laporan k3 VENTILASI

22
Makalah Responsi Hari/Tanggal : Kamis, 3 Mei 2013 Keselamatan dan Kesehatan PJ/Dosen : M. Islam Nasution Kelompok : 6 (A P1) VENTILASI PADA RUANG KERJA Nama NIM Teodorus Yossie J3E412143 Putri Rahmawati J3E212134 Emily Sumarga W J3E212128 M. Fathin Ibnu H J3E212132 Yuli Ernita J3E212141 Vivi Alviah J3E212124

description

laporan K3 ventilasi

Transcript of laporan k3 VENTILASI

Page 1: laporan k3 VENTILASI

Makalah Responsi Hari/Tanggal : Kamis, 3 Mei 2013

Keselamatan dan Kesehatan PJ/Dosen : M. Islam Nasution

Kelompok : 6 (A P1)

VENTILASI PADA RUANG KERJA

Nama NIM

Teodorus Yossie J3E412143

Putri Rahmawati J3E212134

Emily Sumarga W J3E212128

M. Fathin Ibnu H J3E212132

Yuli Ernita J3E212141

Vivi Alviah J3E212124

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012/2013

Page 2: laporan k3 VENTILASI

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-

Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah mata kuliah “Kesehatan dan Keselamatan Kerja” tepat

pada waktu nya. Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-

kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah

ini.

Bogor, April 2013

Penulis

Page 3: laporan k3 VENTILASI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin maju perekonomian sebuah bangsa atau negara, maka akan

semakin banyak dilaksanakan pembangunan gedung-gedung pemerintah, gedung-

gedung komersial, infrastruktur juga fasilitas umum lainnya. Hal ini dapat

menjadi permasalahan yang harus diatasi atau dibenahi oleh setiap pengelola

tempat atau bangunan.

Salah satu jenis bangunan adalah gedung untuk kegiatan perkantoran yang

banyak digunakan untuk kegiatan kerja. Bagian sebuah gedung yang sangat

penting agar sebuah gedung dapat beroperasi dengan lancar adalah sistim utilitas

gedung. Salah satu bagian dari sistim utilitas gedung adalah sistim ventilasi.

Dengan adanya sistim ventilasi yang baik maka penghuni gedung perkantoran

akan dapat melaksanakan pekerjaannya secara produktif dan efisien.

Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan, ventilasi berperan penting

dalam kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Banyak penelitian yang

juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara ventilasi dan kejadian

penyakit berbasis lingkungan seperti tuberculosis paru atau penyakit lainnya.

Sebagai tenaga kesehatan lingkungan, kita juga memahami ventilasi sebagai salah

satu komponen standar pada bangunan tempat kerja maupun di rumah. Karena

pada sebuah masyarakat modern, manusia menghabiskan waktu lebih dari 90%

seluruh waktunya berada didalam lingkungan buatan (artificial environment),

mungkin rumah, tempat kerja ataupun sebuah kendaraan.

Ventilasi pada bangunan sangat diperlukan untuk mengolah udara secara

serempak dengan mengendalikan temperatur, kelembaban, kebersihan, dan

distribusinya untuk memperoleh kenyamanan penghuni dalam ruang yang

dikondisikan. Karena keadaan ruangan tempat bekerja merupakan hal yang dapat

mempengaruhi kualitas kerja pekerja. Kenyamanan termal yang dinilai dengan

Page 4: laporan k3 VENTILASI

menggunakan pendekatan psikologis dapat diartikan sebagai kondisi pikiran yang

mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan termalnya.

Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kenyamanan termal antara

lain kualitas udara dalam bangunan, sick building syndrome, dan personal.

B. Rumusan Masalah

a) Menjelaskan definisi ventilasi

b) Macam-macam ventilasi

c) Syarat-syarat pembuatan ventilasi di tempat kerja

d) Cara kerja ventilasi

e) Dampak keberadaan ventilasi di tempat kerja

C. Tujuan

Mengetahui syarat ventilasi yang baik di tempat kerja, mengetahui cara

kerjanya, dan dampak keberadaan ventilasi pada keselamatan dan kesehatan kerja.

Page 5: laporan k3 VENTILASI

BAB II

ISI

A. Definisi

Dalam pengertian umum ventilasi adalah pergerakan udara dari luar

bangunan ke dalam. Agar pengertian tidak rancu, pengertian ini berbeda dengan

peralatan pembakar yang menggunakan udara seperti pemanas air, perapian dan

tungku kayu. Sistem pembuangan udaranya dinamakan exhausts. Hasil

pembakaran dibuang keluar agar tidak meracuni penghuni bangunan. Sementara

pergerakan udara dalam ruangan dinamakan transfer udara.

Ventilasi udara diperkenakan untuk menjaga kualitas dalam ruangan.

Tujuan utama dari sebuah sistem ventilasi udara adalah untuk membatasi

konsentrasi karbondioksida serta polutan seperti debu, asap dan komponen

organik halus. Ventilasi udara seringkali didesain untuk menjaga temperatur dan

kelembaban ruangan. Untuk menyediakan sebuah kondisi iklim mikro yang

dapat diterima didalam sebuah ruangan, baik dari aspek kenyamanan maupun

kesehatan bagi para penghuni ruangan (occupant). Dalam hal ini, iklim mikro

mengacu pada lingkungan termal dan kualitas udara ruang dalam (IAQ, Indoor

Air Quality).

Pengendalian udara dalam lingkungan kerja industri diperlukan untuk

menjaga agar kualitas udara memenuhi standard kualitas yang ditetapkan bagi

kesehatan pekerja, dan memenuhi syarat kondisi udara yang sesuai bagi proses

produksi, lingkungan kerja mesin-mesin atau peralatan yang digunakan dan

penyimpanan barang atau hasil produksi. Salah satu cara pengendalian udara

dalam ruang adalah ventilasi, yaitu pemasukan dan pengeluaran udara kedalam

ruang melalui bukaan atau lubang yang ada untuk mendapatkan udara yang

memenuhi standard kualitas kesehatan dan proses produksi industri.

Page 6: laporan k3 VENTILASI

B. Fungsi

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain :

Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus

Sebagai lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap

(sering berupa jendela atau pintu)

Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari).

Untuk mengurangi konsentrasi debu dan gas-gas yang dapat menyebabkan

keracunan, kebakaran, dan peledakan.

Menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh

keringat dan sebagainya dan gas-gas pembakaran (CO2) yang ditimbulkan

oleh pernafasan dan proses-proses pembakaran.

Menghilangkan kalor yang berlebihan.

Selain itu, ada pula sisi negatif yang ditimbulkan dari system ventilasi, yaitu

adanya penurunan kualitas udara ruang dalam (indoor air quality) yang dialami

khususnya pada gedung-gedung fasilitas umum. Istilah ‘sick building syndrome’

semakin menjadi fenomena buruk pada era penghematan energi. Permasalahan

kualitas udara ruang dalam ini berkaitan dengan perawatan instalasi yang rendah,

konsentrasi tinggi dari polutan yang tumbuh secara internal dan laju pemasukan

(supply) udara luar rendah.

C. Syarat

Agar udara dalam ruangan tetap terjaga, dapat dilakukan persyaratan teknis

ventilasi dan jendela sebagai berikut :

Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas

lantai, dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.

Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.

Udara yang masuk haruslah udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah, knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.

Page 7: laporan k3 VENTILASI

Aliran  udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang

hawa berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan

tidak terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan

lain-lain.

Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.

D. Prinsip

Prinsip utama dari ventilasi adalah menggerakan udara kotor dalam rumah

atau di tempat kerja, kemudian menggantikannya dengan udara bersih. Sistem

ventilasi menjadi fasilitas penting dalam upaya penyehatan udara pada suatu

lingkungan kerja. Menurut ILO (1991), ventilasi digunakan untuk memberikan

kondisi dingin atau panas serta kelembaban di tempat kerja.

E. Jenis

Secara umum jenis- jenis ventilasi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Ventilasi alami (Natural Ventilation)

Merupakan suatu bentuk pertukaran udara secara alamiah tanpa bantuan

alat-alat mekanik seperti kipas. Ventilasi alami masih dapat dimungkinkan

membersihkan udara selama pada saat ventilasi terbuka terjadi pergantian

dengan udara yang segar dan bercampur dengan udara yang kotor yang ada

dalam ruangan. Secara umum, standar luas ventilasi alami dihitung lebih dari

20 % luas lantai tempat kerja (Suma’mur, 1987).

Penggunaan ventilasi alami tidak efektif jika digunakan dengan tujuan

untuk mengurangi emisi gas, debu dan vapours ditempat kerja. Hal ini

disebabkan tingkat kesulitan yang tinggi pada ventilasi alami terkait penentuan

parameter yang harus kita ketahui menyangkut kecepatan angin, tekanan angin

dari luar, arah angin, radiasi panas dan berapa besar pengaruh lubang-lubang

yang ada pada dinding dan atap, Ventilasi alami biasanya digunakan dengan

tujuan untuk memberikan kesegaran dan kenyamanan pada tempat Kerja yang

Page 8: laporan k3 VENTILASI

tidak memiliki sumber bahaya yang tinggi. Ventilasi umum dapat berlangsung

dengan baik bila :

Kadar kontaminan udara dalam ruang tidak terlalu tinggi agar volume

udara pengencer tidak terlalu besar.

Pekerja berada cukup jauh dari sumber pengencer agar tidak terpengaruh

pencemaran, kadar kontaminan udara masih dibawah nilai ambang batas.

Toksisitas kontaminan masih rendah

Pencemaran terjadi merata.

2. Ventilasi mekanik

Ventilasi mekanik merupakan ventilasi buatan, beberapa conoth ventilasi

mekanik adalah seperti di bawah ini:

Ventilasi Umum (General Ventilation)

Jenis ventilasi ini biasanya digunakan pada tempat kerja dengan emisi

gas yang sedang dan derajat panas yang tidak begitu tinggi. Jenis ventilasi

ini biasanya dilengkapi dengan alat mekanik berupa kipas penghisap

contohnya adalah (exhaust fan). Prinsip kerja dari general ventilation ini

adalah udara yang dibangun di luar tempat kerja di hisap dan di

hembuskan oleh kipas kedalam rungan bercampur dengan bahan

pencemar sehingga terjadi pengenceran. Kemudian udara kotor yang telah

diencerkan tersebut dihisap dan di buang keluar, sehingga udara di dalm

ruangan dapat tetap tejaga kebersihannya.

Ventilasi pengeluaran setempat (Local Exhaust Ventilation)

Jenis ventilasi ini dipakai dengan pertimbangan teknis, bahwa bahan

pencemar berupa gas, debu dan vapours yang ada pada tempat kerja dalam

konsentrasi tinggi tidak dapat dibuang atau diencerkan hanya dengan

menggunakan ventilasi umum ataupun ventilasi alami, namun harus

dengan ventilasi pengeluaran setempat yang diletakan tepat pada sumber

pencemar. Bahan pencemar yang keluar dari proses kerja akan langsung di

hisap oleh ventilasi, sebelum sampai pada tenaga kerja.

Page 9: laporan k3 VENTILASI

Comfort Ventilation

Jenis ventilasi ini dengan menggunakan alat yang biasa disebut Air

Conditioner (AC) pada suatu ruangan. Jenis ventilasi ini berfungsi

menciptakan kondisi tempat kerja agar menjadi nyaman, hangat bagi

tempat kerja yang dingin, atau menjadi sejuk pada tempat kerja yang

panas.

Sementara pendapat serupa mengatakan, bahwa untuk memperoleh ventilasi yang

baik dapat dilaksanakan dengan cara :

Ventilasi alamiah, merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah, dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela, pintu, atau lubang angin yang

sengaja dibuat.

