VISUS

16
Anatomi dan Faal Mata Memahami dan Menjelaskan Media Refrakta dan Bagian-bagiannya Anatomi dan Faal Mata Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan. Adapun anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: 1 Adneksa Mata Merupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari: 1.1 Kelopak Mata Kelopak mata berfungsi melindungi mata dan berkedip serta untuk melicinkan dan membasahi mata. 1.2 Konjungtiva Konjungtiva adalah membran tipis yang melapisi dan melindungi bola mata bagian luar. 1.3 Sistem Saluran Air Mata (Lakrimal) Menghasilkan cairan air mata, dimana terletak pada pinggir luar dari alis mata. 1.4 Rongga Orbita Merupakan rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-tulang yang kokoh. 1.5 Otot-Otot Bola Mata Masing-masing bola mata mempunyai 6 (enam) buah otot yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada saat melirik (Perdami, 2005:1). 2 Bola Mata Jika diurut mulai dari yang paling depan sampai bagian belakang, bola mata terdiri dari: 2.1 Kornea Kornea disebut juga selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat mengganggu penglihatan. Kornea bekerja sebagai jendela bening

description

visus visus

Transcript of VISUS

Anatomi dan Faal MataMemahami dan Menjelaskan Media Refrakta dan Bagian-bagiannya

Anatomi dan Faal MataMata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan. Adapun anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

1 Adneksa MataMerupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari:1.1 Kelopak MataKelopak mata berfungsi melindungi mata dan berkedip serta untuk melicinkan dan membasahi mata.1.2 KonjungtivaKonjungtiva adalah membran tipis yang melapisi dan melindungi bola mata bagian luar.1.3 Sistem Saluran Air Mata (Lakrimal)Menghasilkan cairan air mata, dimana terletak pada pinggir luar dari alis mata.1.4 Rongga OrbitaMerupakan rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-tulang yang kokoh.1.5 Otot-Otot Bola MataMasing-masing bola mata mempunyai 6 (enam) buah otot yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada saat melirik (Perdami, 2005:1).

2 Bola MataJika diurut mulai dari yang paling depan sampai bagian belakang, bola mata terdiri dari:

2.1 KorneaKornea disebut juga selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat mengganggu penglihatan. Kornea bekerja sebagai jendela bening yang melindungi struktur halus yang berada di belakangnya, serta membantu memfokuskan bayangan pada retina. Kornea tidak mengandung pembuluh darah (Pearce, Evelyn, 1999:318).

2.2 SkleraYaitu lapisan berwarna putih di bawah konjungtiva serta merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola mata (Perdami, 2005:1).2.3 Bilik Mata DepanSuatu rongga yang berisi cairan yang memudahkan iris untuk bergerak (Perdami, 2005:1).2.4 UveaTerdiri dari 3 bagian yaitu iris, badan siliar dan koroid. Iris adalah lapisan yang dapat bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Badan siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata, sedangkan koroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi pada bagian mata (Perdami, 2005:1).2.5 PupilMerupakan suatu lubang tempat cahaya masuk ke dalam mata, dimana lebarnya diatur oleh gerakan iris (Perdami, 2005:1). Bila cahaya lemah iris akan berkontraksi dan pupil membesar sehingga cahaya yang masuk lebih banyak. Sedangkan bila cahaya kuat iris akan berelaksasi dan pupil mengecil sehingga cahaya yang masuk tidak berlebihan.

2.6 LensaLensa adalah suatu struktur biologis yang tidak umum. Transparan dan cekung, dengan kecekungan terbesar berada pada sisi depan (Seeley, Rod R., 2000:514). Lensa adalah organ fokus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina. Lensa berada dalam sebuah kapsul elastik yang dikaitkan pada korpus siliarekhoroid oleh ligamentum suspensorium. Dengan mempergunakan otot siliare, permukaan anterior lensa dapat lebih atau agak kurang dicembungkan, guna memfokuskan benda-benda dekat atau jauh. Hal ini disebut akomodasi visuil (Pearce, Evelyn, 1999:318).

