jejakrahman.files.wordpress.com€¦ · Web view( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACETLaporan Prakerin...
Transcript of jejakrahman.files.wordpress.com€¦ · Web view( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACETLaporan Prakerin...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik kerja industri ( Prakerin ) adalah kegiatan praktik siswa yang di
lakukan di Dunia Usaha/Industri, yang merupakan suatu kegiatan kurikuler yang
wajib diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ). Kegiatan ini
sabagai wacana untuk lebih memantapkan hasil belajar, sekaligus memberikan
kesempatan pada siswa untuk lebih mendalami dan menghayati kemampuan hasil
belajar tersebut dalam situasi dan kondisi dunia kerja yang sesungguhnya.
1.2 Sejarah PT. Cisarua Mountain Dairy
PT. Cisarua Mountain Dairy merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan susu. PT. Cisarua Mountain Dairy juga merupakan anak
perusahaan Macro Group, yang bergerak di bidang pangan berbasiskan empat
protein alami yang terbaik yaitu daging (PT. Macroprima Panganutama), susu ( PT.
Cisarua Mountain Dairy ), telur (PT. Java Egg Specialities), dan kedelai (PT.
Indosoya Sumber Protein). PT. Cisarua Mountain Dairy ( Cimory ), didirikan pada
tanggal 30 September 2005 oleh Pak Bambang Sutantio. Pada saat itu produksi
belum berjalan, tapi baru dimulai tanggal 06 Februari 2006.
Adanya peraturan dari WTO yang menyatakan bahwa WTO tidak melarang
lagi Indonesia untuk terikat pada pemakaian susu segar lokal sebagai bahan baku
perusahaan pengolahan susu, tapi bisa dengan menggunakan susu impor. Dengan
adanya peraturan tersebut, perusahaan susu semakin banyak menggunakan bahan
dasar susu impor (seperti susu bubuk, lemak susu/AMF) di karenakan kualitasnya
lebih dapat di prediksi dan dipertanggungjawabkan.
Sebagai akibatnya, susu segar lokal semakin tidak menarik (khususnya
ketika dolar mencapai (Rp. 8.500,00,-). Jika hal ini tidak di tangani dengan baik,
perlahan namun pasti, industry susu segar akan semakin terpuruk.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 1
Pak Bambang Sutatntio sebagai pemilik PT. Cisarua Mountain Dairy
melihat fenomena tersebut dan mencoba sebuah cara permulaan, dengan membuat
produk susu segar lokal sebagai produk yang bisa dipasarkan,produk tersebut
adalah susu pasteurisasi.
Dengan adanya AFTA ( Asean Free Trade Agreement ) bahwa impor
produk susu jadi Negara sesama Asean hanya di kenai bea cukai masuk sekitar 5 %
sehingga produk susu yang memiliki kadaluarsa panjang akan lebih mudah masuk
ke Indonesia. Jadi dengan pertimbangan diatas, pemilihan produk susu pasteurisasi
ini dikarenakan hanya inilah produk susu satu – satunya yang tidak bisa diimpor
dari luar negeri karena masa kadaluarsanya hanya 14 hari.
Susu pasteurisasi di Negara maju merupakan susu yang paling banyak di
konsumsi. Sementara di Indonesia konsumsi susu pasteurisasi per tahun adalah 120
cc per kapita atau sekitar 2 % dari konsumsi per tahun ( konsumsi per kapita per
tahun adalah 7 liter dari ekivalen produk susu). Walaupun demikian, susu ini
merupakan susu terbaik untuk di konsumsi karena, kandungan nilai gizi dan
kesegarannya.
Jadi dengan mendirikan model kerjasama dalam menggunakan susu segar
lokal dalam bentuk PT. Cisarua Mountain Dairy ( Cimory ), akan terdapat banyak
usaha susu segar lainya. Pada akhirnya, industri susu segar lokal akan bertahan dan
berkembang. Dengan demikian diharapkan akan lebih banyak lapangan kerja
didaerah terpencil dan akan menolong Indonesia untuk lebih mandiri dalam
menyediakan bahan susu.
a. Lokasi PT. Cisarua Mountain Dairy.
PT. Cisarua Mountain Dairy terletak di jalan raya Puncak No. 425 Km. 77
Cisarua,Bogor. Gedung PT. Cisarua Mountain Dairy terdiri dari beberapa bagian,
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 2
yaitu laboratorium fisika kimi, laboratorium mikrobiologi, kantor, ruang pelebelan,
ruang proses, ruang filling, ruang penimbangan sekaligus ruang mixing, ruang
pendingin, tempat pengolahan air, gudang raw material, kantin, mushola, Cimory
resto, tempat bermain anak, dan lapangan untuk parkir.
b. Struktur organisasi
PT. Cisarua Mountain Dairy merupakan perusahaan yang berbadan hokum
perseroan terbatas. Struktur organisasi diterapkan dan di susun dengan dasar target
yang akan di capai. PT. Cisarua Mountain Dairy mempunyai pimpinan yaitu
seorang Presiden Director.
Pada perusahaan ini ada beberapa departemen yang mempunyai tugas
khusus, dan dikepalai oleh seorang manager, diantaranya :
1) Departemen Pemasaran
2) Departemen Personalia
3) Departemen Produksi
4) Departemen Mekanisasi
5) Departemen RIQA ( Research Innovation and Quality Assurance )
6) Departemen Keuangan
7) Departemen Gudang.
c. Administrasi Laboratorium
Laboratorium yang merupakan tempat untuk menganalisis bahan baku
penunjang, produk setengah jadi dan produk jadi mempunyai seorang pimpinan
yang membawahi supervisor yaitu bagian kimia fisika dan mikrobiologi.
Laboratorium PT. Cisarua Mountain Dairy terdiri dari dua bagian yaitu
laboratorium kimia fisika dan mikrobiologi. Data – data hasil analisis dimasukan
dalam buku laporan, begitu pula dengan pemakaian bahan kimia.
d. Visi dan Misi PT. Cisarua Mountain Dairy
Visi : Menjadi industri susu berkualitas di Indonesia baik dari segi mutu hygenis,
dan sumber daya manusia.
Misi : Menghasilkan produk susu dan olahan susu yang berkualitas
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 3
1.1 Tujuan Prakerin.
1. Tujuan Umum.
Praktik kerja industri di dunia usaha/industri bertujuan agar siswa memiliki
wawasan, kemampuan dasar untuk bekerja dan menyesuaikan diri dengan
keadaan di dunia kerja.
2. Tujuan Khusus.
a) Mengenal dan memahami tata tertib dan mekanisme kerja di
perusahaan/industri dengan segala aktifitasnya.
b) Menumbuhkan semangat dan jiwa berwiraswasta.
c) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa sesuai dengan program
keahliannya dalam dunia usaha/industry.
d) Melatih dan menumbuhkan etos kerja.
e) Mengurangi kesenjangan dan ketidaksesuaian pengetahuan dan
keterampilan yang di peroleh siswa di sekolah dengan yang dibutuhkan
dunia kerja/industry.
f) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pencapaian tamatan SMK
yang professional.
g) Terjadinya pemindahan atau transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari
dunai usaha/industri.
1.4 Tujuan Penyusunan Laporan Prakerin.
1. Memantapkan siswa dalam pengembangan dan penerapan pelajaran dari sekolah di
institusi tempat prakerin.
2. Siswa mampu mencari alternatif lain untuk mengasah kemampuan sesuai bidang
keahlian secara lebih rinci.
3. Menambah koleksi pustaka di perpustakaan sekolah maupun di institusi prakerin,
sehingga dapat mengakibatkan pengetahuan, baik bagi dirinya (penulis) maupun
para pembaca.
4. Siswa dapat membuat laporan kerja dan mempertanggungjawabkannya.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi susu segar
Susu umumnya di definisikan sebagai cairan bergizi yang di hasilkan oleh
kelenjar mamae ( susu ) dari mamalia betina. Menurut SNI 01-3141-1998, susu
segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih yang
diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan alaminya tidak
dikurangi atau di tambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun.
Sedangkan secar fisiologis, susu merupakan sekresi fisiologi kelenjar ambing
sebagai makanan dan proteksi imunologis bagi bayi mamalia.
