125 Lampiran 1: Surat Keterangan Perusahaan

303
125 Lampiran 1: Surat Keterangan Perusahaan

Transcript of 125 Lampiran 1: Surat Keterangan Perusahaan

126

Lampiran 2: Pedoman Observasi

Pedoman Observasi

Evaluasi Strategi Pengembangan Bisnis pada PT Manunggal Suko Jaya

Surabaya

Subjek Pengamatan : Pemilik PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi : Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Informasi 1: Kehadiran pemilik di kantor/pabrik

Apakah pemilik datang ke kantor setiap hari?

Apakah pemilik datang ke pabrik setiap hari?

Pukul berapakah pemilik datang ke kantor/pabrik?

Pukul berapakah pemilik istirahat makan siang?

Pukul berapakah pemilikmeninggalkan kantor?

Apabila ada karyawan yang bekerja lembur, pukul berapakah pemilik

meninggalkan kantor?

Informasi 2: Interaksi pemilik dengan manajemen puncak dan karyawan

Bagaimanakah gaya komunikasi pemilik kepada manajemen

puncak/karyawan?

Bagaimanakah cara pemilik memberikan instruksi pada manajemen

puncak/karyawan?

Bagaimanakah cara pemilik menegur manajemen puncak/karyawan yang

berbuat salah?

Media resmi apakah yang digunakan pemilik di kantor/pabrik untuk

berkomunikasi dengan manajemen puncak/karyawan?

Apakah pemilik bertegursapa dengan manajemen puncak/karyawan saat

berada di kantor/pabrik?

Apakah pemilik memberikan informasi perkembangan perusahaan pada

manajemen puncak/karyawan?

Apakah pemilik memberikan informasi rencana perkembangan perusahaan

pada manajemen puncak/karyawan?

127

Apakah pemilik menjalin komunikasi dengan manajemen puncak/karyawan di

luar lingkungan kantor/pabrik?

Apakah pemilik memberikan kesempatan bagi manajemen puncak/karyawan

untuk mengungkapkan pendapat atau saran bagi perusahaan?

Apakah pemilik menyelenggarakan rapat rutin dengan manajemen

puncak/karyawan?

Informasi 3: Aktivitas kerja pemilik

Apakah yang dilakukan pemilik saat tiba di kantor/pabrik?

Apa sajakah aktivitas kerja pemilik dari jam mulai operasional kantor hingga

waktu istirahat? Bagaimanakah intensitas kerjanya?

Apakah yang dilakukan pemilik di waktu istirahat?

Apa sajakah aktivitas kerja pemilik dari akhir waktu istirahat hingga akhir jam

operasional kantor? Bagaimanakah intensitas kerjanya?

Apakah ada perbedaan antara kinerja pemilik sebelum dan sesudah jam

istirahat?

Apakah pemilik melakukan pengawasan berkala secara langsung terhadap

kinerja manajemen puncak/karyawan di kantor/pabrik?

Subjek Pengamatan : Manajemen Puncak PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi : Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Informasi 1: Kehadiran manajemen puncak di kantor/pabrik

Apakah manajemen puncak datang ke kantor setiap hari?

Apakah manajemen puncak datang ke pabrik setiap hari?

Pukul berapakah manajemen puncak datang ke kantor/pabrik?

Pukul berapakah manajemen puncak istirahat makan siang?

Pukul berapakah manajemen puncakmeninggalkan kantor?

Apabila ada karyawan divisinya yang bekerja lembur, pukul berapakah

manajemen puncak meninggalkan kantor?

Sistem atau alat apakah yang digunakan untuk mencatat waktu kehadiran

manajemen puncak?

128

Sanksi apakah yang diberikan pada manajemen puncak yang datang terlambat

ke kantor/pabrik?

Informasi 2: Interaksi manajemen puncak dengan pemilik dan karyawan

Bagaimanakah gaya komunikasi manajemen puncak kepada

pemilik/karyawan?

Bagaimanakah cara manajemen puncak memberikan instruksi pada karyawan?

Bagaimanakah cara manajemen puncak menegur karyawan yang berbuat

salah?

Bagaimanakah cara manajemen puncak melaporkan adanya permasalahan

operasional perusahaan pada pemilik?

Apakah manajemen puncak mengadakan rapat rutin dengan

pemilik/karyawan?

Media resmi apakah yang digunakan manajemen puncak di kantor/pabrik

untuk berkomunikasi dengan pemilik/karyawan?

Apakah manajemen puncak bertegursapa dengan pemilik/karyawan saat

berada di kantor/pabrik?

Apakah manajemen puncak memberikan informasi perkembangan perusahaan

pada karyawan?

Apakah manajemen puncak memberikan informasi rencana perkembangan

perusahaan pada karyawan?

Apakah manajemen puncak menjalin komunikasi dengan pemilik/karyawan di

luar lingkungan kantor/pabrik?

Apakah manajemen puncak memberikan kesempatan bagi karyawan untuk

mengungkapkan pendapat atau saran bagi perkembangan divisinya dan bagi

perusahaan?

Informasi 3: Aktivitas kerja manajemen puncak

Apakah yang dilakukan manajemen puncak saat tiba di kantor/pabrik?

Apa sajakah aktivitas kerja manajemen puncak dari jam mulai operasional

kantor hingga waktu istirahat? Bagaimanakah intensitas kerjanya?

Apakah yang dilakukan manajemen puncak di waktu istirahat?

129

Apa sajakah aktivitas kerja manajemen puncak dari akhir waktu istirahat

hingga akhir jam operasional kantor? Bagaimanakah intensitas kerjanya?

Apakah ada perbedaan antara kinerja manajemen puncak sebelum dan sesudah

jam istirahat?

Apakah manajemen puncak melakukan pengawasan berkala secara langsung

terhadap kinerja karyawan di kantor/pabrik?

Subjek Pengamatan : Karyawan PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi : Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Informasi 1: Kehadiran karyawan di kantor/pabrik

Karyawan bagian apa sajakah yang datang ke kantor setiap hari?

Karyawan bagian apa sajakah yang datang ke pabrik setiap hari?

Pukul berapakah karyawan datang ke kantor/pabrik?

Pukul berapakah karyawan istirahat makan siang?

Pukul berapakah karyawanmeninggalkan kantor?

Apabila ada karyawan divisinya yang bekerja lembur, pukul berapakah waktu

lembur maksimal?

Sistem atau alat apakah yang digunakan untuk mencatat waktu kehadiran

karyawan?

Sanksi apakah yang diberikan pada karyawan yang datang terlambat ke

kantor/pabrik?

Informasi 2: Interaksi karyawan dengan pemilik dan manajemen puncak

Bagaimanakah gaya komunikasi karyawan kepada pemilik/manajemen

puncak?

Bagaimanakah cara karyawan menanggapi instruksi dari pemilik/manajemen

puncak?

Bagaimanakah cara karyawan (yang berbuat salah atau dianggap bersalah)

menanggapi teguran pemilik/manajemen puncak?

Bagaimanakah cara karyawan melaporkan permasalahan operasional

perusahaan pada pemilik/manajemen puncak?

130

Media resmi apakah yang digunakan karyawan di kantor/pabrik untuk

berkomunikasi dengan pemilik/manajemen puncak?

Apakah karyawan bertegursapa dengan pemilik/manajemen puncak saat

berada di kantor/pabrik?

Apakah karyawan internal divisi atau antardivisi saling berbagi informasi

mengenai perkembangan atau kinerja divisinya?

Apakah karyawan menjalin komunikasi dengan pemilik/manajemen puncak di

luar lingkungan kantor/pabrik?

Informasi 3: Aktivitas kerja karyawan

Siapakah yang bertanggungjawab menyimpan kunci pintu/gerbang kantor dan

pabrik?

Siapakah yang bertanggungjawab membuka dan menutup pintu/gerbang

kantor/pabrik?

Siapakah yang bertanggungjawab untuk menerima tamu di kantor/pabrik?

Apakah yang dilakukan karyawan saat tiba di kantor/pabrik?

Apa sajakah aktivitas kerja karyawan dari jam mulai operasional kantor

hingga waktu istirahat? Bagaimanakah intensitas kerjanya?

Apakah yang dilakukan karyawan di waktu istirahat?

Apa sajakah aktivitas kerja karyawan dari akhir waktu istirahat hingga akhir

jam operasional kantor? Bagaimanakah intensitas kerjanya?

Apakah ada perbedaan antara kinerja karyawan sebelum dan sesudah jam

istirahat?

Apakah karyawan menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai batas waktu yang

diberikan?

Apakah karyawan melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan instruksi

pemilik/manajemen puncak?

Apakah fasilitas operasional kantor/pabrik memadai bagi karyawan untuk

menyelesaikan tugasnya sesuai instruksi?

Apakah karyawan memanfaatkan fasilitas operasional kantor untuk aktivitas

yang tidak berhubungan dengan kantor/pabrik?

131

Apakah karyawan memberikan laporan berkala berisi aktivitas kerjanya

kepada manajemen puncak/pemilik? Jika iya, bagaimanakah mekanisme

pelaporan tersebut?

Apakah ada sistem pembagian shift kerja? Jika ada, bagaimanakah pembagian

waktunya? Bagaimanakah mekanisme perpindahan shift dilakukan?

Bagaimanakah mekanisme kerja lembur bagi karyawan? Apakah ada jangka

waktu tertentu untuk lembur?

Aktivitas apa sajakah yang dilakukan oleh karyawan saat bahan baku produksi

dari pemasok tiba di pabrik? Ada berapa karyawan yang bertugas?

Aktivitas apa sajakah yang dilakukan oleh karyawan saat proses produksi

(pengemasan hingga pengepakan)? Ada berapa karyawan yang bertugas?

Aktivitas apa sajakah yang dilakukan oleh karyawan saat produk akan dikirim

melalui distributor?

Siapakah yang bertanggungjawab atas penerimaan barang dari pemasok di

pabrik?

Siapakah yang bertanggungjawab atas proses produksi di pabrik?

Siapakah yang bertanggungjawab atas pengiriman produk melalui distributor?

Subjek Pengamatan : Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi : Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Informasi 1: Kehadiran karyawan di kantor/pabrik

Adakah seragam khusus atau ketentuan khusus dalam berpakaian bagi

pemilik/manajemen puncak/karyawan untuk dikenakan selama jam

operasional kantor/pabrik? Jika ada, bagaimanakah kondisinya? Apakah

nyaman untuk melakukan aktivitas kerja?

Adakah tempat atau ruang istirahat khusus bagi pemilik/manajemen

puncak/karyawan?

Adakah makan siang gratis bagi pemilik/manajemen puncak/karyawan?

Apa sajakah fasilitas operasional kantor/pabrik yang dapat dimanfaatkan oleh

pemilik/manajemen puncak/karyawan untuk menjalankan tugasnya (mesin

132

pengemasan, mesin fotokopi, komputer, alat tulis kantor, mobil dinas, da

sebagainya)? Apakah kualitasnya baik? Apakah jumlahnya memadai?

Apa sajakah fasilitas nonoperasional kantor/pabrik, terutama yang terkait

dengan kesejahteraan pegawai (coffee machine, air conditioner, dispenser,

toilet, dan sebagainya)? Apakah kualitasnya baik? Apakah jumlahnya

memadai?

Adakah sistem atau alat tertentu yang digunakan untuk menandai awal dan

akhir jam kerja (misalnya bel, alarm, dan sebagainya)?

Bagaimanakah penataan tempat duduk dan barang di kantor/pabrik? Adakah

pengaruhnya terhadap kinerja pemilik/manajemen puncak/karyawan?

Bagaimanakah penerangan kantor dan pabrik? Adakah pengaruhnya terhadap

kinerja pemilik/manajemen puncak/karyawan?

Bagaimanakah sirkulasi udara di kantor dan pabrik? Adakah pengaruhnya

terhadap kinerja pemilik/manajemen puncak/karyawan?

Dimanakah tempat pemilik/manajemen puncak/karyawan menerima tamu?

Adakah tempat beribadah bagi pemilik/manajemen puncak/karyawan di

kantor/pabrik?

Berapakah jarak antara kantor dengan pabrik?

Bagaimanakah situasi lingkungan di sekitar kantor/pabrik?

133

Lampiran 3: Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara Internal .................................................................................... 134

Pedoman Wawancara Eksternal .................................................................................. 156

134

Pedoman Wawancara Internal

Evaluasi Strategi Pengembangan Bisnis pada PT Manunggal Suko Jaya

Surabaya

PEMBUKA

1. Menyampaikan tujuan wawancara.

2. Review data singkat mengenai pewawancara dan Informan: nama, jabatan,

tugas dan kewenangan, dan lamanya masa kerja.

KONTEN

Informan: Pemilik PT Manunggal Suko Jaya (MSJ)

1. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk mendirikan PT MSJ?

Pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusan Anda saat itu?

2. Mengapa Anda memilih untuk mendirikan PT MSJ di Surabaya?

3. Adakah rencana untuk mendirikan cabang PT MSJ di kota lain? Jika iya,

apakah alasan Anda memilih kota tersebut? Upaya apakah yang Anda lakukan

untuk mendirikan cabang PT MSJ di kota lain?

4. Mengapa Anda memilih bisnis pengemasan gula?

5. Adakah rencana untuk merambah ke bisnis lain (misalnya produksi gula atau

produk akhir berbahan dasar gula)?

6. Apa sajakah produk dari PT MSJ? Apakah perbedaan dari masing-masing

produk (apabila lebih dari satu)?

7. Dari manakah permodalan PT MSJ berasal? Apakah melibatkan investor,

sepenuhnya berasal dari dana pribadi, atau memanfaatkan hutang bank atau

lembaga finansial lain?

8. Berapa lamakah waktu yang dibutuhkan oleh PT MSJ untuk mencapai BEP?

9. Bagaimanakah status kepemilikan PT MSJ saat ini? Apabila melibatkan

pemegang saham, bagaimanakah sistem pembagian keuntungan dan

pertanggungan resiko PT MSJ?

10. Apakah visi dan misi PT MSJ?

11. Visi dan misi apakah yang sudah dicapai hingga saat ini?

135

12. Visi dan misi apakah yang baru tercapai sebagian? Apabila diukur, berapakah

persentase pencapaiannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk

mewujudkan visi tersebut?

13. Aset apa sajakah yang dimiliki oleh PT MSJ? Bagaimanakah status

kepemilikannya?

14. Bagaimanakah kondisi ideal yang Anda inginkan dari PT MSJ dalam hal

persaingan dengan perusahaan lain?

15. Seberapa besar omset dan keuntungan per bulan yang Anda harapkan dari PT

MSJ? Apakah omset dan keuntungan saat ini telah sesuai dengan keinginan

Anda?

16. Bagaimanakah situasi lingkungan kerja di kantor dan pabrik PT MSJ? Apakah

telah sesuai dengan harapan Anda? Jika iya, bagaimanakah cara Anda untuk

menciptakan situasi tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai kondisi tersebut? Jika tidak, bagaimanakah situasi lingkungan kerja

ideal menurut Anda? Upaya apakah yang akan Anda lakukan untuk mencapai

kondisi tersebut?

17. Apakah jumlah karyawan saat ini telah sesuai dengan harapan Anda? Apabila

tidak, berapakah jumlah karyawan yang Anda harapkan bekerja di PT MSJ?

18. Bagaimanakah cara Anda memperoleh karyawan pada awal terbentuknya

perusahaan? Kriteria apakah yang Anda gunakan untuk menyeleksi calon

karyawan?

19. Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?

20. Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di PT MSJ? Apabila

menggunakan kontrak, bagaimanakah aturan yang digunakan? Adakah jenjang

karir bagi setiap divisi atau posisi karyawan?

21. Bagaimanakah sistem penggajian/upah di PT MSJ? Standar atau pertimbangan

apakah yang dijadikan acuan untuk menetapkan gaji karyawan?

22. Apakah di PT MSJ diberlakukan Standar Operasional Perusahaan? Jika iya,

apa sajakah isi SOP tersebut?

23. Bagaimanakah cara Anda mengawasi kinerja karyawan? Bagaimanakah

kinerja karyawan PT MSJ saat ini? Sudah sesuaikah dengan harapan Anda?

136

24. Bagaimanakah cara Anda mengevaluasi kinerja karyawan? Adakah

penghargaan/hadiah tertenu bagi karyawan yang kinerjanya sesuai atau

melampaui harapan Anda?

25. Bagaimanakah cara Anda menyampaikan perubahan kebijakan atau aktivitas

operasional PT MSJ kepada karyawan?

26. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan karyawan?

27. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh

karyawan?

28. Bagaimanakah Anda merespon inisiatif dan masukan dari karyawan?

29. Bagaimanakah cara Anda untuk meningkatkan keahlian karyawan selama ini?

30. Bagaimanakah upaya perusahaan untuk memfasilitasi kesejahteraan

karyawan?

31. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan peraturan kerja bagi

karyawan?

32. Apabila diukur, berapakah persentase turnover setiap bulan (karyawan

mengundurkan diri) di PT MSJ?

33. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan jumlah bahan mentah

yang akan diambil dari pemasok?

34. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan target produksi?

35. Siapakah yang bertanggungjawab dalam memutuskan rencana anggaran dan

alokasi pendanaan?

36. Bagaimanakah alur pengambilan keputusan bisnis di PT MSJ?

37. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat akan membuat

kebijakan baru bagi karyawan?

38. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat Anda memutuskan

kawasan pendistibusian atau pengiriman produk?

39. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat Anda memutuskan

untuk menambah omset produksi?

40. Bagaimanakah cara Anda mengendalikan kualitas produk PT MSJ?

41. Bagaimanakah cara Anda memperoleh pemasok pada awal terbentuknya

perusahaan?

137

42. Kriteria apakah yang Anda gunakan sebagai dasar pertimbangan memilih

pemasok?

43. Siapa sajakah pemasok bahan mentah untuk operasional PT MSJ?

44. Bagaimanakah mekanisme pengiriman atau perolehan barang dari pemasok?

45. Upaya apakah yang Anda lakukan untuk mempertahankan relasi bisnis dengan

pemasok?

46. Bagaimanakah cara Anda memperoleh distributor pada awal terbentuknya

perusahaan?

47. Siapa sajakah distributor barang jadi PT MSJ?

48. Bagaimanakah mekanisme penyerahan barang pada distributor?

Bagaimanakah mekanisme pengiriman barang oleh distributor?

49. Upaya apakah yang Anda lakukan untuk mempertahankan relasi bisnis dengan

distributor?

50. Pertimbangan apakah yang mendasari Anda dalam menetapkan harga jual gula

kemasan dari PT MSJ?

51. Dalam persentase, berapakah keuntungan produksi PT MSJ setiap bulan?

52. Media promosi apakah yang Anda gunakan untuk memasarkan produk Anda

pada konsumen?

53. Aktivitas operasional apakah yang mendapatkan alokasi dana terbesar? Dan

aktivitas apakah yang mendapatkan alokasi dana terkecil?

54. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai perusahaan pengemasan gula lain di

Surabaya?

55. Apakah kelebihan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan gula

lain di Surabaya? Bagaimanakah upaya Anda dalam mempertahankan

keunggulan tersebut?

56. Apakah kekurangan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan

gula lain di Surabaya? Bagaimanakah upaya Anda untuk meminimalisir

kekurangan tersebut agar tetap mampu bersaing?

57. Bagaimanakah upaya Anda dalam mengawasi pergerakan dan perkembangan

perusahaan pengemasan gula lain di Surabaya?

58. Bagaimanakah cara Anda mengendalikan dan mengawasi keseluruhan

operasional perusahaan?

138

59. Aktivitas operasional manakah yang menurut Anda perlu ditingkatkan atau

dikembangkan? Apakah alasannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk

mengembangkan aktivitas tersebut?

60. Bagaimanakah sistem penyimpanan data operasional PT MSJ?

61. Faktor apa sajakah yang mendukung perkembangan bisnis PT MSJ?

62. Faktor apa sajakah yang menghambat perkembangan bisnis PT MSJ?

63. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kinerja

perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

64. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan keuntungan

perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

Informan: Chief Executive Officer

1. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk bekerja di PT MSJ?

Pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusan Anda saat itu?

2. Adakah rencana untuk mendirikan cabang PT MSJ di kota lain? Jika iya,

apakah alasan Anda memilih kota tersebut? Upaya apakah yang Anda lakukan

untuk mendirikan cabang PT MSJ di kota lain?

3. Adakah rencana untuk merambah ke bisnis lain (misalnya produksi gula atau

produk akhir berbahan dasar gula)?

4. Apa sajakah produk dari PT MSJ? Apakah perbedaan dari masing-masing

produk (apabila lebih dari satu)?

5. Apakah visi dan misi PT MSJ?

6. Visi dan misi apakah yang sudah dicapai hingga saat ini?

7. Visi dan misi apakah yang baru tercapai sebagian? Apabila diukur, berapakah

persentase pencapaiannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk

mewujudkan visi tersebut?

8. Aset apa sajakah yang dimiliki oleh PT MSJ? Bagaimanakah status

kepemilikannya?

9. Bagaimanakah kondisi ideal yang Anda inginkan dari PT MSJ dalam hal

persaingan dengan perusahaan lain?

139

10. Seberapa besar omset dan keuntungan per bulan yang Anda harapkan dari PT

MSJ? Apakah omset dan keuntungan saat ini telah sesuai dengan keinginan

Anda?

11. Bagaimanakah situasi lingkungan kerja di kantor dan pabrik PT MSJ? Apakah

telah sesuai dengan harapan Anda? Jika iya, bagaimanakah cara Anda untuk

menciptakan situasi tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai kondisi tersebut? Jika tidak, bagaimanakah situasi lingkungan kerja

ideal menurut Anda? Upaya apakah yang akan Anda lakukan untuk mencapai

kondisi tersebut?

12. Apakah jumlah karyawan saat ini telah sesuai dengan harapan Anda? Apabila

tidak, berapakah jumlah karyawan yang Anda harapkan bekerja di PT MSJ?

13. Bagaimanakah cara Anda merekrut karyawan? Kriteria apakah yang Anda

gunakan untuk menyeleksi calon karyawan?

14. Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?

15. Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di PT MSJ? Apabila

menggunakan kontrak, bagaimanakah aturan yang digunakan? Adakah jenjang

karir bagi setiap divisi atau posisi karyawan?

16. Bagaimanakah sistem penggajian/upah di PT MSJ? Standar atau pertimbangan

apakah yang dijadikan acuan untuk menetapkan gaji karyawan?

17. Apakah di PT MSJ diberlakukan Standar Operasional Perusahaan? Jika iya,

apa sajakah isi SOP tersebut?

18. Bagaimanakah cara Anda mengawasi kinerja karyawan? Bagaimanakah

kinerja karyawan PT MSJ saat ini? Sudah sesuaikah dengan harapan Anda?

19. Bagaimanakah cara Anda mengevaluasi kinerja karyawan? Adakah

penghargaan/hadiah tertenu bagi karyawan yang kinerjanya sesuai atau

melampaui harapan Anda?

20. Bagaimanakah cara pemilik PT MSJ mengevaluasi kinerja Anda? Adakah

penghargaan/hadiah tertentu saat kinerja Anda sesuai dengan harapan pemilik

PT MSJ?

21. Bagaimanakah cara Anda mendapatkan informasi dari pemilik perusahaan?

22. Bagaimanakah frekuensi dan intensitas pertemuan Anda dengan pemilik

perusahaan dan karyawan?

140

23. Bagaimanakah cara Anda menyampaikan perubahan kebijakan atau aktivitas

operasional PT MSJ kepada karyawan?

24. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan pemilik PT MSJ?

25. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan karyawan?

26. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh

karyawan?

27. Bagaimanakah Anda merespon inisiatif dan masukan dari pemilik PT MSJ

dan karyawan?

28. Bagaimanakah frekuensi dan kualitas rapat atau pertemuan dengan pemilik PT

MSJ atau karyawan?

29. Bagaimanakah cara Anda untuk meningkatkan keahlian karyawan selama ini?

30. Bagaimanakah upaya Anda untuk memfasilitasi kesejahteraan karyawan?

31. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan peraturan kerja bagi

karyawan?

32. Apabila diukur, berapakah persentase turnover setiap bulan (karyawan

mengundurkan diri) di PT MSJ?

33. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan jumlah bahan mentah

yang akan diambil dari pemasok?

34. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan target produksi?

35. Siapakah yang bertanggungjawab dalam memutuskan rencana anggaran dan

alokasi pendanaan?

36. Bagaimanakah alur pengambilan keputusan bisnis di PT MSJ?

37. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat akan membuat

kebijakan baru bagi karyawan?

38. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat Anda memutuskan

kawasan pendistibusian atau pengiriman produk?

39. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat Anda memutuskan

target omset produksi?

40. Bagaimanakah cara Anda mengendalikan kualitas produk PT MSJ?

41. Bagaimanakah cara Anda memperoleh pemasok baru bagi PT MSJ? Kriteria

apakah yang Anda gunakan sebagai dasar pertimbangan memilih pemasok?

42. Siapa sajakah pemasok bahan mentah untuk operasional PT MSJ?

141

43. Bagaimanakah mekanisme pengiriman atau perolehan barang dari pemasok?

44. Upaya apakah yang Anda lakukan untuk mempertahankan relasi bisnis dengan

pemasok?

45. Bagaimanakah cara Anda memperoleh distributor baru bagi PT MSJ?

46. Siapa sajakah distributor barang jadi PT MSJ?

47. Bagaimanakah mekanisme penyerahan barang pada distributor?

Bagaimanakah mekanisme pengiriman barang oleh distributor?

48. Upaya apakah yang Anda lakukan untuk mempertahankan relasi bisnis dengan

distributor?

49. Pertimbangan apakah yang mendasari Anda dalam menetapkan harga jual gula

kemasan dari PT MSJ?

50. Dalam persentase, berapakah keuntungan produksi PT MSJ setiap bulan?

51. Media promosi apakah yang Anda gunakan untuk memasarkan produk PT

MSJ pada konsumen?

52. Aktivitas operasional apakah yang mendapatkan alokasi dana terbesar? Dan

aktivitas apakah yang mendapatkan alokasi dana terkecil?

53. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai perusahaan pengemasan gula lain di

Surabaya?

54. Apakah kelebihan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan gula

lain di Surabaya? Bagaimanakah upaya Anda dalam mempertahankan

keunggulan tersebut?

55. Apakah kekurangan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan

gula lain di Surabaya? Bagaimanakah upaya Anda untuk meminimalisir

kekurangan tersebut agar tetap mampu bersaing?

56. Bagaimanakah upaya Anda dalam mengawasi pergerakan dan perkembangan

perusahaan pengemasan gula lain di Surabaya?

57. Bagaimanakah cara Anda mengendalikan dan mengawasi keseluruhan

operasional perusahaan?

58. Aktivitas operasional manakah yang menurut Anda perlu ditingkatkan atau

dikembangkan? Apakah alasannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk

mengembangkan aktivitas tersebut?

142

59. Menurut Anda, divisi manakah yang harus diprioritaskan dalam operasional

perusahaan?

60. Bagaimanakah sistem penyimpanan data operasional PT MSJ?

61. Faktor apa sajakah yang mendukung perkembangan bisnis PT MSJ?

62. Faktor apa sajakah yang menghambat perkembangan bisnis PT MSJ?

63. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kinerja

perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

64. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan keuntungan

perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

65. Aspek apakah yang menurut Anda positif dan berharga dari pemilik

perusahaan, yang Anda aplikasikan dalam keseharian Anda?

66. Kelebihan apakah yang Anda kagumi dari pemilik perusahaan? Kelemahan

apakah yang menurut Anda perlu diperbaiki oleh pemilik perusahaan?

67. Menurut Anda, apakah pemasaran produk PT MSJ telah cukup efektif dan

efisien?

68. Menurut Anda, apakah kualitas produk PT MSJ telah layak untuk bersaing

dengan produk gula lain?

Informan: Director of Finance

1. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk bekerja di PT MSJ?

Pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusan Anda saat itu?

2. Apakah visi dan misi PT MSJ?

3. Visi dan misi apakah yang sudah dicapai hingga saat ini?

4. Visi dan misi apakah yang baru tercapai sebagian? Apabila diukur, berapakah

persentase pencapaiannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk

mewujudkan visi tersebut?

5. Aset apa sajakah yang dimiliki oleh PT MSJ? Bagaimanakah status

kepemilikannya?

6. Bagaimanakah kondisi finansial PT MSJ? Pada sisi debet, dari manakah

sumber pendanaan operasional PT MSJ (hutang bank, dana pribadi pemilik

perusahaan, saham)?

143

7. Seberapa besar omset dan keuntungan per bulan yang Anda harapkan dari PT

MSJ? Apakah omset dan keuntungan saat ini telah sesuai dengan keinginan

Anda?

8. Bagaimanakah situasi lingkungan kerja di kantor dan pabrik PT MSJ? Apakah

telah sesuai dengan harapan Anda? Jika iya, bagaimanakah cara Anda untuk

menciptakan situasi tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai kondisi tersebut? Jika tidak, bagaimanakah situasi lingkungan kerja

ideal menurut Anda? Upaya apakah yang akan Anda lakukan untuk mencapai

kondisi tersebut?

9. Bagaimanakah cara Anda merekrut karyawan bagian finansial? Kriteria

apakah yang Anda gunakan untuk menyeleksi calon karyawan?

10. Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?

11. Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di PT MSJ? Apabila

menggunakan kontrak, bagaimanakah aturan yang digunakan? Adakah jenjang

karir bagi setiap divisi atau posisi karyawan?

12. Bagaimanakah sistem penggajian/upah di PT MSJ? Standar atau pertimbangan

apakah yang dijadikan acuan untuk menetapkan gaji karyawan?

13. Apakah di PT MSJ diberlakukan Standar Operasional Perusahaan? Jika iya,

apa sajakah isi SOP tersebut?

14. Bagaimanakah cara Anda mengawasi kinerja karyawan bagian finansial?

Bagaimanakah kinerja karyawan bagian finansial saat ini? Sudah sesuaikah

dengan harapan Anda?

15. Bagaimanakah cara Anda mengevaluasi kinerja karyawan bagian finansial?

Adakah penghargaan/hadiah tertenu bagi karyawan bagian finansial yang

kinerjanya sesuai atau melampaui harapan Anda?

16. Bagaimanakah cara CEO mengevaluasi kinerja Anda? Adakah

penghargaan/hadiah tertentu saat kinerja Anda sesuai dengan harapan CEO PT

MSJ?

17. Bagaimanakah cara Anda mendapatkan informasi dari CEO perusahaan?

18. Bagaimanakah frekuensi dan intensitas pertemuan Anda dengan pemilik

perusahaan, CEO, manajer lain, dan karyawan?

144

19. Bagaimanakah cara penyampaian perubahan kebijakan atau aktivitas

operasional PT MSJ kepada karyawan bagian finansial?

20. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan pemilik dan CEO PT

MSJ?

21. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan manajer divisi lain?

22. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan karyawan?

23. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh

karyawan bagian finansial?

24. Bagaimanakah Anda merespon inisiatif dan masukan dari pemilik, CEO, dan

karyawan?

25. Bagaimanakah frekuensi dan kualitas rapat atau pertemuan dengan pemilik,

CEO, manajer lain, atau karyawan?

26. Bagaimanakah cara Anda untuk meningkatkan keahlian karyawan bagian

finansial selama ini?

27. Bagaimanakah upaya Anda untuk memfasilitasi kesejahteraan karyawan

bagian finansial?

28. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan peraturan kerja bagi

karyawan?

29. Apabila diukur, berapakah persentase turnover setiap bulan (karyawan

mengundurkan diri) di PT MSJ?

30. Siapakah yang bertanggungjawab dalam memutuskan rencana anggaran dan

alokasi pendanaan?

31. Bagaimanakah alur pengambilan keputusan finansial di PT MSJ?

32. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat akan membuat

kebijakan baru bagi karyawan bagian finansial? Bagaimanakah

mekanismenya?

33. Dalam persentase, berapakah keuntungan produksi PT MSJ setiap bulan?

34. Bagaimanakah alokasi pengeluaran untuk bahan baku produksi, biaya

operasional, dan sebagainya di PT MSJ? Aktivitas operasional apakah yang

mendapatkan alokasi dana terbesar? Dan aktivitas apakah yang mendapatkan

alokasi dana terkecil?

145

35. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai perusahaan pengemasan gula lain di

Surabaya?

36. Apakah kelebihan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan gula

lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk mempertahankan

keunggulan tersebut?

37. Apakah kekurangan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan

gula lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk meminimalisir

kekurangan tersebut agar tetap mampu bersaing?

38. Aktivitas operasional manakah yang menurut Anda perlu ditingkatkan atau

dikembangkan? Apakah alasannya?

39. Menurut Anda, divisi manakah yang harus diprioritaskan dalam operasional

perusahaan?

40. Divisi manakah yang paling sering berinteraksi dengan Anda dalam hal

pekerjaan? Bagaimanakah bentuk interaksi yang terjadi?

41. Bagaimanakah sistem penyimpanan data finansial PT MSJ?

42. Faktor apa sajakah yang mendukung perkembangan bisnis PT MSJ?

43. Faktor apa sajakah yang menghambat perkembangan bisnis PT MSJ?

44. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kinerja divisi

finansial dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

45. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan keuntungan

perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

46. Aspek apakah yang menurut Anda positif dan berharga dari pemilik PT MSJ,

yang Anda aplikasikan dalam keseharian Anda?

47. Kelebihan apakah yang Anda kagumi dari pemilik PT MSJ? Kelemahan

apakah yang menurut Anda perlu diperbaiki oleh pemilik perusahaan?

48. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan atasan Anda? Sesuaikah dengan

harapan Anda? Kualitas apakah yang Anda harapkan berkembang dari atasan

Anda?

49. Menurut Anda, apakah pemasaran produk PT MSJ telah cukup efektif dan

efisien?

50. Menurut Anda, apakah kualitas produk PT MSJ telah layak untuk bersaing

dengan produk gula lain?

146

51. Bagaimanakah alur pencatatan dan pelaporan keuangan di PT MSJ?

52. Bagaimanakah mekanisme pengelolaan finansial (pemasukan dan

pengeluaran) di PT MSJ?

53. Apa sajakah sajakah rencana perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya di

tengah industri gula?

Informan: Director of General Affairs

1. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk bekerja di PT MSJ?

Pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusan Anda saat itu?

2. Apakah visi dan misi PT MSJ?

3. Visi dan misi apakah yang sudah dicapai hingga saat ini?

4. Visi dan misi apakah yang baru tercapai sebagian? Apabila diukur, berapakah

persentase pencapaiannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk

mewujudkan visi tersebut?

5. Aset apa sajakah yang dimiliki oleh PT MSJ? Bagaimanakah status

kepemilikannya?

6. Bagaimanakah situasi lingkungan kerja di kantor dan pabrik PT MSJ? Apakah

telah sesuai dengan harapan Anda? Jika iya, bagaimanakah cara Anda untuk

menciptakan situasi tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai kondisi tersebut? Jika tidak, bagaimanakah situasi lingkungan kerja

ideal menurut Anda? Upaya apakah yang akan Anda lakukan untuk mencapai

kondisi tersebut?

7. Bagaimanakah cara Anda merekrut karyawan bagian generalaffairs? Kriteria

apakah yang Anda gunakan untuk menyeleksi calon karyawan?

8. Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?

9. Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di PT MSJ? Apabila

menggunakan kontrak, bagaimanakah aturan yang digunakan? Adakah jenjang

karir bagi setiap divisi atau posisi karyawan?

10. Bagaimanakah sistem penggajian/upah di PT MSJ? Standar atau pertimbangan

apakah yang dijadikan acuan untuk menetapkan gaji karyawan?

11. Apakah di PT MSJ diberlakukan Standar Operasional Perusahaan? Jika iya,

apa sajakah isi SOP tersebut?

147

12. Bagaimanakah cara Anda mengawasi kinerja karyawan divisi Anda?

Bagaimanakah kinerja karyawan saat ini? Sudah sesuaikah dengan harapan

Anda?

13. Bagaimanakah cara Anda mengevaluasi kinerja karyawan divisi Anda?

Adakah penghargaan/hadiah tertenu bagi karyawan yang kinerjanya sesuai

atau melampaui harapan Anda?

14. Bagaimanakah cara CEO mengevaluasi kinerja Anda? Adakah

penghargaan/hadiah tertentu saat kinerja Anda sesuai dengan harapan CEO PT

MSJ?

15. Bagaimanakah cara Anda mendapatkan informasi dari CEO perusahaan?

16. Bagaimanakah frekuensi dan intensitas pertemuan Anda dengan pemilik

perusahaan, CEO, manajer lain, dan karyawan?

17. Bagaimanakah cara penyampaian perubahan kebijakan atau aktivitas

operasional PT MSJ kepada karyawan divisi Anda?

18. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan pemilik dan CEO PT

MSJ?

19. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan manajer divisi lain?

20. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan karyawan?

21. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh

karyawan divisi Anda?

22. Bagaimanakah Anda merespon inisiatif dan masukan dari pemilik, CEO, dan

karyawan?

23. Bagaimanakah frekuensi dan kualitas rapat atau pertemuan dengan pemilik,

CEO, manajer lain, atau karyawan?

24. Bagaimanakah cara Anda untuk meningkatkan keahlian karyawan divisi Anda

selama ini?

25. Bagaimanakah upaya Anda untuk memfasilitasi kesejahteraan karyawan divisi

Anda?

26. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan peraturan kerja bagi

karyawan?

27. Apabila diukur, berapakah persentase turnover setiap bulan (karyawan

mengundurkan diri) di PT MSJ?

148

28. Bagaimanakah alur pengambilan keputusan di PT MSJ?

29. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat akan membuat

kebijakan baru bagi karyawan divisi Anda? Bagaimanakah mekanismenya?

30. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai perusahaan pengemasan gula lain di

Surabaya?

31. Apakah kelebihan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan gula

lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk mempertahankan

keunggulan tersebut?

32. Apakah kekurangan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan

gula lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk meminimalisir

kekurangan tersebut agar tetap mampu bersaing?

33. Aktivitas operasional manakah yang menurut Anda perlu ditingkatkan atau

dikembangkan? Apakah alasannya?

34. Menurut Anda, divisi manakah yang harus diprioritaskan dalam operasional

perusahaan?

35. Divisi manakah yang paling sering berinteraksi dengan divisi Anda dalam hal

pekerjaan? Bagaimanakah bentuk interaksi yang terjadi?

36. Bagaimanakah sistem penyimpanan data operasional divisi Anda?

37. Faktor apa sajakah yang mendukung perkembangan bisnis PT MSJ?

38. Faktor apa sajakah yang menghambat perkembangan bisnis PT MSJ?

39. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kinerja divisi

Anda dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

40. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan keuntungan

perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

41. Aspek apakah yang menurut Anda positif dan berharga dari pemilik PT MSJ,

yang Anda aplikasikan dalam keseharian Anda?

42. Kelebihan apakah yang Anda kagumi dari pemilik PT MSJ? Kelemahan

apakah yang menurut Anda perlu diperbaiki oleh pemilik perusahaan?

43. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan atasan Anda? Sesuaikah dengan

harapan Anda? Kualitas apakah yang Anda harapkan berkembang dari atasan

Anda?

149

44. Menurut Anda, apakah pemasaran produk PT MSJ telah cukup efektif dan

efisien?

45. Menurut Anda, apakah kualitas produk PT MSJ telah layak untuk bersaing

dengan produk gula lain?

46. Apa sajakah sajakah rencana perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya di

tengah industri gula?

Informan: Sugar Division Manager

1. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk bekerja di PT MSJ?

Pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusan Anda saat itu?

2. Apakah visi dan misi PT MSJ?

3. Visi dan misi apakah yang sudah dicapai hingga saat ini?

4. Visi dan misi apakah yang baru tercapai sebagian? Apabila diukur, berapakah

persentase pencapaiannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk

mewujudkan visi tersebut?

5. Aset apa sajakah yang dimiliki oleh PT MSJ? Bagaimanakah status

kepemilikannya?

6. Bagaimanakah situasi lingkungan kerja di kantor dan pabrik PT MSJ? Apakah

telah sesuai dengan harapan Anda? Jika iya, bagaimanakah cara Anda untuk

menciptakan situasi tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai kondisi tersebut? Jika tidak, bagaimanakah situasi lingkungan kerja

ideal menurut Anda? Upaya apakah yang akan Anda lakukan untuk mencapai

kondisi tersebut?

7. Bagaimanakah cara Anda merekrut karyawan pada divisi Anda? Kriteria

apakah yang Anda gunakan untuk menyeleksi calon karyawan?

8. Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?

9. Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di PT MSJ? Apabila

menggunakan kontrak, bagaimanakah aturan yang digunakan? Adakah jenjang

karir bagi setiap divisi atau posisi karyawan?

10. Bagaimanakah sistem penggajian/upah di PT MSJ? Standar atau pertimbangan

apakah yang dijadikan acuan untuk menetapkan gaji karyawan?

150

11. Apakah di PT MSJ diberlakukan Standar Operasional Perusahaan? Jika iya,

apa sajakah isi SOP tersebut?

12. Bagaimanakah cara Anda mengawasi kinerja karyawan divisi Anda?

Bagaimanakah kinerja karyawan saat ini? Sudah sesuaikah dengan harapan

Anda?

13. Bagaimanakah cara Anda mengevaluasi kinerja karyawan divisi Anda?

Adakah penghargaan/hadiah tertenu bagi karyawan yang kinerjanya sesuai

atau melampaui harapan Anda?

14. Bagaimanakah cara CEO mengevaluasi kinerja Anda? Adakah

penghargaan/hadiah tertentu saat kinerja Anda sesuai dengan harapan CEO PT

MSJ?

15. Bagaimanakah cara Anda mendapatkan informasi dari CEO perusahaan?

16. Bagaimanakah frekuensi dan intensitas pertemuan Anda dengan pemilik

perusahaan, CEO, manajer lain, dan karyawan?

17. Bagaimanakah cara penyampaian perubahan kebijakan atau aktivitas

operasional PT MSJ kepada karyawan divisi Anda?

18. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan pemilik dan CEO PT

MSJ?

19. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan manajer divisi lain?

20. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan karyawan?

21. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh

karyawan divisi Anda?

22. Bagaimanakah Anda merespon inisiatif dan masukan dari pemilik, CEO, dan

karyawan?

23. Bagaimanakah frekuensi dan kualitas rapat atau pertemuan dengan pemilik,

CEO, manajer lain, atau karyawan?

24. Bagaimanakah cara Anda untuk meningkatkan keahlian karyawan divisi Anda

selama ini?

25. Bagaimanakah upaya Anda untuk memfasilitasi kesejahteraan karyawan divisi

Anda?

26. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan peraturan kerja bagi

karyawan?

151

27. Apabila diukur, berapakah persentase turnover setiap bulan (karyawan

mengundurkan diri) di PT MSJ?

28. Bagaimanakah alur pengambilan keputusan di PT MSJ?

29. Pertimbangan apa sajakah yang Anda perhitungkan saat akan membuat

kebijakan baru bagi karyawan divisi Anda? Bagaimanakah mekanismenya?

30. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai perusahaan pengemasan gula lain di

Surabaya?

31. Apakah kelebihan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan gula

lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk mempertahankan

keunggulan tersebut?

32. Apakah kekurangan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan

gula lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk meminimalisir

kekurangan tersebut agar tetap mampu bersaing?

33. Aktivitas operasional manakah yang menurut Anda perlu ditingkatkan atau

dikembangkan? Apakah alasannya?

34. Menurut Anda, divisi manakah yang harus diprioritaskan dalam operasional

perusahaan?

35. Divisi manakah yang paling sering berinteraksi dengan divisi Anda dalam hal

pekerjaan? Bagaimanakah bentuk interaksi yang terjadi?

36. Bagaimanakah sistem penyimpanan data operasional divisi Anda?

37. Faktor apa sajakah yang mendukung perkembangan bisnis PT MSJ?

38. Faktor apa sajakah yang menghambat perkembangan bisnis PT MSJ?

39. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kinerja divisi

Anda dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

40. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan keuntungan

perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

41. Aspek apakah yang menurut Anda positif dan berharga dari pemilik PT MSJ,

yang Anda aplikasikan dalam keseharian Anda?

42. Kelebihan apakah yang Anda kagumi dari pemilik PT MSJ? Kelemahan

apakah yang menurut Anda perlu diperbaiki oleh pemilik perusahaan?

152

43. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan atasan Anda? Sesuaikah dengan

harapan Anda? Kualitas apakah yang Anda harapkan berkembang dari atasan

Anda?

44. Menurut Anda, apakah pemasaran produk PT MSJ telah cukup efektif dan

efisien?

45. Menurut Anda, apakah kualitas produk PT MSJ telah layak untuk bersaing

dengan produk gula lain?

46. Apa sajakah sajakah rencana perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya di

tengah industri gula?

47. Apa sajakah kekurangan yang perlu diperbaiki di PT MSJ, terutama pada

divisi yang berada di bawah otoritas Anda?

48. Apa sajakah rencana perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya di tengah

industri gula?

Informan: Karyawan PT MSJ

1. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk bekerja di PT MSJ?

Pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusan Anda saat itu?

2. Apakah yang memotivasi Anda untuk tetap bekerja di PT MSJ?

3. Apakah visi dan misi PT MSJ?

4. Visi dan misi apakah yang sudah dicapai hingga saat ini?

5. Visi dan misi apakah yang baru tercapai sebagian? Apabila diukur, berapakah

persentase pencapaiannya? Upaya apakah yang Anda lakukan untuk

mewujudkan visi tersebut?

6. Aset apa sajakah yang dimiliki oleh PT MSJ? Bagaimanakah status

kepemilikannya?

7. Bagaimanakah situasi lingkungan kerja di kantor dan pabrik PT MSJ? Apakah

telah sesuai dengan harapan Anda? Jika iya, bagaimanakah cara Anda untuk

menciptakan situasi tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai kondisi tersebut? Jika tidak, bagaimanakah situasi lingkungan kerja

ideal menurut Anda? Upaya apakah yang akan Anda lakukan untuk mencapai

kondisi tersebut?

153

8. Bagaimanakah kelengkapan fasilitas operasional dan nonoperasional di

kantor? Apakah cukup memadai secara kualitas dan kuantitas? Apabila kurang

memadai, bagaimanakah kondisi fasilitas yang Anda harapkan?

9. Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?

10. Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di PT MSJ? Apabila

menggunakan kontrak, bagaimanakah aturan yang digunakan? Adakah jenjang

karir bagi setiap divisi atau posisi karyawan?

11. Bagaimanakah sistem penggajian/upah di PT MSJ?

12. Apakah di PT MSJ diberlakukan Standar Operasional Perusahaan? Jika iya,

apa sajakah isi SOP tersebut?

13. Bagaimanakah kinerja Anda saat ini? Sudah sesuaikah dengan harapan Anda?

14. Bagaimanakah cara Anda mengevaluasi kinerja Anda?

15. Bagaimanakah cara atasan mengevaluasi kinerja Anda? Adakah

penghargaan/hadiah tertentu saat kinerja Anda sesuai dengan harapan atasan?

16. Bagaimanakah bentuk penghargaan PT MSJ terhadap karyawan (gaji pokok,

bonus, uang lembur, THR, asuransi, dan sebagainya)?

17. Fasilitas kesejahteraan apakah yang Anda peroleh selama bekerja di PT MSJ?

18. Bagaimanakah cara Anda mendapatkan informasi dari atasan?

19. Bagaimanakah frekuensi dan intensitas pertemuan Anda dengan atasan?

20. Bagaimanakah cara penyampaian perubahan kebijakan atau aktivitas

operasional PT MSJ kepada Anda?

21. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan pimpinan perusahaan?

22. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan karyawan lain?

23. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh

karyawan divisi Anda?

24. Bagaimanakah Anda menyikapi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh

karyawan divisi lain?

25. Bagaimanakah Anda merespon inisiatif dan masukan dari atasan dan

karyawan lain?

26. Bagaimanakah frekuensi dan kualitas rapat atau pertemuan dengan pimpinan

dan karyawan lain?

154

27. Upaya apakah yang dilakukan atasan untuk meningkatkan keahlian Anda dan

karyawan lain?

28. Langkah apakah yang akan Anda lakukan untuk meningkatkan keahlian kerja

Anda selama satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

29. Siapakah yang bertanggungjawab dalam menetapkan peraturan kerja bagi

karyawan?

30. Apabila diukur, berapakah persentase turnover setiap bulan (karyawan

mengundurkan diri) di PT MSJ?

31. Bagaimanakah alur pengambilan keputusan di PT MSJ?

32. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai perusahaan pengemasan gula lain di

Surabaya?

33. Apakah kelebihan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan gula

lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk mempertahankan

keunggulan tersebut?

34. Apakah kekurangan PT MSJ dibandingkan dengan perusahaan pengemasan

gula lain di Surabaya? Apakah saran Anda bagi PT MSJ untuk meminimalisir

kekurangan tersebut agar tetap mampu bersaing?

35. Aktivitas operasional manakah yang menurut Anda perlu ditingkatkan atau

dikembangkan? Apakah alasannya?

36. Menurut Anda, divisi manakah yang harus diprioritaskan dalam operasional

perusahaan?

37. Divisi manakah yang paling sering berinteraksi dengan divisi Anda dalam hal

pekerjaan? Bagaimanakah bentuk interaksi yang terjadi?

38. Bagaimanakah sistem penyimpanan data operasional divisi Anda?

39. Faktor apa sajakah yang mendukung perkembangan bisnis PT MSJ?

40. Faktor apa sajakah yang menghambat perkembangan bisnis PT MSJ?

41. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kinerja divisi

Anda dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

42. Langkah apakah yang akan anda lakukan untuk meningkatkan keuntungan

perusahaan dalam satu tahun ke depan? Lima tahun ke depan?

43. Aspek apakah yang menurut Anda positif dan berharga dari para atasan, yang

Anda aplikasikan dalam keseharian Anda?

155

44. Kelebihan apakah yang Anda kagumi dari para atasan? Kelemahan apakah

yang menurut Anda perlu diperbaiki oleh para atasan?

45. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan atasan Anda? Sesuaikah dengan

harapan Anda? Kualitas apakah yang Anda harapkan berkembang dari atasan

Anda?

46. Bagaimanakah cara atasan berkomunikasi dengan Anda? Sesuaikah dengan

harapan Anda? Apabila tidak, bagaimanakah cara komunikasi yang Anda

harapkan?

47. Bagaimanakah cara atasan dalam memberikan instruksi atau memberikan

teguran pada Anda dan rekan kerja?

48. Menurut Anda, apakah pemasaran produk PT MSJ telah cukup efektif dan

efisien?

49. Apakah Anda mengkonsumsi produk PT MSJ? Menurut Anda, apakah

kualitas produk PT MSJ telah layak untuk bersaing dengan produk gula lain?

50. Apa sajakah kekurangan yang perlu diperbaiki di PT MSJ, terutama pada

divisi Anda?

51. Bagaimanakah menurut Anda perkembangan bisnis PT MSJ dari awal Anda

bekerja hingga saat ini?

52. Bagaimanakah menurut Anda pencapaian perusahaan pada satu tahun ke

depan? Lima tahun ke depan? Akankah mengalami kemajuan atau

kemunduran atau tetap berjalan di tempat?

53. Apa sajakah kebijakan perusahaan yang menurut Anda harus dipertahankan?

Apa sajakah kebijakan perusahaan yang menurut Anda harus dihilangkan?

PENUTUP

1. Pertanyaan mengenai harapan informan terkait perkembangan perusahaan

Apakah yang ingin Anda capai dengan keberadaan Anda di PT MSJ?

Apakah yang ingin Anda lakukan untuk membantu peningkatan kinerja

dan keuntungan PT MSJ?

Apakah harapan Anda terhadap PT MSJ?

2. Salam penutup dan ucapan terima kasih

156

PedomanWawancara Informan Eksternal

Evaluasi Strategi Pengembangan Bisnis

di PT Manunggal Suko Jaya Surabaya

PEMBUKA

1. Menyampaikan tujuan wawancara.

2. Review data singkat mengenai pewawancara dan Informan: nama, jabatan,

hubungan dengan PT Manunggal Suko Jaya (PT MSJ).

KONTEN

Informan: Pemasok bahan baku PT MSJ

1. Barang apakah yang Anda pasok untuk PT MSJ?

2. Sejak kapan Anda menjalin kerjasama dengan PT MSJ sebagai pemasok?

3. Alasan apakah yang mendorong Anda untuk menjalin kerjasama dengan PT

MSJ?

4. Bagaimanakah bentuk kerjasama Anda dengan PT MSJ?

5. Bagaimanakah cara pembayaran yang disepakati dengan PT MSJ?

6. Bagamanakah mekanisme pemesanan barang oleh PT MSJ?

7. Berapa lamakah periode antara satu pemesanan dengan pemesanan

berikutnya?

8. Bagaimanakah jalannya kerjasama dengan PT MSJ selama ini?

9. Bagaimanakah cara Anda berkomunikasi atau berinteraksi dengan PT MSJ?

10. Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda dengan pemilik dan para

manajer PT MSJ?

11. Bagaimanakah cara Anda memperoleh barang yang akan dipasok ke PT MSJ?

12. Bagaimanakah situasi persaingan dalam konteks posisi Anda sebagai pemasok

PT MSJ? Apakah PT MSJ memiliki pemasok lain? Bagaimanakah

perbandingan kekuatan Anda dengan pemasok lain?

13. Bagaimanakah upaya PT MSJ dalam mempertahankan kerjasama dengan

perusahaan Anda?

14. Bagaimanakah upaya Anda untuk mempertahankan kerjasama dengan PT

MSJ?

157

15. Bagaimanakah Anda menyikapi perubahan kebijakan PT MSJ yang terkait

dengan kerjasama Anda dengan PT MSJ?

16. Bagaimanakah Anda menginformasikan perubahan kebijakan perusahaan

Anda yang terkait dengan PT MSJ?

Informan: Konsumen

1. Apa sajakah perusahaan gula yang ada di Surabaya?

2. Apa sajakah produk gula pasir yang Anda temui di pasaran?

3. Alasan apakah yang mempengaruhi Anda dalam memilih produk gula pasir

tertentu?

4. Dimanakah Anda biasa membeli gula pasir? Berapa banyak Anda membeli

gula pasir dalam satu kali pembelanjaan?

5. Bagaimanakah kesetiaan Anda terhadap merek produk, utamanya gula pasir?

Apakah Anda sering berganti merek atau tetap pada satu merek?

PENUTUP

1. Pertanyaan penutup.

Kelebihan apa sajakah yang menurut Anda perlu dimiliki oleh produk gula

pasir tertentu?

Apa sajakah kekurangan dari produk gula pasir yang sekarang beredar di

pasaran?

2. Salam penutup dan ucapan terima kasih.

158

Lampiran 4: Job Description Karyawan

JobDescription

Karyawan PT Manunggal Suko Jaya

Pemilik PT Manunggal Suko Jaya

Mengambil keputusan penting dalam perusahaan.

Menetapkan visi dan misi perusahaan.

Menanggung resiko keuntungan dan kerugian.

Memutuskan strategi bisnis perusahaan.

Mengawasi aktivitas perusahaan.

Mengawasi aktivitas kompetitor.

Chief Executive Officer (CEO)

Bertanggungjawab pada pemilik perusahaan dan wajib memberikan laporan

berkala.

Mengelola operasional perusahaan untuk mencapai keuntungan optimal

dengan memanfaatkan aset bisnis dan sumber daya manusia secara efektif.

Mengambil keputusan harian perusahaan.

Mengawasi aktivitas perusahaan.

Merumuskan tujuan operasional perusahaan.

Menetapkan garis besar kebijakan perusahaan.

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan.

Mengembangkan strategi bisnis untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

Memberikan instruksi kepada para manajer untuk menjalankan tugasnya.

Mengevaluasi kinerja para manajer.

Director of Finance (Manajer Divisi Keuangan)

Bertanggungjawab pada CEO dan wajib memberikan laporan berkala.

Mengkoordinasi pengendalian aktivitas akuntansi manajemen, dan keuangan.

Menganalisis laporan keuangan dan laporan akuntansi manajemen perusahaan.

159

Mengendalikan dan mengawasi aktivitas keuangan perusahaan sesuai dengan

visi dan misi.

Mengkoordinasi penyusunan Rencana Anggaran perusahaan bulanan dan

tahunan.

Mengelola sistem dan prosedur akuntansi dan keuangan yang memadai bagi

perusahaan.

Mengevaluasi dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala.

Mengevaluasi kelayakan investasi perusahaan dalam bentuk surat-surat

berharga dan sertifikat milik perusahaan.

Melaporkan kinerja divisi keuangan terhadap anggaran dan pembiayaan,

disertai penjelasan dan rekomendasi perbaikan yang diperlukan.

Memeriksa pengajuan pembelian barang atau kebutuhan dana dari setiap

divisi.

Mengelola pembelian barang berdasarkan pengajuan setiap divisi, yang telah

disetujui CEO.

Menetapkan harga produk berdasarkan perhitungan harga pokok produksi.

Mengevaluasi rencana kebutuhan biaya operasional dan rencana penerimaan

dan pengeluaran kas.

Mengelola alat pembayaran, surat berharga, dan sertifikat perusahaan.

Mengevaluasi pembayaran asuransi dan penerimaan klaim.

Mengevaluasi kewajiban pajak perusahaan dan karyawan.

Mengelola piutang.

Karyawan Divisi Keuangan – Purchasing

Bertanggungjawab pada Director of Finance dan wajib memberikan laporan

berkala.

Melakukan pembelian barang berdasarkan pengajuan setiap divisi, yang telah

disetujui Director of Finance dan CEO.

Menyusun Purchase Order dan mengirimkannya pada vendor agar barang tiba

tepat waktu dan sesuai spesifikasi.

Menyusun laporan pembelian dan pengeluaran barang bulanan.

160

Melakukan negosiasi dan menyeleksi rekanan vendor/supplier untuk

pembelian barang sesuai dengan kriteria dan kapabilitas perusahaan.

Memastikan ketersediaan barang untuk menganalisis kelayakan untuk

melakukan pembelian.

Karyawan Divisi Keuangan – Acounting (2 orang)

Bertanggungjawab pada Director of Finance dan wajib memberikan laporan

berkala.

Menganalisis transaksi keuangan harian, bulanan, dan tahunan dan

membandingkan dengan rencana anggaran.

Mengelola pembiayaan dan pembayaran hutang dengan pihak eksternal.

Menyusun laporan akuntansi bulanan dan tahunan (jurnal, neraca, laporan

rugi-laba, laporan keuangan, jurnal penyesuaian, dan buku besar).

Menyusun proyeksi rencana keuangan sesuai dengan strategi bisnis

perusahaan.

Melakukan proses audit keuangan dan memberikan rekomendasi untuk

perbaikan.

Memastikan kelengkapan dokumen yang terkait dengan aktivitas akuntansi

perusahaan.

Menghitung kewajiban perpajakan dari transaksi perusahaan.

Memastikan konsistensi sistem akuntansi perusahaan agar sesuai dengan

standar akuntansi Indonesia.

Director of General Affairs (Manajer Divisi Umum/Operasional)

Bertanggungjawab pada CEO dan wajib memberikan laporan berkala.

Melakukan analisis kebutuhan anggaran pengadaan dan pemeliharaan sarana

prasarana.

Menyusun prosedur pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana.

Menjalin hubungan dengan pemasok sarana prasarana dan bertanggungjawab

atas segala transaksi dengan pemasok tersebut.

161

Mendukung aktivitas operasional melalui pengadaan sarana prasarana sesuai

dengan anggaran, meliputi: ATK, komputer, meja kursi, AC, kendaraan,

telepon, facsimile, dan sebagainya.

Melakukan pemeliharaan sarana prasarana dan mengganti sarana prasarana

yang rusak, termasuk menjaga kebersihan lingkungan kerja.

Menyusun laporan bulanan untuk pengadaan dan pemeliharaan sarana

prasarana.

Mengelola dan menyusun prosedur perekrutan karyawan.

Mengelola pelaksanaan training atau pelatihan bagi karyawan baru.

Mengelola pelaksanaan training pengembangan keahlian bagi karyawan tetap,

yang meliputi: training per divisi, training manajemen, training komunikasi,

dan sebagainya.

Menyusun sistem kompensasi dan fasilitas kesejahteraan karyawan yang

sesuai dengan rencana anggaran perusahaan, yang meliputi gaji, bonus,

komisi, program atau event khusus perusahaan, dan sebagainya.

Menyusun prosedur untuk berbagai aktivitas administratif perusahaan

(pembelian, penjualan, pendistribusian, peminjaman, dan lain-lain).

Mengelola dokumen dan arsip perusahaan.

Merumuskan isi perjanjian kontrak dengan karyawan, pemasok, dan

distributor.

Mengawasi dan mengevaluasi kinerja karyawan divisi umum/operasional,

office boy, cleaning service, dan security.

Karyawan Divisi Operasional – Building Maintenance

Bertanggungjawab pada Director of General Affairs dan wajib memberikan

laporan berkala.

Melakukan instalasi sarana prasarana kantor atau pabrik.

Melakukan pemeliharaan sarana prasarana kantor atau pabrik.

Melakukan perbaikan sarana prasarana kantor atau pabrik apabila terjadi

kerusakan.

Karyawan Divisi Operasional – RecruitmentSpecialist

162

Bertanggungjawab pada Director of General Affairs dan wajib memberikan

laporan berkala.

Menyelenggarakan perekrutan karyawan sesuai kebutuhan perusahaan.

Mempublikasikan informasi lowongan kerja melalui berbagai media sesuai

dengan kebutuhan perusahaan.

Menyusun materi tes tertulis, psikotes, dan pedoman wawancara untuk

perekrutan karyawan, bekerjasama dengan divisi terkait.

Menyusun materi training untuk karyawan baru, bekerjasama dengan divisi

terkait.

Menyelenggarakan training untuk karyawan tetap dan manajer, bekerjasama

dengan trainer dari luar perusahaan.

Menyelenggarakan event khusus perusahaan yang melibatkan seluruh

karyawan.

Karyawan Divisi Operasional – Office Administrator

Bertanggungjawab pada Director of General Affairs dan wajib memberikan

laporan berkala.

Mengelola urusan administratif kantor, meliputi pembuatan surat,

penyimpanan surat masuk.

Menerima telepon dan faksimili yang ditujukan pada perusahaan.

Memberikan instruksi pada office boy, security, dan cleaning service dalam

melaksanakan tugasnya.

Mengelola jadual meeting agar tidak berbenturan satu sama lain.

Mengatur pertemuan antara pihak internal dengan eksternal perusahaan.

Menyusun kontrak kerja karyawan.

Menyusun kontrak kerjasama antara perusahaan dengan pemasok.

Menyusun kontrak kerjasama antara perusahaan dengan distributor.

Menyusun dokumen penerimaan barang dari pemasok, penyerahan barang

pada distributor, dan sebagainya.

163

Karyawan Divisi Operasional – Compensation and Benefits (C&B)

Bertanggungjawab pada Director of General Affairs dan wajib memberikan

laporan berkala.

Menetapkan proporsi gaji dan bonus bagi karyawan.

Menetapkan persentase kenaikan gaji tahunan bagi karyawan.

Mengelola pemberian kompensasi bagi karyawan yang mengalami peristiwa

khusus, yaitu kelahiran (melahirkan), pernikahan, dan kematian (anggota

keluarga).

Mengelola dan menyusun prosedur penggunaan jatah cuti oleh karyawan.

Mengkomunikasikan hari libur nasional pada karyawan.

Mengelola sistem presensi atau bukti kehadiran karyawan.

Director of Sugar Division (Manajer Divisi Pergulaan)

Bertanggungjawab pada CEO dan wajib memberikan laporan berkala.

Mengelola dan menyusun prosedur penerimaan barang dari pemasok.

Mengelola dan menyusun prosedur penyimpanan persediaan di gudang

perusahaan.

Mengelola dan menyusun prosedur pengemasan gula.

Mengelola dan menyusun prosedur pengepakan gula.

Mengelola dan menyusun prosedur penyerahan barang dari pabrik kepada

distributor.

Mengelola dan menyusun prosedur pengiriman barang dari pabrik tanpa

melalui distributor.

Mengawasi jalannya proses produksi.

Menyusun rencana pengembangan produk gula perusahaan.

Menyusun rencana pemasaran produk gula perusahaan.

Mengendalikan kualitas gula kemasan.

Kepala Gudang

Bertanggungjawab pada Director of Sugar Division dan wajib memberikan

laporan berkala.

164

Mengontrol penyimpanan persediaan di gudang.

Menyusun prosedur penerimaan barang dari pemasok.

Melakukan pencatatan dan penyimpanan dokumen penerimaan persediaan dari

pemasok.

Mengendalikan dan mengawasi kinerja anak gudang.

Anak Gudang (7 orang)

Bertanggungjawab pada Kepala Gudang dan wajib memberikan laporan

berkala.

Merapikan persediaan barang di gudang.

Melakukan pencatatan persediaan barang di gudang.

Menjaga keamanan persediaan barang di gudang.

Memindahkan persediaan barang dari gudang ke mesin pengemasan saat

berjalannya proses produksi.

Melakukan pencatatan arus perpindahan persediaan barang dari gudang ke

proses produksi.

Kepala Produksi

Bertanggungjawab pada Director of Sugar Division dan wajib memberikan

laporan berkala.

Mengawasi aktivitas pengemasan dan pengepakan gula.

Menentukan prosedur pengemasan dan pengepakan gula.

Mengendalikan dan mengawasi kinerja anak produksi.

Anak Produksi (7 orang)

Bertanggungjawab pada Kepala Produksi dan wajib memberikan laporan

berkala.

Melakukan pengemasan gula menggunakan mesin pengemasan sesuai dengan

ketentuan omset harian.

Melakukan pengepakan gula menggunakan mesin pengepakan.

Memeriksa keutuhan hasil pengemasan dan pengepakan.

165

Melakukan pencatatan banyaknya barang yang diterima dari gudang dan

banyaknya produk gula kemasan yang diproduksi dalam satu hari.

Kepala Pengiriman/Kendaraan

Bertanggungjawab pada Director of Sugar Division dan wajib memberikan

laporan berkala.

Menentukan prosedur pengiriman barang dalam kota.

Menentukan prosedur pengiriman barang ke luar daerah melalui distributor.

Mengendalikan dan mengawasi kinerja supir, kernet, kontrol piutang, dan

administrator.

Supir (7 orang)

Bertanggungjawab pada Kepala Pengiriman dan wajib memberikan laporan

berkala.

Mengendarai kendaraan kantor untuk mengirimkan produk perusahaan ke

supermarket, minimarket, dan lokasi lainnya yang telah bermitra dengan

perusahaan.

Melakukan pemeriksaan kendaraan kantor yang digunakan sebagai

transportasi pengiriman produk secara berkala.

Menjaga keselamatan dan keutuhan produk perusahaan selama proses

pengiriman.

Kernet (7 orang)

Bertanggungjawab pada Kepala Pengiriman dan wajib memberikan laporan

berkala.

Mendampingi supir dalam mengirimkan produk perusahaan ke supermarket,

minimarket, dan lokasi lainnya yang telah bermitra dengan perusahaan.

Melakukan pemeriksaan kendaraan kantor yang digunakan sebagai

transportasi pengiriman produk secara berkala.

Menjaga keselamatan dan keutuhan produk perusahaan selama proses

pengiriman.

166

Melakukan pencatatan banyaknya barang yang diangkut (loading) dan

banyaknya barang yang diturunkan (unloading) beserta lokasi unloading.

Melakukan pencatatan kerangka waktu pengiriman barang.

Kontrol Piutang

Bertanggungjawab pada Kepala Pengirimandan wajib memberikan laporan

berkala.

Membuat surat penagihan bagi distributor yang memiliki piutang.

Memeriksa piutang tercatat: nominal, penanggung, dan tanggal jatuh tempo.

Administrator Invoice dan Surat Jalan

Bertanggungjawab pada Kepala Pengirimandan wajib memberikan laporan

berkala.

Membuat invoice dan surat jalan untuk kendaraan kantor yang akan

mendistribusikan produk perusahaan.

Melakukan pencatatan invoice dan surat jalan yang dikeluarkan.

Administrator Penagihan

Bertanggungjawab pada Kepala Pengirimandan wajib memberikan laporan

berkala.

Melakukan penagihan kepada distributor yang belum membayarkan

tanggungannya.

Melakukan pencatatan penagihan yang dilakukan.

Kepala Pemasaran

Bertanggungjawab pada Director of Sugar Division dan wajib memberikan

laporan berkala.

Mengelola strategi pemasaran produk perusahaan dengan merujuk pada tren

pasar dan sumber daya perusahaan.

Melakukan riset pasar, terutama terhadap produk dari kompetitor, dan

menganalisis peluang pasar.

Merancang arah kebijakan pemasaran dan pengembangan jaringan pemasaran.

167

Menyusun materi pemasaran produk perusahaan.

Menyusun prosedur kerja bagian pemasaran.

Merumuskan target penjualan dan langkah antisipatif apabila target tidak

terpenuhi.

Mengendalikan dan mengawasi kinerja anak pemasaran.

Anak Pemasaran (3 orang)

Bertanggungjawab pada Kepala Pemasaran dan wajib memberikan laporan

berkala.

Melakukan upaya pemasaran produk dan perusahaan melalui berbagai strategi

yang telah ditetapkan.

Mengembangkan gagasan pemasaran produk perusahaan.

Menjalin hubungan baik dengan pihak eksternal perusahaan, terutama

masyarakat.

Mengumpulkan informasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan

produk.

Menganalisis situasi dan perilaku pasar untuk meningkatkan penjualan

produk.

Menganalisis kebutuhan konsumen terhadap produk perusahaan dan

spesifikasinya.

Merancang event promosi produk dan perusahaan.

168

Lampiran 4: Transkrip Wawancara

Transkrip Wawancara 1 ............................................................................................. 169

Transkrip Wawancara 2 .............................................................................................. 189

Transkrip Wawancara 3 ............................................................................................. 207

Transkrip Wawancara 4 .............................................................................................. 224

Transkrip Wawancara 5 ............................................................................................... 246

Transkrip Wawancara 6 .............................................................................................. 258

Transkrip Wawancara 7 ............................................................................................... 273

Transkrip Wawancara 8 ............................................................................................... 286

Transkrip Wawancara 9 ............................................................................................... 300

Transkrip Wawancara 10 ............................................................................................ 307

Transkrip Wawancara 11 ............................................................................................. 312

Transkrip Wawancara 12 ............................................................................................. 315

Transkrip Wawancara 13 ............................................................................................ 318

169

Transkrip Wawancara 1 (Owner)

Keterangan:

P : Peneliti

O : Owner/Pemilik Perusahaan

Transkrip Topik

P : Selamat siang, Pak. Hari ini saya akan melakukan

wawancara terkait penelitian Skripsi saya

mengenai PT Manunggal Suko Jaya. Sebelumnya,

saya review dulu data pribadi Bapak. Bapak

bernama J. Hadi Santoso dan merupakan pemilik

dari perusahaan ini, benar?

O : Iya, benar.

P : Apa sajakah tugas dan wewenang Bapak di

perusahaan ini?

O : Saya megang pimpinan tertinggi di sini. Jadi saya

yang bikin kebijakan, ambil keputusan,

mengawasi aktivitas perusahaan, menyusun

strategi perusahaan, ya semacam itu lah.

P : Alasan apa yang mendorong Bapak untuk

mendirikan perusahaan ini?

O : Alasan yang mendorong saya untuk mendirikan

perusahaan ini melihat ada peluang pasar yang

bagus, yang dimana saya melihat pasar gula ini

tidak ada matinya, tidak ada habis-habisnya.

Karena gula itu merupakan produk yang

dibutuhkan di kebutuhan sehari-hari, khususnya

untuk aktivitas makan.

P : Pertimbangan apakah yang Bapak gunakan

sebagai dasar untuk memutuskan mendirikan

perusahaan ini?

O : Pertimbangan yang mempengaruhi keputusan saya

ini, saya didukung oleh anak saya. Yang dimana

anak saya ini memberikan kepada saya seperti

research yang dia temukan di industri gula ini,

makanya saya berani melangkah untuk membuka

bisnis ini. Ya banyak ya pertimbangannya, dari

modal yang saya miliki, lalu channel untuk

pendistribusian gula saya, jadi saya periksa dulu

yang saya butuhkan apa. Waktu itu juga untuk

modalnya kurang kalau dari uang saya sendiri.

Jadi saya minta tolong anak saya untuk cari tahu

tentang pinjaman bank, dibanding-bandingkan

biar nggak berat buat saya ke depannya. Terus

Pembagian tanggung

jawab

Dasar pendirian

perusahaan

Dasar pendirian

perusahaan

170

untuk masalah rekanan kerja, butuhnya partneran

sama siapa saja, itu saya cari-cari info dan cari

orangnya dulu. Karena ternyata malah ketemu

banyak channel, langsung saja saya terjun ke

bisnis ini.

P : Dari manakah asalnya modal untuk mendirikan

perusahaan ini?

O : Modalnya dari saya, dari uang saya.

P : Jadi untuk permodalan, tidak ada suntikan dana

dari investor atau semacamnya?

O : Di sini tidak melibatkan investor, semuanya

berasal dari modal saya sendiri.

P : Apakah perusahaan ini telah mencapai BEP atau

sudah balik modal?

O : Belum. Dalam rencana bisnis saya, BEP kira-kira

tercapai dalam 5 tahun. Saya juga meminjam dari

bank untuk modal, jadi pinjaman itu juga belum

lunas sepenuhnya.

P : Bagaimanakah status kepemilikan PT MSJ?

O : Di bisnis saya ini tidak ada investor, sehingga

perusahaan ini ya punya saya sendiri.Semua

keuntungan dan resiko yang terjadi semua menjadi

tanggungan saya.

P : Mengapa yang dipilih adalah bisnis pengemasan

gula saja, tidak sekaligus bisnis produksi gula?

O : Iya kita hanya mengemas saja, tidak ada produksi

gula. Karena kalau kita produksi, kebanyakan gula

itu kan dikuasai oleh pemerintah. Pabrik-pabrik

itu kan dikuasai oleh pemerintah semua. Tidak

ada, ya mungkin sebagian kecil saja pabrik gula

milik swasta karena pabrik gula itu nanti berkaitan

dengan yang namanya petani gula. Lalu, urusan

dengan petani gula ini, harus jual berapa, itu kan

diatur semua sama pemerintah. Ruwet di

prosedurnya dan aturannya juga pasti lebih

banyak.

P : Mengapa Bapak memilih untuk mendirikan

perusahaan ini di Surabaya?

O : Pertama karena tempat tinggal saya di Surabaya,

sehingga ketika saya membuka bisnis di daerah

tempat tinggal saya sendiri, aksesnya menjadi

mudah untuk saya datang dan mengontrol usaha

saya. Kemudian untuk Gulasir ini kebanyakan pemasarannya adalah di luar pulau. Sedangkan

untuk luar pulau itu pintu gerbangnya ada dua, di

Surabaya dan di Jakarta. Jadi, kalau kita

pemasaran atau kita membuka wilayah,

katakanlah di Semarang, biaya transport dari

Modal awal

Modal awal

Modal awal

Sumber pendanaan

Dasar pendirian

perusahaan

Dasar pendirian

perusahaan

171

Semarang untuk menuju, misalnya, ke Papua itu

terlalu mahal.

P : Apakah ada rencana untuk membuka cabang di

kota lain?

O : Kalau cabang kita belum ada, tapi kita sudah ada

agen-agen distributor untuk memasarkan Gulasir.

Jadi, untuk di wilayah Jawa Tengah, kita sudah

ada distributornya sendiri-sendiri. Seperti Jogja itu

yang pegang siapa, kemudian Solo itu yang

pegang siapa, kemudian Semarang itu yang

pegang siapa, itu sudah ada semua. Jadi, kalau

pemasaran sudah ada, tapi kalau buka cabang kita

masih belum ada planning ke situ.

P : Apa sajakah produk perusahaan ini?

O : Kita Gulasir, sama brand lainnya namanya itu

Gula Selera. Kalau Gulasir itu memang kualitas

kita itu kualitas yang premium, jadi putih. Tapi

untuk Gula Selera, kita agak kuning. Ya, bisa

dikatakan lah, untuk Gula Selera itu second

brand-nya Gulasir, untuk fighting, untuk perang.

Jadi apabila nanti ada gula yang harganya

mendekati untuk Gulasir, kita pangkas harga gula

itu untuk turun, bisa untuk fighting, untuk perang-

perangan, untuk mengamankan Gulasir-nya

supaya selalu tetap di atas. Tapi, baik Gulasir

maupun Gula Selera, didistribusikan ke wilayah

yang sama. Karena biasanya kan gini, untuk

wilayah NTT itu justru tidak mau yang putih

karena dengan alasan kalau yang putih itu

biasanya kurang manis. Kalau yang kuning itu

memang lebih manis.

P : Bagaimanakah cara Bapak mengendalikan atau

menjaga mutu produk dari perusahaan ini?

O : Untuk mengecek kualitas itu, waktu awal barang

datang di dalam sak-sakan itu kita buka, yaitu

untuk supaya kualitas Gulasir ini benar-benar

terjaga. Jadi, kalau untuk bahan baku ini yang

jelek, kita sisihkan untuk Gula Selera, kalau

ternyata untuk Gula Selera ini grade-nya tidak

masuk juga, kita sisihkan lagi menjadi kita jual

gula sak-sakan tanpa dikasih merek.

P : Apakah ada rencana untuk merambah ke bisnis

lain? Misalnya ke produksi makanan atau minuman yang bahannya gula.

O : Untuk rencana ke depan, kalau untuk produksi

gula itu belum terpikirkan ya dan juga untuk

menghasilkan produk akhir berbahan dasar gula

itu belum. Jadi, untuk saat ini ya main saja dulu di

Kawasan distribusi

Produk perusahaan

Produk perusahaan

Rencana

pengembangan bisnis

172

pengemasan gula. Mungkin, nanti ke depannya,

semakin lama bisnis saya ini berkembang, bisa

merambah ke produk-produk convenience yang

lainnya, seperti mentega, kecap, dan lain-lain.

P : Apakah visi dan misi perusahaan ini?

O : Visinya ya untuk mengembangkan Gulasir ke

seluruh wilayah Indonesia, baik di pulau Jawa

maupun di luar pulau. Visi kita, kita sudah bisa

menguasai beberapa wilayah, seperti Papua,

Sulawesi, Ambon, NTT, dan sebagian

Kalimantan. Sebagian Kalimantan, karena

Kalimantan belum kena semua. Itu visinya. Kalau

misinya, kita biasanya mengadakan kerjasama

dengan distributor yaitu program-program, seperti

kita pasang vinyl, kemudian kita sebarin leaflet,

yaitu brosur yang ada foto-fotonya Gulasir, tetapi

kita bekerja sama dengan beberapa supermarket.

Jadi ini adalah misi saya supaya Gulasir bisa

dikenal oleh masyarakat. Nanti kalau Ibu lewat

depannya UFO itu ada leafletGulasir besar itu.

Jadi kerjasama seperti itu untuk mendukung

pemasarannya kita. Bukan hanya di Surabaya, tapi

di beberapa distributor yang luar pulau juga

seperti itu.

P : Siapakah yang menjadi sasaran penjualan produk

perusahaan?

O : Sasaran utama jelas ibu rumah tangga, warung-

warung makanan, kalau dibilang itu istilahnya

kalau tidak salah konsumen individu, atau itu,

konsumen rumah tangga. Jadi itu kalau skala

kecilnya, utamanya yang Surabaya. Kalau dilihat

dari kemana kita kirim produk, ya sasarannya

supermarket, minimarket, sama saja untuk

Surabaya dan luar Surabaya. Kalau luar pulau,

kita pasrahkan produk sekian banyak, terus

mereka yang menyebarkan, mengirimkan ke

tempat yang bisa menjual produk kami.

P : Untuk visi dan misi yang belum terlaksana,

adakah upaya khusus dari Bapak untuk mencapai

visi misi tersebut?

O : Untuk penyebaran daerah distribusi itu, saya

sedang mencari channel lain yang bisa masuk ke

sana. Sedang dalam proses lah. Kalau sudah dapat, nanti akan saya atur lagi bentuk kerjasama

bisnisnya kayak gimana. Saya juga sedang

ancang-ancang membuat wajah kemasan baru.

Sekarang lagi tren juga, barang-barang merek

terkenal gitu diganti kemasannya. Biar nggak

Visi perusahaan

Target pasar

Rencana

pengembangan bisnis

173

kalah dengan yang lain, sih, ya saya juga lagi

nyari desain yang cocok.

P : Aset apa sajakah yang dimiliki oleh perusahaan

ini?

O : Semuanya yang Ibu lihat di sini adalah aset

perusahaan. Barang-barang di kantor dan pabrik,

terus pabrik dan kantor ini juga aset perusahaan,

aset saya.

P : Dalam aspek keuangan, aset apa yang dimiliki

perusahaan?

O : Semua biaya operasional, biaya kesejahteraan

karyawan, uang kas, itu masuk ke aset perusahaan.

P : Apakah omset perusahaan selama ini sesuai

dengan keinginan Bapak?

O : Iya dong. Kan saya juga ambil andil dalam

mengambil keputusan untuk bikin berapa kemasan

gula, untuk menentukan omset yang nantinya

dilepas ke pasar. Jadi besarnya omset ya memang

saya yang menentukan.

P : Berapa persenkah keuntungan perusahaan saat

ini?

O : Keuntungannya ada lah, yang jelas lebih dari 10%

karena saya juga harus melunasi utang modal ke

bank. Tapi ya hitungannya normal lah.

Keuntungannya yang penting cukup buat cicilan

balik modal dan masih sisa buat saya sendiri.

P : Keuntungan perusahaan saat ini apakah sesuai

dengan harapan Bapak?

O : Sama seperti omset tadi. Untuk situasi yang

sekarang ini, saya memang sudah menghitung

perkiraan keuntungan berapa, jadi memang sekitar

harapan saya lah secara jumlahnya. Tapi saya

inginnya nanti keuntungan ini bertambah terus.

Saya juga mau menaikkan omset dan membuat

perubahan lain, masih dalam tahap pertimbangan.

P : Saat Bapak meningkatkan atau mengurangi omset,

hal apa saja yang menjadi pertimbangan?

O : Pertimbangan ya keuntungannya. Saya juga lihat

konsumen permintaannya seperti apa. Kalau

produk lagi laris di pasaran dan selalu habis,

omset saya tambah. Tapi sempat waktu harga gula

lagi naik, itu agak berat. Jadi saya putuskan

menurunkan omset, soalnya kalau tetap dengan omset tinggi dan barangnya nggak habis di

pasaran, saya malah rugi. Yang penting

keuntungan minimal udah tercapai. Terus

pertimbangan lain itu persediaan barang. Kalau

persediaan cukup, dan permintaan meningkat,

Plant, property and

equipmet (PP&E)

Aset finansial

Pengambil keputusan

Perolehan laba

Laba yang diharapkan

Dasar penetapan omset

174

saya bisa naikin omset.

P : Bagaimanakah situasi lingkungan kerja PT MSJ?

O : Ya jadi di sini kantornya, di sebelah sana itu

pabriknya. Dulu kantor saya itu tidak seperti ini,

tapi saya renovasi jadi seperti sekarang ini.

Sekarang ini kan Ibu bisa liat kalau lantainya dari

kayu. Dulu tidak seperti ini. Ya, menurut saya

sudah sesuai lah dengan harapan saya. Karena,

renovasi yang saya lakukan itu juga kan sesuai ide

yang saya mau, untuk kantor saya mau dijadikan

seperti apa. Kalau bicara masalah situasi

lingkungan kerja itu tidak hanya dilihat dari

desain interiornya saja ya, tapi juga misalnya

seperti pengaturan tata letak untuk meja-meja di

kantor. Ya menurut saya sudah nyaman lah untuk

bekerja di sini. Antara saya dan anak buah saya

juga gampang kalau mau berkomunikasi dengan

situasi seperti ini.

P : Dalam hal karyawan, ada berapa banyak

karyawan yang bekerja di sini?

O : Di sini itu, saya tidak tahu pasti ya jumlah

karyawan saya, karena yang tahu jumlahnya itu

kan masing-masing kepala divisi. Yang setahu

saya, untuk bagian marketing itu ada 6 orang

dengan wilayah seluruh Indonesia ya. Ada yang

wilayah Kalimantan, dan lain-lain. Lalu, kita

punya admin 2 orang, tugasnya yang satu untuk

input invoice, surat jalan; kemudian yang satunya

untuk bagian penagihan. Kemudian ada bagian

pembelian 1 orang, kemudian bagian kontrol

piutang 1 orang, kemudian ada direktur keuangan

ada, sama direktur operasional itu satu-satu. Terus

di bawahnya itu ada lagi seperti bagian

pengiriman, di bawahnya lagi ada bagian gudang.

Ini masing-masing 1 orang tapi ada orang-orang di

bawahnya seperti itu. Jadi ini ya misalnya, ada

kepala kendaraan, kepala gudang, kepala

pengiriman. Kepala pengiriman membawahi supir,

kernet, dan sebagainya. Kepala gudang di sini

membawahi anak-anak gudang. Kemudian

kendaraan ya membawahi yang berhubungan

dengan kendaraan. Lalu, ada kepala produksi, jadi

di sini nanti orang-orang produksinya. Di sini, supir kita ada 7 orang, kernetnya juga 7 orang.

Kemudian, untuk produksi di sini itu maksudnya

kita beli gula itu sak-sakan, lalu di masukkan ke

mesin, keluarnya itu udah gula dalam bentuk

packaging. Untuk anak buah di bagian produksi

Lingkungan kantor

175

itu totalnya ada 7 orang.

P : Bagaimanakah cara Bapak memperoleh karyawan

pada saat perusahaan ini baru didirikan?

O : Pada awal terbentuknya perusahaan ini, untuk

mencari karyawan, saya memasang

pemberitahuan untuk lowongan kerja di koran-

koran. Selain itu, dari kerabat-kerabat dan

kenalan-kenalan saya, saya tawarkan untuk

bekerja di tempat saya, untuk membantu saya

seperti itu.

P : Kriteria apakah yang dijadikan pertimbangan

menyeleksi karyawan?

O : Untuk kriteria itu umum ya, misalnya saja

minimal pendidikan S1, lalu yang kompeten di

bidangnya. Jadi kalau pemasaran itu harus yang

benar-benar menguasai dunia pemasaran. Saya

juga melihat pengalaman kerja para calon

karyawan. Itu saja kalau menurut saya. Sekarang

sih tanggung jawab mencari karyawan sudah

dipasrahkan ke bagian Recruitment dan manajer

setiap divisi. Kalau untuk urusan karyawan, saya

percayakan pada anak saya yang jadi CEO untuk

mengelolanya.

P : Putra Bapak memegang jabatan sebagai CEO di

perusahaan ini, apakah yang menjadi

pertimbangan Bapak memilih putra Bapak dan

bukannya melakukan perekrutan terbuka?

O : Ini perusahaan baru saya rintis. Saya juga tidak

ahli dalam hal gula. Saya nggak mau perusahaan

ini terus jatuh atau ada apa-apa karena saya

pasrahkan ke orang luar. Kalau ke anak saya

sendiri, saya sudah kenal dan saya tahu dia tidak

akan mengecewakan saya atau menyia-nyiakan

kepercayaan yang saya kasih. Dan terbukti benar,

anak saya, yang jadi CEO, bisa bawa perusahaan

ini.

P : Bagaimanakah struktur organisasi di perusahaan

ini?

O : Untuk strukturnya bagaimana, nanti minta saja

bagan dari CEO atau bagian Recruitment.

P : Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di

perusahaan ini?

O : Ya kita pertama untuk karyawan mulai masuk, kita menggunakan kontrak dulu. Kita evaluasi

selama 3 bulan, kemudian kita panggil, kita

tanyain, kalau memang jawabannya masalah

pekerjaan itu bagus, sesuai, dan sebagainya, kita

bisa promosiin untuk menjadi karyawan tetap, tapi

Dasar perekrutan

Dasar perekrutan

CEO

Perekrutan karyawan

176

kalau memang tidak, tapi kinerja bagus, ditanya

masih belum mengetahui kondisi, ya ditambah

lagi 3 bulan. Itu yang pengangkatan. Tetapi kalau

dalam 3 bulan tidak sesuai, ya kita putus

kontraknya.

P : Bagaimanakah penggajian di perusahaan ini?

O : Untuk sistem penggajian, baik untuk karyawan

tetap maupun karyawan kontrak, gaji diberikan di

setiap awal bulan. Kecuali, kalau di awal mereka

masuk, kita telah membuat kesepakatan-

kesepakatan tentang kapan pemberian gaji, tapi

harus disertai dengan alasan dan juga

pertimbangan yang jelas dan masuk akal.

P : Standar apakah yang Bapak gunakan untuk

menetapkan besarnya gaji karyawan?

O : Untuk standar penetapan gaji karyawan, saya

menggunakan UMR, dan untuk kenaikan gaji,

saya melihat ke kinerja masing-masing karyawan.

