WARTA PAS 44

36
 OMOR: 44 TAHU XII - Januari 2011  okus :  estrukturisasi Menuju Era Baru Pemasyarakatan Pelantikan Massal DITJEN PEMASYA AKATAN

Transcript of WARTA PAS 44

Page 1: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 1/36

OMOR: 44 TAHU XII - Januari 2011

okus :

estrukturisasi

Menuju Era Baru Pemasyarakatan

Pelantikan MassalDITJEN PEMASYA AKATAN

Page 2: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 2/36

SUSUNAN REDAKSI:

PELINDUNG : Direktur Jenderal PemasyarakatanKementerian Hukum dan HAM RIDrs. Untung Sugiyono, Bc.IP, MM.

PEMBINA :Direktur Informasi dan KomunikasiDirektorat Jenderal PemasyarakatanDrs. Murdiyanto, Bc.IP, SH, MM.

PIMPINAN REDAKSI :Kasubdit KomunikasiM.Akbar Hadiprabowo, Bc.IP, SH, MH.

REDAKSI PELAKSANA :Kasie Peliputan dan Penyajian BeritaIka Yusanti, Bc.IP, SH, M.Si.Kasie Analisa dan Strategi KomunikasiAndi Marwan Eryansyah, Amd.IP, SH, MH.Kasie Evaluasi dan PelaporanMarta Masseleng

STAF REDAKSI :JP. Budi Waskito, SH.Agung Prasetyo, SH.Innaka Mutiara, S.Kom.Irma Rahmani, S.Sos.Vera Novianti, S.S.

SEKRETARIAT :SUB DIREKTORAT KOMUNIKASIDirektorat Jenderal PemasyarakatanJl. Veteran No. 11 Jakarta PusatTelp. (021) 3857615 ; (021) 3857611 Ext. 311Fax. (021) 3857615E-mail :[email protected]@yahoo.co.id

BANK :BRI Cabang Veteran Jakarta PusatNomor Rekening :032 901001 763302WARTA PASDirektorat Jenderal Pemasyarakatan

......................

Redaksi menerima sumbangan artikel

dan laporan kegiatan disertai foto-foto

NOMOR 44 TAHUN XII - Januari 2011Cover : Pelantikan Massal di Ditjen PemasyarakatanDesain, Cetak, Tata Letak: INFOKOM DITJENPAS

P ortir

Fokus

hal 04

hal 03

hal 12

Cover Story

RESTRUKTURISASIMenuju Era Baru Pemasyarakatan

ELANTIKAN MASSAL

DITJEN EMASYARAKATAN

Lip tan

hal 16SOP PEMASYARAKATAN MENJADIREKOMENDASI KOMISI III

hal 18

ASESME DA KLASIFIKASIBabak Baru Pembinaan arapidana

hal 20

hal 24

hal 27

hal 34

hal 32

hal 33

hal 35

takeholder Meeting irektorat Jenderal Pemasyarakatan danSearch for Common Ground Indonesia

StrategiMenghadapi dan Mencegah Deradikalisasi

Opini

Profil UPT

N J A R AB u a n U n t u A n a

Oleh: Lollong M. Awi

utan Ternate

utan Kecil denganKarya Besar

VOCHOW “OUT OF BOX” ARE Y

KISRUH PENJARA DARI MASA LALU

LAPORAN INFORMASI HARIAN

Seputar Media

Seputar Media

KEGIATAN DALAMGAMBAR

OMOR: 44 TAHU XI - Januar 2011

okus :

RestrukturisasiMenuju Era Baru Pemasyarakatan

Pelantikan MassalDITJEN PEMA YARAKATAN

Page 3: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 3/36

WARTA PEMASYARAKATA03

Akhir 2010, merupakan momentum bersejarahdalam Kebangkitan Pemasyarakatan yang kedua. Tepatnya pada hari Jumat tanggal 31D e s e m b e r 2 0 1 0 , D i r e k t u r J e n d e r a lPemasyarakatan, atas nama Menteri Hukumdan HAM RI, melantik dan mengambilsumpah jabatan untuk pejabat yangmenempati posisi eselon II, III dan IV dil i n g k u n g a n D i r e k t o r a t J e n d e r a lPemasyarakatan.Pelantikan sebanyak 115 orang (rekorpelantikan terbanyak, sepanjang sejarahDitjen Pas) ini merupakan tindak lanjut darirestrukturisasi (perubahan struktur)Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, yangditetapkan dalam Peraturan Mentri Hukumdan HAM RI Nomor:M.HH‐05.OT.01.01 Tahun2010 tentang organisasi Tata Kerja KementrianHukum dan HAM RI. Restrukturisasi Ditjen Pasmenjadi bagian penting dalam ReformasiBirokrasi Pemasyarakatan, yaitu sebagai carameningkatkan peran dan fungsi kelembagaanyang tepat fungsi dan tepat ukuran ( rightsizing ), juga sebagai langkah optimalisasikinerja Pemasyarakatan dalam meningkatkanpelayanan publik. Oleh karenanya tidak salahjika kita pun menjadikan momentumpelantikan dan restrukturisasi Ditjen Pas inisebagai momentum menuju Era Baru

Pemasyarakatan .Era baru Pemasyarakatan, ditandai puladengan tersusunnya Asesmen dan klasifikasibagi narapidana, hasil kerja sama DirektoratJenderal Pemasyarakatan dengan New SouthWales Corrective Service (Australia).Asesmen warga binaan merupakan prosesmengumpulkan informasi yang digunakansebagai dasar untuk menyusun case plan serta

merencanakan program pembinaan yangtepat bagi warga binaan. Tersusunnyainstrumen asesmen merupakan angin segardalam proses pembinaan narapidana.Dengan mendasarkan diri pada hasila s sessmen t dan pengk las i f ikas i annarapidana, kegiatan pembinaan akansemakin terarah dan tepat sasaran.Reformasi Birokrasi Pemasyarakatan telahberjalan selama kurang lebih satu tahun danakan terus bergulir sampai InstansiPemasyarakatan memenuhi harapanmasyarakat, yaitu terciptanya birokrasi yangbersih, efektif, efisien, transparan dana k u n t a b e l d a l a m m e l a y a n i d a nmemberdayakan masyarakat.Reformasi Birokrasi Identik denganpembaharuan dan perubahan. Untukmencapai tujuan itu, Pemasyarakatan akanterus melakukan pembaharuan danperubahan yang mendasar pada sistemkelembagaannya, ketatalaksanaan dan padasumber daya manusianya. Perlu ditekankanbahwa pembaharuan dan perubahanorganisasi tidak akan berarti jika SDM‐nyatidak berubah dan memperbaharui diri.M e n i n g k a t k a n k e m a m p u a n d a nmengembangkan potensi diri adalah wujudkita mau merubah dan memperbaharui diri.

Mari kita berubah, dari hal yang kecil, dari dirisendiri, dan mulai dari sekarang.Perubahan memang menimbulkan risiko yangbesar, tetapi kita akan mendapatkan risiko yang lebih besar jika kita tidak berubah.Karena kita akan tergilas oleh perubahan.

P ortir

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

R e d a k s i

Page 4: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 4/36

WARTA PEMASYARAKATA04

isaB jadi ini yang dilakukan Ditjen

P e m a s y a r a k a t a n d a l a m u p a y a

mereformasi birokrasinya yaitu sebagai

langkah untuk merencanakan masa depan.

Dalam perkembangannya, sebuah organisasiharus mampu beradaptasi dalam menghadapi

perubahan lingkungan. Restrukturisasi organisasi

dilakukan karena merasa organisasi yang ada

sudah tidak match dengan tuntutan kebutuhan.

Oleh karena i tu dengan di lakukannya

restrukturisasi organisasi tentunya diharapkan

dapat menghasilkan organisasi yang mampu

mengelola perubahan dan membangun

organisasi yang efisien, efektif dan fleksibel.

Kompleksitas permasalahan yang dihadapi

seluruh jajaran Pemasyarakatan dijadikansemangat untuk bangkit dan bereformasi.

Seper t i yang disampaikan Dir jen Pas

sebelumnya bahwa reformasi birokrasi

Pemasyarakatan mempunyai tujuan khusus

untuk membentuk birokrasi Pemasyarakatan

yang bekerja atas dasar aturan dan nilai‐nilai,

Fokus

EST UKTU ISASI

Menuju Era Baru Pemasyarakatan

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Change is the law of life. And those who look only to the past or presentare certain to miss the future ‐ John F. Kennedy‐, ~ perubahan adalah

hukum hidup, mereka yang hanya melihat masa lalu dan masa sekarangpastilah akan kehilangan masa depan~.

Page 5: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 5/36

birokrasi yang efisien, efektif dan produktif yaitu

birokrasi Pemasyarakatan yang mampu

memberikan dampak kerja positif, birokrasi yang

transparan dan birokrasi yang melayanimasyarakat dan birokrasi yang akuntabel.

Memang banyak pertanyaan atas usulan

restrukturisasi ini, yang seolah‐olah baru

d i t i u p k a n s a a t “ i n j u r i t i m e ” . A p a k a h

restrukturisasi ini dilakukan dengan melalui kajian

yang mendalam. Lalu kemudian apakah

restrukturisasi ini ada benang merahnya dengan

tarik ulur remunerasi?

Pada awalnya, Ditjen Pas mengembangkanorganisasinya dengan pendekatan fungsi,yang terdiri dari 6 (enam) Direktorat, yakni (1)Direktorat Bina Bimbingan Kemasyarakatan,(2) Direktorat Bina Perawatan, (3) DirektoratBina Latihan Kerja dan produksi, (4)Direktorat Bina Regsitrasi dan Statistik, (5)Direktorat Bina Keamanan dan Ketertibandan yang terakhir lahir tahun 2002 yaitu (6)Direktorat Bina Khusus Narkotika. Padaperjalanannya struktur yang ada dinilai belumcukup menjawab kebutuhan secara internalPemasyarakatan ataupun kebutuhanmasyarakat pada umumnya. Ternyata,departementalisasi fungsional ini belummampu mendudukkan secara seimbang( e q u a l ) f u n g s i ‐ f u n g s i y a n g a d a .D e p a r t e m e n t a l i s a s i i n i c e n d e r u n gmemberikan porsi yang lebih besar padafungsi‐fungsi Lapas dan Rutan, sedangkanfungsi‐fungsi yang berkaitan dengan Bapasdan Rupbasan cenderung kurang mendapat

perhatian.

