125 Lampiran 1: Surat Keterangan Perusahaan
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of 125 Lampiran 1: Surat Keterangan Perusahaan
125
Lampiran 1: Surat Keterangan Perusahaan
126
Lampiran 2: Pedoman Observasi
Pedoman Observasi
Evaluasi Strategi Pengembangan Bisnis pada PT Manunggal Suko Jaya
Surabaya
Subjek Pengamatan : Pemilik PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi : Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Informasi 1: Kehadiran pemilik di kantor/pabrik
Apakah pemilik datang ke kantor setiap hari?
Apakah pemilik datang ke pabrik setiap hari?
Pukul berapakah pemilik datang ke kantor/pabrik?
Pukul berapakah pemilik istirahat makan siang?
Pukul berapakah pemilikmeninggalkan kantor?
Apabila ada karyawan yang bekerja lembur, pukul berapakah pemilik
meninggalkan kantor?
Informasi 2: Interaksi pemilik dengan manajemen puncak dan karyawan
Bagaimanakah gaya komunikasi pemilik kepada manajemen
puncak/karyawan?
Bagaimanakah cara pemilik memberikan instruksi pada manajemen
puncak/karyawan?
Bagaimanakah cara pemilik menegur manajemen puncak/karyawan yang
berbuat salah?
Media resmi apakah yang digunakan pemilik di kantor/pabrik untuk
berkomunikasi dengan manajemen puncak/karyawan?
Apakah pemilik bertegursapa dengan manajemen puncak/karyawan saat
berada di kantor/pabrik?
Apakah pemilik memberikan informasi perkembangan perusahaan pada
manajemen puncak/karyawan?
Apakah pemilik memberikan informasi rencana perkembangan perusahaan
pada manajemen puncak/karyawan?
127
Apakah pemilik menjalin komunikasi dengan manajemen puncak/karyawan di
luar lingkungan kantor/pabrik?
Apakah pemilik memberikan kesempatan bagi manajemen puncak/karyawan
untuk mengungkapkan pendapat atau saran bagi perusahaan?
Apakah pemilik menyelenggarakan rapat rutin dengan manajemen
puncak/karyawan?
Informasi 3: Aktivitas kerja pemilik
Apakah yang dilakukan pemilik saat tiba di kantor/pabrik?
Apa sajakah aktivitas kerja pemilik dari jam mulai operasional kantor hingga
waktu istirahat? Bagaimanakah intensitas kerjanya?
Apakah yang dilakukan pemilik di waktu istirahat?
Apa sajakah aktivitas kerja pemilik dari akhir waktu istirahat hingga akhir jam
operasional kantor? Bagaimanakah intensitas kerjanya?
Apakah ada perbedaan antara kinerja pemilik sebelum dan sesudah jam
istirahat?
Apakah pemilik melakukan pengawasan berkala secara langsung terhadap
kinerja manajemen puncak/karyawan di kantor/pabrik?
Subjek Pengamatan : Manajemen Puncak PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi : Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Informasi 1: Kehadiran manajemen puncak di kantor/pabrik
Apakah manajemen puncak datang ke kantor setiap hari?
Apakah manajemen puncak datang ke pabrik setiap hari?
Pukul berapakah manajemen puncak datang ke kantor/pabrik?
Pukul berapakah manajemen puncak istirahat makan siang?
Pukul berapakah manajemen puncakmeninggalkan kantor?
Apabila ada karyawan divisinya yang bekerja lembur, pukul berapakah
manajemen puncak meninggalkan kantor?
Sistem atau alat apakah yang digunakan untuk mencatat waktu kehadiran
manajemen puncak?
128
Sanksi apakah yang diberikan pada manajemen puncak yang datang terlambat
ke kantor/pabrik?
Informasi 2: Interaksi manajemen puncak dengan pemilik dan karyawan
Bagaimanakah gaya komunikasi manajemen puncak kepada
pemilik/karyawan?
Bagaimanakah cara manajemen puncak memberikan instruksi pada karyawan?
Bagaimanakah cara manajemen puncak menegur karyawan yang berbuat
salah?
Bagaimanakah cara manajemen puncak melaporkan adanya permasalahan
operasional perusahaan pada pemilik?
Apakah manajemen puncak mengadakan rapat rutin dengan
pemilik/karyawan?
Media resmi apakah yang digunakan manajemen puncak di kantor/pabrik
untuk berkomunikasi dengan pemilik/karyawan?
Apakah manajemen puncak bertegursapa dengan pemilik/karyawan saat
berada di kantor/pabrik?
Apakah manajemen puncak memberikan informasi perkembangan perusahaan
pada karyawan?
Apakah manajemen puncak memberikan informasi rencana perkembangan
perusahaan pada karyawan?
Apakah manajemen puncak menjalin komunikasi dengan pemilik/karyawan di
luar lingkungan kantor/pabrik?
Apakah manajemen puncak memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
mengungkapkan pendapat atau saran bagi perkembangan divisinya dan bagi
perusahaan?
Informasi 3: Aktivitas kerja manajemen puncak
Apakah yang dilakukan manajemen puncak saat tiba di kantor/pabrik?
Apa sajakah aktivitas kerja manajemen puncak dari jam mulai operasional
kantor hingga waktu istirahat? Bagaimanakah intensitas kerjanya?
Apakah yang dilakukan manajemen puncak di waktu istirahat?
129
Apa sajakah aktivitas kerja manajemen puncak dari akhir waktu istirahat
hingga akhir jam operasional kantor? Bagaimanakah intensitas kerjanya?
Apakah ada perbedaan antara kinerja manajemen puncak sebelum dan sesudah
jam istirahat?
Apakah manajemen puncak melakukan pengawasan berkala secara langsung
terhadap kinerja karyawan di kantor/pabrik?
Subjek Pengamatan : Karyawan PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi : Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Informasi 1: Kehadiran karyawan di kantor/pabrik
Karyawan bagian apa sajakah yang datang ke kantor setiap hari?
Karyawan bagian apa sajakah yang datang ke pabrik setiap hari?
Pukul berapakah karyawan datang ke kantor/pabrik?
Pukul berapakah karyawan istirahat makan siang?
Pukul berapakah karyawanmeninggalkan kantor?
Apabila ada karyawan divisinya yang bekerja lembur, pukul berapakah waktu
lembur maksimal?
Sistem atau alat apakah yang digunakan untuk mencatat waktu kehadiran
karyawan?
Sanksi apakah yang diberikan pada karyawan yang datang terlambat ke
kantor/pabrik?
Informasi 2: Interaksi karyawan dengan pemilik dan manajemen puncak
Bagaimanakah gaya komunikasi karyawan kepada pemilik/manajemen
puncak?
Bagaimanakah cara karyawan menanggapi instruksi dari pemilik/manajemen
puncak?
Bagaimanakah cara karyawan (yang berbuat salah atau dianggap bersalah)
menanggapi teguran pemilik/manajemen puncak?
Bagaimanakah cara karyawan melaporkan permasalahan operasional
perusahaan pada pemilik/manajemen puncak?
130
Media resmi apakah yang digunakan karyawan di kantor/pabrik untuk
berkomunikasi dengan pemilik/manajemen puncak?
Apakah karyawan bertegursapa dengan pemilik/manajemen puncak saat
berada di kantor/pabrik?
Apakah karyawan internal divisi atau antardivisi saling berbagi informasi
mengenai perkembangan atau kinerja divisinya?
Apakah karyawan menjalin komunikasi dengan pemilik/manajemen puncak di
luar lingkungan kantor/pabrik?
Informasi 3: Aktivitas kerja karyawan
Siapakah yang bertanggungjawab menyimpan kunci pintu/gerbang kantor dan
pabrik?
Siapakah yang bertanggungjawab membuka dan menutup pintu/gerbang
kantor/pabrik?
Siapakah yang bertanggungjawab untuk menerima tamu di kantor/pabrik?
Apakah yang dilakukan karyawan saat tiba di kantor/pabrik?
Apa sajakah aktivitas kerja karyawan dari jam mulai operasional kantor
hingga waktu istirahat? Bagaimanakah intensitas kerjanya?
Apakah yang dilakukan karyawan di waktu istirahat?
Apa sajakah aktivitas kerja karyawan dari akhir waktu istirahat hingga akhir
jam operasional kantor? Bagaimanakah intensitas kerjanya?
Apakah ada perbedaan antara kinerja karyawan sebelum dan sesudah jam
istirahat?
Apakah karyawan menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai batas waktu yang
diberikan?
Apakah karyawan melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan instruksi
pemilik/manajemen puncak?
Apakah fasilitas operasional kantor/pabrik memadai bagi karyawan untuk
menyelesaikan tugasnya sesuai instruksi?
Apakah karyawan memanfaatkan fasilitas operasional kantor untuk aktivitas
yang tidak berhubungan dengan kantor/pabrik?
131
Apakah karyawan memberikan laporan berkala berisi aktivitas kerjanya
kepada manajemen puncak/pemilik? Jika iya, bagaimanakah mekanisme
pelaporan tersebut?
Apakah ada sistem pembagian shift kerja? Jika ada, bagaimanakah pembagian
waktunya? Bagaimanakah mekanisme perpindahan shift dilakukan?
Bagaimanakah mekanisme kerja lembur bagi karyawan? Apakah ada jangka
waktu tertentu untuk lembur?
Aktivitas apa sajakah yang dilakukan oleh karyawan saat bahan baku produksi
dari pemasok tiba di pabrik? Ada berapa karyawan yang bertugas?
Aktivitas apa sajakah yang dilakukan oleh karyawan saat proses produksi
(pengemasan hingga pengepakan)? Ada berapa karyawan yang bertugas?
Aktivitas apa sajakah yang dilakukan oleh karyawan saat produk akan dikirim
melalui distributor?
Siapakah yang bertanggungjawab atas penerimaan barang dari pemasok di
pabrik?
Siapakah yang bertanggungjawab atas proses produksi di pabrik?
Siapakah yang bertanggungjawab atas pengiriman produk melalui distributor?
Subjek Pengamatan : Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi : Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Informasi 1: Kehadiran karyawan di kantor/pabrik
Adakah seragam khusus atau ketentuan khusus dalam berpakaian bagi
pemilik/manajemen puncak/karyawan untuk dikenakan selama jam
operasional kantor/pabrik? Jika ada, bagaimanakah kondisinya? Apakah
nyaman untuk melakukan aktivitas kerja?
Adakah tempat atau ruang istirahat khusus bagi pemilik/manajemen
puncak/karyawan?
Adakah makan siang gratis bagi pemilik/manajemen puncak/karyawan?
Apa sajakah fasilitas operasional kantor/pabrik yang dapat dimanfaatkan oleh
pemilik/manajemen puncak/karyawan untuk menjalankan tugasnya (mesin
132
pengemasan, mesin fotokopi, komputer, alat tulis kantor, mobil dinas, da
sebagainya)? Apakah kualitasnya baik? Apakah jumlahnya memadai?
Apa sajakah fasilitas nonoperasional kantor/pabrik, terutama yang terkait
dengan kesejahteraan pegawai (coffee machine, air conditioner, dispenser,
toilet, dan sebagainya)? Apakah kualitasnya baik? Apakah jumlahnya
memadai?
Adakah sistem atau alat tertentu yang digunakan untuk menandai awal dan
akhir jam kerja (misalnya bel, alarm, dan sebagainya)?
Bagaimanakah penataan tempat duduk dan barang di kantor/pabrik? Adakah
pengaruhnya terhadap kinerja pemilik/manajemen puncak/karyawan?
Bagaimanakah penerangan kantor dan pabrik? Adakah pengaruhnya terhadap
kinerja pemilik/manajemen puncak/karyawan?
Bagaimanakah sirkulasi udara di kantor dan pabrik? Adakah pengaruhnya
terhadap kinerja pemilik/manajemen puncak/karyawan?
Dimanakah tempat pemilik/manajemen puncak/karyawan menerima tamu?
Adakah tempat beribadah bagi pemilik/manajemen puncak/karyawan di
kantor/pabrik?
Berapakah jarak antara kantor dengan pabrik?
Bagaimanakah situasi lingkungan di sekitar kantor/pabrik?
133
Lampiran 3: Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara Internal .................................................................................... 134
Pedoman Wawancara Eksternal .................................................................................. 156
134
Pedoman Wawancara Internal
Evaluasi Strategi Pengembangan Bisnis pada PT Manunggal Suko Jaya
Surabaya
PEMBUKA
1. Menyampaikan tujuan wawancara.
2. Review data singkat mengenai pewawancara dan Informan: nama, jabatan,
tugas dan kewenangan, dan lamanya masa kerja.
KONTEN
Informan: Pemilik PT Manunggal Suko Jaya (MSJ)
1. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk mendirikan PT MSJ?
Pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusan Anda saat itu?
2. Mengapa Anda memilih untuk mendirikan PT MSJ di Surabaya?
3. Adakah rencana untuk mendirikan cabang PT MSJ di kota lain? Jika iya,
apakah alasan Anda memilih kota tersebut? Upaya apakah yang Anda lakukan
untuk mendirikan cabang PT MSJ di kota lain?
4. Mengapa Anda memilih bisnis pengemasan gula?
5. Adakah rencana untuk merambah ke bisnis lain (misalnya produksi gula atau
produk akhir berbahan dasar gula)?
6. Apa sajakah produk dari PT MSJ? Apakah perbedaan dari masing-masing
produk (apabila lebih dari satu)?
7. Dari manakah permodalan PT MSJ berasal? Apakah melibatkan investor,
sepenuhnya berasal dari dana pribadi, atau memanfaatkan hutang bank atau
lembaga finansial lain?
8. Berapa lamakah waktu yang dibutuhkan oleh PT MSJ untuk mencapai BEP?
9. Bagaimanakah status kepemilikan PT MSJ saat ini? Apabila melibatkan
pemegang saham, bagaimanakah sistem pembagian keuntungan dan
pertanggungan resiko PT MSJ?
10. Apakah visi dan misi PT MSJ?
11. Visi dan misi apakah yang sudah dicapai hingga saat ini?
135
12. Visi dan misi apakah yang baru tercapai sebagian? Apabila diukur, berapakah
persentase pencapaiannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk
mewujudkan visi tersebut?
13. Aset apa sajakah yang dimiliki oleh PT MSJ? Bagaimanakah status
kepemilikannya?
14. Bagaimanakah kondisi ideal yang Anda inginkan dari PT MSJ dalam hal
persaingan dengan perusahaan lain?
15. Seberapa besar omset dan keuntungan per bulan yang Anda harapkan dari PT
MSJ? Apakah omset dan keuntungan saat ini telah sesuai dengan keinginan
Anda?
16. Bagaimanakah situasi lingkungan kerja di kantor dan pabrik PT MSJ? Apakah
telah sesuai dengan harapan Anda? Jika iya, bagaimanakah cara Anda untuk
menciptakan situasi tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kondisi tersebut? Jika tidak, bagaimanakah situasi lingkungan kerja
ideal menurut Anda? Upaya apakah yang akan Anda lakukan untuk mencapai
kondisi tersebut?
17. Apakah jumlah karyawan saat ini telah sesuai dengan harapan Anda? Apabila
tidak, berapakah jumlah karyawan yang Anda harapkan bekerja di PT MSJ?
18. Bagaimanakah cara Anda memperoleh karyawan pada awal terbentuknya
perusahaan? Kriteria apakah yang Anda gunakan untuk menyeleksi calon
karyawan?
19. Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?
20. Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di PT MSJ? Apabila
menggunakan kontrak, bagaimanakah aturan yang digunakan? Adakah jenjang
karir bagi setiap divisi atau posisi karyawan?
21. Bagaimanakah sistem penggajian/upah di PT MSJ? Standar atau pertimbangan
apakah yang dijadikan acuan untuk menetapkan gaji karyawan?
22. Apakah di PT MSJ diberlakukan Standar Operasional Perusahaan? Jika iya,
apa sajakah isi SOP tersebut?
23. Bagaimanakah cara Anda mengawasi kinerja karyawan? Bagaimanakah
kinerja karyawan PT MSJ saat ini? Sudah sesuaikah dengan harapan Anda?
136
24. Bagaimanakah cara Anda mengevaluasi kinerja karyawan? Adakah
penghargaan/hadiah tertenu bagi karyawan yang kinerjanya sesuai atau
melampaui harapan Anda?
25. Bagaimanakah cara Anda menyampaikan perubahan kebijakan atau aktivitas
operasional PT MSJ kepada karyawan?
26. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan karyawan?
27. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh
karyawan?
28. Bagaimanakah Anda merespon inisiatif dan masukan dari karyawan?
29. Bagaimanakah cara Anda untuk meningkatkan keahlian karyawan selama ini?
30. Bagaimanakah upaya perusahaan untuk memfasilitasi kesejahteraan
karyawan?
31. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan peraturan kerja bagi
karyawan?
32. Apabila diukur, berapakah persentase turnover setiap bulan (karyawan
mengundurkan diri) di PT MSJ?
33. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan jumlah bahan mentah
yang akan diambil dari pemasok?
34. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan target produksi?
35. Siapakah yang bertanggungjawab dalam memutuskan rencana anggaran dan
alokasi pendanaan?
36. Bagaimanakah alur pengambilan keputusan bisnis di PT MSJ?
37. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat akan membuat
kebijakan baru bagi karyawan?
38. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat Anda memutuskan
kawasan pendistibusian atau pengiriman produk?
39. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat Anda memutuskan
untuk menambah omset produksi?
40. Bagaimanakah cara Anda mengendalikan kualitas produk PT MSJ?
41. Bagaimanakah cara Anda memperoleh pemasok pada awal terbentuknya
perusahaan?
137
42. Kriteria apakah yang Anda gunakan sebagai dasar pertimbangan memilih
pemasok?
43. Siapa sajakah pemasok bahan mentah untuk operasional PT MSJ?
44. Bagaimanakah mekanisme pengiriman atau perolehan barang dari pemasok?
45. Upaya apakah yang Anda lakukan untuk mempertahankan relasi bisnis dengan
pemasok?
46. Bagaimanakah cara Anda memperoleh distributor pada awal terbentuknya
perusahaan?
47. Siapa sajakah distributor barang jadi PT MSJ?
48. Bagaimanakah mekanisme penyerahan barang pada distributor?
Bagaimanakah mekanisme pengiriman barang oleh distributor?
49. Upaya apakah yang Anda lakukan untuk mempertahankan relasi bisnis dengan
distributor?
50. Pertimbangan apakah yang mendasari Anda dalam menetapkan harga jual gula
kemasan dari PT MSJ?
51. Dalam persentase, berapakah keuntungan produksi PT MSJ setiap bulan?
52. Media promosi apakah yang Anda gunakan untuk memasarkan produk Anda
pada konsumen?
53. Aktivitas operasional apakah yang mendapatkan alokasi dana terbesar? Dan
aktivitas apakah yang mendapatkan alokasi dana terkecil?
54. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai perusahaan pengemasan gula lain di
Surabaya?
55. Apakah kelebihan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan gula
lain di Surabaya? Bagaimanakah upaya Anda dalam mempertahankan
keunggulan tersebut?
56. Apakah kekurangan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan
gula lain di Surabaya? Bagaimanakah upaya Anda untuk meminimalisir
kekurangan tersebut agar tetap mampu bersaing?
57. Bagaimanakah upaya Anda dalam mengawasi pergerakan dan perkembangan
perusahaan pengemasan gula lain di Surabaya?
58. Bagaimanakah cara Anda mengendalikan dan mengawasi keseluruhan
operasional perusahaan?
138
59. Aktivitas operasional manakah yang menurut Anda perlu ditingkatkan atau
dikembangkan? Apakah alasannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk
mengembangkan aktivitas tersebut?
60. Bagaimanakah sistem penyimpanan data operasional PT MSJ?
61. Faktor apa sajakah yang mendukung perkembangan bisnis PT MSJ?
62. Faktor apa sajakah yang menghambat perkembangan bisnis PT MSJ?
63. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
64. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
Informan: Chief Executive Officer
1. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk bekerja di PT MSJ?
Pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusan Anda saat itu?
2. Adakah rencana untuk mendirikan cabang PT MSJ di kota lain? Jika iya,
apakah alasan Anda memilih kota tersebut? Upaya apakah yang Anda lakukan
untuk mendirikan cabang PT MSJ di kota lain?
3. Adakah rencana untuk merambah ke bisnis lain (misalnya produksi gula atau
produk akhir berbahan dasar gula)?
4. Apa sajakah produk dari PT MSJ? Apakah perbedaan dari masing-masing
produk (apabila lebih dari satu)?
5. Apakah visi dan misi PT MSJ?
6. Visi dan misi apakah yang sudah dicapai hingga saat ini?
7. Visi dan misi apakah yang baru tercapai sebagian? Apabila diukur, berapakah
persentase pencapaiannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk
mewujudkan visi tersebut?
8. Aset apa sajakah yang dimiliki oleh PT MSJ? Bagaimanakah status
kepemilikannya?
9. Bagaimanakah kondisi ideal yang Anda inginkan dari PT MSJ dalam hal
persaingan dengan perusahaan lain?
139
10. Seberapa besar omset dan keuntungan per bulan yang Anda harapkan dari PT
MSJ? Apakah omset dan keuntungan saat ini telah sesuai dengan keinginan
Anda?
11. Bagaimanakah situasi lingkungan kerja di kantor dan pabrik PT MSJ? Apakah
telah sesuai dengan harapan Anda? Jika iya, bagaimanakah cara Anda untuk
menciptakan situasi tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kondisi tersebut? Jika tidak, bagaimanakah situasi lingkungan kerja
ideal menurut Anda? Upaya apakah yang akan Anda lakukan untuk mencapai
kondisi tersebut?
12. Apakah jumlah karyawan saat ini telah sesuai dengan harapan Anda? Apabila
tidak, berapakah jumlah karyawan yang Anda harapkan bekerja di PT MSJ?
13. Bagaimanakah cara Anda merekrut karyawan? Kriteria apakah yang Anda
gunakan untuk menyeleksi calon karyawan?
14. Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?
15. Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di PT MSJ? Apabila
menggunakan kontrak, bagaimanakah aturan yang digunakan? Adakah jenjang
karir bagi setiap divisi atau posisi karyawan?
16. Bagaimanakah sistem penggajian/upah di PT MSJ? Standar atau pertimbangan
apakah yang dijadikan acuan untuk menetapkan gaji karyawan?
17. Apakah di PT MSJ diberlakukan Standar Operasional Perusahaan? Jika iya,
apa sajakah isi SOP tersebut?
18. Bagaimanakah cara Anda mengawasi kinerja karyawan? Bagaimanakah
kinerja karyawan PT MSJ saat ini? Sudah sesuaikah dengan harapan Anda?
19. Bagaimanakah cara Anda mengevaluasi kinerja karyawan? Adakah
penghargaan/hadiah tertenu bagi karyawan yang kinerjanya sesuai atau
melampaui harapan Anda?
20. Bagaimanakah cara pemilik PT MSJ mengevaluasi kinerja Anda? Adakah
penghargaan/hadiah tertentu saat kinerja Anda sesuai dengan harapan pemilik
PT MSJ?
21. Bagaimanakah cara Anda mendapatkan informasi dari pemilik perusahaan?
22. Bagaimanakah frekuensi dan intensitas pertemuan Anda dengan pemilik
perusahaan dan karyawan?
140
23. Bagaimanakah cara Anda menyampaikan perubahan kebijakan atau aktivitas
operasional PT MSJ kepada karyawan?
24. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan pemilik PT MSJ?
25. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan karyawan?
26. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh
karyawan?
27. Bagaimanakah Anda merespon inisiatif dan masukan dari pemilik PT MSJ
dan karyawan?
28. Bagaimanakah frekuensi dan kualitas rapat atau pertemuan dengan pemilik PT
MSJ atau karyawan?
29. Bagaimanakah cara Anda untuk meningkatkan keahlian karyawan selama ini?
30. Bagaimanakah upaya Anda untuk memfasilitasi kesejahteraan karyawan?
31. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan peraturan kerja bagi
karyawan?
32. Apabila diukur, berapakah persentase turnover setiap bulan (karyawan
mengundurkan diri) di PT MSJ?
33. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan jumlah bahan mentah
yang akan diambil dari pemasok?
34. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan target produksi?
35. Siapakah yang bertanggungjawab dalam memutuskan rencana anggaran dan
alokasi pendanaan?
36. Bagaimanakah alur pengambilan keputusan bisnis di PT MSJ?
37. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat akan membuat
kebijakan baru bagi karyawan?
38. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat Anda memutuskan
kawasan pendistibusian atau pengiriman produk?
39. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat Anda memutuskan
target omset produksi?
40. Bagaimanakah cara Anda mengendalikan kualitas produk PT MSJ?
41. Bagaimanakah cara Anda memperoleh pemasok baru bagi PT MSJ? Kriteria
apakah yang Anda gunakan sebagai dasar pertimbangan memilih pemasok?
42. Siapa sajakah pemasok bahan mentah untuk operasional PT MSJ?
141
43. Bagaimanakah mekanisme pengiriman atau perolehan barang dari pemasok?
44. Upaya apakah yang Anda lakukan untuk mempertahankan relasi bisnis dengan
pemasok?
45. Bagaimanakah cara Anda memperoleh distributor baru bagi PT MSJ?
46. Siapa sajakah distributor barang jadi PT MSJ?
47. Bagaimanakah mekanisme penyerahan barang pada distributor?
Bagaimanakah mekanisme pengiriman barang oleh distributor?
48. Upaya apakah yang Anda lakukan untuk mempertahankan relasi bisnis dengan
distributor?
49. Pertimbangan apakah yang mendasari Anda dalam menetapkan harga jual gula
kemasan dari PT MSJ?
50. Dalam persentase, berapakah keuntungan produksi PT MSJ setiap bulan?
51. Media promosi apakah yang Anda gunakan untuk memasarkan produk PT
MSJ pada konsumen?
52. Aktivitas operasional apakah yang mendapatkan alokasi dana terbesar? Dan
aktivitas apakah yang mendapatkan alokasi dana terkecil?
53. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai perusahaan pengemasan gula lain di
Surabaya?
54. Apakah kelebihan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan gula
lain di Surabaya? Bagaimanakah upaya Anda dalam mempertahankan
keunggulan tersebut?
55. Apakah kekurangan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan
gula lain di Surabaya? Bagaimanakah upaya Anda untuk meminimalisir
kekurangan tersebut agar tetap mampu bersaing?
56. Bagaimanakah upaya Anda dalam mengawasi pergerakan dan perkembangan
perusahaan pengemasan gula lain di Surabaya?
57. Bagaimanakah cara Anda mengendalikan dan mengawasi keseluruhan
operasional perusahaan?
58. Aktivitas operasional manakah yang menurut Anda perlu ditingkatkan atau
dikembangkan? Apakah alasannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk
mengembangkan aktivitas tersebut?
142
59. Menurut Anda, divisi manakah yang harus diprioritaskan dalam operasional
perusahaan?
60. Bagaimanakah sistem penyimpanan data operasional PT MSJ?
61. Faktor apa sajakah yang mendukung perkembangan bisnis PT MSJ?
62. Faktor apa sajakah yang menghambat perkembangan bisnis PT MSJ?
63. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
64. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
65. Aspek apakah yang menurut Anda positif dan berharga dari pemilik
perusahaan, yang Anda aplikasikan dalam keseharian Anda?
66. Kelebihan apakah yang Anda kagumi dari pemilik perusahaan? Kelemahan
apakah yang menurut Anda perlu diperbaiki oleh pemilik perusahaan?
67. Menurut Anda, apakah pemasaran produk PT MSJ telah cukup efektif dan
efisien?
68. Menurut Anda, apakah kualitas produk PT MSJ telah layak untuk bersaing
dengan produk gula lain?
Informan: Director of Finance
1. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk bekerja di PT MSJ?
Pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusan Anda saat itu?
2. Apakah visi dan misi PT MSJ?
3. Visi dan misi apakah yang sudah dicapai hingga saat ini?
4. Visi dan misi apakah yang baru tercapai sebagian? Apabila diukur, berapakah
persentase pencapaiannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk
mewujudkan visi tersebut?
5. Aset apa sajakah yang dimiliki oleh PT MSJ? Bagaimanakah status
kepemilikannya?
6. Bagaimanakah kondisi finansial PT MSJ? Pada sisi debet, dari manakah
sumber pendanaan operasional PT MSJ (hutang bank, dana pribadi pemilik
perusahaan, saham)?
143
7. Seberapa besar omset dan keuntungan per bulan yang Anda harapkan dari PT
MSJ? Apakah omset dan keuntungan saat ini telah sesuai dengan keinginan
Anda?
8. Bagaimanakah situasi lingkungan kerja di kantor dan pabrik PT MSJ? Apakah
telah sesuai dengan harapan Anda? Jika iya, bagaimanakah cara Anda untuk
menciptakan situasi tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kondisi tersebut? Jika tidak, bagaimanakah situasi lingkungan kerja
ideal menurut Anda? Upaya apakah yang akan Anda lakukan untuk mencapai
kondisi tersebut?
9. Bagaimanakah cara Anda merekrut karyawan bagian finansial? Kriteria
apakah yang Anda gunakan untuk menyeleksi calon karyawan?
10. Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?
11. Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di PT MSJ? Apabila
menggunakan kontrak, bagaimanakah aturan yang digunakan? Adakah jenjang
karir bagi setiap divisi atau posisi karyawan?
12. Bagaimanakah sistem penggajian/upah di PT MSJ? Standar atau pertimbangan
apakah yang dijadikan acuan untuk menetapkan gaji karyawan?
13. Apakah di PT MSJ diberlakukan Standar Operasional Perusahaan? Jika iya,
apa sajakah isi SOP tersebut?
14. Bagaimanakah cara Anda mengawasi kinerja karyawan bagian finansial?
Bagaimanakah kinerja karyawan bagian finansial saat ini? Sudah sesuaikah
dengan harapan Anda?
15. Bagaimanakah cara Anda mengevaluasi kinerja karyawan bagian finansial?
Adakah penghargaan/hadiah tertenu bagi karyawan bagian finansial yang
kinerjanya sesuai atau melampaui harapan Anda?
16. Bagaimanakah cara CEO mengevaluasi kinerja Anda? Adakah
penghargaan/hadiah tertentu saat kinerja Anda sesuai dengan harapan CEO PT
MSJ?
17. Bagaimanakah cara Anda mendapatkan informasi dari CEO perusahaan?
18. Bagaimanakah frekuensi dan intensitas pertemuan Anda dengan pemilik
perusahaan, CEO, manajer lain, dan karyawan?
144
19. Bagaimanakah cara penyampaian perubahan kebijakan atau aktivitas
operasional PT MSJ kepada karyawan bagian finansial?
20. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan pemilik dan CEO PT
MSJ?
21. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan manajer divisi lain?
22. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan karyawan?
23. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh
karyawan bagian finansial?
24. Bagaimanakah Anda merespon inisiatif dan masukan dari pemilik, CEO, dan
karyawan?
25. Bagaimanakah frekuensi dan kualitas rapat atau pertemuan dengan pemilik,
CEO, manajer lain, atau karyawan?
26. Bagaimanakah cara Anda untuk meningkatkan keahlian karyawan bagian
finansial selama ini?
27. Bagaimanakah upaya Anda untuk memfasilitasi kesejahteraan karyawan
bagian finansial?
28. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan peraturan kerja bagi
karyawan?
29. Apabila diukur, berapakah persentase turnover setiap bulan (karyawan
mengundurkan diri) di PT MSJ?
30. Siapakah yang bertanggungjawab dalam memutuskan rencana anggaran dan
alokasi pendanaan?
31. Bagaimanakah alur pengambilan keputusan finansial di PT MSJ?
32. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat akan membuat
kebijakan baru bagi karyawan bagian finansial? Bagaimanakah
mekanismenya?
33. Dalam persentase, berapakah keuntungan produksi PT MSJ setiap bulan?
34. Bagaimanakah alokasi pengeluaran untuk bahan baku produksi, biaya
operasional, dan sebagainya di PT MSJ? Aktivitas operasional apakah yang
mendapatkan alokasi dana terbesar? Dan aktivitas apakah yang mendapatkan
alokasi dana terkecil?
145
35. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai perusahaan pengemasan gula lain di
Surabaya?
36. Apakah kelebihan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan gula
lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk mempertahankan
keunggulan tersebut?
37. Apakah kekurangan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan
gula lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk meminimalisir
kekurangan tersebut agar tetap mampu bersaing?
38. Aktivitas operasional manakah yang menurut Anda perlu ditingkatkan atau
dikembangkan? Apakah alasannya?
39. Menurut Anda, divisi manakah yang harus diprioritaskan dalam operasional
perusahaan?
40. Divisi manakah yang paling sering berinteraksi dengan Anda dalam hal
pekerjaan? Bagaimanakah bentuk interaksi yang terjadi?
41. Bagaimanakah sistem penyimpanan data finansial PT MSJ?
42. Faktor apa sajakah yang mendukung perkembangan bisnis PT MSJ?
43. Faktor apa sajakah yang menghambat perkembangan bisnis PT MSJ?
44. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kinerja divisi
finansial dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
45. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
46. Aspek apakah yang menurut Anda positif dan berharga dari pemilik PT MSJ,
yang Anda aplikasikan dalam keseharian Anda?
47. Kelebihan apakah yang Anda kagumi dari pemilik PT MSJ? Kelemahan
apakah yang menurut Anda perlu diperbaiki oleh pemilik perusahaan?
48. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan atasan Anda? Sesuaikah dengan
harapan Anda? Kualitas apakah yang Anda harapkan berkembang dari atasan
Anda?
49. Menurut Anda, apakah pemasaran produk PT MSJ telah cukup efektif dan
efisien?
50. Menurut Anda, apakah kualitas produk PT MSJ telah layak untuk bersaing
dengan produk gula lain?
146
51. Bagaimanakah alur pencatatan dan pelaporan keuangan di PT MSJ?
52. Bagaimanakah mekanisme pengelolaan finansial (pemasukan dan
pengeluaran) di PT MSJ?
53. Apa sajakah sajakah rencana perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya di
tengah industri gula?
Informan: Director of General Affairs
1. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk bekerja di PT MSJ?
Pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusan Anda saat itu?
2. Apakah visi dan misi PT MSJ?
3. Visi dan misi apakah yang sudah dicapai hingga saat ini?
4. Visi dan misi apakah yang baru tercapai sebagian? Apabila diukur, berapakah
persentase pencapaiannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk
mewujudkan visi tersebut?
5. Aset apa sajakah yang dimiliki oleh PT MSJ? Bagaimanakah status
kepemilikannya?
6. Bagaimanakah situasi lingkungan kerja di kantor dan pabrik PT MSJ? Apakah
telah sesuai dengan harapan Anda? Jika iya, bagaimanakah cara Anda untuk
menciptakan situasi tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kondisi tersebut? Jika tidak, bagaimanakah situasi lingkungan kerja
ideal menurut Anda? Upaya apakah yang akan Anda lakukan untuk mencapai
kondisi tersebut?
7. Bagaimanakah cara Anda merekrut karyawan bagian generalaffairs? Kriteria
apakah yang Anda gunakan untuk menyeleksi calon karyawan?
8. Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?
9. Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di PT MSJ? Apabila
menggunakan kontrak, bagaimanakah aturan yang digunakan? Adakah jenjang
karir bagi setiap divisi atau posisi karyawan?
10. Bagaimanakah sistem penggajian/upah di PT MSJ? Standar atau pertimbangan
apakah yang dijadikan acuan untuk menetapkan gaji karyawan?
11. Apakah di PT MSJ diberlakukan Standar Operasional Perusahaan? Jika iya,
apa sajakah isi SOP tersebut?
147
12. Bagaimanakah cara Anda mengawasi kinerja karyawan divisi Anda?
Bagaimanakah kinerja karyawan saat ini? Sudah sesuaikah dengan harapan
Anda?
13. Bagaimanakah cara Anda mengevaluasi kinerja karyawan divisi Anda?
Adakah penghargaan/hadiah tertenu bagi karyawan yang kinerjanya sesuai
atau melampaui harapan Anda?
14. Bagaimanakah cara CEO mengevaluasi kinerja Anda? Adakah
penghargaan/hadiah tertentu saat kinerja Anda sesuai dengan harapan CEO PT
MSJ?
15. Bagaimanakah cara Anda mendapatkan informasi dari CEO perusahaan?
16. Bagaimanakah frekuensi dan intensitas pertemuan Anda dengan pemilik
perusahaan, CEO, manajer lain, dan karyawan?
17. Bagaimanakah cara penyampaian perubahan kebijakan atau aktivitas
operasional PT MSJ kepada karyawan divisi Anda?
18. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan pemilik dan CEO PT
MSJ?
19. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan manajer divisi lain?
20. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan karyawan?
21. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh
karyawan divisi Anda?
22. Bagaimanakah Anda merespon inisiatif dan masukan dari pemilik, CEO, dan
karyawan?
23. Bagaimanakah frekuensi dan kualitas rapat atau pertemuan dengan pemilik,
CEO, manajer lain, atau karyawan?
24. Bagaimanakah cara Anda untuk meningkatkan keahlian karyawan divisi Anda
selama ini?
25. Bagaimanakah upaya Anda untuk memfasilitasi kesejahteraan karyawan divisi
Anda?
26. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan peraturan kerja bagi
karyawan?
27. Apabila diukur, berapakah persentase turnover setiap bulan (karyawan
mengundurkan diri) di PT MSJ?
148
28. Bagaimanakah alur pengambilan keputusan di PT MSJ?
29. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat akan membuat
kebijakan baru bagi karyawan divisi Anda? Bagaimanakah mekanismenya?
30. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai perusahaan pengemasan gula lain di
Surabaya?
31. Apakah kelebihan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan gula
lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk mempertahankan
keunggulan tersebut?
32. Apakah kekurangan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan
gula lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk meminimalisir
kekurangan tersebut agar tetap mampu bersaing?
33. Aktivitas operasional manakah yang menurut Anda perlu ditingkatkan atau
dikembangkan? Apakah alasannya?
34. Menurut Anda, divisi manakah yang harus diprioritaskan dalam operasional
perusahaan?
35. Divisi manakah yang paling sering berinteraksi dengan divisi Anda dalam hal
pekerjaan? Bagaimanakah bentuk interaksi yang terjadi?
36. Bagaimanakah sistem penyimpanan data operasional divisi Anda?
37. Faktor apa sajakah yang mendukung perkembangan bisnis PT MSJ?
38. Faktor apa sajakah yang menghambat perkembangan bisnis PT MSJ?
39. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kinerja divisi
Anda dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
40. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
41. Aspek apakah yang menurut Anda positif dan berharga dari pemilik PT MSJ,
yang Anda aplikasikan dalam keseharian Anda?
42. Kelebihan apakah yang Anda kagumi dari pemilik PT MSJ? Kelemahan
apakah yang menurut Anda perlu diperbaiki oleh pemilik perusahaan?
43. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan atasan Anda? Sesuaikah dengan
harapan Anda? Kualitas apakah yang Anda harapkan berkembang dari atasan
Anda?
149
44. Menurut Anda, apakah pemasaran produk PT MSJ telah cukup efektif dan
efisien?
45. Menurut Anda, apakah kualitas produk PT MSJ telah layak untuk bersaing
dengan produk gula lain?
46. Apa sajakah sajakah rencana perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya di
tengah industri gula?
Informan: Sugar Division Manager
1. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk bekerja di PT MSJ?
Pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusan Anda saat itu?
2. Apakah visi dan misi PT MSJ?
3. Visi dan misi apakah yang sudah dicapai hingga saat ini?
4. Visi dan misi apakah yang baru tercapai sebagian? Apabila diukur, berapakah
persentase pencapaiannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk
mewujudkan visi tersebut?
5. Aset apa sajakah yang dimiliki oleh PT MSJ? Bagaimanakah status
kepemilikannya?
6. Bagaimanakah situasi lingkungan kerja di kantor dan pabrik PT MSJ? Apakah
telah sesuai dengan harapan Anda? Jika iya, bagaimanakah cara Anda untuk
menciptakan situasi tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kondisi tersebut? Jika tidak, bagaimanakah situasi lingkungan kerja
ideal menurut Anda? Upaya apakah yang akan Anda lakukan untuk mencapai
kondisi tersebut?
7. Bagaimanakah cara Anda merekrut karyawan pada divisi Anda? Kriteria
apakah yang Anda gunakan untuk menyeleksi calon karyawan?
8. Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?
9. Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di PT MSJ? Apabila
menggunakan kontrak, bagaimanakah aturan yang digunakan? Adakah jenjang
karir bagi setiap divisi atau posisi karyawan?
10. Bagaimanakah sistem penggajian/upah di PT MSJ? Standar atau pertimbangan
apakah yang dijadikan acuan untuk menetapkan gaji karyawan?
150
11. Apakah di PT MSJ diberlakukan Standar Operasional Perusahaan? Jika iya,
apa sajakah isi SOP tersebut?
12. Bagaimanakah cara Anda mengawasi kinerja karyawan divisi Anda?
Bagaimanakah kinerja karyawan saat ini? Sudah sesuaikah dengan harapan
Anda?
13. Bagaimanakah cara Anda mengevaluasi kinerja karyawan divisi Anda?
Adakah penghargaan/hadiah tertenu bagi karyawan yang kinerjanya sesuai
atau melampaui harapan Anda?
14. Bagaimanakah cara CEO mengevaluasi kinerja Anda? Adakah
penghargaan/hadiah tertentu saat kinerja Anda sesuai dengan harapan CEO PT
MSJ?
15. Bagaimanakah cara Anda mendapatkan informasi dari CEO perusahaan?
16. Bagaimanakah frekuensi dan intensitas pertemuan Anda dengan pemilik
perusahaan, CEO, manajer lain, dan karyawan?
17. Bagaimanakah cara penyampaian perubahan kebijakan atau aktivitas
operasional PT MSJ kepada karyawan divisi Anda?
18. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan pemilik dan CEO PT
MSJ?
19. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan manajer divisi lain?
20. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan karyawan?
21. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh
karyawan divisi Anda?
22. Bagaimanakah Anda merespon inisiatif dan masukan dari pemilik, CEO, dan
karyawan?
23. Bagaimanakah frekuensi dan kualitas rapat atau pertemuan dengan pemilik,
CEO, manajer lain, atau karyawan?
24. Bagaimanakah cara Anda untuk meningkatkan keahlian karyawan divisi Anda
selama ini?
25. Bagaimanakah upaya Anda untuk memfasilitasi kesejahteraan karyawan divisi
Anda?
26. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan peraturan kerja bagi
karyawan?
151
27. Apabila diukur, berapakah persentase turnover setiap bulan (karyawan
mengundurkan diri) di PT MSJ?
28. Bagaimanakah alur pengambilan keputusan di PT MSJ?
29. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat akan membuat
kebijakan baru bagi karyawan divisi Anda? Bagaimanakah mekanismenya?
30. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai perusahaan pengemasan gula lain di
Surabaya?
31. Apakah kelebihan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan gula
lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk mempertahankan
keunggulan tersebut?
32. Apakah kekurangan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan
gula lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk meminimalisir
kekurangan tersebut agar tetap mampu bersaing?
33. Aktivitas operasional manakah yang menurut Anda perlu ditingkatkan atau
dikembangkan? Apakah alasannya?
34. Menurut Anda, divisi manakah yang harus diprioritaskan dalam operasional
perusahaan?
35. Divisi manakah yang paling sering berinteraksi dengan divisi Anda dalam hal
pekerjaan? Bagaimanakah bentuk interaksi yang terjadi?
36. Bagaimanakah sistem penyimpanan data operasional divisi Anda?
37. Faktor apa sajakah yang mendukung perkembangan bisnis PT MSJ?
38. Faktor apa sajakah yang menghambat perkembangan bisnis PT MSJ?
39. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kinerja divisi
Anda dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
40. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
41. Aspek apakah yang menurut Anda positif dan berharga dari pemilik PT MSJ,
yang Anda aplikasikan dalam keseharian Anda?
42. Kelebihan apakah yang Anda kagumi dari pemilik PT MSJ? Kelemahan
apakah yang menurut Anda perlu diperbaiki oleh pemilik perusahaan?
152
43. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan atasan Anda? Sesuaikah dengan
harapan Anda? Kualitas apakah yang Anda harapkan berkembang dari atasan
Anda?
44. Menurut Anda, apakah pemasaran produk PT MSJ telah cukup efektif dan
efisien?
45. Menurut Anda, apakah kualitas produk PT MSJ telah layak untuk bersaing
dengan produk gula lain?
46. Apa sajakah sajakah rencana perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya di
tengah industri gula?
47. Apa sajakah kekurangan yang perlu diperbaiki di PT MSJ, terutama pada
divisi yang berada di bawah otoritas Anda?
48. Apa sajakah rencana perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya di tengah
industri gula?
Informan: Karyawan PT MSJ
1. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk bekerja di PT MSJ?
Pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusan Anda saat itu?
2. Apakah yang memotivasi Anda untuk tetap bekerja di PT MSJ?
3. Apakah visi dan misi PT MSJ?
4. Visi dan misi apakah yang sudah dicapai hingga saat ini?
5. Visi dan misi apakah yang baru tercapai sebagian? Apabila diukur, berapakah
persentase pencapaiannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk
mewujudkan visi tersebut?
6. Aset apa sajakah yang dimiliki oleh PT MSJ? Bagaimanakah status
kepemilikannya?
7. Bagaimanakah situasi lingkungan kerja di kantor dan pabrik PT MSJ? Apakah
telah sesuai dengan harapan Anda? Jika iya, bagaimanakah cara Anda untuk
menciptakan situasi tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kondisi tersebut? Jika tidak, bagaimanakah situasi lingkungan kerja
ideal menurut Anda? Upaya apakah yang akan Anda lakukan untuk mencapai
kondisi tersebut?
153
8. Bagaimanakah kelengkapan fasilitas operasional dan nonoperasional di
kantor? Apakah cukup memadai secara kualitas dan kuantitas? Apabila kurang
memadai, bagaimanakah kondisi fasilitas yang Anda harapkan?
9. Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?
10. Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di PT MSJ? Apabila
menggunakan kontrak, bagaimanakah aturan yang digunakan? Adakah jenjang
karir bagi setiap divisi atau posisi karyawan?
11. Bagaimanakah sistem penggajian/upah di PT MSJ?
12. Apakah di PT MSJ diberlakukan Standar Operasional Perusahaan? Jika iya,
apa sajakah isi SOP tersebut?
13. Bagaimanakah kinerja Anda saat ini? Sudah sesuaikah dengan harapan Anda?
14. Bagaimanakah cara Anda mengevaluasi kinerja Anda?
15. Bagaimanakah cara atasan mengevaluasi kinerja Anda? Adakah
penghargaan/hadiah tertentu saat kinerja Anda sesuai dengan harapan atasan?
16. Bagaimanakah bentuk penghargaan PT MSJ terhadap karyawan (gaji pokok,
bonus, uang lembur, THR, asuransi, dan sebagainya)?
17. Fasilitas kesejahteraan apakah yang Anda peroleh selama bekerja di PT MSJ?
18. Bagaimanakah cara Anda mendapatkan informasi dari atasan?
19. Bagaimanakah frekuensi dan intensitas pertemuan Anda dengan atasan?
20. Bagaimanakah cara penyampaian perubahan kebijakan atau aktivitas
operasional PT MSJ kepada Anda?
21. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan pimpinan perusahaan?
22. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan karyawan lain?
23. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh
karyawan divisi Anda?
24. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh
karyawan divisi lain?
25. Bagaimanakah Anda merespon inisiatif dan masukan dari atasan dan
karyawan lain?
26. Bagaimanakah frekuensi dan kualitas rapat atau pertemuan dengan pimpinan
dan karyawan lain?
154
27. Upaya apakah yang dilakukan atasan untuk meningkatkan keahlian Anda dan
karyawan lain?
28. Langkah apakah yang akan Anda lakukan untuk meningkatkan keahlian kerja
Anda selama satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
29. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan peraturan kerja bagi
karyawan?
30. Apabila diukur, berapakah persentase turnover setiap bulan (karyawan
mengundurkan diri) di PT MSJ?
31. Bagaimanakah alur pengambilan keputusan di PT MSJ?
32. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai perusahaan pengemasan gula lain di
Surabaya?
33. Apakah kelebihan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan gula
lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk mempertahankan
keunggulan tersebut?
34. Apakah kekurangan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan
gula lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk meminimalisir
kekurangan tersebut agar tetap mampu bersaing?
35. Aktivitas operasional manakah yang menurut Anda perlu ditingkatkan atau
dikembangkan? Apakah alasannya?
36. Menurut Anda, divisi manakah yang harus diprioritaskan dalam operasional
perusahaan?
37. Divisi manakah yang paling sering berinteraksi dengan divisi Anda dalam hal
pekerjaan? Bagaimanakah bentuk interaksi yang terjadi?
38. Bagaimanakah sistem penyimpanan data operasional divisi Anda?
39. Faktor apa sajakah yang mendukung perkembangan bisnis PT MSJ?
40. Faktor apa sajakah yang menghambat perkembangan bisnis PT MSJ?
41. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kinerja divisi
Anda dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
42. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?
43. Aspek apakah yang menurut Anda positif dan berharga dari para atasan, yang
Anda aplikasikan dalam keseharian Anda?
155
44. Kelebihan apakah yang Anda kagumi dari para atasan? Kelemahan apakah
yang menurut Anda perlu diperbaiki oleh para atasan?
45. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan atasan Anda? Sesuaikah dengan
harapan Anda? Kualitas apakah yang Anda harapkan berkembang dari atasan
Anda?
46. Bagaimanakah cara atasan berkomunikasi dengan Anda? Sesuaikah dengan
harapan Anda? Apabila tidak, bagaimanakah cara komunikasi yang Anda
harapkan?
47. Bagaimanakah cara atasan dalam memberikan instruksi atau memberikan
teguran pada Anda dan rekan kerja?
48. Menurut Anda, apakah pemasaran produk PT MSJ telah cukup efektif dan
efisien?
49. Apakah Anda mengkonsumsi produk PT MSJ? Menurut Anda, apakah
kualitas produk PT MSJ telah layak untuk bersaing dengan produk gula lain?
50. Apa sajakah kekurangan yang perlu diperbaiki di PT MSJ, terutama pada
divisi Anda?
51. Bagaimanakah menurut Anda perkembangan bisnis PT MSJ dari awal Anda
bekerja hingga saat ini?
52. Bagaimanakah menurut Anda pencapaian perusahaan pada satu tahun ke
depan? Lima tahun ke depan? Akankah mengalami kemajuan atau
kemunduran atau tetap berjalan di tempat?
53. Apa sajakah kebijakan perusahaan yang menurut Anda harus dipertahankan?
Apa sajakah kebijakan perusahaan yang menurut Anda harus dihilangkan?
PENUTUP
1. Pertanyaan mengenai harapan informan terkait perkembangan perusahaan
Apakah yang ingin Anda capai dengan keberadaan Anda di PT MSJ?
Apakah yang ingin Anda lakukan untuk membantu peningkatan kinerja
dan keuntungan PT MSJ?
Apakah harapan Anda terhadap PT MSJ?
2. Salam penutup dan ucapan terima kasih
156
PedomanWawancara Informan Eksternal
Evaluasi Strategi Pengembangan Bisnis
di PT Manunggal Suko Jaya Surabaya
PEMBUKA
1. Menyampaikan tujuan wawancara.
2. Review data singkat mengenai pewawancara dan Informan: nama, jabatan,
hubungan dengan PT Manunggal Suko Jaya (PT MSJ).
KONTEN
Informan: Pemasok bahan baku PT MSJ
1. Barang apakah yang Anda pasok untuk PT MSJ?
2. Sejak kapan Anda menjalin kerjasama dengan PT MSJ sebagai pemasok?
3. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk menjalin kerjasama dengan PT
MSJ?
4. Bagaimanakah bentuk kerjasama Anda dengan PT MSJ?
5. Bagaimanakah cara pembayaran yang disepakati dengan PT MSJ?
6. Bagamanakah mekanisme pemesanan barang oleh PT MSJ?
7. Berapa lamakah periode antara satu pemesanan dengan pemesanan
berikutnya?
8. Bagaimanakah jalannya kerjasama dengan PT MSJ selama ini?
9. Bagaimanakah cara Anda berkomunikasi atau berinteraksi dengan PT MSJ?
10. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan pemilik dan para
manajer PT MSJ?
11. Bagaimanakah cara Anda memperoleh barang yang akan dipasok ke PT MSJ?
12. Bagaimanakah situasi persaingan dalam konteks posisi Anda sebagai pemasok
PT MSJ? Apakah PT MSJ memiliki pemasok lain? Bagaimanakah
perbandingan kekuatan Anda dengan pemasok lain?
13. Bagaimanakah upaya PT MSJ dalam mempertahankan kerjasama dengan
perusahaan Anda?
14. Bagaimanakah upaya Anda untuk mempertahankan kerjasama dengan PT
MSJ?
157
15. Bagaimanakah Anda menyikapi perubahan kebijakan PT MSJ yang terkait
dengan kerjasama Anda dengan PT MSJ?
16. Bagaimanakah Anda menginformasikan perubahan kebijakan perusahaan
Anda yang terkait dengan PT MSJ?
Informan: Konsumen
1. Apa sajakah perusahaan gula yang ada di Surabaya?
2. Apa sajakah produk gula pasir yang Anda temui di pasaran?
3. Alasan apakah yang mempengaruhi Anda dalam memilih produk gula pasir
tertentu?
4. Dimanakah Anda biasa membeli gula pasir? Berapa banyak Anda membeli
gula pasir dalam satu kali pembelanjaan?
5. Bagaimanakah kesetiaan Anda terhadap merek produk, utamanya gula pasir?
Apakah Anda sering berganti merek atau tetap pada satu merek?
PENUTUP
1. Pertanyaan penutup.
Kelebihan apa sajakah yang menurut Anda perlu dimiliki oleh produk gula
pasir tertentu?
Apa sajakah kekurangan dari produk gula pasir yang sekarang beredar di
pasaran?
2. Salam penutup dan ucapan terima kasih.
158
Lampiran 4: Job Description Karyawan
JobDescription
Karyawan PT Manunggal Suko Jaya
Pemilik PT Manunggal Suko Jaya
Mengambil keputusan penting dalam perusahaan.
Menetapkan visi dan misi perusahaan.
Menanggung resiko keuntungan dan kerugian.
Memutuskan strategi bisnis perusahaan.
Mengawasi aktivitas perusahaan.
Mengawasi aktivitas kompetitor.
Chief Executive Officer (CEO)
Bertanggungjawab pada pemilik perusahaan dan wajib memberikan laporan
berkala.
Mengelola operasional perusahaan untuk mencapai keuntungan optimal
dengan memanfaatkan aset bisnis dan sumber daya manusia secara efektif.
Mengambil keputusan harian perusahaan.
Mengawasi aktivitas perusahaan.
Merumuskan tujuan operasional perusahaan.
Menetapkan garis besar kebijakan perusahaan.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan.
Mengembangkan strategi bisnis untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
Memberikan instruksi kepada para manajer untuk menjalankan tugasnya.
Mengevaluasi kinerja para manajer.
Director of Finance (Manajer Divisi Keuangan)
Bertanggungjawab pada CEO dan wajib memberikan laporan berkala.
Mengkoordinasi pengendalian aktivitas akuntansi manajemen, dan keuangan.
Menganalisis laporan keuangan dan laporan akuntansi manajemen perusahaan.
159
Mengendalikan dan mengawasi aktivitas keuangan perusahaan sesuai dengan
visi dan misi.
Mengkoordinasi penyusunan Rencana Anggaran perusahaan bulanan dan
tahunan.
Mengelola sistem dan prosedur akuntansi dan keuangan yang memadai bagi
perusahaan.
Mengevaluasi dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala.
Mengevaluasi kelayakan investasi perusahaan dalam bentuk surat-surat
berharga dan sertifikat milik perusahaan.
Melaporkan kinerja divisi keuangan terhadap anggaran dan pembiayaan,
disertai penjelasan dan rekomendasi perbaikan yang diperlukan.
Memeriksa pengajuan pembelian barang atau kebutuhan dana dari setiap
divisi.
Mengelola pembelian barang berdasarkan pengajuan setiap divisi, yang telah
disetujui CEO.
Menetapkan harga produk berdasarkan perhitungan harga pokok produksi.
Mengevaluasi rencana kebutuhan biaya operasional dan rencana penerimaan
dan pengeluaran kas.
Mengelola alat pembayaran, surat berharga, dan sertifikat perusahaan.
Mengevaluasi pembayaran asuransi dan penerimaan klaim.
Mengevaluasi kewajiban pajak perusahaan dan karyawan.
Mengelola piutang.
Karyawan Divisi Keuangan – Purchasing
Bertanggungjawab pada Director of Finance dan wajib memberikan laporan
berkala.
Melakukan pembelian barang berdasarkan pengajuan setiap divisi, yang telah
disetujui Director of Finance dan CEO.
Menyusun Purchase Order dan mengirimkannya pada vendor agar barang tiba
tepat waktu dan sesuai spesifikasi.
Menyusun laporan pembelian dan pengeluaran barang bulanan.
160
Melakukan negosiasi dan menyeleksi rekanan vendor/supplier untuk
pembelian barang sesuai dengan kriteria dan kapabilitas perusahaan.
Memastikan ketersediaan barang untuk menganalisis kelayakan untuk
melakukan pembelian.
Karyawan Divisi Keuangan – Acounting (2 orang)
Bertanggungjawab pada Director of Finance dan wajib memberikan laporan
berkala.
Menganalisis transaksi keuangan harian, bulanan, dan tahunan dan
membandingkan dengan rencana anggaran.
Mengelola pembiayaan dan pembayaran hutang dengan pihak eksternal.
Menyusun laporan akuntansi bulanan dan tahunan (jurnal, neraca, laporan
rugi-laba, laporan keuangan, jurnal penyesuaian, dan buku besar).
Menyusun proyeksi rencana keuangan sesuai dengan strategi bisnis
perusahaan.
Melakukan proses audit keuangan dan memberikan rekomendasi untuk
perbaikan.
Memastikan kelengkapan dokumen yang terkait dengan aktivitas akuntansi
perusahaan.
Menghitung kewajiban perpajakan dari transaksi perusahaan.
Memastikan konsistensi sistem akuntansi perusahaan agar sesuai dengan
standar akuntansi Indonesia.
Director of General Affairs (Manajer Divisi Umum/Operasional)
Bertanggungjawab pada CEO dan wajib memberikan laporan berkala.
Melakukan analisis kebutuhan anggaran pengadaan dan pemeliharaan sarana
prasarana.
Menyusun prosedur pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana.
Menjalin hubungan dengan pemasok sarana prasarana dan bertanggungjawab
atas segala transaksi dengan pemasok tersebut.
161
Mendukung aktivitas operasional melalui pengadaan sarana prasarana sesuai
dengan anggaran, meliputi: ATK, komputer, meja kursi, AC, kendaraan,
telepon, facsimile, dan sebagainya.
Melakukan pemeliharaan sarana prasarana dan mengganti sarana prasarana
yang rusak, termasuk menjaga kebersihan lingkungan kerja.
Menyusun laporan bulanan untuk pengadaan dan pemeliharaan sarana
prasarana.
Mengelola dan menyusun prosedur perekrutan karyawan.
Mengelola pelaksanaan training atau pelatihan bagi karyawan baru.
Mengelola pelaksanaan training pengembangan keahlian bagi karyawan tetap,
yang meliputi: training per divisi, training manajemen, training komunikasi,
dan sebagainya.
Menyusun sistem kompensasi dan fasilitas kesejahteraan karyawan yang
sesuai dengan rencana anggaran perusahaan, yang meliputi gaji, bonus,
komisi, program atau event khusus perusahaan, dan sebagainya.
Menyusun prosedur untuk berbagai aktivitas administratif perusahaan
(pembelian, penjualan, pendistribusian, peminjaman, dan lain-lain).
Mengelola dokumen dan arsip perusahaan.
Merumuskan isi perjanjian kontrak dengan karyawan, pemasok, dan
distributor.
Mengawasi dan mengevaluasi kinerja karyawan divisi umum/operasional,
office boy, cleaning service, dan security.
Karyawan Divisi Operasional – Building Maintenance
Bertanggungjawab pada Director of General Affairs dan wajib memberikan
laporan berkala.
Melakukan instalasi sarana prasarana kantor atau pabrik.
Melakukan pemeliharaan sarana prasarana kantor atau pabrik.
Melakukan perbaikan sarana prasarana kantor atau pabrik apabila terjadi
kerusakan.
Karyawan Divisi Operasional – RecruitmentSpecialist
162
Bertanggungjawab pada Director of General Affairs dan wajib memberikan
laporan berkala.
Menyelenggarakan perekrutan karyawan sesuai kebutuhan perusahaan.
Mempublikasikan informasi lowongan kerja melalui berbagai media sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.
Menyusun materi tes tertulis, psikotes, dan pedoman wawancara untuk
perekrutan karyawan, bekerjasama dengan divisi terkait.
Menyusun materi training untuk karyawan baru, bekerjasama dengan divisi
terkait.
Menyelenggarakan training untuk karyawan tetap dan manajer, bekerjasama
dengan trainer dari luar perusahaan.
Menyelenggarakan event khusus perusahaan yang melibatkan seluruh
karyawan.
Karyawan Divisi Operasional – Office Administrator
Bertanggungjawab pada Director of General Affairs dan wajib memberikan
laporan berkala.
Mengelola urusan administratif kantor, meliputi pembuatan surat,
penyimpanan surat masuk.
Menerima telepon dan faksimili yang ditujukan pada perusahaan.
Memberikan instruksi pada office boy, security, dan cleaning service dalam
melaksanakan tugasnya.
Mengelola jadual meeting agar tidak berbenturan satu sama lain.
Mengatur pertemuan antara pihak internal dengan eksternal perusahaan.
Menyusun kontrak kerja karyawan.
Menyusun kontrak kerjasama antara perusahaan dengan pemasok.
Menyusun kontrak kerjasama antara perusahaan dengan distributor.
Menyusun dokumen penerimaan barang dari pemasok, penyerahan barang
pada distributor, dan sebagainya.
163
Karyawan Divisi Operasional – Compensation and Benefits (C&B)
Bertanggungjawab pada Director of General Affairs dan wajib memberikan
laporan berkala.
Menetapkan proporsi gaji dan bonus bagi karyawan.
Menetapkan persentase kenaikan gaji tahunan bagi karyawan.
Mengelola pemberian kompensasi bagi karyawan yang mengalami peristiwa
khusus, yaitu kelahiran (melahirkan), pernikahan, dan kematian (anggota
keluarga).
Mengelola dan menyusun prosedur penggunaan jatah cuti oleh karyawan.
Mengkomunikasikan hari libur nasional pada karyawan.
Mengelola sistem presensi atau bukti kehadiran karyawan.
Director of Sugar Division (Manajer Divisi Pergulaan)
Bertanggungjawab pada CEO dan wajib memberikan laporan berkala.
Mengelola dan menyusun prosedur penerimaan barang dari pemasok.
Mengelola dan menyusun prosedur penyimpanan persediaan di gudang
perusahaan.
Mengelola dan menyusun prosedur pengemasan gula.
Mengelola dan menyusun prosedur pengepakan gula.
Mengelola dan menyusun prosedur penyerahan barang dari pabrik kepada
distributor.
Mengelola dan menyusun prosedur pengiriman barang dari pabrik tanpa
melalui distributor.
Mengawasi jalannya proses produksi.
Menyusun rencana pengembangan produk gula perusahaan.
Menyusun rencana pemasaran produk gula perusahaan.
Mengendalikan kualitas gula kemasan.
Kepala Gudang
Bertanggungjawab pada Director of Sugar Division dan wajib memberikan
laporan berkala.
164
Mengontrol penyimpanan persediaan di gudang.
Menyusun prosedur penerimaan barang dari pemasok.
Melakukan pencatatan dan penyimpanan dokumen penerimaan persediaan dari
pemasok.
Mengendalikan dan mengawasi kinerja anak gudang.
Anak Gudang (7 orang)
Bertanggungjawab pada Kepala Gudang dan wajib memberikan laporan
berkala.
Merapikan persediaan barang di gudang.
Melakukan pencatatan persediaan barang di gudang.
Menjaga keamanan persediaan barang di gudang.
Memindahkan persediaan barang dari gudang ke mesin pengemasan saat
berjalannya proses produksi.
Melakukan pencatatan arus perpindahan persediaan barang dari gudang ke
proses produksi.
Kepala Produksi
Bertanggungjawab pada Director of Sugar Division dan wajib memberikan
laporan berkala.
Mengawasi aktivitas pengemasan dan pengepakan gula.
Menentukan prosedur pengemasan dan pengepakan gula.
Mengendalikan dan mengawasi kinerja anak produksi.
Anak Produksi (7 orang)
Bertanggungjawab pada Kepala Produksi dan wajib memberikan laporan
berkala.
Melakukan pengemasan gula menggunakan mesin pengemasan sesuai dengan
ketentuan omset harian.
Melakukan pengepakan gula menggunakan mesin pengepakan.
Memeriksa keutuhan hasil pengemasan dan pengepakan.
165
Melakukan pencatatan banyaknya barang yang diterima dari gudang dan
banyaknya produk gula kemasan yang diproduksi dalam satu hari.
Kepala Pengiriman/Kendaraan
Bertanggungjawab pada Director of Sugar Division dan wajib memberikan
laporan berkala.
Menentukan prosedur pengiriman barang dalam kota.
Menentukan prosedur pengiriman barang ke luar daerah melalui distributor.
Mengendalikan dan mengawasi kinerja supir, kernet, kontrol piutang, dan
administrator.
Supir (7 orang)
Bertanggungjawab pada Kepala Pengiriman dan wajib memberikan laporan
berkala.
Mengendarai kendaraan kantor untuk mengirimkan produk perusahaan ke
supermarket, minimarket, dan lokasi lainnya yang telah bermitra dengan
perusahaan.
Melakukan pemeriksaan kendaraan kantor yang digunakan sebagai
transportasi pengiriman produk secara berkala.
Menjaga keselamatan dan keutuhan produk perusahaan selama proses
pengiriman.
Kernet (7 orang)
Bertanggungjawab pada Kepala Pengiriman dan wajib memberikan laporan
berkala.
Mendampingi supir dalam mengirimkan produk perusahaan ke supermarket,
minimarket, dan lokasi lainnya yang telah bermitra dengan perusahaan.
Melakukan pemeriksaan kendaraan kantor yang digunakan sebagai
transportasi pengiriman produk secara berkala.
Menjaga keselamatan dan keutuhan produk perusahaan selama proses
pengiriman.
166
Melakukan pencatatan banyaknya barang yang diangkut (loading) dan
banyaknya barang yang diturunkan (unloading) beserta lokasi unloading.
Melakukan pencatatan kerangka waktu pengiriman barang.
Kontrol Piutang
Bertanggungjawab pada Kepala Pengirimandan wajib memberikan laporan
berkala.
Membuat surat penagihan bagi distributor yang memiliki piutang.
Memeriksa piutang tercatat: nominal, penanggung, dan tanggal jatuh tempo.
Administrator Invoice dan Surat Jalan
Bertanggungjawab pada Kepala Pengirimandan wajib memberikan laporan
berkala.
Membuat invoice dan surat jalan untuk kendaraan kantor yang akan
mendistribusikan produk perusahaan.
Melakukan pencatatan invoice dan surat jalan yang dikeluarkan.
Administrator Penagihan
Bertanggungjawab pada Kepala Pengirimandan wajib memberikan laporan
berkala.
Melakukan penagihan kepada distributor yang belum membayarkan
tanggungannya.
Melakukan pencatatan penagihan yang dilakukan.
Kepala Pemasaran
Bertanggungjawab pada Director of Sugar Division dan wajib memberikan
laporan berkala.
Mengelola strategi pemasaran produk perusahaan dengan merujuk pada tren
pasar dan sumber daya perusahaan.
Melakukan riset pasar, terutama terhadap produk dari kompetitor, dan
menganalisis peluang pasar.
Merancang arah kebijakan pemasaran dan pengembangan jaringan pemasaran.
167
Menyusun materi pemasaran produk perusahaan.
Menyusun prosedur kerja bagian pemasaran.
Merumuskan target penjualan dan langkah antisipatif apabila target tidak
terpenuhi.
Mengendalikan dan mengawasi kinerja anak pemasaran.
Anak Pemasaran (3 orang)
Bertanggungjawab pada Kepala Pemasaran dan wajib memberikan laporan
berkala.
Melakukan upaya pemasaran produk dan perusahaan melalui berbagai strategi
yang telah ditetapkan.
Mengembangkan gagasan pemasaran produk perusahaan.
Menjalin hubungan baik dengan pihak eksternal perusahaan, terutama
masyarakat.
Mengumpulkan informasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan
produk.
Menganalisis situasi dan perilaku pasar untuk meningkatkan penjualan
produk.
Menganalisis kebutuhan konsumen terhadap produk perusahaan dan
spesifikasinya.
Merancang event promosi produk dan perusahaan.
168
Lampiran 4: Transkrip Wawancara
Transkrip Wawancara 1 ............................................................................................. 169
Transkrip Wawancara 2 .............................................................................................. 189
Transkrip Wawancara 3 ............................................................................................. 207
Transkrip Wawancara 4 .............................................................................................. 224
Transkrip Wawancara 5 ............................................................................................... 246
Transkrip Wawancara 6 .............................................................................................. 258
Transkrip Wawancara 7 ............................................................................................... 273
Transkrip Wawancara 8 ............................................................................................... 286
Transkrip Wawancara 9 ............................................................................................... 300
Transkrip Wawancara 10 ............................................................................................ 307
Transkrip Wawancara 11 ............................................................................................. 312
Transkrip Wawancara 12 ............................................................................................. 315
Transkrip Wawancara 13 ............................................................................................ 318
169
Transkrip Wawancara 1 (Owner)
Keterangan:
P : Peneliti
O : Owner/Pemilik Perusahaan
Transkrip Topik
P : Selamat siang, Pak. Hari ini saya akan melakukan
wawancara terkait penelitian Skripsi saya
mengenai PT Manunggal Suko Jaya. Sebelumnya,
saya review dulu data pribadi Bapak. Bapak
bernama J. Hadi Santoso dan merupakan pemilik
dari perusahaan ini, benar?
O : Iya, benar.
P : Apa sajakah tugas dan wewenang Bapak di
perusahaan ini?
O : Saya megang pimpinan tertinggi di sini. Jadi saya
yang bikin kebijakan, ambil keputusan,
mengawasi aktivitas perusahaan, menyusun
strategi perusahaan, ya semacam itu lah.
P : Alasan apa yang mendorong Bapak untuk
mendirikan perusahaan ini?
O : Alasan yang mendorong saya untuk mendirikan
perusahaan ini melihat ada peluang pasar yang
bagus, yang dimana saya melihat pasar gula ini
tidak ada matinya, tidak ada habis-habisnya.
Karena gula itu merupakan produk yang
dibutuhkan di kebutuhan sehari-hari, khususnya
untuk aktivitas makan.
P : Pertimbangan apakah yang Bapak gunakan
sebagai dasar untuk memutuskan mendirikan
perusahaan ini?
O : Pertimbangan yang mempengaruhi keputusan saya
ini, saya didukung oleh anak saya. Yang dimana
anak saya ini memberikan kepada saya seperti
research yang dia temukan di industri gula ini,
makanya saya berani melangkah untuk membuka
bisnis ini. Ya banyak ya pertimbangannya, dari
modal yang saya miliki, lalu channel untuk
pendistribusian gula saya, jadi saya periksa dulu
yang saya butuhkan apa. Waktu itu juga untuk
modalnya kurang kalau dari uang saya sendiri.
Jadi saya minta tolong anak saya untuk cari tahu
tentang pinjaman bank, dibanding-bandingkan
biar nggak berat buat saya ke depannya. Terus
Pembagian tanggung
jawab
Dasar pendirian
perusahaan
Dasar pendirian
perusahaan
170
untuk masalah rekanan kerja, butuhnya partneran
sama siapa saja, itu saya cari-cari info dan cari
orangnya dulu. Karena ternyata malah ketemu
banyak channel, langsung saja saya terjun ke
bisnis ini.
P : Dari manakah asalnya modal untuk mendirikan
perusahaan ini?
O : Modalnya dari saya, dari uang saya.
P : Jadi untuk permodalan, tidak ada suntikan dana
dari investor atau semacamnya?
O : Di sini tidak melibatkan investor, semuanya
berasal dari modal saya sendiri.
P : Apakah perusahaan ini telah mencapai BEP atau
sudah balik modal?
O : Belum. Dalam rencana bisnis saya, BEP kira-kira
tercapai dalam 5 tahun. Saya juga meminjam dari
bank untuk modal, jadi pinjaman itu juga belum
lunas sepenuhnya.
P : Bagaimanakah status kepemilikan PT MSJ?
O : Di bisnis saya ini tidak ada investor, sehingga
perusahaan ini ya punya saya sendiri.Semua
keuntungan dan resiko yang terjadi semua menjadi
tanggungan saya.
P : Mengapa yang dipilih adalah bisnis pengemasan
gula saja, tidak sekaligus bisnis produksi gula?
O : Iya kita hanya mengemas saja, tidak ada produksi
gula. Karena kalau kita produksi, kebanyakan gula
itu kan dikuasai oleh pemerintah. Pabrik-pabrik
itu kan dikuasai oleh pemerintah semua. Tidak
ada, ya mungkin sebagian kecil saja pabrik gula
milik swasta karena pabrik gula itu nanti berkaitan
dengan yang namanya petani gula. Lalu, urusan
dengan petani gula ini, harus jual berapa, itu kan
diatur semua sama pemerintah. Ruwet di
prosedurnya dan aturannya juga pasti lebih
banyak.
P : Mengapa Bapak memilih untuk mendirikan
perusahaan ini di Surabaya?
O : Pertama karena tempat tinggal saya di Surabaya,
sehingga ketika saya membuka bisnis di daerah
tempat tinggal saya sendiri, aksesnya menjadi
mudah untuk saya datang dan mengontrol usaha
saya. Kemudian untuk Gulasir ini kebanyakan pemasarannya adalah di luar pulau. Sedangkan
untuk luar pulau itu pintu gerbangnya ada dua, di
Surabaya dan di Jakarta. Jadi, kalau kita
pemasaran atau kita membuka wilayah,
katakanlah di Semarang, biaya transport dari
Modal awal
Modal awal
Modal awal
Sumber pendanaan
Dasar pendirian
perusahaan
Dasar pendirian
perusahaan
171
Semarang untuk menuju, misalnya, ke Papua itu
terlalu mahal.
P : Apakah ada rencana untuk membuka cabang di
kota lain?
O : Kalau cabang kita belum ada, tapi kita sudah ada
agen-agen distributor untuk memasarkan Gulasir.
Jadi, untuk di wilayah Jawa Tengah, kita sudah
ada distributornya sendiri-sendiri. Seperti Jogja itu
yang pegang siapa, kemudian Solo itu yang
pegang siapa, kemudian Semarang itu yang
pegang siapa, itu sudah ada semua. Jadi, kalau
pemasaran sudah ada, tapi kalau buka cabang kita
masih belum ada planning ke situ.
P : Apa sajakah produk perusahaan ini?
O : Kita Gulasir, sama brand lainnya namanya itu
Gula Selera. Kalau Gulasir itu memang kualitas
kita itu kualitas yang premium, jadi putih. Tapi
untuk Gula Selera, kita agak kuning. Ya, bisa
dikatakan lah, untuk Gula Selera itu second
brand-nya Gulasir, untuk fighting, untuk perang.
Jadi apabila nanti ada gula yang harganya
mendekati untuk Gulasir, kita pangkas harga gula
itu untuk turun, bisa untuk fighting, untuk perang-
perangan, untuk mengamankan Gulasir-nya
supaya selalu tetap di atas. Tapi, baik Gulasir
maupun Gula Selera, didistribusikan ke wilayah
yang sama. Karena biasanya kan gini, untuk
wilayah NTT itu justru tidak mau yang putih
karena dengan alasan kalau yang putih itu
biasanya kurang manis. Kalau yang kuning itu
memang lebih manis.
P : Bagaimanakah cara Bapak mengendalikan atau
menjaga mutu produk dari perusahaan ini?
O : Untuk mengecek kualitas itu, waktu awal barang
datang di dalam sak-sakan itu kita buka, yaitu
untuk supaya kualitas Gulasir ini benar-benar
terjaga. Jadi, kalau untuk bahan baku ini yang
jelek, kita sisihkan untuk Gula Selera, kalau
ternyata untuk Gula Selera ini grade-nya tidak
masuk juga, kita sisihkan lagi menjadi kita jual
gula sak-sakan tanpa dikasih merek.
P : Apakah ada rencana untuk merambah ke bisnis
lain? Misalnya ke produksi makanan atau minuman yang bahannya gula.
O : Untuk rencana ke depan, kalau untuk produksi
gula itu belum terpikirkan ya dan juga untuk
menghasilkan produk akhir berbahan dasar gula
itu belum. Jadi, untuk saat ini ya main saja dulu di
Kawasan distribusi
Produk perusahaan
Produk perusahaan
Rencana
pengembangan bisnis
172
pengemasan gula. Mungkin, nanti ke depannya,
semakin lama bisnis saya ini berkembang, bisa
merambah ke produk-produk convenience yang
lainnya, seperti mentega, kecap, dan lain-lain.
P : Apakah visi dan misi perusahaan ini?
O : Visinya ya untuk mengembangkan Gulasir ke
seluruh wilayah Indonesia, baik di pulau Jawa
maupun di luar pulau. Visi kita, kita sudah bisa
menguasai beberapa wilayah, seperti Papua,
Sulawesi, Ambon, NTT, dan sebagian
Kalimantan. Sebagian Kalimantan, karena
Kalimantan belum kena semua. Itu visinya. Kalau
misinya, kita biasanya mengadakan kerjasama
dengan distributor yaitu program-program, seperti
kita pasang vinyl, kemudian kita sebarin leaflet,
yaitu brosur yang ada foto-fotonya Gulasir, tetapi
kita bekerja sama dengan beberapa supermarket.
Jadi ini adalah misi saya supaya Gulasir bisa
dikenal oleh masyarakat. Nanti kalau Ibu lewat
depannya UFO itu ada leafletGulasir besar itu.
Jadi kerjasama seperti itu untuk mendukung
pemasarannya kita. Bukan hanya di Surabaya, tapi
di beberapa distributor yang luar pulau juga
seperti itu.
P : Siapakah yang menjadi sasaran penjualan produk
perusahaan?
O : Sasaran utama jelas ibu rumah tangga, warung-
warung makanan, kalau dibilang itu istilahnya
kalau tidak salah konsumen individu, atau itu,
konsumen rumah tangga. Jadi itu kalau skala
kecilnya, utamanya yang Surabaya. Kalau dilihat
dari kemana kita kirim produk, ya sasarannya
supermarket, minimarket, sama saja untuk
Surabaya dan luar Surabaya. Kalau luar pulau,
kita pasrahkan produk sekian banyak, terus
mereka yang menyebarkan, mengirimkan ke
tempat yang bisa menjual produk kami.
P : Untuk visi dan misi yang belum terlaksana,
adakah upaya khusus dari Bapak untuk mencapai
visi misi tersebut?
O : Untuk penyebaran daerah distribusi itu, saya
sedang mencari channel lain yang bisa masuk ke
sana. Sedang dalam proses lah. Kalau sudah dapat, nanti akan saya atur lagi bentuk kerjasama
bisnisnya kayak gimana. Saya juga sedang
ancang-ancang membuat wajah kemasan baru.
Sekarang lagi tren juga, barang-barang merek
terkenal gitu diganti kemasannya. Biar nggak
Visi perusahaan
Target pasar
Rencana
pengembangan bisnis
173
kalah dengan yang lain, sih, ya saya juga lagi
nyari desain yang cocok.
P : Aset apa sajakah yang dimiliki oleh perusahaan
ini?
O : Semuanya yang Ibu lihat di sini adalah aset
perusahaan. Barang-barang di kantor dan pabrik,
terus pabrik dan kantor ini juga aset perusahaan,
aset saya.
P : Dalam aspek keuangan, aset apa yang dimiliki
perusahaan?
O : Semua biaya operasional, biaya kesejahteraan
karyawan, uang kas, itu masuk ke aset perusahaan.
P : Apakah omset perusahaan selama ini sesuai
dengan keinginan Bapak?
O : Iya dong. Kan saya juga ambil andil dalam
mengambil keputusan untuk bikin berapa kemasan
gula, untuk menentukan omset yang nantinya
dilepas ke pasar. Jadi besarnya omset ya memang
saya yang menentukan.
P : Berapa persenkah keuntungan perusahaan saat
ini?
O : Keuntungannya ada lah, yang jelas lebih dari 10%
karena saya juga harus melunasi utang modal ke
bank. Tapi ya hitungannya normal lah.
Keuntungannya yang penting cukup buat cicilan
balik modal dan masih sisa buat saya sendiri.
P : Keuntungan perusahaan saat ini apakah sesuai
dengan harapan Bapak?
O : Sama seperti omset tadi. Untuk situasi yang
sekarang ini, saya memang sudah menghitung
perkiraan keuntungan berapa, jadi memang sekitar
harapan saya lah secara jumlahnya. Tapi saya
inginnya nanti keuntungan ini bertambah terus.
Saya juga mau menaikkan omset dan membuat
perubahan lain, masih dalam tahap pertimbangan.
P : Saat Bapak meningkatkan atau mengurangi omset,
hal apa saja yang menjadi pertimbangan?
O : Pertimbangan ya keuntungannya. Saya juga lihat
konsumen permintaannya seperti apa. Kalau
produk lagi laris di pasaran dan selalu habis,
omset saya tambah. Tapi sempat waktu harga gula
lagi naik, itu agak berat. Jadi saya putuskan
menurunkan omset, soalnya kalau tetap dengan omset tinggi dan barangnya nggak habis di
pasaran, saya malah rugi. Yang penting
keuntungan minimal udah tercapai. Terus
pertimbangan lain itu persediaan barang. Kalau
persediaan cukup, dan permintaan meningkat,
Plant, property and
equipmet (PP&E)
Aset finansial
Pengambil keputusan
Perolehan laba
Laba yang diharapkan
Dasar penetapan omset
174
saya bisa naikin omset.
P : Bagaimanakah situasi lingkungan kerja PT MSJ?
O : Ya jadi di sini kantornya, di sebelah sana itu
pabriknya. Dulu kantor saya itu tidak seperti ini,
tapi saya renovasi jadi seperti sekarang ini.
Sekarang ini kan Ibu bisa liat kalau lantainya dari
kayu. Dulu tidak seperti ini. Ya, menurut saya
sudah sesuai lah dengan harapan saya. Karena,
renovasi yang saya lakukan itu juga kan sesuai ide
yang saya mau, untuk kantor saya mau dijadikan
seperti apa. Kalau bicara masalah situasi
lingkungan kerja itu tidak hanya dilihat dari
desain interiornya saja ya, tapi juga misalnya
seperti pengaturan tata letak untuk meja-meja di
kantor. Ya menurut saya sudah nyaman lah untuk
bekerja di sini. Antara saya dan anak buah saya
juga gampang kalau mau berkomunikasi dengan
situasi seperti ini.
P : Dalam hal karyawan, ada berapa banyak
karyawan yang bekerja di sini?
O : Di sini itu, saya tidak tahu pasti ya jumlah
karyawan saya, karena yang tahu jumlahnya itu
kan masing-masing kepala divisi. Yang setahu
saya, untuk bagian marketing itu ada 6 orang
dengan wilayah seluruh Indonesia ya. Ada yang
wilayah Kalimantan, dan lain-lain. Lalu, kita
punya admin 2 orang, tugasnya yang satu untuk
input invoice, surat jalan; kemudian yang satunya
untuk bagian penagihan. Kemudian ada bagian
pembelian 1 orang, kemudian bagian kontrol
piutang 1 orang, kemudian ada direktur keuangan
ada, sama direktur operasional itu satu-satu. Terus
di bawahnya itu ada lagi seperti bagian
pengiriman, di bawahnya lagi ada bagian gudang.
Ini masing-masing 1 orang tapi ada orang-orang di
bawahnya seperti itu. Jadi ini ya misalnya, ada
kepala kendaraan, kepala gudang, kepala
pengiriman. Kepala pengiriman membawahi supir,
kernet, dan sebagainya. Kepala gudang di sini
membawahi anak-anak gudang. Kemudian
kendaraan ya membawahi yang berhubungan
dengan kendaraan. Lalu, ada kepala produksi, jadi
di sini nanti orang-orang produksinya. Di sini, supir kita ada 7 orang, kernetnya juga 7 orang.
Kemudian, untuk produksi di sini itu maksudnya
kita beli gula itu sak-sakan, lalu di masukkan ke
mesin, keluarnya itu udah gula dalam bentuk
packaging. Untuk anak buah di bagian produksi
Lingkungan kantor
175
itu totalnya ada 7 orang.
P : Bagaimanakah cara Bapak memperoleh karyawan
pada saat perusahaan ini baru didirikan?
O : Pada awal terbentuknya perusahaan ini, untuk
mencari karyawan, saya memasang
pemberitahuan untuk lowongan kerja di koran-
koran. Selain itu, dari kerabat-kerabat dan
kenalan-kenalan saya, saya tawarkan untuk
bekerja di tempat saya, untuk membantu saya
seperti itu.
P : Kriteria apakah yang dijadikan pertimbangan
menyeleksi karyawan?
O : Untuk kriteria itu umum ya, misalnya saja
minimal pendidikan S1, lalu yang kompeten di
bidangnya. Jadi kalau pemasaran itu harus yang
benar-benar menguasai dunia pemasaran. Saya
juga melihat pengalaman kerja para calon
karyawan. Itu saja kalau menurut saya. Sekarang
sih tanggung jawab mencari karyawan sudah
dipasrahkan ke bagian Recruitment dan manajer
setiap divisi. Kalau untuk urusan karyawan, saya
percayakan pada anak saya yang jadi CEO untuk
mengelolanya.
P : Putra Bapak memegang jabatan sebagai CEO di
perusahaan ini, apakah yang menjadi
pertimbangan Bapak memilih putra Bapak dan
bukannya melakukan perekrutan terbuka?
O : Ini perusahaan baru saya rintis. Saya juga tidak
ahli dalam hal gula. Saya nggak mau perusahaan
ini terus jatuh atau ada apa-apa karena saya
pasrahkan ke orang luar. Kalau ke anak saya
sendiri, saya sudah kenal dan saya tahu dia tidak
akan mengecewakan saya atau menyia-nyiakan
kepercayaan yang saya kasih. Dan terbukti benar,
anak saya, yang jadi CEO, bisa bawa perusahaan
ini.
P : Bagaimanakah struktur organisasi di perusahaan
ini?
O : Untuk strukturnya bagaimana, nanti minta saja
bagan dari CEO atau bagian Recruitment.
P : Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di
perusahaan ini?
O : Ya kita pertama untuk karyawan mulai masuk, kita menggunakan kontrak dulu. Kita evaluasi
selama 3 bulan, kemudian kita panggil, kita
tanyain, kalau memang jawabannya masalah
pekerjaan itu bagus, sesuai, dan sebagainya, kita
bisa promosiin untuk menjadi karyawan tetap, tapi
Dasar perekrutan
Dasar perekrutan
CEO
Perekrutan karyawan
176
kalau memang tidak, tapi kinerja bagus, ditanya
masih belum mengetahui kondisi, ya ditambah
lagi 3 bulan. Itu yang pengangkatan. Tetapi kalau
dalam 3 bulan tidak sesuai, ya kita putus
kontraknya.
P : Bagaimanakah penggajian di perusahaan ini?
O : Untuk sistem penggajian, baik untuk karyawan
tetap maupun karyawan kontrak, gaji diberikan di
setiap awal bulan. Kecuali, kalau di awal mereka
masuk, kita telah membuat kesepakatan-
kesepakatan tentang kapan pemberian gaji, tapi
harus disertai dengan alasan dan juga
pertimbangan yang jelas dan masuk akal.
P : Standar apakah yang Bapak gunakan untuk
menetapkan besarnya gaji karyawan?
O : Untuk standar penetapan gaji karyawan, saya
menggunakan UMR, dan untuk kenaikan gaji,
saya melihat ke kinerja masing-masing karyawan.
Apabila si karyawan tersebut mampu katakanlah
mendongkrak penjualan dan hal ini terus
berlanjut, maka bisa gaji si karyawan tersebut
naik. Selain itu, juga dari jabatan yang mereka
pegang. Semakin tinggi jabatan, gaji yang
diperoleh juga semakin tinggi.
P : Adakah standar operasional atau SOP yang
diberlakukan di perusahaan ini?