Apabila si karyawan tersebut mampu katakanlah

mendongkrak penjualan dan hal ini terus

berlanjut, maka bisa gaji si karyawan tersebut

naik. Selain itu, juga dari jabatan yang mereka

pegang. Semakin tinggi jabatan, gaji yang

diperoleh juga semakin tinggi.

P : Adakah standar operasional atau SOP yang

diberlakukan di perusahaan ini?

O : Kita ada SOP. SOP-nya itu untuk karyawan,

isinya umum. Jadi, seperti masuk kerja, kemudian

kerapian kerja. Kalau masuk kerja itu ya jam

masuknya jam 8, lalu untuk kerapian kerja harus

pakai sepatu, dan sebagainya. Ini SOP dalam

karyawan kantor, bukan untuk karyawan produksi

ya. Karyawan produksi yang di pabrik itu beda

lagi. Ada lagi SOP-nya. SOP-nya untuk produksi

itu rambut harus rapi, kemudian harus

menggunakan seragam khusus produksi, pakai

topi. Kemudian mesin setiap 100 ton itu harus

dibersihkan, dan sebagainya.

P : Bagaimanakah cara Bapak mengawasi atau

memeriksa kinerja karyawan?

O : Saya meminta pertanggungjawaban setiap

minggunya itu untuk masing-masing kepala

melaporkan ada masalah apa, ada kendala apa.“Oh, Pak, orang ini kerjanya seperti ini, ini,

ini.” Jadi baru saya pantau orang itu. Kalau saya

harus pantau semua nggak mampu. Jadi kepala-

kepalanya itu yang saya minta

pertanggungjawaban. Kalau misal orang yang

Gaji karyawan

Gaji karyawan

Peraturan perusahaan

Evaluasi kinerja

177

saya pantau itu kerjanya bagus, ya bisa kita naikin

gajinya, tapi kalau tidak bagus ya bisa kita

keluarin.

P : Bagaimanakah cara Bapak mengevaluasi kinerja

karyawan?

O : Mengevaluasi karyawan apakah sudah sesuai

dengan apa yang perusahaan mau itu dengan

melihat apakah yang karyawan lakukan pertama

sudah sesuai SOP, lalu apakah sudah sesuai yang

menjadi harapan saya sebagai pemilik, lalu juga

dengan melihat dan membandingkan apakah

kinerja satu karyawan dengan karyawan lain. Bisa

juga dengan melihat hasil kerja yang mereka

hasilkan itu apakah sudah berdampak positif bagi

kemajuan perusahaan. Sudah jelas apabila kinerja

karyawan sesuai atau melampaui dari yang saya

harapkan, akan saya berikan penghargaan dan

juga hadiah, sehingga mereka juga menjadi

semakin termotivasi untuk memberikan yang

terbaik bagi perusahaan. Biasanya penghargaan

dalam bentuk bonus yang ditambahkan ke gaji

pokok.

P : Apabila ada karyawan yang melakukan kesalahan,

tindakan apa yang Bapak lakukan?

O : Untuk kesalahan yang kecil-kecil saja, saya

melimpahkan tanggung jawab untuk mengurusi

itu ke kepala masing-masing divisi. Tetapi,

apabila seorang karyawan membuat suatu

kesalahan yang fatal, barulah kepala divisi

melapor kepada saya, dan saya memanggil

karyawan tersebut, atasannya, dan pihak lain yang

terlibat. Pertama saya akan meminta kepada

mereka untuk menjelaskan sebenarnya masalah

apa yang terjadi, lalu saya akan menegur dan

memberi nasihat, lalu juga ada hukuman bagi

karyawan tersebut. Dan selama menjalani masa

hukuman ataupun setelah masa hukuman berlalu,

maka saya dibantu dengan kepala divisi akan terus

memantau karyawan tersebut. Apabila ia terus

melakukan kesalahan yang sama, maka karyawan

itu akan dikeluarkan

P : Bagaimanakah hubungan pribadi Bapak dengan

karyawan? O : Karena karyawan di perusahaan saya cukup

banyak, jadi untuk hubungan pribadi dengan

setiap karyawan itu tidak mudah. Tapi, untuk

kepala masing-masing divisi saya memiliki

hubungan yang cukup baik. Saya seringkali

Evaluasi kinerja

Respon terhadap

kesalahan

Relasi dan interaksi

178

mengajak mereka untuk makan, atau hanya

sekedar mengobrol di luar jam kerja. Ketika

mereka sakit atau ada keluarga inti mereka yang

sakit, saya juga datang menjenguk. Jadi dengan

hal ini, kita juga dapat lebih semakin terbuka.

Kalau ada masalah atau saran atau kritik bisa

langsung disampaikan ke saya, tanpa harus merasa

takut. Ya kalau untuk karyawan-karyawan, kepala

masing-masing divisi itulah yang memiliki

hubungan yang baik dengan mereka.

P : Bagaimanakah tanggapan Bapak terhadap inisiatif

atau masukan dari karyawan?

O : Semua inisiatif dan masukan dari karyawan, saya

tampung dahulu. Lalu setelah itu, saya dengan

kepala-kepala divisi melakukan meeting untuk

mempertimbangkan masukan tersebut. Apabila

masukan tersebut bisa diterima dan dijalankan,

dan memberikan hasil yang positif, maka masukan

tersebut akan menjadi suatu kebijakan yang baru.

Biasanya yang menerima masukan atau komentar

apa saja dari karyawan itu kepala bagian atau

manajer divisi, jadi mereka yang menyampaikan

ke saya. Jarang juga sih ada yang seperti itu.

Kecuali dari manajer sendiri yang ada usulan,

biasanya langsung disampaikan waktu meeting,

terus langsung saya tanggapi. Kalau alasannya

logis dan bisa bikin perusahaan ini tambah maju,

saya pertimbangkan atau langsung saya setujui.

Jadi bisa langsung menyusun rencana yang lebih

detail.

P : Bagaimanakah cara Bapak meningkatkan keahlian

karyawan?

O : Untuk karyawan biasa, itu sudah urusannya

manajer dan kepala bagian. Yang saya tahu pasti

itu ya ada training pas karyawan baru masuk, baru

diterima di sini. Jadi dari training itu diharapkan

keahlian karyawan dapat semakin meningkat.

Untuk selanjutnya, tanya langsung ke manajer-

manajer malah lebih jelas. Kalau untuk manajer

dan CEO, saya selalu minta ada training atau ada

workshop untuk pimpinan-pimpinan. Pernah ada

communication training, leadership, management

training, dan sebangsanya. Soalnya saya sendiri kalau disuruh mengawasi, membimbing, juga

kurang tahu. Mendingan saya panggil orang dari

luar kantor untuk ngasih materi ke anak-anak,

gimana caranya biar makin maju perusahaannya.

P : Bagaimana cara Bapak memberitahukan

Respon terhadap

masukan

Peningkatan keahlian

kerja

179

perubahan aturan atau penambahan kebijakan

kepada karyawan?

O : Perubahan kebijakan itu ada tapi kebijakan-

kebijakan itu tidak terlalu paten ya. Jadi kita ada

kebijakan seperti ini, kita jalankan dulu, nanti

kalau kebijakan ini bisa memberatkan, dan

sebagainya, ya bisa dibatalkan, tapi kalau

kebijakan ini bisa mendukung suatu perusahaan ya

kita teruskan. Kita biasanya ada surat, saya bikin

surat, lalu ditempel jadi semua karyawan bisa

lihat. Kadang-kadang sebulan sekali atau dua

minggu sekali itu ada briefing di setiap pagi.

Kadang-kadang ada kebijakan seperti itu kita

omongkan, habis itu kita terbitkan surat untuk

ditempel di papan pengumuman dan di pintu

masuk gudang, jadi semua karyawan bisa tahu

sendiri. Jadi tidak setiap saat kita omong-omongin

seperti itu. Kalau memang ada yang tidak menaati

kebijakan tersebut berarti dia nggak aktif mencari

tahu dan jarang baca papan pengumuman. Jadi,

walaupun ada komputer untuk tiap karyawan, saya

lebih memilih untuk memberitahu lewat

pengumuman tertulis seperti itu. Kita bikin

karyawan itu aktif seperti itu caranya. Kecuali

memang penting sekali dan sifatnya rahasia, ya

kita kasih tahunya lewat e-mail.

P : Hal apa sajakah yang dijadikan pertimbangan

untuk mengubah aturan atau kebijakan bagi

karyawan?

O : Aturan buat karyawan gitu, ya? Ya melihat

kinerjanya lah. Misalnya sempat ada yang

terlambat masuk kantor beberapa kali dan tidak

belajar dari pengalamannya, jadi saya

memutuskan untuk memperketat masalah jam

kerja. Toleransinya dikurangi. Semacam itu.

Untuk kebijakan lain dulu itu masalah asuransi.

Karyawan sini kan dapat JAMSOSTEK karena

memang aturannya begitu. Tapi terus saya tambah

asuransi dari luar JAMSOSTEK, soalnya ada

pertimbangan bahwa manfaat dari JAMSOSTEK

itu kurang memadai. Kalau ke depannya ternyata

asuransi yang kedua itu nggak berguna atau nggak

banyak kepakai, ya mungkin akan saya ubah lagi. Intinya sih, pertimbangan bikin kebijakan buat

karyawan itu keseharian karyawan di kantor dan

di pabrik sendiri. Perkembangan situasinya kayak

gimana, nanti aturan dan lain-lainnya

menyesuaikan.

Alur pembuatan

kebijakan

Alur pembuatan

kebijakan

180

P : Berbicara tentang JAMSOSTEK dan asuransi, dua

hal itu adalah fasilitas kesejahteraan karyawan

yang disediakan oleh perusahaan ini. Adakah

bentuk fasilitas kesejahteraan lain yang diberikan

pada karyawan?

O : Yang lainnya bentuknya tunjangan, misalnya

untuk karyawan wanita yang melahirkan yaitu

tunjangan kehamilan, ada juga tunjangan

menikah, tunjangan kematian apabila orangtua,

suami, atau istri karyawan meninggal dunia. Ada

juga company gathering setahun sekali. Kalau

fasilitas kesejahteraan yang ada di kantor, ada air

mineral gratis di pantry, jadi karyawan tinggal

ambil aja. Ada dispensernya, jadi kalau mau bikin

kopi atau teh, yang juga udah disediakan, tinggal

bikin di pantry.

P : Apakah banyak karyawan yang berhenti kerja dari

perusahaan ini?

O : Tidak banyak.

P : Tapi memang ada yang berhenti kerja?

O : Ya ada.

P : Biasanya alasan apa yang membuat karyawan

berhenti kerja?

O : Wah kalau itu saya kurang tahu. Kalau urusan

karyawan berhenti, karyawan direkrut, itu urusan

sugar division manager, sama manajer lainnya

yang lebih tahu kondisi jumlah karyawan

bagiannya sendiri.

P : Siapakah yang bertanggungjawab menetapkan

peraturan kerja bagi karyawan di perusahaan ini?

O : Saya dan CEO, beserta juga dengan kepala

masing-masing divisi. Untuk saya dan CEO, kami

menetapkan peraturan kerja bagi kepala masing-

masing divisi dan juga karyawan. Untuk kepala

masing-masing divisi, mereka dapat memodifikasi

peraturan kerja yang telah saya buat sesuai dengan

divisi mereka masing-masing. Tapi harus tetap

minta persetujuan saya sebelum aturan itu dikasih

ke anak-anak.

P : Siapakah yang bertanggungjawab menetapkan

jumlah bahan mentah yang akan diambil dari

pemasok?

O : Yang menetapkan jumlah gula dari pemasok itu manajer divisi operasional, yang kalau di dalam

perusahaan saya ini disebut sebagai Director of

General Affairs. Untuk jumlahnya juga sesuai

dengan keinginan saya, apa yang sudah dirapatkan

antara saya dengan manajemen. Cuma yang

Kesejahteraan

karyawan

Penentu kebijakan /

aturan

Pembagian tanggung jawab

181

membagi belinya berapa-berapa dulu itu ya bagian

operasional.

P : Bagaimanakah awalnya cara Bapak mendapatkan

pemasok untuk perusahaan?

O : Saya cari dari keluarga dan teman dulu. Ada yang

berani menangani, nggak? Tapi di keluarga saya

juga nggak ada yang bisnis gula, jadi nggak

berani. Dari teman-teman saya dapat kontaknya

pemasok gula. Saya cek mana yang bagus dan

nggak bermasalah, terus saya pakai sebagai

pemasok.

P : Pemasok seperti apakah yang Bapak ambil untuk

menjadi pemasok tetap di perusahaan ini?

O : Kami mencari pemasok yang pertama kualitas

barangnya bagus, kemudian harganya sesuai atau

tidak dengan harga yang kita kompetitif dengan

kompetitor. Kalau memang seperti itu, ya kita

ambil harga termurah. Sampai akhirnya sekarang

punya dua pemasok.

P : Siapa sajakah pemasok gula untuk PT MSJ?

O : Yang satu itu Pabrik Gula Madukismo di Pati.

Yang kedua PTPN 9 Jember.

P : Bagaimana jalannya sistem penerimaan gula dari

pemasok?

O : Pemasok mengirimkan gula sebanyak jumlah

yang kami minta di perjanjian. Ngirimnya ke

pabrik langsung. Di sana sudah ada yang ngurusin

masalah penerimaan barang. Yang satu kita

kebiasaan bayar langsung waktu barang datang.

Jadi setelah dari pabrik, nanti pemasok ke kantor

untuk ketemu dengan bagian keuangan, bawa

tanda terima dari pabrik yang isinya keterangan

kalau barang sudah ditaruh di pabrik, berapa

banyak. Jadi langsung nebus duit. Yang satunya

lagi dibayarnya per bulan.

P : Bagaimana cara Bapak mempertahankan kerja

sama bisnis dengan pemasok?

O : Ya berteman dengan pemasok. Maksudnya gini,

saya kan kenal secara pribadi dengan

pemasoknya, jadi hubungan itu saya pertahankan,

biar nggak cuma ketemu waktu bisnis saja.

P : Adakah dokumen yang mengatur tentang kerja

sama dengan pemasok? O : Ada kontraknya. Lewat kontrak itu kelihatan

berapa banyak jumlah barang yang diminta dari

pemasok, terus pengiriman dan pembayarannya

kapan. Kalau nggak gitu, kuatirnya sembarangan,

ngirim barang terlambat atau jumlahnya berubah-

Dasar pemilihan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Proses pemasokan

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

182

ubah.

P : Siapakah yang bertanggungjawab menetapkan

target produksi di perusahaan ini?

O : Untuk target produksi, CEO dan kepala divisi

produksi bertanggung jawab. Mereka yang akan

berunding untuk menetapkan target yang harus

dihasilkan. Lalu, akan dilaporkan kepada saya,

sehingga saya dapat memutuskan untuk

menyetujuinya atau tidak.

P : Siapakah yang bertanggungjawab menentukan

rencana anggaran dan alokasi pendanaan?

O : Ya untuk rencana anggaran dan alokasi pendanaan

yang bertanggung jawab CEO dan juga manajer

keuangan. Tetapi tetap dilaporkan lagi kepada

saya.

P : Bagaimanakah alur pengambilan keputusan bisnis

di perusahaan ini?

O : Kalau alur keputusan bisnis di sini, misal ada

komplain, manajer masing-masing divisi itu

mengadakan meeting untuk membahas masalah

ini, baru dari hasil meeting itu diberikan kepada

saya, lalu baru saya kasih keputusan, “Oh, ya,

harganya segini, yang kita lakukan harus

menurunkan harga juga, atau bukan menurunkan

harga, harus kita bikin promo. Katakan beli 1

karton, dapat bonus 1 kg.” Katakanlah seperti itu.

P : Untuk penetapan harga sendiri, pertimbangannya

apa untuk memberi harga pada Gulasir dan Gula

Selera?

O : Yang jelas, pertimbangan paling besar itu harga

pokok produksinya. Harga jualnya harus lebih

besar dari total harga produksi, biar bisa dapet

untung. Terus yang dilihat lagi itu harga gula

merek lain. Saya usahakan kisarannya di tengah-

tengah, jadi nggak terlalu mahal, tapi juga nggak

terlalu murah. Rata-rata di pasaran harganya

berapa, terus tinggal disesuaikan sedikit.

P : Bagaimanakah pendapat Bapak tentang

perusahaan lain di Surabaya yang juga melakukan

bisnis pengemasan gula?

O : Kompetitor kita ini banyak ya yang di sini itu ada

yang namanya Gupalas.Itu yang saya anggap

kompetitor kita. Kemudian Gulaku, kemudian itu La Tebu. Kalau Gupalas itu kan salah satu

perusahaan yang pengambilan gulanya juga dari

PTPN. PTPN Jember menggunakan gula SPDL,

abis itu di-packaging jadi gula kemasan, namanya

Gupalas. Perusahaan Gupalas itu struktur

Pembagian tanggung

jawab

Pembagian tanggung

jawab

Alur pembuatan

keputusan

Dasar penetapan harga

Situasi persaingan

183

organisasinya sudah besar memang.

P : Dibandingkan dengan Gupalas, Gulaku, La Tebu,

dan perusahaan pergulaan lainnya, apakah yang

menurut Bapak menjadi kelebihan perusahaan ini?

O : Ya kalau kita dibandingkan sama kompetitor lain

yang struktur organisasinya sudah besar. Jadi

kalau perusahaan yang struktur organisasinya

sudah besar itu biasanya biaya untuk mendukung

itu biayanya juga besar. Biaya untuk mendukung

operasionalnya besar. Itu yang pertama. Yang

kedua, Gupalas atau kompetitor-kompetitor yang

lain, biasanya kalau ada kebijakan-kebijakan

perubahan harga itu melalui beberapa proses,

harus ke sini, ke situ, dan sebagainya. Tapi,

keunggulan kita, kalau kita melihat,“Oh,

kompetitor itu katakan harganya sudah turun,” apa

action kita, kita tidak perlu menunggu sampai

beberapa hari. Kita putuskan dari beberapa

informasi tadi, kita bikin meeting baru bisa

langsung diputuskan. Jadi untuk rantai

pengambilan keputusan itu tidak terlalu panjang.

Jadi bisa cepat. Di sisi lain, untuk kualitas

putihnya, kemudian butirannya itu juga salah satu

keunggulan dari kita.

P : Dan sebaliknya, dibandingkan dengan perusahaan

saingan tersebut, apakah kekurangan perusahaan

ini?

O : Kalau kekurangannya dibandingkan dengan

perusahaan lain, saya belum pernah melihat

kekurangannya, apalagi dalam hal produk atau

kualitas barang. Karena ini produk-produk saya

sendiri ya, jadi saya harus yang lebih baik dari

yang lain. Kemungkinan kekurangannya itu, kita

itu media promosinya kurang gencar, promosinya

kurang besar.

P : Harapan Bapak, bagaimanakah posisi perusahaan

di tengah persaingan tersebut?

O : Ya kalau saya sih inginnya ya tidak besar-besar.

Tidak perlu sampai menguasai pangsa pasar

pergulaan di Indonesia. Cukup produk saya ini

semakin hari semakin dapat dikenal oleh

masyarakat, dan bisa bersaing dengan kompetitor

yang lain. Sehingga, tingkat penjualannya juga dapat terus meningkat dan perusahaan saya juga

menjadi lebih berkembang. Dan juga menjadi

perusahaan besar.

P : Apakah Bapak mengikuti perkembangan atau

update dari pesaing?

Keunggulan kompetitif

Kekurangan

perusahaan

Harapan terhadap

perusahaan

184

O : Jelas dong. Kayak gitu sudah jadi kewajiban saya.

Coba kalau Ibu buka laci itu, itu isinya produk-

produk kompetitor yang harus dipelajari. Itu

banyak sekali itu. Ya di sini persaingannya itu

cukup ketat, jadi saya harus nge-cek terus. Kertas-

kertas dokumen itu dapetnya dari anak-anak, saya

minta mereka cari info lewat mana saja, dari

internet, dari brosur, leaflet promo. Jadi saya bisa

mengontrol perkembangannya.

P : Untuk produk perusahaan ini sendiri cara

pemasarannya bagaimana?

O : Ya seperti leaflet, vinyl, lalu ada spanduk, juga

radio. Kita dulu awalnya sering kita pakai radio

SS, tapi sekarang udah nggak pakai radio lagi.

P : Selama ini menurut pandangan Bapak apakah

perusahaan ini telah mengalami perkembangan?

O : Dibandingkan dengan awal berdirinya, udah ada

perkembangan.

P : Faktor apa saja yang mendukung perkembangan

tersebut?

O : Faktornya ini banyak sekali ini. Untuk yang

mendukung perkembangan bisnis ini ya kerja tim

itu sangat mendukung, kemudian juga

perekonomian di Indonesia itu mendukung.

Karena gula itu, kita kan juga ada yang namanya

gula rafinasi, tapi kita tidak main di situ, tapi

kompetitor itu biasanya menggunakan gula

rafinasi untuk gula yaitu gula dari luar negeri. Jadi

itu mereka menggunakan dolar. Penggunaan dolar

itu melihat ke perekonomian di Indonesia juga.

Kalau perekonomian itu bagus, penjualan itu juga

biasanya bagus, karena sekitar 80% gula itu kita

larinya ke luar pulau, jadi yang sisanya itu kita

main di Jawa. Mengapa kita lari ke luar pulau,

karena dari beberapa seperti di Papua, Sulawesi,

Kalimantan, mereka itu tidak memiliki pabrik

gula. Jadi lahannya tidak punya, pabriknya juga

tidak punya. Jadi ya perekonomian itu

berpengaruh pada perkembangan juga. Kalau

perekonomiannya tidak baik, biasanya mereka

mendatangkan gula dari luar negeri.

P : Terkait dengan area distribusi produk, hal apakah

yang Bapak jadikan pertimbangan untuk menentukan kemana saja produk perusahaan

dikirimkan?

O : Ya itu tadi. Saya lihat saingannya di satu tempat

itu ada nggak. Kayak Papua, Kalimantan,

Sulawesi, di sana nggak ada perusahaan seperti

Situasi persaingan

Proses pemasaran

Situasi ekonomi

Dasar pemilihan

distributor

185

ini. Gula yang di sana banyakan didatangkan dari

Jawa. Jadi saya berani bawa gula ke sana, lebih

gampang laku dibandingkan di Jawa. Tapi saya

juga lihat ada koneksi atau tidak di sana. Awalnya

saya cari koneksi yang bisa bantu cari distributor.

Lama-lama berkembang sendiri, sampai sekarang.

P : Perusahaan apa saja yang menjadi distributor

produk perusahaan?

O : Wah, ada banyak sekali. Soalnya area pengiriman

barang atau distribusinya itu banyak. Yang jelas

saya pakai yang pas di daerahnya. Misalnya buat

yang pengiriman Surabaya, distributornya ya dari

Surabaya sendiri. Yang di luar Surabaya

distributornya asalnya dari masing-masing kota itu

sendiri.

P : Bagaimana sistem pengiriman barang dari pabrik

sampai ke konsumen?

O : Barang jadi yang bentuk kemasan itu ditaruh di

gudang. Waktu distributor datang, barang

dikeluarkan dari gudang, dikasih ke distributor itu,

sekalian diawasi dan dicatat sama karyawan

pabrik.

P : Bagaimana cara Bapak untuk mempertahankan

relasi bisnis dengan distributor?

O : Ya sama saja kayak pemasok. Kebanyakan saya

sudah kenal orangnya secara pribadi. Kalau saya

pas keluar kota di tempat yang ada distributornya

MSJ, saya sekalian ketemu dengan orangnya,

yang jadi distributor itu. Kalau yang lain-lain,

yang memang cuma bisnis saja, ikatannya lewat

kontrak. Tapi yang saya kenal dekat juga tetap

pakai kontrak, lho ya. Kontrak itu berlakunya satu

tahun-satu tahun, jadi setiap hampir selesai

kontrak, anak buah saya yang menghubungi lagi

buat bikin perpanjangan kontrak. Dua tahun ini

karena mungkin perkembangannya bagus, mereka

juga nggak segan untuk melanjutkan kerja sama

dengan perusahaan saya ini.

P : Selama ini bagaimana cara Bapak mengawasi

seluruh kegiatan operasional perusahaan?

O : Buat saya sebenarnya nggak perlu langsung

mengawasi kerjaan karyawan, kan sudah ada CEO

dan manajer, jadi yang penting mereka yang mengawasi. Kalau ada yang perlu saya tahu, pasti

mereka bilang ke saya. Saya juga menerima

laporan dari mereka saja. Pas meeting juga jadi

kesempatan buat saya nanya ke mereka, pekerjaan

karyawan gimana, urusan produksi lancar atau

Kerja sama dengan

distributor

Proses pengiriman

Kerja sama dengan

pemasok

Pemilik

186

nggak, pasokan barang gimana, pengiriman

gimana, termasuk yang di kantor itu pekerjaannya

beres atau nggak.

P : Dan berdasarkan laporan-laporan tersebut,

bagaimanakah kesimpulan Bapak tentang kinerja

karyawan dan aktivitas operasional perusahaan?

O : Kinerjanya bagus. Di kantor ini karena jumlah

karyawannya memang saya batasi, setiap

karyawan mendapatkan jatah kerja yang lumayan

banyak, tapi tidak berlebih menurut saya. Jadi

semuanya memang bekerja sungguh-sungguh

untuk memenuhi target waktu untuk pengerjaan

tugas.

P : Apakah ada catatan atau pengarsipan operasional

perusahaan?

O : Ada, semua divisi di sini menyimpan arsip untuk

kegiatan di bagiannya masing-masing.

P : Di manakah arsip tersebut disimpan?

O : Arsip-arsip disimpan di lemari arsip, di kantor ini.

Ada juga yang disimpan di komputer.

P : Menurut Bapak, kegiatan operasional manakah

yang perlu ditingkatkan lagi?

O : Distribusi dan pemasaran.

P : Mengapa dua kegiatan itu yang Bapak pilih?

O : Karena saya kan ingin perusahaan ini berkembang

di bagian penyebarannya, distribusinya. Terus

juga produk Gulasir dan Gula Selera harus makin

dikenal oleh masyarakat, jadi tugasnya pemasaran

biar gimana caranya orang-orang makin banyak

yang kenal produk saya. Terus distribusi juga,

kayak yang saya sudah bilang, distribusi harus

makin luas, makin lebar daerah pengirimannya.

Jadi otomatis, kegiatan distribusi harus lebih

ditingkatkan lagi.

P : Apakah sudah ada upaya untuk meningkatkan

aktivitas distribusi dan pemasaran?

O : Saya sih sudah menyampaikan ke anak-anak.

Untuk gimana-gimananya ya saya masih

menunggu ide dari mereka. Bagian pemasaran

sudah usul mau masuk ke TV, biar Gulasir bisa

dibikin iklannya. Tapi biayanya lumayan besar,

jadi belum bisa saya putuskan. Nanti lah, nunggu

hitung-hitungan dari bagian keuangan. Terus untuk daerah pengiriman juga belum diputuskan.

Kalau distribusinya mau nambah tempat, berarti

harus ada tambahan barang masuk, ada tambahan

hasil produksi juga. Otomatis saya harus nambah

karyawan, nambah kendaraan, atau minimal

Karyawan

Pengarsipan

Pengarsipan

Rencana

pengembangan bisnis

Rencana

pengembangan bisnis

187

tambah mesin, biar bisa makin banyak yang

diproduksi.

P : Dari berbagai macam aktivitas operasional

perusahaan, manakah yang menyerap dana paling

besar?

O : Kita biasanya yang paling besar itu untuk beli

bahan baku. Itu yang pertama itu, lalu yang kedua,

untuk promosi.

P : Aktivitas operasional apakah yang menyerap dana

paling sedikit?

O : Kalau paling kecil, apa ya, saya sendiri kurang

tahu, ya kemungkinan untuk biaya pengiriman

saja. Untuk distributor kan pengirimannya sudah

tanggungan mereka. Jadi perusahaan ini cuma

keluar untuk pengiriman yang daerah Surabaya.

P : Dalam satu tahun ke depan, bagaimanakah

harapan Bapak terhadap perusahaan?

O : Seharusnya ya keuntungan bertambah. Tiap tahun

juga gitu, keuntungan pasti nambah. Jadi

rencananya keuntungan yang lebih itu nanti saya

pakai untuk melunasi hutang bank, jadi semuanya

nanti sudah terhitung uang pribadi saya. Terus

saya ingin semua area di Kalimantan itu kena jalur

distribusinya Gulasir dan Gula Selera.

Prospeknya di Kalimantan bagus, di sana kan

harga barang-barang memang tinggi-tinggi, jadi

otomatis harga gula juga tinggi.

P : Jika kita bicara kerangka lima tahun ke depan,

bagaimanakah kira-kira posisi perusahaan lima

tahun dari sekarang?

O : Kalau sesuai rencana, lima tahun lagi perusahaan

sudah melewati BEP. Saya juga ingin nambah

modal untuk memperluas bisnis ini. Semua area di

Kalimantan juga harus kena jalur distribusi,

soalnya disana prospeknya bagus. Produsen gula

Kalimantan itu nggak ada, jadi kalau bisa

menguasai pasar sana, bagus. Harga barang disana

tinggi-tinggi, jadi otomatis harga gula di pasaran

juga tinggi. Tinggal mengakali gimana caranya

menekan ongkos kirim, biar keuntungannya lebih

besar.

P : Apa saja yang akan Bapak lakukan untuk

mencapai cita-cita satu tahun dan lima tahun tersebut?

O : Yang pertama, memperbaiki sistem kerja di

perusahaan, ada divisi yang perlu ditambah, jadi

kerjanya bisa efektif. Terus menambah jumlah

karyawan produksi, menambah mesin biar bisa

Alokasi biaya

Rencana

pengembangan bisnis

Rencana

pengembangan bisnis

188

menambah omset. Kalau omsetnya makin banyak,

harus bikin kerjasama dengan distributor baru,

jadi kawasan distribusinya lebih luas. Saya ingin

fokus ke luar Jawa dulu, karena di sana

kebutuhannya lebih besar dan keuntungannya

juga. Untuk detailnya, saya harus meeting dulu

sama manajer-manajer dan CEO.

P : Menurut pengamatan Bapak, faktor apakah yang

menghambat perkembangan perusahaan ini?

O : Yang paling utama itu pesaing. Tahu sendiri di

Surabaya ada berapa banyak perusahaan, termasuk

perusahaan gula. Masih belum ditambah gula-gula

yang sudah tenar di luar Surabaya. Saya masih

belum menemukan cara yang pas untuk

menangani masalah ini. Hambatan lain adalah

Gulasir belum punya nama, belum terkenal, jadi

masyarakat juga belum besar ketertarikannya.

Tapi saya yakin kondisinya bakal berubah.

P : Bapak sebagai pemilik tetap datang ke kantor

untuk bekerja. Apakah yang ingin Bapak capai

dengan berada di perusahaan ini?

O : Bersama-sama dengan karyawan saya berjuang

bersama untuk dapat mencapai tujuan perusahaan,

dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan

karyawan-karyawan saya.

P : Secara umum, apakah harapan Bapak terhadap

perusahaan ini?

O : Harapan saya agar perusahaan ini dapat mencapai

visi dan misinya dan terus berkembang menjadi

perusahaan yang sukses.

P : Baiklah Bapak, terima kasih atas waktu dan

kesempatannya. Semoga perusahaan ini terus

berkembang sesuai harapan Bapak.

O : Iya. Terima kasih juga.

P : Jika berikutnya ternyata saya membutuhkan data

lagi, saya boleh menemui Bapak?

O : Boleh saja, asal pas saya nggak ada meeting atau

pekerjaan kantor.

P : Terima kasih banyak. Saya pamit dulu untuk

wawancara dengan yang lainnya.

189

Transkrip Wawancara 2(CEO)

Keterangan:

P : Peneliti

C : CEO

Transkrip Topik

P : Selamat siang, Pak. Hari ini saya akan melakukan

wawancara terkait penelitian Skripsi saya mengenai

PT Manunggal Suko Jaya.

C : Selamat siang. Silahkan langsung dimulai saja.

P : Sebelumnya, bisakah Bapak memperkenalkan diri

secara singkat, nama dan jabatan Bapak di

perusahaan ini?

C : Baiklah. Nama saya adalah Handoko.Saya adalah

CEO PT Manunggal Suko Jaya.

P : Apakah tugas dan kewenangan Bapak selaku CEO

di perusahaan ini?

C : Saya memimpin perusahaan, mengelola dan

bertanggungjawab atas semua aktivitas perusahaan.

P : Apakah visi dan misi perusahaan ini?

C : Visi perusahaan ini adalah menjadikan produk

kamisebagai produk yang memiliki daya saing yang

tinggi dan dapat dikenal oleh seluruh masyarakat

Indonesia. Sedangkan, untuk misi perusahaan ini

adalah melakukan pengemasan gula dengan mesin-

mesin mutakhir dan ditunjang oleh sumber daya

manusia yang handal, sehingga kualitas gula dapat

tetap terjaga dan konsumen puas dengan produk

kami.

P : Dari visi dan misi tersebut, mana sajakah yang

sudah dicapai oleh perusahaan hingga saat ini?

C : Perusahaan kami ini telah survive dan produk yang

kami hasilkan telah terbukti dan telah diterima oleh

masyarakat luas.

P : Tentunya, ada visi dan misi perusahaan yang belum

tercapai atau baru tercapai sebagian. Visi dan misi

apakah yang baru tercapai sebagian?

C : Mmm… menurut saya untuk visi yang baru dalam

tahap proses yaitu untuk produk kami ini dikenal

oleh seluruh masyarakat Indonesia. Karena saat ini,

apabila konsumen, khususnya untuk wilayah Jawa

ditanya mengenai produk gula, pasti sebagian besar

dari mereka bahkan seluruhnya menjawab produk

Gulaku, kecuali untuk konsumen di beberapa daerah

Pembagian tanggung

jawab

Visi perusahaan

Visi dan misi yang

tercapai

Visi dan misi yang

tercapai

190

di luar pulau yang telah kami kuasai.

P : Apa sajakah yang Bapak lakukan untuk

mewujudkan visi tersebut menjadi 100% tercapai?

C : Upaya yang dapat kami lakukan itu dengan

meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk

kami yaitu dengan gencar-gencaran melakukan

promosi. Jadi, ya saat ini kami harus terus berusaha

untuk membuat perusahaan ini semakin

berkembang, agar produk kami semakin ke

depannya semakin diketahui oleh seluruh lapisan

masyarakat.

P : Siapakah konsumen yang dituju oleh perusahaan ini

dalam menjual produk?

C : Semua pengguna gula, misalnya tempat makan,

rumah tangga, pabrik makanan. Dijualnya atau

dikirimnya itu ke toko-toko juga, supermarket atau

minimarket misalnya.

P : Produk apa sajakah yang dijual di pasaran oleh

perusahaan ini?

C : Produk di pabrik ini yang utama itu ada Gulasir,

lalu ada Gula Selera.

P : Apakah perbedaan dari dua produk tersebut?

C : Bedanya itu ada di kualitas produk. Kualitas Gulasir

lebih baik dari kualitas Gula Selera, sehingga yang

dimasukkan ke supermarket-supermarket yang besar

itu hanya Gulasir. Sedangkan untuk Gula Selera

kita lempar ke pasar lebih rendah.

P : Bagaimana upaya Bapak untuk mengendalikan

mutu produk Gulasir dan Gula Selera?

C : Ya pada awal dibukanya bisnis ini, sebelum

operasional berjalan, kami juga mencari pemasok

gula yang dapat memasok ke perusahaan kami. Dan

di saat pemilihan pemasok tersebut, pasti kami

memilih pemasok dengan kualitas terbaik. Jadi kami

melakukan perbandingan antara gula dari pemasok-

pemasok yang banyak itu, lalu kami seleksi dan

kami tes untuk memilih produk gula mana yang

memiliki kualitas paling bagus dan harga juga

sesuai dengan perhitungan kami. Lalu, untuk

sekarang ini pengendalian kualitas kami lakukan

yaitu dengan melakukan pengecekan akan bahan

baku yang dikirim oleh pemasok, sehingga gula

yang kami kemas benar-benar memiliki kualitas yang baik dan konsumen juga dapat menerima gula

kemasan kami dengan kualitas yang mereka

inginkan pula.

P : Siapa sajakah pemasok bahan mentah untuk

operasional perusahaan?

Rencana

pengembangan bisnis

Target pasar

Produk perusahaan

Produk perusahaan

Produk perusahaan

191

C : Kami ada 2 pemasok dan pemasok itu adalah pabrik

produsen gula milik pemerintah.Pemasoknya Pabrik

Gula Madukismo di Pati dan satu lagi adalah PTPN

9 Jember.

P : Bagaimanakah cara Bapak memperoleh pemasok

selama ini?

C : Awalnya, pemasok diperoleh dari lingkungan

kerabat. Teman-teman pemilik memperkenalkan

produsen-produsen gula pada kami.Selain itu, kami

juga mencari informasi dari kenalan yang bergerak

di industri gula, kira-kira ada saran atau tidak

mengenai pemasok gula yang kualitasnya terjamin.

P : Kriteria apakah yang dijadikan pertimbangan untuk

memilih pemasok?

C : Kriteria yang kami gunakan untuk dasar memilih

pemasok sudah jelas dari kualitas gulanya, lalu juga

dari harganya. Itu yang utama. Lalu juga kami tidak

bisa sembarangan memilih pemasok. Tapi kami

memilih pemasok yang sudah terpercaya, dalam arti

ada ijin usaha yang jelas, tidak pernah terlibat

masalah hukum yang serius, perusahaannya

terdaftar di pemerintah misalnya. Ya semacam itu.

P : Dari manakah asal modal perusahaan?

C : Pemilik menggunakan dana pribadi dan ditambah

pinjaman dari bank.

P : Saat ini apakah perusahaan masih memiliki

tanggungan hutang ke perusahaan?

C : Masih, ya itu, utang perusahaan ke bank untuk

modal.

P : Bagaimana halnya dengan piutang, apakah saat ini

perusahaan memiliki piutang?

C : Piutang ada, asalnya dari meminjamkan uang ke

karyawan, ditambah produk yang belum dibayar

oleh distributor.

P : Untuk kepemilikan perusahaan sendiri bagaimana?

Kepemilikan tunggal atau bagaimana?

C : Pemilik tunggal, jadi ya hanya ayah saya yang

punya hak milik atas perusahaan, tidak ada investor

atau penanam saham. Seperti yang saya bilang tadi,

modalnya saja dari uang pribadi dan utang bank.

P : Aset apa sajakah yang dimiliki oleh perusahaan saat

ini?

C : Tanah, bangunan kantor, bangunan pabrik, mesin, mobil dinas, mobil angkut, perlengkapan kantor

semuanya adalah aset perusahaan yang terhitung

milik pribadi, yaitu ayah saya sebagai pemilik

perusahaan.

P : Mesin apa sajakah yang digunakan dalam

Kerja sama dengan

pemasok

Dasar pemilihan

pemasok

Dasar pemilihan

pemasok

Pinjaman bank

Aset finansial

Aset finansial

Sumber pendanaan

Plant, Property, and Equipment (PP&E)

192

operasional perusahaan?

C : Mesin ada mesin pengemasan gula dan mesin

pengepakan gula. Jadi gula pasir yang dipasok

kemudian dimasukkan ke mesin pengemasan untuk

dikemas, sehingga hasilnya gula kemasan. Setelah

kemasan gula keluar, maka akan masuk ke mesin

pengepakan untuk dipak dalam dos. Dalam 1 dos

ada 24 bungkus gula kemasan.

P : Perlengkapan kantor apa saja yang dimiliki di

perusahaan?

C : Meja kursi kantor, lemari untuk mengarsipkan

dokumen, mesin fotokopi, komputer buat setiap

karyawan, dan juga ATK standar.

P : Untuk aset lainnya yang berupa aset finansial dan

persediaan barang ada atau tidak?

C : Aset finansial milik perusahaan bentuknya uang

kas. Uang kas untuk urusan kerja itu juga dibedakan

ama uang pribadi pemilik.Persediaan barang juga

ada.Kami menyetok barang setiap 2 minggu

sekali.Jadi pasti ada stok atau persediaan bahan

mentah.Setiap ada stok baru yang datang, stok

sebelumnya pasti sudah pas dihabiskan.

P : Apakah yang mendorong Bapak untuk bekerja di

perusahaan ini?

C : Saya bekerja di sini karena dua hal. Satu, saya

adalah anak dari pemilik perusahaan, jadi saya ingin

membantu ayah saya dalam mengelola usahanya.

Kedua, saya juga melihat kepada peluang pasar gula

yang bagus dan memilik prospek yang bagus untuk

ke depannya.

P : Sudah berapa lama Bapak bekerja di sini?

C : Sudah dua tahun, ya dari awal pendirian

perusahaan.

P : Dan jabatan Bapak saat pertama kali bekerja di sini

adalah?

C : CEO, sama dengan jabatan yang sekarang. Mungkin

waktu itu pertimbangan ayah saya selaku pemilik

adalah, beliau ingin perusahaan ini dipimpin oleh

orang yang dekat dengan beliau dan bisa dipercaya.

P : Bagaimanakah situasi kerja di kantor dan pabrik?

Apakah sesuai dengan harapan Bapak?

C : Saya nyaman bekerja di sini, jadi menurut saya

situasi lingkungan di kantor dan di pabrik ini sudah ideal. Ya pastinya sesuai harapan saya, karena

selama saya bekerja di sini, saya tidak pernah

merasa tidak nyaman ataupun terganggu dengan

lingkungan kerja saya ini.

P : Cara apakah yang dilakukan untuk menciptakan

Teknologi

Plant, Property, and

Equipment (PP&E)

Aset finansial

Alasan bekerja

Dasar perekrutan

Lingkungan kantor

193

suasana nyaman tersebut?

C : Untuk penciptaan situasi ini sebagian besar

diciptakan oleh pemimpin. Maksud saya untuk

desain interior, tata letak, dan sebagainya. Tapi, dari

kami, para karyawan juga sedikit banyak membantu

terciptanya situasi ini. Misalnya saja kerapian meja

masing-masing karyawan, atau sebut saja

kebersihan dan kerapian kami. Apabila kami para

karyawan membuang sampah sembarangan

misalnya situasi menjadi tidak nyaman. Seperti itu.

P : Siapakah yang bertanggungjawab untuk

menetapkan peraturan kerja bagi karyawan?

C : Saya dan pemilik membuat peraturan kerja bagi

karyawan, dibantu dengan para manajer juga

membuat peraturan kerja bagi bawahan mereka

masing-masing sesuai dengan bidang mereka

sendiri-sendiri. Karena memang wewenang saya

untuk merumuskan tujuan perusahaan dan

menetapkan garis besar kebijakan perusahaan.Kalau

untuk detail per divisi, saya tetap membutuhkan

bantuan para manajer.

P : Apakah ada Standar Operasional Perusahaan yang

diberlakukan bagi karyawan?

C : Ya, kami memberlakukan SOP. SOP kami berisi

instruksi kerja mengenai kapan, di mana, siapa, lalu

bagaimana pekerjaan tersebut dikerjakan. SOP kami

antara lain berisi mengenai jam masuk dan pulang

kerja, pakaian kerja, dan lain-lain.

P : Peraturan dalam SOP berlaku untuk siapa saja, Pak?

C : Untuk semuanya, dong. Untuk saya sendiri, para

manajer, dan karyawan lainnya. Untuk di kantor dan

di pabrik, SOP-nya sama, dan diberlakukan merata

agar adil.

P : Terkait dengan karyawan, apakah banyaknya

karyawan saat ini telah sesuai dengan harapan

Bapak?

C : Menurut saya sudah sesuai untuk saat ini. Jumlah

karyawan kami sudah bisa mendukung operasional

perusahaan, perusahaan kami dapat terus berjalan

buktinya sampai sekarang. Tetapi perusahaan yang

saya harapkan kan tidak stuck, jadi untuk ke

depannya, ketika semakin lama perusahaan kami ini

semakin besar, maka untuk sumber daya manusianya pun juga pasti akan kami tambah sesuai

kebutuhan ke depannya.

P : Bagaimanakah mekanisme perekrutan karyawan di

perusahaan ini?

C : Perekrutan karyawan bukan tanggung jawab saya,

Lingkungan kantor

Penentu kebijakan /

aturan

Peraturan kerja

Peraturan kerja

Banyaknya karyawan

Pembagian tanggung

194

melainkan tanggung jawab dari directorofgeneral

affairs. Jadi, saya kurang tahu tentang mekanisme

perekrutan karyawan.

P : Bagaimana dengan perekrutan karyawan pada saat

perusahaan baru didirikan?

C : Saat pertama kali perusahaan ini dibuka, yang

merekrut karyawan juga pemilik sendiri, bukan saya

pribadi. Pemilik merekrut saya dan orang-orang lain

untuk dijadikan top manager. Setelah top

management terbentuk, tugas perekrutan langsung

dipasrahkan pada director of general affairs, seperti

yang saya bilang tadi.

P : Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan di

perusahaan ini?

C : Karyawan baru yang masuk akan dikontrak terlebih

dulu selama 3 bulan, dan selama 3 bulan kami akan

memantau kinerja mereka dan mengevaluasi

mereka. Apabila mereka memenuhi harapan kami

untuk menjadi karyawan di tempat ini, maka kami

akan mengangkat mereka sebagai karyawan tetap.

P : Adakah jenjang karir bagi karyawan?

C : Di sini tidak ada jenjang karir bagi setiap karyawan.

Kenaikan jabatan untuk karyawan berdasarkan

penilaian masing-masing kepala divisi dan akan

didiskusikan dengan saya dan pemilik.

P : Bagaimanakah cara Bapak mengawasi kinerja

karyawan?

C : Sebagai CEO, saya tidak hanya kerja di balik meja

saja, tetapi saya juga turun ke lapangan untuk

melihat secara langsung kinerja karyawan saya.

Selain itu, saya juga mendapat laporan dari kepala

masing-masing divisi mengenai kinerja bawahan

mereka.

P : Menurut Bapak, bagaimanakah kinerja para

karyawan selama ini?

C : Ya, kalau saya melihat ada karyawan yang dia

memang benar-benar ahli di dalam bidang yang

dikerjakannya sehingga kinerja yang diberikan pun

sangat baik. Tetapi, semua karyawan saya hampir

semuanya berkinerja baik. Dan mereka dapat

meningkatkan keahlian mereka, karena kami

memiliki program training, sehingga kinerja

karyawan akan semakin meningkat. P : Bagaimanakah cara Bapak untuk mengevaluasi

kinerja karyawan?

C : Mengevaluasi itu berdasarkan penilaian personal

saya, namun tetap berdasarkan pada aturan

perusahaan. Apakah si karyawan tersebut sudah

jawab

Perekrutan karyawan

Perekrutan karyawan

Jenjang karir

CEO

Karyawan

Evaluasi kerja

195

sesuai dengan harapan saya untuk memajukan

perusahaan ini, dan juga apakah sudah sesuai

dengan aturan kerja yang ada di perusahaan kami.

P : Adakah penghargaan bagi karyawan yang

kinerjanya sesuai atau melebihi harapan Bapak?

C : Sudah pasti ketika seorang karyawan bekerja

melampaui apa yang seharusnya mereka kerjakan,

maka kami akan memberikan hadiah sehingga

karyawan tersebut dapat termotivasi untuk terus

menjadi karyawan yang terbaik.

P : Bagaimanakah cara Bapak untuk meningkatkan

keahlian karyawan?

C : Dengan training yang utama, lalu juga bisa

misalnya dengan saya memberikan arahan untuk

bekerja seperti ini, ini, ini, ya menuntun mereka

supaya mereka bekerja lebih baik lagi.

P : Bagaimanakah sistem penggajian di perusahaan ini?

C : Gaji diberikan kepada karyawan pada awal bulan

dengan standart minimum untuk gaji karyawan

ditetapkan berdasarkan UMR. Untuk jumlah gaji

yang diberikan ke masing-masing karyawan

berbeda-beda sesuai dengan lama kerja, jabatan, dan

kinerja.

P : Selain dengan gaji, apakah yang diberikan

perusahaan untuk kesejahteraan karyawan?

C : Karyawan yang bekerja di perusahaan ini

didaftarkan sebagai peserta JAMSOSTEK, jadi

sekaligus mendapatkan fasilitas asuransi

kesehatan.Selain JAMSOSTEK juga didaftarkan ke

asuransi lain. Kalau yang berupa uang, ada komisi

dan bonus tergantung dengan evaluasi hasil kerja.

P : Apakah yang Bapak lakukan untuk menanggapi

kesalahan atau kelalaian karyawan?

C : Saya akan tegur mereka dan menasehati apabila

mereka membuat kesalahan yang tidak parah. Lalu,

untuk ke depannya, saya akan memantau pekerjaan

mereka. Tetapi apabila mereka melakukan

kesalahan yang parah dan tidak bisa ditoleransi,

misalnya membocorkan rahasia perusahaan, maka

karyawan tersebut akan dikeluarkan.

P : Selama ini, adakah karyawan yang berhenti dari

perusahaan karena dipecat atau mengundurkan diri?

C : Ada lah. Tapi tidak banyak. P : Bagaimanakah struktur organisasi di perusahaan

ini?

C : Jabatan paling tinggi dipegang oleh pemilik.

Pemilik membawahi saya sebagai CEO.Lalu saya

membawahi manajer keuangan, manajer pengadaan

Kesejahteraan

karyawan

Peningkatan keahlian

karyawan

Gaji karyawan

Kesejahteraan

karyawan

Respon terhadap

kesalahan

Struktur organisasi

196

atau operasional, dan manajer sugardivision.Setiap

manajer memiliki anak buah masing-masing.Khusus

untuk sugar division manager di tempat kami

membawahi kepala pemasaran, kepala produksi,

kepala HRD, kepala gudang, kepala pengiriman,

dan bagian administrasi.

P : Bagaimanakah cara Bapak mendapatkan informasi

dari pemilik perusahaan?

C : Dengan bertemu langsung dan berdiskusi dengan

beliau, saya dapat berbagi informasi mengenai

perusahaan dan juga industri gula.

P : Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda

dengan pemilik perusahaan?

C : Hubungan kami sangat dekat, apalagi pemilik

perusahaan ini adalah ayah saya sendiri. Jadi saya

sangat terbuka dengan pemilik untuk membicarakan

hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan.

P : Kelebihan apakah yang Bapak kagumi dari pemilik

perusahaan?

C : Kelebihan yang saya kagumi dari pemilik adalah

kedisiplinannya. Di keluarga maupun di perusahaan,

ayah saya menekankan pentingnya kedisiplinan.Dan

beliau sendiri merupakan teladan yang baik untuk

prinsip disiplin yang dipegangnya.

P : Kelemahan apakah yang Bapak lihat dari diri

pemilik?

C : Saya melihat kalau terkadang pemilik memiliki sifat

yang agak pemarah. Terkadang gara-gara ada suatu

masalah kecil, beliau sangat marah besar. Ya itu

mungkin karena beliau sangat disiplin, jadi kalau

ada yang tidak sesuai harapan, kemarahannya

langsung tersulut.

P : Melihat pribadi pemilik, aspek positif apakah yang

menurut Bapak berharga yang juga Bapak gunakan

dalam keseharian?

C : Sifat dan sikap disiplin, yang pasti. Prakteknya

mungkin masih kalah radikal dibandingkan dengaan

pemilik. Saya berusaha mendisiplinkan diri dalam

hal jam kerja. Walaupun saya pimpinan perusahaan,

tapi saya datang sebelum jam kerja dimulai, kecuali

ada keperluan bisnis yang jadualnya pagi hari. Saya

juga menerapkan hal yang sama untuk karyawan.

Keterlambatan masuk kerja akan berpengaruh ke pengurangan gaji. Selain itu, saya juga mencontoh

pemilik dalam memisahkan urusan bisnis dengan

personal.Sebagian pemasok, distributor, dan pihak-

pihak lain yang berhubungan dengan operasional

perusahaan adalah keluarga, teman, atau koneksi

Relasi dan interaksi

Relasi dan interaksi

Pemilik

Pemilik

Perilaku di tempat

kerja

197

dari pertemanan. Saat ketemu di luar untuk urusan

pribadi ya saya tidak membawa urusan kantor.

Urusan bisnis biar diselesaikan di kantor. Masalah

bisnis juga diurus sesuai kesepakatan, tidak boleh

ada dispensasi dengan alasan “teman dekat” atau

“keluarga”.Kuatirnya kalau dicampuradukkan nanti

malah menjadi kebiasaan dan bisa merugikan

perusahaan.Sikap ini saya pandang positif karena

kalau ada apa-apa dengan perusahaan, yang kena

efeknya bukan cuma pimpinan dan saya, tapi juga

karyawan yang tidak ada hubungan personal dengan

keluarga saya.

P : Seberapa seringkah Bapak bertemu dengan pemilik

perusahaan dan karyawan lainnya dan

bagaimanakah intensitas pertemuannya?

C : Pertemuan saya baik dengan pemilik maupun

karyawan, maksud saya untuk para manajer yang

berada di top management itu setiap hari, kecuali

apabila saya ada urusan di tempat lain. Selain di

kantor, saya juga sering bertemu dengan pemilik

dan para manajer juga. Ini yang saya maksud

pertemuan intens, bukan hanya sekedar bertemu

saja. Kalau dengan karyawan, ya setiap hari saya

bertemu dengan mereka. Tetapi kalau pertemuan

intens dengan karyawan bawah biasanya ketika

mereka ada masalah atau ada sesuatu yang penting

yang harus dibahas.

P : Bagaimanakah hubungan interpersonal Anda

dengan karyawan?

C : Dengan para manajer, hubungan saya cukup dekat.

Saya seringkali bertemu dengan mereka di luar

kantor, baik untuk membicarakan pekerjaan,

maupun untuk berbicara hal lain. Untuk karyawan

bawah, hubungan interpersonal mereka lebih baik

dengan para manajer mereka masing-masing.

P : Bagaimanakah alur pengambilan keputusan bisnis

perusahaan?

C : Saya beserta dengan para manajer akan

membicarakan masalah yang terjadi atau segala

sesuatu yang terjadi di dalam operasional, dan juga

membicarakan alternatif penyelesaian masalahnya,

lalu melaporkan kepada pemilik perusahaan untuk

diputuskan yang mana sebaiknya dilakukan dari alternatif-alternatif yang ada.

P : Bagaimana cara Bapak mengawasi seluruh kegiatan

operasional perusahaan?

C : Dengan turun langsung ke lapangan dan dengan

laporan dari para manajer masing-masing divisi.

Relasi dan interaksi

Relasi dan interaksi

Pengambil keputusan

CEO

198

P : Dari hasil pengawasan Bapak selama ini, akivitas

atau divisi mana yang perlu meningkatkan

performanya?

C : Untuk saat ini menurut saya aktivitas operasional

perusahaan kami sudah baik. Kalaupun ada yang

butuh ditingkatkan lagi menurut saya di aspek

pemasaran dan aspek untuk sumber daya

manusianya.Anak-anak pemasaran harus

meningkatkan kinerjanya untuk promosi produk

agar produk kami lebih dikenal oleh masyarakat

luas. Kalau di sumber daya manusia itu perlu

ditingkatkan lagi aktivitasnya agar kinerja dan

keahlian sumber daya manusia perusahaan ini bisa

meningkat sehingga apa yang mereka kerjakan

dapat lebih efektif dan efisien.

P : Apa saja upaya yang Bapak lakukan untuk

mendorong terjadinya hal tersebut?

C : Kalau selama ini saya tidak melakukan apa-apa,

karena saya merasa aktivitasnya sudah cukup.

Mungkin ini bisa menjadi PR buat saya ke

depannya, untuk melihat bagian apa saja yang perlu

diperbaiki, agar ada peningkatan di banyak aspek

perusahaan. Yang bisa saya lakukan dalam waktu

dekat, ya, mendiskusikan ini dengan pemilik dan

menugaskan setiap manajer untuk melakukan

perubahan di divisi masing-masing.

P : Khusus dalam hal pemasaran produk, menurut

Bapak bagaimana kinerja pemasaran perusahaan

selama ini?

C : Menurut saya, pemasaran yang kami lakukan

kurang efektif dan efisien. Karena, sampai saat ini

kalau saya lihat masih banyak masyarakat yang

belum kenal produk kami. Jadi ya memang

seharusnya ada upaya yang lebih untuk pemasaran.

Mungkin untuk ke depannya kami perlu

menggunakan media promosi yang benar-benar

dapat menjangkau para target market. Jadi ya

harapan saya agar keberadaan gula kami ini benar-

benar diketahui oleh target market. Misalnya saja

bisa dengan menggunakan iklan di TV. Iklan di TV

itu mestinya bisa membuat banyak masyarakat tahu

akan Gulasir. Tetapi ya sebelumnya, kami harus

bisa mengkalkulasi apakah efisien dan efektif atau tidak. Pemasaran produk lewat televisi pasti tidak

murah.

P : Dari semua divisi yang ada, divisi manakah yang

menjadi prioritas buat Bapak?

C : Tidak ada. Buat saya pibadi, semua divisi penting,

Proses produksi

CEO

Evaluasi kerja

199

karena semua divisi saling berhubungan dan

semuanya saling mendukung dalam menjalankan

operasional perusahaan.

P : Hal apa sajakah yang menjadi pertimbangan dalam

membuat kebijakan baru bagi karyawan?

C : Saat saya membuat kebijakan baru, biasanya

penyebabnya adalah adanya perkembangan atau

perubahan dari faktor-faktor yang mempengaruhi

operasional perusahaan, misalnya perubahan

peraturan dari pemerintah tentang harga gula.

Faktor-faktor itulah yang menjadi pertimbangan

saya dalam membuat kebijakan baru. Lalu hal ini

juga melihat pada ukuran perusahaan. Ketika

nantinya perusahaan semakin besar, maka juga ada

kebijakan-kebijakan yang mengalami perubahan.

Pertimbangan lainnya itu juga melihat apa yang

dilakukan pesaing. Itu juga menjadi pertimbangan

kami jadi produk kami dapat tetap bersaing.

P : Bagaimanakah cara menyampaikan perubahan

kebijakan perusahaan kepada karyawan?

C : Untuk perubahan kebijakan biasanya saya akan

membicarakan kepada pemilik dan para manajer,

lalu para manajer akan membicarakannya kepada

bawahan mereka masing-masing. Selain itu, ada

pula kebijakan yang akan ditulis dan akan

ditempelkan di papan pengumuman sehingga

karyawan bisa membacanya.

P : Bagaimanakah respon Bapak terhadap inisiatif dan

masukan dari pemilik atau karyawan?

C : Setiap masukan dan ide dari karyawan akan saya

tampung dan akan didiskusikan dengan pemilik dan

para manajer.

P : Bagaimana cara pemilik perusahaan mengevaluasi

kinerja Bapak?

C : Kalau menurut saya pribadi, cara pemilik

mengevaluasi kinerja saya itu dengan melihat hasil

kerja saya. Ketika apa yang saya kerjakan sesuai

dengan harapan beliau dan saya dilihat dapat

memimpin perusahaan untuk berkembang menjadi

lebih baik, maka saya akan menerima hadiah

tertentu. Karena hal seperti ini sudah pernah terjadi

sebelumnya.

P : Berapa besar nilai keuntungan dan omset yang Bapak harapkan didapatkan oleh perusahaan?

C : Untuk jumlah pastinya itu agak susah ya. Saya

pribadi itu menginginkan yang penting keuntungan

yang kami peroleh tiap bulannya lebih besar

daripada biaya yang kami keluarkan, semakin ke

Penentu kebijakan /

aturan

Alur pembuatan

kebijakan

Respon terhadap

masukan

Evaluasi kinerja

Laba yang diharapkan

200

depan semakin besar keuntungan tiap bulannya,

sehingga operasional perusahaan dapat terus

berjalan dan juga kesejahteraan karyawan dapat

terus ditingkatkan.

P : Untuk saat ini, apakah omset dan keuntungan

perusahaan sudah sesuai dengan harapan Bapak?

C : Ya, kalau saat ini keuntungan yang kami peroleh

sudah dapat membiayai operasional perusahaan.

Tetapi, seperti yang saya katakan tadi, saya ingin

keuntungan perusahaan terus meningkat.Bahkan

saya yakin keuntungan kami ini dapat terus

meningkat untuk ke depannya.

P : Apa yang mendasari penetapan harga jual gula dari

perusahaan ini?

C : Penetapan harga jual itu kami lihat dari kisaran

harga pasaran gula di masyarakat itu berapa ya.

Tapi kan tidak bisa sama persis dengan pesaing, jadi

pasti ada perbedaan harga antara kami dengan

pesaing. Selain itu, penetapan harga jual itu juga

ditetapkan dari biaya yang kami keluarkan untuk

setiap produk gulanya ditambahkan dengan besar

keuntungan yang ingin kami peroleh.

P : Dibandingkan dengan biaya produksi, berapa

persenkah keuntungan penjualan gula yang

diperoleh perusahaan?

C : Informasi ini agak sensitif ya. Untuk persentase dan

jumlahnya, saya tidak bisa memberi informasi.Yang

jelas, setelah dikurangi semua biaya, pemasukan

perusahaan masih menyisakan keuntungan yang

cukup memuaskan.

P : Apa sajakah rencana Bapak untuk meningkatkan

keuntungan perusahaan dalam jangka pendek dan

jangka panjang?

C : Kami akan melakukan promosi gencar-gencaran,

lalu untuk ke depannya, kami tidak hanya

memproduksi produk gula kemasan 1 kilo saja,

tetapi juga lebih bervariasi lagi ukurannya.

P : Siapakah yang bertanggungjawab membuat rencana

anggaran dan alokasi finansial perusahaan?

C : Manajer keuangan yang mengurusi masalah rencana

anggaran, namun tetap didiskusikan dengan saya

dan pemilik sebagai pengambil keputusan untuk

memberi persetujuan. P : Dalam hal aktivitas operasional, pos manakah yang

mendapatkan alokasi dana terbesar dan terkecil?

C : Alokasi dana terbesar itu ada di pembelian bahan

baku. Kalau yang terkecil itu, wah, saya kurang

tahu. Coba bisa ditanyakan ke manajer keuangan.

Perolehan laba

Dasar penetapan harga

Perolehan laba

Rencana

perkembangan bisnis

Pembagian tanggung

jawab

Alokasi biaya

201

P : Siapakah yang bertanggungjawab dalam

menetapkan target produksi?

C : Untuk target produksi, yang bertangggung jawab

adalah kepala divisi produksi yang sebelumnya

telah berunding dengan sugar division manager,

lalu melaporkan kepada saya.

P : Hal apa saja yang menjadi pertimbangan Bapak

untuk memutuskan target omset produksi?

C : Saya melihat ke riwayat permintaan konsumen yang

lalu-lalu. Dari situ saya bisa memprediksi

permintaan konsumen, jadi saya bisa mengira-ngira

akan memproduksi berapa banyak.

P : Bagaimana mekanisme pengiriman dan penerimaan

barang dari pemasok?

C : Jadi kami sebelumnya sudah kontrak pemasok

untuk mengirimkan gula ke gudang kami dengan

jumlah dan spesifikasi tertentu sesuai permintaan

kami. Lalu pemasok akan mengirimkan produk

yang telah kami pesan tersebut langsung ke gudang

kami.

P : Bagaimana upaya Bapak untuk mempertahankan

relasi dengan pemasok?

C : Relasi bisnis dengan pemasok itu kan sudah

tertuang dalam kontrak. Jadi kami dengan para

pemasok sudah ada kontrak, yang apabila salah satu

pihak di dalam kontrak tersebut mengingkari

janjinya maka akan dikenakan sanksi. Di dalam hal

ini, di kontrak itu kan tertulis bahwa relasi bisnis

kami, secara singkat ya, itu ada pemasok

memberikan gula ke kami dan kami membayar

sesuai dengan harga kesepakatan. Jadi selama kami

dan pemasok tetap berada di jalur kontrak, maka

relasi bisnis tetap berjalan.Di luar kontrak ya tidak

ada perjanjian atau upaya lainnya.

P : Siapakah yang bertugas menetapkan banyaknya

bahan mentah yang diambil dari pemasok?

C : Yang bertanggung jawab adalah manajer pengadaan

atau yang biasanya disebut sebagai manajer

operasional. Beliau yang bertanggung jawab lalu

melaporkan kepada saya atau langsung ke pemilik.

P : Menurut Bapak, apakah kualitas produk perusahaan

ini layak saing dengan produk gula lain?

C : Sudah tentu layak saing. Untuk memilih pemasok saja kami tidak berani sembarangan. Kami telah

berhati-hati untuk memilih pemasok yang benar-

benar bermutu baik.

P : Terkait dengan distribusi produk, perusahaan ini

menyebarkan produknya bukan hanya di Surabaya,

Pembagian tanggung

jawab

Dasar penetapan

omset

Proses pemasokan

Kerja sama dengan

pemasok

Pembagian tanggung

jawab

Produk perusahaan

202

bahkan sampai ke luar Jawa. Faktor apa saja yang

menjadi pertimbangan dalam memilih kawasan

distribusi?

C : Kemudahan akses, kemudahan kami menjangkau

lokasi tersebut. Karena kami mengirimkan produk

menggunakan truk dan kapal laut, dan ketika ada

daerah yang tidak bisa dijangkau menggunakan truk

ataupun kapal laut, yang dimana menimbulkan

biaya pengiriman tambahan yang besar, sedangkan

pendapatan yang kami peroleh di daerah tersebut

tidak menutupi biaya yang ada, maka kami tidak

memilih kawasan itu. Lalu kami juga melihat

peluang di daerah tersebut. Apabila suatu daerah

telah dikuasai oleh merek pesaing, maka kami tidak

masuk ke daerah itu.

P : Bagaimanakah mekanisme pendistribusian produk?

C : Produk gula kemasan yang sudah jadi akan kami

kirimkan ke distributor di masing-masing daerah

dengan truk atau kapal laut, dan nanti distributor

yang akan memasukkan produk kami ke pasar

tradisional, supermarket, seperti itu. Untuk

mekanisme pengiriman barang oleh distributor itu

sudah menjadi tanggung jawab dari si distributor ya.

P : Siapa saja distributor produk perusahaan ini?

C : Wah kalau ini banyak sekali ya, saya tidak bisa

menyebutkan satu per satu. Karena gini, di semua

daerah distribusi gula kami itu sudah ada

distributornya masing-masing. Jadi, ya bisa dilihat

sendiri kalau banyak sekali distributor kami.

P : Bagaimana cara Bapak untuk mempertahankan

relasi bisnis dengan distributor?

C : Ya dengan kami bertindak sesuai dengan apa yang

tertulis di kontrak, lalu juga apabila ada masalah

atau misalnya perubahan isi kontrak dengan

distributor, kami bicarakan baik-baik. Sama dengan

pemasok, harus ada kontrak dulu yang jelas.Jadi

kalau ada apa-apa di belakangnya atau di kemudian

hari, sudah ada aturan yang mengikat distributor.

P : Bagaimanakah cara perusahaan mendapatkan

distributor?

C : Yang jelas, dari keluarga dan kerabat dulu. Minta

saran, rekomendasi.Sebenarnya ingin

memberdayakan keluarga sendiri untuk mengurusi distribusi, tapi tidak ada yang menyanggupi.Jadi

kami cari distributor dari luar lingkungan keluarga.

P : Bagaimanakah sistem penyimpanan data

operasional perusahaan?

C : Semua aktivitas operasional tercatat di komputer.

Dasar penetapan

distribusi

Proses pengiriman

Kerja sama dengan

distributor

Kerja sama dengan

distributor

Dasar pemilihan

distributor

Pengarsipan

203

Saya lebih suka membaca hasil cetak, jadi saya

selalu minta semua catatan dan laporan untuk di-

print.Data-data penting hanya bisa diakses oleh para

manajer, saya, dan pemilik.Manajer pun cuma

punya akses ke data divisinya sendiri. Kalau

memang memerlukan data dari divisi lain, harus

request dulu dan harus lewat persetujuan saya atau

pemilik, tergantung dengan tingkat kerahasiaan

dokumen yang diminta. Perusahaan ini tidak punya

bagian IT untuk masalah pengamanan database atau

perkomputeran, jadi tanggungjawabnya dibebankan

ke masing-masing manajer.

P : Menurut Bapak, bagaimanakah kondisi ideal

perusahaan ini di tengah persaingan dengan

perusahaan lain?

C : Kondisi ideal yang saya inginkan itu produk kami

dapat terus bersaing dengan produsen-produsen gula

yang lainnya. Meskipun menurut saya persaingan di

industri gula ini sangat ketat, tetapi saya ingin agar

produk saya bisa terus bersaing, dan tidak keluar

dari pasaran.

P : Bagaimana pendapat Bapak tentang perusahaan

pengemasan gula lainnya?

C : Ya menurut saya perusahaan pengemasan gula yang

sudah dikenal oleh masyarakat luas itu Gulaku ya.

Di sini kita bicara tentang Gulaku ya. Gulaku itu

perusahaannya sudah besar, lalu juga dia sudah bisa

mengambil pangsa pasar gula hampir di seluruh

Indonesia. Kalau kami ini hanya memproduksi gula

kemasan yang 1 kilogram, tapi kalau gulaku itu

kemasannya sudah bermacam-macam, dan juga

kalau tidak salah ada produk mereka itu yang ada

rasa-rasanya. Jadi ya Gulaku itu merupakan pesaing

terbesar kami.

P : Apa sajakah yang Bapak lakukan untuk mengawasi

pergerakan perusahaan lain yang menjadi pesaing?

C : Membaca koran, lalu melihat berita-berita di TV,

internet, dan radio.

P : Meskipun ada pesaing besar seperti Gulaku, pasti

perusahaan punya kelebihan dibandingkan dengan

Gulaku atau perusahaan lain yang serupa. Menurut

Bapak, apa saja kelebihan perusahaan ini?

C : Kalau masalah kualitas, produk gula kami dengan produk pesaing itu tidak kalah. Dalam artian,

kualitas gula kami juga sangat baik. Mungkin

kelebihan kami adalah dalam hal komunikasi dan

hubungan kami dengan para bawahan. Di dalam

perusahaan kami ini, budaya yang kami terapkan

Harapan terhadap

perusahaan

Situasi persaingan

Situasi persaingan

Produk perusahaan

204

adalah budaya keterbukaan. Jadi kami saling

berkomunikasi dan terbuka mengenai segala sesuatu

yang berhubungan dengan bisnis kami. Ya karena

keterbukaan sudah menjadi budaya kami, sehingga

untuk mempertahankannya pun cukup mudah.

Untuk karyawan-karyawan yang sudah lama bekerja

di perusahaan kami pastinya budaya perusahaan

juga sudah menjadi budaya mereka di dalam

perusahaan. Tetapi, untuk karyawan baru, sedikit

demi sedikit kami para karyawan lama dapat

memberikan contoh kepada mereka.

P : Bagaimana dengan kekurangan perusahaan?

C : Kekurangan adalah produk kami belum banyak

dikenal masyarakat. Untuk hal itu, kami akan

berpromosi gencar-gencaran ke depannya dengan

menggunakan media promosi yang efektif dan

efisien.

P : Media promosi apa yang Bapak gunakan?

C : Untuk media promosi, kami menggunakan spanduk,

lalu ada leaflet dan juga vinyl. Selain itu juga dulu

pernah menggunakan radio sebagai media promosi.

Sementara itu saja setahu saya.

P : Apakah ada rencana untuk mendirikan cabang

perusahaan di kota lain?

C : Sementara ini belum ada cabang di kota lain. Cukup

di Surabaya terlebih dahulu, tapi nantinya kalau

perusahaan semakin berkembang, maka mungkin

akan dibuat cabang di kota lain, sehingga nantinya

dapat menjangkau ke daerah-daerah pengiriman

dengan lebih cepat dan biaya rendah.

P : Atau mungkin Bapak ada rencana untuk

mengembangkan bisnis perusahaan ke bidang bisnis

lainnya?

C : Belum ada rencana untuk ke situ, tapi nantinya ada

rencana untuk perusahaan ini menjadi perusahaan

trading.

P : Faktor apa saja yang selama ini mendukung

perkembangan bisnis perusahaan ini?

C : Ya ada faktor internal dan eksternal yang

mendukung. Internal itu ya misalnya saja ketika

masing-masing divisi bisa berkolaborasi dengan

baik dan melakukan masing-masing tugas mereka

dengan maksimal. Lalu eksternal itu misalnya kebijakan pemerintah tentang industri gula,

kesetiaan pemasok, dan lain-lain.

P : Sebaliknya, faktor apa saja yang menghambat

perkembangan bisnis perusahaan ini?

C : Untuk menghambat juga dari internal dan eksternal

Kekurangan

perusahaan

Proses pemasaran

Rencana

pengembangan bisnis

Rencana

pengembangan bisnis

Situasi

politik/pemerintah

Faktor penghambat

205

perusahaan. Faktor-faktor penghambat itu adalah

segala sesuatu atau semua aspek yang membuat

operasional perusahaan terhambat, sehingga tidak

mencapai target yang diinginkan.

P : Faktor apa sajakah yang terasa dari eksternal

perusahaan?

C : Paling berpengaruh ya saingan perusahaan. Ada

sebagian pesaing yang mampu memberi harga

produk di bawah harga Gulasir dan Gula

Selera.Jadinya, bagi konsumen yang tidak terlalu

mementingkan merek, mereka bakal lebih memilih

produk murah.Asal murah pasti dibeli.Intinya, harga

produk pesaing itu mempengaruhi perkembangan

bisnis karena mempengaruhi banyaknya konsumen

yang membeli produk kami, yang ujung-ujungnya

mempengaruhi pemasukan perusahaan.Selain itu,

banyaknya pesaing juga mempengaruhi

perkembangan bisnis.

P : Jika dari internalnya sendiri, apa sajakah yang

menghambat perkembangan bisnis perusahaan?

C : Jumlah pegawai yang masih minimalis. Itu yang

terasa. Tapi mau ditambah juga ada banyak faktor

yang harus diperhitungkan, masalah biaya untuk

penggajian, kesejahteraan, perlengkapan kantor

tambahan, ukuran kantor akan muat atau tidak untuk

tambahan pegawai, waktu untuk training, dan

sebagainya. Selain itu, struktur perusahaan

sepertinya juga mempengaruhi.Struktur organisasi

di sini masih kurang beberapa fungsional, misalnya

bagian untuk IT, laluOffice Boy, Research and

Development, dan sebagainya.Kalau misal ada

perubahan, dapat meningkatkan efektivitas kerja,

sehingga bisnis berkembang.

P : Langkah apa yang akan Bapak lakukan untuk

meningkatkan kinerja atau performa perusahaan

angka pendek dan jangka panjang?

C : Kalau untuk saat ini saya ingin memantapkan

kinerja perusahaan yang sudah berjalan sekarang.

Kemudian memperluas area distribusi produk,

menambah media promosi.Yang sepertinya perlu

mendapat perhatian ekstra adalah sisi

pemasarannya.Karena memang perusahaan ini

sedang dalam rencana untuk dikembangkan, jadi perlu melakukan strategi-strategi baru untuk lebih

dikenal.

P : Untuk pribadi Bapak sendiri, apakah yang ingin

Anda capai dengan keberadaan Bapak di perusahaan

ini?

Situasi persaingan

Kekurangan

perusahaan

Harapan terhadap

perusahaan

206

C : Saya inginnya produk gula dengan merek Gulasir

dapat dikenal dan diterima dengan baik oleh

masyarakat dan merebut pangsa pasar, setidaknya di

Surabaya.

P : Apakah harapan Bapak terhadap perusahaan ini?

C : Harapan saya perusahaan dapat terus survive dan

memberikan keuntungan yang stabil bagi

perusahaan. Selain itu, harapannya agar perusahaan

memberikan yang terbaik bagi pemenuhan

kebutuhan gula masyarakat Indonesia, dari segi

kuantitas dan kualitasnya.

P : Oke Bapak, terima kasih atas waktunya. Saya akan

mewawancarai manajer untuk mendapatkan

informasi lain. Terima kasih sekali lagi.

O : Sama-sama. Semoga sukses Skripsinya.

Harapan terhadap

perusahaan

Harapan terhadap

perusahaan

207

Transkrip Wawancara 3 (Director of Finance)

Keterangan:

P : Peneliti

DF : Director of Finance

Transkrip Topik

P : Selamat siang, Bu. Hari ini saya akan

melakukan wawancara terkait penelitian

Skripsi saya mengenai PT Manunggal Suko

Jaya. Sebelumnya, bisakah Ibu

memperkenalkan diri secara singkat, nama dan

jabatan Ibu di perusahaan ini?

DF : Saya adalah Swandrawati, Manajer bagian

Keuangan disini. Atau Directorof Finance.

P : Apa sajakah tanggung jawab atau job

description Ibu di perusahaan ini?

DF : Sebagai Director of Finance, saya

bertanggungjawab mengelola keuangan

perusahaan, menyusun alokasi dana untuk

produksi, gaji, pembelian, dan kegiatan lain.

Saya juga bertanggungjawab atas pencairan

dana dan pembukuan atau administrasi

keuangan. Selama dan setelah pembukuan,

saya melaksanakan verifikasi anggaran yang

terpakai untuk selanjutnya membuat laporan

anggaran secara berkala, yaitu bulanan dan

tahunan. Selain itu, saya harus selalu

melakukan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan anggaran secara periodik. Karena

saya yang mengepalai seluruh karyawan bagian

keuangan, saya berwenang membagi tugas

kepada karyawan divisi keuangan dan

memberikan instruksi bagi mereka dalam

melaksanakan pekerjaannya. Saya diwajibkan

untuk mengawasi dan menilai atau

mengevaluasi kinerja karyawan finance.

Seluruh kegiatan perusahaan pasti tidak dapat

dilepaskan dari kebutuhan finansial. Dalam

konteks ini, saya bertanggungjawab dan berhak

untuk memberikan masukan pada owner atau

CEO tentang kebijakan atau keputusan yang

membutuhkan alokasi dana tertentu.

P : Bagaimanakah awal mula Ibu bekerja di

perusahaan ini?

Pembagian tanggung

jawab

208

DF : Owner adalah kerabat baik saya. Dan kebetulan

waktu beliau menawarkan untuk bekerja, untuk

membantu di perusahaan, bidang yang beliau

tawarkan adalah bidang yang saya kuasai. Saya

juga melihat prospek perusahaan ini, yang

bermain di bidang industri pergulaan, dimana

saya melihat bahwa untuk ke depannya

perusahaan ini dapat semakin berkembang dan

berhasil menjadi perusahaan yang besar.

P : Apakah visi perusahaan ini?

DF : Visi PT MSJ adalah menjadikan produk yang

dihasilkan menjadi produk yang dapat diterima

dan dikenal oleh masyarakat luas, lalu

menjadikan produk kami menjadi produk yang

berdaya saing tinggi. Juga, menjadikan

perusahaan kami menjadi perusahaan penghasil

gula yang berkualitas baik, yang dipercaya oleh

masyarakat.

P : Apakah misi yang diusung perusahaan ini?

DF : Untuk misi agar visi bisa tercapai itu yang

pertama ya kami menggunakan mesin-mesin

untuk pengemasan yang berteknologi tinggi,

lalu juga dengan mempekerjakan karyawan

yang memang benar-benar ahli di bidangnya,

juga dengan mengembangkan sistem distribusi

sehingga dapat menunjang pemenuhan

kebutuhan gula masyarakat dan distribusi

produk secara merata.

P : Hingga saat ini, visi dan misi apakah yang

sudah dicapai oleh perusahaan?

DF : Sampai saat ini yang sudah kami capai adalah

demand pasar yang semakin lama semakin

berkembang. Jadi hal ini menunjukkan bahwa

produk kami sudah mulai diterima dan dikenal

oleh masyarakat luas, lalu masyarakat juga

sudah mulai mempercayai produk kami.

Karena kalau kami melihat demand yang terus

meningkat, maka kami dapat mengindikasikan

bahwa ada repeat buying dari para konsumen.

Untuk misi, ya semua misi-misi kami tadi

sedang kami jalankan hingga saat ini.

P : Siapa sajakah yang menjadi konsumen produk

gula perusahaan ini? DF : Produk kami dikirimkan menuju supermarket,

minimarket, dan toko-toko. Untuk sasaran yang

sebenarnya adalah konsumen rumah tangga,

dimana walau melakukan pembelian dalam

skala kecil namun selalu melakukan pembelian

Alasan bekerja

Visi perusahaan

Misi perusahaan

Visi dan misi yang

tercapai

Target pasar

209

ulang. Gula adalah salah satu komoditas yang

digunakan untuk berbagai maksud, untuk

bumbu masak, pemanis dalam minuman, dan

banyak lagi. Saya asumsikan juga warung-

warung penjual makanan yang banyak

bertebaran di Surabaya membeli produk kami.

Untuk lebih memahami penyebaran pangsa

pasar ini, saya rasa kami perlu melakukan

survey atau penelitian yang mendalam.

P : Dari visi dan misi perusahaan, manakah yang

baru tercapai sebagian?

DF : Produk kami ini belum dikenal sepenuhnya

oleh masyarakat luas, karena kami juga

termasuk salah satu pemain baru di industri

pergulaan. Jadi ya kami sekarang ini berusaha

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

akan produk kami, yaitu bisa dengan

melakukan strategi pemasaran yang tepat.

P : Aset apa saja yang dimiliki oleh perusahaan?

DF : Aset kami di antaranya tanah dan bangunan

yang digunakan untuk kantor dan pabrik. Lalu

mesin-mesin pengemasan, truk-truk

pengiriman, mesin pengepakan, dan peralatan

kantor. Ada perabot kursi, meja, lemari arsip,

rak pajangan produk, mikrofon, dispenser, AC,

papan tulis. Mesin kantor disediakan

kalkulator, mesin fotokopi, komputer, printer,

mesin faks, telepon, dan proyektor. Selain itu

juga ada peralatan kantor standar, ya ATK

yang biasanya dipakai, seperti spidol, tinta,

penjepit kertas, steples, lem, penghapus, kertas,

bak surat, kalender meja, mistar, pena, tempat

pena, gunting, cap tanggal, dan bantalan cap.

P : Bagaimanakah status kepemilikan aset-aset

tersebut?

DF : Semua aset, kecuali tanah dan bangunan,

adalah milik perusahaan. Tanah dan bangunan

merupakan aset pribadi owner.

P : Selain berupa barang, aset finansial apakah

yang dimiliki perusahaan?

DF : Kalau kita bicara tentang aset finansial, berarti

dalam konteks aktiva perusahaan, ada modal,

kas, hutang, dan piutang. Selain itu, ada yang berbentuk barang persediaan. Modal

perusahaan berasal dari uang owner dan

pinjaman bank. Karena kami belum mencapai

BEP, hutang atau pinjaman dari bank untuk

modal usaha masih belum terbayar

Upaya pencapaian visi

misi

Plant, Property, and

Equipment (PP&E)

Plant, Property, and

Equipment (PP&E)

Aset finansial

210

sepenuhnya. Kas perusahaan tersedia untuk

membiayai keseharian perusahaan. Hutang,

selain untuk modal, biasanya muncul saat ada

pasokan gula dari pemasok yang belum

dibayarkan. Tapi tidak bertahan lama, karena

dalam satu bulan pasti sudah dilunasi ke

pemasok. Yang terakhir, piutang, masih

tercatat ada dalam pembukuan. Piutang ini

muncul dari pinjaman karyawan. Jadi,

perusahaan memberikan fasilitas pinjaman

pada karyawan yang membutuhkan dana segar.

P : Secara umum, bagaimanakah kondisi finansial

perusahaan?

DF : Kondisi finansial kami baik dan sehat.

Perusahaan belum pernah mengalami defisit

anggaran atau saldo minus.

P : Dari manakah sumber pendanaan operasional

perusahaan?

DF : Pada awal perusahaan didirikan, pendanaan

berasal dari uang owner ditambah dengan

pinjaman bank. Setelah perusahaan berjalan,

pendanaan operasional perusahaan diperoleh

dari kas perusahaan. Kas perusahaan sendiri

merupakan hasil dari perolehan keuntungan

perusahaan.

P : Berapakah nominal atau persentase keuntungan

perusahaan?

DF : Untuk nominal tidak dapat ditetapkan secara

pasti karena berbeda-beda setiap bulan,

bergantung pada situasi pasar. Persentase

keuntungan sekitar 30%, kadang berubah

karena perubahan harga bahan pokok saat kami

belum dapat meningkatkan harga jual agar

dapat bersaing dengan harga produk gula dari

perusahaan lain.

P : Apakah omset dan keuntungan perusahaan saat

ini sudah sesuai dengan harapan Ibu?

DF : Untuk saat ini, menurut saya sudah cukup.

Untuk perusahaan yang baru berdiri selama dua

tahun, pencapaian PT MSJ dalam hal omset

dan keuntungan terbilang memuaskan. Namun,

tentunya saya tetap mengharapkan ada

peningkatan keuntungan untuk ke depannya. Ada beberapa perusahaan gula yang mampu

meraup keuntungan sebesar hampir 50%. Oleh

karenanya, dari sisi finansial, saya selalu

meninjau kembali pembukuan dan laporan

bulanan untuk mempertimbangkan prioritas

Aset finansial

Pinjaman bank

Perolehan laba

Rencana pengembangan

bisnis

211

alokasi dana operasional dan meminimalisir

biaya produksi. Apalagi pemilik perusahaan

sudah mendaulat kami, para manajer, untuk

membuat keputusan dan kebijakan yang

ditujukan untuk mengembangkan perusahaan

dalam segala aspek, salah satunya dalam hal

keuntungan perusahaan itu tadi.

P : Bagaimanakah situasi lingkungan kantor

selama ini?

DF : Situasi kantor menurut saya kondusif untuk

mendukung kinerja saya. Saya sendiri

menyukai lingkungan kerja yang tenang dan

tertata, sehingga saya merasa cocok berada di

kantor ini. Untungnya selama ini tidak pernah

ada keributan di kantor dan karyawan selalu

didorong untuk disiplin dalam banyak hal.

Setiap kali saya membutuhkan sesuatu,

terutama dari anak buah di divisi saya, tidak

pernah ada kesulitan atau hambatan.

P : Apakah yang Ibu lakukan sehingga dapat

menciptakan situasi kerja semacam itu?

DF : Bukan saya juga, sih, yang menciptakan

suasana seperti ini. Pendorong utama

terciptanya situasi tersebut adalah owner.

Setiap karyawan di sini sudah paham betul

bahwa owner sangat ketat dalam hal

kedisiplinan. Beliau tidak pandang bulu untuk

masalah yang satu ini. Apabila ada yang

terlihat kurang sreg, di depan mata kepalanya

sendiri, beliau langsung menegur dengan keras.

Penataan ruang kerja pun, sepengetahuan saya,

adalah buah pemikiran owner sendiri. Jadi,

yang berjasa dalam menciptakan situasi kerja

di sini adalah owner. Saya dan manajer-

manajer lain hanya meneruskan saja.

P : Apabila Ibu memiliki kuasa untuk mengubah

situasi kerja di kantor ini, apakah yang ingin

Ibu ubah?

DF : Saya ingin karyawan lebih rileks dalam

bekerja. Saya puas dengan kedisiplinan anak

buah saya, tapi bukan berarti bahwa mereka

harus bekerja seolah-olah di bawah tekanan

setiap saat. Terlalu tegang juga tidak bagus untuk performa kerja, mereka lebih cepat lelah

saat berada di bawah tekanan. Di divisi saya

sangat jelas terlihat saat akhir bulan, dimana

kami harus mengumpulkan report bulanan,

banyak yang terlihat tegang dan lelah.

Lingkungan kantor

Lingkungan kantor

Iklim kerja

212

P : Apakah perusahaan ini memiliki Standar

Operasional Perusahaan atau SOP?

DF : Tentu saja ada.

P : Hal apa sajakah yang diatur dalam SOP

tersebut?

DF : Yang jelas, ada ketentuan mengenai jam kerja

dan job description untuk masing-masing

divisi. Pemakaian seragam kantor juga

dicantumkan dalam SOP. Termasuk masalah

interaksi dengan pihak eksternal kantor atau

pabrik juga diatur. Beberapa karyawan dalam

pekerjaannya harus berkomunikasi dengan

pihak luar, misalnya resepsionis, karyawan

pabrik yang berurusan dengan penerimaan

barang dari pemasok dan penyerahan barang ke

distributor, kemudian bagian public relation,

dan sebagainya. Untuk mengadakan pertemuan

dengan pihak eksternal pun sudah ada

aturannya sendiri, prosedurnya bagaimana,

pakaian yang digunakan seperti apa, misalnya

seperti itu. Sebagian besar aturan yang

dimasukkan dalam SOP adalah aturan general,

tapi ada sebagian lain yang bersifat khusus.

Untuk peraturan yang lebih mendalam,

dicantumkan dalam kontrak kerja setiap

karyawan, misalnya tentang kerahasiaan

informasi perusahaan, mana yang boleh

diungkapkan kepada pihak eksternal dan mana

saja yang hanya boleh beredar di kalangan

internal.

P : Apabila ada pelanggaran terhadap SOP atau

kontrak kerja, bagaimanakah respon Ibu

terhadap karyawan yang melanggar?

