Voli

40
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembaharuan dalam pengertian pendidikan merupakan suatu upaya lembaga untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan program kurikulum atau metodologi pengajaran yang baru sebagai jawaban atas perkembangan internal dan eksternal dalam dunia pendidikan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektifitas (Wijaya, 1998 : 2). Pembaharuan di bidang pendidikan harus terus menerus dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, menuntut para pendidik untuk menyesuaikan pengajarannya pada perkembangan tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Riseffendi (1991 : 21), “Kehidupan di dunia ini berubah, teknologi berubah, masyarakat berubah, pengajaran berubah, semuanya berubah. Untuk dapat menyesuaikan pengajarannya dengan perubahan itu, guru harus dapat mengikuti perkembangan itu”.Prinsip sains merupakan dasar dalam pengembangan teknologi, sedangkan hasil teknologi akan membantu para ahli untuk melakukan proses sains sehingga ditemukan produk- produk sains yang baru. Menurut Hillda Karli & Margaretha Sri Yuliariatiningsih ( 2002 : 121 ) bahwa pengembangan kemampuan

description

Voli

Transcript of Voli

Page 1: Voli

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Pembaharuan dalam pengertian pendidikan merupakan suatu upaya lembaga untuk

menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan

program kurikulum atau metodologi pengajaran yang baru sebagai jawaban atas perkembangan

internal dan eksternal dalam dunia pendidikan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektifitas

(Wijaya, 1998 : 2).

Pembaharuan di bidang pendidikan harus terus menerus dilaksanakan sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, menuntut para pendidik

untuk menyesuaikan pengajarannya pada perkembangan tersebut. Hal ini sejalan dengan apa

yang dikatakan Riseffendi (1991 : 21), “Kehidupan di dunia ini berubah, teknologi berubah,

masyarakat berubah, pengajaran berubah, semuanya berubah. Untuk dapat menyesuaikan

pengajarannya dengan perubahan itu, guru harus dapat mengikuti perkembangan itu”.Prinsip

sains merupakan dasar dalam pengembangan teknologi, sedangkan hasil teknologi akan

membantu para ahli untuk melakukan proses sains sehingga ditemukan produk-produk sains

yang baru. Menurut Hillda Karli & Margaretha Sri Yuliariatiningsih ( 2002 : 121 ) bahwa

pengembangan kemampuan siswa dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan

peningkatan kemampuan konseptual dan prosedural.

Guru sebagai faktor utama keberhasilan pengajaran dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan ajar kepada siswa dengan baik. Untuk itu guru perlu mendapat pengetahuan tentang materi dan cara yang tepat dan efektif dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat langsung, anak dapat termotivasi untuk membangun gagasan-gagasan yang menarik dan membentuk konsepsi sendiri.

Untuk keberhasilan pembelajaran guru harus kembali pada pemikiran bahwa siswa akan

belajar lebih baik jika lingkungan belajar diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih baik

bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajari agar siswa memiliki kompetensi yang

Page 2: Voli

diharapkan. Bukan sekedar mengetahui saja. Pembelajaran yang berorientasikan pada

keterampilan proses ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pada materi pembelajaran

dan meningkatkan hasil belajar siswa

Siswa dalam pembelajaran dPenjas ndang sebagai individu yang sedang

berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan

keluasan pengalaman yang dimilikinya. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil,

melainkan organisme yang sementara berada pada tahap-tahap perkembangan. Kemampuan

belajar akan sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pengalaman mereka. Dengan

demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau “penguasa” yang memaksakan kehendak,

melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap

perkembangannya.

Siswa memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh

tantangan. Kegemaran anak adalah mencoba hal-hal yang dianggap aneh dan baru. Oleh karena

itulah, belajar bagi mereka adalah mencoba memecahkan setiap persoalan yang menantang.

Dengan demikian, guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting

untuk dipelajari oleh siswa.

Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah yang bersifat formal, disengaja

direncanakan dengan bimbingan guru dan bentuk pendidik lainnya. Apa yang hendak dicapai

dan dikuasai oleh siswa dituangkan dalam tujuan belajar, dipersiapkan bahan yang harus

dipelajari, dipersiapkan juga metode pembelajaran yang sesuai dan dilakukan evaluasi untuk

mengetahui kemajuan belajar siswa.

Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang termasuk dalam materi

pokok pendidikan jasmani. Banyak manfaat yang diperoleh dengan bermain bola voli yang

diantaranya adalah dapat membentuk sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis,

kesehatan dan kemampun jasmani. Manfaatnya bagi rohani yaitu kejiwaan, kepribadian dan

karakter akan tumbuh ke arah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Page 3: Voli

Menurut Herry Koesyanto (2003:10), belajar adalah berusaha atau berlatih agar

mendapatkan kepandaian. Arti belajar dasar bermain bola voli tak lain adalah berlatih teknik

dasar bola voli agar terampil dalam bermain bola voli. Adapun teknik dasar bola voli yang dapat

dipelajari diantaranya adalah teknik dasar servis, pas (passing), umpan (set-uper), smash, dan

bendungan (block).

