1' ?,r)) a - Selamat datang di Eprints Universitas Negeri ...

103
Dr. Sitti Hasbiah, M.Si PEII,IBERDAYAAN USAHA [^v,I I l{ :f f 1' ?,r)) a "Tinjau an Manajemen Pemasaran " ftfi ELtf LlF r r t I s t/ I rl *,q

Transcript of 1' ?,r)) a - Selamat datang di Eprints Universitas Negeri ...

Dr. Sitti Hasbiah, M.Si

PEII,IBERDAYAAN USAHA

[^v,I I l{ :f f 1' ?,r)) a

"Tinjau an Manajemen Pemasaran "

ftfi ELtf LlF r r t

I

s

t/

Irl *,q

Dr. Hi. Sitti Hasbiah, M.Si.

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:Tiniauan Manaiemen Pemasaran

carabaca

i

t

Pcnberdalaat Utaha Mikn, Ktril dar Mercryah:Ti ry auat Marqjeac a Peaanrt tCopynght @ Sitti Hasbiah

Diterbi*an Pertama Kali dalam Bahasa Indonesia oleh penerbit Pusat KegiatanBelaiar Masyarakat (PKBlrf) carabacaCetakan I, September 2016

Editor : Muhammad Natsi.rPenata I-etak : Muhammad fudhaSampul : Antan

Perpustakaan Nasional, Katalog dalam terbitan (KDT)Pcnberdqaaa Uvha Mikn, Kail dzt Mcnagah:Tij aua Maaqjeaca Poawvaviii + 158 hdaman; 15.5 cm x 23 cmISBN : 978-602-1 175-19-4

Hak dpa ditrdtryi obb ndarg+ aag

Dilatary nenpfiaryaA nbub dat tcbagiatIri btk ini to,,pa idn ktulit pene*t

Petetlit Prcat Kcgiata Bcl4jar MayaakaRtnah Btku Ambam

Jl. Mustafa Dg. Bunga,Kompleks Griya Samaa PermaiTelp.0al2414l)4323I-an laiia@y aho o.cojd

:\tirs bcrkrrr t

"l)crnherd?r)-aen lJsal

llanaicrncn l)cm,rsar

scbagai (nanifcstasi

mernbcrikan andil da

k;rrcnl scbaik-baiknr,.

orang ban1,ak.

Pcrnasaran mltlloncsia. Ilal irri culmclaliukan pengekrlar

mcmbuat produk baiIIal ini tidak saiah, rdaya saing di pasar vz

UKNI bcrdava saing tharga vaag rasi<.rnal,

Dcngan strategi pemal

perusahaan alian

mcmaksimalkan keunt

Pada dasam'

meningkatkan nilai t

persaingan usaha )'an[N{cneng'ah harus pur

pemasaran, produk Uisching4a Anda dapat

konsumen. Untuk itu.

melakukan inovasi unh

UMKM alian s

mcmasarkan suatu I

diaplikasilan mclalui s

h penerbit Pusat Kegiatan

Atas berkat dan rahmat Tuhan yang Maha Kuasa Buku"Pemberdayaan Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah: TiniauanN{2najemen Pemasaran" ini dapat diselesaikafl. Buku ini lahir,sebagai manifestasi keinginan penulis untuk turut sertamemberikan andil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,karena sebaik-baiknya ilmu, adalah ilmu yang bermanfaat bagiorang banyak.

Pemasarao memang meniadi kendala banyak UMKM diIndonesia- Hal ioi cukup wajar, karena masih baoyak UIv{KIvl yangmelakukan pengelolazn bisnisnya secara tradisional. yainq cukupmembuat produk baik dao ti"egal menuoggu konsumen datang.Hal ini tidak salah, narnun tidak bisa membuat UI(M memilikidaya saing di pasar yang semakin kompetitif. Uotuk itu, meniadiUKM berdaya saing tingi harus dengan produk yang berkualias,harga yang rasiooal dan iuga strategi pernasaran yang ampuh.Dengan strategi pemasaran yang ampuh, maka tujuan akhir sebuahperusahaan akan dapat tercapai secara optimal, yaitumemaksimalkan keuntungaa perusahaan.

Pada dasamya peflrasaran adalah strategi untukmeoingka&ao oilai tambah untuk suatu produk. Di tengahpersaingan usaha yang semakin padag Usaha" Mikro, Ked danMenengah harus punya kelebihan dibanding pesaing. Dalampemasarao, produk UMKM harus dilietahui keinginan konsumensehingga Anda dapat 6s.,ghadirkan produk yang dirnginkankoosumeo. Untuk itu, harus dilalmkan evaluasi produk denganmelakukan inovasi untuk mendapatkan produk terbaik.

UMKM akan sulit berkernbang jika tidak mengetahui caramemasarkan suatu produk. Salah satu hal penting yangdiaplikasikan melalui strategi pemaszuao adalah strategi promosi.

t

KATA PENGANTAR

Kesuksesan suatu UMKM adalah ketika bisa menciptakan produkyang berkualitas serta memasarkan dengan baik. Di pemasaran juga

ada strategi menganalisa perilaku konsumen. Pelaku UMKM harus

melakukan analisa pesaing (analisa produk, strategi marketrng

pesaing). Persaingan yang semakin padat menuntut UKM untukpintar dalam berpromosi dan me ndistribusikan produk.

Sehubungan dengan hirl tersebut, maka penulisan bukuyang beriudul Pemberday-an Usaha, Nfikro, Kecil, dan N{enengah:'finiauan Manajemen Pemasaran, pedu dilakukan untukmenyebaduasakan gagasan iJrniah terkait pemberdayaan UMKM.Buku ini merupakan hasil kajian penulis, yang bersumber dari

penelitiao Hibah Kompetitif Dikti.Petlu diielaskan bahwa misi utama penulisan buku ini

adalah untuk menyebarkan ilmu dan rnembuat penulisnya belajar

dat belaiar legi. Kesempumaan isi dan penyajian buku ini tidak

akan pemah tercapai. Oleh karena itu, saran dan kritit dari

pembaca yang sifatnya membangun sangat kafii harapkan dalarn

penyempumaan buku ini selaniutnya. Melalui bagian ini j"g.' kami

ingin menyampaikan bahwa untuk memudahkan mahasiswa dao

pembaca dalam memahami setiap materi, buku ini dilengkapi

dengan alat bantu belaiar d'alam bentuk ?uper ?oirrt yang berupa

ringkasan materi, sehinga segala saran, dan kritik dapat dituiukal

ke alamat e-mait [email protected].

Alhimya penulis menyatakan penghargaan dan ucapan

terima kasih yang sebesar-besamya kepada sernua pihak yang telah

memberikan bantuanoya dalarn proses penyusunan hiogga

terselesaikannya buku ini Semoga buku ini dapat bermanfaat

dalam upaya penyebaran ilmu dan mencerdaskan kehidupan

bangsa Arnin!

Penulis,

Dr. Hi. Sitti Hasbiah, M.Si.

Kata Pengantar - iDaftar Isi - r.

BAGIAN IPEMBERDAYAANBAB IPEMBERDAYAANPENGANTAR - 2

BAB IIPEMBERDAYAANaAB illPEMBANGUNAN tMASYARAKAT - 35BAB IVSOCIAL CAPITALIMASYARAKAT - 53BAGIAN IIMANAJEMEN PEMBAB VKONSEP DASAR PEBAB VIPENGAMBILAN KE67

BAB VIIMANAJEMEN SALLBAB VIIISTRATEGI PENEN:BAGIAN IIIPEMBERDAYAAN LPEMASARAN EFEKPENGEMBANGAN I

ra mcnciptakan produkaG. Di pemasaran juga

. Pelaku UMKM harus

rk, strategi marketing

nenuntut UKM untukan produk.

maka penulisan bukuKecil, datr N{enengah:

u dilaliulian untukemberdayaan UMKM.yang bersumber dari

a penulisan buku iniruat penulisnya belajarnyajian buku ini tidak

saran daf, kritik darikami harapkan dalam

d bagiafl ini juga, kami

ahkan mahasiswa dan

, buku ini dilengkapi

nwr ?oilt y'ang berupakritik dapat dituiukan

ghargaafl dan ucapan

emua pihak yang telah

penyusunan hine8a

ini dapat bermanfaatrcerdaskafl kehidupan

Hasbiah, M.Si.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar - iDaftar Isi - vBAGIAN IPEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT - IBAB IPEMBERDAYAAN MASYARAKA,]T: SUATUPENGANTAR - 2

BAB IIPEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT - 23BAB IIIPEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAANMASYARAKA'T -35BAB ryS O C IA L CA P I TAL D N^ANI PEMB E RDAYAANMASYARAKAT - 53

BAGIAN IIMANAIEMEN PEMASARAN - 61

BABVKONSEP DASAR PEMASARAN - 62BABVIPENGAMBILAN KEPUTUSAN DAI.A.M PEMASARAN -6?

BABVIIMANAJEMEN SALURAN DISTRIBUSI - 75BAB VIIISTRATEGI PENENTUAN I{ARGA - 90BAGIAN IIIPEMBERDAYAAN UMKM MEI.A.LUI MANAJEMENPEMASARAN EFEKIIF DAI.AM KERANGKAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - 99

BAB IXPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - IOO

BAB XPEMBERDAYAAN UMKM - T23

DAFTAR PUSTAKA - 151

TENTANG PENULIS - 156

PEMBERM

\L - 100

BAGIAN IPEMBERDAYAAN EKONOMI

MASYARAKAT

I

I

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 2

BAB I

PENGANTAR

Pemberdayaan yang diadaptasikan dari istilahempowerment berkembang di Eropa mulai abad p€rtengahan,terus berkembang hingga diakhir 70-an, g0-an, dan awal q0_an.Konsep pemberdayaan tersebut kemudian mempengaruhi teori _

teori yang berkembang belakangan.Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide

pemberdayaan memiliki dua kecenderungan, antara lain:pertama, kecenderungan primer, yaitu kecenderungan prosesyang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat atauindividu menjadi lebih berdaya. proses ini dapat dilengkapi puladengan upaya membangun asset material guna mendukungpembangunan kemandirian mereka melalui organisasi; dankedua, kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yangmenekankat pada proses memberikan stimulasi, mendorongatau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan ataukeberdayaan untuk menentuk an apa yarrg menjadi pilihanhidupnya melalui proses dialog.

Dua kecenderungan tersebut memberikan (pada titikekstrem) seolah berseberangan, namun seringkali untukmewujudkan kecenderungan primer harus melaluikecenderungan sekunder terlebih dahulu. Beberapa pandangantentang pemberdayaan masyarakat, antara lain sebagai berikut(Ife, 1996 : 59):

1. Strukfural, pemberdayaan merupakan upayapembebasan, transformasi struktural sscara

PEMBERDAYAAN MASYARAI(4.T: SUATU

3l

fundamental

yang operesl2. pluralis, pen

daya sesorar

bersaing derthe gtrne,, t6

.] Elitis, pcmbelit, nrernbeserta beruspraktek_prak

4. post_Struktur

mengubah ddalam pemal

Hakikat dari kpada manusia dan kerr:kemanusiaan sebagaisubstansial. Dengan deupaya membangun eksbangsa, pemerintah, ne1proses aktualisasi keman

Pemberdayaanpembangunan ek<.rnomi

Konsep ini mencermink:yang bersifat "people c,

sustainable" (Chamberrhanya semata-mata meratau menyediakan mpemiskinan lebih lanjrbelakangan ini banyak ,

altematif terhadap konstlalu. Konsep ini berkembuntuk mencari apa yandisebut sebagai ol ternu,

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecrl, dan Menengah | 2

BAB IPEMBERDAYAAN MASYARAKAT: SUATU

PENGANTAR

Pemberdayaan yang diadaptasikan dari istilahempowerment berkembang di Eropa mulai abad pertengahan,

terus berkembang hingga diakhir 70-an, 80-an, dan awal 90-an.Konsep pemberdayaan tersebut kemudian mempengaruhi teori-teori yang berkembang belakangan.

Jika dilihat dari proses operasionalisasiny4 maka idepemberdayaan memiliki dua kecenderungan, antara lain:pertama, kecenderungan primer, yaitu kecenderungan proses

yang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,

kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat atau

individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula

dengan upaya membangun asset material guna mendukungpembangunan kemandirian mereka melalui organisasi; dan

kedua, kecenderungan sekunder, yaifu kecenderungan yang

menekankan pada proses memberikan stimulasi, mendorong

atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau

keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihanhidupnya melalui proses dialog.

Dua kecenderungan tersebut memberikan (pada titikekstrem) seolah bersebefturgan, namun seringkali untukmewujudkan kecenderungan primer harus melaluikecenderungan sekunder terlebih dahulu. Beberapa pandangan

tentang pemberdayaan masyarakat, antara lain sebagai berikut(Ife, 1996:59):

1. Struktural, pemberdayaan merupakan upayapembebasan, transformasi struktural sccara

3l

lundamental

yang operesl

2. pluralis, pen

daya sesorar

bersaing derthe gurne'. le

,-i. EIitis, pcmbelit, mernbe

serta berus

praktek_prak

4 post_Struktur

mengubah ddalam pemat

Hakikar dari kpada manusia dan kemrkemanusiaan sebagai

substansial. Dengan deupaya membangun eks

bangsa, pemerintah, neiproses aktualisasi keman

Pemberdayaan

pembangunan ekonomiKonsep ini mencerminktyang bersifat "people c,

sustainable " (Chamberr

hanya semata-mata metatau menyediakan tnpemiskinan lebih lanjrbelakangan ini banyak ,

alternatif terhadap konst

lalu. Konsep ini berkembuntuk mencari apa yan

disebut sebagai allr:rnrl,

ro, Kecil, dan Mcnengah | 2

$ikan dari istilah

rlai abad pertengahan,

lO-an, dan awal 90-an.

I mempengaruhi teori-

nalisasinya maka ide

:rungan, antara lain:

kecenderungan proses

sebagian kekuasaan,

pada masyarakat atau

i dapat dilengkapi Pularial guna mendukung

lalui organisasi; dan

kecenderungan yang

stimulasi, mendorong

ryai kemampuan atau

yang menjadi Pilihan

:mbenkan (pada titikun seringkali untuk

:r harus melalui

. Beberapa pandangan

ra lain sebagai berikut

3lSirtiHasbiah

merupakan

struktural

upaya

secara

fundamental, dan eliminasi struklural atau sistemyang operesill

2. Pluralis, pemberdayaan sebagai upaya meningkatkaadaya sesorang atau sekelompok orang untuk dapatbersaing dengan kelompok lain dalam sl.nllu "rule oJ'

lhe game " tertentu.

3. Elitis, pemberdayaan sebagai upaya mempengaruhielit, membentuk aliniasi dengan elit-elit tersebut,serta berusaha melakukan perubahan terhadappraktek-praktek dan struktur yang elitis.

4. Post-Stnrkuralis, pemberdayaan merupakan upayamengubah diskursus serta menghargai subyektivitasdalam pemahaman realitas sosial.

Hakjkat dari kqnseptualisasi empowennent berpusatpada manusia dan kemanusiaan, dengan kata lain manusia dan

kemanusiaan sebagai tolok ukur normatif, sfiukhtral, dan

substansial. Dengan demikian konsep pemberdayaan sebagai

upaya membangun eksistensi pribadi, keluarga, masyarakat,

bangsa" pemerintah, negar4 &n tat^ dunia di dalam kerangkaproses aktualisasi kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konseppembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial.

Konsep ini mencerminkan paradigna baru pembangunaq yakniyang bersifat "people centred, participatory, empou,ering andsustainable" (Chambers, 1995). Konsep ini lebih luas darihanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)

atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses

pemiskinan lebih lanjut (sdfety net), yang pemikimnnya

belakangan ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari

altematif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang

lalu. Konsep ini berkembang dari upaya banyak ahti dan praktisi

untuk mencari apa yang antara lain oleh Friedman (192)disebut sebagai alternative development, yang menghendaki

KA.I: SUATU

Pemberdayaan Usaha Miko, Kecil, dan Menengah I rl

"inclusive democrucy, appropriate econotnic growth, gendetequalily ond inlerge erational equary\" (Kartasasmita, 1997:55)

Konsep pemberdayaan masyarakat ini muncul karena

adanya kegagalan sekaligus harapan. Kegagalan yang dimaksud

adalah gagalnya model-model pembangunan ekonomi dalam

menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang

berkelanjutan. Sedangkan harapan, muncul karena adanya

altematif pembangunan yang memasukkan nilai-nilaidemokasi, persamaan gender, dan pertumbuhan ekonomi' yang

memadai.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang

dalam kondisi sek4mng tidak mampu untuk melepaska,q din dan

perangkap kemiskinan dan keterbelakanan. Dengan kata lain,

pemberdayaan adalah memampukan dan mernandirikan

masyarakat. Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat

dilihat dari tiga sisi. yaitu;

Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling).

Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia,

setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan.

Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa dayq

karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah

upaya untuk membangun daya itrr" dengan mendorong,

memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi

yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya'

Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki

masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan

langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan

iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkahJangkah

nyata, dan malyangkut penyediaan berbagai masukan (input),

serta pembukaan akses ke dalam berbagai p€luang

sl

(opptrlurut ia.s) yvngberdaya. Dalam rangkepokok adalah peningl

kesehatan, scrta akses

ekonomi seperti modaldan pasar.

Masukan bcrulpembangunan prasarana

jalan, listrik. maupun

pelayanan kesehatan, ypada lapisan paling barvpendanaan, pelatihan, r

terkonsentrasi pendudul

Untuk itt1 perlu ada pkurang berdaya. karena

tidak selalu dapat menye;

Pemberdayaan bu

anggota masyarakat,

Menanamkan nilai-nilaihemat, keterbukaan, dan

pokok dan upaya Ipembaharuan institusi-inr

dalam kegiatan pembat

dalamnya. Yang terpentir

rakyat dalam pros€s pen

diri dan masyarakatnyi

masyarakat amat era

pembudayaan, pengamalz

Friedman (1992

upproach, which is fund,ploces the empha.sis an

territoriullv orguruzed co

libo, Kecil, dm Menengah | 4

)nornic growth, gender' (Kartasasmita, 1997 :

kat ini muncul karena:gagalan yang dimaksudrgunan ekonomi dalamdan lingkungan yangluncul karena adanyalrnasukkan nilai-nilaiunbuhan ekonomi yang

rupakan upaya untuklisan masyarakat yangruk melepaskan diri darinan. Dengan kata lain,

dan memandirikan*an masyarakat dapat

a atau iklim yang

erkembang (enabling).

bahwa setiap manusia,

I dapat dikembangkan.rna sekali tanpa Caya,

. Pemberdayaan adalah

dengan mendorong,esadaran akan potensi

3ngembangkannya.

ru daya Yang dimilikirngka ini diperlukanlri hanya menciPtakanliputi langkah-langkahragai masukan (input),r berbagai peluang

(opportuntties) yang akan membuat masyarakat menjadiberdaya. Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang iimatpokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajatkesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan

ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerya,

dan pasar.

Masukan berupa pemberdayaan ini menyangkut

pembangunan prasarana dan sarana dasar fisik, seperti irigasi,jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas

pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat

pada lapisan paling bawah, serta ketersediaan lembagaJembaga

pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di perdesaan, dimana

terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat kurang.

Untuk rtu, perlu ada prqgan k-husus bagi masyarakat yang

kuraag berdaya, karena program-program umum yang berlaku

tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.

Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu

anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya.

Menanamkan nilai-nilai budaya modem, seperti kerja keras,

hemat, keterbukaan, dan kebertanggungiawaban adalah bagian

pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula

pembaharuan institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke

dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakar di

dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi

rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut

dfti dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan

masyarakat amat erat kaitarurya dengan pemartapan,

pembudayaan, pengamalan demokasi.Friedman (1992) menyatakan "lhe empowen ent

approach, which is fundamental to on altenative developmenl,

places the emphasis an autonomy in the decesion markng ofterritorially organized communities, local self-reliance (ba not

r-5lSirli ll asbiah

Pemberdayazn Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 6

autachy), direct (participatory) democrucy, and experiential

social learning" .

Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti

melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang

lemah menjadi berhmbah lemah, oleh karena

kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena

itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat

mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyaxakat.

Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari

interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang ke6il dan

melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai

upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak

seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah'

Pemberdayaan masyarakat bukan mpmbuat ma$yarakat meqiadi

makin tergantung pada berbagai progam pemberian (charity) '

Karena, pada dasamya setiap apa yang dinikmati harus

dihasilkan atas uuha sendiri (yang hasilnya dapat dipertikarkan

dengan pihak lain). Dengan demikian tujuan akhirnya adalah

memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun

kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang

lebih baik secara berkesinambungan.

Konsep pemberdayaan lahir sebagai antitesis terhadap

model pembangunan dan model industnalisasi yang kurang

memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun dari

kerangka logik sebagai berikut (1) bahwa proses pemusatan

kekuasan terbangun dari pemusalan penguasaan faktor produksi;

(2) pemusatan kekuasaan faklor produksi akan melahirkan

masyarakat peke{a dan masyarakat yang pengusaha pinggiran;

(3) kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem

pengetahuan, sistem politik, sistem hukum, dan ideologi yang

manipulatif untuk memperkuat dan legitimasi; dan (4) kooptasi

sistem pengetahuan, sistem hukum, sist€m politik' dan ideologi'

1l

secara sisternatik akan

vaitu masyarakat berday

Akhimya yang tr

yang herkuasa dan manr

situasi menguavi da

pcrnbebasan melalui pr

(L ittpov,arnrcnt oJ the poPengalaman emp

sosial ekonomi yang dpandangan mengenai

pemberdayaan adalah p

nrtfuxlv. Pandangan i

kekuasaan telah menter

dari eksrstensinya. Oleksistensi manusia r

keterasingan dan p€

dihapuskan.

Pandangan kedt

kekuasaan kepada se

Pandangan ini didasark

yang terpusat akan

mengalienasi hak normt

yang dikuasi. Oleh sebat

semua orang, agar semuz

Pandangan ketil

kepada yang lemah tanPr

ini adalah pandangan Ya

lainnya. Pandangan ini a

nobtxly dan pandangan P

tni, pou'er to nobodY

everybody adalah chaos

pandangan ketiga" Yan

pcwerless.

Mikro, Kecil, dan Menengah I 6

)cracy, and exryriential

engandung pula artiaan, harus dicegah yang:mah, oleh karenayang kuat. Oleh karena

pada yang lemah amatnberdayaan masyarakat.

;i atau menutupi da

gerdilkan yang kecil dan

;i harus dilihat sebagai

persaingan yang tidakuat atas yang lemah.

)uat $asyarakat meqiadirm pemberian (charity).

yang dinikmati harus

lnya dapat dipertikarkan

tujuan akhimya adalah

kan, dan membangun

: arah kehidupan yang

I

a

It

tiI

!II

IIiIItiIitII

iI

TlSirti llasbiah

secara sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat,yaitu masyarakat berdaya dan masyarakat tunadaya.

Akhimya yang terjadi adalah dikotomi, yaitu masyarakatyang berkuasa dan manusia yang dikuasai. Untuk membebaskansituasi menguasai dan dikuasai, maka harus dilakukanpembebasan melalui proses pemberdayaan bagi yang dikuasai(empowerment of the powerless) .

Pengalaman empirik dan pengalaman historis dari formatsosial ekonomi yang dikotomis ini telah melahirkan berbagaipandangan mengenai'pemberdayaan. Pandangan pertama,pemberdayaan adalah penghancuran kekuasaan atzu power tonobody. Pandangan ini didasari oleh keyakinan, bahwakekuasaan telah menterasingkan dan menghancurkan manusia

dan eksistensinya, Oleh sebab itu untuk mengernballkaneksistensi manusia dan menyelamatkan manusia danketerasingan dan penindasan, maka kekuasaan harus

dihapuskan.

Pandangan kedua, pemberdayaan adalah pembagian

kekuasaan kepada setiap orang (power to everybody).

Pandangan ini didasarkan pada keyakinan, bahwa kekuasaan

yang terpusat akan menimbulkan abuse dan cenderung

mengalienasi hak normatif manusia yang tidak berkuasa atau

yang dikuasi. Oleh sebab itu, kekuasaan harus didistribusikan ke

semwr orang, agar semua orang dapat mengaktualisasikan diri.Pandangan ketiga, pemberdayaan adalah penguatan

kepada yang lemah tanpa menghancurkan yang kuat. Pandangan

ini adalah pandangan yang paling moderat dari dua pandangan

lainnya. Pandangan ini adalah antitesis dad. pandangan power tonobody dan pandangan power to everybody. Menurut pandangan

ini, power to nobody adalah kemustahilan dan power to

everybody adalah chaos dan anarki. Oleh sebab itu menurutpandangan ketiga" yang paling realistis ada,lah power topowerless.

ragai antitesis terhadap

*rialisasi yang kurang

sep ini dibangun daxi

hwa proses pemusatan

uasaan faktor produksi;

uksi akan melahirkang pengusaha pinggtran;

unan atas atau sistem

um, dan ideologi yang

:masi; dan (4) kooptasi

n politik, dan ideologi,

Pemberdayaan Usaha Miliro, Kecil, dan Metrcngah I t

Ketiga pandangan tersebut di atas, kalau dikaji secara

seksama, temyata berpengaruh cukup signitikan dalam konsep

dan praksis pemberdayaan. Di lapangan, paling tidak ada 3konsep pemberdayaan. Konsep p€rtama, pemberdayaan yang

hanya berkutat di "daun" dan "ranting" atau pemberdayaan

konformis. Karena struktur sosial, struktur ekonomi, dan

struklur ekonomi sudah dianggap given, maka pcmberdayaan

adalah usaha bagaimana masyarakat tunadaya harus

menyesuaikan dengan yang sudah given tersebut. Bentuk aksi

dari konsep ini merubah sikap mental masyarakat tunadaya dan

pemberian santunan, seperti misalnya pemberian bantuan modal,

pembangunan prasarana pendidikan, dan sejenisnya. Konsep ini

sering disebut sebagai trugical paradigm.

Ksnsep kedua, pcmberdayaan yang hanya berkulat di

"batang" atau pemberdayaan reformis. Artinya. secara umum

tatanan sosial, ekonomi, politik dan budaya, sudah tidak ada

masalah. Masalah ada pada kebijakan operasional' Oleh sebab

iq pemberdayaan gaya ini adalah mengubah dad. top down

menjadi bottom up, sambil mengembangkan sumberdaya

manusianya, menguatkan kelembagaanny4 dan sejenisnya

Konsep ini sering disebut seb agai noive paradigm'

Konsep ketiga, pemberdayaan yang hanya berkutat di

"akar" atau pemberdayaan struktural. Karena tidak berdayanya

masyarakat disebabkan oleh struktur politik, ekonomi' dan sosial

buday4 yang tidak memberi ruang bagi masyarakat lemah untuk

UerUagi kuasa dalam bidang ekonomi, potitilq dansosial budaya'

maka stuktur itu yang harus ditinjau kembali' Artinya'

pemberdayaan hanya dipahami sebagai penjungkirbalikan

Ltu*n y*g sudah ada. Semua tatanan dianggap salah dan oleh

karenanya harus dihancurkan, seperti misalnya memfasilitasi

rakyat untuk melawan pemerintah, memprovokasi masyarakat

miskin untuk melawan orang kaya dan atau pengusaha' dan

sejenisnya.

el

Konsep pembe

pada akar adalah peni

scnng disebut sebagt

Moelyarto (1996).

pemberdayaan ini, m:sepeni bahrva pemb

keLLrasaan, proscs

penghancuran pemerin

Mcnurut Karlproses perj uangan katvalue sebagai hak nonvalue dilakukan mel:produksr. Dan pequar

faktor-faktor produksr

politik.Selain Karl l

pandangan mengenai 1

dan Tumer ( 1990), Rot

Grown ( 1987), dan Pi

bahwa pemberdayaan a

berpartisipasi dalam

mempengaruhi masa t

dapat memperoleh fr

masyarakat untuk dapat

Dari berbaga

pemberdayaan, maka d

ekonomi masyarakat at

produksi, penguatan I

penguatan masyarakat

memadai, dan Pengu

informasi, pengetahuan

secara multi asPek, br

mapun aspek kebilakan

,{ikro, Keci', dan Menengah | 8

!tas, kalau dikaji secara

iignilikan dalam konsep

en, paling tidak ada 3ta, pemberdayaan yang

lg" atau pemberdayaan

struktur ekonomi, dan'rr, maka pemberdayaan

lkat tunadaya harus

'z tersebut. Bentuk aksi

rasyarakat tunadaya dan

mberian bantuan modal,

r sejenisnya. Konsep ini

/ang hanya berkutar di

Artinya, secara umum

udaya, sudah tidak ada

)perasional. Oleh sebab

:ngubah dari top down

nbangkan sumberdaya

nnya, dan sejenisnya.

xtradigm.,ang hanya berkutat di

arena tidak berdayanYa

tik, ekonomi, dan sosial

nasyarakat lemah untuk

rlitik, dansosial budaya,

iau kembali. ArtinYa,

rgai pe4iungkirbalikan

lianggap salah dan oleh

misalnya memfasilitasi

nprovokasi masyarakat

n atau pengusaha, dan

9lSirti llasbiah

Konsep pemberdayaan masyarakat yang hanya berkutatpada akar adalah penggulin gan the powerj /. Konsep ketiga inisering disebut sebagai critical paradigm. Oleh pranarka danMoelyarto (1996), karena kesalah-pahaman mengenaipemberdayaan ini, maka menimbulkan pandangan yang salah,seperti bahwa pemberdayaan adalah proses penghanctrrankekuasaan, proses penghancuran negara, dan prosespenghancuran pemerintah.

Menurut Kar[ Marx, pemberdayaan masyarakat adalahproses perjuangan kaurir powerless untuk memperolah surplusvalue sebagai hak normatifnya. Perjuangan memperoleh surplusvalue dilakukan melalui distribusi penguasaan faktor-faktorproduksi. Dan pe{uangan unirk mendistribusikan penguasaan

faktor-faktor godukri harus dilakukan melalu! peduangan

politik.Selain Karl Marx dan Friedmaan, masih banyak

pandangan mengenai pengertian pemberdayaan, seperti Hulme

dan Tumer (1990), Robert Dahl (1963), Kassam (1989), sen dan

Grown (1987), dan Paul(1987), yang pada prinsipnya adalah

bahwa pemberdayaan adalah penguatan masyarakat untuk dapat

berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang

mempengaruhi masa deparurya, penguatan masyarakat untuk

dapat memperoleh faktor-faktor produksi, dan penguatan

masyarakat untuk dapat menentukan pilihan masa depannya.

Dari berbagai pandangan mengenai konsep

pemberdayaan, maka dapat disimpulkan, bahwa pemberdayaan

ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faltorproduksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran,

penguatan masyarakat untuk mendapatkan gajilupah yang

memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh

informasi, pengetahuan dan keterampilan, yang harus dilakukan

secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri,

mapun aspek kebijakannya. Karena persoalan atau isu strategis

l)embcrdayaan Lrsaha -\fikc,, Ke'cil, dan Merengah I t0

p€rekonomian masyarakat bersilat lokal spesifik dan problem

spesifik, maka konsep dan operasional pemberdayaan ekonomimasyarakat tidak dapat diformulasikan secara generik.

