13. CHUSNUL KHOTIMAH DM KELUARGA (P07220118073 ...

219
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DIABETES MELITUS DI WILAYAH PUSKESMAS SEPINGGAN KOTA BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR 2021 OLEH: CHUSNUL KHOTIMAH NIM. P07220118073 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA 2021

Transcript of 13. CHUSNUL KHOTIMAH DM KELUARGA (P07220118073 ...

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DIABETES MELITUS DI

WILAYAH PUSKESMAS SEPINGGAN KOTA BALIKPAPAN

KALIMANTAN TIMUR

2021

OLEH:

CHUSNUL KHOTIMAHNIM. P07220118073

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA

2021

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DIABETES MELITUS DI

WILAYAH PUSKESMAS SEPINGGAN KOTA BALIKPAPAN

KALIMANTAN TIMUR

2021

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)Pada Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

OLEH:

CHUSNUL KHOTIMAHNIM. P07220118073

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA

2021

1

1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Diri

1. Nama : Chusnul Khotimah

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan, 30 September 2000

4. Agama : Islam

5. Pekerjaan : Mahasiswa

6. Alamat : Jalan Umaq Suling Gg. Fajar RT. 39

No. 11 Kelurahan Sepinggan

Kecamatan Balikpapan Selatan

B. Riwayat Pendidikan

1. TK Tunas Rimba I Tahun 2004-2006

2. SDN 022 Balikpapan Tahun 2006-2012

3. SMPN 5 Balikpapan Tahun 2012-2015

4. SMAN 5 Balikpapan Tahun 2015-2018

Mahasiswa Poltekkes Kemenkes kaltim tahun 2018 sampai sekarang

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala

yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah penelitian yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Diabetes Melitus

di Wilayah Sepinggan Kota Balikpapan Kalimantan Timur 2021” tepat pada

waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk

mempelajari cara pembuatan Karya Tulis Ilmiah pada Poltekkes Kemenkes

Kaltim dan untuk memperoleh gelar Ahli madya keperawatan.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga

Karya Tulis Ilmiah penelitian ini dapat selesai. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. DR. H. Supriadi B, S.Kp.,M.Kep, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

2. drg. Sulastri, selaku Kepala Puskesmas Sepinggan Baru Kota Balikpapan.

3. Hj. Umi Kalsum, S. Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

4. Ns. Andi Lis AG,M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

4

5. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep.,Sp.Kep.Mat, selaku Penanggung Jawab

Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan dan sebagai Pembimbing II saya

di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

6. Ns. Asnah S.Kep., M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingannya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

terselesaikan dengan baik.

7. Bapak Sapingi dan Ibu Masliani yang telah mendidik, membesarkan, dan

memotivasi penulis hingga sampai ke tahap ini.

8. Muhammad Auzan Anshorullah dan Muhammad Rafly Syachbana yang telah

membantu penulis hingga sampai ke tahap ini.

9. Sahabat dan adik saya terima kasih banyak sudah selalu mendukung, dan

mendoakan saya tanpa hentinya.

10. Teman – teman angkatan ke-7 Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan

yang selalu mendukung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan,

saran, serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah

ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Samarinda, 7 September 2021

Penulis

5

Chusnul Khotimah

6

ABSTRAK

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN DENGANMASALAH UTAMA DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS

SEPINGGAN BALIKPAPAN TAHUN 2021”

Pendahuluan: Diabetes melitus (DM) gangguan metabolik ditandai denganpeningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresiinsulin, kerja insulin (Smeltzer dan Bare, 2015). Data International DiabetesFederation (IDF) Atlas tahun 2017 menunjukkan Indonesia menduduki peringkatke-6 dunia sebanyak 10,3 juta jiwa. Penelitian bertujuan memberikan gambarandalam asuhan keperawatan keluarga diabetes melitus di wilayah puskesmasSepinggan Balikpapan.Metode: Penulisan menggunakan metode studi kasus pendekatan AsuhanKeperawatan keluarga dengan 2 responden keluarga berada di wilayah kerjapuskesmas Sepinggan. Kriteria inklusi tipe keluarga tradisional nuclear, extendedfamily, reconstitude family atau middle age. Pengumpulan data menggunakanformat Asuhan keperawatan keluarga meliputi pengkajian, diagnosa keperawatansesuai dengan SDKI, perencanaan keperawatan disusun berdasarkan SIKI danSLKI, implementasi, evaluasi.Hasil dan Pembahasan: Berdasarakan analisa data kedua klien diperolehdiagnosa keperawatan defisit pengetahuan dan ketidakstabilan glukosa darahdalam tubuh dengan kriteria hasil pengetahuan meningkat dan kadar gula darahdapat stabil. Klien 1 mempunyai riwayat dm dari keluarganya, tidak menerapkandiit diabetes melitus serta kurang mengetahui tentang dm. Klien 2 tidak memilikiriwayat dm sebelumnya, keluarga kurang mengetahui masalah diabetes melitus.Klien 1 memiliki tanda dan gejala lemah serta kurang nafsu makan, klien 2merasa haus berlebihan dan sering buang air kecil. Perencanaan dan pelaksanaandilakukan seuai dengan kebutuhan klien. Evaluasi pada klien 1 dan klien 2 semuateratasiKesimpulan dan Saran: Setelah dilakukan keperawatan pada kedua klien,masalah keperawatan dapat teratasi. Diharapkan peneliti selanjutnya, dapatmemberi asuhan keperawatan secara komprehensif sehingga hasil yang diperolehlebih optimal.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Diabetes melitus

7

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN i

SURAT PERNYATAAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

LEMBAR PENGESAHAN iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

DAFTAR ISI ix

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

A. Konsep Dasar Diabetes Melitus 8

1. Definisi Diabetes Melitus 8

2. Anatomi dan Fisiologi 9

3. Etiologi 11

4. Patofisiologi 12

5. Pathway 15

6. Klasifikasi Diabetes Melitus 16

7. Manifestasi Klinis 17

8. Komplikasi 18

9. Penataklasanaan 20

8

B. Konsep Dasar Keluarga 26

C. Konsep Asuhan Keperawatan 37

BAB III METODE PENULISAN 55

A. Rancangan Penulisan 55

B. Subyek Studi Kasus 55

C. Definisi Operasional 56

D. Lokasi dan Waktu Studi Kasus 57

E. Prosedur Studi Kasus 57

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 58

G. Keabsahan Data 59

H. Analisis Data 60

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN 61

A. Hasil 61

B. Pembahasan 95

BAB V KESIMPULAN 106

DAFTAR PUSTAKA 111

DAFTAR TABLE

Table 2.1 Skoring prioritas masalah 44

Table 2. 2 Perencanaan Diagnosa Keperawatan Keluarga 46

Table 4.1 Anemnesis Identitas Pasien Dengan Diabetes Mellitus 60

Table 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Keluarga 1 dan 2 61

Table 4.3 Analisa data Keluarga 1 62

Table 4.4 Analisa data Keluarga 2 66

Table 4.5 Diagnosa keperawatan keluarga pada klien 1 dan 2 71

Table 4.6 Skoring Prioritas Masalah Klien 1 72

9

Table 4.7 Prioritas Masalah Pasien 1 74

Table 4.8 Skoring Prioritas Masalah Klien 2 75

Table 4.9 Prioritas Masalah Pasien 2 76

Table 4.10 Intervensi Keperawatan Keluarga Diabetes Melitus 77

Table 4.11 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Pada Klien 1 78

Table 4.12 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Pada Klien 2 79

Table 4.13 Evaluasi Keperawatan pada klien 1 81

Table 4.14 Evaluasi Keperawatan pada klien 2 86

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi pankreas ................................................................................9

10

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pathway diabetes melitus......................................................................16

11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent Klien

Lampiran 2 Laporan Pendahuluan Kunjungan Klien

Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 4 Leaflet

Lampiran 5 Dokumentasi

Lampiran 6 Lembar Konsul

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena

hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang

berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan suatu

budaya (Ali, 2010).

Menurut BKKBN, 1999 dalam penelitian Sudiharto (2010),

keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan

materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang

selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta

lingkungannya. Didalam keluarga banyak permasalahan yang muncul

yang disebabkan oleh factor perilaku gaya hidup salah satunya adalah

penyakit diabetes melitus.

Gaya hidup di perkotaan dengan pola makan tinggi lemak, garam,

gula, serta keseringan menghadiri resepsi/pesta, mengakibatkan

masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan secara berlebihan, selain

itu pola makan makanan yang serba instan saat ini memang sangat

digemari sebagian masyarakat, seperti gorengan jenis makanan murah

meriah serta mudah di dapat karena banyak dijual dipinggir jalan rasanya

1

2

memang enak, tetapi mengakibatkan peningkatan kadar gula darah

(Widayanti et al., 2017).

Kadar glukosa darah setiap hari bervariasi, kadar gula darah akan

meningkat setelah makan lalu kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar

glukosa darah normal pada pagi hari sebelum makan atau berpuasa 70-110

mg/dL darah. Kadar gula darah normal biasanya kurang dari 120-140

mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung

gula maupun mengandung karbohidrat, agar kadar gula darah lebih stabil,

perlu pengaturan pola makan sehat.

Pola makan sehat terletak pada perencanaan 3J (jumlah, jenis dan

jadwal makan). Pola makan masyarakat saat ini cenderung serba instan.

Banyak pakar menyebutkan sebagai faktor pemicu dan dihubungkan

dengan timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dimaksud

diabetes melitus (Haqiqi & Sentana, 2019).

Diabetes melitus gangguan metabolik ditandai dengan peningkatan

kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin

dan kerja insulin diabetes melitus merupakan suatu penyakit ditandai

dengan kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat

melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat (Bhatt et al., 2016).

DM terbagi menjadi 2 jenis, yaitu dm tipe 1 atau insulin-dependen

diabetes melitus, suatu kondisi defisiensi produksi insulin oleh pankreas

dan kondisi seperti ini hanya bisa diobati dengan pemberian insulin. dm

3

tipe 2 atau non insulin-dependent diabetes melitus, terjadi akibat

ketidakmampuan tubuh untuk merespon insulin yang diproduksi oleh

pankreas (resistensi insulin), sehingga tidak tercapai kadar gula dalam

darah yang normal (Nursalam, 2016).

Menurut World Health Organication memperkirakan bahwa secara

global, 422 juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun yang hidup dengan

diabetes pada tahun 2014. Hal ini juga di dukung oleh data International

Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa terdapat 382 juta orang (175

juta diperkirakan belum terdiagnosis) di dunia yang menderita dm pada

tahun 2013, dari jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta

orang di tahun 2035. Peningkatan penyakit ini sebagian besar akan terjadi

di negara berkembang, di sebabkan oleh pertumbuhan penduduk, penuaan,

diet tidak sehat, obesitas dan gaya hidup yang menetap (Fitriyanti et al.,

2019).

Di Indonesia menurut Riskesdas 2018 menunjukan prevelensi

penyakit diabetes militus mengalami kenaikan dari hasil hasil riskesdas

tahun 2013, dimana penderita diabetes militus pada tahun 2013 itu 6,9%

sedangkan pada tahun 2018 itu naik hingga 8,5% kenaikan ini terjadi

berhubungan dengan pola hidup. Data terbaru dari International Diabetes

Federation (IDF) atlas tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia

menduduki peringkat ke-6 dunia dengan jumlah diabetes sebanyak 10,3

juta jiwa. Jika tidak ditangani dengan baik, angka kejadian diabetes di

4

Indonesia akan melonjak drastis menjadi 21,3 juta jiwa pada 2030

(Fitriyanti et al., 2019).

Berdasarkan Riskesdas, Badan Litbangkes 2018, provinsi

Kalimantan Timur menempati urutan ke-3 terbanyak di Indonesia dari

hasil ini meningkat dari sebelumnya menempati posisi ke-7 pada tahun

2013. Jika dibandikan dengan tahun 2013 prevalensi diabetes melitus

berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun hasil

Riskesdas tahun 2018 meningkat menjadi 1%.

Prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter dan

penduduk umur ≥ 15 tahun yang terendah terdapat di provinsi Nusa

Tenggara Timur yaitu sebesar 0.9%, sedangkan prevalensi diabetes melitus

tertinggi terdapat di provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar 3,4% (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

Pada tahun 2019 lalu di kota Balikpapan untuk kasus diabetes

melitus terdapat 3.630 kasus baru dan 9.690 kasus sehingga totalnya

terdapat 13.302 kasus diabetes melitus. Di puskesmas Sepinggan Baru

pada tahun 2020 terdapat 579 kasus diabetes melitus (Balikpapan, 2019).

Pola perawatan diabetes melitus adalah suatu kegiatan untuk

memelihara atau menjaga agar penderita diabetes dapat mengendalikan

kadar gula darah dalam batas normal dan mencegah atau memperlambat

terjadinya komplikasi meliputi diet, olahraga/latihan, terapi, pemantauan

kadar gula darah, dan edukasi.

5

Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanan pada

unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok, dan

komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Keluarga adalah unit

terkecil dalam masyarakat, merupakan klien keperawatan atau si penerima

asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan

yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di

rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga.

Secara empiris, dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga

dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau

signifikan. Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat

sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga,

perawat mendapatkan dua keuntungan sekaligus.

Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan

kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian

pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya

yang ada pada keluarga sehingga dalam pelaksanaan kehadiran perawat

dapat diterima oleh keluarga (Andarmoyo, 2012).

Menurut Friedman, dalam Achjar, 2012 salah satu fungsi keluarga

adalah fungsi perawatan kesehatan keluarga. Masalah kesehatan keluarga

saling berkaitan dan akan saling mempengaruhi antara sesama anggota

keluarga. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan dalam

meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Oleh karena itu peran

6

keluarga sangat mendukung dalam mencapai keberhasilan perawatan klien

dm di rumah.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, saya mahasiswi

Diploma Tiga tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Asuhan

keperawatan keluarga diabetes melitus di wilayah kelurahan Sepinggan

kecamatan Balikpapan Selatan kota Balikpapan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah “Bagaimana asuhan keperawatan keluarga

diabetes melitus?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini dibedakan menjadi

dua, yaitu:

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan gambaran

pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus diabetes

melitus

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan keluarga

diabetes melitus

b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan keluarga diabetes

melitus

7

c. Mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan keluarga

diabetes melitus

d. Mampu melaksanakan intervensi asuhan keperawatan keluarga

diabetes mellitus

e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien keluarga

diabetes melitus

D. Manfaat

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan peneliti dapat menegakkan

diagnosa keperawatan, menentukan intervensi dengan tepat untuk

klien dengan masalah keperawatan pada sistem endokrin, khususnya

pada klien keluarga diabetes melitus

2. Bagi tempat penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dalam upaya pengembangan asuhan keperawatan khususnya

asuhan keperawatan keluarga diabetes melitus

3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah keluasan ilmu

dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan keluarga diabetes melitus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar diabetes melitus

1. Definisi diabetes melitus

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik

yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah

(hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin

atau keduanya (Smeltzer dan Bare, 2015).

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau

gangguan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

Hiperglikemia kronik pada diabetes melitus berhubungan dengan

kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ

tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah

(PERKENI, 2015 dan ADA, 2017).

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis

yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat

insufisiensi fungsi insulin. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel beta langerhans

kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel tubuh

terhadap insulin (Sunaryati dan Masriadi, 2016).

8

9

2. Anatomi dan Fisiologi

Pankreas manusia secara anatomi letaknya menempel pada

duodenum dan terdapat kurang lebih 200.000 – 1.800.000 pulau

langerhans. Dalam pulau langerhans jumlah sel beta normal pada

manusia antara 60% - 80% dari populasi sel pulau langerhans.

pankreas berwarna putih keabuan hingga kemerahan.

Organ ini merupakan kelenjar majemuk yang terdiri atas jaringan

eksokrin dan jaringan endokrin. Jaringan eksokrin menghasilkan

enzim-enzim pankreas seperti amylase, peptidase dan lipase,

sedangkan jaringan endokrin menghasilkan hormon-hormon seperti

insulin, glukagon dan somatostatin.

Gambar 2.1 Anatomi Pankreas & Histologi Pulau Langerhans

(Dolensek, Rupnik & Stozer, 2015)

Pulau langerhans mempunyai 4 macam sel yaitu:

a. Sel α: sekresi glukagon

b. Sel β: sekresi insulin

c. Sel Δ: sekresi somatostatin

10

d. Sel Pankreatik

Hubungan yang erat antar sel-sel yang ada pada pulau Langerhans

menyebabkan pengaturan secara langsung sekresi hormon dari jenis

hormon yang lain. Terdapat hubungan umpan balik negatif langsung

antara konsentrasi gula darah dan kecepatan sekresi sel alfa, tetapi

hubungan tersebut berlawanan arah dengan efek gula darah pada sel

beta. Kadar gula darah akan dipertahankan pada nilai normal oleh

peran antagonis hormon insulin dan glukagon, akan tetapi hormon

somatostatin menghambat sekresi keduanya.

Fisiologi pengaturan sekresi insulin, peningkatan kadar glukosa

darah dalam tubuh akan menimbulkan respons tubuh berupa

peningkatan sekresi insulin. Bila sejumlah besar insulin disekresikan

oleh pankreas, kecepatan pengangkutan glukosa ke sebagian besar sel

akan meningkat sampai 10 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan

kecepatan tanpa adanya sekresi insulin.

Sebaliknya jumlah glukosa yang dapat berdifusi ke sebagian besar

sel tubuh tanpa adanya insulin, terlalu sedikit untuk menyediakan

sejumlah glukosa yang dibutuhkan untuk metabolisme energi pada

keadaan normal, dengan pengecualian di sel hati dan sel otak pada

kadar normal glukosa darah puasa sebesar 80-90 mg/100ml, kecepatan

sekresi insulin akan sangat minimum yakni 25mg/menit/kg berat

badan.

11

Namun ketika glukosa darah tiba-tiba meningkat 2-3 kali dari

kadar normal maka sekresi insulin akan meningkat yang berlangsung

melalui 2 tahap:

a. Ketika kadar glukosa darah meningkat maka dalam waktu 3-5

menit kadar, insulin plasama akan meningkat 10 kali lipat

karena sekresi insulin yang sudah terbentuk lebih dahulu oleh

sel-sel beta pulau langerhhans. Namun, pada menit ke 5-10

kecepatan sekresi insulin mulai menurun sampai kirakira

setengah dari nilai normalnya.

b. Kira-kira 15 menit kemudian sekresi insulin mulai meningkat

kembali untuk kedua kalinya yang disebabkan adanya tambahan

pelepasan insulin yang sudah lebih dulu terbentuk oleh adanya

aktivasi beberapa sistem enzim yang mensintesis dan

melepaskan insulin baru dari sel beta ( Guyton & Hall, 2012).

3. Etiologi

a. Etiologi diabetes melitus

1) Diabetes melitus tipe I / IDDM (Insulin Dependent Diabetes

Melitus). Diabetes melitus ini disebabkan akibat kekurangan

atau tidak ada sama sekali sekresi insulin dalam darah yang

terjadi karena kerusakan dari sel beta pancreas (Heinz, 2013).

2) Diabetes melitus tipe II / NIDDM (Non Insulin Dependent

Diabetes Melitus). Diabetes melitus ini disebabkan oleh insulin

12

yang ada tapi tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin

dapat normal, rendah bahkan meningkat tapi fungsi insulin

untuk metabolisme glukosa tidak ada / kurang akibat glukosa

dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemi dan

biasanya dapat diketahui diabetes melitus setelah usia 30 tahun

keatas (Heinz, 2013).

b. Penyebab lain dari diabetes melitus adalah: (Heinz, 2013).

1) Usia

2) Gaya hidup dan stress

3) Pola makan yang salah

4) Jenis Kelamin

4. Patofisiologi

Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan

untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah

dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat

produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa

yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun

tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia

prosprandial (sesudah makan).

Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal

tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar,

akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (glikosuria). Ketika

13

glukosa yang berlebihan di eksresikan ke dalam urin, eksresi ini akan

disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini

dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan

berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih

(poliuria) dan rasa haus (polidipsia) (Smeltzer dan Bare, 2015).

DM tipe 2 merupakan suatu kelainan metabolik dengan

karakteristik utama adalah terjadinya hiperglikemik kronik. Meskipun

pola pewarisannya belum jelas, faktor genetik dikatakan memiliki

peranan yang sangat penting dalam munculnya dm tipe 2. Faktor

genetik ini akan berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan seperti

gaya hidup, obesitas, rendahnya aktivitas fisik, diet, dan tingginya

kadar asam lemak bebas (Smeltzer dan Bare, 2015).

Mekanisme terjadinya dm tipe 2 umumnya disebabkan karena

resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin

akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai

akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu

rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel.

Resistensi insulin pada dm tipe 2 disertai dengan penurunan

reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif

untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk

mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa

14

dalam darah, harus terjadi peningkatan jumlah insulin yang

disekresikan (Smeltzer dan Bare, 2015).

Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi

akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan

dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat.

Namun demikian, jika sel-sel β tidak mampu mengimbangi

peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan

meningkat dan terjadi dm tipe 2.

Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri

khas dm tipe 2, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang

adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton

yang menyertainya. Karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi

pada dm tipe 2. Meskipun demikian, dm tipe 2 yang tidak terkontrol

akan menimbulkan masalah akut lainnya seperti sindrom

Hiperglikemik Hiperosmolar Non-Ketotik (HHNK) (Smeltzer dan

Bare, 2015).

Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama

bertahun-tahun) dan progresif, maka awitan dm tipe 2 dapat berjalan

tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering

bersifat ringan, seperti: kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka

pada kulit yang lama-lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan

kabur (jika kadar glukosanya sangat tinggi).

15

Salah satu konsekuensi tidak terdeteksinya penyakit dm selama

bertahun-tahun adalah terjadinya komplikasi dm jangka panjang

(misalnya, kelainan mata, neuropati perifer, kelainan vaskuler perifer)

mungkin sudah terjadi sebelum diagnosis ditegakkan (Smeltzer dan

Bare, 2015).

5. Pathway

16

17

6. Klasifikasi Diabetes Melitus

a. Klasifikasi klinis

1) Diabetes Melitus

a) Tipe tergantung insulin (DMTI), tipe I

b) Tipe tidak tergantung insulin (DMTTI), tipe II

(1) DMTTI yang tidak mengalami obesitas

(2) DMTTI dengan obesitas

2) Gestational diabetes

3) Gangguan toleransi glukosa

b. Klasifikasi risiko statistik

1) Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa

2) Berpotensi menderita kelainan toleransi glukosa

Pada diabetes melitus tipe I sel-sel beta pankreas yang secara

normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh proses

autoimun, sebagai akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk

mengendalikan kadar glukosa darah.

Diabetes melitus tipe I ditandai oleh awitan mendadak yang

biasanya terjadi pada usia 30 tahun, diabetes melitus tipe II terjadi

akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin)

atau akibat penurunan jumlah produksi insulin.

18

7. Manifestasi Klinis

Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak di

rasakan dan tidak di sadari oleh penderita, beberapa keluhan dan gejala

yang perlu mendapat perhatian adalah (Heinz, 2013).

a. Keluhan klasik

1) Banyak kencing (poliuria)

Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan

menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam

jumlah yang banyak akan sangat mengganggu penderita,

terutama pada waktu malam hari.

