Vitamin Revisi 2

20
TUGAS POLI FARMASI VITAMIN Disusun oleh: Annisa Nurfitriana 10310052 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

description

Vitamin yang ada di puskesmas

Transcript of Vitamin Revisi 2

Page 1: Vitamin Revisi 2

TUGAS POLI FARMASI

VITAMIN

Disusun oleh:Annisa Nurfitriana

10310052

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATIKEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS) BAGIAN

KESEHATAN MASYARAKATUPTD PUSKESMAS CIPEDES

TASIKMALAYA2015

Page 2: Vitamin Revisi 2

2

DAFTAR ISI

Halaman judul..........................................................................................................1Daftar Isi..................................................................................................................2

A. Definisi Vitamin................................................................................................3B. Klasifikasi Vitamin...........................................................................................3C. Vitamin dan Sediaan.........................................................................................4

1. Vitamin A...................................................................................................62. Vitamin B1.................................................................................................73. Vitamin B6.................................................................................................94. Vitamin B12...............................................................................................95. Vitamin C.................................................................................................106. Vitamin K.................................................................................................11

Daftar Pustaka

Page 3: Vitamin Revisi 2

3

A. Definisi Vitamin

Nama Vitamin sendiri berasal dari gabungan kata bahasa Latin yaitu vita

yang artinya “hidup” dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik

yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap

demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki

atom N.

Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim) vitamin adalah

kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa

vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara

normal.

Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil

untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh

sehingga harus didapatkan dari makanan. Vitamin yang pertama kali ditemukan

adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut

dalam air.Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat

larut dalam lemak atau larut dalam air.

B. Klasifikasi Vitamin

Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi

vitamin.Vitamin yang larut dalam air ,seluruhnya diberi simbol anggota B

kompleks (kecuali vitamin C) dan vitamin larut dalam lemak yang baru

ditemukan diberi simbol menurut abjad (vitamin A, D, E, K ). Vitamin yang larut

dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena

kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.

Cara kerja vitamin yang larut dalam lemak dan yang larut dalam air

berbeda. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan

adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan

diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat

disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat

bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh. Berbeda dengan vitamin yang

larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam

Page 4: Vitamin Revisi 2

4

jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat

suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke

dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak

dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal

inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.

C. Vitamin dan Sediaan

1. Vitamin A (Retinol)

Vitamin A atau retinol merupakan senyawa poli-isoprenoid yang

mengandung cincin sikloheksenil. Senyawa-senyawa tersebut adalah retinal, asam

retinoat dan retinol. Hanya retinol yang memiliki aktivitas penuh vitamin A, yang

lainnya hanya mempunyai sebagian fungsi vitamin A. Vitamin A terbukti bisa

menurunkan angka kesakitan dan kematian anak karena vitamin A berfungsi

memperkuat sistem kekebalan tubuh. Di samping itu, vitamin A (retinol) terlibat

dalam pembentukan, produksi, dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit,

antibodi juga integritas sel epitel pelapis tubuh. Kekurangan vitamin A

meningkatkan risiko anak menjadi rentan terkena penyakit infeksi seperti infeksi

saluran pernafasan atas, campak dan diare. Kekurangan vitamin A pada ibu hamil

juga berisiko meningkatkan kebutaan.

Manfaat kecukupan vitamin A bagi status kesehatan anak antara lain:

mengurangi kematian akibat infeksi campak hingga 50%; mengurangi kematian

akibat diare hingga 40%; mengurangi seluruh angka kematian anak hingga 25%;

mengurangi jumlah kunjungan dokter dan angka rawat jalan karena anak menjadi

lebih jarang sakit; mengurangi angka rawat inap di rumah sakit; berkontribusi

terhadap tingkat kesejahteraan anak dan keluarga. Menurunkan kematian ibu,

berupa: meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan infeksi dan mencegah

anemia. Keuntungan kesehatan lainnya: mencegah rabun senja, xeroftalmia,

kerusakan kornea dan kebutaan; mencegah cacat bawaan pada janin; dan

mencegah kanker epithelial dan kanker lainnya.