O : Kita ada SOP. SOP-nya itu untuk karyawan,
isinya umum. Jadi, seperti masuk kerja, kemudian
kerapian kerja. Kalau masuk kerja itu ya jam
masuknya jam 8, lalu untuk kerapian kerja harus
pakai sepatu, dan sebagainya. Ini SOP dalam
karyawan kantor, bukan untuk karyawan produksi
ya. Karyawan produksi yang di pabrik itu beda
lagi. Ada lagi SOP-nya. SOP-nya untuk produksi
itu rambut harus rapi, kemudian harus
menggunakan seragam khusus produksi, pakai
topi. Kemudian mesin setiap 100 ton itu harus
dibersihkan, dan sebagainya.
P : Bagaimanakah cara Bapak mengawasi atau
memeriksa kinerja karyawan?
O : Saya meminta pertanggungjawaban setiap
minggunya itu untuk masing-masing kepala
melaporkan ada masalah apa, ada kendala apa.“Oh, Pak, orang ini kerjanya seperti ini, ini,
ini.” Jadi baru saya pantau orang itu. Kalau saya
harus pantau semua nggak mampu. Jadi kepala-
kepalanya itu yang saya minta
pertanggungjawaban. Kalau misal orang yang
Gaji karyawan
Gaji karyawan
Peraturan perusahaan
Evaluasi kinerja
177
saya pantau itu kerjanya bagus, ya bisa kita naikin
gajinya, tapi kalau tidak bagus ya bisa kita
keluarin.
P : Bagaimanakah cara Bapak mengevaluasi kinerja
karyawan?
O : Mengevaluasi karyawan apakah sudah sesuai
dengan apa yang perusahaan mau itu dengan
melihat apakah yang karyawan lakukan pertama
sudah sesuai SOP, lalu apakah sudah sesuai yang
menjadi harapan saya sebagai pemilik, lalu juga
dengan melihat dan membandingkan apakah
kinerja satu karyawan dengan karyawan lain. Bisa
juga dengan melihat hasil kerja yang mereka
hasilkan itu apakah sudah berdampak positif bagi
kemajuan perusahaan. Sudah jelas apabila kinerja
karyawan sesuai atau melampaui dari yang saya
harapkan, akan saya berikan penghargaan dan
juga hadiah, sehingga mereka juga menjadi
semakin termotivasi untuk memberikan yang
terbaik bagi perusahaan. Biasanya penghargaan
dalam bentuk bonus yang ditambahkan ke gaji
pokok.
P : Apabila ada karyawan yang melakukan kesalahan,
tindakan apa yang Bapak lakukan?
O : Untuk kesalahan yang kecil-kecil saja, saya
melimpahkan tanggung jawab untuk mengurusi
itu ke kepala masing-masing divisi. Tetapi,
apabila seorang karyawan membuat suatu
kesalahan yang fatal, barulah kepala divisi
melapor kepada saya, dan saya memanggil
karyawan tersebut, atasannya, dan pihak lain yang
terlibat. Pertama saya akan meminta kepada
mereka untuk menjelaskan sebenarnya masalah
apa yang terjadi, lalu saya akan menegur dan
memberi nasihat, lalu juga ada hukuman bagi
karyawan tersebut. Dan selama menjalani masa
hukuman ataupun setelah masa hukuman berlalu,
maka saya dibantu dengan kepala divisi akan terus
memantau karyawan tersebut. Apabila ia terus
melakukan kesalahan yang sama, maka karyawan
itu akan dikeluarkan
P : Bagaimanakah hubungan pribadi Bapak dengan
karyawan? O : Karena karyawan di perusahaan saya cukup
banyak, jadi untuk hubungan pribadi dengan
setiap karyawan itu tidak mudah. Tapi, untuk
kepala masing-masing divisi saya memiliki
hubungan yang cukup baik. Saya seringkali
Evaluasi kinerja
Respon terhadap
kesalahan
Relasi dan interaksi
178
mengajak mereka untuk makan, atau hanya
sekedar mengobrol di luar jam kerja. Ketika
mereka sakit atau ada keluarga inti mereka yang
sakit, saya juga datang menjenguk. Jadi dengan
hal ini, kita juga dapat lebih semakin terbuka.
Kalau ada masalah atau saran atau kritik bisa
langsung disampaikan ke saya, tanpa harus merasa
takut. Ya kalau untuk karyawan-karyawan, kepala
masing-masing divisi itulah yang memiliki
hubungan yang baik dengan mereka.
P : Bagaimanakah tanggapan Bapak terhadap inisiatif
atau masukan dari karyawan?
O : Semua inisiatif dan masukan dari karyawan, saya
tampung dahulu. Lalu setelah itu, saya dengan
kepala-kepala divisi melakukan meeting untuk
mempertimbangkan masukan tersebut. Apabila
masukan tersebut bisa diterima dan dijalankan,
dan memberikan hasil yang positif, maka masukan
tersebut akan menjadi suatu kebijakan yang baru.
Biasanya yang menerima masukan atau komentar
apa saja dari karyawan itu kepala bagian atau
manajer divisi, jadi mereka yang menyampaikan
ke saya. Jarang juga sih ada yang seperti itu.
Kecuali dari manajer sendiri yang ada usulan,
biasanya langsung disampaikan waktu meeting,
terus langsung saya tanggapi. Kalau alasannya
logis dan bisa bikin perusahaan ini tambah maju,
saya pertimbangkan atau langsung saya setujui.
Jadi bisa langsung menyusun rencana yang lebih
detail.
P : Bagaimanakah cara Bapak meningkatkan keahlian
karyawan?
O : Untuk karyawan biasa, itu sudah urusannya
manajer dan kepala bagian. Yang saya tahu pasti
itu ya ada training pas karyawan baru masuk, baru
diterima di sini. Jadi dari training itu diharapkan
keahlian karyawan dapat semakin meningkat.
Untuk selanjutnya, tanya langsung ke manajer-
manajer malah lebih jelas. Kalau untuk manajer
dan CEO, saya selalu minta ada training atau ada
workshop untuk pimpinan-pimpinan. Pernah ada
communication training, leadership, management
training, dan sebangsanya. Soalnya saya sendiri kalau disuruh mengawasi, membimbing, juga
kurang tahu. Mendingan saya panggil orang dari
luar kantor untuk ngasih materi ke anak-anak,
gimana caranya biar makin maju perusahaannya.
P : Bagaimana cara Bapak memberitahukan
Respon terhadap
masukan
Peningkatan keahlian
kerja
179
perubahan aturan atau penambahan kebijakan
kepada karyawan?
O : Perubahan kebijakan itu ada tapi kebijakan-
kebijakan itu tidak terlalu paten ya. Jadi kita ada
kebijakan seperti ini, kita jalankan dulu, nanti
kalau kebijakan ini bisa memberatkan, dan
sebagainya, ya bisa dibatalkan, tapi kalau
kebijakan ini bisa mendukung suatu perusahaan ya
kita teruskan. Kita biasanya ada surat, saya bikin
surat, lalu ditempel jadi semua karyawan bisa
lihat. Kadang-kadang sebulan sekali atau dua
minggu sekali itu ada briefing di setiap pagi.
Kadang-kadang ada kebijakan seperti itu kita
omongkan, habis itu kita terbitkan surat untuk
ditempel di papan pengumuman dan di pintu
masuk gudang, jadi semua karyawan bisa tahu
sendiri. Jadi tidak setiap saat kita omong-omongin
seperti itu. Kalau memang ada yang tidak menaati
kebijakan tersebut berarti dia nggak aktif mencari
tahu dan jarang baca papan pengumuman. Jadi,
walaupun ada komputer untuk tiap karyawan, saya
lebih memilih untuk memberitahu lewat
pengumuman tertulis seperti itu. Kita bikin
karyawan itu aktif seperti itu caranya. Kecuali
memang penting sekali dan sifatnya rahasia, ya
kita kasih tahunya lewat e-mail.
P : Hal apa sajakah yang dijadikan pertimbangan
untuk mengubah aturan atau kebijakan bagi
karyawan?
O : Aturan buat karyawan gitu, ya? Ya melihat
kinerjanya lah. Misalnya sempat ada yang
terlambat masuk kantor beberapa kali dan tidak
belajar dari pengalamannya, jadi saya
memutuskan untuk memperketat masalah jam
kerja. Toleransinya dikurangi. Semacam itu.
Untuk kebijakan lain dulu itu masalah asuransi.
Karyawan sini kan dapat JAMSOSTEK karena
memang aturannya begitu. Tapi terus saya tambah
asuransi dari luar JAMSOSTEK, soalnya ada
pertimbangan bahwa manfaat dari JAMSOSTEK
itu kurang memadai. Kalau ke depannya ternyata
asuransi yang kedua itu nggak berguna atau nggak
banyak kepakai, ya mungkin akan saya ubah lagi. Intinya sih, pertimbangan bikin kebijakan buat
karyawan itu keseharian karyawan di kantor dan
di pabrik sendiri. Perkembangan situasinya kayak
gimana, nanti aturan dan lain-lainnya
menyesuaikan.
Alur pembuatan
kebijakan
Alur pembuatan
kebijakan
180
P : Berbicara tentang JAMSOSTEK dan asuransi, dua
hal itu adalah fasilitas kesejahteraan karyawan
yang disediakan oleh perusahaan ini. Adakah
bentuk fasilitas kesejahteraan lain yang diberikan
pada karyawan?
O : Yang lainnya bentuknya tunjangan, misalnya
untuk karyawan wanita yang melahirkan yaitu
tunjangan kehamilan, ada juga tunjangan
menikah, tunjangan kematian apabila orangtua,
suami, atau istri karyawan meninggal dunia. Ada
juga company gathering setahun sekali. Kalau
fasilitas kesejahteraan yang ada di kantor, ada air
mineral gratis di pantry, jadi karyawan tinggal
ambil aja. Ada dispensernya, jadi kalau mau bikin
kopi atau teh, yang juga udah disediakan, tinggal
bikin di pantry.
P : Apakah banyak karyawan yang berhenti kerja dari
perusahaan ini?
O : Tidak banyak.
P : Tapi memang ada yang berhenti kerja?
O : Ya ada.
P : Biasanya alasan apa yang membuat karyawan
berhenti kerja?
O : Wah kalau itu saya kurang tahu. Kalau urusan
karyawan berhenti, karyawan direkrut, itu urusan
sugar division manager, sama manajer lainnya
yang lebih tahu kondisi jumlah karyawan
bagiannya sendiri.
P : Siapakah yang bertanggungjawab menetapkan
peraturan kerja bagi karyawan di perusahaan ini?
O : Saya dan CEO, beserta juga dengan kepala
masing-masing divisi. Untuk saya dan CEO, kami
menetapkan peraturan kerja bagi kepala masing-
masing divisi dan juga karyawan. Untuk kepala
masing-masing divisi, mereka dapat memodifikasi
peraturan kerja yang telah saya buat sesuai dengan
divisi mereka masing-masing. Tapi harus tetap
minta persetujuan saya sebelum aturan itu dikasih
ke anak-anak.
P : Siapakah yang bertanggungjawab menetapkan
jumlah bahan mentah yang akan diambil dari
pemasok?
O : Yang menetapkan jumlah gula dari pemasok itu manajer divisi operasional, yang kalau di dalam
perusahaan saya ini disebut sebagai Director of
General Affairs. Untuk jumlahnya juga sesuai
dengan keinginan saya, apa yang sudah dirapatkan
antara saya dengan manajemen. Cuma yang
Kesejahteraan
karyawan
Penentu kebijakan /
aturan
Pembagian tanggung jawab
181
membagi belinya berapa-berapa dulu itu ya bagian
operasional.
P : Bagaimanakah awalnya cara Bapak mendapatkan
pemasok untuk perusahaan?
O : Saya cari dari keluarga dan teman dulu. Ada yang
berani menangani, nggak? Tapi di keluarga saya
juga nggak ada yang bisnis gula, jadi nggak
berani. Dari teman-teman saya dapat kontaknya
pemasok gula. Saya cek mana yang bagus dan
nggak bermasalah, terus saya pakai sebagai
pemasok.
P : Pemasok seperti apakah yang Bapak ambil untuk
menjadi pemasok tetap di perusahaan ini?
O : Kami mencari pemasok yang pertama kualitas
barangnya bagus, kemudian harganya sesuai atau
tidak dengan harga yang kita kompetitif dengan
kompetitor. Kalau memang seperti itu, ya kita
ambil harga termurah. Sampai akhirnya sekarang
punya dua pemasok.
P : Siapa sajakah pemasok gula untuk PT MSJ?
O : Yang satu itu Pabrik Gula Madukismo di Pati.
Yang kedua PTPN 9 Jember.
P : Bagaimana jalannya sistem penerimaan gula dari
pemasok?
O : Pemasok mengirimkan gula sebanyak jumlah
yang kami minta di perjanjian. Ngirimnya ke
pabrik langsung. Di sana sudah ada yang ngurusin
masalah penerimaan barang. Yang satu kita
kebiasaan bayar langsung waktu barang datang.
Jadi setelah dari pabrik, nanti pemasok ke kantor
untuk ketemu dengan bagian keuangan, bawa
tanda terima dari pabrik yang isinya keterangan
kalau barang sudah ditaruh di pabrik, berapa
banyak. Jadi langsung nebus duit. Yang satunya
lagi dibayarnya per bulan.
P : Bagaimana cara Bapak mempertahankan kerja
sama bisnis dengan pemasok?
O : Ya berteman dengan pemasok. Maksudnya gini,
saya kan kenal secara pribadi dengan
pemasoknya, jadi hubungan itu saya pertahankan,
biar nggak cuma ketemu waktu bisnis saja.
P : Adakah dokumen yang mengatur tentang kerja
sama dengan pemasok? O : Ada kontraknya. Lewat kontrak itu kelihatan
berapa banyak jumlah barang yang diminta dari
pemasok, terus pengiriman dan pembayarannya
kapan. Kalau nggak gitu, kuatirnya sembarangan,
ngirim barang terlambat atau jumlahnya berubah-
Dasar pemilihan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Proses pemasokan
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
182
ubah.
P : Siapakah yang bertanggungjawab menetapkan
target produksi di perusahaan ini?
O : Untuk target produksi, CEO dan kepala divisi
produksi bertanggung jawab. Mereka yang akan
berunding untuk menetapkan target yang harus
dihasilkan. Lalu, akan dilaporkan kepada saya,
sehingga saya dapat memutuskan untuk
menyetujuinya atau tidak.
P : Siapakah yang bertanggungjawab menentukan
rencana anggaran dan alokasi pendanaan?
O : Ya untuk rencana anggaran dan alokasi pendanaan
yang bertanggung jawab CEO dan juga manajer
keuangan. Tetapi tetap dilaporkan lagi kepada
saya.
P : Bagaimanakah alur pengambilan keputusan bisnis
di perusahaan ini?
O : Kalau alur keputusan bisnis di sini, misal ada
komplain, manajer masing-masing divisi itu
mengadakan meeting untuk membahas masalah
ini, baru dari hasil meeting itu diberikan kepada
saya, lalu baru saya kasih keputusan, “Oh, ya,
harganya segini, yang kita lakukan harus
menurunkan harga juga, atau bukan menurunkan
harga, harus kita bikin promo. Katakan beli 1
karton, dapat bonus 1 kg.” Katakanlah seperti itu.
P : Untuk penetapan harga sendiri, pertimbangannya
apa untuk memberi harga pada Gulasir dan Gula
Selera?
O : Yang jelas, pertimbangan paling besar itu harga
pokok produksinya. Harga jualnya harus lebih
besar dari total harga produksi, biar bisa dapet
untung. Terus yang dilihat lagi itu harga gula
merek lain. Saya usahakan kisarannya di tengah-
tengah, jadi nggak terlalu mahal, tapi juga nggak
terlalu murah. Rata-rata di pasaran harganya
berapa, terus tinggal disesuaikan sedikit.
P : Bagaimanakah pendapat Bapak tentang
perusahaan lain di Surabaya yang juga melakukan
bisnis pengemasan gula?
O : Kompetitor kita ini banyak ya yang di sini itu ada
yang namanya Gupalas.Itu yang saya anggap
kompetitor kita. Kemudian Gulaku, kemudian itu La Tebu. Kalau Gupalas itu kan salah satu
perusahaan yang pengambilan gulanya juga dari
PTPN. PTPN Jember menggunakan gula SPDL,
abis itu di-packaging jadi gula kemasan, namanya
Gupalas. Perusahaan Gupalas itu struktur
Pembagian tanggung
jawab
Pembagian tanggung
jawab
Alur pembuatan
keputusan
Dasar penetapan harga
Situasi persaingan
183
organisasinya sudah besar memang.
P : Dibandingkan dengan Gupalas, Gulaku, La Tebu,
dan perusahaan pergulaan lainnya, apakah yang
menurut Bapak menjadi kelebihan perusahaan ini?
O : Ya kalau kita dibandingkan sama kompetitor lain
yang struktur organisasinya sudah besar. Jadi
kalau perusahaan yang struktur organisasinya
sudah besar itu biasanya biaya untuk mendukung
itu biayanya juga besar. Biaya untuk mendukung
operasionalnya besar. Itu yang pertama. Yang
kedua, Gupalas atau kompetitor-kompetitor yang
lain, biasanya kalau ada kebijakan-kebijakan
perubahan harga itu melalui beberapa proses,
harus ke sini, ke situ, dan sebagainya. Tapi,
keunggulan kita, kalau kita melihat,“Oh,
kompetitor itu katakan harganya sudah turun,” apa
action kita, kita tidak perlu menunggu sampai
beberapa hari. Kita putuskan dari beberapa
informasi tadi, kita bikin meeting baru bisa
langsung diputuskan. Jadi untuk rantai
pengambilan keputusan itu tidak terlalu panjang.
Jadi bisa cepat. Di sisi lain, untuk kualitas
putihnya, kemudian butirannya itu juga salah satu
keunggulan dari kita.
P : Dan sebaliknya, dibandingkan dengan perusahaan
saingan tersebut, apakah kekurangan perusahaan
ini?
O : Kalau kekurangannya dibandingkan dengan
perusahaan lain, saya belum pernah melihat
kekurangannya, apalagi dalam hal produk atau
kualitas barang. Karena ini produk-produk saya
sendiri ya, jadi saya harus yang lebih baik dari
yang lain. Kemungkinan kekurangannya itu, kita
itu media promosinya kurang gencar, promosinya
kurang besar.
P : Harapan Bapak, bagaimanakah posisi perusahaan
di tengah persaingan tersebut?
O : Ya kalau saya sih inginnya ya tidak besar-besar.
Tidak perlu sampai menguasai pangsa pasar
pergulaan di Indonesia. Cukup produk saya ini
semakin hari semakin dapat dikenal oleh
masyarakat, dan bisa bersaing dengan kompetitor
yang lain. Sehingga, tingkat penjualannya juga dapat terus meningkat dan perusahaan saya juga
menjadi lebih berkembang. Dan juga menjadi
perusahaan besar.
P : Apakah Bapak mengikuti perkembangan atau
update dari pesaing?
Keunggulan kompetitif
Kekurangan
perusahaan
Harapan terhadap
perusahaan
184
O : Jelas dong. Kayak gitu sudah jadi kewajiban saya.
Coba kalau Ibu buka laci itu, itu isinya produk-
produk kompetitor yang harus dipelajari. Itu
banyak sekali itu. Ya di sini persaingannya itu
cukup ketat, jadi saya harus nge-cek terus. Kertas-
kertas dokumen itu dapetnya dari anak-anak, saya
minta mereka cari info lewat mana saja, dari
internet, dari brosur, leaflet promo. Jadi saya bisa
mengontrol perkembangannya.
P : Untuk produk perusahaan ini sendiri cara
pemasarannya bagaimana?
O : Ya seperti leaflet, vinyl, lalu ada spanduk, juga
radio. Kita dulu awalnya sering kita pakai radio
SS, tapi sekarang udah nggak pakai radio lagi.
P : Selama ini menurut pandangan Bapak apakah
perusahaan ini telah mengalami perkembangan?
O : Dibandingkan dengan awal berdirinya, udah ada
perkembangan.
P : Faktor apa saja yang mendukung perkembangan
tersebut?
O : Faktornya ini banyak sekali ini. Untuk yang
mendukung perkembangan bisnis ini ya kerja tim
itu sangat mendukung, kemudian juga
perekonomian di Indonesia itu mendukung.
Karena gula itu, kita kan juga ada yang namanya
gula rafinasi, tapi kita tidak main di situ, tapi
kompetitor itu biasanya menggunakan gula
rafinasi untuk gula yaitu gula dari luar negeri. Jadi
itu mereka menggunakan dolar. Penggunaan dolar
itu melihat ke perekonomian di Indonesia juga.
Kalau perekonomian itu bagus, penjualan itu juga
biasanya bagus, karena sekitar 80% gula itu kita
larinya ke luar pulau, jadi yang sisanya itu kita
main di Jawa. Mengapa kita lari ke luar pulau,
karena dari beberapa seperti di Papua, Sulawesi,
Kalimantan, mereka itu tidak memiliki pabrik
gula. Jadi lahannya tidak punya, pabriknya juga
tidak punya. Jadi ya perekonomian itu
berpengaruh pada perkembangan juga. Kalau
perekonomiannya tidak baik, biasanya mereka
mendatangkan gula dari luar negeri.
P : Terkait dengan area distribusi produk, hal apakah
yang Bapak jadikan pertimbangan untuk menentukan kemana saja produk perusahaan
dikirimkan?
O : Ya itu tadi. Saya lihat saingannya di satu tempat
itu ada nggak. Kayak Papua, Kalimantan,
Sulawesi, di sana nggak ada perusahaan seperti
Situasi persaingan
Proses pemasaran
Situasi ekonomi
Dasar pemilihan
distributor
185
ini. Gula yang di sana banyakan didatangkan dari
Jawa. Jadi saya berani bawa gula ke sana, lebih
gampang laku dibandingkan di Jawa. Tapi saya
juga lihat ada koneksi atau tidak di sana. Awalnya
saya cari koneksi yang bisa bantu cari distributor.
Lama-lama berkembang sendiri, sampai sekarang.
P : Perusahaan apa saja yang menjadi distributor
produk perusahaan?
O : Wah, ada banyak sekali. Soalnya area pengiriman
barang atau distribusinya itu banyak. Yang jelas
saya pakai yang pas di daerahnya. Misalnya buat
yang pengiriman Surabaya, distributornya ya dari
Surabaya sendiri. Yang di luar Surabaya
distributornya asalnya dari masing-masing kota itu
sendiri.
P : Bagaimana sistem pengiriman barang dari pabrik
sampai ke konsumen?
O : Barang jadi yang bentuk kemasan itu ditaruh di
gudang. Waktu distributor datang, barang
dikeluarkan dari gudang, dikasih ke distributor itu,
sekalian diawasi dan dicatat sama karyawan
pabrik.
P : Bagaimana cara Bapak untuk mempertahankan
relasi bisnis dengan distributor?
O : Ya sama saja kayak pemasok. Kebanyakan saya
sudah kenal orangnya secara pribadi. Kalau saya
pas keluar kota di tempat yang ada distributornya
MSJ, saya sekalian ketemu dengan orangnya,
yang jadi distributor itu. Kalau yang lain-lain,
yang memang cuma bisnis saja, ikatannya lewat
kontrak. Tapi yang saya kenal dekat juga tetap
pakai kontrak, lho ya. Kontrak itu berlakunya satu
tahun-satu tahun, jadi setiap hampir selesai
kontrak, anak buah saya yang menghubungi lagi
buat bikin perpanjangan kontrak. Dua tahun ini
karena mungkin perkembangannya bagus, mereka
juga nggak segan untuk melanjutkan kerja sama
dengan perusahaan saya ini.
P : Selama ini bagaimana cara Bapak mengawasi
seluruh kegiatan operasional perusahaan?
O : Buat saya sebenarnya nggak perlu langsung
mengawasi kerjaan karyawan, kan sudah ada CEO
dan manajer, jadi yang penting mereka yang mengawasi. Kalau ada yang perlu saya tahu, pasti
mereka bilang ke saya. Saya juga menerima
laporan dari mereka saja. Pas meeting juga jadi
kesempatan buat saya nanya ke mereka, pekerjaan
karyawan gimana, urusan produksi lancar atau
Kerja sama dengan
distributor
Proses pengiriman
Kerja sama dengan
pemasok
Pemilik
186
nggak, pasokan barang gimana, pengiriman
gimana, termasuk yang di kantor itu pekerjaannya
beres atau nggak.
P : Dan berdasarkan laporan-laporan tersebut,
bagaimanakah kesimpulan Bapak tentang kinerja
karyawan dan aktivitas operasional perusahaan?
O : Kinerjanya bagus. Di kantor ini karena jumlah
karyawannya memang saya batasi, setiap
karyawan mendapatkan jatah kerja yang lumayan
banyak, tapi tidak berlebih menurut saya. Jadi
semuanya memang bekerja sungguh-sungguh
untuk memenuhi target waktu untuk pengerjaan
tugas.
P : Apakah ada catatan atau pengarsipan operasional
perusahaan?
O : Ada, semua divisi di sini menyimpan arsip untuk
kegiatan di bagiannya masing-masing.
P : Di manakah arsip tersebut disimpan?
O : Arsip-arsip disimpan di lemari arsip, di kantor ini.
Ada juga yang disimpan di komputer.
P : Menurut Bapak, kegiatan operasional manakah
yang perlu ditingkatkan lagi?
O : Distribusi dan pemasaran.
P : Mengapa dua kegiatan itu yang Bapak pilih?
O : Karena saya kan ingin perusahaan ini berkembang
di bagian penyebarannya, distribusinya. Terus
juga produk Gulasir dan Gula Selera harus makin
dikenal oleh masyarakat, jadi tugasnya pemasaran
biar gimana caranya orang-orang makin banyak
yang kenal produk saya. Terus distribusi juga,
kayak yang saya sudah bilang, distribusi harus
makin luas, makin lebar daerah pengirimannya.
Jadi otomatis, kegiatan distribusi harus lebih
ditingkatkan lagi.
P : Apakah sudah ada upaya untuk meningkatkan
aktivitas distribusi dan pemasaran?
O : Saya sih sudah menyampaikan ke anak-anak.
Untuk gimana-gimananya ya saya masih
menunggu ide dari mereka. Bagian pemasaran
sudah usul mau masuk ke TV, biar Gulasir bisa
dibikin iklannya. Tapi biayanya lumayan besar,
jadi belum bisa saya putuskan. Nanti lah, nunggu
hitung-hitungan dari bagian keuangan. Terus untuk daerah pengiriman juga belum diputuskan.
Kalau distribusinya mau nambah tempat, berarti
harus ada tambahan barang masuk, ada tambahan
hasil produksi juga. Otomatis saya harus nambah
karyawan, nambah kendaraan, atau minimal
Karyawan
Pengarsipan
Pengarsipan
Rencana
pengembangan bisnis
Rencana
pengembangan bisnis
187
tambah mesin, biar bisa makin banyak yang
diproduksi.
P : Dari berbagai macam aktivitas operasional
perusahaan, manakah yang menyerap dana paling
besar?
O : Kita biasanya yang paling besar itu untuk beli
bahan baku. Itu yang pertama itu, lalu yang kedua,
untuk promosi.
P : Aktivitas operasional apakah yang menyerap dana
paling sedikit?
O : Kalau paling kecil, apa ya, saya sendiri kurang
tahu, ya kemungkinan untuk biaya pengiriman
saja. Untuk distributor kan pengirimannya sudah
tanggungan mereka. Jadi perusahaan ini cuma
keluar untuk pengiriman yang daerah Surabaya.
P : Dalam satu tahun ke depan, bagaimanakah
harapan Bapak terhadap perusahaan?
O : Seharusnya ya keuntungan bertambah. Tiap tahun
juga gitu, keuntungan pasti nambah. Jadi
rencananya keuntungan yang lebih itu nanti saya
pakai untuk melunasi hutang bank, jadi semuanya
nanti sudah terhitung uang pribadi saya. Terus
saya ingin semua area di Kalimantan itu kena jalur
distribusinya Gulasir dan Gula Selera.
Prospeknya di Kalimantan bagus, di sana kan
harga barang-barang memang tinggi-tinggi, jadi
otomatis harga gula juga tinggi.
P : Jika kita bicara kerangka lima tahun ke depan,
bagaimanakah kira-kira posisi perusahaan lima
tahun dari sekarang?
O : Kalau sesuai rencana, lima tahun lagi perusahaan
sudah melewati BEP. Saya juga ingin nambah
modal untuk memperluas bisnis ini. Semua area di
Kalimantan juga harus kena jalur distribusi,
soalnya disana prospeknya bagus. Produsen gula
Kalimantan itu nggak ada, jadi kalau bisa
menguasai pasar sana, bagus. Harga barang disana
tinggi-tinggi, jadi otomatis harga gula di pasaran
juga tinggi. Tinggal mengakali gimana caranya
menekan ongkos kirim, biar keuntungannya lebih
besar.
P : Apa saja yang akan Bapak lakukan untuk
mencapai cita-cita satu tahun dan lima tahun tersebut?
O : Yang pertama, memperbaiki sistem kerja di
perusahaan, ada divisi yang perlu ditambah, jadi
kerjanya bisa efektif. Terus menambah jumlah
karyawan produksi, menambah mesin biar bisa
Alokasi biaya
Rencana
pengembangan bisnis
Rencana
pengembangan bisnis
188
menambah omset. Kalau omsetnya makin banyak,
harus bikin kerjasama dengan distributor baru,
jadi kawasan distribusinya lebih luas. Saya ingin
fokus ke luar Jawa dulu, karena di sana
kebutuhannya lebih besar dan keuntungannya
juga. Untuk detailnya, saya harus meeting dulu
sama manajer-manajer dan CEO.
P : Menurut pengamatan Bapak, faktor apakah yang
menghambat perkembangan perusahaan ini?
O : Yang paling utama itu pesaing. Tahu sendiri di
Surabaya ada berapa banyak perusahaan, termasuk
perusahaan gula. Masih belum ditambah gula-gula
yang sudah tenar di luar Surabaya. Saya masih
belum menemukan cara yang pas untuk
menangani masalah ini. Hambatan lain adalah
Gulasir belum punya nama, belum terkenal, jadi
masyarakat juga belum besar ketertarikannya.
Tapi saya yakin kondisinya bakal berubah.
P : Bapak sebagai pemilik tetap datang ke kantor
untuk bekerja. Apakah yang ingin Bapak capai
dengan berada di perusahaan ini?
O : Bersama-sama dengan karyawan saya berjuang
bersama untuk dapat mencapai tujuan perusahaan,
dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan
karyawan-karyawan saya.
P : Secara umum, apakah harapan Bapak terhadap
perusahaan ini?
O : Harapan saya agar perusahaan ini dapat mencapai
visi dan misinya dan terus berkembang menjadi
perusahaan yang sukses.
P : Baiklah Bapak, terima kasih atas waktu dan
kesempatannya. Semoga perusahaan ini terus
berkembang sesuai harapan Bapak.
O : Iya. Terima kasih juga.
P : Jika berikutnya ternyata saya membutuhkan data
lagi, saya boleh menemui Bapak?
O : Boleh saja, asal pas saya nggak ada meeting atau
pekerjaan kantor.
P : Terima kasih banyak. Saya pamit dulu untuk
wawancara dengan yang lainnya.
189
Transkrip Wawancara 2(CEO)
Keterangan:
P : Peneliti
C : CEO
Transkrip Topik
P : Selamat siang, Pak. Hari ini saya akan melakukan
wawancara terkait penelitian Skripsi saya mengenai
PT Manunggal Suko Jaya.
C : Selamat siang. Silahkan langsung dimulai saja.
P : Sebelumnya, bisakah Bapak memperkenalkan diri
secara singkat, nama dan jabatan Bapak di
perusahaan ini?
C : Baiklah. Nama saya adalah Handoko.Saya adalah
CEO PT Manunggal Suko Jaya.
P : Apakah tugas dan kewenangan Bapak selaku CEO
di perusahaan ini?
C : Saya memimpin perusahaan, mengelola dan
bertanggungjawab atas semua aktivitas perusahaan.
P : Apakah visi dan misi perusahaan ini?
C : Visi perusahaan ini adalah menjadikan produk
kamisebagai produk yang memiliki daya saing yang
tinggi dan dapat dikenal oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Sedangkan, untuk misi perusahaan ini
adalah melakukan pengemasan gula dengan mesin-
mesin mutakhir dan ditunjang oleh sumber daya
manusia yang handal, sehingga kualitas gula dapat
tetap terjaga dan konsumen puas dengan produk
kami.
P : Dari visi dan misi tersebut, mana sajakah yang
sudah dicapai oleh perusahaan hingga saat ini?
C : Perusahaan kami ini telah survive dan produk yang
kami hasilkan telah terbukti dan telah diterima oleh
masyarakat luas.
P : Tentunya, ada visi dan misi perusahaan yang belum
tercapai atau baru tercapai sebagian. Visi dan misi
apakah yang baru tercapai sebagian?
C : Mmm… menurut saya untuk visi yang baru dalam
tahap proses yaitu untuk produk kami ini dikenal
oleh seluruh masyarakat Indonesia. Karena saat ini,
apabila konsumen, khususnya untuk wilayah Jawa
ditanya mengenai produk gula, pasti sebagian besar
dari mereka bahkan seluruhnya menjawab produk
Gulaku, kecuali untuk konsumen di beberapa daerah
Pembagian tanggung
jawab
Visi perusahaan
Visi dan misi yang
tercapai
Visi dan misi yang
tercapai
190
di luar pulau yang telah kami kuasai.
P : Apa sajakah yang Bapak lakukan untuk
mewujudkan visi tersebut menjadi 100% tercapai?
C : Upaya yang dapat kami lakukan itu dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk
kami yaitu dengan gencar-gencaran melakukan
promosi. Jadi, ya saat ini kami harus terus berusaha
untuk membuat perusahaan ini semakin
berkembang, agar produk kami semakin ke
depannya semakin diketahui oleh seluruh lapisan
masyarakat.
P : Siapakah konsumen yang dituju oleh perusahaan ini
dalam menjual produk?
C : Semua pengguna gula, misalnya tempat makan,
rumah tangga, pabrik makanan. Dijualnya atau
dikirimnya itu ke toko-toko juga, supermarket atau
minimarket misalnya.
P : Produk apa sajakah yang dijual di pasaran oleh
perusahaan ini?
C : Produk di pabrik ini yang utama itu ada Gulasir,
lalu ada Gula Selera.
P : Apakah perbedaan dari dua produk tersebut?
C : Bedanya itu ada di kualitas produk. Kualitas Gulasir
lebih baik dari kualitas Gula Selera, sehingga yang
dimasukkan ke supermarket-supermarket yang besar
itu hanya Gulasir. Sedangkan untuk Gula Selera
kita lempar ke pasar lebih rendah.
P : Bagaimana upaya Bapak untuk mengendalikan
mutu produk Gulasir dan Gula Selera?
C : Ya pada awal dibukanya bisnis ini, sebelum
operasional berjalan, kami juga mencari pemasok
gula yang dapat memasok ke perusahaan kami. Dan
di saat pemilihan pemasok tersebut, pasti kami
memilih pemasok dengan kualitas terbaik. Jadi kami
melakukan perbandingan antara gula dari pemasok-
pemasok yang banyak itu, lalu kami seleksi dan
kami tes untuk memilih produk gula mana yang
memiliki kualitas paling bagus dan harga juga
sesuai dengan perhitungan kami. Lalu, untuk
sekarang ini pengendalian kualitas kami lakukan
yaitu dengan melakukan pengecekan akan bahan
baku yang dikirim oleh pemasok, sehingga gula
yang kami kemas benar-benar memiliki kualitas yang baik dan konsumen juga dapat menerima gula
kemasan kami dengan kualitas yang mereka
inginkan pula.
P : Siapa sajakah pemasok bahan mentah untuk
operasional perusahaan?
Rencana
pengembangan bisnis
Target pasar
Produk perusahaan
Produk perusahaan
Produk perusahaan
191
C : Kami ada 2 pemasok dan pemasok itu adalah pabrik
produsen gula milik pemerintah.Pemasoknya Pabrik
Gula Madukismo di Pati dan satu lagi adalah PTPN
9 Jember.
P : Bagaimanakah cara Bapak memperoleh pemasok
selama ini?
C : Awalnya, pemasok diperoleh dari lingkungan
kerabat. Teman-teman pemilik memperkenalkan
produsen-produsen gula pada kami.Selain itu, kami
juga mencari informasi dari kenalan yang bergerak
di industri gula, kira-kira ada saran atau tidak
mengenai pemasok gula yang kualitasnya terjamin.
P : Kriteria apakah yang dijadikan pertimbangan untuk
memilih pemasok?
C : Kriteria yang kami gunakan untuk dasar memilih
pemasok sudah jelas dari kualitas gulanya, lalu juga
dari harganya. Itu yang utama. Lalu juga kami tidak
bisa sembarangan memilih pemasok. Tapi kami
memilih pemasok yang sudah terpercaya, dalam arti
ada ijin usaha yang jelas, tidak pernah terlibat
masalah hukum yang serius, perusahaannya
terdaftar di pemerintah misalnya. Ya semacam itu.
P : Dari manakah asal modal perusahaan?
C : Pemilik menggunakan dana pribadi dan ditambah
pinjaman dari bank.
P : Saat ini apakah perusahaan masih memiliki
tanggungan hutang ke perusahaan?
C : Masih, ya itu, utang perusahaan ke bank untuk
modal.
P : Bagaimana halnya dengan piutang, apakah saat ini
perusahaan memiliki piutang?
C : Piutang ada, asalnya dari meminjamkan uang ke
karyawan, ditambah produk yang belum dibayar
oleh distributor.
P : Untuk kepemilikan perusahaan sendiri bagaimana?
Kepemilikan tunggal atau bagaimana?
C : Pemilik tunggal, jadi ya hanya ayah saya yang
punya hak milik atas perusahaan, tidak ada investor
atau penanam saham. Seperti yang saya bilang tadi,
modalnya saja dari uang pribadi dan utang bank.
P : Aset apa sajakah yang dimiliki oleh perusahaan saat
ini?
C : Tanah, bangunan kantor, bangunan pabrik, mesin, mobil dinas, mobil angkut, perlengkapan kantor
semuanya adalah aset perusahaan yang terhitung
milik pribadi, yaitu ayah saya sebagai pemilik
perusahaan.
P : Mesin apa sajakah yang digunakan dalam
Kerja sama dengan
pemasok
Dasar pemilihan
pemasok
Dasar pemilihan
pemasok
Pinjaman bank
Aset finansial
Aset finansial
Sumber pendanaan
Plant, Property, and Equipment (PP&E)
192
operasional perusahaan?
C : Mesin ada mesin pengemasan gula dan mesin
pengepakan gula. Jadi gula pasir yang dipasok
kemudian dimasukkan ke mesin pengemasan untuk
dikemas, sehingga hasilnya gula kemasan. Setelah
kemasan gula keluar, maka akan masuk ke mesin
pengepakan untuk dipak dalam dos. Dalam 1 dos
ada 24 bungkus gula kemasan.
P : Perlengkapan kantor apa saja yang dimiliki di
perusahaan?
C : Meja kursi kantor, lemari untuk mengarsipkan
dokumen, mesin fotokopi, komputer buat setiap
karyawan, dan juga ATK standar.
P : Untuk aset lainnya yang berupa aset finansial dan
persediaan barang ada atau tidak?
C : Aset finansial milik perusahaan bentuknya uang
kas. Uang kas untuk urusan kerja itu juga dibedakan
ama uang pribadi pemilik.Persediaan barang juga
ada.Kami menyetok barang setiap 2 minggu
sekali.Jadi pasti ada stok atau persediaan bahan
mentah.Setiap ada stok baru yang datang, stok
sebelumnya pasti sudah pas dihabiskan.
P : Apakah yang mendorong Bapak untuk bekerja di
perusahaan ini?
C : Saya bekerja di sini karena dua hal. Satu, saya
adalah anak dari pemilik perusahaan, jadi saya ingin
membantu ayah saya dalam mengelola usahanya.
Kedua, saya juga melihat kepada peluang pasar gula
yang bagus dan memilik prospek yang bagus untuk
ke depannya.
P : Sudah berapa lama Bapak bekerja di sini?
C : Sudah dua tahun, ya dari awal pendirian
perusahaan.
P : Dan jabatan Bapak saat pertama kali bekerja di sini
adalah?
C : CEO, sama dengan jabatan yang sekarang. Mungkin
waktu itu pertimbangan ayah saya selaku pemilik
adalah, beliau ingin perusahaan ini dipimpin oleh
orang yang dekat dengan beliau dan bisa dipercaya.
P : Bagaimanakah situasi kerja di kantor dan pabrik?
Apakah sesuai dengan harapan Bapak?
C : Saya nyaman bekerja di sini, jadi menurut saya
situasi lingkungan di kantor dan di pabrik ini sudah ideal. Ya pastinya sesuai harapan saya, karena
selama saya bekerja di sini, saya tidak pernah
merasa tidak nyaman ataupun terganggu dengan
lingkungan kerja saya ini.
P : Cara apakah yang dilakukan untuk menciptakan
Teknologi
Plant, Property, and
Equipment (PP&E)
Aset finansial
Alasan bekerja
Dasar perekrutan
Lingkungan kantor
193
suasana nyaman tersebut?
C : Untuk penciptaan situasi ini sebagian besar
diciptakan oleh pemimpin. Maksud saya untuk
desain interior, tata letak, dan sebagainya. Tapi, dari
kami, para karyawan juga sedikit banyak membantu
terciptanya situasi ini. Misalnya saja kerapian meja
masing-masing karyawan, atau sebut saja
kebersihan dan kerapian kami. Apabila kami para
karyawan membuang sampah sembarangan
misalnya situasi menjadi tidak nyaman. Seperti itu.
P : Siapakah yang bertanggungjawab untuk
menetapkan peraturan kerja bagi karyawan?
C : Saya dan pemilik membuat peraturan kerja bagi
karyawan, dibantu dengan para manajer juga
membuat peraturan kerja bagi bawahan mereka
masing-masing sesuai dengan bidang mereka
sendiri-sendiri. Karena memang wewenang saya
untuk merumuskan tujuan perusahaan dan
menetapkan garis besar kebijakan perusahaan.Kalau
untuk detail per divisi, saya tetap membutuhkan
bantuan para manajer.
P : Apakah ada Standar Operasional Perusahaan yang
diberlakukan bagi karyawan?
C : Ya, kami memberlakukan SOP. SOP kami berisi
instruksi kerja mengenai kapan, di mana, siapa, lalu
bagaimana pekerjaan tersebut dikerjakan. SOP kami
antara lain berisi mengenai jam masuk dan pulang
kerja, pakaian kerja, dan lain-lain.
P : Peraturan dalam SOP berlaku untuk siapa saja, Pak?
C : Untuk semuanya, dong. Untuk saya sendiri, para
manajer, dan karyawan lainnya. Untuk di kantor dan
di pabrik, SOP-nya sama, dan diberlakukan merata
agar adil.
P : Terkait dengan karyawan, apakah banyaknya
karyawan saat ini telah sesuai dengan harapan
Bapak?
C : Menurut saya sudah sesuai untuk saat ini. Jumlah
karyawan kami sudah bisa mendukung operasional
perusahaan, perusahaan kami dapat terus berjalan
buktinya sampai sekarang. Tetapi perusahaan yang
saya harapkan kan tidak stuck, jadi untuk ke
depannya, ketika semakin lama perusahaan kami ini
semakin besar, maka untuk sumber daya manusianya pun juga pasti akan kami tambah sesuai
kebutuhan ke depannya.
P : Bagaimanakah mekanisme perekrutan karyawan di
perusahaan ini?
C : Perekrutan karyawan bukan tanggung jawab saya,
Lingkungan kantor
Penentu kebijakan /
aturan
Peraturan kerja
Peraturan kerja
Banyaknya karyawan
Pembagian tanggung
194
melainkan tanggung jawab dari directorofgeneral
affairs. Jadi, saya kurang tahu tentang mekanisme
perekrutan karyawan.
P : Bagaimana dengan perekrutan karyawan pada saat
perusahaan baru didirikan?
C : Saat pertama kali perusahaan ini dibuka, yang
merekrut karyawan juga pemilik sendiri, bukan saya
pribadi. Pemilik merekrut saya dan orang-orang lain
untuk dijadikan top manager. Setelah top
management terbentuk, tugas perekrutan langsung
dipasrahkan pada director of general affairs, seperti
yang saya bilang tadi.
P : Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di
perusahaan ini?
C : Karyawan baru yang masuk akan dikontrak terlebih
dulu selama 3 bulan, dan selama 3 bulan kami akan
memantau kinerja mereka dan mengevaluasi
mereka. Apabila mereka memenuhi harapan kami
untuk menjadi karyawan di tempat ini, maka kami
akan mengangkat mereka sebagai karyawan tetap.
P : Adakah jenjang karir bagi karyawan?
C : Di sini tidak ada jenjang karir bagi setiap karyawan.
Kenaikan jabatan untuk karyawan berdasarkan
penilaian masing-masing kepala divisi dan akan
didiskusikan dengan saya dan pemilik.
P : Bagaimanakah cara Bapak mengawasi kinerja
karyawan?
C : Sebagai CEO, saya tidak hanya kerja di balik meja
saja, tetapi saya juga turun ke lapangan untuk
melihat secara langsung kinerja karyawan saya.
Selain itu, saya juga mendapat laporan dari kepala
masing-masing divisi mengenai kinerja bawahan
mereka.
P : Menurut Bapak, bagaimanakah kinerja para
karyawan selama ini?
C : Ya, kalau saya melihat ada karyawan yang dia
memang benar-benar ahli di dalam bidang yang
dikerjakannya sehingga kinerja yang diberikan pun
sangat baik. Tetapi, semua karyawan saya hampir
semuanya berkinerja baik. Dan mereka dapat
meningkatkan keahlian mereka, karena kami
memiliki program training, sehingga kinerja
karyawan akan semakin meningkat. P : Bagaimanakah cara Bapak untuk mengevaluasi
kinerja karyawan?
C : Mengevaluasi itu berdasarkan penilaian personal
saya, namun tetap berdasarkan pada aturan
perusahaan. Apakah si karyawan tersebut sudah
jawab
Perekrutan karyawan
Perekrutan karyawan
Jenjang karir
CEO
Karyawan
Evaluasi kerja
195
sesuai dengan harapan saya untuk memajukan
perusahaan ini, dan juga apakah sudah sesuai
dengan aturan kerja yang ada di perusahaan kami.
P : Adakah penghargaan bagi karyawan yang
kinerjanya sesuai atau melebihi harapan Bapak?
C : Sudah pasti ketika seorang karyawan bekerja
melampaui apa yang seharusnya mereka kerjakan,
maka kami akan memberikan hadiah sehingga
karyawan tersebut dapat termotivasi untuk terus
menjadi karyawan yang terbaik.
P : Bagaimanakah cara Bapak untuk meningkatkan
keahlian karyawan?
C : Dengan training yang utama, lalu juga bisa
misalnya dengan saya memberikan arahan untuk
bekerja seperti ini, ini, ini, ya menuntun mereka
supaya mereka bekerja lebih baik lagi.
P : Bagaimanakah sistem penggajian di perusahaan ini?
C : Gaji diberikan kepada karyawan pada awal bulan
dengan standart minimum untuk gaji karyawan
ditetapkan berdasarkan UMR. Untuk jumlah gaji
yang diberikan ke masing-masing karyawan
berbeda-beda sesuai dengan lama kerja, jabatan, dan
kinerja.
P : Selain dengan gaji, apakah yang diberikan
perusahaan untuk kesejahteraan karyawan?
C : Karyawan yang bekerja di perusahaan ini
didaftarkan sebagai peserta JAMSOSTEK, jadi
sekaligus mendapatkan fasilitas asuransi
kesehatan.Selain JAMSOSTEK juga didaftarkan ke
asuransi lain. Kalau yang berupa uang, ada komisi
dan bonus tergantung dengan evaluasi hasil kerja.
P : Apakah yang Bapak lakukan untuk menanggapi
kesalahan atau kelalaian karyawan?
C : Saya akan tegur mereka dan menasehati apabila
mereka membuat kesalahan yang tidak parah. Lalu,
untuk ke depannya, saya akan memantau pekerjaan
mereka. Tetapi apabila mereka melakukan
kesalahan yang parah dan tidak bisa ditoleransi,
misalnya membocorkan rahasia perusahaan, maka
karyawan tersebut akan dikeluarkan.
P : Selama ini, adakah karyawan yang berhenti dari
perusahaan karena dipecat atau mengundurkan diri?
C : Ada lah. Tapi tidak banyak. P : Bagaimanakah struktur organisasi di perusahaan
ini?
C : Jabatan paling tinggi dipegang oleh pemilik.
Pemilik membawahi saya sebagai CEO.Lalu saya
membawahi manajer keuangan, manajer pengadaan
Kesejahteraan
karyawan
Peningkatan keahlian
karyawan
Gaji karyawan
Kesejahteraan
karyawan
Respon terhadap
kesalahan
Struktur organisasi
196
atau operasional, dan manajer sugardivision.Setiap
manajer memiliki anak buah masing-masing.Khusus
untuk sugar division manager di tempat kami
membawahi kepala pemasaran, kepala produksi,
kepala HRD, kepala gudang, kepala pengiriman,
dan bagian administrasi.
P : Bagaimanakah cara Bapak mendapatkan informasi
dari pemilik perusahaan?
C : Dengan bertemu langsung dan berdiskusi dengan
beliau, saya dapat berbagi informasi mengenai
perusahaan dan juga industri gula.
P : Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda
dengan pemilik perusahaan?
C : Hubungan kami sangat dekat, apalagi pemilik
perusahaan ini adalah ayah saya sendiri. Jadi saya
sangat terbuka dengan pemilik untuk membicarakan
hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan.
P : Kelebihan apakah yang Bapak kagumi dari pemilik
perusahaan?
C : Kelebihan yang saya kagumi dari pemilik adalah
kedisiplinannya. Di keluarga maupun di perusahaan,
ayah saya menekankan pentingnya kedisiplinan.Dan
beliau sendiri merupakan teladan yang baik untuk
prinsip disiplin yang dipegangnya.
P : Kelemahan apakah yang Bapak lihat dari diri
pemilik?
C : Saya melihat kalau terkadang pemilik memiliki sifat
yang agak pemarah. Terkadang gara-gara ada suatu
masalah kecil, beliau sangat marah besar. Ya itu
mungkin karena beliau sangat disiplin, jadi kalau
ada yang tidak sesuai harapan, kemarahannya
langsung tersulut.
P : Melihat pribadi pemilik, aspek positif apakah yang
menurut Bapak berharga yang juga Bapak gunakan
dalam keseharian?
C : Sifat dan sikap disiplin, yang pasti. Prakteknya
mungkin masih kalah radikal dibandingkan dengaan
pemilik. Saya berusaha mendisiplinkan diri dalam
hal jam kerja. Walaupun saya pimpinan perusahaan,
tapi saya datang sebelum jam kerja dimulai, kecuali
ada keperluan bisnis yang jadualnya pagi hari. Saya
juga menerapkan hal yang sama untuk karyawan.
Keterlambatan masuk kerja akan berpengaruh ke pengurangan gaji. Selain itu, saya juga mencontoh
pemilik dalam memisahkan urusan bisnis dengan
personal.Sebagian pemasok, distributor, dan pihak-
pihak lain yang berhubungan dengan operasional
perusahaan adalah keluarga, teman, atau koneksi
Relasi dan interaksi
Relasi dan interaksi
Pemilik
Pemilik
Perilaku di tempat
kerja
197
dari pertemanan. Saat ketemu di luar untuk urusan
pribadi ya saya tidak membawa urusan kantor.
Urusan bisnis biar diselesaikan di kantor. Masalah
bisnis juga diurus sesuai kesepakatan, tidak boleh
ada dispensasi dengan alasan “teman dekat” atau
“keluarga”.Kuatirnya kalau dicampuradukkan nanti
malah menjadi kebiasaan dan bisa merugikan
perusahaan.Sikap ini saya pandang positif karena
kalau ada apa-apa dengan perusahaan, yang kena
efeknya bukan cuma pimpinan dan saya, tapi juga
karyawan yang tidak ada hubungan personal dengan
keluarga saya.
P : Seberapa seringkah Bapak bertemu dengan pemilik
perusahaan dan karyawan lainnya dan
bagaimanakah intensitas pertemuannya?
C : Pertemuan saya baik dengan pemilik maupun
karyawan, maksud saya untuk para manajer yang
berada di top management itu setiap hari, kecuali
apabila saya ada urusan di tempat lain. Selain di
kantor, saya juga sering bertemu dengan pemilik
dan para manajer juga. Ini yang saya maksud
pertemuan intens, bukan hanya sekedar bertemu
saja. Kalau dengan karyawan, ya setiap hari saya
bertemu dengan mereka. Tetapi kalau pertemuan
intens dengan karyawan bawah biasanya ketika
mereka ada masalah atau ada sesuatu yang penting
yang harus dibahas.
P : Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda
dengan karyawan?
C : Dengan para manajer, hubungan saya cukup dekat.
Saya seringkali bertemu dengan mereka di luar
kantor, baik untuk membicarakan pekerjaan,
maupun untuk berbicara hal lain. Untuk karyawan
bawah, hubungan interpersonal mereka lebih baik
dengan para manajer mereka masing-masing.
P : Bagaimanakah alur pengambilan keputusan bisnis
perusahaan?
C : Saya beserta dengan para manajer akan
membicarakan masalah yang terjadi atau segala
sesuatu yang terjadi di dalam operasional, dan juga
membicarakan alternatif penyelesaian masalahnya,
lalu melaporkan kepada pemilik perusahaan untuk
diputuskan yang mana sebaiknya dilakukan dari alternatif-alternatif yang ada.
P : Bagaimana cara Bapak mengawasi seluruh kegiatan
operasional perusahaan?
C : Dengan turun langsung ke lapangan dan dengan
laporan dari para manajer masing-masing divisi.
Relasi dan interaksi
Relasi dan interaksi
Pengambil keputusan
CEO
198
P : Dari hasil pengawasan Bapak selama ini, akivitas
atau divisi mana yang perlu meningkatkan
performanya?
C : Untuk saat ini menurut saya aktivitas operasional
perusahaan kami sudah baik. Kalaupun ada yang
butuh ditingkatkan lagi menurut saya di aspek
pemasaran dan aspek untuk sumber daya
manusianya.Anak-anak pemasaran harus
meningkatkan kinerjanya untuk promosi produk
agar produk kami lebih dikenal oleh masyarakat
luas. Kalau di sumber daya manusia itu perlu
ditingkatkan lagi aktivitasnya agar kinerja dan
keahlian sumber daya manusia perusahaan ini bisa
meningkat sehingga apa yang mereka kerjakan
dapat lebih efektif dan efisien.
P : Apa saja upaya yang Bapak lakukan untuk
mendorong terjadinya hal tersebut?
C : Kalau selama ini saya tidak melakukan apa-apa,
karena saya merasa aktivitasnya sudah cukup.
Mungkin ini bisa menjadi PR buat saya ke
depannya, untuk melihat bagian apa saja yang perlu
diperbaiki, agar ada peningkatan di banyak aspek
perusahaan. Yang bisa saya lakukan dalam waktu
dekat, ya, mendiskusikan ini dengan pemilik dan
menugaskan setiap manajer untuk melakukan
perubahan di divisi masing-masing.
P : Khusus dalam hal pemasaran produk, menurut
Bapak bagaimana kinerja pemasaran perusahaan
selama ini?
C : Menurut saya, pemasaran yang kami lakukan
kurang efektif dan efisien. Karena, sampai saat ini
kalau saya lihat masih banyak masyarakat yang
belum kenal produk kami. Jadi ya memang
seharusnya ada upaya yang lebih untuk pemasaran.
Mungkin untuk ke depannya kami perlu
menggunakan media promosi yang benar-benar
dapat menjangkau para target market. Jadi ya
harapan saya agar keberadaan gula kami ini benar-
benar diketahui oleh target market. Misalnya saja
bisa dengan menggunakan iklan di TV. Iklan di TV
itu mestinya bisa membuat banyak masyarakat tahu
akan Gulasir. Tetapi ya sebelumnya, kami harus
bisa mengkalkulasi apakah efisien dan efektif atau tidak. Pemasaran produk lewat televisi pasti tidak
murah.
P : Dari semua divisi yang ada, divisi manakah yang
menjadi prioritas buat Bapak?
C : Tidak ada. Buat saya pibadi, semua divisi penting,
Proses produksi
CEO
Evaluasi kerja
199
karena semua divisi saling berhubungan dan
semuanya saling mendukung dalam menjalankan
operasional perusahaan.
P : Hal apa sajakah yang menjadi pertimbangan dalam
membuat kebijakan baru bagi karyawan?
C : Saat saya membuat kebijakan baru, biasanya
penyebabnya adalah adanya perkembangan atau
perubahan dari faktor-faktor yang mempengaruhi
operasional perusahaan, misalnya perubahan
peraturan dari pemerintah tentang harga gula.
Faktor-faktor itulah yang menjadi pertimbangan
saya dalam membuat kebijakan baru. Lalu hal ini
juga melihat pada ukuran perusahaan. Ketika
nantinya perusahaan semakin besar, maka juga ada
kebijakan-kebijakan yang mengalami perubahan.
Pertimbangan lainnya itu juga melihat apa yang
dilakukan pesaing. Itu juga menjadi pertimbangan
kami jadi produk kami dapat tetap bersaing.
P : Bagaimanakah cara menyampaikan perubahan
kebijakan perusahaan kepada karyawan?
C : Untuk perubahan kebijakan biasanya saya akan
membicarakan kepada pemilik dan para manajer,
lalu para manajer akan membicarakannya kepada
bawahan mereka masing-masing. Selain itu, ada
pula kebijakan yang akan ditulis dan akan
ditempelkan di papan pengumuman sehingga
karyawan bisa membacanya.
P : Bagaimanakah respon Bapak terhadap inisiatif dan
masukan dari pemilik atau karyawan?
C : Setiap masukan dan ide dari karyawan akan saya
tampung dan akan didiskusikan dengan pemilik dan
para manajer.
P : Bagaimana cara pemilik perusahaan mengevaluasi
kinerja Bapak?
C : Kalau menurut saya pribadi, cara pemilik
mengevaluasi kinerja saya itu dengan melihat hasil
kerja saya. Ketika apa yang saya kerjakan sesuai
dengan harapan beliau dan saya dilihat dapat
memimpin perusahaan untuk berkembang menjadi
lebih baik, maka saya akan menerima hadiah
tertentu. Karena hal seperti ini sudah pernah terjadi
sebelumnya.
P : Berapa besar nilai keuntungan dan omset yang Bapak harapkan didapatkan oleh perusahaan?
C : Untuk jumlah pastinya itu agak susah ya. Saya
pribadi itu menginginkan yang penting keuntungan
yang kami peroleh tiap bulannya lebih besar
daripada biaya yang kami keluarkan, semakin ke
Penentu kebijakan /
aturan
Alur pembuatan
kebijakan
Respon terhadap
masukan
Evaluasi kinerja
Laba yang diharapkan
200
depan semakin besar keuntungan tiap bulannya,
sehingga operasional perusahaan dapat terus
berjalan dan juga kesejahteraan karyawan dapat
terus ditingkatkan.
P : Untuk saat ini, apakah omset dan keuntungan
perusahaan sudah sesuai dengan harapan Bapak?
C : Ya, kalau saat ini keuntungan yang kami peroleh
sudah dapat membiayai operasional perusahaan.
Tetapi, seperti yang saya katakan tadi, saya ingin
keuntungan perusahaan terus meningkat.Bahkan
saya yakin keuntungan kami ini dapat terus
meningkat untuk ke depannya.
P : Apa yang mendasari penetapan harga jual gula dari
perusahaan ini?
C : Penetapan harga jual itu kami lihat dari kisaran
harga pasaran gula di masyarakat itu berapa ya.
Tapi kan tidak bisa sama persis dengan pesaing, jadi
pasti ada perbedaan harga antara kami dengan
pesaing. Selain itu, penetapan harga jual itu juga
ditetapkan dari biaya yang kami keluarkan untuk
setiap produk gulanya ditambahkan dengan besar
keuntungan yang ingin kami peroleh.
P : Dibandingkan dengan biaya produksi, berapa
persenkah keuntungan penjualan gula yang
diperoleh perusahaan?
C : Informasi ini agak sensitif ya. Untuk persentase dan
jumlahnya, saya tidak bisa memberi informasi.Yang
jelas, setelah dikurangi semua biaya, pemasukan
perusahaan masih menyisakan keuntungan yang
cukup memuaskan.
P : Apa sajakah rencana Bapak untuk meningkatkan
keuntungan perusahaan dalam jangka pendek dan
jangka panjang?
C : Kami akan melakukan promosi gencar-gencaran,
lalu untuk ke depannya, kami tidak hanya
memproduksi produk gula kemasan 1 kilo saja,
tetapi juga lebih bervariasi lagi ukurannya.
P : Siapakah yang bertanggungjawab membuat rencana
anggaran dan alokasi finansial perusahaan?
C : Manajer keuangan yang mengurusi masalah rencana
anggaran, namun tetap didiskusikan dengan saya
dan pemilik sebagai pengambil keputusan untuk
memberi persetujuan. P : Dalam hal aktivitas operasional, pos manakah yang
mendapatkan alokasi dana terbesar dan terkecil?
C : Alokasi dana terbesar itu ada di pembelian bahan
baku. Kalau yang terkecil itu, wah, saya kurang
tahu. Coba bisa ditanyakan ke manajer keuangan.
Perolehan laba
Dasar penetapan harga
Perolehan laba
Rencana
perkembangan bisnis
Pembagian tanggung
jawab
Alokasi biaya
201
P : Siapakah yang bertanggungjawab dalam
menetapkan target produksi?
C : Untuk target produksi, yang bertangggung jawab
adalah kepala divisi produksi yang sebelumnya
telah berunding dengan sugar division manager,
lalu melaporkan kepada saya.
P : Hal apa saja yang menjadi pertimbangan Bapak
untuk memutuskan target omset produksi?
C : Saya melihat ke riwayat permintaan konsumen yang
lalu-lalu. Dari situ saya bisa memprediksi
permintaan konsumen, jadi saya bisa mengira-ngira
akan memproduksi berapa banyak.
P : Bagaimana mekanisme pengiriman dan penerimaan
barang dari pemasok?
C : Jadi kami sebelumnya sudah kontrak pemasok
untuk mengirimkan gula ke gudang kami dengan
jumlah dan spesifikasi tertentu sesuai permintaan
kami. Lalu pemasok akan mengirimkan produk
yang telah kami pesan tersebut langsung ke gudang
kami.
P : Bagaimana upaya Bapak untuk mempertahankan
relasi dengan pemasok?
C : Relasi bisnis dengan pemasok itu kan sudah
tertuang dalam kontrak. Jadi kami dengan para
pemasok sudah ada kontrak, yang apabila salah satu
pihak di dalam kontrak tersebut mengingkari
janjinya maka akan dikenakan sanksi. Di dalam hal
ini, di kontrak itu kan tertulis bahwa relasi bisnis
kami, secara singkat ya, itu ada pemasok
memberikan gula ke kami dan kami membayar
sesuai dengan harga kesepakatan. Jadi selama kami
dan pemasok tetap berada di jalur kontrak, maka
relasi bisnis tetap berjalan.Di luar kontrak ya tidak
ada perjanjian atau upaya lainnya.
P : Siapakah yang bertugas menetapkan banyaknya
bahan mentah yang diambil dari pemasok?
C : Yang bertanggung jawab adalah manajer pengadaan
atau yang biasanya disebut sebagai manajer
operasional. Beliau yang bertanggung jawab lalu
melaporkan kepada saya atau langsung ke pemilik.
P : Menurut Bapak, apakah kualitas produk perusahaan
ini layak saing dengan produk gula lain?
C : Sudah tentu layak saing. Untuk memilih pemasok saja kami tidak berani sembarangan. Kami telah
berhati-hati untuk memilih pemasok yang benar-
benar bermutu baik.
P : Terkait dengan distribusi produk, perusahaan ini
menyebarkan produknya bukan hanya di Surabaya,
Pembagian tanggung
jawab
Dasar penetapan
omset
Proses pemasokan
Kerja sama dengan
pemasok
Pembagian tanggung
jawab
Produk perusahaan
202
bahkan sampai ke luar Jawa. Faktor apa saja yang
menjadi pertimbangan dalam memilih kawasan
distribusi?
C : Kemudahan akses, kemudahan kami menjangkau
lokasi tersebut. Karena kami mengirimkan produk
menggunakan truk dan kapal laut, dan ketika ada
daerah yang tidak bisa dijangkau menggunakan truk
ataupun kapal laut, yang dimana menimbulkan
biaya pengiriman tambahan yang besar, sedangkan
pendapatan yang kami peroleh di daerah tersebut
tidak menutupi biaya yang ada, maka kami tidak
memilih kawasan itu. Lalu kami juga melihat
peluang di daerah tersebut. Apabila suatu daerah
telah dikuasai oleh merek pesaing, maka kami tidak
masuk ke daerah itu.
P : Bagaimanakah mekanisme pendistribusian produk?
C : Produk gula kemasan yang sudah jadi akan kami
kirimkan ke distributor di masing-masing daerah
dengan truk atau kapal laut, dan nanti distributor
yang akan memasukkan produk kami ke pasar
tradisional, supermarket, seperti itu. Untuk
mekanisme pengiriman barang oleh distributor itu
sudah menjadi tanggung jawab dari si distributor ya.
P : Siapa saja distributor produk perusahaan ini?
C : Wah kalau ini banyak sekali ya, saya tidak bisa
menyebutkan satu per satu. Karena gini, di semua
daerah distribusi gula kami itu sudah ada
distributornya masing-masing. Jadi, ya bisa dilihat
sendiri kalau banyak sekali distributor kami.
P : Bagaimana cara Bapak untuk mempertahankan
relasi bisnis dengan distributor?
C : Ya dengan kami bertindak sesuai dengan apa yang
tertulis di kontrak, lalu juga apabila ada masalah
atau misalnya perubahan isi kontrak dengan
distributor, kami bicarakan baik-baik. Sama dengan
pemasok, harus ada kontrak dulu yang jelas.Jadi
kalau ada apa-apa di belakangnya atau di kemudian
hari, sudah ada aturan yang mengikat distributor.
P : Bagaimanakah cara perusahaan mendapatkan
distributor?
C : Yang jelas, dari keluarga dan kerabat dulu. Minta
saran, rekomendasi.Sebenarnya ingin
memberdayakan keluarga sendiri untuk mengurusi distribusi, tapi tidak ada yang menyanggupi.Jadi
kami cari distributor dari luar lingkungan keluarga.
P : Bagaimanakah sistem penyimpanan data
operasional perusahaan?
C : Semua aktivitas operasional tercatat di komputer.
Dasar penetapan
distribusi
Proses pengiriman
Kerja sama dengan
distributor
Kerja sama dengan
distributor
Dasar pemilihan
distributor
Pengarsipan
203
Saya lebih suka membaca hasil cetak, jadi saya
selalu minta semua catatan dan laporan untuk di-
print.Data-data penting hanya bisa diakses oleh para
manajer, saya, dan pemilik.Manajer pun cuma
punya akses ke data divisinya sendiri. Kalau
memang memerlukan data dari divisi lain, harus
request dulu dan harus lewat persetujuan saya atau
pemilik, tergantung dengan tingkat kerahasiaan
dokumen yang diminta. Perusahaan ini tidak punya
bagian IT untuk masalah pengamanan database atau
perkomputeran, jadi tanggungjawabnya dibebankan
ke masing-masing manajer.
P : Menurut Bapak, bagaimanakah kondisi ideal
perusahaan ini di tengah persaingan dengan
perusahaan lain?
C : Kondisi ideal yang saya inginkan itu produk kami
dapat terus bersaing dengan produsen-produsen gula
yang lainnya. Meskipun menurut saya persaingan di
industri gula ini sangat ketat, tetapi saya ingin agar
produk saya bisa terus bersaing, dan tidak keluar
dari pasaran.
P : Bagaimana pendapat Bapak tentang perusahaan
pengemasan gula lainnya?
C : Ya menurut saya perusahaan pengemasan gula yang
sudah dikenal oleh masyarakat luas itu Gulaku ya.
Di sini kita bicara tentang Gulaku ya. Gulaku itu
perusahaannya sudah besar, lalu juga dia sudah bisa
mengambil pangsa pasar gula hampir di seluruh
Indonesia. Kalau kami ini hanya memproduksi gula
kemasan yang 1 kilogram, tapi kalau gulaku itu
kemasannya sudah bermacam-macam, dan juga
kalau tidak salah ada produk mereka itu yang ada
rasa-rasanya. Jadi ya Gulaku itu merupakan pesaing
terbesar kami.
P : Apa sajakah yang Bapak lakukan untuk mengawasi
pergerakan perusahaan lain yang menjadi pesaing?
C : Membaca koran, lalu melihat berita-berita di TV,
internet, dan radio.
P : Meskipun ada pesaing besar seperti Gulaku, pasti
perusahaan punya kelebihan dibandingkan dengan
Gulaku atau perusahaan lain yang serupa. Menurut
Bapak, apa saja kelebihan perusahaan ini?
C : Kalau masalah kualitas, produk gula kami dengan produk pesaing itu tidak kalah. Dalam artian,
kualitas gula kami juga sangat baik. Mungkin
kelebihan kami adalah dalam hal komunikasi dan
hubungan kami dengan para bawahan. Di dalam
perusahaan kami ini, budaya yang kami terapkan
Harapan terhadap
perusahaan
Situasi persaingan
Situasi persaingan
Produk perusahaan
204
adalah budaya keterbukaan. Jadi kami saling
berkomunikasi dan terbuka mengenai segala sesuatu
yang berhubungan dengan bisnis kami. Ya karena
keterbukaan sudah menjadi budaya kami, sehingga
untuk mempertahankannya pun cukup mudah.
Untuk karyawan-karyawan yang sudah lama bekerja
di perusahaan kami pastinya budaya perusahaan
juga sudah menjadi budaya mereka di dalam
perusahaan. Tetapi, untuk karyawan baru, sedikit
demi sedikit kami para karyawan lama dapat
memberikan contoh kepada mereka.
P : Bagaimana dengan kekurangan perusahaan?
C : Kekurangan adalah produk kami belum banyak
dikenal masyarakat. Untuk hal itu, kami akan
berpromosi gencar-gencaran ke depannya dengan
menggunakan media promosi yang efektif dan
efisien.
P : Media promosi apa yang Bapak gunakan?
C : Untuk media promosi, kami menggunakan spanduk,
lalu ada leaflet dan juga vinyl. Selain itu juga dulu
pernah menggunakan radio sebagai media promosi.
Sementara itu saja setahu saya.
P : Apakah ada rencana untuk mendirikan cabang
perusahaan di kota lain?
C : Sementara ini belum ada cabang di kota lain. Cukup
di Surabaya terlebih dahulu, tapi nantinya kalau
perusahaan semakin berkembang, maka mungkin
akan dibuat cabang di kota lain, sehingga nantinya
dapat menjangkau ke daerah-daerah pengiriman
dengan lebih cepat dan biaya rendah.
P : Atau mungkin Bapak ada rencana untuk
mengembangkan bisnis perusahaan ke bidang bisnis
lainnya?
C : Belum ada rencana untuk ke situ, tapi nantinya ada
rencana untuk perusahaan ini menjadi perusahaan
trading.
P : Faktor apa saja yang selama ini mendukung
perkembangan bisnis perusahaan ini?
C : Ya ada faktor internal dan eksternal yang
mendukung. Internal itu ya misalnya saja ketika
masing-masing divisi bisa berkolaborasi dengan
baik dan melakukan masing-masing tugas mereka
dengan maksimal. Lalu eksternal itu misalnya kebijakan pemerintah tentang industri gula,
kesetiaan pemasok, dan lain-lain.
P : Sebaliknya, faktor apa saja yang menghambat
perkembangan bisnis perusahaan ini?
C : Untuk menghambat juga dari internal dan eksternal
Kekurangan
perusahaan
Proses pemasaran
Rencana
pengembangan bisnis
Rencana
pengembangan bisnis
Situasi
politik/pemerintah
Faktor penghambat
205
perusahaan. Faktor-faktor penghambat itu adalah
segala sesuatu atau semua aspek yang membuat
operasional perusahaan terhambat, sehingga tidak
mencapai target yang diinginkan.
P : Faktor apa sajakah yang terasa dari eksternal
perusahaan?
C : Paling berpengaruh ya saingan perusahaan. Ada
sebagian pesaing yang mampu memberi harga
produk di bawah harga Gulasir dan Gula
Selera.Jadinya, bagi konsumen yang tidak terlalu
mementingkan merek, mereka bakal lebih memilih
produk murah.Asal murah pasti dibeli.Intinya, harga
produk pesaing itu mempengaruhi perkembangan
bisnis karena mempengaruhi banyaknya konsumen
yang membeli produk kami, yang ujung-ujungnya
mempengaruhi pemasukan perusahaan.Selain itu,
banyaknya pesaing juga mempengaruhi
perkembangan bisnis.
P : Jika dari internalnya sendiri, apa sajakah yang
menghambat perkembangan bisnis perusahaan?
C : Jumlah pegawai yang masih minimalis. Itu yang
terasa. Tapi mau ditambah juga ada banyak faktor
yang harus diperhitungkan, masalah biaya untuk
penggajian, kesejahteraan, perlengkapan kantor
tambahan, ukuran kantor akan muat atau tidak untuk
tambahan pegawai, waktu untuk training, dan
sebagainya. Selain itu, struktur perusahaan
sepertinya juga mempengaruhi.Struktur organisasi
di sini masih kurang beberapa fungsional, misalnya
bagian untuk IT, laluOffice Boy, Research and
Development, dan sebagainya.Kalau misal ada
perubahan, dapat meningkatkan efektivitas kerja,
sehingga bisnis berkembang.
P : Langkah apa yang akan Bapak lakukan untuk
meningkatkan kinerja atau performa perusahaan
angka pendek dan jangka panjang?
C : Kalau untuk saat ini saya ingin memantapkan
kinerja perusahaan yang sudah berjalan sekarang.
Kemudian memperluas area distribusi produk,
menambah media promosi.Yang sepertinya perlu
mendapat perhatian ekstra adalah sisi
pemasarannya.Karena memang perusahaan ini
sedang dalam rencana untuk dikembangkan, jadi perlu melakukan strategi-strategi baru untuk lebih
dikenal.
P : Untuk pribadi Bapak sendiri, apakah yang ingin
Anda capai dengan keberadaan Bapak di perusahaan
ini?
Situasi persaingan
Kekurangan
perusahaan
Harapan terhadap
perusahaan
206
C : Saya inginnya produk gula dengan merek Gulasir
dapat dikenal dan diterima dengan baik oleh
masyarakat dan merebut pangsa pasar, setidaknya di
Surabaya.
P : Apakah harapan Bapak terhadap perusahaan ini?
C : Harapan saya perusahaan dapat terus survive dan
memberikan keuntungan yang stabil bagi
perusahaan. Selain itu, harapannya agar perusahaan
memberikan yang terbaik bagi pemenuhan
kebutuhan gula masyarakat Indonesia, dari segi
kuantitas dan kualitasnya.
P : Oke Bapak, terima kasih atas waktunya. Saya akan
mewawancarai manajer untuk mendapatkan
informasi lain. Terima kasih sekali lagi.
O : Sama-sama. Semoga sukses Skripsinya.
Harapan terhadap
perusahaan
Harapan terhadap
perusahaan
207
Transkrip Wawancara 3 (Director of Finance)
Keterangan:
P : Peneliti
DF : Director of Finance
Transkrip Topik
P : Selamat siang, Bu. Hari ini saya akan
melakukan wawancara terkait penelitian
Skripsi saya mengenai PT Manunggal Suko
Jaya. Sebelumnya, bisakah Ibu
memperkenalkan diri secara singkat, nama dan
jabatan Ibu di perusahaan ini?
DF : Saya adalah Swandrawati, Manajer bagian
Keuangan disini. Atau Directorof Finance.
P : Apa sajakah tanggung jawab atau job
description Ibu di perusahaan ini?
DF : Sebagai Director of Finance, saya
bertanggungjawab mengelola keuangan
perusahaan, menyusun alokasi dana untuk
produksi, gaji, pembelian, dan kegiatan lain.
Saya juga bertanggungjawab atas pencairan
dana dan pembukuan atau administrasi
keuangan. Selama dan setelah pembukuan,
saya melaksanakan verifikasi anggaran yang
terpakai untuk selanjutnya membuat laporan
anggaran secara berkala, yaitu bulanan dan
tahunan. Selain itu, saya harus selalu
melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan anggaran secara periodik. Karena
saya yang mengepalai seluruh karyawan bagian
keuangan, saya berwenang membagi tugas
kepada karyawan divisi keuangan dan
memberikan instruksi bagi mereka dalam
melaksanakan pekerjaannya. Saya diwajibkan
untuk mengawasi dan menilai atau
mengevaluasi kinerja karyawan finance.
Seluruh kegiatan perusahaan pasti tidak dapat
dilepaskan dari kebutuhan finansial. Dalam
konteks ini, saya bertanggungjawab dan berhak
untuk memberikan masukan pada owner atau
CEO tentang kebijakan atau keputusan yang
membutuhkan alokasi dana tertentu.
P : Bagaimanakah awal mula Ibu bekerja di
perusahaan ini?
Pembagian tanggung
jawab
208
DF : Owner adalah kerabat baik saya. Dan kebetulan
waktu beliau menawarkan untuk bekerja, untuk
membantu di perusahaan, bidang yang beliau
tawarkan adalah bidang yang saya kuasai. Saya
juga melihat prospek perusahaan ini, yang
bermain di bidang industri pergulaan, dimana
saya melihat bahwa untuk ke depannya
perusahaan ini dapat semakin berkembang dan
berhasil menjadi perusahaan yang besar.
P : Apakah visi perusahaan ini?
DF : Visi PT MSJ adalah menjadikan produk yang
dihasilkan menjadi produk yang dapat diterima
dan dikenal oleh masyarakat luas, lalu
menjadikan produk kami menjadi produk yang
berdaya saing tinggi. Juga, menjadikan
perusahaan kami menjadi perusahaan penghasil
gula yang berkualitas baik, yang dipercaya oleh
masyarakat.
P : Apakah misi yang diusung perusahaan ini?
DF : Untuk misi agar visi bisa tercapai itu yang
pertama ya kami menggunakan mesin-mesin
untuk pengemasan yang berteknologi tinggi,
lalu juga dengan mempekerjakan karyawan
yang memang benar-benar ahli di bidangnya,
juga dengan mengembangkan sistem distribusi
sehingga dapat menunjang pemenuhan
kebutuhan gula masyarakat dan distribusi
produk secara merata.
P : Hingga saat ini, visi dan misi apakah yang
sudah dicapai oleh perusahaan?
DF : Sampai saat ini yang sudah kami capai adalah
demand pasar yang semakin lama semakin
berkembang. Jadi hal ini menunjukkan bahwa
produk kami sudah mulai diterima dan dikenal
oleh masyarakat luas, lalu masyarakat juga
sudah mulai mempercayai produk kami.
Karena kalau kami melihat demand yang terus
meningkat, maka kami dapat mengindikasikan
bahwa ada repeat buying dari para konsumen.
Untuk misi, ya semua misi-misi kami tadi
sedang kami jalankan hingga saat ini.
P : Siapa sajakah yang menjadi konsumen produk
gula perusahaan ini? DF : Produk kami dikirimkan menuju supermarket,
minimarket, dan toko-toko. Untuk sasaran yang
sebenarnya adalah konsumen rumah tangga,
dimana walau melakukan pembelian dalam
skala kecil namun selalu melakukan pembelian
Alasan bekerja
Visi perusahaan
Misi perusahaan
Visi dan misi yang
tercapai
Target pasar
209
ulang. Gula adalah salah satu komoditas yang
digunakan untuk berbagai maksud, untuk
bumbu masak, pemanis dalam minuman, dan
banyak lagi. Saya asumsikan juga warung-
warung penjual makanan yang banyak
bertebaran di Surabaya membeli produk kami.
Untuk lebih memahami penyebaran pangsa
pasar ini, saya rasa kami perlu melakukan
survey atau penelitian yang mendalam.
P : Dari visi dan misi perusahaan, manakah yang
baru tercapai sebagian?
DF : Produk kami ini belum dikenal sepenuhnya
oleh masyarakat luas, karena kami juga
termasuk salah satu pemain baru di industri
pergulaan. Jadi ya kami sekarang ini berusaha
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
akan produk kami, yaitu bisa dengan
melakukan strategi pemasaran yang tepat.
P : Aset apa saja yang dimiliki oleh perusahaan?
DF : Aset kami di antaranya tanah dan bangunan
yang digunakan untuk kantor dan pabrik. Lalu
mesin-mesin pengemasan, truk-truk
pengiriman, mesin pengepakan, dan peralatan
kantor. Ada perabot kursi, meja, lemari arsip,
rak pajangan produk, mikrofon, dispenser, AC,
papan tulis. Mesin kantor disediakan
kalkulator, mesin fotokopi, komputer, printer,
mesin faks, telepon, dan proyektor. Selain itu
juga ada peralatan kantor standar, ya ATK
yang biasanya dipakai, seperti spidol, tinta,
penjepit kertas, steples, lem, penghapus, kertas,
bak surat, kalender meja, mistar, pena, tempat
pena, gunting, cap tanggal, dan bantalan cap.
P : Bagaimanakah status kepemilikan aset-aset
tersebut?
DF : Semua aset, kecuali tanah dan bangunan,
adalah milik perusahaan. Tanah dan bangunan
merupakan aset pribadi owner.
P : Selain berupa barang, aset finansial apakah
yang dimiliki perusahaan?
DF : Kalau kita bicara tentang aset finansial, berarti
dalam konteks aktiva perusahaan, ada modal,
kas, hutang, dan piutang. Selain itu, ada yang berbentuk barang persediaan. Modal
perusahaan berasal dari uang owner dan
pinjaman bank. Karena kami belum mencapai
BEP, hutang atau pinjaman dari bank untuk
modal usaha masih belum terbayar
Upaya pencapaian visi
misi
Plant, Property, and
Equipment (PP&E)
Plant, Property, and
Equipment (PP&E)
Aset finansial
210
sepenuhnya. Kas perusahaan tersedia untuk
membiayai keseharian perusahaan. Hutang,
selain untuk modal, biasanya muncul saat ada
pasokan gula dari pemasok yang belum
dibayarkan. Tapi tidak bertahan lama, karena
dalam satu bulan pasti sudah dilunasi ke
pemasok. Yang terakhir, piutang, masih
tercatat ada dalam pembukuan. Piutang ini
muncul dari pinjaman karyawan. Jadi,
perusahaan memberikan fasilitas pinjaman
pada karyawan yang membutuhkan dana segar.
P : Secara umum, bagaimanakah kondisi finansial
perusahaan?
DF : Kondisi finansial kami baik dan sehat.
Perusahaan belum pernah mengalami defisit
anggaran atau saldo minus.
P : Dari manakah sumber pendanaan operasional
perusahaan?
DF : Pada awal perusahaan didirikan, pendanaan
berasal dari uang owner ditambah dengan
pinjaman bank. Setelah perusahaan berjalan,
pendanaan operasional perusahaan diperoleh
dari kas perusahaan. Kas perusahaan sendiri
merupakan hasil dari perolehan keuntungan
perusahaan.
P : Berapakah nominal atau persentase keuntungan
perusahaan?
DF : Untuk nominal tidak dapat ditetapkan secara
pasti karena berbeda-beda setiap bulan,
bergantung pada situasi pasar. Persentase
keuntungan sekitar 30%, kadang berubah
karena perubahan harga bahan pokok saat kami
belum dapat meningkatkan harga jual agar
dapat bersaing dengan harga produk gula dari
perusahaan lain.
P : Apakah omset dan keuntungan perusahaan saat
ini sudah sesuai dengan harapan Ibu?
DF : Untuk saat ini, menurut saya sudah cukup.
Untuk perusahaan yang baru berdiri selama dua
tahun, pencapaian PT MSJ dalam hal omset
dan keuntungan terbilang memuaskan. Namun,
tentunya saya tetap mengharapkan ada
peningkatan keuntungan untuk ke depannya. Ada beberapa perusahaan gula yang mampu
meraup keuntungan sebesar hampir 50%. Oleh
karenanya, dari sisi finansial, saya selalu
meninjau kembali pembukuan dan laporan
bulanan untuk mempertimbangkan prioritas
Aset finansial
Pinjaman bank
Perolehan laba
Rencana pengembangan
bisnis
211
alokasi dana operasional dan meminimalisir
biaya produksi. Apalagi pemilik perusahaan
sudah mendaulat kami, para manajer, untuk
membuat keputusan dan kebijakan yang
ditujukan untuk mengembangkan perusahaan
dalam segala aspek, salah satunya dalam hal
keuntungan perusahaan itu tadi.
P : Bagaimanakah situasi lingkungan kantor
selama ini?
DF : Situasi kantor menurut saya kondusif untuk
mendukung kinerja saya. Saya sendiri
menyukai lingkungan kerja yang tenang dan
tertata, sehingga saya merasa cocok berada di
kantor ini. Untungnya selama ini tidak pernah
ada keributan di kantor dan karyawan selalu
didorong untuk disiplin dalam banyak hal.
Setiap kali saya membutuhkan sesuatu,
terutama dari anak buah di divisi saya, tidak
pernah ada kesulitan atau hambatan.
P : Apakah yang Ibu lakukan sehingga dapat
menciptakan situasi kerja semacam itu?
DF : Bukan saya juga, sih, yang menciptakan
suasana seperti ini. Pendorong utama
terciptanya situasi tersebut adalah owner.
Setiap karyawan di sini sudah paham betul
bahwa owner sangat ketat dalam hal
kedisiplinan. Beliau tidak pandang bulu untuk
masalah yang satu ini. Apabila ada yang
terlihat kurang sreg, di depan mata kepalanya
sendiri, beliau langsung menegur dengan keras.
Penataan ruang kerja pun, sepengetahuan saya,
adalah buah pemikiran owner sendiri. Jadi,
yang berjasa dalam menciptakan situasi kerja
di sini adalah owner. Saya dan manajer-
manajer lain hanya meneruskan saja.
P : Apabila Ibu memiliki kuasa untuk mengubah
situasi kerja di kantor ini, apakah yang ingin
Ibu ubah?
DF : Saya ingin karyawan lebih rileks dalam
bekerja. Saya puas dengan kedisiplinan anak
buah saya, tapi bukan berarti bahwa mereka
harus bekerja seolah-olah di bawah tekanan
setiap saat. Terlalu tegang juga tidak bagus untuk performa kerja, mereka lebih cepat lelah
saat berada di bawah tekanan. Di divisi saya
sangat jelas terlihat saat akhir bulan, dimana
kami harus mengumpulkan report bulanan,
banyak yang terlihat tegang dan lelah.
Lingkungan kantor
Lingkungan kantor
Iklim kerja
212
P : Apakah perusahaan ini memiliki Standar
Operasional Perusahaan atau SOP?
DF : Tentu saja ada.
P : Hal apa sajakah yang diatur dalam SOP
tersebut?
DF : Yang jelas, ada ketentuan mengenai jam kerja
dan job description untuk masing-masing
divisi. Pemakaian seragam kantor juga
dicantumkan dalam SOP. Termasuk masalah
interaksi dengan pihak eksternal kantor atau
pabrik juga diatur. Beberapa karyawan dalam
pekerjaannya harus berkomunikasi dengan
pihak luar, misalnya resepsionis, karyawan
pabrik yang berurusan dengan penerimaan
barang dari pemasok dan penyerahan barang ke
distributor, kemudian bagian public relation,
dan sebagainya. Untuk mengadakan pertemuan
dengan pihak eksternal pun sudah ada
aturannya sendiri, prosedurnya bagaimana,
pakaian yang digunakan seperti apa, misalnya
seperti itu. Sebagian besar aturan yang
dimasukkan dalam SOP adalah aturan general,
tapi ada sebagian lain yang bersifat khusus.
Untuk peraturan yang lebih mendalam,
dicantumkan dalam kontrak kerja setiap
karyawan, misalnya tentang kerahasiaan
informasi perusahaan, mana yang boleh
diungkapkan kepada pihak eksternal dan mana
saja yang hanya boleh beredar di kalangan
internal.
P : Apabila ada pelanggaran terhadap SOP atau
kontrak kerja, bagaimanakah respon Ibu
terhadap karyawan yang melanggar?
