyusunan instrument penelitian
(8) analisis data,
(9) penarikan kesimpulan,
(10) penyusunan skripsi
Penelitian ini menggunakan frekuensi pengunggahan
dokumen laporan keuangan lengkap pada web page bertema
laporan keuangan dalam website resmi perusahaan sebagai
alat ukur (operasionalisasi variabel/proksi) dari
variabel ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap
pada webpage bertema laporan keuangan dalam website resmi
perusahaan. Sedangkan untuk mengukur tingkat asimetri
informasi, penelitian ini menggunakan rata-rata bid-ask
spread harian dalam suatu kuartal sebagai proksinya.
Adapun parameter yang diamati oleh penelitian ini
adalah tingkat pengaruh ketersediaan dokumen laporan
keuangan lengkap pada webpage bertema laporan keuangan
16
dalam website resmi perusahaan terhadap tingkat asimetri
informasi.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
dalam penarikan sampelnya. Regresi data panel melalui
STATA 11.2 dengan tingkat kepercayaan 95% digunakan
sebagai teknik analisis data penelitian ini. Metode uji
yang digunkan dalam penelitian ini adalah uji F dan uji
t.
1.7 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2014.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Efisiensi Pasar
Fama (1970) mendefinisikan pasar yang efisien
sebagai suatu pasar dengan harga yang ‘sepenuhnya
mencerminkan’ informasi yang tersedia. Dalam artikel
tersebut juga Fama (1970) mendukung tiga model pasar
efisien yang dikemukakan oleh Harry Robert, ketiga
model tersebut antara lain:
(1) Bentuk lemah
Harga di pasar merupakan bentukan dari informasi-
informasi harga di masa lampau.
(2) Bentuk setengah kuat
Selain dipengaruhi oleh informasi-informasi harga
di masa lampau, harga juga secara efisien
menyesuaikan diri seiring dengan adanya informasi
lain yang secara jelas dipublikasikan.
(3) Bentuk kuat
17
18
Harga dipengaruhi oleh adanya investor atau
kelompok yang secara monopoli dapat mengakses
informasi yang relevan dalam pembentukan harga.
2.2 Asimetri Informasi
Informasi memegang peranan penting dalam
perekonomian. Informasi menjadi landasan utama dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi. Informasi menjadi
berharga karena memungkinkan seseorang untuk membuat
keputusan yang lebih baik dalam situasi yang tidak
pasti (Nicholson & Snyder, 2012).
Sayangnya para pelaku pasar sering dihadapkan pada
masalah asimetri informasi. Asimetri informasi adalah
situasi dimana para agen ekonomi yang terlibat dalam
suatu transaksi memiliki informasi yang berbeda satu
sama lain (Stiglitz, 1993 dalam Sweeting, 1998)
Dalam esainya yang membahas mengenai alasan
mengapa asimetri informasi dapat menyebabkan kegagalan
pasar, Sweeting (1998) mengungkapan, dalam analisis
asimetri informasi yang terjadi di pasar, ex ante dan ex
19
post asimetri informasi dibahas pada keterkaitannya
dengan transaksi pasar. Ex ante asimetri informasi dapat
dijelaskan melalui adverse selection terkait kualitas barang
di pasar produk, dan ex post asimetri informasi dapat
dijelaskan melalui moral hazard pada pasar asuransi.
Estrin and Laidler (1995) dalam Sweeting (1998)
mendefinisikan adverse selection sebagai suatu siatuasi
dimana satu pihak dalam suatu transaksi mengetahui
sesuatu mengenai karakteristik hal yang dimilikinya
yang mana pihak lain tidak mengetahuinya. Adverse selection
seringkali dimaksudkan sebagai masalah informasi yang
tersembunyi dalam suatu pasar.
Kondisi tersebut pertama kali diungkapkan
oleh Kenneth J. Arrow dalam satu artikel yang terkenal
di bidang penanganan kesehatan 1963 yang berjudul
"Uncertainty and the Welfare Economics of Medical Care", di
jurnal American Economic Review. Hal tersebut kemudian
disoroti George Akerlof dalam artikelnya yang berjudul
“The Market for Lemons: Quality Uncertainty and the Market
Mechanism”.
20
Akerlof (1970) mengeksplorasi adverse selection
melalui peran asimetri informasi kualitas kendaraan
bermotor dalam kegagalan pasar kendaraan bermotor
bekas. Akerlof (1970) membangun konsep asimetri
informasi mengenai kualitas kendaraan bermotor karena
penjual lebih tahu banyak mengenai kendaraan bermotor
daripada pembeli. Akerlof (1970) mengemukakan
pertanyaan mengenai perbedaan harga yang begitu besar
antara harga kendaraaan bermotor baru dan harga
kendaraan bermotor yang baru saja meninggalkan
showroom. Pembeli dengan pengetahuan kendaraan bermotor
yang kurang akan bertanya, mengapa kendaraan bermotor
itu dijual? apakah karena itu “lemon”? Oleh karena itu
semua calon pembeli akan mencurigai kualitas kendaraan
bermotor bekas dan menyimpulkan kualitas kendaraan
bermotor bekas dari penetapan harga uang dilakukan
penjual. Ketika terjadi ketiadaan informasi lengkap
yang beredar di pasar secara lengkap dan bebas atau
perlunya biaya tinggi untuk memperoleh semua informasi
yang dibutuhkan, barang dengan kualitas rendah akan
21
mendorong barang dengan kualitas bagus keluar dari
pasar (terjadi kegagalan pasar).
Pindyck and Rubinfeld (1989) dalam Sweeting (1998)
memaparkan solusi untuk memperbaiki kegagalan pasar
terkait asimetri kualitas produk, yakni antara lain:
Reputasi
Penjual produk berkualitas tinggi dapat membangun
reputasi sebagai ciri produk berkualitas tinggi.
Standardisasi
Untuk mengatasi masalah pembangunan reputasi,
penjual dapat melakukan standardisasi
barang/layanan berkualitas tinggi.
Garansi dan Jaminan
Produk yang berkualitas lebih tinggi dapat
mengatasi masalah asimetri informasi dengan
memberi sinyal mengenai kualitas produknya melalui
garansi dan jaminan yang bersifat ekstensif.
Varian (1990) dalam Sweeting (1998) mendefinisikan
moral hazard sebagai situasi dalam suatu pasar dimana
suatu pihak tidak bisa mengamati tindakan pihak
22
lainnya. Moral hazard seringkali dimaksudkan sebagai
masalah asimetri informasi terkait tindakan tersembunyi
dalam suatu pasar. Moral hazard menghasilkan kenaikan
probabilitas akibat yang tidak diinginkan pada suatu
pihak juga pada pasar pasca kontrak. Contoh moral hazard
yang mendasar ditunjukkan oleh pemilik kendaraan
bermotor yang mengemudi secara serampangan jika
kendaraan bermotor yang digunakan telah diasuransikan
secara penuh.
2.3 Teori Sinyal
Spence (2002) menyatakan landasan utama dari teori
sinyal adalah mengurangi asimetri informasi yang muncul
diantara dua pihak. Dalam konteks penelitian ini, dua
pihak disini bermakna pihak internal perusahaan dan
pihak eksternal perusahaan. Pihak internal yang
dimaksud disini adalah pihak manajemen, sedangkan pihak
eksternal disini adalah penyedia modal (baik yang telah
menjadi maupun bagi yang berpotensi menjadi investor
ekuitas, pemberi pinjaman, dan atau kreditur lainnya)
23
ataupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan tersebut seperti, badan pengawas
modal, peneliti ataupun pihak eksternal perusahaan
lainnya.
Kirmani dan Rao (2000) menyediakan ilustrasi umum
yang sangat membantu dalam menggambarkan model dasar
teori sinyal. Mereka menggolongkan perusahaan ke dalam
dua jenis perusahaan, yakni perusahaan berkualitas
tinggi dan perusahaan berkualitas rendah. Dalam
ilustrasi ini, manajemen perusahaan mengetahui dengan
baik kualitas perusahaannya, sedangkan pihak luar
tidak. Hal tersebut mengakibatkan tiap perusahaan
memiliki kesempatan untuk mengirim ataupun tidak
mengirim sinyal kepada pihak eksternal perusahaan akan
kualitas perusahaannya. Ketika perusahaan berkualitas
tinggi mengirim sinyal, mereka menerima hasil A, dan
ketika mereka tidak mengirim sinyal, mereka menerima
hasil B. Sebaliknya, perusahaan berkualitas rendah
menerima hasil C ketika mereka mengirim sinyal dan
menerima hasil D ketika mereka tidak mengirim sinyal.
24
Pengiriman sinyal merepresentasikan strategi perusahaan
berkualitas tinggi agar dapat terus bertahan ketika A >
B dan D > C. Dalam kondisi tersebut, perusahaan
berkualitas tinggi memiliki motivasi yang kuat untuk
mengirim sinyal dan tidak bagi perusahaan yang
berkualitas rendah. Dalam kondisi yang demikian, pihak
eksternal perusahaan cenderung bisa membedakan dengan
akurat perusahaan mana yang berkualitas tinggi dan mana
yang berkualitas rendah. Sebaliknya, ketika kedua jenis
perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan dengan
mengirimkan sinyal (A > B dan C > D), pihak eksternal
perusahaan cenderung tidak bisa membedakan kedua jenis
perusahaan tersebut hanya dengan mengandalkan ada
tidaknya sinyal positif yang dikirim perusahaan.
2.43 Pasar Modal
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai
“kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan
25
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek”. Adapun Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara garis besar
mendefinisikan pasar modal sebagai seluruh kegiatan
yang mempertemukan penawaran dan permintaan atau
memperjualbelikan surat-surat berharga.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi
perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana
bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat
pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar
modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,
ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua
pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham,
obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian,
masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya
sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko
masing-masing instrumen.