Susu juga merupakan campuran kompleks dari lipid, karbohidrat, protein,
dan banyak senyawa organic dan garam – garam anorganik yang larut atau
terdispersi dalam air. Beberapa dari senyawa tersebut seperti karbohidrat, laktosa,
dan sebagian besar dari garam – garam dan vitamin – vitamin larut dalam air.
Senyawa lainnya seperti lemak, protein, dan kalsium fosfat terdispersi dalam air
dalam bentuk koloid atau mendekati bentuk koloid.(Mayer,1973).
Dewasa ini di negara – negara yang sudah maju maupun negara – negara
yang sedang berkembang (termasuk Indonesia), sapi perah merupakan sumber
utama penghasil susu yang mempunyai nilai gizi tinggi. Walaupun ada pula susu
yang di hasilkan ternak lain misalnya kerbau, kambing, kuda, dan domba. Akan
tetapi penggunaan susu dari sumber – sumber ternak lain tersebut di masyarkat
tidaklah sepopuler susu sapi perah.
Susu yang merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru
dilahirkan disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat
gizinya yang lengkap. Selain air, susu mengandung protein, karbohidrat, lemak,
mineral, enzim – enzim, gas serta vitamin A,C,dan D dalam jumlah memadai.
Syarat susu segar yang baik yaitu mengandung tidak kurang dari 3,25 persen lemak
susu dan 8,25 persen padatan bukan lemak, tidak mengandung tambahan air, bahan
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 5
tambahan pangan dan antibiotik, serta belum mengalami perubahan warna, bau
dan kekentalan. Kandungan zat gizi pada sapi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Komposisi Kandungan Gizi dalam susu sapi segar
Komposisi Gizi Susu Sapi Kandungan ( % )
Air 87,1
Lemak 3,9
Protein 3,4
Laktosa 4,8
Kadar Abu 0,72
Sumber : Buckle, 1987
Persentase atau jumlah dari masing – masing komponen diatas sangatlah
bervariasi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara keseluruhan faktor – faktor
tersebut dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu faktor – faktor yang ditimbulkan
oleh lingkungan, genetik dan management. Untuk lebih jelasnya faktor – faktor
yang mempengaruhi komposisi susu dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Jenis ternak dan keturunannya.
Jenis ternak yang berasal dari keturunan yang berbeda dapat menghasilkan
susu dengan komposisi yang berbeda pula, dikarenakan adanya perbedaan antar
individu dengan individu lainnya.
b. Tingkat laktasi.
Komposisi air susu berubah pada setiap tingkat laktasi. Perubahan yang
terbesar terjadi pada saat permulaan dan terakhir laktasi.
c. Umur ternak.
Pada umumnya sapi berumur 5 -6 tahun sudah mempunyai produksi susu
yang tinggi tetapi hasil hasil yang maksimum akan di capai pada umur 8 – 10
tahun. Umur ternak erat kaitannya dengan periode laktasi. Pada periode permulaan
produksi susu tinggi tetapi pada masa – masa akhir laktasi produksi susu menurun.
Selama periode laktasi kandungan protein secara umum mengalami kenaikan,
sedangkan kandungan lemaknya mula – mula menurun sampai bulan ketiga laktasi
kemudian naik lagi.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 6
d. Infeksi /peradangan pada ambing.
Infeksi/peradangan pada ambing dikenal dengan nama mastitis. Mastitis
adalah suatu peradangan pada tenunan ambing yang dapat di sebabkan
mikroorganisme, zat kimia, luka termis, ataupun luka karena mekanis. Peradangan
ini dapat mempengaruhi komposisi susu antara lain dapat menyebabkan
bertambahnya protein dalam darah dan sel – sel darah putih di dalam tenunan
ambing serta menyebabkan penurunan produksi susu.
e. Nutrisi / Pakan
Jenis pakan dapat mempengaruhi komposisi susu. Pakan yang terlalu
banyak konsentrat akan menyebabkan kadar lemak susu rendah. Jenis pakan dari
rumput – rumputan akan menaikan asam oleat sedangkan pakan berupa jagung atau
gandum akan menaikkan asam butiratnya. Pemeberian pakan yang banyak pada
seekor sapi yang kondisinya jelek pada waktu sapi itu dikeringkan dapat menaikan
hasil susu sebesar 10 – 30 %. Pemberian air adalah penting untuk produksi susu,
karena susu 87 % terdiri dari air dan 50 % dari tubuh sapi terdiri dari air. Jumlah air
yang dibutuhkan tergantung dari :
1) Produksi susu yang di hasilkan oleh seekor sapi.
2) Suhu lingkungan sekitar.
3) Pakan yang diberikan
Perbandingan antara susu yang di hasilkan dan air yang di butuhkan oleh
seekor sapi adalah 1:36. Air yang dibutuhkan untuk tiap hari bagi seekor
sapi berkisar antara 37-45 liter.
f. Lingkungan
Pengaruh lingkungan terhadap komposisi susu bisa dikomplikasikan oleh
faktor – faktor seperti nutrisi dan tahap laktasi. Hanya bial faktor – faktor seperti ini
dihilangkan menjadi memungkinkan untuk mengamati pengaruh musim dan suhu.
Biasanya pada musim hujan kandungan lemak susu akan meningkat sedangkan
pada musim kemarau kendungan lemak susu lebih rendah. Produksi susu yang di
hasilkan pada kedua musim tersebut berbeda. Pada musim hujan produksi susu bisa
meningkat karena tersedianya pakan yang lebih banyak dari musim kemarau. Suhu
dan kelembaban juga mempengaruhi produksi susu. Pada lingkungan dengan
kelembaban yang tinggi dapat mempengaruhi timbulnya infeksi bakteri dan jamur
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 7
penyebab mastitis. Suhu lingkungan yang tinggi secara jelas menurunkan produksi
susu, karena sapi menurunkan konsumsi paka, tetapi belum jelas apakah suhu
mempengaruhi komposisi susu.
g. Prosedur pemerahan.
Faktor yang mempengaruhi susu antara lain adalah jumlah perahan setiap
hari, lamanya pemerahan, dan waktu pemerahan. Jumlah pemerahan 3 -4 kali setiap
hari dapat meningkatkan produksi susu daripada jika hanya diperah dau kali sehari.
Pemerahan pada saat pagi hari mendapatkan susu sedikit berbeda komposisinya
daripada susu hasil pemerahan sore hari. Pemerahan menggunakan tangan ataupun
menggunkan mesin tidak memperlihatkan perbedaan dalam produksi susu, kualitas
ataupun komposisi susu.
2.2 Sifat Fisika Susu
a. Warna
Warna air susu dapat berubah dari satu warna ke warna yang lain,
tergantung dari bangsa ternak, jenis ternak, jumlah lemak, bahan padat dan bahan
pembentuk warna. Warna susu berkisar dari putih kebiruan sampai kuning
keemasan, bergantung jenis hewan, pakan, dan jumlah lemak/padatan dalam susu.
Dalam jumlah besar, susu tampak keruh (opaque). Dalam bentuk lapisan tipis, susu
tampak sedikit transparan. Susu dengan kadar lemak rendah atau susu yang sudah
dipisahkan lemaknya berwarna kebitu-biruan. Warna putih susu merupakan refleksi
cahaya oleh globula lemak, kalsium kaseinat, dan koloid fosfat. Karoten adalah
pigmen yang menyebabkan warna kuning susu. Karoten susu berasal dari pakan
kehijauan. Ketajaman warna karoten tergantung dari jumlah pigmen dalam darah
yang disekresi bersama-sama susu. Karoten yang terdapat dalam susu, secara kimia
identik dengan yang terdapat para tanaman. Warna kuning susu sangan dipengaruhi
oleh pakan. Pakan yang tinggi kadar karotennya, misalnya wortel dan hijauan
menyebabkan warna
susu lebih kuning daripada pakan jagung putih atau oat yang berkadar
karoten rendah. Pigmen lain yang terdapat dalam susu adalah laktorom atau
riboflavin. Pigmen ini terlarut dalam susu tetapi hanya tampak pada bagian whey
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 8
dan menyebabkan warna kehijauan. Dalam susu yang normal, warna riboflavin
tertutup oleh komponen yang lain.
b. Aroma dan rasa.
