mata visus turun

23
BAB I STATUS PASIEN MATA I.IDENTITAS Nama Lengkap : Tn. Ismail Jenis Kelamin : Pria Umur : 33 tahun Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jakarta Timur Datang ke poli mata : 10 februari 2011 II.ANAMNESIS Keluhan Utama : Kedua mata merah sejak 2 hari sebelum kepoli mata Keluhan Tambahan : Berair, perasaan seperti berpasir, sakit, silau, belek, nyeri di depan telinga kiri RPS : Pasien datang ke poli mata dengan keluhan kedua mata merah sejak 2 hari sebelum kepoli mata. Selain itu disertai dengan berair, perasaan seperti berpasir, silau, keluar belek, dan nyeri pada depan telinga.

description

visus

Transcript of mata visus turun

Page 1: mata visus turun

BAB I

STATUS PASIEN MATA

I.IDENTITAS

Nama Lengkap : Tn. Ismail

Jenis Kelamin : Pria

Umur : 33 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jakarta Timur

Datang ke poli mata : 10 februari 2011

II.ANAMNESIS

Keluhan Utama : Kedua mata merah sejak 2 hari sebelum kepoli mata

Keluhan Tambahan : Berair, perasaan seperti berpasir, sakit, silau, belek,

nyeri di depan telinga kiri

RPS : Pasien datang ke poli mata dengan keluhan kedua

mata merah sejak 2 hari sebelum kepoli mata. Selain

itu disertai dengan berair, perasaan seperti berpasir,

silau, keluar belek, dan nyeri pada depan telinga.

Pasien merasa keluhan semakin berat, dan pasien

sering mengucek matanya. Pasien menyangkal adanya

penurunan penglihatan. Pasien tidak menggunakan

kaca mata sebelumnya.

RPD : Pasien belum pernah sakit mata sebelumnya

Riwayat Lingkungan : sebelumnya anak pasien terkena sakit mata Kira-kira

1 minggu yang lalu, namun sudah berobat dan sembuh

Riwayat Pengobatan : Pasien menetesi matanya dengan Cendo Citrol sejak

matanya mulai merah, namun tidak dirasakan adanya

perubahan.

Page 2: mata visus turun

III.PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan Fisik Umum

Tanda vital

- Keadaan umum : sakit ringan

- Kesadaran : composmentis

- Tekanan darah : 120/ 80 mmHg

- Nadi : 88 kali/ menit

- Pernapasan : 20 kali/ menit

- Suhu : afebris

Status generalis

- Kepala : normocephal,

- Leher : pembesaran kelenjar (-)

- Dada : dalam batas normal

- Perut : dalam batas normal

- Ekstremitas : dalam batas normal

Page 3: mata visus turun

2. Pemeriksaan Fisik Mata

PEMERIKSAAN VISUS

OD : 6/6

OS : 6/6

OD OS

Orthoforia Kedudukan Bola

Mata

Orthoforia

Baik kesegala arah Pergerakan Bola Mata Baik ke segala arah

Udem ( + )

hiperemis (-)

Palpebra Superior Udem ( + ),

hiperemis (-)

Udem (-),

hiperemis (-)

Palpebra Inferior Udem (-),

hiperemis (-)

Hiperemis (+) papil (-),

folikel (-)

Konjungtiva Tarsalis

Superior

Hiperemis (+), papil (-),

folikel (-)

Injeksi siliar (-), injeksi

konjungtiva (+), kemosis (+)

Konjungtiva Bulbi Injeksi siliar (-), injeksi

konjungtiva (+), kemosis

(+)

Hiperemis (+),

papil(-), folikel (-)

Konjungtiva Tarsalis

Inferior

Hiperemis (+),

Papil(-), folikel(-)

Jernih, ulkus (-) Kornea Jernih, ulkus (-)

Sedang COA Sedang

Bulat isokor, reflex (+) Pupil Bulat isokor, reflex (+)

