13. CHUSNUL KHOTIMAH DM KELUARGA (P07220118073 ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of 13. CHUSNUL KHOTIMAH DM KELUARGA (P07220118073 ...
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DIABETES MELITUS DI
WILAYAH PUSKESMAS SEPINGGAN KOTA BALIKPAPAN
KALIMANTAN TIMUR
2021
OLEH:
CHUSNUL KHOTIMAHNIM. P07220118073
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA
2021
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DIABETES MELITUS DI
WILAYAH PUSKESMAS SEPINGGAN KOTA BALIKPAPAN
KALIMANTAN TIMUR
2021
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)Pada Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
OLEH:
CHUSNUL KHOTIMAHNIM. P07220118073
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA
2021
1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Diri
1. Nama : Chusnul Khotimah
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan, 30 September 2000
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Mahasiswa
6. Alamat : Jalan Umaq Suling Gg. Fajar RT. 39
No. 11 Kelurahan Sepinggan
Kecamatan Balikpapan Selatan
B. Riwayat Pendidikan
1. TK Tunas Rimba I Tahun 2004-2006
2. SDN 022 Balikpapan Tahun 2006-2012
3. SMPN 5 Balikpapan Tahun 2012-2015
4. SMAN 5 Balikpapan Tahun 2015-2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah penelitian yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Diabetes Melitus
di Wilayah Sepinggan Kota Balikpapan Kalimantan Timur 2021” tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk
mempelajari cara pembuatan Karya Tulis Ilmiah pada Poltekkes Kemenkes
Kaltim dan untuk memperoleh gelar Ahli madya keperawatan.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga
Karya Tulis Ilmiah penelitian ini dapat selesai. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. DR. H. Supriadi B, S.Kp.,M.Kep, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
2. drg. Sulastri, selaku Kepala Puskesmas Sepinggan Baru Kota Balikpapan.
3. Hj. Umi Kalsum, S. Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
4. Ns. Andi Lis AG,M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
4
5. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep.,Sp.Kep.Mat, selaku Penanggung Jawab
Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan dan sebagai Pembimbing II saya
di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
6. Ns. Asnah S.Kep., M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingannya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
7. Bapak Sapingi dan Ibu Masliani yang telah mendidik, membesarkan, dan
memotivasi penulis hingga sampai ke tahap ini.
8. Muhammad Auzan Anshorullah dan Muhammad Rafly Syachbana yang telah
membantu penulis hingga sampai ke tahap ini.
9. Sahabat dan adik saya terima kasih banyak sudah selalu mendukung, dan
mendoakan saya tanpa hentinya.
10. Teman – teman angkatan ke-7 Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan
yang selalu mendukung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan,
saran, serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah
ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Samarinda, 7 September 2021
Penulis
5
ABSTRAK
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN DENGANMASALAH UTAMA DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS
SEPINGGAN BALIKPAPAN TAHUN 2021”
Pendahuluan: Diabetes melitus (DM) gangguan metabolik ditandai denganpeningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresiinsulin, kerja insulin (Smeltzer dan Bare, 2015). Data International DiabetesFederation (IDF) Atlas tahun 2017 menunjukkan Indonesia menduduki peringkatke-6 dunia sebanyak 10,3 juta jiwa. Penelitian bertujuan memberikan gambarandalam asuhan keperawatan keluarga diabetes melitus di wilayah puskesmasSepinggan Balikpapan.Metode: Penulisan menggunakan metode studi kasus pendekatan AsuhanKeperawatan keluarga dengan 2 responden keluarga berada di wilayah kerjapuskesmas Sepinggan. Kriteria inklusi tipe keluarga tradisional nuclear, extendedfamily, reconstitude family atau middle age. Pengumpulan data menggunakanformat Asuhan keperawatan keluarga meliputi pengkajian, diagnosa keperawatansesuai dengan SDKI, perencanaan keperawatan disusun berdasarkan SIKI danSLKI, implementasi, evaluasi.Hasil dan Pembahasan: Berdasarakan analisa data kedua klien diperolehdiagnosa keperawatan defisit pengetahuan dan ketidakstabilan glukosa darahdalam tubuh dengan kriteria hasil pengetahuan meningkat dan kadar gula darahdapat stabil. Klien 1 mempunyai riwayat dm dari keluarganya, tidak menerapkandiit diabetes melitus serta kurang mengetahui tentang dm. Klien 2 tidak memilikiriwayat dm sebelumnya, keluarga kurang mengetahui masalah diabetes melitus.Klien 1 memiliki tanda dan gejala lemah serta kurang nafsu makan, klien 2merasa haus berlebihan dan sering buang air kecil. Perencanaan dan pelaksanaandilakukan seuai dengan kebutuhan klien. Evaluasi pada klien 1 dan klien 2 semuateratasiKesimpulan dan Saran: Setelah dilakukan keperawatan pada kedua klien,masalah keperawatan dapat teratasi. Diharapkan peneliti selanjutnya, dapatmemberi asuhan keperawatan secara komprehensif sehingga hasil yang diperolehlebih optimal.
Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Diabetes melitus
7
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN i
SURAT PERNYATAAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
LEMBAR PENGESAHAN iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
DAFTAR ISI ix
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
A. Konsep Dasar Diabetes Melitus 8
1. Definisi Diabetes Melitus 8
2. Anatomi dan Fisiologi 9
3. Etiologi 11
4. Patofisiologi 12
5. Pathway 15
6. Klasifikasi Diabetes Melitus 16
7. Manifestasi Klinis 17
8. Komplikasi 18
9. Penataklasanaan 20
8
B. Konsep Dasar Keluarga 26
C. Konsep Asuhan Keperawatan 37
BAB III METODE PENULISAN 55
A. Rancangan Penulisan 55
B. Subyek Studi Kasus 55
C. Definisi Operasional 56
D. Lokasi dan Waktu Studi Kasus 57
E. Prosedur Studi Kasus 57
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 58
G. Keabsahan Data 59
H. Analisis Data 60
BAB IV HASIL DAN PENELITIAN 61
A. Hasil 61
B. Pembahasan 95
BAB V KESIMPULAN 106
DAFTAR PUSTAKA 111
DAFTAR TABLE
Table 2.1 Skoring prioritas masalah 44
Table 2. 2 Perencanaan Diagnosa Keperawatan Keluarga 46
Table 4.1 Anemnesis Identitas Pasien Dengan Diabetes Mellitus 60
Table 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Keluarga 1 dan 2 61
Table 4.3 Analisa data Keluarga 1 62
Table 4.4 Analisa data Keluarga 2 66
Table 4.5 Diagnosa keperawatan keluarga pada klien 1 dan 2 71
Table 4.6 Skoring Prioritas Masalah Klien 1 72
9
Table 4.7 Prioritas Masalah Pasien 1 74
Table 4.8 Skoring Prioritas Masalah Klien 2 75
Table 4.9 Prioritas Masalah Pasien 2 76
Table 4.10 Intervensi Keperawatan Keluarga Diabetes Melitus 77
Table 4.11 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Pada Klien 1 78
Table 4.12 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Pada Klien 2 79
Table 4.13 Evaluasi Keperawatan pada klien 1 81
Table 4.14 Evaluasi Keperawatan pada klien 2 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi pankreas ................................................................................9
10
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Pathway diabetes melitus......................................................................16
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Consent Klien
Lampiran 2 Laporan Pendahuluan Kunjungan Klien
Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 4 Leaflet
Lampiran 5 Dokumentasi
Lampiran 6 Lembar Konsul
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan suatu
budaya (Ali, 2010).
Menurut BKKBN, 1999 dalam penelitian Sudiharto (2010),
keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang
selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya. Didalam keluarga banyak permasalahan yang muncul
yang disebabkan oleh factor perilaku gaya hidup salah satunya adalah
penyakit diabetes melitus.
Gaya hidup di perkotaan dengan pola makan tinggi lemak, garam,
gula, serta keseringan menghadiri resepsi/pesta, mengakibatkan
masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan secara berlebihan, selain
itu pola makan makanan yang serba instan saat ini memang sangat
digemari sebagian masyarakat, seperti gorengan jenis makanan murah
meriah serta mudah di dapat karena banyak dijual dipinggir jalan rasanya
1
2
memang enak, tetapi mengakibatkan peningkatan kadar gula darah
(Widayanti et al., 2017).
Kadar glukosa darah setiap hari bervariasi, kadar gula darah akan
meningkat setelah makan lalu kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar
glukosa darah normal pada pagi hari sebelum makan atau berpuasa 70-110
mg/dL darah. Kadar gula darah normal biasanya kurang dari 120-140
mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung
gula maupun mengandung karbohidrat, agar kadar gula darah lebih stabil,
perlu pengaturan pola makan sehat.
Pola makan sehat terletak pada perencanaan 3J (jumlah, jenis dan
jadwal makan). Pola makan masyarakat saat ini cenderung serba instan.
Banyak pakar menyebutkan sebagai faktor pemicu dan dihubungkan
dengan timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dimaksud
diabetes melitus (Haqiqi & Sentana, 2019).
Diabetes melitus gangguan metabolik ditandai dengan peningkatan
kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin
dan kerja insulin diabetes melitus merupakan suatu penyakit ditandai
dengan kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat
melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat (Bhatt et al., 2016).
DM terbagi menjadi 2 jenis, yaitu dm tipe 1 atau insulin-dependen
diabetes melitus, suatu kondisi defisiensi produksi insulin oleh pankreas
dan kondisi seperti ini hanya bisa diobati dengan pemberian insulin. dm
3
tipe 2 atau non insulin-dependent diabetes melitus, terjadi akibat
ketidakmampuan tubuh untuk merespon insulin yang diproduksi oleh
pankreas (resistensi insulin), sehingga tidak tercapai kadar gula dalam
darah yang normal (Nursalam, 2016).
Menurut World Health Organication memperkirakan bahwa secara
global, 422 juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun yang hidup dengan
diabetes pada tahun 2014. Hal ini juga di dukung oleh data International
Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa terdapat 382 juta orang (175
juta diperkirakan belum terdiagnosis) di dunia yang menderita dm pada
tahun 2013, dari jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta
orang di tahun 2035. Peningkatan penyakit ini sebagian besar akan terjadi
di negara berkembang, di sebabkan oleh pertumbuhan penduduk, penuaan,
diet tidak sehat, obesitas dan gaya hidup yang menetap (Fitriyanti et al.,
2019).
Di Indonesia menurut Riskesdas 2018 menunjukan prevelensi
penyakit diabetes militus mengalami kenaikan dari hasil hasil riskesdas
tahun 2013, dimana penderita diabetes militus pada tahun 2013 itu 6,9%
sedangkan pada tahun 2018 itu naik hingga 8,5% kenaikan ini terjadi
berhubungan dengan pola hidup. Data terbaru dari International Diabetes
Federation (IDF) atlas tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia
menduduki peringkat ke-6 dunia dengan jumlah diabetes sebanyak 10,3
juta jiwa. Jika tidak ditangani dengan baik, angka kejadian diabetes di
4
Indonesia akan melonjak drastis menjadi 21,3 juta jiwa pada 2030
(Fitriyanti et al., 2019).
Berdasarkan Riskesdas, Badan Litbangkes 2018, provinsi
Kalimantan Timur menempati urutan ke-3 terbanyak di Indonesia dari
hasil ini meningkat dari sebelumnya menempati posisi ke-7 pada tahun
2013. Jika dibandikan dengan tahun 2013 prevalensi diabetes melitus
berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun hasil
Riskesdas tahun 2018 meningkat menjadi 1%.
Prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter dan
penduduk umur ≥ 15 tahun yang terendah terdapat di provinsi Nusa
Tenggara Timur yaitu sebesar 0.9%, sedangkan prevalensi diabetes melitus
tertinggi terdapat di provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar 3,4% (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Pada tahun 2019 lalu di kota Balikpapan untuk kasus diabetes
melitus terdapat 3.630 kasus baru dan 9.690 kasus sehingga totalnya
terdapat 13.302 kasus diabetes melitus. Di puskesmas Sepinggan Baru
pada tahun 2020 terdapat 579 kasus diabetes melitus (Balikpapan, 2019).
Pola perawatan diabetes melitus adalah suatu kegiatan untuk
memelihara atau menjaga agar penderita diabetes dapat mengendalikan
kadar gula darah dalam batas normal dan mencegah atau memperlambat
terjadinya komplikasi meliputi diet, olahraga/latihan, terapi, pemantauan
kadar gula darah, dan edukasi.
5
Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanan pada
unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok, dan
komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat, merupakan klien keperawatan atau si penerima
asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan
yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di
rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga.
Secara empiris, dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga
dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau
signifikan. Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat
sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga,
perawat mendapatkan dua keuntungan sekaligus.
Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan
kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian
pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya
yang ada pada keluarga sehingga dalam pelaksanaan kehadiran perawat
dapat diterima oleh keluarga (Andarmoyo, 2012).
Menurut Friedman, dalam Achjar, 2012 salah satu fungsi keluarga
adalah fungsi perawatan kesehatan keluarga. Masalah kesehatan keluarga
saling berkaitan dan akan saling mempengaruhi antara sesama anggota
keluarga. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Oleh karena itu peran
6
keluarga sangat mendukung dalam mencapai keberhasilan perawatan klien
dm di rumah.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, saya mahasiswi
Diploma Tiga tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Asuhan
keperawatan keluarga diabetes melitus di wilayah kelurahan Sepinggan
kecamatan Balikpapan Selatan kota Balikpapan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah “Bagaimana asuhan keperawatan keluarga
diabetes melitus?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan gambaran
pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus diabetes
melitus
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan keluarga
diabetes melitus
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan keluarga diabetes
melitus
7
c. Mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan keluarga
diabetes melitus
d. Mampu melaksanakan intervensi asuhan keperawatan keluarga
diabetes mellitus
e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien keluarga
diabetes melitus
D. Manfaat
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan peneliti dapat menegakkan
diagnosa keperawatan, menentukan intervensi dengan tepat untuk
klien dengan masalah keperawatan pada sistem endokrin, khususnya
pada klien keluarga diabetes melitus
2. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dalam upaya pengembangan asuhan keperawatan khususnya
asuhan keperawatan keluarga diabetes melitus
3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah keluasan ilmu
dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga diabetes melitus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar diabetes melitus
1. Definisi diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik
yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin
atau keduanya (Smeltzer dan Bare, 2015).
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau
gangguan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Hiperglikemia kronik pada diabetes melitus berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ
tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah
(PERKENI, 2015 dan ADA, 2017).
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis
yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel beta langerhans
kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel tubuh
terhadap insulin (Sunaryati dan Masriadi, 2016).
8
9
2. Anatomi dan Fisiologi
Pankreas manusia secara anatomi letaknya menempel pada
duodenum dan terdapat kurang lebih 200.000 – 1.800.000 pulau
langerhans. Dalam pulau langerhans jumlah sel beta normal pada
manusia antara 60% - 80% dari populasi sel pulau langerhans.
pankreas berwarna putih keabuan hingga kemerahan.
Organ ini merupakan kelenjar majemuk yang terdiri atas jaringan
eksokrin dan jaringan endokrin. Jaringan eksokrin menghasilkan
enzim-enzim pankreas seperti amylase, peptidase dan lipase,
sedangkan jaringan endokrin menghasilkan hormon-hormon seperti
insulin, glukagon dan somatostatin.
Gambar 2.1 Anatomi Pankreas & Histologi Pulau Langerhans
(Dolensek, Rupnik & Stozer, 2015)
Pulau langerhans mempunyai 4 macam sel yaitu:
a. Sel α: sekresi glukagon
b. Sel β: sekresi insulin
c. Sel Δ: sekresi somatostatin
10
d. Sel Pankreatik
Hubungan yang erat antar sel-sel yang ada pada pulau Langerhans
menyebabkan pengaturan secara langsung sekresi hormon dari jenis
hormon yang lain. Terdapat hubungan umpan balik negatif langsung
antara konsentrasi gula darah dan kecepatan sekresi sel alfa, tetapi
hubungan tersebut berlawanan arah dengan efek gula darah pada sel
beta. Kadar gula darah akan dipertahankan pada nilai normal oleh
peran antagonis hormon insulin dan glukagon, akan tetapi hormon
somatostatin menghambat sekresi keduanya.
Fisiologi pengaturan sekresi insulin, peningkatan kadar glukosa
darah dalam tubuh akan menimbulkan respons tubuh berupa
peningkatan sekresi insulin. Bila sejumlah besar insulin disekresikan
oleh pankreas, kecepatan pengangkutan glukosa ke sebagian besar sel
akan meningkat sampai 10 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
kecepatan tanpa adanya sekresi insulin.
Sebaliknya jumlah glukosa yang dapat berdifusi ke sebagian besar
sel tubuh tanpa adanya insulin, terlalu sedikit untuk menyediakan
sejumlah glukosa yang dibutuhkan untuk metabolisme energi pada
keadaan normal, dengan pengecualian di sel hati dan sel otak pada
kadar normal glukosa darah puasa sebesar 80-90 mg/100ml, kecepatan
sekresi insulin akan sangat minimum yakni 25mg/menit/kg berat
badan.
11
Namun ketika glukosa darah tiba-tiba meningkat 2-3 kali dari
kadar normal maka sekresi insulin akan meningkat yang berlangsung
melalui 2 tahap:
a. Ketika kadar glukosa darah meningkat maka dalam waktu 3-5
menit kadar, insulin plasama akan meningkat 10 kali lipat
karena sekresi insulin yang sudah terbentuk lebih dahulu oleh
sel-sel beta pulau langerhhans. Namun, pada menit ke 5-10
kecepatan sekresi insulin mulai menurun sampai kirakira
setengah dari nilai normalnya.
b. Kira-kira 15 menit kemudian sekresi insulin mulai meningkat
kembali untuk kedua kalinya yang disebabkan adanya tambahan
pelepasan insulin yang sudah lebih dulu terbentuk oleh adanya
aktivasi beberapa sistem enzim yang mensintesis dan
melepaskan insulin baru dari sel beta ( Guyton & Hall, 2012).
3. Etiologi
a. Etiologi diabetes melitus
1) Diabetes melitus tipe I / IDDM (Insulin Dependent Diabetes
Melitus). Diabetes melitus ini disebabkan akibat kekurangan
atau tidak ada sama sekali sekresi insulin dalam darah yang
terjadi karena kerusakan dari sel beta pancreas (Heinz, 2013).
2) Diabetes melitus tipe II / NIDDM (Non Insulin Dependent
Diabetes Melitus). Diabetes melitus ini disebabkan oleh insulin
12
yang ada tapi tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin
dapat normal, rendah bahkan meningkat tapi fungsi insulin
untuk metabolisme glukosa tidak ada / kurang akibat glukosa
dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemi dan
biasanya dapat diketahui diabetes melitus setelah usia 30 tahun
keatas (Heinz, 2013).
b. Penyebab lain dari diabetes melitus adalah: (Heinz, 2013).
1) Usia
2) Gaya hidup dan stress
3) Pola makan yang salah
4) Jenis Kelamin
4. Patofisiologi
Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan
untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah
dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat
produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa
yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun
tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia
prosprandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal
tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar,
akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (glikosuria). Ketika
13
glukosa yang berlebihan di eksresikan ke dalam urin, eksresi ini akan
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini
dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan
berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih
(poliuria) dan rasa haus (polidipsia) (Smeltzer dan Bare, 2015).
DM tipe 2 merupakan suatu kelainan metabolik dengan
karakteristik utama adalah terjadinya hiperglikemik kronik. Meskipun
pola pewarisannya belum jelas, faktor genetik dikatakan memiliki
peranan yang sangat penting dalam munculnya dm tipe 2. Faktor
genetik ini akan berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan seperti
gaya hidup, obesitas, rendahnya aktivitas fisik, diet, dan tingginya
kadar asam lemak bebas (Smeltzer dan Bare, 2015).
Mekanisme terjadinya dm tipe 2 umumnya disebabkan karena
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin
akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai
akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu
rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel.
Resistensi insulin pada dm tipe 2 disertai dengan penurunan
reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif
untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk
mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa
14
dalam darah, harus terjadi peningkatan jumlah insulin yang
disekresikan (Smeltzer dan Bare, 2015).
Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi
akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat.
Namun demikian, jika sel-sel β tidak mampu mengimbangi
peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan
meningkat dan terjadi dm tipe 2.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri
khas dm tipe 2, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang
adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton
yang menyertainya. Karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi
pada dm tipe 2. Meskipun demikian, dm tipe 2 yang tidak terkontrol
akan menimbulkan masalah akut lainnya seperti sindrom
Hiperglikemik Hiperosmolar Non-Ketotik (HHNK) (Smeltzer dan
Bare, 2015).
Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama
bertahun-tahun) dan progresif, maka awitan dm tipe 2 dapat berjalan
tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering
bersifat ringan, seperti: kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka
pada kulit yang lama-lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan
kabur (jika kadar glukosanya sangat tinggi).
15
Salah satu konsekuensi tidak terdeteksinya penyakit dm selama
bertahun-tahun adalah terjadinya komplikasi dm jangka panjang
(misalnya, kelainan mata, neuropati perifer, kelainan vaskuler perifer)
mungkin sudah terjadi sebelum diagnosis ditegakkan (Smeltzer dan
Bare, 2015).
17
6. Klasifikasi Diabetes Melitus
a. Klasifikasi klinis
1) Diabetes Melitus
a) Tipe tergantung insulin (DMTI), tipe I
b) Tipe tidak tergantung insulin (DMTTI), tipe II
(1) DMTTI yang tidak mengalami obesitas
(2) DMTTI dengan obesitas
2) Gestational diabetes
3) Gangguan toleransi glukosa
b. Klasifikasi risiko statistik
1) Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
2) Berpotensi menderita kelainan toleransi glukosa
Pada diabetes melitus tipe I sel-sel beta pankreas yang secara
normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh proses
autoimun, sebagai akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk
mengendalikan kadar glukosa darah.
Diabetes melitus tipe I ditandai oleh awitan mendadak yang
biasanya terjadi pada usia 30 tahun, diabetes melitus tipe II terjadi
akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin)
atau akibat penurunan jumlah produksi insulin.