Selain itu, departementalisasi fungsionalDirektorat Jenderal Pemasyarakatan jugamasih menimbulkan tumpang tindih dalampelaksanaan tugas. Sebut saja DirektoratPerawatan dengan Direktorat Bina KhususNarkotika, fungsi dan kewenanganmengalami tumpang tindih. Tumpang tindihini dinilai menciptakan suasana yang kurangkondusif dalam memajukan organisasi,karena dinilai mubazir dalam pengelolaan

program yang kurang lebih sama, bahkanyang terjadi menambah kompleksitaskoordinasi serta memunculkan ego sektoraldi masing‐masing direktorat.

Restrukturisasi sebuah kebutuhan

Menjawab kebutuhan upaya reformasibirokrasi, restrukturisasi merupakan hal yang

urgen untuk dilakukan. Restrukturisasimerupakan salah satu upaya Ditjen Pasd a l a m m e m b e n a h i o rg a n i s a s i d a nm a n e j e m e n . P a s a l n y a D i t j e nPemasyarakatan belum mengakomodirbeberapa kebutuhan yang diungkapkansebelumnya, yakni fungsi sektoral Bapas danRupbasan. Sementara kita ketahui seluruh

proses Pemasyarakatan dimulai sejaktataran pra adjudikasi hingga post adjudikasi.Yaitu pelaksanaan pelayanan tahanan yangdilakukan oleh Rumah Tahanan Negara(Rutan), pembinaan narapidana yangd i l a k s a n a k a n o l e h

Fokus

WARTA PEMASYARAKATA05

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Page 6: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 6/36

Lembaga Pemasyaraka tan (Lapas ) ,pembimbingan klien pemasyarakatan yangdilaksanakan oleh Balai Pemasyarakatan

(Bapas), dan pengelolaan benda sitaan danbarang rampasan negara yang dilaksanakanoleh Rumah Penyimpanan Benda Sitaan danBarang Rampasan Negara (Rupbasan).Tentunya sangatlah penting untuk juga lebihmemperkuat fungsi Bapas dan Rupbasan.

Mengacu pada kondisi tersebut, perubahan

struktur organisasi Direktorat JenderalPemasyarakatan merupakan satu langkahstrategis untuk perubahan. Perubahan initentu saja dengan melakukan analisis secaramenyuluruh terhadap faktor‐faktor yangberpengaruh dalam pelaksanaan tugasPemasyarakatan.Terdapat beberapa aspek dalam melakukanperubahan struktur organisasi DirektoratJenderal Pemasyarakatan, yaitu: (1)Perubahan dilakukan untuk memperjelasp e r t a n g g u n g j a w a b a n k i n e r j a U P TPemasyarakatan. Ditjenpas tidak didudukkansebagai pengambil kebijakan semata, akantetapi juga mempunyai tanggung jawabuntuk melaksanakan kebijakan tersebut danmelakukan pengawasan, (2) memperhatikankeberagaman bidang pekerjaan dantanggung jawab terhadap pelaksanaan tugaspada Lapas, Rutan, Bapas, dan Rupbasan,yaitu dengan memberikan perhatian lebihbesar terhadap WBP anak, fungsi standarisasisarana hunian, fungsi intelejen yang

disatukan dengan pencegahan untukefektifitas pelaksanaan pencegahangangguan kamtib, (3) Penguatan fungsiRupbasan dengan memperhatikan peranstrategis Rupbasan dalam proses peradilan(4) Perhatian serius pada kelompok jabatanfungsional yang didalamnya mencakupbeberapa fungs i yang mendukungpelaksanaan tugas pemasyarakatan, (5)Set iap Direktora t akan melakukanp e n g u m p u l a n d a t a d a n i n f o r m a s iPemasyarakatan. Data dan informasiPemasyarakatan tersebut akan dihimpunoleh Direktorat Infokom melalui system database , sehingga ke depannya fungsikehumasan menjadi optimal.

“Struktur Baru” Ditjenpas

Dengan memadukan dua pendekatanyakni sektor dan fungsi, diharapkan akanterbentuk struktur organisasi yang mampumemberikan perhatian yang seimbang diantara unit pelaksana teknis dan tidakterabaikannya fungsi‐fungsi strategis yangd a p a t m e n d o r o n g k i n e r j apemasyarakatan, dimana keseluruhan

Direktorat dan Bagian direstruktur sesuaidengan kebutuhan masyarakat di masatransformasi ini.Tepatnya pada 30 Desember 2010,restrukturisasi Direktorat JenderalPemasyarakatan mengalami Perubahan

Fokus

WARTA PEMASYARAKATA06

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Page 7: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 7/36

struktur yang didasari Peraturan MenteriHukum dan HAM RI Nomor M.HH‐05.OT.01.01 Tahun 2010 tentang Organisasi

Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAMRepublik Indonesia. Patut diberikan apresiasibagi kinerja Jajaran Pemasyarakatan dalammengagas struktur ini, karena hal inimerupakan proses tidak terpisah dari sistemorganisasi secara keseluruhan terutama subsistem operasi, sehingga dapat mengeliminir gap antara struktur organisasi yang dihasilkan

dengan system operasi. Dengan kondisi inidiharapkan struktur organisasi yang adamampu memberikan dukungan yang optimalterhadap operasionalisasi organisasi. Lebihjauh lagi ketika terdapat permasalahan, dapatdengan jelas unit organisasi mana yang harusmenanganinya atau tidak adanya grey area .

Langkah kongkrit dilaksanakan antara laindengan melikuidasi ke enam Direktorat danmenggantikannya dengan yang baru.Struktur Direktorat Jenderal Pemasyarakatanyang baru memiliki 6 (enam) Direktorat danSekretaris Ditjen Pemasarakatan, yaitu (1)Direktorat Bina Narapidana dan PelayananTahanan, (2) Direktorat Bina Bimbingan

Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak, (3)Direktorat Informasi dan Komunikasi, (4)Direktorat Bina Pengelolaan Benda Sitaan danBarang Rampasan Negara, dan (5) DirektoratBina Kesehatan dan Perawatan Narapidanadan Tahanan, sementara hanya satuDirektorat yang tidak mengalami perubahan

nama yaitu (6) Direktorat Bina Keamanandan Keter t iban namun mengalamipengembangan fungsi intelejen di

dalamnya.

Dengan struktur tersebut diharapkanmenjadi kendaraan untuk mencapai tujuanyang diharapkan dan menghasilkanp e n i n g k a t a n k i n e r j a J a j a r a nPemasyarakatan. Namun patut dicermatitugas selanjutnya adalah menjaga

konsistensi dalam struktur baru tersebut,sehingga pembentukan yang telah melaluikajian yang matang dapat membawaorganisasi dan Sumber Daya Manusiadidalamnya ke arah yang lebih baik. Karenaupaya melakukan koreksi dan perubahan‐perubahan mendasar perlu mencermatidampak risiko lebih besar, baik risiko adanya

riel cost yang dikeluarkan, waktu, maupuntenaga.

Te n t u n y a r e s t r u k t u r i s a s i D i t j e nPemasyarakatan menjadi pilihan yang tepatuntuk dilakukan, bukan sekedar berubahkarena ingin berubah. Juga bukan berubahseperti di instansi tertentu ~ Setiap ganti

Menteri ganti Kurikulum~ . Dan pastinyaperubahan yang d i lakukan adalah

***perubahan yang semakin baik. (ndru)

Fokus

WARTA PEMASYARAKATA07

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Page 8: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 8/36

Fokus

WARTA PEMASYARAKATA08

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Page 9: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 9/36

nama yaitu (6) Direktorat Bina Keamanan danK e t e r t i b a n n a m u n m e n g a l a m ipengembangan fungsi intelejen di dalamnya.

Dengan struktur tersebut diharapkan menjadikendaraan untuk mencapai tujuan yangdiharapkan dan menghasilkan peningkatankinerja Jajaran Pemasyarakatan. Namun patutdicermati tugas selanjutnya adalah menjagakonsistensi dalam struktur baru tersebut,sehingga pembentukan yang telah melalui

kajian yang matang dapat membawaorganisasi dan Sumber Daya Manusiadidalamnya ke arah yang lebih baik. Karenaupaya melakukan koreksi dan perubahan‐perubahan mendasar perlu mencermatidampak risiko lebih besar, baik risiko adanyariel cost yang dikeluarkan, waktu, maupuntenaga.

Te n t u n y a r e s t r u k t u r i s a s i D i t j e nPemasyarakatan menjadi pilihan yang tepatuntuk dilakukan, bukan sekedar berubahkarena ingin berubah. Juga bukan berubahseperti di instansi tertentu ~ Setiap gantiMenteri ganti Kurikulum~ . Dan pastinyaperubahan yang dilakukan adalah perubahan

***

yang semakin baik. (ndru)

Fokus

WARTA PEMASYARAKATA09

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Page 10: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 10/36

nama yaitu (6) Direktorat Bina Keamanan danK e t e r t i b a n n a m u n m e n g a l a m ipengembangan fungsi intelejen di

dalamnya.

Dengan struktur tersebut diharapkanmenjadi kendaraan untuk mencapai tujuanyang diharapkan dan menghasi lkanpeningkatan kinerja Jajaran Pemasyarakatan.Namun patut dicermati tugas selanjutnyaadalah menjaga konsistensi dalam struktur

baru tersebut, sehingga pembentukan yangtelah melalui kajian yang matang dapatmembawa organisasi dan Sumber DayaManusia didalamnya ke arah yang lebih baik.Karena upaya melakukan koreksi danperubahan‐perubahan mendasar perlumencermati dampak risiko lebih besar, baikrisiko adanya riel cost yang dikeluarkan,

waktu, maupun tenaga.

