USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LIMA KANAL...
Transcript of USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LIMA KANAL...
i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“TOKEN’S LIMA KANAL”
TOKO KELONTONG SYARIAH PEDULI UMAT
BERDAYAKAN MASYARAKAT LOKAL
BIDANG KEGIATAN :
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan Oleh :
Ndaru Akbari H3112066 (Angkatan 2012)
Handoko Eko P H0812077 (Angkatan 2012)
Nur Widodo H0811064 (Angkatan 2011)
M Romdhoni Fajri H0811051 (Angkatan 2011)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
RINGKASAN.................................................................................................... iv
I. LATAR BELAKANG MASALAH...................................................... 1
II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA....................................... 2
III. METODE PELAKSANAAN……………............................................ 8
IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.................................................. 8
IV.1 Anggaran Biaya............................................................................. 8
IV.2 Jadwal Kegiatan............................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
RINGKASAN
Indonesia adalah negara berpenduduk sekitar 200 juta jiwa terdiri dari
banyak suku (jumlah bahasa daerah lebih dari 250 macam). Demikian pula ada
beragam agama seperti Islam, Kristen, Budha, Hindu dan lain-lain, tetapi jumlah
pemeluk agama Islam adalah mayoritas (85,1% di tahun 2010). Agama
merupakan pandangan hidup yang menjadi dasar dari kehidupan sehingga harap
dipahami adanya aturan-aturan yang tidak boleh dilanggar. Adanya aturan halal
haram, boleh atau tidaknya suatu makanan dan perbuatan dilakukan dan adanya
perbuatan-perbuatan yang wajib dilakukan oleh seorang muslim, baik kepada
tuhannya maupun kepada sesama manusia. "Dan makanlah makanan yang halal
lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada
Allah yang kamu beriman kepadanya" (QS. Al-Maaidah : 88). Ayat tersebut di
atas jelas-jelas telah menyuruh kita hanya memakan makanan yang halal dan baik
saja, dua kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, yang dapat diartikan halal dari segi
syariah dan baik dari segi kesehatan, gizi, estetika, dan lainnya. Sesuai dengan
kaidah ushul fiqih, segala sesuatu yang Allah tidak melarangnya berarti halal.
Berbagai makanan dan minuman serta produk yang lain disediakan bebas di
pasaran di berbagai tempat. Dan yang paling banyak serta diminati banyak
pengunjung adalah supermarket, minimarket hingga toko kelontong yang semakin
banyak di kota-kota bahkan di daerah-daerah. Mereka menawarkan produk
dengan berbagai kenyamanan. Namun, dibalik semua kenyamanan tersebut,
banyak produk ditawarkan disana merupakan produk yang masih belum ada label
halal dari LP-POM MUI maupun dari BPOM RI. Harusnya ada perlindungan
untuk konsumen dengan adanya pencantuman label halal dan tanggal kadaluwarsa
suatu produk.
Ketika dibandingkan beberapa parameter sekaligus, maka responden
menjawab sebagai pertimbangan utama dalam memilih produk adalah kehalalan
(56%), harga (24%), rasa (18%), dan hadiah (2%). Dari karakteristik keinginan
konsumen ini terlihat bahwa halal (masih lebih bersifat normatif) merupakan
bahan pertimbangan utama. Harga masih menjadi faktor dominan kedua yang
menentukan dalam memilih produk (Republika, 12 Agustus 2005). Dalam konsep
ekonomi syariah (ekonomi islam) konsep toko kelontong syariah menjadi solusi
yang solutif untuk diterapkan pada semua problematika tesebut. Dalam toko
kelontong tersebut semua produk yang ditawarkan adalah halal, manajemen dan
pemasaran serta pemodalannya dilakukan dengan syariah.
Urgensi penerapan toko kelontong syariah yaitu dengan adanya konsep
semua ekonomi dan bisnis yang dilakukan oleh toko kelontong syariah tidak
mengandung H. MAGHRIB (haram, maysir, gharar, dan riba). Selain itu
penerapan toko kelontong syariah sebagai toko kelontong peduli umat dengan
adanya prinsip syariah yang dijalan secara seimbang, yaitu kehalalan semua
produk, terbebas dari riba, dan adanya zakat yang dikelola sendiri dan disalurkan
kepada warga sekitar, serta adanya kartu dhuafa yang bisa digunakan oleh warga
dhuafa disekitar toko kelontong dengan berbagai kelebihan dan manfaat.
