usia menarche dan acne vulgaris

22
1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SMP Negeri di Kota Kupang, yakni SMPN 1 Kupang, SMPN 2 Kupang, SMPN 4 Kupang dan SMPN 5 Kupang. SMPN 1 Kupang berlokasi di Jl. Prof. W. Z Yohanes No. 30 Kupang, Kelurahan Oetete, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. SMPN 1 Kupang memiliki jumlah siswa (kelas VII-IX) sebanyak 1990 orang dengan gambaran laki-laki sebanyak 950 orang dengan presentase 47.74% dan perempuan sebanyak 1040 orang dengan peresentase 52.26%. SMPN 2 Kupang berlokasi di Jl. Tompelo Kupang, Kelurahan Oetete, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. SMPN 2 Kupang memiliki jumlah siswa (kelas VII-IX) sebanyak 2005 orang dengan gambaran laki-laki sebanyak 885 orang dengan presentase 44.14% dan perempuan sebanyak 1120 orang dengan presentase 55.86%. SMPN 4 Kupang berlokasi di Jl. Alfonsius Nisnoni No. 19 Kupang, Kelurahan

description

reproduksi

Transcript of usia menarche dan acne vulgaris

2

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SMP Negeri di Kota Kupang, yakni SMPN 1 Kupang, SMPN 2 Kupang, SMPN 4 Kupang dan SMPN 5 Kupang. SMPN 1 Kupang berlokasi di Jl. Prof. W. Z Yohanes No. 30 Kupang, Kelurahan Oetete, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. SMPN 1 Kupang memiliki jumlah siswa (kelas VII-IX) sebanyak 1990 orang dengan gambaran laki-laki sebanyak 950 orang dengan presentase 47.74% dan perempuan sebanyak 1040 orang dengan peresentase 52.26%.

SMPN 2 Kupang berlokasi di Jl. Tompelo Kupang, Kelurahan Oetete, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. SMPN 2 Kupang memiliki jumlah siswa (kelas VII-IX) sebanyak 2005 orang dengan gambaran laki-laki sebanyak 885 orang dengan presentase 44.14% dan perempuan sebanyak 1120 orang dengan presentase 55.86%. SMPN 4 Kupang berlokasi di Jl. Alfonsius Nisnoni No. 19 Kupang, Kelurahan Airnona, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang. SMPN 4 Kupang memiliki jumlah siswa (kelas VII-IX) sebanyak 1033 orang dengan gambaran laki-laki sebanyak 479 orang dengan presentase 46.37% dan perempuan sebanyak 554 orang dengan presentase 53.63%.SMPN 5 Kupang berlokasi di Jl. Frans Seda, Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. SMPN 5 Kupang memiliki jumlah siswa (kelas VII-IX) sebanyak 1347 orang dengan gambaran laki-laki sebanyak 642 orang dengan presentase 47.66% dan perempuan sebanyak 705 orang dengan presentase 52.34%. Remaja putri pada SMPN 1 Kupang, SMPN 2 Kupang, SMPN 4 Kupang dan SMPN 5 Kupang berasal dari wilayah Kota Kupang dan sekitarnya yang multi etnik, karena lembaga ini menerima siswa-siswi dari berbagai lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial, suku maupun agama.

4.2 Karakteristik RespondenDalam penelitian ini responden yang terlibat berjumlah 158 responden dengan perincian responden dari SMPN 1 Kupang 58 responden, SMPN 2 Kupang 39 responden, SMPN 4 Kupang 18 responden dan SMPN 5 Kupang 43 responden. Dalam penelitian ini diambil data mengenai karakteristik responden yang mencakup usia menarche responden, bulan saat menarche responden, jarak siklus menstruasi responden, lama menstruasi responden, riwayat orang tua menderita acne vulgaris responden, responden mengalami acne vulgaris setelah mengkonsumsi makanan tertentu, responden mengalami acne vulgaris pada musim tertentu, responden mengalami acne vulgaris setiap kali stress dan responden mengalami acne vulgaris setelah menggunakan kosmetik tertentu.4.3 Hasil Analisis Data Univariat

