Mata Merah Visus Normal2

27
Modul Penglihatan OSCE Comprehensive Reinforcer 2007 MACAM-MACAM KONJUNGTIVITIS AKUT KONJUNGTIVITIS PURULENTA Konjungtivitis mukopurulen merupakan Konjungtivitis dengan gejala umum Konjungtivitis kataral mukoid. Penyebabnya adalah Staphylococcus atau basil Koch Weeks. Terdapat hiperemia konjungtiva dengan sekret berlendir yang mengakibatkan kedua kelopak melekat terutama pada waktu bangun pagi. Sering ada keluhan seperti adanya halo atau gambaran pelangi yang sebaiknya dibedakan dengan halo glaukoma. Gejala penyakit terberat terjadi pada hari ketiga dan bila tidak diobati akan berjalan kronis. Pengobatan dengan membersihkan konjungtiva dan antibiotik yang sesuai. Penyulit yang dapat timbul adalah tukak kataral marginal pads kornea atau keratitis superfisial. KONJUNGTIVITIS INKLUSI Merupakan penyakit okulogenital disebabkan infeksi klamidia, yang merupakan penyakit kelamin (uretra, prostat, serviks, dan epitel rektum), dengan masa

description

mata

Transcript of Mata Merah Visus Normal2

Page 1: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

MACAM-MACAM KONJUNGTIVITIS

AKUT

KONJUNGTIVITIS PURULENTA

Konjungtivitis mukopurulen merupakan Konjungtivitis dengan gejala

umum Konjungtivitis kataral mukoid.

Penyebabnya adalah Staphylococcus atau basil Koch Weeks.

Terdapat hiperemia konjungtiva dengan sekret berlendir yang meng-

akibatkan kedua kelopak melekat terutama pada waktu bangun pagi.

Sering ada keluhan seperti adanya halo atau gambaran pelangi yang

sebaiknya dibedakan dengan halo glaukoma.

Gejala penyakit terberat terjadi pada hari ketiga dan bila tidak diobati

akan berjalan kronis.

Pengobatan dengan membersihkan konjungtiva dan antibiotik yang

sesuai.

Penyulit yang dapat timbul adalah tukak kataral marginal pads kornea

atau keratitis superfisial.

KONJUNGTIVITIS INKLUSI

Merupakan penyakit okulogenital disebabkan infeksi klamidia, yang

merupakan penyakit kelamin (uretra, prostat, serviks, dan epitel rektum),

dengan masa inkubasi 5-10 hari. Klamidia menetap di dalam jaringan

uretra, prostat, serviks dan epitel rektum untuk beberapa tahun shingga

mudah terjadi infeksi ulang. Penyakit ini dapat bersifat epidemik karena

merupakan swimming pool Konjungtivitis.

Konjungtivitis okulogenital pada bayi timbul 3-5 hari setelah lahir. Pada

bayi dapat memberikan gambaran Konjungtivitis purulen sedangkan pada

orang dewasa dapat dalam beberapa bentuk, konjungtiva hiperemik,

pseudomembran, kemotik, folikel yang nyata terutama pada kelopak mata

bawah dan tidak jarang memberikan gambaran seperti hipertrofi papil

disertai pembesaran kelenjar preaurikel.

Pengobatan dengan tetrasiklin atau sulfisoksasol topikal dan

sistemiKonjungtivitis

Page 2: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

KONJUNGTIVITIS MEMBRANOSA

Konjugntivitis dengan pembentukan membrane yang menempel erat pada

jaringan di bawah konjungtiva.

Etiologi

Difteri

Pneumococcus

Staphylococcus

Infeksi adenovirus selain dari disebabkan penyakit Steven Johnson.

Biasanya ditemukan pada anak yang tidak mendapat suntikan imunisasi

Manifestasi Klinik

Bila ringan, didapatkan secret mukopurulen dan kelopak

bengkaKonjungtivitis

Bila berat, dapat terjadi nekrosis kornea / nekrosis konjungtiva yg

biasa terjadi pada hari ke6.