Servis merupakan salah satu teknik dalam permainan bola voli. Pada mulanya servis

hanya merupakan pukulan awal untuk dimulainya suatu permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut

taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk diperoleh nilai agar suatu regu berhasil diraih

kemenangan (M. Yunus, 1992:68-69). Pendapat serupa juga dinyatakan Beutelstahl (2005:9),

bahwa mulanya servis hanya dPenjas ndang sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar

bola untuk memulai permainan. Tetapi servis kemudian berkembangan menjadi suatu senjata

yang ampuh untuk menyerang. Servis harus dilakukan dengan baik dan sempurna oleh semua

pemain, karena kesalahan pemain mengakibatkan pertambahan angka dari lawan dan uniknya

lagi setiap pemain harus melakukan servis ini. Demikian pentingnya kedudukan servis dalam

permainan bola voli, akan teknik dasar servis harus dikuasai dengan baik. Oleh karena itu servis

harus keras dan terarah dengan tujuan agar tidak mudah diterima oleh lawan yang berarti pihak

pemegang servis mendapatkan agka.

Servis ada bermacan-macam, di mana masing-masing memiliki nama, sifat dan teknik

sendiri-sendiri. Menurut Suharno HP. (1979:12), ada dua macam pukulan servis yang di kenal

dan sering dimainkan yaitu servis tangan bahwan dan servis tangan atas. Servis atas adalah servis

yang sering digunakan oleh pemain pemula, karena servis ini merupakan servis yang sangat

sederhana dan mudah. Gerakan servis atas lebih alamiah dan tenaga yang dibutuhkan tidak

Page 4: Voli

terlalu besar (M. Yunus, 1992:69). Jadi servis ini sesuai diajarkan terutama untuk pemain yang

masih dalam taraf belajar/berlatih seperti anak sekolah.

Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang sedang belajar servis

akan memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Adapun salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan servis bola voli yaitu pendekatan drill dan bermain. Dari kedua

pendekatan pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dan

belum diketahui pendekatan mana yang lebih baik dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar

servis atas dalam permainan bola voli pada siswa kelas V SDN Cinangka 3 yang sedang dalam

taraf belajar teknik dasar bola voli. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dibuktikan melalui

penelitian.

Rendahnya nilai hasil belajar siswa menggambarkan rendahnya tingkat kemampuan

siswa pada mata pelajaran tersebut diatas. Mata pelajaran PENJAS dari 18 siswa kelas V SDN

Cinangka 3 hasil tes formatif tentang servis atas permainan bola volly dibawah nilai ideal

yaitu 5,33 . Jelas sekali terlihat bahwa adanya perbedaan tentang kenyatan di lapangan dengan

tujuan yang diharapkan pada kurikulum, juga dengan harapan yang di inginkan guru dan peneliti

pada umumnya yaitu siswa dapat mengikuti setiap pembelajaran dengan antuasias atau semangat

sehingga dapat mencapai nilai akhir dengan rata-rata <7.

Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas,

dalam upaya memperbaiki nilai mata pelajaran Penjas di kelas V dengan judul penelitian :

“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

tentang Servis atas permainan bola volly dengan Menggunakan menggunakan pendekatan

pembelajaran driil dan Bermain di Kelas V SD Negeri Cinangka 3 Kecamatan Cinangka

Kabupaten Serang”.

Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa penelitian ini mutlak harus dilaksanakan,

kerugian yang sangat besar bila penelitian ini tidak dilaksanakan, bagi guru dan siswa. Guru

Page 5: Voli

tidak akan bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar dan bagi siswa sendiri tidak akan

bisa menerima pelajaran secara optimal.

1.      Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaan perencanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Cinangka 3

Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang, pada tanggal 3 September 2012 sampai dengan

tanggal 9 September 2012, dilihat ketika pembelajaran sedang berlangsung, guru kesulitan

mengajukan pertanyaan pengarah kepada siswa sehingga siswa kurang merespon pada materi

yang disampaikan tersebut. Sehingga pencapaian tujuan jauh dari yang diharapkan.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat dan

berkolaborasi untuk melihat pelaksanaan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran yang

telah dibuat untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan

berkolaborasi, maka dapat terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pelaksanaan

pembelajaran tersebut, yaitu :

a.       Sebagian siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran

b.      Siswa kurang memahami materi pelajaran

c.       Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru

d.      Kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru tidak dimanfaatkan siswa

e.       Nilai rata-rata praktek siswa dibawah 7

f.       Metode yang digunakan guru tidak membuat siswa untuk belajar mengalami langsung

g.      Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru tidak menggunakan pendekatan keterampilan

yang tepat.

