VITAMIN A

22
VITAMIN A 1. Sifat Fisik dan Kimia a. Definisi 3,7-Dimetil-9-(2,6,6-trimetil-1-sikloheksena-1-il)-2,4,6,8-nonatetraena-1-ol Vitamin mengandung bentuk vitamin A yang sesuai (C 20 H 30 O; vitamin A alkohol) mempunyai aktivitas vitamin A tidak kurang ari 95,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Vitamin A dapat mengandung vitamin A atau ester vitamin A yang dibentuk dari asam lemak yang dapat dimakan terutama asam asetat dan asam palmitat. Vitamin A dapat diencerkan dengan minyak yang dapat dimakan atau ditambahkan pada zat pembawa atau zat tambahan padat yang dapat dimakan, yang dapat mengandung zat antimikroba, zat pendispersi dan antioksidan. Vitamin A yang umum digunakan adalah dalam bentuk ester seperti asetat, propionate, dan palmitat. Aktivitas vitamin A dinyatakan dalam Retinol Equivalents (R.E). Dimana 1 mg R.E menunjukkan aktivitas dari 1 mg all-(E)-Retinol. Aktivitas dari ester retinol lainnya dapat dihitung engan menggunakan stoikiometri, sehingga 1 mg R.E vitamin A menunjukkan aktivitas dari : - 1.147 mg all-(E)-retinol asetat - 1.195 mg all-(E)-retinol propionat - 1.832 mg all-(E)-retinol palmitat Selain itu juga digunakan International Units (IU). 1 IU vitamin A setara dengan aktivitas 0.300 mikrogram all-(E)-retinol.

description

vitamin a

Transcript of VITAMIN A

VITAMIN A1. Sifat Fisik dan Kimiaa. Definisi

3,7-Dimetil-9-(2,6,6-trimetil-1-sikloheksena-1-il)-2,4,6,8-nonatetraena-1-olVitamin mengandung bentuk vitamin A yang sesuai (C20H30O; vitamin A alkohol) mempunyai aktivitas vitamin A tidak kurang ari 95,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Vitamin A dapat mengandung vitamin A atau ester vitamin A yang dibentuk dari asam lemak yang dapat dimakan terutama asam asetat dan asam palmitat. Vitamin A dapat diencerkan dengan minyak yang dapat dimakan atau ditambahkan pada zat pembawa atau zat tambahan padat yang dapat dimakan, yang dapat mengandung zat antimikroba, zat pendispersi dan antioksidan.Vitamin A yang umum digunakan adalah dalam bentuk ester seperti asetat, propionate, dan palmitat. Aktivitas vitamin A dinyatakan dalam Retinol Equivalents (R.E). Dimana 1 mg R.E menunjukkan aktivitas dari 1 mg all-(E)-Retinol. Aktivitas dari ester retinol lainnya dapat dihitung engan menggunakan stoikiometri, sehingga 1 mg R.E vitamin A menunjukkan aktivitas dari :- 1.147 mg all-(E)-retinol asetat- 1.195 mg all-(E)-retinol propionat- 1.832 mg all-(E)-retinol palmitatSelain itu juga digunakan International Units (IU). 1 IU vitamin A setara dengan aktivitas 0.300 mikrogram all-(E)-retinol.

b. Sinonim Axerophtolum, akseroftol, retinolc. PemerianDalam bentuk cair berupa minyak berwarna kuning sampai merah yang dapat memadat pada pendinginan atau zat padat yang wujudnya terutama tergantung dari zat padat yang ditambahkan. Hampir tidak berbau atau sedikit berbau ikan, tetapi tidak berasa atau berbau tengik. Tidak stabil di udara dan peka terhadap cahaya.d. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan gliserol, larut dalam etanol mutlak dan dalam minyak nabati. Sangat mudah larut dalam kloroform dan eter P.e. Baku PembandingVitamin A BPFI ; buang sisa yang tidak digunakan setelah kapsul dibuka. Simpah wadah dalam keadaan tertutup rapat, pada tempat sejuk dan kering, atau dalam lemari pendingin terlindung dari cahayaf. Wadah dan PenyimpananDalam wadah tertutup rapat, sebaiknya dalam gas inert, terlindung dari cahaya.2. Identifikasia. Pemeriksaan Pendahuluan menurut European Pharmacopoeia hal 2684 Retinol asetat kristal kuning pucat (dengan titik lebur sekitar 600C). Retinol propionat berupa cairan berminyak cokelat kemerahan. Retinol palmitat bentuknya menyerupai lemak, padatan kuning terang atau cairan kuning berminyak jika melebur (Titik leburnya sekitar 260C).Semua ester retinol praktis tidak larut dalam air, larut atau larut sebagian dalam etanol dan larut dalam pelarut organik. Vitamin A serta ester-esternya sangat sensitif terhadap pengaruh udara, agen pengoksidasi, asam, cahaya dan panas.

