PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata...

24
145 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 RA’AS Syaiful Rijal Alinata Guru SMP Negeri 2 Ra’as, e-mail: [email protected] Abstrak : Berdasarkan observasi terhadap siswa kelas VIII SMPN 2 Ra’as diperoleh gambaran bahwa kelas ini merupakan kelas yang pasif. Indikatornya adalah kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran. Siswa cenderung diam , keberanian untuk bertanya maupun menjawab pertanyan juga kurang. Sehingga proses kegiatan belajar mengajar terkesan kurang menunjukkan aktivitas yang berarti. Kondisi seperti ini jelas berakibat pada prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau 54,17 % yang dinyatakan mencapai KKM. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan hasil belajar IPS melalui penggunaan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ra’as tahun pelajaran 2015 / 2016. Pengambilan data untuk aktivitas siswa dilakukan dengan cara pengamatan,dan untuk hasil belajar dilakukan dengan mengambil data dari hasil nilai ulangan harian. Analisis data dilakukan dengan tehnik analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan: Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS materi Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya NKRI dengan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw terjadi peningkatan 12,5%, yaitu dari 79,17 % ( tuntas secara klasikal) pada siklus I menjadi 91,67 % (tuntas secara klasikal) pada siklus II. Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Teknik Jigsaw. Abstract: Based on the observations of the students of class VIII SMPN 2 Ra'as a picture that this class is a class that is passive. The indicator is the lack of participation of students in participating subjects. Students tend to be quiet, the courage to ask and answer the question too less. So that the process of learning seem less showed significant activity. Such conditions clearly resulted in student achievement in social studies. Evident from the average value of daily tests, only 13 out of 24 students or 54.17% stated achieve KKM. The purpose of this study was to find out the increase learning outcomes through the use of IPS jigsaw cooperative learning techniques in class VIII SMP Negeri 2 Ra'as the academic year 2015 / 2016. Data collection for student activities conducted by observation, and to the results of study conducted by retrieving data of the results of daily tests. Data was analyzed using qualitative descriptive analysis techniques. Based on the results of data analysis can be concluded: The results of students in the learning process material IPS Events Around Proclamation and process of formation of the Homeland with cooperative learning methods Jigsaw model increased 12.5%, from 79.17% (complete classical) in cycle I became 91.67% (complete classical) in the second cycle. Keywords:Improved Results Learning, Cooperative Learning, Jigsaw Technique. PENDAHULUAN SMPN 2 Ra’as adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di wilayah kepulauan. Karakteristik dan kemampuan akademik siswanya sangat beragam,

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata...

Page 1: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

145

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2

RA’AS

Syaiful Rijal Alinata

Guru SMP Negeri 2 Ra’as, e-mail: [email protected]

Abstrak : Berdasarkan observasi terhadap siswa kelas VIII SMPN 2 Ra’as diperoleh gambaran bahwa kelas ini merupakan kelas yang pasif. Indikatornya adalah kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran. Siswa cenderung diam , keberanian untuk bertanya maupun menjawab pertanyan juga kurang. Sehingga proses kegiatan belajar mengajar terkesan kurang menunjukkan aktivitas yang berarti. Kondisi seperti ini jelas berakibat pada prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau 54,17 % yang dinyatakan mencapai KKM. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan hasil belajar IPS melalui penggunaan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ra’as tahun pelajaran 2015 / 2016. Pengambilan data untuk aktivitas siswa dilakukan dengan cara pengamatan,dan untuk hasil belajar dilakukan dengan mengambil data dari hasil nilai ulangan harian. Analisis data dilakukan dengan tehnik analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan: Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS materi Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya NKRI dengan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw terjadi peningkatan 12,5%, yaitu dari 79,17 % ( tuntas secara klasikal) pada siklus I menjadi 91,67 % (tuntas secara klasikal) pada siklus II. Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Teknik Jigsaw.

Abstract: Based on the observations of the students of class VIII SMPN 2 Ra'as a picture that this class is a class that is passive. The indicator is the lack of participation of students in participating subjects. Students tend to be quiet, the courage to ask and answer the question too less. So that the process of learning seem less showed significant activity. Such conditions clearly resulted in student achievement in social studies. Evident from the average value of daily tests, only 13 out of 24 students or 54.17% stated achieve KKM. The purpose of this study was to find out the increase learning outcomes through the use of IPS jigsaw cooperative learning techniques in class VIII SMP Negeri 2 Ra'as the academic year 2015 / 2016. Data collection for student activities conducted by observation, and to the results of study conducted by retrieving data of the results of daily tests. Data was analyzed using qualitative descriptive analysis techniques. Based on the results of data analysis can be concluded: The results of students in the learning process material IPS Events Around Proclamation and process of formation of the Homeland with cooperative learning methods Jigsaw model increased 12.5%, from 79.17% (complete classical) in cycle I became 91.67% (complete classical) in the second cycle. Keywords:Improved Results Learning, Cooperative Learning, Jigsaw Technique.

PENDAHULUAN

SMPN 2 Ra’as adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di

wilayah kepulauan. Karakteristik dan kemampuan akademik siswanya sangat beragam,

Page 2: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (145-156)

146

karena dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda. Salah

satunya adalah siswa kelas VIII tahun pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan pengamatan pada awal semester, terlihat dalam proses belajar

mengajar untuk siswa kelas VIII dengan menggunakan metode mengajar konvensional

(ceramah, tanya jawab, latihan dan tugas) siswa menjadi bosan. Siswa kurang

berpartisipasi dalam mengikuti mata pelajaran ini. Siswa cenderung pasif, keberanian

untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan juga kurang. Sehingga proses kegiatan

belajar mengajar terkesan kurang menunjukkan aktivitas yang berarti. Artinya guru

terlihat aktif dalam proses belajar mengajar, sedangkan siswanya pasif. Kondisi seperti

ini jelas berakibat pada prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS sangat rendah.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa berupa rata-rata nilai ulangan harian,

yang hanya 13 dari 24 siswa atau 54,17 % yang dinyatakan mencapai KKM untuk mata

pelajaran IPS yaitu nilai 70 dengan rata-rata perolehan nilai 65.

Untuk itu diperlukan sebuah strategi baru yang lebih memberdayakan siswa.

Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi

sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan dibenak

mereka sendiri. Dalam hal ini peneliti akan melakukan suatu penelitian tindakan kelas

dengan melakukan perubahan strategi belajar mengajar mata pelajaran IPS pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Ra’as dengan menggunakan teknik Jigsaw khususnya pada

materi Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya NKRI. Metode

ini paling sesuai untuk mata pelajaran ilmu sosial, kepustakaan, sebagian dari ilmu

pengetahuan alam, dan bidang keilmuan lain yang tujuan pembelajarannya lebih pada

penguasaan konsep dari pada penguasaan keterampilan (Slavin, 2009).

Penggunaan pembelajaran kooperatif tehnik jigsaw diyakini dapat mengatasi

masalah di atas, karena (1) Dapat membangkitkan motivasi siswa, (2) Dapat

menimbulkan respon untuk bertanya dan memberi pendapat, dan (3) Siswa dapat

berlatih menghargai pendapat orang lain. Beberapa manfaat pembelajaran kooperatif

termasuk teknik jigsaw yaitu : (1) meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, (2) rasa

harga diri menjadi lebih tinggi, (3) memperbaiki sikap terhadap Sejarah, (4)

memperbaiki kehadiran, (5) penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih

besar, (6) perilaku mengganggu lebih kecil, (7) konflik antar pribadi berkurang, dan (8)

meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi (Ibrahim, 2000).