2) Banyak minum (polidipsi)

Rasa haus amat sering dialami krena banyak cairan yang

keluar melalui kencing.

3) Banyak makan

Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada

penderita diabetes melitus karena psien mengalami

keseimbangan kalori negatif, sehingga timbul rasa lapar yang

sangat besar. Untuk menghilangkan rasa lapar itu penderita

banyak makan.

4) Penurunan berat badan dan rasa lemah

Penurunan berat badan yang berlangsung dalam relatif

singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah yang

19

hebat yang menyebabkan penurunan konsentrasi. Hal ini

disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk kedalam

sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan

tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa di

ambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya

penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi

kurus.

b. Keluhan lain

1) Gangguan saraf tepi/kesemutan, penderita mengeluh rasa sakit

atau kesemutan terutama pada kaki di waktu malam hari,

sehingga menggaggu tidur

2) Gangguan penglihatan, pada fase awal diabetes sering di

jumpai

3) Gangguan penglihatan

8. Komplikasi

Menurut Tarwoto pasien dengan dm beresiko terjadi komplikasi

baik bersifat akut maupun kronis diantaranya:

a. Komplikasi akut

1) Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sangat tinggi

biasanya terjadi pada NIDDM

2) Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil

metabolisme lemak dan protein terutama terjadi pada IDDM

20

3) Koma hipoglikemia akibat terapi insulin yang berlebihan atau

tidak terkontrol

b. Komplikasi kronis

1) Mikroangiopati (kerusakan pada saraf-saraf perifer pada organ

yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti pada:

a) Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata)

sehingga mengakibatkan kebutaan

b) Neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf perifer)

mengakibatkan baal/gangguan sensoris pada organ tubuh

c) Nefropati diabetika (kelainan atau kerusakan pada ginjal)

dapat mengakibatkan gagal ginjal

2) Makroangiopati

a) Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti

miokard infark maupun gangguan fungsi jantung karena

arterisklerosis

b) Penyakit vaskuler perifer

c) Gangguan sistem pembuluh darah otak atau diabetes

melitus

3) Gangren diabetika karena adanya neuropati dan terjadi luka

yang tidak sembuh-sembuh

21

4) Angka kematian dan kesakitan dari diabetes melitus terjadi

akibat komplikasi seperti karena:

a) Hiperglikemis atau hipoglikemia

b) Meningkatnya resiko infeksi

c) Komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati

d) Komplikasi neurofatik

e) Komplikasi makrovaskuler seperti penyakit jantung

koroner, diabetes melitus

9. Penataklasanaan

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan

kualitas hidup penderita diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi:

a. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan dm, memperbaiki

kualitas hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.

b. Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas

penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.

c. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan

mortalitas dm. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan

pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil

lipid (mengukur kadar lemak dalam darah), melalui pengelolaan

pasien secara komprehensif.

Pada dasarnya, pengelolaan dm dimulai dengan pengaturan makan

disertai dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2-

22

4 minggu). Bila setelah itu kadar glukosa darah masih belum dapat

memenuhi kadar sasaran metabolik yang diinginkan, baru dilakukan

intervensi farmakologik dengan obat - obat anti diabetes oral atau

suntikan insulin sesuai dengan indikasi.

Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya

ketoasidosis, dm dengan stres berat, berat badan yang menurun dengan

cepat, insulin dapat segera diberikan. Pada keadaan tertentu obat-obat

anti diabetes juga dapat digunakan sesuai dengan indikasi dan dosis

menurut petunjuk dokter. pemantauan kadar glukosa darah bila

dimungkinkan dapat dilakukan sendiri di rumah, setelah mendapat

pelatihan khusus untuk itu (Perkeni, 2015).

Menurut Smeltzer dan Bare (2015), tujuan utama penatalaksanaan

terapi pada diabetes melitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan

kadar glukosa darah, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk

menghindari terjadinya komplikasi. Tatalaksana diabetes terangkum

dalam 4 pilar pengendalian diabetes. Empat pilar pengendalian diabetes,

yaitu:

a. Edukasi

Edukasi yang diberikan pemahaman tentang bagaimana

perjalanan penyakit, pentingnya pengendalian penyakit, komplikasi

yang timbul serta resikonya, pentingnya obat dan pemantauan

glukosa darah, cara mengatasi hipoglikemia yaitu perlunya latihan

23

fisik yang teratur, dan cara mempergunakan fasilitas kesehatan.

Mendidik pasien bertujuan agar pasien dapat mengontrol gula

darah, mengurangi komplikasi dan meningkatkan kemampuan

merawat diri sendiri

b. Pengaturan makan (Diit)

Perencanaan diit bagian penting dari penatalaksanaan

diabetes. Diit seimbang akan mengurangi beban kerja insulin

dengan meniadakan pekerjaan insulin mengubah gula menjadi

glikogen.

Pasien tetap makan 3xsehari seperti sayur-sayuran,

buah-buahan semua yang tidak di kupas kulitnya sebelum

dimakan, biji-bijian yang belum dimurnikan seperti terigu dan

gandum, buncis, kacang-kacangan, hindari minuman beralkohol,

makanan yang di goreng dan jauhi makanan juckfood dan fastfood

serta hati-hati dengan penyedap makanan.

Mengenai penggunaan bumbu garam, MSG, kecap, dan

bahan perasa lainnya karena penderita dm mempunyai resiko

penyakit jantung dan ginjal maka harus berhati-hati dalam

menggunakan bumbu penyedap.

Makanan sejumlah kalori terhitung dalam 3 porsi besar

untuk makanan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%) serta 2- 3

porsi (makanan ringan, 10-15%) di antaranya Ada beberapa cara

24

untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penyandang

diabetes. Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari berat badan

idaman dikali kebutuhan kalori basal (30 Kkal/kg BB untuk

laki-laki dan 25 Kkal/kg BB untuk wanita).

Menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat dihitung dengan

rumus : IMT = BB(kg)/TB (m2). Klasiikasi IMT, BB Kurang <

18,5 , BB Normal 18,5-22,9 , BB Lebih ≥ 23,0 dengan risiko

23,0-24,9, Obes I 25,0-29,9. Keberhasilan terapi ini melibatkan

perawat, ahli gizi, pasien itu sendiri dan keluarganya.

c. Olahraga / Latihan

Jasmani Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat

badan juga membutuhkan aktivitas fisik teratur. Porsi olahraga

perlu diseimbangkan dengan porsi makanan dan obat sehingga

tidak mengakibatkan kadar gula darah yang terlalu rendah.

Panduan umum yang dianjurkan yaitu aktivitas fisik dengan

intensitas ringan-selama 30 menit dalam sehari yang dimulai secara

bertahap. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik

seperti berjalan, berenang, bersepeda, berdansa, berkebun, dll.

Penderita juga perlu meningkatkan aktivitas fisik dalam

kegiatan sehari-hari, seperti lebih memilih naik tangga ketimbang

lift, dll. Sebelum olahraga, sebaiknya penderita diperiksa dokter

25

sehingga penyulit seperti tekanan darah yang tinggi dapat diatasi

sebelum olahraga dimulai.

d. Obat / Terapi Farmakologi

Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila

gula darah tetap tidak terkendali setelah 3 bulan penderita mencoba

menerapkan gaya hidup sehat di atas. Pengobatan secara

farmakologi baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral, dan

terapi insulin atau kombinasi keduanya.

Terapi insulin diharuskan bagi penderita dm tipe 1,

dikarenakan sel-sel beta pankreas penderita rusak sehingga tidak

lagi dapat memproduksi insulin. Pada 30% penderita dm tipe 2

juga memerlukan terapi insulin disamping terapi hipoglikemik oral.

Obat-obat hipoglikemik oral ditujukan untuk pengobatan

dm tipe 2, dapat dilakukan dengan satu jenis obat atau kombinasi

dari dua jenis obat tergantung tingkat keparahan diabetes serta

kondisi pasien secara umum termasuk penyakit penyerta dan

komplikasi yang ada. Golongan obat hipoglikemik oral antara lain

sulfonilurea, megltinida, biguanida, tiazolidindion dan inhibitor

α-glukosidase.

e. Pengobatan terapi non farmakologi

Pengobatan dari Diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan

tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan. Sasaran dengan kriteria

26

nilai baik di antaranya adalah gula darah puasa 80‐<100mg/dL, 2

jam sesudah makan 80-144mg/dL, IMT 18,5-22,9 kg/m², dan

tekanan darah <130/80mmHg.

Pengobatan non-farmakologi pada dasarnya adalah perubahan

gaya hidup dan yang terpenting yaitu pengaturan pola makan yang

disebut dengan terapi nutrisi medis seperti membatasi SFA

(saturated fatty acid) dan kolesterol <300 mg/hari.

Mengkonsumsi makanan dengan susuna kalori: 68% kal

karbohidrat, 12% kal protein dan 20% kal lemak, karbohidrat

komplek tidak mengandung gula, protein banyak mengandung

asam amino esensial serta makanan kaya akan serat 25-35 g/hari

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki efek

antioksidan seperti zat antosianin.

Antosianin adalah glikosida yang larut dalam air dari

polihidroksil dan polymethoxyl turunan dari

2-phenylbenzopyrylium atau flavylium garam. Antosianin suatu

jenis plavonoid yang memiliki efek antioksidan, anti-inflamasi,

anti-virus, anti-proliferasi, anti-mutagenik, anti-mikroba,

anti-karsinogenik, perlindungan dari kerusakan jantung dan alergi,

perbaikan mikrosirkulasi, perifer kapiler pencegahan kerapuhan

dan pencegahan diabetes.

27

Kadar antosianin cukup tinggi terdapat pada berbagai

tumbuhan seperti misalnya bilberries (vaccinium myrtillus L), red

wine, grap dan ubi jalar ungu (Erawati N, 2014).

Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) merupakan sumber

karbohidrat yang baik dan juga berperan sebagai sumber serat

pangan dan sumber beta karoten. Mengandung karbohidrat,

protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin C, vitamin

B1 dan pigmen antosianin yang lebih tinggi dibanding varietas lain.

Karbohidrat yang terkandung pada ubi jalar ungu termasuk

dalam low glycamix index sehingga bila dikonsumsi tidak akan

menaikkan glukosa darah secara drastis. Ekstrak ubi jalar ungu

mengandung prebiotik dan antioksida yang mampu menurunkan

kadar gula darah dan melindungi sel dari pengaruh buruk radikal

bebas untuk memperkecil terjadinya komplikasi dm (Satriyasa B,

2015).

Menurut pendapat Franz (2012), dalam penelitiannya

menunjukan makanan IG rendah tidak menimbulkan peningkatan

glukosa darah secara cepat sehingga mampu memperbaiki

sensitivitas insulin serta bermanfaat dalam mengendalikan glukosa

darah penderita dm tipe 2.

Indeks Glikemik (IG) tertinggi terdapat pada ubi jalar merah

dan terendah pada ubi jalar ungu. Sehingga ubi jalar ungu optimal

28

mengendalikan glukosa darah pada dm tipe 2. Kandungan ubi jalar

ungu tersusun atas vitamin (A,B1,B2,C dan E), mineral (kalsium,

kalium, magnesium, tembaga dan senga), serat dan karbohidrat

(Rahayu P, 2012).

B. Konsep Dasar Keluarga

1. Definisi Keluarga

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2016)

mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan

tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan.

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan

ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup

spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki

hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga

dan masyarakat serta lingkungannya (BKKBN, 1999 dalam Sudiharto,

2010).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena

hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga,

yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan

suatu budaya (Ali, 2010).

1. Struktur Keluarga

29

Ciri-ciri struktur keluarga menurut Widyanto (2014):

b. Terorganisir

Keluarga merupakan cerminan organisasi dimana setiap

anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing

untuk mencapai tujuan keluarga. Dalam menjalankan peran dan

fungsinya, anggota keluarga saling berhubungan dan saling

bergantung.

c. Keterbatasan

Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan, namun juga

memiliki keterbatasan dalam menjalankan peran dan fungsinya.

d. Perbedaan dan Kekhususan

Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya

masing masing. Peran dan fungsi tersebut cenderung berbeda dan

khas, yang menunjukan adanya ciri perbedaan dan kekhususan.

Macam-macam struktur keluarga:

1. Patrineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi,dimana hubungan

itu disusun melalui jalur garis ayah.

30

2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi,dimana hubungan

itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilocal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah istri.

4. Patrilocal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami.

5. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai

dasar pembinaan keluarga dan beberapa sanak (Padila,2012).

2. Tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari

berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan

sosial,maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat

mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat

kesehatan, maka perawat perlu memahami dan mengetaui berbagai

tipe keluarga.

Menurut Mubarak (2012), tipe-tipe keluarga antara lain:

a. Tradisional nuclear

31

Keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu,dan anak yang tinggal

dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu

ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.

b. Extended family

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,misalnya

nenek,kakek,keponakan,saudara sepupu,paman bibi,dan

sebagainya.

c. Reconstitude family

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali

suami/istri,tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan

anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun

hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja

diluar rumah.

d. Middle age /aging couple

Suami sebagai pencari uang,istri dirumah atau kedua-duanya

bekerja diluar rumah, dan anak-anak sudah meninggalkan rumah

karena sekolah/perkawinan/meniti karir.

e. Dyadic nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak

keduanya/salah satu bekerja diluar rumah.

32

f. Single parent

Satu orang tua akibat perceraian/kematian pasangnya dan

anak-anaknya dapat tinggal dirumah/diluar rumah.

g. Dual carrier

Suami istri atau keduanya berkarir tanpa anak.

h. Commuter married

Suami/istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada

jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu

tertentu.

i. Single adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak

adanya keinginan untuk menikah.

j. Three generation

Tiga generasi atau lebih tinggal satu rumah.

k. Institusional

Anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam satu panti.

l. Communal

Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang mengayomi

dengan anakanaknya dalam penyediaan fasilitas.

m. Group marriage

33

Suatu rumah terdiri atas orang tua dan keturunanya didalam satu

keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan

semua adalah orang tua dari anak-anak.

n. Unmarried parent and child

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya

diadopsi.

o. Cohibing couple

Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

3. Peran Keluarga

Peran Keluarga adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan

orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam satu sistem

(Mubarak dkk, 2012). Peran didasarkan pada preskipsi dan harapan

peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan

dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan mereka

sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran tersebut (Harmoko,

2012).

Peran formal dalam keluarga adalah peran-peran yang bersifat

terkait, yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen.

Keluarga membagi peran secara merata kepada anggotanya. Dalam

peran formal keluarga ada peran yang membutuhkan keterampilan

dan kemampuan tertentu dan ada juga peran yang tidak terlalu

34

kompleks, sehingga dapat didelegasikan kepada anggota keluarga lain

yang kurang terampil.

Beberapa contoh peran formal yang terdapat dalam keluarga

adalah pencari nafkah, ibu rumah tangga, sopir, pengasuh anak,

tukang masak, dan lain-lain. Jika seorang anggota keluarga

meninggalkan rumah, dan karenanya ia tidak memenuhi suatu peran

maka anggota keluarga lain akan mengambil alih kekosongan ini

dengan memerankan perannya agar tetap berfungsi (Mubarak, 2012).

Peran informal keluarga bersifat implisit biasanya tidak tampak,

dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional

individu dan/atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga.

Peran informal keluarga lebih didasarkan pada atribut-atribut

personalitas atau kepribadian anggota keluarga individu. Beberapa

contoh peran informal keluarga adalah pendorong, pengharmoni,

inisiator, pendamai, koordinator, pionir keluarga, dan lain-lain

(Harmoko, 2012).

4. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman dalam Padila (2012) ada lima fungsi dasar

keluarga diantaranya adalah:

a. Fungsi afektif (the affective function): Fungsi afektif berkaitan

dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan

dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan

35

psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga

yang bahagia. Dalam fungsi ini anggota keluarga

mengembangkan gambaran diri yang positif, perasaan memiliki

dan dimiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih

sayang. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang

menentukan kebahagiaan keluarga.

b. Fungsi sosialisasi (the socialization function): Sosialisasi merujuk

pada proses perkembangan dan perubahan yang dialami oleh

seorang individu sebagai hasil dari interaksi dan belajar berperan

dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu

melakukan sosialisasi. Dalam fungsi ini anggota keluarga belajar

disiplin, norma, budaya serta perilaku melalui hubungan dan

interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan

dalam masyarakat.

c. Fungsi reproduksi (the reproductive function): Dalam fungsi ini

keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan

dan meningkatkan sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi (the economic function): Fungsi ini menjelaskan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian,

dan perumahan, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.

e. Fungsi perawatan keluarga/pemeliharaan kesehatan (the health

care function): Selain keluarga harus mampu melaksanakan fungsi

36

dengan baik, keluarga juga harus mampu melaksanakan tugas

kesehatan keluarga.

Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman adalah sebagai

berikut:

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan

perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga,

secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau

orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga

perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi,

dan seberapa besar perubahannya.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan

keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan keluarga

diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi

dapat dikurangi atau diatasi. Jika keluarga mempunyai

keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga

dapat meminta bantuan kepada orang lain di lingkungan

tempat tinggalnya.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

37

Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat

dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah

apabila keluarga telah memiliki kemampuan tindakan untuk

pertolongan pertama.

4) Mempertahankan suasanan rumah yang sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan

bersosialisasi bagi anggota keluarga. Oleh karena itu kondisi

rumah haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan,

keindahan dan dapat menunjang derajat kesehatan bagi

keluarga.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

Apabila mengalami gangguan atau masalah yang

berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota, keluarga

harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di

sekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta

bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang

dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas

dari segala macam penyakit.

5. Peran Perawat Keluarga

38

Perawat kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang

ditujukan kepada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan

keluarga yang sehat. Fungsi perawat, membantu keluarga untuk

menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan

kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan

kesehatan keluarga. Menurut Widyanto (2014), peran dan fungsi

perawat dalam keluarga yaitu:

a. Pendidik kesehatan mengajarkan secara formal maupun informal

kepada keluarga tentang kesehatan penyakit

b. Pemberi pelayanan, pemberi asuhan keperawatan kepada anggota

keluarga yang sakit dan melakukan pengawasan terhadap

pelayanan/pembinaan yang diberikan guna meningkatkan

kemampuan merawat bagi keluarga.

c. Advokat keluarga, mendukung keluarga berkaitan dengan isu-isu

keamanan dan akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

d. Penemu kasus (epidiomologist), mendeteksi kemungkinan

penyakit yang akan muncul dan menjalankan peran utama dalam

pengamatan dan pengawasan penyakit.

e. Peneliti, mengidentifikasi masalah praktik dan mencari

penyelesaian melalui investigasi ilmiah secara mandiri maupun

kolaborasi.

39

f. Manager dan koordinator, mengelola dan bekerja sama dengan

anggota keluarga, pelayanan kesehatan dan sosial, serta sektor

lain untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan.

g. Fasilitator, menjalankan peran terapeutik untuk membantu

mengatasi masalah dan mengidentifikasi sumber masalah.

h. Konselor, sebagai konsultan bagi keluarga untuk

mengidentifikasi dan memfasilitasi keterjangkauan

keluarga/masyarakat terhadap sumber yang diperlukan.

i. Mengubah atau memodifikasi Lingkungan, memodifikasi

lingkungan agar dapat meningkatkan mobilitas dan menerapkan

asuhan secara mandiri.

C. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Menurut Mubarak (2012), pengkajian adalah tahapan seorang

perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus terhadap

anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data dasar yang

dipergunakan mengkaji status keluarga adalah:

a. Struktur dan karakteristik keluarga

b. Sosial, ekonomi, dan budaya

c. Faktor lingkungan

40

d. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga

psikososial keluarga

Pengkajian data pada asuhan keperawatan keluarga berdasarkan

format pengkajian keluarga meliputi:

a. Data Umum

1) Nama kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan, dan alamat

kepala keluarga, komposisi anggota keluarga yang terdiri atas

nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir, atau umur,

hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi dari

masing-masing anggota keluarga,dan genogram

2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala

atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

3) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal

suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya

suku bangsa terkait dengan kesehatan.

4) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta

kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

5) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan,

baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.

Selain itu, status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh

kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta

barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

41

6) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga

tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersamasama untuk

mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan menonton TV

dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi,

lihat juga bagaimana keluarga menggunakan waktu luangnya

dalam kesehariannya (Mubarak, 2012).

b. Riwayat dan perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Data ini ditentukan oleh anak tertua dalam keluarga.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Data ini menjelaskan mengenai tugas dalam tahap

perkembangan keluarga saat ini yang belum terpenuhi dan

alasan mengapa hal tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Data ini menjelaskan mengenai penyakit keturunan, riwayat

kesehatan masing-masing anggota keluarga, status imunisasi,

sumber kesehatan yang biasa digunakan serta pengalaman

menggunakan pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

42

Data ini menjelaska riwayat kesehatan dari pihak suami dan

istri.

c. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumah

Data ini menjelaskan mengenai luas rumah, tipe, jumlah

ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, penempatan

perabot rumah tangga, jenis WC, serta jarak WC ke sumber air.

Data karakteristik rumah disertai juga dalam bentuk denah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas setempat

Data ini menjelaskan mengenai lingkungan fisik setempat,

kebiasaan dan budaya yang mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Biasanya keluarga cenderung memiliki tempat tinggal yang

menetap disuatu tempat atau berpindah-pindah.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Data ini menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga berkumpul,

sejauh mana keterlibatan keluarga dalam pertemuan dengan

masyarakat (Widyanto, 2014).

d. Struktur keluarga

1) Sitem pendukung keluarga

Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan

mengendalikan orang sekitar untuk mengubah perilaku

43

keluarga dalam mendukung kesehatan dalam keluarga.

Penyelesaian masalah lebih baik jika dilakukan dengan

musyawarah akan sehingga menimbulkan perasaan saling

menghargai.

2) Pola komunikasi keluarga

Jika komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah

akan sangat mendukung bagi klien dan keluarga. Dalam proses

penyembuhan karena adanya partisipasi dari setiap anggota

keluarga.

3) Struktur peran

Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan

perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas

dan menghidari terjadinya konflik dalam keluarga dan

masyarakat

4) Nilai/norma keluarga

Perilaku setiap anggota keluarga yang dapat dilihat dari

nilai dan norma yang ada dalam keluarga.

e. Stres dan koping keluarga

Stresor jangka pendek, yaitu stresor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam waktu 6 bulan, Stresor

jangka panjang, yaitu stresor yang saat ini dialami yang

memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan. Kemampuan

44

keluarga berespon terhadap situasi atau stressor, Strategi koping

yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan keluarga bila

menghadapi permasalahan

f. Strategi fungsional

Menjelaskan adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan.

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.

metode yang digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda

dengan pemeriksaan fisik di klinik. Pada pemeriksaan fisik kita

juga bisa menanyakan mengenai status kesehatan dari klien. Pada

klien dengan diabetes melitus, kita dapat mengkaji mengenai

riwayat penyakit yang dialami klien, yaitu:

1) Status kesehatan umum selama setahun yang lalu

2) Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu

h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan

keluarga terhadap petugas kesehehatan yang ada. ( Padila, 2012)

2. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai

individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu

proses pengumpulan data dan analisis data secara cermat,

45

memberikan dasar untuk menetapkan tindakantindakan dimana

perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya.

Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian

terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan

keluarga, struktur keluarga, fungsi fungsi keluarga, koping keluarga,

baik yang bersifat aktual, resiko, maupun sejahtera dimana perawat

memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan

keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan

kemampuan, dan sumber daya keluarga (Mubarak, 2012).

Mubarak (2012) merumuskan diagnosis keperawatan keluarga

berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian. Komponen

diagnosis keperawatan meliputi problem atau masalah, etiologi atau

penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan PES

a. Problem atau masalah (P), masalah yang mungkin muncul pada

penderita diabetes melitus.

b. Etiologi atau penyebab (E), penyebab dari diagnose keperawatan

pada asuhan keperawatan keluarga berfokus pada 5 tugas

kesehatan keluarga yang meliputi:

1) Mengenal masalah kesehatan.

2) Mengambil keputusan yang tepat.

3) Merawat anggota keluarga yang sakit.

4) Memodifikasi lingkungan.

46

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Sign atau tanda (S), tanda atau gejala yang didapatkan dari hasil

pengkajian. Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada

keluarga dengan diabetes melitus.

3. Menentukan prioritas masalah

Menurut Mubarak (2012), tipologi dari diagnosis keperawatan yaitu:

a. Diagnosis aktual (terjadi defisit atau gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala

dari gangguan kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami

oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan

cepat.

b. Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi

gangguan, tetapi tanda tersebut dapat menjadi masalah aktual

apabila tidak segera mendapatkan bantuan pemecahan dari tim

kesehatan atau keperawatan.

c. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness)

Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera,

kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Setelah data dianalisis,

kemungkinan perawat menemukan lebih dari satu masalah.

47

Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang

dimiliki oleh keluarga maupun perawat, maka masalahmasalah

tersebut tidak dapat ditangani sekaligus.

Oleh karena itu, perawat bersama keluarga dapat menyusun

dan menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga dengan

menggunakan skala perhitungan yang dapat dilihat pada

Table 2.1 Skoring prioritas masalah

NO Kriteria Skor Bobot1 Sifat Masalah

a. Tidak/kurang sehatb. Ancaman kesehatanc. Krisis atau keadaan sejahtera

321

1

2 Kemungkinan Masalah dapatDiubaha. Dengan mudah

b. Hanya sebagianc. Tidak dapat

210

2

3 Potensial Masalah untuk dicegaha. Tinggib. Cukupc. Rendah

321

1

4 Menonjolnya Masalaha. Masalah berat, harus segera

ditanganib. Ada masalah, tetapi tidak

perlu segera ditanganic. Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan

cara berikut ini:

48

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat.

b. Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang

dikalikan dengan bobot. Skor x bobot Angka tertinggi

c. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria, skor tertinggi

adalah 5, sama dengan seluruh bobot.

4. Perencanaan

Perencanaan keperawatan keluarga adalah kumpulan rencana

tindakan yang dibuat oleh perawat yang nantinya diimplementasikan

dalam tindakan yang nyata dengan mengerahkan segala kemampuan

yang dimiliki untuk perbaikan kesehatan keluarga yang lebih baik

dari sebelumnya. Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari

tujuan (umum dan khusus), rencana intervensi, serta rencana evaluasi

yang memuat 40 kriteria dan standar.

Perumusan tujuan dilakukan secara spesifik, dapat diukur

(measurable), dapat dicapai (achivable), rasional dan menunjukkan

waktu (SMART). Rencana intervensi ini ditetapkan untuk mencapai

tujuan (Padila, 2012).

Table 2.2 Perencanaan diagnosa keperawatan keluarga

No.Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

hasilPerencanaan

1. Resiko

Ketidakstabilan

glukosa darah

dalam tubuh

Setelah dilakukan

kujungan selama 5x

keluarag mampu

mengenal dan

1.1.Identifikasi

kemungkinan

penyebab

ketidakstabila

49

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

keluarga dalam

Merawat anggota

keluarga yang

sakit.

memahami bagaimana

perawatan diabetes

mellitus, dengan

Kriteria Hasil:

1. Kadar glukosa

dalam darah

membaik

2. Mengantuk

menurun

3. Pusing menurun

4. Lelah / lesu

meurun

n glukosa

darah dalam

tubuh

1.2.Anjurkan

kepatuhan

diet dan

olahraga

1.3.Ajarkan

pengelolaan

diabetes

1.4.Ajarkan

monitor

kadar glukosa

darah

2. Resiko Defisit

Nutrisi

berhubungan

dengan dengan

ketidakmampuan

keluarga dalam

Merawat anggota

keluarga yang

sakit.

Setelah dilakukan

kujungan selama 5x

keluarag mampu

mengenal dan

memahami bagaimana

peraturan diit pada

pasien diabetes

mellitus, dengan

Kriteria Hasil

1. Porsi makan yang

dihabiskan

meningkat

2. BB atau IMT

meningkat

2.1.Timbang

berat badan

secara rutin

2.2.Diskusikan

perilaku

makan dan

jumlah

aktivitas fisik

(termasuk

olahrga )

yang sesuai

2.3.Lakukan

kontak

perilaku

(mis.target

50

3. Nafsu makan

meningkat

berat badan,

tanggung

jawab

perilaku)

2.4.Anjurkan

membuat

catatan harian

tentang

perasaan dan

situai pemicu

pengeluaran

makanan

(mis.pengelua

ran yang

disengaja,

muntah,

aktivitas

berlebihan)

2.5.Ajarkan

pengaturan

diet yang

tepat

2.6.Ajarkan

keterampilan

koping untuk

penyelesaian

maslah

perilaku

makan

51

3. Manajemen

kesehatan keluarga

tidak efektif

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

keluarga mengenal

masalah

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

kemampuan keluarga

menangani masalah

kesehatan keluarga

dapat optimal, dengan

Kriteria Hasil

1. Kemampuan

menjelaskan

masalah kesehatan

yang dialami

meningkat

2. Aktivitas keluarga

mengatasi masalah

kesehatan secara

tepat meningkat

3. Tindakan untuk

mengurangi factor

resiko meningkat

3.1 Identifikasi

kebutuhan

dan harapan

keluarga

tentang

kesehatan

3.2 identifikasi

konsekuens

i tidak

melakukan

tindakan

bersama

keluarga

3.3 identifikasi

sumber-sum

ber yang

dimiliki

keluarga

3.4 identifikasi

tindakan

yang dapat

dilakukan

keluarga

3.5 motivasi

pengemban

gan sikap

dan emosi

yang

mendukung

52

upaya

kesehatan

3.6 gunakan

saranan

fasilitas

yang ada

dalam

keluarga

3.7 ciptakan

perubahan

lingkungan

rumah

secara

optimal

3.8 informasika

n

fasilitas-fasi

litas

kesehatan

yang ada

dilingkunga

n keluarga

3.9 anjurkan

menggunak

an fasilitas

kesehatan

yang ada

3.10 ajarkan cara

perawtan

53

yang bias

dilakukan

keluarga

5. Implementasi Keperawatan Keluarga

Implementasi atau pelaksanaan keperawatan adalah proses dimana

perawat mendapatkan kesempatan untuk menerapkan rencana

tindakan yang telah disusun dan membangkitkan minat dan

kemandirian keluarga dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku

hidup sehat.

Namun sebelum melakukan implementasi, perawat terlebih dahulu

membuat kontrak agar keluarga lebih siap baik fisik maupun

psikologis dalam menerima asuhan keperawatan yang diberikan.

Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini yaitu:

a. Merangsang kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah kesehatan dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberi

informasi, mengkaji kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

serta memberi motivasi atau dorongan sikap emosi yang sehat

terhadap masalah

b. Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,

dengan cara memberitahu konsekuensi jika tidak melakukan,

54

mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan

membicarakan dengan keluarga tentang konsekuensi tiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga

yang sakit, dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,

memanfaatkan alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan

mengawasi keluarga dalam melakukan tindakan.

d. Membantu keluarga untuk memodifikasi lingkungan menjadi

sehat, dengan cara menggali sumber-sumber yang ada pada

keluarga dan memodifikasi lingkungan semaksimal mungkin

e. Memberi motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang ada, dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan

yang ada di lingkungan keluarga, serta membantu keluarga

menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. (Widyanto, 2014).

Namun, tidak semua pelaksanaan tindakan ini berjalan dengan

baik, ada factor-faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat

minat keluarga dalam berkerja sama melakukan tindakan kesehatan ini,

yaitu:

a. Kurang jelasnya informasi yang didapat keluarga, sehingga

membuat keluarga keliru

b. Kurang lengkapnya informasi yang didapat keluarga sehingga

keluarga melihat masalah sebagian

55

c. Keliru, keluarga tidak dapat mengkaitkan informasi yang di dapat

dengan kondisi yang dihadapi

d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi

e. Anggota keluarga tidak mampu melawan tekanan dari keluarga

atau lingkungan sekitar.

f. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku

g. Gagalnya keluarga dalam mengaitkan tindakan dengan sasaran

atau tujuan upaya keperawatan

h. Keluarga kurang percaya dengan tindakan yang diajukan perawat

Selain itu, ada juga kesulitan yang dihadapi petugas dalam tahap

pelaksanaan ini, seperti:

1) Perawat kaku dan kurang flekesibel dan cenderung

menggunakan 1 pola pendekatan

2) Kurangnya pemberian penghargaan dan perhatian terhadap

faktor-faktor sosial budaya dari petugas

3) Perawat kurang mampu dalam mengambil

tindakan/menggunakan berbagai macam teknik dalam

mengatasi masalah yang rumit.

6. Evaluasi

Menurut Mubarak (2012), evaluasi proses keperawatan ada dua

yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif.

a. Evaluasi kuantitatif

56

Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas, jumlah

pelayanan, atau kegiatan yang telah dikerjakan.

b. Evaluasi kualitatif

Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat

difokuskan pada salah satu dari tiga dimensi yang saling terkait.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan pula secara formatif dan

sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama

proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah

evaluasi yang dilakukan pada akhir asuhan keperawatan

(Mubarak, 2012).

Evaluasi dilaksanakan dengan pendekatan SOAP (Subyektif,

Obyektif, Analisa, dan Planning):

S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif

setelah dilakukan intervensi keperawatan.

O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah

dilakukan intervensi keperawatan.

A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu

pada tujuan yang terkait dengan diagnosis.

P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon

dari keluarga pada tahapan evaluasi.

BAB III

METODE PENULISAN

A. Rancangan penulisan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah

pendekatan penulisan deskriptif dengan menggunakan rancangan studi

kasus. Studi kasus adalah penulisan yang dilakukan dengan melakukan

pendekatan deskriptif (Notoatmodjo, 2012). Studi ini menggunakan

asuhan keperawatan dengan rancangan penelitian studi kasus yakni

asuhan keperawatan dimana penulis mengumpulkan data yang dimulai

dari pengkajian, menentukan diagnosis, melakukan perencanaan,

melaksanakan tindakan dan melakukan evaluasi pada keluarga dengan

kasus diabetes melitus.

B. Subyek studi kasus

Untuk subjek penelitian yang digunakan, penulis menggunakan

dua klien dari dua anggota keluarga diabetes melitus dan pernah

melakukan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas Sepinggan

Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kriteria inklusi :

1. Dua klien dari masing masing keluarga dengan masalah utama

diabetes melitus di wilayah kelurahan Sepinggan

2. Klien yang mampu berbahasa dengan baik, kooperatif, serta bisa

melakukan aktivitas.

55

58

3. Tipe keluarga klien yang masuk dalam kriteria adalah tipe nuclear,

extended family, reconstitude family atau middle age /aging couple

4. Bersedia menjadi klien dan telah mendatangani surat persetujuan.

Kriteria eksklusi:

1. Klien tidak mampu berbahasa dengan baik dan koperatif

2. Klien tidak bersedia menjadi responden

3. Tipe keluarga klien bukan salah satu diantara tradisional nuclear,

extended family, reconstitude family atau middle age /aging couple

4. Klien dengan penurunan kesadaran

5. Klien tinggal diluar daerah Balikpapan

C. Definisi operasional

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang

ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat insufisiensi

fungsi insulin. Hal tersebut dapat disebabkan oleh gangguan atau

defisiensi produksi insulin oleh sel beta langerhans kelenjar pankreas atau

disebabkan oleh kurang responsifnya sel tubuh terhadap insulin.

Asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan diabetes melitus

adalah suatu proses atau tahap kegiatan dalam praktik keperawatan

keluarga yang diberikan langsung kepada klien dan keluarga dengan

rangkaian proses keperawatan dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan

meliputi metode asuhan keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan

terus-menerus serta berkesinambungan dalam pemecahan masalah.

59

Asuhan keperawatan keluarga pada klien yang mengalami asam urat

ini dilakukan dengan melalui proses pengkajian, menetapkan diagnosis,

menyusun perencanaan, melakukan implementasi (tindakan keperawatan)

serta melakukan evaluasi pada klien yang mengalami diabetes melitus.

D. Lokasi dan waktu studi kasus

Studi kasus ini dilakukan dirumah keluarga masing-masing klien

di Wilayah Kelurahan Sepinggan Kecamatan Balikpapan Selatan dalam

waktu paling maksimal 2 minggu

E. Prosedur studi kasus

Prosedur studi kasus pada karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Karya tulis ilmiah disetujui oleh penguji

2. Meminta ijzin untuk pengumpulan data dengan metode studi kasus

melalui surat izin pelaksanaan studi kasus kepada pihak Puskesmas

Sepinggan

3. Mencari calon responden yang mengalami masalah diabetes melitus

yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 2 responden yang

didapatkan dari 2 keluarga

4. Mengunjungi 2 responden yang telah ditentukan kemudian membina

hubungan saling percaya, memberikan informasi singkat tentang

tujuan dan manfaat studi kasus kepada klien atau penjelasan untuk

mengikuti pelaksanaan tindakan keperawatan.

60

5. Meminta izin kepada keluarga dan responden untuk melakukan

penelitian, kemudian untuk dapat berpartisipasi dalam studi kasus ini,

lembar persetujuan (informed consent) harus di tanda tangani oleh

responden.

6. Meminta keluarga klien yang setuju untuk ikut berperan dalam

pelaksanaan studi kasus ini.

7. Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga diabetes melitus

8. Membuat analisa data dan merumuskan diagnosa pada keluarga

diabetes melitus

9. Menentukan intervensi keperawatan sesuai dengan masalah

keperawatan.

10. Melakukan implementasi keperawatan keluarga diabetes melitus

11. Melakukan evaluasi segera setelah tindakan dilakukan dan

rekapitulasi serta kesimpulan dari observasi dan analisa status

kesehatan selama 5 hari dengan melihat tujuan yang telah tercapai.

F. Metode dan instrumen pengumpulan data

1. Wawancara

a. Menanyakan identitas anggota keluarga klien.

b. Menanyakan riwayat penyakit dan tahap perkembangan keluarga

klien.

c. Menanyakan pengetahuan keluarga tentang penyakit yang

diderita klien.

61

d. Menanyakan tentang stress dan koping keluarga klien.

e. Menanyakan harapan keluarga terhadap adanya asuhan

keperawatan keluarga.

2. Observasi

3. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi).

4. Pengukuran Tanda-tanda Vital.

5. Dokumentasi asuhan keperawatan.

Alat atau instrumen pengumpulan data menggunakan format

pengkajian asuhan keperawatan keluarga yang di sepakati di lingkungan

prodi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim.

G. Keabsahan data

1. Data primer

Sumber data yang dikumpulkan dari klien yang dapat

memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapinya.

2. Data sekunder

Sumber data yang dikumpulkan dari orang terdekat klien

(keluarga) seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti

tentang kesehatan klien dan dekat dengan klien.

3. Data tersier

Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang

merupakan riwayat penyakit dan perawatan klien dimasa lalu.

62

H. Analisis data

Pengolahan hasil analisa data ini menggunakan analisis statistic

deskriptif. Analisis deskriptif adalah pendekatan penulisan deskriptif

dengan menggunakan rancangan studi kasus. (Notoatmodjo, 2012).

Analisa data dilakukan sejak pengumpulan data sampai dengan semua

data terkumpul. Dilakukan mulai awal pengkajian dan dilakukan

pendokumentasian pada setiap hari untuk mengetahui perkembangan dari

pasien.

Analisis data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta.

Selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan kemudian

dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan

dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari data yang diperoleh lalu

diinterpretasikan oleh penulis dan dibandingkan dengan teori yang ada

sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.

BAB IV

HASIL DAN PENELITIAN

A. Hasil

1. Gambaran lokasi dan penelitian

Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten /

Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

suatu wilayah kerja tertentu.

Puskesmas Sepinggan Baru yang semula hanya satu kelurahan yaitu

kelurahan Sepinggan dengan luas wilayah 2.502,08 km. mulai tahun 2014

dibagi menjadi 3(tiga) kelurahan, yaitu kelurahan Sepinggan, Sepinggan Raya

dan Sepinggan Baru jumlah penduduk keseluruhan di tahun 2020 adalah

76.603 Jiwa. Kondisi lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Sepinggan Baru

sangat dipengaruhi oleh perilaku hidup manusia dalam menata rumah dan

alam sekitarnya.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan Puskesmas Sepinggan Baru

melalui program kesehatan lingkungan antara lain melakukan pembinaan

rumah sehat dengan sistem kunjungan rumah dan membuka layanan klinik

sanitasi di puskesmas. Studi kasus ini dilakukan dengan cara kunjungan

terhadap keluarga kemudian menerapkan asuhan keperawatan serta analisis

mengenai peningkatan peran keluarga dalam merawat sebelum dan sesudah

implementasi model dan peran keluarga diabetes mellitus di Puskesmas

Sepinggan Baru Balikpapan.

63

64

2. Hasil Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pasien Diabetes Melitus

a. Hasil anamnesis keluarga

Table 4.1 Anemnesis Klien 1&2 dengan kasus Diabetes Mellitus

DATA ANAMNESIS KELUARGA 1 KELUARGA 2

Identitas Pasien dankeluarga

Ny.R dengan riwayatDiabetes Melitus dengantipe keluarga extended,dengan komposisi keluargaNy. yaitu Ny.R Sebagai Istri,Tn. B sebagai kepalakeluarga/suami, dan Ny.Jsebagai anak Kedua. StatusImunisasi pasien tidakdiketahui tetapi statusimunisasi anak lengkap.Keluarga merupakan sukuMadura dan beragamaislam, penghasilan keluarga± Rp. 3.000.000 perbulanmencukupi pengeluarandalam satu bulan.

Ny.M dengan riwayat DiabetesMelitus dengan tipe keluargaextended, dengan komposisikeluarga Ny. yaitu Ny.MSebagai Istri, Tn. L sebagaikepala keluarga/suami, danTn.M sebagai anak Keempat.Status Imunisasi pasien tidakdiketahui tetapi status imunisasianak lengkap. Keluargamerupakan suku Buton danberagama islam, penghasilankeluarga ± Rp. 3.000.000perbulan mencukupipengeluaran dalam satu bulan.

Tipe Keluarga Keluarga ini termasukkeluarga dengan tipeNuclear Familly yaitu terdiridari ayah, ibu, dan anakkandung yang Belummenikah .

Keluarga ini termasuk keluargadengan tipe Nuclear Famillyyaitu terdiri dari ayah, ibu, dananak kandung yang Belummenikah .

Riwayat dan tahapperkembangan keluarga

Tahapan perkembangankeluarga : Keluarga dengananak dewasa yang manaTn.B berusia 66 tahun, Ny.Rberusia 60 tahun, Ny.Jberusia 31 tahun.

Tugas perkembangankeluarga Ny. R saat iniadalah tahap VII. Tahapperkembangan keluargayang belum terprnuhi yaitumempertahankan kesehatan

Riwayat penyakit keluargainti :

Tahapan perkembangankeluarga : Keluarga dengananak dewasa yang mana Tn.Bberusia 61 tahun, Ny.R berusia55 tahun, Ny.J berusia 20 tahun.

Tugas perkembangan keluargaNy. R saat ini adalah tahap VII.Tahap perkembangan keluargayang belum terprnuhi yaitumempertahankan kesehatan

Riwayat penyakit Keluarga inti:Tn L dan Ny. M menikahkurang lebih 50 tahun yang lalu,selama menikah dikarunai 4

65

Tn B dan Ny. R menikahkurang lebih 43 tahun yanglalu, selama menikahdikarunai 2 orang anakperempuan, 1 orang anakperempuan nya yaitu Ny. Nsudah menikah dan tinggalbersama suaminya sertaanak anaknya, sedangkananak keduanya Ny. J belummenikah. Dalam keluargaNy. R hanya Ny. R yangmenderita DiabetesMellitus. Ny. R mengetahuidia menderita penyakitdiabetes mellitus sejak tahun2018 awalnya iya masukrumah sakit karnakeadaannya yang sangatlemah, lalu pada tahun 2019Ny.R masuk rumah sakitlagi karena keadaan nya yaglemah serta muncul luka dikaki sebelah kanannya dananaknya Ny. J teraturmemeriksakan kesehatanibunyaRiwayat penyakit keluarga :Ny. R mempunyai riwayatpenyakit diabetes mellitusdari bapaknya

orang anak, 2 orang anakperempuan dan 2 orang anaklaki-laki. Ketiga anaknya sudahmenikah dan tinggaldirumahnya masing masing,sedangkan anak terakhir belummenikah dalam keluarga Ny. Mhanya Ny. M yang menderitapenyakit Diabetes Melitus

Riwayat penyakit keluarga :Tidak ada riwayat penyakitkeluarga sebelumnya.

Ny. M menderita penyakitDiabetes Melitus sejak tahun2014, pasien mengatakan padatahun 2016 muncul luka di kakibagian kirinya

Keadaan lingkungan Tempat tinggal Tn.Bmemiliki luas 7x12 m²,bangunan tersebut miliksendiri. Rumah Th.Hmemiliki 2 kamar, 1 ruangtamu yang menyatu denganruang keluarga, 1 dapur, dan1 kamar mandi. Lantairumah terbuat dari tegeldindingnya terbuat dari batu, ventilasi atau peneranganbagi Tn.B cukup memadai,dan rumah cukup amandilengkapi dengan pagar.Untuk penggunaan airkeluarga menggunakansumber air PDAM, memilikipekarangan rumah, saluranpembuangan air limbah diselokan untuk pembuangan

Tempat tinggal Tn. L memilikiluas 8x12 m², bangunantersebut milik sendiri. RumahTn. L memiliki 4 kamar, 1ruang tamu yang menyatudengan ruang keluarga, 1 dapur,dan 1 kamar mandi. Dan satuwc . Lantai rumah terbuat daritegel dindingnya terbuat daribatu, ventilasi atau peneranganbagi Tn. L cukup memadai danrumah cukup aman dilengkapidengan pagar. Untukpenggunaan air keluargamenggunakan sumber airPDAM, memiliki pekaranganrumah, saluran pembuangan airlimbah di selokan, untukpembuangan sampah dibuangtempat sampah tertutup depan

66

sampah berada di depanhalaman rumah dantertututp. keluarga tinggaldengan berbagai macamsuku disekitarnya, keluargamengatakan tidak ada aturanyang dapat mempengaruhikesehatan keluarga Tn.B.

rumah. keluarga tinggal denganberbagai macam sukudisekitarnya, keluargamengatakan tidak ada aturanyang dapat mempengaruhikesehatan keluarga Tn. L

Struktur Keluarga Pola komunikasi keluarga :Keluarga Tn.Bberkomunikasimenggunakan bahasaIndonesia dan madura,keluarga mengatakan jikaada anggota keluarga yangmengalami masalah, diajakuntuk bercerita dan mencarisolusi permasalahannya,biasanya dengan berdiskusi.

