Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil...

15
i UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Ilmiah Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sejarah Pada Universitas Kristen Satya Wacana Oleh Ruth Christy Widodo 152011014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil...

Page 1: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

i

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

NUMBER HEAD TOGETHER

PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA

SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Artikel Ilmiah

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sejarah

Pada Universitas Kristen Satya Wacana

Oleh

Ruth Christy Widodo

152011014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

ii

Page 3: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

iii

Page 4: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

iv

Page 5: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

v

Page 6: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

vi

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

NUMBER HEAD TOGETHER

PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA

SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

RUTH CHRISTY WIDODO

152011014

Pendidikan Sejarah

RUTH CHRISTY WIDODO. 152011014. UPAYA MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS

VII SMP NEGERI 7 SALATIGA SEMESTER GENAP TAHUN

PELAJARAN 2014/2015. Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana. September 2015.

Tujuan penelitian ini sebagai upaya untuk mengetahui peningkatan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas VII D SMP Negeri 7,

Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan pembelajaran kooperatif

model Number Head Together (NHT).

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian

adalah siswa kelas VII D SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

berjumlah 28 siswa, pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua

siklus tindakan. Siklus pertama dan kedua membahas pokok bahasan Sumber Daya

Alam di Indonesia.

Data hasil penelitian diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan

pembelajaran IPS berlangsung dengan menggunakan wawancara, tes tertulis dan

dokumentasi. Data yang diperoleh dari tes dianalisis dengan menghitung nilai rata-

rata dan persentase hasil ketuntasan siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS

setiap siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa setelah

dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi Sumber

Daya Alam di Indonesia mengalami peningkatan. Hasil ini terlihat dari rata-rata

klasikal dan jumlah persentase ketuntasan minimum belajar IPS siswa kelas VII D

SMP Negeri 7 Salatiga yang mengalami peningkatan. Rata- rata klasikal siswa

mengalami peningkatan, dari Prasiklus 67,7% menjadi 89% pada Siklus I dan 91%

pada siklus II. Persentase hasil belajar siswa juga meningkat pada Prasiklus hanya

32,1%, pada Siklus I menjadi 89,2% dan Siklus II 92,8%. Dengan demikian prestasi

belajar siswa kelas VII D SMP Negeri 7 Salatiga yang mulanya tergolong rendah,

setelah tindakan menjadi tinggi.

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together, Prestasi

belajar

Page 7: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

1

Pendahuluan

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

budaya kehidupan. Pembelajaran tidak mungkin dilakukan menggunakan teknik

yang sama setiap generasinya, tentu dibutuhkan model-model pembelajaran yang

lebih menyenangkan untuk membangun semangat belajar siswa.

Berdasarkan penelitian awal pada nilai ulangan harian di SMP Negeri 7

Salatiga dan wawancara dengan guru IPS, didapatkan hasil bahwa 18 dari 28

siswanya kurang memahami pelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari nilai tes IPS

yang kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal 7,1. Guru sudah baik didalam

menjalankan pembelajaran, namun siswa beranggapan bahwa pelajaran IPS

membosankan dan syarat dengan hafalan telah menjadi suatu hal yang membuat

minat belajar mata pelajaran IPS kurang menarik, bahkan siswa menganggap

bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang tidak terlalu penting. Selain itu,

pembelajaran masih terpusat pada guru. Guru banyak menjelaskan dan siswa

kurang diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman sekelas.

Hal ini ditunjukkan dengan sikap siswa yang cenderung ramai sendiri,

mengobrol dengan teman, ada beberapa siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah

mata pelajaran lain dan kurang memperhatikan pembelajaran yang sedang

berlangsung. Bila siswa diberi soal latihan yang agak sulit, siswa tidak mengerjakan

soal tersebut dan tidak berusaha untuk mencari penyelesaian soal tersebut. Siswa

lebih senang menunggu guru yang menyelesaikan soal tersebut. Hal ini disebabkan

siswa kurang diberikan kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penggunaan metode pembelajaran aktif dengan menggunakan model Numbered

Head Together (NHT) diharapkan dapat mengatasi masalah ini.

Dengan menerapkan model ini, pembelajaran tidak hanya terpusat pada

guru tetapi siswa mampu lebih aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar di

kelas. Metode NHT juga diharapkan menjadi satu solusi dalam mengatasi kendala

siswa saat belajar IPS yang memerlukan hafalan.

