Upaya Pokok Kia n Kb Pkm Gp
-
Upload
ega-retroo -
Category
Documents
-
view
114 -
download
2
Transcript of Upaya Pokok Kia n Kb Pkm Gp
UPAYA POKOK
PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG
KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DAN
KELUARGA BERENCANA (KB)
Oleh:
Arifya Anggoro K I1A008042
Ririn Frisilia I1A008054
M. Rizky Fahdila I1A008076
Rahmat Ikhwani I1A008077
Nurprianto I1A008082
BAGIAN/LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
JULI, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
Kesehatan Ibu dan Anak telah dijalankan oleh pemerintah, namun
berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, angka
kematian ibu, bayi dan balita masih tinggi. Walaupun pencapaian telah begitu
menggembirakan, tingkat kematian bayi di Indonesia masih tertinggi jika
dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi
dari Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi dari Filipina, dan 1,8 kali lebih tinggi dari
Thailand.
Angka kematian ibu di Indonesia bahkan lebih buruk dari negara Vietnam.
Angka kematian ibu di negara tetangga itu tahun 2003 tercatat 95 per 100.000
kelahiran hidup. Negara anggota ASEAN lainnya, Malaysia tercatat 30 per
100.000 dan Singapura 9 per 100.000. Angka kematian balita (AKBA) telah
berhasil diturunkan dari 79 kematian per seribu kelahiran (1988-1992) menjadi 46
pada periode 1998-2002 (SDKI 2002-2003), namun angka tersebut masih tinggi.
Puskesmas sebagai pelaksana pelayanan kesehatan primer memegang peranan
penting dalam hal tersebut.
Percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian
bayi (AKB) di Indonesia dilakukan melalui berbagai program yaitu salah satunya
safe motherhood program yang telah berhasil menurunkan AKI dari 450/100.000
kelahiran hidup pada tahun 1985 menjadi 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun
2007 (IDHS, 2007 dalam Hermiyati, 2008). Percepatan penurunan AKI dilakukan
dengan indikator pencapaian hasil cakupan pelayanan melalui pemeriksaan
kehamilan yaitu : kunjungan pertama (K1) pada trimester I kehamilan dan
kunjungan ke empat (K4) pada trimester kehamilan menjelang persalinan dan
semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, semua komplikasi
obstetric mendapat pelayan rujukan yang adekuat, semua perempuan dalam usia
reproduksi mendapat akses pencegahan dan peñatalaksanaan kehamilan yang
tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman (Depkes RI, 2001).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2006 juga diketahui bahwa,
cakupan kunjungan pemeriksaan kehamilan K1 sebesar 90,38% dan K4 sebanyak
79,63%. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 76,40%.
Cakupan rujukan kasus risiko tinggi sebesar 10,05% dan penanganan komplikasi
obstetri sebesar 4,37%. Gambaran hasil profil menunjukkan pelayanan KIA di
Indonesia mmulai membaik (Depkes RI, 2008).
Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas
utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab
terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal.
Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di
kalangan ibu.
Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah
meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak.
Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan dan peka,
terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti: kejadian kesakitan (morbiditas) dan
gangguan gizi (malnutrisi), yang seringkali berakhir dengan kecacatan (disability)
atau kematian (mortalitas).
Tujuan Program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Untuk
mengukur keberhasilan suatu kegiatan dilakukan evaluasi. Salah satu tujuan dari
evaluasi Program KIA adalah untuk memantau perkembangan pelayanan KIA di
tempat pelayanan.
Evaluasi hasil program KIA di Puskesmas dilakukan berdasarkan laporan
bulanan KIA, kelahiran dan kematian per desa, penemuan kasus BBLR per desa,
penemuan kasus tetanus neonatorum per desa, kematian ibu, register kematian
perinatal (0-7) hari, rekapitulasi pelacakan kematian neonatal, Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) KIA indikator ibu, PWS KIA indikator anak serta
laporan bulanan Standar Pelayanan Minimal (SPM) KIA. Laporan bulanan KIA
untuk memantau kegiatan kesehatan ibu dan bayi disuatu wilayah Puskesmas,
Laporan kelahiran dan kematian per desa untuk memantau perkembangan
kelahiran dan kematian neonatal dimasing-masing desa dalam suatu wilayah.
I.2 Tujuan Umum
Menggambarkan tentang situasi dan program kegiatan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) yang dilaksanakan Puskesmas Basirih
Baru.
I.3 Tujuan Khusus
1. Menurunkan angka kesakitan, kematian bayi, balita, ibu hamil dan ibu
bersalin.
2. Meningkatkan kualitas jangkauan pelayanan dan pemeriksaan terhadap
neonatal, bayi, balita, anak prasekolah, ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas
3. Meningkatkan peran serta masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak.
4. Mengadakan pemantauan wilayah setempat di wilayah kerja Puskesmas.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Data Dasar
Puskesmas Basirih Baru didirikan sejak tanggal 10 Januari 2007 dan di
resmikan pada tanggal 23 Maret 2007. Puskesmas ini dibangun di areal seluas 140
m2 yang menempati tanah seluas 850 m2.
B.Peta Wilayah
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kelurahan Basirih
C. Keadaan Geografi Wilayah Kerja Puskesmas
Secara geografis Kelurahan Basirih seperti halnya keadaan kota
Banjarmasin terletak antara 3,15 derajat dan 3,22 derajat lintang selatan serta
114,32 derajat bujur timur, pada ketinggian 0,16 derajat di atas permukaan air
laut dan kondisi tanahnya sebagian besar berawa – rawa. Sebagian besar wilayah
Kelurahan Basirih berada di pinggiran Sungai Martapura, sehingga apabila hujan
dan disertai air pasang maka hampir sebagian wilayahnya terendam air. Keadaan
ini berdampak pada buruknya tingkat kualitas sanitasi lingkungan, karena banyak
sampah yang berasal dari rumah tangga dan pabrik tertinggal di darat saat air
sudah surut. Disamping itu Kelurahan Basirih berdekatan dengan beberapa
perusahan kayu dan stockfile batubara yang menyebabkan penduduk sangat rentan
terhadap pencemaran baik melalui air, udara maupun tanah.
Sama halnya dengan keadaan daerah lain di Kota Banjarmasin, Kelurahan
Basirih yang sebagian besar wilayahnya dilalui oleh aliran Sungai Martapura,
pada saat memasuki musim kemarau maka air sungai berubah menjadi asin yang
berdampak pada kesehatan masyarakat sehingga rentan terjadi KLB diare atau
muntaber.