26
Adapun struktur pasar modal Indonesia dapat
diilustrasikan dalam diagram berikut:
Diagram 2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia
(Sumber: Website Bursa Efek Indonesia)
Penelitian ini akan fokus pada emiten saham Bursa Efek
Indonesia (perusahaan publik yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia).
2.5 Bisnis-27
PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan harian
Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang
diberi nama Indeks BISNIS-27. Sebagai pihak yang
27
independen, harian Bisnis Indonesia dapat mengelola
indeks ini secara lebih independen dan fleksibel,
dimana pemilihan konstituen indeks berdasarkan kinerja
emiten dengan kriteria seleksi secara fundamental,
historical data transaksi (teknikal) dan akuntabilitas.
Indeks ini diharapkan dapat menjadi salah satu
indikator bagi investor untuk berinvestasi di pasar
modal Indonesia.
Indeks BISNIS-27 terdiri dari 27 saham yang
dipilih berdasarkan kriteria fundamental, likuiditas
transaksi dan akuntabilitas. Kriteria pemilihan saham
tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Kriteria Fundamental
Kriteria fundamental yang dipertimbangkan dalam
pemilihan saham-saham yang masuk dalam perhitungan
Indeks Bisnis-27 adalah Laba Usaha, Laba Bersih,
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan
DER. Khusus untuk emiten di sektor Perbankan, akan
dipertimbangkan juga faktor LDR dan CAR.
(2) Kriteria Teknikal atau Likuiditas Transaksi
28
Kriteria teknikal yang dipertimbangkan dalam
pemilihan saham-saham yang masuk dalam perhitungan
indeks Bisnis-27 adalah nilai, volume dan
frekuensi transaksi serta jumlah hari transaksi
dan kapitalisasi pasar.
(3) Akuntabilitas dan Tata Kelola Perusahaan
Untuk meningkatkan kualitas pemilihan saham-saham
yang masuk dalam indeks BISNIS-27, dibentuk suatu
komite indeks yang anggotanya terdiri dari para
pakar di bidang pasar modal maupun dari akademisi.
Anggota komite indeks tersebut memberikan opini
dari sisi akuntabilitas, tata kelola perusahaan
yang baik maupun kinerja saham.
Bursa Efek Indonesia dan harian Bisnis Indonesia
secara rutin akan memantau komponen saham yang masuk
dalam perhitungan indeks. Review dan pergantian saham
yang masuk perhitungan indeks BISNIS-27 dilakukan
setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Mei dan
November.
29
2.64 Bid-Ask Spread
Teori Struktur Mikro Pasar (Market Microstructure
Theory) menyatakan bahwa masalah adverse selection yang
terus menerus dihadapi para pelaku pasar adalah
informasi spesifik perusahaan yang bersifat material
tidak diungkapkan secara publik oleh perusahaan.
Keberadaan ketidakpastian informasi membuat pelaku
pasar meningkatkan bid-ask spread untuk mengimbangi
potensi kerugian perdagangan. Karenanya, ketika ada
kemungkinan informasi spesifik perusahaan yang bersifat
material tidak diungkapkan secara penuh, bid-ask spread
dapat digunakan sebagai proksi asimetri informasi
diantara pihak internal (manajemen perusahaan) dan
eksternal perusahaan (pemegang saham). (Bachtiar, 2007)
Dalam suatu Dalam web page glossary-nya, National
Association of Securities Dealers Automated Quotation (NASDAQ)
mendefinisikan nilai bid sebagai harga dimana calon
pembeli bersedia membayar sekuritas yang bersangkutan.
Sedangkan Ask didefinisikan sebagai kutipan permintaan,
atau harga terendah dimana investor bersedia menjual
30
saham yang bersangkutan. Secara praktis, nilai ask
merupakan kutipan penawaran dimana investor dapat
membeli saham. ask biasa disebut juga offer price.
Bid-ask spread merupakan selisih antara harga saat
suatu aset dapat dibeli (ask) dan dijual (bid). Banyak
literatur mengenai likuiditas yang fokus pada bid-ask
spread karena kejelasan hubungannya dengan tingkat
asimetri informasi, kemampuannya untuk dapat
diobservasi, dan fakta yang menyatakan bahwa bid-ask
spread merupakan principle cost atas perdagangan pada banyak
jenis aset. (Kay, 2008)
2.5 Teori Sinyal
Spence (2002) menyatakan landasan utama dari teori
sinyal adalah mengurangi asimetri informasi yang muncul
diantara dua pihak. Dalam konteks penelitian ini, dua
pihak disini bermakna pihak internal perusahaan dan
pihak eksternal perusahaan. Pihak internal yang
dimaksud disini adalah pihak manajemen, sedangkan pihak
eksternal disini adalah penyedia modal (baik yang telah
31
menjadi maupun bagi yang berpotensi menjadi investor
ekuitas, pemberi pinjaman, dan atau kreditur lainnya)
ataupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan tersebut seperti, badan pengawas
modal, peneliti ataupun pihak eksternal perusahaan
lainnya.
Kirmani dan Rao (2000) menyediakan ilustrasi umum
yang sangat membantu dalam menggambarkan model dasar
teori sinyal. Mereka menggolongkan perusahaan ke dalam
dua jenis perusahaan, yakni perusahaan berkualitas
tinggi dan perusahaan berkualitas rendah. Dalam
ilustrasi ini, manajemen perusahaan mengetahui dengan
baik kualitas perusahaannya, sedangkan pihak luar
tidak. Hal tersebut mengakibatkan tiap perusahaan
memiliki kesempatan untuk mengirim ataupun tidak
mengirim sinyal kepada pihak eksternal perusahaan akan
kualitas perusahaannya. Ketika perusahaan berkualitas
tinggi mengirim sinyal, mereka menerima hasil A, dan
ketika mereka tidak mengirim sinyal, mereka menerima
hasil B. Sebaliknya, perusahaan berkualitas rendah
32
menerima hasil C ketika mereka mengirim sinyal dan
menerima hasil D ketika mereka tidak mengirim sinyal.
Pengiriman sinyal merepresentasikan strategi perusahaan
berkualitas tinggi agar dapat terus bertahan ketika A >
B dan D > C. Dalam kondisi tersebut, perusahaan
berkualitas tinggi memiliki motivasi yang kuat untuk
mengirim sinyal dan tidak bagi perusahaan yang
berkualitas rendah. Dalam kondisi yang demikian, pihak
eksternal perusahaan cenderung bisa membedakan dengan
akurat perusahaan mana yang berkualitas tinggi dan mana
yang berkualitas rendah. Sebaliknya, ketika kedua jenis
perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan dengan
mengirimkan sinyal (A > B dan C > D), pihak eksternal
perusahaan cenderung tidak bisa membedakan kedua jenis
perusahaan tersebut hanya dengan mengandalkan ada
tidaknya sinyal positif yang dikirim perusahaan.
2.76 Laporan Keuangan
“Akuntansi adalah bahasa keuangan” (Lasher, 2008)
yang dituangkan dalam laporan keuangan. Ikatan
33
Akuntansi Indonesia (2012) mendefinisikan laporan
keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang
juga merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Wild et al (2009) mendefinisikan pelaporan keuangan
sebagai pengkomunikasian informasi keuangan yang
berguna dalam pengambilan keputusan investasi, kredit,
dan keputusan bisnis lainnya. Dokumen laporan keuangan
yang lengkap terdiri dari:
(1) Laporan Posisi Keuangan,
(2) Laporan Laba Rugi Komprehensif,
(3) Laporan Perubahan Ekuitas,
(4) Laporan Arus Kas, dan
(5) Catatan atas Laporan Keuangan.
2.76.1 Pengguna Laporan Keuangan
Menurut Purba (2010) pada dasarnya pengguna
laporan keuangan sangat bervariasi dengan latar
belakang dan kepentingan yang berbeda. Ia membaginya ke
dalam dua bagian, yaitu:
34
(1) Pengguna eksternal
(2) Pengguna internal.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2012) mengungkapkan
bahwasanya pengguna laporan keuangan meliputi investor
sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi
pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan
masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk
memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
Beberapa kebutuhan tersebut meliputi:
(1) Investor
Investor membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan, atau
menjual investasi. Pemegang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk
menilai kemampuan entitas untuk membayar deviden.
(2) Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili
mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas
dan profitabilitas entitas. Mereka juga tertarik
35
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk
menilai kemampuan entitas dalam memberikan balas
jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja.
(3) Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan
apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada
saat jatuh tempo.
(4) Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah jumlah yang terutang akan
dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha
berkepentingan pada entitas dalam tenggang waktu
yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman,
kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka
bergantung pada kelangsungan hidup entitas.
(5) Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi
mengenai kelangsungan hidup entitas, terutama jika
36
mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
dengan, atau bergantung pada entitas.
(6) Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di
bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi
sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan
aktivitas entitas. Mereka juga membutuhkan
informasi untuk mengatur aktivitas entitas,
menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar
untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan
statistik lainnya.
(7) Masyarakat
Perusahaan memengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara. Misalnya, entitas dapat memberikan
kontribusi berarti pada perekonomian nasional,
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik.
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan
37
perkembangan terakhir kemakmuran entitas serta
rangkaian aktivitasnya.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2012) juga
mengemukakan bahwasanya Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan bersifat umum. Dengan demikian tidak
sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap
pengguna. Berhubung para investor merupakan penenam
modal berisiko ke entitas, maka ketentuan laporan
keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan
memenuhi sebagian besar kebutuhan pengguna lain. Di
sisi lain, manajemen entitas memikul tanggung jawab
utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
entitas. Manajemen juga berkepentingan dengan informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan, meskipun
memiliki akses terhadap informasi manajemen dan
keuangan tambahan yang membantu dalam melaksanakan
tanggung jawab perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Manajemen memiliki kemampuan
untuk menentukan bentuk dan isi informasi tambahan
38
tersebut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun
demikian, pelaporan informasi semacam itu berada di
luar ruang lingkup kerangka dasar penyajian laporan
keuangan yang diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia
melalui Standar Akuntansi Keuangan. Bagaimanapun juga,
laporan keuangan yang diterbitkan didasarkan pada
informasi yang digunakan manajemen tentang posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan.