Pada hari 6-10 bisa terjadi penyulit tukak kornea akibat infeksi

sekunder lepas sekret banyak bisa terjadi perlekatan antara

konjungtiva/ simblefaron

Prognosis

Jarang terjadi paralisis pasca difteri, seperti gangguan akomodasi

Penatalaksanaan

Pengangkatan membrane ini mengakibatkan perdarahan.

Difteri diobati : penicillin, serum antidifteria

KONJUNGTIVITIS HEMORRAGIC

Etiologi :

enterovirus tipe 70

Gejala :

- Konjungtivitis folikularis akut dengan tanda khas pendarahan subkonjungtiva

- Kelenjar preaurikuler membesar

- Nyeri tekan

Keluhan :

- mata merah, berair seperti ada pasir, gatal2

- Kornea keratitis pungtata superfisial, ulkus

Page 3: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

- Uveitis, tetrapelgia

Pengobatan :

- Tetes sulfasetamid

- Antibiotik

KONJUNGTIVITIS BAKTERI

Definisi

Konjungtivitis adalah radang pada konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri

yang sifatnya sangat menular

Etiologi

Stafilokok, Streptokok, Chorynebacterium diphtheriae, Pseudomonas

aeruginosa, Neisseria gonorrhoea, dan Haemophilus influenzae.

Manifestasi Klinis

Konjungtiva buLbi hiperemis, lakrimasi, eksudat dengan sekret

mukopurulen terutama di pagi hari, pseudoptosis akibat pembengkakan

kelopak, kemosis, hipertrifi papil, folikel, membran, pseudomembran,

granulasi, flikten, mata terasa seperti ada benda asing, dan limfadenopati

preaurikular. Kadang disertai keratitis dan blefaritis. Biasanya dari satu

mata menjalar kemata yang lain dan dapat menjadi kroniKonjungtivitis

Pada Konjungtivitis gonore, dapat terjadi sekret yang purulen padat

dengan masa inkubasi 12 jam-5 hari, disertai perdarahan subkonjungtiva

dan kemosis. Terdapat tiga bentuk, oftalmia neonatorum (bayi berusia 1-3

hari), Konjungtivitis gonore infantum (lebih dari 10 hari), dan

Konjungtivitis gonore adultorum.Pada orang dewasa terdapat kelopak

mata bengkak, sukar dibuka dan konjungtiva yang kaku disertai sakit pada

perabaan; pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior; konjungtiva

bulbi merah, kemosis, dan menebal; gambaran hipertrofi papilar besar;

juga tanda-tanda infeksi umum. Biasanya berawal dari satu mata kemudian

menjalar ke mata sebelahnya. Tidak jarang ditemukan pembesaran dan

rasa nyeri kelenjar preaurikular. Sekret semula serosa kemudian menjadi

kuning kental, tetapi dibandingkan pada bayi, maka pada dewasa sekret

tidak kental sekali.

Page 4: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan Gram atau

Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensivitas. Untuk

diagnosis pasti Konjungtivitis gonore dilakukan pemeriksaan sekret

dengan pewarnaan Metilen Biru yang akan menunjukkan Diplokok di

dalam sel leukosit. Dengan pewarnaan Gram terlihat Diplokok Gram

negatif intra dan ekstraseluler. Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada

agar darah dan coklat.

Komplikasi

Stafilokok dapat menyebabkan blefaroKonjungtivitis,Gonokok

menyebabkan perforasi kornea dan endoftalmitis, dan Meningokok dapat

menyebabkan septikemia atau meningiti

Penatalaksanaan

Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat diberikan

antibiotika tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, polimiksin, dan

sebagainya, selama 3-5 hari. Kemudian bila tidak memberikan hasil,

dihentikan dan menunggu hasil pemeriksaan. Bila tidak ditemukan kuman

dalam sediaan langsung, diberikan tetes mata antibiotika spektrum luas

tiap jam disertai salep mata untuk tidur atau salep mata 4-5 kali sehari.

