Wrap Up Skenario 2 Blok Ipt Kelompok b6 Ppt

23
Ruam Merah Seluruh Tubuh

description

hb

Transcript of Wrap Up Skenario 2 Blok Ipt Kelompok b6 Ppt

Ruam Merah Seluruh Tubuh

Ruam Merah Seluruh Tubuh

Ketua : Maulana Ibrahim 1102014152Sekretaris : Lydia annisa 1102014150Anggota : Nabila 1102014178Nabila Sari Annisa 1102014183Rivan Trisatrio1102014230Sendri Segadi 1102014242Puput Aurelia 1102014210Raudlatul Jannah 1102014222Yuni Iriani Sarbini 1102011300Rizky Aulia 1102013256

Ruam merah seluruh tubuhSeorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan keluar ruam merah di tubuh sejak tadi pagi. Sejak 4 hari yang lalu anak demam disertai batuk, pilek, mata merah, muntah, buang air besar lembek 2x/ hari dan nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak lemah, suhu 39oC. Dalam rongga mulut terlihat koplik spot dan terdapat ryam makulopapular di belakang telinga, wajah, leher, badan dan ekstremitas. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil laboratorium ditemukan leukopenia.

Estremitas: Anggota badan seperti, lengan dan tungkaiKoplik Spot: Suatu bintik putih keabuan dengan areolar tipis berwarna putih yang bersifat hemoragik pada pangkal lidahLeukopenia: Jumlah sel darah putih (leukosit) yang terlalu rendah pada tubuh, yaitu kurang dari 4000 sel/mm2Ruam Makulopapular: Bintik-bintik dan benjolan kecil kemerahan pada kulitRuam Merah: Bercak kemerahan pada kulit

Kata-kata SulitPertanyaan

Mengapa ruam merah dapat timbul pada penderita campak?Mengapa pada campak dapat timbul gejala klinis seperti pada scenario?Pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan untuk membantu menentukan diagnosis penyakit seperti dalam skenario?Penyakit apa saja yang ditandai dengan Koplik Spot?Apa yang menyebabkan penyakit Campak?Bagaimana cara penularan penyakit Campak?Bagaimana cara pencegahan penyakit Campak?Tatalaksana penyakit CampakBagaimana mekanisme terjadinya penyakit Campak?Apa saja komplikasi yang dapat ditimbulkan Campak?Gejala penyakit Campak selain yang terdapat pada skenario tersebut

Hipotesa

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh paramyxovirus yang ditularkan melalui kontak dengan droplet lalu menyebar ke saluran pembuluh darah, pencernaan, dan lainnya. Sehingga menimbulkan gejala-gejala klinis, daya tahun tubuh menurun lalu muncul ruam merah dan koplik spot. Dan, untuk mendukung diagnose dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti, pemeriksaan fisik, serologi, dan juga pembiakkan/kultur.

Sasaran BelajarMemahami dan Menjelaskan CampakDefinisiEtiologiEpidemiologiManifestasiPatogenesisPatofisiologisDiagnosisDiagnosis BandingPrognosisKomplikasiPencegahanTata Laksana

Definisi

Campak (measles/rubeola), merupakan infeksi virus yang sangat menular, biasanya pada kanak-kanak, terutama menyerang saluran pernapasan dan jaringan retikuloendotelial, ditandai dengan erupsi papul merah, diskret yang akan berkonfluensi, mendatar, berubah menjadi coklat, dan berdeskuamasi. (Dorland, edisi 28, EGC, 2014)

Etiologi Penyakit ini disebabkan oleh virus campak. Virus campak adalah virus RNA yang hanya memiliki satu antigen. Setelah timbul ruam kulit, virus aktif dapat ditemukan pada secret nasofaring, darah, dan air kencing dalam waktu sekitar 34 jam pada suhu kamar. Virus campak dapat bertahan selama beberapa hari pada temperature 0oC da selama 15 minggu pada sediaan beku. Diluar tubuh manusia virus mudah mati. Pada suhu kamar sekalipun, virus akan kehilangan infektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari. Virus campak mudah hancur oleh sinat ultraviolet

(buku penyakit tropis, Erlangga)

Paramyxovirus

Epidemiologi Campak merupakan penyakit endemik di banyak negara terutama di negara berkembang. Angka kesakitan di seluruh dunia mencapai 5-10 kasus per 10.000 dengan jumlah kematian 1-3 kasus per 1000 orang. Campak masih ditemukan di negara maju. Sebelum ditemukan vaksin pada tahun 1963 di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 1,5 juta kasus campak setiap tahun. Mulai tahun 1963 kasus campak menurun drastis dan hanya ditemukan kurang dari 100 kasus pada tahun Manifestasi klinis1.Stadium kataral (prodormal)Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringa hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis.