Te n t u n y a r e s t r u k t u r i s a s i D i t j e nPemasyarakatan menjadi pilihan yang tepatuntuk dilakukan, bukan sekedar berubahkarena ingin berubah. Juga bukan berubahseperti di instansi tertentu ~ Setiap gantiMenteri ganti Kurikulum~ . Dan pastinya

perubahan yang dilakukan adalah perubahan***yang semakin baik. (ndru)

Fokus

WARTA PEMASYARAKATA10

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Page 11: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 11/36

nama yaitu (6) Direktorat Bina Keamanan danK e t e r t i b a n n a m u n m e n g a l a m ipengembangan fungsi intelejen di dalamnya.

Dengan struktur tersebut diharapkan menjadikendaraan untuk mencapai tujuan yangdiharapkan dan menghasilkan peningkatankinerja Jajaran Pemasyarakatan. Namun patutdicermati tugas selanjutnya adalah menjagakonsistensi dalam struktur baru tersebut,sehingga pembentukan yang telah melalui

kajian yang matang dapat membawaorganisasi dan Sumber Daya Manusiadidalamnya ke arah yang lebih baik. Karenaupaya melakukan koreksi dan perubahan‐perubahan mendasar perlu mencermatidampak risiko lebih besar, baik risiko adanyariel cost yang dikeluarkan, waktu, maupuntenaga.

Te n t u n y a r e s t r u k t u r i s a s i D i t j e nPemasyarakatan menjadi pilihan yang tepatuntuk dilakukan, bukan sekedar berubahkarena ingin berubah. Juga bukan berubahseperti di instansi tertentu ~ Setiap gantiMenteri ganti Kurikulum~ . Dan pastinyaperubahan yang dilakukan adalah perubahan

***

yang semakin baik. (ndru)

Fokus

WARTA PEMASYARAKATA11

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Page 12: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 12/36

enghujung

Ptahun 2010 merupakan

momen yang bersejarah bagi

Pemasyarakatan. Tepatnya Jum'at,31 Desember 2010 gerbong rotasi danpromosi di Jajaran Pemasyarakatan kembaliberputar. Atas nama Menteri Hukum danHAM RI, Direktur Jenderal Pemasyarakatan,Untung Sugiyono melantik dan mengambilsumpah jabatan untuk pejabat yang duduk di

eselon II, III dan IV di lingkungan DirektoratJenderal Pemasyarakatan.

Sebanyak 115 orang‐orang terpilih dan telahmelalui uji seleksi yang kredibel danakuntabel, dilantik dan dipercaya untukmengemban tugas baru. Sebagian besardiangkat dalam jabatan baru yang setaraatau jabatan setingkat diatasnya. Sebagianmereka lagi adalah yang mendapatkan

PELANTIKAN MA ALDITJEN PEMA YARAKATAN

“jabatan baru ini selain sebagai apresiasi hasil kerjanamun juga sebuah amanah, sehingga berharap para

pejabat baru bisa memberikan nilai tambah padaposisi tugas baru yang ditempatinya”

WARTA PEMASYARAKATA12

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Cover Story

Page 13: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 13/36

promosi karena dinilai memiliki kinerja baikselama mengabdi dan memiliki persyaratandari non‐eselon untuk menempati posisi baru

di eselon IV.Dalam sambutannya, Direktur JenderalP e m a s y a r a k a t a n , U n t u n g S u g i y o n omenyampaikan bahwa Pelantikan bersamasaat ini dimaknai sebagai manifestasi darisemangat KebangkitanPemasyarakatan ke dua.Ditambah lagi dengan

s e m a k i n t i n g g i n y aekspektasi masyarakatt e r h a d a p k i n e r j aPemasyarakatan dalamkonteks penegakan hukum.O l e h k a r e n a n y aPemasyarakatan dituntutmampu menjawab segala

t u n t u t a n d a nperkembangan aspirasimasyarakat.Pelantikan ini merupakantindak lanjut dari restrukturisasi (perubahanstruktur) Direktorat Jenderal Pemasyarakatanyang berkorelasi dengan Reformasi BirokrasiPemasyarakatan yang sedang digulirkan saat

ini. Restrukturisasi organisasi DitjenPemasyarakatan yang baru saja ditetapkanmelalui Peraturan Menteri Hukum dan HAM RINomor M.HH‐05.OT.01.01 Tahun 2010 Tanggal30 Desember 2010 tentang Organisasi TataKerja Kementerian Hukum dan HAM RepublikIndonesia. Restrukturisasi menjadi bagian

penting dalam kemajuan organisasi. Selainsebagai cara untuk meningkatkan kapasitasdan kapabilitas personil dalam mewujudkan

akselerasi dan optimalisasi kinerjaPemasyarakatan, juga menjadi solusi tepatguna menjawab tantangan era globalisasidan arus modernisasi dewasa ini.Mereka yang dilantik untuk menduduki

posisi strategis (eselon II.red) dalam struktur DitjenPemasyarakatan baru

adalah Murdiyanto sebagaiDirektur Informasi danKomunikas i , Ma 'Munsebagai Direktur BinaKeamanan dan Ketertiban,Muqowimul Aman sebagaiDirektur Bina Kesehatandan Perawatan Narapidana

dan Tahanan, Amal iaAbidin sebagai DirekturBina Pengelolaan BendaS i t a a n d a n B a r a n g

Rampasan Negara, Ambeg Paramarthas e b a g a i D i r e k t u r B i n a B i m b i n g a nKemasyarakatan dan Pengentasan Anak,Rahmat Priyo sebagai Direktur Bina

Narapidana dan Pelayanan Tahanan.Sejalan dengan tujuan reformasi birokrasi,dengan struktur baru ini diharapkan bisamengubah pola pikir ( mind set ) danbudaya kerja ( culture set ) serta sistemmanajemen. Secara khusus,

WARTA PEMASYARAKATA13

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Cover Story

Page 14: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 14/36

sasaran yang ingin dicapai mencakupberbagai segi yaitu, kelembagaan(organisas i ) , dengan membentuk

Organisasi Pemasyarakatan yang tepatfungsi dan tepat ukuran (right size), budayaorganisasi, dengan membentuk BirokrasiPemasyarakatan yang profesional danm e m i l k i k i n e r j a y a n g t i n g g i ,Ketatalaksanaan, dengan membangunsistem, proses dan prosedur kerja yangjelas, efektif, efisien, terukur, sesuai dengan

prinsip prinsip good governance, regulasidan deregulasi, dengan menciptakanb i r o k r a s i P e m a s y a r a k a t a n y a n gmenjalankan regulasi dan deregulasi secaralebih tertib, tidak tumpang tindih dankondusif, sumber daya manusia, denganmenciptakan SDM Pemasyarakatan yang

berintegritas, kompeten, profesional,berkinerja tinggi, sejahtera dan terhormat.Penempatan struktur baru ini juga upaya

menjawab pen i la ian dan kr i t ikanm a s y a r a k a t t e r h a d a p k i n e r j aPemasyarakatan. Sebagai catatan, adabeberapa fakta antara lain hasil survei KPKyang menunjukkan tingkat pelayananpublik Pemasyarakatan masih rendah, overcrowding di Lapas dan Rutan, sertaberhubungan dengan manajemen

organisasi kementerian Hukum dan HAMRI yang kurang memberikan ruang dankewenangan Ditjen Pemasyarakatankepada UPT Pemasyakaratan.

Dalam acara pelantikan ini, DirjenPemasyarakatan menyampaikan bahwajabatan baru ini selain sebagai apresiasi

WARTA PEMASYARAKATA14

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Cover Story

Page 15: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 15/36

WARTA PEMASYARAKATA15

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

hasil kerja namun juga sebuah amanah,sehingga berharap para pejabat baru bisamemberikan nilai tambah pada posisi tugas

baru yang ditempatinya. Pelajari portofoliotugas dan lakukan berbagai inovasi didalamnya, selama ide kreatif itu tidakdilarang dan sesuai dengan peraturan,terbuka untuk dikembangkan. Setiap kinerjaterbaik selalu terpantau. Tidak tertutupkemungkinan, mereka yang terbaik bisadipromosikan untuk eselon lebih tinggi lagi

atau dikaryakan di jabatan‐jabatan bahkan diluar Ditjen Pemasyarakatan.

Beberapa hal ditekankan Dirjen Pas yaknipara pejabat harus senantiasa memberikanketauladanan bagi seluruh jajaran yang adad i b a w a h n y a , m e n i n g k a t k a nprofesionalisme, membangun kepercayaanpublik, berpegang teguh pada sumpahjabatan, pengawasan melekat terhadapjajarannya, sehingga setiap pelaksanaantugas dan wewenang dapat berjalan sesuaidengan ketentuan dan berpedoman padakebijakan yang telah ditetapkan pimpinan.

M e n g a k h i r i s a m b u t a n n y a , D i r j e nmengatakan “ Titik awal semua keberhasilan

adalah keinginan” (Napoleon Hill). Jikamenginginkan Pemasyarakatan menjadiInsititusi Pemerintah yang maju danbermartabat, sebagai titik awal keberhasilanmaka mulailah dengan niatan setulus hati.