Untuk Konjungtivitis gonore, pasien dirawat serta diberi penisilin salep

dan suntikan. Untuk bayi dosisnya 50.000 unit/kg BB selama 7 hari. Sekret

dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air rebus bersih atau garam

fisiologis setiap 15 menit dan diberi salep penisilin. Dapat diberikan

penisilin tetes mata dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-20.000

unit/ml setiap menit selama 30 menit, dilanjutkan setiap 5 menit selama 30

menit berikut, kemudian diberikan setiap 1 jam selam 3 hari. Antibiotika

sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokoKonjungtivitis Terapi

dihentikan setelah pemeriksaan mikroskopik menunjukkan hasil negatif

selama 3 hari berturut-turut.

Prognosis

Page 5: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

Konjungtivitis bakteri yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu,

seperti Haemophilus influenzae, adalah penyakit swasirna. Bila tidak

diobati akan sembuh sendiri dalam waktu 2 minggu. Dengan pengobatan

biasanya akan sembuh dalam 1-3 hari

Pencegahan

Untuk mencegah oftalmia neonatorum dapat dilakukan pembersihan mata

bayi dengan larutan borisi dan diberikan salep kloramfenikol

Mansjoer Arif, Triyanti Kuspuji, Savitri Rakhmi, Wardhani Wahyu Ika,

Setiowulan Wiwik, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1, Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakrta, 1999

KONJUNGTIVITIS GONORE

Definisi

Konjungtivis gonore adalah suatu radang konjungtiva akut dan hebat dengan

sekret purulen yang disebabkan oleh kuman neisseria gonorrhoeae. 

Etiologi

Konjungtivis gonore disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae. 

Klasifikasi

Penyakit ini dapat mengenai bayi berumur 1 – 3 hari, disebut oftalmia

neonatorum, akibat infeksi jalan lahir. Dapat pula mengenai bayi berumur

lebih dari 10 hari atau pada anak-anak yang disebut Konjungtivitis gonore

infantum. Bila mengenai orang dewasa biasanya disebut Konjungtivitis

gonoroika adultorum. 

Patofisiologi

Konjungtiva adalah lapisan mukosa yang membentuk lapisan terluar mata.

Iritasi apapun pada mata dapat menyebabkan pembuluh darah dikonjungtiva

berdilatasi. Iritasi yang terjadi ketika mata terinfeksi menyebabkan mata

memproduksi lebih banyak air mata. Sel darah putih dan mukus yang tampak

di konjungtiva ini terlihat sebagai discharge yang tebal kuning kehijauan. 6

Perjalanan penyakit pada orang dewasa secara umum, terdiri atas 3 stadium :

1. Infiltratif

2. Supuratif atau purulenta

3. Konvalesen (penyembuhan), hipertrofi papil.

Page 6: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

1. Stadium Infiltratif.

Berlangsung 3 – 4 hari, dimana palpebra bengkak, hiperemi, tegang,

blefarospasme, disertai rasa sakit. Pada konjungtiva bulbi terdapat injeksi

konjungtiva yang lembab, kemotik dan menebal, sekret serous, kadang-kadang

berdarah. Kelenjar preauikuler membesar, mungkin disertai demam. Pada

orang dewasa selaput konjungtiva lebih bengkak dan lebih menonjol dengan

gambaran hipertrofi papilar yang besar. Gambaran ini adalah gambaran

spesifik gonore dewasa. Pada umumnya kelainan ini menyerang satu mata

terlebih dahulu dan biasanya kelainan ini pada laki-laki didahului pada mata

kanannya

2. Stadium Supurativa/Purulenta.

Berlangsung 2 – 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra masih

bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang dan masih terdapat

blefarospasme. Sekret yang kental campur darah keluar terus-menerus. Pada

bayi biasanya mengenai kedua mata dengan sekret kuning kental, terdapat

pseudomembran yang merupakan kondensasi fibrin pada permukaan

konjungtiva. Kalau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret akan keluar

dengan mendadak (memancar muncrat), oleh karenanya harus hati-hati bila

membuka palpebra, jangan sampai sekret mengenai mata pemeriksa. 