4.3.1 Gambaran usia menarche responden

Dalam penelitian ini diambil data mengenai usia menarche responden yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Menarche di Kota Kupang Tahun 2013

Usia menarche (tahun)Frekuensi(%)

1131.9

124327.2

136742.4

143522.2

1595.7

1610.6

Total158100.0

Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa usia menarche responden berada antara 11-16 tahun dan terbanyak pada usia 13 tahun dengan persentase sebesar 42.4%. Rata-rata usia menarche responden adalah 13.04 tahun. 4.3.2 Gambaran bulan saat menarche responden

Dalam penelitian ini diambil responden yang menarche di tahun 2013 dan data mengenai bulan saat menarche responden yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Bulan saat Menarche di Kota Kupang Tahun 2013

BulanFrekuensi(%)

Januari106.3

Februari63.8

Maret74.4

April74.4

Mei74.4

Juni2113.3

Juli1912.0

Agustus1912.0

September1811.4

Oktober95.7

November2012.7

Desember159.5

Total158100.0

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa bulan saat menarche terbanyak pada bulan Juni 2013 sebanyak 21 responden dengan persentase sebesar 13.3% dan tersedikit pada bulan Februari 2013 sebanyak 6 responden dengan presentase 3.8%.4.3.3 Gambaran jarak siklus menstruasi responden

Dalam penelitian ini diambil data mengenai jarak siklus menstruasi responden yang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.Tabel 4.3 Gambaran Jarak Siklus Menstruasi Responden di Kota Kupang

Tahun 2013

Jarak siklus menstruasi (hari)Frekuensi(%)

-53.2

< 211610.1

21-288755.1

28-354025.3

35106.3

Total158100.0

Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan bahwa sebanyak 5 responden dengan presentase 3.2% baru menarche sehingga belum dapat diketahui jarak siklus menstruasinya dan responden terbanyak memiliki jarak siklus menstruasi 21-28 hari sebanyak 87 responden dengan presentase sebesar 55.1% serta responden tersedikit memiliki jarak siklus menstruasi > 35 hari sebanyak 10 responden dengan presentase 6.3%.

4.3.4 Gambaran lama menstruasi responden

Dalam penelitian ini diambil data mengenai lama menstruasi responden yang dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.Tabel 4.4 Gambaran Lama Menstruasi Responden di Kota Kupang Tahun 2013

Lama menstruasi (hari)Frekuensi(%)

< 32616.5

3-711069.6

> 72213.9

Total158100

Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki lama menstruasi 3-7 hari sebanyak 110 responden dengan presentase sebesar 69.6% dan responden tersedikit memiliki lama menstruasi > 7 hari sebanyak 22 responden dengan presentase 13.9%.4.3.5 Gambaran kejadian acne vulgarisDalam penelitian ini diambil data mengenai responden yang pernah mengalami acne vulgaris yang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.Tabel 4.5 Gambaran Kejadian Acne vulgaris di Kota Kupang Tahun 2013

Mengalami acne vulgarisFrekuensi(%)

Ya13686.1

Tidak2213.9

Total158100.0

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa responden yang mengatakan pernah mengalami acne vulgaris sebanyak 136 responden dengan persentase sebesar 86.1% dan responden yang mengatakan tidak mengalami acne vulgaris sebanyak 22 responden dengan presentase 13.9%.

4.3.6 Gambaran responden dengan riwayat orang tua menderita acne vulgarisDalam penelitian ini diambil data mengenai responden dengan riwayat orang tua menderita acne vulgaris yang dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.Tabel 4.6 Gambaran Responden dengan Riwayat Orang Tua Menderita Acne vulgaris di Kota Kupang Tahun 2013

Riwayat orang tua menderita acne vulgarisFrekuensi(%)

Ya13082.3

Tidak2817.7

Total158100.0

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa responden yang mengatakan memiliki riwayat orang tua menderita acne vulgaris sebanyak 130 responden dengan persentase sebesar 82.3% dan responden yang mengatakan tidak ada riwayat orang tua menderita acne vulgaris sebanyak 28 responden dengan presentase 17.7%.