DF : Pelanggaran aturan akan ditindaklanjuti dengan
peringatan lisan. Apabila masih dilakukan
pelanggaran lagi, akan diberikan surat
peringatan atau SP. Setelah 2 kali SP, dan
masih ditemukan pelanggaran, karyawan
tersebut akan mendapatkan sanksi PHK. Untuk
pelanggaran yang berat, tentunya langsung
mendapatkan SP, atau yang paling parah,
langsung dipecat dari perusahaan. Di divisi
saya sendiri, karena masalah finansial sangat krusial dalam perusahaan, saya mengambil
kebijakan untuk langsung memberikan SP jika
ada yang melanggar peraturan. Apalagi
pelanggaran kontrak, saya memilih untuk
melaporkan langsung pada CEO atau owner
Peraturan kerja
Peraturan kerja
Respon terhadap
kesalahan
213
dan merekomendasikan pemecatan.
Permasalahannya, kontrak kan sifatnya sangat
mengikat dan memiliki kekuatan hukum, jadi
pelangaran kontrak sama saja dengan
pelanggaran hukum.
P : Hingga saat ini, ada berapa banyak karyawan
yang dipecat?
DF : Untuk divisi keuangan sendiri, belum ada
karyawan yang dipecat karena alasan apapun.
Yang pernah terjadi adalah karyawan yang
mengundurkan diri dengan alasan mendapatkan
pekerjaan lain atau harus pindah kota karena
alasan keluarga.
P : Siapakah yang bertanggungjawab dalam
menyusun peraturan kerja?
DF : SOP dan butir-butir mendasar dalam kontrak
merupakan template dari owner dan CEO. Saya
hanya mengikuti dan menggunakan peraturan
mendasar tersebut. Dalam beberapa poin
khusus untuk divisi saya, saya menambahkan
sendiri, tapi tetap dengan persetujuan owner
dan CEO.
P : Bagaimanakah cara Ibu merekrut karyawan
divisi keuangan?
DF : Untuk perekrutan, sudah ada bagian yang
mengurusi masalah recruitment, yaitu general
affairs. Perekrutan dilakukan dalam 3 tahap,
yaitu tes tertulis, psikotes, dan wawancara.
Untuk divisi keuangan, tes tertulis berkaitan
dengan keahlian pembukuan. Psikotes juga
dijadikan pertimbangan dalam perekrutan
karyawan, agar kami mendapatkan SDM yang
berkualitas dan menunjukkan karakter yang
sesuai dengan harapan saya. Pada tahap
wawancara untuk calon karyawan divisi
keuangan, saya ikut sebagai pewawancara,
karena saya perlu memberikan penilaian saya
sendiri.
P : Kriteria apakah yang Ibu jadikan sebagai
pedoman recruitment karyawan divisi
finansial?
DF : Karakter yang paling utama adalah teliti. Divisi
ini berurusan dengan pencatatan, pembukuan, dan inventaris sehingga membutuhkan
ketelitian tingkat tinggi. Selain itu, harus
mampu bekerja di bawah tekanan dan deadline.
Tugas terberat divisi finansial selalu terjadi saat
akhir bulan dan awal bulan. Pada masa-masa
Pembagian tanggung
jawab
Perekrutan karyawan
Perekrutan karyawan
214
sibuk semacam itu, kemampuan karyawan
untuk tetap tenang merupakan hal penting.
Saya juga melihat pendidikan terakhir dari
calon karyawan, dimana batas minimum adalah
lulusan D3 Akuntansi atau Pembukuan.
Berbeda dengan beberapa divisi lain, di divisi
keuangan saya tidak bisa sembarangan memilih
orang untuk dijadikan karyawan. Saya
membutuhkan orang-orang yang memang
memiliki pengetahuan mendalam tentang
akuntansi dan keuangan, bukan sekedar
pengetahuan mendasar.
P : Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan
di perusahaan ini?
DF : Karyawan baru harus melewati masa percobaan
selama 1 bulan. Di masa percobaan itu ada
pelatihan atau training untuk menyesuaikan
diri dengan tugas atau pekerjaan kantor.
Setelah 1 bulan, ada evaluasi. Jika kinerjanya
bagus, dibuatkan kontrak kerja yang berlaku
selama 3 bulan. Setelah 3 bulan, ada evaluasi
lagi. Karyawan yang lolos evaluasi akan
diangkat sebagai pegawai tetap.
P : Bagaimanakah jenjang karir karyawan divisi
keuangan?
DF : Secara tertulis, tidak ada ketentuan mengenai
jenjang karir. Namun, untuk ke depannya, saya
berencana untuk mengusulkan adanya jenjang
karir, setidaknya bagi divisi saya. Untuk
awalnya, mungkin dengan memberi predikat
pada karyawan sesuai dengan lamanya masa
kerja dan kinerja, dari Junior 1, Junior 2, Senior
1, Senior 2. Peningkatan status atau predikat itu
dilakukan setiap pergantian tahun. Peningkatan
status itu akan menentukan kenaikan gaji yang
diperoleh. Setelah melewati status Senior,
karyawan mendapatkan kesempatan untuk
masuk jabatan menjadi Kepala Bagian. Kepala
Bagian juga bisa mendapatkan promosi untuk
menjadi Manajer, dan seterusnya. Tapi untuk
sekarang sepertinya masih sulit untuk
dilaksanakan karena struktur organisasi dapat
dikatakan masih sederhana. Kalaupun cita-cita saya itu diimplementasikan sekarang,
peningkatan jabatan karyawan menjadi kepala
bagian akan menimbulkan konsekuensi
diturunkannya jabatan kepala bagian yang
sudah ada menjadi karyawan biasa.
Perekrutan karyawan
Jenjang karir
215
P : Bagaimanakah cara Ibu mengawasi kinerja
karyawan divisi keuangan?
DF : Saya selalu menyempatkan untuk mobile setiap
hari, kecuali apabila selama sehari penuh tidak
ada kesempatan untuk mengawasi secara
langsung. Saya juga memanfaatkan anak buah
untuk saling mengawasi rekan kerjanya.
Kinerja mereka juga sebenarnya terlihat dari
hasil kerjanya yang diserahkan pada saya.
P : Bagaimanakah kinerja karyawan divisi
keuangan menurut Ibu?
DF : Karena saya sendiri ikut merekrut dan
mempertimbangkan diterima atau tidaknya
seorang karyawan untuk divisi ini, saya puas
dengan kinerja anak buah saya. Ada yang lebih
menonjol dibandingkan dengan rekan kerjanya
dan ada juga yang bekerja secara ala kadarnya,
tapi menurut saya sudah cukup memuaskan.
P : Bagaimanakah mekanisme evaluasi kinerja
karyawan divisi keuangan?
DF : Perusahaan menetapkan adanya evaluasi
tahunan, karena berkaitan dengan kenaikan gaji
tahun berikutnya. Draft dasarnya sudah ada,
jadi saya menggunakan draft yang sudah ada.
Saya juga meminta masing-masing karyawan
untuk menilai rekan kerjanya, agar saya tidak
melulu subjektif dalam menilai. Evaluasi dari
saya sendiri diambil dari penilaian pribadi saya
terhadap hasil kerja setiap karyawan selama ini,
bagaimana interaksinya dengan saya dan
dengan karyawan lain, kedisiplinan dia dalam
bekerja, hasil pengamatan saya selama
berkeliling untuk memantau anak buah saya,
dan sebagainya. Setiap akhir tahun, saya
melakukan tatap muka satu-persatu dengan
anak buah saya untuk menyampaikan hasil
evaluasi terhadap kinerjanya. Selain itu, saya
juga mengadakan meeting divisi untuk
brainstorming mengenai kinerja selama ini,
kekurangan dan kelebihannya apa saja, ada
gagasan apa untuk mengembangkan performa
divisi dan individu, saran apa untuk
mengembangkan perusahaan, dan sebagainya. P : Apa sajakah upaya Ibu untuk meningkatkan
kesejahteraan karyawan perusahaan?
DF : Ada asuransi, JAMSOSTEK, ada team building
juga, baru dirintis dan dimulai satu tahun
terakhir ini.
Evaluasi terhadap kinerja
Karyawan
Evaluasi terhadap kinerja
Kesejahteraan karyawan
216
P : Aktivitas apakah yang Ibu lakukan bersama
karyawan keuangan saat teambuilding?
DF : Intinya adalah bepergian bersama ke suatu
tempat, tidak perlu di luar kota juga. Fungsinya
adalah untuk mempererat hubungan anggota
tim agar lebih kompak.
P : Adakah penghargaan atau hadiah tertentu untuk
karyawan yang kinerjanya melampaui
ekspektasi Ibu?
DF : Ada. Penghargaannya diwujudkan dalam
bentuk kenaikan gaji. Hasil evaluasi
mempengaruhi besarnya kenaikan gaji. Yang
kinerjanya biasa saja akan menerima kenaikan
gaji yang lebih sedikit dibandingkan dengan
karyawan yang kinerjanya bagus. Selain itu,
ada penghargaan berupa bonus atau uang
tambahan.
P : Bagaimanakah sistem penggajian di
perusahaan ini?
DF : Penggajian dilakukan setiap bulan, diberikan
setiap awal bulan, yaitu tanggal 5. Gaji
diberikan dalam bentuk uang tunai, dikelola
oleh divisi ini. Gaji karyawan sudah dipilah-
pilah dan dimasukkan ke dalam amplop untuk
masing-masing orang.
P : Standar apakah yang digunakan untuk
menetapkan besarnya gaji karyawan?
DF : Standar minimum mengikuti UMR Surabaya.
Gaji pokok awal tergantung pada tingkat
pendidikan, jabatan, dan pengalaman kerja.
Setiap tahun ada kenaikan gaji antara 3%
sampai 10%, tergantung jabatan dan kinerja
karyawan.
P : Apakah Ibu menjalani evaluasi kinerja dari
atasan?
DF : Iya, tiap tahun ada evaluasi performa kerja.
Untuk saya, yang mengevaluasi CEO.
P : Bagaimanakah cara evaluasi yang dilakukan?
DF : Saya dan manajer lain dipanggil satu per satu,
langsung bertemu dengan CEO. Kemudian
disampaikan hasil evaluasinya. Kadang juga
mendapatkan pertanyaan langsung dari CEO-
nya, tentang kinerja bawahan, tentang solusi yang akan saya tawarkan saat ada kejadian
yang tidak biasa dan terkait dengan bagian
finansial.
P : Adakah penghargaan apabila kinerja Ibu dinilai
sangat memuaskan?
Kesejahteraan karyawan
Kesejahteraan karyawan
Gaji karyawan
Gaji karyawan
Evaluasi terhadap kinerja
Evaluasi terhadap kinerja
217
DF : Ada, saya mendapatkan bonus akhir tahun
untuk hasil kinerja saya. Besarnya bonus itu
tergantung pada hasil evaluasi, bagus, atau
tidak.
P : Bagaimanakah frekuensi dan intensitas
pertemuan Ibu dengan pemilik perusahaan?
DF : Setiap hari saya bertemu dengan Pak Hadi,
pemilik perusahaan ini. Beliau selalu masuk
kantor, jadi frekuensi pertemuannya sangat
sering. Saya dekat dengan pemilik karena
jabatan saya sebagai manajer, tapi tidak untuk
hal lain. Intensitas bertemunya bisa dikatakan
tidak terlalu intens. Saat kami rapat, itu pasti
bertemu dengan beliau.
P : Bagaimanakah hubungan interpersonal Ibu
dengan pemilik?
DF : Sepanjang berada di dalam konteks pekerjaan,
hubungan kami sangat baik. Sama juga dengan
manajer lain, secara profesional mereka
menjalin hubungan interpersonal yang baik
dengan pemilik. Untuk relasi pribadi, misalnya
sering berinteraksi di luar kantor itu juga tidak
terlalu sering.
P : Bagaimanakah frekuensi dan intensitas
pertemuan Ibu dengan CEO?
DF : Sama dengan pertemuan saya dengan pemilik
perusahaan. Frekuensi pertemuan sangat
sering, karena kami bertemu setiap hari di
kantor, kecuali saat libur kantor. Secara
intensitas, juga sama dengan pemilik. Paling
intens adalah pada saat rapat, karena terjadi
pertukaran pikiran dan pendapat.
P : Bagaimanakah hubungan interpersonal Ibu
dengan CEO?
DF : Hubungan kami baik, malah lebih baik
dibandingkan dengan pemilik karena jalur
koordinasinya memang langsung ke CEO,
kemudian baru diteruskan ke pemilik. Apabila
dikatakan bahwa kami para manajer sangat
dekat atau sering berkumpul bersama CEO dan
pemilik, itu salah besar. Hubungan
interpersonal kami memang baik, tapi masih
berada pada koridor profesionalisme. CEO dan pemilik adalah atasan saya, atasan kami, jadi
saya tidak ingin lantas muncul pergunjingan
atau kecemburuan.
P : Bagaimanakah frekuensi dan intensitas
pertemuan Ibu dengan manajer lain?
Kesejahteraan karyawan
Relasi dan interaksi
Relasi dan interaksi
Relasi dan interaksi
Relasi dan interaksi
218
DF : Dengan manajer lain, saya lebih sering
bertemu. Di kantor, pastinya, dan kadang-
kadang kami melakukan manager meeting di
luar kantor untuk ganti suasana. Hubungan
saya dengan para manajer lebih dekat apabila
dibandingkan dengan pemilik dan CEO.
Mungkin karena kami berada pada posisi yang
setara, jadi lebih leluasa untuk berinteraksi.
P : Bagaimanakah frekuensi dan intensitas
pertemuan Anda dengan karyawan?
DF : Dengan karyawan bagian keuangan, saya
sangat sering bertemu. Di kantor, utamanya.
Apabila memang ada keperluan di luar kantor,
para karyawan dapat menemui saya juga. Tapi
saya juga tidak lantas memperbanyak
pertemuan dengan karyawan di luar kantor.
Saya lebih memilih untuk menyelesaikan
urusan kantor di dalam kantor, kecuali memang
tidak ada pilihan lain.
P : Apakah Ibu pernah mendapatkan masukan dari
pemilik atau CEO?
DF : Pernah. Tapi biasanya masukan itu diberikan
saat meeting.
P : Bagaimanakah respon Ibu saat menerima
masukan dari pemilik atau CEO?
DF : Saya menimpali untuk menambahkan ide.
Apabila masukan yang diberikan tidak masuk
akal atau tidak sesuai dengan fakta yang ada di
lapangan, saya berusaha meluruskan dulu.
Tapi, basicly, untuk masukan yang memang
baik adanya, pasti saya terima tanpa respon
negatif. Selama ini, tidak pernah ada masalah
dalam hal masukan atau apapun dari pemilik
dan CEO. Umumnya masukan diberikan saat
rapat, jadi apabila ada hal yang tidak sesuai
dengan pemikiran saya, saya menimpali dan
urun bicara. Meeting juga dilaksanakan rutin
dua minggu sekali, dimana semua manajer
berkesempatan untuk menerima masukan.
P : Bagaimanakah cara CEO menyampaikan
informasi perusahaan kepada Ibu?
DF : Tergantung informasi yang disampaikan
memuat apa. Apabila informasinya terkait dengan aktivitas inti perusahaan atau bersifat
rahasia, pasti diberikan melalui email.
Misalnya saat CEO memberikan informasi
tentang SOP atau tentang perubahan kontrak,
dokumennya dikirimkan melalui e-mail. Untuk
Relasi dan interaksi
Relasi dan interaksi
Respon terhadap masukan
Respon terhadap masukan
Penyampaian informasi
219
pemberitahuan yang sifatnya tidak rahasia,
kadang-kadang melalui memo atau berbicara
dengan saya langsung, mendatangi ke meja
saya. Atau meminta saya untuk datang ke
ruangan CEO dan langsung mendapatkan
pengarahan atau informasi baru atau kebijakan
baru. Saya lebih memilih via e-mail
sebenarnya, karena dokumennya apabila hilang
dapat ditelusuri kembali.
P : Saat ada perubahan kebijakan atau perubahan
penting lainnya di perusahaan, bagaimanakah
cara Ibu menyampaikan informasi tersebut
kepada para karyawan?
DF : Khusus untuk bagian saya, saya mengirimkan
e-mail. Selain itu, apabila memang ada
informasi baru yang diperuntukkan bagi
karyawan, CEO atau pemilik pasti sudah
memberikan printout pada saya dan manajer
lainnya. Printout itu juga yang ditempelkan
pada papan pengumuman kantor.
P : Ada berapa banyak karyawan yang
mengundurkan diri dari perusahaan ini?
DP : Tidak pernah dihitung untuk jumlah yang
seperti itu. Yang pasti, tidak banyak. Kalau dari
divisi saya sendiri, semua orang memang sudah
lengkap dan tidak bisa dipindah kemana-mana,
tidak ada yang mengundurkan diri.
P : Bagaimanakah alur pengambilan keputusan di
perusahaan ini?
DF : Keputusan tertinggi berada di tangan pemilik.
Kemudian lanjut di bawahnya lagi adalah CEO.
Kemudian para manajer. Hal-hal inti akan
diputuskan secara langsung oleh pemilik atau
pemilik bersama CEO, dimana setelah
keputusan diambil, tidak ada kompromi lagi
karena langsung dari atasan. Untuk keputusan
yang terkait dengan tugas divisi, kami para
manajer yang bertugas mengambil keputusan,
kemudian menyampaikan kepada pemilik dan
CEO untuk diperiksa dan ditelaah ulang.
P : Ibu bertugas untuk mengelola anggaran
perusahaan, jadi Ibu tahu mengenai nominal
untuk tiap pos alokasi dana? DF : Betul, saya yang paham untuk masalah itu.
P : Bagaimanakah mekanisme pengelolaan
anggaran di perusahaan ini?
DF : Saya memiliki beberapa karyawan yang telah
saya bagi-bagi tugasnya. Untuk pencatatan
Penyampaian informasi
Pengunduran karyawan
Pengambil keputusan
Alokasi biaya
Pembagian tanggung
jawab
220
transaksi, ada yang bertanggungjawab. Selain
itu, ada bagian purcashing. Dan sebagainya.
Setiap kebutuhan pengeluaran yang tidak
termasuk dalam pengeluaran rutin harus
diajukan dulu kepada saya. Saya akan
mengawasi, menyortir yang mana yang kira-
kira perlu, kemudian memberikannya pada
pemilik atau CEO.
P : Alokasi dana terbesar diberikan kepada
kegiatan operasional yang manakah?
DF : Pembelian bahan baku, karena memang inti
bisnis ini adalah pengemasan gula, jadi harus
membayar banyak untuk pembelian barang
mentah.
P : Aktivitas apakah yang mendapatkan alokasi
dana terkecil?
DF : Distribusi yang ke daerah sekitar Surabaya
karena murah, hanya membayar bahan bakar.
Mobil pengangkut sudah ada, supir dan kernet
juga sudah ada, jadi tidak perlu membayar
ekstra.
P : Di manakah Ibu menyimpan dokumen terkait
pencatatan keuangan?
DF : Semua pencatatan keuangan menggunakan
aplikasi di komputer, sehingga semuanya
tersimpan di sana. Namun kami selalu
mengumpulkan hasil printout pencatatan
anggaran sebagai langkah pencegahan data
lost.
P : Menurut Ibu, adakah divisi yang perlu
diprioritaskan dalam operasional perusahaan?
DF : Iya, ada, yaitu sugar division. Sugar division
memuat orang-orang yang bertanggungjawab
dalam melakukan produksi, pemasaran, dan
sebagainya. Jadi agar cita-cita perusahaan ke
depan dapat tercapai, saya rasa pemilik dan
CEO harus mulai melirik sugar divison untuk
dikembangkan.
P : Divisi manakah di perusahaan ini yang paling
sering berinteraksi dengan divisi keuangan?
DF : Divisi lain hampir semuanya berinteraksi
dengan keuangan. Memang wajar karena
semua aktivitas membutuhkan biaya. Yang paling sering mungkin sugar division, karena
proses kerja mereka juga cepat, sering
menerima pasokan bahan, sehingga harus
berurusan dengan saya. Kemudian secara rutin
juga mengirimkan produk atau berhubungan
Alokasi biaya
Alokasi biaya
Pengarsipan
Rencana pengembangan
bisnis
Hubungan antar divisi
221
dengan distributor, urusan keuangan lagi yang
dibutuhkan.
P : Faktor apakah yang menjadi bahan
pertimbangan untuk membuat kebijakan baru
bagi karyawan keuangan?
DF : Perkembangan perusahaan, aturan inti
perusahaan, kebijakan baru di perusahaan dan
kinerja karyawan divisi saya. Terkait dengan
kinerja karyawan, jika ada kekurangan atau
kelalaian, saya mengeksplor solusi yang bisa
diambil, misalnya mengganti penugasan untuk
masing-masing orang.
P : Bagaimanakah cara Ibu menyampaikan
perubahan tersebut pada karyawan?
DF : Melalui e-mail saja.
P : Di Surabaya banyak perusahaan gula dan
perusahaan pengemasan gula. Bagaimanakah
pendapat Ibu mengenai perusahaan saingan
tersebut?
DF : Tentunya merasa sedikit khawatir karena
adanya saingan yang cukup kuat. Namun, saya
tetap yakin bahwa MSJ bisa bertahan.
Buktinya, kami sudah dua tahun menapaki
dunia bisnis ini dan masih berlanjut.
Perusahaan lain sebisa mungkin tidak dijadikan
ketakutan bagi diri sendiri. Menuirut pendapat
saya, dalam hal kualitas, Gulasir dan
GulaSelera, tidak kalah dengan merek yang
sudah dikenal di seluruh penjuru Indonesia.
P : Kelebihan apakah yang dimiliki oleh
perusahaan ini dan tidak dimiliki oleh
perusahaan lain yang sejenis?
DF : Kelebihan kami terletak pada kawasan
distribusi di luar Jawa yang telah kami kuasai
sebagian besar. Tidak banyak perusahaan gula
yang berani mengambil keputusan untuk
merambah ke luar Jawa karena besarnya biaya
yang dibutuhkan untuk pengiriman. Hal ini
akan tetap kami pertahankan, bahkan rencana
akan kami kembangkan di kemudian hari.
P : Apakah kekurangan perusahaan ini
dibandingkan dengan perusahaan lain?
DF : Di Jawa dan di Surabaya sendiri banyak sekali pesaing besar, sehingga dari segi ukuran dan
branding kami masih kalah. Oleh karena itu,
saya merasa bahwa perusahaan ini perlu
diperluas dan dikembangkan. Saya ingin
mengusulkan adanya cabang di kota lain, di
Alur pembuatan kebijakan
Situasi persaingan
Keunggulan kompetitif
Kekurangan perusahaan
222
luar Jawa, sehingga koordinasi akan lebih
mudah. Selain itu, perlu dilakukan promosi dan
pemasaran yang mampu menarik perhatian
masyarakat, sehingga tertarik untuk membeli
produk kami.
P : Menurut Ibu, apakah pemasaran produk
perusahaan ini telah efektif dan efisien?
DF : Masih belum. Masih kurang dalam mengajak
masyarakat untuk membeli. Saya sendiri
mungkin apabila tidak bekerja di sini akan sulit
memahami produk apa saja yang ditawarkan
oleh perusahaan ini. Pemasaran harus lebih
gencar lagi dalam mencari massa.
P : Faktor apa sajakah yang mempengaruhi
perkembangan perusahaan, baik yang memicu
perkembangan maupun yang menghambat
perkembangan perusahaan?
DF : Banyak sekali faktornya, contohnya adalah
harga produk pesaing, kurangnya publikasi,
dan keberadaan perusahaan pesaing. Situasi di
dalam kantor sedikit banyak mendukung
perkembangan perusahaan ini. Hampir seluruh
karyawan MSJ adalah orang-orang lama,
artinya telah bekerja di perusahaan ini sejak
awal perusahaan didirikan, sehingga tidak perlu
menghabiskan banyak waktu untuk training
dan mengerjakan dari nol. Setiap karyawan
telah memahami tugasnya dengan baik dan
kesalahan kerja pun berada pada tingkat
minimum.
P : Bagi divisi Ibu sendiri, apakah rencana Ibu
untuk meningkatkan kinerja tim dan masing-
masing individu di divisi keuangan?
DF : Saya ingin mematenkan adanya jenjang karir di
divisi keuangan, atau setidaknya ada pelabelan
Senior dan Junior. Dengan demikian masing-
masing karyawan akan merasa terpacu untuk
bekerja lebih giat, karena ada jabatan yang
lebih tinggi yang bisa diraih. Selain itu, saya
akan melaksanakan teambuilding secara rutin.
Saya berharap bahwa konsep ini tidak hanya
dipraktekkan di divisi saya saja, melainkan
juga divisi lainnya. Berhubung saya adalah manajer keuangan, saya juga harus
memperhitungkan dulu berapa biaya yang
diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut,
sehingga saya dapat mengajukan kepada
pemilik dan CEO.
Kekurangan perusahaan
Relasi dan interaksi
Jenjang karir
223
P : Adakah rencana perusahaan untuk
mengembangkan bisnis?
DF : Ada, pastinya. Sepanjang pengetahuan saya,
pemimpin masih obsesif dengan peningkatan
keuntungan. Jadi ke depannya akan ada
beberapa perubahan dalam hal area distribusi,
jumlah karyawan, dan sebagainya.
P : Bagaimanakah kualitas kinerja pemilik dan
CEO menurut pandangan Ibu?
DF : Dengan pemilik, lebih susah untuk diamati.
Karena feeling eksklusivisme-nya masih terasa.
Tapi sejauh saya melihat, pemilik bekerja
secara baik. Buktinya, hingga sekarang
perusahaan ini masih berdiri. CEO adalah
pemimpin yang baik, tegas, dan berwibawa.
P : Karakter apa yang menurut Ibu perlu dimiliki
oleh atasan Ibu, dibandingkan dengan saat ini?
DF : Menurut saya, pemilik perusahaan harus lebih
akrab berinteraksi dengan karyawan biasa, atau
setidaknya dengan para manajer. CEO masih
lebih baik dalam hal relasi dengan karyawan
dan para manajer.
P : Kelebihan apakah yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan dan ingin Ibu teladani dalam hidup
sehari-hari?
DF : Kedisiplinannya, yang pasti. Kemampuan
pemilik perusahaan dalam mendapatkan
koneksi dan mempertahankan koneksi juga
sangat luar biasa. Rata-rata distributor yang ada
di luar Surabaya pun adalah kenalan pemilik.
P : Bagi Ibu pribadi, dengan keberadaan Ibu di
perusahaan ini apakah yang ingin Ibu capai?
DF : Dengan adanya saya di sini, saya harap
perusahaan kami dapat terus bersaing di tengah
persaingan bisnis yang ketat dan memenangkan
pasar.
P : Apakah yang Ibu harapkan tercapai dalam
jangka panjang di perusahaan ini?
DF : Perusahaan dapat terus survive dan bertumbuh
menjadi perusahaan yang besar dan membawa
perubahan ke arah yang lebih positif bagi
masyarakat.
P : Oke. Terima kasih atas waktunya. Saya pamit dulu.
Rencana pengembangan
bisnis
Pemilik
Pemilik
Pemilik
Harapan terhadap
perusahaan
Harapan terhadap
perusahaan
224
Transkrip Wawancara 4 (Director of General Affairs)
Keterangan:
P : Peneliti
DF : Director of General Affairs
Transkrip Topik
P : Selamat sore, Pak. Seperti yang sudah saya
informasikan sebelumnya, saya memerlukan
beberapa informasi dari Bapak terkait PT
MSJ dalam rangka menyelesaikan Skripsi
saya. Mohon Bapak memperkenalkan diri
secara singkat, nama dan jabatan Bapak di PT
MSJ ini.
DG : Nama saya Eddy Sunarjanto. Saya adalah
Manajer Divisi Umum atau Divisi
Operasional.
P : Apa sajakah tugas Bapak di PT MSJ?
DG : Secara garis besar, saya mengkoordinasi dan
mengelola proses pengadaan barang,
perawatan sarana prasana, dan
ketenagakerjaan.
P : Berapa banyak karyawan yang berada di
bawah kepemimpinan Bapak?
DG : Ada empat orang, masing-masing memiliki
tanggung jawab yang berbeda-beda. Satu
orang bertugas sebagai OA atau Office
Administrator, yang ada di meja depan itu.
Tugasnya berkaitan dengan surat menyurat
dan sebagainya. Jadi, kalau membutuhkan
struktur organisasi lengkap termasuk job
description, langsung saja ke OA.
Selanjutnya, yang duduk dekat OA, ada
Building Maintenance. Dia yang urusan
sarana prasarana, termasuk pemasangan,
pemeliharaan, dan perbaikan. Yang ketiga,
RecruitmentSpecialist yang mengelola
perekrutan dan pelatihan karyawan, termasuk
juga pelatihan buat manajer. Terakhir, C&B
atau Compensation and Benefits. C&B
tugasnya mengurus kompensasi buat
karyawan, termasuk cuti, asuransi, bonus,
gaji, tunjangan, dan sebagainya.
P : Jadi untuk masalah gaji dan tunjangan,
General Affairs juga ikut mengelola uang?
Pembagian tanggung jawab
Pembagian tanggung jawab
225
DG : Tentu tidak, kami kan istilahnya bagian
administratifnya, perencanaan, pembuat
dokumennya, nanti tetap untuk uangnya
diurus oleh divisi Finance. Sama juga bagian
sarana prasarana, kami ini merancang
kebutuhannya apa saja, menuliskan semua,
kemudian memberikan pada Finance. Kalau
sudah disetujui, bagian Purchasing yang
melakukan pembelian. Purchasing adalah
bagian dari divisi Finance.
P : Bagaimanakah alur dari seorang calon
karyawan hingga menjadi karyawan tetap di
perusahaan ini?
DG : Sebelum menjadi karyawan, harus melamar
pekerjaan dulu, kemudian menjalani tes tiga
tahap. Tahap pertama adalah tes tertulis,
dilanjutkan tahap kedua, yaitu psikotes. Yang
lolos dua tahap tersebut akan dipanggil
kembali untuk tes wawancara. Dua tes yang
pertama akan didampingi oleh Recruitment
Specialist. Sedangkan untuk wawancara, ada
dua orang yang mengeksekusi, yaitu
Recruitment dan manajer yang berkaitan.
Misalnya melamar di bagian General Affairs,
berarti yang mewawancara adalah bagian
Recruitment dan saya sebagai Director of
General Affairs. Kalau lolos wawancara, akan
diberi informasi maksimal 2 minggu setelah
tes dan diminta untuk mulai kerja pada
tanggal tertentu. Terhitung 3 bulan dari hari
pertama kerja, karyawan baru harus menjalani
training. Setelah itu ada evaluasi. Kalau lolos
evaluasi, diangkat menjadi karyawan tetap
dengan kontrak kerja yang harus
ditandatangani. Yang tidak lolos ya
diberhentikan.
P : Saat masa training, benefit apakah yang
didapatkan oleh karyawan trainee?
DG : Hanya gaji, tapi besarnya tidak sama dengan
gaji karyawan tetap.
P : Berapakah besarnya gaji karyawan
perusahaan ini?
DG : Minimal sebesar UMR, tapi besarnya berbeda-beda tergantung jabatan, lamanya
masa kerja, dan kinerja. Gaji para manajer
jelas lebih tinggi dibandingkan karyawan
biasa. Beda divisi juga gajinya beda.
P : Apakah visi yang dituju oleh perusahaan ini?
Pembagian tanggung jawab
Perekrutan karyawan
Perekrutan karyawan
Gaji karyawan
226
DG : Sesuai dengan yang tertuang dalam Anggaran
Dasar PT MSJ, visi kami adalah menjadi
produsen gula yang kompetitif dan dikenal
luas oleh seluruh masyarakat Indonesia.
P : Misi apa sajakah yang diusung dalam rangka
mewujudkan visi tersebut?
DG : Ada empat misi, yaitu menggunakan mesin
berteknologi tinggi dalam proses produksi,
memanfaatkan SDM yang handal,
mempertahankan kualitas produk, dan
mengembangkan sistem distribusi agar dapat
menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
P : Apakah visi perusahaan saat ini sudah
tercapai?
DG : Sedang dalam proses pencapaian. Perusahaan
ini telah menjadi produk yang kompetitif, tapi
baru di beberapa kawasan saja. Contohnya di
Kalimantan, kami sudah merambah
konsumen yang lebih banyak dibandingkan
dengan di Jawa. Jadi produk kami belum
dikenal sepenuhnya di seluruh pelosok
Indonesia.
P : Produk apa sajakah yang dihasilkan oleh PT
MSJ?
DG : Ada 2 macam gula yang kami telurkan ke
pasar, yaitu gula putih dan gula rafinasi atau
yang kuning. Gula putih kami beri merek
Gulasir dan yang kuning kami beri merek
Gula Selera. Kedua jenis merek itu
populernya di tempat yang berbeda-beda. Di
NTT dan NTB, lebih banyak pemesanan
untuk Gula Selera. Di Jawa lebih cenderung
ke Gulasir.
P : Dari manakah asal penggunaan merek
tersebut?
DG : Saya kurang tahu asal usulnya seperti apa
karena pemberian merek sudah ditetapkan
dari owner.
P : Apakah merek dagang tersebut sudah
dipatenkan?
DG : Tentu sudah. Tidak lama setelah
mendaftarkan perusahaan ini, divisi saya
mengurus tentang paten untuk nama produk. P : Menurut pendapat pribadi Bapak,
bagaimanakah kualitas Gulasir dan
GulaSelera apabila dibandingkan dengan
produk lain?
DG : Kualitas produk kami sudah standar, tidak
Visi perusahaan
Misi perusahaan
Pencapaian visi
Produk perusahaan
Merek produk
Merek produk
Produk perusahaan
227
kalah dengan produk lain. Kami juga
memeriksa kualitas gula dari pemasok
sebelum dikemas. Bahkan saat pemasok
mengirimkan gula ke sini, bagian gudang
melakukan screening dulu, secara fisik
penampilan gulanya seperti apa.
P : Berapakah harga Gulasir dan Gula Selera di
pasaran?
DG : Untuk itu, tanya pada bagian Finance saja
karena saya tidak tahu perkembangan
harganya sudah seperti apa. Terakhir saya
tahu, harga Gulasir adalah Rp 10.600,00 dan
Gula Selera Rp 10.400,00.
P : Pertimbangan apa yang digunakan untuk
menetapkan harga gula?
DG : Penetapan harga itu juga pertimbangan dari
bagian Finance.
P : Jenis konsumen apakah yang menjadi sasaran
penjualan gula MSJ?
DG : Konsumen rumah tangga yang menjadi
sasaran utama, misalnya rumah tangga dan
warung makan. Pendistribusian tetap
dilakukan melalui minimarket, supermarket,
dan melalui distributor rekanan untuk di luar
kawasan Surabaya.
P : Mengapa memilih konsumen rumah tangga
sebagai pangsa pasar?
DG : Konsumen rumah tangga memang biasanya
melakukan pembelian dalam jumlah kecil,
namun siklusnya tidak pernah berhenti.
Penggunaan gula di konteks rumah tangga
sangat beragam, tidak hanya untuk
menyajikan minuman, tapi juga keperluan
lainnya.
P : Daerah mana sajakah yang termasuk dalam
kawasan pendistribusian Gulasir dan Gula
Selera?
DG : Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, NTB,
NTT, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dan
Maluku. Di setiap propinsi tersebut, tidak
semua daerah masuk dalam kawasan
pendistribusian produk kami. Cita-cita ke
depan, memang seluruh kawasan masuk dalam area distribusi kami.
P : Bagaimanakah mekanisme pendistribusian
produk?
DG : Untuk kawasan Surabaya, Gresik, dan
Sidoarjo, kami tangani sendiri dengan
Harga produk
Harga produk
Target pasar
Target pasar
Kawasan distribusi
Proses pengiriman
228
kendaraan truk yang dimiliki oleh perusahaan.
Untuk kawasan lain yang bisa ditempuh
dengan jalan darat, digunakan mobil angkut
atau truk, tergantung keputusan distributor
rekanan kami. Kemudian untuk pengiriman
ke luar Jawa, kami mengirimkan produk
melalui kapal laut.
P : Pertimbangan apakah yang digunakan untuk
menetapkan kawasan mana saja yang
dimasukkan dalam area distribusi?
DG : Karakter masyarakatnya, kemudahan akses
untuk mencapai tempat tersebut, ada atau
tidaknya rekanan yang dapat menangani
distribusi di lokasi tersebut, dan pertimbangan
biaya. Sebetulnya, yang lebih tepat menjawab
pertanyaan ini adalah karyawan atau manajer
sugar division, terutama bagian pemasaran,
karena mereka yang mengambil keputusan
mengenai area distribusi.
P : Baiklah, mari kita kembali ke hal umum
mengenai perusahaan. Apa sajakah aset yang
dimiliki perusahaan?
DG : Semua benda yang bisa dilihat di sini adalah
aset perusahaan: bangunan kantor, pabrik,
mesin, meja dan kursi, kendaraan, tanah, itu
semua adalah aset perusahaan.
P : Semua aset tersebut adalah aset fisik yang
dimiliki oleh PT MSJ, bagaimana halnya
dengan aset finansial?
DG : Lebih baik bertanya pada divisi Finance
karena mereka yang paham. Setahu saya,
modal, kas perusahaan itu masuk dalam aset
finansial perusahaan ini.
P : Oke. Berapa banyak omset produksi di
perusahaan ini?
DG : Dalam sehari, apabila tepat mulai proses
produksi jam 8 pagi, dan selesai jam 4, kami
bisa memproduksi 500 kardus produk. Setiap
kardus berisi 24 kemasan gula berukuran 1
kilogram. Jadi maksimal dalam sehari kami
dapat memproduksi 12 ton gula kemasan.
P : Apakah omset tersebut sesuai dengan harapan
Bapak? DG : Omset itu sudah ada yang menetapkan, yaitu
owner perusahaan. Jadi, banyaknya omset
saat ini dapat dikatakan telah memenuhi
harapan saya, saya sendiri pun tidak terlalu
mengurus detail dari aktivitas divisi lain.
Kawasan distribusi
Aset perusahaan
Aset finansial
Omset produksi
Omset produksi
229
P : Berarti dapat dikatakan juga bahwa
keuntungan perusahaan saat ini telah sesuai
dengan harapan Bapak, betul?
DG : Tentunya. Namun saya sedang mencari
alternatif pengadaan sarana prasana dan
menekan biaya di divisi saya, agar harga
pokok produksi bisa turun dan keuntungan
lebih banyak.
P : Berapakah besarnya keuntungan perusahaan
per bulan?
DG : Saya tidak bisa menyebutkan jumlah karena
bukan wewenang saya. Keuntungan berkisar
antara 10% - 30% setahu saya.
P : Apabila dibandingkan dengan perusahaan
lain, bagaimanakah persentase keuntungan
tersebut?
DG : Apabila disuruh membandingkan dengan
perusahaan lain, sulit sekali karena tidak ada
riset sampai ke bagian keuntungan
perusahaan. Sepertinya hampir sama, antara
10% - 30% itu tadi.
P : Jadi, permasalahan harga jual produk dan
keuntungan tidak berbeda jauh dengan
perusahaan lain. Kalau begitu, hal apa yang
membedakan PT MSJ dengan perusahaan
lain?
DG : Biaya produksi kami sepertinya lebih rendah
dari perusahaan lain, karena jumlah karyawan
yang lebih sedikit dan fokus kami pada
pengemasan saja, tanpa ada proses produksi
dari tebu menjadi gula pasir. Selain itu, kami
banyak menggandeng distributor dari luar
Jawa untuk menangani distribusi produk di
luar Jawa, sehingga tidak perlu mengelola
pengiriman sendiri untuk kawasan-kawasan
tersebut. Satu lagi, meskipun perusahaan ini
terbilang kecil, kami memperhatikan masalah
keahlian karyawan melalui training untuk
karyawan dan manajer.
P : Apakah ada rencana khusus untuk
meningkatkan keunggulan perusahaan?
DG : Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya,
agar PT MSJ lebih unggul daripada perusahaan lain, ada rencana untuk
memperluas kawasan distribusi. Tapi itu
bukan area kerja saya, yang punya kuasa
untuk menetapkan adalah CEO dan Director
of Sugar Division. Terpikir juga untuk
Rencana pengembangan
bisnis
Laba yang diperoleh
Laba yang diperoleh
Keunggulan kompetitif
Rencana pengembangan
bisnis
230
melakukan promo atau menjalin kerjasama
dengan penyelenggara event tertentu sebagai
sarana promosi, tapi itu juga bukan ranah
saya. Untuk bagian saya sendiri, ada rencana
untuk melakukan penekanan biaya yang
menjadi ranah divisi saya, dari pengadaan
barang, perekrutan, training, kompensasi,
biaya administrasi, penyusutan sarana
prasarana, dan pemeliharaan. Bukan berarti
menurunkan mutu, ya. Strateginya adalah
dengan mengganti vendor atau supplier
dengan yang lebih murah atau meminta
potongan khusus dengan vendor yang
sekarang, kerja sama kami juga sudah lama.
Strategi yang diberlakukan di divisi General
Affairs bisa diarahkan untuk peningkatan
keuntungan, tanpa perlu menaikkan harga
produk.
P : Dalam melakukan bisnis, pasti banyak
institusi yang mempengaruhi pergerakan
bisnis perusahaan ini. Bagaimanakah menurut
Bapak situasi pemerintah Surabaya saat ini?
DG : Secara umum adhem ayem saja. Kami terkait
dengan pemerintah dalam hal kebijakan gula.
Itu pun kebijakan bukan dibuat oleh
pemerintah Surabaya, tapi dari pusat. Sempat
ada beberapa kebijakan pemerintah daerah
yang mempengaruhi industri gula, tapi
dampaknya lebih ke petani tebu. Oh ya, salah
satunya tentang harga minimum gula. Jadi
mau tidak mau kami menaikkan harga saat
itu, karena harga bahan dasarnya saja naik.
Hubungan lain dengan pemerintah itu dalam
hal perpajakan, karena kami statusnya tempat
industri yang sudah mendapat surat ijin usaha,
jadi ada kewajiban yang harus dipenuhi,
berupa pajak.
P : Terkait dengan masyarakat sebagai
konsumen, bagaimanakah Bapak memandang
karakteristik masyarakat Surabaya saat ini?
DG : Sekarang di Surabaya banyak sekali
pendatang, terutama dari kalangan pelajar dan
mahasiswa. Jadi, secara demografis, terjadi lonjakan di rentang usia tersebut. Masyarakat
Surabaya secara karakter tampak keras,
padahal sebenarnya ramah dan bersahabat.
Pertemanan masih kental dan erat.
Kemampuan ekonomi masyarakat Surabaya
Situasi politik
Situasi sosial
231
dapat dikatakan tinggi. Di sini sudah terhitung
kota besar, jadi gaya hidupnya juga gaya
hidup perkotaan. Banyak mall, banyak tempat
nongkrong. Jadi untuk mengeluarkan biaya
yang di atas rata-rata, sebagian besar pasti
tidak keberatan, asalkan mendapatkan
kepuasan dari aspek bentuk barang, kualitas,
rasa, dan sebagainya.
P : Bagaimana halnya dengan karakter
perusahaan pesaing di Surabaya?
DG : Di sini perusahaan saingan kami banyak
sekali. Tapi tidak ada yang saling menjegal,
tidak agresif. Jadi yang menentukan
perusahaan yang berada pada posisi unggul
adalah konsumen.
P : Apakah dari MSJ ada upaya khusus untuk
mengungguli kompetitor?
DG : Kami berusaha untuk low profile juga, tidak
menyerang perusahaan lain atau menjatuhkan.
Upaya khusus hanya melalui pengembangan
bisnis secara terus menerus, dalam segala
aspek, misalnya kualitas produk, ketepatan
waktu pengiriman, kepatuhan hukum, dan
sebagainya. Tapi yang jelas, kami selalu
mengawasi pergerakan kompetitor, jalannya
perusahaan mereka itu bagaimana, jadi kami
bisa melakukan upaya baru untuk
mengungguli mereka.
P : Menurut sepengetahuan Bapak,
bagaimanakah reputasi PT MSJ?
DG : Saya tidak pernah menemukan ada
pembicaraan atau pemberitaan negatif tentang
PT MSJ. Jadi saya rasa reputasi kami baik-
baik saja di tengah masyarakat.
P : Pekerjaan Bapak ada kaitannya dengan pihak
eksternal, seperti yang tadi Bapak sebutkan,
ada vendor atau supplier. Bisakah dijelaskan
hubungan seperti apakah yang terjalin dengan
pihak tersebut?
DG : Hubungan pengadaan barang. Dalam hal ini,
saya bersama dengan bagian Purchasing
menangani hubungan dengan supplier. Saya
yang mensurvey supplier dan memilih supplier yang sesuai, kemudian bagian
Purchasing bertanggungjawab dalam
melakukan pembelian barang yang sudah
saya ACC. Saya sendiri atau saya menunjuk
anak buah saya untuk menghubungi berbagai
Situasi persaingan
Situasi persaingan
Reputasi perusahaan
Hubungan antar divisi
232
supplier, mencari informasi mengenai
ketersediaan barang yang kami butuhkan,
kemudian memilih yang paling
menguntungkan bagi perusahaan dan
menghubungi supplier yang bersangkutan.
Supplier di sini ada bermacam-macam, bukan
hanya pemasok gula, melainkan juga supplier
barang-barang keperluan kantor atau
keperluan operasional lainnya. Seperti untuk
ATK, saya tidak membeli dari toko biasa, tapi
menghubungi supplier alat kantor yang
memang spesialis menangani pembelian
partai besar. Jadi harganya lebih murah dan
lebih praktis karena ada layanan pengiriman
ke kantor. Selain itu, AC, meja kursi, mesin,
kendaraan, dan sarana prasarana lain juga
saya yang melakukan pemilihan supplier dan
melakukan kontrol. Saya juga berhubungan
dengan para penyedia jasa training karyawan
dan manajemen. Untuk penyedia OB dan
security juga kami pakai outsourcing, jadi
saya yang melakukan seleksi. Partner
outsourcing tersebut dapat digolongkan
sebagai supplier juga dalam hal ini.
P : Apakah dalam job description Bapak ada
interaksi dengan distributor?
DG : Bagian operasional tidak ada interaksi dengan
distributor. Itu murni dari Sugar Division dan
Finance.
P : Tapi apakah Bapak mengetahui siapa saja
distributor perusahaan?
DG : Jelas tahu, karena yang mendokumentasikan
semuanya adalah OA. Dan OA selalu melapor
pada saya. Distributor kami ada banyak
sekali, sekitar 30-an. Coba nanti saya carikan
datanya, kemudian saya kirimkan saja lewat
e-mail.
P : Baiklah nanti saya tunggu e-mail-nya.
Kembali pada bagian internal perusahaan,
siapakah yang bertanggungjawab mengambil
keputusan di PT MSJ?
DG : Owner, CEO, dan tiga manajer semuanya
berhak mengambil keputusan. Cuma tingkatannya saja yang berbeda-beda.
Keputusan sangat penting hanya bisa diambil
oleh owner dan CEO. Kalau manajer, dibatasi
pada bagiannya saja. Misalnya saya harus
mengambil keputusan tentang pengadaan
Hubungan dengan
distributor
Pengambil keputusan
233
barang, perbaikan mesin, dan sebagainya,
saya bisa mengambil keputusan sendiri.
Termasuk dalam hal membuat aturan
perusahaan, secara umum yang berkuasa
adalah owner dan CEO. Tapi saya juga tetap
bisa menambahkan kebijakan sendiri dan
aturan tambahan bagi divisi saya.
P : Bagaimanakah hirarki kepemimpinan dalam
perusahaan ini?
DG : Urut dari atas, dari owner, CEO, manajer-
manajer, kepala bagian, kemudian karyawan.
P : Berbicara tentang setiap komponen
kepemimpinan tersebut, apakah Bapak
mengamati bagaimana kinerja owner di
perusahaan ini?
DG : Mau tidak mau saya jadi pengamat. Karena
kami satu kantor, maksudnya berada di
gedung yang sama, dan tidak ada sekat
antarmeja kerja, sehingga bisa memantau
situasi di seluruh sudut kantor. Owner selama
ini selalu datang ke kantor sesuai jam kerja.
Hampir setiap saat terlihat sibuk, membaca
berkas-berkas, menerima telepon, walau tidak
setiap saat terlihat serius. Saat sedang tidak
ada keperluan di mejanya, Pak Hadi kadang
berkeliling, entah tujuannya mengawasi kerja
kami atau bagaimana. Kadang juga keluar
kantor saat jam kerja. Tapi wajar karena pak
Hadi memang suka menjalin relasi bisnis.
Agak mengherankan sebenarnya. Pak Hadi itu
tergolong pimpinan yang galak, temperamen
tinggi, tapi saat bertemu orang baru, bisa
langsung berbaur dan berinteraksi akrab. Saat
makan siang, Pak Hadi juga belum tentu
berada di kantor. Secara kepemimpinan juga
beliau bagus. Namun, mungkin terlalu
menggurui atau terlalu dalam ikut campur,
ya? Seharusnya tampuk tertinggi ada di
tangan CEO, tapi Pak Hadi seringkali
melangkahi atau membuat keputusan baru
tanpa melewati diskusi dengan CEO.
P : Bagaimanakah gaya kepemimpinan pemilik
perusahaan? DG : Antara otoriter dan demokratis. Kalau
dianalogikan dengan sistem pemerintahan,
kepemimpinan pemilik perusahaan dapat
digolongkan demokrasi terpimpin. Jadi,
masukan dan saran dari karyawan dan para
Struktur perusahaan
Evaluasi terhadap kinerja
Gaya kepemimpinan
234
manajer akan dipertimbangkan kelayakannya
untuk dijalankan atau tidak, tapi saat pemilik
sudah memiliki keinginan sendiri atau
pertimbangan lain, maka pendapat lainnya
akan diabaikan.
P : Jika pemilik memiliki otoritas yang besar di
perusahaan, apakah peran CEO di perusahaan
ini?
DG : CEO juga memiliki kuasa untuk memimpin
perusahaan dan memberikan perintah atau
tugas pada kami para manajer dan karyawan.
Tapi, segala keputusannya didasarkan pada
keputusan owner. Dan biasanya yang
diinstruksikan atau diputuskan oleh CEO
adalah hal yang lebih mendetail. Misalnya
owner menginginkan adanya penambahan
omset, maka CEO yang memerintahkan pada
manajer keuangan untuk menganalisis
kemungkinan tersebut dari segi pembiayaan,
berapa besarnya penambahan omset yang bisa
ditangani oleh perusahaan. Kemudian
menghubungi saya untuk menghubungi
pemasok atau mengurusi dokumen yang
dibutuhkan. Setelah semua fix, CEO
menginstruksikan Director of Sugar Division
untuk menambah omset.
P : Kelebihan atau hal positif apakah yang
menurut Bapak perlu diteladani dari owner?
DG : Kerja keras dan keberaniannya mengambil
resiko. Pak hadi orangnya tidak tahu menahu
tentang pergulaan, tapi berani maju dalam
bisnis ini, hingga bertahan selama 2 tahun.
P : Bagaimanakah gaya kepemimpinan CEO
sendiri?
DG : Beliau lebih demokratis. Dalam rapat
terutama, terlihat sekali dari caranya meminta
pendapat kami dan caranya memperhatikan
dengan seksama. Apabila kami memberikan
masukan yang berbeda-beda pun beliau dapat
mengkombinasikannya secara tak terduga.
Singkatnya, gaya kepemimpinannya
demokratis dan merakyat. Bagus sekali.
P : Bagaimana halnya dengan kinerja CEO yang tertangkap oleh Bapak?
DG : CEO di sini bagus. Pak Handoko itu lulusan
S2, jadi kacamata pandangnya mungkin beda
dengan kami, lebih maju. Caranya mengambil
keputusan pun luar biasa, cepat dan tegas.
CEO
Pemilik
CEO
CEO
235
Sekali bilang “A”, beliau akan bersikap
konsisten. CEO MSJ ini lebih banyak
sibuknya. Makan siang di mejanya, kadang
tidak makan, hanya duduk di balik meja.
Beliau tegas tapi tetap bisa membuat orang
merasa santai.
P : Bagaimanakah kualitas hubungan Bapak
dengan owner dan CEO perusahaan ini?
DG : Kami berhubungan baik, dengan owner
maupun CEO perusahaan. Kalau
dibandingkan, saya lebih dekat dengan CEO
dibandingkan dengan owner karena memang
koordinasinya langsung para manajer adalah
dengan CEO, baru berlanjut ke owner, kecuali
ada meeting yang melibatkan semua manajer,
CEO, dan owner.
P : Menurut pandangan Bapak, kinerja para
manajer sendiri bagaimana?
DG : Para manajer melaksanakan tugasnya dengan
baik. Saya belum pernah melihat ada manajer
yang kena marah oleh owner. Memang
terlihat seperti banyak menganggur, tapi
memang tugas manajer adalah mengelola dan
mengawasi karyawan di divisi masing-
masing. Justru seperti itu yang bagus, manajer
yang bisa memberdayakan karyawan dengan
baik dan memberikan kompensasi yang
sesuai. Kami sering berkumpul bertiga saja
untuk sharing karena pekerjaan kami ada
kaitannya satu sama lain.
P : Dalam hal pekerjaan, keterkaitan apakah yang
dimiliki antara divisi GeneralAffairs dengan
divisi Finance dan Sugar Division?
DG : Banyak sekali jika disebutkan satu persatu.
Tapi saya coba yang umum dulu. Dari tugas
utama divisi saya adalah pengadaan barang
dan penyedia kebutuhan operasional dan
administratif kantor, jadi keberadaan dan
kerja divisi saya itu penting bagi 2 divisi
lainnya. Kalau tidak ada permintaan dari
divisi saya untuk membeli barang, maka
Finance tidak melakukan pembelian barang,
akibatnya Sugar Division juga macet. Kemudian terkait dengan perekrutan, kalau
Recruitment dari divisi saya tidak melakukan
perekrutan, maka kebutuhan karyawan untuk
divisi lainnya tidak bisa terpenuhi. Dan sama
saja, kalau dari Finance tidak ada
Relasi dan interaksi
Manajer
Hubungan antar divisi
236
penganggaran untuk divisi saya dan Sugar
Division, operasional kami tidak dapat
berjalan. Satu lagi, Sugar Division
bertanggungjawab dalam hal proses produksi,
sehingga jika Sugar Division tidak
melaksanakan tugasnya, perusahaan ini tidak
akan mendapatkan pemasukan untuk
membiayai operasional selanjutnya.
P : Jadi saya mengasumsikan bahwa Bapak
dengan manajer lainnya sangat dekat. Apakah
di luar jam kerja juga ada hubungan
pertemanan dengan kedua manajer lain?
DG : Tentu saja. Setidaknya, dalam beberapa
kesempatan kami bertemu di luar jam kantor
dan tidak membicarakan urusan bisnis.
P : Dari diri Bapak sendiri, bagaimanakah Bapak
menilai kinerja Bapak?
DG : Kalau saya melihat diri sendiri sepertinya
sulit ya. Pastinya saya merasa sudah
mengikuti alur penugasan yang ditetapkan di
perusahaan, saya juga telah melakukan
pengawasan karyawan dengan baik, selain itu
saya berusaha untuk menemukan hal-hal yang
membantu perkembangan perusahaan. Jadi,
ya… kinerja saya termasuk baik, untuk
ukuran saya.
P : Selama ini siapakah yang mengevaluasi
kinerja Bapak?
DG : Untuk saya dan manajer lain, yang
mengevaluasi adalah CEO. Jadi, setiap 6
bulan sekali, CEO menyampaikan hasil
evaluasinya melalui tatap muka langsung.
Kami dipanggil satu-persatu untuk menerima
hasil evaluasi, sekaligus sharing mengenai
kondisi divisi masing-masing. Jadi ada
komunikasi dua arah.
P : Adakah bonus atau bentuk penghargaan lain
yang diberikan sebgai kompensasi dari hasil
kerja atau hasil evaluasi Bapak?
DG : Ada. Untuk setiap evaluasi kinerja, ada bonus
tertentu sesuai dengan hasil kerja selama satu
periode evaluasi. Tapi nominalnya juga tidak
banyak. P : Di sepanjang jam kerja, biasanya apa saja
yang Bapak kerjakan?
DG : Menganalisis dokumen, mengawasi
karyawan, melihat apakah mereka
membutuhkan bantuan. Saat memang sama
Relasi dan interaksi
Evaluasi terhadap kinerja
Evaluasi terhadap kinerja
Kesejahteraan karyawan
Pembagian tanggung jawab
237
sekali tidak ada kesibukan, saya biasanya
melakukan survey yang terkait pekerjaan
saya, misalnya mencari vendor dan supplier
baru dan mencari ide untuk meningkatkan
kinerja divisi saya atau karyawan saya. Saat
jam makan siang saya lebih suka bersantai di
dalam kantor. Kalau memang sedang bosan,
saya pergi makan siang dengan para manajer.
P : Dari divisi Bapak, bagaimanakah kinerja 4
karyawan operasional?
DG : Saya puas dengan kinerja mereka.
BuildingMaintenance di sini sudah ganti 2
kali. Jadi yang sekarang ada di kantor adalah
karyawan buildingmaintenance yang ketiga
untuk perusahaan ini. Yang sekarang ini
kinerjanya melebihi standar saya. Bahkan
kadang tanpa diminta, BM melakukan
inisiatif kerja. Dia juga pasti sudah tahu
tugasnya apa saja. Salah satunya, tanpa
diminta, BM memanaskan gen-set secara
berkala. Seminggu sekali malah. Jadi dia
paham bahwa alat semacam itu harus dirawat
seperti apa. OA, C&B, dan Recruitment juga
kinerjanya baik sekali. OA selalu datang
sebelum jam kantor resmi. Jadi waktu
karyawan lainnya datang, dia sudah siap
bekerja. OA juga terbukti keahliannya dari
dokumen dan kontrak yang dia buat.
Recruitment Specialist termasuk orang yang
kreatif. Mungkin dia bosan juga karena jarang
ada perekrutan, jadi pelampiasannya ke hal
lain. Dia sering mengusulkan program
pelatihan dan team building untuk karyawan
tetap.
P : Bagaimana halnya dengan karyawan divisi
lain?
DG : Kalau saya lihat dalam keseharian juga bagus.
Tapi karena saya tidak mengamati dari dekat,
saya kurang tahu tentang sebagus apa hasil
kerja karyawan Finance dan Sugar Division.
P : Dari aspek keahlian karyawan, adakah
kekurangan yang Bapak temukan?
DG : Tentu tidak. Saat memilih karyawan, karena sudah dipesan oleh owner bahwa tidak boleh
merekrut banyak karyawan dengan
pertimbangan biaya, saya benar-benar
selektif. Jadi saya ambil yang lulusan S1 di
bidangnya. Kecuali BM, saya tidak memberi
Karyawan
Karyawan
Karyawan
238
syarat khusus. Tapi kebetulan mendapat BM
yang lulusan S1. Yang recruitment itu lulusan
Psikologi. OA juga S1 dari administrasi
perkantoran kalau tidak salah, yang jelas
sudah S1. Kemudian C&B juga lulusan S1,
tapi saya tidak ingat dari jurusan apa. Karena
asalnya sudah berpendidikan tinggi dan dari
hasil tes saya pilih yang secara praktik dan
dari wawancara saya menemukan bahwa
orangnya kompeten, hingga sekarang tidak
ada masalah dari sisi keahlian. Karena ada
program training berkala, saya juga tidak
meragukan keahlian bawahan saya. Bahkan
kalau saya lihat, keahliannya sekarang
meningkat. Yang OA itu contohnya, dulu
kerjanya lebih lambat daripada yang
sekarang. Saat ini dia sudah ahli saat diberi
tugas. Kerjanya cepat dan tepat.
P : Bagaimanakah situasi dan lingkungan kerja di
PT MSJ?
DG : Lingkungan kantor menurut saya nyaman.
Kursi empuk, jadi mau duduk berapa lama
pun tidak masalah. Konsepnya sekarang
kayu-kayuan, dan saya pribadi suka dengan
interior kayu, jadi semakin menyenangkan di
kantor. Walaupun beban kerjanya tinggi, di
sini saya masih bisa merasa rileks. Penaatan
meja dan kursi karena terbuka jadi lebih
mudah bagi saya untuk mengawasi anak buah
saya sedang benar-benar bekerja atau tidak.
Jadi saya tidak perlu jalan berkeliling untuk
mengawasi mereka.
P : Bagaimanakah penempatan pabrik dan kantor
menurut Bapak?
DG : Peletakan kantor dan pabrik di sini ada baik
dan buruknya. Buruknya adalah karena letak
pabrik dengan kantor sangat dekat sehingga
semua kepulan asap mesin dan suara
berisiknya masuk ke kantor. Bagusnya
adalah, tidak perlu terlalu jauh bepergian
untuk mengurus birokrasi. Pemasok dan
distributor, terutama, mereka harus ke pabrik
untuk mengurus barang dan ke kantor untuk mengurus keuangan.
P : Menurut Bapak, apakah fasilitas produksi PT
MSJ sudah memadai?
DG : Dengan omset yang sekarang, fasilitas
produksi yang ada sudah memadai. Kecuali
Lingkungan kantor
Lingkungan kantor
Plant, Property, and
Equipment (PP&E)
239
memang akhirnya meningkatkan omset secara
drastis, akan dibutuhkan fasilitas baru.
P : Bagaimanakah mekanisme perawatan fasilitas
produksi?
DG : Dalam keadaan normal, BM harus memeriksa
semua fasilitas produksi seminggu sekali.
Mesin selalu dibersihkan seminggu sekali.
BM juga memeriksa alat lain yang tidak
berhubungan dengan bagian produksi.
P : Selain lingkungan kerja yang terlihat secara
fisik, bagaimanakah situasi iklim kerja di
kantor?
DG : Iklim kerja di sini sedikit tegang, terutama
saat ada banyak pekerjaan. Berbeda dengan
banyak perusahaan lain, di sini satu tanggung
jawab fungsional atau satu jabatan tertentu
hanya ditangani oleh sau orang, kecuali di
sugar division. Jadi, sekalinya kerjaan
menumpuk, karyawan yang berwenang benar-
benar mendapat beban kerja yang besar.
P : Tidak adakah rencana untuk menambah
jumlah karyawan sebagai penyelesaian
permasalahan ini?
DG : Dari pimpinan sendiri, tidak ada wacana
untuk menambah jumlah karyawan karena
selama ini pekerjaan juga bisa terselesaikan
sesuai harapan dengan jumlah karyawan yang
saat ini. Jadi dirasa sudah sesuai antara
jumlah karyawan dengan beban kerja. Kalau
dari saya pribadi, saya mengharapkan ada
tambahan karyawan, terutama untuk divisi
saya.
P : Karyawan bagian apa sajakah yang menurut
Bapak perlu ditambahkan di perusahaan ini?
DG : Pertama, Front Desk atau resepsionis,
sehingga OA dapat fokus bekerja di belakang
layar. Kedua, Public Relations atau Humas,
untuk menangani interaksi dan komunikasi
antara perusahaan dengan pihak eksernal.
Ketiga, Legal Officer, untuk mengelola
seluruh urusan hukum perusahaan, termasuk
kontrak-kontrak, yang untuk saat ini dipegang
oleh OA dan C&B. Keempat, Research and Development, yang bertugas melakukan riset
sebagai dasar pertimbangan rencana
pengembangan bisnis. Sejauh ini baru empat
itu yang terpikirkan.
P : Adakah karakter iklim kerja lain di kantor
Teknologi
Iklim kerja
Banyaknya karyawan
Banyaknya karyawan
240
yang teramati, selain suasana tegang saat
menjalankan tugas atau pekerjaan kantor?
DG : Kepatuhan karyawan, ini yang tampak jelas.
Kemudian, adanya suasana kekeluargaan,
setidaknya antarkaryawan. Masih jarang
terlihat karyawan yang bisa bersikap bebas
atau santai saat berinteraksi dengan kami para
manajer dan atasan, ada tapi sedikit sekali.
P : Saat memberikan tugas pada bawahan,
apakah ada batasan waktu tertentu?
DG : Tergantung tugasnya apa. Ada yang perlu
dikasih deadline dan ada yang tidak prioritas.
P : Dari tugas yang diberikan, bagaimanakah
hasil pekerjaan karyawan Bapak?
DG : Sangat memuaskan, sesuai yang saya minta.
Saat saya minta ada barang yang diperbaiki
dan saya minta laporan tertulis secara
langsung, bawahan saya melakukan sesuai
instruksi. Bahkan ada yang berinisiatif dalam
menjalankan tugasnya. Setiap rapat, saya
selalu menyampaikan target khusus divisi
operasional dan target umum perusahaan. Jadi
semuanya selalu ingat bahwa kami kerja itu
ada tujuannya. Ada yang ingin dicapai.
P : Adakah karyawan yang menunjukkan inisiatif
tertentu di divisi GeneralAffairs?
DG : Ada, yang paling menonjol itu karyawan yang
menjabat RecruitmentSpecialist. Program
training berkala adalah inisiatif dari karyawan
ini. Sebelumnya memang ada, tapi sifatnya
insidental, kalau tiba-tiba diminta oleh owner.
Atau training untuk karyawan baru, yang
memang wajib ada. Team bonding juga
adalah ide dari dia.
P : Bagaimanakah respon Bapak saat
mendapatkan masukan atau inisiatif semacam
itu?
DG : Awalnya saya sedikit skeptis karena ide
tersebut bisa dibilang pemborosan biaya.
Tapi, tetap saya terima dan saya sampaikan
pada CEO dan CEO menyampaikan ke owner
saat meeting. Ternyata idenya diterima, jadi
akhirnya kami laksanakan. Dan sampai sekarang hasilnya memang terlihat, keahlian
karyawan semakin meningkat dan
kekeluargaan antarkaryawan juga meningkat.
P : Saat Bapak memberikan tugas, bagaimanakah
cara karyawan memberikan hasil kerjanya
Iklim kerja
Evaluasi terhadap kinerja
Karyawan
Respon terhadap masukan
241
pada Bapak?
DG : Saya selalu minta hasil kerja diserahkan pada
saya lewat e-mail dan printout. Printout
gunanya untuk saya baca, saya telaah. Kalau
yang dikirim via e-mail itu sifatnya sebagai
arsip. Jadi ada arsip yang tidak menghabiskan
tempat.
P : Saat karyawan sedang mengerjakan tugas
yang Bapak berikan, apakah yang Bapak
lakukan?
DG : Saya meneruskan pekerjaan saya. Kalau saya
sedang tidak mengerjakan sesuatu, saya akan
mengawasi karyawan saya.
P : Bagaimanakah perilaku karyawan selama jam
kerja?
DG : Saat ada pekerjaan, karyawan saya biasanya
tampak serius dan sedikit tegang. Tapi saat
sedang tidak ada tugas yang harus dikerjakan,
mereka lebih leluasa. Sesekali membuat kopi
atau minuman lain. Tapi tidak pernah ada
yang mengobrol atau bercanda di ruang
kantor. Kalau lewat Skype, saya kurang tahu,
tidak etis juga untuk mengawasi terus dari
belakang punggung mereka.
P : Bagaimanakah Bapak mengamati
perkembangan karyawan?
DG : Tanpa perlu ada upaya khusus pun, dapat
terlihat adanya perbedaan atau perubahan dari
cara pelaporan dan pengerjaan tugas dari
waktu ke waktu. Setiap bulan pasti ada
laporan berkala dari karyawan saya, dan saya
bertugas menganalisis dan menggabungkan
laporan tersebut menjadi satu kesatuan
laporan divisi operasional, jadi sekaligus
menganalisis kinerja mereka juga sebenarnya.
P : Bagaimanakah sikap Bapak apabila ada
karyawan yang melalaikan tugas atau
melakukan kesalahan dalam pekerjaannya?
DG : Itu adalah dua hal yang berbeda, ya. Kalau
melalaikan tugas, misalnya mengabaikan
tugasnya, maka saya akan menegur dengan
keras. Bersantai di kantor saat tidak ada
pekerjaan itu tidak masalah asalkan memang saat tidak ada yang harus dikerjakan. Apabila
melakukan kesalahan dalam tugas, karena
semua masih lewat saya dulu sebelum
diserahkan pada divisi lain atau pada CEO,
maka tidak terlalu masalah, tetapi tetap saya
Karyawan
Perilaku di tempat kerja
Perilaku di tempat kerja
Evaluasi kinerja
Respon terhadap kesalahan
242
beritahu, saya tegur secara baik-baik. Kecuali,
satu kesalahan dilakukan berulang-ulang,
maka saya harus menegur.dengan keras atau
saya beri SP.
P : Saat karyawan melaksanakan seluruh
tugasnya dengan pencapaian yang baik,
adakah penghargaan khusus dari Bapak?
DG : Saya pribadi akan memberikan pujian secara
lisan. Dan untuk setiap e-mail dari karyawan
yang berisi hasil kerja, pasti saya balas
dengan ucapan terima kasih atau komentar
atas hasil kerja tersebut. Selain itu, setiap 6
bulan sekali ada evaluasi karyawan. Dari hasil
evaluasi tersebut akan ditentukan besarnya
bonus bagi karyawan. Dan setiap satu tahun,
ada evaluasi untuk kenaikan gaji. Jadi
menurut saya itu adalah bentuk penghargaan
pada karyawan sehingga mereka lebih
semangat untuk bekerja lebih giat.
P : Selain bonus dan kenaikan gaji, adakah
penghargaan lain dari perusahaan untuk
karyawan?
DG : Ada THR, asuransi, JAMSOSTEK, layanan
untuk mendaftarkan NPWP dari kantor untuk
karyawan baru yang belum memiliki NPWP,
tunjangan lain juga diberikan pada karyawan.
Ini adalah tugas dari C&B untuk mengurus
kompensasi dan manfaat bagi karyawan.
Tentunya semua beban ditanggung oleh
perusahaan, misalnya pembayaran premi
asuransi.
P : Bagaimanakah kualitas hubungan Bapak
secara pribadi dengan karyawan?
DG : Saya dekat dengan karyawan-karyawan saya,
tetapi tidak berlebihan. Saya tidak mau nanti
ada salah persepsi atau merasa ada yang
dianaktirikan. Selain itu, lebih baik jika
hubungannya tidak terlalu dekat seperti
teman, untuk menjaga profesionalisme kerja.
P : Aktivitas produksi apakah yang dilakukan
oleh perusahaan?
DG : Ada 2 tahap produksi yang bersifat inti, yaitu
pengemasan dan pengepakan. P : Bagaimanakah alur proses produksi di PT
MSJ?
DG : Pemasok datang ke pabrik, melaporkan
berapa banyak yang dikirim, kemudian
karyawan Sugar Division akan melakukan
Kesejahteraan karyawan
Kesejahteraan karyawan
Relasi dan interaksi
Proses produksi
Proses produksi
243
pencatatan dan memberi tanda terima dan
invoice. Setelah itu, pemasok ke bagian
keuangan untuk melaporkan dokumen dari
pabrik dan mengurus pembayaran. Gula
disimpan sebagai persediaan di gudang. Saat
mau mulai pengemasan, gula dikeluarkan dan
dimasukkan ke dalam mesin pengemasan.
Kemasan yang akan dipakai sudah tercetak
dengan label PT MSJ. Dari mesin kemas,
masuk ke mesin pengepakan untuk
dimasukkan dalam kardus. Kami punya 2
pemasok, mereka datang bergantian. Minggu
ini jatah pemasok A, berarti minggu depannya
jatah pemasok B, dan seterusnya.
P : Adakah karyawan yang mengawasi jalannya
produksi?
DG : Tentu ada, yang mengawasi proses produksi
adalah kepala produksi. Yang diawasi adalah
anak produksi yang melakukan pengemasan
dan pengepakan. Jadi kepala produksi yang
memberi instruksi, apa saja yang harus
dilakukan dan melakukan pencatatan tentang
jalannya produksi, termasuk timing-nya. Dari
timing itu juga bisa mendapatkan informasi
tentang kinerja mesin masih bagus atau tidak.
Nantinya informasi itu dapat digunakan
sebagai pertimbangan untuk membuat
perencanaan ke depan.
P : Jadi, setiap aktivitas di ranah produksi juga
diinformasikan ke divisi lain?
DG : Iya, betul, seperti saya katakan tadi bahwa
pekerjaan kami saling terkait satu sama lain.
P : Untuk keseharian di kantor dan pabrik,
adakah aturan tertentu yang ditetapkan secara
resmi oleh perusahaan?
DG : Ada aturannya sendiri, dituliskan sebagai
SOP atau Standar Operasional Perusahaan
dan yang tertuang di dalam kontrak kerja
karyawan.
P : Apa sajakah aturan yang tertuang dalam SOP
dan kontrak kerja perusahaan? Secara garis
besar saja, Pak.
DG : Di SOP diatur tentang hari kerja, jam masuk kerja, pakaian kerja, sikap yang harus
ditunjukkan saat bertemu dengan atasan,
bagaimana cara bersikap di depan tamu dari
luar perusahaan, dan sebagainya. SOP lebih
bersifat operasional, hal yang dilakukan
Proses produksi
Hubungan antar divisi
Peraturan kerja
Peraturan kerja
244
sehari-hari. Yang tertera di kontrak lebih
spesifik lagi, termasuk tugas dan kewajiban
masing-masing karyawan, masalah
kerahasiaan informasi perusahaan, tentang
hari libur atau cuti, tentang fasilitas
kesejahteraan yang diperoleh karyawan, dan
sebagainya.
P : Pertimbangan apakah yang Bapak gunakan
saat akan membuat kebijakan atau peraturan
baru bagi karyawan?
DG : Saya memperhitungkan kelancaran kerja
selama ini. Kalau memang tidak ada yang
bermasalah, maka jalannya kinerja karyawan
sudah baik, tidak perlu ditambah dengan
macam-macam aturan lagi.
P : Bagaimanakah mekanismenya saat Bapak
akan membuat kebijakan baru atau
mengusulkan adanya kebijakan baru dalam
perusahaan?
DG : Sama dengan alur pengambilan keputusan.
Dari saya, disampaikan ke CEO, kemudian
berlanjut ke owner. Atau, bisa langsung
disampaikan pada meeting dimana ada CEO
dan owner sekaligus.
P : Bagaimanakah intensitas pertemuan Bapak
dengan owner, CEO, manajer lain, dan
karyawan?
DG : Setiap hari kami bertemu di kantor. Kalau
yang dalam bentuk meeting, kami lakukan
secara rutin setiap minimal sebulan sekali
atau dua minggu sekali, tergantung situasi.
Kemudian dengan para manajer, saat libur
kerja kami kadang berkumpul bersama.
P : Apa sajakah materi yang didiskusikan saat
meeting?
DG : Perkembangan kerja masing-masing divisi,
semacam pelaporan per divisi. Kemudian,
masukan dan usulan dari para manajer atau
dari karyawan. Kemudian, penyampaian
informasi dari owner dan CEO, terutama jika
ada perubahan yang terkait dengan
perkembangan perusahaan.
P : Rencana apakah yang sedang dipersiapkan oleh perusahaan untuk mengembangkan
bisnis?
DG : Perluasan distribusi, yang paling utama.
P : Untuk mengembangkan perusahaan, menurut
Bapak divisi manakah yang perlu
Dasar pembuatan kebijakan
Alur pembuatan kebijakan
Relasi dan interaksi
Penyampaian informasi
Rencana pengembangan
bisnis
245
dioptimalkan lagi kinerjanya?
DG : Wah, tidak bisa diberikan tingkatan seperti
itu. Setiap divisi ada hubungan sebab akibat.
Jadi pengoptimalan yang satu harus diikuti
dengan pengoptimalan divisi lain juga.
P : Dari kacamata Bapak, faktor apa sajakah
yang selama ini mendukung perkembangan
bisnis perusahaan?
DG : Kekompakan karyawan dalam bekerjasama,
kecukupan sumber daya, dan kualitas tenaga
kerja perusahaan.
P : Faktor apakah yang berpotensi menghambat
perkembangan bisnis perusahaan?
DG : Perusahaan pesaing sepertinya yang punya
potensi terbesar dalam menghambat
perkembangan bisnis perusahaan. Apabila
tidak ada perusahaan pesaing, pasti kami
sudah melejit. Tapi ya wajar kalau dalam
berbisnis mendapatkan pesaing.
P : Untuk ke depannya, bagaimanakah
perkembangan PT MSJ menurut Bapak?
DG : Perusahaan ini akan terus bertahan di bisnis
ini dan kami akan terus berkembang. Kami
hanya memerlukan perencanaan yang lebih
matang dan komitmen yang lebih dalam
mencapai tujuan perusahaan secara bersama-
sama. Selain itu, perlu mempertahankan
keunggulan perusahaan yang sudah dimiliki
sekarang.
P : Baiklah, Pak. Saya rasa untuk saat ini cukup
sekian. Terima kasih atas waktunya.
DG : Sama-sama.
Hubungan antar divisi
Faktor pendukung
perkembangan bisnis
Faktor penghambat
perkembangan bisnis
Rencana perkembangan
bisnis
246
Transkrip Wawancara 5 (Director of Sugar Division)
Keterangan:
P : Peneliti
DS : Director of Sugar Division
Transkrip Topik
P : Selamat sore, Pak. Saya sudah menghubungi
Bapak sebelumnya untuk mewawancarai
Bapak sehubungan dengan Skripsi saya
tentang PT Manunggal Suko Jaya. Mohon
waktunya sebentar, boleh?
DS : Boleh. Silahkan.
P : Mohon Bapak memperkenalkan diri Bapak,
nama, jabatan, lamanya masa kerja, dan tugas
Bapak di perusahaan ini.
DS : Nama saya Ilyas Yudi. Saya menjabat sebagai
Director of Sugar Division dan sudah bekerja
di sini selama 2 tahun. Sebagai Director of
SugarDivision, saya bertanggungjawab
mengelola urusan produksi, dari penerimaan
barang, penyimpanan, pengemasan,
pengepakan, hingga pengiriman barang.
P : Bagaimanakah hirarki koordinasi atau struktur
organisasi di perusahaan ini?
DS : Di puncak koordinasi ada owner, kemudian di
bawahnya adalah CEO. Di bawah CEO ada 3
manajer, yaitu Director of Sugar Division atau
saya sendiri, kemudian Director of Finance,
dan Director of General Affairs. Di bawahnya
ada karyawan biasa dan khusus divisi saya ada
Kepala Pemasaran, Kepala Gudang, Kepala
Produksi, dan Kepala Pengiriman.
P : Dari antara jajaran atasan, siapakah yang
bertanggungjawab mengambil keputusan
dalam perusahaan?
DS : Tergantung keputusan dalam tingkat apa dulu.
Untuk keputusan tentang strategi bisnis, ada di
tangan owner. Untuk keputusan yang terkait operasional perusahaan seluruhnya, ada di
tangan CEO. Jadi istilahnya, owner sebagai
penentu garis besar jalannya perusahaan,
kemudian CEO memutuskan dan mengelola
penyelenggaraannya. Untuk masing-masing
Pembagian tanggung jawab
Struktur perusahaan
Pengambil keputusan
247
divisi, saya dan 2 manajer lainnya punya hak
untuk mengambil keputusan. Tapi kalau
keputusannya menyangkut divisi lain, maka
kami harus menyampaikan keputusan yang
akan kami ambil kepada CEO, kemudian
beliau yang mengambil keputusan.
P : Bagaimanakah cara owner atau CEO dalam
menyampaikan perubahan kebijakan kepada
para manajer dan karyawan?
DS : Dituliskan, dicetak, kemudian dipasang di
papan pengumuman. Biasanya sebelum
ditempel, para manajer sudah mendapatkan
pemberitahuan secara lisan dari CEO.
P : Untuk keputusan tentang perubahan kebijakan
bagi divisi Bapak, bagaimanakah cara Bapak
menyampaikan pada karyawan?
DS : Karena karyawan divisi saya sebagian besar di
pabrik, maka saya melakukan yang sama
dengan owner dan CEO, saya ketik, di-print,
dan ditempel di papan pengumuman pabrik.
Saya juga mengirimkan pemberitahuan
melalui e-mail.
P : Faktor apa sajakah yang Bapak gunakan
sebagai pertimbangan untuk mengubah
kebijakan bagi karyawan?
DS : Faktor yang utama adalah arah pengembangan
perusahaan. Saat rapat dengan owner dan
CEO, biasanya ada penyampaian laporan dari
setiap manajer mengenai perkembangan
aktivitas perusahaan di masing-masing divisi.
Dari sana, owner memberikan komentar atau
masukan, dimana bisa jadi akan ada
perubahan dalam kegiatan perusahaan.
Kemudian CEO akan memberikan perincian
atau langkah-langkah konkret yang harus
dilakukan oleh para manajer. Dari situlah
kami, para manajer, membuat penyesuaian
untuk diterapkan di divisi kami masing-
masing. Jadi, bisa dibilang bahwa inisiatif dari
atasan saat rapat merupakan pertimbangan
bagi saya dalam melakukan perubahan
kebijakan di divisi saya. Selain itu, masukan
dari karyawan juga menjadi pertimbangan saya dalam mengubah kebijakan. Jadi, saat
ada rapat divisi, apabila ada karyawan yang
menyampaikan masukan bagi pengembangan
divisi atau perusahaan, maka akan saya
pertimbangkan dan saya sampaikan pada saat
Penyampaian perubahan
kebijakan
Penyampaian perubahan
kebijakan
Dasar penetapan kebijakan
248
meeting dengan atasan.
P : Siapakah yang bertanggungjawab untuk
menetapkan peraturan kantor?
DS : Semua peraturan kantor ditetapkan oleh owner
dan CEO. Kami para manajer juga
menambahkan beberapa, namun hanya untuk
peraturan yang berlaku di divisi kami masing-
masing.
P : Peraturan apa sajakah yang diterapkan di
perusahaan ini?
DS : Peraturan perusahaan ada dua, berupa SOP
atau Standar Operasional Perusahaan dan
yang tertuang secara implisit di kontrak kerja.
SOP sepenuhnya disusun oleh owner dan
CEO. Isinya adalah aturan yang sifatnya
operasional atau berkaitan dengan keseharian,
misalnya pakaian kerja untuk karyawan kantor
dan karyawan pabrik, cara absensi, jam masuk
dan pulang kerja, cara karyawan
berkomunikasi dengan pihak luar, cara
karyawan berinteraksi dengan para atasan, dan
lainnya. Dalam kontrak, aturan yang tertuang
itu sifatnya lebih mendetail, bagaimana
caranya mengajukan cuti, berapa banyak jatah
cuti per tahun, aturan tentang pemecatan dan
pengunduran diri, dan sebagainya.
P : Bagaimanakah suasana kerja di perusahaan
ini?
DS : Untuk divisi saya sendiri, serius tapi santai.
Sugar Division area kerjanya adalah di pabrik,
jadi lebih santai dibandingkan yang ada di
kantor. Tapi bukan berarti bahwa anak buah
saya menjalankan tugas dengan setengah-
setengah. Setiap hari kami bisa memenuhi
target produksi yang ditetapkan dan semua
pengiriman barang tidak pernah terlambat.
P : Dilihat dari lingkungannya, bagaimanakah
situasi lingkungan kerja di perusahaan ini
menurut Bapak?
DS : Lingkungan kerja menurut saya bising, ya
maklum, kami di pabrik dan mengoperasikan
mesin. Kemudian kalah bersih apabila
dibandingkan dengan di kantor. Tidak memungkinkan juga untuk membersihkan
ruangan pabrik setiap saat karena banyak
orang lalu lalang untuk melakukan proses
produksi. Tapi tetap perlu diperhatikan,
misalnya dengan meningkatkan frekuensi
Pembagian tanggung jawab
Peraturan kerja
Iklim kerja
Lingkungan kerja
249
kerja cleaning service. Saya sudah minta, tapi
karena cleaningservice kami ambil dari
outsourcing, jadi mereka sudah punya SOP
sendiri dan kita tidak bisa mengutak-atik.
Solusi lainnya adalah ganti outsourcing, tapi
bagian General Affairs tidak berani karena
kuatir malah mendapatkan jasa cleaning
service yang kualitasnya jelek. Selain itu,
security juga asalnya dari outsourcing yang
sama, kalau yang satu diganti, otomatis juga
ganti security. Itu rawan karena belum tentu
security yang baru kerjanya bener dan dapat
dipercaya. Finance juga mempermasalahkan
tambahan biaya yang mungkin muncul, kalau
kami berpindah ke outsourcing lain yang
levelnya lebih tinggi.
P : Dari segi fasilitas, bagaimanakah fasilitas
perusahaan ini menurut Bapak?
DS : Sudah cukup memadai, kecuali rencana untuk
menaikkan omset dijalankan. Untuk
menaikkan omset, dengan jumlah mesin yang
sekarang, tidak mungkin bisa dicapai. Harus
ada penambahan mesin, minimal. Selanjutnya
ada penambahan karyawan di bawah saya.
Kalau masih jalan dengan yang sekarang,
kondisi mesin pengemasan dan mesin
pengepakan bagus. BuildingMaintenance juga
sering melakukan pengecekan, kondisi mesin
seperti apa. Semua alat terpelihara dengan
baik.
P : Kondisi Bapak di sini berada terpisah dengan
divisi lain dan sebagian karyawan Bapak, lalu
bagaimanakah cara atasan atau divisi lain
menyampaikan informasi pada Bapak?
DS : Saya juga punya meja kerja di kantor, cuma
memang saya lebih sering berada di pabrik,
jadi saya masih bisa mendapatkan informasi
secara langsung dari mulut ke mulut. Setiap
kali ada hal yang penting juga pasti ada
pengumuman resminya, entah lewat e-mail
atau lewat papan pengumuman di kantor.
Antara kantor dan pabrik juga ada saluran
telepon, jadi kalau sewaktu-waktu ada perlu, saya bisa langsung dihubungi.
P : Oke, jadi Bapak setiap hari bertemu dengan
orang kantor?
DS : Ya… tidak tiap hari juga. Yang jelas, saya
ketemu dengan anak pabrik setiap hari. Untuk
Fasilitas perusahaan
Penyampaian informasi
Relasi dan interaksi
250
kantor, ya setiap kali saya ke kantor pasti
bertemu. Tapi sering saya datang kerja
langsung masuk ke pabrik, walau tidak tiap
hari. Oh ya, saya juga bertemu dengan orang
kantor saat ada manager meeting. Selain itu,
saat divisi saya rapat, kami pakai ruang
meeting di kantor.
P : Bagaimanakah hubungan interpersonal antara
Bapak dengan atasan dan sesama manajer?
DS : Hubungan saya dengan atasan dan manajer
baik-baik saja. Paling dekat ya dengan para
manajer. Pertama, karena jabatan kami sama.
Setingkat. Kemudian, memang banyak
keputusan yang harus kami bikin bersama-
sama, tidak bisa sendirian. Jadi berhubungan
dekat itu malah bagus, jadinya kami lebih
mudah untuk saling kompromi. Udah klik lah.
P : Bagaimanakah hubungan interpersonal Bapak
dengan karyawan divisi Bapak maupun divisi
lainnya?
DS : Dengan karyawan divisi saya ya dekat sekali.
Kami setiap hari bertemu, team bonding
setahun sekali, terus mereka juga sehari-
harinya akrab dengan saya, tidak ada yang
merasa takut atau tegang karena ketemu saya.
P : Dalam mendapatkan karyawan divisi Bapak,
syarat apakah yang Bapak tetapkan bagi calon
karyawan?
DS : Syaratnya harus menyukai kerja lapangan atau
terbiasa kerja lapangan. Lainnya tergantung
posisinya mana. Misalnya supir, syaratnya ya
harus bisa nyetir.
P : Bagaimanakah mekanisme pengangkatan
karyawan tetap di perusahaan ini?
DS : Sama dengan divisi lain. Setelah diterima
kerja, langsung masuk, kontrak 3 bulan.
Setelah kontrak selesai, keputusan ada di
tangan manajer untuk menerima sebagai
karyawan tetap atau tidak.
P : Bagaimanakah mekanisme perekrutan
karyawan di perusahaan ini?
DS : Pertama-tama harus mengirimkan surat
lamaran. Kemudian surat lamaran di-screening, mana yang layak dites dan mana
yang tidak. Kemudian pelamar diundang
untuk tes, ada tiga macam. Tes tulis, tes
psikologis, dan wawancara. Dari situ nanti
dilihat apakah dia cocok dengan posisi yang
Relasi dan interaksi
Relasi dan interaksi
Perekrutan karyawan
Perekrutan karyawan
Perekrutan karyawan
251
diminta. Semua perekrutan dilakukan oleh
Recuitment Specialist, kecuali bagian
wawancara dimana saya ikut menjadi
pewawancara.
P : Bagaimanakah penggajian di perusahaan ini?
DS : Gaji diberikan di awal bulan, maksimal
tanggal 5.
P : Berapakah rentang besarnya gaji karyawan di
perusahaan ini?
DS : Besarnya gaji masuk dalam rahasia
perusahaan, ada di kontrak juga, jadi saya
tidak bisa menjawab. Yang pasti, di atas
UMR.
P : Apakah Bapak melakukan pengawasan dan
evaluasi terhadap karyawan Sugar Division?