***(ndru)

Cover Story

Page 16: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 16/36

Liputan

WARTA PEMASYARAKATA16

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

apat

R Dengar Pendapat Komisi III DPR

RI dengan Kementerian Hukum HAMp a d a R a b u , 2 6 J a n u a r i 2 0 11berlangsung cukup alot, mengingat rapatberlangsung dari pukul 11.00 s.d 23.30 WIB.Dalam kesempatan tersebut MenkumhamPatrialis Akbar menyampaikan progres dancapaian kerja seluruh Eselon I dibawahnyadalam kurun waktu 3 bulan terakhir,disamping menyampaikan penangananterhadap isu dan permasalahan yang

belakangan cukup menjadi perhatianmasyarakat seperti proses pembebasanbersyarat Arthalyta Suryani atau Ayin.Dalam rapat itu disimpulkan beberapa halyang terkait dengan keimigrasian danPemasyarakatan. Dalam bidang Keimigrasian,Menkumham sepakat untuk mempercepatpenyelesaian pembahasan RUU Keimigrasiandengan memperhatikan paradigma baru

keimigrasian Indonesia, paling lambat dalam

masa sidang III tahun 2010‐2011. Padak e s e m p a t a n i t u , D e w a n m e m i n t aMenkumham untuk mengajukan rencanatambahan anggaran dalam APBN‐P Tahun2011 untuk menopang upaya reformasikeimigrasian. Hal ini sangat ditegaskans e b a g a i t i n d a k a n k o n k r e t g u n amemberantas penyelewengan dalampelaksanaan tugas di bidang keimigrasianyaitu dengan melakukan pemeriksaan secaraprofesional dan menyeluruh.Sama halnya dengan Imigrasi, Komisi III DPRR I m e m i n t a M e n k u m h a m u n t u kmenyempurnakan Standard OperatingProcedures (SOP) pelaksanaan tugas dibidang Pemasyarakatan sesuai peraturanperundang‐undangan. Tujuannya untukmemberikan kepastian hukum dan keadilandalam pelaksanaan pelayanan di Lembaga

OP PEMA YARAKATAN

MENJADI REKOMENDA I KOMI I III

SOP PEMASYARAKATAN

MENJADI REKOMENDASI KOMISI III

(Rapat Dengar Pendapat DPR)

Page 17: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 17/36

Liputan

WARTA PEMASYARAKATA17

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Pemasyarakatan. Selanjutnya sebagai upayamendukung peningkatan kapasitas dankualitas program‐program pembinaan

narapidana di Lapas, Menkumham dimintamengajukan rencana tambahan anggarandalam APBN‐P Tahun 2011. Sementara itu halyang sangat mendesak dilakukan adalahMenkumham melakukan tindakan konkretguna mencegah penyelewengan di bidangPemasyarakatan khususnya dalam halterjadinya kasus joki narapidana, jual belinarkoba serta pemberian fasilitas Remisi dan

***Pembebasan Bersyarat. ( ndru )

We must interview all new prisoners andsometimes we find foreigner inmates. Thisis an example how to interview them.Part I: Introduction

1. Good morning!2. How are you3. What's your name?

4. Do you have any other name?5. How may I call you?6. Alright, my name is Ratih.

7. You know, we should give a certaintreatment to every inmate duringthey live here. As well as you.

8. That is why we need to know aboutyou in detail, so by this we can giveyou a perfect treatment.

9. We need to be cooperative. Pleaseexplain me everything about you, soI can help you.

10. Therefore, we need to do interview

so we know you well to ease theplan arrangement

11. No worries, I will keep thisconversation by myself. This is oursecret. (S)***

How to Express It?Interview

Page 18: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 18/36

Liputan

WARTA PEMASYARAKATA18

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

p r o s e s p e m b i n a a n w a rg a b i n a a npemasyarakatan di Indonesia. “Asesmenadalah proses mengumpulkan informasi yangbiasanya digunakan sebagai dasar untukpengambilan keputusan yang nantinya akandikomunikasikan kepada pihak‐pihak terkaitoleh asesor” (Nietzel dkk,1998). Dari hasilasesmen inilah dasar pembinaan terhadapwarga binaan pemasyarakatan dimulai.

Asesmen Resiko dan Faktor‐faktorCrtiminogenicDirektorat Bina Bimkemas bekerjasamadengan New South Wales Corrective Service(Australia) telah berhasil menyusun

Pembinaan IdealSeorang dokter dapat menentukanpengobatan yang tepat terhadap orang yangsedang sakit setelah melakukan diagnoseterhadap orang tersebut. Begitu punpenanganan terhadap narapidana, petugasharus terlebih dahulu mencari tahu apa yangsalah dengan narapidana tersebut, barukemudian ditentukan perlakuan apa yangpaling tepat untuknya. Dengan demikiankegiatan pembinaan akan dapat terprogramdengan baik. Untuk mengetahui tentang 'apayang salah' tersebut, setiap narapidana yangbaru masuk harus melalui tahap yang disebutasesmen, dimana tahap ini belum ada dalam

ASESME DA KLASIFIKASIBabak Baru Pembinaan arapidana

“Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi yang digunakansebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang nantinya akan

dikomunikasikan kepada pihak‐pihak terkait oleh asesor”

Page 19: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 19/36

Liputan

WARTA PEMASYARAKATA19

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

instrumen asesmen, yang terdiri dari asesmenresiko dan asesmen kebutuhan. Asesmenresiko bertujuan untuk mengetahui sejauhm a n a s e o r a n gnarapidana mempunyaikemungk inan un tukmelakukan tindak pidanalagi setelah bebas nanti.S e t e l a h i t um e n g k l a s i f i k a s i k a nw a r g a b i n a a np e m a s y a r a k a t a n k edalam tiga kelompok(tinggi, sedang, dan

rendah).Sedangkan asesmenkebutuhan, untuk mencari tahu faktorcriminogenic mereka, yaitu bidang‐bidang apasaja dalam kehidupan warga binaanp e m a s y a r a k a t a n y a n g m e m e r l u k a nperubahan agar tidak mengulangi tindakpidana. Tahap selanjutnya adalah menyusuncase plan , tindakan program intervensi apayang paling tepat untuk warga binaanpemasyarakatan, sesuai dengan kelompokyang sudah ada (semakin tinggi peluangmelakukan tindak pidana lagi, makatreatment yang diberikan lebih mendalam),serta bidang apa saja yang yang harusdiperhatikan.

Penyusunan InstrumenInstrumen Asesmen yang mulai disusun padabulan Oktober 2010 tersebut dibimbing olehRoss Fenan, petugas pemasyarakatan dari

New South Wales. Dalam proses tersebut, Timmelakukan kunjungan ke beberapa lembagapemasyarakatan untuk melakukan penelitian,serta uji coba. Setelah beberapa kali revisi,akhirnya pada awal Januari yang laluInstrumen tersebut siap digunakan.

ToTLangkah pertama yang dilakukan oleh Tim

adalah melakukan Train of Trainer kepada tigapuluh lima orang petugas dari DirektoratJenderal Pemasyarakatan serta dari Unit

Pelaksana Teknis diJakarta, dengan pelatihRoss Fenan sendiri. TOTtelah dilaksanakan diKantor Pusat DirektoratJ e n d e r a lPemasyarakatan selamalima hari dari tanggal 24sampai dengan 28 Januari2011. Ketiga puluh limao r a n g i n i l a h y a n g

nantinya diharapkand a p a t m e l a k u k a nsosialisasi serta melakukan pelatihan kepadapetugas pemasyarakatan di seluruh wilayahIndonesia.

PenyempurnaanTersusunnya instrument asesmen tersebutmerupakan angin segar untuk prosespembinaan warga binaan pemasyarakatan.Dengan dasar alat ini, kegiatan pembinaanakan semakin terarah. Tugas selanjutnyaadalah membuat program intervensi yangdidasari teori‐teori psikologis antara lain TeoriPembelajaran Sosial dan Teori PerilakuKognitif. Ini merupakan tantangan bagipetugas pemasyarakatan untuk step by step

***melangkah lebih maju.(S)

Page 20: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 20/36

eningkatnya

Mjumlah Napi teroris di

Lapas, akan menjadi persoalanyang patut dicermati dalam peri

kehidupan di dalam Lapas. Dari data Densus88, terdapat 600 orang yang telah ditangkapoleh Densus, 216 diantaranya telah dimendapatkan putusan pidana. Berartiterdapat ratusan lagi teroris yang akan masukke Lapas dan menjadi warga binaan di Lapas.Keberadaan napi teroris di dalam Lapasdiyakini dapat mempengaruhi napi laindengan menularkan ideologi‐ideologinya danjuga pandangan‐pandangan politiknya. Lebihdari itu napi teroris juga dikuatirkan dapatmelakukan perekrutan anggota‐anggotabaru untuk mendukung gerakannya.Persoalan lain yang menjadi perhatian adalahmunculnya radikalisasi di dalam Lapas.Radikalisasi, tidak hanya semata‐matadisebabkan oleh keberadaan napi teroris,

tetapi bisa juga disebabkan karenaterenggutnya kemerdekaan, keterbatasandaya upaya narapidana untuk memenuhikebutuhan, adanya baying‐bayang masadepan yang suram, menyebabkan hidup diLapas menjadi “keras”, serta menuntutnarapidana untuk kuat dan bisa survive daritekanan hidup yang menghimpit. Kondisiseper t i in i lah yang memungkinkanmunculnya radikalisasi di dalam Lapas.Adanya kebijakan dan pola pembinaan wargabinaan adalah faktor penting yangmempengaruhi kesuksesan Lapas dalammenghadapi dan mencegah munculnyaradikalisasi di Lapas. Lapas dituntut untukmemiliki s tar tegi dalam melakukanpembinaan dan menyiapkan narapidanakembali ke masyarakat. Tugas yang lebihberat lagi adalah menemukan formula danstrategi pembinaan yang tepat untuk para

Liputan

WARTA PEMASYARAKATA20

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

takeholder Meeting irektorat Jenderal Pemasyarakatan danSearch for Common Ground Indonesia

Strategi

Menghadapi dan Mencegah Deradikalisas

Page 21: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 21/36

Dalam rangka upaya menanggulangipersoalan narapidana teroris, Ditjen Pasdifasilitasi oleh Search for Common GroundIndonesia, mengadakan Stakeholder Meeting,membahas tentang Strategi Menghadapi danMencegah Radikalisasi di Lapas, pada tanggal20 januari 2011, bertempat di Hotel NikkoJakarta.Stakeholder yang hadir dalam kegiatan ituadalah Dirjen Pas, para Kalapas yang di UPTnyaterdapat narapidana teroris (Palembang,Cipinang, tangerang, Batu Nusakambangan,Permisan, Kedung Pane Semarang, PorongSuranaya, dan palu); Densus 88; KementerianAgama RI; Badan Nasional PenanggulanganTeroris/BNPT; Yayasan Prasasti Perdamaian;LBH Jakarta; Kriminolog UI, Centre forDetention Studies (CDS); The Asia Foundation(TAF); RWI dan PBNU.