Peran keluarga : KeluargaTn.B mampu menjalankanperannya dengan baik, Tn.Bsebagai kepala keluarga dansebagai suami dari Ny.Rbekerja sebagai buruh lepasdan juga mendapatkan uangdari anaknya.

Nilai dan norma keluarga:Keluarga menganut agamaislam. Nilai yang dianutkeluarga adalah salingmenghormati danmenyayangi satu sama lain,menghormati yang lebih tuadan menyayangi yang lebihmuda. Menurut Tn.B semuaanggota keluarga berusahamenyesuaikan diri denganlingkungan sekitar, nilaiyang ada dikeluargamerupakan gambarannilai-nilai agama yangdianut, tidak terlihat adanyakonflik dalam nilai.

Pola komunikasi keluarga :Keluarga Tn. L berkomunikasimenggunakan bahasa Indonesiadan buton, keluarga mengatakanjika ada masalah harus dibicarakan bersama untukmencari solusi agar tidak terjadikesalahpahaman.

Peran keluarga : Keluarga Tn Lmampu menjalankan perannyadengan baik,Tn L Saat ini tidakbekrja namun mempunyai usahasewa kios dan berjualan bensindi depan rumahnya . Ny.Msebagai istri membantumengurus rumah tangga, sertadibantu juga oleh anak lakilakinya anak,

Nilai dan norma keluarga :Keluarga menganut agamaIslam dan mengajarkan menjadiorang baik dan suka menolongorang lain yang sedangkesusahan, keluarga Tn L setiaphari juga mengisi waktusenggangnya di pagi harimenyapu halaman,jalan jalandisekitar rumah dan berjemur

Fungsi Keluarga Fungsi Affektif : Dukungankeluarga terhadap anggotalain sangat baik. Jika adaaggota keluarga yang sakitkhususnya pada Ny. R maka

Fungsi Affektif : Dukungankeluarga terhadap anggota lainsangat baik. Jika ada aggotakeluarga yang sakit khususnyapada Ny. M maka anggota

67

anggota keluarga akanmembawanya ke rumahsakit

Fungsi sosialisasi : Keluargaselalu mengajarkananak-anaknya untukbagaimana berperilakusesuai dengan ajaran agamayang dianutnya serta rajinberibadah dalam kehidupansehari-sehari di rumah danlingkungan sekitar tempattinggalnya.

Fungsi perawatan keluarga :Tn.BMengatakan istrinya setiappagi meminum obatlansoprazole 1x sehari dandisuntikkan insulinnovirapid 12 unit 3x seharisebelum makan di pagi hari,siang hari dan malam hari,Tn. B dan Ny. J ikut sertadalam merawat Ny. R

Fungsi Reproduksi : Jumlahanak Tn.B 2 orang, danpasien sudah mens opausesaat ini.

keluarga akan membawanya kerumah sakit

Fungsi sosialisasi : Keluargaselalu mengajarkananak-anaknya untuk bagaimanaberperilaku sesuai denganajaran agama yang dianutnyaserta rajin beribadah dalamkehidupan sehari-sehari dirumah dan lingkungan sekitartempat tinggalnya.

Fungsi perawatan keluarga :Tn.LMengatakan istrinyadisuntikkan insulin novirapid 10unit 3x sehari sebelum makan dipagi hari, siang hari dan malamhari, Tn. L dan Tn. M. M ikutserta dalam merawat Ny. M

Fungsi Reproduksi : Jumlahanak Tn.L 2 orang, dan pasiensudah mens opause saat ini.

Stres dan Koping keluarga Keluarga Tn.B mengatakanjika ada masalah segeradiselesaikan dengan baikdan tidak menggunakanemosi, selalu menggunakanfikiran yang dingin agarmasalah dapat tertanganisecara baik.

Keluarga Tn. L mengatakan jikaada masalah kecil jangan dibesar besarkan dan selalu harusbiasa mengontrol emosi karenaemosi hanya akan menyebabkantekanan naik bukanmenyelesaikan masalah.

Interpretasi data:

Didapatkan data pada keluarga 1 terdapat Tn.B, Ny.R,dan Ny.J yang

tinggal dalam satu rumah dengan tipe Nuclear Familly yang saat ini berada di

tahap perkembangan keluarga yang ke- 7, riwayat penyakit kesetahatan keluarga

68

yaitu Ny. R menderita penyakit diabetes melityus sejak tahun 2018 yang

didapatkan dari keluarga ayahnya, stress dan koping keluarga tertangani secara

baik.

Pada keluarga 2 didapatkan data Tn.L, Ny.M,dan Tn.M yang tinggal dalam

satu rumah dengan tipe Nuclear Familly yang saat ini berada di tahap

perkembangan keluarga yang ke- 7, riwayat penyakit kesetahatan keluarga yaitu

Ny. M menderita penyakit diabetes melityus sejak tahun 2016, sebelumnya di

keluarganya tidak ada yang pernah mengidap penyakit diabetes melitus, stress dan

koping keluarga tertangani secara baik, pada keluarga 1 memiliki 2 anak namun 1

anak nya sudah tidak tinggal serumah dengan Tn. B.

Table 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Keluarga 1 dan 2

Pemeriksaan Keluarga 1 Th. H Keluarga 2 Ny.

Tanda-tanda vital Tn.BTD : 130/90 mmHgN : 88x/menitRR : 20x/menitT : 36.3°cNy. RTD : 130/90 mmhgN : 80x/menitRR : 20 RRT : 36.2°cNy.J- TD : 120/90 mmHg- Suhu : 36 C- Respirasi : 20x/menit-Nadi : 96 x/menit

Tn.L- TD : 110/90 mmHg- Suhu : 36 C- Respirasi : 19x/menit-Nadi : 98x/menitNy. M- TD : 120/80 mmHg- Suhu : 36 C- Respirasi : 19x/menit-Nadi : 98x/menitTn.M- TD : 120/90 mmHg- Suhu : 36 C- Respirasi : 20x/menit-Nadi : 96 x/menit

Berat Badam Tn.B : 70 kgNy.R : 53 kgNy.J : 50 kg

Tn L : 69 kgNy. M: 58 kgTn. M: 55 kg

69

Tinggi Badan Tn.B : 155cmNy.R : 150 cmNy.J : 155 cm

Tn.L : 170 cmNy.M: 157 cmTn M: 179 cm

Kesadaran Tn.B : Compos mentisNy.R : Compos mentisNy.J : Compos mentis

Tn.L : Compos mentisNy. M: Compos mentisTn M: Compos mentis

Kepala Tn.B : Rambut sebagian putihsebagian hitam pendek, tidakrontok, tampak bersih, tidak adabekas luka.Ny. R: Rambut sebagian putihsebagian hitam panjang, tidakrontok, tampak bersih, tidak adabekas lukaNy.J : Rambut hitam pendek,tidak rontok, tampak bersih,tidak ada bekas luka.

Tn L. : Rambut sebagianputih sebagian hitampanjang, tidak rontok,tampak bersih, tidak adabekas lukaNy. M: Rambut hitampendek, tidak rontok, tampakbersih, tidak ada bekas luka.Tn M: Rambut hitam pendek,tidak rontok, tampak bersih,tidak ada bekas luka.

Mata Tn.B : Mata lengkap simetriskanan dan kiri, kornea matajernih, kongjungtiva tidakanemis, sklera tidak ikterik,kelopak mata tidak adapembengkakan, adanya reflekcahaya pupil, iris kanan dan kiriberwarna hitam.Ny.R : Mata lengkap simetriskanan dan kiri, kornea matajernih, kongjungtiva tidakanemis, sklera tidak ikterik,kelopak mata tidak adapembengkakan, adanya reflekcahaya pupil, iris kanan dan kiriberwarna hitam.Ny.J : Mata lengkap simetriskanan dan kiri, kornea matajernih, kongjungtiva tidakanemis, sklera tidak ikterik,kelopak mata tidak adapembengkakan, adanya reflekcahaya pupil, iris kanan dan kiriberwarna hitam.

Tn. L: Mata lengkap simetriskanan dan kiri, kornea matajernih, kongjungtiva tidakanemis, sklera tidak ikterik,kelopak mata tidak adapembengkakan, adanyareflek cahaya pupil, iriskanan dan kiri berwarnahitam.Ny. M: Mata lengkapsimetris kanan dan kiri,kornea mata jernih,kongjungtiva tidak anemis,sklera tidak ikterik, kelopakmata tidak adapembengkakan, adanyareflek cahaya pupil, iriskanan dan kiri berwarnahitam.Tn M: Mata lengkap simetriskanan dan kiri, kornea matajernih, kongjungtiva tidakanemis, sklera tidak ikterik,kelopak mata tidak adapembengkakan, adanyareflek cahaya pupil, iris

70

kanan dan kiri berwarnahitam.

Telinga Tn.B : bentuk telinga simetriskanan dan kiri, lubang agakkotor terdapat sedikit serumenberlebih, pendengaran berfungsidengan baik.Ny.R : bentuk telinga simetriskanan dan kiri, lubang telingakotor terdapat sedikit serumenberlebih, pendengaran berfungsidengan baik.Ny.J : bentuk telinga simetriskanan dan kiri, lubang agakkotor terdapat sedikit serumen,pendengaran berfungsi denganbaik.

Tn.L : bentuk telinga simetriskanan dan kiri, lubang telingakotor terdapat sedikitserumen berlebih,pendengaran berfungsidengan baik.Ny. M: bentuk telingasimetris kanan dan kiri,lubang telinga kotor terdapatsedikit serumen berlebih,pendengaran berfungsidengan baik.Tn.M : bentuk telingasimetris kanan dan kiri,lubang agak kotor terdapatsedikit serumen, pendengaranberfungsi dengan baik.

Hidung Tn.B : Bersih, tidak ada secret,tidak ada kelainanNy.R : Bersih, tidak ada secret,tidak ada kelainanNy. J : Bersih, tidak ada secret,tidak ada kelainan

Tn. L: Bersih, tidak adasecret, tidak ada kelainanNy.M : Bersih, tidak adasecret, tidak ada kelainanTn.M : Bersih, tidak adasecret, tidak ada kelainan

Mulut Tn.B : Tidak ada stomatitis, gigitidak lengkap, gigi berlubangdibagian geraham bawah, bibirtampak lembab, gigi, uvula letaksimetris ditengahNy.R : Tidak ada stomatitis, gigitidak lengkap, gigi berlubangdibagian geraham bawah, bibirtampak kering, , uvula letaksimetris ditengahNy.J : Tidak ada stomatitis, gigilengkap, gigi berlubang dibagiangeraham bawah, bibir tampaklembab, , uvula letak simetrisditengah

Tn.L : Tidak ada stomatitis,gigi lengkap, gigi berlubangdibagian geraham bawah,bibir tampak lembab, uvulaletak simetris ditengahNy.M : Tidak ada stomatitis,gigi lengkap, gigi berlubangdibagian geraham bawah,bibir tampakmerah muda, ,uvula letak simetris ditengahTn.M : Tidak ada stomatitis,gigi lengkap, gigi berlubangdibagian geraham bawah,bibir tampak merah muda, ,uvula letak simetris ditengah

Leher/tenggorokan Tn.B : Tidak ada kelenjar tiroiddan tidak ada pembesarankelenjar limfe

Tn. L: Tidak ada kelenjartiroid dan tidak adapembesaran kelenjar limfe

71

Ny.R : Tidak ada kelenjar tiroiddan tidak ada pembesarankelenjar limfeNy.J : Tidak ada kelenjar tiroiddan tidak ada pembesarankelenjar limfe

Ny.M : Tidak ada kelenjartiroid dan tidak adapembesaran kelenjar limfeTn.M : Tidak ada kelenjartiroid dan tidak adapembesaran kelenjar limfe

Dada dan paru-paru Tn.B : Pergerakan dada tampaksimetris, vesikuler, tidak adasuara nafas tambahan, tidak adakeluhan sesak nafas.Ny.R : Pergerakan dada tampaksimetris, vesikuler, tidak adasuara nafas tambahan, tidak adakeluhan sesak nafas.Ny.J : Pergerakan dada tampaksimetris, vesikuler, tidak adasuara nafas tambahan, tidak adakeluhan sesak nafas.

Tn L. : Pergerakan dadatampak simetris, vesikuler,tidak ada suara nafastambahan, tidak ada keluhansesak nafas.Ny.M : Pergerakan dadatampak simetris, vesikuler,tidak ada suara nafastambahan, tidak ada keluhansesak nafas.Tn.M : Pergerakan dadatampak simetris, vesikuler,tidak ada suara nafastambahan, tidak ada keluhansesak nafas.

Abdomen Tn.B : Bentuk abdomen bulatdan datar, benjolan /massa tidakada pada perut, tidak tampakbayangan pembuluh darah padaabdomen, tidak ada luka operasi.Ny.R : Bentuk abdomen bulatdan datar, benjolan /massa tidakada pada perut, tidak tampakbayangan pembuluh darah padaabdomen, tidak ada lukaoperasi..Ny.J : Bentuk abdomen bulatdan datar, benjolan /massa tidakada pada perut, tidak tampakbayangan pembuluh darah padaabdomen, tidak ada luka operasi.

Tn.L : Bentuk abdomen bulatdan datar, benjolan /massatidak ada pada perut, tidaktampak bayangan pembuluhdarah pada abdomen, tidakada luka operasi.Ny.M : Bentuk abdomenbulat dan datar, benjolan/massa tidak ada pada perut,tidak tampak bayanganpembuluh darah padaabdomen, tidak ada lukaoperasi.Tn.M : Bentuk abdomenbulat dan datar, benjolan/massa tidak ada pada perut,tidak tampak bayanganpembuluh darah padaabdomen, tidak ada lukaoperasi.

Ekstramitas Tn.B : kemampuan pergerakkansendi lengan dan tungkai baik(Pasien mampu menggerakkandengan bebas tanpa keluhan,

Tn.L : kemampuanpergerakkan sendi lengan dantungkai baik (Pasien mampumenggerakkan dengan bebas

72

kekuatan otot baik: 5 5 5 5(Mampu menahan dorongankuat)Ny.R : kemampuan pergerakkansendi lengan dan tungkai baik(Pasien mampu menggerakkandengan bebas tanpa keluhan,kekuatan otot baik: 5 5 5 5(Mampu menahan dorongankuat)Nn.J : kemampuan pergerakkansendi lengan dan tungkai baik(Pasien mampu menggerakkandengan bebas tanpa keluhan,kekuatan otot baik: 5 5 5 5(Mampu menahan dorongankuat)

tanpa keluhan, kekuatan ototbaik: 5 5 5 5 (Mampumenahan dorongan kuat)Ny.M : kemampuanpergerakkan sendi lengan dantungkai baik (Pasien mampumenggerakkan dengan bebastanpa keluhan, kekuatan ototbaik: 5 5 5 5 (Mampumenahan dorongan kuat)Tn.M : kemampuanpergerakkan sendi lengan dantungkai baik (Pasien mampumenggerakkan dengan bebastanpa keluhan, kekuatan ototbaik: 5 5 5 5 (Mampumenahan dorongan kuat)

Kulit Tn.B : Warna kulit sawo matang,turgor kulit elastis, kelembapankulit baik, tidak terdapat edemaekstermitas.Ny.R : Warna kulit sawo matang,turgor kulit lembab, kelembapankulit cukup, tidak terdapatedema ekstermitas.Nn.J : Warna kulit sawo matang,turgor kulit elastis, kelembapankulit baik, tidak terdapat edemaekstermitas.

Tn.L : Warna kulit sawomatang, turgor kulit elastis,kelembapan kulit baik, tidakterdapat edema ekstermitas.Ny.M : Warna kulit sawomatang, turgor kulit elastis,kelembapan kulit baik, tidakterdapat edema ekstermitasTn.M : Warna kulit sawomatang, turgor kulit elastis,kelembapan kulit baik, tidakterdapat edema ekstermitas.

Kuku Tn.B : : Kuku pendek, bersih,CRT, < 3 detikNy.R : Kuku pendek, bersih,CRT, < 3 detikNy.J : : Kuku pendek, bersih,CRT, < 3 detik

Tn. : : Kuku pendek, bersih,CRT, < 3 detikNy. : : Kuku pendek, bersih,CRT, < 3 detikTN. : Kuku pendek, bersih,CRT, < 3 detik

Pencernaan Tn.B : tidak ada keluhan mualdan muntah, nafsu makan baik,tidak ada alergi makanan,kebiasaan makan dan minummandiri.Ny.R : ada keluhan mual tetapitidak muntah, nafsu makanberkurang, tidak ada alergimakanan, kebiasaan makan dan

Tn.L : tidak ada keluhanmual dan muntah, nafsumakan baik, tidak ada alergimakanan, kebiasaan makandan minum mandiri.Ny.M : tidak ada keluhanmual dan muntah, nafsumakan baik, tidak ada alergimakanan, kebiasaan makandan minum mandiri.

73

minum kadang kadang perlubantuan.Ny.J : tidak ada keluhan mualdan muntah, nafsu makan baik,tidak ada alergi makanan,kebiasaan makan dan minummandiri.

Tn.M : tidak ada keluhanmual dan muntah, nafsumakan baik, tidak ada alergimakanan, kebiasaan makandan minum mandiri.

Tidur dan istirahat Tn.B : : Tidak ada keluhanmasalah tidur, waktu tidur 7/8jamNy.R : Tidak ada keluhanmasalah tidur, waktu tidur 7/8jamNy.J : Tidak ada keluhanmasalah tidur, waktu tidur 7/8jam

Tn.L : Tidak ada keluhanmasalah tidur, waktu tidur7/8 jamNy.M : Tidak ada keluhanmasalah tidur, waktu tidur7/8 jamTn.M : Tidak ada keluhanmasalah tidur, waktu tidur7/8 jam

Obat-obatan Tn.B : tidak adaNy.R : novoravid 12 unit 3xsehariNy.J : tidak ada

Tn.L : tidak adaNy.M : Novoravid 10 unit 3xsehariTn.M : tidak ada

Interpretasi data:

Didapatkan data pada keluarga 1 tidak ada memiliki alergi, tidak ada

keluhan dalam waktu tidur, pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tidak ada yang

tidak normal hanya Ny. R yang mempunyai masalah dalam penyakit diabetes

melitus dan mendapatkan injeksi insulin 12 unit dalam 3 kali ssehari.

Data pada keluarga 2 tidak ada memiliki alergi, tidak ada keluhan dalam

waktu tidur, pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tidak ada yang tidak normal

74

hanya Ny. M yang mempunyai masalah dalam penyakit diabetes melitus dan

mendapatkan injeksi insulin 10 unit dalam 3 kali ssehari

Table 4.3 Analisa data Keluarga 1

Data Etiologi MasalahDS :- Keluarga dan klien

mengatakan tahu apa itupenyakit diabetes melitusnamun keluarga tidakmenyetahui tanda gejalaserta komplikasi daripenyakit diabetes melitussaat diberikan pertanyaan

- Keluarga tidakmengetahui kalaupenyakit diabetes dapatmenurun ke Ny. R karnaselama ini keluargamengatakan jarangmemakan makanan junkfood, makan makananbermicin

DO:- Klien dan keluarga tidak

dapat menjawab sebagianpertanyaan tentangpenyakit DiabetesMelitus.

Ketidakmampuan keluargamengenal masalah kesehatan

Defsit Pengetehuan

DS:- Keluarga mengatakan

gula darahnya suka naikturun selama dilakukanpengecekan kadarglukosa darah dalamtubuh

- Klien mengatakanmenyukai makan yangmanis manis karna ituyang dapat menambahnafsu makannya

- Klien mengatakan sukamerasa mual kadang

Ketidakmampuan keluargamengambil keputusan yang tepatuntuk tindakan yang tepat

Ketidakstabilan kadarglukosa darah dalamtubuh

75

kadang nafsu makannyasuka menurun

- Keluarga klien tidakmengetahui tentang diitdm

- Ny. J suka memasakkansayur bening untukibunya karna itumerupaka sayurkesukaan ibunya

Do:- Klien dan keluarga tidak

dapat menjawab sebagianpertanyaan tentang diitmakanan penyakitDiabetes Melitus.

- GDS : 259 mg/dL.- Klien mendapat obat

injeksi.novorapid 12 unit- Klien nampak lemah

Table 4.4Analisa data Keluarga 2

Data Etiologi MasalahDS :- Keluarga dan klien

mengatakan tidaktahu apa itu penyakitdiabetes melitus dankeluarga tidakmenyetahui tandagejala sertakomplikasi daripenyakit diabetesmelitus saat diberikanpertanyaan

- Keluarga mengetahuimengapa ia bisamemiliki penyakitdiabetes melituskarna keluaragasebelumnya tidakpernah memiliki

Ketidakmampuan keluarga mengenalmasalah kesehatan

Defsit Pengetehuan

76

penyakit diabetesmelitus

DO:- Klien dan keluarga

tidak dapat menjawabsebagian pertanyaantentang penyakitDiabetes Melitus.

DS:- Keluarga mengatakan

gula darahnya kadangkadang naik kadangkadang turun saatdilakukanpengecekan kadarglukosa darah olehtukang cek kesehatankeliling

- Klien mengatakanmenyukai makancepat saji, ia makanmakanan tersebut saatdibelikan anaknya

- Klien mengatakandalam sehari ia bisamenghabiskan ±5liter air minum

- Klien mengatakansuka buang air kecil

- Klien mengatakansuka merasakankesemutan

- Keluarga tidakmengetahui tentangdiit diabetes melitus

- Dalam sehari hari iadipesankan makananmelalui katering olehanaknya

Do:- Klien dan keluarga

tidak dapat menjawabsebagian pertanyaantentang diit makanan

Ketidakmampuan keluarga merawatanggota keluarga yang sakit

Ketidakstabilan kadarglukosa darah dalamtubuh

77

penyakit DiabetesMelitus.

- GDS : 297 mg/dL.- Klien mendapat obat

injeksi.novorapid 10unit

Interpretasi data:

Didapatkan data di keluarga 1 defisit pengetahuan karena keluarga tidak

mengetahui tanda gejala diabetes melitus serta komplikasinya, keluarga tidak

mengetahui tentang diit diabetes melitus di rumah, dan didapatkan data

ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh ditandai dengan tingginya kadar

glukosa darah sewaktu yaitu 259 mg/dL berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit karna tidak mengetahui tentang diit

diabetes melitus.