18
7. Manifestasi Klinis
Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak di
rasakan dan tidak di sadari oleh penderita, beberapa keluhan dan gejala
yang perlu mendapat perhatian adalah (Heinz, 2013).
a. Keluhan klasik
1) Banyak kencing (poliuria)
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan
menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam
jumlah yang banyak akan sangat mengganggu penderita,
terutama pada waktu malam hari.
2) Banyak minum (polidipsi)
Rasa haus amat sering dialami krena banyak cairan yang
keluar melalui kencing.
3) Banyak makan
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada
penderita diabetes melitus karena psien mengalami
keseimbangan kalori negatif, sehingga timbul rasa lapar yang
sangat besar. Untuk menghilangkan rasa lapar itu penderita
banyak makan.
4) Penurunan berat badan dan rasa lemah
Penurunan berat badan yang berlangsung dalam relatif
singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah yang
19
hebat yang menyebabkan penurunan konsentrasi. Hal ini
disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk kedalam
sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan
tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa di
ambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya
penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi
kurus.
b. Keluhan lain
1) Gangguan saraf tepi/kesemutan, penderita mengeluh rasa sakit
atau kesemutan terutama pada kaki di waktu malam hari,
sehingga menggaggu tidur
2) Gangguan penglihatan, pada fase awal diabetes sering di
jumpai
3) Gangguan penglihatan
8. Komplikasi
Menurut Tarwoto pasien dengan dm beresiko terjadi komplikasi
baik bersifat akut maupun kronis diantaranya:
a. Komplikasi akut
1) Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sangat tinggi
biasanya terjadi pada NIDDM
2) Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil
metabolisme lemak dan protein terutama terjadi pada IDDM
20
3) Koma hipoglikemia akibat terapi insulin yang berlebihan atau
tidak terkontrol
b. Komplikasi kronis
1) Mikroangiopati (kerusakan pada saraf-saraf perifer pada organ
yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti pada:
a) Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata)
sehingga mengakibatkan kebutaan
b) Neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf perifer)
mengakibatkan baal/gangguan sensoris pada organ tubuh
c) Nefropati diabetika (kelainan atau kerusakan pada ginjal)
dapat mengakibatkan gagal ginjal
2) Makroangiopati
a) Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti
miokard infark maupun gangguan fungsi jantung karena
arterisklerosis
b) Penyakit vaskuler perifer
c) Gangguan sistem pembuluh darah otak atau diabetes
melitus
3) Gangren diabetika karena adanya neuropati dan terjadi luka
yang tidak sembuh-sembuh
21
4) Angka kematian dan kesakitan dari diabetes melitus terjadi
akibat komplikasi seperti karena:
a) Hiperglikemis atau hipoglikemia
b) Meningkatnya resiko infeksi
c) Komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati
d) Komplikasi neurofatik
e) Komplikasi makrovaskuler seperti penyakit jantung
koroner, diabetes melitus
9. Penataklasanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan
kualitas hidup penderita diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi:
a. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan dm, memperbaiki
kualitas hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.
b. Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas
penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.
c. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan
mortalitas dm. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan
pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil
lipid (mengukur kadar lemak dalam darah), melalui pengelolaan
pasien secara komprehensif.
Pada dasarnya, pengelolaan dm dimulai dengan pengaturan makan
disertai dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2-
22
4 minggu). Bila setelah itu kadar glukosa darah masih belum dapat
memenuhi kadar sasaran metabolik yang diinginkan, baru dilakukan
intervensi farmakologik dengan obat - obat anti diabetes oral atau
suntikan insulin sesuai dengan indikasi.
Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya
ketoasidosis, dm dengan stres berat, berat badan yang menurun dengan
cepat, insulin dapat segera diberikan. Pada keadaan tertentu obat-obat
anti diabetes juga dapat digunakan sesuai dengan indikasi dan dosis
menurut petunjuk dokter. pemantauan kadar glukosa darah bila
dimungkinkan dapat dilakukan sendiri di rumah, setelah mendapat
pelatihan khusus untuk itu (Perkeni, 2015).
Menurut Smeltzer dan Bare (2015), tujuan utama penatalaksanaan
terapi pada diabetes melitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan
kadar glukosa darah, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk
menghindari terjadinya komplikasi. Tatalaksana diabetes terangkum
dalam 4 pilar pengendalian diabetes. Empat pilar pengendalian diabetes,
yaitu:
a. Edukasi
Edukasi yang diberikan pemahaman tentang bagaimana
perjalanan penyakit, pentingnya pengendalian penyakit, komplikasi
yang timbul serta resikonya, pentingnya obat dan pemantauan
glukosa darah, cara mengatasi hipoglikemia yaitu perlunya latihan
23
fisik yang teratur, dan cara mempergunakan fasilitas kesehatan.
Mendidik pasien bertujuan agar pasien dapat mengontrol gula
darah, mengurangi komplikasi dan meningkatkan kemampuan
merawat diri sendiri
b. Pengaturan makan (Diit)
Perencanaan diit bagian penting dari penatalaksanaan
diabetes. Diit seimbang akan mengurangi beban kerja insulin
dengan meniadakan pekerjaan insulin mengubah gula menjadi
glikogen.
Pasien tetap makan 3xsehari seperti sayur-sayuran,
buah-buahan semua yang tidak di kupas kulitnya sebelum
dimakan, biji-bijian yang belum dimurnikan seperti terigu dan
gandum, buncis, kacang-kacangan, hindari minuman beralkohol,
makanan yang di goreng dan jauhi makanan juckfood dan fastfood
serta hati-hati dengan penyedap makanan.
Mengenai penggunaan bumbu garam, MSG, kecap, dan
bahan perasa lainnya karena penderita dm mempunyai resiko
penyakit jantung dan ginjal maka harus berhati-hati dalam
menggunakan bumbu penyedap.
Makanan sejumlah kalori terhitung dalam 3 porsi besar
untuk makanan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%) serta 2- 3
porsi (makanan ringan, 10-15%) di antaranya Ada beberapa cara
24
untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penyandang
diabetes. Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari berat badan
idaman dikali kebutuhan kalori basal (30 Kkal/kg BB untuk
laki-laki dan 25 Kkal/kg BB untuk wanita).
Menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat dihitung dengan
rumus : IMT = BB(kg)/TB (m2). Klasiikasi IMT, BB Kurang <
18,5 , BB Normal 18,5-22,9 , BB Lebih ≥ 23,0 dengan risiko
23,0-24,9, Obes I 25,0-29,9. Keberhasilan terapi ini melibatkan
perawat, ahli gizi, pasien itu sendiri dan keluarganya.
c. Olahraga / Latihan
Jasmani Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat
badan juga membutuhkan aktivitas fisik teratur. Porsi olahraga
perlu diseimbangkan dengan porsi makanan dan obat sehingga
tidak mengakibatkan kadar gula darah yang terlalu rendah.
Panduan umum yang dianjurkan yaitu aktivitas fisik dengan
intensitas ringan-selama 30 menit dalam sehari yang dimulai secara
bertahap. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik
seperti berjalan, berenang, bersepeda, berdansa, berkebun, dll.
Penderita juga perlu meningkatkan aktivitas fisik dalam
kegiatan sehari-hari, seperti lebih memilih naik tangga ketimbang
lift, dll. Sebelum olahraga, sebaiknya penderita diperiksa dokter
25
sehingga penyulit seperti tekanan darah yang tinggi dapat diatasi
sebelum olahraga dimulai.
d. Obat / Terapi Farmakologi
Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila
gula darah tetap tidak terkendali setelah 3 bulan penderita mencoba
menerapkan gaya hidup sehat di atas. Pengobatan secara
farmakologi baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral, dan
terapi insulin atau kombinasi keduanya.
Terapi insulin diharuskan bagi penderita dm tipe 1,
dikarenakan sel-sel beta pankreas penderita rusak sehingga tidak
lagi dapat memproduksi insulin. Pada 30% penderita dm tipe 2
juga memerlukan terapi insulin disamping terapi hipoglikemik oral.
Obat-obat hipoglikemik oral ditujukan untuk pengobatan
dm tipe 2, dapat dilakukan dengan satu jenis obat atau kombinasi
dari dua jenis obat tergantung tingkat keparahan diabetes serta
kondisi pasien secara umum termasuk penyakit penyerta dan
komplikasi yang ada. Golongan obat hipoglikemik oral antara lain
sulfonilurea, megltinida, biguanida, tiazolidindion dan inhibitor
α-glukosidase.
e. Pengobatan terapi non farmakologi
Pengobatan dari Diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan
tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan. Sasaran dengan kriteria
26
nilai baik di antaranya adalah gula darah puasa 80‐<100mg/dL, 2
jam sesudah makan 80-144mg/dL, IMT 18,5-22,9 kg/m², dan
tekanan darah <130/80mmHg.
Pengobatan non-farmakologi pada dasarnya adalah perubahan
gaya hidup dan yang terpenting yaitu pengaturan pola makan yang
disebut dengan terapi nutrisi medis seperti membatasi SFA
(saturated fatty acid) dan kolesterol <300 mg/hari.
Mengkonsumsi makanan dengan susuna kalori: 68% kal
karbohidrat, 12% kal protein dan 20% kal lemak, karbohidrat
komplek tidak mengandung gula, protein banyak mengandung
asam amino esensial serta makanan kaya akan serat 25-35 g/hari
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki efek
antioksidan seperti zat antosianin.
Antosianin adalah glikosida yang larut dalam air dari
polihidroksil dan polymethoxyl turunan dari
2-phenylbenzopyrylium atau flavylium garam. Antosianin suatu
jenis plavonoid yang memiliki efek antioksidan, anti-inflamasi,
anti-virus, anti-proliferasi, anti-mutagenik, anti-mikroba,
anti-karsinogenik, perlindungan dari kerusakan jantung dan alergi,
perbaikan mikrosirkulasi, perifer kapiler pencegahan kerapuhan
dan pencegahan diabetes.
27
Kadar antosianin cukup tinggi terdapat pada berbagai
tumbuhan seperti misalnya bilberries (vaccinium myrtillus L), red
wine, grap dan ubi jalar ungu (Erawati N, 2014).
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) merupakan sumber
karbohidrat yang baik dan juga berperan sebagai sumber serat
pangan dan sumber beta karoten. Mengandung karbohidrat,
protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin C, vitamin
B1 dan pigmen antosianin yang lebih tinggi dibanding varietas lain.
Karbohidrat yang terkandung pada ubi jalar ungu termasuk
dalam low glycamix index sehingga bila dikonsumsi tidak akan
menaikkan glukosa darah secara drastis. Ekstrak ubi jalar ungu
mengandung prebiotik dan antioksida yang mampu menurunkan
kadar gula darah dan melindungi sel dari pengaruh buruk radikal
bebas untuk memperkecil terjadinya komplikasi dm (Satriyasa B,
2015).
Menurut pendapat Franz (2012), dalam penelitiannya
menunjukan makanan IG rendah tidak menimbulkan peningkatan
glukosa darah secara cepat sehingga mampu memperbaiki
sensitivitas insulin serta bermanfaat dalam mengendalikan glukosa
darah penderita dm tipe 2.
Indeks Glikemik (IG) tertinggi terdapat pada ubi jalar merah
dan terendah pada ubi jalar ungu. Sehingga ubi jalar ungu optimal
28
mengendalikan glukosa darah pada dm tipe 2. Kandungan ubi jalar
ungu tersusun atas vitamin (A,B1,B2,C dan E), mineral (kalsium,
kalium, magnesium, tembaga dan senga), serat dan karbohidrat
(Rahayu P, 2012).
B. Konsep Dasar Keluarga
1. Definisi Keluarga
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2016)
mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan
ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki
hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga
dan masyarakat serta lingkungannya (BKKBN, 1999 dalam Sudiharto,
2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga,
yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan
suatu budaya (Ali, 2010).
1. Struktur Keluarga
29
Ciri-ciri struktur keluarga menurut Widyanto (2014):
b. Terorganisir
Keluarga merupakan cerminan organisasi dimana setiap
anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing
untuk mencapai tujuan keluarga. Dalam menjalankan peran dan
fungsinya, anggota keluarga saling berhubungan dan saling
bergantung.
c. Keterbatasan
Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan, namun juga
memiliki keterbatasan dalam menjalankan peran dan fungsinya.
d. Perbedaan dan Kekhususan
Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya
masing masing. Peran dan fungsi tersebut cenderung berbeda dan
khas, yang menunjukan adanya ciri perbedaan dan kekhususan.
Macam-macam struktur keluarga:
1. Patrineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi,dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ayah.
30
2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi,dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilocal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
4. Patrilocal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai
dasar pembinaan keluarga dan beberapa sanak (Padila,2012).
2. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari
berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan
sosial,maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat
mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat
kesehatan, maka perawat perlu memahami dan mengetaui berbagai
tipe keluarga.
Menurut Mubarak (2012), tipe-tipe keluarga antara lain:
a. Tradisional nuclear
31
Keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu,dan anak yang tinggal
dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Extended family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,misalnya
nenek,kakek,keponakan,saudara sepupu,paman bibi,dan
sebagainya.
c. Reconstitude family
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri,tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan
anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun
hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja
diluar rumah.
d. Middle age /aging couple
Suami sebagai pencari uang,istri dirumah atau kedua-duanya
bekerja diluar rumah, dan anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah/perkawinan/meniti karir.
e. Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak
keduanya/salah satu bekerja diluar rumah.
32
f. Single parent
Satu orang tua akibat perceraian/kematian pasangnya dan
anak-anaknya dapat tinggal dirumah/diluar rumah.
g. Dual carrier
Suami istri atau keduanya berkarir tanpa anak.
h. Commuter married
Suami/istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
i. Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk menikah.
j. Three generation
Tiga generasi atau lebih tinggal satu rumah.
k. Institusional
Anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam satu panti.
l. Communal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang mengayomi
dengan anakanaknya dalam penyediaan fasilitas.
m. Group marriage
33
Suatu rumah terdiri atas orang tua dan keturunanya didalam satu
keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
n. Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
o. Cohibing couple
Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.
3. Peran Keluarga
Peran Keluarga adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam satu sistem
(Mubarak dkk, 2012). Peran didasarkan pada preskipsi dan harapan
peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan
dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan mereka
sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran tersebut (Harmoko,
2012).
Peran formal dalam keluarga adalah peran-peran yang bersifat
terkait, yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen.
Keluarga membagi peran secara merata kepada anggotanya. Dalam
peran formal keluarga ada peran yang membutuhkan keterampilan
dan kemampuan tertentu dan ada juga peran yang tidak terlalu
34
kompleks, sehingga dapat didelegasikan kepada anggota keluarga lain
yang kurang terampil.
Beberapa contoh peran formal yang terdapat dalam keluarga
adalah pencari nafkah, ibu rumah tangga, sopir, pengasuh anak,
tukang masak, dan lain-lain. Jika seorang anggota keluarga
meninggalkan rumah, dan karenanya ia tidak memenuhi suatu peran
maka anggota keluarga lain akan mengambil alih kekosongan ini
dengan memerankan perannya agar tetap berfungsi (Mubarak, 2012).
Peran informal keluarga bersifat implisit biasanya tidak tampak,
dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional
individu dan/atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga.
Peran informal keluarga lebih didasarkan pada atribut-atribut
personalitas atau kepribadian anggota keluarga individu. Beberapa
contoh peran informal keluarga adalah pendorong, pengharmoni,
inisiator, pendamai, koordinator, pionir keluarga, dan lain-lain
(Harmoko, 2012).
4. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman dalam Padila (2012) ada lima fungsi dasar
keluarga diantaranya adalah:
a. Fungsi afektif (the affective function): Fungsi afektif berkaitan
dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan
dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
35
psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga
yang bahagia. Dalam fungsi ini anggota keluarga
mengembangkan gambaran diri yang positif, perasaan memiliki
dan dimiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih
sayang. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang
menentukan kebahagiaan keluarga.
b. Fungsi sosialisasi (the socialization function): Sosialisasi merujuk
pada proses perkembangan dan perubahan yang dialami oleh
seorang individu sebagai hasil dari interaksi dan belajar berperan
dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu
melakukan sosialisasi. Dalam fungsi ini anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya serta perilaku melalui hubungan dan
interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan
dalam masyarakat.
c. Fungsi reproduksi (the reproductive function): Dalam fungsi ini
keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan
dan meningkatkan sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi (the economic function): Fungsi ini menjelaskan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian,
dan perumahan, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.
e. Fungsi perawatan keluarga/pemeliharaan kesehatan (the health
care function): Selain keluarga harus mampu melaksanakan fungsi
36
dengan baik, keluarga juga harus mampu melaksanakan tugas
kesehatan keluarga.
Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman adalah sebagai
berikut:
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan
perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga,
secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau
orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga
perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi,
dan seberapa besar perubahannya.
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk
mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan
keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan keluarga
diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi
dapat dikurangi atau diatasi. Jika keluarga mempunyai
keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga
dapat meminta bantuan kepada orang lain di lingkungan
tempat tinggalnya.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
37
Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah
apabila keluarga telah memiliki kemampuan tindakan untuk
pertolongan pertama.
4) Mempertahankan suasanan rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan
bersosialisasi bagi anggota keluarga. Oleh karena itu kondisi
rumah haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan,
keindahan dan dapat menunjang derajat kesehatan bagi
keluarga.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang
berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota, keluarga
harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
sekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta
bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang
dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas
dari segala macam penyakit.
5. Peran Perawat Keluarga
38
Perawat kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan kepada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan
keluarga yang sehat. Fungsi perawat, membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga. Menurut Widyanto (2014), peran dan fungsi
perawat dalam keluarga yaitu:
a. Pendidik kesehatan mengajarkan secara formal maupun informal
kepada keluarga tentang kesehatan penyakit
b. Pemberi pelayanan, pemberi asuhan keperawatan kepada anggota
keluarga yang sakit dan melakukan pengawasan terhadap
pelayanan/pembinaan yang diberikan guna meningkatkan
kemampuan merawat bagi keluarga.
c. Advokat keluarga, mendukung keluarga berkaitan dengan isu-isu
keamanan dan akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
d. Penemu kasus (epidiomologist), mendeteksi kemungkinan
penyakit yang akan muncul dan menjalankan peran utama dalam
pengamatan dan pengawasan penyakit.
e. Peneliti, mengidentifikasi masalah praktik dan mencari
penyelesaian melalui investigasi ilmiah secara mandiri maupun
kolaborasi.
39
f. Manager dan koordinator, mengelola dan bekerja sama dengan
anggota keluarga, pelayanan kesehatan dan sosial, serta sektor
lain untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
g. Fasilitator, menjalankan peran terapeutik untuk membantu
mengatasi masalah dan mengidentifikasi sumber masalah.
h. Konselor, sebagai konsultan bagi keluarga untuk
mengidentifikasi dan memfasilitasi keterjangkauan
keluarga/masyarakat terhadap sumber yang diperlukan.
i. Mengubah atau memodifikasi Lingkungan, memodifikasi
lingkungan agar dapat meningkatkan mobilitas dan menerapkan
asuhan secara mandiri.
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Mubarak (2012), pengkajian adalah tahapan seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus terhadap
anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data dasar yang
dipergunakan mengkaji status keluarga adalah:
a. Struktur dan karakteristik keluarga
b. Sosial, ekonomi, dan budaya
c. Faktor lingkungan
40
d. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga
psikososial keluarga
Pengkajian data pada asuhan keperawatan keluarga berdasarkan
format pengkajian keluarga meliputi:
a. Data Umum
1) Nama kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan, dan alamat
kepala keluarga, komposisi anggota keluarga yang terdiri atas
nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir, atau umur,
hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi dari
masing-masing anggota keluarga,dan genogram
2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala
atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
3) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal
suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa terkait dengan kesehatan.
4) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
5) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan,
baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu, status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
41
6) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga
tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersamasama untuk
mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan menonton TV
dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi,
lihat juga bagaimana keluarga menggunakan waktu luangnya
dalam kesehariannya (Mubarak, 2012).
b. Riwayat dan perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Data ini ditentukan oleh anak tertua dalam keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Data ini menjelaskan mengenai tugas dalam tahap
perkembangan keluarga saat ini yang belum terpenuhi dan
alasan mengapa hal tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Data ini menjelaskan mengenai penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, status imunisasi,
sumber kesehatan yang biasa digunakan serta pengalaman
menggunakan pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
42
Data ini menjelaska riwayat kesehatan dari pihak suami dan
istri.
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Data ini menjelaskan mengenai luas rumah, tipe, jumlah
ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, penempatan
perabot rumah tangga, jenis WC, serta jarak WC ke sumber air.
Data karakteristik rumah disertai juga dalam bentuk denah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas setempat
Data ini menjelaskan mengenai lingkungan fisik setempat,
kebiasaan dan budaya yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Biasanya keluarga cenderung memiliki tempat tinggal yang
menetap disuatu tempat atau berpindah-pindah.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Data ini menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga berkumpul,
sejauh mana keterlibatan keluarga dalam pertemuan dengan
masyarakat (Widyanto, 2014).
d. Struktur keluarga
1) Sitem pendukung keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan orang sekitar untuk mengubah perilaku
43
keluarga dalam mendukung kesehatan dalam keluarga.
Penyelesaian masalah lebih baik jika dilakukan dengan
musyawarah akan sehingga menimbulkan perasaan saling
menghargai.
2) Pola komunikasi keluarga
Jika komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah
akan sangat mendukung bagi klien dan keluarga. Dalam proses
penyembuhan karena adanya partisipasi dari setiap anggota
keluarga.
3) Struktur peran
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan
perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas
dan menghidari terjadinya konflik dalam keluarga dan
masyarakat
4) Nilai/norma keluarga
Perilaku setiap anggota keluarga yang dapat dilihat dari
nilai dan norma yang ada dalam keluarga.
e. Stres dan koping keluarga
Stresor jangka pendek, yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu 6 bulan, Stresor
jangka panjang, yaitu stresor yang saat ini dialami yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan. Kemampuan
44
keluarga berespon terhadap situasi atau stressor, Strategi koping
yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan
f. Strategi fungsional
Menjelaskan adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
metode yang digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda
dengan pemeriksaan fisik di klinik. Pada pemeriksaan fisik kita
juga bisa menanyakan mengenai status kesehatan dari klien. Pada
klien dengan diabetes melitus, kita dapat mengkaji mengenai
riwayat penyakit yang dialami klien, yaitu:
1) Status kesehatan umum selama setahun yang lalu
2) Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehehatan yang ada. ( Padila, 2012)
2. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai
individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu
proses pengumpulan data dan analisis data secara cermat,
45
memberikan dasar untuk menetapkan tindakantindakan dimana
perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian
terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan
keluarga, struktur keluarga, fungsi fungsi keluarga, koping keluarga,
baik yang bersifat aktual, resiko, maupun sejahtera dimana perawat
memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan
keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan
kemampuan, dan sumber daya keluarga (Mubarak, 2012).