Wilayah Kelurahan Basirih berada paling ujung barat Kota Banjarmasin,
dengan luas wilayah ± 3,65 KM². Adapun batas – batas wilayah nya adalah
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Mawar
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Mantuil dan Kelayan
Selatan
Sebelah Barat : Berbatasan dengan kelurahan Pelambuan dan Telaga Biru
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Teluk Tiram
D. Keadaan Tanah dan Iklim
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya sebagian besar wilayah
Kelurahan Basirih berada di pinggiran Sungai, sehingga apabila hujan dan disertai
air pasang maka hampir sebagian wilayahnya terendam air yang berdampak pada
buruknya tingkat kualitas sanitasi lingkungan. Iklim yang berpengaruh terhadap
Puskesmas Basirih Baru adalah iklim tropis.
E. Jangkauan Transportasi
Jarak terjauh dari Puskesmas adalah 3 Km.Puskesmas Basirih Baru dapat
dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4 sepanjang musim,
disamping tersedia sarana angkutan ojek dan becak.
F. Karakteristik Demografi
1. Jumlah Penduduk
Menurut data Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin Tahun 2013 jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru adalah 22.178 jiwa. yang
terdiri atas 11.219 laki-laki dan 10.902 perempuan yang tersebar menjadi 6.037
kepala keluarga atau KK. Tingkat kepadatan penduduk Kelurahan Basirih adalah
6.089 Jiwa/Km2, sedangkan rata – rata jumlah jiwa per kepala keluarga adalah
3,77 jiwa/KK.Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan jumlah penduduk yang
dibagi atas luas wilayah sehingga didapat jumlah penduduk tiap 1 Km2. Menurut
Undang-undang No.5 Tahun 1960, tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah
dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu :
a. Tidak padat : kepadatan penduduk mencapai 50 orang/km2
b. Kurang padat : kepadatan penduduk mencapai 51 - 250 orang/km2
c. Padat : kepadatan penduduk mencapai 250 - 400 orang/km2
d. Sangat padat : kepadatan penduduk melebihi 401 orang/km2
Berdasarkan undang-undang di atas, daerah Kelurahan Basirih dengan
kepadatan penduduk 6.076 jiwa / Km2 termasuk ke dalam kategori sangat
padat.Adapun komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1
Distribusi Penduduk Kelurahan Basirih
Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2013
NO GOLONGANUMUR
JENIS KELAMIN JUMLAH %
LK PR 1 0 - 4 Tahun 907 871 1778 8,0
2 5 - 9 Tahun 1145 1099 2244 10,1
3 10 – 14 Tahun 1103 982 2085 9,4
4 15 – 19 Tahun 1041 842 1883 8,5
5 20 – 24 Tahun 937 955 1892 8,5
6 25 – 29 Tahun 1120 1624 2744 12,4
7 30 – 34 Tahun 1213 1195 2408 10,9
8 35 – 39 Tahun 1137 969 2106 9,5
9 40 – 44 Tahun 982 830 1812 8,2
10 45 – 49 Tahun 600 550 1150 5,2
11 50 – 54 tahun 461 400 861 3,9
12 55 – 59 tahun 284 199 483 2,2
13 60 – 64 tahun 99 112 211 1,0
14 > 65 tahun 237 284 521 2,3
15 Total 11.266 10.9121 22.178 100
Gambar 2.2 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013
Gambar 2.3 Distribusi Penduduk menurut Umur Tahun 2012
Kelurahan Basirih10000
1126610912
Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Laki-lakiPerempuan
00 – 0405 – 0910 – 1415 – 1920 – 2425 – 2930 – 3435 – 3940 – 4445 – 4950 – 5455 – 5960 – 64
>65
17782244
208518831892
27442408
21061812
1150861
483211
521
umur
Berdasarkan data pada tabel 2.1 dan gambar 2.2 dapat diketahui bahwa
sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru termasuk
kedalam kelompok umur 25-29 tahun sebesar 12,4%. Sedangkan yang paling
sedikit adalah kelompok umur 60-64 tahun sehingga dapat dikatakan bahwa
penduduk yang lanjut usia memiliki komposisi yang paling sedikit. Lebih jelasnya
persentase atau jumlah penduduk berdasarkan usia produktif dapat diketahui
dengan cara sebagai berikut :
Usia Produktif = x 100%
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa usia produktif
sebesar 55,09%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari setiap 100 orang
penduduk harus menanggung jumlah penduduk yang tidak produktif sebanyak 55
orang. Dengan melihat jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari usia non
produktif, wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru mempunyai cukup sumber daya
manusia (SDM) yang dapat didayagunakan untuk membantu penyelenggaraan
program-program Puskesmas menuju visi dan misi puskesmas itu sendiri, seperti
pengkaderan maupun sasaran program.
2. Jenis Pekerjaan
Mata pencaharian suatu penduduk akan mempengaruhi terhadap
pendapatannya, sehingga apabila tingkat pendapatannya tinggi maka diharapkan
tingkat pemahaman terhadap kesehatan dan kesadaran untuk menjaga kebersihan
lingkungan juga tinggi.