2.Stadium erupsiCoryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum durum dan palatum mole.

3.Stadium konvalesensiErupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Patogenesis dan Patofisiologi

Jika mengenai saluran cerna maka akan menyebabkan diare karena ada bercak koplik, nafsu makan menurun, dan nutrsi kurang dari kebutuhan.Jika mengenai saluran nafas, bisa menyebabkan pilek dan batuk.Jika mengenai konjungtiva radang bisa menyebabkan konjungtivitis.Jika virus menyebar di kulit dan sekitar sebasea dan folikel rambut akan membentuk makulopapular dikulit.

Cara Penularan

Virus campak mudah menularkan penyakit. Virulensinya sangat tinggi terutama pada anak yang rentan dengan kontak keluarga, sehingga hamper 90% anak rentan akan tertular. Campak ditularkan melalui droplet diuadara oleh penderita sejak 1 hari sebelum timbilnya gejala klinis sampai 4 hari sesudah muculnya ruam. Masa inkubasinya antara 10 12 hariIbu yang pernah menderita campak akan menurunkan kekebalannya kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta, dan kekebalan ini bias bertahan sampai bayinya berusia 4-6 bulan. Pada usia 9 bulan bayi diharapkan membentuk antibodinya sendiri secara aktif setelah menerima vaksinasi campak. Dalam waktu 12 hari setelah infeksi campak sampai puncak titer sekitar 21 hari, igM akan terbentuk dan akan cepat menghilang untuk kemudian digantikan oleh igG. Adanya karier campak sampai sekarang tidak terbukti.

Diagnosis

11. Anamnesis2. Pemeriksaan fisik Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian seluruh tubuh.3. Pemeriksaan penunjangDeteksi antigenAntigen campak dapat dideteksi pada sel epitel dalam secret respirasi dan urine. Antibody terhadap nucleoprotein bermanfaat karena merupakan protein virus yang paling banyak ditemukan pada sel yang terinfeksi. Isolasi dan identifikasi virusApusan nasofaring dan konjungtiva, sampel darah, secret pernafasan, serta urine yang diambil dari pasien pada saat demam. 4. SerologiPemastian infeksi campak secara serologis bergantung pada peningkatan titer antibody 4x lipat antara serum fase akut dan fase konvalensi atau terlihatnya antibody IgM spesifik campak didalam specimen serum tunggal yang diambil antara 1 2 minggu setelah awitan ruam. ELISA, uji H1 dan tes Nt dapat digunakan untuk mengukur antibody campak, tetapi ELISA paling praktis. Bagian utama respons imun ditujukan untuk melawan nucleoprotein virus. Pasien dengan panensefalitis sklerosa subakut menunjukan respon antibody yang berlebihan, dengan titer 10 100 kali lipat lebih tinggi daripada peningkatan titer yang terlihat didalam serum konvalensi yang khas.

Diagnosis Banding1. Campak jerman.Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.2. Eksantema subitum.Perbedaan dengan penyakit campak. Ruam akan timbul bila suhu badan menurun.3. Infeksi enterovirusRuam kulit cenderung kurang jelas dibandingkan dengan campak. Sesuai dengan derajat demam dan berat penyakitnya.4. Penyakit RiketsiaDisertai batuk tetapi ruam kulit yang timbul biasanya tidak mengenai wajah yang secara khas terlihat pada penyakit campak.5. MeningokoksemiaDisertai ruam kulit yang mirip dengan campak, tetapi biasanya tidak dijumpai batuk dan konjungtivits.6. Ruam kulit akibat obatRuam kulit tidak disertai dengan batuk dan umumnya ruam kulit timbul setelah ada riwayat penyuntikan atau menelan obat.7. Demam skarlantina.Ruam kulit difus dan makulopapuler halus, eritema yang menyatu dengan tekstur seperti kulit angsa secara jelas terdapat didaerah abdomen yang relatif mudah dibedakan dengan campak.

Prognosis Prognosis baik jika tidak terjadi komplikasi. Prognosis buruk bahakan akan mengakibatkan kematian yang disebabkan oleh komplikasi yang terjadi. Komplikasi campak jarang terjadi, akan tetapi dapat menjadi serius apabila bersamaan dengan munculnya diare, pneumonia, dan encephalitis. Komplikasi hebat biasanya terjadi pada orang dewasa.