Usaha memformulasikan konsep, pendekatan, dan

bentuk operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat secara

generik, memang penting, tetapi yang jauh lebih penting, adalah

penahaman bersama secara jernih terhadap karakteristik

permasalahan ketidakberdayaan masyarakat di bidang ekonomi.

Sebab dengan pemahaman yang jemih mengenai ini, akan lebih

produklif dalam memformulasikan konsep, pendekatan, dan

bentuk operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat yang

sesuai dengan karakteristik permasalahan lokal. Berikut adalah

salah satu contoh problem spesifik yang dihadapi masyarakat

tu-nadaya dalam bidang akses faktor produksi modal'

Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat lemah

adalah dalam hal akses untuk memperoleh modal. Dalam pasar

uang, masyarakat perdesaan baik yang p€tani, buruh' pengusaha

mikro, pengusaha kecil, dan pengusaha menengall terus

didorong untuk meningkatkan tabungan. Tetapi ketika mereka

membutuhkan modal, mereka diperlakukan diskriminatif oleh

lembaga keuangan. Sehingga yang te{adi adalah aliran modal

dari masyarakat lemah ke masyarakat yang kuat' kmbaga

keuangan atas posisinya sebagai perantara, maka di dalamnya

berbagi resiko den gan borrowers, memberikan informasi kepada

b otower, dan menyediakan likuiditas.

Kenyataan yang terjadi, kepada masyarakat lemah dan

pengusaha kecil, perlakukan atas ketiga hal tersebut juga

diskriminatif Dan atas perlakuan yang tidak adil itu, masyarakat

tidak memiliki kekuatan tawar menawar dengan pihak lembaga

kuangan. Contoh yang lebih umum dari problem spesifik yang

dihadapi masyarakat tunadaya. Seperti diketahui bahwa salah

satu dari tujuan akhir pembrdayaan masyarakat dalam bidang

ekonomi adalah meningkatnya p€ndapatan masyarakat lemah-

i

Pendapatan masyaral

vartu darr upah/ga1

upah/gaji, pada um

menerima upah./ga ji rRendahnya ga

ini discbabkan karketerarnpilan ya rg tcu.:11rcvnrcnl rendah,

masyarakat tunadaya

mereka untuk menc

umumnya buruk. O

masyarakal yang cukr

tunadaya, adalah me,

pendididikan hagi mz

Untuk melakukan affmaka pemerintah ha

dana dapat dilakukan

palak progresif.

Demikian pula

masyarakat tunadaya

mcmiliki, maka merel

dan atau tanah, dan a

distribusi (baik pada p

pasar barang). Keemp

lain. Oleh sebab itumasyarakat dari sisi sr

komprehensifl

Penanganan k

kendala tanah tidakpendekatan ekonorni

politik yang harus di

ekonomi masyarakat ti

politik dan kebiiakan P

;

al spesifik dan problem

pemberdayaan ekonomi

iecara generik.

rsep, pendekatan, dan

nomi masyarakat secara

ruh lebih penting, adalah

terhadap karakteristik

akat di bidang ekonomi.

mengenai ini, akan lebih

rnsep, pendekatan, dan

)nomi masyarakat yang

an lokal. Berikut adalah

ng dihadapi masyarakat

luksi modal.

ri oleh masyarakat lemah

rleh modal. Dalam Pasar

)etani, buruh, Pengusaha

saha menengah, terus

n. Tetapi ketika mereka

ukan diskriminatif oleh

adi adalah aliran modal

rt yang kuat. Lembaga

tara, maka di dalamnYa

rcrikan informasi kePada

masyarakat lemah dan

figa hal tersebut juga

idak adil itq masYarakat

r dengan pihak lembaga

i problem spesifik Yang

diketahui bahwa salah

asyarakat dalam bidang

atan masyarakat lemah.

II

i

,

I

I

I

ll I S r i t i ll a s h ia h

Pendapatan masyarakat pada umumnya berasal dari dua anasir,

yaitu dari upah/gaj i dan dari surplus usaha. Dari arusir

upah/gaj i, pada umumnya masyakat yang tunadaya hanya

menerima upah/gaj i rendah.

Rendahnya gaji/upah yang diterima masyarakat tunadaya

ini disebabkan karena mereka pada umumnya memiliki

ketcrampilan yang terbatas dan sikap mental yang bwul(- (need

achtevment rendah, tidak disiplin). Rendahnya keterampilan

masyarakat tunadaya disebabkan karena akses atau kesempatan

mereka untuk mendapatkan pelayanan pendidikannya pada

umumnya buruk. Oleh sebab itu, pemberdayaan ekonomi

masyarakat yang cukup realistis untuk masyarakat pekerja yang

tunadaya, adalah melalui afirmative acrion (misalnya subsidi

pendldidikan ba€l masvarakal tunadava) di bidang pendidikan'

Untuk melakukan affirmative action bagi masyarakat tunadaya'

maka pemerintah harus memiliki dana. Untuk mendapatkan

dana dapat dilakukan melalui kebijakan fiskal, misalnya dengan

pajak progresif.

Demikian pula dari anasir surplus usaha' Sebagian besar

masyarakat tunadaya tidak memiliki usaha, atau kalaupun

memiliki, maka mereka menghadapi kendala dalam hal modal'

dan atau tanah, dan atau kemampuan sumberdaya manusia dan

distribusi (baik pada pasar input maupun pada pasar ouQtd atau

pasar barang). Keempat kendala ini saling berkaitan satu sama

lain. Oleh sebab itu dalam rangka pemberdayaan ekonomi

masyarakat dari sisi surplus usaha, maka perlu ditangani secara

komprehensif.Penanganan kendala modal, kendala distribusi' dan

kendala tanah tidak seluruhnya dapat dilakukan melalui

pendekatan ekonomi semata. Karena banyak dimensidimensi

politik yang harus ditangani- Oleh sebab itu, pemberdayaan

Ltorro-i masyarakat tidak dapat dilakukan tanpa pemberdayaan

politik dan kebijakan Politik.

ilco, Ke<il, dan Menengah | ,0

Pemberdayaan Us$a Mikro, Kecil, dan Mentrgah I 12

Sekarang bagaimana dengan konsep pemberdayaan inidikalangan birokrasi pemerintah. Walaupun uraian benkut tidakmewakili pemahaman birokasi pemerintah secara keseluruhan,

tetapi paling tidak dapat membantu kita untuk memahamikonsep pemberdayaan menurut birokrasi pemerintah. Dariberbagai tulisan Sumodiningrat ( 1999), konsep pemberdayaan

ekonomi secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut:

l. Perekonomian rakyat adalah pereknomian yang

diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian yang

diselenggarakan oleh rabat adalah bahwa

perekonomian nasional yang berakff pada potensi

dan kekuatan masyarakat secara luas untuk

menjalankan roda perekonomian mereka sendiri.

Pengertian rakyat adalah semu:r warga negara.

2- Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk

menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan

berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang

benar. Karena kendala pengembangan ekonomi

ralryat adalah kendala struktural, maka

pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilakukan

melalui Perubahan struktural.

l. Perubahan struktural yang dimaksud adalah

perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi

modem, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat, dari

ekonomi subsisten ke ekonomi pasar' dari

ketergantungan ke kemandirian. LangkahJangkah

proses perubahan struktur, meliputi: ( 1 )

pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya;

(2) penguatan kelembagaan; (3) penguasaan

teknologi; dan (4) pemberdayaan sumberdaya

manusia.

4. Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya

dengan peningkatan produktivitas, memberikan

13 | \

kesernpal

memberrl

harus dija

erat antar

lemah dar

5. Kebijakaradalah: ( I

besar kep

memperkr

ekonomi r

sekadar pkesehatan.

mendoronpemerataa

6. Kegiatan

peningkate

peningkat€

peningkata

mendukun

lokal.

Dari enam but

masyarakat ini, dapat

masyarakat tidak da1

daun saja, atau cab.rr

karena permasalahan

masing aspek; (2) P

ekonomi, tidak cukuP

tetapi juga harus ;

masyarakat, Penguataprasarananya, dan Penl

masyarakat dalam bit

rakyat, harus dilakuke

mendiskriminasikan e,

;aha Miko, Kecil, dan trtenengah I 12

konsep pemberdayaan iniValaupun uraian berikut tidakmerintah secara keseluruhan,mtu kita untuk memahamibirokmsi pemerintah. Dari999), konsep pem berdayaanrukakan sebagai berikut:

adalah pereknomian yangakyat. Perekonomian yang

rakyat adalah bahwayang berakar pada potensi'akat secara luas untukkonomian mereka sendiri.semua warga negara.

rakyat adalah usaha untukg kuat, besar, modeng danam mekanisme pasar yang

pengembangan ekonomilala struktural, maka

rakyat harus dilakukanral.

yarg dimaksud adalahtradisional ke ekonomi

aah ke ekonomi kuat, dariekonomi pasar, dari

ndirian. Langkah-langkah

ruktu, meliputi: (l)mberdayaan sumberdaya;

rgaan; (3) penguasaan

nberdayaan sumberdaya

kyat, tidak cukup hanya

duktivitas, memberikan

, Ila s l, r.r ir

kesempatan berusaha yang sama, dan hanyamemberikan suntikan modal sebagai stumut n, t t piharus dijamin adanya kerjasama dan kemitraan yan'gerat antara yang telah maju dengan yang musiilemah dan belum berkembang.Kebrjakannya dalam pembedayaan ekonomi rakyatadalah: (1) pcmberian pcluang atau akses yang lebihbesar kepada aset produksi (khususnya rnoaufl, tZjmemperkuat posrsi transaksi dan kemitaan usahaekonomi _rakyat, agar pelaku ekonomi rakyat bukansekadar price taker; (3) pelayanan pendidikan dankesehatan; (4) penguatan indusai kecil; (5)mendorong munculnya wirausaha baru; dan (6ipqrnerataan spasial.Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup: (l)peningkatan akses bantuan modal usah4 (2)penlngkatan akses pengembangan SDM; dan (3)peningkatan akses ke sarana dan prasarana yangmendukung langsung sosial ekonomi masyaratatlokal.

Dari enam butir pokok mengenai konsep pember&yaanmasyarakat ini, dapat disimpulkan, bahwa: (1) pemberdayaanmasyarakat tidak dapat dilakukan hanya melalui pendeLatandaun saja, atau cabang saja, atau batang saja, atau akar saja;karena permasalahan yang dihadapi memang ada pada masing-masing aspek; (2) pemberdayaan masyarakat dalam bidangekonomi, tidak cukup hanya dengan pemberian modal bergutir,tetapi juga harus ada penguatan kelembagaan ekooomimasyarakat, penguatan sumberdaya manusiany4 penyediaanprasarananya, dan penguatan posisi tawamya; (3) pemberdayaanmasyarakat dalam bidang ekonomi atau penguatan ekonomirakyat, harus dilakukan secara elegan tanpa menghambat danmendiskiminasikan ekonomi kuat; untuk itu kemitraan antar

13 I .,

5

tIirIItIiII

II

I

6

Pemberdayar Usaha l\{ikro, Kecil, dan Menengah ] 14

usaha mikro, usaha kecil usaha menengah, dan usaha besar

adalah jalan yang harus ditempuh; (4) pemhrdayaan

masyarakat dalam bidang ekonomi adalah proses penguatan

ekonomi rakyat menuju ekonomi rakyat yang kokoh, modem,

efisien; dan (5) pemberdayaan masyarakat dalam bidang

ekonomi, tidak dapat dilakukan melalui pendekatan individu,

melainkan harus melalui pendekatan kelompok.

Kekuanglepatan pemilihan strategi pembangunan

terhadap negara dan masyarakatnya telah menghasilkan

paradoks dan tragedi pembangunan seperti yang terjadi pada

negara sedang berkembang sebagai berikut:

1. Pembangunan tidak menghasilkan kemajuan,

melainkan . justru semakin meningkatkan

keterbelakangan (hs development ofunderdeveloPment) .

2. Melahirkan ketergantungan (dependency) negara

sedang berkembang terhadap negara maju'

3. Melahirkan ketergantungan (dependency) pheriphery

lerhadaq cenler.

4. tvlelahirkan ketergantungan (dependency) masyarakat

@rhadaP negu alPemerintah.

5. Melahirkan ketergantungan (dependency) masyarakat

kecil (buruh, usaha kecil, tani, nelayan dan lain-lain)

terhadaP Pemilik modal.

Pada pokoknya, pendekatan konvensional ini ditandai

oleh transplantat if planning, top down, inductive' capital

intensive, west-biased rechnological transfer, dan sejenisnya'

Beberapa paradigma pendekatan pembangunan mulai

mengalami pergeseran dari yang konvensional menuju

pembangunan altematif, Yaitu:

1. Pembangunan wilayah (regional development) '

II

I

II

It

ts l

2. Pembangun;

(environmet

3. Pembangunr

devclopmen,

4 Pembanguni

development

5. I,embangunz

development

6. Pembangunz

hused develt

Ciri mencolok Iini adalah penekanar

pengertian kelembaga

kultur. Implikasi kebijr

pada translbrmative z

t'onntunit)' empowerm

terkenal dengan p(

development).

Strategi pemban

dan pemberdayaan dipa

dalam hubungan sos

masyarakat. Perubahan l

yang berlangsung seca

harus menikmati. Beg

haruslah yang menghasi

Pemberdayaanjembatan bagi konsep-k

Dalam kerangka pemil

prasarana dan sarana

rnelalui berbagai prog

sebagai rangsangan unt

ekonomi masyarakat. Pr

kapasitas masyarakat (

N{ikro, Kecil, dan Menengah I 14

nengah, dan usaha besar)uh; (4) pemberdayaan

adalah proses penguatanyat yang kokoh, modem,asyarakat dalam bidangdui pendekatan individu.;lompok.

strategi p€mbangunan

ya telah menghasilkanseperti yang terjadi pada

ikut:renghasilkan kemajuan,)makin meningkatkan

development af

(d e p e ndency) masyarakatni, nelayan dan lain-lain)

onvensional ini ditandai)wn, inductive, capitalransfer, dan sejenisnya.

pembangunan mulaikonvensional menuju

15 lSiili !lashiah

n (dependency) negarap negara maju.

(depe ndency) phe r ip hery

(depe ndency) masyarakat

mal development).

2. Pembangunan berwawasan lingkungan(e nv i r onmenta I deve I o pment ) .

3. Pembangunan berbasis komunitas (community_baseddevelopment) .

4. Pembangunan b€rpusat pada rakyat (people-cenrereddevelopment).

5. Pembangunan berkelan_jutan (sustainabledevelopment).

6. Pembangunan berbasis kelembagaan (hstitulion_based develcipment) .

Ciri mencolok yang membedakan pendekatan alternatifini adalah penekanannya terhadap lokalitas, baik dalampengertian kelembagaan, komunitas, lingkungan, mauprmkultur. Irnplikasi kebijakan pe-ndekatan ini adalah penekananpada transformative and transactive planning, bottom up,community empowermenL dan participatiue, semuanya initerkenal dengan pembangunan komunitas (commrmitydevelopment).

Strategi pembangunan yang bertumpu pada pemihakandan pemberdayaan dipahami sebagai suatu proses transformasidalam hubungan sosial, ekonomi, budaya, dan politikmasyarakat. Perubahan struktural yang diharapkan adalah prosesyang berlangsung s€cara alamiah, yaitu yang menghasilkanharus menikmati. Begitu pula sebaliknya, yang menikmatiharuslah yang menghasi lkan.

Pemberdayaan masyarakat dapat dipandang sebagaijembatan bagi konsep-konsep pembangunan mako dan mikro.Dalam kerangka pemikiran itu berbagai input seperti dana,prasarana dan sarana yang dialokasikan kepada masyarakatmelalui berbagai program pembangunan harus ditempetkansebagai rangsangan untuk memacu percepatan kegiatan sosialekonomi masyarakat. Proses ini diarahkan untuk meningkatkankapasitas masyarakat (capacity building) melalui pemupukan

Pemberdayann Usaha Mikc, Kecil, dan l\,tenengah I 16

modal yang bersumber dari surplus yang dihasilkan dan pada

gtlirannya dapat menciptakan pendapatan yang dinikmati oleh

masyarakat. Dengan demikian, proses transformasi itu harus

digerakkan oleh masyarakat sendiri.

Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah

bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek

pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya

pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka

pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai

berikut:Pertama, upaya itu harus terarah. Ini yang secara populer

disebut pemihakan.Upaya ini ditujukan langsung kepada yang

memerlukan, dengan program yang dirancang untuk mengatasi

masalahnya dan sesuai kebutuhannya, Kedua, progam ini harus

langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh

masyarakat yang menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat

yang akan dibantu mempunyai beberapa tujuan, yakni agar

bantuan tersebut efellif karena sesuai dengan kehendakdan

mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu,

sekaligus meningkatkan kemampuan masyarakat dengan

pengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola dan

mempertanggungiawabkan upaya peningkatan diri dan

ekonominya. Ketig4 menggunakan pendekatan kelompok,

karena secara sendiri-sendiri masyarakat miskin sulit dapat

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Juga lingkup

bantuan menjadi terlalu luas jika perurnganannya dilakukan

secara individu. Pendekatan kelompok ini paling efektif dan

dilihat dari penggunaan sumberdaya j uga lebih efisien.

Implementasi program pembangunan yang menerapkan

strategi pemberdayaan masyarakat tersebut merupakan suatu

konsukensi dari pergeseran paradigma pembangunan nasional

yang mengarah pada tercapainya upaya pembangunan yang

belpusat pada manlsia (peoPle centered development) .

t? |

l)emahaman tme rnerlukan srkap slini lrerlolak dari sikr

suatu rnasalah sosial

sosial t'ang ada. unttbukan han-v-a untuk

kcnvataan yang ada (l'I'idak

ada

rncndatangkan perba

selarna para penelitiyang berdiri di lurnerntrrerlakukan war6

obyek yang hanya mpasit-. Para peneliti

bagian dari masvaral

rvarga masyarakat yl

rnempunyai hak morz

rnempunyai keinginar

Dalam keranl

peneliti untuk memal

mendampingi secara

yang diteliti dalam

perbaikan yang mer(

penelitian semacam

dipisahkan dari masr

suatu masyarakat den

ke dalam masyaraka

masyarakat, sudah me

ljntuk melaksr

dilaksanakan selama

mendatangkan perbai

masyarakat, perlu d

a Miko, Kecil, dan lr{enengah I 16

yang dihasilkan dan pada

rpatan yang dinikmati oleh,ses fansformasi itu harus

nsep pembrdayaan adalah

rbjek dari berbagai proyek

n subjek lari upaya

an konsep demikian, maka

ngikuti pendekatan sebagai

'ah. Ini yang secara populer

kan langsung kepada yang

dirancang untuk mengatasi

, Kedua, progam ini harusrahkan dilaksanakan oleh:ngikutsertakan masyarakat

rcrapa tujua4 yakni agar

ruai dengan kehendakdan

uhan mereka. Selain itu,

uan masyarakat dengan

rksanakan, mengelola dan

peningkatan diri dan

r pendekatan kelompok,

rakat miskin sulit dapat

dihadapinya. Juga lingkuppenanganannya dilakukan

ok ini paling efehif dan

rga lebih eflsien.

ngunan yang menerapkan

rrsebut merupakan suatu

ra pembangunan nasional

paya pembangunan yang

zd cievelopmeru) .

Pemahaman tentang masalah pemberdayaan masyarakatmemerlukan sikap subyektif dalam penelitiannya. Subyektifitasini bertolak dari sikap dasar, bahwa setiap penelitian tenrangsuatu masalah sosial selalu dilakukan untuk memperbaiki situasisosial yang ada, untuk meluruskan ketimpangan yang ada danbukan hanya untuk sekedar melukiskan serta menerangkankenyataan yang ada (Buchori, 1993).

Tidak ada penelitian sosial yang akan dapatmendatangkan perbaikan terhadap kondisi sosial yang adaselama para peneliti rnenempatkan diri mereka sebagai pakaryang berdiri di luar kenyataan sosial yang diteliti, danmemperlakukan warga masyarakat yang sedang diteliti sebagaiobyek yang hanya menjalani kenyaaan sosial yang ada secarapasjf. Para peneliti harus lnellempatkan diri mereka sebagaibagian dari masyarakat yang sedang diteliti dan memandangwarga masyarakat yang sedang diteliti sebagai subyek yangmempunyai hak moral untuk mengatur kehidupan mereka, sertamempunyai keinginan dan kemampuan untuk berbuat demikian.

Dalam kerangka ini, menjadi kewajiban moral parapeneliti untuk memahami aspirasi masyarakat yang diteliti, danmendampingi secara mental dan intelektual warga masyarakatyang diteliti dalam usaha mereka untuk mendatangkanperbaikan yang mereka dambakan. Dengan demikian, dalampenelitian semaca.m ini masalah penelitian tidak dapatdipisahkan dari masalah evaluasi. Keputusan untuk menelitisuatu masyarakat dengan tujuan untuk mendatangkan perbaikanke dalam masyarakat itu, melalui antara lain pemberdayaanmasyarakat, sudah merupakan suatu hasil eval,,asi.

Untuk melaksanakan evaluasi apakah proyek yang telahdilaksanakan selama jangka waktu tertentu telah sungguhmendatangkan perbaikan yang sesuai dengan harapan wargamasyarakat, perlu dilakukan suatu penelitian. Dua metoda

17 lSitti ll asbi,h

Pemberdaya-an Usaha Miko, Kecil, dan Menerph I lt

p€nelitian evaluatif yang bersifat bottom-up adalah rapid rurulappraisal (RRA), dan participatory rural appraisal (PRA).

Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasisecara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan

tentang pembalgunan perdesium harus diambil segera. Dewasaini banyak progam pembangunan yang dilaksanakan sebelum

adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah

sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yanggagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipunproglam-program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkansecara matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan dalampenyusunan prioritas dan pemecahan masalahnya.

Pada dasarnya, mgtoda RRA merupakan proses belajaryang intensif untuk mcuahami kondisi perdcsaan, dilakukanbenrlang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara keia yang

khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin,menggunakan sejumlah metode, cax4 dan pemilihan teknik yang

khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman

terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut

dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang

digabungkan dengan pengetahuan ilmiah.

Komunikasi dan ke{asama diantara masyarakat desa dan

aparat perencana dan pelaksana pembangunan (development

agent) adalah sangat penting, dalam kerangka untuk memahami

masalah-masalah di perdesaan. Di samping itu, metoda RRAjuga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-

perubahan di @esaan untuk mengurangi ketidakpastian yang

te{adi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah yang

memungkinkan.

Menurut James Beebe (1995), metoda RRA menyajikanpengamatan yang dipercepat yang dilakukan oleh dua atau lebihpengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang

akademis yang befteda. Metoda ini bertujuan untuk

te l

rnenghasilkan pengarnr

keputusan untuk mr

tambahan dalam merrMetoda RRA rnern ilik r

sistcm. ( b) triangularpenuumpulan data dan i

Konscpsi dasar I

tekanannya pada keter

kegiatan. Metoda pRA

sebagai peneliti, ppembangunan cian buk;PRA terhadap pernban

pembangunan selalu d

masyarakat tinggal melr

tidak melalui suatu "pmasyarakat, tetapi seril

asumsi, survei, studi ata

petugas atau lembaga r

tcrsebut serrng tidak rel

tidak adanya rasa memiyakni dengan partisipasr

.;uga keterarnpilan-keter,

dialihkan kepada masya

ketergantungan pada

pengambilan prakarsa

dariaspirasi masvarakat r

Metoda PRA rmodifikasi dari metoda

RRA lRrptl l?ural Ap1

LSM dan peneliti yang

Walaupun ada beberap,

RRA, tetapi ada perbe

penekannya adalah padi

t

I

t

a Mikro, Kecil, dan Nlenengair I lg

ttom-up adalah rapid rural'ura I appra i sal (pP.j\).uk pengumpulan informasiterbatas ketika keputusanus diambil segera. Dewasaang dilaksanakan sebelumnua informasi di daerahogram pembangunan yang:elompok sasaran meskipun,ncanakan dan dipersiapkantidak diikutsertakan dalammasalahnya.

merupakan proses belajardisi perdesaaq, dilakukandiperlukan cara kerja yangng bersifat multidisiplin,dan pemilihan teknik yanggertian atau pemahaman

kerja tersebut tersebutgkat komunitas lokal yangiah.

mtara masyarakat desa danrnbangunan (detelopmentterangka unhrk m.,mahamiamping itn, metoda RRAecenderungan perubahan-rangi ketidakpastian yangrcnyelesaian masalah yang

metoda RRA menyaj ikanrkukan oleh dua atau lebihdengan latar belakang

r ini bertujuan untuk

19 lSitli flashiah

menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuatkeputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitiantambahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan.Metoda RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektifsistem, (b) triangulasi dari pengumpulan data, dan (c)pengumpulan data dan analisis secara berulang- ulang (iterative.).

Konsepsi rlasar pandangan PRA adatah pcndekatan yangtekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhankegiatan. Metoda PRA bertujuan menjadikan warga masyarakatsebagai peneliti, p6rencana, dan pelaksana programpembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. KritikPRA terhadap pembangunan adalah bahwa program-programpembangunan selalu diturunkan "dari atas,' (top down) danma$ya.ra,k4t tinggal rnelaksanakan. proses perenqnaan prq8ramtidak melalui suatu "penjajagan kebutuhan,, (need assesment)masyarakat, tetapi seringkali dilaksanakan hanya berdasarkanasumsi, survei, studi atau penelitian formal yang dilakukan olehpetugas atau lembaga ahli-ahli penelifian. Akibatnya programtersebut sering tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat dantidak adanya rasa memiliki terhadap program itu. Dengan pB,{,yakni dengan partisipasi masyarakat keadaan itu diperbaiki danjuga keterantpilan-keterampilan analitis dan perencanaan dapatdialihkan kepada masyarakat. Dengan demikian secara bertahapketergantungan pada pihak luar akan berkurang danpengambilan prakarsa dan perumusan progam bisa berasaldariaspirasi masyarukat (bottom up).

Metoda PRA didasarkan pada penyempumaan danmodifikasi dari metoda AEA (Agroecosystems Analysis) danRRA @apid Rural Appraisaf yang dilakukan oleh kalanganLSM dan peneliti yang bekerja di wilayah Asia dan Afrika.Walaupun ada beberapa kesamaan antara metoda pRA danRRA, tetapi ada perbedaan secara mendasar. Metoda RRApenekannya adalah pada kecepatannya (rapid) dan penggalian

Pemberclaya.,rn Us$a Miko, Kecil, dan Meneagah | 20

informasi oleh 6rang luar. Sedangkan metoda pRA penekannyaadatah pada partisipasi dan pemberdayaan.

Menurut Chambers (1987) PRA lebih cocok disebutsebagai metoda dan pendekatan-pendekatan jamak daripadametoda dan pendekatan tunggal, dan PRA adalah menu yangmenyajikan daftar metoda dan teknik terbuka dan beragam.Dengan penekanannya pada partisipasi, maka metoda pRAmempunyai prinsip-prinsip: belajar dari masyarakat, orang luarsebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku, saling belajardan saling berbagi pengalaman, keterlibatan semua kelompokmasyarakat, bebas dan informal, menghargai perbedaan dantriangulasi.

Metoda PRA dibangun berdasarkan (a) kemampuan-kemarnpuan masyarakat desa setempat, (b) penggunaan teknik-teknik fasilitatif dan partisipatoris, dan (c) pemberdayaanmasyarakat desa setempat dalam prosesnya (Khan andSuryanata 1994).

Metoda PRA pada umumnya digunakan untukmengevalnasi 4 (empat) macam proses, yaitu: (l) appraisal danperencanaan secara partisipatoris, (2) pelaksanaan, pemantauan,evaluasi progam secara partisipatoris, (3) penyelidikan berbagaitopik (seperti; manajemen sumberdaya alam, keamanan pangan,kesehatan, dan lainJain), (4) pelatihan dan orientasi untukpeneliti dan masyarakat desa.

Alat-alat yang digunakan dalam metoda PRA serupadengan yang digunakan dalam metoda RRA, tetapi Medadalam tingkat partisipasi dari masyarakat desa dalam praktik dilapangan. Tidak seperti dalam RRA, masyarakat desa yangdilibatkan dalam PRA memainkan peran yang lebih besar dalampengumpulan informasi, analisis data dan pengembanganintervensi seperti pada program-program pengembangan

masyarakat yang didasarkan pada pengertian terhadap programsecara keseluruhan. Proses ini akan memberdayakan masyarakat

2tl

dan rnemben kesempa

kegratan dalam rremec:baik dibanding dengan

IJntuk mensel

masyarakat telah berha:

sasaran. se.jauh nrune

dibandrngkan. pcmbcr

berpusat pada brdang elmcmandirikan masyara

penting. Cara mengukr-

].'ang anrara lain relah d

vang hidup di barvahperanan industri kecil, rsebagainya.

Pembangunan nmenyangkut aspek ekorpendidikan dan kesehati

ukuran dikembangkan

buta aksara, angka partidan perguruan tinggi, ar

hidup, persentase pend

umur harapan hidup. Se.

Bappenas bersama BPS

rakyat yang menggabunl

pendidikan ke dalam sua

indeks kesejahteraan s€

UNDP yang dikenal der

(HDl) seperti telah dikenManusia juga har

abadi melalui pembanl

pemberdayaan masyar

masyarakat berakhlak. Tbudaya, yakni untuk mer

II

-.

E

:i

II

I

IIa

ii

ii

I

I

I

l

) PRA lebih cocok disebutpendekatan jamak daripadalan PRA adalah menu yangknik terbuka dan beragam.sipasi, ma,ka metoda pRAdari masyarakat, orang luar

ebagai pelaku, saling belajar:terlibatan semua kelompokmenghargai perbedaan dan

'dasarkan (a) kemampuan_pat, (b) penggunaan teknik-s, dan (c) pemberdayaanI prosesnya (Khan and

mnya digunakan untukes, yaitu: (1) appraisal danr pelaksanaan, pemantauan,l' (3) penyel idikan berbagaia alarn, keamanan pangan,ihan dan orientasi untuk

lam metoda pRA serupa)da RRA, tetapi berbedarkat desa dalam praktik dir, masyarakat desa yangan yang lebih besar dalamlata dan pengembanganprogam pengembangangertian terhadap programrmberdayakan masyarakat

2llSirri tiasbiah

dan memberi kesempatan kepada mereka untuk melaksanakankegiatan dalam memecahkan masalah mereka sendin yang lebihbaik dibanding dengan melalui intervensi dari luar.