2.      Analisis Masalah

Melalui masalah yang terungkap berdasarkan hasil diskusi dan refleksi dengan teman

sejawat yang menjadi fokus permasalahan sebagai berikut :

Dalam mata pembelajaran Penjas di kelas V, yaitu :

a.       Konsentrasi siswa kurang memahami konsep servis atas permainan bola volly pada mata

pelajaran Penjas .

b.      Siswa tidak antusias dalam belajar.

Page 6: Voli

c.       Siswa tidak mengalami langsung pembelajaran atau tidak mengajak siswa berinteraksi ketika

menjelaskan materi pembelajaran.

d.      Belum terlihat penggunaan alat bantu dan alat peraga yang maksimal dalam pembelajaran

e.       Penggunaan metode atau pendekatan yang kurang tepat dalam pembelajaran, guru hanya

menggunakan metode ceramah.

B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang dan ruang lingkup di atas, masalah yang dianalisis

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1.      Apakah penggunaan pendekatan pembelajaran drill dan bermain dapat meningkatkan hasil

belajar siswa tentang konsep servis atas permainan bola volly di kelas V SDN Cinangka 3

Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang ?

2.      Apakah penggunaan pendekatan pembelajaran drill dan bermain dapat meningkatkan aktifitas

belajar siswa tentang konsep servis atas permainan bola volly di kelas V SDN Cinangka 3

Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang ?

C.    TUJUAN PERBAIKAN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Penjas di kelas V di kelas V pada SD Negeri Cinangka 3 , untuk lebih jelasnya tujuan

penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

1.      Ingin mengingkatkan hasil belajar siswa dengan menggunaan pendekatan pembelajaran drill

dan bermain tentang konsep servis atas permainan bola volly di kelas V SDN Cinangka 3

Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang ?

2.      Ingin mengingkatkan aktifitas belajar siswa tentang konsep servis atas permainan bola volly di

kelas V SDN Cinangka 3 Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang ?

Page 7: Voli

D.    MANFAAT PERBAIKAN

Berdasarkan tujuan penelitian sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, maka hasil

penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Manfaat Bagi Peneliti :

a.       Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat digunakan dalam mengajar dan sebagai acuan untuk

proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan

b.      Sebagai tolak ukur dalam pelajaran Penjas

2. Manfaat Bagi Guru :

a.       Meningkatkan kreatifitas.

b.      Menciptakan guru professional.

c.       Meningkatkan pola ajar yang bermutu.

3. Manfaat Bagi Siswa :

a.       Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran

b.      Siswa terlibat aktif dalam belajar

c.       Meningkatan hasil belajar siswa

4. Manfaat bagi Sekolah :

a.       Mengetahui masalah proses belajar di sekolah

b.      Untuk bahan refleksi terhadap kemajuan sekolah

c.       Untuk meningkatkan mutu kualitas dan kuantitas sekolah

Page 8: Voli

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.    PENGERTIAN BELAJAR

Proses belajar merupakan bentuk prilaku manusia yang sangat penting dan utama bagi

kelangsungan hidup manusia. Proses belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan

lingkungan di sekitarnya agar ia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Banyak

pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli, salah satunya menurut Gagne (1984),

bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat

pengalaman ( Strategi Belajar Mengajar, 2004:2.3), Juga menurut Gagne (1984) belajar dapat

didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah akibat pengalaman.

Dengan menjalani proses, akan terjadi perubahan dalam diri seseorang, apabila sebelum

menjalani proses belajar seseorang belum mempunyai pengetahuan akan sesuatu hal dan belum

mempunyai keterampilan tertentu dan bersikap tidak menolak pada informasi yang diberikan,

maka setelah menjalani proses belajar, ia akan menjadi tahu atau lebih tahu, dan menjadi

terampil atau lebih terampil. Proses perubahan yang terjadi harus relatif bersifat menetapkan

Page 9: Voli

tidak terjadi hanya pada saat ini nampak, tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi pada

masa mendatang.

10 

Belajar adalah proses perubahan individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman ( Suherman dkk, 2003 ; 7 ), sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program tumbuh dan berkembang secara optimal. Oleh karena itu proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedangkan pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan yang bersifat rekayasa perilaku. Sedangkan pembelajaran berorientasi pada aktifitas siswa menghendaki keseimbangan antara aktifitas fisik, mental termasuk emosional dan aktifitas intelektual. 2) Wina Sanjaya, 2006, “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan” : Kencana : Jakarta : hal 135

Keberhasilan belajar itu lebih banyak ditentukan oleh tenaga pengajarnya. Hal ini

disebabkan tenaga pengajar selain sebagai orang yang berperan dalam proses transformasi

pengetahuan dan keterampilan, juga dia memandu segenap proses pembelajaran. Di

tangannyalah sebuah peristiwa belajar dapat berlangsung. Padanya pula pembelajaran diarahkan

ke mana akan dibawa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, penggunaan metode yang efektif adalah penggunaan

metode yang disesuaikan dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) yang akan diajarkan oleh

seorang guru, dengan tetap memperhatikan latar belakang siswa serta faktor-faktor lain yang

dapat mendukung proses pembelajaran tersebut.

