VENTILASI PARU

79
VENTILASI PARU dr. NILAS WARLEM,Sp.P

description

ilmu penyakit paru

Transcript of VENTILASI PARU

Page 1: VENTILASI PARU

VENTILASI PARU

dr. NILAS WARLEM,Sp.P

Page 2: VENTILASI PARU

RESPIRASI Respirasi yaitu suatu proses penyedian

oksigen bagi seluruh sel yang ada didalam tubuh dan mengeluarkan kelebihan carbondioksida sebagai hasil samping metabolisme sel yang tidak diperlukan.

Page 3: VENTILASI PARU

Respirasi dibagi 2 tahap : 1. Respirasi ekterna yaitu masuknya

udara ke alveoli dan sebaliknya. 2. Respirasi interna proses perpindahan

oksigen dari alveoli ke sirkulasi darah terus ke sel jaringan dan perpindahan karbondioksida dari sel jaringan masuk kealiran darah masuk kealveoli .

Page 4: VENTILASI PARU

1. Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi

Page 5: VENTILASI PARU

Anatomi dan Fisiologi Saluran Nafas Bawah

Trakea Primary bronkhi

Bronkus lobaris

Bronkus segmentalis

Page 6: VENTILASI PARU
Page 7: VENTILASI PARU
Page 8: VENTILASI PARU

Fungsi pernapasan ada 4:1. Ventilasi paru2. Difusi3. Transportasi O2 dan CO2 dalam darah

dan cairan tubuh ke dan dari sel jaruingan tubuh

4. Pengaturan Pernapasan

Page 9: VENTILASI PARU

VENTILASI PARU Yaitu masuk dan keluarnya udara antara atmosfir dan

alveoli paru. Inspirasi peristiwa masuknya udara atmosfir melalui

saluran napas terus ke alveoli. Otot difragma berkontraksi dan kubah difragma turun, Otot intercostalis externa menarik dinding dada agak keluar udara masuk, tekanan dalam alveolus menurun, udara masuk kealveolus

Page 10: VENTILASI PARU

Ekspirasi keluarnya udara pernapasan dari alveoli melalui saluran pernapasan ke udara atmosfir. Otot difragma naik dan m. intercotalis interna relaksasi. Tekanan dalam alveolus meningkat dan ruang didalam dada mengecil ,udara keluar dari alveolus Proses ekspirasi berlangsung pasif

Gerakan inspirasi dan ekspirasi merupakan gerakan mekanik yang disebabkan oleh elastisitas paru, dinding dada dan diafrahgma.

Page 11: VENTILASI PARU

Peranan diafragma dalam ventilasi1. Membantu pernapasan torak2. Pertukaran volume dalam torak 75%

adalah pernapasan diafrahma3. Ventilasi pada orang normal dengan

diafrahma saja bisa melakukan perpindahan gas dalam dan keluar paru.

Page 12: VENTILASI PARU

Pengembangan paru Diagfragma bergerak turun naik untuk

memperbesar atau memperkecil rongga paru

Depresi dan elevasi tulang iga untuk memperbesar atau memperkecil diameter anteroposterior rongga dada

Page 13: VENTILASI PARU

Alat-alat yang berfungsi untuk ventilasi1. Sternum2. Iga3. rongga torak4. otot-otot intercostal5. diafrahma6. komponen elastisitas serta kolagen

paru

Page 14: VENTILASI PARU

Otot respirasi diafrahma,m interkostalis interna, m

interkostalis eksterna,muskulus kalenus,sternomastodeus,seratus anterior,pektoralis mayor, rektus abdoinis,obligus ekternus dan internus.

Page 15: VENTILASI PARU

Jalan napas terdiri dari 23 generasi. Trakea (1) bronkus utama (2) bronkus segmental (3,4) bronkus kecil (5-11) bronkiolus (12-15) bronkiolus terminalis,bronkiolus

respiratorius,duktus alveolaris,sakusalveolaris (16-23)

Page 16: VENTILASI PARU

Fungsi paru: Pertukaran gas Fungsi bicara Filtrasi mikrotrombus yang berasal dari vena

sistemik Aktivitas metabolik seperti konversi

angiotensin I menjadi angiotensin II Pembuangan atau deaktivasi

serotonin,bradikinin,noreepinefrin, asetilkolin,propanolol,klorpromazin.