Penduduk (16-65)
Penduduk (0-16) + penduduk (>65)
Tabel 2.2
Distribusi Penduduk Kelurahan Basirih
Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2012
NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH
1 Buruh 6226
2 PNS 364
3 Pengrajin 37
4 Pedagang 107
5 Penjahit 11
6 Tukang 117
7 Peternak 4
8 Nelayan 24
9 Montir 32
10 Dokter/Bidan/Perawat 19
11 Sopir 131
12 Tukang becak 0
13 TNI / Polri 74
14 Pengusaha 24
15 Karyawan Pabrik. 3983
16 Petani 38
17 Pengurus Rumah tangga. 3977
18 Pelajar/Mahasiswa 3019
19 Tidak Bekerja 3991
TOTAL 22.178
Gambar 2.4 Distribusi Penduduk Menurut PekerjaanTahun 2012
Dari distribusi penduduk di atas dapat disimpulkan sebagian besar
yang menempati urutan pertama distribusi penduduk berdasarkan jenis
pekerjaan, didapatkan bahwa sebagian penduduk di wilayah kerja basirih
sebagai buruh. Banyaknya jenis pekerjaan ini karena didukung oleh faktor
lingkungan. Di mana dalam cakupan wilayah kerja puskesmas, terdapat 2
pabrik kayu yang merupakan tempat lapangan pekerjaan buruh. Karena
distribusi pekerjaan penduduk banyak pada kalangan menengah ke bawah, hal
ini akan berpengaruh pada pendapatan penduduk. Semakin rendah jenis
pekerjaan semakin rendah pula pendapatan. Sehingga hal ini akan
mempengaruhi pula kesehatan lingkungan keluarga baik itu sanitasi lingkungan
Buruh PNS
PengrajinPedagang
PenjahitTukang
PeternakNelayan
MontirDokter/BIdan/Perawat
SopirTukang becak
TNI / PolriPengusaha
Karyawan Pabrik.Petani
Pengurus Rumah tangga.Pelajar/Mahasiswa
Tidak Bekerja
6226364
37107
11117
4243219131
07424
398338
39773019
3991
Jumlah
rumah dan masyarakat, serta higiene personal. Di mana masyarakat cenderung
menggunakan uang untuk makan dan hal lain ketimbang membeli makanan
sehat dan bergizi.
3. Tingkat Pendidikan
Kemajuan suatu wilayah salah satunya ditentukan oleh tingkat
pendidikan, dimana jika tingkat pendidikan tersebut tinggi maka wilayah
tersebut telah maju. Sedangkan tingkat pendidikan untuk wilayah kerja
Puskesmas Basirih Baru dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini.
Tabel 2.3
Distribusi Penduduk Kelurahan Basirih
Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012
NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PERSEN
1 Belum Sekolah 3.943 16%
2 Tidak Tamat SD 3.480 15%
3 SD sederajat
5.517
22%
4 SMP sederajat 5.729 18%
5 SMA sederajat 6.052 24%
6 Sarjana ( S1 keatas ) 1.019 5%
TOTAL 24.747 100,0%
16%
15%
22%18%
24%
5%
Distribusi berdasar tingkat pendidikan tertinggi
Belum Sekolah (16%) Tidak Tamat SD 15 (%) SD sederajat (22%)SMP sederajat (18%) SMA sederajat Sarjana ( S1 keatas ) (5%)
Gambar 2.5 Distribusi Berdasar Tingkat Pendidikan Tertinggi
Berdasarkan distribusi tingkat pendidikan tertinggi, penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru yang paling banyak yaitu lulusan SMA
sederajat. Dengan demikian diharapkan masyarakat tersebut dapat berpotensi
untuk dijadikan kader puskesmas dalam upaya pelaksanaan program
puskesmas. Dan diharapkan pula pemahaman terhadap pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat juga dapat memenuhi sasaran.
4. Masyarakat Miskin
Jumlah masyarakat miskin tahun 2012 menurut data Badan Pusat
Statistik Kota Banjarmasin berjumlah 3.863 jiwa atau 17,37 % dari jumlah
penduduk Kelurahan Basirih.
BAB III
DATA DASAR PUSKESMAS BASIRIH BARU
A. Identitas Puskesmas
1. Nama Puskesmas : Puskesmas Basirih Baru
2. Kode Puskesmas : 0404
3. Alamat : Jl. Purnasakti Komplek Permata Sari RT.36
NO.41.A Banjarmasin Phone (0511)
4420343
4. Kecamatan : Banjarmasin Barat
5. Wilayah Kerja : 1 Kelurahan ( Kelurahan Basirih ) 49 RT
B. Sarana dan Pra Sarana dan Inventaris
Tabel 3.1 Fasilitas Bangunan Tahun 2012
No Jenis sarana Jumlah Keterangan
1 Puskesmas 1 buah Baik
2 Pustu 1 buah Belum aktif
3 Posyandu Balita 11 buah Baik
4 Posyandu Lansia 2 buah Baik
Tabel 3.2 Sarana Transportasi Tahun 2012
No Jenis sarana Jumlah Keterangan
1 Kendaraan roda 4 1 Baik
Digunakan untuk :
-Keperluan rujukan
Fasilitas :
-Tandu
-Oksigen (K/P)
2 Kendaraan roda 2 3 Baik
Tabel 3.3 Fasilitas umum Tahun 2012
No Kondisi Jumlah Keterangan
1 Rumah penduduk 4504 buah
2 Sarana air bersih 2668 buah PDAM: 2629
Hidran umum: 39
3 Jamban keluarga 4506 buah Jamban sendiri : 3562
Jamban umum : 1
Jamban cubluk/cemplung : 531
Plengsengan : 163
Lainnya : 249
4 Tempat-tempat umum Buah
a. Langgar 18 buah
b. Mesjid 5 buah
c. Salon 12 buah
d. Pasar 2 buah
e. Terminal 49 buah
h. Sekolah 21buah TK: 10 buah
SD: 5 buah
SLTP: 4 buah
SMA: 2 buah
i. Perkantoran 1 buah Pemerintah: 1 buah
j. Puskesmas 1 buah Kel. Basirih Baru
m. Puskesmas pembantu 1 buah Kel. Basirih Baru
n. Poskesdes 1 buah
o. Klinik Kesehatan/BP 5 buah
p. Klinik bersalin 4 buah
7. Tempat pengolahan makanan dan
minuman
Ind. Mak. Rakyat: 2 buah
Warung kes./BP: 15 buah
Damiu: 6 buah
8. Tempat penjualan pestisida (TPP) 1 buah
C. Data UKBM Binaan
Tabel 3.4
Sarana UKBM Binaan Puskesmas Tahun 2012
NO NAMA UKBM JUMLAH
1
2
3
4
Posyandu Balita
Posyandu Lansia
UPGK
POSKESDES
11 buah
2 buah
1 buah
1 buah
Tabel 3.5Daftar Nama – Nama Posyandu Balita
Di Wilayah Kerja Puskesmas Basirih Baru Tahun 2012NO NAMA POSYANDU KETUA KADER ALAMAT 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Posyandu Bunga Desa
Posyandu Gatra Kencana
Posyandu Ampera
Posyandu Melati
Posyandu Kenanga
Posyandu Anggrek
Posyandu Teratai
Posyandu Purnasehat
Posyandu Cempaka Sari
Posyandu Mawar
Posyandu Kutilang
Ny. Aliyah
Ny. Yuliana
Ny. Sri Wulandari
Ny. Hamdanah
Hj. Tonasari
Ny. Sri Menik
Ny. SS Farida
Ny. Fauziah
Ny. Fathul Jannah
Nn. Rini
Ny. Rusmilawati
Basirih RT. 13
Basirih RT. 22
Basirih RT. 17
Basirih RT. 7
Basirih RT. 5
Basirih RT. 19
Basirih RT. 31
Basirih RT. 37
Basirih RT. 18
Basirih RT. 3
Basirih RT. 9
Tabel 3.6
Daftar Nama – Nama Posyandu Lansia
Di Wilayah Kerja Puskesmas Basirih Baru Tahun 2012
NO NAMA POSYANDU KETUA KADER ALAMAT
1.