Page 8: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

2

Metode

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan

menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir

bersama. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII D SMP Negeri 7 Salatiga Tahun

Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa, pada mata pelajaran IPS. Penelitian

ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Siklus pertama dan kedua membahas

pokok bahasan Sumber Daya Alam di Indonesia. Data hasil penelitian diperoleh

dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran IPS berlangsung dengan

menggunakan wawancara, tes tertulis dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari

tes dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata dan persentase hasil ketuntasan

siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS setiap siklus

Review Literatur

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang. Oleh sebab itu belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses

mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekotar individu, belajar adalah yang

diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar

adalah proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (Nana Sudjana, 1987:

28).

Model pembelajaran adalah suatu upaya mengimplementasikan rencana

pembelajaran yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun dapat tercapai optimal, maka diperlukan suatu metode yang digunakan

untuk merealisasikan strategi yang telah diterapkan. Menurut Joyce dan Weil,

model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-

bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain

(Rusman. 2011:11).

Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bermakna yakni pembebasan

untuk mengaktualisasikan seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya. Seiring

dengan perkembangan filsafat konstruktivisme dalam pendidikan selama dekade

ini, muncul pemikiran kritis merenovasi pembelajaran bagi anak bangsa Negeri ini

Page 9: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

3

menuju pembelajaran yang berkualitas, humanis, organis, dinamis, konstruktif.

Salah satu pemikiran kritis itu adalah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan atau PAIKEM. Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran

bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun

keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan

lain) yang telah dimiliki dan dimiliki dan dikuasi peserta didik. Peserta didik

dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana mereka

mempelajari konsep dab bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan diluar

kelas. Peserta didik diperkenankan bekerja secara kooperatif.

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa dan sebagai alternativ terhadap struktur kelas tradisional.

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakkan struktur

empat fase sebagai sintaks NHT. (Trianto, 2009:82,83)

Fase pertama yang dilakukan adalah penomoran, yaitu guru membagi siswa

kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor

antara 1-5.

Fase kedua mengajukan Pertanyaan, yaitu guru mengajukan sebuah

pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat

spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya berbentuk arahan, misalnya “ Pastikan

setiap siswa mengetahui 5 buah ibu kota provinsi yang terletak di Pulau Sumatera”.

Fase ketiga berpikir bersama, yaitu siswa menyatukan pendapatnya

terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya

mengetahui jawaban tim.

Fase keempat, yaitu Menjawab /mempresentasikan jawaban atas soal-soal

yang diberikan, guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab

pertanyaan untuk seluruh kelas.

Untuk lebih jelasnya penelitian ini memiliki kerangka berpikir sebagai berikut :

Page 10: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

4

Model Pembelajaran Awal

Guru menggunakan

metode ceramah, belum

ada kegiatan diskusi

kelompok

Siswa banyak yang tidur

di kelas, dan siswa

bermain dengan teman-

temanya, kurang

memperhatikan guru saat

menjelaskan didepan

kelas.

Dari 28 siswa 18 siswa

masih belum mencapai

nilai KKM

Langkah – langkah Model Pembelajaran Number Head Together

Guru menggunakkan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:

a. Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang

dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5

b. Fase 2: Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan

dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk

kalimat Tanya.

c. Fase 3: Berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu

dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban

tim.

d. Fase 4: Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Bagian Kegiatan Pembelajaran

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. Menyiapkan materi pembelajaran dan media pembelajaran yang

diperlukan (lembar soal dan papan karton bernomor).

c. Merancang pembelajaran dengan membentuk 6 kelompok, tiap

anggota terdiri dari 5 siswa yang telah diberi papan karton

bernomor.

Model Number Head Together ( NHT)

Page 11: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

5

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Peneliti melakukan dua siklus sebagai dasar dalam penelitian tindakan kelas

dan tiap siklus telah dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.

Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti melakukan observasi terhadap keaktifan

belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelaaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together di kelas VII D SMP Negeri 7 Salatiga.