B.     PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL BERMAIN DALAM PERMAINAN BOLA

VOLLY

Permainan bola voli merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak

sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Seperti yang dikemukakan oleh M.

Yunus (1992:1) bahwa permainan bola voli dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, dari

anak-anak sampai orang dewasa, laki-laki maupun perempuan, baik masyrakat kota sampai pada

masyarakat desa.

Saat ini permainan bola voli yang digunakan sudah mengacu pada peraturan

internasional, bahwa permainan bola voli adalah olahraga beregu, dimainkan dua regu di setiap

Page 10: Voli

lapangan dengan dipisahkan oleh net. Tujuan dari permainan ini adalah melewatkan bola di atas

net agar dapat jatuh menyentuh lantai daerah lawan dan mencegah agar bola yang sama

(dilewatkan) tidak tersentuh lantai dalam lapangan sendiri. Di setiap regu bola dapat dimainkan

tiga kali pantulan untuk dikembalikan bola itu (kecuali dalam perkenaan bendungan). Permainan

bola di udara (rally) berlangsung secara teratur sampai bola tersebut tersentuh lantai atau bola

keluar atau satu regu mengembalikan bola secara sempurna dan pukulan bola oleh server

melewati di atas net ke daerah lawan Dalam permainan bola voli hanya regu yang menang satu

rally permainan diperoleh satu angka, hingga salah satu regu menang dalam dengan terlebih

dahulu dikumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set penentuan lima belas angka

(PBVSI, 2001).

Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka dalam kegiatan pelatihan

perlu memperhatikan berbagai komponen yang menunjang. Menurut M. Yunus (1992:61), guna

meningkatkan kemampuan bermain bola voli perlu ditingkatkan unsur-unsur yang meliputi:

kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerja sama dan pengalaman dalam bertanding

1)                  Teknik Dasar Permainan Bola Voli

Teknik dasar adalah cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara

efektif dan efesien sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal

(1992:68). Sedangkan yang dimaksud dengan teknik dasar permainan bola voli adalah suatu

proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin

untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli (Suharno HP, 1979:14).

Teknik dasar bola voli harus dipelajari terlebih dahulu guna pengembangan mutu prestasi

pembinaan bola voli. Penguasaan teknik dasar bola voli merupakan salah satu unsur yang turut

menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam permainan disamping unsur-unsur kondisi

Page 11: Voli

fisik dan mental (1979:15). Teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu,

sehingga dapat mengembangkan mutu permainan. Namun keterampilan teknik saja belum dapat

mengembangkan permainan untuk penguasaan teknik yang benar perlu diterapkan suatu taknik.

Taktik adalah suatu siasat yang diperlukan dalam bola voli untuk mencari kemenangan secara

sportif. Jadi untuk dapat mengembangkan dan memenangkan suatu diperlukan teknik dan taktik

yang benar. Teknik dasar permainan bola voli selalu berkembang sesuai dengan perkembangan

pengetahuan dan teknologi dan ilmu-ilmu yang lain. Adapun teknik-teknik dalam permainan

bola voli meliputi: (1) servis, (2) pas, (3) umpan, (4) smas, dan (5) bendungan (M. Yunus,

1992:68). Lebih lanjut berikut ini dijelaskan secara mendalan tentang teknik-teknik dasar

permainan bola voli tersebut.

2)                  Servis dalam Permainan Bola Voli

. Teknik dasar servis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu 1) menurut posisi bola

terhadap badan dan 2) menurut putaran bola (1992:69-71) .

Menurut posisi bola terhadap badan, teknik dasar servis dapat dibedakan menjadi : 1)

Servis tangan bawah (underhand service) terdiri dari : back spin, oud side spin, in side spin,

cutting underhand service, dan floating underhand, 2) servis dari samping (side arm service)

terdiri dari : cutting side arm service dan floating side arm service, 3) servis dari atas (Overhead

service) terdiri dari : tennis service, floating service, slide floating overhand service (overhand

change up service), jumping service, overhand round hause service (hook service atau cekis

service), dan honggaria overhand service. Menurut putaran bola servis dapat dibedakan menjadi :

top spin,back spin, in side spin, out side spin dan fload.

Page 12: Voli

Menurut Suharno HP. (1979:12), secara umum ada dua macam pukulan servis yang di

kenal dan sering dimainkan yaitu servis tangan bawah dan servis tangan atas. Servis atas

underhand service) adalah servis yang sering digunakan oleh pemain pemula, karena servis ini

merupakan servis yang sangat sederhana dan mudah. Gerakan servis atas lebih alamiah dan

tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu besar (M. Yunus, 1992:69).

