USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL ... -...
-
Upload
truonghanh -
Category
Documents
-
view
235 -
download
0
Transcript of USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL ... -...
iii
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Pelatihan ‘HVS’ (Hidroponik Vertikultur Sayur) Masyarakat Dukuh Ngawi,
Desa Ngawi, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi
BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan oleh:Anik Fitri Astuti H 0711011/ 2011Agni Qistiani H 0711016/ 2011Widya Nastiti H 0711111/ 2011Miftah Candra Ningrum H 0812116/ 2012Roro Firman Alfiani H 0713163/ 2013
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iiiDAFTAR GAMBAR................................................................................... ivRINGKASAN............................................................................................... 1BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................... 2
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN .................. 5BAB 3. METODE PELAKSANAAN.......................................................... 6BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN........................................... 9DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Pelatihan ‘HVS’ (Hidroponik Vertikultur Sayur)………. 7
1
RINGKASAN
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk pengembangan budidaya
hidroponik sayuran secara vertikultur atau vertikal agar lebih dikenal
masyarakat dan mengembangkan potensi lahan yang semakin sempit. Hal ini
dikarenakan hidroponik vertikultur tidak membutuhkan lahan yang luas. Kita
dapat memanfaatkan lahan yang kecil sekalipun, misalnya saja tanah sisa yang
ada di sekitar rumah entah dibagian depan, samping atau belakang dapat
digunakan untuk budidaya sayuran. Apabila pengembangan budidaya sayuran
dengan cara ini dapat berkembang, konsumsi sayuran masyarakat akan
meningkat dan kualitas hasil akan terjamin karena budidaya secara hidroponik
ini dapat dimodifikasi agar hasil serta kualitas meningkat. Di sisi lain, apabila
budidaya hidroponik vertikultur sayur ini dapat dikembangkan dengan skala
besar, tentu hal ini dapat menambah lapangan pekerjaan para petani yang
berwirausaha sendiri.
Dalam penelitian ini, sayuran yang akan digunakan adalah sawi dan
kangkung karena berdasarkan luasnya toleransi dari jenis sayuran tersebut
khususnya terhadap habitat lingkungan tumbuh di Dukuh Ngawi. Ada
beberapa tahap dalam pelaksanaan program PKM-Pengabdian Kepada
Masyarakat tentang pelatihan ‘HVS’ (Hidroponik Vertikultur Sayur) ini,
antara lain tahap survei lokasi penelitian, tahap perjanjian kemitraan dengan
masyarakat desa setempat, tahap FGD (Focus Group Dicussion) untuk
memberi gambaran masyarakat mengenai sistem pelaksanaan kerjasama ke
depannya, tahap pelaksanaan program, tahap penjualan, dan tahap evaluasi
pelaksanaan program. Penelitian ini diharapkan dapat mendekatkan
pemahaman masyarakat pada budidaya hidroponik secara vertikultur atau
penanaman vertikal.
2
BAB 1. PENDAHULUAN
Sayuran merupakan makanan penting yang dibutuhkan oleh semua
kalangan. Sayur menjadi bagian penting dalam makanan karena sayuran
berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin dan mineral yang
semua itu dibutuhkan oleh tubuh. Semakin tahun permintaan pasar terhadap
sayuran semakin meningkat. Masyarakat mulai menyadari betapa pentingnya
sayuran untuk kesehatan.
Hal ini membuka peluang untuk membudidayakan sayuran. Budidaya
sayuran saat ini memiliki prospek yang begitu baik. Kemudian budidaya
sayuran dapat dibudidayakan oleh siapapun. Berbagai kalangan bisa
melakukan budidaya dengan dibekali pengetahuan-pengetahuan khusus.
Kendala yang dialami adalah keterbatasan lahan untuk melakukan budidaya
dan kurangnya ilmu-ilmu terkini mengenai proses budidaya. Sehingga
anggapan masyarakat, kendala tersebut merupakan kendala yang sulit
terpecahkan dan membuat masyarakat lebih memilih untuk mendapatkan
sayur sayuran dari tempat lain. Pola pikir masyarakat serperti itu dikarenakan
kurangnya pengetahuan terkini mengenai pertanian.