Dalam pertemuan ini, para steakholder salingberbagi pengalaman dalam menangani napiteroris, juga mendiskusikan berbagai strategikebijakan yang mendukung upaya mencegahradikalisasi di Lapas, serta mendiskusikanstrategi pola pembinaan warga binaan gunamenghadapi dan mencegah terjadinyaradikalisasi.Hadir sebagai pembicara adalah :

Asminan Mirza Zulkarnain (KalapasBatu Nusakambangan)

Topik : “Pola pembinaan Napi teroris diLapas Batu Nusakambangan” Noorhuda Ismail (Yayasan PrasastiPerdamaian)

Topik : “Deradikalisasi Napi Teroris didalam dan di luar Lapas”Iqrak Sulhin (Kriminolog, Universitas

Indonesia) Topik : “Pola Kebijakan dan Pembinaan

Warga Binaan di Lapas”

Iqrak Sulhin (Kriminolog, Universitas

Indonesia) Topik : “Pola Kebijakan dan

Pembinaan Warga Binaan di Lapas” Agus Nahrowi/Laode Arham (Search

For Common Ground) Topik : “Lesson Learned SFCG dalam

program deradikalisasi di Lapas

Jangan Gunakan Kata 'Deradikalisasi'Tidaklah mudah melakukan pendekatan

kepada napi teroris. Selain umumnyamereka memiliki pengetahuan agama yanglebih tinggi dari petugas Lapas, mereka jugacencerung resisten (menolak) terhadappihak‐pihak yang mereka anggap tidaksepaham, sealiran atau tidak memilikiideology atau pemahaman yang berbedadengan mereka. Oleh karenanya, salah satu

Liputan

WARTA PEMASYARAKATA21

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Page 22: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 22/36

Liputan

rekomendasi yang diberikan oleh NoorhudaIsmail dari YPP, tidak menamakan kebijakanini dengan 'deradikalisasi”. Mereka secaraotomatis akan menolak program kita jika kitamemberi nama dengan deradikalisasi. Karenanama ini, sangat menunjukkan bahwaprogram ini akan menghilangkan atau

menghapus paham‐paham yang merekamiliki.Pegawai Lapas Harus Cermat

Noorhuda Ismail yang telah melakukanpenelitian terhadap napi teroris, baik yangmasih di dalam Lapas, maupun yang sudahbebas, juga kepada keluarganya, dalampertemuan itu memaparkan apa saja yangdilakukan oleh napi teroris selama berada didalam sehingga muncul residivisme.Pertama, napi teroris selama di dalam lapasmelakukan introspeksi menilai apa kesalahantentang metode kerjanya dan meyakinib a h w a p a s t i a d a h i k m a h d i b a l i kkeberadaannya di penjara.Kedua , mereka melakukan konsolidasi.Penjara tidak boleh melemahkan semangatjihad mereka. Napi teroris seringkali secaraterbuka atau diam‐diam melakukan pengajianinternal (majlis taklim), dan berkomunikasidengan sesama ikhwan. Kemudahan akseskomunikasi melalui handphone, memberikanpeluang bagi mereka untuk melakukan

dakwah telekonfrence.Ketiga, sebisa mungkin mereka menjagasemangat jihad mereka tidak padam, yaitudengan cara melakukan diskusi dengantopik‐topik tertentu, melihat film dari VCDdakwah, film perang dan membaca buku‐buku tertentu yang membangkitkansemangat tentang jihad.Narapidana biasanya pandai bermain peran,ada napi teroris putih, ada napi teroris abu‐abu dan napi teroris hitam. Sementarabiasanya petugas Lapas terlalu takut untukberinteraksi, longgar dan cenderung kurangcermat terhadap perilaku napi teroris. Olehkarenanya, petugas Lapas diharapkan lebihcermat dalam beberapa hal, komunikasi baikmelalui HP, surat, kunjungan, barang bawaanpengunjung, materi bacaan serta kitab‐kitabnya.

Kurangnya InformasiKetidakberhasilan Lapas dalam melakukanpembinaan salah satunya disebabkan karenapihak Lapas tidak memiliki informasi tentang

kondisi obyektif narapidana. Lapas belumbisa mengklasifikasikan narapidana,berdasarkan karakteristik tertentu, sepertikelompok anak, perempuan, kelompokrentan dan narapidana yang memiliki resikokeamanan. Sehingga pola pembinaan didalam Lapas masih bersifat masal, tidakindividual, serta tidak ada perbedaanpembinaan terhadap kategori narapidana.Demikian hal ini disampaikan oleh IqrakSulhin, Kriminolog UI.

Pembinaan ImprovisasiAsminan Mirza Zulkarnain (Kalapas BatuNusakambangan), mengutarakan, selama inim e m a n g b e l u m a d a a c u a n d a l a mmelaksanaan pembinaan bagi narapidanateroris. Masing‐masing Lapas melakukaninprovisasi dalam melaksanaan pembinaan

WARTA PEMASYARAKATA22

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Page 23: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 23/36

Liputan

WARTA PEMASYARAKATA23

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

di Lapasnya masing‐masing. Seperti contohpembinaan napi teroris di Lapas Batudiberikan dalam dua bentuk, yaitu pembinaankepribadian dan pembinaan kemandirian.Pembinaan kepribadian meliputi, pembinaanjasmani dan rohani, yaitu dalam bentukk e g i a t a n o l a h r a g a , k e s a d a r a nhukum/berbangsa dan bernegara, pembinaanrohani Islam dan konseling dengan psikolog.Semua itu dilaksanakan bekerja sama denganMUI Kabupaten Cilacap, Pondok Pesantren AlFatah Cilacap dan Densus 88.Sedangkan pembinaan kemandir ian ,dilakukan dengan cara memberikan pelatihanketrampilan otomotif, potong rambut,pertukangan, sablon, budi daya ikan tawar,dan budi daya hidroponik, yang bekerja samadengan BLK Kabupaten Cilacap, PemdaKabupaten Cilacap, PT Pertamina RU IV dan PTHOLCIM Tbk Cilacap.

Satu langkah kemajuan yang telah di lakukan diLapas Batu adalah telah mengklasifikasikan napiteror is untuk menghindari penularanradikalisme dengan penghuni lain. Napi teroris diLapas batu dibagi dalam dua kelompok, yaitunapi teroris kategori A dan B. Napi‐napi terorisyang termasuk dalam kategori A ditempatkandalam satu blok tersendiri. Bloknya dijaga olehpetugas khusus, keluar dan masuk blok harusdengan seijin petugas blok. Mereka tidakdiperkenan bersoisalisasi dengan napi lainnya,namun di dalam bloknya mereka dapatmelakukan pengajian, ceramah, diskusi dan lain

sebagainya. Sementara napi teroris yangtermasuk kategori B, ditempatkan bercampurdengan napi kasus‐kasus lain. Pembinaanterhadap mereka sama dan bersama‐samadengan napi kasus‐kasus lainnya. Namunmereka tidak diperkenankan memimpinpengajian, diskusi, juga melakukan cerah atau

menjadi khotib.

Perlu disusun konsep pembinaan yangterkonsep dan terukurPada dasarnya belum ada kebijakan tentangpola pembinaan yang khusus bagi napi teroris,karena pembinaan yang dilakukan masih samadengan pembinaan terhadap napi‐napilainnya. Masing, masing Lapas mengambillangkah‐langkah sendiri, dengan berdasarkankondisi serta potensi yang ada di Lapas.Stakeholder Meeting yang dijembatani olehSearch Common Ground for Indonesia inidiharapkan dapat dijadikan ajang berbagi

pengalaman para Kalapas yang di UPT nyaterdapat napi teroris, juga mendapatmasukan‐masukan dari instansi terkait lainterutama Densus 88 dan bekerja sama denganBNPT (Badan nasional PenanggulanganTeroris), sehingga dapat menjadi bahanmasukan bagi Ditjenpas dalam menyusunkonsep pembinaan yang terprogram danterukur dalam rangka deradikalisasi napi

Page 24: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 24/36

Dalam proses peradilan pidana ( criminal justiceprocess ) serta dalam pelaksanaan pidana, SistemPemasyarakatan, khususnya Rumah TahananNegara, Balai Pemasyarakatan, dan LembagaPemasyarakatan memiliki tugas pokok untukmelakukan perawatan terhadap tahanan,pembimbingan terhadap klien, serta pembinaan

terhadap warga binaan Pemasyarakatan. Olehkarenanya, Sistem Pemasyarakatan bukanlahbagian akhir dari Sistem Peradilan Pidana,namun telah berperan pada tahap pra adjudikasi ,adjudikasi dan post adjudikasi .

Salah satu kategori khusus tahanan, klien, atauwarga binaan Pemasyarakatan adalah anak,yaitu seseorang yang berusia di bawah 18 tahun.Anak yang berhadapan dengan hukum atauanak yang berkonflik dengan hukum (ABH)untuk anak yang masih dalam proses peradilanpidana dan anak didik pemasyarakatan untukanak yang diputus oleh lembaga pengadilanun tuk m e n ja l a n i p ida n a d i LembagaPemasyarakatan khusus anak.

Kondisi faktual yang terjadi menegaskan bahwaanak yang berhadapan dengan hukum dan AnakDidik Pemasyarakatan berada dalam situasi yangsangat tidak menguntungkan bagi diri dan masadepannya, sehingga penahanan dan terlebih lagimenempatkan anak ke dalam penjara bukanlahsuatu hal yang berpihak pada kepentingan yangterbaik bagi anak (the best interest for thechildren).

Argumentasi pernyataan di atas berdasarkanbeberapa penelitian dan kajian yang dilakukan,dimana hasil kajian tersebut memetakanmasalah yang dihadapi oleh anak pada tiga tahap

yaitu pada tahap pra adjudikasi , adjudikasi danpost adjudikasi .

Pada tahap pra adjudikasi , masalah yangdihadapi oleh anak yang berhadapan denganhukum berkisar pada lima masalah besar,pertama , minimnya upaya diversi bagi anak

dalam tahapan awal proses peradilan pidana,yaitu pada saat penyidikan dan penahananoleh Kepolisian. Kedua, tidak adanya RumahTahanan khusus anak yang mengakibatkanadanya percampuran antara tahanan anakdengan tahanan dewasa yang melahirkan efekturunan yang lebih buruk seperti: adanyakerentanan terhadap pelanggaran atas hakanak sebagai tahanan dan sekaligus haknyasebagai anak, adanya kekerasan penghuni lainyang lebih dewasa, juga tidak optimalnyaproses perawatan dan pemenuhan hak bagianak. Ketiga , adanya tahanan anak yangd i t e m p a t k a n d i d a l a m L e m b a g aPemasyarakatan selama proses peradilan.Keempat , belum terpenuhinya dengan baikhak‐hak dasar bagi anak, seperti kualitasmakanan, pendidikan, standar kesehatan,sanitasi, rekreasi dan lainnya. Dan kelima ,minimnya fasilitas dan sarana prasarana yangmenunjang perawatan anak selama proses

penahanan.

Pada tahap adjudikasi , anak yang berhadapandengan hukum sering berhadapan dengansituasi seperti, anak dengan kasus ringan danmasa hukuman singkat banyak yang diproseshingga ke tingkat pengadilan, minimnyaputusan non pemenjaraan bagi anak dalamtahapan pengadilan.

Opini

WARTA PEMASYARAKATA24

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

NJARABu an Untu Ana

Oleh: Lollong M. Awi

Page 25: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 25/36

Pada tahap post adjudikasi , masalah yangdihadapi anak sesungguhnya kurang lebih samapada tahap pra adjudikasi, namun secara lebihspesifik dapat diuraikan antara lain: Terjadinya percampuran antara anak didik dengannarap idana dewasa seh ingga adanyakerentanan terhadap pelanggaran hak sebagaianak didik serta haknya sebagai anak, termasukkekerasan oleh penghuni lain yang lebih dewasaserta petugas. Padatnya h u n i a n L e m b a g aPemasya raka t an (ove rcrowded) yang menghambatproses pembinaan dan

reintegrasi bagi anak didik.Belum terpenuhinya denganbaik hak‐hak anak didikpemasyarakatan sepertik u a l i t a s m a k a n a n ,p e n d i d i k a n , s t a n d a rkesehatan, ibadah, rekreasi,kunjungan dan la innyaselaras dengan minimnya fasilitas dan saranaprasarana yang menunjang pembinaan bagi anakdidik seperti fasilitas pendidikan, perpustakaan,fasil i tas olah raga, fasil i tas pelatihanketerampilan, sumber air serta fasilitas mandidan cuci. Sulitnya anak memperoleh programasimilasi dan reintegrasi terkait dengan syaratadminis t ra t i f ter tentu, seper t i belumberpihaknya proses kepada kepentingan yangterbaik bagi anak dalam bentuk percepatan,kemudahan dan akuntabilitas. Dan Adanya pengabaian dari orang tua dan masyarakat padaumumnya.

Dari kompleksitas masalah yang tergambar padatahap pra adjudikasi, adjudikasi dan postadjudikasi di atas, sepertinya kita semua sepakatbahwa pemenjaraan sesungguhnya bukanlahyang terbaik buat anak bagaimanapun kerasnyausaha yang dilakukan untuk menciptakan Lapasyang ramah anak atau Lapas yang layak anak.

Opini

WARTA PEMASYARAKATA25

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Apa yang bisa dilakukan?Sebagaimana kita ketahui bahwa SistemP e m a s y a r a k a t a n t i d a k m e n j a d i k a npembalasan atau pemberian derita sebagai

tujuan dari penghukuman. Secara filosofis,Sistem Pemasyarakatan adalah sistem koreksiyang bertujuan untuk mengintegrasikankembali pelaku kejahatan kepada masyarakat.Un tuk mencapa i t u juan i n i , S i s t em

Pemasyarakatan berupayamelakukan perubahankondisi terpidana melaluiproses pembinaan danp e m b i m b i n g a n s e r t a

perlindungan terhadaphak‐hak terpidana. Prosespemasyaraka tan jugad idasarkan a tas asaspengayoman, persamaanperlakuan dan pelayanan,p e n d i d i k a n ,p e m b i m b i n g a n ,

penghormatan harkat dan martabat manusia,kehilangan kemerdekaan merupakan satu‐satunya penderitaan, dan terjaminnya hakuntuk tetap berhubungan dengan keluargadan orang‐orang tertentu.

Dalam konteks anak didik pemasyarakatan,perlindungan dan pemenuhan hak anak melaluiperlakuan khusus, baik pada tahap preadjudikasi , tahap adjudikasi , maupun tahap postadjudikasi oleh Sistem Pemasyarakatan adalahbagian dari upaya mencapai tujuan reintegrasiserta perlindungan terhadap hak asasi manusia.Perlakuan khusus diperlukan denganmempertimbangkan kepentingan yang terbaikbagi anak, dimana anak adalah subjek dengankebutuhan khusus dan berhak atas masadepan, sehingga menempatkan anak kembalikepada keluarga dan masyarakatnya adalah halyang se ja lan dengan f i losof i Sis temPemasyarakatan. Salah satu upaya yang dapatdilakukan adalah deinstitusionalisasi ataumenjauhkan anak dari pemenjaraan.

Page 26: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 26/36

Sebagaimana kita ketahui bahwa kewenangandeinstitusionalisasi sebenarnya lebih besarberada pada ranah lembaga Kepolisian,Kejaksaan, dan Pengadilan. Meskipun demikian,dalam setiap tahapan pengadilan, SistemPemasyarakatan juga memiliki kewenanganu n t u k m e l a k u k a n u p a y a ‐ u p a y adeinstitusionalisasi, khususnya terhadap anak.

Beberapa bentuk kebijakan yang dapatdilakukan oleh Sistem Pemasyarakatan terkaitupaya deinstitusionalisasi yaitu, pertama ,Kebijakan restoratif, Sistem Pemasyarakatandapat menginisiasi dilakukannya upaya keadilanrestoratif bersama penegak hukum lainnya padatahap pre adjudikasi dan adjudikasi. Bilakemudian anak terpaksa dijatuhi pidana penjara,sebagai pilihan yang terakhir, maka SistemPemasyarakatan, khususnya LembagaPemasyarakatan beserta Balai Pemasyarakatan,tetap dapat mengambil inisiatif denganmemfasilitasi pertemuan antara pihak‐pihakyang terkait dengan pelanggaran hukum yangdilakukan oleh anak, yaitu anak sebagai pelakuitu sendiri beserta keluarga, korban besertakeluarga, serta unsur masyarakat lain yangterkait. Upaya ini sejalan dan sekaligusmendukung tujuan dari Sistem Pemasyarakatanitu sendiri yaitu memulihkan hubungan antarapelaku pelanggar hukum dengan masyarakatserta mengurangi stigmatisasi atau penolakan.Kedua, Kebijakan pemberian remisi, SistemPemasyarakatan dapat mempertimbangkanuntuk menambah besaran dan kategori remisiterhadap anak dengan mempertimbangkan

upaya mempercepat anak keluar dari lembagapemasyarakatan sebagai sebagai hal yangterbaik bagi anak. Termasuk dalam hal ini adalahmenciptakan proses yang mudah dan akuntabel.K e t i g a , K e b i j a k a n a s i m i l a s i , S i s t e mPemasyarakatan dapat mempertimbangkanuntuk mempercepat proses asimilasi denganmemperpendek batas syarat minimal masapidana yang sudah dijalani oleh anak. Selain itu,

pada tahap asimilasi harus diupayakanterjadinya interaksi dengan intensitas cukuptinggi dengan pihak ketiga, khususnyamasyarakat. Termasuk dalam hal ini adalah

menciptakan proses yang mudah danakuntabel. Keempat, Kebijakan pemberianp e m b e b a s a n b e r s y a r a t , S i s t e mP e m a s y a r a k a t a n d a p a t p u l amempertimbangkan untuk mempercepatproses pemberian pembebasan bersyarat,dengan memperpendek batas syarat minimalmasa pidana yang sudah dijalani oleh anak.Termasuk dalam hal ini adalah mempermudahp e r sya r a t an yang d ipe r l ukan un tuk

mendapatkan pembebasan bersyarat, sertamenciptakan proses yang lebih akuntabel.Kelima, Kebijakan reintegrasi sosial lainnya,Sistem Pemasyarakatan, khususnya pada tahappost adjudikasi , perlu mengembangkankebijakan yang murni dilakukan di luar lembagaselain pemberian pembebasan bersyarat.Bentuk‐bentuk kebijakan yang dimaksud dapatberupa pembinaan yang murni berbasis dimasyarakat , d imana pel ibatan unsurmasyarakat merupakan suatu hal yang sangatpenting. Balai Pemasyarakatan dapat bertindaksebagai mediator.

Meskipun lebih identik dengan program‐program asimilasi dan reintegrasi, kebijakandeinstitusionalisasi ini pada dasarnya juga dapatdilakukan dengan menetapkan modelpemenjaraan yang lebih terbuka terhadapmasyarakat, seperti konsep penjara terbukayang telah dipraktekkan oleh SistemPemasyarakatan Indonesia sekarang ini.Termasuk menyelenggarakan program‐program di luar penjara dalam rentang waktutertentu, dengan substansi rekreasi, pendidikandan keterampilan, serta menyelenggarakanprogram after care sebagai transisi sebelum

***anak dibebaskan.

WARTA PEMASYARAKATA26

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Opini

Page 27: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 27/36

WARTA PEMASYARAKATA27

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Profil UPT

ila

B kita mendengar nama Ternate,

maka dengan cepat bayangan kitaakan menuju provinsi Maluku dan

Kota Ambon, dengan mayoritas pendudukberkulit hitam manis serta pandai bernyanyi.Ternate akan kita identikkan dengan Ambon,karena memang Ternate dulunya adalahbagian dari Provinsi Maluku. Tapi itu dulu.Sejak Propinsi Maluku dimekarkan tahun 1999,

sebagian Propinsi tersebut menjadibagiannya. Kota Ternate merupakan salahsatu kota terbesar di Maluku Utara dan pernahberfungsi sebagai ibukota sementara provinsiMaluku Utara selama sebelas tahun. Hinggatahun 2010 ibukota provinsi tersebut dipindahke Sofifi di Pulau Halmahera.

