PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR...

12
13 Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BANDING AGUNG KECAMATAN TALANGPADANG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Oleh: Mirzan SDN 2 Banding Agung ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi masalah yang paling menonjol dihadapi adalah aktivitas dan hasil belajar peserta didik pelajaran Matematika masih rendah. Dari hasil ulangan harian, 22 orang siswa yang mencapai KKM hanya 5 orang siswa (22,72%). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas VI SD N 2 Banding Agung menggunakan model discovery learning. Desain penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan reeksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan non tes. Indikator Keberhasilan dalam penelitian ini apabila persentase aktivitas belajar meningkat dan hasil belajar siswa mencapai KKM 66, dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 85. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI SD N 2 Banding Agung. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas persiklusnya. Pada siklus I aktivitas kategori baik 20,45% pada akhir siklus III aktivitas siswa sudah melebihi target yang ditetapkan, dimana kategori baik 17,05% dan sangat baik sebesar 80,68%. Ada peningkatan sebesar 77,28%. Hasil belajar Matematika juga meningkat. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata dan hasil ketuntasan klasikal yang mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Pada awal siklus I nilai rata-rata hanya hanya 60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata meningkat menjadi 81,59 dengan persentase ketuntasan klasikal menjadi 86,36%. Ada peningkatan sebesar 50%. Dari hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas VI SD N 2 Banding Agung Kecamatan Talangpadang Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran 2019/2020. Kata kunci : aktivitas, hasil belajar Matematika, Model Discovery Learning PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (ayat 1) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Mirzan

Transcript of PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR...

Page 1: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/...60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata

13

Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS VI SD

NEGERI 2 BANDING AGUNG KECAMATAN TALANGPADANG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh:Mirzan

SDN 2 Banding Agung

ABSTRAKBerdasarkan hasil observasi masalah yang paling menonjol dihadapi adalah aktivitas dan

hasil belajar peserta didik pelajaran Matematika masih rendah. Dari hasil ulangan harian, 22 orang siswa yang mencapai KKM hanya 5 orang siswa (22,72%). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas VI SD N 2 Banding Agung menggunakan model discovery learning. Desain penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refl eksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan non tes. Indikator Keberhasilan dalam penelitian ini apabila persentase aktivitas belajar meningkat dan hasil belajar siswa mencapai KKM 66, dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai ≥85.

Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI SD N 2 Banding Agung. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas persiklusnya. Pada siklus I aktivitas kategori baik 20,45% pada akhir siklus III aktivitas siswa sudah melebihi target yang ditetapkan, dimana kategori baik 17,05% dan sangat baik sebesar 80,68%. Ada peningkatan sebesar 77,28%. Hasil belajar Matematika juga meningkat. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata dan hasil ketuntasan klasikal yang mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Pada awal siklus I nilai rata-rata hanya hanya 60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata meningkat menjadi 81,59 dengan persentase ketuntasan klasikal menjadi 86,36%. Ada peningkatan sebesar 50%. Dari hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas VI SD N 2 Banding Agung Kecamatan Talangpadang Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran 2019/2020.

Kata kunci : aktivitas, hasil belajar Matematika, Model Discovery Learning

PENDAHULUANUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Pasal 1 (ayat 1) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Mirzan

Page 2: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/...60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata

14

Jurnal Ilmiah Pendidikan Inspirator Guru

Lembaga pendidikan memiliki peran sentral dalam membantu mempersiapkan peserta didik, baik secara individual maupun kolektif, agar mampu hidup secara produktif di tengah masyarakat dengan berbagai permasalahan problema yang dihadapinya. Pembelajaran di kelas sudah seharusnya dapat membangkitkan semangat peserta didik dalam belajar. Untuk itu perlu adanya suasana kelas yang dapat merangsang peserta didik aktif. Upaya untuk menunjang tercapainya pembelajaran di kelas tersebut didukung keadaan pembelajaran yang kondusif, keadaan ini diciptakan oleh pendidik di dalam kelas untuk mendukung keberhasilannya mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di kelas VI SD Negeri 2 Banding Agung, umumnya masalah yang paling menonjol dihadapi adalah aktivitas dan hasil belajar para peserta didik yang belum memuaskan. Aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik SD Negeri 2 Banding Agung dalam penguasaan materi bangun ruang muatan mata pelajaran Matematika masih rendah. Dari 22 peserta didik kelas VI, hanya 5 orang (22,72%) mendapatkan nilai di atas KKM dan sebagian besar lainnya 14 orang (77,28%) mendapatkan nilai di bawah KKM (66). Masalah tersebut bersumber pada beberapa faktor diantaranya (1) Peserta didik cukup sulit memahami konsep-konsep pembelajaran karena konsep-konsep materi tersebut bersifat abstrak, (2) Belum optimalnya metode atau model pembelajaran yang diterapkan pendidik sehingga kurang menarik perhatian peserta didik pada kegiatan pembelajaran, (3) Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), dan (4) Peserta didik belum terlibat secara aktif untuk menemukan sendiri konsep/materi pembelajaran khususnya pada konsep materi Matematika.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merasa perlu meningkatkan kinerja baik dari segi perencanaan, penggunaan model, alat peraga maupun kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum dan penguasaan konsep pembelajaran pada tema Persatuan dalam Perbedaan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dapat menjadikan suasana pembelajaran berlangsung secara aktif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu suatu upaya untuk memperbaiki guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas VI SD Negeri 2 Banding Agung.

Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Mengamati permasalahan tersebut, peneliti akan menggunakan model discovery learning. Model discovery learning adalah salah satu model pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk terbiasa menemukan, mencari, dan mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. Model pembelajaran ini mengutamakan peran pendidik dalam menciptakan situasi belajar yang melibatkan peserta didik belajar secara aktif dan mandiri. Kegiatan pembelajaran menekankan agar peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengalami dan menemukan sendiri konsep-konsep pembelajaran yang harus ia kuasai. Salah satu kelebihan model discovery learning adalah pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah model discovery learning dapat meningkatkan aktivitas belajar di kelas VI SD Negeri 2 Banding Agung Talangpadang Tanggamus tahun pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimanakah model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika di kelas

Mirzan

Page 3: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/...60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata

15

Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan

VI SD Negeri 2 Banding Agung Talangpadang Tanggamus tahun pelajaran 2019/2020?Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Meningkatkan aktivitas belajar menggunakan model

discovery learning di kelas VI SD Negeri 2 Banding Agung Talangpadang Tanggamus tahun pelajaran 2019/2020 dan (2) Meningkatkan hasil belajar Matematika menggunakan model discovery learning di kelas VI SD Negeri 2 Banding Agung Kecamatan Talangpadang tahun pelajaran 2019/2020.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik dengan cara mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefl eksikan rangsangan, dan memecahkan masalah. menurut Nasution (2010) mengatakan bahwa aktivitas belajar adalah segala tingkah laku atau usaha manusia atau apa saja yang dikerjakan, diamati, oleh seseorang yang mencakup kerja pikiran dan badan. Hal ini menunjukkan bahwa semua yang dipikirkan dan dilakukan oleh peserta didik dalam proses belajar merupakan aktivitas.

Dari defi nisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan tingkah laku individu seperti mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefl eksikan rangsangan, mengamati, dan memecahkan masalah.

Menurut Sudjana (2011), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dimyati dan Mujiono (2006) juga mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindakan mengajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah karena berkat tindakan guru, pencapaian pengajaran, pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental peserta didik.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh peserta didik setelah melakukan proses belajar dengan perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diwujudkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes prestasi belajar.

Hanafi ah (2010) mengungkapkan bahwa model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku siswa secara adaptif maupun generatif. Senanda dengan pendapat di atas, Trianto (2010) meyatakan bahwa model pembelajaran merupakan pendekatan yang luas dan menyeluruh serta dapat diklasifi kasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya. Berdasarkan defi nisi para ahli dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, yang berfungsi sebagai pedoman guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola lingkungan pembelajaran, dan mengelola kelas.