Makanan sumber vitamin A ada 2 jenis, yaitu: bahan pangan hewani

seperti daging merah contohnya daging sapi, hati, telur, minyak ikan dan olahan

Page 5: Vitamin Revisi 2

5

susu seperti susu, yoghurt, keju, mentega juga bahan makanan-hewani yang telah

difortifikasi vitamin A lainnya. Vitamin A dari sumber hewani dalam bentuk

retinyl-palmitate. Bahan pangan nabati seperti sayur-mayur hijau serta buah-

buahan berwarna kuning/oranye mengandung beta-carotene dan carotenoid

sebagai bahan pembentuk vitamin A. Jadi, tubuh akan mengubah karoten tersebut

menjadi vitamin A. Di pasaran juga terdapat olahan serealia dan tepung yang telah

difortifikasi vitamin A.

Kapsul vitamin A yang digunakan dalam kegiatan Suplementasi Vitamin

A adalah Kapsul Vitamin A dosis tinggi, yaitu: Kapsul Biru (mengandung vitamin

A 100.000 SI) dan kapsul Merah (mengandung vitamin A 200.000 SI. Waktu

pemberian vitamin A adalah sebagai berikut:

a. Untuk bayi dan balita

Suplementasi Vitamin A diberikan kepada seluruh bayi dan balita umur 6-59

bulan secara serentak pada bulan Februari atau Agustus, cara pemberiannya yaitu:

kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul merah (200.000

SI) untuk balita umur 12-59 bulan.

b. Untuk ibu nifas

Suplementasi vitamin A juga diperuntukkan bagi ibu nifas (ibu yang baru

melahirkan sampai 6 minggu setelah kelahiran bayi 0- 42 hari. Ibu nifas harus

diberikan kapsul Vitamin A dosis tinggi karena:

Pemberian 1 kapsul Vitamin A merah cukup untuk meningkatkan

kandungan Vitamin A dalam ASI selama 60 hari

Pemberian 2 kapsul Vitamin A merah diharapkan cukup menambah

kandungan Vitamin A dalam ASI sampai bayi berusia 6 bulan.

Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan

Mencegah infeksi pada ibu nifas

Waktu pemberian bagi ibu nifas, yaitu: kapsul Vitamin A merah (200.000 SI)

diberikan pada masa nifas sebanyak 2 kali: 1 (satu) kapsul Vitamin A diminum

segera setelah saat persalinan dan 1 (satu) kapsul Vitamin A kedua diminum 24

jam sesudah pemberian kapsul pertama. Jika sampai 24 jam setelah melahirkan

ibu tidak mendapat vitamin A, maka kapsul Vitamin A dapat diberikan  pada

Page 6: Vitamin Revisi 2

6

kunjungan ibu nifas atau  pada KN 1 (6-48 jam) atau saat pemberian imunisasi

hepatitis B (HB0)  pada KN 2 (bayi berumur 3-7 hari) atau  pada KN 3 (bayi

berumur 8 -28 hari).

c. Suplementasi pada situasi khusus

1. Bila ada Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan infeksi lain

Suplementasi vitamin A diberikan pada seluruh balita yang ada di

wilayah tersebut diberi 1 (satu) kapsul Vitamin A dengan dosis sesuai

umurnya; balita yang telah menerima kapsul Vitamin A dalam jangka waktu

kurang dari 30 hari (sebulan) pada saat KLB, maka balita tersebut tidak

dianjurkan lagi untuk diberi kapsul. Pemberian vitamin A pada anak balita

dalam situasi KLB campak dikoordinasikan dengan penanggung  jawab

surveilans di puskesmas.

2. Untuk pengobatan xeroftalmia, campak dan gizi buruk

Bila ditemukan kasus xeroftalmia, campak dan gizi buruk (marasmus,

kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor), pemberian Vitamin A mengikuti

aturan sebagai berikut: saat ditemukan berikan 1 (satu) kapsul Vitamin A

merah atau biru sesuai umur anak; hari berikutnya berikan lagi 1 (satu) kapsul

Vitamin A merah atau biru sesuai umur anak; dua minggu berikutnya berikan

1 (satu) kapsul Vitamin A merah atau biru sesuai umur anak.