2.7 Badan Kaca (Vitreus)Bagian terbesar yang mengisi bola mata, disebut juga sebagai badan kaca karena konsistensinya yang berupa gel dan bening dapat meneruskan cahaya yang masuk sampai ke retina (Perdami, 2005:2).

2.8 RetinaMerupakan reseptor yang peka terhadap cahaya. Retina adalah mekanisme persyarafan untuk penglihatan. Retina memuat ujung-ujung nervus optikus. Bila sebuah bayangan tertangkap (tertangkap oleh mata) maka berkas-berkas cahaya benda yang dilihat, menembus kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus guna merangsang ujung-ujung saraf dalam retina. Rangsangan yang diterima retina bergerak melalui traktus optikus menuju daerah visuil dalam otak, untuk ditafsirkan. Kedua daerah visuil menerima berita dari kedua mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk (Pearce, Evelyn, 1999:319).2.9 Papil Saraf OptikBerfungsi meneruskan rangsangan cahaya yang diterima dari retina menuju bagian otak yang terletak pada bagian belakang kepala (korteks oksipital) (Perdami, 2005:2). Bagian mata yang sangat penting dalam memfokuskan bayangan pada retina adalah kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus. Seperti yang selalu terjadi dalam menafsirkan semua perasaan yang datang dari luar, maka sejumlah stasiun penghubung bertugas untuk mengirimkan perasaan, dalam hal ini penglihatan. Sebagian stasiun penghubung ini berada dalam retina. Sebelah dalam tepi retina, terdapat lapisan-lapisan batang dan kerucut yang merupakan sel-sel penglihat khusus yang peka terhadap cahaya. Sela-sela berupa lingkaran yang terdapat diantaranya, disebut granula. Ujung proximal batang-batang dan kerucut-kerucut itu membentuk sinapsis (penghubung) pertama dengan lapisan bipoler dalam retina. Proses kedua yang dilakukan sel-sel itu adalah membentuk sinapsis kedua dengan sel-sel ganglion besar, juga dalam retina. Axon-axon sel-sel ini merupakan serabut-serabut dalam nervus optikus. Serabut-serabut saraf ini bergerak ke belakang, mula-mula mencapai pusat yang lebih rendah dalam badan-badan khusus talamus, lantas akhirnya mencapai pusat visuil khusus dalam lobus oksipitalis otak, di mana penglihatan ditafsirkan (Pearce, Evelyn, 1999:320).

Fungsi Refraksi MataLensa memegang peranan penting dalam pembiasan (refraksi) cahaya. Refraksi adalah pembiasan cahaya apabila cahaya memasuki media yang berbeda kerapatannya (densitasnya) dengan arah miring. Pada saat berkas cahaya datang dari udara melewati bangunan yang bening pada mata yang disebut media refrakta, maka cahaya tadi akan dibengkokkan (dibelokkan). Media refrakta meliputi kornea, lensa, dan badan kaca. Lensa adalah bagian yang penting dalam proses ini karena lensa membelokkan cahaya agar cahaya tadi dapat difokuskan (dipusatkan ) di retina. Dari retina cahaya diubah ke dalam impuls cahaya yang dihantarkan melewati nervus optikus ke pusat penglihatan di lobus oksipitalis otak (Darling, Vera H. dan Thorpe, Margaret T., 1996:38). Apabila lensa berada dengan jarak fokus yang sama, maka bayangan akan kabur apabila objek didekatkan ke mata. Untuk dapat melihat objek yang didekatkan mata dengan jelas harus terjadi perubahan kecembungan lensa untuk dapat mengubah jarak fokus (jarak titik api). Proses ini disebut akomodasi. Akomodasi dimungkinkan karena adanya zonula atau ligamentum suspensorium lentis yang mengelilingi lensa, yang dikendalikan oleh muskulus siliaris. Apabila muskulus siliaris berkontraksi, ligamentum suspensorium mengalami relaksasi (mengendor) dan menambah kelengkungan lensa. Kejadian ini diiringi dengan konvergensi mata dan konstriksi pupil untuk memungkinkan cahaya melewati bagian sentral lensa. Pada mata normal dimungkinkan untuk melihat objek sedekat 25 cm (Darling, Vera H. dan Thorpe, Margaret T., 1996:38).