Pulau Kecil dengan Empat UPTPemasyarakatan

Pulau Ternate adalah sebuah pulau kecildiantara gugusan kepulauan Maluku Utarayang telah mashur namanya bersama PulauTidore sejak abad ke‐15. Dikenal sebagaipulau yang kecil nan indah, penghasil

rempah‐rempah yang dulunya diperebutkanoleh negara‐negara kolonial dan juga penuhdengan peninggalan sejarah dari jamanpenjajahan Portugis, Belanda hingga PerangDunia II. Meskipun merupakan pulau dankota yang kecil, namun secara demografispulau ternate

utan Ternate

utan Kecil denganKarya Besar

Page 28: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 28/36

sangat padat dengan perumahan dankendaraan bermotor. Pulau kecil yang

2luasnya 547.736 km ini, dihuni oleh penduduk

163.467 jiwa. Untuk mengelilingi PulauTernate tidaklah memerlukan waktu yanglama, jarak tempuh hanya 42 kilometer.Secara geografis, pulau ini dikelilingi lautanserta dinaungi gunung berapi yang masihaktif yaitu Gunung Gamalama.D i p u l a u i n i l a h t e r d a p a t 4 U P TPemasyarakatan dibawah Kantor Wilayah

Kementerian Hukum Dan Hak Asasi ManusiaM a l u k uUtara, yaituRutan klasIIB Ternate,Lapas KlasIIA ternate,Bapas dan

R u p b a s a n .Rutan KlasIIB TernatemerupakanUPT pertamay a n gdibentuk di Maluku Utara sejak Maluku Utaramasih menjadi sebuah kabupaten, bagian dari

Provinsi Maluku yang beribukota di Ambon.

Rutan Sempit dan TerjepitRutan Klas IIB Ternate menempati bangunanlama yang merupakan peninggalan Belanda,dimana bangunan utamanya dibangun padatahun 1880‐an dan telah beberapa kali

mengalami penambahan bangunan danrenovasi. Sebuah UPT yang sangat sempitdengan posisi terjepit antara bangunan

bekas kantor Kejati Maluku Utara, bekasKantor Gubernur, Kantor Lurah Muhajirindan perumahan penduduk.Rutan Klas IIB Ternate memiliki kapasitasideal 73 orang dan kapasitas tempat tidur 149orang. Jumlah WBP yang menghuni RutanKlas IIB Ternate per tanggal 28 Januari 2011sebanyak 99 orang, terdiri dari tahanan 66

orang dan narapidana 33 orang, diantaranyat e r d a p a t6 ( e n a m )t a h a n a nwanita dan 3( t i g a )narapidanaw a n i t a .

Menilik daris t a t u sp e n g h u n i ,R u t a nTernate tidakh a n y a

berfungsi memberikan pelayanan danperawatan, namun juga memberikan

pembinaan kepada penghuninya. Meskipunrata‐rata narapidana yang ada hanyalahnarapidana dengan hukuman yang pendek,pelayanan dan pembinaan tetap harusdiberikan kepada warga binaan.Kendala terbesar yang dihadapi RutanTernate dalam memberikan pelayanan dan

WARTA PEMASYARAKATA28

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Profil UPT

Page 29: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 29/36

WARTA PEMASYARAKATA29

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

perawatan serta pembinaan kepadapenghuninya adalah keterbatasan saranayang dimiliki. Struktur bangunannya sudah

sangat tua dan tidak ada pagar steril areakeliling, bangunannya pendek serta pagarpengamanan yang sudah rapuh. RutanTernate tidak memiliki fasilitas MCK di dalamkamar hunian WBP, tidak ada ruang belajar,tidak ada bangunan khusus tempat ibadah,tidak memiliki bengkel kerja yang memadaiserta sarana ruang poliklinik tanpa fasilitas

medis.Namun dengan segala keterbatasan yang ada,seluruh jajaran petugas Rutan Klas IIB Ternate,dibawah kepemimpinan Wahyu Prasetyo,Bc.IP, S.Sos, berusaha optimal dalammenyelenggarakan tugas pokok dan fungsipelayanan dan perawatan tahanan. Hak‐hakpara tahanan diupayakan dapat diberikan

secara optimal, seperti pelayanan makan danminum, pelayanan kesehatan dilakukan olehtenaga medis rutan bekerjasama denganPuskesmas Ternate Kota, serta memberikanpelayanan kunjungan keluarga dan penasehathukum. Untuk memberikan kepastian hukumselama dalam tahanan rutan, dokumenpenahanan, peringatan 10 hari, 3 (tiga) hari

akan habis masa tahanan kepada instansi yangmenahan dilaksanakan secara tertib danterpantau, disertai dengan jalinan kordinasiyang baik dengan instansi penegak hukum.Pembinaan bagi narapidana yang jumlahnyahanya 33 orang, diberikan melalui pembinaanm e n t a l s p i r i t u a l d a n p e m b i n a a n

ketrampilan/kemandirin Bagi WBP muslimmenjalankan pembinaan rohani 3 (tiga) kaliseminggu bekerjasama dengan KandepagKota Ternate dan Wahda Islamiah,sedangkan WBP Nasrani seminggu sekalimelaksanakan kebaktian. Pembinaanketerampilan/kemandirian diberikan dalambentuk bengkel kerja, pembuatan tela(batako), bois (gorong‐gorong semen),serta kegiatan assimilasi berupa pembuatanperahu fibreglass dan cucian sepeda motorroda dua.

Perahu Fibreglass, produk unggulanRutan TernateMeskipun UPT kecil dengan penghuni yangsedikit, Wahyu Prasetyo senantiasamengajak jajaran Rutan Ternate untukm e m b e r i k a n k a r y a b e s a r b a g iPemasyaraka tan se r t a senan t i a samenanamkan asa untuk memberi warna bagi Pemasyarakatan ke depan.Kecil bukan berarti terkucil, sempit bukanb e r a r t i t e r h i m p i t . D i t e n g a hketerbatasannya, Rutan Klas IIB Ternatemampu memproduksi perahu fibreglass .

Profil UPT

Page 30: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 30/36

Perahu fibreglass ini merupakan produkunggulan Rutan Klas IIB Ternate. Dalammemproduksi perahu tersebut, Rutan

ternate menggandeng mitra pengusahafibreglass yang telah berpengalamansehingga memungkinkan untuk menerimapembuatan perahu tersebut dalam berbagaiu k u r a n d a ns p e s i f i k a s id e n g a nkualitas yang

tinggi.Hingga saat initelah dibuats e b a n y a k3(t iga) buahperahu dengand i m e n s ipanjang 9,5 m

dan lebar 1,2 m,dengan harga jual Rp. 17.000.000,‐/perahu.Salah satu unit perahu dijadikan sample dantelah dioperasikan juga sebagai saranarefressing (memancing) bagi para petugasRutan Klas IIB Ternate.Saat ini, kendala utama dalam produksiperahu tersebut adalah kurang memadainya

lokasi pembuatan. Karena lahan yang sempit,p e m b u a t a n p e r a h u i n i t e r p a k s amemanfaatkan garasi mobil dinas atauhalaman depan kantor seluas + 100 m denganpekerja dari WBP yang menjalani asimilasi.D a l a m p r o s e s p r o d u k s i n y a c u k u pmengganggu aktifitas kantor karena halaman

kantor menjadi tidak rapi, kotor danberdebu.Pada kesempatan peresmian Law Centre

Kanwil Maluku Utara di Hotel BellaInternational pada tanggal 03 Oktober 2010,Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI,Bpk. Patrialis Akbar, berkenan meninjau

hasil produksip e r a h u f i b e r g l a s sRutan Ternate

dan berkenanmenyerahkank e p a d ap e m b e l ip e r t a m aH . S a r l i n iS e l a n gs e h a r g a

Rp.17.000.000,‐ serta diserahkan buku tabungan kepada 4(empat) orang WBP yang berisikan upah ataspembuatan 1 (satu) unit perahu fiberglass t e r s e b u t s e b e s a r m a s i n g ‐ m a s i n gRp.600.000,‐.Secara khusus, Menkumham memberikanapres i a s i dan mengharapkan aga r

keterampilan pembuatan perahu ini dapatdijadikan percontohan bagi Rutan/Lapas didaerah pesisir atau kepulauan.

Membangun Komitmen dan Kinerjayang TinggiTerlepas dari segala permasalahan yang ada,

WARTA PEMASYARAKATA30

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Profil UPT

Page 31: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 31/36

WARTA PEMASYARAKATA31

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

hal yang terpenting bagi Kepala Rutan Klas IIBTernate adalah membangun komitmen dankinerja yang tinggi diantara para pejabat dan

petugas sehingga tupoksi Rutan tersebutdapat dijalankan dengan sebaik‐baiknya.Tidak lupa pula mengajak seluruh pejabat danpegawainya untuk selalu meningkatkanpengetahuan dan kemampuan diri, agar tidaktertinggal dengan kemajuan jaman dan tidaktergilas dengan era transformasi yang cepatsekali berubah.

Harapan lain dari Kepala Rutan Klas IIB Ternateadalah secepat mungkin bangunan baruRutan Ternate dapat dioperasionalkan.Bangunan baru tersebut memiliki area yanglebih luas serta sarana pelayanan danpembinaan yang lebih lengkap. Harapan iniingin segera terwujud agar pelayanan danpemenuhan hak‐hak para tahanan dapat

dipenuhi secara layak dan pembinaannarapidana dapat di lakukan denganmaksimal. Mengenai program dan kegiatanpelayanan dan perawatan tahanan sertapembinaan narapidana di Rutan Klas IIBTernate dapat kita lihat di blog Rutan ternatedengan alamat : ternaterutan.blogspot.com.