Pada keluarga 2 juga mengalami hal yang sama keluarga 2 tidak

mengetahui tanda dan gejala diabetes melitus serta komplikasinya, serta

didapatkan data ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh ditandai dengan

tingginya kadar glukosa darah Ny. M yaitu 297mg/dL

Table 4.5 Diagnosa keperawatan keluarga pada klien 1 dan 2

Keluarga 1 Keluarga 2Defisit Pengetahuan berhubungandengan keluarga dalam mengenalmasalah kesehatan

Defisit Pengetahuan berhubungandengan keluarga dalam mengenalmasalah kesehatan

Ketidakstabilan kadar glukosa darahdalam tubuh berhubungan denganKetidakmampuan keluarga mengambil

Ketidakstabilan kadar glukosa darahdalam tubuh berhubungan dengan

78

keputusan yang tepat untuk tindakanyang tepat

Ketidakmampuan keluarga merawatanggota keluarga yang sakit

Table 4.6 Skoring Prioritas Masalah Klien 1

1. Defisit pengetahuan b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

diabetes melitus.

NO Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. a. Sifat Masalah :aktual (3)resiko tinggi (2)potensial (1)

3 1 3 x 1 = 13

Klien dan keluarga Ny. Rmengetahui beberapa tentangpenyakit Diabetes Melitustetapi tidak rinci terutamabagaimana cara perawatananggota keluarga denganDiabetes Melitus.

2. b.KemungkinanMasalah dapatdiubah:mudah (2) sebagian(1)tidak dapat (0)

2 2 22 x 2 = 2

Keluarga dan klien dapatmenerima informasi denganbaik, dan ada minat darikeluarga untuk mengetahuitentang diabetes melitus

3. c. Potensial masalahuntuk dicegah :tinggi (3)cukup (2)rendah (1)

3 1 3 x 1 = 13

Keluarga Ny. R mengatakantidak begitu memahami caramelakukan perawatan diabetesmelitus di rumah, tidak tahutentang diit diabetes

4. d. Menonjolnyamasalah :Segera diatasi (2)Tidak segera diatasi(1)

2 1 2 x 1 = 12

Anggapan keluarga Ny. Rtentang masalah diabetesMelitus harus segera ditanganiagar tidak bertambah parah

79

Tidak dirasakan adamasalah (0)

Total 5

2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh berhubungan dengan

Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk tindakan yang

tepat

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. a. Sifat Masalah:aktual (3)resiko tinggi (2)potensial (1)

3 1 3 x 1 = 13

Masalah ini sudah terjadi, klienmempunyai penyakit diabetesmelitus sejak tahun 2018, kliendan keluarga mengatakan guladarah Ny. R kadang kadangtidak stabil

2. b.KemungkinanMasalah dapatdiubah:mudah (2) sebagian(1)tidak dapat (0)

1 2 12 x 2 = 1

Masalah dapat diubah sebagianjika keluarga dan Ny. Rmampu mengurangi makananmanis mengubahnya sesuai diityang diberikan

3. c. Potensial masalahuntuk dicegah :tinggi (3)cukup (2)rendah (1)

2 1 2 x 1=0,73

Masalah untuk dicegahkeluarga cukup. Keluarga danklien mudah menerimainformasi yang diberikan,keluarga akan melakukanupaya agar Ny. R mengurangimakanan yang manis manis

4. d. Menonjolnyamasalah :Segera diatasi (2)Tidak segera diatasi(1)Tidak dirasakan adamasalah (0)

1 1 2 x 1=12

Keluarga Ny. R mengatakansebagai suatu masalah yangharus segera diatasi agar tidakmenimbulkan masalah yanglainnya

Total 3,7

80

Table 4.7 Prioritas Masalah Pasien 1

NoDiagnosa Keperawatan Skor

1.Defisit Pengetahuan berhubungan dengan keluargadalam mengenal masalah kesehatan

5

2.

Ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuhberhubungan dengan Ketidakmampuan keluargamengambil keputusan yang tepat untuk tindakan yangtepat

3,7

Table 4.8 Skoring Prioritas Masalah Klien 2

1. Defisit pengetahuan b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Diabetes Melitus.

NO Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. a. Sifat Masalah :aktual (3)resiko tinggi (2)potensial (1)

3 1 3 x 1 = 13

Klien dan keluarga Ny. M tidakmengetahui tanda gejaladiabetes melitus sertakomplikasinya

2. b.KemungkinanMasalah dapat diubah:mudah (2) sebagian (1)tidak dapat (0)

2 2 22 x 2 = 2

Keluarga dan Ny.M kurangmengetahui penyebabterjadinya penyakit diabetesmelitus, ada minat darikeluaraga untuk mengetahuitentang penyakit diabetesmelitus

3. c. Potensial masalahuntuk dicegah :tinggi (3)cukup (2)

3 1 3 x 1 = 13

Keluarga mengatakan tidakmemahami cara perawatandiabetes melitus di rumah

81

rendah (1)

4. d. Menonjolnyamasalah :Segera diatasi (2) Tidaksegera diatasi (1)Tidak dirasakan adamasalah (0)

2 1 2 x 1 = 12

Anggapan keluarga Ny. Mtentang masalah diabetesmelitus harus segera diatasiagar tidak menimbulkanmasalah yang besar

Total 5

2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh berhubungan dengan

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit pada Ny. M

NO Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. a. Sifat Masalah :aktual (3)resiko tinggi (2)potensial (1)

3 1 3 x 1 = 13

Masalah ini sudah terjadi, Ny.M mengatakan sudahmenderita penyakit diabetesmelitus sejak tahun 2016, Ny.M mengatakan kadara guladrahnya kadang naik dankadang juga turun

2. b.KemungkinanMasalah dapat diubah:mudah (2) sebagian (1)tidak dapat (0)

1 2 12 x 2 = 1

Masalah dapat diubah sebagianjika Keluarga mampumengatutr diit diabetes melitusdan Ny.M mau mengurangimakan makanan cepat saji

3. c. Potensial masalahuntuk dicegah :tinggi (3)cukup (2)rendah (1)

1 3 1 x 1 =0,33

Potensial masalah untukdicegah rendah karna Ny. Msehari harinya dipesankanmakanan katering olehanaknya

4. d. Menonjolnyamasalah :Segera diatasi (2)Tidak segera diatasi (1)Tidak dirasakan adamasalah (0)

2 2 2 x 1 = 12

Keluarga dan klien mengatakansebagai suatu masalah yangharus segera ditangani agartidak menjadi masalah yanglebih besar

Total 3,3

82

Table 4.9 Prioritas Masalah Pasien 2

No Diagnosa Keperawatan Skor

1.Defisit Pengetahuan berhubungan dengankeluarga dalam mengenal masalah kesehatan

5

2.Ketidakstabilan kadar glukosa darah dalamtubuh berhubungan dengan Ketidakmampuankeluarga merawat anggota keluarga yang sakit

3,3

Table 4.10 Intervensi Keperawatan Keluarga Pada Klien 1 dan 2 Dengan Masalah Diabetes Melitus

No Tujuan Kriteria evaluasi

IntervensiDx Umum Khusus Kriteria Standar

1 klien dan

keluarga dapat

mengetahui

tentang penyakit

diabetes melitus

Setelah dilakuakan

penyuluhan selama 1x30

menit tingkat pengetahuan

klien dan keluarga meningka

Setelah dilakuakan

penyuluhan selama 2x30

menit diharapkan klien dan

keluarga mengetahui tentang

penyakit diabetes melitus

verbal

Verbal dan

spikomotor

1. Klien dan keluarga dapat

menjelaskan pengertian

diabetes melitus

2. Klien dan keluarga dapat

menjelaskan penyebab

diabetes melitus

1. Klien dan keluarga dapat

menjelaskan tanda gejala

diabetes melitus

2. Klien dan keluarga dapat

menjelaskan cara

mengatasi diabetes melitus

Observasi1.1 Bina hubungan saling percaya

dengan klien dan keluarga1.2 Identifikasi kesiapan dan

kemampuan menerimainformasi

1.3 Identifikasi factor yangmeningkatkan danmenurunkan motivasi kliendan keluargauntukmenerapkan pola hidupsehat

Terapeutik1.4 Jelaskan pada klien dan

keluarga menggunakanlembar balik dan leafletpengertian Diabetes Melitus

1.5 Jelaskan pada klien dankeluarga menggunakanlembar balik dan leaflet tanda

83

dan gejala serta komplikasiDiabetes

1.6 Beri kesempatan untukkeluarga bertanya

Edukasi

1.7 Diskusikan bersama keluargatentang pantangan manakanandari Diabetes Melitus denganmenggunakan lembar balik

1.8 Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembalipantangan manakanan dariDiabetes Melitus.

1.9 Beri reinforcement positif atasusaha yang dilakukankeluarga.

1.10Jelaskan pada keluarga akibatdari tidak melakukanpencegahan Diabetes Melitus

1.11Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembali akibatdari tidak melakukanpencegahan Diabetes Melitus

2. klien dan keluarga

dapat merawat

Setelah dilakukan asuhankeperawatan selama 1x60menit

Verbal 3. Klien dan keluarga dapat

mengetahui penyebab

Observasi:

84

anggota keluarga

yang sakit

diharapkan klien dankeluarga dapatmenyebutkan prinsip diitdiabetes melitus

Setelah dilakukan asuhankeperawatan selama 1x60menitdiharapkan klien dankeluarga dapat danmemodifikasi perilakuperawatan DiabetesMelitus dirumah.

Verbal dan

psikomotor

ketidakstabilan glukosa

darah dalam tubuh

4. Klien dan keluarga dapat

menjelaskan kembali

mengenai diit diabetes

melitus

3. Klien dan keluarga dapat

melakukan diit diabetes

melitus

2.1 Identifikasi kemungkinanpenyebab ketidakstabilanglukosa darah

2.2 Cek kadar glukosa darah

Terapeutik2.3 Jelaskan kepada klien

mengenai diit DiabetesMelitus dengan menggunakanleaflet

2.4 Jelaskan bagaimana caraperawatan Diabetes Melitus dirumah dengan menggunakanleaflet.

Edukasi2.5 Anjurkan kepatuhan diet dan

olahraga2.6 Anjurkan klien untuk

mengontrolkan diri kepuskesmas secara rutin.

Table 4.11 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Pada Klien 1

No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi1. Defisit

Pengetahuan b/dKetidakmampua

16Agustus2021

Observasi1.1 Membina hubungan saling percaya dengan klien dan

keluarga

S :

85

n keluarga Ny.R mengenalmasalahkesehatanDiabetesMelitus.

1.2 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerimainformasi

1.3 Mengidentifikasi factor yang meningkatkan danmenurunkan motivasi klien dan keluargauntukmenerapkan pola hidup sehat

Keluarga klien mengatakantidak mengetahui tanda dangejala penyakit DiabetesMelitus

Klien mengatakan bapaknyadahulu mempunyai penyakitdiabetes melitus dansaudaranya pun mempunyaipenyakit diabetes melitus.

Klien mengatakan penyebabDiabetes Melitus adalahkonsumsi makanan danminuman manis berlebihan

O :

Klien tidak bisa menjawabketika ditanya tentang tandadan gejala Diabetes Melitus.

A :

Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1.4 Jelaskan pada klien dankeluarga menggunakanlembar balik dan leafletpengertian DiabetesMelitus

86

1.5 Jelaskan pada klien dankeluarga menggunakanlembar balik dan leaflettanda dan gejala sertakomplikasi Diabetes

1.6 Beri kesempatan untukkeluarga bertanya

18Agustus2021

Terapeutik1.4 Menjelaskan pada klien dan keluarga menggunakan

leaflet pengertian Diabetes Melitus

1.5 Menjelaskan pada klien dan keluarga menggunakanleaflet tanda dan gejala serta komplikasi Diabetes

1.6 Memberi kesempatan untuk keluarga bertanya

S :

Klien dan keluargamengatakan sekarang lebihpaham mengenai penyakitnya

O:

Klien dan keluarga dapatmenyebutkan pengertian danpenyebab Diabetes Melitus.

Klien dan keluarga dapatmenjawab pertanyaan tentangtanda dan gejala sertakomplikasi dari DiabetesMelitus.

A : Masalah teratasi.P : Lanjutkan Intervensi1.7 Diskusikan bersama

keluarga tentang pantanganmanakanan dari Diabetes

87

Melitus denganmenggunakan lembar balik

1.8 Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembalipantangan manakanan dariDiabetes Melitus.

1.9 Beri reinforcement positifatas usaha yang dilakukankeluarga.

1.10Jelaskan pada keluargaakibat dari tidakmelakukan pencegahanDiabetes Melitus

1.11Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembaliakibat dari tidakmelakukan pencegahanDiabetes Melitus

20Agustus2021

Edukasi

1.7 Mendisiskusikan bersama keluarga tentang pantanganmaakanan dari Diabetes Melitus dengan menggunakanleaflet

1.8 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembalipantangan manakanan dari Diabetes Melitus.

S :

Klien dan keluargamengatakan mengerti ttg diitDiabetes Melitus

O :

Klien bisa menjawab kembalittg diit diabetes mellitus serta

88

1.9 Memberi reinforcement positif atas usaha yangdilakukan keluarga.

1.10Menjelaskan pada keluarga akibat dari tidak melakukanpencegahan Diabetes Melitus

1.11Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibatdari tidak melakukan pencegahan Diabetes Melitus

pantangan makan dari diabtesmelitus

A :

Masalah sebagian teratasi

P : Hentikan intervensi

21Agustus2021

Terminasi Keluarga dan Ny.R mengatakansenang mendapatkanpengetahuan tentang peraewatandiabetes melitus

2. Ketidakstabilankadar gula darah

b/dKetidakmampua

n keluargamerawat Ny. R

yang sakitDiabetesMelitus.

16Agustus2021

Observasi:2.1 Mengidentifikasi kemungkinan penyebab

ketidakstabilan glukosa darah2.2 Mengukur kadar glukosa darah

S :

Keluarga klien mengatakandiit Diabetes Melitus dengantidak makan atau minum yangmanis – manis saja

Klien mengatakan kadangkadang merasa pusing, dansaat diperiksa anaknya kadargula darahnya mencapai tigaratus lebih

Keluarga klien mengatakanmasih suka makan yang manis– manis, karna hanya makanmakanan yang manis dapatmembantu nafsu makannya

89

O :

GDS : 259 mg/dL

A :

Masalah belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi

2.3 Jelaskan kepada klienmengenai diit DiabetesMelitus denganmenggunakan leaflet

2.4 Jelaskan bagaimana caraperawatan DiabetesMelitus di rumah denganmenggunakan leaflet.

18Agustus2021

Terapeutik2.2 Mengukur kadar glukosa darah2.3 Menjelaskan kepada klien mengenai diit Diabetes

Melitus dengan menggunakan leaflet2.4 Menjelaskan bagaimana cara perawatan Diabetes

Melitus di rumah dengan menggunakan leaflet.

S :

Klien dan keluargamengatakan sudah mengertimengenai diit diabetes melitus

Klien dan keluargamengatakan sudah mengertitentang bagaimana caraperawatan Diabetes Melitus dirumah dengan menjaga pola

90

makan, mengontrol gula darahsecara rutin, rutin berolahraga

O :

GDS : 202 mg/dL.

Klien dan keluarga dapatmenjawab pertanyaan tentangdiit Diabetes Melitus.

Klien dan keluarga dapatmenjawab pertanyaan tentangcara perawatan DiabetesMelitus di rumah.

A :

Masalah teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

2.2 Cek kadar glukosa darah

2.5 Anjurkan kepatuhan dietdan olahraga

2.6 Anjurkan klien untukmengontrolkan diri kepuskesmas secara rutin.

91

20Agustus2021

2.2 Mengukur kadar glukosa darah

2.5 Menganjurkan untuk mematuhi diet dan olahraga

2.6 Menganjurkan klien untuk mengontrolkan diri kepuskesmas secara rutin.

S :

Klien dan keluargamengatakan sekarang klienlebih sering melakukankegiatan di rumahnya

Keluarga dan klienmengatakan saat ini klienmengontrol jenis makan yangboleh dimakannya

O :

GDS : 155 mg/dL.

A :

Masalah teratasi

P :

Pertahankan intervensi

2.2 Cek kadar gula darah

21Agustus2021

Terminasi Klien dan keluarga mengatakansenang dapat menetahuipenyebab ketidakstabilanglukosa darah Ny. R

Table 4.12 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Pada Klien 2

92

No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi1. Defisit

Pengetahuan b/dKetidakmampuan keluarga Ny.R mengenalmasalahkesehatanDiabetesMelitus.

17Agustus2021

Observasi1.1 Membina hubungan saling percaya dengan

klien dan keluarga1.2 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan

menerima informasi1.3 Mengidentifikasi factor yang meningkatkan dan

menurunkan motivasi klien dan keluargauntukmenerapkan pola hidup sehat

S :

Keluarga klien mengatakan tidakmengetahui tanda dan gejala penyakitDiabetes Melitus.

Klien dan keluarga mengatakan tidaktahu penyebab Ny. M mempunyaipenyakit diabetes melitus, karna dikeluarganya tidak ada yang mempunyairiwayat penyakit diabetes melitu

Klien dan keluarga mengatakan saat inimasih suka memakan makanan junk food

O :

Klien tidak bisa menjawab ketikaditanya tentang tanda dan gejala DiabetesMelitus.

A :

Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1.4 Jelaskan pada klien dan keluargamenggunakan lembar balik danleaflet pengertian Diabetes Melitus

93

1.5 Jelaskan pada klien dan keluargamenggunakan lembar balik danleaflet tanda dan gejala sertakomplikasi Diabetes

1.6 Beri kesempatan untuk keluargabertanya

19Agustus2021

Terapeutik1.4 Menjelaskan pada klien dan keluarga

menggunakan leaflet pengertian DiabetesMelitus

1.5 Menjelaskan pada klien dan keluargamenggunakan leaflet tanda dan gejala sertakomplikasi Diabetes

1.6 Memberi kesempatan untuk keluarga bertanya

S :

Klien dan keluarga mengatakan sekaranglebih paham mengenai penyakitnya

O:

Klien dan keluarga dapat menyebutkanpengertian dan penyebab DiabetesMelitus.

Klien dan keluarga dapat menjawabpertanyaan tentang tanda dan gejala sertakomplikasi dari Diabetes Melitus.

A : Masalah teratasi.P : Lanjutkan Intervensi1.7 Diskusikan bersama keluarga tentang

pantangan manakanan dari DiabetesMelitus dengan menggunakan lembarbalik

1.8 Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembali pantanganmanakanan dari Diabetes Melitus.

94

1.9 Beri reinforcement positif atas usahayang dilakukan keluarga.

1.10Jelaskan pada keluarga akibat daritidak melakukan pencegahanDiabetes Melitus

1.11Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembali akibat daritidak melakukan pencegahanDiabetes Melitus

21Agustus2021

Edukasi

1.7 Mendisiskusikan bersama keluarga tentangpantangan maakanan dari Diabetes Melitusdengan menggunakan leaflet

1.8 Memotivasi keluarga untuk menyebutkankembali pantangan manakanan dari DiabetesMelitus.

1.9 Memberi reinforcement positif atas usahayang dilakukan keluarga.

1.10Menjelaskan pada keluarga akibat dari tidakmelakukan pencegahan Diabetes Melitus

1.11Memotivasi keluarga untuk menyebutkankembali akibat dari tidak melakukanpencegahan Diabetes Melitus

S :

Klien dan keluarga mengatakan mengertittg diit Diabetes Melitus

Klien dan keluarga menyebutkanppantangan makanan dari penyakitdiabetes melitus

O :

Klien bisa menjawab kembali ttg diitdiabetes mellitus serta pantangan makandari diabtes mellitus

Klien dan keluarga bisa menjawabpantangan makanan dari penyakitdiabetes melitus

95

A :

Masalah sebagian teratasi

P : Hentikan intervensi

22Agustus2021

Terminasi Keluarga dan Ny.M mengatakan senangmendapatkan pengetahuan tentangperaewatan diabetes melitus

2. ketidakseimbangan kadar gula

darah b/dKetidakmampua

n keluargamerawat Ny. R

yang sakitDiabetesMelitus.

17Agustus2021

Observasi:2.1 Mengidentifikasi kemungkinan penyebab

ketidakstabilan glukosa darah2.2 Mengukur kadar glukosa darah

S :

Keluarga klien mengatakan diit DiabetesMelitus dengan tidak makan atau minumyang manis – manis saja

Klien mengatakan suka merasa hausdalam sehari ia bisa menghabiskansekitar 4 liter air minum

Keluarga klien mengatakan masih sukamakan makanan junkfood, lebih sukamembeli makan makanan yang cepat saji

O :

GDS : 297 mg/dL

A :

Masalah belum teratasi.

96

P : Lanjutkan intervensi

2.2 Cek kadar glukosa darah2.3 Jelaskan kepada klien mengenai

diit Diabetes Melitus denganmenggunakan leaflet

2.4 Jelaskan bagaimana caraperawatan Diabetes Melitus dirumah dengan menggunakanleaflet.

19Agustus2021

Terapeutik2.2 Mengukur kadar glukosa darah2.3 Menjelaskan kepada klien mengenai diit

Diabetes Melitus dengan menggunakan leaflet2.4 Menjelaskan bagaimana cara perawatan

Diabetes Melitus di rumah denganmenggunakan leaflet.

S :

Klien dan keluarga mengatakan sudahmengerti mengenai diit diabetes melitus

Klien dan keluarga mengatakan sudahmengerti tentang bagaimana caraperawatan Diabetes Melitus di rumahdengan menjaga pola makan, mengontrolgula darah secara rutin, rutin berolahraga

O :

GDS : 198 mg/dL.

Klien dan keluarga dapat menjawabpertanyaan tentang diit Diabetes Melitus.

97

Klien dan keluarga dapat menjawabpertanyaan tentang cara perawatanDiabetes Melitus di rumah.

A :

Masalah teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

2.2 Cek kadar glukosa darah

2.5 Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga

2.6 Anjurkan klien untuk mengontrolkandiri ke puskesmas secara rutin.

21Agustus2021

2.2 Mengukur kadar glukosa darah

2.5 Menganjurkan untuk mematuhi diet danolahraga

2.6 Menganjurkan klien untuk mengontrolkan dirike puskesmas secara rutin.

S :

Klien dan keluarga mengatakansekarang klien lebih sering melakukankegiatan di rumahnya

Keluarga dan klien mengatakan saat iniklien mengontrol jenis makan yangboleh dimakannya

O :

GDS : 183 mg/dL.

98

A :

Masalah teratasi

P :

Pertahankan intervensi

2.3 Cek kadar gula darah

22Agustus2021

Terminasi Klien dan keluarga mengatakan senangdapat menetahui penyebab ketidakstabilanglukosa darah Ny. M

99

100

Table 4.13 Evaluasi Keperawatan pada klien 1

Tanggal Diagnosa Evaluasi

16 Agustus2021

Diagnosa 1Defisit Pengetahuan b/dKetidakmampuankeluarga Ny. Rmengenal masalahkesehatan DiabetesMelitus.

Diagnosa 2Ketidakstabilan kadargula darah b/dKetidakmampuankeluarga merawat yangsakit Diabetes Melitus

S :

Keluarga klien mengatakan tidak mengetahui tandadan gejala penyakit Diabetes Melitus

Klien mengatakan bapaknya dahulu mempunyaipenyakit diabetes melitus dan saudaranya punmempunyai penyakit diabetes melitus.

Klien mengatakan penyebab Diabetes Melitusadalah konsumsi makanan dan minuman manisberlebihan

O :

Klien tidak bisa menjawab ketika ditanya tentangtanda dan gejala Diabetes Melitus.