Faktor Penyebab Gangguan Ketajaman Penglihatan1 Kuat Penerangan atau Pencahayaan2 Waktu Papar3 Umur

Kelainan Refraksi1 Miopia2 Hipermetropia3 Presbiopia4 Astigmatisma5 Katarak6 Konjungtivitis

Pemeriksaan Ketajaman PenglihatanTidak semua orang mempunyai ketajaman penglihatan yang sama. Ketajaman penglihatan ini dalam istilah kedokteran disebut visus. Ketajaman penglihatan (visus) dipergunakan untuk menentukan penggunaan kacamata. Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya (kaca mata) tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya fungsi mata keseluruhan (Gabriel, J. F., 1995:154).Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya tajam penglihatan. Tajam penglihatan perlu dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan mata. (Sidarta Ilyas, 2004:64).Pemeriksaan ketajaman penglihatan dapat dilakukan dengan menggunakan Optotype Snellen, kartu Cincin Landolt, kartu uji E, dan kartu uji Sheridan/Gardiner.

Tajam penglihatan dan penglihatan kurang dibagi dalam tujuh kategori. Adapun penggolongannya adalah sebagai berikut:1) Penglihatan normalPada keadaan ini penglihatan mata adalah normal dan sehat.2) Penglihatan hampir normalTidak menimbulkan masalah yang gawat, akan tetapi perlu diketahui penyebabnya. Mungkin suatu penyakit masih dapat diperbaiki.3) Low vision sedangDengan kacamata kuat atau kaca pembesar masih dapat membaca dengan cepat.4) Low vision beratMasih mungkin orientasi dan mobilitas umum akan tetapi mendapat kesukaran pada lalu lintas dan melihat nomor mobil. Untuk membaca diperlukan lensa pembesar kuat. Membaca menjadi lambat.5) Low vision nyataBertambahnya masalah orientasi dan mobilisasi. Diperlukan tongkat putih untuk mengenal lingkungan. Hanya minat yang kuat masih mungkin membaca dengan kaca pembesar; umumnya memerlukan Braille, radio, pustaka kaset.6) Hampir butaPenglihatan kurang dari 4 kaki untuk menghitung jari. Penglihatan tidak bermanfaat, kecuali pada keadaan tertentu. Harus mempergunakan alat nonvisual.7) Buta totalTidak mengenal rangsangan sinar sama sekali. Seluruhnya tergantung pada alat indera lainnya atau tidak mata (Sidarta Ilyas, 2004:71).

TIU.2. Memahami dan Menjelaskan Mata Merah Visus Turun dan Mata Merah Visus NormalMATA MERAH VISUS NORMALI. PTERIGIUMPterigium merupakan penebalan lipatan konjungtiva bulbi yang berbentuk segitiga dengan banyak pembuluh darah. Punvaknya terletak dikornea dan dasarnya dibagian perifer. Biasanya terletak di celah kelopak dan sering meluas ke daerah pupil.Penyebab pasti dari pterygium tidak diketahui. Tetapi, faktor penyebab yang paling umum adalah :1. Terkena paparan sinar matahari yang berlebihan2. Bekerja di luar rumah3. Paparan berlebihan pada lingkungan yang keras seperti debu, kotoran, panas, angin, kekeringan dan asap.4. Paparan berlebihan pada alergen seperti bahan kimia dan solvent

Umum terjadi pada usia 20-30 tahun dan di daerah yang beriklim tropis

Tipe 1Meluas kurang dari 2 mm di atas kornea. Timbunan besi (ditunjukkan dengan Stocker line) dapat terlihat di epitel kornea bagian anterior/depan pterygium. Lesi/jejas ini asimtomatis, meskipun sebentar-sebentar dapat meradang (intermittently inflamed). Jika memakai soft contact lense, gejala dapat timbul lebih awal karena diameter lensa yang luas bersandar pada ujung kepala pterygium yang sedikit naik/terangkat dan ini dapat menyebabkan iritasi.Tipe 2Melebar hingga 4 mm dari kornea, dapat kambuh (recurrent) sehingga perlu tindakan pembedahan. Dapat mengganggu precorneal tear film dan menyebabkan astigmatisme.Tipe 3Meluas hingga lebih dari 4 mm dan melibatkan daerah penglihatan (visual axis). Lesi/jejas yang luas (extensive), jika kambuh, dapat berhubungan dengan fibrosis subkonjungtiva dan meluas hingga ke fornix yang terkadang dapat menyebabkan keterbatasan pergerakan mata.

Gambar 1. Tampak jaringan fibrovaskuler konjungtiva.

Gambar 2. PterigiumGejala pterygium bervariasi dari orang ke orang. Pada beberapa orang, pterigyum akan tetap kecil dan tidak mempengaruhi penglihatan. Pterygium ini diperhatikan karena alasan kosmetik. Pada orang yang lain, pterygium akan tumbuh cepat dan dapat meyebabkan kaburnya penglihatan. Pterygium tidak menimbulkan rasa sakit.Gejalanya termasuk :1. Mata merah2. Mata kering3. Iritasi4. Keluar air mata (berair)5. Sensasi seperti ada sesuatu dimata6. Penglihatan yang kabur

Diagnosis pterigium dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan berikut:1. Pemeriksaan Visus2. Slit lamp

Tujuan utama penatalaksanaan pterygium adalah untuk :1. Mengevaluasi ukuran2. Mencegah inflamasi3. Mencegah infeksi4. Aid dalam proses penyembuhan, apabila operasi dilakukanObservasi:Pemeriksaan mata secara berkala, biasanya ketika pterygium tidak menimbulkan atau menimbulkan gejala yang minimal.Apabila gejalabertambah berat, dapat ditambahkan :1. MedikamentosaDapat diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi, kortikosteroid untuk mengurangi inflamasi, lubrikasi okular seperti airmata buatan.2. Therapy radiasiApabila penglihatan menjadi kabur, maka pterygium harus dioperasi. Akan tetapi pterigium dapat muncul kembali. Pemberian mytomycin C to aid in healing dan mencegah rekurensi, seusai pengangkatan pterygium dengan operasi, selain itu menunda operasi sampai usia dekade 4 dapat mencegah rekurensi.Secara umum, lindungi mata dari paparan langsung sinar matahari, debu, dan angin, misalnya dengan memakai kacamata hitam.

II. PSEUDOPTERIGIUMPseudopterigium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Sering pseudopterigium ini terjadai pada proses penyembuhan tukak kornea, sehingga konjungtiva menutupi kornea. Letak pseudopterygium ini pada daerah konjungtiva yang terdekat dengan proses kornea sebelumnya

PTERIGIUM PSEUDOPTERIGIUM1. Lokasi Selalu di fisura palpebra Sembarang lokasi2.Progresifitas Bisa progresif atau stasioner Selalu stasioner3.Riwayat peny. Ulkus kornea (-) Ulkus kornea (+)4.Tes sondase Negatif Positif

Pseudopterygium tidak memerlukan pengobatan, serta pembedahan, kecuali sangat mengganggu visus, atau alasan kosmetik.

III. PINGUEKULAPinguekula merupaka benjolan pada konjungtiva bulbi yang merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva.Pinguekula sangat umum terjadi, tidak berbahaya, biasanya bilateral (mengenai kedua mata). Pinguecula biasanya tampak pada konjungtiva bulbar berdekatan dengan limbus nasal (di tepi/pinggir hidung) atau limbus temporal. Terdapat lapisan berwarna kuning-putih (yellow-white deposits), tak berbentuk (amorphous).Patogenesis belum jelas, tetapi umumnya diterima, bahwa rangsangan luar mempunyai peranan pada timbulnya pinguekula. Sebagai rangsangan luar antara lain adalah panas, debu, sinar matahari, udara kering6.PengobatanBiasanya tidak diperlukan,jika terjadi inflamasi/ radang akut yang disebut pinguekulitis, maka diberikan steroid lemah.Mencegah rangsangan luar sangat dianjurkan.