2.76.2 Tujuan LPelaporan Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia (2012) dalam Standar
Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun
demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam
39
pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa
lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi
non keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship), atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa
yang telah dilakukan dan pertanggungjawaban manajemen
berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan
ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya,
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka
dalam entitas atau keputusan untuk mengangkat kembali
atau mengganti manajemen.
Keputusan ekonomi yang diambil pengguna laporan
keuangan memerlukan evaluaasi atas kemampuan entitas
dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu
serta kepastian dari hasil tersebut. Kemampuan ini
akhirnya menentukan, misalnya, kemampuan pembayaran
kepada karyawan dan para pemasok, kemampuan pembayaran
40
bunga, pembayaran kembali pinjaman dan pembagian
penghasilan kepada para pemilik. Para pengguna dapat
mengevaluasi kemampuan entitas dalam menhasilkan kas
(dan setara kas) dengan lebih baik kalau mereka
mendapat informasi yang difokuskan pada posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
entitas.
Posisi keuangan entitas dipengaruhi oleh sumber
daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas
dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptaasi terhadap
perubahan lingkungan. Informasi sumber daya ekonomi
yang dikendalikan dan kemampuan entitas dalam
memodifikasi sumber daya ini di masa lalu berguna untuk
memprediksi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas
(dan setara kas) di masa depan. Informasi struktur
keuangan berguna untuk memprediksi kebutuhan pinjaman
di masa depan dan bagaimana penhasilan bersih (laba)
dan arus kas di masa depan akan didistribusikan kepada
mereka yang memiliki hak di dalam entitas; informasi
tersebut juga berguna untuk memprediksi seberapa jauh
41
entitas akan berhasil meningkatkan lebih lanjut sumber
keuangannya. Informasi likuiditas dan solvabilitas
berguna untuk memprediksi kemampuan entitas dalam
pemenuhan komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo.
Likuiditas merupakan ketersediaan kas jangka pendek di
masa depan setelah memperhitungkan komitmen yang ada.
Solvabiltas merupakan ketersediaan jangka panjang untuk
memenuhi komitmen pada saat jatuh tempo.
Informasi kinerja entitas, terutama
profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan
potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan
di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah
penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja
bermanfaat untuk memprediksi kapasitas entitas dalam
menhasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di
samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam
perumusan pertimbangan tentang efektivitas entitas
dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Informasi perubahan posisi keuangan entitas
bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi,
42
pendanaan, dan operasi selama periode pelaporan.
Informasi ini berguna bagi pengguna sebagai dasar untuk
menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas (dan
setara kas) serta kebutuhan entitas untuk memanfaatkan
arus kas tersebut. Dalam penyusunan laporan posisi
keuangan, dana dapat didefinisikan dalam berbagai cara,
seperti, seluruh sumber daya keuangan, modal kerja,
aset likuid, atau kas.
Informasi posisi keuangan terutama disediakan
dalam neraca. Informasi kinerja disediakan dalam
laporan laba rugi. Dalam laporan keuangan, informasi
perubahan posisi keuangan disajikan dalam laporan
tersendiri.
Komponen-komponen laporan keuangan saling terkait
karena mencerminkan aspek-aspek yang berbeda dari
transaksi-transaksi atau peristiwa lain yang sama.
Meskipun setiap laporan menyediakan informasi yang
berbeda satu sama lain, tidak ada yang hanya
dimaksudkan untuk memenuhi tujuan tunggal atau
menyediakan semua informasi yang diperlukan untuk
43
memenuhi kebutuhan khusus pengguna. Misalnya, laporan
laba rugi menyediakan gambaran yang tidak lengkap
tentang kinerja kecuali kalau digunakan dalam hubungan
dengan neraca dan laporan arus kas.
Laporan keuangan juga menampung catatan dan skedul
tambahan serta informasi lainnya. Misalnya, laporan
tersebut mungkin menampung informasi tambahan yang
relevan dengan kebutuhan pengguna neraca dan laporan
laba rugi. Mungkin pula mencakup tentang risiko dan
ketidakpastian yang mempengaruhi entitas dan setiap
sumber daya dan kewajiban yang tidak dicantumkan dalam
neraca (seperti cadangan mineral). Informasi segmen-
segmen industri dan geografi serta pengaruhnya pada
entitas akibat perubahan harga dapat juga disediakan
dalam bentuk informasi tambahan.
2.6.3 Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan
Asumsi dasar pelaporan keuangan menggambarkan
aspek lingkungan dimana akuntansi atau laporan keuangan
itu berada. Ikatan Akuntansi Indonesia (2012)
44
mengungkapkan ada dua asumsi dasar pelaporan keuangan
di Indonesia yakni:
(1) Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun
atas dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh
transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan
akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan
pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan
yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi pada pengguna tidak hanya transaksi pada
masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
pembayaran kas tetapi juga liabilitas pembayaran
kas di masa depan serta sumber daya yang
mempresentasikan kas yang akan diterima di masa
depan. Oleh karena itu, laporan keuangan
menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu
dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
45
(2) Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar
asumsi kelangsungan usaha. Karena itu, entitas
diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan
melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut
timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun
dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan
harus diungkapkan.
2.76.34 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Ikatatan Akuntan Indonesia (2012) mengungkapkan
bahwasanya karakteristik kualitatif merupakan ciri khas
yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna
bagi pengguna. Karakteristik kualitatif tersebut antara
lain:
(1) Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam
laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera
dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini,
46
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun
demikian, informasi kompleks yang seharusnya
dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa
informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat
dipahami oleh pengguna tertentu.
(2) Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi
pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi
pengguna di masa lalu.
Prediktif dan Konfirmatif
47
Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan
penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama
lain. Misalnya, informasi struktur dan
besarnya aset yang dimiliki bermanfaat bagi
pengguna ketika mereka berusaha meramalkan
kemampuan entitas dalam memanfaatkan peluang
dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan.
Informasi yang sama juga berperan dalam
memberikan penegasan (confirmatory role) terhadap
prediksi yang lalu, misalnya, tentang
bagaimana struktur keuangan entitas
diharapkan tersusun atau tentang hasil dari
operasi yang direncanakan. Informasi posisi
keuangan dan kinerja di masa lalu sering kali
digunakan sebagai dasar untuk memprediksi
posisi keuangan dan kinerja masa depan dan
hal-hal lain yang langsung menarik perhatian
pengguna, seperti pembayaran deviden dan
upah, pergerakan harga sekuritas dan
kemampuan entitas untuk memenuhi komitmennya
48
ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai
prediktif, informasi tidak perlu harus dalam
bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian,
kemampuan laporan keuangan untuk membuat
prediksi dapat ditingkatkan dengan
menampilkan informasi tentang transaksi dan
peristiwa masa lalu. Mislnya, nilai prediktif
laporan laba rugi dapat ditingkatkan jika
pos-pos penghasilan atau beban yang tidak
biasa, abnormal dan jarang terjadi
diungkapkan secara terpisah.
Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat
dan materialitasnya. Dalam beberapa kasus,
hakikat informasi saja sudah cukup untuk
menentukan relevansinya. Misalnya, pelaporan
suatu segmen baru dapat mempengaruhi
penilaian risiko dan peluang yang dihadapi
entitas tanpa mempertimbangkan materialitas
dari hasil yang dicapai segmen baru tersebut
49
dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain,
baik hakikat maupun maupun materialitas
dipandang penting, misalnya, jumlah serta
kategori persediaan yang sesuai dengan
kebutuhan entitas. Informasi dipandang
material jika kelalaian untuk mencamtumkan
atau kesalahan dalam mencatat informasi
tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi
pengguna yang diambil atas dasar laporan
keuangan. Materialitas bergantung pada
besarnya pos atau kesalahan yang dinilai
sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian
dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan
dalam mencatat (misstatement). Karenanya,
materialitas lebih merupakan suatu ambang
batas atau titik pemisah dari pada suatu
karakteristik kualitatif pokok yang harus
dimiliki agar informasi dipandang berguna.
(3) Keandalan
50
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal
(reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau
penyajian tidak dapat diandalkan maka penggunaan
informasi tersebut secara potensial dapat
menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah
tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum
masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi
entitas untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan
tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat
untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari
tuntutan tersebut.
Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus
menggambarkan dengan jujur transakasi serta
51
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus
menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya dalam bentuk aset,
liabilitas dan ekuitas entitas pada tanggal
pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.
Informasi keuangan pada umumnya tidak luput
dari risiko penyajian yang dianggap kurang
jujur dari apa yang seharusnya digambarkan.
Hal tersebut bukan disebabkan karena
kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih
merupakan kesulitan yang melekat dalam
mengidentifikasi transaksi serta peristiwa
lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun
atau menerapkan ukuran dan teknik pengajian
yang sesuai dengan makna transaksi dan
peristiwa tersebut. Dalam kasus tertentu,
pengukuran dampak keuangan dari suatu pos
sangat tidak pasti sehingga entitas pada
52
umumnya tidak mengakuinya dalam laporan
keuangan. Misalnya, meskipun dalam kegiatan
usahanya entitas dapat menghasilkan goodwill,
tetapi lazimnya sulit untuk mengidentifikasi
atau mengukur goodwill secara andal. Namun,
dalam kasus lain, pengakuan pos tertentu
tetap dianggap relevan dengan mengungkapkan
risiko kesalahan sehubungan dengan pengakuan
dan pengukurannya.
Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan
dengan jujur transaksi serta peeristiwa lain
yang seharusnya disajikan, maka peristiwa
tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai
dengan substansi dan realitas ekonomi dan
bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi
transaksi atau peristiwa lain tidak selalu
konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk
hukum. Misalnya, suatu entitas mungkin
menjual suatu aset kepada pihak lain dengan
53
cara sedemikian rupa sehingga dokumentasi
dimaksudkan untuk memindahkan kepemilikan
menurut hukum ke pihak tersebut; namun
demikian, mungkin terdapat persetujuan yang
memastikan bahwa entitas dapat terus
menikmati manfaat ekonomi masa depan yang
diwujudkan dalam bentuk aset. Dalam keadaan
seperti itu, pelaporan penjualan tidak
menyajikan dengan jujur transaksi yang
dicatat (jika sesungguhnya memang ada
transaksi).
Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum
pengguna, dan tidak bergantung pada kebutuhan
dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada
usaha untuk menyajikan informasi yang
menguntungkan beberapa pihak, sementara hal
tersebut akan merugikan pihak lain yang
mempunyai kepentingan yang berlawanan.
Pertimbangan Sehat
54
Penyusun laporan keuangan adakalanya
menghadapi ketidakpastian peristiwa dan
keadaan tertentu, ketertagihan piutang yang
diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik
serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan
garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian
semacam itu diakui dengan mengungkapkan
hakikat serta tingkatnya dan dengan
menggunakan pertimbangan sehat (prudence)
dalam penyusunan laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-
hatian pada saat melakukan perkiraan dalam
kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau
penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi
dan liabilitas atau beban tidak dinyatakan
terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan
pertimbangan sehat tidak memperkenankan,
misalnya pembentukan cadangan tersembunyi
atau penyisihan (provision) berlebihan, dan
sengaja menetapkan aset atau penghasilan yang
55
lebih rendah atau pencatatan liabilitas atau
beban yang lebih tinggi, sehingga laporan
keuangan menjadi tidak netral, dan karena
itu, tidak memiliki kualitas andal.
Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam
laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk
tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan
informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan dan karena itu tidak dapat
diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari
segi relevansi.
(4) Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan entitas antar periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar entitas
untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta
56
perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh
karena itu, pengukuran dan penyajian dampak
keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
serupa harus dilakukan secara konsisten untuk
entitas tersebut, antar periode entitas yang sama
dan untuk entitas yang berbeda. Implikasi penting
dari karakteristik kualitatif dapat
diperbandingkan adalah bahwa pengguna harus
mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan
tersebut. Para pengguna harus dimungkinkan untuk
dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan
akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi serta
peristiwa lain yang sama dalam sebuah entitas
dalam satu periode ke periode dan dalam entitas
yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi
keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan
akuntansi yang digunakan oleh entitas, membantu
pencapaian daya banding. Kebutuhan terhadap daya
57
banding jangan dikacaukan dengan keseragaman
semata-mata dan tidak seharusnya menjadi hambatan
dalam memperkenalkan standar akuntansi keuangan
yang lebih baik. Perusahaan tidak perlu meneruskan
kebijakan akuntansi yang tidak lagi selaras dengan
karakteristik kualitatif relevansi dan keandalan.
Perusahaan juga tidak perlu mempertahankan suatu
kebijakan akuntansi jika ada alternatif lain yang
lebih relevan dan lebih andal. Berhubung pengguna
ingin membandingkan posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan antar periode, maka
entitas perlu menyajikan informasi periode
sebelumnya dalam laporan keuangan.
2.76.45 Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
Ikatan Akuntan Indonesia (2012) mengungkapkan
terdapat empat kendala bagi informasi yang relevan dan
andal, antara lain:
(1) Tepat Waktu
58
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya
dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan
akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin
perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara
pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi
andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu,
sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek
transaksi atau perstiwa lainnya diketahui,
sehingga mengurangi keandalan informasi.
Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh
aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin
sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi
pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai
keseimbangan antara relevansi dan keandalan,
kebutuhan pengambil keputusan merupakan
pertimbangan yang menentukan.
(2) Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih
merupakan kendala yang pervasif daripada
karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan
59
informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya.
Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat
merupakan proses pertimbangan yang substansial.
Biaya tersebut juga tidak perlu harus dipikul oleh
pengguna informasi yang menikmati manfaat. Manfaat
mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain di
samping mereka yang menjadi tujuan informasi;
misalnya, penyediaan informasi lanjutan kepada
kreditor mungkin mengurangi biaya pinjaman yang
dipikul entitas. Karena alasan inilah maka sulit
menerapkan uji biaya-manfaat pada kasus tertentu.
Namun demikian, komite penyususn standar akuntansi
keuangan pada khususnya, seperti juga para
penyusun dan pengguna laporan keuangan, harus
menyadarai kendala ini.
(3) Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif
Dalam praktik, keseimbangan atau trade-off di antara
berbagai karakteristik kualitatif sering
diperlukan. Pada umumnya tujuannya adalah untuk
mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara
60
berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan
laporan keuangan. Kepentingan relatif dari
berbagai karakteristik dalam berbagai kasus yang
berbeda merupakan masalah pertimbangan
profesional.
(4) Penyajian Wajar
Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan
pandangan yang wajar dari, atau menyajikan dengan
wajar, posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu entitas. Meskipun kerangka
dasar ini tidak menangani secara langsung konsep
tersebut, penerapan karakteristik kualitatif pokok
dan standar akuntansi keuangan yang sesuai
biasanya menghasilkan laporan keuangan yang
menggambarkan apa yang pada umumnya dipahami
sebagai suatu pandangan yang wajar dari, atau
menyajikan dengan wajar, informasi semacam itu.
2.7.5 Audit Laporan Keuangan
61
Menurut Arens et al (2006), audit adalah pengumpulan
dan pngevaluasian bukti informasi untuk menentukan dan
melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi yang
didapat dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit
laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah
laporan keuangan, auditor perlu melaksanakan
serangkaian uji yang tepat untuk menentukan apakah
terdapat error atau misstatement lainnya yang bersifat
material dalam laporan keuangan. Hasil dari audit
laporan keuangan berupa laporan audit yang berisi opini
audit atas laporan keuangan.
2.6.6 Internet Financial Reporting
Dari waktu ke waktu dunia bisnis dan teknologi
berkembang pesat dan saling bersinergi. Dinamika dunia
bisnis dan teknologi tersebut juga memberi pengaruh
terhadap dunia pelaporan keuangan untuk terus
bertransformasi ke bentuk yang lebih baik tiap
waktunya. Salah satu bentuk transformasi tersebut
62
tergambar dalam berkembangnya praktik Internet Financial
Reporting (IFR).
Poon et al (2003) menjelaskan bahwa praktik IFR
mengacu pada penggunaan website perusahaan guna
menyebarluaskan informasi mengenai kinerja keuangan
perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan menggunakan
internet dalam memasarkan perusahaan mereka pada
pemegang saham dan investor. Dengan kata lain aktivitas
pemasaran perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan
IFR tidak lagi hanya terbatas pada produk mereka dan
website perusahaan mereka tidak hanya didedikasikan pada
konsumen biasa.
2.7 Data Panel
Data panel adalah data yang merupakan perpaduan
antara data cross section dan data time series. Ada dua macam
panel data yaitu balanced panel data dan unbalanced panel
data. Balanced panel data adalah keadaan dimana unit cross
sectional memiliki jumlah observasi time series yang sama.
Sedangkan unbalanced panel data adalah keadaan dimana unit
63
cross sectional memiliki jumlah observasi time series yang
tidak sama. Menurut Baltagi (2005) dalam Fadly (2011),
penggunaan data panel dalam regresi memiliki beberapa
keuntungan, diantaranya:
(1) Dengan menggabungkan data time series dan cross section,
data panel menyediakan data yang lebih banyak dan
informasi yang lebih lengkap serta bervariasi.
Dengan demikian akan dihasilkan degrees of freedom
(derajat kebebasan) yang lebih besar dan mampu
meningkatkan presisi dari estimasi yang dilakukan.
(2) Data panel mampu mengakomodasi tingkat
heterogenitas individu-individu yang tidak
diobservasi namum dapat mempengaruhi hasil dari
pemodelan (individual heterogenity). Hal ini tidak dapat
dilakukan oleh studi time series maupun cross section
sehingga dapat menyebabkan hasil yang diperoleh
melalui kedua studi ini akan menjadi bias.
(3) Data panel dapat digunakan untuk mempelajari
kedinamisan data. Artinya dapat digunakan untuk
memperoleh informasi bagaimana kondisi individu-
64
individu pada waktu tertentu dibandingkan pada
kondisinya pada waktu yang lainnya.
(4) Data panel dapat mengidentifikasi dan mengukur
efek yang tidak dapat ditangkap oleh data cross
section murni maupun data time series murni.
(5) Data panel memungkinkan untuk membangun dan
menguji model yang bersifat lebih rumit
dibandingkan data cross section murni maupun data time
series murni.
(6) Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan
oleh agregasi individu karena unit observasi
terlalu banyak.
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah tingkat asimetri
informasi dan ketersediaan dokumen laporan keuangan
lengkap pada web page bertema laporan keuangan dalam
website resmi perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada
emiten saham Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.1.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah
tingkat asimetri informasi sebagai variabel terikat
atau dependen dan ketersediaan dokumen laporan keuangan
lengkap pada web page bertema laporan keuangan dalam
website resmi perusahaan sebagai variabel bebas atau
independen, yang terdiri dari laporan keuangan yang
tidak diaudit dan laporan keuangan yang sudah diaudit.
65
66
3.1.2 Populasi Penelitian
Populasi merupakan sekelompok individu dengan
kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (NaAzir,
2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
emiten saham Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan
data yang diperoleh dari website BEI (www.idx.co.id),
emiten saham BEI per 1 Juli 2014 berjumlah 497
perusahaan.