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut : (1) Bagaimana aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran kooperatif teknik jigsaw mata pelajaran IPS di kelas VIII SMP Negeri 2

Ra’as tahun pelajaran 2015 / 2016, (2) Bagaimana penggunaan metode pembelajaran

kooperatif teknik jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Ra’as tahun pelajaran 2015 / 2016.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan hasil

belajar IPS melalui penggunaan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Ra’as tahun pelajaran 2015 / 2016.

Pada penelitian serupa sebelumnya yang dilakukan oleh Ning Endah Sri Rejeki,

guru Matematika SMP Negeri 2 Toroh Grobogan, disimpulkan bahwa model Jigsaw

dapat meningkatkan hasil belajar Matematika sehingga sangat efektif untuk dilakukan

dalam kegiatan belajar mengajar (Rejeki, 2009). Oleh karena itu jika proses belajar

mengajar Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Ra’as menggunakan

Page 3: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

Alinata, Peningkatan Hasil Belajar IPS ….

147

Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw dalam menyampaikan materi pembelajaran,

maka aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat.

METODE

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Pebruari pada semester II

(Genap) tahun Pelajaran 2015 / 2016 di SMP Negeri 2 Ra’as yang beralamat di Jl. Raya

Jungkat Kecamatan Ra’as. Penelitian dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 2 Ra’as

dengan jumlah 24 siswa. Laki-laki 17 siswa dan perempuan 7 siswa.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). PTK merupakan salah satu metode penelitian yang berorientasi menyelesaikan

permasalahan dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut

dapat dipecahkan melalui tindakan yang telah dilakukan. Namun tak dapat dipungkiri

bahwa dalam pelaksanaannya PTK memiliki keterbatasan, yaitu validitasnya (kesahihan

PTK), dimana metodologi yang digunakan agak longgar (sifat informal), kaidah-kaidah

penelitian kurang dapat dijaga (terutama dalam pengumpulan data), yang

memungkinkan dimanipulasi oleh guru. Selain itu hasil dari PTK tidak dapat

digeneralisasi karena terkait dengan siswa dalam kelas tertentu. Artinya solusi terhadap

permasalahan yang diberikan hanya berlaku dalam kelas tersebut (Madeamin, 2012).

Dalam penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas dari Kemmis

dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya.

Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan),

dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang

sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Sukidin, 2008).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Lembar observasi

aktivitas guru, Lembar observasi aktivitas siswa, Lembar Kegiatan, dan Lembar Tes.

Analisis data dilakukan dengan tehnik analisis deskriptif kualitatif yang meliputi: (a)

Reduksi data meliputi pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan semua data

yang diperoleh mulai dari awal pengumpulan hingga penyusunan laporan penelitian, (b)

Penyajian data meliputi pengumpulan informasi yang diperoleh dari data hasil reduksi

dan penyusunan secara sistematis untuk memberikan gambaran yang mendukung dalam

menarik kesimpulan, (c) Penarikan kesimpulan meliputi pemberian makna, dan

penyajian kebenaran dan gambaran data yang telah tersusun secara sistematis (Junaidi,

2006).

Adapun Indikator Keberhasilan dari penelitian ini adalah: (a) Keaktifan guru;

Guru bisa dikatakan sudah melakukan perbaikan cara mengajar jika dari hasil

pengamatan aktivitas guru diperoleh skor dengan kategori sangat baik yaitu minimal >

75 %; (b) Keaktifan belajar siswa; Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah jika

minimal 75% dari seluruh siswa aktif atau ada pada kategori baik. Siswa dikatakan aktif

jika persentase keaktifan siswa > 75 % (kategori Sangat Baik); (c) Hasil belajar; Hasil

belajar dapat dikatakan berhasil jika rata-rata hasil belajar siswa lebih tinggi dari rata-

rata hasil belajar siswa pada tes sebelumnya dan minimal 81% siswanya mencapai nilai

KKM (minimal 70).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Page 4: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (145-156)

148

Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) 1, LK 1, soal tes 1 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar pengolahan nilai tes metode

pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

Untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 11,15,16 Januari 2016 di kelas VIII

dengan jumlah siswa 24 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan. Yaitu sesuai

dengan langkah – langkah yang sesuai dengan pembelajaran Kooperatif ( Cooperative

Learning ) model Jigsaw.

Langkah – langkah pembelajarannya sebagai berikut :

( 1 ) Kelompok Awal ( home group ).

Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4 orang.

Guru membagikan LK kepada masing-masing kelompok yang didalamnya

terdapat permasalahan-permasalahan yang harus dicari jawabannya. Jumlah

permasalahan sesuai dengan jumlah anggota kelompok yaitu 4 permasalahan.

Ketua kelompok membagi permasalahan tersebut kepada masing – masing

siswa dalam satu kelompok, sehingga setiap siswa memperoleh soal yang

berbeda.

Siswa kemudian mencari jawaban terhadap soal yang diberikan guru.

( 2 ) Kelompok Ahli (Expert Group)

Setelah seluruh siswa memperoleh jawaban terhadap soal yang diterimanya,

guru mengelompokkan mereka yang mempunyai soal sama menjadi satu

kelompok. Kelompok ini disebut kelompok ahli.

Dalam kelompok ahli mereka harus membahas jawaban dari masing – masing

anggota sehingga diperoleh jawaban final yang nanti disampaikan pada anggota

yang lain pada kelompok awal.

Setelah diperoleh jawaban final, mereka kembali pada kelompok awal, dan

masing – masing siswa secara bergilir menyampaikan hasilnya pada rekannya

yang lain.

Akhirnya secara keseluruhan masing – masing kelompok melaporkan hasilnya

pada guru.

Pada akhir pembelajaran guru memberikan klarifikasi terhadap jawaban siswa

terutama terhadap jawaban yang kurang sempurna. Untuk memperdalam materi

juga dilakukan proses tanya jawab antara siswa dengan guru.

Di akhir pembelajaran guru memberikan lembar tes kepada semua siswa untuk

mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang

telah dibahas. Nilai dari hasil tes ini merupakan nilai individu. Tetapi nilai dari

masing-masing individu tersebut nantinya akan di rekapitulasi menjadi nilai

kelompok guna menentukan kelompok mana yang terbaik. Hal ini dimaksudkan

agar seluruh anggota kelompok merasa bertanggung jawab dan berkepentingan

akan tingkat penguasaan materi dari teman sesama kelompoknya.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar

mengajar. Hal yang menjadi fokus pengamatan pertama adalah aktivitas guru. Untuk ini

digunakan lembar pengamatan aktivitas guru. Pengamatan dilakukan oleh guru lain

sebagai kolaborator. Pada siklus I ini hasil pengamatan untuk aktivitas guru adalah

sebagai berikut:

Page 5: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

Alinata, Peningkatan Hasil Belajar IPS ….

149

Tabel 4.1 Aktifitas Guru Pada Siklus I

KEGIATAN SKOR % KATEGORI

Persiapan 20 100 Sangat Baik

Pendahuluan 11 73,33 Baik

Kegiatan Inti 48 87,27 Sangat Baik

Penutup 10 100 Sangat Baik

Dari tabel di atas diketahui bahwa aktivitas guru tersebut sudah sangat baik

kecuali untuk kegiatan pendahuluan yang masih pada kategori baik.

Aktifitas siswa selama proses pembelajaran menjadi pengamatan selanjutnya

baik oleh guru sebagai peneliti maupun oleh kolaborator. Dari lembar pengamatan

aktivitas siswa diperoleh hasil sebagai beikut:

Tabel 4.2 Aktifitas Siswa Pada Siklus I

Siswa No. Skor % Kategori

1 8 53,33 Baik

2 9 60 Baik

3 12 80 Sangat Baik

4 9 60 Baik

5 7 46,67 Cukup

6 12 80 Sangat Baik

7 12 80 Sangat Baik

8 9 60 Baik

9 9 60 Baik

10 12 80 Sangat Baik

11 12 80 Sangat Baik

12 15 100 Sangat Baik

13 7 46,67 Cukup

14 9 60 Baik

15 14 93,33 Sangat Baik

16 12 80 Sangat Baik

17 15 100 Sangat Baik

18 14 93,33 Sangat Baik

19 15 100 Sangat Baik

20 13 86,67 Sangat Baik

21 10 66,67 Baik

22 8 53,33 Baik

23 11 73,33 Baik

24 15 100 Sangat Baik

Rata-Rata 74,72

Dari tabel di atas diketahui bahwa untuk aktivitas siswa pada siklus I ini

memperoleh nilai rata-rata persentase 74,72 % artinya ada pada kategori Baik. Tentunya

perlu diupayakan peningkatan sehingga mencapai kategori sangat baik nantinya.

Page 6: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (145-156)

150

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes tulis I dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Nilai Tes Pada Siklus I

Siswa

No.

Skor Nilai Keterangan

T TT

1 40 50 √

2 60 75 √

3 60 75 √

4 60 75 √

5 40 50 √

6 60 75 √

7 60 75 √

8 60 75 √

9 50 62,5 √

10 60 75 √

11 60 75 √

12 70 87,5 √

13 50 62,5 √

14 60 75 √

15 70 87,5 √

16 60 75 √

17 70 87,5 √

18 60 75 √

19 70 87,5 √

20 70 87,5 √

21 70 87,5 √

22 50 62,5 √

23 60 75 √

24 70 87,5 √

Jumlah 1.800 19 5

Rata-rata 75

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus I

Uraian Hasil Siklus I

Nilai rata-rata tes

Jumlah siswa yang tuntas

Jumlah siswa yang tidak tuntas

Persentase ketuntasan belajar

Klasikal

75

19

5

79,17

Belum Tuntas

Page 7: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

Alinata, Peningkatan Hasil Belajar IPS ….

151

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa

belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 79,17 %

lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 81%.

Untuk mengetahui kelompok yang memperoleh nilai terbaik, maka dilakukan

rekapitulasi nilai perkelompok sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Grafik 4.1. Rekapitulasi Nilai Per Kelompok Siklus I

Berdasarkan grafik 4.1 diketahui bahwa hanya satu kelompok, yaitu kelompok V, yang

memiliki kategori Sangat Baik.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Siklus I, refleksi dari hasil

pengamatan sebagai berikut: (1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran. (2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu.

(3) Adanya siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung. (4)

Kerjasama kelompok yang masih belum maksimal.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya yaitu:

(1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung

dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. (2) Guru perlu mendistribusikan waktu

secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi

catatan. (3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias. (4) Guru harus menekankan pentingnya kerjasama

pada setiap kelompok.

Siklus II

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal

18, 22, 23 Januari 2016 di kelas VIII dengan jumlah siswa 24 siswa. Dalam hal ini

peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar

mengajar. Untuk aktivitas guru pengamatan tetap dilakukan oleh guru lain sebagai

kolaborator. Pada siklus II ini hasil pengamatan untuk aktivitas guru adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.5. Aktifitas Guru Pada Siklus II

Page 8: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (145-156)

152

KEGIATAN SKOR % KATEGORI

Persiapan 20 100 Sangat Baik

Pendahuluan 13 86,67 Sangat Baik

Kegiatan Inti 48 87,27 Sangat Baik

Penutup 10 100 Sangat Baik

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa aktivitas guru tersebut pada setiap indikator

sudah pada kategori sangat baik.

Aktifitas siswa selama proses pembelajaran menjadi pengamatan selanjutnya

baik oleh guru sebagai peneliti maupun oleh kolaborator. Dari lembar pengamatan

aktivitas siswa diperoleh hasil sebagai beikut:

Tabel 4.6 Aktifitas Siswa Pada Siklus II

Siswa

No.

Skor % Kategori

1 11 73 Baik

2 11 73 Baik

3 14 93 Sangat Baik

4 13 87 Sangat Baik

5 10 67 Baik

6 14 93 Sangat Baik

7 14 93 Sangat Baik

8 11 73 Baik

9 11 73 Baik

10 14 93 Sangat Baik

11 14 93 Sangat Baik

12 15 100 Sangat Baik

13 10 67 Baik

14 11 73 Baik

15 15 100 Sangat Baik

16 14 93 Sangat Baik

17 15 100 Sangat Baik

18 15 100 Sangat Baik

19 15 100 Sangat Baik

20 14 93 Sangat Baik

21 12 80 Sangat Baik

22 11 73 Baik

23 13 87 Sangat Baik

24 15 100 Sangat Baik

Rata-Rata 86,67

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa untuk aktivitas siswa pada siklus II ini

memperoleh nilai rata-rata persentase 86,67 % artinya ada pada kategori Sangat Baik.

Page 9: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

Alinata, Peningkatan Hasil Belajar IPS ….

153

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi lembar tes II dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

dilakukan. Instrument yang digunakan adalah lembar tes II. Adapun data hasil tes pada

siklus II adalah sebagai berikut:

Table 4.7. Nilai Tes Pada Siklus II

Siswa

No.

Skor Nilai Keterangan

T TT

1 60 75 √

2 60 75 √

3 70 87,5 √

4 70 87,5 √

5 50 62,5 √

6 70 87,5 √

7 70 87,5 √

8 70 87,5 √

9 50 62,5 √

10 70 87,5 √

11 70 87,5 √

12 80 100 √

13 60 75 √

14 60 75 √

15 70 87,5 √

16 70 87,5 √

17 80 100 √

18 80 100 √

19 80 100 √

20 70 87,5 √

21 70 87,5 √

22 60 75 √

23 70 87,5 √

24 80 100 √

Jumlah 2.020 22 2

Rata-rata 84,17

Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus II

Uraian Hasil Siklus II

Nilai rata-rata tes

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

Klasikal

84,17

22

91,67

Tuntas

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh nilai rata-rata tes sebesar 84,17 dan dari 24

siswa yang telah tuntas sebanyak 22 siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan

belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 95,83%

(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik

dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh

Page 10: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (145-156)

154

adanya peningkatan kemampuan guru dalam membangkitkan motivasi belajar dan juga

kemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw

membuat siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa

lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

Dan untuk mengetahui kelompok yang memperoleh nilai terbaik, maka dilakukan

rekapitulasi nilai perkelompok sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Grafik 4.2. Rekapitulasi Nilai Per Kelompok Siklus II

Berdasarkan grafik 4.2 diketahui bahwa ada lima kelompok, yaitu kelompok

I,III,IV,V,VI, yang memiliki kategori Sangat Baik. Sedangkan hanya satu kelompok

yang berkategori Baik. Hal ini berarti kerjasama antar anggota kelompok sudah

berlangsung sangat baik.

Dari data-data yang telah diperoleh sebagi refleksi dapat diuraikan sebagai

berikut: (1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi

persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. (2) Berdasarkan

data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.

(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan

peningkatan sehingga menjadi lebih baik. (4) Hasil belajar siswa pada siklus II

mencapai ketuntasan.

Pembahasan

Aktifitas Guru

Untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah

metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dengan sangat baik. Hal ini terlihat dari

aktivitas guru yang muncul di antaranya mulai persiapan atau perencanaan, aktivitas

membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LK/menemukan

konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab

dimana persentase untuk semua aktivitas di atas berada pada kategori sangat baik.

Aktifitas Siswa

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

IPS materi Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya NKRI

dengan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw terjadi peningkatan dari 74,72 %

(kategori Baik) pada Siklus I menjadi 86,67 % (Kategori Sangat Baik) pada Siklus II.

Berarti terjadi peningkatan 11,95 %, seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Page 11: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

Alinata, Peningkatan Hasil Belajar IPS ….

155

Grafik 4.3. Aktivitas Siswa Per Siklus

Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model

Jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini

dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan guru. Terbukti siswa yang tuntas belajar di kelas meningkat dari 79,17 %

(tuntas secara klasikal) pada siklus I menjadi 91,67 % (tuntas secara klasikal) pada

siklus II. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 12,5 %. Seperti tampak pada

gambar di bawah ini.

Grafik 4.4. Ketuntasan Belajar Siswa

Dengan tercapainya seluruh indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan

kelas ini pada siklus II maka tidak perlu dilanjutkan ke siklus III. Dan dengan demikian

pembelajaran kooperatif teknik jigsaw berhasil meningkatkan aktivitas siswa dan

prestasi hasil belajar siswa.

PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis rumuskan beberapa kesimpulan, yaitu :

(1) Pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ra’as. Peningkatan aktivitas belajar siswa ini

menunjukkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh strategi belajar yang diberikan

guru. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dalam aktivitas belajar siswa. (2)

Pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi hasil belajar

materi Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya NKRI pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ra’as Tahun Pelajaran 2015/2016.

Sebagai saran untuk guru mata pelajaran IPS agar mempertimbangkan pemberian

materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai

macam strategi. Salah satunya adalah strategi pembelajaran yang digunakan adalah

teknik jigsaw. Dan kepada pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana dan

prasarana yang menunjang proses pembelajaran seperti media pembelajaran, buku-

buku penunjang dan peralatan teknologi informasi yang memadai.

Page 12: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (145-156)

156

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, d. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Bandung: UNISA.

Junaidi, A. M. (2006). Strategi Meningkatkan Minat, Motivasi, dan Prestasi Belajar

Siswa Melalui Pembelajaran Gotong Royong. Surabaya: Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Propinsi Jawa Timur.

Madeamin, I. (2012, Nopember 4). http://www.ishaqmadeamin.com/2012/11/manfaat-

keterbatasan-dan-persyaratan-ptk.html. Dipetik September 4, 2016, dari Ishaq

Madeamin Blog: http://www.ishaqmadeamin.com

Rejeki, N. E. (2009). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII G Semester 2 SMP

Negeri 2 Toroh Grobogan. Media Penelitian Pendidikan .

Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa

Media.

Sukidin, B. S. (2008). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan

Cendekia.

Page 13: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

133

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW LEARNING

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Rina Ningsih

Guru SMP Negeri 2 Ngoro Mojokerto; e-mail:

Abstrak; Pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu

pemahaman keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya

inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya

manusia yang berhasil dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal

ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan.

Demikian pula dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut memiliki multi peran

sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Agar dapat

mengajar efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas)

dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat

ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Hal ini berarti

kesempatan belajar makin banyak dan optimal serta guru menunjukkan keseriusan

saat mengajar. Makin banyak siswa yang terlibat aktif dalam belajar, makin tinggi

kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya. Sedangkan dalam meningkatkan

kualitas dalam mengajar hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran

dan sekaligus mampu pula melakukan dalam bentuk interaksi belajar mengajar.

Kata kunci : Model Pembelajaran, tipe Jigsaw Learning dan hasil belajar.

Abstract; Instructor or teacher constitute one of determine factor in understanding to

receave succesfull education. Aspecially in the curriculum and increasing SDM that

success from trial education. It alwaysrecource to factor the teacher it shows that is

famous as actor the teacher in education would. It is also efort studying the

student.The teacher was demanded to many effort until be able to create the condition

effective studying teaching.In under to teach effective the teacher have to increase

aclasion study to the student, and to increase quality teach. The aclasion study student

is able to increased the way wraparound the student as active in studying. It means the

aclasion to study is very higher and optimal the teacher should seriously while teach

the student. Heigher imposible achievement study to created while in creass quality to

teach so the teacher able to plan teaching program and able to do in the interaction

study teaching.

Key words: Learning model, type Jigsaw Learning, and achievement.

PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran IPS tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui

pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan

pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui

latihan-latihan atau tugas IPS dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide

kepada orang lain.

Berkaitan dengan upaya peningkatan prestasi belajar IPS siswa, dari hasil

pengamatan penulis selama melaksanakan proses pembelajaran di kelas VIII-A SMP

Page 14: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (133-144)

134

Negeri 2 Ngoro kabupaten Mojokerto tahun pelajaran 2016/2017, ditemui beberapa

fakta antara lain siswa kurang adanya motivasi belajar terutama berkaitan dengan materi

pengembangan konsep IPS.

Kondisi ini terjadi bisa juga disebabkan karena proses pembelajaran yang selama

ini berlangsung kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat

secara aktif dalam pembelajaran. Sehingga prestasi belajar IPS kurang memuaskan dan

jauh dari harapan guru.

Realitas ini memerlukan pemecahan yang serius dan harus secepat mungkin

ditangani, agar potensi siswa dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Hal ini

merupakan tugas dan kewajiban dari guru/pendidik untuk selalu berupaya

meningkatkan kemampuan siswa-siswa yang menjadi tanggung jawabnya.

Guru dituntut mempunyai kemampuan mengatur secara umum komponen-

komponen pengajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar

komponen untuk mencapai tujuan secara efektif. Dalam rangka melaksakan tugas

secara professional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-

kemungkinan metode belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah

dirumuskan, baik dalam arti efek instruksional (tujuan belajar yang dirumuskan secara

eksplisit dalam proses belajar mengajar), maupun dalam arti efek pengiring (hasil ikutan

yang didapat dalam proses belajar misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap

terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajarnya).

(Suharyono dkk, 1991: 6).

Efektifitas Metode mengajar dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor siswa, faktor

situasi, dan faktor guru itu sendiri. Dengan memiliki pengetahuan secara umum

mengenai sifat berbagai metode, seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode

yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi pengajaran yang khusus.

