LAPORAN PRAKTIKUM TPHP 1
-
Upload
seahorse-diecast -
Category
Documents
-
view
130 -
download
22
description
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM TPHP 1
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
(Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk & Ukuran))
Oleh:
Nama : Devi Aprilia
NPM : 240110130073
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 16 September 2015
Waktu : 13.00 – 15.00 WIB
Co. Ass : Nedia Cahyati M.
Frida Pascha N.
LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES
TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
Nilai:
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam,
maka dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan
ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman
bentuk. Karakteristik dari suatu bahan hasil pertanian sangat penting untuk
klasifikasi standar bentuk dan ukuran. Oleh karena itu dibuatlah suatu standar
yang telah disepakati bersama untuk mempermudah penanganan dan pengolahan
produk tersebut.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan
ukuran bahan hasil pertanian, yaitu: bentuk acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi
sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda geometri
tertentu. Karakteristik fisik hasil pertanian akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
berat atau volume. Konsumen tertentu memiliki penerimaan (aseptabilitas)
tertentu dalam mempertimbangkan karakteristik fisik. Bentuk dan ukuran berat
dan warna yang seragam selalu menjadi pilihan konsumen. Untuk mencegah
kerusakan seminimal mungkin, diperlukan pengetahuan tentang karakteristik
watak atau sifat teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan karakteristik
fisik, mekanik dan termis.
Teknik penanganan hasil pertanian sangat penting dipelajari oleh mahasiswa
teknik pertanian agar dapat mengurangi kerusakan dari produk-produk pertanian.
Maka dari itu dilakukan praktikum Karakteristik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk
dan Ukuran) agar praktikan dapat menanggulangi kerusakan yang akan terjadi
selama masa pasca panen sampai ke tangan konsumen, sehingga kualitas akan
semakin baik dan tentu saja harga akan semakin tinggi.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan percobaan bagaimana mengetahui sifat
karakteristik suatu bahan hasil pertanian, diantaranya adalah kebundaran,
kebulatan, kemiripan terhadap benda-benda geometri dan pengukuran dimensi
sumbu dari bahan yang dijadikan objek percobaan
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran,
kebundaran, kebulatan.
2. Menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan
volume dan luas permukaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Bahan Hasil Pertanian
Sifat fisik dari produk fisik dari pertanian sangat diperhatikan dalam
penanganan pasca panen, terutama dalam kegiatan sortasi maupun grading
(pemutuan). Sifat fisik dari produk pertanian terdiri dari berat, volume, bentuk,
warna, tekstur, berat, jenis dan kadar air. Dimana sifat fisik tersebut berat dan
volume biasanya dipakai untuk pemutuan buah berdasarkan kuantitas. Dalam
kegiatan pasca panen lainnya seperti pengemasan dan pengangkutan, sifat fisik
sangat diperhatikan. Sifat fisik bahan sangat berhubungan dengan pengelolaan
bahan pangan secara meknis, banyak jenis pakar yang profesional telah
direkomendasikan oleh ahli nutrisi dalam bentuk formula. Sifat fisik bahan dapat
langsung diamati tanpa adanya reaksi kimia, sedangkan sifat fisik kimia hanya
dapat diamati dengan terjadinya perubahan warna, suhu, pembentukan endapan
atau pembentukan gas.
Sifat fisik bahan sangat berhubungan dengan pengelolaan bahan hasil
pertanian secara mekanis, banyak jenis pakar yang profesional telah
direkomendasikan oleh ahli nutrisi dalam bentuk formula. Sifat fisik bahan dapat
langsung diamati tanpa adanya reaksi kimia, sedangkan sifat fisik kimia hanya
dapat diamati dengan terjadinya perubahan warna, suhu, pembentukan endapan
atau pembentukan gas (Syarief, 1988).
Sifat fisik suatu bahan dapat langsung diamati tanpa adanya reaksi kimia,
sedangkan sifat-sifat fisik kimia hanya dapat diamati dengan terjadinya perubahan
warna, suhu, pembentukan endapan, atau pembentukan gas. Sifat fisik kimia
protein dari lemak selama pengolahan, perubahan protein selama perubahan.
Perubahan protein selama pengolahan sifat fisik sangat berhubungan dengan
kondisi dan pergerakan benda dan dengan aliran transportasi energi.