Jernih Lensa Jernih

Tidak dapat di evaluasi Vitreous Humor Tidak dapat di evaluasi

Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan

Page 4: mata visus turun

IV.RESUME

Seorang pria berusia 33 tahun, datang ke poli mata dengan keluhan kedua mata merah

sejak 2 hari sebelum kepoli mata yang disertai dengan berair, perasaan seperti berpasir, silau,

keluar belek, dan nyeri pada depan telinga. Pasien sering mengucek matanya. Pasien

menyangkal adanya penurunan penglihatan. Pasien tidak menggunakan kaca mata

sebelumnya. Pasien belum pernah sakit mata sebelumnya. Dilingkungan tempat tinggal, anak

pasien mengeluhkan hal yang sama 1 minggu yang lalu. Pasien membeli obat Cendo Citrol

dan menetesi matanya sendiri namun tidak ada perubahan.

Pada pemeriksaan oftalmikus didapatkan :

Visus : OD : 6/6. dan OS : 6/6.

Palpebra ODS : edema palpebra (+)

Konjungtiva bulbi ODS : tampak injeksi konjungtiva, Konjungtiva tarsal superior

dan inferior tampak hiperemis, folikel (-), papil (-).

V. DIAGNOSA KERJA

Konjungtivitis akut ODS

VI.PENATALAKSANAAN

Terapi :

Antibiotik topikal

Steroid topikal

Roborontia

Edukasi : jangan mengucek mata dan kompres

Page 5: mata visus turun

BAB II

PENDAHULUAN

Konjungtiva (selaput lendir) adalah selaput tipis tembus cahaya yang membungkus

bagian putih (sclera) bola mata bagian depan dan kelopak mata bagian dalam. Bersifat elastis

dan menghasilkan lendir untuk turut membasahi bola mata bagian luar. Di dalam konjungtiva

terdapat pembuluh darah halus yang akan semakin jelas apabila di lihat dekat. Konjungtiva

mudah terpapar terhadap berbagai mikroorganisme dan substansi lain yang merusak.

Meskipun demikian, konjungtiva mempunyai system pertahanan sendiri berupa mekanisme

pembersihan oleh air mata yang mengandungg lisozim, betasim, Imunoglobin A, dan

imunoglobin G yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. 1,2,3,4

Saat konjugtiva mengalami iritasi atau terjadi peradangan maka pembuluh darah

tersebut akan membesar dan tampak menonjol sehingga mata berubah menjadi merah

kejadian inilah yang disebut konjugtivitis. Dalam bahasa sehari-hari disebut “belekan”.

Konjungtivitis adalah penyebab mata merah yang paling umum Penyebabnya adalah bakteri,

virus, jamur, parasit, zat toksik, alergi, dan trauma. 5,6

Insidensi konjungtivitis di Indonesia berkisar antara 2--75%. Data perkiraan jumlah

penderita penyakit mata di Indonesia adalah 10% dari seluruh golongan umur penduduk per

tahun dan pernah menderita konjungtivitis. Data lain menunjukkan bahwa dari 10 penyakit

mata utama, konjungtivitis menduduki tempat kedua (9,7%) setelah kelainan refraksi

(25,35%). 7,8,9.

Menurut jenisnya, terdapat 4 jenis konjungtivitis terbanyak, yaitu konjungtivitis

kataralis akut (29,74%), konjungtivitis folikularis (21,43%), konjungtivitis fliktenularis

(8,88%), dan konjungtivitis kataralis kronik (3,35%). Selebihnya (36,60%) adalah

konjungtivitis jenis lain yang didapatkan pada penderita dengan usia termuda 3 hari dan

tertua 75 tahun. 9,10,11,12.

Page 6: mata visus turun

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

I. ANATOMI DAN FISIOLOGI KONJUNGTIVA

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian

belakang. Konjungtiva terdiri atas tiga bagian :

1. Konjungtiva tarsal, yang menutupi tarsus

2. Konjungtiva bulbi, yang menutupi sklera

3. Konjungtiva fornix, adalah tempat peralihan konjungtiva tarsal dan konjungtiva bulbi

Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar

dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata

mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi

sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

KET. GBR :

1. Forniks sup & inf

2. Konj.tarsal superior & inf erior

3. Kripte Henle

4. Kel. Krause

5. Kel. Wolfring

6. Kel lakrimal

7. Kel. Manz

8. Tarsus superior

Page 7: mata visus turun

II. KONJUNGTIVITIS

Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva, biasanya terdiri dari hyperemia

konjungtiva disertai dengan pengeluaran secret.