Berpijak pada uraian latar belakang diatas, maka perlu kiranya diadakan suatu

penelitan pendidikan. Dalam hal ini penulis ingin mengangkat judul “Pengaruh

Penerapan Metode Jigsaw Learning Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pada Mata

Pelajaran IPS Kompetensi Dasar Pelaku Ekonomi Rumah Tangga Masyarakat,

Perusahaan,Koperasi Dan Negara Bagi Kelas Viii-A Smp Negeri 2 Ngoro Tahun

Pelajaran 2016/2017”

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan penulis

sebagaimana di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan

“Apakah penerapan metode Jigsaw Learning berpengaruh terhadap peningkatan

prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar Pelaku ekonomi rumah

tangga masyarakat,perusahaan, koperasi dan negara bagi kelas VIII-A SMP Negeri 2

Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017”

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh penerapan metode Jigsaw Learning terhadap peningkatan prestasi

belajar pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar pelaku ekonomi rumah tangga

masyarakat,perusahaan,koperasi dan negara bagi kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro

Tahun Pelajaran 2016/2017. Dengan adanya penelitian yang penulis lakukan

mempunyai beberapa manfaat antara lain : dijadikan bahan pertimbangan informasi bagi

lembaga untuk menentukan langkah-langkah penggunaan metode pengajaran IPS,bahan

pertimbangan guru untuk memilih metode yang tepat bagi anak didik sesuai dengan

tujuan pengajaran dan bagi siswa untuk mempermudah proses belajar mengajar.

Page 15: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

Ningsih, Penerapan Model Pembelajaran tipe ….

135

Penerapan metode Jigsaw Learning dapat meningkatkan prestasi belajar pada

mata pelajaran IPS kompetensi dasar Pelaku Ekonomi Rumah Tangga Masyarakat,

Perusahaan,Koperasi Dan Negara.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sesuai dengan yang direncanakan,

kita membutuhkan metode pengukuran dan alat pengukuran yang betul. Dengan kata

lain metode dan alat pengukuran merupakan unsur untuk mengetahui kemajuan murid

dalam rnencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pengukuran hasil belajar biasanya dilakukan pada akhir bulan, semester, akhir

tahun, atau pada akhir tingkat pendidikan berupa ujian penghabisan atau evaluasi belajar

tahap akhir.

Seorang guru dalam proses belajar mengajar selalu berharap agar tercapai tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien. Untuk mencapai suatu pendidikan penguasaan

materi saja tidak cukup, tetapi guru harus menguasai metode penyampaian materi yang

diajarkan dan kemampuan anak didik yang menerima, sehingga dengan metode tersebut

anak bisa lebih giat dan lebih semangat dalam belajar.

Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang

akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak

mengharuskan urutan penyampaian.

Dalam penerapan metode ini, ada dua kelompok, yaitu kelompok utama

(inti)yang dan kelompok diskusi. Dalam kelompok utama adalah kelompok dari

perwakilan tiap kelompok diskusi, siswa diminta untuk mempelajari satu topik tertentu,

dengan demikian ia diharapkan menguasai materi tersebut. kemudian ia akan kembali

ke kelompok diskusi, dikelompok diskusi ia diharapkan mampu menyalurkan informasi

atau ilmu yang ia peroleh di kelompok utama. setelah itu akan diadakan penjelasan

didepan kelas dari tiap perwakilan kelompok. Dengan demikian siswa diharapkan lebih

proaktif dalam mengeluarkan pendapatnya dan dalam metode ini diharapkan siswa

dapat saling memberi informasi.

Pada aplikasi metode ini dikenal adanya tutor sebaya, dengan cara ini, siswa

yang tidak mampu atau malu untuk bertanya langsung pada gurunya dapat bertanya

pada temannya itu. Metode ini juga sangat baik dikembangkan untuk membuat siswa

menjadi lebih percaya diri, karena dalam metode ini siswa atau perwakilan dari tiap

kelompok akan maju kedepan kelas untuk menjelaskan materi yang akan

disampaikannya. Metode ini cocok untuk setiap materi, namun ada kelemahan yang

harus diantisipasi guru dalam melaksanakannya, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk

menjalankannya, nah dalam pelaksanaan metode ini seorang guru harus tegas terhadap

penggunaan waktu.

Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, disusun langkah-langkah

pokok sebagai berikut; (1) pembagian tugas, (2) pemberian lembar ahli, (3) mengadakan

diskusi, (4) mengadakan kuis. Adapun rencana pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini

diatur secara instruksional sebagai berikut (Slavin, 1995): (1) Membaca: siswa

memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut untuk mendapatkan

informasi, (2) Diskusi kelompok ahli: siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu

untuk mendiskusikan topik tersebut, (3) Diskusi kelompok: kelompok ahli kembali ke

kelompok asalnya untuk menjelaskan topik pada kelompoknya, (4) Kuis: siswa

memperoleh kuis individu yang mencakup sernua topik, (5) Penghargaan kelompok:

penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.

Proses pembelajaran dan hasil belajar siswa merupakan indikator dari

keberhasilan pendidikan. Kenyataan yang terjadi di dalam kelas merupakan suatu

Page 16: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (133-144)

136

fenomena yang menunjukan bahwa pendidikan telah berhasil atau belum. Proses

pembelajaran di dalam kelas pada umumnya masih di dominasi oleh guru dibandingkan

dengan keaktifan siswa baik dalam bertanya, menjawab, berkomentar, menyanggah

bekerjasama dan bertanggung jawab terhdadap diri sendiri ataupun kelompok. Keadaan

ini seolah menjadi ketidak berhasilan seorang guru dalam menanamkan ilmu dan dalam

menerapkan metode pembelajaran atau menunjukan ketidak seriusan siswa terhadap

mata pelajaran yang diajarkan karena kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Menurut UNESCO, pendidikan pada abad ini harus diorientasikan terhadap

pencapaian empat pilar pembelajaran yaitu : Pertama Learning to know (belajar untuk

tahu), Kedua Learning to do (belajar untuk melakukan), Ketiga Lerning to be (belajar

untuk menjadi diri sendiri), Keempat Learning to live together (belajar bersama dengan

orang lain). Merujuk pada pernyataan tersebut maka akan timbul sebuah pertanyaan

besar yaitu “Apakah pendidikan di Indonesia sekarang ini sudah mencakup empat pilar

tersebut?”. Berangkat dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran yang dilakukan oleh guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam

keberhasilan pendidikan.

Sudah seharusnya seorang guru mempunyai metode atau model-model

pembelajaran yang lebih inovatif untuk mengantisipasi kelemahan model konvensional

yang selama ini dipakai guru. Kooperatif Tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran

yang memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk melakukan kegiatan

belajarnya secara bekerjasama dengan kelompok-kelompok yang dibuat oleh guru.

Sehingga dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, siswa dapat lebih bisa

menemukan masalah, mengorganisasikan, memecahkan masalah dan bekerjasama

dalam menanggapi masalah. Sebagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa

maka dengan menerapakan metode ini, siswa dalam proses belajar di kelas akan lebih

aktif, lebih bisa mempertimbangkan pendapat dan lebih memotivasi siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran yang terjadi di kelas.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen

semu (quasi experimental). Siswa yang mendapat proses pembelajaran menggunakan

metode jiqsaw digunakan sebagai kelas eksperimen, sedangkan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan metode konvensional digunakan sebagai kelas kontrol. Jenis

eksperimen ini yang telah memenuhi persyaratan dalam eksperimen yaitu kegiatan

percobaan untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi

tertentu, dan setiap gejala yang muncul diamati dan dikontrol secermat mungkin,

sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat munculnya gejala tersebut, namun

dalam hal ini ada kelompok lain yang di kenai eksperimen (Suryabrata, 2005:105-107).