Bahan-bahan hasil pertanian seringkali mengalami kerusakan baik di lahan
maupun dalam proses penanganan pasca panen. Kerusakan-kerusakan tersebut
dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor fisiologis, mekanis,
termis, biologis dan kimia (Rusendi dkk, 2015).
Untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin, diperlukan pengetahuan
tentang karakteristik atau sifat teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan
karakteristik fisik, mekanik dan termis. Selain itu pengetahuan karakteristik bahan
diperlukan untuk :
1. Merancang mesin-mesin pengolahan, menentukan bahan atau materinya,
pengoperasian dan pengendaliannya.
2. Menganalisis dan menentukan efisiensi dari suatu mesin, maupun proses
pengolahan.
3. Mengembangkan produk-produk baru dari tanaman dan hewan.
4. Mengevaluasi serta mengawetkan mutu produk akhir.
2.2 Bentuk Acuan
Di dalam metode ini, permukaan dari potongan melintang dan memanjang
sampel atau bahan diukur dan kemudian dibandingkan dengan bentuk – bentuk
yang sudah ada pada bentuk acuan (chart standard).
Tabel Istilah dan Deskripsi Objek dari Bentuk Acuan
NO BENTUK DISKRIPSI
1 Bundar
(round)
Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)
2 Oblate Datar pada bagian pangkal dan pucuknya
3 Oblong Diameter vertikal > diameter horizontal
4 Conic Meruncing kearah bagian puncak
5 Ovate (bulat
telur)
Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian pangkal
6 Lopsided Sumbu yang menghubungkan pangkal dan puncak tidak
tegak lurus melainkan miring
7 Obovate Bulat telur terbalik
8 Elliptical Menyerupai bentuk (bulat panjang)
9 Truncate Kedua ujungnya mendatar / persegi
(kerucut terpotong)
10 Unequal Setengah bagian > dari yang lain (tidak seimbang)
11 Ribbed Sisi-sisi pada potongan melintang menyerupai sudut-
sudut
12 Regular
(teratur)
Bagian horisontalnya menyerupai lingkaran
13 Irregular Potongan horisontalnya tidak berbentuk lingkaran
Sumber: (Silaban, 2010)
2.3 Kebundaran
Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu
bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar
(Rusendi dkk, 2015).
Persamaan untuk menghitung kebundaran (roundness) yaitu sebagai berikut:
Roundness ( Rd )= ApAc
=r1
2
r22
Keterangan :
Ap = Luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas
Ac = Luas lingkaran terkecil
r1 = jari-jari dalam
r2 = jari-jari luar
Gambar 1. Luas proyeksi roundness
Sumber: Rusendi dkk, 2015
2.4 Kebulatan
Kebulatan (sphericity) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
diameter bola yang mempunyai volume sama dengan objek dengan diameter bola
terkecil yang dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai
kebulatan suatu bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu
bahan hasil pertanian mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola
(bulat) (Rusendi dkk, 2015).
Persamaan untuk menghitung kebulatan (sphericity) adalah sebagai berikut:
Sphericity=(abc )
13
a
Keterangan:
a = Ukuran terpanjang bagian buah
b = Ukuran pertengahan bagian buah
c = Ukuran terpendek bagian buah
Gambar 2. Luas proyeksi sphericity
Sumber: Rusendi dkk, 2015
2.5 Pengukuran Dimensi Sumbu
Untuk objek – objek yang berukuran kecil seperti biji – bijian, garis besar
proyeksi dari setiap sampel dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat foto
pembesar (photographic enlarger), namun secara sederhana dapat pula dilakukan
dengan metode proyeksi dengan menggunkan OHP (Overhead Projector)
(Rusendi dkk, 2015).
2.6 Kemiripan Terhadap Benda-Benda Geometri
Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan hasil
pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-benda
geometri tertentu, yaitu bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur
(oblate spheroid), dan kerucut berputar atau silinder. Setelah diketahui bentuk
bahan berdasarkan kemiripan terhadap benda-benda geometri, maka volume dan
luas permukaan bahan dapat dihitung (Rusendi dkk, 2015).
