Urologi

13
HIDROKELEKTOMI Introduksi a. Definisi Suatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan cairan dan memotong sebagian tunika vaginalis testis b. Ruang lingkup Semua penderita yang datang dengan keluhan pembengkakan skrotum dan pada pemeriksaan didapatkan tes transiluminasi yang positif. Hidrokel adalah penumpukan cairan antara tunika vaginalis dan testis. Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan disiplin ilmu yang terkait yaitu Radiologi. c. Indikasi operasi Hidrokel yang: - besar sehingga dapat menekan pembuluh darah yang menuju testis - mengganggu kenyamanan atau mengganggu aktivitas sehari-hari - menganggu kosmetik d. Kontra indikasi operasi: Umum e. Diagnosis Banding - Tumor testis - Kista epididimis - Spermatocele - Hernia scrotalis f. Pemeriksaan Penunjang

description

HIDROKOLEKTOMI

Transcript of Urologi

HIDROKELEKTOMIIntroduksia. DefinisiSuatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan cairan dan memotong sebagian tunika vaginalis testisb. Ruang lingkupSemua penderita yang datang dengan keluhan pembengkakan skrotum dan pada pemeriksaan didapatkan tes transiluminasi yang positif.Hidrokel adalah penumpukan cairan antara tunika vaginalis dan testis.Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan disiplin ilmu yang terkait yaitu Radiologi.c. Indikasi operasiHidrokel yang:- besar sehingga dapat menekan pembuluh darah yang menuju testis - mengganggu kenyamanan atau mengganggu aktivitas sehari-hari- menganggu kosmetikd. Kontra indikasi operasi:Umum e. Diagnosis Banding - Tumor testis- Kista epididimis- Spermatocele- Hernia scrotalisf. Pemeriksaan Penunjang Ultrasonografi bila pemeriksaan klinis meragukan.Tehnik OperasiSecara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut: Dengan pembiusan regional atau umum. Posisi pasien terlentang (supinasi). Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis.Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:o Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut.o Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic cat gut.Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.Komplikasi operasiKomplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.Mortalitas (tidak ada)Perawatan Pasca BedahRawat luka hari ke 3.Follow-Up (tidak ada)SISTOSTOMI DAN PUNKSI BULI-BULI

Introduksia. DefinisiSuatu tindakan pembedahan untuk mengalirkan kencing melalui lubang yang dibuat supra pubik untuk mengatasi retensi urin dan menghindari komplikasi.Macam: sistostomi trokar dan sistostomi terbukab. Ruang lingkupSemua penderita yang datang dengan keluhan berupa tidak bisa kencing, keluar darah lewat uretra, ekstravasasi urin sekitar uretra, hematom pada perineum atau prostat melayang.Trauma uretra adalah trauma yang mengenai uretra berupa trauma tajam, trauma tumpul atau akibat instrumentasi uretra seperti pemasangan kateter dan sistoskopi.Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait antara lain Patologi Klinik dan Radiologi.c. Indikasi operasi sistostomi trokar- retensio urin dimana:- kateterisasi gagal: striktura uretra, batu uretra yang menancap (impacted)- kateterisasi tidak dibenarkan: ruptur uretraSyarat pada sistostomi trokar:- buli-buli jelas penuh dan secara palpasi teraba- tidak ada sikatrik bekas operasi didaerah abdomen bawah - tidak dicurigai adanya perivesikal hematom, seperti pada fraktur pelvisIndikasi operasi sistostomi terbuka- retensio urin dimana:- kateterisasi gagal: striktura uretra, batu uretra yang menancap (impacted)- kateterisasi tidak dibenarkan: ruptur uretra- bila sistostomi trokar gagal- bila akan dilakukan tindakan tambahan sepertimengambil batu dalam buli-buli, evakuasi gumpalan darah, memasang drain di kavum Retzii dan sebagainya.d. Kontra indikasi operasi:Umum e. Diagnosis Banding (tidak ada)f. Pemeriksaan Penunjang Darah lengkap, tes faal ginjal, sedimen urin, foto polos abdomen/pelvis, uretrografi.Tehnik OperasiSecara singkat tehnik dari sistostomi trokar dapat dijelaskan sebagai berikut: Posisi terlentang Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. Dengan pembiusan lokal secara infiltrasi dengan larutan xylocain di daerah yang akan di insisi. Insisi kulit di garis tengah mulai 2 jari diatas simfisis ke arah umbilikus sepanjang lebih kurang 1 cm. Insisi diperdalam lapis demi lapis sampai linea alba. Trokar set, dimana kanula dalam keadaan terkunci pada Sheath ditusukkan melalui insisi tadi ke arah buli-buli dengan posisi telentang miring ke bawah. Sebagai pedoman arah trokar adalah tegak miring ke arah kaudal sebesar 15-30%. Telah masuknya trokar ke dalam buli-buli ditandai dengan: o Hilangnya hambatan pada trokaro Keluarnya urin melalui lubang pada canulla Trokar terus dimasukkan sedikit lagi. Secepatnya canulla dilepaskan dari Sheathnya dan secepatnya pula kateter Foley, maksimal Ch 20, dimasukkan dalam buli-buli melalui kanal dari sheath yang masih terpasang. Segera hubungkan pangkal kateter dengan kantong urin dan balon kateter dikembangkan dengan air sebanyak kurang lebih 10 cc. Lepas sheath dan kateter ditarik keluar sampai balon menempel pada dinding buli-buli. Insisi ditutup dengan kasa steril, kateter difiksasi ke kulit dengan plester.Secara singkat tehnik dari sistostomi terbuka dapat dijelaskan sebagai berikut: Posisi terlentang Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.Dengan pembiusan lokal secara infiltrasi dengan larutan xylocain di daerah yang akan di insisi.Insisi kulit di garis tengah mulai 2 jari diatas simfisis ke arah umbilikus sepanjang lebih kurang 10 cm. Disamping itu dikenal beberapa macam irisan yaitu transversal menurut Cherney. Insisi diperdalam lapis demi lapis sampai fasia anterior muskulus rektus abdominis. Muskulus rektus abdominis dipisahkan secara tumpul pada linea alba.Sisihkan lipatan peritoneum diatas buli-buli keatas, selanjutnya pasang retraktor.Buat jahitan penyangga di sisi kanan dan kiri dinding buli.Lakukan tes aspirasi buli dengan spuit 5 cc, bila yang keluar urin, buat irisan di tempat titik aspirasi tadi lalu perlebar dengan klem.Setelah dilakukan eksplorasi dari buli, masukkan kateter Foley Ch 20-24.Luka buli-buli ditutup kembali denganjahitan benang chromic catgut.Bila diperlukan diversi suprapubik untuk jangka lama maka dinding buli digantungkan di dinding perut dengan jalan menjahit dinding buli-buli pada otot rektus kanan dan kiri.Jahit luka operasi lapis demi lapis.Untuk mencegah terlepasnya kateter maka selain balon kateter dikembangkan juga dilakukan penjahitan fiksasi kateter dengan kulit.Komplikasi operasiKomplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.Mortalitas (tidak ada)Perawatan PascabedahPelepasan benang jahitan keseluruhan 10 hari pasca operasi.Pelepasan kateter sesuai indikasi.Follow-upSesuai indikasiVESIKOLITOTOMI

Introduksia. DefinisiSuatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan batu dari buli-buli dengan membuka buli-buli dariarteriorb.Ruang LingkupSemua penderita yang datang dengan keluhan nyeri pada akhir miksi, hematuria dan miksi yang tiba-tiba berhenti serta dalam pemeriksaan penunjang (foto polos abdomen, pyelografi intravena dan ultrasonografi) diketahui penyebabnya adalah batu buli-buli.Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait antara lain; Patologi Klinik dan Radiologic.Indikasi OperasiBatu buli-buli yang berukuran lebih dari 2,5 cm pada orang dewasa dan semua ukuran pada anakanak.d.Kontra indikasi operasi Umume.Diagnosis banding, Obstruksi Prostat, Striktura Urethra.f. Pemeriksaan penunjangDarah lengkap, tes faal ginjal, sediment urin, kultur urin dan tes kepekaan antibiotika, kadar kalsium, fosfat, dan asam urat dalam serum serta ekskresi kalsium, fosfat dan asam urat dalam urin 24 jam, foto polos abdomen, pyelografi intravena, USG.Teknik OperasiSecara singkat teknik dari vesikolitotomi dapat dijelaskan sebagai berikut:Dengan pembiusan umum.Posisi terlentang.Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.Buli-buli diisi dengan cairan steril 300 cc.Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.Insisi kulit dimulai dari atas simfisis pubis keatas sampai dibawah umbilicus lapis demi lapis, membuka fasia dan menyisihkan musculus ructus abdominis secara tumpul ditengah-tengah. Lemak dan lipatan peritonium disisihkan ke atas. Buli-buli dibuka secara median batru dikeluarkan. Seluruh mukosa buli-buli diperhatikan dan kalau ada neoplasms harus di biopsi. Setelah dibilas buli-buli ditutup 2 lapis dengan meninggalkan catheter urethra dari buli-buli. Setelah dibersihkan luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan meninggalkan draine dari cavum retzii.Komplikasi OperasiKomplikasi adalah perdarahan, infeksi luka operasi, fistel.Perawatan Pasca BedahPelepasan catheter minimal 6 hari Setelah hari operasiPelepasan redon drain bila dalam 2 hari berturut-turut produksi < 20cc/24 jam Pelepasan benang jahitan keseluruhan 7 hari pasca operasiFollow-upPasca operasi kontrol 2 minggu, kontrol berikutnya tiap 3 bulanPemeriksaan USG dilakukan 6 bulan pasca operasiSetiap kontrol dilakukan pemeriksaan laboratorium (darah lengkap dan urinalisis dan faal ginjal) Diusahakan minum sedemikian rupa sehingga diuresis minimal 2 liter/24 jam VASEKTOMI

Introduksia. DefinisiSuatu tindakan pembedahan untuk memotong dan memisahkan vas deferensb. Ruang lingkupPenderita yang ingin disterilisasic. Indikasi operasiPenderita yang ingin disterilisasid. Kontra indikasi operasiUmum e. Diagnosis Banding (tidak ada)f. Pemeriksaan Penunjang (tidak ada)Tehnik OperasiSecara singkat tehnik dari vasektomi dapat dijelaskan sebagai berikut: Dengan pembiusan lokal. Posisi pasien terlentang (supinasi). Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. Seluruh skrotum harus diperiksa diawal prosedur untuk menyingkirkan adanya abnormalitas lain seperti tumor testis, vasal agenesis, atau hernia. Vas deferens disisihkan dan difiksasi dengan ibu jari dan jari telunjuk. Infiltrasi anestesi lokal pada kulit diatas vas deferens yang dijepit. Insisi vertikal pada kulit diatas vas deferens. Vas deferens dijepit dengan klem Allis dan selaput perivasal disisihkan secara tajam untuk menampakkan vas deferens. Vas deferens diligasi di 2 tempat dan dipotong diantaranya sepanjang 1,5-2 cm. Dilakukan interposisi fasia diantara ujung proksimal dan distal untuk mencegah rekanalisasi. Kulit skrotum ditutup dengan jahitan jelujur atau interrupted menggunakan bengan chromic catgut 4.0.Komplikasi operasiKomplikasi pasca bedah ialah infeksi, hematoma, epididimitis dan granuloma sperma.Mortalitas (tidak ada data)Perawatan Pasca bedahRawat luka hari ke 3.Follow-upPasien dianjurkan untuk tetap menggunakan alat kontrasepsi sampai dua kali hasil analisa sperma menunjukkan azoospermia. KATETERISASI

Introduksia. DefinisiSuatu tindakan untuk mengalirkan urin melalui selang kateter yang dimasukkan melalui uretra untuk mengatasi retensi urin dan menghindari komplikasi.b. Ruang lingkupSemua penderita yang datang dengan keluhan berupa tidak bisa kencing.Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan disiplin ilmu yang terkait yaitu Radiologi.c. Indikasi operasi- Retensio urin- Sebagai bagian dari persiapan pra operasid. Kontra indikasi operasi:Ruptur urethrae. Diagnosis Banding - Retensio urin- Tumor suprapubic- Uterus pada kehamilanf. Pemeriksaan Penunjang Foto polos abdomen.Tehnik OperasiSecara singkat tehnik dari kateterisasi dapat dijelaskan sebagai berikut: Posisi terlentang Desinfeksi lapangan tindakan dengan larutan antiseptik.Lapangan tindakan dipersempit dengan linen steril.Anestesi topikal pada penderita yang peka dengan jelly xylocaine 2-4% yang dimasukkan dengan spuit 20cc.Kateter yang diolesi jelly steril dimasukkan ke dalam urethra. Pada penderita pria, kateter dimasukkan dengan halus sampai urin mengalir (selalu dicatat jumlah dan warna urin), kemudian balon dikembangkan sebesar 5-10 ml.Bila diputuskan untuk menetap, kateter dihubungkan dengan kantong penampung steril dan dipertahankan sebagai sistem tertutup.Kateter difiksasi dengan plester pada kulit paha proksimal atat di daerah inguinal dan diusahakan agar penis mengarah ke lateral, hal ini untuk mencegah nekrosis akinat tekanan pada bagian ventral urethra di daerah penoskrotalKomplikasi operasiKomplikasi pasca bedah ialah urethritis, ruptur urehtra dan striktur urethra.Mortalitas Kurang dari 1%Perawatan Pasca KateterisasiMinum banyak untuk menjamin diuresisMembersihkan ujung urethra dari sekret dan darah yang mengering agar pengaliran sekrit urethra tetap terjaminMengusahakan kantong penampung urin tidak melampaui ketinggian buli-buli agar urin tidak mengalir kembali kedalamnya.Follow-upMengganti kateter nelaton tiap 2 atau kateter silikon tiap 6-8 minggu minggu bila memang masih diperlukan, untuk mencegah pembentukan batu.