Seperti halnya masyarakat di Dukuh Ngawi, Desa Ngawi Kecamatan
Ngawi Kabupaten Ngawi, mereka lebih memilih untuk mendapatkan sayur
dari berbagai tempat karena kendala keterbatasan lahan yang digunakan untuk
budidaya. Selain itu kesibukan masyarakat yang memang bukan pelaku
pertanian membuat mereka malas untuk melakukan budidaya terlebih lagi
masyarakat menganggap bahwa praktik budidaya identik dengan tanah yang
kotor.
Sebenarnya persoalan tersebut dapat di selesaikan dengan
menggunakan teknik budidaya hidroponik dengan pola vertikultur.
Masyarakat umumnya belum mengetahui satu cara yang dapat digunakan
untuk membudidayakan tanaman tanpa menggunakan tanah yang identik
dengan kotor. Kemudian masyarakat juga belum mengenal cara bercocok
3
tanam secara vertikultur yang akan sangat menghemat luas lahan yang
dibutuhkan.
Hidroponik merupakan teknik bertanam tanpa menggunakan media
tanah. Teknik ini mampu meningkatkan hasil tanaman per satuan luas sampai
lebih dari sepuluh kali, bila dibandingkan dengan teknik pertanian
konvensional (Soenoeadji 1990 cit. Basuki 2008). Beberapa kelebihan sistem
hidroponik dibanding dengan media tanah adalah kebersihan lebih mudah
terjaga, tidak memerlukan pengelolaan tanah, penggunaan pupuk dan air lebih
efisien, tidak tergantung musim, tingkat produktivitas dan kualitas cukup
tinggi dan seragam, tanaman dapat dikontrol dengan baik, dapat diusahakan di
tempat yang tidak terlalu luas ataupun dipergunakan sebagai bisnis dengan
luasan yang cukup, dapat mengurangi jumlah tenaga kerja, kenyamanan kerja
dapat ditingkatkan secara ergonomis, dan diferensiasi produk dapat dilakukan.
Lahan sempit yang banyak terdapat di perkotaan dapat dimanfaatkan
dengan bertanam secara vertikal atau vertikultur. Lahan sempit yang tidak
termanfaatkan bisa memberikan keuntungan ekonomi Kelebihan lainnya cara
bertanam ini memungkinkan kita memperoleh sayuran yang bersih dan
bermutu yang dapat diyakini seratus persen. Dengan melakukan penanaman
dan pemeliharaan sendiri biasanya kitapun mengurangi atau bahkan
meniadakan penggunaan pestisida. Sayuran yang diperolehpun akan sedikit
atau bahkan bebas residu pestisida yang berbahaya bagi kesehatan
(Rasapto W 2006).
Vertikultur bisa diartikan sebagai budidaya tanaman secara vertikal
sehingga penanamannya dilakukan dengan menggunakan sistem bertingkat.
Tujuan vertikultur adalah untuk memanfaatkan lahan yang sempit secara
optimal. Sistem bertanam secara vertikultur sekilas memang terlihat rumit,
tetapi sebenarnya sangat mudah dilakukan. Tingkat kesulitan bertanam secara
vertikultur tergantung kepada model dan sistem tambahan yang dipergunakan.
Oleh karena itu teknik budidaya dengan metode hidroponik vertikultur
sangat sesuai untuk diterapkan di Dukuh Ngawi, Desa Ngawi Kecamatan
Ngawi Kabupaten Ngawi. Keterbatasan lahan bukan lagi menjadi masalah
4
untuk melakukan budidaya sayuran. Dalam budidaya hidroponik, pemberian
nutrisi tanaman berbeda dengan pemberian nutrisi pada budidaya secara
konvensional. Masyarakat perlu mengetahui bagaimana cara pemberian nutrisi
yang sesuai termasuk seberapa banyak pupuk yang harus digunakan. Untuk itu
masyarakat perlu sekali mendapatkan pelatihan dan pendampingan terkait
dengan serba serbi hidroponik. Pengetahuan mengenai hidroponik dimulai
dari perakitan, persemaian, perawatan sampai pada hasil panen perlu
disampaikan kepada masyarakat secara gamblang agar tidak terjadi kesalahan
dalam proses budidaya yang akan berakibat buruk untuk tanaman.
Dengan demikian, tujuan dari pelatihan dan pendampingan hidroponik
untuk masyarakat yaitu agar masyarakat mau untuk berbudidaya untuk
memenuhi kebutuhannya terhadap sayuran, mengenal dan mengetahui teknik
hidroponik dengan baik, memanfaatkan kondisi lingkungan yang ada dan
menambah pendapatan masyarakat.