3. Stadium Konvalesen (penyembuhan).

Berlangsung 2 – 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra sedikit

bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltratif. Pada konjungtiva

bulbi injeksi konjungtiva masih nyata, tidak kemotik, sekret jauh berkurang. 

Pada neonatus infeksi konjungtiva terjadi pada saat berada pada jalan

kelahiran, sehingga pada bayi penyakit ini ditularkan oleh ibu yang sedang

menderita penyakit tersebut. Pada orang dewasa penyakit ini didapatkan dari

penularan penyakit kelamin sendiri.

Pada neonatus, penyakit ini menimbulkan sekret purulen padat dengan masa

inkubasi antara 12 jam hingga 5 hari, disertai perdarahan sub konjungtiva dan

konjungtiva kemotiKonjungtivitis 

Gambaran Klinis

Page 7: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

Pada bayi dan anak

Gejala subjektif : (-)

Gejala objektif :

Ditemukan kelainan bilateral dengan sekret kuning kental, sekret dapat

bersifat serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak

mata membengkak, sukar dibuka (gambar 1) dan terdapat pseudomembran

pada konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik dan tebal. 

Pada orang dewasa

Gejala subjektif :

- Rasa nyeri pada mata.

- Dapat disertai tanda-tanda infeksi umum.

- Biasanya terdapat pada satu mata. Lebih sering terdapat pada laki-laki dan

biasanya mengenai mata kanan.

- Gambaran klinik meskipun mirip dengan oftalmia nenatorum tetapi

mempunyai beberapa perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu

kental. Selaput konjungtiva terkena lebih berat dan menjadi lebih

menonjol, tampak berupa hipertrofi papiler yang besar (gambar 2). Pada

orang dewasa infeksi ini dapat berlangsung berminggu-minggu. 

Pemeriksaan Penunjang.

Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan sediaan langsung sekret dengan

pewarnaan gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas untuk

perencanaan pengobatan.

Untuk diagnosis pasti Konjungtivitis gonore dilakukan pemeriksaan sekret

dengan pewarnaan metilen biru, diambil dari sekret atau kerokan konjungtiva ,

yang diulaskan pada gelas objek, dikeringkan dan diwarnai dengan metilen

biru 1% selama 1 – 2 menit. Setelah dibilas dengan air, dikeringkan dan

diperiksa di bawah mikroskop. Pada pemeriksaan dapat dilihat diplokok yang

intraseluler sel epitel dan lekosit, disamping diplokok ekstraseluler yang

menandakan bahwa proses sudah berjalan menahun. Morfologi dari gonokok

sama dengan meningokok, untuk membedakannya dilakukan tes maltose,

dimana gonokok memberikan test maltose (-). Sedang meningokok test

maltose (+).

Page 8: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

Bila pada anak didapatkan gonokok (+), maka kedua orang tua harus

diperiksa. Jika pada orang tuanya ditemukan gonokok, maka harus segera

diobati. 

Komplikasi

Penyulit yang didapat adalah tukak kornea marginal terutama di bagian atas,

dimulai dengan infiltrat, kemudian pecah menjadi ulkus. Tukak ini mudah

perforasi akibat adanya daya lisis kuman gonokok (enzim proteolitik). Tukak

kornea marginal dapat terjadi pada stadium I atau II, dimana terdapat

blefarospasme dengan pembentukan sekret yang banyak, sehingga sekret

menumpuk dibawah konjungtiva palpebra yang merusak kornea dan hidupnya

intraseluler, sehingga dapat menimbulkan keratitis, tanpa didahului kerusakan

epitel kornea. Ulkus dapat cepat menimbulkan perforasi, edofthalmitis,

panofthalmitis dan dapat berakhir dengan ptisis bulbi.

Pada anak-anak sering terjadi keratitis ataupun tukak kornea sehingga sering

terjadi perporasi kornea. Pada orang dewasa tukak yang terjadi sering

berbentuk cincin.

Pencegahan

1. Skrining dan terapi pada perempuan hamil dengan penyakit menular

seksual.

2. Secara klasik diberikan obat tetes mata AgNO3 1% Segera sesudah lahir

(harus diperhatikan bahwa konsentrasi AgNO3 tidak melebihi 1%).