Ventilasi Mekanik, merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan:

AC (Air Conditioner), yang berfungsi untuk menyedot udara dalam ruang

kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke depan

Exhauser, merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan luar

ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai.

Faktor yang harus diperhatikan dalam membangun sistem ventilasi, selain

bentuk juga harus sangat diperhatikan kekuatan aliran dan tata letak ventilasi.

Letak ventilasi harus sesuai dengan priciples of dilution ventilation, terutama

untuk tempat kerja dengan resiko paparan bahan kimia.

Berikut merupakan contoh bagan kerja sistim ventilasi :

Page 10: laporan k3 VENTILASI

Keterangan :

Gambar A : udara masuk melalui ventilasi alami dan langsung keluar melalui

exhaust fan.

Gambar B : udara masuk melalui ventilasi melewati bahan yang ada di meja

kerja, dihisap melalui exhaust fan.

Gambar C : posisi ventilasi berada di belakang tenaga kerja dengan ketinggian

yang sama.

Gambar D : udara masuk melalui ventilasi dan langsung dibuang melalui exhaust

fan. Udara tidak sampai bercampur dengan udara di bagian belakang tempat kerja.

Gambar E : udar yang masuk dari belakang langsung dibuang ke exhaust fan yang

ada di flapon ruangan

Gambar F : udara yang masuk dari depan tenaga kerja langsung dibuang melalui

flapon ruangan.

Berikut adalah contoh dari pemasangan ventilasi yang tidak tepat.

Gambar yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah menggambarkan tentang

Pemasangan sistem ventilasi yang tidak tepat. Contoh gambar C menunjukkan

pemasangan sistem ventilasi tipe slot yang dipasang di bawah tangki proses

pencelupan yang berisi solven yang mudah menguap (amyl acetate). Tujuan dari

pemasangan sistem ventilasi tipe ini untuk mengamankan lingkungan tempat

kerja dari bahaya kebakaran/ledakan. Namun ditinjau dari kesehatan dan

keselamatan kerja, tipe ini tidak memadai, karena tenaga kerja akan terpapar oleh

amyl acetate.

Page 11: laporan k3 VENTILASI

Untuk itu maka sistem pemasangan ventilasi slot tersebut harus dipasang di atas

dan sejajar dengan permukaan tangki seperti gambar D.

Gambar yang ditunjukkan pada gambar diatas menggambarkan tentang

Pemasangan sistem ventilasi yang tidak sempurna Apabila udara yang

dikeluarkan ke tempat terbuka dari suatu sistem ventilasi mengandung sejumlah

kontaminan, sedang sistem ventilasi tanpa dilengkapi dengan alat pembersih

seperti scrubber, cyclone, bag house filter dan lain-lain, kemungkinan udara

tersebut sebagian akan masuk kembali dan mencemari lingkungan kerja.

Demikian pula yang jatuh di luar industri, meskipun dalam jumlah kecil namun

lama kelamaan akan mengendap dan menumpuk yang akhirnya menyebabkan

gangguan kesehatan.

F. Dampak

Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan lingkungan

ruang kerja. Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap

pekerja/karyawan berupa keluhan gangguan kesehatan. Dampak pencemaran

udara dalam ruangan terhadap tubuh terutama pada daerah tubuh atau organ tubuh

yang kontak langsung dengan udara meliputi organ sebagai berikut :

1. Iritasi selaput lendir: Iritasi mata, mata pedih, mata merah, mata berair

2. Iritasi hidung, bersin, gatal: Iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering

Page 12: laporan k3 VENTILASI

3. Gangguan neurotoksik: Sakit kepala, lemah/capai, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi.

4. Gangguan paru dan pernafasan: Batuk, nafas berbunyi/mengi, sesak nafas, rasa berat di dada dan juga hydropneumonia (paru-paru basah)

5. Gangguan kulit: Kulit kering, kulit gatal6. Gangguan saluran cerna: Diare / mencret7. Lain-lain: Gangguan perilaku, gangguan saluran kencing

G. Solusi

Adapun Secara Umum Solusi Penempatan Ventilasi Yang Baik Diantaranya :

a. Lubang-lubang ventilasi ditempatkan pada dinding-dinging yang saling

berhadapan agar terjadi aliran udara yang baik dalam ruang.

b. Lubang-lubang ventilasi ditempatkan tidak sama tinggi dari lantai agar

terjadi aliran udara yang baik dalam ruang.

c. Cerobong udara keluar dibuat setinggi mungkin agar terjadi aliran udara

yang baik dalam ruang (efek cerobong).

d. Tinggi letak lubang ventilasi masuk sedemikian sehingga aliran udara

masuk mengenai daerah hunian (living zone) pada batas ketinggian 0.30 m-

1.80m diatas lantai.

e. Lubang-lubang ventilasi sebaiknya dibuat dengan kombinasi ventilasi

horizontal dan vertikal.

f. Untuk kenyamanan ruang, kecepatan aliran udara dibuat berkisar antara

0.10-0.15 m/detik. Untuk kesehatan tidak melebihi 0.5 m/det, atau kurang

dari 0.10 m/det. Suhu udara yang mengalir mempengaruhi kenyamanan,

udara yang mengalir dengan kecepatan 0.6 m/det pada suhu 300C tidak

terasa jelek, tetapi aliran udara dengan kecepatan 0.15 m/det. Pada suhu

120C terasa tidak enak. Udara yang mengalir diatas lantai yang dingin terasa

tidak enak. Udara yang mengalir dengan kecepatan 0.10 m/det didaerah

pegunungan terasa sangat dingin pada kaki. Pada tempat-tempat dengan

kecepatan udara tinggi, dikendalikan dengan memasang penahan atau

pembelok arah angin (deflektor) pada bukaan, yang dapat digerakkan untuk

mengatur arah angin, dan kecepatan angin masuk.

Page 13: laporan k3 VENTILASI

g. Pemeriksaan kualitas udara dalam ruangan secara berkala sesuai parameter

kualitas udara (kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi) agar tercipta

lingkungan kerja yang sehat.

h. Monitoring kesehatan dengan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk

mengetahui sejak dini gangguan kesehatan yang terjadi sebelum berkoloni

di dalam tubuh.

Page 14: laporan k3 VENTILASI

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemasangan ventilasi yang baik akan menghasilkan jumlah dan

kualitas udara yang segar ke seluruh ruangan yang dapat berfungsi

mengurangi dan membebaskan udara dari bau maupun udara yang beracun.

Oleh karena itu pengaturan ventilasi udara dalam ruangan hendaknya

direncanakan dengan sebaik-baiknya agar sirkulasi udara dapat berjalan

dengan lancar, sehingga kondisi udara dalam ruangan tidak menjadi lembab,

yang kemudian hal tersebut dapat mengganggu tingkat kenyamanan

meningkatkan kenyamanan, kesehatan, dan produktivitas pekerja ataupun

seseorang yang berada di dalam ruangan.

Keberhasilan sistim ventilasi sangat tergantung kepada faktor-faktor

temperatur, kecepatan dan tingkat kontaminasi udara yang terjadi pada sebuah

ruangan. Ketiga faktor tersebut diatas sangat dipengaruhi oleh parameter-

parameter kapasitas/laju ventilasi, jumlah dan besar sumber panas, tinggi plafon,

pergerakan orang (penghuni ruang), total laju/emisi gas kontaminan serta

penempatan difusor.

Oleh sebab itu aspek-aspek tersebut perlu diteliti agar didapatkan sistim

ventilasi yang terbaik, sehingga akan diperoleh suatu rancang bangun sistim

ventilasi yang efektif dalam peningkatan kenyamanan dan penjagaan kesehatan

bagi penghuni ruangan.

Page 15: laporan k3 VENTILASI

DAFTAR PUSTAKA

Industrial Ventilation, A Manual Of Recommended Pratice (ACGIH). 1984. Industrial Ventilation, Edwards Brothers. Michigan USA

Suma’mur, P.K. 1987.  Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.