4.3.7 Gambaran responden yang mengalami acne vulgaris setelah mengkonsumsi makanan tertentu

Dalam penelitian ini diambil data mengenai responden yang mengalami acne vulgaris setelah mengkonsumsi makanan tertentu dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.Tabel 4.7 Gambaran Responden yang Mengalami Acne vulgaris setelah Mengkonsumsi Makanan Tertentu di Kota Kupang pada Tahun 2013

Mengalami acne vulgaris setelah mengkonsumsi makanan tertentuFrekuensi(%)

Ya3723.4

Tidak12176.6

Total158100.0

Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa terbanyak responden mengatakan tidak mengalami acne vulgaris setelah mengkonsumsi makanan tertentu sebanyak 121 responden dengan presentase 76.6% dan yang mengatakan akan mengalami acne vulgaris setelah mengkonsumsi makanan tertentu sebanyak 37 responden dengan persentase sebesar 23.4%.Menurut responden makanan yang dapat menyebabkan acne vulgaris jika dikonsumsi yaitu coklat, kacang, telur dan makanan berminyak.4.3.8 Gambaran responden yang mengalami acne vulgaris pada musim tertentu

Dalam penelitian ini diambil data mengenai responden yang mengalami acne vulgaris pada musim tertentu dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.Tabel 4.8 Gambaran Responden yang Mengalami Acne vulgaris pada Musim Tertentu di Kota Kupang Tahun 2013

Mengalami acne vulgaris musim tertentuFrekuensi(%)

Ya148.9

Tidak14491.1

Total158100.0

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa terbanyak responden mengatakan tidak mengalami acne vulgaris pada musim tertentu sebanyak 144 responden dengan persentase sebesar 91.1% dan responden yang mengatakan akan mengalami acne vulgaris pada musim tertentu sebanyak 14 responden dengan presentasi 8.9%.

Menurut responden musim yang dapat menyebabkan mereka mengalami acne vulgaris atau acne vulgarisnya bertambah parah yaitu pada musim panas sebanyak 8 responden dan musim hujan sebanyak 6 responden.

4.3.9 Gambaran responden yang mengalami acne vulgaris setiap kali stress

Dalam penelitian ini diambil data mengenai responden yang mengalami acne vulgaris setiap kali stress dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.Tabel 4.9 Gambaran Responden yang Mengalami Acne vulgaris Setiap Kali Stress di Kota Kupang Tahun 2013

Mengalami acne vulgaris setiap kali stressFrekuensi(%)

Ya1610.1

Tidak14289.9

Total158100.0

Berdasarkan tabel 4.9, diketahui bahwa terbanyak responden mengatakan tidak mengalami acne vulgaris setiap kali stress sebanyak 142 responden dengan persentase sebesar 89.9% dan responden yang mengatakan akan mengalami acne vulgaris setiap kali stress sebanyak 16 responden dengan presentasi 10.1%.

4.3.10 Gambaran responden yang mengalami acne vulgaris setelah menggunakan kosmetik tertentu

Dalam penelitian ini diambil data mengenai responden yang mengalami acne vulgaris setelah menggunakan kosmetik tertentu dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.Tabel 4.10 Gambaran Responden yang Mengalami Acne vulgaris Setelah Menggunakan Kosmetik Tertentu di Kota Kupang Tahun 2013

Mengalami acne vulgaris setelah menggunakan kosmetik tertentuFrekuensi(%)

Ya2817.7

Tidak13082.3

Total158100.0

Berdasarkan tabel 4.10, diketahui bahwa terbanyak responden mengatakan tidak mengalami acne vulgaris setelah menggunakan kosmetik tertentu sebanyak 130 responden dengan persentase sebesar 82.3% dan responden yang mengatakan akan mengalami acne vulgaris setelah menggunakan kosmetik tertentu sebanyak 28 responden dengan presentasi 17.7%.