A :

Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1.7 Jelaskan pada klien dan keluarga menggunakanlembar balik dan leaflet pengertian DiabetesMelitus

1.8 Jelaskan pada klien dan keluarga menggunakanlembar balik dan leaflet tanda dan gejala sertakomplikasi Diabetes

1.9 Beri kesempatan untuk keluarga bertanya

S :

Keluarga klien mengatakan diit Diabetes Melitusdengan tidak makan atau minum yang manis –manis saja

Klien mengatakan kadang kadang merasa 2pusing,dan saat diperiksa anaknya kadar gula darahnyamencapai tiga ratus lebih

Keluarga klien mengatakan masih suka makan yangmanis – manis, karna hanya makan makanan yangmanis dapat membantu nafsu makannya

O :

101

GDS : 259 mg/dL

A :

Masalah belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi

2.5 Jelaskan kepada klien mengenai diit DiabetesMelitus dengan menggunakan leaflet

Jelaskan bagaimana cara perawatan Diabetes Melitusdi rumah dengan menggunakan leaflet.

18 Agustus2021

` S :

Klien dan keluarga mengatakan sekarang lebihpaham mengenai penyakitnya

O:

Klien dan keluarga dapat menyebutkan pengertiandan penyebab Diabetes Melitus.

Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaantentang tanda dan gejala serta komplikasi dariDiabetes Melitus.

A : Masalah teratasi.P : Lanjutkan Intervensi1.4 Diskusikan bersama keluarga tentang pantangan

manakanan dari Diabetes Melitus denganmenggunakan lembar balik

1.5 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembalipantangan manakanan dari Diabetes Melitus.

1.6 Beri reinforcement positif atas usaha yangdilakukan keluarga.

1.7 Jelaskan pada keluarga akibat dari tidakmelakukan pencegahan Diabetes Melitus

Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibatdari tidak melakukan pencegahan Diabetes Melitus

S :

Klien dan keluarga mengatakan sudah mengertimengenai diit diabetes melitus

Klien dan keluarga mengatakan sudah mengertitentang bagaimana cara perawatan Diabetes Melitusdi rumah dengan menjaga pola makan, mengontrolgula darah secara rutin, rutin berolahraga

O :

102

GDS : 202 mg/dL.

Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaantentang diit Diabetes Melitus.

Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaantentang cara perawatan Diabetes Melitus di rumah.

A :

Masalah teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

2.3 Cek kadar glukosa darah

2.7 Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga

Anjurkan klien untuk mengontrolkan diri kepuskesmas secara rutin.

`` Diagnosa 1Defisit Pengetahuan b/dKetidakmampuankeluarga Ny. Rmengenal masalahkesehatan DiabetesMelitus

Diagnosa 2Ketidakstabilan kadargula darah b/dKetidakmampuankeluarga merawat yangsakit Diabetes Melitus

S :

Klien dan keluarga mengatakan mengerti ttg diitDiabetes Melitus

O :

Klien bisa menjawab kembali ttg diit diabetesmellitus serta pantangan makan dari diabtes melitus

A :

Masalah sebagian teratasi

P : Hentikan intervensi

S :

Klien dan keluarga mengatakan sekarang klienlebih sering melakukan kegiatan di rumahnya

Keluarga dan klien mengatakan saat ini klienmengontrol jenis makan yang boleh dimakannya

O :

GDS : 155 mg/dL.

A :

Masalah teratasi

P :

103

Pertahankan intervensi

Cek kadar gula darah

Table 4.14 Evaluasi Keperawatan pada klien 2

Tanggal Diagnosa Evaluasi

17 Agustus2021

Diagnosa 1Defisit Pengetahuan b/dKetidakmampuan keluargaNy. R mengenal masalahkesehatan DiabetesMelitus.

Diagnosa 2Ketidakstabilan kadar guladarah b/dKetidakmampuan keluargamerawat yang sakitDiabetes Melitus

S :

Keluarga klien mengatakan tidak mengetahuitanda dan gejala penyakit Diabetes Melitus.

Klien dan keluarga mengatakan tidak tahupenyebab Ny. M mempunyai penyakit diabetesmelitus, karna di keluarganya tidak ada yangmempunyai riwayat penyakit diabetes melitu

Klien dan keluarga mengatakan saat ini masihsuka memakan makanan junk food

O :

Klien tidak bisa menjawab ketika ditanyatentang tanda dan gejala Diabetes Melitus.

A :

Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1.7 Jelaskan pada klien dan keluargamenggunakan lembar balik dan leafletpengertian Diabetes Melitus

1.8 Jelaskan pada klien dan keluargamenggunakan lembar balik dan leaflet tandadan gejala serta komplikasi Diabetes

1.9 Beri kesempatan untuk keluarga bertanya

S :

Keluarga klien mengatakan diit DiabetesMelitus dengan tidak makan atau minum yangmanis – manis saja

104

Klien mengatakan suka merasa haus dalamsehari ia bisa menghabiskan sekitar 4 liter airminum

Keluarga klien mengatakan masih suka makanmakanan junkfood, lebih suka membeli makanmakanan yang cepat saji

O :

GDS : 297 mg/dL

A :

Masalah belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi

2.3 Cek kadar glukosa darah2.5 Jelaskan kepada klien mengenai diit

Diabetes Melitus dengan menggunakanleaflet

2.6 Jelaskan bagaimana cara perawatanDiabetes Melitus di rumah denganmenggunakan leaflet.

19 Agustus2021

Diagnosa 1Defisit Pengetahuan b/dKetidakmampuan keluargaNy. R mengenal masalahkesehatan DiabetesMelitus.

S :

Klien dan keluarga mengatakan sekarang lebihpaham mengenai penyakitnya

O:

Klien dan keluarga dapat menyebutkanpengertian dan penyebab Diabetes Melitus.

Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaantentang tanda dan gejala serta komplikasi dariDiabetes Melitus.

A : Masalah teratasi.P : Lanjutkan Intervensi1.7 Diskusikan bersama keluarga tentang

pantangan manakanan dari Diabetes Melitusdengan menggunakan lembar balik

1.8 Motivasi keluarga untuk menyebutkankembali pantangan manakanan dari DiabetesMelitus.

1.9 Beri reinforcement positif atas usaha yangdilakukan keluarga.

105

Diagnosa 2Ketidakstabilan kadar guladarah b/dKetidakmampuan keluargamerawat yang sakitDiabetes Melitus

1.10Jelaskan pada keluarga akibat dari tidakmelakukan pencegahan Diabetes Melitus

1.11Motivasi keluarga untuk menyebutkankembali akibat dari tidak melakukanpencegahan Diabetes Melitus

S :

Klien dan keluarga mengatakan sudah mengertimengenai diit diabetes melitus

Klien dan keluarga mengatakan sudah mengertitentang bagaimana cara perawatan DiabetesMelitus di rumah dengan menjaga pola makan,mengontrol gula darah secara rutin, rutinberolahraga

O :

GDS : 198 mg/dL.

Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaantentang diit Diabetes Melitus.

Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaantentang cara perawatan Diabetes Melitus dirumah.

A :

Masalah teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

2.3 Cek kadar glukosa darah

2.7 Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga

Anjurkan klien untuk mengontrolkan diri kepuskesmas secara rutin.

21 Juli 2021 Diagnosa 1Defisit Pengetahuan b/dKetidakmampuan keluargaNy. R mengenal masalahkesehatan Diabetes Melitus

S :

Klien dan keluarga mengatakan mengerti ttg diitDiabetes Melitus

Klien dan keluarga menyebutkan ppantanganmakanan dari penyakit diabetes melitus

O :

106

Diagnosa 2Ketidakstabilan kadar guladarah b/dKetidakmampuan keluargamerawat yang sakitDiabetes Melitus

Klien bisa menjawab kembali ttg diit diabetesmellitus serta pantangan makan dari diabtesmellitus

Klien dan keluarga bisa menjawab pantanganmakanan dari penyakit diabetes melitus

A :

Masalah sebagian teratasi

P : Hentikan intervensi

S :

Klien dan keluarga mengatakan sekarang klienlebih sering melakukan kegiatan di rumahnya

Keluarga dan klien mengatakan saat ini klienmengontrol jenis makan yang bolehdimakannya

O :

GDS : 183 mg/dL.

A :

Masalah teratasi

P :

Pertahankan intervensi

Cek kadar gula darah

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini penelitian akan membahas hasil asuhan keperawatan

keluarga pada kedua klien yang meliputi pengkajian, rencana keperawatan,

tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses perawatan,

mengingat pengkajian sebagai awal interaksi dengan keluarga untuk

107

mengidentifikasi data kesehatan seluruh anggota keluarga. Pengkajian

keperawatan merupakan proses pengumpulan data. Pengumpulan data adalah

pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk

menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan

kesehatan klien (Widagdo, 2017)

Hasil pengkajian yang dilakukan pada klien 1 dan 2 pada tanggal 11-12

Agustus 2021 didapatkan adanya masalah keperawatan pada keluarga yang

sama yaitu defisit pengetahuan, kedua keluarga sama-sama belum memahami

masalah kesehatan diabetes melitus keika diberi pertanyaan tentang tanda dan

gejala dm, diit dm serta komplikasi dm.

Selain itu ditemukan masalah ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh

pada klien 1 dan 2 dengan tanda dan gejala yang berbeda. Pada klien 1

didapatkan data bahwa masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah karena

pola makan Ny. R yang masih menyukai makanan yang manis manis dengan

hasil glukosa darah sewaktu 259 mg/dL, keluarga yang merawat Ny. R tidak

tahu mengenai diit dm, sehingga Ny. J menuruti makanan yang mau dimakan

oleh ibunya, Ny. R juga mengatakan suka merasa lemas dan jarang

beraktifitas.

Pada klien 2 didapatkan data masalah ketidakstabilan kadar glukosa

darah dengan hasil glukosa darah sewaktu 297 mg/dL, saat dilakukan

pengkajian Ny. M mengatakan masih suka memakan makanan junkfood yang

dibeli oleh Tn. M, Ny. M juga mengatakan suka merasakan rasa haus yang

108

berlebihan dan juga suka kencing, dalam sehari Ny. M bisa menghabiskan ± 3

botol tupperware ukuran 2 liter

Keluarga Ny. R mengatakan bahwa penyakit diabetes melitus didapatkan

dari ayahnya, saudaranya mempunyai penyakit yang sama seperti dia, Ny.R

mengetahui ia menderita penyakit dm pada tahun 2018, pada saat itu ia tiba

tiba pingsan dan tidak sadarkan diri, saat dibawa ke rumah sakit ternyata gula

darahnya tinggi, walaupun Ny. R mengetahui ia menderita penyakit dm Ny. R

masih menyukai makan yang manis-manis seperti kue kering dan basah yang

manis, Ny. R mendapatkan injeksi insulin novorapid 12 unit 3xsehari

Klien mengatakan tidak ada yang mempunyai penyakit dm dalam

keluarganya, pasien menderita penyakit dm sejak tahun 2016 yang lalu, dan

saat ini mendapatkan terapi injeksi insulin 10 unit 3xsehari, tidak ada yang

bertugas memasak di rumah semuanya di pesankan oleh catering rumahan

Asumsi dari penulis selama dilakukan pengkajian terdapat kemudahan

karena kedua keluarga menerima untuk membantu penulis dalam melakukan

pengkajian, kedua keluarga kooperatif saat melakukan tanya jawab, namun

pada keluarga 1 terdapat kesulitan mencari waktu jam karena Tn. B dan Ny. J

bekerja sehingga pengkajian dilakukan saat malam hari.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan keluarga merupakan tahap kedua dari proses

keperawatan keluarga. Tahap ini merupakan kegiatan penting dalam

menentukan masalah keperawatan yang akan diselesaikan dalam keluarga.

109

Penetapan diagnosis keperawatan yang tidak tepat akan memengaruhi

tahapan berikutnya dalam proses keperawatan. Kemampuan perawat dalam

menganalisis data hasil pengkajian sangat diperlukan dalam menetapkan

diagnosis keperawatan keluarga.

a. Defisit pengetahuan berhubungan ketidakmampuan keluarga dalam

mengenal masalah kesehatan

Dari hasil pengkajian data yang dilakukan pada tanggal 11 Agustus

2021 sampai dengan 21 Agustus 2021 diperoleh data yaitu berhubungan

dengan keluarga dan anggota keluarga yang mengalami diabetes melitus,

keluarga Tn B mengatakan hanya mengetahui sedikit tentang

penyakitnya, mereka mengetahui diabetes melitus adalah penyakit

kencing manis dan tidak boleh makan yang manis manis, tetapi keluarga

tidak mengetahui lebih tentang tanda dan gejala, diit diabetes melitus

serta komplikasinya.

Demikian juga, dari hasil pengkajian data yang dilakukan klien 2

keluarga Tn. L pada tanggal 11 Agustus sampai dengan 22 agustus 2021

diperoleh data yaitu defisit pengetahuan, keluarga Tn. L mengatakan ia

tidak tahu penyebab mengapa istrinya bisa terkena diabetes melitus

sedangkan di keluarganya tidak ada yang pernah mempunyai penyakit

diabetes melitus. Keluarga Tn. L tidak tahu mengenai diit diabetes

melitus, tanda dan gejala serta komplikasi diabetes melitus

110

Sedangkan, menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

(2016) definisi defisit pengetahuan adalah keaadan atau kurangnya

informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu dengan faktor

penyebab yang terkait dengan defisit pengetahuan terdiri dari:

keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti

anjuran, kurang terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang

mampu mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi.

Dari hal tersebut, penulis berpendapat antara pengkajian

dilapangan dan teori tidak terdapat kesenjangan karena pengetahuan

seseorang ditentukan oleh faktor-faktor yaitu keterpaparan terhadap

informasi, daya ingat, interpretasi informasi, kognitif, minat belajar dan

ke familiaran terhadap sumber informasi, hal tersebut dikarenakan Tn.B

dan keluarga sibuk dengan aktivitasnya masing masing, terutama Tn. B

bekerja sebagai buruh lepas mempunyai pekerjaan untuk berlangsungan

hidup keluarganya, anaknya Ny. R bekerja sebagai freelance.

Pada keluarga Tn. L yang tidak mampu mengenal masalah diabetes

melitus karena sibuk dengan kegiatannya masing masing.Tn L bekerja

berjualan bensin di depan rumahnya serta suka bermain dengan burung

peliharaannya, sedangkan Ny. M aktivitasnya sehari hari sering ditempat

tidur menonton sinetron, serta anaknya Tn. M sibuk dengan jadwal

kuliahnya, Keluarga serta klien kurang mencari informasi terhadap

111

diabetes melitus karena mementingkan persepsinya sendiri terhadap

penyakit diabetes melitus

b. Ketidakstabilan kadarglukosa darah dalam tubuh berhubungan dengan

Klien 1 mengatakan pada hari rabu tanggal 11 Agustus 2021 pukul

15.30 WITA klien mengeluh lemas dan suka merasa mual klien

mengatakan sudah makan, saat di cek kadar glukosa darahnya 259mg/Dl,

klien mengatakan kadar glukosanya suka naik turun karena akanya rutin

mengecek kadar glukosanya, selama seminggu klien mengatakan ada

kadar gula darahnya tinggi hingga mencapai 300mg/dL.

Klien 2 mengatakan pada hari Jumat tanggal 13 Agustus 2021

pukul 07.00 WITA merasakan sering merasakan kesemutan di kakinya,

pasien tidak merasa lemah, Ny. M mengatakan sudah makan pada saat di

cek kadar glukosa darahnya 297mg/dL, klien dan keluarga jarang

memeriksakan kadar glukosa darahnya, Ny, M jarang memeriksakan

kadar glukosa darahnya.

Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yangbersifat

kronik, ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah sebagai

akibat dari adanya gangguan penggunaan insulin, sekresi insulin, atau

keduanya. Pada klien diabetes melitus terjadi pada pola makan tidak

teratur sehingga mengakibatkan terjadinya ketidkstabilan kadar glukosa

darah (American Diabets Assoclation ADA, 2013).

112

Hasil penelitian klien 1 dan klien 2 mengalami diabetes mellitus

dengan tanda dan gejala kesemutan, mual muntah, nafsu makan

menurun, lemas. Data objektif dari penelitian kedua klien mengalami

ketidakstabilan kadar glukosa darah sehingga mengakibatkan nafsu

makan menurun, kesemutan. Klien 1 dan klien 2 mengalami resiko

ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan hasil GDS klien 1 259mg/dl

dan klien 2 GDA 297 mg/dl.

Menurut asumsi penulis, kesulitan saat penegakkan diagnosa tidak

ditemukan, karena data yang diperoleh memenuhi kriteria tanda dan gejala

untuk menegakkan sebuah diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan

pada Klien yang sesuai dengan teori adalah defisit pengetahuan berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan, dan

ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh berhubungan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

c. Perencanaan keperawatan

Dari pernyataan diatas penulis akan melakukan perencanaan

keperawatan yaitu pendidikan kesehatan untuk mengatasi kurang

pengetahuan pada klien 1 dan klien 2. sesuai dengan pernyataan dari

(Suliha,dkk 2002) Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan

mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok,

maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan

113

pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik (Rosymida,

2018).

Adapun rencana tindakan keperawatan pada diagnosa defisit

pengetahuan pada Ny.R di keluarga Ny.M berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus

yang sesuai dengan teori ( Wright & Loehay dalam friedman 1998) adalah :

Untuk diagnosa pertama defisit pengetahuan pada Ny.R dikeluarga Ny.M

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

diabetes mellitus

Aspek kognitif, beri penjelasan dan penyuluhan pada keluarga

mengenai pengertian diabetes melitus, penyebab diabetes melitus, tanda dan

gejala diabetes melitus, komplikasi diabetes melitus, penatalaksanaan

diabetes melitus, cara pencegahan pada penderita diabetes melitus,

lingkungan yang baik untuk penderita diabetes melitus.

Aspek afektif motivasi keluarga untuk mengambil keputusan terkait

masalah diabetes melitus, motivasi keluarga untuk melakukan perawatan

diabetes melitus.

Aspek psikomotorik mendemonstrasikan cara perawatan diabetes

melitus, mendemonstrasikan cara perawatan kaki diabetes melitus. Sebagian

besar rencana keperawatan dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

114

Untuk diagnosa kedua ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh

Ny.R di keluarga Tn.B dan Ny.M di keluarga Tn.L berhubungan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan dm.

Aspek kognitif beri penjelasan dan penyuluhan pada keluarga

mengenai pengertian diabetes mellitus, penyebab diabetes mellitus, tanda dan

gejala diabetes mellitus, penatalaksanaan diabetes mellitus, komplikasi

diabetes mellitus, diit pada penderita diabetes mellitus, aktivitas atau latihan

pada penderita dm, lingkungan yang baik untuk penderita dm, proteksi diri

yang baik untuk penderita dm.

Aspek afektif motivasi keluarga untuk mengambil keputusan terkait

masalah dm, motivasi keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota

keluarga yang menderita dm dengan cara senam kaki diabetik, olah raga

secara teratur, minum obat secara teratur, motivasi keluarga untuk melakukan

senam kaki diabetic

Aspek psikomotorik keluarga mampu melakukan senam kaki diabetik

secara mandiri. Sebagian besar rencana keperawatan dilakukan sesuai dengan

teori yang ada, namun ada beberapa yang tidak direncanakan sesuai dengan

teori. Rencana keperawatan yang tidak direncanakan perawat berdasarkan

teori yang ada untuk mengatasi masalah resiko terjadinya injuri dari aspek

psikomotorik yaitu mendemonstrasikan senam kaki diabetik untuk penderita

diabetes mellitus.

115

Menurut asumsi penulis, intervensi tindakan keperawatan yang

direncanakan sesuai dengan teori yang ada. Perencanaan dilakukan setelah

semua data yang terkumpul selesai dianalisis dan diprioritaskan. Perencanaan

disesuaikan dengan kondisi masing-masing klien. Perencaan itulah yang

nantinya akan dilakukan kepada klien untuk menyelesaikan masalah dengan

efisien. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan kepada klien meliputi

observasi, terapeutik, edukasi.

d. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat disesuaikan

dengan intervensi yang ada, untuk diagnosa pertama, untuk kriteria verbal

memberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus yang meliputi

pengertian diabetes melitus, penyebab diabetes melitus, tanda dan gejala

diabetes melitus, komplikasi diabetes melitus, penatalaksanaan diabetes

melitus, cara pencegahan diabetes melitus berulang, lingkungan yang baik

untuk penderita diabetes melitus.

Untuk kriteria afektif mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi masalah diabetes melitus. Untuk kriteria psikomotorik yaitu

mendemonstrasikan cara perawatan kaki pada penderita diabetes mellitus.

Untuk diagnosa kedua, untuk kriteria verbal memberikan pendidikan

kesehatan tentang diabetes melitus yang meliputi pengertian diabetes melitus,

penyebab diabetes melitus, tanda dan gejala diabetes melitus, komplikasi

diabetes melitus, penatalaksanaan diabetes melitus, diit pada penderita

116

diabetes mellitus, aktivitas atau latihan pada penderita diabetes mellitus,

lingkungan yang baik untuk penderita diabetes mellitus, proteksi diri yang

baik untuk penderita diabetes mellitus.

Untuk respon afektif mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh, mampu

melaksanakan 3 simbang diantaranya adalah senam kaki diabetik, olahraga

secara teratur, minum obat secara teratur. Untuk respon psikomotorik

keluarga mampu melaksanakan senam kaki diabetik secara mandiri.

Menurut asumsi penulis, hambatan dari tindakan keperawatan tersebut

adalah tingkat pendidikan anggota keluarga yang tidak terlalu tinggi, sehingga

didalam melakuakan pendidikan kesehatan harus dilakukan secara berulang

kali, walaupun terdapat hambatan tindakan keperawatan tersebut dapat

terlaksana dengan cukup baik, karena keluarga memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi sehingga keluarga memiliki antusias yang tinggi untuk mendengarkan

penjelasan dari perawat.

e. Evaluasi

Evaluasi untuk diagnosa pertama respon verbal keluarga mampu

menyebutkan pengertian dm, penyebab dm, tanda dan gejala dm, komplikasi

dm, penatalaksanaan dm, cara pencegahan dm berulang pada keluarga,

lingkungan yang baik untuk penderita dm. Respon afektif mengabil

117

keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah dm. Respon psikomotorik

mendemonstrasikan cara perawatan pada penderita dm

Evaluasi untuk diagnosa kedua secara verbal keluarga mampu

menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala dm, diit pada penderita

dm, aktivitas atau latihan pada penderita dm, lingkungan yang baik untuk

penderita dm, proteksi diri yang baik untuk dm. Respon afektif mengambil

keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakstabilan kadar glukosa

darah dalam tubuh, keluarga mampu melaksanakan 3 seimbang (senam kaki

diabetik, olah raga secara teratru, minum obat secara teratur)

Menurut asumsi penulis, masalah keperawatan pada keluarga telah

teratasi dengan meningkatnya pengetahuan pasien mengenai masalah

kesehatan diabetes melitus, serta kedua keluarga mau mengubah pola

makannya sesuai dengan diit diabetes melitus, Ny. R dan Ny. M mulai

melakukan aktifitas di rumahnya.