Kondisi awal hasil belajar IPS pada siswa kelas VII D SMP Negeri 7 Salatiga

semester 1 tahun ajaran 2014/2015, menunjukkan bahwa belum semua siswa

mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) 71. Dari 28 siswa, ada 18 siswa

yang belum mencapai KKM. Hal ini dikarenakan siswa kelas VII D kurang aktif

dalam proses belajar mengajar. Mereka lebih suka menggambar dan bercerita

dengan temannya daripada mendengarkan guru yang menyampaikan materi.

Kondisi awal ini belum menggunakan model pembelajaran Number Head Together,

yang mengakibatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mempelajari IPS

kurang maksimal, dapat diperoleh data bahwa siswa yang sudah tuntas sesuai KKM

Adanya peningkatan dari pra sikus yang rata- rata klasikalnya 67,7 pada

siklus I meningkat menjadi 89 dan pada siklus II menjadi 91 setelah

menggunakan menggunakan model pembelajaran Number Head Together.

Presentase ketuntasan belajar klasikal mengalami peningkatan sebesar

92,8%.

d. Siswa diberi penjelasan mengenai prosedur pelaksaan pembelajaran

Number Head Together.

e. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya.

f. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui

jawabannya.

g. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka

h. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor

yang lain.

i. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan hasil belajar

pada materi tersebut

Page 12: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

6

(71) pada ulangan harian semester genap berjumlah 9, sedangkan yang belum tuntas

19 siswa. Nilai rata-rata siswa dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Nilai klasikal kondisi awal kelas VII D

SMP Negeri 7 Salatiga

No

ASPEK

NILAI

1 Rata- rata klasikal 67,7

2 Nilai terendah 40

3 Nilai tertinggi 92

4 Presentase Ketuntasan (%) 32,1

Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata

pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7, nilai terendah 40, nilai tertinggi

9.2 dan ketuntasan klasikal 32,1%. Berdasarkan tabel 1, kondisi awal hasil belajar

siswa VII D masih rendah dari indikator keberhasilan yang diharapkan. Adapun

indikator keberhasilan yang diharapkan adalah nilai rata-rata klasikal sudah

mencapai lebih dari delapan puluh (>80) dan minimal 90% dari jumlah siswa

mencapai nilai hasil belajar tuntas (KKM=71).

Pada siklus 1 pelajaran IPS dengan pokok pembahasan potensi sumber daya

hutan, sudah menerapkan model pembelajaran Number Head Together.

Berdasarkan penelitian siklus 1 ini, subjek yang mengikuti proses belajar mengajar

sebanyak 28 siswa dari 28 siswa keseluruhan kelas VII D. Hasil belajar siswa pada

siklus 1 tampak adanya peningkatan dibanding dengan prasiklus. Pada siklus ini

siswa yang nilainya meningkat berjumlah 25 siswa. Untuk lebih jelas lihat tabel 2:

Tabel 2. Nilai klasikal Pra siklus dan Siklus 1

No

Aspek

Nilai

Peningkatan

Pra Siklus Siklus 1

1 Nilai rata-rata klasikal 67,7 89,0 21,3

2 Nilai Terendah 40 68 28

3 Nilai Tertinggi 92 100 8

4 Presentase Ketuntasan (%) 32,1 89,2 57,1

Page 13: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

7

Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus 1 dengan tema Potensi dan

Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan sub tema Kegiatan Ekonomi dan

Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Alam, sudah menerapkan model pembelajaran

Number Head Together. Hasil belajar siklus 1 sudah menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar. Pada prasiklus nilai rata- rata klasikal 67,7 dan pada

siklus 1 nilai rata- rata klasikal 89,0 dengan peningkatan 21,3. Presentase

ketuntasan pada prasiklus hanya 32,1% dan pada siklus 1 naik menjadi 89,2%

dengan peningkatan 57,1%.