1
I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara berpenduduk sekitar 200 juta jiwa terdiri dari
banyak suku (jumlah bahasa daerah lebih dari 250 macam). Demikian pula
ada beragam agama seperti Islam, Kristen, Budha, Hindu dan lain-lain, tetapi
jumlah pemeluk agama Islam adalah mayoritas (85,1% di tahun 2010).
Agama merupakan pandangan hidup yang menjadi dasar dari kehidupan
sehingga harap dipahami adanya aturan-aturan yang tidak boleh dilanggar.
Adanya aturan halal haram, boleh atau tidaknya suatu makanan dan perbuatan
dilakukan dan adanya perbuatan-perbuatan yang wajib dilakukan oleh
seorang muslim, baik kepada tuhannya maupun kepada sesama manusia.
"Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rizkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepadanya" (QS. Al-Maaidah: 88). Ayat tersebut di atas jelas-jelas telah
menyuruh kita hanya memakan makanan yang halal dan baik saja, dua
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, yang dapat diartikan halal dari segi
syariah dan baik dari segi kesehatan, gizi, estetika, dan lainnya. Sesuai
dengan kaidah ushul fiqih, segala sesuatu yang Allah tidak melarangnya
berarti halal.
Permasalahan makanan dan minuman halal menjadi relatif kompleks
dikarenakan berbagai makanan dan minuman serta produk yang lain
disediakan bebas di pasaran di berbagai tempat. Dan yang paling banyak serta
diminati banyak pengunjung adalah supermarket, minimarket hingga toko
kelontong yang semakin banyak di kota-kota bahkan di daerah-daerah.
Mereka menawarkan produk dengan berbagai kenyamanan. Namun, dibalik
semua kenyamanan tersebut, banyak produk ditawarkan disana merupakan
produk yang masih belum ada label halal dari LP-POM MUI maupun dari
BPOM RI. Harusnya ada perlindungan untuk konsumen dengan adanya
pencantuman label halal dan tanggal kadaluwarsa suatu produk.
Ketika dibandingkan beberapa parameter sekaligus, maka responden
menjawab sebagai pertimbangan utama dalam memilih produk adalah
kehalalan (56%), harga (24%), rasa (18%), dan hadiah (2%). Dari
2
karakteristik keinginan konsumen ini terlihat bahwa halal (masih lebih
bersifat normatif) merupakan bahan pertimbangan utama. Harga masih
menjadi faktor dominan kedua yang menentukan dalam memilih produk
(Republika, 12 Agustus 2005). Dalam konsep ekonomi syariah (ekonomi
islam) konsep toko kelontong syariah menjadi solusi yang solutif untuk
diterapkan pada semua problematika tesebut. Dalam toko kelontong tersebut
semua produk yang ditawarkan adalah halal, manajemen dan pemasaran serta
pemodalannya dilakukan dengan syariah.
Urgensi penerapan toko kelontong syariah yaitu dengan adanya konsep
semua ekonomi dan bisnis yang dilakukan oleh toko kelontong syariah tidak
mengandung H. MAGHRIB (haram, maysir, gharar, dan riba). Luaran dari
penerapan toko kelontong syariah adalah lahirnya toko kelontong yang peduli
umat dengan berprinsip pada syariah yang dijalankan secara seimbang, yaitu
kehalalan semua produk, terbebas dari riba, dan adanya zakat yang dikelola
sendiri dan disalurkan kepada warga sekitar. Selain itu menjadikan toko
kelontong syariah ini sebagai sebuah peluang usaha yang tentunya
memberikan keuntungan (profit).
Dan diantara manfaat yang diperoleh dari penerapan toko kelontong
syariah adalah mampu mengentaskan kemiskinan dan menyejahterakan warga
masyarakat di sekitar toko kelontong khususnya para dhuafa dengan adanya
kartu dhuafa yang bisa digunakan oleh warga dhuafa disekitar toko kelontong
dengan berbagai kelebihan dan manfa’at ketika berbelanja di toko kelontong
kami. Manfaat yang lain adalah memperoleh profit dunia (laba) dan akhirat
(pahala) dengan diterapkannya prinsip syariah tersebut.