3. Cara lain yang lebih aman adalah pembersihan mata dengan solusio borisi

dan pemberian kloramfenikol salep mata.

4. Operasi caesar direkomendasikan bila si ibu mempunyai lesi herpes aktif

saat melahirkan.

5. Antibiotik, diberikan intravena, bisa diberikan pada neonatus yang lahir

dari ibu dengan gonore yang tidak diterapi. 

Penatalaksanaan

Page 9: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

- Pengobatan dimulai bila terlihat pada pewarnaan Gram positif diplokok

batang intraseluler dan sangat dicurigai Konjungtivitis gonore.

- Pasien dirawat dan diberi pengobatan dengan penicillin, salep dan suntikan,

pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB selama 7 hari.

- Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih (direbus) atau

dengan garam fisiologik setiap ¼ jam, kemudian diberi salep penisillin

setiap ¼ jam. Penisillin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan

penisillin (caranya : 10.000 – 20.000 unit/ml) setiap 1 menit sampai 30

menit. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit., disusul

pemberian salep penisillin setiap 1 jam selama 3 hari.

- Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan

gonokoKonjungtivitis

- Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksan mikroskopik yang dibuat

setiap hari menghasilkan 3 kali berturut-turut negatif.

- Pada pasien yang resisten terhadap penicillin dapat diberikan cefriaksone

(Rocephin) atau Azithromycin (Zithromax) dosis tinggi. 

- Antibiotika sistemik :

a. Ceftriaxone 1 gr im bila tidak dijumpai perforasi kornea.

b. Ceftriaxine 1 gr iv/12 jam selama 3 hari berturut-turut bila

dijumpai perforasi kornea.

c. Injeksi PP/ Garamycin.

d. Tetes gentamycin tiap jam atau tetes PP 15.000 IU tiap jam.

e. Bersihkan secret tiap jam dan irigasi dengan normal saline tiap

jam.

f. Isolasi ( jika sangat infeksius ).

- Antibiotika topical: eritromisin EO, basitrasin EO, gentamisin EO,

siprofloksasin ED.

Efek samping pengobatan

- Tetes nitrat Argenti yang diberi pada bayi baru lahir untuk mencegah infeksi

gonore akan menyebabkan iritasi ringan, tapi akan sembuh dengan

sendirinya satu sampai dua hari tanpa meninggalkan kerusakan menetap.

- Antibiotika topikal dapat menyebabkan reaksi alergi.

- Antibiotika oral dapat menyebabkan gangguan perut, ruam dan reaksi alergi.

Page 10: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

Mansjoer Arif, Triyanti Kuspuji, Savitri Rakhmi, Wardhani Wahyu Ika,

Setiowulan Wiwik, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1, Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakrta, 1999

KONJUNGTIVITIS KARENA VIRUS

Penyebab : Adenovirus type 3,4,7 ( Demam faringokonjungtival )

Adenovirus type 8,19,29,37 ( KeratoKonjungtivitis epidemika )

Virus Herpes Simpleks

Tanda dan gejala :

- Demam ( Demam Faringokonjungtival )

- Folikel di konjungtiva palpebra

- Pembesaran kelenjar limfe pre aurikuler

- Nyeri tekan pada KeratoKonjungtivitis epidemika

- Tidak nyeri tekan pada Demam faringokonjungtival

Pemeriksaan laboratorium : sitologi Giemsa® sel mononukleus

Penatalaksanaan :

o Self limited.

o Kompres dingin agar nyaman.

o Topikal vasokonstriktor.

o Topikal antibiotika bila terdapat kecurigaan sekunder infeksi.

o Konjungtivitis Herpes Simpleks : Topikal antiviral

Asiklovir 2 gr/hr slm 7-10 hari

o Istirahat.

KRONIK

KONJUNGTIVITIS KATARALIK KRONIK

Sebagai lanjutan dari Konjungtivitis kataral akut atau disebabkan kuman Koch

Weeks, stafilokok aurens, Morax Axenfeld, E. Coli.