Pada siklus II ini guru memfokuskan dalam peningkatan pembelajaran dan

berperan sebagai pembimbing terhadap siswa. Pokok bahasan pada siklus II

mengenai potensi sumber daya tambang. Berdasarkan penelitian siklus II ini, subjek

yang mengikuti proses belajar mengajar sebanyak 28 siswa dari 28 siswa

keseluruhan kelas VII D. Hasil belajar siswa pada siklus II tampak adanya

peningkatan dibanding dengan siklus I. Pada siklus ini siswa yang nilainya

meningkat berjumlah 21 siswa. Umtuk lebih jelas lihat tabel 3 berikut:

Tabel 3. Nilai Klasikal Siklus I dan Siklus II

No

Aspek

Nilai

Peningkatan Siklus I Siklus II

1 Nilai rata-rata klasikal 89 91 2

2 Nilai Terendah 68 68

3 Nilai Tertinggi 100 100

4 Presentase Ketuntasan (%) 89,2 92,8 3,6

Dari siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai rata- rata klasikal

91 terdapat peningkatan 2 dibandingkan dengan siklus I, yaitu 89. Persentase

ketuntasan siklus II 92,8% dengan peningkatan 3.6%. Sedangkan untuk siswa yang

tuntas 26 siswa dan yang belum tuntas 2 siswa.

Hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran model Number Head

Together telah mengalami peningkatan. Hasilnya dapat ditunjukkan oleh nilai yang

sudah diperoleh. Nilai dari tiap siklus dapat di lihat dari tabel 4 berikut:

Page 14: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

8

Tabel 4. Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No

Aspek

Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Rata- rata Klasikal 67,7 89 91

2 Nilai Terendah 40 68 68

3 Nilai Tertinggi 92 100 100

Pada grafik 4, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata- rata klasikal

pada pra siklus dan siklus I yaitu 67,7 menjadi 89 dengan presentase 21,3%. Nilai

rata- rata klasikal pada siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan dari 89

menjadi 91 dengan presentase naik 2 angka. Nilai terendah pada pra siklus sebesar

40 menjadi 68 pada siklus I, pada siklus II nilai terendah tetap 68. Nilai tertinggi

pada pra siklus yaitu 92, dan pada siklus I dan siklus II yaitu 100.

Ketuntasan klasikal kelas dari tiap siklus mengalami peningkatan. Presentase

ketuntasan klasikal siswa pada mata pelajaran IPS dapat dilihat pada tabel 5 berikut

ini:

Tabel 5. Presentase Ketuntasan Klasikal

No

Tahap Perbaikan

Presentase

Belum Tuntas Tuntas

1 Pra Siklus 67,8% 32,1%

2 Siklus I 7,14% 92,8%

3 Siklus II 7,14% 92,8%

Dilihat dari presentase ketuntasan klasikal pada pra siklus sebesar 32,1%

meningkat menjadi 92,8% pada siklus I dan siklus II yaitu 92,8%. Hal ini

menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran dengan model Number Head

Together dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS.

Setelah siklus I dan siklus II terlaksana, maka peneliti menemukan beberapa

kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Number Head Together, kelebihan

model pembelajaran NHT mampu membuat suasana belajar yang aktif dan

menyenangkan, sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran dan mampu meningkatkan presentase hasil belajar siswa mencapai

92,8%.

Page 15: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS dengan ......Pada tabel 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VII D pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67.7,

9

Adapun kelemahan dalam model pembelajaran NHT yaitu, waktu yang

tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak main dalam kegiatan

pembelajaran. Pada kelas yang besar (30 siswa) jika kurang bijaksana maka yang

akan timbul adalah suasana yang ramai dan tidak terkendali, sehingga diperlukan

bimbingan guru yang ekstra untuk melakukan kegiatan.

Penutup

Berdasarkan penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut: Pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS mengalami

peningkatan, stelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran Number Head Together. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata- rata

klasikal pada pra siklus 67,7 ( tanpa model pembelajaran Number Head Together)

menjadi 89 (siklus I) dan 91 (siklus II) setelah menggunakan model pembelajaran

Number Head Together. Presentase ketuntasan belajar klasikal mengalami

peningkatan sebesar 92,8%. Dalam penelitian ini masih ada 2 siswa yang belum

tuntas sesuai KKM (71).

Bagi guru mata pelajaran IPS hendaknya dapat menerapkan model- model

pembelajaran aktif supaya menarik perhatian siswa dan menghilangkan kebosanan

dalam proses pembelajaran. Diperlukan adanya kajian lebih mendalam tentang

model pembelajaran Number Head Together untuk menuju kesempurnaan,

sehingga diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan karena

bermanfaat bagi guru dan bagi siswa.

Daftar Pustaka

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya:

Kencana Prenada

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Grafindo Persada

Nana Sudjana. 1987. Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo