Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017

8
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) SEBAGAI TANDA PENGENAL DIRI/IDENTITAS DALAM MELAKSANAKAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DOSEN : Prof. Dr. Ir. HAPZI ALI, MM, CMA MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DISUSUN OLEH: YULIA RAMADIANA 500581925 UPBJJ BANJARMASIN UNIVERSITAS TERBUKA 2016/2017

Transcript of Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017

Page 1: Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

SEBAGAI TANDA PENGENAL DIRI/IDENTITAS

DALAM MELAKSANAKAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

DOSEN : Prof. Dr. Ir. HAPZI ALI, MM, CMA

MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DISUSUN OLEH:

YULIA RAMADIANA

500581925

UPBJJ BANJARMASIN

UNIVERSITAS TERBUKA

2016/2017

Page 2: Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017

PENDAHULUAN

Negara Republik Indonesia adalah negara yang selalu berpedoman kepada Undang-

Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam mengurusi hal-hal yang berkitan

dengan tata administrasi Negaranya, begitu juga dengan hal-hal yang berkaitan dengan

perpajakan di Indonesia yang sudah diatur dalam Kitab Undang-Undang Perpajakan dan

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), yang mana salah satu isi dari KUP

tersebut adalah mengenai Hak-Hak dan Kewajiban Wajib Pajak Orang Pribadi (OP) atau

Badan. Salah satu Hak dari Wajib Pajak OP/Badan ialah mendapatkan pelayanan pajak yang

terbaik dari Direktorat Jenderal Pajak/Aparatur Pajak, sedangkan salah satu Kewajiban dari

Wajib Pajak OP/Badan ialah Wajib Pajak harus menaati prosedur-prosedur perpajakan

dengan baik dan benar, salah satunya yaitu membuat atau mendaftarkan nomor identitasnya

atau tanda pengenalan diri dalam mengurusi sarana administrasi hal-hal yang berkaitan

dengan perpajakan atau sering kita sebut dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan yang mengatur Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan yang berlaku sejak 1 Januari 1984 adalah Undang-Undang Nomor 6

Tahun 1983 ini dilandasi falsafah pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang

didalamnya tertuang ketentuan yang menjunjung tinggi hak warga negara dan menempatkan

kewajiban kenegaraan.

Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ini pada

prinsipnya berlaku bagi Undang-Undang Pajak Materil, kecuali apabila dalam Undang -

Undang Pajak yang bersangkutan telah mengatur sendiri mengenai ketentuan umum dan tata

cara perpajakannya.

Adanya sistem, mekanisme dan tata cara pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan

yang sederhana menjadi ciri dan corak dalam perubahan Undang-Undang Pajak ini dengan

tetap menganut Self Assessment.

Page 3: Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017

ANALISIS

1. Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yaitu nomor yang diberikan pada seorang Wajib

Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan sebagai tanda

pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban

perpajakannya.

Setiap Wajib Pajak hanya diberikan satu NPWP. Selain itu NPWP juga dapat

dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan

administrasi perpajakan. Dalam hal ini berhubungan dengan dokumen perpajakan, Wajib

Pajak diharuskan untuk mencantumkan NPWP yang dimilikinya. Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) terdiri dari 15 digit angka. Dalam deretan angka tersebut terdapat kode

yang menyatakan jenis pajak, nomor pajak yang dikeluarkan oleh kantor pajak, kantor

yang melayani pembayaran pajak tersebut, serta terdapat kode cabang pajak yang

dibayarkan oleh seseorang tersebut.

Kode-kode yang terdapat dalam NPWP tersebut, adalah sebagai berikut :

a) Contoh kode dalam Nomor Pokok Wajib Pajak 2 angka pertama merupakan kode

jenis pajak yang dibayarkan oleh pemilik NPWP.

b) Sedangkan pada 7 digit angka berikutnya merupakan nomor pajak tertentu yang

hanya bisa dikeluarkan oleh kantor pajak

c) Kemudian 3 digit angka berikutnya merupakan kode Kantor Pelayanan Pajak contoh

521 untuk Kantor Pajak di Purwokerto (KPP)

d) Terakhir, 3 digit angka yang terakhir merupakan kode cabang

2. Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak

Berikut ini adalah Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yaitu:

1) Untuk mengetahui identitas Wajib Pajak.

2) Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawas

administrasi perpajakan.

3) Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan, sehingga semua

yang berhubungan dengan dokumen perpajakan harus mencantumkan NPWP.

4) Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan misalnya dalam Surat Setoran

Pajak (SSP)

Page 4: Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017

5) Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang mewajibkan

mencantumkan NPWP dalam dokumen-dokumen yang diajukan. misal :

- Dokumen Import (PPUD/ PIUD)

- Dokumen Eksport (PEB)

- Untuk keperluan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa atau Tahunan.

Selain itu banyak manfaat Wajib Pajak memiliki NPWP sehingga diberikan fasilitas

kemudahan dalam pengurusan administrasi antara lain:

a) Pengajuan kredit bank

b) Pembuatan R/K di bank

c) Pengajuan SIUP/ TDP

d) Pembayaran pajak final (PPh Final, PPN, dan BPHTB,dll)

e) Pembuatan paspor

f) Mengikuti lelang di Instansi Pemerintah, BUMN, dan BUMD.

g) Kemudahan pelayanan perpajakan

h) Kemudahan pengembalian pajak

i) Bebas dari pengenaan fiskal di luar negeri

Wajib Pajak memiliki hak dalam hal:

A. Hak Atas Kelebihan Pembayaran Pajak

Dalam hal pajak yang terutang untuk suatu tahun pajak ternyata lebih kecil

dari jumlah kredit pajak, atau dengan kata lain pembayaran pajak yang dibayar atau

dipotong atau dipungut lebih besar dari yang seharusnya terutang, maka Wajib Pajak

mempunyai hak untuk mendapatkan kembali kelebihan tersebut. Pengembalian

kelebihan pembayaran pajak dapat diberikan dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak

surat permohonan diterima secara lengkap.

