1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan yang ...

57
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan yang bergizi adalah makanan yang berisi semua zat gizi yang penting dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sayur dan buah merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan. Vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur dan buah berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh. Sayur tertentu menyediakan karbohidrat, seperti wortel dan kentang sayur, sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh seperti alpukat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi sayur dan buahmerupakan salah satu bagian penting dalam mewujudkan gizi seimbang (Kemenkes, 2014). Pada anak usia sekolah, tubuh memerlukan zat gizi tidak hanya untuk proses kehidupan, tetapi lebih dari itu juga untuk pertumbuhan dan perkembangan kognitif. Oleh sebab itu anak memerlukan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak, dan protein; dan juga zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral (Briawan, 2017). Bagi masyarakat Indonesia khususnya balita dan anak usia sekolah dianjurkan untuk mengonsumsi sayur dan buah 300 400 gram per hari dan bagi remaja dan orang dewasa sebanyak 400 600 gram per orang per hari. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi tersebut adalah porsi sayur (Kemenkes, 2014). Konsumsi sayur dan buah pada anak masih sangat minim dan masih belum sesuai dengan rekomendasi, oleh sebab itu sekarang ini tengah berjalan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) oleh Pemerintah yang salah satu bentuk kegiatannya adalah konsumsi sayur dan buah setiap hari. Menurut data Badan Penelitian dan Pengembanpgan Kesehatan (Balitbangkes) dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015, konsumsi kelompok sayur dan olahannya pada penduduk Indonesia masih rendah yaitu 57,1 gram/orang/hari, dan juga

Transcript of 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan yang ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanan yang bergizi adalah makanan yang berisi semua zat gizi

yang penting dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Sayur dan buah merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat

pangan. Vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur dan buah

berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh.

Sayur tertentu menyediakan karbohidrat, seperti wortel dan kentang

sayur, sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh

seperti alpukat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi sayur dan

buahmerupakan salah satu bagian penting dalam mewujudkan gizi

seimbang (Kemenkes, 2014).

Pada anak usia sekolah, tubuh memerlukan zat gizi tidak hanya

untuk proses kehidupan, tetapi lebih dari itu juga untuk pertumbuhan dan

perkembangan kognitif. Oleh sebab itu anak memerlukan zat gizi makro

seperti karbohidrat, lemak, dan protein; dan juga zat gizi mikro seperti

vitamin dan mineral (Briawan, 2017).

Bagi masyarakat Indonesia khususnya balita dan anak usia sekolah

dianjurkan untuk mengonsumsi sayur dan buah 300 – 400 gram per hari

dan bagi remaja dan orang dewasa sebanyak 400 – 600 gram per orang

per hari. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi tersebut adalah

porsi sayur (Kemenkes, 2014).

Konsumsi sayur dan buah pada anak masih sangat minim dan masih

belum sesuai dengan rekomendasi, oleh sebab itu sekarang ini tengah

berjalan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) oleh

Pemerintah yang salah satu bentuk kegiatannya adalah konsumsi sayur

dan buah setiap hari. Menurut data Badan Penelitian dan

Pengembanpgan Kesehatan (Balitbangkes) dalam Profil Kesehatan

Indonesia tahun 2015, konsumsi kelompok sayur dan olahannya pada

penduduk Indonesia masih rendah yaitu 57,1 gram/orang/hari, dan juga

2

pada kelompok buah serta olahannya yaitu 33,5 gram/orang/hari. Data

Riskesdas 2013 menyebutkan sebanyak 93,5% penduduk usia >10 tahun

mengonsumsi sayur dan buah dibawah anjuran. Pada Provinsi Sumatera

Utara, persentase kurang mengonsumsi sayur dan buah berada >90%.

Sementara itu menurut data Riskesdas Sumut 2007, pada Kabupaten Deli

Serdang persentase penduduk ≥10 tahun yang kurang makan sayur dan

buah ada pada angka 95,2%. Kondisi ini sejalan dengan temuan hasil

Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) dalam Studi Diet Total (SDT)

2014 bahwa konsumsi penduduk terhadap sayur dan buah serta segala

olahannya masih rendah (Balitbangkes, 2014).

Kurangnya konsumsi sayur dan buah dapat memberikan

dampakburuk pada mata, juga dapat menyebabkan anemia dengan gejala

seperti lemah, letih, lesu, kurang konsentrasi dan malas pada anak.

Konstipasi juga akan menjadi penyakit yang akan dialami bila anak kurang

mengonsumsi sayur dan buah (Yuliarti, 2008).

Salah satu upaya untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah

pada anak adalah dengan pendidikan gizi. Menurut Gill (2002) dalam

Muslihah (2017), pendidikan gizi adalah aktivitas pendidikan yang

terencana pada sekelompok orang tertentu dan bertujuan untuk

meningkatkan perilaku gizi yang sehat. Pendidikan gizi dapat membantu

setiap individu dan masyarakat dalam praktik dan perilaku hidup sehat

dengan cara memberikan informasi bagaimana mengatasi pengaruh

faktor individu, lingkungan, dan kebijakan dalam pilihan makanan dan

perilaku makan. Pendidikan gizi sangat penting dalam upaya

meningkatkan kebiasaan makan dan pemilihan makanan yang tepat

(Muslihah, 2017).

Pendidikan gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya

dengan penyuluhan tentang gizi. Penyuluhan adalah proses aktif yang

memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun

proses perubahan perilaku, yang merupakan perwujudan dari

pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang yang diamati oleh orang

lain, baik secara langsung ataupun tidak langsung (Maulana, 2009). Media

3

atau alat peraga merupakan salah satu sarana penting dalam proses

pendidikan gizi. Salah satu alat atau peraga sederhana dalam pendidikan

gizi adalah leaflet.

Leaflet adalah selembar kertas yang dilipat berisi tulisan tentang

suatu masalah dan disertakan dengan saran dan tujuan tertentu. Salah

satu keuntungan leaftlet adalah lebih informatif dan jangkauan dapat lebih

luas (Supariasa, 2012). Hal ini sejalan dengan penelitian Saputra, dkk

(2016), yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

pada pengetahuan, konsumsi sayur dan buah siswa sebelum dan

sesudah edukasi melalui media leaflet.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukandi tiga lokasi SD di

Kecamatan Lubuk Pakam yaitu SDN 104244 Jati Sari, SDN 105349 Paluh

Kemiri, dan SDN 104242 Lubuk Pakam. Dengan alat ukur berupa

kuesioner sebanyak 10 pertanyaan meliputi pengetahuan, sikap dan

ketersediaan sayur dan buah. Perolehan hasil skor terendah terdapat

pada siswa di SDN 105349 Paluh Kemiri.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet tentang

Sayur dan Buah terhadap Pengetahuan, Sikap dan Asupan Vitamin,

Mineral siswa SDN 105349 Paluh Kemiri”.

B. Perumusan Masalah

Adakah Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet Tentang Sayur

dan Buah terhadap Pengetahuan, Sikap dan Asupan Vitamin,

Mineral Siswa SDN 105349 Paluh Kemiri ?.

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet tentang

Sayur dan Buah terhadap Pengetahuan, Sikap dan Asupan

Vitamin, Mineral siswaSDN 105349 Paluh Kemiri.

2. Tujuan Khusus

a. Menilai Pengetahuan siswa SDN105349 Paluh Kemiri tentang

sayur dan buah sebelum dan sesudah penyuluhan dengan

media leaflet.

b. Menilai Sikap siswa SDN 105349 Paluh Kemiri terhadap sayur

dan buah sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media

leaflet.

c. Menilai Asupan Vitaminsiswa SDN105349 Paluh Kemiri

sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media leaflet

tentang sayur dan buah.

d. Menilai Asupan Mineral siswa SDN 105349 Paluh Kemiri

sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media leaflet

tentang sayur dan buah.

e. Menganalisis Pengetahuan siswa SDN 105349 Paluh Kemiri

tentang sayur dan buah sebelum dan sesudah penyuluhan

dengan media leaflet.

f. Menganalisis Sikap siswa SDN 105349 Paluh Kemiri terhadap

sayur dan buah sebelum dan sesudah penyuluhan dengan

media leaflet.

g. Menganalisis Asupan Vitamin siswa SDN 105349 Paluh Kemiri

sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media leaflet

tentang sayur dan buah.

h. Menganalisis Asupan Mineral siswa SDN 105349 Paluh Kemiri

sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media leaflet

tentang sayur dan buah.

5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sampel

Sebagai informasi tentang pentingnya sayur dan buah dan

bagaimana pengaruhnya terhadap asupan vitamin dan mineral.

2. Bagi Peneliti

a. Pengembangan kemampuan peneliti untuk melakukan riset

atau penelitian tentang gizi.

b. Menambah wawasan terkait konsumsi buah dan sayur pada

anak sekolah.

c. Serta sebagai media pengembangan kompetensi diri sesuai

dengan bidang keilmuan yang diperoleh selama perkuliahan.

3. Bagi Instansi Terkait

a. Sebagai masukan atau informasi mengenai masalah gizi yang

dihadapi anak sekolah.

b. Sebagai acuan untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah

pada anak sekolah.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak Usia Sekolah

1. Pengertian

Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa karena mereka

adalah generasi penerus yang akan menentukan kualitas bangsa di masa

yang akan datang (Sinaga, 2017). Kategori anak sekolah adalah anak

usia 7 – 12 tahun. Dalam usia tersebut penambahan berat badan terjadi

sekitar 2 kg dan tinggi badan 5 – 6 cm setiap tahunnya (Dewi, 2013).

Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal antara lain dipengaruhi

oleh jumlah dan kualitas asupan zat gizi yang diberikan dalam makanan

(Sinaga, 2017). Kelompok anak sekolah ini, merupakan kelompok rentan

gizi, kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi,

bila masyarakat kekurangan penyediaan bahan makanan (Susilowati,

2016).