Page 11: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

obstruksi duktus nasolakrimal

Gejala subjektif :

- gatal

- ngeres

- rasa berat dimata

- pagi keluar kotoran yang banyak

- mata terasa ada pasir

Gejala objektif :

a. Palpebra Tak bengkak

b. Margo palpebra blefaritis dengan segala akibatnya.

c. Konjungtiva palpebra sedikit merah, licin. Kadang2 hipertropis

seperti beludru

d. Konjungtiva bulbi injeksi konjungtiva ringan. Dapat mengenai 1

mata, mengenai anak dan dewasa.

e. Sekret mukoid. Kadang2 terdapat ekskoriasi pada kantus eksternus,

yang dikenal sebagai Konjungtivitis angularis, biasanya disebabkan

oleh morax axenafeld

Penyulit :

Merupakan segala penyulit dari blefaritis, seperti ektropion, trikiasis, ulkus

marginal, yang biasanya disebabkan oleh Koch Wesks, stafilokok aurens,

morax axenfeld, tilosis, madarosis

KONJUNGTIVITIS FLIKTEN

Konjungtiva nodular yang disebabkan alergi terhadap bakteri atau antigen

tertentu.

Etiologi

Alergi (hipersensitivitas tipe IV) terhadap tuberkuloprotein, Staphylococcus,

Limfogranuloma venerea, Teismaniasis, Infeksi parasit, Infeksi lain dari

suatu bagian tubuh

Sering ditemukan pada anak-anak di daerah yg padat, biasanya disertai

kekurangan gizi atau sering radang saluran nafas

Page 12: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

Histopatologis

Terlihat kumpulan sel leukosit neutrofil dikelilingi sel limfosit, makrofag, kadang

sel datia polinuklear. Flikten merupakan infiltrasi seluler subepitel yang

terutama terdiri atas sel monokular limfosit.

Manifestasi klinik

Terkadang konjungtiva flikten unilateral dan kadang mengenai kedua

mata.

Pada konjungtiva terlihat sebagai bintik putih yang dikelilingi daerah

hiperemi

Terlihat kumpulan pembuluh darah yang mengelilingi suatu tonjolan bulat

dengan warna kuning kelabu seperti suatu mikroabses yang biasanya

terletak di dekat limbus biasanya abses menjalar ke arah sentral atau

kornea >1

Mata berair

Iritasi dengan rasa sakit

Fotofobia dapat ringan-berat

Bila kornea terkena sakit, silau dan blefarospasme

Prognosis

Dapat sembuh sendiri dalam 2 minggu, kemungkinan terjadi kekambuhan

Keadaan lebih berat bila kornea terkena

Differential Diagnosis

Pinguela iritan : lokalisasi pada fisura palpebra

Ulkus kornea

Okular rosazea

Keratitis herpes simplek

Penatalaksanaan

Steroid topical

Midriatika bila terjadi penyulit pada kornea

Memakai kacamata hitam mengurangi rasa silau yang sakit

Jaga higiene mata

Antibiotika h.s. dan Air mata buatan

Pada anak dengan defisiensi gizi vitamin dan makanan tambahan

Page 13: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

KONJUNGTIVITIS VERNALIS

Merupakan penyakit yang dapat rekuren clan bilateral terutama pada musim

panas.

Mengenai pasien usia muda antara 3-25 tahun, dan kedua jenis

kelamin sama. Biasanya pada laki-laki mulai pada usia di bawah 10

tahun.

Penderita Konjungtivitis vernal sering menunjukkan gejala-gejala

alergi terhadap tepung sari rumput-rumputan.

Dua bentuk utama (yang dapat berjalan bersama) :

a. Bentuk palpebra. Pada tipe palpebra terutama mengenai konjungtiva tarsal

superior. Terdapat pertumbuhan papil yang besar (Coble stone) yang diliputi

sekret yang mukoid. Konjungtiva tarsal bawah hiperemi dan edema, dengan

kelainan kornea lebih berat dibanding bentuk limbal. Secara klinik papil besar

ini tampak sebagai tonjolan bersegi banyak dengan permukaan yang rata dan

dengan kapiler di tengahnya.

b. Bentuk limbal, hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk

jaringan hiperplastik gelatin, dengan Trantas Dot yang merupakan degenerasi

epitel kornea atau eosinofil di bagian epitel limbus kornea, terbentuknya

pannus, dengan sedikit eosinofil.

