Vaksin Meningitis Haram

1
HAJI [ GATRA Printed Edition ] Vaksin Meningitis Halal Belum Ditemukan Jakarta, 1 April 2010 00:22 Kementerian Kesehatan sampai saat ini belum mendapatkan produk vaksin meningitis halal untuk memenuhi kebutuhan calon jemaah yang hendak menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi pada tahun 2010. "Kami masih berusaha mencari untuk mendapatkan produk vaksin yang halal dan berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melihat kehalalan produk vaksin yang ditawarkan," kata Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Sri Indrawaty, di Jakarta, Rabu (31/3). Sri Indrawaty menambahkan, pemerintah akan mencari produk vaksin meningitis yang halal sampai waktu pengadaan vaksin meningitis untuk calon jemaah haji tiba yakni antara bulan Agustus-September mendatang. "Proses untuk membuat vaksin yang halal kan butuh waktu lama. Jadi kalau akhirnya tidak dapat juga kami akan ambil yang terbaik dari yang ada dengan pertimbangan dari MUI," katanya. Menurut Ketua MUI Amidhan, auditor Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI sudah mengunjungi tempat pembuatan vaksin meningitis yang selama ini digunakan calon jemaah haji dari Indonesia dan negara-negara Muslim lain di Brussel, Belgia, untuk mengetahui kehalalannya. Vaksin meningitis dari perusahaan farmasi itu sebelumnya dinyatakan haram oleh MUI karena mengandung unsur babi (porcine). "Tapi kami belum dapat laporan akhirnya," katanya. Bersama dengan pejabat Badan Pengawas Obat dan Makanan dan auditor LPPOM MUI, Amidhan juga pernah mengunjungi produsen vaksin meningitis di Guangzhou, Cina, yang membuat vaksin dari darah kambing. "Darah kambing juga haram tapi katanya sudah dicuci berkali-kali dan produk akhirnya tidak lagi mengandung darah kambing. Tapi masalahnya ada unsur lain di dalam vaksin yang diduga haram, bahannya dibeli dari pabrik lain yang tidak mau membuka informasi tentang itu," katanya. PT Biofarma yang sebelumnya diminta pemerintah membuat vaksin meningitis halal pun, menurut CEO PT Biofarma Iskandar, saat ini belum bisa menghasilkan vaksin meningitis yang materi dan prosesnya sama sekali tidak bersentuhan dengan unsur yang diharamkan. "Kecuali kalau diperbolehkan menggunakan seed vaksin yang dihasilkan dengan teknik lama dengan katalisator trypsin dan mencucinya berkali-kali supaya bebas dari kontaminan unsur haram. Kalau boleh kita bisa mulai bulan depan," katanya. MUI sebelumnya menyatakan produk vaksin disebut halal jika dibuat dari bahan yang halal dengan fasilitas produksi yang bebas dari kontaminasi silang bahan haram/najis. "Tapi kalau sampai waktunya belum ada vaksin yang halal MUI akan membuat fatwa baru atau menganjurkan pemerintah mengacu pada fatwa yang sebelumnya sudah dikeluarkan terkait vaksin meningitis ini, yakni bahwa vaksin meningitis yang ada boleh digunakan dengan alasan kedaruratan" kata Amidhan. Setiap calon jemaah haji dan umrah Indonesia harus melakukan vaksinasi meningitis karena melalui Nota Diplomatik Duta Besar Arab Saudi di Jakarta Nomor 211/94/71/577 tanggal 1 Juni 2006 pemerintah Arab Saudi mewajibkan setiap calon jemaah haji, tenaga kerja dan umrah mendapat imunisasi meningitis sebagai syarat untuk mendapatkan visa. Vaksinasi meningitis diperlukan untuk melindungi calon jemaah dari ancaman penyakit meningitis yang endemis di Arab Saudi. [EL, Ant] URL: http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=136275

description

vaksin meningen

Transcript of Vaksin Meningitis Haram

Page 1: Vaksin Meningitis Haram

GATRA Printed Edition

http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=136275[16/04/2010 13:32:22]

HAJI [ GATRA Printed Edition ]

Vaksin Meningitis Halal Belum Ditemukan

Jakarta, 1 April 2010 00:22Kementerian Kesehatan sampai saat ini belum mendapatkan produk vaksin meningitis halal untuk memenuhi kebutuhan calon jemaah yanghendak menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi pada tahun 2010.