2. Kebutuhan Zat Gizi

Fungsi gizi pada anak usia sekolah antara lain adalah memberikan

bahan pembangun untuk pertumbuhan, menyediakan kebutuhan energi

untuk aktivitas fisik, membantu menjaga daya tahan tubuh terhadap

infeksi, serta menjamin ketersediaan gizi dalam tubuh untuk kebutuhan

pertumbuhan pada saat remaja (Fikawati, 2017). Untuk gizi anak harus

memenuhi komposisi 15% protein, 35% lemak, 50% karbohidrat, vitamin

dan mineral. Bentuk dan susunan tergantung dari jenis kelamin, usia,

aktivitas, dan kondisi fisik anak (Akhmad, 2014). Kebutuhan gizi anak usia

sekolah dapat dilihat pada tabel 1.

7

Tabel 1. Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah Berdasarkan AKG 2013

Zat Gizi Anak 4 – 6 tahun

Anak 7 – 9 tahun

Anak 10 – 12 tahun

Laki-laki Perempuan

Energi (Kal) 1600 1850 2100 2000

Karbohidrat (g) 220 254 289 275

Protein (g) 35 49 56 60

Lemak (g) 62 72 70 67

Vitamin A (mcg) 450 500 600 600 Vitamin D (mcg) 15 15 15 15

Vitamin E (mg) 7 7 11 11 Vitamin K (mcg) 20 25 35 35 Vitamin C (mg) 45 45 50 50 Tiamin (mg) 0,8 0,9 1,1 1,0 Riboflavin (mg) 1,0 1,1 1,3 1,2 Niasin 9 10 12 11 Vitamin B6 0,6 1,0 1,3 1,2

Vitamin B12 1,2 1,2 1,8 1,8

Kalsium 1.000 1.000 1.200 1.200

Fosfor 500 500 1.200 1.200

Magnesium 95 120 150 155

Zat Besi 9 10 13 20

Seng 5 11 14 13

Iodium 120 120 120 120

Selenium 20 50 20 20

Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013

3. Masalah Gizi Anak Sekolah

Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan status gizi

anak di negara-negara berkembang, yaitu penyakit infeksi dan konsumsi

makanan yang kurang memenuhi kebutuhan gizi (Sinaga, 2017). Keadaan

kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi, yaitu kualitas hidangan

yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Apabila tingkat kesehatan

gizi tidak baik, maka timbul penyakit gizi. Yang menonjol adalah kurang

kalori dan kurang protein, kurang vitamin A, yodium, zat besi, vitamin, dan

mineral lainnya (Adriani, 2012).

Salah satu masalah defisiensi zat gizi pada anak adalah defisiensi

vitamin dan mineral. Menurut data PGS (Pedoman Gizi Seimbang) tahun

2014, 63,3% anak >10 tahun tidak mengonsumsi sayur dan 62,1% tidak

8

mengonsumsi buah. Padahal sayur dan buah di Indonesia banyak sekali

macam dan jumlahnya (Kemenkes, 2014). Zat gizi mikro seperti vitamin

dan mineral hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil, namun mempunyai

peran esensial untuk kesehatan (Almatsier, 2010).

4. Prinsip Gizi Seimbang untuk Anak Usia Sekolah

Ada beberapa alasan mengapa kebutuhan gizi anak sekolah perlu

diperhatikan, antara lain :

a. Usia Sekolah

Usia sekolah merupakan masa pertumbuhan paling pesat kedua

setelah masa balita. Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi fisik

dan mental anak. Makanan yang kaya akan nutrisi sangat

mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang

dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal.

b. Selalu Aktif

Anak usia sekolah merupakan usia yang senang bermain dan

senang menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui

lingkungan sekitar. Untuk itu, perlu asupan gizi dan energi yang

banyak untuk menunjang aktivitas fisiknya.

c. Perubahan Sikap terhadap makanan

Anak usia sekolah tidak dapat ditebak selera makanan yang

disenangi. Perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, salah satunya adalah adalah pengaruh dari luar.

Pada masa-masa inilah, perhatian terhadap pengaruh pola

konsumsi makanan sangat penting.

d. Tidak Suka Makanan yang bergizi

Anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengonsumsi

makanan-makanan yang ia perlukan untuk masa pertumbuhan.

Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah

makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna

yang cerah sehingga menarik untuk dikonsumsi (Susilowati,2016).

9

B. Sayur dan Buah

1. Pengertian Sayur

Sayur mayur merupakan bahan makanan yang berasal dari

tumbuhan (bahan makanan nabati). Bagian tumbuhan yang dapat dibuat

sayur, mungkin daun (sebagian besar sayur adalah daun), batang (wortel

adalah umbi batang), bunga (jantung pisang), buah muda (kacang

panjang, labu, nangka muda) dapat dikatakan bahwa semua bagian

tumbuhan dapat dijadikan bahan makanan sayur (Achmad, 2010).

2. Manfaat Sayur

Meskipun rasanya tidak selezat bahan makanan hewani, namun

sayur perlu dikonsumsi setiap hari agar tubuh kita tetap sehat karena

didalamnya tidak hanya mengandung zat gizi yang penting bagi

kesehatan tubuh seperti berbagai macam vitamin dan mineral. Beberapa

sayur juga memiliki manfaat yang dahsyat bagi tubuh yakni mampu

menurunkan kolesterol, kadar gula, mencegah penyebaran sel kanker,

menyembuhkan luka lambung, sebagai antibiotik, mengurangi serangan

rematik, mencegah diare, menyembuhkan rasa sakit kepala dan lain

sebagainya (Moehji, 2017).

Menurut Rubatzky (1998) dalam Farisa, 2012, berdasarkan

kandungan gizi utama sayur dapat dikelompokkan menjadi sebagai

berikut:

a. Sumber Karbohidrat seperti kentang, ubi jalar, biji kacang kering,

ubi kayu, uwi, dan talas.

b. Sumber Lemak seperti biji matang, beberapa kacang-kacangan

dan cucurbit (labu-labuan).

c. Sumber Protein seperti kapri, kacang-kacangan, jagung manis,

dan kubis-kubisan.

d. Sumber Provitamin A seperti wortel, ubi jalar (berdaging kuning

atau jingga), cabai merah, kapri, sayuran daun hijau, dan kacang

hijau.

e. Sumber Vitamin C seperti kubis-kubisan, tomat, biji kacang muda,

10

dan berbagai sayuran daun.

f. Sumber Mineral seperti kubis-kubisan dan sebagian besar

sayuran daun lainnya.

3. Jenis Sayur

Sayur dapat di klasifikasikan menjadi 6 jenis, yaitu (Indrati, 2014) :

a. Sayuran yang berupa biji-bijian, antara lain buncis, kacang kapri

atau ercis, kecipir, kacang panjang, dan taoge.

b. Sayuran yang berasal dari daun-daunan, antara lain bayam, daun

pepaya, daun singkong, daun katuk, kangkung, kenikir, kubis,

pakis, dan sawi.

c. Sayuran yang berasal dari bagian bunga sebuah tanaman seperti

kembang kol.

d. Sayuran yang berupa akar seperti lobak dan wortel.

e. Sayuran yang berasal dari buah antara lain keluwih, labu kuning,

labu siam, labu air, mentimun, oyong, nangka muda, pare, dan

terung.

f. Sayuran yang digunakan seluruh bagian tanamannya seperti

jamur (seperti jamur merang, dan jamur kayu).

Berikut adalah beberapa jenis sayur yang biasa kita temukan, yaitu

(Indrati, 2014) :

a. Taoge

Taoge merupakan hasil olahan dari kacang kedelai, kacang hijau,

atau kacang tunggak yang sengaja di buat

bertunas/berkecambah. Taoge banyak mengandung protein,

kalsium, dan fosfor. Untuk setiap 100 gram bahan, taoge kedelai

mengandung energi 67 kalori, taoge kacang hijau 23 kalori, dan

taoge kacang tunggak sebesar 35 kalori.

b. Bayam

Bayam dikenal sebagai sayuran sumber zat besi, vitamin A, dan

mineral Ca. Jumlah kalori dalam 100 gram bayam segar adalah 36

11

kalori. Bayam yang direbus sebaiknya menggunakan sedikit air

karena sayuran ini cepat sekali masak, yaitu hanya 4-6 menit.

Bahkan bila direbus dengan santan hanya memerlukan 3-5 menit.

Sayur bayam sebaiknya habis sekali makan, sebab masakan

bayam tak layak dikonsumsi setelah lebih dari 12 jam dan tidak

dianjurkan untuk dimasak ulang/dipanaskan.

c. Daun pepaya

Daun pepaya mengandung vitamin A yang cukup tinggi, vitamin C,

mineral Ca, dan Fe. Kandungan energinya sebesar 79 kalori/100

gram bahan.

d. Daun singkong

Daun singkong banyak mengandung vitamin A, B, C serta mineral

Fe, dan Ca. Dalam 100 gram daun singkong mengandung 73

kalori.

e. Katuk

Katuk kaya akan vitamin A dan C selain sebagai sumber mineral

Ca, P, Fe. Dalam 100 gram katuk mengandung 59 kalori.

f. Kangkung

Kangkung merupakan kandungan kaya gizi yang mengandung

vitamin A dan C, mineral Fe, Ca, dan P dengan kandungan energi

29 kalori/100 gram.

g. Keluih

Keluih mengandung kalsium, fosfor, vitamin A, dan C dengan

kandungan kalori 111 kalori / 100 gram. Disajikan sebagai sayuran

berkuah.

h. Pakis sayur

Pakis sayur mengandung vitamin A dan C, mineral Fe, Ca, dan P.