Mubarak (2012) merumuskan diagnosis keperawatan keluarga
berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian. Komponen
diagnosis keperawatan meliputi problem atau masalah, etiologi atau
penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan PES
a. Problem atau masalah (P), masalah yang mungkin muncul pada
penderita diabetes melitus.
b. Etiologi atau penyebab (E), penyebab dari diagnose keperawatan
pada asuhan keperawatan keluarga berfokus pada 5 tugas
kesehatan keluarga yang meliputi:
1) Mengenal masalah kesehatan.
2) Mengambil keputusan yang tepat.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit.
4) Memodifikasi lingkungan.
46
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Sign atau tanda (S), tanda atau gejala yang didapatkan dari hasil
pengkajian. Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada
keluarga dengan diabetes melitus.
3. Menentukan prioritas masalah
Menurut Mubarak (2012), tipologi dari diagnosis keperawatan yaitu:
a. Diagnosis aktual (terjadi defisit atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala
dari gangguan kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami
oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan
cepat.
b. Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi
gangguan, tetapi tanda tersebut dapat menjadi masalah aktual
apabila tidak segera mendapatkan bantuan pemecahan dari tim
kesehatan atau keperawatan.
c. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera,
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Setelah data dianalisis,
kemungkinan perawat menemukan lebih dari satu masalah.
47
Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang
dimiliki oleh keluarga maupun perawat, maka masalahmasalah
tersebut tidak dapat ditangani sekaligus.
Oleh karena itu, perawat bersama keluarga dapat menyusun
dan menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga dengan
menggunakan skala perhitungan yang dapat dilihat pada
Table 2.1 Skoring prioritas masalah
NO Kriteria Skor Bobot1 Sifat Masalah
a. Tidak/kurang sehatb. Ancaman kesehatanc. Krisis atau keadaan sejahtera
321
1
2 Kemungkinan Masalah dapatDiubaha. Dengan mudah
b. Hanya sebagianc. Tidak dapat
210
2
3 Potensial Masalah untuk dicegaha. Tinggib. Cukupc. Rendah
321
1
4 Menonjolnya Masalaha. Masalah berat, harus segera
ditanganib. Ada masalah, tetapi tidak
perlu segera ditanganic. Masalah tidak dirasakan
2
1
0
1
Skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan
cara berikut ini:
48
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat.
b. Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang
dikalikan dengan bobot. Skor x bobot Angka tertinggi
c. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria, skor tertinggi
adalah 5, sama dengan seluruh bobot.
4. Perencanaan
Perencanaan keperawatan keluarga adalah kumpulan rencana
tindakan yang dibuat oleh perawat yang nantinya diimplementasikan
dalam tindakan yang nyata dengan mengerahkan segala kemampuan
yang dimiliki untuk perbaikan kesehatan keluarga yang lebih baik
dari sebelumnya. Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari
tujuan (umum dan khusus), rencana intervensi, serta rencana evaluasi
yang memuat 40 kriteria dan standar.
Perumusan tujuan dilakukan secara spesifik, dapat diukur
(measurable), dapat dicapai (achivable), rasional dan menunjukkan
waktu (SMART). Rencana intervensi ini ditetapkan untuk mencapai
tujuan (Padila, 2012).
Table 2.2 Perencanaan diagnosa keperawatan keluarga
No.Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
hasilPerencanaan
1. Resiko
Ketidakstabilan
glukosa darah
dalam tubuh
Setelah dilakukan
kujungan selama 5x
keluarag mampu
mengenal dan
1.1.Identifikasi
kemungkinan
penyebab
ketidakstabila
49
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga dalam
Merawat anggota
keluarga yang
sakit.
memahami bagaimana
perawatan diabetes
mellitus, dengan
Kriteria Hasil:
1. Kadar glukosa
dalam darah
membaik
2. Mengantuk
menurun
3. Pusing menurun
4. Lelah / lesu
meurun
n glukosa
darah dalam
tubuh
1.2.Anjurkan
kepatuhan
diet dan
olahraga
1.3.Ajarkan
pengelolaan
diabetes
1.4.Ajarkan
monitor
kadar glukosa
darah
2. Resiko Defisit
Nutrisi
berhubungan
dengan dengan
ketidakmampuan
keluarga dalam
Merawat anggota
keluarga yang
sakit.
Setelah dilakukan
kujungan selama 5x
keluarag mampu
mengenal dan
memahami bagaimana
peraturan diit pada
pasien diabetes
mellitus, dengan
Kriteria Hasil
1. Porsi makan yang
dihabiskan
meningkat
2. BB atau IMT
meningkat
2.1.Timbang
berat badan
secara rutin
2.2.Diskusikan
perilaku
makan dan
jumlah
aktivitas fisik
(termasuk
olahrga )
yang sesuai
2.3.Lakukan
kontak
perilaku
(mis.target
50
3. Nafsu makan
meningkat
berat badan,
tanggung
jawab
perilaku)
2.4.Anjurkan
membuat
catatan harian
tentang
perasaan dan
situai pemicu
pengeluaran
makanan
(mis.pengelua
ran yang
disengaja,
muntah,
aktivitas
berlebihan)
2.5.Ajarkan
pengaturan
diet yang
tepat
2.6.Ajarkan
keterampilan
koping untuk
penyelesaian
maslah
perilaku
makan
51
3. Manajemen
kesehatan keluarga
tidak efektif
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
kemampuan keluarga
menangani masalah
kesehatan keluarga
dapat optimal, dengan
Kriteria Hasil
1. Kemampuan
menjelaskan
masalah kesehatan
yang dialami
meningkat
2. Aktivitas keluarga
mengatasi masalah
kesehatan secara
tepat meningkat
3. Tindakan untuk
mengurangi factor
resiko meningkat
3.1 Identifikasi
kebutuhan
dan harapan
keluarga
tentang
kesehatan
3.2 identifikasi
konsekuens
i tidak
melakukan
tindakan
bersama
keluarga
3.3 identifikasi
sumber-sum
ber yang
dimiliki
keluarga
3.4 identifikasi
tindakan
yang dapat
dilakukan
keluarga
3.5 motivasi
pengemban
gan sikap
dan emosi
yang
mendukung
52
upaya
kesehatan
3.6 gunakan
saranan
fasilitas
yang ada
dalam
keluarga
3.7 ciptakan
perubahan
lingkungan
rumah
secara
optimal
3.8 informasika
n
fasilitas-fasi
litas
kesehatan
yang ada
dilingkunga
n keluarga
3.9 anjurkan
menggunak
an fasilitas
kesehatan
yang ada
3.10 ajarkan cara
perawtan
53
yang bias
dilakukan
keluarga
5. Implementasi Keperawatan Keluarga
Implementasi atau pelaksanaan keperawatan adalah proses dimana
perawat mendapatkan kesempatan untuk menerapkan rencana
tindakan yang telah disusun dan membangkitkan minat dan
kemandirian keluarga dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku
hidup sehat.
Namun sebelum melakukan implementasi, perawat terlebih dahulu
membuat kontrak agar keluarga lebih siap baik fisik maupun
psikologis dalam menerima asuhan keperawatan yang diberikan.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini yaitu:
a. Merangsang kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah kesehatan dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberi
informasi, mengkaji kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
serta memberi motivasi atau dorongan sikap emosi yang sehat
terhadap masalah
b. Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara memberitahu konsekuensi jika tidak melakukan,
54
mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan
membicarakan dengan keluarga tentang konsekuensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit, dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,
memanfaatkan alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan
mengawasi keluarga dalam melakukan tindakan.
d. Membantu keluarga untuk memodifikasi lingkungan menjadi
sehat, dengan cara menggali sumber-sumber yang ada pada
keluarga dan memodifikasi lingkungan semaksimal mungkin
e. Memberi motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada, dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan
yang ada di lingkungan keluarga, serta membantu keluarga
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. (Widyanto, 2014).
Namun, tidak semua pelaksanaan tindakan ini berjalan dengan
baik, ada factor-faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat
minat keluarga dalam berkerja sama melakukan tindakan kesehatan ini,
yaitu:
a. Kurang jelasnya informasi yang didapat keluarga, sehingga
membuat keluarga keliru
b. Kurang lengkapnya informasi yang didapat keluarga sehingga
keluarga melihat masalah sebagian
55
c. Keliru, keluarga tidak dapat mengkaitkan informasi yang di dapat
dengan kondisi yang dihadapi
d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi
e. Anggota keluarga tidak mampu melawan tekanan dari keluarga
atau lingkungan sekitar.
f. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku
g. Gagalnya keluarga dalam mengaitkan tindakan dengan sasaran
atau tujuan upaya keperawatan
h. Keluarga kurang percaya dengan tindakan yang diajukan perawat
Selain itu, ada juga kesulitan yang dihadapi petugas dalam tahap
pelaksanaan ini, seperti:
1) Perawat kaku dan kurang flekesibel dan cenderung
menggunakan 1 pola pendekatan
2) Kurangnya pemberian penghargaan dan perhatian terhadap
faktor-faktor sosial budaya dari petugas
3) Perawat kurang mampu dalam mengambil
tindakan/menggunakan berbagai macam teknik dalam
mengatasi masalah yang rumit.
6. Evaluasi
Menurut Mubarak (2012), evaluasi proses keperawatan ada dua
yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif.
a. Evaluasi kuantitatif
56
Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas, jumlah
pelayanan, atau kegiatan yang telah dikerjakan.
b. Evaluasi kualitatif
Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat
difokuskan pada salah satu dari tiga dimensi yang saling terkait.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan pula secara formatif dan
sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah
evaluasi yang dilakukan pada akhir asuhan keperawatan
(Mubarak, 2012).
Evaluasi dilaksanakan dengan pendekatan SOAP (Subyektif,
Obyektif, Analisa, dan Planning):
S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif
setelah dilakukan intervensi keperawatan.
O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu
pada tujuan yang terkait dengan diagnosis.
P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon
dari keluarga pada tahapan evaluasi.
BAB III
METODE PENULISAN
A. Rancangan penulisan
Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah
pendekatan penulisan deskriptif dengan menggunakan rancangan studi
kasus. Studi kasus adalah penulisan yang dilakukan dengan melakukan
pendekatan deskriptif (Notoatmodjo, 2012). Studi ini menggunakan
asuhan keperawatan dengan rancangan penelitian studi kasus yakni
asuhan keperawatan dimana penulis mengumpulkan data yang dimulai
dari pengkajian, menentukan diagnosis, melakukan perencanaan,
melaksanakan tindakan dan melakukan evaluasi pada keluarga dengan
kasus diabetes melitus.
B. Subyek studi kasus
Untuk subjek penelitian yang digunakan, penulis menggunakan
dua klien dari dua anggota keluarga diabetes melitus dan pernah
melakukan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas Sepinggan
Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kriteria inklusi :
1. Dua klien dari masing masing keluarga dengan masalah utama
diabetes melitus di wilayah kelurahan Sepinggan
2. Klien yang mampu berbahasa dengan baik, kooperatif, serta bisa
melakukan aktivitas.
55
58
3. Tipe keluarga klien yang masuk dalam kriteria adalah tipe nuclear,
extended family, reconstitude family atau middle age /aging couple
4. Bersedia menjadi klien dan telah mendatangani surat persetujuan.
Kriteria eksklusi:
1. Klien tidak mampu berbahasa dengan baik dan koperatif
2. Klien tidak bersedia menjadi responden
3. Tipe keluarga klien bukan salah satu diantara tradisional nuclear,
extended family, reconstitude family atau middle age /aging couple
4. Klien dengan penurunan kesadaran
5. Klien tinggal diluar daerah Balikpapan
C. Definisi operasional
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat insufisiensi
fungsi insulin. Hal tersebut dapat disebabkan oleh gangguan atau
defisiensi produksi insulin oleh sel beta langerhans kelenjar pankreas atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel tubuh terhadap insulin.
Asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan diabetes melitus
adalah suatu proses atau tahap kegiatan dalam praktik keperawatan
keluarga yang diberikan langsung kepada klien dan keluarga dengan
rangkaian proses keperawatan dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan
meliputi metode asuhan keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan
terus-menerus serta berkesinambungan dalam pemecahan masalah.
59
Asuhan keperawatan keluarga pada klien yang mengalami asam urat
ini dilakukan dengan melalui proses pengkajian, menetapkan diagnosis,
menyusun perencanaan, melakukan implementasi (tindakan keperawatan)
serta melakukan evaluasi pada klien yang mengalami diabetes melitus.
D. Lokasi dan waktu studi kasus
Studi kasus ini dilakukan dirumah keluarga masing-masing klien
di Wilayah Kelurahan Sepinggan Kecamatan Balikpapan Selatan dalam
waktu paling maksimal 2 minggu
E. Prosedur studi kasus
Prosedur studi kasus pada karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Karya tulis ilmiah disetujui oleh penguji
2. Meminta ijzin untuk pengumpulan data dengan metode studi kasus
melalui surat izin pelaksanaan studi kasus kepada pihak Puskesmas
Sepinggan
3. Mencari calon responden yang mengalami masalah diabetes melitus
yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 2 responden yang
didapatkan dari 2 keluarga
4. Mengunjungi 2 responden yang telah ditentukan kemudian membina
hubungan saling percaya, memberikan informasi singkat tentang
tujuan dan manfaat studi kasus kepada klien atau penjelasan untuk
mengikuti pelaksanaan tindakan keperawatan.
60
5. Meminta izin kepada keluarga dan responden untuk melakukan
penelitian, kemudian untuk dapat berpartisipasi dalam studi kasus ini,
lembar persetujuan (informed consent) harus di tanda tangani oleh
responden.
6. Meminta keluarga klien yang setuju untuk ikut berperan dalam
pelaksanaan studi kasus ini.
7. Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga diabetes melitus
8. Membuat analisa data dan merumuskan diagnosa pada keluarga
diabetes melitus
9. Menentukan intervensi keperawatan sesuai dengan masalah
keperawatan.
10. Melakukan implementasi keperawatan keluarga diabetes melitus
11. Melakukan evaluasi segera setelah tindakan dilakukan dan
rekapitulasi serta kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan selama 5 hari dengan melihat tujuan yang telah tercapai.
F. Metode dan instrumen pengumpulan data
1. Wawancara
a. Menanyakan identitas anggota keluarga klien.
b. Menanyakan riwayat penyakit dan tahap perkembangan keluarga
klien.
c. Menanyakan pengetahuan keluarga tentang penyakit yang
diderita klien.
61
d. Menanyakan tentang stress dan koping keluarga klien.
e. Menanyakan harapan keluarga terhadap adanya asuhan
keperawatan keluarga.
2. Observasi
3. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi).
4. Pengukuran Tanda-tanda Vital.
5. Dokumentasi asuhan keperawatan.
Alat atau instrumen pengumpulan data menggunakan format
pengkajian asuhan keperawatan keluarga yang di sepakati di lingkungan
prodi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim.
G. Keabsahan data
1. Data primer
Sumber data yang dikumpulkan dari klien yang dapat
memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapinya.
2. Data sekunder
Sumber data yang dikumpulkan dari orang terdekat klien
(keluarga) seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti
tentang kesehatan klien dan dekat dengan klien.
3. Data tersier
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang
merupakan riwayat penyakit dan perawatan klien dimasa lalu.
62
H. Analisis data
Pengolahan hasil analisa data ini menggunakan analisis statistic
deskriptif. Analisis deskriptif adalah pendekatan penulisan deskriptif
dengan menggunakan rancangan studi kasus. (Notoatmodjo, 2012).
Analisa data dilakukan sejak pengumpulan data sampai dengan semua
data terkumpul. Dilakukan mulai awal pengkajian dan dilakukan
pendokumentasian pada setiap hari untuk mengetahui perkembangan dari
pasien.
Analisis data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta.
Selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan kemudian
dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan
dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari data yang diperoleh lalu
diinterpretasikan oleh penulis dan dibandingkan dengan teori yang ada
sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PENELITIAN
A. Hasil
1. Gambaran lokasi dan penelitian
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja tertentu.
Puskesmas Sepinggan Baru yang semula hanya satu kelurahan yaitu
kelurahan Sepinggan dengan luas wilayah 2.502,08 km. mulai tahun 2014
dibagi menjadi 3(tiga) kelurahan, yaitu kelurahan Sepinggan, Sepinggan Raya
dan Sepinggan Baru jumlah penduduk keseluruhan di tahun 2020 adalah
76.603 Jiwa. Kondisi lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Sepinggan Baru
sangat dipengaruhi oleh perilaku hidup manusia dalam menata rumah dan
alam sekitarnya.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan Puskesmas Sepinggan Baru
melalui program kesehatan lingkungan antara lain melakukan pembinaan
rumah sehat dengan sistem kunjungan rumah dan membuka layanan klinik
sanitasi di puskesmas. Studi kasus ini dilakukan dengan cara kunjungan
terhadap keluarga kemudian menerapkan asuhan keperawatan serta analisis
mengenai peningkatan peran keluarga dalam merawat sebelum dan sesudah
implementasi model dan peran keluarga diabetes mellitus di Puskesmas
Sepinggan Baru Balikpapan.
63
64
2. Hasil Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pasien Diabetes Melitus
a. Hasil anamnesis keluarga
Table 4.1 Anemnesis Klien 1&2 dengan kasus Diabetes Mellitus
DATA ANAMNESIS KELUARGA 1 KELUARGA 2
Identitas Pasien dankeluarga
Ny.R dengan riwayatDiabetes Melitus dengantipe keluarga extended,dengan komposisi keluargaNy. yaitu Ny.R Sebagai Istri,Tn. B sebagai kepalakeluarga/suami, dan Ny.Jsebagai anak Kedua. StatusImunisasi pasien tidakdiketahui tetapi statusimunisasi anak lengkap.Keluarga merupakan sukuMadura dan beragamaislam, penghasilan keluarga± Rp. 3.000.000 perbulanmencukupi pengeluarandalam satu bulan.
Ny.M dengan riwayat DiabetesMelitus dengan tipe keluargaextended, dengan komposisikeluarga Ny. yaitu Ny.MSebagai Istri, Tn. L sebagaikepala keluarga/suami, danTn.M sebagai anak Keempat.Status Imunisasi pasien tidakdiketahui tetapi status imunisasianak lengkap. Keluargamerupakan suku Buton danberagama islam, penghasilankeluarga ± Rp. 3.000.000perbulan mencukupipengeluaran dalam satu bulan.
Tipe Keluarga Keluarga ini termasukkeluarga dengan tipeNuclear Familly yaitu terdiridari ayah, ibu, dan anakkandung yang Belummenikah .
Keluarga ini termasuk keluargadengan tipe Nuclear Famillyyaitu terdiri dari ayah, ibu, dananak kandung yang Belummenikah .
Riwayat dan tahapperkembangan keluarga
Tahapan perkembangankeluarga : Keluarga dengananak dewasa yang manaTn.B berusia 66 tahun, Ny.Rberusia 60 tahun, Ny.Jberusia 31 tahun.
Tugas perkembangankeluarga Ny. R saat iniadalah tahap VII. Tahapperkembangan keluargayang belum terprnuhi yaitumempertahankan kesehatan
Riwayat penyakit keluargainti :
Tahapan perkembangankeluarga : Keluarga dengananak dewasa yang mana Tn.Bberusia 61 tahun, Ny.R berusia55 tahun, Ny.J berusia 20 tahun.
Tugas perkembangan keluargaNy. R saat ini adalah tahap VII.Tahap perkembangan keluargayang belum terprnuhi yaitumempertahankan kesehatan
Riwayat penyakit Keluarga inti:Tn L dan Ny. M menikahkurang lebih 50 tahun yang lalu,selama menikah dikarunai 4
65
Tn B dan Ny. R menikahkurang lebih 43 tahun yanglalu, selama menikahdikarunai 2 orang anakperempuan, 1 orang anakperempuan nya yaitu Ny. Nsudah menikah dan tinggalbersama suaminya sertaanak anaknya, sedangkananak keduanya Ny. J belummenikah. Dalam keluargaNy. R hanya Ny. R yangmenderita DiabetesMellitus. Ny. R mengetahuidia menderita penyakitdiabetes mellitus sejak tahun2018 awalnya iya masukrumah sakit karnakeadaannya yang sangatlemah, lalu pada tahun 2019Ny.R masuk rumah sakitlagi karena keadaan nya yaglemah serta muncul luka dikaki sebelah kanannya dananaknya Ny. J teraturmemeriksakan kesehatanibunyaRiwayat penyakit keluarga :Ny. R mempunyai riwayatpenyakit diabetes mellitusdari bapaknya
orang anak, 2 orang anakperempuan dan 2 orang anaklaki-laki. Ketiga anaknya sudahmenikah dan tinggaldirumahnya masing masing,sedangkan anak terakhir belummenikah dalam keluarga Ny. Mhanya Ny. M yang menderitapenyakit Diabetes Melitus
Riwayat penyakit keluarga :Tidak ada riwayat penyakitkeluarga sebelumnya.