3.1.3 Sampel Penelitian
Pemilihan sampel penelitian berdasarkan metode
purposive sampling yaitu populasi yang akan dijadikan
sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi
kriteria sampel tertentu yang sesuai (Suparmoko, 1999).
Adapun kriteria dari purposive sampling yang digunakan
adalah:
(1) Perusahaan yang dalam rentang periode 3 Juli 1995
- 30 Juni 2014 terdaftar sebagai emiten saham BEI.
(2) Perusahaan yang masuk dalam indeks Bisnis-27.
67
Berdasarkan data yang diperoleh dari website BEI
(www.idx.co.id), perusahaan yang dalam rentang periode
3 Juli 1995 - 30 Juni 2014 terdaftar sebagai emiten
saham BEI berjumlah 170 perusahaan. Dari 170 perusahaan
tersebut, hanya 9 perusahaan yang masuk dalam indeks
Bisnis-27 tertanggal 1 Juli 2014
(http://www.infovesta.com/isd/m/mindexs.jsp?
tipe=BISNIS27). Sehingga jumlah sampel yang diteliti
terdiri dari 9 perusahaan, yakni:
(1) Astra International Tbk,
(2) Bank Danamon Indonesia Tbk,
(3) Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
(4) Vale Indonesia Tbk,
(5) Indofood Sukses Makmur Tbk,
(6) Indocement Tunggal Prakarsa Tbk,
(7) Kalbe Farma Tbk,
(8) Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan
(9) United Tractors Tbk.
68
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009 1999). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analitis yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menguji pengaruh dari pengunggahan dokumen laporan
keuangan pada website resmi perusahaan terhadap tingkat
asimetri informasi baik secara simultan maupun parsial.
Sebagaimana menurut Nazir (20054), metode deskriptif
analitis merupakan penelitian untuk menemukan fakta
dengan interpretasi yang tepat, serta untuk
menggambarkan fenomena secara akurat, dengan tujuan
untuk menguji hipotesa-hipotesa dan mengadakan
interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan
atau untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
subjek yang diteliti.
69
3.2.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel ketersediaan dokumen laporan keuangan
lengkap pada web page bertema laporan keuangan dalam
website resmi perusahaan yang merupakan variabel bebas
(variabel X) dioperasionalkan sebagai frekuensi
pengunggahan dokumen laporan keuangan lengkap pada web
page bertema laporan keuangan dalam website resmi
perusahaan dalam suatu kuartal. Variabel bebas ini
terdiri dari dua variabel, yakni variabel ketersediaan
dokumen laporan keuangan lengkap yang tidak diaudit
pada web page bertema laporan keuangan dalam website resmi
perusahaan (FSU) sebagai variabel X1 dan variabel
ketersediaan dokumen laporan keuangan lengkap yang
sudah diaudit pada web page bertema laporan keuangan
dalam website resmi perusahaan (FSA) sebagai variabel X2.
Sedangkan variabel tingkat asimetri informasi yang
merupakan variabel terikat (variabel Y)
dioperasionalkan sebagai rata-rata bid-ask spread (BAS)
harian dalam suatu kuartal (AVBAS). Bid-ask spread harian
(BAS) dihitung dengan rumus:
70
BAS=|quotedask(quotedoffer)−quotedbid|
|quotedBid+quotedask(quotedoffer)2 |
3.2.2 Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL),
website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), dan website
resmi perusahaan sampel. Sedangkan jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi data
primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh secara langsung melalui
observasi website resmi perusahaan sampel. Data ini
dimaksudkan untuk penghitungan frekuensi pengunggahan
dokumen laporan keuangan lengkap baik yang tidak
diaudit maupun yang sudah diaudit pada web page bertema
laporan keuangan dalam website resmi perusahaan sampel.
Sedangkan data sekunder diperoleh secara tidak
langsung melalui ICaMEL dan website BEI (Bursa Efek
Indonesia). Data ini berupa data historis perdagangan
saham perusahaan sampel untuk periode 3 Juli 1995 - 30
71
Juni 2014. Data ini dimaksudkan untuk penghitungan
rata-rata bid-ask spread (BAS) harian dalam suatu kuartal
(AVBAS).
Jika dilihat dari segi pengamatannya, penelitian
ini menggunakan data panel. Hal tersebut dikarenakan
data penelitian ini terdiri dari menggabungkan dimensi
time-series dan cross-sectional.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data primer yang digunakan untuk
mengukur frekuensi pengunggahan dokumen laporan
keuangan lengkap baik yang tidak diaudit maupun yang
sudah diaudit pada web page bertema laporan keuangan
dalam website resmi perusahaan sampel dilakukan tahapan
kegiatan observasi sebagai berikut:
(1) Melihat alamat website resmi perusahaan sampel yang
tercantum dalam Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact Book
2013.
(2) Pengecekan keberadaan website resmi perusahaan
sampel.
72
(3) Untuk alamat website resmi perusahaan sampel yang
tidak dapat diakses, maka dilakukan penyelidikan
melalui mesin pencari internet (Google) apakah
terdapat penggantian alamat website resmi atau
tidak, jika tidak maka perusahaan sampel yang
bersangkutan dikeluarkan dari sampel penelitian,
jika ya maka dilakukan pengecekan keberadaan
website resmi perusahaan sampel, bila ternyata
website resmi perusahaan sampel tetap tidak dapat
diakses maka perusahaan sampel yang bersangkutan
dikeluarkan dari sampel penelitian, namun bila
ternyata website resmi perusahaan sampel berhasil
diakses maka observasi dilanjutkan ke tahapan
berikutnya.
(4) Pengecekan keberadaan web page bertema laporan
keuangan pada website resmi perusahaan sampel.
(5) Pengecekan tautan unduh dokumen laporan keuangan.
(6) Untuk tautan unduh yang tidak berfungsi, maka
dilakukan pengecekan detail tautan unduh. Apabila
peneliti tidak menemukan kemungkinan kesalahan
73
penginputan alamat tautan unduh (typo error) dalam
kurun waktu 1 jam maka tautan unduh yang
bersangkutan dikeluarkan dari data penelitian.
Namun apabila peneliti menemukan kemungkinan typo
error pada alamat tautan unduh, maka peneliti
mencoba memperbaikinya secara manual, bila tidak
berhasil dalam kurun waktu 1 jam maka tautan unduh
yang bersangkutan dikeluarkan dari data
penelitian, bila berhasil maka observasi
dilanjutkan ke tahapan berikutnya.
(7) Pengecekan kelengkapan dokumen laporan keuangan
dan pengidentifikasian jenis dokumen laporan
keuangan, apakah tidak diaudit atau sudah diaudit.
(8) Untuk dokumen terunduh yang bukan merupakan
dokumen laporan keuangan lengkap, maka dokumen
terunduh yang bersangkutan dikeluarkan dari data
penelitian.
(9) Pengecekan detil tanggal pengunggahan dokumen
terunduh.
74
(10) Jika tanggal pengunggahan dokumen terunduh tidak
tersedia maka dilakukan pengecekan tanggal
pembaharuan terakhir (last modified date) dokumen
terunduh yang kemudian diasumsikan sebagai tanggal
pengunggahan dokumen terunduh.
(11) Pengurutan dokumen laporan keuangan lengkap
berdasarkan tanggal pengunggahannya.
(12) Pengelompokan dokumen laporan keuangan lengkap
berdasarkan kuartal pengunggahan.
(13) Penghitungan jumlah frekuensi pengunggahan dokumen
laporan keuangan lengkap pada web page bertema
laporan keuangan dalam website resmi perusahaan
dalam tiap kuartal periode penelitian.
(14) Penuangan data tersebut kedalam data panel
penelitian
Sedangkan untuk tahapan pengumpulan data historis
perdagangan saham perusahaan sampel untuk periode 3
Juli 1995 - 30 Juni 2014 yang diperoleh dari ICaMEL dan
website BEI adalah sebagai berikut:
75
(1) Penentuan jenis dan jumlah data yang diperlukan
dalam penelitian (data historis perdagangan saham
perusahaan sampel untuk periode 3 Juli 1995 - 30
Juni 2014).
(2) Pengecekan data historis perdagangan saham
tersedia untuk diunduh pada website BEI. Data
historis perdagangan saham yang diperluan dalam
penelitan ini dan tersedia untuk diunduh pada
website BEI dimulai dari data historis perdagangan
saham tertanggal 2 Januari 2012 hingga 30 Juni
2014.
(3) Pengunduhan data historis perdagangan saham
tertanggal 2 Januari 2012 hingga 30 Juni 2014 dari
website BEI.
(4) Untuk dapat memperoleh historis perdagangan saham
perusahaan sampel untuk periode 3 Juli 1995 - 30
Desember 2011 dilakukan pengajuan perolehan data
pada ICaMEL.
(5) Pengolahan data historis perdagangan saham
perusahaan sampel untuk periode 3 Juli 1995 - 30
76
Juni 2014 menjadi data siap olah untuk perhitungan
bid-ask spread (BAS) harian.
(6) Penghitungan bid-ask spread (BAS) harian saham
perusahaan sampel untuk periode 3 Juli 1995 - 30
Juni 2014.
(7) Penghitungan rata-rata bid-ask spread (BAS) harian
saham perusahaan sampel untuk periode 3 Juli 1995
- 30 Juni 2014 dalam suatu kuartal (AVBAS).
(8) Penuangan data tersebut ke dalam data panel
penelitian.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
observasi dan dokumentasi.
3.2.4 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan regresi data panel
menggunakan software STATA 11.2. Penelitian ini
menggunakan balanced panel data. Ada tiga pendekatan dalam
melakukan regresi data panel, yakni antara lain:
(1) Ordinary Least Square (OLS)
77
Merupakan pendekatan model data panel yang paling
sederhana karena hanya dengan mengkombinasikan
data time series dan cross section dalam bentuk polol, dan
menggunakan teknik kuadrat terkecil atau least
square untuk mengestimasi koefisiennya. Pada model
ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun
individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku
individu tidak berbeda dalam berbagai kurun waktu.