Kemudian luaran yang diharapkan dari pelatihan ini adalah
menjadikan masyarakat mengetahui dan mengerti mengenai budidaya sayuran
dengan metode hidroponik serta mau untuk melaksanakannya, membuat
masyarakat menjadi terampil untuk berbudidaya, menghasilkan sayuran yang
baik untuk kebutuhan masyarakat sendiri.
5
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh mahasiswa pengusul,
masyarakat Dukuh Ngawi, Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi
sebagian besar berprofesi buruh pabrik, pedagang, dan sebagian kecil pegawai
negeri yang kesehariannya diluar rumah. Penghasilan perbulannya rata-rata
Rp. 500.000,00 dan sebagian besar memiliki rumah tanpa pekarangan. Secara
umum masyarakat Desa Ngawi membutuhkan sayuran sebagai penambah
nutrisi maupun pelengkap makanan. Sayuran yang mereka dapat di datangkan
langsung dari Magetan sebagai wilayah penghasil sayuran di Jawa Timur.
Namun karena lamanya waktu penyimpanan dan transportasi yang digunakan
tak jarang sayuran yang sampai pada tangan konsumen khususnya masyarakat
Ngawi kualitasnya turun. Banyak yang layu, menguning bahkan busuk. Selain
itu harga sayuran tersebut juga naik.
Masyarakat membutuhkan solusi untuk menyediakan sayuran yang
segar, berkualitas serta murah dan mudah mendapatkannya. Dengan system
‘HVS’ (Hidroponik Vertikultur Sayur) masyarakat dapat menggunakan
pekarangan mereka yang sempit untuk budidaya sayuran sebagai pemenuh
kebutuhan. Selain itu juga bisa digunakan sebagai usaha sambilan yang dapat
meningkatkan pendapatan. Sebagai daerah yang memiliki lahan pertanian
yang sempit masyarakat harus memiliki pengetahuan yang luas dan usaha
yang memadai untuk meningkatkan daya saing.
Topografi wilayah Ngawi adalah berupa dataran tinggi dan rendah.
Dengan demikian pemilihan sayuran yang akan di budidayakan sangat
penting. Sayuran yang akan kami budidayakan adalah sawi bakso dan
kangkung. Hal ini berdasarkan luasnya toleransi dari jenis sayuran tersebut
khususnya terhadap habitat lingkungan tumbuh.
6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan program PKM-Pengabdian Kepada Masyarakat tentang
pelatihan ‘HVS’ (Hidroponik Vertikultur Sayur) ini dimulai dari:
1. Tahap survei
Lokasi untuk pengabdian masyarakat ditentukan di Dukuh Ngawi,
Desa Ngawi, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Tahap pertama
dilaksanakan pangamatan kondisi dan potensial masyarakat sasaran. Hal-
hal yang diamati meliputi keadaan masyarakat secara umum, keadaan
ekonomi, mata pencaharian utama, serta permasalahan yang dihadapi
masyarakat sasaran terutama mengenai kebutuhan sayuran.
2. Tahap perjanjian kemitraan
Langkah selanjutnya setelah disepakati tempat pelaksanaan yaitu
melakukan perjanjian dengan masyarakat setempat, memohon
kesediaannya menjadi mitra untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan
pengabdian masyarakat mengenai teknik budidaya ‘HVS’ (Hidroponik
Vertikultur Sayur). Perjanjian diwujudkan dengan surat perjanjian
kemitraan yang telah disetujui oleh kepala dusun setempat dan disahkan
oleh kepala desa.
3. Tahap FGD
Untuk memberi gambaran masyarakat mengenai sistem
pelaksanaan kerjasama untuk ke depannya, diadakan sosialisasi dan
diskusi mengenai sistem kerja dan teknik budidaya ‘HVS’ (Hidroponik
Vertikultur Sayur). Tata pelaksanaannya yaitu FGD bertempat di Balai
Desa dengan sistem Fokus Group Discusion secara langsung oleh
narasumber dengan bantuan media elektronik.
4. Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan pelatihan ‘HVS’ (Hidroponik Vertikultur Sayur)
dimulai dengan persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan, paranet,
kerangka vertikulur, benih yang telah dikecambahkan, aerator dan larutan
nutrisi hidroponik. Setelah itu masyarakat mulai melakukan budidaya
7
sayur dengan teknik hidroponik vertikultur meliputi pemasangan paranet,
kerangka hidroponik vertikultur, pembuatan nutrisi, penanaman,
perawatan hingga pemanenan. Sistem Hidroponik vertikultur yang kami
lakukan adalah system hidroponik Substrat yang merupakan metode
budidaya tanaman dimana akar tanaman tumbuh pada media porus selaian
tanah yang dialiri larutan nutrisi sehingga memungkinkan tanaman
mendapatkan air, nutrisi, dan oksigen secara cukup. Substrat yang kami
gunakan adalah dari cacahan pakis yang memiliki kelebihan ringan
porous, mampu menahan air dengan baik dan tekstur halus sehingga
mudah ditembus tanaman. Sedangkan komoditas sayur yang akan kami
budidayakan adalah sawi dan kangkung mengingat tanaman tersebut
sangat popular dan banyak dibutuhkan masyarakat, selain itu juga sawi
dan kangkung dapat tumbuh pada dataran rendah hingga sedang.
Berikut langkah-langkah pelatihan ‘HVS’ (Hidroponik Vertikultur
Sayur) dijelaskan dalam skema sebagai berikut:
Persemaian bibit sayuran
Pemasangan paranet
Pembuatan kerangka hidroponik vertikultur
Pembuatan larutan nutrisi
Penanaman
Perawatan
Pemanenan
Penjualan
Gambar 1 Skema Pelatihan ‘HVS’ (Hidroponik Vertikultur Sayur)
8
5. Tahap penjualan
Penjualan dilakukan dengan menggunakan strategi pemasaran
tertentu, misal perolehan hasil panen dijual oleh masyarakat ke pasar-pasar
tradisional setempat serta mencoba di pasarkan langsung ke masyarakat
sekitar dukuh Ngawi. Cara pemasaran yang lain yaitu sayuran hasil
budidaya hidroponik vertikultur di ubah menjadi makanan olahan yang
diharapkan selain dapat menarik minat masyarakat untuk membelinya,
harga jual akan lebih mahal sehingga pendapatan masyarakat Ngawi
meningkat.
6. Tahap evaluasi
Melakukan evaluasi dari semua tahap pelaksanaan program yang
meliputi berbagai kendala atau kesulitan dari semua tahap sekaligus cara
pemecahan masalah tersebut. Menghitung tingkat keberhasilan program
dengan cara menghitung jumlah penduduk yang telah mengaplikasikan
budidaya jamur merang. Keberhasilan program dinyatakan apabila 2/3 dari
jumlah masyarakat dukuh Ngawi ikut mengaplikasikan hidroponik
vertikultur sayuran.
9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Rancangan Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)1 Biaya Tetap : Kerangka hidroponik, aerator,
ember, selang, Ph meter, termometer, paranet,tangki tampung air, talang segi empat, syrofoam,
gembor, try semai, alat kebersihan
7.535.000,00
2 Biaya Operasional : benih sawi, benihkangkung, larutan nutrisi A dan B, media
pakis, tenaga kerja pembuatan kerangka, FGD
1.630.000
3 Bahan Habis Pakai : Kertas HVS, jilid, onlineinternet, fotokopi, alat tulis, tinta dan data print,
sewa LCD, cuci cetak foto, pulsa telepon,flashdish 2 Gb
985.000
4 Biaya Transportasi : Survei lokasi danTransportasi
2.200.000
Jumlah 12.350.000
10
B. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Bulan ke-1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap survei
2Tahap perjanjiankemitraan
3 Tahap FGD
4Tahappelaksanaanprograma. Persemaian
bibitb. Pemasangan
paranetc. Pembuatan
kerangkahidroponik
a. Pembuatanlarutannutrisi
b. Penanaman
c. Perawatan
d. Pemanenan
5 Tahap penjualan
6 Tahap evaluasi
11
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, T.A 2008. Pengaruh macam komposisi hidroponik terhadap pertumbuhan
hasil selada (Lactuca sativa L.). Skripsi. Fakultas Pertanian UGM,
Yogyakarta.