Untuk mengetahui seberapa jauh pemberdayaanmasyarakat telah berhasil, perlu ada pemantauan dan penetapansasaran, sejauh mungkin yang dapat diukur untuk dapatdibandingkan. Pemberdayaan masyarakat dcngan sendirinyaberpusat pada bidang ekonomi, karena sasaran utamanya adalahmemandirikan masyarakat, di mana peran ekonomi teramatp€nting. Cara mengukurnya telah banyak berkembang, sepertiyang antara lain telah disebut di atas indeks gini, jumlah orangyang hidup di bawah garis kemiskinan, jumlah desa miskin,peranan industri kecil, nilai tukar pertanian, upah minimum danscbagainya.

Pembangunan manusia yang berkualitas bukan hanyamenyangkut aspek ekonominya, tetapi juga sisi lainny4 yaitupendidikan dan kesehatannya. Di bidang ini, juga telah banyakukuran dikembangkan antara lain persentase penduduk yangbuta aksara, angka partisipasi sekolah untuk SD, SLTP, SLTAdan perguruan tinggi, angka kematian bayi per 1000 kelahiranhidup, persentase penduduk yang kurang gizi, dan rata_rstaumur harapan hidup. Selain itu juga sedang dikembangkan olehBappenas bersama BPS semacam angka indeks kesejahteraanrakyat yang menggabungkan indikator ekonomi, kesehatatl danpendidikan ke dalam suatu angka indeks. Di dunia internasionalindeks kesejahteraan semacam ini telah dikembangkan olehUNDP yang dikenal dengan nama Human Development Index(HDI) seperti telah dikemukakan di atas.

Manusia juga harus mempersiapkan diri untuk kehidupanabadi melalui pembangunan spiritual, sebagai bagian daripemberdayaan masyarakat, dalam rangka membangunmasyarakat berakhlak. Terkait dengan itu adalah pembangunanbudaya, yakni untuk menciptakan, di atas budaya yang menjadi

aha Mikro, Kecil, dan Menergah | 20

kan metoda pRA penekannyadavaan

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 22

jati diri bangsa Indonesia, sikap budaya kerja keras, disiplin,kreatit, ingin maju, menghargai prestasi dan siap bersaing.

Ukurannya tentu sangat relatif dan terutama bersifat kualitatif.

Dalam pembangunan budaya perlu dikembangkan

orientasi kepada ilmu pengetahuiilr dan teknologi.Pemberdayaan teknologi, merupakan jawaban yang

be{angkauan jauh ke depan Jan berkesinambungan dalam

membangun masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera.

Pemberdayaan masyarakat harus pula berarti membangkitkan

kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktifdalam kehidupan masyarakatnya. Masyarakat yang secara

politik terisolasi bukanlah masyarakat yang berdaya, artinya

tidak seluruh aspirasi dan pot€nsinya tersalurkan. Maka, aspek

palitik juga tefi4ppi dalam pemberdayaan masyarakat, Salah

satu ukuranny4 seperti indikator yang dikembangkan Dasgupta

(1993), adalah hak berpolitik (mengikuti pemilu) dan hak sipil.

2rl

PENIBERDAYi

A. Sejarah Pemberdr

Pemberdayaan

sedang mernberdavak

N{enurut Merriam Wel

c ntp(,r4tcr mengandunr

atau authonty to a

kekuatan atau mendel(

uh iry to alat enubit

atau keperdayaan.

Beberapa Iite

pemberdayaan sudah I

vang menyebut sejak I

zam&n rcnat,tsancc, ya

determinisme keagan

sebagai upaya untuk k

serta monarki, maka

mulai muncul pada aba

Konsep pemt

pembangunan, ketikapembangunan. Di Erolindustrialisasi menci

produksi dan masyarak

negara sedang berker

ketika pembangunan

kesenjangan ekonomi,

masyarakat dari faktor-Karena kekr

pemberdayaan, maka

Mikro, Kecil, dar Menengah | 22

daya kerja keras, disiplin,estasi dan siap bersaing.

utama bersifat kualitatifya perlu dikembangkan

ahuan dan teknologi.pakan iarvaban yang

berkcsinambungan dalam

r, mandiri dan sejahtera.

la berarti membangkitkan

rt untuk berpartisipasi aktifMasyarakat yang secara

lat yang berdaya, artinyaL tersalurkan. Maka, aspek

dayaan masyarakat. Salahg dikembangkan Dasgupta

uti pemilu) dan hak sipil.

BAB IIPEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

A. Sejarah Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah terjemahan dari empowerment,

sedang memberdayakan adalah terjemahan dati emporrer.

Menurut Merriam Webster dan Oxford English Diction^ry, kataempower mengandung ilua pengertian, yaitu: ( 1) to give poweratau authority to atau memberi kekuasaan, mengalihkan

kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain; (2) to giveobility to alau enable atau usaha untuk memberi kemampuan

atau keperdayaan.

Beberapa literatur menyebutkan, bahwa konsep

pemberdayaan sudah lahir sejak revolgsi industri atau aM juga

yang menyebut sejak lahimya Eropa modem pada abad 18 atau

zafffln renaissance, yaitu ketika orang mulai mempertanyakan

determinisme keagamaan. Kalau pemberdayaan dipahami

sebagai upaya untuk keluar atau melawan diterminisme gereja

serta monarki, maka pendapat bahwa gerakan pembedayaan

mulai muncul pada abad pertengahan barangkali benar.

Konsep pemberdayaan mulai menjadi diskursuspembangunan" ketika orang mulai mempertanyakan maloupembangunan. Di Eropa, wacana pemberdayaan muncul ketikaindustrialisasi menciptakan masyarakat penguasa faktorproduksi dan masyarakat yang peke{a yang dikuasai. Di negara-

negara sedang berkembang, wacana pemberdayaan muncul

ketika pembangunan menimbulkan disinteraksi sosial,

kesenjangan ekonomi, degradasi sumberdaya alam, dan alienasi

masyarakat dari faktor-fallor produksi oleh penguasa.

Karena kekurangtepatan pemahanan mengenai

pemberdayaag naka dalam wacana praklik pembangunan,

23 lSitti Hasbiah

Pernbcrdaya:n Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 24

pemberdayaan dipahami secara kragam. Yang paling umum

adalah pemberdayaan disepadankan dengan partisipasi. Padahal

keduanya mengandung pengertian dan spirit yang tidak sama.

B. Konsep PemberdayaanKonsep pemberdayaan lahir sebagai antitesis terhadap

model pembangunan dan model industrialisasi yang kurang

memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun dari

kerangka logik sebagai berikut (1) bahwa proses pemusatan

kekuasan terbangun dari pemusatan penguasaan faktor produksi;

(2) pemusaran kekuasaan faktor produksi akan melahirkan

masyarakat pekerla dan masyarakat yang pengusaha pinggiran;

(3) kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem

pengetahuan, sistem politilq sistem hukum, dan ideologi yang

manipulatif untuk memperkuat dan legitimasi; dan (4) kooptasi

sistem pengetahuan, sistem hukum, sistem politilq dan ideologi,

secara sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat,

yaitu masyarakat berdaya dan masyarakat tunadaya.

Akhimya yang terjadi adalah dikotomi, yaitu

masyarakat yang berkuasa dan manusia yang dikuasai . Untuk

membebaskan situasi menguasai dan dikuasai, maka harus

diiakukan pembebasan melalui proses pemberdayaan bagi yang

dikuasai (empowerment of the powerless).

Pengalaman empirik dan pengalaman historis dari format

sosial ekonomi yang dikotomis ini telah melahirkan berbagai

pandangan mengenai pemberdayaan. Pandangan pertama,

pemberdayaan adalah penghancuran kekuasaan ata,r power to

nobody. Pandangan ini didasari oleh keyakinan, bahwa

kekuasaan telah menterasingkan dan menghancurkan manusia

dari eksistensinya. Oleh sebab itu untuk mengembalikan

eksistensi manusia dan menyelamatkan manusia dari

keterasingan dan penindasan, maka kekuasaan harus

2sI

ii

I

I

:

1

I

dihapuskan. Pandang

kekuasaan kepada

Pandangan ini didas

vang terpusat akar

mengalienasi hak no

vang dikuasai. Oleh

kc scmua orang, agi

diri. Pandangan ketilyang lemah tanpa nadalah pandangan y,

lainnya. Pandangan irtrobody- dan pandanga

ini, gtwer lo nlboeverybody adalah chpandangan ketiga, .

powerless.

Ketiga pandar

seksama, temyata ber

dan praksis pemberd

konsep pemberdayaa

hanya berkutat di "r

konformis- Karena

struktur ekonomi sud

adalah usaha bag

menyesuaikan dengardari konsep ini merub

pemberian santunan, s

p€mbangunan prasara

sering disebut seba6

pemberdayaan yang

pemberdayaan reform

ekonomi, politik dan tada pada kebijakan o1

a Mikro, Kecil, dan Menengan | 24

agam. Yang paling umum

dengan partisipasi. Padahal

n spirit yang tidak sama.

sebagai antitesis terhadap

ndustrialisasi yang kurang

Konsep ini dibangun darir bahwa proses pemusatan

)enguasaan faktor produksi;

)roduksi akan melahirkanyang pengusaha pinggiran;rangunan atas atau sistem

hukunt dan ideologi yang

egitimasi; dan (4) kooptasiristem politik, dan ideologi,

dua kelompok masyarakat,'akat tunadaya.

adalah dikotomi, yaitu

.Nia yang dikuasai . Untuklan dikuasai, maka harus:s pemberdayaan bagi yang

'ess) .

Blaman historis dari formattelah melahirkan berbagai

an. Pandangan pe(ama,kekuasaan alatJ power looleh keyakinan, bahwa

r menghancurkan manusia

tu untuk mengembalikan

lamatkan manusia darimaka kekuasaan harus

25 lSrtr r tlashr,r lr

dihapuskan. Pandangan kedua, pemberdayaan adalah pembagiankekuasaan kepada setiap orang (porter to everybocly).Pandangan ini didasarkan pada keyakinan, bahwa kekuasaanyang terpusat akan menimbulkan abuse dan cenderungmengalienasi hak normatif manusia yang tidak berkuasa atauvang dikuasai. Oleh sebab itu, kekuasaan harus didistribusikanke semua orang, agar semrra orang dapat mengaktualisasikandiri. Pandangan ketiga, pemberdayaan adalah penguatan kepadayang lemah tanpa menghancurkan yang kuat. pandangan iniadalah pandangan yan! paling moderat dari dua pandanganlainnya. Pandangan ini adalah antitesis dari pandangan power ronobody dan pandangan power to everybody Menurut pandanganin, power to nobody adalah kemustahilan dan power toevsrybody adalah chaos dan anarki. Oleh sebab itu menurutpandangan ketiga, yang paling realistis adalah power ropowerless.

Ketiga pandangan tersebut di atas, kalau dikaji secaraseksama, temyala berpengaruh cukup signifikan dalam konsepdan praksis pemberdayaan. Di lapangan, paling tidak ada 3konsep pemberdayaan. Konsep pertama, pemberdayaan yanghanya berkutat di "daun" dan ..ranting', atau pernberdayaankonformis. Karena struktur sosial, struktur ekonomi, rtenstruktur ekonomi sudah dianggap gtven, maka pemberdayaanadalah usaha bagaimana masyarakat tunadaya harusmenyesuaikan dengan yang sudah given tersebut. Bentuk aksidari konsep ini merubah sikap mental masyarakat tunadaya danpemberian santunan, seperti misalnya pemberian banhnn modal,pembangunan prasarana pendidikan, dan sejenisnya_ Konsep inisering disebut sebagai magical paradigm. Konsep kedua,pemberdayaan yang hanya berkutat di -batang- ataupemberdayaan reformis. Artinya, secara umum tatanan sosial,ekonomi, politik dan budaya, sudah tidak ada masalah. l{asalahada pada kebijakan operasional. Oleh sebab itu, pemberdayaan

I)embcrdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 26

gaya ini adalah mengubah dari top down menladi bottom up,

sambil mengembangkan sumberdaya manusianya, mengrxltkan

kelembagaannya, dan sejenisnya. Konsep ini sering disebut

sebagar naive paradigm. Konsep ketiga" pemberdayaan yang

hanya berkutat di "akar" atau pemberdayaan struktural. Karena

tidak berdayanya masyarakat disebabkan oleh strullur politik,

ekonomi, dan sosial budaya, yang tidak memben ruang bagi

masyarakat lemah untuk berbagi kuasa dalam bidang ekonomi,politik, dansosial budaya, maka stul(ur itu yang harus ditinjaukembali. Artinya, pemberdayaan hanya dipahami sebagai

penjungkirbalikan tatanan yang sudah ada. Semua tatanan

dianggap salah dan oleh karenanya harus dihancurkan, seperti

misalnya mernfasilitasi rakyat untuk melawan pemerintah,

memprovska$i masyarakat mtskin untuk mclawan arang kaya

dan atau pengusah4 dan sejenisnya. Singkat kata, konsep

pemberdayaan masyarakat yang hanya berkutat pada akar adalah

penggulingan the powerful. Konsep ketiga ini sering disebut

sebagai cr it ical paradigm.

Oleh Pranarka dan Moelyarto (1996), karena kesalah-

pahaman mengenai pemberdayaan ini, maka menimbulkan

pandangan yang salah, seperti bahwa pemberdayaan adalah

proses penghancuran kekuasaan, proses penghancuran negara,

dan proses penghancuran pemerintah.

Menurut Karl Marx, pemberdayaan masyarakat adalah

proses perjuangan kaum powerless untuk memperolah surplus

value sebagai hak normatiftrya. Pe{uangan memperoleh szrplzs

volze dilakukan melalui distribusi penguasaan faktor-faktorproduksi. Dan perjuangan untuk mendistribu sikan penguasaan

faktor-faklor produksi harus dilakukan melalui perjuangan

politik. Kalau menurut Marx, pemberdayaan adalah

pemberdayaan masyarakat, maka menurut Fiedmann,

pemberdayaan harus dimulai dari rumah tangga. Pemberdayaan

rumah tangga adalah pemberday aan yang mencakup aspek

21 I

sosial, politik, dan

pemberdayaan sosial

lemah memperoleh a

keterampilan, akses un

dan akses ke sumber-s

pemberdavaan politikyang lcmah memrlikeputusan publik yan

Sedang pemberdayaar

membangun kepercaya

Karl Marx dan Friedmpengertian pemberdal,;

Robert Dahl (1963), KrPaul( 1987), yang pada

adalah penguatan mas.

proses pengambilan I

depannya, penguatan

faktor-faktor produksi,

menentukan pilihan rna

Dari berbage

pemberdayaan, maka dekonomi masyarakat a,

produksi, penguatan I

penguatan masyarakat

memadai, dan pengr .

informasi, pengetahuan

secara multi aspek, b.

mapun aspek kebijakanperekonomian masyara

spesifik, maka konsep ,

masyarakat tidak dapal

memformulasikan kons,

pemberdayaan ekonom

I

t down menjadi bottom up,

ya manusianya, menguatkan

Konsep ini sering disebut

ketiga, pemberd ayaan yang

rerdayaan struktural. Karena

rabkan oleh struktur politik,

; tidak memberi ruang bagi

rasa dalam bidang ekonomi,

rktur itu yang harus ditinjauhanya dipahami sebagai

;udah ada. Semua tatanan

r harus dihancurkan, seperti

rntuk melawan pemerintah,

untuk melawan orang kayatya. Singkat kata, konsep

ya berkutat pada akar adalah

ep ketiga ini sering disebut

rto (1996), karena kesalah-

r ini, maka menimbulkanrhwa pemberdayaan adalah

roses penghancuzrn negara,

h.

:rdayaan masyaralat adalah

nntuk memperolah surplus

i uangan memperoleh surp I us

i penguasaan faktor-faktorendistribu sikan penguasaan

kukan melalui peduangan

l, pemberdayaan adalah

&a menurut Fiedmann,

rmah tangga. Pemberdayaan

tan yang mencakup aspek

2TlSitti Ilashiah

sosial, politik, dan psikologis. Yang dimaksud denganpemberdayaan sosial adalah usaha bagaimana rumah tanggalemah memperoleh akses informasi, akses pengetahuan danketerampilan, akses untuk berpartisipasi dalam organisasi sosial,dan akses ke sumber-sumber keuangan. yang dimaksud denganpemberdayaan politik adalah usaha bagaimana rumah tanggayang lemah memiliki akses dalam proses pengambilankeputusan publik yang mempengaruhi masa depan mereka.Sedang pemberdayaan psikologis adalah usaha bagaimanamembangun kepercayadn diri rumah tangga yang lemah. SelainKari Marx dan Friedmann, masih banyak pandangan mengenaipengertian pemberdayaan, seperti Hulme dan Tumer (1990),Robert Dahl (1963), Kassam (1989), sen dan Grown (1987), danPaul(!982), y4ng pada pnnsipnya adalah bahwa psmhrdayaanadalah penguatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalamproses pengambilan keputusan yang mempenganrhi masadepanaya, penguatan masyarakat untuk dapat memperolehfaktor-faktor produksi, dar penguatan masyarakat untuk dapatmenentukan pilihan masa depannya.

Dari berbagai pandangan mengenai konseppemberdayaan, maka dapat disimpulkan, bahwa pemberdayaanekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faklor-fahorproduksi, penguatan penguasann distribusi dan pemasaran,penguatan masyarakat untuk mendapatkan gajilupah yangmemadai, dan penguatan masyarakat untuk memperolehinformasi, pengetahuan dan keterampilan, yang harus dilalokansecara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri,mapun aspek kebijakannya. Karena persoalan atau isu strategisperekonomian masyarakat bersifat lokal spesifik dan problemspesifik, maka konsep dan operasional pemberdayaan ekonomimasyarakat tidak dapat diformulasikan secara generik Usahamemformulasikan konsep, pendekatan, dan bentuk operasionalpemberdayaan ekonomi masyarakat secara generilg memang

ha Mikto, Kecil, dan Menengah | 26

l)emberdayaar Usaha Mikro, Kcrl, dan Mencngah | 2t

p€nting, tetapi yang jauh lebih penting, adalah pemahaman

bersama secara jemih terhadap kara}teristik permasalahan

ketidakberdayaan masyarakat di bidang ekonomi. Sebab dengan

pemaharnan yang jernih mengenai ini, akan lebih produllif

dalam memformulasikan konsep, pendekatan, dan bentuk

operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat yang sesui

dengan karakteristi k permasalahan lokal.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat lemah

adalah dalam hal akses untuk memperoleh modal' Dalam pasar

uang, masyarakat perdesaan baik yang petani, buruh, pengusaha

mikro, pengusaha kecil, dan pengusaha menengah' terus

didorong untuk meningkatkan tabungan' Tetapi ketika mereka

membutuhkan modal, mereka diperlakukan diskriminatif oleh

lembaga keuallgan. Sehingga y4ng terjadi adalah aliran modal

dari masyarakat lemah ke masyarakat yang kuat Lembaga

keuangan atas posisinya sebagai perantara, maka di dal-amnva

berbaii resiko dengan borrowers, memberikan informasi

kepada borrower, dan menyediakan likuiditas Kenyataan yang

terjadi, kepada masyarakat lemah dan pengusaha kecil'

peilatutan atas ketiga hal tersebut juga diskriminatif Dan atas

p"rf**t yang tidak adil itu, masyarakat tidak memiliki

L"ku.tun t *u, m"nawar dengan pihak lembaga kuangan'

Salah satu dari tujuan akhir pemberdayaan masyarakat

dalam bidang ekonomi adalah meningkatnya pendapatan

masyarakat lemah. Pendapatan masyarakat pada umumnya

U"r"."f a* dua anasir, yaitu dari upalr/gaji dan dari surplus

usaha. Dari anasir upah/gaji, pada umumnya masyakat yang

tunadaya hanya menerima upah/gaji rendah' Rendahnya

galiiupah yunj dit".i." masyarakat tunadaya ini disebabkan

k"r"nu ,n"."ku pada umumnya memiliki keterampilan yang

terbatas dan sikap mental yang buruk (need achievment rendah'

tidak disiplin). Rendahnya keterampilan masyarakat tunadaya

disebabkan karena akses atau kesempatan mereka uniuk

nrendapatkan pelayana

Oleh sebab rtu, pember

realistis untuk masyar

melalui lflirmut ilc ac1

masyarakat tunadaya ) r

tt/lirnul rva actnn bagiharus rncrtiliki dana. U

rnelalui kebijakan fi skal

Demikian pula <

masyarakat tunadaya

rnemiliki, maka merekz

dan atau tanah, dan ata

distribusi (baik pada pa

pasar barang). Keempa

lain, Oleh sebab itu

masyarakat dari sisi sur

komprehensiiPenanganan ker

kendala tanah tidak

pendekaan ekonomi st

politik yang harus ditt

ekonomi masyarakat tidpolitik dan kebijakan Po

Tesis ini, aPabil

semua, bahwa pembt

menjadi komitmen dar

sekali lagi, dimensi Yan

masyarakat dalam bida

bagaimana dengan kt

birokrasi pemerintah. !pemahaman birokrasi

paling tidak daPat mer

pemberdayaan menur

2eI

ra Mikro, Kecil, dan Menargah | 2t

enting, adalah pemahaman

karakteristik p€rmasalahan

ang ekonomi. Sebab dengan

i ini, akan lebih produktifpendekatan, dan bentuk

ni masyarakat yang sesuai

)kal.

rdapi oleh masyarakat lemah

reroleh modal. Dalam Pasar

ng petani, buruh, pengusaha

:ngusaha menengah, terus

ngan. Tetapi ketika mereka

rlakukan diskriminatif oleh

terjadi adalah aliran msdal

rakat y-ang kuat. I-embaga

:rantara, maka di dalamnYa

rs, memberikan informasi

r likuiditas. Kenyataan Yang

rh dan pengusaha kecil,

iuga diskriminatif. Dan atas

nasyarakat tidak memiliki

ak lembaga kuangan.

pemberdayaan masYarakat

meningkatnYa PendaPatan

lasyarakat Pada umumnYa

upah/gaji dan dari surPlus

. umumnya masyakat Yang

r/gaji rendah. RendahnYa

rt tunadaya ini disebabkan

remiliki keterampilan Yang

k (need achievment rendah,

rpilan masYarakat tunadaYa

(esempatan mereka untuk

29 lSi11i Hasbintr

mendapatkan pelayanan pendidikannya pada umumnya buruk.Oleh sebab itu, pemberdayaan ekonomi masyarakat yang cukuprealistis untuk masyarakat pekerja yang tunadaya, adalahmelalui ufirmative action (misalnya subsidi pendididikan bagimasyarakat tunadaya) di bidang pendidikan. Untuk melakukanaJfirmat ive action ba$ masyarakat tunadaya, maka pemerintah

harus memiliki dana. Untuk mendapatkan dana oapat dilakukanmelalui kebijakan fiskal, misalnya dengan pajak progresif

Demikian pula dari anasir surplus usaha. Sebagian besar

masyarakat tunadaya tidak memiliki usaha, atau kalaupun

memiliki, maka mereka menghadapi kendala dalam hal modal,

dan atau tanah, dan atau kemampuan sumberdaya manusia, dan

distribusi (baik pada pasar input maupun pada pasar output atau

pasar bamng). Keempat kendala in! saling berkaltan $atu s4ma

lain. Oleh sebab itu dalam rangka pemberdayaan ekonomi

masyarakat dari sisi surplus usaha, maka perlu ditangani secara

komprehensiiPenanganan kendala modal, kendala distribusi, dan

kendala tanah tidak seluruhnya dapat dilakukan melalui

pendekatan ekonomi semata. Karena banyak dimensi-dimensi

politik yang harus ditangani. Oleh sebab itu, pemberdayaan

ekonomi masyarakat tidak dapat dilakukan tanpa pemberdayaan

politik dan kebijakan politik.

Tesis ini, apabila diterima, akan menuntut kepada kita

semua, bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat harus

menjadi komitrnen dan kebijakan semu departemen. Sebab

sekali lagi, dimersi yang harus ditangani dalam pemberdayaan

masyarakat dalam bidang ekonomi, bersifat multi. Sekarang

bagaimana dengan konsep pemberdayaan ini dikalangan

birokasi pemerintah. Walaupun urian berikut tidak mewakili

pemahaman birokrasi pemerintah secara keseluruhan, tetapi

paling tidak dapat membantu kita untuk memahami konsep

pemberdayaan menurut birokrasi pemerinta[ kc'nsep

I

!I

II

III

IIII

Pcmberdayaan Us$a Mikro, Kecil, dart Menengah | 30

pemberdayaan ekonomi secara ringkas dapat dikemukakan

sebagai b€rikut:1. Perekonomian rakyat adalah pereknomian yang

diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian yang

deselenggarakan oleh rakyat adalah bahwa

perekonomian nasional yang berakar pada potensi

dan kekualan masyarakat secara luas untuk

menjalankan roda perekonomian mereka sendiri'

Pengertian rakyat adalah semua warga negara.

2. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk

menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan

berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang

benar. Karena kendala pengembangan ekonomi

rakyat adalah kendala slruktural, maka

pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilalarkan

melalui Perubahan struktural'

3. Perubahan struktural yang dimaksud adalah

perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi

modenr, dari ekonomi lemah ke e konomi kuat' dari

ekonomi subsisten ke ekonomi pasar' dari

ketergantungan ke kemandirian' LangkahJangkah

proses perubahan struktur, meliputi: (1)

pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya:

(2'l penguatan

teknologi; dan

manusia.

kelembagaan; (3)

(4) pemberdaYaan

penguasaan

sumberdaYa

4 Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya

dengan peningkatan produktivitas, memberikan

kesempatan berusaha yang sama, dan hanya

memb"rikan suntikan modal sebagai stumulan' tetapi

harus dijamin adanya ke{asama dan kemitraan yang

erat antara yang telah maju dengan yang masih

lemah dan belum berkembang'

5 Kebrjakannva

adalah: ( l) pe

besar kepada

memperkuat 1

ekonomi raky,

sekadar prrcekeschatan: (.

mendorong mpemeratiun spi

6. Kegiatan peml

peningkatan '

peningkatan apeningkatan a

mendukung la

lokal.Dari enam butir pc

masyarakat ini, dapat dismasyarakat tidak dapat c

daun saja, atau cabang sa.

karena permasalahan yang

masing aspek; (2) pembr

ekonomi, tidak cukup hanltetapi juga harus ada

masyarakat, penguatan sL

prasaftm anya, dan penguata

masyarakat dalam bidang

rakyat, harus dilakukan se

mendiskriminasikan ekono.

usaha mikro, usaha keciladalah jatan yang hartmasyarakat dalam bidang

ekonomi rakyat menuju ekefisien; dan (5) pemberc

3l | \

.aha Mikro, iecil, dan Menengah | 30

ringkas dapat dikemukakan

adalah pereknomian yang

rakyat. Perekonomian yang

rakyat adalah bahwa

yang berakar pada Potensirrakat se&ra luas untuk

Ekonomian mereka sendiri.

I Semua warga negara.

i rakyat adalah usaha untuk

rng kuat, besar, modem, dan

alam mekanisme pasar yang

ta pengembangan ekonomi

ndala strukM, maka

ri rakyat harus dilakr.rkan

tural.yang dimaksud adalah

mi tradisional ke ekonomi

emah ke e konomi kuat, dari

ke ekonomi Pasar' dari

nandirian. tangkahJangkah

struktur, meliPuti: (1)

pemberdayaan sumberdayal

nbagaan; (3) Penguasaanpemberdayaan sumberdaYa

i rakyat, tidak cukuP hanYa

produktivitas, memberikan

yang sama, dan hanYa

odal sebagai stumulan, tetaPi

e{asama dan kemitraan Yang

maju dengan Yang masih

obang.

3llS,rtr llashiah

5. Kebijakannya dalam pembedayaan ekonomi rakyatadalah: (1) pembenan peluang atau aks€s yang lebihbesar kepada aset produksi (khususnya modal); (2)memperkuat posisi transaksi dan kemifaan usahaekonomi rafuat, agar pelaku ekonomi rakyat bukansekadar price taker'. (3) pelayanan pendidikan dan

kesehatan; (4) penguatan industri kecil; ())mendorong munculnya wirausaha baru; dan (6)pemerat""n spasial.

6. Kegiatan pefnberdayaan masyarakat mencakup: (l)peningkatan akses bantuan modal usaha; (2)peningkatan akses pengembangan SDM; dan (3)

peningkatan akses ke sarana dan prrisarana yang

rngndukung langsung sosial ekonomi masyalakat

lokal.

Dari enam butir pokok mengenai konsep pernberdayaan

masyarakat ini, dapat disimpulkan, bahwa: (1) pemberdayaan

masyarakat tidak dapat dilakukan hanya melalui pendekatan

daun saja, atau cabang saja, at au batang saja, atau akar saja;

karena permasalahan yang dihadapi memang ada pada masing-

masing aspek; (2) pemberdayaan masyarakat dalam bidang

ekonomi, tidar: cukup hanya dengan pemberian modal bergul ir'tetapi juga harus ada penguatan kelembagaan ekonomi

masyarakat, penguatan sumberdaya manusiany4 penyediaan

pmsarananya, dan penguatan posisi tawamya; (3) pemberdayaan

masyarakat dalam bidang ekonomi atau penguatan ekonomi

rakyat, harus dilakukan secara elegan tanpa menghambat dan

mendiskriminasikan ekonomi kua! untuk itu kemitraan antar

usaha mikro, usaha kecil usaha menengah, dan usaha besar

adalah jalan yang harus ditempuh; (4) pemberdayaan

masyarakat dalam bidang ekonomi ad:lah proses penguatan

ekonomi rakyat menuju ekonomi rakyat yang kokoh, modem,

efisien, dan (5) pemberdayaan masyarakat dalam bidang

33

penguatan ekonolni I

(spesitikasr hak) atas tiasp€k ini, maka pemb(

menyentuh permukaannr

3. Distorsi Konsep

Distorsi kc.rsr:p

adalah hal yang umumpemberdayaan masyarak

segi konsep umum. pel

ekonomi cukup jeldi implcmcntasikan, tcr-i;

terjadi karena beberapa

masih bersifat umum,pelaksana atau penyusun

dimana setiap proyek

secara administrasi, sec

kadang-kadang sulitadministrasi yang sudah I

adalah. desain proyek ha

sebaliknya. Pemberdayat

perubahan administrasi.kesulitan untuk dilaksana

Pemberclayaan Usaha N{ikro, Kecil, dan Menengah | 32

ekonomi, trdak dapat dilakukan melalui pendekatan individu,

melainkan harus melalui pendekatan kelompok.