(2) Model Efek Tetap (Fixed Effect)
Model Fixed effects mengasumsikan bahwa terdapat efek
yang berbeda antar individu. Perbedaan itu dapat
diakomodasi melalui perbedaan pada intersepnya.
oleh karena itu, dalam model fixed effects, setiap
individu merupakan parameter yang tidak diketahui.
(3) Model Efek Random (Random Effect)
Berbeda dengan fixed effects model,efek spesifik dari
masing-masing individu diperlakukan sebagai bagian
dari komponen eror yang bersifat acak dan tidak
berkorelasi dengan variabel penjelas yang
78
teramati, model seperti ini dinamakan random effects
model (REM).
Perhitungan statistik untuk memilih model regresi data
panel tersebut dilakukan dalam tiga pengujian yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :
(1) Uji Chow (likehood ratio)
Pengujian ini dilakukan untuk memilih antara model
OLS dan model fixed effect.
(2) Uji Breusch dan Pagan Lagrangian Multiplier (LM).
Pengujian ini dilakukan untuk memilih antara model
OLS dengan random effects.
(3) Uji Hausman
Pengujian ini dilakukan untuk memilih antara model
fixed effect dan model random effect.
3.2.5 Rancangan Analisis Data
Rancangan analisis data yang digunakan untuk
menguji pengaruh ketersediaan dokumen laporan keuangan
lengkap pada web page bertema laporan keuangan dalam
website perusahaan terhadap tingkat asimetri informasi
79
adalah regresi data panel. Pernyataan regresi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
AVBAS = α + β1 FSU + β2 FSA + ε
Keterangan:
AVBAS: Rata-rata Bid-Ask Spread harian dalam suatu kuartal
α : Konstanta
β1 : Koefisien regresi berganda antara variabel
bebas FSU terhadap variabel terikat AVBAS,
bila variabel bebas FSA dianggap konstan
FSU : Frekuensi pengunggahan dokumen laporan
keuangan lengkap yang tidak diaudit
β2 : Koefisien regresi berganda antara variabel
bebas FSA terhadap variabel terikat AVBAS,
bila variabel bebas FSU dianggap konstan
FSA : Frekuensi pengunggahan dokumen laporan
keuangan lengkap yang sudah diaudit
ε : Faktor lain yang mempengaruhi variabel
AVBAS
3.2.6 Penetapan Hipotesis
80
Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam
penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya
pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Pengujian hipotesis yang akan dilakukan
adalah pengujian hipotesis null (Ho) yang menyatakan
bahwa koefisien regresi tidak berarti atau tidak
signifikan. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha)
menyatakan bahwa koefisien regresi berarti atau
signifikan. Jika hipotesis nol (Ho) ditolak maka
hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima. Berdasarkan
model regresi yang telah dibangun dan variabel-variabel
yang telah ditentukan,enetapan hipotesis statistik
untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
Secara bersama-sama/simultan
Ho1 : 1= 2=0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama dari frekuensi pengunggahan dokumen
laporan keuangan lengkap baik yang tidak diaudit
maupun yang sudah diaudit terhadap rata-rata bid-
ask spread harian dalam suatu kuartal.
81
Ha1 : Paling tidak ada satu i ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-
sama dari frekuensi pengunggahan dokumen laporan
keuangan lengkap baik yang tidak diaudit maupun
yang sudah diaudit terhadap rata-rata bid-ask spread
harian dalam suatu kuartal.
Secara parsial
Ho1 : β1 ≤ 0
Tidak terdapat pengaruh positif signifikan dari
frekuensi pengunggahan dokumen laporan keuangan
lengkap yang tidak diaudit terhadap rata-rata bid-
ask spread harian dalam suatu kuartal.
Ha1 : β1 > 0
Terdapat pengaruh positif signifikan dari
frekuensi pengunggahan dokumen laporan keuangan
lengkap yang tidak diaudit terhadap rata-rata bid-
ask spread harian dalam suatu kuartal.
Ho2 : β2 ≤ 0
Tidak terdapat pengaruh positif signifikan dari
frekuensi pengunggahan dokumen laporan keuangan
82
lengkap yang sudah diaudit terhadap rata-rata bid-
ask spread harian dalam suatu kuartal.
Ha2 : β2 > 0
Terdapat pengaruh positif signifikan dari
frekuensi pengunggahan dokumen laporan keuangan
lengkap yang sudah diaudit terhadap rata-rata bid-
ask spread harian dalam suatu kuartal.
3.2.7 Uji Asumsi Klasik
Dalam model analisis regresi terdapat asumsi-
asumsi yang harus dipenuhi agar model tersebut tidak
bias. Asumsi–asumsi tersebut menurut Gujarati (2003)
adalah :
(1) Disturbance error atau variabel gangguan (εi)
berdistribusi secara normal atau acak untuk setiap
nilai Xi, mengikuti distribusi normal di sekitar
rata-rata.
(2) Tidak terdapat multikolinearitas, yaitu hubungan
linear yang mendekati sempurna antar variabel
bebas.
83
(3) Varians dari εi adalah sama atau bersifat konstan,
atau bersifat homoskedastisitas. Dengan kata lain
tidak terdapat heteroskedastisitas.
(4) Tidak terdapat korelasi berurutan atau
autokorelasi antara variabel gangguan εi dan εj.
3.2.8 Analisis Koefisien Determinasi
R Square dan Adjusted R Square disebut juga koefisien
determinasi. Koefsien ini menjelaskan berapa besar
proporsi variasi dalam variabel terikat yang dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel bebas secara bersama-
sama. Nilai ini menunjukkan seberapa dekat garis
regresi yang kita estimasi dengan data yang
sesungguhnya. Nilai R2 berkisar antara 0 < R2 < 1.
Semakin besar nilai R2 (mendekati 100%) semakin baik
model regresi tersebut. Nilai R2 sebesar 0 berarti
variasi dari variabel terikat tidak dapat diterangkan
sama sekali oleh variabel bebasnya, dan sebaliknya.
84
3.2.9 Uji Koefisien Regresi
Tingkat kepercayaan yang diterapkan dalam
penelitian ini adalah 95% dengan tingkat signifikansi
(alpha/α) sebesar 5%. Tingkat signifikansi sebesar 5%
ini lazim ditetapkan dalam penelitian-penelitian yang
berkaitan dengan ilmu sosial.
3.2.9.1 Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-
variabel bebas secara simultan signifikan secara
statistik dalam mempengaruhi variabel terikat. Kriteria
penerimaan H0 yang digunakan dalam penelitian ini
didasarkan pada probabilitas, yakni:
Jika probabilitas (p-value) > 0,05, maka H0
diterima.
Jika probabilitas (p-value) < 0,05, maka H0 ditolak.
3.2.9.2 Uji Koefisien Regresi Parsial ( Uji t)
Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi dari
pengaruh variabel bebas secara individual terhadap
85
variabel terikat dengan menganggap variabel bebas
lainnya konstan. Kriteria penerimaan H0 yang digunakan
dalam penelitian ini didasarkan pada probabilitas,
yakni:
Jika probabilitas (p-value) > 0,05, maka H0
diterima.
Jika probabilitas (p-value) < 0,05, maka H0 ditolak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap sembilan
perusahaan yang dalam rentang waktu 3 Juli 1995
sampai dengan 30 Juni 2014 terdaftar sebagai
Emiten Bursa Efek Indonesia dan masuk dalam Indeks
Bisnis 27 tahun 2014. Adapun daftar sembilan
perusahaan tersebut tampak pada tabel 4.1 dibawah
ini :
Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian
No
K
o
d
e
Nama Website
1
A
S
I
I
Astra
International Tbk
www.astra.co
.id
2 B Bank Danamon www.danamon.
86
87
D
M
N
Indonesia Tbk co.id
3
C
P
I
N
Charoen Pokphand
Indonesia Tbkwww.cp.co.id
4
I
N
C
O
Vale Indonesia Tbkwww.vale.com
/indonesia
5
I
N
D
F
Indofood Sukses
Makmur Tbk
www.indofood
.com
6
I
N
T
P
Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
www.indoceme
nt.co.id
7
K
L
B
F
Kalbe Farma Tbkwww.kalbefar
ma.com
8S
M
G
Semen Indonesia
(Persero) Tbk
www.semengre
sik.com
88
R
9
U
N
T
R
United Tractors
Tbk
www.unitedtr
actors.com
4.1.1 Analisis Deskriptif Sampel Penelitian
Hasil penelitian pada sembilan perusahaan selama
rentang waktu 19 tahun (3 juli 1995 – 30 Juni 2014)
didapatkan jumlah pengamatan sebanyak 684. Analisis
diskriptif pada penelitian ini digunakan untuk
mendukung analisis kuantitatif yang akan dilakukan
selanjutnya untuk menguji Ho pada penelitian ini. Tabel
4.2 dibawah ini menunjukkan analisis diskriptif
terhadap sembilan perusahaan yang menjadi sampel
penelitian:
89
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Sampel
Penelitian
4.1.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik terdiri dari, uji
normalitas, autokorelasi, heterokedastisitas dan
multikolinearitas. Uji normalitas data penelitian
dilakukan untuk menghasilkan perkiraan yang baik. Uji
statistik normalitas pada data penelitian ini
menggunakan uji Shaphiro-Wilk. Hasil uji normalitas
tersebut tampak tabel output Stata dan grafik dibawah
ini:
Tabel 4.3 Hasil Saphiro-Wilk W Test
90
Berdasarkan uji Shaphiro-Wilk diatas, didapatkan
nilai p (Prob>Chi2 ) 0,0000 (nilai signifikansi < 0,05),
maka berarti data penelitian ini berdistribusi tidak
normal, keadaan tersebut juga tampak pada grafik
berikut ini:
Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas
Hal tersebut diakibatkan rentang nilai data
penelitian ini sangat sempit (mendekati nilai 0,
bernilai 0 - 2). Kabar baiknya, karena penelitian ini
menggunakan data panel dengan jumlah sampel yang besar
91
(684) maka dapat diasumsikan data penelitian
berdistribusi normal. Kabar baik yang kedua adalah
adanya fasilitas robust standard error dalam regresi data
panel menggunakan STATA yang dapat mengatasi masalah
pelanggaran asumsi klasik.