Rasapto W Pujo 2006. Budidaya Sayuran dengan Vertikultur. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian. Jawa Tengah
12
Lampiran 1
12
13
14
Biodata Dosen Pembimbing
Nama : Ir. Sumijati, MPNIP : 19521010 197612 2 001NIDN : 0010105207Tempat dan Tanggal Lahir : Yogyakarta, 10 Oktober 1952Jenis Kelamin : PerempuanStatus Perkawinan : KawinAgama : KristenGolongan / Pangkat : IV a / PembinaJabatan Fungsional Akademik : Lektor KepalaPerguruan Tinggi : Universitas Sebelas MaretAlamat : Jl. Ir. Sutami No. 36A SurakartaTelp./Faks. : 0271 637457Alamat Rumah : Jl. Sibela Selatan No. 1 Perum Mojosongo
SurakartaTelp./Faks. : 0271 8502458Alamat e-mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
TahunLulus
Program Pendidikan (diploma,sarjana, magister, spesialis, dan
doktor)Perguruan Tinggi
Jurusan/Program Studi
1986 S1 Universitas Sebelas Maret Budidaya Pertanian1997 S2 Universitas Gajah Mada Agronomi
PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah ProgramPendidikan
Institusi/Jurusan/Program Studi Tahun ... s.d. ...
Fisiologi Tumbuhan S1 Agronomi 2003 – sekarangFisiologi dan PengelolaanPascapanen
S1 Agronomi 2008 – sekarang
Praktik Fisiologi danPengelolaan Pascapanen
S1 Agronomi 2008 – sekarang
Praktik Botani Umum S1 Agronomi 2008 – sekarangNutrisi Tanaman S1 Agronomi Agustus 2008 – Januari 2009Biokimia Tanaman S1 Agronomi 1986 – sekarangBotani S1 Agronomi 2008 – sekarangAgroekosistem S1 Agronomi 2009 – sekarangBiokimia Tanaman Obat D3 Agrofarmaka 2006 – sekarangMetabolisme Sekunder D3 Agrofarmaka 2008 – sekarang
15
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul PenelitianKetua/ anggota
TimSumber Dana
2008 Pembiakan Zamio Menggunakan Setek Daunpada Berbagai Media, Taraf Cahaya danKonsentrasi IBA
Anggota DIPA Fakultas
2009 Analisis Morfologi Tanaman dan Kadar ProteinBiji Hubungannya dengan Kualitas HasilOlahan Beberapa Varietas Kedelai Lokal danImpor
Ketua DIPA UNS (HibahStrategis)
2013 Perbaikan Genetik Anggrek Alam MelaluiPersilangan Interspesifik dan Perbanyakansecara In Vitro dalam MendukungPerkembangan Anggrek di Indonesia
Ketua Hibah PenelitianMadya Th Anggaran2013
KARYA TULIS ILMIAHTahun Judul Penerbit/Jurnal
2009 Pembiakan Zamio Menggunakan SetekDaun pada Berbagai Media, Taraf Cahayadan Konsentrasi IBA
Caraka Tani Vol. XXIV No. 1 Maret 2009
2010 Peningkatan Hasil, Kandungan Protein danLemak Melalui Pemupukan Fosfat padaKedelai Lokal dan Impor
Surat Keterangan No.20/J10.1.23/Agrivita/2010
2012 Exploration of Bacteriophage Virulent toXanthomonas campestris PV campestisToward Development as Biocontrol Agentfor Cabbage Black Root Diseases.
Caraka Tani Vol. XXVII No. 1,Maret 2012 hal 7-14
2012 Crossing Ability in order to Increase Yieldand Protein Content of Soybean Varietas
Prosiding Seminar Nasional FakultasAgroindustri Universitas Mercu BuanaYogyakarta 12 September 2012
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan PenyelenggaraPanitia/
peserta/pembicara
2005 Seminar Peningkatan Nilai TambahKomoditas Pertanian Peluang danTantangannya
UNS Peserta
2006 Seminar Bumi Kita Menjadi Ladang UjiCoba Rekayasa Genetika
UNS Peserta
2006 Seminar Pertanian Berkelanjutan UNS Peserta
2006 Seminar Pendidikan Agroforestri SebagaiStrategi Menghadapi Perubahan IklimGlobal
UNS Peserta
16
17
Lampiran 21. Biaya Tetap
No Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan(Rp)
Total Harga(Rp)