DS : Oh, ya pasti! Itulah mengapa saya lebih sering
di pabrik daripada di kantor, agar saya bisa
melihat sendiri anak buah saya kerja atau
tidak. Selain itu, saya bisa tahu bagaimanakah
cara kerja mereka. Efektif atau tidak. Kalau
saya lihat cara kerjanya kurang efektif, saya
dekati, saya beri masukan, bagaimana agar
bekerjanya lebih efektif dan efisien. Biar
kecepatan kerja juga meningkat bagaimana
triknya. Dari situ, kelihatan mana karyawan
yang memang berkualitas dan berkembangnya
cepat. Dari hasil pengawasan itu, saya
mengevaluasi pekerjaan mereka. Setiap 6
bulan sekali ada evaluasi kinerja, jadi saya
harus tatap muka satu persatu dan
menyampaikan hasil evaluasi perorangan.
P : Apabila ada karyawan sugar division yang
melakukan kesalahan atau lalai dalam
menjalankan tugasnya, bagaimanakah sikap
Bapak?
DS : Saya lihat dulu bagaimana kesalahannya.
Kalau misalnya kesalahannya masih bisa
ditolerir dan bisa saya perbaiki, maka saya
diamkan saja. Tapi kalau sudah dilakukan
berulang kali, maka akan saya tegur. Tapi
kalau kesalahannya menghambat proses
produksi dan sifatnya fatal, maka akan
langsung saya panggil untuk menghadap saya dan saya tegur. Kalau misal ada yang
tertangkap tidak mengerjakan tugasnya,
padahal ada tugas yang masih menumpuk,
misalnya ada yang leha-leha saat omset harian
belum tercapai, maka harus saya tegur
Gaji karyawan
Gaji karyawan
Evaluasi terhadap kinerja
Respon terhadap kesalahan
252
langsung di hadapan karyawan lain, karena
efek sampingnya tidak baik untuk karyawan
lain, bisa jadi yang lain malah meniru
bersantai seperti itu.
P : Upaya apakah yang Bapak lakukan untuk
meningkatkan keahlian dan kinerja karyawan
divisi Bapak?
DS : Dengan evaluasi itu sendiri secara tidak
langsung dapat memicu peningkatan kinerja
karyawan, apalagi ada bonus untuk karyawan
yang kinerjanya bagus. Mereka juga jadi
berlomba-lomba untuk meningkatkan
kemampuan dan keahlian masing-masing.
Selain itu, dari kantor ada program training,
bukan hanya untuk karyawan baru. Dari
program training regular, keahlian karyawan
tetap terjaga dan makin terasah.
P : Selain dengan bonus untuk kinerja karyawan,
fasilitas kesejahteraan apa lagi yang bapak
berikan kepada karyawan?
DS : Ada THR, yang pasti, setiap hari raya Idul
Fitri. THR tidak hanya diberikan pada
karyawan yang beragama Islam, melainkan
pada semua karyawan. Jadi, bagi yang
merayakan Natal, THR-nya diterima pada Idul
Fitri itu juga. Selain itu, ada program asuransi
untuk karyawan, yang membayar preminya
adalah perusahaan agar tidak memberatkan
karyawan. Ada juga JAMSOSTEK. Cuma,
sekarang ini ada BPJS Kesehatan tersendiri,
dan untuk mendaftar BPJS Kesehatan saat ini
jadi tanggung jawab karyawan sendiri.
Mungkin kalau nantinya ada karyawan baru,
akan sekaligus didaftarkan BPJS Kesehatan.
P : Bagaimana halnya dengan Bapak sendiri?
Apakah ada evaluasi tertentu untuk kinerja
Bapak?
DS : Tentu ada. Yang melakukan evaluasi atas
kinerja saya adalah CEO dan dilaksanakan
setiap 6 bulan sekali.
P : Apakah juga ada penghargaan tertentu atas
kinerja Bapak?
DS : Ada. Sama dengan karyawan lain, jika ada pencapaian yang memuaskan, maka akan
mendapatkan bonus.
P : Menurut Bapak, bagaimanakah kinerja para
atasan, terutama yang terkait dengan aspek
kepemimpinannya?
Peningkatan kinerja
karyawan
Kesejahteraan karyawan
Evaluasi terhadap kinerja
Kesejahteraan karyawan
253
DS : Kinerja atasan selama ini baik menurut saya.
Owner dan CEO memiliki gaya
kepemimpinan yang berbeda, namun
keduanya tergolong baik, ada ketegasan, ada
kesempatan bagi bawahan untuk
menyampaikan aspirasinya, dan juga mereka
berdua mampu mengambil keputusan dalam
waktu singkat. Kekurangannya ada di batasan
kerja antara keduanya. Sebagian besar
memang owner berada pada jalur yang benar,
yaitu mengambil keputusan untuk konsep
abstrak dari strategi perusahaan, kemudian
CEO yang mengelola realisasinya dan
mengambil keputusan yang terkait dengan
realisasi tersebut. Tapi kadang-kadang, batas
itu dilangkahi dan owner ikut mengambil
keputusan yang menjadi tanggung jawab
CEO. Menurut saya, perlu ditegaskan lagi
batasannya, agar fokus manajer tidak terbelah-
belah, harus mengikuti yang mana.
P : Kelebihan apakah yang Bapak kagumi dari
atasan?
DS : Gaya kepemimpinan demokratisnya. Owner
dan CEO mau mendengarkan kami, para
manajer. Jadi saat kami menginfomasikan
atau menyampaikan masukan dari karyawan,
beliau berdua juga mau mempertimbangkan
masukan tersebut.
P : Masih terkait dengan kinerja, divisi manakah
yang menurut Bapak kinerjanya masih kurang
optimal?
DS : Waduh, sepertinya divisi saya sendiri ya.
Karena di divisi saya juga ada banyak
subdivisi, ada pengiriman, produksi, gudang
atau penyimpanan, dan pemasaran. Satu-
satunya divisi yang dibagi-bagi lagi menjadi
beberapa bagian hanya Sugar Division. Bisa
jadi itulah yang menyebabkan kinerja kami
kalah optimal dibandingkan divisi lainnya.
P : Di divisi Bapak, bagian manakah yang
kinerjanya masih perlu ditingkatkan?
DS : Yang paling utama jelas bagian pemasaran.
Kalau pemasaran kinerjanya meningkat, dapat diasumsikan bahwa permintaan terhadap
produk Gulasir dan Gula Selera akan
meningkat pula. Untuk bagian gudang,
produksi, dan pengiriman selama ini sudah
berjalan sesuai dengan target, meskipun dalam
Pemilik, CEO
Pemilik, CEO
Kekurangan perusahaan
Kinerja perusahaan
254
hal inovasi dan inisiatif masih kalah
dibandingkan dengan karyawan divisi lain.
Itulah mengapa saya menganggap divisi saya
kinerjanya paling kurang optimal.
P : Apakah Bapak memiliki rencana tertentu
untuk meningkatkan kinerja bagian
pemasaran?
DS : Ada, tapi belum saya sosialisasikan kepada
kepala pemasaran, apakah rencana tersebut
bisa dilaksanakan atau tidak, baru sekedar
sharing dengan manajer lain. Saya berencana
untuk merambah periklanan ke televisi. Dulu
kami pernah iklan lewat radio, tapi sudah
kami hentikan. Untuk sekarang ini jika kami
kembali menggunakan radio, sepertinya
kurang bagus juga, karena radio sudah
kehilangan massa. Kemudian rencana lainnya
adalah dengan menggalakkan promosi, entah
dengan memberikan diskon atau bonus produk
apabila melakukan pembelian dengan jumlah
tertentu. Masih dalam konteks promosi, saya
ingin perusahaan menjadi sponsor atau
berpartisipasi dalam event tertentu, jadi nama
perusahaan bisa lebih dikenal.
P : Menurut Bapak, divisi manakah yang perlu
menjadi prioritas dalam perusahaan?
DS : Untuk saat ini... divisi saya. Perusahaan saat
ini sedang melakukan pengembangan bisnis
dan salah satunya adalah rencana untuk
memperkokoh jaringan pemasaran, sehingga
yang perlu mendapatkan perhatian khusus
adalah Sugar Division yang memuat bagian
pemasaran.
P : Selama ini, di antara divisi Finance dan
General Affairs, divisi manakah yang lebih
sering berinteraksi dengan divisi ini?
DS : Finance Division terutama bagian Purchasing.
Setiap kali ada penerimaan barang dari
pemasok, pasti harus melalui bagian
Purchasing karena bagian itulah yang
bertugas melakukan semua pembelian,
termasuk pembelian bahan baku produksi,
yaitu gula dari pemasok. P : Dari penuturan Bapak, saya dapat
menyimpulkan bahwa setiap divisi di
perusahaan ini saling berkaitan dan dekat
hubungannya. Apakah sistem penyimpanan
data operasional di perusahaan ini memadai
Rencana pengembangan
bisnis
Rencana pengembangan
bisnis
Hubungan antar divisi
255
untuk memfasilitasi relasi antardivisi tersebut?
DS : Penyimpanan data di sini tergolong sederhana
namun memudahkan kami dalam berbagi
informasi. Semua data operasional per divisi
harus dibuat dalam dua tipe, yaitu soft copy
dan hard copy. Soft copy dikelola oleh
manajer masing-masing divisi, jadi disimpan
di komputer manajer dan merupakan
penggabungan dari laporan karyawan
bagiannya. Jika membutuhkan data berbentuk
soft copy dari divisi lain, saya tinggal meminta
pada manajer yang berkaitan. Untuk hard
copy, bentuknya adalah hasil printout dari
dokumen seluruh divisi. Semuanya diletakkan
di lemari arsip, sehingga mudah untuk
mencarinya. Namun, untuk dokumen yang
sifatnya sangat rahasia, disimpankan oleh
owner atau CEO.
P : Bagaimanakah pandangan Bapak terhadap
perusahaan saingan PT MSJ?
DS : Perusahaan saingan banyak sekali ya di
Surabaya, belum lagi yang ada luar Surabaya.
Karena terlalu banyak, jadi susah memberikan
generalisasi. Yang jelas, perusahaan gula
besar yang sudah punya nama di masyarakat
perlu dicontoh strategi awalnya dalam
menggaet massa dan mencapai popularitasnya
saat ini.
P : Menurut Bapak, dibandingkan dengan
perusahaan pengemasan gula lainnya, apakah
kelebihan perusahaan ini?
DS : Usia perusahaan yang masih terbilang muda
mungkin dapat dikatakan sebagai keuntungan,
walaupun juga bisa dibilang kerugian.
Keuntungannya adalah bahwa kami masih
punya semangat untuk berkembang dan belum
bosan untuk berkecimpung di bisnis
pengemasan gula. Banyak perusahaan yang
sudah lama bergerak di bisnis ini dan jadinya
stagnan saja, berjalan di tempat dan seolah
malas untuk mencari inovasi-inovasi dalam
bisnisnya. Kerugiannya, kami belum dikenal
secara luas oleh masyarakat, tapi kondisi ini juga dapat diubah seiring berjalannya waktu
dan dengan strategi yang tepat. Selain itu,
jumlah karyawan di MSJ tidak terlalu banyak,
sehingga lebih mudah untuk melakukan
koordinasi dan pelimpahan tugas apabila
Pengarsipan
Situasi persaingan
Keunggulan kompetitif
256
dibandingkan dengan perusahaan lain yang
jumlah karyawannya jauh lebih banyak.
P : Apakah ada upaya khusus untuk
mempertahankan keunggulan tersebut?
DS : Kami ingin perusahaan ini berkembang lebih
besar ke depannya, jadi ukuran perusahaan
dan jumlah karyawan jelas harus bertambah.
Namun perlu dilakukan restrukturisasi
organisasi agar jalur koordinasi tetap mudah
antara satu divisi dengan divisi lainnya. Selain
itu, kami perlu terus-menerus melakukan
perubahan dan perbaikan suasana atau
lingkungan kerja agar karyawan tetap
termotivasi untuk bekerja dan melahirkan
berbagai inovasi pengembangan bisnis.
P : Apakah harapan Bapak untuk perusahaan ini
dalam lima tahun ke depan, terutama dengan
keberdaan Bapak di perusahaan ini?
DS : Saya inginnya perusahaan ini semakin
berkembang dalam hal popularitas di tengah
masyarakat Indonesia, ini adalah tanggung
jawab saya juga sebagai manajer divisi ini.
Harapannya lima tahun ke depan, seluruh
Indonesia telah berhasil dijamah oleh Gulasir
dan Gula Selera. Dengan keberadaan saya
sendiri sebagai Director of Sugar Division,
semoga strategi pemasaran kaai dapat
berhasilguna dalam membawa PT MSJ go
national, atau bahkan gointernational. Saya
juga berharap akan adanya perubahan dalam
struktur organisasi, terlepas dari
bertambahnya jumlah karyawan atau tidak.
P : Struktur seperti apakah yang Bapak harapkan
digunakan di perusahaan ini?
DS : Pembagian divisi dan pembagian tanggung
jawab harus dijabarkan lagi ke dalam divisi
yang berbeda. Misalnya General Affairs itu
dapat dipisahkan ke dalam bagian Pengadaan
dan Human Resources. Jadi tidak campur
aduk. Kemudian divisi saya sendiri, akan
lebih baik jika Marketing dipisahkan menjadi
divisi yang berbeda. Jadi bagian produksi
hanya mengurusi dari penerimaan barang, pengemasan, pengepakan, dan pengiriman.
Untuk pemasaran dan bagian administrasi bisa
dipisahkan menjadi divisi tersendiri.
P : Oke, Pak, saya rasa informasi yang saya
peroleh sudah cukup. Terima kasih atas
Rencana pengembangan
usaha
Harapan terhadap
perusahaan
Rencana pengembangan
bisnis
258
Transkrip Wawancara 6 (Karyawan Divisi Finance)
Keterangan:
P : Peneliti
KF : Karyawan Divisi Finance
Transkrip Topik
P : Selamat siang, Ibu. Hari ini saya akan
melakukan wawancara terkait penelitian
Skripsi saya mengenai PT Manunggal Suko
Jaya. Sebelumnya, mohon memperkenalkan
diri secara singkat, nama, jabatan, serta tugas
dan wewenang Ibu di perusahaan ini.
KF : Nama saya Adelia Augustina. Saya adalah
karyawan divisi keuangan. Saya bertugas
membantu manajer keuangan di bagian
pencatatan transaksi. Saya accounting di sini.
P : Sudah berapa lama Ibu bekerja di perusahaan
ini?
KF : Saya bekerja di sini sudah dua tahun.
P : Apakah visi perusahaan yang Ibu ketahui?
KF : Visi perusahaan adalah membawa perusahaan
ini menjadi perusahaan yang dapat
menyediakan produk gula yang berkualitas
bagi semua masyarakat, dan menjadikan
produk gula kami menjadi produk yang paling
dicari oleh masyarakat.
P : Sepanjang pengetahuan Ibu, apakah misi
perusahaan dalam mewujudkan visi tersebut?
KF : Misi perusahaan adalah meningkatkan sistem
distribusi, menggunakan teknologi mesin yang
semakin berkembang, dan mempekerjakan
sumber daya manusia yang kompeten.
P : Dari visi dan misi tersebut, visi/misi apakah
yang sudah tercapai?
KF : Visi yang sudah dicapai adalah perusahaan
sudah dapat menyediakan produk gula yang
berkualitas bagi masyarakat, sedangkan untuk
misi yang sudah dicapai adalah semua misi yang ada sedang kami laksanakan sehingga
visi yang belum tercapai dapat tercapai.
P : Visi dan misi apakah yang belum tercapai
sepenuhnya?
KF : Visi yang belum tercapai adalah menjadikan
Pembagian tanggung jawab
Visi perusahaan
Misi perusahaan
Pencapaian visi/misi
Pencapaian visi/misi
259
produk gula kami menjadi produk yang paling
dicari oleh masyarakat.
P : Jika diukur, berapa persenkah pencapaiannya?
KF : Untuk persentasenya mungkin baru 15% atau
20%, masih kecil persentasenya karena
perusahaan ini merupakan perusahaan baru di
bidang gula.
P : Upaya apakah yang dilakukan perusahaan
untuk meningkatkan pencapaian tersebut,
bahkan kalau bisa, mencapai 100%?
KF : Yang dapat dilakukan adalah mengupayakan
agar produk gula kami dapat dikenal oleh
semua masyarakat dan juga memperbanyak
varian produk sesuai dengan tren kebutuhan
masyarakat ke depannya.
P : Alasan apakah yang mendorong Anda untuk
bekerja di perusahaan ini?
KF : Waktu itu saya sedang mencari pekerjaan dan
saya melihat bahwa perusahaan ini sedang
membutuhkan karyawan di bagian keuangan
yang syarat-syaratnya dapat saya penuhi. Saya
juga ingin mencari pengalaman kerja dan
kebetulan mendapatkan info kerja di
perusahaan ini, yang lokasi kantornya dekat
dengan rumah saya.
P : Alasan apa yang mendasari Ibu untuk tetap
bekerja di perusahaan ini?
KF : Para karyawan di sini dapat bekerjasama
dengan baik, sehingga saya senang bekerja di
sini. Saat saya kesusahan, karyawan lain
selalu membantu saya. Selain itu, atasan saya
juga dapat memimpin dengan baik dan sangat
bertanggungjawab. Ditambah lagi, saya
nyaman dengan suasana di lingkungan kantor,
sehingga merasa nyaman untuk bekerja.
P : Bagaimanakah sistem pengangkatan atau
penerimaan karyawan di perusahaan ini?
KF : Pada waktu kami melamar kerja di sini,
kemudian lolos tes dan diterima bekerja di
sini, maka kami akan dikontrak selama 3
bulan untuk dievaluasi apakah dapat diterima
menjadi karyawan tetap atau tidak. Setelah
itu, ketika kami menjadi karyawan tetap, maka tetap ada kontrak dan perjanjian kerja
yang mengikat kami sebagai karyawan di sini.
P : Adakah jenjang karir bagi karyawan?
KF : Setahu saya, tidak ada jenjang karir di
perusahaan ini.
Pencapaian visi/misi
Upaya pencapaian visi/misi
Alasan bekerja
Alasan bekerja
Perekrutan karyawan
Jenjang karir
260
P : Pada saat akhirnya diterima bekerja di
perusahaan ini, apakah situasi kerja sesuai
dengan harapan Ibu?
KF : Sesuai dengan harapan saya, buktinya saya
nyaman dan senang berada di sini.
Lingkungan kerja di sini bersih dan rapi. Lalu
kantor juga dilengkapi dengan AC, sehingga
saya lebih nyaman dalam bekerja.
P : Selain AC, bagaimanakah kelengkapan
fasilitas lain di kantor?
KF : Yang jelas, fasilitas kerja, semacam komputer,
printer dengan scanner, mesin fotokopi, mesin
faks, sudah tersedia di kantor. Minuman
disediakan juga, air mineral dari dispenser.
Saya biasanya membawa kopi atau minuman
sachet sendiri.
P : Dari segi jumlah, apakah fasilitas kantor
sudah cukup memadai bagi karyawan?
KF : Untuk fasilitas operasional, sudah cukup.
Setiap karyawan mendapatkan meja kerja
masing-masing dengan 1 komputer. Fasilitas
printer ada 3 dan mesin fotokopi ada 2.
Menurut saya fasilitas itu sudah cukup untuk
kebutuhan kantor kami. Yang masih kurang
malahan yang sifatnya nonoperasional,
misalnya dispenser dan perlengkapan minum.
Kalau saya bandingkan dengan beberapa
perusahaan lain, fasilitas yang menyangkut
kesejahteraan di sini masih kurang. Ada
perusahaan yang menyediakan kulkas,
microwave, coffee machine, ruang fitness
untuk karyawan, kantin kantor, dan
sebagainya.
P : Fasilitas kesejahteraan apakah yang Ibu
dapatkan dari perusahaan?
KF : JAMSOSTEK dan asuransi.
P : Apakah Ibu pernah sharing dengan karyawan
lain tentang situasi dan lingkungan kerja di
perusahaan ini?
KF : Pernah.
P : Bagaimanakah pendapat karyawan lain
tentang situasi kantor atau pabrik?
KF : Sebagian besar tidak pernah komplain masalah lingkungan kerja. Kalaupun ada yang
mengeluh, standar saja, ya mengeluh capek
karena beban kerja lagi banyak. Setahu saya,
rekan kerja saya betah bekerja di sini.
P : Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?
Iklim kerja
Situasi kantor
Fasilitas kerja
Kesejahteraan karyawan
Lingkungan kerja
Lingkungan kerja
261
KF : Di bagian top managementada pemilik di
bagian paling atas, lalu CEO, lalu CEO
membawahi manajer keuangan, manajer
operasional, dan manajer untuk divisi gula.
Masing-masing manajer tersebut membawahi
karyawan yang bekerja di bidangnya masing-
masing. Ada juga kepala pemasaran, kepala
produksi, kepala gudang, kepala pengiriman,
dan administrasi yang berada di bawah
koordinasi manajer divisi gula.
P : Bagaimanakah sistem penggajian perusahaan
ini?
KF : Upah diberikan kepada kami di setiap awal
bulan kami bekerja, sama seperti kebanyakan
perusahaan lain menggaji karyawannya.
P : Apakah ada Standar Operasional Perusahaan
di PT MSJ?
KF : Ya, ada SOP yang berisi rincian kerja dan
tanggung jawab masing-masing karyawan,
dan juga adaprosedur dan aturan bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan.
P : Apa sajakah tanggung jawab Ibu dalam
perusahaan ini?
KF : Karena saya bekerja di bagian keuangan, saya
bertanggungjawab dalam hal pembukuan.
Saya secara khusus menangani masalah
purchasing atau pembelian. Jadi, segala
macam pembelian, baik untuk perlengkapan
kantor, persediaan barang, pembayaran
pasokan gula, menjadi tanggung jawab saya
untuk melaksanakan dan mengelola.
P : Bagaimanakah prosedur pembelian yang
berada di bawah tanggung jawab Ibu?
KF : Setiap kali ada kegiatan yang membutuhkan
pembelian, harus memberikan salinan
proposal atau rencana budgeting pada saya.
Misalnya untuk pembelian pasokan gula, yang
memang sudah terjadual, saya yang bertugas
untuk memeriksa pengajuan dari bagian
administrasi sugar division, berapa banyak
gula yang akan diperoleh dari pemasok dan
berapa nominal uang yang dibutuhkan.
Kemudian saya akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap harga yang dicantumkan dalam
pengajuan dan melakukan crosscheck untuk
melihat apakah nominal yang dituliskan dalam
pengajuan telah sesuai dengan kenyataannya.
Langkah selanjutnya adalah menyerahkan
Struktur perusahaan
Gaji karyawan
Peraturan kerja
Pembagian tanggung jawab
Prosedur pembelian barang
262
dokumen pengajuan pada manajer keuangan
untuk mendapatkan ACC. Jika sudah
melewati manajer keuangan dan disetujui,
saya mengambil uang tunai sejumlah yang
diminta kepada karyawan keuangan yang
bertugas memegang kas perusahaan. Saya
kemudian memberikan konfirmasi kepada
bagian administrasi sugar division untuk
mengambil dana yang sudah cair.
Pengambilan dana tersebut ditandai dengan
dokumen pencairan dana, dimana setelah
transaksi terjadi, bagian administrasi sugar
division harus kembali menemui saya untuk
menyerahkan bukti pembayaran yang resmi ke
pemasok.
Untuk pengeluaran yang tidak termasuk
pengeluaran semacam itu, mekanismenya
hampir sama. Misalnya akan ada acara
gathering untuk karyawan, yang pastinya
butuh biaya besar. Pengelola atau
penanggungjawab kegiatan harus menyiapkan
proposal pengajuan dana untuk kegiatan
tersebut. Dari rencana anggaran di proposal,
saya periksa nominal yang tertera pada
masing-masing pos pengeluaran, adakah
penyimpangan dari harga aktual di pasaran.
Setelah verifikasi dan screening dari saya,
rancangan anggaran saya naikkan ke manajer
keuangan untuk mendapatkan ACC. Jika
akhirnya ada ACC dari manajer, saya
menyiapkan dana segar sesuai nominal yang
disetujui, dimana akhirnya karyawan yang
bertugas kemudian menemui saya untuk
mengambil dana yang sudah cair. Selanjutnya
sama saja dengan yang telah saya sebutkan
sebelumnya.
P : Aset apa sajakah yang dimiliki oleh
perusahaan?
KF : Uang kas, utang dan piutang. Selain itu
persediaan barang, perlengkapan dan
peralatan kantor, termasuk mesin pabrik.
Bangunan dan kantor pabrik juga terhitung
sebagai aset perusahaan. Untuk semua aset yang berbentuk barang, ada perhitungan
penyusutan aktiva sebesar 10% per tahun.
P : Menurut Ibu, bagaimanakah kinerja Ibu
selama ini?
KF : Kalau saya mengevaluasi diri saya sendiri,
Aset finansial
Evaluasi terhadap kinerja
263
saya bekerja di sini dengan memberikan
kemampuan dan pengetahuan saya
sepenuhnya. Karena ketika saya dapat
membuat terobosan-terobosan yang membuat
perusahaan sukses, maka sebagai karyawan di
sini, saya pun dapat ikut merasakan
kesuksesan itu dan membuat saya bangga.
Sehingga, saya bekerja di sini berusaha untuk
memberikan yang sebaik-baiknya.
P : Patokan apakah yang Ibu gunakan untuk
menilai kinerja Ibu sudah baik atau belum?
KF : Saya bekerja sesuai dengan peraturan
perusahaan dan sesuai dengan apa yang
manajer saya katakan untuk saya lakukan.
Dan ketika manajer saya puas dengan apa
yang saya kerjakan artinya saya mengerjakan
dengan baik, begitu juga sebaliknya. Seperti
itu saja sih saya menilai kinerja saya. Yang
penting, saya mengerjakan dengan sungguh-
sungguh, dan apabila ada masukan ataupun
perbaikan akan apa yang sudah saya kerjakan,
maka saya akan membenahi apa yang saya
kerjakan tersebut, sehingga hasilnya bisa
maksimal.
P : Bagaimanakah cara manajer divisi keuangan
mengevaluasi kinerja Ibu?
KF : Atasan selalu berada di kantor ketika saya
mengerjakan tugas saya. Meskipun tidak
setiap detik beliau mengawasi kinerja saya,
tetapi beliau sebagai pimpinan dapat tahu apa
yang saya kerjakan dan bagaimana saya
mengerjakannya.
P : Adakah hadiah atau bonus tertentu saat
kinerja Ibu dinilai baik?
KF : Ya, ada hadiah tertentu ketika saya bekerja
sesuai dengan harapan beliau.
P : Apa sajakah yang Ibu dapatkan dari
perusahaan sebagai apresiasi terhadap
pekerjaan yang Ibu lakukan?
KF : Gaji pokok sudah pasti diberikan kepada para
karyawan di perusahaan ini. Lalu, ada juga
uang lembur. Bonus juga diberikan ketika
perusahaan mencapai suatu target. THR dan asuransi juga diberikan oleh perusahaan bagi
karyawan di sini.
P : Selain gaji, uang lembur, bonus, dan THR,
fasilitas kesejahteraan apakah yang diberikan
oleh perusahaan?
Evaluasi terhadap kinerja
Evaluasi terhadap kinerja
Kesejahteraan karyawan
Kesejahteraan karyawan
264
KF : Semacam fasilitas yang di kantor ya? Ada
dispenser, minum selalu disediakan oleh
kantor. Ada juga komputer untuk masing-
masing karyawan.
P : Yang saya maksud adalah bentuk fasilitas
seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan,
liburan bagi pegawai, dan sebagainya. Apakah
ada fasilitas kesejahteraan tersebut?
KF : Oh, oke. Ada perlindungan dari
JAMSOSTEK. Jadi yang sudah terdaftar
sebagai peserta JAMSOSTEK karena
sebelumnya bekerja di perusahaan lain, harus
didaftarkan lagi, dan yang lama dihapuskan.
Yang belum punya akan didaftarkan oleh
perusahaan. Bagian HR yang mengurusi ini.
Bagian keuangan terlibat di pembayaran
preminya, karena biaya JAMSOSTEK
ditanggung oleh perusahaan. Kemudian ada
juga asuransi lainnya yang coverage-nya lebih
besar. Jadi ada yang ditanggung asuransi ini,
tapi tidak ditanggung oleh JAMSOSTEK.
Asuransi swasta tadi itu juga memberi jatah
pemeriksaan kesehatan gratis buat karyawan.
Terkait dengan libur, perusahaan memberikan
jatah cuti 12 hari setahun. Kalau lebih dari 12
hari, masih bisa ambil cuti potong gaji. Jadi
gaji bulan itu akan dipotong sesuai dengan
banyaknya hari cuti. Ada juga team outbond
atau team building. Setiap divisi mendapat
kesempatan untuk membuat acara tim, boleh
outbond, boleh paintball, dinner, nonton
bareng, membuat jaket tim, rafting,
paralayang, liburan ke pantai, atau apapun,
asal budget-nya sesuai dengan jatah tim.
Perusahaan sendiri juga mengadakan
gathering setahun sekali, mengumpulkan
semua karyawan untuk keakraban.
P : Siapakah yang bertanggungjawab membuat
peraturan kerja di perusahaan?
KF : Yang membuat peraturan adalah para atasan,
yaitu manajer, CEO, dan pemilik.
P : Siapakah yang berwenang mengambil
keputusan di perusahaan? KF : Pengambilan keputusan sepenuhnya dilakukan
oleh pemilik, yang dimana sebelum sampai ke
pemilik maka bisa saja kami masing-masing
divisi atau juga bisa kami bersama-sama
dengan divisi yang lain dengan para manajer
Kesejahteraan karyawan
Kesejahteraan karyawan
Pembagian tanggung jawab
Pembagian tanggung jawab
265
kami masing-masing, dan juga terkadang
dengan CEO mengadakan rapat untuk
membahas hal yang terjadi, lalu hasil rapat
akan diserahkan kepada pemilik.
P : Selama ini, jika ada informasi terkait
perusahaan, bagaimanakah cara
penyebarannya?
KF : Kalau informasinya dari atasan, biasanya
disampaikan langsung ke karyawan. Kalau
misal kami dari karyawan mendengar
informasi penting yang simpang siur dan
asalnya tidak jelas dari mana, kami bertanya
langsung ke atasan untuk memastikan
kebenarannya.
P : Bagaimana halnya dengan informasi tentang
perubahan kebijakan, terutama yang terkait
dengan operasional perusahaan?
KF : Sama saja, atasan berbicara langsung dengan
kami karyawan. Tapi sesudahnya pasti ada
surat pengumuman resmi yang ditempel di
papan pengumuman. Kadang juga lewat e-
mail, tapi lebih seringnya ditempel di papan.
P : Bagaimanakah cara atasan untuk
menyampaikan instruksi atau teguran pada
karyawan?
KF : Dengan berbicara langsung muka dengan
muka dengan kami.
P : Bagaimanakah cara atau gaya atasan saat
berkomunikasi dengan karyawan?
KF : Beliau berbicara kepada kami seperti kami
adalah temannya, sehingga kami nyaman
untuk berkomunikasi dengan beliau.
P : Seberapa seringkah Ibu bertemu dengan
atasan?
KF : Setiap hari saya bertemu dengan atasan di
kantor karena ibu manajer masuk kantor
setiap hari, kecuali ada keperluan di luar
kantor, tapi itu juga jarang sekali. Dengan
pimpinan perusahaan dan pemilik pun saya
bertemu setiap hari.
P : Seberapa seringkah dilakukan rapat dengan
atasan?
KF : Rapat atau pertemuan di perusahaan ini diadakan setiap 2 minggu sekali, atau 1 bulan
sekali, dan juga apabila ada hal mendesak
yang harus segera dibicarakan pada hari itu.
P : Bagaimanakah umumnya jalannya rapat yang
dihadiri karyawan dan atasan?
Penyampaian informasi
Penyampaian informasi
Penyampaian teguran
Manajer
Relasi dan interaksi
Relasi dan interaksi
266
KF : Sedikit tegang, karena rapat dengan atasan
tidak terlalu sering dibandingkan dengan rapat
yang hanya dihadiri para atasan.
P : Bagaimanakah hubungan Ibu dengan
pimpinan perusahaan?
KF : Kalau hubungan dengan pemilik dan CEO,
saya kurang dekat dengan mereka, karena
saya bekerja di sini seringnya berinteraksi
dengan manajer saya. Jadi jika ada yang perlu
disampaikan kepada pimpinan, cukup
menyampaikan ke manajer keuangan,
nantinya manajer saya yang akan berinteraksi
dengan pemilik dengan CEO. Untuk
karyawan manajemen bawah yang sering
berinteraksi dengan pemilik dan CEO adalah
mereka yang memiliki kinerja sangat
maksimal dan luar biasa, sehingga
menghasilkan ide dan kontribusi bagi
perubahan besar di dalam perusahaan, serta
karyawan yang memiliki masalah khusus di
dalam mereka bekerja.
P : Aspek apakah yang Ibu kagumi dari para
atasan sebagai hal positif yang layak
diteladani?
KF : Aspek tanggung jawab, kedisiplinan, dan juga
aspek kepemimpinan.
P : Menurut Ibu, apakah kelebihan para atasan di
perusahaan ini?
KF : Kelebihan atasan adalah beliau dapat
menuntun kami dan senantiasa membantu dan
mendukung kami ketika kami merasa
kesulitan. Beliau juga memotivasi kami untuk
kami bekerja dan juga memberikan
penghargaan kepada kami sehingga kami
lebih semangat untuk bekerja.
P : Sebaliknya, apakah kekurangan para atasan,
menurut pendapat Ibu?
KF : Untuk kekurangannya, saya kurang tahu.
Selama ini atasan tidak menunjukkan ada
minusnya dalam bekerja.
P : Bagaimanakah kinerja para atasan selama ini?
KF : Atasan saya dapat memimpin dengan baik dan
bertanggung jawab juga atas divisi kami. Lalu juga atasan dapat memotivasi dan
mengarahkan kami untuk bekerja dalam
lingkup visi misi perusahaan. Atasan juga
tidak memimpin dengah semena-mena tetapi
memberikan kepada kami kesempatan untuk
Situasi rapat
Relasi dan interaksi
Manajer
Manajer
Manajer
Evaluasi terhadap kinerja
267
berbicara dan memberikan pendapat bagi
kemajuan perusahaan. Saya berharap, atasan
dapat mempertahankan apa yang beliau
lakukan dan terapkan sekarang.
P : Dengan karyawan lainnya, bagaimanakah
hubungan Ibu?
KF : Hubungan dengan karyawan lain baik
karyawan di divisi saya, maupun di divisi lain
sangat baik. Karena kami sering berinteraksi,
berkomunikasi, dan bekerjasama untuk saling
mendukung dalam berjalannya operasional
bisnis.
P : Apabila ada rekan karyawan dari divisi
keuangan melakukan kesalahan, apakah yang
Ibu lakukan?
KF : Apabila karyawan divisi saya melakukan
kesalahan yang mengganggu kinerja saya dan
menganggu kelancaran operasional bisnis,
maka saya akan melaporkan kepada manajer
saya untuk ditindak lebih lanjut. Tetapi
sebelumnya saya akan menegur dan
menasehati.
P : Jika yang melakukan kesalahan adalah
karyawan divisi lainnya, bagaimanakah sikap
Ibu?
KF : Kesalahan ataupun kelalaian karyawan di
divisi lain bukan menjadi tanggung jawab
saya, tetapi apabila hal itu berimbas pula pada
divisi saya ataupun bagi perusahaan, maka
saya berusaha mengingatkan ia dan
memberikan masukan atau saran.
P : Saat Ibu menerima masukan dari atasan dan
karyawan lain, bagaimanakah sikap Ibu?
KF : Saya akan menerima semua masukan yang
ada. Karena menurut saya ketika saya
mengerjakan sesuatu dan saya
mengerjakannya tidak hanya berdasarkan
pada sudut pandang saya, tetapi juga dari
sudut pandang lainnya yang saling berkaitan
dan melengkapi, maka saya rasa apa yang
saya kerjakan akan memberikan hasil yang
maksimal. Tetapi kalau masukan yang ada
tidak sesuai atau bertentangan dengan apa yang saya kerjakan dan apa yang saya anggap
benar, maka saya akan meminta penjelasan
lebih lanjut akan apa yang mereka maksud
dan menjelaskan maksud saya dari sudut
pandang saya sendiri.
Relasi dan interaksi
Respon terhadap kesalahan
Respon terhadap kesalahan
Respon terhadap masukan
268
P : Apakah ada upaya khusus dari atasan untuk
meningkatkan keahlian karyawan?
KF : Ada program training untuk kami para
karyawan, selain itu juga kami dapat saling
bertukar informasi dengan mudah dengan
atasan dan karyawan lain yang akan
menambah pengetahuan kami, dan berdampak
pada meningkatnya keahlian kami.
P : Untuk meningkatkan keahlian kerja, upaya
apakah yang Ibu lakukan untuk satu hingga
lima tahun ke depan?
KF : Kalau dari saya pribadi, saya banyak
membaca berita-berita tentang pergulaan
ataupun buku-buku dari orang-orang sukses
atau apapun itu yang dapat membawa saya
kepada perspektif baru dan dapat memberi
pengetahuan baru kepada saya dalam saya
menyelesaikan suatu pekerjaan. Selain itu,
saya juga dapat meminta bantuan dan
bimbingan dari orang yang ahli di bidang saya
sekarang ini.
P : Bagaimanakah pendapat Ibu tentang
perusahaan pengemasan gula lain di Surabaya
yang menjadi pesaing perusahaan ini?
KF : Menurut saya, perusahaan pengemasan gula
lain adalah perusahaan yang sudah memiliki
struktur dan sistem bisnis yang besar dan
kompleks karena mereka telah bermain lama
di indsutri pergulaan.
P : Apakah kelebihan perusahaan ini
dibandingkan perusahaan pengemasan gula
lain?
KF : Sepertinya kekeluargaannya. Hubungan
antarkaryawan di sini bisa dibilang erat. Kami
sering berkumpul untuk acara perusahaan
yang tidak berhubungan dengan pekerjaan,
seperti gathering dan teambuilding. Jadi
secara tidak sadar tumbuh kedekatan. Untuk
di perusahaan lain sebenarnya saya kurang
tahu juga, karena tidak pernah mengetahui
dalamnya perusahaan pengemasan gula lain,
tahunya yang terekspos ke luar saja.
P : Apakah kekurangan perusahaan ini dibandingkan dengan perusahaan pengemasan
gula lainnya?
KF : Kalau kekurangan saya kurang tahu. Mungkin
produk kami belum banyak dikenal oleh
masyarakat, sedangkan produk perusahaan
Peningkatan keahlian
Upaya peningkatan
keahlian
Situasi persaingan
Keunggulan kompetitif
Kekurangan perusahaan
269
lainnya sudah banyak beredar dan dikenal
masyarakat.
P : Upaya apakah yang perlu dilakukan untuk
mengatasi kekurangan tersebut?
KF : Untuk hal ini, maka perusahaan kami dapat
mengupayakan agar produk gula kami dapat
lebih banyak diketahui oleh masyarakat.
Lebih banyak promosi, misalnya. Ada produk
gula yang diiklankan di televisi, mungkin cara
tersebut dapat ditiru oleh PT MSJ. Atau
dengan membuat promo “Beli 2 Gratis 1” atau
diskon khusus untuk pembelian tertentu.
P : Adakah kekurangan di divisi keuangan sendiri
yang perlu diperbaiki?
KF : Pembagian tugas yang lebih sistematis saja.
Kadang dua orang dipasrahkan untuk
melaksanakan satu tugas yang sama. Kalau di
bidang keuangan, susah sekali untuk
dilaksanakan, karena menjadi tidak fokus.
Satu tugas pencatatan atau pembukuan lebih
baik dipegang oleh satu orang agar konsisten.
P : Menurut Ibu, faktor apa sajakah yang
mendukung perkembangan bisnis perusahaan
ini?
KF : Perkembangan teknologi mendukung
perkembangan bisnis perusahaan karena
mesin yang digunakan untuk pengemasan dan
pengepakan gula adalah mesin modern. Itulah
mengapa di pabrik tidak memerlukan banyak
karyawan, yang penting ada orang yang bisa
mengoperasikan mesin. Mesin yang dipakai
termasuk mutakhir dan mesin baru, bukan
bekas.
Faktor lainnya adalah tenaga kerja yang
kompeten. Untuk bekerja di sini, syarat
minimalnya adalah lulusan S1. Saya masuk ke
sini juga harus lolos tes tulis, psikotes, juga
wawancara. Yang mewawancara adalah
manajer saya yang sekarang ini.
Koordinasi divisi di perusahaan juga
mendukung berkembangnya bisnis. Kalau ada
yang perlu disampaikan, karyawan dapat
langsung berbicara dengan manajer. Dan hari itu juga, manajer menghubungi CEO atau
pemilik, atau keduanya. Kalau ada sesuatu
yang harus diputuskan cepat, pemilik dan
CEO juga memberikaan respon yang cepat.
Sepertinya, peraturan pemerintah juga
Rencana pengembangan
bisnis
Kekurangan perusahaan
Faktor pendukung
perkembangan bisnis
270
mendukung perkembangan bisnis perusahaan.
Setidaknya tidak menghambat kerja
perusahaan.
P : Sebaliknya, apabila ditanya tentang faktor
yang menghambat perkembangan bisnis
perusahaan ini, bagaimanakah pendapat Ibu?
KF : Untuk perusahaan ini, saya belum melihat
adanya hambatan dari dalam ya. Mungkin jika
di internal perusahaan ini tidak dapat bekerja
sama dengan baik, lalu struktur dan sistem
bisnisnya tidak jelas, ditambah lagi
perusahaan tidak mengikuti perkembangan di
dunia luar, maka perkembangannya akan
terhambat. Kalau dari luar sendiri, keberadaan
pesaing itu yang menghambat perkembangan
bisnis perusahaan. Walaupun jika dinalar juga
tidak bisa dibilang sebagai hambatan, karena
persaingan itu wajar di dunia bisnis.
P : Untuk mengembangkan perusahaan, aktivitas
operasional manakah yang menurut Ibu perlu
ditingkatkan di perusahaan ini?
KF : Menurut saya aktivitas untuk pemasaran dan
distribusi. Kalau aspek pemasaran agar
produk dapat dikenal dan diterima
masyarakat. Kalau dari aspek distribusi agar
produk dapat menjangkau dan dinikmati oleh
masyarakat luas di daerah manapun.
P : Adakah divisi tertentu yang Ibu pandang
paling penting dan harus menjadi prioritas di
perusahaan ini?
KF : Tidak ada. Menurut saya, semua divisi
penting dan saling berhubungan untuk
mendukung operasional bisnis.
P : Divisi manakah yang paling sering berurusan
dengan divisi keuangan?
KF : Semua divisi sering berinteraksi dengan divisi
kami, karena semua aktivitas yang terjadi di
dalam operasional bisnis membutuhkan uang
dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
aktivitas di divisi kami.
P : Bagaimanakah bentuk interaksi antara divisi
keuangan dengan divisi lain?
KF : Bentuk interaksinya seperti bertatap muka dan berkomunikasi, lalu saling bertukar data.
P : Bagaimanakah sistem penyimpanan data
operasional divisi keuangan?
KF : Laporan keuangan kami buat di komputer dan
disimpan di komputer masing-masing. Setiap
Faktor penghambat
perkembangan bisnis
Rencana pengembangan
bisnis
Hubungan antar divisi
Relasi dan interaksi
Pengarsipan
271
bulan, kami melapor ke manajer keuangan
dengan mengirimkan laporan yang sudah
kami buat. Semua laporan juga di-print untuk
diserahkan pada ibu manajer.
P : Menurut Ibu, apakah pemasaran produk
perusahaan telah tergolong efektif dan efisien?
KF : Menurut saya dari sisi pemasaran kurang
efektif dan efisien karena sampai sekarang ini,
pemasaran yang dilakukan belum cukup
menggebrak pasar dan meningkatkan
penjualan dengan drastis.
P : Apakah Ibu mengkonsumsi produk
perusahaan ini?
KF : Ya, saya menggunakan produk kami untuk
kehidupan sehari-hari.
P : Bagaimanakah pendapat Ibu terhadap kualitas
produk perusahaan ini?
KF : Menurut saya produk kami layak bersaing
karena kualitas gula kami tidak kalah dengan
pesaing yang sudah dikenal masyarakat.
P : Bagaimanakah Ibu melihat perkembangan
bisnis perusahaan ini dari awal Ibu bekerja
hingga sekarang?
KF : Saya bekerja ketika perusahaan ini masih baru
beroperasi, sehingga saya melihat bahwa dari
hari ke hari, perusahaan ini dapat semakin
berkembang baik dari sisi teknologi dan juga
struktur dan sistem bisnisnya, karena semakin
ke depan, produk kami semakin banyak
dikenal dan semakin banyak dikonsumsi oleh
masyarakat, sehingga perkembangan bisnis
yang terjadi cukup signifikan dan saya
percaya untuk ke depannya, perusahaan kami
ini dapat menjadi perusahaan yang sukses
karena produk yang kami hasilkan ini
merupakan produk yang penting di dalam
kehidupan sehari-hari dari masa ke masa.
P : Untuk ke depannya, bagaimanakah Ibu
melihat perkembangan perusahaan ini?
KF : Pastinya untuk ke depan perusahaan ini akan
semakin mengalami kemajuan karena kami
akan hadir sebagai perusahaan yang terus
melihat kepada tren dan juga perkembangan jaman, sehingga produk yang kami hasilkan
dapat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
pasar ke depannya, dan pasar dapat merasa
puas dengan produk kami.
P : Adakah kebijakan perusahaan yang menurut
Kekurangan perusahaan
Produk perusahaan
Produk perusahaan
Perkembangan bisnis
Harapan terhadap
perusahaan
272
Ibu harus dihilangkan?
KF : Kebijakan untuk membuat print-out hampir
semua dokumen. Karena semua menggunakan
komputer, termasuk pembuatan dokumen,
lebih baik semua disimpan dan dikirim
memanfaatkan komputer dan e-mail saja. Jika
membutuhkan print-out, cukup atasan yang
mencetak print-out sendiri.
P : Kebijakan apakah yang menurut Ibu harus
dipertahankan?
KF : Banyak sekali, masalah jam kerja, cuti,
menurut saya semuanya sudah bagus.
P : Dengan adanya Ibu di perusahaan ini, apakah
yang ingin Ibu capai?
KF : Saya ingin membantu perusahaan ini agar
menjadi sukses dan dapat menggebrak pasar.
Saya berharap perusahaan ini dapat
bertumbuh dan berkembang, serta menjadi
perusahaan yang menghasilkan produk yang
paling dicari oleh masyarakat.
P : Secara nyata, apa yang ingin atau akan Ibu
lakukan?
KF : Dengan bekerja seoptimal mungkin,
berhubung saya di bagian Purchasing, saya
dapat membantu perusahaan dengan menekan
biaya pembelian. Mencari barang yang
kualitasnya bagus tetapi murah, atau
mempererat kerja sama dengan para vendor
untuk mendapatkan keuntungan berupa
potongan harga. Saya juga dapat melakukan
promosi kecil-kecilan, dengan cara
mempersuasi keluarga dan teman untuk
membeli produk Gulasir atau Gula Selera. Di
rumah, dengan mengkonsumsi sendiri,
walaupun mungkin tidak sebanding dengan
sekian banyak masyarakat Surabaya yang
menjadi konsumen gula, tapi setidaknya ada
sumbangsih dari pribadi saya.
P : Baiklah, saya rasa wawancara kali ini saya
cukupkan sekian. Apabila ada hal lain yang
saya butuhkan, saya akan menghubungi Ibu
kembali.
KF : Oke. Saya siap untuk diwawancara lagi apabila memang dibutuhkan. Saya di kantor
setiap jam kerja.
P : Terima kasih atas bantuannya.
KF : Sama-sama.
Kekurangan perusahaan
Peraturan kerja
Harapan terhadap
perusahaan
Rencana pengembangan
perusahaan
273
Transkrip Wawancara 7 (Karyawan General Affairs)
Keterangan:
P : Peneliti
KO : Karyawan General Affairs
Transkrip Topik
P : Selamat siang, Bapak. Hari ini saya akan
melakukan wawancara terkait penelitian
Skripsi saya mengenai PT Manunggal Suko
Jaya. Sebelumnya, mohon memperkenalkan
diri secara singkat, nama, jabatan, serta tugas
dan wewenang Bapak di perusahaan ini.
KO : Nama saya Yuda Wibowo, karyawan divisi
General Affairs. Tugas saya adalah membantu
tugas manajer operasional.
P : Apa sajakah tugas manajer operasional atau
bagian operasional ini sendiri?
KO : Kami mengurusi pembelian alat-alat kantor
dan alat produksi. Kami juga bertugas
merawat fasilitas yang ada di perusahaan,
termasuk mesin, bangunan, kendaraan,
peralatan elektronik, sampai ke benda-benda
kecil yang menjadi milik perusahaan. Selain
itu, divisi kami mengurusi masalah personalia
atau ketenagakerjaan.
P : Bapak sendiri memegang tugas apa di divisi
operasional?
KO : Saya adalah bagian recruitment dan training.
Saya bertugas merekrut karyawan baru.
Apabila ada lowongan pekerjaan atau ada
divisi yang membutuhkan karyawan baru,
saya yang melakukan promosi atau membuat
iklan lowongan pekerjaan. Apabila ada calon
karyawan yang melamar di PT MSJ, saya juga
bertugas menghubungi calon karyawan
tersebut, mengatur jadual tes tulis, psikotes,
Pembagian tanggung jawab
Pembagian tanggung jawab
Pembagian tanggung jawab
274
dan wawancaranya. Nah, karena memang
selama ini jarang ada kekosongan posisi, saya
juga diberi wewenang untuk menyiapkan
materi training. Tapi tetap saya harus
konsultasi dengan divisi lain, karena tidak
semua materi saya paham. Misalnya training
divisi keuangan, agak kesulitan juga kalau
harus memberikan training masalah
keuangan. Jadi saya biasanya mengatur
penjadualannya, berapa lama waktu training,
syarat kelulusan training seperti apa. Saya
juga berhak mengatur pelatihan atau workshop
apa yang akan diadakan untuk karyawan.
P : Selama ini, secara nyata, apa sajakah
kontribusi Bapak pada perusahaan? Apa saja
yang sudah Bapak lakukan untuk perusahaan
ini?
KO : Kalau terkait dengan tugas saya, saya sudah
beberapa kali melakukan perekrutan
karyawan, yang kebanyakan terjadi pada
tahun pertama saya bekerja. Saat itu PT MSJ
masih baru berdiri, sehingga masih
memerlukan banyak karyawan. Untuk
mengiklankan lowongan pekerjaan, saya
memasang iklan baris di berbagai surat kabar.
Selain itu, saya mengirimkan e-mail pada
seluruh karyawan untuk menyebarkan
informasi lowongan kerja kepada teman atau
keluarga mereka. Pemilik dan CEO
hubungannya ayah dan anak dan perusahaan
ini jalannya lancar mungkin juga karena
keduanya dekat dan ada hubungan keluarga.
Jadi, menurut saya akan lebih baik jika
karyawan baru diutamakan dari relasi atau
kerabat karyawan, agar membentuk
kekeluargaannya juga mudah. Kemudian,
program training pasti terlaksana setiap ada
karyawan baru. Tengah tahun lalu saya
mengusulkan ada team bonding untuk masing-
masing divisi. Jadi tiap divisi mendapatkan
anggaran khusus untuk mengadakan satu
acara bebas setahun sekali. Yang mau pergi
makan-makan, boleh. Atau mau yang lebih menantang, misalnya arung jeram, panjat
tebing, atau outbond juga tidak apa-apa.
Bebas menentukannya asal sesuai budget.
P : Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan
di perusahaan ini?
Karyawan
275
KO : Setelah diterima, kontrak tiga bulan.
Kemudian jika lolos langsung dibuatkan
kontrak untuk menjadi karyawan tetap.
P : Apakah ada jenjang karir di perusahaan ini?
KO : Setahu saya, tidak ada kebijakan atau aturan
mengenai jenjang karir bagi karyawan di sini.
P : Sudah berapa lama Bapak bekerja di
perusahaan ini?
KO : Sudah sejak PT MSJ berdiri, dua tahun yang
lalu.
P : Bagaimanakah awalnya Bapak bekerja di
perusahaan ini?
KO : Saya mendapat rekomendasi dari Pak
Handoko untuk bekerja di bagian operasional.
Dulunya saya bekerja jadi karyawannya
kerabat Pak Handoko, kemudian saya waktu
itu keluar dari pekerjaan itu karena ada suatu
hal dengan atasan yang lama.
P : Mengapa pada akhirnya Bapak menerima
tawaran pekerjaan ini?
KO : Bidang yang ditawarkan adalah bidang yang
saya kuasai. Ditambah lagi, gajinya lebih
tinggi dibanding yang lama dan waktu saya
lihat-lihat perusahaan ini, tempat kerjanya
sepertinya nyaman.
P : Hingga saat ini Bapak masih betah bekerja di
perusahaan ini, alasannya apa?
KO : Karena tempat kerjanya nyaman, sih. Teman-
teman kantor juga enak, maksudnya di sini
sudah biasa saling tolong. Jadi jika memang
ada yang kesusahan, misalnya saat saya butuh
bantuan mengerjakan urusan kantor atau
pabrik, semuanya mau membantu. Suasana
kerja di sini juga menyenangkan.
P : Menurut Bapak, bagaimanakah tatanan
lingkungan kerja di kantor?
KO : Cukup bagus. Standar kantor memang seperti
ini, ya. Meja karyawan ditata tanpa sekat, jadi
lebih mudah kalau membutuhkan apa-apa.
Dan juga lebih mudah mengawasi. Kalau
diberi sekat mungkin juga akan jadi
pemborosan tempat. Lalu di sini juga
disediakan kantin. Jadi lebih bagus kalau ada kantin seperti ini di dalam kompleks kantor,
jadi tidak perlu keluar kantor untuk yang
malas keluar.
P : Terkait situasi kerja, bagaimanakah pendapat
Bapak?
Perekrutan karyawan
Jenjang karir
Lama bekerja
Alasan bekerja
Alasan bekerja
Iklim kerja
Lingkungan kantor
276
KO : Situasi kerja menyenangkan. Seperti yang
saya bilang tadi, di sini gotong royongnya
masih kuat. Jadi bisa saling bantu. Situasi di
dalam kantor juga tenang. Kalau siang hari
yang biasanya terdengar itu suara ketak-ketik
keyboard komputer atau telepon, mesin
printer, seperti itu. Di sini, kerapihan dan
kebersihan juga penting. Pemilik perusahaan
agak sensitif masalah ini, jadi masing-masing
sudah sadar diri untuk menjaga meja kerjanya
terlihat bersih. Ada cleaning service juga
datang ke kantor di siang hari untuk
membersihkan lantai dan yang selain meja
kerja semua karyawan.
P : Bagaimanakah fasilitas kantor dan pabrik,
apakah sudah memadai?
KO : Secara minimal, sudah cukup. Ada komputer
untuk masing-masing orang. Ada mesin
printer, mesin fotokopi. Ada juga dispenser.
Bagian resepsionis juga disediakan komputer,
telepon, mesin fax. Yang kurang adalah ruang
meeting. Ruang meeting di kantor hanya ada
satu. Jadi untuk menentukan jam rapat divisi,
harus cek dulu, ruangannya available atau
tidak. Kalau misalnya ditambah setidaknya
satu ruangan lagi, pasti lebih baik.
P : Setiap perusahaan pasti punya visi atau hal
yang ingin dicapai ke depannya. Apakah
Bapak tahu visi apa yang dimiliki oleh
perusahaan ini?
KO : Kalau resminya seperti apa, saya kurang tahu.
Setahu saya, perusahaan ini ingin menjadi
lebih dikenal oleh masyarakat. Saingan juga
banyak, jadi sepertinya sekarang sedang
digenjot untuk lebih dicari oleh masyarakat.
P : Apakah visi tersebut sudah dicapai oleh
perusahaan ini?
KO : Kalau saya lihat, sudah hampir tercapai. Di
luar Jawa terutama. Buktinya, pesanan dari
pulau lain tidak pernah berhenti.
P : Untuk mewujudkan visi tersebut, misi apa saja
yang ditetapkan oleh perusahaan?
KO : Misinya memperluas kawasan penjualan atau penyebaran produk perusahaan.
P : Bagaimanakah struktur koordinasi dan
hirarkis perusahaan?
KO : Paling tinggi itu pemilik. Kemudian di
bawahnya ada CEO. Di bawah CEO ada tiga
Iklim kerja
Plant, Property, and
Equipment (PP&E)
Visi perusahaan
Pencapaian visi
Misi perusahaan
Struktur perusahaan
277
orang manajer: manajer atau direktur
keuangan, direktur operasional, dan direktur
pergulaan. Di bawah manajer masih ada
karyawan divisi yang jumlahnya banyak.
P : Bagaimanakah sistem penggajian di sini?
KO : Semua karyawan mendapat gaji tiap awal
bulan, tanggal 5.
P : Diserahkan dalam bentuk uang tunai, atau?
KO : Iya, diberinya cash. Jadi waktu penerimaan
gaji, karyawan dipanggil sebagian-sebagian
untuk bergantian menghadap ke divisi
keuangan untuk menerima gaji dan tanda
tangan di kertas tanda terima. Besarnya gaji
itu sudah dicantumkan juga di kertas kontrak
saat baru saja masuk kerja.
P : Berapakah besarnya gaji rata-rata di
perusahaan ini?
KO : Kalau diminta merata-rata… saya kurang
tahu. Yang lebih pasti untuk nominalnya lebih
besar dari UMR. Coba tanyakan ke divisi
keuangan.
P : Selain lewat kontrak, adakah aturan lainnya
yang diberlakukan bagi karyawan?
KO : Ada lagi, yaitu SOP. SOP ini isinya mengenai
job description bagi masing-masing divisi
atau karyawan, serta peraturan perusahaan
yang mendasar, seperti ketentuan berpakaian.
SOP lebih ke gambaran umum tentang
peraturan mendasar di perusahaan ini.
P : Menurut Bapak, bagaimanakah kinerja Bapak
dari awal bekerja di MSJ hingga saat ini?
KO : Gini, tujuan saya bekerja di sini adalah agar
saya dapat memberikan kontribusi yang
positif, yang mendukung bagi berkembangnya
perusahaan, agar perusahaan menjadi
perusahaan yang sukses. Jadi saya bekerja
sebaik-baiknya, memberikan segalanya yang
saya mampu untuk saya kerjakan sehingga
perusahaan dapat berhasil.
P : Indikator apa yang Bapak pakai untuk menilai
apakah kinerja Bapak baik atau tidak?
KO : Dengan melihat apakah yang saya kerjakan
dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan perusahaan, atau minimal dapat membantu
perusahaan mencapai target suatu proyek, lalu
juga melihat penilaian atasan akan hasil kerja
saya.
P : Untuk evaluasi dari atasan, bagaimanakah
Gaji karyawan
Gaji karyawan
Gaji karyawan
Peraturan kerja
Evaluasi terhadap kinerja
Evaluasi terhadap kinerja
278
manajer operasional mengevaluasi kinerja
Bapak?
KO : Atasan mengamati bagaimana saya bekerja
secara langsung, lalu selain itu juga atasan
melihat dan memeriksa apa yang saya
kerjakan. Kalau misalnya kinerjanya sangat
bagus, ditambah ada pencapaian yang
melebihi standarnya manajer, ada bonus
tambahan yang digabungkan ke gaji
berikutnya.
P : Selain gaji dan bonus, fasilitas kesejahteraan
apa yang diberikan kepada karyawan?
KO : Cuti kantor, cuti khusus misal ada yang
melahirkan atau menikah. JAMSOSTEK,
asuransi kesehatan. Yang saya canangkan,
team bonding, itu juga bentuk kesejahteraan
karyawan. Oh iya, waktu hari raya, ada THR
untuk semua karyawan.
P : Bagaimanakah cara Bapak bertukar informasi
dengan atasan?
KO : Ada banyak cara, lewat e-mail, lewat rapat.
Kalau missal ada sesuatu yang penting juga
saya langsung berbicara face to face kepada
manajer saya. Beliau juga kalau ada informasi
yang mau dibagikan, memberikan
pengumuman lisan, kemudian yang tertulis
dipampang di papan pengumuman.
P : Seberapa seringkah Bapak betemu dengan
atasan?
KO : Jelas setiap hari saat jam kerja. Kalau yang
ada pembicaraannya, paling sering dalam
rapat itu. Rapat yang pasti ada sebulan sekali,
walaupun tidak ada topik khusus, malah
kadang dua minggu sekali. Kalau manajer
saya mengadakan rapat dadakan, itu biasanya
karena ada informasi dari pemilik atau CEO.
Misalnya ada yang berubah tentang
operasional perusahaan, ada peraturan baru
atau kebijakan baru. Malah kadang langsung
ditempel di papan pengumuman.
P : Bagaimanakah hubungan pribadi Bapak
dengan para atasan dari tingkat paling atas
hingga manajer? KO : Dengan pemilik perusahaan, hubungannya
biasa saja, karena biasanya bertemu hanya
saling sapa atau saling senyum saja. Rapat
antara karyawan biasa dengan pemilik itu
jarang sekali, jadi tidak pernah ada diskusi
Manajer
Kesejahteraan karyawan
Penyampaian informasi
Relasi dan interaksi
Relasi dan interaksi
279
yang intens atau bagaimana. Apabila dengan
CEO, hubungan kami cukup baik, karena
sebelum saya bekerja di sini sebagai
karyawannya, saya sering bertemu dengan
beliau. Hubungan saya yang paling dekat
adalah dengan manajer saya. Karena setiap
hari, saya bertemu dan berkomunikasi dengan
beliau membicarakan pekerjaan dan saling
bertukar informasi serta pengetahuan.
P : Bagaimana halnya dengan hubungan Bapak
dengan karyawan lainnya?
KO : Hubungan saya dengan karyawan lain dapat
dikatakan cukup dekat karena kami harus
sering berkomunikasi dan berkolaborasi
dalam bekerja. Apalagi saya bagian
perekrutan dan training.
P : Apakah Bapak pernah melihat karyawan
divisi operasional melakukan kesalahan kerja?
KO : Pernah, beberapa kali malah.
P : Bagaimanakah reaksi Bapak saat itu?
KO : Saya diam saja, karena mereka sudah ditindak
oleh atasan. Atau apabila keterlaluan sekali
kesalahan mereka, maka saya akan menegur
dan juga mengajak bicara.
P : Saat kesalahan kerja itu dilakukan oleh
karyawan divisi lain dan kebetulan Bapak
menyaksikannya, apakah yang Bapak
lakukan?
KO : Ya, mengajak mereka bicara apabila
kesalahan mereka berimbas pada operasional
perusahaan.
P : Bagaimanakah cara atasan memberikan
teguran pada Bapak atau karyawan lain?
KO : Langsung mendatangi dan berbicara langsung.
P : Saat ada atasan atau karyawan yang
melakukan inisitaif tertentu yang membantu
kerja Bapak atau memberikan masukan,
bagaimanakah respon Bapak?
KO : Berterima kasih dan saya merasa senang
karena seperti mendapat dukungan dari rekan
kerja saya, dan masukan yang ada dapat
membuat hasil kerja saya semakin maksimal.
P : Bagaimanakah gaya komunikasi atasan saat berbicara kepada Bapak?
KO : Atasan berkomunikasi dengan baik, jujur, dan
terbuka, lalu mereka juga berkomunikasi
dengan santai, tetapi tetap dalam konteks
seorang pemimpin, sehingga membuat saya
Relasi dan interaksi
Respon terhadap kesalahan
Respon terhadap kesalahan
Respon terhadap kesalahan
Respon terhadap masukan
Manajer
280
nyaman berkomunikasi dengan mereka.
P : Upaya apakah yang dilakukan perusahaan
untuk meningkatkan keahlian karyawan?
KO : Melalui training dan pelatihan lainnya. Ada
juga yang untuk para manajer, diikutkan di
workshop management di luar kantor.
P : Dari pribadi Bapak sendiri, apakah yang
Bapak lakukan untuk meningkatkan keahlian
kerja Bapak?
KO : Saya sering menonton TV, membaca buku.
Dari jaman kuliah kanada banyak hal yang
kadang terlupa, jadi perlu diingat lewat
membaca buku kuliah. Ternyata ada efeknya
ke pekerjaan dan bisa diaplikasikan. Saya juga
sering menyimak kalau ada diskusi para
manajer atau antarkaryawan dari level
manapun, lumayan, bisa belajar hal-hal yang
di luar kawasan pekerjaan saya. Untuk
menghindari kebosanan, saya juga suka
bereksperimen, menyelesaikan satu pekerjaan
dengan cara yang berbeda dari biasanya,
asalkan tidak melanggar aturan perusahaan.
P : Terkait dengan tugas dan wewenang Bapak,
berapakah persentase turn over per bulan di
perusahaan ini?
KO : Maksudnya karyawan yang masuk dan keluar,
kan? Jarang sekali ada karyawan keluar
sebenarnya. Jadi, jika diminta untuk
menentukan turn over rate per bulan saya agak
kesulitan. Kalau per tahun, mungkin sekitar
1% sampai 5%. Sedikit saja.
P : Alasan apakah yang biasanya digunakan
untuk meninggalkan perusahaan atau
mengundurkan diri?
KO : Alasan keluarga, menikah. Ada juga yang
jujur, bilang kalau sudah mendapatkan
pekerjaan lain. Ya tidak apa-apa karena
memang manusiawi jika tiap orang berusaha
mencari yang lebih baik.
P : Siapakah yang bertanggungjawab menyusun
peraturan perusahaan?
KO : Semua jajaran atasan, dari pemilik, CEO,
manajer. Pemilik perusahaan ini biasanya ke hal-hal yang mendasar atau sesuai dengan
selera dan bayangannya perusahaan ini akan
menjadi seperti apa, kemudian dituangkan
dalam bentuk peraturan resmi.
P : Apakah karyawan tidak pernah terlibat dalam
Upaya peningkatan
keahlian
Upaya peningkatan
keahlian
Pengunduran diri
Pengambil keputusan
281
pengambilan keputusan?
KO : Bisa dikatakan terlibat, tapi tidak memiliki
kuasa langsung. Saat kami merasa ada sesuatu
yang tidak baik, kami mengadakan rapat
untuk membicarakan masalah yang ada dan
memikirkan solusi yang terbaik, lalu diberikan
kepada pimpinan untuk disetujui. Dan apabila
pimpinan tidak setuju, maka kami akan
melakukan rapat ulang membicarakan hal ini.
P : Bagaimanakah pendapat Bapak mengenai
situasi persaingan bisnis gula di Surabaya?
KO : Menurut saya, di industri gula ini
persaingannya cukup ketat, sehingga kami
masing-masing perusahaan pengemasan gula
berjuang untuk merebut dan menguasai pasar.
Sehingga, menurut saya, perusahaan
pengemasan gula yang lain memiliki strategi-
strategi bisnis dalam aspek apapun itu yang
mereka gunakan agar visinya dapat tercapai.
P : Menurut Bapak, apakah kelebihan PT MSJ
dibandingkan dengan perusahaan lain?
KO : Alur keputusan dan alur informasi di
perusahaan kami berlangsung dengan cepat,
sehingga apabila dibandingkan dengan
perusahaan lain yang sudah besar, maka kami
memiliki kelebihan yaitu keputusan dapat
dilakukan dengan cepat, sehingga tidak perlu
menunggu dalam waktu yang lama untuk
menunggu hasil dari keputusan, baik
keputusan untuk hal yang besar maupun hal
yang kecil. Orang-orang yang berada di
jajaran pimpinan pun jumlahnya tidak banyak,
jadi lebih mudah untuk mengambil keputusan.
P : Dan sebaliknya, apakah kekurangan
perusahaan ini dibandingkan dengan
perusahaan pesaing?
KO : Kekurangannya adalah pangsa pasar yang
kami kuasai belum sebanyak dan sebesar
pesaing karena perusahaan kami merupakan
pemain baru dan pemasaran yang dilakukan
kurang efisien dan efektif. Perusahaan ini
harus lebih fokus pada bagaimana caranya
orang lebih mengenal produk kami. Caranya harus yang efektif dan efisien. Tapi selain itu,
juga harus menguatkan aspek lainnya, jangan
sampai semua anggaran disedot ke pemasaran.
Misalnya lewat perlakuan yang baik ke
karyawan dalam hal kesejahteraan, saya yakin
Alur pengambilan
keputusan
Situasi persaingan
Keunggulan kompetitif
Kekurangan perusahaan
282
teman-teman karyawan akan membantu
promosi dari mulut ke mulut. Atau mungkin
membagi jatah gula gratis beberapa kali pada
karyawan atau pada masyarakat lemah
finansial, jadi sekalian media promosi.
P : Faktor apa sajakah yang mempengaruhi
perkembangan perusahaan?
KO : Faktor yang mendukung bisa dari faktor
internal dan faktor eksternal. Tetapi yang
pertama kali mendukung dari faktor internal
dulu. Jadi dari faktor internal harus diperbaiki
atau ditingkatkan sehingga mendukung
perkembangan bisnis. Faktor internal itu
antara lain misalnya mesin-mesin
pengemasan, keahlian karyawan, lalu antar
divisi dapat bekerja sama dengan baik.
Selanjutnya baru faktor eksternal seperti
kebijakan pemerintah itu sangat
mempengaruhi. Untuk yang memberikan
pengaruh negatif, sama seperti faktor
pendukung, ada dari faktor internal dan
eksternal. Misalnya saja masing-masing divisi
yang mementingkan kepentingan dan
keberhasilan mereka masing-masing, bukan
keberhasilan perusahaan, dan juga
perekonomian Indonesia yang berpengaruh
pada daya beli masyarakat.
P : Aktivitas operasional manakah yang menurut
Bapak perlu dikembangkan lagi di perusahaan
ini?
KO : Semua aktivitas. Karena kalau hanya satu
yang dijadikan pusat perhatian dan yang
lainnya tidak ikut meningkat, jadinya timpang.
Pemasaran harus naik, yang pasti. Kemudian
bagian produksi otomatis jadi meningkat juga,
karena kalau semakin banyak orang membeli
gula dari kami, kebutuhan gula akan
meningkat. Kalau omset produksi tetap sama,
pemasaran yang heboh itu jadi tidak berguna.
P : Divisi manakah yang menurut Bapak paling
penting untuk diprioritaskan?
KO : Tidak ada skala prioritas untuk itu. Sama saja
seperti aktivitas operasional. Semua porsinya sama.
P : Divisi manakah yang paling sering
berhubungan dengan divisi operasional?
KO : Paling banyak mungkin divisi keuangan.
Karena kami juga banyak berurusan dengan
Faktor pendukung
perkembangan bisnis
Rencana pengembangan
bisnis
Hubungan antar divisi
283
transaksi pembelian, pengadaan barang. Tapi
tidak yang berlebihan. Sugar division juga
sering berinteraksi dengan divisi operasional
karena alasan yang sama, tugas kami saling
bersilangan. Yang satu butuh yang lain.
P : Bagaimanakah sistem penyimpanan data
divisi operasional?
KO : Semua disimpan di komputer dan semua
dicetak. Hasil print itu untuk jaga-jaga. Kita
juga tidak tahu kalau tiba-tiba komputer mati
atau rusak. Daripada repot di belakang, lebih
baik berjaga-jaga.
P : Sikap atau sifat apakah yang Bapak kagumi
dari para atasan?
KO : Kepemimpinan dan keterbukaannya.
P : Apakah kelebihan dan kekurangan para atasan
yang terlihat oleh Bapak?
KO : Kelebihannya yaitu mereka bisa memimpin
dengan baik, lewat caranya memberikan
motivasi dan melakukan evaluasi. Para atasan
juga tidak semena-mena kepada para
bawahan. Yang membuat saya salut juga
adalah perihal jam kerja. Para atasan itu
masuk kantor sama seperti karyawan lainnya.
Malah kadang datang lebih pagi dan
pulangnya lebih mundur. Kalau saya
mendengar dari tempat kerja lain, banyak
yang para bosnya datang selalu terlambat,
sama sekali tidak pernah on-time. Kelemahan
mungkin dari sisi pemilik yang terkadang
suka marah.
P : Menurut Bapak, bagaimanakah kinerja para
atasan selama ini?
KO : Secara kepemimpinan bagus dan efektif,
karena para atasan terjun langsung. Manajer
divisi operasional sering berjalan-jalan,
mengawasi karyawan. Jika ada yang butuh
bantuan, beliau langsung turun tangan
membantu. Kualitas semacam ini perlu sekali
untuk dipertahankan.
P : Apakah Bapak mengkonsumsi produk gula
dari perusahaan ini?
KO : Iya, tentu. P : Produk manakah yang Bapak pilih, Gulasir
atau Gula Selera?
KO : Saya lebih suka Gulasir karena lebih putih
bersih.
P : Mengapa Bapak ikut menjadi konsumen
Pengarsipan
Pemilik, CEO, manajer
Pemilik, CEO, manajer
Pemilik, CEO, manajer
Produk perusahaan
Produk perusahaan
284
produk gula perusahaan ini?
KO : Awalnya sih karena mencoba saja. Dan biar
kelihatan bagus. Masak saya kerja di
perusahaan gula, malah saya memakai produk
gula lain? Terus malah semakin lama saya jadi
membeli Gulasir terus.
P : Menurut hasil penilaian pribadi Bapak sebagai
konsumen Gulasir, bagaimanakah kualitas
produk gula perusahaan ini dibandingkan
dengan gula perusahaan lain?
KO : Menurut saya produk kami layak untuk
bersaing dengan produk lain. Kalau
dibandingkan mungkin kami kurang dalam hal
kemasan, kurang menarik, begitu. Dan hal lain
yang mungkin mempengaruhi adalah ukuran
kemasannya. Saya sering mengamati orang
lain saat sedang belanja. Pembeli yang
kelihatannya masih kuliah, anak kos, atau
masih muda-muda, jarang beli gula kemasan
besar satu kilogram. Jadi coba dibuat variasi
kemasan lagi. Pasti ada juga yang
membutuhkan kemasan besar. Jadi bisa
ditambah jenisnya, kemasan setengah
kilogram dan dua kilogram.
P : Sepanjang pengamatan Bapak, bagaimanakah
perkembangan bisnis perusahaan ini?
KO : Menurut saya perusahaan ini mulai dari awal
bekerja sampai ke depannya akan selalu
menunjukkan perkembangan bisnis. Buktinya
dari waktu ke waktu tingkat penjualan kami
meningkat dan konsumen semakin lama
semakin bertambah banyak. Dulu juga waktu
awal berdirinya, karyawan hanya sedikit,
sehingga harus dilakukan perekrutan. Secara
organisasi juga dulu yang sudah ada adalah
pemilik, CEO, dan tiga manajer – operasional,
keuangan, pergulaan. Banyak orang yang
merangkap-rangkap tugas. Misalnya di
keuangan, saat karyawannya hanya satu
orang, dia mengurusi semuanya, berbagi
dengan manajer divisi keuangan. Dari
masalah pembayaran gaji, pembelian barang,
pembayaran transaksi, pencatatan. Tapi sekarang sudah lebih baik.
P : Dalam sekitar satu sampai lima tahun ke
depan, bagaimanakah kira-kira pencapaian
perusahaan ini, menurut Bapak?
KO : Menurut saya akan mengalami kemajuan
Produk perusahaan
Produk perusahaan
Perkembangan bisnis
Perkembangan bisnis
285
karena pertama produk yang kami hasilkan
adalah produk yang tidak ada matinya, lalu
kualitas produk kami juga bagus. Selain itu,
aspek-aspek yang mendukung perkembangan
bisnis sedang kami upayakan untuk diperbaiki
dan ditingkatkan untuk memuaskan kebutuhan
konsumen. Kalau dari yang saya dengar, aka
nada penambahan area distribusi yang di luar
Jawa. Jadi saya membayangkan bahwa
mungkin seluruh penjuru Kalimantan,
Sulawesi, Papua, NTT, NTB, dan Maluku
sudah terjamah oleh produk Gulasir dan Gula
Selera.
P : Adakah harapan tertentu yang Bapak inginkan
terwujud dari perusahaan ini?
KO : Simpel saja, saya ingin perusahaan ini
semakin berkembang dan sukses.
P : Apakah yang ingin Bapak capai dengan
keberadaan Bapak di perusahaan ini?
KO : Saya ingin membantu perusahaan dalam
melaksanakan aktivitas operasional yang
efektif, efisien, dan tepat sasaran.
P : Oke, terima kasih atas waktunya. Saya akhiri
wawancara ini sampai di sini. Sekali lagi,
terima kasih banyak.
KO : Ya, sama-sama.
Harapan terhadap
perusahaan
Harapan terhadap
perusahaan
286
Transkrip Wawancara 8(Karyawan Sugar Division)
Keterangan:
P : Peneliti
KS : Karyawan Sugar Division
Transkrip Topik
P : Selamat sore, Pak. Hari ini saya akan
melakukan wawancara terkait penelitian
Skripsi saya mengenai PT Manunggal Suko
Jaya. Sebelumnya, mohon memperkenalkan
diri secara singkat, nama, jabatan, serta
tugas dan wewenang Bapak di perusahaan
ini.
KS : Nama saya Thomas Calvin dari
sugardivision. Saya berada di bagian
pemasaran, salah satu subdivisi di sugar
division. Tugas saya adalah mencari upaya-
upaya pemasaran yang sekiranya bisa
mendongkrak penjualan Gulasir dan Gula
Selera. Misal kami mengadakan promo, itu
juga idenya pasti dari bagian pemasaran.
Selain itu, saya juga tugasnya melihat
kompetitor, mencari info melalui koran atau
internet atau tempat lainnya agar tahu kita
kekurangannya dimana dan kekuatannya
dimana, nanti itu dipakai untuk
mengembangkan perusahaan.
P : Awalnya, hal apakah yang mendorong
Bapak untuk bekerja di perusahaan ini?
KS : Saat saya melihat lowongan pekerjaan ini di
koran, saya memang sedang membutuhkan
pekerjaan untuk mencari nafkah dan
memenuhi kebutuhan keluarga saya.
P : Apakah yang menjadi pertimbangan Bapak
untuk tetap bekerja di perusahaan ini?
KS : Jenis pekerjaan memang sesuai dengan
keahlian saya, dengan pendidikan terakhir
saya. Selain itu, setelah saya jalani saya
merasa bahwa rekan kerja, lokasi, situasi
kantor, dan atasan mendukung saya dalam
bekerja. Faktor-faktor itu yang membuat
saya nyaman dan senang untuk bekerja di
sini sampai sekarang.
P : Sepengetahuan Bapak, apakah visi dan misi
Pembagian tanggung jawab
Alasan bekerja
Alasan bekerja
287
perusahaan ini?
KS : Visi dari perusahaan ini adalah menjadi
perusahaan penghasil gula kemasan yang
berkualitas, yang dapat dikenal dan diterima,
serta paling dicari oleh seluruh masyarakat.
Sedangkan, misi dari perusahan ini agar visi
yang ada dapat tercapai adalah adalah
menggunakan teknologi mesin yang
mutakhir, mempekerjakan sumber daya
manusia yang kompeten di bidangnya,
meningkatkan sistem distribusi, dan
mengadopsi strategi pemasaran yang tepat
sasaran.
P : Dari visi dan misi tersebut, visi dan misi
apakah yang sudah tercapai?
KS : Visi yang sudah dicapai dari yang sudah tadi
saya sebutkan adalah menjadi perusahaan
penghasil gula kemasan yang berkualitas
dan gula kami sudah dapat dikenal dan
diterima, serta yang paling dicari oleh
sebagian masyarakat, khususnya untuk
wilayah luar pulau. Sedangkan, untuk
misinya yang sudah dicapai adalah kami
telah menggunakan teknologi mesin yang
mutakhir, mempekerjakan sumber daya
manusia yang kompeten di bidangnya,
meningkatkan sistem distribusi, dan
mengadopsi strategi pemasaran yang tepat
sasaran, setidaknya sedang dalam tahap
proses.
P : Selain yang sudah tercapai tersebut, visi dan
misi apakah yang baru sebagian terpenuhi?
KS : Ya itu tadi selain yang saya sebutkan.
Mengapa kok kita belum dapat menjadi
perusahaan yang produknya dapat dikenal
dan diterima, serta paling dicari oleh seluruh
masyarakat? Karena, satu, perusahaan kami
merupakan pemain baru, kedua adalah misi
kita yang baru terlaksana atau tercapai
sebagian sehingga visi yang ada juga belum
tercapai sepenuhnya. Untuk misi yang
sedang kami gencarkan adalah di bagian
pemasaran, karena pemasaran berperan penting agar produk kita ini dapat dikenal
oleh pasar. Setelah itu, dengan
meningkatnya permintaan, maka sistem
distribusi juga akan kita tingkatkan,
sehingga perusahaan mampu memenuhi
Visi dan misi perusahaan
Pencapaian visi/misi
Pencapaian visi/misi
288
kebutuhan konsumen.
P : Adakah upaya khusus dari Bapak untuk
membantu terwujudnya visi dan misi
tersebut?
KS : Upaya yang dapat saya lakukan ya bekerja
sungguh-sungguh, lalu juga memikirkan dan
mencari cara bagaimana misi yang ada dapat
tercapai semuanya dan dapat terlaksana
dengan efektif dan efisien. Dan kebetulan
saya berada di bagian pemasran, sehingga
saya sedang memikirkan berbagai alternatif
cara pemasaran yang sekiranya bisa
mendongkrak popularitas perusahaan dan
meningkatkan keuntungan, tapi tetap di jalur
pembiayaan perusahaan.
P : Aset apa sajakah yang dimiliki perusahaan?
KS : Kalau bicara aset, semua karyawan di sini
dapat dimasukkan sebagai aset perusahaan,
karena tanpa karyawan perusahaan tidak
akan bisa berjalan. Selain itu, aset yang
tampak dengan jelas, yang sifatnya fisik.
Tanah, bangunan, parkiran, barang-barang
kantor, dan semacamnya, adalah aset
perusahaan. Yang lebih paham tentang ini
mungkin para manajer atau karyawan bagian
general affairs.
P : Bagaimanakah situasi kerja di perusahaan
ini?
KS : Ya tadi saya sudah bilang kalau
pertimbangan saya bekerja di sini salah
satunya adalah suasana lingkungan kerja di
kantor, maupun di pabrik itu nyaman, sesuai
dengan apa yang saya inginkan. Baik kantor
maupun pabrik selalu diupayakan terjaga
kebersihannya. Enaknya lagi, tidak panas
karena ber-AC semua. Selain itu juga anak-
anak ini dalam bekerja tidak ramai sendiri,
jadi tidak seperti pasar, sehingga kita bisa
fokus bekerja.
P : Secara fisik lingkungan perusahaan, apakah
fasilitas kantor dan pabrik sudah cukup
memadai bagi karyawan?
KS : Bagi saya sendiri, sudah cukup. Kami di Pemasaran mendapatkan masing-masing 1
komputer dengan 2 monitor. Jadi jika kami
perlu menyusun materi publikasi atau
pemasaran, kami telah memiliki sarana dan
prasarana yang dibutuhkan. ATK juga
Karyawan
Plant, Property, and
Equipment (PP&E)
Iklim kerja
Plant, Property, and Equipment (PP&E)
289
disediakan oleh perusahaan. Jika kami
membutuhkan kelengkapan lainnya pun,
kami dapat mengajukannya pada manajer,
dan manajer akan memberikan persetujuan
atau menyampaikan pada CEO. Untuk
pengemasan dan pengepakan, menurut saya
juga sudah cukup. Mesin yang digunakan
adalah mesin baru, yang dibeli saat
perusahaan ini baru berdiri. Jadi usia mesin-
mesin tersebut baru dua tahun, sehingga
masih dalam kondisi prima. Apalagi, bagian
Building Maintenance selalu melakukan
kontrol alat secara berkala.
P : Bagaimanakah struktur organisasi di
perusahaan ini?
KS : Di perusahaan ini pimpinan ada 5 orang,
yaitu pemilik, CEO, manajer keuangan,
manajer operasional, dan manajer untuk
divisi gula. Manajer divisi gula membawahi
divisi-divisi lagi seperti divisi administrasi,
pemasaran, produksi dan lain sebagainya.
Sedangkan, untuk manajer keuangan dan
manajer operasional membawahi karyawan
mereka masing-masing.
P : Bagaimanakah sistem pengangkatan
karyawan di perusahaan ini?
KS : Ya, di sini menggunakan kontrak dulu
selama 3 bulan untuk dilihat bagaimana
kinerja mereka. Setelah dikontrak, baru
diangkat sebagai karyawan tetap bagi
mereka yang berkinerja sesuai dengan yang
atasan harapkan, lalu ya selama menjadi
karyawan di sini, kita terikat kontrak kerja
yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak, yaitu karyawan dan juga pemimpin.
P : Apakah ada jenjang karir bagi karyawan
perusahaan?
KS : Di perusahaan ini, tidak ada jenjang karirnya
atau apapun itu.
P : Bagaimanakah sistem penggajian di
perusahaan ini?
KS : Sistemnya ya sama dengan perusahaan-
perusahaan lain, kita para karyawan menerima gaji di setiap awal bulan.
P : Apakah ada SOP atau Standar Operasional
tertentu yang ditetapkan di perusahaan ini?
KS : Ada, yaitu mengatur mengenai deskripsi
kerja karyawan masing-masing dan juga
Struktur perusahaan
Perekrutan karyawan
Jenjang karir
Gaji karyawan
Peraturan kerja
290
peraturan-peraturan yang umum dalam
perusahaan, seperti jam masuk, jam pulang,
pakaian yang harus dikenakan. Seperti itu.
P : Bagaimanakah Bapak menilai kinerja Bapak
saat ini, sesuaikah dengan harapan Bapak?
KS : Kalau saya menilai diri saya sendiri, ya
sudah sesuai dengan harapan saya ya. Saya
bekerja di sini tidak main-main, tapi saya
bekerja dengan sungguh-sungguh, karena
bekerja ini kan juga untuk keluarga saya.
Lalu juga, ketika nanti kita para karyawan
ini bekerja dengan maksimal lalu membantu
perusahaan menjadi perusahaan yang
sukses, maka kita juga akan terkena
imbasnya. Selain kenaikan gaji, kenaikan
pangkat, kita kan juga bangga kalau bekerja
di perusahaan besar dan sukses. Ya,
pokoknya saya kerja di sini sudah
memberikan apa yang saya mampu dan
melaksanakan pekerjaan saya dengan
sebaik-baiknya.
P : Standar apakah yang Bapak gunakan untuk
menilai kinerja diri sendiri?
KS : Mmm gini, jadi saya waktu saya bekerja itu
dengan sungguh-sungguh, dan juga
mengerjakan apa yang menjadi tugas saya
dengan sebaik-baiknya. Lalu hasil kerja saya
itu benar atau tidak, atau sesuai harapan
atasan atau tidak, itu pertama bisa dengan
melihat tanggapan atasan akan apa yang
saya kerjakan, lalu dengan apa lagi ya.
Mmm, ya itu saja sih ya menurut saya.
P : Dari yang saya tahu, setiap 6 bulan sekali
ada evaluasi kinerja. Bagaimanakah cara
manajer divisi ini mengevaluasi kinerja
Bapak?
KS : Atasan dapat melihat dan mengamati
langsung lalu juga mengecek dan menilai
tugas saya untuk tugas yang dikerjakan
secara tertulis. Saya di sini juga bertugas
membuat rencana pemasaran, rencana
promosi, dibuat dalam bentuk proposal,
sehingga bisa disampaikan ke CEO atau owner. Sepanjang pengetahuan saya, dari
situlah kinerja saya dinilai atau dievaluasi.
P : Adakah penghargaan atau hadiah bagi
karyawan yang hasil evaluasi kinerjanya
bagus?
Evaluasi terhadap kinerja
Evaluasi terhadap kinerja
Evaluasi terhadap kinerja
291
KS : Ya jelas ada. Ada uang bonus yang
ditambahkan ke gaji setelah masa evaluasi.
P : Apakah ada dampak khusus yang Bapak
rasakan dari adanya bonus tersebut?
KS : Pastinya saya jadi termotivasi untuk bekerja
lebih giat. Teman-teman lain juga paling
semangat kalau sudah waktunya masa
evaluasi, jadi mati-matian bekerja untuk
menarik perhatian manajer. Tidak tahu
kenapa, suasananya menjadi lebih semangat
di kantor.
P : Selain bonus gaji, adakah bentuk
penghargaan lain yang menyangkut
kesejahteraan karyawan?
KS : Ada gaji pokok, uang lembur, THR, dan
asuransi yang diberikan kepada karyawan.