Pengobatan :

Antihistamin dan desensitisasi mempunyai efek yang ringan. Vasokonstriktor,

kromolin topikal dapat mengurangi pemakaian steroid, siklosporin dapat

bermanfaat. Obat anti inflamasi nonsteroic lainnya tidak banyak manfaat.

Pengobatan dengan steroid topikal tetes dan salep akan dapat menyembuhkan.

Hati-hati pemakaian steroic lama.

Bila tidak ada hasil dapat diberikan radiasi, atau dilakukan, pengangkatan giant

papil.

Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tanpa diobati.

Dapat diberi obat kompres dingin, natrium karbonat dan obat vasokonstriktor.

Kelainan komea dan konjungtiva dapat diobati dengan natrium cromolyn

topikal.

Page 14: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

Bila terdapat tukak maka diberi antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder

disertai dengan sikloplegik

KONJUNGTIVITIS TRACHOMATOSA

Adalah suatu bentuk konjingtivitis folikular kronik yang disebabkan oleh

Chlamydia trachromatis.

Penyakit ini dapat mengenai segala umur tapi lebih banyak ditemukan pada orang

muda dan anak anaKonjungtivitis

o Cara penularan : melalui kontak langsung dan sekret penderita trakoma

atau melalui alat alat kebutuhan sehari hari seperti handuk,alat alat

kecantikan dan lain lain.Masa inkubasi rata2 7 hari (berkisar dari 5 sampai

14 hari)

Secara histopatologik pada pemeriksaan konjungdngan pewarnaan Giemsa

terutama terlihat reaksi sel2 polimorfonuklear,tetapi sel plasma ,sel Leber dan

sel folikel (limfoblas) dapat juga ditemukan.Sel Leber menyokong suatu

diagnosis Trakoma tetapi sel Limfoblas adalah tanda diagnostik yang penting

bagi Trakoma.Terdapat badan inklusi Halber Statter-Prowazeck di dalam sel

epitek konjungtiva yang bersifat basofil berupa granul,biasanya berbentuk

cungkup seakan-akan menggenggam nukleus.Kadang2 ditemukan lebih dari

satu badan inklusi dalam satu sel.

Gejala : fotofobia,mata gatal, dan mata berair

Stadium:

Stadium insipien ( Stadium 1)

- Terdapat hipertrofi papil dengan folikel yang kecil2 pada konjungtiva

tarsus superior,yang memperlihatkan penebalan dan kongesti pada

pembuluh darah konjungtiva.Sekret yang sedikit dan jernih bila tidak

ada infeksi sekunder.Kelainan kornea sukar ditemukan tetapi kadang2

dapat ditemukan neovaskularisasi dan keratitis epitelial ringan.

Stadium estabilished ( Stadium 2)

- Terdapat hipertrofi papilar dan folikel yang matang (besar) pada

konjungtiva tarsus superior.Pada stadium ini dapat ditemukan pannus

trakoma yang jelas.Terdapat hipertrofi papil yang berat yang seolah

olah mengalahkan gambaran folikel pada konjungtiva superior.Pannus

Page 15: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

adalah pembuluh darah yang terletak di daerah limbus atas dengan

infiltrat.

Stadium parut ( Stadium 3)

- Terdapat parut pada konjungtiva tarsus superior yang terlihat sebagai

garis putih yang halus sejajar dengan margo palpebra.Parut folikel

pada limbus kornea disebut cekungan Herbert.Gambaran papil mulai

berkurang.

Stadium sembuh ( Stadium 4)

- Suatu pembentukan parut yang sempurna pada konjungtiva tarsus

superior hingga menyebabkan perubahan bentuk pada tarsus yang

dapat menyebabkan enteropion dan trikiasis.