II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1. Tujuan dan Prinsip Syariah
Tujuan utama syariah adalah mendidik manusia, memantapkan
keadilan dan merealisasikan keuntungan bagi setiap manusia di dunia
maupun di akhirat. Syariah mengatur semua aspek kehidupan umat
muslim, baik politik, ekonomi, dan sosial dengan menjaga keyakinan,
3
kehidupan, akal, dan kekayaan mereka. Hal serupa juga dinyatakan oleh
Ibn Al Qayyim Al Jauziyah (Muhammad, 2005 : 136) bahwa basis syariah
adalah kebijakan dan kesejahteraan masyarakat di dunia maupun di
akhirat. Dengan kata lain, syariah berkaitan dengan peningkatan keadilan
dan kesejahteraan masyarakat dengan menetapkan fondasi dasar bagi
moral, sosial, politik, dan filsafat ekonomi masyarakat ekonomi tersebut.
Prinsip syariah dalam ekonomi dan bisnis tersebut yang terdiri dari halal,
bebas dari riba atau adanya prinsip bagi hasil, dan adanya zakat.
Sedangkan pengertian dari prinsip bagi hasil dalam ekonomi syariah
adalah distribusi beberapa bagian dari laba para pegawai dari suatu
perusahaan. Lebih lanjut dikatakan, bahwa hal itu dapat berbentuk suatu
bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada
tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau
bulanan. Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis harus
melakukan transparansi dan kemitraan secara baik dan ideal.
Dengan adanya toko kelontong syariah ini para konsumen dapat
terlindungi haknya sebagai konsumen dari produk-produk yang terlarang
bahkan yang mengecewakan. Karena setiap orang harus dapat
menghindari dari perbuatan memakan riba, maka yang dilakukan adalah
dengan menjalankan aktivitas ekonomi berdasarkan sistem bagi hasil.
Selanjutnya, dalam menjalankan aktivitas ekonomi dan bisnis harus
diawali dengan akad yang jelas, dilakukan pencatatan, tidak berlebihan
(israf), moderat dalam melakukan konsumsi untuk mengurangi timbulnya
kelangkaan, dan memenuhi kewajiban kepada masyarakat dengan
membayar zakat. Setiap muslimin harus meninggalkan aktivitas ekonomi
dan bisnis yang mengandung unsur khiyana’, tanajush, gharar, dan semua
bentuk spekulatif dalam transaksi bisnis. Konsep itu semuanya diterapkan
dalam toko kelontong syariah. Secara garis besar, toko kelontong syariah
terhindar dari H. MAGHRIB, yaitu barang yang haram, adanya maysir,
gharar, dan riba.
4
2. Toko Kelontong Syariah yang Peduli Umat
Toko kelontong syariah merupakan satu konsep toko kelontong yang
dikemas disesuaikan dengan bisnis yang sesuai dengan syariat. Toko
kelontong tersebut memiliki beberapa perbedaan dengan bisnis yang
lainnya (yang notabene) tidak sesuai dengan syariat islam. Seperti yang
telah kita ketahui di awal bahwa banyak kasus yang menjelaskan produsen
hanya mengagung-agungkan laba tanpa memperdulikan konsumen,
dengan tidak adanya jaminan kehalalan dari produk yang ditawarkan. Serta
biasanya tidak ada pencantuman label kadaluwarsa pada produk tersebut.
Toko kelontong syariah menawarkan suatu konsep model toko kelontong
baru yang sesuai dengan konsep islam dan sesuai dengan prinsip syariah.
Mulai dari modal yang digunakan dalam bisnis adalah syariah, dimana
tidak mengandung riba. Manajemen yang diberlakukan sedemikian rupa
sehingga apabila kita memasuki toko kelontong syariah kita serasa wisata
ruhiyah. Sedangkan semua produk yang ditawarkan di dalamnya adalah
produk yang dijamin kehalalannya dan kethayyibannya, karena selain
produk mendapatkan sertifikasi halal dari LP-POM MUI, tapi juga
jaminan terhindar dari kadaluwarsa suatu produk. Halal tersebut tidak
hanya terbatas pada segi perolehan maupun pendayagunaanya
(pengelolaan dan pendayagunaan) yang tersirat dalam QS. Al An’am :
141.