C. Implikasi Pemberdayaan Ekonomi

1. Efektivitas dan Efisiensi Program Pemberdayaan

Kita patut bergembira, karena dalam 5 tahun terkahir ini

banyak sekali program pernberdayaan yang dilaksanakan oleh

banyak pihak, mulai dari pihak pemerintah, pihak swasta,

maupun pihak lembaga swadaya masyarakat (LSM) Ini

indikasi, bahwa pemberdayaan sebagai paradigna baru pe

mbangunan, telah menjadi komitmen dari semua komponen

bangsa. Untuk efektivilas dan efisiensi, ada beb€rapa hal yang

perlu mendapat perhatian kita bersama Beberapa hal dimaksud

antara lain: (l) perlu ada kesamaan paham mengenai konsep

pemberdayan, sebab pada akhir-akhir ini berbagai

program./proyek pembangunan diberi lebel pemberdayaan'

walaupun sebenarnya justru mengingkari makna pemberdayaan;

dan (2) perlu ada koordinasi antarlembaga dan bahkan dalam

lembaga dalam gerakan pemberdayaan ini, sebab ditengarai ada

banyak kegiatan/proyek yang saling tumpang tindih dan mirip

satu sama lain dengan nama yang berbeda'

2. Penguasaan Faktor ProduksiDari banyak progam pemberdayaan yang selama ini

telah dilakukan, hampir tidak ada yang mencoba memasuki

aspek yang cukup fundamental, yaitu aspek penguasaan faktor-

faktor prod uksi oleh rakyat. Kalaupun ada umumnya pada

faktor produksi modal. Untuk faktor produksi lahan (lahan

pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan) masih belum

iisertrt. Kelangkaan atau ketidakberanian menyentuh aspek

ini, barangkali disebabkan kandungan politik yang cukup tinggi'

Apapun alasannya, aspek ini perlu mendapat perhatian dalam

t"rurgk" pemberdayaan ekonomi rakyat Sebab pada dasarnya

4. Penguatan SDMHampir pada se

pengernbangan sumberd

komponennya. Tetapi

pemberdayaan, aspek pe

hanya dilakukan ala kadt

rencana straregis untuk

dalam rangka pengembat

pengembangan sumbe

pemberdayaan ekonomi

)a Mikro, Kecil, dan Menengah | 32

relalui pendekatan individu,

r kelompok.

tomr

33lS il l i ll a s l, ir lr

'am Pemberdayaan

ta dalam 5 tahun terkahir ini

ran yang di laksanakan oleh

pemerintah, Pihak swasta,

r masyarakat (LSM). Ini

:bagai paradigma baru Pe

nen dari semua komPonen

iensi, ada beberaPa hal Yang

ma. Beberapa hql dimaksud

rn paham mengenai konsep

khir-akhir ini berbagai

iberi lebel Pemberdayaan,

rgkari makna Pemhrdayaan;

lombaga dan bahkan dalam

aan ini, sebab ditengarai ada

g tumpang tindih dan miriP

:rbeda.

penguatan ekonomi rakyat adalah penguatan pemilikan(spesifikasi hak) atas thktor-fbktor produksi. Taapa memasukiaspek ini, maka pemberdayaan ekonomi rakyat, hanya akanmenyentuh permukaannya saja.

3. Distorsi KonsepDistorsi konsep dalam implementasi dan kebijakan

adalah hal yang umum terjadi. Demikian juga dalam programpemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi. Dilihat darisegi konsep umum, p,timberdayaan masyarakat dalam bidangekonomi cukup jelas dan logik. Tetapi ketikadiimplementasikan, terjadi pendangkalan yang luar biasa. Initerjadi karena beberapa hal, antara lain: (1) konsepmya sendiri

masih bersifat umum, sehingga dipahami beragam olehpelaksana atau penyusun progam; dan (2) kendala administrasi,

dimana setiap proyek harus dapat dipertanggungiawabkan

secara administrasi, sedang dalam program pemb erdayaan

kadang-kadang sulit didamaikan dengan persyaratan

adninistrasi yang sudah baku. Oleh sebab itu, yary paling aman

adalah, desain proyek harus menyesuaikan administrasi, bukan

sebaliknya. Pemberdayaan masyarakat tanpa didukung dengan

perubahan administrasi pembangunan, akan mengalami

kesulitan untuk dilaksanakan.

4. Penguatan SDMHampir pada setiap program pemberdayaan, aspek

pengembangan sumberdaya manusia dijadikan salah satu

komponennya. Tetapi juga hampir disemua progmm

pemberdayaan, aspek pengembangan sumberdaya manusia ini

hanya dilakukan ala kadamya. Tidak ada usaha sistematik dan

rencana straregis untuk pengembangan sumberdaya manusia

dalam rangka pengembangan ekonomi rakyat. Oleh sebab ihtpengembangan sumberdaya manusia dalam rangka

pemberdayaan ekonomi rakyat, harus mendapat penanganan

berdayaan Yang selama ini

r yang mencoba memasuki

itu aspek penguasaan faktor-

laupun ada umumnYa Pada

ktor produksi lahan (lahan

n, kehutanan) masih belum

kberanian menYentuh asPek

an politik yang cukuP tinggi.

r mendaPat Perhatian dalam

rakyat. Sebab Pada dasamYa

Pemberdayaan Usaha N,likro, Kecil, dan Menengah | 34

yang serius. Sebab sumberdaya manusia adalah unsur paling

f'undamental dalam penguatan ekonomi rakyat.

5. Spesifik Lokasi dan PermasalahanKarena permasalahan yang dihadapi masyarakat

tunadaya bersifat spesifik, baik dari aspek lokasi maupun dari

aspek permasalahan, maka tidak mungkin didesain program

pemberdayaan yang bersifat generik. Realitanya, hampir semua

progam pemberdayaan ekonomi rakyat, didesain generik.

Kesalahan yang paling fatal, yang selarna ini dilakukan adalah,

adanya anggapan bahna permasalahan mendasar masyarakat

tunadaya adalah permasalahan modal, oleh sebab itu setiap

progam pemberdayaan selalu ada komponen bantuan modal

bergulir. Padahal anggapan itu tidak selalu benar. Akibatnya,

banyak progam-progam pemberdayaan ekonomi rakyat yang

hasilnya tidak menyentuh permasalahan pokoknya.

3sI

PEMBANGTJNAI

MA

.{. .ll{odel Pembangunan ,

Model pembanguni

kebijakan yang disusun

internastonal dari negara-

oleh negara-negara misl"menghapuskan kemiskinadengan stralegi "pertul

anggap sebagai kemiski"rendahnya pendapatan pe

dapat ditingkatkan, menunketerbelakangan akan terp(

penumbuhan ekonomi dirayakni; industrialisasi, pe

melalui revolusi hijau, inviGNP, dan "trickle down eflt

Setelah tiga dasawar

ekonomi tidak dr

keterbelakangan, rnelainkar

Bahkan kemiskinan massal :

dari pola pertumbuhan itu

acapkali berbicara tentang

menurut lbrdhim Samater :

Sebuuh Ewlusi l'aori i)ct

merupakan bagran dari upayz

sesungguhnya adalah mere

pembangunan pertumbuhan"

iz Mikro, Kecil dan Menengah | 34

ranusia adalah unsur Paling

omi rakyat.

ehan

ans dihadaPi masyarakat

,ri Lpek lokasi mauPun dari

mungkin drdesain Program

ik. RealianYa, hamPir semua

i rakyat, didesain generik

selama ini dilakukan adalah

dahan mendasar masyarakat

rodal, oleh sebab itu setiaP

a komPonen bantuan modal

Cak selalu benar' .Akibatnya'

clayaan ekonomi rakyat Yang

tahan PokoknYa'

35 l5tlti Ha\hiall

BAB UIPEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

A. Model Pembangunan OrtodokModel pembangunan ortodok yaitu suatu formula dan

kebijakan yang disusun dan didesakkan oleh korporasi

intemasional dari negaia-negara industri untuk dilaksanakan

oleh negara-negara miskin melalui apa yang diesebut

"menghapuskan kemiskinan" melalui "pembangunan ekonomi"

dengan strategi "pertumbuhan ekonomi". Yang mereka

anggap sebagai kemiskinan dan keterbelakangan adalah

"rendahnya pendapatan perkapita'. Jika pendapatan perkapita

dapat ditingkatkan, menurut mereka masalah kemiskinan dan

keterbelakangan akan terpecahkan. Menurut formula tersebut'

pertumbuhan ekonomi diramu dengan beberapa komponen inti

yakni: industrialisasi, peningkatan produktivitas p€rtanian

melalui revolusi hijau, investasi modal lebih besar, kenaikan

GNP, dan "trickle down efect". Beg;ttulah rumus Kuznets'

Setelah tiga dasawarsa terlampaui, temyatas pertumbuhart

ekonomi tidak disertai turunnya kemiskinan dan

keterbelakangarl melainkan yang terjadi adalah sebalilnya'

Bahkan kemiskinan massal selalu menjadi bagian tak terpisahkan

dari pola pertumbuhan itu sendiri. Memang para elit tersebut

acapkali berbicara tentang situasi *ketidahaerataan" namun

menurut lbrahim Samatet : @ari Pertumbuhan ke Bastc Nee4

Sebuuh Ewlusi Tettri Pertumbuhun), l:rrl tersebut hanyalah

merupakan bagian dari upaya "menipu rakyat" karena yang terjadi

.".urrggrtt tyu adalah mereka hanya bicara: "strategi-stralegi

pembangu:an Pertumbuhan" saja'

Pemberday'-an Usaha Mikro, Kecil' dar Mcnengah | 36

Formula "p€rtumbuhan" telah mengalami evolusi sebagai

akibat dari kitik yang kuat terhadap situasi "k€tidakmerataan"'

Berbagai kritik tersebut menumbuhkan keyakinan pada lembag-

lembaga intemasional dan para elit politik dan ekonomi negara

ketiga yaitu bahwa model pembangunan ortodok yang

mempercayakan pada pertumbuhan GNP tidak akan memberi

keuntungan kepada kaum miskin dinegara berkembang' dan jusa

tidak memberi keuntungan segera pada mereka Oleh karena itu

'pertumbuhan haruslah dibarengi dengan pemerataan'

Setidak+idaknya, selama tiga dasawarsa ini' model

pembangunan di negara-negara ketiga (termasuk Indonesla) sangat

dip".g.;hi oleh 7 formula "pertumbuhan dan pemerataan"

sebagai berikut' 7. p|aplyoment generatiQn (penyerapan t-ena$

kerja/Padat karYa)

2. Redirecting investment (pengerahan kembali Investasi

secara besar-besaran)'

3. Meeting basic needs (pemenuhan kebutuhan dasar)'

4. Hwnan resource developmenr (pembangunan sumber

daYa manusia)'

5. Agrictttual ftrst developement (pembangunan dengen

mengutamakan Pertanian)'

6. Integrared rural development (pembanggunan

@esaan terPadu)

7. The new interrational economrc order (tata ekonomt

dunia baru)'

James Weaver, K P' Jameson dan fuchard N'Blue

lenatisa Xritit terhadap Pendekatan Pertumbuhan dan

Pemerataan) menyatakan bahwa meskipun tujuh formula

"pertumbuhan dan pemerataan" memperluas perhatiannya pada

upaya-upaya pemerataatL nzunun semuanya tetap saja masih

;:il ;;o; keluar dari pdakan dasar'perhrmbuhan' vakni

t"tup U"-*f,u menjawab kebutuhan-kebutuhan material'

Sebaliknya ketujuh tbrmmenghindarr untuk menlitundamental dalam kehidvang bersifat non matenz

keamanan, partisipasi. dr

tersebut mereka tetap tida

iang sangat besar terhr

represrl', menindas dan dmenghindari untuk mem

tidak menyangkutpautkan

kaya. Memang p€rn

dimana 7 persen GNP ne1

pada negara miskin disan

untuk mengurangi kecurat

struktur ekonomi dunia te

negara-negara industri kmiskin.

B. Strategi Dominasi Ne

Untuk mempertanji

dominasi tersebut berikur

dcminasi yang disebut tpengetahuan dan keku

Antropologi Pembangunat

USA, merumuskan bah'

negara-negara industri (n,

negara-negara miskin dil"deploynrcnt o/ devebPn

tahapan penting Yaitu; 'idevelopment qtdu lec.

I ns I t lul ionttl t:d t i on of deve,

"Abnormalilres" r

kondisi yang tidak normal

diinginkan dan dikehenda

37 I

eratbn (Penyerapan tenagd

anian).

develoPment (pembanggunan

3n, (Pengerahan kembali [nvestast

)(pemenuhan kebutuhan dasar)'

:velopmenl ( Pembangunan sumuer

wlopement (Pembangunan dengan

;11, :: -

g*-r$ebaliknya ketujuh formula tersebut sama sekali atau bahkan

.i.., Orcngtrinaari untuk menjawab dua kebutuhan lain yang sangat=.

. firaur.n ut dalam kehidupan rakyat yailt. pertama kebutuhan

., yutgbersifat non material seperti: Hak asasi untuk kebebasan;

Luu**nt partisipasi, dan demokrasi. Pada masalah-masalah

- ters"Uut mereka tetap tidak peduli dan bahkan memberikan andil

yang sangat bcsar terhadap tcrciptanya sistcm sosial yang

rgpresif, menindas dan dominatif' Kedua, Meteka tidak saja

: menghindari untuk memikirkan struklur kekuasaan, tapi juga

.. tidak menyangkutpautkan masalah dunia ketiga dengan negara

,- . bya. Memang pemah terjadi kesepakatan intemasionalt"'^ di.u* ? persen GNP negara kaya dituntut untuk disedekahkan

. pada negara miskin disamping adanya kesepakatan pengaturan

' ' *tuk mengurangi kecurangan perdagangan intemasiona!; teJapi

st ,rktu, ekonomi dunia tetap saja tak berubah dimana dominasi

ae}a:ia-negara industri kaya tetap kuat a@s netgara-negara

miskin.

B. Strategi Dominasi Negara Kaya Atas Negara Miskin

Untuk mempertanjam kerangka analisa terhadap masalah

dominasi tersebut berikut ini akan dikemukakan suatu teori

dominasi yang disebut teoi "discourse and pover" (ilmrt

pengetahuan dan kekuasaan)' Arturo Escobar' Profesor

Antropologi Pembangunan pada Smith College Northampton'

USA,' merumuskan bahwa penciptaan dtscourse (wacana)

n gu."-n"gur" industri (negara dominan) untuk mendominasi

q.;.u-n"guo miskin dilakukan melalui apa yang disebut

':'iptoy.irt of development " yang dilakukan melalui tiga

tahapan pEntirU yaitll "abnormalities' ' profesionalization of

i"t"top.rn -oiou

tecntfication of development dan

Ins t itut ional izot i on of devel opme nt "'

"Abnormalities" menunjuk pada suatu situasi dan

kondisi yang tidak normal karena tidak sesuai dengan apa yang

aiingiotan Ln dikehendaki oleh pihak yang merasa normal'

Us,rhr N{iko, Kecil, dan i\lencngah | 36

telah mengalami evolusi sebagai

hadap situasi "ketidakmerataan"'

buhkan keYakinan Pada lembag-

elit politik dan ekonomi negara

pembangunan ortodok Yang

$an GNP tidak akan memberi

n dirrgara berkembang, dan juga

:ra pada mereka. Oleh karena itu

i dengan pemerataan.

u tiga dasawarsa ini, model

<aiga (termasuk Indonesia) sangat

"pertumbuhan dan Pemerataan"

3TlSirtr il r'' ':l'

nal ecoramic order (tala ekonomi

Jameson dan Richard N'Blue

Pendekatan Pertumbuhan dan

ahwa meskiPun tujuh formula

n" memPerluas PerhatiannYa Pada

mun semuanya tetaP saja masih

ijakan dasar 'Pertumbuhan' Yahi

kebutuhan-kebutuhan material'

Pemberdayazn Usaha Mikr r, Kecil, dan Meneagah | 3E

Abnormalities dilakukan dengan penciptaan isu mengenar

negam-negara ketiga seperti terbelakang, primitif, tradisional'

miskin, underdevelopment, kurang gizi, buta hurui krisis, dan

yang terakhir barangkali terorisme. Kondisi ini disebut kondisi

"sakit" yang perlu disembuhkan oleh dokter. Isu ini merasuk

sampai pada level komunitas yang paling bawah, bahkan rumah

tangga dan individu sekalipun. Tahap ini disebut juga "lfie

progtessire incoorporation of problem" dimana berbagai

anggapan tentang masalah dikumpulkan dan disatukan.

Cara pertama ini dimaksudkan untuk melahirkan apa

yang disebut "a field of intervention of power" dimana

kebutuhan untuk memecahkan situasi yang tidak normal tersebut

dirasakan karena itu'ruang-ruang intelrvensi kekuasaan mulai

terbuka."Profesionalization of development " atau tecnifical ion of

developmenl ", menunjuk pada suatu pengertian dimana situasi

problem tersebut harus dipandang sebagai sesuatu yang spesifik

dan karena itu harus dipecahkan secara spesifik pula oleh

orang/kelompok orang yang ahli. Dalam tahap ini berbagai

konsep dikembangkan sebagai resep-sesep untuk menormalkan

negara-negara ketiga. Para ahli dsri negara industri bekerjasama

memisahkan wsan developmezr (pembangunan) dengan

masalah politik (dalam arti luas) melalui pendirian pusat-pusat

studi pembangunan, yang menjadi alat untuk mengekspor

gagnsan-gagasan pembangunan ke negara-negara ketiga'

Cara ini dimaksudkan untuk melahirkan apa yang disebut

"a field of kwoledge control" yaitu dimana ilmu pengetahuan

akan diperankan untuk mengontrol proses-proses sosial,

ekonomi dan politik. Tujuan utamanya adalah bagaimana

ekonomi mampu mengendalikan pembangunan secara efisien'

"Inslilulionalizalion of developme " menunjuk Fdapengertian penciptaan instrument-instnrment pembangunan

yang akan berfrrngsi sebagai aliran proses dominasi sosial,

leI

ekonomi dan politrkdrcrptakan drsemua

badan/organisasi internr

IGGI. CGl. Paris CluBapda, LKMD. pKt

lcmbaga-lcmbaga perr

pembangunan.

Dengan tigadavclopment" tersebl

rnarnpu melakukan per

terhadap negara-negar,

mendelail terutama sejal

Wacana dan

urulenlevektpment" itusangat penting dinegar

pengetahuan baru, tetaJ

baru, sehingga telah terjikepentingan dominasi

ketiga, berubah menjadifiiosofis dan berubah me

I-

C. Paradigma AlternarApa yang diperl;

pembangunan yang vtnModel alternatif ini dis

pembangunan translormikebutuhan-kebutuhan initu sendiri untuk menjar

baik secara ekonomi r

perbaikan kondisi pcndur

Pendekatan pen

"partisipasi" dari rakyattidak diatur serta dikonlain, baik pembangunan

rha Mikro, Kecil, dan Menengah | 3t

penclptaan lsu mengenal

dakang, primitit, tradisional,

; gizi, buta huruf, krisis, dan

,. Kondisi ini disebut kondisi

cleh dokler. Isu ini merasuk

paling bawah, bahkan rumah

tahap ini disebut juga "lleproblem" dimana berbagai

rlkan dan disatukan.

rdkan untuk melahirkan aPa

vention of power" dimana

asi yang tidak normal tersebut

interrvensi kekuasaan mulai

Lopment " otau tecnification ofatu pengertian dimana situasi

sebagai sesuatu yang sPesifik

n secara spesifik Pula oleh

:. Dalam tahap ini be6agaiiep-sesep untuk menormalkan

ri negara industri bekerjasama

:zr (pembangunan) dengan

melalui pendirian Pusat-Pusat

adi alat untuk mengeksPor

negara-negara ketiga.

k melahirkan apa yang disebut

itu dimana ilmu pengetahuan

ontrol proses-Proses sosial,

utamanya adalah bagaimana

embangunan secara efltsien.

evelopment " menunjuk Pada)nt-instrument pembangunan

iran proses dominasi sosial,

3glSilti I-lashill

ekonomi dan politik. Institusionalisasi pembangunan itu

diciptakan disemua level. sep€rti dibentuknya badan-

badan/organisasi internasional (seperti UN, Wold Bank, IMF,

IGGI, CGI, Paris Club, WTO), national (seperti Bappenas,

Bapeda, LKMD, PKK, dan pusat-pusat penelitian serta

lembagalembaga pembangunaan lainnya) sebagai aparat

pembangunan.

Dengan tiga tahapan strategi "deployment "1

development" tersebut negara-negara industri maju telah

mampu melakukan penetrasi, integrasi, pengelolaan, kontrol

terhadap negara-negara ketiga dan penduduknya secara

mendetail terutama sejak selesainya perang dunia kedua.

Wacana dan strategi " development dan

underdevelopmen r" itu selanjUt-nya mgndapat tampat yang

sangat penting dinegara-negara ketiga bukan saja menjadi

pengetahuan barq tetapi juga kekuasaan baru dan keimanan

baru, sehingga telah terjadi perubahan yang luar biasa yakni dari

kepentingan dominasi Barat dan Amerika terhadap negara

ketiga, berubah menjadi suatu teori yang memperoleh legitimasi

filosofis dan berubah menjadi "isme' barrt (developmentalism).

C. Paradigma AlternatifApa yang diperlukan sekarang ini adalah adanya model

pembangunan yang sama sekali berbeda dari model ortodoxModel altematif ini disebut "transformasi struktural"- Modelpembangunan transformasi struktural meletakkan prioritas pada

kebutuhan-kebutuhan intemal dari negara-negara berkembang

itu sendiri untuk menjamin keberlangsungan pembangunannya

baik secara ekonomi maupun lingkungan, yang menjaminperbaikan kondisi penduduk miskin.

Pendekatan pembangunan harus didasarkan atas

"partisipasi" dari rakyat negara-negara miskin itu sendiri dan

tidak diatur serta dikontrol oleh kekuatan-kekuatan ekstemal

lain, baik pembangunan yang berskala lokal, regional maupun

Pemberdayaan Us$a Mikro' Kecil' dun Me"cngah | 40

nasional. The UN Economic Commission for Africa dalam

"alteruative Jiomework"nya menyebut model pembangunan

altematif ini sebagai "fundamental transformation oJ social'

economic and pol icol struclure" (perubahan fundamental

dalam struktur sosial, ekonomi dan politik)'

Pendekatan pembangunan yang baru ini menekankan

pada prinsip "equity (keadllan), participation (partisipasi)' dan'sustainatility

(kebertanjutan). Komisi Selatan yang dipimpin

oleh Julius Nyerere menyimpulkan bahwa "pembangunan yang

benar harus menempatkan manusia sebagai pusatny4 dan di

rancang untuk menjamin kepentingan sosial dan ekonomi rakyat

itu sendiri.Dinamika model pembangunan ortodox yang bertumpu

pdda "pertumbuhan ekonomi dan modermsasi" di utara tidaklah

i"V"t -a""

cukup menjadi penggerak untuk meningkatnya

pertumbuhan secara bekelanjutan di selatan Berdasarkan

p"ng"lurn* koalisi NGO regtonal di utara maupun diselatan

A"nion proy"f-proyek mereka yang disebut detgan -"local

dev:elopment inisiatue" merumuskan' bahwa keberhasilan

pembangunan yang berhasil harus mendasarkan atas prinsip-

prinsip sebagai berikut:

l. fa.tlslpasi rakyat dalam menentukan/memutuskan

setiaP kebijakan Pembangunan '

2. Menghormati ilmu pengeahuan lokal' pengalaman

praktis mereka dan budaya setempat'

3. Mengangkat keswadayaan rakyat melalui produksi-

Produksi konsumsi lokal'

4. ivlengikuti keragaman sistem ekologi dan

menladaptasikan altematif-alternatif pemecahan

terhadap masalah-masalah ekonomi dan lingkunan'

5. Pendektan-pendekatan yang fleksible' terpadu dan

multidimensi;

{l I

Model pernbanr( " people<tr tentcd modcdidesakkan sebagai pngber-orientasi pada pertr"

sehingga model ortodolditerapkan dalam scuala

llcksibilitas, rcpal-gunrnendapatkan kesempatr

nraupun menciptakan per

Pengalaman kegibaik di utara maupun s(

dalam mengurangr kemi

masyarakat. Sudah sehar

intemasional, lembaga-

pemerintah baik di utara

dari keberhasilan-keber

ke{asama-kerjasama NG

terus bergerak melakukan

kebijakan pembangunan a

Salah satu fakimplementasi model pe r

kesadaran baru akan pe

dalam riset dan pember

ortodok lebih menggu" econonic determinism"cenderung mendasarkan"ot erdeterminism " (kestdibangun bersama denga

harus benar-benar menjarmelalui pendidikan yang

mereka harus diorganisirsendiri (co m mu n i tv o r ga n t

Pendidikan ini harus d

rr Us$a Mikro, Kecil, dan Mcneoph | 40

Commission for Africa dalammenyebut model pembangunan

nenlal transformation ol sociol,cture " (Wtubahan fundarnentaldan politik).

nan yang baru ini menekankan

), portici[ntion (partisipasi), danKomisi Selatan yang dipimpin

Jkan bahwa "pembangunan yangrnusia sebagai pusatnya" dan dirtingan sosial dan ekonomi rakyat

angunan ortodox yang bertumpuan nodernisasi" di uara tid4klahrnggerak untuk meningkatnyajutan di selatan. Berdasarkanonal di utara maupun diselatana yang disebut dengan ,,locol

umuskan, bahwa keberhasilanrarus me ndasarkan atas prinsip-

lalam menentukar/memutuskan

rbangunan.

pengetahuan lokal. pengalaman

'udaya setempat.

layaan rakyat melalui produksi-rkal.man sistem ekologi danaltematif-altematif pemecahan

rsalah ekonomi dan lingkunan.m yang fleksible, terpad4 dan

aflSitli li asbiah

Model pembangunan yang berpusat pa.da manusr.t("people-oriented model oJ development,) selama ini telahdidesakkan sebagai penggantilaltematif dari model ortodok yangber-orientasi pada pertumbuh an ("grouth oriented") tersebutsehingga model ortodok tidak menjadi resep tunggal yangditerapkan dalam segala keadaan. Model altematif ini menjaminfleksibilitas, tepat-guna sccara lokal, dimana raLaatmendapatkan kesempatan baik untuk merumuskan masalahmaupun menciptakan pemecahannya.

Pengalaman kerja-ke{a NGO pada tingkat komunitasbaik di utara maupun selatan telah menunjukkan keberhasilaldalam mengurangi kemiskinan dan dapat memperkuat posisimasyarakat. Sudah seharusnya lembagaJembaga pembangunan

intsrra$iona!, lembaga{embaga donor intemasionsl, danpemerintah baik di utara maupun selatan mengambil pelajarandan keberhasilan-keberhasilan tersebut. Sampai saat inikedasama-kerjasama NGO internasional dan masyarakat sipilterus bergerak melakukan advokasi dan mendesakkan perubahankebijakan pembangunan altematif di semua level.

Salah satu faktor yang sangat penting dalamimplementasi model pembangunan altematif adalah adanyakesadaran baru akan pentingnya agenda dan cara-cara barudalam riset dan pemberdayaan rakyat. Jika dalam modelortodok lebih menggunakan prinsip "esentialism" dan"economic determinism", maka dalam model altematif lebihcenderung mendasarkan pendekatan "multidisipliner" dan"overdeterministn " (Resnick dan Wolf). Kesadaran ini harusdibangun bersama dengan berbagai kekuatan dimana rakyatharus benar-benar menjadi pelaku aktif dari setiap perubahan

melalui pendidikan yang membebaskan (freire) dan untuk inimereka harus diorganisir untuk membangun kekuatan merekasendiri (community organizing) (Alinsky). Pengorganisasian danPendidikan ini harus dilakukan oleh kelompok-kelompok

Pemberdayaan Us$a N{ikro, Kecil, dan Mencngah | 42

progesif yang memiliki ikatan historis terhadap situasi dan

ioriai.i yurg dihadapi oleh rakyat atau disebut intelectual

organic oleh Gramsci. Rakyat harus secara terus menerus

menentukan dan memrumuskan masalahnya, menentukan apa

yang paling tepat untuk mengatasinya, serta menilai hasilnya

yang oleh trwin disebut action research'

D. Pengertian dan Eakikat Pemberdayaan Masyarakat

I-stilah pemberday aan (empowermezr) bukanlah istilah

baru di kalangan LStvI, akademisi' organisasi -

sosial

kemasyarakatan, bahkan pemerintah seklipun tl muncul |tampll

bersamaandenganadanyakesadaranakanperlunyapartrslpasl.*r"t"t"t dalim pembangunan' Diasumsikan bahwa kegiatan

p"*b"ngrrun itu mestinya mampu merangsang proses

;;il;", masyarakat (self sustaining process)' Dan ada

hipotesis bahwa tanpa panrsipasi masyarakat niscaya tidak akan

diperoleh kemajuan yang berarti dalam proses pemandirian

tersebut.--'--- e,'Oun u gagasan bahwa partisipasi masyarakat itu

."yogyuny" merefl&siUn pemandirian bukanlah tanpa alasan'

Diasumsikan tanpa adanya pemandirian maka suatu .bentuk

o""t**, masyarakat itu ti<tlk lain adalah proses mobilisasi

i"i"u* ,Ar. tataran konseptual istilah pemberdayaan itu

nampaknya tidak ada persoalan untuk dapat dicema' la berkait

;;;;; proses transformasi sosial' ekonomi' politik dan

il;5"; definisi, pemberdayaan ialah proses nenrSbuhan

kekuasaandankemampuandiridarikelompokmasyarakatyang*i.tir/ru.rft terpinggrrkarl 6"1 194indas- Melalui, proses

*.i*a.r-" diasumsikan bahwa kelompok masyarakat dari

It; ,*fu terendah sekali pun bisa saja terangkat dan muncul

,.tr"ai f** dari lapisan masyarakat menengah dan atas lni

ffi;*d, bila mereka bukan saja diberi kesempatan akan

ffii m"na"putt- bantuau atau terfasilitasi pihak lain yang

*.*ilini komitmen untuk itu' Kelompok miskin di pedesaan

rnisalnya. niscava tidakpemberdayaan sendln tanlHarus ada sekelornpok orar

sebagai pe rnicu kebcrdayaa

Pemberdayaan Mas,

berbeda densan arla van!kurttulil (mcmbcri bantuar

pengembangan masvaraka

biasanya berisi pembinaar

menejemen scrta lnendoror

biasanya berupa intervens

inisiatil, mcnrutuskan dan r

Masyarakat "diikutkan" seb

berperan sebagai pembrna,

bantuan.

Pemberdayaan adal

masyarakat, di mana masy

mengambil keputusan dan tmandiri dalam pengemban6

Masyarakat adalah subyek

sebagai fasilitator.- Memahami konsep

mendasar berarti menet

institusinya sebagai kel

ekonomi, politik, sosial, dan

sebenamya bukan saja bert

adil aset ekonomi tetapi iugdengan semangat meruntut

dalam mengatur dan mene

rakyat.