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada kedua

keluarga dengan diabetes melitus terhadap Ny.R sebagai klien I dan Ny.M

sebagai klien II di wilayah kerja Puskesmas Sepinggan Baru Kecamatan

Balikpapan Selatan tahun 2021, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pengkajian

Hasil pengkajian didapatkan keluhan yang berbeda antara klien I

sering merasa lemas dan sulit rasanya melakukan aktivitas karna

merasakan kelelahan, kebiasaan mengkonsumsi makanan yang manis

manis serta mempunyai riwayat diabetes melitus dalam keluarganya

sebelumnya ayahnya dan saudaranya. Pada klien II sering merasa

kesemutan suka buang air kecil serta suka haus, dalam sehatri Ny. M bisa

menghabiskan ± 5 liter air minum dan Kedua keluarga serta pasien tidak

mengetahui lebih rinci tentang penyakit diabetes mellitus, diit, tranda dan

gejala serta komplikasnya. Penyebab diabetes antara Ny. R dan Ny. M

berbeda, Ny. R disebabkan karena karena faktor keturunan. sedangkan

Ny. M karena kebiasaan hidup dan pola makan yang tidak baik

2. Diagnosa

118

119

Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Ny. R dan Ny. M saama

yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan dan ketidakstabilan gula darah

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal maslaah

kesehatan diabetes melitus, defisit pengetahuan mengenai diit diabetes

melitus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal

masalah kesehatan diabetes melitus, dan komplikasi berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

3. Intervensi

Intervensi yang direncanakan dirumuskan berdasarkan diagnosa

keperawatan yang didapkan antara partisipan I dan II, sesuai dengan 5.

tugas utama keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, memutuskan

tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi

lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

4. Implementasi

Implementasi dilakukan selama 3 hari dimulai pada tanggal 16

Agustus sampai 21 Agustus 2021 Implementasi dilakukan dengan

metode konseling, diskusi, demonstrasi, dan penyuluhan. Dalam

pelaksanaan ada beberapa implementasi yang digabung seperti tugas

utama keluarga 1 yaitu mengenal masalah kesehatan dan tugas utama

keluarga 2 yaitu membuat keputusan. Dalam penatalaksanaan

implementasi tidak ada masalah karena kedua partisipan mau

120

mendengarkan penyuluhan yang diberikan dan mau melaksanakan

demonstrasi yang diajarkan.

5. Evaluasi

Peneliti melakukan evaluasi kepada kedua partisipan dan keluarga

pada tanggal 16 Agustus sampai 21 Agustus 2021 setiap selesai

melakukan implementasi dengan membuat catatan perkembangan dengan

metode SOAP. Peneliti juga melakukan evaluasi keseluruhan sebelum

terminasi mengenai apa yang didiskusikan pada pertemuan-pertemuan

sebelumnya tanggal 21 Agustus 2021.

B. SARAN

1. Untuk keluarga

a. Agar kedua keluarga rutin memeriksakan diri ke puskesmas dan

mengontrol tekanan darah melalui pendidikan kesehatan yang telah

diberikan.

b. Agar kedua keluarga dapat membantu mengingatkan serta

memotivasi keluarga untuk melakukan pola hidup sehat dengan

pengaturan diit diabetes melitus yang dianjurkan.

c. Agar kedua keluarga dapat merawat anggota keluarga yang

menderita diabetes melitus.

121

d. Agar kedua keluarga dapat mengambil keputusan atau tindakan

untuk mengatasi masalah serta dapat melanjutkan perawatan tehadap

angota keluarga.

2. Untuk perawat dan petugas puskesmas pemegang program

a. Agar melanjutkan tindakan keperawatan yang telah diberikan kepada

keluarga melalui program Puskesmas.

b. Melakukan kerjasama lintas program puskesmas dan lintas sektoral

RT, kelurahan dan instasnsi yang terkait sehingga memudahkan

keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di

masyarakat.

c. Agar dapat melakukan pengkajian pada lingkup keluarga, agar

memperoleh data yang akurat sebaiknya perawat mampu

meningkatkan kemampuan interpersonal serta sarana prasarana yang

menunjang untuk melakukan pengkajian dan menentukan diagnosa

yang muncul dari pengkajian yang dilakukan.

d. Dalam memprioritaskan diagnosa keperawatan, sebaiknya perawat

melibatkan secara langsung keluarga sehingga mampu memberikan

informasi yang akurat mengenai tujuan yang dilakukannya kegiatan

tersebut dan keluarga memiliki pemahaman yang baik pada proses

yang berlangsung.

e. Dalam membuat perencanaan keperawatan, perawat harus

menyesuaikan dengan diagnosa keperawatan dan ditentukan

122

bersama-sama dengan keluarga sehingga tindakan keperawatan yang

direncanakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan keluarga.

f. Pada proses implementasi perawat sebagai Health educator

sebaiknya memberikan pendidikan kesehatan disesuaikan dengan

tingkat pengetahuan keluarga yang dikelola, sehingga memudahkan

proses yang berlangsung.

g. Pada saat melakukan evaluasi, perawat harus benar-benar

memperhatikan pencapaian tujuan dalam perencanaan dan tanggapan

atau respon dari keluarga sehingga pemberi asuhan keperawatan

lebih optimal.

3. Bagi mahasiswa

Diharapkan mahasiswa mampu mendalami ilmu dalam merawat dan

menerapkan asuhan keperawatan keluarga sehingga dapat membantu

keluarga mengubah pola hidupnya menjadi lebih berkualitas dan

sejahtera dimasa tua khususnya dalam hal fisik dengan adanya

peningkatan tingkat kemandirian keluarga, sehingga keluarga mampu

menjalankan tugas dan fungsi keluarga yaitu merawat anggota keluarga

yang sakit, mampu mengenal masalah kesehatan, mampu mengambil

keputusan dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

sebagaimana tugas dan fungsi keluarga yang semestinya.

4. Bagi penulis

123

Diharapkan penulis selanjutnya dapat melakukan studi kasus yang

lebih mendalam dengan waktu yang lebih lama dan melakukan

implementasi keperawatan keluarga sesuai dengan standar operasional

prosedur yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. Z. (2010). Pengantar keperawatan keluarga (N. F. Ariani (ed.); cetakan

20). Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Balikpapan, D. (2019). Profil Kesehatan Kota Balikpapan 2019. Journal of

Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Bhatt, H., Saklani, S., & Upadhayay, K. (2016). Anti-oxidant and anti-diabetic

activities of ethanolic extract of Primula Denticulata Flowers. Indonesian

Journal of Pharmacy, 27(2), 74–79. https://doi.org/10.14499/indonesian

Fitriyanti, M. E., Febriawati, H., & Yanti, L. (2019). Jurnal Keperawatan

Muhammadiyah Bengkulu Volume 07, Nomor 02, Oktober 2019. Jurnal

Keperawatan, 07(02), 99–105.

ADA, 2010. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus Diabetes Care

USA. 27 : 55

Perkeni. Konsensus dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta:

Perkeni. 2015

Dolensel, J, Rupnik, Ms & Stozer, A, 2015, Structural Similarities and

Differences Between The Human and The Mouse Pancreas Islets, Vol 7,

Viewed 28 Maret 2019 http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/1938

2014. 2015. 102.4405

Erawati N. Pengaruh pemberian ekstrak ubi jalar ungu (ipomoea batatas poiret)

terhadap kadar glukosan darah, kadar immunoglobulin a (IgA) dan villi usus

pada tikus putih jantan (Rattus norvegitus). Diabetes Mellitus Scienta.

2014;4(1):22-8.

Satriyasa B, Jawi I. Potensi ekstrak air umbi ubi jalar ungu meningkatkan ekspresi

gen superoxide dismutase dan catalase serta menurunkan mda pada berbagai

organ tikus diabetes (Disertasi). Denpasar: Universitas Udayana. 2015.

Avianty S, Ayustaningwarno F. Indeks glikemik snack bar ubi jalar kedelai hitam

sebagai alternatif makanan selingan penderita diabetes melitus tipe 2. Jurnal

Aplikasi Teknologi Pangan. 2014;2(2):98- 102.

Rahayu P, Fathonah S, Fajri M. Daya terima dan kandungan gizi makanan

tambahan berbahan dasar ubi jalar ungu. Food Science and Culinary

Education Journal. 2012;1(1):31-7.

Friedman, (2013). Keperawatan Keluarga, Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Haqiqi Ilham,sentana Dwi a’an, mardiantun. (2019). Jurnal Keperawatan Terpadu

(Integrated Nursing Journal). Efektivitas Pendidikan Kesehatan Dengan

Video Tentang Pencegahan Penularan Penyakit Di Wilayah Kerja Puskesmas

Sedau Tahun 2019, 9698(1), 65–75.

Harmoko, (2012). Asuhan Keperaatan Keluarga. Penerbit:pustaka pelajar

Yogyakarta.

Notoatmodjo,S (2012). Metedeologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi

dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi

dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan

Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI

Heinz, H. C. M. G. H. R. (2013). In Persepsi Masyarakat Terhadap Perawatan

Ortodontik Yang Dilakukan Oleh Pihak Non Profesional (Vol. 53, Issue 9).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Riskesdas Provinsi

Kalimantan Timur. Laporan Provinsi Kalimantan Timur RISKESDAS 2018,

61–65.

https://drive.google.com/drive/folders/1XYHFQuKucZIwmCADX5ff1aDhfJ

gqzI-l

Smeltzer, S. C. dan B. G Bare,2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth, Jakarta : ECG

Nursalam, 2016, metode penelitian. (2013). Hubungan Antara Jumlah Leukosit

Dan Jumlah Limfosit Pada Pasien Ulkus Diabetikum. Journal of Chemical

Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Padila, 2012. Keperawatan Medikal Bedah, Nuha Medika : Yogyakarta

Widayanti, T., Studi, P., Medis, R., & Kesehatan, I. (2017). Volume 3 No . 1 April

2017 Tinjauan Keakuratan Kodefikasi Diagnosis Utama tahun 2015 di

Rumah Sakit Islam Keywords : Codification Accuracy Rate , Diabetes

Mellitus Coding adalah salah satu kegiatan pengolahan data rekam . 3(1), 15.

Widyanto, F. C (2014). Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sudiharto, (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekaetan

Transkultural, cetakan kedua. Jakarta : EGC Suprajitno. (2004). Asuhan

Keperawatan Keluarga : Aplikasai dalam Praktik. Jakarta : EGC

INFORMED CONSENT

(Persetujuan menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai asuhan

keperawatan yang akan dilakukan oleh Chusnul Khotimah dengan judul “Asuhan

Keperawatan Keluarga Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Sepinggan

tahun 2021”

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada asuhan

keperawatan secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama asuhan keperawatan saya

menginginkan pengunduran diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu

tanpa sanksi apapun.

Balikpapan,………..………..2021

Saksi Yang MemberikanPersetujuan

……………..................... …………………………….

Mahasiswa

…………………………….

INFORMED CONSENT

(Persetujuan menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai asuhan

keperawatan yang akan dilakukan oleh Chusnul Khotimah dengan judul “Asuhan

Keperawatan Keluarga Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Sepinggan

tahun 2021”

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada asuhan

keperawatan secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama asuhan keperawatan saya

menginginkan pengunduran diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu

tanpa sanksi apapun.

Balikpapan,………..………..2021

Saksi Yang MemberikanPersetujuan

……………..................... …………………………….

Mahasiswa

…………………………….

LAPORAN PENDAHULUAN

KUNJUNGAN I ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses

yang terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi : pengkajian,

perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah

awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang status kesehatan

klien. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehinggga dapat

dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.

Tahap pengkajian merupakan hal yang paling penting dan menjadi

dasar untuk merumuskan intervensi, implemetasi dan evaluasi. Sasaran

dalam asuhan kepewaratan keluarga ini yakni keluarga Ny.R yang

memiliki riwayat penyakit diabetes melitus sejak 3 tahun yang lalu,

dimana dalam satu keluarga tinggal Di Jalan Umaq Suling RT. 39 No. 03

Kelurahan Sepinggan.

2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut

a. Data Umum

b. Data Keluarga

c. Data pengkajian individu yang sakit

d. Data penunjang keluarga

e. Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan

anggota keluarga

3. Masalah Kesehatan Keluarga Masalah kesehatan belum muncul

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan

Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum selesai dilakukan

2. Tujuan Umum

Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan masalah

keperawatan.

4. Tujuan Khusus

a. Terkumpulnya data umum, data keluarga, data pengkajian

individu yang sakit, data penunjang keluarga dan kemmapuan

kelurag melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga.

b. Teridentifikasi masalah kesehatan keluarga

c. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.

B. Rencana Kegiatan

1. Topik : Pengkajian Keperawatan Keluarga

2. Metode : Wawancara dan observasi

3. Media : Format pengkajian dan alat tulis

4. Waktu : Kamis, 12 Agustus 2021 pukul 15.30 WITA

5. Tempat: Rumah keluarga Tn.B Di Jalan Umaq

Suling RT. 39 No. 03 Kelurahan Sepinggan

Strategi pelaksanaan

1. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

2. Kerja :

a. Melakukan pengkajian keluarga dan observasi

b. Mengidentifikasi masalah kesehatan

c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan

d. Mengidentifikasi pemahaman keluarga tentang masalah

kesehatan

3. Terminasi

a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

b. Mengucap salam Kriteria hasil

4. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Alat bantu atau media disiapkan

5. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

6. Hasil :

a. Didapatkan : data umum, data keluarga, data pengkajian

individu yang sakit, data penunjang keluarga dan kemmapuan

kelurag melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga.

b. Teridentifikasi masalah kesehatan

c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

LAPORAN PENDAHULUAN

KUNJUNGAN II ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan

proses yang terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi :

pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian

merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data

tentang status kesehatan klien. Data yang telah terkumpul

kemudian dianalisa sehinggga dapat dirumuskan masalah

kesehatan yang ada pada keluarga.

Tahap pengkajian merupakan hal yang paling penting dan

menjad dasar untuk merumuskan intervensi, implemetasi dan

evaluasi. Sasaran dalam asuhan kepewaratan keluarga ini yakni

keluarga Tn.B yang memiliki Diabetes Melitus, dimana dalam satu

keluarga tinggal Di Jalan Umaq Suling RT. 39 No. 03 Kelurahan

Sepinggan

2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut

Pemeriksaan Fisik pada klien dan

Keluarga

3. Masalah Kesehatan

Keluarga Masalah

kesehatan belum muncul

B. PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan

Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan

2. Tujuan Umum

Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan

masalah keperawatan.

3. Tujuan Khusus

a. Terkumpulnya data pemeriksaan fisik klien dan keluarga

b. Teridentifikasi masalah kesehatan keluarga

c. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Pemeriksaan fisik pada klien dan keluarga

2. Metode : Wawancara dan observasi

3. Media : Format pengkajian, alat pemeriksaan fisik dan alat

tulis

4. Waktu : Senin, 16 Agustus 2021 pukul 15.30 WITA

5. Tempat: Rumah keluarga Tn.B dan Ny.R di Jalan

Umaq Suling RT 39 No. 03. Kelurahan

Sepinggan.

Strategi pelaksanaan

1. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

2. Kerja :

a. Melakukan pemeriksaan fisik pada Tn.B dan keluarga

b. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan

3. Terminasi

a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

b. Mengucap salam

Kriteria hasil

1. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Alat bantu atau media disiapkan

2. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil :

a. Didapatkan : data pemeriksaan fisik pada Ny.R dan keluarga

b. Teridentifikasi masalah kesehatan

Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

LAPORAN PENDAHULUAN

KUNJUNGAN III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal

11-12 Agustus 2021 didapatkan bahwa Ny.R telah mengalami

penyakit Diabetes Melitus, Ny.R mengeluh suka merasa mual serta

nafsu makannya menurun dan badannya terasa lamas

Pada kesempatan pertemuan ini perawat melakukan tindakan

keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang di dapat.

Tindakan yang dilakukan yakni menganalisa data dan

memprioritaskan masalah keperawatan yang telah ditemukan.

Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada klien

dan keluarga kemudian bersama-sama memprioritaskan masalah

kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat

berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.

2. Masalah keperawatan

a. Deficit pengetahuan

b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh

B. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.

b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh dalam tubuh

berhubungan dengan ketidkmampuan keluarga Tn. B dalam

mengenal masalah kesehatan khususnya pada Ny.R

2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik maka

ditemukannya masalah keperawatan pada Ny.R dan keluarga,

sehingga dapat memprioritaskan masalah keperawatan yang

sudah didapat.

3. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pengkajian dan menganalisa data di

temukan masalah keperawatan pada keluarga :

a. Keluarga belum mengetahui informasi tentang penyakit

Diabetes Melitus yang diderita Ny.R

b. Kadar glukosa darah pasien tinggi mencapai 297mg/dL

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : analisa data dan prioritas masalah keperawatan

2. Metode : Wawancara dan observasi

3. Media : Format pengkajian dan alat tulis

4. Waktu : Rabu, 18 Agustus 2021 pukul 15.00 WITA

5. Tempat: Rumah keluarga Tn.B dan Ny.R Di Jalan

Umaq Suling RT. 39 No. 03 Kelurahan Sepinggan

Strategi pelaksanaan

1. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

2. Kerja :

a. Menganalisa data permasalahan keperawatan pada keluarga

b. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga

c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan

3. Terminasi

a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

b. Mengucap salam

Kriteria hasil

1. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Alat bantu atau media disiapkan

2. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil :

a. Didapatkan : data subjektif dan data objektif serta dapat

menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga

b. Teridentifikasi masalah keperawatan

Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN IV

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-12 Agustus 2021

didapatkan data bahwa Ny.R telah mengalami penyakit Diabetes Melitus

Keluarga dan Ny.R kurang mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus

Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan melakukan tindakan

keperawatan sesuai dengan permasalahan keperawatan yang didapat.

Tindakan yang dilakukan yakni melakukan penyuluhan serta memberikan

sarana pendukung terlaksananya rencana tindakan keperawatan.

Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada klien dan

keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi tentang masalah kesehatan

yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam

kegiatan selanjutnya.

2. Masalah keperawatan

a. Defisit pengetahuan

b. ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh

B. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan.

b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan diabetes

melitus khususnya pada Ny.R

2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat

mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.R yang menderita Diabetes

Melitus.

3. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :

a. Memahami dan mengerti tentang pengertian Diabetes Melitus

b. Memahami dan mengerti tentang penyebab Diabetes Melitus.

c. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala Diabetes Melitus.

d. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi Diabetes Melitus.

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Implementasi Keperawatan

2. Metode : wawancara dan Penyuluhan

3. Media : Leaflet dan alat tulis

4. Waktu : Jumat, 20 Agustus 2021 pukul 16.00 WITA

5. Tempat : Rumah keluarga Tn.B Di Umaq Suling RT 39 No. 03

Kelurahan Sepinggan.

Strategi pelaksanaan

1. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

2. Kerja :

a. Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan

b. Menyebutkan materi yang akan disampaikan

c. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus

d. Menjelaskan tanda gejala Diabetes Melitus

e. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus

f. Menjelaskan cara mengatasi Diabetes Melitus

3. Terminasi

a. Menanyakan perasaan keluarga setelah diberikan penyuluhan

b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

c. Mengucap salam

Kriteria hasil

1. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Leaflet atau media disiapkan

2. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil :

a. Keluarga dapat memahami tentang pengertian Diabetes Melitus

b. Keluarga dapat memahami tentang penyebab Diabetes Melitus

c. Keluarga dapat memahami tentang tanda gejala Diabetes Melitus

d. Keluarga dapat memahami tentang cara mengatasi Diabetes Melitus

Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN V

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-12 Agustus 2021

didapatkan data bahwa Ny.R telah mengalami penyakit Diabetes Melitus.

Keluaraga dan Ny.R kurang mengetahui tentang penyakit Diabetes

Melitus. Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan melakukan

tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan keperawatan yang

didapat. Tindakan yang dilakukan yakni melakukan penyuluhan serta

memberikan sarana pendukung terlaksananya rencana tindakan

keperawatan. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada

klien dan keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi tentang masalah

kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat berpartisipasi

aktif dalam kegiatan selanjutnya.

2. Masalah keperawatan

a. Defisit pengetahuan

b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh

B. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan.

2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat

mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.R yang menderita Diabetes

melitus

3. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :

a. Memahami dan mengerti tentang pengertian Diabetes Melitus.

b. Memahami dan mengerti tentang penyebab Diabetes Melitus

c. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala Diabetes Melitus

d. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi Diabetes Melitus

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Implementasi Keperawatan

2. Metode : wawancara dan Penyuluhan

3. Media : Leaflet dan alat tulis

4. Waktu : Sabtu 21 Agustus 2021 pukul 15.30 WITA

6. Tempat : Rumah keluarga Tn.B dan Ny.R Di Jalan Umaq Suling RT.

39 No. 03 Kelurahan Sepinggan

Strategi pelaksanaan

1. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

2. Kerja :

a. Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan

b. Menyebutkan materi yang akan disampaikan

c. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus

d. Menjelaskan tanda gejala Diabetes Melitus

e. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus

f. Menjelaskan cara mengatasi Diabetes Melitus

3. Terminasi

a. Menanyakan perasaan keluarga diberikan penyuluhan

b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

c. Mengucap salam

Kriteria hasil

1. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Leaflet atau media disiapkan

2. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil :

a. Keluarga dapat memahami dan mengerti tentang pengertia Diabetes

Melitus.

b. Keluarga dapat memahami tentang penyebab Diabetes Melitus.

c. Keluarga dapat memahami tentang tanda gejala Diabetes Melitus.

d. Keluarga dapat memahami tentang cara mengatasi Diabetes Melitus.

Membuat kontrak pertemuan selanjutnya.

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGANVI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-12 Agustus

2021 didapatkan data bahwa Ny.R telah mengalami penyakit

Diabetes Melitus. Ny.R dan keluarga kurang mengetahui tentang

penyakit Diabetes Melitus. Pada kesempatan pertemuan ini perawat

akan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan

keperawatan yang didapat. Tindakan yang dilakukan yakni

melakukan rindakan keperawatan pada masalah keperawatan

deficit pengetahuan dan ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam

tubuh. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan

kepada klien dan keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi

tentang masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan

dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.

2. Masalah keperawatan

a. Deficit pengetahuan

b. Ketidakstabilan glukosa drah dalam tubuh

B. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.

b. Ketidakstabilan glukosa drah dalam tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

khususnya kepada Ny.R yang menderita Diabetes Melitus .

2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga

dapat mengerti, memahami dan mampu mempraktikkan merawat

anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus klien dan

keluarga dapat mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.R

yang menderita Diabetes Melitus

3. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :

a. Memahami dan mengerti tentang pengertian Diabetes Melitus.

b. Memahami dan mengerti tentang penyebab Diabetes Melitus.

c. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala Diabetes Melitus.

d. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi Diabetes

Melitus.

e. Memahami dan mengerti cara melakukan perawatan diabetes

meliitus di rumah

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Implementasi Keperawatan

2. Metode : wawancara dan Penyuluhan

3. Media : Leaflet dan alat tulis

4. Waktu : Sabtu,21 agustus 2021 pukul 15.30.00 WITA

5. Tempat: Rumah keluarga Tn.B dan Ny.R Di Jalan

Umaq Suling RT 39 No. 03 Kelurahan Sepinggan

Strategi pelaksanaan

1. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

2. Kerja :

a. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus.

b. Menjelaskan tanda gejala Diabetes Melitus.

c. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus.

d. Menjelaskan cara mengatasi Diabetes Melitus.