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi,
yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi,
sedangkan uji heteroskedastisitas digunakan untuk
mengetahui adanya ketidaksamaan varian dari residual
untuk semua pengamatan pada model regresi. Tabel
berikut ini menunjukkan hasil uji autokorelasi dan
heteroskedastisitas.
92
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi dan
Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil uji autokorelasi dan
heteroskedastisitas diatas menunjukkan hasil
signifikansinya kurang dari 5 % yang berarti tidak
terjadi autokorelasi dan tidak ada masalah
heterokedastisitas, sehingga tidak akan mempengaruhi
model yang digunakan.
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik
multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar
variabel bebas dalam model regresi. Prasyarat yang
93
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
multikolinearitas. Tabel 4.5 berikut ini menunjukkan
hasil uji multikorelinearitas.
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas diatas menunjukkan
tidak terjadi masalah multikolinearitas, sehingga tidak
akan mempengaruhi model yang digunakan.
4.1.3 Hasil Estimasi Model Regresi Data Panel
Dalam pemilihan model estimasi pada model regresi
data panel, Gujarati (2003) mendukung rule of thumb yang
dibuat oleh Judge et al. Rule of thumb tersebut adalah:
(1) Jika T (jumlah dari time series data) besar dan N
(jumlah dari cross sectional unit) kecil, kemungkkinan
terdapat perbedaan kecil pada nilai parameter yang
diestimasi dengan Fixed Effect Model (FEM) dan Random
94
Effect Model (REM). Pada kasus ini, FEM menjadi
pilihan yang lebih baik.
(2) Ketika N besar dan T kecil, maka estimasi yang
dihasilkan oleh dua metode ini (FEM dan REM) dapat
berbeda secara signifikan. Jika kita yakin bahwa
secara individu atau secara cross-sectional satuan
pada sampel penelitian tidak memberikan gambaran
random dari sampel yang lebih besar maka metode
FEM lebih sesuai. Jika satuan cross-sectional pada
sampel dianggap memberikan gambaran random, dengan
demikian metode REM akan lebih sesuai. Pada kasus
ini, asumsi secara statistik menjadi tidak
bersyarat.
(3) Jika komponen kesalahan individu dan satu atau
lebih dari regresor berhubungan maka estimator REM
menjadi bias, sementara yang diperoleh FEM tidak
akan bias.
(4) Jika N besar dan T kecil, dan jika asumsi
berdasarkan REM (dimana data ditelaah secara
95
ramdom), maka estimator FEM lebih efisien dari
estimator REM.
Hasil penelitian pada sembilan perusahaan selama
rentang waktu 19 tahun (3 juli 1995 – 30 Juni 2014)
didapatkan jumlah pengamatan sebanyak 684. Analisis
diskriptif pada penelitian ini digunakan untuk
mendukung analisis kuantitatif yang akan dilakukan
selanjutnya untuk menguji Ho pada penelitian ini. Tabel
4.2 dibawah ini menunjukkan analisis diskriptif sampel
penelitian:
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Objek Penelitian
4.1.4 Analisis Data Panel
96
Berdasarkan rule of thumb Judge et al, Ppenelitian
ini sesuai dengan pendekatan FEM. Hal tersebut
didasarkan pada T dalam penelitian ini besar (76
kuartal) dan N penelitian ini kecil (9
perusahaan). Hasil regresi data panel dengan robust
standard error pada penelitian ini ditunjukkan pada
tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Data Panel Efek Tetap
Dengan Robust
97
Dari hasil uji regresi data panel menggunakan
pendekatan FEM dengan robust standard error tersebut, maka
persamaan regresi penelitian ini adalah sebagai
berikut:
AVBAS = 0.0376506 - 0.0184478 FSU - 0.0288309 FSA + ε
Adapun R Square = 0,0099, uji F dengan nilai p 0,0091 (
dengan signifikansi < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan
bahwa secara simultan Ha1 diterima. Selain itu nilai
uji t parsial (P> |t|) untuk fsu dengan nilai t -2,63
dan nilai p 0,030 (<0,05) yang berarti secara parsial
Ha1 diterima, demikian juga dengan fsa dengan nilai t -
3,64 dan nilai p 0,007 (<0,05) yang berarti secara
parsial Ha2 diterima. Akan tetapi nilai p untuk fsa <
fsu, yang berarti pengaruh positif fsa > fsu.
Untuk menguji kecocokan penggunaan pendekatan
(FEM) yang digunakan dalam penelitian ini maka
perlu dilakukan Hausman Testn ini. Berikut ini
merupakan hasil uji Hausman:
98
Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman
Hasil uji Hausman ini mengikuti distribusi
statistik Chi square. Jika nilai statistik Chi square
lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang
tepat adalah model efek random. Hasil perhitungan
diatas menunjukkan bahwa nilai Chi square sebesar
0,9860 ( > Chi square tabel) maka model yang tepat
untuk analisis data panel penelitian ini adalah
model efek tetap.
dalam melakukan regresi data panel menggunakan
99
pendekatan model efek tetap (fixed effects) yang
mengasumsikan terdapat efek yang berbeda antar
perusahaan serta model efek random (random effect)
yang akan mengestimasi data panel dimana variabel
gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu
dan antar perusahaan. Pendekatan model efek tetap
dan efek random ditunjukkan pada tabel 4.3 diatas
dan tabel 4.4 dibawah ini :
Tabel 4.3 Hasil Pendekatan Model Efek Tetap
100
Tabel 4.4 Hasil Pendekatan Model Efek
Random
Pengujian berikutnya yang diperlukan untuk
analisis data pada penelitian ini adalah uji asumsi
klasik yang terdiri dari uji normalitas, autokorelasi
dan heterokedastisitas. Uji normalitas data penelitian
dilakukan untuk menghasilkan perkiraan yang baik. Uji
statistik normalitas pada data penelitian ini
menggunakan uji Shaphiro-Wilk. Hasil uji normalitas
tersebut tampak tabel output Stata dan grafik dibawah
ini:
101
Tabel 4.5 Hasil Saphiro-Wilk W Test
Berdasarkan uji Shaphiro-Wilk diatas, didapatkan
nilai p (Prob>Chi2) 0,0000 (nilai signifikansi < 0,05),
maka berarti data penelitian ini berdistribusi tidak
normal, keadaan tersebut juga tampak pada grafik 4.1
dibawah. Namun menurut Baum (2006) dalam Prasetya
(2013) disebutkan bahwa dalam analisis multivariat
pedoman yang digunakan para peneliti adalah kalau
setiap variabel terdiri atas 30 data maka dapat
dikatakan sudah terdistribusi normal dan dapat
menghasilkan perkiraan yang baik.
Berikut ini grafik dari uji normalitas:
102
Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.6 berikut ini menunjukkan hasil uji
autokorelasi dan kedastisitas. Uji autokorelasi
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi
yang terjadi antara residual pada satu pengamatan
dengan pengamatan lain pada model regresi, sedangkan
uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui
adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua
pengamatan pada model regresi.
103
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi dan
Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil uji no autocorrelation dan
homokedastic diatas, menunjukkan hasil signifikansinya
kurang dari 5 % yang berarti tidak terjadi autokorelasi
dan tidak ada masalah heterokedastisitas, sehingga
tidak akan mempengaruhi model yang digunakan.
Berikut ini merupakan hasil uji Hausman, yaitu uji
statistik yang bertujuan untuk memilih apakah model
efek tetap atau model efek random yang paling tepat
104
untuk digunakan dalam melakukan analisis data panel
pada penelitian ini.
Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman
Hasil uji Hausman ini mengikuti distribusi
statistik Chi square. Jika nilai statistik Chi square lebih
kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah
model efek random. Hasil perhitungan diatas menunjukkan
bahwa nilai Chi square sebesar 0,9860 ( > Chi square
tabel) maka model yang tepat untuk analisis data panel
penelitian ini adalah model efek tetap.
Ilmu ekonometrika telah menyediakan tehnik untuk
mengatasi data yang terdistribusi tidak normal, yaitu
105
dengan robust standard error. Hasil regresi data panel
dengan robust standard error pada penelitian ini
ditunjukkan pada tabel 4.8 dibawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Data Panel Efek Tetap
Dengan Menggunakan Metode
Robust
Hasil uji regresi data panel efek tetap dengan
pendekatan metode robust menunjukkan R Square = 0,0099,
uji F dengan nilai p 0,0091 ( dengan signifikansi <
0,05 ). Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara
106
simultan Ha1 diterima. Selain itu nilai uji t parsial
(P> |t|) untuk fsu dengan nilai t -2,63 dan nilai p
0,030 (<0,05) yang berarti secara parsial Ha1 diterima,
demikian juga dengan fsa dengan nilai t -3,64 dan nilai
p 0,007 (<0,05) yang berarti secara parsial Ha2
diterima. Akan tetapi nilai p untuk fsa < fsu, yang
berarti pengaruh positif fsa > fsu.
4.2 Pembahasan Penelitian
Setelah melakukan beberapa uji pada data panel
penelitian dengan menggunakan Stata 11.2, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
(1) Secara simultan Ho1 tidak dapat diterima dan
menerima Ha1 sesuai dengan hasil uji regresi data
panel efek tetap dengan pendekatan metode robust
menunjukkan R Square = 0,0099, uji F dengan nilai
p 0,0091 ( dengan signifikansi < 0,05 ). Hal ini
berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama dari frekuensi pengunggahan dokumen
laporan keuangan lengkap baik yang tidak diaudit
107
maupun yang sudah diaudit terhadap rata-rata bid-
asked spread harian dalam suatu kuartal.