Pemberdayaan masYi

kendala yang sangat kompl(

orde baru telah banyak menl

r .tJ I

Usaha Mr-kro, Kecil, dan Menengah | 42

r historis terhadap situasi dan'akyat atau disebut intelectualt harus secara terus menerust masalahnya, menentukan apa

Itasinya, serta menilai hasilnya

"esearch.

mberdayaan Masyarakat'mpowerment) bukanlah istilahakademisi, organisasi sosialrtah seklipun. la muncul hampirlaran akan perlunya parlisipasi

t. Diasumsikan bahwa kegiatanmampu merangsang proses

sustaintng process). Dan adai masyarakat niscaya tidak akanrti dalam proses pemandirian

a partisipasi masyarakat itu,ndirian bukanlah tanpa alasan.

nandirian maka suatu bentuklain adalah proses mobilisasi

ual istilah pemberdayaan ituuntuk dapat dicema. la berkaiti sosial, ekonomi, politik dan,aan ialah proses penumbuhanlari kelompok masyarakat yang

An tArtindAs. Mel4lui proses

wa kelompok masyarakat daribisa saja terangkat dan muncul/arakat menengah dan atas. Ini

saja diberi kesempatan akanu terfasilitasi pihak lain yang(elompok miskin di pedesaan

,l3 lSilli llastriah

misalnya, niscaya tidak akan mampu melakukan proslrpemberdayaan sendiri tanpa bantuan atau tasilitasi pihak lain.Harus ada sekelompok orang atau suatu institusi yang bertindaksebagai pemicu keberdayaan (enabler) bagi mereka.

Pemberdayaan Masyarakat dengan demikian sama sekaliberbeda dengan apa yang biasa disebut dengan pendekatankarttatf (memberi bantuan dengan dasar belas kasihan) danpengembangan masyarakat (community development) yangbiasanya berisi pembinaan, penyuluhan, bantuan teknis danmenejemen serta mendorong keswadayaan. Dua pendekatan inibiasanya berupa intervensi dari orang luar yang mengambilinisiatif, memutuskan dan melakukan sesuai pikirannya sendiri.Masyarakat "diikutkan" sebagai obyek pembangunan. pihak luarberperan sebagai pembina, penyuluh, pembimbing dan pemberibantuan.

Pemberdayaan adalah proses dari, oleh dan untukmasyarakat, di mana masyarakat didampingi/difasilitasi dalammengambil keputusan dan berinisiatif sendiri agar mereka lebihmandiri dalam pengembangan dan peningkatan taraf hidupnya.Masyarakat adalah subyek pembangunan. pihak luar berperansebagai fasi litator.

Memahami konsep pemberdayaan masyarakat secaramendasar berarti menempatkan rakyat beserta institusi-institusinya sebagai kekuatan dasax bagi pembangunanekonomi, politik, sosial, dan budaya. pemberdayaan masyarakatsebenarnya bukan saja berupa tuntutan atas pembagian secaraadil aset ekonomi tetapi juga merupakan keniscayaan ideologisdengan semangat meruntuhkan dominasi-dominasi birokasidalam mengatur dan menentukan berbagai bidang kehidupanrakyat.

Pemberdayaan masyarakat dimasa sekarang mempunyaikendala yang sangat komplek karena "rejim pertumbuhan', alaorde baru telah banyak menyisakan rancang bangun yang tidak

Pemberdayaan Usirha l\,tikro, Kecil, dan Menengah | 4zl

ramah terhadap rakyat banyak disamping menimbulkan

kerusakan yang dahsyat terhadap sumberdaya alam. Kesukaran

lain yang juga akan dihadapi adalah menyangkut kesiapan

teknis dari berbagai pihak terutama birokrasi/pemerintah dan

legislatif karena mau atau tidak mau gagasan pemberdayaan

rakyat harus dibarengi dengan perubahan kultural ditingkat

perilaku politik terutama perilaku birokrasi dan legislatif

(Sasono, 1998).

Berangkat dari pengertian diatas, dapatlah dimengerti

bahwa hakikat pemberdeayaan adalah upaya pelepaskan

berbagai bentuk dominasi budaya, tekanan politik, eksploitasi

ekonomi, yang menghalangi upaya masyarakat menentukan

masalahnya sendiri serta upaya-upaya mengatasinya.

E. Partisipasi sebagai Dasar Pemberdayaan Masyarakat

Elemen dasar proses pemberdayaan masyarakat adalah:

partispasi dan mobilisasi sosial (social mobilisation).

Disebabkan lemahnya pendidikan, ekonomi dan segala

kekurangan yang dimiliki, penduduk miskin secara umum tidak

dapat diharapkan dapat mengorganisir diri mereka tanpa

bantuan dari luar. Hal yang sangat esensial dari partisipasi dan

mobilisasi sosial ini adalah membangun kesadaran akan

pentingnya mereka menjadi agen perubahan sosial.

Partisipasi telah banyak ditafsirkan orang. Berbagai

penafsiran itu antara lain: "dalam kaitannya dengan

pembangunan pedesaan, partisipasi berarti melibatkan rakyat

dalam proses pengambilan keputusan, pelaksanaan program,

pembagian manfaat dan keterlibatan mereka dalam upaya

evaluasi progam" (Cohen dan Uphotr, 1977). "Partisipasi

adalah dikai&an dengan upaya terorganisir untuk meningkatlan

kontrol terhadap sumberdaya dan lembaga-lembaga pembuat

kebuakan" (Pearse dan Stifel, 1979). '?artisipasi masyarakat

adalah proses aktif yang dilakukan untuk mempengaruhi corak

dan pelakanaan proyek-proyek pembangunan oleh masyarakat

rsI

atas dasar pandangan 1

kehldupan mercka, pen

individu, dan keswadaya

hargai (Paul, 1987)". "papemberdayaan kelompolterpinggirkan. Pandangan

pcrbcdaan-perbcdaan daldiantara kelompok-kelorrPartisipasi dalam hal inorganisasi kelompok rnislmandiri'' 1Ghai, 19901

mencirikan ker jasama (pu,

drantara para pelaku, dimdan pandangan lokaldihormati dan di perjuanldari sekedar dominasi daragenda proyek. Sehinggasekedar penerima manfaatsebuah proscs dimanamengontrol inisiatif pemba

sumberdaya yang berpen.(World Bank, 1994).

Dari penafsiran atsimpulkan bahwa situasi pa

I . Manipulasi da1

proses indoktrilemah.

2. Stakeholde r.t

tanggungjawabn

3. Ada komunikas

mempunyai kese

dan pikirannyamereka akan dig:

-.lsaha \{ikro, Kecil, dan Menengah | 44

.n diatas, dapatlah dimengertir adalah upaya melepaskan/a, tekanan politik, eksploitasipaya masyarakat menentukan

oaya mengatasinya.

45 lSitri llr..hiah

alas dasar pandangan yang menguntungkan bagi perbaikankehidupan mereka, peningkatan pendapatan, perkembanganindividu, dan keswadayaan atau nilai-nilai lain yang merekahargai (Paul, 1987)". "Partisipasi dapat diartikan sebagai prosespemberdayaan kelompok masyarakat yang t€rtinggal danterpinggirkan. Pandangan ini didasarkan pada pengakuan atasperbedaan-prbedaan dalam kekuatan ekonomi dan politikdiantara kelompok-kelompok dan klas sosial yang berbeda.Partisipasi dalam hal ini merupakan keasi dari organisasi_organisasi kelompok miskin yang demokatis, independen danmandiri" (Ghai, 1990). ,?embangunan yang partisipatifmencirikan ke{asama (partnership) yang didasarkan atas dialogdiantara para pelaku, dimana semua agenda disusun bersama,dan pandangan lokal serta pangalaman-pcngalaman aslidihormati dan di pe{uangkan. Ini lebih merupakan negosiasidari sekedar dominasi dari kekuatan ekstemal yang menyusunagenda proyek. Sehingga rakyat menjadi pelaku dan tidaksekedar penerima manfaat" (OECD, 1994) ,,partisipasi

adalahsebuah proses dimana stakeholders mempengaruhi danmengontrol inisiatif pembangunan, pengambilan keputusan dansumberdaya yang berpengaruh terhadap kehidupan mereka,,(World Bank, 1994).

Dari penafsiran atas partisipasi tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa situasi partisipatifakan dapat te{adi bila:

l. Manipulasi dapat dihindari dengan menjauhkanproses indoktrinasi dari yang kuat kepada yanglemah.

2. Stakeholders menginformasikan hak-haknya,tanggungjawabnya serta pandangan-pandangannya.

3. Ada komunikasi timbal balik dimana stakehoildermempunyai kesempatan untuk menyatakan perhatiandan pikirannya sungguhpun tidak mesti pikiranmereka akan digunakan.

ak disamping menimbulkan

sumberdaya alam. Kesukaran

adalah menyangkut kesiapan

Iama birokrasi/pemerintah dan( mau gagasan pemberdayaan

perubahan kultural ditingkatlaliu birokasi dan legislatif

:mberdayaan Masyarakatrberdayaan masyarakat adalah:

osial (social mobilisation).ikan, ekonomi dan segala

duk miskia secara umum tidak,rganisir diri mereka tanpa

at esensial dari partisipasi dan

membangun kesadaran akanperubahan sosial.

ditafsirkan orang. Berbagai"dalam kaiannya dengan

asi berarti melibatkan rakyatrtusan, pelaksanaan program,

ibatan mereka dalam upayaUphoff, 1977). "Partisipasi

rorganisir untuk meningkatkantn lembagaJembaga pembuat

979).'?artisipasi masyarakat

rn untuk mempengaruhi corakembangunan oleh masyarakat

Pemberdayaan Usaha Mrkro, Kecil, dan Nlenengah | 46

4. Stakeholder berinteraksi untuk saling memahami

untuk membangun konsensus melalui proses

negosiasi.

5. Pengambilan keputusan dilakukan secara koleklif

6. Adanya pemahaman dan pembagian resiko diantara

stakeholders.

7. Adanya ke{asama (partnersllii untuk mencapai

tujuan bersama.

8. Pengelolaan bersama (self-management) dianlata

stakeholders (diadopsi dari LJNCDF, 1996)

F. Strategi Pemberdayaan MasyarakatUraian diatas memberikan penjelasan bahwa peristiwa

pembangunan tidaklah cukup dipahami sebagai peristiwa

ekonomi ansih. Setiap peristiwa pembangunan selalu memiliki

dimensi ekonomi, politik, dan budaya. Oleh karena itu dapat

dipahami mengapa berbagai upaya yang hanya berdimensi

ekonomi selalu menemui kekagagalan dan tidak membawa

perubahan yang cukup berarti.

Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan jalan yang

panjang dan penuh tantangan baik intemal maupun eksternal'

Hanya dengan komitrnen yang kuat dan keberpihakan terhadap

rakyat yang tulus serta upaya yang sungguh-sungguh

pemberdayaan masyarakat dapat dikembangkan.

Pemberdayaan masyarakat membutuhkan komitrnen

yang kuat dari pemerintah, tegislatif, para pelaku ekonomi'

rakyat, lembagalembaga pendidikan serta organisasi-organisasi

non p€merinah. Cara kerja yang langsung berhubungan d€ngan

masyarakat dilapis bawah memberikan peluang yang luas untuk

menggerakkan dan melancarkan proses belajar masyarakat

dalam membangun kehidupannya melalui kerja-ke{a konkrit

dan melalui uji coba-uji coba dalarn skala miko, kecil dan

menengah. Dalam kaitan ini fasilitator pemberdayaan

masayarakat memiliki peran penting dan strategis. Fasilitator

17 I

bukanlah pekerla ansiltetapr mereka adalah al

kreativitas scrla m(

masyarakat bela jar me

dominasi vang memiskiTusas utama fhs

mcngembangkan pcmtmembangun tingkat ker

yang mereka hadapi.

kesadaran krrtis masyar

politik yang beriangs

memperkual kemampue

mempunyai kapasitas

mengambil posisi tarvUpaya-upaya itu harus r

untuk membetuk aliansiagar mampu mempeniyang Iebih menguntungl

Berdasar uraianmasyarakat haruslah r

strategi sebagai berikut:pembelajaran rakyat h

namun memiliki kontelmakro harus terus mmasyarakat agar berbapolicy input dan po,

pemberdayaan sehingga

Membangun ker

masyarakat menjadipemberdayaan masyarak

membutuhkan munculnbudaya yang benar-benar

n Us$a Mikro, Kecil, dan Meaeogah | 46

eraksi untuk saling memahami

n konsensus melalui Proses

(partnership) untuk mencaPal

i\a (self-management) dixfiara,psi dari LJNCDF, 1996)

vlasyarakat'ikan penjelasan bahwa PeristiwaLrp dipahami sebagai Peristiwawa pembangunan selalu memiliki

.n budaya, Oleh karena itu daPat

upaya yang hanYa berdimensi

ekagagalan dan tidak membawa

masyarakat meruPakan jalan Yang

r baik intemal maupun ekstemal.

ig kuat dan keberPihakan terhadaP

upaya yang sungguh-sungguh

pat dikembangkan.

arakat membutuhkan komitnenlegislatif, para pelaku ekonomi,

rdidikan serta organisasi-organisasi,ang langpung berhubungan dengan

mberikan peluang Yang luas untuk

arkan proses belajar masYarakat

annya melalui ke{a-ke{a konkrit

rba dalam skala miko, kecil dan

m ini fasilitator PemberdaYaan

r penting dan shategis. Fasilitator

4TlSitti ll asbjah

bukanlah pekerja ansih yang bekerja dengan model "tukang"

tetapi mereka adalah aktivis yang bekerja penuh komitmen dan

keativitas serta memiliki semangat tinggi membantu

masyarakat belajar membebasakan dirinya dari segala bentuk

dominasi yang memiskinan dan dan membodohkan.Tugas utama fasilitator pemberdayaan masyarakat adalah

mengembangkan per,^belajaran bagi masyarakat lokal untukmembangun tingkat kemandirian dalam menyelesaikan masalah

yang mereka hadapi. Bersamaan dengan itu, membangun

kesadaran kritis masyarakat terhadap berbagai format ekonomi-politik yang berlangsung secara mapan dibarengi dengan

memperkuat kemampuan masyarakat untuk berdialog sehingga

mempunyai kapasitas transaksional dan diharapkan bisa

mengambil posisi tawff yang kuat dengan kqkualan lain,Upaya-upaya itu harus disertai dengan menggalang kemampuan

untuk membetuk aliansi strategis dengan kekuatan-kekuatan lainagar mampu mempengaruhi perubahan-perubahan kebijakanyang lebih menguntungkan bagi kehidupan mereka.

Berdasar uraian tersebut, maka upaya pemberdayaan

masyarakat haruslah melibatkan beberapa pendekatan danstrategi sebagai berikut: memulai dengan tindakan miko. Proses

pembelajaran rakyat harus dimulai dengan tindakan miko,namun memiliki konteks makro dan global. Dialog mikro -mako harus terus menerus menjadi bagian pembelajaranmasyarakat agar berbagai pengalaman mikro dapat menjadipol icy input dan policy reform sebagai unsur utamapemberdayaan sehingga memiliki dampak yang lebih luas.

Membangun kembali kelembagaan rakyat. Peransertamasyarakat menjadi keniscayaan ba$ semua upayapemberdayaan masyarakat. Peran sertra masyarakat secara teknismembutuhkan munculnya kelembagaan sosial ekonomi danbudaya yang benar-benar diciptakan oleh masyarakat sendiri.

usan dilakukan secara kolektif.

n dan pembagian resiko diantara

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 4t

Pengembangan kesadaran rakyat. Karena peristiwaekonomi juga merupakan peristiwa politik atau lebih dikenalpolitik ekonomi, maka tindakan yang hanya ber-orientasimemberikan bantuan teknis jelas tidak memadai. Yang

diperlukan adalah tindakan politik yang berasis pada kesadaran

rakyat untuk membebaskan diri dari belenggu kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik yang menghambat proses

demokratisasi ekonomi. Pendidikan altematif dan kritismerupakan pendekatan yang sangat penting sebagai upayamembangun kesadaran rakyat.

Redistribusi sumberdaya ekonomi merupakan syarat

pokok pemberdayaan rakyat. Redistribusi aset bukanlah sejenis

hibah. Tapi merupakan keikutsertaan dalam pengambilan

keputusan dalam pengelolaan sumkrdaya ekonolni nasionalserta pendayagunaannya dengan segala resiko dan keuntunganyang akan dihadapi.

Menerapkan model pembangunan berkelanjutan. Sudah

tidak jamannya lagi mempertentangkan pendekatan ekonomidan lingkungan. Memperpanjang perdebatan masalah ini akan

memperpanjang deretan kerusakan sumberdaya lingkungan yang

mengancam terhadap proses pembangunan itu sendiri. Yang

harus diwujudkan adalah setiap peristiwa pembangunan harus

mampu secara terus menerus mengkonservasi daya dukunglingkungan. Dengan demikian daya dukung lingkungan akan

dapat dipertahankan untuk mendukung pembangunan.

Kontrol kebijakan dan advokasi. Upaya menciptakan

sistem ekonomi modern dan meninggalkan sistem ekonomiprimitif Qtrimitive capitalisme) haruslah didukung oleh berbagai

kebijakan politik yang memadai oleh pemerintah. Agar

kebijakan pemerintah benar-benar mendukung terhadap upayapemberdayaan rakyat maka kekuasaan pemerintahan harus

dikontrol. Setiap kebijakan yang bertentangan dengan upaya

pemberdayaan rakyat haruslah diadvokasi. Untuk ini sangatlah

{eI

penting munculnva kelonkontrol terhadap kebrlakar

Pengembangan sel

kondisi lokal (daerah1. I

gerbong ekonorni agar ekr

dimaksud produk strater

produksi yang ada di ma:unggul dalam hal bahan

memiliki keterkailan sekto

Mengganti pendekz

pendekatan kawasan Pem

didasarkan atas kervilkewilayahan adminibirokrasi/kekuasaan. per

menekankan pada kesan

dimiliki oleh suatu kawa:

akan memungkinkan terjdalam skala besar disampitatas keunggulan antara klanjut akan memungkinkaryang lebih produktif

Mengembangkan pr

dipahami bersama bahwa cilmu pengetahuan dan

ketergantungan rakyat p

kepercayaan diri yang san6

mampu mengembalikan k

menggerakkan proses pen

teknologi yang benar-bena

sangat penting untuk dikemMembangun jarinl

ekonomi strategis akan

kerjasama dalam mengatr

n Usaha N{ikro, Kecil, dan Menengah | 4t

.ran rakyat. Karena peristiwastiwa politik atau lebih dikenalrkan yang hanya ber-orienfasijelas tidak memadai. yang

itik yang berasis pada kesadarandiri dari belenggu kekuatan-tik yang menghambat prosesdidikan altematif dan kritissangat penting sebagai upaya

r ekonomi merupakan syaratdistribusi aset bukanlah sejenisutsertaan dalam pengambilansumberdaya ekono_mi naslonalr segala resiko dan keuntungan

)angunan berkelanj utan. Sudahntangkan pendekatan ekonomig perdebatan masalah ini akanm sumberdaya lingkungan yangimbangunan itu sendiri. yangperistiwa pembangunan harusmengkonservasi daya dukunglaya dukung lingkungan akankung pembangunan.

Ldvokasi. Upaya menciptakanninggalkan sistem ekonomirruslah drdukung oleh berbagaidai oleh pemerintah. Agarr mendukung terhadap upayakuasaan pemerintahan harus; bertentangan dengan upayardvokasi. Untuk ini sangatlah

49lS it I r lia s b ia h

prenting munculnya kelompok penekan yang melakukan perankontrol terhadap kebijakan.

Pengembangan seklor ekonomi strategis sesuai dengankondisi lokal (daerah). Ini merupakan upaya untuk menggeretgerbong ekonomi agar ekonomi rakyat kembali bergerak. yangdimaksud produk strategis (unggulan) di sini tidak hanyaproduksi yang ada di masyarakat la[:r di pasaran, tetapi.lugaunggul dalam hal bahan baku dan teknis produksinyq sertamemiliki keterkaitan sektoral yang tinggi.

Mengganti pendekatan kewilayahan administratif denganpendekatan kawasan. pemberdayaan masyarakat tidak mungkindidasarkan atas kewilayahan administratif pendekaran

kewilayahan administratif adalah pendekatanbirokrasi/kekuasaan. Pendekalan kawasan bem.rti lebihmenekankan pada kesamaan dan perbedaan potensi yangdimiliki oleh suatu kawasan tertentu. Dengan pendekatan iniakan memungkinkan terjadinya pemberdayaan masayarakatdalam skala besar disamping keragaman model yang didasarkanatas keunggulan antara kawasan satu dengan lainnya. Lebihlanjut akan memungkinkan te{adinya kerjasama antar kawasanyang lebih produktif

Mengembangkarr penguasaan pengetahuan taknis. perludipahami bersama bahwa desakan modemisasi telah menggusurilmu pengetahuan dan teknologi lokal dan menciptakanketergantungan rakyat pada imput luar serta hilangnyakepercayaan diri yang sangat serius. pendidikan altematif yangmampu mengembalikan kepercayaan diri rakyat serta dapatmenggerakkan proses pengembangan ilmu pengetahuan danteknologi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan merekasangat penting untuk dikembangkan.

Membangun jaringan ekonomi strategis. Jaringanekonomi strategis akan berfungsi untuk mengembangkanke{asama dalam mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang

Pemberdayaan Usaha \tikro, Kecil' dan Menengah | 50

dimiliki kelompok ekonomi satu dengan lainnya baik dalam

bidang produksi, pemasaran, teknologi dan permodalan'

Disamping itu jaringan strategis juga akan berfungsi sebagai

media pembelajaran rakyat dalam berbagai aspek dan advokasi'

G. Peran Komunitas Riset dan Pemberdayaan Masyarakat

Beberapa isu strategis berikut mungkin p€nting untuk

diperhatikan oleh komunitas riset dan pemberdayaan

masyarakat:

l. Membangun wacana publik bagi ' kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang

demokatis. Hal ini penting mengingat dalam

perubaharyperubahan kedepan situasi konllik akan

terus mewamai proses perubahan masyarakat dan hal

ini tidak mungkin dihindari sebagai proses yang

wajar menuju demokasi.

2. Mengembangkan model pembangunan yang benar'

benar berbasis pada sumberdaya lokal dan keilmuan

lokal.3. Membangun basis-basis pengembangan keilmuan

yang benar-benar relevan bagi kebutuhan masyarakat

disatu sisi dan dalam rangka merespon perubahan

global yang sangat dinamis disisi lain'

4. Mengembangkan pusaGpusat belajar masyarakat

(community learnrng center)' Hal ini sangat penting

kaitannya dengan penyiapan sumberdaya manusia'

5. Membantu pengembangan studi-studi kebijakan baik

tingkat lokal, nasional maupui intsmasiqnal dalam

rangka policY reform.

Untuk dapat menggarap isyu-isyu strategis tersebut

sangat diperlukan perubahan pandangan yang lebih terbuka dari

komunitas riset dan pemberdayaan masyarakat untuk

membangun kerjasama-kerjasama strategis dengan kekuaten-

kekuatan lain seperti pemerintah, legislatif, pengusaha'

5ll\rtr

orgarusast-organrsasi sos

maupun I nternasional.

Dalam kaitan der

komunitas riset dan pe

benar memahami konseldikembangkan dari per

"gross-rool.t ittt ivi.tnt"bermanfaat. Dasar pcmikrakyat (" popular pov. ermembangun perlawanan

dan perlawanan domirmenciptakan transforma-<

pencitaan ilmu pengetal

knowledge'1 Gerakanuntuk meningkatkan ,p

masyarakat untuk memlr993).

Dari pengalaman

education, terutama yang

dan Amerika Latin, danbahwa proses-proses kemeliputi:

1. Memulai denlpenting dan dal

2. Melalui kegiakritis dan pr

rakyat.

3. Membangun c

pemimpin-pemi

4. Mengatasi ml

ketimpangn int<

Usaha Miko, Kecil, dur Mencngh | 50

Pemberdayaan Masyarakat

erikut mungkin penting untuk

; riset dan pemberdayaan

ra publik bagi kehidupan

,angsa dan bemegara yang

ri penting mengingat dalarn

kedepan situasi konJlik akan

s perubahan masyarakat dan hal

tihindari sebagai Proses Yang'asi.

del pembangunan Yang benar'

;umberdaya lokal dan keilmuan

asis pengembangan keilmuan

:van bagi kebutuhan masyarakat

I rangka merespon Perubahan

namis disisi lain.

rsat-pusat belajar masYarakat

center). Hal ini sangat Penting

yiapan sumberdaYa manusia.

ngan studi-studi kebijakan baik

rl maupun intPmasiqnal dalam

p isyu-isyu strategis tersebut

rdangan yang lebih terbuka dari

erdayaan masYarakat untuk

na strat€gis dengan kekuatan-

rintah, Iegislatif, Pengusaha,

5llSirri ll asbiah

organlsast-organisasi sosial, LSM baik pada level lokal, nasionatmaupun internasional.

Dalam kaitan dengan pengembangan partisipasi rakyat,komunitas riset dan pemberdayaan masayrakat harus benar_benar memahami konsep participatory Research (pR), yangdikembangkan dari pengalaman ,,popular E&rcation,, dan"gros,t-roots activism,' yang telah terbukti benar-benarbermanfaat. Dasar pemikiran pR adalah membangun kekuasaanrakyat ("popular power") yakni mekanisme investigasi untukmembangun perlawanan-terhadap kekuasaan (,, counter_power,,)dan perlawanan dominasi (,'counler domination") untukmenciptakan transformasi sosial dalam hubungannya denganpencitaan ilmu pengetahuan rakyat (,,production of peopleknewledge"). Gerakan pendidlkan kntis ini lcbih diarahkanuntuk meningkatkan 'popular-power' sebagai jalan keluarmasyarakat untuk membangun diri mereka sendiri (Faqih,t993).

Dari pengalaman dalam program-program populareducation, terutama yang banyak dilakukan oleh NGO di Asiadan Amerika Latin, dan Afrika, dapatlah dikemukakan disinibahwa proses-proses kegiatan-kegiatan tersebut antara lainmeliputi:

1. Memulai dengan kegiatan kecil yang dianggappenting dan dapat dilakukan oleh rakyat.

2. Melalui kegiatan terebut membangun kesadarankritis dan pemberdayaan proses-proses belajarrakyat.

3. Membangun organisasi lokal dan memunculkanpemimpin-pemimpin lokal.

4 Mengatasi masalah-masalah ketidakadilan danketimpangn intemal.

tu dengan lainnYa baik dalam

teknologi dan Permodalan.

s juga akan berfungsr sebagai

I berbagai aspek dan advokasi.

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menergah | 52

5. Mendorong kelompok-kelompok sosial untuk

menentukan tujuan-tujuan dan rencana-rencana lebihjauh dan lebih besar

6. Mengembangkan aksi-aksi penelitian kritis lebih

luas.

7. Membangun kerjasama-ke{asama antar kelompok-

kelompok lokal,

8. Membangun keterampilan komunikasi yang lebih

luas.

9. Membangun jaringan dengan intelektual dan politikyang kritis dan memiliki kepedulian.

10. Meningkatkan kemampuan dalam mengontrol

manipulasi dan penyimpangan-penyimpangan politik

oleh penguasa.

I 1. Mengembangkan strategi-strategi politik.

12. Mempengaruhi dan mewamai keputusan dan

kebijakan.

Tahapan terebut tidak senantiasa be{alan linier dan

sistematis. lmplementasinya sangat ditentukan oleh proses-

proses yang diciptakan oleh masyarakat sendiri. Melalui tahapan

tersebut, berdasarkan pengalaman telah mampu membuka ruang

partisipasi dan demokratisasi lebih luas.

s3 I

SOCIAL CAPITAI-xt,\

Dalarn pclaksani

(ekonominya) di banyak n

menekankan pentingnya px

dan modal ekonomi (ccoru.

barang modal buatan manlsering mengabatkan p,c

kelembagaan lokal, kearifarlokal.

Meskipun secara(ekonomi) dirancangseba

rnasyarakat, pada kenyataa

akan terlepas dan tidak berr

Akibatnya, pemberdayaan

berlangsung di tengah-tenmasyarakat itu sendiri, kuruj ungnya menampilkan per

sarat dengan ketimpangan s<

Dalam masyarakat I

social (modal sosial) I

kelembagaan bagi hasil, bewtsdom) yang dimiliki sem

sebagai bagian dari budaya <

tcruji oleh sejarah sebagai n

mencapai p€rtumbuhan darOleh karena itu, dalam peml

berkerakyatan peranan mo(

diperhatikan

saha Mi[ro, Kec i, dar Mencngah | 52

rk-kelompok sosial untuk

uan dan rencana-rencana lebih

-aksi penelitian kritis lebih

a-kerjasama antar kelompok-

rilan komunikasi yang tebih

dengan intelektual dan politik<i kepedulian.

mpuan dalam mengontrol

rpangan-penyimpangan polilik

:gi-strategi politik.

mewamai keputusan dan

:nantiasa berjalan linier dan

.gat ditentukan oleh Proses-

rakat sendiri. Melalui tahaPan

telah mampu membuka ruang

L luas.

53 lSirrr ll rsbiah

BAB IVSOCIAL CAPITAL DALAM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat

(ekonominya) di banyak negara termasuk di Indonesia terlalumenekankan pentingnya peranan modal alam (rutural capital)

dan modal ekonomi (ecoircmic capital) modem seperti barang-

barang modal buatan manusia, teknologi dan menejemen, dan

sering mengabaikan pentingnya modal sosial seperti

kelembagaan lokal, kearifan lokal, norma-norma dan kebiasaan

lokal.Meskipun secara sadar, pemberdayaan masyarakat

(ekonomi) dirancangsebagai bagian dari pembangunan

masyarakat, pada kenyataannyaperkembangan ekonomi sekan-

akan terlepas dan tidak berakar dengan masyarakat itru sendiri.

Akibatnya, pemberdayaan masyarakat (ekonominya) yang

berlangsung di tengah-tengah masyarakat terasa asing bagi

masyarakat itu sendiri, kurang memberi manfaat yang ujung-

ujungnya menampilkan perkembangan ekonomi dualistik dan

sarat dengan ketimpangan sosial ekonomi.

Dalam masyarakat Indonesia, cukup banyak nilei-nilai

social (modal sosial) seperti budaya gotong royong,

kelembagaan bagi hasil, berbagai bentuk kearifan lokal (ocal

wisdom) yang dimiliki semua etnis,yang dapat dikembangkan

sebagai bagian dari budaya ekonomi modern. Modal sosial telah

teruji oleh sejarah sebagai mekanisme penting baikdalam upaya

mencapai pertumbuhan dan pemerataan ekonomi masyarakat'

Oleh karena itu, dalam pemberdayaan ekonomi masyarakatyang

berkerakyatan peranan modal sosial menjadi sangat penting

diperhatikan

l)emberdayaal Usaha N'Lkro, Kecil, dan Menengah | 54

A. Pengertian Modal Sosial

Modal sosial adalah sumberdaya yang dapat dipandang

sebagaiinvestasi untuk mendapalkan sumber daya baru. Seperti

diketahui bahwa sesuatu yang disebut sumber daya (resources)

adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk dikonsumsi,

disimpan dan diinvestasikan. Sumberdaya yang digunakan untuk

investasi disebut sebagai modal.

Dimensi modal sosial cukup luas dan kompleks. Modal

sosial berbeda dengan istilah populer lainnya yaitu modal

mantsia (human capttal). Pada modal mariusia segala

sesuatunya lebih merujuk ke dimensi individu yaitu daya dan

keahlian yang dimiliki oleh seorang individu Pada modal social

lebih menekankan pada potensi kelompok dan antar kelompok

dengan ruang perhati4n pada jaringan sosial, nqrma' nilai' dan

kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan

menjadi norma kelomPok.