Konjunctivitis dapat disebabkan bakteri, virus, klamidia, alergi toksik, dan molluscum

contagiosum.

  VIRUS BAKTERI ALERGI

GATAL Minimal Minimal Berat

HIPEREMI Menyeluruh Menyeluruh Menyeluruh

LAKRIMASI + + + +

EKSUDAT

(SEKRET)

Minimal

(serous,

mukous)

Banyak (muko-

purulen/purulen)

Minimal

(benang)

ADENOPATI + Jarang -

SEL-SEL Monosit PMN Eosinofil

       Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis dapat berupa hiperemi konjungtiva

bulbi (injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih nyata di pagi hari,

pseodoptosis akibat kelopak membengkak, kemosis, hipertrofi papil, folikel, membrane,

pseudomembran, granulasi, flikten, mata merasa seperti ada benda asing, dan adenopati

preaurikular. Biasanya sebagai reaksi konjungtivitis akibat virus berupa terbentuknya folikel

pada konjungtiva. 

Jenis Konjungtivitis dapat ditinjau dari penyebabnya dan dapat pula ditinjau dari

gambaran klinisnya yaitu :

1. Konjungtivitis Kataral

2. Konjungtivitis Purulen, Mukopurulen

3. Konjuntivitis Membran

4. Konjungtivitis Folikular

5. Konjungtivitis Vernal

6. Konjungtivitis Flikten

Konjungtivitis Kataral

Page 8: mata visus turun

Etiologi

Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, antara lain stafilokok aureus, Pneumokok,

Diplobasil Morax Axenfeld dan basil Koch Weeks.

Bisa juga disebabkan oleh virus, misalnya Morbili, atau bahan kimia seperti bahan

kimia basa (keratokonjungtivitis) atau bahan kimia yang lain dapat pula menyebabkan tanda-

tanda konjungtivitis kataral. Herpes Zoster Oftalmik dapat pula disertai konjungtivitis.

Gambaran Klinis

Injeksi konjungtiva, hiperemi konjungtiva tarsal, tanpa folikel, tanpa cobble-stone,

tanpa flikten, terdapat sekret baik serous, mukus, mukopurulen (tergantung penyebabnya).

Dapat disertai blefaritis atau obstruksi duktus lakrimal.

Pengobatan

Pengobatan Konjungtivitis Kataral tergantung kepada penyebabnya. Apabila

penyebabnya karena inf. bakteri maka dapat diberikan antibiotik, seperti : tetrasiklin,

kloromisetin, dan lain-lain. Pada infeksi virus dianjurkan pemakaia sulfasetamid atau obat

anti-virus seperti IDU untuk infeksi Herpes Simplek.

Konjungtivitis Purulen, Mukopurulen

Etiologi

Pada orang dewasa disebabkan oleh infeksi gonokok, pada bayi (terutama yang

berumur di bawah 2 minggu) bila dijumpai konjungtivitis purulen, perlu dipikirkan dua

kemungkinan penyebab, yaitu infeksi golongan Neisseria (gonokok atau meningokok) dan

golongan klamidia (klamidia okulogenital)

Gambaran Klinis

Gambaran konjungtiva tarsal hiperemi seperti pada konjungtivitis kataral.

Konjungtivitis Purulen ditandai sekret purulen seperti nanah, kadang disertai adanya

pseudomembran sebagai massa putih di konjungtiva tarsal.

Pengobatan

Pengobatan konjungtivitis purulen harus intensif.

Penderita harus dirawat diruang isolasi. Mata harus selalu dibersihkan dari sekret sebelum

pengobatan.