1.        Pendekatan Pembelajaran Servis Atas Bola Voli

a.      Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:725), pendekatan diartikan sebagai

proses, metode atau cara untuk mencapai sesuatu. Dalam kaitannya dengan penelitian ini

pendekatan diartikan dengan metode mengajar. Berkaitan dengan metode mengajar Aif

Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992:292) menyatakan bahwa metode mengajar adalah suatu cara

yang digunakan oleh guru untuk menentukan urutan kegiatan di dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar sebagai salah satu usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pendekatan mengajar adalah cara yang mempergunakan teknik yang beraneka ragam

yang didasari oleh pengertian yang mendalam dari guru akan memperbesar minat belajar murid-

murid sehingga mempertinggi hasil belajar. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan guru dalam proses

belajar mengajar agar siswa dapat terlibat aktif dalam melaksanakan tugas ajar sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh

oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional

tertentu.

Page 13: Voli

Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan

pembelajaran apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang studi yang

sudah tersusun dalam urutan tertentu, atau dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan

yang lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang

terintegrasi dalam suatu kesatuan multi disiplin ilmu. Pendekatan pembelajaran merupakan

penjelasan untuk mempermudah bagi siswa untuk memahami materi ajar yang disampaikan

guru, dengan tetap memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.

b.      Pengertian pendekatan konvensional (Drill)

Ditinjau dari Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001:592) konvensional diartikan,

kesepakatan umum seperti dat istiadat, kebiasaan, kelaziman dan tradisional. Dalam hal ini

pembelajaran servis atas bola voli dilakukan dengan pendekatan konvensional yaitu, pendekatan

pembelajaran dengan memilah-milah teknik gerakan servis bawah. Artinya pembelajaran servis

atas yaitu dengan melakukan gerakan teknik-teknik servis atas secara berulang-ulang. Berkaitan

pendekatan drill Amung Ma’mum & Toto Subroto (2001:7) menyatakan, pendekatan drill adalah

cara belajar yang lebih menekankan komponen-komponen teknik.

Berdasarkan pengertian pendekatan konvensional tersebut dapat disimpulkan bahwa,

pendekatan konvensional merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada penguasaan

teknik suatu cabang olahraga yang dalam pelaksanaanya dilakukan secara berulang-ulang.

Dalam hal ini pembelajaran servis atas dengan pendekatan konvensional dilakukan drilling atau

latihan secara terus menerus. Sugiyanto (1993:371) menyatakan, dalam pendekatan drill siswa

melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang diinstruksikan guru dan melakukannya

secara berulang-ulang. Pengulangan gerakan ini dimaksudkan agar terjadi otomatisasi gerakan.

Page 14: Voli

Oleh karena itu, dalam pendekatan drill perlu disusun tata urutan pembelajaran yang baik agar

siswa terlibat aktif, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Lebih lanjut (Sugiyanto,

1993:372).

Keaktifan siswa melakukan tugas ajar sangat dituntut dalam pendekatan konvensional.

Seperti dikemukakan Rusli Lutan (1988:399) bahwa, keaktifan sendiri dari pihak siswa

merupakan kunci utama penguasaan dan pemantapan gerak. Kelangsungan proses latihan pada

tahap berikutnya ialah penguasaan teknik yang ideal. Hal ini tergantung pada inisiatif dan self-

activity dari pihak siswa itu sendiri. Sedangkan guru bertugas mengarahkan penguasaan gerak,

melakukan koreksi dan evaluasi setiap terjadi kesalahan teknik adalah penting terhindar dari pola

gerakan yang salah dari teknik yang dipelajari. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1993:372)

bahwa, setiap pelaksanaan drill perlu selalu mengoreksi agar perhatian tertuju pada kebenaran

gerak.

c.       Pengertian Pendekatan Bermain

Bermain adalah suatu aktifitas yang disukai oleh anak-anak yang dapat mendatangkan

kegembiraan. Menurut Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001:2) bahwa, bermain sebenarnya

merupakan dorongan dari dalam anak, atau naluri. Ciri lain yang sangat mendasar yakni kegiatan

itu dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan, dalam waktu luang.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain

merupakan bentuk pembelajaran yang dirancang dalam bentuk permainan. Dalam pendekatan

bermain menekankan pada penerapan teknik dalam situasi permainan yang sesungguhnya.

Sehingga pendekatan bermain tersebut diistilahkan dengan pendekatan taktis. Dalam hal ini

Page 15: Voli

Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001:7) menyatakan, pendekatan taktis dalam pembelajaran

permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui

penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan yang

sesungguhnya.