Bank Dunia (1999) mendefinisikan Modal Sosial sebagai

sesuatu yang merujuk ke dimensi institusional' hubungan-

hubungan yang tercipta, dan norma-norma yang membentuk

kuali; dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat'

Modal Sosial bukan sekedar deretan lumlah institusi atau

kelompok yang menopang kehidupan sosial, melainkan dengan

speklrum V*g f"Uift luas, yaitu sebagai perekat yang mejaga

kesatuan anggota kelonpok s@ara bersama-sama'

Eva Cox (1995) mendefinisikan Modal Sosial sebagai

suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang di-topang

oleh jaringan, norma-nonna dan kepercayan sosial yang

."rungtlitun efisiensi dan efektifitas koordinasi dan

kerjasama untuk keuntungan bersama' Francis Fukuyama (1995)

lebih menekankan pada dimensi yang lebih luas yaitu segala

sesuatu yang membuat masyarakat benekutu untuk mencapai

tujuan bersaira atas dasar kebersamaan' dan di dalamnya diikat

nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi'

ssI

B. Unsur Pokok Motlalntr telaah Mo(

kemampuan masvarakal

untuk heker.ja sama mefttujuan bersama. Ker.lasa

interrelasi vang imbal I

dibangun di alas kcpcrca

dan nilai-nilai sosial var

akan maksimal j ika didujalinan hubungan di z

Adapun unsur-unsur mod

l. Partisipasi dalam su

Modal sosial tidamelainkan terletak pada

suatu kelompok untuk be

nilai-nilai yang melekat.

kapasitas yang ada d

membangun sejumlah aso

2. ResiprocityModal sosial sen

saling tukarkebaikan anta

antar kelompok itu sendir

yang dilakukan secara rel

jual beli, melainkan suatu

panjang dalam nuansa all,

mementingkan kepentingz

orang dari suatu kelompo

lain tanpa mengharpaka

lslam, semangat semaca

Semangat untuk membi

Imbalannya tidak diharaP

tertentu. Pada masvarakat.

Jsaha Miko, Kecil, dan Menengah | 5'l

kup luas dan komPleks. Modal

populer lainnya Yaitu modal

ada modal manusia segala

mensi individu Yaitu daya dan

rng individu. Pada modal social

kelomPok dan antar kelomPok

nngan sQsia!, norma, nilai, dan

ahir dari anggota kelomPok dan

lefinisikan Modal Sosial sebagar

nensi institusional, hubungan-

rolma-norma yang membentuk

lan sosial dalam masyarakat'

deretan jumtah institusi atau

dupan sosial, melainkan dengan

r sebagai Perekat Yang mejaga

ua bersama-sama.finisikan Modal Sosial sebagai

m antar manusia Yang di toPang

dan kepercaYan sosial Yang

r efeltifitas koordinasi dan

rsama. Francis FukuYama (1995)

rsi yang lebih luas Yaitu segala

'akat bersekutu unflrk mencaPai

rsamaan, dan di dalamnYa diikat

rg tumbuh dan diPatuhi.

55lS il I i tlasbiah

B. Unsur Pokok Modal SosialInti telaah Modal Sosial terletak pada bagaimana

kemampuan masyarakat dalam suatu entitas atau kelompok

untuk bekerja sama membangun suatu jaringan untuk mencapai

tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwamai oleh suatu pola

interrelasi vang imbal balik dan saling menguntungkan, dan

dibangun di atas kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma

dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat. Kekuatan tersebut

akan maksimal jika didukung oleh semangat proaktif membuatjalinan hubungan di itas prinsip-prinsip yang disepakati.

Adapun unsur-unsur modal sosial, yaitu:

l. Partisipasi dalam suatu JaringanModal sosial tidak dibangun hanya oleh satu individu,

melainkan terletak pada kecenderungan yang tumbuh dalam

suatu kelompok untuk bersosialisasi sebagai bagian penting dari

nilainilai yang melekat. Moal sosial akan kuat tergantung pada

kapasitas yang ada dalam kelompok masyarakat untuk

mambangun sejumlah asosiasi berikut membangun jaringannya.

berdaya yang daPat diPandang

kan sumber daya baru. SePerti

sebut sumber daYa (resources)

ergunakan untuk dikonsumsi,

rberdaya yang digunakan untuk

2. ResiprociEModal sosial senantiasa diwamai oleh kecendrungan

saling tukarkebaikan antar individu dalam suatu kelompok atau

antar kelompok itu sendiri. Pola pertukaran ini bukanlah sesuatu

yang dilakukan secara resiprokal seketika s€perti dalam proses

jual beli, melainkan suatu kombinasi jangka pendek dan jangka

panjang dalam nuansa altruism (semangat untuk membantu dan

mementingkan kepentingan orang lain). Seseorang atau banyak

orang dari suatu kelompok memiliki semangat membantu yang

lain tanpa mengharpakan imbalan seketika. Dalam konsep

Islam, semangat semzlcam ini disebut sebagai keikhlasan'

Semangat untuk membantu bagi keuntungan orang lain'

Imbalannya tidak diharapkan seketika dan tanpa bah$ waktu

tertentu. Pada masyarakat, dan pada kelompok-kelompok sosial

s7 I

telah luntur maka !'angmenyimpang dan nrlar dan n(

{. Norma Sosial

Nonna sosial akan ..

bentuk-bentuk perilaku yr

Pengertian norma itu sendir

diharapkan dipatuhi dan dril

suatu entitas sosial terter

terinstusionalisasi dan menl

mencegah individu berbuat

kebiasaan. Atuaran kolektrf

dipahami oleh setiaP anggotr

tingkah laku yang diharaPkar

5, Nilai-nilaiNilia adalah suatu Yal

anggota masyarakat. Misah

keras, kompetisi dan lainn

sangat umum dikenal dal

mcrniliki kandungan konsr

harmoni misalnya Yang ole

pemicu keindahan dan keruk

tetapi disisi lain diPerc

menghasilkan suatu kenYata:

produktifitas. Modal sosial

oleh konfigurasi Yang tercipt

.lika

suatu kelomPok memberik

kompetesi, PencaPaian, ket'

ketompok masyarakat ters(

berkembang dan maju diban'

yang s€nantiasa menghinda

p€ncapaian.

Pemtrerdayaal Us$a N{ikro, Kccil, dan l{enengah | 56

yang terbentuk, yang didalamnya memiliki tingkat modal social

yang tinggi. Ini akan juga terelleksikan dengan tingkat

keperdulian sosial yang tinggi, saling membantu dan saling

memperhatikan. Pada masyarakat yang demikian, kemiskinan

akan lebih memungkinkan dan kemungkinan lebih mudah

diatasi. Begitu juga berbagai problema sosial lainnya akan dapat

diminimalkan.

3. Rasa PercaYa DiriRasa percaya. diri (rrr*rrl(mempercayai) adalah suatu

benruk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubtmgan-

hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa

yang lain akan melakukan iesuatu seperti yang diharapkan dan

uk* ,"o*ti^u bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling

mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak

merugikan dari dan kelompotnya (Robert, 2002) Dalam

parda=t gan Fukuyama (2002), trust adalah sikap saling

mempctayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat

t".rebut saling bersatu dqngan yang lain dan mqmberikan

kontribusi pada peningkatan modal sosial'

neibagai tindakan kolektif yang di dasari atas rasa saling

mempercayai yang tinggi akan meningkatkan partisipasi

musya.atat dalam berbagai ragam bentuk dan dimensi terutama

dalam konteks membangun kemajuan bersama' Kehancuran rasa

saling percaya dalam masyarakat akan mengundang hadimya

te.ta'gai problematik sosial yang serius' Masayarlkat yang

kuranl memiliki perasaan saling mempercayai akan sulit

."ngiindr.i berbagai situasi kerawanan sosial dan ekonomi

y-i rn.nguo"*' Semangat kolektifitas , tenggelam dan

partlslpasi Lasyarakat untuk membangun bag kepentingan

fiilp- y*! t"uitt baik akan hilang' Lambat laun akan

."nOui-gt* -

Uiuy" tinggi bagr pembangunan karena

masyarakat cenderung bersikap apatis dan hanya menunggu apa

y-g aiUdt* oleh pemerintah' Jika rasa saling mempercayai

5TlSitti ll:si.:i.rh

telah luntur maka yang akan terjadi adalah sikap-sikapmenyimpang dari nilai dan norma yang berlaku.

4. Norma Sosial

Norma sosial akan sangat berperan dalam mengontrol

bentuk-bentuk perilaku yang tumbuh dalam masyarakat.

Pengertian norma itu sendin adalah sekumpulan aturan yang

diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada

suatu entitas sosial tertentu. Norma-norma ini biasanya

terinstusionalisasi dan mengandung sangsi sosial yang dapat

mencegah individu berbuat sesuatu yang menyimpang darikebiasaan. Atuaran kolektif tersebut biasanya tidak tertulis tapi

dipahami oleh setiap arggota masyarakat dan menentukan pola

tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial.

5. Nilai-nilaiNilia adalah suatu yang diarggap benar dan penting oleh

anggota m:Byarakat. Misalnya nilai harmoni, prestasi, ke{akeras, kompetisi dan lainnya merupakan contoh nilai yang

sangat umum dikenal dalam masyarakat. Nilai senantiasa

memiliki kandungan konsekuensi yang ambivalen Nilaiharmoni misalnya yang oleh banyak pihak dianggap sebagai

pemicu keindahan dan kerukunan hubungan social yang tercipta"

tetapi disisi lain dipercayakan pula untuk senantiasa

menghasilkan suatu kenyataan yang menghalangi kompetisi danproduktifitas. Modal sosial yang kuat juga sangat ditentukan

oleh konfigurasi yang tercipta pada suatu kelompok masyarakat.

Jikasuatu kelompok memberikan bobot tinggi pada nilai-nilaikompetesi, pencapaian, keterusterangan dan kejujuran, makakelompok masyarakat tersebut cenderung jauh lebih cepat

berkembang dan maju dibandingkan pada kelompok masyarakatyang senantiasa menghindari keterusterangan, kompetisi dan

pencapaian.

Usaha i\{ikro, Ker:il, dan tr{enengah | 56

a memiliki tingkat modal social

terefleksikan dengan tingkat

, saling membantu dan saling

:at yang demikian, kemiskinan

ur kemungkinan lebih mudah

,blema sosial lainnya akan dapat

st/(mempercayai) adalah suatu

ambil resiko dalam hubungan-

;ari oleh perasaan yakin bahwa

atu seperti yang diharaPkan dan

r suatu pola tindakan yang saling

rg lain tidak akan bertindak

rknya (Robert, 2002). Dalam

\, trust adalah sikaP saling

ang memungkinkan masYarakat

n yang lain dan memberikan

dal sosial.

tif yang di dasari atas rasa saling

rkan meningkatkan partisipasi

am bentuk dan dimensi terutama

ujuan b€rsama. Kehancuran rasa

kat akan mengundang hadimYa

yang serius. MasaYarakat Yangaling mempercayai akan sulit

kerawanan sosial dan ekonomi

r kolektifitas tenggelam dan

membangun bagi kePentingan

rkan hilang. Lambat laun akan

bag pembangunan karena

, apatis dan hanYa menunggu aPa

rtr. Jika rasa saling mempercayai

Pemberdayaen Usaha Mikro, Kecil, dan Menenga} | 5E

C. Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Ekonomi

MasyarakatModal sosial saat ini dipandang sebagai bumbu vital bagi

perkembangan pemberdayaan ekonomi masyarakat Francis

Fukuyama menunjukkan hasi-hasil studi di berbagai negara

bahwa modal social yang kuat akan merangsang pertumbuhan

berbagai seklor ekonomi karena adanya tingkat rasa p€rcaya

yang tinggi dan kerekatan hubungan alam jaringan yang lebih

tuas tumbuh antar sesama pelaku ekonomi.

Modal sosial sangat tinggi pengaruhrlya terhadap

perkembangan dan kemajuan berbagai sektor ekonomi' Di

seklor pertanian misalnya' upaya pemerintah untuk

meningkatkan produksi seringkali mengalami kegagalan

walaupun berbagai in-put noda! telah mengucur ke pedesaan

seperti pupuk, peralatan-peralatan modem, irigasi modern' dan

berbagai fasilitas kredit yang melimpah Tanpa mengabaikan

beberapa tekanan stnrltural' misalnya yang bersumber dari

disparitas yang tinggi atas penguasaan lahan, kegagalan

meningkatkan produksi sangat hrkait erat dengan spektrum

Modal Sosial yang sangat lemah. Faktor ini sama sekali tidak

mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Perubahan-perubahan iklim mennng semakin

menyulitkan petani untuk memprediksi wallu musim tanam

yang tepat. Tetapi dari perubahan iklim ini pada tingkat

kemasing-masingan petani untuk memulai musim tanam

semakin tinggi. Dewasa ini, walaupun dibeberapa daerah belum

terasa, kecederungan untuk sendiri-sendiri memulai bercocok

tanam padi tumbuh dan menjadi warna baru budaya di

pedesaaan. Antar individu dalam satu desq kekompakan

menurun dratis yang sekaligus merefleksikan hilangnya

kohesifitas sosial di PedesaanSemangat gotong royong, tolong-menolong, dan saling

ingat mengingatkan antar individu dalam suatu entitas

masyarakat desa menr

hrlangnya rasa dan

(t'aciprttsily), rasa salijaringan-janngan sosial I

Hilangnya kekc

member kesempatan tmcrusak tanaman pada

banyak petani yang me

bclalang, tikus dan berl

merusak tanaman padi

mward looking dan suli

berasal dari luar kelom

entitas sosial telah men

penyesuaian-penyesuaiar

Akibatnya, fasilitas kre,

berlangsung selama lebilmenolong mencapai tuju,

masyarakat yang memildalam keterisolasian bud

terutama kaitannya deng,

untuk menpsuaikan diriditerima digunakan u

kebutuhan-kebutuhan k

sepeda motor, membeli p

kredit yang diterima tidr

adanya kredit itu sendiri.

Pembangunan in

maupun industri kecil akr

memiliki tingkat modal

rnenghasilkan energi

berkembangnya jiwa da

masyarakat, yang selanjr

dunia usaha. Industri be

seI

isaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 58

n Pemberdsyaan Ekonomi

rdang sebagai bumbu vital bagi

*onomi masyarakat. Francis

rsil studi di berbagai negara

kan merangsang pertumbuhan

adanya tingkat rasa p€rcaya

rgan alam jaringan yang lebih

ekonomi.

inggi pengaruhnya terhadap

rcrbagai sektor ekonomi. Diupaya pemerintah untuk

fkali mengalami kegagalan

telah mengusur ke pedesaan

r modern, irigasi modem, dan

relimpah. Tanpa mengabaikan

isalnya yang bersumber dari

€ngnasaan lahan, kegagalan

berkait erat dengan spektrum

,- Faktor ini sama sekali tidak

rintah.

iklim memang semakin

prediksi waktu musim tanam

rhan iklim ini Pada tingkat

uk memulai musim tanam

upun dibeberapa daerah belum

liri-sendiri memulai bercocok

ladi wama baru budaYa di

am satu desa, kekomPakan

us merefleksikan hilangnYa

, tolong-menolong, dan saling

lividu dalam suatu €ntitas

masyarakat desa menurun dratis, bahkan lebih dari itu,hilangnya rasa dan semangat untuk saling memberi(reciprosity), rasa saling prcaya (trust) dan menipisnyajaringan-jaringan sosial (soc ial nefiv or king) di pedesaan.

Hilangnya kekompakan memulai bercocok tanam,member kesempatan besar bagi hama pengganggu untukmerusak tanaman pada penduduk. Tid:.k mengherankan jikabanyak petani yang merasa putus asa menghadapai seranganbelalang, tikus dan berbagai hama dan penyakit yang sangatmerusak tanaman padi. penduduk. Budaya dengan orientasiinward looking dan sulit menerima ide-ide pembaharuan yangberasal dari luar kelompok dan lingkungan social dari suatuentitas sosial telah menghambat masyarakat untuk melakukanpenyesuaian-penyesualan nilar; nonna, dan ppnlatu kelompqk.Akibatnya, fasilitas kredit yang mengalir ke pedasaan, telahberlangsung selama lebih 30 tahun, namun hampir tidak banyakmenolong mencapai tujuan-tujuan seperti yang diinginkan. Pada

masyarakat yang memiliki tingkat modal sosial yang lemah,

dalam keterisolasian budaya, maka tradisi-tradisi, dalam bal initerutama kaitannya dengan ritus-ritus tertentu, akan sangat sulituntuk menyesuaikan diri. Dana Kredit Usaha Tani (KUT) yang

diterima digunakan untuk keperluan kenduri, pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan konsumtif keluarga seperti membeli

sepeda motor, membeli pakaian baru, memperbaiki rumah. Dana

kredit yang diterima tidak dimanfaatkan sesuai dengan tujuan

adanya kredit itu sendiri.

Pembangunan indusfri, baik industri besar, sedang,

maupun industri kecil akan mengalami hambatan di negara yang

memiliki tingkat modal sosial yang rendah. Modal sosial akan

menghasilkan energi kolektif yang memungkinkan

berkembangaya jiwa dan semangat kewirausahaan di tengah

masyarakat, yang selanjutnya akan mendorong berkembangrya

dunia usaha. Industri besar yang dimiliki para investor lokal

59 lSillr Hr 'hiah

Pcmberdayaan Usaha Miko' Kecil' dan Menengah | 60

maupun asing akan tumbuh dan berkembang di tengah

masyarakat yang memiliki tradisi dan nilai kejuluran (lnesl'l'

terbuka dan memiliki tingkat empati yang tlnggr'

Modal sosial berpengaruh kuat pada perkembangan

seldor-seldor ekonomi lainnya seperti sektor p€rdagangan' jasa"

konstmksi, pariwisata dan beberapa yang lain Apapun

pembangunan ekonomi yang dilakukan' faklor tust' reciprociv'

posiliveexternalities,dar'nilai-nilaietismerupakanp€nopangyang akan menentukan perkembangan dan keberlanjutan

Uerigam akdntas usaha di setiap seklor p€rekonomian'

Pemberdayaan masyarakat harus memasukkan dimensi

modalsocialsebagaisalahsatukomponennya.Pemberdayan,"*"rut", akan mengalami kegagalan tanpa menyadari

ffingry; metibatkao dimensi kultural da-e msndava$Eakan

p"r- ,"a"f sosial yang tumbuh di tengah masyarakat dalam

mempercepat dan mengoptimalkan hasil . dari, proses

;;"Jfu itu sendiri Modal sosial vang berisikan trust'

;;t;;;' norma sosial dan nilai-nilai etis merupakan pondasi

;;;;g y".g akan menentukan perkembangan dan

ilil.rutan b-"*gut aktifitas usaha di berbagai sektor

BtMANAJEM

kehidupan.

ta r Usaha iVikro, Kecil, dan Menengah | 60

rh dan berkembang di tengah

adisi dan nilai kejujuran /rrzsl,:mpati yang tinggi.garuh kuat pada perkembangan

t seperti sehor perdagangan, jasa"

beberapa yang lain. Apapunlilakukan, faklot trust, reciprocity,ai-nilai etis merupakan penopang

:rkembangan dan keberlanjutan

rp sektor perekonomian.

rkat harus memasukkan dimensi

atu komponennya. Pemberdayan

d kegagalan tanpa menyadari

si kultural dan mendayagua-kanbuh di tengah masyarakat dalam

[imalkan hasil dari proses

rdal sosial yang berisikan tnxt,rilai-nilai etis merupakan pondasi

nentukan perkembangan dan

itas usaha di berbagai seklor

BAGIAN TI

MANAJEMEN PEMASARAN

Pemberdayaan Usaha Mikrc, Kecil, dan Morengah | 62

BAB VKONSEP DASAR PEMASARAN

Sebagaiman kita ketahui bahwa kegiatan pemasaran

adalah berbeda dengan penjualan, transaksi ataupun

perdagangan. American Marketing Association, mengartikan

pemasaran sebagai berikut: Pemsaran adalah pelaksanaan dunia

usahu yang mengaarahkan arus barang-barang dan jasir-jasa dari

produsen ke konsumen atau pihak pemakai Defenisi ini hanya

menekankan aspek distribusi ketimbang kegiatan p€masaran'

Sedangkan fungsi-fungsi lain tidak diperlihatkan, sehingga kita

tidak memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang

pemasaran.

Sedangkan definisi lain, dikemukakan oleh Philip Kotler

dalam brtkunya Marketing Management Analysis' Planning' and

Control, mengartikan pemasaran secara lebih luas, yaitu:

Pemasaran adalah: Suatu proses sosial, dimana individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka

inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan

nilai dengan individu dan kelompok lainnya'

A. Definisi Pemasaran

Definisi Pemasaran menurut William J Stanton adalah

suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang

memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun

pembeli potensial.

Definisi lainny4 Pemasaran adalah suatu proses sosial

dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

6tl

menciptakan, menawarkan-

bernilar dengan pihak lain.

Dengan pemasaran

laba dari penj ualan baran

memenuhi kebutuhan p(pemasaran dtbutuhkan. dinadalah mcmili,, dan mclaldapat membantu dalam penr

B. Manajcmen Pemasarar

Pada dasarnya mani

dan pelaksanaan rencana

perencanaan, dibutuhkan k,

dan rencana. Untuk rencan

waktu yang lebih banyak. St

tersebut. dia harus mendr

vang rutin dilakukan setiap I

Secara umum manaj

yaitu:

I . Mempersiapkanpcrusahaan

2. Melaksanakan rer

3. Mengadakan eva

rencana tersebu

mengukur hasil

mengendalikan al

Sehingga yang dimalmenurut Philip Kotler ac

pelaksanaan. dan pengarvasz

untuk mengadakan pertukar

mencapai tujuan organisasi.

Untuk membuat sui

sangai penting agar rencana

tepat. Penerapan merupak

ha Mikro, Kecil, dan Menengah I 62

iMASARAN

bahwa kegiatan Pemasaran

iualan. transaksi ataupun

tg Associat nn, mengartikan

ran adalah Pelaksanaan dunta

rang-barang dan jasa-jasa dari

. pemakai. Defenisi ini hanYa

:imbang kegiatan Pemasaran'

k diPerlihatkan, sehingga kita

rg jelas dan lengkap tentang

ikemukakan oleh PhiliP Kotler

,emenl AnalYsis, Planning' and

m secara lebih luas' Yaitu:

, sosial, dimana individu dan

mereka butuhkan, dan mereka

n mempertahankan Produk dan

ok lainnYa.

urut William J' Stanton adalah

kegiatan-kegiatan bisnis. Yang

akan, menentukan harga'

busikan barang dan jasa Yang

rada pembeli Yang ada maupun

LIan adalah suatu Proses sosial

in* ,nd,ridu dan kelomPok

Uututrt un dan inginkan dengan

63lS it I i Il a s b ia h

menciptakan, menawarkan, dan mempe(ukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain.

Dengan pemasaran perusahaan berusaha menghasilkan

laba dari penjualan barang dan jasa yang diciptakan untuk

memenuhi kebutuhan pembeli. Disinilah peran manajer

pemasaran dibutuhkan, dimana tugas dari manajer pemasaran

adalah memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang

dapat membantu dalam pencapaian tujuan organisasi.

B. Manajemen Pemasaran

Pada dasamya manajemen itu terdiri atas perancangan

dan pelaksanaan renc{ma-rencana. Dalam membuat suatu

perencanaan, dibutuhkan kemampuan untuk membuat strategi

dan rencana. Untuk rencana jangka panjang maka dibutuhkan

waktu yang lebih banyak. Sedangkan untuk pelaksanaan rencana

tersebut, dia harus mendelegasikan keputusan-keputusannya

yang rutin dilakukan setiap hari kepada para bawahan.

Secara umum manajemen mempunyai tiga tugas pokok,

yaitu:

l. Mempersiapkan rencana/strategi umum bagi

perusahaan

2. Melaksanakan rencana tersebut

3. Mengadakan evaluasi, menganalisa dan mengawasi

rencana tersebut dalam pelaksanaannya (untuk

mengukw hasil dan penyimpangannya serta untuk

mengendalikan aktivitas).

Sehingga yang dimaksud dengan manajemen p€masaran'

menurut Phrlip Kotler adalah penganalisaaD, Berenaruaan'

pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan

untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju untuk

mencapai tujuan organisasi.

Untuk membuat suatu rencana, fungsi penganalisaan

sangat penting agar rencana yang dibuat dapat lebih matang dan

tepat. Penerapan merupakan kegiatan untuk menjalankan

Pcmberdayaa-n Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 64

rencana. Fungsi pengawasan adalah untuk mengendalikan segala

macam aktivitas agar tidak terJadi penyimpangan'

C. Konsep Pemasaran

Falsafah konseP Pemasaran bertujuan memhrikan

kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen'

Seiuruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep

pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut'

Meskipun orientasi pembeli ini dibatasi oleh tujuan laba dan

pertumbuhan, tetapi konsep itu perlu dilakanakan Karena dapat

meningkatkan Penjualan dengan :

1. Membuat barang yang mudah penggunaannya

2. Mudah PembeliaannYa

3. MudahPemeliharaannYa

Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah p"i$"-duput -.nii.1urg berhasilnya bisnis yang dilakukan' Konsep

;;;* diru*n d",gun memasukkan tiga elemen pokok'

yaitu :

1. Orientasi konsumen/pasar/pembeli

2. Volume penj ualan yang menguntungkan

3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran

dalam Perusahaan'

Pada dasamya, perusahaan yang ingin mempraktekkan

orientasi konsumen ini harus :

1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembell yang

akan dilaYani dan diPenuhi

2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran

dalam Penj ualannYa

3. Menentukan produk dan program pemasarannya

4. Mengadakan penelitian pada konsumen' untuk

mengukur, menilai' dan menafsirkan keinginan'

sikap' serta tingkah laku mereka

E.

6sI

5. Mencntuka

bark. apak

tinggi, harg

.ladi, secara dpemasaran adalah se

bahwa pemuasan ke

ckonomi dan sosral ba1

D. Sistem Pemasaran

l)alam sistem J

saling tergantung dan s

faktor terscbut adalah:

l. Organisasi y

2. Sesuatu (ba

dipasarkan

3. Pasar yang d

4. Para perant.

(arus) antarz

Antara lain

pengangkutat

5. Faktor-faktorkondisi perelr

teknologi dan

Dari kelima laktrdidefinisikan sebagai

melakukan tugas pemasi

laktor lingkungan yani

membentuk serta memp

pasarnya.

E. Peranan Pemasaran

Pemasaran meru

sehingga konsumen da

;aha Mikro, Kecil, dan Morengah | 6l

h untuk mengendal ikan segala

penyimpangan.

mudah PenggunaannYa

Ya

6aran bagi sebuah Perusahaan

isnis yang dilakukan' KonseP

nasukkan tiga elemen Pokok'

asar/pembeli

rg menguntungkan

asi seluruh kegiatan Pemasaran

65 lSitli ll ,rsl',iah

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling

baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang

tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.

Jadi, secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep

pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan

bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat

ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

D. Sistem PemasaranDalam sistem pernasaran terdapat beberapa faklor yang

saling tergantung dan saling berinteraksi satu sama lain. Faktor-

faktor tersebut adalah:

l. Organisasi yang melakukan tugas-tugas pemasaran

2. Sesuatu (barang, jasa, ide, orang) yang sedang

dipasarkan

3. Pasar yang dituju4. Para perantara yang membantu dalam pertukaran

(arus) antara organisasi p3masaran dan pasarnya

Antara lain pengecer, pedagang besar, agen

pengangkutan, dan lainlain5. Faktor-faktor lingkungan seperti fakror demografi,

kondisi perekonomian, faktor sosial dan kebudayaaq

teknologi dan persaingan.

Dari kelima faktor tersebut maka sistem pemasaran dapat

didefinisikan sebagai : kumpulan lembagaJembaga yang

melakukan tugas pemasaran, barang, jasa, ide, orang dan faktor-

faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh, dan

membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan

pasarnya.

E. Peranan Pemasaran

Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial

sehingga konsumen dapat memperoleh kebutuhan/keinginan

lran bertujuan memberikan

kebutuhan Pembeli./konsumen'

raan yang menganut konseP

k memenuhi tujuan tersebut

dibatasi oleh tujuan laba dan

rlu dilaksanakan. Karena daPat

an yang ingin memPralrckkan

ran pokok dari Pembeli Yang

enuhi

embeli tertentu sebagai sasaran

lan program Pemasarannya

tian Pada konsumen, untuk

dan menafsirkan keinginan'

rku mereka

Pemberdayaan Us$a Mikro, Kecil' dal Menengah | 66

mereka melalui permintaan, penawaran' dan penukaran nilai

suatu produk antara penjual dan pembeli'

1. Kebutuhan: segala kebutuhan dasar manusia baik

intuk minum, makan, pakaian, pendidikan dan

lainnya

2. Keinginan: Merupakan kondisi lebih khusus dari

kebutuhan, misalnya minuman ringan' makanan

bergizi, pendidikan tinggi' atau lainnya

3. Permintaan: akumulasi kebutuhan/keinginan yang

potensial untuk digarap' misalny4 makanan'

prerumahan, pendidikan dan lainnya'

61

PI,NGAMBII,AN KII]PT

Pengambilan keput

pemasaran akan selalu be

kompleks dan penuh denldiarnbil tcrutama mcnyangk

l. Penetapan harga

2. Produk

J Distribusr

4. Promosi

Pengambilan kepul

pengaruh faktor-faktor linlkondisi perekonomian, kebr

Sernua ini berada diluar pen

A. Analisa TradisionalKeputusan-kepulusar

adanya proses keputusan ya

tradisional dapat membant

analisa tradisional terdin ata

I . Mendefinisikan masalah

Manajer yang baik har

mengidentifikasikan ma

Agar analisa yang dilrnanajer harus memiliki r

2. Merumuskan berbagai al

Manajer harus menentul

terhadap masalah vang ,

hampir selalu ada yai

merupakan alternatif Ya

dengan altematif lainnYa

Jsaha Mikro, Kecil, dzn Menotgah | 66

nawaran, dan Penukaran nilai

)embeli.

ebutuhan dasar manusia baik

rn, pakaian, Pendidikan dan

iTlSitri ll .r -hirh

BAB VIPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMASARAN

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajerpemasaran akan selalu berada dalam suatu lingkungan yangkompleks dan penuh dengan ketidak pastian. Keputusn yangdiambil terutama menyangkut masalah:

1. Penetapan harga

2. Produk

3. Distribusi4- Promosi

Pengambilan keputusan tersebut tidak terlepas daripengaruh faktor-faktor lingkungan ekstem seperti demogra.fi,

kondisi pcrekonomian, kebudayaan, persaingan dan sebagainya.

Semua ini berada diluar pengawinan manajer.

A- Analisa TradisionalKeputusan-keputusan yang rasional menghendaki

adanya proses keputusan yang selaras dan logis. Metode analisa

tradisional dapat membantu sebagai pendekatannya. Metode

analisa tradisional terdiri atas lima tahap, yaitu :

1. MendefinisikanmasalahManajer yang baik harus mempunyai kemampuan untuk

mengidentifikasikan masalah dan kesempatan lebih awal.

Agar analisa yang dilakukan dapat lebih efektif maka

manajer harus memiliki arah yang benar.

2. Merumuskan berbagai alternatifManajer harus menentukan berbagai alternatif peryalesaian

terhadap masalah yang dihadapi. Salah satu altematif yang

hampir selalu ada yaitu tidak melakukan apa-apa. Inimerupakan alt€rnatif yang sulit diukur atau dibandingkan

dengan altemati f lainnya.

rn kondisi lebih khusus dari

minuman ringan, makanan

rggi, atau lainnYa

rsi kebutuhan/keinginan Yang

igarap, misalnYa, makanan'

m dan lainnya.

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 6t

3. Menganalisa AlternatifFallor-faktor yang diperlukan unuk menilai alternatif harus

dikumpulkan dan diatur rapi. Beberapa faklor mungkin tidak

dapat diperoleh dan fallor lainnya mungkin akan tidak

berguna karena terlalu mahal. Dengan suatu analisa manajer

drarahkan untuk mengambil kesimpulan yang disertai

dengan pemyataan untuk menentukan kebaikan maupun

keburukannYa.

4. Mengusulkan suatu PenYelesaian

Setelah melamPaui tahaPan tadi maka manajer daPat

69

3. Pengaruh usaha I

penjualan

Semakin besar

marketing mix ur

besar pula penjui

lebih besar dari pdcngan adanya usz

4. Efektivitas Marke

dengan volume pe

Seberapa jauh efe

perusahaan terhad;

5. Marketrng Mix un

Marketing mix yr

adalah berbeda.

dimaksimumkan

penawaran perusal

C. Sebuah model un

Ada beberapa

mengambil kePutusar

faktor tersebut merupr

sebuah model untuk rr

Elemen yang d

l. Analisa pasar

Pengambilan kePr

menganalisa Pas

kesempatan untul

menguntungkan

2. Memonitor lingkut

Dengan surnber-su

faklor-faktor linlmemanfaatkan sec

faktor lingkungan

ekstern sePe(i : I

menyarankan suatu p€nyelesaian yang logis'

5. Menyarankan rencana tindakan

Pada waktu mengatllbil keputusan' suatu rencana tindakan

untuk melaksanakan keputusan tersebut harus ditentukan'

Rencana tindakan ini mungkin dapat menemukan beb€rapa

faklor penting yang belum dimasukkan didalam analisa'

B. Menggunakan lltarketing Mix untuk Pengambilan

KeputusanPengambilan keputusan di bidang pemasaran selalu

berkaitan dengan varibel-variabel marketing mix'

l. Pengenalan faktor pasar dalam marketing mix

f"i** ut -u dari marketing mix adalah pasar karena pada

akhirnya produk yang ditawarkan oleh perusahaan diarahkan

kesana.

2. Hubungan antara keputusan tentang harga' promosi dan

distriUisi dengan variabel-variabel tentang produk

produt t"rr"bot membawa pengaruh penting terhadap

keputusan-keputusan mengenai harga' promosi dan

AsriUusi,karenaterikatpadahargaproduksi'peralatandanproses pembuatannya, juga dalam hal promosr yang

i"rguntut g pada manfaat dan segi penawarannya'

saha Miko, Kecil, dan Moreogah | 68

, unuk menilai altematif harus

3eberapa faktor mungkin tidak

lainnya mungkin akan tidak

Dengan suatu analisa manajer

I kesir.rpulan Yang disertai

€nentukan kebaikan maupun

tan

, tadi maka manajer

ian yang logis.

n

dapat

rtusan, $uatu r9!!94n4 tindakan

ian tersebut harus ditentukan'

in dapat menemukan beberaPa

nasukkan didalam analisa'

Mix untuk Pengambilan

di bidang Pemasaran selalu

marketing mix.

o marketing mixg mix adalah Pasar karena Pada

rkan oleh Perusahaan diarahkan

tentang harga, Promosi dan

iabel tentang Produkpengaruh Penting terhadap

Bnai harga, Promosi dan

r harga Produksi, Peralatan dan

r dalam hal Promosl

segi penawarannYa.

yang

59lSit1i tt'sl-iah

3. Pengaruh usaha Perusahaan dan saingan terhadap volumepenjualan

Semakin besar usaha-usaha yang dikeluarkan dalammarketing mix untuk penawaran yang ada, akan semakinbesar pula penjualannya. Bagaimanapun, persentase yanglebih besar dari penjualan total perusahaan akan bertambahdengan adanya usaha marketing mix yang lebih besar.

4. Efehivitas Marketing Mix Perusahan dalam hubungannyadengan volume penj ualan

Seberapa jauh efektivitas pengeluaran yang dilakukan olehperusahaan lerhadap volume penjualannya.

5. Marketing Mix untuk beberapajenis produk (dan Jasa)

Marketing mix yang diterapkan pada setiap jenis produk

adalah befteda. Volume peqiualan dan laba dapat

dimaksimumkan jika marketing mixnya sesuai dengan

penawaran perusahaan.

C. Sebuah model untuk mengambil keputusan

Ada bebErapa faktor yang harus dipertimbangkan untrrk

mengambil keputusan secara efektif tentang produk. Faktor-

faklor tersebut merupakan bagian atau elemen yang ada dalam

sebuah model untuk mengambil keputusan tentang produk.

Elemen yang dimaksud adalah :

1. Analisa pasar

Pengambilan keputusan tentang produk diawali dengan

menganalisa pasamya. Analisa pasar ini membuka

kesempatan untuk memperkenalkan produk baru yang

menguntungkan

2. MemonitorlingkunganDengan sumber-sumber yang terbatas dan terpengaruh oleh

faktor-faklor lingkungan, perusahaan harus berusaha

memanfaatkan secara penuh kesempatan yang ada. Faklor-

faktor lingkungan yang dimaksud adalah faktor lingkungan

ekstem seperti : Demografi, kondisi perekonomian, sosial

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kec:., dan Nienengah | 70

dan kebudayaan, politik dan hukum, teknologi dan

persaingan

3. Menentukan tuj uan produk

Tahap ini berupa menentukan tujuan khusus setiap

penawarirn. Umumnya tujuan ini dikaitkan dengan masalah-

masalah seperti :

a. Pengembanganinvestasi

b. Laba

c. Mark€t shaxe atau volume penjualan.

4. Menentukan Marketing mix

5. Penerapan keputusan-keputusan Marketing Mix

Keputusan tersebut dapat dilaksanakan dengan menentukan :

Apa, siapa, mengdpa, bagaimana, Kapan, dimana'

6. Mengadakan Prosedur Pengawasan

Sistem pengawasan perlu diadakan dalam manajemen

produk dan merupakan tahap terakhir' Tahap tersebut adalah

a. Memilih kriteria Pengawasan

b. Pengukuran kriteria

c. Penentuan standard kerja

d. Memonitor kejadian

e. Membandingkan hasil dengan standard

D. Tugas-tugas Manajemen Pemasaran"fug"r-tug"t

manajer p€masamn dapat dilihat dari segt

fungsi manajemen yang dilahrkan dalam bidang p€masaran'

yaitu bagaimana proses manajemen itu dijalankan untuk

."ngubuh sumber-sumber menjadi produk yang dapat

menienuhi kebutuhan manusia Tugas-tugas itu antara lain :

1. Mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen

2. Mengembangkan srxitu konsep produk yang ditujukan

untuk memuaskan/ melayani kebutuhan

1t I

3. Membuat des,

4 Mengernbang5 Menctapkan

invatment \al6. Mengatur dist.7. Merneriksa pe

8. N{cnciptakan

dengan mengg

l). Pcnyesuaian PcrmirPerusahaan dapa

pasar yang diharapkan p

tingkat permintaan riil i

tingkat permintaan yakeadaan pennintaan yarmempunyar tugas yang br

Tabel 6. l. Keadaan

Kead.aan

PerminlaanTut

l. Permintaan negatif2. Tidak ada

permintaan

3. Permintran latent

4. Permintaan

menurun

5. Permintaan tidakteratur

6. Permintaan penuh

7. Permrntaan

berlebihan

8. Permintaan tidaksehat

2

-)

4

5

6

7

P(

pe

Cipe

Ke

pe.

Tirper

Sel

pel

Per

per

Kur

per

1

)enjualan.

n Marketing Mix

.sanakan dengan menentukan '

na, KaPan, dimana'

/asan

diadakan dalam manajemen

"*tt ir. TahaP tersebut adalah

san

ogan standi-rd

TllSilli tl ashiah

3. Membuat desain produk

4. Mengembangkan pembungkusan dan merk

5. Menetapkan lnrga agar memperoleh Return on

investment yanglaYak

6. Mengatur distribusi7. Memeriksa penjualan

8. Mcnciptakan komunikasi p€masaran yang efektif

dengan menggunkan media atau cara lain yang tepat

E. Penyesuaian PermintaanPerusahaan dapat menyusun suatu tingkat permintaan

pasar yang diharapkan pada saat tertentu Dapat terjadi bahwa

tingkat permintaan riil itu berada dibawah, sama' atau diatas

tingkat permintaan yang diharapkan Untuk menghadapi

keadaan permintaan yang berbeda maka manajer pemasaran

mempunyai tugas yang berbeda pula'

Tabel 6.1. Keadaan Permintaan dan Tugas Pemasaran

rmasAran

;;;;, daPat dilihat dari segi

rkan dalam bidang Pemasaran"

"t"*"" ,,, dijalankan unruk

nenluai Produk Yang dapat

fugas+ugas itu antara lain :

ln dan keinginan konsumen

* ton."P Pioautt Yang ditujukan

elayani kebuuhan

Nama Resmi

l. Conversionqlmarlcting

2. St imulat ional

marketingj. DeveloPmental

marketing

4. Remarketing

5. Synchromarketing

6. Maintetancemarketing

7. Demarketing

8. Cotmtermarketing

l. Positifkanpermintaan

2. Ciptzkanpermintaan

3. Kembangkanpermintaan

4. Tingkatkanpermintaan

5. Selaraskan

permintaan

6. Pertahankan

permintaan

7. Kurangipermintaan

1. Permintaan negatl

2. Tidak ada

permintaan

3. Permintaan latent

4. Permintaan

menurun

5. Permintaan tidak

terafur

6. Permintaan Penuh

7. Permintaan

berlebihan

8. Permintaan tidak

sehat

ran tujuan khusus setiaP

ni dikaitkan dengan masalah-

:ra Mikro. Kecil, dan Meoengah | 70

n hukum, teknologi dan

Tugas PemasarunKeadaan

Permintaan

Pemberdayaen Usaha Mikro, Kecil, dan Merrengah I 72

8. Tiadakan

permintaan

'13 I

keselahteraan

atau penvedia

F. Analisa KesempataAnalisa ini sar

perusahaan menenlukar

kesempatan yang ada.

usahanya karcna suda

perusahaan. Kesempatan

l. Kesernpatan LingkunKesempatan rni akar

bilamana masih terdl

Kesempatan ini dian

kalau perusahaan bterpenuhi tersebul.

2. Kesempatan Perusaha

Merupakan kesempa

perusahaan bilamana

para pesaingnya.

Keunggulan-keunggu

a. Dapat menekan bi

b. Dapat menentukar

c. Mampu menggu

distribusid- Mampu melakuka:

Kesempatan perusahz

persaingan. suatu pe

memiliki kesemPati

lingkungan disaat Yanl

G. Perencanaan Pemasa

Perencanaan san

perkembangan dimasa mt

organrsasi kemungkinan

Berikut ini adalah macam-macam perrnintaan :

1. Permintaan negatif, semua atau sebagian terbesar

daei segmen pasar potensial yang penting tidak

rnenyukai produli atau jasa yang ditawarkan, bahkan

mereka bersedia membayar untuk menghindarinya'

2. Tidak ada permintaan, berarti orang itu tidak

berminat sama sekali terhadap penawaran suatu

produk atau jasa.

3. Permintaan latent, bilamana sebagian besar orang'

orang mempunyai kebutuhan yang kuat akan sesuatu

yang tldak ada dalan bentuk ba-rang atau Ja$a yang

ny"L. e.*intu"n ini memberikan kesempatan pada

manajer untuk mengembangkan produk atau jasa

yang dibutuhkan oleh orang-orang'

4. Permintaan menurun, Suatu keadaan dimana

permintaan untuk suatu produk atau jasa ]* t:i*hf".m*ng dari tingkat sebelumnya' dan diperkirakan

uk", t r.iur*,"'' jika tidak dilakukan usaha-usaha

untuk memperbaiki pasar yang dituju' p€nawaran dan

usaha-usaha Pemasaran'

5. Permintaan tidak teratur' suatu keadaan dimana pola

permintaan pada saat-saat tertentu dipengaruhi oleh

huktuasi musim atau hal-hal lain'

6. permintaan penuh suatu keadaan dimana tingkat dan

saat pennintaan yang sekarang sama dengan tingkat

dan saat permintaan yang diharapkan

7 Permintaan berkelebihan' suatu keadaan dimana

permintaan lebih besar dari penawarannya'

8. Permintaan tidak sehat, suatu jenis produk atau Jasa

yang p€rmintaannya dinilai kurang baik dari segt

1n

-macam permlntaan :

semua atau sebagian terbesar

potensial yang penting tidaku jasa yang ditawarkan, bahkan

bayar untuk menghindarinya.

nn, berarti orang itu tidakLli terhadap penawaran suatu

ilamana sebagian besar orang-

)utuhan yang kuat akan sesuatu

t bentuk barang atau jasa yang

memberikan kesempatan pada

;embangkan produk atau jasa

orang-orang.

n, Suatu keadaan dimana

tu produk atau jasa itu semakin

t sebelumnya, dan diperkirakanika tidak dilakukan usaha-usaha

xar yang dituju, penawaran dan

m.

tur, suatu keadaan dimana Pola:saat tertentu dipengaruhi oleh

hal-hal lain.

atu keadaan dimana tingkat dan

sekarang sama dengan tingkatang diharapkan.

'ihan, suatu keadaan dimana

r dari penawarannya.

at, suatu jenis produk atau jasa

dinilai kurang baik daii segi

kesejahteraan konsumen, kemakmuran masyar;li1;.itatau penyedia.

F. Analisa Kesempatan pasar

Analisa ini sangat penting dilaksanakan sebelr-urrperusahaan menentukan tujuannya. Selain dengan melihatkesempatan yang ada, perusahaann biasanya dapat memulaiusahanya karena sudah tersedia sumber_sumber didaiamperusahaan. Kesempatan yang ada dapat dibedakan ke dalam :

1. KesempatanLingkungan

Kesempatan ini akan muncul dalam setiap perekonomianbilamana masih terdapat kebutuhan yang belum terpenuhi.Kesempatan ini dianggap sangat baik atau menguntungkankalau perusahaan bisa mengisi kebutuhan yang belumtprppuuhj tersebut,

2. KesempatanPerusahaan

Merupakan kesempatan yang dapat dinikmati oleh suaruperusahaan bilamana memiliki keunggulan_keunggulan daripara pesaingrya.

Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain :

Dapat menekan biaya lebih rendahDapat menentukan harga lebih rendahMampu menggunakan beberapa altematif salurandistribusi

d. Mampu melakukan usaha p1s1165i yang lebih aktifKesempatan perusahaan ini muncul dalam suatu konclisipersaingan. Suatu perusahaan akan mencapai sukses bilamemiliki kesempatan perusahaan dan kesempatanlingkungan disaat yang bersamaan.

G. Perencanaan PemasaranPerencanaan sangat diperlukan untuk mengikuti

perkembangan dimasa mendatang. Tanpa perencanaan, sebuahorganisasi kemungkinan akan mengambil cara_cara yang

T3 lSirti tlasbiah

a.

b.

c.

Usaha Mikro, Kecil, dan Meneogah | 72

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 74

ekstrim untuk menghindari kerugian atau untuk

memp€rtahankan kelangsungan hidupnya.

Perencanaan dapat mencakup suatu periode waktu yang

panjang atau periode waktu yang pendek. Perencanaan jangka

panjang (untuk 3, 5, 10 atau bahkan 25 tahun) biasanya

melibatkan peranan dari top manajemen maupun stafperencanaan khusus. Masali,h yang dihadapi sangat luas, seperti

perluasan pabrik, pasar, atau produk.

Perencanaan jangka pendek, periode waktunya relatifpendek, yaitu satu tahun atau kurang . biasanya pereneanaan inidilakukan oleh pelaksana bawah dan menengah.Masalah yang

dimasukkan dalam perencanaan ini adalah kampanye periklanan

untuk periode yang akan datan& pembelian pada musim yang

aka"n datang, dl!,Tiga macam konsep perencanaan. yaitu :

l. Perencanaan perusahaan secara keseluruhan

2. Perencanaan pemasaran

3. Rencana Pemasaran Tahunan

7sI

NIAN,T.II]M }]N

Saluran distribus i.

perdagangan atau saluran g

beberapa cara. [Jrnumnvgambaran tcntang saluran r

.jalur. Selama suatu lembarang atau jasa, masalah r

Kegiatan distribusi selrmenggunakan perantaradistribusinya langsung dkonsumennya. Namun tidakoleh produsen untuk mendispembeli akhir.

A. Definisi Saluran DistritDavid A. Revza

merupakan suatu jalur yang ,

produsen ke perantara darDefinisi tersebut masih ber:diartikan sebagai suatu bentucenderung menggambarkarkombinasi antara barang dayang disalurkan, definisi iniyang ada.

Definisi lain tentang s

oleh The Americun l4orkct irtentang banyaknya lembaga yAsosiasi tersebut menyatakanstruktur unit organisasi dalan

E. Tujuan PerusahaanPenetapan tujuan perusahaan merupakan titik awal dari

perenqrnaan pemasaran. Tujuan ini sangat penting dan harus

ditetapkan sebelum mengambil suatu strategi, tanpa tujuan yang

pasti perusahaan tidak akan dapat beroperasi dengan baikmeskipun memiliki kesempatan yang baik. Tujuan perusahaan

dibedakan menjadi 2, yaitu (l) tujuan umum, misalnya mencari

laba, memberikan kepuasan konsumen, dan lainJain; dan (2)

tujuan Khusus, tujuan khusus ini diperlukan sebagai pegangan

dalam melaksanakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan

pasar. Misalnya: meningkatkan kualitas produk, memperluas

pasar, mendapatkan laba untuk jangka pendek, dan lainJain.

.aha Mikro, Kecil, dan Menengah | 74

kerugian alau untuk

lupnya.

:up suatu Periode waktu Yang

pendek. Perencanaan jangka

bahkan 25 tahun) biasanYa

manaj emen maupun staf

g dihadapi sangat luas. seperti

ft.ek, periode waktunYa relatifrng . biasanya Perencanaan ini

dan menengah.Masalah Yang

ti adalah kampanye Periklananpembelian Pada musim Yang

T5 lSirri ttasbiah

BAB VIIMANAJEMEN SALURAN DISTRIBUSI

Saluran distribusi, kadang-kadang disebut saluranperdagangan atau saluran pemasaran, dapat didefinisikan dalambeberapa cara, Umumnya definisi yang ada memberikangambaran tentang saluran distribusi ini sebagai suatu rute ataujalur. Selama suatu lembaga atau perusahaan menawarkanbarang atau jasa, masalah distribusi ini tidak dapat dipisahkan.Kegiatan distribusi selalu dilakukan meskipun tidakmenggunakan perantara sebagai lembaga. Jadi, kegiatandistribusinya langsung diarahkan oleh produsen kepadakonsumennya. Namun tidak jarang para perantara ini digunakanoleh produsen uotuk mendistribusikan hasil produksinya kepadapembeli akhir.

A. Definisi Saluran DistribusiDavid A. Revzan mengatakan bahwa Saluran

merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dariprodusen ke perantara dan.akhimya sampai pada pemakai.Definisi tersebut masih bersifat sempit. Istilah barang senngdiartikan sebagai suatu bentuk fisik. Akibatnya, definisi ini Iebihcenderung menggpmlarkan pgmin{shan jasa-jasa ataukombinasi antara barang dan jasa. Selain membatasi barangyang disalurkan, definisi ini juga membatasi lembagaJembagayang ada.

Definisi lain tentang saluran pemasaran ini dikemukakanoleh The American Marketing Association, yang menekankantentang banyaknya lembaga yang ada dalam aliran/arus barang.Asosiasi tersebut menyatakan bahwa Saluran merupakan suatustruldur unit olganisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan

;anaan, yaitu :

m secara keseluruhan

n

rhunan

aan merupakan titik awal dari

ini sangat penting dan harus

ratu strategi, tanPa tujuan Yang

apat beroperasi dengan baik

yang baik. Tujuan Perusahaan

Suan umum, misalnYa mencari

sumen, dan lainJain; dan (2)

i diperlukan sebagai Pegangan

untuk memenuhi kebutuhan

kualitas produk, memperluas

ngka pendek, dan lainJain.

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah | 76

yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan pengecer,

melalui mana sebuah komoditi, produk, atau jasa dipasarkan.

Definisi kedua ini lebih luas dibandingkan dengan

definisi yang pertama. Dengan memasukkan istilah struktur,

definisi ini mempunyai tambahan arti yang bersifat statis pada

saluran dan tidak dapat membantu untuk mengetahui tentang

hubungan-hubungan yang ada antara masing-masing lembaga.

Definisi yang dipakai adalah definisi yang bersifat paling

luas, dikemukakan oleh C. Glenn lYalters,bahwa Saluran adalah

sekelompok pedagang dan agen perusahhan yang

mengkombinasikan antara pemindahan phisik dan nama dari

suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu.

Dari definisi tersebut dapat diketahui adanya beberapa

unsur pgnting, yaitu ;

1. Saluran merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara

berbagai lembaga yang mengadakan ke{a sama untuk

mencapa.i suatu tuj uan.

2. Karena anggota-anggota kelompok terdiri atas beberapa

pedagang dan beberapa agen, maka ada sebagian yang ikutmemperoleh nama dan sebagian yang lain tidak.

3. Tujuan dari saluran pemasaran adalah unhrk mencapai pasar-

pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari

kegiatan saluran

4. Saluran melaksanakan dua kegiatan penting unhrk mencapai

tujuan, yaitu mengadakan penggolongan produk dan

mendistribusikannya. Penggolongan produk menunjukkanjumlah dari berbagai keperluan produk yang dapat

memberikan kepuasan kepada pasar.

B. Definisi Manajemen SaluranKonsep tentang saluran pemasaran disini berorientasi

pada keputusan dimana fungsi-frrngsi saluran tidak dapat

dilakukan dengan baik tanpa adanya beberapa strategi. Strategi

77 I

itu sendiri tnerupakan sr

sebagai petunluk untuksaluran.

Dalam hal in i. strdengan manajemen seca

saluran. Jadi. menurut (dapat didclinrsrkan scbagi

Manajemen salurasearah didasarkan pada be

rnemindahkan barang-barirnencapai tujuan perusai

lrngkungan tertentu

C. Perentara PedagangPada dasarnya,

middlaman) bertanggungbarang yang dipasarkanpemindahan milik, kegiadengan lembaga lain yar

seperti : perusahaan trarsebaminya. Adapun lemlgolongan perantara pedaga

l. Pedagang fuar (wholeAdalah sebuah unr

kembali barang-barang ke1

atau kcpada pemakai indukomersial yang tidak menj

konsumen akhirIstilah pedagang

perantara pedagang yang t

besar dan biasanya tidakkonsumen akhir.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 76

pedagang besar dan pengecer,

)roduk, atau jasa dipasarkan.

ih luas dibandingkan dengan

memasukkan istilah struktur,

n arti yang bersifat statis pada

mtu untuk mengetahui tentang

tara masing-masing lembaga.

Jah definisi yang bersifat paling

t llalters, bahwa Saluran adalah

agen perusahaan yang

rndahan phisik dan nama dan

kegunaan bagi pasar tertentu.

pat diketahui adanya beberapa

lompok terdiri atas beberapa

r, maka ada sebagian yang ikutian yang lain tidak.m adalah untuk mencspai pasar-

merupakan tujuan akhir dari

)giatan penting untuk mencapaipenggolongan produk dan

olongan produk menunjukkanperluan produk yang dapat

l pasar.

npemasaran disini berorientasi

;i-fungsi saluran tidak dapat

rnya beberapa strategi. Strategi

C. Perantara Pedagang

Pada dasamya. perantala pedagang (merchantmiddleman) bertanggung-jawab terhadap pemilitan semuabarang yang dipasarkannya. Dalam hubungannya denganpemindahan milik, kegiatan perantara pedagang ini berb€dadengan lembaga lain yang termasuk dalam perantara agen,seperti . perusah&m transport, perusahaan pergudangan dansebagainya. Adapun lembaga-lembaga yang termasuk dalamgolongan perantara pedagang adalah :

1. Pedagang besrr (wholesaler)

Adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjualkembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain rta"atau kepada pemakai industri, pemakai lembaga, dan pemakaikomersial yang tidak menjual dalam volume yang sama kepadakonsumen akhir.

Istilah pedagang besar ini hanya digunakan padap€rantara pedagang yang terikat dengan kegiatan perdaganganbesar dan biasanya tidak melayani penjualan ec€ran kepadakonsumen akhir.

pok lembaga yang ada diantara

engadakan ke{a sama untuk

TTlSrttr ll,i:i-riir h

itu sendiri merupakan suatu rencana umum atau menyeluruh,sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan dalam kegratansaluran.

Dalam hal ini, strategi mempunyai hubungan yang eratdengan manajemen secara fisik maupun non fisik daripadasaluran. Jadi, menurut C. Glenn l[/alters, manajemen salurandapat didefinisikan sebagai berikut :

Manajemen saluran adalah pengembangan strategi yangsearah didasarkan pada berbagai keputusan yang berkaitan untukmemindahkan barang-b4rang secara fisik maupun non fisik gunamencapa.i tujuan perusahaan dan berada di dalam kondisilingkungan tertentu.

Pemberdayaan Usaha Nfikro, Kecil, dan Menengah | 78

2. Pengecer (retailer\Adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha

menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi(non bisnis). Perdagangan ec€ran meliputi semua kegiatan yang

berhubungan secara langsung dengan penj ualan barang atau jasa

kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (bukan untukkeperluan usaha)-

D. Perantara Agen

Perantara agen ini dibedakan dengan Wra$arapedagangkarena tidak mempunyai hak milik atas semua barang yangditangani.

Agen adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan

dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang

berhubungan dengan penjualan atau distribusi barang, tetapimereka tidak memiliki hak untuk memiliki barang yangdiperdagangkan

Pada dasarnya peftmtara agen digolongkan kedalam duakelompok, yaitu :

l. Agen Penunjang (Facilitating agew)Merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya

dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jasa.

Pembagiannya adalah sebagai berikut :

a. Agen pengangkutan borongan (Bulk tunsportation agent)b. Agen penyimpman (Storage agent)c. Agen pengangkutan khusus (Speciality Shipper)d. Agen penjualan dan pembeli an Qturchase dan sale.s agent)

Kegiatan agen penunjang adalah membantu untukmemindahkan barang-barang sedemikian rupa sehingga

mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dan penjual.

Jadi agen penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan darisetiap kelompok secara serempak.

2. Agen Pelengkap (Supplemental agent)

7el

Agen ini berlurdalam penyaluran barat

kekurangan-kekurangan

tidak dapat mclakukan

dengan pcnyaluran bimengganti kan n1-a. Jasa-j

a. Jasa Pembimbrngani I

b. Jasa financial

c. Jasa inlbrmasid. Jasa khusus

Berdasarkan macagen pclengkap dapat di1

a. Agen yang memtb. Agen vang mel

seperti biro rklan,c. Agen yang mel

seperti televisi, su

d. Agen khusus yan;

diatas.

E. Beberapa AlternatifBeberapa altemal

didasarkan pada jenis barl. Barang konsumsi, ditr2. Barang Industri, dituj

Kedua macam Idistribusi yang berbeda I

berbeda. Namun demiksaluran untuk kedua prkarena satu jenis baranlkonsumsi maupun baran

dapat digunakan oleh per

bakunya (termasuk baranl

ha Mikro, Kecil, dan Menengah | 78

rg melakukan kegiatan usaha

rkhir untuk keperluan Pribadileliputi semua kegiatan Yang

rn penj ualan barang atau jasa

)erluan pribadi (bukan untuk

n dengan perantara Pedaganglik atas semua barang Yang

I melaksanakan Perdaganganatau fungsi khusus Yang

rtau distribusi barang, tetaPi

rtuk memiliki barang Yang

1en digolongkan kedalam dua

9 agenl)mengkhususkan kegiatannya

ndahan barang dan jasa.

kut :

(Bulk transport at ion agent)

gent)

ceciality Shipper)

r Qrurchase dan sales agent)

g adalah membantu untuk

sedemikian rupa sehingga

dengan pembeli dan Penj ual.

rni kebutuhan-kebutuhan dari

tal agenl)

79 lSi1!i Ha sbiah

Agen ini berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahandalam penyaluran barang dengan tuj uan memperbaiki adanyakekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga laintidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungandengan penyaluran barang, maka agen pelengkap dapatmenggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukannya antara lain:a. Jasa Pembimbingan/ konsulta.ib. Jasa financialc. Jasa informasid. Jasa khusus

Berdasarkan macam jasa yang mereka tawarkan tersebut,agen pelengkap dapat digolongkan ke dalam :

a. Agen yang membantu dibidang keuangan, seperti bankb, Agen yang membantu dalam mcngambil keputusan,

seperti biro iklan, lembaga penelitian, dokterc. Agen yang membantu dalam penyediaan informasi,

seperti televisi, surat kabar, radiod. Agen khusus yang tidak termasuk dalam ketiga golongan

diatas.

E. Beberapa Alternatif DistribusiBeberapa altematif distribusi yang akan dibahas disini

didasarkan pada jenis barang dan dan segmen pasamy4 yaitu :

1. Barang konsumsi, rlitujukan untuk segrnen pasar konsumen2. Barang Indusri, ditujukan untuk segrnen pasar industri

Kedua macam barang tersebut memerlukan salurandistribusi yang berbeda karena segmen pasar yang dituju jugaberbeda. Namun demikian dapat juga dipakai satu macamsaluran untuk kedua produk tersebut. Hal ini dimungkinkankarena satu jenis barang dapat digolongkan kedalam barangkons,,msi maupun barang industri. Sebagai contoh : Tekstil,dapat digunakan oleh perusahaan konveksi kecil sebagai bahanbakunya (termasuk barang industri), tetapi juga dapat dibeli oleh

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Mencngah ] 80

konsumen rumah tangga (termasuk barang konsumsi) untuk

keperluan sendiri. Untuk mencilpai segmen pasar industri atau

segmen pasar konsumen, produsen tekstil dapat memakai

saluran distribusi yang sama, yaitu melalui pedagang besar dan

pengecer.