Model discovery learning mengacu kepada teori belajar yang didefi nisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk fi nalnya, tetapi diharapkan peserta didik mengorganisasi sendiri. Discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Hamalik (2001) menyatakan bahwa discovery learning adalah proses pembelajaran yang menitik beratkan pada mental intelektual pada anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi. Abidin (2014) mengemukakan bahwa model discovery learning adalah proses pembelajaran yang

Mirzan

Page 4: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/...60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata

16

Jurnal Ilmiah Pendidikan Inspirator Guru

terjadi bila peserta didik disajikan dalam materi pembelajaran yang masih bersifat belum tuntas atau belum lengkap sehingga menuntut siswa menyiapkan beberapa informasi yang diperlukan untuk melengkapi materi ajar tersebut model pembelajaran ini peserta didik dibiarkan untuk menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing apabila diperlukan atau apabila ada yang dipertanyakan.

Dengan demikian, discovery learning ialah suatu pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Sebagaimana diungkapkan oleh Bruner, ia menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

Adapun langkah-langkah model discovery learning antara lain: (1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), (2) Problem statement (pernyataan/identifi kasi masalah), (3) Data collection (pengumpulan data), (4) Data processing (pengolahan data), (5) Verifi cation (pembuktian), (6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi).

Secara garis besar kelebihan-kelebihan model discovery learning dapat digolongkan menjadi 2 bagian penting yaitu membuat peserta didik dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan berpikir tingkat tinggi dan yang kedua dapat meningkatkan semangat belajar pada diri mereka. Selain kelebihan model discovery learning juga memiliki kekurangan. Untuk mengatasi kelemahan maka guru harus memperhatikan hal-hal yang telah dikemukakan. Pendidik dapat mengatasi kekurangan model discovery learning dengan membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom

Action Research. Menurut Arikunto (2006) mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Selanjutnya Wardhani (2008) PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelas sendiri melalui refl eksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai pendidik, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SD Negeri 2 Banding Agung yang beralamatkan di Jalan Kramat Jaya Pekon Banding Agung Kecamatan Talangpadang Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini akan dilakukan pada semester ganjil dari bulan Oktober sampai Nopember 2019 sebanyak 3 (tiga) siklus.

Subjek dalam penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik kelas VI SD Negeri 2 Banding Agung Kecamatan Talangpadang tahun pelajaran 2019/2020 sebanyak 22 orang siswa.

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu: (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan (acting), (3) Pengamatan/Observasi (observing), dan (4) Refl eksi (refl ection). Keempat tahap tersebut dilakukan secara berulang dalam bentuk siklus, yang dilakukan di dalam penelitian ini sebanyak 3 siklus. Keempat tahap tersebut dilakukan secara berulang dalam bentuk siklus, yang dilakukan di dalam penelitian ini 3 siklus. Berikut ini adalah tahapan siklus PTK yang dilaksanakan dengan mengacu kepada teori Arikunto (2006).

Mirzan

Page 5: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/...60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata

17

Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan

Gambar Diagram Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006)

Teknik analisis data dengan menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk menghitung evaluasi belajar siswa menggunakan statistik sederhana sebagai berikut.

Mencari rata-rata

NX

X

Dengan : X = Nilai rata-rata X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa Diadopsi dari Sudjana (2011)

Adapun untuk ketuntasan belajar, dikelompokkan menjadi dua yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai nilai 66 dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut mencapai daya serap lebih dan atau sama dengan 85%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus sebagai berikut.

%100×

Siswa

belajar tuntasyang Siswa= ‡”

‡”P

(Diadopsi dari Mulyasa, 2002)Dari hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa kemudian dikategorikan seperti dalam

tabel di bawah ini.Tabel Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa dalam Persen (%)

Tingkat Keberhasilan (%) Kategori≥ 85% Sangat tinggi

76-84% Tinggi61-75% Sedang41-60% Rendah< 41% Sangat rendah

(Adopsi dari Aqib, 2006: 41)

Mirzan

Page 6: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/...60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata

18

Jurnal Ilmiah Pendidikan Inspirator Guru

Untuk menghitung persentase aktivitas belajar setiap siswa

100SMRNP

Keterangan:NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkanR : Skor mentah yang diperoleh siswaSM : Skor maksimum dari tes yang ditentukan100 : bilangan tetap Diadopsi dari Purwanto (2016)

Untuk menentukan persentase aktivitas siswa secara klasikal digunakan rumus:

AktivitasAktivitas Persentase

(Klasikal) Siswa Aktivitas Persentase

Indikator keberhasilan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas ini adalah adanya peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik pada muatan pelajaran Matematika di setiap siklusnya. Peneliti menargetkan penelitian ini dinyatakan berhasil jika ≥85% dari jumlah peserta didik telah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu ≥ 66.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan melalui penerapan

model discovery learning di kelas VI SD N 2 Banding Agung Kecamatan Talangpadang, aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

Aktivitas belajar siswaBerdasarkan analisis data, diketahui bahwa komponen aktivitas siswa dalam pembelajaran

mengalami peningkatan di setiap siklusnya.

Siklus IAktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran pada pertemuan ini masih dinilai kurang. Hal

ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivias belajar siswa pada sikus I pertemuan pertama diperoleh persentase masing-masing kategori adalah sangat baik sebesar 18,19%, baik sebesar 20,45%, cukup sebesar 30,68%, dan kurang sebesar 30,68%.

Aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran pada pertemuan ini ada peningkatan meskipun hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada sikus I pertemuan kedua diperoleh persentase masing-masing kategori adalah Sangat Baik sebesar 23,86%, Baik sebesar 27,27%, Cukup sebesar 30,68%, dan Kurang menjadi 18,18%.

Siklus IIBerdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, diperoleh persentase masing-masing kategori

adalah Sangat Baik sebesar 37,5%, Baik sebesar 31,82%, Cukup sebesar 18,18%, dan Kurang sebesar 12,5%.

Mirzan

Page 7: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/...60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata

19

Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan

Pada pertemuan kedua hasil observasi aktivitas siswa, diperoleh persentase masing-masing kategori adalah Sangat Baik sebesar 54,55%, Baik sebesar 28,41%, Cukup sebesar 14,77%, dan Kurang menjadi 2,27%.

Siklus IIIBerdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa siklus III pertemuan pertama ada peningkatan

dimana diperoleh persentase masing-masing kategori adalah Sangat Baik sebesar 75%, Baik sebesar 18,18%, Cukup sebesar 6,82%, dan Kurang menjadi 0%.

Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus III pertemuan kedua ada peningkatan dimana diperoleh persentase masing-masing kategori adalah Sangat Baik sebesar 80,68%, Baik sebesar 17,05%, Cukup sebesar 2,27%, dan Kurang 0%.

Berikut rekapitulasi aktivitas belajar siswa dari siklus I sampai III sebagai berikut.

Tabel Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I, II, dan III

No SiklusPersentase Aktivitas (%)

SB B C K1 Siklus I Pertemuan 1 18,19% 20,45% 30,68% 30,68%2 Siklus I Pertemuan 2 23,86% 27,27% 30,68% 18,18%3 Siklus II Pertemuan 1 37,5% 31,82% 18,18% 12,5%4 Siklus II Pertemuan 2 54,55% 28,41% 14,77% 2,27%5 Siklus III Pertemuan 1 75% 18,18% 6,82% 0%6 Siklus III Pertemuan 2 80,68% 17,05% 2,27% 0%

(Sumber: Data rekapitulasi hasil perhitungan siklus I, II, dan III)

Untuk mempermudah dalam melihat peningkatan aktivitas tiap siklus penerapan model discovery learning dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar Grafi k Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I,II, dan IIIPeningkatan tersebut menunjukkan bahwa penerapan model discovery learning dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa sesuai indikator keberhasilan yang diharapkan.

Mirzan

Page 8: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/...60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata

20

Jurnal Ilmiah Pendidikan Inspirator Guru

Hasil Belajar SiswaHasil belajar yang diperoleh pada penelitian ini selama siklus I, II, dan III antara lain dapat

dilihat dari hasil rekapitulasi hasil belajar berikut.

Siklus IHasil belajar siklus I pertemuan pertama dari 22 siswa kelas VI terdapat 3 orang siswa atau

13, 63% yang memperoleh kategori sangat baik, ada 5 orang siswa atau 22,73% dengan kategori baik, ada 3 orang siswa atau 13, 63% dengan kategori cukup, dan ada 11 orang siswa atau 50% dengan kategori kurang. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I pertemuan pertama adalah 60 dengan persentase ketuntasan sebesar 36,36%.

Hasil belajar siklus I pertemuan kedua dari 22 orang siswa terdapat 5 orang siswa atau 22,73% yang memperoleh kategori sangat baik, ada 6 orang siswa atau 27,27% dengan kategori baik, ada 3 orang siswa atau 12,64% dengan kategori cukup, dan ada 8 orang siswa atau 36,36% dengan kategori kurang. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I pertemuan kedua adalah 65,23 dengan persentase ketuntasan sebesar 50%.

Siklus IIHasil belajar siklus II pertemuan pertama dari 22 jumlah keseluruhan siswa terdapat 7

orang siswa (31,82%) memperoleh kategori sangat baik, ada 7 orang siswa (31,82%) yang memperoleh kategori baik, ada 2 orang siswa atau 9,09% memperoleh kategori cukup, dan 6 orang siswa atau 27,27% dengan kategori kurang. Nilai rata-rata yang diperoleh 70,45 dengan persentase ketuntasan sebesar 63,64%.

Hasil belajar siklus II pertemuan kedua dari 22 orang siswa terdapat 8 orang siswa atau 36,36% memperoleh kategori sangat baik, ada 8 orang siswa atau 36,36% yang memperoleh kategori baik, ada 2 orang siswa atau 9,09% memperoleh kategori cukup, dan 5 orang siswa atau 18,18% dengan kategori kurang. Nilai rata-rata yang diperoleh 74,32 dengan persentase ketuntasan sebesar 68,18%. Hasil ini belum mencapai target penelitian sehingga dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Siklus IIIBerdasarkan hasil belajar dari 22 orang siswa terdapat terdapat 10 orang siswa atau 45,45%

memperoleh kategori sangat baik, ada 7 orang siswa atau 31,82% yang memperoleh kategori baik, ada 2 orang siswa atau 9,09% memperoleh kategori cukup, dan 3 orang siswa atau 13, 64% dengan kategori kurang. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus III pertemuan pertama adalah 77,27 dengan persentase ketuntasan sebesar 77,27%. Dari hasil ini nilai rata-rata meningkat dan persentase ketuntasan belajar meningkat tetapi belum mencapai target yang ditentukan yaitu ≥85%.

Pada pertemuan kedua hasil belajar ada dari 22 orang siswa ada 12 orang siswa atau 54,54% memperoleh kategori sangat baik, ada 7 orang siswa atau 31,82% yang memperoleh kategori baik, ada 2 orang siswa atau 9,09% memperoleh kategori cukup, dan 1 orang siswa atau 4,55% memperoleh kategori kurang. Nilai rata-rata yang diperoleh 81,59 dengan persentase ketuntasan sebesar 86,36%. Dari hasil ini nilai rata-rata meningkat dan persentase ketuntasan belajar meningkat dan telah mencapai target yang ditentukan yaitu ≥85% siswa mencapai KKM. Berikut rekapitulasi hasil belajar siswa dari siklus I sampai III.

Mirzan

Page 9: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/...60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata

21

Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan

Tabel Rekapitilasi Hasil Belajar Siswa Siklus I, II, dan III

No SiklusPersentase Hasil Belajar(%)

SB B C K1 Siklus I Pertemuan 1 13, 63% 13,63% 13,63% 13, 63%2 Siklus I Pertemuan 2 22,73% 22,73% 22,73% 22,73%3 Siklus II Pertemuan 1 31,82% 31,82% 9,09% 27,27%4 Siklus II Pertemuan 2 36,36% 36,36% 9,09% 18,18%5 Siklus III Pertemuan 1 45,45% 31,82% 9,09% 13, 64%6 Siklus III Pertemuan 2 54,54% 31,82% 9,09% 4,55%

(Sumber: Data rekapitulasi hasil perhitungan siklus I, II, dan III)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui secara keseluruhan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan disetiap siklus. Untuk mempermudah dalam melihat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus, dapat dilihat dari tabel berikut.

Gambar Grafi k Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I, II dan III

Selain dari hasil belajar berdasarkan kategori yang diperoleh, kita juga dapat melihat peningkatan hasil belajar berdasarkan persentase ketuntasan atau pencapaian KKM yang dicapai.