Gambar 3. Pinguekula

IV. HEMATOMA SUBKONJUNGTIVAHematoma subkonjungtiva dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh (umur, hipertensi, arteiosklerosis, konjungtivitis hemorraghik, pemakaian antikoagulan, batuk rejan). Perdarahan subkonjungtiva dapat juga terjadi akibat trauma langsung atau tidak langsung, yang kadang menutupi perforasi jaringan bola mata yang terjadi.Biasanya tidak perlu pengobatan karena akan diserap dengan spontan dalam waktu 1-3 minggu.

V. EPISKLERITIS SKLERITISEpiskleritis

Gambar. Episkleritis

Skleritis1. Skleritis anterior diffus2. Skleritis nodular3. Skleritis nekrotik

Gambar. Skleritis

VI. KONJUNGTIVITISVIRUS BAKTERI ALERGIGATAL Minimal Minimal BeratHIPEREMI Menyeluruh Menyeluruh MenyeluruhLAKRIMASI + + + +EKSUDAT (SEKRET) Minimal (serous, mukous) Banyak (muko- purulen/purulen) Minimal (benang)ADENOPATI + Jarang -SEL-SEL Monosit PMN Eosinofil

1. Konjungtivitis Kataral2. Konjungtivitis Purulen, Mukopurulen3. Konjuntivitis Membran4. Konjungtivitis Folikular5. Konjungtivitis Vernal6. Konjungtivitis Flikten

MATA MERAH VISUS MENURUNI. KERATITISKeratitis adalah infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan menurut lapisan kornea yang terkena; yaitu keratitis superfisialis apabila mengenai lapisan epitel atau Bowman dan keratitis profunda atau keratitis interstisialis (atau disebut juga keratitis parenkimatosa) yang mengenai lapisan stroma).a. Keratitis SuperfisialisBentuk klinis :- Keratitis pungtata superfisialisBerupa bintik-bintik putih pada permukaan kornea yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi virus antara lain virus herpes, herpes zoster, dan vaksinia.- Keratitis fliktenBenjolan putih yang bermula di limbus tetapi mempunyai kecenderungan untuk menyerang kornea.- Keratitis SikaSuatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya sekresi kelenjar lakrimal atau sel goblet yang berada di konjungtiva.- Keratitis LepraSuatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan trofik saraf, disebut juga keratitis neuroparalitik.- Keratitis NumularisBercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea biasanya multipel dan banyak didapatkan pada petani.

Keratitis SuperfisialisKeratitis Herpes SimpleksKeratitis Herpes ZosterKeratitis VaksiniaKeratitis FliktenKeratitis Sika- Defisiensi kelenjar air mata (Sindrom Syogren, Syndrom Riley Day, tumor kelenjar air mata, obat-obat diuretik, penggunaan atropin lama, usia lanjut).- Defisiensi komponen lemak dari air mata (blefaritis menahun, pembedahan kelopak mata)- Defisiensi komponen musin (Sindrom Stevens Johnson, trauma kimia, defisiensi vitamin A)- Penguapan air mata yang berlabihan (Keratitis karena lagoftalmos, hidup di lingkungan yang panas dan kering)- Akibat parut pada kornea atau rusaknya mikrovili kornea (trauma kimia)

Keratitis LepraKeratitis Nummularis

Keratitis Profunda- Keratitis interstisial luetik atau keratitis sifilis kongenital- Keratitis sklerotikans

II. ULKUS KORNEAa. Tukak karena BakteriTukak streptokokus- Streptokokus Pneumonia, Streptokokus Viridans, Streptokokus Pyogenes, Streptokokus FaecalisTukak stafilokokusTukak Pseudomonasb. Tukak Virusc. Tukak Jamur- Penggunaan antibiotik secara berlebihan dalam waktu yang lama atau pemakaian kortikosteroid jangka panjang- Fusarium dan sefalosporim menginfeksi kornea setelah suatu trauma yang disertai lecet epitel, misalnya kena ranting pohon atau binatang yang terbang mengindikasikan bahwa jamur terinokulasi di kornea oleh benda atau binatang yang melukai kornea dan bukan dari adanya defek epitel dan jamur yang berada di lingkungan hidup.- Infeksi oleh jamur lebih sering didapatkan di daerah yang beriklim tropik, maka faktor ekologi ikut memberikan kontribusi.d. Tukak karena HipersensitifitasTukak MarginalTukak Cincin

III. RADANG UVEAUveitis AnteriorGejala Subjektif IridosiklitisKeluhan pasien pada awalnya dapat berupa sakit di mata, sakit kepala, fotofobia, dan lakrimasi.Sakit mata lebih nyata pada iridosiklitis akut daripada iridosiklitis kronik dan sangat hebat bila disertai dengan keratitis. Sakit terbatas di daerah periorbita dan mata serta bertambah sakitnya bila dihadapkan pada cahaya dan tekanan.Derajat fotofobia bervariasi dan dapat demikian hebat sampai kelopak mata tidak bisa dibuka pada waktu pemeriksaan mata.Lakrimasi yang terjadi biasanya sebanding dengan derajat fofobia.Pada uveitis anterior supuratif dapat disertai gejala umum sepertii panas, gelisah, menggigil, dan sebagainya.

Gejala Objektif IridosiklitisTerdapat injeksi siliar, presipitat keratik, fler serta sel dalam bilik mata depan serta endapan fibrin pada pupil yang dapat menyebabkan sinekia posterior.Pada jenis granulomatosa didapatkan presipitat keratik Mutton fat pada endotel kornea, nodul Koeppe atau nodul Busacca pada iris.Pada uveitis intermediate didapatkan vitreitis anterior.Pengobatan Iridosiklitis- Tetes mata sulfas atropin 1 %, prinsipnya untuk membuat pupil selebar-lebarnya dan tetap tinggal lebar selama 2 minggu.- Midriatikum yang lain : hydrobromas-scopolamine- Hal yang harus diingat pada pemberian atropin adalah serangan glaukoma. Karena atropin melebarkan pupil, maka sudut bilik mata depan menjadi sempit, aliran cairan keluar menjadi insufisiensi sehingga menimbulkan serangan glaukoma.o Bila terjadi glaukoma, atropin tetap diberikan, tetapi di samping itu diberikan diamox.o Bila atropin tidak berhasil meebarkan pupil, karena adhesi iris pada lensa sudah kuat, maka beri midriatikum yang lebih kuat : Sol sulfat atropin 1% + kokain 5%o Untuk membuat midriasis lebih kuat lagi dapat diberi injeksi subkonjungtival atropin atau adrenalin 1 permil.- Tetes mata steroid 4-6 x sehari tergantung pada beratnya penyakit.- Bila tetes mata steroid forte frekuensi penggunaanya akan lebih sedikit.- Kortikosteroid oral diberikan apabila pemberian lkal dipertimbangkan tidak cukup.- Antibiotik diberikan apabila mikro-organisme penyebab diketahui.

IV. GLAUKOMA KONGESTIF AKUTDiagnosis banding :v- Iritis akuto Nyeri mata pada iritis tidak sehebat glaukoma akuto Fotofobia lebih hebat daripada glaukoma akuto Kornea masih mengkilato Pupil kecilo Bilik mata depan tidak terlalu dangkal atau normalo Tekanan bola mata biasa atau rendah- Konjungtivitis akuto Tak ada nyeri atau mungkin hanya sedikito Tak ada perubahan tajam penglihatano Ada sekret matao Hiperemi konjungitva berat; tidak ada hiperemi perikorneal.Diagnosis banding penting sekali karena berhubungan dengan pengobatan. Glaukoma diobatai dengan miotikum, pada iritis harus diberi midriatik. Bila salah diberikan, akan berabahaya.