Ny. M menderita penyakitDiabetes Melitus sejak tahun2014, pasien mengatakan padatahun 2016 muncul luka di kakibagian kirinya
Keadaan lingkungan Tempat tinggal Tn.Bmemiliki luas 7x12 m²,bangunan tersebut miliksendiri. Rumah Th.Hmemiliki 2 kamar, 1 ruangtamu yang menyatu denganruang keluarga, 1 dapur, dan1 kamar mandi. Lantairumah terbuat dari tegeldindingnya terbuat dari batu, ventilasi atau peneranganbagi Tn.B cukup memadai,dan rumah cukup amandilengkapi dengan pagar.Untuk penggunaan airkeluarga menggunakansumber air PDAM, memilikipekarangan rumah, saluranpembuangan air limbah diselokan untuk pembuangan
Tempat tinggal Tn. L memilikiluas 8x12 m², bangunantersebut milik sendiri. RumahTn. L memiliki 4 kamar, 1ruang tamu yang menyatudengan ruang keluarga, 1 dapur,dan 1 kamar mandi. Dan satuwc . Lantai rumah terbuat daritegel dindingnya terbuat daribatu, ventilasi atau peneranganbagi Tn. L cukup memadai danrumah cukup aman dilengkapidengan pagar. Untukpenggunaan air keluargamenggunakan sumber airPDAM, memiliki pekaranganrumah, saluran pembuangan airlimbah di selokan, untukpembuangan sampah dibuangtempat sampah tertutup depan
66
sampah berada di depanhalaman rumah dantertututp. keluarga tinggaldengan berbagai macamsuku disekitarnya, keluargamengatakan tidak ada aturanyang dapat mempengaruhikesehatan keluarga Tn.B.
rumah. keluarga tinggal denganberbagai macam sukudisekitarnya, keluargamengatakan tidak ada aturanyang dapat mempengaruhikesehatan keluarga Tn. L
Struktur Keluarga Pola komunikasi keluarga :Keluarga Tn.Bberkomunikasimenggunakan bahasaIndonesia dan madura,keluarga mengatakan jikaada anggota keluarga yangmengalami masalah, diajakuntuk bercerita dan mencarisolusi permasalahannya,biasanya dengan berdiskusi.
Peran keluarga : KeluargaTn.B mampu menjalankanperannya dengan baik, Tn.Bsebagai kepala keluarga dansebagai suami dari Ny.Rbekerja sebagai buruh lepasdan juga mendapatkan uangdari anaknya.
Nilai dan norma keluarga:Keluarga menganut agamaislam. Nilai yang dianutkeluarga adalah salingmenghormati danmenyayangi satu sama lain,menghormati yang lebih tuadan menyayangi yang lebihmuda. Menurut Tn.B semuaanggota keluarga berusahamenyesuaikan diri denganlingkungan sekitar, nilaiyang ada dikeluargamerupakan gambarannilai-nilai agama yangdianut, tidak terlihat adanyakonflik dalam nilai.
Pola komunikasi keluarga :Keluarga Tn. L berkomunikasimenggunakan bahasa Indonesiadan buton, keluarga mengatakanjika ada masalah harus dibicarakan bersama untukmencari solusi agar tidak terjadikesalahpahaman.
Peran keluarga : Keluarga Tn Lmampu menjalankan perannyadengan baik,Tn L Saat ini tidakbekrja namun mempunyai usahasewa kios dan berjualan bensindi depan rumahnya . Ny.Msebagai istri membantumengurus rumah tangga, sertadibantu juga oleh anak lakilakinya anak,
Nilai dan norma keluarga :Keluarga menganut agamaIslam dan mengajarkan menjadiorang baik dan suka menolongorang lain yang sedangkesusahan, keluarga Tn L setiaphari juga mengisi waktusenggangnya di pagi harimenyapu halaman,jalan jalandisekitar rumah dan berjemur
Fungsi Keluarga Fungsi Affektif : Dukungankeluarga terhadap anggotalain sangat baik. Jika adaaggota keluarga yang sakitkhususnya pada Ny. R maka
Fungsi Affektif : Dukungankeluarga terhadap anggota lainsangat baik. Jika ada aggotakeluarga yang sakit khususnyapada Ny. M maka anggota
67
anggota keluarga akanmembawanya ke rumahsakit
Fungsi sosialisasi : Keluargaselalu mengajarkananak-anaknya untukbagaimana berperilakusesuai dengan ajaran agamayang dianutnya serta rajinberibadah dalam kehidupansehari-sehari di rumah danlingkungan sekitar tempattinggalnya.
Fungsi perawatan keluarga :Tn.BMengatakan istrinya setiappagi meminum obatlansoprazole 1x sehari dandisuntikkan insulinnovirapid 12 unit 3x seharisebelum makan di pagi hari,siang hari dan malam hari,Tn. B dan Ny. J ikut sertadalam merawat Ny. R
Fungsi Reproduksi : Jumlahanak Tn.B 2 orang, danpasien sudah mens opausesaat ini.
keluarga akan membawanya kerumah sakit
Fungsi sosialisasi : Keluargaselalu mengajarkananak-anaknya untuk bagaimanaberperilaku sesuai denganajaran agama yang dianutnyaserta rajin beribadah dalamkehidupan sehari-sehari dirumah dan lingkungan sekitartempat tinggalnya.
Fungsi perawatan keluarga :Tn.LMengatakan istrinyadisuntikkan insulin novirapid 10unit 3x sehari sebelum makan dipagi hari, siang hari dan malamhari, Tn. L dan Tn. M. M ikutserta dalam merawat Ny. M
Fungsi Reproduksi : Jumlahanak Tn.L 2 orang, dan pasiensudah mens opause saat ini.
Stres dan Koping keluarga Keluarga Tn.B mengatakanjika ada masalah segeradiselesaikan dengan baikdan tidak menggunakanemosi, selalu menggunakanfikiran yang dingin agarmasalah dapat tertanganisecara baik.
Keluarga Tn. L mengatakan jikaada masalah kecil jangan dibesar besarkan dan selalu harusbiasa mengontrol emosi karenaemosi hanya akan menyebabkantekanan naik bukanmenyelesaikan masalah.
Interpretasi data:
Didapatkan data pada keluarga 1 terdapat Tn.B, Ny.R,dan Ny.J yang
tinggal dalam satu rumah dengan tipe Nuclear Familly yang saat ini berada di
tahap perkembangan keluarga yang ke- 7, riwayat penyakit kesetahatan keluarga
68
yaitu Ny. R menderita penyakit diabetes melityus sejak tahun 2018 yang
didapatkan dari keluarga ayahnya, stress dan koping keluarga tertangani secara
baik.
Pada keluarga 2 didapatkan data Tn.L, Ny.M,dan Tn.M yang tinggal dalam
satu rumah dengan tipe Nuclear Familly yang saat ini berada di tahap
perkembangan keluarga yang ke- 7, riwayat penyakit kesetahatan keluarga yaitu
Ny. M menderita penyakit diabetes melityus sejak tahun 2016, sebelumnya di
keluarganya tidak ada yang pernah mengidap penyakit diabetes melitus, stress dan
koping keluarga tertangani secara baik, pada keluarga 1 memiliki 2 anak namun 1
anak nya sudah tidak tinggal serumah dengan Tn. B.
Table 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Keluarga 1 dan 2
Pemeriksaan Keluarga 1 Th. H Keluarga 2 Ny.
Tanda-tanda vital Tn.BTD : 130/90 mmHgN : 88x/menitRR : 20x/menitT : 36.3°cNy. RTD : 130/90 mmhgN : 80x/menitRR : 20 RRT : 36.2°cNy.J- TD : 120/90 mmHg- Suhu : 36 C- Respirasi : 20x/menit-Nadi : 96 x/menit
Tn.L- TD : 110/90 mmHg- Suhu : 36 C- Respirasi : 19x/menit-Nadi : 98x/menitNy. M- TD : 120/80 mmHg- Suhu : 36 C- Respirasi : 19x/menit-Nadi : 98x/menitTn.M- TD : 120/90 mmHg- Suhu : 36 C- Respirasi : 20x/menit-Nadi : 96 x/menit
Berat Badam Tn.B : 70 kgNy.R : 53 kgNy.J : 50 kg
Tn L : 69 kgNy. M: 58 kgTn. M: 55 kg
69
Tinggi Badan Tn.B : 155cmNy.R : 150 cmNy.J : 155 cm
Tn.L : 170 cmNy.M: 157 cmTn M: 179 cm
Kesadaran Tn.B : Compos mentisNy.R : Compos mentisNy.J : Compos mentis
Tn.L : Compos mentisNy. M: Compos mentisTn M: Compos mentis
Kepala Tn.B : Rambut sebagian putihsebagian hitam pendek, tidakrontok, tampak bersih, tidak adabekas luka.Ny. R: Rambut sebagian putihsebagian hitam panjang, tidakrontok, tampak bersih, tidak adabekas lukaNy.J : Rambut hitam pendek,tidak rontok, tampak bersih,tidak ada bekas luka.
Tn L. : Rambut sebagianputih sebagian hitampanjang, tidak rontok,tampak bersih, tidak adabekas lukaNy. M: Rambut hitampendek, tidak rontok, tampakbersih, tidak ada bekas luka.Tn M: Rambut hitam pendek,tidak rontok, tampak bersih,tidak ada bekas luka.
Mata Tn.B : Mata lengkap simetriskanan dan kiri, kornea matajernih, kongjungtiva tidakanemis, sklera tidak ikterik,kelopak mata tidak adapembengkakan, adanya reflekcahaya pupil, iris kanan dan kiriberwarna hitam.Ny.R : Mata lengkap simetriskanan dan kiri, kornea matajernih, kongjungtiva tidakanemis, sklera tidak ikterik,kelopak mata tidak adapembengkakan, adanya reflekcahaya pupil, iris kanan dan kiriberwarna hitam.Ny.J : Mata lengkap simetriskanan dan kiri, kornea matajernih, kongjungtiva tidakanemis, sklera tidak ikterik,kelopak mata tidak adapembengkakan, adanya reflekcahaya pupil, iris kanan dan kiriberwarna hitam.
Tn. L: Mata lengkap simetriskanan dan kiri, kornea matajernih, kongjungtiva tidakanemis, sklera tidak ikterik,kelopak mata tidak adapembengkakan, adanyareflek cahaya pupil, iriskanan dan kiri berwarnahitam.Ny. M: Mata lengkapsimetris kanan dan kiri,kornea mata jernih,kongjungtiva tidak anemis,sklera tidak ikterik, kelopakmata tidak adapembengkakan, adanyareflek cahaya pupil, iriskanan dan kiri berwarnahitam.Tn M: Mata lengkap simetriskanan dan kiri, kornea matajernih, kongjungtiva tidakanemis, sklera tidak ikterik,kelopak mata tidak adapembengkakan, adanyareflek cahaya pupil, iris
70
kanan dan kiri berwarnahitam.
Telinga Tn.B : bentuk telinga simetriskanan dan kiri, lubang agakkotor terdapat sedikit serumenberlebih, pendengaran berfungsidengan baik.Ny.R : bentuk telinga simetriskanan dan kiri, lubang telingakotor terdapat sedikit serumenberlebih, pendengaran berfungsidengan baik.Ny.J : bentuk telinga simetriskanan dan kiri, lubang agakkotor terdapat sedikit serumen,pendengaran berfungsi denganbaik.
Tn.L : bentuk telinga simetriskanan dan kiri, lubang telingakotor terdapat sedikitserumen berlebih,pendengaran berfungsidengan baik.Ny. M: bentuk telingasimetris kanan dan kiri,lubang telinga kotor terdapatsedikit serumen berlebih,pendengaran berfungsidengan baik.Tn.M : bentuk telingasimetris kanan dan kiri,lubang agak kotor terdapatsedikit serumen, pendengaranberfungsi dengan baik.
Hidung Tn.B : Bersih, tidak ada secret,tidak ada kelainanNy.R : Bersih, tidak ada secret,tidak ada kelainanNy. J : Bersih, tidak ada secret,tidak ada kelainan
Tn. L: Bersih, tidak adasecret, tidak ada kelainanNy.M : Bersih, tidak adasecret, tidak ada kelainanTn.M : Bersih, tidak adasecret, tidak ada kelainan
Mulut Tn.B : Tidak ada stomatitis, gigitidak lengkap, gigi berlubangdibagian geraham bawah, bibirtampak lembab, gigi, uvula letaksimetris ditengahNy.R : Tidak ada stomatitis, gigitidak lengkap, gigi berlubangdibagian geraham bawah, bibirtampak kering, , uvula letaksimetris ditengahNy.J : Tidak ada stomatitis, gigilengkap, gigi berlubang dibagiangeraham bawah, bibir tampaklembab, , uvula letak simetrisditengah
Tn.L : Tidak ada stomatitis,gigi lengkap, gigi berlubangdibagian geraham bawah,bibir tampak lembab, uvulaletak simetris ditengahNy.M : Tidak ada stomatitis,gigi lengkap, gigi berlubangdibagian geraham bawah,bibir tampakmerah muda, ,uvula letak simetris ditengahTn.M : Tidak ada stomatitis,gigi lengkap, gigi berlubangdibagian geraham bawah,bibir tampak merah muda, ,uvula letak simetris ditengah
Leher/tenggorokan Tn.B : Tidak ada kelenjar tiroiddan tidak ada pembesarankelenjar limfe
Tn. L: Tidak ada kelenjartiroid dan tidak adapembesaran kelenjar limfe
71
Ny.R : Tidak ada kelenjar tiroiddan tidak ada pembesarankelenjar limfeNy.J : Tidak ada kelenjar tiroiddan tidak ada pembesarankelenjar limfe
Ny.M : Tidak ada kelenjartiroid dan tidak adapembesaran kelenjar limfeTn.M : Tidak ada kelenjartiroid dan tidak adapembesaran kelenjar limfe
Dada dan paru-paru Tn.B : Pergerakan dada tampaksimetris, vesikuler, tidak adasuara nafas tambahan, tidak adakeluhan sesak nafas.Ny.R : Pergerakan dada tampaksimetris, vesikuler, tidak adasuara nafas tambahan, tidak adakeluhan sesak nafas.Ny.J : Pergerakan dada tampaksimetris, vesikuler, tidak adasuara nafas tambahan, tidak adakeluhan sesak nafas.
Tn L. : Pergerakan dadatampak simetris, vesikuler,tidak ada suara nafastambahan, tidak ada keluhansesak nafas.Ny.M : Pergerakan dadatampak simetris, vesikuler,tidak ada suara nafastambahan, tidak ada keluhansesak nafas.Tn.M : Pergerakan dadatampak simetris, vesikuler,tidak ada suara nafastambahan, tidak ada keluhansesak nafas.
Abdomen Tn.B : Bentuk abdomen bulatdan datar, benjolan /massa tidakada pada perut, tidak tampakbayangan pembuluh darah padaabdomen, tidak ada luka operasi.Ny.R : Bentuk abdomen bulatdan datar, benjolan /massa tidakada pada perut, tidak tampakbayangan pembuluh darah padaabdomen, tidak ada lukaoperasi..Ny.J : Bentuk abdomen bulatdan datar, benjolan /massa tidakada pada perut, tidak tampakbayangan pembuluh darah padaabdomen, tidak ada luka operasi.
Tn.L : Bentuk abdomen bulatdan datar, benjolan /massatidak ada pada perut, tidaktampak bayangan pembuluhdarah pada abdomen, tidakada luka operasi.Ny.M : Bentuk abdomenbulat dan datar, benjolan/massa tidak ada pada perut,tidak tampak bayanganpembuluh darah padaabdomen, tidak ada lukaoperasi.Tn.M : Bentuk abdomenbulat dan datar, benjolan/massa tidak ada pada perut,tidak tampak bayanganpembuluh darah padaabdomen, tidak ada lukaoperasi.
Ekstramitas Tn.B : kemampuan pergerakkansendi lengan dan tungkai baik(Pasien mampu menggerakkandengan bebas tanpa keluhan,
Tn.L : kemampuanpergerakkan sendi lengan dantungkai baik (Pasien mampumenggerakkan dengan bebas
72
kekuatan otot baik: 5 5 5 5(Mampu menahan dorongankuat)Ny.R : kemampuan pergerakkansendi lengan dan tungkai baik(Pasien mampu menggerakkandengan bebas tanpa keluhan,kekuatan otot baik: 5 5 5 5(Mampu menahan dorongankuat)Nn.J : kemampuan pergerakkansendi lengan dan tungkai baik(Pasien mampu menggerakkandengan bebas tanpa keluhan,kekuatan otot baik: 5 5 5 5(Mampu menahan dorongankuat)
tanpa keluhan, kekuatan ototbaik: 5 5 5 5 (Mampumenahan dorongan kuat)Ny.M : kemampuanpergerakkan sendi lengan dantungkai baik (Pasien mampumenggerakkan dengan bebastanpa keluhan, kekuatan ototbaik: 5 5 5 5 (Mampumenahan dorongan kuat)Tn.M : kemampuanpergerakkan sendi lengan dantungkai baik (Pasien mampumenggerakkan dengan bebastanpa keluhan, kekuatan ototbaik: 5 5 5 5 (Mampumenahan dorongan kuat)
Kulit Tn.B : Warna kulit sawo matang,turgor kulit elastis, kelembapankulit baik, tidak terdapat edemaekstermitas.Ny.R : Warna kulit sawo matang,turgor kulit lembab, kelembapankulit cukup, tidak terdapatedema ekstermitas.Nn.J : Warna kulit sawo matang,turgor kulit elastis, kelembapankulit baik, tidak terdapat edemaekstermitas.
Tn.L : Warna kulit sawomatang, turgor kulit elastis,kelembapan kulit baik, tidakterdapat edema ekstermitas.Ny.M : Warna kulit sawomatang, turgor kulit elastis,kelembapan kulit baik, tidakterdapat edema ekstermitasTn.M : Warna kulit sawomatang, turgor kulit elastis,kelembapan kulit baik, tidakterdapat edema ekstermitas.
Kuku Tn.B : : Kuku pendek, bersih,CRT, < 3 detikNy.R : Kuku pendek, bersih,CRT, < 3 detikNy.J : : Kuku pendek, bersih,CRT, < 3 detik
Tn. : : Kuku pendek, bersih,CRT, < 3 detikNy. : : Kuku pendek, bersih,CRT, < 3 detikTN. : Kuku pendek, bersih,CRT, < 3 detik
Pencernaan Tn.B : tidak ada keluhan mualdan muntah, nafsu makan baik,tidak ada alergi makanan,kebiasaan makan dan minummandiri.Ny.R : ada keluhan mual tetapitidak muntah, nafsu makanberkurang, tidak ada alergimakanan, kebiasaan makan dan
Tn.L : tidak ada keluhanmual dan muntah, nafsumakan baik, tidak ada alergimakanan, kebiasaan makandan minum mandiri.Ny.M : tidak ada keluhanmual dan muntah, nafsumakan baik, tidak ada alergimakanan, kebiasaan makandan minum mandiri.
73
minum kadang kadang perlubantuan.Ny.J : tidak ada keluhan mualdan muntah, nafsu makan baik,tidak ada alergi makanan,kebiasaan makan dan minummandiri.
Tn.M : tidak ada keluhanmual dan muntah, nafsumakan baik, tidak ada alergimakanan, kebiasaan makandan minum mandiri.
Tidur dan istirahat Tn.B : : Tidak ada keluhanmasalah tidur, waktu tidur 7/8jamNy.R : Tidak ada keluhanmasalah tidur, waktu tidur 7/8jamNy.J : Tidak ada keluhanmasalah tidur, waktu tidur 7/8jam
Tn.L : Tidak ada keluhanmasalah tidur, waktu tidur7/8 jamNy.M : Tidak ada keluhanmasalah tidur, waktu tidur7/8 jamTn.M : Tidak ada keluhanmasalah tidur, waktu tidur7/8 jam
Obat-obatan Tn.B : tidak adaNy.R : novoravid 12 unit 3xsehariNy.J : tidak ada
Tn.L : tidak adaNy.M : Novoravid 10 unit 3xsehariTn.M : tidak ada
Interpretasi data:
Didapatkan data pada keluarga 1 tidak ada memiliki alergi, tidak ada
keluhan dalam waktu tidur, pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tidak ada yang
tidak normal hanya Ny. R yang mempunyai masalah dalam penyakit diabetes
melitus dan mendapatkan injeksi insulin 12 unit dalam 3 kali ssehari.
Data pada keluarga 2 tidak ada memiliki alergi, tidak ada keluhan dalam
waktu tidur, pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tidak ada yang tidak normal
74
hanya Ny. M yang mempunyai masalah dalam penyakit diabetes melitus dan
mendapatkan injeksi insulin 10 unit dalam 3 kali ssehari
Table 4.3 Analisa data Keluarga 1
Data Etiologi MasalahDS :- Keluarga dan klien
mengatakan tahu apa itupenyakit diabetes melitusnamun keluarga tidakmenyetahui tanda gejalaserta komplikasi daripenyakit diabetes melitussaat diberikan pertanyaan
- Keluarga tidakmengetahui kalaupenyakit diabetes dapatmenurun ke Ny. R karnaselama ini keluargamengatakan jarangmemakan makanan junkfood, makan makananbermicin
DO:- Klien dan keluarga tidak
dapat menjawab sebagianpertanyaan tentangpenyakit DiabetesMelitus.
Ketidakmampuan keluargamengenal masalah kesehatan
Defsit Pengetehuan
DS:- Keluarga mengatakan
gula darahnya suka naikturun selama dilakukanpengecekan kadarglukosa darah dalamtubuh
- Klien mengatakanmenyukai makan yangmanis manis karna ituyang dapat menambahnafsu makannya
- Klien mengatakan sukamerasa mual kadang
Ketidakmampuan keluargamengambil keputusan yang tepatuntuk tindakan yang tepat
Ketidakstabilan kadarglukosa darah dalamtubuh
75
kadang nafsu makannyasuka menurun
- Keluarga klien tidakmengetahui tentang diitdm
- Ny. J suka memasakkansayur bening untukibunya karna itumerupaka sayurkesukaan ibunya
Do:- Klien dan keluarga tidak
dapat menjawab sebagianpertanyaan tentang diitmakanan penyakitDiabetes Melitus.
- GDS : 259 mg/dL.- Klien mendapat obat
injeksi.novorapid 12 unit- Klien nampak lemah
Table 4.4Analisa data Keluarga 2
Data Etiologi MasalahDS :- Keluarga dan klien
mengatakan tidaktahu apa itu penyakitdiabetes melitus dankeluarga tidakmenyetahui tandagejala sertakomplikasi daripenyakit diabetesmelitus saat diberikanpertanyaan
- Keluarga mengetahuimengapa ia bisamemiliki penyakitdiabetes melituskarna keluaragasebelumnya tidakpernah memiliki
Ketidakmampuan keluarga mengenalmasalah kesehatan
Defsit Pengetehuan
76
penyakit diabetesmelitus
DO:- Klien dan keluarga
tidak dapat menjawabsebagian pertanyaantentang penyakitDiabetes Melitus.