2.
Posyandu Lansia Intan Sari
Posyansu Lansia Tanjung
Sari
Ny. SS Farida
Ny. Hamdanah
Basirih RT. 31
Basirih RT. 7
D. Data Sekolah Binaan
Tabel 3. 7
Daftar Nama – nama Sekolah Binaan
Puskesmas Basirih Baru Tahun 2012
NO NAMA SEKOLAH GURU UKS ALAMAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14
15
16
17
18
19
20
21
SMA PGRI 2
SMA PGRI 3
SMPN 25
SMPN 33
SMP PGRI 7
SMP PGRI 4
SDN BASIRIH 2
SDN BASIRIH 3
SDN BASIRIH 6
SDN BASIRIH 11
SD. IT NURUL FIKRI
TK. KHADIJATUL . K
TK. PERINTIS
TK. INTAN SARI
TK. TANJUNG SARI
TK. CEMPAKA SARI
TK.AL MUHLISUN
TK. IT NURUL FIKRI
TK. ISLAM BAKTI V
TK. CERIA
PAUD NURUL HUDA
Armini, SPd
Ardiansyah
Yanto, Amd
Fitriyani
Liansi
Zuhidah, MPd
M. Noor Efendi
Noor Hidayah
Rusaida A.Md
Mukhlis
Hj. Muthaharah
Hj. Noor Ramadhana
Rusmainah
M. Hatta
Arsebedu
Sumiati
Siswi Supertiwi
Hj. Muthaharah
Rusidah
Irene Destiana
Dewi Masitah
Cempaka Sari RT. 18
Basirih RT. 16
Basirih RT. 31
Basirih RT. 40
Cempaka Sari RT. 18
Basirih RT. 16
Basirih RT. 8
Basirih RT. 13
Basirih RT. 2
Basirih RT. 32
Komplek wijaya RT.34
Basirih RT. 8
Basirih RT. 13
Basirih RT. 6
Basirih RT. 25
Basirih RT. 18
Basirih RT. 1
Komplek Wijaya RT. 34
Basirih RT.
Cempaka Sari RT. 43
Basirih RT. 32
Tabel 3. 8
Data Sekolah Binaan Puskesmas Basirih Baru Tahun 2012
N0 NAMA SEKOLAH JUMLAH
1.
2.
P A U D
TAMAN KANAK – KANAK
1 BUAH
9 BUAH
3.
4.
5.
SEKOLAH DASAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SEKOLAH MENENGAH ATAS
5 BUAH
4 BUAH
2 BUAH
JUMLAH 21 BUAH
E. Data Ketenagaan / Sumber Daya Manusia
Tabel. 3.9
Daftar Ketenagaan Puskesmas Basirih BaruTahun 2012
NO JENIS KETENAGAAN / PENDIDIKAN JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Dokter Umum
Dokter Gigi
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Sarjana Farmasi / Apoteker
D III Kebidanan
D IV Kebidanan
D III Gizi / Nutrisionist
D III Analis Kesehatan
D III Keperawatan ( Akper )
D III Keperawatan Gigi
D III Kesling
D III Akuntansi
D I Kebidanan
SPPH / D I Sanitasi
Sekolah Perawat Kesehatan ( SPK )
SPRG
Pekarya Kesehatan
Asisten Apoteker
SLTA/ S 1
TKS ( SLTA )
Cleaning Service
1 orang
1 orang
2 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
2 orang
3 orang
3 orang
1 orang
1 orang
2 orang
1 orang
2 orang
0 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
Jumlah 31 orang
F. Data Ruangan Pelayanan
Tabel. 3.10
Data Jumlah Ruangan Pelayanan
Di Puskesmas Basirih Baru Tahun 2012
NO JENIS RUANGAN JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Ruang Kepala Puskesmas
Ruang Poli Gigi
Ruang Kesling dan Klinik Sanitasi
Ruang Laboratorium
Ruang Konsultasi PKPR
Ruang Tata Usaha
Aula Pertemuan
Ruang Loket / Pendaftaran
Ruang BP Dewasa
Ruang BP Anak
Ruang KIA dan KB
Ruang Tindakan KIA
Ruang Apotik
Gudang Obat
Ruang Gizi dan Imunisasi
Dapur
Kamar Mandi / WC
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
Jumlah 18 buah
G. Denah Alur Pelayanan Puskesmas
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, Puskesmas BASIRIH BARU
memiliki alur kerja sebagai berikut :
1. Loket Pendaftaran / Registrasi
Setiap pasien / pengunjung yang ingin berobat / memperoleh
pelayanan terlebih dahulu ke loket pendaftaran, untuk registrasi dan
memperoleh kartu dan buku berobat serta memberitahukan tujuan
pelayanan kesehatan yang diinginkan yaitu ke Poli KIA dan KB,
Poli Gizi, Konseling Remaja, Balai Pengobatan Dewasa, Balai
Pengobatan Anak, Klinik Sanitasi, Poli Gigi, Poli imunisasi,
Laboratorium atau untuk meminta surat keterangan kesehatan / Kier
Kesehatan atau Kier Caten pada Tata Usaha. Pendaftaran pasien
dibedakan berdasarkan kartu jaminan kesehatan yang dimilikinya,
yaitu Askes PNS / Pensiunan, Jamkesmas, atau Pelayanan Gratis
yang dibiayai Pemko Banjarmasin. Setelah mendaftar, pasien /
pengunjung diminta menunggu panggilan di ruang tunggu dari
masing-masing ruangan / poli. Semua Jenis pelayanan kesehatan di
puskesmas gratis kecuali surat keterangan kesehatan ( Kir Sehat,
Surat Keterangan Sakit, Surat keterangan melahirkan, KIR
Kesehatan Calon Jamaah Haji dan surat keterangan cuti hamil )yang
harus membayar retribusi di loket kasir sesuai dengan tarip perda.
