UP Seminar

77
PENGARUH EFISIENSI BIAYA OPERASIONAL DAN EFISIENSI PENDAPATAN TERHADAP RETURN ON ASSET (Study Kasus Pada Koperasi Guru Banjar) USULAN PENELITAN DYAT INDIRA 1109038 KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN i

description

tentang up

Transcript of UP Seminar

Page 1: UP Seminar

PENGARUH EFISIENSI BIAYA OPERASIONAL DAN

EFISIENSI PENDAPATAN TERHADAP RETURN ON ASSET

(Study Kasus Pada Koperasi Guru Banjar)

USULAN PENELITAN

DYAT INDIRA

1109038

KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGANPROGRAM STUDI MANAJEMEN

INSTITUT KOPERASI INDONESIA2013

i

Page 2: UP Seminar

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 9

1.3 Maksud dan Tujuan 9

1.4 Kegunaan Penelitian 10

BAB II. PENDEKATAN MASALAH DAN METODE PENELITIAN

2.1 Pendekatan Masalah 11

2.1.1 pendekatan Koperasi 11

2.1.2 Pengertian Efisiensi 19

2.1.3 Pengertian Anggaran 20

2.1.4 Pengertian Biaya 23

2.1.5 Pengertian Pendapatan 27

2.1.6 Pengertian Return On Asset 28

2.2 Metode Penelitian 30

2.2.1 Metode Penelitian Yang Digunakan 30

2.2.2 Populasi dan Sampel 31

2.2.3 Sumber Data dan Cara Menentukannya 32

2.2.4 Teknik Pengumpulan Data 33

2.2.5 Operasionalisasi Variabel 33

2.2.6 Rancangan Analisis Data 36

2.2.7 Jadwal Penelitian 42

ii

Page 3: UP Seminar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu sistem ekonomi yang digunakan untuk mengatur perekonomian

di indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Dalam sistem ekonomi

kerakyatan dikenal tiga pelaku ekonomi yang menjadi pilar atau tiang utama

perekonomian indonesia yaitu Koperasi, BUMN, dan BUMS. Ketiga pelaku

ekonomi tersebut diharapkan bisa tumbuh menjadi kegiatan usaha yang mampu

menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi di indonesia. Hal ini ditegaskan

dalam UUD 1945 yang telah diamandemen pasal 33 ayat (1), (2) dan (3) sebagai

berikut:

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas

asas kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat.

1

Page 4: UP Seminar

Berdasarkan pasal 33 ayat (1) maka bentuk usaha yang dinilai paling tepat

adalah koperasi. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan

kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, dan solidaritas diantara

2

Page 5: UP Seminar

2

para anggota. Koperasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban

tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya. Selain itu, koperasi juga bertujuan membebaskan para

anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang di hadapi oleh mereka.

Hal ini dipertegas lagi oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang

Perkoperasian pasal 1 ayat (1) sebagai berikut :

“Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi”.

Prinsip-prinsip koperasi inilah yang membedakan badan usaha koperasi dengan

badan usaha lainnya. Pada pasal 6 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2012 tentang perkoperasian menjelaskan bahwa koperasi melaksanan

prinsip-prinsip koperasi yang melputi:

1. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka

2. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis

3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi.

4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen

5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota,

pengawas, pengurus dan karyawan, serta memberikan informasi kepada

masyarakat tentang jatidiri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi

6. Koperasi melayani anggota secara prima dan memperkuat gerakan

koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat

lokal, nasional, regional dan internasional

Page 6: UP Seminar

3

7. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan

masyarakat melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota.

Koperasi didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan

berkeadilan. Untuk itu koperasi dituntut dapat memberikan manfaat ekonomi bagi

para anggotanya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Manfaat ekonomi langsung adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh

anggota secara langsung pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan

koperasi. Sedangkan manfaat ekonomi tidak langsung adalah manfaat ekonomi

yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh

kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan

keuangan/pertanggungjawaban pengurus & pengawas, yakni berupa penerimaan

surplus hasil usaha koperasi.

Meskipun pada hakekatnya koperasi bukan suatu badan usaha yang

dibentuk atas dasar perkumpulan modal dan bukan badan usaha yang berorientasi

pada laba, akan tetapi laba atau surplus hasil usaha secara tidak langsung juga

menjadi indikator keberhasilan koperasi dalam mengelola kegiatan usaha yang

dijalankannya. Oleh sebab itu sudah menjadi tugas bagi pengurus dan pihak

manajemen koperasi untuk mengelola semua harta yang dimiliki koperasi

seefisien dan seefektif mungkin sehingga dapat memaksimisasi surplus hasil

usaha dan pada gilirannya akan dapat memaksimisasi kesejahteraan anggota.

Page 7: UP Seminar

4

Melalui fungsi-fungsi manajemen, pihak manajemen koperasi terlibat

langsung dalam membuat strategi baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Salah satu cara untuk memaksimalkan fungsi manajemen dalam mencapai tujuan

tersebut adalah melalui pembuatan anggaran.

Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang

dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya

dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang.

Selain itu anggaran merupakan penjabaran secara terinci apa yang hendak dicapai

dan bagaimana cara pencapaiannya yang dituangkan dalam bentuk kuantitatif.

Anggaran juga digunakan sebagai alat pengendalian yaitu dengan

mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan

atau membandingkan antara sasaran yang telah direncanakan dengan realisasi

yang tercapai dan mengukur penyimpangan yang terjadi. Dengan mengetahui

penyimpangan-penyimpangan yang terjadi maka dapat dilakukan analisis

penyebab terjadinya penyimpangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai

feedback untuk penyusunan anggaran periode berikutnya.

Dalam proses penyusunan anggaran dibutuhkan data dan informasi untuk

dijadikan bahan taksiran. Data dan informasi tersebut akan berpengaruh terhadap

keakuratan taksiran dalam proses perencanaan anggaran. Apabila perencanaan

anggaran tidak tercapai, secara teoritis dapat dikatakan bahwa kinerja (keuangan)

perusahaan akan berpengaruh. Hal tersebut disebabkan karena pendapatan, biaya,

persediaan, kas, modal ataupun asset lainnya berbeda dari perencanaan yang

diformulasikan melalui rancangan anggaran.

Page 8: UP Seminar

5

Kaitannya dengan surplus hasil usaha maka anggaran yang harus

diperhatikan adalah anggaran biaya operasional dan anggaran pendapatan.

semakin tinggi tingkat efisiensi maka perolehan surplus hasil usaha juga akan

semakin meningkat.

Koperasi Guru Banjar merupakan koperasi multi purpose yang didirikan

khusus untuk para guru-guru dan pegawai negeri di lingkungan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Banjar. Unit usaha yang dijalankan oleh

Koperasi Guru Banjar adalah unit usaha simpan pinjam dan unit niaga. Selama

kurun waktu berdirinya koperasi dari tahun 1953 hingga saat ini, koperasi guru

banjar telah banyak memberi manfaat kepada semua anggotanya yang saat ini

berjumlah 671 orang.

Koperasi Guru Banjar telah memberikan kemudahan kepada para

anggotanya untuk mendapatkan pinjaman dana maupun kredit barang dagangan.

Jumlah pinjaman dana yang disalurkan kepada anggota berkisar antara

Rp.6.000.000,- hingga Rp.40.000.000,- dengan bunga 2% (sliding rate/menurun)

untuk kredit jangka panjang (40 bulan) dan 3% untuk kredit jangka pendek (20

bulan). Sedangkan untuk kredit barang dagangan yang diberikan maksimal

Rp.2.000.000,- dengan bunga 3% untuk kredit jangka pendek (10 bulan) dan 2%

untuk kredit dangka panjang (15 bulan).

Dari uraian diatas, membuktikan bahwa Koperasi Guru Banjar sudah

mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada seluruh anggotanya. Akan

tetapi dilihat dari kinerja keuangannya khususnya dari segi rasio profitabilitas atau

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan berdasarkan aset yang

Page 9: UP Seminar

6

dimiliki, kinerja keuangan koperasi Guru Banjar dalam kurun waktu berapa tahun

terakhir sangat rendah dan selalu mengalami penurunan. Kondisi ini bisa dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Return On AssetKoperasi Guru Banjar Periode 2008-2012

Tahun Total Asset SHU ROA (%)2008 3.696.882.014,10 28.000.000 0,752009 4.323.818.736,20 28.500.000 0,652010 4.645.454.797,10 29.000.000 0,622011 5.261.610.100,69 29.500.000 0,562012 5.816.388.279,42 30.000.000 0,51

Sumber : Laporan Pengurus dan Pengawas KGB tahun 2008-2012 diolah kembali.

Melihat dari data yang ada surplus hasil usaha yang diperoleh Koperasi

Guru Banjar selalu mengalami kenaikan, akan tetapi kenaikan SHU yang

diperoleh tidak sebandng dengan jumlah asset yang dimiliki. Sesuai dengan

Peraturan Menteri Negara dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 menyatakan bahwa rasio

rentabilitas asset yang baik untuk koperasi simpan pinjam dan unit usaha simpan

pinjam adalah di atas 7,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio return on

asset Koperasi Guru Banjar sangat rendah.

Rendahnya kemampuan koperasi dalam menghasilkan surplus hasil usaha

berdasarkan asset yang dimiliki ini disebabkan oleh ketidak mampuan manajemen

koperasi dalam menetapkan dan menyusun anggaran koperasi yang dituangkan

dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi.

Anggaran pendapatan koperasi ini menjelaskan mengenai rencana dan

realisasi pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha Koperasi Guru Banjar,

Page 10: UP Seminar

7

berupa pendapatan dari penjualan barang dagangan, bunga pinjaman, provisi, dan

keuntungan lain-lain. Berikut ini adalah data rencana dan realisasi pendapatan

Koperasi Guru Banjar tahun 2008-2012.

Tabel 1.2 Perhitungan antara Anggaran dan Realisasi PendapatanKoperasi Guru Banjar Periode 2008-2012

Tahun Anggaran Realisasi Selisih2008 514.000.000 761.636.546,89 247.636.546,892009 672.286.975 960.914.020 288.627.0452010 806.900.000 1.015.005.573,24 208.105.5732011 916.000.000 1.166.650.887,98 250.650.887,982012 1.015.000.000 1.329.533.873.04 314.533.873,04

Sumber : Laporan Pengurus dan Pengawas KGB tahun 2008-2012 diolah kembali

Berdasarkan fenomena di atas terlihat bahwa terdapat selisih antara

anggaran pendapatan yang telah direncanakan dengan realisasi pendapatan yang

diperoleh. Selisih anggaran pendapatan antara rencana dan realisasi bernilai

positif dan menguntungkan atau efisien, karena realisasi pendapatan yang

diperoleh setiap tahunnya selalu melebihi dari yang direncanakan. ini disebabkan

oleh jumlah pinjaman yang disalurkan setiap tahunnya selalu bertambah, sehingga

secara otomatis bunga pinjaman yang diterima juga semakin meningkat.

Anggaran belanja di Koperasi Guru Banjar mencakup semua biaya

operasional yang dikeluarkan pada satu periode untuk menunjang kegiatan usaha

yang dilakukan oleh Koperasi Guru Banjar. Berikut ini data anggaran biaya

operasional Koperasi Guru Banjar tahun 2008-2012

Tabel 1.3 Perhitungan antara Anggaran dan Realisasi Biaya OperasionalKoperasi Guru Banjar 2008-2012

Tahun Anggaran Realisasi Selisih2008 486.000.000 733.636.546,89 247.636.546,892009 643.786.975 932.414.020,20 288.627.045,20

Page 11: UP Seminar

8

2010 777.900.000 986.005.573,24 208.105.573.242011 886.500.000 1.137.150.887,98 250.650.887,982012 985.000.000 1.299.533.873,04 314.533.873,04

Sumber : Laporan Pengurus dan Pengawas KGB tahun 2008-2012 diolah kembaliDalam aplikasinya di lapangan rencana anggaran biaya merupakan alat

untuk mengendalikan jumlah seluruh biaya operasional yang telah direncanakan.

Fenomena di atas memperlihatkan terdapat selisih yang merugikan atau inefisien

karena realisasi biaya yang dikeluarkan lebih besar dari anggaran biaya yang

direncanakan. Kondisi ini membuktikan bahwa manajemen koperasi mengalami

hambatan dalam proses pengaktualisasian rancangan anggaran yang telah disusun.

Biaya operasional yang dikeluarkan oleh Koperasi Guru Banjar setiap tahunnya

selalu melebihi dari yang telah direncanakan.

Selisih anggaran biaya operasional sebesar Rp.314.533.873,04 pada tahun

2012 ini terjadi hanya pada beberapa rekening biaya, diantaranya biaya jasa

tabungan sukarela yang direncanakan sebesar Rp.3.600.000,- realisasinya sebesar

Rp.10.530.000,- , Biaya jasa simpanan manasuka dengan rencana sebesar

Rp.75.000.000,- realisasinya sebesar Rp.86.702.739,40,- biaya jasa modal anggota

rencananya sebesar Rp.375.222.500,- realisasinya Rp.662.004.917,- biaya RAT

dengan rencana biaya sebesar Rp.90.000.000, sedangkan realisasinya sebesar

Rp.107.000.000,- dan beberapa rekening biaya lain yang selisihnya tidak terlalu

besar.

Secara teori dijelaskan bahwa surplus hasil usaha yang diperoleh adalah

selisih dari pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh koperasi

pada satu periode tertentu. Dengan demikian, penyusunan anggaran terutama

anggaran biaya operasional perlu dilakukan seefisien mungkin untuk

Page 12: UP Seminar

9

mendapatkan surplus hasil usaha yang lebih besar, karena apabila ditinjau dari

ROA semakin besar surplus hasil usaha yang diterima kinerja keuangan koperasi

juga semakin baik.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di Koperasi Guru Banjar seperti yang

telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “Pengaruh Efisiensi Biaya Operasional dan Efisiensi Pendapatan

terhadap Return On Asset (ROA) pada Koperasi Guru Banjar”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang

dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Berapa besar tingkat efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan di

Koperasi Guru Banjar?

2. Berapa besar tingkat Return On Asset di Koperasi Guru Banjar?

3. Adakah pengaruh antara efisiensi biaya operasional dan efisiensi

pendapatan terhadap Return On Asset (ROA) pada Koperasi Guru Banjar?

4. Seberapa besar pengaruh efisiensi biaya operasional dan efisiensi

pendapatan terhadap Return On Asset (ROA) pada Koperasi Guru Banjar?

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka maksud dan tujuan dari

penelitian ini adalah :

Page 13: UP Seminar

10

1. Untuk mengetahui besarnya tingkat efisiensi biaya operasional dan

efisiensi pendapatan di Koperasi Guru Banjar

2. Untuk mengetahui besarnya Return On Asset di Koperasi Guru Banjar

3. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi biaya operasional dan efisiensi

pendapatan terhadap Return On Asset di Koperasi Guru Banjar

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efisiensi biaya operasional dan

efisiensi pendapatan terhadap Return On Asset di Koperasi Guru Banjar.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh banyak pengetahuan mengenai pentingnya anggaran

perusahaan sebagai alat perencanaan dan pengendalian serta perlunya

melakukan penyusunan anggaran secara efisian dalam upaya meningkatkan

kinerja keuangan perusahaan.

2. Bagi Koperasi

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam melakukan perencanaan

keuangan, pengendalian, pengambilan keputusan dan evaluasi atas kinerja

koperasi yang telah berjalan, serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan

untuk pengembangan koperasi selanjutnya.

Page 14: UP Seminar

11

Page 15: UP Seminar

BAB II

PENDEKATAN MASALAH DAN METODE PENELITIAN

2.1 Pendekatan Masalah

2.1.1 Pendekatan Koperasi

Koperasi sebagai suatu badan usaha merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional, yang didirikan karena adanya

kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama dengan tujuan meningkatkan

kesejateraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh sebab

itu pertumbuhan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu terus didorong

dan dikembangkan dalam rangka mewujudkan perekonomian yang demokratis

dan berkeadilan.

Undang-undang Perkoperasian Nomor 17 tahun 2012 menjelaskan tentang

definisi koperasi sebagai berikut:

“Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi”.

Definisi lain koperas dijelaskan dari hasil kongres ICA (international

Cooperative Ariance) di Manchester Inggris tanggal 23 September 1995 adalah

sebagai berikut:

“Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan diawasi secara demokratis”.

11

Page 16: UP Seminar

12

Page 17: UP Seminar

12

Dari kedua definisi koperasi di atas diketahui bahwa koperasi memiliki nilai dan

prinsip-prinsip koperasi yang dijelaskan dalam Undang-undang Perkoperasian

Nomor 17 tahun 2012 pasal 5 dan 6 sebagai berikut :

1) Nilai yang mendasari kegiatan koperasi yaitu:

a. Kekeluargaan, yaitu koperasi dalam melaksanakan usahanya

mengutamakan kemakmuran anggota pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya, bukan kemakmuran orang-perseorangan.

b. Menolong diri sendiri, adalah semua anggota koperasi berkemauan

dan sepakat secara bersama-sama menggunakan jasa koperasi untuk

memenuhi kebutuhannya dan mempromosikan koperasi sehingga

menjadi kuat, sehat, mandiri dan besar.

c. Bertanggung jawab, adalah segala kegiatan usaha koperasi harus

dilaksanakan dengan prinsip profesionalitas dalam kemampuan dan

tanggungjawab, efisiensi dan efektifitas yang dapat menjamin

terwujudnya nilai tambah yang optimal bagi koperasi

d. Demokrasi, adalah setiap anggota koperasi memiliki satu suara dan

berhak ikut dalam pengambilan keputusan yang berlangsung dalam

Rapat Anggota, tidak bergantung pada besar kecilnya modal yang

diberikan.

e. Persamaan, adalah setiap anggota koperasi memiliki hak dan

kewajiban yang sama dalam melakukan transaksi dan mendapatkan

manfaat ekonomi dengan berkoperasi

Page 18: UP Seminar

13

f. Berkeadilan, adalah kepemilikan peluang dan kesempatan yang sama

bagi semua warga negara sesuai kemampuannya untuk menjadi

anggota koperasi.

g. Kemandirian, adalah dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada

pihak lain yang dilandasi oleh suatu kepercayaan kepada

pertimbangan, keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri.

2) Nilai yang diyakini anggota koperasi meliputi, Kejujuran, keterbukaan,

tanggung jawab dan kepedulian terhadap orang lain.

3) Prinsip-prinsip yang dilaksanakan oleh koperasi meliputi:

a. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka

b. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis

c. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi.

d. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan

independen

e. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota,

pengawas, pengurus dan karyawan, serta memberikan informasi

kepada masyarakat tentang jatidiri, kegiatan, dan kemanfaatan

koperasi

f. Koperasi melayani anggota secara prima dan memperkuat gerakan

koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat

lokal, nasional, regional dan internasional

g. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan

dan masyarakat melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota.

Page 19: UP Seminar

14

Prinsip-prinsip koperasi diatas menjadi ciri khas koperasi yang

membedakan badan usaha koperasi dengan badan usaha yang lain. Selain itu ciri-

ciri umum organisasi koperasi yang membedakan koperasi dengan badan usaha

yang lain juga bisa dilihat dari tiga segi, yang dijelaskan oleh subandi (2009;25)

sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi pelakunya

Koperasi adalah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang yang

pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas, yang secara

sukarela menyatukan dirinya di dalam koperasi

2. Dilihat dari tujuan usahanya

Tujuan koperasi pada dasarnya adalah untuk memperjuangkan kepentingan

dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya.

3. Dilihat dari segi hubungan dengan negara

Perkembangan koperasi dibanyak negara pada umumnya sangat besar

manfaatnya bagi perkembangan perekonomian negara tersebut. Hal ini

ditinjau dari segi historis maupun segi ekonomis. Dari segi historis

koperasi merupakan organisasi ekonomi yang mengakar pada masyarakat

lapisan bawah. Dari segi ekonomi, keberadaan koperasi akan sangat

membantu pemerintah dalam usaha mewujudkan perekonomian yang lebih

adil.

Page 20: UP Seminar

15

Alfred Hannel (1989:29) juga menjelaskan bahwa ciri-ciri khusus koperasi

sebagai badan usaha ekonomi terdiri dari empat unsur pokok, yaitu:

1. Sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok atas dasar sekurang-

kurangnya satu tujuan untuk kepentingan yang sama (Kelompok Koperasi).

2. Anggota-anggota kelompok koperasi secara individual bertekad

mewujudkan tujuannya, yaitu memperbaiki situasi ekonomi dan sosial

mereka, melalui usaha-usaha (aksi-aksi) bersama dan saling membantu

(swadaya dari kelompok koperasi)

3. Sebagai instrumen wahana untuk mewujudkannya adalah suatu perusahaan

yang dimiliki dan dibiayai serta dibina secara bersama (perusahaan

Koperasi)

4. perusahaan koperasi ditugaskan untuk menunjang kepentingan para anggota

kelompok koperasi itu, dengan cara menyediakan atau menawarkan barang

dan jasa yang dibutuhkan oleh para anggota dalam kegiatan ekonominya

(tujuan koperasi atau prinsip koperasi).

Berdasarkan ciri-ciri di atas maka dapat disimpulkan bahwa secara

ekonomi sekurangnya ada empat elemen penting dari koperasi sebagai badan

usaha ekonomi, yaitu:

1. Adanya kepentingan ekonomi anggota

2. Adanya perusahaan koperasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi

sebagai pelaksana untuk mewujudkan kepentingan ekonomi anggota.

3. Adanya pelayanan perusahaan koperasi kepada anggota,

Page 21: UP Seminar

16

4. Adanya pasar internal didalam koperasi berupa transaksi-transaksi anggota

dengan perusahaan koperasi.

Atas dasar uraian tersebut dapat dilihat bahwa di dalam tubuh organisasi

koperasi terdapat hubungan antara anggota sebagai ndividu dengan koperasi

sebagai organisasi yang saling menunjang. Hubungan yang ada didalamnya

adalah hubungan kepemilikan, hal ini menunjukan adanya peran ganda (dual

identity) yang artinya anggota koperasi adalah sebagai pemilik sekaligus sebagai

pelanggan.

Sebagai pemilik, anggota berkewajiban untuk ikut serta dalam

mengembangkan koperasi, misalnya dalam pemupukan modal usaha melalui

berbagai simpanan. Sebagai pelanggan, anggota mempunyai hak untuk

memanfaatkan pelayanan yang diberi koperasi, misalnya pelayanan yang bersifat

menunjang usaha dan ini merupakan pelayanan yang meningkatkan taraf hidup

anggotanya.

Ketentuan mengenai permodalan koperasi ini dijelaskan oleh Undang-

undang Nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian pasal 66 sebagai berikut:

(1) Modal koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi

sebagai modal awal.

(2) Selain modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) modal koperasi dapat

berasal dari:

a. Hibah

b. Modal Penyertaan

c. Modal pinjaman yang berasal dari:

Page 22: UP Seminar

17

1. Anggota

2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya

3. Bank dan lembaga keuangan lainnya

4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; dan/atau

5. Pemerintah dan Pemerintah Daerah; dan/atau

d. sumber lain yang sah yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar

dan/tau ketentuan peraturan perundang-undangan.

Modal koperasi tersebut digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha

dalam rangka melayani anggota. Kegiatan usaha yang dilakukan ini didasarkan

pada kesamaan kegiatan usaha dan kepentingan ekonomi anggota, untuk itu sesuai

dengan kegiatan usaha yang dijalankan koperasi terbagi menjadi beberapa jenis

koperasi yang dijelaskan oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang

Perkoperasian sebagai berikut:

1. Koperasi konsumen yaitu koperasi yang menyelenggarakan usaha pelayanan

dibidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan non-anggota.

2. Koperasi produsen yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha

pelayanan dibidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi

yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non-anggota.

3. Koperasi jasa yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha

pelayanan dibidang jasa non-simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota

dan non-anggota

4. Koperasi simpan pinjam yaitu koperasi yang menjalankan usaha simpan

pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota.

Page 23: UP Seminar

18

Menurut Sutrisno Hadi (1995 : 63) mengemukakan bahwa :

“Koperasi pegawai negeri adalah koperasi fungsional yang anggotanya

berpenghasilan tetap. Dengan adanya penghasilan tetap para

anggotanya, maka koperasi tersebut dapat memobilisasi dana dengan

menggerakkan simpanan anggota secara teratur”.

Lebih lanjut Sumitro (1993 : 82) mengemukakan bahwa:

“Koperasi pegawai negeri adalah koperasi golongan konsumen”.

Namun demikian, dalam perkembangannya sudah tentu koperasi

konsumen bertujuan untuk memelihara kepentingan dan memenuhi

kebutuhan para anggotanya (keluarga pegawai negeri sebagai konsumen)

dengan menjalankan kegiatan usaha di bidang niaga maupun di bidang

produksi dan sebagainya.

Apalagi jika mengingat bahwa kesejahteraan pegawai negeri

menyangkut serangkaian kebutuhan yang paling dirasakan dewasa ini,

yaitu pangan, sandang, pemukiman, pendidikan dan kesehatan. Dalam

pandangan Sumitro (1993 : 84) bahwa perjuangan dan aktivitas koperasi

pegawai negeri hendaknya diarahkan ketujuan:

1. Minimal mempertahankan tingkat hidup anggota-anggotanya sebagai

landasan dan pangkal tolak untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

2. Maksimal memperbaiki kesejahteraan anggota-anggotanya dengan jalan

menjalankan aktivitas usaha koperasi sebaik-baiknya sehingga dapat

menghasilkan sisa hasil usaha yang optimal.

Page 24: UP Seminar

19

2.1.2 Pengertian Efisiensi

Efisiensi merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan oleh

perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Konsep efisiensi berkaitan dengan

seberapa jauh suatu proses mengkonsumsi masukan dibandingkan dengan standar

atau sesuatu yang dijadikan pembanding.

Menurut R.A Supriyono (2000:329), yang dimaksud dengan efisiensi adalah:

“Rasio keluaran terhadap masukan atau jumlah keluaran per unit

masukan”.

Jadi suatu pusat pertanggungjawaban dikatakan efisien jika:

1. Menggunakan masukan (biaya atau sumber-sumber) yang lebih kecil untuk

menghasilkan keluaran dalam jumlah sama.

2. Menggunakan masukan (biaya atau sumber-sumber) yang lebih kecil untuk

menghasilkan keluaran dalam jumlah yang besar.

3. Menggunakan masukan (biaya atau sumber-sumber) yang lebih kecil untuk

menghasilkan keluaran dalam jumlah yang lebih besar.

Hal serupa dikemukakan oleh Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan

yang diterjemahkan oleh F.X Kurniawan Tjakrawala (2002:114)

“Efisiensi adalah perbandingan output terhadap input atau jumlah

output per unit input.

Sedangkan menurut Abdul Halim dkk (2000:72)

“Efisiensi adalah rasio antara output terhadap input atau jumlah output per unit dibandingkan dengan input per unit. Ukuran efisiensi bisa dikembangkan dengan menghubungkan antara biaya yang

Page 25: UP Seminar

20

sesungguhnya dengan biaya standar yang telah ditetapkan sebelumnya misalnya anggaran”

Menurut Mathias Arief yang dikutip oleh Nunung Rahmawati (2007:105)

mengemukakan bahwa

“Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan pemakaian

masukan yang direncanakan dengan pemakaian masukan yang

sebenarnya dilaksanakan”

Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Husein Umar dalam

buku yang berjudul Business An Introduction (2000:121)

“Efisiensi merupakan ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan yang sebenarnya. Apabila masukan yang sebenarnya makin hemat maka tingkat efisiensinya makin tinggi, dan makin kecil masukan yang dapat dihemat akan makin rendah tingkat efisiensinya”

Berdasarkan uraian-uraian tentang definisi efisiensi di atas, konsep efisiensi

biaya mengandung arti penghematan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa efisiensi

(efisien atau tidak efisien) dapat diketahui dengan cara membandingkan anggaran

tersebut dengan rencananya, dan hal ini bisa dilihat melalui anggaran yang telah

disusun oleh perusahaan. Sedangkan untuk mengetahui efisen atau tidak efisien

dari pendapatan dilakukan dengan cara membandingkan biaya yang digunakan

untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima.

2.1.3 Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan suatu alat manajemen yang penting dalam

perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan. Anggaran menggambarkan

Page 26: UP Seminar

21

perkiraan-perkiraan dan taksiran-taksiran yang sangat teliti mengenai penerimaan

kas, pendapatan operasi, biaya operasi, pengeluaran kas, laba dan penggunaan

modal untuk suatu periode waktu tertentu. Pengertian anggaran yang

dikemukakan oleh para ahli sangat bervariasi tetapi secara umum pengertian-

pengertian tersebut mempunyai arah dan tujuan yang sama.

Anggaran menurut Simamora (2002:202) adalah sebagai berikut:

“Anggaran (budget) adalah sebuah rencana kuantitatif aktivitas usaha sebuah organisasi; anggaran mengidentifikasi sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode dianggarkan.”

Anggaran menurut Munandar (2007:1) adalah:

“Busniess Budget (anggaran perusahaan) atau budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan (unit moneter), dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.”

Anggaran menurut M. Nafarin (2004:12) adalah:

“Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.”

Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan

suatu rencana kegiatan perusahaan atau perencanaan manajemen yang dinyatakan

secara kuantitatif untukperiode yang akan datang. Pada dasarnya bahwa tujuan

pokok anggaran adalah memprediksi transaksi dan kejadian finansial serta

nonfinansial dimasa yang akan datang, dan mengembangkan setiap informasi

yang akurat dan bermakna bagi penerima anggaran.

Menurut Nafarin (2004:15) anggaran disusun dengan tujuan sebagai berikut:

Page 27: UP Seminar

22

a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan

investasi dana.

b. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.

c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,

sehingga dapat memudahkan pengawasan.

d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang

maksimal.

e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran

lebih jelas dan nyata terlihat.

Fungsi anggaran yang pada umumnya digunakan oleh perusahaan memiliki

karakteristik yag sama dengan fungsi manajemen. Namun, fungsi anggaran

mempunyai tujuan yang lebih spesifik yaitu sebagai perencanaan, pelaksanaan

dan pengawasan.

1. Perencanaan

Proses perencanaan ini merupaan suatu penentuan terlebih dahulu atau

penentuan dimuka, tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan

diwaktu yang akan datang. Anggaran merupakan sebuah rencana yang

mempunyai spesifikasi khusus, yaitu disusun secara sistematis, mencakup

seluruh kegiatan dinyatakan dalam satuan uang (unit moneter) dan berlaku

untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Sehingga fungsi anggaran

dalam sebagai perencanaan ini digunakan sebagai pedoman kerja dan

memberikan arah serta tugas dan target yang harus dicapai oleh para

karyawan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang

Page 28: UP Seminar

23

2. Koordinasi/Pelaksanaan

Anggaran berfungsi sebagai alat manajemen untuk mengkoordinasikan

kerjaseluruh bagian dalam perusahaan, agar saling menunjang, saling

bekerjasama secara sinergis, dalam rangka menuju sasaran yang telah

ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan menjadi lebih

terjamin.

3. Pengendalian/pengawasan

Anggaran sebagai alat pengendalian/pengawasan (controlling) ini berarti

melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara:

- Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)

- Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada

penyimpangan yang merugikan)

2.1.4 Pengertian Biaya

Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan

demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan

laba. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan perhatian yang

sangat serius karena biaya merupakan unsur pengurangan yang sangat

besar dalam hubungannya dengan pencarian laba bersih.

Biaya merupakan akun pengurangan aktiva dalam suatu perusahaan,

dimana istilah biaya sering juga disebut beban.

Page 29: UP Seminar

24

Menurut Munandar (2007:23), definsi biaya adalah:

“suatu kontra prestasi yang diberikan oleh perusahaan atas “sesuatu”

yang telah diterimanya dari pihak lain, atau atas jasa-jasa yang telah

diterimanya dari pihak lain”.

Menurut Mulyadi (2009:8)

“Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi

untuk tujuan tertentu”.

Dari beberapa definisi biaya di atas secara umum penggolongan

biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan

penggolongan tersebut. Adapun penggolongan biaya menurut Mulyadi

(2009:13) adalah sebagai berikut:

1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar

penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah asuransi,

maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan asuransi disebut biaya

asuransi.

2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,

fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu

Page 30: UP Seminar

25

dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga

kelompok:

1) Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut

objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi

menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik

2) Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

3) Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk

mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.

3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat

dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:

1) Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang terjadi, yang

penyebab satu-satunya adalah karena adanya susuatu yang dibiayai.

Biaya yang mudah diidentifikasi (ditelusuri) pada sesuatu yang

dibiayai atau mudah ditelusuri pada produk yang dihasilkan.

2) Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang terjadinya

tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Dalam

hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung disebut dengan

istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.

Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu.

Page 31: UP Seminar

26

4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan

perubahan volume aktivitas

Dalam hubungannya dengan perubahan volum aktivitas, biaya dapat

digolongkan menjadi.

1) Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan

baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya semivariabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung

unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

3) Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume

kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada

volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar

volume kegiatan tertentu. Contohnya adalah gaji direktur produksi.

5. Penggolongan biaya atas jangka waktu manfaatnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua

golongan, yaitu:

1) Pengeluaran modal (capital expenditures) Pengeluaran modal adalah

biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga

pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati

manfaatnya dengan cara depresiasi.

Page 32: UP Seminar

27

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) Pengeluaran

pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam

periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat

terjadinya pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan

dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran

biaya tersebut. Contoh pengeluaran pendapatan adalah biaya iklan dan

biaya tenaga kerja.

Berdasarkan uraian penggolongan biaya di atas, dapat disimpulkan

bahwa semua pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan operasional

perusahaan disebut dengan biaya operasional, yaitu biaya yang digunakan

untuk prduksi atau pembelian barang yang diperdagangkan, termasuk

biaya umum, penjualan, administrasi dan bunga pinjaman

Definisi biaya operasional menurut Jopie Yusuf (2006:33) adalah sebagai berikut:

“Biaya Operasi atau biaya operasional adalah biaya-biaya yang tidak

berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan

dengan aktivitas operasi perusahaan sehari-hari”.

Biaya operasional menurut Nafarin (2000:76) adalah :

“Biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan, biaya

usaha terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum”.

2.1.5 Pengertian Pendapatan

Bagi suatu badan usaha pendapatan merupakan unsur yang penting, karena

semakin besar pendapatan maka semakin besar peluang perusahaan untuk

Page 33: UP Seminar

28

mengembangkan usahanya. Selain itu, pendapatan yang diperoleh akan

mempengaruhi laba perusahaan.

Definisi tentang pendapatan ini dijelaskan oleh Harahap (2007;239) yaitu:

“pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan

kepada langganan/mereka yang menerima”.

Baridwan (2004:29) juga mengutarakan tentang definisi pendapatan yaitu:

“Aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atauu dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha”.

Kasmir (2010:46), komponen pendapatan yang diperoleh perusahaan

adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama)

perusahaan

2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari luar usaha pokok

perusahaan.

2.1.6 Return On Asset (ROA)

Untuk dapat memproleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu

perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial

dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan

keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ratio.

Page 34: UP Seminar

29

Rasio keuangan ini digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja

perusahaan.

Return On Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam

menganalisa laporan keuangan atas laporan kinerja keuangan perusahaan. Return

On Asset merupakan rasio antar laba bersih yang berbanding terbalik dengan

keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. ROA dapat dijadikan sebagai

indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang

optimal dilihat dari posisi aktivanya. Analisis Return On assets atau sering

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi mengukur

perkembangan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu.

Analisis ini kemudian diproyeksikan ke masa mendatang untuk melihat

kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang.

Beberapa ahli mendefinisakan Retutn On Asset sebagai berikut :

1. Menurut Sawir (2001)

”Return On Asset (ROA) yaitu rasio antara Net Income After Tax

terhadap aset secara keseluruhan menunjukan ukuran produktivitas

aktiva dalam memberikan pengembalian pada penanaman modal”.

2. Menurut Henry Simamora dalam bukunya Akuntansi Basis Pengambilan

Keputusan (2006:529) mendefinisakan Return on Asset yaitu

“Rasio imbalan aktiva (ROA) merupakan suatu ukuran keseluruhan

profitabilitas perusahaan”.

3. Menurut Hanafi (2007:159) adalah sebagai berikut:

“Return On Asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang

Page 35: UP Seminar

30

dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut”.

4. Menurut Jumingan (2006:141) juga mengemukakan :

“ratio perating income dengan operating asset menunjukan laba yang

diperoleh dari investasi modal dalam aktiva tanpa mengandalkan

darimana sumber modal tersebut berasal (keseluruhan modal)”.

Dari definisi-definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Return

on Asset merupakan rasio imbalan aktiva dipakai untuk mengevaluasi apakah

manajemen telah mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari asset

yang dikuasainya. Dalam perhitungan rasio ini, hasil biasanya didefinisakan

sebagai sebagai laba bersih (Operating income). ROA juga dapat menunjukan

keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya untuk memperoleh

pendapatan.

Rasio ini merupakan ukuran yang bermanfaat jika seseorang ingin

mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah memakai dananya, tanpa

memperhatikan besarnya relatif sumber dana tersebut. Return On Asset kerap kali

dipakai oleh manajemen puncak untuk mengevaluasi unit-unit bisnis di dalam

suatu perusahaan multidivisional.

2.2 Metode Penelitian

2.2.1 Metode Penelitian yang digunakan

Page 36: UP Seminar

31

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti dalam

menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk memperoleh data dan

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi

dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini dimaksudkan untuk menjelaskan suatu

generalisasi sampel populasi atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau

pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain sehingga disini dapat diperoleh

informasi yang tepat dan faktual mengenai pengaruh efisiensi biaya operasional

dan efisiensi pendapatan terhadap kinerja keuangan berdasarkan return on asset

pada Koperasi Guru Banjar.

2.2.2 Populasi dan Sampel

2.2.2.1Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80) menjelaskan definisi populasi sebagai

berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan

Pertanggungjawaban pengurus Koperasi Guru Banjar periode 2005-2012.

2.2.2.2 Sampel

Definisi sampel menurut Sugiyono (2012:81) yaitu :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut”.

Page 37: UP Seminar

32

Berdasarkan definisi diatas sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Return On Asset (ROA) yang diperoleh dari perbandingan

antara total SHU dan total aktiva di Koperasi Guru Banjar seta serta

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi Guru Banjar pada

periode 2005-2012 untuk mengetahui tingkat efisiensi biaya operasional

dan pendapatan.

2.2.3 Sumber Data dan Cara Menentukannya

2.2.3.1 Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari

mana data dapat diperoleh. Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yaitu data yang bersumber

dari perusahaan berupa dokumen-dokumen perusahaan, yaitu laporan

keuangan Koperasi Guru Banjar. Data yang digunakan bersifat kuantitatif

yaitu data yang berbentuk angka-angka di dalam laporan keuangan yang

kemudian diolah dengan menggunakan perhitungan statistka.

2.2.3.2 Cara Menentukan Sumber Data

Dalam penelitian ini cara menentukan sumber data yang digunakan adalah

melalui teknik sampling nonprobabilitas yaitu teknik purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampling dengan pertimbangan

tertentu, pertimbangan yang dimaksud antara lain:

a. Komponen yang terdapat dalam laporan keuangan sangat luas cakupannya,

maka peneliti hanya memilih komponen yang berkaitan tentang

profitabilitas perusahaan, lebih khusus lagi bagi komponen yang

Page 38: UP Seminar

33

berhubungan dengan return on asset (ROA) yakni laba operasi dan total

aset perusahaan.

b. Anggaran yang terdapat dalam perusahaan terdiri dari beberapa jenis, salah

satunya adalah anggaran berdasarkan bidangnya yang terdiri dari anggaran

operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional menjadi fokus

peneliti sebab anggaran tersebut memaparkan tentang anggaran laba rugi

perusahaan dan memiliki hubungan yang sangat erat dengan profitabilitas

perusahaan.

2.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan fenomena yang akan di teliti maka teknik

pengumpulan data yang diperlukan dalam pembahasan penelitian

dilakukan melalui dua cara, yaitu:

1. Peneltian Kepustakaan (Library Research), yaitu mengumpulkan data yang

diperlukan dengan cara membaca literatur-literatur, bahan referensi, bahan

kuliah, dan hasil penelitian yang relevan dengan kasus yang akan diteliti.

2. Dokumentasi Perusahaan yaitu teknik pengumpulan data yang berasal dari

laporan keuangan perusahaan dalam hal ini adalah laporan pertanggung

jawaban pengurus Koperasi Guru Banjar.

3. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya

jawab secara langsung dengan pengurus Koperasi Guru Banjar.

2.2.5 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2012:38) definisi veriabel adalah sebagai berikut :

Page 39: UP Seminar

34

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian terdiri dari beberapa variabel yaitu :

1. Variabel bebas (variabel independen) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat (variabel dependen).

Yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini yaitu efisiensi dan

variabel bebas ini terbagi menjadi 2 sub variabel yaitu sebagai berikut :

1) Variabel X1 yaitu efisiensi Biaya operasional

2) Variabel X2 yaitu Efisiensi pendapatan

2) Variabel terikat (Variabel Dependen), yaitu variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang mejadi variabel

terikat (Y) dalam penelitian ini adalah return on asset

Berdasarkan uraian di atas operasionalisasi variabel penelitian dapat

diidentifikasikan pada tabel berikut :

Page 40: UP Seminar

35

Tabel 2.2.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Efisiensi Biaya

1. Anggaran Biaya

- Biaya Gaji Karyawan- Biaya Pemeliharaan

bangunan- Biaya Jasa Simpanan- Biaya RAT- Biaya kesejahteraan

anggota- Biaya LAT- Biaya Perjalanan Dinas- Biaya Honor Pengurus- Lain-lain

Rasio2. Realisasi

Biaya - Biaya Gaji Karyawan- Biaya Pemeliharaan

bangunan- Biaya Jasa Simpanan- Biaya RAT- Biaya kesejahteraan

anggota- Biaya LAT- Biaya Perjalanan Dinas- Biaya Honor Pengurus- Lain-lain

1. Anggaran Pendapatan

- Pendapatan Bunga Pinjaman

- Provisi- Penjualan Barang- Lain-lain

Page 41: UP Seminar

36

Efisiensi Pendapatan

Rasio2. Realisasi Pendapatan

- Pendapatan Bunga Simpanan

- Provisi- Penjualan Barang- Lain-lain

ROA 1. Surplus hasil usaha2. Asset

Rasio

2.2.6 Rancangan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dan diolah sesuai dengan

kebutuhan masng-masing variabel dalam rangka menjawab seluruh masalah yang

telah di uraikan pada identifikasi masalah.

1. Untuk menjawab identifikasi masalah yang pertama, yaitu berapa besar

tingkat efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan dari anggaran

yang telah disusun oleh koperasi maka harus diketahui terlebih dahulu hal-

hal sebagai berikut :

a. Selisih antara realisasi biaya dengan anggaran biaya, apabila

anggaran biaya lebih besar dari realisasi biaya maka terjadi selisih

yang menguntungkan, yang artinya efisien, dan apabila anggaran

biaya lebih kecil dari realisasinya maka terjadi selisih yang

merugikan yang berarti tidak efisien.

Anggaran Biaya > Realisasi Biaya = Efisien

Anggaran Biaya < Realisasi Biaya = Inefisien

Page 42: UP Seminar

37

b. selisih antara realisasi pendapatan dengan anggaran pendapatan,

apabila anggaran pendapatan lebh besar dari realisasi pendapatan

maka terjadi selisih yang merugikan, yang artinya tidak efisien. Dan

apabila anggaran pendapatan lebh kecil dari realisasi pendapatan

maka terjadi selisih yang menguntungkan, yang artinya efisien.

Anggaran Pendapatan > Realisasi Pendapatan = Inefisien

Anggaran Pendapatan < Realisasi Pendapatan = Efisien

Untuk mengetahui tingkat efisiensi biaya menurut Mahmudi (2010:143)

dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:

Rasio Efisiensi Biaya= Realisasi BiayaAnggaran Biaya

x100 %

Untuk mengetahui tingkat efisiensi pendapatan dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Rasio Efisiensi Pendapatan=biayauntuk memperoleh pendapatanRealisasi pendapatan

x 100 %

2. Untuk menjawab identifikasi masalah yang kedua yaitu berapa besar

tingkat Return On Asset selama beberapa tahun terakhir di Koperasi Guru

Banjar digunakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

ROA= Laba setelah Bunga dan PajakTotal Aktiva

x100

3. Untuk menjawab identifikasi masalah yang ketiga dan keempat yaitu

adakah pengaruh dan seberapa besar pengaruh efisiensi biaya operasional

dan efisiensi pendapatan terhadap return on asset, rancangan analisis data

Page 43: UP Seminar

38

yang digunakan adalah regresi linier berganda dan pengujian hipotesis

yang terdiri dari koefisien korelasi berganda (R), koefisien determinasi

(R2), Uji F dan Uji T. Semua pengolahan data akan dilakukan dengan alat

program SPSS 13.0 for windows

1) Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi linier berganda digunakan untuk menghitung

besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian

variable X terhadap kejadian lainnya (variable Y). Regresi linier

merupakan proses meramalkan atau memperkirakan satu variabel

dengan variabel lainnya manakala kedua variabel tersebut

mempunyai hubungan atau fungsi linier yang signifikan.

Variabel yang diramalkan adalah variabel Y (return on asset) dan variabel

yang meramalkan adalah variabel X1 (efisiensi biaya operasional) dan X2

(efisiensi pendapatan). bentuk persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y = Return On Asset

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Efisiensi Biaya Operasional

X2 = Efisiensi Pendapatan

e = Error

Page 44: UP Seminar

39

2) Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan melalui model regresi linier

berganda dengan menggunakan derajat kepercayaan/tingkat signifikan α =

5%. Tingkat ini dipilih karena dinilai cukup ketat untuk mewakili dalam

pengujian variabel dan merupakan tingkat signifikan yang sering

digunakan terutama dalam ilmu-ilmu sosial.

a) Analisis Korelasi Ganda (R)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau

lebih variabel independen yaitu efisiensi biaya operasional dan efisiensi

pendapatan terhadap variabel dependen yaitu return on asset. Koefisien ini

menunjukan berapa besar hubungan yang terjadi antara variabel

independen secara serentak terhadap variabel dependen.

Menurut sugiyono (2012:184) pedoman utuk memberikan

interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 2.2Kriteria Koefisien Korelasi

Interval Tingkat Pengaruh0% - 19,9% Sangat rendah20% - 39,9% Rendah40% - 59,9% Sedang60% - 79,9% Kuat80% - 100% Sangat kuat

b. Analisis Determinasi (R2)

Page 45: UP Seminar

40

Analisis determinasi dalam regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu

efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan terhadap variabel

dependen yaitu Return On Asset. Koefisien ini menunjukkan seberapa

besar prosentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model

mampu menjelaskan variasi variabel dependen.

R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Apabila R2 sama dengan

0, hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen, dan bila R2 semakin kecil

mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen

semakin kecil terhadap variabel dependen. Apabila R2 semakin besar

mendekati 1, hal ini menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

c) Uji Koefisien Regresi secara bersama-sama (Uji F)

Uji F ini digunakan untuk mengetahui apakan variabel independen yaitu

efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan secara bersama-sama

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu Return on Asset.

Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

Ho = efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan secara simultan

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset

(ROA)

Page 46: UP Seminar

41

Ha = efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan secara simultan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA)

2. Menetukan tingkat signifikan

Tingkat signifikan menggunakan a = 5% (signifikan 5% atau 0,05 adalah

ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

3. Menentukan F hitung berdasarkan Rumus atau berdasarkan output program

SPSS.

4. Menentukan F tabel

Menentukan F tabel berdasarkan df 1(jumlah variabel – 1) dan df 2 (n – k –

1) pada tabel output kemudian mencari pada tabel F, atau dapat dicari pada

program Ms Excel dengan cara pada cell kosong dengan cara mengetik

=finv(tingkat signifikansi, df 1,df2) lalu tekan enter.

5. Kriteria Pengujian

Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel

Ho ditolak F hitung > F tabel

6. Membandingkan F hitung dengan F tabel

7. Kesimpulan

d) Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t)

Uji t ini digunakan untuk mengetahui apakan variabel independen

yaitu efisiensi biaya operasional dan efisiensi pendapatan secara parsial

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu Return on

Asset.

Page 47: UP Seminar

42

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Hipotesis

Ho1 = Efisiensi biaya operasional secara parsial tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA)

Ha1 = Efisiensi biaya operasional secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Return on Asset (ROA)

Ho2 = Efisiensi pendapatan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Return on Asset (ROA)

Ha2 = Efisiensi pendapatan secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Return on Asset (ROA).

2. Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikan menggunakan a = 5% (signifikan 5% atau 0,05 adalah

ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

3. Menentukan t hitung berdasarkan rumus atau berdasarkan output program

SPSS.

4. Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat

kebebasan (df) = n – k – 1. Atau dapat dicari pada program Ms Excel

dengan cara pada cell kosong dengan cara mengetik =tinv(tingkat

signifikansi, df) lalu tekan enter.

5. Kriteria pengujian

Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

Page 48: UP Seminar

43

Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

6. Membandingkan F hitung dengan F tabel

2.2.6 Jadwal Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai

berikut:

a. Tahap persiapan : Januari 2013

b. Tahap Pengumpulan Data : Februari 2013

c. Tahap Pengolahan Data : Maret 2013

d. Tahap Penulsan Skripsi : April – juli 2013

DAFTAR PUSTAKA

Agnes, Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anwar Mansyur. 2011. “Analisis Pengaruh Anggaran Biaya Operasional dan

Anggaran Pendapatan Terhadap Kinerja Keuangan Berdasarkan

Rasio Return on Asset (ROA) Pada PT PLN (Persero) Pusat.

Proposal Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanudin,

Makasar

Baridwan Zaki (2004) Intermediate Accounting, BPFE- Yogyakarta

Hanafi,M. 2007. Analisis Laporan Keuangan Edisi ketiga. Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN

Page 49: UP Seminar

44

Hannel, Alfred. 1989. Organisasi Koperasi Pokok-pokok Pikiran mengenai

koperasi dan kebijakan perkembangannya di Negara-negara

berkembang. Universitas Padjajaran Bandung

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. PT Bumi Aksara. Jakarta

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.

Mahmudi.(2010). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.Penerbit UPP

STIM YKPN, Yogyakarta

Mahmudi.(2010). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.Penerbit UPP

STIM YKPN, Yogyakarta

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi kelima. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen

YKPN. Yogyakarta.

Munandar, M. 2007. Budgeting: Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja dan

Pengawasan Kerja. Edisi kedua. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi revisi. Salemba Empat.

Jakarta.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan

Menengah, Nomor : 20/Per/M.KUKM/XI/2008, Tentang Pedoman

Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan

Pinjam Koperasi

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 Tentang

Perkoperasian

Rini Herliani (2012) Pengaruh Anggaran Biaya terhadap Efisiensi Biaya

Operasional pada Asuransi Jiwa Bersama. Jurnal Mediasi vol 4

No.1. Universitas Negeri Medan.

Subandi. 2009. Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Sunandar (2012) Analisis Efektifitas Dan Efisiensi Pengelolaan Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Pada Unit Pengelola Keuangan Badan

Page 50: UP Seminar

45

Keswadayaan Masyarakat (Upkbkm) Mandiri Sejahtera Kelurahan

Panggung Kota Tegal. Jurnal Ilmiah.