Susu segar yang normal berasa agak manis, karena mengandung karbohidrat
yaitu Laktosa, dan mempunyai aroma yang spesifik. Aroma susu lenyap jika susu
didiamkan beberapa jam atau susu didinginkan. Cita rasa susu berhubungan dengan
keseimbangan rasa antara rasa manis akibat kandungan laktosa tinggi dan rasa asin
dari kadar klorida. Susu dengan kandungan laktosa rendah tetapi kadar klorida
tinggi menyebabkan cita rasa susu menjadi asin. Susu sapi yang dihasilkan pada
akhir masa laktasi biasanya berasa asin.
Rasa dan aroma susu dapat menyimpang (abnormal) dari seharusnya.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan rasa dan aroma susu abnormal adalah:
1) Gangguan keadaan fisik ternak.
Dalam hal ini, bahan-bahan yang dapat menyebabkan rasa dan aroma susu
menyimpang, disekresi oleh ternak bersama-sama dengan susu.
2) Bahan yang mempunyai aroma kuat,misalnya bawang termakan oleh ternak. Cita
rasa dan aroma bahan diserap oleh darah dan di sekresi dalam susu.
3) Absorpsi aroma oleh susu dari lingkungan.
4) Dekomposisi komponen susu oleh bakteri dan mikroba lain.
3. Susu menjadi tersa pahit oleh kuman pembentuk pepton.
4. Rasa lobak disebabkan oleh kuman E. coli.
5. Rasa sabun oleh Bacillus lactis saponacei.
6. Rasa tengik disebabkan oleh kuman – kuman asam mentega.
7. Anyir oleh kuman tertentu lainnya.
5) Adanya benda asing yang mengkontaminasi susu.
6) Terjadinya perubahan aroma dan cita rasa karena reaksi kimi.
Susu yang di tempatkan pada wadah terbuka di dalam kandungan, dapat
menyerap aroma yang tidak dikehendaki. Demikan juga jika susu disimpan pada
tempat yang dekat dengan bahan pangan yang mempunyai aroma kuat. Adanya
bahan asing dalam susu dapat menyebabkan susu tidak layak untuk di konsumsi,
misalnya aerosol obat serangga dalam susu karena penggunaanya untuk mengusir
lalat dalam kandang. Beberapa logam seperti besi dan tembaga dapat menyebabkan
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 9
cita rasa metalik atau mengkatalise perubahan cita rasa yang lain. Beberapa reaksi
kimia dapat menimbulkan penyimpangan rasa dan aroma misalnya cita rasa
teroksidasi.
c. Berat Jenis
Air susu mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air. BJ air susu
berkisar antara 1.0270 – 1.0350 dengan rata – rata 1.0310. Akan tetapi menurut
Codex susu, BJ air susu adalah 1.0280. Codex susu adalah suatu daftar satuan yang
harus dipenuhi air susu sebagai bahan makanan. Daftar ini telah di sepakati para
ahli gizi dan kesehatan dunia., walaupun disetiap negara atau daerah mempunyai
ketentuan – ketentuan tersendiri. Berat jenis hasur ditetapkan 3 jam setelah air susu
diperah ( 200C ). Penetapan lebih awal akan menunjukan hasil BJ yang lebih kecil.
Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kondisi lemak dan adanya gas yang
terbentuk dalam air susu akibat dari aktifitas bakteri penghasil gas – gas seperti
CO2.
d. Kekentalan ( Viskositas )
Umumnya kekentalan susu lebih tinggi dari air, hal ini disebabkan karena
adanya lemak dan kasein ( protein dalam susu ). Faktor – faktor lain yang
mempengaruhi kekentalan adalah temperatur, pH, dan keasaman juga kondisi
disperse bahan padat.
e. pH ( derajat keasaman )
Susu segar berada pada pH antara 6.7 – 6.8 dan bila terjadi pengasaman
oleh aktivitas bacteria angka ini akan menurun secara nyata.
f. Titik beku dan titik didih
Pada Codex air susu dicantumkan bahwa titik beku air susu adalah –
0,5000C. Akan tetapi untuk Indonesia telah berubah menjadi 0,5200C. Titik beku air
adalah 00C. Apabila ada pemalsuan air susu dengan penambahan air, maka dengan
mudah dapat dilakukan pengujian dengan uji penentuan titik beku. Karena
campuran air susu dengan air biasa akan memperlihatkan titik beku yang lebih
besar dari air dan lebih kecil dari air susu.
Titik didih air adalah 1000C sedangkan air susu adalah 100.60C. Titik didih
juga akan mengalami perubahan pada pemalsuan air susu dengan air.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 10
8. Sifat Kimia Susu
a. Lemak susu
Persentase lemak susu bervariasi antara 2.4 % - 5.5 %. Lemak susu terdiri
dari atas trigliserida yang tersusun dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul
asam lemak ( fatty acid ) melalui ikatan – ikatan ester ( ester bonds). Asam lemak
susu berasal dari aktivitas mikroba dalam rumen ( lambung ruminansia ) atau dari
sintesis sel sekretori. Asam lemak disusun rantai hidrokarbon dan golongan
karboksil ( carboxyl group ). Sala satu contoh dari asam lemak susu adalah susu
butirat ( butirat acid ) berbentuk asam lemak rantai pendek ( short chain fatty acid )
yang akan menyebabkan aroma tengkik ( rancid flavour ) pada susu . Ketika asam
butirat ini dipisahkan dari gliserol dengan enzim lipase.
Bentuk lemak di dalam air susu merupakan butir yang di sebut globuler.
Besar kecilnya butir lemak ditentukan oleh kadar air yang ada di dalamnya. Makin
banyak air, maka makin besar globuler dan keadaan ini di khawatirkan akan
menjadi pecah. Bila globuler pecah, maka air susu di sebut pecah. Air susu yang
pecah tidak dapat dipisahkan lagi krimnya, dan tidak dapat dijadikan sebagai bahan
makanan.
b. Protein Susu
Protein dalam susu mencapai 3.25 %. Struktur primer protein terdiri atas
rantai polipeptida dari asam amino yang disatukan ikatan – ikatan peptida.
Beberapa protein spesifik menyusun protein susu. Kasein merupakan komponen
protein yang terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey protein. Kadar kasein
pada protein susu mencapai 80 %. Kasein merupakan sala satu komponen organik
yang berlimpah dalam susu bersama dengan lemak dan laktosa. Kasein penting di
konsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang di butuhkan tubuh.
c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat organic yang terdiri dari atas karbon, hidrogen,
dan oksigen. Karbohidrat dapat dikelompokan berdasarkan jumlah molekul gula –
gula sederhana ( simple sugars ) dalam karbohidrat tersebut. Monosakarida,
disakarida, dan polisakarida merupakan kelompok karbohidrat.
Laktosa adalah karbohidrat utama susu dengan proporsi 4.6 % dari total
susu. Laktosa tergolong dalam disakarida yang disusun dua monosakarida, yaitu
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 11
glukosa dan galaktosa. Rasa manis laktosa tidak semanis disakarida lainya, seperti
sukrosa. Rasa manis laktosa hanya seperenam kali rasa manis sukrosa. Laktosa
dapat mempengaruhi tekanan osmosa susu, titik beku, dan titik didih. Keberadaan
laktosa dalam susu merupakan sala – satu keunikan dari susu itu sendiri, karena
laktosa tidak terdapat di alam kecuali sebagai produk dari kelenjar susu.
d. Keasaman
Keasaman susu berkisar antara 0.10 – 0.26 % saja. Sebagian besar asam
yang ada dalam susu adalah asam laktat. Meskipun demikian keasaman susu dapat
disebabkan oleh berbagai senyawa yang bersifat asam seperti senyawa – senyawa
pospat komplek, asam sitrat, asam – asam amino dan karbondioksida yang larut
dalam susu. Bila nilai pH air susu lebih tinggi dari 6.7 % biasanya diartikan terkena
mastitis dan bila pH dibawah menunjukan adanya kolostrum ataupun pembusukan
bakteri.
e. Mineral
Mineral yang terkandung dalam susu yaitu garam kalium, kalsium, klor,
fosfor, natrium, magnesium, dan belerang. Mineral lain yang terkandung dalam
jumlah yang sangat sedikit contohnya besi, tembaga, alumunium, boron, seng,
mangan, dan silikon.
f. Vitamin
Kadar vitamin di dalam air susu tergantung dari jenis makanan yang
diperoleh ternak sapi dan waktu laktasinya. Vitamin di ukur dengan satuan
Internasional Units ( IU ) dan mg. vitamin yang terdapat di dalam lemak di sebut
ADEK, dan vitamin yang larut di dalam air susu, tergolong vitamin B komplek,
vitamin C, vitamin A, provitamin A dan vitamin D. Vitamin yang larut dalam air
susu yang terpenting ialah vitamin B1, B2, asam nikotinat dan asam pantotenat.