b. Reaksi Warna menurut FI IV hal 119 AgNO3 Zat(vitamin A) + AgNO3 akan terbentuk warna merah rosa Reaksi Carr & Price Zat(vitamin A) dalam kloroform (CHCl3) + SbCl3 akan terjadi perubahan warna dari biru menjadi coklat Fluoresensi akan terlihat warna kuning pupus atau hijau kuning Dalam 1ml larutan CHCl3 yang mengandung sekitar 6g vitamin A+ 10ml antimon triklorida maka akan terjadi perubahan biru yang tidak mantap.c. Identifikasi menurut FI III hal 100, FI IV hal 119, USP 30 hal 3466Kromatografi Lapis Tipis (KLT)1. Pada 1 ml larutan dalam kloroform P yang mengandung lebih kurang 6 g vitamin A, tambahkan 10 ml antimon triklorida LP. Segera terjadi warna biru tidak mantap2. Lakukan Kromatografi Lapis Tipis seperti yang tertera pada Kromatografi Larutan Baku Larutkan isi 1 kapsul vitamin A BPFI dalam kloroform hingga 25,0 mlLarutan UjiJika vitamin A dalam bentuk cairan, larutkan sejumlah volume yang setara dengan lebih kurang 15.000 unit FI dalam kloroform P hingga 10 ml. Jika dalam bentuk padatan, timbang sejumlah zat setara dengan lebih kurang 15.000 unit FI, masukan kedalam corong pisah, tambahkan 75 ml air, kocok kuat selama 1 menit. Ekstraksi dengan 10 ml kloroform P dengan mengocok selama 1 menit dan sentrifus untuk menjernihkan ekstrak kloroform.ProsedurTotolkan secara terpisah 15 l larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel. Masukan lempeng kedalam bejana kromatografi yang ditipiskan dengan kertas saring dan berisi fase gerak campuran sikloheksana P : eter P (4:1) hingga fase gerak merambat 10 cm. Angkat lempeng, biarkan kering diudara, semprot lempeng dengan asam fosfomolibdat LP ; bercak biru hijau yang terjadi menunjukan adanya vitamin A. Perkirakan harga Rf vitamin A dalam bentuk alkohol, asetat dan palmitat berturut-turut adalah 0,1;0,45;0,7Perbandingan serapan tidak kurang dari 0,85. Tetapkan rasio serapan yang telah dikoreksi (A325) terhadap serapan yang diamati (A325) seperti yang tertera pada Penetapan Kadar Akseoroftol d. Identifikasi Menurut European Pharmacopoeia hal 2683Thin-layer chromatography (TLC) Menggunakan TLC silica gel F254. Larutan UjiSiapkan larutan yang mengandung sekitar 3.3 IU vitamin A per mikroliter sikloheksan R dalam 1 g/L butilhidroksitoluen.Larutan PembandingSiapkan 10 mg /ml larutan ester retinol (3.3 IU dari tiap ester per mikroliter) dalam sikloheksan R yang mengandung 1g/L butilhidroksitoluen.Totolkan 3 mikroliter dari kedua larutan tersebut pada pelat. Kembangkan hingga melebihi 2/3 bagian dari panjang pelat menggunakan campuran Eter : sikloheksan (20 : 80). Keringkan plat dan periksa bercak noda pada sinar UV pada panjang gelombang 254 nm. Hasil elusinya dari bawah sampai ke atas menunjukkan retinol asetat, retinol propionat, dan retinol palmitat.TES RetinolKromatografi Lapis Tipis menggunakan TLC silica gel F254.Larutan UjiSiapkan larutan sikloheksan yang telah distabilkan dengan menggunakan larutan butilhidroksitoluen, mengandung sekitar 330 IU vitamin A per mikroliter.