Kandungan energinya yaitu 35 kalori / 100 gram.

i. Sawi

Sawi mengandung vitamin cukup tinggi, Vitamin C dan B

khususnya tiamin, niasin, dan riboflavin. Selain itu juga

mengandung Fe, Ca, P, dan K. Dalam 100 gram bahan

12

mengandung 22 kalori sehingga bagus untuk diet rendah kalori.

j. Kubis

Sayuran golongan crucifera seperti kubis, sawi, dan brokoli

berguna untuk mencegah kanker. Namun di balik sisi baiknya,

kubis juga dikenal sebagai sayuran yang menghasilkan gas

sehingga menimbulkan rasa kembung di perut bila mengonsumsi

terlalu banyak. Demikian pula, diketahui bahwa kubis dapat

mnyebabkan gangguan penyerapan yodium.

k. Kembang kol

Kembang kol banyak mengandung vitamin C dan merupakan

sumber kalsium dan zat besi. Dalam 100 gram kembang kol

mentah terkandung 25 kalori.

l. Lobak

Lobak kaya akan vitamin C dan B1 serta mineral Ca, P, dan Fe.

Dalam 100 gram lobak mengandung 19 kalori.

m. Wortel

Wortel terkenal sebagai sumber vitamin A dan serat yang baik

bagi tubuh. Dalam 100 gram wortel mengandung energi 42 kalori.

n. Labu air

Labu air mengandung 17 kalori per 100 gram bahan.

o. Mentimun

Sayuran ini merupakan sumber mineral Ca, Mg, dan P dengan

kandungan energinya 17 kalori/100 gram bahan.

p. Oyong

Oyong kaya akan vitamin A dengan kandungan energinya 18

kalori/100 gram bahan.

q. Nangka muda

Nangka muda mengandung zat gizi yang relatif lengkap meskipun

dalam jumlah sedikit, setiap 100 gram bahan mengandung 51

kalori.

r. Pare

Pare mengandung vitamin A, B, dan C serta mineral Ca dan P

13

dengan kandungn energi 29 kalori/100 gram.

s. Terung

Terung mengandung energi 24 kalori / 100 gram bahan.

t. Melinjo

Daun melinjo memiliki kandungan energi 99 kalori/100 gram

bahan dan 66 kalori/100 gram melinjo.

u. Jamur

Jamur merupakan sayuran kaya akan protein, vitamin B, mineral

fosfor, kalium serta serat. Dalam 100 gram jamur mengandung 15-

128 kalori. Pemasakan jamur tidak memerlukan waktu lama

cukup 4-6 menit, karena jamur memiliki tekstur lunak.

4. Pengertian Buah

Buah berfungsi utama sebagai sumber vitamin dan mineral, tetapi

pada jenis buah tertentu juga cukup banyak terkandung energi. Buah-

buhan yang mempunyai daging berwarna (kuning, merah, violet)

merupakan bahan makanan yang kaya akan kandungan karotinoid yang

mempunyai prekusor dari vitamin A seperti alpukat, apel, belimbing,

jambu, jeruk, mangga, pepaya, dan sebagainya (Achmad, 2010).

5. Manfaat Buah

Manfaat buah bagi kesehatan memang tidak perlu diragukan lagi.

Buah banyak mengandung vitamin dan tinggi serat sehingga baik bagi

organ pencernaan anak. Buah tidak hanya menyehatkan tubuh secara

keseluruhan, tetapi juga membantu meningkatkan kecerdasan otak,

Alpukat misalnya , mengandung lemak tidak jenuh tunggal, asam folat,

omega -3 yang meningkatkan kemampuan dan fungsi otak anak (Ch,

2017).

14

6. Jenis Buah

Berikut adalah beberapa jenis buah yang sering dikonsumsi oleh

masyarakat Indonesia (Astawan, 2009) :

a. Alpukat

Alpukat sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit, karena

mengandung vitamin A, C dan E, niasin, asam pantotenat, zat

besi, kalium, serta protein yang biasanya tidak terdapat dalam

buah. Alpukat juga kaya akan mineral kalium (485 mg/100 gram

buah).

b. Anggur

Anggur mengandung vitamin C, B1, B6 dan mineral mangan dan

kalium. Kadar mangan anggur 0,07 mg, vitamin C 10,8 mg,

vitamin B6 0,09 mg dan vitamin E 0,19 mg dalam 100 gram buah

anggur.

c. Apel

Kandungan zat gizi dalam 100 gram buah apel adalah 58 kkal

energi, 4 gram lemak, 3 gram protein, 14,5 gram karbohidrat, 900

IU vitamin A, 7 mg tiamin, 3 mg riboflavin, 2 mg niasin, 5 mg

vitamin C. Beberapa manfaat buah apel adalah menurunkan

kolesterol darah, menurunkan tekanan darah dan menstabilkan

gula darah.

d. Belimbing

Belimbing merupakan sumber vitamin C yang baik. Konsumsi 100

gram buah belimbing cukup untuk memenuhi 57% kebutuhan

tubuh akan vitamin C setiap harinya. Buah belimbing juga

mengandung serat pangan yang cukup baik. Konsumsi 100 gram

buah belimbing cukup memenuhi 14% kebutuhan serat pangan

tubuh.

e. Bit

Umbi bit mengandung serat pangan 3,40 gram per cangkir yang

berguna untuk menurunkan kadar kolesterol. Selain itu,

kandungan vitamin C yang cukup tinggi (10 mg/ 100 gram)

15

menjadikannya sebagai sumber antioksidan yang baik.

f. Buah Naga

Buah naga merupakan sumber vitamin dan mineral yang cukup

baik. Dalam 100 gram buah naga mengandung 0,3 mg vitamin B1

dan 0,7-0,9 gram serat.

g. Cempedak

Cempedak mengandung banyak vitamin dan mineral. Dalam 100

gram buah cempedak mengandung 200 SI vitamin A, 20 mg

kalsium, 30 mg fosfor dan 1,5 mg zat besi.

h. Jambu Air

Kandungan air pada jambu air sangat tinggi, yaitu 93 gram/ 100

gram jambu air. Dalam 100 gram jambu air mengandung 22 mg

vitamin C.Selain itu, jambu merupakan sumber mineral besi,

kalsium, magnesium, fosfor, kalium, seng, tembaga, dan mangan,

serta mengandung serat pangan cukup tinggi.

i. Jambu Biji

Jambu biji memiliki kandungan zat gizi tinggi. Dalam 100 gram

jambu biji mengandung 87 mg vitamin C, 14 mg potasium, dan

juga serat yang tinggi.

j. Jeruk

Jeruk sudah terkenal dengan kandungan vitamin C yang tinggi

yaitu 27-49 mg/100 gram. Jeruk juga merupakan sumber asam

folat potensial. Karbohidrat dalam jeruk merupakan karbohidrat

sederhana, yaitu fruktosa, glukosa dan sukrosa. Karbohidrat

konpleksnya berupa polisakarida non-pati yang baik untuk

kesehatan.

k. Kedondong

Kandungan gizi kedondong yang menonjol per 100 gram buah

adalah 540 mg kalsium, 82 mg fosfor, 6,2 mg besi, 2900 IU

vitamin A, dan 29 mg vitamin C. Kandungan serat pangan pada

buah kedondong adalah 0,85-3,6 gram/ 100 gram, sehingga

bermanfaat untuk memelihara kesehatan saluran pencernaan.

16

l. Lengkeng

Mineral yang banyak terdapat pada buah lengkeng adalah

kalsium, fosfor, dan besi. Vitamin yang dominan pada buah

lengkeng adalah vitamin A dan C. Daging buah lengkeng memiliki

banyak manfaat kesehatan, antara lain untuk kesehatan jantung,

menyembuhkan sakit perut, dan penawar keracunan.

m. Mangga

Komponen daging buah mangga yang paling banyak adalah air

dan karbohidrat. Selain itu, vitamin yang banyak terkandung pada

buah mangga adalah vitamin A, C, dan B-kompleks (B1, B2, B3,

dan B6). Dalam 100 gram daging buah mangga mengandung 41

mg vitamin C dan 156 mg kalium.

n. Manggis

Komponen gizi terbesar dari buah manggis adalah air, yaitu 83

persen. Buah manggis mengandung vitamin C dan B1.

Keunggulan buah manggis terletak pada kulit buahnya karena

xanthone atau hasil isolasi kulit buah manggis punya aktivitas

antiinflamasi dan antioksidan dan dapat mencegah pertumbuhan

sel kanker dan tumor.

o. Markisa

Markisa merupakan sumber vitamin yang baik terutama vitamin A

dan C. Dalam setiap 100 gram daging buah markisa kuning

terdapat vitamin A sebanyak 2.410 IU dan 18,2 mg vitamin C.

Selain vitamin, markisa juga merupakan sumber niasin dan

riboflavin yang baik bagi tubuh.

p. Nanas

Nanas merupakan sumber mangan yang baik. Konsumsi 100

gram nanas dapat memenuhi 59% kebutuhan mangan sehari-hari.

Nanas juga kaya akan vitamin C, yang termasuk unggul karena

memiliki densitas nutrisi yang sangat tinggi.

q. Pepaya

Buah pepaya kaya akan beta-karoten (276mkg/100gram). Vitamin

17

A yang diperoleh dari 100 gram buah papaya matang berkisar

antara 1.094-18.250 SI, tergantung dari varietasnya. Sumbangan

yang sangat menonjol adalah vitamin C (62-78 mg/100 gram) dan

folat (38 mkg/ 100 gram). Kadar serat per 100 gram buah

pepayamasak adalah 1,8 gram.

r. Pisang

Buah pisang mengandung cukup banyak vitamin A, serta sedikit

vitamin B1 dan vitamin C.amin A dalam 100 gram buah pisang

sangat bervariasi tergantung jenisnya, yaitu 75 SI pada pisang

raja uli, 76 SI pada pisang angling, 79 SI pada pisang mas, 146 SI

pada pisang ambon, 618 SI pada pisang lampung dan 950 SI

pada pisang raja.

s. Salak

Kandungan vitamin C pada salak bervariasi tergantung jenisnya,

yang tertinggi ada pada salak Medan yaitu 58 mg/ 100 gram

daging buah salak, kemudian salak pondoh 8,4 mg dan salak Bali

sebesar 2,9 mg/ 100 gram. Tiga mineral terpenting pada salah

adalah kalsium, fosfor, dan besi.

t. Sawo

Sawo merupakan sumber kalium yang baik yaitu 193 mg/ 100

gramnya. Selain kalium, sawo juga mengandung sejumlah mineral

penting lainnya, yakni kalsium (21 mg), magnesium (12 mg), fosfor

(12 mg), selenium (0,6 mg), seng (0,1 mg) per 100 gram. Buah

sawo juga kaya akan vitamin C, yaitu 147 mg/ 100 gram.

u. Semangka

Konsumsi 100 gram buah semangka cukup untuk memenuhi

11,1% kebutuhan tubuh akan vitamin A. Selain itu, kandungan

vitamin C pada semangka juga termasuk dalam kategori unggul.