Bila air susu dipanaskan/dimasak, dipasteurisasi atau di sterilisasi maka 10 – 30 %
vitamin B! akan hilanh, vitamin C akan hilang 20 – 60 %.
g. Air
Air susu mengandung air sekitar 87 %, yang berfungsi sebagai bahan
pelarut bahan kering. Air didalam air susu sebagian besar dihasilkan dari air yang
diminum ternak sapi.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 12
Tabel 2.Spesifikasi dan persyaratan susu segar berdasarkan SNI 01-3141-1998
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 13
Tabel 3. Syarat Mutu Susu Segar Berasarkan SK Dirjen Peternakan 1983
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 14
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
9. Tempat dan waktu pelaksanaan Praktek Kerja Industri
Tempat/lokasi praktek kerja industri dilaksanakan di PT. Cisarua Mountain
Dairy yang beralamatkan di jalan raya Puncak No. 425 Km. 77 Cisarua, Bogor.
Kegiatan berlangsung selama 3 bulan yaitu di mulai dari tanggal 17 Januari 2011 –
15 April 2011.
3.1 Susu Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan perlakuan panas yang di berikan pada bahan baku
dengan suhu di bawah titik didih. Teknik ini di gunakan untuk mengawetkan bahan
pangan yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya susu. Dengan tujuan membunuh
bakteri patogen seperti Mycobacterium tuberculosis dan Coxiella bunnet, virus,
protozoa, jamur ( kapang ), serta ragi, sehingga bahan pangan mudah dan aman
untuk di konsumsi,kemudian pasteurisasi dapat memperpanjang umur simpan,
menimbulkan rasa dan aroma yang lebih enak. Kebanyakan bakteri patogen ini
merupakan bakteri mesofilik ( hidup pada suhu 300C ) dan dapat mati pada suhu
diatas 700C.
Tidak seperti sterilisasi yang mematikan semua mikroorganisme, baik yang
patogen maupun yang menguntungkan. Pasteurisasi mengurangi jumlah
mikroorganisme hidup hingga tidak ada lagi resiko penyebab penyakit ( dengan
asumsi produk yang telah di pasteurisasi disimpan dalam keadaan dingin dan
dikonsumsi sebelum tanggal kadaluarsa ). Selain itu proses pasteurisasi pada susu
dapat menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yaitu enzim yang membuat susu
cepat rusak.
Metode pasteurisasi yang umum digunakan adalah :
1) Pasteurisasi HTST ( High Temperature Short Time ), pasteurisasi ini
bertujuan mempertahankan cita rasa, warna, vitamin, pada bahan. Sehingga
kualitas dan nutrisi susu masih baik. Pasteurisasi HTST ( High Temperature
Short Time ) ini di lakukan dengan suhu 72 – 750C selama 15 detik atau
880C selama 1 detik. Untuk pengolahan susu fermentasi di lakukan pada
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 15
suhu 800C selama 3-5 detik. Untuk bahan pangan lain dengan suhu 62-900C
selama 1-2 menit.
2) Pasteurisasi LTLT ( Low Temperature Long Time ), yakni proses
pasteurisasi yang di lakukan pada suhu 610C selama 30 menit. Contoh
proses pasteurisasi LTLT ( Long Temperature Long Time ) adalah sebagai
berikut :
Bath Holding Proces ( penggodogan ).
Pasteurisasi dengan air panas yang di semprotkan.
Pasteurisasi dengan perendaman di dalam air yang mengalir.
Pasteurisasi dengan pemanasan kecepatan tinggi.
Pasteurisasi dengan aliran berkesinambungan.
3) Pasteurisasi UHT ( Ultra High Temperature ), merupakan pemanasan
dengan suhu tinggi, yang segera didinginkan pada suhu 100C dan
merupakan suhu normal untuk pertumbuhan bakteri susu.
Tujuan Pasteurisasi :
1. Untuk membunuh bakteri pathogen, yaitu bakteri-bakteri yang berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia (mycobacterium tubercolosis).
2. Untuk membunuh bacteri tertentu yaitu dengan mengatur tingginya suhu dan lamanya waktu pasteurisasi.
3. Untuk mengurangi populasi bakteri dalam bahan susu.4. Untuk mempertinggi atau memperpanjang daya simpan bahan.5. Dapat memberikan atau menimbulkan cita rasa yang lebih menarik
konsumen.6. Pada pasteurisasi susu, proses ini dapat menginaktifkan fosfatase
dan katalase, yaitu enzim-enzim yang membuat susu cepat rusak.Tabel 4. Pengaruh perlakuan panas terhadap kehilangan Lysin
PERLAKUAN PANAS Rata – rata kehilangan lysine %Susu Pasteurisasi 1,8UHT Langsung 3,8UHT tidak langsung 5,7Sterilisasi dalam polyethylene 8,9Sterilisasi dalam gelas kaca 11,3
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 16
Tabel 5. Pengaruh Suhu Pengolahan terhadap Vitamin yang Larut dalam Air pada
Susu
PERLAKUAN PANAS KEHILANGAN %Vit B12 Asam Folat Vitamin C
Susu Pasteurisasi 4,6 7,3 12,8UHT Langsung 16,8 19,6 17,7UHT tidak langsung 30,1 35,2 31,6Sterilisasi dalam polyethylene 36,5 45,6 50,0Sterilisasi dalam gelas kaca 39 54,8 66,5
3.3 Bahan Baku Susu Pasteurisasi
Susu segar
Susu segar merupakan hasil pemerahan dari sapi – sapi betina atau
hewan menyusui yang dapat dimakan atau digunakan sebagai bahan
makanan yang sehat, tidak dikurangi komponen – komponennya dan tidak
ditambah dengan bahan – bahan lainnya.
Susu bubuk skim
Susu skim adalah bagian susu yang banyak mengandung protein,
sering disebut “serum susu”. Susu skim mengandung semua zat makanan
dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Krim
dan susu skim dapat dipisahkan dengan alat yang disebut separator. Alat ini
bekerja berdasarkan gaya sentrifuge. Pemisahan krim dan susu skim dapat
terjadi karena kedua bahan tersebut mempunyai berat jenis yang berbeda.
Krim mempunyai berat jenis yang rendah karena banyak mengandung
lemak. Susu skim mempunyai berat jenis yang tinggi karena banyak
mengandung protein, sehingga dalam sentrifugasi akan berada dibagian
dalam.
Susu skim dapat digunakan oleh orang yang menginginkan nilai
kalori rendah di dalam makanannya, karena susu skim hanya mengandung
55% dari seluruh energi susu, dan susu skim juga digunakan dalam
pembuatan keju dengan lemak rendah dan yoghurt. Susu skim seharusnya
tidak digunakan untuk makanan bayi tanpa adanya pengawasan gizi karena
tidak adanya lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 17
Tabel 6.Persyaratan Mutu susu skim Berdasarkan SNI No. 01 – 2970 – 1992
Spesifikasi Syarat
Bau, rasa, dan warna Normal
Uji Alkohol Negatif
pH 4.5 – 7.0
Kadar Lemak Min. 3 %
E.coli Maks. 10 koloni / ml
TPC ( Total Plate Count ) Maks. 3,0 x 106 koloni/ ml
Anhydrous milk fat ( AMF )
Anhydrous milk fat adalah produk dari lemak susu yang telah
mengalami proses separasi, deodorasi, bleaching, dan pengeringan sehingga
diperoleh lemak padat yang tidak berbaku. AMF berfungsi untuk
menaikkan kadar lemak sampai memenuhi standar.
Air
Air yang digunakan untuk proses produksi sebelum di pakai terlebih
dahulu air tersebut diolah menjadi air yang sangat bersih sesuai dengan
mutu air yang baik.
Gula
Gula yang di gunakan adalah gula tebu ( sakarosa ) yang merupakan
produk olahan dari nira tebu yang diuapkan dan di kristalisasi dengan
proses penguapan hampa, berwarna putih jernih, berasa manis dan sebagian
besar berupa disakarida. Gula selain digunakan untuk pemanis, juga sebagai
pengawet.