1. Permodalan atau Pembiayaan Usaha
Dana yang dijadikan modal dalam usaha toko kelontong syariah ini
berasal dari modal yang syariah, yang tidak mengandung unsur riba.
Seperti :
1. Pembiayaan modal kerja mudharabah, musyarokah
2. Pembiayaan proyek mudharabah, musyarokah
3. Pengadaan barang investasi (jual beli barang) murabahah
4. Anjak piutang hiwalah dll
2. Manajemen
5
Manajemen syariah itu universal, karena manajemen itu lebih
kepada soft skill, lebih kepada kebiasaan, norma, dan strategi. Karena
melihat keempat hal ini, maka peluangnya terbuka luas. Dalam toko
kelontong syariah ini, selain mengacu pada manajemen yang
dicontohkan Rasulullah, ada beberapa prinsip baru dalam menjalankan
toko kelontong syariah ini. Diantaranya adalah :
a. Manajemen barang yang dijual :
1. Semua produk yang ada di toko kelontong syariah adalah produk
yang dijamin kehalalannya, yaitu produk-produk yang mendapat
sertifikasi halal dari LP-POM MUI.
2. Barang yang dijual tidak mengandung unsur H. MAGHRIB
(haram, maysir, gharar, dan riba)
3. Harga murah
4. Barang jelek/rusak tidak disembunyikan, dan informasi expired
produk yang dijual
5. Melayani pembelian bagi orang miskin, khususnya masyarkat
sekitar (pembahasan lebih lanjut ada pada pembahasan zakat)
b. Manajemen model usaha
1. Timbangan yang pas, tidak mengurangi
2. Pengelolaan keuangan secara mandiri oleh investor dengan
pendampingan dari lembaga keuangan syariah
3. Pelayanan konsumen yang prima
4. Melayani pembelian grosir dan eceran
5. Pembayaran zakat dari laba usaha
6. Kaligrafi dan pesan-pesan ibadah (dapat berupa hadist) selalu
menghiasi toko kelontong syariah
7. Murattal yang memberi pesan kepada semua pelanggannya
selalu mengalun untuk mendukung suasana religi
8. Adanya pengawasan dari ulama-ulama yang tergabung dalam
MUI (Majelis Ulama Indonesia) bidang perekonomian syariah
untuk menjaga toko kelontong syariah tersebut tetap bejalan
6
sesuai dengan prinsip dan norma syariah, baik dari segi produk-
produk yang dijual maupun proses pengoperasionalnya.
9. Toko kelontong syariah ini tidak melakukan potongan harga
atau diskon besar-besaran yang biasanya banyak dilakukan oleh
toko ritel lain guna menarik calon pembeli saat musim belanja
tiba. Apabila toko ritel yang lain selalu membuka undian bagi
pelanggannya, ini tidak berlaku untuk toko kelontong syariah
karena undian sendiri adalah haram hukumnya (sesuai Q.S. Al-
Maidah : 3) tapi kalaupun ada, hadiahnya merupakan hadiah
langsung.
10. Orientasinya profit jangka panjang bukan jangka pendek, selain
loyalitas pelanggan dengan manajemen dan pemasaran yang
syariah, ridha Allah adalah yang utama.
c. Manajemen sumber daya manusia
1. Semua pramuniaga mengenakan pakaian yang menutup aurat,
yaitu wanita mengenakan jilbab, sedangkan pria mengenakan baju
yang sopan (misal : koko) dengan tambahan peci atau songkok
agar terkesan lebih islami
2. Pagi, sebelum bekerja, diisi dengan siraman rohani/pengajian/
kultum dari rekaman audio kajian keislaman
3. Materi rekruitmen karyawan menyertakan juga materi agama
islam
3. Produk
Berdasarkan landasan teori yang telah disampaikan sebelumnya
terutama mengenai makanan dan minuman, keharaman suatu bahan
pangan dapat disebabkan oleh karena bahan asalnya (babi dan
turunannya, binatang buas, bangkai), sifatnya (memabukkan), dan cara
penyembelihan hewan halal (mengikuti syariat islam). Dari segi
teknologi, titik kritis yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan
makanan dan minuman halal ialah jenis dan asal bahan serta cara
penyembelihan.