2. Balai Pengobatan (BP) Dewasa
Di balai pengobatan dewasa pasien mendapatkan pelayanan
pemeriksaan / pengobatan atau tindakan medis termasuk rujukan ke
rumah sakit bila pelayanan di puskesmas tidak memungkinkan
untuk penanganannya. Untuk mendapatkan hasil pengobatan /
pelayanan kesehatan yang optimal atau dokter / perawat
memerlukan hasil pemeriksaan lain maka BP dewasa dapat merujuk
pasien / klien ke poli lainnya di puskesmas ( rujukan internal ), yaitu
ke Poli Gigi, Poli KIA, Klinik PKPR atau klinik sanitasi, sedangkan
untuk menegakkan diagnosa pasien dirujuk ke laboratorium. Hasil
rujukan dikembalikan ke BP dewasa untuk penanganan selanjutnya.
Pasien yang ditangani di BP dewasa berumur 12 tahun ke atas.
3. Balai Pengobatan ( BP ) Anak
Di balai pengobatan anak pasien mendapatkan pemeriksaan dan
pengobatan berdasarkan protap MTBS untuk anak di bawah 5 tahun,
termasuk rujukan ke rumah sakit jika pelayanan di puskesmas tidak
memungkinkan untuk penanganannya. Untuk memperoleh hasil
pengobatan yang optimal BP anak dapat mengkonsulkan pasien ke
poli lain yaitu poli KIA, Klinik Sanitasi, Poli Gizi atau
Laboratorium. Hasil rujukan internal tersebut dikembalikan lagi ke
BP Anak untuk penanganan selanjutnya. Pasien yang dilayani di
poli anak berumur 0 – 12 tahun.
4. Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana ( KB )
Di Poli KIA atau KB pasien mendapatkan pelayanan, pengobatan
atau tindakan, termasuk rujukan ke Rumah Sakit bila pelayanan di
Puskesmas tidak memungkinkan untuk penanganannya. Pelayanan
kebidanan yang diberikan di Poli KIA / KB meliputi : pemeriksaan
kehamilan ( ANC ), pertolongan persalinan normal, imunisasi TT
Ibu Hamil, pelayanan kontrasepsi KB, Pemeriksaan IVA, Konsultasi
kesehatan ibu dan anak, serta pelayanan ibu nifas ( PNC ). Untuk
mendapatkan hasil pengobatan / pelayanan kesehatan yang optimal,
Poli KIA dapat merujuk pasien / klien ke poli lain, yaitu Poli
Imunisasi, Poli Gigi, BP Dewasa Poli Anak atau klinik PKPR.
untuk menegakkan diagnosa pasien dirujuk ke laboratorium. Hasil
rujukan dikembalikan ke Poli KIA untuk penanganan selanjutnya.
5. Poli Gigi
Di Poli Gigi pasien mendapatkan pemeriksaan, tindakan dan
pengobatan gigi, termasuk rujukan ke rumah sakit bila petugas di
poli gigi tidak mampu menanganinya. Poli gigi dapat merujuk
pasien ke BP dewasa atau anak, dan laboratorium bila sakit gigi
pasien perlu penanganan / pemeriksaan penunjang lainnya.
6. Ruang Apotik
Ruang Apotik melayani penerimaan resep obat pasien dari semua
poli pelayanan di puskesmas. Setelah memeriksa resep dengan teliti
dan meracik obat dalam berbagai bentuk sediaan sesuai resep yang
diberikan, petugas apotik akan menyerahkan obat kepada pasien
dengan disertai penyuluhan aturan penggunaan obat tersebut.
7. Ruang Imunisasi
Ruangan Imunisasi khusus melaksanakan pelayanan imunisasi, baik
yang berasal dari KIA (imunisasi bayi) maupun imunisasi untuk
Calon Pengantin (Catin).
Untuk penghematan vaksin, khusus untuk imunisasi bayi
dilaksanakan pada hari Selasa dan Kamis, sedangkan imunisasi TT
Bumil pada hari Rabu dan Sabtu, sedangkan imunisasi TT Catin
dilaksanakan setiap hari.
8. Ruang Kesling dan Klinik Sanitasi
Ruang Klinik Sanitasi merupakan tempat rujukan bagi masyarakat/
pasien / klien yang mempunyai permasalahan kesehatan lingkungan
seperti masalah pembuangan air limbah, sampah, jamban keluarga,
air bersih dan lain-lain, juga rujukan dari Poliklinik Umum maupun
KIA bagi penderita yang mempunyai penyakit yang berkaitan
dengan lingkungan misalnya seperti : Diare, Disentri , TB Paru,
Ispa dan Kecacingan, dan lain-lain.
9. Klinik PKPR / Remaja
Ruang klinik PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) adalah
tempat rujukan untuk masyarakat usia remaja antara 10 tahun s.d 19
tahun baik bagi masyarakat / remaja di sekolah maupun remaja di
masyarakat umum (masyarakat remaja diluar sekolah) yang
mempunyai permasalahan kesehatan remaja, antara lain : haid tidak
teratur, pemakaian/ pecandu Narkoba, pemakaian rokok, masalah
dengan orang tua atau teman, hamil diluar nikah, penyakit atau
gangguan kesehatan pada remaja, dan lain-lain.
10. Poli Gizi
Poli Gizi merupakan tempat pelayanan kesehatan yang berhubungan
dengan masalah kesehatan umum, terlebih lagi gizi ibu hamil dan
anak balita pada khususnya Berbagai macam pelayanan gizi
diberikan kepada masyarakat baik bersifat promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif.
Jenis pelayanan yang diberikan antara lain :
- Penimbangan / pemantauan berat badan bayi dan anak / balita.
- Pemantauan BGM, Gizi kurang / buruk.
- Penyuluhan Gizi untuk ibu hamil yang bermasalah seperti : KEK
dan terhadap klien usia dewasa yang mempunyai penyakit akibat
masalah kesehatan yang berhubungan dengan gizi atau pengaruh
makanan / minuman.
- Konsultasi gizi terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan pola makan seperti Hipertensi, Gastritis, DM,
Hiperkolesterolemia, dan lain-lain.
- Pemberian susu atau makanan tambahan pemulihan pada balita
yang menderita gizi kurang / buruk.
- Pemberian PMT susu kepada ibu hamil KEK
- Pemberian Tablet Fe kepada Ibu hamil
- Pemberian tablet vitamin A kepada ibu nifas
- Pemberian tablet vitamin A kepada bayi 6-11bulan dan balita 1 –
5 tahun.
11. Ruang Laboratorium
Ruang Laboratorium adalah tempat pemeriksaan urin, darah, tinja
dan sputum atas indikasi medis, permintaan klien maupun pasien
rujukan internal dari poliklinik puskesmas yang memerlukan
kepastian / kejelasan diagnose.
Pemeriksaan laboratorium yang dilayani meliputi darah rutin, kimia
darah, urine rutin dan lengkap, sputum BTA dan feses rutin.
Laboratorium puskesmas telah memiliki alat Spectrofotometer,
urine analizer, centrifuge, dan lain-lain.
12. Tata Usaha
Ruangan Tata Usaha memberikan pelayanan untuk mendapatkan
surat keterangan berbadan sehat, surat keterangan sakit / istirahat,
Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Calon Haji dan calon pengantin,
pemberian nomor surat keterangan, surat masuk dan keluar, serta
surat rujukan.
Klien yang akan diberikan surat keterangan kesehatan diperiksa di
laboratorium, kemudian hasilnya dikirimkan ke poli dewasa untuk
diperiksa oleh dokter, setelah klien dinyatakan memenuhi syarat
kesehatan, maka petugas bagian tata usaha membuatkan surat
keterangannya.
Alur kerja pelayanan kesehatan di Puskesmas BASIRIH BARU
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
H. Kunjungan Penyakit Terbanyak
Tabel 3.11Kunjungan 10 Penyakit Terbanyak ( Kasus Baru )
Di Puskesmas BASIRIH BARU Tahun 2012NO JENIS PENYAKIT KODE JUMLAH
1 ISPA J.18.9 3.105
2 Penyakit Lain-Lain 1701 1.210
3 Myalgia M.791 1.051
4 Hipertensi essensial I.10 946
5 Batuk R.05 807
6 Sakit kepala R.51 727
7 Dyspepsia K.30 678
8 Demam yang sebab tidak diketahui R.50 404
9 Peny.Pulpa dan Periaprical K.04 388
10 Diare dan Gastroentritis A.09 378
27
Demam
Diare dan GE
ISPA
Sakit Kepala
Dispepsia
Batuk
Myalgia
Hipertensi Esensial
Penyakit Lain-Lain
penyakit pulpa dan periaprical
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
404
378
3105
727
678
807
1051
946
1210
388
Jumlah Kasus
Gambar 3.1 Diagram Data 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Basirih Baru tahun 2012
Dari table 3.11 di atas menunjukkan bahwa kunjungan pasien yang datang
ke Puskesmas Basirih Baru terbanyak penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan
Akut) dengan jumlah kunjungan 3.105 kasus atau 31,45 % dari jumlah kasus
kunjungan keseluruhan yang datang ke Puskesmas Basirih Baru. Analisis
tingginya prevalensi ISPA di wilayah kerja puskesmas ini disebabkan oleh
keadaan lingkungan di mana lingkungan wilayah kerja puskesmas sangat rentan
terhadap pencemaran udara karena berdekatan dengan 2 pabrik besar kayu dan
stockfile yang sisa produksinya mencemari udara. Selain itu wilayah kerja
puskesmas juga dekat dengan jalan tol di mana hilir mudiknya kendaraan atau
28
angkutan-angkutan batubara dan alat berat lewat menuju pelabuhan. Faktor risiko
lain yangmendukung tingginya angka kejadian ISPA ialah kepadatan penduduk di
mana menurut jumlah penduduknya kelurahan Basirih tergolong dalam kategori
sangat padat sehingga memudahkan untuk penyebaran dan penularan penyakit
ISPA melalui udara. Dengan faktor risiko lingkungan dan kepadatan penduduk
kejadian ISPA di kelurahan Basirih meningkat.
I. Kunjungan Rawat Jalan Pasien
Tabel 3.12
Kunjungan Rawat Jalan Pasien
Di Puskesmas Basirih Baru Tahun 2012
N0 JENIS KUNJUNGAN JUMLAH
1
2
3
4
Kunjungan umum ( bayar )
Kunjungan umum gratis
Kunjungan Jamkesmas / Jamkesda
Kunjungan Askes PNS / Pensiunan
Jumlah Total
402
17.294
3441
1059
22.196
Dari data kunjungan tersebut diatas merupakan kunjungan ke Poli
Umum, Poli Anak (MTBS), Poli Gigi, Poli KIA, UGD, Poskesdes, Polindes,
Pustu, Kir kes dll, dengan berbagai kasus penyakit. Pada tahun 2012
kunjungan terbanyak adalah kunjungan gratis, banyaknya kunjungan gratis ini
disebabkan adanya kemudahan bagi Pasien dalam berobat, yaitu hanya
dengan menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga dalam wilayah Kota
29
Banjarmasin, pasien sudah dapat menggunakan hak berobat gratis di
Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes selama jam kerja.
J. Kegiatan Kefarmasian ( Apotik )
Kegiatan Kefarmasian di Puskesmas Basirih Baru selama tahun
2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.13
Daftar Pemakaian Obat Terbanyak
Puskesmas Basirih Baru Tahun 2011
NO Jenis Obat Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Parasetamol tablet 500 mg
Vitamin B komplek tablet
Vitamin B12 tablet
Thiamin Hcl monohidrat (vit B1) 50mg
Klorfeniramin maleat (CTM) tablet 4mg
Piridoksin Hcl tablet 10 mg
Asam askorbat (vit C) tablet 50mg
Amoksisilin 500mg tablet
Antasida doen tablet kombinasi
Tablet tambah darah kombinasi
55577
28068
23555
22678
20851
18530
18266
15740
13940
10950
Dari hasil tabel di atas, didapatkan analisis sebagai berikut yaitu pada peringkat
pertama pemakaian obat terbanyak adalah paracetamol. Paracetamol dikenal sebagai anti
piretik dan mengandung sedikit anti inflamasi dan sedikit analgetik. Pemakaiannya di
Puskesmas Basirih Baru sebagai terapi sudah tepat dimana paracetamol sering digunakan
untuk penyakit ISPA sebagai penyakit terbanyak nomer 1 dan arthritis untuk digunakan
sebagai anti inflamasi dan analgesic.