Flavor
Fungsi flavor dalam produk makanan adalah sebagai pemberi rasa
dan aroma sehingga akan lebih menarikdan diminati oleh konsumen.
Bahan Kemasan
Bahan kemasan yang digunakan untuk produk PLM oleh PT.Cisarua
Mountain Dairy adalah botol plastik 820 ml.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 18
3.1 Tahapan proses pembuatan susu pasteurisasi
Persiapan
Alat – alat yang digunakan harus diperiksa kebersihannya dan di
periksa apakah berfungsi dengan baik atau tidak. Alat – alat yang
berhubungan dengan susu, disterilkan dahulu menggunakan air panas, soda
kaustik, uap panas atau larutan klorin.
Bahan baku yang di gunakan diperiksa terlebih dahulu kualitasnya.
Kadar lemak total dan total padatan dari susu harus diketahui untuk
menentukan jumlah susu bubuk skim dan krim yang perlu ditambahkan
dalam proses pembuatan.
Pencampuran
Susu segar di transfer ke tangki penerimaan, lalu dengan bantuan motor
pendorong, susu segar tadi dipompakan ke tangki pencampuran I, sesuai
kebutuhan. Kemudian susu segar dialirkan melalui pemanas untuk
dipanaskan. Prinsip pemanasannya yaitu plat aliran susu mentah
bersebelahan dengan plat air panas, sehingga terjadi proses pemindahan
panas.
Susu dipanaskan untuk memudahkan melarutkan bahan – bahan yang di
tambahkan, seperti susu bubuk skim, AMF, dan penstabil. Susu yang sudah
tercampur tadi terus diaduk oleh kipas pengaduk sambil dilakukan sirkulasi,
setelah itu perikasa pH nya.
Penyaringan
Setelah hasilnya bagus, susu dialirkan ke penyaring untuk menyaring
kotoran yang kasar. Penyaringan ini juga bertujuan untuk mengurangi beban
dan menghindari kerusakan homogenizer.
Homogenisasi
Homogenisasi bertujuan untuk memecah globula lemak sampai berukuran
sangat kecil ( kurang dari 2 mikron ). Susu akan dipaksa masuk ke celah
sempit sehingga terpecah menjadi globula – globula yang lebih kecil.
Dengan demikian, stabilitas emulsi susu akan bertahan lama dan tidak akan
terjadi pemisahan lemak dari cairannya.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 19
Pasteurisasi
Metode yang digunakan adalah HTST ( High Temperature Short Time )
yaitu pemanasan pada suhu 80 – 850C selama 25 detik dan suhu
pendinginan minimal 100C. Dari holding tube susu mengalir melalui flow
diversion Valve ( FDV ) ke regenerizer untuk didinginkan. FDV akan
bekerja otomatis yang mengontrol suhu susu yang keluar dari pasteurizer,
apabila suhu susu lebih dari spesifikasi maka klep jalur susu ke regenerizer
akan tertutup dan susu akan mengalir kembali ke tangki penyeimbang.
Pendinginan Vacuum
Susu yang mengalir ke regenerizer akan mengalir bersebelahan dengan plat
susu mentah yang suhunya rendah sehingga terjadi proses pindah panas dan
menyebabkan suhu susu turun hingga maksimal 100C. Susu kemudian
disimpan kedalam Storage Vat.
Storage Vat
Setelah campuran susu mengalami proses pencampuran, homogenisasi,
pasteurisasi, dan pendinginan, tahap selanjutnya adalah penyimpanan.
Sebelum campuran susu disimpan terlebih dahulu samplenya di ambil oleh
divisi QC (Quality Control ). Dari sample tersebut dapat diketahui0
BriXnya. Jika hasil laboratorium Quality Control ternyata tidak memenuhi
standar, maka produk yang telah mengalami beberapa proses tersebut harus
di proses ulang sampai memnuhi standar yang diingkinkan.
Campuran susu yang telah memenuhi standar kemudian disimpan dalam
Storage Vat ( tangki penyimpanan ). Dalam tangki penyimpanan tersebut
campuran susu dikonstankan suhunya antara 4-60C
Pengisian/ filling dan pengemasan
Proses selanjutnya adalah pengisian ke dalam kemasan botol yang sudah
diberi label dan kode produksi. Pengisian susu dilakukan dengan
menggunakan mesin dalam ruangan filling dan dikemas dalam botol plastik.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 20
Tabel 7. Spesifikasi dan persyaratan susu pasteurisasi berdasarkan SNI No. 01-3951-
1995
Karakteristik
Syarat
A B
Bau Khas Khas
Rasa Khas Khas
Warna Khas Khas
Kadar lemak , %b/b min 2.80 1.50
Kadar padatan tanpa lemak,%b/b min 7.7 7.5
Uji reduktase dengan metilen biru 0 0
Kadar protein, % b/b min 2.5 2.50
Uji fospatase 0 0
TPC ( Total Plate Count ), ml, maks 3x104 3x104
Coliform MPN/ml, maks 10 10
Logam berbahaya :
As, ( ppm ) maks 1 1
Pb, (ppm) maks 1 1
Cu ( ppm) maks 2 2
Zn ( ppn ) maks 5 5
Bahan pengawet Sesuai dengan
peraturan
Sesuai dengan
peraturan
Zat warna Menteri kesehatan RI Menteri kesehatan RI
Zat Penyedap cita rasa 235/Men.Kes/Per/VI/79 235/Men.Kes/Per/VI/79
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 21
3.2 Analisis Fisika dan Kimia
1. Uji Temperatur
Prinsip :
Temperatur susu mempengaruhi tingkat perkembangbiakan
mikroorganisme dengan semakin naiknya suhu. Suhu susu segar yang baik
yaitu dibawah 80C.
Peralatan :
1) Termometer skala 0 – 110.
Cara Kerja :
1) Diambil contoh susu sebanyaak 1000 ml dan mengaduknya.
2) Diukur temperaturnya.
2. Uji Alkohol
Susu yang mengandung lebih dari 0,21% asam atau kalsium dan
magnesium dalam jumlah tinggi, akan terkoagulasi dengan penambahan
alkohol. Kenyataan ini menjadi dasar uji alkohol untuk menentukan kualitas
susu. Koagulasi susu oleh alkohol juga disebabkan oleh faktor lain,
misalnya adanya penyakit pada ambing, kolostrum dan ranin yang
dihasilkan oleh mikroba.
Uji alkohol sering dilakukan disamping uji asiditas. Susu yang
mempunyai asiditas kurang dari 0,21% tetap terkoagulasi oleh alkohol
menunjukkan adanya kalsium dan magnesium tinggi dalam susu. Hal ini
tidak dikehendaki terutama untuk susu yang akan diproses menjadi susu
kental.
Prinsip kerjanya, kestabilan sifat koloidal protein-protein susu
tergantung pada selubung air yang menyelimutinya. Hal ini terutama terjadi
pada kasein. Bila susu dicampur dengan alkohol yang mempunyai sifat
dehidrasi maka protein tersebut dikoagulasikan sehingga akan tampak
kepecahan pada susu tersebut. Semakin tinggi derajat keasaman susu yang
diperiksa semakin kurang jumlah alkohol dengan kepekatan tertentu yang
diperlukan untuk memecahkan susu dengan jumlah yang sama. Percobaan
mulai positif jika terdapat gumpalan atau butiran susu. Hal itu terjadi pada
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 22
derajat asam 8°- 9°SH kecuali susu asam. Kolustrum dan perubahan
fisiologis pada sapi, dapat menyebabkan susu pecah pada uji alkohol ini.
Peralatan :
1) Tabung reaksi/ gelas piala
2) Gun Test
Pereaksi :
1) Alkohol 70 %
Cara Kerja :
1) Dicampurkan susu segar dan alcohol 70 % dengan perbandingan 1:1 di
dalam gun test.
2) Dihomogenkan, kemudian diamati apabila terbentuk endapan maka susu
berkualitas rendah.
3. Uji Karbonat
Prinsip :
Uji kualitatif yang berdasarkan kepada reaksi antara ion karbonat ( CO32- )
dengan asam rosilic yang akan membentuk warna merah bata. Tujuan
pengujian ini untuk mengetahui apabila susu mengandung atau di
tambahkan air kapur dan soda kue.
Peralatan :
1) Tabung reaksi
2) Gun test
3) Pipet tetes
Pereaksi :
1) Asam rosalat
2) Alkohol 70 %
Cara Kerja :
1) Dicampurkan alcohol 70 % dan susu segar dengan perbandingan 1:1 ke
dalam gun test.
2) Ditambahkan asam rosalat 3 tetes.
3) Diamati perubahan yang terjadi, apabila terdapat CO32- maka akan
terbentuk warna merah bata.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 23
4. Penetapan Derajat Keasaman ( pH )
Prinsip :
Cara pengukuran derajat keasaman dengan pH meter merupakan
pengukuran secara Potensiometri. pH air susu normal adalah 6,5 – 6,7 tetapi
dapat berubah ubah tergantung lamanya susu dibiarkan dan pengaruh
temperatur karena adanya aktifitas dari bakteri.
Peralatan :
1) pH meter
2) Labu semprot
3) Piala gelas 100 ml
Pereaksi :
1) Buffer pH 4.
2) Buffer pH 7.
3) Air bilasan
4) Contoh susu.
Cara Kerja :
1) Dikalibrasi pH meter dengan menggunakan larutan buffer pH 4 dan pH
7.
2) Dibersihkan elektroda, dengan menggunakan tissue, lalu celupkan ke
dalam contoh.
3) Ditunggu beberapa saat, lalu baca nilai pH.
5. Penetapan Kadar Lemak Metode Gerber.
Prinsip :
Kandungan lemak bervariasi antara 3-6 persen (berat basah) yang
dalam susu berbentuk globula lemak yang bergaris tengah antara 1-20
mikron, biasanya dalam setiap mililiter susu mengandung kira-kira 3 milyar
butiran lemak. Sekitar 98% - 99% lemak susu berbentuk trigliserida, yaitu
tiga molekul asam lemak yang diesterifikasikan terhadap gliserol sedangkan
lemak yang berbentuk digliserida dan monogliserida masing-masig terdapat
sekitar 0,5% dan 0,04 %. Lebih lanjut dijelaskan bahwa lemak terdapat
dalam 3 tempat, yaitu di dalan globula, pada membran material dan di
dalam serum. Secara kuantitatif lemak tersusun oleh 98% - 99% trigliserida
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 24
yang terdapat dalam globula lemak, 0,2% - 1,0% fosfolipida yang terdapat
dalam membran material dan sebagian di dalam serum. Sisanya adalah
sterol, yang kandungannya berkisar antara 0,25% - 0,40%.
Butiran lemak cenderung memisah dan timbul pada permukaan yang
merupakan suatu lapisan. Bagian lemak ini disebut krim dan cairan susu
yang terdapat di bawahnya disebut skim. Bagian lemak tersebut dapat
terpisah dengan mudah karena berat jenisnya kecil. Karena mempunyai luas
permukaan yang sangat besar, maka reaksi-reaksi kimia mudah sekali
terjadi dipermukaan perbatasan lemak dengan mediumnya.
Uji kadar lemak menurut Gerber, mempunyai kegunaan untuk
mengetahui apakah kandungan lemak susu masih ada dalam batasbatas
yang diijinkan. Prinsip uji ini, asam sulfat pekat merombak dan melarutkan
kasein dan protein lainnya, sehingga hilangnya bentuk dispersi lemak.
Lemak menjadi cair oleh panas, dan amyl alkohol. Centrifugasi
menyebabkan lemak terkumpul di bagian skala dari Butyrometer.\
Reaksi :
O
H2C C R1 H2C OH
O
O
HC O C R2 + H20 H2SO4 (p) HC OH + OH C R
O
H2C O C R3 H2C OH
Lemak Gliserol Asam Lemak
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 25
Peralatan :
1) Pipet volume 10.75 ml.
2) Pipet volume 10 ml.
3) Pipet serilogi 1 ml.
4) Butyrometer dengan sumbat karet.
5) Sentrifuge gerber.
Pereaksi :
1) Larutan H2SO4 90 %.
2) Larutan amil alcohol.
Cara Kerja :
1) Dimasukan 10 ml larutan H2SO4 90 % ke dalam butyrometer.
2) Ditambahkan 10.75 ml sample susu melalui dinding butyrometer.
3) Ditambahkan 1 ml amil alcohol, lalu tutup butyrometer dengan sumbat
karet.
4) Dibalikkan secara perlahan – lahan.
5) Dimasukan ke dalam sentrifuge gerber, atur waktu selama 5 menit.
6) Diamati persen kadar lemak yang terbaca di skala butyrometer.
6. Penetapan Berat Jenis susu segar ( BJ ).
Prinsip :
Berat jenis suatu bahan adalah perbandingan antara berat bahan
tersebut dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Berdasarkan
batasan ini, maka berat jenis tidak bersatuan. Berat jenis susu rata-rata
1,0320. Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar padatan total dan padatan
tanpa lemak. Kadar padatan total susu diketahui jika diketahui berat jenis
dan kadar lemaknya.
Berat jenis susu biasanya ditentukan dengan menggunakan
Laktodensimeter atau Laktometer. Laktodensimeter adalah hydrometer
dimana skalanya sudah disesuaikan dengan berat jenis susu. Prinsip kerja
alat ini mengikuti hukum Archimides yaitu jika suatu benda dicelupkan ke
dalam suatu cairan, maka benda tersebut akan mendapat tekanan ke atas
sesuai dengan berat volume cairan yang dipindahkan (diisi). Jika
Laktometer dicelupkan dalam susu yang rendah berat jenisnya, maka
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 26
Laktometer akan tenggelam lebih dalam jika dibandingkan jika
Laktodensimeter tersebut dicelupkan ke dalam susu yang berat jenisnya
tinggi.
Terdapat tiga jenis laktometer yang umum digunakan yaitu:
Quevenne, New York Board of Health dan Laktometer Baume.
Gambar 1. Laktometer NY Board Gambar 2. Laktometer Quevenne
Of Health
Laktometer Baume sering digunakan untuk mengukur berat jenis
produk susu kental/evaporasi, sedangkan dua laktometer yang lain sering
digunakan untuk susu segar
Gambar 3. Laktometer Quevenne siap digunakan (a) dan Laktometer
modifikasinya (b,c)
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 27
Laktometer yang paling sering digunakan adalah jenis Quevenne
karena cukup mudah penggunaannya. Dalam pasaran dikenal dua macam
laktometer Quevenne yaitu yang berskala 15-40 (skala terkecil 1) dan yang
berskala 20-37 (skala terkecil 0,1). Laktometer yang terakhir ini
memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan jenis yang pertama.
Laktometer umumnya distandarisasi pada suhu 15,56°C (60°F),
sehingga untuk menentukan berat jenis susu perlu dilakukan koreksi hasil
pembacaan berdasarkan suhu contoh. Hasil pembacaan berdasarkan suhu
contoh. Hasil pembacaan laktometer ditambah 0,1 untuk setiap derajat
celcius di atas 15,56°C. Sebaliknya, hasil pembacaan dikurangi 0,1 untuk
setiap derajat Fahrenheit di bawah 60°F atau 1,8°C dibawah 15,56°C.
Koreksi hasil pembacaan laktometer ini akurat jika suhu contoh tidak
menyimpang jauh dari suhu 15,56°C (60°F).
Peralatan :
1) Gelas ukur 250 ml
2) Laktometer/laktodensimeter
Cara Kerja :
1) Dipanaskan contoh susu sampai suhu 270C.
2) Dimasukan contoh ke dalam gelas ukur 250 ml sebanyak 200 ml.
3) Dimasukan alat laktodensimeter kedalam gelas ukur.
4) Ditunggu sampai alat laktodensimeter stabil, lalu baca berat jenisnya
pada skala yang terdapat pada alat tersebut.
7. Penentuan Padatan Tanpa Lemak ( SNF )
Prinsip :
Kadar padatan tanpa lemak dapat diketahui dari selisih total solid dengan
kadar lemak dalam susu segar atau dari tabel hubungan kadar lemaj dengan
berat jenis.
Cara kerja :
1) Diuji kadar lemak susu segar seperti biasa.
2) Diuji berat jenis ( RD 270C ) susu segar seperti biasa.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 28
3) Dilihat tabel hubungan kadar lemak dan BJ atau dengan rumus
perhitungan.