Persamaan untuk perhitungan kemiripan berdasarkan tipe atau jenisnya adalah
sebagai berikut:
a. Bulat memanjang (prolate spheroid)
V= 43(πab¿¿2)¿
e=[1−( ba )
2]12
S=2 π b2+2 πabe
sin−1 e
Keterangan:
V = Volume
S = Luas permukaan
a = sumbu memanjang elips (major axes)
b = Sumbu membujur elips (minor axes)
e = Eksentrisitas
b. Bulat membujur (oblate spheroid)
V= 34
( π a2b )
e=[1−( ba )
2]12
S=2π a2+πb2
eln( 1+e
1−e )Keterangan:
V = Volume
S = Luas permukaan
a = sumbu memanjang elips (major axes)
b = Sumbu membujur elips (minor axes)
e = Eksentrisitas
c. Kerucut berputar atau silinder
V=( π3 )h(r1
2+r1r 2+r22 )
S=π (r1+r 2) [ h2+ (r1−r2 )2 ]12
Keterangan :
r1 = Jari – jari bagian dasar kerucut
r2 = Jari – jari bagian puncak kerucut
h = Tinggi benda
2.7 Over Head Projector (OHP)
OHP merupakan jenis perangkat keras yang sangat sederhana, terdiri atas
sebuah kotak dengan bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan
transparansi. Cahaya yang amat terang dari lampu proyektor amat kuat menyorot
dari dalam kotak kemudian dibiaskan oleh sebuah lensa khusus, yaitu lensa
fresnel, melewati sebuah transparan ukuran 20x25 cm yang ditempatkan di atas
landasan tersebut. Sebuah sistem pemantul cahaya dari cermin dan lensa, yang di
tempatkan di atas kotak landasan, menghasilkan berkas cahaya berbelok 90
derajat. Dengan lampunya yang amat terang dan sistem optiknya yang efisien,
menghasilkan banyak sekali cahaya sehingga memungkinkan untuk dipergunakan
di ruangan biasa tanpa penggelapan (Ludy, 2011).
OHP adalah peralatan yang paling sederhana, karena peralatan ini hanya
menggunakan sistem lensa (optik) dan elektrik (kipas pendingin dan lampu
proyektor). OHP berfungsi untuk memproyeksikan atau menyajikan transparansi.
Dengan menggunakan proyektor, informasi yang disampaikan dapat
diproyeksikan di layar, sehingga informasi berupa tulisan, gambar, bagan akan
menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat. Penggunaan media ini menguntungkan
karena indera penglihatan dan pendengaran akan sama-sama diaktifkan melalui
sebuah media transparansi yang telah disiapkan (Ludy, 2011).
OHP memang dirancang khusus untuk suatu kelas atau ruangan yang
tertutup. Oleh karena itu penggunaan OHP akan efektif bila memenuhi
persyaratan tertentu. Jumlah orang tidak melebihi dari lima puluh orang kecuali
jika pembesaran proyeksi memungkinkan orang yang duduk paling belakang
mampu membacanya, gangguan sinar matahari dari luar ruangan harus
dikendalikan. Jika tidak maka proyeksi dilayar akan kurang jernih dan tidak tajam.
Lampu ruangan pun seharusnya tidak terlalu terang agar proyeksi tidak terganggu
oleh cahaya lampu tersebut. Pengaturan tempat duduk dan desain transparansi
juga turut berperan dalam mengefektifkan pesan yang disampaikan. Perangkat
OHP berbentuk empat persegi panjang dengan bermacam-macam ukuran,
berisikan lampu lensa, kaca, kipas angin kecil, dan tombol on dan off. OHP
memang sangat sesuai untuk siapa saja dan dalam kegiatan apa saja karena
kemudahan dan portabilitasnya (Oktarina, 2011).
Gambar 3. Over Head Projector (OHP)
Sumber: Rohman, 2013
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Berikut ini adalah alat-alat yang diperlukan untuk praktikum Karakteristik
Fisik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk dan Ukuran), yaitu :
1. Jangka sorong
2. Penggaris
3. Planimeter
4. Jangka
5. Kertas milimeter block
6. Over Head Projector (OHP)
7. Spidol Warna
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang diperlukan untuk menunjang praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1. Mentimun
2. Kentang
3. Tomat
4. Telur
5. Jeruk
6. Wortel
3.2 Prosedur Percobaan
a. Menentukan kebundaran (roundness) dengan menggunakan OHP
1. Menempatkan bahan pada OHP sehingga bahan dapat diproyeksikan
2. Menggambar proyeksi bahan pada kertas milimeter blok
3. Menentukan jari-jari dalam dan luar dari gambar proyeksi
4. Menghitung kebundaran (roundness) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
Roundness (Rd) = r1
2
r22
r1 2 = diameter dalam, r2
2 = diameter luar
b. Menentukan kebulatan (sphericity)
1. Mengukur sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri dari sumbu a (sumbu
terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet) dan c (sumbu
terpendek/minor)
2. Menghitung kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Sphericity = (a . b . c )13
a
c. Menentukan volume dan luas permukaan teoritis
1. Mengukur sumbu a, b dan c pada bahan
2. Menentukan kemiripan bahan terhadap bentuk-bentuk geometri: bulat
memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid) dan
kerucut berputar atau silinder.