Larutan PembandingKocok 1 ml larutan uji dengan 20 ml tetrabutilammonium hidroksida 0.1 M dalam 2-propanol selama 2 menit dan cukupkan volumenya hingga mencapai 100 ml menggunakan sikloheksan, stabilkan dengan larutan butilhidroksitoluen (1g/L)ProsedurTotolkan pada pelat sebanyak 3 mikroliter dari masing masing larutan tadi, kembangkan hngga melebihi 15 cm dengan menggunakan campuran eter : sikloheksan (20 : 80). Letakkan pelat pada udara kering dan periksa pada sinar UV 254 nm. Hasil kromatogram menggunakan larutan pembanding tidak ada satu-pun atau hanya ada satu ester yang muncul. Hasil bercak noda yang muncul pada larutan uji tidak lebih intensif dibandingkan hasil kromatogram pada larutan pembanding.Untuk zat yang diperiksa. Periksa absorpsinya dengan spektrofotometri sinar UV. Tentukan serapan maksimum untuk mengetahui aktivitasnya. Larutan akan menunjukkan serapan maksimum pada 325 sampai 327 nm. Ukur serapannya pada 300 nm, 350 nmdan 370 nm dan hitung ratio A/A326 untuk tiap panjang gelombang. Untuk A/A326 hasil rationya tidak akan melebihi 0.593 pada 300 nm, 0.537 pada 350 nm dan 0.142 pada 370 nm.AktivitasAktivitas zat ditentukan yang diambil dalam perhitungan untuk konsentrasi produk.Larutkan 25-100 mg, ditimbang dengan akurasi 0,1%, dalam 5 ml pentana P dan encerkan dengan 2-propanol R1 sampai konsentrasi 10-15 IU/ml. Pengukuran absorban pada absorbsi maksimum 326 nm. Menghitung aktivitas vitamin A dalam internasional unit per gram :A326 x V x 1900100 x mKeterangan :A326 = absorban pada 326 nmm = massa zat yang diuji, dalam gramV = total volume yg diuji diencerkan 10-15 IU/ml1900 = faktor untuk mengubah absorban spesifik dari ester retinol ke dalamInternasional Units per gram3. Penetapan Kadara. Penetapan Kadar Akseroftol menurut FI IV hal. 952Cara ini diberikan untuk penetapan vitamin A dalam sediaan Farmakope.Lakukan penetapan secepat mungkin, upayakan seminimum mungkin pengaruh cahaya, oksigen dari udara dan zat pengoksidasi lain, sebaiknya menggunakan alat kaca non-aktinik dan gas inert.Prosedur :1. Timbang, hitung atau ukur saksama sejumlah sedian uji setara dengan tidak kurang dari 0,15 mg vitamin A, tetapi tidak boleh mengandung lemak lebih dari 1 g. Bila berbentuk kapsul, tablet atau bentuk padat lainya yang tidak dapat disabunkan secara efisien dengan cara yang diberikan, refluks dalam 10 ml air di atas tangas uap selama lebih kurang 10 menit, hancurkan bagian padat yang masih tertinggal dengan batang pengaduk kaca tumpul, hangatkan selama lebih kurang 5 menit lagi.2. Masukkan ke dalam labu kaca borosilikat yang sesuai, tambahkan 30 ml etanol P, dan 3 ml larutan kalium hidroksida P (9 dalam 10). Refluks dalam alat yang keseluruhanya terbuat dari kaca borosilikat selama 30 menit. Dinginkan, tambahkan 30 ml air, masukan ke dalam corong pisah. Tambahkan 4 g serbuk halus natrium sulfat dekahidrat P. Ekstraksi dengan 150 ml eter P, kocok selama 2 menit, bila terbentuk emulsi ekstraksi lagi 3 kali, tiap kali dengan 25 ml eter P. kumpulkan ekstrak eter, bila perlu cuci dengan 50 ml air dengan menggoyang perlahan-lahan. Ulangi pencucian 3 kali, tiap kali dengan 50 ml air dengan menggoyang lebih kuat. Masukkan ekstrak eter yang telah dicuci ke dalam labu tentukur 250 ml, tambahkan eter P sampai tanda.3. Uapkan 25,0 ml ekstrak eter sampai lebih kurang 5 ml. Tanpa pemanasan tetapi dengan bantuan aliran gas inert atau hampa