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana

suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat

dicapai. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan

metode pembelajaran Jigsaw di kelas eksperimen, dimana peneliti secara penuh terlibat

dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan analisis.

Adapun pola atau desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matched

Subject Design atau pola M-S, dengan pengertian: “Matched Subject Design, yaitu

eksperimen yang menggunakan dua kelompok yang sudah disamakan subjek demi

Page 17: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

Ningsih, Penerapan Model Pembelajaran tipe ….

137

subjek sebelum diberikan perlakuan dan satu kelompok kontrol sebagai pembanding.

Adapun yang disamakan adalah satu variabel atau lebih yang telah diketahui

mempunyai pengaruh terhadap hasil eksperimen yaitu variabel di luar variabel atau

faktor yang dieksperimenkan (Sutrisno Hadi, 1994: 227).

Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro

Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai kelompok (kelas) eksperimen dan kelas VIII-B

sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan SMP Negeri 2 Ngoro yang

beralamatkan di Desa Tambakrejo Kec. Ngoro Kab. Mojokerto Telp (0321) 6259920.

Penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1. tahap persiapan penelitian, 2. tahap

pelaksanaan penelitian, 3. tahap penyelesaian penelitian. Pada tahap persiapan

penelitian ada beberapa hal penting yang dilakukan yaitu: berkonsultasi dengan kepala

SMP Negeri 2 Ngoro Mojokerto, berdiskusi dengan guru IPS lainnya, menyiapkan

media, sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan, menyiapkan skenario

pembelajaran metode Jigsaw. Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan

proses pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan dalam skenario

pembelajaran metode Jigsaw. Setelah selesai proses pembelajaran dilakukan tes formatif

guna mengetahui prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar pelaku ekonomi rumah

tangga masyarakat,perusahaan,koperasi dan negara. Di samping itu teman sejawat/guru

IPS yang lain diminta bantuannya untuk mencatat kegiatan dan aktivitas siswa selama

proses pembelajaran dengan menerapkan metode Jigsaw pada kelas/kelompok

eksperimen dan pembelajaran biasa pada kelas/kelompok kontrol. Pada tahap

penyelesaian penelitian, peneliti melakukan diskusi dengan guru IPS tentang dampak

yang teramati pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian menyusun

laporan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan metode pembelajaran metode

Jigsaw pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok

kontrol dilakukan dalam 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x

45 menit. Dari 4 kali pertemuan tersebut pada pertemuan pertama didahului pre test / tes

awal, 2 pertemuan berikutnya diberikan program pembelajaran dan pada akhir

pertemuan diadakan post test.

Adapun kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Tes Awal (Pre Test)

Tes awal (pre test) dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran metode Jigsaw pada

kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Tujuan

dari pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal dari masing-masing siswa

sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 09

Agustus 2016.

Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPS kompetensi dasar pelaku ekonomi

rumah tangga masyarakat, perusahaa, koperasi dan negara mengggunakan metode

Jigsaw pada Kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai

kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol (kelas

VIII-B). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 09-16 Agustus 2016.

Tes akhir (Post Test)

Page 18: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (133-144)

138

Tes akhir (post test) dilakukan setelah kegiatan pembelajaran metode Jigsaw pada

kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol.

Tujuannya untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing siswa setelah kegiatan

pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2016

Penerapan Metode Jigsaw

Dalam mengajar atau menyampaikan materi kepada siswa seorang guru harus

dapat menggunakan metode yang bervariasi dan tidak monoton pada satu metode saja

dengan menggunakan metode yang bervariasi maka akan membantu untuk

menumbuhkan keaktifan baru dalam menerima pelajaran tersebut dengan baik dan

memperkuat daya ingat mereka.

Selain itu siswa juga lebih termotivasi apabila guru memperhatikan, mendekati

dengan penuh keakraban, ramah dan antusias. Dan apabila kalau di beri hadiah atau

pujian terhadap siswa yang berprestasi dengan hasil yang mereka kerjakan.

Dengan demikian dalam proses belajar mengajar ada beberapa hal yang harus

diperhatikan oleh seorang guru seperti, suasana belajar yang kondusif dan nyaman

untuk mengetahui kesiapan siswa dalam menerima pelajaran atau semangat dalam

belajar, dan penguasaan materi bagi guru sehingga guru akan siap dalam menyampaikan

materi pada siswa, karena dengan begitu akan mempengaruhi keaktifan belajar mereka

dan dengan metode yang sesuai akan menimbulkan peningkatan prestasi belajar siswa.

Secara garis besarnya penerapan metode Jigsaw guru pada pemebelajaran

Kompetensi Dasar pelaku ekonomi rumah tangga masyarakat,perusahaan,koperasi dan

negara Bagi Kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017, adalah

sebagai berikut : (a) Menginformasikan tentang tujuan Pembelajaran kepada siswa, (b)

Menjelaskan pokok pikiran pada Kompetensi Dasar Pelaku ekonomi rumah tangga

masyarakat,perusahaan, koperasi dan negara, (c) Siswa melakukan diskusi Utama yang

wakilnya terdiri dari beberapa wakil dari kelompok yang ada, (d) Menyilahkan Tutor

secara bergiliran untuk memberi informasi kepada siswa yang lain didepan kelas

berdasarkan pembagian sub bab yang telah ditentukan oleh guru, (e) Tutor melakukan

kegiatan pembelajaran dengan seluruh siswa, (f) Guru melakukan pencatatan terhadap

masalah yang timbul selama proses Tutorial, (g) Membagikan soal sebagai alat ukur

keberhasilan belajar, (h) Melakukan refleksi bersama kemudian guru evaluasi dan

kesimpulan menyangkut kegiatan yang telah berlangsung.

Dari observasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan metode

Jigsaw dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut; (1) Memberi peluang seluas-luasnya

kepada siswa yang penguasan materi IPS dengan baik, untuk dapat mengembangkan

wawasan keilmuan dengan membagi mereka dalam kelompok kelompok kecil yang

kemudian dapat mewakili kelompok tersebu ke tim diskusi utama. (2) Memberi

kesempatan kepada seluruh siswa untuk dapat melakukan kegiatan belajar secara

maksimal dalam masing-masing kelompok. Dan bila masalah yang dihadapi tidak

terselesaikan dengan baik ditingkat kelompok tersebut, akan ditindak lanjuti pada

diskusi tingkat kelas (utama) dengan harapan siswa yang lain diluar kelompoknya dapat

membantu menyelesaikan permasalahan tang tengah dihadapi.(3) Memberi ruang yang

cukup kepada beberapa siswa yang mewakili masing-masing kelompok untuk

mengelaborasi kemampuan secara maksimal; (4) Melakukan Evaluasi selama program

berlangsung untuk dijadikan feed back pada pengembangan metode pembelajaran pada

waktu yang akan datang; (5) Menempatkan diri sebagai warga belajar yang bertugas

Page 19: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

Ningsih, Penerapan Model Pembelajaran tipe ….