Menurut responden kosmetik yang dapat menyebabkan mereka mengalami acne vulgaris atau acne vulgarisnya bertambah parah yaitu bedak sebanyak 19 responden, krim sebanyak 9 responden dan sabun sebanyak 2 responden.

4.4 Hasil Analisis Data Bivariat

Uji hipotesis menggunakan aplikasi SPSS 16 for windows yaitu dengan uji chi square dan diperoleh hasil p = 0.000. Hasil ini < = 0.05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna dan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu terdapat hubungan antara premenarche dengan kejadian acne vulgaris pada remaja putri.

4.5 Pembahasan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa acne vulgaris dipengaruhi oleh faktor riwayat orang tua. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa faktor riwayat keluarga berpengaruh terhadap terjadinya acne vulgaris. Faktor riwayat keluarga sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar sebasea. Apabila kedua orang tua memiliki riwayat menderita acne vulgaris kemungkinan besar anaknya akan menderita acne vulgaris.(1,3-5,13) Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 130 responden dengan presentase 82.3% yang menyatakan memiliki riwayat orang tua yang menderita acne vulgaris.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa acne vulgaris kurang dipengaruhi oleh faktor diet. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa faktor diet kurang berpengaruh terhadap terjadinya acne vulgaris karena kelenjar sebasea bukan alat pengeluaran untuk lemak yang kita makan.(1,3-5,13) Hasil penelitian ini menunjukkan hanya sebanyak 37 responden dengan presentase 23.4% yang mengatakan akan mengalami acne vulgaris jika mengkonsumsi makanan tertentu, dan makanan yang dapat menyebabkan acne vulgaris adalah coklat, kacang, telur dan makanan berminyak.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa acne vulgaris kurang dipengaruhi oleh faktor musim (iklim). Hal ini tidak sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa faktor musim berpengaruh terhadap terjadinya acne vulgaris.(1) Hasil penelitian ini menunjukkan hanya sebanyak 14 responden dengan presentase 8.9% yang menyatakan akan mengalami acne vulgaris pada musim tertentu dan musim yang dapat menyebabkan responden mengalami acne vulgaris adalah musim panas sebanyak 8 responden dan musim hujan (dingin) sebanyak 6 responden.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa acne vulgaris kurang dipengaruhi oleh faktor stress (psikis). Hal ini tidak sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa faktor stress berpengaruh terhadap terjadinya acne vulgaris.(2,3,5) Hasil penelitian ini menunjukkan hanya sebanyak 16 responden dengan presentase 10.1% yang menyatakan akan mengalami acne vulgaris setiap kali stress.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa acne vulgaris kurang dipengaruhi oleh faktor penggunaan kosmetik. Hal ini tidak sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa penggunaan kosmetik tertentu dapat menyebabkan acne vulgaris.(1,5) Hasil penelitian ini menunjukkan hanya sebanyak 28 responden dengan presentase 17.7% yang mengatakan akan mengalami acne vulgaris setelah menggunakan kosmetik tertentu. Dan kosmetik yang dapat menyebabkan acne vulgaris yaitu bedak, krim dan sabun.

Berdasarkan uji chi square didapatkan nilai signifikan p = 0.000 yang berarti adanya hubungan antara premenarche dengan kejadian acne vulgaris pada remaja putri di Kota Kupang tahun 2013. Hasil ini sesuai dengan dengan kepustakaan yang telah disebutkan bahwa premenarche berhubungan dengan timbulnya acne vulgaris.(1,3)Premenarche merupakan saat dimana terjadi serangkaian perubahan pada seorang remaja putri menjadi dewasa dan puncaknya pada saat menarche. Perubahan terjadi karena interaksi antara beberapa kelenjar dalam tubuh, salah satunya ada kelenjar pituitary yang menghasilkan GnRH. GnRH mempunyai efek sangat besar pada kematangan seksual seorang remaja putri. Hormon ini mempengaruhi sekresi gonadotropin (FSH, LH) sehingga meningkat perlahan.(6,7)