30
BAB IV
UPAYA POKOK PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK, DAN
KELUARGA BERENCANA PUSKESMAS BASIRIH BARU
II.1. KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
II.2.1 Batasan
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Bagian dari usaha pokok kesehatan Puskesmas yang ditujukan kepada:
1. Neonatal (1-3 hari)
2. Bayi (1 – 12 bulan)
3. Balita (1- 5 tahun)
4. Anak prasekolah (6 – 7 tahun)
5. Ibu hamil
6. Ibu melahirkan/persalinan
7. Ibu menyusui
8. Ibu nifas.
II.2.2. Tujuan Program KIA
Tujuan Program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya
31
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Tujuan khusus program KIA adalah :
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat
guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban 10 keluarga,
Posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan
Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
menyusui, bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya
II.2.3. Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas
II.2.3.1. Kegiatan Umum
Kegiatan umum Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas adalah
sebagai berikut:
32
1. Perawatan, konseling dan pertolongan persalinan pada ibu hamil
Perawatan, konseling dan pertolongan persalinan pada Ibu hamil meliputi:
a. Ibu hamil
b. Ibu hamil dengan risiko tinggi
c. Ibu hamil dengan faktor risiko
Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum,
dan bidan) kepada ibu hamil selama kehamilannya, yang mengikuti pedoman
pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan
preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan
K4.
Cakupan K1 atau juga di sebut akses pelayanan Ibu hamil merupakan
gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan
K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu
hamil sesuai dengan standart serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan
distribusi sekali pada trisemester pertama, sekali pada trismester kedua dan dua
kali pada trisemester ke tiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas
pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
Ibu hamil yang berisiko tinggi (bumil risti) seperti: usia dibawah 20 tahun
dan diatas 35 tahun, riwayat persalinan operasi, keguguran, dan penyakti
menahun, perlu penanganan cepat dan tepat. Kalau perlu dilakukan tindakan
rujukan segera kepada fasilitas pelayanan yang lebih memadai.
33
Tenaga kesehatan yang berkompetensi, seperti: dokter, bidan, paramedis
terlatih, wajib melakukan pertolongan persalinan (safe labour) agar risiko penyulit
selama persalinan bisa dikurangi dan segera ditindaklanjuti.
Komplikasi dan kematian Ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar
terjadi pada masa sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan
tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki Kompetensi kebidanan
( Profesional)
2. Perawatan dan konseling pada Ibu terhadap neonatus.
Perawatan dan konseling pada Ibu terhadap neonatus, meliputi:
a. Neonatal yang menyikapi kunjungan neonatus 0 – 7 hari (KN 1) dan
kunjungan neonatus 8 – 28 hari ( KN 2)
b. Neonatal Resiko Tinggi
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang
dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan
pertongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada
neonatus (0-28 hari) minimal 2 kali, satu kali pada umur 0-7 hari dan dua kali lagi
pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan
disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu
3. Perawatan dan konseling pada ibu menyusui/ ibu masa nifas
34
4. KB (Keluarga Berencana)
a. Menyikapi Kunjungan PUS sesuai keluhan datang ke Puskesmas
b. Menyikapi Kunjungan Akseptor baru
c. Menyikapi Kunjungan penderita dengan kegagalan kontrasepsi
d. Menyikapi Kunjungan penderita dengan komplikasi kontrasepsi
e. Menyikapi Kunjungan KB aktif
Program KB Puskesmas secara khusus
• Menyelenggarakan fasilitas pelayanan Keluarga Berencana, meliputi :
Fasilitas Pelayanan KB Profesional dan Masyarakat
• Membentuk Tim Keluarga Berencana Keliling
• Membentuk Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD)
• Melakukan Pencatatan dan Pelaporan
5. Imunisasi
Kegiatan imunisasi rutin dan tambahan. Vaksin yang diberikan pada
imunisasi rutin meliputi :
Pada Bayi : Hepatitis B, BCG, Polio, DPT dan Campak
Pada Anak Sekolah : DT, CAmpak dan TT
Pada WUS : TT
II.2.3.1. Kegiatan Khusus
Kegiatan khusus kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas adalah
sebagai berikut:
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan
anak prasekolah.
35
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
3. Pemantauan tumbuh kembang balita.
4. Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio
3 kali dan campak 1 kali pada bayi.
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-
macam penyakit ringan.
7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode
neonatal (0-30 hari)
8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
serta kader-kader kesehatan
II.2.3 Standar Pelayanan Kesehatan Minimal Ibu dan Bayi
Standar Pelayanan kesehatan minimal ibu dan bayi menurut keputusan
Menkes RI no 1457/MENKES/SK/X/2003 meliputi :
cakupan kunjungan minimal ibu hamil K4 (95%)
cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan (90%)
ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk (100%)
cakupan kunjungan neonatus (90%)
cakupan kunjungan bayi (90%)
cakupan bayi berat lahir rendah (BBLR) yang ditangani (100%)
36
Puskesmas melalui pelayanan kesehatan di dalam dan luar gedung,
melakukan seluruh program kesehatan Ibu dan Anak secara menyeluruh, dengan
memperhatikan beberapa indikator cakupan program KIA yang terpadu dengan
beberapa kegiatan lainnya seperti program gizi, imunisasi dan upaya kesehatan
sekolah (UKS).
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) : 95%
2. Cakupan Komplikasi Kebidanan : 80 %
3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan : 90%
4. Cakupan Pelayanan Nifas : 90%
5. Cakupan Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi : 80%
6. Cakupan Kunjungan Bayi : 90 %
7. Cakupan Imunisasi Bayi (Universal Child Immunization): 100 %
8. Cakupan Pelayanan Anak Balita : 90 %
9. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI : 100 %
10. Cakupan Perawatan Balita Gizi Buruk : 100 %
11. Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Dasar : 100 %
Setiap cakupan program tersebut merupakan rincian Pelayanan Kesehatan
Dasar (PKD), yang diharapkan bisa tercapai pada kurun waktu 2010-2015,
dimana menjadi target khusus pelayanan di tingkat puskesmas, sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada setiap Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
II.2.4. Manajemen Kegiatan KIA
Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah
Setempat – KIA (PWS-KIA) dengan batasan : Pemantauan Wilayah Setempat
37
KIA adalah alat untuk pengelolaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan
komunikasi kepada sektor lain yang terkait dan dipergunakan untuk pemantauan
program KIA secara teknis maupun non teknis.
Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis
dan non teknis,yaitu :
1. Indikator Pemantauan Teknis :
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan
kesehatan yang terdiri dari :
a. Indikator Akses
b. Indikator Cakupan Ibu Hamil
c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d. Indikator Penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
f. Indikator Neonatal.
2. Indikator Pemantauan Non teknis :
Indikator ini dimaksudkan untuk motivasi dan komunikasi kemajuan
maupun masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah,
sehingga dimengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-
indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat administrasi, yaitu:
a. Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih indikator AKSES (jangkauan) dalam pemantauan secara
teknis memodifikasinya menjadi indikator pemerataan pelayanan yang lebih
dimengerti oleh para penguasa wilayah.
38
b. Indikator efektivitas pelayanan KIA :
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemantauan secara teknis dengan
memodifikasinya menjadi indikator efektivitas program yang lebih
dimengerti oleh para penguasa wilayah.
Kedua indikator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, per desa
serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk
menunjukkan desa-desa mana yang masih ketinggalan. Pemantauan secara lintas
sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas dari para penguasa
wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta penggalian sumber
daya setempat yang diperlukan.
II.2.4. Struktur Kepengurusan Unit Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Puskesmas Basirih Baru
II.2.5. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dilaksanakan
Puskesmas Basirih Baru
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KB yang dilaksanakan di
Puskesmas Basirih Baru periode bulan selama tahun 2013 adalah sebagai berikut:
39
KoordinatorHj. Rita Mahrita
KBHj. Masniah
ImunisasiDiyang Haraty
BI B, SST
PustuZumaira,Am.K
eb
DDTKIma
Septiana,Am.Kep
PuskesdesStevi Kumboti
Am.Keb
Tabel Tingkat Pencapaian ( Realisasi Pelaksanaan ) Program Kegiatan Kia
Dan Kb Januari 2013 - Mei 2013
NO PROGRAM/KEGIATANINDIKATOR
KINERJASATUAN TARGET REALISASI
PERSENTASE
PENCAPAIAN
(%)
1 2 3 4 5 6 7
PROGRAM KIA DAN
KB
-Pelacakan bumil baruMeningkatkan
cakupan bumil Kali 445 443 99.5 %
-Pertemuan ibu hamil
(kelas bumil )
Terciptanya
bumil yang
sehat
Kelas 7 5 71.4 %
-Pelayanan persalinan oleh
nakes Termasuk
pendampingan persalinan
dukun oleh nakes sesuai
standar
Orang 445 346 78 %
- Pelayanan kesehatan ibu
hamil sesuai standar untuk
kunjungan lengkap
Orang 445 285 64 %
- Pelayanan nifas lengkap
(ibu% neonatus ) sesuai
standar KN3
Orang 445 142 32.7%
- Pelayanan dan atau
rujukan ibu hamil resiko
tinggi/komplikasi
Orang 91 43 47.3 %
- Penanganan dan atau
rujukan neonatus resiko
tinggi
Orang 2 2 100 %
- Cakupan BBLR ditangani Orang 29 29 100 %
- Akseptor KB aktif di
Puskesmas (CU)Orang 4239 2100 49,54 %
40
- Akseptor aktif MKET di
PuskesmasOrang 497 50 10,06 %
- Akseptor MKET dengan
komplikasiOrang - - -
- Akseptor MKET
mengalami kegagalanOrang- - - -
41
BAB V
ANALISIS SWOT PUSKESMAS BERDASARKAN DATA-DATA
PUSKESMAS DAN TEMUAN DI LAPANGAN
III.1. Kekuatan:
1. Program deteksi bumil baru sudah berjalan 99.5%.
2. Program penanganan neonatus risti sudah berjalan 100%
3. Program penanganan BBLR sudah berjalan 100%
III.2. Kelemahan :
1. Rendahnya penyelidikan epidemiologi yang tidak mencapai target oleh
tenaga kesehatan
2. Rendahnya pemberian pelayanan penyuluhan mengenai DBD oleh tenaga
kesehatan
3. Rendahnya deteksi Risti bumil oleh tenaga kesehatan
4. Rendahnya penggunaan akseptor KB aktif di puskesmas
III.3. Kesempatan :
1. Tingkat pendidikan masyarakat yang tinggi sehingga puskesmas bisa
merekrut kader yang banyak.
III.4. Ancaman :
1. Kurang maksimalnya kinerja dan kerja sama antara tenaga kesehatan, kader,
dan masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan bumil dan pelayanan
nifas lengkap agar tercapai target sasaran di wilayah kerja.
42
2. Kurangnya kuota tenaga kesehatan di bidang KIA dan KB yang sedikit
banyak mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan program – program
yang ada.
3. Rendahnya kesadaran deteksi Risti bumil oleh masyarakat.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan akseptor KB aktif di
Puskesmas
III.2 Alternatif Pemecahan Masalah:
1. Menggencarkan penyuluhan mengenai pentingnya memeriksakan
kehamilan dan nifas secara rutin ke puskesmas sehingga tenaga
kesehatan dapat memberikan pelayan kesehatan bumil dan nifas dengan
maksimal.
2. Menambah tenaga kesehatan atau kader agar bisa menjalankan program
secara maksimal.
3. Diperlukan peran aktif bidan, dokter, atau masyarakat untuk selalu
memantau ibu hamil dengan risiko tinggi.
4. Promosi dan penyuluhan mengenai KB
43
BAB IV
PENUTUP
Puskesmas Basirih Baru membawahi satu kelurahan yaitu Kelurahan
Basirih dengan jumlah penduduk 22.178 jiwa. Luas wilayah kerja Puskesmas
Basirih Baru ± 3,65 km². Salah satu programnya adalah kesehatan Ibu dan Anak
serta Keluarga Berencana. Dalam pelaksanaannya, program ini ditangani oleh 10
orang bidan dan jumlah tersebut sampai saat ini masih kurang. Hal inilah yang
diperkirakan menyebabkan kurang rincinya beberapa data dan target yang hendak
dicapai sehingga kurang dapat memperlihatkan gambaran jumlah sarana sanitasi
yang memenuhi syarat. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak
untuk mendukung agar program ini dapat berjalan sebagaimana mestinya.
44