Komplikasi 1. BronkopnemoniaBronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak atau oleh pneumococcus, streptococcus, staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan malnutrisi energi protein, penderita penyakit menahun seperti tuberkulosis, leukemia dan lain-lain. Oleh karena itu pada keadaan tertentu perlu dilakukan pencegahan.2. Komplikasi neurologisKompilkasi neurologis pada morbili seperti hemiplegi, paraplegi, afasia, gangguan mental, neuritis optica dan ensefalitis.3. Encephalitis morbili akutEncephalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka kematian rendah. Angka kejadian ensefalitis setelah infeksi morbili ialah 1:1000 kasus, sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus morbili hidup adalah 1,16 tiap 1.000.000 dosis.4. SSPE (Subacute Scleroting panencephalitis)SSPE yaitu suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan saraf pusat. Ditandai oleh gejala yang terjadi secara tiba-tiba seperti kekacauan mental, disfungsi motorik, kejang, dan koma. Perjalan klinis lambat, biasanya meninggal dalam 6 bulan sampai 3 tahun setelah timbul gejala spontan. Meskipun demikian, remisi spontan masih dapat terjadi. Biasanya terjadi pada anak yang menderita morbili sebelum usia 2 tahun. SSPE timbul setelah 7 tahun terkena morbili, sedang SSPE setelah vaksinasi morbili terjadi 3 tahun kemudian. Penyebab SSPE tidak jelas tetapi ada bukti-bukti bahwa virus morbilli memegang peranan dalam patogenesisnya. Anak menderita penyakit campak sebelum umur 2 tahun, sedangkan SSPE bisa timbul sampai 7 tahun kemudian SSPE yang terjadi setelah vaksinasi campak didapatkan kira-kira 3 tahun kemudian. Kemungkinan menderita SSPE setelah vaksinasi morbili adalah 0,5-1,1 tiap 10.000.000, sedangkan setelah infeksi campak sebesar 5,2-9,7 tiap 10.000.000.5. Immunosuppresive measles encephalopathy Didapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita defisiensi imunologik karena keganasan atau karena pemakaian obat-obatan imunosupresif.

pencegahan1. Imunisasi aktif.Imunisasi campak awal dapat diberikan pada usia 12-15 bulan tetapi mungkin diberikan lebih awal pada daerah dimana penyakit terjadi (endemik). Imunisasi aktif dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan Moraten. Vaksin tersebut diberikan secara subcutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 10 15 bulan karena sebelum umur 10 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi dianjurkan pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberkulosis diberikan vansinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi pada umur 15 bulan. Di Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksin morbili pada anak berumur 9 bulan ke atas.Vaksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang alergi terhadap telur. Hanya saja pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai 2 minggu sembuh. Vaksin ini juga dapat diberikan pada penderita tuberkulosis aktif yang sedang mendapat tuberkulosita. Akan tetapi vaksin ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita leukemia dan anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif4.2. Imunisasi pasif.Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis 0,25 mL/kg diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin. Proteksi sempurna terindikasi untuk bayi, anak dengan penyakit kronis dan untuk kontak dibangsal rumah sakit anak5.3. IsolasiPenderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.

tatalaksanaa)Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari :Pemberian cairan yang cukup.b)Campak tanpa komplikasi * Antidemam (seperti parasetamol).* Antibatuk (seperti antitusif, antiekspetoran).* Vitamin A: < 6 bulan : 50.000 IU diberikan satu kali 6-11 bulan : 100.000 IU diberikan satu kali>11 bulan : 200.000 IU diberikan satu kali*Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai.Jenis makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan adatidaknya komplikasi.

c) Komplikasi Suplemen nutrisi. Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder. Anti konvulsan apabila terjadi kejang. Pemberian vitamin A.d) Dengan Indikasi rawat inap, jika :- Campak disertai komplikasi berat- Campak dengan kemongkinan terjadinya komplikasi, yaitu bila ditemukan: Bercak/eksantem merah kehitaman yang menimbulkan deskuamasidengan skuama yang lebar dan tebal. Suara parau, terutama disertai tanda penyumbatan seperti laryngitisdan pneumonia. Dehidrasi berat. Hiperpireksia (suhu tubuh > 39C) Asupan oral sulitKejang dengan kesadaran menurun MEP yang berate)Campak dengan komplikasi :1. Ensefalopati/ensefalitis- Antibiotika bila diperlukan, antivirus dan lainya sesuai denganpenderita ensefalitis.- Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan penderita ensefalitis.- Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan sertakoreksi terhadap gangguan elektrolit dan gangguan gas darah.

2. Bronkopneumonia :- Antibiotika sesuai dengan penderita pneumoniaAntibiotik ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis intravenadikombinasikan dengan kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari intravenadalam 4 dosis sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapatminum obat peroral.- Oksigen nasal atau dengan masker.- Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah danelektrolitPada kasus campak dengan komplikasi bronkhopneumonia dangizi kurang perlu dipantau terhadap adanya infeksi spesifik.Pantaugejala klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah 1-3 bulanpenyembuhan.3. EnteritisKoreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi.Pemberian cairanintravena dapat dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengandehidarsi.4. Otitis media- Diberikan antibiotik kortimoksazol-sulfametokzasol (TMP 4mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis)- Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang atau buruk.