3. Menghitung volume dan luas permukaan teoritis bahan dengan
persamaan di bawah ini:
- Bulat memanjang (prolate spheroid)
V = 43
(π a b2)
e = [1−( ba )
2]12
S = 2π b2 + 2π a be
sin -1 e
- Bulat membujur (oblate spheroid)
V = 43
(π b a2)
e = [1−( ba )
2]12
S = 2π a2 + π b2
e ln ( 1+e
1−e )
- Kerucut berputar atau silinder
V = ( π3 )h (r1
2+r1 r2+r22 )
S = π (r1+r2 ) [h2+( r1−r2 )2 ]12
Keterangan:
V = volume
S = luas permukaan
a = sumbu memanjang elips
b = sumbu membujur elips
e = eksentrisitas
r1 = jari-jari bagian dasar kerucut
r2 = jari-jari bagian puncak kerucut
h = tinggi bahan
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil Praktikum
Tabel 1. Data Bahan Pengukuran Kelompok
Kelompok Roundness Sphericity Geometri
1 Tomat Telur Mentimun
2 Tomat Telur Jeruk
3 Telur Tomat Wortel
4 Telur Tomat Mentimun
5 Tomat Telur Wortel
Tabel 2. Data Hasil Pengukuran Kelompok 1
Pengamatan
Ke
r1
(mm)
r2
(mm)
a (mm)
b (mm)
c (mm)
h (mm)
Rd SpV
(m3)s
(m2)
Roundness
(Tomat)
1 56 750,55
8
2 58 730,63
1
3 53 740,51
3
Spherecity
(Telur)
146,025
42,02
31,06
0,851
244.040
3726,06
0,792
345,05
39,04
31,06
0,842
Kemiripan
Benda Geometr
i (
120,035
17,05
1,463x10-4
1,061
Mentim
Tabel 3. Data Hasil Pengukuran Kelompok 2
Pengamatan
Ke
r1
(mm)
r2
(mm)
a (mm)
b (mm)
c (mm)
h (mm)
Rd SpV
(m3)s
(m2)
Roundness
(Tomat)
157 74 0,59
3
258 77 0,56
7
363 0,62
0
Spherecity
(Telur)
146 45,
7528,35
0,849
244,65
44,40
29 0,864
345,75
45,45
31 0,876
Kemiripan
Benda Geometri (Jeruk)
9,051x10-4
0,020
Tabel 4. Data Hasil Pengukuran Kelompok 3
Pengamatan
Ke
r1
(mm)
r2
(mm)
a (mm)
b (mm)
c (mm)
h (mm)
Rd SpV
(m3)s
(m2)
Roundness
(Telur)
1 4,6 7,1 0,419
2 4,4 6,8 0,418
3 5,0 7,0 0,510
Spherecity
(Tomat)
1 5,6 4,9 3,10,785
2 4,9 4,8 4,30,951
3 5 4,7 3,50,869
Kemiripan
Benda Geometr
i (Wortel)
1,05
1,913,5
94,82x10-4
125,36x10-4
Tabel 5. Data Hasil Pengukuran Kelompok 4
Pengamatan
Ke
r1
(mm)
r2
(mm)
a (mm)
b (mm)
c (mm)
h (mm)
Rd SpV
(m3)s
(m2)
Roundness
(Telur)
1 4,7 6,60,50
7
2 4,4 6,50,45
8
3 4,6 7,40,38
6
Spherecity
(Tomat)
153,2
52,1
42,3
0,919
255,1
52,2
42,2
0,898
359,7
56,35
49,9
0,924
Kemiripan
Benda Geometr
i (Mentim
un)
123,6
31,5
513722,02
7
1909630,99
3
Tabel 6. Data Hasil Pengukuran Kelompok 5
Pengamatan
Ke
r1
(mm)
r2
(mm)
a (mm)
b (mm)
c (mm)
h (mm)
Rd SpV
(m3)s
(m2)
Roundness
(Tomat)
1 5367,5
0,616
256,5
730,59
9
3 5676,5
0,53
Spherecity
(Telur)
145,90
4629,9
0,8674
2 4545,5
28,8
0,8649
344,50
45,2
21,5
0,7887
Kemiripan
Benda Geometr
i (Wortel)
6,55,375
1381,64x10-5
0,0108105
4.2 Perhitungan
A. Kelompok 1
1. Kebundaran (Roundness)
a. Roundness 1 (Rd1) = r12