139

ebagai pengarah dan pembagi kesempatan atas kejadian yang ada selama proses

berlangsung.

Penerapan metode Jigsaw selama penelitian berlangsung berdampak pada hal-hal

sebagai berikut: (1) Tumbuhnya minat belajar IPS pada diri siswa bahwa materi yang

dipelajari akan bermanfaat bagi diri masing-masing siswa dan bukan sekedar bertujuan

untuk dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru; (2) Rasa percaya diri

terhadap penguasaan dan menginformasikanya kembali terhadap teman sebayanya

semakin kuat. Kepercayaan diri tersebut tumbuh karena adanya kebebasan yang

diberikan guru agar masing-masing siswa yang tergabung dalam kelompok diskusi

utama dapat menggali informasi menyangkut materi tanpa harus takut salah; (3)

Tumbuh dan berkembangnya rasa tanggung jawab yang dibebankan kepada beberapa

siswa. Metode Jigsaw yang dikembangkan dalam proses pembelajaran pada giliranya

akan menambah wawasan dan energi baru bagi siswa untuk melakukan tugas dengan

penuh tanggung jawab dan kalaupun tugas yang diemban tersebut kuranng dapat

dipertanggung jawabkan dengan baik, dengan sendirinya guru akan memberi solusi

berupa keterangan yang lebih memadai; (4) Keadaan kelas selama pembelajaran

semakin kondusif. Pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw akan membentuk

suasana kelas semakin kondusif karena beban psikologis yang selama ini dirasakan

sebagian besar siswa lambat laun berkurang, karena tutor pelajaran adalah temanya

sendiri; (5) Peningkatan hasil belajar siswa menuju kearah yang positif. Keadaan

kondusif selama pembelajaran pada giliranya berdampak pada peningkatan hasil belajar

siswa.

Adapun deskripsi data hasil pre test, post test dan pengujian hipotesis penelitian

menggunakan rumus t tes yang dianalisis dengan bantuan program SPSS 17 for

Windows dapat disajikan sebagai berikut :

Deskripsi Data Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pre test baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

dapat dilihat pada lampiran 1.

Kemudian data tersebut dianalisis secara deskriptif menggunakan program SPSS

17 for Windows dan dapat diringkas sebagaimana tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1. Ringkasan Skor Hasil Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Kelompok n Rata-rata Standar

Deviasi Tertinggi Terendah

Eksperimen

Kontrol

34

34

64.71

63.68

9.04

8.99

77

77

40

50

Sumber : Hasil analisis deskriptif SPSS 17 for Windows

Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-rata hasil pre-test IPS pada kelompok

eksperimen yang akan diberikan pembelajaran IPS menggunakan metode pembelajaran

JIGSAW sebesar 64.71 dengan standar deviasinya 9.04, hasil tertinggi 77 dan hasil

terendah 50.

Sedang rata-rata hasil pre-test matematika pada kelompok kontrol sebagai

pembanding sebesar 63.68 dengan standar deviasinya 8.99, hasil tertinggi 77 dan hasil

terendah 50.

Setelah kelompok eksperimen diberikan perlakukan berupa pembelajaran IPS

pada kompetensi dasar pelaku ekonomi rumah tangga masyarakat,perusahaan,koperasi

dan negara menggunakan metode pembelajaran JIGSAW dan kelompok kontrol sebagai

Page 20: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (133-144)

140

kelompok pembanding yang diberikan pembelajaran IPS menggunakan metode

konvensional selanjutnya dilakukan tes akhir (post-test) untuk mengetahui pengaruh

metode pembelajaran model JIGSAW terhadap hasil belajar IPS.

Adapun hasil tes akhir kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dapat

dilihat pada lampiran. Kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan program

SPSS 17 for Windows dan dapat diringkas sebagaimana tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2. Ringkasan Skor Hasil Post-Test IPS Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Kelompok n Rata-rata Standar

Deviasi Tertinggi Terendah

Eksperimen

Kontrol

34

34

68.97

65.15

10.36

9.81

85

80

50

50

Sumber : Hasil analisis deskriptif SPSS 17 for Windows

Dari tabel 4.2 di atas terlihat bahwa rata-rata hasil post-test IPS pada kelompok

eksperimen yang diberikan pembelajaran IPS menggunakan metode pembelajaran

JIGSAW sebesar 68.97 dengan standar deviasinya 10.36 hasil tertinggi 85 dan hasil

terendah 50.

Sedangkan rata-rata hasil post-test IPS pada kelompok kontrol sebesar 65.15

dengan standard deviasi 9.81 hasil tertinggi 80 dan hasil terendah 50.

Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa kelompok eksperimen yang diberikan

pembelajaran servis menggunakan metode pembelajaran JIGSAW memiliki hasil

belajar IPS lebih baik dan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang diberikan

pembelajaran IPS menggunakan metode konvensional.

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran JIGSAW

memberikan dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar IPS pada siswa kelas

VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017, dibanding penggunaan

metode konvensional (kelas VIII-B).

Penghitungan dengan Uji t

Uji Beda Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok kontrol

Uji perbedaan data hasil pre-test kelompok eksperimen dan kontrol dimaksudkan

untuk mengetahui apakah sebelum dilakukan tindakan (treatment) pada kelompok

eksperimen yang berupa pembelajaran IPS menggunakan metode pembelajaran

JIGSAW, antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki prestasi belajar

mata pelajaran IPS yang berbeda secara signifikan atau tidak.

Untuk kepentingan tersebut, dilakukan pengujian t test dengan menggunakan

program SPSS 17 for Windows.

Hasilnya uji t test terhadap hasil pre test kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows dapat diliihat pada

lampiran dan dapat diringkas pada tabel 4.3 berikut ini.

Page 21: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

Ningsih, Penerapan Model Pembelajaran tipe ….

141

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji T Test Terhadap Pre Test Kelompok

Ekperimen dan Kontrol

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

pre tes kel

ekperimen - pre

tes kel kontrol

1.0294

1 7.76349 1.33143

-

1.67940 3.73822 .773 33 .445

Dari tabel 4.3 di atas, diketahui harga t adalah 0.773. Selanjutnya harga

tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel pada taraf signifikan

5% uji dua pihak dengan dk n - 1 (34-1) = 33 sehingga diketahui harga t tabel

adalah 2.04. Karena t hitung (0.773) lebih kecil dari harga t tabel (2.04) atau

0.773 < 2.04, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dalam IPS

pada kelompok eksperimen dan kontrol sebelum dilaksanakan model

pembelajaran JIGSAW pada kelompok eksperimen adalah sama atau tidak ada

perbedaan secara signifikan.

Uji Beda Hasil Pre Test dan Post-test Kelompok Eksperimen

Uji beda data hasil pre test dan post-test pada kelompok eksperimen dimaksudkan

untuk mengetahui apakah metode JIGSAW dalam pembelajaran IPS dapat

mempengaruhi hasil belajar pada kelompok ekperimen atau tidak.

Untuk kepentingan tersebut, dilakukan pengujian t test dengan menggunakan

program SPSS 17 for Windows.