Pendekatan bermain pada prinsipnya untuk memenuhi hasrat gerak anak agar

menimbulkan rasa senang bagi diri mereka. Dalam hal ini Yusuf Adisasmita dan Aif Syaifuddin

(1996:144) berpendapat, latihan melalui kompetisi-kompetsi merupakan salah satu kegiatan yang

lebih efektif dan para atlet senang melakukannya. Dengan bermain anak akan mengekspresikan

kegembiraannya dan berusaha menampilkan kemampuannya. Namun disisi lain seorang guru

harus menanamkan sikap sportivitas, karena dalam bermain ada yang menang ada yang kalah.

Seperti dikemukakan Rusli Lutan (1988:37) bahwa, karena permainan, akan menyebabkan

adanya yang kalah dan yang menang, maka guru harus pula mengembangkan sikap seorang yang

menang dan sikap seorang yang kalah secara fair kepada siswa, karena sikap seperti itu tidak

terbentuk dengan sendirinya melalui permainan, maka usaha pengembangan sikap ini harus

dilakukan secara terencana dan disengaja oleh guru.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pendekatan bermain di dalamnya

terkandung pembelajaran yang cukup kompleks yaitu penguasaan teknik cabang olahraga yang

dipelajari, penerapan taktik yang baik dan memecahkan masalah yang terjadi di dalam

permainan serta pembentukan sikap mental yaitu saling menghargai.

C.    Hasil belajar

Jika belajar diartikan suatu proses tingkah laku, maka perubahan tingkah laku yang

diharapkan disebut hasil belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Alisuf Sabri

( 1995 : 55 ) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan,

perubahan tersebut dapat berupa perilaku yang baru atau memperbaiki prilaku yang ada.

Page 16: Voli

Secara umum, hasil belajar yang akan dicapai siswa dipengaruhi oleh 2 faktor utama

yaitu faktor internal ( faktor siswa itu sendiri ) dan faktor eksternal ( lingkungan ). Sementara

Caroll ( dalam Nana Sudjana, 1989 : 30 ) membagi factor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar menjadi lima yaitu :

1.      Bakat belajar

2.      Waktu yang tersedia untuk belajar

3.      Waktu yang diperlukan siswa untuk menalarkan / menyerap pelajaran

4.      Kemampuan siswa

5.      Kualitas pengajaran

Poin 1, 2, 3, 4 berkenaan dengan faktor internal, sedangkan poin 5 merupakan faktor

eksternal. Kualitas pengajaran merupakan salah satu lingkungan belajar yang cukup dominan

mempengaruhi hasil belajar di sekolah, yang dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi

rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A.    Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

Page 17: Voli

Yang dijadikan subjek peneliti pada penelitian tindakan kelas adalah guru dan siswa kelas

V Sekolah Dasar Negeri Cinangka 3 Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang dengan jumlah

siswa sebanyak 18 siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, pada kegiatan

pembelajaran gaya magnet dengan menggunakan alat peraga sederhana, dengan jadwal

perbaikan pembelajaran yang dilaksanakana di SD Negeri Cinangka 3 Kecamatan Cinangka

Kabupaten Serang Provinsi Banten, dari tanggal 03 September 2012 sampai dengan tanggal 08

September 2012 dengan jadwal sebagai berikut :

Materi : Servis atas permainan bola volly

Siklus Pertama : Tanggal 3 September 2012 Jam Pertama

Siklus Kedua : Tanggal 6 September 2012 Jam Ketiga

3.      Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Desain perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Penjas di kelas V yaitu dengan

menggunakan siklus belajar dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan

disetiap siklusnya mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :

1.      Mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran yang akan disampaikan

2.     

21 

Menyampaikan materi pelajaran secara runtut dan jelas 3.      Membahas materi pelajaran dengan metode bervariasi dan pendekatan yang sesuai

4.      Menyimpulkian materi pelajaran

5.      Memberikan tugas dan pekerjaan rumah sebagai penguatan akan materi yang diajarkan

Sesuai dengan masalah yang dihadapi yaitu banyaknya siswa yang memperoleh nilai

rendah dan tidak dapat mempraktikan sesuai dengan materi yang di ajarkan. Maka beberapa

kegiatan khusus yang dapat perhatian dalam perbaikan mata pelajaran Penjas dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran drill dan bermain. Deskripsi persiklusnya sebagai

berikut :

1.      Rencana Perbaikan

Page 18: Voli

1)      Mata Pelajaran Penjas kelas V

a.       Siklus I

  Menyusun materi secara sistematis

  Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

  Menggunakan media pembelajaran

  Menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi

  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

b.      Siklus II

  Membuat RPP menggunakan metode bervariasi khususnya pendekaatan pembelajaran drill dan

bermain

  Membuat suasana belajar menarik agar siswa antusias dalam belajar

  Bertanya jawab tentang servis atas permainan bola volly

  Melakukan permainan yang berhubungan dengan servis tas permainan bola volyy

  Memancing siswa agar bertanya jawab tentang materi pembelajaran

  Melakukan perminan bola voly

  Menyimpulkan materi pembelajaran

  Tes tertulis

Rencana Perbaikan Pengajaran ( RPP ) terlampir.