DS:- Keluarga mengatakan
gula darahnya kadangkadang naik kadangkadang turun saatdilakukanpengecekan kadarglukosa darah olehtukang cek kesehatankeliling
- Klien mengatakanmenyukai makancepat saji, ia makanmakanan tersebut saatdibelikan anaknya
- Klien mengatakandalam sehari ia bisamenghabiskan ±5liter air minum
- Klien mengatakansuka buang air kecil
- Klien mengatakansuka merasakankesemutan
- Keluarga tidakmengetahui tentangdiit diabetes melitus
- Dalam sehari hari iadipesankan makananmelalui katering olehanaknya
Do:- Klien dan keluarga
tidak dapat menjawabsebagian pertanyaantentang diit makanan
Ketidakmampuan keluarga merawatanggota keluarga yang sakit
Ketidakstabilan kadarglukosa darah dalamtubuh
77
penyakit DiabetesMelitus.
- GDS : 297 mg/dL.- Klien mendapat obat
injeksi.novorapid 10unit
Interpretasi data:
Didapatkan data di keluarga 1 defisit pengetahuan karena keluarga tidak
mengetahui tanda gejala diabetes melitus serta komplikasinya, keluarga tidak
mengetahui tentang diit diabetes melitus di rumah, dan didapatkan data
ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh ditandai dengan tingginya kadar
glukosa darah sewaktu yaitu 259 mg/dL berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit karna tidak mengetahui tentang diit
diabetes melitus.
Pada keluarga 2 juga mengalami hal yang sama keluarga 2 tidak
mengetahui tanda dan gejala diabetes melitus serta komplikasinya, serta
didapatkan data ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh ditandai dengan
tingginya kadar glukosa darah Ny. M yaitu 297mg/dL
Table 4.5 Diagnosa keperawatan keluarga pada klien 1 dan 2
Keluarga 1 Keluarga 2Defisit Pengetahuan berhubungandengan keluarga dalam mengenalmasalah kesehatan
Defisit Pengetahuan berhubungandengan keluarga dalam mengenalmasalah kesehatan
Ketidakstabilan kadar glukosa darahdalam tubuh berhubungan denganKetidakmampuan keluarga mengambil
Ketidakstabilan kadar glukosa darahdalam tubuh berhubungan dengan
78
keputusan yang tepat untuk tindakanyang tepat
Ketidakmampuan keluarga merawatanggota keluarga yang sakit
Table 4.6 Skoring Prioritas Masalah Klien 1
1. Defisit pengetahuan b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
diabetes melitus.
NO Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. Sifat Masalah :aktual (3)resiko tinggi (2)potensial (1)
3 1 3 x 1 = 13
Klien dan keluarga Ny. Rmengetahui beberapa tentangpenyakit Diabetes Melitustetapi tidak rinci terutamabagaimana cara perawatananggota keluarga denganDiabetes Melitus.
2. b.KemungkinanMasalah dapatdiubah:mudah (2) sebagian(1)tidak dapat (0)
2 2 22 x 2 = 2
Keluarga dan klien dapatmenerima informasi denganbaik, dan ada minat darikeluarga untuk mengetahuitentang diabetes melitus
3. c. Potensial masalahuntuk dicegah :tinggi (3)cukup (2)rendah (1)
3 1 3 x 1 = 13
Keluarga Ny. R mengatakantidak begitu memahami caramelakukan perawatan diabetesmelitus di rumah, tidak tahutentang diit diabetes
4. d. Menonjolnyamasalah :Segera diatasi (2)Tidak segera diatasi(1)
2 1 2 x 1 = 12
Anggapan keluarga Ny. Rtentang masalah diabetesMelitus harus segera ditanganiagar tidak bertambah parah
79
Tidak dirasakan adamasalah (0)
Total 5
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk tindakan yang
tepat
No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. Sifat Masalah:aktual (3)resiko tinggi (2)potensial (1)
3 1 3 x 1 = 13
Masalah ini sudah terjadi, klienmempunyai penyakit diabetesmelitus sejak tahun 2018, kliendan keluarga mengatakan guladarah Ny. R kadang kadangtidak stabil
2. b.KemungkinanMasalah dapatdiubah:mudah (2) sebagian(1)tidak dapat (0)
1 2 12 x 2 = 1
Masalah dapat diubah sebagianjika keluarga dan Ny. Rmampu mengurangi makananmanis mengubahnya sesuai diityang diberikan
3. c. Potensial masalahuntuk dicegah :tinggi (3)cukup (2)rendah (1)
2 1 2 x 1=0,73
Masalah untuk dicegahkeluarga cukup. Keluarga danklien mudah menerimainformasi yang diberikan,keluarga akan melakukanupaya agar Ny. R mengurangimakanan yang manis manis
4. d. Menonjolnyamasalah :Segera diatasi (2)Tidak segera diatasi(1)Tidak dirasakan adamasalah (0)
1 1 2 x 1=12
Keluarga Ny. R mengatakansebagai suatu masalah yangharus segera diatasi agar tidakmenimbulkan masalah yanglainnya
Total 3,7
80
Table 4.7 Prioritas Masalah Pasien 1
NoDiagnosa Keperawatan Skor
1.Defisit Pengetahuan berhubungan dengan keluargadalam mengenal masalah kesehatan
5
2.
Ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuhberhubungan dengan Ketidakmampuan keluargamengambil keputusan yang tepat untuk tindakan yangtepat
3,7
Table 4.8 Skoring Prioritas Masalah Klien 2
1. Defisit pengetahuan b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Diabetes Melitus.
NO Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. Sifat Masalah :aktual (3)resiko tinggi (2)potensial (1)
3 1 3 x 1 = 13
Klien dan keluarga Ny. M tidakmengetahui tanda gejaladiabetes melitus sertakomplikasinya
2. b.KemungkinanMasalah dapat diubah:mudah (2) sebagian (1)tidak dapat (0)
2 2 22 x 2 = 2
Keluarga dan Ny.M kurangmengetahui penyebabterjadinya penyakit diabetesmelitus, ada minat darikeluaraga untuk mengetahuitentang penyakit diabetesmelitus
3. c. Potensial masalahuntuk dicegah :tinggi (3)cukup (2)
3 1 3 x 1 = 13
Keluarga mengatakan tidakmemahami cara perawatandiabetes melitus di rumah
81
rendah (1)
4. d. Menonjolnyamasalah :Segera diatasi (2) Tidaksegera diatasi (1)Tidak dirasakan adamasalah (0)
2 1 2 x 1 = 12
Anggapan keluarga Ny. Mtentang masalah diabetesmelitus harus segera diatasiagar tidak menimbulkanmasalah yang besar
Total 5
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit pada Ny. M
NO Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. Sifat Masalah :aktual (3)resiko tinggi (2)potensial (1)
3 1 3 x 1 = 13
Masalah ini sudah terjadi, Ny.M mengatakan sudahmenderita penyakit diabetesmelitus sejak tahun 2016, Ny.M mengatakan kadara guladrahnya kadang naik dankadang juga turun
2. b.KemungkinanMasalah dapat diubah:mudah (2) sebagian (1)tidak dapat (0)
1 2 12 x 2 = 1
Masalah dapat diubah sebagianjika Keluarga mampumengatutr diit diabetes melitusdan Ny.M mau mengurangimakan makanan cepat saji
3. c. Potensial masalahuntuk dicegah :tinggi (3)cukup (2)rendah (1)
1 3 1 x 1 =0,33
Potensial masalah untukdicegah rendah karna Ny. Msehari harinya dipesankanmakanan katering olehanaknya
4. d. Menonjolnyamasalah :Segera diatasi (2)Tidak segera diatasi (1)Tidak dirasakan adamasalah (0)
2 2 2 x 1 = 12
Keluarga dan klien mengatakansebagai suatu masalah yangharus segera ditangani agartidak menjadi masalah yanglebih besar
Total 3,3
82
Table 4.9 Prioritas Masalah Pasien 2
No Diagnosa Keperawatan Skor
1.Defisit Pengetahuan berhubungan dengankeluarga dalam mengenal masalah kesehatan
5
2.Ketidakstabilan kadar glukosa darah dalamtubuh berhubungan dengan Ketidakmampuankeluarga merawat anggota keluarga yang sakit
3,3
Table 4.10 Intervensi Keperawatan Keluarga Pada Klien 1 dan 2 Dengan Masalah Diabetes Melitus
No Tujuan Kriteria evaluasi
IntervensiDx Umum Khusus Kriteria Standar
1 klien dan
keluarga dapat
mengetahui
tentang penyakit
diabetes melitus
Setelah dilakuakan
penyuluhan selama 1x30
menit tingkat pengetahuan
klien dan keluarga meningka
Setelah dilakuakan
penyuluhan selama 2x30
menit diharapkan klien dan
keluarga mengetahui tentang
penyakit diabetes melitus
verbal
Verbal dan
spikomotor
1. Klien dan keluarga dapat
menjelaskan pengertian
diabetes melitus
2. Klien dan keluarga dapat
menjelaskan penyebab
diabetes melitus
1. Klien dan keluarga dapat
menjelaskan tanda gejala
diabetes melitus
2. Klien dan keluarga dapat
menjelaskan cara
mengatasi diabetes melitus
Observasi1.1 Bina hubungan saling percaya
dengan klien dan keluarga1.2 Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerimainformasi
1.3 Identifikasi factor yangmeningkatkan danmenurunkan motivasi kliendan keluargauntukmenerapkan pola hidupsehat
Terapeutik1.4 Jelaskan pada klien dan
keluarga menggunakanlembar balik dan leafletpengertian Diabetes Melitus
1.5 Jelaskan pada klien dankeluarga menggunakanlembar balik dan leaflet tanda
83
dan gejala serta komplikasiDiabetes
1.6 Beri kesempatan untukkeluarga bertanya
Edukasi
1.7 Diskusikan bersama keluargatentang pantangan manakanandari Diabetes Melitus denganmenggunakan lembar balik
1.8 Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembalipantangan manakanan dariDiabetes Melitus.
1.9 Beri reinforcement positif atasusaha yang dilakukankeluarga.
1.10Jelaskan pada keluarga akibatdari tidak melakukanpencegahan Diabetes Melitus
1.11Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembali akibatdari tidak melakukanpencegahan Diabetes Melitus
2. klien dan keluarga
dapat merawat
Setelah dilakukan asuhankeperawatan selama 1x60menit
Verbal 3. Klien dan keluarga dapat
mengetahui penyebab
Observasi:
84
anggota keluarga
yang sakit
diharapkan klien dankeluarga dapatmenyebutkan prinsip diitdiabetes melitus
Setelah dilakukan asuhankeperawatan selama 1x60menitdiharapkan klien dankeluarga dapat danmemodifikasi perilakuperawatan DiabetesMelitus dirumah.
Verbal dan
psikomotor
ketidakstabilan glukosa
darah dalam tubuh
4. Klien dan keluarga dapat
menjelaskan kembali
mengenai diit diabetes
melitus
3. Klien dan keluarga dapat
melakukan diit diabetes
melitus
2.1 Identifikasi kemungkinanpenyebab ketidakstabilanglukosa darah
2.2 Cek kadar glukosa darah
Terapeutik2.3 Jelaskan kepada klien
mengenai diit DiabetesMelitus dengan menggunakanleaflet
2.4 Jelaskan bagaimana caraperawatan Diabetes Melitus dirumah dengan menggunakanleaflet.
Edukasi2.5 Anjurkan kepatuhan diet dan
olahraga2.6 Anjurkan klien untuk
mengontrolkan diri kepuskesmas secara rutin.
Table 4.11 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Pada Klien 1
No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi1. Defisit
Pengetahuan b/dKetidakmampua
16Agustus2021
Observasi1.1 Membina hubungan saling percaya dengan klien dan
keluarga
S :
85
n keluarga Ny.R mengenalmasalahkesehatanDiabetesMelitus.
1.2 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerimainformasi
1.3 Mengidentifikasi factor yang meningkatkan danmenurunkan motivasi klien dan keluargauntukmenerapkan pola hidup sehat
Keluarga klien mengatakantidak mengetahui tanda dangejala penyakit DiabetesMelitus
Klien mengatakan bapaknyadahulu mempunyai penyakitdiabetes melitus dansaudaranya pun mempunyaipenyakit diabetes melitus.
Klien mengatakan penyebabDiabetes Melitus adalahkonsumsi makanan danminuman manis berlebihan
O :
Klien tidak bisa menjawabketika ditanya tentang tandadan gejala Diabetes Melitus.
A :
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1.4 Jelaskan pada klien dankeluarga menggunakanlembar balik dan leafletpengertian DiabetesMelitus
86
1.5 Jelaskan pada klien dankeluarga menggunakanlembar balik dan leaflettanda dan gejala sertakomplikasi Diabetes
1.6 Beri kesempatan untukkeluarga bertanya
18Agustus2021
Terapeutik1.4 Menjelaskan pada klien dan keluarga menggunakan
leaflet pengertian Diabetes Melitus
1.5 Menjelaskan pada klien dan keluarga menggunakanleaflet tanda dan gejala serta komplikasi Diabetes
1.6 Memberi kesempatan untuk keluarga bertanya
S :
Klien dan keluargamengatakan sekarang lebihpaham mengenai penyakitnya
O:
Klien dan keluarga dapatmenyebutkan pengertian danpenyebab Diabetes Melitus.
Klien dan keluarga dapatmenjawab pertanyaan tentangtanda dan gejala sertakomplikasi dari DiabetesMelitus.
A : Masalah teratasi.P : Lanjutkan Intervensi1.7 Diskusikan bersama
keluarga tentang pantanganmanakanan dari Diabetes
87
Melitus denganmenggunakan lembar balik
1.8 Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembalipantangan manakanan dariDiabetes Melitus.
1.9 Beri reinforcement positifatas usaha yang dilakukankeluarga.
1.10Jelaskan pada keluargaakibat dari tidakmelakukan pencegahanDiabetes Melitus
1.11Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembaliakibat dari tidakmelakukan pencegahanDiabetes Melitus
20Agustus2021
Edukasi
1.7 Mendisiskusikan bersama keluarga tentang pantanganmaakanan dari Diabetes Melitus dengan menggunakanleaflet
1.8 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembalipantangan manakanan dari Diabetes Melitus.
S :
Klien dan keluargamengatakan mengerti ttg diitDiabetes Melitus
O :
Klien bisa menjawab kembalittg diit diabetes mellitus serta
88
1.9 Memberi reinforcement positif atas usaha yangdilakukan keluarga.
1.10Menjelaskan pada keluarga akibat dari tidak melakukanpencegahan Diabetes Melitus
1.11Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibatdari tidak melakukan pencegahan Diabetes Melitus
pantangan makan dari diabtesmelitus
A :
Masalah sebagian teratasi
P : Hentikan intervensi
21Agustus2021
Terminasi Keluarga dan Ny.R mengatakansenang mendapatkanpengetahuan tentang peraewatandiabetes melitus
2. Ketidakstabilankadar gula darah
b/dKetidakmampua
n keluargamerawat Ny. R
yang sakitDiabetesMelitus.
16Agustus2021
Observasi:2.1 Mengidentifikasi kemungkinan penyebab
ketidakstabilan glukosa darah2.2 Mengukur kadar glukosa darah
S :
Keluarga klien mengatakandiit Diabetes Melitus dengantidak makan atau minum yangmanis – manis saja
Klien mengatakan kadangkadang merasa pusing, dansaat diperiksa anaknya kadargula darahnya mencapai tigaratus lebih
Keluarga klien mengatakanmasih suka makan yang manis– manis, karna hanya makanmakanan yang manis dapatmembantu nafsu makannya
89
O :
GDS : 259 mg/dL
A :
Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi
2.3 Jelaskan kepada klienmengenai diit DiabetesMelitus denganmenggunakan leaflet
2.4 Jelaskan bagaimana caraperawatan DiabetesMelitus di rumah denganmenggunakan leaflet.
18Agustus2021
Terapeutik2.2 Mengukur kadar glukosa darah2.3 Menjelaskan kepada klien mengenai diit Diabetes
Melitus dengan menggunakan leaflet2.4 Menjelaskan bagaimana cara perawatan Diabetes
Melitus di rumah dengan menggunakan leaflet.
S :
Klien dan keluargamengatakan sudah mengertimengenai diit diabetes melitus
Klien dan keluargamengatakan sudah mengertitentang bagaimana caraperawatan Diabetes Melitus dirumah dengan menjaga pola
90
makan, mengontrol gula darahsecara rutin, rutin berolahraga
O :
GDS : 202 mg/dL.
Klien dan keluarga dapatmenjawab pertanyaan tentangdiit Diabetes Melitus.
Klien dan keluarga dapatmenjawab pertanyaan tentangcara perawatan DiabetesMelitus di rumah.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Lanjutkan intervensi
2.2 Cek kadar glukosa darah
2.5 Anjurkan kepatuhan dietdan olahraga
2.6 Anjurkan klien untukmengontrolkan diri kepuskesmas secara rutin.
91
20Agustus2021
2.2 Mengukur kadar glukosa darah
2.5 Menganjurkan untuk mematuhi diet dan olahraga
2.6 Menganjurkan klien untuk mengontrolkan diri kepuskesmas secara rutin.
S :
Klien dan keluargamengatakan sekarang klienlebih sering melakukankegiatan di rumahnya
Keluarga dan klienmengatakan saat ini klienmengontrol jenis makan yangboleh dimakannya
O :
GDS : 155 mg/dL.
A :
Masalah teratasi
P :
Pertahankan intervensi
2.2 Cek kadar gula darah
21Agustus2021
Terminasi Klien dan keluarga mengatakansenang dapat menetahuipenyebab ketidakstabilanglukosa darah Ny. R
Table 4.12 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Pada Klien 2
92
No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi1. Defisit
Pengetahuan b/dKetidakmampuan keluarga Ny.R mengenalmasalahkesehatanDiabetesMelitus.
17Agustus2021
Observasi1.1 Membina hubungan saling percaya dengan
klien dan keluarga1.2 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi1.3 Mengidentifikasi factor yang meningkatkan dan
menurunkan motivasi klien dan keluargauntukmenerapkan pola hidup sehat
S :
Keluarga klien mengatakan tidakmengetahui tanda dan gejala penyakitDiabetes Melitus.
Klien dan keluarga mengatakan tidaktahu penyebab Ny. M mempunyaipenyakit diabetes melitus, karna dikeluarganya tidak ada yang mempunyairiwayat penyakit diabetes melitu
Klien dan keluarga mengatakan saat inimasih suka memakan makanan junk food
O :
Klien tidak bisa menjawab ketikaditanya tentang tanda dan gejala DiabetesMelitus.
A :
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1.4 Jelaskan pada klien dan keluargamenggunakan lembar balik danleaflet pengertian Diabetes Melitus
93
1.5 Jelaskan pada klien dan keluargamenggunakan lembar balik danleaflet tanda dan gejala sertakomplikasi Diabetes
1.6 Beri kesempatan untuk keluargabertanya
19Agustus2021
Terapeutik1.4 Menjelaskan pada klien dan keluarga
menggunakan leaflet pengertian DiabetesMelitus
1.5 Menjelaskan pada klien dan keluargamenggunakan leaflet tanda dan gejala sertakomplikasi Diabetes
1.6 Memberi kesempatan untuk keluarga bertanya
S :
Klien dan keluarga mengatakan sekaranglebih paham mengenai penyakitnya
O:
Klien dan keluarga dapat menyebutkanpengertian dan penyebab DiabetesMelitus.
Klien dan keluarga dapat menjawabpertanyaan tentang tanda dan gejala sertakomplikasi dari Diabetes Melitus.
A : Masalah teratasi.P : Lanjutkan Intervensi1.7 Diskusikan bersama keluarga tentang
pantangan manakanan dari DiabetesMelitus dengan menggunakan lembarbalik
1.8 Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembali pantanganmanakanan dari Diabetes Melitus.
94
1.9 Beri reinforcement positif atas usahayang dilakukan keluarga.
1.10Jelaskan pada keluarga akibat daritidak melakukan pencegahanDiabetes Melitus
1.11Motivasi keluarga untukmenyebutkan kembali akibat daritidak melakukan pencegahanDiabetes Melitus
21Agustus2021
Edukasi
1.7 Mendisiskusikan bersama keluarga tentangpantangan maakanan dari Diabetes Melitusdengan menggunakan leaflet
1.8 Memotivasi keluarga untuk menyebutkankembali pantangan manakanan dari DiabetesMelitus.
1.9 Memberi reinforcement positif atas usahayang dilakukan keluarga.
1.10Menjelaskan pada keluarga akibat dari tidakmelakukan pencegahan Diabetes Melitus
1.11Memotivasi keluarga untuk menyebutkankembali akibat dari tidak melakukanpencegahan Diabetes Melitus
S :
Klien dan keluarga mengatakan mengertittg diit Diabetes Melitus
Klien dan keluarga menyebutkanppantangan makanan dari penyakitdiabetes melitus
O :
Klien bisa menjawab kembali ttg diitdiabetes mellitus serta pantangan makandari diabtes mellitus
Klien dan keluarga bisa menjawabpantangan makanan dari penyakitdiabetes melitus
95
A :
Masalah sebagian teratasi
P : Hentikan intervensi
22Agustus2021
Terminasi Keluarga dan Ny.M mengatakan senangmendapatkan pengetahuan tentangperaewatan diabetes melitus
2. ketidakseimbangan kadar gula
darah b/dKetidakmampua
n keluargamerawat Ny. R
yang sakitDiabetesMelitus.
17Agustus2021
Observasi:2.1 Mengidentifikasi kemungkinan penyebab
ketidakstabilan glukosa darah2.2 Mengukur kadar glukosa darah
S :
Keluarga klien mengatakan diit DiabetesMelitus dengan tidak makan atau minumyang manis – manis saja
Klien mengatakan suka merasa hausdalam sehari ia bisa menghabiskansekitar 4 liter air minum
Keluarga klien mengatakan masih sukamakan makanan junkfood, lebih sukamembeli makan makanan yang cepat saji
O :
GDS : 297 mg/dL
A :
Masalah belum teratasi.
96
P : Lanjutkan intervensi
2.2 Cek kadar glukosa darah2.3 Jelaskan kepada klien mengenai
diit Diabetes Melitus denganmenggunakan leaflet
2.4 Jelaskan bagaimana caraperawatan Diabetes Melitus dirumah dengan menggunakanleaflet.
19Agustus2021
Terapeutik2.2 Mengukur kadar glukosa darah2.3 Menjelaskan kepada klien mengenai diit
Diabetes Melitus dengan menggunakan leaflet2.4 Menjelaskan bagaimana cara perawatan
Diabetes Melitus di rumah denganmenggunakan leaflet.
S :
Klien dan keluarga mengatakan sudahmengerti mengenai diit diabetes melitus
Klien dan keluarga mengatakan sudahmengerti tentang bagaimana caraperawatan Diabetes Melitus di rumahdengan menjaga pola makan, mengontrolgula darah secara rutin, rutin berolahraga
O :
GDS : 198 mg/dL.
Klien dan keluarga dapat menjawabpertanyaan tentang diit Diabetes Melitus.
97
Klien dan keluarga dapat menjawabpertanyaan tentang cara perawatanDiabetes Melitus di rumah.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Lanjutkan intervensi
2.2 Cek kadar glukosa darah
2.5 Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
2.6 Anjurkan klien untuk mengontrolkandiri ke puskesmas secara rutin.
21Agustus2021
2.2 Mengukur kadar glukosa darah
2.5 Menganjurkan untuk mematuhi diet danolahraga
2.6 Menganjurkan klien untuk mengontrolkan dirike puskesmas secara rutin.
S :
Klien dan keluarga mengatakansekarang klien lebih sering melakukankegiatan di rumahnya
Keluarga dan klien mengatakan saat iniklien mengontrol jenis makan yangboleh dimakannya
O :
GDS : 183 mg/dL.
98
A :
Masalah teratasi
P :
Pertahankan intervensi
2.3 Cek kadar gula darah
22Agustus2021
Terminasi Klien dan keluarga mengatakan senangdapat menetahui penyebab ketidakstabilanglukosa darah Ny. M
99
100
Table 4.13 Evaluasi Keperawatan pada klien 1
Tanggal Diagnosa Evaluasi
16 Agustus2021
Diagnosa 1Defisit Pengetahuan b/dKetidakmampuankeluarga Ny. Rmengenal masalahkesehatan DiabetesMelitus.
Diagnosa 2Ketidakstabilan kadargula darah b/dKetidakmampuankeluarga merawat yangsakit Diabetes Melitus
S :
Keluarga klien mengatakan tidak mengetahui tandadan gejala penyakit Diabetes Melitus
Klien mengatakan bapaknya dahulu mempunyaipenyakit diabetes melitus dan saudaranya punmempunyai penyakit diabetes melitus.
Klien mengatakan penyebab Diabetes Melitusadalah konsumsi makanan dan minuman manisberlebihan
O :
Klien tidak bisa menjawab ketika ditanya tentangtanda dan gejala Diabetes Melitus.
A :
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1.7 Jelaskan pada klien dan keluarga menggunakanlembar balik dan leaflet pengertian DiabetesMelitus
1.8 Jelaskan pada klien dan keluarga menggunakanlembar balik dan leaflet tanda dan gejala sertakomplikasi Diabetes
1.9 Beri kesempatan untuk keluarga bertanya
S :
Keluarga klien mengatakan diit Diabetes Melitusdengan tidak makan atau minum yang manis –manis saja
Klien mengatakan kadang kadang merasa 2pusing,dan saat diperiksa anaknya kadar gula darahnyamencapai tiga ratus lebih
Keluarga klien mengatakan masih suka makan yangmanis – manis, karna hanya makan makanan yangmanis dapat membantu nafsu makannya
O :
101
GDS : 259 mg/dL
A :
Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi
2.5 Jelaskan kepada klien mengenai diit DiabetesMelitus dengan menggunakan leaflet
Jelaskan bagaimana cara perawatan Diabetes Melitusdi rumah dengan menggunakan leaflet.
18 Agustus2021
` S :
Klien dan keluarga mengatakan sekarang lebihpaham mengenai penyakitnya
O:
Klien dan keluarga dapat menyebutkan pengertiandan penyebab Diabetes Melitus.
Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaantentang tanda dan gejala serta komplikasi dariDiabetes Melitus.
A : Masalah teratasi.P : Lanjutkan Intervensi1.4 Diskusikan bersama keluarga tentang pantangan
manakanan dari Diabetes Melitus denganmenggunakan lembar balik
1.5 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembalipantangan manakanan dari Diabetes Melitus.
1.6 Beri reinforcement positif atas usaha yangdilakukan keluarga.
1.7 Jelaskan pada keluarga akibat dari tidakmelakukan pencegahan Diabetes Melitus
Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibatdari tidak melakukan pencegahan Diabetes Melitus
S :
Klien dan keluarga mengatakan sudah mengertimengenai diit diabetes melitus
Klien dan keluarga mengatakan sudah mengertitentang bagaimana cara perawatan Diabetes Melitusdi rumah dengan menjaga pola makan, mengontrolgula darah secara rutin, rutin berolahraga
O :
102
GDS : 202 mg/dL.
Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaantentang diit Diabetes Melitus.
Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaantentang cara perawatan Diabetes Melitus di rumah.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Lanjutkan intervensi
2.3 Cek kadar glukosa darah
2.7 Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
Anjurkan klien untuk mengontrolkan diri kepuskesmas secara rutin.
`` Diagnosa 1Defisit Pengetahuan b/dKetidakmampuankeluarga Ny. Rmengenal masalahkesehatan DiabetesMelitus
Diagnosa 2Ketidakstabilan kadargula darah b/dKetidakmampuankeluarga merawat yangsakit Diabetes Melitus
S :
Klien dan keluarga mengatakan mengerti ttg diitDiabetes Melitus
O :
Klien bisa menjawab kembali ttg diit diabetesmellitus serta pantangan makan dari diabtes melitus
A :
Masalah sebagian teratasi
P : Hentikan intervensi
S :
Klien dan keluarga mengatakan sekarang klienlebih sering melakukan kegiatan di rumahnya
Keluarga dan klien mengatakan saat ini klienmengontrol jenis makan yang boleh dimakannya
O :
GDS : 155 mg/dL.
A :
Masalah teratasi
P :
103
Pertahankan intervensi
Cek kadar gula darah
Table 4.14 Evaluasi Keperawatan pada klien 2
Tanggal Diagnosa Evaluasi
17 Agustus2021
Diagnosa 1Defisit Pengetahuan b/dKetidakmampuan keluargaNy. R mengenal masalahkesehatan DiabetesMelitus.
Diagnosa 2Ketidakstabilan kadar guladarah b/dKetidakmampuan keluargamerawat yang sakitDiabetes Melitus
S :
Keluarga klien mengatakan tidak mengetahuitanda dan gejala penyakit Diabetes Melitus.
Klien dan keluarga mengatakan tidak tahupenyebab Ny. M mempunyai penyakit diabetesmelitus, karna di keluarganya tidak ada yangmempunyai riwayat penyakit diabetes melitu
Klien dan keluarga mengatakan saat ini masihsuka memakan makanan junk food
O :
Klien tidak bisa menjawab ketika ditanyatentang tanda dan gejala Diabetes Melitus.
A :
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1.7 Jelaskan pada klien dan keluargamenggunakan lembar balik dan leafletpengertian Diabetes Melitus
1.8 Jelaskan pada klien dan keluargamenggunakan lembar balik dan leaflet tandadan gejala serta komplikasi Diabetes
1.9 Beri kesempatan untuk keluarga bertanya
S :
Keluarga klien mengatakan diit DiabetesMelitus dengan tidak makan atau minum yangmanis – manis saja
104
Klien mengatakan suka merasa haus dalamsehari ia bisa menghabiskan sekitar 4 liter airminum
Keluarga klien mengatakan masih suka makanmakanan junkfood, lebih suka membeli makanmakanan yang cepat saji
O :
GDS : 297 mg/dL
A :
Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi
2.3 Cek kadar glukosa darah2.5 Jelaskan kepada klien mengenai diit
Diabetes Melitus dengan menggunakanleaflet
2.6 Jelaskan bagaimana cara perawatanDiabetes Melitus di rumah denganmenggunakan leaflet.
19 Agustus2021
Diagnosa 1Defisit Pengetahuan b/dKetidakmampuan keluargaNy. R mengenal masalahkesehatan DiabetesMelitus.
S :
Klien dan keluarga mengatakan sekarang lebihpaham mengenai penyakitnya
O:
Klien dan keluarga dapat menyebutkanpengertian dan penyebab Diabetes Melitus.
Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaantentang tanda dan gejala serta komplikasi dariDiabetes Melitus.
A : Masalah teratasi.P : Lanjutkan Intervensi1.7 Diskusikan bersama keluarga tentang
pantangan manakanan dari Diabetes Melitusdengan menggunakan lembar balik
1.8 Motivasi keluarga untuk menyebutkankembali pantangan manakanan dari DiabetesMelitus.
1.9 Beri reinforcement positif atas usaha yangdilakukan keluarga.
105
Diagnosa 2Ketidakstabilan kadar guladarah b/dKetidakmampuan keluargamerawat yang sakitDiabetes Melitus
1.10Jelaskan pada keluarga akibat dari tidakmelakukan pencegahan Diabetes Melitus
1.11Motivasi keluarga untuk menyebutkankembali akibat dari tidak melakukanpencegahan Diabetes Melitus
S :
Klien dan keluarga mengatakan sudah mengertimengenai diit diabetes melitus
Klien dan keluarga mengatakan sudah mengertitentang bagaimana cara perawatan DiabetesMelitus di rumah dengan menjaga pola makan,mengontrol gula darah secara rutin, rutinberolahraga
O :
GDS : 198 mg/dL.
Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaantentang diit Diabetes Melitus.
Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaantentang cara perawatan Diabetes Melitus dirumah.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Lanjutkan intervensi
2.3 Cek kadar glukosa darah
2.7 Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
Anjurkan klien untuk mengontrolkan diri kepuskesmas secara rutin.
21 Juli 2021 Diagnosa 1Defisit Pengetahuan b/dKetidakmampuan keluargaNy. R mengenal masalahkesehatan Diabetes Melitus
S :
Klien dan keluarga mengatakan mengerti ttg diitDiabetes Melitus
Klien dan keluarga menyebutkan ppantanganmakanan dari penyakit diabetes melitus
O :
106
Diagnosa 2Ketidakstabilan kadar guladarah b/dKetidakmampuan keluargamerawat yang sakitDiabetes Melitus
Klien bisa menjawab kembali ttg diit diabetesmellitus serta pantangan makan dari diabtesmellitus
Klien dan keluarga bisa menjawab pantanganmakanan dari penyakit diabetes melitus
A :
Masalah sebagian teratasi
P : Hentikan intervensi
S :
Klien dan keluarga mengatakan sekarang klienlebih sering melakukan kegiatan di rumahnya
Keluarga dan klien mengatakan saat ini klienmengontrol jenis makan yang bolehdimakannya
O :
GDS : 183 mg/dL.
A :
Masalah teratasi
P :
Pertahankan intervensi
Cek kadar gula darah
B. Pembahasan
Pada pembahasan ini penelitian akan membahas hasil asuhan keperawatan
keluarga pada kedua klien yang meliputi pengkajian, rencana keperawatan,
tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses perawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal interaksi dengan keluarga untuk
107
mengidentifikasi data kesehatan seluruh anggota keluarga. Pengkajian
keperawatan merupakan proses pengumpulan data. Pengumpulan data adalah
pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk
menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan
kesehatan klien (Widagdo, 2017)
Hasil pengkajian yang dilakukan pada klien 1 dan 2 pada tanggal 11-12
Agustus 2021 didapatkan adanya masalah keperawatan pada keluarga yang
sama yaitu defisit pengetahuan, kedua keluarga sama-sama belum memahami
masalah kesehatan diabetes melitus keika diberi pertanyaan tentang tanda dan
gejala dm, diit dm serta komplikasi dm.
Selain itu ditemukan masalah ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh
pada klien 1 dan 2 dengan tanda dan gejala yang berbeda. Pada klien 1
didapatkan data bahwa masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah karena
pola makan Ny. R yang masih menyukai makanan yang manis manis dengan
hasil glukosa darah sewaktu 259 mg/dL, keluarga yang merawat Ny. R tidak
tahu mengenai diit dm, sehingga Ny. J menuruti makanan yang mau dimakan
oleh ibunya, Ny. R juga mengatakan suka merasa lemas dan jarang
beraktifitas.
Pada klien 2 didapatkan data masalah ketidakstabilan kadar glukosa
darah dengan hasil glukosa darah sewaktu 297 mg/dL, saat dilakukan
pengkajian Ny. M mengatakan masih suka memakan makanan junkfood yang
dibeli oleh Tn. M, Ny. M juga mengatakan suka merasakan rasa haus yang
108
berlebihan dan juga suka kencing, dalam sehari Ny. M bisa menghabiskan ± 3
botol tupperware ukuran 2 liter
Keluarga Ny. R mengatakan bahwa penyakit diabetes melitus didapatkan
dari ayahnya, saudaranya mempunyai penyakit yang sama seperti dia, Ny.R
mengetahui ia menderita penyakit dm pada tahun 2018, pada saat itu ia tiba
tiba pingsan dan tidak sadarkan diri, saat dibawa ke rumah sakit ternyata gula
darahnya tinggi, walaupun Ny. R mengetahui ia menderita penyakit dm Ny. R
masih menyukai makan yang manis-manis seperti kue kering dan basah yang
manis, Ny. R mendapatkan injeksi insulin novorapid 12 unit 3xsehari
Klien mengatakan tidak ada yang mempunyai penyakit dm dalam
keluarganya, pasien menderita penyakit dm sejak tahun 2016 yang lalu, dan
saat ini mendapatkan terapi injeksi insulin 10 unit 3xsehari, tidak ada yang
bertugas memasak di rumah semuanya di pesankan oleh catering rumahan
Asumsi dari penulis selama dilakukan pengkajian terdapat kemudahan
karena kedua keluarga menerima untuk membantu penulis dalam melakukan
pengkajian, kedua keluarga kooperatif saat melakukan tanya jawab, namun
pada keluarga 1 terdapat kesulitan mencari waktu jam karena Tn. B dan Ny. J
bekerja sehingga pengkajian dilakukan saat malam hari.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan keluarga merupakan tahap kedua dari proses
keperawatan keluarga. Tahap ini merupakan kegiatan penting dalam
menentukan masalah keperawatan yang akan diselesaikan dalam keluarga.
109
Penetapan diagnosis keperawatan yang tidak tepat akan memengaruhi
tahapan berikutnya dalam proses keperawatan. Kemampuan perawat dalam
menganalisis data hasil pengkajian sangat diperlukan dalam menetapkan
diagnosis keperawatan keluarga.
a. Defisit pengetahuan berhubungan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan
Dari hasil pengkajian data yang dilakukan pada tanggal 11 Agustus
2021 sampai dengan 21 Agustus 2021 diperoleh data yaitu berhubungan
dengan keluarga dan anggota keluarga yang mengalami diabetes melitus,
keluarga Tn B mengatakan hanya mengetahui sedikit tentang
penyakitnya, mereka mengetahui diabetes melitus adalah penyakit
kencing manis dan tidak boleh makan yang manis manis, tetapi keluarga
tidak mengetahui lebih tentang tanda dan gejala, diit diabetes melitus
serta komplikasinya.
Demikian juga, dari hasil pengkajian data yang dilakukan klien 2
keluarga Tn. L pada tanggal 11 Agustus sampai dengan 22 agustus 2021
diperoleh data yaitu defisit pengetahuan, keluarga Tn. L mengatakan ia
tidak tahu penyebab mengapa istrinya bisa terkena diabetes melitus
sedangkan di keluarganya tidak ada yang pernah mempunyai penyakit
diabetes melitus. Keluarga Tn. L tidak tahu mengenai diit diabetes
melitus, tanda dan gejala serta komplikasi diabetes melitus
110
Sedangkan, menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(2016) definisi defisit pengetahuan adalah keaadan atau kurangnya
informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu dengan faktor
penyebab yang terkait dengan defisit pengetahuan terdiri dari:
keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti
anjuran, kurang terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang
mampu mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi.
Dari hal tersebut, penulis berpendapat antara pengkajian
dilapangan dan teori tidak terdapat kesenjangan karena pengetahuan
seseorang ditentukan oleh faktor-faktor yaitu keterpaparan terhadap
informasi, daya ingat, interpretasi informasi, kognitif, minat belajar dan
ke familiaran terhadap sumber informasi, hal tersebut dikarenakan Tn.B
dan keluarga sibuk dengan aktivitasnya masing masing, terutama Tn. B
bekerja sebagai buruh lepas mempunyai pekerjaan untuk berlangsungan
hidup keluarganya, anaknya Ny. R bekerja sebagai freelance.
Pada keluarga Tn. L yang tidak mampu mengenal masalah diabetes
melitus karena sibuk dengan kegiatannya masing masing.Tn L bekerja
berjualan bensin di depan rumahnya serta suka bermain dengan burung
peliharaannya, sedangkan Ny. M aktivitasnya sehari hari sering ditempat
tidur menonton sinetron, serta anaknya Tn. M sibuk dengan jadwal
kuliahnya, Keluarga serta klien kurang mencari informasi terhadap
111
diabetes melitus karena mementingkan persepsinya sendiri terhadap
penyakit diabetes melitus
b. Ketidakstabilan kadarglukosa darah dalam tubuh berhubungan dengan
Klien 1 mengatakan pada hari rabu tanggal 11 Agustus 2021 pukul
15.30 WITA klien mengeluh lemas dan suka merasa mual klien
mengatakan sudah makan, saat di cek kadar glukosa darahnya 259mg/Dl,
klien mengatakan kadar glukosanya suka naik turun karena akanya rutin
mengecek kadar glukosanya, selama seminggu klien mengatakan ada
kadar gula darahnya tinggi hingga mencapai 300mg/dL.
Klien 2 mengatakan pada hari Jumat tanggal 13 Agustus 2021
pukul 07.00 WITA merasakan sering merasakan kesemutan di kakinya,
pasien tidak merasa lemah, Ny. M mengatakan sudah makan pada saat di
cek kadar glukosa darahnya 297mg/dL, klien dan keluarga jarang
memeriksakan kadar glukosa darahnya, Ny, M jarang memeriksakan
kadar glukosa darahnya.
Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yangbersifat
kronik, ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah sebagai
akibat dari adanya gangguan penggunaan insulin, sekresi insulin, atau
keduanya. Pada klien diabetes melitus terjadi pada pola makan tidak
teratur sehingga mengakibatkan terjadinya ketidkstabilan kadar glukosa
darah (American Diabets Assoclation ADA, 2013).
112
Hasil penelitian klien 1 dan klien 2 mengalami diabetes mellitus
dengan tanda dan gejala kesemutan, mual muntah, nafsu makan
menurun, lemas. Data objektif dari penelitian kedua klien mengalami
ketidakstabilan kadar glukosa darah sehingga mengakibatkan nafsu
makan menurun, kesemutan. Klien 1 dan klien 2 mengalami resiko
ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan hasil GDS klien 1 259mg/dl
dan klien 2 GDA 297 mg/dl.
Menurut asumsi penulis, kesulitan saat penegakkan diagnosa tidak
ditemukan, karena data yang diperoleh memenuhi kriteria tanda dan gejala
untuk menegakkan sebuah diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan
pada Klien yang sesuai dengan teori adalah defisit pengetahuan berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan, dan
ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh berhubungan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
c. Perencanaan keperawatan
Dari pernyataan diatas penulis akan melakukan perencanaan
keperawatan yaitu pendidikan kesehatan untuk mengatasi kurang
pengetahuan pada klien 1 dan klien 2. sesuai dengan pernyataan dari
(Suliha,dkk 2002) Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan
mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok,
maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
113
pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik (Rosymida,
2018).
Adapun rencana tindakan keperawatan pada diagnosa defisit
pengetahuan pada Ny.R di keluarga Ny.M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus
yang sesuai dengan teori ( Wright & Loehay dalam friedman 1998) adalah :
Untuk diagnosa pertama defisit pengetahuan pada Ny.R dikeluarga Ny.M
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
diabetes mellitus
Aspek kognitif, beri penjelasan dan penyuluhan pada keluarga
mengenai pengertian diabetes melitus, penyebab diabetes melitus, tanda dan
gejala diabetes melitus, komplikasi diabetes melitus, penatalaksanaan
diabetes melitus, cara pencegahan pada penderita diabetes melitus,
lingkungan yang baik untuk penderita diabetes melitus.
Aspek afektif motivasi keluarga untuk mengambil keputusan terkait
masalah diabetes melitus, motivasi keluarga untuk melakukan perawatan
diabetes melitus.
Aspek psikomotorik mendemonstrasikan cara perawatan diabetes
melitus, mendemonstrasikan cara perawatan kaki diabetes melitus. Sebagian
besar rencana keperawatan dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
114
Untuk diagnosa kedua ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh
Ny.R di keluarga Tn.B dan Ny.M di keluarga Tn.L berhubungan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan dm.
Aspek kognitif beri penjelasan dan penyuluhan pada keluarga
mengenai pengertian diabetes mellitus, penyebab diabetes mellitus, tanda dan
gejala diabetes mellitus, penatalaksanaan diabetes mellitus, komplikasi
diabetes mellitus, diit pada penderita diabetes mellitus, aktivitas atau latihan
pada penderita dm, lingkungan yang baik untuk penderita dm, proteksi diri
yang baik untuk penderita dm.
Aspek afektif motivasi keluarga untuk mengambil keputusan terkait
masalah dm, motivasi keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota
keluarga yang menderita dm dengan cara senam kaki diabetik, olah raga
secara teratur, minum obat secara teratur, motivasi keluarga untuk melakukan
senam kaki diabetic
Aspek psikomotorik keluarga mampu melakukan senam kaki diabetik
secara mandiri. Sebagian besar rencana keperawatan dilakukan sesuai dengan
teori yang ada, namun ada beberapa yang tidak direncanakan sesuai dengan
teori. Rencana keperawatan yang tidak direncanakan perawat berdasarkan
teori yang ada untuk mengatasi masalah resiko terjadinya injuri dari aspek
psikomotorik yaitu mendemonstrasikan senam kaki diabetik untuk penderita
diabetes mellitus.
115
Menurut asumsi penulis, intervensi tindakan keperawatan yang
direncanakan sesuai dengan teori yang ada. Perencanaan dilakukan setelah
semua data yang terkumpul selesai dianalisis dan diprioritaskan. Perencanaan
disesuaikan dengan kondisi masing-masing klien. Perencaan itulah yang
nantinya akan dilakukan kepada klien untuk menyelesaikan masalah dengan
efisien. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan kepada klien meliputi
observasi, terapeutik, edukasi.
d. Implementasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat disesuaikan
dengan intervensi yang ada, untuk diagnosa pertama, untuk kriteria verbal
memberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus yang meliputi
pengertian diabetes melitus, penyebab diabetes melitus, tanda dan gejala
diabetes melitus, komplikasi diabetes melitus, penatalaksanaan diabetes
melitus, cara pencegahan diabetes melitus berulang, lingkungan yang baik
untuk penderita diabetes melitus.