DF : Pelanggaran aturan akan ditindaklanjuti dengan

peringatan lisan. Apabila masih dilakukan

pelanggaran lagi, akan diberikan surat

peringatan atau SP. Setelah 2 kali SP, dan

masih ditemukan pelanggaran, karyawan

tersebut akan mendapatkan sanksi PHK. Untuk

pelanggaran yang berat, tentunya langsung

mendapatkan SP, atau yang paling parah,

langsung dipecat dari perusahaan. Di divisi

saya sendiri, karena masalah finansial sangat krusial dalam perusahaan, saya mengambil

kebijakan untuk langsung memberikan SP jika

ada yang melanggar peraturan. Apalagi

pelanggaran kontrak, saya memilih untuk

melaporkan langsung pada CEO atau owner

Peraturan kerja

Peraturan kerja

Respon terhadap

kesalahan

213

dan merekomendasikan pemecatan.

Permasalahannya, kontrak kan sifatnya sangat

mengikat dan memiliki kekuatan hukum, jadi

pelangaran kontrak sama saja dengan

pelanggaran hukum.

P : Hingga saat ini, ada berapa banyak karyawan

yang dipecat?

DF : Untuk divisi keuangan sendiri, belum ada

karyawan yang dipecat karena alasan apapun.

Yang pernah terjadi adalah karyawan yang

mengundurkan diri dengan alasan mendapatkan

pekerjaan lain atau harus pindah kota karena

alasan keluarga.

P : Siapakah yang bertanggungjawab dalam

menyusun peraturan kerja?

DF : SOP dan butir-butir mendasar dalam kontrak

merupakan template dari owner dan CEO. Saya

hanya mengikuti dan menggunakan peraturan

mendasar tersebut. Dalam beberapa poin

khusus untuk divisi saya, saya menambahkan

sendiri, tapi tetap dengan persetujuan owner

dan CEO.

P : Bagaimanakah cara Ibu merekrut karyawan

divisi keuangan?

DF : Untuk perekrutan, sudah ada bagian yang

mengurusi masalah recruitment, yaitu general

affairs. Perekrutan dilakukan dalam 3 tahap,

yaitu tes tertulis, psikotes, dan wawancara.

Untuk divisi keuangan, tes tertulis berkaitan

dengan keahlian pembukuan. Psikotes juga

dijadikan pertimbangan dalam perekrutan

karyawan, agar kami mendapatkan SDM yang

berkualitas dan menunjukkan karakter yang

sesuai dengan harapan saya. Pada tahap

wawancara untuk calon karyawan divisi

keuangan, saya ikut sebagai pewawancara,

karena saya perlu memberikan penilaian saya

sendiri.

P : Kriteria apakah yang Ibu jadikan sebagai

pedoman recruitment karyawan divisi

finansial?

DF : Karakter yang paling utama adalah teliti. Divisi

ini berurusan dengan pencatatan, pembukuan, dan inventaris sehingga membutuhkan

ketelitian tingkat tinggi. Selain itu, harus

mampu bekerja di bawah tekanan dan deadline.

Tugas terberat divisi finansial selalu terjadi saat

akhir bulan dan awal bulan. Pada masa-masa

Pembagian tanggung

jawab

Perekrutan karyawan

Perekrutan karyawan

214

sibuk semacam itu, kemampuan karyawan

untuk tetap tenang merupakan hal penting.

Saya juga melihat pendidikan terakhir dari

calon karyawan, dimana batas minimum adalah

lulusan D3 Akuntansi atau Pembukuan.

Berbeda dengan beberapa divisi lain, di divisi

keuangan saya tidak bisa sembarangan memilih

orang untuk dijadikan karyawan. Saya

membutuhkan orang-orang yang memang

memiliki pengetahuan mendalam tentang

akuntansi dan keuangan, bukan sekedar

pengetahuan mendasar.

P : Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan

di perusahaan ini?

DF : Karyawan baru harus melewati masa percobaan

selama 1 bulan. Di masa percobaan itu ada

pelatihan atau training untuk menyesuaikan

diri dengan tugas atau pekerjaan kantor.

Setelah 1 bulan, ada evaluasi. Jika kinerjanya

bagus, dibuatkan kontrak kerja yang berlaku

selama 3 bulan. Setelah 3 bulan, ada evaluasi

lagi. Karyawan yang lolos evaluasi akan

diangkat sebagai pegawai tetap.

P : Bagaimanakah jenjang karir karyawan divisi

keuangan?

DF : Secara tertulis, tidak ada ketentuan mengenai

jenjang karir. Namun, untuk ke depannya, saya

berencana untuk mengusulkan adanya jenjang

karir, setidaknya bagi divisi saya. Untuk

awalnya, mungkin dengan memberi predikat

pada karyawan sesuai dengan lamanya masa

kerja dan kinerja, dari Junior 1, Junior 2, Senior

1, Senior 2. Peningkatan status atau predikat itu

dilakukan setiap pergantian tahun. Peningkatan

status itu akan menentukan kenaikan gaji yang

diperoleh. Setelah melewati status Senior,

karyawan mendapatkan kesempatan untuk

masuk jabatan menjadi Kepala Bagian. Kepala

Bagian juga bisa mendapatkan promosi untuk

menjadi Manajer, dan seterusnya. Tapi untuk

sekarang sepertinya masih sulit untuk

dilaksanakan karena struktur organisasi dapat

dikatakan masih sederhana. Kalaupun cita-cita saya itu diimplementasikan sekarang,

peningkatan jabatan karyawan menjadi kepala

bagian akan menimbulkan konsekuensi

diturunkannya jabatan kepala bagian yang

sudah ada menjadi karyawan biasa.

Perekrutan karyawan

Jenjang karir

215

P : Bagaimanakah cara Ibu mengawasi kinerja

karyawan divisi keuangan?

DF : Saya selalu menyempatkan untuk mobile setiap

hari, kecuali apabila selama sehari penuh tidak

ada kesempatan untuk mengawasi secara

langsung. Saya juga memanfaatkan anak buah

untuk saling mengawasi rekan kerjanya.

Kinerja mereka juga sebenarnya terlihat dari

hasil kerjanya yang diserahkan pada saya.

P : Bagaimanakah kinerja karyawan divisi

keuangan menurut Ibu?

DF : Karena saya sendiri ikut merekrut dan

mempertimbangkan diterima atau tidaknya

seorang karyawan untuk divisi ini, saya puas

dengan kinerja anak buah saya. Ada yang lebih

menonjol dibandingkan dengan rekan kerjanya

dan ada juga yang bekerja secara ala kadarnya,

tapi menurut saya sudah cukup memuaskan.

P : Bagaimanakah mekanisme evaluasi kinerja

karyawan divisi keuangan?

DF : Perusahaan menetapkan adanya evaluasi

tahunan, karena berkaitan dengan kenaikan gaji

tahun berikutnya. Draft dasarnya sudah ada,

jadi saya menggunakan draft yang sudah ada.

Saya juga meminta masing-masing karyawan

untuk menilai rekan kerjanya, agar saya tidak

melulu subjektif dalam menilai. Evaluasi dari

saya sendiri diambil dari penilaian pribadi saya

terhadap hasil kerja setiap karyawan selama ini,

bagaimana interaksinya dengan saya dan

dengan karyawan lain, kedisiplinan dia dalam

bekerja, hasil pengamatan saya selama

berkeliling untuk memantau anak buah saya,

dan sebagainya. Setiap akhir tahun, saya

melakukan tatap muka satu-persatu dengan

anak buah saya untuk menyampaikan hasil

evaluasi terhadap kinerjanya. Selain itu, saya

juga mengadakan meeting divisi untuk

brainstorming mengenai kinerja selama ini,

kekurangan dan kelebihannya apa saja, ada

gagasan apa untuk mengembangkan performa

divisi dan individu, saran apa untuk

mengembangkan perusahaan, dan sebagainya. P : Apa sajakah upaya Ibu untuk meningkatkan

kesejahteraan karyawan perusahaan?

DF : Ada asuransi, JAMSOSTEK, ada team building

juga, baru dirintis dan dimulai satu tahun

terakhir ini.

Evaluasi terhadap kinerja

Karyawan

Evaluasi terhadap kinerja

Kesejahteraan karyawan

216

P : Aktivitas apakah yang Ibu lakukan bersama

karyawan keuangan saat teambuilding?

DF : Intinya adalah bepergian bersama ke suatu

tempat, tidak perlu di luar kota juga. Fungsinya

adalah untuk mempererat hubungan anggota

tim agar lebih kompak.

P : Adakah penghargaan atau hadiah tertentu untuk

karyawan yang kinerjanya melampaui

ekspektasi Ibu?

DF : Ada. Penghargaannya diwujudkan dalam

bentuk kenaikan gaji. Hasil evaluasi

mempengaruhi besarnya kenaikan gaji. Yang

kinerjanya biasa saja akan menerima kenaikan

gaji yang lebih sedikit dibandingkan dengan

karyawan yang kinerjanya bagus. Selain itu,

ada penghargaan berupa bonus atau uang

tambahan.

P : Bagaimanakah sistem penggajian di

perusahaan ini?

DF : Penggajian dilakukan setiap bulan, diberikan

setiap awal bulan, yaitu tanggal 5. Gaji

diberikan dalam bentuk uang tunai, dikelola

oleh divisi ini. Gaji karyawan sudah dipilah-

pilah dan dimasukkan ke dalam amplop untuk

masing-masing orang.

P : Standar apakah yang digunakan untuk

menetapkan besarnya gaji karyawan?

DF : Standar minimum mengikuti UMR Surabaya.

Gaji pokok awal tergantung pada tingkat

pendidikan, jabatan, dan pengalaman kerja.

Setiap tahun ada kenaikan gaji antara 3%

sampai 10%, tergantung jabatan dan kinerja

karyawan.

P : Apakah Ibu menjalani evaluasi kinerja dari

atasan?

DF : Iya, tiap tahun ada evaluasi performa kerja.

Untuk saya, yang mengevaluasi CEO.

P : Bagaimanakah cara evaluasi yang dilakukan?

DF : Saya dan manajer lain dipanggil satu per satu,

langsung bertemu dengan CEO. Kemudian

disampaikan hasil evaluasinya. Kadang juga

mendapatkan pertanyaan langsung dari CEO-

nya, tentang kinerja bawahan, tentang solusi yang akan saya tawarkan saat ada kejadian

yang tidak biasa dan terkait dengan bagian

finansial.

P : Adakah penghargaan apabila kinerja Ibu dinilai

sangat memuaskan?

Kesejahteraan karyawan

Kesejahteraan karyawan

Gaji karyawan

Gaji karyawan

Evaluasi terhadap kinerja

Evaluasi terhadap kinerja

217

DF : Ada, saya mendapatkan bonus akhir tahun

untuk hasil kinerja saya. Besarnya bonus itu

tergantung pada hasil evaluasi, bagus, atau

tidak.

P : Bagaimanakah frekuensi dan intensitas

pertemuan Ibu dengan pemilik perusahaan?

DF : Setiap hari saya bertemu dengan Pak Hadi,

pemilik perusahaan ini. Beliau selalu masuk

kantor, jadi frekuensi pertemuannya sangat

sering. Saya dekat dengan pemilik karena

jabatan saya sebagai manajer, tapi tidak untuk

hal lain. Intensitas bertemunya bisa dikatakan

tidak terlalu intens. Saat kami rapat, itu pasti

bertemu dengan beliau.

P : Bagaimanakah hubungan interpersonal Ibu

dengan pemilik?

DF : Sepanjang berada di dalam konteks pekerjaan,

hubungan kami sangat baik. Sama juga dengan

manajer lain, secara profesional mereka

menjalin hubungan interpersonal yang baik

dengan pemilik. Untuk relasi pribadi, misalnya

sering berinteraksi di luar kantor itu juga tidak

terlalu sering.

P : Bagaimanakah frekuensi dan intensitas

pertemuan Ibu dengan CEO?

DF : Sama dengan pertemuan saya dengan pemilik

perusahaan. Frekuensi pertemuan sangat

sering, karena kami bertemu setiap hari di

kantor, kecuali saat libur kantor. Secara

intensitas, juga sama dengan pemilik. Paling

intens adalah pada saat rapat, karena terjadi

pertukaran pikiran dan pendapat.

P : Bagaimanakah hubungan interpersonal Ibu

dengan CEO?

DF : Hubungan kami baik, malah lebih baik

dibandingkan dengan pemilik karena jalur

koordinasinya memang langsung ke CEO,

kemudian baru diteruskan ke pemilik. Apabila

dikatakan bahwa kami para manajer sangat

dekat atau sering berkumpul bersama CEO dan

pemilik, itu salah besar. Hubungan

interpersonal kami memang baik, tapi masih

berada pada koridor profesionalisme. CEO dan pemilik adalah atasan saya, atasan kami, jadi

saya tidak ingin lantas muncul pergunjingan

atau kecemburuan.

P : Bagaimanakah frekuensi dan intensitas

pertemuan Ibu dengan manajer lain?

Kesejahteraan karyawan

Relasi dan interaksi

Relasi dan interaksi

Relasi dan interaksi

Relasi dan interaksi

218

DF : Dengan manajer lain, saya lebih sering

bertemu. Di kantor, pastinya, dan kadang-

kadang kami melakukan manager meeting di

luar kantor untuk ganti suasana. Hubungan

saya dengan para manajer lebih dekat apabila

dibandingkan dengan pemilik dan CEO.

Mungkin karena kami berada pada posisi yang

setara, jadi lebih leluasa untuk berinteraksi.

P : Bagaimanakah frekuensi dan intensitas

pertemuan Anda dengan karyawan?

DF : Dengan karyawan bagian keuangan, saya

sangat sering bertemu. Di kantor, utamanya.

Apabila memang ada keperluan di luar kantor,

para karyawan dapat menemui saya juga. Tapi

saya juga tidak lantas memperbanyak

pertemuan dengan karyawan di luar kantor.

Saya lebih memilih untuk menyelesaikan

urusan kantor di dalam kantor, kecuali memang

tidak ada pilihan lain.

P : Apakah Ibu pernah mendapatkan masukan dari

pemilik atau CEO?

DF : Pernah. Tapi biasanya masukan itu diberikan

saat meeting.

P : Bagaimanakah respon Ibu saat menerima

masukan dari pemilik atau CEO?

DF : Saya menimpali untuk menambahkan ide.

Apabila masukan yang diberikan tidak masuk

akal atau tidak sesuai dengan fakta yang ada di

lapangan, saya berusaha meluruskan dulu.

Tapi, basicly, untuk masukan yang memang

baik adanya, pasti saya terima tanpa respon

negatif. Selama ini, tidak pernah ada masalah

dalam hal masukan atau apapun dari pemilik

dan CEO. Umumnya masukan diberikan saat

rapat, jadi apabila ada hal yang tidak sesuai

dengan pemikiran saya, saya menimpali dan

urun bicara. Meeting juga dilaksanakan rutin

dua minggu sekali, dimana semua manajer

berkesempatan untuk menerima masukan.

P : Bagaimanakah cara CEO menyampaikan

informasi perusahaan kepada Ibu?

DF : Tergantung informasi yang disampaikan

memuat apa. Apabila informasinya terkait dengan aktivitas inti perusahaan atau bersifat

rahasia, pasti diberikan melalui email.

Misalnya saat CEO memberikan informasi

tentang SOP atau tentang perubahan kontrak,

dokumennya dikirimkan melalui e-mail. Untuk

Relasi dan interaksi

Relasi dan interaksi

Respon terhadap masukan

Respon terhadap masukan

Penyampaian informasi

219

pemberitahuan yang sifatnya tidak rahasia,

kadang-kadang melalui memo atau berbicara

dengan saya langsung, mendatangi ke meja

saya. Atau meminta saya untuk datang ke

ruangan CEO dan langsung mendapatkan

pengarahan atau informasi baru atau kebijakan

baru. Saya lebih memilih via e-mail

sebenarnya, karena dokumennya apabila hilang

dapat ditelusuri kembali.

P : Saat ada perubahan kebijakan atau perubahan

penting lainnya di perusahaan, bagaimanakah

cara Ibu menyampaikan informasi tersebut

kepada para karyawan?

DF : Khusus untuk bagian saya, saya mengirimkan

e-mail. Selain itu, apabila memang ada

informasi baru yang diperuntukkan bagi

karyawan, CEO atau pemilik pasti sudah

memberikan printout pada saya dan manajer

lainnya. Printout itu juga yang ditempelkan

pada papan pengumuman kantor.

P : Ada berapa banyak karyawan yang

mengundurkan diri dari perusahaan ini?

DP : Tidak pernah dihitung untuk jumlah yang

seperti itu. Yang pasti, tidak banyak. Kalau dari

divisi saya sendiri, semua orang memang sudah

lengkap dan tidak bisa dipindah kemana-mana,

tidak ada yang mengundurkan diri.

P : Bagaimanakah alur pengambilan keputusan di

perusahaan ini?

DF : Keputusan tertinggi berada di tangan pemilik.

Kemudian lanjut di bawahnya lagi adalah CEO.

Kemudian para manajer. Hal-hal inti akan

diputuskan secara langsung oleh pemilik atau

pemilik bersama CEO, dimana setelah

keputusan diambil, tidak ada kompromi lagi

karena langsung dari atasan. Untuk keputusan

yang terkait dengan tugas divisi, kami para

manajer yang bertugas mengambil keputusan,

kemudian menyampaikan kepada pemilik dan

CEO untuk diperiksa dan ditelaah ulang.

P : Ibu bertugas untuk mengelola anggaran

perusahaan, jadi Ibu tahu mengenai nominal

untuk tiap pos alokasi dana? DF : Betul, saya yang paham untuk masalah itu.

P : Bagaimanakah mekanisme pengelolaan

anggaran di perusahaan ini?

DF : Saya memiliki beberapa karyawan yang telah

saya bagi-bagi tugasnya. Untuk pencatatan

Penyampaian informasi

Pengunduran karyawan

Pengambil keputusan

Alokasi biaya

Pembagian tanggung

jawab

220

transaksi, ada yang bertanggungjawab. Selain

itu, ada bagian purcashing. Dan sebagainya.

Setiap kebutuhan pengeluaran yang tidak

termasuk dalam pengeluaran rutin harus

diajukan dulu kepada saya. Saya akan

mengawasi, menyortir yang mana yang kira-

kira perlu, kemudian memberikannya pada

pemilik atau CEO.

P : Alokasi dana terbesar diberikan kepada

kegiatan operasional yang manakah?

DF : Pembelian bahan baku, karena memang inti

bisnis ini adalah pengemasan gula, jadi harus

membayar banyak untuk pembelian barang

mentah.

P : Aktivitas apakah yang mendapatkan alokasi

dana terkecil?

DF : Distribusi yang ke daerah sekitar Surabaya

karena murah, hanya membayar bahan bakar.

Mobil pengangkut sudah ada, supir dan kernet

juga sudah ada, jadi tidak perlu membayar

ekstra.

P : Di manakah Ibu menyimpan dokumen terkait

pencatatan keuangan?

DF : Semua pencatatan keuangan menggunakan

aplikasi di komputer, sehingga semuanya

tersimpan di sana. Namun kami selalu

mengumpulkan hasil printout pencatatan

anggaran sebagai langkah pencegahan data

lost.

P : Menurut Ibu, adakah divisi yang perlu

diprioritaskan dalam operasional perusahaan?

DF : Iya, ada, yaitu sugar division. Sugar division

memuat orang-orang yang bertanggungjawab

dalam melakukan produksi, pemasaran, dan

sebagainya. Jadi agar cita-cita perusahaan ke

depan dapat tercapai, saya rasa pemilik dan

CEO harus mulai melirik sugar divison untuk

dikembangkan.

P : Divisi manakah di perusahaan ini yang paling

sering berinteraksi dengan divisi keuangan?

DF : Divisi lain hampir semuanya berinteraksi

dengan keuangan. Memang wajar karena

semua aktivitas membutuhkan biaya. Yang paling sering mungkin sugar division, karena

proses kerja mereka juga cepat, sering

menerima pasokan bahan, sehingga harus

berurusan dengan saya. Kemudian secara rutin

juga mengirimkan produk atau berhubungan

Alokasi biaya

Alokasi biaya

Pengarsipan

Rencana pengembangan

bisnis

Hubungan antar divisi

221

dengan distributor, urusan keuangan lagi yang

dibutuhkan.

P : Faktor apakah yang menjadi bahan

pertimbangan untuk membuat kebijakan baru

bagi karyawan keuangan?

DF : Perkembangan perusahaan, aturan inti

perusahaan, kebijakan baru di perusahaan dan

kinerja karyawan divisi saya. Terkait dengan

kinerja karyawan, jika ada kekurangan atau

kelalaian, saya mengeksplor solusi yang bisa

diambil, misalnya mengganti penugasan untuk

masing-masing orang.

P : Bagaimanakah cara Ibu menyampaikan

perubahan tersebut pada karyawan?

DF : Melalui e-mail saja.

P : Di Surabaya banyak perusahaan gula dan

perusahaan pengemasan gula. Bagaimanakah

pendapat Ibu mengenai perusahaan saingan

tersebut?

DF : Tentunya merasa sedikit khawatir karena

adanya saingan yang cukup kuat. Namun, saya

tetap yakin bahwa MSJ bisa bertahan.

Buktinya, kami sudah dua tahun menapaki

dunia bisnis ini dan masih berlanjut.

Perusahaan lain sebisa mungkin tidak dijadikan

ketakutan bagi diri sendiri. Menuirut pendapat

saya, dalam hal kualitas, Gulasir dan

GulaSelera, tidak kalah dengan merek yang

sudah dikenal di seluruh penjuru Indonesia.

P : Kelebihan apakah yang dimiliki oleh

perusahaan ini dan tidak dimiliki oleh

perusahaan lain yang sejenis?

DF : Kelebihan kami terletak pada kawasan

distribusi di luar Jawa yang telah kami kuasai

sebagian besar. Tidak banyak perusahaan gula

yang berani mengambil keputusan untuk

merambah ke luar Jawa karena besarnya biaya

yang dibutuhkan untuk pengiriman. Hal ini

akan tetap kami pertahankan, bahkan rencana

akan kami kembangkan di kemudian hari.

P : Apakah kekurangan perusahaan ini

dibandingkan dengan perusahaan lain?

DF : Di Jawa dan di Surabaya sendiri banyak sekali pesaing besar, sehingga dari segi ukuran dan

branding kami masih kalah. Oleh karena itu,

saya merasa bahwa perusahaan ini perlu

diperluas dan dikembangkan. Saya ingin

mengusulkan adanya cabang di kota lain, di

Alur pembuatan kebijakan

Situasi persaingan

Keunggulan kompetitif

Kekurangan perusahaan

222

luar Jawa, sehingga koordinasi akan lebih

mudah. Selain itu, perlu dilakukan promosi dan

pemasaran yang mampu menarik perhatian

masyarakat, sehingga tertarik untuk membeli

produk kami.

P : Menurut Ibu, apakah pemasaran produk

perusahaan ini telah efektif dan efisien?

DF : Masih belum. Masih kurang dalam mengajak

masyarakat untuk membeli. Saya sendiri

mungkin apabila tidak bekerja di sini akan sulit

memahami produk apa saja yang ditawarkan

oleh perusahaan ini. Pemasaran harus lebih

gencar lagi dalam mencari massa.

P : Faktor apa sajakah yang mempengaruhi

perkembangan perusahaan, baik yang memicu

perkembangan maupun yang menghambat

perkembangan perusahaan?

DF : Banyak sekali faktornya, contohnya adalah

harga produk pesaing, kurangnya publikasi,

dan keberadaan perusahaan pesaing. Situasi di

dalam kantor sedikit banyak mendukung

perkembangan perusahaan ini. Hampir seluruh

karyawan MSJ adalah orang-orang lama,

artinya telah bekerja di perusahaan ini sejak

awal perusahaan didirikan, sehingga tidak perlu

menghabiskan banyak waktu untuk training

dan mengerjakan dari nol. Setiap karyawan

telah memahami tugasnya dengan baik dan

kesalahan kerja pun berada pada tingkat

minimum.

P : Bagi divisi Ibu sendiri, apakah rencana Ibu

untuk meningkatkan kinerja tim dan masing-

masing individu di divisi keuangan?

DF : Saya ingin mematenkan adanya jenjang karir di

divisi keuangan, atau setidaknya ada pelabelan

Senior dan Junior. Dengan demikian masing-

masing karyawan akan merasa terpacu untuk

bekerja lebih giat, karena ada jabatan yang

lebih tinggi yang bisa diraih. Selain itu, saya

akan melaksanakan teambuilding secara rutin.

Saya berharap bahwa konsep ini tidak hanya

dipraktekkan di divisi saya saja, melainkan

juga divisi lainnya. Berhubung saya adalah manajer keuangan, saya juga harus

memperhitungkan dulu berapa biaya yang

diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut,

sehingga saya dapat mengajukan kepada

pemilik dan CEO.

Kekurangan perusahaan

Relasi dan interaksi

Jenjang karir

223

P : Adakah rencana perusahaan untuk

mengembangkan bisnis?

DF : Ada, pastinya. Sepanjang pengetahuan saya,

pemimpin masih obsesif dengan peningkatan

keuntungan. Jadi ke depannya akan ada

beberapa perubahan dalam hal area distribusi,

jumlah karyawan, dan sebagainya.

P : Bagaimanakah kualitas kinerja pemilik dan

CEO menurut pandangan Ibu?

DF : Dengan pemilik, lebih susah untuk diamati.

Karena feeling eksklusivisme-nya masih terasa.

Tapi sejauh saya melihat, pemilik bekerja

secara baik. Buktinya, hingga sekarang

perusahaan ini masih berdiri. CEO adalah

pemimpin yang baik, tegas, dan berwibawa.

P : Karakter apa yang menurut Ibu perlu dimiliki

oleh atasan Ibu, dibandingkan dengan saat ini?

DF : Menurut saya, pemilik perusahaan harus lebih

akrab berinteraksi dengan karyawan biasa, atau

setidaknya dengan para manajer. CEO masih

lebih baik dalam hal relasi dengan karyawan

dan para manajer.

P : Kelebihan apakah yang dimiliki oleh pemilik

perusahaan dan ingin Ibu teladani dalam hidup

sehari-hari?

DF : Kedisiplinannya, yang pasti. Kemampuan

pemilik perusahaan dalam mendapatkan

koneksi dan mempertahankan koneksi juga

sangat luar biasa. Rata-rata distributor yang ada

di luar Surabaya pun adalah kenalan pemilik.

P : Bagi Ibu pribadi, dengan keberadaan Ibu di

perusahaan ini apakah yang ingin Ibu capai?

DF : Dengan adanya saya di sini, saya harap

perusahaan kami dapat terus bersaing di tengah

persaingan bisnis yang ketat dan memenangkan

pasar.

P : Apakah yang Ibu harapkan tercapai dalam

jangka panjang di perusahaan ini?

DF : Perusahaan dapat terus survive dan bertumbuh

menjadi perusahaan yang besar dan membawa

perubahan ke arah yang lebih positif bagi

masyarakat.

P : Oke. Terima kasih atas waktunya. Saya pamit dulu.

Rencana pengembangan

bisnis

Pemilik

Pemilik

Pemilik

Harapan terhadap

perusahaan

Harapan terhadap

perusahaan

224

Transkrip Wawancara 4 (Director of General Affairs)

Keterangan:

P : Peneliti

DF : Director of General Affairs

Transkrip Topik

P : Selamat sore, Pak. Seperti yang sudah saya

informasikan sebelumnya, saya memerlukan

beberapa informasi dari Bapak terkait PT

MSJ dalam rangka menyelesaikan Skripsi

saya. Mohon Bapak memperkenalkan diri

secara singkat, nama dan jabatan Bapak di PT

MSJ ini.

DG : Nama saya Eddy Sunarjanto. Saya adalah

Manajer Divisi Umum atau Divisi

Operasional.

P : Apa sajakah tugas Bapak di PT MSJ?

DG : Secara garis besar, saya mengkoordinasi dan

mengelola proses pengadaan barang,

perawatan sarana prasana, dan

ketenagakerjaan.

P : Berapa banyak karyawan yang berada di

bawah kepemimpinan Bapak?

DG : Ada empat orang, masing-masing memiliki

tanggung jawab yang berbeda-beda. Satu

orang bertugas sebagai OA atau Office

Administrator, yang ada di meja depan itu.

Tugasnya berkaitan dengan surat menyurat

dan sebagainya. Jadi, kalau membutuhkan

struktur organisasi lengkap termasuk job

description, langsung saja ke OA.

Selanjutnya, yang duduk dekat OA, ada

Building Maintenance. Dia yang urusan

sarana prasarana, termasuk pemasangan,

pemeliharaan, dan perbaikan. Yang ketiga,

RecruitmentSpecialist yang mengelola

perekrutan dan pelatihan karyawan, termasuk

juga pelatihan buat manajer. Terakhir, C&B

atau Compensation and Benefits. C&B

tugasnya mengurus kompensasi buat

karyawan, termasuk cuti, asuransi, bonus,

gaji, tunjangan, dan sebagainya.

P : Jadi untuk masalah gaji dan tunjangan,

General Affairs juga ikut mengelola uang?

Pembagian tanggung jawab

Pembagian tanggung jawab

225

DG : Tentu tidak, kami kan istilahnya bagian

administratifnya, perencanaan, pembuat

dokumennya, nanti tetap untuk uangnya

diurus oleh divisi Finance. Sama juga bagian

sarana prasarana, kami ini merancang

kebutuhannya apa saja, menuliskan semua,

kemudian memberikan pada Finance. Kalau

sudah disetujui, bagian Purchasing yang

melakukan pembelian. Purchasing adalah

bagian dari divisi Finance.

P : Bagaimanakah alur dari seorang calon

karyawan hingga menjadi karyawan tetap di

perusahaan ini?

DG : Sebelum menjadi karyawan, harus melamar

pekerjaan dulu, kemudian menjalani tes tiga

tahap. Tahap pertama adalah tes tertulis,

dilanjutkan tahap kedua, yaitu psikotes. Yang

lolos dua tahap tersebut akan dipanggil

kembali untuk tes wawancara. Dua tes yang

pertama akan didampingi oleh Recruitment

Specialist. Sedangkan untuk wawancara, ada

dua orang yang mengeksekusi, yaitu

Recruitment dan manajer yang berkaitan.

Misalnya melamar di bagian General Affairs,

berarti yang mewawancara adalah bagian

Recruitment dan saya sebagai Director of

General Affairs. Kalau lolos wawancara, akan

diberi informasi maksimal 2 minggu setelah

tes dan diminta untuk mulai kerja pada

tanggal tertentu. Terhitung 3 bulan dari hari

pertama kerja, karyawan baru harus menjalani

training. Setelah itu ada evaluasi. Kalau lolos

evaluasi, diangkat menjadi karyawan tetap

dengan kontrak kerja yang harus

ditandatangani. Yang tidak lolos ya

diberhentikan.

P : Saat masa training, benefit apakah yang

didapatkan oleh karyawan trainee?

DG : Hanya gaji, tapi besarnya tidak sama dengan

gaji karyawan tetap.

P : Berapakah besarnya gaji karyawan

perusahaan ini?

DG : Minimal sebesar UMR, tapi besarnya berbeda-beda tergantung jabatan, lamanya

masa kerja, dan kinerja. Gaji para manajer

jelas lebih tinggi dibandingkan karyawan

biasa. Beda divisi juga gajinya beda.

P : Apakah visi yang dituju oleh perusahaan ini?

Pembagian tanggung jawab

Perekrutan karyawan

Perekrutan karyawan

Gaji karyawan

226

DG : Sesuai dengan yang tertuang dalam Anggaran

Dasar PT MSJ, visi kami adalah menjadi

produsen gula yang kompetitif dan dikenal

luas oleh seluruh masyarakat Indonesia.

P : Misi apa sajakah yang diusung dalam rangka

mewujudkan visi tersebut?

DG : Ada empat misi, yaitu menggunakan mesin

berteknologi tinggi dalam proses produksi,

memanfaatkan SDM yang handal,

mempertahankan kualitas produk, dan

mengembangkan sistem distribusi agar dapat

menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

P : Apakah visi perusahaan saat ini sudah

tercapai?

DG : Sedang dalam proses pencapaian. Perusahaan

ini telah menjadi produk yang kompetitif, tapi

baru di beberapa kawasan saja. Contohnya di

Kalimantan, kami sudah merambah

konsumen yang lebih banyak dibandingkan

dengan di Jawa. Jadi produk kami belum

dikenal sepenuhnya di seluruh pelosok

Indonesia.

P : Produk apa sajakah yang dihasilkan oleh PT

MSJ?

DG : Ada 2 macam gula yang kami telurkan ke

pasar, yaitu gula putih dan gula rafinasi atau

yang kuning. Gula putih kami beri merek

Gulasir dan yang kuning kami beri merek

Gula Selera. Kedua jenis merek itu

populernya di tempat yang berbeda-beda. Di

NTT dan NTB, lebih banyak pemesanan

untuk Gula Selera. Di Jawa lebih cenderung

ke Gulasir.

P : Dari manakah asal penggunaan merek

tersebut?

DG : Saya kurang tahu asal usulnya seperti apa

karena pemberian merek sudah ditetapkan

dari owner.

P : Apakah merek dagang tersebut sudah

dipatenkan?

DG : Tentu sudah. Tidak lama setelah

mendaftarkan perusahaan ini, divisi saya

mengurus tentang paten untuk nama produk. P : Menurut pendapat pribadi Bapak,

bagaimanakah kualitas Gulasir dan

GulaSelera apabila dibandingkan dengan

produk lain?

DG : Kualitas produk kami sudah standar, tidak

Visi perusahaan

Misi perusahaan

Pencapaian visi

Produk perusahaan

Merek produk

Merek produk

Produk perusahaan

227

kalah dengan produk lain. Kami juga

memeriksa kualitas gula dari pemasok

sebelum dikemas. Bahkan saat pemasok

mengirimkan gula ke sini, bagian gudang

melakukan screening dulu, secara fisik

penampilan gulanya seperti apa.

P : Berapakah harga Gulasir dan Gula Selera di

pasaran?

DG : Untuk itu, tanya pada bagian Finance saja

karena saya tidak tahu perkembangan

harganya sudah seperti apa. Terakhir saya

tahu, harga Gulasir adalah Rp 10.600,00 dan

Gula Selera Rp 10.400,00.

P : Pertimbangan apa yang digunakan untuk

menetapkan harga gula?

DG : Penetapan harga itu juga pertimbangan dari

bagian Finance.

P : Jenis konsumen apakah yang menjadi sasaran

penjualan gula MSJ?

DG : Konsumen rumah tangga yang menjadi

sasaran utama, misalnya rumah tangga dan

warung makan. Pendistribusian tetap

dilakukan melalui minimarket, supermarket,

dan melalui distributor rekanan untuk di luar

kawasan Surabaya.

P : Mengapa memilih konsumen rumah tangga

sebagai pangsa pasar?

DG : Konsumen rumah tangga memang biasanya

melakukan pembelian dalam jumlah kecil,

namun siklusnya tidak pernah berhenti.

Penggunaan gula di konteks rumah tangga

sangat beragam, tidak hanya untuk

menyajikan minuman, tapi juga keperluan

lainnya.

P : Daerah mana sajakah yang termasuk dalam

kawasan pendistribusian Gulasir dan Gula

Selera?

DG : Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, NTB,

NTT, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dan

Maluku. Di setiap propinsi tersebut, tidak

semua daerah masuk dalam kawasan

pendistribusian produk kami. Cita-cita ke

depan, memang seluruh kawasan masuk dalam area distribusi kami.

P : Bagaimanakah mekanisme pendistribusian

produk?

DG : Untuk kawasan Surabaya, Gresik, dan

Sidoarjo, kami tangani sendiri dengan

Harga produk

Harga produk

Target pasar

Target pasar

Kawasan distribusi

Proses pengiriman

228

kendaraan truk yang dimiliki oleh perusahaan.

Untuk kawasan lain yang bisa ditempuh

dengan jalan darat, digunakan mobil angkut

atau truk, tergantung keputusan distributor

rekanan kami. Kemudian untuk pengiriman

ke luar Jawa, kami mengirimkan produk

melalui kapal laut.

P : Pertimbangan apakah yang digunakan untuk

menetapkan kawasan mana saja yang

dimasukkan dalam area distribusi?

DG : Karakter masyarakatnya, kemudahan akses

untuk mencapai tempat tersebut, ada atau

tidaknya rekanan yang dapat menangani

distribusi di lokasi tersebut, dan pertimbangan

biaya. Sebetulnya, yang lebih tepat menjawab

pertanyaan ini adalah karyawan atau manajer

sugar division, terutama bagian pemasaran,

karena mereka yang mengambil keputusan

mengenai area distribusi.

P : Baiklah, mari kita kembali ke hal umum

mengenai perusahaan. Apa sajakah aset yang

dimiliki perusahaan?

DG : Semua benda yang bisa dilihat di sini adalah

aset perusahaan: bangunan kantor, pabrik,

mesin, meja dan kursi, kendaraan, tanah, itu

semua adalah aset perusahaan.

P : Semua aset tersebut adalah aset fisik yang

dimiliki oleh PT MSJ, bagaimana halnya

dengan aset finansial?

DG : Lebih baik bertanya pada divisi Finance

karena mereka yang paham. Setahu saya,

modal, kas perusahaan itu masuk dalam aset

finansial perusahaan ini.

P : Oke. Berapa banyak omset produksi di

perusahaan ini?

DG : Dalam sehari, apabila tepat mulai proses

produksi jam 8 pagi, dan selesai jam 4, kami

bisa memproduksi 500 kardus produk. Setiap

kardus berisi 24 kemasan gula berukuran 1

kilogram. Jadi maksimal dalam sehari kami

dapat memproduksi 12 ton gula kemasan.

P : Apakah omset tersebut sesuai dengan harapan

Bapak? DG : Omset itu sudah ada yang menetapkan, yaitu

owner perusahaan. Jadi, banyaknya omset

saat ini dapat dikatakan telah memenuhi

harapan saya, saya sendiri pun tidak terlalu

mengurus detail dari aktivitas divisi lain.

Kawasan distribusi

Aset perusahaan

Aset finansial

Omset produksi

Omset produksi

229

P : Berarti dapat dikatakan juga bahwa

keuntungan perusahaan saat ini telah sesuai

dengan harapan Bapak, betul?

DG : Tentunya. Namun saya sedang mencari

alternatif pengadaan sarana prasana dan

menekan biaya di divisi saya, agar harga

pokok produksi bisa turun dan keuntungan

lebih banyak.

P : Berapakah besarnya keuntungan perusahaan

per bulan?

DG : Saya tidak bisa menyebutkan jumlah karena

bukan wewenang saya. Keuntungan berkisar

antara 10% - 30% setahu saya.

P : Apabila dibandingkan dengan perusahaan

lain, bagaimanakah persentase keuntungan

tersebut?

DG : Apabila disuruh membandingkan dengan

perusahaan lain, sulit sekali karena tidak ada

riset sampai ke bagian keuntungan

perusahaan. Sepertinya hampir sama, antara

10% - 30% itu tadi.

P : Jadi, permasalahan harga jual produk dan

keuntungan tidak berbeda jauh dengan

perusahaan lain. Kalau begitu, hal apa yang

membedakan PT MSJ dengan perusahaan

lain?

DG : Biaya produksi kami sepertinya lebih rendah

dari perusahaan lain, karena jumlah karyawan

yang lebih sedikit dan fokus kami pada

pengemasan saja, tanpa ada proses produksi

dari tebu menjadi gula pasir. Selain itu, kami

banyak menggandeng distributor dari luar

Jawa untuk menangani distribusi produk di

luar Jawa, sehingga tidak perlu mengelola

pengiriman sendiri untuk kawasan-kawasan

tersebut. Satu lagi, meskipun perusahaan ini

terbilang kecil, kami memperhatikan masalah

keahlian karyawan melalui training untuk

karyawan dan manajer.

P : Apakah ada rencana khusus untuk

meningkatkan keunggulan perusahaan?

DG : Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya,

agar PT MSJ lebih unggul daripada perusahaan lain, ada rencana untuk

memperluas kawasan distribusi. Tapi itu

bukan area kerja saya, yang punya kuasa

untuk menetapkan adalah CEO dan Director

of Sugar Division. Terpikir juga untuk

Rencana pengembangan

bisnis

Laba yang diperoleh

Laba yang diperoleh

Keunggulan kompetitif

Rencana pengembangan

bisnis

230

melakukan promo atau menjalin kerjasama

dengan penyelenggara event tertentu sebagai

sarana promosi, tapi itu juga bukan ranah

saya. Untuk bagian saya sendiri, ada rencana

untuk melakukan penekanan biaya yang

menjadi ranah divisi saya, dari pengadaan

barang, perekrutan, training, kompensasi,

biaya administrasi, penyusutan sarana

prasarana, dan pemeliharaan. Bukan berarti

menurunkan mutu, ya. Strateginya adalah

dengan mengganti vendor atau supplier

dengan yang lebih murah atau meminta

potongan khusus dengan vendor yang

sekarang, kerja sama kami juga sudah lama.

Strategi yang diberlakukan di divisi General

Affairs bisa diarahkan untuk peningkatan

keuntungan, tanpa perlu menaikkan harga

produk.

P : Dalam melakukan bisnis, pasti banyak

institusi yang mempengaruhi pergerakan

bisnis perusahaan ini. Bagaimanakah menurut

Bapak situasi pemerintah Surabaya saat ini?

DG : Secara umum adhem ayem saja. Kami terkait

dengan pemerintah dalam hal kebijakan gula.

Itu pun kebijakan bukan dibuat oleh

pemerintah Surabaya, tapi dari pusat. Sempat

ada beberapa kebijakan pemerintah daerah

yang mempengaruhi industri gula, tapi

dampaknya lebih ke petani tebu. Oh ya, salah

satunya tentang harga minimum gula. Jadi

mau tidak mau kami menaikkan harga saat

itu, karena harga bahan dasarnya saja naik.

Hubungan lain dengan pemerintah itu dalam

hal perpajakan, karena kami statusnya tempat

industri yang sudah mendapat surat ijin usaha,

jadi ada kewajiban yang harus dipenuhi,

berupa pajak.

P : Terkait dengan masyarakat sebagai

konsumen, bagaimanakah Bapak memandang

karakteristik masyarakat Surabaya saat ini?

DG : Sekarang di Surabaya banyak sekali

pendatang, terutama dari kalangan pelajar dan

mahasiswa. Jadi, secara demografis, terjadi lonjakan di rentang usia tersebut. Masyarakat

Surabaya secara karakter tampak keras,

padahal sebenarnya ramah dan bersahabat.

Pertemanan masih kental dan erat.

Kemampuan ekonomi masyarakat Surabaya

Situasi politik

Situasi sosial

231

dapat dikatakan tinggi. Di sini sudah terhitung

kota besar, jadi gaya hidupnya juga gaya

hidup perkotaan. Banyak mall, banyak tempat

nongkrong. Jadi untuk mengeluarkan biaya

yang di atas rata-rata, sebagian besar pasti

tidak keberatan, asalkan mendapatkan

kepuasan dari aspek bentuk barang, kualitas,

rasa, dan sebagainya.

P : Bagaimana halnya dengan karakter

perusahaan pesaing di Surabaya?

DG : Di sini perusahaan saingan kami banyak

sekali. Tapi tidak ada yang saling menjegal,

tidak agresif. Jadi yang menentukan

perusahaan yang berada pada posisi unggul

adalah konsumen.

P : Apakah dari MSJ ada upaya khusus untuk

mengungguli kompetitor?

DG : Kami berusaha untuk low profile juga, tidak

menyerang perusahaan lain atau menjatuhkan.

Upaya khusus hanya melalui pengembangan

bisnis secara terus menerus, dalam segala

aspek, misalnya kualitas produk, ketepatan

waktu pengiriman, kepatuhan hukum, dan

sebagainya. Tapi yang jelas, kami selalu

mengawasi pergerakan kompetitor, jalannya

perusahaan mereka itu bagaimana, jadi kami

bisa melakukan upaya baru untuk

mengungguli mereka.

P : Menurut sepengetahuan Bapak,

bagaimanakah reputasi PT MSJ?

DG : Saya tidak pernah menemukan ada

pembicaraan atau pemberitaan negatif tentang

PT MSJ. Jadi saya rasa reputasi kami baik-

baik saja di tengah masyarakat.

P : Pekerjaan Bapak ada kaitannya dengan pihak

eksternal, seperti yang tadi Bapak sebutkan,

ada vendor atau supplier. Bisakah dijelaskan

hubungan seperti apakah yang terjalin dengan

pihak tersebut?

DG : Hubungan pengadaan barang. Dalam hal ini,

saya bersama dengan bagian Purchasing

menangani hubungan dengan supplier. Saya

yang mensurvey supplier dan memilih supplier yang sesuai, kemudian bagian

Purchasing bertanggungjawab dalam

melakukan pembelian barang yang sudah

saya ACC. Saya sendiri atau saya menunjuk

anak buah saya untuk menghubungi berbagai

Situasi persaingan

Situasi persaingan

Reputasi perusahaan

Hubungan antar divisi

232

supplier, mencari informasi mengenai

ketersediaan barang yang kami butuhkan,

kemudian memilih yang paling

menguntungkan bagi perusahaan dan

menghubungi supplier yang bersangkutan.

Supplier di sini ada bermacam-macam, bukan

hanya pemasok gula, melainkan juga supplier

barang-barang keperluan kantor atau

keperluan operasional lainnya. Seperti untuk

ATK, saya tidak membeli dari toko biasa, tapi

menghubungi supplier alat kantor yang

memang spesialis menangani pembelian

partai besar. Jadi harganya lebih murah dan

lebih praktis karena ada layanan pengiriman

ke kantor. Selain itu, AC, meja kursi, mesin,

kendaraan, dan sarana prasarana lain juga

saya yang melakukan pemilihan supplier dan

melakukan kontrol. Saya juga berhubungan

dengan para penyedia jasa training karyawan

dan manajemen. Untuk penyedia OB dan

security juga kami pakai outsourcing, jadi

saya yang melakukan seleksi. Partner

outsourcing tersebut dapat digolongkan

sebagai supplier juga dalam hal ini.

P : Apakah dalam job description Bapak ada

interaksi dengan distributor?

DG : Bagian operasional tidak ada interaksi dengan

distributor. Itu murni dari Sugar Division dan

Finance.

P : Tapi apakah Bapak mengetahui siapa saja

distributor perusahaan?

DG : Jelas tahu, karena yang mendokumentasikan

semuanya adalah OA. Dan OA selalu melapor

pada saya. Distributor kami ada banyak

sekali, sekitar 30-an. Coba nanti saya carikan

datanya, kemudian saya kirimkan saja lewat

e-mail.

P : Baiklah nanti saya tunggu e-mail-nya.

Kembali pada bagian internal perusahaan,

siapakah yang bertanggungjawab mengambil

keputusan di PT MSJ?

DG : Owner, CEO, dan tiga manajer semuanya

berhak mengambil keputusan. Cuma tingkatannya saja yang berbeda-beda.

Keputusan sangat penting hanya bisa diambil

oleh owner dan CEO. Kalau manajer, dibatasi

pada bagiannya saja. Misalnya saya harus

mengambil keputusan tentang pengadaan

Hubungan dengan

distributor

Pengambil keputusan

233

barang, perbaikan mesin, dan sebagainya,

saya bisa mengambil keputusan sendiri.

Termasuk dalam hal membuat aturan

perusahaan, secara umum yang berkuasa

adalah owner dan CEO. Tapi saya juga tetap

bisa menambahkan kebijakan sendiri dan

aturan tambahan bagi divisi saya.

P : Bagaimanakah hirarki kepemimpinan dalam

perusahaan ini?

DG : Urut dari atas, dari owner, CEO, manajer-

manajer, kepala bagian, kemudian karyawan.

P : Berbicara tentang setiap komponen

kepemimpinan tersebut, apakah Bapak

mengamati bagaimana kinerja owner di

perusahaan ini?

DG : Mau tidak mau saya jadi pengamat. Karena

kami satu kantor, maksudnya berada di

gedung yang sama, dan tidak ada sekat

antarmeja kerja, sehingga bisa memantau

situasi di seluruh sudut kantor. Owner selama

ini selalu datang ke kantor sesuai jam kerja.

Hampir setiap saat terlihat sibuk, membaca

berkas-berkas, menerima telepon, walau tidak

setiap saat terlihat serius. Saat sedang tidak

ada keperluan di mejanya, Pak Hadi kadang

berkeliling, entah tujuannya mengawasi kerja

kami atau bagaimana. Kadang juga keluar

kantor saat jam kerja. Tapi wajar karena pak

Hadi memang suka menjalin relasi bisnis.

Agak mengherankan sebenarnya. Pak Hadi itu

tergolong pimpinan yang galak, temperamen

tinggi, tapi saat bertemu orang baru, bisa

langsung berbaur dan berinteraksi akrab. Saat

makan siang, Pak Hadi juga belum tentu

berada di kantor. Secara kepemimpinan juga

beliau bagus. Namun, mungkin terlalu

menggurui atau terlalu dalam ikut campur,

ya? Seharusnya tampuk tertinggi ada di

tangan CEO, tapi Pak Hadi seringkali

melangkahi atau membuat keputusan baru

tanpa melewati diskusi dengan CEO.

P : Bagaimanakah gaya kepemimpinan pemilik

perusahaan? DG : Antara otoriter dan demokratis. Kalau

dianalogikan dengan sistem pemerintahan,

kepemimpinan pemilik perusahaan dapat

digolongkan demokrasi terpimpin. Jadi,

masukan dan saran dari karyawan dan para

Struktur perusahaan

Evaluasi terhadap kinerja

Gaya kepemimpinan

234

manajer akan dipertimbangkan kelayakannya

untuk dijalankan atau tidak, tapi saat pemilik

sudah memiliki keinginan sendiri atau

pertimbangan lain, maka pendapat lainnya

akan diabaikan.

P : Jika pemilik memiliki otoritas yang besar di

perusahaan, apakah peran CEO di perusahaan

ini?

DG : CEO juga memiliki kuasa untuk memimpin

perusahaan dan memberikan perintah atau

tugas pada kami para manajer dan karyawan.

Tapi, segala keputusannya didasarkan pada

keputusan owner. Dan biasanya yang

diinstruksikan atau diputuskan oleh CEO

adalah hal yang lebih mendetail. Misalnya

owner menginginkan adanya penambahan

omset, maka CEO yang memerintahkan pada

manajer keuangan untuk menganalisis

kemungkinan tersebut dari segi pembiayaan,

berapa besarnya penambahan omset yang bisa

ditangani oleh perusahaan. Kemudian

menghubungi saya untuk menghubungi

pemasok atau mengurusi dokumen yang

dibutuhkan. Setelah semua fix, CEO

menginstruksikan Director of Sugar Division

untuk menambah omset.

P : Kelebihan atau hal positif apakah yang

menurut Bapak perlu diteladani dari owner?

DG : Kerja keras dan keberaniannya mengambil

resiko. Pak hadi orangnya tidak tahu menahu

tentang pergulaan, tapi berani maju dalam

bisnis ini, hingga bertahan selama 2 tahun.

P : Bagaimanakah gaya kepemimpinan CEO

sendiri?

DG : Beliau lebih demokratis. Dalam rapat

terutama, terlihat sekali dari caranya meminta

pendapat kami dan caranya memperhatikan

dengan seksama. Apabila kami memberikan

masukan yang berbeda-beda pun beliau dapat

mengkombinasikannya secara tak terduga.

Singkatnya, gaya kepemimpinannya

demokratis dan merakyat. Bagus sekali.

P : Bagaimana halnya dengan kinerja CEO yang tertangkap oleh Bapak?

DG : CEO di sini bagus. Pak Handoko itu lulusan

S2, jadi kacamata pandangnya mungkin beda

dengan kami, lebih maju. Caranya mengambil

keputusan pun luar biasa, cepat dan tegas.

CEO

Pemilik

CEO

CEO

235

Sekali bilang “A”, beliau akan bersikap

konsisten. CEO MSJ ini lebih banyak

sibuknya. Makan siang di mejanya, kadang

tidak makan, hanya duduk di balik meja.

Beliau tegas tapi tetap bisa membuat orang

merasa santai.

P : Bagaimanakah kualitas hubungan Bapak

dengan owner dan CEO perusahaan ini?

DG : Kami berhubungan baik, dengan owner

maupun CEO perusahaan. Kalau

dibandingkan, saya lebih dekat dengan CEO

dibandingkan dengan owner karena memang

koordinasinya langsung para manajer adalah

dengan CEO, baru berlanjut ke owner, kecuali

ada meeting yang melibatkan semua manajer,

CEO, dan owner.

P : Menurut pandangan Bapak, kinerja para

manajer sendiri bagaimana?

DG : Para manajer melaksanakan tugasnya dengan

baik. Saya belum pernah melihat ada manajer

yang kena marah oleh owner. Memang

terlihat seperti banyak menganggur, tapi

memang tugas manajer adalah mengelola dan

mengawasi karyawan di divisi masing-

masing. Justru seperti itu yang bagus, manajer

yang bisa memberdayakan karyawan dengan

baik dan memberikan kompensasi yang

sesuai. Kami sering berkumpul bertiga saja

untuk sharing karena pekerjaan kami ada

kaitannya satu sama lain.

P : Dalam hal pekerjaan, keterkaitan apakah yang

dimiliki antara divisi GeneralAffairs dengan

divisi Finance dan Sugar Division?

DG : Banyak sekali jika disebutkan satu persatu.

Tapi saya coba yang umum dulu. Dari tugas

utama divisi saya adalah pengadaan barang

dan penyedia kebutuhan operasional dan

administratif kantor, jadi keberadaan dan

kerja divisi saya itu penting bagi 2 divisi

lainnya. Kalau tidak ada permintaan dari

divisi saya untuk membeli barang, maka

Finance tidak melakukan pembelian barang,

akibatnya Sugar Division juga macet. Kemudian terkait dengan perekrutan, kalau

Recruitment dari divisi saya tidak melakukan

perekrutan, maka kebutuhan karyawan untuk

divisi lainnya tidak bisa terpenuhi. Dan sama

saja, kalau dari Finance tidak ada

Relasi dan interaksi

Manajer

Hubungan antar divisi

236

penganggaran untuk divisi saya dan Sugar

Division, operasional kami tidak dapat

berjalan. Satu lagi, Sugar Division

bertanggungjawab dalam hal proses produksi,

sehingga jika Sugar Division tidak

melaksanakan tugasnya, perusahaan ini tidak

akan mendapatkan pemasukan untuk

membiayai operasional selanjutnya.

P : Jadi saya mengasumsikan bahwa Bapak

dengan manajer lainnya sangat dekat. Apakah

di luar jam kerja juga ada hubungan

pertemanan dengan kedua manajer lain?

DG : Tentu saja. Setidaknya, dalam beberapa

kesempatan kami bertemu di luar jam kantor

dan tidak membicarakan urusan bisnis.

P : Dari diri Bapak sendiri, bagaimanakah Bapak

menilai kinerja Bapak?

DG : Kalau saya melihat diri sendiri sepertinya

sulit ya. Pastinya saya merasa sudah

mengikuti alur penugasan yang ditetapkan di

perusahaan, saya juga telah melakukan

pengawasan karyawan dengan baik, selain itu

saya berusaha untuk menemukan hal-hal yang

membantu perkembangan perusahaan. Jadi,

ya… kinerja saya termasuk baik, untuk

ukuran saya.

P : Selama ini siapakah yang mengevaluasi

kinerja Bapak?

DG : Untuk saya dan manajer lain, yang

mengevaluasi adalah CEO. Jadi, setiap 6

bulan sekali, CEO menyampaikan hasil

evaluasinya melalui tatap muka langsung.

Kami dipanggil satu-persatu untuk menerima

hasil evaluasi, sekaligus sharing mengenai

kondisi divisi masing-masing. Jadi ada

komunikasi dua arah.

P : Adakah bonus atau bentuk penghargaan lain

yang diberikan sebgai kompensasi dari hasil

kerja atau hasil evaluasi Bapak?

DG : Ada. Untuk setiap evaluasi kinerja, ada bonus

tertentu sesuai dengan hasil kerja selama satu

periode evaluasi. Tapi nominalnya juga tidak

banyak. P : Di sepanjang jam kerja, biasanya apa saja

yang Bapak kerjakan?

DG : Menganalisis dokumen, mengawasi

karyawan, melihat apakah mereka

membutuhkan bantuan. Saat memang sama

Relasi dan interaksi

Evaluasi terhadap kinerja

Evaluasi terhadap kinerja

Kesejahteraan karyawan

Pembagian tanggung jawab

237

sekali tidak ada kesibukan, saya biasanya

melakukan survey yang terkait pekerjaan

saya, misalnya mencari vendor dan supplier

baru dan mencari ide untuk meningkatkan

kinerja divisi saya atau karyawan saya. Saat

jam makan siang saya lebih suka bersantai di

dalam kantor. Kalau memang sedang bosan,

saya pergi makan siang dengan para manajer.

P : Dari divisi Bapak, bagaimanakah kinerja 4

karyawan operasional?

DG : Saya puas dengan kinerja mereka.

BuildingMaintenance di sini sudah ganti 2

kali. Jadi yang sekarang ada di kantor adalah

karyawan buildingmaintenance yang ketiga

untuk perusahaan ini. Yang sekarang ini

kinerjanya melebihi standar saya. Bahkan

kadang tanpa diminta, BM melakukan

inisiatif kerja. Dia juga pasti sudah tahu

tugasnya apa saja. Salah satunya, tanpa

diminta, BM memanaskan gen-set secara

berkala. Seminggu sekali malah. Jadi dia

paham bahwa alat semacam itu harus dirawat

seperti apa. OA, C&B, dan Recruitment juga

kinerjanya baik sekali. OA selalu datang

sebelum jam kantor resmi. Jadi waktu

karyawan lainnya datang, dia sudah siap

bekerja. OA juga terbukti keahliannya dari

dokumen dan kontrak yang dia buat.

Recruitment Specialist termasuk orang yang

kreatif. Mungkin dia bosan juga karena jarang

ada perekrutan, jadi pelampiasannya ke hal

lain. Dia sering mengusulkan program

pelatihan dan team building untuk karyawan

tetap.

P : Bagaimana halnya dengan karyawan divisi

lain?

DG : Kalau saya lihat dalam keseharian juga bagus.

Tapi karena saya tidak mengamati dari dekat,

saya kurang tahu tentang sebagus apa hasil

kerja karyawan Finance dan Sugar Division.

P : Dari aspek keahlian karyawan, adakah

kekurangan yang Bapak temukan?

DG : Tentu tidak. Saat memilih karyawan, karena sudah dipesan oleh owner bahwa tidak boleh

merekrut banyak karyawan dengan

pertimbangan biaya, saya benar-benar

selektif. Jadi saya ambil yang lulusan S1 di

bidangnya. Kecuali BM, saya tidak memberi

Karyawan

Karyawan

Karyawan

238

syarat khusus. Tapi kebetulan mendapat BM

yang lulusan S1. Yang recruitment itu lulusan

Psikologi. OA juga S1 dari administrasi

perkantoran kalau tidak salah, yang jelas

sudah S1. Kemudian C&B juga lulusan S1,

tapi saya tidak ingat dari jurusan apa. Karena

asalnya sudah berpendidikan tinggi dan dari

hasil tes saya pilih yang secara praktik dan

dari wawancara saya menemukan bahwa

orangnya kompeten, hingga sekarang tidak

ada masalah dari sisi keahlian. Karena ada

program training berkala, saya juga tidak

meragukan keahlian bawahan saya. Bahkan

kalau saya lihat, keahliannya sekarang

meningkat. Yang OA itu contohnya, dulu

kerjanya lebih lambat daripada yang

sekarang. Saat ini dia sudah ahli saat diberi

tugas. Kerjanya cepat dan tepat.

P : Bagaimanakah situasi dan lingkungan kerja di

PT MSJ?

DG : Lingkungan kantor menurut saya nyaman.

Kursi empuk, jadi mau duduk berapa lama

pun tidak masalah. Konsepnya sekarang

kayu-kayuan, dan saya pribadi suka dengan

interior kayu, jadi semakin menyenangkan di

kantor. Walaupun beban kerjanya tinggi, di

sini saya masih bisa merasa rileks. Penaatan

meja dan kursi karena terbuka jadi lebih

mudah bagi saya untuk mengawasi anak buah

saya sedang benar-benar bekerja atau tidak.

Jadi saya tidak perlu jalan berkeliling untuk

mengawasi mereka.

P : Bagaimanakah penempatan pabrik dan kantor

menurut Bapak?

DG : Peletakan kantor dan pabrik di sini ada baik

dan buruknya. Buruknya adalah karena letak

pabrik dengan kantor sangat dekat sehingga

semua kepulan asap mesin dan suara

berisiknya masuk ke kantor. Bagusnya

adalah, tidak perlu terlalu jauh bepergian

untuk mengurus birokrasi. Pemasok dan

distributor, terutama, mereka harus ke pabrik

untuk mengurus barang dan ke kantor untuk mengurus keuangan.

P : Menurut Bapak, apakah fasilitas produksi PT

MSJ sudah memadai?

DG : Dengan omset yang sekarang, fasilitas

produksi yang ada sudah memadai. Kecuali

Lingkungan kantor

Lingkungan kantor

Plant, Property, and

Equipment (PP&E)

239

memang akhirnya meningkatkan omset secara

drastis, akan dibutuhkan fasilitas baru.

P : Bagaimanakah mekanisme perawatan fasilitas

produksi?

DG : Dalam keadaan normal, BM harus memeriksa

semua fasilitas produksi seminggu sekali.

Mesin selalu dibersihkan seminggu sekali.

BM juga memeriksa alat lain yang tidak

berhubungan dengan bagian produksi.

P : Selain lingkungan kerja yang terlihat secara

fisik, bagaimanakah situasi iklim kerja di

kantor?

DG : Iklim kerja di sini sedikit tegang, terutama

saat ada banyak pekerjaan. Berbeda dengan

banyak perusahaan lain, di sini satu tanggung

jawab fungsional atau satu jabatan tertentu

hanya ditangani oleh sau orang, kecuali di

sugar division. Jadi, sekalinya kerjaan

menumpuk, karyawan yang berwenang benar-

benar mendapat beban kerja yang besar.

P : Tidak adakah rencana untuk menambah

jumlah karyawan sebagai penyelesaian

permasalahan ini?

DG : Dari pimpinan sendiri, tidak ada wacana

untuk menambah jumlah karyawan karena

selama ini pekerjaan juga bisa terselesaikan

sesuai harapan dengan jumlah karyawan yang

saat ini. Jadi dirasa sudah sesuai antara

jumlah karyawan dengan beban kerja. Kalau

dari saya pribadi, saya mengharapkan ada

tambahan karyawan, terutama untuk divisi

saya.

P : Karyawan bagian apa sajakah yang menurut

Bapak perlu ditambahkan di perusahaan ini?

DG : Pertama, Front Desk atau resepsionis,

sehingga OA dapat fokus bekerja di belakang

layar. Kedua, Public Relations atau Humas,

untuk menangani interaksi dan komunikasi

antara perusahaan dengan pihak eksernal.

Ketiga, Legal Officer, untuk mengelola

seluruh urusan hukum perusahaan, termasuk

kontrak-kontrak, yang untuk saat ini dipegang

oleh OA dan C&B. Keempat, Research and Development, yang bertugas melakukan riset

sebagai dasar pertimbangan rencana

pengembangan bisnis. Sejauh ini baru empat

itu yang terpikirkan.

P : Adakah karakter iklim kerja lain di kantor

Teknologi

Iklim kerja

Banyaknya karyawan

Banyaknya karyawan

240

yang teramati, selain suasana tegang saat

menjalankan tugas atau pekerjaan kantor?

DG : Kepatuhan karyawan, ini yang tampak jelas.

Kemudian, adanya suasana kekeluargaan,

setidaknya antarkaryawan. Masih jarang

terlihat karyawan yang bisa bersikap bebas

atau santai saat berinteraksi dengan kami para

manajer dan atasan, ada tapi sedikit sekali.

P : Saat memberikan tugas pada bawahan,

apakah ada batasan waktu tertentu?

DG : Tergantung tugasnya apa. Ada yang perlu

dikasih deadline dan ada yang tidak prioritas.

P : Dari tugas yang diberikan, bagaimanakah

hasil pekerjaan karyawan Bapak?

DG : Sangat memuaskan, sesuai yang saya minta.

Saat saya minta ada barang yang diperbaiki

dan saya minta laporan tertulis secara

langsung, bawahan saya melakukan sesuai

instruksi. Bahkan ada yang berinisiatif dalam

menjalankan tugasnya. Setiap rapat, saya

selalu menyampaikan target khusus divisi

operasional dan target umum perusahaan. Jadi

semuanya selalu ingat bahwa kami kerja itu

ada tujuannya. Ada yang ingin dicapai.

P : Adakah karyawan yang menunjukkan inisiatif

tertentu di divisi GeneralAffairs?

DG : Ada, yang paling menonjol itu karyawan yang

menjabat RecruitmentSpecialist. Program

training berkala adalah inisiatif dari karyawan

ini. Sebelumnya memang ada, tapi sifatnya

insidental, kalau tiba-tiba diminta oleh owner.

Atau training untuk karyawan baru, yang

memang wajib ada. Team bonding juga

adalah ide dari dia.

P : Bagaimanakah respon Bapak saat

mendapatkan masukan atau inisiatif semacam

itu?

DG : Awalnya saya sedikit skeptis karena ide

tersebut bisa dibilang pemborosan biaya.

Tapi, tetap saya terima dan saya sampaikan

pada CEO dan CEO menyampaikan ke owner

saat meeting. Ternyata idenya diterima, jadi

akhirnya kami laksanakan. Dan sampai sekarang hasilnya memang terlihat, keahlian

karyawan semakin meningkat dan

kekeluargaan antarkaryawan juga meningkat.

P : Saat Bapak memberikan tugas, bagaimanakah

cara karyawan memberikan hasil kerjanya

Iklim kerja

Evaluasi terhadap kinerja

Karyawan

Respon terhadap masukan

241

pada Bapak?

DG : Saya selalu minta hasil kerja diserahkan pada

saya lewat e-mail dan printout. Printout

gunanya untuk saya baca, saya telaah. Kalau

yang dikirim via e-mail itu sifatnya sebagai

arsip. Jadi ada arsip yang tidak menghabiskan

tempat.

P : Saat karyawan sedang mengerjakan tugas

yang Bapak berikan, apakah yang Bapak

lakukan?

DG : Saya meneruskan pekerjaan saya. Kalau saya

sedang tidak mengerjakan sesuatu, saya akan

mengawasi karyawan saya.

P : Bagaimanakah perilaku karyawan selama jam

kerja?

DG : Saat ada pekerjaan, karyawan saya biasanya

tampak serius dan sedikit tegang. Tapi saat

sedang tidak ada tugas yang harus dikerjakan,

mereka lebih leluasa. Sesekali membuat kopi

atau minuman lain. Tapi tidak pernah ada

yang mengobrol atau bercanda di ruang

kantor. Kalau lewat Skype, saya kurang tahu,

tidak etis juga untuk mengawasi terus dari

belakang punggung mereka.

P : Bagaimanakah Bapak mengamati

perkembangan karyawan?

DG : Tanpa perlu ada upaya khusus pun, dapat

terlihat adanya perbedaan atau perubahan dari

cara pelaporan dan pengerjaan tugas dari

waktu ke waktu. Setiap bulan pasti ada

laporan berkala dari karyawan saya, dan saya

bertugas menganalisis dan menggabungkan

laporan tersebut menjadi satu kesatuan

laporan divisi operasional, jadi sekaligus

menganalisis kinerja mereka juga sebenarnya.

P : Bagaimanakah sikap Bapak apabila ada

karyawan yang melalaikan tugas atau

melakukan kesalahan dalam pekerjaannya?

DG : Itu adalah dua hal yang berbeda, ya. Kalau

melalaikan tugas, misalnya mengabaikan

tugasnya, maka saya akan menegur dengan

keras. Bersantai di kantor saat tidak ada

pekerjaan itu tidak masalah asalkan memang saat tidak ada yang harus dikerjakan. Apabila

melakukan kesalahan dalam tugas, karena

semua masih lewat saya dulu sebelum

diserahkan pada divisi lain atau pada CEO,

maka tidak terlalu masalah, tetapi tetap saya

Karyawan

Perilaku di tempat kerja

Perilaku di tempat kerja

Evaluasi kinerja

Respon terhadap kesalahan

242

beritahu, saya tegur secara baik-baik. Kecuali,

satu kesalahan dilakukan berulang-ulang,

maka saya harus menegur.dengan keras atau

saya beri SP.

P : Saat karyawan melaksanakan seluruh

tugasnya dengan pencapaian yang baik,

adakah penghargaan khusus dari Bapak?

DG : Saya pribadi akan memberikan pujian secara

lisan. Dan untuk setiap e-mail dari karyawan

yang berisi hasil kerja, pasti saya balas

dengan ucapan terima kasih atau komentar

atas hasil kerja tersebut. Selain itu, setiap 6

bulan sekali ada evaluasi karyawan. Dari hasil

evaluasi tersebut akan ditentukan besarnya

bonus bagi karyawan. Dan setiap satu tahun,

ada evaluasi untuk kenaikan gaji. Jadi

menurut saya itu adalah bentuk penghargaan

pada karyawan sehingga mereka lebih

semangat untuk bekerja lebih giat.

P : Selain bonus dan kenaikan gaji, adakah

penghargaan lain dari perusahaan untuk

karyawan?

DG : Ada THR, asuransi, JAMSOSTEK, layanan

untuk mendaftarkan NPWP dari kantor untuk

karyawan baru yang belum memiliki NPWP,

tunjangan lain juga diberikan pada karyawan.

Ini adalah tugas dari C&B untuk mengurus

kompensasi dan manfaat bagi karyawan.

Tentunya semua beban ditanggung oleh

perusahaan, misalnya pembayaran premi

asuransi.

P : Bagaimanakah kualitas hubungan Bapak

secara pribadi dengan karyawan?

DG : Saya dekat dengan karyawan-karyawan saya,

tetapi tidak berlebihan. Saya tidak mau nanti

ada salah persepsi atau merasa ada yang

dianaktirikan. Selain itu, lebih baik jika

hubungannya tidak terlalu dekat seperti

teman, untuk menjaga profesionalisme kerja.

P : Aktivitas produksi apakah yang dilakukan

oleh perusahaan?

DG : Ada 2 tahap produksi yang bersifat inti, yaitu

pengemasan dan pengepakan. P : Bagaimanakah alur proses produksi di PT

MSJ?

DG : Pemasok datang ke pabrik, melaporkan

berapa banyak yang dikirim, kemudian

karyawan Sugar Division akan melakukan

Kesejahteraan karyawan

Kesejahteraan karyawan

Relasi dan interaksi

Proses produksi

Proses produksi

243

pencatatan dan memberi tanda terima dan

invoice. Setelah itu, pemasok ke bagian

keuangan untuk melaporkan dokumen dari

pabrik dan mengurus pembayaran. Gula

disimpan sebagai persediaan di gudang. Saat

mau mulai pengemasan, gula dikeluarkan dan

dimasukkan ke dalam mesin pengemasan.

Kemasan yang akan dipakai sudah tercetak

dengan label PT MSJ. Dari mesin kemas,

masuk ke mesin pengepakan untuk

dimasukkan dalam kardus. Kami punya 2

pemasok, mereka datang bergantian. Minggu

ini jatah pemasok A, berarti minggu depannya

jatah pemasok B, dan seterusnya.

P : Adakah karyawan yang mengawasi jalannya

produksi?

DG : Tentu ada, yang mengawasi proses produksi

adalah kepala produksi. Yang diawasi adalah

anak produksi yang melakukan pengemasan

dan pengepakan. Jadi kepala produksi yang

memberi instruksi, apa saja yang harus

dilakukan dan melakukan pencatatan tentang

jalannya produksi, termasuk timing-nya. Dari

timing itu juga bisa mendapatkan informasi

tentang kinerja mesin masih bagus atau tidak.

Nantinya informasi itu dapat digunakan

sebagai pertimbangan untuk membuat

perencanaan ke depan.

P : Jadi, setiap aktivitas di ranah produksi juga

diinformasikan ke divisi lain?

DG : Iya, betul, seperti saya katakan tadi bahwa

pekerjaan kami saling terkait satu sama lain.

P : Untuk keseharian di kantor dan pabrik,

adakah aturan tertentu yang ditetapkan secara

resmi oleh perusahaan?

DG : Ada aturannya sendiri, dituliskan sebagai

SOP atau Standar Operasional Perusahaan

dan yang tertuang di dalam kontrak kerja

karyawan.

P : Apa sajakah aturan yang tertuang dalam SOP

dan kontrak kerja perusahaan? Secara garis

besar saja, Pak.

DG : Di SOP diatur tentang hari kerja, jam masuk kerja, pakaian kerja, sikap yang harus

ditunjukkan saat bertemu dengan atasan,

bagaimana cara bersikap di depan tamu dari

luar perusahaan, dan sebagainya. SOP lebih

bersifat operasional, hal yang dilakukan

Proses produksi

Hubungan antar divisi

Peraturan kerja

Peraturan kerja

244

sehari-hari. Yang tertera di kontrak lebih

spesifik lagi, termasuk tugas dan kewajiban

masing-masing karyawan, masalah

kerahasiaan informasi perusahaan, tentang

hari libur atau cuti, tentang fasilitas

kesejahteraan yang diperoleh karyawan, dan

sebagainya.

P : Pertimbangan apakah yang Bapak gunakan

saat akan membuat kebijakan atau peraturan

baru bagi karyawan?

DG : Saya memperhitungkan kelancaran kerja

selama ini. Kalau memang tidak ada yang

bermasalah, maka jalannya kinerja karyawan

sudah baik, tidak perlu ditambah dengan

macam-macam aturan lagi.

P : Bagaimanakah mekanismenya saat Bapak

akan membuat kebijakan baru atau

mengusulkan adanya kebijakan baru dalam

perusahaan?

DG : Sama dengan alur pengambilan keputusan.

Dari saya, disampaikan ke CEO, kemudian

berlanjut ke owner. Atau, bisa langsung

disampaikan pada meeting dimana ada CEO

dan owner sekaligus.

P : Bagaimanakah intensitas pertemuan Bapak

dengan owner, CEO, manajer lain, dan

karyawan?

DG : Setiap hari kami bertemu di kantor. Kalau

yang dalam bentuk meeting, kami lakukan

secara rutin setiap minimal sebulan sekali

atau dua minggu sekali, tergantung situasi.

Kemudian dengan para manajer, saat libur

kerja kami kadang berkumpul bersama.

P : Apa sajakah materi yang didiskusikan saat

meeting?

DG : Perkembangan kerja masing-masing divisi,

semacam pelaporan per divisi. Kemudian,

masukan dan usulan dari para manajer atau

dari karyawan. Kemudian, penyampaian

informasi dari owner dan CEO, terutama jika

ada perubahan yang terkait dengan

perkembangan perusahaan.

P : Rencana apakah yang sedang dipersiapkan oleh perusahaan untuk mengembangkan

bisnis?

DG : Perluasan distribusi, yang paling utama.

P : Untuk mengembangkan perusahaan, menurut

Bapak divisi manakah yang perlu

Dasar pembuatan kebijakan

Alur pembuatan kebijakan

Relasi dan interaksi

Penyampaian informasi

Rencana pengembangan

bisnis

245

dioptimalkan lagi kinerjanya?

DG : Wah, tidak bisa diberikan tingkatan seperti

itu. Setiap divisi ada hubungan sebab akibat.

Jadi pengoptimalan yang satu harus diikuti

dengan pengoptimalan divisi lain juga.

P : Dari kacamata Bapak, faktor apa sajakah

yang selama ini mendukung perkembangan

bisnis perusahaan?

DG : Kekompakan karyawan dalam bekerjasama,

kecukupan sumber daya, dan kualitas tenaga

kerja perusahaan.

P : Faktor apakah yang berpotensi menghambat

perkembangan bisnis perusahaan?

DG : Perusahaan pesaing sepertinya yang punya

potensi terbesar dalam menghambat

perkembangan bisnis perusahaan. Apabila

tidak ada perusahaan pesaing, pasti kami

sudah melejit. Tapi ya wajar kalau dalam

berbisnis mendapatkan pesaing.

P : Untuk ke depannya, bagaimanakah

perkembangan PT MSJ menurut Bapak?

DG : Perusahaan ini akan terus bertahan di bisnis

ini dan kami akan terus berkembang. Kami

hanya memerlukan perencanaan yang lebih

matang dan komitmen yang lebih dalam

mencapai tujuan perusahaan secara bersama-

sama. Selain itu, perlu mempertahankan

keunggulan perusahaan yang sudah dimiliki

sekarang.

P : Baiklah, Pak. Saya rasa untuk saat ini cukup

sekian. Terima kasih atas waktunya.

DG : Sama-sama.

Hubungan antar divisi

Faktor pendukung

perkembangan bisnis

Faktor penghambat

perkembangan bisnis

Rencana perkembangan

bisnis

246

Transkrip Wawancara 5 (Director of Sugar Division)

Keterangan:

P : Peneliti

DS : Director of Sugar Division

Transkrip Topik

P : Selamat sore, Pak. Saya sudah menghubungi

Bapak sebelumnya untuk mewawancarai

Bapak sehubungan dengan Skripsi saya

tentang PT Manunggal Suko Jaya. Mohon

waktunya sebentar, boleh?

DS : Boleh. Silahkan.

P : Mohon Bapak memperkenalkan diri Bapak,

nama, jabatan, lamanya masa kerja, dan tugas

Bapak di perusahaan ini.

DS : Nama saya Ilyas Yudi. Saya menjabat sebagai

Director of Sugar Division dan sudah bekerja

di sini selama 2 tahun. Sebagai Director of

SugarDivision, saya bertanggungjawab

mengelola urusan produksi, dari penerimaan

barang, penyimpanan, pengemasan,

pengepakan, hingga pengiriman barang.

P : Bagaimanakah hirarki koordinasi atau struktur

organisasi di perusahaan ini?

DS : Di puncak koordinasi ada owner, kemudian di

bawahnya adalah CEO. Di bawah CEO ada 3

manajer, yaitu Director of Sugar Division atau

saya sendiri, kemudian Director of Finance,

dan Director of General Affairs. Di bawahnya

ada karyawan biasa dan khusus divisi saya ada

Kepala Pemasaran, Kepala Gudang, Kepala

Produksi, dan Kepala Pengiriman.

P : Dari antara jajaran atasan, siapakah yang

bertanggungjawab mengambil keputusan

dalam perusahaan?

DS : Tergantung keputusan dalam tingkat apa dulu.

Untuk keputusan tentang strategi bisnis, ada di

tangan owner. Untuk keputusan yang terkait operasional perusahaan seluruhnya, ada di

tangan CEO. Jadi istilahnya, owner sebagai

penentu garis besar jalannya perusahaan,

kemudian CEO memutuskan dan mengelola

penyelenggaraannya. Untuk masing-masing

Pembagian tanggung jawab

Struktur perusahaan

Pengambil keputusan

247

divisi, saya dan 2 manajer lainnya punya hak

untuk mengambil keputusan. Tapi kalau

keputusannya menyangkut divisi lain, maka

kami harus menyampaikan keputusan yang

akan kami ambil kepada CEO, kemudian

beliau yang mengambil keputusan.

P : Bagaimanakah cara owner atau CEO dalam

menyampaikan perubahan kebijakan kepada

para manajer dan karyawan?

DS : Dituliskan, dicetak, kemudian dipasang di

papan pengumuman. Biasanya sebelum

ditempel, para manajer sudah mendapatkan

pemberitahuan secara lisan dari CEO.

P : Untuk keputusan tentang perubahan kebijakan

bagi divisi Bapak, bagaimanakah cara Bapak

menyampaikan pada karyawan?

DS : Karena karyawan divisi saya sebagian besar di

pabrik, maka saya melakukan yang sama

dengan owner dan CEO, saya ketik, di-print,

dan ditempel di papan pengumuman pabrik.

Saya juga mengirimkan pemberitahuan

melalui e-mail.

P : Faktor apa sajakah yang Bapak gunakan

sebagai pertimbangan untuk mengubah

kebijakan bagi karyawan?

DS : Faktor yang utama adalah arah pengembangan

perusahaan. Saat rapat dengan owner dan

CEO, biasanya ada penyampaian laporan dari

setiap manajer mengenai perkembangan

aktivitas perusahaan di masing-masing divisi.

Dari sana, owner memberikan komentar atau

masukan, dimana bisa jadi akan ada

perubahan dalam kegiatan perusahaan.

Kemudian CEO akan memberikan perincian

atau langkah-langkah konkret yang harus

dilakukan oleh para manajer. Dari situlah

kami, para manajer, membuat penyesuaian

untuk diterapkan di divisi kami masing-

masing. Jadi, bisa dibilang bahwa inisiatif dari

atasan saat rapat merupakan pertimbangan

bagi saya dalam melakukan perubahan

kebijakan di divisi saya. Selain itu, masukan

dari karyawan juga menjadi pertimbangan saya dalam mengubah kebijakan. Jadi, saat

ada rapat divisi, apabila ada karyawan yang

menyampaikan masukan bagi pengembangan

divisi atau perusahaan, maka akan saya

pertimbangkan dan saya sampaikan pada saat

Penyampaian perubahan

kebijakan

Penyampaian perubahan

kebijakan

Dasar penetapan kebijakan

248

meeting dengan atasan.

P : Siapakah yang bertanggungjawab untuk

menetapkan peraturan kantor?

DS : Semua peraturan kantor ditetapkan oleh owner

dan CEO. Kami para manajer juga

menambahkan beberapa, namun hanya untuk

peraturan yang berlaku di divisi kami masing-

masing.

P : Peraturan apa sajakah yang diterapkan di

perusahaan ini?

DS : Peraturan perusahaan ada dua, berupa SOP

atau Standar Operasional Perusahaan dan

yang tertuang secara implisit di kontrak kerja.

SOP sepenuhnya disusun oleh owner dan

CEO. Isinya adalah aturan yang sifatnya

operasional atau berkaitan dengan keseharian,

misalnya pakaian kerja untuk karyawan kantor

dan karyawan pabrik, cara absensi, jam masuk

dan pulang kerja, cara karyawan

berkomunikasi dengan pihak luar, cara

karyawan berinteraksi dengan para atasan, dan

lainnya. Dalam kontrak, aturan yang tertuang

itu sifatnya lebih mendetail, bagaimana

caranya mengajukan cuti, berapa banyak jatah

cuti per tahun, aturan tentang pemecatan dan

pengunduran diri, dan sebagainya.

P : Bagaimanakah suasana kerja di perusahaan

ini?

DS : Untuk divisi saya sendiri, serius tapi santai.

Sugar Division area kerjanya adalah di pabrik,

jadi lebih santai dibandingkan yang ada di

kantor. Tapi bukan berarti bahwa anak buah

saya menjalankan tugas dengan setengah-

setengah. Setiap hari kami bisa memenuhi

target produksi yang ditetapkan dan semua

pengiriman barang tidak pernah terlambat.

P : Dilihat dari lingkungannya, bagaimanakah

situasi lingkungan kerja di perusahaan ini

menurut Bapak?

DS : Lingkungan kerja menurut saya bising, ya

maklum, kami di pabrik dan mengoperasikan

mesin. Kemudian kalah bersih apabila

dibandingkan dengan di kantor. Tidak memungkinkan juga untuk membersihkan

ruangan pabrik setiap saat karena banyak

orang lalu lalang untuk melakukan proses

produksi. Tapi tetap perlu diperhatikan,

misalnya dengan meningkatkan frekuensi

Pembagian tanggung jawab

Peraturan kerja

Iklim kerja

Lingkungan kerja

249

kerja cleaning service. Saya sudah minta, tapi

karena cleaningservice kami ambil dari

outsourcing, jadi mereka sudah punya SOP

sendiri dan kita tidak bisa mengutak-atik.

Solusi lainnya adalah ganti outsourcing, tapi

bagian General Affairs tidak berani karena

kuatir malah mendapatkan jasa cleaning

service yang kualitasnya jelek. Selain itu,

security juga asalnya dari outsourcing yang

sama, kalau yang satu diganti, otomatis juga

ganti security. Itu rawan karena belum tentu

security yang baru kerjanya bener dan dapat

dipercaya. Finance juga mempermasalahkan

tambahan biaya yang mungkin muncul, kalau

kami berpindah ke outsourcing lain yang

levelnya lebih tinggi.

P : Dari segi fasilitas, bagaimanakah fasilitas

perusahaan ini menurut Bapak?

DS : Sudah cukup memadai, kecuali rencana untuk

menaikkan omset dijalankan. Untuk

menaikkan omset, dengan jumlah mesin yang

sekarang, tidak mungkin bisa dicapai. Harus

ada penambahan mesin, minimal. Selanjutnya

ada penambahan karyawan di bawah saya.

Kalau masih jalan dengan yang sekarang,

kondisi mesin pengemasan dan mesin

pengepakan bagus. BuildingMaintenance juga

sering melakukan pengecekan, kondisi mesin

seperti apa. Semua alat terpelihara dengan

baik.

P : Kondisi Bapak di sini berada terpisah dengan

divisi lain dan sebagian karyawan Bapak, lalu

bagaimanakah cara atasan atau divisi lain

menyampaikan informasi pada Bapak?

DS : Saya juga punya meja kerja di kantor, cuma

memang saya lebih sering berada di pabrik,

jadi saya masih bisa mendapatkan informasi

secara langsung dari mulut ke mulut. Setiap

kali ada hal yang penting juga pasti ada

pengumuman resminya, entah lewat e-mail

atau lewat papan pengumuman di kantor.

Antara kantor dan pabrik juga ada saluran

telepon, jadi kalau sewaktu-waktu ada perlu, saya bisa langsung dihubungi.

P : Oke, jadi Bapak setiap hari bertemu dengan

orang kantor?

DS : Ya… tidak tiap hari juga. Yang jelas, saya

ketemu dengan anak pabrik setiap hari. Untuk

Fasilitas perusahaan

Penyampaian informasi

Relasi dan interaksi

250

kantor, ya setiap kali saya ke kantor pasti

bertemu. Tapi sering saya datang kerja

langsung masuk ke pabrik, walau tidak tiap

hari. Oh ya, saya juga bertemu dengan orang

kantor saat ada manager meeting. Selain itu,

saat divisi saya rapat, kami pakai ruang

meeting di kantor.

P : Bagaimanakah hubungan interpersonal antara

Bapak dengan atasan dan sesama manajer?

DS : Hubungan saya dengan atasan dan manajer

baik-baik saja. Paling dekat ya dengan para

manajer. Pertama, karena jabatan kami sama.

Setingkat. Kemudian, memang banyak

keputusan yang harus kami bikin bersama-

sama, tidak bisa sendirian. Jadi berhubungan

dekat itu malah bagus, jadinya kami lebih

mudah untuk saling kompromi. Udah klik lah.

P : Bagaimanakah hubungan interpersonal Bapak

dengan karyawan divisi Bapak maupun divisi

lainnya?

DS : Dengan karyawan divisi saya ya dekat sekali.

Kami setiap hari bertemu, team bonding

setahun sekali, terus mereka juga sehari-

harinya akrab dengan saya, tidak ada yang

merasa takut atau tegang karena ketemu saya.

P : Dalam mendapatkan karyawan divisi Bapak,

syarat apakah yang Bapak tetapkan bagi calon

karyawan?

DS : Syaratnya harus menyukai kerja lapangan atau

terbiasa kerja lapangan. Lainnya tergantung

posisinya mana. Misalnya supir, syaratnya ya

harus bisa nyetir.

P : Bagaimanakah mekanisme pengangkatan

karyawan tetap di perusahaan ini?

DS : Sama dengan divisi lain. Setelah diterima

kerja, langsung masuk, kontrak 3 bulan.

Setelah kontrak selesai, keputusan ada di

tangan manajer untuk menerima sebagai

karyawan tetap atau tidak.

P : Bagaimanakah mekanisme perekrutan

karyawan di perusahaan ini?

DS : Pertama-tama harus mengirimkan surat

lamaran. Kemudian surat lamaran di-screening, mana yang layak dites dan mana

yang tidak. Kemudian pelamar diundang

untuk tes, ada tiga macam. Tes tulis, tes

psikologis, dan wawancara. Dari situ nanti

dilihat apakah dia cocok dengan posisi yang

Relasi dan interaksi

Relasi dan interaksi

Perekrutan karyawan

Perekrutan karyawan

Perekrutan karyawan

251

diminta. Semua perekrutan dilakukan oleh

Recuitment Specialist, kecuali bagian

wawancara dimana saya ikut menjadi

pewawancara.

P : Bagaimanakah penggajian di perusahaan ini?

DS : Gaji diberikan di awal bulan, maksimal

tanggal 5.

P : Berapakah rentang besarnya gaji karyawan di

perusahaan ini?

DS : Besarnya gaji masuk dalam rahasia

perusahaan, ada di kontrak juga, jadi saya

tidak bisa menjawab. Yang pasti, di atas

UMR.

P : Apakah Bapak melakukan pengawasan dan

evaluasi terhadap karyawan Sugar Division?

DS : Oh, ya pasti! Itulah mengapa saya lebih sering

di pabrik daripada di kantor, agar saya bisa

melihat sendiri anak buah saya kerja atau

tidak. Selain itu, saya bisa tahu bagaimanakah

cara kerja mereka. Efektif atau tidak. Kalau

saya lihat cara kerjanya kurang efektif, saya

dekati, saya beri masukan, bagaimana agar

bekerjanya lebih efektif dan efisien. Biar

kecepatan kerja juga meningkat bagaimana

triknya. Dari situ, kelihatan mana karyawan

yang memang berkualitas dan berkembangnya

cepat. Dari hasil pengawasan itu, saya

mengevaluasi pekerjaan mereka. Setiap 6

bulan sekali ada evaluasi kinerja, jadi saya

harus tatap muka satu persatu dan

menyampaikan hasil evaluasi perorangan.

P : Apabila ada karyawan sugar division yang

melakukan kesalahan atau lalai dalam

menjalankan tugasnya, bagaimanakah sikap

Bapak?

DS : Saya lihat dulu bagaimana kesalahannya.

Kalau misalnya kesalahannya masih bisa

ditolerir dan bisa saya perbaiki, maka saya

diamkan saja. Tapi kalau sudah dilakukan

berulang kali, maka akan saya tegur. Tapi

kalau kesalahannya menghambat proses

produksi dan sifatnya fatal, maka akan

langsung saya panggil untuk menghadap saya dan saya tegur. Kalau misal ada yang

tertangkap tidak mengerjakan tugasnya,

padahal ada tugas yang masih menumpuk,

misalnya ada yang leha-leha saat omset harian

belum tercapai, maka harus saya tegur

Gaji karyawan

Gaji karyawan

Evaluasi terhadap kinerja

Respon terhadap kesalahan

252

langsung di hadapan karyawan lain, karena

efek sampingnya tidak baik untuk karyawan

lain, bisa jadi yang lain malah meniru

bersantai seperti itu.

P : Upaya apakah yang Bapak lakukan untuk

meningkatkan keahlian dan kinerja karyawan

divisi Bapak?

DS : Dengan evaluasi itu sendiri secara tidak

langsung dapat memicu peningkatan kinerja

karyawan, apalagi ada bonus untuk karyawan

yang kinerjanya bagus. Mereka juga jadi

berlomba-lomba untuk meningkatkan

kemampuan dan keahlian masing-masing.

Selain itu, dari kantor ada program training,

bukan hanya untuk karyawan baru. Dari

program training regular, keahlian karyawan

tetap terjaga dan makin terasah.

P : Selain dengan bonus untuk kinerja karyawan,

fasilitas kesejahteraan apa lagi yang bapak

berikan kepada karyawan?

DS : Ada THR, yang pasti, setiap hari raya Idul

Fitri. THR tidak hanya diberikan pada

karyawan yang beragama Islam, melainkan

pada semua karyawan. Jadi, bagi yang

merayakan Natal, THR-nya diterima pada Idul

Fitri itu juga. Selain itu, ada program asuransi

untuk karyawan, yang membayar preminya

adalah perusahaan agar tidak memberatkan

karyawan. Ada juga JAMSOSTEK. Cuma,

sekarang ini ada BPJS Kesehatan tersendiri,

dan untuk mendaftar BPJS Kesehatan saat ini

jadi tanggung jawab karyawan sendiri.

Mungkin kalau nantinya ada karyawan baru,

akan sekaligus didaftarkan BPJS Kesehatan.

P : Bagaimana halnya dengan Bapak sendiri?

Apakah ada evaluasi tertentu untuk kinerja

Bapak?

DS : Tentu ada. Yang melakukan evaluasi atas

kinerja saya adalah CEO dan dilaksanakan

setiap 6 bulan sekali.

P : Apakah juga ada penghargaan tertentu atas

kinerja Bapak?

DS : Ada. Sama dengan karyawan lain, jika ada pencapaian yang memuaskan, maka akan

mendapatkan bonus.

P : Menurut Bapak, bagaimanakah kinerja para

atasan, terutama yang terkait dengan aspek

kepemimpinannya?

Peningkatan kinerja

karyawan

Kesejahteraan karyawan

Evaluasi terhadap kinerja

Kesejahteraan karyawan

253

DS : Kinerja atasan selama ini baik menurut saya.

Owner dan CEO memiliki gaya

kepemimpinan yang berbeda, namun

keduanya tergolong baik, ada ketegasan, ada

kesempatan bagi bawahan untuk

menyampaikan aspirasinya, dan juga mereka

berdua mampu mengambil keputusan dalam

waktu singkat. Kekurangannya ada di batasan

kerja antara keduanya. Sebagian besar

memang owner berada pada jalur yang benar,

yaitu mengambil keputusan untuk konsep

abstrak dari strategi perusahaan, kemudian

CEO yang mengelola realisasinya dan

mengambil keputusan yang terkait dengan

realisasi tersebut. Tapi kadang-kadang, batas

itu dilangkahi dan owner ikut mengambil

keputusan yang menjadi tanggung jawab

CEO. Menurut saya, perlu ditegaskan lagi

batasannya, agar fokus manajer tidak terbelah-

belah, harus mengikuti yang mana.

P : Kelebihan apakah yang Bapak kagumi dari

atasan?

DS : Gaya kepemimpinan demokratisnya. Owner

dan CEO mau mendengarkan kami, para

manajer. Jadi saat kami menginfomasikan

atau menyampaikan masukan dari karyawan,

beliau berdua juga mau mempertimbangkan

masukan tersebut.

P : Masih terkait dengan kinerja, divisi manakah

yang menurut Bapak kinerjanya masih kurang

optimal?

DS : Waduh, sepertinya divisi saya sendiri ya.

Karena di divisi saya juga ada banyak

subdivisi, ada pengiriman, produksi, gudang

atau penyimpanan, dan pemasaran. Satu-

satunya divisi yang dibagi-bagi lagi menjadi

beberapa bagian hanya Sugar Division. Bisa

jadi itulah yang menyebabkan kinerja kami

kalah optimal dibandingkan divisi lainnya.

P : Di divisi Bapak, bagian manakah yang

kinerjanya masih perlu ditingkatkan?

DS : Yang paling utama jelas bagian pemasaran.

Kalau pemasaran kinerjanya meningkat, dapat diasumsikan bahwa permintaan terhadap

produk Gulasir dan Gula Selera akan

meningkat pula. Untuk bagian gudang,

produksi, dan pengiriman selama ini sudah

berjalan sesuai dengan target, meskipun dalam

Pemilik, CEO

Pemilik, CEO

Kekurangan perusahaan

Kinerja perusahaan

254

hal inovasi dan inisiatif masih kalah

dibandingkan dengan karyawan divisi lain.

Itulah mengapa saya menganggap divisi saya

kinerjanya paling kurang optimal.

P : Apakah Bapak memiliki rencana tertentu

untuk meningkatkan kinerja bagian

pemasaran?

DS : Ada, tapi belum saya sosialisasikan kepada

kepala pemasaran, apakah rencana tersebut

bisa dilaksanakan atau tidak, baru sekedar

sharing dengan manajer lain. Saya berencana

untuk merambah periklanan ke televisi. Dulu

kami pernah iklan lewat radio, tapi sudah

kami hentikan. Untuk sekarang ini jika kami

kembali menggunakan radio, sepertinya

kurang bagus juga, karena radio sudah

kehilangan massa. Kemudian rencana lainnya

adalah dengan menggalakkan promosi, entah

dengan memberikan diskon atau bonus produk

apabila melakukan pembelian dengan jumlah

tertentu. Masih dalam konteks promosi, saya

ingin perusahaan menjadi sponsor atau

berpartisipasi dalam event tertentu, jadi nama

perusahaan bisa lebih dikenal.

P : Menurut Bapak, divisi manakah yang perlu

menjadi prioritas dalam perusahaan?

DS : Untuk saat ini... divisi saya. Perusahaan saat

ini sedang melakukan pengembangan bisnis

dan salah satunya adalah rencana untuk

memperkokoh jaringan pemasaran, sehingga

yang perlu mendapatkan perhatian khusus

adalah Sugar Division yang memuat bagian

pemasaran.

P : Selama ini, di antara divisi Finance dan

General Affairs, divisi manakah yang lebih

sering berinteraksi dengan divisi ini?

DS : Finance Division terutama bagian Purchasing.

Setiap kali ada penerimaan barang dari

pemasok, pasti harus melalui bagian

Purchasing karena bagian itulah yang

bertugas melakukan semua pembelian,

termasuk pembelian bahan baku produksi,

yaitu gula dari pemasok. P : Dari penuturan Bapak, saya dapat

menyimpulkan bahwa setiap divisi di

perusahaan ini saling berkaitan dan dekat

hubungannya. Apakah sistem penyimpanan

data operasional di perusahaan ini memadai

Rencana pengembangan

bisnis

Rencana pengembangan

bisnis

Hubungan antar divisi

255

untuk memfasilitasi relasi antardivisi tersebut?

DS : Penyimpanan data di sini tergolong sederhana

namun memudahkan kami dalam berbagi

informasi. Semua data operasional per divisi

harus dibuat dalam dua tipe, yaitu soft copy

dan hard copy. Soft copy dikelola oleh

manajer masing-masing divisi, jadi disimpan

di komputer manajer dan merupakan

penggabungan dari laporan karyawan

bagiannya. Jika membutuhkan data berbentuk

soft copy dari divisi lain, saya tinggal meminta

pada manajer yang berkaitan. Untuk hard

copy, bentuknya adalah hasil printout dari

dokumen seluruh divisi. Semuanya diletakkan

di lemari arsip, sehingga mudah untuk

mencarinya. Namun, untuk dokumen yang

sifatnya sangat rahasia, disimpankan oleh

owner atau CEO.

P : Bagaimanakah pandangan Bapak terhadap

perusahaan saingan PT MSJ?

DS : Perusahaan saingan banyak sekali ya di

Surabaya, belum lagi yang ada luar Surabaya.

Karena terlalu banyak, jadi susah memberikan

generalisasi. Yang jelas, perusahaan gula

besar yang sudah punya nama di masyarakat

perlu dicontoh strategi awalnya dalam

menggaet massa dan mencapai popularitasnya

saat ini.

P : Menurut Bapak, dibandingkan dengan

perusahaan pengemasan gula lainnya, apakah

kelebihan perusahaan ini?

DS : Usia perusahaan yang masih terbilang muda

mungkin dapat dikatakan sebagai keuntungan,

walaupun juga bisa dibilang kerugian.

Keuntungannya adalah bahwa kami masih

punya semangat untuk berkembang dan belum

bosan untuk berkecimpung di bisnis

pengemasan gula. Banyak perusahaan yang

sudah lama bergerak di bisnis ini dan jadinya

stagnan saja, berjalan di tempat dan seolah

malas untuk mencari inovasi-inovasi dalam

bisnisnya. Kerugiannya, kami belum dikenal

secara luas oleh masyarakat, tapi kondisi ini juga dapat diubah seiring berjalannya waktu

dan dengan strategi yang tepat. Selain itu,

jumlah karyawan di MSJ tidak terlalu banyak,

sehingga lebih mudah untuk melakukan

koordinasi dan pelimpahan tugas apabila

Pengarsipan

Situasi persaingan

Keunggulan kompetitif

256

dibandingkan dengan perusahaan lain yang

jumlah karyawannya jauh lebih banyak.

P : Apakah ada upaya khusus untuk

mempertahankan keunggulan tersebut?

DS : Kami ingin perusahaan ini berkembang lebih

besar ke depannya, jadi ukuran perusahaan

dan jumlah karyawan jelas harus bertambah.

Namun perlu dilakukan restrukturisasi

organisasi agar jalur koordinasi tetap mudah

antara satu divisi dengan divisi lainnya. Selain

itu, kami perlu terus-menerus melakukan

perubahan dan perbaikan suasana atau

lingkungan kerja agar karyawan tetap

termotivasi untuk bekerja dan melahirkan

berbagai inovasi pengembangan bisnis.

P : Apakah harapan Bapak untuk perusahaan ini

dalam lima tahun ke depan, terutama dengan

keberdaan Bapak di perusahaan ini?

DS : Saya inginnya perusahaan ini semakin

berkembang dalam hal popularitas di tengah

masyarakat Indonesia, ini adalah tanggung

jawab saya juga sebagai manajer divisi ini.

Harapannya lima tahun ke depan, seluruh

Indonesia telah berhasil dijamah oleh Gulasir

dan Gula Selera. Dengan keberadaan saya

sendiri sebagai Director of Sugar Division,

semoga strategi pemasaran kaai dapat

berhasilguna dalam membawa PT MSJ go

national, atau bahkan gointernational. Saya

juga berharap akan adanya perubahan dalam

struktur organisasi, terlepas dari

bertambahnya jumlah karyawan atau tidak.

P : Struktur seperti apakah yang Bapak harapkan

digunakan di perusahaan ini?

DS : Pembagian divisi dan pembagian tanggung

jawab harus dijabarkan lagi ke dalam divisi

yang berbeda. Misalnya General Affairs itu

dapat dipisahkan ke dalam bagian Pengadaan

dan Human Resources. Jadi tidak campur

aduk. Kemudian divisi saya sendiri, akan

lebih baik jika Marketing dipisahkan menjadi

divisi yang berbeda. Jadi bagian produksi

hanya mengurusi dari penerimaan barang, pengemasan, pengepakan, dan pengiriman.

Untuk pemasaran dan bagian administrasi bisa

dipisahkan menjadi divisi tersendiri.

P : Oke, Pak, saya rasa informasi yang saya

peroleh sudah cukup. Terima kasih atas

Rencana pengembangan

usaha

Harapan terhadap

perusahaan

Rencana pengembangan

bisnis

257

kesediaannya.

DS : Sama-sama.

258

Transkrip Wawancara 6 (Karyawan Divisi Finance)

Keterangan:

P : Peneliti

KF : Karyawan Divisi Finance

Transkrip Topik

P : Selamat siang, Ibu. Hari ini saya akan

melakukan wawancara terkait penelitian

Skripsi saya mengenai PT Manunggal Suko

Jaya. Sebelumnya, mohon memperkenalkan

diri secara singkat, nama, jabatan, serta tugas

dan wewenang Ibu di perusahaan ini.

KF : Nama saya Adelia Augustina. Saya adalah

karyawan divisi keuangan. Saya bertugas

membantu manajer keuangan di bagian

pencatatan transaksi. Saya accounting di sini.

P : Sudah berapa lama Ibu bekerja di perusahaan

ini?

KF : Saya bekerja di sini sudah dua tahun.

P : Apakah visi perusahaan yang Ibu ketahui?

KF : Visi perusahaan adalah membawa perusahaan

ini menjadi perusahaan yang dapat

menyediakan produk gula yang berkualitas

bagi semua masyarakat, dan menjadikan

produk gula kami menjadi produk yang paling

dicari oleh masyarakat.

P : Sepanjang pengetahuan Ibu, apakah misi

perusahaan dalam mewujudkan visi tersebut?

KF : Misi perusahaan adalah meningkatkan sistem

distribusi, menggunakan teknologi mesin yang

semakin berkembang, dan mempekerjakan

sumber daya manusia yang kompeten.

P : Dari visi dan misi tersebut, visi/misi apakah

yang sudah tercapai?

KF : Visi yang sudah dicapai adalah perusahaan

sudah dapat menyediakan produk gula yang

berkualitas bagi masyarakat, sedangkan untuk

misi yang sudah dicapai adalah semua misi yang ada sedang kami laksanakan sehingga

visi yang belum tercapai dapat tercapai.

P : Visi dan misi apakah yang belum tercapai

sepenuhnya?

KF : Visi yang belum tercapai adalah menjadikan

Pembagian tanggung jawab

Visi perusahaan

Misi perusahaan

Pencapaian visi/misi

Pencapaian visi/misi

259

produk gula kami menjadi produk yang paling

dicari oleh masyarakat.

P : Jika diukur, berapa persenkah pencapaiannya?

KF : Untuk persentasenya mungkin baru 15% atau

20%, masih kecil persentasenya karena

perusahaan ini merupakan perusahaan baru di

bidang gula.

P : Upaya apakah yang dilakukan perusahaan

untuk meningkatkan pencapaian tersebut,

bahkan kalau bisa, mencapai 100%?

KF : Yang dapat dilakukan adalah mengupayakan

agar produk gula kami dapat dikenal oleh

semua masyarakat dan juga memperbanyak

varian produk sesuai dengan tren kebutuhan

masyarakat ke depannya.

P : Alasan apakah yang mendorong Anda untuk

bekerja di perusahaan ini?

KF : Waktu itu saya sedang mencari pekerjaan dan

saya melihat bahwa perusahaan ini sedang

membutuhkan karyawan di bagian keuangan

yang syarat-syaratnya dapat saya penuhi. Saya

juga ingin mencari pengalaman kerja dan

kebetulan mendapatkan info kerja di

perusahaan ini, yang lokasi kantornya dekat

dengan rumah saya.

P : Alasan apa yang mendasari Ibu untuk tetap

bekerja di perusahaan ini?

KF : Para karyawan di sini dapat bekerjasama

dengan baik, sehingga saya senang bekerja di

sini. Saat saya kesusahan, karyawan lain

selalu membantu saya. Selain itu, atasan saya

juga dapat memimpin dengan baik dan sangat

bertanggungjawab. Ditambah lagi, saya

nyaman dengan suasana di lingkungan kantor,

sehingga merasa nyaman untuk bekerja.

P : Bagaimanakah sistem pengangkatan atau

penerimaan karyawan di perusahaan ini?

KF : Pada waktu kami melamar kerja di sini,

kemudian lolos tes dan diterima bekerja di

sini, maka kami akan dikontrak selama 3

bulan untuk dievaluasi apakah dapat diterima

menjadi karyawan tetap atau tidak. Setelah

itu, ketika kami menjadi karyawan tetap, maka tetap ada kontrak dan perjanjian kerja

yang mengikat kami sebagai karyawan di sini.

P : Adakah jenjang karir bagi karyawan?

KF : Setahu saya, tidak ada jenjang karir di

perusahaan ini.

Pencapaian visi/misi

Upaya pencapaian visi/misi

Alasan bekerja

Alasan bekerja

Perekrutan karyawan

Jenjang karir

260

P : Pada saat akhirnya diterima bekerja di

perusahaan ini, apakah situasi kerja sesuai

dengan harapan Ibu?

KF : Sesuai dengan harapan saya, buktinya saya

nyaman dan senang berada di sini.

Lingkungan kerja di sini bersih dan rapi. Lalu

kantor juga dilengkapi dengan AC, sehingga

saya lebih nyaman dalam bekerja.

P : Selain AC, bagaimanakah kelengkapan

fasilitas lain di kantor?

KF : Yang jelas, fasilitas kerja, semacam komputer,

printer dengan scanner, mesin fotokopi, mesin

faks, sudah tersedia di kantor. Minuman

disediakan juga, air mineral dari dispenser.

Saya biasanya membawa kopi atau minuman

sachet sendiri.

P : Dari segi jumlah, apakah fasilitas kantor

sudah cukup memadai bagi karyawan?

KF : Untuk fasilitas operasional, sudah cukup.

Setiap karyawan mendapatkan meja kerja

masing-masing dengan 1 komputer. Fasilitas

printer ada 3 dan mesin fotokopi ada 2.

Menurut saya fasilitas itu sudah cukup untuk

kebutuhan kantor kami. Yang masih kurang

malahan yang sifatnya nonoperasional,

misalnya dispenser dan perlengkapan minum.

Kalau saya bandingkan dengan beberapa

perusahaan lain, fasilitas yang menyangkut

kesejahteraan di sini masih kurang. Ada

perusahaan yang menyediakan kulkas,

microwave, coffee machine, ruang fitness

untuk karyawan, kantin kantor, dan

sebagainya.

P : Fasilitas kesejahteraan apakah yang Ibu

dapatkan dari perusahaan?

KF : JAMSOSTEK dan asuransi.

P : Apakah Ibu pernah sharing dengan karyawan

lain tentang situasi dan lingkungan kerja di

perusahaan ini?

KF : Pernah.

P : Bagaimanakah pendapat karyawan lain

tentang situasi kantor atau pabrik?

KF : Sebagian besar tidak pernah komplain masalah lingkungan kerja. Kalaupun ada yang

mengeluh, standar saja, ya mengeluh capek

karena beban kerja lagi banyak. Setahu saya,

rekan kerja saya betah bekerja di sini.

P : Bagaimanakah struktur organisasi PT MSJ?

Iklim kerja

Situasi kantor

Fasilitas kerja

Kesejahteraan karyawan

Lingkungan kerja

Lingkungan kerja

261

KF : Di bagian top managementada pemilik di

bagian paling atas, lalu CEO, lalu CEO

membawahi manajer keuangan, manajer

operasional, dan manajer untuk divisi gula.

Masing-masing manajer tersebut membawahi

karyawan yang bekerja di bidangnya masing-

masing. Ada juga kepala pemasaran, kepala

produksi, kepala gudang, kepala pengiriman,

dan administrasi yang berada di bawah

koordinasi manajer divisi gula.

P : Bagaimanakah sistem penggajian perusahaan

ini?

KF : Upah diberikan kepada kami di setiap awal

bulan kami bekerja, sama seperti kebanyakan

perusahaan lain menggaji karyawannya.

P : Apakah ada Standar Operasional Perusahaan

di PT MSJ?

KF : Ya, ada SOP yang berisi rincian kerja dan

tanggung jawab masing-masing karyawan,

dan juga adaprosedur dan aturan bagaimana

pekerjaan tersebut dilaksanakan.

P : Apa sajakah tanggung jawab Ibu dalam

perusahaan ini?

KF : Karena saya bekerja di bagian keuangan, saya

bertanggungjawab dalam hal pembukuan.

Saya secara khusus menangani masalah

purchasing atau pembelian. Jadi, segala

macam pembelian, baik untuk perlengkapan

kantor, persediaan barang, pembayaran

pasokan gula, menjadi tanggung jawab saya

untuk melaksanakan dan mengelola.

P : Bagaimanakah prosedur pembelian yang

berada di bawah tanggung jawab Ibu?

KF : Setiap kali ada kegiatan yang membutuhkan

pembelian, harus memberikan salinan

proposal atau rencana budgeting pada saya.

Misalnya untuk pembelian pasokan gula, yang

memang sudah terjadual, saya yang bertugas

untuk memeriksa pengajuan dari bagian

administrasi sugar division, berapa banyak

gula yang akan diperoleh dari pemasok dan

berapa nominal uang yang dibutuhkan.

Kemudian saya akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap harga yang dicantumkan dalam

pengajuan dan melakukan crosscheck untuk

melihat apakah nominal yang dituliskan dalam

pengajuan telah sesuai dengan kenyataannya.

Langkah selanjutnya adalah menyerahkan

Struktur perusahaan

Gaji karyawan

Peraturan kerja

Pembagian tanggung jawab

Prosedur pembelian barang

262

dokumen pengajuan pada manajer keuangan

untuk mendapatkan ACC. Jika sudah

melewati manajer keuangan dan disetujui,

saya mengambil uang tunai sejumlah yang

diminta kepada karyawan keuangan yang

bertugas memegang kas perusahaan. Saya

kemudian memberikan konfirmasi kepada

bagian administrasi sugar division untuk

mengambil dana yang sudah cair.

Pengambilan dana tersebut ditandai dengan

dokumen pencairan dana, dimana setelah

transaksi terjadi, bagian administrasi sugar

division harus kembali menemui saya untuk

menyerahkan bukti pembayaran yang resmi ke

pemasok.

Untuk pengeluaran yang tidak termasuk

pengeluaran semacam itu, mekanismenya

hampir sama. Misalnya akan ada acara

gathering untuk karyawan, yang pastinya

butuh biaya besar. Pengelola atau

penanggungjawab kegiatan harus menyiapkan

proposal pengajuan dana untuk kegiatan

tersebut. Dari rencana anggaran di proposal,

saya periksa nominal yang tertera pada

masing-masing pos pengeluaran, adakah

penyimpangan dari harga aktual di pasaran.

Setelah verifikasi dan screening dari saya,

rancangan anggaran saya naikkan ke manajer

keuangan untuk mendapatkan ACC. Jika

akhirnya ada ACC dari manajer, saya

menyiapkan dana segar sesuai nominal yang

disetujui, dimana akhirnya karyawan yang

bertugas kemudian menemui saya untuk

mengambil dana yang sudah cair. Selanjutnya

sama saja dengan yang telah saya sebutkan

sebelumnya.

P : Aset apa sajakah yang dimiliki oleh

perusahaan?

KF : Uang kas, utang dan piutang. Selain itu

persediaan barang, perlengkapan dan

peralatan kantor, termasuk mesin pabrik.

Bangunan dan kantor pabrik juga terhitung

sebagai aset perusahaan. Untuk semua aset yang berbentuk barang, ada perhitungan

penyusutan aktiva sebesar 10% per tahun.

P : Menurut Ibu, bagaimanakah kinerja Ibu

selama ini?

KF : Kalau saya mengevaluasi diri saya sendiri,

Aset finansial

Evaluasi terhadap kinerja

263

saya bekerja di sini dengan memberikan

kemampuan dan pengetahuan saya

sepenuhnya. Karena ketika saya dapat

membuat terobosan-terobosan yang membuat

perusahaan sukses, maka sebagai karyawan di

sini, saya pun dapat ikut merasakan

kesuksesan itu dan membuat saya bangga.

Sehingga, saya bekerja di sini berusaha untuk

memberikan yang sebaik-baiknya.

P : Patokan apakah yang Ibu gunakan untuk

menilai kinerja Ibu sudah baik atau belum?

KF : Saya bekerja sesuai dengan peraturan

perusahaan dan sesuai dengan apa yang

manajer saya katakan untuk saya lakukan.

Dan ketika manajer saya puas dengan apa

yang saya kerjakan artinya saya mengerjakan

dengan baik, begitu juga sebaliknya. Seperti

itu saja sih saya menilai kinerja saya. Yang

penting, saya mengerjakan dengan sungguh-

sungguh, dan apabila ada masukan ataupun

perbaikan akan apa yang sudah saya kerjakan,

maka saya akan membenahi apa yang saya

kerjakan tersebut, sehingga hasilnya bisa

maksimal.

P : Bagaimanakah cara manajer divisi keuangan

mengevaluasi kinerja Ibu?

KF : Atasan selalu berada di kantor ketika saya

mengerjakan tugas saya. Meskipun tidak

setiap detik beliau mengawasi kinerja saya,

tetapi beliau sebagai pimpinan dapat tahu apa

yang saya kerjakan dan bagaimana saya

mengerjakannya.

P : Adakah hadiah atau bonus tertentu saat

kinerja Ibu dinilai baik?

KF : Ya, ada hadiah tertentu ketika saya bekerja

sesuai dengan harapan beliau.

P : Apa sajakah yang Ibu dapatkan dari

perusahaan sebagai apresiasi terhadap

pekerjaan yang Ibu lakukan?

KF : Gaji pokok sudah pasti diberikan kepada para

karyawan di perusahaan ini. Lalu, ada juga

uang lembur. Bonus juga diberikan ketika

perusahaan mencapai suatu target. THR dan asuransi juga diberikan oleh perusahaan bagi

karyawan di sini.

P : Selain gaji, uang lembur, bonus, dan THR,

fasilitas kesejahteraan apakah yang diberikan

oleh perusahaan?

Evaluasi terhadap kinerja

Evaluasi terhadap kinerja

Kesejahteraan karyawan

Kesejahteraan karyawan

264

KF : Semacam fasilitas yang di kantor ya? Ada

dispenser, minum selalu disediakan oleh

kantor. Ada juga komputer untuk masing-

masing karyawan.

P : Yang saya maksud adalah bentuk fasilitas

seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan,

liburan bagi pegawai, dan sebagainya. Apakah

ada fasilitas kesejahteraan tersebut?

KF : Oh, oke. Ada perlindungan dari

JAMSOSTEK. Jadi yang sudah terdaftar

sebagai peserta JAMSOSTEK karena

sebelumnya bekerja di perusahaan lain, harus

didaftarkan lagi, dan yang lama dihapuskan.

Yang belum punya akan didaftarkan oleh

perusahaan. Bagian HR yang mengurusi ini.

Bagian keuangan terlibat di pembayaran

preminya, karena biaya JAMSOSTEK

ditanggung oleh perusahaan. Kemudian ada

juga asuransi lainnya yang coverage-nya lebih

besar. Jadi ada yang ditanggung asuransi ini,

tapi tidak ditanggung oleh JAMSOSTEK.

Asuransi swasta tadi itu juga memberi jatah

pemeriksaan kesehatan gratis buat karyawan.

Terkait dengan libur, perusahaan memberikan

jatah cuti 12 hari setahun. Kalau lebih dari 12

hari, masih bisa ambil cuti potong gaji. Jadi

gaji bulan itu akan dipotong sesuai dengan

banyaknya hari cuti. Ada juga team outbond

atau team building. Setiap divisi mendapat

kesempatan untuk membuat acara tim, boleh

outbond, boleh paintball, dinner, nonton

bareng, membuat jaket tim, rafting,

paralayang, liburan ke pantai, atau apapun,

asal budget-nya sesuai dengan jatah tim.

Perusahaan sendiri juga mengadakan

gathering setahun sekali, mengumpulkan

semua karyawan untuk keakraban.

P : Siapakah yang bertanggungjawab membuat

peraturan kerja di perusahaan?

KF : Yang membuat peraturan adalah para atasan,

yaitu manajer, CEO, dan pemilik.

P : Siapakah yang berwenang mengambil

keputusan di perusahaan? KF : Pengambilan keputusan sepenuhnya dilakukan

oleh pemilik, yang dimana sebelum sampai ke

pemilik maka bisa saja kami masing-masing

divisi atau juga bisa kami bersama-sama

dengan divisi yang lain dengan para manajer

Kesejahteraan karyawan

Kesejahteraan karyawan

Pembagian tanggung jawab

Pembagian tanggung jawab

265

kami masing-masing, dan juga terkadang

dengan CEO mengadakan rapat untuk

membahas hal yang terjadi, lalu hasil rapat

akan diserahkan kepada pemilik.

P : Selama ini, jika ada informasi terkait

perusahaan, bagaimanakah cara

penyebarannya?

KF : Kalau informasinya dari atasan, biasanya

disampaikan langsung ke karyawan. Kalau

misal kami dari karyawan mendengar

informasi penting yang simpang siur dan

asalnya tidak jelas dari mana, kami bertanya

langsung ke atasan untuk memastikan

kebenarannya.

P : Bagaimana halnya dengan informasi tentang

perubahan kebijakan, terutama yang terkait

dengan operasional perusahaan?

KF : Sama saja, atasan berbicara langsung dengan

kami karyawan. Tapi sesudahnya pasti ada

surat pengumuman resmi yang ditempel di

papan pengumuman. Kadang juga lewat e-

mail, tapi lebih seringnya ditempel di papan.

P : Bagaimanakah cara atasan untuk

menyampaikan instruksi atau teguran pada

karyawan?

KF : Dengan berbicara langsung muka dengan

muka dengan kami.

P : Bagaimanakah cara atau gaya atasan saat

berkomunikasi dengan karyawan?

KF : Beliau berbicara kepada kami seperti kami

adalah temannya, sehingga kami nyaman

untuk berkomunikasi dengan beliau.

P : Seberapa seringkah Ibu bertemu dengan

atasan?

KF : Setiap hari saya bertemu dengan atasan di

kantor karena ibu manajer masuk kantor

setiap hari, kecuali ada keperluan di luar

kantor, tapi itu juga jarang sekali. Dengan

pimpinan perusahaan dan pemilik pun saya

bertemu setiap hari.

P : Seberapa seringkah dilakukan rapat dengan

atasan?

KF : Rapat atau pertemuan di perusahaan ini diadakan setiap 2 minggu sekali, atau 1 bulan

sekali, dan juga apabila ada hal mendesak

yang harus segera dibicarakan pada hari itu.

P : Bagaimanakah umumnya jalannya rapat yang

dihadiri karyawan dan atasan?

Penyampaian informasi

Penyampaian informasi

Penyampaian teguran

Manajer

Relasi dan interaksi

Relasi dan interaksi

266

KF : Sedikit tegang, karena rapat dengan atasan

tidak terlalu sering dibandingkan dengan rapat

yang hanya dihadiri para atasan.

P : Bagaimanakah hubungan Ibu dengan

pimpinan perusahaan?

KF : Kalau hubungan dengan pemilik dan CEO,

saya kurang dekat dengan mereka, karena

saya bekerja di sini seringnya berinteraksi

dengan manajer saya. Jadi jika ada yang perlu

disampaikan kepada pimpinan, cukup

menyampaikan ke manajer keuangan,

nantinya manajer saya yang akan berinteraksi

dengan pemilik dengan CEO. Untuk

karyawan manajemen bawah yang sering

berinteraksi dengan pemilik dan CEO adalah

mereka yang memiliki kinerja sangat

maksimal dan luar biasa, sehingga

menghasilkan ide dan kontribusi bagi

perubahan besar di dalam perusahaan, serta

karyawan yang memiliki masalah khusus di

dalam mereka bekerja.

P : Aspek apakah yang Ibu kagumi dari para

atasan sebagai hal positif yang layak

diteladani?

KF : Aspek tanggung jawab, kedisiplinan, dan juga

aspek kepemimpinan.

P : Menurut Ibu, apakah kelebihan para atasan di

perusahaan ini?

KF : Kelebihan atasan adalah beliau dapat

menuntun kami dan senantiasa membantu dan

mendukung kami ketika kami merasa

kesulitan. Beliau juga memotivasi kami untuk

kami bekerja dan juga memberikan

penghargaan kepada kami sehingga kami

lebih semangat untuk bekerja.

P : Sebaliknya, apakah kekurangan para atasan,

menurut pendapat Ibu?

KF : Untuk kekurangannya, saya kurang tahu.

Selama ini atasan tidak menunjukkan ada

minusnya dalam bekerja.

P : Bagaimanakah kinerja para atasan selama ini?

KF : Atasan saya dapat memimpin dengan baik dan

bertanggung jawab juga atas divisi kami. Lalu juga atasan dapat memotivasi dan

mengarahkan kami untuk bekerja dalam

lingkup visi misi perusahaan. Atasan juga

tidak memimpin dengah semena-mena tetapi

memberikan kepada kami kesempatan untuk

Situasi rapat

Relasi dan interaksi

Manajer

Manajer

Manajer

Evaluasi terhadap kinerja

267

berbicara dan memberikan pendapat bagi

kemajuan perusahaan. Saya berharap, atasan

dapat mempertahankan apa yang beliau

lakukan dan terapkan sekarang.

P : Dengan karyawan lainnya, bagaimanakah

hubungan Ibu?

KF : Hubungan dengan karyawan lain baik

karyawan di divisi saya, maupun di divisi lain

sangat baik. Karena kami sering berinteraksi,

berkomunikasi, dan bekerjasama untuk saling

mendukung dalam berjalannya operasional

bisnis.

P : Apabila ada rekan karyawan dari divisi

keuangan melakukan kesalahan, apakah yang

Ibu lakukan?

KF : Apabila karyawan divisi saya melakukan

kesalahan yang mengganggu kinerja saya dan

menganggu kelancaran operasional bisnis,

maka saya akan melaporkan kepada manajer

saya untuk ditindak lebih lanjut. Tetapi

sebelumnya saya akan menegur dan

menasehati.

P : Jika yang melakukan kesalahan adalah

karyawan divisi lainnya, bagaimanakah sikap

Ibu?

KF : Kesalahan ataupun kelalaian karyawan di

divisi lain bukan menjadi tanggung jawab

saya, tetapi apabila hal itu berimbas pula pada

divisi saya ataupun bagi perusahaan, maka

saya berusaha mengingatkan ia dan

memberikan masukan atau saran.

P : Saat Ibu menerima masukan dari atasan dan

karyawan lain, bagaimanakah sikap Ibu?

KF : Saya akan menerima semua masukan yang

ada. Karena menurut saya ketika saya

mengerjakan sesuatu dan saya

mengerjakannya tidak hanya berdasarkan

pada sudut pandang saya, tetapi juga dari

sudut pandang lainnya yang saling berkaitan

dan melengkapi, maka saya rasa apa yang

saya kerjakan akan memberikan hasil yang

maksimal. Tetapi kalau masukan yang ada

tidak sesuai atau bertentangan dengan apa yang saya kerjakan dan apa yang saya anggap

benar, maka saya akan meminta penjelasan

lebih lanjut akan apa yang mereka maksud

dan menjelaskan maksud saya dari sudut

pandang saya sendiri.

Relasi dan interaksi

Respon terhadap kesalahan

Respon terhadap kesalahan

Respon terhadap masukan

268

P : Apakah ada upaya khusus dari atasan untuk

meningkatkan keahlian karyawan?

KF : Ada program training untuk kami para

karyawan, selain itu juga kami dapat saling

bertukar informasi dengan mudah dengan

atasan dan karyawan lain yang akan

menambah pengetahuan kami, dan berdampak

pada meningkatnya keahlian kami.

P : Untuk meningkatkan keahlian kerja, upaya

apakah yang Ibu lakukan untuk satu hingga

lima tahun ke depan?

KF : Kalau dari saya pribadi, saya banyak

membaca berita-berita tentang pergulaan

ataupun buku-buku dari orang-orang sukses

atau apapun itu yang dapat membawa saya

kepada perspektif baru dan dapat memberi

pengetahuan baru kepada saya dalam saya

menyelesaikan suatu pekerjaan. Selain itu,

saya juga dapat meminta bantuan dan

bimbingan dari orang yang ahli di bidang saya

sekarang ini.

P : Bagaimanakah pendapat Ibu tentang

perusahaan pengemasan gula lain di Surabaya

yang menjadi pesaing perusahaan ini?

KF : Menurut saya, perusahaan pengemasan gula

lain adalah perusahaan yang sudah memiliki

struktur dan sistem bisnis yang besar dan

kompleks karena mereka telah bermain lama

di indsutri pergulaan.

P : Apakah kelebihan perusahaan ini

dibandingkan perusahaan pengemasan gula

lain?

KF : Sepertinya kekeluargaannya. Hubungan

antarkaryawan di sini bisa dibilang erat. Kami

sering berkumpul untuk acara perusahaan

yang tidak berhubungan dengan pekerjaan,

seperti gathering dan teambuilding. Jadi

secara tidak sadar tumbuh kedekatan. Untuk

di perusahaan lain sebenarnya saya kurang

tahu juga, karena tidak pernah mengetahui

dalamnya perusahaan pengemasan gula lain,

tahunya yang terekspos ke luar saja.

P : Apakah kekurangan perusahaan ini dibandingkan dengan perusahaan pengemasan

gula lainnya?

KF : Kalau kekurangan saya kurang tahu. Mungkin

produk kami belum banyak dikenal oleh

masyarakat, sedangkan produk perusahaan

Peningkatan keahlian

Upaya peningkatan

keahlian

Situasi persaingan

Keunggulan kompetitif

Kekurangan perusahaan

269

lainnya sudah banyak beredar dan dikenal

masyarakat.

P : Upaya apakah yang perlu dilakukan untuk

mengatasi kekurangan tersebut?

KF : Untuk hal ini, maka perusahaan kami dapat

mengupayakan agar produk gula kami dapat

lebih banyak diketahui oleh masyarakat.

Lebih banyak promosi, misalnya. Ada produk

gula yang diiklankan di televisi, mungkin cara

tersebut dapat ditiru oleh PT MSJ. Atau

dengan membuat promo “Beli 2 Gratis 1” atau

diskon khusus untuk pembelian tertentu.

P : Adakah kekurangan di divisi keuangan sendiri

yang perlu diperbaiki?

KF : Pembagian tugas yang lebih sistematis saja.

Kadang dua orang dipasrahkan untuk

melaksanakan satu tugas yang sama. Kalau di

bidang keuangan, susah sekali untuk

dilaksanakan, karena menjadi tidak fokus.

Satu tugas pencatatan atau pembukuan lebih

baik dipegang oleh satu orang agar konsisten.

P : Menurut Ibu, faktor apa sajakah yang

mendukung perkembangan bisnis perusahaan

ini?

KF : Perkembangan teknologi mendukung

perkembangan bisnis perusahaan karena

mesin yang digunakan untuk pengemasan dan

pengepakan gula adalah mesin modern. Itulah

mengapa di pabrik tidak memerlukan banyak

karyawan, yang penting ada orang yang bisa

mengoperasikan mesin. Mesin yang dipakai

termasuk mutakhir dan mesin baru, bukan

bekas.

Faktor lainnya adalah tenaga kerja yang

kompeten. Untuk bekerja di sini, syarat

minimalnya adalah lulusan S1. Saya masuk ke

sini juga harus lolos tes tulis, psikotes, juga

wawancara. Yang mewawancara adalah

manajer saya yang sekarang ini.

Koordinasi divisi di perusahaan juga

mendukung berkembangnya bisnis. Kalau ada

yang perlu disampaikan, karyawan dapat

langsung berbicara dengan manajer. Dan hari itu juga, manajer menghubungi CEO atau

pemilik, atau keduanya. Kalau ada sesuatu

yang harus diputuskan cepat, pemilik dan

CEO juga memberikaan respon yang cepat.

Sepertinya, peraturan pemerintah juga

Rencana pengembangan

bisnis

Kekurangan perusahaan

Faktor pendukung

perkembangan bisnis

270

mendukung perkembangan bisnis perusahaan.

Setidaknya tidak menghambat kerja

perusahaan.

P : Sebaliknya, apabila ditanya tentang faktor

yang menghambat perkembangan bisnis

perusahaan ini, bagaimanakah pendapat Ibu?

KF : Untuk perusahaan ini, saya belum melihat

adanya hambatan dari dalam ya. Mungkin jika

di internal perusahaan ini tidak dapat bekerja

sama dengan baik, lalu struktur dan sistem

bisnisnya tidak jelas, ditambah lagi

perusahaan tidak mengikuti perkembangan di

dunia luar, maka perkembangannya akan

terhambat. Kalau dari luar sendiri, keberadaan

pesaing itu yang menghambat perkembangan

bisnis perusahaan. Walaupun jika dinalar juga

tidak bisa dibilang sebagai hambatan, karena

persaingan itu wajar di dunia bisnis.

P : Untuk mengembangkan perusahaan, aktivitas

operasional manakah yang menurut Ibu perlu

ditingkatkan di perusahaan ini?

KF : Menurut saya aktivitas untuk pemasaran dan

distribusi. Kalau aspek pemasaran agar

produk dapat dikenal dan diterima

masyarakat. Kalau dari aspek distribusi agar

produk dapat menjangkau dan dinikmati oleh

masyarakat luas di daerah manapun.

P : Adakah divisi tertentu yang Ibu pandang

paling penting dan harus menjadi prioritas di

perusahaan ini?

KF : Tidak ada. Menurut saya, semua divisi

penting dan saling berhubungan untuk

mendukung operasional bisnis.

P : Divisi manakah yang paling sering berurusan

dengan divisi keuangan?

KF : Semua divisi sering berinteraksi dengan divisi

kami, karena semua aktivitas yang terjadi di

dalam operasional bisnis membutuhkan uang

dan segala sesuatu yang berhubungan dengan

aktivitas di divisi kami.

P : Bagaimanakah bentuk interaksi antara divisi

keuangan dengan divisi lain?

KF : Bentuk interaksinya seperti bertatap muka dan berkomunikasi, lalu saling bertukar data.

P : Bagaimanakah sistem penyimpanan data

operasional divisi keuangan?

KF : Laporan keuangan kami buat di komputer dan

disimpan di komputer masing-masing. Setiap

Faktor penghambat

perkembangan bisnis

Rencana pengembangan

bisnis

Hubungan antar divisi

Relasi dan interaksi

Pengarsipan

271

bulan, kami melapor ke manajer keuangan

dengan mengirimkan laporan yang sudah

kami buat. Semua laporan juga di-print untuk

diserahkan pada ibu manajer.

P : Menurut Ibu, apakah pemasaran produk

perusahaan telah tergolong efektif dan efisien?

KF : Menurut saya dari sisi pemasaran kurang

efektif dan efisien karena sampai sekarang ini,

pemasaran yang dilakukan belum cukup

menggebrak pasar dan meningkatkan

penjualan dengan drastis.

P : Apakah Ibu mengkonsumsi produk

perusahaan ini?

KF : Ya, saya menggunakan produk kami untuk

kehidupan sehari-hari.

P : Bagaimanakah pendapat Ibu terhadap kualitas

produk perusahaan ini?

KF : Menurut saya produk kami layak bersaing

karena kualitas gula kami tidak kalah dengan

pesaing yang sudah dikenal masyarakat.

P : Bagaimanakah Ibu melihat perkembangan

bisnis perusahaan ini dari awal Ibu bekerja

hingga sekarang?

KF : Saya bekerja ketika perusahaan ini masih baru

beroperasi, sehingga saya melihat bahwa dari

hari ke hari, perusahaan ini dapat semakin

berkembang baik dari sisi teknologi dan juga

struktur dan sistem bisnisnya, karena semakin

ke depan, produk kami semakin banyak

dikenal dan semakin banyak dikonsumsi oleh

masyarakat, sehingga perkembangan bisnis

yang terjadi cukup signifikan dan saya

percaya untuk ke depannya, perusahaan kami

ini dapat menjadi perusahaan yang sukses

karena produk yang kami hasilkan ini

merupakan produk yang penting di dalam

kehidupan sehari-hari dari masa ke masa.

P : Untuk ke depannya, bagaimanakah Ibu

melihat perkembangan perusahaan ini?

KF : Pastinya untuk ke depan perusahaan ini akan

semakin mengalami kemajuan karena kami

akan hadir sebagai perusahaan yang terus

melihat kepada tren dan juga perkembangan jaman, sehingga produk yang kami hasilkan

dapat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

pasar ke depannya, dan pasar dapat merasa

puas dengan produk kami.

P : Adakah kebijakan perusahaan yang menurut

Kekurangan perusahaan

Produk perusahaan

Produk perusahaan

Perkembangan bisnis

Harapan terhadap

perusahaan

272

Ibu harus dihilangkan?

KF : Kebijakan untuk membuat print-out hampir

semua dokumen. Karena semua menggunakan

komputer, termasuk pembuatan dokumen,

lebih baik semua disimpan dan dikirim

memanfaatkan komputer dan e-mail saja. Jika

membutuhkan print-out, cukup atasan yang

mencetak print-out sendiri.

P : Kebijakan apakah yang menurut Ibu harus

dipertahankan?

KF : Banyak sekali, masalah jam kerja, cuti,

menurut saya semuanya sudah bagus.

P : Dengan adanya Ibu di perusahaan ini, apakah

yang ingin Ibu capai?

KF : Saya ingin membantu perusahaan ini agar

menjadi sukses dan dapat menggebrak pasar.

Saya berharap perusahaan ini dapat

bertumbuh dan berkembang, serta menjadi

perusahaan yang menghasilkan produk yang

paling dicari oleh masyarakat.

P : Secara nyata, apa yang ingin atau akan Ibu

lakukan?

KF : Dengan bekerja seoptimal mungkin,

berhubung saya di bagian Purchasing, saya

dapat membantu perusahaan dengan menekan

biaya pembelian. Mencari barang yang

kualitasnya bagus tetapi murah, atau

mempererat kerja sama dengan para vendor

untuk mendapatkan keuntungan berupa

potongan harga. Saya juga dapat melakukan

promosi kecil-kecilan, dengan cara

mempersuasi keluarga dan teman untuk

membeli produk Gulasir atau Gula Selera. Di

rumah, dengan mengkonsumsi sendiri,

walaupun mungkin tidak sebanding dengan

sekian banyak masyarakat Surabaya yang

menjadi konsumen gula, tapi setidaknya ada

sumbangsih dari pribadi saya.

P : Baiklah, saya rasa wawancara kali ini saya

cukupkan sekian. Apabila ada hal lain yang

saya butuhkan, saya akan menghubungi Ibu

kembali.

KF : Oke. Saya siap untuk diwawancara lagi apabila memang dibutuhkan. Saya di kantor

setiap jam kerja.

P : Terima kasih atas bantuannya.

KF : Sama-sama.

Kekurangan perusahaan

Peraturan kerja

Harapan terhadap

perusahaan

Rencana pengembangan

perusahaan

273

Transkrip Wawancara 7 (Karyawan General Affairs)

Keterangan:

P : Peneliti

KO : Karyawan General Affairs

Transkrip Topik

P : Selamat siang, Bapak. Hari ini saya akan

melakukan wawancara terkait penelitian

Skripsi saya mengenai PT Manunggal Suko

Jaya. Sebelumnya, mohon memperkenalkan

diri secara singkat, nama, jabatan, serta tugas

dan wewenang Bapak di perusahaan ini.

KO : Nama saya Yuda Wibowo, karyawan divisi

General Affairs. Tugas saya adalah membantu

tugas manajer operasional.

P : Apa sajakah tugas manajer operasional atau

bagian operasional ini sendiri?

KO : Kami mengurusi pembelian alat-alat kantor

dan alat produksi. Kami juga bertugas

merawat fasilitas yang ada di perusahaan,

termasuk mesin, bangunan, kendaraan,

peralatan elektronik, sampai ke benda-benda

kecil yang menjadi milik perusahaan. Selain

itu, divisi kami mengurusi masalah personalia

atau ketenagakerjaan.

P : Bapak sendiri memegang tugas apa di divisi

operasional?

KO : Saya adalah bagian recruitment dan training.

Saya bertugas merekrut karyawan baru.

Apabila ada lowongan pekerjaan atau ada

divisi yang membutuhkan karyawan baru,

saya yang melakukan promosi atau membuat

iklan lowongan pekerjaan. Apabila ada calon

karyawan yang melamar di PT MSJ, saya juga

bertugas menghubungi calon karyawan

tersebut, mengatur jadual tes tulis, psikotes,

Pembagian tanggung jawab

Pembagian tanggung jawab

Pembagian tanggung jawab

274

dan wawancaranya. Nah, karena memang

selama ini jarang ada kekosongan posisi, saya

juga diberi wewenang untuk menyiapkan

materi training. Tapi tetap saya harus

konsultasi dengan divisi lain, karena tidak

semua materi saya paham. Misalnya training

divisi keuangan, agak kesulitan juga kalau

harus memberikan training masalah

keuangan. Jadi saya biasanya mengatur

penjadualannya, berapa lama waktu training,

syarat kelulusan training seperti apa. Saya

juga berhak mengatur pelatihan atau workshop

apa yang akan diadakan untuk karyawan.

P : Selama ini, secara nyata, apa sajakah

kontribusi Bapak pada perusahaan? Apa saja

yang sudah Bapak lakukan untuk perusahaan

ini?

KO : Kalau terkait dengan tugas saya, saya sudah

beberapa kali melakukan perekrutan

karyawan, yang kebanyakan terjadi pada

tahun pertama saya bekerja. Saat itu PT MSJ

masih baru berdiri, sehingga masih

memerlukan banyak karyawan. Untuk

mengiklankan lowongan pekerjaan, saya

memasang iklan baris di berbagai surat kabar.

Selain itu, saya mengirimkan e-mail pada

seluruh karyawan untuk menyebarkan

informasi lowongan kerja kepada teman atau

keluarga mereka. Pemilik dan CEO

hubungannya ayah dan anak dan perusahaan

ini jalannya lancar mungkin juga karena

keduanya dekat dan ada hubungan keluarga.

Jadi, menurut saya akan lebih baik jika

karyawan baru diutamakan dari relasi atau

kerabat karyawan, agar membentuk

kekeluargaannya juga mudah. Kemudian,

program training pasti terlaksana setiap ada

karyawan baru. Tengah tahun lalu saya

mengusulkan ada team bonding untuk masing-

masing divisi. Jadi tiap divisi mendapatkan

anggaran khusus untuk mengadakan satu

acara bebas setahun sekali. Yang mau pergi

makan-makan, boleh. Atau mau yang lebih menantang, misalnya arung jeram, panjat

tebing, atau outbond juga tidak apa-apa.

Bebas menentukannya asal sesuai budget.

P : Bagaimanakah sistem pengangkatan karyawan

di perusahaan ini?

Karyawan

275

KO : Setelah diterima, kontrak tiga bulan.

Kemudian jika lolos langsung dibuatkan

kontrak untuk menjadi karyawan tetap.

P : Apakah ada jenjang karir di perusahaan ini?

KO : Setahu saya, tidak ada kebijakan atau aturan

mengenai jenjang karir bagi karyawan di sini.

P : Sudah berapa lama Bapak bekerja di

perusahaan ini?

KO : Sudah sejak PT MSJ berdiri, dua tahun yang

lalu.

P : Bagaimanakah awalnya Bapak bekerja di

perusahaan ini?

KO : Saya mendapat rekomendasi dari Pak

Handoko untuk bekerja di bagian operasional.

Dulunya saya bekerja jadi karyawannya

kerabat Pak Handoko, kemudian saya waktu

itu keluar dari pekerjaan itu karena ada suatu

hal dengan atasan yang lama.

P : Mengapa pada akhirnya Bapak menerima

tawaran pekerjaan ini?

KO : Bidang yang ditawarkan adalah bidang yang

saya kuasai. Ditambah lagi, gajinya lebih

tinggi dibanding yang lama dan waktu saya

lihat-lihat perusahaan ini, tempat kerjanya

sepertinya nyaman.

P : Hingga saat ini Bapak masih betah bekerja di

perusahaan ini, alasannya apa?

KO : Karena tempat kerjanya nyaman, sih. Teman-

teman kantor juga enak, maksudnya di sini

sudah biasa saling tolong. Jadi jika memang

ada yang kesusahan, misalnya saat saya butuh

bantuan mengerjakan urusan kantor atau

pabrik, semuanya mau membantu. Suasana

kerja di sini juga menyenangkan.

P : Menurut Bapak, bagaimanakah tatanan

lingkungan kerja di kantor?

KO : Cukup bagus. Standar kantor memang seperti

ini, ya. Meja karyawan ditata tanpa sekat, jadi

lebih mudah kalau membutuhkan apa-apa.

Dan juga lebih mudah mengawasi. Kalau

diberi sekat mungkin juga akan jadi

pemborosan tempat. Lalu di sini juga

disediakan kantin. Jadi lebih bagus kalau ada kantin seperti ini di dalam kompleks kantor,

jadi tidak perlu keluar kantor untuk yang

malas keluar.

P : Terkait situasi kerja, bagaimanakah pendapat

Bapak?

Perekrutan karyawan

Jenjang karir

Lama bekerja

Alasan bekerja

Alasan bekerja

Iklim kerja

Lingkungan kantor

276

KO : Situasi kerja menyenangkan. Seperti yang

saya bilang tadi, di sini gotong royongnya

masih kuat. Jadi bisa saling bantu. Situasi di

dalam kantor juga tenang. Kalau siang hari

yang biasanya terdengar itu suara ketak-ketik

keyboard komputer atau telepon, mesin

printer, seperti itu. Di sini, kerapihan dan

kebersihan juga penting. Pemilik perusahaan

agak sensitif masalah ini, jadi masing-masing

sudah sadar diri untuk menjaga meja kerjanya

terlihat bersih. Ada cleaning service juga

datang ke kantor di siang hari untuk

membersihkan lantai dan yang selain meja

kerja semua karyawan.

P : Bagaimanakah fasilitas kantor dan pabrik,

apakah sudah memadai?

KO : Secara minimal, sudah cukup. Ada komputer

untuk masing-masing orang. Ada mesin

printer, mesin fotokopi. Ada juga dispenser.

Bagian resepsionis juga disediakan komputer,

telepon, mesin fax. Yang kurang adalah ruang

meeting. Ruang meeting di kantor hanya ada

satu. Jadi untuk menentukan jam rapat divisi,

harus cek dulu, ruangannya available atau

tidak. Kalau misalnya ditambah setidaknya

satu ruangan lagi, pasti lebih baik.

P : Setiap perusahaan pasti punya visi atau hal

yang ingin dicapai ke depannya. Apakah

Bapak tahu visi apa yang dimiliki oleh

perusahaan ini?

KO : Kalau resminya seperti apa, saya kurang tahu.

Setahu saya, perusahaan ini ingin menjadi

lebih dikenal oleh masyarakat. Saingan juga

banyak, jadi sepertinya sekarang sedang

digenjot untuk lebih dicari oleh masyarakat.

P : Apakah visi tersebut sudah dicapai oleh

perusahaan ini?

KO : Kalau saya lihat, sudah hampir tercapai. Di

luar Jawa terutama. Buktinya, pesanan dari

pulau lain tidak pernah berhenti.

P : Untuk mewujudkan visi tersebut, misi apa saja

yang ditetapkan oleh perusahaan?

KO : Misinya memperluas kawasan penjualan atau penyebaran produk perusahaan.

P : Bagaimanakah struktur koordinasi dan

hirarkis perusahaan?

KO : Paling tinggi itu pemilik. Kemudian di

bawahnya ada CEO. Di bawah CEO ada tiga

Iklim kerja

Plant, Property, and

Equipment (PP&E)

Visi perusahaan

Pencapaian visi

Misi perusahaan

Struktur perusahaan

277

orang manajer: manajer atau direktur

keuangan, direktur operasional, dan direktur

pergulaan. Di bawah manajer masih ada

karyawan divisi yang jumlahnya banyak.

P : Bagaimanakah sistem penggajian di sini?

KO : Semua karyawan mendapat gaji tiap awal

bulan, tanggal 5.

P : Diserahkan dalam bentuk uang tunai, atau?

KO : Iya, diberinya cash. Jadi waktu penerimaan

gaji, karyawan dipanggil sebagian-sebagian

untuk bergantian menghadap ke divisi

keuangan untuk menerima gaji dan tanda

tangan di kertas tanda terima. Besarnya gaji

itu sudah dicantumkan juga di kertas kontrak

saat baru saja masuk kerja.

P : Berapakah besarnya gaji rata-rata di

perusahaan ini?

KO : Kalau diminta merata-rata… saya kurang

tahu. Yang lebih pasti untuk nominalnya lebih

besar dari UMR. Coba tanyakan ke divisi

keuangan.

P : Selain lewat kontrak, adakah aturan lainnya

yang diberlakukan bagi karyawan?

KO : Ada lagi, yaitu SOP. SOP ini isinya mengenai

job description bagi masing-masing divisi

atau karyawan, serta peraturan perusahaan

yang mendasar, seperti ketentuan berpakaian.

SOP lebih ke gambaran umum tentang

peraturan mendasar di perusahaan ini.

P : Menurut Bapak, bagaimanakah kinerja Bapak

dari awal bekerja di MSJ hingga saat ini?

KO : Gini, tujuan saya bekerja di sini adalah agar

saya dapat memberikan kontribusi yang

positif, yang mendukung bagi berkembangnya

perusahaan, agar perusahaan menjadi

perusahaan yang sukses. Jadi saya bekerja

sebaik-baiknya, memberikan segalanya yang

saya mampu untuk saya kerjakan sehingga

perusahaan dapat berhasil.

P : Indikator apa yang Bapak pakai untuk menilai

apakah kinerja Bapak baik atau tidak?

KO : Dengan melihat apakah yang saya kerjakan

dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan perusahaan, atau minimal dapat membantu

perusahaan mencapai target suatu proyek, lalu

juga melihat penilaian atasan akan hasil kerja

saya.

P : Untuk evaluasi dari atasan, bagaimanakah

Gaji karyawan

Gaji karyawan

Gaji karyawan

Peraturan kerja

Evaluasi terhadap kinerja

Evaluasi terhadap kinerja

278

manajer operasional mengevaluasi kinerja

Bapak?

KO : Atasan mengamati bagaimana saya bekerja

secara langsung, lalu selain itu juga atasan

melihat dan memeriksa apa yang saya

kerjakan. Kalau misalnya kinerjanya sangat

bagus, ditambah ada pencapaian yang

melebihi standarnya manajer, ada bonus

tambahan yang digabungkan ke gaji

berikutnya.

P : Selain gaji dan bonus, fasilitas kesejahteraan

apa yang diberikan kepada karyawan?

KO : Cuti kantor, cuti khusus misal ada yang

melahirkan atau menikah. JAMSOSTEK,

asuransi kesehatan. Yang saya canangkan,

team bonding, itu juga bentuk kesejahteraan

karyawan. Oh iya, waktu hari raya, ada THR

untuk semua karyawan.

P : Bagaimanakah cara Bapak bertukar informasi

dengan atasan?

KO : Ada banyak cara, lewat e-mail, lewat rapat.

Kalau missal ada sesuatu yang penting juga

saya langsung berbicara face to face kepada

manajer saya. Beliau juga kalau ada informasi

yang mau dibagikan, memberikan

pengumuman lisan, kemudian yang tertulis

dipampang di papan pengumuman.

P : Seberapa seringkah Bapak betemu dengan

atasan?

KO : Jelas setiap hari saat jam kerja. Kalau yang

ada pembicaraannya, paling sering dalam

rapat itu. Rapat yang pasti ada sebulan sekali,

walaupun tidak ada topik khusus, malah

kadang dua minggu sekali. Kalau manajer

saya mengadakan rapat dadakan, itu biasanya

karena ada informasi dari pemilik atau CEO.

Misalnya ada yang berubah tentang

operasional perusahaan, ada peraturan baru

atau kebijakan baru. Malah kadang langsung

ditempel di papan pengumuman.

P : Bagaimanakah hubungan pribadi Bapak

dengan para atasan dari tingkat paling atas

hingga manajer? KO : Dengan pemilik perusahaan, hubungannya

biasa saja, karena biasanya bertemu hanya

saling sapa atau saling senyum saja. Rapat

antara karyawan biasa dengan pemilik itu

jarang sekali, jadi tidak pernah ada diskusi

Manajer

Kesejahteraan karyawan

Penyampaian informasi

Relasi dan interaksi

Relasi dan interaksi

279

yang intens atau bagaimana. Apabila dengan

CEO, hubungan kami cukup baik, karena

sebelum saya bekerja di sini sebagai

karyawannya, saya sering bertemu dengan

beliau. Hubungan saya yang paling dekat

adalah dengan manajer saya. Karena setiap

hari, saya bertemu dan berkomunikasi dengan

beliau membicarakan pekerjaan dan saling

bertukar informasi serta pengetahuan.

P : Bagaimana halnya dengan hubungan Bapak

dengan karyawan lainnya?

KO : Hubungan saya dengan karyawan lain dapat

dikatakan cukup dekat karena kami harus

sering berkomunikasi dan berkolaborasi

dalam bekerja. Apalagi saya bagian

perekrutan dan training.

P : Apakah Bapak pernah melihat karyawan

divisi operasional melakukan kesalahan kerja?

KO : Pernah, beberapa kali malah.

P : Bagaimanakah reaksi Bapak saat itu?

KO : Saya diam saja, karena mereka sudah ditindak

oleh atasan. Atau apabila keterlaluan sekali

kesalahan mereka, maka saya akan menegur

dan juga mengajak bicara.

P : Saat kesalahan kerja itu dilakukan oleh

karyawan divisi lain dan kebetulan Bapak

menyaksikannya, apakah yang Bapak

lakukan?

KO : Ya, mengajak mereka bicara apabila

kesalahan mereka berimbas pada operasional

perusahaan.

P : Bagaimanakah cara atasan memberikan

teguran pada Bapak atau karyawan lain?

KO : Langsung mendatangi dan berbicara langsung.

P : Saat ada atasan atau karyawan yang

melakukan inisitaif tertentu yang membantu

kerja Bapak atau memberikan masukan,

bagaimanakah respon Bapak?

KO : Berterima kasih dan saya merasa senang

karena seperti mendapat dukungan dari rekan

kerja saya, dan masukan yang ada dapat

membuat hasil kerja saya semakin maksimal.

P : Bagaimanakah gaya komunikasi atasan saat berbicara kepada Bapak?

KO : Atasan berkomunikasi dengan baik, jujur, dan

terbuka, lalu mereka juga berkomunikasi

dengan santai, tetapi tetap dalam konteks

seorang pemimpin, sehingga membuat saya

Relasi dan interaksi

Respon terhadap kesalahan

Respon terhadap kesalahan

Respon terhadap kesalahan

Respon terhadap masukan

Manajer

280

nyaman berkomunikasi dengan mereka.

P : Upaya apakah yang dilakukan perusahaan

untuk meningkatkan keahlian karyawan?

KO : Melalui training dan pelatihan lainnya. Ada

juga yang untuk para manajer, diikutkan di

workshop management di luar kantor.

P : Dari pribadi Bapak sendiri, apakah yang

Bapak lakukan untuk meningkatkan keahlian

kerja Bapak?

KO : Saya sering menonton TV, membaca buku.

Dari jaman kuliah kanada banyak hal yang

kadang terlupa, jadi perlu diingat lewat

membaca buku kuliah. Ternyata ada efeknya

ke pekerjaan dan bisa diaplikasikan. Saya juga

sering menyimak kalau ada diskusi para

manajer atau antarkaryawan dari level

manapun, lumayan, bisa belajar hal-hal yang

di luar kawasan pekerjaan saya. Untuk

menghindari kebosanan, saya juga suka

bereksperimen, menyelesaikan satu pekerjaan

dengan cara yang berbeda dari biasanya,

asalkan tidak melanggar aturan perusahaan.

P : Terkait dengan tugas dan wewenang Bapak,

berapakah persentase turn over per bulan di

perusahaan ini?

KO : Maksudnya karyawan yang masuk dan keluar,

kan? Jarang sekali ada karyawan keluar

sebenarnya. Jadi, jika diminta untuk

menentukan turn over rate per bulan saya agak

kesulitan. Kalau per tahun, mungkin sekitar

1% sampai 5%. Sedikit saja.

P : Alasan apakah yang biasanya digunakan

untuk meninggalkan perusahaan atau

mengundurkan diri?

KO : Alasan keluarga, menikah. Ada juga yang

jujur, bilang kalau sudah mendapatkan

pekerjaan lain. Ya tidak apa-apa karena

memang manusiawi jika tiap orang berusaha

mencari yang lebih baik.

P : Siapakah yang bertanggungjawab menyusun

peraturan perusahaan?

KO : Semua jajaran atasan, dari pemilik, CEO,

manajer. Pemilik perusahaan ini biasanya ke hal-hal yang mendasar atau sesuai dengan

selera dan bayangannya perusahaan ini akan

menjadi seperti apa, kemudian dituangkan

dalam bentuk peraturan resmi.

P : Apakah karyawan tidak pernah terlibat dalam

Upaya peningkatan

keahlian

Upaya peningkatan

keahlian

Pengunduran diri

Pengambil keputusan

281

pengambilan keputusan?

KO : Bisa dikatakan terlibat, tapi tidak memiliki

kuasa langsung. Saat kami merasa ada sesuatu

yang tidak baik, kami mengadakan rapat

untuk membicarakan masalah yang ada dan

memikirkan solusi yang terbaik, lalu diberikan

kepada pimpinan untuk disetujui. Dan apabila

pimpinan tidak setuju, maka kami akan

melakukan rapat ulang membicarakan hal ini.

P : Bagaimanakah pendapat Bapak mengenai

situasi persaingan bisnis gula di Surabaya?

KO : Menurut saya, di industri gula ini

persaingannya cukup ketat, sehingga kami

masing-masing perusahaan pengemasan gula

berjuang untuk merebut dan menguasai pasar.

Sehingga, menurut saya, perusahaan

pengemasan gula yang lain memiliki strategi-

strategi bisnis dalam aspek apapun itu yang

mereka gunakan agar visinya dapat tercapai.

P : Menurut Bapak, apakah kelebihan PT MSJ

dibandingkan dengan perusahaan lain?

KO : Alur keputusan dan alur informasi di

perusahaan kami berlangsung dengan cepat,

sehingga apabila dibandingkan dengan

perusahaan lain yang sudah besar, maka kami

memiliki kelebihan yaitu keputusan dapat

dilakukan dengan cepat, sehingga tidak perlu

menunggu dalam waktu yang lama untuk

menunggu hasil dari keputusan, baik

keputusan untuk hal yang besar maupun hal

yang kecil. Orang-orang yang berada di

jajaran pimpinan pun jumlahnya tidak banyak,

jadi lebih mudah untuk mengambil keputusan.

P : Dan sebaliknya, apakah kekurangan

perusahaan ini dibandingkan dengan

perusahaan pesaing?

KO : Kekurangannya adalah pangsa pasar yang

kami kuasai belum sebanyak dan sebesar

pesaing karena perusahaan kami merupakan

pemain baru dan pemasaran yang dilakukan

kurang efisien dan efektif. Perusahaan ini

harus lebih fokus pada bagaimana caranya

orang lebih mengenal produk kami. Caranya harus yang efektif dan efisien. Tapi selain itu,

juga harus menguatkan aspek lainnya, jangan

sampai semua anggaran disedot ke pemasaran.

Misalnya lewat perlakuan yang baik ke

karyawan dalam hal kesejahteraan, saya yakin

Alur pengambilan

keputusan

Situasi persaingan

Keunggulan kompetitif

Kekurangan perusahaan

282

teman-teman karyawan akan membantu

promosi dari mulut ke mulut. Atau mungkin

membagi jatah gula gratis beberapa kali pada

karyawan atau pada masyarakat lemah

finansial, jadi sekalian media promosi.

P : Faktor apa sajakah yang mempengaruhi

perkembangan perusahaan?

KO : Faktor yang mendukung bisa dari faktor

internal dan faktor eksternal. Tetapi yang

pertama kali mendukung dari faktor internal

dulu. Jadi dari faktor internal harus diperbaiki

atau ditingkatkan sehingga mendukung

perkembangan bisnis. Faktor internal itu

antara lain misalnya mesin-mesin

pengemasan, keahlian karyawan, lalu antar

divisi dapat bekerja sama dengan baik.

Selanjutnya baru faktor eksternal seperti

kebijakan pemerintah itu sangat

mempengaruhi. Untuk yang memberikan

pengaruh negatif, sama seperti faktor

pendukung, ada dari faktor internal dan

eksternal. Misalnya saja masing-masing divisi

yang mementingkan kepentingan dan

keberhasilan mereka masing-masing, bukan

keberhasilan perusahaan, dan juga

perekonomian Indonesia yang berpengaruh

pada daya beli masyarakat.

P : Aktivitas operasional manakah yang menurut

Bapak perlu dikembangkan lagi di perusahaan

ini?

KO : Semua aktivitas. Karena kalau hanya satu

yang dijadikan pusat perhatian dan yang

lainnya tidak ikut meningkat, jadinya timpang.

Pemasaran harus naik, yang pasti. Kemudian

bagian produksi otomatis jadi meningkat juga,

karena kalau semakin banyak orang membeli

gula dari kami, kebutuhan gula akan

meningkat. Kalau omset produksi tetap sama,

pemasaran yang heboh itu jadi tidak berguna.

P : Divisi manakah yang menurut Bapak paling

penting untuk diprioritaskan?

KO : Tidak ada skala prioritas untuk itu. Sama saja

seperti aktivitas operasional. Semua porsinya sama.

P : Divisi manakah yang paling sering

berhubungan dengan divisi operasional?

KO : Paling banyak mungkin divisi keuangan.

Karena kami juga banyak berurusan dengan

Faktor pendukung

perkembangan bisnis

Rencana pengembangan

bisnis

Hubungan antar divisi

283

transaksi pembelian, pengadaan barang. Tapi

tidak yang berlebihan. Sugar division juga

sering berinteraksi dengan divisi operasional

karena alasan yang sama, tugas kami saling

bersilangan. Yang satu butuh yang lain.

P : Bagaimanakah sistem penyimpanan data

divisi operasional?

KO : Semua disimpan di komputer dan semua

dicetak. Hasil print itu untuk jaga-jaga. Kita

juga tidak tahu kalau tiba-tiba komputer mati

atau rusak. Daripada repot di belakang, lebih

baik berjaga-jaga.

P : Sikap atau sifat apakah yang Bapak kagumi

dari para atasan?

KO : Kepemimpinan dan keterbukaannya.

P : Apakah kelebihan dan kekurangan para atasan

yang terlihat oleh Bapak?

KO : Kelebihannya yaitu mereka bisa memimpin

dengan baik, lewat caranya memberikan

motivasi dan melakukan evaluasi. Para atasan

juga tidak semena-mena kepada para

bawahan. Yang membuat saya salut juga

adalah perihal jam kerja. Para atasan itu

masuk kantor sama seperti karyawan lainnya.

Malah kadang datang lebih pagi dan

pulangnya lebih mundur. Kalau saya

mendengar dari tempat kerja lain, banyak

yang para bosnya datang selalu terlambat,

sama sekali tidak pernah on-time. Kelemahan

mungkin dari sisi pemilik yang terkadang

suka marah.

P : Menurut Bapak, bagaimanakah kinerja para

atasan selama ini?

KO : Secara kepemimpinan bagus dan efektif,

karena para atasan terjun langsung. Manajer

divisi operasional sering berjalan-jalan,

mengawasi karyawan. Jika ada yang butuh

bantuan, beliau langsung turun tangan

membantu. Kualitas semacam ini perlu sekali

untuk dipertahankan.

P : Apakah Bapak mengkonsumsi produk gula

dari perusahaan ini?

KO : Iya, tentu. P : Produk manakah yang Bapak pilih, Gulasir

atau Gula Selera?

KO : Saya lebih suka Gulasir karena lebih putih

bersih.

P : Mengapa Bapak ikut menjadi konsumen

Pengarsipan

Pemilik, CEO, manajer

Pemilik, CEO, manajer

Pemilik, CEO, manajer

Produk perusahaan

Produk perusahaan

284

produk gula perusahaan ini?

KO : Awalnya sih karena mencoba saja. Dan biar

kelihatan bagus. Masak saya kerja di

perusahaan gula, malah saya memakai produk

gula lain? Terus malah semakin lama saya jadi

membeli Gulasir terus.

P : Menurut hasil penilaian pribadi Bapak sebagai

konsumen Gulasir, bagaimanakah kualitas

produk gula perusahaan ini dibandingkan

dengan gula perusahaan lain?

KO : Menurut saya produk kami layak untuk

bersaing dengan produk lain. Kalau

dibandingkan mungkin kami kurang dalam hal

kemasan, kurang menarik, begitu. Dan hal lain

yang mungkin mempengaruhi adalah ukuran

kemasannya. Saya sering mengamati orang

lain saat sedang belanja. Pembeli yang

kelihatannya masih kuliah, anak kos, atau

masih muda-muda, jarang beli gula kemasan

besar satu kilogram. Jadi coba dibuat variasi

kemasan lagi. Pasti ada juga yang

membutuhkan kemasan besar. Jadi bisa

ditambah jenisnya, kemasan setengah

kilogram dan dua kilogram.

P : Sepanjang pengamatan Bapak, bagaimanakah

perkembangan bisnis perusahaan ini?

KO : Menurut saya perusahaan ini mulai dari awal

bekerja sampai ke depannya akan selalu

menunjukkan perkembangan bisnis. Buktinya

dari waktu ke waktu tingkat penjualan kami

meningkat dan konsumen semakin lama

semakin bertambah banyak. Dulu juga waktu

awal berdirinya, karyawan hanya sedikit,

sehingga harus dilakukan perekrutan. Secara

organisasi juga dulu yang sudah ada adalah

pemilik, CEO, dan tiga manajer – operasional,

keuangan, pergulaan. Banyak orang yang

merangkap-rangkap tugas. Misalnya di

keuangan, saat karyawannya hanya satu

orang, dia mengurusi semuanya, berbagi

dengan manajer divisi keuangan. Dari

masalah pembayaran gaji, pembelian barang,

pembayaran transaksi, pencatatan. Tapi sekarang sudah lebih baik.

P : Dalam sekitar satu sampai lima tahun ke

depan, bagaimanakah kira-kira pencapaian

perusahaan ini, menurut Bapak?

KO : Menurut saya akan mengalami kemajuan

Produk perusahaan

Produk perusahaan

Perkembangan bisnis

Perkembangan bisnis

285

karena pertama produk yang kami hasilkan

adalah produk yang tidak ada matinya, lalu

kualitas produk kami juga bagus. Selain itu,

aspek-aspek yang mendukung perkembangan

bisnis sedang kami upayakan untuk diperbaiki

dan ditingkatkan untuk memuaskan kebutuhan

konsumen. Kalau dari yang saya dengar, aka

nada penambahan area distribusi yang di luar

Jawa. Jadi saya membayangkan bahwa

mungkin seluruh penjuru Kalimantan,

Sulawesi, Papua, NTT, NTB, dan Maluku

sudah terjamah oleh produk Gulasir dan Gula

Selera.

P : Adakah harapan tertentu yang Bapak inginkan

terwujud dari perusahaan ini?

KO : Simpel saja, saya ingin perusahaan ini

semakin berkembang dan sukses.

P : Apakah yang ingin Bapak capai dengan

keberadaan Bapak di perusahaan ini?

KO : Saya ingin membantu perusahaan dalam

melaksanakan aktivitas operasional yang

efektif, efisien, dan tepat sasaran.

P : Oke, terima kasih atas waktunya. Saya akhiri

wawancara ini sampai di sini. Sekali lagi,

terima kasih banyak.

KO : Ya, sama-sama.

Harapan terhadap

perusahaan

Harapan terhadap

perusahaan

286

Transkrip Wawancara 8(Karyawan Sugar Division)

Keterangan:

P : Peneliti

KS : Karyawan Sugar Division

Transkrip Topik

P : Selamat sore, Pak. Hari ini saya akan

melakukan wawancara terkait penelitian

Skripsi saya mengenai PT Manunggal Suko

Jaya. Sebelumnya, mohon memperkenalkan

diri secara singkat, nama, jabatan, serta

tugas dan wewenang Bapak di perusahaan

ini.

KS : Nama saya Thomas Calvin dari

sugardivision. Saya berada di bagian

pemasaran, salah satu subdivisi di sugar

division. Tugas saya adalah mencari upaya-

upaya pemasaran yang sekiranya bisa

mendongkrak penjualan Gulasir dan Gula

Selera. Misal kami mengadakan promo, itu

juga idenya pasti dari bagian pemasaran.

Selain itu, saya juga tugasnya melihat

kompetitor, mencari info melalui koran atau

internet atau tempat lainnya agar tahu kita

kekurangannya dimana dan kekuatannya

dimana, nanti itu dipakai untuk

mengembangkan perusahaan.

P : Awalnya, hal apakah yang mendorong

Bapak untuk bekerja di perusahaan ini?

KS : Saat saya melihat lowongan pekerjaan ini di

koran, saya memang sedang membutuhkan

pekerjaan untuk mencari nafkah dan

memenuhi kebutuhan keluarga saya.

P : Apakah yang menjadi pertimbangan Bapak

untuk tetap bekerja di perusahaan ini?

KS : Jenis pekerjaan memang sesuai dengan

keahlian saya, dengan pendidikan terakhir

saya. Selain itu, setelah saya jalani saya

merasa bahwa rekan kerja, lokasi, situasi

kantor, dan atasan mendukung saya dalam

bekerja. Faktor-faktor itu yang membuat

saya nyaman dan senang untuk bekerja di

sini sampai sekarang.

P : Sepengetahuan Bapak, apakah visi dan misi

Pembagian tanggung jawab

Alasan bekerja

Alasan bekerja

287

perusahaan ini?

KS : Visi dari perusahaan ini adalah menjadi

perusahaan penghasil gula kemasan yang

berkualitas, yang dapat dikenal dan diterima,

serta paling dicari oleh seluruh masyarakat.

Sedangkan, misi dari perusahan ini agar visi

yang ada dapat tercapai adalah adalah

menggunakan teknologi mesin yang

mutakhir, mempekerjakan sumber daya

manusia yang kompeten di bidangnya,

meningkatkan sistem distribusi, dan

mengadopsi strategi pemasaran yang tepat

sasaran.

P : Dari visi dan misi tersebut, visi dan misi

apakah yang sudah tercapai?

KS : Visi yang sudah dicapai dari yang sudah tadi

saya sebutkan adalah menjadi perusahaan

penghasil gula kemasan yang berkualitas

dan gula kami sudah dapat dikenal dan

diterima, serta yang paling dicari oleh

sebagian masyarakat, khususnya untuk

wilayah luar pulau. Sedangkan, untuk

misinya yang sudah dicapai adalah kami

telah menggunakan teknologi mesin yang

mutakhir, mempekerjakan sumber daya

manusia yang kompeten di bidangnya,

meningkatkan sistem distribusi, dan

mengadopsi strategi pemasaran yang tepat

sasaran, setidaknya sedang dalam tahap

proses.

P : Selain yang sudah tercapai tersebut, visi dan

misi apakah yang baru sebagian terpenuhi?

KS : Ya itu tadi selain yang saya sebutkan.

Mengapa kok kita belum dapat menjadi

perusahaan yang produknya dapat dikenal

dan diterima, serta paling dicari oleh seluruh

masyarakat? Karena, satu, perusahaan kami

merupakan pemain baru, kedua adalah misi

kita yang baru terlaksana atau tercapai

sebagian sehingga visi yang ada juga belum

tercapai sepenuhnya. Untuk misi yang

sedang kami gencarkan adalah di bagian

pemasaran, karena pemasaran berperan penting agar produk kita ini dapat dikenal

oleh pasar. Setelah itu, dengan

meningkatnya permintaan, maka sistem

distribusi juga akan kita tingkatkan,

sehingga perusahaan mampu memenuhi

Visi dan misi perusahaan

Pencapaian visi/misi

Pencapaian visi/misi

288

kebutuhan konsumen.

P : Adakah upaya khusus dari Bapak untuk

membantu terwujudnya visi dan misi

tersebut?

KS : Upaya yang dapat saya lakukan ya bekerja

sungguh-sungguh, lalu juga memikirkan dan

mencari cara bagaimana misi yang ada dapat

tercapai semuanya dan dapat terlaksana

dengan efektif dan efisien. Dan kebetulan

saya berada di bagian pemasran, sehingga

saya sedang memikirkan berbagai alternatif

cara pemasaran yang sekiranya bisa

mendongkrak popularitas perusahaan dan

meningkatkan keuntungan, tapi tetap di jalur

pembiayaan perusahaan.

P : Aset apa sajakah yang dimiliki perusahaan?

KS : Kalau bicara aset, semua karyawan di sini

dapat dimasukkan sebagai aset perusahaan,

karena tanpa karyawan perusahaan tidak

akan bisa berjalan. Selain itu, aset yang

tampak dengan jelas, yang sifatnya fisik.

Tanah, bangunan, parkiran, barang-barang

kantor, dan semacamnya, adalah aset

perusahaan. Yang lebih paham tentang ini

mungkin para manajer atau karyawan bagian

general affairs.

P : Bagaimanakah situasi kerja di perusahaan

ini?

KS : Ya tadi saya sudah bilang kalau

pertimbangan saya bekerja di sini salah

satunya adalah suasana lingkungan kerja di

kantor, maupun di pabrik itu nyaman, sesuai

dengan apa yang saya inginkan. Baik kantor

maupun pabrik selalu diupayakan terjaga

kebersihannya. Enaknya lagi, tidak panas

karena ber-AC semua. Selain itu juga anak-

anak ini dalam bekerja tidak ramai sendiri,

jadi tidak seperti pasar, sehingga kita bisa

fokus bekerja.

P : Secara fisik lingkungan perusahaan, apakah

fasilitas kantor dan pabrik sudah cukup

memadai bagi karyawan?

KS : Bagi saya sendiri, sudah cukup. Kami di Pemasaran mendapatkan masing-masing 1

komputer dengan 2 monitor. Jadi jika kami

perlu menyusun materi publikasi atau

pemasaran, kami telah memiliki sarana dan

prasarana yang dibutuhkan. ATK juga

Karyawan

Plant, Property, and

Equipment (PP&E)

Iklim kerja

Plant, Property, and Equipment (PP&E)

289

disediakan oleh perusahaan. Jika kami

membutuhkan kelengkapan lainnya pun,

kami dapat mengajukannya pada manajer,

dan manajer akan memberikan persetujuan

atau menyampaikan pada CEO. Untuk

pengemasan dan pengepakan, menurut saya

juga sudah cukup. Mesin yang digunakan

adalah mesin baru, yang dibeli saat

perusahaan ini baru berdiri. Jadi usia mesin-

mesin tersebut baru dua tahun, sehingga

masih dalam kondisi prima. Apalagi, bagian

Building Maintenance selalu melakukan

kontrol alat secara berkala.

P : Bagaimanakah struktur organisasi di

perusahaan ini?

KS : Di perusahaan ini pimpinan ada 5 orang,

yaitu pemilik, CEO, manajer keuangan,

manajer operasional, dan manajer untuk

divisi gula. Manajer divisi gula membawahi

divisi-divisi lagi seperti divisi administrasi,

pemasaran, produksi dan lain sebagainya.

Sedangkan, untuk manajer keuangan dan

manajer operasional membawahi karyawan

mereka masing-masing.

P : Bagaimanakah sistem pengangkatan

karyawan di perusahaan ini?

KS : Ya, di sini menggunakan kontrak dulu

selama 3 bulan untuk dilihat bagaimana

kinerja mereka. Setelah dikontrak, baru

diangkat sebagai karyawan tetap bagi

mereka yang berkinerja sesuai dengan yang

atasan harapkan, lalu ya selama menjadi

karyawan di sini, kita terikat kontrak kerja

yang telah disepakati oleh kedua belah

pihak, yaitu karyawan dan juga pemimpin.

P : Apakah ada jenjang karir bagi karyawan

perusahaan?

KS : Di perusahaan ini, tidak ada jenjang karirnya

atau apapun itu.

P : Bagaimanakah sistem penggajian di

perusahaan ini?

KS : Sistemnya ya sama dengan perusahaan-

perusahaan lain, kita para karyawan menerima gaji di setiap awal bulan.

P : Apakah ada SOP atau Standar Operasional

tertentu yang ditetapkan di perusahaan ini?

KS : Ada, yaitu mengatur mengenai deskripsi

kerja karyawan masing-masing dan juga

Struktur perusahaan

Perekrutan karyawan

Jenjang karir

Gaji karyawan

Peraturan kerja

290

peraturan-peraturan yang umum dalam

perusahaan, seperti jam masuk, jam pulang,

pakaian yang harus dikenakan. Seperti itu.

P : Bagaimanakah Bapak menilai kinerja Bapak

saat ini, sesuaikah dengan harapan Bapak?

KS : Kalau saya menilai diri saya sendiri, ya

sudah sesuai dengan harapan saya ya. Saya

bekerja di sini tidak main-main, tapi saya

bekerja dengan sungguh-sungguh, karena

bekerja ini kan juga untuk keluarga saya.

Lalu juga, ketika nanti kita para karyawan

ini bekerja dengan maksimal lalu membantu

perusahaan menjadi perusahaan yang

sukses, maka kita juga akan terkena

imbasnya. Selain kenaikan gaji, kenaikan

pangkat, kita kan juga bangga kalau bekerja

di perusahaan besar dan sukses. Ya,

pokoknya saya kerja di sini sudah

memberikan apa yang saya mampu dan

melaksanakan pekerjaan saya dengan

sebaik-baiknya.

P : Standar apakah yang Bapak gunakan untuk

menilai kinerja diri sendiri?

KS : Mmm gini, jadi saya waktu saya bekerja itu

dengan sungguh-sungguh, dan juga

mengerjakan apa yang menjadi tugas saya

dengan sebaik-baiknya. Lalu hasil kerja saya

itu benar atau tidak, atau sesuai harapan

atasan atau tidak, itu pertama bisa dengan

melihat tanggapan atasan akan apa yang

saya kerjakan, lalu dengan apa lagi ya.

Mmm, ya itu saja sih ya menurut saya.

P : Dari yang saya tahu, setiap 6 bulan sekali

ada evaluasi kinerja. Bagaimanakah cara

manajer divisi ini mengevaluasi kinerja

Bapak?

KS : Atasan dapat melihat dan mengamati

langsung lalu juga mengecek dan menilai

tugas saya untuk tugas yang dikerjakan

secara tertulis. Saya di sini juga bertugas

membuat rencana pemasaran, rencana

promosi, dibuat dalam bentuk proposal,

sehingga bisa disampaikan ke CEO atau owner. Sepanjang pengetahuan saya, dari

situlah kinerja saya dinilai atau dievaluasi.

P : Adakah penghargaan atau hadiah bagi

karyawan yang hasil evaluasi kinerjanya

bagus?

Evaluasi terhadap kinerja

Evaluasi terhadap kinerja

Evaluasi terhadap kinerja

291

KS : Ya jelas ada. Ada uang bonus yang

ditambahkan ke gaji setelah masa evaluasi.

P : Apakah ada dampak khusus yang Bapak

rasakan dari adanya bonus tersebut?

KS : Pastinya saya jadi termotivasi untuk bekerja

lebih giat. Teman-teman lain juga paling

semangat kalau sudah waktunya masa

evaluasi, jadi mati-matian bekerja untuk

menarik perhatian manajer. Tidak tahu

kenapa, suasananya menjadi lebih semangat

di kantor.

P : Selain bonus gaji, adakah bentuk

penghargaan lain yang menyangkut

kesejahteraan karyawan?

KS : Ada gaji pokok, uang lembur, THR, dan

asuransi yang diberikan kepada karyawan.

Kalau penghargaan seperti bonus, uang

jalan-jalan, katakanlah seperti itu, kita

dapatkan kalau kinerja kita baik, atausaat

perusahaan ini mencapai suatu target

tertentu, jadi semacam bonus tambahan

untuk merayakan pencapaian itu.

P : Bagaimanakah upaya perusahaan untuk

meningkatkan keahlian Bapak dan karyawan

lain?

KS : Ada program training untuk anak baru.

Kemudian ada training berkala juga, untuk

karyawan lama dan baru. Selain dengan

men-training kita, manajer memberikan

contoh bagaimana cara menyelesaikan suatu

pekerjaan atau tugas dengan lebih efektif

dan efisien.

P : Apakah upaya Bapak untuk meningkatkan

keahlian Bapak sendiri?

KS : Kalau dari saya agar keahlian saya semakin

meningkat ya saya mencari tambahan

pengetahuan, lalu juga melihat ke orang-

orang yang sukses itu bagaimana sih mereka

bekerja. Itu-itu saja sih kalau dari saya

pribadi. Saat waktu senggang, saya melatih

lagi kemampuan Photoshop dan Corel Draw

saya. Dua keahlian itu berguna karena ada

kaitannya dengan pekerjaan saya di bidang pemasaran. Saya juga sedang mengikuti

kursus online gratis, ada macam-macam

topik, dan saya ambil yang pemasaran. Dari

sana, bisa menambah wawasan tentang teori

pemasaran dan praktek yang baik itu seperti

Kesejahteraan karyawan

Kesejahteraan karyawan

Kesejahteraan karyawan

Upaya peningkatan keahlian

Upaya peningkatan keahlian

292

apa.

P : Bagaimanakah cara atasan memberikan

informasi pada Bapak atau karyawan lain?

KS : Kami dapat langsung bertanya atau atasan

akan menyampaikan secara langsung

informasi yang ada, atau kalau tidak

misalnya ada satu rekan kerja yang

dipanggil oleh atasan untuk menyampaikan

informasi, maka ia akan menyampaikan

kepada karyawan lainnya.

P : Apakah Bapak sering bertemu dengan

atasan?

KS : Saya bertemu dengan atasan setiap hari.

Walaupun misalnya pada hari tertentu saya

harus keluar kantor untuk menangani tugas

pemasaran, saya tetap harus ke kantor dulu,

presensi, kemudian mengajukan

permohonan ijin pada manajer. Jadi, saat

jam mulai kantor dan jam pulang kantor,

saya pasti bertemu dengan para atasan.

P : Seberapa besar intensitas pertemuan Bapak

tersebut?

KS : Walaupun bertemu dengan atasan setiap

hari, relasi antara saya dengan para atasan

tidak dapat dikatakan intens. Sebagai

gambaran, setiap hari saya berpapasan

dengan manajer, owner, dan CEO. Owner

selalu tampak terburu-buru saat datang

kantor dan saya tidak ingin mengganggu

aktivitas paginya dengan ucapan yang tidak

perlu.

P : Bagaimana halnya dengan pertemuan yang

tergolong meeting, seberapa sering rapat

divisi diselenggarakan?

KS : Ya itu tadi, rapat itu langsung diadakan

kalau ada hal yang penting. Lalu biasanya

juga diadakan sebulan sekali atau 2 minggu

sekali dengan pemilik dan CEO juga.

P : Bagaimanakah cara penyampaian perubahan

kebijakan atau aktivitas perusahaan?

KS : Penyampaian bisa dengan atasan berbicara

langsung kepada kita, atau bisa dengan

mengeluarkan seperti surat pengumuman begitu dan nanti ditempel di papan

pengumuman.

P : Bagaimanakah hubungan interpersonal

Bapak dengan para atasan?

KS : Dengan pemilik dan CEO, saya kurang

Pemberian informasi

Relasi dan interaksi

Relasi dan interaksi

Relasi dan interaksi

Upaya penyampaian

kebijakan

Relasi dan interaksi

293

dekat karena kami sangat jarang sekali

berkomunikasi secara pribadi, tetapi kalau

dengan manajer saya, saya sangat dekat

dengan beliau, karena kami saling bertukar

informasi, lalu juga terkadang saya meminta

pendapat dari beliau. Beliau juga orangnya

santai dan mudah akrab dengan para

bawahannya, jadi tidak terasa kaku. Ya

seperti itu.

P : Bagaimanakah hubungan interpersonal

Bapak dengan karyawan lain?

KS : Hubungan kalau dengan karyawan lain baik

di divisi saya maupun di divisi lain itu

sangat dekat, karena pertama „gini, kantor

kami ini seperti yang bisa sampeyan lihat

tidak ada sekat antara satu divisi dengan

yang lain, sehingga kita berkomunikasi juga

mudah. Kedua, kita memiliki hubungan

yang dekat karena setiap hari kami saling

bertukar informasi mengenai pekerjaan.

Karena operasional perusahaan ini tidak

dapat berjalan, kalau kita tidak saling

bekerjasama, jadi ya sudah pasti setiap hari

kita saling berkomunikasi dan juga sering

ngobrol di luar kantor.

P : Apakah Bapak pernah melihat sesama

karyawan melakukan kesalahan?

KS : Iya, pernah.

P : Bagaimanakah sikap Bapak saat

menemukan hal semacam itu di divisi

Bapak?

KS : Ya kalau saya, karena atasan sudah

bertindak, ya diam saja, tidak ikut-ikutan,

nanti takutnya masalahnya tambah rumit. Ya

palingan kalau dia meminta saya masukan,

baru saya kasi masukan. Tapi kalau tidak, ya

sudah diam saja.

P : Bagaimana jika yang melakukan kesalahan

atau kelalaian adalah karyawan divisi lain?

KS : Karyawan divisi saya saja, saya tidak

berbuat apa-apa, e mbak, apalagi yang divisi

lain.

P : Bagaimanakah respon Bapak terhadap masukan dari atasan atau karyawan lain?

KS : Ooo… saya sangat senang kalau ada

masukan, karena saya bekerja juga dapat

memberikan yang lebih maksimal. Dan

masukan dari mereka itu kan juga pasti

Relasi dan interaksi

Respon terhadap kesalahan

Respon terhadap kesalahan

Respon terhadap kesalahan

Respon terhadap masukan

294

bertujuan untuk kesuksesan perusahaan, jadi

kalau masukan mereka dapat dijalankan dan

juga dengan memikirkan ke segala aspek itu

efektif dan efisien, maka saya akan jalankan.

Apalagi di pemasaran kan dasarnya kami ini

harus mencari banyak ide, menemukan

banyak gagasan pemasaran, jadi kalau lama-

lama kerja sampai kehabisan ide,

menyenangkan rasanya mendapatkan

masukan dari yang lainnya.

P : Siapakah yang bertanggungjawab dan

berhak dalam mengambil keputusan

perusahaan?

KS : Atasan ya itu yang bertanggung jawab, yang

tadi di atas sudah saya sebutkan ada 5.

Pemilik, CEO, manajer keuangan, manajer

operasional, dan manajer untuk divisi gula.

P : Bagaimanakah alur pengambilan

keputusannya?

KS : Karyawan berdiskusi, lalu hasil diskusi

diberikan kepada pemilik, dan pemilik yang

akan mengambil keputusan. Nanti hasil

keputusan pemilik di kembalikan kepada

kita untuk kita laksanakan.

P : Divisi manakah yang paling sering

berinteraksi dengan divisi Bapak?

KS : Semua divisi sering berinteraksi dengan

divisi saya. Bentuk interaksinya

berkomunikasi biasa saja sih, melalui tatap

muka langsung atau Skype. Yang sering

berinteraksi dengan saya sebagai bagian

Pemasaran adalah Accounting karena terkait

dengan alokasi dan perhitungan biaya.

P : Menurut Bapak, divisi manakah yang harus

diprioritaskan dalam perusahaan ini?

KS : Menurut saya tidak ada divisi yang

diprioritaskan karena semuanya saling

berhubungan untuk mendukung berjalannya

operasional bisnis. Kalau hanya

menitikberatkan di satu divisi, tapi divisi

lainnya diabaikan, maka akan menurunkan

kinerja operasional bisnis perusahaan.

P : Bagaimanakah kinerja kepemimpinan para atasan, menurut Bapak?

KS : Sudah baik. Mereka mampu memimpin dan

mengarahkan kami dengan baik dan tidak

pilih kasih. Jadi, saya sreg dengan cara

mereka memimpin.

Pengambil keputusan

Alur pengambilan keputusan

Hubungan antar divisi

Hubungan antar divisi

Pemilik, CEO, manajer

295

P : Bagaimanakah gaya komunikasi atasan saat

berbicara dengan Bapak atau karyawan

lainnya?

KS : Atasan berkomunikasi dengan kita itu

seperti teman yang dimana kita saling

memberi masukan, jadi untuk kita berbicara

pun juga enak, tidak takut. Kalau begini, kan

enak juga kalau kita mau memberi masukan

atau ide ke perusahaan.

P : Bagaimanakah cara atasan dalam menegur

karyawan saat karyawan melakukan

kesalahan?

KS : Mereka langsung bicara kepada kita tentang

apa yang terjadi dan apa yang perlu mereka

sampaikan.

P : Bagaimanakah cara atasan dalam

memberikan instruksi kerja kepada Bapak

atau karyawan lain?

KS : Sama saja, dengan berbicara secara

langsung.

P : Aspek positif apakah yang dimiliki oleh

atasan, yang menurut Bapak perlu

diteladani?

KS : Ya menurut saya para atasan dapat merakyat

ya. Jadi mereka tidak hanya bekerja di balik

layar, tetapi ikut bersama-sama dengan kita,

ikut turun ke lapangan, tidak hanya

menerima hasil saja, tetapi ikut berjuang

bersama. Ya itu bisa dicontoh untuk hidup

saya, agar saya tidak lupa diri dan tetap

saling bantu-membantu dengan sesama

karyawan.

P : Apakah kelebihan dan kekurangan atasan,

sepanjang pengamatan Bapak?

KS : Kelebihannya ya itu tadi. Kalau kelemahan

tidak ada menurut saya. Saya belum

menemukan.

P : Bagaimanakah pendapat Bapak tentang

perusahaan pengemasan gula lainnya di

Surabaya?

KS : Ada beberapa pengemasan gula lain yang

bagus. Mereka sudah menjadi perusahaan

besar, sistem dan strateginya sudah terlaksana dengan baik, juga sudah bisa

menguasai pangsa pasar. Lalu ada

perusahaan pengemasan gula lain yang sama

seperti kita, lagi berjuang merebut pasar,

berjuang untuk menjadi sukses. Tetapi ada

Pemilik, CEO, manajer

Pemilik, CEO, manajer

Pemilik, CEO, manajer

Pemilik, CEO, manajer

Pemilik, CEO, manajer

Situasi persaingan

296

juga yang mereka kurang memiliki strategi

dan sistem yang bagus, kualitas produknya

juga rendah. Seperti itu.

P : Dibandingkan dengan perusahaan

kompetitor, menurut Bapak apakah

kelebihan perusahaan ini?

KS : Kalau kita dibandingkan dengan yang lain

ya kualitas tidak kalah lah, kualitas kita bisa

bersaing,kok, dengan yang lain. Lalu juga

dalam mengambil keputusan, perusahaan

kita dapat mengambil keputusan dengan

cepat. Jadi apabila ada kebijakan baru dari

pemerintah, kita langsung rapat, langsung

keputusannya bisa dibuat, dan langsung kita

melaksanakan keputusan yang baru. Jadi

tidak tunggu-tunggu dulu untuk diproses dan

lain sebagainya. Tetapi bisa langsung

dilaksanakan, sehingga untuk sampai ke

pasarnya pun cepat.

P : Apakah kekurangan perusahaan ini jika

dibandingkan dengan perusahaan lain?

KS : Kekurangan itu di bagian pemasaran

menurut saya. Ya saran saya gencar-

gencaran melakukan pemasaran tapi tidak

bisa sembarang melakukan pemasaran.

Strategi pemasaran harus tepat sasaran akan

pasar yang dituju, lalu efektif dan efisien.

P : Aktivitas operasional apakah yang perlu

ditingkatkan di perusahaan ini?

KS : Ya itu tadi di bagian pemasaran, karena

perusahaan kami masih pemain baru, jadi

butuh strategi pemasaran yang tepat

sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas.

P : Faktor apa sajakah yang menurut Bapak

mendukung perkembangan bisnis

perusahaan ini?

KS : Menurut saya ini? Kalau menurut saya

macam-macam ya. Semua faktor yang

menyangkut bisnis ini semua mempengaruhi

perkembangan bisnis. Misalnya saja faktor

SDM, lalu juga faktor keuangan. Kalau

keuangan kita tidak baik, artinya biaya yang

ada itu besar karena tidak ada manajemen keuangan yang baik, maka juga percuma.

Bisnis ini tidak dapat berkembang.

P : Faktor apa sajakah yang menghambat

perkembangan bisnis perusahaan ini?

KS : Ya sama kaya tadi, misalnya saja SDM tidak

Keunggulan kompetitif

Kekurangan perusahaan

Rencana pengembangan

bisnis

Faktor pendukung

perkembangan bisnis

Faktor penghambat

297

bisa bekerja sama, inginnya kerja demi

kepentingan masing-masing, maka

perusahaan ya tidak bisa berkembang.

P : Apakah Bapak mengkonsumsi produk

perusahaan ini?

KS : Tentu saja iya.

P : Menurut Bapak, apakah kualitas produk

perusahaan ini layak untuk ebrsaing dengan

produk gula perusahaan lain?

KS : Layak, produk kami layak untuk bersaing

karena kualitas kami tidak kalah dengan

pesaing. Kami kan perusahaan pengemasan

gula, jadi pemasok kami juga memasok

untuk perusahaan pengemasan lain,

kualitasnya jelas sama. Kami juga

melakukan pemeriksaan kualitas sebelum

gula dikemas, sehingga kualitasnya sesuai

dengan harapan kami, bukan yang kualitas

rendahan.

P : Di sepanjang karir Bapak di PT MSJ,

bagaimanakah perkembangan perusahaan ini

dari awal berdirinya hingga saat ini?

KS : Perusahaan ini menunjukkan perkembangan

yang dibuktikan dengan adanya peningkatan

jumlah permintaan dari masyarakat.

P : Bagaimanakah menurut Bapak situasi

perusahaan lima tahun ke depan?

KS : Akan ada kemajuan, dong. Kita akan

menjadi perusahaan yang menghasilkan gula

bagi masyarakat sesuai dengan apa yang

menjadi kebutuhan dan keinginan pasar.

P : Kekurangan apakah yang perlu diperbaiki di

perusahaan ini, terutama pada divisi Bapak?

KS : Perlu penambahan alat dan mesin. Saya

menyusun rencana pengembangan

pemasaran juga berpedoman pada sumber

daya yang ada di kantor dan aset yang ada di

kantor. Kalau misalnya ada penambahan

mesin, penambahan karyawan, atau

penambahan omset, maka saya akan terpacu

untuk membuat rencana pemasaran yang

fokus pada penjualan omset yang

bertambah. Atau dengan menyelenggarakan program promo, tapi syaratnya, harus ada

tambahan gula kemasan yang dapat

digunakan untuk sarana promo. Selain itu,

saya merencanakan adanya desain baru

untuk kemasan Gulasir dan GulaSelera.

perkembangan bisnis

Produk perusahaan

Produk perusahaan

Perkembangan bisnis

Perkembangan bisnis

Rencana pengembangan

bisnis

298

Kalau kita lihat di pasaran, sekarang banyak

gula kemasan yang menarik pembeli dengan

desain yang unik dan colorful. Saya

membayangkan sesuatu yang serupa, tapi

belum menemukan ide khusus yang tidak

terkesan meniru merek lain. Ah ya,

kekurangan lain terletak pada variasi ukuran

kemasan. Hal ini menurut saya perlu

diperbaiki. Kalau hanya menyediakan

kemasan 1 kg, maka kami tidak bisa

menjangkau atau menarik konsumen yang

memilih gula kemasan kecil. Atau

menyediakan sachet, misalnya kerjasama

dengan kafe atau hotel untuk menyediakan

kemasan seukuran 1 sendok teh dengan

customized design. Itu pasti hasilnya

lumayan besar dan konsumennya melimpah.

Kita tahu sendiri kan, di Surabaya ada

banyak tempat nongkrong dan tempat

makan yang menyajikan minuman dengan

gula dipisah, jadi konsumen disediakan gula

sachet untuk ditambahkan sendiri ke dalam

minuman sesuai selera masing-masing.

Tambah lagi, kami perlu menciptakan

tagline perusahaan atau untuk produk, agar

mudah diingat, misalnya “Gulasir, tidak

hanya manis di bibir.” Itu contoh saja ya…

P : Adakah kebijakan perusahaan yang menurut

Bapak perlu dihilangkan atau diubah?

KS : Kalau saya pribadi, inginnya ada perubahan

jam kerja, dari jam 9 hingga pukul 5. Kalau

selama ini kan dari jam 8 sampai jam 4.

Kalau terlalu pagi, kinerja saat pagi masih

lambat sekali, otaknya masih belum bangun

sempurna. Itu menurut saya saja ya. Untuk

aturan dan kebijakan lainnya, tidak ada

masalah.

P : Apakah yang ingin Bapak capai dengan

keberadaan Bapak di perusahaan ini?

KS : Yang ingin dicapai kalau saya ya dengan

keberadaan saya ini, saya dapat

berkontribusi bagi kemajuan perusahaan,

lalu juga dapat membantu perusahaan merumuskan strategi-strategi bisnis yang

tepat dan membuat bisnis sukses.

P : Pertanyaan terakhir dari saya, apakah

harapan Bapak terhadap perusahaan ini?

KS : Harapannya ya perusahaan menjadi

Rencana perkembangan

bisnis

Harapan terhadap perusahaan

Harapan terhadap perusahaan

299

perusahaan yang besar, sukses, dan terus

beroperasi di tengah-tengah pasar.

P : Baiklah, terima kasih atas bantuan dan

informasinya.

KS : Sama-sama. Sukses selalu ya!

300

Transkrip Wawancara 9 (Pemasok 1)

Keterangan:

P : Peneliti

P1 : Pemasok 1 (Representatif Pabrik Gula Madukismo Pati)

Transkrip Topik

P : Selamat siang, Pak. Saya adalah mahasiswi

yang sedang meneliti PT Manunggal Suko

Jaya untuk Skripsi saya. Saya mendapatkan

informasi tentang perusahaan Bapak dari

wawancara dengan pemilik perusahaan

tersebut. Boleh minta waktunya sebentar,

Pak?

P1 : Silahkan langsung dimulai saja.

P : Barang apakah yang Bapak pasok untuk PT

MSJ?

P1 : Gula pasir.

P : Jenis gula apakah yang Bapak pasok untuk PT

MSJ?

P1 : Gula pasir yang berjenis gula kristal rafinasi.

P : Sejak kapankah perusahaan ini memasok gula

untuk PT MSJ?

P1 : Sejak tahun 2012.

P : Bagaimanakah awal mula Bapak mengenal PT

MSJ?

P1 : Tahun 2012 perusahaan itu baru berdiri.

Teman saya yang memberi tahu. Katanya ada

temannya yang mau buka perusahaan gula,

tapi nggak bikin sendiri, jadi butuh pasokan

gula. Kira-kira saya mau atau tidak, waktu itu

ditanya begitu. Terus saya minta untuk

orangnya yang butuh gula biar menghubungi

saya sendiri. Akhirnya Pak Hadi

menghubungi saya sendiri, terus kita ngobrol

dan jadi kerja sama.

P : Apakah yang mendorong Bapak untuk

menerima kerja sama dari PT MSJ?

P1 : Saya minta dibuatkan kontrak dulu, terus saya

lihat kontraknya. Saya sudah memberi harga

sendiri untuk gula yang mau dipakai sama PT

MSJ dan Pak Hadi tidak banyak masalah

tentang harganya, malah menawarkan untuk

langsung bayar waktu gula datang. Jadi ada

uang ada barang. Jadi, saya mendapatkan

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

301

pemasukan dari PT MSJ langung, tanpa

hutang-hutang, dan perusahaan itu juga dapat

barangnya, yaitu gula dari perusahaan ini.

P : Berarti kerja sama antara perusahaan ini

dengan PT MSJ sudah tertulis dalam kontrak?

P1 : Iya, sudah dari awal begitu. Tapi tiap tahun

bikin kontrak baru. Soalnya kan harga juga

berubah-ubah. Peraturan juga berubah-ubah.

Jadi mau nggak mau harus ikut geraknya.

P : Apa sajakah isi kontrak kerja sama antara

perusahaan ini dengan PT MSJ?

P1 : Tentang jumlah gulanya. Tentang uangnya

juga, berapa yang harus dibayar, kapan

dibayarnya. Kapan gula diantar ke MSJ, dan

jenis gulanya seperti apa. Termasuk ketentuan

kalau kontraknya ada yang melanggar

konsekuensinya seperti apa.

P : Bagaimanakah cara pembayaran yang

disepakati dengan PT MSJ?

P1 : Sesuai dengan yang tertulis di kontrak kerja

sama, kami menyepakati pembayaran dengan

uang tunai atau transfer bank pada saat gula

kami kirimkan dan sampai di gudang PT MSJ.

P : Berapa lamakah jeda antara satu pengiriman

dengan pengiriman lain ke PT MSJ?

P1 : Setiap dua minggu sekali antarpengiriman,

kalau sesuai dengan kontrak. Tapi kadang-

kadang ada pemesanan tambahan.

P : Untuk pemesanan tambahan, bagaimanakah

mekanisme pemesanannya?

P1 : Karena produk yang dipesan hanya satu tipe

gula pasir, maka pemesanan tambahan itu

dilakukan via telepon, e-mail, atau fax.

Tinggal menyebutkan banyaknya pesanan dan

waktu pengiriman yang diinginkan.

P : Bagaimanakah jalannya kerjasama dengan PT

MSJ selama ini?

P1 : Baik-baik saja. Pihak kami dan pihak MSJ

tidak pernah melanggar kontrak kerjasama.

Saat kontrak hampir lewat satu tahun, saya

selalu mendapatkan pemberitahuan. Dan saya

juga sempat bertemu beberapa kali dengan

Pak Hadi di luar urusan kantor. P : Bagaimanakah cara Bapak untuk

berkomunikasi dengan pihak MSJ?

P1 : Biasanya melalui telepon atau bertemu

langsung. Kalau ada informasi tentang

perubahan harga, misalnya, dari perusahaan

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

302

saya menghubungi PT MSJ melalui telepon

dan membuat janji bertemu untuk

memperbaharui kontrak. Kalau ada informasi

baru, ada perubahan kebijakan, atau ada

rencana pembaharuan kontrak dari MSJ, ada

perwakilan dari sana yang datang ke kantor

saya.

P : Apabila ternyata ada perubahan kebijakan dari

pihak MSJ yang mempengaruhi kontrak

dengan perusahaan ini, bagaimanakah Bapak

menyikapinya?

P1 : Asalkan perubahan kebijakan tersebut tidak

melenceng jauh dari sistem yang sudah

berjalan di perusahaan ini dan tidak

memberikan dampak buruk bagi operasional

kami, ya tidak masalah buat kami untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan

kebijakan tersebut. Apabila memang

memberikan dampak yang signifikan dan

kurang baik bagi perusahaan saya, saya akan

meminta ada diskusi lebih lanjut, apabila

merugikan kami, lebih baik memutus kontrak

kerja sama.

P : Apakah pernah terjadi hal semacam itu?

P1 : Yang negatif, tidak ada. Dulu di kontrak

pertama kami, PT MSJ meminta pengiriman

gula dilakukan sebulan sekali, dan jumlahnya

mungkin hanya separuh dari yang dipesan

sekarang. Beberapa bulan kemudian, jumlah

pesanannya mulai bertambah. Kemudian,

hampir satu tahun bekerjasama, ada

perubahan kebijakan bahwa pasokan gula

harus diperbaharui setiap dua minggu sekali,

agar tidak terlalu lama di gudang. Mungkin

karena khawatir gulanya rusak karena lembab

atau bagaimana. Akhirnya kami

memperbaharui kontrak kerjasama. Tapi itu

tidak menjadi masalah karena tidak

memberikan kerugian apa-apa pada

perusahaan ini. Malahan ada tambahan biaya

bagi PT MSJ karena ada tambahan biaya

pengiriman.

P : Jika terjadi sebaliknya, yaitu di perusahaan ini ada perubahan kebijakan, bagaimanakah cara

Bapak untuk menginformasikannya kepada

PT MSJ?

P1 : Saat ada perubahan kebijakan di sini, yang

jelas saya akan menghubungi semua pembeli,

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

303

termasuk PT MSJ. Misalnya tentang

perubahan harga gula, atau pengurangan

varian gula, pasti akan kami susun dulu

semacam laporan perubahan kebijakan yang

akan mempengaruhi pembeli, kemudian kami

kirimkan lewat e-mail atau fax. Nanti dari

sana, setiap pembeli akan melakukan

konfirmasi. Kalau ada yang memerlukan

diskusi atau pembaharuan kontrak, baru kami

membuat janji bertemu.

P : Apakah Bapak atau karyawan lain di

perusahaan ini menjalin kontak pribadi

dengan pihak MSJ?

P1 : Dalam konteks apa ini? Kalau maksudnya

adalah menghubungi lewat jalan belakang dan

berusaha mengambil alih pesanan untuk

perusahaan saya, selama ini tidak pernah

terjadi.

P : Yang saya maksud adalah dalam hal

hubungan personal sebagai perwakilan dari

masing-masing perusahan.

P1 : Yang saya alami sendiri adalah hubungan

personal dengan Pak Hadi, pemilik MSJ.

Maksudnya, kami juga bertemu sebagai

teman, bukan sekedar rekan bisnis. Tapi juga

tidak bisa dibilang berteman dekat. Yang jelas

hubungan kami baik. Selain itu, karena kami

sering berurusan dengan bagian finansial dan

operasional, jadinya hubungannya lebih dekat

dibandingkan dengan ke divisi yang lain.

P : Apakah ada upaya khusus dari PT MSJ untuk

mempertahankan kerja sama bisnis dengan

perusahaan ini?

P1 : Mungkin dengan pak Hadi menyempatkan diri

untuk mengunjungi saya dan keluarga,

biasanya di hari-hari raya, itu termasuk

upayanya untuk mempertahankan kerja sama

dengan perusahaan saya. Oh ya, selain itu

juga, kami mendapatkan ucapan dan

bingkisan hari raya dari MSJ, bukan ke saya

pribadi melainkan dialamatkan ke perusahaan.

Padahal selama ini dengan tidak melanggar

kontrak pun, MSJ tetap akan kami pertahankan sebagai pembeli. Hubungannya

sama-sama membutuhkan lah, saya butuh

menjual gula dan mendapatkan pemasukan,

PT MSJ butuh gula untuk dikemas dan dijual.

Selain itu, dengan PT MSJ menghubungi kami

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

304

untuk pembaharuan kontrak saat nyaris masa

kadaluarsa kontrak, itu sudah menunjukkan

upayanya untuk terus berhubungan dengan

perusahaan ini.

P : Sebaliknya, dari Bapak atau dari perusahaan

ini sendiri adakah upaya tertentu yang

dimaksudkan untuk mempertahankan kerja

sama bisnis dengan PT MSJ?

P1 : Perusahaan saya tentunya sederhana sekali,

dengan menjalankan kewajiban memasok gula

sesuai kontrak, tepat waktu terutama. Kami

juga mempertahankan kualitas gula yang

dikirimkan ke MSJ.

P : Dari manakah asal produk gula yang Bapak

pasok?

P1 : Posisi kami di sini sebagai pabrik gula. Jadi

semua gula yang berada di sini berasal dari

petani tebu. Di sini kami mengolahnya

menjadi bermacam jenis gula.

P : Varian gula apa sajakah yang diproduksi di

sini?

P1 : Sekarang ini kami memproduksi dua jenis

saja, yaitu gula kristal rafinasi dan gula kristal

putih. Dulu kami masih menyediakan gula

kristal mentah atau gula kasar, tapi sekarang

tidak dilanjutkan karena hanya sedikit

konsumen yang memesan jenis itu.

P : Sepengetahuan Bapak, apakah PT MSJ

memiliki pemasok lain?

P1 : Seharusnya iya, karena produk MSJ yang

keluar di pasaran kan ada dua, yang kristal

putih dan kristal rafinasi yang agak kuning.

Dari saya hanya dipesan yang kristal rafinasi,

itu yang kuning, sehingga mestinya ada

pemasok lain untuk jenis kristal putih.

P : Bagaimanakah pendapat Bapak tentang

adanya pemasok gula lain bagi PT MSJ?

P1 : Tidak masalah. PT MSJ, atau pembeli lain,

berhak secara bebas untuk memilih siapa yang

menjadi pemasoknya, selama itu tidak

melanggar kontrak kerja sama kami.

P : Secara umum sendiri, bagaimanakah menurut

Bapak, posisi perusahaan ini di tengah persaingan pabrik gula?

P1 : Pabrik gula di Indonesia banyak sekali, jadi

persaingan juga gila-gilaan di sini. Kami

memang bersaing ketat dengan pabrik gula

lainnya. Meski begitu, posisi kami cukup

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Situasi persaingan

305

aman, dalam artian bahwa kami tidak pernah

kehabisan pembeli. Ditambah lagi, kami

sudah memegang para petani tebu yang sudah

menjadi penyedia bahan mentah secara rutin

dengan kisaran harga jual yang masuk akal.

P : Bagaimanakah perbandingan kekuatan

perusahaan ini dengan pabrik gula lain atau

pemasok lainnya?

P1 : Ambil contoh MSJ saja. MSJ memilih kami

sebagai pemasok pastinya atas dasar kualitas,

harga, ketepatan pengiriman, dan banyak

faktor lainnya yang mereka gunakan atas

dasar pemilihan pemasok. Sehingga, dapat

dikatakan bahwa kami dipilih oleh MSJ

menjadi pemasok karena, apabila

dibandingkan dengan pemasok lain, menurut

MSJ kami lebih baik dari pabrik-pabrik gula

yang lain.

P : Sebagai produsen gula, kelebihan apakah

yang menurut Bapak perlu dimiliki oleh

produk gula pasir?

P1 : Bentuk fisik butirannya bagus. Untuk kristal

putih, warnanya harus putih bersih dan

seragam, jangan sampai ada yang berwarna

kuning. Rasanya juga harus manis yang tidak

meninggalkan kesan pahit. Untuk rafinasi,

kuningnya harus pas, tidak terlalu coklat, dan

lebih manis dari jenis kristal putih. Yang

terakhir, harga, itu yang penting. Kalau terlalu

mahal, calon pembeli tentunya tidak jadi

melakukan pembelian. Jika terlalu murah, bisa

jadi pembeli meragukan kualitasnya. Pola

pikir masyarakat sekarang banyak yang

seperti itu, jadi serba salah.

P : Jika Bapak melihat produk gula pasir yang

tersebar di toko kecil maupun besar,

kekurangan apakah yang tampak dari produk-

produk tersebut?

P1 : Sekarang ini banyak merek yang tidak

meyakinkan. Misalnya dijual di toko A,

kemudian gulanya dinamakan gula “A”,

tertulis di kemasan seperti itu. Itu malah

menurut saya kurang bagus karena melenceng dari bisnis utamanya dan jadinya saya malah

meragukan kualitasnya. Ya anggap saja, kalau

suatu saat perusahaan ini mengeluarkan

produk kosmetik, apakah masyarakat akan

yakin dan mau dengan produk kosmetik dari

Kerja sama dengan

pemasok

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

306

pabrik gula? Kekurangan lain adalah

penampilan kemasan, tanpa keterangan lolos

uji Departemen Kesehatan atau tanpa

keterangan penting lainnya. Selain keterangan

semacam itu, desain kemasan itu juga penting

untuk merebut hati calon konsumen. Apalagi

kalau yang beli masih muda, melihat kemasan

yang unik atau desainnya menarik, langsung

tertarik untuk membeli.

P : Untuk produk hasil pengemasan PT MSJ

menurut Bapak bagaimana?

P1 : MSJ masih kurang dalam hal inovasi kemasan

dan variasi ukuran. Yang dijual hanya

kemasan 1 kilo. Coba lebih berani membuat

variasi, misalnya paket jumbo ukuran 2 kilo,

atau sekalian 5 kilo, dan harga per kilonya jadi

terhitung lebih murah, itu akan menarik ibu-

ibu dan produsen kue, misalnya. Sepertinya

sudah sifat mendasar, ibu-ibu paling suka jika

ada diskonan atau ada paket hemat, jadi cuma

beli 1 kali, bisa digunakan untuk waktu yang

lebih lama. Kalau produsen kue, tempat

catering, dan sejenisnya, pasti akan tertarik

membeli kemasan besar, karena memang

butuh gula yang banyak.

P : Oke, untuk sementara ini saya rasa

informasinya sudah cukup. Apabila ada hal-

hal yang ternyata perlu saya tanyakan

kembali, saya akan menghubungi Bapak

untuk wawancara tambahan.

P1 : Baiklah, tidak masalah.

P : Saya mohon pamit, Pak. Terima kasih atas

waktunya dan kesediannya untuk

diwawancara. Semoga bisnisnya tetap lancar

dan semakin maju.

P1 : Terima kasih. Semoga Skripsinya juga

hasilnya bagus.

Kekurangan perusahaan

307

Transkrip Wawancara 10 (Pemasok 2)

Keterangan:

P : Peneliti

P2 : Pemasok 2 (Representatif PTPN 9 Jember)

Transkrip Topik

P : Selamat siang, Pak. Saya di sini akan

mewawancarai Bapak terkait dengan Skripsi

saya tentang PT Manunggal Suko Jaya,

perusahaan pengemasan gula milik Pak Hadi.

Saya mohon waktunya sebentar.

P2 : Oke, apa saja yang mau ditanyakan?

P : Jenis gula apakah yang Bapak pasok untuk PT

MSJ?

P2 : Gula pasir putih.

P : Dari manakah asalnya gula yang dijual oleh

perusahaan ini?

P2 : Tentunya dari petani gula. Petani tebu,

tepatnya. Jadi tebu itu nanti kami olah sendiri.

P : Sejak kapan Bapak menjalin kerjasama

dengan PT MSJ untuk memasok gula putih

kepada PT MSJ?

P2 : Sekitar 2 tahun lalu, saat MSJ baru berdiri.

Berarti tahun 2012.

P : Alasan apakah yang mendasari keputusan

Bapak untuk menjalin kerja sama dengan PT

MSJ?

P2 : Untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.

P : Bagaimanakah bentuk kerja sama antara

perusahaan ini dengan PT MSJ?

P2 : Saya memasok gula pasir ke PT MSJ dan PT

MSJ melakukan pembayaran sesuai kontrak

yang disepakati.

P : Berarti, hubungan dengan PT MSJ sudah

terikat dalam kontrak?

P2 : Betul.

P : Berapa lamakah kontrak kerja sama tersebut

berlaku?

P2 : Berlakunya satu kali kontrak itu setahun.

Sudah habis 1 tahun, dibuat baru.

P : Bagaimanakah jalannya kerja sama

perusahaan ini dengan PT MSJ saat ini?

P2 : Kerja sama kami berjalan dengan baik dan

lancar. Saya memasok gula sesuai prosedur

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

308

dan permintaan MSJ. Sebaliknya juga begitu,

PT MSJ memberikan pembayaran yang sesuai

dengan perjanjian kami.

P : Bagaimanakah isi kesepakatan pembayaran

dalam kontrak tersebut?

P2 : Di kontrak tercantum bahwa pembayaran itu

dilakukan per bulan. Di awal bulan,

pembayaran untuk pasokan gula bulan

sebelumnya sudah harus dikirimkan melalui

transfer rekening bank. Atau kadang diberikan

uang tunai dari MSJ. Pembayaran maksimal

tanggal 5.

P : Bagaimanakah cara PT MSJ dalam memesan

pasokan gula dari perusahaan ini?

P2 : Pemesanan melalui telepon sudah cukup atau

datang langsung ke sini. Tapi, lewat telepon

maupun datang langsung pasti akan direspon

dengan pengiriman ke tempat. Jadi, bukan

berarti bahwa datang kesini bisa bawa sendiri

gula pesanannya.

P : Bagaimanakah waktu pengiriman gula ke PT

MSJ?

P2 : Pengiriman dari sini dimulai pagi hari, sekitar

jam 5 pagi. Kemudian gula diantar ke

pembeli-pembeli. Untuk MSJ sekitar siang

hari sebelum jam 12 sudah diterima di sana.

P : Apakah pengiriman ke PT MSJ dilakukan

setiap hari?

P2 : Tidak. Untuk MSJ, permintaannya adalah

untuk mengirimkan setiap 2 minggu sekali.

Sehari sebelumnya, biasanya ada konfirmasi

ulang dari MSJ untuk kami mengirimkan gula

ke sana.

P : Bagaimanakah mekanisme pengiriman gula

ke PT MSJ?

P2 : Di pagi hari, semua gula diangkut ke truk,

kemudian mulai diantar ke para pembeli,

termasuk MSJ. Sesampainya di sana, supir

langsung mengarah ke gudang, dan kernet ke

kantornya untuk mengurus dokumen. Kalau

tidak salah, ketemunya dengan bagian

keuangan. Di gudang, supir menyerahkan gula

sesuai jumlah yang diminta, dan di sana ada yang mencatat, memeriksa bungkusannya

cacat atau tidak, ada yang bocor atau tidak.

Dicek dari luar juga kondisi gulanya

bagaimana, sesuai atau tidak.

P : Saat karyawan perusahaan ini bertemu dengan

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

309

karyawan MSJ, bagaimanakah cara

komunikasinya?

P2 : Saya kurang tahu, kan saya tidak

menyaksikan.

P : Untuk Bapak sendiri, saat berinteraksi dengan

karyawan PT MSJ, bagaimanakah cara bapak

berkomunikasi?

P2 : Kadang lewat telepon, atau bertemu langsung.

Kalau bertemu langsung ya seperti rekan kerja

biasa, tidak terlalu formal. Karena sudah 2

tahun ada hubungan bisnis, jadi malah seperti

teman.

P : Bagaimanakah hubungan interpersonal Bapak

dengan pemilik dan manajer PT MSJ?

P2 : Hubungan interpersonal berarti yang sangat

dekat ya? Tidak ada hubungan yang sangat

dekat dengan pemilik. Yang sudah biasa

adalah saling memberikan ucapan saat hari

raya, tidak berlebihan. Perwakilan perusahaan

yang sering mengirimkan gula ke MSJ ini

mungkin yang cukup dekat, tapi bukan dengan

pemilik, dekatnya dengan karyawan MSJ

yang menangani pemasokan. Jadi bisa

dibilang bahwa hubungan kami adalah

hubungan bisnis saja.

P : Apa sajakah menurut Bapak upaya PT MSJ

dalam mempertahankan hubungan bisnis

dengan perusahaan ini?

P2 : PT MSJ melakukan apa yang menjadi

kewajibannya dengan baik sesuai kontrak

yang disepakati.

P : Bagi Bapak sendiri, apa sajakah upaya Bapak

dalam mempertahankan relasi bisnis tersebut?

P2 : Dengan melakukan apa yang menjadi

kewajiban kami dengan baik dan tepat waktu.

P : Apakah ada perubahan kontrak selama

perusahaan ini bekerjasama dengan PT MSJ?

P2 : Ada. Berubah dari pengiriman sebulan sekali

menjadi 2 minggu sekali. Jumlah gula yang

dipesan juga bertambah, tapi wajar karena

bisnisnya berkembang. Dokumen yang

sekarang juga semakin banyak. Dulu hanya

menyerahkan catatan, berapa jumlah yang dikirim, berapa jumlah yang diterima di

gudang, ditandatangi oleh orang gudang,

sudah beres. Sekarang, ada dokumen dari

keuangan, ada juga yang dari gudang.

P : Bagaimanakah respon Bapak saat PT MSJ

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

310

menginformasikan adanya perubahan

kebijakan?

P2 : Apabila berdampak ke perubahan isi kontrak,

maka saya akan meminta untuk bertemu

secara langsung, sehingga kami dapat

membicarakannya dan membuat deal baru dan

kontrak baru. Ada beberapa hal yang tidak

bisa diputuskan satu pihak, misalnya

menambah jumlah pesanan. Kan pengaruhnya

di omset produksi saya juga. Kalau misalnya

hasil produksi kami tidak mencukupi atau

pasokan tebu dari petani mendadak berkurang,

kan saya tidak bisa menangani.

P : Pernahkah perusahaan ini mengubah

kebijakan yang terkait dengan relasi bisnis

dengan pembeli partai besar seperti PT MSJ?

P2 : Tentu pernah. Harga gula kan tidak stabil.

Sempat naik turun. Penyebabnya sebenarnya

karena produksi tebu menurun, jadi karena

langka, petani jual lebih mahal untuk tebu

yang didapat. Dinego susah karena ada aturan

pemerintah tentang harga jual tebu minimal.

P : Cara apakah yang Bapak gunakan untuk

menginformasikan perubahan kebijakan

semacam itu kepada PT MSJ?

P2 : Perwakilan dari perusahaan saya ini langsung

menyampaikannya pada karyawan yang

mengurusi pemasokan gula di MSJ.

P : Menurut yang Bapak ketahui, apakah PT MSJ

memiliki pemasok lain?

P2 : Saya tidak tahu-menahu tentang ada pemasok

lain atau tidak.

P : Dibandingkan dengan perusahaan produsen

gula lainnya, bagaimanakah situasi persaingan

di bisnis ini?

P2 : Situasi persaingan menurut saya ketat karena

pesaing-pesaing yang lain juga memiliki

kualitas yang baik dengan harga murah.

P : Menurut Bapak, keunggulan apakah yang

dimiliki oleh perusahaan ini dibandingkan

dengan kompetitornya?

P2 : Perusahaan kami memiliki kualitas butiran

dan warna gula yang baik, selain itu perusahaan kami telah terdaftar sebagai

perusahaan milik pemerintah yang dapat

dipercaya.

P : Bagaimanakah kualitas gula yang baik

menurut Bapak?

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Kerja sama dengan

pemasok

Situasi persaingan

Kerja sama dengan

pemasok

311

P2 : Kualitas dari warna dan butiran gulanya. Yang

berkualitas bagus adalah warna putih dengan

butiran yang halus.

P : Di pasaran sekarang muncul banyak produk

gula dengan berbagai merek, apa sajakah

kekurangan yang Bapak temukan dari

berbagai merek produk gula tersebut?

P2 : Kemasan yang begitu-begitu saja, kecuali

produk Gulaku yang memiliki varian

kemasan.

P : Ya, saya rasa sudah cukup informasi yang

saya peroleh dari Bapak. Terima kasih atas

bantuannya.

P2 : Sama-sama.

Keputusan pembelian

Keputusan pembelian

312

Transkrip Wawancara 11(Konsumen 1)

Keterangan:

P : Peneliti

K1 : Konsumen 1

Transkrip Topik

P : Selamat siang, Bu. Bisa minta waktunya

sebentar?

K1 : Ada keperluan apa, Mbak?

P : Saya ingin melakukan wawancara untuk data

Skripsi saya. Sebentar saja.

K1 : Sebentar saja ya, Mbak?

P : Oke. Terima kasih atas kesediaan Ibu. Boleh

saya tahu nama Ibu siapa?

K1 : Saya Ratnawati Handoko.

P : Apakah Ibu bekerja?

K1 : Nggak. Saya hanya ibu rumah tangga.

P : Skripsi saya berkaitan dengan salah satu

perusahaan gula di Surabaya. Jadi, saya ingin

tahu, perusahaan gula apa sajakah yang Ibu

ketahui ada di Surabaya?

K1 : Waduh saya kurang tahu itu kalau perusahaan

gula di Surabaya, saya hanya tahu merek-

merek produknya saja.

P : Oke kalau begitu, merek gula apa sajakah

yang Ibu tahu?

K1 : Yang saya tau itu ada Gulaku, Gulasir,

Tropicana Slim, Gupalas, gula Alfamart, gula

Indomaret. Ada juga dari supermarket, kalau

tidak salah namanya 365 yang dari Super

Indo. Carrefour ada gulanya juga.

P : Selama ini, Ibu membeli gula dengan merek

apa?

K1 : Ya macam-macam. Tidak selalu beli satu

merek. Saya pernah beli 365, Gulaku, Gulasir,

Gupalas, banyak lah.

P : Saat belanja, biasanya di rak gula ada banyak

merek gula yang tersedia. Saat Ibu

memutuskan untuk mengambil satu merek

tertentu, apa yang menjadi pertimbangan

untuk memilih merek itu?

K1 : Yang pertama jelas harganya. Terus, saya

biasanya lihat promonya. Kalau pas ada

diskon, ya ambil yang diskon. Kecuali begini

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

313

ya, saya pernah ambil 1 merek, saya lupa

mereknya apa tapi saya ingat gambar di

bungkusnya bagaimana, terus waktu disimpan

itu cepat menggumpal. Jadi lengket-lengket

kayak kena basah. Buat bikin minuman jadi

susah cairnya, karena mirip gula batu begitu

bentuknya. Memang sih harganya murah. Jadi

sekarang lebih hati-hati, saya juga cari yang

kelihatan bersih dan kering.

P : Jadi, selama ini Ibu mengkonsumsi gula

dengan merek yang berbeda-beda?

K1 : Iya, tapi nggak sembarangan juga. Yang jelas,

kalau nggak ada mereknya saya nggak mau,

karena nggak meyakinkan, bungkusannya

juga nggak tahu rapet atau nggak. Jadi kalau

yang sudah cocok ya saya beli berulang-ulang.

Misalnya dari Gulaku, saya beli Gupalas,

terus ganti lagi Gulaku, terus ganti Gulasir,

terus coba yang lain, begitu.

P : Di manakah biasanya Ibu membeli gula pasir?

K1 : Untuk belanja bulanan, biasanya di

supermarket, misalnya Pepaya dan Hokky

Buah.

P : Kemasan gula pasir ukuran berapakah yang

biasanya Ibu beli?

K1 : Biasanya yang 1 kilo saya ambil 1 bungkus.

Kalau ternyata di tengah bulan sudah habis,

saya beli lagi.

P : Untuk jenisnya, gula jenis apakah yang biasa

Ibu beli, yang putih atau agak kuning?

K1 : Saya suka yang putih. Kadang-kadang saya

bikin agar-agar atau pudding, jadi kalau ambil

yang kuning, itu warnanya kena ke agar-

agarnya. Lebih enak lah kalau pakai gula

putih.

P : Biasanya produk gula Ibu pakai untuk apa

saja?

K1 : Untuk membuat minuman. Untuk penyedap

masakan, buat tumis gitu nggak usah pakai

vetsin atau Royco, tinggal kasih gula saja

sedikit. Terus untuk bikin pudding, agar-agar,

Nutrijell. Buat isi roti tawar juga. Banyak

banget lah. P : Bagaimana respon Ibu saat ada kenaikan

harga gula?

K1 : Ya biasa saja. Harga naik turun itu wajar.

Apalagi waktu dekat Lebaran, itu saya sudah

siap-siap harga naik. Waktu liburan Lebaran,

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

Situasi ekonomi

314

biasanya saya mengunjungi orangtua saya dan

mertua, bareng dengan keluarga saya. Dan

pasti bawa bahan-bahan pokok untuk dikasih

ke orangtua, salah satunya gula, sekitar 2 kilo,

sisanya banyak, ada beras, minyak, apa saja

lah yang bisa dipakai sehari-hari. Jadi

memang sudah sadar dan persiapan kalau

harga naik. Protes juga nggak bisa, kan? Mau

mengurangi beli gula juga nggak mungkin.

Tinggal strateginya gimana, misalnya mencari

promo di supermarket.

P : Dari berbagai merek gula, pastinya Ibu pernah

membanding-bandingkan. Menurut Ibu,

kelebihan apa yang harus dimiliki sebuah

merek atau produk gula agar bisa

mengalahkan lainnya?

K1 : Kualitas yang bagus tentunya. Saya hobi

mencari diskonan, tapi kalau barang

diskonannya tidak bermutu, ya mending tidak

jadi beli dan ambil yang harga normal tapi

sudah terpercaya. Terus kemasannya juga

harus bagus, anti air. Ukuran kemasan yang

bervariasi juga bisa jadi kelebihan. Karena

saya kadang ambil agak banyak untuk dikasih

ke orang. Misalnya mau 2 kilo, tapi

kemasannya tinggal yang setengah kilo atau 1

kilo, jadinya belinya nggak bisa 1 bungkus.

P : Dari berbagai merek produk gula pasir yang

Ibu temui di pasaran, adakah kekurangan yang

Ibu lihat?

K1 : Kalau yang memang sudah merek terkenal,

nggak ada kekurangannya. Cuma kadang saya

lihat merek gula yang blas saya nggak pernah

lihat iklannya, atau brosurnya, jadi ragu-ragu,

itu gula beneran atau nggak. Sekarang di TV

banyak berita tentang minyak palsu, penjual

gorengan nggoreng pakai lilin lah, apa lah,

jadinya agak kuatir saja kalau ada merek abal-

abal atau malah nggak ada mereknya. Kalau

ternyata gulanya dibuat dari bahan aneh-aneh

bagaimana? Saya ngeri ah.

P : Oke lah, Bu. Terima kasih atas waktunya.

K1 : Ya, sama-sama.

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

315

Transkrip Wawancara 12 (Konsumen 2)

Keterangan:

P : Peneliti

K2 : Konsumen 2

Transkrip Topik

P : Selamat siang, Bu. Bisa minta

waktunya sebentar? Saya

membutuhkan bantuan Ibu untuk

menjadi narasumber wawancara

terkait Skripsi saya.

K2 : Oh, boleh. Silahkan.

P : Dapatkah Ibu memperkenalkan

diri terlebih dahulu?

K2 : Nama saya Herlina Santoso.

P : Apakah pekerjaan Ibu saat ini?

K2 : Saya bekerja sebagai karyawan

kantor.

P : Dapatkah Ibu menyebutkan nama-

nama perusahaan gula di

Surabaya?

K2 : Saya kurang tahu, ya.

P : Untuk merek gula, dapatkah Ibu

menyebutkan semua merek

produk gula pasir yang Ibu temui

di pasaran?

K2 : Kalau itu banyak sekali. Saya

jarang belanja, jadi yang saya

tahu saja, ya. Biasanya yang

belanja pembantu saya soalnya.

Yang saya tahu di pasaran ada

Gulaku, gula Indomaret, gula 999.

P : Jadi, Ibu sendiri tidak pernah

memilih merek gula yang Ibu

gunakan di rumah?

K2 : Saya memilih, tapi juga tidak

langsung. Kalau misal pembantu

saya habis beli gula, terus rasanya

beda sama yang sebelumnya, saya

pasti nanya. Saya

membandingkannya seperti itu.

Toh di rumah saya kadang-

kadang juga bikin minuman

sendiri, dan keliatan kan kalau

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

316

beda.

P : Biasanya karakter gula seperti

apakah yang Ibu pilih?

K2 : Saya pribadi suka dengan gula

pasir yang berwarna putih dan

pastinya manis, lalu juga dengan

merek yang sudah terkenal dan

terjamin, bukan seperti merek

yang milik Indomaret.

P : Di manakah biasanya pembantu

Ibu membeli gula pasir?

K2 : Kayaknya di minimarket kalau

belanja sendiri. Waktu saya

belanja besar untuk persediaan

bulanan, biasanya pembantu saya

ajak, karena dia yang lebih tahu di

rumah barang yang habis apa saja.

Kalau pas gula habis, ya beli

langung sekalian di supermarket.

P : Biasanya berapa banyak gula

pasir yang dibeli?

K2 : Mmm… Kurang tau juga.

Mungkin sekilo? Dua kilo?

P : Kalau Ibu sendiri yang

berkesempatan membeli gula,

apakah Ibu akan berganti-ganti

merek gula?

K2 : Tentu tidak. Saya kalau sudah

suka dengan 1 merek, sudah

malas untuk ganti merek lain.

Kecuali kalau tiba-tiba ada

larangan dari pemerintah atau ada

pemberitaan yang aneh-aneh

tentang merek itu, misalnya

membahayakan kesehatan, ya

saya pasti ganti merek lain.

P : Kelebihan apa yang menurut Ibu

harus ada di produk gula pasir

untuk bersaing dengan produk

gula lainnya?

K2 : Kualitasnya, jadi gula tidak

menggumpal, warnanya rata di

satu pack kalau putih ya putihnya sama semua. Terus kemasan juga

penting. Saya suka Gulaku karena

dia juga bikin kemasan unik, yang

sachet kecil. Beli itu karena lucu

saja, menarik kemasannya. Terus

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

317

mereknya juga harus sudah

terjamin aman dikonsumsi.

P : Kekurangan apa saja yang Ibu

temukan dari produk gula pasir

yang ada di pasaran sekarang?

K2 : Ya itu tadi, ada yang mereknya

tidak jelas, jadi tidak yakin juga

kualitasnya bagaimana.

P : Oke, Ibu, saya rasa sudah cukup

informasi yang saya butuhkan.

Terima kasih atas bantuannya.

K2 : Sama-sama.

Keputusan konsumen

318

Transkrip Wawancara 13 (Konsumen 3)

Keterangan:

P : Peneliti

K3 : Konsumen 3

Transkrip Topik

P : Selamat siang, Bu. Bisa minta waktunya

sebentar?

K3 : Bisa. Gimana?

P : Saya sedang mengerjakan Skripsi terkait

perusahaan gula di Surabaya. Saya

membutuhkan bantuan Ibu untuk menjadi

narasumber wawancara, mewakili konsumen.

K3 : Baiklah. Apa saja yang mau ditanyakan?

P : Siapakah nama Ibu dan apakah pekerjaan Ibu

saat ini?

K3 : Nama saya Mirna Hadinoto, saya adalah ibu

rumah tangga.

P : Bisakah Ibu menyebutkan nama perusahaan

gula di Surabaya?

K3 : Saya tidak tahu tuh ada apa saja di Surabaya.

Kalau yang saya pernah baca di kemasan, ada

pabriknya Gulasir di Surabaya, tapi tidak

pernah lewat waktu jalan atau pergi kemana

gitu.

P : Produk gula apa sajakah yang Ibu temui di

pasaran?

K3 : Gulaku, Tropicana Slim, Sari Tanny, Gulasir,

Diabetasol, Alini.

P : Saat mau memilih merek gula, apakah yang

menjadi pertimbangan Ibu?

K3 : Mereknya sudah terkenal di pasar, lalu selain

itu juga apabila saya tidak mengenal sama

sekali merek-merek produk gula, maka saya

memilih produk gula yang paling mahal.

Karena harga yang mahal biasanya kualitas

produk bagus.

P : Di manakah biasanya Ibu membeli produk

gula pasir?

K3 : Kadang di minimarket, kadang di

supermarket.

P : Dalam satu kali pembelian, berapa banyak

gula yang Ibu beli?

K3 : Paling sekitar 1 atau 2 bungkus gula yang

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

319

kemasan 1 kiloan.

P : Apakah Ibu membeli gula pasir dengan merek

yang berbeda-beda setiap kali belanja?

K3 : Oh, nggak. Saya tetap pada satu merek,

kecuali dalam situasi saya sangat butuh sekali

gula dan di supermarket atau minimarket yang

saya datangi tidak menjual merek yang biasa

saya pakai karena kehabisan stock, lalu saya

juga di posisi sibuk dan harus cepat-cepat,

maka saya akan berganti merek.

P : Menurut Ibu, kelebihan apa yang perlu

dimiliki oleh produk gula pasir?

K3 : Kualitas dan kemasan yang menarik. Bukan

hanya gambar dan tulisannya, tetapi juga

misalnya ada sachet kecil atau yang dapat

dibuka tutup tanpa masuk toples.

P : Sebaliknya, dari gula pasir yang sekarang ada

di pasaran, kekurangannya apa saja?

K3 : Mmm… menurut saya kekurangannya ada di

merek mereka yang masih baru, buat sebagian

merek, ya.Pemasaran mereka juga kurang,

sehingga para konsumen tidak mengetahui

produk tersebut sehingga ragu untuk membeli,

padahal belum tentu berkualitas jelek. Saya

saja ragu-ragu untuk beli yang saya tidak

pernah dengar mereknya.

P : Oke, terima kasih Ibu atas waktunya.

K3 : Sama-sama. Semoga sukses ya.

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

Keputusan konsumen

320

Lampiran 5: Transkrip Observasi

Transkrip Observasi

Evaluasi Strategi Pengembangan Bisnis pada PT Manunggal Suko Jaya

Surabaya

Informasi 1: Kehadiran pemilik di kantor/pabrik

Subjek Pengamatan Pemilik PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Tanggal Pengamatan 30 Oktober 2014 – 6 November 2014

Jam Pengamatan 08.00 – 12.00 WIB

Transkrip Observasi Pada tanggal 30 Oktober 2014 – 6 November 2014,

kecuali di hari Minggu (2 November 2014), peneliti

melihat bahwa pemilik PT Manunggal Suko Jaya setiap

hari datang ke kantor dan juga ke pabrik, yang berada di

satu lokasi dengan kantor, untuk berinteraksi langsung

dengan para bawahannya. Selama masa observasi,

peneliti melihat bahwa pemilik datang ke kantor pada

pukul 08.30 WIB, sedangkan pemilik berkunjung ke

pabrik setiap jam 10.00 WIB. Setelah itu, sekitar jam

12.00 WIB, pemilik sudah meninggalkan kantor. Di sini

peneliti melihat bahwa pemilik tidak ada waktu istirahat

untuk makan siang. Selama melakukan observasi,

meskipun ada karyawan yang bekerja lembur, didapati

bahwa pemilik tetap meninggalkan kantor pada pukul

12.00 WIB.

Informasi 2: Interaksi pemilik dengan manajemen puncak dan karyawan

Subjek Pengamatan Pemilik PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Tanggal Pengamatan 30 Oktober 2014 dan 3 November 2014

Jam Pengamatan 08.00 – 12.00 WIB

Transkrip Observasi Pada hari Kamis, 30 Oktober 2014, peneliti menyaksikan

bagaimana pemilik berinteraksi dengan para

bawahannya, baik dengan manajemen puncak maupun

karyawannya. Dapat dikatakan bahwa pemilik memiliki

gaya komunikasi yang santai, yaitu berkomunikasi

dengan bawahan layaknya berkomunikasi dengan teman,

sehingga antara pemilik dan orang yang diajak berbicara

dapat saling bertukar pendapat dan informasi. Peneliti juga melihat situasi ketika pemilik memberikan instruksi

kepada para bawahan, yaitu dikomunikasikan dengan

cara yang jelas dan lantang. Pada saat pemilik menegur

bawahannya, peneliti mengamati bahwa cara pemilik

mengkomunikasikan tegurannya yaitu yang pertama

321

dengan meminta bawahan menjelaskan masalah yang

terjadi, lalu menegur dengan tegas, setelah itu

memberikan nasihat/masukan mengenai tindakan yang

seharusnya mereka lakukan. Selama masa pengamatan,

yaitu mulai dari pukul 08.30 – 12.00 WIB, peneliti

menemukan selain berkomunikasi dengan bertatap muka

langsung dengan para bawahan, pemilik juga

berkomunikasi dengan menggunakan media komunikasi.

Peneliti mengamati bahwa media yang digunakan oleh

pemilik untuk berkomunikasi dengan bawahan,

diantaranya adalah melalui telepon antar kantor dan juga

pembuatan surat pengumuman. Peneliti juga melihat

bahwa pemilik PT Manunggal Suko Jaya selalu bertegur

sapa dengan semua bawahannya, baik itu di kantor,

maupun di pabrik. Dalam keseharian operasional

perusahaan, pemilik dan para bawahannya hanya

membahas mengenai apa yang mereka kerjakan pada saat

ini di dalam berbagai aspek bisnis, sehingga peneliti tidak

menemukan bahwa pemilik memberikan informasi

mengenai perkembangan perusahaan ataupun rencana

perkembangan perusahaan. Namun, pada hari Senin, 3

November 2014, pada pukul 09.00 WIB, peneliti

berkesempatan melihat rapat yang diadakan di PT

Manunggal Suko Jaya. Dari rapat yang peneliti amati,

ditemukan bahwa pemilik sebagai pemimpin rapat

berbicara kepada manajemen puncak, untuk nantinya

disampaikan kepada para karyawan masing-masing

mengenai apa yang sedang dikerjakan oleh perusahaan

saat ini, posisi perusahaan saat ini, bagaimana tanggapan

pasar terhadap perusahaan, serta tujuan dan

perkembangan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Informasi 3: Aktivitas kerja pemilik

Subjek Pengamatan Pemilik PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Tanggal Pengamatan 30 Oktober 2014

Jam Pengamatan 08.00 – 12.00 WIB

Transkrip Observasi Pada hari Kamis, 30 Oktober 2014, peneliti melihat

bahwa setiba di kantor, yaitu pada pukul 08.30 WIB,

pemilik masuk ke ruangannya untuk memeriksa file-

file/dokumen-dokumen yang diletakkan oleh para

bawahan di meja kantor pemilik, dan apabila ada hal

yang kurang jelas, maka pemilik memanggil bawahan yang bertanggung jawab atas hal tersebut. Peneliti juga

melihat bahwa selain di ruang kantornya, pemilik juga ke

luar ruangan untuk melihat keadaan dan juga apa yang

sedang dikerjakan oleh para karyawan di kantor. Setelah

itu, pada pukul 10.00 WIB, pemilik pergi ke pabrik untuk

322

melihat aktivitas para karyawan di pabrik dan juga proses

produksi yang berjalan di pabrik. Lalu, sekitar pukul

10.30 - 11.00 WIB, pemilik kembali ke kantor untuk

memeriksa laporan-laporan, melihat kinerja

karyawannya, dll. Sehingga dapat dikatakan bahwa,

setiap hari pemilik melakukan pengawasan secara

langsung terhadap kinerja para bawahan.

Informasi 4: Kehadiran manajemen puncak di kantor/pabrik

Subjek Pengamatan Manajemen Puncak PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Tanggal Pengamatan 30 Oktober 2014 – 6 November 2014

Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB

Transkrip Observasi Selama 7 hari observasi, peneliti melihat bahwa semua

manajemen puncak, mulai dari CEO, manajer keuangan,

manajer operasional, dan manajer di bagian divisi gula

datang ke kantor setiap hari, mengikuti jam kerja para

karyawan, yaitu mulai dari jam 08.00 – 17.00 WIB.

Setiap pagi saat tiba di kantor, para manajemen puncak

langsung pergi ke meja kantor mereka masing-masing,

termasuk juga CEO. Ruang CEO menjadi satu dengan

ruang pemilik yang letaknya di sebelah ruang para

karyawan yang lainnya, sedangkan karyawan, baik

karyawan manajemen atas dan karyawan manajemen

bawah berada di satu ruangan besar yang tidak dibatasi

oleh batas tembok atau apapun. Untuk tata letak meja dan

kursi kantor para karyawan dikelompokkan berdasarkan

divisi masing-masing, sehingga karyawan antar satu

divisi bekerja bersebelahan atau saling berdekatan.

Setelah para manajemen puncak duduk di tempat

kerjanya masing-masing, maka mereka akan mulai

bekerja dengan mengerjakan dan mengecek laporan-

laporan dengan berkoordinasi dengan karyawan divisi

masing-masing. Selain datang ke kantor, para manajemen

puncak selalu menyempatkan diri setiap harinya untuk

mengunjungi pabrik, terutama bagi manajer di bagian

divisi gula. Jam kunjung manajemen puncak ke pabrik

tidak dibatasi, sehingga para manajemen puncak dapat

pergi ke pabrik di jam berapa pun yang mereka inginkan.

Menurut observasi peneliti selama 7 hari, maka

disimpulkan, bahwa para manajemen puncak

mengunjungi pabrik di sekitar pukul 10.00 – 13.00 WIB.

Setelah setengah hari bekerja di kantor dan pabrik, para manajemen puncak akan beristirahat untuk makan siang

pada pukul 13.00 WIB di kantin. Letak kantin berada di

antara kantor dan pabrik. Kantin di PT Manunggal Suko

Jaya berada di satu ruangan tertutup dengan satu

penyejuk ruangan, dilengkapi dengan meja dan kursi

323

untuk makan, beserta dengan satu meja khusus yang

berisi makanan, sehingga para karyawan dapat makan

dengan cara prasmanan. Selama jam makan siang,

penulis melihat bahwa para manajemen puncak dengan

para karyawan saling berbaur untuk makan siang dan

berbincang-bincang, sehingga para manajemen puncak

tidak berkelompok sendiri, melainkan mereka bergabung

dengan para karyawan. Makan siang diberikan secara

gratis oleh pemilik PT Manunggal Suko Jaya kepada

setiap karyawan. Setelah jam makan siang berakhir, yaitu

pukul 14.00 WIB, maka para karyawan, termasuk para

manajemen puncak kembali bekerja. Mereka saling

berinteraksi, berkomunikasi, berbagi laporan, berbagi

informasi untuk membicarakan/membahas bisnis mereka.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,

maka dapat dilihat bahwa kinerja para manajemen

puncak sebelum dan sesudah makan tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan. Mereka tetap bekerja dengan

giat hingga akhir jam operasional. Pada pukul 17.00

WIB, para manajemen puncak bersiap-siap untuk pulang

ke rumah mereka masing-masing.

Informasi 5: Interaksi CEO dengan pemilik dan karyawan

Subjek Pengamatan CEO PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Tanggal Pengamatan 31 Oktober 2014

Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB

Transkrip Observasi Di dalam bekerja, setiap harinya CEO PT Manunggal

Suko Jaya berinteraksi dengan pemilik dan para

karyawan yang lainnya. Selama masa pengamatan, dapat

terlihat bahwa dikarenakan CEO dengan pemilik berada

di dalam satu ruangan, maka CEO dan pemilik sering

berinteraksi dan berkomunikasi untuk membicarakan

masalah pekerjaan. Di dalam berkomunikasi, ditemukan

bahwa CEO berkomunikasi dengan pemilik layaknya

rekan kerja, yang dimana mereka saling bertukar

informasi, dan saling memberikan ide. Apabila CEO

tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh pemilik,

begitu juga sebaliknya, maka baik CEO, maupun

pemilik, akan langsung menyanggah apa yang menjadi

kesalahan mereka masing-masing, dan memberikan

pemikiran yang logis/masuk akal untuk didiskusikan,

sehingga dapat diperoleh keputusan bisnis yang tepat. Selain berinteraksi dengan pemilik, CEO sering

berinteraksi dengan manajemen puncak yang lainnya.

Selama masa pengamatan, peneliti melihat ketika CEO

berkomunikasi dengan manajemen puncak yang lainnya,

maka gaya komunikasi yang digunakan oleh CEO sama

324

dengan gaya komunikasi ketika CEO berkomunikasi

dengan pemilik. Namun, apabila dengan pemilik, CEO

akan langsung menyanggah, maka dengan manajemen

puncak yang lain, CEO tidak langsung menyanggah,

melainkan membiarkan para manajemen puncak sampai

selesai berbicara, lalu CEO akan menanyakan hal yang

dianggap kurang sesuai dan memberikan masukan. Selain

dengan manajemen puncak, CEO juga berinteraksi

dengan karyawan yang lainnya, namun intensitas

interaksinya lebih sedikit dibandingkan dengan pemilik

dan para manajer puncak. Gaya komunikasi yang

digunakan oleh CEO sama dengan ketika CEO

berkomunikasi dengan manajer puncak. Pemberian

instruksi yang dilakukan oleh CEO kepada karyawan di

manajemen bawah bisa melalui manajer puncak, atau

langsung meminta karyawan manajemen bawah

menyelesaikan suatu tugas. CEO akan memanggil

manajer puncak untuk masuk ke dalam ruangannya dan

meminta manajer puncak beserta dengan bawahan

mereka masing-masing untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan. Apabila ada karyawan yang berbuat

kesalahan, maka CEO akan menegur dengan tegas, dan

memberitahukan kepada bawahan, tindakan yang benar,

yang seharusnya dilakukan oleh bawahan tersebut. CEO

juga melaporkan adanya permasalahan bisnis kepada

pemilik dengan langsung menghadap dan

mengkomunikasikan masalah yang terjadi, sehingga

masalah yang ada dapat ditangani dengan cepat. Dalam

kesehariannya selama berada di kantor/pabrik, CEO

selalu bertegur sapa dengan para karyawan, begitu pula

dengan manajer puncak dan karyawan-karyawan yang

lainnya, sehingga selama pengamatan, peneliti melihat

adanya keakraban yang terjalin antar para karyawan di

PT Manunggal Suko Jaya, sehingga terjalin komunikasi

yang baik pula di dalam perusahaan. Artinya, masing-

masing pihak dapat saling mengutarakan pendapat, saran

atau kritik tanpa rasa takut/canggung. Selama masa

pengamatan kepada pemilik, CEO dan manajer puncak,

peneliti tidak melihat bahwa ada pertemuan yang

intens/rapat yang dilaksanakan setiap harinya oleh

masing-masing pemimpin.

Informasi 6: Interaksi manajer keuangan dengan pemilik dan karyawan

Subjek Pengamatan Manajer Keuangan PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Tanggal Pengamatan 1 November 2014

Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB

Transkrip Observasi Manajer keuangan PT Manunggal Suko Jaya memiliki

325

gaya komunikasi yang terbuka dan langsung mengatakan

apa adanya. Ketika berkomunikasi dengan pemilik, maka

manajer keuangan tetap memiliki gaya komunikasi yang

terbuka, namun menghargai dan menghormati pemilik,

serta tunduk dan patuh pada setiap tugas yang diberikan

oleh pemilik. Di sisi lain, ketika manajer keuangan

berkomunikasi dengan CEO, para manajer puncak, dan

para karyawan, maka manajer keuangan akan berbicara

dengan terbuka dan berbicara layaknya teman, sehingga

di dalam mengkomunikasikan segala sesuatu, manajer

keuangan akan langsung berbicara. Begitu pula ketika

terjadi suatu konflik/masalah, maka manajer keuangan

akan langsung menegur rekan-rekan kerjanya, tanpa

berbasa-basi, serta meminta penjelasan atas kesalahan

yang dilakukan oleh rekan-rekan kerjanya. Di dalam

memberikan instruksi kerja kepada para bawahannya,

maka manajer keuangan akan langsung memberikan

tugas apa saja yang harus diselesaikan, beserta dengan

batas pengerjaan tugas tersebut. Namun, di sisi lain,

walapun manajer keuangan memiliki gaya komunikasi

yang terbuka dan berbicara apa adanya, manajer

keuangan merupakan orang yang ramah dan murah

senyum.

Informasi 7: Interaksi Director of General Affairs dengan pemilik dan

karyawan

Subjek Pengamatan Director of General AffairsPT Manunggal Suko Jaya

Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Tanggal Pengamatan 3 November 2014

Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB

Transkrip Observasi Director of General Affairs atau yang disebut sebagai

manajer operasional di PT Manunggal Suko Jaya

merupakan pribadi yang sangat sabar. Hal ini dapat

terlihat dari gaya komunikasi beliau dengan pemilik,

manajer puncak, dan karyawan. Di dalam berkomunikasi,

beliau berkomunikasi dengan nada yang lembut, dan

lebih bersifat mengayomi kepada para bawahannya.

Selama masa pengamatan, peneliti tidak pernah melihat

beliau berbicara dengan nada yang tinggi dengan rekan-

rekan kerja. Namun, meskipun beliau adalah orang yang

sabar, beliau juga tidak tinggal diam ketika terdapat

masalah/konflik di dalam perusahaan. Beliau langsung

akan melaporkan dan membicarakan masalah yang ada, baik dengan pemilik, maupun dengan CEO, serta

memberikan masukan/saran untuk solusi dari masalah

yang terjadi. Di dalam memberikan instruksi kerja, maka

beliau akan memanggil bawahannya dan menyerahkan

tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya. Ketika

326

terdapat bawahan yang melakukan kesalahan, maka

beliau akan menegur dan menasehati bawahan tersebut.

Informasi 8: Interaksi Director of Sugar Division dengan pemilik dan

karyawan

Subjek Pengamatan Director of Sugar DivisionPT Manunggal Suko Jaya

Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Tanggal Pengamatan 4 November 2014

Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB

Transkrip Observasi Director of Sugar Division di PT Manunggal Suko Jaya

memiliki gaya komunikasi yang ramah dan suka

bergurau dengan rekan kerja. Namun, apabila

berkomunikasi dengan pemilik dan CEO, maka beliau

sangat menghormati pemilik dan CEO, serta

berkomunikasi dengan sangat sopan. Pemberian instruksi

kerja yang dilakukan oleh Director of Sugar Division

dilakukan dengan memanggil bawahan untuk diberikan

tugas, dan menanyakan kepada bawahan tersebut

mengenai progress tugas yang diberikan. Ketika terdapat

karyawan yang salah, maka beliau akan menegur dengan

tegas dan memberitahukan perbaikan atas tugas tersebut.

Informasi 9: Kehadiran karyawan di kantor/pabrik

Subjek Pengamatan Karyawan PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Tanggal Pengamatan 30 Oktober 2014 – 6 November 2014

Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB

Transkrip Observasi Selama melakukan pengamatan, peneliti menemukan

bahwa seluruh karyawan datang ke kantor setiap hari

untuk bekerja, termasuk dengan sekuriti. PT Manunggal

Suko Jaya memilik 2 sekuriti yang bertugas untuk

menjaga pintu masuk, yang dimana mereka memastikan

bahwa tidak sembarang orang dapat masuk ke PT

Manunggal Suko Jaya tanpa memperoleh ijin dari

internal perusahaan. Sekuriti memiliki jam kerja mulai

dari pukul 07.30 WIB hingga semua karyawan telah

selesai bekerja dan pulang, yaitu sekitar pukul 17.30

WIB. Hal ini dikarenakan, sekuriti bertanggung jawab

atas kunci pintu masuk ke lokasi PT Manunggal Suko

Jaya. Sedangkan, karyawan yang bertanggung jawab atas

kunci pintu masuk ke kantor dan pabrik adalah manajer

di bagian divisi gula. Berdasarkan pengamatan, tidak

semua karyawan datang ke pabrik setiap hari. Karyawan yang datang ke pabrik setiap hari adalah karyawan di

bagian operasional, gudang, produksi, dan pengiriman.

Jam operasional di PT Manunggal Suko Jaya adalah

pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB, sehingga para karyawan

diharuskan sudah tiba di kantor pukul 08.00 dan

327

meninggalkan kantor pukul 17.00 WIB. Khusus untuk

karyawan yang lembur, dikarenakan ada pekerjaan yang

harus diselesaikan saat itu juga, maka karyawan yang

lembur tersebut memiliki jam kerja lembur pada pukul

17.00 – 19.00 WIB. Setiap pagi, setiba di kantor, dan

setiap sore, ketika para karyawan pulang, maka para

karyawan akan absen dengan mesin absensi. Selama

masa observasi, peneliti tidak menemukan adanya

karyawan yang terlambat datang ke kantor/ke pabrik.

Informasi 10: Interaksi karyawan dengan pemilik dan manajemen puncak

Subjek Pengamatan Karyawan PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Tanggal Pengamatan 31 Oktober - 5 November 2014

Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB

Transkrip Observasi Peneliti melihat bahwa para karyawan berkomunikasi

dengan pemilik dan manajemen puncak dengan sopan

ketika mereka saling bertukar informasi. Ketika para

karyawan menerima instruksi kerja dari atasan, maka

mereka menanggapi instruksi tersebut dengan menuruti

perkataan atasan, dan langsung mengerjakannya. Di sisi

lain, peneliti menyaksikan ketika karyawan menerima

teguran dari atasan, maka karyawan menjelaskan kepada

atasan mengenai segala sesuatu yang terjadi dan meminta

maaf kepada atasan. Para karyawan akan melaporkan

permasalahan operasional perusahaan langsung kepada

atasan mereka masing-masing, dan tetap bersikap tenang,

serta memberikan masukan/ide/gagasan atas masalah

yang terjadi. Di dalam PT Manunggal Suko Jaya, para

karyawan selalu bertegur sapa dengan pemilik, CEO,

para manajer dan karyawan lainnya. Karyawan-karyawan

sering berkomunikasi dengan para manajer mereka

masing-masing, sedangkan untuk pemilik dan CEO,

mereka berkomunikasi secara intens apabila ada hal yang

mendesak dan penting bagi operasional perusahaan.

Informasi 11: Aktivitas kerja karyawan

Subjek Pengamatan Karyawan PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Tanggal Pengamatan 31 Oktober - 5 November 2014

Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB

Transkrip Observasi Ketika peneliti akan melakukan observasi di PT

Manunggal Suko Jaya, maka peneliti menghubungi pihak internal di PT Manunggal Suko Jaya, dan yang

bertanggung jawab atas pihak luar yang akan berkunjung

ke dalam perusahaan adalah manajer di bagian divisi

gula, yaitu Pak Ilyas. Pada hari observasi, ketika peneliti

sampai di lokasi perusahaan, maka peneliti disambut oleh

328

sekuriti yang bertugas, dan diharuskan untuk memberi

keterangan akan maksud tujuan dan apakah sudah

membuat perjanjian dahulu dengan pihak internal.

Setelah itu, security akan memanggilkan pihak yang

dimaksud oleh peneliti dan peneliti dipersilahkan masuk.

Selama masa pengamatan di PT Manunggal Suko Jaya,

peneliti melihat bahwa para karyawan di PT Manunggal

Suko Jaya memiliki jam masuk kerja pada pukul 08.00

WIB. Para karyawan melakukan aktivitas mereka

masing-masing sesuai dengan bidang/divisi pekerjaan

mereka. Setiba di kantor, setelah mereka absen di mesin

absen, maka mereka akan ke meja kerja mereka masing-

masing untuk membuat laporan, dan sebagainya. Setelah

bekerja, maka pada pukul 13.00 WIB, semua karyawan

di PT Manunggal Suko Jaya akan beristirahat untuk

makan siang di kantin yang telah disediakan. Pada pukul

14.00 WIB, mereka akan kembali bekerja dan peneliti

melihat bahwa tidak ada perubahan kinerja karyawan

sebelum dan sesudah jam istirahat. Hal ini dapat dilihat

dari intensitas kerja para karyawan yang tetap baik

sebelum dan sesudah jam istirahat. Para karyawan di PT

Manunggal Suko Jaya bekerja sesuai dengan

instruksi/perintah dari para manajemen puncak. Setelah

menerima instruksi kerja, maka apabila karyawan telah

selesai mengerjakan pekerjaannya yang sebelumnya,

mereka akan langsung mengerjakan. Dari hasil

pengamatan, dapat dikatakan bahwa fasilitas operasional

di kantor maupun pabrik sangat memadai dan

mendukung karyawan untuk menyelesaikan tugasnya. PT

Manunggal Suko Jaya diantaranya memiliki komputer di

setiap meja karyawan yang terhubung kepada satu mesin

fotokopi. Mesin fotokopi di PT Manunggal Suko Jaya

selain berfungsi sebagai mesin fotokopi, juga berfungsi

sebagai mesin printer dan mesin scan. Masing-masing

karyawan memiliki alat tulis yang lengkap di meja

mereka masing-masing, mulai dari bolpoin, pensil,

penghapus, tip-ex, penjepit kertas, stabilo, steples, dan

lain-lain, sehingga karyawan tidak saling pinjam-

meminjam dan berdampak pada kerja yang kurang

efektif. Selain itu, untuk mendukung karyawan yang

bertugas untuk pergi ke luar kantor, maka PT Manunggal

Suko Jaya menyediakan sebuah mobil dinas dan dapat

digunakan oleh semua karyawan. Dan, apabila mobil dinas tersebut sedang digunakan oleh satu karyawan,

sedang karyawan lain membutuhkan mobil tersebut,

maka karyawan tersebut dapat menggunakan alat

transportasi miliknya/milik rekan kerja yang lain, dan

karyawan tersebut dapat melaporkan kepada pihak

329

manajemen keuangan untuk diakumulasikan biaya untuk

transportasi tersebut. Setelah mereka mengerjakan tugas

yang diberikan oleh atasan, maka mereka akan

memberikan hasil kerja mereka/memberikan laporan

kepada para atasan masing-masing dengan langsung

mendatangi meja atasan. Para karyawan di PT

Manunggal Suko Jaya berada di kantor/pabrik mulai dari

pukul 08.00 – 17.00, dan tidak ada sistem shift di dalam

perusahaan ini. Ketika peneliti mengamati di lokasi

pabrik, peneliti menyaksikan saat bahan baku produksi

tiba, maka karyawan di bagian gudang akan membantu

memindahkan bahan baku produksi tersebut dari truk ke

dalam gudang. Gudang adalah sebuah ruangan tertutup

yang berada di dalam pabrik PT Manunggal Suko Jaya.

Setelah tersedia bahan baku produksi, maka karyawan

bagian produksi akan memulai produksi mereka.

Produksi diawali dengan memasukkan bahan baku ke

dalam mesin, lalu dari mesin tersebut akan keluar barang

jadi berupa gula dalam kemasan 1 kg. Setelah itu, gula

kemasan tersebut masuk ke dalam mesin pengepakan

untuk dikemas di dalam satu dos. Satu dos berisi 24 gula

kemasan 1 kg. Ketika proses produksi berjalan, maka

karyawan produksi, dengan pakaian khusus produksi

tersebut akan mengamati mesin-mesin yang sedang

bekerja. Setelah gula-gula yang ada dikemas di dalam 1

dus, maka karyawan produksi dengan dibantu oleh

karyawan di bagian gudang akan memindahkan ke dalam

gudang untuk nantinya dimasukkan ke dalam truk-truk

untuk didistribusikan. Setiap seminggu sekali, karyawan

di bagian produksi akan melakukan pembersihan akan

mesin-mesin produksi dengan alat pembersih mesin

tertentu, sehingga mesin tetap terjaga kebersihannya.

Saat produk akan didistribusikan ke berbagai wilayah,

maka ada 1 karyawan bagian produksi yang bertugas

mencatat berapa banyak yang akan didistribusikan, ke

mana tujuan distribusi, menggunakan apa distribusi

tersebut, dan melaporkannya ke manajer bagian divisi

gula untuk diberikan surat jalan, dan surat jalan tersebut

diberikan kepada masing-masing supir/kernet. Setelah

itu, produk siap didistribusikan ke wilayah distribusi PT

Manunggal Suko Jaya.

Informasi 12: Situasi dan kondisi lingkungan (fasilitas)kantor/pabrik

Subjek Pengamatan Pihak Internal PT Manunggal Suko Jaya

Lokasi Pengamatan Kantor dan Pabrik PT Manunggal Suko Jaya

Tanggal Pengamatan 6 November 2014

Jam Pengamatan 08.00 – 17.00 WIB

Transkrip Observasi Pada saat melakukan pengamatan, peneliti melihat bahwa

330

tidak terdapat seragam khusus bagi pemilik, manajemen

puncak dan karyawan, kecuali karyawan di bagian

produksi, bagian gudang, dan supir/kernet. Semua pihak

internal bagi yang berjenis kelamin pria menggunakan

hem/kemeja, celana panjang, dan sepatu. Sedangkan

untuk pihak internal berjenis kelamin wanita

menggunakan hem/kemeja, celana panjang/rok, dan

sepatu. Karyawan di bagian produksi memiliki baju

khusus berwarna putih dilengkapi dengan masker untuk

produksi. Sedangkan, karyawan yang bekerja di bagian

gudang, dikarenakan mereka bertanggung jawab

mengangkat barang-barang yang berat, menggunakan

kaos dan celana panjang/celana pendek. Di dalam

pengamatan, peneliti melihat bahwa karyawan di bagian

gudang menggunakan sandal jepit, dan seringkali tidak

menggunakan alas kaki. Hal ini didukung oleh suasana

pabrik yang beralaskan beton halus dan bersih, sehingga

tidak ada pecahan kaca/material-material yang

membahayakan kaki karyawan gudang. Untuk

supir/kernet menggunakan pakaian kaos/kaos berkerah,

celana panjang, dan sandal jepit. Di dalam bekerja, para

karyawan diberikan oleh pemilik fasilitas non-

operasional berupa pendingin ruangan, dan dispenser

beserta dengan gelas, teh, kopi, dan gula. Di PT

Manunggal Suko Jaya diberikan pula fasilitas toilet

wanita dan toilet pria yang berada di dalam kantor PT

Manunggal Suko Jaya, namun terletak di samping pabrik

PT Manunggal Suko Jaya. Semua fasilitas yang ada di

PT Manunggal Suko Jaya terlihat berkualitas baik, bersih

dan rapi, dikarenakan semua karyawan bekerja sama

untuk saling menjaga kebersihan fasilitas yang ada. PT

Manunggal Suko Jaya memiliki penerangan yang cukup

baik, sehingga para karyawan dapat bekerja dengan baik

pula. Di dalam kantor PT Manunggal Suko Jaya terdapat

banyak lampu penerang berwarna putih, dan juga

dikarenakan desain interior kantor yang tersedia banyak

jendela, sehingga sinar matahari dapat membantu

penerangan. Namun jendela yang ada juga dilengkapi

dengan seperti kelambu, sehingga sinar matahari yang

masuk tidak membuat silau. Jendela di PT Manunggal

Suko Jaya juga berfungsi sebagai sirkulasi udara,

sehingga suasana kantor tidak pengap. Sedangkan untuk

pabrik, mesin produksi berada di dalam satu ruangan kaca, dilengkapi dengan lampu warna putih dan juga

pendingin ruangan. Selama operasional, pintu pabrik

akan selalu terbuka, sehingga selain berasal dari lampu,

penerangan di pabrik juga berasal dari sinar matahari.

Pabrik dilengkapi pula dengan jendela-jendela sehingga

331

sirkulasi udara lancar. Untuk ruang gudang yang tertutup

dilengkapi dengan jendela-jendela, dan lampu putih di

dalamnya. Di PT Manunggal Suko Jaya, ketika peneliti

akan masuk ke dalam kantor, maka peneliti disambut

oleh pintu kaca, lalu terdapat ruang tamu kecil, yang

dilengkapi dengan sofa, meja, vas bunga, dan air mineral

dalam kemasan gelas, dimana para tamu yang

berkunjung dapat duduk di ruang tamu tersebut. PT

Manunggal Suko Jaya menyediakan ruang beribadah

khusus, yang berada di samping ruang rapat, bagi

karyawan yang beragama muslim yang akan melakukan

sholat. Ruangan tersebut dilengkapi dengan lampu putih

dan jendela-jendela, sehingga udara di dalam ruangan

dapat bersirkulasi dengan baik.

332

Lampiran 6: Hasil Triangulasi

Keterangan:

O : Owner

C : Chief Executive Officer (CEO)

DF : Director of Finance

DG : Director of General Affairs

DS : Director of Sugar Division

KF : Karyawan Divisi Finance

KO : Karyawan Divisi Operasional

KS : Karyawan Sugar Division

P1 : Pemasok 1

P2 : Pemasok 2

K1 : Konsumen 1

K2 : Konsumen 2

K3 : Konsumen 3

No. Topik Sumber Kesimpulan Validasi

1. Komponen S – Strategy

Visi perusahaan O: Visinya ya untuk mengembangkan Gulasir ke seluruh wilayah

Indonesia, baik di pulau Jawa maupun di luar pulau (transkrip wawancara

1, p. 153)

Visi PT MSJ adalah:

Dikenal luas di Indonesia

Kompetitif

Memberikan produk

berkualitas

Valid

C: Visi perusahaan ini adalah menjadikan produk kami sebagai produk

yang memiliki daya saing yang tinggi dan dapat dikenal oleh seluruh

masyarakat Indonesia (transkrip wawancara 2, p. 171)

DF: Visi PT MSJ adalah menjadikan produk yang dihasilkan menjadi

produk yang dapat diterima dan dikenal oleh masyarakat luas, lalu

menjadikan produk kami menjadi produk yang berdaya saing tinggi.

Juga, menjadikan perusahaan kami menjadi perusahaan penghasil gula

yang berkualitas baik, yang dipercaya oleh masyarakat (transkrip

wawancara 3, p. 191)

DG: Sesuai dengan yang tertuang dalam Anggaran Dasar PT MSJ, visi

kami adalah menjadi produsen gula yang kompetitif dan dikenal luas oleh

seluruh masyarakat Indonesia (transkrip wawancara 4, p. 207)

KF: Visi perusahaan adalah membawa perusahaan ini menjadi

perusahaan yang dapat menyediakan produk gula yang berkualitas bagi

333

semua masyarakat, dan menjadikan produk gula kami menjadi produk

yang paling dicari oleh masyarakat (transkrip wawancara 6, p. 237)

KO: Kalau resminya seperti apa, saya kurang tahu. Setahu saya,

perusahaan ini ingin menjadi lebih dikenal oleh masyarakat. Saingan juga

banyak, jadi sepertinya sekarang sedang digenjot untuk lebih dicari oleh

masyarakat (transkrip wawancara 7, p. 255)

KS: Visi dari perusahaan ini adalah menjadi perusahaan penghasil gula

kemasan yang berkualitas, yang dapat dikenal dan diterima, serta paling

dicari oleh seluruh masyarakat (transkrip wawancara 8, p. 265)

Misi perusahaan O: Kalau misinya, kita biasanya mengadakan kerjasama dengan

distributor yaitu program-program, seperti kita pasang vinyl, kemudian

kita sebarin leaflet, yaitu brosur yang ada foto-fotonya Gulasir, tetapi kita

bekerja sama dengan beberapa supermarket. Jadi ini adalah misi saya

supaya Gulasir bisa dikenal oleh masyarakat. Nanti kalau Ibu lewat

depannya UFO itu ada leaflet Gulasir besar itu. Jadi kerjasama seperti itu

untuk mendukung pemasarannya kita. Bukan hanya di Surabaya, tapi di

beberapa distributor yang luar pulau juga seperti itu (transkrip

wawancara 1, p. 153)

Misi PT MSJ adalah:

Menggunakan mesin

mutakhir

Mempekerjakan SDM

handal

Mengembangkan sistem

distribusi

Valid

C: Sedangkan, untuk misi perusahaan ini adalah melakukan pengemasan

gula dengan mesin-mesin mutakhir dan ditunjang oleh sumber daya

manusia yang handal, sehingga kualitas gula dapat tetap terjaga dan

konsumen puas dengan produk kami (transkrip wawancara 2, p. 171)

DF: Untuk misi agar visi bisa tercapai itu yang pertama ya kami

menggunakan mesin-mesin untuk pengemasan yang berteknologi tinggi,

lalu juga dengan mempekerjakan karyawan yang memang benar-benar

ahli di bidangnya, juga dengan mengembangkan sistem distribusi

sehingga dapat menunjang pemenuhan kebutuhan gula masyarakat dan

distribusi produk secara merata (transkrip wawancara 3, p. 191)

DG: Ada empat misi, yaitu menggunakan mesin berteknologi tinggi

dalam proses produksi, memanfaatkan SDM yang handal,

mempertahankan kualitas produk, dan mengembangkan sistem distribusi

agar dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia (transkrip

wawancara 4, p. 207)

KF: Misi perusahaan adalah meningkatkan sistem distribusi,

menggunakan teknologi mesin yang semakin berkembang, dan

mempekerjakan sumber daya manusia yang kompeten (transkrip

334

wawancara 6, p. 237)

KO: Misinya memperluas kawasan penjualan atau penyebaran produk

perusahaan (transkrip wawancara 7, p. 255)

KS: Sedangkan, misi dari perusahan ini agar visi yang ada dapat tercapai

adalah adalah menggunakan teknologi mesin yang mutakhir,

mempekerjakan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya,

meningkatkan sistem distribusi, dan mengadopsi strategi pemasaran yang

tepat sasaran (transkrip wawancara 8, p. 265)

Visi dan misi yang

tercapai

O: Visi kita, kita sudah bisa menguasai beberapa wilayah, seperti Papua,

Sulawesi, Ambon, NTT, dan sebagian Kalimantan. Sebagian Kalimantan,

karena Kalimantan belum kena semua (transkrip wawancara 1, p. 153)

Menguasai pasar gula di

sebagian wilayah Indonesia

Permintaan pasar semakin

berkembang, khususnya

luar Jawa

Valid

C: Perusahaan kami ini telah survive dan produk yang kami hasilkan

telah terbukti dan telah diterima oleh masyarakat luas (transkrip

wawancara 2, p. 171)

C: Mmm… menurut saya untuk visi yang baru dalam tahap proses yaitu

untuk produk kami ini dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia

(transkrip wawancara 2, p. 171)

DF: Sampai saat ini yang sudah kami capai adalah demand pasar yang

semakin lama semakin berkembang. Jadi hal ini menunjukkan bahwa

produk kami sudah mulai diterima dan dikenal oleh masyarakat luas, lalu

masyarakat juga sudah mulai mempercayai produk kami. Karena kalau

kami melihat demand yang terus meningkat, maka kami dapat

mengindikasikan bahwa ada repeat buying dari para konsumen (transkrip

wawancara 3, p. 191)

DG: Perusahaan ini telah menjadi produk yang kompetitif, tapi baru di

beberapa kawasan saja. Contohnya di Kalimantan, kami sudah merambah

konsumen yang lebih banyak dibandingkan dengan di Jawa. Jadi produk

kami belum dikenal sepenuhnya di seluruh pelosok Indonesia (transkrip

wawancara 4, p. 208)

KF: Visi yang sudah dicapai adalah perusahaan sudah dapat

menyediakan produk gula yang berkualitas bagi masyarakat, sedangkan

untuk misi yang sudah dicapai adalah semua misi yang ada sedang kami

laksanakan sehingga visi yang belum tercapai dapat tercapai (transkrip

wawancara 6, p. 237)

KF: Visi yang belum tercapai adalah menjadikan produk gula kami

menjadi produk yang paling dicari oleh masyarakat (transkrip wawancara

335

6, p. 238)

KF: Untuk persentasenya mungkin baru 15% atau 20%, masih kecil

persentasenya karena perusahaan ini merupakan perusahaan baru di

bidang gula (transkrip wawancara 6, p. 238)

KO: Kalau saya lihat, sudah hampir tercapai. Di luar Jawa terutama.

Buktinya, pesanan dari pulau lain tidak pernah berhenti (transkrip

wawancara 7, p. 255)

KS: Visi yang sudah dicapai dari yang sudah tadi saya sebutkan adalah

menjadi perusahaan penghasil gula kemasan yang berkualitas dan gula

kami sudah dapat dikenal dan diterima, serta yang paling dicari oleh

sebagian masyarakat, khususnya untuk wilayah luar pulau. Sedangkan,

untuk misinya yang sudah dicapai adalah kami telah menggunakan

teknologi mesin yang mutakhir, mempekerjakan sumber daya manusia

yang kompeten di bidangnya, meningkatkan sistem distribusi, dan

mengadopsi strategi pemasaran yang tepat sasaran, setidaknya sedang

dalam tahap proses (transkrip wawancara 8, p. 265)

Upaya pencapaian visi

misi

DF: Produk kami ini belum dikenal sepenuhnya oleh masyarakat luas,

karena kami juga termasuk salah satu pemain baru di industri pergulaan.

Jadi ya kami sekarang ini berusaha untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat akan produk kami, yaitu bisa dengan melakukan strategi

pemasaran yang tepat (transkrip wawancara 3, p. 192)

Untuk mencapai visi misi,

perlu melakukan strategi

pemasaran yang tepat.

Valid

KF: Yang dapat dilakukan adalah mengupayakan agar produk gula kami

dapat dikenal oleh semua masyarakat dan juga memperbanyak varian

produk sesuai dengan tren kebutuhan masyarakat ke depannya (transkrip

wawancara 6, p. 238)

Produk perusahaan O: Kita Gulasir, sama brand lainnya namanya itu Gula Selera (transkrip

wawancara 1, p.152)

O: Kalau Gulasir itu memang kualitas kita itu kualitas yang premium,

jadi putih. Tapi untuk Gula Selera, kita agak kuning. Ya, bisa dikatakan

lah, untuk Gula Selera itu second brand-nya Gulasir, untuk fighting,

untuk perang. Jadi apabila nanti ada gula yang harganya mendekati untuk

Gulasir, kita pangkas harga gula itu untuk turun, bisa untuk fighting,

untuk perang-perangan, untuk mengamankan Gulasir-nya supaya selalu

tetap di atas (transkrip wawancara 1, p. 152)

O: Untuk mengecek kualitas itu, waktu awal barang datang di dalam sak-

sakan itu kita buka, yaitu untuk supaya kualitas Gulasir ini benar-benar

PT MSJ menghasilkan 2

produk:

Gulasir: gula putih

Gula Selera: gula rafinasi

Pemeriksaan kualitas

dilaksanakan pra produksi saat

gula tiba dari pemasok oleh

bagian gudang. Kualitas

produk terjamin.

Valid

336

terjaga. Jadi, kalau untuk bahan baku ini yang jelek, kita sisihkan untuk

Gula Selera, kalau ternyata untuk Gula Selera ini grade-nya tidak masuk

juga, kita sisihkan lagi menjadi kita jual gula sak-sakan tanpa dikasih

merek (transkrip wawancara 1, p. 152)

C: Produk di pabrik ini yang utama itu ada Gulasir, lalu ada Gula Selera

(transkrip wawancara 2, p. 172)

C: Kualitas Gulasirlebih baik dari kualitas Gula Selera, sehingga yang

dimasukkan ke supermarket-supermarket yang besar itu hanya Gulasir.

Sedangkan untuk Gula Selerakita lempar ke pasar lebih rendah (transkrip

wawancara 2, p. 172)

C: Lalu, untuk sekarang ini pengendalian kualitas kami lakukan yaitu

dengan melakukan pengecekan akan bahan baku yang dikirim oleh

pemasok, sehingga gula yang kami kemas benar-benar memiliki kualitas

yang baik dan konsumen juga dapat menerima gula kemasan kami

dengan kualitas yang mereka inginkan pula (transkrip wawancara 2, p.

172)

C: Sudah tentu layak saing. Untuk memilih pemasok saja kami tidak

berani sembarangan. Kami telah berhati-hati untuk memilih pemasok

yang benar-benar bermutu baik (transkrip wawancara 2, p. 184)

C: Kalau masalah kualitas, produk gula kami dengan produk pesaing itu

tidak kalah. Dalam artian, kualitas gula kami juga sangat baik (transkrip

wawancara 2, p. 186)

DG: Ada 2 macam gula yang kami telurkan ke pasar, yaitu gula putih dan

gula rafinasi atau yang kuning. Gula putih kami beri merek Gulasir dan

yang kuning kami beri merek Gula Selera. Kedua jenis merek itu

populernya di tempat yang berbeda-beda. Di NTT dan NTB, lebih

banyak pemesanan untuk Gula Selera. Di Jawa lebih cenderung ke

Gulasir (transkrip wawancara 4, p. 208)

DG: Kualitas produk kami sudah standar, tidak kalah dengan produk lain.

Kami juga memeriksa kualitas gula dari pemasok sebelum dikemas.

Bahkan saat pemasok mengirimkan gula ke sini, bagian gudang

melakukan screening dulu, secara fisik penampilan gulanya seperti apa

(transkrip wawancara 4, p. 208)

KF: Menurut saya produk kami layak bersaing karena kualitas gula kami

tidak kalah dengan pesaing yang sudah dikenal masyarakat (transkrip

wawancara 6, p. 249)

337

KO: Menurut saya produk kami layak untuk bersaing dengan produk lain

(transkrip wawancara 7, p. 262)

KS: Layak, produk kami layak untuk bersaing karena kualitas kami tidak

kalah dengan pesaing. Kami kan perusahaan pengemasan gula, jadi

pemasok kami juga memasok untuk perusahaan pengemasan lain,

kualitasnya jelas sama. Kami juga melakukan pemeriksaan kualitas

sebelum gula dikemas, sehingga kualitasnya sesuai dengan harapan kami,

bukan yang kualitas rendahan (transkrip wawancara 8, p. 274)

Laba yang diharapkan O: Keuntungannya yang penting cukup buat cicilan balik modal dan

masih sisa buat saya sendiri (transkrip wawancara 1, p.154)

O: Untuk situasi yang sekarang ini, saya memang sudah menghitung

perkiraan keuntungan berapa, jadi memang sekitar harapan saya lah

secara jumlahnya. Tapi saya inginnya nanti keuntungan ini bertambah

terus (transkrip wawancara 1, p. 154)

Laba diharapkan dapat

melunasi pinjaman bank untuk

mencapai BEP dan untuk

pemasukan pribadi owner.

Laba diharapkan meningkat

secara konstan.

Valid

C: Saya pribadi itu menginginkan yang penting keuntungan yang kami

peroleh tiap bulannya lebih besar daripada biaya yang kami keluarkan,

semakin ke depan semakin besar keuntungan tiap bulannya, sehingga

operasional perusahaan dapat terus berjalan dan juga kesejahteraan

karyawan dapat terus ditingkatkan (transkrip wawancara 2, p. 182)

DF: Namun, tentunya saya tetap mengharapkan ada peningkatan

keuntungan untuk ke depannya. Ada beberapa perusahaan gula yang

mampu meraup keuntungan sebesar hampir 50% (transkrip wawancara 3,

p. 193)

Perolehan laba O: Keuntungannya ada lah, yang jelas lebih dari 10% karena saya juga

harus melunasi utang modal ke bank (transkrip wawancara 1, p. 154)

Besarnya laba sekitar 10%-

30% dan memuaskan secara

nominal.

Valid

C: Ya, kalau saat ini keuntungan yang kami peroleh sudah dapat

membiayai operasional perusahaan (transkrip wawancara 2, p. 182)

C: Informasi ini agak sensitif ya. Untuk persentase dan jumlahnya, saya

tidak bisa memberi informasi. Yang jelas, setelah dikurangi semua biaya,

pemasukan perusahaan masih menyisakan keuntungan yang cukup

memuaskan (transkrip wawancara 2, p. 183)

DF: Untuk nominal tidak dapat ditetapkan secara pasti karena berbeda-

beda setiap bulan, bergantung pada situasi pasar. Persentase keuntungan

sekitar 30%, kadang berubah karena perubahan harga bahan pokok saat

kami belum dapat meningkatkan harga jual agar dapat bersaing dengan

harga produk gula dari perusahaan lain (transkrip wawancara 3, p. 193)

338

DG: Saya tidak bisa menyebutkan jumlah karena bukan wewenang saya.

Keuntungan berkisar antara 10% - 30% setahu saya (transkrip wawancara

4, p. 210)

DG: Apabila disuruh membandingkan dengan perusahaan lain, sulit

sekali karena tidak ada riset sampai ke bagian keuntungan perusahaan.

Sepertinya hampir sama, antara 10% - 30% itu tadi (transkrip wawancara

4, p.)

Target pasar O: Sasaran utama jelas ibu rumah tangga, warung-warung makanan,

kalau dibilang itu istilahnya kalau tidak salah konsumen individu, atau

itu, konsumen rumah tangga.

Kalau dilihat dari kemana kita kirim produk, ya sasarannya supermarket,

minimarket, sama saja untuk Surabaya dan luar Surabaya (transkrip

wawancara 1, p. 153)

Target pasar adalah

konsumen rumah tangga.

Media penjualan adalah

toko, minimarket,

supermarket.

Valid

C: Semua pengguna gula, misalnya tempat makan, rumah tangga, pabrik

makanan. Dijualnya atau dikirimnya itu ke toko-toko juga, supermarket

atau minimarket misalnya (transkrip wawancara 2, p. 172)

DF: Produk kami dikirimkan menuju supermarket, minimarket, dan toko-

toko. Untuk sasaran yang sebenarnya adalah konsumen rumah tangga,

dimana walau melakukan pembelian dalam skala kecil namun selalu

melakukan pembelian ulang (transkrip wawancara 3, p. 191)

DF: Saya asumsikan juga warung-warung penjual makanan yang banyak

bertebaran di Surabaya membeli produk kami. Untuk lebih memahami

penyebaran pangsa pasar ini, saya rasa kami perlu melakukan survey atau

penelitian yang mendalam (transkrip wawancara 3, p. 191)

DG: Konsumen rumah tangga yang menjadi sasaran utama, misalnya

rumah tangga dan warung makan. Pendistribusian tetap dilakukan

melalui minimarket, supermarket, dan melalui distributor rekanan untuk

di luar kawasan Surabaya (transkrip wawancara 4, p. 209)

DG: Konsumen rumah tangga memang biasanya melakukan pembelian

dalam jumlah kecil, namun siklusnya tidak pernah berhenti. Penggunaan

gula di konteks rumah tangga sangat beragam, tidak hanya untuk

menyajikan minuman, tapi juga keperluan lainnya (transkrip wawancara

4, p. 209)

Kawasan distribusi O: Kemudian untuk Gulasir ini kebanyakan pemasarannya adalah di luar

pulau. Sedangkan untuk luar pulau itu pintu gerbangnya ada dua, di

Surabaya dan di Jakarta (transkrip wawancara 1, p. 151)

Distribusi ke Jawa Timur,

Jawa Tengah, Jakarta, NTB,

NTT, Sulawesi, Kalimantan,

Valid

339

O: Jadi, untuk di wilayah Jawa Tengah, kita sudah ada distributornya

sendiri-sendiri. Seperti Jogja itu yang pegang siapa, kemudian Solo itu

yang pegang siapa, kemudian Semarang itu yang pegang siapa, itu sudah

ada semua (transkrip wawancara 1, p. 152)

Papua, dan Maluku.

DG: Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, NTB, NTT, Sulawesi,

Kalimantan, Papua, dan Maluku. Di setiap propinsi tersebut, tidak semua

daerah masuk dalam kawasan pendistribusian produk kami (transkrip

wawancara 4, p. 209)

Email dari DG (Disertakan kemudian pada Bab 4).

Keunggulan kompetitif O: Ya kalau kita dibandingkan sama kompetitor lain yang struktur

organisasinya sudah besar. Jadi kalau perusahaan yang struktur

organisasinya sudah besar itu biasanya biaya untuk mendukung itu

biayanya juga besar. Biaya untuk mendukung operasionalnya besar

(transkrip wawancara 1, p. 164)

O: Tapi, keunggulan kita, kalau kita melihat,“Oh, kompetitor itu katakan

harganya sudah turun,” apa action kita, kita tidak perlu menunggu sampai

beberapa hari. Kita putuskan dari beberapa informasi tadi, kita bikin

meeting baru bisa langsung diputuskan. Jadi untuk rantai pengambilan

keputusan itu tidak terlalu panjang. Jadi bisa cepat (transkrip wawancara

1, p. 164)

O: Di sisi lain, untuk kualitas putihnya, kemudian butirannya itu juga

salah satu keunggulan dari kita (transkrip wawancara 1, p. 164)

Keunggulan kompetitif PT

MSJ:

Rantai pengambilan

keputusan tidak terlalu

panjang.

Pimpinan mampu

mengambil keputusan

secara cepat.

Kekeluargaan dan

kekompakan kerja.

Distribusi produk

mencakup luar Jawa.

Kualitas produk terjamin.

Valid

C: Mungkin kelebihan kami adalah dalam hal komunikasi dan hubungan

kami dengan para bawahan. Di dalam perusahaan kami ini, budaya yang

kami terapkan adalah budaya keterbukaan. Jadi kami saling

berkomunikasi dan terbuka mengenai segala sesuatu yang berhubungan

dengan bisnis kami (transkrip wawancara 2, p. 186)

DF: Kelebihan kami terletak pada kawasan distribusi di luar Jawa yang

telah kami kuasai sebagian besar. Tidak banyak perusahaan gula yang

berani mengambil keputusan untuk merambah ke luar Jawa karena

besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pengiriman. Hal ini akan tetap

kami pertahankan, bahkan rencana akan kami kembangkan di kemudian

hari (transkrip wawancara 3, p. 203)

DG: Biaya produksi kami sepertinya lebih rendah dari perusahaan lain,

karena jumlah karyawan yang lebih sedikit dan fokus kami pada

pengemasan saja, tanpa ada proses produksi dari tebu menjadi gula pasir.

340

Selain itu, kami banyak menggandeng distributor dari luar Jawa untuk

menangani distribusi produk di luar Jawa, sehingga tidak perlu mengelola

pengiriman sendiri untuk kawasan-kawasan tersebut. Satu lagi, meskipun

perusahaan ini terbilang kecil, kami memperhatikan masalah keahlian

karyawan melalui training untuk karyawan dan manajer (transkrip

wawancara 4, p. 211)

DG: Kekompakan karyawan dalam bekerjasama, kecukupan sumber

daya, dan kualitas tenaga kerja perusahaan (transkrip wawancara 4, p.

225)

DG: Upaya khusus hanya melalui pengembangan bisnis secara terus

menerus, dalam segala aspek, misalnya kualitas produk, ketepatan waktu

pengiriman, kepatuhan hukum, dan sebagainya. Tapi yang jelas, kami

selalu mengawasi pergerakan kompetitor, jalannya perusahaan mereka itu

bagaimana, jadi kami bisa melakukan upaya baru untuk mengungguli

mereka (transkrip wawancara 4, p. 212)

DS: Usia perusahaan yang masih terbilang muda mungkin dapat

dikatakan sebagai keuntungan, walaupun juga bisa dibilang kerugian.

Keuntungannya adalah bahwa kami masih punya semangat untuk

berkembang dan belum bosan untuk berkecimpung di bisnis pengemasan

gula. Banyak perusahaan yang sudah lama bergerak di bisnis ini dan

jadinya stagnan saja, berjalan di tempat dan seolah malas untuk mencari

inovasi-inovasi dalam bisnisnya (transkrip wawancara 5, p. 235)

DS: Selain itu, jumlah karyawan di MSJ tidak terlalu banyak, sehingga

lebih mudah untuk melakukan koordinasi dan pelimpahan tugas apabila

dibandingkan dengan perusahaan lain yang jumlah karyawannya jauh

lebih banyak (transkrip wawancara 5, p. 235)

KF: Sepertinya kekeluargaannya. Hubungan antarkaryawan di sini bisa

dibilang erat. Kami sering berkumpul untuk acara perusahaan yang tidak

berhubungan dengan pekerjaan, seperti gathering dan teambuilding. Jadi

secara tidak sadar tumbuh kedekatan (transkrip wawancara 6, p. 247)

KF: Saya bekerja ketika perusahaan ini masih baru beroperasi, sehingga

saya melihat bahwa dari hari ke hari, perusahaan ini dapat semakin

berkembang baik dari sisi teknologi dan juga struktur dan sistem

bisnisnya, karena semakin ke depan, produk kami semakin banyak

dikenal dan semakin banyak dikonsumsi oleh masyarakat, sehingga

perkembangan bisnis yang terjadi cukup signifikan dan saya percaya

341

untuk ke depannya, perusahaan kami ini dapat menjadi perusahaan yang

sukses karena produk yang kami hasilkan ini merupakan produk yang

penting di dalam kehidupan sehari-hari dari masa ke masa (transkrip

wawancara 6, p. 249)

KO: Alur keputusan dan alur informasi di perusahaan kami berlangsung

dengan cepat, sehingga apabila dibandingkan dengan perusahaan lain

yang sudah besar, maka kami memiliki kelebihan yaitu keputusan dapat

dilakukan dengan cepat, sehingga tidak perlu menunggu dalam waktu

yang lama untuk menunggu hasil dari keputusan, baik keputusan untuk

hal yang besar maupun hal yang kecil. Orang-orang yang berada di

jajaran pimpinan pun jumlahnya tidak banyak, jadi lebih mudah untuk

mengambil keputusan (transkrip wawancara 7, p. 260)

KO: Menurut saya perusahaan ini mulai dari awal bekerja sampai ke

depannya akan selalu menunjukkan perkembangan bisnis. Buktinya dari

waktu ke waktu tingkat penjualan kami meningkat dan konsumen

semakin lama semakin bertambah banyak. Dulu juga waktu awal

berdirinya, karyawan hanya sedikit, sehingga harus dilakukan perekrutan

(transkrip wawancara 7, p. 262)

KS: Kalau kita dibandingkan dengan yang lain ya kualitas tidak kalah

lah, kualitas kita bisa bersaing,kok, dengan yang lain. Lalu juga dalam

mengambil keputusan, perusahaan kita dapat mengambil keputusan

dengan cepat. Jadi apabila ada kebijakan baru dari pemerintah, kita

langsung rapat, langsung keputusannya bisa dibuat, dan langsung kita

melaksanakan keputusan yang baru. Jadi tidak tunggu-tunggu dulu untuk

diproses dan lain sebagainya. Tetapi bisa langsung dilaksanakan,

sehingga untuk sampai ke pasarnya pun cepat (transkrip wawancara 8, p.

273)

Kekurangan perusahaan O: Kemungkinan kekurangannya itu, kita itu media promosinya kurang

gencar, promosinya kurang besar (transkrip wawancara 1, p. 164)

O: Karena gula itu, kita kan juga ada yang namanya gula rafinasi, tapi

kita tidak main di situ, tapi kompetitor itu biasanya menggunakan gula

rafinasi untuk gula yaitu gula dari luar negeri (transkrip wawancara 1, p.

165)

Kekurangan PT MSJ:

Produk belum dikenal luas.

Pemasaran kurang efektif

dan efisien.

Kemasan kurang variatif

dan kurang menarik.

Valid

C: Kekurangan adalah produk kami belum banyak dikenal masyarakat

(transkrip wawancara 2, p. 187)

C: Jumlah pegawai yang masih minimalis. Itu yang terasa. Tapi mau

342

ditambah juga ada banyak faktor yang harus diperhitungkan, masalah

biaya untuk penggajian, kesejahteraan, perlengkapan kantor tambahan,

ukuran kantor akan muat atau tidak untuk tambahan pegawai, waktu

untuk training, dan sebagainya. Selain itu, struktur perusahaan sepertinya

juga mempengaruhi. Struktur organisasi di sini masih kurang beberapa

fungsional, misalnya bagian Kontrak, Office Boy, Research and

Development, dan sebagainya. Kalau misal ada perubahan, dapat

meningkatkan efektivitas kerja, sehingga bisnis berkembang (transkrip

wawancara 2, p. 188)

DS: Kerugiannya, kami belum dikenal secara luas oleh masyarakat, tapi

kondisi ini juga dapat diubah seiring berjalannya waktu dan dengan

strategi yang tepat (transkrip wawancara 5, p. 235)

DS: Waduh, sepertinya divisi saya sendiri ya. Karena di divisi saya juga

ada banyak subdivisi, ada pengiriman, produksi, gudang atau

penyimpanan, dan pemasaran. Satu-satunya divisi yang dibagi-bagi lagi

menjadi beberapa bagian hanya Sugar Division. Bisa jadi itulah yang

menyebabkan kinerja kami kalah optimal dibandingkan divisi lainnya

(transkrip wawancara 5, p. 235)

DS: Yang paling utama jelas bagian pemasaran. Kalau pemasaran

kinerjanya meningkat, dapat diasumsikan bahwa permintaan terhadap

produk Gulasir dan Gula Selera akan meningkat pula. Untuk bagian

gudang, produksi, dan pengiriman selama ini sudah berjalan sesuai

dengan target, meskipun dalam hal inovasi dan inisiatif masih kalah

dibandingkan dengan karyawan divisi lain (transkrip wawancara 5, p.

235)

KF: Kalau kekurangan saya kurang tahu. Mungkin produk kami belum

banyak dikenal oleh masyarakat, sedangkan produk perusahaan lainnya

sudah banyak beredar dan dikenal masyarakat (transkrip wawancara 6, p.

247)

KF: Kebijakan untuk membuat print-out hampir semua dokumen. Karena

semua menggunakan komputer, termasuk pembuatan dokumen, lebih

baik semua disimpan dan dikirim memanfaatkan komputer dan e-mail

saja. Jika membutuhkan print-out, cukup atasan yang mencetak print-out

sendiri (transkrip wawancara 6, p. 250)

KO: Kalau dibandingkan mungkin kami kurang dalam hal kemasan,

kurang menarik, begitu. Dan hal lain yang mungkin mempengaruhi

343

adalah ukuran kemasannya (transkrip wawancara 7, p. 262)

KO: Kekurangannya adalah pangsa pasar yang kami kuasai belum

sebanyak dan sebesar pesaing karena perusahaan kami merupakan

pemain baru dan pemasaran yang dilakukan kurang efisien dan efektif

(transkrip wawancara 7, p. 260)

KS: Kekurangan itu di bagian pemasaran menurut saya. Ya saran saya

gencar-gencaran melakukan pemasaran tapi tidak bisa sembarang

melakukan pemasaran. Strategi pemasaran harus tepat sasaran akan pasar

yang dituju, lalu efektif dan efisien (transkrip wawancara 8, p. 273)

KS: Ya itu tadi di bagian pemasaran, karena perusahaan kami masih

pemain baru, jadi butuh strategi pemasaran yang tepat sehingga bisa

dikenal oleh masyarakat luas (transkrip wawancara 8, p. 274)

KS: Ya itu tadi selain yang saya sebutkan. Mengapa kok kita belum dapat

menjadi perusahaan yang produknya dapat dikenal dan diterima, serta

paling dicari oleh seluruh masyarakat? Karena, satu, perusahaan kami

merupakan pemain baru, kedua adalah misi kita yang baru terlaksana

atau tercapai sebagian sehingga visi yang ada juga belum tercapai

sepenuhnya (transkrip wawancara 8, p. 265)

P1: MSJ masih kurang dalam hal inovasi kemasan dan variasi ukuran.

Yang dijual hanya kemasan 1 kilo. Coba lebih berani membuat variasi,

misalnya paket jumbo ukuran 2 kilo, atau sekalian 5 kilo, dan harga per

kilonya jadi terhitung lebih murah, itu akan menarik ibu-ibu dan

produsen kue, misalnya. Sepertinya sudah sifat mendasar, ibu-ibu paling

suka jika ada diskonan atau ada paket hemat, jadi cuma beli 1 kali, bisa

digunakan untuk waktu yang lebih lama. Kalau produsen kue, tempat

catering, dan sejenisnya, pasti akan tertarik membeli kemasan besar,

karena memang butuh gula yang banyak (transkrip wawancara 9, p. 282)

Harapan terhadap

perusahaan

O: Cukup produk saya ini semakin hari semakin dapat dikenal oleh

masyarakat, dan bisa bersaing dengan kompetitor yang lain. Sehingga,

tingkat penjualannya juga dapat terus meningkat dan perusahaan saya

juga menjadi lebih berkembang. Dan juga menjadi perusahaan besar

(transkrip wawancara 1, p. 164)

C: Kalau untuk saat ini saya ingin memantapkan kinerja perusahaan yang

sudah berjalan sekarang. Kemudian memperluas area distribusi produk,

menambah media promosi. Yang sepertinya perlu mendapat perhatian

ekstra adalah sisi pemasarannya. Karena memang perusahaan ini sedang

Harapan terhadap PT MSJ

PT MSJ bertahan di tengah

bisnis gula.

Ukuran perusahaan

bertambah besar

Produk semakin dikenal

Keuntungan meningkat

Valid

344

dalam rencana untuk dikembangkan, jadi perlu melakukan strategi-

strategi baru untuk lebih dikenal (transkrip wawancara 2, p. 188)

C: Tetapi perusahaan yang saya harapkan kan tidak stuck, jadi untuk ke

depannya, ketika semakin lama perusahaan kami ini semakin besar, maka

untuk sumber daya manusianya pun juga pasti akan kami tambah sesuai

kebutuhan ke depannya (transkrip wawancara 2, p. 176)

C: Kondisi ideal yang saya inginkan itu produk kami dapat terus bersaing

dengan produsen-produsen gula yang lainnya. Meskipun menurut saya

persaingan di industri gula ini sangat ketat, tetapi saya ingin agar produk

saya bisa terus bersaing, dan tidak keluar dari pasaran (transkrip

wawancara 2, p. 186)

C: Saya inginnya produk gula dengan merek Gulasir dapat dikenal dan

diterima dengan baik oleh masyarakat dan merebut pangsa pasar,

setidaknya di Surabaya (transkrip wawancara 2, p. 189)

C: Harapan saya perusahaan dapat terus survive dan memberikan

keuntungan yang stabil bagi perusahaan. Selain itu, harapannya agar

perusahaan memberikan yang terbaik bagi pemenuhan kebutuhan gula

masyarakat Indonesia, dari segi kuantitas dan kualitasnya (transkrip

wawancara 2, p. 189)

DF: Dengan adanya saya di sini, saya harap perusahaan kami dapat terus

bersaing di tengah persaingan bisnis yang ketat dan memenangkan pasar

(transkrip wawancara 3, p. 205)

DF: Perusahaan dapat terus survive dan bertumbuh menjadi perusahaan

yang besar dan membawa perubahan ke arah yang lebih positif bagi

masyarakat (transkrip wawancara 3, p. 205)

DG: Perusahaan ini akan terus bertahan di bisnis ini dan kami akan terus

berkembang. Kami hanya memerlukan perencanaan yang lebih matang

dan komitmen yang lebih dalam mencapai tujuan perusahaan secara

bersama-sama. Selain itu, perlu mempertahankan keunggulan perusahaan

yang sudah dimiliki sekarang (transkrip wawancara 4, p. 225)

DS: Saya inginnya perusahaan ini semakin berkembang dalam hal

popularitas di tengah masyarakat Indonesia, ini adalah tanggung jawab

saya juga sebagai manajer divisi ini. Harapannya lima tahun ke depan,

seluruh Indonesia telah berhasil dijamah oleh Gulasir dan Gula Selera.

Dengan keberadaan saya sendiri sebagai Director of Sugar Division,

semoga strategi pemasaran kami dapat berhasilguna dalam membawa PT

345

MSJ go national, atau bahkan gointernational. Saya juga berharap akan

adanya perubahan dalam struktur organisasi, terlepas dari bertambahnya

jumlah karyawan atau tidak (transkrip wawancara 5, p. 235)

KF: Saya ingin membantu perusahaan ini agar menjadi sukses dan dapat

menggebrak pasar. Saya berharap perusahaan ini dapat bertumbuh dan

berkembang, serta menjadi perusahaan yang menghasilkan produk yang

paling dicari oleh masyarakat (transkrip wawancara 6, p. 250)

KO: Simpel saja, saya ingin perusahaan ini semakin berkembang dan

sukses (transkrip wawancara 7, p. 263)

KO: Saya ingin membantu perusahaan dalam melaksanakan aktivitas

operasional yang efektif, efisien, dan tepat sasaran (transkrip wawancara

7, p. 263)

KS: Yang ingin dicapai kalau saya ya dengan keberadaan saya ini, saya

dapat berkontribusi bagi kemajuan perusahaan, lalu juga dapat membantu

perusahaan merumuskan strategi-strategi bisnis yang tepat dan membuat

bisnis sukses (transkrip wawancara 8, p. 276)

KS: Harapannya ya perusahaan menjadi perusahaan yang besar, sukses,

dan terus beroperasi di tengah-tengah pasar (transkrip wawancara 8, p.

276)

KS: Kalau saya pribadi, inginnya ada perubahan jam kerja, dari jam 9

hingga pukul 5. Kalau selama ini kan dari jam 8 sampai jam 4. Kalau

terlalu pagi, kinerja saat pagi masih lambat sekali, otaknya masih belum

bangun sempurna. Itu menurut saya saja ya. Untuk aturan dan kebijakan

lainnya, tidak ada masalah (transkrip wawancara 8, p. 275)

Rencana pengembangan

bisnis

O: Mungkin, nanti ke depannya, semakin lama bisnis saya ini

berkembang, bisa merambah ke produk-produk convenience yang

lainnya, seperti mentega, kecap, dan lain-lain (transkrip wawancara 1, p.

153)

O: Untuk penyebaran daerah distribusi itu, saya sedang mencari channel

lain yang bisa masuk ke sana (transkrip wawancara 1, p. 153)

O: Saya juga sedang ancang-ancang membuat wajah kemasan baru

(transkrip wawancara 1, p. 153)

O: Saya juga mau menaikkan omset dan membuat perubahan lain, masih

dalam tahap pertimbangan (transkrip wawancara 1, p. 154)

O: Karena saya kan ingin perusahaan ini berkembang di bagian

penyebarannya, distribusinya. Terus juga produk Gulasir dan Gula

Rencana pengembangan bisnis

PT MSJ:

Memperluas kawasan

distribusi

Membuat desain dan

ukuran kemasan baru

Mengiklankan produk via

televisi

Melakukan restrukturisasi

organisasi

Menyelenggarakan promo

Valid

346

Selera harus makin dikenal oleh masyarakat, jadi tugasnya pemasaran

biar gimana caranya orang-orang makin banyak yang kenal produk saya.

Terus distribusi juga, kayak yang saya sudah bilang, distribusi harus

makin luas, makin lebar daerah pengirimannya (transkrip wawancara 1,

p. 167)

O: Bagian pemasaran sudah usul mau masuk ke TV, biar Gulasir bisa

dibikin iklannya. Tapi biayanya lumayan besar, jadi belum bisa saya

putuskan (transkrip wawancara 1, p. 168)

O: Terus untuk daerah pengiriman juga belum diputuskan. Kalau

distribusinya mau nambah tempat, berarti harus ada tambahan barang

masuk, ada tambahan hasil produksi juga. Otomatis saya harus nambah

karyawan, nambah kendaraan, atau minimal tambah mesin, biar bisa

makin banyak yang diproduksi (transkrip wawancara 1, p. 168)

O: Terus saya ingin semua area di Kalimantan itu kena jalur distribusinya

Gulasir dan Gula Selera. Prospeknya di Kalimantan bagus, di sana kan

harga barang-barang memang tinggi-tinggi, jadi otomatis harga gula juga

tinggi (transkrip wawancara 1, p. 168)

O: Kalau sesuai rencana, lima tahun lagi perusahaan sudah melewati BEP

(transkrip wawancara 1, p. 168)

O: Saya juga ingin nambah modal untuk memperluas bisnis ini (transkrip

wawancara 1, p. 168)

O: Yang pertama, memperbaiki sistem kerja di perusahaan, ada divisi

yang perlu ditambah, jadi kerjanya bisa efektif. Terus menambah jumlah

karyawan produksi, menambah mesin biar bisa menambah omset. Kalau

omsetnya makin banyak, harus bikin kerjasama dengan distributor baru,

jadi kawasan distribusinya lebih luas. Saya ingin fokus ke luar Jawa dulu,

karena di sana kebutuhannya lebih besar dan keuntungannya juga

(transkrip wawancara 1, p. 169)

Meningkatkan omset

produksi

Menambah jumlah

karyawan

Menambah mesin

pengemasan dan

pengepakan

Menekan biaya produksi

C: Upaya yang dapat kami lakukan itu dengan meningkatkan kesadaran

masyarakat akan produk kami yaitu dengan gencar-gencaran melakukan

promosi.Jadi, ya saat ini kami harus terus berusaha untuk membuat

perusahaan ini semakin berkembang, agar produk kami semakin ke

depannya semakin diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat (transkrip

wawancara 2, p. 172)

C: Mungkin untuk ke depannya kami perlu menggunakan media promosi

yang benar-benar dapat menjangkau para target market. Jadi ya harapan

347

saya agar keberadaan gula kami ini benar-benar diketahui oleh target

market. Misalnya saja bisa dengan menggunakan iklan di TV. Iklan di

TV itu mestinya bisa membuat banyak masyarakat tahu akan Gulasir.

Tetapi ya sebelumnya, kami harus bisa mengkalkulasi apakah efisien dan

efektif atau tidak. Pemasaran produk lewat televisi pasti tidak murah

(transkrip wawancara 2, p. 181)

C: Kami akan melakukan promosi gencar-gencaran, lalu untuk ke

depannya, kami tidak hanya memproduksi produk gula kemasan 1 kilo

saja, tetapi juga lebih bervariasi lagi ukurannya (transkrip wawancara 2,

p. 183)

C: Untuk hal itu, kami akan berpromosi gencar-gencaran ke depannya

dengan menggunakan media promosi yang efektif dan efisien (transkrip

wawancara 2, p. 187)

C: Cukup di Surabaya terlebih dahulu, tapi nantinya kalau perusahaan

semakin berkembang, maka mungkin akan dibuat cabang di kota lain,

sehingga nantinya dapat menjangkau ke daerah-daerah pengiriman

dengan lebih cepat dan biaya rendah (transkrip wawancara 2, p. 187)

C: Belum ada rencana untuk ke situ, tapi nantinya ada rencana untuk

perusahaan ini menjadi perusahaan trading (transkrip wawancara 2, p.

187)

DF: Oleh karenanya, dari sisi finansial, saya selalu meninjau kembali

pembukuan dan laporan bulanan untuk mempertimbangkan prioritas

alokasi dana operasional dan meminimalisir biaya produksi. Apalagi

pemilik perusahaan sudah mendaulat kami, para manajer, untuk membuat

keputusan dan kebijakan yang ditujukan untuk mengembangkan

perusahaan dalam segala aspek, salah satunya dalam hal keuntungan

perusahaan itu tadi (transkrip wawancara 3, p. 193)

DF: Jadi agar cita-cita perusahaan ke depan dapat tercapai, saya rasa

pemilik dan CEO harus mulai melirik sugar divison untuk dikembangkan

(transkrip wawancara 3, p. 202)

DF: Oleh karena itu, saya merasa bahwa perusahaan ini perlu diperluas

dan dikembangkan. Saya ingin mengusulkan adanya cabang di kota lain,

di luar Jawa, sehingga koordinasi akan lebih mudah. Selain itu, perlu

dilakukan promosi dan pemasaran yang mampu menarik perhatian

masyarakat, sehingga tertarik untuk membeli produk kami (transkrip

wawancara 3, p. 204)

348

DF: Sepanjang pengetahuan saya, pemimpin masih obsesif dengan

peningkatan keuntungan. Jadi ke depannya akan ada beberapa perubahan

dalam hal area distribusi, jumlah karyawan, dan sebagainya (transkrip

wawancara 3, p. 205)

DG: Namun saya sedang mencari alternatif pengadaan sarana prasana

dan menekan biaya di divisi saya, agar harga pokok produksi bisa turun

dan keuntungan lebih banyak (transkrip wawancara 4, p. 210)

DG: Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, agar PT MSJ lebih

unggul daripada perusahaan lain, ada rencana untuk memperluas

kawasan distribusi. Tapi itu bukan area kerja saya, yang punya kuasa

untuk menetapkan adalah CEO dan Director of Sugar Division. Terpikir

juga untuk melakukan promo atau menjalin kerjasama dengan

penyelenggara event tertentu sebagai sarana promosi, tapi itu juga bukan

ranah saya. Untuk bagian saya sendiri, ada rencana untuk melakukan

penekanan biaya yang menjadi ranah divisi saya, dari pengadaan barang,

perekrutan, training, kompensasi, biaya administrasi, penyusutan sarana

prasarana, dan pemeliharaan. Bukan berarti menurunkan mutu, ya.

Strateginya adalah dengan mengganti vendor atau supplier dengan yang

lebih murah atau meminta potongan khusus dengan vendor yang

sekarang, kerja sama kami juga sudah lama. Strategi yang diberlakukan

di divisi General Affairs bisa diarahkan untuk peningkatan keuntungan,

tanpa perlu menaikkan harga produk (transkrip wawancara 4, p. 211)

DS: Kami ingin perusahaan ini berkembang lebih besar ke depannya, jadi

ukuran perusahaan dan jumlah karyawan jelas harus bertambah. Namun

perlu dilakukan restrukturisasi organisasi agar jalur koordinasi tetap

mudah antara satu divisi dengan divisi lainnya. Selain itu, kami perlu

terus-menerus melakukan perubahan dan perbaikan suasana atau

lingkungan kerja agar karyawan tetap termotivasi untuk bekerja dan

melahirkan berbagai inovasi pengembangan bisnis (transkrip wawancara

5, p. 235)

DS: Saya berencana untuk merambah periklanan ke televisi. Dulu kami

pernah iklan lewat radio, tapi sudah kami hentikan. Untuk sekarang ini

jika kami kembali menggunakan radio, sepertinya kurang bagus juga,

karena radio sudah kehilangan massa. Kemudian rencana lainnya adalah

dengan menggalakkan promosi, entah dengan memberikan diskon atau

bonus produk apabila melakukan pembelian dengan jumlah tertentu.

349

Masih dalam konteks promosi, saya ingin perusahaan menjadi sponsor

atau berpartisipasi dalam event tertentu, jadi nama perusahaan bisa lebih

dikenal (transkrip wawancara 5, p. 233)

DS: Perusahaan saat ini sedang melakukan pengembangan bisnis dan

salah satunya adalah rencana untuk memperkokoh jaringan pemasaran,

sehingga yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah Sugar

Division yang memuat bagian pemasaran (transkrip wawancara 5, p. 234)

DS: Pembagian divisi dan pembagian tanggung jawab harus dijabarkan

lagi ke dalam divisi yang berbeda. Misalnya General Affairs itu dapat

dipisahkan ke dalam bagian Pengadaan dan Human Resources. Jadi tidak

campur aduk. Kemudian divisi saya sendiri, akan lebih baik jika

Marketing dipisahkan menjadi divisi yang berbeda. Jadi bagian produksi

hanya mengurusi dari penerimaan barang, pengemasan, pengepakan, dan

pengiriman. Untuk pemasaran dan bagian administrasi bisa dipisahkan

menjadi divisi tersendiri (transkrip wawancara 5, p. 236)

KF: Untuk hal ini, maka perusahaan kami dapat mengupayakan agar

produk gula kami dapat lebih banyak diketahui oleh masyarakat. Lebih

banyak promosi, misalnya. Ada produk gula yang diiklankan di televisi,

mungkin cara tersebut dapat ditiru oleh PT MSJ. Atau dengan membuat

promo “Beli 2 Gratis 1” atau diskon khusus untuk pembelian tertentu

(transkrip wawancara 6, p. 247)

KF: Menurut saya aktivitas untuk pemasaran dan distribusi. Kalau aspek

pemasaran agar produk dapat dikenal dan diterima masyarakat. Kalau

dari aspek distribusi agar produk dapat menjangkau dan dinikmati oleh

masyarakat luas di daerah manapun (transkrip wawancara 6, p. 248)

KF: Dengan bekerja seoptimal mungkin, berhubung saya di bagian

Purchasing, saya dapat membantu perusahaan dengan menekan biaya

pembelian. Mencari barang yang kualitasnya bagus tetapi murah, atau

mempererat kerja sama dengan para vendor untuk mendapatkan

keuntungan berupa potongan harga. Saya juga dapat melakukan promosi

kecil-kecilan, dengan cara mempersuasi keluarga dan teman untuk

membeli produk Gulasir atau Gula Selera. Di rumah, dengan

mengkonsumsi sendiri, walaupun mungkin tidak sebanding dengan

sekian banyak masyarakat Surabaya yang menjadi konsumen gula, tapi

setidaknya ada sumbangsih dari pribadi saya (transkrip wawancara 6, p.

250)

350

KF: Pembagian tugas yang lebih sistematis saja. Kadang dua orang

dipasrahkan untuk melaksanakan satu tugas yang sama. Kalau di bidang

keuangan, susah sekali untuk dilaksanakan, karena menjadi tidak fokus.

Satu tugas pencatatan atau pembukuan lebih baik dipegang oleh satu

orang agar konsisten (transkrip wawancara 6, p. 247)

KO: Perusahaan ini harus lebih fokus pada bagaimana caranya orang

lebih mengenal produk kami. Caranya harus yang efektif dan efisien.

Tapi selain itu, juga harus menguatkan aspek lainnya, jangan sampai

semua anggaran disedot ke pemasaran. Misalnya lewat perlakuan yang

baik ke karyawan dalam hal kesejahteraan, saya yakin teman-teman

karyawan akan membantu promosi dari mulut ke mulut. Atau mungkin

membagi jatah gula gratis beberapa kali pada karyawan atau pada

masyarakat lemah finansial, jadi sekalian media promosi (transkrip

wawancara 7, p. 260)

KO: Pemasaran harus naik, yang pasti. Kemudian bagian produksi

otomatis jadi meningkat juga, karena kalau semakin banyak orang

membeli gula dari kami, kebutuhan gula akan meningkat. Kalau omset

produksi tetap sama, pemasaran yang heboh itu jadi tidak berguna

(transkrip wawancara 7, p. 261)

KO: Jadi coba dibuat variasi kemasan lagi. Pasti ada juga yang

membutuhkan kemasan besar. Jadi bisa ditambah jenisnya, kemasan

setengah kilogram dan dua kilogram (transkrip wawancara7, p. 262)

KO: Kalau dari yang saya dengar, akan ada penambahan area distribusi

yang di luar Jawa. Jadi saya membayangkan bahwa mungkin seluruh

penjuru Kalimantan, Sulawesi, Papua, NTT, NTB, dan Maluku sudah

terjamah oleh produk Gulasir dan Gula Selera (transkrip wawancara 7, p.

263)

KS: Perlu penambahan alat dan mesin. Saya menyusun rencana

pengembangan pemasaran juga berpedoman pada sumber daya yang ada

di kantor dan aset yang ada di kantor. Kalau misalnya ada penambahan

mesin, penambahan karyawan, atau penambahan omset, maka saya akan

terpacu untuk membuat rencana pemasaran yang fokus pada penjualan

omset yang bertambah. Atau dengan menyelenggarakan program promo,

tapi syaratnya, harus ada tambahan gula kemasan yang dapat digunakan

untuk sarana promo. Selain itu, saya merencanakan adanya desain baru

untuk kemasan Gulasir dan GulaSelera. Kalau kita lihat di pasaran,

351

sekarang banyak gula kemasan yang menarik pembeli dengan desain

yang unik dan colorful. Saya membayangkan sesuatu yang serupa, tapi

belum menemukan ide khusus yang tidak terkesan meniru merek lain. Ah

ya, kekurangan lain terletak pada variasi ukuran kemasan. Hal ini

menurut saya perlu diperbaiki. Kalau hanya menyediakan kemasan 1 kg,

maka kami tidak bisa menjangkau atau menarik konsumen yang memilih

gula kemasan kecil. Atau menyediakan sachet, misalnya kerjasama

dengan kafe atau hotel untuk menyediakan kemasan seukuran 1 sendok

teh dengan customized design. Itu pasti hasilnya lumayan besar dan

konsumennya melimpah. Kita tahu sendiri kan, di Surabaya ada banyak

tempat nongkrong dan tempat makan yang menyajikan minuman dengan

gula dipisah, jadi konsumen disediakan gula sachet untuk ditambahkan

sendiri ke dalam minuman sesuai selera masing-masing. Tambah lagi,

kami perlu menciptakan tagline perusahaan atau untuk produk, agar

mudah diingat, misalnya “Gulasir, tidak hanya manis di bibir.” Itu contoh

saja ya (transkrip wawancara 8, p. 275)

KS: Untuk misi yang sedang kami gencarkan adalah di bagian

pemasaran, karena pemasaran berperan penting agar produk kita ini dapat

dikenal oleh pasar. Setelah itu, dengan meningkatnya permintaan, maka

sistem distribusi juga akan kita tingkatkan, sehingga perusahaan mampu

memenuhi kebutuhan konsumen (transkrip wawancara 8, p. 265)

KS: Upaya yang dapat saya lakukan ya bekerja sungguh-sungguh, lalu

juga memikirkan dan mencari cara bagaimana misi yang ada dapat

tercapai semuanya dan dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Dan

kebetulan saya berada di bagian pemasaran, sehingga saya sedang

memikirkan berbagai alternatif cara pemasaran yang sekiranya bisa

mendongkrak popularitas perusahaan dan meningkatkan keuntungan, tapi

tetap di jalur pembiayaan perusahaan (transkrip wawancara 8, p. 265)

Alokasi biaya O: Tiap tahun juga gitu, keuntungan pasti nambah. Jadi rencananya

keuntungan yang lebih itu nanti saya pakai untuk melunasi hutang bank,

jadi semuanya nanti sudah terhitung uang pribadi saya (transkrip

wawancara 1, p. 168)

Alokasi dana terbesar pada

pembelian bahan baku.

Alokasi dana terkecil pada

distribusi produk ke daerah

Surabaya.

Valid

C: Alokasi dana terbesar itu ada di pembelian bahan baku. Kalau yang

terkecil itu, wah, saya kurang tahu. Coba bisa ditanyakan ke manajer

keuangan (transkrip wawancara 2, p. 183)

DF: Pembelian bahan baku, karena memang inti bisnis ini adalah

352

pengemasan gula, jadi harus membayar banyak untuk pembelian barang

mentah (transkrip wawancara 3, p. 202)

2. Komponen E – Environment

Situasi politik/pemerintah O: Pabrik-pabrik itu kan dikuasai oleh pemerintah semua. Tidak ada, ya

mungkin sebagian kecil saja pabrik gula milik swasta karena pabrik gula

itu nanti berkaitan dengan yang namanya petani gula. Lalu, urusan

dengan petani gula ini, harus jual berapa, itu kan diatur semua sama

pemerintah. Ruwet di prosedurnya dan aturannya juga pasti lebih banyak

(transkrip wawancara 1, p. 151)

Pemerintah mempengaruhi

operasional perusahaan

dalam hal kebijakan harga

gula.

Kebijakan pemerintah

merupakan hal yang tidak

bisa dipengaruhi oleh

perusahaan.

Valid

C: Lalu eksternal itu misalnya kebijakan pemerintah tentang industri

gula, kesetiaan pemasok, dan lain-lain (transkrip wawancara 2, p. 187)

DG: Secara umum adhem ayem saja. Kami terkait dengan pemerintah

dalam hal kebijakan gula. Itu pun kebijakan bukan dibuat oleh

pemerintah Surabaya, tapi dari pusat. Sempat ada beberapa kebijakan

pemerintah daerah yang mempengaruhi industri gula, tapi dampaknya

lebih ke petani tebu. Oh ya, salah satunya tentang harga minimum gula.

Jadi mau tidak mau kami menaikkan harga saat itu, karena harga bahan

dasarnya saja naik. Hubungan lain dengan pemerintah itu dalam hal

perpajakan, karena kami statusnya tempat industri yang sudah mendapat

surat ijin usaha, jadi ada kewajiban yang harus dipenuhi, berupa pajak

(transkrip wawancara 4, p. 211)

KF: Sepertinya, peraturan pemerintah juga mendukung perkembangan

bisnis perusahaan. Setidaknya tidak menghambat kerja perusahaan

(transkrip wawancara 6, p. 248)

P2: Dinego susah karena ada aturan pemerintah tentang harga jual tebu

minimal (transkrip wawancara 10, p. 287)

Situasi ekonomi O: Untuk yang mendukung perkembangan bisnis ini ya kerja tim itu

sangat mendukung, kemudian juga perekonomian di Indonesia itu

mendukung (transkrip wawancara 1, p. 165)

O: Kalau perekonomian itu bagus, penjualan itu juga biasanya bagus,

karena sekitar 80% gula itu kita larinya ke luar pulau, jadi yang sisanya

itu kita main di Jawa (transkrip wawancara 1, p. 165)

O: Kalau perekonomiannya tidak baik, biasanya mereka mendatangkan

gula dari luar negeri (transkrip wawancara 1, p. 165)

O: Mengapa kita lari ke luar pulau, karena dari beberapa seperti di Papua,

Sulawesi, Kalimantan, mereka itu tidak memiliki pabrik gula. Jadi

Harga gula tidak stabil. Valid

353

lahannya tidak punya, pabriknya juga tidak punya (transkrip wawancara

1, p. 165)

DG: Kemampuan ekonomi masyarakat Surabaya dapat dikatakan tinggi

(transkrip wawancara 4, p. 212)

DG: Jadi untuk mengeluarkan biaya yang di atas rata-rata, sebagian besar

pasti tidak keberatan, asalkan mendapatkan kepuasan dari aspek bentuk

barang, kualitas, rasa, dan sebagainya (transkrip wawancara 4, p. 212)

P2: Harga gula kan tidak stabil. Sempat naik turun. Penyebabnya

sebenarnya karena produksi tebu menurun, jadi karena langka, petani jual

lebih mahal untuk tebu yang didapat (transkrip wawancara 10, p. 287)

K1: Ya biasa saja. Harga naik turun itu wajar. Apalagi waktu dekat

Lebaran, itu saya sudah siap-siap harga naik. Waktu liburan Lebaran,

biasanya saya mengunjungi orangtua saya dan mertua, bareng dengan

keluarga saya. Dan pasti bawa bahan-bahan pokok untuk dikasih ke

orangtua, salah satunya gula, sekitar 2 kilo, sisanya banyak, ada beras,

minyak, apa saja lah yang bisa dipakai sehari-hari. Jadi memang sudah

sadar dan persiapan kalau harga naik. Protes juga nggak bisa, kan? Mau

mengurangi beli gula juga nggak mungkin. Tinggal strateginya gimana,

misalnya mencari promo di supermarket (transkrip wawancara 11, p.

290)

Situasi sosial C: Karena saat ini, apabila konsumen, khususnya untuk wilayah Jawa

ditanya mengenai produk gula, pasti sebagian besar dari mereka bahkan

seluruhnya menjawab produk Gulaku, kecuali untuk konsumen di

beberapa daerah di luar pulau yang telah kami kuasai (transkrip

wawancara 2, p. 171)

Konsumen mengenal

produk merek lain.

Karakter masyarakat

bersahabat.

Masyarakat mengadopsi

gaya hidup kota besar.

Tidak

valid

DG: Di sini sudah terhitung kota besar, jadi gaya hidupnya juga gaya

hidup perkotaan. Banyak mall, banyak tempat nongkrong (transkrip

wawancara 4, p. 212)

DG: Sekarang di Surabaya banyak sekali pendatang, terutama dari

kalangan pelajar dan mahasiswa. Jadi, secara demografis, terjadi lonjakan

di rentang usia tersebut (transkrip wawancara 4, p. 212)

DG: Masyarakat Surabaya secara karakter tampak keras, padahal

sebenarnya ramah dan bersahabat. Pertemanan masih kental dan erat

(transkrip wawancara 4, p. 212)

Teknologi C: Mesin ada mesin pengemasan gula dan mesin pengepakan gula

(transkrip wawancara 2, p.) Mesin yang digunakan Valid

354

DS: Kalau masih jalan dengan yang sekarang, kondisi mesin pengemasan

dan mesin pengepakan bagus. BuildingMaintenance juga sering

melakukan pengecekan, kondisi mesin seperti apa (transkrip wawancara

5, p. 229)

adalah mesin pengemasan

gula dan mesin pengepakan

gula.

Kondisi mesin produksi

masih bagus. KF: Perkembangan teknologi mendukung perkembangan bisnis

perusahaan karena mesin yang digunakan untuk pengemasan dan

pengepakan gula adalah mesin modern. Itulah mengapa di pabrik tidak

memerlukan banyak karyawan, yang penting ada orang yang bisa

mengoperasikan mesin. Mesin yang dipakai termasuk mutakhir dan

mesin baru, bukan bekas (transkrip wawancara 6, p. 248)

Keputusan konsumen P1: Bentuk fisik butirannya bagus. Untuk kristal putih, warnanya harus

putih bersih dan seragam, jangan sampai ada yang berwarna kuning.

Rasanya juga harus manis yang tidak meninggalkan kesan pahit. Untuk

rafinasi, kuningnya harus pas, tidak terlalu coklat, dan lebih manis dari

jenis kristal putih. Yang terakhir, harga, itu yang penting. Kalau terlalu

mahal, calon pembeli tentunya tidak jadi melakukan pembelian. Jika

terlalu murah, bisa jadi pembeli meragukan kualitasnya. Pola pikir

masyarakat sekarang banyak yang seperti itu, jadi serba salah (transkrip

wawancara 9, p. 282)

P1: Sekarang ini banyak merek yang tidak meyakinkan. Misalnya dijual

di toko A, kemudian gulanya dinamakan gula “A”, tertulis di kemasan

seperti itu. Itu malah menurut saya kurang bagus karena melenceng dari

bisnis utamanya dan jadinya saya malah meragukan kualitasnya. Ya

anggap saja, kalau suatu saat perusahaan ini mengeluarkan produk

kosmetik, apakah masyarakat akan yakin dan mau dengan produk

kosmetik dari pabrik gula? (transkrip wawancara 9, p. 282)

P1: Kekurangan lain adalah penampilan kemasan, tanpa keterangan lolos

uji Departemen Kesehatan atau tanpa keterangan penting lainnya. Selain

keterangan semacam itu, desain kemasan itu juga penting untuk merebut

hati calon konsumen. Apalagi kalau yang beli masih muda, melihat

kemasan yang unik atau desainnya menarik, langsung tertarik untuk

membeli (transkrip wawancara 9, p. 282)

Keputusan membeli

dipengaruhi oleh kualitas

gula.

Gula kristal putih

cenderung lebih disukai

oleh konsumen.

Merek produk gula dapat

mempengaruhi keputusan

pembelian: gula dengan

merek yang tidak dikenal

akan diragukan kualitasnya.

Kemasan yang menarik

akan mempengaruhi

keputusan pembelian.

Konsumen cenderung

membeli gula sebanyak 1 –

2 kg.

Valid

P2: Kualitas dari warna dan butiran gulanya. Yang berkualitas bagus

adalah warna putih dengan butiran yang halus (transkrip wawancara 10,

p. 287)

P2: Kemasan yang begitu-begitu saja, kecuali produk Gulaku yang

355

memiliki varian kemasan (transkrip wawancara 10, p. 288)

K1: Ya macam-macam. Tidak selalu beli satu merek. Saya pernah beli

365, Gulaku, Gulasir, Gupalas, banyak lah (transkrip wawancara 11, p.

289)

K1: Untuk belanja bulanan, biasanya di supermarket, misalnya Pepaya

dan Hokky Buah (transkrip wawancara 11, p. 290)

K1: Biasanya yang 1 kilo saya ambil 1 bungkus. Kalau ternyata di tengah

bulan sudah habis, saya beli lagi (transkrip wawancara 11, p. 290)

K1: Untuk membuat minuman. Untuk penyedap masakan, buat tumis

gitu nggak usah pakai vetsin atau Royco, tinggal kasih gula saja sedikit.

Terus untuk bikin pudding, agar-agar, Nutrijell. Buat isi roti tawar juga.

Banyak banget lah (transkrip wawancara 11, p. 290)

K1: Yang pertama jelas harganya. Terus, saya biasanya lihat promonya.

Kalau pas ada diskon, ya ambil yang diskon. Kecuali begini ya, saya

pernah ambil 1 merek, saya lupa mereknya apa tapi saya ingat gambar di

bungkusnya bagaimana, terus waktu disimpan itu cepat menggumpal.

Jadi lengket-lengket kayak kena basah. Buat bikin minuman jadi susah

cairnya, karena mirip gula batu begitu bentuknya. Memang sih harganya

murah. Jadi sekarang lebih hati-hati, saya juga cari yang kelihatan bersih

dan kering (transkrip wawancara 11, p. 289)

K1: Iya, tapi nggak sembarangan juga. Yang jelas, kalau nggak ada

mereknya saya nggak mau, karena nggak meyakinkan, bungkusannya

juga nggak tahu rapet atau nggak. Jadi kalau yang sudah cocok ya saya

beli berulang-ulang. Misalnya dari Gulaku, saya beli Gupalas, terus ganti

lagi Gulaku, terus ganti Gulasir, terus coba yang lain, begitu (transkrip

wawancara 11, p. 290)

K1: Saya suka yang putih. Kadang-kadang saya bikin agar-agar atau

pudding, jadi kalau ambil yang kuning, itu warnanya kena ke agar-

agarnya. Lebih enak lah kalau pakai gula putih (transkrip wawancara 11,

p. 290)

K1: Kualitas yang bagus tentunya. Saya hobi mencari diskonan, tapi

kalau barang diskonannya tidak bermutu, ya mending tidak jadi beli dan

ambil yang harga normal tapi sudah terpercaya. Terus kemasannya juga

harus bagus, anti air. Ukuran kemasan yang bervariasi juga bisa jadi

kelebihan. Karena saya kadang ambil agak banyak untuk dikasih ke

orang. Misalnya mau 2 kilo, tapi kemasannya tinggal yang setengah kilo

356

atau 1 kilo, jadinya belinya nggak bisa 1 bungkus (transkrip wawancara

11, p. 291)

K1: Kalau yang memang sudah merek terkenal, nggak ada

kekurangannya. Cuma kadang saya lihat merek gula yang blas saya

nggak pernah lihat iklannya, atau brosurnya, jadi ragu-ragu, itu gula

beneran atau nggak. Sekarang di TV banyak berita tentang minyak palsu,

penjual gorengan nggoreng pakai lilin lah, apa lah, jadinya agak kuatir

saja kalau ada merek abal-abal atau malah nggak ada mereknya. Kalau

ternyata gulanya dibuat dari bahan aneh-aneh bagaimana? Saya ngeri ah

(transkrip wawancara 11, p. 291)

K2: Kalau itu banyak sekali. Saya jarang belanja, jadi yang saya tahu

saja, ya. Biasanya yang belanja pembantu saya soalnya. Yang saya tahu

di pasaran ada Gulaku, gula Indomaret, gula 999 (transkrip wawancara

12, p. 292)

K2: Saya memilih, tapi juga tidak langsung. Kalau misal pembantu saya

habis beli gula, terus rasanya beda sama yang sebelumnya, saya pasti

nanya. Saya membandingkannya seperti itu. Toh di rumah saya kadang-

kadang juga bikin minuman sendiri, dan keliatan kan kalau beda

(transkrip wawancara 12, p. 292)

K2: Kayaknya di minimarket kalau belanja sendiri. Waktu saya belanja

besar untuk persediaan bulanan, biasanya pembantu saya ajak, karena dia

yang lebih tahu di rumah barang yang habis apa saja. Kalau pas gula

habis, ya beli langung sekalian di supermarket (transkrip wawancara 12,

p. 293)

K2: Mungkin sekilo? Dua kilo? (transkrip wawancara 12, p. 293)

K2: Saya pribadi suka dengan gula pasir yang berwarna putih dan

pastinya manis, lalu juga dengan merek yang sudah terkenal dan

terjamin, bukan seperti merek yang milik Indomaret (transkrip

wawancara 12, p. 292)

K2: Tentu tidak. Saya kalau sudah suka dengan 1 merek, sudah malas

untuk ganti merek lain. Kecuali kalau tiba-tiba ada larangan dari

pemerintah atau ada pemberitaan yang aneh-aneh tentang merek itu,

misalnya membahayakan kesehatan, ya saya pasti ganti merek lain

(transkrip wawancara 12, p. 293)

K2: Kualitasnya, jadi gula tidak menggumpal, warnanya rata di satu pack

kalau putih ya putihnya sama semua. Terus kemasan juga penting. Saya

357

suka Gulaku karena dia juga bikin kemasan unik, yang sachet kecil. Beli

itu karena lucu saja, menarik kemasannya. Terus mereknya juga harus

sudah terjamin aman dikonsumsi (transkrip wawancara 12, p. 293)

K2: Ya itu tadi, ada yang mereknya tidak jelas, jadi tidak yakin juga

kualitasnya bagaimana (transkrip wawancara 12, p. 293)

K3: Gulaku, Tropicana Slim, Sari Tanny, Gulasir, Diabetasol, Alini

(transkrip wawancara 13, p. 294)

K3: Kadang di minimarket, kadang di supermarket (transkrip wawancara

13, p. 294)

K3: Paling sekitar 1 atau 2 bungkus gula yang kemasan 1 kiloan

(transkrip wawancara 13, p. 294)

K3: Mereknya sudah terkenal di pasar, lalu selain itu juga apabila saya

tidak mengenal sama sekali merek-merek produk gula, maka saya

memilih produk gula yang paling mahal. Karena harga yang mahal

biasanya kualitas produk bagus (transkrip wawancara 13, p. 294)

K3: Oh, nggak. Saya tetap pada satu merek, kecuali dalam situasi saya

sangat butuh sekali gula dan di supermarket atau minimarket yang saya

datangi tidak menjual merek yang biasa saya pakai karena kehabisan

stock, lalu saya juga di posisi sibuk dan harus cepat-cepat, maka saya

akan berganti merek (transkrip wawancara 13, p. 295)

K3: Kualitas dan kemasan yang menarik. Bukan hanya gambar dan

tulisannya, tetapi juga misalnya ada sachet kecil atau yang dapat dibuka

tutup tanpa masuk toples (transkrip wawancara 13, p. 295)

K3: Mmm… menurut saya kekurangannya ada di merek mereka yang

masih baru, buat sebagian merek, ya.Pemasaran mereka juga kurang,

sehingga para konsumen tidak mengetahui produk tersesbut sehingga

ragu untuk membeli, padahal belum tentu berkualitas jelek. Saya saja

ragu-ragu untuk beli yang saya tidak pernah dengar mereknya (transkrip

wawancara 13, p. 295)

Pengambil keputusan O: Jadi besarnya omset ya memang saya yang menentukan (transkrip

wawancara1, p. 154) Owner adalah pengambil

keputusan utama.

CEO mengambil keputusan

di bawah pemilik.

Manajer mengambil

keputusan untuk divisi

Valid

C: Saya beserta dengan para manajer akan membicarakan masalah yang

terjadi atau segala sesuatu yang terjadi di dalam operasional, dan juga

membicarakan alternatif penyelesaian masalahnya, lalu melaporkan

kepada pemilik perusahaan untuk diputuskan yang mana sebaiknya

dilakukan dari alternatif-alternatif yang ada (transkrip wawancara 2, p.

358

180) masing-masing.

DF: Keputusan tertinggi berada di tangan pemilik. Kemudian lanjut di

bawahnya lagi adalah CEO. Kemudian para manajer (transkrip

wawancara 3, p. 201)

DG: Owner, CEO, dan tiga manajer semuanya berhak mengambil

keputusan. Cuma tingkatannya saja yang berbeda-beda. Keputusan

sangat penting hanya bisa diambil oleh owner dan CEO. Kalau manajer,

dibatasi pada bagiannya saja. Misalnya saya harus mengambil keputusan

tentang pengadaan barang, perbaikan mesin, dan sebagainya, saya bisa

mengambil keputusan sendiri (transkrip wawancara 4, p. 214)

DS: Tergantung keputusan dalam tingkat apa dulu. Untuk keputusan

tentang strategi bisnis, ada di tangan owner. Untuk keputusan yang

terkait operasional perusahaan seluruhnya, ada di tangan CEO. Jadi

istilahnya, owner sebagai penentu garis besar jalannya perusahaan,

kemudian CEO memutuskan dan mengelola penyelenggaraannya. Untuk

masing-masing divisi, saya dan 2 manajer lainnya punya hak untuk

mengambil keputusan. Tapi kalau keputusannya menyangkut divisi lain,

maka kami harus menyampaikan keputusan yang akan kami ambil

kepada CEO, kemudian beliau yang mengambil keputusan (transkrip

wawancara 5, p. 226)

KF: Pengambilan keputusan sepenuhnya dilakukan oleh pemilik, yang

dimana sebelum sampai ke pemilik maka bisa saja kami masing-masing

divisi atau juga bisa kami bersama-sama dengan divisi yang lain dengan

para manajer kami masing-masing, dan juga terkadang dengan CEO

mengadakan rapat untuk membahas hal yang terjadi, lalu hasil rapat akan

diserahkan kepada pemilik (transkrip wawancara 6, p. 243)

KS: Atasan ya itu yang bertanggung jawab, yang tadi di atas sudah saya

sebutkan ada 5. Pemilik, CEO, manajer keuangan, manajer operasional,

dan manajer untuk divisi gula (transkrip wawancara 8, p. 271)

Penentu kebijakan/aturan O: Saya dan CEO, beserta juga dengan kepala masing-masing divisi.

Untuk saya dan CEO, kami menetapkan peraturan kerja bagi kepala

masing-masing divisi dan juga karyawan. Untuk kepala masing-masing

divisi, mereka dapat memodifikasi peraturan kerja yang telah saya buat

sesuai dengan divisi mereka masing-masing. Tapi harus tetap minta

persetujuan saya sebelum aturan itu dikasih ke anak-anak (transkrip

wawancara 1, p. 161)

Owner dan CEO

menetapkan peraturan bagi

karyawan.

Manajer berhak

menetapkan peraturan

tambahan bagi karyawan di

Valid

359

C: Saya dan pemilik membuat peraturan kerja bagi karyawan, dibantu

dengan para manajer juga membuat peraturan kerja bagi bawahan mereka

masing-masing sesuai dengan bidang mereka sendiri-sendiri. Karena

memang wewenang saya untuk merumuskan tujuan perusahaan dan

menetapkan garis besar kebijakan perusahaan. Kalau untuk detail per

divisi, saya tetap membutuhkan bantuan para manajer (transkrip

wawancara 2, p. 175)

C: Saat saya membuat kebijakan baru, biasanya penyebabnya adalah

adanya perkembangan atau perubahan dari faktor-faktor yang

mempengaruhi operasional perusahaan, misalnya perubahan peraturan

dari pemerintah tentang harga gula. Faktor-faktor itulah yang menjadi

pertimbangan saya dalam membuat kebijakan baru. Lalu hal ini juga

melihat pada ukuran perusahaan. Ketika nantinya perusahaan semakin

besar, maka juga ada kebijakan-kebijakan yang mengalami perubahan.

Pertimbangan lainnya itu juga melihat apa yang dilakukan pesaing. Itu

juga menjadi pertimbangan kami jadi produk kami dapat tetap bersaing

(transkrip wawancara 2, p. 181)

divisi masing-masing.

DF: SOP dan butir-butir mendasar dalam kontrak merupakan template

dari owner dan CEO. Saya hanya mengikuti dan menggunakan peraturan

mendasar tersebut. Dalam beberapa poin khusus untuk divisi saya, saya

menambahkan sendiri, tapi tetap dengan persetujuan owner dan CEO

(transkrip wawancara 3, p. 195)

DG: Termasuk dalam hal membuat aturan perusahaan, secara umum

yang berkuasa adalah owner dan CEO. Tapi saya juga tetap bisa

menambahkan kebijakan sendiri dan aturan tambahan bagi divisi saya

(transkrip wawancara 4, p. 214)

DS: Semua peraturan kantor ditetapkan oleh owner dan CEO. Kami para

manajer juga menambahkan beberapa, namun hanya untuk peraturan

yang berlaku di divisi kami masing-masing (transkrip wawancara 5, p.

228)

KF: Yang membuat peraturan adalah para atasan, yaitu manajer, CEO,

dan pemilik (transkrip wawancara 6, p. 243)

KO: Semua jajaran atasan, dari pemilik, CEO, manajer. Pemilik

perusahaan ini biasanya ke hal-hal yang mendasar atau sesuai dengan

selera dan bayangannya perusahaan ini akan menjadi seperti apa,

kemudian dituangkan dalam bentuk peraturan resmi (transkrip

360

wawancara 7, p. 259)

KO: Bisa dikatakan terlibat, tapi tidak memiliki kuasa langsung. Saat

kami merasa ada sesuatu yang tidak baik, kami mengadakan rapat untuk

membicarakan masalah yang ada dan memikirkan solusi yang terbaik,

lalu diberikan kepada pimpinan untuk disetujui. Dan apabila pimpinan

tidak setuju, maka kami akan melakukan rapat ulang membicarakan hal

ini (transkrip wawancara 7, p. 259)

Pemilik O: Buat saya sebenarnya nggak perlu langsung mengawasi kerjaan

karyawan, kan sudah ada CEO dan manajer, jadi yang penting mereka

yang mengawasi. Kalau ada yang perlu saya tahu, pasti mereka bilang ke

saya. Saya juga menerima laporan dari mereka saja. Pas meeting juga jadi

kesempatan buat saya nanya ke mereka, pekerjaan karyawan gimana,

urusan produksi lancar atau nggak, pasokan barang gimana, pengiriman

gimana, termasuk yang di kantor itu pekerjaannya beres atau nggak

(transkrip wawancara 1, p. 167)

Owner merupakan orang

yang memegang teguh

kedisiplinan.

Owner merupakan orang

yang temperamental.

Owner adalah orang yang

memiliki jiwa bisnis: berani

mengambil resiko, pandai

menjalin koneksi bisnis.

Valid

DF: Dengan pemilik, lebih susah untuk diamati. Karena feeling

eksklusivisme-nya masih terasa. Tapi sejauh saya melihat, pemilik

bekerja secara baik. Buktinya, hingga sekarang perusahaan ini masih

berdiri (transkrip wawancara 3, p. 205)

DF: Menurut saya, pemilik perusahaan harus lebih akrab berinteraksi

dengan karyawan biasa, atau setidaknya dengan para manajer (transkrip

wawancara 3, p. 205)

DF: Kedisiplinannya, yang pasti. Kemampuan pemilik perusahaan dalam

mendapatkan koneksi dan mempertahankan koneksi juga sangat luar

biasa (transkrip wawancara 3, p. 205)

DG: Owner selama ini selalu datang ke kantor sesuai jam kerja. Hampir

setiap saat terlihat sibuk, membaca berkas-berkas, menerima telepon,

walau tidak setiap saat terlihat serius. Saat sedang tidak ada keperluan di

mejanya, Pak Hadi kadang berkeliling, entah tujuannya mengawasi kerja

kami atau bagaimana. Kadang juga keluar kantor saat jam kerja. Tapi

wajar karena pak Hadi memang suka menjalin relasi bisnis. Agak

mengherankan sebenarnya. Pak Hadi itu tergolong pimpinan yang galak,

temperamen tinggi, tapi saat bertemu orang baru, bisa langsung berbaur

dan berinteraksi akrab. Saat makan siang, Pak Hadi juga belum tentu

berada di kantor. Secara kepemimpinan juga beliau bagus. Namun,

mungkin terlalu menggurui atau terlalu dalam ikut campur, ya?

361

Seharusnya tampuk tertinggi ada di tangan CEO, tapi Pak Hadi seringkali

melangkahi atau membuat keputusan baru tanpa melewati diskusi dengan

CEO (transkrip wawancara 4, p. 214)

DG: Kerja keras dan keberaniannya mengambil resiko. Pak Hadi

orangnya tidak tahu menahu tentang pergulaan, tapi berani maju dalam

bisnis ini, hingga bertahan selama 2 tahun (transkrip wawancara 4, p.

215)

KO: Kelemahan mungkin dari sisi pemilik yang terkadang suka marah

(transkrip wawancara 7, p. 262)

CEO O: Dan terbukti benar, anak saya, yang jadi CEO, bisa bawa perusahaan

ini (transkrip wawancara 1, p. 156) CEO mengambil keputusan

dengan persetujuan owner.

CEO termasuk tipikal

pekerja keras.

Valid

C: Mungkin ini bisa menjadi PR buat saya ke depannya, untuk melihat

bagian apa saja yang perlu diperbaiki, agar ada peningkatan di banyak

aspek perusahaan. Yang bisa saya lakukan dalam waktu dekat, ya,

mendiskusikan ini dengan pemilik dan menugaskan setiap manajer untuk

melakukan perubahan di divisi masing-masing (transkrip wawancara 2, p.

180)

C: Sebagai CEO, saya tidak hanya kerja di balik meja saja, tetapi saya

juga turun ke lapangan untuk melihat secara langsung kinerja karyawan

saya. Selain itu, saya juga mendapat laporan dari kepala masing-masing

divisi mengenai kinerja bawahan mereka (transkrip wawancara 2, p. 176)

C: Dengan turun langsung ke lapangan dan dengan laporan dari para

manajer masing-masing divisi (transkrip wawancara 2, p. 180)

DF: CEO adalah pemimpin yang baik, tegas, dan berwibawa (transkrip

wawancara 3, p. 205)

DF: CEO masih lebih baik dalam hal relasi dengan karyawan dan para

manajer (transkrip wawancara 3, p. 205)

DG: CEO juga memiliki kuasa untuk memimpin perusahaan dan

memberikan perintah atau tugas pada kami para manajer dan karyawan.

Tapi, segala keputusannya didasarkan pada keputusan owner. Dan

biasanya yang diinstruksikan atau diputuskan oleh CEO adalah hal yang

lebih mendetail. Misalnya owner menginginkan adanya penambahan

omset, maka CEO yang memerintahkan pada manajer keuangan untuk

menganalisis kemungkinan tersebut dari segi pembiayaan, berapa

besarnya penambahan omset yang bisa ditangani oleh perusahaan.

Kemudian menghubungi saya untuk menghubungi pemasok atau

362

mengurusi dokumen yang dibutuhkan. Setelah semua fix, CEO

menginstruksikan Director of Sugar Division untuk menambah omset

(transkrip wawancara 4, p. 215)

DG: CEO MSJ ini lebih banyak sibuknya. Makan siang di mejanya,

kadang tidak makan, hanya duduk di balik meja (transkrip wawancara 4,

p. 216)

Manajer DF: Saya selalu menyempatkan untuk mobile setiap hari, kecuali apabila

selama sehari penuh tidak ada kesempatan untuk mengawasi secara

langsung (transkrip wawancara 3, p. 197)

Para manajer adalah tipikal

pekerja keras.

Para manajer secara rutin

melakukan pengawasan dan

pengendalian atas kinerja

karyawan.

Para manajer menunjukkan

kualitas kepemimpinan

yang baik.

Valid

DG: Para manajer melaksanakan tugasnya dengan baik. Saya belum

pernah melihat ada manajer yang kena marah oleh owner. Memang

terlihat seperti banyak menganggur, tapi memang tugas manajer adalah

mengelola dan mengawasi karyawan di divisi masing-masing. Justru

seperti itu yang bagus, manajer yang bisa memberdayakan karyawan

dengan baik dan memberikan kompensasi yang sesuai (transkrip

wawancara 4, p. 216)

DG: Menganalisis dokumen, mengawasi karyawan, melihat apakah

mereka membutuhkan bantuan. Saat memang sama sekali tidak ada

kesibukan, saya biasanya melakukan survey yang terkait pekerjaan saya,

misalnya mencari vendor dan supplier baru dan mencari ide untuk

meningkatkan kinerja divisi saya atau karyawan saya. Saat jam makan

siang saya lebih suka bersantai di dalam kantor. Kalau memang sedang

bosan, saya pergi makan siang dengan para manajer (transkrip

wawancara 4, p. 217)

DG: Saya meneruskan pekerjaan saya. Kalau saya sedang tidak

mengerjakan sesuatu, saya akan mengawasi karyawan saya (transkrip

wawancara 4, p. 221)

KO: Yang membuat saya salut juga adalah perihal jam kerja. Para atasan

itu masuk kantor sama seperti karyawan lainnya. Malah kadang datang

lebih pagi dan pulangnya lebih mundur (transkrip wawancara 7, p. 261)

KO: Atasan mengamati bagaimana saya bekerja secara langsung, lalu

selain itu juga atasan melihat dan memeriksa apa yang saya kerjakan.

Kalau misalnya kinerjanya sangat bagus, ditambah ada pencapaian yang

melebihi standarnya manajer, ada bonus tambahan yang digabungkan ke

gaji berikutnya (transkrip wawancara 7, p. 256)

KO: Secara kepemimpinan bagus dan efektif, karena para atasan terjun

363

langsung. Manajer divisi operasional sering berjalan-jalan, mengawasi

karyawan. Jika ada yang butuh bantuan, beliau langsung turun tangan

membantu (transkrip wawancara 7, p. 262)

KS: Sudah baik. Mereka mampu memimpin dan mengarahkan kami

dengan baik dan tidak pilih kasih. Jadi, saya sreg dengan cara mereka

memimpin (transkrip wawancara 8, p. 272)

Karyawan O: Kinerjanya bagus. Di kantor ini karena jumlah karyawannya memang

saya batasi, setiap karyawan mendapatkan jatah kerja yang lumayan

banyak, tapi tidak berlebih menurut saya. Jadi semuanya memang bekerja

sungguh-sungguh untuk memenuhi target waktu untuk pengerjaan tugas

(transkrip wawancara 1, p. 167)

Kinerja karyawan selama

ini memuaskan.

Karyawan mendapatkan

program training dari

perusahaan.

Kriteria perekrutan

mempengaruhi kualitas

kinerja karyawan.

Karyawan memberikan

laporan secara berkala pada

manajer masing-masing.

Valid

C: Ya, kalau saya melihat ada karyawan yang dia memang benar-benar

ahli di dalam bidang yang dikerjakannya sehingga kinerja yang diberikan

pun sangat baik. Tetapi, semua karyawan saya hampir semuanya

berkinerja baik (transkrip wawancara 2, p. 177)

DF: Saya juga memanfaatkan anak buah untuk saling mengawasi rekan

kerjanya. Kinerja mereka juga sebenarnya terlihat dari hasil kerjanya

yang diserahkan pada saya (transkrip wawancara 3, p. 197)

DF: Karena saya sendiri ikut merekrut dan mempertimbangkan diterima

atau tidaknya seorang karyawan untuk divisi ini, saya puas dengan

kinerja anak buah saya. Ada yang lebih menonjol dibandingkan dengan

rekan kerjanya dan ada juga yang bekerja secara ala kadarnya, tapi

menurut saya sudah cukup memuaskan (transkrip wawancara 3, p. 197)

DF: Masih belum. Masih kurang dalam mengajak masyarakat untuk

membeli. Saya sendiri mungkin apabila tidak bekerja di sini akan sulit

memahami produk apa saja yang ditawarkan oleh perusahaan ini

(transkrip wawancara 3, p. 204)

DG: Saya puas dengan kinerja mereka. BuildingMaintenance di sini

sudah ganti 2 kali. Jadi yang sekarang ada di kantor adalah karyawan

buildingmaintenance yang ketiga untuk perusahaan ini. Yang sekarang

ini kinerjanya melebihi standar saya. Bahkan kadang tanpa diminta, BM

melakukan inisiatif kerja. Dia juga pasti sudah tahu tugasnya apa saja.

Salah satunya, tanpa diminta, BM memanaskan gen-set secara berkala.

Seminggu sekali malah. Jadi dia paham bahwa alat semacam itu harus

dirawat seperti apa. OA, C&B, dan Recruitment juga kinerjanya baik

sekali. OA selalu datang sebelum jam kantor resmi. Jadi waktu karyawan

364

lainnya datang, dia sudah siap bekerja. C&B juga terbukti keahliannya

dari dokumen dan kotrak yang dia buat. Recruitment Specialist termasuk

orang yang kreatif. Mungkin dia bosan juga karena jarang ada

perekrutan, jadi pelampiasannya ke hal lain. Dia sering mengusulkan

program pelatihan dan team building untuk karyawan tetap (transkrip

wawancara 4, p. 218)

DG: Kalau saya lihat dalam keseharian juga bagus. Tapi karena saya

tidak mengamati dari dekat, saya kurang tahu tentang sebagus apa hasil

kerja karyawan Finance dan Sugar Division (transkrip wawancara 4, p.

218)

DG: Sangat memuaskan, sesuai yang saya minta. Saat saya minta ada

barang yang diperbaiki dan saya minta laporan tertulis secara langsung,

bawahan saya melakukan sesuai instruksi. Bahkan ada yang berinisiatif

dalam menjalankan tugasnya. Setiap rapat, saya selalu menyampaikan

target khusus divisi operasional dan target umum perusahaan. Jadi

semuanya selalu ingat bahwa kami kerja itu ada tujuannya. Ada yang

ingin dicapai (transkrip wawancara 4, p. 220)

DG: Ada, yang paling menonjol itu karyawan yang menjabat

RecruitmentSpecialist. Program training berkala adalah inisiatif dari

karyawan ini. Sebelumnya memang ada, tapi sifatnya insidental, kalau

tiba-tiba diminta oleh owner. Atau training untuk karyawan baru, yang

memang wajib ada. Team bonding juga adalah ide dari dia (transkrip

wawancara 4, p. 221)

DG: Saya selalu minta hasil kerja diserahkan pada saya lewat e-mail dan

printout. Printout gunanya untuk saya baca, saya telaah. Kalau yang

dikirim via e-mail itu sifatnya sebagai arsip. Jadi ada arsip yang tidak

menghabiskan tempat (transkrip wawancara 4, p. 221)

KF: Faktor lainnya adalah tenaga kerja yang kompeten. Untuk bekerja di

sini, syarat minimalnya adalah lulusan S1. Saya masuk ke sini juga harus

lolos tes tulis, psikotes, juga wawancara. Yang mewawancara adalah

manajer saya yang sekarang ini (transkrip wawancara 6, p. 248)

KO: Kalau terkait dengan tugas saya, saya sudah beberapa kali

melakukan perekrutan karyawan, yang kebanyakan terjadi pada tahun

pertama saya bekerja. Saat itu PT MSJ masih baru berdiri, sehingga

masih memerlukan banyak karyawan. Untuk mengiklankan lowongan

pekerjaan, saya memasang iklan baris di berbagai surat kabar. Selain itu,

365

saya mengirimkan e-mail pada seluruh karyawan untuk menyebarkan

informasi lowongan kerja kepada teman atau keluarga mereka (transkrip

wawancara 7, p. 253)

KO: Kemudian, program training pasti terlaksana setiap ada karyawan

baru (transkrip wawancara 7, p. 253)

KO: Gini, tujuan saya bekerja di sini adalah agar saya dapat memberikan

kontribusi yang positif, yang mendukung bagi berkembangnya

perusahaan, agar perusahaan menjadi perusahaan yang sukses. Jadi saya

bekerja sebaik-baiknya, memberikan segalanya yang saya mampu untuk

saya kerjakan sehingga perusahaan dapat berhasil (transkrip wawancara

7, p. 256)

KO: Dengan melihat apakah yang saya kerjakan dapat memberikan

kontribusi bagi kemajuan perusahaan, atau minimal dapat membantu

perusahaan mencapai target suatu proyek, lalu juga melihat penilaian

atasan akan hasil kerja saya (transkrip wawancara 7, p. 256)

Kerja sama dengan

pemasok

O: Maksudnya gini, saya kan kenal secara pribadi dengan pemasoknya,

jadi hubungan itu saya pertahankan, biar nggak cuma ketemu waktu

bisnis saja (transkrip wawancara 1, p. 162)

O: Kebanyakan saya sudah kenal orangnya secara pribadi (transkrip

wawancara 1, p. 166)

O: Sampai akhirnya sekarang punya dua pemasok. Yang satu itu Pabrik

Gula Madukismo di Pati. Yang kedua PTPN 9 Jember (transkrip

wawancara 1, p. 162)

O: Ada kontraknya. Lewat kontrak itu kelihatan berapa banyak jumlah

barang yang diminta dari pemasok, terus pengiriman dan pembayarannya

kapan.kalau nggak gitu, kuatirnya sembarangan, ngirim barang terlambat

atau jumlahnya berubah-ubah (transkrip wawancara 1, p. 163)

Pemasok gula untuk PT

MSJ adalah Pabrik Gula

Madukismo Pati dan PTPN

9 Jember.

Hubungan antara PT MSJ

dengan pemasok diatur

dalam kontrak, dengan

masa berlaku 1 tahun.