2. Vitamin B1 (Tiamin)

Vitamin B1 merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan

penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi

karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari.

Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan

lemak. Sumber makanan yang mengandung vitamin B1 yaitu gandum, nasi,

daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan.

Gejala dini defisiensi tiamin berupa neuropati perifer, keluhan mudah

capai, dan anoreksia yang menimbulkan edema dan degenerasi kardiovaskuler,

neurologis serta muskuler. Ensefalopati Wernicke merupakan suatu keadaan

yang berhubungan dengan defisiensi tiamin yang sering ditemukan diantara

Page 7: Vitamin Revisi 2

7

para peminum alkohol kronis yang mengkomsumsi hanya sedikit makanan

lainnya. Ikan mentah tertentu mengandung suatu enzim tiaminase yang labil

terhadap panas, enzim ini merusak tiamin tetapi tidak dianggap sebagai

masalah yang penting dalam nutrisi manusia. Di samping itu, bila terjadi

defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit

kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran

pencernaan, jantung, dan sistem saraf.

Sediaan Vitamin B1 di Puskesmas yaitu dalam bentuk tablet 50 mg dan

tablet 100 mg. Dosis pemberiannya, yaitu: Dosis untuk pencegahan defisiensi

adalah 2 – 5 mg/hari dan dosis untuk pengobatan adalah 25 – 100 mg/hari.

Indikasi pemberian vitamin B1 (Tiamin) adalah sebgai pencegahan dan

pengobatan defisiensi tiamin (misalnya penyakit beri-beri), polineuritis,

kelainan Susunan Saraf Pusat (SSP), penyakit jantung, anoreksia, hamil, dan

laktasi.

3. Vitamin B6 (Piridoksin)

Vitamin B6 merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh.

Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan

tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti

spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam

metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan

tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin

ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini

banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, ikan, hati, ikan

mackarel, alpukat, pisang, daging, sayuran dan telur merupakan sumber vitamin

B6 yang terbaik

Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi dan setiap defisiensi yang terjadi

merupakan bagian dari defisiensi menyeluruh vitamin B kompleks. Namun

defisiensi vitamin B6 dapat terjadi selama masa laktasi, pada alkoholik dan juga

selama terapi isoniazid. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat

menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.

Page 8: Vitamin Revisi 2

8

Sediaan vitamin B6 di puskesmas yaitu dalam bentuk tablet 10 mg dan

25 mg; dalam bentuk kaplet 10 mg; dan dalam ampul 1 ml (50 mg/ml dan 100

mg/ml). Indikasi pemberian vitamin B6, yaitu:

Pencegahan dan Pengobatan defisiensi vitamin B6

Sebagai multivitamin untuk pencegahan dan pengobatan vitamin B

kompleks lainnya

Gangguan metabolik: drug-induced neurotoxicity; intoksikasi akut;

mushroom toxicity

Sideroblastic anemia

Diberikan bersama isoniazid (INH) atau hidralazin guna mencegah neuritis

perifer

Wanita yang menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen

Kontraindikasi pemberian vitamin B6 adalah pasien dengan sejarah

sensitivitas pada vitamin, hipersensitivitas terhadap piridoksin atau komponen lain

dalam formulasi.

Dosis pemberiannya yaitu:

Untuk defisiensi piridoksin

Dewasa: dosis awalnya 2,5-10 mg perhari. Setelah gejala klinisnya

terkoreksi, sediaan multivitamin mengandung vitamin B6 2-5 mg perhari harus

diberikan selama beberapa minggu.

Untuk terapi drug-induced deficiency anemia atau neuritis

Dosis awal 100-200 mg perhari selama 3 minggu diikuti dosis profilaksis

oral 25-100 mg perhari.

Efek samping dari pemberian vitamin B6, yaitu: pada sistem saraf pusat

menyebabkan sakit kepala, kejang (mengikuti pemberian dosis IV yang sangat

besar), sensory neuropath; pada sistem endokrin & metabolik menyebabkan

penurunan sekresi serum asam folat; mual; paresthesia dan reaksi anafilaksis.