Untuk kriteria afektif mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi masalah diabetes melitus. Untuk kriteria psikomotorik yaitu
mendemonstrasikan cara perawatan kaki pada penderita diabetes mellitus.
Untuk diagnosa kedua, untuk kriteria verbal memberikan pendidikan
kesehatan tentang diabetes melitus yang meliputi pengertian diabetes melitus,
penyebab diabetes melitus, tanda dan gejala diabetes melitus, komplikasi
diabetes melitus, penatalaksanaan diabetes melitus, diit pada penderita
116
diabetes mellitus, aktivitas atau latihan pada penderita diabetes mellitus,
lingkungan yang baik untuk penderita diabetes mellitus, proteksi diri yang
baik untuk penderita diabetes mellitus.
Untuk respon afektif mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh, mampu
melaksanakan 3 simbang diantaranya adalah senam kaki diabetik, olahraga
secara teratur, minum obat secara teratur. Untuk respon psikomotorik
keluarga mampu melaksanakan senam kaki diabetik secara mandiri.
Menurut asumsi penulis, hambatan dari tindakan keperawatan tersebut
adalah tingkat pendidikan anggota keluarga yang tidak terlalu tinggi, sehingga
didalam melakuakan pendidikan kesehatan harus dilakukan secara berulang
kali, walaupun terdapat hambatan tindakan keperawatan tersebut dapat
terlaksana dengan cukup baik, karena keluarga memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi sehingga keluarga memiliki antusias yang tinggi untuk mendengarkan
penjelasan dari perawat.
e. Evaluasi
Evaluasi untuk diagnosa pertama respon verbal keluarga mampu
menyebutkan pengertian dm, penyebab dm, tanda dan gejala dm, komplikasi
dm, penatalaksanaan dm, cara pencegahan dm berulang pada keluarga,
lingkungan yang baik untuk penderita dm. Respon afektif mengabil
117
keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah dm. Respon psikomotorik
mendemonstrasikan cara perawatan pada penderita dm
Evaluasi untuk diagnosa kedua secara verbal keluarga mampu
menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala dm, diit pada penderita
dm, aktivitas atau latihan pada penderita dm, lingkungan yang baik untuk
penderita dm, proteksi diri yang baik untuk dm. Respon afektif mengambil
keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakstabilan kadar glukosa
darah dalam tubuh, keluarga mampu melaksanakan 3 seimbang (senam kaki
diabetik, olah raga secara teratru, minum obat secara teratur)
Menurut asumsi penulis, masalah keperawatan pada keluarga telah
teratasi dengan meningkatnya pengetahuan pasien mengenai masalah
kesehatan diabetes melitus, serta kedua keluarga mau mengubah pola
makannya sesuai dengan diit diabetes melitus, Ny. R dan Ny. M mulai
melakukan aktifitas di rumahnya.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada kedua
keluarga dengan diabetes melitus terhadap Ny.R sebagai klien I dan Ny.M
sebagai klien II di wilayah kerja Puskesmas Sepinggan Baru Kecamatan
Balikpapan Selatan tahun 2021, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengkajian
Hasil pengkajian didapatkan keluhan yang berbeda antara klien I
sering merasa lemas dan sulit rasanya melakukan aktivitas karna
merasakan kelelahan, kebiasaan mengkonsumsi makanan yang manis
manis serta mempunyai riwayat diabetes melitus dalam keluarganya
sebelumnya ayahnya dan saudaranya. Pada klien II sering merasa
kesemutan suka buang air kecil serta suka haus, dalam sehatri Ny. M bisa
menghabiskan ± 5 liter air minum dan Kedua keluarga serta pasien tidak
mengetahui lebih rinci tentang penyakit diabetes mellitus, diit, tranda dan
gejala serta komplikasnya. Penyebab diabetes antara Ny. R dan Ny. M
berbeda, Ny. R disebabkan karena karena faktor keturunan. sedangkan
Ny. M karena kebiasaan hidup dan pola makan yang tidak baik
2. Diagnosa
118
119
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Ny. R dan Ny. M saama
yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan dan ketidakstabilan gula darah
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal maslaah
kesehatan diabetes melitus, defisit pengetahuan mengenai diit diabetes
melitus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan diabetes melitus, dan komplikasi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
3. Intervensi
Intervensi yang direncanakan dirumuskan berdasarkan diagnosa
keperawatan yang didapkan antara partisipan I dan II, sesuai dengan 5.
tugas utama keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, memutuskan
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
4. Implementasi
Implementasi dilakukan selama 3 hari dimulai pada tanggal 16
Agustus sampai 21 Agustus 2021 Implementasi dilakukan dengan
metode konseling, diskusi, demonstrasi, dan penyuluhan. Dalam
pelaksanaan ada beberapa implementasi yang digabung seperti tugas
utama keluarga 1 yaitu mengenal masalah kesehatan dan tugas utama
keluarga 2 yaitu membuat keputusan. Dalam penatalaksanaan
implementasi tidak ada masalah karena kedua partisipan mau
120
mendengarkan penyuluhan yang diberikan dan mau melaksanakan
demonstrasi yang diajarkan.
5. Evaluasi
Peneliti melakukan evaluasi kepada kedua partisipan dan keluarga
pada tanggal 16 Agustus sampai 21 Agustus 2021 setiap selesai
melakukan implementasi dengan membuat catatan perkembangan dengan
metode SOAP. Peneliti juga melakukan evaluasi keseluruhan sebelum
terminasi mengenai apa yang didiskusikan pada pertemuan-pertemuan
sebelumnya tanggal 21 Agustus 2021.
B. SARAN
1. Untuk keluarga
a. Agar kedua keluarga rutin memeriksakan diri ke puskesmas dan
mengontrol tekanan darah melalui pendidikan kesehatan yang telah
diberikan.
b. Agar kedua keluarga dapat membantu mengingatkan serta
memotivasi keluarga untuk melakukan pola hidup sehat dengan
pengaturan diit diabetes melitus yang dianjurkan.
c. Agar kedua keluarga dapat merawat anggota keluarga yang
menderita diabetes melitus.
121
d. Agar kedua keluarga dapat mengambil keputusan atau tindakan
untuk mengatasi masalah serta dapat melanjutkan perawatan tehadap
angota keluarga.
2. Untuk perawat dan petugas puskesmas pemegang program
a. Agar melanjutkan tindakan keperawatan yang telah diberikan kepada
keluarga melalui program Puskesmas.
b. Melakukan kerjasama lintas program puskesmas dan lintas sektoral
RT, kelurahan dan instasnsi yang terkait sehingga memudahkan
keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat.
c. Agar dapat melakukan pengkajian pada lingkup keluarga, agar
memperoleh data yang akurat sebaiknya perawat mampu
meningkatkan kemampuan interpersonal serta sarana prasarana yang
menunjang untuk melakukan pengkajian dan menentukan diagnosa
yang muncul dari pengkajian yang dilakukan.
d. Dalam memprioritaskan diagnosa keperawatan, sebaiknya perawat
melibatkan secara langsung keluarga sehingga mampu memberikan
informasi yang akurat mengenai tujuan yang dilakukannya kegiatan
tersebut dan keluarga memiliki pemahaman yang baik pada proses
yang berlangsung.
e. Dalam membuat perencanaan keperawatan, perawat harus
menyesuaikan dengan diagnosa keperawatan dan ditentukan
122
bersama-sama dengan keluarga sehingga tindakan keperawatan yang
direncanakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan keluarga.
f. Pada proses implementasi perawat sebagai Health educator
sebaiknya memberikan pendidikan kesehatan disesuaikan dengan
tingkat pengetahuan keluarga yang dikelola, sehingga memudahkan
proses yang berlangsung.
g. Pada saat melakukan evaluasi, perawat harus benar-benar
memperhatikan pencapaian tujuan dalam perencanaan dan tanggapan
atau respon dari keluarga sehingga pemberi asuhan keperawatan
lebih optimal.
3. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu mendalami ilmu dalam merawat dan
menerapkan asuhan keperawatan keluarga sehingga dapat membantu
keluarga mengubah pola hidupnya menjadi lebih berkualitas dan
sejahtera dimasa tua khususnya dalam hal fisik dengan adanya
peningkatan tingkat kemandirian keluarga, sehingga keluarga mampu
menjalankan tugas dan fungsi keluarga yaitu merawat anggota keluarga
yang sakit, mampu mengenal masalah kesehatan, mampu mengambil
keputusan dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
sebagaimana tugas dan fungsi keluarga yang semestinya.
4. Bagi penulis
123
Diharapkan penulis selanjutnya dapat melakukan studi kasus yang
lebih mendalam dengan waktu yang lebih lama dan melakukan
implementasi keperawatan keluarga sesuai dengan standar operasional
prosedur yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, H. Z. (2010). Pengantar keperawatan keluarga (N. F. Ariani (ed.); cetakan
20). Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Balikpapan, D. (2019). Profil Kesehatan Kota Balikpapan 2019. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Bhatt, H., Saklani, S., & Upadhayay, K. (2016). Anti-oxidant and anti-diabetic
activities of ethanolic extract of Primula Denticulata Flowers. Indonesian
Journal of Pharmacy, 27(2), 74–79. https://doi.org/10.14499/indonesian
Fitriyanti, M. E., Febriawati, H., & Yanti, L. (2019). Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah Bengkulu Volume 07, Nomor 02, Oktober 2019. Jurnal
Keperawatan, 07(02), 99–105.
ADA, 2010. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus Diabetes Care
USA. 27 : 55
Perkeni. Konsensus dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta:
Perkeni. 2015
Dolensel, J, Rupnik, Ms & Stozer, A, 2015, Structural Similarities and
Differences Between The Human and The Mouse Pancreas Islets, Vol 7,
Viewed 28 Maret 2019 http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/1938
2014. 2015. 102.4405
Erawati N. Pengaruh pemberian ekstrak ubi jalar ungu (ipomoea batatas poiret)
terhadap kadar glukosan darah, kadar immunoglobulin a (IgA) dan villi usus
pada tikus putih jantan (Rattus norvegitus). Diabetes Mellitus Scienta.
2014;4(1):22-8.
Satriyasa B, Jawi I. Potensi ekstrak air umbi ubi jalar ungu meningkatkan ekspresi
gen superoxide dismutase dan catalase serta menurunkan mda pada berbagai
organ tikus diabetes (Disertasi). Denpasar: Universitas Udayana. 2015.
Avianty S, Ayustaningwarno F. Indeks glikemik snack bar ubi jalar kedelai hitam
sebagai alternatif makanan selingan penderita diabetes melitus tipe 2. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan. 2014;2(2):98- 102.
Rahayu P, Fathonah S, Fajri M. Daya terima dan kandungan gizi makanan
tambahan berbahan dasar ubi jalar ungu. Food Science and Culinary
Education Journal. 2012;1(1):31-7.
Friedman, (2013). Keperawatan Keluarga, Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Haqiqi Ilham,sentana Dwi a’an, mardiantun. (2019). Jurnal Keperawatan Terpadu
(Integrated Nursing Journal). Efektivitas Pendidikan Kesehatan Dengan
Video Tentang Pencegahan Penularan Penyakit Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sedau Tahun 2019, 9698(1), 65–75.
Harmoko, (2012). Asuhan Keperaatan Keluarga. Penerbit:pustaka pelajar
Yogyakarta.
Notoatmodjo,S (2012). Metedeologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi
dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi
dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan
Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
Heinz, H. C. M. G. H. R. (2013). In Persepsi Masyarakat Terhadap Perawatan
Ortodontik Yang Dilakukan Oleh Pihak Non Profesional (Vol. 53, Issue 9).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Riskesdas Provinsi
Kalimantan Timur. Laporan Provinsi Kalimantan Timur RISKESDAS 2018,
61–65.
https://drive.google.com/drive/folders/1XYHFQuKucZIwmCADX5ff1aDhfJ
gqzI-l
Smeltzer, S. C. dan B. G Bare,2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, Jakarta : ECG
Nursalam, 2016, metode penelitian. (2013). Hubungan Antara Jumlah Leukosit
Dan Jumlah Limfosit Pada Pasien Ulkus Diabetikum. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Padila, 2012. Keperawatan Medikal Bedah, Nuha Medika : Yogyakarta
Widayanti, T., Studi, P., Medis, R., & Kesehatan, I. (2017). Volume 3 No . 1 April
2017 Tinjauan Keakuratan Kodefikasi Diagnosis Utama tahun 2015 di
Rumah Sakit Islam Keywords : Codification Accuracy Rate , Diabetes
Mellitus Coding adalah salah satu kegiatan pengolahan data rekam . 3(1), 15.
Widyanto, F. C (2014). Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sudiharto, (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekaetan
Transkultural, cetakan kedua. Jakarta : EGC Suprajitno. (2004). Asuhan
Keperawatan Keluarga : Aplikasai dalam Praktik. Jakarta : EGC
INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai asuhan
keperawatan yang akan dilakukan oleh Chusnul Khotimah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Sepinggan
tahun 2021”
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada asuhan
keperawatan secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama asuhan keperawatan saya
menginginkan pengunduran diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu
tanpa sanksi apapun.
Balikpapan,………..………..2021
Saksi Yang MemberikanPersetujuan
……………..................... …………………………….
Mahasiswa
INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai asuhan
keperawatan yang akan dilakukan oleh Chusnul Khotimah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Sepinggan
tahun 2021”
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada asuhan
keperawatan secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama asuhan keperawatan saya
menginginkan pengunduran diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu
tanpa sanksi apapun.
Balikpapan,………..………..2021
Saksi Yang MemberikanPersetujuan
……………..................... …………………………….
Mahasiswa
LAPORAN PENDAHULUAN
KUNJUNGAN I ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses
yang terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi : pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah
awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang status kesehatan
klien. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehinggga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Tahap pengkajian merupakan hal yang paling penting dan menjadi
dasar untuk merumuskan intervensi, implemetasi dan evaluasi. Sasaran
dalam asuhan kepewaratan keluarga ini yakni keluarga Ny.R yang
memiliki riwayat penyakit diabetes melitus sejak 3 tahun yang lalu,
dimana dalam satu keluarga tinggal Di Jalan Umaq Suling RT. 39 No. 03
Kelurahan Sepinggan.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Data Umum
b. Data Keluarga
c. Data pengkajian individu yang sakit
d. Data penunjang keluarga
e. Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan
anggota keluarga
3. Masalah Kesehatan Keluarga Masalah kesehatan belum muncul
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum selesai dilakukan
2. Tujuan Umum
Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan masalah
keperawatan.
4. Tujuan Khusus
a. Terkumpulnya data umum, data keluarga, data pengkajian
individu yang sakit, data penunjang keluarga dan kemmapuan
kelurag melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota
keluarga.
b. Teridentifikasi masalah kesehatan keluarga
c. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.
B. Rencana Kegiatan
1. Topik : Pengkajian Keperawatan Keluarga
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format pengkajian dan alat tulis
4. Waktu : Kamis, 12 Agustus 2021 pukul 15.30 WITA
5. Tempat: Rumah keluarga Tn.B Di Jalan Umaq
Suling RT. 39 No. 03 Kelurahan Sepinggan
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Melakukan pengkajian keluarga dan observasi
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan
c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
d. Mengidentifikasi pemahaman keluarga tentang masalah
kesehatan
3. Terminasi
a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
b. Mengucap salam Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
5. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
a. Didapatkan : data umum, data keluarga, data pengkajian
individu yang sakit, data penunjang keluarga dan kemmapuan
kelurag melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota
keluarga.
b. Teridentifikasi masalah kesehatan
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
LAPORAN PENDAHULUAN
KUNJUNGAN II ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan
proses yang terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi :
pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian
merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data
tentang status kesehatan klien. Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisa sehinggga dapat dirumuskan masalah
kesehatan yang ada pada keluarga.
Tahap pengkajian merupakan hal yang paling penting dan
menjad dasar untuk merumuskan intervensi, implemetasi dan
evaluasi. Sasaran dalam asuhan kepewaratan keluarga ini yakni
keluarga Tn.B yang memiliki Diabetes Melitus, dimana dalam satu
keluarga tinggal Di Jalan Umaq Suling RT. 39 No. 03 Kelurahan
Sepinggan
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Pemeriksaan Fisik pada klien dan
Keluarga
3. Masalah Kesehatan
Keluarga Masalah
kesehatan belum muncul
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan
2. Tujuan Umum
Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan
masalah keperawatan.
3. Tujuan Khusus
a. Terkumpulnya data pemeriksaan fisik klien dan keluarga
b. Teridentifikasi masalah kesehatan keluarga
c. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Pemeriksaan fisik pada klien dan keluarga
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format pengkajian, alat pemeriksaan fisik dan alat
tulis
4. Waktu : Senin, 16 Agustus 2021 pukul 15.30 WITA
5. Tempat: Rumah keluarga Tn.B dan Ny.R di Jalan
Umaq Suling RT 39 No. 03. Kelurahan
Sepinggan.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Melakukan pemeriksaan fisik pada Tn.B dan keluarga
b. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
3. Terminasi
a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
b. Mengucap salam
Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Didapatkan : data pemeriksaan fisik pada Ny.R dan keluarga
b. Teridentifikasi masalah kesehatan
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
LAPORAN PENDAHULUAN
KUNJUNGAN III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal
11-12 Agustus 2021 didapatkan bahwa Ny.R telah mengalami
penyakit Diabetes Melitus, Ny.R mengeluh suka merasa mual serta
nafsu makannya menurun dan badannya terasa lamas
Pada kesempatan pertemuan ini perawat melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang di dapat.
Tindakan yang dilakukan yakni menganalisa data dan
memprioritaskan masalah keperawatan yang telah ditemukan.
Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada klien
dan keluarga kemudian bersama-sama memprioritaskan masalah
kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Deficit pengetahuan
b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh dalam tubuh
berhubungan dengan ketidkmampuan keluarga Tn. B dalam
mengenal masalah kesehatan khususnya pada Ny.R
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik maka
ditemukannya masalah keperawatan pada Ny.R dan keluarga,
sehingga dapat memprioritaskan masalah keperawatan yang
sudah didapat.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian dan menganalisa data di
temukan masalah keperawatan pada keluarga :
a. Keluarga belum mengetahui informasi tentang penyakit
Diabetes Melitus yang diderita Ny.R
b. Kadar glukosa darah pasien tinggi mencapai 297mg/dL
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : analisa data dan prioritas masalah keperawatan
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format pengkajian dan alat tulis
4. Waktu : Rabu, 18 Agustus 2021 pukul 15.00 WITA
5. Tempat: Rumah keluarga Tn.B dan Ny.R Di Jalan
Umaq Suling RT. 39 No. 03 Kelurahan Sepinggan
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Menganalisa data permasalahan keperawatan pada keluarga
b. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga
c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
3. Terminasi
a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
b. Mengucap salam
Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Didapatkan : data subjektif dan data objektif serta dapat
menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga
b. Teridentifikasi masalah keperawatan
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN IV
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-12 Agustus 2021
didapatkan data bahwa Ny.R telah mengalami penyakit Diabetes Melitus
Keluarga dan Ny.R kurang mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus
Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan permasalahan keperawatan yang didapat.
Tindakan yang dilakukan yakni melakukan penyuluhan serta memberikan
sarana pendukung terlaksananya rencana tindakan keperawatan.
Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada klien dan
keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi tentang masalah kesehatan
yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Defisit pengetahuan
b. ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan.
b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan diabetes
melitus khususnya pada Ny.R
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.R yang menderita Diabetes
Melitus.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :
a. Memahami dan mengerti tentang pengertian Diabetes Melitus
b. Memahami dan mengerti tentang penyebab Diabetes Melitus.
c. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala Diabetes Melitus.
d. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi Diabetes Melitus.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Implementasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan Penyuluhan
3. Media : Leaflet dan alat tulis
4. Waktu : Jumat, 20 Agustus 2021 pukul 16.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.B Di Umaq Suling RT 39 No. 03
Kelurahan Sepinggan.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan
b. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
c. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus
d. Menjelaskan tanda gejala Diabetes Melitus
e. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus
f. Menjelaskan cara mengatasi Diabetes Melitus
3. Terminasi
a. Menanyakan perasaan keluarga setelah diberikan penyuluhan
b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengucap salam
Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Keluarga dapat memahami tentang pengertian Diabetes Melitus
b. Keluarga dapat memahami tentang penyebab Diabetes Melitus
c. Keluarga dapat memahami tentang tanda gejala Diabetes Melitus
d. Keluarga dapat memahami tentang cara mengatasi Diabetes Melitus
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN V
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-12 Agustus 2021
didapatkan data bahwa Ny.R telah mengalami penyakit Diabetes Melitus.
Keluaraga dan Ny.R kurang mengetahui tentang penyakit Diabetes
Melitus. Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan keperawatan yang
didapat. Tindakan yang dilakukan yakni melakukan penyuluhan serta
memberikan sarana pendukung terlaksananya rencana tindakan
keperawatan. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada
klien dan keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi tentang masalah
kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat berpartisipasi
aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Defisit pengetahuan
b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.R yang menderita Diabetes
melitus
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :
a. Memahami dan mengerti tentang pengertian Diabetes Melitus.
b. Memahami dan mengerti tentang penyebab Diabetes Melitus
c. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala Diabetes Melitus
d. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi Diabetes Melitus
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Implementasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan Penyuluhan
3. Media : Leaflet dan alat tulis
4. Waktu : Sabtu 21 Agustus 2021 pukul 15.30 WITA
6. Tempat : Rumah keluarga Tn.B dan Ny.R Di Jalan Umaq Suling RT.
39 No. 03 Kelurahan Sepinggan
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan
b. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
c. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus
d. Menjelaskan tanda gejala Diabetes Melitus
e. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus
f. Menjelaskan cara mengatasi Diabetes Melitus
3. Terminasi
a. Menanyakan perasaan keluarga diberikan penyuluhan
b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengucap salam
Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Keluarga dapat memahami dan mengerti tentang pengertia Diabetes
Melitus.
b. Keluarga dapat memahami tentang penyebab Diabetes Melitus.
c. Keluarga dapat memahami tentang tanda gejala Diabetes Melitus.
d. Keluarga dapat memahami tentang cara mengatasi Diabetes Melitus.
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya.
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGANVI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-12 Agustus
2021 didapatkan data bahwa Ny.R telah mengalami penyakit
Diabetes Melitus. Ny.R dan keluarga kurang mengetahui tentang
penyakit Diabetes Melitus. Pada kesempatan pertemuan ini perawat
akan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan
keperawatan yang didapat. Tindakan yang dilakukan yakni
melakukan rindakan keperawatan pada masalah keperawatan
deficit pengetahuan dan ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam
tubuh. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan
kepada klien dan keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi
tentang masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan
dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Deficit pengetahuan
b. Ketidakstabilan glukosa drah dalam tubuh
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
b. Ketidakstabilan glukosa drah dalam tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
khususnya kepada Ny.R yang menderita Diabetes Melitus .
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga
dapat mengerti, memahami dan mampu mempraktikkan merawat
anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus klien dan
keluarga dapat mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.R
yang menderita Diabetes Melitus
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :
a. Memahami dan mengerti tentang pengertian Diabetes Melitus.
b. Memahami dan mengerti tentang penyebab Diabetes Melitus.
c. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala Diabetes Melitus.
d. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi Diabetes
Melitus.
e. Memahami dan mengerti cara melakukan perawatan diabetes
meliitus di rumah
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Implementasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan Penyuluhan
3. Media : Leaflet dan alat tulis
4. Waktu : Sabtu,21 agustus 2021 pukul 15.30.00 WITA
5. Tempat: Rumah keluarga Tn.B dan Ny.R Di Jalan
Umaq Suling RT 39 No. 03 Kelurahan Sepinggan
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus.
b. Menjelaskan tanda gejala Diabetes Melitus.
c. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus.
d. Menjelaskan cara mengatasi Diabetes Melitus.
3. Terminasi
a. Menanyakan perasaan keluarga setelah dilakukan tindakan
keperawatan
b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengucap salam
Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Keluarga dapat memahami tentang konsep Diabetes Melitus,
penyebab Diabetes Melitus,tanda gejala Diabetes Melitus dan
cara mengatasi Diabetes Melitus
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN VII
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Evaluasi merupakan proses keperawatan paling akhir.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
intervensi keperawatan yang sudah diharapkan. Dari hasil evaluasi
maka perawat dapat menentukan planning selanjutnya. Intervensi
keperawatan pada Ny.R pada tanggal 16, 18, 20 Agustus 2021 yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang telah
diemukan pada saat pengkajian.
2. Masalah keperawatan
a. Deficit pengetahuan
b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga Mengenal masalah
kesehatan khususnya Ny.R yang menderita Diabetes Melitus.
2. Tujuan Umum
Mengevaluasi hasil pertemuan sebelumnya dengan Ny.R dan
keluarga
3. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga Tn.B terkait
dengan penyakit Diabetes Melitus.
b. Mengevaluasi perubahan tingkat kestabilan kadar glukosa
darah pada Ny.R
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Evaluasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan observasi
3. Media : Format Evaluasi dan alat tulis
4. Waktu : sabtu ,21 agustus 2021 pukul 15.00 WITA
5. Tempat: Rumah keluarga Tn.B dan Ny.R Di Jalan
Umaq Suling RT. 39 No. 03 Kelurahan Sepinggan
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Evaluasi keluarga dan observasi
b. Mengidentifikasi pemahaman keluarga dan Tn.B terkait
penyakit Diabetes Melitus.
c. Mengidentifikasi kepatuhan diit diabetes melitus
3. Terminasi
a. Mengakhiri pertemuan
b. Mengucapkan Salam
Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Keluarga dan Ny. M lebih memahami tentang penyakit
Diabetes Melitus
Keluarga dan Ny. M mematuhi perawatan diabetes melitus di rumah
LAPORAN PENDAHULUAN
KUNJUNGAN I ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses
yang terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi : pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah
awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang status kesehatan
klien. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehinggga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga. Tahap pengkajian
merupakan hal yang paling penting dan menjadi dasar untuk merumuskan
intervensi, implemetasi dan evaluasi. Sasaran dalam asuhan kepewaratan
keluarga ini yakni keluarga Ny.M yang memiliki riwayat penyakit diabetes
melitus sejak 5 tahun yang lalu, dimana dalam satu keluarga tinggal Di
Jalan Umaq Suling RT. 39 No. 04 Kelurahan Sepinggan.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Data Umum
b. Data Keluarga
c. Data pengkajian individu yang sakit
d. Data penunjang keluarga
e. Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan
anggota keluarga
3. Masalah Kesehatan Keluarga Masalah kesehatan belum muncul
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum selesai dilakukan
2. Tujuan Umum
Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan masalah
keperawatan.
4. Tujuan Khusus
a. Terkumpulnya data umum, data keluarga, data pengkajian
individu yang sakit, data penunjang keluarga dan kemmapuan
kelurag melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota
keluarga.
b. Teridentifikasi masalah kesehatan keluarga
c. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.
D. Rencana Kegiatan
1. Topik : Pengkajian Keperawatan Keluarga
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format pengkajian dan alat tulis
4. Waktu : Rabu, 11 Agustus 2021 pukul 15.30 WITA
5. Tempat: Rumah keluarga Tn. L Di Jalan Umaq
Suling RT. 39 No. 03 Kelurahan Sepinggan
Strategi pelaksanaan
7. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
8. Kerja :
a. Melakukan pengkajian keluarga dan observasi
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan
c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
d. Mengidentifikasi pemahaman keluarga tentang masalah
kesehatan
9. Terminasi
a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
b. Mengucap salam Kriteria hasil
10. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
11. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
12. Hasil :
a. Didapatkan : data umum, data keluarga, data pengkajian
individu yang sakit, data penunjang keluarga dan kemmapuan
keluraga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota
keluarga.
b. Teridentifikasi masalah kesehatan
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
KUNJUNGAN II ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan
proses yang terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi :
pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian
merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data
tentang status kesehatan klien. Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisa sehinggga dapat dirumuskan masalah
kesehatan yang ada pada keluarga. Tahap pengkajian merupakan
hal yang paling penting dan menjad dasar untuk merumuskan
intervensi, implemetasi dan evaluasi. Sasaran dalam asuhan
kepewaratan keluarga ini yakni keluarga Tn. L yang memiliki
Diabetes Melitus, dimana dalam satu keluarga tinggal Di Jalan
Umaq Suling RT. 39 No. 04 Kelurahan Sepinggan
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut Pemeriksaan Fisik pada klien
dan Keluarga
c. Masalah Kesehatan Keluarga Masalah kesehatan belum muncul
B. PROSES KEPERAWATAN
1) Diagnosa Keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan
a. Tujuan Umum
Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan
masalah keperawatan.
b. Tujuan Khusus
1. Terkumpulnya data pemeriksaan fisik klien dan keluarga
2. Teridentifikasi masalah kesehatan keluarga
3. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.
2) Rencana Kegiatan
a. Topik : Pemeriksaan fisik pada klien dan keluarga
b. Metode : Wawancara dan observasi
c. Media : Format pengkajian, alat pemeriksaan fisik
dan alat tulis
d. Waktu : Kamis, 12 Agustus 2021 pukul 15.30
WITA
e. Tempat: Rumah keluarga Tn. L dan Ny.M di Jalan
Umaq Suling RT 39 No. 04. Kelurahan
Sepinggan.
Strategi pelaksanaan
4. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
5. Kerja :
a. Melakukan pemeriksaan fisik pada Tn. L dan keluarga
b. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
6. Terminasi
a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
b. Mengucap salam
Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
5. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
a. Didapatkan : data pemeriksaan fisik pada Ny.M dan keluarga
b. Teridentifikasi masalah kesehatan
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
LAPORAN PENDAHULUAN
KUNJUNGAN III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal
11-12 Agustus 2021 didapatkan bahwa Ny.M telah mengalami
penyakit Diabetes Melitus, Ny.M mengeluh suka merasa mual serta
nafsu makannya menurun dan badannya terasa lamas
Pada kesempatan pertemuan ini perawat melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang di dapat.
Tindakan yang dilakukan yakni menganalisa data dan
memprioritaskan masalah keperawatan yang telah ditemukan.
Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada klien
dan keluarga kemudian bersama-sama memprioritaskan masalah
kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Deficit pengetahuan
b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh berhubungan
dengan ketidkmampuan keluarga Tn. B dalam mengenal
masalah kesehatan khususnya pada Ny.M
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik maka
ditemukannya masalah keperawatan pada Ny.M dan keluarga,
sehingga dapat memprioritaskan masalah keperawatan yang
sudah didapat.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian dan menganalisa data di
temukan masalah keperawatan pada keluarga :
a. Keluarga belum mengetahui informasi tentang penyakit
Diabetes Melitus yang diderita Ny.M
b. Kadar glukosa darah pasien tinggi mencapai 297mg/dL
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : analisa data dan prioritas masalah keperawatan
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format pengkajian dan alat tulis
4. Waktu : Selasa, 17 Agustus 2021 pukul 15.00 WITA
5. Tempat: Rumah keluarga Tn. L dan Ny.M Di
Jalan Umaq Suling RT. 39 No. 04 Kelurahan
Sepinggan
Strategi pelaksanaan
4. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
5. Kerja :
a. Menganalisa data permasalahan keperawatan pada keluarga
b. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga
c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
6. Terminasi
a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
b. Mengucap salam
Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
5. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
a. Didapatkan : data subjektif dan data objektif serta dapat
menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga
b. Teridentifikasi masalah keperawatan
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN IV
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
D. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-12 Agustus 2021
didapatkan data bahwa Ny.M telah mengalami penyakit Diabetes Melitus
Keluarga dan Ny.M kurang mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus
Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan permasalahan keperawatan yang didapat.
Tindakan yang dilakukan yakni melakukan penyuluhan serta memberikan
sarana pendukung terlaksananya rencana tindakan keperawatan.
Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada klien dan
keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi tentang masalah kesehatan
yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Defisit pengetahuan
b. ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh
E. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan.
b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan diabetes
melitus khususnya pada Ny.M
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.M yang menderita
Diabetes Melitus.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :
a. Memahami dan mengerti tentang pengertian Diabetes Melitus
b. Memahami dan mengerti tentang penyebab Diabetes Melitus.
c. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala Diabetes Melitus.
d. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi Diabetes Melitus.
F. Rencana Kegiatan
1. Topik : Implementasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan Penyuluhan
3. Media : Leaflet dan alat tulis
4. Waktu : kamis, 19 Agustus 2021 pukul 16.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn. L Di Umaq Suling RT 39 No. 04
Kelurahan Sepinggan.
Strategi pelaksanaan
4. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
5. Kerja :
a. Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan
b. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
c. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus
d. Menjelaskan tanda gejala Diabetes Melitus
e. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus
f. Menjelaskan cara mengatasi Diabetes Melitus
6. Terminasi
a. Menanyakan perasaan keluarga setelah diberikan penyuluhan
b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengucap salam
Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
5. Proses :
c. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
d. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
e. Keluarga dapat memahami tentang pengertian Diabetes Melitus
f. Keluarga dapat memahami tentang penyebab Diabetes Melitus
g. Keluarga dapat memahami tentang tanda gejala Diabetes Melitus
h. Keluarga dapat memahami tentang cara mengatasi Diabetes Melitus
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN V
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
D. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-12 Agustus 2021
didapatkan data bahwa Ny.M telah mengalami penyakit Diabetes Melitus.
Keluaraga dan Ny.M kurang mengetahui tentang penyakit Diabetes
Melitus. Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan keperawatan yang
didapat. Tindakan yang dilakukan yakni melakukan penyuluhan serta
memberikan sarana pendukung terlaksananya rencana tindakan
keperawatan. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada
klien dan keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi tentang masalah
kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat berpartisipasi
aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Defisit pengetahuan
b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh
E. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.M yang menderita
Diabetes melitus
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :
e. Memahami dan mengerti tentang pengertian Diabetes Melitus.
f. Memahami dan mengerti tentang penyebab Diabetes Melitus
g. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala Diabetes Melitus
h. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi Diabetes Melitus
F. Rencana Kegiatan
1. Topik : Implementasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan Penyuluhan
3. Media : Leaflet dan alat tulis
4. Waktu : Kamis, 19 Agustus 2021 pukul 15.30 WITA
6. Tempat : Rumah keluarga Tn. L dan Ny.M Di Jalan Umaq Suling RT.
39 No. 03 Kelurahan Sepinggan
Strategi pelaksanaan
4. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
5. Kerja :
a. Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan
b. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
c. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus
d. Menjelaskan tanda gejala Diabetes Melitus
e. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus
f. Menjelaskan cara mengatasi Diabetes Melitus
6. Terminasi
a. Menanyakan perasaan keluarga diberikan penyuluhan
b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengucap salam
Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
5. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
a. Keluarga dapat memahami dan mengerti tentang pengertia Diabetes
Melitus.
b. Keluarga dapat memahami tentang penyebab Diabetes Melitus.
c. Keluarga dapat memahami tentang tanda gejala Diabetes Melitus.
d. Keluarga dapat memahami tentang cara mengatasi Diabetes Melitus.
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya.
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGANVI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-12 Agustus
2021 didapatkan data bahwa Ny.M telah mengalami penyakit
Diabetes Melitus. Ny.M dan keluarga kurang mengetahui tentang
penyakit Diabetes Melitus. Pada kesempatan pertemuan ini perawat
akan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan
keperawatan yang didapat. Tindakan yang dilakukan yakni
melakukan rindakan keperawatan pada masalah keperawatan
deficit pengetahuan dan ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam
tubuh. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan
kepada klien dan keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi
tentang masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan
dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Deficit pengetahuan
b. Ketidakstabilan glukosa drah dalam tubuh
D. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
b. \ Ketidakstabilan glukosa drah dalam tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
khususnya kepada Ny.M yang menderita Diabetes Melitus .
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga
dapat mengerti, memahami dan mampu mempraktikkan merawat
anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus klien dan
keluarga dapat mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.M
yang menderita Diabetes Melitus
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :
a. Memahami dan mengerti tentang pengertian Diabetes Melitus.
b. Memahami dan mengerti tentang penyebab Diabetes Melitus.
c. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala Diabetes Melitus.
d. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi Diabetes
Melitus.
e. Memahami dan mengerti cara melakukan perawatan diabetes
mel;itus di rumah
E. Rencana Kegiatan
1. Topik : Implementasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan Penyuluhan
3. Media : Leaflet dan alat tulis
4. Waktu : Sabtu,21 agustus 2021 pukul 15.30.00 WITA
5. Tempat: Rumah keluarga Tn.L dan Ny.M Di
Jalan Umaq Suling RT 39 No. 04 Kelurahan
Sepinggan
Strategi pelaksanaan
4. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
5. Kerja :
a. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus.
b. Menjelaskan tanda gejala Diabetes Melitus.
c. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus.
d. Menjelaskan cara mengatasi Diabetes Melitus.
6. Terminasi
a. Menanyakan perasaan keluarga setelah dilakukan tindakan
keperawatan
b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengucap salam
Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
5. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
a. Keluarga dapat memahami tentang konsep Diabetes Melitus,
penyebab Diabetes Melitus,tanda gejala Diabetes Melitus dan
cara mengatasi Diabetes Melitus
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN VII
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
D. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Evaluasi merupakan proses keperawatan paling akhir.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
intervensi keperawatan yang sudah diharapkan. Dari hasil evaluasi
maka perawat dapat menentukan planning selanjutnya. Intervensi
keperawatan pada Ny.M pada tanggal 17, 19, 21 Agustus 2021
yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang telah
diemukan pada saat pengkajian.
2. Masalah keperawatan
a. Deficit pengetahuan
b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh
E. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
b. Ketidakstabilan glukosa darah dalam tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga Mengenal masalah
kesehatan khususnya Ny.M yang menderita Diabetes Melitus.
2. Tujuan Umum
Mengevaluasi hasil pertemuan sebelumnya dengan Ny.M dan
keluarga
3. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga Tn. L terkait
dengan penyakit Diabetes Melitus.
b. Mengevaluasi perubahan tingkat kestabilan kadar glukosa
darah pada Ny.M
F. Rencana Kegiatan
1. Topik : Evaluasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan observasi
3. Media : Format Evaluasi dan alat tulis
4. Waktu : sabtu ,21 agustus 2021 pukul 15.00 WITA
5. Tempat: Rumah keluarga Tn. L dan Ny.M Di
Jalan Umaq Suling RT. 39 No. 03 Kelurahan
Sepinggan
Strategi pelaksanaan
4. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
5. Kerja :
a. Evaluasi keluarga dan observasi
b. Mengidentifikasi pemahaman keluarga dan Tn. L terkait
penyakit Diabetes Melitus.
c. Mengidentifikasi kepatuhan diit diabetes melitus
6. Terminasi
a. Mengakhiri pertemuan
b. Mengucapkan Salam
Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
5. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
a. Keluarga dan Ny. M lebih memahami tentang penyakit
Diabetes Melitus
b. Keluarga mematuhi perawatan diabetes melitus di rumah
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELITUS
Pokok Bahasan : Diabetes Melitus
Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Penyebab Diabetes Melitus
3. Tanda dan gejala Diabetes Melitus
4. Komplikasi Diabetes Melitus
5. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Hari/Tanggal : Rabu, 18 Agustus 2021
Waktu : 15.30 – selesai
Penyuluh : Chusnul Khotimah
Tempat : Rumah keluarga Tn. B
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan/penyuluhankesehatan, diharapkan
Bapak S dan keluarga mampu mengetahui tentang DM dan cara merawat
anggota keluarga yang sakit dalam hal ini perawatan pasien Diabetes
Melitus (DM) khususnya pada Ny.R untuk mencegah terjadinya
komplikasi.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan/penyuluhan kesehatan diharapkan
keluarga mampu
1. Mengetahui pengertian DM
2. Mengetahui penyebab DM
3. Mengetahui tanda dan gejala DM
4. Mengetahui Komplikasi DM
5. Mengetahui cara penatalaksanaan pada pasien DM
C. Sasaran dan Target
Sasaran ditujukan pada keluarga Tn.B sedangkan target ditujukan pada
Ny.R.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan 1. Mengucapkan salam
2. Menyampaikan tujuan
pertemuan sesuai Kontrak
waktu
3. Apersepsi
5 menit
P roses 1. Menjelaskan pengertian DM 30 menit
2. Menjelaskan penyebab DM
3. Menjelaskan tanda dan gejala
DM
4. Menjelaskan Komplikasi DM
5. Menjelaskan cara merawat
keluarga Mendemonstrasikan
senam kaki
Penutup 6. Memberikan pertanyaan
kepada keluaraga
1.
2. Menyimpulkan materi
penyuluhan
3. Menutup pertemuan
4. Mengucapkan salam
5. Kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
10 enit
F. Media
1. Leaflet
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Semua anggota keluarga hadir dalam acara penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta/keluarga bersedia di rumah sesuai dengan kontrak
waktu yang ditentukan
b. Anggota keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal
yang tidak diketahuinya.
c. Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah
diberikan.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
d. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi selanjutnya.
H. Daftar Pertanyaan
1. Sebutkan pengertian DM
2. Sebutkan penyebab DM
3. Sebutkan tanda dan gejala DM
4. Sebutkan komplikasi DM
5. Sebutkan cara merawat anggota keluarga dengan DM
I. Materi Penyuluhan
1. Pengertian
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Smeltzer,2015 : 1220)
2. Etiologi
a. Faktor keturunan
b. Gaya hidup
c. Pola makan
d. stress
3. Manifestasi klinik
a. Sering lelah
b. Sering BAK
c. Berat badan turun drastis
d. Luka yang tidak sembuh-sembuh
e. Gairah sex lemah
f. Sering merasa lapar
g. Pandangan mata kabur
h. Kesemutan atau mati rasa
i. Rasa haus berlebihan
j. Infeksi vagina
4. Komplikasi
a. Gangguan pada mata
b. Gangguan pada gigi dan mulut
c. Gangguan pada kulit
d. Gangguan pada syaraf
e. Gangguan pada sirkulasi darah
f. Gangguan pada ginjal
g. Gangguan pada mental
h. Gangguan pada otak
5. Penanganan
Penanganan untuk mencegah terjadinya dm bagi yang belum terkena dm
tetapi beresiko adalah :
a. Jaga pengaturan pola makan yang sehat
b.Olah raga teratur
c. Kendalikan stress dengan banyak tertawa
Penanganan untuk mencegah terjadinya komplikasi dm adalah:
a. Makanan sesuai diit
b. Minum obat secara teratur
c. Kontrol kadar gula darah yang teratur
d. Mendapatkan penyuluhan kesehatan
6. Diit Pada Diabetes Melitus
Pemberian diit pada DM dengan memperhatikan prinsip 3 J yaitu:
a. Jenis bahan makanan
b. Jadwal makanan
c. Jumlah makanan
Diit pada DM adalah:
Tinggi karbohidrat, tinggi serat, rendah lemak, rendah protein
Tujuan Pemberian Diit pada DM:
a. Mempertahankan kadar gula agar normal
b. Mempertahankan BB yang seimbang
c. Mencegah komplikasi akut dan kronik
Makanan yang harus dihindari
a. Gula
b. Susu
c. Madu
Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan
a. Nasi
b. Kentang
c. Roti
d. Ubi Ungu
Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh dimakan,
seperti:
a. Ikan segar
b. Ayam
c. Telur Ayam
d. Udang
Bahan makanan yang mengandung protein nabati yang boleh dimakan,
seperti:
a. Tahu
b. Tempe
c. Kacang tanah
d. Kacang hijau
e. Kacang merah
Sayuran yang bebas dimakan
a. Kangkung
b. Tomat
c. Terong
d. Ketimun
e. Kol
f. Sawi
g. Gambas
Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi:
a. Buncis
b. Daun singkong
c. Kacang panjang
d. Kembang Kol
e. Bayam
Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi
a. Jambu air
b. Jambu biji
c. Pepaya
Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi
a. Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau
b. Jeruk
c. Mangga
d. Nanas
Buah yang tidak boleh dimakan, seperti;
a. Nangka
b. Durian