"Kami masih berusaha mencari untuk mendapatkan produk vaksin yang halal dan berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untukmelihat kehalalan produk vaksin yang ditawarkan," kata Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan SriIndrawaty, di Jakarta, Rabu (31/3).

Sri Indrawaty menambahkan, pemerintah akan mencari produk vaksin meningitis yang halal sampai waktu pengadaan vaksin meningitis untukcalon jemaah haji tiba yakni antara bulan Agustus-September mendatang. "Proses untuk membuat vaksin yang halal kan butuh waktu lama.Jadi kalau akhirnya tidak dapat juga kami akan ambil yang terbaik dari yang ada dengan pertimbangan dari MUI," katanya.

Menurut Ketua MUI Amidhan, auditor Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI sudah mengunjungi tempatpembuatan vaksin meningitis yang selama ini digunakan calon jemaah haji dari Indonesia dan negara-negara Muslim lain di Brussel, Belgia,untuk mengetahui kehalalannya.

Vaksin meningitis dari perusahaan farmasi itu sebelumnya dinyatakan haram oleh MUI karena mengandung unsur babi (porcine). "Tapi kamibelum dapat laporan akhirnya," katanya.

Bersama dengan pejabat Badan Pengawas Obat dan Makanan dan auditor LPPOM MUI, Amidhan juga pernah mengunjungi produsen vaksinmeningitis di Guangzhou, Cina, yang membuat vaksin dari darah kambing. "Darah kambing juga haram tapi katanya sudah dicuci berkali-kalidan produk akhirnya tidak lagi mengandung darah kambing. Tapi masalahnya ada unsur lain di dalam vaksin yang diduga haram, bahannyadibeli dari pabrik lain yang tidak mau membuka informasi tentang itu," katanya.

PT Biofarma yang sebelumnya diminta pemerintah membuat vaksin meningitis halal pun, menurut CEO PT Biofarma Iskandar, saat ini belumbisa menghasilkan vaksin meningitis yang materi dan prosesnya sama sekali tidak bersentuhan dengan unsur yang diharamkan. "Kecuali kalaudiperbolehkan menggunakan seed vaksin yang dihasilkan dengan teknik lama dengan katalisator trypsin dan mencucinya berkali-kali supayabebas dari kontaminan unsur haram. Kalau boleh kita bisa mulai bulan depan," katanya.

MUI sebelumnya menyatakan produk vaksin disebut halal jika dibuat dari bahan yang halal dengan fasilitas produksi yang bebas darikontaminasi silang bahan haram/najis. "Tapi kalau sampai waktunya belum ada vaksin yang halal MUI akan membuat fatwa baru ataumenganjurkan pemerintah mengacu pada fatwa yang sebelumnya sudah dikeluarkan terkait vaksin meningitis ini, yakni bahwa vaksin meningitisyang ada boleh digunakan dengan alasan kedaruratan" kata Amidhan.

Setiap calon jemaah haji dan umrah Indonesia harus melakukan vaksinasi meningitis karena melalui Nota Diplomatik Duta Besar Arab Saudi diJakarta Nomor 211/94/71/577 tanggal 1 Juni 2006 pemerintah Arab Saudi mewajibkan setiap calon jemaah haji, tenaga kerja dan umrahmendapat imunisasi meningitis sebagai syarat untuk mendapatkan visa.

Vaksinasi meningitis diperlukan untuk melindungi calon jemaah dari ancaman penyakit meningitis yang endemis di Arab Saudi. [EL, Ant]

URL: http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=136275