Page 9: Vitamin Revisi 2

9

4. Vitamin B12 (Sianokobalamin)

Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya

khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena

itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat

kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi

di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang

berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA

dan RNA, pembentukkan platelet darah.

Kekurangan atau defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia

megaloblastik. Karena defisiensi vitamin B12 akan mengganggu reaksi metionin

sintesa. Anemia terjadi akibat terganggunya sintesis DNA yang mempengaruhi

pembentukan nukleus pada ertrosit yang baru. Keadaan ini disebabkan oleh

gangguan sintesis purin dan pirimidin yang terjadi akibat defisiensi

tetrahidrofolat. Homosistinuria dan metilmalonat asiduria juga terjadi. Kelainan

neurologik yang berhubungan dengan defisiensi vitamin B12 dapat terjadi

sekunder akibat defisiensi relatif metionin.

Sediaan vitamin B12 di puskesmas yaitu dalam bentuk tablet 25 mcg, 50

mcg, 100 mcg dan 1.000 mcg. Dengan dosis 1-25 mcg/hari pada dewasa; 1

mcg/hari pada anak usia > 1 tahun dan 0.3 mcg/hari pada anak usia < 1 tahun.

Indikasi pemberian vitamin B12 adalah anemia pernisiosa, anemia megaloblastik,

penderita penyakit berat yang disertai kerusakan neurologis, pada defisiensi

sianokobalamin yang disebabkan oleh gangguan fungsi atau struktur pada ileum,

penyakit pankreas dan infeksi parasit pada usus.

5. Vitamin B Kompleks

Vitamin B kompleks memiliki komposisi beberapa vitamin B, antara lain

vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12. Vitamin B kompleks dikenal sebagai

vitamin neurotropik, yang artinya berfungsi untuk melindungi sel-sel saraf.

Kekurangan vitamin-vitamin tersebut menyebabkan gejala seperti, pegal-pegal

atau tegang pada otot, atau badan terasa kaku. Pada kekakuan otot, pasien merasa

badan sangat berat sehingga diperlukan tenaga lebih untuk bergerak. Vitamin B

Page 10: Vitamin Revisi 2

10

kompleks dapat digunakan untuk mengurangi gejala di atas. Khusus pada vitamin

B6 dan B12 diperlukan dalam pembentukan dan kematangan sel darah merah.

Keuntungan-keuntungan dari pemakaian vitamin B kompleks yaitu mengatur

metabolisme saraf terutama pada saraf tepi, membantu proses pembentukan

energi, memaksimalkan kinerja, menjaga kerja jantung dan nafsu makan.

6. Vitamin C (Asam Askorbat)

Vitamin C atau asam askorbat banyak memberikan manfaat bagi

kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa

pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit,

sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa

antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di

sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal

bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga

risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.

Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai

jaringan di dalam tubuh seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan

luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi

mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam

menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit.

Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada

persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat

menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah

merah.

Defisiensi atau kekurangan asam askorbat menyebabkan penyakit

skorbut, penyakit ini berhubungan dengan gangguan sintesis kolagen yang

diperlihatkan dalam bentuk perdarahan subkutan serta perdarahan lainnya,

kelemahan otot, gusi yang bengkak dan menjadi lunak dan tanggalnya gigi,

penyakit skorbut dapat disembuhkan dengan memakan buah dan sayur-sayuran

yang segar. Cadangan normal vitamin C cukup untuk 34 bulan sebelum tanda-

tanda penyakit skorbut muncul.

Page 11: Vitamin Revisi 2

11

Sediaan vitamin C yaitu dalam bentuk tablet 25 mg, 50 mg dan 100 mg.