r 22 = 562
752 = 0,558
b. Roundness 2 (Rd2) = r12
r 22 = 582
732 = 0,631
c. Roundness 3 (Rd3) = r12
r 22 = 532
742 = 0,513
2. Kebulatan (Sphericity)
a. Sphericity 1 = (a b c)13
a = (46,025× 42,02 ×31,06)
13
46,025 = 0,851
b. Sphericity 2 = (a b c)13
a = (44,04 ×37 × 26,06)
13
44,04 = 0,792
c. Sphericity 1 = (a b c)13
a = (45,05× 39,04 ×31,06)
13
45,05 = 0,842
3. Kemiripan
Pengukuran Kemiripan Benda Geometri Bulat Memanjang (Mentimun)
V=( 43 ) (π x a xb2 )
V=( 43 ) (π x 120,035 x 17,052 )
V=146165,63 mm3
V=1,463 × 10−4 m3
e=[1−( ba )
2]12
e=[1−( 17,05120,035 )
2]12
e=0,989
S=2π b2+2 πabe
sin−1 e
S=2 π ×17,05+2 π120,035 x17,05
0,989sin−1 0,989
S=1,061m2
B. Kelompok 2
1. Kebundaran (Roundness)
a. Telur 1
Rd=r1
2
r22=
572
742=0,593
b. Telur 2
Rd=r1
2
r22=
582
772 =0,567
c. Telur 3
Rd=r1
2
r22=
632
82 =0,620
2. Kebulatan (Sphericity)
a. Tomat 1
Sp=(abc)
13
a=
(46 x 45,75 x 28,35)13
46=0,849
b. Tomat 2
Sp=(abc)
13
a=
(44,65 x 44,40 x29)13
44,65=0,864
c. Tomat 3
Sp=(abc )
13
a=
( 45,75 x45,45 x 31 )13
45,75=0,876
3. Kemiripan
V= 43(πa b2)
V= 43(π × 65,25 x10−3×50,75 x 10−3)
V=9,051 x 10−4 m3
e=[1−( ba )
2]12
e=[1−( 50,75 x10−3
65,25 x10−3 )2]
12
e=0,628
S=2π a2+πb2
eln
(1+e)1−e
S=2π ¿
S=0,020 m2
C. Kelompok 3
1. Kebundaran (Roundness)
a. Rd1 = r1
2
r22 =
4,62
7,12 = 0,419
b. Rd1 = r1
2
r22 =
4,42
6,82 = 0,418
c. Rd1 = r1
2
r22 =
5,02
7,02 = 0,510
2. Kebulatan (Sphericity)
a. Sp1 = (a b .c )1/3
a =
(5,6 x 4,9 x3,1)1/3
5,6 = 0,785
b. Sp2 = (a b c)1 /3
a =
(4,9 x 4 , 8 x 4,3)1/3
4,9 = 0,951
c. Sp1 = (a b c)1 /3
a =
(5 x 4,7 x3,5)1 /3
5 = 0,869
3. Kemiripan
Kerucut Berputar atau Silinder (Wortel)
V = ( π3 ) h (r1
2 + r1 r2 + r22)
= ( π3 ) 13,5x10-2 ((1,05x10-2)2 + (1,05x10-2 x 1,9x10-2) + (1,9x10-2)2)
= 94,82x 10-6 m3
S = π (r1 + r2) (h2 + (r1 - r2)2)1/2
= π (1,05x10-2 + 1,9x10-2) (13,5x10-2 + (1,05x10-2 - 1,9x10-2)2)1/2
= 125,36 x 10-4 m2
D. Kelompok 4
1. Kebundaran (Roundness)
a. Rd1 = r1
2
r22 =
4,72
6,62 = 0,50711662
b. Rd1 = r1
2
r22 =
4,42
6,52 = 0,458224852
c. Rd1 = r1
2
r22 =
4,62
7,42 = 0,38641344
2. Kebulatan (Sphericity)
a. Sp1 = (a b .c )1/3
a =
(53,2 x52,1 x 42,3)1 /3
53,2 = 0,919
b. Sp2 = (a b c)1 /3
a =
(55,1 x52,2 x 42,2)1 /3
55,1 = 0,898
c. Sp1 = (a b c)1 /3
a =
(59,7 x 56,35 x 49,9)1/3
59,7 = 0,924
3. Kemiripan
V= 43(πa b2)
V= 43(π × 123,6 ×31,52)
V=513722,027 m3
e=[1−( ba )
2]12
e=[1−( 31,5123,6 )
2]12
e=0,967
S=2 π b2+2 πabe
sin−1 e
S=2π ×31,52+2 π123,6 x31,5
0,967sin−1 0,9 67
S=1909630,993 m2
E. Kelompok 5
1. Kebundaran (Roundness)
a. Rd 1 = r12
r 22 = 532
67,52 = 0,616
b. Rd 2 = r12
r 22 = 56,52