Tabel Rekapitulasi Ketuntasan Klasikal Siklus I, II, dan III

No Siklus Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)1 Siklus I Pertemuan 1 36,36% 63,64%2 Siklus I Pertemuan 2 50% 50%3 Siklus II Pertemuan 1 63,64% 36,36%4 Siklus II Pertemuan 2 68,18% 31,82%5 Siklus III Pertemuan 1 77,27% 22,73%6 Siklus III Pertemuan 2 86,36% 14,64%

(Sumber: Data rekapitulasi hasil perhitungan siklus I, II, dan III)

Mirzan

Page 10: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/...60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata

22

Jurnal Ilmiah Pendidikan Inspirator Guru

Untuk mempermudah dalam melihat peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan persentase ketuntasan klasikal pada setiap siklus, dapat dilihat dari tabel berikut.

Gambar Grafi k Peningkatan Ketuntasan Klasikal Siklus I, II, dan IIIPeningkatan hasil belajar juga dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh

di setiap siklusnya.

Tabel Rekapitulasi Nilai Rata-rata Siklus I, II, dan III

No Siklus Nilai Rata-rata

1 Siklus I Pertemuan 1 60,002 Siklus I Pertemuan 2 65,233 Siklus II Pertemuan 1 70,454 Siklus II Pertemuan 2 70,455 Siklus III Pertemuan 1 77,276 Siklus III Pertemuan 2 81,59

(Sumber: Data rekapitulasi hasil perhitungan siklus I, II, dan III)Untuk mempermudah dalam melihat peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus,

dapat dilihat dari tabel berikut.

Gambar Grafi k Peningkatan Nilai Rata-rata Siklus I, II, dan III

Mirzan

Page 11: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/...60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata

23

Inspirator Guru Jurnal Ilmiah Pendidikan

PembahasanPelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning disetiap siklus

selalu dilaksanakan semaksimal mungkin agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Sehingga hasil kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I hingga siklus III dapat meningkat menjadi lebih baik. Hamalik (2001: 29) menyatakan bahwa discovery adalah proses pembelajaran yang menitik beratkan pada mental intelektual pada anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi. Ide dasar Bruner adalah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.

Dalam penelitian ini dapat dikemukakan bahwa penerapan model discovery learning pada mata pelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dengan model discovery learning, siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi. dimana siswa secara aktip memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, tetapi mereka menemukannya sendiri.

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini membuktikan bahwa penerapan model discovery learning dapat meningkatkan aktivitas siswa. Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model discovery learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan baik itu mengenai aktivitasnya maupun dari hasil tes yang dilihat dari nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajar yang meningkat dari siklus I sampai III.

KESIMPULAN DAN SARANDari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa:

(1) Dengan menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI SD N 2 Banding Agung. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas persiklusnya. Pada siklus I aktivitas kategori baik 20,45% pada akhir siklus III aktivitas siswa sudah melebihi target yang ditetapkan, dimana kategori aktivitas siswa baik 17,05% dan sangat baik sebesar 80,68%. Ada peningkatan sebesar 77,28%. (2) Dengan menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas VI SD N 2 Banding Agung. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata dan hasil ketuntasan klasikal yang mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Pada awal siklus I nilai rata-rata hanya 60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata meningkat menjadi 81,59 dengan persentase ketuntasan klasikal menjadi 86,36%. Ada peningkatan sebesar 50%.

Adapun salah satu saran yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan penelitian ini dengan merekomendasikan bagi peneliti lain untuk dapat menerapkan model discovery learning pada muatan pelajaran lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. PT Refi ka

Aditama. Bandung.

Mirzan

Page 12: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...publikasijurnalilmiah.com/wp-content/uploads/2020/05/...60 dengan ketuntasan klasikal hanya 36,36% dan pada akhir siklus III nilai rata-rata

24

Jurnal Ilmiah Pendidikan Inspirator Guru

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Yama Widya. Bandung.Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta.Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta.Hanafi ah, Nanang. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refi ka Aditama. Bandung.Kemedikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. BSNP. Jakarta.Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasasis Kompetensi: Konsep, Kerakteristik, Implementasi.

Remaja Rosdakarya. BandungNasution. 2010. Didaktik: Asas-asas Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.Trianto. 2010. Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pusaka. Jakarta.Wardani I.G.A.K, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Jakarta.

Mirzan