Indikasi pemberian vitamin C, yaitu: untuk mencegah dan mengobati kekurangan

vitamin C, sariawan, menyamarkan kerutan, membatasi pembentukan garis-garis

halus wajah, mencegah penuaan dini, mengenyalkan dan melenturkan kulit,

menghaluskan kulit, mencerahkan kulit, mencegah luka jerawat serta

mempercepat penyembuhan jerawat, mencegah proses pembentukan bekas luka,

mencegah pengaruh buruk sinar UV pada kulit.

Dosis pemberiannya yaitu:

Untuk Indikasi Sariawan

Dewasa: 100–250 mg 1-2 kali perhari selama sekurangnya 2 minggu

Anak: 100–300 mg perhari dalam dosis terbagi selama sekurangnya 2

minggu.

Recommended Daily Allowance (RDA):

< 6 bulan : 30 mg

6 bulan-1 tahun : 35 mg,

1-3 tahun : 15 mg, max. 400 mg/hari

4-8 tahun : 25 mg, max. 650 mg/hari

9-13 tahun : 45 mg, max. 1200 mg/hari

14-18 tahun : max. 1800 mg/hari (pria: 75 mg, wanita: 65 mg)

Dewasa : max. 2000 mg/hari (pria: 90 mg, wanita: 75 mg)

7. Vitamin K

Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah

yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada

pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau

pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk

mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu, kita

perlu banyak mengkonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang

merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam

tubuh.

Page 12: Vitamin Revisi 2

12

Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok vitamin K adalah naftokuinon

tersubsitusi–poliisoprenoid. Menadion (K3), yaitu senyawa induk seri vitamin K,

tidak ditemukan dalam bentuk alami tetapi jika diberikan, secara in vivo senyawa

ini akan mengalami alkilasi menjadi salah satu menakuinon (K2). Filokuinon (K1)

merupakan bentuk utama vitamin K yang ada dalam tanaman.

Penyerapan vitamin K memerlukan penyerapan lemak yang normal.

Malabsorbsi lemak merupakan penyebab paling sering timbulnya defisiensi

vitamin K. Derivat vitamin K dalam bentuk alami hanya diserap bila ada garam-

garam empedu, seperti lipid lainnya, dan didistribusikan dalam aliran darah lewat

sistem limfatik dalam kilomikron. Menadion yang larut dalam air diserap bahkan

dalam keadaan tanpa adanya garam-garam empedu dengan melintas langsung ke

dalam vena porta hati. Vitamin K ternyata terlibat dalam pemeliharaan kadar

normal faktor pembekuan darah II, VII, IX dan X, yang semuanya disintesis di

dalam hati mula-mula sebagai precursor inaktif. Vitamin K bekerja sebagai

kofaktor enzim karboksilase yang membentu residu γ–karboksiglutamat dalam

protein prekursor.

Defisiensi atau kekurangan vitamin K dapat menyebabkan terjadinya

penyakit hemoragik pada bayi baru lahir.Hal ini disebabkan karena plasenta tidak

meneruskan vitamin K secara efisien. Vitamin K tersebar luas dalam jaringan

tanaman dan hewan yang digunakan sebagai bahan makanan dan produksi vitamin

K oleh mikroflora intestinal pada hakekatnya menjamin tidak terjadinya defisiensi

vitamin K. Defisiensi vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang

mungkin menyertai disfungsi pancreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa intestinal

atau penyebab steatore lainnya.Di samping itu, sterilisasi usus besar oleh

antibiotik juga dapat mengakibatkan defisiensi vitamin K.

Sediaan vitamin K yaitu dalam bentuk tablet salut 10 mg dan ampul 10

mg/ml. Dosis dan cara pemberiannya yaitu: Dosis anak-anak usia 1-3 tahun

adalah 30 mcg/hari; usia 9-13 tahun 60 mcg/hari; usia 14-18 tahun 75 mcg/hari

sedangkan dosis dewasa adalah 120 mcg/hari dan dosis dewasa pada wanita

adalah 90 mcg/hari.

Page 13: Vitamin Revisi 2

13

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer, A. Sumber Vitamin. Kapita Selekta. Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Jakarta: 2010. 520-22.

2. Yuniastuti, A. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta: 2008. 27-31.

3. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta:

2009. 109-15.