1 Kerangka hidroponika. Kayu buah 40 25.000 1.000.000b. Paku kg 4 20.000 80.000c. Tali serat ikat 100 2000 200.000
2 Aerator buah 5 50.000 250.0003 Ember buah 5 20.000 100.0004 Selang roll 1 20.000 20.0005 Ph Meter buah 1 1.700.000 1.700.0006 Termometer buah 1 20.000 20.0007 Paranet roll 2 700.000 1.400.0008 Tangki tampung air buah 2 550.000 1.100.0009 Talang segi empat lonjor 2 70.000 140.00010 Styrofoam buah 10 5.000 50.00011 Gembor buah 2 30.000 60.00012 Try pot semai buah 10 15.000 150.00013 Stopkontak timer buah 1 150.000 150.00014 Gelas ukur buah 2 100.000 200.00015 Timbangan Digital buah 1 150.000 150.00016 Alat-alat kebersihan 100.00017 Sungkup plastik
beningroll 10 6.500 65.000
18 Bambu buah 30 20.000 600.000Total Investasi 7.535.000
2. Biaya Operasional
NoUraian Satuan Jumlah Harga
Satuan (Rp)Total
Harga (Rp)Benih Sawi kg 1 55.000 55.000Benih kangkung kg 1 55.000 55.000Larutan Nutrisi A dan B Pack 4 100.000 400.000Media Pakis sak 2 20.000 60.000Media Sekam Padi sak 2 20.000 60.000Tenaga kerja pembuatankerangka
orang 5 100.000 500.000
FGD orang 100 5.000 500.000Total Biaya Operasional 1.630.000
17
18
3. Bahan Habis Pakai
4. Biaya Transportasi
No Kegiatan Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp)1. Survei Lokasi 16 x 5 orang 20.000 1.600.0002. Transport 10 Kali 60.000 600.000
JUMLAH 2.200.000
Rekapitulasi Biaya
1. Biaya Tetap Rp 7.535.000,00
2. Biaya Operasional Rp 1.630.000,00
3. Bahan Habis Pakai Rp 985.000, 00
4. Biaya Transport Rp 2.200.000, 00 +
Jumlah Total Biaya Rp 12.350.000, 00
No Nama Bahan Jumlah Harga Satuan(Rp)
Total Harga(Rp)
1. Kertas HVS 1 Rim 35.000 35.0002. Jilid 2 Proposal 10.000 20.0003. Online Internet 30 Jam 5.000 150.0004. Fotokopi 200 Lembar 200 40.0005. Alat Tulis
LogbookBolpoinTipe-XPenggarisSpidolKertas karton
1 buah1 kardus1 buah1 buah2 buah2 buah
10.00020.0004.0003.000
10.0004.000
10.00020.0004.0003.000
20.0008.000
6. Tinta dan Data Print 1 buah 100.0007. Sewa LCD 1 buah 350.0006. Cuci Cetak Foto 80.0007. Pulsa Telpon 80.0008. Flashdisk 2 Gb 1 Buah 65.000,00 65.000
Total Bahan habis pakai 985.000
18
19
Lampiran 3
No Nama/NIM Program Studi BidangIlmu
AlokasiWaktu
(Jam/Minggu)
UraianTugas
1 Anik Fitri Astuti/H0711011
Agroteknologi Sains 4 Survei,FGD,
pelatihan,evaluasi
2 Agni Qistiani/H0711016
Agroteknologi Sains 4 Survei,FGD,
pelatihan,evaluasi
3 Widya Nastiti/H0711111
Agroteknologi Sains 4 Survei,FGD,
pelatihan,evaluasi
4 Miftah CandraNingrum/H0812116
Agribisnis Sains 4 Survei,FGD,
pelatihan,evaluasi
5 Roro FirmanAlfiani/H0713163
Agroteknologi Sains 4 Survei,FGD,
pelatihan,evaluasi
19
20
21
22
Lampiran 6
Konstruksi ‘HVS’ (Hidroponik Vertikultur Sayur)
Kontruksi menggunakan 8 bilah kayu yang di bentuk tegak
segitiga dan 10 talang segi empat atau talang PVC, lihat gambar 1. Pada
permukaan talang di letakkan Styrofoam yang di lubangi sebagai tempat
gelas yang di isi media substrat yaitu cacahan pakis. Gelas tempat substrat
dan media tumbuh sayur tersebut sebelumnya telah di beri lubang untuk
sirkulasi larutan nutrisi dan udara. Pada salah satu sisi talang di beri
lubang sebagai jalan aliran larutan nutrisi melalui selang yang di pompa
oleh aerator dari tangki larutan nutrisi.
23
PosKarang
Asri
TerminalKertonegoroNgawi Baru
Cepu km 3
B
S
T
U
DENAH LOKASI
Lampiran 7
Ke Karang Jati
PasarCilikSD Negeri
1 dan 2Ngawi
UniversitasSoerjo
LOKASIBalai Desa
Ngawi
23