(2) Secara parsial hipotesis Ho1 dan Ho2 ditolak, yang
berarti Ha1 dan Ha2 diterima. Sesuai dengan hasil
uji t parsial (P> |t|) untuk fsu dengan nilai t -
2,63 dan nilai p 0,030 (<0,05) serta untuk fsa
dengan nilai t -3,64 dan nilai p 0,007 (<0,05)
yang berarti secara parsial Ha2 diterima. Akan
tetapi nilai p untuk fsa lebih kecil dari pada
nilai fsu. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh
positif yang signifikan dari frekuensi
pengunggahan dokumen laporan keuangan lengkap yang
tidak diaudit maupun yang diaudit terhadap bid-ask
spread harian dalam suatu kuartal. Akan tetapi
pengaruh posistif dari laporan keuangan yang
diaudit lebih besar dibandingkan dengan laporan
keuangan yang tidak diaudit.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab
pertanyaan mengenai pengaruh ketersediaan dokumen
laporan keuangan lengkap pada webpage bertema
laporan keuangan dalam website perusahaan terhadap
tingkat asimetri informasi. Berdasarkan hasil uji
regresi data panel yang telah dilakukan, maka
hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut:
(1) Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan laporan
keuangan lengkap pada web page bertema laporan
keuangan dalam website perusahaan berpengaruh
negatif signifikan secara signifikan terhadap
tingkat asimetri informasi secara simultan.
108
109
(2) Hasil koefisien regresi ketersediaan laporan
keuangan lengkap yang tidak diaudit pada web page
bertema laporan keuangan dalam website perusahaan
berbanding terbalik dengan tingkat asimetri
informasi. Hasil uji memperlihatkan ketersediaan
laporan keuangan lengkap yang tidak diaudit pada
web page bertema laporan keuangan dalam website
perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap
tingkat asimetri informasi.
(3) Hasil koefisien regresi ketersediaan laporan
keuangan lengkap yang sudah diaudit pada web page
bertema laporan keuangan dalam website perusahaan
berbanding terbalik dengan tingkat asimetri
informasi. Hasil uji memperlihatkan ketersediaan
laporan keuangan lengkap yang sudah diaudit pada
web page bertema laporan keuangan dalam website
perusahaan berpengaruh negatif signifikan
terhadap tingkat asimetri informasi.
5.2 Saran
110
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
terdapat beberapa keterbatasan penelitian seperti
keterbatasan bid-ask spread dalam memproksikan
tingkat asimetri informasi, untuk itu penelitian
selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk
menggunakan proksi yang lebih mumpuni dalam
memproksikan tingkat asimetri informasi. Selain
itu penelitian ini hanya membatasi bentuk sinyal
positif yang disampaikan perusahaan publik pada
khalayak umum hanya pada ketersediaan dokumen
laporan keuangan lengkap pada web page bertema
laporan keuangan dalam website perusahaan. Dari
penelitian yang telah dilakukan, peneliti
menemukan sinyal positif yang disampaikan
perusahaan publik pada khalayak umum dalam bentuk
informasi kinerja keuangan perusahaan tidak
terbatas hanya pada ketersediaan dokumen laporan
keuangan lengkap pada web page bertema laporan
keuangan dalam website perusahaan. Sehingga,
penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan
DAFTAR PUSTAKA
Akerlof, George A. 1970. “The Market for "Lemons":
Quality Uncertainty and the Market Mechanism.” The
Quarterly Journal of Economics 488-500.
Almilia, Luciana Spica. 2009. “Determining Factors of
Internet Financial Reporting in Indonesia.”
Accounting & Taxation 87-99.
Arens, A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2006.
Auditing dan Jasa Assurance : Pendekatan Integrasi . Jakrta:
Penerbit Erlangga.
Arrow, Kenneth J. 1963. “Uncertainty and The Welfare
Economicsof Medical Care.” The American Economic
Review 941-973.
Ashbaugh, H., K. Johnstone H., and T. Warfield. 1999.
Corporate Reporting on the Internet. “ ” Accounting Horizons.
Bachtiar, Yanivi. 2007. “Accrual and Information
Asymmetry.” The 1st Accounting Conference . Depok:
Faculty of Economics Universitas Indonesia.
112
113
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK). 2012. “Penyampaian Laporan Tahunan
Emiten atau Perusahaan Publik.” KEP-431/BL/2012.
Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (BAPEPAM-LK), 1 Agustus.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. t.thn. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. http://kbbi.web.id/.
Bursa Efek Indonesia. t.thn. PT Bursa Efek Indonesia.
http://www.idx.co.id/.
Fadly, Ferdian. 2011. “Peran Pertumbuhan Ekonomi &
Intervensi Pemerintah di Bidang Fiskal Terhadap
Kemiskinan, Pengangguran & Ketimpangan Distribusi
Pendapatan di Indonesia Periode 2005 - 2008.”
Skripsi. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, 16
September.
Fama, Eugene F. 1970. “Efficient Capital Markets: A
Review of Theory and Empirical Work.” The Journal of
Science 383-417.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. New York:
McGraw-Hil.
114
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2012. Standar Akuntansi
Keuangan Per 1 Juni 2012. Jakarta: Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).
Infovesta. t.thn. Infovesta Mobile Beta.
http://www.innfovesta.com/isd/m/mindexs. jsp?
tipe=BISNIS27.
Kay, Benjamin. 2008. Literature Review : Financial Market“Liquidity.”
Kirmani, Amna, dan Akshay R. Rao. 2000. “No Pain, No
Gain: A Critical Review of the Literature on
Signaling Unobservable Product Quality.” Journal of
Marketing 66-79.
Lasher, William R. 2008. Practical Financial Management. 5th
Edition. Thomson South-Western.
National Association of Securities Dealers Automated
Quotation (NASDAQ). t.thn. Glossary of Stock Market
Terms & Definition - NASDAQ.com.
http://www.nasdaq.com/investing/glossary/.
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nicholson, Walter, dan Christopher Snyder. 2012.
Microeconomic Theory. Mason: South-Western Cengage
115
Learning.
Poon, Pak-Lok, David Li, and Yuen Tak Yu. 2003. Internet“
Financial Reporting. ” Information systems control journal
(Information Systems Audit and Control Association) I.
Purba, Marisi P. 2010. International Financial Reporting Standards,
Konvergensi & Kendala Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Republik Indonesia (RI). 1995. “Pasar Modal.” Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995. Jakarta:
Republik Indonesia (RI), 10 Nopember.
Spence, Michael. 2002. signaling in Retrospect and the“
Informational Structure of Markets. ” The American Economic
Review (American Economic Association) 92 (3): 434-459.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suparmoko. 1999. Metode Penelitian Praktis : Untuk Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi dan Bisnis. Purwokerto: BPFE Yogyakarta.
Sweeting, Andrew. 1998. “The Reason Why Asymmetric
Information Can Be A Source of Market Failure.”
Essay. November.
U.S. Securities and Exchange Commission (SEC). 2002.
“Acceleration of Periodic Report Filing Dates and
116
Disclosure Concerning Website Access to Reports.”
Final rules. U.S. Securities and Exchange Commission
(SEC), 5 September.
Wild, John J., Ken W. Shaw, and Barbara Chiappetta. 2009.
Fundamental Accounting Principles. 19th Edition. New York:
McGraw-Hil/Irwinl.
Ashbaugh, H., K. Johnstone H., and T. Warfield.
"Corporate Reporting on the Internet." Accounting
Horizons, 1999.
Connelly, Brian L., S. Trevis Certo, R. Duane Ireland,
and Christoper R. Reutzel. "Signaling Theory: A Review
and Assessment." Journal of Management (Sage) 37, no. 1
(Januari 2011): 39-67.
Grove, A. S. Only the Paranoid Survive. London: Profile Books
Ltd., 1997.
Hargyantoro, Febrian. "Pengaruh Internet Financial
Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website
Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan."
Skripsi, 2010.
117
Hill, Charles W. L., and Thomas M. Jones. "Stakeholder-
Agency Theory." Journal of Management Studies, March 1992.
Hooper, Charles. What is Financial Reporting and Who Uses
Financial Reports? Juli 2, 2010.
http://www.charleshooper.net/blog/what-is-financial-
reporting-and-who-uses-financial-reports/ (accessed
Desember 11, 2012).
Kay, Benjamin. "Literature Review : Financial Market
Liquidity." 11 2008.
Khan, Tehmina. "Financial Reporting Disclosure on the
Internet: An International Perspective." thesis, 2006.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D.
Warfield. Intermediate Accounting. Vol. 1. 2 vols. Hoboken:
John Wiley & Sons Inc., 2011.
King, M. A. "The Cost Manager and the Internet." Journal
of Cost Management, 2001.
Kothari, S. P. "Capital market research in accounting."
Journal of Accounting and Economics, 2001.
Lasher, William R. Practical Financial Management. 5th
Edition. Thomson South-Western, 2008.
118
Lymer, A. Debreceny, G. R. Gray, and A. Rahman. Business
Reporting on the Internet. 1999.
Poon, Pak-Lok, David Li, and Yuen Tak Yu. "Internet
Financial Reporting." Information systems control journal
(Information Systems Audit and Control Association) I
(2003).
Purba, Marisi P. International Financial Reporting Standards,
Konvergensi & Kendala Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010.
Reilly, Frank K., and Keith C. Brown. Investment Analysis &
Portofolio Management. Tenth Edition. Mason: South-Western
Cengage Learning, 2011.
Spence, Michael. "signaling in Retrospect and the
Informational Structure of Markets." The American Economic
Review (American Economic Association) 92, no. 3 (Juni
2002): 434-459.
Universitas Padjadjaran. Pedoman Penyusunan dan Penulisan
Skripsi Program Sarjana Universitas Padjadjaran. Bandung, 2011.