7. Anjuran Konsumsi Sayur dan Buah

Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum menganjurkan

konsumsi sayur dan buah untuk hidup sehat sejumlah 400 gram per orang

18

per hari, yang terdiri atas 250 gram sayur (setara dengan 2 porsi atau 2

gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 gram buah, (setara

dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang atau 1 potong pepaya

ukuran sedang atau 3 buah jeruk ukuran sedang) (Kemenkes, 2014).

Bagi masyarakat Indonesia khususnya balita dan anak usia sekolah

dianjurkan untuk mengonsumsi sayur dan buah 300 – 400 gram per hari

dan bagi remaja dan orang dewasa sebanyak 400 – 600 gram per orang

per hari. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi tersebut adalah

porsi sayur (Kemenkes, 2014).

8. Akibat Kurang Konsumsi Sayur dan Buah

Menurut Ruwaidah (2007) ada beberapa dampak apabila seseorang

kurang mengonsumsi sayur dan buah antara lain :

a. Gangguan penglihatan

Gangguan pada mata diakibatkan karena tubuh kekurangan gizi

yang berupa betakaroten. Gangguan mata dapat diatasi dengan

banyak mengonsumsi wortel, selada air, dan buah-bua lainnya.

b. Meningkatkan risiko kegemukan

Kurang konsumsi sayur dan buah dapat meningkatkan risiko dan

kegemukan pada seseorang. Buah dapat menjadi alternatif

cemilan (snack) yang sehat dibandingkan dengan makanan

jajanan lainnya.

c. Meningkatkan risiko sembelit (konstipasi)

Serat makanan pada buah dan sayur khususnya serat tak larut air

menghasilkan tinja yang lunak. Sehingga diperlukan kontraksi otot

yang minimal untuk mengeluarkan feses dengan lancar. Sehingga

konstipasi (susah buang air besar) dapat dihindarkan.

d. Menurunkan kekebalan

Buah dan sayur sangat kaya akan kandungan vitamin C yang

merupakan antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas. Jika

tubuh kekurangan asupan buah dan sayur, maka

imunitas/kekebalan tubuh akan menurun.

19

e. Meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung

koroner (PJK), kanker, dan diabetes (Khomsan, 2009dalam Putra,

2016 ).

C. Vitamin dan Mineral

1. Pengertian Vitamin

Vitamin merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, yang

sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Walaupun dibutuhkan dalam

jumlah kecil, peranan vitamin sangat vital bagi pertumbuhan dan

perkembangan, pencegahan penyakit, dan mencapai kehidupan yang

sehat dan optimal. Vitamin sebagai zat gizi mikro tidak dapat diproduksi

oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari makanan (WHO, 2016).

2. Fungsi Vitamin

Vitamin secara bersamaan dengan komponen senyawa lainnya

berfungsi dalam berbagai aspek untuk memelihara kesehatan. Vitamin

berfungsi dalam metabolisme energi, pembentukan dan pembekuan

darah, metabolisme protein dan asam amino, kesehatan tulang, ekspresi

gen dan antioksidan (Bryd-Bredbenner, dkk, 2007 dalam Ahmad, 2017).

Vitamin mempunyai fungsi yang berbeda dengan jenis zat gizi lainnya

seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Vitamin lebih banyak berperan

dalam fungsi fisiologis tubuh, terutama proses pertumbuhan dan

perkembangan sehingga vitamin sangat dibutuhkan untuk kehidupan

manusia (Ahmad, 2017)

20

3. Bahan Pangan Sumber Vitamin

Beberapa bahan pangan sumber vitamin dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Bahan Pangan sumber Vitamin

Vitamin Bahan Makanan

Vitamin A Hati sapi, produk susu, ubi, wortel, bayam, butternut, squash, brokoli

Vitamin D Disintesis di dalam kulit yang terpajan sinar ultraviolet, susu yang difortifikasi vitamin D

Vitamin E Minyak biji sayuran

Vitamin K Dapat disintesis di usus oleh bakteri, sayuran berdaun hijau, kacang kedelai, dan hati sapi.

Vitamin B1 (tiamin) Jamur, biji bunga matahari, kacang-kacangan

Vitamin B2 (riboflavin)

Hati sapi, daging, telur, yoghurt, keju ricotta, susu non-fat

Vitamin B3 (niasin, asam nikotinat, nikotinamida)

Ikan tuna, hati sapi, daging sapi muda, ayam, selai kacang

Asam Pantotenat Terdapat dalam berbagai makanan

Biotin Disintesis oleh mikroflora pada saluran pencernaan , hati, kacang kedelai, telur

Vitamin B6 Steak, kacang-kacangan, kentang, ikan salmon, pisang, gandum

Folat Jamur, bayam, asparagus, lobak, kacang lima, hati sapi, produk gandum yang difortifikasi

Vitamin B12

(Kobalamin) Daging, ikan, kerang-kerangan, unggas, susu

Vitamin C (asam askorbat)

Pepaya, jeruk, blewah, brokoli, kubis, paprika, anggur, stroberi

Sumber : Comb (2012) dan Byrd-Breedbenner, dkk (2007) dalam Darawati, (2017).

4. Pengertian Mineral

Mineral adalah substansi inorganik sederhana yang tersebar luas di

alam. Mineral berperan meningkatkan pertumbuhan dan mempertahankan

kesehatan. Mineral mewakili 4% dari berat tubuh dan ditemukan di semua

cairan dan jaringan tubuh (Dwijayanthi, 2011). Mineral adalah unsur kimia

yang diperlukan tubuh dan berada dalam bentuk elektrolit anion atau

bermuatan negatif dan kation atau bermuatan positif (Darawati, 2017).

21

D. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat

pentingdalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan mempunyai

enam tingkatan (Notoatmodjo, 2012) antara lain :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat

menjelaskan mengapa harus makan-makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. Aplikasi disini

22

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik

dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah di dalam

pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditemukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu :

a. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Usia seseorang semakin bertambah maka daya

tangkap dan pola pikirnya semakin berkembang, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat menambah wawasan atau pengetahuan

23

seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin

mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan adalah pimpinan yang

diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak

dalam pertumbuhannya agar berguna bagi diri sendiri dan bagi

masyarakat. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pengetahuan yang kurang

akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

c. Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar individu

dan dapat mempengaruhi perkembangan serta perilaku atau

kelompok.

d. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima informasi.

4. Cara Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket (kuesioner) yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subjek penelitian atau sampel. Kedalaman pengetahuan yang ingin

diketahui dan diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan

tersebut (Notoatmodjo, 2012).

E. Sikap

1. Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak

dapat langung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya

kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan

sehari-hari merupakan reaksi emosional terhadap stimulus sosial

24

(Notoatmodjo, 2012).

2. Tingkatan Sikap

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan

stimulus yang diberi. Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat

dilihat dari ketersediaan dan perhatian orang itu terhadap

ceramah-ceramah tentang gizi.

b. Merespons (responding)

Merespons berarti memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Karena

dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu

benar atau salah, berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuting)

Menghargai berarti mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003),

menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok, yakni :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu

obek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan

penting.

25

3. Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan secara langsung dan

tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat

atau pernyataan sampel terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2003). Skala

pengukuran sikap dapat menggunakan skala Likert. Adapun penggunaan

skala 1 – 4 untuk setiap sampel dibagi kedalam 4 pilihan skor jawaban

yakni, Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan

Sangat Setuju (SS) (Sudaryono,2017).

F. Praktik atau Tindakan

1. Pengertian

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk

terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain

adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor

dukungan dari pihak lain (Notoatmodjo, 2003).

2. Tingkatan Praktik atau Tindakan

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat

pertama.

b. Respon terpimpin (guided respons)

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai

dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.

c. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan

maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

d. Adaptasi (adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi

sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut

26

(Notoatmodjo, 2003).

3. Cara pengukuran Praktik atau Tindakan

Pengukuran praktik dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni

dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Selain itu Pengukuran

juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi

tindakan atau kegiatan sampel (Notoatmodjo, 2003). Pengukuran praktik

konsumsi sayur dan buah didapatkan dari hasil recall makan 3 x 24 jam

tidak berturut.

G. Penyuluhan Gizi

1. Pengertian

Penyuluhan gizi merupakan salah satu program gizi pada khususnya

dan program kesehatan pada umumnya. Penyuluhan gizi merupakan

bagian integral dari program gizi dan kesehatan. Tujuan penyuluhan gizi

dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu tujuan jangka panjang, tujuan

jangka menengah, dan tujuan jangka pendek. Contoh tujuan jangka

panjang penyuluhan gizi adalah tercapainya status kesehatan masyarakat

yang optimal. Tujuan penyuluhan jangka menengah adalah terciptanya

perilaku yang sehat di bidang gizi. Sementara itu, tujuan jangka pendek

adalah terciptanya pengertian, sikap, dan norma yang positif di bidang gizi

(Supariasa, 2012).

2. Metode Penyuluhan Gizi

Menurut Notoatmodjo (2012), metode penyuluhan merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan

secara optimal. Metode yang dikemukakan antara lain :

a. Metode penyuluhan perorangan (individual)

Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina

perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu

perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual

ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-

27

beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.