Pengobatan : Tetrasiklin salep mata,2-4 kali sehari,3-4 minggu, Sulfonamid

diberikan bila ada penyulit.

Pencegahan: Vaksinasi dan makanan bergizi dan higiene yang baik mencegah

penyebaran.

Penyulit : Enteropion,Trikiasis,Simblefaron,Kekeruhan kornea dan

Xerosis/Keartitis sika

KONJUNGTIVITIS ALERGI

Etiologi

Reaksi alergi terhadap non infeksi

o Bisa berupa reaksi cepat alergi biasa

o Reaksi terlambat

Reaksi antibodi humoral terhadap alergen

Riwayat atopi

manifestasi klinik

rentan terhadap benda asing

radang

gatal

silau berulang dan menahun

papil besar pada konjungtiva

datang bermusim menggangu penglihatan

pp

Page 16: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

pemeriksaan lab ditemukan eosinofil, sel plasma, limfosit dan basofil

Pada cairan hidung banyak ditemukan eosinofilia (salah satu jenis sel darah

putih). 

Tes kulit terhadap alergen yang diduga menjadi penyebab terjadinya reaksi

alergi menunjukkan hasil positif. 

terapi

menghindarkan penyebab pencetus penyakit,

memberikan astringen,sodium kromolin, steroid topical dosis

rendah

kompres dingin menghilangkan edema

antihistamin, steroid sistemik keadaan berat

o Antihistamin per-oral merupakan pengobatan utama untuk

Konjungtivitis alergika. 

Antihistamin juga bisa diberikan dalam bentuk tetes mata, yang

biasanya dikombinasikan dengan vasokonstriktor untuk mengurangi

kemerahan. Tetapi Antihistaminnya sendiri maupun sesuatu di dalam

larutan tetes mata kadang bisa memperburuk reaksi alergi yang terjadi,

sehingga biasanya lebih disukai Antihistamin per-oral. 

Kromolin (juga tersedia dalam bentuk tetes mata) terutama digunakan

sebagai pencegahan jika penderita akan mengadakan kontak dengan

suatu alergen. 

Tetes mata yang mengandung kortikosteroid bisa digunakan pada

kasus yang berat, tetapi bisa menyebabkan komplikasi

(misalnya glaukoma). 

o Jika pengobatan lainnya tidak memberikan hasil yang memuaskan,

maka dianjurkan untuk menjalani immunoterapi alergen. 

Pencegahan

Mencuci mata dengan cairan pencuci mata yang lunak bisa membantu

mengurangi iritasi. 

Penderita sebaiknya menghindari bahan yang dapat menyebabkan reaksi

alergi. Selama terjadi Konjungtivitis, sebaiknya lensa kontak tidak

dipasang. 

Page 17: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

BLEFARITIS

DEFINISI

Blefaritis adalah suatu peradangan pada kelopak mata. 

Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di

dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang

dalam keadaan normal ditemukan di kulit. 

PENYEBAB

Terdapat 2 jenis blefaritis:

Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat melekatnya

bulu mata). 

Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan ketombe pada kulit kepala.

Blefaritis posterior ; mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak mata

yang lembab, yang bersentuhan dengan mata). 

Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyaKonjungtivitis 

2 penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis posterior adalah rosasea dan

ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik). 

Alergi atau infestasi kutu pada bulu mata juga bisa menyebabkan blefaritis. 

GEJALA

Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan

keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata. 

Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. 

Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah. 

Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata

rontoKonjungtivitis 

Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. 

Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng

dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. 

Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar

dibuka. 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata. 

Page 18: Mata Merah Visus Normal2

Modul Penglihatan

OSCE Comprehensive Reinforcer 2007

PENGOBATAN

Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk

mengangkat minyak yang merupakan makanan bagi bakteri. 

Bisa digunakan sampo bayi atau pembersih khusus. 

Untuk membantu membasmi bakteri kadang diberikan salep antibiotik

(misalnya eritromisinatau sulfacetamide) atau antibiotik per-oral

(misalnya tetracycline). 

Jika terdapat dermatitis seboroik, harus diobati. 

Jika terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan jeli petroleum pada

dasar bulu mata.