Jika hasil belajar siswa belum signifikan maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.

4.                              Teknik Analisis Data

Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini digunakan dua

macam instrumen penelitian, yaitu :

Test Hasil Belajar

Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur,

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok. (Arikunto, 1993: 132).

Instrumen ini digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan akhir siswa setelah ada tindakan.

Jenis test berupa test objektif dan essay.

Page 19: Voli

Butir soal test meliputi aspek kognitif dan aspek psikomotor, sedangkan untuk aspek afektif

dapat dilihat pada bagian non tes dengan skala sikap, dapat dilihat pada lampiran.

Instrumen test dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

pembelajaran Penjas dengan menggunakan pendekatan pembelajaran drill dan bermain.

Non Test

Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru dan siswa. Wawancara dengan

guru dimaksudkan untuk memperoleh data antara lain kesan pembelajaran dan pengembangan

materi serta penggunaan metode pembelajaran. Wawancara dengan siswa dimaksudkan untuk

memperoleh data antara lain kesan belajar dan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan

pembelajaran Penjas yang biasa dilakukan.

Observasi.

Instrumen non tes berupa lembar observasi, yaitu pengamatan tingkah laku pada situasi

tertentu yang pengisiannya dapat dilakukan oleh peneliti atau teman sejawat atas dasar

pengamatan terhadap perilaku peneliti dan siswa (Depdiknas, 2002: 119). Lembar observasi

digunakan selama PBM berlangsung.

Observasi ini digunakan untuk mengungkapkan aktifitas siswa dan guru selama kegiatan

pembelajaran berlangsung , observasi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas

V di SD Negeri Cinangka 3 Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang. Observasi dilakukan

pada situasi normal.

                                                       Studi Dokumentasi

“ Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tulis “ (Arikunto,

1993:131).

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilaksanakan untuk melengkapi data-data yang

diperoleh dari hasil tes, observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini,peneliti meneliti catatan

berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisi tentang

-          Standar kompetensi.

-          Kompetensi Dasar.

Page 20: Voli

-          Tujuan pembelajaran.

-          Pengembangan materi pembelajaran.

-          Pemilihan metode pembelajaran

-          Pemilihan media dan alat pembelajaran.

-          Pengembangan evaluasi atau penilaian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi persiklus

1.      Hasil Pengolahan Data

Page 21: Voli

Hasil observasi terhadap nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Penjas kelas V

sebagai berikut :

Tabel 1Rekapitulsi Nilai Ulangan Formatif Mata Pelajaran Penjas

di Kelas V tentang Servis atas permainan bola volly dengan menggunakan Pendekatan pembelajaran drill dan bermian

NO NAMA SISWAN I L A I

Pra Siklus Sesudah perbaikanSiklus I Siklus II

1 Ahmad Sopian 7 7 92 Asliah 3 4 73 Cici Panciah 4 5 84 Haerudin 4 6 85 Hasanudin 7 7 96 Juanah 4 5 77 Lampung Maskanah 5 6 88 Meysa Hidayatullah 7 7 109 Nurhasanah 5 6 710 Rahmat Hidayat 7 7 1011 Saepullah 5 6 712 Siti Hawa 5 6 713 Siti Rosita 8 8 1014 Sri Mulyati 5 5 715 Sunariah 3 4 1016 Tari Sulastri 5 6 717 Taufik Hidayat 8 8 918 Tina setiana 4 5 8

JUMLAH 96 108 14826

 

RATA-RATA 5.33 6 8.22

Diagram 1

Nilai Rata-rata Hasil Tes Siswa

Pada Mata Pelajaran Penjas di Kelas V SDN Cinangka 3 dengan

Page 22: Voli

Pendekatan

pembelajaran drill dan bermian

Page 23: Voli

Grafik 1

Frekuensi Perolehan Nilai Mata Pelajaran Penjas Kelas V

pada Pra Siklus

Jumlah Siswa

109876543210

Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Grafik 2

Frekuensi Perolehan Nilai Mata Pelajaran Penjas Kelas V

pada Siklus I

Jumlah Siswa

10987654321

Page 24: Voli

0

Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Grafik 3

Frekuensi Perolehan Nilai Mata Pelajaran Penjas Kelas V

pada Siklus II

Jumlah Siswa

109876543210

Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

B.     Pembahasan

Page 25: Voli

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, pembelajaran pada mata pelajaran

Penjas di kelas V , sudah menunjukkan adanya peningkatan, hal ini bisa dibuktikan dengan

hasil evaluasi pada awal (Pra Siklus) memperoleh nilai rata-rata sangat rendah. Setelah diadakan

perbaikan pembelajaran Siklus I dan Siklus II, dan mengalami peningkatan yang signifikan.