Antara pemasok dengan PT

MSJ terdapat fleksibilitas

dalam menerima perubahan

kebijakan salah satu pihak.

Setiap perubahan kontrak

kerja sama dan komponen

di dalamnya, PT MSJ dan

pemasok melakukan

pembaharuan bersama-

sama.

Hubungan antara pemasok

dengan PT MSJ terjalin

Valid

C: Kami ada 2 pemasok dan pemasok itu adalah pabrik produsen gula

milik pemerintah. Pemasoknya Pabrik Gula Madukismo di Pati dan satu

lagi adalah PTPN 9 Jember (transkrip wawancara 2, p. 173)

C: Relasi bisnis dengan pemasok itu kan sudah tertuang dalam kontrak.

Jadi kami dengan para pemasok sudah ada kontrak, yang apabila salah

satu pihak di dalam kontrak tersebut mengingkari janjinya maka akan

dikenakan sanksi. Di dalam hal ini, di kontrak itu kan tertulis bahwa

relasi bisnis kami, secara singkat ya, itu ada pemasok memberikan gula

ke kami dan kami membayar sesuai dengan harga kesepakatan. Jadi

366

selama kami dan pemasok tetap berada di jalur kontrak, maka relasi

bisnis tetap berjalan. Di luar kontrak ya tidak ada perjanjian atau upaya

lainnya (transkrip wawancara 2, p. 184)

dengan baik, termasuk di

luar konteks pekerjaan.

P1: Saya minta dibuatkan kontrak dulu, terus saya lihat kontraknya. Saya

sudah memberi harga sendiri untuk gula yang mau dipakai sama PT MSJ

dan Pak Hadi tidak banyak masalah tentang harganya, malah

menawarkan untuk langsung bayar waktu gula datang. Jadi ada uang ada

barang. Jadi, saya mendapatkan pemasukan dari PT MSJ langung, tanpa

hutang-hutang, dan perusahaan itu juga dapat barangnya, yaitu gula dari

perusahaan ini.

Tapi tiap tahun bikin kontrak baru. Soalnya kan harga juga berubah-ubah.

Peraturan juga berubah-ubah. Jadi mau nggak mau harus ikut geraknya

(transkrip wawancara 9, p. 277)

P1: Tentang jumlah gulanya. Tentang uangnya juga, berapa yang harus

dibayar, kapan dibayarnya. Kapan gula diantar ke MSJ, dan jenis gulanya

seperti apa. Termasuk ketentuan kalau kontraknya ada yang melanggar

konsekuensinya seperti apa (transkrip wawancara 9, p. 278)

P1: Posisi kami di sini sebagai pabrik gula. Jadi semua gula yang berada

di sini berasal dari petani tebu. Di sini kami mengolahnya menjadi

bermacam jenis gula (transkrip wawancara 9, p. 281)

P1: Sekarang ini kami memproduksi dua jenis saja, yaitu gula kristal

rafinasi dan gula kristal putih. Dulu kami masih menyediakan gula kristal

mentah atau gula kasar, tapi sekarang tidak dilanjutkan karena hanya

sedikit konsumen yang memesan jenis itu (transkrip wawancara 9, p.

281)

P1: Seharusnya iya, karena produk MSJ yang keluar di pasaran kan ada

dua, yang kristal putih dan kristal rafinasi yang agak kuning. Dari saya

hanya dipesan yang kristal rafinasi, itu yang kuning, sehingga mestinya

ada pemasok lain untuk jenis kristal putih (transkrip wawancara 9, p.

281)

P1: Tidak masalah. PT MSJ, atau pembeli lain, berhak secara bebas

untuk memilih siapa yang menjadi pemasoknya, selama itu tidak

melanggar kontrak kerja sama kami (transkrip wawancara 9, p. 281)

P1: Pabrik gula di Indonesia banyak sekali, jadi persaingan juga gila-

gilaan di sini. Kami memang bersaing ketat dengan pabrik gula lainnya.

Meski begitu, posisi kami cukup aman, dalam artian bahwa kami tidak

367

pernah kehabisan pembeli. Ditambah lagi, kami sudah memegang para

petani tebu yang sudah menjadi penyedia bahan mentah secara rutin

dengan kisaran harga jual yang masuk akal (transkrip wawancara 9, p.

281)

P1: Ambil contoh MSJ saja. MSJ memilih kami sebagai pemasok

pastinya atas dasar kualitas, harga, ketepatan pengiriman, dan banyak

faktor lainnya yang mereka gunakan atas dasar pemilihan pemasok.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa kami dipilih oleh MSJ menjadi

pemasok karena, apabila dibandingkan dengan pemasok lain, menurut

MSJ kami lebih baik dari pabrik-pabrik gula yang lain (transkrip

wawancara 9, p. 281)

P1: Asalkan perubahan kebijakan tersebut tidak melenceng jauh dari

sistem yang sudah berjalan di perusahaan ini dan tidak memberikan

dampak buruk bagi operasional kami, ya tidak masalah buat kami untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan kebijakan tersebut. Apabila

memang memberikan dampak yang signifikan dan kurang baik bagi

perusahaan saya, saya akan meminta ada diskusi lebih lanjut, apabila

merugikan kami, lebih baik memutus kontrak kerja sama (transkrip

wawancara 9, p. 279)

P1: Saat ada perubahan kebijakan di sini, yang jelas saya akan

menghubungi semua pembeli, termasuk PT MSJ. Misalnya tentang

perubahan harga gula, atau pengurangan varian gula, pasti akan kami

susun dulu semacam laporan perubahan kebijakan yang akan

mempengaruhi pembeli, kemudian kami kirimkan lewat e-mail atau fax.

Nanti dari sana, setiap pembeli akan melakukan konfirmasi. Kalau ada

yang memerlukan diskusi atau pembaharuan kontrak, baru kami

membuat janji bertemu (transkrip wawancara 9, p. 279)

P1: Baik-baik saja. Pihak kami dan pihak MSJ tidak pernah melanggar

kontrak kerjasama. Saat kontrak hampir lewat satu tahun, saya selalu

mendapatkan pemberitahuan. Dan saya juga sempat bertemu beberapa

kali dengan Pak Hadi di luar urusan kantor (transkrip wawancara 9, p.

278)

P1: Biasanya melalui telepon atau bertemu langsung. Kalau ada

informasi tentang perubahan harga, misalnya, dari perusahaan saya

menghubungi PT MSJ melalui telepon dan membuat janji bertemu untuk

memperbaharui kontrak. Kalau ada informasi baru, ada perubahan

368

kebijakan, atau ada rencana pembaharuan kontrak dari MSJ, ada

perwakilan dari sana yang datang ke kantor saya (transkrip wawancara 9,

p. 278)

P1: Yang saya alami sendiri adalah hubungan personal dengan Pak Hadi,

pemilik MSJ. Maksudnya, kami juga bertemu sebagai teman, bukan

sekedar rekan bisnis. Tapi juga tidak bisa dibilang berteman dekat. Yang

jelas hubungan kami baik. Selain itu, karena kami sering berurusan

dengan bagian finansial dan operasional, jadinya hubungannya lebih

dekat dibandingkan dengan ke divisi yang lain (transkrip wawancara 9, p.

280)

P1: Mungkin dengan pak Hadi menyempatkan diri untuk mengunjungi

saya dan keluarga, biasanya di hari-hari raya, itu termasuk upayanya

untuk mempertahankan kerja sama dengan perusahaan saya. Oh ya,

selain itu juga, kami mendapatkan ucapan dan bingkisan hari raya dari

MSJ, bukan ke saya pribadi melainkan dialamatkan ke perusahaan.

Padahal selama ini dengan tidak melanggar kontrak pun, MSJ tetap akan

kami pertahankan sebagai pembeli. Hubungannya sama-sama

membutuhkan lah, saya butuh menjual gula dan mendapatkan

pemasukan, PT MSJ butuh gula untuk dikemas dan dijual. Selain itu,

dengan PT MSJ menghubungi kami untuk pembaharuan kontrak saat

nyaris masa kadaluarsa kontrak, itu sudah menunjukkan upayanya untuk

terus berhubungan dengan perusahaan ini (transkrip wawancara 9, p.

280)

P1: Perusahaan saya tentunya sederhana sekali, dengan menjalankan

kewajiban memasok gula sesuai kontrak, tepat waktu terutama. Kami

juga mempertahankan kualitas gula yang dikirimkan ke MSJ (transkrip

wawancara 9, p. 280)

P2: Saya memasok gula pasir ke PT MSJ dan PT MSJ melakukan

pembayaran sesuai kontrak yang disepakati (transkrip wawancara 10, p.

284)

P2: Berlakunya satu kali kontrak itu setahun. Sudah habis 1 tahun, dibuat

baru.

Kerja sama kami berjalan dengan baik dan lancar. Saya memasok gula

sesuai prosedur dan permintaan MSJ. Sebaliknya juga begitu, PT MSJ

memberikan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian kami (transkrip

wawancara 10, p. 284)

369

P2: Apabila berdampak ke perubahan isi kontrak, maka saya akan

meminta untuk bertemu secara langsung, sehingga kami dapat

membicarakannya dan membuat deal baru dan kontrak baru. Ada

beberapa hal yang tidak bisa diputuskan satu pihak, misalnya menambah

jumlah pesanan. Kan pengaruhnya di omset produksi saya juga. Kalau

misalnya hasil produksi kami tidak mencukupi atau pasokan tebu dari

petani mendadak berkurang, kan saya tidak bisa menangani (transkrip

wawancara 10, p. 286)

P2: Kadang lewat telepon, atau bertemu langsung. Kalau bertemu

langsung ya seperti rekan kerja biasa, tidak terlalu formal. Karena sudah

2 tahun ada hubungan bisnis, jadi malah seperti teman (transkrip

wawancara 10, p. 286)

P2: Hubungan interpersonal berarti yang sangat dekat ya? Tidak ada

hubungan yang sangat dekat dengan pemilik. Yang sudah biasa adalah

saling memberikan ucapan saat hari raya, tidak berlebihan. Perwakilan

perusahaan yang sering mengirimkan gula ke MSJ ini mungkin yang

cukup dekat, tapi bukan dengan pemilik, dekatnya dengan karyawan MSJ

yang menangani pemasokan. Jadi bisa dibilang bahwa hubungan kami

adalah hubungan bisnis saja (transkrip wawancara 10, p. 286)

P2: PT MSJ melakukan apa yang menjadi kewajibannya dengan baik

sesuai kontrak yang disepakati (transkrip wawancara 10, p. 286)

P2: Perwakilan dari perusahaan saya ini langsung menyampaikannya

pada karyawan yang mengurusi pemasokan gula di MSJ (transkrip

wawancara 10, p. 287)

Kerja sama dengan

distributor

O: Wah, ada banyak sekali. Soalnya area pengiriman barang atau

distribusinya itu banyak. Yang jelas saya pakai yang pas di daerahnya.

Misalnya buat yang pengiriman Surabaya, distributornya ya dari

Surabaya sendiri. Yang di luar Surabaya distributornya asalnya dari

masing-masing kota itu sendiri (transkrip wawancara 1, p. 166)

PT MSJ menjalin kerja

sama dengan banyak

distributor di pulau Jawa

maupun di luar pulau Jawa.

Valid

C: Karena gini, di semua daerah distribusi gula kami itu sudah ada

distributornya masing-masing. Jadi, ya bisa dilihat sendiri kalau banyak

sekali distributor kami (transkrip wawancara 2, p. 185)

C: Ya dengan kami bertindak sesuai dengan apa yang tertulis di kontrak,

lalu juga apabila ada masalah atau misalnya perubahan isi kontrak

dengan distributor, kami bicarakan baik-baik. Sama dengan pemasok,

harus ada kontrak dulu yang jelas. Jadi kalau ada apa-apa di belakangnya

370

atau di kemudian hari, sudah ada aturan yang mengikat distributor

(transkrip wawancara 2, p. 185)

DF: Rata-rata distributor yang ada di luar Surabaya pun adalah kenalan

pemilik (transkrip wawancara 3, p. 205)

DG: Distributor kami ada banyak sekali, sekitar 30-an. Coba nanti saya

carikan datanya, kemudian saya kirimkan saja lewat e-mail (transkrip

wawancara 4, p. 213)

Proses pemasokan O: Pemasok mengirimkan gula sebanyak jumlah yang kami minta di

perjanjian. Ngirimnya ke pabrik langsung. Di sana sudah ada yang

ngurusin masalah penerimaan barang. Yang satu kita kebiasaan bayar

langsung waktu barang datang. Jadi setelah dari pabrik, nanti pemasok ke

kantor untuk ketemu dengan bagian keuangan, bawa tanda terima dari

pabrik yang isinya keterangan kalau barang sudah ditaruh di pabrik,

berapa banyak. Jadi langsung nebus duit. Yang satunya lagi dibayarnya

per bulan (transkrip wawancara 1, p. 162)

Proses pemasokan:

Pemasok dan PT MSJ

menjalin kontrak kerja

sama.

Pemasok mengantarkan

gula ke pabrik PT MSJ

sesuai dengan jumlah dan

waktu pengiriman yang

tertera di dalam kontrak.

Karyawan gudang mencatat

jumlah gula yang

dikirimkan pemasok dan

memberikan tanda terima

pada pemasok.

Pemasok menyerahkan

tanda terima produk pada

bagian Finance untuk

mengurus pembayaran.

Pemasokan dilakukan setiap 2

minggu sekali.

Pemesanan gula yang berada

di luar kontrak dapat dilakukan

melalui telepon, email, atau

fax.

Pembayaran barang kepada

pemasok diberikan dalam

bentuk uang tunai atau transfer

bank.

Valid

C: Jadi kami sebelumnya sudah kontrak pemasok untuk mengirimkan

gula ke gudang kami dengan jumlah dan spesifikasi tertenu sesuai

permintaan kami. Lalu pemasok akan mengirimkan produk yang telah

kami pesan tersebut langsung ke gudang kami (transkrip wawancara 2, p.

184)

DG: Pemasok datang ke pabrik, melaporkan berapa banyak yang dikirim,

kemudian karyawan Sugar Division akan melakukan pencatatan dan

memberi tanda terima dan invoice. Setelah itu, pemasok ke bagian

keuangan untuk melaporkan dokumen dari pabrik dan mengurus

pembayaran. Gula disimpan sebagai persediaan di gudang (transkrip

wawancara 4, p. 223)

DG: Kami punya 2 pemasok, mereka datang bergantian. Minggu ini jatah

pemasok A, berarti minggu depannya jatah pemasok B, dan seterusnya

(transkrip wawancara 4, p. 223)

P1: Dulu di kontrak pertama kami, PT MSJ meminta pengiriman gula

dilakukan sebulan sekali, dan jumlahnya mungkin hanya separuh dari

yang dipesan sekarang. Beberapa bulan kemudian, jumlah pesanannya

mulai bertambah. Kemudian, hampir satu tahun bekerjasama, ada

perubahan kebijakan bahwa pasokan gula harus diperbaharui setiap dua

minggu sekali, agar tidak terlalu lama di gudang. Mungkin karena

khawatir gulanya rusak karena lembab atau bagaimana. Akhirnya kami

371

memperbaharui kontrak kerjasama. Tapi itu tidak menjadi masalah

karena tidak memberikan kerugian apa-apa pada perusahaan ini. Malahan

ada tambahan biaya bagi PT MSJ karena ada tambahan biaya pengiriman

(transkrip wawancara 9, p. 279)

P1: Sesuai dengan yang tertulis di kontrak kerja sama, kami menyepakati

pembayaran dengan uang tunai atau transfer bank pada saat gula kami

kirimkan dan sampai di gudang PT MSJ (transkrip wawancara 9, p. 278)

P1: Setiap dua minggu sekali antarpengiriman, kalau sesuai dengan

kontrak. Tapi kadang-kadang ada pemesanan tambahan (transkrip

wawancara 9, p. 278)

P1: Karena produk yang dipesan hanya satu tipe gula pasir, maka

pemesanan tambahan itu dilakukan via telepon, e-mail, atau fax. Tinggal

menyebutkan banyaknya pesanan dan waktu pengiriman yang diinginkan

(transkrip wawancara 9, p. 278)

P2: Berubah dari pengiriman sebulan sekali menjadi 2 minggu sekali.

Jumlah gula yang dipesan juga bertambah, tapi wajar karena bisnisnya

berkembang. Dokumen yang sekarang juga semakin banyak. Dulu hanya

menyerahkan catatan, berapa jumlah yang dikirim, berapa jumlah yang

diterima di gudang, ditandatangi oleh orang gudang, sudah beres.

Sekarang, ada dokumen dari keuangan, ada juga yang dari gudang

(transkrip wawancara 10, p. 286)

P2: Di kontrak tercantum bahwa pembayaran itu dilakukan per bulan. Di

awal bulan, pembayaran untuk pasokan gula bulan sebelumnya sudah

harus dikirimkan melalui transfer rekening bank. Atau kadang diberikan

uang tunai dari MSJ. Pembayaran maksimal tanggal 5 (transkrip

wawancara 10, p. 285)

P2: Pemesanan melalui telepon sudah cukup atau datang langsung ke

sini. Tapi, lewat telepon maupun datang langsung pasti akan direspon

dengan pengiriman ke tempat. Jadi, bukan berarti bahwa datang kesini

bisa bawa sendiri gula pesanannya (transkrip wawancara 10, p. 285)

P2: Pengiriman dari sini dimulai pagi hari, sekitar jam 5 pagi. Kemudian

gula diantar ke pembeli-pembeli. Untuk MSJ sekitar siang hari sebelum

jam 12 sudah diterima di sana (transkrip wawancara 10, p. 285)

P2: Tidak. Untuk MSJ, permintaannya adalah untuk mengirimkan setiap

2 minggu sekali. Sehari sebelumnya, biasanya ada konfirmasi ulang dari

MSJ untuk kami mengirimkan gula ke sana (transkrip wawancara

372

10, p. 285)

P2: Di pagi hari, semua gula diangkut ke truk, kemudian mulai diantar ke

para pembeli, termasuk MSJ. Sesampainya di sana, supir langsung

mengarah ke gudang, dan kernet ke kantornya untuk mengurus dokumen.

Kalau tidak salah, ketemunya dengan bagian keuangan. Di gudang, supir

menyerahkan gula sesuai jumlah yang diminta, dan di sana ada yang

mencatat, memeriksa bungkusannya cacat atau tidak, ada yang bocor atau

tidak. Dicek dari luar juga kondisi gulanya bagaimana, sesuai atau tidak

(transkrip wawancara 10, p. 285)

Proses produksi O: Iya kita hanya mengemas saja, tidak ada produksi gula (transkrip

wawancara 1, p. 151) Produksi terbagi ke dalam 2

proses: pengemasan dan

pengepakan.

Proses: gula dikeluarkan

dari gudang, dimasukkan

ke mesin pengemasan,

kemudian berlanjut ke

mesin pengepakan.

Kepala produksi

bertanggungjawab

mengelola keseluruhan

proses produksi.

Valid

C: Untuk saat ini menurut saya aktivitas operasional perusahaan kami

sudah baik (transkrip wawancara 2, p. 180)

C: Jadi gula pasir yang dipasok kemudian dimasukkan ke mesin

pengemasan untuk dikemas, sehingga hasilnya gula kemasan. Setelah

kemasan gula keluar, maka akan masuk ke mesin pengepakan untuk

dipak dalam dos. Dalam 1 dos ada 24 bungkus gula kemasan (transkrip

wawancara 2, p. 174)

C: Untuk target produksi, yang bertangggung jawab adalah kepala divisi

produksi yang sebelumnya telah berunding dengan sugar division

manager, lalu melaporkan kepada saya (transkrip wawancara 2, p. 183)

DG: Dalam sehari, apabila tepat mulai proses produksi jam 8 pagi, dan

selesai jam 4, kami bisa memproduksi 500 kardus produk. Setiap kardus

berisi 24 kemasan gula berukuran 1 kilogram. Jadi maksimal dalam

sehari kami dapat memproduksi 12 ton gula kemasan (transkrip

wawancara 4, p. 210)

DG: Omset itu sudah ada yang menetapkan, yaitu owner perusahaan.

Jadi, banyaknya omset saat ini dapat dikatakan telah memenuhi harapan

saya, saya sendiri pun tidak terlalu mengurus detail dari aktivitas divisi

lain (transkrip wawancara 4, p. 210)

DG: Ada 2 tahap produksi yang bersifat inti, yaitu pengemasan dan

pengepakan (transkrip wawancara 4, p. 223)

DG: Saat mau mulai pengemasan, gula dikeluarkan dan dimasukkan ke

dalam mesin pengemasan. Kemasan yang akan dipakai sudah tercetak

dengan label PT MSJ. Dari mesin kemas, masuk ke mesin pengepakan

untuk dimasukkan dalam kardus (transkrip wawancara 4, p. 223)

373

DG: Tentu ada, yang mengawasi proses produksi adalah kepala produksi.

Yang diawasi adalah anak produksi yang melakukan pengemasan dan

pengepakan. Jadi kepala produksi yang memberi instruksi, apa saja yang

harus dilakukan dan melakukan pencatatan tentang jalannya produksi,

termasuk timing-nya. Dari timing itu juga bisa mendapatkan informasi

tentang kinerja mesin masih bagus atau tidak. Nantinya informasi itu

dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk membuat perencanaan ke

depan (transkrip wawancara 4, p. 223)

Proses pemasaran O: Ya seperti leaflet, vinyl, lalu ada spanduk, juga radio. Kita dulu

awalnya sering kita pakai radio SS, tapi sekarang udah nggak pakai radio

lagi (transkrip wawancara 1, p. 165)

Pemasaran dilakukan melalui

leaflet, vinyl, dan spanduk.

Valid

C: Untuk media promosi, kami menggunakan spanduk, lalu ada leaflet

dan juga vinyl. Selain itu juga dulu pernah menggunakan radio sebagai

media promosi. Sementara itu saja setahu saya (transkrip wawancara 2, p.

187)

KF: Menurut saya dari sisi pemasaran kurang efektif dan efisien karena

sampai sekarang ini, pemasaran yang dilakukan belum cukup

menggebrak pasar dan meningkatkan penjualan dengan drastis (transkrip

wawancara 6, p. 249)

Proses pengiriman O: Barang jadi yang bentuk kemasan itu ditaruh di gudang. Waktu

distributor datang, barang dikeluarkan dari gudang, dikasih ke distributor

itu, sekaliandiawasi dan dicatat sama karyawan pabrik (transkrip

wawancara 1, p. 166)

Distributor mendatangi

pabrik PT MSJ untuk

mengangkut Gulasir dan

Gula Selera.

Karyawan pabrik

mengeluarkan produk jadi

dari gudang dan

menyerahkan pada

distributor, kemudian

mencatat jumlah barang

yang akan dibawa oleh

distributor.

Valid

C: Produk gula kemasan yang sudah jadi akan kami kirimkan ke

distributor di masing-masing daerah dengan truk atau kapal laut, dan

nanti distributor yang akan memasukkan produk kami ke pasar

tradisional, supermarket, seperti itu. Untuk mekanisme pengiriman

barang oleh distributor itu sudah menjadi tanggung jawab dari si

distributor ya (transkrip wawancara 2, p. 185)

DG: Untuk kawasan Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, kami tangani sendiri

dengan kendaraan truk yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk kawasan

lain yang bisa ditempuh dengan jalan darat, digunakan mobil angkut atau

truk, tergantung keputusan distributor rekanan kami. Kemudian untuk

pengiriman ke luar Jawa, kami mengirimkan produk melalui kapal laut

(transkrip wawancara 4, p. 209)

Situasi persaingan O: Kompetitor kita ini banyak ya yang di sini itu ada yang namanya PT MSJ memiliki banyak Valid

374

Gupalas.Itu yang saya anggap kompetitor kita. Kemudian Gulaku,

kemudian itu La Tebu. Kalau Gupalas itu kan salah satu perusahaan yang

pengambilan gulanya juga dari PTPN. PTPN Jember menggunakan gula

SPDL, abis itu di-packaging jadi gula kemasan, namanya Gupalas.

Perusahaan Gupalas itu struktur organisasinya sudah besar memang

(transkrip wawancara 1, p. 163)

O: Coba kalau Ibu buka laci itu, itu isinya produk-produk kompetitor

yang harus dipelajari. Itu banyak sekali itu. Ya di sini persaingannya itu

cukup ketat, jadi saya harus nge-cek terus. Kertas-kertas dokumen itu

dapetnya dari anak-anak, saya minta mereka cari info lewat mana saja,

dari internet, dari brosur, leaflet promo. Jadi saya bisa mengontrol

perkembangannya (transkrip wawancara 1, p. 165)

saingan, misalnya Gulaku.

PT MSJ melakukan

pengintaian terhadap

kompetitor melalui internet

dan media cetak.

Keberadaan kompetitor

mempengaruhi jalannya

perusahaan.

Kompetitor yang sukses

adalah perusahaan gula

yang mengaplikasikan

strategi bisnis yang bagus. C: Ya menurut saya perusahaan pengemasan gula yang sudah dikenal

oleh masyarakat luas itu Gulaku ya. Di sini kita bicara tentang Gulaku ya.

Gulaku itu perusahaannya sudah besar, lalu juga dia sudah bisa

mengambil pangsa pasar gula hampir di seluruh Indonesia. Kalau kami

ini hanya memproduksi gula kemasan yang 1 kilogram, tapi kalau gulaku

itu kemasannya sudah bermacam-macam, dan juga kalau tidak salah ada

produk mereka itu yang ada rasa-rasanya. Jadi ya Gulakuitu merupakan

pesaing terbesar kami (transkrip wawancara 2, p. 186)

C: Membaca koran, lalu melihat berita-berita di TV, internet, dan radio

(transkrip wawancara 2, p. 186)

C: Paling berpengaruh ya saingan perusahaan. Ada sebagian pesaing

yang mampu memberi harga produk di bawah harga Gulasir dan Gula

Selera. Jadinya, bagi konsumen yang tidak terlalu mementingkan merek,

mereka bakal lebih memilih produk murah. Asal murah pasti dibeli.

Intinya, harga produk pesaing itu mempengaruhi perkembangan bisnis

karena mempengaruhi banyaknya konsumen yang membeli produk kami,

yang ujung-ujungnya mempengaruhi pemasukan perusahaan. Selain itu,

banyaknya pesaing juga mempengaruhi perkembangan bisnis (transkrip

wawancara 2, p. 188)

DF: Tentunya merasa sedikit khawatir karena adanya saingan yang cukup

kuat. Namun, saya tetap yakin bahwa MSJ bisa bertahan. Buktinya, kami

sudah dua tahun menapaki dunia bisnis ini dan masih berlanjut.

Perusahaan lain sebisa mungkin tidak dijadikan ketakutan bagi diri

sendiri. Menuirut pendapat saya, dalam hal kualitas, Gulasir dan

375

GulaSelera, tidak kalah dengan merek yang sudah dikenal di seluruh

penjuru Indonesia (transkrip wawancara 3, p. 203)

DF: Di Jawa dan di Surabaya sendiri banyak sekali pesaing besar,

sehingga dari segi ukuran dan branding kami masih kalah (transkrip

wawancara 3, p. 203)

DG: Di sini perusahaan saingan kami banyak sekali. Tapi tidak ada yang

saling menjegal, tidak agresif. Jadi yang menentukan perusahaan yang

berada pada posisi unggul adalah konsumen (transkrip wawancara 4, p.

212)

DG: Kami berusaha untuk low profile juga, tidak menyerang perusahaan

lain atau menjatuhkan (transkrip wawancara 4, p. 212)

DG: Perusahaan pesaing sepertinya yang punya potensi terbesar dalam

menghambat perkembangan bisnis perusahaan. Apabila tidak ada

perusahaan pesaing, pasti kami sudah melejit. Tapi ya wajar kalau dalam

berbisnis mendapatkan pesaing (transkrip wawancara 4, p. 225)

DS: Perusahaan saingan banyak sekali ya di Surabaya, belum lagi yang

ada luar Surabaya. Karena terlalu banyak, jadi susah memberikan

generalisasi. Yang jelas, perusahaan gula besar yang sudah punya nama

di masyarakat perlu dicontoh strategi awalnya dalam menggaet massa

dan mencapai popularitasnya saat ini (transkrip wawancara 5, p. 234)

KF: Menurut saya, perusahaan pengemasan gula lain adalah perusahaan

yang sudah memiliki struktur dan sistem bisnis yang besar dan kompleks

karena mereka telah bermain lama di indsutri pergulaan (transkrip

wawancara 6, p. 247)

KO: Menurut saya, di industri gula ini persaingannya cukup ketat,

sehingga kami masing-masing perusahaan pengemasan gula berjuang

untuk merebut dan menguasai pasar. Sehingga, menurut saya, perusahaan

pengemasan gula yang lain memiliki strategi-strategi bisnis dalam aspek

apapun itu yang mereka gunakan agar visinya dapat tercapai (transkrip

wawancara 7, p. 259)

KS: Ada beberapa pengemasan gula lain yang bagus. Mereka sudah

menjadi perusahaan besar, sistem dan strateginya sudah terlaksana

dengan baik, juga sudah bisa menguasai pangsa pasar. Lalu ada

perusahaan pengemasan gula lain yang sama seperti kita, lagi berjuang

merebut pasar, berjuang untuk menjadi sukses. Tetapi ada juga yang

mereka kurang memiliki strategi dan sistem yang bagus, kualitas

376

produknya juga rendah (transkrip wawancara 8, p. 273)

Lingkungan kantor O: Sekarang ini kan Ibu bisa liat kalau lantainya dari kayu. Dulu tidak

seperti ini (transkrip wawancara 1, p. 155)

O: Kalau bicara masalah situasi lingkungan kerja itu tidak hanya dilihat

dari desain interiornya saja ya, tapi juga misalnya seperti pengaturan tata

letak untuk meja-meja di kantor. Ya menurut saya sudah nyaman lah

untuk bekerja di sini. Antara saya dan anak buah saya juga gampang

kalau mau berkomunikasi dengan situasi seperti ini (transkrip wawancara

1, p. 155)

Interior kantor didominasi

oleh bahan kayu.

Interior dan tata letak

kantor dan pabrik

merupakan hasil

pengaturan owner.

Meja kerja disusun tanpa

ada sekat pemisah, bahkan

antara divisi satu dengan

lainnya.

Kebersihan kantor dan

pabrik selalu terjaga, baik

oleh karyawan maupun

oleh petugas cleaning

service.

Kantor dilengkapi dengan

pendingin ruangan.

Valid

C: Saya nyaman bekerja di sini, jadi menurut saya situasi lingkungan di

kantor dan di pabrik ini sudah ideal (transkrip wawancara 2, p. 175)

C: Untuk penciptaan situasi ini sebagian besar diciptakan oleh pemimpin.

Maksud saya untuk desain interior, tata letak, dan sebagainya. Tapi, dari

kami, para karyawan juga sedikit banyak membantu terciptanya situasi

ini. Misalnya saja kerapian meja masing-masing karyawan, atau sebut

saja kebersihan dan kerapian kami (transkrip wawancara 2, p. 175)

DF: Penataan ruang kerja pun, sepengetahuan saya, adalah buah

pemikiran owner sendiri (transkrip wawancara 3, p. 194)

DG: Lingkungan kantor menurut saya nyaman. Kursi empuk, jadi mau

duduk berapa lama pun tidak masalah. Konsepnya sekarang kayu-

kayuan, dan saya pribadi suka dengan interior kayu, jadi semakin

menyenangkan di kantor. Walaupun beban kerjanya tinggi, di sini saya

masih bisa merasa rileks. Penaatan meja dan kursi karena terbuka jadi

lebih mudah bagi saya untuk mengawasi anak buah saya sedang benar-

benar bekerja atau tidak. Jadi saya tidak perlu jalan berkeliling untuk

mengawasi mereka (transkrip wawancara 4, p. 219)

DS: Lingkungan kerja menurut saya bising, ya maklum, kami di pabrik

dan mengoperasikan mesin. Kemudian kalah bersih apabila dibandingkan

dengan di kantor. Tidak memungkinkan juga untuk membersihkan

ruangan pabrik setiap saat karena banyak orang lalu lalang untuk

melakukan proses produksi. Tapi tetap perlu diperhatikan, misalnya

dengan meningkatkan frekuensi kerja cleaning service. Saya sudah

minta, tapi karena cleaningservice kami ambil dari outsourcing, jadi

mereka sudah punya SOP sendiri dan kita tidak bisa mengutak-atik.

Solusi lainnya adalah ganti outsourcing, tapi bagian General Affairs tidak

berani karena kuatir malah mendapatkan jasa cleaning service yang

377

kualitasnya jelek. Selain itu, security juga asalnya dari outsourcing yang

sama, kalau yang satu diganti, otomatis juga ganti security. Itu rawan

karena belum tentu security yang baru kerjanya bener dan dapat

dipercaya. Finance juga mempermasalahkan tambahan biaya yang

mungkin muncul, kalau kami berpindah ke outsourcing lain yang

levelnya lebih tinggi (transkrip wawancara 5, p. 228)

KF: Lingkungan kerja di sini bersih dan rapi. Lalu kantor juga dilengkapi

dengan AC, sehingga saya lebih nyaman dalam bekerja (transkrip

wawancara 6, p. 239)

KO: Cukup bagus. Standar kantor memang seperti ini, ya. Meja

karyawan ditata tanpa sekat, jadi lebih mudah kalau membutuhkan apa-

apa. Dan juga lebih mudah mengawasi. Kalau diberi sekat mungkin juga

akan jadi pemborosan tempat (transkrip wawancara 7, p. 254)

KO: Di sini, kerapihan dan kebersihan juga penting. Pemilik perusahaan

agak sensitif masalah ini, jadi masing-masing sudah sadar diri untuk

menjaga meja kerjanya terlihat bersih. Ada cleaning service juga datang

ke kantor di siang hari untuk membersihkan lantai dan yang selain meja

kerja semua karyawan (transkrip wawancara 7, p. 254)

KS: Baik kantor maupun pabrik selalu diupayakan terjaga kebersihannya.

Enaknya lagi, tidak panas karena ber-AC semua (transkrip wawancara 8,

p. 266)

3. Komponen R – Resources

Pinjaman bank O: Saya juga meminjam dari bank untuk modal, jadi pinjaman itu juga

belum lunas sepenuhnya (transkrip wawancara 1, p. 151) Pinjaman bank digunakan

untuk sebagian modal awal

PT MSJ.

Valid

C: Pemilik menggunakan dana pribadi dan ditambah pinjaman dari bank

(transkrip wawancara 2, p. 173)

DF: Pada awal perusahaan didirikan, pendanaan berasal dari uang owner

ditambah dengan pinjaman bank (transkrip wawancara 3, p. 193)

Modal awal O: Modalnya dari saya, dari uang saya (transkrip wawancara 1, p. 151)

O: Saya juga meminjam dari bank untuk modal, jadi pinjaman itu juga

belum lunas sepenuhnya (transkrip wawancara1, p. 151)

O: Di sini tidak melibatkan investor, semuanya berasal dari modal saya

sendiri (transkrip wawancara 1, p. 151)

O: Dalam rencana bisnis saya, BEP kira-kira tercapai dalam 5 tahun.

Saya juga meminjam dari bank untuk modal, jadi pinjaman itu juga

belum lunas sepenuhnya (transkrip wawancara 1, p. 151)

Modal awal untuk

pendirian PT MSJ

merupakan dana pribadi

owner ditambah dengan

pinjaman bank.

Valid

378

C: Pemilik menggunakan dana pribadi dan ditambah pinjaman dari bank

(transkrip wawancara 2, p. 173)

DF: Pada awal perusahaan didirikan, pendanaan berasal dari uang owner

ditambah dengan pinjaman bank. Setelah perusahaan berjalan, pendanaan

operasional perusahaan diperoleh dari kas perusahaan. Kas perusahaan

sendiri merupakan hasil dari perolehan keuntungan perusahaan (transkrip

wawancara 3, p. 193)

Sumber pendanaan O: Di sini tidak melibatkan investor, semuanya berasal dari modal saya

sendiri (transkrip wawancara 1, p. 151)

O: Semua keuntungan dan resiko yang terjadi semua menjadi tanggungan

saya (transkrip wawancara 1, p. 151)

Sumber pendanaan PT MSJ

berasal dari owner, tanpa

investor.

Valid

C: Pemilik tunggal, jadi ya hanya ayah saya yang punya hak milik atas

perusahaan, tidak ada investor atau penanam saham (transkrip

wawancara 2, p. 173)

Aset financial O: Semua biaya operasional, biaya kesejahteraan karyawan, uang kas, itu

masuk ke aset perusahaan (transkrip wawancara 1, p. 154)

Aset finansial PT MSJ

meliputi:

Biaya operasional

Biaya kesejahteraan

karyawan

Utang berupa pinjaman

bank untuk modal dan

pasokan gula yang belum

dibayarkan kepada

pemasok

Piutang dari pinjaman

karyawan dan produk yang

belum dibayar oleh

distributor

Kas perusahaan

Persediaan barang

Valid

C: Masih, ya itu, utang perusahaan ke bank untuk modal (transkrip

wawancara 2, p. 173)

C: Piutang ada, asalnya dari meminjamkan uang ke karyawan, ditambah

produk yang belum dibayar oleh distributor (transkrip wawancara 2, p.

173)

C: Aset finansial milik perusahaan bentuknya uang kas (transkrip

wawancara 2, p. 174)

C: Persediaan barang juga ada. Kami menyetok barang setiap 2 minggu

sekali. Jadi pasti ada stok atau persediaan bahan mentah. Setiap ada stok

baru yang datang, stok sebelumnya pasti sudah pas dihabiskan (transkrip

wawancara 2, p. 174)

DF: Kalau kita bicara tentang aset finansial, berarti dalam konteks aktiva

perusahaan, ada modal, kas, hutang, dan piutang. Selain itu, ada yang

berbentuk barang persediaan. Modal perusahaan berasal dari uang owner

dan pinjaman bank. Karena kami belum mencapai BEP, hutang atau

pinjaman dari bank untuk modal usaha masih belum terbayar

sepenuhnya. Kas perusahaan tersedia untuk membiayai keseharian

perusahaan. Hutang, selain untuk modal, biasanya muncul saat ada

pasokan gula dari pemasok yang belum dibayarkan. Tapi tidak bertahan

lama, karena dalam satu bulan pasti sudah dilunasi ke pemasok. Yang

379

terakhir, piutang, masih tercatat ada dalam pembukuan. Piutang ini

muncul dari pinjaman karyawan. Jadi, perusahaan memberikan fasilitas

pinjaman pada karyawan yang membutuhkan dana segar (transkrip

wawancara 3, p. 192)

DF: Kondisi finansial kami baik dan sehat. Perusahaan belum pernah

mengalami defisit anggaran atau saldo minus (transkrip wawancara 3, p.

193)

DG: Setahu saya, modal, kas perusahaan itu masuk dalam aset finansial

perusahaan ini (transkrip wawancara 4, p. 210)

KF: Uang kas, utang dan piutang (transkrip wawancara 6, p. 241)

Plant, Property, and

Equipment (PP&E)

O: Barang-barang di kantor dan pabrik, terus pabrik dan kantor ini juga

aset perusahaan, aset saya (transkrip wawancara 1, p. 154)

Aset fisik (PP&E) PT MSJ

meliputi:

Tanah

Bangunan kantor dan

pabrik

Mesin pengemasan gula

Mesin pengepakan

Mobil dinas

Mobil angkut

ATK

Perabotan

Mesin kantor (Komputer

untuk setiap karyawan,

printer, scanner, mesin

fotokopi, facsimile,

telepon)

Kantor dan pabrik berdekatan

dalam satu kompleks tamah.

Aset fisik PT MSJ cukup

memadai dan berada dalam

kondisi baik.

Valid

C: Tanah, bangunan kantor, bangunan pabrik, mesin, mobil dinas, mobil

angkut, perlengkapan kantor semuanya adalah aset perusahaan yang

terhitung milik pribadi, yaitu ayah saya sebagai pemilik perusahaan

(transkrip wawancara 2, p. 174)

C: Meja kursi kantor, lemari untuk mengarsipkan dokumen, mesin

fotokopi, komputer buat setiap karyawan, dan juga ATK standar

(transkrip wawancara 2, p. 174)

DF: Aset kami di antaranya tanah dan bangunan yang digunakan untuk

kantor dan pabrik. Lalu mesin-mesin pengemasan, truk-truk pengiriman,

mesin pengepakan, dan peralatan kantor. Ada perabot kursi, meja, lemari

arsip, rak pajangan produk, mikrofon, dispenser, AC, papan tulis. Mesin

kantor disediakan kalkulator, mesin fotokopi, komputer, printer, mesin

faks, telepon, dan proyektor. Selain itu juga ada peralatan kantor standar,

ya ATK yang biasanya dipakai, seperti spidol, tinta, penjepit kertas,

steples, lem, penghapus, kertas, bak surat, kalender meja, mistar, pena,

tempat pena, gunting, cap tanggal, dan bantalan cap (transkrip

wawancara 3, p. 192)

DF: Semua aset, kecuali tanah dan bangunan, adalah milik perusahaan.

Tanah dan bangunan merupakan aset pribadi owner (transkrip wawancara

3, p. 192)

DG: Semua benda yang bisa dilihat di sini adalah aset perusahaan:

bangunan kantor, pabrik, mesin, meja dan kursi, kendaraan, tanah, itu

semua adalah aset perusahaan (transkrip wawancara 4, p. 210)

DG: Peletakan kantor dan pabrik di sini ada baik dan buruknya.

380

Buruknya adalah karena letak pabrik dengan kantor sangat dekat

sehingga semua kepulan asap mesin dan suara berisiknya masuk ke

kantor. Bagusnya adalah, tidak perlu terlalu jauh bepergian untuk

mengurus birokrasi. Pemasok dan distributor, terutama, mereka harus ke

pabrik untuk mengurus barang dan ke kantor untuk mengurus keuangan

(transkrip wawancara 4, p. 219)

DG: Dengan omset yang sekarang, fasilitas produksi yang ada sudah

memadai. Kecuali memang akhirnya meningkatkan omset secara drastis,

akan dibutuhkan fasilitas baru (transkrip wawancara 4, p. 219)

DG: Dalam keadaan normal, BM harus memeriksa semua fasilitas

produksi seminggu sekali. Mesin selalu dibersihkan seminggu sekali. BM

juga memeriksa alat lain yang tidak berhubungan dengan bagian produksi

(transkrip wawancara 4, p. 219)

DS: Sudah cukup memadai, kecuali rencana untuk menaikkan omset

dijalankan. Untuk menaikkan omset, dengan jumlah mesin yang

sekarang, tidak mungkin bisa dicapai (transkrip wawancara 5, p. 229)

DS: Harus ada penambahan mesin, minimal. Selanjutnya ada

penambahan karyawan di bawah saya. Kalau masih jalan dengan yang

sekarang, kondisi mesin pengemasan dan mesin pengepakan bagus

(transkrip wawancara 5, p. 229)

DS: BuildingMaintenance juga sering melakukan pengecekan, kondisi

mesin seperti apa. Semua alat terpelihara dengan baik (transkrip

wawancara 5, p. 229)

KF: Selain itu persediaan barang, perlengkapan dan peralatan kantor,

termasuk mesin pabrik. Bangunan dan kantor pabrik juga terhitung

sebagai aset perusahaan. Untuk semua aset yang berbentuk barang, ada

perhitungan penyusutan aktiva sebesar 10% per tahun (transkrip

wawancara 6, p. 241)

KF: Yang jelas, fasilitas kerja, semacam komputer, printer dengan

scanner, mesin fotokopi, mesin faks, sudah tersedia di kantor. Minuman

disediakan juga, air mineral dari dispenser. Saya biasanya membawa kopi

atau minuman sachet sendiri (transkrip wawancara 6, p. 239)

KF: Untuk fasilitas operasional, sudah cukup. Setiap karyawan

mendapatkan meja kerja masing-masing dengan 1 komputer. Fasilitas

printer ada 3 dan mesin fotokopi ada 2. Menurut saya fasilitas itu sudah

cukup untuk kebutuhan kantor kami. Yang masih kurang malahan yang

381

sifatnya nonoperasional, misalnya dispenser dan perlengkapan minum.

Kalau saya bandingkan dengan beberapa perusahaan lain, fasilitas yang

menyangkut kesejahteraan di sini masih kurang. Ada perusahaan yang

menyediakan kulkas, microwave, coffee machine, ruang fitness untuk

karyawan, dan sebagainya (transkrip wawancara 6, p. 239)

KO: Secara minimal, sudah cukup. Ada komputer untuk masing-masing

orang. Ada mesin printer, mesin fotokopi. Ada juga dispenser. Bagian

resepsionis juga disediakan komputer, telepon, mesin fax. Yang kurang

adalah ruang meeting. Ruang meeting di kantor hanya ada satu. Jadi

untuk menentukan jam rapat divisi, harus cek dulu, ruangannya available

atau tidak. Kalau misalnya ditambah setidaknya satu ruangan lagi, pasti

lebih baik (transkrip wawancara 7, p. 254)

KS: Kalau bicara aset, semua karyawan di sini dapat dimasukkan sebagai

asset perusahaan, karena tanpa karyawan perusahaan tidak akan bisa

berjalan. Selain itu, aset yang tampak dengan jelas, yang sifatnya fisik.

Tanah, bangunan, parkiran, barang-barang kantor, dan semacamnya,

adalah aset perusahaan. Yang lebih paham tentang ini mungkin para

manajer atau karyawan bagian general affairs (transkrip wawancara 8, p.

266)

KS: Bagi saya sendiri, sudah cukup. Kami di Pemasaran mendapatkan

masing-masing 1 komputer dengan 2 monitor. Jadi jika kami perlu

menyusun materi publikasi atau pemasaran, kami telah memiliki sarana

dan prasarana yang dibutuhkan. ATK juga disediakan oleh perusahaan.

Jika kami membutuhkan kelengkapan lainnya pun, kami dapat

mengajukannya pada manajer, dan manajer akan memberikan

persetujuan atau menyampaikan pada CEO (transkrip wawancara 8, p.

266)

KS: Untuk pengemasan dan pengepakan, menurut saya juga sudah

cukup. Mesin yang digunakan adalah mesin baru, yang dibeli saat

perusahaan ini baru berdiri. Jadi usia mesin-mesin tersebut baru dua

tahun, sehingga masih dalam kondisi prima (transkrip wawancara 8, p.

266)

KS: Apalagi, bagian Building Maintenance selalu melakukan kontrol alat

secara berkala (transkrip wawancara 8, p. 266)

Pengarsipan O: Ada, semua divisi di sini menyimpan arsip untuk kegiatan di

bagiannya masing-masing (transkrip wawancara 1, p. 167) Dokumen kantor dari Valid

382

O: Arsip-arsip disimpan di lemari arsip, di kantor ini. Ada juga yang

disimpan di computer (transkrip wawancara 1, p. 167)

semua divisi disimpan

dalam lemari arsip dan

penyimpanan elektronik di

komputer kerja masing-

masing.

C: Semua aktivititas operasional tercatat di komputer. Saya lebih suka

membaca hasil cetak, jadi saya selalu minta semua catatan dan laporan

untuk di-print. Data-data penting hanya bisa diakses oleh para manajer,

saya, dan pemilik. Manajer pun cuma punya akses ke data divisinya

sendiri. Kalau memang memerlukan data dari divisi lain, harus request

dulu dan harus lewat persetujuan saya atau pemilik, tergantung dengan

tingkat kerahasiaan dokumen yang diminta. Perusahaan ini tidak punya

bagian IT untuk masalah pengamanan database atau perkomputeran, jadi

tanggungjawabnya dibebankan ke masing-masing manajer (transkrip

wawancara 2, p. 185)

DF: Semua pencatatan keuangan menggunakan aplikasi di komputer,

sehingga semuanya tersimpan di sana. Namun kami selalu

mengumpulkan hasil printout pencatatan anggaran sebagai langkah

pencegahan data lost (transkrip wawancara 3, p. 202)

DS: Penyimpanan data di sini tergolong sederhana namun memudahkan

kami dalam berbagi informasi. Semua data operasional per divisi harus

dibuat dalam dua tipe, yaitu soft copy dan hard copy. Soft copy dikelola

oleh manajer masing-masing divisi, jadi disimpan di komputer manajer

dan merupakan penggabungan dari laporan karyawan bagiannya. Jika

membutuhkan data berbentuk soft copy dari divisi lain, saya tinggal

meminta pada manajer yang berkaitan. Untuk hard copy, bentuknya

adalah hasil printout dari dokumen seluruh divisi. Semuanya diletakkan

di lemari arsip, sehingga mudah untuk mencarinya. Namun, untuk

dokumen yang sifatnya sangat rahasia, disimpankan oleh owner atau

CEO (transkrip wawancara 5, p. 234)

KF: Laporan keuangan kami buat di komputer dan disimpan di komputer

masing-masing. Setiap bulan, kami melapor ke manajer keuangan dengan

mengirimkan laporan yang sudah kami buat. Semua laporan juga di-print

untuk diserahkan pada ibu manajer (transkrip wawancara 6, p. 249)

KO: Semua disimpan di komputer dan semua dicetak. Hasil print itu

untuk jaga-jaga. Kita juga tidak tahu kalau tiba-tiba komputer mati atau

rusak. Daripada repot di belakang, lebih baik berjaga-jaga. (transkrip

wawancara 7, p. 261)

Hubungan antardivisi DF: Divisi lain hampir semuanya berinteraksi dengan keuangan. Divisi Finance bekerjasama Valid

383

Memang wajar karena semua aktivitas membutuhkan biaya. Yang paling

sering mungkin sugar division, karena proses kerja mereka juga cepat,

sering menerima pasokan bahan, sehingga harus berurusan dengan saya.

Kemudian secara rutin juga mengirimkan produk atau berhubungan

dengan distributor, urusan keuangan lagi yang dibutuhkan (transkrip

wawancara 3, p. 203)

dengan General Affairs,

terutama dalam konsteks

pengadaan barang.

Divisi Finance bekerjasama

dengan Sugar Division,

terutama dalam konteks

pembelian gula dari

pemasok.

Setiap karyawan atau

manajer divisi dapat

berkomunikasi melalui

Skype, email, dan

bertatapmuka secara

langsung (per individu)

DG: Banyak sekali jika disebutkan satu persatu. Tapi saya coba yang

umum dulu. Dari tugas utama divisi saya adalah pengadaan barang dan

penyedia kebutuhan operasional dan administratif kantor, jadi keberadaan

dan kerja divisi saya itu penting bagi 2 divisi lainnya. Kalau tidak ada

permintaan dari divisi saya untuk membeli barang, maka Finance tidak

melakukan pembelian barang, akibatnya Sugar Division juga macet.

Kemudian terkait dengan perekrutan, kalau Recruitment dari divisi saya

tidak melakukan perekrutan, maka kebutuhan karyawan untuk divisi

lainnya tidak bisa terpenuhi. Dan sama saja, kalau dari Finance tidak ada

penganggaran untuk divisi saya dan Sugar Division, operasional kami

tidak dapat berjalan. Satu lagi, Sugar Division bertanggungjawab dalam

hal proses produksi, sehingga jika Sugar Division tidak melaksanakan

tugasnya, perusahaan ini tidak akan mendapatkan pemasukan untuk

membiayai operasional selanjutnya (transkrip wawancara 4, p. 216)

DG: Hubungan pengadaan barang. Dalam hal ini, saya bersama dengan

bagian Purchasing menangani hubungan dengan supplier. Saya yang

mensurvey supplier dan memilih supplier yang sesuai, kemudian bagian

Purchasing bertanggungjawab dalam melakukan pembelian barang yang

sudah saya ACC (transkrip wawancara 4, p. 213)

DG: Tentu tidak, kami kan istilahnya bagian administratifnya,

perencanaan, pembuat dokumennya, nanti tetap untuk uangnya diurus

oleh divisi Finance. Sama juga bagian sarana prasarana, kami ini

merancang kebutuhannya apa saja, menuliskan semua, kemudian

memberikan pada Finance. Kalau sudah disetujui, bagian Purchasing

yang melakukan pembelian. Purchasing adalah bagian dari divisi

Finance (transkrip wawancara 4, p. 206)

DS: Finance Division terutama bagian Purchasing. Setiap kali ada

penerimaan barang dari pemasok, pasti harus melalui bagian Purchasing

karena bagian itulah yang bertugas melakukan semua pembelian,

termasuk pembelian bahan baku produksi, yaitu gula dari pemasok

384

(transkrip wawancara 5, p. 234)

DS: Jika membutuhkan data berbentuk soft copy dari divisi lain, saya

tinggal meminta pada manajer yang berkaitan. Untuk hard copy,

bentuknya adalah hasil printout dari dokumen seluruh divisi. Semuanya

diletakkan di lemari arsip, sehingga mudah untuk mencarinya. Namun,

untuk dokumen yang sifatnya sangat rahasia, disimpankan oleh owner

atau CEO (transkrip wawancara 5, p. 234)

KF: Setiap kali ada kegiatan yang membutuhkan pembelian, harus

memberikan salinan proposal atau rencana budgeting pada saya.

Misalnya untuk pembelian pasokan gula, yang memang sudah terjadual,

saya yang bertugas untuk memeriksa pengajuan dari bagian administrasi

sugar division, berapa banyak gula yang akan diperoleh dari pemasok

dan berapa nominal uang yang dibutuhkan. Kemudian saya akan

melakukan pemeriksaan ulang terhadap harga yang dicantumkan dalam

pengajuan dan melakukan crosscheck untuk melihat apakah nominal

yang dituliskan dalam pengajuan telah sesuai dengan kenyataannya.

Langkah selanjutnya adalah menyerahkan dokumen pengajuan pada

manajer keuangan untuk mendapatkan ACC. Jika sudah melewati

manajer keuangan dan disetujui, saya mengambil uang tunai sejumlah

yang diminta kepada karyawan keuangan yang bertugas memegang kas

perusahaan. Saya kemudian memberikan konfirmasi kepada bagian

administrasi sugar division untuk mengambil dana yang sudah cair.

Pengambilan dana tersebut ditandai dengan dokumen pencairan dana,

dimana setelah transaksi terjadi, bagian administrasi sugar division harus

kembali menemui saya untuk menyerahkan bukti pembayaran yang resmi

ke pemasok (transkrip wawancara 6, p. 240)

KF: Untuk pengeluaran yang tidak termasuk pengeluaran semacam itu,

mekanismenya hampir sama. Misalnya akan ada acara gathering untuk

karyawan, yang pastinya butuh biaya besar. Pengelola atau

penanggungjawab kegiatan harus menyiapkan proposal pengajuan dana

untuk kegiatan tersebut. Dari rencana anggaran di proposal, saya periksa

nominal yang tertera pada masing-masing pos pengeluaran, adakah

penyimpangan dari harga aktual di pasaran. Setelah verifikasi dan

screening dari saya, rancangan anggaran saya naikkan ke manajer

keuangan untuk mendapatkan ACC. Jika akhirnya ada ACC dari

manajer, saya menyiapkan dana segar sesuai nominal yang disetujui,

385

dimana akhirnya karyawan yang bertugas kemudian menemui saya untuk

mengambil dana yang sudah cair. Selanjutnya sama saja dengan yang

telah saya sebutkan sebelumnya (transkrip wawancara 6, p. 241)

KO: Paling banyak mungkin divisi keuangan. Karena kami juga banyak

berurusan dengan transaksi pembelian, pengadaan barang. Tapi tidak

yang berlebihan. Sugar division juga sering berinteraksi dengan divisi

operasional karena alasan yang sama, tugas kami saling bersilangan.

Yang satu butuh yang lain (transkrip wawancara 7, p. 261)

KS: Semua divisi sering berinteraksi dengan divisi saya. Bentuk

interaksinya berkomunikasi biasa saja sih, melalui tatap muka langsung

atau Skype. Yang sering berinteraksi dengan saya sebagai bagian

Pemasaran adalah Accounting karena terkait dengan alokasi dan

perhitungan biaya (transkrip wawancara 8, p. 272)

KS: Menurut saya tidak ada divisi yang diprioritaskan karena semuanya

saling berhubungan untuk mendukung berjalannya operasional bisnis.

Kalau hanya menitikberatkan di satu divisi, tapi divisi lainnya diabaikan,

maka akan menurunkan kinerja operasional bisnis perusahaan (transkrip

wawancara 8, p. 272)

Gaji karyawan O: Untuk sistem penggajian, baik untuk karyawan tetap maupun

karyawan kontrak, gaji diberikan di setiap awal bulan (transkrip

wawancara 1 , p. 157)

O: Untuk standar penetapan gaji karyawan, saya menggunakan UMR,

dan untuk kenaikan gaji, saya melihat ke kinerja masing-masing

karyawan (transkrip wawancara 1, p. 157)

Gaji karyawan diberikan

setiap awal bulan, yaitu

tanggal 5 pada setiap bulan.

Nominal gaji

antarkaryawan berbeda-

beda, tergantung pada lama

jabatan, poisisi/jabatan, dan

pengalaman kerja, minimal

sebesar UMR.

Setiap tahun ada kenaikan

gaji karyawan, bergantung

pada hasil evaluasi.

Valid

C: Gaji diberikan kepada karyawan pada awal bulan dengan standart

minimum untuk gaji karyawan ditetapkan berdasarkan UMR. Untuk

jumlah gaji yang diberikan ke masing-masing karyawan berbeda-beda

sesuai dengan lama kerja, jabatan, dan kinerja (transkrip wawancara 2, p.

177)

DF: Penggajian dilakukan setiap bulan, diberikan setiap awal bulan, yaitu

tanggal 5. Gaji diberikan dalam bentuk uang tunai, dikelola oleh divisi

ini. Gaji karyawan sudah dipilah-pilah dan dimasukkan ke dalam amplop

untuk masing-masing orang (transkrip wawancara 3, p. 198)

DF: Standar minimum mengikuti UMR Surabaya. Gaji pokok awal

tergantung pada tingkat pendidikan, jabatan, dan pengalaman kerja.

Setiap tahun ada kenaikan gaji antara 3% sampai 10%, tergantung

386

jabatan dan kinerja karyawan (transkrip wawancara 3, p. 199)

DG: Minimal sebesar UMR, tapi besarnya berbeda-beda tergantung

jabatan, lamanya masa kerja, dan kinerja. Gaji para manajer jelas lebih

tinggi dibandingkan karyawan biasa. Beda divisi juga gajinya beda

(transkrip wawancara 4, p. 207)

DS: Gaji diberikan di awal bulan, maksimal tanggal 5.

Besarnya gaji masuk dalam rahasia perusahaan, ada di kontrak juga, jadi

saya tidak bisa menjawab. Yang pasti, di atas UMR (transkrip wawancara

5, p. 230)

KF: Upah diberikan kepada kami di setiap awal bulan kami bekerja, sama

seperti kebanyakan perusahaan lain menggaji karyawannya (transkrip

wawancara 6, p. 240)

KO: Semua karyawan mendapat gaji tiap awal bulan, tanggal 5 (transkrip

wawancara 7, p. 255)

KO: Iya, diberinya cash. Jadi waktu penerimaan gaji, karyawan

dipanggil sebagian-sebagian untuk bergantian menghadap ke divisi

keuangan untuk menerima gaji dan tanda tangan di kertas tanda terima.

Besarnya gaji itu sudah dicantumkan juga di kertas kontrak saat baru saja

masuk kerja (transkrip wawancara 7, p. 255)

KO: Kalau diminta merata-rata… saya kurang tahu. Yang lebih pasti

untuk nominalnya lebih besar dari UMR. Coba tanyakan ke divisi

keuangan (transkrip wawancara 7, p. 255)

KS: Sistemnya ya sama dengan perusahaan-perusahaan lain, kita para

karyawan menerima gaji di setiap awal bulan (transkrip wawancara 8, p.

267)

Peningkatan keahlian

kerja

O: Yang saya tahu pasti itu ya ada training pas karyawan baru masuk,

baru diterima di sini (transkrip wawancara 1, p. 159)

O: Kalau untuk manajer dan CEO, saya selalu minta ada training atau

ada workshop untuk pimpinan-pimpinan. Pernah ada communication

training, leadership, management training, dan sebangsanya (transkrip

wawancara 1, p. 159)

O: Mendingan saya panggil orang dari luar kantor untuk ngasih materi ke

anak-anak, gimana caranya biar makin maju perusahaannya (transkrip

wawancara 1, p. 160)

Terdapat program training

untuk karyawan baru.

Terdapat program training

atau workshop berkala

untuk karyawan tetap dan

para manajer, untuk

meningkatkan keahlian

kerja.

Karyawan melakukan

upaya individual untuk

Valid

C: Dengan training yang utama, lalu juga bisa misalnya dengan saya

memberikan arahan untuk bekerja seperti ini, ini, ini, ya menuntun

387

mereka supaya mereka bekerja lebih baik lagi (transkrip wawancara 2, p.

177)

meningkatkan keahlian

kerja.

DG: Karena asalnya sudah berpendidikan tinggi dan dari hasil tes saya

pilih yang secara praktik dan dari wawancara saya menemukan bahwa

orangnya kompeten, hingga sekarang tidak ada masalah dari sisi

keahlian. Karena ada program training berkala, saya juga tidak

meragukan keahlian bawahan saya. Bahkan kalau saya lihat, keahliannya

sekarang meningkat. Yang OA itu contohnya, dulu kerjanya lebih lambat

daripada yang sekarang. Saat ini dia sudah ahli saat diberi tugas.

Kerjanya cepat dan tepat. (transkrip wawancara 4, p. 218)

DS: Dengan evaluasi itu sendiri secara tidak langsung dapat memicu

peningkatan kinerja karyawan, apalagi ada bonus untuk karyawan yang

kinerjanya bagus. Mereka juga jadi berlomba-lomba untuk meningkatkan

kemampuan dan keahlian masing-masing. Selain itu, dari kantor ada

program training, bukan hanya untuk karyawan baru. Dari program

training reguler, keahlian karyawan tetap terjaga dan makin terasah

(transkrip wawancara 5, p. 231)

KF: Ada program training untuk kami para karyawan, selain itu juga

kami dapat saling bertukar informasi dengan mudah dengan atasan dan

karyawan lain yang akan menambah pengetahuan kami, dan berdampak

pada meningkatnya keahlian kami (transkrip wawancara 6, p. 246)

KF: Kalau dari saya pribadi, saya banyak membaca berita-berita tentang

pergulaan ataupun buku-buku dari orang-orang sukses atau apapun itu

yang dapat membawa saya kepada perspektif baru dan dapat memberi

pengetahuan baru kepada saya dalam saya menyelesaikan suatu

pekerjaan. Selain itu, saya juga dapat meminta bantuan dan bimbingan

dari orang yang ahli di bidang saya sekarang ini (transkrip wawancara 6,

p. 246)

KO: Melalui training dan pelatihan lainnya. Ada juga yang untuk para

manajer, diikutkan di workshop management di luar kantor (transkrip

wawancara 7, p. 258)

KO: Saya sering menonton TV, membaca buku. Dari jaman kuliah kan

ada banyak hal yang kadang terlupa, jadi perlu diingat lewat membaca

buku kuliah. Ternyata ada efeknya ke pekerjaan dan bisa diaplikasikan.

Saya juga sering menyimak kalau ada diskusi para manajer atau

antarkaryawan dari level manapun, lumayan, bisa belajar hal-hal yang di

388

luar kawasan pekerjaan saya(transkrip wawancara 7, p. 258)

KS: Ada program training untuk anak baru. Kemudian ada training

berkala juga, untuk karyawan lama dan baru. Selain dengan men-training

kita, manajer memberikan contoh bagaimana cara menyelesaikan suatu

pekerjaan atau tugas dengan lebih efektif dan efisien (transkrip

wawancara 8, p. 269)

KS: Kalau dari saya agar keahlian saya semakin meningkat ya saya

mencari tambahan pengetahuan, lalu juga melihat ke orang-orang yang

sukses itu bagaimana sih mereka bekerja. Itu-itu saja sih kalau dari saya

pribadi. Saat waktu senggang, saya melatih lagi kemampuan Photoshop

dan Corel Draw saya. Dua keahlian itu berguna karena ada kaitannya

dengan pekerjaan saya di bidang pemasaran. Saya juga sedang mengikuti

kursus online gratis, ada macam-macam topik, dan saya ambil yang

pemasaran. Dari sana, bisa menambah wawasan tentang teori pemasaran

dan praktek yang baik itu seperti apa (transkrip wawancara 8, p. 269)

4. Komponen V – Value

Dasar pendirian

perusahaan

O: Alasan yang mendorong saya untuk mendirikan perusahaan ini

melihat ada peluang pasar yang bagus, yang dimana saya melihat pasar

gula ini tidak ada matinya, tidak ada habis-habisnya (transkrip

wawancara 1, p. 150)

O: Pertimbangan yang mempengaruhi keputusan saya ini, saya didukung

oleh anak saya. Yang dimana anak saya ini memberikan kepada saya

seperti research yang dia temukan di industri gula ini, makanya saya

berani melangkah untuk membuka bisnis ini. Ya banyak ya

pertimbangannya, dari modal yang saya miliki, lalu channel untuk

pendistribusian gula saya, jadi saya periksa dulu yang saya butuhkan apa.

Waktu itu juga untuk modalnya kurang kalau dari uang saya sendiri. Jadi

saya minta tolong anak saya untuk cari tahu tentang pinjaman bank,

dibanding-bandingkan biar nggak berat buat saya ke depannya. Terus

untuk masalah rekanan kerja, butuhnya partneran sama siapa saja, itu

saya cari-cari info dan cari orangnya dulu. Karena ternyata malah ketemu

banyak channel, langsung saja saya terjun ke bisnis ini (transkrip

wawancara 1, p. 150)

O: Karena kalau kita produksi, kebanyakan gula itu kan dikuasai oleh

pemerintah. Pabrik-pabrik itu kan dikuasai oleh pemerintah semua. Tidak

ada, ya mungkin sebagian kecil saja pabrik gula milik swasta karena

Ada keyakinan bahwa

bisnis gula akan selalu

bertahan.

Ada dukungan dari anggota

keluarga.

Ada survey pendahuluan

terkait dengan komponen

bisnis yang akan dijalani.

Ada kemudahan akses

kepada komponen bisnis.

Valid

389

pabrik gula itu nanti berkaitan dengan yang namanya petani gula. Lalu,

urusan dengan petani gula ini, harus jual berapa, itu kan diatur semua

sama pemerintah. Ruwet di prosedurnya dan aturannya juga pasti lebih

banyak (transkrip wawancara 1, p. 151)

O: Pertama karena tempat tinggal saya di Surabaya, sehingga ketika saya

membuka bisnis di daerah tempat tinggal saya sendiri, aksesnya menjadi

mudah untuk saya datang dan mengontrol usaha saya (transkrip

wawancara 1, p. 151)

O: Karena gula itu merupakan produk yang dibutuhkan di kebutuhan

sehari-hari, khususnya untuk aktivitas makan (transkrip wawancara 1, p.

150)

Alasan bekerja C: Satu, saya adalah anak dari pemilik perusahaan, jadi saya ingin

membantu ayah saya dalam mengelola usahanya. Kedua, saya juga

melihat kepada peluang pasar gula yang bagus dan memiliki prospek

yang bagus untuk ke depannya (transkrip wawancara 2, p. 174)

Sebagian karyawan

merupakan kerabat owner

PT MSJ.

Karyawan lain

mendapatkan informasi

lowongan dari surat kabar.

Karyawan bekerja di PT

MSJ atas dasar kebutuhan

akan pekerjaan, kesesuaian

pekerjaan dengan bidang

keahlian, dan prospek

perusahaan ke depan.

Valid

DF: Owner adalah kerabat baik saya. Dan kebetulan waktu beliau

menawarkan untuk bekerja, untuk membantu di perusahaan, bidang yang

beliau tawarkan adalah bidang yang saya kuasai. Saya juga melihat

prospek perusahaan ini, yang bermain di bidang industri pergulaan,

dimana saya melihat bahwa untuk ke depannya perusahaan ini dapat

semakin berkembang dan berhasil menjadi perusahaan yang besar

(transkrip wawancara 3, p. 190)

KF: Waktu itu saya sedang mencari pekerjaan dan saya melihat bahwa

perusahaan ini sedang membutuhkan karyawan di bagian keuangan yang

syarat-syaratnya dapat saya penuhi. Saya juga ingin mencari pengalaman

kerja dan kebetulan mendapatkan info kerja di perusahaan ini, yang

lokasi kantornya dekat dengan rumah saya (transkrip wawancara 6, p.

258)

KO: Saya mendapat rekomendasi dari Pak Handoko untuk bekerja di

bagian operasional. Dulunya saya bekerja jadi karyawannya kerabat Pak

Handoko, kemudian saya waktu itu keluar dari pekerjaan itu karena ada

suatu hal dengan atasan yang lama (transkrip wawancara 7, p. 253)

KO: Bidang yang ditawarkan adalah bidang yang saya kuasai. Ditambah

lagi, gajinya lebih tinggi dibanding yang lama dan waktu saya lihat-lihat

perusahaan ini, tempat kerjanya sepertinya nyaman (transkrip wawancara

7, p. 254)

390

KS: Saat saya melihat lowongan pekerjaan ini di koran, saya memang

sedang membutuhkan pekerjaan untuk mencari nafkah dan memenuhi

kebutuhan keluarga saya (transkrip wawancara 8, p. 264)

KS: Jenis pekerjaan memang sesuai dengan keahlian saya, dengan

pendidikan terakhir saya (transkrip wawancara 8, p. 264)

Dasar perekrutan O: Pada awal terbentuknya perusahaan ini, untuk mencari karyawan, saya

memasang pemberitahuan untuk lowongan kerja di koran-koran. Selain

itu, dari kerabat-kerabat dan kenalan-kenalan saya, saya tawarkan untuk

bekerja di tempat saya, untuk membantu saya seperti itu (transkrip

wawancara 1, p. 156)

O: Untuk kriteria itu umum ya, misalnya saja minimal pendidikan S1,

lalu yang kompeten di bidangnya. Jadi kalau pemasaran itu harus yang

benar-benar menguasai dunia pemasaran. Saya juga melihat pengalaman

kerja para calon karyawan (transkrip wawancara 1, p. 156)

O: Saya nggak mau perusahaan ini terus jatuh atau ada apa-apa karena

saya pasrahkan ke orang luar. Kalau ke anak saya sendiri, saya sudah

kenal dan saya tahu dia tidak akan mengecewakan saya atau menyia-

nyiakan kepercayaan yang saya kasih (transkrip wawancara 1, p. 156)

Kekerabatan menjadi

pertimbangan dalam

merekrut karyawan.

Owner mengutamakan

kedekatan dengan orang

yang bisa dipercaya.

Tingkat pendidikan

minimal adalah Sarjana

Strata 1.

Valid

C: Mungkin waktu itu pertimbangan ayah saya selaku pemilik adalah,

beliau ingin perusahaan ini dipimpin oleh orang yang dekat dengan

beliau dan bisa dipercaya (transkrip wawancara 2, p. 174)

DG: Saat memilih karyawan, karena sudah dipesan oleh owner bahwa

tidak boleh merekrut banyak karyawan dengan pertimbangan biaya, saya

benar-benar selektif. Jadi saya ambil yang lulusan S1 di bidangnya.

Kecuali BM, saya tidak memberi syarat khusus. Tapi kebetulan mendapat

BM yang lulusan S1. Yang recruitment itu lulusan Psikologi. OA juga S1

dari administrasi perkantoran kalau tidak salah, yang jelas sudah S1.

Kemudian C&B juga lulusan S1, tapi saya tidak ingat dari jurusan apa

(transkrip wawancara 4, p. 218)

KF: Untuk bekerja di sini, syarat minimalnya adalah lulusan S1

(transkrip wawancara 6, p. 248)

KO: Pemilik dan CEO hubungannya ayah dan anak dan perusahaan ini

jalannya lancar mungkin juga karena keduanya dekat dan ada hubungan

keluarga. Jadi, menurut saya akan lebih baik jika karyawan baru

diutamakan dari relasi atau kerabat karyawan, agar membentuk

kekeluargaannya juga mudah (transkrip wawancara 7, p. 253)

391

Dasar penetapan harga O: Yang jelas, pertimbangan paling besar itu harga pokok produksinya.

Harga jualnya harus lebih besar dari total harga produksi, biar bisa dapet

untung. Terus yang dilihat lagi itu harga gula merek lain. Saya usahakan

kisarannya di tengah-tengah, jadi nggak terlalu mahal, tapi juga nggak

terlalu murah. Rata-rata di pasaran harganya berapa, terus tinggal

disesuaikan sedikit (transkrip wawancara 1, p. 163)

Penetapan harga

bergantung pada harga

produk gula kompetitor.

Penetapan harga

bergantung pada harga

pokok produksi (HPP) dan

keuntungan yang

diinginkan.

Valid

C: Penetapan harga jual itu kami lihat dari kisaran harga pasaran gula di

masyarakat itu berapa ya. Tapi kan tidak bisa sama persis dengan

pesaing, jadi pasti ada perbedaan harga antara kami dengan pesaing.

Selain itu, penetapan harga jual itu juga ditetapkan dari biaya yang kami

keluarkan untuk setiap produk gulanya ditambahkan dengan besar

keuntungan yang ingin kami peroleh (transkrip wawancara 2, p. 183)

DG: Penetapan harga itu juga pertimbangan dari bagian Finance

(transkrip wawancara 4, p. 208)

Dasar penetapan omset O: Pertimbangan ya keuntungannya. Saya juga lihat konsumen

permintaannya seperti apa (transkrip wawancara 1, p. 154)

O: Yang penting keuntungan minimal udah tercapai (transkrip

wawancara 1, p. 154)

O: Terus pertimbangan lain itu persediaan barang. Kalau persediaan

cukup, dan permintaan meningkat, saya bisa naikin omset (transkrip

wawancara 1, p. 154)

Keuntungan dan

permintaan konsumen

merupakan dasar

pertimbangan menetapkan

omset produksi.

Valid

C: Saya melihat ke riwayat permintaan konsumen yang lalu-lalu. Dari

situ saya bisa memprediksi permintaan konsumen, jadi saya bisa

mengira-ngira akan memproduksi berapa banyak (transkrip wawancara 2,

p. 184)

Dasar pemilihan pemasok O: Kami mencari pemasok yang pertama kualitas barangnya bagus,

kemudian harganya sesuai atau tidak dengan harga yang kita kompetitif

dengan kompetitor. Kalau memang seperti itu, ya kita ambil harga

termurah (transkrip wawancara 1, p. 162)

PT MSJ memperhitungkan hal

berikut dalam memilih

pemasok:

Kualitas gula dari pemasok.

Harga gula dari pemasok.

Hasil pembandingan antara

berbagai pemasok (ada

seleksi).

Valid

C: Awalnya, pemasok diperoleh dari lingkungan kerabat. Teman-teman

pemilik memperkenalkan produsen-produsen gula pada kami. Selain itu,

kami juga mencari informasi dari kenalan yang bergerak di industri gula,

kira-kira ada saran atau tidak mengenai pemasok gula yang kualitasnya

terjamin (transkrip wawancara 2, p. 173)

C: Kriteria yang kami gunakan untuk dasar memilih pemasok sudah jelas

dari kualitas gulanya, lalu juga dari harganya (transkrip wawancara 2, p.

392

173)

C: Lalu juga kami tidak bisa sembarangan memilih pemasok. Tapi kami

memilih pemasok yang sudah terpercaya, dalam arti ada ijin usaha yang

jelas, tidak pernah terlibat masalah hukum yang serius, perusahaannya

terdaftar di pemerintah misalnya (transkrip wawancara 2, p. 173)

C: Jadi kami melakukan perbandingan antara gula dari pemasok-pemasok

yang banyak itu, lalu kami seleksi dan kami tes untuk memilih produk

gula mana yang memiliki kualitas paling bagus dan harga juga sesuai

dengan perhitungan kami (transkrip wawancara 2, p. 172)

Dasar pemilihan

distributor

O: Awalnya saya cari koneksi yang bisa bantu cari distributor. Lama-

lama berkembang sendiri, sampai sekarang (transkrip wawancara 1, p.

166)

Kekerabatan dan

rekomendasi kerabat

menjadi pertimbangan

dalam menentukan

distributor.

Valid

C: Yang jelas, dari keluarga dan kerabat dulu. Minta saran, rekomendasi.

Sebenarnya ingin memberdayakan keluarga sendiri untuk mengurusi

distribusi, tapi tidak ada yang menyanggupi. Jadi kami cari distributor

dari luar lingkungan keluarga (transkrip wawancara 2, p. 185)

Dasar penetapan distribusi O: Jadi, kalau kita pemasaran atau kita membuka wilayah, katakanlah di

Semarang, biaya transport dari Semarang untuk menuju, misalnya, ke

Papua itu terlalu mahal (transkrip wawancara 1, p. 151)

Kemudahan akses dan

pembiayaan yang sesuai

dengan rancangan finansial

PT MSJ menjadi dasar

pertimbangan memilih area

distribusi.

Valid

C: Kemudahan akses, kemudahan kami menjangkau lokasi tersebut.

Karena kami mengirimkan produk menggunakan truk dan kapal laut, dan

ketika ada daerah yang tidak bisa dijangkau menggunakan truk ataupun

kapal laut, yang dimana menimbulkan biaya pengiriman tambahan yang

besar, sedangkan pendapatan yang kami peroleh di daerah tersebut tidak

menutupi biaya yang ada, maka kami tidak memilih kawasan itu. Lalu

kami juga melihat peluang di daerah tersebut. Apabila suatu daerah telah

dikuasai oleh merek pesaing, maka kami tidak masuk ke daerah itu

(transkrip wawancara 2, p. 184)

DG: Karakter masyarakatnya, kemudahan akses untuk mencapai tempat

tersebut, ada atau tidaknya rekanan yang dapat menangani distribusi di

lokasi tersebut, dan pertimbangan biaya. Sebetulnya, yang lebih tepat

menjawab pertanyaan ini adalah karyawan atau manajer sugar division,

terutama bagian pemasaran, karena mereka yang mengambil keputusan

mengenai area distribusi (transkrip wawancara 4, p. 209)

Budaya perusahaan C: Di dalam perusahaan kami ini, budaya yang kami terapkan adalah

budaya keterbukaan. Jadi kami saling berkomunikasi dan terbuka Perusahaan didasarkan atas Valid

393

mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan bisnis kami. Ya

karena keterbukaan sudah menjadi budaya kami, sehingga untuk

mempertahankannya pun cukup mudah. Untuk karyawan-karyawan yang

sudah lama bekerja di perusahaan kami pastinya budaya perusahaan juga

sudah menjadi budaya mereka di dalam perusahaan. Tetapi, untuk

karyawan baru, sedikit demi sedikit kami para karyawan lama dapat

memberikan contoh kepada mereka(transkrip wawancara 2, p. 186)

kekeluargaan dan

keterbukaan.

KF: Sepertinya kekeluargaannya. Hubungan antarkaryawan di sini bisa

dibilang erat. Kami sering berkumpul untuk acara perusahaan yang tidak

berhubungan dengan pekerjaan, seperti gathering dan teambuilding. Jadi

secara tidak sadar tumbuh kedekatan (transkrip wawancara 6, p. 247)

Perilaku di tempat kerja C: Kelebihan yang saya kagumi dari pemilik adalah kedisiplinannya. Di

keluarga maupun di perusahaan, ayah saya menekankan pentingnya

kedisiplinan. Dan beliau sendiri merupakan teladan yang baik untuk

prinsip disiplin yang dipegangnya (transkrip wawancara 2, p. 178)

C: Saya melihat kalau terkadang pemilik memiliki sifat yang agak

pemarah. Terkadang gara-gara ada suatu masalah kecil, beliau sangat

marah besar. Ya itu mungkin karena beliau sangat disiplin, jadi kalau ada

yang tidak sesuai harapan, kemarahannya langsung tersulut (transkrip

wawancara 2, p. 179)

C: Saya berusaha mendisiplinkan diri dalam hal jam kerja. Walaupun

saya pimpinan perusahaan, tapi saya datang sebelum jam kerja dimulai,

kecuali ada keperluan bisnis yang jadualnya pagi hari (transkrip

wawancara 2, p. 179)

C: Selain itu, saya juga mencontoh pemilik dalam memisahkan urusan

bisnis dengan personal (transkrip wawancara 2, p. 179)

Owner menerapkan

kedisiplinan di lingkungan

kerja, yang direalisasikan

dalam ketepatan jam kerja

dan aktivitas kerja.

Selama jam kerja, seluruh

jajaran atasan dan

karyawan bekerja dengan

sungguh-sungguh dan tidak

menghabiskan waktu untuk

hal yang tidak penting atau

tidak berkaitan dengan

pekerjaan.

Valid

DG: Pak Hadi itu tergolong pimpinan yang galak, temperamen tinggi,

tapi saat bertemu orang baru, bisa langsung berbaur dan berinteraksi

akrab (transkrip wawancara 4, p. 214)

DG: Beliau tegas tapi tetap bisa membuat orang merasa santai (transkrip

wawancara 4, p. 216)

DG: Owner selama ini selalu datang ke kantor sesuai jam kerja. Hampir

setiap saat terlihat sibuk, membaca berkas-berkas, menerima telepon,

walau tidak setiap saat terlihat serius. Saat sedang tidak ada keperluan di

mejanya, Pak Hadi kadang berkeliling, entah tujuannya mengawasi kerja

kami atau bagaimana. Kadang juga keluar kantor saat jam kerja

394

(transkrip wawancara 4, p. 214)

DG: Saat makan siang, Pak Hadi juga belum tentu berada di kantor

(transkrip wawancara 4, p. 214)

DG: CEO MSJ ini lebih banyak sibuknya. Makan siang di mejanya,

kadang tidak makan, hanya duduk di balik meja (transkrip wawancara 4,

p. 216)

DG: Saat ada pekerjaan, karyawan saya biasanya tampak serius dan

sedikit tegang. Tapi saat sedang tidak ada tugas yang harus dikerjakan,

mereka lebih leluasa. Sesekali membuat kopi atau minuman lain. Tapi

tidak pernah ada yang mengobrol atau bercanda di ruang kantor. Kalau

lewat Skype, saya kurang tahu, tidak etis juga untuk mengawasi terus dari

belakang punggung mereka (transkrip wawancara 4, p. 221)

DG: Menganalisis dokumen, mengawasi karyawan, melihat apakah

mereka membutuhkan bantuan. Saat memang sama sekali tidak ada

kesibukan, saya biasanya melakukan survey yang terkait pekerjaan saya,

misalnya mencari vendor dan supplier baru dan mencari ide untuk

meningkatkan kinerja divisi saya atau karyawan saya. Saat jam makan

siang saya lebih suka bersantai di dalam kantor. Kalau memang sedang

bosan, saya pergi makan siang dengan para manajer (transkrip

wawancara 4, p. 217)

DG: Saya meneruskan pekerjaan saya. Kalau saya sedang tidak

mengerjakan sesuatu, saya akan mengawasi karyawan saya (transkrip

wawancara 4, p. 221)

KO: Untuk menghindari kebosanan, saya juga suka bereksperimen,

menyelesaikan satu pekerjaan dengan cara yang berbeda dari biasanya,

asalkan tidak melanggar aturan perusahaan (transkrip wawancara 7, p.

258)

5. Komponen O –

Organization

Iklim kerja DF: Situasi kantor menurut saya kondusif untuk mendukung kinerja saya.

Saya sendiri menyukai lingkungan kerja yang tenang dan tertata,

sehingga saya merasa cocok berada di kantor ini. Untungnya selama ini

tidak pernah ada keributan di kantor dan karyawan selalu didorong untuk

disiplin dalam banyak hal. Setiap kali saya membutuhkan sesuatu,

terutama dari anak buah di divisi saya, tidak pernah ada kesulitan atau

hambatan (transkrip wawancara 3, p. 193)

Lingkungan kantor sangat

kondusif untuk bekerja.

Suasana kerja di kantor

agak tegang dan serius.

Suasana kerja di pabrik

lebih santai dibandingkan

Valid

395

DF: Bukan saya juga, sih, yang menciptakan suasana seperti ini.

Pendorong utama terciptanya situasi tersebut adalah owner. Setiap

karyawan di sini sudah paham betul bahwa owner sangat ketat dalam hal

kedisiplinan. Beliau tidak pandang bulu untuk masalah yang satu ini.

Apabila ada yang terlihat kurang sreg, di depan mata kepalanya sendiri,

beliau langsung menegur dengan keras (transkrip wawancara 3, p. 194)

DF: Saya ingin karyawan lebih rileks dalam bekerja. Saya puas dengan

kedisiplinan anak buah saya, tapi bukan berarti bahwa mereka harus

bekerja seolah-olah di bawah tekanan setiap saat. Terlalu tegang juga

tidak bagus untuk performa kerja, mereka lebih cepat lelah saat berada di

bawah tekanan. Di divisi saya sangat jelas terlihat saat akhir bulan,

dimana kami harus mengumpulkan report bulanan, banyak yang terlihat

tegang dan lelah (transkrip wawancara 3, p. 194)

dengan kantor.

Karyawan bekerjasama

dengan baik dalam

melaksanakan tugas, ada

budaya saling tolong-

menolong.

Karyawan bekerja dengan

disiplin dan patuh pada

instruksi serta target yang

ditetapkan.

Karyawan berlaku tenang

di kantor, sehingga

menciptakan fokus dalam

bekerja. DG: Iklim kerja di sini sedikit tegang, terutama saat ada banyak

pekerjaan. Berbeda dengan banyak perusahaan lain, di sini satu tanggung

jawab fungsional atau satu jabatan tertentu hanya ditangani oleh saTu

orang, kecuali di sugar division. Jadi, sekalinya kerjaan menumpuk,

karyawan yang berwenang benar-benar mendapat beban kerja yang besar

(transkrip wawancara 4, p. 219)

DG: Kepatuhan karyawan, ini yang tampak jelas. Kemudian, adanya

suasana kekeluargaan, setidaknya antarkaryawan. Masih jarang terlihat

karyawan yang bisa bersikap bebas atau santai saat berinteraksi dengan

kami para manajer dan atasan, ada tapi sedikit sekali (transkrip

wawancara 4, p. 220)

DS: Untuk divisi saya sendiri, serius tapi santai. Sugar Division area

kerjanya adalah di pabrik, jadi lebih santai dibandingkan yang ada di

kantor. Tapi bukan berarti bahwa anak buah saya menjalankan tugas

dengan setengah-setengah. Setiap hari kami bisa memenuhi target

produksi yang ditetapkan dan semua pengiriman barang tidak pernah

terlambat (transkrip wawancara 5, p. 228)

KF: Para karyawan di sini dapat bekerjasama dengan baik, sehingga saya

senang bekerja di sini. Saat saya kesusahan, karyawan lain selalu

membantu saya. Selain itu, atasan saya juga dapat memimpin dengan

baik dan sangat bertanggungjawab. Ditambah lagi, saya nyaman dengan

suasana di lingkungan kantor, sehingga merasa nyaman untuk bekerja

(transkrip wawancara 6, p. 238)

396

KF: Sebagian besar tidak pernah komplain masalah lingkungan kerja.