5
7
Berdasarkan uraian singkat di atas, sangatlah banyak produk yang
kemungkinan besarnya digolongkan ke dalam produk yang diragukan
kehalalannya atau bahkan bisa dikatakan haram. Dalam toko kelontong
syariah semua produk yang disajikan kepada konsumen adalah halal
dan menghindari barang-barang yg diragukan kehalalannya (misal :
rokok), serta mendapat jaminan dengan adanya sertifikasi dari LP-POM
MUI yang bisa didapatkan dari MUI langsung atau mengakses ke
website www.halalguide.info.
4. Zakat
Salah satu perbedaan toko kelontong syariah dengan toko ritel yang
lain adalah kepedulian terhadap umat. Di sini akan dipaparkan bentuk-
bentuk kepedulian terhadap umat, diantaranya adalah sebagian dari laba
(2,5%) digunakan untuk zakat (sebagai bentuk ketaatan pada kewajiban
dari Allah). Dan ada pula konsep lain, yaitu kepedulian dalam bentuk
kartu dhuafa. Sebagai rukun islam, maka ia wajib dilakukan sebagai
bentuk salah satu dimensi vertikal, yaitu zakat sebagai salah bukti
keimanan seorang muslim kepada Allah Ta’ala. Selain dimensi vertikal,
zakat juga memiliki banyak dimensi horizontal yang berdampak luas.
Luas dalam artian tidak hanya berdampak pada muslim saja namun bagi
semua aspek lingkungan yang terlibat dengannya, bak langsung
maupun tidak langsung.
Bentuk kepedulian yang kedua adalah kartu dhuafa. Kartu ini
khusus diberikan kepada mereka kaum dhuafa dengan kelebihan ketika
kartu tersebut digunakan untuk berbelanja di toko kelontong syariah,
maka orang yang memegangnya atau yang memilikinya (kaum dhuafa)
akan mendapatkan potongan harga guna menyesuaikan dengan daya
beli masyarakat yang lain. Selain itu, kartu tersebut digunakan ketika
ada pembagian zakat, infaq, dan shadaqoh.
Pendataan kaum dhuafa ini dilakukan bersama dengan pendataan
zakat. Dan kartu tersebut digunakan sebagai bukti penerima zakat,
infaq, dan shodaqoh dari toko kelontong syariah. Toko kelontong
8
syariah yang mendukung perkembangan dan stabilitas ekonomi tersebut
perlu dikembangkan. Dalam hal ini, toko kelontong syariah
dikembangkan dengan cara franchise maupun ritel yang menawarkan
berbagai macam keuntungan yang halal dan bebas dari riba dan semua
hal yang terlarang dalam islam.
III. METODE PELAKSANAAN
a. Survei dan Persiapan
Dalam tahap ini, dilakukan beberapa kegiatan yaitu survei lokasi dan
barang yang akan dijual, persiapan peralatan dan barang-barang yang
dibutuhkan dalam membangun relasi usaha atau kerja sama dengan pihak
lain (sebagai pemasok barang maupun pemasaran produk), pengenalan
konsep toko kelontong syariah serta perencanaan sistem promosi dan
pemasaran agar dapat merambah jangkauan pemasaran yang luas.
b. Strategi Promosi dan Pemasaran Produk
1. Menyebarkan leaflet-leaflet dan menempelkan pamflet atau brosur pada
tempat strategis.
2. Promosi produk melalui media internet dan jejaring sosial seperti blog,
facebook, twitter, Blackberry Messenger (BBM).
IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
IV.1. Anggaran Biaya
Tabel 4.2. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-K
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang (Kaca etalase, rak barang, kalkulator,
kursi lipat, kipas angin) 3.750.000
2 Bahan habis pakai (jumlah barang yang dijual) 6.250.000
3 Perjalanan (perjalanan ke pasar (pusat grosir) & order
delivery) 1.250.000
4 Lain – lain (leaflet, pamflet, media internet (jejaring sosial),
telepon dan sms, biaya listrik dan air, biaya pekerja) 1.250.000
Jumlah 12.500.000
9
IV.2 Tabel 4.4. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Bulan ke-
1 2 3
1 Persiapan lokasi
2 Persiapan peralatan
3 Persiapan barang
4 Promosi
5 Pemasaran produk
6 Evaluasi
7 Penyusunan laporan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim
Departemen Agama. 2004. Fiqih untuk Madrasah Aliyah Kelas X. Penerbit CV
Gani dan Son. Semarang
Hidayat, Muhammad. 2003. Kiprah, Manajemen dan Etika Bisnis Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. SEF UGM. Yogyakarta.
Dalam Jurnal Muamalah Vol. 2 No. 2 Oktober 2003.
Muhammad. 2005. Pengantar Akuntansi Syariah. PT Salemba Empat. Jakarta
Lampiran 5. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
Harga (Rp)
Kaca Etalase Tempat
barang
dagangan
1 1.214.000 1.214.000
Rak Barang 2 1.150.000 2.300.000
Kalkulator Alat hitung 1 43.000 43.000
Kursi Lipat Tempat duduk 1 85.000 85.000
Kipas Angin Sirkulasi
udara 1 108.000 108.000
SUB TOTAL (Rp) 3.750.000
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakaian Satuan
Kuan
titas
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
Harga (Rp)
Beras
Barang yang dijual
Kg 100 7.000 700.000
Gula pasir Kg 50 10.700 535.000
Gula jawa Kg 25 11.000 275.000
Minyak sayur Liter 20 10.500 210.000
Sirup Botol 10 8.900 89.000
Mie instant
Barang yang dijual
Dus 7 56.000 392.000
Tepung Kg 10 6.500 65.000
Telur Kg 15 16.500 247.500
Susu kental
manis Kaleng 15 10.000 150.000
Kopi bubuk Unit / Piece 15 10.000 150.000
Bumbu dapur
Barang yang dijual
Bungkus 20 500 10.000
Teh Kotak 10 2.000 20.000
Roti Bungkus 50 1.000 50.000
Makanan
ringan Renteng 20 500 10.000
Minuman
ringan Botol 15 2.500 37.500
Sikat gigi
Barang yang dijual
Unit / Piece 15 2.500 37.500
Pasta gigi Unit / Piece 25 3.500 87.500
Parfum Botol 15 8.000 120.000
Sabun cuci Unit / Piece 30 1.000 30.000
Pewangi
pakaian Unit / Piece 15 500 7.500
Galon air
Barang yang dijual
Unit 5 50.000 250.000
Tissue Unit / Piece 10 2.500 25.000
Sabun mandi Unit / Piece 30 3.500 105.000
Gas/elpiji Unit 10 16.500 165.000
Buku tulis
Barang yang dijual
Pack 10 20.000 200.000
Pensil Pack 10 25.000 250.000
Penggaris Unit / Piece 25 1.000 25.000
Pensil warna Set 20 7.500 150.000
Buku gambar Pack 10 20.000 200.000
Bolpoint
Barang yang dijual
Pack 5 40.000 200.000
Kertas karton Pack 5 15.000 75.000
Kertas kado Pack 5 15.000 75.000
Kaos kaki Unit / Piece 10 5.000 50.000
Materai Lusin 5 45.000 225.000
Amplop
Barang yang dijual
Pack 5 35.000 175.000
Sapu Unit / Piece 10 5.000 50.000
Keset Unit / Piece 10 3.350 33.500
Lampu
Bohlam Unit / Piece 23 6.000 138.000
Saklar Unit / Piece 30 1.000 30.000
Hand & Body
Lotion
Barang yang dijual