P R O F I L EKEPALA RUMAH TAHANAN NEGARAKLAS IIB TERNATE

Nama :WAHYU PRASETYO, Bc.IP, S.Sos.N I P : 19710105 199303 1 002Pangkat/Golongan : Penata Tk I ( III/d)Keluarga Istri : SUZAN MEILIANAAnak I : APRILIA PRASTIANA PUTRI

( 21 April 2001)

Anak II :FEBRIAN FAIQ PUTRA (25 Februari 2005)

Hobby :Membaca, travelling, memancing.Perjalanan Karier1. Kepala UPT : Rutan Klas IIB Ternate (2009‐sekarang)2. Kasi Binadik : Lapas Klas IIA Batam (2004‐2009)

3. Kasubsi Yantahlola : Cabang RutanBengkalis di Dumai

(2001‐2004)4. Staf : Lapas Klas IIA Tanjung

Pinang (1992‐2001)

Profil UPT

Page 32: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 32/36

WARTA PEMASYARAKATA32

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Seputar Media

JAKARTA, KOMPAS‐Pertanggungjawabanatas berbagai kasus buruknya pengelolaaanR u m a h T a h a n a n a t a u L e m b a g aPemasyarakatan tidak bisa dibebankanbegitu saja kepada Menteri Hukum dan HakAsasi Manusia Patrialis Akbar. Karut‐marut diLapas dan Rutan merupakan warisan masalalu dan tidak mudah dibenahi dalam waktu

singkat.Penilaian itu dikatakan anggota Komisis IIIDPR, T Gayus Lumbuun, Sabtu (8/1) di Jakarta.“Tidak tepat hanya menyalahkan Patrialissebagai Menhuk dan HAM, apalagi jikakondisi ini digunakan Unit Kerja Presidenuntuk Pengawasan dan PengendalianPembangunan sebagai parameter untukmengevaluasi dan mereposisi kedudukanmenteri,” katanya.

Seperti dikabarkan, persoalan yang selalumuncul terkait di Lapas dan Rutanmenunjukan pengelolaan penjara dari tahunke tahun belum berubah. Masih ditemukanpersoalan kelebihan kapasitas, penemuanfasilitas mewah, pengendalian peredarannarkoba dari penjara, penggunaan teleponseluler oleh narapidana dan tahanan,pungutan liar, hingga kasus terakhir “joki”tahanan di Lapas Bojonegoro, Jawa Timur

dan keluarnya Gayus HP Tambunan dari rutan.Secara terpisah, Dion Studies Gatot Goeimenilai , Kemhuk HAM selalu gagalmemanfaatkan munculnya kasus di LP danrutan sebagai momentum untuk perbaikan.Penyelesaian untuk masalah yang munculbaru pemberian sanksi kepada pegawai,seperti mutasi. Namun, tak pernah ada

penyelesaian sistematis seperti perubahanaturan atau kebijakan.M e n u r u t G a y u s L u m b u u n , p a d akepemimpinan Patrialis banyak dilakukanperbaikan sarana‐prasarana dan kinerjasumber daya manusia di LP dan rutan.Persoalan sulitnya membenahi LP dan rutanjuga dipengaruhi faktor anggaran serta rasio

perbandingan penghuni dan ruang penjarayang tidak memadai.“Komisi III DPR perlu segera menyelesaikanmasalah pebenahan rutan dan LP denganmengundang Menhuk dan HAM dan mantanMenhuk dan HAM serta Direktur JendralPemasyarakatan untuk mendapatkanmasukan sebagai fakta riil, lalu dievaluasiguna pembenahan. In i juga untukmengevaluasi kinerja sumber daya

manusianya sehingga diharapkan hak dantanggung jawab narapidana atau tahananmendapatkan jaminan hukum dan HAMsecara adil,”katanya. Di Pekanbaru, Patrialis engganmenanggapi pertanyaan wartawan terkaitkemungkinan “rapor merah” untuk kinerjamenyusul munculnya kasus Gayus Tambunandan “joki” narapidana Bojonegoro, JawaTimur. Ia juga enggan menanggapi

kemungkinan dirinya terkena perombakankabinet ( reshuffle ). Ia menjawab, “Kita sudah punya garistangan masing‐masing” . Walaupundemikian, ia mengakui, upaya penegakanhukum di Indonesia masih banyak menemuimasalah. (WHY/ANA KOMPAS tanggal 10

***Januari 2011)

KISRUH PENJARA DARI MASA LALUPatrialis: Penegakan Hukum Banyak Masalah

Page 33: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 33/36

WARTA PEMASYARAKATA33

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

Seputar Media

elamaS Bulan Januari 2011 beritam e n y a n g k u t P e m a s y a r a k a t a ndidominasi oleh kasus Joki Napi yang

terjadi di Lembaga PemasyarakatanBojonegoro. Setidaknya ada 44 berita terkaitkasus joki napi yang diberitakan oleh 9(sembilan) media cetak. Harian MediaIndonesia dan Koran Tempo masing‐masingmemuat 9 (sembilan) berita selama bulanJanuari, disusul dengan Harian SeputarIndonesia dengan 8 (delapan) berita. Kompasdan Republika masing‐masing 6 (enam) berita,Rakyat Merdeka 4 (empat) berita, Berita Kota1 (satu) berita dan Indo Pos 1 (satu) berita.Topik yang juga banyak dibicarakan di mediacetak adalah tentang pemberian PembebasanBersyarat kepada Arthalyta Suryani (Ayin).Setidaknya ada 32 berita yang membahastentang polemik pemberian PB kepada Ayinini. Koran Tempo dan Seputar Indonesiamasing‐masing menyajikan 6 (enam) berita,Kompas dan Republika masing‐masing 5 (lima)berita, Indo Pos, Rakyat Merdeka dan Berita

Kota masing‐masing 3 (tiga) berita dan TheJakarta Post 2 (dua) berita.Di urutan ketiga topik yang banyak dibahasadalah wacana pertukaran narapidana. Isu inimenjadi ramai ketika Kejaksaan Australiabermaksud melakukan pertukaran narapidanaCorby. Dari 9 (sembilan) media cetak yang di

k l i p i n g o l e h I N F O K O M D i t j e nPemasyarakatan selama bulan Januari ada18 berita yang membahas topik ini.Topik keempat yang juga banyak dibahasmedia yaitu tentang peredaran narkobayang diduga dikendalikan dari dalamLembaga Pemasyarakatan. Berita yangmembahas masalah ini ada 13 judul.B e r i t a l a i n y a n g m e n y a n g k u tPemasyarakatan ada 12 judul, 3 (tiga)diantaranya menyangkut kasus PelarianNarapidana di Lapas Klas IIA Metro,Lampung, Lapas Malabero, Bengkulu danLapas Klas IIA Jember. Berita lainnyamisalnya tentang penambahan 17 CCTV diLapas Paledang (Berita Kota 5/1), KuliahLapangan di Pulau Terlarang (Kompas 18/1)dan Napi Sidoarjo tertular HIV/AIDS (KT

***20/1).

LAPORAN INFORMASI HARIAN JANUARI 2011

PANDAI BERS

BUDAYAKAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RIDIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

Page 34: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 34/36

WARTA PEMASYARAKATA34

NOMOR: 44 TAHUN XII - Januari 2011

HOW “OUT OF BOX” ARE YOU?Think Out of the Box

Think out of the box is how to look at theissues from the standpoint that we've neverthought before, by utilizing all availableresources. Box is what you know, findsomething you did not know before, and it isnot in your square. In other word, be creative!

Essential

Most people prefer work on an existingpattern. This is because of our tendency tostay in the safe zone. This is not bad actually.However, by optimizing our potential, we areactually able to reach better achievements.Moreover, by our own power we couldtransform our life to be more meaningful. So,through this way we can create opportunities

to do more at our institution and to helppeople around. The point is we have chanceto get better performance. This is something.

So Simple

Let's get out of the safe area, free our mindwithout any restrictions. We must releaseourselves from irrelevant assumptions that

obstruct our minds, and we will find solutionsof the problem in new and most effectiveway. This is quite difficult at the beginning,because need more energy. However we canstart with small things, for instance when westuck in a circle of routine, try to get out ofthere. Furthermore take a different action to

same goal, with the possibility of a greaterachievements. The simplest way to practicethinking creative is by these steps: getsomething around you and learn it for A FewMinutes, think and find a new fact about it.

What about you?

Sometimes we only able to work with alimited budget, this is problem. Try tooptimize what we have to overcome it. Ourmain objective is to treat inmates. We can'tjust dwell an existing program activities, let'sfind more spectacular way to achieveextraordinary results. Let us collect ourpowerful ideas, the ideas never appear

before. On the other hand, we also have tobe realistic and rational. In other word weneed to sort the applicable ideas. However,do not also discard the other idea. We neverknow that the idea would be a rational in thefuture. So, let's start to think out the box but

***not out of world. This is time for revolution.

VOC Voice of Corrections

Page 35: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 35/36

Seputar MediaKEGIATAN DALAM GAMBAR

Wawancara Wartawan dengan Dirjen Pemasyarakatan terkait kasus Ayindan Joki Narapidana 27 & 28 Januari 2011

Kunjungan Menkumhamdi Rutan Salemba terkait

penahanan 19 anggota DPR (29/1)

Kegiatan Senam di Ditjen Pas7 Januari 2011

Pelatihan Habit PIPAS19 Januari 2011

Direktur Perawatanmenerima Kenang-kenangandari Tamu Afghanistan (25/1)

Page 36: WARTA PAS 44

7/22/2019 WARTA PAS 44

http://slidepdf.com/reader/full/warta-pas-44 36/36

Kunjungan Menkumham keRutan Cipinang & Rutan alemba

29 Januari 2011

Kunjungan Tamu Afghanistan25 Januari 2011