732 = 0,599
c. Rd 1 = r12
r 22 = 562
76,52 = 0,53
2. Kebulatan (Sphericity)
a. Sp1 = ¿¿ = ¿¿ = 0,8674
b. Sp2 = ¿¿ = ¿¿ = 0,8649
c. Sp3 = ¿¿ = ¿¿ = 0,7887
3. Kemiripan
V = ( π3 ) h (r1
2 + r1 r2 + r22)
V = ( π3 ) 138 (6,52 + (6,5 + 5,3) 5,32)
V = 1,64x 10-5 m3
S = π (r1 + r2) (h2 + (r1 - r2)2)1/2
S = 0,0108 m2
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum pertama dalam mata kuliah Teknik Penanganan Hasil
Pertanian dipelajari dan diamati sifat fisik bahan hasil pertanian itu terlihat
berdasarkan beberapa ketentuan ukuran yang sudah ditetapkan dalam pengawasan
dan standarisasi mutu produk. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh oleh
beberapa kelompok praktikan, dapat diketahui bagaimana bentuk dan ukuran dari
suatu bahan hasil pertanian menurut kriterianya, mulai dari kebundaran, kebulatan
dan kemiripan terhadap benda-benda geometri. Karakteristik fisik pada bahan
hasil pertanian sangat penting untuk menjamin mutu produk bahan hasil pertanian
tersebut.
Dalam praktikum shift ini dibagi lima kelompok, masing-masing kelompok
memperoleh jenis buah dan sayuran untuk diamati karakteristik fisik, bentuk dan
ukurannya. Untuk hasil pengamatannya dapat dilihat di bab bagian hasil sebelum
bab pembahasan ini. Kelompok 1 mengamati kebundaran pada tomat, kebulatan
pada telur, dan bentuk geometri pada mentimun; kelompok 2 mengamati
kebundaran pada tomat, kebulatan pada telur, dan bentuk geometri pada jeruk;
kelompok 3 mengamati kebundaran pada telur, kebulatan pada tomat, dan bentuk
geometri pada wortel; kelompok 4 mengamati kebundaran pada telur, kebulatan
pada tomat, dan bentuk geometri pada mentimun; dan kelompok 5 mengamati
kebundaran pada tomat, kebulatan pada telur, dan bentuk geometri pada wortel.
Dalam mengukur kebundaran tomat atau telur dilakukan melalui
pengamatan menggunakan OHP, yaitu dengan menggambarkan bayangan tomat
atau telut yang dihasilkan dari pantulan cahaya OHP kemudian digambarkan pada
kertas milimeter blok setelah itu dibuat lingkaran dalam dan luar untuk
memperoleh nilai jari-jarinya. Pengukuran dilakukan pada tiga buah tomat atau
telur. Masing-masing tomat atau telur mendapatkan ukuran-ukuran jari-jari dalam
dan luar yang berbeda. Kelompok 1 mengamati kebundaran pada tomat, hasil
yang didapatkan pada tomat 1, 2, dan 3 adalah 0,558; 0,631; dan 0,513. Kelompok
2 mengamati kebundaran pada tomat, hasil yang didapatkan pada tomat 1, 2, dan
3 adalah 0,593; 0,567; dan 0,620. Kelompok 3 mengamati kebundaran pada telur,
hasil yang didapatkan pada telur 1, 2, dan 3 adalah 0,419; 0,418; dan 0,510.