Perhitungan :
Rumus FLEISCHMANN :
(( 1,311 x F ) + ( 2,738 x 100 ( BJ – 1 )/BJ )) - F
8. Penetapan Total Padatan Metode Gravimetri.
Prinsip :
Contoh bahan dipanaskan pada suhu 1050C kemudian residu yang tertinggal
setelah pemanasan dianggap sebagai total padatan yang terdapat dalam
contoh.
Peralatan :
1) Oven ( temperatur 1050C ) + 10C.
2) Cawan timbang
3) Neraca analitik
4) Desikator
Cara Kerja :
1) Dimasukkan cawan timbang ke dalam oven pada suhu 1050C selama 30
menit.
2) Didinginkan cawan timbang yang sudah dipanaskan tadi pada desikator
selama 15 menit sampai suhu cawan timbang sama dengan suhu kamar,
lalu timbang dan catat bobot kosong cawan.
3) Ditimbang + 3 gram contoh susu pada cawan timbang dan catat ( bobot
cawan + bobot contoh ).
4) Dimasukan ke dalam oven 1050C selama 4 jam.
5) Didinginkan cawan timbang berisi residu pada desikator selam 15 menit
samapi dengan cawan timbang dan + bobot residu ).
Perhitungan :
% TS : Bobot residu X 100 %
Bobot Contoh
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 29
9. Penetapan Keasaman Murni.
Prinsip :
Susu murni yang memiliki kualitas rendah biasanya memiliki tingkat
keasaman yang cukup tinggi. Pengujian dilakukan berdasarkan jumlah asam
laktat pada suhu yang di netralkan oleh alkali seperti NaOH. Penetapan ini
menggunakan metode titrasi alkalimetri, dengan menggunakan indicator PP,
titik akhir dari penitaran ini berwarna merah muda seulas.
Reaksi
COOH COONa
OH C H + NaOH PP OH C H + H2O
CH3 CH3
Peralatan :
1) Erlenmayer 300 ml.
2) Pipet volumetric 9 ml.
3) Buret mikro.
Pereaksi :
1) NaOH 0,1 N
2) Indikator PP ( fenolpthelein )
Cara kerja :
1) Dipipet 9 ml contoh, dan dimasukan ke dalam erlenmayer 300 ml.
2) Ditambahkan indicator PP.
Dititar dengan NaOH 0,1N sampai titik akhir berwarna merah muda
seulas, dengan menggunakan indicator PP.
Perhitungan :
% Keasaman : ml penitar x N NaOH x fk
9 ml
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 30
10. Pengujian daya pecah susu dengan pendidihan ( COB )
Prinsip :
Menggumpalnya susu yang berkualitas rendah dengan proses pemanasan.
Hal ini dikarenakan kestabilan susu terganggu dengan adanya panas yang
cukup tinggi.
Peralatan :
1) Erlenmayer 300 ml
2) Pembakar
3) Kasa asbes
Cara Kerja :
1) Dimasukkan contoh susu segar ke dalam erlenmayer 300 ml.
2) Didihkan susu tersebut, lalu amati. Apabila menggumpal / pecah maka
susunya berkualitas rendah.
11. Uji Organoleptik.
Prinsip :
Dengan uji organoleptik, dapat diketahui adanya pemalsuan atau
penyimpangan susu oleh pihak supplier yang dapat merugikan.
Peralatan :
1) Gelas
2) Sendok
3) Tabung reaksi
Cara Kerja :
1) Uji Warna.
Warna susu berkisar dari putih kebiruan sampai kuning
keemasan, bergantung jenis hewan, pakan, dan jumlah lemak/padatan
dalam susu. Dalam jumlah besar, susu tampak keruh (opaque). Dalam
bentuk lapisan tipis, susu tampak sedikit transparan. Susu dengan kadar
lemak rendahatau susu yang sudah dipisahkan lemaknya berwarna
kebitu-biruan.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 31
Warna putih susu merupakan refleksi cahaya oleh globula
lemak, kalsium kaseinat, dan koloid fosfat. Karoten adalah pigmen yang
menyebabkan warna kuning susu. Karoten susu berasal dari pakan
kehijauan. Ketajaman warna karoten tergantung dari jumlah pigmen
dalam darah yang disekresi bersama-sama susu. Karoten yang
terdapatdalam susu, secara kimia identik dengan yang terdapat para
tanaman.
Warna kuning susu sangan dipengaruhi oleh pakan. Pakan yang
tinggi kadar karotennya, misalnya wortel dan hijauan menyebabkan
warna susu lebih kuning daripada pakan jagung putih atau oat yang
berkadar karoten rendah. Pigmen lain yang terdapat dalam susu adalah
laktorom atau riboflavin. Pigmen ini terlarut dalam susu tetapi hanya
tampak pada bagian whey dan menyebabkan warna kehijauan. Dalam
susu yang normal, warna riboflavin tertutup oleh komponen yang lain.
Masukan 5 ml susu ke dalam tabung reaksi kemudian dilihat dengan
latar belakang putih.
2) Uji Aroma
Susu segar yang normal berasa agak manis, karena mengandung
karbohidrat yaitu Laktosa, dan mempunyai aroma yang spesifik. Aroma
susu lenyap jika susu didiamkan beberapa jam atau susu
didinginkan.Cita rasa susu berhubungan dengan keseimbangan rasa
antara rasa manis akibat kandungan laktosa tinggi dan rasa asin dari
kadar klorida.
Susu dengan kandungan laktosa rendah tetapi kadar klorida
tinggi menyebabkan cita rasa susu menjadi asin. Susu sapi yang
dihasilkan pada akhir masa laktasi biasanya berasa asin.
Rasa dan aroma susu dapat menyimpang (abnormal) dari
seharusnya. Beberapa hal yang dapat menyebabkan rasa dan aroma susu
abnormal adalah :
1. Gangguan keadaan fisik ternak.
Dalam hal ini, bahan-bahan yang dapat menyebabkan rasa dan
aroma susu menyimpang, disekresi oleh ternak bersama-sama
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 32
dengan susu.
2. Bahan yang mempunyai aroma kuat, misalnya bawang, termakan
oleh ternak. Cita rasa dan aroma bahan diserap oleh darah dan
disekresi dalam susu.
3. Absorpsi aroma oleh susu dari lingkungan.
4. Dekomposisi komponen susu oleh bakteri dan mikroba lain.
Susu menjadi terasa pahit oleh kuman pembentuk pepton.
Rasa lobak disebabkan oleh kuman E. coli.
Rasa sabun oleh Bacillus lactis saponacei.
Rasa tengik disebabkan oleh kuman-kuman asam mentega.
Anyir oleh kuman tertentu lainnya.
5. Adanya bahan asing yang mengkontaminasi susu.
6. Terjadinya perubahan aroma dan cita rasa karena reaksi kimia.
Susu yang ditempatkan pada wadah terbuka di dalam
kandang, dapat menyerap aroma yang tidak dikehendaki. Demikian
juga jika susu disimpan pada tempat yang dekat dengan bahan
pangan yang mempunyai aroma kuat. Adanya bahan asing dalam
susu dapat menyebabkan susu tidak layak untuk dikonsumsi,
misalnya adanya aerosol obat serangga dalam susu karena
penggunaannya untuk mengusir lalat dalam kandang. Beberapa
logam seperti besi dan
tembaga dapat menyebabkan cita rasa metalik atau
mengkatalise perubahan cita rasa yang lain. Bebrapa reaksi kimia
dapat menimbulkan penyimpangan rasa dan aroma misalnya cita
rasa teroksidasi (oxidized flavor).
12. Penetapan 0 Brix.
Prinsip :
Brix adalah jumlah gram gula yang terlarut dalam 100 gram contoh. Diukur
berdasarkan cahaya pembiasan, yaitu dengan memfokuskan alat pada
cahaya terang maka akan menghasilkan dua bidang gelap dan terang. Batas
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 33
antara gelap dan terang ini menunjukan skala yang merupakan nilai brix
dari contoh yang ukur.
Peralatan :
1) Refraktometer.
2) Pengaduk.
3) Tissue.
4) Aquades.
Bahan :
1) Susu PLM
Cara Kerja :
1) Contoh diambil sedikit dan dioleskan pada permukaan prisma
refraktometer.