Antibiotik lokal dan sistemik

AB sistemik pd dewasa :

Cefriaxone IM 1 g/hr selama 5 hr + irigasi saline atau Penisilin G 10 juta IU/IV/hr

selama 5 hr + irigasi

Page 9: mata visus turun

AB sistemik pd neonatus :

Cefotaxime 25 mg/kgBB tiap 8-12 jam selama 7 hr atau Penisilin G 100.000

IU/kgBB/hr dibagi dl 4 dosis selama 7 hr + irigasi saline

Konjungtivitis Membran

Etiologi

Konjungtivitis Membran dapat disebabkan oleh infeksi Streptokok hemolitik dan

infeksi difteria. Konjungtivitis Pseudomembran disebabkan oleh infeksi yang hiperakut, serta

infeksi pneumokok.

Gambaran Klinis

Penyakit ini ditandai dengan adanya membran/selaput berupa masa putih pada

konjungtiva tarsal dan kadang juga menutupi konjungtiva bulbi. Massa ini ada dua jenis,

yaitu membran dan pseudomembran.

Pengobatan

Tergantung pada penyebabnya.

Apabila penyebabnya infeksi Streptokok B hemolitik, diberikan antibiotik yang sensitif.

Pada infeksi difteria, diberi salep mata penisillin tiap jam dan injeksi penisillin sesuai umur,

pada anak-anak diberikan penisillin dengan dosis 50.000 unit/KgBB, pada orang dewasa

diberi injeksi penisillin 2 hari masing-masing 1.2 juta unit. Untuk mencegah gangguan

jantung oleh toksin difteria, perlu diberikan antitoksin difteria 20.000 unit 2 hari berturut-

turut.

Konjungtivitis Folikular

Dikenal beberapa jenis konjungtivitis follikular, yaitu konjungtivitis viral,

konjungtivitis klamidia, konjungtivitis follikular toksik dan konjungtivitis follikular yang

tidak diketahui penyebabnya.

Jenis Konjungtivitis Follikular

1. Kerato-Konjungtivitis Epidemi

Etiologi

Infeksi Adenovirus type 8, masa inkubasi 5-10 hari

Gambaran Klinis

Dapat mengenai anak-anak dan dewasa

Gejala radang mata timbul akut dan selalu pada satu mata terlebih dahulu.

Kelenjar pre-aurikuler dapat membesar dan nyeri tekan, kelopak mata membengkak,

Page 10: mata visus turun

konjungtiva tarsal hiperemi, konjungtiva bulbi kemosis. Terdapat pendarahan

subkonjungtiva. Pada akhir minggu pertama perjalanan penyakit, baru timbul gejala di

kornea. Pada kornea terdapat infiltrat bulat kecil, superfisial, subepitel.

Gejala-gejala subyektif berupa mata berair, silau dan seperti ada pasir. Gejala

radang akut mereda dalam tiga minggu, tetapi kelainan kornea dapat menetap

berminggu-minggu, berbulan-berbulan bahkan bertahun-tahun setelah sembuhnya

penyakit.

Pengobatan

Tidak terdapat pengobatan yang spesifik, dianjurkan pemberian obat lokal

sulfasetamid atau antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.

2. Demam Faringo-Konjungtiva

Etiologi

Penyebab paling sering adalah adenovirus tipe 3

Gambaran Klinis

Lebih sering pada anak daripada orang dewasa.

Terdapat demam, disamping tanda-tanda konjungtivitis follikular akut dan faringitis

akut. Kelenjar pre-aurikuler dapat membesar. Lebih sering mengenai dua mata,

kelopak mata membengkak.

Dua minggu sesudah perjalanan penyakit dapat timbul kelainan kornea, yaitu terdapat

infiltrat bulat kecil superfisial. Faringitis timbul beberapa hari setelah timbulnya

konjungtivitis follikular akut.

Pengobatan

Tidak ada pengobatan yang spesifik

3. Konjungtivitis Hemorraghik Akut

Etiologi

Penyebabnya adalah Entero-virus 70, masa inkubasinya 1-2 hari

Gambaran Klinis

Timbulnya akut, disertai gejala subjektif seperti ada pasir, berair dan diikuti

rasa gatal, biasanya dimulai pada satu mata dan untuk beberapa jam atau satu dua hari

kemudian diikuti peradangan akut mata yang lain.

Penyakit ini berlangsung 5-10 hari, terkadang sampai dua minggu.

Pengobatan

Page 11: mata visus turun

Tidak dikenal obat yang spesifik, tetapi dianjurkan pemberian tetes mata sulfasetamid

atau antibiotik.

4. Konjungtivitis New Castle

Etiologi

Virus New Castle, masa inkubasi 1-2 hari

Konjungtivitis ini biasanya mengenai orang-orang yang berhubungan dengan unggas,

penyakit ini jarang dijumpai.

Gambaran Klinis

Gambaran Klinik : kelopak mata bengkak, konjungtiva tarsal hiperemi dan

hiperplasi, tampak folikel-folikel kecil yang terdapat lebih banyak pada konjungtiva

tarsal inferior. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan perdarahan dan pada

konjungtiviis ini biasanya disertai pembesaran kelenjar pre-aurikular, nyeri tekan.

Sering unilateral

Gejala subjektif : seperti perasaan ada benda asing, berair, silau dan rasa sakit.

Pengobatan

Tidak ada pengobatan yang efektif, tetapi dapat diberi antibiotik untuk

mencegah infeksi sekunder.

5. Inclusion Konjungtivitis

Etiologi

Klamidia okulo-genital, masa inkubasi 4-12 hari

Gambaran Klinis

Gambaran kliniknya adalah konjungtivitis follikular akut dan gambaran ini

terdapat pada orang dewasa dan didapatkan sekret mukopurulen, sedang pada bayi

gambaran kliniknya adalah suatu konjungtivitis purulen yang juga disebut Inclusion

blenorrhoe.

Pengobatan

Diberikan tetrasiklin sistemik, dapat pula diberikan sulfonamid atau eritromisin

6. Trachoma

Etiologi

Klamidia trakoma

Gambaran Klinis

Page 12: mata visus turun

Gambaran klinik terdapat empat stadium :

1. Stadium Insipiens atau permulaan

Folikel imatur kecil-kecil pada konjungtiva tarsal superior, pada kornea di daerah

limbus superior terdapat keratitis pungtata epitel dan subepitel. Kelainan kornea

akan lebih jelas apabila diperiksa dengan menggunakan tes flurosein, dimana akan

terlihat titik-titik hijau pada defek kornea.

2. Stadium akut (trakoma nyata)

Terdapat folikel-folikel di konjungtiva tarsal superior, beberapa folikel matur

berwarna abu-abu

3. Stadium sikatriks

Sikatriks konjungtiva pada folikel konjungtiva tarsal superior yang terlihat seperti

garis putih halus. Pannus pada kornea lebih nyata.

4. Stadium penyembuhan

trakoma inaktif, folikel, sikatriks meluas tanpa peradangan

Pengobatan

Pemberian salep derivat tetrasiklin 3-4 kali sehari selama dua bulan. Apabila perlu

dapat diberikan juga sulfonamid oral.

Konjungtivitis Vernal

Etiologi

Kemungkinan suatu konjungtivitis atopik

Gambaran Klinis

Gejala subyektif yang menonjol adalah rasa sangat gatal pada mata, terutama bila

berada dilapangan terbuka yang panas terik.

Pada pemeriksaan dapat ditemukan konjungtivitis dengan tanda khas adanya cobble-stone di

konjungtiva tarsalis superior, yang biasanya terdapat pada kedua mata, tetapi bisa juga pada

satu mata. Sekret mata pada dasarnya mukoid dan menjadi mukopurulen apabila terdapat

infeksi sekunder.

Pengobatan

Kortikosteroid tetes atau salep mata.

Konjungtivitis Flikten

Page 13: mata visus turun

Etiologi

• Disebabkan oleh karena alergi terhadap bakteri atau antigen tertentu (hipersensitivitas

tipe IV).

• Gizi buruk dan sanitasi yg jelek merupakan faktor predisposisi

• Lebih sering ditemukan pd anak-anak

Gejala

Adanya flikten yang umumnya dijumpai di limbus. Selain di limbus, flikten dapat

juga dijumpai di konjungtiva bulbi, konjungtiva taarsal dan kornea. Penyakit ini dapat

mengenai dua mata dan dapat pula mengenai satu mata. Dan sifatnya sering kambuh

Apabila flikten timbul di kornea dan sering kambuh, dapat berakibat gangguan penglihatan.