Kelompok 4 mengamati kebundaran pada telur, hasil yang didapatkan pada telur
1, 2, dan 3 adalah 0,507; 0,458; dan 0,386. Kelompok 5 mengamati kebundaran
pada tomat, hasil yang didapatkan pada tomat 1, 2, dan 3 adalah 0,616; 0,599; dan
0,53. Jika hasil yang didapatkan mendekati 1 maka benda tersebut semakin
bundar.
Praktikum yang kedua dilakukan untuk mengamati nilai kebulatan dengan
menggunakan telur atau tomat. Caranya dihitung nilai a, b dan c pada telur atau
tomat dengan menggunakan jangka sorong. Kelompok 1 mengamati kebundaran
pada telur, hasil yang didapatkan pada telur 1, 2, dan 3 adalah 0,851; 0,792; dan
0,842. Kelompok 2 mengamati kebundaran pada telur, hasil yang didapatkan pada
telur 1, 2, dan 3 adalah 0,849; 0,864; dan 0,876. Kelompok 3 mengamati
kebundaran pada tomat, hasil yang didapatkan pada tomat 1, 2, dan 3 adalah
0,785; 0,951; 0,869. Kelompok 4 mengamati kebundaran pada tomat, hasil yang
didapatkan pada tomat 1, 2, dan 3 adalah 0,919; 0,898; dan 0,924. Kelompok 5
mengamati kebundaran pada telur, hasil yang didapatkan pada telur 1, 2, dan 3
adalah 0,8674; 0,8649; dan 0,7887. Jika hasil yang didapatkan mendekati 1 maka
benda tersebut semakin bulat.
Praktikum yang ketiga adalah melakukan pengamatan untuk beberapa jenis
buah dan sayuran berdasarkan kemiripan dengan benda-benda geometri. Dalam
menentukan volume dan luas permukan pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan koefisien a, b, dan c dari setiap bahan. Kemudian menentukan
kemiripan bahan terhadap bentuk goemetri setelah ditentukan lalu masukkan ke
rumus masing-masing. Hasil perhitungan luas dan volume yang didapat tentulah
tidak 100% benar, yang menentukan persentase kebenaran dari perhitungan
adalah ketelitian dalam menentukan dan mengukur nilai koefisien a, b, dan c.
Semakin teliti maka tingkat kebenarannya semakin tinggi. Oleh karena itu
ketepatan dalam membaca jangka sorong juga harus benar-benar teliti. Bentuk
acuan atau chart standard dari wortel memiliki bentuk acuan kerucut (conic), yaitu
meruncing ke arah bagian puncak. Jeruk memiliki bentuk yang sama dengan
tomat, bundar (round) menyerupai bentuk bulatan (spheroid). Kelompok 1
mengamati kemiripan mentimun dengan benda geometri berupa bulat memanjang
diperoleh nilai volume sebesar 1,463x10-4 m3 dan kemiripan sebesar 1,061 m3.
Kelompok 2 mengamati kemiripan jeruk dengan benda geometri berupa bulat
membujur diperoleh nilai volume sebesar 9,051x10-4 m3 dan kemiripan sebesar
0,020 m3. Kelompok 3 mengamati kemiripan wortel dengan benda geometri
berupa kerucut berputar atau silinder diperoleh nilai volume sebesar 94,82 x10-4
m3 dan kemiripan sebesar 125,36x10-4 m3. Kelompok 4 mengamati kemiripan
mentimun dengan benda geometri berupa bulat memanjang diperoleh nilai
volume sebesar 513722,027 m3 dan kemiripan sebesar 1909630,993 m3.
Kelompok 5 mengamati kemiripan wortel dengan benda geometri berupa kerucut
berputar atau silinder diperoleh nilai volume sebesar 1,64x10-5 m3 dan kemiripan
sebesar 0,0108105 m3.
.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik bahan hasil pertanian dapat diketahui bagaimana bentuk
dan ukuran dari suatu bahan hasil pertanian menurut kriterianya, mulai
dari kebundaran, kebulatan dan kemiripan terhadap benda-benda geometri.
2. Jika nilai kebundaran dan kebulatan benda antara 0 -1 maka bentuk bahan
tersebut mendekati bundar (lingkaran) untuk roundness dan mendekati
bola untuk sphericity.
3. Yang paling mendekati bundar adalah tomat pada pengamatan kelompok 1
dengan nilai kebundaran sebesar 0.631, tomat ini memiliki tingkat
kebundaran paling tinggi dari semua bahan percobaan. Sedangkan nilai
kebundaran yang paling kecil adalah telur, karena bentuknya memang
lonjong bukan bundar.
4. Bahan hasil pertanian yang paling bulat adalah tomat kelompok 3 sebesar
0,951, hasil ini memiliki kebulatan paling tinggi dari semua bahan
percobaan dan paling mendekati angka 1 karena jika mendakati angka 1
maka semakin bulat.
5. Volume dan luas permukaan suatu bahan hasil pertanian dapat ditentukan
dengan melihat kemiripan dengan benda-benda geometri tertentu antara
lain bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate
spheroid), dan kerucut berputar atau silinder (tabung), yang memiliki
persamaan yang telah ditentukan.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah alat yang digunakan dapat disesuaikan dengan jumlah praktikan
atau jumlah kelompok dan sebanding dengan kebutuhan pemakaian dan
alat tersebut memiliki tingkat ketelitian yang lebih akurat, agar
pelaksanaan praktikum tidak memakan waktu yang lama. Karenapada
praktikum inivhanya terdapat 1 OHP sehingga terjadi penumpukan
praktikan yang hendak melakukan pengamatan.
2. Praktikan diharuskan mengetahui dan memahami prosedur praktikum
dengan baik agar tidak menghasilkan data yang kurang akurat.
3. Sebelum malakukan percobaan, diharapkan setiap praktikan memahami
konsep dasar/ prosedur kegiatan praktikum.
4. Melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan prosedur.
5. Setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dengan baik sehingga proses
praktikum dapat belangsung lebih cepat, efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, M. 2011. Karakteristik Fisik Bahan Hasil. Available at: http://mulyati02surade.blogspot.co.id/2011/11/karakteristik-fisik-bahan-hasil.html (Diakses pada 18 September 2015 pukul 19.27 WIB)
Ludy. 2011. Pengertian dan Sejarah OHP. Available at: https://loudy92.wordpress.com/2011/03/12/ohp-overhead-projector-oht-overhead-transparansi-sejarah-ohp-pengertian-ohp-tipe-tipe-ohp-jenis-jenis-ohp-fungsi-ohp/ (Diakses pada 18 September 2015 pukul 19.41 WIB)
Oktarina, R. 2011. Pengertian OHP. Available at: http://rennyoktarina.blogspot.co.id/p/pengertian-ohp_16.html (Diakses pada 18 September 2015 pukul 19.44 WIB)
Rohman, M. 2013. Pengertian OHP. Available at: http://atiqplanet.blogspot.co.id/2013/03/ohp.html (Diakses pada 18 September 2015 pukul 19.46 WIB)
Rusendi Dadi, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Mata Kuliah Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Laboratorium Pasca Panen dan Teknologi Proses: FTIP Unpad
Silaban, J. 2010. Laporan Praktikum Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Available at: https://jansenbernard.wordpress.com/2010/06/16/laporan-praktikum teknik-penanganan-hasil-pertanian-karakteristik-fisik-bahan hasil-pertanian-bentuk-dan-ukuran/ (Diakses pada 18 September 2015 pukul 19.15 WIB)
Syarief R. dan A. Irawati. 1988. Pengetahuan Bahan untuk Industri Pertanian. Mediyatama Sarana Perkasa: Jakarta.
LAMPIRAN
Gambar 4. Pengukuran Wortel Gambar 5. Wortel
Gambar 6. Pengukuran Tomat Gambar 7. Tomat
Gambar 8. Menggambar bayangan telur Gambar 9. Jangka Sorong
Gambar 10. Membuat lingkaran luar dan dalam Gambar 11. Pengukuran Telur