udara, lanjutkan penguapan hingga lebih kurang 3 ml. Larutkan residu dalam isopropanol P secukupnya hingga kadar vitamin A antara 3 g dan 5 g per ml atau memberikan serapan 0,5 hingga 0,8 pada 325 nm. Ukur serapan larutan pada panjang gelombang 310 nm, 325 nm dan 334 nm menggunakan kuvet atau sel kuarsa dan gunakan isopropanol P sebagai blangko.VITAMIN A (PULVIS)Vitamin A konsentrat (bentuk serbuk) ini merupakan dispersi ester retinol sintetis dalam matriks gelatin, atau akasia. Mengandung tidak kurang dari 250.000 IU/g vitamin A. Konsentrat mengandung tidak kurang dari 95.0% dan tidak lebih dari 115.0% dari nilai yang tercantum pada label. Konsentrat ini mengandung bahan penstabil seperti antioksidan.PemerianSerbuk kekuningan biasanya berupa partikel yang seragam besarnya, tergantung pada formulasinya, praktis tidak larut dalam air.a. Identifikasi Vitmin A (Pulvis) menurut European Pharmacopoeia hal 2685Thin-layer chromatography (TLC)Larutan UjiMasukan ke dalam glass-stoppered test tube 20 ml untuk membuat larutan yang ekuivalen dengan 17.000 IU dari vitamin A. Tambahkan 20 mg bromelains R, 2 ml air dan 150 l 2-propanol R, panaskan dan putar secara perlahan selama 2 sampai 5 menit di atas waterbath pada suhu 60 C sampai 65 C. Dinginkan sampai suhu dibawah 30 C dan tambahkan 5 ml 2-propanol R yang mengandung 1 g/l butylhydroxytoluene R. Kocok kuat-kuat selama 1 menit, diamkan beberapa menit lalu ambil larutan supernatannyaLarutan StandarSiapkan 10 mg/ml larutan retinol esters CRS (3.3 IU setiap per microlitre) dalam 2-propanol R yang mengandung 1 g/l of butylhydroxytoluene R. Totolkan 3 l setiap larutan pada plat. Kembangkan sampai 15 cm dengan menggunakan campuran fase gerak eter : sikloheksan (20:80). Diamkan di udara terbuka dan periksa dibawah sinar UV 254 nm.ProsedurTotolkan 3 l larutan. Kembangkan sampai 2/3 plat menggunakan campuran fase gerak sampai 2/3 plat menggunakan campuran fase gerak eter : sikloheksan (20:80). Letakkan plat pada udara terbuka biarkan hingga kering dan kemudian diperiksa dibawah sinar uv 254 nm. Identifikasi valid bila diperoleh kromatogram dengan larutan standar memperlihatkan noda tunggal dari ester. Urutan elusi dari bawah ke atas adalah retinol asetat, retinol propionat dan retinol palimat. Komposisi dari ester ditetapkan berdasarkan kesesuaian dari bercak-bercak atau noda utama dari larutan uji yang mana diperoleh dari larutan standarb. Penetapan Kadar Vitamin A (Pulvis) menurut European Pharmacopoeia hal 2686 Kromatografi CairLarutan uji (a)Sediakan labu ukur 50 ml, timbang dengan akurat 0,1 % dan setara dengan 120.000 IU vitamin A. Tambahkan 20 mg 30 mg butylhydroxytoluene R, 2,0 ml aquaest dan 0,15 ml 2-propanol R. Panaskan pada water bat dengan suhu 60 C 65 C selama 2-5 menit. Dinginkan hingga suhu di bawah 30 C dan tambahkan 20 ml 0.1 M tetrabutylammonium hydroxide dalam 2-propanol. Larutkan selama 5 menit dengan menggunakan pengas ultrasonic. Encerkan sampai 50 ml dengan 2-propanol dan homogenkan. Residu dapat menyebabkan larutan keruh.Larutan uji (b)Masukkan 20 mg-30 mg butylhydroxytoluene R dalam labu ukur 50 ml. Tambahkan 5 ml 2-propanol R, 5 ml larutan uji (a) dan encerkan hingga 50 ml dengan 2-propanol. Homogenkan perlahan untuk mencegah adanya gelembung udara. Saring terlebih dulu sebelum diinjeksikan.Larutan Pembanding (a)Masukkan ke dalam tabung volumetrik 50 ml 120 mg retinol asetat dengan akuransi berat 0,1 persen kemudian larutkan dengan 5 ml pentanna. Tambahkan 20-30 mg butilhidroksiltoluen dan 20 ml 0,1 M tetrabutilamin hidroksid dalam 2-propanaol. Selama 5 menit letakkan di ultrasonic bath, lalu encerkan hingga 50 ml dengan 2-propanol.Larutan Pembanding (b)Masukkan 20-30 mg butilhidroksiltoluen ke dalam tabung volumetrik 50 ml, tambahkan 5 ml 2-propanol, 5 ml larutan tes (a) dan encerkan hingga 50 ml dengan 2-propanol. Homogenkan secara hati-hati untuk menghindari terbentuknya gelembung udara.Prosedur pelaksaan kromatografi :- Menggunakan kolom stainless steel dengan panjang 0,125 m dan berdiameter 4 mm yang telah dilapisi oleh oktadesil silica gel (5 l)- Fase gerak terdiri dari campuran air : metanol (5 : 95)- Detektor spektrofotometer dipasang pada 325 nm- Sebuah loop injektorProsedurInjeksikan sejumlah volume larutan referensi (b) agar diperoleh serapan diantara 0,5 sampai 1,0 pada 325 nm. Lakukan dengan enam kali injeksi dan standar deviasi dari larutan tersebut tidak lebih besar 1 %.Hitung kandungan vitamin A dengan menggunakan rumus berikut :A1 x C x m2A2 x m1Keterangan:A1 = Area puncak yang sesuai untuk semua retinol pada berkas kromatografi pada larutan Uji(b)A2 = Area puncak yang sesuai untuk semua retinol pada berkas kromatografi pada larutan standar (b)C = Konsentrasi retinol asetat dengan satuan UI/g.m1 = masa bahan yang diuji pada larutan uji (a), dalam miligramm2 = masa retinol asetat pada larutan standar (a), dalam miligramUntuk menentukan konsentrasi yang tepat dari retinol asetat dapat dilakukan dengan spektrofotometri UV. Larutkan 25 100 mg zat dalam 5 ml pentana dan cukupkan volumenya dengan 2-Propanol hingga diperoleh konsentrsi 10 15 IU/ml.Periksa serapan maksimum larutan pada panjang gelombang antara 325 dan 327 nm. Dan ukur serapannya pada 300 nm, 326 nm, 350 nm dan 370 nm. Hitung ratio A/A326 untuk tiap panjang gelombang.Hasil rationya tidak akan melebihi 0.593 pada 300 nm, 0.537 pada 350 nm dan 0.142 pada 370 nm. Lalu hitung kandungan vitamin A dalam satuan IU/g, dengan menggunakan rumus ;A326 x V x 1900 100 x mKeterangan :A326 = absorban pada 326 nmm = massa zat yang diuji, dalam gramV = total volume yg diuji diencerkan 10-15 IU/ml1900 = faktor untuk mengubah absorban spesifik dari ester retinol ke dalamInternasional Units per gramVITAMIN A (Bentuk Minyak)Vitamin A (bentuk minyak) dibuat dari ester retinol sintetik atau cairan dengan minyak lemak dari buah-buahan yang sesuai. Konsentrat ini harus menggunakan penstabil seperti antioksidan. Vitamin A mengandung tidak lebih 500.000 IU/g dan untuk konsentratnya mengandung tidak kurang 95.0% dan tidak lebih dari 110.0% sepreti yang tertera pada label.PemerianCairan berminyak kuning, kuning kecoklatan, praktis tidak larut dalam air, larut atau sebagian larut dalam etanol, dan larut dalam pelarut organik Bentuk kristal dapat terjadi dalam larutan sangat pekat.a. Identifikasi Vitamin A (Bentuk minyak) menurut European Pharmacopoeia hal 2684Kromatografi Lapis Tipis Pemeriksaan dengan KLT, menggunakan TLC silica gel F254 plat R.Larutan uji.Siapkan larutan yang mengandung 3,3 IU/ l vitamin A dalam sikloheksan P yang mengandung 1 g/l butilhidroksitoluen P.Larutan PembandingSiapkan 10 mg/ml larutan ester retinol CRS (yaitu masing-masing ester 3,3 IU/ l) dalam sikloheksan P yang mengandung 1 g/l butilhidroksitoluen P.ProsedurTotolkan masing-masing larutan sebanyak 3 l diatas lempeng. Eluasi segera tidak lebih dari 15 cm menggunakan campuran 20 bagian eter P dan 80 bagian sikloheksan P. Keringkan lempeng dan lihat di bawah cahaya Ultraviolet 254 nm. Identifikasi tidak valid kecuali hasil kromatogram dengan larutan pembanding menunjukan noda tersendiri dari ester yang sama. Hasil eluasi dari bawah ke atas adalah : retinol assetat, retinol propionate dan retinol palmitat. Komposisi larutan uji menunjukan noda utama yang sesuai atau noda yang ditunjukan larutan pembanding.Uji pH pH asam : tidak lebih dari 2,0, ditetapkan dalam 2,0 g. pH basa : tidak lebih dari 10,0b. Penetapan Kadar Vitamin A (Bentuk minyak) menurut European Pharmacopoeia hal 2685 Memuat penetapan kadar dengan segera jika dimungkinkan, hindari pencahayaan dari cahaya kuat dan udara, agen oksidasi, katalis oksidasi (misal tembaga, besi), asam dan pemanasan yang lama; gunakan pelarut segar. Jika Kristal terbentuk, homogenkan bahan pada suhu diatas 65o C, tetapi jangan dipanaskan terlalu lama. Penetapan Kadar dilakukan sesuai dengan Metode A. Penetapan Kadar tidak menunjukan hasil yang valid, gunakan Metode B.Metode APengujian menggunakan Spektrofotometri UV-VISLarutkan 25-100 gr zat dalam 5 ml pentana P dan encerkan dengan 2-propanol LP sehingga diperoleh konsentrasi 10-15 IU/ml. Periksa serapan maksimum larutan pada panjang gelombang antara 325-327nm ukur serapan nya pada panjang gelombang 300nm, 326nm , 350nm , 370nm. Ulangi pembacaan pada masing-masing panjang gelombang dan ambil nilai rata-ratanya. Hitung rasio A/A326 untuk masing-masing panjang gelombang. Hitung rasio A/A326 untuk masing-masing panjang gelombang. Jika rasio tidak melebihi : 0.593 pada 300 nm, 0.537 pada 350 nm, 0.142 pada 370 nm, hitung kandungan vitamin A dalam IU/g, dimana : A326 = serapan pada 326 nm, m = berat bahan-bahan uji dalam gram, V = volume total larutan uji yaitu pengenceran 10 IU/ml hingga 15 IU/ml, 1900 = factor konversi serapan spesifik dari ester retinol kedalam IU/g. Jika satu atau lebih dari rasio A/A326 melebihi nilai yang diberikan, atau jika panjang gelombang serapan maksimum tidak terletak antara 325 nm dan 327 nm, gunakan Metode B.Metode BPengujian menggunakan Kromatografi CairLarutan uji (a)Masukan kedalam labu volumetric 50 ml, sejumlah bahan uji, menggunakan timbangan dengan akurasi 0,1 %, dan setara dengan 120.000 IU vitamin A lalu larutkan segera dalam 5 ml pentana P. Tambahkan 20 mg sampai 30 mg butilhidroksitoluen P dan 20 ml tetrabutilamonium hidroksida 0,1 M dalam 2-propanol. Aduk perlahan selama 5 menit (menggunakan ultrasonic yang sesuai). Encerkan hingga 50,0 ml dengan 2-propanol P lalu homogenkan hati-hati untuk menghindari terbentuknya busa.Larutan uji (b)Masukan 20 mg hingga 30 mg butilhidroksitoluen P kedalam labu volumetric 50 ml, tambahkan 5 ml 2-propanol P, 5.0 ml larutan uji (a) dan encerkan hingga 50.0 ml dengan 2-propanol P. Homogenkan hati-hati untuk menghindari terbentuknya busa.Larutan pembanding (a)Masukan kedalam labu volumetric 50 ml sejumlah 120 mg retinol asetat CRS, menggunakan timbangan dengan akurasi 0,1 % lalu buat seperti larutan uji (a).Larutan pembanding (b)Masukan 20 mg hingga 30 mg butilhidroksitoluen P kedalam labu volumetric 50 ml, tambahkan 5 ml 2-propanol P, 5.0 ml larutan pembanding (a) dan encerkan hingga 50.0 ml dengan 2-propanol P. Homogenkan hati-hati untuk menghindari terbentuknya busa.Penetapan tidak memenuhi syarat kecuali : Hasil kromatogram dari larutan pembanding (b) menunjukan peak utama sesuai dengan semua ester retinol, waktu retensi dari semua ester retinol selama 3 menit. Tidak ada peak yang sama dengan turunan retinol asetat pada hasil kromatogram dari larutan pembanding (b) pada waktu retensi 6 menit. Suntikan volume yang sesuai dari larutan pembanding (b) pada perintah yang ditunjukan pada range serapan 0,5 hingga 1,0 pada 325 nm dan rekam kromatogram yang menunjukan tinggi peak sama dengan vitamin A tidak kurang dari 50 % dari skala penuh dari yang terekam. Buat total penyuntikan sebanyak 6 kali. Standar deviasi relative yang dihasilkan dari larutan pembanding (b) adalah tidak lebih besar dari 1 %.Suntikan volume yang sama dari larutan uji (b) dan rekam kromatogram dengan cara yang sama. Hitung kandungan vitamin A dengan menggunakan rumus berikut :A1 x C x m2A2 x m1Keterangan :A1 = area dari peak yang sama dengan semua ester retinol pada hasil kromatogram dengan larutan uji (b).A2 = area dari peak yang sama dengan semua ester retinol pada hasil kromatogram dengan larutan pembanding (b).C = konsentrasi dari retinol asetat CRS dalam IU/g, ditetapkan dengan metode A; rasio serapan A/A326 harus terpenuhi.m1 = massa dari bahan yang diujikan dalam larutan uji (a), dalam mg.m2 = massa dari retinol asetat CRS dalam larutan pembanding (a), dalam mg.Penyimpanan Disimpan dalam wadah kedap udara, wadah yang terisi penuh, terlindung dari cahaya. Suatu wadah yang dapat dibuka, isinya digunakan sesegera mungkin; segera sesudah sebagian isinya tidak digunakan akan dilindungi oleh atmosfir dari gas inert.Vitamin A (Campuran / Emulsi)Konsentrasi Vit A sebagai larutan atau emulsi adalah suatu bentuk cairan (air yang umumnya digunakan sebagai pelarut) dari suatu ester Vit A dan suatu pelarut yang cocok. Vit A mengandung tidak kurang dari 100.000 UI/g dan aktifitasnya tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.Konsentrasi tersebut dapat ditambahkan zat pembawa yang cocok sebagai antimikroba dan antioksidan.PemerianDalam bentuk cair berupa cairan berwarna kuning atau kuning muda dan kental. Pada konsentrasi yang tinggi sebagai dalam campuran dapat menjadi padat pada temperatur rendah atau menjadi bentuk gel. Suatu campuran 1 g dalam 10 ml air yang sebelumnya dipanaskan pada suhu 500C lalu didinginkan pada suhu 200C, menjadi seragam, cukup padat dan dispersi kuning.a. Identifikasi vitamin A (campuran/emulsi) menurut European Pharmacopoeia hal 2686Kromatografi Lapis Tipis Pemeriksaan dengan KLT, menggunakan TLC silica gel F254 plat R.Larutan ujiMasukkan ke dalam 20 ml bejana kromatografi untuk diperiksa, berisi setara dengan 17000 UI Vitamin A. Tambahkan 5 ml 2-propanol 1 g/l dari butilhidroksitoluen dan campurkan hingga homogeny.Larutan pembandingSiapkan 10 mg/ml larutan retinol ester dalam 2 propanol yang berisi 1 g/l butil hidroksi toluen. Gunakan lempeng 3 l pada masing-masing larutan. Biarkan merambat sampai atas pada garis 15 cm, gunakan fase gerak campuran 20 bagian eter dan 80 bagian sikloheksan. Biarkan kering di udara, periksa di bawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm.b. Penetapan Kadar Vitamin A (campuran/emulsi) menurut European Pharmacopoeia hal 2686Selesaikan penetapan kadar secepat mungkin, hindari kontak cahaya dan udara, serta oksidari, katalisator