Hasilnya uji t test terhadap hasil pre test dan post test kelompok eksperimen

dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows dapat diliihat pada lampiran dan

dapat diringkas pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji T Test Terhadap Pre Test dan Post Test

Kelompok Ekperimen

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

pos tes kel

ekperimen -

pre tes kel

ekperimen

4.2647

1 3.71980 .63794 2.96681

5.5626

0 6.685 33 .000

Dari tabel 4.4 di atas, diketahui harga t adalah 6.685 Selanjutnya harga tersebut

selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel pada taraf signifikan 5% uji dua

Page 22: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (133-144)

142

pihak dengan dk n - 1 (34-1) = 33 sehingga diketahui harga t tabel adalah 2.04.

Karena t hitung (6.685) lebih besar dari harga t tabel (2.04) atau 6.685 > 2.04,

maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dalam IPS pada kelompok

eksperimen sebelum dan sesudah dilaksanakan model pembelajaran JIGSAW

terdapat perbedaan secara signifikan. Dengan kata lain, pembelajaran JIGSAW

memiliki pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Ips

kompetensi dasar Pelaku ekonomi rumah tangga

masyarakat,perusahaan,koperasi dan negara bagi kelompok ekperimen pada

kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017.

Uji Beda Hasil Pre Test dan Post-test Kelompok Kontrol

Uji beda data hasil pre test dan post-test pada kelompok kontrol dimaksudkan

untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar IPS tanpa

menggunakan metode pembelajaran JIGSAW.

Untuk kepentingan tersebut, dilakukan pengujian t test dengan menggunakan

program SPSS 17 for Windows.

Hasilnya uji t test terhadap hasil pre test dan post test kelompok kontrol dengan

menggunakan program SPSS 17 for Windows dapat diliihat pada lampiran dan dapat

diringkas pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji T Test Terhadap Pre Test dan Post Test

Kelompok Kontrol

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

pos tes kel

kontrol - pre

tes kel

kontrol

1.47059 4.69194 .80466

-

.1665

1

3.10768 1.82

8 33 .077

Dari tabel 4.5 di atas, diketahui harga t adalah 1.828. Selanjutnya harga

tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel pada taraf signifikan

5% uji dua pihak dengan dk n - 1 (34-1) = 33 sehingga diketahui harga t tabel

adalah 2.04. Karena t hitung (1.828) lebih kecil dari harga t tabel (2.04) atau

1.828 < 2.04, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dalam IPS

pada kelompok kontrol yang tidak diterapkan atau tidak dikenai model

pembelajaran JIGSAW tidak terdapat perbedaan secara signifikan.

Uji Beda Hasil Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok kontrol

Uji beda data hasil post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dimaksudkan untuk mengetahui apakah metode JIGSAW dalam pembelajaran IPS dapat

mempengaruhi hasil belajar IPS pada kompetensi dasar Pelaku ekonomi rumah tangga

Page 23: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

Ningsih, Penerapan Model Pembelajaran tipe ….

143

masyarakat,perusahaan,koperasi dan negara bagi kelompok ekperimen pada kelas VIII-

A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017.

Untuk kepentingan tersebut, dilakukan pengujian t test dengan menggunakan

program SPSS 17 for Windows.

Hasilnya uji t test terhadap hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows dapat diliihat pada

lampiran dan dapat diringkas pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji T Test Terhadap Post Test Kelompok

Ekperimen dan Kontrol

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

pos tes kel

ekperimen -

pos tes kel

kontrol

3.82353 7.28831 1.24993 1.28052 6.36654 3.059 33 .004

Dari tabel 4.6 di atas, diketahui harga t adalah 3.059. Harga t tersebut

selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel pada taraf signifikan 5% uji dua

pihak dengan dk n - 1 (34-1) = 33 sehingga diketahui harga t tabel adalah 2.04.

Karena t hitung (3.059) lebih besar dari harga t tabel (2.04) atau 3.059 > 2.04,

maka prestasi belajar siswa dalam IPS kompetensi dasar Pelaku ekonomi

rumah tangga masyarakat,perusahaan,koperasi dan negara setelah dilaksanakan

model pembelajaran JIGSAW pada kelompok eksperimen adalah tidak sama

dengan kelompok kontrol secara signifikan.

Pembahasan. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari kegiatan penelitian yang telah

dilakukan diketahui bahwa kedua metode pembelajaran IPS yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu pembelajaran IPS menggunakan metode pembelajaran model

JIGSAW pada kelompok eksperimen (kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro) dan

pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol pada siswa (kelas VIII-B SMP

Negeri 2 Ngoro) menunjukkan hasil yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji

beda data post-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan.

Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model JIGSAW dapat

meningkatkan prestasi belajar IPS kompetensi dasar Pelaku ekonomi rumah tangga

masyarakat,perusahaan,koperasi dan negara ke dalam Faktor-faktornya pada kelas VIII-

A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017. Karena t hitung (6.685) lebih

besar dari harga t tabel (2.04) atau 6.685 > 2.04, sehingga bisa dikatakan bahwa

“penerapan metode Jigsaw Learning berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar

pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar menguraikan pelaku ekonomi rumah tangga

Page 24: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI …fish.unesa.ac.id/download/Rina-Syaiful.pdfdalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau

METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (133-144)

144

masyarakat,perusahaan, koperasi dan negara bagi kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro

Tahun Pelajaran 2016/2017

PENUTUP

Simpulan

Dari paparan data berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran metode

jigsaw learning, dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode Jigsaw Learning

berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kompetensi

dasar pelaku ekonomi rumah tangga masyarakat,perusahaan, koperasi dan negara bagi

kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017. Kesimpulan ini

didukung dengan hasil pengujian T Test. Karena t hitung (6.685) lebih besar dari harga t

tabel (2.04) atau 6.685 > 2.04, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dalam

IPS pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah dilaksanakan model pembelajaran

JIGSAW terdapat perbedaan secara signifikan. Hasil uji beda post test kelompok

eksperimen dan kontrol juga menunjukkan 3.059. Karena t hitung (3.059) lebih besar

dari harga t tabel (2.04) atau 3.059 > 2.04, maka prestasi belajar siswa dalam IPS

kompetensi dasar pelaku ekonomi rumah tangga masyarakat,perusahaan,koperasi dan

negara setelah dilaksanakan model pembelajaran JIGSAW pada kelompok eksperimen

adalah tidak sama dengan kelompok kontrol secara signifikan.

Saran

Selaku penulis dan pengamat maka dalam hal ini ada beberapa saran yang sifatnya

kontruktif yang bisa kami berikan demi kemajuan dan perkembangan pembelajaran IPS

di lembaga ini.

Supaya guru mempersiapkan pembelajaran materi IPS yang kreatif, agar siswa tidak

merasa monoton dalam belajar IPS.

Penggalian dan penetapan metode serta strategi yang konstruktif harus dilakukan oleh

semua pihak didalamnya baik lembaga, pengajar, maupun peserta didik. Sangat penting

dilakukan agar dalam proses pembelajaran IPS terjadi kesinambungan dalam interaksi

dan menghindarkan adanya mis understanding yang menyebabkan tidak tercapainya

tujuan pembelajaran IPS.

DAFTAR PUSTAKA Poerwodarminto, W.J.S.2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Slameto,1995. Belajar dan Factor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka

Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya :

Usaha Nasional