Penyulit Glaukoma Akutv- Sinekia anterior periferApabila glaukoma akut tidak cepat diobati, terjadilah perlengketan antara iris bagian tepi dan jaringan trabekulum. Akibatnya adalah bahwa penyaluran keluar humor lebih terhambat.- KatarakDi atas permukaan kapsul depan lensa acapkali terlihat bercak putih sesudah suatu serangan akut. Tampaknya seperti yang tertumpah di atas meja. Gambaran ini dinamakan Glaucomfleckle yang menandakan pernah terjadi serangan akut pada mata tersebut.- Atrofi saraf optikKarena serangan yang mendadak dan hebat, papil saraf optik mengalami pukulan yang berat hingga menjadi atrofi. Kalau glaukomanya tidak diobati dan berlangsng terus, dapat terjadi ekskavasi dan atrofi. Unsur-unsur saraf di retina pun sangat menderita.- Glaukoma kongestif kronik atau glaukoma tidak terkendali atau terabaikan dipakai untuk glaukoma akut yang tidak diobati dengan tepat atau mungkin tidak diobati sama sekali karena kesalahan diagnosa.Keadaan ini sering dijumpai, pada pemeriksaan akan ditemukan penglihatan yang sudah sangat buruk (goyang tangan atau hanya melihat cahaya saja). Penderita tampak tidak terlalu kesakitan seperti pada waktu serangan akut. Kelopak mata sudah tidak begitu membengkak, konjungtiva bulbi hanya menunjukkan hiperemi perikornea tanpa edema, kornea agak suram, pupil sangat lebar. Tekanan bola mata walaupun masih tinggi tetapi sudah lebih rendah daripada waktu serangan. Dianggap bahwa mata sudah menyesuaikan diri pada keadaannya.- Glaukoma absolut adalah istilah untuk suatu glaukoma yang sudah terbengkalai sampai buta total. Bola mata demikian nyeri, bukan saja karena tekanan bola mata yang masih tinggi tetapi juga karena kornea mengalami degenerasi hingga mengelupas (keratopati bulosa).

PengobatanvHarus diingat bahwa kasus glaukoma akut adalah masalah pembedahan. Pemberian obat hanya untuk tindakan darurat agar segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas pembedahan mata.Pengobatan dengan obat :- Miotik : pilokarpin 2-4 % tetes mata yang diteteskan setiap menit 1 tetes selama 5 menit, kemudian disusul 1 tetes tiap jam sampai 6 jam. Hasilnya adalah liosis dan karenanya melepaskan iris dari jaringan trabekulum. Sudut mata depan akan terbuka.- Carbonic Anhidrase Inhibitor : asetazolamid @ 250 mg, 2tablet sekaligus, kemudian disusul tiap 4 jam 1 tablet sampai 24 jam. Kerja obat ini adalah dengan mengurangi pembentukan akuos humor.- Obat hiperosmotik :o larutan gliserin, 50% yang diberikan oral. Dosis 1-1.5 gram/kg BB (0.7-1.5 cc/kgBB). Untuk praktisnya dapat dipakai 1 cc/kgBB. Obat ini harus diminum sekaligus.o Mannitol 20% yang diberikan per infus 60 tetes/menit.Kerja obat hiperosmotik adalah mempertinggi daya osmosis plasma. Morfin : injeksi 10-15 mg mengurangi sakit dan mengecilkan pupil.

TIU.3. Memahami dan Menjelaslan Penyakit Infeksi Kornea (Ulkus)A. DefinisiUlkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditemukan oleh adanya kolagenase oleh sel epitel baru dan sel radang. Dikenal dua bentuk ulkus pada kornea yaitu sentral dan marginal / perifer. Ulkus kornea perifer dapat disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autoimun dan infeksi. Infeksi pada kornea perifer biasanya oleh kuman Stafilokok aureus, H. influenza dan M. lacunata.

B. EtiologiPenyebab ulkus kornea :1. Infeksi bakteriBakteri yang sering menyebabkan ulkus kornea adalah Streptokokus alfa hemolitik, Stafilokokus aureus, Moraxella likuefasiens, Pseudomonas aeroginosa, Nocardia asteroids, Alcaligenes sp, Streptokokus anaerobic, Streptokokus beta hemolitik, Enterobakter hafniae, Proteus sp, Stafilokokus epidermidis, infeksi campuran Erogenes dan Stafilokokus aureus.2. Infeksi jamur3. Infeksi virus4. Defisiensi vitamin A5. Lagophtalmus akibat parese N. VII dan N.III6. Trauma yang merusak epitel kornea7. Ulkus Mooren