Hasil evaluasi pada pelajaran Penjas tentang Servis atas permainan bola volly di

Kelas V yang jumlah siswanya 18 orang diperoleh data sebagai berikut :

1.      Pra Siklus, siswa yang memperoleh nilai 7 ke atas ada 6 orang, dan rata-rata kelas 5,33 atau

53%

2.      Siklus I siswa yang memperoleh nilai 7 ke atas ada 7 orang, dengan rata-rata kelas 6.00 atau 60

%

3.      Siklus II siswa yang memperoleh nilai 7 ke atas ada 18 orang dengan rara-rata kelas 8,22 atau 82

%

Dari data di atas terlihat adanya perubahan hasil belajar siswa yang signifikan pada setiap

siklusnya itu dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan metode dan pendekatan

pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.      Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, penulis melakukan perbaikan pembelajaran

pada mata pelajaran Penjas drill dan bermain dengan menggunakan pendekatan pembelajr di

kelas V SDN Cinangka 3 , maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu perhatian siswa akan

Page 26: Voli

terfokus pada pelajaran jika guru menyajikannya menggunakan pendekatan yang sesuai dapat

meningkatkan hasil belajardan aktifitas belajar siswa, hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata tes

formatif , pada mata pelajaran Penjas di kelas V diperoleh nilai pra siklus 5.33, siklus I 6.00

dan siklus II 8.22, terlihat ada peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya.

Berdasarkan uraian di atas bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran drill dan

bermain dalam pembelajaran Penjas di sekolah dasar dapat merangsang siswa untuk

memahami dan menemukan pemecahan masalah yang ditemuinya selama proses pembelajaran,

menemukan ide dan gagasan baru dalam memodifikasi keadaaan yang disaksikan langsung,

menumbuhkan sifat kritis yang dinyatakan dalam wujud kemauan bertanya dan mengemukakan

pendapat serta melatih keterampilan siswa dalam mengkomunkasikan hasil suatu kegiatan baik

secara lisan, tertulis maupun praktek. Dengan kata lain, penggunaan pendekatan pembelajaran

yang sesuai dengan karakter dalam pembelajaran lebih meningkatkan kemampuan pemahaman

siswa dan mengefektifkan pencapaian tujuan, baik tujuan secara umum maupun khusus.

31 

  2.      Saran

Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka

rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1.      Dalam setiap pembelajaran Penjas disarankan bagi pelaksana pendidikan untuk melaksanakan

pembelajaran dengan mengunakan strategi yang sesuai dengan karakter siswa dan

lingkungannya, juga disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan

kemampuan siswa dan melibatkan siswa di dalamnya. Setiap pembelajaran diusahakan

mengunakan media yang sesuai dan media penunjang lainnya untuk membuktikan konsep-

konsep pembelajaran agar siswa memahami konsep-konsep tersebut secara optimal.

2.      Kepada pihak terkait, dalam hal ini pengawas TK/SD, kepala sekolah beserta guru, baik guru

kelas maupun guru bidang studi Penjas perlu memperhatikan kondisi siswa dalam setiap

pembelajaran, kondisi sekolah dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, sehingga tujuan

pembelajaran dapat memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

Page 27: Voli

3.      Sebagai kelanjutan dan rekonstruksi dari penelitian ini, kepada peneliti lain agar lebih baik dari

apa yang telah dilaksanakan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Kurikulum Tingkat Satauan Pendidikan.(2006)

Kurikulum 1994,Suplemen GBPP Tahun 1994

Abu, Ahmadi dan Prasetyo. (2005). (SBM) Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia

Amung Ma’mun dan Toto Subroto, 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Permainan Bola Voli. Jakarta : Dirjen Olahraga.

Barbara L.V dan Bonnie J.F. 1996. Bola Voli (Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain). Semarang : Dahara Price.

Beutelstahl, Dieter, 2005. Belajar Bermain Bola Voli. Bandung : Pioner Jaya. Depdikbud, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Chaplin C.P.(1995). Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta : Rajawali Press

Danar W.R.(2003).Beberapa Pendekatan Pembelajaran Penjas .Makalah Forum Komunikasi Intehrasi Vertikal Pendidikan Sains.Cisarua Bogor

Mikarsa, H. Tafik, A. dan Priyanti, P.J. (2002). Pendidikan Anak SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rukmana, A dan Suryana, A. (2006). Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS

Sugiyanto. 1993. Belajar Gerak. Jakarta : KONI Pusat.

Suharno HP., 1979. Dasar-Dasar Permainan Bola Voli. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.

Page 28: Voli

Wardani I. G. A. K. Dr. Prof, Siti Julaeha, MA, Ngadi Marsinah, M.Pd.(2005).Penetapan Kemampuan Profesional ( Panduan ).Jakarta : Universitas Terbuka

33 

Wardani I. G. A. K. Dr.Wihardit Kuswaya Drs.Med, Noehi Nasution Drs. MA.(2004).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta