Urinalisis

4
Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urine, yang merupakan sisa hasil metabolisme tubuh dalam bentuk cairan. Ginjal terletak pada dinding bagian luar rongga perut, yang merupakan rongga terbesar dalam tubuh manusia, tepatnya disebelah kanan dan kiri tulang belakang. Bentuk ginjal seperti biji kacang dengan panjang 6 sampai 7,5 cm dengan ketebalan 1,5 2,5 cm. Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, mengatur keseimbangan asam basa darah serta mengatur ekskresi bahan buangan, dan kelebihan garam. Apabila ginjal gagal dalam menjalankan fungsinya ini, maka akan terjadi gangguan pada keseimbangan air dan metabolisme dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan zat-zat berbahaya dalam darah (Pearce 1995). Sebelum menjadi urin ada tiga tahap pembentukan urine, yaitu: filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh.Proses filtrasi ini terjadi di glomerulus dan kapsula Bowman yang menghasilkan filtrat gromerulus atau urin primer. Darah masuk ke glomerulus melalui arteriol afferent dan terjadi filtrasi sehingga menghasilkan urin primer, kemudian urin primer akan memasuki kapsula Bowman. Proses filtrasi terjadi akibat mengkerut dan mengembangnya arteriol afferent dan arteriol efferent yang masuk dan meninggalkan glomerulus.Selama terjadi filtrasi sel-sel darah dan molekul protein tidak dapat disaring, sedangkan molekul- molekul yang berukuran lebih kecil seperti: garam, asam amino, dan gula dapat disaring sehingga menjadi bagian dari filtrat glomerulus atau urin primer Reabsorpsi terjadi urin primer yang berkumpul dalam kapsula Bowman di tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan menghasilkan urin sekunder.Pada proses ini terjadi penyerapan kembali zat yang berguna, oleh dinding tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus.Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam amino, dan ion-ion anorganik (Na + ,K + , Ca ++ , Cl - , HCO 3 - , HPO 4 -3 , SO 4 -3 ).Proses ini terjadi karena transpor aktif. Hasil dari reabsorpsi urin primer adalah urin sekunder yang mengandung sisa limbah nitrogen dan urea yang selanjutnya masuk ke lengkung Henle menuju tubulus kontortus distal. Saat melewati lengkung Henle asenden, garam (Na + ) dipompa keluar, sehingga kepekatan urin berkurang tetapi volume urin tetap (Anonim 2011).Setelah melewati lengkung Henle asenden, urin sekunder akan masuk ke tubulus distal. Di dalam tubulus distal urin sekunder mengalami augmentasi yaitu proses penambahan zat - zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal.Zat sisa yang dikeluarkan dari pembuluh darah kapiler adalah ion hidrogen (H + ), ion kalium (K + ), NH 3 dan kreatinin. Pengeluaran (H + ) ini membantu menjaga pH yang tetap dalam darah.Selama melewati tubulus distal dan tubulus kolektifus, urin kehilangan banyak air (H 2 O) sehingga konsentrasi urin semakin pekat. Setelah itu urin memasuki pelvis renalis dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke vesica urinaria untuk ditampung sementara waktu untuk selanjutnya dikeluarkan (Anonim 2011). Komponen urin dalam keadaan normal pada umumnya mengandung sekitar 95% air dan benda padat lainnya yang terlarut dalam air tersebut. Benda-benda tersebut dapat dibedakan beradasarkan ukuran atau elektrolitanya.Urin normal umumnya berwarna kekuning, terang, dan transparan, memiliki berat jenis sebesar 1,010 1,025pH urin normal sedikit asam (4,5 7,5)

description

biokimia umum

Transcript of Urinalisis

  • Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urine, yang merupakan sisa hasil metabolisme tubuh

    dalam bentuk cairan. Ginjal terletak pada dinding bagian luar rongga perut, yang merupakan rongga terbesar dalam tubuh

    manusia, tepatnya disebelah kanan dan kiri tulang belakang. Bentuk ginjal seperti biji kacang dengan panjang 6 sampai 7,5 cm

    dengan ketebalan 1,5 2,5 cm. Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam

    dalam darah, mengatur keseimbangan asam basa darah serta mengatur ekskresi bahan buangan, dan kelebihan garam. Apabila

    ginjal gagal dalam menjalankan fungsinya ini, maka akan terjadi gangguan pada keseimbangan air dan metabolisme dalam

    tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan zat-zat berbahaya dalam darah (Pearce 1995).

    Sebelum menjadi urin ada tiga tahap pembentukan urine, yaitu: filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.Filtrasi adalah proses

    penyaringan darah yang mengandung zat-zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh.Proses filtrasi ini terjadi

    di glomerulus dan kapsula Bowman yang menghasilkan filtrat gromerulus atau urin primer. Darah masuk ke glomerulus

    melalui arteriol afferent dan terjadi filtrasi sehingga menghasilkan urin primer, kemudian urin primer akan memasuki kapsula

    Bowman. Proses filtrasi terjadi akibat mengkerut dan mengembangnya arteriol afferent dan arteriol efferent yang masuk dan

    meninggalkan glomerulus.Selama terjadi filtrasi sel-sel darah dan molekul protein tidak dapat disaring, sedangkan molekul-

    molekul yang berukuran lebih kecil seperti: garam, asam amino, dan gula dapat disaring sehingga menjadi bagian dari filtrat

    glomerulus atau urin primer

    Reabsorpsi terjadi urin primer yang berkumpul dalam kapsula Bowman di tubulus kontortus proksimal yang nantinya

    akan menghasilkan urin sekunder.Pada proses ini terjadi penyerapan kembali zat yang berguna, oleh dinding tubulus, lalu

    masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus.Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam

    amino, dan ion-ion anorganik (Na+,K

    +, Ca

    ++, Cl

    -, HCO3

    -, HPO4

    -3, SO4

    -3).Proses ini terjadi karena transpor aktif. Hasil dari

    reabsorpsi urin primer adalah urin sekunder yang mengandung sisa limbah nitrogen dan urea yang selanjutnya masuk ke

    lengkung Henle menuju tubulus kontortus distal. Saat melewati lengkung Henle asenden, garam (Na+) dipompa keluar,

    sehingga kepekatan urin berkurang tetapi volume urin tetap (Anonim 2011).Setelah melewati lengkung Henle asenden, urin

    sekunder akan masuk ke tubulus distal. Di dalam tubulus distal urin sekunder mengalami augmentasi yaitu proses

    penambahan zat - zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal.Zat sisa yang dikeluarkan dari

    pembuluh darah kapiler adalah ion hidrogen (H+), ion kalium (K

    +), NH3dan kreatinin. Pengeluaran (H

    +) ini membantu

    menjaga pH yang tetap dalam darah.Selama melewati tubulus distal dan tubulus kolektifus, urin kehilangan banyak air (H2O)

    sehingga konsentrasi urin semakin pekat. Setelah itu urin memasuki pelvis renalis dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke

    vesica urinaria untuk ditampung sementara waktu untuk selanjutnya dikeluarkan (Anonim 2011).

    Komponen urin dalam keadaan normal pada umumnya mengandung sekitar 95% air dan benda padat lainnya yang

    terlarut dalam air tersebut. Benda-benda tersebut dapat dibedakan beradasarkan ukuran atau elektrolitanya.Urin normal

    umumnya berwarna kekuning, terang, dan transparan, memiliki berat jenis sebesar 1,010 1,025pH urin normal sedikit asam

    (4,5 7,5)

  • Faktor faktor yang mempengaruhi ketidak normalan produksi urin antara lain, hormone antdiuretik (ADH), jika hormon

    ADH banyak maka H2O yang diserap akan semakin besar menyebabkan urin yang dikeluarkan sedikit, dan sebaliknya jika

    hormone ADH sedikit maka air yang diserap akan semakin kecil, menyebabkan urin yang dikelurkan menjadi lebih banyak.

    Jumlah air yang di minum, jika kita meminum air yang banyak menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi protein dan

    meningkatkan konsentrasi air maka akan terjadi penurunan tekanan koloid protein menyebabkan air yang di serap sedikit,

    dengan demikian akan menyebabkan urin yang dikeluarkan menjadi lebih banyak. Emosi, ketika gugup konsentrasi urin

    meningkat maka urin yang dikelurkan menjadi lebih banyak. Suhu, jika suhu meningkat maka volume urin akan sedikit

    dikarenakan tubulus abdominal berkontraksi sehingga penyaringan glomerulus semakin besar maka urin yang dikeluarkan

    smakin meningkat. Konsentrasi hormone insulin, jika konsentrasi hormone insulin menurun maka kadar gula dalam darah

    akan meningkat dan menyebabkan volume urin semakin banyak.

    Bentuk test pack ini ada dua macam, setrip dan compact. Bentuk setrip harus dicelupkan ke dalam urine yang telah ditampung

    pada sebuah wadah atau disentuhkan pada urine waktu buang air kecil. Sedangkan bentuk compact dengan meneteskan urine

    langsung pada bagian tertentu dari alatnya.

    Cara kerjanya Alat ini mendeteksi hormon hCG, yaitu hormon yang diproduksi setelah terjadi pembuahan. Pada perempuan hamil akan

    terdeteksi kadar hCG yang cukup tinggi dalam urinenya (sedikitnya akan mencapai 25 mlU/ml). Namun, kadar sensitivitas

    setiap alat tes kehamilan berbeda-beda. Semakin sensitif tentu semakin baik. Ada alat tes yang mampu mendeteksi kadar hCG

    sebanyak 5 mlU/ml saja.

    Ketika alat tes menyentuh urine, biasanya akan terjadi perubahan warna, pertambahan garis, atau tanda tertentu (positif), yang

    menunjukkan ditemukannya hCG di dalam urine. Yang berbentuk setrip umumnya akan menunjukkan dua garis merah bila

    terdapat hCG di urine sebagai tanda positif hamil. Bila tidak ada hCG dalam urine, yang akan muncul adalah tanda satu setrip

    saja yang berarti negatif, atau tidak hamil. Sedangkan pada alat yang berbentuk compact, jika urine yang disentuhkan

    mengandung hCG, maka akan muncul tanda positif. Sebaliknya, jika urine tidak (cukup) mengandung hCG maka yang

    muncul adalah tanda negatif, berarti tidak hamil.

    Kapan sebaiknya melakukan tes kehamilan? Test pack akan menunjukkan hasil akurat jika digunakan dua hari sebelum tanggal datang bulan (tanggal ini dapat dihitung

    jika siklus menstruasi Anda teratur, yaitu 28 hari), atau 12 hari setelah berhubungan seks di masa subur. Atau, untuk

    mudahnya setelah diketahui adanya keterlambatan menstruasi. Setiap produk test pack mungkin mensyaratkan waktu

    pelaksanaan tes yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat kepekaan alat.

    Ada anggapan bahwa melakukan tes kehamilan paling bagus dilakukan pada pagi hari. Anggapan itu tidak mutlak benar. Tes

    kehamilan dapat dilakukan kapan saja. Namun, memang urine di pagi hari lebih pekat, sehingga kemungkinan deteksi kadar

    hCG oleh alat tes menjadi lebih mudah.

    Sebagai catatan, tanda positif pada alat tes kehamilan pribadi tidak mengindikasikan apakah kehamilan itu normal (sehat) atau

    tidak. Alat tes ini hanya mendeteksi keberadaan hCG yang tetap diproduksi tubuh Anda meskipun yang terjadi adalah

    kehamilan anggur. Kehamimlan anggur merupakan kehamilan abnormal. Dalam kehamilan ini yang terbentuk bukan janin,

    melainkan gelembung-gelembung yang menyerupai buah anggur (gelembung mola).

    Ini berarti pada daerah itu hanya akan membentuk garis warna apabila ada hCG dalam urin sampel. hCG

    adalah hormon yang sangat spesifik ada dalam urin ibu hamil. Hormon ini meningkat kira-kira 1 minggu

    setelah konsepsi atau pembuahan. Bicara tentang seberapa banyak yang dapat dideteksi, WHO telah

    menetapkan semua alat tes kehamilan harus dapat mendeteksi hCG dengan konsentrasi 25 ng/mL (25 x

    10^-9 gram/mL). Lalu dengan jumlah super sedikit itu dapat dideteksi, apa tidak mungkin kesalahan

    akan semakin tinggi?. Jawabanya adalah sangat kecil kemungkinan terjadi kesalahan, ingat iklan

    99,99% akurat? Nah seakurat itulah

  • Ketika terjadi kehamilan pada diri seorang perempuan, maka tubuh bereaksi dengan membentuk perubahan-perubahan dan segera

    memproduksi hormon-hormon kehamilan guna mendukung kelangsungan kehamilan. Hormon-hormon kehamilan ini bertujuan guna

    mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat. Ada baiknya para ibu

    hamil mengetahui mengenai hormon yang diproduksi selama kehamilan berikut fungsi dan efek yang dihasilkan olehnya, agar tidak terjadi

    salah pengertian atau malah menjadikannya mitos kehamilan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan.Berikut ini

    adalah beberapa hormon yang diproduksi selama kehamilan, berikut fungsi dan dampak yang dihasilkan, yaitu:

    Hormon Kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

    Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena

    pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi

    progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke

    70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan

    HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Hormon ini merupakan indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang

    melalui air seni. Jika, alat test kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, maka alat test kehamilan akan

    mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau hasil test positif

    Dampak Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah (morning sickness).

    Dampak Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah, itu penyebab mengapa Anda sering pusing saat

    hamil. Hormon ini juga membuat sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi

    perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah berhubungan intim

    selama hamil.

    Hormon Kehamilan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)

    Hormon kehamilan ini merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit

    Dampak Menggelapkan warna puting susu dan daerah sekitarnya. Pigmentasi kecoklatan pada wajah, pada bagian dalam dan garis dari pusar ke

    baeah (linea nigra)

    Hormon Kehamilan HPL (Human Placental Lactogen)

    Adalah hormon yang dihasilkan oleh plasenta, merupakan hormon protein yang merangsang pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme

    karbohidrat dan lemak. Hormon kehamilan ini berperan penting dalam produksi ASI. Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.

    Dampak Memberikan perubahan terhadap payudara. Perubahan ini berupa pembesaran pada payudara, serta membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.

    Hormon Kehamilan Relaxin

    Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Melembutkan leher rahim dan

    merelaksasikan sendi panggul

    Dampak menimbulkan relaksasi pada ligamen dan sendi

    Hormon Kehamilan Estrogen

    Dihasilkan oleh ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim, perubahan-perubahan histologi pada vagina. Memperngaruhi pertumbuhan

    saluran kelenjar mammae sewaktu menyusui, mengontrol pelepasan LH dan FSH, mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkan serviks, vagina, vulva, serta menimbulkan kontraksi pada rahim. Estrogen juga memperkuat dinding rahim untuk mengatasi kontraksi saar persalinan. Hormon ini juga melembutkan

    jaringan tubuh, sehingga jaringan ikat dan sendi tubuh menjadi lemah sehingga tidak dapat menyangga tubuh dengan kuat. Berperan penting dalam menjaga

    kesehatan sistem genital, organ reproduksi dan payudara.

    Dampak Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga terjadi penimbunan cairan yang menyebabkan pembengkakan. Selain itu dengan peningkatan hormon ini ibu hamil sering merasa sakit punggung. Dapat juga menyebabkan varises.

    Hormon Kehamilan Progesteron

    Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan

    kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim, sehingga persalinan dini bisa dihindari. Hormon ini juga membantu menyiapkan payudara untuk menyusui.