Bentuk dari pendekatan ini antara lain :

1. Bimbingan dan penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif.

Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan

dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela,

berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima

perilaku tersebut.

2. Wawancara

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien

untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima

perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk

mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu

mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila

belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

b. Metode penyuluhan kelompok

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat

besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.

Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok

kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya

sasaran penyuluhan. Metode ini mencakup :

1. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15

orang. Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan

seminar.

2. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15

orang. Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi

kelompok, curah pendapat, bola salju, memainkan peranan,

permainan simulasi.

28

c. Metode penyuluhan massa

Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada

masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Oleh karena sasaran

bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis

kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya,

maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang

sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pada

umumnya bentuk pendekatan masa ini bersifat tidak langsung, dan

biasanya menggunakan media massa (Notoatmodjo, 2012).

3. Media Penyuluhan Gizi

Media penyuluhan sangat penting digunakan untuk memperjelas

pesan pesan gizi. Media penyuluhan yang harus digunakan harus

memenuhi syarat alat peraga. Syarat-syarat media tersebut antara lain,

alat peraga harus menarik, disesuaikan dengan sasaran penyuluhan,

mudah ditangkap, singkat, dan jelas, sesuai dengan pesan-pesan yang

akan disampaikan, dan sopan (Supariasa, 2012). Salah satu alat peraga

sederhana untuk penyuluhan gizi adalah leaflet.

H. Leaflet

Leaflet adalah selembar kertas yang dilipat sehingga dapat terdiri

atas beberapa halaman yang berisi tulisan tentang suatu masalah dengan

saran dan tujuan tertentu. Tulisan umumnya terdiri atas 200 – 400 kata

dan harus dapat ditangkap/dimengerti isinya dengan sekali baca

(Supariasa, 2012).

1. Keuntungan Leaflet

a. Dapat disimpan dalam waktu yang lama.

b. Lebih informatif dibanding dengan poster.

c. Dapat dijadikan sumber pustaka/referensi.

d. Dapat dipercaya, karena dicetak oleh lembaga resmi.

e. Jangkauan dapat lebih luas, karena satu leaflet mungkin dibaca

olehbeberapa orang.

f. Penggunaan dapat dikombinasikan dengan media lain.

29

g. Mudah dibawa kemana-mana.

2. Keterbatasan Leaflet

a. Hanya bermanfaat untuk orang yang melek huruf dan tidak dapat

dipakai oleh orang yang buta huruf.

b. Perlu persiapan khusus untuk membuat dan menggunakannya

(Supariasa, 2012).

3. Prosedur Pembuatan Leaflet

a. Tentukan topik atau gagasan yang ingin disampaikan.

b. Kenali ciri-ciri sasaran yang akan dituju, yaitu kepada siapa leaflet

akan digunakan atau disebarkan.

c. Rumuskan tujuan operasional yang ingin dicapai.

d. Pertimbangkan dana dan fasilitas yang tersedia serta kemampuan

petugas untuk membuatnya.

e. Tuliskan pesan-pesan (kata-kata dan gambar) sebagai

perwujudan gagasan yang ingin disampaikan, pedoman tentang

pesan adalah 5W+1H yaitu what (apa), why (mengapa), when

(kapan), where (dimana), who (siapa), dan how (bagaimana).

f. Tentukan bentuk pesan. Pilih bentuk pesan yang efisien dan

efektif.

g. Susun pesan seefektif mungkin dengan cara :

1. Susun kata-kata yang sederhana dan kalimat pendek. Susun

kata, kalimat, dan paragraf dengan sistematis, dan logis

sehingga pembaca dapat mengikuti arus informasi dengan

lancar dan mudah.

2. Gunakan gambar, ilustrasi, dan foto jika diperlukan. Harus

disadari bahwa gambar, ilustrasi, dan foto itu jangan sampai

menimbulkan persepsi yang lain terhadap pesan yang

disampaikan.

3. Gunakan huruf atau tulisan yang mudah dibaca, gunakan tanda

baca, warna, pengaturan jarak untuk mengungkapkan pesan-

pesan yang tidak dapat disampaikan secara verbal, seperti

30

untuk menunjukkan bahwa bagian tertentu itu penting, perlu

mendapatkan perhatian, dan sebagainya.

4. Atur pesan-pesan yang sudah terkumpul dalam tata letak yang

menarik dan mudah diikuti serta memfasilitasi pencapaian

tujuan (Supariasa, 2012).

31

I. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori (Sumber : Teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo, 2010)

Penyuluhan gizi dengan media leaflet dapat merubah perilaku

konsumsi sayur dan buah pada anak. Perilaku seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor sesuai dengan teori Lawrance Green

(1980) dalam Notoatmodjo (2010) yaitu : Faktor predisposisi (predisposing

factors), faktor mempermudah atau mempredisposisi terjadi perilaku

meliputi pendidikan, pengetahuan, sikap, dan kepercayaan. Faktor

pemungkin (enabling factor), faktor-faktor pemungkin atau memfasilitasi

perilaku yang mencakup lingkungan dan ketersediaan sayur dan buah.

Faktor penguat (reinforcement factor), faktor-faktor penguat yang

mendorong terjadinya perilaku meliputi pengetahuan gizi ibu,pekerjaan

orang tua, dan pengaruh teman sebaya.

Faktor Predisposisi - Pendidilkan - Pengetahuan - Sikap

- Kepercayaan

Faktor Pendorong - Pengetahuan gizi

ibu - Pekerjaan orang

tua - Pengaruh teman

sebaya

Faktor Pendukung - Lingkungan - Ketersediaan

Penyuluhan Gizi dengan Media Leaflet

Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah Anak

32

J. Kerangka Konsep

Gambar 2. Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet tentang

Sayur dan Buah terhadap pengetahuan, Sikap dan

Asupan Vitamin, Mineral Siswa SDN 105349 Paluh

Kemiri.

Penyuluhan

dengan

media Leaflet

tentang sayur

dan buah

Pengetahuan

tentang Sayur

dan Buah

Sikap terhadap

Sayur dan Buah

Asupan Vitamin

Asupan Mineral

33

K. Definisi Operasional

Tabel 4. Definisi Operasional No Variabel Definisi Cara Mengukur Alat Ukur Skala

1 Pengetahuan Pemahaman anak sekolah dasar tentang sayur dan buah.

Penentuan skor pengetahuan siswa dilakukan secara manual dengan alat bantu kuesioner sebanyak 10 pertanyaan.Skor jawaban benar adalah 1 dan skor jawaban salah adalah 0, Kemudian jumlah yang benar ditotalkan. Nilai maksimal adalah 10 dan minimal adalah 0.

Kuesioner Rasio

2 Sikap Reaksi atau respon anak sekolah dasar terhadap sayur dan buah.

Penentuan sikap dilakukan dengan pernyataan positif dan negatif. Skor menggunakan modifikasi skala Likert, yaitu skor 1 sampai 4. Selanjutnya dibagi ke dalam 4 pilihan skor jawaban yakni : Penilaian Pernyataan Positif Sangat Setuju (4) Setuju (3) Tidak Setuju (2) Sangat Tidak Setuju (1) Terdapat pada soal nomor 1,3,5,7, dan 9. Penilaian Pernyataan Negatif Sangat Setuju (1) Setuju (2) Tidak Setuju (3) Sangat Tidak Setuju (4) Kemudian skor dijumlahkan. Nilai maksimal adalah 40 dan minimal adalah 10. Terdapat pada soal nomor 2,4,6,8, dan 10.

Kuesioner Rasio

3 Asupan Vitamin

Jumlah rata-rata vitamin dalam satuan mcg atau mg yang dikonsumsi anak sekolah dasar sebelum dan sesudah pemberian intervensi.

Pengukuran dengan cara recall makan 3 x 24 jam tidak berturut. Vitamin yang akan diukur adalah : Vitamin A, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin C. Kemudian data yang diperoleh diolah menggunakan program komputer untuk melihat perbandingan asupan vitamin awal dan akhir.

Formulir Food Recall 24 jam

Rasio

4 Asupan Mineral

Jumlah rata-rata mineral dalam satuan mcg atau mg yang dikonsumsi anak sekolah dasar sebelum dan sesudah pemberian intervensi.

Pengukuran dengan cara recall makan 3 x 24 jam tidak berturut. Mineral yang akan diukur adalah : Sodium, Potassium, Calcium, Magnesium, Fosfor, Iron, dan Zinc. Kemudian data yang diperoleh diolah menggunakan program komputer, dibandingkan antara asupan mineral awal dan asupan akhir.

Formulir Food Recall 24 jam

Rasio

34

L. Hipotesis

Ha1 : Ada Pengaruh Penyuluhan dengan MediaLeaflet tentang

Sayur dan Buah terhadap Pengetahuan Siswa SDN 105349

Paluh Kemiri.

Ha2 : Ada Pengaruh Penyuluhan dengan MediaLeaflet tentang

Sayur dan Buah terhadap Sikap Siswa SDN 105349 Paluh

Kemiri.

Ha3 : Ada Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet tentang

Sayur dan Buah terhadap Asupan VitaminSiswa SDN

105349 Paluh Kemiri.

Ha4 : Ada Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet tentang

Sayur dan Buah terhadap Asupan Mineral Siswa SDN

105349 Paluh Kemiri.

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian ini bertempat di SDN 105349 Paluh Kemiri,

Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.

2. Waktu

Waktu pre atau uji pendahuluan dilakukan pada bulan Oktober

2017 dan waktu pengumpulan data dilakukan pada Januari –

Maret 2018

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat Quasi eksperimen dengan rancangan Pre

dan Post Test Desain. Untuk mengetahui perbedaan Pengetahuan,

Sikap dan Asupan, Vitamin, Mineral sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi pada siswa SDN 105349 Paluh Kemiri.

Model rancangan pre dan post test desain, yaitu digambarkan

sebagai berikut :

01 X 02

Keterangan :

01 : Pengetahuan, Sikap dan Asupan Vitamin, Mineral Siswa SDN

105349 Paluh Kemiri sebelum penyuluhan dan pemberian leaflet

tentang Sayur dan Buah.

X : Intervensi yaitu penyuluhantentang sayur dan buah menggunakan

media leaflet yang sama sebanyak 4 kali dalam interval waktu 1

minggu.

02 : Pengetahuan, Sikap dan Asupan Vitamin, Mineral sesudah

penyuluhan dan Pemberian leaflet tentang Sayur dan Buah.

36

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas IV,V, dan VI

SDN 105349 Paluh Kemiri yang berjumlah 100 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Cara menentukan besar sampel yaitu dengan Simple random

sampling. Besar sampel ditentukan dengan rumus menurut

Notoatmodjo tahun 2005 sebagai berikut :

N

n =

1 + N (d2)

Keterangan

n : Besar sampel

N : Besar Populasi

d (nilai toleransi) : Besarnya penyimpangan yang masih bisa

ditolerir (0,1)

Maka

100

n =

1 + 100(0,1)2

100

= = 50 sampel

2

37

Cara penentuan sampel dan cara pengambilan sampel dengan cara

Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling) dengan rumus :

K = N

n

Dimana : K = Kelipatan

N = Besar populasi

n = Besar sampel

K = N

N

= 100

50

= 2

Cara menentukan sampel pertama adalah dengan cara membuat

nomor urut pada populasi dari 1 sampai 100 dan sampel yang akan

diambil adalah 50. Sampel pertama adalah sampel dengan nomor urut ke

2 dan sampel kedua diambil berdasarkan kelipatan 2, demikian

selanjutnya sampai diperoleh jumlah sampel sebanyak 50 orang.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data identitas sampel (nama, tempat tanggal lahir, umur, kelas,

nama orangtua, pekerjaan orangtua, dan pendidikan terakhir ibu)

diperoleh dengan mengisi formulir identitas sampel.

i. Data pengetahuan diperoleh dari hasil kuesioner

pengetahuan yang diberikan dan langsung dijawab oleh

sampel. Kuesioner akan diberikan sebanyak 2 kali yaitu

38

sebelum pemberian leaflet (pre-test) dan sesudah

pemberian leaflet tentang sayur dan buah (post-test).

ii. Data sikap diperoleh dari hasil kuesioner sikap yang

diberikan dan langsung dijawab oleh sampel. Kuesioner

akan diberikan sebanyak 2 kali yaitu sebelum pemberian

leaflet (pre-test) dan sesudah pemberian leaflet tentang

sayur dan buah (post-test).

iii. Data asupan vitamindalam satuan mcg atau mg diperoleh

dari hasil rata - rata recall makan 3 x 24 jam tidak berturut.

Recall akan dilakukan di awal sebelum pemberian leaflet

(pre-test) dan di akhir sesudah pemberian leaflet tentang

sayur dan buah (post-test)

iv. Data asupan mineral dalam satuan mcg atau mg diperoleh

dari hasil rata - rata recall makan 3 x 24 jam tidak berturut.

Recall akan dilakukan di awal sebelum pemberian leaflet

(pre-test) dan di akhir sesudah pemberian leaflet tentang

sayur dan buah (post-test)

Pada proses pengumpulan data, peneliti dibantu oleh dua orang

enumerator yang telah diberikan pengarahan tentang penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data umum sekolah meliputi lokasi penelitian dan jumlah

siswa/i kelas IV, V, dan VI SDN 105349 Paluh Kemiri.

2. Cara Pengumpulan Data

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Formulir data identitas, Formulir Penelitian (Kuesioner pre dan post

test) dan Form Food Recall 24 jam.

39

E. Alur Penelitian

Gambar 3. Skema Alur Penelitian

Pre-test

1. Kuesioner

2. Recall 3x24 jam

tidak berturut

Intervensi

1. Penyuluhan dengan media Leaflet

materi I

2. Penyuluhan dengan media Leaflet

materi II

3. Penyuluhan dengan media Leaflet

materi III

4. Penyuluhan dengan media Leaflet

materi IV

5.

Post-test

1. Kuesioner

2. Recall 3x24 jam

tidak berturut

40

F. Pengolahan dan Anaisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang sudah dikumpulkan melalui form pengumpulan data,

selanjutnya data dientry, diediting, coding, kemudian dianalisis dengan

alat bantu komputer, data-datanya sebagai berikut :

a. Data Pengetahuan

Data diolah secara manual yang diperoleh dengan cara

wawancara langsung dengan respon menggunakan alat bantu

kuisoner yang terdiri dari 10 pertanyaan.

i. Memberi skor setiap pertanyaan, bila jawaban benar diberi

nilai 1 dan salah diberi nilai 0.

ii. Kemudian jumlah yang benar ditotalkan. Nilai maksimal

adalah 10 dan minimal adalah 0.

b. Data Sikap

Data Sikap adalah data jawaban-jawaban mengenai perasaan,

kepercayaan, konsepsi/pendapat/ide, dan sebagainya melalui

wawancara dengan alat bantu kuesioner sebanyak 10 pernyataan.

Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan skala pengukuran

dan pemberian skor. Skala pengukuran yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah modifikasi skala Likert, yaitu 1 sampai 4.

Adapun penggunaan skala 1 – 4 untuk setiap jawaban sampel

tersebut selanjutnya dibagi kedalam 4 pilihan skor jawaban pada

tabel 5.

Tabel 5. Skor Jawaban Pernyataan Sikap

Jenis Pernyataan

Skor Jawaban

STS TS S SS

Pernyataan positif

1 2 3 4

Pernyataan negatif

4 3 2 1

41

c. Data Asupan Vitamin

Data asupan vitamin diperoleh dengan recall 3x24 jam tidak

berturut dalam satuan mcg atau mg. Hasil recall kemudian diolah

menggunakan program komputer, untuk membandingkan data

asupan vitamin awal dengan data asupan vitamin akhir.

d. Data Asupan Mineral

Data asupan mineral diperoleh denganrecall 3x24 jam tidak

berturut dalam satuan mcg atau mg. Hasil recall kemudian diolah

menggunakan program komputer, untuk membandingkan data

asupan mineral awal dengan data asupan mineral akhir.

2. Analisis Data

Data yang sudah diolah lalu dianalisis antara variabel bebas dan

variabel terikat.

a. Analisis Univariat

Analisis Univariat untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel, yaitu nama sampel, kelas, umur, pengetahuan awal

dan akhir, sikap awal dan akhir, asupan vitamin dan mineral

awal dan akhir, yang disajikan dalam distribusi frekuensi.

b. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat untuk melihat pengaruh penyuluhan dan

pemberian leaflet tentang sayur dan buah terhadap

pengetahuan, sikap dan asupan vitamin, mineral siswa SDN

105349 Paluh Kemiri.

Dilakukan dengan menggunakan uji statistik (Paired T-test)

karena data berdistribusi normal dengan kesimpulan, jika nilai p

<0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh penyuluhan dan

pemberian leaflet terhadap pengetahuan, sikap dan asupan

vitamin, mineral siswa SDN 105349 Paluh Kemiri .

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SDN 105349 Paluh Kemiri, merupakan salah satu Sekolah Dasar

yang ada di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Terletak di

Jalan Ahmad Yani Gang Inpres, Lubuk Pakam yang memiliki luas tanah

3,137 m2 dan luas bangunan 2,571 m2. Ketenagaan di SDN 105349 Paluh

Kemiri tahun 2018 yaitu Kepala Sekolah, Staff Guru, Tata Usaha, dan

Petugas Kebersihan yang berjumlah 15 orang.

Data ruang kelas SDN 105349 Paluh Kemiri berjumlah 8 ruang. 6

ruangan merupakan ruang kelas, 1 ruangan kantor guru, dan 1 ruangan

perpustakaan. Dengan jumlah siswa sebanyak 210 orang (Profil SDN

105349 Paluh Kemiri, 2018).

2. Gambaran Umum Sampel

a. Umur

Umur atau usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan

atau diadakan) (Hoetomo, 2005). Pengukuran umur dinyatakan

dengan tahun. Distribusi sampel berdasarkan umur dapat dilihat

pada Tabel 6.

Tabel 6 . Distribusi Frekuensi Umur Sampel

No. Umur n %

1 9 1 2 2 10 11 22 3 11 19 38 4 12 14 28 5 13 2 4 6 14 2 4 7 15 1 2

Total 50 100

Tabel 6 menunjukkan bahwa distribusi umur sampel yang paling

banyak adalah pada umur 11 tahun yaitu sebesar 38% dengan jumlah 19

orang, diikuti dengan umur 12 tahun yaitu sebesar 28% dengan jumlah

43

14orang dan yang paling sedikit adalah umur 9 dan 15 tahun masing-

masing sebesar 2% sebanyak 1 orang.

b. Kelas

Kelas adalah jenjang pendidikan yang ditempuh oleh sampel.

Distribusi sampel berdasarkan kelas dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 . Distribusi Frekuensi Kelas Sampel

No. Kelas n %

1 4 9 18 2 5 7 14 3 6 34 68

Total 50 100

Tabel 7 menunjukkan bahwa kategori kelas sampel yang paling

banyak adalah kelas 6 yaitu sebanyak 34 orang (68%), diikuti kelas 4

sebanyak 9 orang (18%), dan kelas 5 sebanyak 7 orang (14%).

c. Pendidikan Terakhir Ibu

Tabel 8. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendidikan Terakhir Ibu

No. Tingkat Pendidikan Jumlah n %

1 Tidak Tamat SD 5 10 2 SD / Sederajat 10 20 3 SMP / Sederajat 5 10 4 SMA / Sederajat 29 58 5 DIII - - 6 S1/S2 1 2

Total 50 100

Tabel 8 menunjukkan bahwa kategori pendidikan terakhir ibu sampel

terbanyak adalah SMA/Sederajat yaitu sebanyak 29 orang (58%).

44

d. Pengetahuan Sampel

Tabel 9. Distribusi sampel berdasarkan Pengetahuan terhadap Sayur dan Buah Sebelum (Pre-Test) dan Sesudah diberikan Penyuluhan (Post-Test)

Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata skor pre-test pengetahuan

siswa sebesar 4,56 dengan skor maksimum 7 dan skor minimum 3,

sedangkan rata-rata skor post-test pengetahuan siswa sesudah diberi

penyuluhan tentang sayur dan buah adalah 8,18 dengan skor maksimum

10 dan skor minimum 5.

e. Sikap Sampel

Tabel 10. Distribusi sampel berdasarkan Sikap terhadap Sayur dan Buah Sebelum (Pre-Test) dan Sesudah diberikan Penyuluhan (Post-Test)

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa rata-rata skor pre-test sikap

siswa sebelum diberikan penyuluhan tentang sayur dan buah yaitu

sebesar 31,30 dengan skor maksimum 39 dan skor minimum 23,

sedangkan rata-rata skor post-test sikap siswa setelah diberikan

penyuluhan adalah 33,06 dengan skor maksimum 39 dan skor minimum

28.

Skor Pengetahuan n Minimum Maksimum Mean

Pre-test 50 3 7 4,56

Post-test 50 5 10 8,18

Skor Sikap n Minimum Maksimum Mean

Pre-test 50 23 39 31,30

Post-test 50 28 39 33,06

45

f. Asupan Vitamin Sampel

Tabel 11. Distribusi sampel berdasarkan Asupan Vitamin Sebelum (Pre-Test) dan Sesudah diberikan Penyuluhan (Post-Test)

Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai rata-rata asupan Vitamin A,

Vitamin B6, dari pre-test ke post-test mengalami peningkatan. Sedangkan

nilai rata-rata asupan Vitamin B1, Vitamin B2, dan Vitamin C tidak

mengalami peningkatan.

g. Asupan Mineral Sampel

Tabel 12. Distribusi sampel berdasarkan Asupan Mineral Sebelum (Pre-Test) dan Sesudah diberikan Penyuluhan (Post-Test)

Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai rata-rata asupan Potassium, dan

Zinc dari pre-test ke post-test mengalami peningkatan. Sedangkan nilai

Asupan n Pre-test Post-Test Mean

Min Maks Min Maks Pre-Test

Post-Test

Vitamin A 50 31.00 290.95 2.95 573.55 1.4211 1.6265

Vitamin B1 50 0.00 0.25 0.00 0.25 0.0550 0.0480

Vitamin B2 50 0.00 0.20 0.00 0.35 0.640 0.1980

Vitamin B6 50 0.00 1.05 0.00 1.35 0.1980 0.2114

Vitamin C 50 2.45 144.30 0.80 130.70 31.4930 26.5180

Asupan Mineral

n Pre-test Post-Test Mean

Min Maks Min Maks Pre-Test

Post-Test

Sodium 50 2.45 19.95 0.30 24.50 9.3010 8.9640

Potassium 50 11.55 880.80 21.35 1215.05 2.5243 2.5265

Calcium 50 8.60 129.05 0.85 110.75 35.5120 31.3800

Magnesium 50 4.75 63.00 0.75 98.45 20.7320 19.2390

Fosfor 50 4.60 57.50 1.70 89.15 25.7190 25.5088

Iron 50 0.20 1.50 0.00 2.10 0.6560 0.6270

Zinc 50 0.05 0.45 0.85 0.2240 0.1970 0.2240

46

rata-rata asupan Sodium, Calcium, Magnesium, Fosfor, dan Iron tidak

mengalami peningkatan.

h. Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet Tentang Sayur dan

Buah terhadap Pengetahuan Siswa SDN 105349 Paluh Kemiri

Tabel 13. Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet tentang Sayur dan Buah terhadap Pengetahuan Siswa

Pengetahuan Mean p-value

Pre-test 4,56 0,000

Post-test 8,18

Tabel 13 menunjukkan bahwa nilai rata-rataskor pengetahuan

siswa tentang sayur dan buah sebelum dilakukan penyuluhan lebih

rendah daripada setelah dilakukan penyuluhan. Hal ini menunjukkan

adanya peningkatan pengetahuan tentang sayur dan buah setelah

dilakukan penyuluhan.

Hasil analisa dengan menggunakan uji Paired T-test diperoleh nilai

p-value 0,000 < p0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh

penyuluhan dengan media leaflet tentang sayur dan buah terhadap

pengetahuan siswa SDN 105349 Paluh Kemiri.

i. Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet Tentang Sayur dan

Buah terhadap Sikap Siswa SDN 105349 Paluh Kemiri

Tabel 14. Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet tentang Sayur dan Buah terhadap Sikap Siswa

Sikap Mean p-value

Pre-test 31,30 0,003

Post-test 33,06

Tabel 14menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor sikap siswa

terhadap sayur dan buah sebelum dilakukan penyuluhan lebih rendah

daripada setelah dilakukan penyuluhan. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan sikap terhadap sayur dan buah setelah dilakukan

penyuluhan.

47

Hasil analisa dengan menggunakan uji Paired T-testdiperoleh nilai p-

value 0,003 <0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan

dengan media leaflet tentang sayur dan buah terhadap sikap siswa SDN

105349 Paluh Kemiri.

j. Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet Tentang Sayur dan Buah terhadap Asupan Vitamin Siswa SDN 105349 Paluh Kemiri

Tabel 15. Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet tentang Sayur dan Buah terhadap Asupan Vitamin Siswa

Asupan Mean p-value

Pre-test Post-test

Vitamin A 1,4212 1.6264 0,216 Vitamin B1 0,0550 0,0480 0,483 Vitamin B2 0,0570 0,0640 0,496 Vitamin B6 0,1980 0,2114 0,729 Vitamin C 31,4930 26,5180 0,244

Tabel 15 menunjukkan bahwa nilai rata-rata asupan Vitamin siswa

sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan tidak

mengalami peningkatan.

Hasil analisa dengan menggunakan uji Paired T-testdiperoleh nilai

p-value >0,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penyuluhan

dengan media leaflet tentang sayur dan buah terhadap Asupan Vitamin

siswa SDN 105349 Paluh Kemiri.

k. Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet Tentang Sayur dan

Buah terhadap Asupan Mineral Siswa SDN 105349 Paluh Kemiri Tabel 16. Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet tentang

Sayur dan Buah terhadap Asupan Mineral Siswa

Asupan Mineral Mean p-value

Pre-test Post-test

Sodium 9,3010 8,6490 0,433 Potassium 2,524 2,526 0,994

Calcium 35,5120 31,3800 0,237 Magnesium 20,7320 19,2390 0,505 Fosfor 25,7190 25,5088 0,929 Iron 0,6560 0,6270 0,607 Zinc 0,1970 0,2240 0,241

48

Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai rata-rata asupan Mineralsiswa

sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan tidak

mengalami peningkatan.

Hasil analisa dengan menggunakan uji Paired T-testdiperoleh nilai

p-value >0,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penyuluhan

dengan media leaflet tentang sayur dan buah terhadap Asupan Mineral

siswa SDN 105349 Paluh Kemiri.

49

B. PEMBAHASAN

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan tentang gizi dapat disampaikan melalui penyuluhan.

Penyuluhan dapat diberikan dengan berbagai media salah satunya adalah

leaflet. Leaflet adalah selembar kertas yang dilipat berisi tulisan tentang

suatu masalah dan disertakan dengan saran dan tujuan tertentu. Salah

satu keuntungan leaftlet adalah lebih informatif dan jangkauan dapat lebih

luas (Supariasa, 2012).

Tabel 9 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan

siswa tentang sayur dan buah setelah diberikan penyuluhan. Setelah

dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Paired T-test diperoleh

nilai p-value 0,000 yang berarti <0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

ada pengaruh penyuluhan dengan media leaflet terhadap sayur dan buah

terhadap pengetahuan siswa SDN 105349 Paluh Kemiri. Penelitian ini

sejalan dengan yang dilakukan oleh Al Rahmad, Agus Hendra (2017)

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian

penyuluhan terhadap peningkatan/perubahan pengetahuan tentang

konsumsi sayur dan buah.Hal ini juga sejalan dengan penelitian Saputra,

dkk (2016), yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

pada pengetahuan tentang sayur dan buah siswa sebelum dan sesudah

edukasi melalui media leaflet.

Tidak hanya pengetahuan, sikap juga sangat berperan penting

terhadap konsumsi sayur dan buah anak. Sikap merupakan reaksi atau

respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau

objek. Manifestasi sikap tidak dapat langung dilihat, tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

50

tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi emosional

terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2012).

Pada penelitian ini, siswa diberi stimulus berupa penyuluhan dengan

media leaflet. Penyuluhan ini diberikan untuk melihat perubahan sikap

yang terjadi pada siswa mengenai sayur dan buah.

Tabel 10 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan sikap siswa

terhadap sayur dan buah setelah diberikan penyuluhan. Setelah dilakukan

uji statistik dengan menggunakan uji Paired T-test diperoleh nilai p-value

0,003 yang berarti <0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh penyuluhan dengan media leaflet terhadap sayur dan buah

terhadap sikap siswa SDN 105349 Paluh Kemiri. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ramadhani, Rodhia, dkk

(2015), tentang “Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam

Bergizi Seimbang Dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Anak SDN 060895 Medan.”

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan sikap anak

sekolah setelah diberikan penyuluhan gizi dengan media buku cerita

bergambar.

Pengetahuan dan sikap terhadap sayur dan buah berperan penting

terhadap asupan vitamin dan mineral anak. Pengetahuan tidak hanya

didapat dari sekolah saja, melainkan pengetahuan juga dapat diperoleh

dari pengalaman hidup sehari-hari begitu juga dengan sikap

(Sediaoetama, 2010).