Kalau penghargaan seperti bonus, uang
jalan-jalan, katakanlah seperti itu, kita
dapatkan kalau kinerja kita baik, atausaat
perusahaan ini mencapai suatu target
tertentu, jadi semacam bonus tambahan
untuk merayakan pencapaian itu.
P : Bagaimanakah upaya perusahaan untuk
meningkatkan keahlian Bapak dan karyawan
lain?
KS : Ada program training untuk anak baru.
Kemudian ada training berkala juga, untuk
karyawan lama dan baru. Selain dengan
men-training kita, manajer memberikan
contoh bagaimana cara menyelesaikan suatu
pekerjaan atau tugas dengan lebih efektif
dan efisien.
P : Apakah upaya Bapak untuk meningkatkan
keahlian Bapak sendiri?
KS : Kalau dari saya agar keahlian saya semakin
meningkat ya saya mencari tambahan
pengetahuan, lalu juga melihat ke orang-
orang yang sukses itu bagaimana sih mereka
bekerja. Itu-itu saja sih kalau dari saya
pribadi. Saat waktu senggang, saya melatih
lagi kemampuan Photoshop dan Corel Draw
saya. Dua keahlian itu berguna karena ada
kaitannya dengan pekerjaan saya di bidang pemasaran. Saya juga sedang mengikuti
kursus online gratis, ada macam-macam
topik, dan saya ambil yang pemasaran. Dari
sana, bisa menambah wawasan tentang teori
pemasaran dan praktek yang baik itu seperti
Kesejahteraan karyawan
Kesejahteraan karyawan
Kesejahteraan karyawan
Upaya peningkatan keahlian
Upaya peningkatan keahlian
292
apa.
P : Bagaimanakah cara atasan memberikan
informasi pada Bapak atau karyawan lain?
KS : Kami dapat langsung bertanya atau atasan
akan menyampaikan secara langsung
informasi yang ada, atau kalau tidak
misalnya ada satu rekan kerja yang
dipanggil oleh atasan untuk menyampaikan
informasi, maka ia akan menyampaikan
kepada karyawan lainnya.
P : Apakah Bapak sering bertemu dengan
atasan?
KS : Saya bertemu dengan atasan setiap hari.
Walaupun misalnya pada hari tertentu saya
harus keluar kantor untuk menangani tugas
pemasaran, saya tetap harus ke kantor dulu,
presensi, kemudian mengajukan
permohonan ijin pada manajer. Jadi, saat
jam mulai kantor dan jam pulang kantor,
saya pasti bertemu dengan para atasan.
P : Seberapa besar intensitas pertemuan Bapak
tersebut?
KS : Walaupun bertemu dengan atasan setiap
hari, relasi antara saya dengan para atasan
tidak dapat dikatakan intens. Sebagai
gambaran, setiap hari saya berpapasan
dengan manajer, owner, dan CEO. Owner
selalu tampak terburu-buru saat datang
kantor dan saya tidak ingin mengganggu
aktivitas paginya dengan ucapan yang tidak
perlu.
P : Bagaimana halnya dengan pertemuan yang
tergolong meeting, seberapa sering rapat
divisi diselenggarakan?
KS : Ya itu tadi, rapat itu langsung diadakan
kalau ada hal yang penting. Lalu biasanya
juga diadakan sebulan sekali atau 2 minggu
sekali dengan pemilik dan CEO juga.
P : Bagaimanakah cara penyampaian perubahan
kebijakan atau aktivitas perusahaan?
KS : Penyampaian bisa dengan atasan berbicara
langsung kepada kita, atau bisa dengan
mengeluarkan seperti surat pengumuman begitu dan nanti ditempel di papan
pengumuman.
P : Bagaimanakah hubungan interpersonal
Bapak dengan para atasan?
KS : Dengan pemilik dan CEO, saya kurang
Pemberian informasi
Relasi dan interaksi
Relasi dan interaksi
Relasi dan interaksi
Upaya penyampaian
kebijakan
Relasi dan interaksi
293
dekat karena kami sangat jarang sekali
berkomunikasi secara pribadi, tetapi kalau
dengan manajer saya, saya sangat dekat
dengan beliau, karena kami saling bertukar
informasi, lalu juga terkadang saya meminta
pendapat dari beliau. Beliau juga orangnya
santai dan mudah akrab dengan para
bawahannya, jadi tidak terasa kaku. Ya
seperti itu.
P : Bagaimanakah hubungan interpersonal
Bapak dengan karyawan lain?
KS : Hubungan kalau dengan karyawan lain baik
di divisi saya maupun di divisi lain itu
sangat dekat, karena pertama „gini, kantor
kami ini seperti yang bisa sampeyan lihat
tidak ada sekat antara satu divisi dengan
yang lain, sehingga kita berkomunikasi juga
mudah. Kedua, kita memiliki hubungan
yang dekat karena setiap hari kami saling
bertukar informasi mengenai pekerjaan.
Karena operasional perusahaan ini tidak
dapat berjalan, kalau kita tidak saling
bekerjasama, jadi ya sudah pasti setiap hari
kita saling berkomunikasi dan juga sering
ngobrol di luar kantor.
P : Apakah Bapak pernah melihat sesama
karyawan melakukan kesalahan?
KS : Iya, pernah.
P : Bagaimanakah sikap Bapak saat
menemukan hal semacam itu di divisi
Bapak?
KS : Ya kalau saya, karena atasan sudah
bertindak, ya diam saja, tidak ikut-ikutan,
nanti takutnya masalahnya tambah rumit. Ya
palingan kalau dia meminta saya masukan,
baru saya kasi masukan. Tapi kalau tidak, ya
sudah diam saja.
P : Bagaimana jika yang melakukan kesalahan
atau kelalaian adalah karyawan divisi lain?
KS : Karyawan divisi saya saja, saya tidak
berbuat apa-apa, e mbak, apalagi yang divisi
lain.
P : Bagaimanakah respon Bapak terhadap masukan dari atasan atau karyawan lain?
KS : Ooo… saya sangat senang kalau ada
masukan, karena saya bekerja juga dapat
memberikan yang lebih maksimal. Dan
masukan dari mereka itu kan juga pasti
Relasi dan interaksi
Respon terhadap kesalahan
Respon terhadap kesalahan
Respon terhadap kesalahan
Respon terhadap masukan
294
bertujuan untuk kesuksesan perusahaan, jadi
kalau masukan mereka dapat dijalankan dan
juga dengan memikirkan ke segala aspek itu
efektif dan efisien, maka saya akan jalankan.
Apalagi di pemasaran kan dasarnya kami ini
harus mencari banyak ide, menemukan
banyak gagasan pemasaran, jadi kalau lama-
lama kerja sampai kehabisan ide,
menyenangkan rasanya mendapatkan
masukan dari yang lainnya.
P : Siapakah yang bertanggungjawab dan
berhak dalam mengambil keputusan
perusahaan?
KS : Atasan ya itu yang bertanggung jawab, yang
tadi di atas sudah saya sebutkan ada 5.
Pemilik, CEO, manajer keuangan, manajer
operasional, dan manajer untuk divisi gula.
P : Bagaimanakah alur pengambilan
keputusannya?
KS : Karyawan berdiskusi, lalu hasil diskusi
diberikan kepada pemilik, dan pemilik yang
akan mengambil keputusan. Nanti hasil
keputusan pemilik di kembalikan kepada
kita untuk kita laksanakan.
P : Divisi manakah yang paling sering
berinteraksi dengan divisi Bapak?
KS : Semua divisi sering berinteraksi dengan
divisi saya. Bentuk interaksinya
berkomunikasi biasa saja sih, melalui tatap
muka langsung atau Skype. Yang sering
berinteraksi dengan saya sebagai bagian
Pemasaran adalah Accounting karena terkait
dengan alokasi dan perhitungan biaya.
P : Menurut Bapak, divisi manakah yang harus
diprioritaskan dalam perusahaan ini?
KS : Menurut saya tidak ada divisi yang
diprioritaskan karena semuanya saling
berhubungan untuk mendukung berjalannya
operasional bisnis. Kalau hanya
menitikberatkan di satu divisi, tapi divisi
lainnya diabaikan, maka akan menurunkan
kinerja operasional bisnis perusahaan.
P : Bagaimanakah kinerja kepemimpinan para atasan, menurut Bapak?
KS : Sudah baik. Mereka mampu memimpin dan
mengarahkan kami dengan baik dan tidak
pilih kasih. Jadi, saya sreg dengan cara
mereka memimpin.
Pengambil keputusan
Alur pengambilan keputusan
Hubungan antar divisi
Hubungan antar divisi
Pemilik, CEO, manajer
295
P : Bagaimanakah gaya komunikasi atasan saat
berbicara dengan Bapak atau karyawan
lainnya?
KS : Atasan berkomunikasi dengan kita itu
seperti teman yang dimana kita saling
memberi masukan, jadi untuk kita berbicara
pun juga enak, tidak takut. Kalau begini, kan
enak juga kalau kita mau memberi masukan
atau ide ke perusahaan.
P : Bagaimanakah cara atasan dalam menegur
karyawan saat karyawan melakukan
kesalahan?
KS : Mereka langsung bicara kepada kita tentang
apa yang terjadi dan apa yang perlu mereka
sampaikan.
P : Bagaimanakah cara atasan dalam
memberikan instruksi kerja kepada Bapak
atau karyawan lain?
KS : Sama saja, dengan berbicara secara
langsung.
P : Aspek positif apakah yang dimiliki oleh
atasan, yang menurut Bapak perlu
diteladani?
KS : Ya menurut saya para atasan dapat merakyat
ya. Jadi mereka tidak hanya bekerja di balik
layar, tetapi ikut bersama-sama dengan kita,
ikut turun ke lapangan, tidak hanya
menerima hasil saja, tetapi ikut berjuang
bersama. Ya itu bisa dicontoh untuk hidup
saya, agar saya tidak lupa diri dan tetap
saling bantu-membantu dengan sesama
karyawan.
P : Apakah kelebihan dan kekurangan atasan,
sepanjang pengamatan Bapak?
KS : Kelebihannya ya itu tadi. Kalau kelemahan
tidak ada menurut saya. Saya belum
menemukan.
P : Bagaimanakah pendapat Bapak tentang
perusahaan pengemasan gula lainnya di
Surabaya?
KS : Ada beberapa pengemasan gula lain yang
bagus. Mereka sudah menjadi perusahaan
besar, sistem dan strateginya sudah terlaksana dengan baik, juga sudah bisa
menguasai pangsa pasar. Lalu ada
perusahaan pengemasan gula lain yang sama
seperti kita, lagi berjuang merebut pasar,
berjuang untuk menjadi sukses. Tetapi ada
Pemilik, CEO, manajer
Pemilik, CEO, manajer
Pemilik, CEO, manajer
Pemilik, CEO, manajer
Pemilik, CEO, manajer
Situasi persaingan
296
juga yang mereka kurang memiliki strategi
dan sistem yang bagus, kualitas produknya
juga rendah. Seperti itu.
P : Dibandingkan dengan perusahaan
kompetitor, menurut Bapak apakah
kelebihan perusahaan ini?
KS : Kalau kita dibandingkan dengan yang lain
ya kualitas tidak kalah lah, kualitas kita bisa
bersaing,kok, dengan yang lain. Lalu juga
dalam mengambil keputusan, perusahaan
kita dapat mengambil keputusan dengan
cepat. Jadi apabila ada kebijakan baru dari
pemerintah, kita langsung rapat, langsung
keputusannya bisa dibuat, dan langsung kita
melaksanakan keputusan yang baru. Jadi
tidak tunggu-tunggu dulu untuk diproses dan
lain sebagainya. Tetapi bisa langsung
dilaksanakan, sehingga untuk sampai ke
pasarnya pun cepat.
P : Apakah kekurangan perusahaan ini jika
dibandingkan dengan perusahaan lain?
KS : Kekurangan itu di bagian pemasaran
menurut saya. Ya saran saya gencar-
gencaran melakukan pemasaran tapi tidak
bisa sembarang melakukan pemasaran.
Strategi pemasaran harus tepat sasaran akan
pasar yang dituju, lalu efektif dan efisien.
P : Aktivitas operasional apakah yang perlu
ditingkatkan di perusahaan ini?
KS : Ya itu tadi di bagian pemasaran, karena
perusahaan kami masih pemain baru, jadi
butuh strategi pemasaran yang tepat
sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas.
P : Faktor apa sajakah yang menurut Bapak
mendukung perkembangan bisnis
perusahaan ini?
KS : Menurut saya ini? Kalau menurut saya
macam-macam ya. Semua faktor yang
menyangkut bisnis ini semua mempengaruhi
perkembangan bisnis. Misalnya saja faktor
SDM, lalu juga faktor keuangan. Kalau
keuangan kita tidak baik, artinya biaya yang
ada itu besar karena tidak ada manajemen keuangan yang baik, maka juga percuma.
Bisnis ini tidak dapat berkembang.
P : Faktor apa sajakah yang menghambat
perkembangan bisnis perusahaan ini?
KS : Ya sama kaya tadi, misalnya saja SDM tidak
Keunggulan kompetitif
Kekurangan perusahaan
Rencana pengembangan
bisnis
Faktor pendukung
perkembangan bisnis
Faktor penghambat
297
bisa bekerja sama, inginnya kerja demi
kepentingan masing-masing, maka
perusahaan ya tidak bisa berkembang.
P : Apakah Bapak mengkonsumsi produk
perusahaan ini?
KS : Tentu saja iya.
P : Menurut Bapak, apakah kualitas produk
perusahaan ini layak untuk ebrsaing dengan
produk gula perusahaan lain?
KS : Layak, produk kami layak untuk bersaing
karena kualitas kami tidak kalah dengan
pesaing. Kami kan perusahaan pengemasan
gula, jadi pemasok kami juga memasok
untuk perusahaan pengemasan lain,
kualitasnya jelas sama. Kami juga
melakukan pemeriksaan kualitas sebelum
gula dikemas, sehingga kualitasnya sesuai
dengan harapan kami, bukan yang kualitas
rendahan.
P : Di sepanjang karir Bapak di PT MSJ,
bagaimanakah perkembangan perusahaan ini
dari awal berdirinya hingga saat ini?
KS : Perusahaan ini menunjukkan perkembangan
yang dibuktikan dengan adanya peningkatan
jumlah permintaan dari masyarakat.
P : Bagaimanakah menurut Bapak situasi
perusahaan lima tahun ke depan?
KS : Akan ada kemajuan, dong. Kita akan
menjadi perusahaan yang menghasilkan gula
bagi masyarakat sesuai dengan apa yang
menjadi kebutuhan dan keinginan pasar.
P : Kekurangan apakah yang perlu diperbaiki di
perusahaan ini, terutama pada divisi Bapak?
KS : Perlu penambahan alat dan mesin. Saya
menyusun rencana pengembangan
pemasaran juga berpedoman pada sumber
daya yang ada di kantor dan aset yang ada di
kantor. Kalau misalnya ada penambahan
mesin, penambahan karyawan, atau
penambahan omset, maka saya akan terpacu
untuk membuat rencana pemasaran yang
fokus pada penjualan omset yang
bertambah. Atau dengan menyelenggarakan program promo, tapi syaratnya, harus ada
tambahan gula kemasan yang dapat
digunakan untuk sarana promo. Selain itu,
saya merencanakan adanya desain baru
untuk kemasan Gulasir dan GulaSelera.
perkembangan bisnis
Produk perusahaan
Produk perusahaan
Perkembangan bisnis
Perkembangan bisnis
Rencana pengembangan
bisnis
298
Kalau kita lihat di pasaran, sekarang banyak
gula kemasan yang menarik pembeli dengan
desain yang unik dan colorful. Saya
membayangkan sesuatu yang serupa, tapi
belum menemukan ide khusus yang tidak
terkesan meniru merek lain. Ah ya,
kekurangan lain terletak pada variasi ukuran
kemasan. Hal ini menurut saya perlu
diperbaiki. Kalau hanya menyediakan
kemasan 1 kg, maka kami tidak bisa
menjangkau atau menarik konsumen yang
memilih gula kemasan kecil. Atau
menyediakan sachet, misalnya kerjasama
dengan kafe atau hotel untuk menyediakan
kemasan seukuran 1 sendok teh dengan
customized design. Itu pasti hasilnya
lumayan besar dan konsumennya melimpah.
Kita tahu sendiri kan, di Surabaya ada
banyak tempat nongkrong dan tempat
makan yang menyajikan minuman dengan
gula dipisah, jadi konsumen disediakan gula
sachet untuk ditambahkan sendiri ke dalam
minuman sesuai selera masing-masing.
Tambah lagi, kami perlu menciptakan
tagline perusahaan atau untuk produk, agar
mudah diingat, misalnya “Gulasir, tidak
hanya manis di bibir.” Itu contoh saja ya…
P : Adakah kebijakan perusahaan yang menurut
Bapak perlu dihilangkan atau diubah?
KS : Kalau saya pribadi, inginnya ada perubahan
jam kerja, dari jam 9 hingga pukul 5. Kalau
selama ini kan dari jam 8 sampai jam 4.
Kalau terlalu pagi, kinerja saat pagi masih
lambat sekali, otaknya masih belum bangun
sempurna. Itu menurut saya saja ya. Untuk
aturan dan kebijakan lainnya, tidak ada
masalah.
P : Apakah yang ingin Bapak capai dengan
keberadaan Bapak di perusahaan ini?
KS : Yang ingin dicapai kalau saya ya dengan
keberadaan saya ini, saya dapat
berkontribusi bagi kemajuan perusahaan,
lalu juga dapat membantu perusahaan merumuskan strategi-strategi bisnis yang
tepat dan membuat bisnis sukses.
P : Pertanyaan terakhir dari saya, apakah
harapan Bapak terhadap perusahaan ini?
KS : Harapannya ya perusahaan menjadi
Rencana perkembangan
bisnis
Harapan terhadap perusahaan
Harapan terhadap perusahaan
299
perusahaan yang besar, sukses, dan terus
beroperasi di tengah-tengah pasar.
P : Baiklah, terima kasih atas bantuan dan
informasinya.
KS : Sama-sama. Sukses selalu ya!
300
Transkrip Wawancara 9 (Pemasok 1)
Keterangan:
P : Peneliti
P1 : Pemasok 1 (Representatif Pabrik Gula Madukismo Pati)
Transkrip Topik
P : Selamat siang, Pak. Saya adalah mahasiswi
yang sedang meneliti PT Manunggal Suko
Jaya untuk Skripsi saya. Saya mendapatkan
informasi tentang perusahaan Bapak dari
wawancara dengan pemilik perusahaan
tersebut. Boleh minta waktunya sebentar,
Pak?
P1 : Silahkan langsung dimulai saja.
P : Barang apakah yang Bapak pasok untuk PT
MSJ?
P1 : Gula pasir.
P : Jenis gula apakah yang Bapak pasok untuk PT
MSJ?
P1 : Gula pasir yang berjenis gula kristal rafinasi.
P : Sejak kapankah perusahaan ini memasok gula
untuk PT MSJ?
P1 : Sejak tahun 2012.
P : Bagaimanakah awal mula Bapak mengenal PT
MSJ?
P1 : Tahun 2012 perusahaan itu baru berdiri.
Teman saya yang memberi tahu. Katanya ada
temannya yang mau buka perusahaan gula,
tapi nggak bikin sendiri, jadi butuh pasokan
gula. Kira-kira saya mau atau tidak, waktu itu
ditanya begitu. Terus saya minta untuk
orangnya yang butuh gula biar menghubungi
saya sendiri. Akhirnya Pak Hadi
menghubungi saya sendiri, terus kita ngobrol
dan jadi kerja sama.
P : Apakah yang mendorong Bapak untuk
menerima kerja sama dari PT MSJ?
P1 : Saya minta dibuatkan kontrak dulu, terus saya
lihat kontraknya. Saya sudah memberi harga
sendiri untuk gula yang mau dipakai sama PT
MSJ dan Pak Hadi tidak banyak masalah
tentang harganya, malah menawarkan untuk
langsung bayar waktu gula datang. Jadi ada
uang ada barang. Jadi, saya mendapatkan
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
301
pemasukan dari PT MSJ langung, tanpa
hutang-hutang, dan perusahaan itu juga dapat
barangnya, yaitu gula dari perusahaan ini.
P : Berarti kerja sama antara perusahaan ini
dengan PT MSJ sudah tertulis dalam kontrak?
P1 : Iya, sudah dari awal begitu. Tapi tiap tahun
bikin kontrak baru. Soalnya kan harga juga
berubah-ubah. Peraturan juga berubah-ubah.
Jadi mau nggak mau harus ikut geraknya.
P : Apa sajakah isi kontrak kerja sama antara
perusahaan ini dengan PT MSJ?
P1 : Tentang jumlah gulanya. Tentang uangnya
juga, berapa yang harus dibayar, kapan
dibayarnya. Kapan gula diantar ke MSJ, dan
jenis gulanya seperti apa. Termasuk ketentuan
kalau kontraknya ada yang melanggar
konsekuensinya seperti apa.
P : Bagaimanakah cara pembayaran yang
disepakati dengan PT MSJ?
P1 : Sesuai dengan yang tertulis di kontrak kerja
sama, kami menyepakati pembayaran dengan
uang tunai atau transfer bank pada saat gula
kami kirimkan dan sampai di gudang PT MSJ.
P : Berapa lamakah jeda antara satu pengiriman
dengan pengiriman lain ke PT MSJ?
P1 : Setiap dua minggu sekali antarpengiriman,
kalau sesuai dengan kontrak. Tapi kadang-
kadang ada pemesanan tambahan.
P : Untuk pemesanan tambahan, bagaimanakah
mekanisme pemesanannya?
P1 : Karena produk yang dipesan hanya satu tipe
gula pasir, maka pemesanan tambahan itu
dilakukan via telepon, e-mail, atau fax.
Tinggal menyebutkan banyaknya pesanan dan
waktu pengiriman yang diinginkan.
P : Bagaimanakah jalannya kerjasama dengan PT
MSJ selama ini?
P1 : Baik-baik saja. Pihak kami dan pihak MSJ
tidak pernah melanggar kontrak kerjasama.
Saat kontrak hampir lewat satu tahun, saya
selalu mendapatkan pemberitahuan. Dan saya
juga sempat bertemu beberapa kali dengan
Pak Hadi di luar urusan kantor. P : Bagaimanakah cara Bapak untuk
berkomunikasi dengan pihak MSJ?
P1 : Biasanya melalui telepon atau bertemu
langsung. Kalau ada informasi tentang
perubahan harga, misalnya, dari perusahaan
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
302
saya menghubungi PT MSJ melalui telepon
dan membuat janji bertemu untuk
memperbaharui kontrak. Kalau ada informasi
baru, ada perubahan kebijakan, atau ada
rencana pembaharuan kontrak dari MSJ, ada
perwakilan dari sana yang datang ke kantor
saya.
P : Apabila ternyata ada perubahan kebijakan dari
pihak MSJ yang mempengaruhi kontrak
dengan perusahaan ini, bagaimanakah Bapak
menyikapinya?
P1 : Asalkan perubahan kebijakan tersebut tidak
melenceng jauh dari sistem yang sudah
berjalan di perusahaan ini dan tidak
memberikan dampak buruk bagi operasional
kami, ya tidak masalah buat kami untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan
kebijakan tersebut. Apabila memang
memberikan dampak yang signifikan dan
kurang baik bagi perusahaan saya, saya akan
meminta ada diskusi lebih lanjut, apabila
merugikan kami, lebih baik memutus kontrak
kerja sama.
P : Apakah pernah terjadi hal semacam itu?
P1 : Yang negatif, tidak ada. Dulu di kontrak
pertama kami, PT MSJ meminta pengiriman
gula dilakukan sebulan sekali, dan jumlahnya
mungkin hanya separuh dari yang dipesan
sekarang. Beberapa bulan kemudian, jumlah
pesanannya mulai bertambah. Kemudian,
hampir satu tahun bekerjasama, ada
perubahan kebijakan bahwa pasokan gula
harus diperbaharui setiap dua minggu sekali,
agar tidak terlalu lama di gudang. Mungkin
karena khawatir gulanya rusak karena lembab
atau bagaimana. Akhirnya kami
memperbaharui kontrak kerjasama. Tapi itu
tidak menjadi masalah karena tidak
memberikan kerugian apa-apa pada
perusahaan ini. Malahan ada tambahan biaya
bagi PT MSJ karena ada tambahan biaya
pengiriman.
P : Jika terjadi sebaliknya, yaitu di perusahaan ini ada perubahan kebijakan, bagaimanakah cara
Bapak untuk menginformasikannya kepada
PT MSJ?
P1 : Saat ada perubahan kebijakan di sini, yang
jelas saya akan menghubungi semua pembeli,
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
303
termasuk PT MSJ. Misalnya tentang
perubahan harga gula, atau pengurangan
varian gula, pasti akan kami susun dulu
semacam laporan perubahan kebijakan yang
akan mempengaruhi pembeli, kemudian kami
kirimkan lewat e-mail atau fax. Nanti dari
sana, setiap pembeli akan melakukan
konfirmasi. Kalau ada yang memerlukan
diskusi atau pembaharuan kontrak, baru kami
membuat janji bertemu.
P : Apakah Bapak atau karyawan lain di
perusahaan ini menjalin kontak pribadi
dengan pihak MSJ?
P1 : Dalam konteks apa ini? Kalau maksudnya
adalah menghubungi lewat jalan belakang dan
berusaha mengambil alih pesanan untuk
perusahaan saya, selama ini tidak pernah
terjadi.
P : Yang saya maksud adalah dalam hal
hubungan personal sebagai perwakilan dari
masing-masing perusahan.
P1 : Yang saya alami sendiri adalah hubungan
personal dengan Pak Hadi, pemilik MSJ.
Maksudnya, kami juga bertemu sebagai
teman, bukan sekedar rekan bisnis. Tapi juga
tidak bisa dibilang berteman dekat. Yang jelas
hubungan kami baik. Selain itu, karena kami
sering berurusan dengan bagian finansial dan
operasional, jadinya hubungannya lebih dekat
dibandingkan dengan ke divisi yang lain.
P : Apakah ada upaya khusus dari PT MSJ untuk
mempertahankan kerja sama bisnis dengan
perusahaan ini?
P1 : Mungkin dengan pak Hadi menyempatkan diri
untuk mengunjungi saya dan keluarga,
biasanya di hari-hari raya, itu termasuk
upayanya untuk mempertahankan kerja sama
dengan perusahaan saya. Oh ya, selain itu
juga, kami mendapatkan ucapan dan
bingkisan hari raya dari MSJ, bukan ke saya
pribadi melainkan dialamatkan ke perusahaan.
Padahal selama ini dengan tidak melanggar
kontrak pun, MSJ tetap akan kami pertahankan sebagai pembeli. Hubungannya
sama-sama membutuhkan lah, saya butuh
menjual gula dan mendapatkan pemasukan,
PT MSJ butuh gula untuk dikemas dan dijual.
Selain itu, dengan PT MSJ menghubungi kami
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
304
untuk pembaharuan kontrak saat nyaris masa
kadaluarsa kontrak, itu sudah menunjukkan
upayanya untuk terus berhubungan dengan
perusahaan ini.
P : Sebaliknya, dari Bapak atau dari perusahaan
ini sendiri adakah upaya tertentu yang
dimaksudkan untuk mempertahankan kerja
sama bisnis dengan PT MSJ?
P1 : Perusahaan saya tentunya sederhana sekali,
dengan menjalankan kewajiban memasok gula
sesuai kontrak, tepat waktu terutama. Kami
juga mempertahankan kualitas gula yang
dikirimkan ke MSJ.
P : Dari manakah asal produk gula yang Bapak
pasok?
P1 : Posisi kami di sini sebagai pabrik gula. Jadi
semua gula yang berada di sini berasal dari
petani tebu. Di sini kami mengolahnya
menjadi bermacam jenis gula.
P : Varian gula apa sajakah yang diproduksi di
sini?
P1 : Sekarang ini kami memproduksi dua jenis
saja, yaitu gula kristal rafinasi dan gula kristal
putih. Dulu kami masih menyediakan gula
kristal mentah atau gula kasar, tapi sekarang
tidak dilanjutkan karena hanya sedikit
konsumen yang memesan jenis itu.
P : Sepengetahuan Bapak, apakah PT MSJ
memiliki pemasok lain?
P1 : Seharusnya iya, karena produk MSJ yang
keluar di pasaran kan ada dua, yang kristal
putih dan kristal rafinasi yang agak kuning.
Dari saya hanya dipesan yang kristal rafinasi,
itu yang kuning, sehingga mestinya ada
pemasok lain untuk jenis kristal putih.
P : Bagaimanakah pendapat Bapak tentang
adanya pemasok gula lain bagi PT MSJ?
P1 : Tidak masalah. PT MSJ, atau pembeli lain,
berhak secara bebas untuk memilih siapa yang
menjadi pemasoknya, selama itu tidak
melanggar kontrak kerja sama kami.
P : Secara umum sendiri, bagaimanakah menurut
Bapak, posisi perusahaan ini di tengah persaingan pabrik gula?
P1 : Pabrik gula di Indonesia banyak sekali, jadi
persaingan juga gila-gilaan di sini. Kami
memang bersaing ketat dengan pabrik gula
lainnya. Meski begitu, posisi kami cukup
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Situasi persaingan
305
aman, dalam artian bahwa kami tidak pernah
kehabisan pembeli. Ditambah lagi, kami
sudah memegang para petani tebu yang sudah
menjadi penyedia bahan mentah secara rutin
dengan kisaran harga jual yang masuk akal.
P : Bagaimanakah perbandingan kekuatan
perusahaan ini dengan pabrik gula lain atau
pemasok lainnya?
P1 : Ambil contoh MSJ saja. MSJ memilih kami
sebagai pemasok pastinya atas dasar kualitas,
harga, ketepatan pengiriman, dan banyak
faktor lainnya yang mereka gunakan atas
dasar pemilihan pemasok. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa kami dipilih oleh MSJ
menjadi pemasok karena, apabila
dibandingkan dengan pemasok lain, menurut
MSJ kami lebih baik dari pabrik-pabrik gula
yang lain.
P : Sebagai produsen gula, kelebihan apakah
yang menurut Bapak perlu dimiliki oleh
produk gula pasir?
P1 : Bentuk fisik butirannya bagus. Untuk kristal
putih, warnanya harus putih bersih dan
seragam, jangan sampai ada yang berwarna
kuning. Rasanya juga harus manis yang tidak
meninggalkan kesan pahit. Untuk rafinasi,
kuningnya harus pas, tidak terlalu coklat, dan
lebih manis dari jenis kristal putih. Yang
terakhir, harga, itu yang penting. Kalau terlalu
mahal, calon pembeli tentunya tidak jadi
melakukan pembelian. Jika terlalu murah, bisa
jadi pembeli meragukan kualitasnya. Pola
pikir masyarakat sekarang banyak yang
seperti itu, jadi serba salah.
P : Jika Bapak melihat produk gula pasir yang
tersebar di toko kecil maupun besar,
kekurangan apakah yang tampak dari produk-
produk tersebut?
P1 : Sekarang ini banyak merek yang tidak
meyakinkan. Misalnya dijual di toko A,
kemudian gulanya dinamakan gula “A”,
tertulis di kemasan seperti itu. Itu malah
menurut saya kurang bagus karena melenceng dari bisnis utamanya dan jadinya saya malah
meragukan kualitasnya. Ya anggap saja, kalau
suatu saat perusahaan ini mengeluarkan
produk kosmetik, apakah masyarakat akan
yakin dan mau dengan produk kosmetik dari
Kerja sama dengan
pemasok
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
306
pabrik gula? Kekurangan lain adalah
penampilan kemasan, tanpa keterangan lolos
uji Departemen Kesehatan atau tanpa
keterangan penting lainnya. Selain keterangan
semacam itu, desain kemasan itu juga penting
untuk merebut hati calon konsumen. Apalagi
kalau yang beli masih muda, melihat kemasan
yang unik atau desainnya menarik, langsung
tertarik untuk membeli.
P : Untuk produk hasil pengemasan PT MSJ
menurut Bapak bagaimana?
P1 : MSJ masih kurang dalam hal inovasi kemasan
dan variasi ukuran. Yang dijual hanya
kemasan 1 kilo. Coba lebih berani membuat
variasi, misalnya paket jumbo ukuran 2 kilo,
atau sekalian 5 kilo, dan harga per kilonya jadi
terhitung lebih murah, itu akan menarik ibu-
ibu dan produsen kue, misalnya. Sepertinya
sudah sifat mendasar, ibu-ibu paling suka jika
ada diskonan atau ada paket hemat, jadi cuma
beli 1 kali, bisa digunakan untuk waktu yang
lebih lama. Kalau produsen kue, tempat
catering, dan sejenisnya, pasti akan tertarik
membeli kemasan besar, karena memang
butuh gula yang banyak.
P : Oke, untuk sementara ini saya rasa
informasinya sudah cukup. Apabila ada hal-
hal yang ternyata perlu saya tanyakan
kembali, saya akan menghubungi Bapak
untuk wawancara tambahan.
P1 : Baiklah, tidak masalah.
P : Saya mohon pamit, Pak. Terima kasih atas
waktunya dan kesediannya untuk
diwawancara. Semoga bisnisnya tetap lancar
dan semakin maju.
P1 : Terima kasih. Semoga Skripsinya juga
hasilnya bagus.
Kekurangan perusahaan
307
Transkrip Wawancara 10 (Pemasok 2)
Keterangan:
P : Peneliti
P2 : Pemasok 2 (Representatif PTPN 9 Jember)
Transkrip Topik
P : Selamat siang, Pak. Saya di sini akan
mewawancarai Bapak terkait dengan Skripsi
saya tentang PT Manunggal Suko Jaya,
perusahaan pengemasan gula milik Pak Hadi.
Saya mohon waktunya sebentar.
P2 : Oke, apa saja yang mau ditanyakan?
P : Jenis gula apakah yang Bapak pasok untuk PT
MSJ?
P2 : Gula pasir putih.
P : Dari manakah asalnya gula yang dijual oleh
perusahaan ini?
P2 : Tentunya dari petani gula. Petani tebu,
tepatnya. Jadi tebu itu nanti kami olah sendiri.
P : Sejak kapan Bapak menjalin kerjasama
dengan PT MSJ untuk memasok gula putih
kepada PT MSJ?
P2 : Sekitar 2 tahun lalu, saat MSJ baru berdiri.
Berarti tahun 2012.
P : Alasan apakah yang mendasari keputusan
Bapak untuk menjalin kerja sama dengan PT
MSJ?
P2 : Untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.
P : Bagaimanakah bentuk kerja sama antara
perusahaan ini dengan PT MSJ?
P2 : Saya memasok gula pasir ke PT MSJ dan PT
MSJ melakukan pembayaran sesuai kontrak
yang disepakati.
P : Berarti, hubungan dengan PT MSJ sudah
terikat dalam kontrak?
P2 : Betul.
P : Berapa lamakah kontrak kerja sama tersebut
berlaku?
P2 : Berlakunya satu kali kontrak itu setahun.
Sudah habis 1 tahun, dibuat baru.
P : Bagaimanakah jalannya kerja sama
perusahaan ini dengan PT MSJ saat ini?
P2 : Kerja sama kami berjalan dengan baik dan
lancar. Saya memasok gula sesuai prosedur
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
308
dan permintaan MSJ. Sebaliknya juga begitu,
PT MSJ memberikan pembayaran yang sesuai
dengan perjanjian kami.
P : Bagaimanakah isi kesepakatan pembayaran
dalam kontrak tersebut?
P2 : Di kontrak tercantum bahwa pembayaran itu
dilakukan per bulan. Di awal bulan,
pembayaran untuk pasokan gula bulan
sebelumnya sudah harus dikirimkan melalui
transfer rekening bank. Atau kadang diberikan
uang tunai dari MSJ. Pembayaran maksimal
tanggal 5.
P : Bagaimanakah cara PT MSJ dalam memesan
pasokan gula dari perusahaan ini?
P2 : Pemesanan melalui telepon sudah cukup atau
datang langsung ke sini. Tapi, lewat telepon
maupun datang langsung pasti akan direspon
dengan pengiriman ke tempat. Jadi, bukan
berarti bahwa datang kesini bisa bawa sendiri
gula pesanannya.
P : Bagaimanakah waktu pengiriman gula ke PT
MSJ?
P2 : Pengiriman dari sini dimulai pagi hari, sekitar
jam 5 pagi. Kemudian gula diantar ke
pembeli-pembeli. Untuk MSJ sekitar siang
hari sebelum jam 12 sudah diterima di sana.
P : Apakah pengiriman ke PT MSJ dilakukan
setiap hari?
P2 : Tidak. Untuk MSJ, permintaannya adalah
untuk mengirimkan setiap 2 minggu sekali.
Sehari sebelumnya, biasanya ada konfirmasi
ulang dari MSJ untuk kami mengirimkan gula
ke sana.
P : Bagaimanakah mekanisme pengiriman gula
ke PT MSJ?
P2 : Di pagi hari, semua gula diangkut ke truk,
kemudian mulai diantar ke para pembeli,
termasuk MSJ. Sesampainya di sana, supir
langsung mengarah ke gudang, dan kernet ke
kantornya untuk mengurus dokumen. Kalau
tidak salah, ketemunya dengan bagian
keuangan. Di gudang, supir menyerahkan gula
sesuai jumlah yang diminta, dan di sana ada yang mencatat, memeriksa bungkusannya
cacat atau tidak, ada yang bocor atau tidak.
Dicek dari luar juga kondisi gulanya
bagaimana, sesuai atau tidak.
P : Saat karyawan perusahaan ini bertemu dengan
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
309
karyawan MSJ, bagaimanakah cara
komunikasinya?
P2 : Saya kurang tahu, kan saya tidak
menyaksikan.
P : Untuk Bapak sendiri, saat berinteraksi dengan
karyawan PT MSJ, bagaimanakah cara bapak
berkomunikasi?
P2 : Kadang lewat telepon, atau bertemu langsung.
Kalau bertemu langsung ya seperti rekan kerja
biasa, tidak terlalu formal. Karena sudah 2
tahun ada hubungan bisnis, jadi malah seperti
teman.
P : Bagaimanakah hubungan interpersonal Bapak
dengan pemilik dan manajer PT MSJ?
P2 : Hubungan interpersonal berarti yang sangat
dekat ya? Tidak ada hubungan yang sangat
dekat dengan pemilik. Yang sudah biasa
adalah saling memberikan ucapan saat hari
raya, tidak berlebihan. Perwakilan perusahaan
yang sering mengirimkan gula ke MSJ ini
mungkin yang cukup dekat, tapi bukan dengan
pemilik, dekatnya dengan karyawan MSJ
yang menangani pemasokan. Jadi bisa
dibilang bahwa hubungan kami adalah
hubungan bisnis saja.
P : Apa sajakah menurut Bapak upaya PT MSJ
dalam mempertahankan hubungan bisnis
dengan perusahaan ini?
P2 : PT MSJ melakukan apa yang menjadi
kewajibannya dengan baik sesuai kontrak
yang disepakati.
P : Bagi Bapak sendiri, apa sajakah upaya Bapak
dalam mempertahankan relasi bisnis tersebut?
P2 : Dengan melakukan apa yang menjadi
kewajiban kami dengan baik dan tepat waktu.
P : Apakah ada perubahan kontrak selama
perusahaan ini bekerjasama dengan PT MSJ?
P2 : Ada. Berubah dari pengiriman sebulan sekali
menjadi 2 minggu sekali. Jumlah gula yang
dipesan juga bertambah, tapi wajar karena
bisnisnya berkembang. Dokumen yang
sekarang juga semakin banyak. Dulu hanya
menyerahkan catatan, berapa jumlah yang dikirim, berapa jumlah yang diterima di
gudang, ditandatangi oleh orang gudang,
sudah beres. Sekarang, ada dokumen dari
keuangan, ada juga yang dari gudang.
P : Bagaimanakah respon Bapak saat PT MSJ
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
310
menginformasikan adanya perubahan
kebijakan?
P2 : Apabila berdampak ke perubahan isi kontrak,
maka saya akan meminta untuk bertemu
secara langsung, sehingga kami dapat
membicarakannya dan membuat deal baru dan
kontrak baru. Ada beberapa hal yang tidak
bisa diputuskan satu pihak, misalnya
menambah jumlah pesanan. Kan pengaruhnya
di omset produksi saya juga. Kalau misalnya
hasil produksi kami tidak mencukupi atau
pasokan tebu dari petani mendadak berkurang,
kan saya tidak bisa menangani.
P : Pernahkah perusahaan ini mengubah
kebijakan yang terkait dengan relasi bisnis
dengan pembeli partai besar seperti PT MSJ?
P2 : Tentu pernah. Harga gula kan tidak stabil.
Sempat naik turun. Penyebabnya sebenarnya
karena produksi tebu menurun, jadi karena
langka, petani jual lebih mahal untuk tebu
yang didapat. Dinego susah karena ada aturan
pemerintah tentang harga jual tebu minimal.
P : Cara apakah yang Bapak gunakan untuk
menginformasikan perubahan kebijakan
semacam itu kepada PT MSJ?
P2 : Perwakilan dari perusahaan saya ini langsung
menyampaikannya pada karyawan yang
mengurusi pemasokan gula di MSJ.
P : Menurut yang Bapak ketahui, apakah PT MSJ
memiliki pemasok lain?
P2 : Saya tidak tahu-menahu tentang ada pemasok
lain atau tidak.
P : Dibandingkan dengan perusahaan produsen
gula lainnya, bagaimanakah situasi persaingan
di bisnis ini?
P2 : Situasi persaingan menurut saya ketat karena
pesaing-pesaing yang lain juga memiliki
kualitas yang baik dengan harga murah.
P : Menurut Bapak, keunggulan apakah yang
dimiliki oleh perusahaan ini dibandingkan
dengan kompetitornya?
P2 : Perusahaan kami memiliki kualitas butiran
dan warna gula yang baik, selain itu perusahaan kami telah terdaftar sebagai
perusahaan milik pemerintah yang dapat
dipercaya.
P : Bagaimanakah kualitas gula yang baik
menurut Bapak?
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Kerja sama dengan
pemasok
Situasi persaingan
Kerja sama dengan
pemasok
311
P2 : Kualitas dari warna dan butiran gulanya. Yang
berkualitas bagus adalah warna putih dengan
butiran yang halus.
P : Di pasaran sekarang muncul banyak produk
gula dengan berbagai merek, apa sajakah
kekurangan yang Bapak temukan dari
berbagai merek produk gula tersebut?
P2 : Kemasan yang begitu-begitu saja, kecuali
produk Gulaku yang memiliki varian
kemasan.
P : Ya, saya rasa sudah cukup informasi yang
saya peroleh dari Bapak. Terima kasih atas
bantuannya.
P2 : Sama-sama.
Keputusan pembelian
Keputusan pembelian
312
Transkrip Wawancara 11(Konsumen 1)
Keterangan:
P : Peneliti
K1 : Konsumen 1
Transkrip Topik
P : Selamat siang, Bu. Bisa minta waktunya
sebentar?
K1 : Ada keperluan apa, Mbak?
P : Saya ingin melakukan wawancara untuk data
Skripsi saya. Sebentar saja.
K1 : Sebentar saja ya, Mbak?
P : Oke. Terima kasih atas kesediaan Ibu. Boleh
saya tahu nama Ibu siapa?
K1 : Saya Ratnawati Handoko.
P : Apakah Ibu bekerja?
K1 : Nggak. Saya hanya ibu rumah tangga.
P : Skripsi saya berkaitan dengan salah satu
perusahaan gula di Surabaya. Jadi, saya ingin
tahu, perusahaan gula apa sajakah yang Ibu
ketahui ada di Surabaya?
K1 : Waduh saya kurang tahu itu kalau perusahaan
gula di Surabaya, saya hanya tahu merek-
merek produknya saja.
P : Oke kalau begitu, merek gula apa sajakah
yang Ibu tahu?
K1 : Yang saya tau itu ada Gulaku, Gulasir,
Tropicana Slim, Gupalas, gula Alfamart, gula
Indomaret. Ada juga dari supermarket, kalau
tidak salah namanya 365 yang dari Super
Indo. Carrefour ada gulanya juga.
P : Selama ini, Ibu membeli gula dengan merek
apa?
K1 : Ya macam-macam. Tidak selalu beli satu
merek. Saya pernah beli 365, Gulaku, Gulasir,
Gupalas, banyak lah.
P : Saat belanja, biasanya di rak gula ada banyak
merek gula yang tersedia. Saat Ibu
memutuskan untuk mengambil satu merek
tertentu, apa yang menjadi pertimbangan
untuk memilih merek itu?
K1 : Yang pertama jelas harganya. Terus, saya
biasanya lihat promonya. Kalau pas ada
diskon, ya ambil yang diskon. Kecuali begini
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
313
ya, saya pernah ambil 1 merek, saya lupa
mereknya apa tapi saya ingat gambar di
bungkusnya bagaimana, terus waktu disimpan
itu cepat menggumpal. Jadi lengket-lengket
kayak kena basah. Buat bikin minuman jadi
susah cairnya, karena mirip gula batu begitu
bentuknya. Memang sih harganya murah. Jadi
sekarang lebih hati-hati, saya juga cari yang
kelihatan bersih dan kering.
P : Jadi, selama ini Ibu mengkonsumsi gula
dengan merek yang berbeda-beda?
K1 : Iya, tapi nggak sembarangan juga. Yang jelas,
kalau nggak ada mereknya saya nggak mau,
karena nggak meyakinkan, bungkusannya
juga nggak tahu rapet atau nggak. Jadi kalau
yang sudah cocok ya saya beli berulang-ulang.
Misalnya dari Gulaku, saya beli Gupalas,
terus ganti lagi Gulaku, terus ganti Gulasir,
terus coba yang lain, begitu.
P : Di manakah biasanya Ibu membeli gula pasir?
K1 : Untuk belanja bulanan, biasanya di
supermarket, misalnya Pepaya dan Hokky
Buah.
P : Kemasan gula pasir ukuran berapakah yang
biasanya Ibu beli?
K1 : Biasanya yang 1 kilo saya ambil 1 bungkus.
Kalau ternyata di tengah bulan sudah habis,
saya beli lagi.
P : Untuk jenisnya, gula jenis apakah yang biasa
Ibu beli, yang putih atau agak kuning?
K1 : Saya suka yang putih. Kadang-kadang saya
bikin agar-agar atau pudding, jadi kalau ambil
yang kuning, itu warnanya kena ke agar-
agarnya. Lebih enak lah kalau pakai gula
putih.
P : Biasanya produk gula Ibu pakai untuk apa
saja?
K1 : Untuk membuat minuman. Untuk penyedap
masakan, buat tumis gitu nggak usah pakai
vetsin atau Royco, tinggal kasih gula saja
sedikit. Terus untuk bikin pudding, agar-agar,
Nutrijell. Buat isi roti tawar juga. Banyak
banget lah. P : Bagaimana respon Ibu saat ada kenaikan
harga gula?
K1 : Ya biasa saja. Harga naik turun itu wajar.
Apalagi waktu dekat Lebaran, itu saya sudah
siap-siap harga naik. Waktu liburan Lebaran,
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
Situasi ekonomi
314
biasanya saya mengunjungi orangtua saya dan
mertua, bareng dengan keluarga saya. Dan
pasti bawa bahan-bahan pokok untuk dikasih
ke orangtua, salah satunya gula, sekitar 2 kilo,
sisanya banyak, ada beras, minyak, apa saja
lah yang bisa dipakai sehari-hari. Jadi
memang sudah sadar dan persiapan kalau
harga naik. Protes juga nggak bisa, kan? Mau
mengurangi beli gula juga nggak mungkin.
Tinggal strateginya gimana, misalnya mencari
promo di supermarket.
P : Dari berbagai merek gula, pastinya Ibu pernah
membanding-bandingkan. Menurut Ibu,
kelebihan apa yang harus dimiliki sebuah
merek atau produk gula agar bisa
mengalahkan lainnya?
K1 : Kualitas yang bagus tentunya. Saya hobi
mencari diskonan, tapi kalau barang
diskonannya tidak bermutu, ya mending tidak
jadi beli dan ambil yang harga normal tapi
sudah terpercaya. Terus kemasannya juga
harus bagus, anti air. Ukuran kemasan yang
bervariasi juga bisa jadi kelebihan. Karena
saya kadang ambil agak banyak untuk dikasih
ke orang. Misalnya mau 2 kilo, tapi
kemasannya tinggal yang setengah kilo atau 1
kilo, jadinya belinya nggak bisa 1 bungkus.
P : Dari berbagai merek produk gula pasir yang
Ibu temui di pasaran, adakah kekurangan yang
Ibu lihat?
K1 : Kalau yang memang sudah merek terkenal,
nggak ada kekurangannya. Cuma kadang saya
lihat merek gula yang blas saya nggak pernah
lihat iklannya, atau brosurnya, jadi ragu-ragu,
itu gula beneran atau nggak. Sekarang di TV
banyak berita tentang minyak palsu, penjual
gorengan nggoreng pakai lilin lah, apa lah,
jadinya agak kuatir saja kalau ada merek abal-
abal atau malah nggak ada mereknya. Kalau
ternyata gulanya dibuat dari bahan aneh-aneh
bagaimana? Saya ngeri ah.
P : Oke lah, Bu. Terima kasih atas waktunya.
K1 : Ya, sama-sama.
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
315
Transkrip Wawancara 12 (Konsumen 2)
Keterangan:
P : Peneliti
K2 : Konsumen 2
Transkrip Topik
P : Selamat siang, Bu. Bisa minta
waktunya sebentar? Saya
membutuhkan bantuan Ibu untuk
menjadi narasumber wawancara
terkait Skripsi saya.
K2 : Oh, boleh. Silahkan.
P : Dapatkah Ibu memperkenalkan
diri terlebih dahulu?
K2 : Nama saya Herlina Santoso.
P : Apakah pekerjaan Ibu saat ini?
K2 : Saya bekerja sebagai karyawan
kantor.
P : Dapatkah Ibu menyebutkan nama-
nama perusahaan gula di
Surabaya?
K2 : Saya kurang tahu, ya.
P : Untuk merek gula, dapatkah Ibu
menyebutkan semua merek
produk gula pasir yang Ibu temui
di pasaran?
K2 : Kalau itu banyak sekali. Saya
jarang belanja, jadi yang saya
tahu saja, ya. Biasanya yang
belanja pembantu saya soalnya.
Yang saya tahu di pasaran ada
Gulaku, gula Indomaret, gula 999.
P : Jadi, Ibu sendiri tidak pernah
memilih merek gula yang Ibu
gunakan di rumah?
K2 : Saya memilih, tapi juga tidak
langsung. Kalau misal pembantu
saya habis beli gula, terus rasanya
beda sama yang sebelumnya, saya
pasti nanya. Saya
membandingkannya seperti itu.
Toh di rumah saya kadang-
kadang juga bikin minuman
sendiri, dan keliatan kan kalau
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
316
beda.
P : Biasanya karakter gula seperti
apakah yang Ibu pilih?
K2 : Saya pribadi suka dengan gula
pasir yang berwarna putih dan
pastinya manis, lalu juga dengan
merek yang sudah terkenal dan
terjamin, bukan seperti merek
yang milik Indomaret.
P : Di manakah biasanya pembantu
Ibu membeli gula pasir?
K2 : Kayaknya di minimarket kalau
belanja sendiri. Waktu saya
belanja besar untuk persediaan
bulanan, biasanya pembantu saya
ajak, karena dia yang lebih tahu di
rumah barang yang habis apa saja.
Kalau pas gula habis, ya beli
langung sekalian di supermarket.
P : Biasanya berapa banyak gula
pasir yang dibeli?
K2 : Mmm… Kurang tau juga.
Mungkin sekilo? Dua kilo?
P : Kalau Ibu sendiri yang
berkesempatan membeli gula,
apakah Ibu akan berganti-ganti
merek gula?
K2 : Tentu tidak. Saya kalau sudah
suka dengan 1 merek, sudah
malas untuk ganti merek lain.
Kecuali kalau tiba-tiba ada
larangan dari pemerintah atau ada
pemberitaan yang aneh-aneh
tentang merek itu, misalnya
membahayakan kesehatan, ya
saya pasti ganti merek lain.
P : Kelebihan apa yang menurut Ibu
harus ada di produk gula pasir
untuk bersaing dengan produk
gula lainnya?
K2 : Kualitasnya, jadi gula tidak
menggumpal, warnanya rata di
satu pack kalau putih ya putihnya sama semua. Terus kemasan juga
penting. Saya suka Gulaku karena
dia juga bikin kemasan unik, yang
sachet kecil. Beli itu karena lucu
saja, menarik kemasannya. Terus
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
317
mereknya juga harus sudah
terjamin aman dikonsumsi.
P : Kekurangan apa saja yang Ibu
temukan dari produk gula pasir
yang ada di pasaran sekarang?
K2 : Ya itu tadi, ada yang mereknya
tidak jelas, jadi tidak yakin juga
kualitasnya bagaimana.
P : Oke, Ibu, saya rasa sudah cukup
informasi yang saya butuhkan.
Terima kasih atas bantuannya.
K2 : Sama-sama.
Keputusan konsumen
318
Transkrip Wawancara 13 (Konsumen 3)
Keterangan:
P : Peneliti
K3 : Konsumen 3
Transkrip Topik
P : Selamat siang, Bu. Bisa minta waktunya
sebentar?
K3 : Bisa. Gimana?
P : Saya sedang mengerjakan Skripsi terkait
perusahaan gula di Surabaya. Saya
membutuhkan bantuan Ibu untuk menjadi
narasumber wawancara, mewakili konsumen.
K3 : Baiklah. Apa saja yang mau ditanyakan?
P : Siapakah nama Ibu dan apakah pekerjaan Ibu
saat ini?
K3 : Nama saya Mirna Hadinoto, saya adalah ibu
rumah tangga.
P : Bisakah Ibu menyebutkan nama perusahaan
gula di Surabaya?
K3 : Saya tidak tahu tuh ada apa saja di Surabaya.
Kalau yang saya pernah baca di kemasan, ada
pabriknya Gulasir di Surabaya, tapi tidak
pernah lewat waktu jalan atau pergi kemana
gitu.
P : Produk gula apa sajakah yang Ibu temui di
pasaran?
K3 : Gulaku, Tropicana Slim, Sari Tanny, Gulasir,
Diabetasol, Alini.
P : Saat mau memilih merek gula, apakah yang
menjadi pertimbangan Ibu?
K3 : Mereknya sudah terkenal di pasar, lalu selain
itu juga apabila saya tidak mengenal sama
sekali merek-merek produk gula, maka saya
memilih produk gula yang paling mahal.
Karena harga yang mahal biasanya kualitas
produk bagus.
P : Di manakah biasanya Ibu membeli produk
gula pasir?
K3 : Kadang di minimarket, kadang di
supermarket.
P : Dalam satu kali pembelian, berapa banyak
gula yang Ibu beli?
K3 : Paling sekitar 1 atau 2 bungkus gula yang
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
319
kemasan 1 kiloan.
P : Apakah Ibu membeli gula pasir dengan merek
yang berbeda-beda setiap kali belanja?
K3 : Oh, nggak. Saya tetap pada satu merek,
kecuali dalam situasi saya sangat butuh sekali
gula dan di supermarket atau minimarket yang
saya datangi tidak menjual merek yang biasa
saya pakai karena kehabisan stock, lalu saya
juga di posisi sibuk dan harus cepat-cepat,
maka saya akan berganti merek.
P : Menurut Ibu, kelebihan apa yang perlu
dimiliki oleh produk gula pasir?
K3 : Kualitas dan kemasan yang menarik. Bukan
hanya gambar dan tulisannya, tetapi juga
misalnya ada sachet kecil atau yang dapat
dibuka tutup tanpa masuk toples.
P : Sebaliknya, dari gula pasir yang sekarang ada
di pasaran, kekurangannya apa saja?
K3 : Mmm… menurut saya kekurangannya ada di
merek mereka yang masih baru, buat sebagian
merek, ya.Pemasaran mereka juga kurang,
sehingga para konsumen tidak mengetahui
produk tersebut sehingga ragu untuk membeli,
padahal belum tentu berkualitas jelek. Saya
saja ragu-ragu untuk beli yang saya tidak
pernah dengar mereknya.
P : Oke, terima kasih Ibu atas waktunya.
K3 : Sama-sama. Semoga sukses ya.
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
Keputusan konsumen
320
Lampiran 5: Transkrip Observasi
Transkrip Observasi
Evaluasi Strategi Pengembangan Bisnis pada PT Manunggal Suko Jaya
Surabaya
Informasi 1: Kehadiran pemilik di kantor/pabrik
Subjek Pengamatan Pemilik PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Tanggal Pengamatan 30 Oktober 2014 – 6 November 2014
Jam Pengamatan 08.00 – 12.00 WIB
Transkrip Observasi Pada tanggal 30 Oktober 2014 – 6 November 2014,
kecuali di hari Minggu (2 November 2014), peneliti
melihat bahwa pemilik PT Manunggal Suko Jaya setiap
hari datang ke kantor dan juga ke pabrik, yang berada di
satu lokasi dengan kantor, untuk berinteraksi langsung
dengan para bawahannya. Selama masa observasi,
peneliti melihat bahwa pemilik datang ke kantor pada
pukul 08.30 WIB, sedangkan pemilik berkunjung ke
pabrik setiap jam 10.00 WIB. Setelah itu, sekitar jam
12.00 WIB, pemilik sudah meninggalkan kantor. Di sini
peneliti melihat bahwa pemilik tidak ada waktu istirahat
untuk makan siang. Selama melakukan observasi,
meskipun ada karyawan yang bekerja lembur, didapati
bahwa pemilik tetap meninggalkan kantor pada pukul
12.00 WIB.
Informasi 2: Interaksi pemilik dengan manajemen puncak dan karyawan
Subjek Pengamatan Pemilik PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Tanggal Pengamatan 30 Oktober 2014 dan 3 November 2014
Jam Pengamatan 08.00 – 12.00 WIB
Transkrip Observasi Pada hari Kamis, 30 Oktober 2014, peneliti menyaksikan
bagaimana pemilik berinteraksi dengan para
bawahannya, baik dengan manajemen puncak maupun
karyawannya. Dapat dikatakan bahwa pemilik memiliki
gaya komunikasi yang santai, yaitu berkomunikasi
dengan bawahan layaknya berkomunikasi dengan teman,
sehingga antara pemilik dan orang yang diajak berbicara
dapat saling bertukar pendapat dan informasi. Peneliti juga melihat situasi ketika pemilik memberikan instruksi
kepada para bawahan, yaitu dikomunikasikan dengan
cara yang jelas dan lantang. Pada saat pemilik menegur
bawahannya, peneliti mengamati bahwa cara pemilik
mengkomunikasikan tegurannya yaitu yang pertama
321
dengan meminta bawahan menjelaskan masalah yang
terjadi, lalu menegur dengan tegas, setelah itu
memberikan nasihat/masukan mengenai tindakan yang
seharusnya mereka lakukan. Selama masa pengamatan,
yaitu mulai dari pukul 08.30 – 12.00 WIB, peneliti
menemukan selain berkomunikasi dengan bertatap muka
langsung dengan para bawahan, pemilik juga
berkomunikasi dengan menggunakan media komunikasi.
Peneliti mengamati bahwa media yang digunakan oleh
pemilik untuk berkomunikasi dengan bawahan,
diantaranya adalah melalui telepon antar kantor dan juga
pembuatan surat pengumuman. Peneliti juga melihat
bahwa pemilik PT Manunggal Suko Jaya selalu bertegur
sapa dengan semua bawahannya, baik itu di kantor,
maupun di pabrik. Dalam keseharian operasional
perusahaan, pemilik dan para bawahannya hanya
membahas mengenai apa yang mereka kerjakan pada saat
ini di dalam berbagai aspek bisnis, sehingga peneliti tidak
menemukan bahwa pemilik memberikan informasi
mengenai perkembangan perusahaan ataupun rencana
perkembangan perusahaan. Namun, pada hari Senin, 3
November 2014, pada pukul 09.00 WIB, peneliti
berkesempatan melihat rapat yang diadakan di PT
Manunggal Suko Jaya. Dari rapat yang peneliti amati,
ditemukan bahwa pemilik sebagai pemimpin rapat
berbicara kepada manajemen puncak, untuk nantinya
disampaikan kepada para karyawan masing-masing
mengenai apa yang sedang dikerjakan oleh perusahaan
saat ini, posisi perusahaan saat ini, bagaimana tanggapan
pasar terhadap perusahaan, serta tujuan dan
perkembangan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Informasi 3: Aktivitas kerja pemilik
Subjek Pengamatan Pemilik PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Tanggal Pengamatan 30 Oktober 2014
Jam Pengamatan 08.00 – 12.00 WIB
Transkrip Observasi Pada hari Kamis, 30 Oktober 2014, peneliti melihat
bahwa setiba di kantor, yaitu pada pukul 08.30 WIB,
pemilik masuk ke ruangannya untuk memeriksa file-
file/dokumen-dokumen yang diletakkan oleh para
bawahan di meja kantor pemilik, dan apabila ada hal
yang kurang jelas, maka pemilik memanggil bawahan yang bertanggung jawab atas hal tersebut. Peneliti juga
melihat bahwa selain di ruang kantornya, pemilik juga ke
luar ruangan untuk melihat keadaan dan juga apa yang
sedang dikerjakan oleh para karyawan di kantor. Setelah
itu, pada pukul 10.00 WIB, pemilik pergi ke pabrik untuk
322
melihat aktivitas para karyawan di pabrik dan juga proses
produksi yang berjalan di pabrik. Lalu, sekitar pukul
10.30 - 11.00 WIB, pemilik kembali ke kantor untuk
memeriksa laporan-laporan, melihat kinerja
karyawannya, dll. Sehingga dapat dikatakan bahwa,
setiap hari pemilik melakukan pengawasan secara
langsung terhadap kinerja para bawahan.
Informasi 4: Kehadiran manajemen puncak di kantor/pabrik
Subjek Pengamatan Manajemen Puncak PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Tanggal Pengamatan 30 Oktober 2014 – 6 November 2014
Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB
Transkrip Observasi Selama 7 hari observasi, peneliti melihat bahwa semua
manajemen puncak, mulai dari CEO, manajer keuangan,
manajer operasional, dan manajer di bagian divisi gula
datang ke kantor setiap hari, mengikuti jam kerja para
karyawan, yaitu mulai dari jam 08.00 – 17.00 WIB.
Setiap pagi saat tiba di kantor, para manajemen puncak
langsung pergi ke meja kantor mereka masing-masing,
termasuk juga CEO. Ruang CEO menjadi satu dengan
ruang pemilik yang letaknya di sebelah ruang para
karyawan yang lainnya, sedangkan karyawan, baik
karyawan manajemen atas dan karyawan manajemen
bawah berada di satu ruangan besar yang tidak dibatasi
oleh batas tembok atau apapun. Untuk tata letak meja dan
kursi kantor para karyawan dikelompokkan berdasarkan
divisi masing-masing, sehingga karyawan antar satu
divisi bekerja bersebelahan atau saling berdekatan.
Setelah para manajemen puncak duduk di tempat
kerjanya masing-masing, maka mereka akan mulai
bekerja dengan mengerjakan dan mengecek laporan-
laporan dengan berkoordinasi dengan karyawan divisi
masing-masing. Selain datang ke kantor, para manajemen
puncak selalu menyempatkan diri setiap harinya untuk
mengunjungi pabrik, terutama bagi manajer di bagian
divisi gula. Jam kunjung manajemen puncak ke pabrik
tidak dibatasi, sehingga para manajemen puncak dapat
pergi ke pabrik di jam berapa pun yang mereka inginkan.
Menurut observasi peneliti selama 7 hari, maka
disimpulkan, bahwa para manajemen puncak
mengunjungi pabrik di sekitar pukul 10.00 – 13.00 WIB.
Setelah setengah hari bekerja di kantor dan pabrik, para manajemen puncak akan beristirahat untuk makan siang
pada pukul 13.00 WIB di kantin. Letak kantin berada di
antara kantor dan pabrik. Kantin di PT Manunggal Suko
Jaya berada di satu ruangan tertutup dengan satu
penyejuk ruangan, dilengkapi dengan meja dan kursi
323
untuk makan, beserta dengan satu meja khusus yang
berisi makanan, sehingga para karyawan dapat makan
dengan cara prasmanan. Selama jam makan siang,
penulis melihat bahwa para manajemen puncak dengan
para karyawan saling berbaur untuk makan siang dan
berbincang-bincang, sehingga para manajemen puncak
tidak berkelompok sendiri, melainkan mereka bergabung
dengan para karyawan. Makan siang diberikan secara
gratis oleh pemilik PT Manunggal Suko Jaya kepada
setiap karyawan. Setelah jam makan siang berakhir, yaitu
pukul 14.00 WIB, maka para karyawan, termasuk para
manajemen puncak kembali bekerja. Mereka saling
berinteraksi, berkomunikasi, berbagi laporan, berbagi
informasi untuk membicarakan/membahas bisnis mereka.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,
maka dapat dilihat bahwa kinerja para manajemen
puncak sebelum dan sesudah makan tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Mereka tetap bekerja dengan
giat hingga akhir jam operasional. Pada pukul 17.00
WIB, para manajemen puncak bersiap-siap untuk pulang
ke rumah mereka masing-masing.
Informasi 5: Interaksi CEO dengan pemilik dan karyawan
Subjek Pengamatan CEO PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Tanggal Pengamatan 31 Oktober 2014
Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB
Transkrip Observasi Di dalam bekerja, setiap harinya CEO PT Manunggal
Suko Jaya berinteraksi dengan pemilik dan para
karyawan yang lainnya. Selama masa pengamatan, dapat
terlihat bahwa dikarenakan CEO dengan pemilik berada
di dalam satu ruangan, maka CEO dan pemilik sering
berinteraksi dan berkomunikasi untuk membicarakan
masalah pekerjaan. Di dalam berkomunikasi, ditemukan
bahwa CEO berkomunikasi dengan pemilik layaknya
rekan kerja, yang dimana mereka saling bertukar
informasi, dan saling memberikan ide. Apabila CEO
tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh pemilik,
begitu juga sebaliknya, maka baik CEO, maupun
pemilik, akan langsung menyanggah apa yang menjadi
kesalahan mereka masing-masing, dan memberikan
pemikiran yang logis/masuk akal untuk didiskusikan,
sehingga dapat diperoleh keputusan bisnis yang tepat. Selain berinteraksi dengan pemilik, CEO sering
berinteraksi dengan manajemen puncak yang lainnya.
Selama masa pengamatan, peneliti melihat ketika CEO
berkomunikasi dengan manajemen puncak yang lainnya,
maka gaya komunikasi yang digunakan oleh CEO sama
324
dengan gaya komunikasi ketika CEO berkomunikasi
dengan pemilik. Namun, apabila dengan pemilik, CEO
akan langsung menyanggah, maka dengan manajemen
puncak yang lain, CEO tidak langsung menyanggah,
melainkan membiarkan para manajemen puncak sampai
selesai berbicara, lalu CEO akan menanyakan hal yang
dianggap kurang sesuai dan memberikan masukan. Selain
dengan manajemen puncak, CEO juga berinteraksi
dengan karyawan yang lainnya, namun intensitas
interaksinya lebih sedikit dibandingkan dengan pemilik
dan para manajer puncak. Gaya komunikasi yang
digunakan oleh CEO sama dengan ketika CEO
berkomunikasi dengan manajer puncak. Pemberian
instruksi yang dilakukan oleh CEO kepada karyawan di
manajemen bawah bisa melalui manajer puncak, atau
langsung meminta karyawan manajemen bawah
menyelesaikan suatu tugas. CEO akan memanggil
manajer puncak untuk masuk ke dalam ruangannya dan
meminta manajer puncak beserta dengan bawahan
mereka masing-masing untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Apabila ada karyawan yang berbuat
kesalahan, maka CEO akan menegur dengan tegas, dan
memberitahukan kepada bawahan, tindakan yang benar,
yang seharusnya dilakukan oleh bawahan tersebut. CEO
juga melaporkan adanya permasalahan bisnis kepada
pemilik dengan langsung menghadap dan
mengkomunikasikan masalah yang terjadi, sehingga
masalah yang ada dapat ditangani dengan cepat. Dalam
kesehariannya selama berada di kantor/pabrik, CEO
selalu bertegur sapa dengan para karyawan, begitu pula
dengan manajer puncak dan karyawan-karyawan yang
lainnya, sehingga selama pengamatan, peneliti melihat
adanya keakraban yang terjalin antar para karyawan di
PT Manunggal Suko Jaya, sehingga terjalin komunikasi
yang baik pula di dalam perusahaan. Artinya, masing-
masing pihak dapat saling mengutarakan pendapat, saran
atau kritik tanpa rasa takut/canggung. Selama masa
pengamatan kepada pemilik, CEO dan manajer puncak,
peneliti tidak melihat bahwa ada pertemuan yang
intens/rapat yang dilaksanakan setiap harinya oleh
masing-masing pemimpin.
Informasi 6: Interaksi manajer keuangan dengan pemilik dan karyawan
Subjek Pengamatan Manajer Keuangan PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Tanggal Pengamatan 1 November 2014
Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB
Transkrip Observasi Manajer keuangan PT Manunggal Suko Jaya memiliki
325
gaya komunikasi yang terbuka dan langsung mengatakan
apa adanya. Ketika berkomunikasi dengan pemilik, maka
manajer keuangan tetap memiliki gaya komunikasi yang
terbuka, namun menghargai dan menghormati pemilik,
serta tunduk dan patuh pada setiap tugas yang diberikan
oleh pemilik. Di sisi lain, ketika manajer keuangan
berkomunikasi dengan CEO, para manajer puncak, dan
para karyawan, maka manajer keuangan akan berbicara
dengan terbuka dan berbicara layaknya teman, sehingga
di dalam mengkomunikasikan segala sesuatu, manajer
keuangan akan langsung berbicara. Begitu pula ketika
terjadi suatu konflik/masalah, maka manajer keuangan
akan langsung menegur rekan-rekan kerjanya, tanpa
berbasa-basi, serta meminta penjelasan atas kesalahan
yang dilakukan oleh rekan-rekan kerjanya. Di dalam
memberikan instruksi kerja kepada para bawahannya,
maka manajer keuangan akan langsung memberikan
tugas apa saja yang harus diselesaikan, beserta dengan
batas pengerjaan tugas tersebut. Namun, di sisi lain,
walapun manajer keuangan memiliki gaya komunikasi
yang terbuka dan berbicara apa adanya, manajer
keuangan merupakan orang yang ramah dan murah
senyum.
Informasi 7: Interaksi Director of General Affairs dengan pemilik dan
karyawan
Subjek Pengamatan Director of General AffairsPT Manunggal Suko Jaya
Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Tanggal Pengamatan 3 November 2014
Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB
Transkrip Observasi Director of General Affairs atau yang disebut sebagai
manajer operasional di PT Manunggal Suko Jaya
merupakan pribadi yang sangat sabar. Hal ini dapat
terlihat dari gaya komunikasi beliau dengan pemilik,
manajer puncak, dan karyawan. Di dalam berkomunikasi,
beliau berkomunikasi dengan nada yang lembut, dan
lebih bersifat mengayomi kepada para bawahannya.
Selama masa pengamatan, peneliti tidak pernah melihat
beliau berbicara dengan nada yang tinggi dengan rekan-
rekan kerja. Namun, meskipun beliau adalah orang yang
sabar, beliau juga tidak tinggal diam ketika terdapat
masalah/konflik di dalam perusahaan. Beliau langsung
akan melaporkan dan membicarakan masalah yang ada, baik dengan pemilik, maupun dengan CEO, serta
memberikan masukan/saran untuk solusi dari masalah
yang terjadi. Di dalam memberikan instruksi kerja, maka
beliau akan memanggil bawahannya dan menyerahkan
tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya. Ketika
326
terdapat bawahan yang melakukan kesalahan, maka
beliau akan menegur dan menasehati bawahan tersebut.
Informasi 8: Interaksi Director of Sugar Division dengan pemilik dan
karyawan
Subjek Pengamatan Director of Sugar DivisionPT Manunggal Suko Jaya
Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Tanggal Pengamatan 4 November 2014
Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB
Transkrip Observasi Director of Sugar Division di PT Manunggal Suko Jaya
memiliki gaya komunikasi yang ramah dan suka
bergurau dengan rekan kerja. Namun, apabila
berkomunikasi dengan pemilik dan CEO, maka beliau
sangat menghormati pemilik dan CEO, serta
berkomunikasi dengan sangat sopan. Pemberian instruksi
kerja yang dilakukan oleh Director of Sugar Division
dilakukan dengan memanggil bawahan untuk diberikan
tugas, dan menanyakan kepada bawahan tersebut
mengenai progress tugas yang diberikan. Ketika terdapat
karyawan yang salah, maka beliau akan menegur dengan
tegas dan memberitahukan perbaikan atas tugas tersebut.
Informasi 9: Kehadiran karyawan di kantor/pabrik
Subjek Pengamatan Karyawan PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Tanggal Pengamatan 30 Oktober 2014 – 6 November 2014
Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB
Transkrip Observasi Selama melakukan pengamatan, peneliti menemukan
bahwa seluruh karyawan datang ke kantor setiap hari
untuk bekerja, termasuk dengan sekuriti. PT Manunggal
Suko Jaya memilik 2 sekuriti yang bertugas untuk
menjaga pintu masuk, yang dimana mereka memastikan
bahwa tidak sembarang orang dapat masuk ke PT
Manunggal Suko Jaya tanpa memperoleh ijin dari
internal perusahaan. Sekuriti memiliki jam kerja mulai
dari pukul 07.30 WIB hingga semua karyawan telah
selesai bekerja dan pulang, yaitu sekitar pukul 17.30
WIB. Hal ini dikarenakan, sekuriti bertanggung jawab
atas kunci pintu masuk ke lokasi PT Manunggal Suko
Jaya. Sedangkan, karyawan yang bertanggung jawab atas
kunci pintu masuk ke kantor dan pabrik adalah manajer
di bagian divisi gula. Berdasarkan pengamatan, tidak
semua karyawan datang ke pabrik setiap hari. Karyawan yang datang ke pabrik setiap hari adalah karyawan di
bagian operasional, gudang, produksi, dan pengiriman.
Jam operasional di PT Manunggal Suko Jaya adalah
pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB, sehingga para karyawan
diharuskan sudah tiba di kantor pukul 08.00 dan
327
meninggalkan kantor pukul 17.00 WIB. Khusus untuk
karyawan yang lembur, dikarenakan ada pekerjaan yang
harus diselesaikan saat itu juga, maka karyawan yang
lembur tersebut memiliki jam kerja lembur pada pukul
17.00 – 19.00 WIB. Setiap pagi, setiba di kantor, dan
setiap sore, ketika para karyawan pulang, maka para
karyawan akan absen dengan mesin absensi. Selama
masa observasi, peneliti tidak menemukan adanya
karyawan yang terlambat datang ke kantor/ke pabrik.
Informasi 10: Interaksi karyawan dengan pemilik dan manajemen puncak
Subjek Pengamatan Karyawan PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Tanggal Pengamatan 31 Oktober - 5 November 2014
Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB
Transkrip Observasi Peneliti melihat bahwa para karyawan berkomunikasi
dengan pemilik dan manajemen puncak dengan sopan
ketika mereka saling bertukar informasi. Ketika para
karyawan menerima instruksi kerja dari atasan, maka
mereka menanggapi instruksi tersebut dengan menuruti
perkataan atasan, dan langsung mengerjakannya. Di sisi
lain, peneliti menyaksikan ketika karyawan menerima
teguran dari atasan, maka karyawan menjelaskan kepada
atasan mengenai segala sesuatu yang terjadi dan meminta
maaf kepada atasan. Para karyawan akan melaporkan
permasalahan operasional perusahaan langsung kepada
atasan mereka masing-masing, dan tetap bersikap tenang,
serta memberikan masukan/ide/gagasan atas masalah
yang terjadi. Di dalam PT Manunggal Suko Jaya, para
karyawan selalu bertegur sapa dengan pemilik, CEO,
para manajer dan karyawan lainnya. Karyawan-karyawan
sering berkomunikasi dengan para manajer mereka
masing-masing, sedangkan untuk pemilik dan CEO,
mereka berkomunikasi secara intens apabila ada hal yang
mendesak dan penting bagi operasional perusahaan.
Informasi 11: Aktivitas kerja karyawan
Subjek Pengamatan Karyawan PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Tanggal Pengamatan 31 Oktober - 5 November 2014
Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB
Transkrip Observasi Ketika peneliti akan melakukan observasi di PT
Manunggal Suko Jaya, maka peneliti menghubungi pihak internal di PT Manunggal Suko Jaya, dan yang
bertanggung jawab atas pihak luar yang akan berkunjung
ke dalam perusahaan adalah manajer di bagian divisi
gula, yaitu Pak Ilyas. Pada hari observasi, ketika peneliti
sampai di lokasi perusahaan, maka peneliti disambut oleh
328
sekuriti yang bertugas, dan diharuskan untuk memberi
keterangan akan maksud tujuan dan apakah sudah
membuat perjanjian dahulu dengan pihak internal.
Setelah itu, security akan memanggilkan pihak yang
dimaksud oleh peneliti dan peneliti dipersilahkan masuk.
Selama masa pengamatan di PT Manunggal Suko Jaya,
peneliti melihat bahwa para karyawan di PT Manunggal
Suko Jaya memiliki jam masuk kerja pada pukul 08.00
WIB. Para karyawan melakukan aktivitas mereka
masing-masing sesuai dengan bidang/divisi pekerjaan
mereka. Setiba di kantor, setelah mereka absen di mesin
absen, maka mereka akan ke meja kerja mereka masing-
masing untuk membuat laporan, dan sebagainya. Setelah
bekerja, maka pada pukul 13.00 WIB, semua karyawan
di PT Manunggal Suko Jaya akan beristirahat untuk
makan siang di kantin yang telah disediakan. Pada pukul
14.00 WIB, mereka akan kembali bekerja dan peneliti
melihat bahwa tidak ada perubahan kinerja karyawan
sebelum dan sesudah jam istirahat. Hal ini dapat dilihat
dari intensitas kerja para karyawan yang tetap baik
sebelum dan sesudah jam istirahat. Para karyawan di PT
Manunggal Suko Jaya bekerja sesuai dengan
instruksi/perintah dari para manajemen puncak. Setelah
menerima instruksi kerja, maka apabila karyawan telah
selesai mengerjakan pekerjaannya yang sebelumnya,
mereka akan langsung mengerjakan. Dari hasil
pengamatan, dapat dikatakan bahwa fasilitas operasional
di kantor maupun pabrik sangat memadai dan
mendukung karyawan untuk menyelesaikan tugasnya. PT
Manunggal Suko Jaya diantaranya memiliki komputer di
setiap meja karyawan yang terhubung kepada satu mesin
fotokopi. Mesin fotokopi di PT Manunggal Suko Jaya
selain berfungsi sebagai mesin fotokopi, juga berfungsi
sebagai mesin printer dan mesin scan. Masing-masing
karyawan memiliki alat tulis yang lengkap di meja
mereka masing-masing, mulai dari bolpoin, pensil,
penghapus, tip-ex, penjepit kertas, stabilo, steples, dan
lain-lain, sehingga karyawan tidak saling pinjam-
meminjam dan berdampak pada kerja yang kurang
efektif. Selain itu, untuk mendukung karyawan yang
bertugas untuk pergi ke luar kantor, maka PT Manunggal
Suko Jaya menyediakan sebuah mobil dinas dan dapat
digunakan oleh semua karyawan. Dan, apabila mobil dinas tersebut sedang digunakan oleh satu karyawan,
sedang karyawan lain membutuhkan mobil tersebut,
maka karyawan tersebut dapat menggunakan alat
transportasi miliknya/milik rekan kerja yang lain, dan
karyawan tersebut dapat melaporkan kepada pihak
329
manajemen keuangan untuk diakumulasikan biaya untuk
transportasi tersebut. Setelah mereka mengerjakan tugas
yang diberikan oleh atasan, maka mereka akan
memberikan hasil kerja mereka/memberikan laporan
kepada para atasan masing-masing dengan langsung
mendatangi meja atasan. Para karyawan di PT
Manunggal Suko Jaya berada di kantor/pabrik mulai dari
pukul 08.00 – 17.00, dan tidak ada sistem shift di dalam
perusahaan ini. Ketika peneliti mengamati di lokasi
pabrik, peneliti menyaksikan saat bahan baku produksi
tiba, maka karyawan di bagian gudang akan membantu
memindahkan bahan baku produksi tersebut dari truk ke
dalam gudang. Gudang adalah sebuah ruangan tertutup
yang berada di dalam pabrik PT Manunggal Suko Jaya.
Setelah tersedia bahan baku produksi, maka karyawan
bagian produksi akan memulai produksi mereka.
Produksi diawali dengan memasukkan bahan baku ke
dalam mesin, lalu dari mesin tersebut akan keluar barang
jadi berupa gula dalam kemasan 1 kg. Setelah itu, gula
kemasan tersebut masuk ke dalam mesin pengepakan
untuk dikemas di dalam satu dos. Satu dos berisi 24 gula
kemasan 1 kg. Ketika proses produksi berjalan, maka
karyawan produksi, dengan pakaian khusus produksi
tersebut akan mengamati mesin-mesin yang sedang
bekerja. Setelah gula-gula yang ada dikemas di dalam 1
dus, maka karyawan produksi dengan dibantu oleh
karyawan di bagian gudang akan memindahkan ke dalam
gudang untuk nantinya dimasukkan ke dalam truk-truk
untuk didistribusikan. Setiap seminggu sekali, karyawan
di bagian produksi akan melakukan pembersihan akan
mesin-mesin produksi dengan alat pembersih mesin
tertentu, sehingga mesin tetap terjaga kebersihannya.
Saat produk akan didistribusikan ke berbagai wilayah,
maka ada 1 karyawan bagian produksi yang bertugas
mencatat berapa banyak yang akan didistribusikan, ke
mana tujuan distribusi, menggunakan apa distribusi
tersebut, dan melaporkannya ke manajer bagian divisi
gula untuk diberikan surat jalan, dan surat jalan tersebut
diberikan kepada masing-masing supir/kernet. Setelah
itu, produk siap didistribusikan ke wilayah distribusi PT
Manunggal Suko Jaya.
Informasi 12: Situasi dan kondisi lingkungan (fasilitas)kantor/pabrik
Subjek Pengamatan Pihak Internal PT Manunggal Suko Jaya
Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya
Tanggal Pengamatan 6 November 2014
Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB
Transkrip Observasi Pada saat melakukan pengamatan, peneliti melihat bahwa
330
tidak terdapat seragam khusus bagi pemilik, manajemen
puncak dan karyawan, kecuali karyawan di bagian
produksi, bagian gudang, dan supir/kernet. Semua pihak
internal bagi yang berjenis kelamin pria menggunakan
hem/kemeja, celana panjang, dan sepatu. Sedangkan
untuk pihak internal berjenis kelamin wanita
menggunakan hem/kemeja, celana panjang/rok, dan
sepatu. Karyawan di bagian produksi memiliki baju
khusus berwarna putih dilengkapi dengan masker untuk
produksi. Sedangkan, karyawan yang bekerja di bagian
gudang, dikarenakan mereka bertanggung jawab
mengangkat barang-barang yang berat, menggunakan
kaos dan celana panjang/celana pendek. Di dalam
pengamatan, peneliti melihat bahwa karyawan di bagian
gudang menggunakan sandal jepit, dan seringkali tidak
menggunakan alas kaki. Hal ini didukung oleh suasana
pabrik yang beralaskan beton halus dan bersih, sehingga
tidak ada pecahan kaca/material-material yang
membahayakan kaki karyawan gudang. Untuk
supir/kernet menggunakan pakaian kaos/kaos berkerah,
celana panjang, dan sandal jepit. Di dalam bekerja, para
karyawan diberikan oleh pemilik fasilitas non-
operasional berupa pendingin ruangan, dan dispenser
beserta dengan gelas, teh, kopi, dan gula. Di PT
Manunggal Suko Jaya diberikan pula fasilitas toilet
wanita dan toilet pria yang berada di dalam kantor PT
Manunggal Suko Jaya, namun terletak di samping pabrik
PT Manunggal Suko Jaya. Semua fasilitas yang ada di
PT Manunggal Suko Jaya terlihat berkualitas baik, bersih
dan rapi, dikarenakan semua karyawan bekerja sama
untuk saling menjaga kebersihan fasilitas yang ada. PT
Manunggal Suko Jaya memiliki penerangan yang cukup
baik, sehingga para karyawan dapat bekerja dengan baik
pula. Di dalam kantor PT Manunggal Suko Jaya terdapat
banyak lampu penerang berwarna putih, dan juga
dikarenakan desain interior kantor yang tersedia banyak
jendela, sehingga sinar matahari dapat membantu
penerangan. Namun jendela yang ada juga dilengkapi
dengan seperti kelambu, sehingga sinar matahari yang
masuk tidak membuat silau. Jendela di PT Manunggal
Suko Jaya juga berfungsi sebagai sirkulasi udara,
sehingga suasana kantor tidak pengap. Sedangkan untuk
pabrik, mesin produksi berada di dalam satu ruangan kaca, dilengkapi dengan lampu warna putih dan juga
pendingin ruangan. Selama operasional, pintu pabrik
akan selalu terbuka, sehingga selain berasal dari lampu,
penerangan di pabrik juga berasal dari sinar matahari.
Pabrik dilengkapi pula dengan jendela-jendela sehingga
331
sirkulasi udara lancar. Untuk ruang gudang yang tertutup
dilengkapi dengan jendela-jendela, dan lampu putih di
dalamnya. Di PT Manunggal Suko Jaya, ketika peneliti
akan masuk ke dalam kantor, maka peneliti disambut
oleh pintu kaca, lalu terdapat ruang tamu kecil, yang
dilengkapi dengan sofa, meja, vas bunga, dan air mineral
dalam kemasan gelas, dimana para tamu yang
berkunjung dapat duduk di ruang tamu tersebut. PT
Manunggal Suko Jaya menyediakan ruang beribadah
khusus, yang berada di samping ruang rapat, bagi
karyawan yang beragama muslim yang akan melakukan
sholat. Ruangan tersebut dilengkapi dengan lampu putih
dan jendela-jendela, sehingga udara di dalam ruangan
dapat bersirkulasi dengan baik.
332
Lampiran 6: Hasil Triangulasi
Keterangan:
O : Owner
C : Chief Executive Officer (CEO)
DF : Director of Finance
DG : Director of General Affairs
DS : Director of Sugar Division
KF : Karyawan Divisi Finance
KO : Karyawan Divisi Operasional
KS : Karyawan Sugar Division
P1 : Pemasok 1
P2 : Pemasok 2
K1 : Konsumen 1
K2 : Konsumen 2
K3 : Konsumen 3
No. Topik Sumber Kesimpulan Validasi
1. Komponen S – Strategy
Visi perusahaan O: Visinya ya untuk mengembangkan Gulasir ke seluruh wilayah
Indonesia, baik di pulau Jawa maupun di luar pulau (transkrip wawancara
1, p. 153)
Visi PT MSJ adalah:
Dikenal luas di Indonesia
Kompetitif
Memberikan produk
berkualitas
Valid
C: Visi perusahaan ini adalah menjadikan produk kami sebagai produk
yang memiliki daya saing yang tinggi dan dapat dikenal oleh seluruh
masyarakat Indonesia (transkrip wawancara 2, p. 171)
DF: Visi PT MSJ adalah menjadikan produk yang dihasilkan menjadi
produk yang dapat diterima dan dikenal oleh masyarakat luas, lalu
menjadikan produk kami menjadi produk yang berdaya saing tinggi.