Kalaupun ada yang mengeluh, standar saja, ya mengeluh capek karena

beban kerja lagi banyak. Setahu saya, rekan kerja saya betah bekerja di

sini (transkrip wawancara 6, p. 239)

KO: Karena tempat kerjanya nyaman, sih. Teman-teman kantor juga

enak, maksudnya di sini sudah biasa saling tolong. Jadi jika memang ada

yang kesusahan, misalnya saat saya butuh bantuan mengerjakan urusan

kantor atau pabrik, semuanya mau membantu. Suasana kerja di sini juga

menyenangkan (transkrip wawancara 7, p. 254)

KO: Situasi kerja menyenangkan. Seperti yang saya bilang tadi, di sini

gotong royongnya masih kuat. Jadi bisa saling bantu. Situasi di dalam

kantor juga tenang. Kalau siang hari yang biasanya terdengar itu suara

ketak-ketik keyboard komputer atau telepon, mesin printer, seperti itu

(transkrip wawancara 7, p. 254)

KS: Jenis pekerjaan memang sesuai dengan keahlian saya, dengan

pendidikan terakhir saya. Selain itu, setelah saya jalani saya merasa

bahwa rekan kerja, lokasi, situasi kantor, dan atasan mendukung saya

dalam bekerja. Faktor-faktor itu yang membuat saya nyaman dan senang

untuk bekerja di sini sampai sekarang (transkrip wawancara 8, p. 264)

KS: Ya tadi saya sudah bilang kalau pertimbangan saya bekerja di sini

salah satunya adalah suasana lingkungan kerja di kantor, maupun di

pabrik itu nyaman, sesuai dengan apa yang saya inginkan (transkrip

wawancara 8, p. 266)

KS: Selain itu juga anak-anak ini dalam bekerja tidak ramai sendiri, jadi

tidak seperti pasar, sehingga kita bisa fokus bekerja (transkrip wawancara

8, p. 266)

Karakter kepemimpinan DG: Antara otoriter dan demokratis. Kalau dianalogikan dengan sistem

pemerintahan, kepemimpinan pemilik perusahaan dapat digolongkan

demokrasi terpimpin. Jadi, masukan dan saran dari karyawan dan para

manajer akan dipertimbangkan kelayakannya untuk dijalankan atau tidak,

tapi saat pemilik sudah memiliki keinginan sendiri atau pertimbangan

lain, maka pendapat lainnya akan diabaikan (transkrip wawancara 4, p.

214)

DG: Beliau (CEO) lebih demokratis. Dalam rapat terutama, terlihat sekali

dari caranya meminta pendapat kami dan caranya memperhatikan dengan

seksama. Apabila kami memberikan masukan yang berbeda-beda pun

Pimpinan PT MSJ

menunjukkan karakter

kepemimpinan berikut:

Disiplin

Semi otoriter: keputusan

mutlak owner tidak dapat

diganggu gugat.

Demokratis: pimpinan

menerima masukan dan

Valid

397

beliau dapat mengkombinasikannya secara tak terduga. Singkatnya, gaya

kepemimpinannya demokratis dan merakyat (transkrip wawancara 4, p.

215)

DG: CEO di sini bagus. Pak Handoko itu lulusan S2, jadi kacamata

pandangnya mungkin beda dengan kami, lebih maju. Caranya mengambil

keputusan pun luar biasa, cepat dan tegas. Sekali bilang “A”, beliau akan

bersikap konsisten (transkrip wawancara 4, p. 215)

informasi dari bawahan

sebagai dasar

pertimbangan.

DS: Kinerja atasan selama ini baik menurut saya. Owner dan CEO

memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, namun keduanya tergolong

baik, ada ketegasan, ada kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan

aspirasinya, dan juga mereka berdua mampu mengambil keputusan

dalam waktu singkat. Kekurangannya ada di batasan kerja antara

keduanya. Sebagian besar memang owner berada pada jalur yang benar,

yaitu mengambil keputusan untuk konsep abstrak dari strategi

perusahaan, kemudian CEO yang mengelola realisasinya dan mengambil

keputusan yang terkait dengan realisasi tersebut. Tapi kadang-kadang,

batas itu dilangkahi dan owner ikut mengambil keputusan yang menjadi

tanggung jawab CEO. Menurut saya, perlu ditegaskan lagi batasannya,

agar fokus manajer tidak terbelah-belah, harus mengikuti yang mana

(transkrip wawancara 5, p. 232)

DS: Gaya kepemimpinan demokratisnya. Owner dan CEO mau

mendengarkan kami, para manajer. Jadi saat kami menginfomasikan atau

menyampaikan masukan dari karyawan, beliau berdua juga mau

mempertimbangkan masukan tersebut (transkrip wawancara 5, p. 233)

KF: Atasan saya dapat memimpin dengan baik dan bertanggung jawab

juga atas divisi kami. Lalu juga atasan dapat memotivasi dan

mengarahkan kami untuk bekerja dalam lingkup visi misi perusahaan.

Atasan juga tidak memimpin dengan semena-mena tetapi memberikan

kepada kami kesempatan untuk berbicara dan memberikan pendapat bagi

kemajuan perusahaan (transkrip wawancara 6, p. 245)

KF: Aspek tanggung jawab, kedisiplinan, dan juga aspek kepemimpinan

(transkrip wawancara 6, p. 245)

KF: Kelebihan atasan adalah beliau dapat menuntun kami dan senantiasa

membantu dan mendukung kami ketika kami merasa kesulitan. Beliau

juga memotivasi kami untuk kami bekerja dan juga memberikan

penghargaan kepada kami sehingga kami lebih semangat untuk bekerja

398

(transkrip wawancara 6, p. 245)

KO: Kelebihannya yaitu mereka bisa memimpin dengan baik, lewat

caranya memberikan motivasi dan melakukan evaluasi. Para atasan juga

tidak semena-mena kepada para bawahan (transkrip wawancara 7, p.

261)

KO: Secara kepemimpinan bagus dan efektif, karena para atasan terjun

langsung (transkrip wawancara 7, p. 262)

KS: Ya menurut saya para atasan dapat merakyat ya. Jadi mereka tidak

hanya bekerja di balik layar, tetapi ikut bersama-sama dengan kita, ikut

turun ke lapangan, tidak hanya menerima hasil saja, tetapi ikut berjuang

bersama. Ya itu bisa dicontoh untuk hidup saya, agar saya tidak lupa diri

dan tetap saling bantu-membantu dengan sesama karyawan (transkrip

wawancara 8, p. 272)

Perekrutan karyawan O: Ya kita pertama untuk karyawan mulai masuk, kita menggunakan

kontrak dulu. Kita evaluasi selama 3 bulan, kemudian kita panggil, kita

tanyain, kalau memang jawabannya masalah pekerjaan itu bagus, sesuai,

dan sebagainya, kita bisa promosiin untuk menjadi karyawan tetap, tapi

kalau memang tidak, tapi kinerja bagus, ditanya masih belum mengetahui

kondisi, ya ditambah lagi 3 bulan. Itu yang pengangkatan. Tetapi kalau

dalam 3 bulan tidak sesuai, ya kita putus kontraknya (transkrip

wawancara 1, p. 156)

Tahap perekrutan karyawan:

Surat lamaran diterima oleh

bagian Recruitment

Specialist.

Pelamar yang memenuhi

syarat mendasar (S1) akan

dipanggil untuk menjalani

tes tertulis, tes psikologis,

dan wawancara.

Pelamar yang lolos tes akan

diterima bekerja.

Karyawan baru akan

menerima training selama 3

bulan.

Seusai masa training,

terdapat evaluasi.

Apabila hasil evaluasi

memuaskan, karyawan

diangkat sebagai karyawan

tetap dan dibuatkan kontrak

kerja.

Apabila hasil evaluasi tidak

Valid

C: Karyawan baru yang masuk akan dikontrak terlebih dulu selama 3

bulan, dan selama 3 bulan kami akan memantau kinerja mereka dan

mengevaluasi mereka. Apabila mereka memenuhi harapan kami untuk

menjadi karyawan di tempat ini, maka kami akan mengangkat mereka

sebagai karyawan tetap (transkrip wawancara 2, p. 176)

C: Saat pertama kali perusahaan ini dibuka, yang merekrut karyawan

juga pemilik sendiri, bukan saya pribadi. Pemilik merekrut saya dan

orang-orang lain untuk dijadikan top manager. Setelah top management

terbentuk, tugas perekrutan langsung dipasrahkan pada manajer sugar

division, seperti yang saya bilang tadi (transkrip wawancara 2, p. 176)

DF: Karyawan baru harus melewati masa percobaan selama 1 bulan. Di

masa percobaan itu ada pelatihan atau training untuk menyesuaikan diri

dengan tugas atau pekerjaan kantor. Setelah 1 bulan, ada evaluasi. Jika

kinerjanya bagus, dibuatkan kontrak kerja yang berlaku selama 3 bulan.

Setelah 3 bulan, ada evaluasi lagi. Karyawan yang lolos evaluasi akan

399

diangkat sebagai pegawai tetap (transkrip wawancara 3, p. 196)

DF: Untuk perekrutan, sudah ada bagian yang mengurusi masalah

recruitment, yaitu general affairs. Perekrutan dilakukan dalam 3 tahap,

yaitu tes tertulis, psikotes, dan wawancara. Untuk divisi keuangan, tes

tertulis berkaitan dengan keahlian pembukuan. Psikotes juga dijadikan

pertimbangan dalam perekrutan karyawan, agar kami mendapatkan SDM

yang berkualitas dan menunjukkan karakter yang sesuai dengan harapan

saya. Pada tahap wawancara untuk calon karyawan divisi keuangan, saya

ikut sebagai pewawancara, karena saya perlu memberikan penilaian saya

sendiri (transkrip wawancara 3, p. 196)

DF: Karakter yang paling utama adalah teliti. Divisi ini berurusan dengan

pencatatan, pembukuan, dan inventaris sehingga membutuhkan ketelitian

tingkat tinggi. Selain itu, harus mampu bekerja di bawah tekanan dan

deadline. Tugas terberat divisi finansial selalu terjadi saat akhir bulan dan

awal bulan. Pada masa-masa sibuk semacam itu, kemampuan karyawan

untuk tetap tenang merupakan hal penting. Saya juga melihat pendidikan

terakhir dari calon karyawan, dimana batas minimum adalah lulusan D3

Akuntansi atau Pembukuan. Berbeda dengan beberapa divisi lain, di

divisi keuangan saya tidak bisa sembarangan memilih orang untuk

dijadikan karyawan. Saya membutuhkan orang-orang yang memang

memiliki pengetahuan mendalam tentang akuntansi dan keuangan, bukan

sekedar pengetahuan mendasar (transkrip wawancara 3, p. 196)

memuaskan, karyawan

diberhentikan.

DG: Sebelum menjadi karyawan, harus melamar pekerjaan dulu,

kemudian menjalani tes tiga tahap. Tahap pertama adalah tes tertulis,

dilanjutkan tahap kedua, yaitu psikotes. Yang lolos dua tahap tersebut

akan dipanggil kembali untuk tes wawancara. Dua tes yang pertama akan

didampingi oleh Recruitment Specialist. Sedangkan untuk wawancara,

ada dua orang yang mengeksekusi, yaitu Recruitment dan manajer yang

berkaitan. Misalnya melamar di bagian General Affairs, berarti yang

mewawancara adalah bagian Recruitment dan saya sebagai Director of

General Affairs. Kalau lolos wawancara, akan diberi informasi maksimal

2 minggu setelah tes dan diminta untuk mulai kerja pada tanggal tertentu.

Terhitung 3 bulan dari hari pertama kerja, karyawan baru harus menjalani

training. Setelah itu ada evaluasi. Kalau lolos evaluasi, diangkat menjadi

karyawan tetap dengan kontrak kerja yang harus ditandatangani. Yang

tidak lolos ya diberhentikan (transkrip wawancara 4, p. 207)

400

DS: Sama dengan divisi lain. Setelah diterima kerja, langsung masuk,

kontrak 3 bulan. Setelah kontrak selesai, keputusan ada di tangan manajer

untuk menerima sebagai karyawan tetap atau tidak (transkrip wawancara

5, p. 230)

DS: Pertama-tama harus mengirimkan surat lamaran. Kemudian surat

lamaran di-screening, mana yang layak dites dan mana yang tidak.

Kemudian pelamar diundang untuk tes, ada tiga macam. Tes tulis, tes

psikologis, dan wawancara. Dari situ nanti dilihat apakah dia cocok

dengan posisi yang diminta. Semua perekrutan dilakukan oleh

Recuitment Specialist, kecuali bagian wawancara dimana saya ikut

menjadi pewawancara (transkrip wawancara 5, p. 230)

DS: Syaratnya harus menyukai kerja lapangan atau terbiasa kerja

lapangan. Lainnya tergantung posisinya mana. Misalnya supir, syaratnya

ya harus bisa nyetir. (transkrip wawancara 5, p. 230)

KF: Pada waktu kami melamar kerja di sini, kemudian lolos tes dan

diterima bekerja di sini, maka kami akan dikontrak selama 3 bulan untuk

dievaluasi apakah dapat diterima menjadi karyawan tetap atau tidak.

Setelah itu, ketika kami menjadi karyawan tetap, maka tetap ada kontrak

dan perjanjian kerja yang mengikat kami sebagai karyawan di sini

(transkrip wawancara 6, p. 238)

KF: Faktor lainnya adalah tenaga kerja yang kompeten. (transkrip

wawancara 6, p. 248)

KF: Saya masuk ke sini juga harus lolos tes tulis, psikotes, juga

wawancara. Yang mewawancara adalah manajer saya yang sekarang ini

(transkrip wawancara 6, p. 248)

KO: Setelah diterima, kontrak tiga bulan. Kemudian jika lolos langsung

dibuatkan kontrak untuk menjadi karyawan tetap (transkrip wawancara 7,

p. 253)

KS: Ya, di sini menggunakan kontrak dulu selama 3 bulan untuk dilihat

bagaimana kinerja mereka. Setelah dikontrak, baru diangkat sebagai

karyawan tetap bagi mereka yang berkinerja sesuai dengan yang atasan

harapkan, lalu ya selama menjadi karyawan di sini, kita terikat kontrak

kerja yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu karyawan dan

juga pemimpin (transkrip wawancara 8, p. 267)

Banyaknya karyawan C: Menurut saya sudah sesuai untuk saat ini. Jumlah karyawan kami

sudah bisa mendukung operasional perusahaan, perusahaan kami dapat Jumlah karyawan saat ini Valid

401

terus berjalan buktinya sampai sekarang (transkrip wawancara 2, p. 176) dipandang cukup memadai

untuk mendukung

operasional perusahaan. DG: Dari pimpinan sendiri, tidak ada wacana untuk menambah jumlah

karyawan karena selama ini pekerjaan juga bisa terselesaikan sesuai

harapan dengan jumlah karyawan yang saat ini. Jadi dirasa sudah sesuai

antara jumlah karyawan dengan beban kerja. Kalau dari saya pribadi,

saya mengharapkan ada tambahan karyawan, terutama untuk divisi saya

(transkrip wawancara 4, p. 220)

DG: Pertama, Front Desk atau resepsionis, sehingga OA dapat fokus

bekerja di belakang layar. Kedua, Public Relations atau Humas, untuk

menangani interaksi dan komunikasi antara perusahaan dengan pihak

eksternal. Ketiga, Legal Officer, untuk mengelola seluruh urusan hukum

perusahaan, termasuk kontrak-kontrak, yang untuk saat ini dipegang oleh

OA dan C&B. Keempat, Research and Development, yang bertugas

melakukan riset sebagai dasar pertimbangan rencana pengembangan

bisnis. Sejauh ini baru empat itu yang terpikirkan (transkrip wawancara

4, p. 220)

Relasi dan interaksi O: Tapi, untuk kepala masing-masing divisi saya memiliki hubungan

yang cukup baik. Saya seringkali mengajak mereka untuk makan, atau

hanya sekedar mengobrol di luar jam kerja. Ketika mereka sakit atau ada

keluarga inti mereka yang sakit, saya juga datang menjenguk. Jadi

dengan hal ini, kita juga dapat lebih semakin terbuka (transkrip

wawancara 1, p. 158)

Setiap komponen

perusahaan bertemu setiap

hari saat jam kantor.

Interaksi intens

antarkomponen perusahaan

terjadi saat meeting yang

diselenggarakan secara

rutin setiap minggu atau

setiap 2 minggu sekali.

Relasi antara owner dan

CEO sangat dekat karena

ada hubungan keluarga.

Relasi antara para manajer

dengan CEO cukup dekat,

bukan hanya di dalam

kantor melainkan juga di

luar kantor, dalam konteks

profesional.

Relasi antarmanajer sangat

Valid

C: Dengan bertemu langsung dan berdiskusi dengan beliau, saya dapat

berbagi informasi mengenai perusahaan dan juga industri gula (transkrip

wawancara 2, p. 178)

C: Hubungan kami sangat dekat, apalagi pemilik perusahaan ini adalah

ayah saya sendiri. Jadi saya sangat terbuka dengan pemilik untuk

membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan (transkrip

wawancara 2, p. 178)

C: Dengan para manajer, hubungan saya cukup dekat. Saya seringkali

bertemu dengan mereka di luar kantor, baik untuk membicarakan

pekerjaan, maupun untuk berbicara hal lain. Untuk karyawan bawah,

hubungan interpersonal mereka lebih baik dengan para manajer mereka

masing-masing (transkrip wawancara 2, p. 180)

DF: Selain itu, saya juga mengadakan meeting divisi untuk

brainstorming mengenai kinerja selama ini, kekurangan dan

402

kelebihannya apa saja, ada gagasan apa untuk mengembangkan performa

divisi dan individu, saran apa untuk mengembangkan perusahaan, dan

sebagainya (transkrip wawancara 3, p. 198)

DF: Situasi di dalam kantor sedikit banyak mendukung perkembangan

perusahaan ini. Hampir seluruh karyawan MSJ adalah orang-orang lama,

artinya telah bekerja di perusahaan ini sejak awal perusahaan didirikan,

sehingga tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk training dan

mengerjakan dari nol. Setiap karyawan telah memahami tugasnya dengan

baik dan kesalahan kerja pun berada pada tingkat minimum (transkrip

wawancara 3, p. 204)

DF: Setiap hari saya bertemu dengan Pak Hadi, pemilik perusahaan ini.

Beliau selalu masuk kantor, jadi frekuensi pertemuannya sangat sering.

Saya dekat dengan pemilik karena jabatan saya sebagai manajer, tapi

tidak untuk hal lain. Intensitas bertemunya bisa dikatakan tidak terlalu

intens. Saat kami rapat, itu pasti bertemu dengan beliau (transkrip

wawancara 3, p. 199)

DF: Sepanjang berada di dalam konteks pekerjaan, hubungan kami

sangat baik. Sama juga dengan manajer lain, secara profesional mereka

menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan pemilik. Untuk relasi

pribadi, misalnya sering berinteraksi di luar kantor itu juga tidak terlalu

sering (transkrip wawancara 3, p. 199)

DF: Sama dengan pertemuan saya dengan pemilik perusahaan. Frekuensi

pertemuan sangat sering, karena kami bertemu setiap hari di kantor,

kecuali saat libur kantor. Secara intensitas, juga sama dengan pemilik.

Paling intens adalah pada saat rapat, karena terjadi pertukaran pikiran dan

pendapat (transkrip wawancara 3, p. 199)

DF: Hubungan kami baik, malah lebih baik dibandingkan dengan pemilik

karena jalur koordinasinya memang langsung ke CEO, kemudian baru

diteruskan ke pemilik. Apabila dikatakan bahwa kami para manajer

sangat dekat atau sering berkumpul bersama CEO dan pemilik, itu salah

besar. Hubungan interpersonal kami memang baik, tapi masih berada

pada koridor profesionalisme. CEO dan pemilik adalah atasan saya,

atasan kami, jadi saya tidak ingin lantas muncul pergunjingan atau

kecemburuan (transkrip wawancara 3, p. 200)

DF: Dengan manajer lain, saya lebih sering bertemu. Di kantor, pastinya,

dan kadang-kadang kami melakukan manager meeting di luar kantor

dekat, di dalam kantor

maupun di luar kantor,

secara profesional maupun

personal.

Relasi antara manajer

dengan karyawan tingkat

bawah cukup dekat, dan

berbeda antardivisi.

Relasi antarkaryawan

sangat dekat, bahkan

antardivisi.

Relasi antara karyawan

dengan owner dan CEO

tidak terlalu dekat karena

jarak koordinasi yang tidak

terlalu dekat.

403

untuk ganti suasana. Hubungan saya dengan para manajer lebih dekat

apabila dibandingkan dengan pemilik dan CEO. Mungkin karena kami

berada pada posisi yang setara, jadi lebih leluasa untuk berinteraksi

(transkrip wawancara 3, p. 200)

DF: Dengan karyawan bagian keuangan, saya sangat sering bertemu. Di

kantor, utamanya. Apabila memang ada keperluan di luar kantor, para

karyawan dapat menemui saya juga. Tapi saya juga tidak lantas

memperbanyak pertemuan dengan karyawan di luar kantor. Saya lebih

memilih untuk menyelesaikan urusan kantor di dalam kantor, kecuali

memang tidak ada pilihan lain (transkrip wawancara 3, p. 200)

DG: Kami berhubungan baik, dengan owner maupun CEO perusahaan.

Kalau dibandingkan, saya lebih dekat dengan CEO dibandingkan dengan

owner karena memang koordinasinya langsung para manajer adalah

dengan CEO, baru berlanjut ke owner, kecuali ada meeting yang

melibatkan semua manajer, CEO, dan owner (transkrip wawancara 4, p.

216)

DG: Setidaknya, dalam beberapa kesempatan kami bertemu di luar jam

kantor dan tidak membicarakan urusan bisnis (transkrip wawancara 4, p.

217)

DG: Kami sering berkumpul bertiga saja untuk sharing karena pekerjaan

kami ada kaitannya satu sama lain (transkrip wawancara 4, p. 216)

DG: Saya dekat dengan karyawan-karyawan saya, tetapi tidak berlebihan.

Saya tidak mau nanti ada salah persepsi atau merasa ada yang

dianaktirikan. Selain itu, lebih baik jika hubungannya tidak terlalu dekat

seperti teman, untuk menjaga profesionalisme kerja (transkrip wawancara

4, p 223)

DG: Setiap hari kami bertemu di kantor. Kalau yang dalam bentuk

meeting, kami lakukan secara rutin setiap minimal sebulan sekali atau

dua minggu sekali, tergantung situasi. Kemudian dengan para manajer,

saat libur kerja kami kadang berkumpul bersama (transkrip wawancara 4,

p. 224)

DS: Yang jelas, saya ketemu dengan anak pabrik setiap hari. Untuk

kantor, ya setiap kali saya ke kantor pasti bertemu. Tapi sering saya

datang kerja langsung masuk ke pabrik, walau tidak tiap hari. Oh ya, saya

juga bertemu dengan orang kantor saat ada managers meeting (transkrip

wawancara 5, p. 229)

404

DS: Hubungan saya dengan atasan dan manajer baik-baik saja. Paling

dekat ya dengan para manajer. Pertama, karena jabatan kami sama.

Setingkat. Kemudian, memang banyak keputusan yang harus kami bikin

bersama-sama, tidak bisa sendirian. Jadi berhubungan dekat itu malah

bagus, jadinya kami lebih mudah untuk saling kompromi. Udah klik lah

(transkrip wawancara 5, p. 229)

DS: Dengan karyawan divisi saya ya dekat sekali. Kami setiap hari

bertemu, team bonding setahun sekali, terus mereka juga sehari-harinya

akrab dengan saya, tidak ada yang merasa takut atau tegang karena

ketemu saya (transkrip wawancara 5, p. 230)

KF: Setiap hari saya bertemu dengan atasan di kantor karena ibu manajer

masuk kantor setiap hari, kecuali ada keperluan di luar kantor, tapi itu

juga jarang sekali. Dengan pimpinan perusahaan dan pemilik pun saya

bertemu setiap hari (transkrip wawancara 6, p. 244)

KF: Rapat atau pertemuan di perusahaan ini diadakan setiap 2 minggu

sekali, atau 1 bulan sekali, dan juga apabila ada hal mendesak yang harus

segera dibicarakan pada hari itu (transkrip wawancara 6, p. 244)

KF: Sedikit tegang, karena rapat dengan atasan tidak terlalu sering

dibandingkan dengan rapat yang hanya dihadiri para atasan (transkrip

wawancara 6, p. 244)

KF: Kalau hubungan dengan pemilik dan CEO, saya kurang dekat

dengan mereka, karena saya bekerja di sini seringnya berinteraksi dengan

manajer saya (transkrip wawancara 6, p. 244)

KF: Untuk karyawan manajemen bawah yang sering berinteraksi dengan

pemilik dan CEO adalah mereka yang memiliki kinerja sangat maksimal

dan luar biasa, sehingga menghasilkan ide dan kontribusi bagi perubahan

besar di dalam perusahaan, serta karyawan yang memiliki masalah

khusus di dalam mereka bekerja (transkrip wawancara 6, p. 244)

KF: Hubungan dengan karyawan lain baik karyawan di divisi saya,

maupun di divisi lain sangat baik. Karena kami sering berinteraksi,

berkomunikasi, dan bekerjasama untuk saling mendukung dalam

berjalannya operasional bisnis (transkrip wawancara 6, p. 245)

KF: Semua divisi sering berinteraksi dengan divisi kami, karena semua

aktivitas yang terjadi di dalam operasional bisnis membutuhkan uang dan

segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas di divisi kami

(transkrip wawancara 6, p. 249)

405

KF: Bentuk interaksinya seperti bertatap muka dan berkomunikasi, lalu

saling bertukar data (transkrip wawancara 6, p.249)

KO: Jelas setiap hari saat jam kerja. Kalau yang ada pembicaraannya,

paling sering dalam rapat itu. Rapat yang pasti ada sebulan sekali,

walaupun tidak ada topik khusus, malah kadang dua minggu sekali.

Kalau manajer saya mengadakan rapat dadakan, itu biasanya karena ada

informasi dari pemilik atau CEO. Misalnya ada yang berubah tentang

operasional perusahaan, ada peraturan baru atau kebijakan baru. Malah

kadang langsung ditempel di papan pengumuman (transkrip wawancara

7, p. 257)

KO: Dengan pemilik perusahaan, hubungannya biasa saja, karena

biasanya bertemu hanya saling sapa atau saling senyum saja. Rapat

antara karyawan biasa dengan pemilik itu jarang sekali, jadi tidak pernah

ada diskusi yang intens atau bagaimana. KO: Apabila dengan CEO,

hubungan kami cukup baik, karena sebelum saya bekerja di sini sebagai

karyawannya, saya sering bertemu dengan beliau. Hubungan saya yang

paling dekat adalah dengan manajer saya. Karena setiap hari, saya

bertemu dan berkomunikasi dengan beliau membicarakan pekerjaan dan

saling bertukar informasi serta pengetahuan (transkrip wawancara 7, p.

257)

KO: Hubungan saya dengan karyawan lain dapat dikatakan cukup dekat

karena kami harus sering berkomunikasi dan berkolaborasi dalam

bekerja. Apalagi saya bagian perekrutan dan training (transkrip

wawancara 7, p. 257)

KS: Saya bertemu dengan atasan setiap hari. Walaupun misalnya pada

hari tertentu saya harus keluar kantor untuk menangani tugas pemasaran,

saya tetap harus ke kantor dulu, presensi, kemudian mengajukan

permohonan ijin pada manajer. Jadi, saat jam mulai kantor dan jam

pulang kantor, saya pasti bertemu dengan para atasan (transkrip

wawancara 8, p. 269)

KS: Walaupun bertemu dengan atasan setiap hari, relasi antara saya

dengan para atasan tidak dapat dikatakan intens. Sebagai gambaran,

setiap hari saya berpapasan dengan manajer, owner, dan CEO. Owner

selalu tampak terburu-buru saat datang kantor dan saya tidak ingin

mengganggu aktivitas paginya dengan ucapan yang tidak perlu (transkrip

wawancara 8, p. 270)

406

KS: Ya itu tadi, rapat itu langsung diadakan kalau ada hal yang penting.

Lalu biasanya juga diadakan sebulan sekali atau 2 minggu sekali dengan

pemilik dan CEO juga (transkrip wawancara 8, p. 270)

KS: Dengan pemilik dan CEO, saya kurang dekat karena kami sangat

jarang sekali berkomunikasi secara pribadi, tetapi kalau dengan manajer

saya, saya sangat dekat dengan beliau, karena kami saling bertukar

informasi, lalu juga terkadang saya meminta pendapat dari beliau. Beliau

juga orangnya santai dan mudah akrab dengan para bawahannya, jadi

tidak terasa kaku (transkrip wawancara 8, p. 270)

KS: Hubungan kalau dengan karyawan lain baik di divisi saya maupun di

divisi lain itu sangat dekat, karena pertama „gini, kantor kami ini seperti

yang bisa sampeyan lihat tidak ada sekat antara satu divisi dengan yang

lain, sehingga kita berkomunikasi juga mudah. Kedua, kita memiliki

hubungan yang dekat karena setiap hari kami saling bertukar informasi

mengenai pekerjaan. Karena operasional perusahaan ini tidak dapat

berjalan, kalau kita tidak saling bekerjasama, jadi ya sudah pasti setiap

hari kita saling berkomunikasi dan juga sering ngobrol di luar kantor

(transkrip wawancara 8, p. 270)

Penyampaian informasi DF: Tergantung informasi yang disampaikan memuat apa. Apabila

informasinya terkait dengan aktivitas inti perusahaan atau bersifat

rahasia, pasti diberikan melalui email. Misalnya saat CEO memberikan

informasi tentang SOP atau tentang perubahan kontrak, dokumennya

dikirimkan melalui e-mail. Untuk pemberitahuan yang sifatnya tidak

rahasia, kadang-kadang melalui memo atau berbicara dengan saya

langsung, mendatangi ke meja saya. Atau meminta saya untuk datang ke

ruangan CEO dan langsung mendapatkan pengarahan atau informasi baru

atau kebijakan baru. Saya lebih memilih via e-mail sebenarnya, karena

dokumennya apabila hilang dapat ditelusuri kembali (transkrip

wawancara 3, p. 201)

DF: Khusus untuk bagian saya, saya mengirimkan e-mail. Selain itu,

apabila memang ada informasi baru yang diperuntukkan bagi karyawan,

CEO atau pemilik pasti sudah memberikan print out pada saya dan

manajer lainnya. Print out itu juga yang ditempelkan pada papan

pengumuman kantor (transkrip wawancara 3, p. 201)

Penyampaian informasi

dilakukan melalui:

Percakapan langsung atau

tatap muka.

Pemberitahuan yang

ditempel di papan

pengumuman.

Email, terutama yang

diberikan dari manajer ke

karyawan.

Informasi yang diberikan dapat

berupa:

Masukan atas kinerja.

Kebijakan baru atau

perubahan kebijakan.

Keputusan operasional

perusahaan.

Valid

DG: Perkembangan kerja masing-masing divisi, semacam pelaporan per

divisi. Kemudian, masukan dan usulan dari para manajer atau dari

407

karyawan. Kemudian, penyampaian informasi dari owner dan CEO,

terutama jika ada perubahan yang terkait dengan perkembangan

perusahaan (transkrip wawancara 4, p. 224)

DS: Dituliskan, dicetak, kemudian dipasang di papan pengumuman.

Biasanya sebelum ditempel, para manajer sudah mendapatkan

pemberitahuan secara lisan dari CEO (transkrip wawancara 5, p. 227)

DS: Karena karyawan divisi saya sebagian besar di pabrik, maka saya

melakukan yang sama dengan owner dan CEO, saya ketik, di-print, dan

ditempel di papan pengumuman pabrik. Saya juga mengirimkan

pemberitahuan melalui e-mail (transkrip wawancara 5, p. 227)

DS: Saya juga punya meja kerja di kantor, cuma memang saya lebih

sering berada di pabrik, jadi saya masih bisa mendapatkan informasi

secara langsung dari mulut ke mulut. Setiap kali ada hal yang penting

juga pasti ada pengumuman resminya, entah lewat e-mail atau lewat

papan pengumuman di kantor. Antara kantor dan pabrik juga ada saluran

telepon, jadi kalau sewaktu-waktu ada perlu, saya bisa langsung

dihubungi (transkrip wawancara 5, p. 229)

KF: Kalau informasinya dari atasan, biasanya disampaikan langsung ke

karyawan. Kalau misal kami dari karyawan mendengar informasi penting

yang simpang siur dan asalnya tidak jelas dari mana, kami bertanya

langsung ke atasan untuk memastikan kebenarannya (transkrip

wawancara 6, p. 243)

KF: Sama saja, atasan berbicara langsung dengan kami karyawan. Tapi

sesudahnya pasti ada surat pengumuman resmi yang ditempel di papan

pengumuman. Kadang juga lewat e-mail, tapi lebih seringnya ditempel di

papan (transkrip wawancara 6, p. 244)

KF: Beliau berbicara kepada kami seperti kami adalah temannya,

sehingga kami nyaman untuk berkomunikasi dengan beliau (transkrip

wawancara 6, p. 244)

KF: Jadi jika ada yang perlu disampaikan kepada pimpinan, cukup

menyampaikan ke manajer keuangan, nantinya manajer saya yang akan

berinteraksi dengan pemilik dengan CEO (transkrip wawancara 6, p. 244)

KO: Ada banyak cara, lewat e-mail, lewat rapat. Kalau misal ada sesuatu

yang penting juga saya langsung berbicara face to face kepada manajer

saya. Beliau juga kalau ada informasi yang mau dibagikan, memberikan

pengumuman lisan, kemudian yang tertulis dipampang di papan

408

pengumuman (transkrip wawancara 7, p. 256)

KO: Atasan berkomunikasi dengan baik, jujur, dan terbuka, lalu mereka

juga berkomunikasi dengan santai, tetapi tetap dalam konteks seorang

pemimpin, sehingga membuat saya nyaman berkomunikasi dengan

mereka (transkrip wawancara 7, p. 258)

KS: Kami dapat langsung bertanya atau atasan akan menyampaikan

secara langsung informasi yang ada, atau kalau tidak misalnya ada satu

rekan kerja yang dipanggil oleh atasan untuk menyampaikan informasi,

maka ia akan menyampaikan kepada karyawan lainnya (transkrip

wawancara 8, p. 269)

KS: Penyampaian bisa dengan atasan berbicara langsung kepada kita,

atau bisa dengan mengeluarkan seperti surat pengumuman begitu dan

nanti ditempel di papan pengumuman (transkrip wawancara 8, p. 270)

KS: Atasan berkomunikasi dengan kita itu seperti teman yang dimana

kita saling memberi masukan, jadi untuk kita berbicara pun juga enak,

tidak takut. Kalau begini, kan enak juga kalau kita mau memberi

masukan atau ide ke perusahaan (transkrip wawancara 8, p. 272)

KS: Mereka langsung bicara kepada kita tentang apa yang terjadi dan apa

yang perlu mereka sampaikan (transkrip wawancara 8, p. 272)

Evaluasi kinerja O: Saya meminta pertanggungjawaban setiap minggunya itu untuk

masing-masing kepala melaporkan ada masalah apa, ada kendala

apa.“Oh, Pak, orang ini kerjanya seperti ini, ini, ini.” Jadi baru saya

pantau orang itu. Kalau saya harus pantau semua nggak mampu. Jadi

kepala-kepalanya itu yang saya minta pertanggungjawaban. Kalau misal

orang yang saya pantau itu kerjanya bagus, ya bisa kita naikin gajinya,

tapi kalau tidak bagus ya bisa kita keluarin (transkrip wawancara 1, p.

157)

O: Mengevaluasi karyawan apakah sudah sesuai dengan apa yang

perusahaan mau itu dengan melihat apakah yang karyawan lakukan

pertama sudah sesuai SOP, lalu apakah sudah sesuai yang menjadi

harapan saya sebagai pemilik, lalu juga dengan melihat dan

membandingkan apakah kinerja satu karyawan dengan karyawan lain.

Bisa juga dengan melihat hasil kerja yang mereka hasilkan itu apakah

sudah berdampak positif bagi kemajuan perusahaan (transkrip

wawancara 1, p. 158)

Evaluasi kinerja dilakukan

secara berkala setiap 6

bulan sekali oleh atasan

langsung: karyawan bawah

oleh manajer, manajer oleh

CEO, dan CEO oleh

pemilik.

Pimpinan melakukan

pengawasan dan

pengamatan terhadap

kinerja bawahan sehari-hari

sebagi bahan evaluasi.

Hasil kerja bawahan dalam

bentuk laporan digunakan

sebagai bahan evaluasi.

Pedoman evaluasi kinerja

Valid

C: Ya, kalau saya melihat ada karyawan yang dia memang benar-benar

409

ahli di dalam bidang yang dikerjakannya sehingga kinerja yang diberikan

pun sangat baik (transkrip wawancara 2, p. 177)

C: Mengevaluasi itu berdasarkan penilaian personal saya, namun tetap

berdasarkan pada aturan perusahaan. Apakah si karyawan tersebut sudah

sesuai dengan harapan saya untuk memajukan perusahaan ini, dan juga

apakah sudah sesuai dengan aturan kerja yang ada di perusahaan kami

(transkrip wawancara 2, p. 177)

C: Kalau di sumber daya manusia itu perlu ditingkatkan lagi aktivitasnya

agar kinerja dan keahlian sumber daya manusia perusahaan ini bisa

meningkat sehingga apa yang mereka kerjakan dapat lebih efektif dan

efisien (transkrip wawancara 2, p. 180)

C: Anak-anak pemasaran harus meningkatkan kinerjanya untuk promosi

produk agar produk kami lebih dikenal oleh masyarakat luas (transkrip

wawancara 2, p. 180)

C: Menurut saya, pemasaran yang kami lakukan kurang efektif dan

efisien. Karena, sampai saat ini kalau saya lihat masih banyak masyarakat

yang belum kenal produk kami. Jadi ya memang seharusnya ada upaya

yang lebih untuk pemasaran (transkrip wawancara 2, p. 181)

C: Kalau menurut saya pribadi, cara pemilik mengevaluasi kinerja saya

itu dengan melihat hasil kerja saya. Ketika apa yang saya kerjakan sesuai

dengan harapan beliau dan saya dilihat dapat memimpin perusahaan

untuk berkembang menjadi lebih baik, maka saya akan menerima hadiah

tertentu. Karena hal seperti ini sudah pernah terjadi sebelumnya

(transkrip wawancara 2, p. 182)

adalah kesesuaian dengan

SOP, harapan atasan, dan

kinerja karyawan lain

sebagai pembanding.

Kinerja pemasaran masih

harus ditingkatkan.

DF: Iya, tiap tahun ada evaluasi performa kerja. Untuk saya, yang

mengevaluasi CEO (transkrip wawancara 3, p. 199)

DF: Saya dan manajer lain dipanggil satu per satu, langsung bertemu

dengan CEO. Kemudian disampaikan hasil evaluasinya. Kadang juga

mendapatkan pertanyaan langsung dari CEO-nya, tentang kinerja

bawahan, tentang solusi yang akan saya tawarkan saat ada kehjian yang

tidak biasa dan terkait dengan bagian financial (transkrip wawancara 3, p.

199)

DF: Perusahaan menetapkan adanya evaluasi tahunan, karena berkaitan

dengan kenaikan gaji tahun berikutnya. Draft dasarnya sudah ada, jadi

saya menggunakan draft yang sudah ada. Saya juga meminta masing-

masing karyawan untuk menilai rekan kerjanya, agar saya tidak melulu

410

subjektif dalam menilai. Evaluasi dari saya sendiri diambil dari penilaian

pribadi saya terhadap hasil kerja setiap karyawan selama ini, bagaimana

interaksinya dengan saya dan dengan karyawan lain, kedisiplinan dia

dalam bekerja, hasil pengamatan saya selama berkeliling untuk

memantau anak buah saya, dan sebagainya. Setiap akhir tahun, saya

melakukan tatap muka satu-persatu dengan anak buah saya untuk

menyampaikan hasil evaluasi terhadap kinerjanya (transkrip wawancara

3, p. 197)

DF: Pemasaran harus lebih gencar lagi dalam mencari massa (transkrip

wawancara 3, p. 204)

DG: Kalau saya melihat diri sendiri sepertinya sulit ya. Pastinya saya

merasa sudah mengikuti alur penugasan yang ditetapkan di perusahaan,

saya juga telah melakukan pengawasan karyawan dengan baik, selain itu

saya berusaha untuk menemukan hal-hal yang membantu perkembangan

perusahaan. Jadi, ya… kinerja saya termasuk baik, untuk ukuran saya

(transkrip wawancara 4, p. 217)

DG: Untuk saya dan manajer lain, yang mengevaluasi adalah CEO. Jadi,

setiap 6 bulan sekali, CEO menyampaikan hasil evaluasinya melalui tatap

muka langsung. Kami dipanggil satu-persatu untuk menerima hasil

evaluasi, sekaligus sharing mengenai kondisi divisi masing-masing. Jadi

ada komunikasi dua arah (transkrip wawancara 4, p. 217)

DG: Tanpa perlu ada upaya khusus pun, dapat terlihat adanya perbedaan

atau perubahan dari cara pelaporan dan pengerjaan tugas dari waktu ke

waktu. Setiap bulan pasti ada laporan berkala dari karyawan saya, dan

saya bertugas menganalisis dan menggabungkan laporan tersebut

menjadi satu kesatuan laporan divisi operasional, jadi sekaligus

menganalisis kinerja mereka juga sebenarnya (transkrip wawancara 4, p.

222)

DS: Yang melakukan evaluasi atas kinerja saya adalah CEO dan

dilaksanakan setiap 6 bulan sekali (transkrip wawancara 5, p. 232)

DS: Itulah mengapa saya lebih sering di pabrik daripada di kantor, agar

saya bisa melihat sendiri anak buah saya kerja atau tidak. Selain itu, saya

bisa tahu bagaimanakah cara kerja mereka. Efektif atau tidak. Kalau saya

lihat cara kerjanya kurang efektif, saya dekati, saya beri masukan,

bagaimana agar bekerjanya lebih efektif dan efisien. Biar kecepatan kerja

juga meningkat bagaimana triknya. Dari situ, kelihatan mana karyawan

411

yang memang berkualitas dan berkembangnya cepat. Dari hasil

pengawasan itu, saya mengevaluasi pekerjaan mereka. Setiap 6 bulan

sekali ada evaluasi kinerja, jadi saya harus tatap muka satu persatu dan

menyampaikan hasil evaluasi perorangan (transkrip wawancara 5, p. 231)

KF: Kalau saya mengevaluasi diri saya sendiri, saya bekerja di sini

dengan memberikan kemampuan dan pengetahuan saya sepenuhnya.

Karena ketika saya dapat membuat terobosan-terobosan yang membuat

perusahaan sukses, maka sebagai karyawan di sini, saya pun dapat ikut

merasakan kesuksesan itu dan membuat saya bangga. Sehingga, saya

bekerja di sini berusaha untuk memberikan yang sebaik-baiknya

(transkrip wawancara 6, p. 241)

KF: Saya bekerja sesuai dengan peraturan perusahaan dan sesuai dengan

apa yang manajer saya katakan untuk saya lakukan. Dan ketika manajer

saya puas dengan apa yang saya kerjakan artinya saya mengerjakan

dengan baik, begitu juga sebaliknya. Seperti itu saja sih saya menilai

kinerja saya. Yang penting, saya mengerjakan dengan sungguh-sungguh,

dan apabila ada masukan ataupun perbaikan akan apa yang sudah saya

kerjakan, maka saya akan membenahi apa yang saya kerjakan tersebut,

sehingga hasilnya bisa maksimal (transkrip wawancara 6, p. 242)

KS: Saya di sini juga bertugas membuat rencana pemasaran, rencana

promosi, dibuat dalam bentuk proposal, sehingga bisa disampaikan ke

CEO atau owner. Sepanjang pengetahuan saya, dari situlah kinerja saya

dinilai atau dievaluasi (transkrip wawancara 8, p. 268)

KS: Kalau saya menilai diri saya sendiri, ya sudah sesuai dengan harapan

saya ya. Saya bekerja di sini tidak main-main, tapi saya bekerja dengan

sungguh-sungguh, karena bekerja ini kan juga untuk keluarga saya. Lalu

juga, ketika nanti kita para karyawan ini bekerja dengan maksimal lalu

membantu perusahaan menjadi perusahaan yang sukses, maka kita juga

akan terkena imbasnya (transkrip wawancara 8, p. 267)

KS: Mmm gini, jadi saya waktu saya bekerja itu dengan sungguh-

sungguh, dan juga mengerjakan apa yang menjadi tugas saya dengan

sebaik-baiknya. Lalu hasil kerja saya itu benar atau tidak, atau sesuai

harapan atasan atau tidak, itu pertama bisa dengan melihat tanggapan

atasan akan apa yang saya kerjakan, lalu dengan apa lagi ya. Mmm, ya

itu saja sih ya menurut saya (transkrip wawancara 8, p. 268)

Kesejahteraan karyawan O: Sudah jelas apabila kinerja karyawan sesuai atau melampaui dari yang Karyawan mendapatkan Valid

412

saya harapkan, akan saya berikan penghargaan dan juga hadiah, sehingga

mereka juga menjadi semakin termotivasi untuk memberikan yang

terbaik bagi perusahaan. Biasanya penghargaan dalam bentuk bonus yang

ditambahkan ke gaji pokok (transkrip wawancara 1, p. 158)

O: Apabila si karyawan tersebut mampu katakanlah mendongkrak

penjualan dan hal ini terus berlanjut, maka bisa gaji si karyawan tersebut

naik. Selain itu, juga dari jabatan yang mereka pegang. Semakin tinggi

jabatan, gaji yang diperoleh juga semakin tinggi (transkrip wawancara 1,

p. 157)

O: Karyawan sini kan dapat JAMSOSTEK karena memang aturannya

begitu. Tapi terus saya tambah asuransi dari luar JAMSOSTEK, soalnya

ada pertimbangan bahwa manfaat dari JAMSOSTEK itu kurang memadai

(transkrip wawancara 1, p. 160)

O: Yang lainnya bentuknya tunjangan, misalnya untuk karyawan wanita

yang melahirkan yaitu tunjangan kehamilan, ada juga tunjangan menikah,

tunjangan kematian apabila orangtua, suami, atau istri karyawan

meninggal dunia. Ada juga company gathering setahun sekali. Kalau

fasilitas kesejahteraan yang ada di kantor, ada air mineral gratis di

pantry, jadi karyawan tinggal ambil aja. Ada dispensernya, jadi kalau

mau bikin kopi atau teh, yang juga udah disediakan, tinggal bikin di

pantry (transkrip wawancara 1, p. 161)

fasilitas kesejahteraan

sebagai berikut:

Gaji pokok

Uang lembur

Bonus (hasil evaluasi)

Kenaikan gaji tahunan

JAMSOSTEK

Asuransi

Tunjangan (THR,

kehamilan, pernikahan,

kematian)

NPWP

Team building

C: Sudah pasti ketika seorang karyawan bekerja melampaui apa yang

seharusnya mereka kerjakan, maka kami akan memberikan hadiah

sehingga karyawan tersebut dapat termotivasi untuk terus menjadi

karyawan yang terbaik (transkrip wawancara 2, p. 177)

C: Karyawan yang bekerja di perusahaan ini didaftarkan sebagai peserta

JAMSOSTEK, jadi sekaligus mendapatkan fasilitas asuransi kesehatan.

Selain JAMSOSTEK juga didaftarkan ke asuransi lain. Kalau yang

berupa uang, ada komisi dan bonus tergantung dengan evaluasi hasil

kerja (transkrip wawancara 2, p. 177)

DF: Penghargaannya diwujudkan dalam bentuk kenaikan gaji. Hasil

evaluasi mempengaruhi besarnya kenaikan gaji. Yang kinerjanya biasa

saja akan menerima kenaikan gaji yang lebih sedikit dibandingkan

dengan karyawan yang kinerjanya bagus. Selain itu, ada penghargaan

berupa bonus atau uang tambahan (transkrip wawancara 3, p. 198)

DF: Ada asuransi, JAMSOSTEK, ada team building juga, baru dirintis

413

dan dimulai satu tahun terakhir ini. Intinya adalah bepergian bersama ke

suatu tempat, tidak perlu di luar kota juga. Fungsinya adalah untuk

mempererat hubungan anggota tim agar lebih kompak (transkrip

wawancara 3, p. 198)

DF: Ada, saya mendapatkan bonus akhir tahun untuk hasil kinerja saya.

Besarnya bonus itu tergantung pada hasil evaluasi, bagus, atau tidak

(transkrip wawancara 3, p. 199)

DG: Untuk setiap evaluasi kinerja, ada bonus tertentu sesuai dengan hasil

kerja selama satu periode evaluasi. Tapi nominalnya juga tidak banyak

(transkrip wawancara 4, p. 217)

DG: Saya pribadi akan memberikan pujian secara lisan. Dan untuk setiap

e-mail dari karyawan yang berisi hasil kerja, pasti saya balas dengan

ucapan terima kasih atau komentar atas hasil kerja tersebut (transkrip

wawancara 4, p. 222)

DG: Ada THR, asuransi, JAMSOSTEK, layanan untuk mendaftarkan

NPWP dari kantor untuk karyawan baru yang belum memiliki NPWP,

tunjangan lain juga diberikan pada karyawan. Ini adalah tugas dari C&R

untuk mengurus kompensasi dan manfaat bagi karyawan. Tentunya

semua beban ditanggung oleh perusahaan, misalnya pembayaran premi

asuransi (transkrip wawancara 4, p. 222)

DS: Sama dengan karyawan lain, jika ada pencapaian yang memuaskan,

maka akan mendapatkan bonus (transkrip wawancara 5, p. 232)

DS: Ada THR, yang pasti, setiap hari raya Idul Fitri. THR tidak hanya

diberikan pada karyawan yang beragama Islam, melainkan pada semua

karyawan. Jadi, bagi yang merayakan Natal, THR-nya diterima pada Idul

Fitri itu juga. Selain itu, ada program asuransi untuk karyawan, yang

membayar preminya adalah perusahaan agar tidak memberatkan

karyawan. Ada juga JAMSOSTEK. Cuma, sekarang ini ada BPJS

Kesehatan tersendiri, dan untuk mendaftar BPJS Kesehatan saat ini jadi

tanggung jawab karyawan sendiri. Mungkin kalau nantinya ada karyawan

baru, akan sekaligus didaftarkan BPJS Kesehatan (transkrip wawancara

5, p. 232)

KF: Ya, ada hadiah tertentu ketika saya bekerja sesuai dengan harapan

beliau (transkrip wawancara 6, p. 242)

KF: Gaji pokok sudah pasti diberikan kepada para karyawan di

perusahaan ini. Lalu, ada juga uang lembur. Bonus juga diberikan ketika

414

perusahaan mencapai suatu target. THR dan asuransi juga diberikan oleh

perusahaan bagi karyawan di sini (transkrip wawancara 6, p. 242)

KF: Ada perlindungan dari JAMSOSTEK. Jadi yang sudah terdaftar

sebagai peserta JAMSOSTEK karena sebelumnya bekerja di perusahaan

lain, harus didaftarkan lagi, dan yang lama dihapuskan. Yang belum

punya akan didaftarkan oleh perusahaan. Bagian HR yang mengurusi ini.

Bagian keuangan terlibat di pembayaran preminya, karena biaya

JAMSOSTEK ditanggung oleh perusahaan. Kemudian ada juga asuransi

lainnya yang coverage-nya lebih besar. Jadi ada yang ditanggung

asuransi ini, tapi tidak ditanggung oleh JAMSOSTEK. Asuransi swasta

tadi itu juga memberi jatah pemeriksaan kesehatan gratis buat karyawan.

Terkait dengan libur, perusahaan memberikan jatah cuti 12 hari setahun.

Kalau lebih dari 12 hari, masih bisa ambil cuti potong gaji. Jadi gaji

bulan itu akan dipotong sesuai dengan banyaknya hari cuti. Ada juga

team outbond atau team building. Setiap divisi mendapat kesempatan

untuk membuat acara tim, boleh outbond, boleh paintball, dinner, nonton

bareng, membuat jaket tim, rafting, paralayang, liburan ke pantai, atau

apapun, asal budget-nya sesuai dengan jatah tim. Perusahaan sendiri juga

mengadakan gathering setahun sekali, mengumpulkan semua karyawan

untuk keakraban (transkrip wawancara 6, p. 242)

KO: Cuti kantor, cuti khusus misal ada yang melahirkan atau menikah.

JAMSOSTEK, asuransi kesehatan. Yang saya canangkan, team bonding,

itu juga bentuk kesejahteraan karyawan. Oh iya, waktu hari raya, ada

THR untuk semua karyawan (transkrip wawancara 7, p. 256)

KO: Tengah tahun lalu saya mengusulkan ada team bonding untuk

masing-masing divisi. Jadi tiap divisi mendapatkan anggaran khusus

untuk mengadakan satu acara bebas setahun sekali. Yang mau pergi

makan-makan, boleh. Atau mau yang lebih menantang, misalnya arung

jeram, panjat tebing, atau outbond juga tidak apa-apa. Bebas

menentukannya asal sesuai budget (transkrip wawancara 7, p. 253)

KS: Ada uang bonus yang ditambahkan ke gaji setelah masa evaluasi.

Pastinya saya jadi termotivasi untuk bekerja lebih giat. Teman-teman lain

juga paling semangat kalau sudah waktunya masa evaluasi, jadi mati-

matian bekerja untuk menarik perhatian manajer. Tidak tahu kenapa,

suasananya menjadi lebih semangat di kantor (transkrip wawancara 8, p.

268)

415

KS: Ada gaji pokok, uang lembur, THR, dan asuransi yang diberikan

kepada karyawan. Kalau penghargaan seperti bonus, uang jalan-jalan,

katakanlah seperti itu, kita dapatkan kalau kinerja kita baik, atausaat

perusahaan ini mencapai suatu target tertentu, jadi semacam bonus

tambahan untuk merayakan pencapaian itu (transkrip wawancara 8, p.

268)

KS: Selain kenaikan gaji, kenaikan pangkat, kita kan juga bangga kalau

bekerja di perusahaan besar dan sukses. Ya, pokoknya saya kerja di sini

sudah memberikan apa yang saya mampu dan melaksanakan pekerjaan

saya dengan sebaik-baiknya (transkrip wawancara 8, p. 267)

Jenjang karir C: Di sini tidak ada jenjang karir bagi setiap karyawan. Kenaikan jabatan

untuk karyawan berdasarkan penilaian masing-masing kepala divisi dan

akan didiskusikan dengan saya dan pemilik (transkrip wawancara 2, p.

176)

Di PT MSJ tidak ada jenjang

karir. Setiap pimpinan bukan

berasal dari karyawan yang

naik pangkat, melainkan

memang secara khusus

direkrut dari awal untuk

menduduki posisi atasan.

Valid

DF: Saya ingin mematenkan adanya jenjang karir di divisi keuangan,

atau setidaknya ada pelabelan Senior dan Junior. Dengan demikian

masing-masing karyawan akan merasa terpacu untuk bekerja lebih giat,

karena ada jabatan yang lebih tinggi yang bisa diraih. Selain itu, saya

akan melaksanakan teambuilding secara rutin. Saya berharap bahwa

konsep ini tidak hanya dipraktekkan di divisi saya saja, melainkan juga

divisi lainnya. Berhubung saya adalah manajer keuangan, saya juga harus

memperhitungkan dulu berapa biaya yang diperlukan untuk mewujudkan

hal tersebut, sehingga saya dapat mengajukan kepada pemilik dan CEO

(transkrip wawancara 3, p. 204)

KF: Setahu saya, tidak ada jenjang karir di perusahaan ini (transkrip

wawancara 6, p. 238)

KO: Setahu saya, tidak ada kebijakan atau aturan mengenai jenjang karir

bagi karyawan di sini (transkrip wawancara 7, p. 253)

KS: Di perusahaan ini, tidak ada jenjang karirnya atau apapun itu

(transkrip wawancara 8, p. 267)

Pembagian tanggung

jawab

O: Saya megang pimpinan tertinggi di sini. Jadi saya yang bikin

kebijakan, ambil keputusan, mengawasi aktivitas perusahaan, menyusun

strategi perusahaan, ya semacam itu lah (transkrip wawancara 1, p. 150)

O: Sekarang sih tanggung jawab mencari karyawan sudah dipasrahkan ke

bagian HR dan manajer (transkrip wawancara 1, p. 156)

O: Kalau untuk urusan karyawan, saya percayakan pada anak saya yang

Owner memegang

tanggung jawab tertinggi

dalam perusahaan.

CEO bertanggungjawab

mengelola aktivitas

Valid

416

jadi CEO-nya (transkrip wawancara 1, p. 156)

O: Yang menetapkan jumlah gula dari pemasok itu manajer divisi

operasional, yang kalau di dalam perusahaan saya ini disebut sebagai

Director of General Affairs. Untuk jumlahnya juga sesuai dengan

keinginan saya, apa yang sudah dirapatkan antara saya dengan

manajemen. Cuma yang membagi belinya berapa-berapa dulu itu ya

bagian operasional (transkrip wawancara 1, p. 161)

O: Untuk target produksi, CEO dan kepala divisi produksi bertanggung

jawab. Mereka yang akan berunding untuk menetapkan target yang harus

dihasilkan. Lalu, akan dilaporkan kepada saya, sehingga saya dapat

memutuskan untuk menyetujuinya atau tidak (transkrip wawancara 1, p.

163)

O: Ya untuk rencana anggaran dan alokasi pendanaan yang bertanggung

jawab CEO dan juga manajer keuangan. Tetapi tetap dilaporkan lagi

kepada saya (transkrip wawancara 1, p. 163)

perusahaan dan memimpin

karyawan.

Director of Finance

bertanggungjawab

mengelola aktivitas

finansial perusahaan.

Director of General Affairs

bertanggungjawab

mengelola sarana prasarana

dan ketenagakerjaan.

Director of Sugar Division

bertanggungjawab atas

aktivitas produksi dan

pemasaran.

Karyawan mendapatkan

pembagian tanggung jawab

dari manajer divisi masing-

masing.

C: Saya memimpin perusahaan, mengelola dan bertanggungjawab atas

semua aktivitas perusahaan (transkrip wawancara 2, p. 171)

C: Karena memang wewenang saya untuk merumuskan tujuan

perusahaan dan menetapkan garis besar kebijakan perusahaan. Kalau

untuk detail per divisi, saya tetap membutuhkan bantuan para manajer

(transkrip wawancara 2, p. 175)

C: Perekrutan karyawan bukan tanggung jawab saya, melainkan

tanggung jawab dari directorofgeneral affairs (transkrip wawancara 2, p.

176)

C: Manajer keuangan yang mengurusi masalah rencana anggaran, namun

tetap didiskusikan dengan saya dan pemilik sebagai pengambil keputusan

untuk memberi persetujuan(transkrip wawancara 2, p. 183)

DF: Sebagai Director of Finance, saya bertanggungjawab mengelola

keuangan perusahaan, menyusun alokasi dana untuk produksi, gaji,

pembelian, dan kegiatan lain. Saya juga bertanggungjawab atas pencairan

dana dan pembukuan atau administrasi keuangan. Selama dan setelah

pembukuan, saya melaksanakan verifikasi anggaran yang terpakai untuk

selanjutnya membuat laporan anggaran secara berkala, yaitu bulanan dan

tahunan. Selain itu, saya harus selalu melakukan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan anggaran secara periodik. Karena saya yang mengepalai

seluruh karyawan bagian keuangan, saya berwenang membagi tugas

417

kepada karyawan divisi keuangan dan memberikan instruksi bagi mereka

dalam melaksanakan pekerjaannya. Saya diwajibkan untuk mengawasi

dan menilai atau mengevaluasi kinerja karyawan finance. Seluruh

kegiatan perusahaan pasti tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan

finansial. Dalam konteks ini, saya bertanggungjawab dan berhak untuk

memberikan masukan pada owner atau CEO tentang kebijakan atau

keputusan yang membutuhkan alokasi dana tertentu (transkrip

wawancara 3, p. 190)

DF: Saya memiliki beberapa karyawan yang telah saya bagi-bagi

tugasnya. Untuk pencatatan transaksi, ada yang bertanggungjawab.

Selain itu, ada bagian purcashing. Dan sebagainya. Setiap kebutuhan

pengeluaran yang tidak termasuk dalam pengeluaran rutin harus diajukan

dulu kepada saya. Saya akan mengawasi, menyortir yang mana yang

kira-kira perlu, kemudian memberikannya pada pemilik atau CEO

(transkrip wawancara 3, p. 202)

DG: Secara garis besar, saya mengkoordinasi dan mengelola proses

pengadaan barang, perawatan sarana prasana, dan ketenagakerjaan

(transkrip wawancara 4, p. 206)

DG: Ada empat orang, masing-masing memiliki tanggung jawab yang

berbeda-beda. Satu orang bertugas sebagai OA atau Office Administrator,

yang ada di meja depan itu. Tugasnya berkaitan dengan surat menyurat

dan sebagainya. Jadi, kalau membutuhkan struktur organisasi lengkap

termasuk job description, langsung saja ke OA. Selanjutnya, yang duduk

dekat OA, ada Building Maintenance. Dia yang urusan sarana prasarana,

termasuk pemasangan, pemeliharaan, dan perbaikan. Yang ketiga,

RecruitmentSpecialist yang mengelola perekrutan dan pelatihan

karyawan, termasuk juga pelatihan buat manajer. Terakhir, C&B atau

Compensation and Benefits. C&B tugasnya mengurus kompensasi buat

karyawan, termasuk cuti, asuransi, bonus, gaji, tunjangan, dan sebagainya

(transkrip wawancara 4, p. 206)

DG: Saya sendiri atau saya menunjuk anak buah saya untuk

menghubungi berbagai supplier, mencari informasi mengenai

ketersediaan barang yang kami butuhkan, kemudian memilih yang paling

menguntungkan bagi perusahaan dan menghubungi supplier yang

bersangkutan. Supplier di sini ada bermacam-macam, bukan hanya

pemasok gula, melainkan juga supplier barang-barang keperluan kantor

418

atau keperluan operasional lainnya. Seperti untuk ATK, saya tidak

membeli dari toko biasa, tapi menghubungi supplier alat kantor yang

memang spesialis menangani pembelian partai besar. Jadi harganya lebih

murah dan lebih praktis karena ada layanan pengiriman ke kantor. Selain

itu, AC, meja kursi, mesin, kendaraan, dan sarana prasarana lain juga

saya yang melakukan pemilihan supplier dan melakukan kontrol. Saya

juga berhubungan dengan para penyedia jasa training karyawan dan

manajemen. Untuk penyedia OB dan security juga kami pakai

outsourcing, jadi saya yang melakukan seleksi. Partner outsourcing

tersebut dapat digolongkan sebagai supplier juga dalam hal ini (transkrip

wawancara 4, p. 213)

DG: Tidak lama setelah mendaftarkan perusahaan ini, divisi saya

mengurus tentang paten untuk nama produk (transkrip wawancara 4, p.

208)

DS: Sebagai Director of SugarDivision, saya bertanggungjawab

mengelola urusan produksi, dari penerimaan barang, penyimpanan,

pengemasan, pengepakan, hingga pengiriman barang (transkrip

wawancara 5, p. 226)

KF: Karena saya bekerja di bagian keuangan, saya bertanggungjawab

dalam hal pembukuan (transkrip wawancara 6, p. 240)

KF: Saya secara khusus menangani masalah purchasing atau pembelian.

Jadi, segala macam pembelian, baik untuk perlengkapan kantor,

persediaan barang, pembayaran pasokan gula, menjadi tanggung jawab

saya untuk melaksanakan dan mengelola (transkrip wawancara 6, p. 240)

KF: Setiap kali ada kegiatan yang membutuhkan pembelian, harus

memberikan salinan proposal atau rencana budgeting pada saya.

Misalnya untuk pembelian pasokan gula, yang memang sudah terjadual,

saya yang bertugas untuk memeriksa pengajuan dari bagian administrasi

sugar division, berapa banyak gula yang akan diperoleh dari pemasok

dan berapa nominal uang yang dibutuhkan. Kemudian saya akan

melakukan pemeriksaan ulang terhadap harga yang dicantumkan dalam

pengajuan dan melakukan crosscheck untuk melihat apakah nominal

yang dituliskan dalam pengajuan telah sesuai dengan kenyataannya.

Langkah selanjutnya adalah menyerahkan dokumen pengajuan pada

manajer keuangan untuk mendapatkan ACC. Jika sudah melewati

manajer keuangan dan disetujui, saya mengambil uang tunai sejumlah

419

yang diminta kepada karyawan keuangan yang bertugas memegang kas

perusahaan. Saya kemudian memberikan konfirmasi kepada bagian

administrasi sugar division untuk mengambil dana yang sudah cair.

Pengambilan dana tersebut ditandai dengan dokumen pencairan dana,

dimana setelah transaksi terjadi, bagian administrasi sugar division harus

kembali menemui saya untuk menyerahkan bukti pembayaran yang resmi

ke pemasok (transkrip wawancara 6, p. 240)

KF: Untuk pengeluaran yang tidak termasuk pengeluaran semacam itu,

mekanismenya hampir sama. Misalnya akan ada acara gathering untuk

karyawan, yang pastinya butuh biaya besar. Pengelola atau

penanggungjawab kegiatan harus menyiapkan proposal pengajuan dana

untuk kegiatan tersebut. Dari rencana anggaran di proposal, saya periksa

nominal yang tertera pada masing-masing pos pengeluaran, adakah

penyimpangan dari harga aktual di pasaran. Setelah verifikasi dan

screening dari saya, rancangan anggaran saya naikkan ke manajer

keuangan untuk mendapatkan ACC. Jika akhirnya ada ACC dari

manajer, saya menyiapkan dana segar sesuai nominal yang disetujui,

dimana akhirnya karyawan yang bertugas kemudian menemui saya untuk

mengambil dana yang sudah cair. Selanjutnya sama saja dengan yang

telah saya sebutkan sebelumnya (transkrip wawancara 6, p. 241)

KO: Kami mengurusi pembelian alat-alat kantor dan alat produksi. Kami

juga bertugas merawat fasilitas yang ada di perusahaan, termasuk mesin,

bangunan, kendaraan, peralatan elektronik, sampai ke benda-benda kecil

yang menjadi milik perusahaan. Selain itu, divisi kami mengurusi

masalah personalia atau ketenagakerjaan (transkrip wawancara 7, p. 252)

KO: Saya adalah bagian recruitment dan training. Saya bertugas

merekrut karyawan baru. Apabila ada lowongan pekerjaan atau ada divisi

yang membutuhkan karyawan baru, saya yang melakukan promosi atau

membuat iklan lowongan pekerjaan. Apabila ada calon karyawan yang

melamar di PT MSJ, saya juga bertugas menghubungi calon karyawan

tersebut, mengatur jadual tes tulis, psikotes, dan wawancaranya. Nah,

karena memang selama ini jarang ada kekosongan posisi, saya juga diberi

wewenang untuk menyiapkan materi training. Tapi tetap saya harus

konsultasi dengan divisi lain, karena tidak semua materi saya paham.

Misalnya training divisi keuangan, agak kesulitan juga kalau harus

memberikan training masalah keuangan. Jadi saya biasanya mengatur

420

penjadualannya, berapa lama waktu training, syarat kelulusan training

seperti apa. Saya juga berhak mengatur pelatihan atau workshop apa yang

akan diadakan untuk karyawan (transkrip wawancara 7, p. 252)

KS: Tugas saya adalah mencari upaya-upaya pemasaran yang sekiranya

bisa mendongkrak penjualan Gulasir dan Gula Selera. Misal kami

mengadakan promo, itu juga idenya pasti dari bagian pemasaran. Selain

itu, saya juga tugasnya melihat kompetitor, mencari info melalui koran

atau internet atau tempat lainnya agar tahu kita kekurangannya dimana

dan kekuatannya dimana, nanti itu dipakai untuk mengembangkan

perusahaan (transkrip wawancara 8, p. 264)

KS: Di perusahaan ini pimpinan ada 5 orang, yaitu pemilik, CEO,

manajer keuangan, manajer operasional, dan manajer untuk divisi gula.

Manajer divisi gula membawahi divisi-divisi lagi seperti divisi

administrasi, pemasaran, produksi dan lain sebagainya. Sedangkan, untuk

manajer keuangan dan manajer operasional membawahi karyawan

mereka masing-masing (transkrip wawancara 8, p. 267)

Struktur organisasi O: Untuk strukturnya bagaimana, nanti minta saja bagan dari CEO atau

bagian HR (transkrip wawancara 1, p. 156) Urutan hirarki koordinasi:

Owner – CEO – Manajer –

Kepala Bagian (khusus

Sugar Division) –

karyawan.

Struktur organisasi resmi

telah disertakan (Bab 4).

Valid

DG: Urut dari atas, dari owner, CEO, manajer-manajer, kepala bagian,

kemudian karyawan (transkrip wawancara 4, p. 214)

DS: Di puncak koordinasi ada owner, kemudian di bawahnya adalah

CEO. Di bawah CEO ada 3 manajer, yaitu Director of Sugar Division

atau saya sendiri, kemudian Director of Finance, dan Director of General

Affairs. Di bawahnya ada karyawan biasa dan khusus divisi saya ada

Kepala Pemasaran, Kepala Gudang, Kepala Produksi, dan Kepala

Pengiriman (transkrip wawancara 5, p. 226)

KF: Di bagian top managementada pemilik di bagian paling atas, lalu

CEO, lalu CEO membawahi manajer keuangan, manajer operasional, dan

manajer untuk divisi gula. Masing-masing manajer tersebut membawahi

karyawan yang bekerja di bidangnya masing-masing. Ada juga kepala

pemasaran, kepala produksi, kepala gudang, kepala pengiriman, dan

administrasi yang berada di bawah koordinasi manajer divisi gula

(transkrip wawancara 6, p. 240)

KO: Paling tinggi itu pemilik. Kemudian di bawahnya ada CEO. Di

bawah CEO ada tiga orang manajer: manajer atau direktur keuangan,

direktur operasional, dan direktur pergulaan. Di bawah manajer masih

421

ada karyawan divisi yang jumlahnya banyak (transkrip wawancara 7, p.

255)

KO: Secara organisasi juga dulu yang sudah ada adalah pemilik, CEO,

dan tiga manajer – operasional, keuangan, pergulaan (transkrip

wawancara 7, p. 263)

Alur pembuatan

keputusan

O: Kalau alur keputusan bisnis di sini, misal ada komplain, manajer

masing-masing divisi itu mengadakan meeting untuk membahas masalah

ini, baru dari hasil meeting itu diberikan kepada saya, lalu baru saya kasih

keputusan, “Oh, ya, harganya segini, yang kita lakukan harus

menurunkan harga juga, atau bukan menurunkan harga, harus kita bikin

promo (transkrip wawancara 1, p. 163)

Pengambilan keputusan dalam

terjadi dalam beberapa alur:

Hasil diskusi karyawan –

disampaikan pada manajer

– disampaikan pada CEO –

disampaikan pada owner.

Hasil diskusi manajer –

disampaikan pada CEO dan

owner saat meeting.

CEO dan owner membuat

keputusan langsung

mengenai hal-hal inti bagi

perusahaan.

Valid

C: Jabatan paling tinggi dipegang oleh pemilik. Pemilik membawahi saya

sebagai CEO. Lalu saya membawahi manajer keuangan, manajer

pengadaan atau operasional, dan manajer sugar division. Setiap manajer

memiliki anak buah masing-masing. Khusus untuk sugar division

manager di tempat kami membawahi kepala pemasaran, kepala produksi,

kepala gudang, kepala pengiriman, dan bagian administrasi (transkrip

wawancara 2, p. 178)

DF: Hal-hal inti akan diputuskan secara langsung oleh pemilik atau

pemilik bersama CEO, dimana setelah keputusan diambil, tidak ada

kompromi lagi karena langsung dari atasan. Untuk keputusan yang terkait

dengan tugas divisi, kami para manajer yang bertugas mengambil

keputusan, kemudian menyampaikan kepada pemilik dan CEO untuk

diperiksa dan ditelaah ulang (transkrip wawancara 3, p. 201)

KF: Koordinasi divisi di perusahaan juga mendukung berkembangnya

bisnis. Kalau ada yang perlu disampaikan, karyawan dapat langsung

berbicara dengan manajer. Dan hari itu juga, manajer menghubungi CEO

atau pemilik, atau keduanya. Kalau ada sesuatu yang harus diputuskan

cepat, pemilik dan CEO juga memberikan respon yang cepat (transkrip

wawancara 6, p. 248)

KS: Karyawan berdiskusi, lalu hasil diskusi diberikan kepada pemilik,

dan pemilik yang akan mengambil keputusan. Nanti hasil keputusan

pemilik dikembalikan kepada kita untuk kita laksanakan (transkrip

wawancara 8, p. 271)

Alur pembuatan kebijakan O: Kita biasanya ada surat, saya bikin surat, lalu ditempel jadi semua

karyawan bisa lihat (transkrip wawancara 1, p. 160)

Penetapan kebijakan dan

aturan terjadi dalam beberapa

Valid

422

O: Ya melihat kinerjanya lah. Misalnya sempat ada yang terlambat

masuk kantor beberapa kali dan tidak belajar dari pengalamannya, jadi

saya memutuskan untuk memperketat masalah jam kerja (transkrip

wawancara 1, p. 160)

alur:

Kinerja bermasalah –

manajer membuat

keputusan untuk divisi –

disampaikan pada CEO dan

owner untuk disetujui –

disampaikan pada

karyawan.

Manajer melaporkan

kinerja divisi dalam

meeting – CEO dan owner

memberikan masukan –

dirumuskan kebijakan

tertentu – disampaikan pada

karyawan.

Karyawan memberikan

masukan terkait kebijakan

dalam meeting – manajer

merumuskan perubahan

kebijakan – manajer

menyampaikan pada CEO

dan owner untuk disetujui –

disampaikan pada

karyawan.

C: Untuk perubahan kebijakan biasanya saya akan membicarakan kepada

pemilik dan para manajer, lalu para manajer akan membicarakannya

kepada bawahan mereka masing-masing. Selain itu, ada pula kebijakan

yang akan ditulis dan akan ditempelkan di papan pengumuman sehingga

karyawan bisa membacanya (transkrip wawancara 2, p. 182)

DF: Perkembangan perusahaan, aturan inti perusahaan, kebijakan baru di

perusahaan dan kinerja karyawan divisi saya (transkrip wawancara 3, p.

203)

DG: Saya memperhitungkan kelancaran kerja selama ini. Kalau memang

tidak ada yang bermasalah, maka jalannya kinerja karyawan sudah baik,

tidak perlu ditambah dengan macam-macam aturan lagi (transkrip

wawancara 4, p. 224)

DG: Sama dengan alur pengambilan keputusan. Dari saya, disampaikan

ke CEO, kemudian berlanjut ke owner. Atau, bisa langsung disampaikan

pada meeting dimana ada CEO dan owner sekaligus (transkrip

wawancara 4, p. 224)

DS: Faktor yang utama adalah arah pengembangan perusahaan. Saat

rapat dengan owner dan CEO, biasanya ada penyampaian laporan dari

setiap manajer mengenai perkembangan aktivitas perusahaan di masing-

masing divisi. Dari sana, owner memberikan komentar atau masukan,

dimana bisa jadi akan ada perubahan dalam kegiatan perusahaan.

Kemudian CEO akan memberikan perincian atau langkah-langkah

konkret yang harus dilakukan oleh para manajer. Dari situlah kami, para

manajer, membuat penyesuaian untuk diterapkan di divisi kami masing-

masing. Jadi, bisa dibilang bahwa inisiatif dari atasan saat rapat

merupakan pertimbangan bagi saya dalam melakukan perubahan

kebijakan di divisi saya. Selain itu, masukan dari karyawan juga menjadi

pertimbangan saya dalam mengubah kebijakan. Jadi, saat ada rapat divisi,

apabila ada karyawan yang menyampaikan masukan bagi pengembangan

divisi atau perusahaan, maka akan saya pertimbangkan dan saya

sampaikan pada saat meeting dengan atasan (transkrip wawancara 5, p.

227)

423

Peraturan perusahaan O: SOP-nya itu untuk karyawan, isinya umum. Jadi, seperti masuk kerja,

kemudian kerapian kerja. Kalau masuk kerja itu ya jam masuknya jam 8,

lalu untuk kerapian kerja harus pakai sepatu, dan sebagainya. Ini SOP

dalam karyawan kantor, bukan untuk karyawan produksi ya. Karyawan

produksi yang di pabrik itu beda lagi. Ada lagi SOP-nya. SOP-nya untuk

produksi itu rambut harus rapi, kemudian harus menggunakan seragam

khusus produksi, pakai topi. Kemudian mesin setiap 100 ton itu harus

dibersihkan, dan sebagainya (transkrip wawancara 1, p. 157)

Terdapat 2 aturan yang

diberlakukan di PT MSJ:

Standar Operasional

Perusahaan (SOP),

memuat: jam kerja, pakaian

kerja, cara komunikasi, dan

hal-hal lain yang bersifat

oeprasional atau rutin.

Kontrak kerja, memuat:

aturan cuti, hak dan

kewajiban, kerahasiaan

informasi perusahaan, dan

hal-hal lain yang bersifat

nonoperasional, mendalam,

dan spesifik.

Valid

C: SOP kami berisi instruksi kerja mengenai kapan, di mana, siapa, lalu

bagaimana pekerjaan tersebut dikerjakan. SOP kami antara lain berisi

mengenai jam masuk dan pulang kerja, pakaian kerja, dan lain-lain

(transkrip wawancara 2, p. 175)

C: Untuk semuanya, dong. Untuk saya sendiri, para manajer, dan

karyawan lainnya. Untuk di kantor dan di pabrik, SOP-nya sama, dan

diberlakukan merata agar adil (transkrip wawancara 2, p. 175)

DF: Yang jelas, ada ketentuan mengenai jam kerja dan job description

untuk masing-masing divisi. Pemakaian seragam kantor juga

dicantumkan dalam SOP. Termasuk masalah interaksi dengan pihak

eksternal kantor atau pabrik juga diatur. Beberapa karyawan dalam

pekerjaannya harus berkomunikasi dengan pihak luar, misalnya

resepsionis, karyawan pabrik yang berurusan dengan penerimaan barang

dari pemasok dan penyerahan barang ke distributor, kemudian bagian

public relation, dan sebagainya. Untuk mengadakan pertemuan dengan

pihak eksternal pun sudah ada aturannya sendiri, prosedurnya bagaimana,

pakaian yang digunakan seperti apa, misalnya seperti itu. Sebagian besar

aturan yang dimasukkan dalam SOP adalah aturan general, tapi ada

sebagian lain yang bersifat khusus. Untuk peraturan yang lebih

mendalam, dicantumkan dalam kontrak kerja setiap karyawan, misalnya

tentang kerahasiaan informasi perusahaan, mana yang boleh diungkapkan

kepada pihak eksternal dan mana saja yang hanya boleh beredar di

kalangan internal (transkrip wawancara 3, p. 194)

DG: Ada aturannya sendiri, dituliskan sebagai SOP atau Standar

Operasional Perusahaan dan yang tertuang di dalam kontrak kerja

karyawan (transkrip wawancara 4, p. 224)

DG: Di SOP diatur tentang hari kerja, jam masuk kerja, pakaian kerja,

sikap yang harus ditunjukkan saat bertemu dengan atasan, bagaimana

424

cara bersikap di depan tamu dari luar perusahaan, dan sebagainya. SOP

lebih bersifat operasional, hal yang dilakukan sehari-hari. Yang tertera di

kontrak lebih spesifik lagi, termasuk tugas dan kewajiban masing-masing

karyawan, masalah kerahasiaan informasi perusahaan, tentang hari libur

atau cuti, tentang fasilitas kesejahteraan yang diperoleh karyawan, dan

sebagainya (transkrip wawancara 4, p. 224)

DS: Peraturan perusahaan ada dua, berupa SOP atau Standar Operasional

Perusahaan dan yang tertuang secara implisit di kontrak kerja. SOP

sepenuhnya disusun oleh owner dan CEO. Isinya adalah aturan yang

sifatnya operasional atau berkaitan dengan keseharian, misalnya pakaian

kerja untuk karyawan kantor dan karyawan pabrik, cara absensi, jam

masuk dan pulang kerja, cara karyawan berkomunikasi dengan pihak

luar, cara karyawan berinteraksi dengan para atasan, dan lainnya. Dalam

kontrak, aturan yang tertuang itu sifatnya lebih mendetail, bagaimana

caranya mengajukan cuti, berapa banyak jatah cuti per tahun, aturan

tentang pemecatan dan pengunduran diri, dan sebagainya (transkrip

wawancara 5, p. 228)

KF: Ya, ada SOP yang berisi rincian kerja dan tanggung jawab masing-

masing karyawan, dan juga adaprosedur dan aturan bagaimana pekerjaan

tersebut dilaksanakan (transkrip wawancara 6, p. 240)

KO: SOP ini isinya mengenai job description bagi masing-masing divisi

atau karyawan, serta peraturan perusahaan yang mendasar, seperti

ketentuan berpakaian. SOP lebih ke gambaran umum tentang peraturan

mendasar di perusahaan ini (transkrip wawancara 7, p. 256)

KS: Ada, yaitu mengatur mengenai deskripsi kerja karyawan masing-

masing dan juga peraturan-peraturan yang umum dalam perusahaan,

seperti jam masuk, jam pulang, pakaian yang harus dikenakan (transkrip

wawancara 8, p. 267)

Respon terhadap

kesalahan

O: Untuk kesalahan yang kecil-kecil saja, saya melimpahkan tanggung

jawab untuk mengurusi itu ke kepala masing-masing divisi. Tetapi,

apabila seorang karyawan membuat suatu kesalahan yang fatal, barulah

kepala divisi melapor kepada saya, dan saya memanggil karyawan

tersebut, atasannya, dan pihak lain yang terlibat (transkrip wawancara 1,

p. 158)

Kesalahan atau kelalaian

karyawan akan direspon

sebagai berikut:

Didiamkan, dimana atasan

melakukan solusi khusus

untuk menyelesaikan

masalah.

Valid

C: Saya akan tegur mereka dan menasehati apabila mereka membuat

kesalahan yang tidak parah. Lalu, untuk ke depannya, saya akan

425

memantau pekerjaan mereka. Tetapi apabila mereka melakukan

kesalahan yang parah dan tidak bisa ditoleransi, misalnya membocorkan

rahasia perusahaan, maka karyawan tersebut akan dikeluarkan (transkrip

wawancara 2, p. 178)

Ditegur secara langsung

oleh atasan yang

berwenang.

Surat Peringatan (SP) oleh

atasan.

PHK apabila kesalahan dan

kelalaian melanggar

kontrak atau tidak bisa

ditolerir.

Sesama karyawan akan

menegur, atau melaporkan

adanya kesalahan atau

kelalaian pada manajer atau

atasan yang berwenang.

DF: Pelanggaran aturan akan ditindaklanjuti dengan peringatan lisan.

Apabila masih dilakukan pelanggaran lagi, akan diberikan surat

peringatan atau SP. Setelah 2 kali SP, dan masih ditemukan pelanggaran,

karyawan tersebut akan mendapatkan sanksi PHK. Untuk pelanggaran

yang berat, tentunya langsung mendapatkan SP, atau yang paling parah,

langsung dipecat dari perusahaan. Di divisi saya sendiri, karena masalah

finansial sangat krusial dalam perusahaan, saya mengambil kebijakan

untuk langsung memberikan SP jika ada yang melanggar peraturan.

Apalagi pelanggaran kontrak, saya memilih untuk melaporkan langsung

pada CEO atau owner dan merekomendasikan pemecatan.

Permasalahannya, kontrak kan sifatnya sangat mengikat dan memiliki

kekuatan hukum, jadi pelangaran kontrak sama saja dengan pelanggaran

hokum (transkrip wawancara 3, p. 195)

DF: Terkait dengan kinerja karyawan, jika ada kekurangan atau

kelalaian, saya mengeksplor solusi yang bisa diambil, misalnya

mengganti penugasan untuk masing-masing orang (transkrip wawancara

3, p. 203)

DG: Kalau melalaikan tugas, misalnya mengabaikan tugasnya, maka saya

akan menegur dengan keras. Bersantai di kantor saat tidak ada pekerjaan

itu tidak masalah asalkan memang saat tidak ada yang harus dikerjakan.

Apabila melakukan kesalahan dalam tugas, karena semua masih lewat

saya dulu sebelum diserahkan pada divisi lain atau pada CEO, maka tidak

terlalu masalah, tetapi tetap saya beritahu, saya tegur secara baik-baik.

Kecuali, satu kesalahan dilakukan berulang-ulang, maka saya harus

menegur.dengan keras atau saya beri SP (transkrip wawancara 4, p. 222)

DS: Saya lihat dulu bagaimana kesalahannya. Kalau misalnya

kesalahannya masih bisa ditolerir dan bisa saya perbaiki, maka saya

diamkan saja. Tapi kalau sudah dilakukan berulang kali, maka akan saya

tegur. Tapi kalau kesalahannya menghambat proses produksi dan sifatnya

fatal, maka akan langsung saya panggil untuk menghadap saya dan saya

tegur. Kalau misal ada yang tertangkap tidak mengerjakan tugasnya,

padahal ada tugas yang masih menumpuk, misalnya ada yang leha-leha

426

saat omset harian belum tercapai, maka harus saya tegur langsung di

hadapan karyawan lain, karena efek sampingnya tidak baik untuk

karyawan lain, bisa jadi yang lain malah meniru bersantai seperti itu

(transkrip wawancara 5, p.231)

KF: Apabila karyawan divisi saya melakukan kesalahan yang

mengganggu kinerja saya dan menganggu kelancaran operasional bisnis,

maka saya akan melaporkan kepada manajer saya untuk ditindak lebih

lanjut. Tetapi sebelumnya saya akan menegur dan menasehati (transkrip

wawancara 6, p. 245)

KO: Saya diam saja, karena mereka sudah ditindak oleh atasan. Atau

apabila keterlaluan sekali kesalahan mereka, maka saya akan menegur

dan juga mengajak bicara (transkrip wawancara 7, p. 258)

KO: Ya, mengajak mereka bicara apabila kesalahan mereka berimbas

pada operasional perusahaan (transkrip wawancara 7, p. 258)

KS: Ya kalau saya, karena atasan sudah bertindak, ya diam saja, tidak

ikut-ikutan, nanti takutnya masalahnya tambah rumit. Ya palingan kalau

dia meminta saya masukan, baru saya kasi masukan. Tapi kalau tidak, ya

sudah diam saja (transkrip wawancara 8, p. 271)

Respon terhadap masukan O: Semua inisiatif dan masukan dari karyawan, saya tampung dahulu.

Lalu setelah itu, saya dengan kepala-kepala divisi melakukan meeting

untuk mempertimbangkan masukan tersebut. Apabila masukan tersebut

bisa diterima dan dijalankan, dan memberikan hasil yang positif, maka

masukan tersebut akan menjadi suatu kebijakan yang baru (transkrip

wawancara 1, p. 159)

O: Kalau ada masalah atau saran atau kritik bisa langsung disampaikan

ke saya, tanpa harus merasa takut (transkrip wawancara 1, p. 159)

Masukan dari karyawan

dapat disampaikan

langsung pada manajer,

CEO, atau owner, dan akan

dibahas dalam meeting,

dijadikan pertimbangan.

Setiap komponen

perusahaan menyatakan

dapat menerima masukan,

saran, maupun kritik,

asalkan sesuai dengan fakta

yang ada.

Valid

C: Setiap masukan dan ide dari karyawan akan saya tampung dan akan

didiskusikan dengan pemilik dan para manajer (transkrip wawancara 2, p.

182)

DG: Awalnya saya sedikit skeptis karena ide tersebut bisa dibilang

pemborosan biaya. Tapi, tetap saya terima dan saya sampaikan pada CEO

dan CEO menyampaikan ke owner saat meeting. Ternyata idenya

diterima, jadi akhirnya kami laksanakan. Dan sampai sekarang hasilnya

memang terlihat, keahlian karyawan semakin meningkat dan

kekeluargaan antarkaryawan juga meningkat (transkrip wawancara 4, p.

221)

427

KF: Saya akan menerima semua masukan yang ada. Karena menurut

saya ketika saya mengerjakan sesuatu dan saya mengerjakannya tidak

hanya berdasarkan pada sudut pandang saya, tetapi juga dari sudut

pandang lainnya yang saling berkaitan dan melengkapi, maka saya rasa

apa yang saya kerjakan akan memberikan hasil yang maksimal. Tetapi

kalau masukan yang ada tidak sesuai atau bertentangan dengan apa yang

saya kerjakan dan apa yang saya anggap benar, maka saya akan meminta

penjelasan lebih lanjut akan apa yang mereka maksud dan menjelaskan

maksud saya dari sudut pandang saya sendiri (transkrip wawancara 6, p.

246)

KO: Berterima kasih dan saya merasa senang karena seperti mendapat

dukungan dari rekan kerja saya, dan masukan yang ada dapat membuat

hasil kerja saya semakin maksimal (transkrip wawancara 7, p. 258)

KS: Ooo… saya sangat senang kalau ada masukan, karena saya bekerja

juga dapat memberikan yang lebih maksimal. Dan masukan dari mereka

itu kan juga pasti bertujuan untuk kesuksesan perusahaan, jadi kalau

masukan mereka dapat dijalankan dan juga dengan memikirkan ke segala

aspek itu efektif dan efisien, maka saya akan jalankan. Apalagi di

pemasaran kan dasarnya kami ini harus mencari banyak ide, menemukan

banyak gagasan pemasaran, jadi kalau lama-lama kerja sampai kehabisan

ide, menyenangkan rasanya mendapatkan masukan dari yang lainnya

(transkrip wawancara 8, p. 271)