oksidasi(seperti tembaga dan besi), asam dan pemanasan yang terlalu lama.Kromatografi CairLarutan uji (a)Masukkan ke dalam 50 ml labu ukur , sejumlah sampel di periksa, timbang dengan keakuratan 0,1% setara dengan 120.000 UI vitamin A dan larutkan segera dengan 5 ml 2-propanol. Tambahkan 20mg -50mg butil hidroksi toluen dan 20 ml 0,1 M tetra butil amonium hidroksi dalam 2-propanol, Aduk sekitar 5 menit(gunakan ultrasonik). Campurkan 50,0 ml dengan 2-propanol dan homogenkan dengan hati-hati untuk menghindari penguapan udara.Larutan uji (b)Masukkan 20 mg sampai 30 mg butil hidroksi toluen dalam 50 ml labu ukur, tambahkan 5 ml 2-propanol, 5 ml larutan uji(a) dan campurkan 50,0 ml dengan 2-propanol. Homogenkan denagn hati-hati untuk menghindari penguapan.Larutan standar (a)Masukkan ke dalam 50 ml labu ukur sekitar 120 mg retinol asetat, timbang dengan keakuratan 0,1 persen dan digunakan untuk menggambarkan larutan uji (a)Larutan standar (b)Siapkan 20 mg sampai 30 mg butil hidroksi toluen ke dalam 50 ml labu ukur, tambahkan 5 ml 2-propanol , 5 ml larutan standar (a) dan tambahkan 50, 0 ml dengan 2-propanol. Homogenkan dengan hati-hati untuk menghindari penguapan udara.Prosedur kromatografi di lakukan dengan menyiapkan : Kolom besi dengan ukuran panjang 0,125 m dan diamteter dalam 4 mm dilapisi dengan fase diam silika gel okta desilsilan Fase gerak dengan laju alir 1ml/menit digunakan campuran 5 bagian air dan 95 bagian metanol Detektor spektrofotometer diatur dengan panjang gelombang 325 nm InjektorPenetapan kadar tidak berhasil kecuali ;Bercak kromatogram pada larutan standar(b) menunjukkan suatu puncak yang sesuai untuk semua retinol, waktu retensi dari semua retinol adalah sekitar 3 menit.Injeksi larutan uji(b) dengan volume yang sama dan catat kronatogram dengan perbandingan yang sama. Hitung kadar Vitamin A dengan menggunakan rumus berikut :A1 x C x m2A2 x m1A1 = Area puncak yang sesuai untuk semua retinol pada berkas kromatografi pada larutan Uji(b)A2 = Area puncak yang sesuai untuk semua retinol pada berkas kromatografi pada larutan standar (b)C = Konsentrasi retinol asetat dengan satuan UI/g.m1 = masa bahan yang diuji pada larutan uji (a), dalam miligramm2 = masa retinol asetat pada larutan standar (a), dalam miligramKonsentrasi retinol asetat sebenarnya di ukur dengan serapan sianr UV spektrofotometer. Camprkan 25 mg samapi 100 mg, diukur dengan keakuratan 0,1 persen.Dalam 5 ml pentana dan campurkan 2-propanol untuk menduga konsentrasi 10 UI/ml sampai 15 UI/ml. Pastikan bahwa serapan maksimum muncul pada panjang gelombang 325 nm sampai 327 nm dan pengukuran serapan pada 300 nm, 326 nm, 350 nm dan 370 nm.PenyimpananSimpan dalam wadah tertutup, terlindungi dari sinar, pada temperatur yang tertera pada lebel. Jika penutup telah pernah dibuka, maka sediaan harus digunakan sesegera mungkin. Sebagian sediaan tidak digunakan pada suatu waktu maka harus terlindungi dari gas inert.DAFTAR PUSTAKAAnonim. 1972. Farmakope Indonesia Edisi II. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Anonim. 2007. The United States Pharmacopoeia XXX. Mack Publ. Co. Easton.Anonim. 2003. The United States Pharmacopoeia XXVI. Mack Publ. Co. Easton.Anonim.2007. British Pharmacopoeia, Her Majestys Stationary Office.Harmita. 2001. Prosedur Penetapan Kadar Bahan Baku dan Sediaan Farmasi Secara Volumetri dan Spektrofotometri UV-VIS. Departemen Farmasi UI. Depok.