Juga, menjadikan perusahaan kami menjadi perusahaan penghasil gula
yang berkualitas baik, yang dipercaya oleh masyarakat (transkrip
wawancara 3, p. 191)
DG: Sesuai dengan yang tertuang dalam Anggaran Dasar PT MSJ, visi
kami adalah menjadi produsen gula yang kompetitif dan dikenal luas oleh
seluruh masyarakat Indonesia (transkrip wawancara 4, p. 207)
KF: Visi perusahaan adalah membawa perusahaan ini menjadi
perusahaan yang dapat menyediakan produk gula yang berkualitas bagi
333
semua masyarakat, dan menjadikan produk gula kami menjadi produk
yang paling dicari oleh masyarakat (transkrip wawancara 6, p. 237)
KO: Kalau resminya seperti apa, saya kurang tahu. Setahu saya,
perusahaan ini ingin menjadi lebih dikenal oleh masyarakat. Saingan juga
banyak, jadi sepertinya sekarang sedang digenjot untuk lebih dicari oleh
masyarakat (transkrip wawancara 7, p. 255)
KS: Visi dari perusahaan ini adalah menjadi perusahaan penghasil gula
kemasan yang berkualitas, yang dapat dikenal dan diterima, serta paling
dicari oleh seluruh masyarakat (transkrip wawancara 8, p. 265)
Misi perusahaan O: Kalau misinya, kita biasanya mengadakan kerjasama dengan
distributor yaitu program-program, seperti kita pasang vinyl, kemudian
kita sebarin leaflet, yaitu brosur yang ada foto-fotonya Gulasir, tetapi kita
bekerja sama dengan beberapa supermarket. Jadi ini adalah misi saya
supaya Gulasir bisa dikenal oleh masyarakat. Nanti kalau Ibu lewat
depannya UFO itu ada leaflet Gulasir besar itu. Jadi kerjasama seperti itu
untuk mendukung pemasarannya kita. Bukan hanya di Surabaya, tapi di
beberapa distributor yang luar pulau juga seperti itu (transkrip
wawancara 1, p. 153)
Misi PT MSJ adalah:
Menggunakan mesin
mutakhir
Mempekerjakan SDM
handal
Mengembangkan sistem
distribusi
Valid
C: Sedangkan, untuk misi perusahaan ini adalah melakukan pengemasan
gula dengan mesin-mesin mutakhir dan ditunjang oleh sumber daya
manusia yang handal, sehingga kualitas gula dapat tetap terjaga dan
konsumen puas dengan produk kami (transkrip wawancara 2, p. 171)
DF: Untuk misi agar visi bisa tercapai itu yang pertama ya kami
menggunakan mesin-mesin untuk pengemasan yang berteknologi tinggi,
lalu juga dengan mempekerjakan karyawan yang memang benar-benar
ahli di bidangnya, juga dengan mengembangkan sistem distribusi
sehingga dapat menunjang pemenuhan kebutuhan gula masyarakat dan
distribusi produk secara merata (transkrip wawancara 3, p. 191)
DG: Ada empat misi, yaitu menggunakan mesin berteknologi tinggi
dalam proses produksi, memanfaatkan SDM yang handal,
mempertahankan kualitas produk, dan mengembangkan sistem distribusi
agar dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia (transkrip
wawancara 4, p. 207)
KF: Misi perusahaan adalah meningkatkan sistem distribusi,
menggunakan teknologi mesin yang semakin berkembang, dan
mempekerjakan sumber daya manusia yang kompeten (transkrip
334
wawancara 6, p. 237)
KO: Misinya memperluas kawasan penjualan atau penyebaran produk
perusahaan (transkrip wawancara 7, p. 255)
KS: Sedangkan, misi dari perusahan ini agar visi yang ada dapat tercapai
adalah adalah menggunakan teknologi mesin yang mutakhir,
mempekerjakan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya,
meningkatkan sistem distribusi, dan mengadopsi strategi pemasaran yang
tepat sasaran (transkrip wawancara 8, p. 265)
Visi dan misi yang
tercapai
O: Visi kita, kita sudah bisa menguasai beberapa wilayah, seperti Papua,
Sulawesi, Ambon, NTT, dan sebagian Kalimantan. Sebagian Kalimantan,
karena Kalimantan belum kena semua (transkrip wawancara 1, p. 153)
Menguasai pasar gula di
sebagian wilayah Indonesia
Permintaan pasar semakin
berkembang, khususnya
luar Jawa
Valid
C: Perusahaan kami ini telah survive dan produk yang kami hasilkan
telah terbukti dan telah diterima oleh masyarakat luas (transkrip
wawancara 2, p. 171)
C: Mmm… menurut saya untuk visi yang baru dalam tahap proses yaitu
untuk produk kami ini dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia
(transkrip wawancara 2, p. 171)
DF: Sampai saat ini yang sudah kami capai adalah demand pasar yang
semakin lama semakin berkembang. Jadi hal ini menunjukkan bahwa
produk kami sudah mulai diterima dan dikenal oleh masyarakat luas, lalu
masyarakat juga sudah mulai mempercayai produk kami. Karena kalau
kami melihat demand yang terus meningkat, maka kami dapat
mengindikasikan bahwa ada repeat buying dari para konsumen (transkrip
wawancara 3, p. 191)
DG: Perusahaan ini telah menjadi produk yang kompetitif, tapi baru di
beberapa kawasan saja. Contohnya di Kalimantan, kami sudah merambah
konsumen yang lebih banyak dibandingkan dengan di Jawa. Jadi produk
kami belum dikenal sepenuhnya di seluruh pelosok Indonesia (transkrip
wawancara 4, p. 208)
KF: Visi yang sudah dicapai adalah perusahaan sudah dapat
menyediakan produk gula yang berkualitas bagi masyarakat, sedangkan
untuk misi yang sudah dicapai adalah semua misi yang ada sedang kami
laksanakan sehingga visi yang belum tercapai dapat tercapai (transkrip
wawancara 6, p. 237)
KF: Visi yang belum tercapai adalah menjadikan produk gula kami
menjadi produk yang paling dicari oleh masyarakat (transkrip wawancara
335
6, p. 238)
KF: Untuk persentasenya mungkin baru 15% atau 20%, masih kecil
persentasenya karena perusahaan ini merupakan perusahaan baru di
bidang gula (transkrip wawancara 6, p. 238)
KO: Kalau saya lihat, sudah hampir tercapai. Di luar Jawa terutama.
Buktinya, pesanan dari pulau lain tidak pernah berhenti (transkrip
wawancara 7, p. 255)
KS: Visi yang sudah dicapai dari yang sudah tadi saya sebutkan adalah
menjadi perusahaan penghasil gula kemasan yang berkualitas dan gula
kami sudah dapat dikenal dan diterima, serta yang paling dicari oleh
sebagian masyarakat, khususnya untuk wilayah luar pulau. Sedangkan,
untuk misinya yang sudah dicapai adalah kami telah menggunakan
teknologi mesin yang mutakhir, mempekerjakan sumber daya manusia
yang kompeten di bidangnya, meningkatkan sistem distribusi, dan
mengadopsi strategi pemasaran yang tepat sasaran, setidaknya sedang
dalam tahap proses (transkrip wawancara 8, p. 265)
Upaya pencapaian visi
misi
DF: Produk kami ini belum dikenal sepenuhnya oleh masyarakat luas,
karena kami juga termasuk salah satu pemain baru di industri pergulaan.
Jadi ya kami sekarang ini berusaha untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan produk kami, yaitu bisa dengan melakukan strategi
pemasaran yang tepat (transkrip wawancara 3, p. 192)
Untuk mencapai visi misi,
perlu melakukan strategi
pemasaran yang tepat.
Valid
KF: Yang dapat dilakukan adalah mengupayakan agar produk gula kami
dapat dikenal oleh semua masyarakat dan juga memperbanyak varian
produk sesuai dengan tren kebutuhan masyarakat ke depannya (transkrip
wawancara 6, p. 238)
Produk perusahaan O: Kita Gulasir, sama brand lainnya namanya itu Gula Selera (transkrip
wawancara 1, p.152)
O: Kalau Gulasir itu memang kualitas kita itu kualitas yang premium,
jadi putih. Tapi untuk Gula Selera, kita agak kuning. Ya, bisa dikatakan
lah, untuk Gula Selera itu second brand-nya Gulasir, untuk fighting,
untuk perang. Jadi apabila nanti ada gula yang harganya mendekati untuk
Gulasir, kita pangkas harga gula itu untuk turun, bisa untuk fighting,
untuk perang-perangan, untuk mengamankan Gulasir-nya supaya selalu
tetap di atas (transkrip wawancara 1, p. 152)
O: Untuk mengecek kualitas itu, waktu awal barang datang di dalam sak-
sakan itu kita buka, yaitu untuk supaya kualitas Gulasir ini benar-benar
PT MSJ menghasilkan 2
produk:
Gulasir: gula putih
Gula Selera: gula rafinasi
Pemeriksaan kualitas
dilaksanakan pra produksi saat
gula tiba dari pemasok oleh
bagian gudang. Kualitas
produk terjamin.
Valid
336
terjaga. Jadi, kalau untuk bahan baku ini yang jelek, kita sisihkan untuk
Gula Selera, kalau ternyata untuk Gula Selera ini grade-nya tidak masuk
juga, kita sisihkan lagi menjadi kita jual gula sak-sakan tanpa dikasih
merek (transkrip wawancara 1, p. 152)
C: Produk di pabrik ini yang utama itu ada Gulasir, lalu ada Gula Selera
(transkrip wawancara 2, p. 172)
C: Kualitas Gulasirlebih baik dari kualitas Gula Selera, sehingga yang
dimasukkan ke supermarket-supermarket yang besar itu hanya Gulasir.
Sedangkan untuk Gula Selerakita lempar ke pasar lebih rendah (transkrip
wawancara 2, p. 172)
C: Lalu, untuk sekarang ini pengendalian kualitas kami lakukan yaitu
dengan melakukan pengecekan akan bahan baku yang dikirim oleh
pemasok, sehingga gula yang kami kemas benar-benar memiliki kualitas
yang baik dan konsumen juga dapat menerima gula kemasan kami
dengan kualitas yang mereka inginkan pula (transkrip wawancara 2, p.
172)
C: Sudah tentu layak saing. Untuk memilih pemasok saja kami tidak
berani sembarangan. Kami telah berhati-hati untuk memilih pemasok
yang benar-benar bermutu baik (transkrip wawancara 2, p. 184)
C: Kalau masalah kualitas, produk gula kami dengan produk pesaing itu
tidak kalah. Dalam artian, kualitas gula kami juga sangat baik (transkrip
wawancara 2, p. 186)
DG: Ada 2 macam gula yang kami telurkan ke pasar, yaitu gula putih dan
gula rafinasi atau yang kuning. Gula putih kami beri merek Gulasir dan
yang kuning kami beri merek Gula Selera. Kedua jenis merek itu
populernya di tempat yang berbeda-beda. Di NTT dan NTB, lebih
banyak pemesanan untuk Gula Selera. Di Jawa lebih cenderung ke
Gulasir (transkrip wawancara 4, p. 208)
DG: Kualitas produk kami sudah standar, tidak kalah dengan produk lain.
Kami juga memeriksa kualitas gula dari pemasok sebelum dikemas.
Bahkan saat pemasok mengirimkan gula ke sini, bagian gudang
melakukan screening dulu, secara fisik penampilan gulanya seperti apa
(transkrip wawancara 4, p. 208)
KF: Menurut saya produk kami layak bersaing karena kualitas gula kami
tidak kalah dengan pesaing yang sudah dikenal masyarakat (transkrip
wawancara 6, p. 249)
337
KO: Menurut saya produk kami layak untuk bersaing dengan produk lain
(transkrip wawancara 7, p. 262)
KS: Layak, produk kami layak untuk bersaing karena kualitas kami tidak
kalah dengan pesaing. Kami kan perusahaan pengemasan gula, jadi
pemasok kami juga memasok untuk perusahaan pengemasan lain,
kualitasnya jelas sama. Kami juga melakukan pemeriksaan kualitas
sebelum gula dikemas, sehingga kualitasnya sesuai dengan harapan kami,
bukan yang kualitas rendahan (transkrip wawancara 8, p. 274)
Laba yang diharapkan O: Keuntungannya yang penting cukup buat cicilan balik modal dan
masih sisa buat saya sendiri (transkrip wawancara 1, p.154)
O: Untuk situasi yang sekarang ini, saya memang sudah menghitung
perkiraan keuntungan berapa, jadi memang sekitar harapan saya lah
secara jumlahnya. Tapi saya inginnya nanti keuntungan ini bertambah
terus (transkrip wawancara 1, p. 154)
Laba diharapkan dapat
melunasi pinjaman bank untuk
mencapai BEP dan untuk
pemasukan pribadi owner.
Laba diharapkan meningkat
secara konstan.
Valid
C: Saya pribadi itu menginginkan yang penting keuntungan yang kami
peroleh tiap bulannya lebih besar daripada biaya yang kami keluarkan,
semakin ke depan semakin besar keuntungan tiap bulannya, sehingga
operasional perusahaan dapat terus berjalan dan juga kesejahteraan
karyawan dapat terus ditingkatkan (transkrip wawancara 2, p. 182)
DF: Namun, tentunya saya tetap mengharapkan ada peningkatan
keuntungan untuk ke depannya. Ada beberapa perusahaan gula yang
mampu meraup keuntungan sebesar hampir 50% (transkrip wawancara 3,
p. 193)
Perolehan laba O: Keuntungannya ada lah, yang jelas lebih dari 10% karena saya juga
harus melunasi utang modal ke bank (transkrip wawancara 1, p. 154)
Besarnya laba sekitar 10%-
30% dan memuaskan secara
nominal.
Valid
C: Ya, kalau saat ini keuntungan yang kami peroleh sudah dapat
membiayai operasional perusahaan (transkrip wawancara 2, p. 182)
C: Informasi ini agak sensitif ya. Untuk persentase dan jumlahnya, saya
tidak bisa memberi informasi. Yang jelas, setelah dikurangi semua biaya,
pemasukan perusahaan masih menyisakan keuntungan yang cukup
memuaskan (transkrip wawancara 2, p. 183)
DF: Untuk nominal tidak dapat ditetapkan secara pasti karena berbeda-
beda setiap bulan, bergantung pada situasi pasar. Persentase keuntungan
sekitar 30%, kadang berubah karena perubahan harga bahan pokok saat
kami belum dapat meningkatkan harga jual agar dapat bersaing dengan
harga produk gula dari perusahaan lain (transkrip wawancara 3, p. 193)
338
DG: Saya tidak bisa menyebutkan jumlah karena bukan wewenang saya.
Keuntungan berkisar antara 10% - 30% setahu saya (transkrip wawancara
4, p. 210)
DG: Apabila disuruh membandingkan dengan perusahaan lain, sulit
sekali karena tidak ada riset sampai ke bagian keuntungan perusahaan.
Sepertinya hampir sama, antara 10% - 30% itu tadi (transkrip wawancara
4, p.)
Target pasar O: Sasaran utama jelas ibu rumah tangga, warung-warung makanan,
kalau dibilang itu istilahnya kalau tidak salah konsumen individu, atau
itu, konsumen rumah tangga.
Kalau dilihat dari kemana kita kirim produk, ya sasarannya supermarket,
minimarket, sama saja untuk Surabaya dan luar Surabaya (transkrip
wawancara 1, p. 153)
Target pasar adalah
konsumen rumah tangga.
Media penjualan adalah
toko, minimarket,
supermarket.
Valid
C: Semua pengguna gula, misalnya tempat makan, rumah tangga, pabrik
makanan. Dijualnya atau dikirimnya itu ke toko-toko juga, supermarket
atau minimarket misalnya (transkrip wawancara 2, p. 172)
DF: Produk kami dikirimkan menuju supermarket, minimarket, dan toko-
toko. Untuk sasaran yang sebenarnya adalah konsumen rumah tangga,
dimana walau melakukan pembelian dalam skala kecil namun selalu
melakukan pembelian ulang (transkrip wawancara 3, p. 191)
DF: Saya asumsikan juga warung-warung penjual makanan yang banyak
bertebaran di Surabaya membeli produk kami. Untuk lebih memahami
penyebaran pangsa pasar ini, saya rasa kami perlu melakukan survey atau
penelitian yang mendalam (transkrip wawancara 3, p. 191)
DG: Konsumen rumah tangga yang menjadi sasaran utama, misalnya
rumah tangga dan warung makan. Pendistribusian tetap dilakukan
melalui minimarket, supermarket, dan melalui distributor rekanan untuk
di luar kawasan Surabaya (transkrip wawancara 4, p. 209)
DG: Konsumen rumah tangga memang biasanya melakukan pembelian
dalam jumlah kecil, namun siklusnya tidak pernah berhenti. Penggunaan
gula di konteks rumah tangga sangat beragam, tidak hanya untuk
menyajikan minuman, tapi juga keperluan lainnya (transkrip wawancara
4, p. 209)
Kawasan distribusi O: Kemudian untuk Gulasir ini kebanyakan pemasarannya adalah di luar
pulau. Sedangkan untuk luar pulau itu pintu gerbangnya ada dua, di
Surabaya dan di Jakarta (transkrip wawancara 1, p. 151)
Distribusi ke Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jakarta, NTB,
NTT, Sulawesi, Kalimantan,
Valid
339
O: Jadi, untuk di wilayah Jawa Tengah, kita sudah ada distributornya
sendiri-sendiri. Seperti Jogja itu yang pegang siapa, kemudian Solo itu
yang pegang siapa, kemudian Semarang itu yang pegang siapa, itu sudah
ada semua (transkrip wawancara 1, p. 152)
Papua, dan Maluku.
DG: Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, NTB, NTT, Sulawesi,
Kalimantan, Papua, dan Maluku. Di setiap propinsi tersebut, tidak semua
daerah masuk dalam kawasan pendistribusian produk kami (transkrip
wawancara 4, p. 209)
Email dari DG (Disertakan kemudian pada Bab 4).
Keunggulan kompetitif O: Ya kalau kita dibandingkan sama kompetitor lain yang struktur
organisasinya sudah besar. Jadi kalau perusahaan yang struktur
organisasinya sudah besar itu biasanya biaya untuk mendukung itu
biayanya juga besar. Biaya untuk mendukung operasionalnya besar
(transkrip wawancara 1, p. 164)
O: Tapi, keunggulan kita, kalau kita melihat,“Oh, kompetitor itu katakan
harganya sudah turun,” apa action kita, kita tidak perlu menunggu sampai
beberapa hari. Kita putuskan dari beberapa informasi tadi, kita bikin
meeting baru bisa langsung diputuskan. Jadi untuk rantai pengambilan
keputusan itu tidak terlalu panjang. Jadi bisa cepat (transkrip wawancara
1, p. 164)
O: Di sisi lain, untuk kualitas putihnya, kemudian butirannya itu juga
salah satu keunggulan dari kita (transkrip wawancara 1, p. 164)
Keunggulan kompetitif PT
MSJ:
Rantai pengambilan
keputusan tidak terlalu
panjang.
Pimpinan mampu
mengambil keputusan
secara cepat.
Kekeluargaan dan
kekompakan kerja.
Distribusi produk
mencakup luar Jawa.
Kualitas produk terjamin.
Valid
C: Mungkin kelebihan kami adalah dalam hal komunikasi dan hubungan
kami dengan para bawahan. Di dalam perusahaan kami ini, budaya yang
kami terapkan adalah budaya keterbukaan. Jadi kami saling
berkomunikasi dan terbuka mengenai segala sesuatu yang berhubungan
dengan bisnis kami (transkrip wawancara 2, p. 186)
DF: Kelebihan kami terletak pada kawasan distribusi di luar Jawa yang
telah kami kuasai sebagian besar. Tidak banyak perusahaan gula yang
berani mengambil keputusan untuk merambah ke luar Jawa karena
besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pengiriman. Hal ini akan tetap
kami pertahankan, bahkan rencana akan kami kembangkan di kemudian
hari (transkrip wawancara 3, p. 203)
DG: Biaya produksi kami sepertinya lebih rendah dari perusahaan lain,
karena jumlah karyawan yang lebih sedikit dan fokus kami pada
pengemasan saja, tanpa ada proses produksi dari tebu menjadi gula pasir.
340
Selain itu, kami banyak menggandeng distributor dari luar Jawa untuk
menangani distribusi produk di luar Jawa, sehingga tidak perlu mengelola
pengiriman sendiri untuk kawasan-kawasan tersebut. Satu lagi, meskipun
perusahaan ini terbilang kecil, kami memperhatikan masalah keahlian
karyawan melalui training untuk karyawan dan manajer (transkrip
wawancara 4, p. 211)
DG: Kekompakan karyawan dalam bekerjasama, kecukupan sumber
daya, dan kualitas tenaga kerja perusahaan (transkrip wawancara 4, p.
225)
DG: Upaya khusus hanya melalui pengembangan bisnis secara terus
menerus, dalam segala aspek, misalnya kualitas produk, ketepatan waktu
pengiriman, kepatuhan hukum, dan sebagainya. Tapi yang jelas, kami
selalu mengawasi pergerakan kompetitor, jalannya perusahaan mereka itu
bagaimana, jadi kami bisa melakukan upaya baru untuk mengungguli
mereka (transkrip wawancara 4, p. 212)
DS: Usia perusahaan yang masih terbilang muda mungkin dapat
dikatakan sebagai keuntungan, walaupun juga bisa dibilang kerugian.
Keuntungannya adalah bahwa kami masih punya semangat untuk
berkembang dan belum bosan untuk berkecimpung di bisnis pengemasan
gula. Banyak perusahaan yang sudah lama bergerak di bisnis ini dan
jadinya stagnan saja, berjalan di tempat dan seolah malas untuk mencari
inovasi-inovasi dalam bisnisnya (transkrip wawancara 5, p. 235)
DS: Selain itu, jumlah karyawan di MSJ tidak terlalu banyak, sehingga
lebih mudah untuk melakukan koordinasi dan pelimpahan tugas apabila
dibandingkan dengan perusahaan lain yang jumlah karyawannya jauh
lebih banyak (transkrip wawancara 5, p. 235)
KF: Sepertinya kekeluargaannya. Hubungan antarkaryawan di sini bisa
dibilang erat. Kami sering berkumpul untuk acara perusahaan yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan, seperti gathering dan teambuilding. Jadi
secara tidak sadar tumbuh kedekatan (transkrip wawancara 6, p. 247)
KF: Saya bekerja ketika perusahaan ini masih baru beroperasi, sehingga
saya melihat bahwa dari hari ke hari, perusahaan ini dapat semakin
berkembang baik dari sisi teknologi dan juga struktur dan sistem
bisnisnya, karena semakin ke depan, produk kami semakin banyak
dikenal dan semakin banyak dikonsumsi oleh masyarakat, sehingga
perkembangan bisnis yang terjadi cukup signifikan dan saya percaya
341
untuk ke depannya, perusahaan kami ini dapat menjadi perusahaan yang
sukses karena produk yang kami hasilkan ini merupakan produk yang
penting di dalam kehidupan sehari-hari dari masa ke masa (transkrip
wawancara 6, p. 249)
KO: Alur keputusan dan alur informasi di perusahaan kami berlangsung
dengan cepat, sehingga apabila dibandingkan dengan perusahaan lain
yang sudah besar, maka kami memiliki kelebihan yaitu keputusan dapat
dilakukan dengan cepat, sehingga tidak perlu menunggu dalam waktu
yang lama untuk menunggu hasil dari keputusan, baik keputusan untuk
hal yang besar maupun hal yang kecil. Orang-orang yang berada di
jajaran pimpinan pun jumlahnya tidak banyak, jadi lebih mudah untuk
mengambil keputusan (transkrip wawancara 7, p. 260)
KO: Menurut saya perusahaan ini mulai dari awal bekerja sampai ke
depannya akan selalu menunjukkan perkembangan bisnis. Buktinya dari
waktu ke waktu tingkat penjualan kami meningkat dan konsumen
semakin lama semakin bertambah banyak. Dulu juga waktu awal
berdirinya, karyawan hanya sedikit, sehingga harus dilakukan perekrutan
(transkrip wawancara 7, p. 262)
KS: Kalau kita dibandingkan dengan yang lain ya kualitas tidak kalah
lah, kualitas kita bisa bersaing,kok, dengan yang lain. Lalu juga dalam
mengambil keputusan, perusahaan kita dapat mengambil keputusan
dengan cepat. Jadi apabila ada kebijakan baru dari pemerintah, kita
langsung rapat, langsung keputusannya bisa dibuat, dan langsung kita
melaksanakan keputusan yang baru. Jadi tidak tunggu-tunggu dulu untuk
diproses dan lain sebagainya. Tetapi bisa langsung dilaksanakan,
sehingga untuk sampai ke pasarnya pun cepat (transkrip wawancara 8, p.
273)
Kekurangan perusahaan O: Kemungkinan kekurangannya itu, kita itu media promosinya kurang
gencar, promosinya kurang besar (transkrip wawancara 1, p. 164)
O: Karena gula itu, kita kan juga ada yang namanya gula rafinasi, tapi
kita tidak main di situ, tapi kompetitor itu biasanya menggunakan gula
rafinasi untuk gula yaitu gula dari luar negeri (transkrip wawancara 1, p.
165)
Kekurangan PT MSJ:
Produk belum dikenal luas.
Pemasaran kurang efektif
dan efisien.
Kemasan kurang variatif
dan kurang menarik.
Valid
C: Kekurangan adalah produk kami belum banyak dikenal masyarakat
(transkrip wawancara 2, p. 187)
C: Jumlah pegawai yang masih minimalis. Itu yang terasa. Tapi mau
342
ditambah juga ada banyak faktor yang harus diperhitungkan, masalah
biaya untuk penggajian, kesejahteraan, perlengkapan kantor tambahan,
ukuran kantor akan muat atau tidak untuk tambahan pegawai, waktu
untuk training, dan sebagainya. Selain itu, struktur perusahaan sepertinya
juga mempengaruhi. Struktur organisasi di sini masih kurang beberapa
fungsional, misalnya bagian Kontrak, Office Boy, Research and
Development, dan sebagainya. Kalau misal ada perubahan, dapat
meningkatkan efektivitas kerja, sehingga bisnis berkembang (transkrip
wawancara 2, p. 188)
DS: Kerugiannya, kami belum dikenal secara luas oleh masyarakat, tapi
kondisi ini juga dapat diubah seiring berjalannya waktu dan dengan
strategi yang tepat (transkrip wawancara 5, p. 235)
DS: Waduh, sepertinya divisi saya sendiri ya. Karena di divisi saya juga
ada banyak subdivisi, ada pengiriman, produksi, gudang atau
penyimpanan, dan pemasaran. Satu-satunya divisi yang dibagi-bagi lagi
menjadi beberapa bagian hanya Sugar Division. Bisa jadi itulah yang
menyebabkan kinerja kami kalah optimal dibandingkan divisi lainnya
(transkrip wawancara 5, p. 235)
DS: Yang paling utama jelas bagian pemasaran. Kalau pemasaran
kinerjanya meningkat, dapat diasumsikan bahwa permintaan terhadap
produk Gulasir dan Gula Selera akan meningkat pula. Untuk bagian
gudang, produksi, dan pengiriman selama ini sudah berjalan sesuai
dengan target, meskipun dalam hal inovasi dan inisiatif masih kalah
dibandingkan dengan karyawan divisi lain (transkrip wawancara 5, p.
235)
KF: Kalau kekurangan saya kurang tahu. Mungkin produk kami belum
banyak dikenal oleh masyarakat, sedangkan produk perusahaan lainnya
sudah banyak beredar dan dikenal masyarakat (transkrip wawancara 6, p.
247)
KF: Kebijakan untuk membuat print-out hampir semua dokumen. Karena
semua menggunakan komputer, termasuk pembuatan dokumen, lebih
baik semua disimpan dan dikirim memanfaatkan komputer dan e-mail
saja. Jika membutuhkan print-out, cukup atasan yang mencetak print-out
sendiri (transkrip wawancara 6, p. 250)
KO: Kalau dibandingkan mungkin kami kurang dalam hal kemasan,
kurang menarik, begitu. Dan hal lain yang mungkin mempengaruhi
343
adalah ukuran kemasannya (transkrip wawancara 7, p. 262)
KO: Kekurangannya adalah pangsa pasar yang kami kuasai belum
sebanyak dan sebesar pesaing karena perusahaan kami merupakan
pemain baru dan pemasaran yang dilakukan kurang efisien dan efektif
(transkrip wawancara 7, p. 260)
KS: Kekurangan itu di bagian pemasaran menurut saya. Ya saran saya
gencar-gencaran melakukan pemasaran tapi tidak bisa sembarang
melakukan pemasaran. Strategi pemasaran harus tepat sasaran akan pasar
yang dituju, lalu efektif dan efisien (transkrip wawancara 8, p. 273)
KS: Ya itu tadi di bagian pemasaran, karena perusahaan kami masih
pemain baru, jadi butuh strategi pemasaran yang tepat sehingga bisa
dikenal oleh masyarakat luas (transkrip wawancara 8, p. 274)
KS: Ya itu tadi selain yang saya sebutkan. Mengapa kok kita belum dapat
menjadi perusahaan yang produknya dapat dikenal dan diterima, serta
paling dicari oleh seluruh masyarakat? Karena, satu, perusahaan kami
merupakan pemain baru, kedua adalah misi kita yang baru terlaksana
atau tercapai sebagian sehingga visi yang ada juga belum tercapai
sepenuhnya (transkrip wawancara 8, p. 265)
P1: MSJ masih kurang dalam hal inovasi kemasan dan variasi ukuran.
Yang dijual hanya kemasan 1 kilo. Coba lebih berani membuat variasi,
misalnya paket jumbo ukuran 2 kilo, atau sekalian 5 kilo, dan harga per
kilonya jadi terhitung lebih murah, itu akan menarik ibu-ibu dan
produsen kue, misalnya. Sepertinya sudah sifat mendasar, ibu-ibu paling
suka jika ada diskonan atau ada paket hemat, jadi cuma beli 1 kali, bisa
digunakan untuk waktu yang lebih lama. Kalau produsen kue, tempat
catering, dan sejenisnya, pasti akan tertarik membeli kemasan besar,
karena memang butuh gula yang banyak (transkrip wawancara 9, p. 282)
Harapan terhadap
perusahaan
O: Cukup produk saya ini semakin hari semakin dapat dikenal oleh
masyarakat, dan bisa bersaing dengan kompetitor yang lain. Sehingga,
tingkat penjualannya juga dapat terus meningkat dan perusahaan saya
juga menjadi lebih berkembang. Dan juga menjadi perusahaan besar
(transkrip wawancara 1, p. 164)
C: Kalau untuk saat ini saya ingin memantapkan kinerja perusahaan yang
sudah berjalan sekarang. Kemudian memperluas area distribusi produk,
menambah media promosi. Yang sepertinya perlu mendapat perhatian
ekstra adalah sisi pemasarannya. Karena memang perusahaan ini sedang
Harapan terhadap PT MSJ
PT MSJ bertahan di tengah
bisnis gula.
Ukuran perusahaan
bertambah besar
Produk semakin dikenal
Keuntungan meningkat
Valid
344
dalam rencana untuk dikembangkan, jadi perlu melakukan strategi-
strategi baru untuk lebih dikenal (transkrip wawancara 2, p. 188)
C: Tetapi perusahaan yang saya harapkan kan tidak stuck, jadi untuk ke
depannya, ketika semakin lama perusahaan kami ini semakin besar, maka
untuk sumber daya manusianya pun juga pasti akan kami tambah sesuai
kebutuhan ke depannya (transkrip wawancara 2, p. 176)
C: Kondisi ideal yang saya inginkan itu produk kami dapat terus bersaing
dengan produsen-produsen gula yang lainnya. Meskipun menurut saya
persaingan di industri gula ini sangat ketat, tetapi saya ingin agar produk
saya bisa terus bersaing, dan tidak keluar dari pasaran (transkrip
wawancara 2, p. 186)
C: Saya inginnya produk gula dengan merek Gulasir dapat dikenal dan
diterima dengan baik oleh masyarakat dan merebut pangsa pasar,
setidaknya di Surabaya (transkrip wawancara 2, p. 189)
C: Harapan saya perusahaan dapat terus survive dan memberikan
keuntungan yang stabil bagi perusahaan. Selain itu, harapannya agar
perusahaan memberikan yang terbaik bagi pemenuhan kebutuhan gula
masyarakat Indonesia, dari segi kuantitas dan kualitasnya (transkrip
wawancara 2, p. 189)
DF: Dengan adanya saya di sini, saya harap perusahaan kami dapat terus
bersaing di tengah persaingan bisnis yang ketat dan memenangkan pasar
(transkrip wawancara 3, p. 205)
DF: Perusahaan dapat terus survive dan bertumbuh menjadi perusahaan
yang besar dan membawa perubahan ke arah yang lebih positif bagi
masyarakat (transkrip wawancara 3, p. 205)
DG: Perusahaan ini akan terus bertahan di bisnis ini dan kami akan terus
berkembang. Kami hanya memerlukan perencanaan yang lebih matang
dan komitmen yang lebih dalam mencapai tujuan perusahaan secara
bersama-sama. Selain itu, perlu mempertahankan keunggulan perusahaan
yang sudah dimiliki sekarang (transkrip wawancara 4, p. 225)
DS: Saya inginnya perusahaan ini semakin berkembang dalam hal
popularitas di tengah masyarakat Indonesia, ini adalah tanggung jawab
saya juga sebagai manajer divisi ini. Harapannya lima tahun ke depan,
seluruh Indonesia telah berhasil dijamah oleh Gulasir dan Gula Selera.
Dengan keberadaan saya sendiri sebagai Director of Sugar Division,
semoga strategi pemasaran kami dapat berhasilguna dalam membawa PT
345
MSJ go national, atau bahkan gointernational. Saya juga berharap akan
adanya perubahan dalam struktur organisasi, terlepas dari bertambahnya
jumlah karyawan atau tidak (transkrip wawancara 5, p. 235)
KF: Saya ingin membantu perusahaan ini agar menjadi sukses dan dapat
menggebrak pasar. Saya berharap perusahaan ini dapat bertumbuh dan
berkembang, serta menjadi perusahaan yang menghasilkan produk yang
paling dicari oleh masyarakat (transkrip wawancara 6, p. 250)
KO: Simpel saja, saya ingin perusahaan ini semakin berkembang dan
sukses (transkrip wawancara 7, p. 263)
KO: Saya ingin membantu perusahaan dalam melaksanakan aktivitas
operasional yang efektif, efisien, dan tepat sasaran (transkrip wawancara
7, p. 263)
KS: Yang ingin dicapai kalau saya ya dengan keberadaan saya ini, saya
dapat berkontribusi bagi kemajuan perusahaan, lalu juga dapat membantu
perusahaan merumuskan strategi-strategi bisnis yang tepat dan membuat
bisnis sukses (transkrip wawancara 8, p. 276)
KS: Harapannya ya perusahaan menjadi perusahaan yang besar, sukses,
dan terus beroperasi di tengah-tengah pasar (transkrip wawancara 8, p.
276)
KS: Kalau saya pribadi, inginnya ada perubahan jam kerja, dari jam 9
hingga pukul 5. Kalau selama ini kan dari jam 8 sampai jam 4. Kalau
terlalu pagi, kinerja saat pagi masih lambat sekali, otaknya masih belum
bangun sempurna. Itu menurut saya saja ya. Untuk aturan dan kebijakan
lainnya, tidak ada masalah (transkrip wawancara 8, p. 275)
Rencana pengembangan
bisnis
O: Mungkin, nanti ke depannya, semakin lama bisnis saya ini
berkembang, bisa merambah ke produk-produk convenience yang
lainnya, seperti mentega, kecap, dan lain-lain (transkrip wawancara 1, p.
153)
O: Untuk penyebaran daerah distribusi itu, saya sedang mencari channel
lain yang bisa masuk ke sana (transkrip wawancara 1, p. 153)
O: Saya juga sedang ancang-ancang membuat wajah kemasan baru
(transkrip wawancara 1, p. 153)
O: Saya juga mau menaikkan omset dan membuat perubahan lain, masih
dalam tahap pertimbangan (transkrip wawancara 1, p. 154)
O: Karena saya kan ingin perusahaan ini berkembang di bagian
penyebarannya, distribusinya. Terus juga produk Gulasir dan Gula
Rencana pengembangan bisnis
PT MSJ:
Memperluas kawasan
distribusi
Membuat desain dan
ukuran kemasan baru
Mengiklankan produk via
televisi
Melakukan restrukturisasi
organisasi
Menyelenggarakan promo
Valid
346
Selera harus makin dikenal oleh masyarakat, jadi tugasnya pemasaran
biar gimana caranya orang-orang makin banyak yang kenal produk saya.
Terus distribusi juga, kayak yang saya sudah bilang, distribusi harus
makin luas, makin lebar daerah pengirimannya (transkrip wawancara 1,
p. 167)
O: Bagian pemasaran sudah usul mau masuk ke TV, biar Gulasir bisa
dibikin iklannya. Tapi biayanya lumayan besar, jadi belum bisa saya
putuskan (transkrip wawancara 1, p. 168)
O: Terus untuk daerah pengiriman juga belum diputuskan. Kalau
distribusinya mau nambah tempat, berarti harus ada tambahan barang
masuk, ada tambahan hasil produksi juga. Otomatis saya harus nambah
karyawan, nambah kendaraan, atau minimal tambah mesin, biar bisa
makin banyak yang diproduksi (transkrip wawancara 1, p. 168)
O: Terus saya ingin semua area di Kalimantan itu kena jalur distribusinya
Gulasir dan Gula Selera. Prospeknya di Kalimantan bagus, di sana kan
harga barang-barang memang tinggi-tinggi, jadi otomatis harga gula juga
tinggi (transkrip wawancara 1, p. 168)
O: Kalau sesuai rencana, lima tahun lagi perusahaan sudah melewati BEP
(transkrip wawancara 1, p. 168)
O: Saya juga ingin nambah modal untuk memperluas bisnis ini (transkrip
wawancara 1, p. 168)
O: Yang pertama, memperbaiki sistem kerja di perusahaan, ada divisi
yang perlu ditambah, jadi kerjanya bisa efektif. Terus menambah jumlah
karyawan produksi, menambah mesin biar bisa menambah omset. Kalau
omsetnya makin banyak, harus bikin kerjasama dengan distributor baru,
jadi kawasan distribusinya lebih luas. Saya ingin fokus ke luar Jawa dulu,
karena di sana kebutuhannya lebih besar dan keuntungannya juga
(transkrip wawancara 1, p. 169)
Meningkatkan omset
produksi
Menambah jumlah
karyawan
Menambah mesin
pengemasan dan
pengepakan
Menekan biaya produksi
C: Upaya yang dapat kami lakukan itu dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan produk kami yaitu dengan gencar-gencaran melakukan
promosi.Jadi, ya saat ini kami harus terus berusaha untuk membuat
perusahaan ini semakin berkembang, agar produk kami semakin ke
depannya semakin diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat (transkrip
wawancara 2, p. 172)
C: Mungkin untuk ke depannya kami perlu menggunakan media promosi
yang benar-benar dapat menjangkau para target market. Jadi ya harapan
347
saya agar keberadaan gula kami ini benar-benar diketahui oleh target
market. Misalnya saja bisa dengan menggunakan iklan di TV. Iklan di
TV itu mestinya bisa membuat banyak masyarakat tahu akan Gulasir.
Tetapi ya sebelumnya, kami harus bisa mengkalkulasi apakah efisien dan
efektif atau tidak. Pemasaran produk lewat televisi pasti tidak murah
(transkrip wawancara 2, p. 181)
C: Kami akan melakukan promosi gencar-gencaran, lalu untuk ke
depannya, kami tidak hanya memproduksi produk gula kemasan 1 kilo
saja, tetapi juga lebih bervariasi lagi ukurannya (transkrip wawancara 2,
p. 183)
C: Untuk hal itu, kami akan berpromosi gencar-gencaran ke depannya
dengan menggunakan media promosi yang efektif dan efisien (transkrip
wawancara 2, p. 187)
C: Cukup di Surabaya terlebih dahulu, tapi nantinya kalau perusahaan
semakin berkembang, maka mungkin akan dibuat cabang di kota lain,
sehingga nantinya dapat menjangkau ke daerah-daerah pengiriman
dengan lebih cepat dan biaya rendah (transkrip wawancara 2, p. 187)
C: Belum ada rencana untuk ke situ, tapi nantinya ada rencana untuk
perusahaan ini menjadi perusahaan trading (transkrip wawancara 2, p.
187)
DF: Oleh karenanya, dari sisi finansial, saya selalu meninjau kembali
pembukuan dan laporan bulanan untuk mempertimbangkan prioritas
alokasi dana operasional dan meminimalisir biaya produksi. Apalagi
pemilik perusahaan sudah mendaulat kami, para manajer, untuk membuat
keputusan dan kebijakan yang ditujukan untuk mengembangkan
perusahaan dalam segala aspek, salah satunya dalam hal keuntungan
perusahaan itu tadi (transkrip wawancara 3, p. 193)
DF: Jadi agar cita-cita perusahaan ke depan dapat tercapai, saya rasa
pemilik dan CEO harus mulai melirik sugar divison untuk dikembangkan
(transkrip wawancara 3, p. 202)
DF: Oleh karena itu, saya merasa bahwa perusahaan ini perlu diperluas
dan dikembangkan. Saya ingin mengusulkan adanya cabang di kota lain,
di luar Jawa, sehingga koordinasi akan lebih mudah. Selain itu, perlu
dilakukan promosi dan pemasaran yang mampu menarik perhatian
masyarakat, sehingga tertarik untuk membeli produk kami (transkrip
wawancara 3, p. 204)
348
DF: Sepanjang pengetahuan saya, pemimpin masih obsesif dengan
peningkatan keuntungan. Jadi ke depannya akan ada beberapa perubahan
dalam hal area distribusi, jumlah karyawan, dan sebagainya (transkrip
wawancara 3, p. 205)
DG: Namun saya sedang mencari alternatif pengadaan sarana prasana
dan menekan biaya di divisi saya, agar harga pokok produksi bisa turun
dan keuntungan lebih banyak (transkrip wawancara 4, p. 210)
DG: Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, agar PT MSJ lebih
unggul daripada perusahaan lain, ada rencana untuk memperluas
kawasan distribusi. Tapi itu bukan area kerja saya, yang punya kuasa
untuk menetapkan adalah CEO dan Director of Sugar Division. Terpikir
juga untuk melakukan promo atau menjalin kerjasama dengan
penyelenggara event tertentu sebagai sarana promosi, tapi itu juga bukan
ranah saya. Untuk bagian saya sendiri, ada rencana untuk melakukan
penekanan biaya yang menjadi ranah divisi saya, dari pengadaan barang,
perekrutan, training, kompensasi, biaya administrasi, penyusutan sarana
prasarana, dan pemeliharaan. Bukan berarti menurunkan mutu, ya.
Strateginya adalah dengan mengganti vendor atau supplier dengan yang
lebih murah atau meminta potongan khusus dengan vendor yang
sekarang, kerja sama kami juga sudah lama. Strategi yang diberlakukan
di divisi General Affairs bisa diarahkan untuk peningkatan keuntungan,
tanpa perlu menaikkan harga produk (transkrip wawancara 4, p. 211)
DS: Kami ingin perusahaan ini berkembang lebih besar ke depannya, jadi
ukuran perusahaan dan jumlah karyawan jelas harus bertambah. Namun
perlu dilakukan restrukturisasi organisasi agar jalur koordinasi tetap
mudah antara satu divisi dengan divisi lainnya. Selain itu, kami perlu
terus-menerus melakukan perubahan dan perbaikan suasana atau
lingkungan kerja agar karyawan tetap termotivasi untuk bekerja dan
melahirkan berbagai inovasi pengembangan bisnis (transkrip wawancara
5, p. 235)
DS: Saya berencana untuk merambah periklanan ke televisi. Dulu kami
pernah iklan lewat radio, tapi sudah kami hentikan. Untuk sekarang ini
jika kami kembali menggunakan radio, sepertinya kurang bagus juga,
karena radio sudah kehilangan massa. Kemudian rencana lainnya adalah
dengan menggalakkan promosi, entah dengan memberikan diskon atau
bonus produk apabila melakukan pembelian dengan jumlah tertentu.
349
Masih dalam konteks promosi, saya ingin perusahaan menjadi sponsor
atau berpartisipasi dalam event tertentu, jadi nama perusahaan bisa lebih
dikenal (transkrip wawancara 5, p. 233)
DS: Perusahaan saat ini sedang melakukan pengembangan bisnis dan
salah satunya adalah rencana untuk memperkokoh jaringan pemasaran,
sehingga yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah Sugar
Division yang memuat bagian pemasaran (transkrip wawancara 5, p. 234)
DS: Pembagian divisi dan pembagian tanggung jawab harus dijabarkan
lagi ke dalam divisi yang berbeda. Misalnya General Affairs itu dapat
dipisahkan ke dalam bagian Pengadaan dan Human Resources. Jadi tidak
campur aduk. Kemudian divisi saya sendiri, akan lebih baik jika
Marketing dipisahkan menjadi divisi yang berbeda. Jadi bagian produksi
hanya mengurusi dari penerimaan barang, pengemasan, pengepakan, dan
pengiriman. Untuk pemasaran dan bagian administrasi bisa dipisahkan
menjadi divisi tersendiri (transkrip wawancara 5, p. 236)
KF: Untuk hal ini, maka perusahaan kami dapat mengupayakan agar
produk gula kami dapat lebih banyak diketahui oleh masyarakat. Lebih
banyak promosi, misalnya. Ada produk gula yang diiklankan di televisi,
mungkin cara tersebut dapat ditiru oleh PT MSJ. Atau dengan membuat
promo “Beli 2 Gratis 1” atau diskon khusus untuk pembelian tertentu
(transkrip wawancara 6, p. 247)
KF: Menurut saya aktivitas untuk pemasaran dan distribusi. Kalau aspek
pemasaran agar produk dapat dikenal dan diterima masyarakat. Kalau
dari aspek distribusi agar produk dapat menjangkau dan dinikmati oleh
masyarakat luas di daerah manapun (transkrip wawancara 6, p. 248)
KF: Dengan bekerja seoptimal mungkin, berhubung saya di bagian
Purchasing, saya dapat membantu perusahaan dengan menekan biaya
pembelian. Mencari barang yang kualitasnya bagus tetapi murah, atau
mempererat kerja sama dengan para vendor untuk mendapatkan
keuntungan berupa potongan harga. Saya juga dapat melakukan promosi
kecil-kecilan, dengan cara mempersuasi keluarga dan teman untuk
membeli produk Gulasir atau Gula Selera. Di rumah, dengan
mengkonsumsi sendiri, walaupun mungkin tidak sebanding dengan
sekian banyak masyarakat Surabaya yang menjadi konsumen gula, tapi
setidaknya ada sumbangsih dari pribadi saya (transkrip wawancara 6, p.
250)
350
KF: Pembagian tugas yang lebih sistematis saja. Kadang dua orang
dipasrahkan untuk melaksanakan satu tugas yang sama. Kalau di bidang
keuangan, susah sekali untuk dilaksanakan, karena menjadi tidak fokus.
Satu tugas pencatatan atau pembukuan lebih baik dipegang oleh satu
orang agar konsisten (transkrip wawancara 6, p. 247)
KO: Perusahaan ini harus lebih fokus pada bagaimana caranya orang
lebih mengenal produk kami. Caranya harus yang efektif dan efisien.
Tapi selain itu, juga harus menguatkan aspek lainnya, jangan sampai
semua anggaran disedot ke pemasaran. Misalnya lewat perlakuan yang
baik ke karyawan dalam hal kesejahteraan, saya yakin teman-teman
karyawan akan membantu promosi dari mulut ke mulut. Atau mungkin
membagi jatah gula gratis beberapa kali pada karyawan atau pada
masyarakat lemah finansial, jadi sekalian media promosi (transkrip
wawancara 7, p. 260)
KO: Pemasaran harus naik, yang pasti. Kemudian bagian produksi
otomatis jadi meningkat juga, karena kalau semakin banyak orang
membeli gula dari kami, kebutuhan gula akan meningkat. Kalau omset
produksi tetap sama, pemasaran yang heboh itu jadi tidak berguna
(transkrip wawancara 7, p. 261)
KO: Jadi coba dibuat variasi kemasan lagi. Pasti ada juga yang
membutuhkan kemasan besar. Jadi bisa ditambah jenisnya, kemasan
setengah kilogram dan dua kilogram (transkrip wawancara7, p. 262)
KO: Kalau dari yang saya dengar, akan ada penambahan area distribusi
yang di luar Jawa. Jadi saya membayangkan bahwa mungkin seluruh
penjuru Kalimantan, Sulawesi, Papua, NTT, NTB, dan Maluku sudah
terjamah oleh produk Gulasir dan Gula Selera (transkrip wawancara 7, p.
263)
KS: Perlu penambahan alat dan mesin. Saya menyusun rencana
pengembangan pemasaran juga berpedoman pada sumber daya yang ada
di kantor dan aset yang ada di kantor. Kalau misalnya ada penambahan
mesin, penambahan karyawan, atau penambahan omset, maka saya akan
terpacu untuk membuat rencana pemasaran yang fokus pada penjualan
omset yang bertambah. Atau dengan menyelenggarakan program promo,
tapi syaratnya, harus ada tambahan gula kemasan yang dapat digunakan
untuk sarana promo. Selain itu, saya merencanakan adanya desain baru
untuk kemasan Gulasir dan GulaSelera. Kalau kita lihat di pasaran,
351
sekarang banyak gula kemasan yang menarik pembeli dengan desain
yang unik dan colorful. Saya membayangkan sesuatu yang serupa, tapi
belum menemukan ide khusus yang tidak terkesan meniru merek lain. Ah
ya, kekurangan lain terletak pada variasi ukuran kemasan. Hal ini
menurut saya perlu diperbaiki. Kalau hanya menyediakan kemasan 1 kg,
maka kami tidak bisa menjangkau atau menarik konsumen yang memilih
gula kemasan kecil. Atau menyediakan sachet, misalnya kerjasama
dengan kafe atau hotel untuk menyediakan kemasan seukuran 1 sendok
teh dengan customized design. Itu pasti hasilnya lumayan besar dan
konsumennya melimpah. Kita tahu sendiri kan, di Surabaya ada banyak
tempat nongkrong dan tempat makan yang menyajikan minuman dengan
gula dipisah, jadi konsumen disediakan gula sachet untuk ditambahkan
sendiri ke dalam minuman sesuai selera masing-masing. Tambah lagi,
kami perlu menciptakan tagline perusahaan atau untuk produk, agar
mudah diingat, misalnya “Gulasir, tidak hanya manis di bibir.” Itu contoh
saja ya (transkrip wawancara 8, p. 275)
KS: Untuk misi yang sedang kami gencarkan adalah di bagian
pemasaran, karena pemasaran berperan penting agar produk kita ini dapat
dikenal oleh pasar. Setelah itu, dengan meningkatnya permintaan, maka
sistem distribusi juga akan kita tingkatkan, sehingga perusahaan mampu
memenuhi kebutuhan konsumen (transkrip wawancara 8, p. 265)
KS: Upaya yang dapat saya lakukan ya bekerja sungguh-sungguh, lalu
juga memikirkan dan mencari cara bagaimana misi yang ada dapat
tercapai semuanya dan dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Dan
kebetulan saya berada di bagian pemasaran, sehingga saya sedang
memikirkan berbagai alternatif cara pemasaran yang sekiranya bisa
mendongkrak popularitas perusahaan dan meningkatkan keuntungan, tapi
tetap di jalur pembiayaan perusahaan (transkrip wawancara 8, p. 265)
Alokasi biaya O: Tiap tahun juga gitu, keuntungan pasti nambah. Jadi rencananya
keuntungan yang lebih itu nanti saya pakai untuk melunasi hutang bank,
jadi semuanya nanti sudah terhitung uang pribadi saya (transkrip
wawancara 1, p. 168)
Alokasi dana terbesar pada
pembelian bahan baku.
Alokasi dana terkecil pada
distribusi produk ke daerah
Surabaya.
Valid
C: Alokasi dana terbesar itu ada di pembelian bahan baku. Kalau yang
terkecil itu, wah, saya kurang tahu. Coba bisa ditanyakan ke manajer
keuangan (transkrip wawancara 2, p. 183)
DF: Pembelian bahan baku, karena memang inti bisnis ini adalah
352
pengemasan gula, jadi harus membayar banyak untuk pembelian barang
mentah (transkrip wawancara 3, p. 202)
2. Komponen E – Environment
Situasi politik/pemerintah O: Pabrik-pabrik itu kan dikuasai oleh pemerintah semua. Tidak ada, ya
mungkin sebagian kecil saja pabrik gula milik swasta karena pabrik gula
itu nanti berkaitan dengan yang namanya petani gula. Lalu, urusan
dengan petani gula ini, harus jual berapa, itu kan diatur semua sama
pemerintah. Ruwet di prosedurnya dan aturannya juga pasti lebih banyak
(transkrip wawancara 1, p. 151)
Pemerintah mempengaruhi
operasional perusahaan
dalam hal kebijakan harga
gula.
Kebijakan pemerintah
merupakan hal yang tidak
bisa dipengaruhi oleh
perusahaan.
Valid
C: Lalu eksternal itu misalnya kebijakan pemerintah tentang industri
gula, kesetiaan pemasok, dan lain-lain (transkrip wawancara 2, p. 187)
DG: Secara umum adhem ayem saja. Kami terkait dengan pemerintah
dalam hal kebijakan gula. Itu pun kebijakan bukan dibuat oleh
pemerintah Surabaya, tapi dari pusat. Sempat ada beberapa kebijakan
pemerintah daerah yang mempengaruhi industri gula, tapi dampaknya
lebih ke petani tebu. Oh ya, salah satunya tentang harga minimum gula.
Jadi mau tidak mau kami menaikkan harga saat itu, karena harga bahan
dasarnya saja naik. Hubungan lain dengan pemerintah itu dalam hal
perpajakan, karena kami statusnya tempat industri yang sudah mendapat
surat ijin usaha, jadi ada kewajiban yang harus dipenuhi, berupa pajak
(transkrip wawancara 4, p. 211)
KF: Sepertinya, peraturan pemerintah juga mendukung perkembangan
bisnis perusahaan. Setidaknya tidak menghambat kerja perusahaan
(transkrip wawancara 6, p. 248)
P2: Dinego susah karena ada aturan pemerintah tentang harga jual tebu
minimal (transkrip wawancara 10, p. 287)
Situasi ekonomi O: Untuk yang mendukung perkembangan bisnis ini ya kerja tim itu
sangat mendukung, kemudian juga perekonomian di Indonesia itu
mendukung (transkrip wawancara 1, p. 165)
O: Kalau perekonomian itu bagus, penjualan itu juga biasanya bagus,
karena sekitar 80% gula itu kita larinya ke luar pulau, jadi yang sisanya
itu kita main di Jawa (transkrip wawancara 1, p. 165)
O: Kalau perekonomiannya tidak baik, biasanya mereka mendatangkan
gula dari luar negeri (transkrip wawancara 1, p. 165)
O: Mengapa kita lari ke luar pulau, karena dari beberapa seperti di Papua,
Sulawesi, Kalimantan, mereka itu tidak memiliki pabrik gula. Jadi
Harga gula tidak stabil. Valid
353
lahannya tidak punya, pabriknya juga tidak punya (transkrip wawancara
1, p. 165)
DG: Kemampuan ekonomi masyarakat Surabaya dapat dikatakan tinggi
(transkrip wawancara 4, p. 212)
DG: Jadi untuk mengeluarkan biaya yang di atas rata-rata, sebagian besar
pasti tidak keberatan, asalkan mendapatkan kepuasan dari aspek bentuk
barang, kualitas, rasa, dan sebagainya (transkrip wawancara 4, p. 212)
P2: Harga gula kan tidak stabil. Sempat naik turun. Penyebabnya
sebenarnya karena produksi tebu menurun, jadi karena langka, petani jual
lebih mahal untuk tebu yang didapat (transkrip wawancara 10, p. 287)
K1: Ya biasa saja. Harga naik turun itu wajar. Apalagi waktu dekat
Lebaran, itu saya sudah siap-siap harga naik. Waktu liburan Lebaran,
biasanya saya mengunjungi orangtua saya dan mertua, bareng dengan
keluarga saya. Dan pasti bawa bahan-bahan pokok untuk dikasih ke
orangtua, salah satunya gula, sekitar 2 kilo, sisanya banyak, ada beras,
minyak, apa saja lah yang bisa dipakai sehari-hari. Jadi memang sudah
sadar dan persiapan kalau harga naik. Protes juga nggak bisa, kan? Mau
mengurangi beli gula juga nggak mungkin. Tinggal strateginya gimana,
misalnya mencari promo di supermarket (transkrip wawancara 11, p.
290)
Situasi sosial C: Karena saat ini, apabila konsumen, khususnya untuk wilayah Jawa
ditanya mengenai produk gula, pasti sebagian besar dari mereka bahkan
seluruhnya menjawab produk Gulaku, kecuali untuk konsumen di
beberapa daerah di luar pulau yang telah kami kuasai (transkrip
wawancara 2, p. 171)
Konsumen mengenal
produk merek lain.
Karakter masyarakat
bersahabat.
Masyarakat mengadopsi
gaya hidup kota besar.
Tidak
valid
DG: Di sini sudah terhitung kota besar, jadi gaya hidupnya juga gaya
hidup perkotaan. Banyak mall, banyak tempat nongkrong (transkrip
wawancara 4, p. 212)
DG: Sekarang di Surabaya banyak sekali pendatang, terutama dari
kalangan pelajar dan mahasiswa. Jadi, secara demografis, terjadi lonjakan
di rentang usia tersebut (transkrip wawancara 4, p. 212)
DG: Masyarakat Surabaya secara karakter tampak keras, padahal
sebenarnya ramah dan bersahabat. Pertemanan masih kental dan erat
(transkrip wawancara 4, p. 212)
Teknologi C: Mesin ada mesin pengemasan gula dan mesin pengepakan gula
(transkrip wawancara 2, p.) Mesin yang digunakan Valid
354
DS: Kalau masih jalan dengan yang sekarang, kondisi mesin pengemasan
dan mesin pengepakan bagus. BuildingMaintenance juga sering
melakukan pengecekan, kondisi mesin seperti apa (transkrip wawancara
5, p. 229)
adalah mesin pengemasan
gula dan mesin pengepakan
gula.
Kondisi mesin produksi
masih bagus. KF: Perkembangan teknologi mendukung perkembangan bisnis
perusahaan karena mesin yang digunakan untuk pengemasan dan
pengepakan gula adalah mesin modern. Itulah mengapa di pabrik tidak
memerlukan banyak karyawan, yang penting ada orang yang bisa
mengoperasikan mesin. Mesin yang dipakai termasuk mutakhir dan
mesin baru, bukan bekas (transkrip wawancara 6, p. 248)
Keputusan konsumen P1: Bentuk fisik butirannya bagus. Untuk kristal putih, warnanya harus
putih bersih dan seragam, jangan sampai ada yang berwarna kuning.
Rasanya juga harus manis yang tidak meninggalkan kesan pahit. Untuk
rafinasi, kuningnya harus pas, tidak terlalu coklat, dan lebih manis dari
jenis kristal putih. Yang terakhir, harga, itu yang penting. Kalau terlalu
mahal, calon pembeli tentunya tidak jadi melakukan pembelian. Jika
terlalu murah, bisa jadi pembeli meragukan kualitasnya. Pola pikir
masyarakat sekarang banyak yang seperti itu, jadi serba salah (transkrip
wawancara 9, p. 282)
P1: Sekarang ini banyak merek yang tidak meyakinkan. Misalnya dijual
di toko A, kemudian gulanya dinamakan gula “A”, tertulis di kemasan
seperti itu. Itu malah menurut saya kurang bagus karena melenceng dari
bisnis utamanya dan jadinya saya malah meragukan kualitasnya. Ya
anggap saja, kalau suatu saat perusahaan ini mengeluarkan produk
kosmetik, apakah masyarakat akan yakin dan mau dengan produk
kosmetik dari pabrik gula? (transkrip wawancara 9, p. 282)
P1: Kekurangan lain adalah penampilan kemasan, tanpa keterangan lolos
uji Departemen Kesehatan atau tanpa keterangan penting lainnya. Selain
keterangan semacam itu, desain kemasan itu juga penting untuk merebut
hati calon konsumen. Apalagi kalau yang beli masih muda, melihat
kemasan yang unik atau desainnya menarik, langsung tertarik untuk
membeli (transkrip wawancara 9, p. 282)
Keputusan membeli
dipengaruhi oleh kualitas
gula.
Gula kristal putih
cenderung lebih disukai
oleh konsumen.
Merek produk gula dapat
mempengaruhi keputusan
pembelian: gula dengan
merek yang tidak dikenal
akan diragukan kualitasnya.
Kemasan yang menarik
akan mempengaruhi
keputusan pembelian.
Konsumen cenderung
membeli gula sebanyak 1 –
2 kg.
Valid
P2: Kualitas dari warna dan butiran gulanya. Yang berkualitas bagus
adalah warna putih dengan butiran yang halus (transkrip wawancara 10,
p. 287)
P2: Kemasan yang begitu-begitu saja, kecuali produk Gulaku yang
355
memiliki varian kemasan (transkrip wawancara 10, p. 288)
K1: Ya macam-macam. Tidak selalu beli satu merek. Saya pernah beli
365, Gulaku, Gulasir, Gupalas, banyak lah (transkrip wawancara 11, p.
289)
K1: Untuk belanja bulanan, biasanya di supermarket, misalnya Pepaya
dan Hokky Buah (transkrip wawancara 11, p. 290)
K1: Biasanya yang 1 kilo saya ambil 1 bungkus. Kalau ternyata di tengah
bulan sudah habis, saya beli lagi (transkrip wawancara 11, p. 290)
K1: Untuk membuat minuman. Untuk penyedap masakan, buat tumis
gitu nggak usah pakai vetsin atau Royco, tinggal kasih gula saja sedikit.
Terus untuk bikin pudding, agar-agar, Nutrijell. Buat isi roti tawar juga.
Banyak banget lah (transkrip wawancara 11, p. 290)
K1: Yang pertama jelas harganya. Terus, saya biasanya lihat promonya.
Kalau pas ada diskon, ya ambil yang diskon. Kecuali begini ya, saya
pernah ambil 1 merek, saya lupa mereknya apa tapi saya ingat gambar di
bungkusnya bagaimana, terus waktu disimpan itu cepat menggumpal.
Jadi lengket-lengket kayak kena basah. Buat bikin minuman jadi susah
cairnya, karena mirip gula batu begitu bentuknya. Memang sih harganya
murah. Jadi sekarang lebih hati-hati, saya juga cari yang kelihatan bersih
dan kering (transkrip wawancara 11, p. 289)
K1: Iya, tapi nggak sembarangan juga. Yang jelas, kalau nggak ada
mereknya saya nggak mau, karena nggak meyakinkan, bungkusannya
juga nggak tahu rapet atau nggak. Jadi kalau yang sudah cocok ya saya
beli berulang-ulang. Misalnya dari Gulaku, saya beli Gupalas, terus ganti
lagi Gulaku, terus ganti Gulasir, terus coba yang lain, begitu (transkrip
wawancara 11, p. 290)
K1: Saya suka yang putih. Kadang-kadang saya bikin agar-agar atau
pudding, jadi kalau ambil yang kuning, itu warnanya kena ke agar-
agarnya. Lebih enak lah kalau pakai gula putih (transkrip wawancara 11,
p. 290)
K1: Kualitas yang bagus tentunya. Saya hobi mencari diskonan, tapi
kalau barang diskonannya tidak bermutu, ya mending tidak jadi beli dan
ambil yang harga normal tapi sudah terpercaya. Terus kemasannya juga
harus bagus, anti air. Ukuran kemasan yang bervariasi juga bisa jadi
kelebihan. Karena saya kadang ambil agak banyak untuk dikasih ke
orang. Misalnya mau 2 kilo, tapi kemasannya tinggal yang setengah kilo
356
atau 1 kilo, jadinya belinya nggak bisa 1 bungkus (transkrip wawancara
11, p. 291)
K1: Kalau yang memang sudah merek terkenal, nggak ada
kekurangannya. Cuma kadang saya lihat merek gula yang blas saya
nggak pernah lihat iklannya, atau brosurnya, jadi ragu-ragu, itu gula
beneran atau nggak. Sekarang di TV banyak berita tentang minyak palsu,
penjual gorengan nggoreng pakai lilin lah, apa lah, jadinya agak kuatir
saja kalau ada merek abal-abal atau malah nggak ada mereknya. Kalau
ternyata gulanya dibuat dari bahan aneh-aneh bagaimana? Saya ngeri ah
(transkrip wawancara 11, p. 291)
K2: Kalau itu banyak sekali. Saya jarang belanja, jadi yang saya tahu
saja, ya. Biasanya yang belanja pembantu saya soalnya. Yang saya tahu
di pasaran ada Gulaku, gula Indomaret, gula 999 (transkrip wawancara
12, p. 292)
K2: Saya memilih, tapi juga tidak langsung. Kalau misal pembantu saya
habis beli gula, terus rasanya beda sama yang sebelumnya, saya pasti
nanya. Saya membandingkannya seperti itu. Toh di rumah saya kadang-
kadang juga bikin minuman sendiri, dan keliatan kan kalau beda
(transkrip wawancara 12, p. 292)
K2: Kayaknya di minimarket kalau belanja sendiri. Waktu saya belanja
besar untuk persediaan bulanan, biasanya pembantu saya ajak, karena dia
yang lebih tahu di rumah barang yang habis apa saja. Kalau pas gula
habis, ya beli langung sekalian di supermarket (transkrip wawancara 12,
p. 293)
K2: Mungkin sekilo? Dua kilo? (transkrip wawancara 12, p. 293)
K2: Saya pribadi suka dengan gula pasir yang berwarna putih dan
pastinya manis, lalu juga dengan merek yang sudah terkenal dan
terjamin, bukan seperti merek yang milik Indomaret (transkrip
wawancara 12, p. 292)
K2: Tentu tidak. Saya kalau sudah suka dengan 1 merek, sudah malas
untuk ganti merek lain. Kecuali kalau tiba-tiba ada larangan dari
pemerintah atau ada pemberitaan yang aneh-aneh tentang merek itu,
misalnya membahayakan kesehatan, ya saya pasti ganti merek lain
(transkrip wawancara 12, p. 293)
K2: Kualitasnya, jadi gula tidak menggumpal, warnanya rata di satu pack
kalau putih ya putihnya sama semua. Terus kemasan juga penting. Saya
357
suka Gulaku karena dia juga bikin kemasan unik, yang sachet kecil. Beli
itu karena lucu saja, menarik kemasannya. Terus mereknya juga harus
sudah terjamin aman dikonsumsi (transkrip wawancara 12, p. 293)
K2: Ya itu tadi, ada yang mereknya tidak jelas, jadi tidak yakin juga
kualitasnya bagaimana (transkrip wawancara 12, p. 293)
K3: Gulaku, Tropicana Slim, Sari Tanny, Gulasir, Diabetasol, Alini
(transkrip wawancara 13, p. 294)
K3: Kadang di minimarket, kadang di supermarket (transkrip wawancara
13, p. 294)
K3: Paling sekitar 1 atau 2 bungkus gula yang kemasan 1 kiloan
(transkrip wawancara 13, p. 294)
K3: Mereknya sudah terkenal di pasar, lalu selain itu juga apabila saya
tidak mengenal sama sekali merek-merek produk gula, maka saya
memilih produk gula yang paling mahal. Karena harga yang mahal
biasanya kualitas produk bagus (transkrip wawancara 13, p. 294)
K3: Oh, nggak. Saya tetap pada satu merek, kecuali dalam situasi saya
sangat butuh sekali gula dan di supermarket atau minimarket yang saya
datangi tidak menjual merek yang biasa saya pakai karena kehabisan
stock, lalu saya juga di posisi sibuk dan harus cepat-cepat, maka saya
akan berganti merek (transkrip wawancara 13, p. 295)
K3: Kualitas dan kemasan yang menarik. Bukan hanya gambar dan
tulisannya, tetapi juga misalnya ada sachet kecil atau yang dapat dibuka
tutup tanpa masuk toples (transkrip wawancara 13, p. 295)
K3: Mmm… menurut saya kekurangannya ada di merek mereka yang
masih baru, buat sebagian merek, ya.Pemasaran mereka juga kurang,
sehingga para konsumen tidak mengetahui produk tersesbut sehingga
ragu untuk membeli, padahal belum tentu berkualitas jelek. Saya saja
ragu-ragu untuk beli yang saya tidak pernah dengar mereknya (transkrip
wawancara 13, p. 295)
Pengambil keputusan O: Jadi besarnya omset ya memang saya yang menentukan (transkrip
wawancara1, p. 154) Owner adalah pengambil
keputusan utama.
CEO mengambil keputusan
di bawah pemilik.
Manajer mengambil
keputusan untuk divisi
Valid
C: Saya beserta dengan para manajer akan membicarakan masalah yang
terjadi atau segala sesuatu yang terjadi di dalam operasional, dan juga
membicarakan alternatif penyelesaian masalahnya, lalu melaporkan
kepada pemilik perusahaan untuk diputuskan yang mana sebaiknya
dilakukan dari alternatif-alternatif yang ada (transkrip wawancara 2, p.
358
180) masing-masing.
DF: Keputusan tertinggi berada di tangan pemilik. Kemudian lanjut di
bawahnya lagi adalah CEO. Kemudian para manajer (transkrip
wawancara 3, p. 201)
DG: Owner, CEO, dan tiga manajer semuanya berhak mengambil
keputusan. Cuma tingkatannya saja yang berbeda-beda. Keputusan
sangat penting hanya bisa diambil oleh owner dan CEO. Kalau manajer,
dibatasi pada bagiannya saja. Misalnya saya harus mengambil keputusan
tentang pengadaan barang, perbaikan mesin, dan sebagainya, saya bisa
mengambil keputusan sendiri (transkrip wawancara 4, p. 214)
DS: Tergantung keputusan dalam tingkat apa dulu. Untuk keputusan
tentang strategi bisnis, ada di tangan owner. Untuk keputusan yang
terkait operasional perusahaan seluruhnya, ada di tangan CEO. Jadi
istilahnya, owner sebagai penentu garis besar jalannya perusahaan,
kemudian CEO memutuskan dan mengelola penyelenggaraannya. Untuk
masing-masing divisi, saya dan 2 manajer lainnya punya hak untuk
mengambil keputusan. Tapi kalau keputusannya menyangkut divisi lain,
maka kami harus menyampaikan keputusan yang akan kami ambil
kepada CEO, kemudian beliau yang mengambil keputusan (transkrip
wawancara 5, p. 226)
KF: Pengambilan keputusan sepenuhnya dilakukan oleh pemilik, yang
dimana sebelum sampai ke pemilik maka bisa saja kami masing-masing
divisi atau juga bisa kami bersama-sama dengan divisi yang lain dengan
para manajer kami masing-masing, dan juga terkadang dengan CEO
mengadakan rapat untuk membahas hal yang terjadi, lalu hasil rapat akan
diserahkan kepada pemilik (transkrip wawancara 6, p. 243)
KS: Atasan ya itu yang bertanggung jawab, yang tadi di atas sudah saya
sebutkan ada 5. Pemilik, CEO, manajer keuangan, manajer operasional,
dan manajer untuk divisi gula (transkrip wawancara 8, p. 271)
Penentu kebijakan/aturan O: Saya dan CEO, beserta juga dengan kepala masing-masing divisi.
Untuk saya dan CEO, kami menetapkan peraturan kerja bagi kepala
masing-masing divisi dan juga karyawan. Untuk kepala masing-masing
divisi, mereka dapat memodifikasi peraturan kerja yang telah saya buat
sesuai dengan divisi mereka masing-masing. Tapi harus tetap minta
persetujuan saya sebelum aturan itu dikasih ke anak-anak (transkrip
wawancara 1, p. 161)
Owner dan CEO
menetapkan peraturan bagi
karyawan.
Manajer berhak
menetapkan peraturan
tambahan bagi karyawan di
Valid
359
C: Saya dan pemilik membuat peraturan kerja bagi karyawan, dibantu
dengan para manajer juga membuat peraturan kerja bagi bawahan mereka
masing-masing sesuai dengan bidang mereka sendiri-sendiri. Karena
memang wewenang saya untuk merumuskan tujuan perusahaan dan
menetapkan garis besar kebijakan perusahaan. Kalau untuk detail per
divisi, saya tetap membutuhkan bantuan para manajer (transkrip
wawancara 2, p. 175)
C: Saat saya membuat kebijakan baru, biasanya penyebabnya adalah
adanya perkembangan atau perubahan dari faktor-faktor yang
mempengaruhi operasional perusahaan, misalnya perubahan peraturan
dari pemerintah tentang harga gula. Faktor-faktor itulah yang menjadi
pertimbangan saya dalam membuat kebijakan baru. Lalu hal ini juga
melihat pada ukuran perusahaan. Ketika nantinya perusahaan semakin
besar, maka juga ada kebijakan-kebijakan yang mengalami perubahan.
Pertimbangan lainnya itu juga melihat apa yang dilakukan pesaing. Itu
juga menjadi pertimbangan kami jadi produk kami dapat tetap bersaing
(transkrip wawancara 2, p. 181)
divisi masing-masing.
DF: SOP dan butir-butir mendasar dalam kontrak merupakan template
dari owner dan CEO. Saya hanya mengikuti dan menggunakan peraturan
mendasar tersebut. Dalam beberapa poin khusus untuk divisi saya, saya
menambahkan sendiri, tapi tetap dengan persetujuan owner dan CEO
(transkrip wawancara 3, p. 195)
DG: Termasuk dalam hal membuat aturan perusahaan, secara umum
yang berkuasa adalah owner dan CEO. Tapi saya juga tetap bisa
menambahkan kebijakan sendiri dan aturan tambahan bagi divisi saya
(transkrip wawancara 4, p. 214)
DS: Semua peraturan kantor ditetapkan oleh owner dan CEO. Kami para
manajer juga menambahkan beberapa, namun hanya untuk peraturan
yang berlaku di divisi kami masing-masing (transkrip wawancara 5, p.
228)
KF: Yang membuat peraturan adalah para atasan, yaitu manajer, CEO,
dan pemilik (transkrip wawancara 6, p. 243)
KO: Semua jajaran atasan, dari pemilik, CEO, manajer. Pemilik
perusahaan ini biasanya ke hal-hal yang mendasar atau sesuai dengan
selera dan bayangannya perusahaan ini akan menjadi seperti apa,
kemudian dituangkan dalam bentuk peraturan resmi (transkrip
360
wawancara 7, p. 259)
KO: Bisa dikatakan terlibat, tapi tidak memiliki kuasa langsung. Saat
kami merasa ada sesuatu yang tidak baik, kami mengadakan rapat untuk
membicarakan masalah yang ada dan memikirkan solusi yang terbaik,
lalu diberikan kepada pimpinan untuk disetujui. Dan apabila pimpinan
tidak setuju, maka kami akan melakukan rapat ulang membicarakan hal
ini (transkrip wawancara 7, p. 259)
Pemilik O: Buat saya sebenarnya nggak perlu langsung mengawasi kerjaan
karyawan, kan sudah ada CEO dan manajer, jadi yang penting mereka
yang mengawasi. Kalau ada yang perlu saya tahu, pasti mereka bilang ke
saya. Saya juga menerima laporan dari mereka saja. Pas meeting juga jadi
kesempatan buat saya nanya ke mereka, pekerjaan karyawan gimana,
urusan produksi lancar atau nggak, pasokan barang gimana, pengiriman
gimana, termasuk yang di kantor itu pekerjaannya beres atau nggak
(transkrip wawancara 1, p. 167)
Owner merupakan orang
yang memegang teguh
kedisiplinan.
Owner merupakan orang
yang temperamental.
Owner adalah orang yang
memiliki jiwa bisnis: berani
mengambil resiko, pandai
menjalin koneksi bisnis.
Valid
DF: Dengan pemilik, lebih susah untuk diamati. Karena feeling
eksklusivisme-nya masih terasa. Tapi sejauh saya melihat, pemilik
bekerja secara baik. Buktinya, hingga sekarang perusahaan ini masih
berdiri (transkrip wawancara 3, p. 205)
DF: Menurut saya, pemilik perusahaan harus lebih akrab berinteraksi
dengan karyawan biasa, atau setidaknya dengan para manajer (transkrip
wawancara 3, p. 205)
DF: Kedisiplinannya, yang pasti. Kemampuan pemilik perusahaan dalam
mendapatkan koneksi dan mempertahankan koneksi juga sangat luar
biasa (transkrip wawancara 3, p. 205)
DG: Owner selama ini selalu datang ke kantor sesuai jam kerja. Hampir
setiap saat terlihat sibuk, membaca berkas-berkas, menerima telepon,
walau tidak setiap saat terlihat serius. Saat sedang tidak ada keperluan di
mejanya, Pak Hadi kadang berkeliling, entah tujuannya mengawasi kerja
kami atau bagaimana. Kadang juga keluar kantor saat jam kerja. Tapi
wajar karena pak Hadi memang suka menjalin relasi bisnis. Agak
mengherankan sebenarnya. Pak Hadi itu tergolong pimpinan yang galak,
temperamen tinggi, tapi saat bertemu orang baru, bisa langsung berbaur
dan berinteraksi akrab. Saat makan siang, Pak Hadi juga belum tentu
berada di kantor. Secara kepemimpinan juga beliau bagus. Namun,
mungkin terlalu menggurui atau terlalu dalam ikut campur, ya?
361
Seharusnya tampuk tertinggi ada di tangan CEO, tapi Pak Hadi seringkali
melangkahi atau membuat keputusan baru tanpa melewati diskusi dengan
CEO (transkrip wawancara 4, p. 214)
DG: Kerja keras dan keberaniannya mengambil resiko. Pak Hadi
orangnya tidak tahu menahu tentang pergulaan, tapi berani maju dalam
bisnis ini, hingga bertahan selama 2 tahun (transkrip wawancara 4, p.
215)
KO: Kelemahan mungkin dari sisi pemilik yang terkadang suka marah
(transkrip wawancara 7, p. 262)
CEO O: Dan terbukti benar, anak saya, yang jadi CEO, bisa bawa perusahaan
ini (transkrip wawancara 1, p. 156) CEO mengambil keputusan
dengan persetujuan owner.
CEO termasuk tipikal
pekerja keras.
Valid
C: Mungkin ini bisa menjadi PR buat saya ke depannya, untuk melihat
bagian apa saja yang perlu diperbaiki, agar ada peningkatan di banyak
aspek perusahaan. Yang bisa saya lakukan dalam waktu dekat, ya,
mendiskusikan ini dengan pemilik dan menugaskan setiap manajer untuk
melakukan perubahan di divisi masing-masing (transkrip wawancara 2, p.
180)
C: Sebagai CEO, saya tidak hanya kerja di balik meja saja, tetapi saya
juga turun ke lapangan untuk melihat secara langsung kinerja karyawan
saya. Selain itu, saya juga mendapat laporan dari kepala masing-masing
divisi mengenai kinerja bawahan mereka (transkrip wawancara 2, p. 176)
C: Dengan turun langsung ke lapangan dan dengan laporan dari para
manajer masing-masing divisi (transkrip wawancara 2, p. 180)
DF: CEO adalah pemimpin yang baik, tegas, dan berwibawa (transkrip
wawancara 3, p. 205)
DF: CEO masih lebih baik dalam hal relasi dengan karyawan dan para
manajer (transkrip wawancara 3, p. 205)
DG: CEO juga memiliki kuasa untuk memimpin perusahaan dan
memberikan perintah atau tugas pada kami para manajer dan karyawan.
Tapi, segala keputusannya didasarkan pada keputusan owner. Dan
biasanya yang diinstruksikan atau diputuskan oleh CEO adalah hal yang
lebih mendetail. Misalnya owner menginginkan adanya penambahan
omset, maka CEO yang memerintahkan pada manajer keuangan untuk
menganalisis kemungkinan tersebut dari segi pembiayaan, berapa
besarnya penambahan omset yang bisa ditangani oleh perusahaan.
Kemudian menghubungi saya untuk menghubungi pemasok atau
362
mengurusi dokumen yang dibutuhkan. Setelah semua fix, CEO
menginstruksikan Director of Sugar Division untuk menambah omset
(transkrip wawancara 4, p. 215)
DG: CEO MSJ ini lebih banyak sibuknya. Makan siang di mejanya,
kadang tidak makan, hanya duduk di balik meja (transkrip wawancara 4,
p. 216)
Manajer DF: Saya selalu menyempatkan untuk mobile setiap hari, kecuali apabila
selama sehari penuh tidak ada kesempatan untuk mengawasi secara
langsung (transkrip wawancara 3, p. 197)
Para manajer adalah tipikal
pekerja keras.
Para manajer secara rutin
melakukan pengawasan dan
pengendalian atas kinerja
karyawan.
Para manajer menunjukkan
kualitas kepemimpinan
yang baik.
Valid
DG: Para manajer melaksanakan tugasnya dengan baik. Saya belum
pernah melihat ada manajer yang kena marah oleh owner. Memang
terlihat seperti banyak menganggur, tapi memang tugas manajer adalah
mengelola dan mengawasi karyawan di divisi masing-masing. Justru
seperti itu yang bagus, manajer yang bisa memberdayakan karyawan
dengan baik dan memberikan kompensasi yang sesuai (transkrip
wawancara 4, p. 216)
DG: Menganalisis dokumen, mengawasi karyawan, melihat apakah
mereka membutuhkan bantuan. Saat memang sama sekali tidak ada
kesibukan, saya biasanya melakukan survey yang terkait pekerjaan saya,
misalnya mencari vendor dan supplier baru dan mencari ide untuk
meningkatkan kinerja divisi saya atau karyawan saya. Saat jam makan
siang saya lebih suka bersantai di dalam kantor. Kalau memang sedang
bosan, saya pergi makan siang dengan para manajer (transkrip
wawancara 4, p. 217)
DG: Saya meneruskan pekerjaan saya. Kalau saya sedang tidak
mengerjakan sesuatu, saya akan mengawasi karyawan saya (transkrip
wawancara 4, p. 221)
KO: Yang membuat saya salut juga adalah perihal jam kerja. Para atasan
itu masuk kantor sama seperti karyawan lainnya. Malah kadang datang
lebih pagi dan pulangnya lebih mundur (transkrip wawancara 7, p. 261)
KO: Atasan mengamati bagaimana saya bekerja secara langsung, lalu
selain itu juga atasan melihat dan memeriksa apa yang saya kerjakan.
Kalau misalnya kinerjanya sangat bagus, ditambah ada pencapaian yang
melebihi standarnya manajer, ada bonus tambahan yang digabungkan ke
gaji berikutnya (transkrip wawancara 7, p. 256)
KO: Secara kepemimpinan bagus dan efektif, karena para atasan terjun
363
langsung. Manajer divisi operasional sering berjalan-jalan, mengawasi
karyawan. Jika ada yang butuh bantuan, beliau langsung turun tangan
membantu (transkrip wawancara 7, p. 262)
KS: Sudah baik. Mereka mampu memimpin dan mengarahkan kami
dengan baik dan tidak pilih kasih. Jadi, saya sreg dengan cara mereka
memimpin (transkrip wawancara 8, p. 272)
Karyawan O: Kinerjanya bagus. Di kantor ini karena jumlah karyawannya memang
saya batasi, setiap karyawan mendapatkan jatah kerja yang lumayan
banyak, tapi tidak berlebih menurut saya. Jadi semuanya memang bekerja
sungguh-sungguh untuk memenuhi target waktu untuk pengerjaan tugas
(transkrip wawancara 1, p. 167)
Kinerja karyawan selama
ini memuaskan.
Karyawan mendapatkan
program training dari
perusahaan.
Kriteria perekrutan
mempengaruhi kualitas
kinerja karyawan.
Karyawan memberikan
laporan secara berkala pada
manajer masing-masing.
Valid
C: Ya, kalau saya melihat ada karyawan yang dia memang benar-benar
ahli di dalam bidang yang dikerjakannya sehingga kinerja yang diberikan
pun sangat baik. Tetapi, semua karyawan saya hampir semuanya
berkinerja baik (transkrip wawancara 2, p. 177)
DF: Saya juga memanfaatkan anak buah untuk saling mengawasi rekan
kerjanya. Kinerja mereka juga sebenarnya terlihat dari hasil kerjanya
yang diserahkan pada saya (transkrip wawancara 3, p. 197)
DF: Karena saya sendiri ikut merekrut dan mempertimbangkan diterima
atau tidaknya seorang karyawan untuk divisi ini, saya puas dengan
kinerja anak buah saya. Ada yang lebih menonjol dibandingkan dengan
rekan kerjanya dan ada juga yang bekerja secara ala kadarnya, tapi
menurut saya sudah cukup memuaskan (transkrip wawancara 3, p. 197)
DF: Masih belum. Masih kurang dalam mengajak masyarakat untuk
membeli. Saya sendiri mungkin apabila tidak bekerja di sini akan sulit
memahami produk apa saja yang ditawarkan oleh perusahaan ini
(transkrip wawancara 3, p. 204)
DG: Saya puas dengan kinerja mereka. BuildingMaintenance di sini
sudah ganti 2 kali. Jadi yang sekarang ada di kantor adalah karyawan
buildingmaintenance yang ketiga untuk perusahaan ini. Yang sekarang
ini kinerjanya melebihi standar saya. Bahkan kadang tanpa diminta, BM
melakukan inisiatif kerja. Dia juga pasti sudah tahu tugasnya apa saja.
Salah satunya, tanpa diminta, BM memanaskan gen-set secara berkala.
Seminggu sekali malah. Jadi dia paham bahwa alat semacam itu harus
dirawat seperti apa. OA, C&B, dan Recruitment juga kinerjanya baik
sekali. OA selalu datang sebelum jam kantor resmi. Jadi waktu karyawan
364
lainnya datang, dia sudah siap bekerja. C&B juga terbukti keahliannya
dari dokumen dan kotrak yang dia buat. Recruitment Specialist termasuk
orang yang kreatif. Mungkin dia bosan juga karena jarang ada
perekrutan, jadi pelampiasannya ke hal lain. Dia sering mengusulkan
program pelatihan dan team building untuk karyawan tetap (transkrip
wawancara 4, p. 218)
DG: Kalau saya lihat dalam keseharian juga bagus. Tapi karena saya
tidak mengamati dari dekat, saya kurang tahu tentang sebagus apa hasil
kerja karyawan Finance dan Sugar Division (transkrip wawancara 4, p.
218)
DG: Sangat memuaskan, sesuai yang saya minta. Saat saya minta ada
barang yang diperbaiki dan saya minta laporan tertulis secara langsung,
bawahan saya melakukan sesuai instruksi. Bahkan ada yang berinisiatif
dalam menjalankan tugasnya. Setiap rapat, saya selalu menyampaikan
target khusus divisi operasional dan target umum perusahaan. Jadi
semuanya selalu ingat bahwa kami kerja itu ada tujuannya. Ada yang
ingin dicapai (transkrip wawancara 4, p. 220)
DG: Ada, yang paling menonjol itu karyawan yang menjabat
RecruitmentSpecialist. Program training berkala adalah inisiatif dari
karyawan ini. Sebelumnya memang ada, tapi sifatnya insidental, kalau
tiba-tiba diminta oleh owner. Atau training untuk karyawan baru, yang
memang wajib ada. Team bonding juga adalah ide dari dia (transkrip
wawancara 4, p. 221)
DG: Saya selalu minta hasil kerja diserahkan pada saya lewat e-mail dan
printout. Printout gunanya untuk saya baca, saya telaah. Kalau yang
dikirim via e-mail itu sifatnya sebagai arsip. Jadi ada arsip yang tidak
menghabiskan tempat (transkrip wawancara 4, p. 221)
KF: Faktor lainnya adalah tenaga kerja yang kompeten. Untuk bekerja di
sini, syarat minimalnya adalah lulusan S1. Saya masuk ke sini juga harus
lolos tes tulis, psikotes, juga wawancara. Yang mewawancara adalah
manajer saya yang sekarang ini (transkrip wawancara 6, p. 248)
KO: Kalau terkait dengan tugas saya, saya sudah beberapa kali
melakukan perekrutan karyawan, yang kebanyakan terjadi pada tahun
pertama saya bekerja. Saat itu PT MSJ masih baru berdiri, sehingga
masih memerlukan banyak karyawan. Untuk mengiklankan lowongan
pekerjaan, saya memasang iklan baris di berbagai surat kabar. Selain itu,
365
saya mengirimkan e-mail pada seluruh karyawan untuk menyebarkan
informasi lowongan kerja kepada teman atau keluarga mereka (transkrip
wawancara 7, p. 253)
KO: Kemudian, program training pasti terlaksana setiap ada karyawan
baru (transkrip wawancara 7, p. 253)
KO: Gini, tujuan saya bekerja di sini adalah agar saya dapat memberikan
kontribusi yang positif, yang mendukung bagi berkembangnya
perusahaan, agar perusahaan menjadi perusahaan yang sukses. Jadi saya
bekerja sebaik-baiknya, memberikan segalanya yang saya mampu untuk
saya kerjakan sehingga perusahaan dapat berhasil (transkrip wawancara
7, p. 256)
KO: Dengan melihat apakah yang saya kerjakan dapat memberikan
kontribusi bagi kemajuan perusahaan, atau minimal dapat membantu
perusahaan mencapai target suatu proyek, lalu juga melihat penilaian
atasan akan hasil kerja saya (transkrip wawancara 7, p. 256)
Kerja sama dengan
pemasok
O: Maksudnya gini, saya kan kenal secara pribadi dengan pemasoknya,
jadi hubungan itu saya pertahankan, biar nggak cuma ketemu waktu
bisnis saja (transkrip wawancara 1, p. 162)
O: Kebanyakan saya sudah kenal orangnya secara pribadi (transkrip
wawancara 1, p. 166)
O: Sampai akhirnya sekarang punya dua pemasok. Yang satu itu Pabrik
Gula Madukismo di Pati. Yang kedua PTPN 9 Jember (transkrip
wawancara 1, p. 162)
O: Ada kontraknya. Lewat kontrak itu kelihatan berapa banyak jumlah
barang yang diminta dari pemasok, terus pengiriman dan pembayarannya
kapan.kalau nggak gitu, kuatirnya sembarangan, ngirim barang terlambat
atau jumlahnya berubah-ubah (transkrip wawancara 1, p. 163)
Pemasok gula untuk PT
MSJ adalah Pabrik Gula
Madukismo Pati dan PTPN
9 Jember.
Hubungan antara PT MSJ
dengan pemasok diatur
dalam kontrak, dengan
masa berlaku 1 tahun.
Antara pemasok dengan PT
MSJ terdapat fleksibilitas
dalam menerima perubahan
kebijakan salah satu pihak.
Setiap perubahan kontrak
kerja sama dan komponen
di dalamnya, PT MSJ dan
pemasok melakukan
pembaharuan bersama-
sama.
Hubungan antara pemasok
dengan PT MSJ terjalin
Valid
C: Kami ada 2 pemasok dan pemasok itu adalah pabrik produsen gula
milik pemerintah. Pemasoknya Pabrik Gula Madukismo di Pati dan satu
lagi adalah PTPN 9 Jember (transkrip wawancara 2, p. 173)
C: Relasi bisnis dengan pemasok itu kan sudah tertuang dalam kontrak.
Jadi kami dengan para pemasok sudah ada kontrak, yang apabila salah
satu pihak di dalam kontrak tersebut mengingkari janjinya maka akan
dikenakan sanksi. Di dalam hal ini, di kontrak itu kan tertulis bahwa
relasi bisnis kami, secara singkat ya, itu ada pemasok memberikan gula
ke kami dan kami membayar sesuai dengan harga kesepakatan. Jadi
366
selama kami dan pemasok tetap berada di jalur kontrak, maka relasi
bisnis tetap berjalan. Di luar kontrak ya tidak ada perjanjian atau upaya
lainnya (transkrip wawancara 2, p. 184)
dengan baik, termasuk di
luar konteks pekerjaan.
P1: Saya minta dibuatkan kontrak dulu, terus saya lihat kontraknya. Saya
sudah memberi harga sendiri untuk gula yang mau dipakai sama PT MSJ
dan Pak Hadi tidak banyak masalah tentang harganya, malah
menawarkan untuk langsung bayar waktu gula datang. Jadi ada uang ada
barang. Jadi, saya mendapatkan pemasukan dari PT MSJ langung, tanpa
hutang-hutang, dan perusahaan itu juga dapat barangnya, yaitu gula dari
perusahaan ini.
Tapi tiap tahun bikin kontrak baru. Soalnya kan harga juga berubah-ubah.
Peraturan juga berubah-ubah. Jadi mau nggak mau harus ikut geraknya
(transkrip wawancara 9, p. 277)
P1: Tentang jumlah gulanya. Tentang uangnya juga, berapa yang harus
dibayar, kapan dibayarnya. Kapan gula diantar ke MSJ, dan jenis gulanya
seperti apa. Termasuk ketentuan kalau kontraknya ada yang melanggar
konsekuensinya seperti apa (transkrip wawancara 9, p. 278)
P1: Posisi kami di sini sebagai pabrik gula. Jadi semua gula yang berada
di sini berasal dari petani tebu. Di sini kami mengolahnya menjadi
bermacam jenis gula (transkrip wawancara 9, p. 281)
P1: Sekarang ini kami memproduksi dua jenis saja, yaitu gula kristal
rafinasi dan gula kristal putih. Dulu kami masih menyediakan gula kristal
mentah atau gula kasar, tapi sekarang tidak dilanjutkan karena hanya
sedikit konsumen yang memesan jenis itu (transkrip wawancara 9, p.
281)
P1: Seharusnya iya, karena produk MSJ yang keluar di pasaran kan ada
dua, yang kristal putih dan kristal rafinasi yang agak kuning. Dari saya
hanya dipesan yang kristal rafinasi, itu yang kuning, sehingga mestinya
ada pemasok lain untuk jenis kristal putih (transkrip wawancara 9, p.
281)
P1: Tidak masalah. PT MSJ, atau pembeli lain, berhak secara bebas
untuk memilih siapa yang menjadi pemasoknya, selama itu tidak
melanggar kontrak kerja sama kami (transkrip wawancara 9, p. 281)
P1: Pabrik gula di Indonesia banyak sekali, jadi persaingan juga gila-
gilaan di sini. Kami memang bersaing ketat dengan pabrik gula lainnya.
Meski begitu, posisi kami cukup aman, dalam artian bahwa kami tidak
367
pernah kehabisan pembeli. Ditambah lagi, kami sudah memegang para
petani tebu yang sudah menjadi penyedia bahan mentah secara rutin
dengan kisaran harga jual yang masuk akal (transkrip wawancara 9, p.
281)
P1: Ambil contoh MSJ saja. MSJ memilih kami sebagai pemasok
pastinya atas dasar kualitas, harga, ketepatan pengiriman, dan banyak
faktor lainnya yang mereka gunakan atas dasar pemilihan pemasok.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa kami dipilih oleh MSJ menjadi
pemasok karena, apabila dibandingkan dengan pemasok lain, menurut
MSJ kami lebih baik dari pabrik-pabrik gula yang lain (transkrip
wawancara 9, p. 281)
P1: Asalkan perubahan kebijakan tersebut tidak melenceng jauh dari
sistem yang sudah berjalan di perusahaan ini dan tidak memberikan
dampak buruk bagi operasional kami, ya tidak masalah buat kami untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan kebijakan tersebut. Apabila
memang memberikan dampak yang signifikan dan kurang baik bagi
perusahaan saya, saya akan meminta ada diskusi lebih lanjut, apabila
merugikan kami, lebih baik memutus kontrak kerja sama (transkrip
wawancara 9, p. 279)
P1: Saat ada perubahan kebijakan di sini, yang jelas saya akan
menghubungi semua pembeli, termasuk PT MSJ. Misalnya tentang
perubahan harga gula, atau pengurangan varian gula, pasti akan kami
susun dulu semacam laporan perubahan kebijakan yang akan
mempengaruhi pembeli, kemudian kami kirimkan lewat e-mail atau fax.
Nanti dari sana, setiap pembeli akan melakukan konfirmasi. Kalau ada
yang memerlukan diskusi atau pembaharuan kontrak, baru kami
membuat janji bertemu (transkrip wawancara 9, p. 279)
P1: Baik-baik saja. Pihak kami dan pihak MSJ tidak pernah melanggar
kontrak kerjasama. Saat kontrak hampir lewat satu tahun, saya selalu
mendapatkan pemberitahuan. Dan saya juga sempat bertemu beberapa
kali dengan Pak Hadi di luar urusan kantor (transkrip wawancara 9, p.
278)
P1: Biasanya melalui telepon atau bertemu langsung. Kalau ada
informasi tentang perubahan harga, misalnya, dari perusahaan saya
menghubungi PT MSJ melalui telepon dan membuat janji bertemu untuk
memperbaharui kontrak. Kalau ada informasi baru, ada perubahan
368
kebijakan, atau ada rencana pembaharuan kontrak dari MSJ, ada
perwakilan dari sana yang datang ke kantor saya (transkrip wawancara 9,
p. 278)
P1: Yang saya alami sendiri adalah hubungan personal dengan Pak Hadi,
pemilik MSJ. Maksudnya, kami juga bertemu sebagai teman, bukan
sekedar rekan bisnis. Tapi juga tidak bisa dibilang berteman dekat. Yang
jelas hubungan kami baik. Selain itu, karena kami sering berurusan
dengan bagian finansial dan operasional, jadinya hubungannya lebih
dekat dibandingkan dengan ke divisi yang lain (transkrip wawancara 9, p.
280)
P1: Mungkin dengan pak Hadi menyempatkan diri untuk mengunjungi
saya dan keluarga, biasanya di hari-hari raya, itu termasuk upayanya
untuk mempertahankan kerja sama dengan perusahaan saya. Oh ya,
selain itu juga, kami mendapatkan ucapan dan bingkisan hari raya dari
MSJ, bukan ke saya pribadi melainkan dialamatkan ke perusahaan.
Padahal selama ini dengan tidak melanggar kontrak pun, MSJ tetap akan
kami pertahankan sebagai pembeli. Hubungannya sama-sama
membutuhkan lah, saya butuh menjual gula dan mendapatkan
pemasukan, PT MSJ butuh gula untuk dikemas dan dijual. Selain itu,
dengan PT MSJ menghubungi kami untuk pembaharuan kontrak saat
nyaris masa kadaluarsa kontrak, itu sudah menunjukkan upayanya untuk
terus berhubungan dengan perusahaan ini (transkrip wawancara 9, p.
280)
P1: Perusahaan saya tentunya sederhana sekali, dengan menjalankan
kewajiban memasok gula sesuai kontrak, tepat waktu terutama. Kami
juga mempertahankan kualitas gula yang dikirimkan ke MSJ (transkrip
wawancara 9, p. 280)
P2: Saya memasok gula pasir ke PT MSJ dan PT MSJ melakukan
pembayaran sesuai kontrak yang disepakati (transkrip wawancara 10, p.
284)
P2: Berlakunya satu kali kontrak itu setahun. Sudah habis 1 tahun, dibuat
baru.
Kerja sama kami berjalan dengan baik dan lancar. Saya memasok gula
sesuai prosedur dan permintaan MSJ. Sebaliknya juga begitu, PT MSJ
memberikan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian kami (transkrip
wawancara 10, p. 284)
369
P2: Apabila berdampak ke perubahan isi kontrak, maka saya akan
meminta untuk bertemu secara langsung, sehingga kami dapat
membicarakannya dan membuat deal baru dan kontrak baru. Ada
beberapa hal yang tidak bisa diputuskan satu pihak, misalnya menambah
jumlah pesanan. Kan pengaruhnya di omset produksi saya juga. Kalau
misalnya hasil produksi kami tidak mencukupi atau pasokan tebu dari
petani mendadak berkurang, kan saya tidak bisa menangani (transkrip
wawancara 10, p. 286)
P2: Kadang lewat telepon, atau bertemu langsung. Kalau bertemu
langsung ya seperti rekan kerja biasa, tidak terlalu formal. Karena sudah
2 tahun ada hubungan bisnis, jadi malah seperti teman (transkrip
wawancara 10, p. 286)
P2: Hubungan interpersonal berarti yang sangat dekat ya? Tidak ada
hubungan yang sangat dekat dengan pemilik. Yang sudah biasa adalah
saling memberikan ucapan saat hari raya, tidak berlebihan. Perwakilan
perusahaan yang sering mengirimkan gula ke MSJ ini mungkin yang
cukup dekat, tapi bukan dengan pemilik, dekatnya dengan karyawan MSJ
yang menangani pemasokan. Jadi bisa dibilang bahwa hubungan kami
adalah hubungan bisnis saja (transkrip wawancara 10, p. 286)
P2: PT MSJ melakukan apa yang menjadi kewajibannya dengan baik
sesuai kontrak yang disepakati (transkrip wawancara 10, p. 286)
P2: Perwakilan dari perusahaan saya ini langsung menyampaikannya
pada karyawan yang mengurusi pemasokan gula di MSJ (transkrip
wawancara 10, p. 287)
Kerja sama dengan
distributor
O: Wah, ada banyak sekali. Soalnya area pengiriman barang atau
distribusinya itu banyak. Yang jelas saya pakai yang pas di daerahnya.
Misalnya buat yang pengiriman Surabaya, distributornya ya dari
Surabaya sendiri. Yang di luar Surabaya distributornya asalnya dari
masing-masing kota itu sendiri (transkrip wawancara 1, p. 166)
PT MSJ menjalin kerja
sama dengan banyak
distributor di pulau Jawa
maupun di luar pulau Jawa.
Valid
C: Karena gini, di semua daerah distribusi gula kami itu sudah ada
distributornya masing-masing. Jadi, ya bisa dilihat sendiri kalau banyak
sekali distributor kami (transkrip wawancara 2, p. 185)
C: Ya dengan kami bertindak sesuai dengan apa yang tertulis di kontrak,
lalu juga apabila ada masalah atau misalnya perubahan isi kontrak
dengan distributor, kami bicarakan baik-baik. Sama dengan pemasok,
harus ada kontrak dulu yang jelas. Jadi kalau ada apa-apa di belakangnya
370
atau di kemudian hari, sudah ada aturan yang mengikat distributor
(transkrip wawancara 2, p. 185)
DF: Rata-rata distributor yang ada di luar Surabaya pun adalah kenalan
pemilik (transkrip wawancara 3, p. 205)
DG: Distributor kami ada banyak sekali, sekitar 30-an. Coba nanti saya
carikan datanya, kemudian saya kirimkan saja lewat e-mail (transkrip
wawancara 4, p. 213)
Proses pemasokan O: Pemasok mengirimkan gula sebanyak jumlah yang kami minta di
perjanjian. Ngirimnya ke pabrik langsung. Di sana sudah ada yang
ngurusin masalah penerimaan barang. Yang satu kita kebiasaan bayar
langsung waktu barang datang. Jadi setelah dari pabrik, nanti pemasok ke
kantor untuk ketemu dengan bagian keuangan, bawa tanda terima dari
pabrik yang isinya keterangan kalau barang sudah ditaruh di pabrik,
berapa banyak. Jadi langsung nebus duit. Yang satunya lagi dibayarnya
per bulan (transkrip wawancara 1, p. 162)
Proses pemasokan:
Pemasok dan PT MSJ
menjalin kontrak kerja
sama.
Pemasok mengantarkan
gula ke pabrik PT MSJ
sesuai dengan jumlah dan
waktu pengiriman yang
tertera di dalam kontrak.
Karyawan gudang mencatat
jumlah gula yang
dikirimkan pemasok dan
memberikan tanda terima
pada pemasok.
Pemasok menyerahkan
tanda terima produk pada
bagian Finance untuk
mengurus pembayaran.
Pemasokan dilakukan setiap 2
minggu sekali.
Pemesanan gula yang berada
di luar kontrak dapat dilakukan
melalui telepon, email, atau
fax.
Pembayaran barang kepada
pemasok diberikan dalam
bentuk uang tunai atau transfer
bank.
Valid
C: Jadi kami sebelumnya sudah kontrak pemasok untuk mengirimkan
gula ke gudang kami dengan jumlah dan spesifikasi tertenu sesuai
permintaan kami. Lalu pemasok akan mengirimkan produk yang telah
kami pesan tersebut langsung ke gudang kami (transkrip wawancara 2, p.
184)
DG: Pemasok datang ke pabrik, melaporkan berapa banyak yang dikirim,
kemudian karyawan Sugar Division akan melakukan pencatatan dan
memberi tanda terima dan invoice. Setelah itu, pemasok ke bagian
keuangan untuk melaporkan dokumen dari pabrik dan mengurus
pembayaran. Gula disimpan sebagai persediaan di gudang (transkrip
wawancara 4, p. 223)
DG: Kami punya 2 pemasok, mereka datang bergantian. Minggu ini jatah
pemasok A, berarti minggu depannya jatah pemasok B, dan seterusnya
(transkrip wawancara 4, p. 223)
P1: Dulu di kontrak pertama kami, PT MSJ meminta pengiriman gula
dilakukan sebulan sekali, dan jumlahnya mungkin hanya separuh dari
yang dipesan sekarang. Beberapa bulan kemudian, jumlah pesanannya
mulai bertambah. Kemudian, hampir satu tahun bekerjasama, ada
perubahan kebijakan bahwa pasokan gula harus diperbaharui setiap dua
minggu sekali, agar tidak terlalu lama di gudang. Mungkin karena
khawatir gulanya rusak karena lembab atau bagaimana. Akhirnya kami
371
memperbaharui kontrak kerjasama. Tapi itu tidak menjadi masalah
karena tidak memberikan kerugian apa-apa pada perusahaan ini. Malahan
ada tambahan biaya bagi PT MSJ karena ada tambahan biaya pengiriman
(transkrip wawancara 9, p. 279)
P1: Sesuai dengan yang tertulis di kontrak kerja sama, kami menyepakati
pembayaran dengan uang tunai atau transfer bank pada saat gula kami
kirimkan dan sampai di gudang PT MSJ (transkrip wawancara 9, p. 278)
P1: Setiap dua minggu sekali antarpengiriman, kalau sesuai dengan
kontrak. Tapi kadang-kadang ada pemesanan tambahan (transkrip
wawancara 9, p. 278)
P1: Karena produk yang dipesan hanya satu tipe gula pasir, maka
pemesanan tambahan itu dilakukan via telepon, e-mail, atau fax. Tinggal
menyebutkan banyaknya pesanan dan waktu pengiriman yang diinginkan
(transkrip wawancara 9, p. 278)
P2: Berubah dari pengiriman sebulan sekali menjadi 2 minggu sekali.
Jumlah gula yang dipesan juga bertambah, tapi wajar karena bisnisnya
berkembang. Dokumen yang sekarang juga semakin banyak. Dulu hanya
menyerahkan catatan, berapa jumlah yang dikirim, berapa jumlah yang
diterima di gudang, ditandatangi oleh orang gudang, sudah beres.
Sekarang, ada dokumen dari keuangan, ada juga yang dari gudang
(transkrip wawancara 10, p. 286)
P2: Di kontrak tercantum bahwa pembayaran itu dilakukan per bulan. Di
awal bulan, pembayaran untuk pasokan gula bulan sebelumnya sudah
harus dikirimkan melalui transfer rekening bank. Atau kadang diberikan
uang tunai dari MSJ. Pembayaran maksimal tanggal 5 (transkrip
wawancara 10, p. 285)
P2: Pemesanan melalui telepon sudah cukup atau datang langsung ke
sini. Tapi, lewat telepon maupun datang langsung pasti akan direspon
dengan pengiriman ke tempat. Jadi, bukan berarti bahwa datang kesini
bisa bawa sendiri gula pesanannya (transkrip wawancara 10, p. 285)
P2: Pengiriman dari sini dimulai pagi hari, sekitar jam 5 pagi. Kemudian
gula diantar ke pembeli-pembeli. Untuk MSJ sekitar siang hari sebelum
jam 12 sudah diterima di sana (transkrip wawancara 10, p. 285)
P2: Tidak. Untuk MSJ, permintaannya adalah untuk mengirimkan setiap
2 minggu sekali. Sehari sebelumnya, biasanya ada konfirmasi ulang dari
MSJ untuk kami mengirimkan gula ke sana (transkrip wawancara
372
10, p. 285)
P2: Di pagi hari, semua gula diangkut ke truk, kemudian mulai diantar ke
para pembeli, termasuk MSJ. Sesampainya di sana, supir langsung
mengarah ke gudang, dan kernet ke kantornya untuk mengurus dokumen.
Kalau tidak salah, ketemunya dengan bagian keuangan. Di gudang, supir
menyerahkan gula sesuai jumlah yang diminta, dan di sana ada yang
mencatat, memeriksa bungkusannya cacat atau tidak, ada yang bocor atau
tidak. Dicek dari luar juga kondisi gulanya bagaimana, sesuai atau tidak
(transkrip wawancara 10, p. 285)
Proses produksi O: Iya kita hanya mengemas saja, tidak ada produksi gula (transkrip
wawancara 1, p. 151) Produksi terbagi ke dalam 2
proses: pengemasan dan
pengepakan.
Proses: gula dikeluarkan
dari gudang, dimasukkan
ke mesin pengemasan,
kemudian berlanjut ke
mesin pengepakan.
Kepala produksi
bertanggungjawab
mengelola keseluruhan
proses produksi.
Valid
C: Untuk saat ini menurut saya aktivitas operasional perusahaan kami
sudah baik (transkrip wawancara 2, p. 180)
C: Jadi gula pasir yang dipasok kemudian dimasukkan ke mesin
pengemasan untuk dikemas, sehingga hasilnya gula kemasan. Setelah
kemasan gula keluar, maka akan masuk ke mesin pengepakan untuk
dipak dalam dos. Dalam 1 dos ada 24 bungkus gula kemasan (transkrip
wawancara 2, p. 174)
C: Untuk target produksi, yang bertangggung jawab adalah kepala divisi
produksi yang sebelumnya telah berunding dengan sugar division
manager, lalu melaporkan kepada saya (transkrip wawancara 2, p. 183)
DG: Dalam sehari, apabila tepat mulai proses produksi jam 8 pagi, dan
selesai jam 4, kami bisa memproduksi 500 kardus produk. Setiap kardus
berisi 24 kemasan gula berukuran 1 kilogram. Jadi maksimal dalam
sehari kami dapat memproduksi 12 ton gula kemasan (transkrip
wawancara 4, p. 210)
DG: Omset itu sudah ada yang menetapkan, yaitu owner perusahaan.
Jadi, banyaknya omset saat ini dapat dikatakan telah memenuhi harapan
saya, saya sendiri pun tidak terlalu mengurus detail dari aktivitas divisi
lain (transkrip wawancara 4, p. 210)
DG: Ada 2 tahap produksi yang bersifat inti, yaitu pengemasan dan
pengepakan (transkrip wawancara 4, p. 223)
DG: Saat mau mulai pengemasan, gula dikeluarkan dan dimasukkan ke
dalam mesin pengemasan. Kemasan yang akan dipakai sudah tercetak
dengan label PT MSJ. Dari mesin kemas, masuk ke mesin pengepakan
untuk dimasukkan dalam kardus (transkrip wawancara 4, p. 223)
373
DG: Tentu ada, yang mengawasi proses produksi adalah kepala produksi.
Yang diawasi adalah anak produksi yang melakukan pengemasan dan
pengepakan. Jadi kepala produksi yang memberi instruksi, apa saja yang
harus dilakukan dan melakukan pencatatan tentang jalannya produksi,
termasuk timing-nya. Dari timing itu juga bisa mendapatkan informasi
tentang kinerja mesin masih bagus atau tidak. Nantinya informasi itu
dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk membuat perencanaan ke
depan (transkrip wawancara 4, p. 223)
Proses pemasaran O: Ya seperti leaflet, vinyl, lalu ada spanduk, juga radio. Kita dulu
awalnya sering kita pakai radio SS, tapi sekarang udah nggak pakai radio
lagi (transkrip wawancara 1, p. 165)
Pemasaran dilakukan melalui
leaflet, vinyl, dan spanduk.
Valid
C: Untuk media promosi, kami menggunakan spanduk, lalu ada leaflet
dan juga vinyl. Selain itu juga dulu pernah menggunakan radio sebagai
media promosi. Sementara itu saja setahu saya (transkrip wawancara 2, p.
187)
KF: Menurut saya dari sisi pemasaran kurang efektif dan efisien karena
sampai sekarang ini, pemasaran yang dilakukan belum cukup
menggebrak pasar dan meningkatkan penjualan dengan drastis (transkrip
wawancara 6, p. 249)
Proses pengiriman O: Barang jadi yang bentuk kemasan itu ditaruh di gudang. Waktu
distributor datang, barang dikeluarkan dari gudang, dikasih ke distributor
itu, sekaliandiawasi dan dicatat sama karyawan pabrik (transkrip
wawancara 1, p. 166)
Distributor mendatangi
pabrik PT MSJ untuk
mengangkut Gulasir dan
Gula Selera.
Karyawan pabrik
mengeluarkan produk jadi
dari gudang dan
menyerahkan pada
distributor, kemudian
mencatat jumlah barang
yang akan dibawa oleh
distributor.
Valid
C: Produk gula kemasan yang sudah jadi akan kami kirimkan ke
distributor di masing-masing daerah dengan truk atau kapal laut, dan
nanti distributor yang akan memasukkan produk kami ke pasar
tradisional, supermarket, seperti itu. Untuk mekanisme pengiriman
barang oleh distributor itu sudah menjadi tanggung jawab dari si
distributor ya (transkrip wawancara 2, p. 185)
DG: Untuk kawasan Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, kami tangani sendiri
dengan kendaraan truk yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk kawasan
lain yang bisa ditempuh dengan jalan darat, digunakan mobil angkut atau
truk, tergantung keputusan distributor rekanan kami. Kemudian untuk
pengiriman ke luar Jawa, kami mengirimkan produk melalui kapal laut
(transkrip wawancara 4, p. 209)
Situasi persaingan O: Kompetitor kita ini banyak ya yang di sini itu ada yang namanya PT MSJ memiliki banyak Valid
374
Gupalas.Itu yang saya anggap kompetitor kita. Kemudian Gulaku,
kemudian itu La Tebu. Kalau Gupalas itu kan salah satu perusahaan yang
pengambilan gulanya juga dari PTPN. PTPN Jember menggunakan gula
SPDL, abis itu di-packaging jadi gula kemasan, namanya Gupalas.
Perusahaan Gupalas itu struktur organisasinya sudah besar memang
(transkrip wawancara 1, p. 163)
O: Coba kalau Ibu buka laci itu, itu isinya produk-produk kompetitor
yang harus dipelajari. Itu banyak sekali itu. Ya di sini persaingannya itu
cukup ketat, jadi saya harus nge-cek terus. Kertas-kertas dokumen itu
dapetnya dari anak-anak, saya minta mereka cari info lewat mana saja,
dari internet, dari brosur, leaflet promo. Jadi saya bisa mengontrol
perkembangannya (transkrip wawancara 1, p. 165)
saingan, misalnya Gulaku.
PT MSJ melakukan
pengintaian terhadap
kompetitor melalui internet
dan media cetak.
Keberadaan kompetitor
mempengaruhi jalannya
perusahaan.
Kompetitor yang sukses
adalah perusahaan gula
yang mengaplikasikan
strategi bisnis yang bagus. C: Ya menurut saya perusahaan pengemasan gula yang sudah dikenal
oleh masyarakat luas itu Gulaku ya. Di sini kita bicara tentang Gulaku ya.
Gulaku itu perusahaannya sudah besar, lalu juga dia sudah bisa
mengambil pangsa pasar gula hampir di seluruh Indonesia. Kalau kami
ini hanya memproduksi gula kemasan yang 1 kilogram, tapi kalau gulaku
itu kemasannya sudah bermacam-macam, dan juga kalau tidak salah ada
produk mereka itu yang ada rasa-rasanya. Jadi ya Gulakuitu merupakan
pesaing terbesar kami (transkrip wawancara 2, p. 186)
C: Membaca koran, lalu melihat berita-berita di TV, internet, dan radio
(transkrip wawancara 2, p. 186)
C: Paling berpengaruh ya saingan perusahaan. Ada sebagian pesaing
yang mampu memberi harga produk di bawah harga Gulasir dan Gula
Selera. Jadinya, bagi konsumen yang tidak terlalu mementingkan merek,
mereka bakal lebih memilih produk murah. Asal murah pasti dibeli.
Intinya, harga produk pesaing itu mempengaruhi perkembangan bisnis
karena mempengaruhi banyaknya konsumen yang membeli produk kami,
yang ujung-ujungnya mempengaruhi pemasukan perusahaan. Selain itu,
banyaknya pesaing juga mempengaruhi perkembangan bisnis (transkrip
wawancara 2, p. 188)
DF: Tentunya merasa sedikit khawatir karena adanya saingan yang cukup
kuat. Namun, saya tetap yakin bahwa MSJ bisa bertahan. Buktinya, kami
sudah dua tahun menapaki dunia bisnis ini dan masih berlanjut.
Perusahaan lain sebisa mungkin tidak dijadikan ketakutan bagi diri
sendiri. Menuirut pendapat saya, dalam hal kualitas, Gulasir dan
375
GulaSelera, tidak kalah dengan merek yang sudah dikenal di seluruh
penjuru Indonesia (transkrip wawancara 3, p. 203)
DF: Di Jawa dan di Surabaya sendiri banyak sekali pesaing besar,
sehingga dari segi ukuran dan branding kami masih kalah (transkrip
wawancara 3, p. 203)
DG: Di sini perusahaan saingan kami banyak sekali. Tapi tidak ada yang
saling menjegal, tidak agresif. Jadi yang menentukan perusahaan yang
berada pada posisi unggul adalah konsumen (transkrip wawancara 4, p.
212)
DG: Kami berusaha untuk low profile juga, tidak menyerang perusahaan
lain atau menjatuhkan (transkrip wawancara 4, p. 212)
DG: Perusahaan pesaing sepertinya yang punya potensi terbesar dalam
menghambat perkembangan bisnis perusahaan. Apabila tidak ada
perusahaan pesaing, pasti kami sudah melejit. Tapi ya wajar kalau dalam
berbisnis mendapatkan pesaing (transkrip wawancara 4, p. 225)
DS: Perusahaan saingan banyak sekali ya di Surabaya, belum lagi yang
ada luar Surabaya. Karena terlalu banyak, jadi susah memberikan
generalisasi. Yang jelas, perusahaan gula besar yang sudah punya nama
di masyarakat perlu dicontoh strategi awalnya dalam menggaet massa
dan mencapai popularitasnya saat ini (transkrip wawancara 5, p. 234)
KF: Menurut saya, perusahaan pengemasan gula lain adalah perusahaan
yang sudah memiliki struktur dan sistem bisnis yang besar dan kompleks
karena mereka telah bermain lama di indsutri pergulaan (transkrip
wawancara 6, p. 247)
KO: Menurut saya, di industri gula ini persaingannya cukup ketat,
sehingga kami masing-masing perusahaan pengemasan gula berjuang
untuk merebut dan menguasai pasar. Sehingga, menurut saya, perusahaan
pengemasan gula yang lain memiliki strategi-strategi bisnis dalam aspek
apapun itu yang mereka gunakan agar visinya dapat tercapai (transkrip
wawancara 7, p. 259)
KS: Ada beberapa pengemasan gula lain yang bagus. Mereka sudah
menjadi perusahaan besar, sistem dan strateginya sudah terlaksana
dengan baik, juga sudah bisa menguasai pangsa pasar. Lalu ada
perusahaan pengemasan gula lain yang sama seperti kita, lagi berjuang
merebut pasar, berjuang untuk menjadi sukses. Tetapi ada juga yang
mereka kurang memiliki strategi dan sistem yang bagus, kualitas
376
produknya juga rendah (transkrip wawancara 8, p. 273)
Lingkungan kantor O: Sekarang ini kan Ibu bisa liat kalau lantainya dari kayu. Dulu tidak
seperti ini (transkrip wawancara 1, p. 155)
O: Kalau bicara masalah situasi lingkungan kerja itu tidak hanya dilihat
dari desain interiornya saja ya, tapi juga misalnya seperti pengaturan tata
letak untuk meja-meja di kantor. Ya menurut saya sudah nyaman lah
untuk bekerja di sini. Antara saya dan anak buah saya juga gampang
kalau mau berkomunikasi dengan situasi seperti ini (transkrip wawancara
1, p. 155)
Interior kantor didominasi
oleh bahan kayu.
Interior dan tata letak
kantor dan pabrik
merupakan hasil
pengaturan owner.
Meja kerja disusun tanpa
ada sekat pemisah, bahkan
antara divisi satu dengan
lainnya.
Kebersihan kantor dan
pabrik selalu terjaga, baik
oleh karyawan maupun
oleh petugas cleaning
service.
Kantor dilengkapi dengan
pendingin ruangan.
Valid
C: Saya nyaman bekerja di sini, jadi menurut saya situasi lingkungan di
kantor dan di pabrik ini sudah ideal (transkrip wawancara 2, p. 175)
C: Untuk penciptaan situasi ini sebagian besar diciptakan oleh pemimpin.
Maksud saya untuk desain interior, tata letak, dan sebagainya. Tapi, dari
kami, para karyawan juga sedikit banyak membantu terciptanya situasi
ini. Misalnya saja kerapian meja masing-masing karyawan, atau sebut
saja kebersihan dan kerapian kami (transkrip wawancara 2, p. 175)
DF: Penataan ruang kerja pun, sepengetahuan saya, adalah buah
pemikiran owner sendiri (transkrip wawancara 3, p. 194)
DG: Lingkungan kantor menurut saya nyaman. Kursi empuk, jadi mau
duduk berapa lama pun tidak masalah. Konsepnya sekarang kayu-
kayuan, dan saya pribadi suka dengan interior kayu, jadi semakin
menyenangkan di kantor. Walaupun beban kerjanya tinggi, di sini saya
masih bisa merasa rileks. Penaatan meja dan kursi karena terbuka jadi
lebih mudah bagi saya untuk mengawasi anak buah saya sedang benar-
benar bekerja atau tidak. Jadi saya tidak perlu jalan berkeliling untuk
mengawasi mereka (transkrip wawancara 4, p. 219)
DS: Lingkungan kerja menurut saya bising, ya maklum, kami di pabrik
dan mengoperasikan mesin. Kemudian kalah bersih apabila dibandingkan
dengan di kantor. Tidak memungkinkan juga untuk membersihkan
ruangan pabrik setiap saat karena banyak orang lalu lalang untuk
melakukan proses produksi. Tapi tetap perlu diperhatikan, misalnya
dengan meningkatkan frekuensi kerja cleaning service. Saya sudah
minta, tapi karena cleaningservice kami ambil dari outsourcing, jadi
mereka sudah punya SOP sendiri dan kita tidak bisa mengutak-atik.
Solusi lainnya adalah ganti outsourcing, tapi bagian General Affairs tidak
berani karena kuatir malah mendapatkan jasa cleaning service yang
377
kualitasnya jelek. Selain itu, security juga asalnya dari outsourcing yang
sama, kalau yang satu diganti, otomatis juga ganti security. Itu rawan
karena belum tentu security yang baru kerjanya bener dan dapat
dipercaya. Finance juga mempermasalahkan tambahan biaya yang
mungkin muncul, kalau kami berpindah ke outsourcing lain yang
levelnya lebih tinggi (transkrip wawancara 5, p. 228)
KF: Lingkungan kerja di sini bersih dan rapi. Lalu kantor juga dilengkapi
dengan AC, sehingga saya lebih nyaman dalam bekerja (transkrip
wawancara 6, p. 239)
KO: Cukup bagus. Standar kantor memang seperti ini, ya. Meja
karyawan ditata tanpa sekat, jadi lebih mudah kalau membutuhkan apa-
apa. Dan juga lebih mudah mengawasi. Kalau diberi sekat mungkin juga
akan jadi pemborosan tempat (transkrip wawancara 7, p. 254)
KO: Di sini, kerapihan dan kebersihan juga penting. Pemilik perusahaan
agak sensitif masalah ini, jadi masing-masing sudah sadar diri untuk
menjaga meja kerjanya terlihat bersih. Ada cleaning service juga datang
ke kantor di siang hari untuk membersihkan lantai dan yang selain meja
kerja semua karyawan (transkrip wawancara 7, p. 254)
KS: Baik kantor maupun pabrik selalu diupayakan terjaga kebersihannya.
Enaknya lagi, tidak panas karena ber-AC semua (transkrip wawancara 8,
p. 266)
3. Komponen R – Resources
Pinjaman bank O: Saya juga meminjam dari bank untuk modal, jadi pinjaman itu juga
belum lunas sepenuhnya (transkrip wawancara 1, p. 151) Pinjaman bank digunakan
untuk sebagian modal awal
PT MSJ.
Valid
C: Pemilik menggunakan dana pribadi dan ditambah pinjaman dari bank
(transkrip wawancara 2, p. 173)
DF: Pada awal perusahaan didirikan, pendanaan berasal dari uang owner
ditambah dengan pinjaman bank (transkrip wawancara 3, p. 193)
Modal awal O: Modalnya dari saya, dari uang saya (transkrip wawancara 1, p. 151)
O: Saya juga meminjam dari bank untuk modal, jadi pinjaman itu juga
belum lunas sepenuhnya (transkrip wawancara1, p. 151)
O: Di sini tidak melibatkan investor, semuanya berasal dari modal saya
sendiri (transkrip wawancara 1, p. 151)
O: Dalam rencana bisnis saya, BEP kira-kira tercapai dalam 5 tahun.
Saya juga meminjam dari bank untuk modal, jadi pinjaman itu juga
belum lunas sepenuhnya (transkrip wawancara 1, p. 151)
Modal awal untuk
pendirian PT MSJ
merupakan dana pribadi
owner ditambah dengan
pinjaman bank.
Valid
378
C: Pemilik menggunakan dana pribadi dan ditambah pinjaman dari bank
(transkrip wawancara 2, p. 173)
DF: Pada awal perusahaan didirikan, pendanaan berasal dari uang owner
ditambah dengan pinjaman bank. Setelah perusahaan berjalan, pendanaan
operasional perusahaan diperoleh dari kas perusahaan. Kas perusahaan
sendiri merupakan hasil dari perolehan keuntungan perusahaan (transkrip
wawancara 3, p. 193)
Sumber pendanaan O: Di sini tidak melibatkan investor, semuanya berasal dari modal saya
sendiri (transkrip wawancara 1, p. 151)
O: Semua keuntungan dan resiko yang terjadi semua menjadi tanggungan
saya (transkrip wawancara 1, p. 151)
Sumber pendanaan PT MSJ
berasal dari owner, tanpa
investor.
Valid
C: Pemilik tunggal, jadi ya hanya ayah saya yang punya hak milik atas
perusahaan, tidak ada investor atau penanam saham (transkrip
wawancara 2, p. 173)
Aset financial O: Semua biaya operasional, biaya kesejahteraan karyawan, uang kas, itu
masuk ke aset perusahaan (transkrip wawancara 1, p. 154)
Aset finansial PT MSJ
meliputi:
Biaya operasional
Biaya kesejahteraan
karyawan
Utang berupa pinjaman
bank untuk modal dan
pasokan gula yang belum
dibayarkan kepada
pemasok
Piutang dari pinjaman
karyawan dan produk yang
belum dibayar oleh
distributor
Kas perusahaan
Persediaan barang
Valid
C: Masih, ya itu, utang perusahaan ke bank untuk modal (transkrip
wawancara 2, p. 173)
C: Piutang ada, asalnya dari meminjamkan uang ke karyawan, ditambah
produk yang belum dibayar oleh distributor (transkrip wawancara 2, p.
173)
C: Aset finansial milik perusahaan bentuknya uang kas (transkrip
wawancara 2, p. 174)
C: Persediaan barang juga ada. Kami menyetok barang setiap 2 minggu
sekali. Jadi pasti ada stok atau persediaan bahan mentah. Setiap ada stok
baru yang datang, stok sebelumnya pasti sudah pas dihabiskan (transkrip
wawancara 2, p. 174)
DF: Kalau kita bicara tentang aset finansial, berarti dalam konteks aktiva
perusahaan, ada modal, kas, hutang, dan piutang. Selain itu, ada yang
berbentuk barang persediaan. Modal perusahaan berasal dari uang owner
dan pinjaman bank. Karena kami belum mencapai BEP, hutang atau
pinjaman dari bank untuk modal usaha masih belum terbayar
sepenuhnya. Kas perusahaan tersedia untuk membiayai keseharian
perusahaan. Hutang, selain untuk modal, biasanya muncul saat ada
pasokan gula dari pemasok yang belum dibayarkan. Tapi tidak bertahan
lama, karena dalam satu bulan pasti sudah dilunasi ke pemasok. Yang
379
terakhir, piutang, masih tercatat ada dalam pembukuan. Piutang ini
muncul dari pinjaman karyawan. Jadi, perusahaan memberikan fasilitas
pinjaman pada karyawan yang membutuhkan dana segar (transkrip
wawancara 3, p. 192)
DF: Kondisi finansial kami baik dan sehat. Perusahaan belum pernah
mengalami defisit anggaran atau saldo minus (transkrip wawancara 3, p.
193)
DG: Setahu saya, modal, kas perusahaan itu masuk dalam aset finansial
perusahaan ini (transkrip wawancara 4, p. 210)
KF: Uang kas, utang dan piutang (transkrip wawancara 6, p. 241)
Plant, Property, and
Equipment (PP&E)
O: Barang-barang di kantor dan pabrik, terus pabrik dan kantor ini juga
aset perusahaan, aset saya (transkrip wawancara 1, p. 154)
Aset fisik (PP&E) PT MSJ
meliputi:
Tanah
Bangunan kantor dan
pabrik
Mesin pengemasan gula
Mesin pengepakan
Mobil dinas
Mobil angkut
ATK
Perabotan
Mesin kantor (Komputer
untuk setiap karyawan,
printer, scanner, mesin
fotokopi, facsimile,
telepon)
Kantor dan pabrik berdekatan
dalam satu kompleks tamah.
Aset fisik PT MSJ cukup
memadai dan berada dalam
kondisi baik.
Valid
C: Tanah, bangunan kantor, bangunan pabrik, mesin, mobil dinas, mobil
angkut, perlengkapan kantor semuanya adalah aset perusahaan yang
terhitung milik pribadi, yaitu ayah saya sebagai pemilik perusahaan
(transkrip wawancara 2, p. 174)
C: Meja kursi kantor, lemari untuk mengarsipkan dokumen, mesin
fotokopi, komputer buat setiap karyawan, dan juga ATK standar
(transkrip wawancara 2, p. 174)
DF: Aset kami di antaranya tanah dan bangunan yang digunakan untuk
kantor dan pabrik. Lalu mesin-mesin pengemasan, truk-truk pengiriman,
mesin pengepakan, dan peralatan kantor. Ada perabot kursi, meja, lemari
arsip, rak pajangan produk, mikrofon, dispenser, AC, papan tulis. Mesin
kantor disediakan kalkulator, mesin fotokopi, komputer, printer, mesin
faks, telepon, dan proyektor. Selain itu juga ada peralatan kantor standar,
ya ATK yang biasanya dipakai, seperti spidol, tinta, penjepit kertas,
steples, lem, penghapus, kertas, bak surat, kalender meja, mistar, pena,
tempat pena, gunting, cap tanggal, dan bantalan cap (transkrip
wawancara 3, p. 192)
DF: Semua aset, kecuali tanah dan bangunan, adalah milik perusahaan.
Tanah dan bangunan merupakan aset pribadi owner (transkrip wawancara
3, p. 192)
DG: Semua benda yang bisa dilihat di sini adalah aset perusahaan:
bangunan kantor, pabrik, mesin, meja dan kursi, kendaraan, tanah, itu
semua adalah aset perusahaan (transkrip wawancara 4, p. 210)
DG: Peletakan kantor dan pabrik di sini ada baik dan buruknya.
380
Buruknya adalah karena letak pabrik dengan kantor sangat dekat
sehingga semua kepulan asap mesin dan suara berisiknya masuk ke
kantor. Bagusnya adalah, tidak perlu terlalu jauh bepergian untuk
mengurus birokrasi. Pemasok dan distributor, terutama, mereka harus ke
pabrik untuk mengurus barang dan ke kantor untuk mengurus keuangan
(transkrip wawancara 4, p. 219)
DG: Dengan omset yang sekarang, fasilitas produksi yang ada sudah
memadai. Kecuali memang akhirnya meningkatkan omset secara drastis,
akan dibutuhkan fasilitas baru (transkrip wawancara 4, p. 219)
DG: Dalam keadaan normal, BM harus memeriksa semua fasilitas
produksi seminggu sekali. Mesin selalu dibersihkan seminggu sekali. BM
juga memeriksa alat lain yang tidak berhubungan dengan bagian produksi
(transkrip wawancara 4, p. 219)
DS: Sudah cukup memadai, kecuali rencana untuk menaikkan omset
dijalankan. Untuk menaikkan omset, dengan jumlah mesin yang
sekarang, tidak mungkin bisa dicapai (transkrip wawancara 5, p. 229)
DS: Harus ada penambahan mesin, minimal. Selanjutnya ada
penambahan karyawan di bawah saya. Kalau masih jalan dengan yang
sekarang, kondisi mesin pengemasan dan mesin pengepakan bagus
(transkrip wawancara 5, p. 229)
DS: BuildingMaintenance juga sering melakukan pengecekan, kondisi
mesin seperti apa. Semua alat terpelihara dengan baik (transkrip
wawancara 5, p. 229)
KF: Selain itu persediaan barang, perlengkapan dan peralatan kantor,
termasuk mesin pabrik. Bangunan dan kantor pabrik juga terhitung
sebagai aset perusahaan. Untuk semua aset yang berbentuk barang, ada
perhitungan penyusutan aktiva sebesar 10% per tahun (transkrip
wawancara 6, p. 241)
KF: Yang jelas, fasilitas kerja, semacam komputer, printer dengan
scanner, mesin fotokopi, mesin faks, sudah tersedia di kantor. Minuman
disediakan juga, air mineral dari dispenser. Saya biasanya membawa kopi
atau minuman sachet sendiri (transkrip wawancara 6, p. 239)
KF: Untuk fasilitas operasional, sudah cukup. Setiap karyawan
mendapatkan meja kerja masing-masing dengan 1 komputer. Fasilitas
printer ada 3 dan mesin fotokopi ada 2. Menurut saya fasilitas itu sudah
cukup untuk kebutuhan kantor kami. Yang masih kurang malahan yang
381
sifatnya nonoperasional, misalnya dispenser dan perlengkapan minum.
Kalau saya bandingkan dengan beberapa perusahaan lain, fasilitas yang
menyangkut kesejahteraan di sini masih kurang. Ada perusahaan yang
menyediakan kulkas, microwave, coffee machine, ruang fitness untuk
karyawan, dan sebagainya (transkrip wawancara 6, p. 239)
KO: Secara minimal, sudah cukup. Ada komputer untuk masing-masing
orang. Ada mesin printer, mesin fotokopi. Ada juga dispenser. Bagian
resepsionis juga disediakan komputer, telepon, mesin fax. Yang kurang
adalah ruang meeting. Ruang meeting di kantor hanya ada satu. Jadi
untuk menentukan jam rapat divisi, harus cek dulu, ruangannya available
atau tidak. Kalau misalnya ditambah setidaknya satu ruangan lagi, pasti
lebih baik (transkrip wawancara 7, p. 254)
KS: Kalau bicara aset, semua karyawan di sini dapat dimasukkan sebagai
asset perusahaan, karena tanpa karyawan perusahaan tidak akan bisa
berjalan. Selain itu, aset yang tampak dengan jelas, yang sifatnya fisik.
Tanah, bangunan, parkiran, barang-barang kantor, dan semacamnya,
adalah aset perusahaan. Yang lebih paham tentang ini mungkin para
manajer atau karyawan bagian general affairs (transkrip wawancara 8, p.
266)
KS: Bagi saya sendiri, sudah cukup. Kami di Pemasaran mendapatkan
masing-masing 1 komputer dengan 2 monitor. Jadi jika kami perlu
menyusun materi publikasi atau pemasaran, kami telah memiliki sarana
dan prasarana yang dibutuhkan. ATK juga disediakan oleh perusahaan.
Jika kami membutuhkan kelengkapan lainnya pun, kami dapat
mengajukannya pada manajer, dan manajer akan memberikan
persetujuan atau menyampaikan pada CEO (transkrip wawancara 8, p.
266)
KS: Untuk pengemasan dan pengepakan, menurut saya juga sudah
cukup. Mesin yang digunakan adalah mesin baru, yang dibeli saat
perusahaan ini baru berdiri. Jadi usia mesin-mesin tersebut baru dua
tahun, sehingga masih dalam kondisi prima (transkrip wawancara 8, p.
266)
KS: Apalagi, bagian Building Maintenance selalu melakukan kontrol alat
secara berkala (transkrip wawancara 8, p. 266)
Pengarsipan O: Ada, semua divisi di sini menyimpan arsip untuk kegiatan di
bagiannya masing-masing (transkrip wawancara 1, p. 167) Dokumen kantor dari Valid
382
O: Arsip-arsip disimpan di lemari arsip, di kantor ini. Ada juga yang
disimpan di computer (transkrip wawancara 1, p. 167)
semua divisi disimpan
dalam lemari arsip dan
penyimpanan elektronik di
komputer kerja masing-
masing.
C: Semua aktivititas operasional tercatat di komputer. Saya lebih suka
membaca hasil cetak, jadi saya selalu minta semua catatan dan laporan
untuk di-print. Data-data penting hanya bisa diakses oleh para manajer,
saya, dan pemilik. Manajer pun cuma punya akses ke data divisinya
sendiri. Kalau memang memerlukan data dari divisi lain, harus request
dulu dan harus lewat persetujuan saya atau pemilik, tergantung dengan
tingkat kerahasiaan dokumen yang diminta. Perusahaan ini tidak punya
bagian IT untuk masalah pengamanan database atau perkomputeran, jadi
tanggungjawabnya dibebankan ke masing-masing manajer (transkrip
wawancara 2, p. 185)
DF: Semua pencatatan keuangan menggunakan aplikasi di komputer,
sehingga semuanya tersimpan di sana. Namun kami selalu
mengumpulkan hasil printout pencatatan anggaran sebagai langkah
pencegahan data lost (transkrip wawancara 3, p. 202)
DS: Penyimpanan data di sini tergolong sederhana namun memudahkan
kami dalam berbagi informasi. Semua data operasional per divisi harus
dibuat dalam dua tipe, yaitu soft copy dan hard copy. Soft copy dikelola
oleh manajer masing-masing divisi, jadi disimpan di komputer manajer
dan merupakan penggabungan dari laporan karyawan bagiannya. Jika
membutuhkan data berbentuk soft copy dari divisi lain, saya tinggal
meminta pada manajer yang berkaitan. Untuk hard copy, bentuknya
adalah hasil printout dari dokumen seluruh divisi. Semuanya diletakkan
di lemari arsip, sehingga mudah untuk mencarinya. Namun, untuk
dokumen yang sifatnya sangat rahasia, disimpankan oleh owner atau
CEO (transkrip wawancara 5, p. 234)
KF: Laporan keuangan kami buat di komputer dan disimpan di komputer
masing-masing. Setiap bulan, kami melapor ke manajer keuangan dengan
mengirimkan laporan yang sudah kami buat. Semua laporan juga di-print
untuk diserahkan pada ibu manajer (transkrip wawancara 6, p. 249)
KO: Semua disimpan di komputer dan semua dicetak. Hasil print itu
untuk jaga-jaga. Kita juga tidak tahu kalau tiba-tiba komputer mati atau
rusak. Daripada repot di belakang, lebih baik berjaga-jaga. (transkrip
wawancara 7, p. 261)
Hubungan antardivisi DF: Divisi lain hampir semuanya berinteraksi dengan keuangan. Divisi Finance bekerjasama Valid
383
Memang wajar karena semua aktivitas membutuhkan biaya. Yang paling
sering mungkin sugar division, karena proses kerja mereka juga cepat,
sering menerima pasokan bahan, sehingga harus berurusan dengan saya.
Kemudian secara rutin juga mengirimkan produk atau berhubungan
dengan distributor, urusan keuangan lagi yang dibutuhkan (transkrip
wawancara 3, p. 203)
dengan General Affairs,
terutama dalam konsteks
pengadaan barang.
Divisi Finance bekerjasama
dengan Sugar Division,
terutama dalam konteks
pembelian gula dari
pemasok.
Setiap karyawan atau
manajer divisi dapat
berkomunikasi melalui
Skype, email, dan
bertatapmuka secara
langsung (per individu)
DG: Banyak sekali jika disebutkan satu persatu. Tapi saya coba yang
umum dulu. Dari tugas utama divisi saya adalah pengadaan barang dan
penyedia kebutuhan operasional dan administratif kantor, jadi keberadaan
dan kerja divisi saya itu penting bagi 2 divisi lainnya. Kalau tidak ada
permintaan dari divisi saya untuk membeli barang, maka Finance tidak
melakukan pembelian barang, akibatnya Sugar Division juga macet.
Kemudian terkait dengan perekrutan, kalau Recruitment dari divisi saya
tidak melakukan perekrutan, maka kebutuhan karyawan untuk divisi
lainnya tidak bisa terpenuhi. Dan sama saja, kalau dari Finance tidak ada
penganggaran untuk divisi saya dan Sugar Division, operasional kami
tidak dapat berjalan. Satu lagi, Sugar Division bertanggungjawab dalam
hal proses produksi, sehingga jika Sugar Division tidak melaksanakan
tugasnya, perusahaan ini tidak akan mendapatkan pemasukan untuk
membiayai operasional selanjutnya (transkrip wawancara 4, p. 216)
DG: Hubungan pengadaan barang. Dalam hal ini, saya bersama dengan
bagian Purchasing menangani hubungan dengan supplier. Saya yang
mensurvey supplier dan memilih supplier yang sesuai, kemudian bagian
Purchasing bertanggungjawab dalam melakukan pembelian barang yang
sudah saya ACC (transkrip wawancara 4, p. 213)
DG: Tentu tidak, kami kan istilahnya bagian administratifnya,
perencanaan, pembuat dokumennya, nanti tetap untuk uangnya diurus
oleh divisi Finance. Sama juga bagian sarana prasarana, kami ini
merancang kebutuhannya apa saja, menuliskan semua, kemudian
memberikan pada Finance. Kalau sudah disetujui, bagian Purchasing
yang melakukan pembelian. Purchasing adalah bagian dari divisi
Finance (transkrip wawancara 4, p. 206)
DS: Finance Division terutama bagian Purchasing. Setiap kali ada
penerimaan barang dari pemasok, pasti harus melalui bagian Purchasing
karena bagian itulah yang bertugas melakukan semua pembelian,
termasuk pembelian bahan baku produksi, yaitu gula dari pemasok
384
(transkrip wawancara 5, p. 234)
DS: Jika membutuhkan data berbentuk soft copy dari divisi lain, saya
tinggal meminta pada manajer yang berkaitan. Untuk hard copy,
bentuknya adalah hasil printout dari dokumen seluruh divisi. Semuanya
diletakkan di lemari arsip, sehingga mudah untuk mencarinya. Namun,
untuk dokumen yang sifatnya sangat rahasia, disimpankan oleh owner
atau CEO (transkrip wawancara 5, p. 234)
KF: Setiap kali ada kegiatan yang membutuhkan pembelian, harus
memberikan salinan proposal atau rencana budgeting pada saya.
Misalnya untuk pembelian pasokan gula, yang memang sudah terjadual,
saya yang bertugas untuk memeriksa pengajuan dari bagian administrasi
sugar division, berapa banyak gula yang akan diperoleh dari pemasok
dan berapa nominal uang yang dibutuhkan. Kemudian saya akan
melakukan pemeriksaan ulang terhadap harga yang dicantumkan dalam
pengajuan dan melakukan crosscheck untuk melihat apakah nominal
yang dituliskan dalam pengajuan telah sesuai dengan kenyataannya.
Langkah selanjutnya adalah menyerahkan dokumen pengajuan pada
manajer keuangan untuk mendapatkan ACC. Jika sudah melewati
manajer keuangan dan disetujui, saya mengambil uang tunai sejumlah
yang diminta kepada karyawan keuangan yang bertugas memegang kas
perusahaan. Saya kemudian memberikan konfirmasi kepada bagian
administrasi sugar division untuk mengambil dana yang sudah cair.
Pengambilan dana tersebut ditandai dengan dokumen pencairan dana,
dimana setelah transaksi terjadi, bagian administrasi sugar division harus
kembali menemui saya untuk menyerahkan bukti pembayaran yang resmi
ke pemasok (transkrip wawancara 6, p. 240)
KF: Untuk pengeluaran yang tidak termasuk pengeluaran semacam itu,
mekanismenya hampir sama. Misalnya akan ada acara gathering untuk
karyawan, yang pastinya butuh biaya besar. Pengelola atau
penanggungjawab kegiatan harus menyiapkan proposal pengajuan dana
untuk kegiatan tersebut. Dari rencana anggaran di proposal, saya periksa
nominal yang tertera pada masing-masing pos pengeluaran, adakah
penyimpangan dari harga aktual di pasaran. Setelah verifikasi dan
screening dari saya, rancangan anggaran saya naikkan ke manajer
keuangan untuk mendapatkan ACC. Jika akhirnya ada ACC dari
manajer, saya menyiapkan dana segar sesuai nominal yang disetujui,
385
dimana akhirnya karyawan yang bertugas kemudian menemui saya untuk
mengambil dana yang sudah cair. Selanjutnya sama saja dengan yang
telah saya sebutkan sebelumnya (transkrip wawancara 6, p. 241)
KO: Paling banyak mungkin divisi keuangan. Karena kami juga banyak
berurusan dengan transaksi pembelian, pengadaan barang. Tapi tidak
yang berlebihan. Sugar division juga sering berinteraksi dengan divisi
operasional karena alasan yang sama, tugas kami saling bersilangan.
Yang satu butuh yang lain (transkrip wawancara 7, p. 261)
KS: Semua divisi sering berinteraksi dengan divisi saya. Bentuk
interaksinya berkomunikasi biasa saja sih, melalui tatap muka langsung
atau Skype. Yang sering berinteraksi dengan saya sebagai bagian
Pemasaran adalah Accounting karena terkait dengan alokasi dan
perhitungan biaya (transkrip wawancara 8, p. 272)
KS: Menurut saya tidak ada divisi yang diprioritaskan karena semuanya
saling berhubungan untuk mendukung berjalannya operasional bisnis.
Kalau hanya menitikberatkan di satu divisi, tapi divisi lainnya diabaikan,
maka akan menurunkan kinerja operasional bisnis perusahaan (transkrip
wawancara 8, p. 272)
Gaji karyawan O: Untuk sistem penggajian, baik untuk karyawan tetap maupun
karyawan kontrak, gaji diberikan di setiap awal bulan (transkrip
wawancara 1 , p. 157)
O: Untuk standar penetapan gaji karyawan, saya menggunakan UMR,
dan untuk kenaikan gaji, saya melihat ke kinerja masing-masing
karyawan (transkrip wawancara 1, p. 157)
Gaji karyawan diberikan
setiap awal bulan, yaitu
tanggal 5 pada setiap bulan.
Nominal gaji
antarkaryawan berbeda-
beda, tergantung pada lama
jabatan, poisisi/jabatan, dan
pengalaman kerja, minimal
sebesar UMR.
Setiap tahun ada kenaikan
gaji karyawan, bergantung
pada hasil evaluasi.
Valid
C: Gaji diberikan kepada karyawan pada awal bulan dengan standart
minimum untuk gaji karyawan ditetapkan berdasarkan UMR. Untuk
jumlah gaji yang diberikan ke masing-masing karyawan berbeda-beda
sesuai dengan lama kerja, jabatan, dan kinerja (transkrip wawancara 2, p.
177)
DF: Penggajian dilakukan setiap bulan, diberikan setiap awal bulan, yaitu
tanggal 5. Gaji diberikan dalam bentuk uang tunai, dikelola oleh divisi
ini. Gaji karyawan sudah dipilah-pilah dan dimasukkan ke dalam amplop
untuk masing-masing orang (transkrip wawancara 3, p. 198)
DF: Standar minimum mengikuti UMR Surabaya. Gaji pokok awal
tergantung pada tingkat pendidikan, jabatan, dan pengalaman kerja.
Setiap tahun ada kenaikan gaji antara 3% sampai 10%, tergantung
386
jabatan dan kinerja karyawan (transkrip wawancara 3, p. 199)
DG: Minimal sebesar UMR, tapi besarnya berbeda-beda tergantung
jabatan, lamanya masa kerja, dan kinerja. Gaji para manajer jelas lebih
tinggi dibandingkan karyawan biasa. Beda divisi juga gajinya beda
(transkrip wawancara 4, p. 207)
DS: Gaji diberikan di awal bulan, maksimal tanggal 5.
Besarnya gaji masuk dalam rahasia perusahaan, ada di kontrak juga, jadi
saya tidak bisa menjawab. Yang pasti, di atas UMR (transkrip wawancara
5, p. 230)
KF: Upah diberikan kepada kami di setiap awal bulan kami bekerja, sama
seperti kebanyakan perusahaan lain menggaji karyawannya (transkrip
wawancara 6, p. 240)
KO: Semua karyawan mendapat gaji tiap awal bulan, tanggal 5 (transkrip
wawancara 7, p. 255)
KO: Iya, diberinya cash. Jadi waktu penerimaan gaji, karyawan
dipanggil sebagian-sebagian untuk bergantian menghadap ke divisi
keuangan untuk menerima gaji dan tanda tangan di kertas tanda terima.
Besarnya gaji itu sudah dicantumkan juga di kertas kontrak saat baru saja
masuk kerja (transkrip wawancara 7, p. 255)
KO: Kalau diminta merata-rata… saya kurang tahu. Yang lebih pasti
untuk nominalnya lebih besar dari UMR. Coba tanyakan ke divisi
keuangan (transkrip wawancara 7, p. 255)
KS: Sistemnya ya sama dengan perusahaan-perusahaan lain, kita para
karyawan menerima gaji di setiap awal bulan (transkrip wawancara 8, p.
267)
Peningkatan keahlian
kerja
O: Yang saya tahu pasti itu ya ada training pas karyawan baru masuk,
baru diterima di sini (transkrip wawancara 1, p. 159)
O: Kalau untuk manajer dan CEO, saya selalu minta ada training atau
ada workshop untuk pimpinan-pimpinan. Pernah ada communication
training, leadership, management training, dan sebangsanya (transkrip
wawancara 1, p. 159)
O: Mendingan saya panggil orang dari luar kantor untuk ngasih materi ke
anak-anak, gimana caranya biar makin maju perusahaannya (transkrip
wawancara 1, p. 160)
Terdapat program training
untuk karyawan baru.
Terdapat program training
atau workshop berkala
untuk karyawan tetap dan
para manajer, untuk
meningkatkan keahlian
kerja.
Karyawan melakukan
upaya individual untuk
Valid
C: Dengan training yang utama, lalu juga bisa misalnya dengan saya
memberikan arahan untuk bekerja seperti ini, ini, ini, ya menuntun
387
mereka supaya mereka bekerja lebih baik lagi (transkrip wawancara 2, p.
177)
meningkatkan keahlian
kerja.
DG: Karena asalnya sudah berpendidikan tinggi dan dari hasil tes saya
pilih yang secara praktik dan dari wawancara saya menemukan bahwa
orangnya kompeten, hingga sekarang tidak ada masalah dari sisi
keahlian. Karena ada program training berkala, saya juga tidak
meragukan keahlian bawahan saya. Bahkan kalau saya lihat, keahliannya
sekarang meningkat. Yang OA itu contohnya, dulu kerjanya lebih lambat
daripada yang sekarang. Saat ini dia sudah ahli saat diberi tugas.
Kerjanya cepat dan tepat. (transkrip wawancara 4, p. 218)
DS: Dengan evaluasi itu sendiri secara tidak langsung dapat memicu
peningkatan kinerja karyawan, apalagi ada bonus untuk karyawan yang
kinerjanya bagus. Mereka juga jadi berlomba-lomba untuk meningkatkan
kemampuan dan keahlian masing-masing. Selain itu, dari kantor ada
program training, bukan hanya untuk karyawan baru. Dari program
training reguler, keahlian karyawan tetap terjaga dan makin terasah
(transkrip wawancara 5, p. 231)
KF: Ada program training untuk kami para karyawan, selain itu juga
kami dapat saling bertukar informasi dengan mudah dengan atasan dan
karyawan lain yang akan menambah pengetahuan kami, dan berdampak
pada meningkatnya keahlian kami (transkrip wawancara 6, p. 246)
KF: Kalau dari saya pribadi, saya banyak membaca berita-berita tentang
pergulaan ataupun buku-buku dari orang-orang sukses atau apapun itu
yang dapat membawa saya kepada perspektif baru dan dapat memberi
pengetahuan baru kepada saya dalam saya menyelesaikan suatu
pekerjaan. Selain itu, saya juga dapat meminta bantuan dan bimbingan
dari orang yang ahli di bidang saya sekarang ini (transkrip wawancara 6,
p. 246)
KO: Melalui training dan pelatihan lainnya. Ada juga yang untuk para
manajer, diikutkan di workshop management di luar kantor (transkrip
wawancara 7, p. 258)
KO: Saya sering menonton TV, membaca buku. Dari jaman kuliah kan
ada banyak hal yang kadang terlupa, jadi perlu diingat lewat membaca
buku kuliah. Ternyata ada efeknya ke pekerjaan dan bisa diaplikasikan.
Saya juga sering menyimak kalau ada diskusi para manajer atau
antarkaryawan dari level manapun, lumayan, bisa belajar hal-hal yang di
388
luar kawasan pekerjaan saya(transkrip wawancara 7, p. 258)
KS: Ada program training untuk anak baru. Kemudian ada training
berkala juga, untuk karyawan lama dan baru. Selain dengan men-training
kita, manajer memberikan contoh bagaimana cara menyelesaikan suatu
pekerjaan atau tugas dengan lebih efektif dan efisien (transkrip
wawancara 8, p. 269)
KS: Kalau dari saya agar keahlian saya semakin meningkat ya saya
mencari tambahan pengetahuan, lalu juga melihat ke orang-orang yang
sukses itu bagaimana sih mereka bekerja. Itu-itu saja sih kalau dari saya
pribadi. Saat waktu senggang, saya melatih lagi kemampuan Photoshop
dan Corel Draw saya. Dua keahlian itu berguna karena ada kaitannya
dengan pekerjaan saya di bidang pemasaran. Saya juga sedang mengikuti
kursus online gratis, ada macam-macam topik, dan saya ambil yang
pemasaran. Dari sana, bisa menambah wawasan tentang teori pemasaran
dan praktek yang baik itu seperti apa (transkrip wawancara 8, p. 269)
4. Komponen V – Value
Dasar pendirian
perusahaan
O: Alasan yang mendorong saya untuk mendirikan perusahaan ini
melihat ada peluang pasar yang bagus, yang dimana saya melihat pasar
gula ini tidak ada matinya, tidak ada habis-habisnya (transkrip
wawancara 1, p. 150)
O: Pertimbangan yang mempengaruhi keputusan saya ini, saya didukung
oleh anak saya. Yang dimana anak saya ini memberikan kepada saya
seperti research yang dia temukan di industri gula ini, makanya saya
berani melangkah untuk membuka bisnis ini. Ya banyak ya
pertimbangannya, dari modal yang saya miliki, lalu channel untuk
pendistribusian gula saya, jadi saya periksa dulu yang saya butuhkan apa.
Waktu itu juga untuk modalnya kurang kalau dari uang saya sendiri. Jadi
saya minta tolong anak saya untuk cari tahu tentang pinjaman bank,
dibanding-bandingkan biar nggak berat buat saya ke depannya. Terus
untuk masalah rekanan kerja, butuhnya partneran sama siapa saja, itu
saya cari-cari info dan cari orangnya dulu. Karena ternyata malah ketemu
banyak channel, langsung saja saya terjun ke bisnis ini (transkrip
wawancara 1, p. 150)
O: Karena kalau kita produksi, kebanyakan gula itu kan dikuasai oleh
pemerintah. Pabrik-pabrik itu kan dikuasai oleh pemerintah semua. Tidak
ada, ya mungkin sebagian kecil saja pabrik gula milik swasta karena
Ada keyakinan bahwa
bisnis gula akan selalu
bertahan.
Ada dukungan dari anggota
keluarga.
Ada survey pendahuluan
terkait dengan komponen
bisnis yang akan dijalani.
Ada kemudahan akses
kepada komponen bisnis.
Valid
389
pabrik gula itu nanti berkaitan dengan yang namanya petani gula. Lalu,
urusan dengan petani gula ini, harus jual berapa, itu kan diatur semua
sama pemerintah. Ruwet di prosedurnya dan aturannya juga pasti lebih
banyak (transkrip wawancara 1, p. 151)
O: Pertama karena tempat tinggal saya di Surabaya, sehingga ketika saya
membuka bisnis di daerah tempat tinggal saya sendiri, aksesnya menjadi
mudah untuk saya datang dan mengontrol usaha saya (transkrip
wawancara 1, p. 151)
O: Karena gula itu merupakan produk yang dibutuhkan di kebutuhan
sehari-hari, khususnya untuk aktivitas makan (transkrip wawancara 1, p.
150)
Alasan bekerja C: Satu, saya adalah anak dari pemilik perusahaan, jadi saya ingin
membantu ayah saya dalam mengelola usahanya. Kedua, saya juga
melihat kepada peluang pasar gula yang bagus dan memiliki prospek
yang bagus untuk ke depannya (transkrip wawancara 2, p. 174)
Sebagian karyawan
merupakan kerabat owner
PT MSJ.
Karyawan lain
mendapatkan informasi
lowongan dari surat kabar.
Karyawan bekerja di PT
MSJ atas dasar kebutuhan
akan pekerjaan, kesesuaian
pekerjaan dengan bidang
keahlian, dan prospek
perusahaan ke depan.
Valid
DF: Owner adalah kerabat baik saya. Dan kebetulan waktu beliau
menawarkan untuk bekerja, untuk membantu di perusahaan, bidang yang
beliau tawarkan adalah bidang yang saya kuasai. Saya juga melihat
prospek perusahaan ini, yang bermain di bidang industri pergulaan,
dimana saya melihat bahwa untuk ke depannya perusahaan ini dapat
semakin berkembang dan berhasil menjadi perusahaan yang besar
(transkrip wawancara 3, p. 190)
KF: Waktu itu saya sedang mencari pekerjaan dan saya melihat bahwa
perusahaan ini sedang membutuhkan karyawan di bagian keuangan yang
syarat-syaratnya dapat saya penuhi. Saya juga ingin mencari pengalaman
kerja dan kebetulan mendapatkan info kerja di perusahaan ini, yang
lokasi kantornya dekat dengan rumah saya (transkrip wawancara 6, p.
258)
KO: Saya mendapat rekomendasi dari Pak Handoko untuk bekerja di
bagian operasional. Dulunya saya bekerja jadi karyawannya kerabat Pak
Handoko, kemudian saya waktu itu keluar dari pekerjaan itu karena ada
suatu hal dengan atasan yang lama (transkrip wawancara 7, p. 253)
KO: Bidang yang ditawarkan adalah bidang yang saya kuasai. Ditambah
lagi, gajinya lebih tinggi dibanding yang lama dan waktu saya lihat-lihat
perusahaan ini, tempat kerjanya sepertinya nyaman (transkrip wawancara
7, p. 254)
390
KS: Saat saya melihat lowongan pekerjaan ini di koran, saya memang
sedang membutuhkan pekerjaan untuk mencari nafkah dan memenuhi
kebutuhan keluarga saya (transkrip wawancara 8, p. 264)
KS: Jenis pekerjaan memang sesuai dengan keahlian saya, dengan
pendidikan terakhir saya (transkrip wawancara 8, p. 264)
Dasar perekrutan O: Pada awal terbentuknya perusahaan ini, untuk mencari karyawan, saya
memasang pemberitahuan untuk lowongan kerja di koran-koran. Selain
itu, dari kerabat-kerabat dan kenalan-kenalan saya, saya tawarkan untuk
bekerja di tempat saya, untuk membantu saya seperti itu (transkrip
wawancara 1, p. 156)
O: Untuk kriteria itu umum ya, misalnya saja minimal pendidikan S1,
lalu yang kompeten di bidangnya. Jadi kalau pemasaran itu harus yang
benar-benar menguasai dunia pemasaran. Saya juga melihat pengalaman
kerja para calon karyawan (transkrip wawancara 1, p. 156)
O: Saya nggak mau perusahaan ini terus jatuh atau ada apa-apa karena
saya pasrahkan ke orang luar. Kalau ke anak saya sendiri, saya sudah
kenal dan saya tahu dia tidak akan mengecewakan saya atau menyia-
nyiakan kepercayaan yang saya kasih (transkrip wawancara 1, p. 156)
Kekerabatan menjadi
pertimbangan dalam
merekrut karyawan.
Owner mengutamakan
kedekatan dengan orang
yang bisa dipercaya.
Tingkat pendidikan
minimal adalah Sarjana
Strata 1.
Valid
C: Mungkin waktu itu pertimbangan ayah saya selaku pemilik adalah,
beliau ingin perusahaan ini dipimpin oleh orang yang dekat dengan
beliau dan bisa dipercaya (transkrip wawancara 2, p. 174)
DG: Saat memilih karyawan, karena sudah dipesan oleh owner bahwa
tidak boleh merekrut banyak karyawan dengan pertimbangan biaya, saya
benar-benar selektif. Jadi saya ambil yang lulusan S1 di bidangnya.
Kecuali BM, saya tidak memberi syarat khusus. Tapi kebetulan mendapat
BM yang lulusan S1. Yang recruitment itu lulusan Psikologi. OA juga S1
dari administrasi perkantoran kalau tidak salah, yang jelas sudah S1.
Kemudian C&B juga lulusan S1, tapi saya tidak ingat dari jurusan apa
(transkrip wawancara 4, p. 218)
KF: Untuk bekerja di sini, syarat minimalnya adalah lulusan S1
(transkrip wawancara 6, p. 248)
KO: Pemilik dan CEO hubungannya ayah dan anak dan perusahaan ini
jalannya lancar mungkin juga karena keduanya dekat dan ada hubungan
keluarga. Jadi, menurut saya akan lebih baik jika karyawan baru
diutamakan dari relasi atau kerabat karyawan, agar membentuk
kekeluargaannya juga mudah (transkrip wawancara 7, p. 253)
391
Dasar penetapan harga O: Yang jelas, pertimbangan paling besar itu harga pokok produksinya.
Harga jualnya harus lebih besar dari total harga produksi, biar bisa dapet
untung. Terus yang dilihat lagi itu harga gula merek lain. Saya usahakan
kisarannya di tengah-tengah, jadi nggak terlalu mahal, tapi juga nggak
terlalu murah. Rata-rata di pasaran harganya berapa, terus tinggal
disesuaikan sedikit (transkrip wawancara 1, p. 163)
Penetapan harga
bergantung pada harga
produk gula kompetitor.
Penetapan harga
bergantung pada harga
pokok produksi (HPP) dan
keuntungan yang
diinginkan.
Valid
C: Penetapan harga jual itu kami lihat dari kisaran harga pasaran gula di
masyarakat itu berapa ya. Tapi kan tidak bisa sama persis dengan
pesaing, jadi pasti ada perbedaan harga antara kami dengan pesaing.
Selain itu, penetapan harga jual itu juga ditetapkan dari biaya yang kami
keluarkan untuk setiap produk gulanya ditambahkan dengan besar
keuntungan yang ingin kami peroleh (transkrip wawancara 2, p. 183)
DG: Penetapan harga itu juga pertimbangan dari bagian Finance
(transkrip wawancara 4, p. 208)
Dasar penetapan omset O: Pertimbangan ya keuntungannya. Saya juga lihat konsumen
permintaannya seperti apa (transkrip wawancara 1, p. 154)
O: Yang penting keuntungan minimal udah tercapai (transkrip
wawancara 1, p. 154)
O: Terus pertimbangan lain itu persediaan barang. Kalau persediaan
cukup, dan permintaan meningkat, saya bisa naikin omset (transkrip
wawancara 1, p. 154)
Keuntungan dan
permintaan konsumen
merupakan dasar
pertimbangan menetapkan
omset produksi.
Valid
C: Saya melihat ke riwayat permintaan konsumen yang lalu-lalu. Dari
situ saya bisa memprediksi permintaan konsumen, jadi saya bisa
mengira-ngira akan memproduksi berapa banyak (transkrip wawancara 2,
p. 184)
Dasar pemilihan pemasok O: Kami mencari pemasok yang pertama kualitas barangnya bagus,
kemudian harganya sesuai atau tidak dengan harga yang kita kompetitif
dengan kompetitor. Kalau memang seperti itu, ya kita ambil harga
termurah (transkrip wawancara 1, p. 162)
PT MSJ memperhitungkan hal
berikut dalam memilih
pemasok:
Kualitas gula dari pemasok.
Harga gula dari pemasok.
Hasil pembandingan antara
berbagai pemasok (ada
seleksi).
Valid
C: Awalnya, pemasok diperoleh dari lingkungan kerabat. Teman-teman
pemilik memperkenalkan produsen-produsen gula pada kami. Selain itu,
kami juga mencari informasi dari kenalan yang bergerak di industri gula,
kira-kira ada saran atau tidak mengenai pemasok gula yang kualitasnya
terjamin (transkrip wawancara 2, p. 173)
C: Kriteria yang kami gunakan untuk dasar memilih pemasok sudah jelas
dari kualitas gulanya, lalu juga dari harganya (transkrip wawancara 2, p.
392
173)
C: Lalu juga kami tidak bisa sembarangan memilih pemasok. Tapi kami
memilih pemasok yang sudah terpercaya, dalam arti ada ijin usaha yang
jelas, tidak pernah terlibat masalah hukum yang serius, perusahaannya
terdaftar di pemerintah misalnya (transkrip wawancara 2, p. 173)
C: Jadi kami melakukan perbandingan antara gula dari pemasok-pemasok
yang banyak itu, lalu kami seleksi dan kami tes untuk memilih produk
gula mana yang memiliki kualitas paling bagus dan harga juga sesuai
dengan perhitungan kami (transkrip wawancara 2, p. 172)
Dasar pemilihan
distributor
O: Awalnya saya cari koneksi yang bisa bantu cari distributor. Lama-
lama berkembang sendiri, sampai sekarang (transkrip wawancara 1, p.
166)
Kekerabatan dan
rekomendasi kerabat
menjadi pertimbangan
dalam menentukan
distributor.
Valid
C: Yang jelas, dari keluarga dan kerabat dulu. Minta saran, rekomendasi.
Sebenarnya ingin memberdayakan keluarga sendiri untuk mengurusi
distribusi, tapi tidak ada yang menyanggupi. Jadi kami cari distributor
dari luar lingkungan keluarga (transkrip wawancara 2, p. 185)
Dasar penetapan distribusi O: Jadi, kalau kita pemasaran atau kita membuka wilayah, katakanlah di
Semarang, biaya transport dari Semarang untuk menuju, misalnya, ke
Papua itu terlalu mahal (transkrip wawancara 1, p. 151)
Kemudahan akses dan
pembiayaan yang sesuai
dengan rancangan finansial
PT MSJ menjadi dasar
pertimbangan memilih area
distribusi.
Valid
C: Kemudahan akses, kemudahan kami menjangkau lokasi tersebut.
Karena kami mengirimkan produk menggunakan truk dan kapal laut, dan
ketika ada daerah yang tidak bisa dijangkau menggunakan truk ataupun
kapal laut, yang dimana menimbulkan biaya pengiriman tambahan yang
besar, sedangkan pendapatan yang kami peroleh di daerah tersebut tidak
menutupi biaya yang ada, maka kami tidak memilih kawasan itu. Lalu
kami juga melihat peluang di daerah tersebut. Apabila suatu daerah telah
dikuasai oleh merek pesaing, maka kami tidak masuk ke daerah itu
(transkrip wawancara 2, p. 184)
DG: Karakter masyarakatnya, kemudahan akses untuk mencapai tempat
tersebut, ada atau tidaknya rekanan yang dapat menangani distribusi di
lokasi tersebut, dan pertimbangan biaya. Sebetulnya, yang lebih tepat
menjawab pertanyaan ini adalah karyawan atau manajer sugar division,
terutama bagian pemasaran, karena mereka yang mengambil keputusan
mengenai area distribusi (transkrip wawancara 4, p. 209)
Budaya perusahaan C: Di dalam perusahaan kami ini, budaya yang kami terapkan adalah
budaya keterbukaan. Jadi kami saling berkomunikasi dan terbuka Perusahaan didasarkan atas Valid
393
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan bisnis kami. Ya
karena keterbukaan sudah menjadi budaya kami, sehingga untuk
mempertahankannya pun cukup mudah. Untuk karyawan-karyawan yang
sudah lama bekerja di perusahaan kami pastinya budaya perusahaan juga
sudah menjadi budaya mereka di dalam perusahaan. Tetapi, untuk
karyawan baru, sedikit demi sedikit kami para karyawan lama dapat
memberikan contoh kepada mereka(transkrip wawancara 2, p. 186)
kekeluargaan dan
keterbukaan.
KF: Sepertinya kekeluargaannya. Hubungan antarkaryawan di sini bisa
dibilang erat. Kami sering berkumpul untuk acara perusahaan yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan, seperti gathering dan teambuilding. Jadi
secara tidak sadar tumbuh kedekatan (transkrip wawancara 6, p. 247)
Perilaku di tempat kerja C: Kelebihan yang saya kagumi dari pemilik adalah kedisiplinannya. Di
keluarga maupun di perusahaan, ayah saya menekankan pentingnya
kedisiplinan. Dan beliau sendiri merupakan teladan yang baik untuk
prinsip disiplin yang dipegangnya (transkrip wawancara 2, p. 178)
C: Saya melihat kalau terkadang pemilik memiliki sifat yang agak
pemarah. Terkadang gara-gara ada suatu masalah kecil, beliau sangat
marah besar. Ya itu mungkin karena beliau sangat disiplin, jadi kalau ada
yang tidak sesuai harapan, kemarahannya langsung tersulut (transkrip
wawancara 2, p. 179)
C: Saya berusaha mendisiplinkan diri dalam hal jam kerja. Walaupun
saya pimpinan perusahaan, tapi saya datang sebelum jam kerja dimulai,
kecuali ada keperluan bisnis yang jadualnya pagi hari (transkrip
wawancara 2, p. 179)
C: Selain itu, saya juga mencontoh pemilik dalam memisahkan urusan
bisnis dengan personal (transkrip wawancara 2, p. 179)
Owner menerapkan
kedisiplinan di lingkungan
kerja, yang direalisasikan
dalam ketepatan jam kerja
dan aktivitas kerja.
Selama jam kerja, seluruh
jajaran atasan dan
karyawan bekerja dengan
sungguh-sungguh dan tidak
menghabiskan waktu untuk
hal yang tidak penting atau
tidak berkaitan dengan
pekerjaan.
Valid
DG: Pak Hadi itu tergolong pimpinan yang galak, temperamen tinggi,
tapi saat bertemu orang baru, bisa langsung berbaur dan berinteraksi
akrab (transkrip wawancara 4, p. 214)
DG: Beliau tegas tapi tetap bisa membuat orang merasa santai (transkrip
wawancara 4, p. 216)
DG: Owner selama ini selalu datang ke kantor sesuai jam kerja. Hampir
setiap saat terlihat sibuk, membaca berkas-berkas, menerima telepon,
walau tidak setiap saat terlihat serius. Saat sedang tidak ada keperluan di
mejanya, Pak Hadi kadang berkeliling, entah tujuannya mengawasi kerja
kami atau bagaimana. Kadang juga keluar kantor saat jam kerja
394
(transkrip wawancara 4, p. 214)
DG: Saat makan siang, Pak Hadi juga belum tentu berada di kantor
(transkrip wawancara 4, p. 214)
DG: CEO MSJ ini lebih banyak sibuknya. Makan siang di mejanya,
kadang tidak makan, hanya duduk di balik meja (transkrip wawancara 4,
p. 216)
DG: Saat ada pekerjaan, karyawan saya biasanya tampak serius dan
sedikit tegang. Tapi saat sedang tidak ada tugas yang harus dikerjakan,
mereka lebih leluasa. Sesekali membuat kopi atau minuman lain. Tapi
tidak pernah ada yang mengobrol atau bercanda di ruang kantor. Kalau
lewat Skype, saya kurang tahu, tidak etis juga untuk mengawasi terus dari
belakang punggung mereka (transkrip wawancara 4, p. 221)
DG: Menganalisis dokumen, mengawasi karyawan, melihat apakah
mereka membutuhkan bantuan. Saat memang sama sekali tidak ada
kesibukan, saya biasanya melakukan survey yang terkait pekerjaan saya,
misalnya mencari vendor dan supplier baru dan mencari ide untuk
meningkatkan kinerja divisi saya atau karyawan saya. Saat jam makan
siang saya lebih suka bersantai di dalam kantor. Kalau memang sedang
bosan, saya pergi makan siang dengan para manajer (transkrip
wawancara 4, p. 217)
DG: Saya meneruskan pekerjaan saya. Kalau saya sedang tidak
mengerjakan sesuatu, saya akan mengawasi karyawan saya (transkrip
wawancara 4, p. 221)
KO: Untuk menghindari kebosanan, saya juga suka bereksperimen,
menyelesaikan satu pekerjaan dengan cara yang berbeda dari biasanya,
asalkan tidak melanggar aturan perusahaan (transkrip wawancara 7, p.
258)
5. Komponen O –
Organization
Iklim kerja DF: Situasi kantor menurut saya kondusif untuk mendukung kinerja saya.
Saya sendiri menyukai lingkungan kerja yang tenang dan tertata,
sehingga saya merasa cocok berada di kantor ini. Untungnya selama ini
tidak pernah ada keributan di kantor dan karyawan selalu didorong untuk
disiplin dalam banyak hal. Setiap kali saya membutuhkan sesuatu,
terutama dari anak buah di divisi saya, tidak pernah ada kesulitan atau
hambatan (transkrip wawancara 3, p. 193)
Lingkungan kantor sangat
kondusif untuk bekerja.
Suasana kerja di kantor
agak tegang dan serius.
Suasana kerja di pabrik
lebih santai dibandingkan
Valid
395
DF: Bukan saya juga, sih, yang menciptakan suasana seperti ini.
Pendorong utama terciptanya situasi tersebut adalah owner. Setiap
karyawan di sini sudah paham betul bahwa owner sangat ketat dalam hal
kedisiplinan. Beliau tidak pandang bulu untuk masalah yang satu ini.
Apabila ada yang terlihat kurang sreg, di depan mata kepalanya sendiri,
beliau langsung menegur dengan keras (transkrip wawancara 3, p. 194)
DF: Saya ingin karyawan lebih rileks dalam bekerja. Saya puas dengan
kedisiplinan anak buah saya, tapi bukan berarti bahwa mereka harus
bekerja seolah-olah di bawah tekanan setiap saat. Terlalu tegang juga
tidak bagus untuk performa kerja, mereka lebih cepat lelah saat berada di
bawah tekanan. Di divisi saya sangat jelas terlihat saat akhir bulan,
dimana kami harus mengumpulkan report bulanan, banyak yang terlihat
tegang dan lelah (transkrip wawancara 3, p. 194)
dengan kantor.
Karyawan bekerjasama
dengan baik dalam
melaksanakan tugas, ada
budaya saling tolong-
menolong.
Karyawan bekerja dengan
disiplin dan patuh pada
instruksi serta target yang
ditetapkan.
Karyawan berlaku tenang
di kantor, sehingga
menciptakan fokus dalam
bekerja. DG: Iklim kerja di sini sedikit tegang, terutama saat ada banyak
pekerjaan. Berbeda dengan banyak perusahaan lain, di sini satu tanggung
jawab fungsional atau satu jabatan tertentu hanya ditangani oleh saTu
orang, kecuali di sugar division. Jadi, sekalinya kerjaan menumpuk,
karyawan yang berwenang benar-benar mendapat beban kerja yang besar
(transkrip wawancara 4, p. 219)
DG: Kepatuhan karyawan, ini yang tampak jelas. Kemudian, adanya
suasana kekeluargaan, setidaknya antarkaryawan. Masih jarang terlihat
karyawan yang bisa bersikap bebas atau santai saat berinteraksi dengan
kami para manajer dan atasan, ada tapi sedikit sekali (transkrip
wawancara 4, p. 220)
DS: Untuk divisi saya sendiri, serius tapi santai. Sugar Division area
kerjanya adalah di pabrik, jadi lebih santai dibandingkan yang ada di
kantor. Tapi bukan berarti bahwa anak buah saya menjalankan tugas
dengan setengah-setengah. Setiap hari kami bisa memenuhi target
produksi yang ditetapkan dan semua pengiriman barang tidak pernah
terlambat (transkrip wawancara 5, p. 228)
KF: Para karyawan di sini dapat bekerjasama dengan baik, sehingga saya
senang bekerja di sini. Saat saya kesusahan, karyawan lain selalu
membantu saya. Selain itu, atasan saya juga dapat memimpin dengan
baik dan sangat bertanggungjawab. Ditambah lagi, saya nyaman dengan
suasana di lingkungan kantor, sehingga merasa nyaman untuk bekerja
(transkrip wawancara 6, p. 238)
396
KF: Sebagian besar tidak pernah komplain masalah lingkungan kerja.
Kalaupun ada yang mengeluh, standar saja, ya mengeluh capek karena
beban kerja lagi banyak. Setahu saya, rekan kerja saya betah bekerja di
sini (transkrip wawancara 6, p. 239)
KO: Karena tempat kerjanya nyaman, sih. Teman-teman kantor juga
enak, maksudnya di sini sudah biasa saling tolong. Jadi jika memang ada
yang kesusahan, misalnya saat saya butuh bantuan mengerjakan urusan
kantor atau pabrik, semuanya mau membantu. Suasana kerja di sini juga
menyenangkan (transkrip wawancara 7, p. 254)
KO: Situasi kerja menyenangkan. Seperti yang saya bilang tadi, di sini
gotong royongnya masih kuat. Jadi bisa saling bantu. Situasi di dalam
kantor juga tenang. Kalau siang hari yang biasanya terdengar itu suara
ketak-ketik keyboard komputer atau telepon, mesin printer, seperti itu
(transkrip wawancara 7, p. 254)
KS: Jenis pekerjaan memang sesuai dengan keahlian saya, dengan
pendidikan terakhir saya. Selain itu, setelah saya jalani saya merasa
bahwa rekan kerja, lokasi, situasi kantor, dan atasan mendukung saya
dalam bekerja. Faktor-faktor itu yang membuat saya nyaman dan senang
untuk bekerja di sini sampai sekarang (transkrip wawancara 8, p. 264)
KS: Ya tadi saya sudah bilang kalau pertimbangan saya bekerja di sini
salah satunya adalah suasana lingkungan kerja di kantor, maupun di
pabrik itu nyaman, sesuai dengan apa yang saya inginkan (transkrip
wawancara 8, p. 266)
KS: Selain itu juga anak-anak ini dalam bekerja tidak ramai sendiri, jadi
tidak seperti pasar, sehingga kita bisa fokus bekerja (transkrip wawancara
8, p. 266)
Karakter kepemimpinan DG: Antara otoriter dan demokratis. Kalau dianalogikan dengan sistem
pemerintahan, kepemimpinan pemilik perusahaan dapat digolongkan
demokrasi terpimpin. Jadi, masukan dan saran dari karyawan dan para
manajer akan dipertimbangkan kelayakannya untuk dijalankan atau tidak,
tapi saat pemilik sudah memiliki keinginan sendiri atau pertimbangan
lain, maka pendapat lainnya akan diabaikan (transkrip wawancara 4, p.
214)
DG: Beliau (CEO) lebih demokratis. Dalam rapat terutama, terlihat sekali
dari caranya meminta pendapat kami dan caranya memperhatikan dengan
seksama. Apabila kami memberikan masukan yang berbeda-beda pun
Pimpinan PT MSJ
menunjukkan karakter
kepemimpinan berikut:
Disiplin
Semi otoriter: keputusan
mutlak owner tidak dapat
diganggu gugat.
Demokratis: pimpinan
menerima masukan dan
Valid
397
beliau dapat mengkombinasikannya secara tak terduga. Singkatnya, gaya
kepemimpinannya demokratis dan merakyat (transkrip wawancara 4, p.
215)
DG: CEO di sini bagus. Pak Handoko itu lulusan S2, jadi kacamata
pandangnya mungkin beda dengan kami, lebih maju. Caranya mengambil
keputusan pun luar biasa, cepat dan tegas. Sekali bilang “A”, beliau akan
bersikap konsisten (transkrip wawancara 4, p. 215)
informasi dari bawahan
sebagai dasar
pertimbangan.
DS: Kinerja atasan selama ini baik menurut saya. Owner dan CEO
memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, namun keduanya tergolong
baik, ada ketegasan, ada kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan
aspirasinya, dan juga mereka berdua mampu mengambil keputusan
dalam waktu singkat. Kekurangannya ada di batasan kerja antara
keduanya. Sebagian besar memang owner berada pada jalur yang benar,
yaitu mengambil keputusan untuk konsep abstrak dari strategi
perusahaan, kemudian CEO yang mengelola realisasinya dan mengambil
keputusan yang terkait dengan realisasi tersebut. Tapi kadang-kadang,
batas itu dilangkahi dan owner ikut mengambil keputusan yang menjadi
tanggung jawab CEO. Menurut saya, perlu ditegaskan lagi batasannya,
agar fokus manajer tidak terbelah-belah, harus mengikuti yang mana
(transkrip wawancara 5, p. 232)
DS: Gaya kepemimpinan demokratisnya. Owner dan CEO mau
mendengarkan kami, para manajer. Jadi saat kami menginfomasikan atau
menyampaikan masukan dari karyawan, beliau berdua juga mau
mempertimbangkan masukan tersebut (transkrip wawancara 5, p. 233)
KF: Atasan saya dapat memimpin dengan baik dan bertanggung jawab
juga atas divisi kami. Lalu juga atasan dapat memotivasi dan
mengarahkan kami untuk bekerja dalam lingkup visi misi perusahaan.
Atasan juga tidak memimpin dengan semena-mena tetapi memberikan
kepada kami kesempatan untuk berbicara dan memberikan pendapat bagi
kemajuan perusahaan (transkrip wawancara 6, p. 245)
KF: Aspek tanggung jawab, kedisiplinan, dan juga aspek kepemimpinan
(transkrip wawancara 6, p. 245)
KF: Kelebihan atasan adalah beliau dapat menuntun kami dan senantiasa
membantu dan mendukung kami ketika kami merasa kesulitan. Beliau
juga memotivasi kami untuk kami bekerja dan juga memberikan
penghargaan kepada kami sehingga kami lebih semangat untuk bekerja
398
(transkrip wawancara 6, p. 245)
KO: Kelebihannya yaitu mereka bisa memimpin dengan baik, lewat
caranya memberikan motivasi dan melakukan evaluasi. Para atasan juga
tidak semena-mena kepada para bawahan (transkrip wawancara 7, p.
261)
KO: Secara kepemimpinan bagus dan efektif, karena para atasan terjun
langsung (transkrip wawancara 7, p. 262)
KS: Ya menurut saya para atasan dapat merakyat ya. Jadi mereka tidak
hanya bekerja di balik layar, tetapi ikut bersama-sama dengan kita, ikut
turun ke lapangan, tidak hanya menerima hasil saja, tetapi ikut berjuang
bersama. Ya itu bisa dicontoh untuk hidup saya, agar saya tidak lupa diri
dan tetap saling bantu-membantu dengan sesama karyawan (transkrip
wawancara 8, p. 272)
Perekrutan karyawan O: Ya kita pertama untuk karyawan mulai masuk, kita menggunakan
kontrak dulu. Kita evaluasi selama 3 bulan, kemudian kita panggil, kita
tanyain, kalau memang jawabannya masalah pekerjaan itu bagus, sesuai,
dan sebagainya, kita bisa promosiin untuk menjadi karyawan tetap, tapi
kalau memang tidak, tapi kinerja bagus, ditanya masih belum mengetahui
kondisi, ya ditambah lagi 3 bulan. Itu yang pengangkatan. Tetapi kalau
dalam 3 bulan tidak sesuai, ya kita putus kontraknya (transkrip
wawancara 1, p. 156)
Tahap perekrutan karyawan:
Surat lamaran diterima oleh
bagian Recruitment
Specialist.
Pelamar yang memenuhi
syarat mendasar (S1) akan
dipanggil untuk menjalani
tes tertulis, tes psikologis,
dan wawancara.
Pelamar yang lolos tes akan
diterima bekerja.
Karyawan baru akan
menerima training selama 3
bulan.
Seusai masa training,
terdapat evaluasi.
Apabila hasil evaluasi
memuaskan, karyawan
diangkat sebagai karyawan
tetap dan dibuatkan kontrak
kerja.
Apabila hasil evaluasi tidak
Valid
C: Karyawan baru yang masuk akan dikontrak terlebih dulu selama 3
bulan, dan selama 3 bulan kami akan memantau kinerja mereka dan
mengevaluasi mereka. Apabila mereka memenuhi harapan kami untuk
menjadi karyawan di tempat ini, maka kami akan mengangkat mereka
sebagai karyawan tetap (transkrip wawancara 2, p. 176)
C: Saat pertama kali perusahaan ini dibuka, yang merekrut karyawan
juga pemilik sendiri, bukan saya pribadi. Pemilik merekrut saya dan
orang-orang lain untuk dijadikan top manager. Setelah top management
terbentuk, tugas perekrutan langsung dipasrahkan pada manajer sugar
division, seperti yang saya bilang tadi (transkrip wawancara 2, p. 176)
DF: Karyawan baru harus melewati masa percobaan selama 1 bulan. Di
masa percobaan itu ada pelatihan atau training untuk menyesuaikan diri
dengan tugas atau pekerjaan kantor. Setelah 1 bulan, ada evaluasi. Jika
kinerjanya bagus, dibuatkan kontrak kerja yang berlaku selama 3 bulan.
Setelah 3 bulan, ada evaluasi lagi. Karyawan yang lolos evaluasi akan
399
diangkat sebagai pegawai tetap (transkrip wawancara 3, p. 196)
DF: Untuk perekrutan, sudah ada bagian yang mengurusi masalah
recruitment, yaitu general affairs. Perekrutan dilakukan dalam 3 tahap,
yaitu tes tertulis, psikotes, dan wawancara. Untuk divisi keuangan, tes
tertulis berkaitan dengan keahlian pembukuan. Psikotes juga dijadikan
pertimbangan dalam perekrutan karyawan, agar kami mendapatkan SDM
yang berkualitas dan menunjukkan karakter yang sesuai dengan harapan
saya. Pada tahap wawancara untuk calon karyawan divisi keuangan, saya
ikut sebagai pewawancara, karena saya perlu memberikan penilaian saya
sendiri (transkrip wawancara 3, p. 196)
DF: Karakter yang paling utama adalah teliti. Divisi ini berurusan dengan
pencatatan, pembukuan, dan inventaris sehingga membutuhkan ketelitian
tingkat tinggi. Selain itu, harus mampu bekerja di bawah tekanan dan
deadline. Tugas terberat divisi finansial selalu terjadi saat akhir bulan dan
awal bulan. Pada masa-masa sibuk semacam itu, kemampuan karyawan
untuk tetap tenang merupakan hal penting. Saya juga melihat pendidikan
terakhir dari calon karyawan, dimana batas minimum adalah lulusan D3
Akuntansi atau Pembukuan. Berbeda dengan beberapa divisi lain, di
divisi keuangan saya tidak bisa sembarangan memilih orang untuk
dijadikan karyawan. Saya membutuhkan orang-orang yang memang
memiliki pengetahuan mendalam tentang akuntansi dan keuangan, bukan
sekedar pengetahuan mendasar (transkrip wawancara 3, p. 196)
memuaskan, karyawan
diberhentikan.
DG: Sebelum menjadi karyawan, harus melamar pekerjaan dulu,
kemudian menjalani tes tiga tahap. Tahap pertama adalah tes tertulis,
dilanjutkan tahap kedua, yaitu psikotes. Yang lolos dua tahap tersebut
akan dipanggil kembali untuk tes wawancara. Dua tes yang pertama akan
didampingi oleh Recruitment Specialist. Sedangkan untuk wawancara,
ada dua orang yang mengeksekusi, yaitu Recruitment dan manajer yang
berkaitan. Misalnya melamar di bagian General Affairs, berarti yang
mewawancara adalah bagian Recruitment dan saya sebagai Director of
General Affairs. Kalau lolos wawancara, akan diberi informasi maksimal
2 minggu setelah tes dan diminta untuk mulai kerja pada tanggal tertentu.
Terhitung 3 bulan dari hari pertama kerja, karyawan baru harus menjalani
training. Setelah itu ada evaluasi. Kalau lolos evaluasi, diangkat menjadi
karyawan tetap dengan kontrak kerja yang harus ditandatangani. Yang
tidak lolos ya diberhentikan (transkrip wawancara 4, p. 207)
400
DS: Sama dengan divisi lain. Setelah diterima kerja, langsung masuk,
kontrak 3 bulan. Setelah kontrak selesai, keputusan ada di tangan manajer
untuk menerima sebagai karyawan tetap atau tidak (transkrip wawancara
5, p. 230)
DS: Pertama-tama harus mengirimkan surat lamaran. Kemudian surat
lamaran di-screening, mana yang layak dites dan mana yang tidak.
Kemudian pelamar diundang untuk tes, ada tiga macam. Tes tulis, tes
psikologis, dan wawancara. Dari situ nanti dilihat apakah dia cocok
dengan posisi yang diminta. Semua perekrutan dilakukan oleh
Recuitment Specialist, kecuali bagian wawancara dimana saya ikut
menjadi pewawancara (transkrip wawancara 5, p. 230)
DS: Syaratnya harus menyukai kerja lapangan atau terbiasa kerja
lapangan. Lainnya tergantung posisinya mana. Misalnya supir, syaratnya
ya harus bisa nyetir. (transkrip wawancara 5, p. 230)
KF: Pada waktu kami melamar kerja di sini, kemudian lolos tes dan
diterima bekerja di sini, maka kami akan dikontrak selama 3 bulan untuk
dievaluasi apakah dapat diterima menjadi karyawan tetap atau tidak.
Setelah itu, ketika kami menjadi karyawan tetap, maka tetap ada kontrak
dan perjanjian kerja yang mengikat kami sebagai karyawan di sini
(transkrip wawancara 6, p. 238)
KF: Faktor lainnya adalah tenaga kerja yang kompeten. (transkrip
wawancara 6, p. 248)
KF: Saya masuk ke sini juga harus lolos tes tulis, psikotes, juga
wawancara. Yang mewawancara adalah manajer saya yang sekarang ini
(transkrip wawancara 6, p. 248)
KO: Setelah diterima, kontrak tiga bulan. Kemudian jika lolos langsung
dibuatkan kontrak untuk menjadi karyawan tetap (transkrip wawancara 7,
p. 253)
KS: Ya, di sini menggunakan kontrak dulu selama 3 bulan untuk dilihat
bagaimana kinerja mereka. Setelah dikontrak, baru diangkat sebagai
karyawan tetap bagi mereka yang berkinerja sesuai dengan yang atasan
harapkan, lalu ya selama menjadi karyawan di sini, kita terikat kontrak
kerja yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu karyawan dan
juga pemimpin (transkrip wawancara 8, p. 267)
Banyaknya karyawan C: Menurut saya sudah sesuai untuk saat ini. Jumlah karyawan kami
sudah bisa mendukung operasional perusahaan, perusahaan kami dapat Jumlah karyawan saat ini Valid
401
terus berjalan buktinya sampai sekarang (transkrip wawancara 2, p. 176) dipandang cukup memadai
untuk mendukung
operasional perusahaan. DG: Dari pimpinan sendiri, tidak ada wacana untuk menambah jumlah
karyawan karena selama ini pekerjaan juga bisa terselesaikan sesuai
harapan dengan jumlah karyawan yang saat ini. Jadi dirasa sudah sesuai
antara jumlah karyawan dengan beban kerja. Kalau dari saya pribadi,
saya mengharapkan ada tambahan karyawan, terutama untuk divisi saya
(transkrip wawancara 4, p. 220)
DG: Pertama, Front Desk atau resepsionis, sehingga OA dapat fokus
bekerja di belakang layar. Kedua, Public Relations atau Humas, untuk
menangani interaksi dan komunikasi antara perusahaan dengan pihak
eksternal. Ketiga, Legal Officer, untuk mengelola seluruh urusan hukum
perusahaan, termasuk kontrak-kontrak, yang untuk saat ini dipegang oleh
OA dan C&B. Keempat, Research and Development, yang bertugas
melakukan riset sebagai dasar pertimbangan rencana pengembangan
bisnis. Sejauh ini baru empat itu yang terpikirkan (transkrip wawancara
4, p. 220)
Relasi dan interaksi O: Tapi, untuk kepala masing-masing divisi saya memiliki hubungan
yang cukup baik. Saya seringkali mengajak mereka untuk makan, atau
hanya sekedar mengobrol di luar jam kerja. Ketika mereka sakit atau ada
keluarga inti mereka yang sakit, saya juga datang menjenguk. Jadi
dengan hal ini, kita juga dapat lebih semakin terbuka (transkrip
wawancara 1, p. 158)
Setiap komponen
perusahaan bertemu setiap
hari saat jam kantor.
Interaksi intens
antarkomponen perusahaan
terjadi saat meeting yang
diselenggarakan secara
rutin setiap minggu atau
setiap 2 minggu sekali.
Relasi antara owner dan
CEO sangat dekat karena
ada hubungan keluarga.
Relasi antara para manajer
dengan CEO cukup dekat,
bukan hanya di dalam
kantor melainkan juga di
luar kantor, dalam konteks
profesional.
Relasi antarmanajer sangat
Valid
C: Dengan bertemu langsung dan berdiskusi dengan beliau, saya dapat
berbagi informasi mengenai perusahaan dan juga industri gula (transkrip
wawancara 2, p. 178)
C: Hubungan kami sangat dekat, apalagi pemilik perusahaan ini adalah
ayah saya sendiri. Jadi saya sangat terbuka dengan pemilik untuk
membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan (transkrip
wawancara 2, p. 178)
C: Dengan para manajer, hubungan saya cukup dekat. Saya seringkali
bertemu dengan mereka di luar kantor, baik untuk membicarakan
pekerjaan, maupun untuk berbicara hal lain. Untuk karyawan bawah,
hubungan interpersonal mereka lebih baik dengan para manajer mereka
masing-masing (transkrip wawancara 2, p. 180)
DF: Selain itu, saya juga mengadakan meeting divisi untuk
brainstorming mengenai kinerja selama ini, kekurangan dan
402
kelebihannya apa saja, ada gagasan apa untuk mengembangkan performa
divisi dan individu, saran apa untuk mengembangkan perusahaan, dan
sebagainya (transkrip wawancara 3, p. 198)
DF: Situasi di dalam kantor sedikit banyak mendukung perkembangan
perusahaan ini. Hampir seluruh karyawan MSJ adalah orang-orang lama,
artinya telah bekerja di perusahaan ini sejak awal perusahaan didirikan,
sehingga tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk training dan
mengerjakan dari nol. Setiap karyawan telah memahami tugasnya dengan
baik dan kesalahan kerja pun berada pada tingkat minimum (transkrip
wawancara 3, p. 204)
DF: Setiap hari saya bertemu dengan Pak Hadi, pemilik perusahaan ini.
Beliau selalu masuk kantor, jadi frekuensi pertemuannya sangat sering.
Saya dekat dengan pemilik karena jabatan saya sebagai manajer, tapi
tidak untuk hal lain. Intensitas bertemunya bisa dikatakan tidak terlalu
intens. Saat kami rapat, itu pasti bertemu dengan beliau (transkrip
wawancara 3, p. 199)
DF: Sepanjang berada di dalam konteks pekerjaan, hubungan kami
sangat baik. Sama juga dengan manajer lain, secara profesional mereka
menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan pemilik. Untuk relasi
pribadi, misalnya sering berinteraksi di luar kantor itu juga tidak terlalu
sering (transkrip wawancara 3, p. 199)
DF: Sama dengan pertemuan saya dengan pemilik perusahaan. Frekuensi
pertemuan sangat sering, karena kami bertemu setiap hari di kantor,
kecuali saat libur kantor. Secara intensitas, juga sama dengan pemilik.
Paling intens adalah pada saat rapat, karena terjadi pertukaran pikiran dan
pendapat (transkrip wawancara 3, p. 199)
DF: Hubungan kami baik, malah lebih baik dibandingkan dengan pemilik
karena jalur koordinasinya memang langsung ke CEO, kemudian baru
diteruskan ke pemilik. Apabila dikatakan bahwa kami para manajer
sangat dekat atau sering berkumpul bersama CEO dan pemilik, itu salah
besar. Hubungan interpersonal kami memang baik, tapi masih berada
pada koridor profesionalisme. CEO dan pemilik adalah atasan saya,
atasan kami, jadi saya tidak ingin lantas muncul pergunjingan atau
kecemburuan (transkrip wawancara 3, p. 200)
DF: Dengan manajer lain, saya lebih sering bertemu. Di kantor, pastinya,
dan kadang-kadang kami melakukan manager meeting di luar kantor
dekat, di dalam kantor
maupun di luar kantor,
secara profesional maupun
personal.
Relasi antara manajer
dengan karyawan tingkat
bawah cukup dekat, dan
berbeda antardivisi.
Relasi antarkaryawan
sangat dekat, bahkan
antardivisi.
Relasi antara karyawan
dengan owner dan CEO
tidak terlalu dekat karena
jarak koordinasi yang tidak
terlalu dekat.
403
untuk ganti suasana. Hubungan saya dengan para manajer lebih dekat
apabila dibandingkan dengan pemilik dan CEO. Mungkin karena kami
berada pada posisi yang setara, jadi lebih leluasa untuk berinteraksi
(transkrip wawancara 3, p. 200)
DF: Dengan karyawan bagian keuangan, saya sangat sering bertemu. Di
kantor, utamanya. Apabila memang ada keperluan di luar kantor, para
karyawan dapat menemui saya juga. Tapi saya juga tidak lantas
memperbanyak pertemuan dengan karyawan di luar kantor. Saya lebih
memilih untuk menyelesaikan urusan kantor di dalam kantor, kecuali
memang tidak ada pilihan lain (transkrip wawancara 3, p. 200)
DG: Kami berhubungan baik, dengan owner maupun CEO perusahaan.
Kalau dibandingkan, saya lebih dekat dengan CEO dibandingkan dengan
owner karena memang koordinasinya langsung para manajer adalah
dengan CEO, baru berlanjut ke owner, kecuali ada meeting yang
melibatkan semua manajer, CEO, dan owner (transkrip wawancara 4, p.
216)
DG: Setidaknya, dalam beberapa kesempatan kami bertemu di luar jam
kantor dan tidak membicarakan urusan bisnis (transkrip wawancara 4, p.
217)
DG: Kami sering berkumpul bertiga saja untuk sharing karena pekerjaan
kami ada kaitannya satu sama lain (transkrip wawancara 4, p. 216)
DG: Saya dekat dengan karyawan-karyawan saya, tetapi tidak berlebihan.
Saya tidak mau nanti ada salah persepsi atau merasa ada yang
dianaktirikan. Selain itu, lebih baik jika hubungannya tidak terlalu dekat
seperti teman, untuk menjaga profesionalisme kerja (transkrip wawancara
4, p 223)
DG: Setiap hari kami bertemu di kantor. Kalau yang dalam bentuk
meeting, kami lakukan secara rutin setiap minimal sebulan sekali atau
dua minggu sekali, tergantung situasi. Kemudian dengan para manajer,
saat libur kerja kami kadang berkumpul bersama (transkrip wawancara 4,
p. 224)
DS: Yang jelas, saya ketemu dengan anak pabrik setiap hari. Untuk
kantor, ya setiap kali saya ke kantor pasti bertemu. Tapi sering saya
datang kerja langsung masuk ke pabrik, walau tidak tiap hari. Oh ya, saya
juga bertemu dengan orang kantor saat ada managers meeting (transkrip
wawancara 5, p. 229)
404
DS: Hubungan saya dengan atasan dan manajer baik-baik saja. Paling
dekat ya dengan para manajer. Pertama, karena jabatan kami sama.
Setingkat. Kemudian, memang banyak keputusan yang harus kami bikin
bersama-sama, tidak bisa sendirian. Jadi berhubungan dekat itu malah
bagus, jadinya kami lebih mudah untuk saling kompromi. Udah klik lah
(transkrip wawancara 5, p. 229)
DS: Dengan karyawan divisi saya ya dekat sekali. Kami setiap hari
bertemu, team bonding setahun sekali, terus mereka juga sehari-harinya
akrab dengan saya, tidak ada yang merasa takut atau tegang karena
ketemu saya (transkrip wawancara 5, p. 230)
KF: Setiap hari saya bertemu dengan atasan di kantor karena ibu manajer
masuk kantor setiap hari, kecuali ada keperluan di luar kantor, tapi itu
juga jarang sekali. Dengan pimpinan perusahaan dan pemilik pun saya
bertemu setiap hari (transkrip wawancara 6, p. 244)
KF: Rapat atau pertemuan di perusahaan ini diadakan setiap 2 minggu
sekali, atau 1 bulan sekali, dan juga apabila ada hal mendesak yang harus
segera dibicarakan pada hari itu (transkrip wawancara 6, p. 244)
KF: Sedikit tegang, karena rapat dengan atasan tidak terlalu sering
dibandingkan dengan rapat yang hanya dihadiri para atasan (transkrip
wawancara 6, p. 244)
KF: Kalau hubungan dengan pemilik dan CEO, saya kurang dekat
dengan mereka, karena saya bekerja di sini seringnya berinteraksi dengan
manajer saya (transkrip wawancara 6, p. 244)
KF: Untuk karyawan manajemen bawah yang sering berinteraksi dengan
pemilik dan CEO adalah mereka yang memiliki kinerja sangat maksimal
dan luar biasa, sehingga menghasilkan ide dan kontribusi bagi perubahan
besar di dalam perusahaan, serta karyawan yang memiliki masalah
khusus di dalam mereka bekerja (transkrip wawancara 6, p. 244)
KF: Hubungan dengan karyawan lain baik karyawan di divisi saya,
maupun di divisi lain sangat baik. Karena kami sering berinteraksi,
berkomunikasi, dan bekerjasama untuk saling mendukung dalam
berjalannya operasional bisnis (transkrip wawancara 6, p. 245)
KF: Semua divisi sering berinteraksi dengan divisi kami, karena semua
aktivitas yang terjadi di dalam operasional bisnis membutuhkan uang dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas di divisi kami
(transkrip wawancara 6, p. 249)
405
KF: Bentuk interaksinya seperti bertatap muka dan berkomunikasi, lalu
saling bertukar data (transkrip wawancara 6, p.249)
KO: Jelas setiap hari saat jam kerja. Kalau yang ada pembicaraannya,
paling sering dalam rapat itu. Rapat yang pasti ada sebulan sekali,
walaupun tidak ada topik khusus, malah kadang dua minggu sekali.
Kalau manajer saya mengadakan rapat dadakan, itu biasanya karena ada
informasi dari pemilik atau CEO. Misalnya ada yang berubah tentang
operasional perusahaan, ada peraturan baru atau kebijakan baru. Malah
kadang langsung ditempel di papan pengumuman (transkrip wawancara
7, p. 257)
KO: Dengan pemilik perusahaan, hubungannya biasa saja, karena
biasanya bertemu hanya saling sapa atau saling senyum saja. Rapat
antara karyawan biasa dengan pemilik itu jarang sekali, jadi tidak pernah
ada diskusi yang intens atau bagaimana. KO: Apabila dengan CEO,
hubungan kami cukup baik, karena sebelum saya bekerja di sini sebagai
karyawannya, saya sering bertemu dengan beliau. Hubungan saya yang
paling dekat adalah dengan manajer saya. Karena setiap hari, saya
bertemu dan berkomunikasi dengan beliau membicarakan pekerjaan dan
saling bertukar informasi serta pengetahuan (transkrip wawancara 7, p.
257)
KO: Hubungan saya dengan karyawan lain dapat dikatakan cukup dekat
karena kami harus sering berkomunikasi dan berkolaborasi dalam
bekerja. Apalagi saya bagian perekrutan dan training (transkrip
wawancara 7, p. 257)
KS: Saya bertemu dengan atasan setiap hari. Walaupun misalnya pada
hari tertentu saya harus keluar kantor untuk menangani tugas pemasaran,
saya tetap harus ke kantor dulu, presensi, kemudian mengajukan
permohonan ijin pada manajer. Jadi, saat jam mulai kantor dan jam
pulang kantor, saya pasti bertemu dengan para atasan (transkrip
wawancara 8, p. 269)
KS: Walaupun bertemu dengan atasan setiap hari, relasi antara saya
dengan para atasan tidak dapat dikatakan intens. Sebagai gambaran,
setiap hari saya berpapasan dengan manajer, owner, dan CEO. Owner
selalu tampak terburu-buru saat datang kantor dan saya tidak ingin
mengganggu aktivitas paginya dengan ucapan yang tidak perlu (transkrip
wawancara 8, p. 270)
406
KS: Ya itu tadi, rapat itu langsung diadakan kalau ada hal yang penting.
Lalu biasanya juga diadakan sebulan sekali atau 2 minggu sekali dengan
pemilik dan CEO juga (transkrip wawancara 8, p. 270)
KS: Dengan pemilik dan CEO, saya kurang dekat karena kami sangat
jarang sekali berkomunikasi secara pribadi, tetapi kalau dengan manajer
saya, saya sangat dekat dengan beliau, karena kami saling bertukar
informasi, lalu juga terkadang saya meminta pendapat dari beliau. Beliau
juga orangnya santai dan mudah akrab dengan para bawahannya, jadi
tidak terasa kaku (transkrip wawancara 8, p. 270)
KS: Hubungan kalau dengan karyawan lain baik di divisi saya maupun di
divisi lain itu sangat dekat, karena pertama „gini, kantor kami ini seperti
yang bisa sampeyan lihat tidak ada sekat antara satu divisi dengan yang
lain, sehingga kita berkomunikasi juga mudah. Kedua, kita memiliki
hubungan yang dekat karena setiap hari kami saling bertukar informasi
mengenai pekerjaan. Karena operasional perusahaan ini tidak dapat
berjalan, kalau kita tidak saling bekerjasama, jadi ya sudah pasti setiap
hari kita saling berkomunikasi dan juga sering ngobrol di luar kantor
(transkrip wawancara 8, p. 270)
Penyampaian informasi DF: Tergantung informasi yang disampaikan memuat apa. Apabila
informasinya terkait dengan aktivitas inti perusahaan atau bersifat
rahasia, pasti diberikan melalui email. Misalnya saat CEO memberikan
informasi tentang SOP atau tentang perubahan kontrak, dokumennya
dikirimkan melalui e-mail. Untuk pemberitahuan yang sifatnya tidak
rahasia, kadang-kadang melalui memo atau berbicara dengan saya
langsung, mendatangi ke meja saya. Atau meminta saya untuk datang ke
ruangan CEO dan langsung mendapatkan pengarahan atau informasi baru
atau kebijakan baru. Saya lebih memilih via e-mail sebenarnya, karena
dokumennya apabila hilang dapat ditelusuri kembali (transkrip
wawancara 3, p. 201)
DF: Khusus untuk bagian saya, saya mengirimkan e-mail. Selain itu,
apabila memang ada informasi baru yang diperuntukkan bagi karyawan,
CEO atau pemilik pasti sudah memberikan print out pada saya dan
manajer lainnya. Print out itu juga yang ditempelkan pada papan
pengumuman kantor (transkrip wawancara 3, p. 201)
Penyampaian informasi
dilakukan melalui:
Percakapan langsung atau
tatap muka.
Pemberitahuan yang
ditempel di papan
pengumuman.
Email, terutama yang
diberikan dari manajer ke
karyawan.
Informasi yang diberikan dapat
berupa:
Masukan atas kinerja.
Kebijakan baru atau
perubahan kebijakan.
Keputusan operasional
perusahaan.
Valid
DG: Perkembangan kerja masing-masing divisi, semacam pelaporan per
divisi. Kemudian, masukan dan usulan dari para manajer atau dari
407
karyawan. Kemudian, penyampaian informasi dari owner dan CEO,
terutama jika ada perubahan yang terkait dengan perkembangan
perusahaan (transkrip wawancara 4, p. 224)
DS: Dituliskan, dicetak, kemudian dipasang di papan pengumuman.
Biasanya sebelum ditempel, para manajer sudah mendapatkan
pemberitahuan secara lisan dari CEO (transkrip wawancara 5, p. 227)
DS: Karena karyawan divisi saya sebagian besar di pabrik, maka saya
melakukan yang sama dengan owner dan CEO, saya ketik, di-print, dan
ditempel di papan pengumuman pabrik. Saya juga mengirimkan
pemberitahuan melalui e-mail (transkrip wawancara 5, p. 227)
DS: Saya juga punya meja kerja di kantor, cuma memang saya lebih
sering berada di pabrik, jadi saya masih bisa mendapatkan informasi
secara langsung dari mulut ke mulut. Setiap kali ada hal yang penting
juga pasti ada pengumuman resminya, entah lewat e-mail atau lewat
papan pengumuman di kantor. Antara kantor dan pabrik juga ada saluran
telepon, jadi kalau sewaktu-waktu ada perlu, saya bisa langsung
dihubungi (transkrip wawancara 5, p. 229)
KF: Kalau informasinya dari atasan, biasanya disampaikan langsung ke
karyawan. Kalau misal kami dari karyawan mendengar informasi penting
yang simpang siur dan asalnya tidak jelas dari mana, kami bertanya
langsung ke atasan untuk memastikan kebenarannya (transkrip
wawancara 6, p. 243)
KF: Sama saja, atasan berbicara langsung dengan kami karyawan. Tapi
sesudahnya pasti ada surat pengumuman resmi yang ditempel di papan
pengumuman. Kadang juga lewat e-mail, tapi lebih seringnya ditempel di
papan (transkrip wawancara 6, p. 244)
KF: Beliau berbicara kepada kami seperti kami adalah temannya,
sehingga kami nyaman untuk berkomunikasi dengan beliau (transkrip
wawancara 6, p. 244)
KF: Jadi jika ada yang perlu disampaikan kepada pimpinan, cukup
menyampaikan ke manajer keuangan, nantinya manajer saya yang akan
berinteraksi dengan pemilik dengan CEO (transkrip wawancara 6, p. 244)
KO: Ada banyak cara, lewat e-mail, lewat rapat. Kalau misal ada sesuatu
yang penting juga saya langsung berbicara face to face kepada manajer
saya. Beliau juga kalau ada informasi yang mau dibagikan, memberikan
pengumuman lisan, kemudian yang tertulis dipampang di papan
408
pengumuman (transkrip wawancara 7, p. 256)
KO: Atasan berkomunikasi dengan baik, jujur, dan terbuka, lalu mereka
juga berkomunikasi dengan santai, tetapi tetap dalam konteks seorang
pemimpin, sehingga membuat saya nyaman berkomunikasi dengan
mereka (transkrip wawancara 7, p. 258)
KS: Kami dapat langsung bertanya atau atasan akan menyampaikan
secara langsung informasi yang ada, atau kalau tidak misalnya ada satu
rekan kerja yang dipanggil oleh atasan untuk menyampaikan informasi,
maka ia akan menyampaikan kepada karyawan lainnya (transkrip
wawancara 8, p. 269)
KS: Penyampaian bisa dengan atasan berbicara langsung kepada kita,
atau bisa dengan mengeluarkan seperti surat pengumuman begitu dan
nanti ditempel di papan pengumuman (transkrip wawancara 8, p. 270)
KS: Atasan berkomunikasi dengan kita itu seperti teman yang dimana
kita saling memberi masukan, jadi untuk kita berbicara pun juga enak,
tidak takut. Kalau begini, kan enak juga kalau kita mau memberi
masukan atau ide ke perusahaan (transkrip wawancara 8, p. 272)
KS: Mereka langsung bicara kepada kita tentang apa yang terjadi dan apa
yang perlu mereka sampaikan (transkrip wawancara 8, p. 272)
Evaluasi kinerja O: Saya meminta pertanggungjawaban setiap minggunya itu untuk
masing-masing kepala melaporkan ada masalah apa, ada kendala
apa.“Oh, Pak, orang ini kerjanya seperti ini, ini, ini.” Jadi baru saya
pantau orang itu. Kalau saya harus pantau semua nggak mampu. Jadi
kepala-kepalanya itu yang saya minta pertanggungjawaban. Kalau misal
orang yang saya pantau itu kerjanya bagus, ya bisa kita naikin gajinya,
tapi kalau tidak bagus ya bisa kita keluarin (transkrip wawancara 1, p.
157)
O: Mengevaluasi karyawan apakah sudah sesuai dengan apa yang
perusahaan mau itu dengan melihat apakah yang karyawan lakukan
pertama sudah sesuai SOP, lalu apakah sudah sesuai yang menjadi
harapan saya sebagai pemilik, lalu juga dengan melihat dan
membandingkan apakah kinerja satu karyawan dengan karyawan lain.
Bisa juga dengan melihat hasil kerja yang mereka hasilkan itu apakah
sudah berdampak positif bagi kemajuan perusahaan (transkrip
wawancara 1, p. 158)
Evaluasi kinerja dilakukan
secara berkala setiap 6
bulan sekali oleh atasan
langsung: karyawan bawah
oleh manajer, manajer oleh
CEO, dan CEO oleh
pemilik.
Pimpinan melakukan
pengawasan dan
pengamatan terhadap
kinerja bawahan sehari-hari
sebagi bahan evaluasi.
Hasil kerja bawahan dalam
bentuk laporan digunakan
sebagai bahan evaluasi.
Pedoman evaluasi kinerja
Valid
C: Ya, kalau saya melihat ada karyawan yang dia memang benar-benar
409
ahli di dalam bidang yang dikerjakannya sehingga kinerja yang diberikan
pun sangat baik (transkrip wawancara 2, p. 177)
C: Mengevaluasi itu berdasarkan penilaian personal saya, namun tetap
berdasarkan pada aturan perusahaan. Apakah si karyawan tersebut sudah
sesuai dengan harapan saya untuk memajukan perusahaan ini, dan juga
apakah sudah sesuai dengan aturan kerja yang ada di perusahaan kami
(transkrip wawancara 2, p. 177)
C: Kalau di sumber daya manusia itu perlu ditingkatkan lagi aktivitasnya
agar kinerja dan keahlian sumber daya manusia perusahaan ini bisa
meningkat sehingga apa yang mereka kerjakan dapat lebih efektif dan
efisien (transkrip wawancara 2, p. 180)
C: Anak-anak pemasaran harus meningkatkan kinerjanya untuk promosi
produk agar produk kami lebih dikenal oleh masyarakat luas (transkrip
wawancara 2, p. 180)
C: Menurut saya, pemasaran yang kami lakukan kurang efektif dan
efisien. Karena, sampai saat ini kalau saya lihat masih banyak masyarakat
yang belum kenal produk kami. Jadi ya memang seharusnya ada upaya
yang lebih untuk pemasaran (transkrip wawancara 2, p. 181)
C: Kalau menurut saya pribadi, cara pemilik mengevaluasi kinerja saya
itu dengan melihat hasil kerja saya. Ketika apa yang saya kerjakan sesuai
dengan harapan beliau dan saya dilihat dapat memimpin perusahaan
untuk berkembang menjadi lebih baik, maka saya akan menerima hadiah
tertentu. Karena hal seperti ini sudah pernah terjadi sebelumnya
(transkrip wawancara 2, p. 182)
adalah kesesuaian dengan
SOP, harapan atasan, dan
kinerja karyawan lain
sebagai pembanding.
Kinerja pemasaran masih
harus ditingkatkan.
DF: Iya, tiap tahun ada evaluasi performa kerja. Untuk saya, yang
mengevaluasi CEO (transkrip wawancara 3, p. 199)
DF: Saya dan manajer lain dipanggil satu per satu, langsung bertemu
dengan CEO. Kemudian disampaikan hasil evaluasinya. Kadang juga
mendapatkan pertanyaan langsung dari CEO-nya, tentang kinerja
bawahan, tentang solusi yang akan saya tawarkan saat ada kehjian yang
tidak biasa dan terkait dengan bagian financial (transkrip wawancara 3, p.
199)
DF: Perusahaan menetapkan adanya evaluasi tahunan, karena berkaitan
dengan kenaikan gaji tahun berikutnya. Draft dasarnya sudah ada, jadi
saya menggunakan draft yang sudah ada. Saya juga meminta masing-
masing karyawan untuk menilai rekan kerjanya, agar saya tidak melulu
410
subjektif dalam menilai. Evaluasi dari saya sendiri diambil dari penilaian
pribadi saya terhadap hasil kerja setiap karyawan selama ini, bagaimana
interaksinya dengan saya dan dengan karyawan lain, kedisiplinan dia
dalam bekerja, hasil pengamatan saya selama berkeliling untuk
memantau anak buah saya, dan sebagainya. Setiap akhir tahun, saya
melakukan tatap muka satu-persatu dengan anak buah saya untuk
menyampaikan hasil evaluasi terhadap kinerjanya (transkrip wawancara
3, p. 197)
DF: Pemasaran harus lebih gencar lagi dalam mencari massa (transkrip
wawancara 3, p. 204)
DG: Kalau saya melihat diri sendiri sepertinya sulit ya. Pastinya saya
merasa sudah mengikuti alur penugasan yang ditetapkan di perusahaan,
saya juga telah melakukan pengawasan karyawan dengan baik, selain itu
saya berusaha untuk menemukan hal-hal yang membantu perkembangan
perusahaan. Jadi, ya… kinerja saya termasuk baik, untuk ukuran saya
(transkrip wawancara 4, p. 217)
DG: Untuk saya dan manajer lain, yang mengevaluasi adalah CEO. Jadi,
setiap 6 bulan sekali, CEO menyampaikan hasil evaluasinya melalui tatap
muka langsung. Kami dipanggil satu-persatu untuk menerima hasil
evaluasi, sekaligus sharing mengenai kondisi divisi masing-masing. Jadi
ada komunikasi dua arah (transkrip wawancara 4, p. 217)
DG: Tanpa perlu ada upaya khusus pun, dapat terlihat adanya perbedaan
atau perubahan dari cara pelaporan dan pengerjaan tugas dari waktu ke
waktu. Setiap bulan pasti ada laporan berkala dari karyawan saya, dan
saya bertugas menganalisis dan menggabungkan laporan tersebut
menjadi satu kesatuan laporan divisi operasional, jadi sekaligus
menganalisis kinerja mereka juga sebenarnya (transkrip wawancara 4, p.
222)
DS: Yang melakukan evaluasi atas kinerja saya adalah CEO dan
dilaksanakan setiap 6 bulan sekali (transkrip wawancara 5, p. 232)
DS: Itulah mengapa saya lebih sering di pabrik daripada di kantor, agar
saya bisa melihat sendiri anak buah saya kerja atau tidak. Selain itu, saya
bisa tahu bagaimanakah cara kerja mereka. Efektif atau tidak. Kalau saya
lihat cara kerjanya kurang efektif, saya dekati, saya beri masukan,
bagaimana agar bekerjanya lebih efektif dan efisien. Biar kecepatan kerja
juga meningkat bagaimana triknya. Dari situ, kelihatan mana karyawan
411
yang memang berkualitas dan berkembangnya cepat. Dari hasil
pengawasan itu, saya mengevaluasi pekerjaan mereka. Setiap 6 bulan
sekali ada evaluasi kinerja, jadi saya harus tatap muka satu persatu dan
menyampaikan hasil evaluasi perorangan (transkrip wawancara 5, p. 231)
KF: Kalau saya mengevaluasi diri saya sendiri, saya bekerja di sini
dengan memberikan kemampuan dan pengetahuan saya sepenuhnya.
Karena ketika saya dapat membuat terobosan-terobosan yang membuat
perusahaan sukses, maka sebagai karyawan di sini, saya pun dapat ikut
merasakan kesuksesan itu dan membuat saya bangga. Sehingga, saya
bekerja di sini berusaha untuk memberikan yang sebaik-baiknya
(transkrip wawancara 6, p. 241)
KF: Saya bekerja sesuai dengan peraturan perusahaan dan sesuai dengan
apa yang manajer saya katakan untuk saya lakukan. Dan ketika manajer
saya puas dengan apa yang saya kerjakan artinya saya mengerjakan
dengan baik, begitu juga sebaliknya. Seperti itu saja sih saya menilai
kinerja saya. Yang penting, saya mengerjakan dengan sungguh-sungguh,
dan apabila ada masukan ataupun perbaikan akan apa yang sudah saya
kerjakan, maka saya akan membenahi apa yang saya kerjakan tersebut,
sehingga hasilnya bisa maksimal (transkrip wawancara 6, p. 242)
KS: Saya di sini juga bertugas membuat rencana pemasaran, rencana
promosi, dibuat dalam bentuk proposal, sehingga bisa disampaikan ke
CEO atau owner. Sepanjang pengetahuan saya, dari situlah kinerja saya
dinilai atau dievaluasi (transkrip wawancara 8, p. 268)
KS: Kalau saya menilai diri saya sendiri, ya sudah sesuai dengan harapan
saya ya. Saya bekerja di sini tidak main-main, tapi saya bekerja dengan
sungguh-sungguh, karena bekerja ini kan juga untuk keluarga saya. Lalu
juga, ketika nanti kita para karyawan ini bekerja dengan maksimal lalu
membantu perusahaan menjadi perusahaan yang sukses, maka kita juga
akan terkena imbasnya (transkrip wawancara 8, p. 267)
KS: Mmm gini, jadi saya waktu saya bekerja itu dengan sungguh-
sungguh, dan juga mengerjakan apa yang menjadi tugas saya dengan
sebaik-baiknya. Lalu hasil kerja saya itu benar atau tidak, atau sesuai
harapan atasan atau tidak, itu pertama bisa dengan melihat tanggapan
atasan akan apa yang saya kerjakan, lalu dengan apa lagi ya. Mmm, ya
itu saja sih ya menurut saya (transkrip wawancara 8, p. 268)
Kesejahteraan karyawan O: Sudah jelas apabila kinerja karyawan sesuai atau melampaui dari yang Karyawan mendapatkan Valid
412
saya harapkan, akan saya berikan penghargaan dan juga hadiah, sehingga
mereka juga menjadi semakin termotivasi untuk memberikan yang
terbaik bagi perusahaan. Biasanya penghargaan dalam bentuk bonus yang
ditambahkan ke gaji pokok (transkrip wawancara 1, p. 158)
O: Apabila si karyawan tersebut mampu katakanlah mendongkrak
penjualan dan hal ini terus berlanjut, maka bisa gaji si karyawan tersebut
naik. Selain itu, juga dari jabatan yang mereka pegang. Semakin tinggi
jabatan, gaji yang diperoleh juga semakin tinggi (transkrip wawancara 1,
p. 157)
O: Karyawan sini kan dapat JAMSOSTEK karena memang aturannya
begitu. Tapi terus saya tambah asuransi dari luar JAMSOSTEK, soalnya
ada pertimbangan bahwa manfaat dari JAMSOSTEK itu kurang memadai
(transkrip wawancara 1, p. 160)
O: Yang lainnya bentuknya tunjangan, misalnya untuk karyawan wanita
yang melahirkan yaitu tunjangan kehamilan, ada juga tunjangan menikah,
tunjangan kematian apabila orangtua, suami, atau istri karyawan
meninggal dunia. Ada juga company gathering setahun sekali. Kalau
fasilitas kesejahteraan yang ada di kantor, ada air mineral gratis di
pantry, jadi karyawan tinggal ambil aja. Ada dispensernya, jadi kalau
mau bikin kopi atau teh, yang juga udah disediakan, tinggal bikin di
pantry (transkrip wawancara 1, p. 161)
fasilitas kesejahteraan
sebagai berikut:
Gaji pokok
Uang lembur
Bonus (hasil evaluasi)
Kenaikan gaji tahunan
JAMSOSTEK
Asuransi
Tunjangan (THR,
kehamilan, pernikahan,
kematian)
NPWP
Team building
C: Sudah pasti ketika seorang karyawan bekerja melampaui apa yang
seharusnya mereka kerjakan, maka kami akan memberikan hadiah
sehingga karyawan tersebut dapat termotivasi untuk terus menjadi
karyawan yang terbaik (transkrip wawancara 2, p. 177)
C: Karyawan yang bekerja di perusahaan ini didaftarkan sebagai peserta
JAMSOSTEK, jadi sekaligus mendapatkan fasilitas asuransi kesehatan.
Selain JAMSOSTEK juga didaftarkan ke asuransi lain. Kalau yang
berupa uang, ada komisi dan bonus tergantung dengan evaluasi hasil
kerja (transkrip wawancara 2, p. 177)
DF: Penghargaannya diwujudkan dalam bentuk kenaikan gaji. Hasil
evaluasi mempengaruhi besarnya kenaikan gaji. Yang kinerjanya biasa
saja akan menerima kenaikan gaji yang lebih sedikit dibandingkan
dengan karyawan yang kinerjanya bagus. Selain itu, ada penghargaan
berupa bonus atau uang tambahan (transkrip wawancara 3, p. 198)
DF: Ada asuransi, JAMSOSTEK, ada team building juga, baru dirintis
413
dan dimulai satu tahun terakhir ini. Intinya adalah bepergian bersama ke
suatu tempat, tidak perlu di luar kota juga. Fungsinya adalah untuk
mempererat hubungan anggota tim agar lebih kompak (transkrip
wawancara 3, p. 198)
DF: Ada, saya mendapatkan bonus akhir tahun untuk hasil kinerja saya.
Besarnya bonus itu tergantung pada hasil evaluasi, bagus, atau tidak
(transkrip wawancara 3, p. 199)
DG: Untuk setiap evaluasi kinerja, ada bonus tertentu sesuai dengan hasil
kerja selama satu periode evaluasi. Tapi nominalnya juga tidak banyak
(transkrip wawancara 4, p. 217)
DG: Saya pribadi akan memberikan pujian secara lisan. Dan untuk setiap
e-mail dari karyawan yang berisi hasil kerja, pasti saya balas dengan
ucapan terima kasih atau komentar atas hasil kerja tersebut (transkrip
wawancara 4, p. 222)
DG: Ada THR, asuransi, JAMSOSTEK, layanan untuk mendaftarkan
NPWP dari kantor untuk karyawan baru yang belum memiliki NPWP,
tunjangan lain juga diberikan pada karyawan. Ini adalah tugas dari C&R
untuk mengurus kompensasi dan manfaat bagi karyawan. Tentunya
semua beban ditanggung oleh perusahaan, misalnya pembayaran premi
asuransi (transkrip wawancara 4, p. 222)
DS: Sama dengan karyawan lain, jika ada pencapaian yang memuaskan,
maka akan mendapatkan bonus (transkrip wawancara 5, p. 232)
DS: Ada THR, yang pasti, setiap hari raya Idul Fitri. THR tidak hanya
diberikan pada karyawan yang beragama Islam, melainkan pada semua
karyawan. Jadi, bagi yang merayakan Natal, THR-nya diterima pada Idul
Fitri itu juga. Selain itu, ada program asuransi untuk karyawan, yang
membayar preminya adalah perusahaan agar tidak memberatkan
karyawan. Ada juga JAMSOSTEK. Cuma, sekarang ini ada BPJS
Kesehatan tersendiri, dan untuk mendaftar BPJS Kesehatan saat ini jadi
tanggung jawab karyawan sendiri. Mungkin kalau nantinya ada karyawan
baru, akan sekaligus didaftarkan BPJS Kesehatan (transkrip wawancara
5, p. 232)
KF: Ya, ada hadiah tertentu ketika saya bekerja sesuai dengan harapan
beliau (transkrip wawancara 6, p. 242)
KF: Gaji pokok sudah pasti diberikan kepada para karyawan di
perusahaan ini. Lalu, ada juga uang lembur. Bonus juga diberikan ketika
414
perusahaan mencapai suatu target. THR dan asuransi juga diberikan oleh
perusahaan bagi karyawan di sini (transkrip wawancara 6, p. 242)
KF: Ada perlindungan dari JAMSOSTEK. Jadi yang sudah terdaftar
sebagai peserta JAMSOSTEK karena sebelumnya bekerja di perusahaan
lain, harus didaftarkan lagi, dan yang lama dihapuskan. Yang belum
punya akan didaftarkan oleh perusahaan. Bagian HR yang mengurusi ini.
Bagian keuangan terlibat di pembayaran preminya, karena biaya
JAMSOSTEK ditanggung oleh perusahaan. Kemudian ada juga asuransi
lainnya yang coverage-nya lebih besar. Jadi ada yang ditanggung
asuransi ini, tapi tidak ditanggung oleh JAMSOSTEK. Asuransi swasta
tadi itu juga memberi jatah pemeriksaan kesehatan gratis buat karyawan.
Terkait dengan libur, perusahaan memberikan jatah cuti 12 hari setahun.
Kalau lebih dari 12 hari, masih bisa ambil cuti potong gaji. Jadi gaji
bulan itu akan dipotong sesuai dengan banyaknya hari cuti. Ada juga
team outbond atau team building. Setiap divisi mendapat kesempatan
untuk membuat acara tim, boleh outbond, boleh paintball, dinner, nonton
bareng, membuat jaket tim, rafting, paralayang, liburan ke pantai, atau
apapun, asal budget-nya sesuai dengan jatah tim. Perusahaan sendiri juga
mengadakan gathering setahun sekali, mengumpulkan semua karyawan
untuk keakraban (transkrip wawancara 6, p. 242)
KO: Cuti kantor, cuti khusus misal ada yang melahirkan atau menikah.
JAMSOSTEK, asuransi kesehatan. Yang saya canangkan, team bonding,
itu juga bentuk kesejahteraan karyawan. Oh iya, waktu hari raya, ada
THR untuk semua karyawan (transkrip wawancara 7, p. 256)
KO: Tengah tahun lalu saya mengusulkan ada team bonding untuk
masing-masing divisi. Jadi tiap divisi mendapatkan anggaran khusus
untuk mengadakan satu acara bebas setahun sekali. Yang mau pergi
makan-makan, boleh. Atau mau yang lebih menantang, misalnya arung
jeram, panjat tebing, atau outbond juga tidak apa-apa. Bebas
menentukannya asal sesuai budget (transkrip wawancara 7, p. 253)
KS: Ada uang bonus yang ditambahkan ke gaji setelah masa evaluasi.
Pastinya saya jadi termotivasi untuk bekerja lebih giat. Teman-teman lain
juga paling semangat kalau sudah waktunya masa evaluasi, jadi mati-
matian bekerja untuk menarik perhatian manajer. Tidak tahu kenapa,
suasananya menjadi lebih semangat di kantor (transkrip wawancara 8, p.
268)
415
KS: Ada gaji pokok, uang lembur, THR, dan asuransi yang diberikan
kepada karyawan. Kalau penghargaan seperti bonus, uang jalan-jalan,
katakanlah seperti itu, kita dapatkan kalau kinerja kita baik, atausaat
perusahaan ini mencapai suatu target tertentu, jadi semacam bonus
tambahan untuk merayakan pencapaian itu (transkrip wawancara 8, p.
268)
KS: Selain kenaikan gaji, kenaikan pangkat, kita kan juga bangga kalau
bekerja di perusahaan besar dan sukses. Ya, pokoknya saya kerja di sini
sudah memberikan apa yang saya mampu dan melaksanakan pekerjaan
saya dengan sebaik-baiknya (transkrip wawancara 8, p. 267)
Jenjang karir C: Di sini tidak ada jenjang karir bagi setiap karyawan. Kenaikan jabatan
untuk karyawan berdasarkan penilaian masing-masing kepala divisi dan
akan didiskusikan dengan saya dan pemilik (transkrip wawancara 2, p.
176)
Di PT MSJ tidak ada jenjang
karir. Setiap pimpinan bukan
berasal dari karyawan yang
naik pangkat, melainkan
memang secara khusus
direkrut dari awal untuk
menduduki posisi atasan.
Valid
DF: Saya ingin mematenkan adanya jenjang karir di divisi keuangan,
atau setidaknya ada pelabelan Senior dan Junior. Dengan demikian
masing-masing karyawan akan merasa terpacu untuk bekerja lebih giat,
karena ada jabatan yang lebih tinggi yang bisa diraih. Selain itu, saya
akan melaksanakan teambuilding secara rutin. Saya berharap bahwa
konsep ini tidak hanya dipraktekkan di divisi saya saja, melainkan juga
divisi lainnya. Berhubung saya adalah manajer keuangan, saya juga harus
memperhitungkan dulu berapa biaya yang diperlukan untuk mewujudkan
hal tersebut, sehingga saya dapat mengajukan kepada pemilik dan CEO
(transkrip wawancara 3, p. 204)
KF: Setahu saya, tidak ada jenjang karir di perusahaan ini (transkrip
wawancara 6, p. 238)
KO: Setahu saya, tidak ada kebijakan atau aturan mengenai jenjang karir
bagi karyawan di sini (transkrip wawancara 7, p. 253)
KS: Di perusahaan ini, tidak ada jenjang karirnya atau apapun itu
(transkrip wawancara 8, p. 267)
Pembagian tanggung
jawab
O: Saya megang pimpinan tertinggi di sini. Jadi saya yang bikin
kebijakan, ambil keputusan, mengawasi aktivitas perusahaan, menyusun
strategi perusahaan, ya semacam itu lah (transkrip wawancara 1, p. 150)
O: Sekarang sih tanggung jawab mencari karyawan sudah dipasrahkan ke
bagian HR dan manajer (transkrip wawancara 1, p. 156)
O: Kalau untuk urusan karyawan, saya percayakan pada anak saya yang
Owner memegang
tanggung jawab tertinggi
dalam perusahaan.
CEO bertanggungjawab
mengelola aktivitas
Valid
416
jadi CEO-nya (transkrip wawancara 1, p. 156)
O: Yang menetapkan jumlah gula dari pemasok itu manajer divisi
operasional, yang kalau di dalam perusahaan saya ini disebut sebagai
Director of General Affairs. Untuk jumlahnya juga sesuai dengan
keinginan saya, apa yang sudah dirapatkan antara saya dengan
manajemen. Cuma yang membagi belinya berapa-berapa dulu itu ya
bagian operasional (transkrip wawancara 1, p. 161)
O: Untuk target produksi, CEO dan kepala divisi produksi bertanggung
jawab. Mereka yang akan berunding untuk menetapkan target yang harus
dihasilkan. Lalu, akan dilaporkan kepada saya, sehingga saya dapat
memutuskan untuk menyetujuinya atau tidak (transkrip wawancara 1, p.
163)
O: Ya untuk rencana anggaran dan alokasi pendanaan yang bertanggung
jawab CEO dan juga manajer keuangan. Tetapi tetap dilaporkan lagi
kepada saya (transkrip wawancara 1, p. 163)
perusahaan dan memimpin
karyawan.
Director of Finance
bertanggungjawab
mengelola aktivitas
finansial perusahaan.
Director of General Affairs
bertanggungjawab
mengelola sarana prasarana
dan ketenagakerjaan.
Director of Sugar Division
bertanggungjawab atas
aktivitas produksi dan
pemasaran.
Karyawan mendapatkan
pembagian tanggung jawab
dari manajer divisi masing-
masing.
C: Saya memimpin perusahaan, mengelola dan bertanggungjawab atas
semua aktivitas perusahaan (transkrip wawancara 2, p. 171)
C: Karena memang wewenang saya untuk merumuskan tujuan
perusahaan dan menetapkan garis besar kebijakan perusahaan. Kalau
untuk detail per divisi, saya tetap membutuhkan bantuan para manajer
(transkrip wawancara 2, p. 175)
C: Perekrutan karyawan bukan tanggung jawab saya, melainkan
tanggung jawab dari directorofgeneral affairs (transkrip wawancara 2, p.
176)
C: Manajer keuangan yang mengurusi masalah rencana anggaran, namun
tetap didiskusikan dengan saya dan pemilik sebagai pengambil keputusan
untuk memberi persetujuan(transkrip wawancara 2, p. 183)
DF: Sebagai Director of Finance, saya bertanggungjawab mengelola
keuangan perusahaan, menyusun alokasi dana untuk produksi, gaji,
pembelian, dan kegiatan lain. Saya juga bertanggungjawab atas pencairan
dana dan pembukuan atau administrasi keuangan. Selama dan setelah
pembukuan, saya melaksanakan verifikasi anggaran yang terpakai untuk
selanjutnya membuat laporan anggaran secara berkala, yaitu bulanan dan
tahunan. Selain itu, saya harus selalu melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan anggaran secara periodik. Karena saya yang mengepalai
seluruh karyawan bagian keuangan, saya berwenang membagi tugas
417
kepada karyawan divisi keuangan dan memberikan instruksi bagi mereka
dalam melaksanakan pekerjaannya. Saya diwajibkan untuk mengawasi
dan menilai atau mengevaluasi kinerja karyawan finance. Seluruh
kegiatan perusahaan pasti tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan
finansial. Dalam konteks ini, saya bertanggungjawab dan berhak untuk
memberikan masukan pada owner atau CEO tentang kebijakan atau
keputusan yang membutuhkan alokasi dana tertentu (transkrip
wawancara 3, p. 190)
DF: Saya memiliki beberapa karyawan yang telah saya bagi-bagi
tugasnya. Untuk pencatatan transaksi, ada yang bertanggungjawab.
Selain itu, ada bagian purcashing. Dan sebagainya. Setiap kebutuhan
pengeluaran yang tidak termasuk dalam pengeluaran rutin harus diajukan
dulu kepada saya. Saya akan mengawasi, menyortir yang mana yang
kira-kira perlu, kemudian memberikannya pada pemilik atau CEO
(transkrip wawancara 3, p. 202)
DG: Secara garis besar, saya mengkoordinasi dan mengelola proses
pengadaan barang, perawatan sarana prasana, dan ketenagakerjaan
(transkrip wawancara 4, p. 206)
DG: Ada empat orang, masing-masing memiliki tanggung jawab yang
berbeda-beda. Satu orang bertugas sebagai OA atau Office Administrator,
yang ada di meja depan itu. Tugasnya berkaitan dengan surat menyurat
dan sebagainya. Jadi, kalau membutuhkan struktur organisasi lengkap
termasuk job description, langsung saja ke OA. Selanjutnya, yang duduk
dekat OA, ada Building Maintenance. Dia yang urusan sarana prasarana,
termasuk pemasangan, pemeliharaan, dan perbaikan. Yang ketiga,
RecruitmentSpecialist yang mengelola perekrutan dan pelatihan
karyawan, termasuk juga pelatihan buat manajer. Terakhir, C&B atau
Compensation and Benefits. C&B tugasnya mengurus kompensasi buat
karyawan, termasuk cuti, asuransi, bonus, gaji, tunjangan, dan sebagainya
(transkrip wawancara 4, p. 206)
DG: Saya sendiri atau saya menunjuk anak buah saya untuk
menghubungi berbagai supplier, mencari informasi mengenai
ketersediaan barang yang kami butuhkan, kemudian memilih yang paling
menguntungkan bagi perusahaan dan menghubungi supplier yang
bersangkutan. Supplier di sini ada bermacam-macam, bukan hanya
pemasok gula, melainkan juga supplier barang-barang keperluan kantor
418
atau keperluan operasional lainnya. Seperti untuk ATK, saya tidak
membeli dari toko biasa, tapi menghubungi supplier alat kantor yang
memang spesialis menangani pembelian partai besar. Jadi harganya lebih
murah dan lebih praktis karena ada layanan pengiriman ke kantor. Selain
itu, AC, meja kursi, mesin, kendaraan, dan sarana prasarana lain juga
saya yang melakukan pemilihan supplier dan melakukan kontrol. Saya
juga berhubungan dengan para penyedia jasa training karyawan dan
manajemen. Untuk penyedia OB dan security juga kami pakai
outsourcing, jadi saya yang melakukan seleksi. Partner outsourcing
tersebut dapat digolongkan sebagai supplier juga dalam hal ini (transkrip
wawancara 4, p. 213)
DG: Tidak lama setelah mendaftarkan perusahaan ini, divisi saya
mengurus tentang paten untuk nama produk (transkrip wawancara 4, p.
208)
DS: Sebagai Director of SugarDivision, saya bertanggungjawab
mengelola urusan produksi, dari penerimaan barang, penyimpanan,
pengemasan, pengepakan, hingga pengiriman barang (transkrip
wawancara 5, p. 226)
KF: Karena saya bekerja di bagian keuangan, saya bertanggungjawab
dalam hal pembukuan (transkrip wawancara 6, p. 240)
KF: Saya secara khusus menangani masalah purchasing atau pembelian.
Jadi, segala macam pembelian, baik untuk perlengkapan kantor,
persediaan barang, pembayaran pasokan gula, menjadi tanggung jawab
saya untuk melaksanakan dan mengelola (transkrip wawancara 6, p. 240)
KF: Setiap kali ada kegiatan yang membutuhkan pembelian, harus
memberikan salinan proposal atau rencana budgeting pada saya.
Misalnya untuk pembelian pasokan gula, yang memang sudah terjadual,
saya yang bertugas untuk memeriksa pengajuan dari bagian administrasi
sugar division, berapa banyak gula yang akan diperoleh dari pemasok
dan berapa nominal uang yang dibutuhkan. Kemudian saya akan
melakukan pemeriksaan ulang terhadap harga yang dicantumkan dalam
pengajuan dan melakukan crosscheck untuk melihat apakah nominal
yang dituliskan dalam pengajuan telah sesuai dengan kenyataannya.
Langkah selanjutnya adalah menyerahkan dokumen pengajuan pada
manajer keuangan untuk mendapatkan ACC. Jika sudah melewati
manajer keuangan dan disetujui, saya mengambil uang tunai sejumlah
419
yang diminta kepada karyawan keuangan yang bertugas memegang kas
perusahaan. Saya kemudian memberikan konfirmasi kepada bagian
administrasi sugar division untuk mengambil dana yang sudah cair.
Pengambilan dana tersebut ditandai dengan dokumen pencairan dana,
dimana setelah transaksi terjadi, bagian administrasi sugar division harus
kembali menemui saya untuk menyerahkan bukti pembayaran yang resmi
ke pemasok (transkrip wawancara 6, p. 240)
KF: Untuk pengeluaran yang tidak termasuk pengeluaran semacam itu,
mekanismenya hampir sama. Misalnya akan ada acara gathering untuk
karyawan, yang pastinya butuh biaya besar. Pengelola atau
penanggungjawab kegiatan harus menyiapkan proposal pengajuan dana
untuk kegiatan tersebut. Dari rencana anggaran di proposal, saya periksa
nominal yang tertera pada masing-masing pos pengeluaran, adakah
penyimpangan dari harga aktual di pasaran. Setelah verifikasi dan
screening dari saya, rancangan anggaran saya naikkan ke manajer
keuangan untuk mendapatkan ACC. Jika akhirnya ada ACC dari
manajer, saya menyiapkan dana segar sesuai nominal yang disetujui,
dimana akhirnya karyawan yang bertugas kemudian menemui saya untuk
mengambil dana yang sudah cair. Selanjutnya sama saja dengan yang
telah saya sebutkan sebelumnya (transkrip wawancara 6, p. 241)
KO: Kami mengurusi pembelian alat-alat kantor dan alat produksi. Kami
juga bertugas merawat fasilitas yang ada di perusahaan, termasuk mesin,
bangunan, kendaraan, peralatan elektronik, sampai ke benda-benda kecil
yang menjadi milik perusahaan. Selain itu, divisi kami mengurusi
masalah personalia atau ketenagakerjaan (transkrip wawancara 7, p. 252)
KO: Saya adalah bagian recruitment dan training. Saya bertugas
merekrut karyawan baru. Apabila ada lowongan pekerjaan atau ada divisi
yang membutuhkan karyawan baru, saya yang melakukan promosi atau
membuat iklan lowongan pekerjaan. Apabila ada calon karyawan yang
melamar di PT MSJ, saya juga bertugas menghubungi calon karyawan
tersebut, mengatur jadual tes tulis, psikotes, dan wawancaranya. Nah,
karena memang selama ini jarang ada kekosongan posisi, saya juga diberi
wewenang untuk menyiapkan materi training. Tapi tetap saya harus
konsultasi dengan divisi lain, karena tidak semua materi saya paham.
Misalnya training divisi keuangan, agak kesulitan juga kalau harus
memberikan training masalah keuangan. Jadi saya biasanya mengatur
420
penjadualannya, berapa lama waktu training, syarat kelulusan training
seperti apa. Saya juga berhak mengatur pelatihan atau workshop apa yang
akan diadakan untuk karyawan (transkrip wawancara 7, p. 252)
KS: Tugas saya adalah mencari upaya-upaya pemasaran yang sekiranya
bisa mendongkrak penjualan Gulasir dan Gula Selera. Misal kami
mengadakan promo, itu juga idenya pasti dari bagian pemasaran. Selain
itu, saya juga tugasnya melihat kompetitor, mencari info melalui koran
atau internet atau tempat lainnya agar tahu kita kekurangannya dimana
dan kekuatannya dimana, nanti itu dipakai untuk mengembangkan
perusahaan (transkrip wawancara 8, p. 264)
KS: Di perusahaan ini pimpinan ada 5 orang, yaitu pemilik, CEO,
manajer keuangan, manajer operasional, dan manajer untuk divisi gula.
Manajer divisi gula membawahi divisi-divisi lagi seperti divisi
administrasi, pemasaran, produksi dan lain sebagainya. Sedangkan, untuk
manajer keuangan dan manajer operasional membawahi karyawan
mereka masing-masing (transkrip wawancara 8, p. 267)
Struktur organisasi O: Untuk strukturnya bagaimana, nanti minta saja bagan dari CEO atau
bagian HR (transkrip wawancara 1, p. 156) Urutan hirarki koordinasi:
Owner – CEO – Manajer –
Kepala Bagian (khusus
Sugar Division) –
karyawan.
Struktur organisasi resmi
telah disertakan (Bab 4).
Valid
DG: Urut dari atas, dari owner, CEO, manajer-manajer, kepala bagian,
kemudian karyawan (transkrip wawancara 4, p. 214)
DS: Di puncak koordinasi ada owner, kemudian di bawahnya adalah
CEO. Di bawah CEO ada 3 manajer, yaitu Director of Sugar Division
atau saya sendiri, kemudian Director of Finance, dan Director of General
Affairs. Di bawahnya ada karyawan biasa dan khusus divisi saya ada
Kepala Pemasaran, Kepala Gudang, Kepala Produksi, dan Kepala
Pengiriman (transkrip wawancara 5, p. 226)
KF: Di bagian top managementada pemilik di bagian paling atas, lalu
CEO, lalu CEO membawahi manajer keuangan, manajer operasional, dan
manajer untuk divisi gula. Masing-masing manajer tersebut membawahi
karyawan yang bekerja di bidangnya masing-masing. Ada juga kepala
pemasaran, kepala produksi, kepala gudang, kepala pengiriman, dan
administrasi yang berada di bawah koordinasi manajer divisi gula
(transkrip wawancara 6, p. 240)
KO: Paling tinggi itu pemilik. Kemudian di bawahnya ada CEO. Di
bawah CEO ada tiga orang manajer: manajer atau direktur keuangan,
direktur operasional, dan direktur pergulaan. Di bawah manajer masih
421
ada karyawan divisi yang jumlahnya banyak (transkrip wawancara 7, p.
255)
KO: Secara organisasi juga dulu yang sudah ada adalah pemilik, CEO,
dan tiga manajer – operasional, keuangan, pergulaan (transkrip
wawancara 7, p. 263)
Alur pembuatan
keputusan
O: Kalau alur keputusan bisnis di sini, misal ada komplain, manajer
masing-masing divisi itu mengadakan meeting untuk membahas masalah
ini, baru dari hasil meeting itu diberikan kepada saya, lalu baru saya kasih
keputusan, “Oh, ya, harganya segini, yang kita lakukan harus
menurunkan harga juga, atau bukan menurunkan harga, harus kita bikin
promo (transkrip wawancara 1, p. 163)
Pengambilan keputusan dalam
terjadi dalam beberapa alur:
Hasil diskusi karyawan –
disampaikan pada manajer
– disampaikan pada CEO –
disampaikan pada owner.
Hasil diskusi manajer –
disampaikan pada CEO dan
owner saat meeting.
CEO dan owner membuat
keputusan langsung
mengenai hal-hal inti bagi
perusahaan.
Valid
C: Jabatan paling tinggi dipegang oleh pemilik. Pemilik membawahi saya
sebagai CEO. Lalu saya membawahi manajer keuangan, manajer
pengadaan atau operasional, dan manajer sugar division. Setiap manajer
memiliki anak buah masing-masing. Khusus untuk sugar division
manager di tempat kami membawahi kepala pemasaran, kepala produksi,
kepala gudang, kepala pengiriman, dan bagian administrasi (transkrip
wawancara 2, p. 178)
DF: Hal-hal inti akan diputuskan secara langsung oleh pemilik atau
pemilik bersama CEO, dimana setelah keputusan diambil, tidak ada
kompromi lagi karena langsung dari atasan. Untuk keputusan yang terkait
dengan tugas divisi, kami para manajer yang bertugas mengambil
keputusan, kemudian menyampaikan kepada pemilik dan CEO untuk
diperiksa dan ditelaah ulang (transkrip wawancara 3, p. 201)
KF: Koordinasi divisi di perusahaan juga mendukung berkembangnya
bisnis. Kalau ada yang perlu disampaikan, karyawan dapat langsung
berbicara dengan manajer. Dan hari itu juga, manajer menghubungi CEO
atau pemilik, atau keduanya. Kalau ada sesuatu yang harus diputuskan
cepat, pemilik dan CEO juga memberikan respon yang cepat (transkrip
wawancara 6, p. 248)
KS: Karyawan berdiskusi, lalu hasil diskusi diberikan kepada pemilik,
dan pemilik yang akan mengambil keputusan. Nanti hasil keputusan
pemilik dikembalikan kepada kita untuk kita laksanakan (transkrip
wawancara 8, p. 271)
Alur pembuatan kebijakan O: Kita biasanya ada surat, saya bikin surat, lalu ditempel jadi semua
karyawan bisa lihat (transkrip wawancara 1, p. 160)
Penetapan kebijakan dan
aturan terjadi dalam beberapa
Valid
422
O: Ya melihat kinerjanya lah. Misalnya sempat ada yang terlambat
masuk kantor beberapa kali dan tidak belajar dari pengalamannya, jadi
saya memutuskan untuk memperketat masalah jam kerja (transkrip
wawancara 1, p. 160)
alur:
Kinerja bermasalah –
manajer membuat
keputusan untuk divisi –
disampaikan pada CEO dan
owner untuk disetujui –
disampaikan pada
karyawan.
Manajer melaporkan
kinerja divisi dalam
meeting – CEO dan owner
memberikan masukan –
dirumuskan kebijakan
tertentu – disampaikan pada
karyawan.
Karyawan memberikan
masukan terkait kebijakan
dalam meeting – manajer
merumuskan perubahan
kebijakan – manajer
menyampaikan pada CEO
dan owner untuk disetujui –
disampaikan pada
karyawan.
C: Untuk perubahan kebijakan biasanya saya akan membicarakan kepada
pemilik dan para manajer, lalu para manajer akan membicarakannya
kepada bawahan mereka masing-masing. Selain itu, ada pula kebijakan
yang akan ditulis dan akan ditempelkan di papan pengumuman sehingga
karyawan bisa membacanya (transkrip wawancara 2, p. 182)
DF: Perkembangan perusahaan, aturan inti perusahaan, kebijakan baru di
perusahaan dan kinerja karyawan divisi saya (transkrip wawancara 3, p.
203)
DG: Saya memperhitungkan kelancaran kerja selama ini. Kalau memang
tidak ada yang bermasalah, maka jalannya kinerja karyawan sudah baik,
tidak perlu ditambah dengan macam-macam aturan lagi (transkrip
wawancara 4, p. 224)
DG: Sama dengan alur pengambilan keputusan. Dari saya, disampaikan
ke CEO, kemudian berlanjut ke owner. Atau, bisa langsung disampaikan
pada meeting dimana ada CEO dan owner sekaligus (transkrip
wawancara 4, p. 224)
DS: Faktor yang utama adalah arah pengembangan perusahaan. Saat
rapat dengan owner dan CEO, biasanya ada penyampaian laporan dari
setiap manajer mengenai perkembangan aktivitas perusahaan di masing-
masing divisi. Dari sana, owner memberikan komentar atau masukan,
dimana bisa jadi akan ada perubahan dalam kegiatan perusahaan.
Kemudian CEO akan memberikan perincian atau langkah-langkah
konkret yang harus dilakukan oleh para manajer. Dari situlah kami, para
manajer, membuat penyesuaian untuk diterapkan di divisi kami masing-
masing. Jadi, bisa dibilang bahwa inisiatif dari atasan saat rapat
merupakan pertimbangan bagi saya dalam melakukan perubahan
kebijakan di divisi saya. Selain itu, masukan dari karyawan juga menjadi
pertimbangan saya dalam mengubah kebijakan. Jadi, saat ada rapat divisi,
apabila ada karyawan yang menyampaikan masukan bagi pengembangan
divisi atau perusahaan, maka akan saya pertimbangkan dan saya
sampaikan pada saat meeting dengan atasan (transkrip wawancara 5, p.
227)
423
Peraturan perusahaan O: SOP-nya itu untuk karyawan, isinya umum. Jadi, seperti masuk kerja,
kemudian kerapian kerja. Kalau masuk kerja itu ya jam masuknya jam 8,
lalu untuk kerapian kerja harus pakai sepatu, dan sebagainya. Ini SOP
dalam karyawan kantor, bukan untuk karyawan produksi ya. Karyawan
produksi yang di pabrik itu beda lagi. Ada lagi SOP-nya. SOP-nya untuk
produksi itu rambut harus rapi, kemudian harus menggunakan seragam
khusus produksi, pakai topi. Kemudian mesin setiap 100 ton itu harus
dibersihkan, dan sebagainya (transkrip wawancara 1, p. 157)
Terdapat 2 aturan yang
diberlakukan di PT MSJ:
Standar Operasional
Perusahaan (SOP),
memuat: jam kerja, pakaian
kerja, cara komunikasi, dan
hal-hal lain yang bersifat
oeprasional atau rutin.
Kontrak kerja, memuat:
aturan cuti, hak dan
kewajiban, kerahasiaan
informasi perusahaan, dan
hal-hal lain yang bersifat
nonoperasional, mendalam,
dan spesifik.
Valid
C: SOP kami berisi instruksi kerja mengenai kapan, di mana, siapa, lalu
bagaimana pekerjaan tersebut dikerjakan. SOP kami antara lain berisi
mengenai jam masuk dan pulang kerja, pakaian kerja, dan lain-lain
(transkrip wawancara 2, p. 175)
C: Untuk semuanya, dong. Untuk saya sendiri, para manajer, dan
karyawan lainnya. Untuk di kantor dan di pabrik, SOP-nya sama, dan
diberlakukan merata agar adil (transkrip wawancara 2, p. 175)
DF: Yang jelas, ada ketentuan mengenai jam kerja dan job description
untuk masing-masing divisi. Pemakaian seragam kantor juga
dicantumkan dalam SOP. Termasuk masalah interaksi dengan pihak
eksternal kantor atau pabrik juga diatur. Beberapa karyawan dalam
pekerjaannya harus berkomunikasi dengan pihak luar, misalnya
resepsionis, karyawan pabrik yang berurusan dengan penerimaan barang
dari pemasok dan penyerahan barang ke distributor, kemudian bagian
public relation, dan sebagainya. Untuk mengadakan pertemuan dengan
pihak eksternal pun sudah ada aturannya sendiri, prosedurnya bagaimana,
pakaian yang digunakan seperti apa, misalnya seperti itu. Sebagian besar
aturan yang dimasukkan dalam SOP adalah aturan general, tapi ada
sebagian lain yang bersifat khusus. Untuk peraturan yang lebih
mendalam, dicantumkan dalam kontrak kerja setiap karyawan, misalnya
tentang kerahasiaan informasi perusahaan, mana yang boleh diungkapkan
kepada pihak eksternal dan mana saja yang hanya boleh beredar di
kalangan internal (transkrip wawancara 3, p. 194)
DG: Ada aturannya sendiri, dituliskan sebagai SOP atau Standar
Operasional Perusahaan dan yang tertuang di dalam kontrak kerja
karyawan (transkrip wawancara 4, p. 224)
DG: Di SOP diatur tentang hari kerja, jam masuk kerja, pakaian kerja,
sikap yang harus ditunjukkan saat bertemu dengan atasan, bagaimana
424
cara bersikap di depan tamu dari luar perusahaan, dan sebagainya. SOP
lebih bersifat operasional, hal yang dilakukan sehari-hari. Yang tertera di
kontrak lebih spesifik lagi, termasuk tugas dan kewajiban masing-masing
karyawan, masalah kerahasiaan informasi perusahaan, tentang hari libur
atau cuti, tentang fasilitas kesejahteraan yang diperoleh karyawan, dan
sebagainya (transkrip wawancara 4, p. 224)
DS: Peraturan perusahaan ada dua, berupa SOP atau Standar Operasional
Perusahaan dan yang tertuang secara implisit di kontrak kerja. SOP
sepenuhnya disusun oleh owner dan CEO. Isinya adalah aturan yang
sifatnya operasional atau berkaitan dengan keseharian, misalnya pakaian
kerja untuk karyawan kantor dan karyawan pabrik, cara absensi, jam
masuk dan pulang kerja, cara karyawan berkomunikasi dengan pihak
luar, cara karyawan berinteraksi dengan para atasan, dan lainnya. Dalam
kontrak, aturan yang tertuang itu sifatnya lebih mendetail, bagaimana
caranya mengajukan cuti, berapa banyak jatah cuti per tahun, aturan
tentang pemecatan dan pengunduran diri, dan sebagainya (transkrip
wawancara 5, p. 228)
KF: Ya, ada SOP yang berisi rincian kerja dan tanggung jawab masing-
masing karyawan, dan juga adaprosedur dan aturan bagaimana pekerjaan
tersebut dilaksanakan (transkrip wawancara 6, p. 240)
KO: SOP ini isinya mengenai job description bagi masing-masing divisi
atau karyawan, serta peraturan perusahaan yang mendasar, seperti
ketentuan berpakaian. SOP lebih ke gambaran umum tentang peraturan
mendasar di perusahaan ini (transkrip wawancara 7, p. 256)
KS: Ada, yaitu mengatur mengenai deskripsi kerja karyawan masing-
masing dan juga peraturan-peraturan yang umum dalam perusahaan,
seperti jam masuk, jam pulang, pakaian yang harus dikenakan (transkrip
wawancara 8, p. 267)
Respon terhadap
kesalahan
O: Untuk kesalahan yang kecil-kecil saja, saya melimpahkan tanggung
jawab untuk mengurusi itu ke kepala masing-masing divisi. Tetapi,
apabila seorang karyawan membuat suatu kesalahan yang fatal, barulah
kepala divisi melapor kepada saya, dan saya memanggil karyawan
tersebut, atasannya, dan pihak lain yang terlibat (transkrip wawancara 1,
p. 158)
Kesalahan atau kelalaian
karyawan akan direspon
sebagai berikut:
Didiamkan, dimana atasan
melakukan solusi khusus
untuk menyelesaikan
masalah.
Valid
C: Saya akan tegur mereka dan menasehati apabila mereka membuat
kesalahan yang tidak parah. Lalu, untuk ke depannya, saya akan
425
memantau pekerjaan mereka. Tetapi apabila mereka melakukan
kesalahan yang parah dan tidak bisa ditoleransi, misalnya membocorkan
rahasia perusahaan, maka karyawan tersebut akan dikeluarkan (transkrip
wawancara 2, p. 178)
Ditegur secara langsung
oleh atasan yang
berwenang.
Surat Peringatan (SP) oleh
atasan.
PHK apabila kesalahan dan
kelalaian melanggar
kontrak atau tidak bisa
ditolerir.
Sesama karyawan akan
menegur, atau melaporkan
adanya kesalahan atau
kelalaian pada manajer atau
atasan yang berwenang.
DF: Pelanggaran aturan akan ditindaklanjuti dengan peringatan lisan.
Apabila masih dilakukan pelanggaran lagi, akan diberikan surat
peringatan atau SP. Setelah 2 kali SP, dan masih ditemukan pelanggaran,
karyawan tersebut akan mendapatkan sanksi PHK. Untuk pelanggaran
yang berat, tentunya langsung mendapatkan SP, atau yang paling parah,
langsung dipecat dari perusahaan. Di divisi saya sendiri, karena masalah
finansial sangat krusial dalam perusahaan, saya mengambil kebijakan
untuk langsung memberikan SP jika ada yang melanggar peraturan.
Apalagi pelanggaran kontrak, saya memilih untuk melaporkan langsung
pada CEO atau owner dan merekomendasikan pemecatan.
Permasalahannya, kontrak kan sifatnya sangat mengikat dan memiliki
kekuatan hukum, jadi pelangaran kontrak sama saja dengan pelanggaran
hokum (transkrip wawancara 3, p. 195)
DF: Terkait dengan kinerja karyawan, jika ada kekurangan atau
kelalaian, saya mengeksplor solusi yang bisa diambil, misalnya
mengganti penugasan untuk masing-masing orang (transkrip wawancara
3, p. 203)
DG: Kalau melalaikan tugas, misalnya mengabaikan tugasnya, maka saya
akan menegur dengan keras. Bersantai di kantor saat tidak ada pekerjaan
itu tidak masalah asalkan memang saat tidak ada yang harus dikerjakan.
Apabila melakukan kesalahan dalam tugas, karena semua masih lewat
saya dulu sebelum diserahkan pada divisi lain atau pada CEO, maka tidak
terlalu masalah, tetapi tetap saya beritahu, saya tegur secara baik-baik.
Kecuali, satu kesalahan dilakukan berulang-ulang, maka saya harus
menegur.dengan keras atau saya beri SP (transkrip wawancara 4, p. 222)
DS: Saya lihat dulu bagaimana kesalahannya. Kalau misalnya
kesalahannya masih bisa ditolerir dan bisa saya perbaiki, maka saya
diamkan saja. Tapi kalau sudah dilakukan berulang kali, maka akan saya
tegur. Tapi kalau kesalahannya menghambat proses produksi dan sifatnya
fatal, maka akan langsung saya panggil untuk menghadap saya dan saya
tegur. Kalau misal ada yang tertangkap tidak mengerjakan tugasnya,
padahal ada tugas yang masih menumpuk, misalnya ada yang leha-leha
426
saat omset harian belum tercapai, maka harus saya tegur langsung di
hadapan karyawan lain, karena efek sampingnya tidak baik untuk
karyawan lain, bisa jadi yang lain malah meniru bersantai seperti itu
(transkrip wawancara 5, p.231)
KF: Apabila karyawan divisi saya melakukan kesalahan yang
mengganggu kinerja saya dan menganggu kelancaran operasional bisnis,
maka saya akan melaporkan kepada manajer saya untuk ditindak lebih
lanjut. Tetapi sebelumnya saya akan menegur dan menasehati (transkrip
wawancara 6, p. 245)
KO: Saya diam saja, karena mereka sudah ditindak oleh atasan. Atau
apabila keterlaluan sekali kesalahan mereka, maka saya akan menegur
dan juga mengajak bicara (transkrip wawancara 7, p. 258)
KO: Ya, mengajak mereka bicara apabila kesalahan mereka berimbas
pada operasional perusahaan (transkrip wawancara 7, p. 258)
KS: Ya kalau saya, karena atasan sudah bertindak, ya diam saja, tidak
ikut-ikutan, nanti takutnya masalahnya tambah rumit. Ya palingan kalau
dia meminta saya masukan, baru saya kasi masukan. Tapi kalau tidak, ya
sudah diam saja (transkrip wawancara 8, p. 271)
Respon terhadap masukan O: Semua inisiatif dan masukan dari karyawan, saya tampung dahulu.
Lalu setelah itu, saya dengan kepala-kepala divisi melakukan meeting
untuk mempertimbangkan masukan tersebut. Apabila masukan tersebut
bisa diterima dan dijalankan, dan memberikan hasil yang positif, maka
masukan tersebut akan menjadi suatu kebijakan yang baru (transkrip
wawancara 1, p. 159)
O: Kalau ada masalah atau saran atau kritik bisa langsung disampaikan
ke saya, tanpa harus merasa takut (transkrip wawancara 1, p. 159)
Masukan dari karyawan
dapat disampaikan
langsung pada manajer,
CEO, atau owner, dan akan
dibahas dalam meeting,
dijadikan pertimbangan.
Setiap komponen
perusahaan menyatakan
dapat menerima masukan,
saran, maupun kritik,
asalkan sesuai dengan fakta
yang ada.
Valid
C: Setiap masukan dan ide dari karyawan akan saya tampung dan akan
didiskusikan dengan pemilik dan para manajer (transkrip wawancara 2, p.
182)
DG: Awalnya saya sedikit skeptis karena ide tersebut bisa dibilang
pemborosan biaya. Tapi, tetap saya terima dan saya sampaikan pada CEO
dan CEO menyampaikan ke owner saat meeting. Ternyata idenya
diterima, jadi akhirnya kami laksanakan. Dan sampai sekarang hasilnya
memang terlihat, keahlian karyawan semakin meningkat dan
kekeluargaan antarkaryawan juga meningkat (transkrip wawancara 4, p.
221)
427
KF: Saya akan menerima semua masukan yang ada. Karena menurut
saya ketika saya mengerjakan sesuatu dan saya mengerjakannya tidak
hanya berdasarkan pada sudut pandang saya, tetapi juga dari sudut
pandang lainnya yang saling berkaitan dan melengkapi, maka saya rasa
apa yang saya kerjakan akan memberikan hasil yang maksimal. Tetapi
kalau masukan yang ada tidak sesuai atau bertentangan dengan apa yang
saya kerjakan dan apa yang saya anggap benar, maka saya akan meminta
penjelasan lebih lanjut akan apa yang mereka maksud dan menjelaskan
maksud saya dari sudut pandang saya sendiri (transkrip wawancara 6, p.
246)
KO: Berterima kasih dan saya merasa senang karena seperti mendapat
dukungan dari rekan kerja saya, dan masukan yang ada dapat membuat
hasil kerja saya semakin maksimal (transkrip wawancara 7, p. 258)
KS: Ooo… saya sangat senang kalau ada masukan, karena saya bekerja
juga dapat memberikan yang lebih maksimal. Dan masukan dari mereka
itu kan juga pasti bertujuan untuk kesuksesan perusahaan, jadi kalau
masukan mereka dapat dijalankan dan juga dengan memikirkan ke segala
aspek itu efektif dan efisien, maka saya akan jalankan. Apalagi di
pemasaran kan dasarnya kami ini harus mencari banyak ide, menemukan
banyak gagasan pemasaran, jadi kalau lama-lama kerja sampai kehabisan
ide, menyenangkan rasanya mendapatkan masukan dari yang lainnya
(transkrip wawancara 8, p. 271)