Apabila peradangannya berat, maka dapat terjadi lakrimasi yang terus menerus sampai

berakibat eksema kulit. Keluhan lain adalah rasa seperti berpasir dan silau.

Pengobatan

Usahakan mencari penyebab primernya

Diberikan Kortikosteroid tetes mata/salep

Kombinasi antibiotik + kortikosteroid dianjurkan mengingat kemunginan terdapat

infeksi bakteri sekunder.

KONJUNGTIVITIS SIKA

      Konjungtivitis sika atau konjungtivitis dry eyes adalah suatu keadaan keringnya

permukaan konjungtiva akibat berkurangnya sekresi kelenjar lakrimal.

Etiologi

      Terjadi pada penyakit-penyakit yang menyebabkan defisiensi komponen lemak air mata,

kelenjar air mata, musin, akibat penguapan berlebihan atau karena parut kornea atau

hilangnya mikrovili kornea. Bila terjadi bersama atritis rheumatoid dan penyakit autoimun

lain, disebut sebagai sindrom sjogren.

Manifestasi Klinis

      Gatal, mata seperti berpasir, silau, dan kadang-kadang penglihatan kabur. Terdapat gejala

sekresi mucus yang berlebihan, sukar menggerakkan kelopak mata, mata tampak kering, dan

terdapat erosi kornea. Pada pemeriksaan tedapat edema konjungtiva bulbi, hiperemis,

menebal dan kusam. Kadang tedapat benang mucus kekuning-kuningan pada forniks

konjungtiva bawah. Keluhan berkurang bila mata dipejamkan.

Page 14: mata visus turun

Komplikasi

      Ulkus kornea, infeksi sekunder oleh bakteri, parut kornea, dan noevaskularisasi kornea.

Penatalaksanaan

      Diberikan air mata buatan seumur hidup dan diobati penyakit yang mendasarinya.

Sebaiknya diberikan air mata buatan tanpa zat pengawet kerena bersifat toksik bagi kornea

dan dapat menyebabkan reaksi idiosinkrasi. Dapat dilakukan terapi bedah untuk mengurangi

drainase air mata melalui oklusi pungtum dengan plug silicon atau plug kolagen. 

 

Page 15: mata visus turun

Daftar Pustaka

1 Vaughan D, Asbury T, Eva PR. General Ophthalmology. Connecticut : Appleton and

Lange, 1992.

2. Gombos GM. Handbook of Ophthalmology Emergencies 2nd ed. Singapore : Toppan

Company Pte Ltd, 1997.

3. Smolin G, Tabbara K, Witcher J. Infectious Disease of The Eye. London : Williams and

Wilkin, 1984.

4. Baum J. Infectious of The Eye. Clin-Infect-Dis 1995 Sept ; 21(3) : 479-86.

5. Scheie HG, Albert DM. Textbook of Ophthalmology. 9th ed. Tokyo : Igaku Shoin Ltd,

1978.

6. Pavan-Langston D. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 2nd ed. Toronto : Little

Brown and Company, 1985

7. Mailangkay HHB. Peningkatan pelayanan kesehatan mata dalam pencegahan kebutaan

di Indonesia. Transaction Konggres PERDAMI IV. Medan, 1980.

8. Mnadang JHA. Masa depan pelayanan pelayanan kesehatan mata di daerah pedesaan

Indonesia. Transaction. Konggres PERDAMI IV. Medan, 1980.

9. Matuko W, DotulongWHA. Tinjauan Konjungtivitis di RSU Gunung Wenang Manado.

Kumpulan Makalah Konggres Nasional VI PERDAMI. Semarang, 1988.

10. Seal GN. Textbook of Ophthalmology 3th ed. Calcutta : New Eastern Press Syndicate,

1987.

11. E Jawaetz, J L Melnick, E A Adelberg. Korinebakteria. Dalam : Mikrobiologi. Jakarta :

EGC Penerbit Buku Kedokteran, 1992.

12. Hodes HL. Diphtheria. Pediatr-Clin-North-Am. 1979 26 : 445.

http:// www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pmcentres&artid=1705660

http:// www.nejm.org/cgl/content/short/348/12/1112.