Dalam penyaluran barang konsumsi yang ditujukan

untuk pasar konsumen, terdapat lima macam saluran. Pada

setiap saluran, produsen mempunyai altematif yang sama untuk

menggunakan kantor dan cabang penjualan. Adapun macam-

macam saluran distribusi barang konsumsi adalah :

1. Produsen - KonsumenIni adalah salurar yang paling pendek, dan paling

sederh4na. Tanpa menggiqn akfi rf,antilta, Produsen dapat

menjual barang yang dihasilkan melalui Pos atau langsung

mendatangi rumah konsumen. Disebut juga saluran distribusi

langsung.

2. Produsen - Pengecer - KonsumenDisini pengecer besar langsung melakukan pembelian

pada produsen. Adapula beberapa produsen yang mendirikan

toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani

konsumen.

3. Produsen - Pe.dagang besar - Pengpcer - Kons-umen

Saluran seperti ini banyak digunakan oleh produs:n dan

dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. DisiniProdusen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada

pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian

oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh

konsumen dilayani oleh pengecer saja.

4. Produsen - Agen - Pengecer - KonsumenDisini Produsen memilih agen sebagai penyalumya. Dia

menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran

8t I

distribusi vang ada. Sasikepada para pengecer besr

5. Produsen - AgenKonsumen

Dalam saluran disagen sebagai pcrantara upedagang besar yang kerkecil.

Ada empat macammencapai pemakai industrtersehut adalah :

I. Produsen - pemakai I

Saluran distribusimerupakan saluran yang pz

distribusi langsung. Salurabarang industri seperti : lok2. Produsen - Distributo

Produsen barang-beaksesories atau equipmentindustri untuk mencapai

1

menggunakan distributor r

lain : produsen bahan bpembangunan, produsen ala

3. Produsen-Agen-pelBiasanya saluran d

produsen yang tidak menperusahaan yang ingin menmemasuki daerah pemasar

agen.

yaao Usaha Mikro, Kecil, dan N{enengah | 80

ermasuk barang konsumsi) untuk:ncapai segmen pasar industri atauprodusen tekstil dapat memakai, yaitu melalui pedagang besar dan

)arang konsumsi yang ditujukanJapat lima macam saluan. pada

rpunyai altematif yang sama untukrbang penj ualan. Adapun macam-rng konsumsi adalah :

/ang paling pendek, dan palinga-kan perantara. Produsen dapatlkan melalui Pos atau langsung1. Disebut juga saluran distribusi

.onSumen' langsung melakukan pembelianerapa produsen yang mendirikanrpat secara langsung melayani

nr-Pengecer-Konsumenyak digunakan oleh produsen dan

distribusi tradisional. Disiniiualan dalam jumlah besar kepadanjual kepada pengecer. pembelian

;ang besar, dan pembelian oleh:er saja.

cer - Konsumenih agen sebagai penyalumya. Dia4angan besar dalam saluran

tlJ\itti flashiah

distribusi yang ada. Sasarankepada para pengecer besar.

penjualannya terutama ditujukan

5. Produsen - Agen - pedagang Besar _ pengecer _Konpq6gn

Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakanagen sebagai perantara unh,k menyalurf..n U#ngyi't"puaupedagang besar yang kemudian menyualnya t"p"L-'ri"-ar,"kecil.

Ada empat macam saluran yang dapatdigunakan untukmencapai pemakai industri. Keempat ,u"urn ,dl**- Jistribusitersebut adalah :

l. Produsen - pemakai IndustriSaluran dishibusi dari produsen ke pemakai industri

T"i-prk} saluran yang paling pendek, a- ai.eUrtyrrga .al*andistribusi langsung. Saluran semacam ini cocok *i.rl U**g_barang industri seperti : lokomotill kapal, pesawat ,".t*g, aff .2. Produsen - Distributor Industri _ pem"kri t;;;;;. Produsen barang_barang jenis perlengkapan ,**., 0""aksesories atau equipment kecil dapat meng;r*k"" ii."iUrr.industri untuk mencapai pasarnya. produsen lain yang dapatmenggunakan distributor industn sebagai p"ry"t,r_yr'"nt".u

Iain : produsen bahan bangunan, produsen alat_alat untukpembangunan, produsen alat pendingin udara.

3. Produsen - Agen _ pemakai IndustriBiasanya saluran distribusi semacam ini dipakai olehprodusen yang tidak memiliki departemen *rn*-L,.' ,u*"

lerusahln yang ingin memperkenaikan ba.ang U*rlt , irg,"memasuki daerah pemasaran baru, Iebih ,u[u ,.nggunukun

agen.

Pemberdayaan Usaha l\fikro' Kecil, dan Menengah | 82

Distributor Industri - Pemakai

Industri . . i dapat digunakan oleh perusahaan

t*il#lffi,', mrr#H

4. Produsen agen

p€ranannya

*,"T::o's: iltiil##r',$il,#;:T##x,n:r

'ffi,'fliil,i:sffH;'I . Pe rtimban''a nJ,:-ly

l;Xi:: jlfi":ffi *'r#:1

fiTff,llfltff Sii,,flfl i*;;lioupu raktor pasar vang

'perlu di Perhat ikan a<utan '

a

r"*r'

*#Ti***T*ff"r':r"rffi:l;t#fi [f L, secara geo gran s

b

c

Untuk daerah konstkepadatan vang tlnggi rdistributor induslri

d. J umlah pesanan

.lika volume vang dibebesar atau relative

m-nggunakan distributce. Kebiasaan dalam pembt

Kebiasaan membeli d

industri sangat b€rp€n

dalam penyaluran. Tenantara lain :

- kemauan untuk mem- tertariknya pada pem

- lebih senang melaktkali

- tertariknya pada pela'

2. Pertimbangan BarangBeberapa faktor yar

barang ini antara lair

a. Nilai unitJika nilai unit dari barz

produsen cenderung un

yang panjang. TetaPi jilsaluran distribusinya per

b. Besar dan berat barang

Manajemen harus meml

hubungannya dengan

dimana besar dan bera

ongkos angkut terlalu

barangnya sehingga tperusahaan, maka sebal

E3 I

*ra Mihro, Kecil, dan Menengah | 82

rutor Itrdustri - Pemakai

t digunakan oleh Perusahaan

n bahwa unit Penjualannya

langsung. Selain itu faktor

lipertimbangkan Pula. Dalam

r penyimpanan sangat Penting

garuhi Pemilihan Saluran

fkan berbagai macam faktor

pemilihan saluran distribusi

sangat dipengaruhi oleh Pola

l,tn pasar ini meruPakan faktor

,. Beberapa fakor Pasar Yang

sar industri maka Perusahaan

menggunakan Pengecer dalam

Bamya beruPa konsumen dan

raan akan menggunakan lebih

ze kecil dalam PasarnYa, maka

an penjualan secara langsung

gafis

2. Pertimbangan BarangBeberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi

barang ini antara lain :

a. Nilai unitJika nilai unit dari barang yang drjual relatif rendah maka

produsen cenderung untuk menggunakan salu;an distribusi

yang panjang. Tetapi jika nilai unitnya relative tinggi maka

saluran distribusinya pendek atau langsung.

b. Besar dan berat baftmg

Manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam

hubungannya dengan nilai barang secara keseluruhan

dimana besar dan berat barang sangat menentukan. Jika

ongkos angkut terlalu besar dibandingkan dengan nilai

barangnya sehingga terdapat beban yang berat bagi

perusahaan, maka sebagian beban tersebut dapat dialihkan

E3 lSrrrr ll.rri,iah

Untuk daerah konsentrasi yang mempunyai tingkat

kepadatan yang tinggi maka perusahaan dapat menggunakan

distributor industri

d. Jumlah pesanan

Jika volume yang dibeli oleh pemakai produk tidak begitu

besar atau relative kecil, maka perusahaan dapat

menggunakan distributor industri.

e. Kebiasaan dalam pembelian

Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai

industri sangat berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan

dalam penyaluran. Termasuk dalam kebiasaan membeli ini

antara lain :

- kemauan untuk memb€la4iakan uangnya

- te(anknya pada pembelian dengan kredit- lebih senang melakukan pembelian yang tidak berkali-

kali- tertariknya pada pelayanan penjual

3. PertimbanganPerusahaanPada segi perusahaan, beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan adalah :

a. Sumber pembelanjaan

Penggunaan saluran distribusi langsung atau pendek

biasanya memerlukan jumlah dana yang lebih besar' Oleh

karena itu, saluran distribusi pendek ini kebanyakan hanya

dilakukan oleh perusahaan yang kuat dibidang keuangannya'

Perusahaan yang tidak kuat kondisi keuangannya akan

8sI

cenderung menggulpanJang.

b. Pengalaman dan kemSuatu perusahaan yimemasuki pasaran ba

Hal ini disehabkan tmempunyai pcngal:mengambil pelajaran

c. Pengawasan saluranPengarvasan akan L

distribusinya pendeimengawasi penyalursaluran yang pendek v

d. Pelayanan yang diberiJika produsen rnau mseperti membangun e

pembeli untuk perantabersedia menjadi peny;

4. Pertimbangan peranlPada segi peranr

dipertimbangkan a<

a. Pelayanan yang diberikJika perantara mau memisalnya dengan menyprodusen akan bersedia

b. Kegunaan perantara

Perantara akan digunakmemba*a barang procmempunyai inisiatif untbaru

c. Sikap Perantara terhadal

Pemberdayazr-n Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah I t4

kepada perantara. Jadi, perantara ikut menanggung sebagian

dari ongkos angkut.

c. Mudah rusaknya barang

Jika barang yang drjual mudah rusak maka perusahan tidak

perlu menggunakan perantara. Jika ingin menggunakannya

maka harus dipilih perantaru yang memiliki fasilitas

penyimpanan yang cukuP baik

d. Sifat teknis

Beberapa jenis barang industri seperti instalasi biasanya

disalurkan secara langsung kepada pemakai indu6tri Dalam

hal ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat

menerangkan berbagai masalah teknis penggunasn d^n

pemeliharaannya.

9. Barang standard dan Pssallan

Jika barang yang dijual berupa barang standard maka

dipelihara sejumlah persediaan pada penyalur' Kalau barang

yang dijual berdasarkan pesanan maka penyalur tidak perlu

memelihara persediaan.

f. Luasnya product line

Jika perusahaan hanya membuat satu macam barang saj4

maka penggunaan pedagang besar sebagai penyalur adalah

baik. Tetapi jika macam barangrya banyak maka perusahaan

dapat menjual langsung kepada para pengecer'

fia Mikro, Kecil, dan Men' ngah | 84

ra ikut menanggung sebagian

I rusak maka Perusahan tidak

Jika ingin menggunakannya

ru yang memiliki fasilitas

;n s€perti instalasi biasanYa

)ada pemakai industri. Dalam

rpunyai penjual yang daPat

lah teknis penggunaan dan

rupa barang standard maka

r pada penyalur. Kalau barang

an maka penyalur tidak Perlu

,uat satu macam barang saja

,€sar sebagai Penyalur adalah

gnya banyak maka Perusahaan

r para pengecer.

beberapa faktor yang Perlu

t5 lSrrrr tl ashiah

cenderung menggunakan saluran distribusi yang lebihpanjang.

b. Pengalaman dan kemampuan manajemenSuatu perusahaan yang menjual barang baru, atau inginmemasuki pasaran baru, lebih suka menggunakan Wrantara.Hal ini disebabkan karena umumnya para perantara sudahmempunyai pengalaman, sehingga manajemen dapatmengambil pelajaran dari mereka.

c. Pengawasan saluran

Pengawasan akan .lebih mudah dilakukan bila salurandistribusinya pendek. Jadi, perusahaan yang inginmengawasi penyaluran barangnya cenderung memilihsaluran yang pendek walaupun ongkosnya tinggi.

d. Pclayanan yaog diberikan sleh penjua!Jika produsen mau memberikan pelayanan yang lebih baikseperti membangun etalase (ruang peragaan), mencarikanpembeli untuk perantar4 maka akan banyak perantara yangbersedia menjadi penyalumya.

4. Pertimbangan PerantaraPada segi perantara, beberapa faktor yang perludipertimbangkan adalah :

a. Pelayanan yang diberikan oleh perantaraJika perantara mau memberikan pelayanan yang lebih baik,misalnya dengan menyediakan fasilitas penyimpanan, makaprodusen akan bersedia menggunakannya sebagai penyalur.

b. Kegunaan perantara

Perantara akan digunakan sebagai penyalur apabila ia dapatmembawa barang produsen dalam persaingan, dan selalumempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang barangbaru

c. Sikap Perantara terhadap kebijaksanaan produsen

,usi langsung atau pendek

dana yang lebih besar. Oleh

pendek ini kebanYakan hanYa

rg kuat dibidang keuangannYa-

t kondisi keuangannYa akan

Kalau perantara bersedia menerima resiko yang dibebankan

oleh produsen, misalnya resiko turunnya harga, maka

produsen dapat memilihnya sebagai penyalur. Hal ini dapat

memperingan tanggung jawab produsen dalam menghadapi

berbagai macam resiko.

d. Volume penjualan

Dalam hal ini , produsen cenderung memilih perantara yang

dapat menawarkan barangnya dalam volume yang besar

untuk jangka wal<tu lama

e. Ongkos

Jika ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan

dengan digunakannya perantara, maka hal ini dapat

dilaksanakan terus

G. Menentukan Banyaknya PenyalurSetelah menentukan banyaknya saluran distribusi yang

akan dipakai, perusahaan/produsen perlu menentukan jumlah

perantara untuk ditempatkan sebagai pedagang besar atau

pengecer. Dalam hal ini produsen mempunyai tiga altematifpilihan, yaitu :

I . Distribusi IntensifDistribusi Intensif ini dapat dilakukan oleh produsen yang

menjual barang konvenien. Perusahaan berusaha

menggunakan penyalur, terutama pengecer sebanyak-

banyalnya untuk mendekati dan mencapai konsumen.

Semua ini dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan

kebutuhan konsumen. Sedangkan untuk barang industri,

distribusi intensif ini biasanya terbatas untuk jenis operating

supplies atau barang standard lainnya, seperti obeng, minyakpelumas, dan lainnya.

2. Distribusi SelektifPerusahaan yang menggunakan distribusi selektif iniberusaha memilih suatu jumlah pedagang besari pengecer

8',7 |

yang terbatas dalam

saluran inr dipakar unttshopping atau barangacccssory equipment pr

ini dirnaksudkan untukmenquntungkan dan

dcngan j umlah rransaksi3. Distribusi trksklusil

Distribusi eksklusif inihanya menggunakan sidalam daerah pasar ten(rnenj ual produknya keppengecer saja. Pada tbanyak dipakai :

a. Untuk barang-barang

b. Apabila penyalur b<

jumlah besar sehin;

memilih produk yang

c. Apabila produk yan6

penj ualan (pemasanl

pendingin udara (ACSetelah dikerahui pr

penyalur yang digunakan o

dapat diadakan pembandkonsumsi.

Pemberdayaan Usaha Nlikro, Kecil, dan Menengah I t6

r Usaha Mikro, Kecil, da;r Menengah | 86

enerima resiko yang dibebankan

resiko turunnya harga, maka

. sebagai penyalur. Hal ini daPat

/ab produsen dalam menghadaPi

:nderung memilih Perantara Yang

nya dalam volume Yang besar

uran barang dapat lebih ringan

:rantara, maka hal ini daPat

lenyalurLnyaknya saluran distribusi Yanglusen perlu menentukan jumlah

sebagai pedagang besar atau

lusen mempunyai tiga alternatif

rt dilakukan oleh Produsen Yang

enien. Perusahaan berusaha

terutama pengecer sebanYak-

kati dan mencapai konsumen.

unttrk mempercePat Pemenuhandangkan unruk barang industri,

rya terbatas untuk jenis oPerating

rrd lainnya, seperti obeng, minYak

ilnakan distribusi selellif tnt

umlah pedagang besar/ pengecer

t7 l:., 1it, ti asbiah

yang terbatas dalam suatu daerah geografis. Biasanvasaluran ini dipakai untuk memasarkan produk baru, barangshopping atau barang special, dan barang industri lenisaccessory equipment. penggunaan saluran distribusi selektifini dimaksudkan untuk meniadakan penyalur yang tidakmenguntungkan dan meningkatkan volumedengan jumlah transaksi Iebih terbatas.

3. DistribusiEksklusif

penj ualan

Distribusi eksklusif ini dilakukan oleh perusahan denganhanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecerdalam daerah pajar tertentu. Jadi produsen/ penyedia hanyamenjual produknya kepada satu pedagang besar atau satupengecer saja. pada umumnya, distribusi eksklusif inibanyak dipakai :

a. Untuk barang-barang spesialb. Apabila penyalur bersedia membuat persediean 6s1u1;1

jumlah besar sehingga pembeli lebih leluasa dalammemilih produk yang akan dibelinya

c. Apabila produk yang dijual memerlukan servis sesudahpenjualan (pemasanga4 reparasi, dsb), misalnya alatpendingin udara (AC), almari es dan lainJain.Setelah diketahui panjangnya saluran dan banyaknya

penyalur yang digunakan oleh produsen. Secara keseluruhandapat diadakan pembandingan unh* jenis-jenis barangkonsumsi.

r

Jenis BarangKonsumsi

AlternetifStrategi

Dislribusi

Pola Distribusidlm Pasar yang

ada

Konvenien

Shopping

Spesial

Umumnya panlang

Umumnya sedang

Umumnya Pendek

lntensilSelektilEksklusif

Menyebar (banyak)

Jarang (beberapa)

Terpusst (s8tu)

Pember-layaan Usaha Miko, Kecil dan Menengah I Et

Tabel 7.1 Alternatif Strategi Distribusi untuk Barang Konsumsr

Berdasarkan IntensitasnYa

H. Pengendalian Saluran Distribusi

Pengendatian saluran distribusi dapat menjadi suatu

masalah yang sulit bagi perusahaan yang mengandalkan fungsi

perdagangan besar dan eceran pada penyalur tertentu saja

(penyalur independen). Karena penyalur independent tersebut

melaksanakan kegiatan bisnisnya untuk kepentingan sendiri,

artinya, mereka hanya tertarik untuk menjual barang yang dapat

meningkatkan laba mereka.

Produsen yang menjual melalui penyalur indipenden

tersebut harus dapat merancang produk dan progam pemasaran

yang menarik. Untuk membuat agar p€nyalur independent dapat

lebih terikat pada produsen, maka produsen harus mengambil

beberapa kebij aksanaan sePerti :

1. Produsen harus menyatakan bahwe tugasnya tidak berakhir

pada saat produk te{ual, tetapi rnasih perlu memberikan

pelayanan sesudah penjualan kepada pembeli akhir'

2. Produsen harus menyatakan bahwa masalah yang dihadapi

penyalur merupakan masalah bagi produsen dan tidak dapat

diabaikan j ika ingin mempertahankan posisi pasarnya'

3. Produsen harus memberi ganti kepada penyalur atas garansi

dan servis lain yang diberikannya kepada para pemb€li'

4. Produsen harus dapat memberikan semangat kepada

p€nyalur dengan memberi sejumlah insentif. Beberapa

teknik pemberian insentifyang dapat digunakan antara lain :

a. Konsesi harga

E9 lsrrrr lJashiah

b. Bantuan keuan;c. Proteksi

PanjangnyaSaluran

Pola Distribusidlm Pasar Yang

ada

Terpusat (satu)

Menyebar (banYak)

Jarang (beberaPa)

ra Mikro, Kecil dan MenenPh I tE

,usi untuk Barang Konsumsl

nsltasnyaAlt€rnatifStrategi

Distribusinteflsif;elektiflksklusif

E9lSrtr, llasbialr

b. Bantuan keuangan

c. Proteksi

usi

rlbusi daPat meltadi suatu

n yang mengandalkan fungsi

rada Penyalur tertentu saja

rnyalur independent tersebut

untuk kep€ntingan sendiri'

ik menjual barang Yang daPat

melalui Penyalur indiPenden

oduk dan Program Pemasaran

ar penyalw independent dapat

a produsen harus mengambil

,ahwa tugasnya tidak berakhir

api masih Perlu memberikan

:epada P€mbeli akhir'

)ahwa masalah Yang dihadapi

bagi produsen dan tidak daPat

.hanJran Posisi Pasarnya'

i kepada PenYalur atas garansl

nya kePada Para Pembeli'

:mbenkan semangat kepada

sejumlah insentif BeberaPa

g dapat digunakan antara lain :

Miluo, Kecil, dan Menerrgal | 150

)C) yang merupakan unitsi yang mengembangkan

iembangan kewirausahaan.g bermitra dengan lembagata inti-plasma yang disertainengaitkan bisnis berskalarsi da,r UMKM. ApabilalM telah menjadi fokus*a di dalam praktik akanri bukan saja oleh lembaga)€ngusaha besar yang tetap:untungan yang signifikanmUMKM.

l5llSirti ltashinh

DAFTARPUSTAKA

Ali, Surya Dharma. 2007. Komitmen l,emberuiayaan LIMKMdan Koperasi. Disampaikan pada Seminar prospek

Usaha Kecil dan Menengah, Lembaga UsahaPengembangan Masyarakat Jakarta.

Baswir, Rewisond. 1997. Agenda Ekonomi Keralqtatan. pustaka

Pelajar: Yogjakarta.

Conry, E.J., G.R. Ferrera dan K.H. Fox_ 1986. The LegalEnvironment of Business, Dubuque, IA: Wm. C.Brown.

Corl McDaniel Jr. 1979. Marketing, An Integrated ApproachHorper & Row. Publishers, lnc, New York.

Crook, Clive. 2001. "Globalization and its Critics"Economist, 29 September.

Tlte

Drucker, Peter F. 1988. Inovasi dan Kewirdswastaan, Praktekdan Dasar- Dasar. Jakarta: Erlangga.

Friedman, Thomas. 2000. The Lents and the Olive Tree,

London: Harper Collins.

Hardjosoekarto, Sudarsono. 1994. N ilai-nila i Koryras i : Antara

Oportunisme dan ldentitas Koperasi. Jakarta: Centre

for Strategic and Intemational Studies.

Hariyono. 2003. "Koperasi Sebagai Strategi Pengembangan

Ekonomi Pancasila", .lurnal Ekonomi Rakyat, I1(4),

Juli.

Pemberdayiran Usaha Mrkro, Kccil, d rn N{enengah i 152

Kaplan, Robert S., and Anthony A. Atkinson. 199g. AdvancedManagement Accounting. 3rd edition. New Jersey:Prentice Hall Intemational, Inc.

Kaplan, Robert S and David p. Norton. 1996. The BalancedScorecard: Translating Strategt into Actions. Boston,MA: Harvard Business School press.

2000 The Strategt Focused Organization:How Balanced Scorecard Companies Thrive in theNew Business Environment. Boston, MA: HarvardBusiness School Press.

Kotler, Philip .1997 .. Manajemen pemasaran : Analisis,Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Edisi Revisi.Edisi bahasa Indonesia. Prentice Hall

Kuncoro Mudrajad. 7997. Ekonomi Pembanguun, Teori,Masalah dan Kebijakan,. yogyaka(a: UppAMpYKPN.

Lipsey, Richard G. 1980. An Introduction to positiveEconomics. l.ondon: Weidenfeld and Nicolson.

Marcus, Burton. 1980. Modern Marketing Management, EdisiKedua, Random House, New york.

Muhandri, Tjahja. "Stategi Penciptaan Wirausaha Kecil danMenengah yarrg Tangguh", Jurrwl pengkal ianKoperasi dan UKM,Yol l(l), 2006

ls3 |

Ncllo. Susan Ser

Cooperatrr

Cypriot INrt2000 -l

Studies. tsr

North, D.C. 199(

l't'rJbrman

Press.

O'RaU'erty, Simon

Sector Ints,\lL.s: n

Tersedia d:

ations/GIN

Partomo, Tiktik Sar

Ekonomi Ikedua. Jak,

Pasda, Salamun, Sit

Pasar 'frac

Kompetiti;f

l'inggi Kt

Republik lt

Peterson, Chris.('ompelili|

University.

Kotler, Philip, Gary Armstrong. 1996. Dasar-dasar pemasaran.

Jilid 2. Edisi Bahasa Indonesia. prentice Hall

Partadiredja. Ace

Bhratara.

<ro, Ke.cil, dan Meri€ngah | 152

.kinson. 1998. Advancedd edition. New Jersey:

)n. 1996. The Balancedgl into Actions. BostonPress.

Focused Organization:tmpanies Thrive in theBoston, MA: Harvard

emasaran : Analisis,m Kontrol. Edisi Revisi.e Hall

la s ar -das ar P emas aran.Prentice Hall

Pembangwwn, Teori,

/ogyakarta: UPPAMP

'oduction to Positived and Nicolson.

ng Management, Edisik.

Wirausaha Kecil dan

Jurnal Pengkajian006.

l53 lSitti llasbiah

Nello,

North, D.C. 1990. Institutional Change, andPerformance, Cambridge: CambridgePress.

Susan Senior. 2000. "The Role of AgriculturatCooperatives in the European Union: A Strategy fbrCypriot Accession?", EUI Working Paper R\CNo.2000/12, Robert Schuman Centre for AdvancedStudies, European University Institute, Florence.

Economic

University

O'Rafferty, Simon dan Frank O'Connor, The Role of PublicSector Interyention in Product Development ll/ithinSMEs: Managing the Sustainability Message

Tersedia di: www.edcw.orglpublic/uploaddfi leVpublicationVGIN2006jublic_sector_intervention. pdf.

Partadiredja, Ace- 2000. Marmjemen Koperasi. Jakarta:

Bhatara.

Partomo, Tiktik Sartika dan Abd. Rachman Soejoedono. 2002

Ekonomi Skalo Kecil/Menengoh dan Koperasi, edisikedua. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pasda Salamuq Sitti Hasbia[ Muhammad Hasan. Revitalisasi

Pasar Tradisional di Kota Makassar, Penelitian Hibah

Komrytitif Nasional Direhorat Jenderal Pendidikon

Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia. Laporan Penelitian.

Peterson, Chris. 2005. "Searching forCompetitive Advantoge", mimeo,University.

a CooperaliveMichigan State

I

T

Pemberdayaan Us$a Mikro, Kecil, dan Menengah I l5i

Pitman, Lynn. 2005. "Cooperatives in Wisconsi" ", mimeo'

University of Wisconsin Center for Cooperatives'

Madison.

lssl\ Hashiil

Pohlmeler, torenz- 1990. " Recent Developments in the World

Bank's Approach to Cooperative SuPPort in Africa",

makolah dalam the World Bank Seminar on "Donor

Support for the Promotion of Rural Cooperativcs in

Developing Countries: Special Emphasis SubSaharan

Africa", Januari 16-17, Washington, D C'

Prijono, Onny S dan Pranaka (eds.). 1996' Pemberdayaan:

Konsep, Kebrjal.ran dan Implementas'' Jakarta: CSIS'

Raghavan, Chakavarty. 1990- "Recolonization: The Uruguay

Round, GATT and The South' Penang: Third World

Network

Rahardjo, Dawam M. 2002. "Development Policies in Indonesia

and the Growth of Cooperatives", Prisma' The

I ndones i an I ndicat or, No'23'

Rahardjo, Dawam M. 2002. "Apa Kabar Koperasi Indonesia"'

KomPas, Jumat, 9 Agustus'

Setyari, Ni Putu Wiwin. Dinamika Pengembangan UMKM di

Indonesia, 2OO7' Tersedia

di: ejoumal.unud.ac id/abstrak/dinamika%20pengemba

ngan%2Oumkm. Pd.

Building P

Srlr'Es, Berji

Simons, Robert. 200(

Systems .fo,Prentice Hal

Sritua Arief. 1998 P,

Pemberdayc

Bandung. Pr

Stanton, William J.

kelima, Kog

Stiglitz, Joseph. 2003

York: W. W

Widjaja, l{Aw. 2002

Cetakan Per

Jakarta.

Simamora, Manaek. 2006

Mechanisms to

"Policy APProaches and SuPPort

Deve lop, Nurture and Promote

Innovation in Indonesia", National l{orl<shop on Sub-

National Innovation Systems and Technologt Capacity

kro, Kecil, dan Menengah | 154

in Wisconsin", mimeo,

:enter for CooPeratives.

,velopments in the [4/orld

ative SupPort in Africa" ,

]ank Seminar on "Donor

of Rwal CooPeratives in

ial Emphasis SubSaharan

,ington, D.C.

). 1996. PemberdtYaan:

?mentas i. Jakarta: CSIS.

onization: The UruguaY

h. Penang. Third World

rment Policies in Indonesia

rperatives", Prisma, The

.abar Koperasi Indonesia",

P engembangan LIMKM di

tO7. Tersodia

ak/dinamika%20Pen gemba

r Approaches and SuPPort

r, Nurtur€ and Promote

Valional l{orkshoP on Sub-

s and Technolog/ CaPacitY

f55 lSitii flasbiah

Building Policies to Enhance Oompetitiveness ofSnr'Es, Beijing, October 2006.

Simons, Robert. 2000. Performance Measurement and Control

Systems for Implementing Strategt. New Jersey:

Prentice Hall International, Inc.

Sritua Arief. 1998. Pembangunanisme dan Ekononi Indonesia:

Pemberdayaan Rakyat dalam Arus Globolisast.

Bandung: Penerbit Zaman.

Stanton, William I. 1978. Fundamentals of Marketing, Edisikelima, Kogakhusa, Mc.Graw-Hill, Tokyo.

Stiglitz, Joseph. 2003. Globalization and lts Discontents. NewYork: W. W. Norton & ComPanY.

Widjaja, l{AW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom,

Cetakan Pertama Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Jakarta.

I

I

l

Pemberdalzan Usaha Miko, Kecil, dan Menengah I t56

TENTANG PENULIS

Dr. Hj- Sitti Hasbiah' M'Si"

Lahir di Bantaeng, 15 Desember 1967'

Pendidikan Sarjana 51 (1990) Pada

Progam Studi Pendidikan

Ekonomi/Pendidikan Koperasi IKIP

Ujung Pandang. Program Megister

tfSSgi Pada Program Studi

Manajemen Agribisnis Unhas

Makassar. Tahun 2005 menyelesaikan

Program Doltor dalam Bidang

Ekonomt Manajemen di Universitas Padjajaran Bandung

Pekerjaan staf Pengalar pada Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi UNM' Selain itu juga mengalar pada

Program Pascasarjana UNM dan beberaPa Pergunuln unggr

lainnya di Makassar. Selain menga'1 ar juga aktif dalam

berbagai kegiatan ilmiah seperti Penelitian dan

pengabdian Pada masyarakat dalam bidang ilmu sosial dan ilmu

ekonomi, juga Penul is dan Pemakalah Pada jurnal -jumal ilmiah

baik nasional mauPun intemasional. Buku Yang meruPakan hasil

penelitian Yang telah diPublikasikan antara lain berjudul

Revitalisasi Pasar T

Tradisional dalam

Kelembagaan.

radisional: Meningkatkan DaYa Saing Pasar

Perspehi f Manajemen dan Ekonomt

melakukan