Luteinizing hormone merangsang sekitar 12-20 folikel (sel teka) setiap bulannya untuk membentuk androgen dan selanjutnya FSH dengan bantuan enzim aromatase mengubah androgen menjadi estrogen di sel granulosa. Sebelum diubah menjadi estrogen, hormone androgen beredar di dalam darah. Hormon androgen yang terus diproduksi dan meningkat dalam darah akan mempengaruhi pertumbuhan kelenjar sebasea dan pengeluaran sebum. Pengeluaran sebum yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya acne vulgaris. Hal ini terjadi pada responden dalam penelitian ini karena didapatkan adanya hubungan antara premenarche dengan kejadian acne vulgaris pada remaja putri.4.6 Keterbatasan Penelitian

a. Penelitian ini menggunakan kuesioner sehingga tidak dapat dipastikan bahwa responden mengerti pertanyaannya dengan baik dan mungkin mempunyai informasi, tetapi responden kurang tepat mengingat atau lupa. Dan juga tidak dapat dipastikan bahwa responden menjawab dengan benar atau jujur.

b. Sebelum pengisian kuesioner diberikan penjelasan tentang acne vulgaris, tetapi tidak dapat dipastikan bahwa responden memang pernah mengalami acne vulgaris berdasarkan pendapat subyektif responden.

BAB 5PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Ada hubungan antara premenarche dengan kejadian acne vulgaris pada remaja putri di Kota Kupang tahun 2013.b. Prevalensi acne vulgaris pada remaja putri di kota kupang tahun 2013 adalah sebesar 86.1%.c. Rata-rata usia menarche remaja putri di Kota Kupang tahun 2013 adalah 13.04 tahun.5.2 Saran

a. Bagi subyek peneliti

Disarankan untuk tidak panik atau stress ketika mengalami acne vulgaris tetapi justru lebih berperan aktif dalam pencegahannya yaitu dengan mengenali penyebab jerawatnya dan upaya menghindari faktor resiko.b. Bagi peneliti lain

1. Disarankan melakukan penelitian dengan metode yang lebih mampu untuk menekan faktor bias terutama karena penggunaan kuesioner.

2. Disarankan melakukan penelitian tentang hubungan acne vulgaris dengan menarche, usia menarche dan persepsi remaja putri tentang acne vulgaris.3. Disarankan melakukan penelitian dengan metode yang lebih baik sehingga dapat menegakkan diagnosis acne vulgaris yang lebih obyektif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Harahap Marwali. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates; 2000.

2. Graham-Brown Robin BT. Lecture Notes Dermatology. 8th ed. Jakarta: Erlangga; 2005.

3. Djuanda, A. Hamzah, M. Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: FK UI; 2011.

4. Anurogo D, Wulandari A. 45 penyakit yang banyak ditemukan di masyarakat. 1st ed. Yogyakarta: Andi; 2012.

5. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. 2nd ed. Hartanto H, editor. Jakarta: EGC; 2005.

6. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Rachman LY, editor. Jakarta: EGC; 2007.

7. Anwar M et al, editor. Ilmu Kandungan. 3rd ed. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011.

8. Abdoerrachman MH. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Hasan R, Alatas H, editors. Jakarta: FK UI; 2007.

9. Ramadhy AS. Biologi Reproduksi. Bandung: Rafika Aditama; 2011.

10. Nirwana AB. Psikologi Ibu, Bayi Dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika;

11. Dewi NS. Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama; 2012.

12. Muadz MM et al. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja. Jakarta: BKKBN; 2010.

13. Kumala P, et al. Kamus Saku Kedokteran Dorland. 25th ed. Nuswantari D, editor. Jakarta: EGC; 1996.

14. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis. 4th ed. Jakarta: Sagung Seto; 2011.

15. Saryono. Metodologi Penelitian Kesehatan. Setiawan A, editor. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press; 2011.

16. Notoatmodjo S. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

17. Supryanto D. Statistik Non Parametrik Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.

18. Santoso S. SPSS Versi 10. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2002.

19. Dahlan MS. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Sagung Seto; 2008.

20. Tjahyono AAH, editor. Pedoman Penulisan Skripsi Revisi II. Kupang: FK Undana; 2013.