Jenis vitamin yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari vitamin

A, vitamin B1 (Tiamin), vitamin B2 (Riboflavin), vitamin B6 (Pyridoxin), dan

vitamin C. Jenis mineral yang dianalisis antara lain Sodium, Potassium,

Calcium, Magnesim, Fosfor, Iron, dan Zinc. Tabel 14 menunjukkan bahwa

dari 50 orang siswa yang dijadikan sampel penelitian, dengan metode

recallmakan 3x24 jam diperoleh nilai rata-rata asupan vitamin yang

dikonsumsi sebelum penyuluhan maupun setelah diberikan penyuluhan

tidak terdapat perubahan yang signifikan.

Setelah dilakukan uji statistik dengan mengunakan uji Paired T-test

51

diperoleh nilai value >0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh penyuluhan dengan media leaflet terhadap asupan vitamin

siswa SDN 105349 Paluh Kemiri.

Hasil yang sama ditunjukkan dengan asupan mineral, dengan

metode recall makan 3x24 jam diperoleh nilai rata-rata asupan mineral

yang dikonsumsi sebelum penyuluhan maupun setelah diberikan

penyuluhan tidak terdapat perubahan yang signifikan. Setelah dilakukan

uji statistik dengan mengunakan uji Paired T-test diperoleh nilai p-value

>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penyuluhan

dengan media leaflet terhadap asupan mineral siswa SDN 105349 Paluh

Kemiri.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rakhmawati (2013),

kebiasaan makan yang diajarkan ibu kepada anak akan mempengaruhi

pola makan anak sehingga anak akan dapat memutuskan makanan yang

dikonsumsinya. Tingkat pengetahuan gizi ibu tidak selalu menyebabkan

asupan vitamin dan mineral anak sesuai dengan angka yang dianjurkan.

Selain itu, rendahnya konsumsi buah dan sayur juga disebabkan oleh

ketersediaan sayur dan buah di rumah.Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Gustiara (2013) yang menyimpulkan bahwa ketersediaan buah

dan sayur dirumah hanya 49%. Faktor lain yang berperan adalah

pendapatan orang tua. Semakin tinggi pendapatan orang tua semakin

tinggi pula daya beli makanan khususnya buah dan sayur. Tingkat

pendapatan akan mencerminkan kemampuan daya beli bahan makanan

di tingkat rumah tangga, khususnya buah dan sayur baik jumlah maupun

mutunya (Rachman, Bella Nadya, 2017).

52

BAB V

KESIMPULAN, KELEMAHAN, DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Skor pengetahuan sampel tentang sayur dan buah sebelum

diberikan penyuluhanskor maksimum 7 dan minimum 3.

Sedangkan setelah diberikan penyuluhan nilai maksimum 10 dan

skor minimum 5.

2. Skor sikap sampel terhadap sayur dan buah sebelum diberikan

penyuluhan maksimum 39 dan minimum 23. Sedangkan setelah

diberikan penyuluhan rata-rata skor adalah 33,06 dengan nilai

maksimum 39 dan minimum 28.

3. Setelah dilakukan uji statistik didapatkan kesimpulan ada

pengaruh penyuluhan dengan media leaflet tentang sayur dan

buah terhadap pengetahuan siswa SDN 105349 Paluh Kemiri

(p=0,000)

4. Setelah dilakukan uji statistik didapatkan kesimpulan ada

pengaruh penyuluhan dengan media leaflet tentang sayur dan

buah terhadap sikap siswa SDN 105349 Paluh Kemiri (p=0,003)

5. Setelah dilakukan uji statistik didapatkan kesimpulan tidak Ada

pengaruh penyuluhan dengan media leaflet tentang sayur dan

buah terhadap Asupan vitamin siswa SDN 105349 Paluh Kemiri

(p>0,05)

6. Setelah dilakukan uji statistik didapatkan kesimpulan tidak Ada

pengaruh penyuluhan dengan media leaflet tentang sayur dan

buah terhadap Asupan mineral siswa SDN 105349 Paluh Kemiri

(p>0,05)

53

B. KELEMAHAN

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SD,

sehingga hasil yang didapat mungkin akan menimbulkan

perbedaan apabila dilakukan pada jenis pendidikan yang lain

seperti SMP dan SMA.

2. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, yang

dibagikan secara bersamaan kepada sampel dan kemudian

dibacakan (tidak didampingi secara satu per satu).

3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini belum mewakili

semua faktor-faktor yang mempengaruhi asupan vitamin dan

mineral siswa SD.

C. SARAN

1. Bagi sampel yang masih berasupan vitamin dan mineral rendah

sebaiknya lebih ditingkatkan lagi konsumsi sayur dan buah.

2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian tentang asupan

vitamin dan mineral pada anak sekolah sebaiknya menggunakan

waktu yang lebih banyak lagi dalam memberi intervensi dan

memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi konsumsi

sayur dan buah pada anak sekolah seperti pendapatan orang tua

dan ketersedian sayur dan buah dirumah.

3. Bagi pihak sekolah sebaiknya dapat memberikan informasi dan

dukungan berupa pembelajaran atau penyuluhan tentang

pentingnya mengonsumsi sayur dan buah pada anak sekolah.

4. Bagi tenaga kesehatan sebaiknya memberikan informasi serta

promosi kesehatan yang lebih kepada anak sekolah untuk

mendukung peningkatan pengetahuan, sikap serta asupan vitamin

dan mineral pada anak sekolah

54

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, D Sediaoetama. 2010. Ilmu Gizi. Dian Rakyat. Jakarta. Adriani, Merryana dan Bambang Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam

Siklus Kehidupan. Kencana. Jakarta. Ahmad, Aripin dalam Hardinsyah. 2017. Ilmu Gizi : Teori & Aplikasi. EGC.

Jakarta. Akhmad, Eri Yanuar. 2017. Diet Sehat dan Aman untuk Anak-anak. Andi

Publisher. Jakarta. Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka

Utama. Cetakan ketujuh. Jakarta. Al Rahmad, Agus Hendra dan Almunadia. 2017. Pemanfaatan Media

Flipchart dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibu tentang Konsumsi Sayur dan Buah. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.

Astawan, Made. 2009. A-Z Ensiklopedia Gizi Pangan untuk Keluarga.

Dian Rakyat. Yogyakarta. Balitbangkes . 2009. Laporan Hasil Riset Kesehatan Provinsi Sumatera

Utara Tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Balitbangkes. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Balitbangkes, 2014. Survei Konsumsi Makanan Individu dalam Buku Studi

Diet Total Indonesia 2014 : Laporan Nasional. Jakarta. Briawan, Dodik dalam Hardinsyah. 2017. Ilmu Gizi : Teori & Aplikasi. EGC.

Jakarta. CH, Shantika Ebi. 2017. Golden Age Parenting. PT. Anak Hebat

Indonesia. Yogyakarta. Darawati, Made dalam Hardinsyah. 2017. Ilmu Gizi : Teori & Aplikasi.

EGC. Jakarta. Farisa, S. 2012. Hubungan sikap, pengetahuan, ketersediaan dan

keterpaparan media massa dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMPN 8 Depok tahun 2012. [Skripsi] : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Depok.

55

Fikawati, Sandra, Ahmad Syafiq, Arinda Veratama. 2017. Gizi Anak dan Remaja. Rajawali Pers. Depok

Gustiara, I. 2013. Konsumsi Sayur dan Buah pada Siswa SMA Negeri 1

Pekan Baru. Jurnal Procure USU Medan. Hoetomo. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Mitra Pelajar. Jakarta Indrati, Retno dan Murdijati Gardjito. 2014. Pendidikan Konsumsi Pangan :

Aspek Pengolahan dan Keamanan. Kencana. Jakarta. Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Kementerian Kesehatan

RI. Jakarta. Kemenkes. Permenkes No. 41 tahun 2014. Kemenkes. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Tabel Angka

Kecukupan Gizi. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. Khomsan, Ali. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. PT. Rajagrafindo

Persada. Jakarta. Muslihah, Nurul dalam Hardinsyah. 2017. Ilmu Gizi : Teori & Aplikasi.

EGC. Jakarta. Maulana, Heri D. J. 2009. Promosi Kesehatan. EGC. Jakarta. Moehji, Sjahmien. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Gizi 2. Pustaka Kemang

Studio Aksara. Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta.

Jakarta. Notoatmodjo, Soekijdo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka

Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Perilaku

Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku

Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Rachman, Bella Nadya, I Gede Mustika, I.G.A Wita Kusumawati. 2017.

Faktor yang berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SMP di Denpasar. Jurnal Gizi Indonesia.

56

Rakhmawati, Nuris Z. 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 bulan. Skripsi. Program Studi Ilmu Gizi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Ramadhani, Rodhia, Albiner Siagian, Zulhaida Lubis. 2015. Pengaruh

Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan: Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM, USU. Medan

Saputra, Mhd. Dahniman, Yulia Wahyuni, Rachmanida Nuzrina. 2016.

Pengaruh Pemberian Edukasi Gizi Melalui Media Video dan Leaflet Terhadapa Perubahan Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa SMP Al Chasanah Tahun 2016. Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul.

Sediaoetama, AD. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II.

Dian Rakyat. Jakarta Sinaga, Tiurma dalam Hardinsyah. 2017. Ilmu Gizi : Teori & Aplikasi.

EGC. Jakarta. Sudaryono, 2017. Metodologi Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta. Supariasa, I Dewa Nyoman. 2012. Pendidikan & Konsultasi Gizi. EGC.

Jakarta. Susilowati dan Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. PT. Refika

Aditama. Bandung. WHO 2016. Micronutrient Deficiences. http : //www.who. int/nutrition/topics

/vad/en [acces : Oct 28,2017]. Yuliarti, Nurheti. (2008). Food Supplement : Panduan Mengonsumsi

Makanan Tambahan untuk Kesehatan Anda. Banyu Media. Yogyakarta.

57