Unit / Piece 20 10.000 200.000
Obat nyamuk Unit / Piece 25 4.500 100.000
Sandal Unit / Piece 20 7.500 75.000
Ikat pinggang Unit / Piece 10 10.000 100.000
Obat flu &
batuk Unit / Piece 30 2.500 75.000
Detergen Unit / Piece 30 1.000 30.000
Kertas label Unit / Piece 5 5.000 25.000
SUB TOTAL (Rp) 6.250.000
3. Perjalanan
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
Harga (Rp)
Perjalanan ke
pasar (pusat
grosir)
Transportasi 10 kali /
bulan 12.500 125.000
Perjalanan ke
rumah-rumah
penduduk (order
delivery)
Order
delivery
3 kali /
hari 12.500 1.125.000
SUB TOTAL (Rp) 1.250.000
4. Lain-lain
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
Leaflet Mengenalkan
produk dan
lokasi
1/2 rim 350.000 175.000
Pamflet 1/2 rim 350.000 175.000
Media internet
(jejaring sosial)
Pembelian
pulsa internet 4 kali/bulan 25.000 100.000
Telepon dan sms Pembelian
pulsa regular 4 kali/bulan 20.000 80.000
Biaya listrik dan
air
Memenuhi
kebutuhan
listrik & air
1 kali/bulan 45.000 45.000
Biaya pekerja Membiayai
tenaga pekerja 30 hari 22.500 675.000
SUB TOTAL (Rp) 1.250.000
Total (Keseluruhan) 12.500.000
Analisis Keuangan
1. Analisis Biaya
a. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
Biaya Usaha
Sewa Tempat = Rp 2.700.000/tahun = Rp 7.400/hari
Promosi = Rp 1.250.000/tahun = Rp 3.425/hari
Biaya Penyusutan
Tabel 4.3. Biaya Penyusutan Peralatan
No Uraian Harga
Awal
Harga Sisa
(10%/Tahun)
Umur
(Tahun)
Depresiasi
(Rp/Tahun)
1 Kaca Etalase 1.214.000 121.400 3 364.200
2 Rak Barang 1.150.000 115.000 3 345.000
3 Kalkulator 43.000 4.300 1 4.300
4 Kursi Lipat 85.000 8.500 2 17.000
5 Kipas Angin 108.000 10.800 2 21.600
Jumlah 752.100
Biaya penyusutan = Rp 2.060/hari
b. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost = VC)
Biaya pekerja = Rp 675.000/bulan = Rp 22.500/hari
Transportasi = Rp 104.200/bulan = Rp 3.473/hari
Biaya listrik dan air = Rp 45.000/bulan = Rp 1.500/hari
c. Total Pengeluaran (per hari)
FC = Rp 7.400 + Rp 3.425 + Rp 2.060 = Rp 12.885
VC = Rp 22.500 + Rp 3.473 + Rp 1.500 = Rp 27.473
Total = FC + VC = Rp 40.358
2. Analisa Keuntungan
Pendapatan (diasumsikan) = Rp 4.000.000/bulan = Rp 133.300/hari
Pengeluaran = Rp 40.358/hari
Keuntungan = Rp 133.300 – Rp 40.358 = Rp 92.942/hari
= Rp 2.788.260/bulan
3. R/C Ratio
= = = 3.303
Karena nilai R/C Ratio lebih dari 1 yaitu 3,303 maka usaha ini layak untuk
dikembangkan.
Analisis Zakat
Keuntungan = Rp 2.788.260/bulan
Zakat = 2,5%
Besarnya Zakat = 2,5% x Rp 2.788.260 = Rp 69.701/bulan
Zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5% dari keuntungan usaha yang diperoleh setiap
bulannya sehingga dengan keuntungan usaha sebesar Rp 2.788.260/bulan maka
zakat yang dikeluarkan setiap bulannya sebesar Rp 69.701
Lampiran 6. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama / NIM Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu
(jam/minggu) Uraian Tugas
1 Ndaru Akbari D3 Teknologi
Hasil Pertanian
Teknologi
Pertanian 8 jam/minggu
Managerial &
koordinator
2 M. Romdhoni
Fajri S1 Agribisnis
Sosial
Ekonomi 8 jam/minggu Marketing
3 Nur Widodo S1 Agribisnis Sosial
Ekonomi 8 jam/minggu
Administrasi
& keuangan
4 Handoko Eko P S1 Agribisnis Sosial
Ekonomi 6 jam/minggu
Transportasi
barang