Untuk Wajib Pajak masuk kriteria Wajib Pajak Patuh, pengembalian kelebihan

pembayaran pajak dapat dilakukan paling lambat 3 bulan untuk PPh dan 1 bulan

untuk PPN sejak permohonan diterima. Perlu diketahui pengembalian ini dilakukan

tanpa pemeriksaan.

Wajib Pajak dapat melakukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

pajak melalui dua cara :

1. melalui Surat Pemberitahuan (SPT),

2. dengan mengirimkan surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala KPP.

Page 5: Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017

Apabila Direktorat Jenderal Pajak terlambat mengembalikan kelebihan

pembayaran yang semestinya dilakukan, maka Wajib Pajak berhak menerima bunga

2% per bulan maksimum 24 bulan.

B. Hak Dalam Hal Wajib Pajak Dilakukan Pemeriksaan

Direktorat Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan dengan tujuan

menguji kepatuhan Wajib Pajak dan tujuan lain yang ditetapkan oleh Direktorat

Jenderal Pajak.

Dalam hal dilakukan pemeriksaan, Wajib Pajak berhak :

- Meminta Surat Perintah Pemeriksaan

- Melihat Tanda Pengenal Pemeriksa

- Mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan

- Meminta rincian perbedaan antara hasil pemeriksaan dan SPT

- Untuk hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang

ditentukan. Berdasarkan ruang lingkupnya jenis-jenis pemeriksaan sebagaimana

disebutkan di atas dapat dibedakan menjadi pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan

kantor.

Pemeriksaan Kantor dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan

dan dapat diperpanjang menjadi 6 (enam) bulan yang dihitung sejak tanggal Wajib

Pajak datang memenuhi surat panggilan dalam rangka Pemeriksaan Kantor sampai

dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan. Pemeriksaan Lapangan dilakukan dalam

jangka waktu paling lama 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling

lama 8 (delapan) bulan yang dihitung sejak tanggal Surat perintah Pemeriksaan

sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.

C. Hak Untuk Mengajukan Keberatan, Banding & Peninjauan Kembali

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak,

maka akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak, yang dapat mengakibatkan pajak

terutang menjadi kurang bayar, lebih bayar, atau nihil. Jika Wajib Pajak tidak

sependapat maka dapat mengajukan keberatan atas surat ketetapan tersebut.

Selanjutya apabila belum puas dengan keputusan keberatan tersebut maka Wajib

Pajak dapat mengajukan banding. Langkah terakhir yang dapat dilakukan oleh Wajib

Pajak dalam sengketa pajak adalah peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

Page 6: Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017

Penetapan pajak dapat dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak. Jenis-jenis

ketetapan yag dikeluarkan adalah : Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB),

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan (SKPKBT), dan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN). Disamping itu dapat

diterbitkan pula Surat Tagihan Pajak (STP) dalam hal dikenakannya sanksi

administrasi dapat berupa denda, bunga, dan kenaikan.

Page 7: Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017

KESIMPULAN

1. Mengingat fungsinya sebagai tanda pengenal diri, maka Orang Pribadi dan Badan

yang telah memenuhi syarat sebagaiWajib Pajak wajib memiliki NPWP.

2. Wajib Pajak (WP) dapat memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan

mengisi formulir permohonan pendaftaran dan menyampaikan secara langsung atau

melalui pos ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan (KP2KP) setempat dengan melampirkan ketentuan yg sudah

diberikan, dan bisa juga secara online melalui internet di situs Direktorat Jenderal

Pajak dengan alamat www.pajak.go.id

3. Dalam proses pembuatan NPWP terdiri dari 4 tahap yaitu pengisian formulir

pendaftaran, penyerahan formulir pendaftaran, pengecekan formulir pendaftaran dan

yang terakhir adalah pemrosesan pembuatan NPWP yang kemudian akan dicetak lalu

diserahkan kepada Wajib Pajak. Namun dalam proses pengecekan formulir dan

pemrosesan pembuatan NPWP sering sekali ditemui kendala-kendala yang terjadi, hal

ini mengharuskan pihak bagian pelayanan harus dapat mengatasi dan menyelesaikan

permasalahan yang terjadi agar dalam proses pengecekan formulir dan pemrosesan

tidak ada hambatan dan dapat berjalan lancar sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Serta terdapat manfaat yag dapat dirasakan oleh Wajib Pajak apabila memiliki NPWP.

4. Dalam rangka untuk lebih memberikan keadilan di bidang perpajakan yaitu antara

keseimbangan hak negara dan hak warga Negara pembayar pajak, maka Undang-

Undang Perpajakan yaitu Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan mengakomodir mengenai berbagai hak-hak Wajib Pajak.

Page 8: Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Fasilitas dan

Insentif Pajak Penghasilan Indonesia Edisi kedua Jakarta

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Lebih Dekat

Dengan Pajak

Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat.

2013. Susunan Dalam Satu Naskah Undang Undang Perpajakan

Liberti Pandiangan, 2010, Hindari Kesalahan Pajak Edisi Revisi, Penerbit Elek Media

Komputindo