Page 17: VENTILASI PARU

Pengaliran udara antara rongga torak dengan atmosfir ditentukan oleh perbedaan antara tekanan udara dalam rongga toraks dengan tekanan udara atmosfir.

Page 18: VENTILASI PARU

Tekanan-tekanan yang berhubungan

dengan ventilasi pulmoner1. Tekanan Alveolus (Selama inspirasi

tekanan alveolus -1 cm H2O.Ekspirasi tekanan alveolus +1 cmH2O

Tekanan atmosfir,tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara diatmosfir terhadap benda-benda dipermukaan bumi (P=760 mmhg)

Page 19: VENTILASI PARU

2.Tekanan intra alveolar/tekanan intra pulmonary yaitu tekanan dalam alveolus, pada aliran udara paru,maka tekanan alveoli harus diturunkan nilainya sedikit dibawah tekanan atmorfir dan begitu sebaliknya untuk mendorong udara keluar dari paru

Page 20: VENTILASI PARU

3. Tekanan intra pleura, cairan pleura yang normal ± 20 ml berfungsi sebagai pelumas untuk gerakan paru.tekanan intra pleura pada saat mulai inspirasi −5 mmhg,peningkatan tekanan negatif menyebabkan peningkatan volume paru.

Page 21: VENTILASI PARU

4.Tekanan tranpulmoner yaitu perbedaan tekanan antara alveolus dan tekanan intra pleura yang membentuk daya elastis dalam paru yang cendrung mengempiskan paru pada setiap titik pengembangan→ daya lenting paru

Page 22: VENTILASI PARU

Tekanan dikatakan negatif apabila tekanan dalam rongga torak lebih rendah dari takanan udara atmosfir,tekanan positif sebaliknya.

Perubahan volume dari rongga toraks menyebabkan terjadinya perubahan tekanan,semakin dekat jalan nafas keudara bebas,maka tekanan rongga torak akan semakin mendekati tekanan atmosfir.

Page 23: VENTILASI PARU

Sistem respirasi dimulai dari rongga hidung → farings →larings → trachea → bronkhus → bronkiolus → alveolus paru.

Jenis Gerakan Pernapasan1. Pernapasan torakal2. Pernapasan abdominal

Page 24: VENTILASI PARU

Pernapasan torakal ialah gerakan pernapasan dengan otot dinding torak sehingga terjadi pembesaran rongga torak sewaktu inspirasi dan pengecilan rongga torak sewaktu ekspirasi.

Page 25: VENTILASI PARU

Penapasan abdominal ialah gerakan pernapasan dengan bantuan dinding perut sehingga terjadi pembesaran rongga abdomen sewaktu inspirasi karena diagfrahma mendatar dan otot perut relaksasi dan pengecilan rongga perut sewaktu dinding perut berkontraksi dan diagfrahma terdorong keatas maka terjadi ekspirasi.

Page 26: VENTILASI PARU

Dalam keadaan biasa kedua gerakan pernapasan ini dalam bentuk kombinasi sehingga disebut juga pernapasan torakoabdominal. Pada keadaan tertentu seperti orang hamil, pada orang menderita ascites, orang ini bernapas dengan cara gerakan dada saja.

Page 27: VENTILASI PARU

Berdasarkan bentuk dari aliran udara

yang terdapat dalam jalan nafas,dibagi atas tiga bagian yaitu:

Luminer,pengaliran udara yang sifatnya searah

Turbulen,pengaliran udara yang berputar-putar

Page 28: VENTILASI PARU

Kombinasi antara luminer dan turbulen, misalnya pengaliran udara di trakea dan bronkus,aliran turbulen diperlukan untuk mengatasi resistensi yang ada.Kecepatan pengaliran udara ditentukan oleh hambatan yang dialami oleh aliran udara (airways resistence) dan elastisitas dari saluran udara (elastance).

Page 29: VENTILASI PARU

Resistensi adalah hambatan jalan udara oleh karena bentuk dari saluran pernapasan.Semakin tinggi resistensi dari saluran pernapasan semakin rendah pengaliran udara yang terjadi.

Page 30: VENTILASI PARU

Elastisitas adalah sifat elastisitas dari jaringan yaitu untuk kembalinya kepada ukuran semula setelah terjadi perobahan volume akibat tekanan dari lumen maupun tekanan dari luar. Elastisitas pengertiannya berlawanan dengan “compliance”, bila compliance meningkat maka elastisitas akan menurun dan sebaliknya.

Page 31: VENTILASI PARU

Compliance adalah kemampuan peregangan

dari paru untuk tetap pada posisi berdilatasi.Hal ini dapat diukur dari volume paru dibagi dengan perubahan tekanan jalan nafas. Nilai normal dari compliance paru 0,2 l/H2O. Oleh karena itu compliance paru tergantung pada volume paru. Pada berbagai penyakit, misalnya edema paru dan fibrosis paru, compliance akan berkurang.Comlpiance diukur dalam keadaan statis dengan memasukan kateter dalam esofagus dan mengukurnya dengan spirometri khusus.

Page 32: VENTILASI PARU

Tegangan permukaan dalam alveoli tergantung luas permukaannya.

Pada inspirasi dan ekspirasi luas alveoli tidak sama, akan terjadi 2 perubahan:

Perubahan pada diameter alveoli itu sendiri

Page 33: VENTILASI PARU

Terjadinya aliran udara dalam alveoli.pada ekspirasi terjadi diameter alveoli mengecil maka akan terjadi pengurangan tekanan,maka terjadi pengurangan tegangan permukaan,supaya tidak mengalami kolaps diperlukan surfaktan

Page 34: VENTILASI PARU

Surfaktan adalah zat yang terdapat pada permukaan alveoli dan zat ini disebut dengan faktor antiatelektasis.Zat ini dihasilkan aleh pneumonosit yang terdapat pada alveoli.

Page 35: VENTILASI PARU

Ruang rugi Saluran nafas atas sampai ke

bronkiolus terminalis tidak berperan dalam pertukaran gas (jalan nafas konduksi) membentuk ruang rugi anatomis (Vd) yang volumenya dalam keadaan normal 150 ml. Alveoli yang telah kehilangan suplai darah (mis embolus paru) ruang rugi alveolar. Ruang rugi anatomis +ruang rugi alveolar = ruang rugi fisologis

Page 36: VENTILASI PARU

Volume paru

1. Volume alun napas (tidal volume/TV), yaitu jumlah udara yang masuk kedalam dan keluar dari paru pada pernapasan biasa. Seorang normal dengan berat 70 kg dalam keadaan istirahat biasanya mempunyai isi alun napas sebesar 500 ml.

Page 37: VENTILASI PARU

2. Volume cadangan inspirasi (inspirasi reseve volume/IRV),yaitu jumlah udara yang masih dapat masuk keparu pada inspirasi maksimal setelah inspirasi biasa.Pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar 2500 ml.

Page 38: VENTILASI PARU

3.Volume cadangan ekspirasi (exspiratory reserve volume/ERV).Volume udara yang masih bisa dikeluarkan setelah ekspirasi biasa. Pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar 1500 ml.

Page 39: VENTILASI PARU

4.Volume residu (residual volume/RV).Jumlah udara yang tersisa dalam paru setelah ekspirasi maksimal. Pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar 1500 ml

Page 40: VENTILASI PARU

Pada orang normal,volume paru tergantung pada ukuran dan bentuk tubuh .Juga volume dan kapasitas paru berubah karena posisi tubuh. akan berkurang bila seseorang dalam posisi berbaring dan akan bertambah pada posisi berdiri.

Page 41: VENTILASI PARU

Perubahan besarnya volume disebabkan oleh 2 faktor :

Kecendrungan isi perut mendesak diaprahma kearah atas pada posisi berbaring,sehingga paru terdesak.

Perubahan volume darah paru pada posisi berbaring yang akan menurunkan ruang udara paru.

Page 42: VENTILASI PARU

Selain bentuk anatomis seseorang, faktor utama yang mempengaruhi besarnya kapasitas vital adalah:

Posisi seseorang selama pengukuran kapasitas vital.

Kekuatan otot-otot respirasi. Distensibilitas paru dan torak atau

dikenal sebagai compliance paru.

Page 43: VENTILASI PARU

Kapasitas paru1. Kapasitas paru terdiri dari dua atau

lebih volume paru utama yaitu:2. Kapasitas total (total lung capasity)

yaitu jumlah total udara dalam paru pada saat inspirasi maksimal (TV+IRV+ERV+RV). Besarnya sekitar 6 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.

Page 44: VENTILASI PARU

3. Kapasitas vital (vital capacity), yaitu besarnya jumlah udara yang dapat diekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal(TV+IRV+ERV). Besarnya sekitar 4,5 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.

Page 45: VENTILASI PARU

4. Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity) yaitu jumlah udara maksimal yang dapat masuk kedalam paru setelah akhir ekspirasi biasa (TV+IRV). Besarnya 3 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.

Page 46: VENTILASI PARU

5. Kapasitas residu fungsional ( functional residual capacity), yaitu jumlah udara dalam paru saat akhir ekspirasi biasa(ERV+RV). Besarnya sekitar 2,4 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.

Page 47: VENTILASI PARU

Volume Dinamik, pemeriksaannya mempunyai batasan waktu yaitu :

Volume Ekspirasi Paksa detik pertama VEP1 yaitu jumlah udara yang bsa dikeluarkan sebanyak-banyknya dalam 1 detik pertama pada waktu ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal.

Maxsimal voluntary Ventilation (MVV) Jumlah udara yang bisa dikeluarkan sebanyak-banyaknya dalam 1 menit dengan bernapas cepat dan dalam secara maksimal.

Page 48: VENTILASI PARU
Page 49: VENTILASI PARU
Page 51: VENTILASI PARU

Spirometri Defenisi : Pemeriksaan spirometri

adalah pemeriksaan untuk mengukur volume paru statik dan dinamik seseorang dengan alat spirometri.

Page 52: VENTILASI PARU

INDIKASI PEMERIKSAAN SPIROMETRI

1. Setiap penderita dengan keluhan sesak napas tanpa memandang penyebabnya

2. Penderita asma dalamkeadaan stabil.3. Penderita PPOK dalam keadaan stabil4. Penderita asma dan PPOK setelah

pemberian bronkodilator5. Pemeriksaan berkala pada orang-orang

yang merokok minimal 1 kali setahun.

Page 53: VENTILASI PARU

MANFAAT PEMERIKSAAN SPIROMETRI

Menilai manfaat pengobatan . Evaluasi penyakit Menentukan proknosis tindakan

bedah Menentukan apakah seseorang

mempunyai resiko ringan,sedang atau berat pada tindakan bedah

Page 54: VENTILASI PARU

TUJUAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI

Menilai status faal paru yaitu menentukan apakah seseorang mempunyai faal paru normal,obstruksi, restriksi,atau bentuk campuran.

Page 55: VENTILASI PARU

Interprestasi hasil pemeriksaan spirometriDalam menginterprestasikan hasil pemeriksaan faal paru ditemui 4 kriteria ; normal, obstruksi, restriksi dan campuran

a. spirometri Normal Nilai normal untuk faal paru didasari pada

studi populasi tergantung pada ras, tinggi, umur daan jenis kelamin. Nilai normal di Indonesia ditentukan oleh Project Pneumobile.Nilai KVP dan VEP1 normalnya lebih dari 80%.ratio VEP1/KVP > 75%.

Page 56: VENTILASI PARU

b. kelainan Paru Obstruksi1. terutama mengenai jalan nafas dan alveoli

menyebablkan aliran udara berkurang, sering terjadi udara terperangkap danmenyebabkan hiperinflasi ruang udara bagian distal dan mengurangi densitas jaringan paru/peningkatan resistensi terhadap aliran udara

Page 57: VENTILASI PARU

pada kelainan paru obsruksi terjadi

peningkatan tahanan saluran napas sehingga pada kelainan ini terjadi peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsional dan kapasitas paru total.

Page 58: VENTILASI PARU

Derajat Obstruksi

DERAJAT OBSTRUkSI

Vep1 Vep1/KVP

OBSTRUkSIRingan

>60% dan < 80%

>60% dan <75%

OBSTRUkSISedang

50 – 60% 30-60%

OBSTRUkSIBerat

< 50% < 30%

Page 59: VENTILASI PARU

C. restriksi Gangguan restriktif, menyebabkan

volume paru dan menambah densitas jaringan paru /kekakuan paru,torak atau keduanya akibat penurunan complaince (daya kembang) penurunan semua volume paru termasuk kapasitas vital.

Page 60: VENTILASI PARU

Derajat RestriksiDerajat Restriksi KVP

Ringan Restriksi > 65 - <80

Sedang Restriksi > 51 - 65

Berat Restriksi ≤ 51

Page 61: VENTILASI PARU

Angka ini dirujuk dari project pneumobile Indonesia, angka ini bisa berobah sesuai ketentuan alat spirometri .

Page 62: VENTILASI PARU

SPESIFIKASI Spirometri biasa hanya dapat

mengukur VCI, VAN, VCE,KV,KI Untuk pengukuran VR, KRF dan KPT

diperlukan spirometri khusus

Page 63: VENTILASI PARU

Hasil pemeriksaan spirometri dapat dinilai akurat apabila telah memenuhi kriteria Akseptabiliti dan reprokdusibiliti yang direkomendasikan oleh American Thoracic Society (ATS) sebagai berikut : 1.kriteria akseptibiliti

a. Permulaan pengujian harus memuaskan, ekspirasi paksa tidak ragu-ragu..

b. Waktu ekspirasi paksa minimal 6 detik

c.Pengujian dilakukan sampai selesai

Page 64: VENTILASI PARU

2. Kriteria reproduksibilitia. Setelah 3 kali pemeriksaan yang

acceptable , kemudian ditentukaan 2 yang reproductable menurut rekommendasi ATS adalah:

b. 2 KVP yang terbesar pebedaannya kurang dari 5% .

c. 2 VEP1yang terbesar perbedaannya kurang dari 5%.

Page 65: VENTILASI PARU

Persiapan. Alat Spirometri. Alat harus dikalibrasi

untuk volume dan arus, minimal 1 kali seminggu. Penyimpangan tidak boleh lebih dari 1 ½ dari kalibrator.

Page 66: VENTILASI PARU
Page 69: VENTILASI PARU
Page 70: VENTILASI PARU
Page 71: VENTILASI PARU
Page 72: VENTILASI PARU
Page 73: VENTILASI PARU

Penderita. Harus mengerti tujuan dan cara

pemeriksaan , yaitu dengan memberikan petunjuk yang tepat dan benar serta contoh cara melakukan pemeriksaan.

Bebas dari rokok minimal 2 jam sebelum pemeriksaan.

Tidak boleh makan terlalu kenyang →sebelum pemeriksaan

Berpakaian tidak ketat

Page 74: VENTILASI PARU

Operator. Faktor yang penting yang harus diperhatikan oleh operator

1. Informasi data-data subjek yang akan diperiksa, meliputi :nama, umur, tinggi badan, berat badan ,suku bangsa.

Page 75: VENTILASI PARU

2. Persiapan subjek , menerangkan kepada subjek tentang ; Cara bekerja alat Perintah-perintah yang harus

dilaksanakan Pemeriksaan dilakukan pada

posisi berdiri terutma pada anak dan orang gemuk.

Page 76: VENTILASI PARU

3. Demonstasi kepada subjek4. Perhatikan subjek

Apakah penjepit hidung terpasang dengan baik ?

Apakah tidak ada kebocoran dimulut ?

Page 77: VENTILASI PARU
Page 78: VENTILASI PARU
Page 79: VENTILASI PARU