2) Permukaan prisma dihimpit ( dengan tutup refraktometer ) dan nilai brix
dapat langsung di baca.
3) Setelah selesai pengecekan, prisma dibersihkan dengan menggunakan
tissue basah lalu di keringkan.
13. Sterilisasi.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik
yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi
jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh
jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
Sterilisasai adalah tahap awal yang penting dari proses pengujian
mikrobiologi. Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap
semua mikroba hidup dan spora-sporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi
yaitu :
Sterilisasi uap (panas lembap)
Sterilisasi panas kering
Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi gas
Sterilisasi dengan radiasi
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 34
Metode yang paling umum digunakan untuk sterilisasi alat dan
bahan pengujian mikrobiologi adalah metode sterilisasi uap (panas lembap)
dan metode sterilisasi panas kering.
A. Sterilisasi Uap
Sterilisasi uap dilakukan dengan autoklaf menggunakan uap air dalam
tekanan sebagai pensterilnya. Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan
terkoagulasi dan dirusak pada temperature yang lebih rendah dibandingkan bila
tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah
karena terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organism
tersebut.:
Prinsip cara kerja autoklaf
Seperti yang telah dijelaskan sebagian pada bab pengenalan alat,
autoklaf adalah alat untuk memsterilkan berbagai macam alat & bahan yang
menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 1210C. Untuk cara kerja penggunaan
autoklaf telah disampaikan di depan. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan
kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar
untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan
media digunakan suhu 1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI =
103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu
1210C atau 249,8 0F adalah karena air mendidih pada
suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk
tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea
level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk
autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama,
menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 1210C. Ingat
kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada
ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya
autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 35
menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk
kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 1210C dan tekanan 15 psi selama 15
menit. Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam Autoklaf lama kelamaan akan
mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf.
Setelah semua udara dalam Autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara
ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan
suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung
waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan
tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh
dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi. Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja
dengan sempurna dapat digunakan mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan
memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya mikroba ini
tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore strip ini
dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu
ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan Autoklaf
telah bekerja dengan baik.
B. Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan menggunakan oven
pensteril. Karena panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba
dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini memerlukan temperature yang
lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang. Sterilisasi panas kering biasanya
ditetapkan pada temperature 160-170oC dengan waktu 1-2 jam.
Sterilisasi panas kering umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang
tidak efektif untuk disterilkan dengan uap air panas, karena sifatnya yang tidak
dapat ditembus atau tidak tahan dengan uap air. Senyawa-senyawa tersebut
meliputi minyak lemak, gliserin (berbagai jenis minyak), dan serbuk yang tidak
stabil dengan uap air. Metode ini juga efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan
bedah.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 36
Karena suhunya sterilisasi yang tinggi sterilisasi panas kering tidak dapat
digunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan (contoh:alat ukur)
dan penutup karet atau plastik.
C. Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang
mudah rusak jika terkena panas atu mudah menguap (volatile). Cairan yang
disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau
pompa vakum) yang berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring
bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.
D. Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh
mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam
pori dan serbuk padat. Sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme
yang terkristal akan dibunuh. Sterilisasi gas biasanya digunakan untuk bahan yang
tidak bisa difiltrasi, tidak tahan panas dan tidak tahan radiasi atau cahaya.
E. Sterilisasi dengan radiasi.
Radiasi sinar gama atau partikel elektron dapat digunakan untuk
mensterilkan jaringan yang telah diawetkan maupun jaringan segar. Untuk jaringan
yang dikeringkan secara liofilisasi, sterilisasi radiasi dilakukan pada temperatur
kamar (proses dingin) dan tidak mengubah struktur jaringan, tidak meninggalkan
residu dan sangat efektif untuk membunuh mikroba dan virus sampai batas tertentu.
Sterilisasi jaringan beku dilakukan pada suhu -40 derajat Celsius. Teknologi ini
sangat aman untuk diaplikasikan pada jaringan biologi.
Alat dan Bahan :
- Autoclave - Batang pengaduk- Oven - Spatel- Erlenmeyer - Gunting- Tabung reaksi - Kertas label- Cawan petri - Benang kasur- Botol media - Alumunium Foil
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 37
- Gelas ukur - Labu takar- Kapas - Kasa asbes- Kaki tiga
Cara Kerja :
Cara sterilisasi tabung reaksi dan gelas ukur:
Cara sterilisasi cawan petri:
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 38
Kapas di bungkus kain kasa dan di ikat dengan benang kasur
bungkusan kapas di masukkan ke mulut tabung reaksi dan labu ukur
kemudian permukaannya di tutup dengan alumunium foil dan di ikat menggunakan benang kasur agar tidak
terlepas
selanjutnya tabung reaksi dan labu ukur di masukkan ke dalam autoclave
seluruh permukaan cawan petri di bungkus menggunakan kertas hvs
Kemudian cawan petri yang telah dibungkus di masukkan ke dalam autoclave
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan.
Dari hasil analisis yang di lakukan, dapat di simpulkan walaupun tidak
semua pengujian susu segar di lakukan, tapi pengujian yang ada sudah cukup untuk
di jadikan standar oleh industri pengolahan susu. Kemudian seorang analis harus
mempunyai sikap disiplin, teliti, dan mau bekerja keras, agar hasil analisis lebih
maksimal.
4.2 Saran - saran.
Untuk PT. Cisarua Mountain Dairy :
Untuk absen agar lebih di tingkatkan lagi pengawasannya, ada beberapa
tempat yang di jadikan sebagai sala – satu tempat pengolahan yang di rasa kurang
bersih.
Untuk Sekolah :
Untuk buku pedoman pembuatan laporan di rasa kurang detail, untuk itu di
sarankan agar pedoman pembuatan laporan di buat sedetail mungkin, agar adanya
keseragaman dalam pembuatan laporan.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 39
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1992. SNI No. 01-2970-1992 tentang susu skim. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional
Buckle, K.A, dkk 1987. Ilmu Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia.
Hadiwiyoto, Soewedo. 1983. Hasil – hasil olahan susu, ikan, daging, telur. Yogyakarta : Liberty.
Dr. Obin Rachmawan, Ir., MS 2001. Penanganan susu segar. Jakarta : Modul keahlian Teknologi Hasil Pertanian.
Eniza Saleh. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan dan hasil ikutan ternak. SumateraUtara : Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Tim Konsultan Kimia, FPTK UPI. 2004. Titrasi. Jakarta.
Tim Konsultan Kimia, FPTK UPI. 2004 .Pengujian bahan makanan secara Gravimetri Jakarta.
Sudarmadji, Slamet, Bambang Haryono dan Suhardi. 1981. Prosedur Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty: Yogyakarta.
Sukmaya. 1982. Paper Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Flavour pada Air
Susu Segar. Fakultas Peternakan, UNPAD: Bandung.
Surat Keputusan Direktur Jendral Peternakan. 1983. Jakarta.
Von Bocklemann, B. 1982. Aseptic Packaging Processing. Tetra Pack International AB
, Lund, Sweden.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 40
BIODATA PENULIS
Nama Rahman Fauzi, lahir tanggal 01 Mei 1994 di Cianjur.
Merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Ajat
Iskandar dan Aisyah. Rahman Fauzi memulai sepak terjangnya di
dunia pendidikan diawali dengan bersekolah di SDN Jaya Giri,
Cipanas, kemudian di lanjutkan ke SMP Bina Utama, Cipanas, lalu di
lanjutkan di SMK Negeri 1 Pacet Cianjur, yang sekarang sedang di jalani. Penulis
mempunyai hobi membaca buku yang menururut penulis menarik, mengkoleksi buku.
Penulis pernah menjuarai Lomba Asah Terampil Basa Sunda tingkat SD se – Kabupaten
Cianjur,kemudian berlanjut dengan menjuarai Olimpiade Sains Terapan Biologi tingkat
SMK se – Kabupaten Cianjur, dan yang terakhir berada di urutan ke 11 dari 14 peserta
Olimpiade Sains Terapan Biologi tingkat SMK Se – Provinsi Jawa Barat di Sumedang.
Selain di bidang akademik, penulis juga aktif di organisasi Remaja Mesjid Al –
Ibrahimiyah, dan ekstrakulikuler Rampak Kendang.
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 41
( TPHP ) SMK NEGERI 1 PACET Laporan Prakerin 2010/2011 42