3. Terminasi

a. Menanyakan perasaan keluarga setelah dilakukan tindakan

keperawatan

b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

c. Mengucap salam

Kriteria hasil

1. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Leaflet atau media disiapkan

2. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil :

a. Keluarga dapat memahami tentang konsep Diabetes Melitus,

penyebab Diabetes Melitus,tanda gejala Diabetes Melitus dan

cara mengatasi Diabetes Melitus

Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN VII

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Evaluasi merupakan proses keperawatan paling akhir.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

intervensi keperawatan yang sudah diharapkan. Dari hasil evaluasi

maka perawat dapat menentukan planning selanjutnya. Intervensi

keperawatan pada Ny.R pada tanggal 16, 18, 20 Agustus 2021 yang

bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang telah

diemukan pada saat pengkajian.

2. Masalah keperawatan

a. Deficit pengetahuan

b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh

B. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.

b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga Mengenal masalah

kesehatan khususnya Ny.R yang menderita Diabetes Melitus.

2. Tujuan Umum

Mengevaluasi hasil pertemuan sebelumnya dengan Ny.R dan

keluarga

3. Tujuan Khusus

a. Mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga Tn.B terkait

dengan penyakit Diabetes Melitus.

b. Mengevaluasi perubahan tingkat kestabilan kadar glukosa

darah pada Ny.R

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Evaluasi Keperawatan

2. Metode : wawancara dan observasi

3. Media : Format Evaluasi dan alat tulis

4. Waktu : sabtu ,21 agustus 2021 pukul 15.00 WITA

5. Tempat: Rumah keluarga Tn.B dan Ny.R Di Jalan

Umaq Suling RT. 39 No. 03 Kelurahan Sepinggan

Strategi pelaksanaan

1. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

2. Kerja :

a. Evaluasi keluarga dan observasi

b. Mengidentifikasi pemahaman keluarga dan Tn.B terkait

penyakit Diabetes Melitus.

c. Mengidentifikasi kepatuhan diit diabetes melitus

3. Terminasi

a. Mengakhiri pertemuan

b. Mengucapkan Salam

Kriteria hasil

1. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Leaflet atau media disiapkan

2. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil :

a. Keluarga dan Ny. M lebih memahami tentang penyakit

Diabetes Melitus

Keluarga dan Ny. M mematuhi perawatan diabetes melitus di rumah

LAPORAN PENDAHULUAN

KUNJUNGAN I ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

C. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses

yang terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi : pengkajian,

perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah

awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang status kesehatan

klien. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehinggga dapat

dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga. Tahap pengkajian

merupakan hal yang paling penting dan menjadi dasar untuk merumuskan

intervensi, implemetasi dan evaluasi. Sasaran dalam asuhan kepewaratan

keluarga ini yakni keluarga Ny.M yang memiliki riwayat penyakit diabetes

melitus sejak 5 tahun yang lalu, dimana dalam satu keluarga tinggal Di

Jalan Umaq Suling RT. 39 No. 04 Kelurahan Sepinggan.

2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut

a. Data Umum

b. Data Keluarga

c. Data pengkajian individu yang sakit

d. Data penunjang keluarga

e. Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan

anggota keluarga

3. Masalah Kesehatan Keluarga Masalah kesehatan belum muncul

B. PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan

Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum selesai dilakukan

2. Tujuan Umum

Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan masalah

keperawatan.

4. Tujuan Khusus

a. Terkumpulnya data umum, data keluarga, data pengkajian

individu yang sakit, data penunjang keluarga dan kemmapuan

kelurag melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga.

b. Teridentifikasi masalah kesehatan keluarga

c. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.

D. Rencana Kegiatan

1. Topik : Pengkajian Keperawatan Keluarga

2. Metode : Wawancara dan observasi

3. Media : Format pengkajian dan alat tulis

4. Waktu : Rabu, 11 Agustus 2021 pukul 15.30 WITA

5. Tempat: Rumah keluarga Tn. L Di Jalan Umaq

Suling RT. 39 No. 03 Kelurahan Sepinggan

Strategi pelaksanaan

7. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

8. Kerja :

a. Melakukan pengkajian keluarga dan observasi

b. Mengidentifikasi masalah kesehatan

c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan

d. Mengidentifikasi pemahaman keluarga tentang masalah

kesehatan

9. Terminasi

a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

b. Mengucap salam Kriteria hasil

10. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Alat bantu atau media disiapkan

11. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

12. Hasil :

a. Didapatkan : data umum, data keluarga, data pengkajian

individu yang sakit, data penunjang keluarga dan kemmapuan

keluraga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga.

b. Teridentifikasi masalah kesehatan

Membuat kontrak pertemuan selanjutnya.

LAPORAN PENDAHULUAN

KUNJUNGAN II ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan

proses yang terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi :

pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian

merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data

tentang status kesehatan klien. Data yang telah terkumpul

kemudian dianalisa sehinggga dapat dirumuskan masalah

kesehatan yang ada pada keluarga. Tahap pengkajian merupakan

hal yang paling penting dan menjad dasar untuk merumuskan

intervensi, implemetasi dan evaluasi. Sasaran dalam asuhan

kepewaratan keluarga ini yakni keluarga Tn. L yang memiliki

Diabetes Melitus, dimana dalam satu keluarga tinggal Di Jalan

Umaq Suling RT. 39 No. 04 Kelurahan Sepinggan

b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut Pemeriksaan Fisik pada klien

dan Keluarga

c. Masalah Kesehatan Keluarga Masalah kesehatan belum muncul

B. PROSES KEPERAWATAN

1) Diagnosa Keperawatan

Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan

a. Tujuan Umum

Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan

masalah keperawatan.

b. Tujuan Khusus

1. Terkumpulnya data pemeriksaan fisik klien dan keluarga

2. Teridentifikasi masalah kesehatan keluarga

3. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.

2) Rencana Kegiatan

a. Topik : Pemeriksaan fisik pada klien dan keluarga

b. Metode : Wawancara dan observasi

c. Media : Format pengkajian, alat pemeriksaan fisik

dan alat tulis

d. Waktu : Kamis, 12 Agustus 2021 pukul 15.30

WITA

e. Tempat: Rumah keluarga Tn. L dan Ny.M di Jalan

Umaq Suling RT 39 No. 04. Kelurahan

Sepinggan.

Strategi pelaksanaan

4. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

5. Kerja :

a. Melakukan pemeriksaan fisik pada Tn. L dan keluarga

b. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan

6. Terminasi

a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

b. Mengucap salam

Kriteria hasil

4. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Alat bantu atau media disiapkan

5. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

6. Hasil :

a. Didapatkan : data pemeriksaan fisik pada Ny.M dan keluarga

b. Teridentifikasi masalah kesehatan

c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

LAPORAN PENDAHULUAN

KUNJUNGAN III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal

11-12 Agustus 2021 didapatkan bahwa Ny.M telah mengalami

penyakit Diabetes Melitus, Ny.M mengeluh suka merasa mual serta

nafsu makannya menurun dan badannya terasa lamas

Pada kesempatan pertemuan ini perawat melakukan tindakan

keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang di dapat.

Tindakan yang dilakukan yakni menganalisa data dan

memprioritaskan masalah keperawatan yang telah ditemukan.

Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada klien

dan keluarga kemudian bersama-sama memprioritaskan masalah

kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat

berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.

2. Masalah keperawatan

a. Deficit pengetahuan

b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh

B. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.

b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh berhubungan

dengan ketidkmampuan keluarga Tn. B dalam mengenal

masalah kesehatan khususnya pada Ny.M

2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik maka

ditemukannya masalah keperawatan pada Ny.M dan keluarga,

sehingga dapat memprioritaskan masalah keperawatan yang

sudah didapat.

3. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pengkajian dan menganalisa data di

temukan masalah keperawatan pada keluarga :

a. Keluarga belum mengetahui informasi tentang penyakit

Diabetes Melitus yang diderita Ny.M

b. Kadar glukosa darah pasien tinggi mencapai 297mg/dL

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : analisa data dan prioritas masalah keperawatan

2. Metode : Wawancara dan observasi

3. Media : Format pengkajian dan alat tulis

4. Waktu : Selasa, 17 Agustus 2021 pukul 15.00 WITA

5. Tempat: Rumah keluarga Tn. L dan Ny.M Di

Jalan Umaq Suling RT. 39 No. 04 Kelurahan

Sepinggan

Strategi pelaksanaan

4. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

5. Kerja :

a. Menganalisa data permasalahan keperawatan pada keluarga

b. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga

c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan

6. Terminasi

a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

b. Mengucap salam

Kriteria hasil

4. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Alat bantu atau media disiapkan

5. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

6. Hasil :

a. Didapatkan : data subjektif dan data objektif serta dapat

menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga

b. Teridentifikasi masalah keperawatan

c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN IV

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

D. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-12 Agustus 2021

didapatkan data bahwa Ny.M telah mengalami penyakit Diabetes Melitus

Keluarga dan Ny.M kurang mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus

Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan melakukan tindakan

keperawatan sesuai dengan permasalahan keperawatan yang didapat.

Tindakan yang dilakukan yakni melakukan penyuluhan serta memberikan

sarana pendukung terlaksananya rencana tindakan keperawatan.

Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada klien dan

keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi tentang masalah kesehatan

yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam

kegiatan selanjutnya.

2. Masalah keperawatan

a. Defisit pengetahuan

b. ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh

E. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan.

b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan diabetes

melitus khususnya pada Ny.M

2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat

mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.M yang menderita

Diabetes Melitus.

3. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :

a. Memahami dan mengerti tentang pengertian Diabetes Melitus

b. Memahami dan mengerti tentang penyebab Diabetes Melitus.

c. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala Diabetes Melitus.

d. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi Diabetes Melitus.

F. Rencana Kegiatan

1. Topik : Implementasi Keperawatan

2. Metode : wawancara dan Penyuluhan

3. Media : Leaflet dan alat tulis

4. Waktu : kamis, 19 Agustus 2021 pukul 16.00 WITA

5. Tempat : Rumah keluarga Tn. L Di Umaq Suling RT 39 No. 04

Kelurahan Sepinggan.

Strategi pelaksanaan

4. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

5. Kerja :

a. Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan

b. Menyebutkan materi yang akan disampaikan

c. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus

d. Menjelaskan tanda gejala Diabetes Melitus

e. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus

f. Menjelaskan cara mengatasi Diabetes Melitus

6. Terminasi

a. Menanyakan perasaan keluarga setelah diberikan penyuluhan

b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

c. Mengucap salam

Kriteria hasil

4. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Leaflet atau media disiapkan

5. Proses :

c. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

d. Keluarga aktif dalam kegiatan

6. Hasil :

e. Keluarga dapat memahami tentang pengertian Diabetes Melitus

f. Keluarga dapat memahami tentang penyebab Diabetes Melitus

g. Keluarga dapat memahami tentang tanda gejala Diabetes Melitus

h. Keluarga dapat memahami tentang cara mengatasi Diabetes Melitus

Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN V

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

D. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-12 Agustus 2021

didapatkan data bahwa Ny.M telah mengalami penyakit Diabetes Melitus.

Keluaraga dan Ny.M kurang mengetahui tentang penyakit Diabetes

Melitus. Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan melakukan

tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan keperawatan yang

didapat. Tindakan yang dilakukan yakni melakukan penyuluhan serta

memberikan sarana pendukung terlaksananya rencana tindakan

keperawatan. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada

klien dan keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi tentang masalah

kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat berpartisipasi

aktif dalam kegiatan selanjutnya.

2. Masalah keperawatan

a. Defisit pengetahuan

b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh

E. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan.

2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat

mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.M yang menderita

Diabetes melitus

3. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :

e. Memahami dan mengerti tentang pengertian Diabetes Melitus.

f. Memahami dan mengerti tentang penyebab Diabetes Melitus

g. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala Diabetes Melitus

h. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi Diabetes Melitus

F. Rencana Kegiatan

1. Topik : Implementasi Keperawatan

2. Metode : wawancara dan Penyuluhan

3. Media : Leaflet dan alat tulis

4. Waktu : Kamis, 19 Agustus 2021 pukul 15.30 WITA

6. Tempat : Rumah keluarga Tn. L dan Ny.M Di Jalan Umaq Suling RT.

39 No. 03 Kelurahan Sepinggan

Strategi pelaksanaan

4. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

5. Kerja :

a. Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan

b. Menyebutkan materi yang akan disampaikan

c. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus

d. Menjelaskan tanda gejala Diabetes Melitus

e. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus

f. Menjelaskan cara mengatasi Diabetes Melitus

6. Terminasi

a. Menanyakan perasaan keluarga diberikan penyuluhan

b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

c. Mengucap salam

Kriteria hasil

4. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Leaflet atau media disiapkan

5. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

6. Hasil :

a. Keluarga dapat memahami dan mengerti tentang pengertia Diabetes

Melitus.

b. Keluarga dapat memahami tentang penyebab Diabetes Melitus.

c. Keluarga dapat memahami tentang tanda gejala Diabetes Melitus.

d. Keluarga dapat memahami tentang cara mengatasi Diabetes Melitus.

Membuat kontrak pertemuan selanjutnya.

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGANVI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-12 Agustus

2021 didapatkan data bahwa Ny.M telah mengalami penyakit

Diabetes Melitus. Ny.M dan keluarga kurang mengetahui tentang

penyakit Diabetes Melitus. Pada kesempatan pertemuan ini perawat

akan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan

keperawatan yang didapat. Tindakan yang dilakukan yakni

melakukan rindakan keperawatan pada masalah keperawatan

deficit pengetahuan dan ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam

tubuh. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan

kepada klien dan keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi

tentang masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan

dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.

2. Masalah keperawatan

a. Deficit pengetahuan

b. Ketidakstabilan glukosa drah dalam tubuh

D. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.

b. \ Ketidakstabilan glukosa drah dalam tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

khususnya kepada Ny.M yang menderita Diabetes Melitus .

2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga

dapat mengerti, memahami dan mampu mempraktikkan merawat

anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus klien dan

keluarga dapat mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.M

yang menderita Diabetes Melitus

3. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :

a. Memahami dan mengerti tentang pengertian Diabetes Melitus.

b. Memahami dan mengerti tentang penyebab Diabetes Melitus.

c. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala Diabetes Melitus.

d. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi Diabetes

Melitus.

e. Memahami dan mengerti cara melakukan perawatan diabetes

mel;itus di rumah

E. Rencana Kegiatan

1. Topik : Implementasi Keperawatan

2. Metode : wawancara dan Penyuluhan

3. Media : Leaflet dan alat tulis

4. Waktu : Sabtu,21 agustus 2021 pukul 15.30.00 WITA

5. Tempat: Rumah keluarga Tn.L dan Ny.M Di

Jalan Umaq Suling RT 39 No. 04 Kelurahan

Sepinggan

Strategi pelaksanaan

4. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

5. Kerja :

a. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus.

b. Menjelaskan tanda gejala Diabetes Melitus.

c. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus.

d. Menjelaskan cara mengatasi Diabetes Melitus.

6. Terminasi

a. Menanyakan perasaan keluarga setelah dilakukan tindakan

keperawatan

b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

c. Mengucap salam

Kriteria hasil

4. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Leaflet atau media disiapkan

5. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

6. Hasil :

a. Keluarga dapat memahami tentang konsep Diabetes Melitus,

penyebab Diabetes Melitus,tanda gejala Diabetes Melitus dan

cara mengatasi Diabetes Melitus

Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN VII

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

D. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Evaluasi merupakan proses keperawatan paling akhir.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

intervensi keperawatan yang sudah diharapkan. Dari hasil evaluasi

maka perawat dapat menentukan planning selanjutnya. Intervensi

keperawatan pada Ny.M pada tanggal 17, 19, 21 Agustus 2021

yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang telah

diemukan pada saat pengkajian.

2. Masalah keperawatan

a. Deficit pengetahuan

b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh

E. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.

b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga Mengenal masalah

kesehatan khususnya Ny.M yang menderita Diabetes Melitus.

2. Tujuan Umum

Mengevaluasi hasil pertemuan sebelumnya dengan Ny.M dan

keluarga

3. Tujuan Khusus

a. Mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga Tn. L terkait

dengan penyakit Diabetes Melitus.

b. Mengevaluasi perubahan tingkat kestabilan kadar glukosa

darah pada Ny.M

F. Rencana Kegiatan

1. Topik : Evaluasi Keperawatan

2. Metode : wawancara dan observasi

3. Media : Format Evaluasi dan alat tulis

4. Waktu : sabtu ,21 agustus 2021 pukul 15.00 WITA

5. Tempat: Rumah keluarga Tn. L dan Ny.M Di

Jalan Umaq Suling RT. 39 No. 03 Kelurahan

Sepinggan

Strategi pelaksanaan

4. Orientasi:

a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan kunjungan

d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga

5. Kerja :

a. Evaluasi keluarga dan observasi

b. Mengidentifikasi pemahaman keluarga dan Tn. L terkait

penyakit Diabetes Melitus.

c. Mengidentifikasi kepatuhan diit diabetes melitus

6. Terminasi

a. Mengakhiri pertemuan

b. Mengucapkan Salam

Kriteria hasil

4. Struktur :

a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan

b. Leaflet atau media disiapkan

5. Proses :

a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

b. Keluarga aktif dalam kegiatan

6. Hasil :

a. Keluarga dan Ny. M lebih memahami tentang penyakit

Diabetes Melitus

b. Keluarga mematuhi perawatan diabetes melitus di rumah

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELITUS

Pokok Bahasan : Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Diabetes Melitus

2. Penyebab Diabetes Melitus

3. Tanda dan gejala Diabetes Melitus

4. Komplikasi Diabetes Melitus

5. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Agustus 2021

Waktu : 15.30 – selesai

Penyuluh : Chusnul Khotimah

Tempat : Rumah keluarga Tn. B

A. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan/penyuluhankesehatan, diharapkan

Bapak S dan keluarga mampu mengetahui tentang DM dan cara merawat

anggota keluarga yang sakit dalam hal ini perawatan pasien Diabetes

Melitus (DM) khususnya pada Ny.R untuk mencegah terjadinya

komplikasi.

B. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan/penyuluhan kesehatan diharapkan

keluarga mampu

1. Mengetahui pengertian DM

2. Mengetahui penyebab DM

3. Mengetahui tanda dan gejala DM

4. Mengetahui Komplikasi DM

5. Mengetahui cara penatalaksanaan pada pasien DM

C. Sasaran dan Target

Sasaran ditujukan pada keluarga Tn.B sedangkan target ditujukan pada

Ny.R.

D. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi tanya jawab

3. Demonstrasi

E. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan Waktu

Pembukaan 1. Mengucapkan salam

2. Menyampaikan tujuan

pertemuan sesuai Kontrak

waktu

3. Apersepsi

5 menit

P roses 1. Menjelaskan pengertian DM 30 menit

2. Menjelaskan penyebab DM

3. Menjelaskan tanda dan gejala

DM

4. Menjelaskan Komplikasi DM

5. Menjelaskan cara merawat

keluarga Mendemonstrasikan

senam kaki

Penutup 6. Memberikan pertanyaan

kepada keluaraga

1.

2. Menyimpulkan materi

penyuluhan

3. Menutup pertemuan

4. Mengucapkan salam

5. Kontrak waktu untuk

pertemuan selanjutnya

10 enit

F. Media

1. Leaflet

G. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

Semua anggota keluarga hadir dalam acara penyuluhan

2. Evaluasi Proses

a. Peserta/keluarga bersedia di rumah sesuai dengan kontrak

waktu yang ditentukan

b. Anggota keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal

yang tidak diketahuinya.

c. Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah

diberikan.

3. Evaluasi Hasil

a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan.

d. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam

melaksanakan implementasi selanjutnya.

H. Daftar Pertanyaan

1. Sebutkan pengertian DM

2. Sebutkan penyebab DM

3. Sebutkan tanda dan gejala DM

4. Sebutkan komplikasi DM

5. Sebutkan cara merawat anggota keluarga dengan DM

I. Materi Penyuluhan

1. Pengertian

Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

(Smeltzer,2015 : 1220)

2. Etiologi

a. Faktor keturunan

b. Gaya hidup

c. Pola makan

d. stress

3. Manifestasi klinik

a. Sering lelah

b. Sering BAK

c. Berat badan turun drastis

d. Luka yang tidak sembuh-sembuh

e. Gairah sex lemah

f. Sering merasa lapar

g. Pandangan mata kabur

h. Kesemutan atau mati rasa

i. Rasa haus berlebihan

j. Infeksi vagina

4. Komplikasi

a. Gangguan pada mata

b. Gangguan pada gigi dan mulut

c. Gangguan pada kulit

d. Gangguan pada syaraf

e. Gangguan pada sirkulasi darah

f. Gangguan pada ginjal

g. Gangguan pada mental

h. Gangguan pada otak

5. Penanganan

Penanganan untuk mencegah terjadinya dm bagi yang belum terkena dm

tetapi beresiko adalah :

a. Jaga pengaturan pola makan yang sehat

b.Olah raga teratur

c. Kendalikan stress dengan banyak tertawa

Penanganan untuk mencegah terjadinya komplikasi dm adalah:

a. Makanan sesuai diit

b. Minum obat secara teratur

c. Kontrol kadar gula darah yang teratur

d. Mendapatkan penyuluhan kesehatan

6. Diit Pada Diabetes Melitus

Pemberian diit pada DM dengan memperhatikan prinsip 3 J yaitu:

a. Jenis bahan makanan

b. Jadwal makanan

c. Jumlah makanan

Diit pada DM adalah:

Tinggi karbohidrat, tinggi serat, rendah lemak, rendah protein

Tujuan Pemberian Diit pada DM:

a. Mempertahankan kadar gula agar normal

b. Mempertahankan BB yang seimbang

c. Mencegah komplikasi akut dan kronik

Makanan yang harus dihindari

a. Gula

b. Susu

c. Madu

Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan

a. Nasi

b. Kentang

c. Roti

d. Ubi Ungu

Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh dimakan,

seperti:

a. Ikan segar

b. Ayam

c. Telur Ayam

d. Udang

Bahan makanan yang mengandung protein nabati yang boleh dimakan,

seperti:

a. Tahu

b. Tempe

c. Kacang tanah

d. Kacang hijau

e. Kacang merah

Sayuran yang bebas dimakan

a. Kangkung

b. Tomat

c. Terong

d. Ketimun

e. Kol

f. Sawi

g. Gambas

Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi:

a. Buncis

b. Daun singkong

c. Kacang panjang

d. Kembang Kol

e. Bayam

Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi

a. Jambu air

b. Jambu biji

c. Pepaya

Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi

a. Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau

b. Jeruk

c. Mangga

d. Nanas

Buah yang tidak boleh dimakan, seperti;

a. Nangka

b. Durian

c. Sawo

d. Lecy

e. Apel merah

Dokumentasi Keluarga Pasien 1

Dokumentasi Keluarga 2